PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk

advertisement
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 19. Beban Bunga 2012
Rp '000.000
2011
Rp '000.000
Deposito berjangka
Tabungan
Giro
Premi Penjaminan Pemerintah
Simpanan dari bank lain
Lainnya
75,507
4,765
4,266
594
-
54,091
3,327
3,328
1,876
2,868
198
Jumlah
85,131
65,688
20. Beban Gaji dan Tunjangan Gaji dan upah
Honorarium
Lainnya
Jumlah
2012
2011
Rp '000.000
Rp '000.000
17,601
243
9,351
27,195
16,692
285
3,530
20,507
Rincian gaji dan bonus atas kelompok direksi, dewan komisaris dan komite audit adalah sebagai berikut : 31 Maret 2012
Jumlah Pegawai
Gaji
Tunjangan
Bonus
Jumlah
Dewan Komisaris
Direksi
Komite Audit
Pejabat Eksekutif
3
4
2
40
206,250,000
663,168,000
30,000,000
3,015,570,043
37,139,814
1,007,106,708
‐
635,869,480
‐
‐
‐
‐
243,389,814
1,670,274,708
30,000,000
3,651,439,523
Jumlah
49
3,914,988,043
1,680,116,002
‐
5,595,104,045
31 Maret 2011
Jumlah Pegawai
Gaji
Tunjangan
Dewan Komisaris
Direksi
Komite Audit
Pejabat Eksekutif
4
5
2
38
243,750,000
750,000,000
30,000,000
2,641,382,959
40,933,523
1,819,847,282
‐
481,125,532
‐
‐
‐
‐
284,683,523
2,569,847,282
30,000,000
3,122,508,491
Jumlah
49
3,665,132,959
2,341,906,337
‐
6,007,039,296
41
Bonus
Jumlah
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 21. Beban Umum dan Administrasi 2012
Rp '000.000
Penyusutan dan amortisasi
Prasarana
Publikasi
Imbalan pasti pasca kerja
Perbaikan dan pemeliharaan
Sewa kantor
Barang dan jasa
Asuransi
Latihan dan pendidikan
Lain-lain
Total
2011
Rp '000.000
4,398
5,000
1,285
1,867
6,101
3,561
1,022
4,832
3,681
1,075
1,135
1,365
3,672
1,123
4,146
28,067
16,197
22. Pendapatan Lainya 2012
Rp '000.000
2011
Rp '000.000
Keuntungan atas penjualan agunan yang
diambil alih - bersih
Keuntungan atas penjualan aset tetap - bersih
Lain-lain
667
2
13
149
194
464
Jumlah
682
807
23. Beban Lainya Terdiri dari beban‐beban yang dikeluarkan sehubungan dengan denda, pemeliharaan agunan yang diambil alih dan lain‐lain. 24. Pajak Penghasilan 2012
Rp '000.000
2011
Rp '000.000
Pajak kini
Pajak tangguhan
8,886
0
(520)
Jumlah
8,886
(520)
42
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 25.
Laba per Saham Dasar 2012
Rp '000.000
Laba bersih
Laba bersih untuk perhitungan laba
per saham dasar
Jumlah saham
Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa
untuk perhitungan laba
per saham
2011
Rp '000.000
26,659
3,874
3,756,875,883
3,756,875,883
7.10
1.03
Laba per saham dasar
26. Sifat dan Transaksi Pihak Berelasi Sifat Pihak Berelasi Pihak‐pihak berelasi adalah karyawan kunci, individu (perorangan) dan perusahaan yang mempunyai keterkaitan kepemilikan atau kepengurusan secara langsung maupun tidak langsung dengan Perusahaan. Adapun pihak‐pihak berelasi adalah sebagai berikut: a. Hubungan pemegang saham Johnny Wiraatmaja, PT Blue Cross Indonesia, Sjerra Salim, Syamsuar Halim, dan PT Mitra Wadah Kencana. b. Hubungan kepemilikan/pemegang saham yang sama Standard Commerce Serv., PT Danpac Resource, PT Pilarmas Investindo, PT Millenium Pharmacon InternationalTbk, PT Danpac Investindo, PT Blue Cross Indonesia, PT Danpac Pharma, PT Panwin Bullion, PT Duta Indah Propertindo, PT Gerbangraya Alam Permai dan PT Bumiputera Alam Lestari. c. Hubungan kepengurusan Dana Pensiun Bank Windu (dahulu Dana Pensiun Multicor) d. Hubungan keluarga dengan pemegang saham dan pengurus PT Anugrah Prima Perdana, PT Pancar Pelangi Sakti, PT OTP (Sawmill), PT Hutan Bersama, PT Nusa Kencana Abadi, PT Bina Plaspac Indonesia, PT Putera Kusuma Perkasa, PT Jabalu Media Internusa, dan PT Asuransi Purwanjasa, PT Danpac Resource Kalbar, PT Steril Medical Indonesia dan PT Asuransi Central Asia. e. Hubungan manajemen dan karyawan kunci Perusahaan. Transaksi‐transaksi Pihak – pihak Berelasi Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perusahaan juga melakukan transaksi‐transaksi tertentu dengan pihak‐pihak berelasi. Transaksi‐transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan persyaratan yang sama dengan yang berlaku bagi pihak ketiga, kecuali pinjaman yang diberikan kepada karyawan. Tidak terdapat transaksi dengan pihak berelasi baik yang langsung atau tidak langsung berhubungan dengan kegiatan usaha utama Perusahaan, yang didefinisikan sebagai 43
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN transaksi benturan kepentingan berdasarkan peraturan BAPEPAM‐ LK No. IX.E.1 “Benturan Kepentingan“. a. Transaksi aktiva dengan pihak‐pihak berelasi adalah sebagai berikut: 2012
2011
Jumlah
Persentase
Terhadap Jumlah
Aset
Jumlah
Persentase
Terhadap Jumlah
Aset
Rp '000.000
%
Rp '000.000
%
Aset
Kredit
PT Anugrah Prima Perdana
PT Jabalu Media Internusa
Teddy Salim
PT Pancar Pelangi Sakti
PT Verena Multifinance
Brian Salim
Lain-lain (dibawah Rp 1.000 juta)
8,135
4,209
3,519
1,649
11,646
29,159
0.13
0.07
0.06
0.03
0.18
6,674
6,575
5,223
9,443
0.15
0.14
0.11
0.21
0.46
27,915
0.61
b. Transaksi liabilitas dengan pihak – pihak berelasi adalah sebagai berikut: 2012
2011
Jumlah
Persentase
Terhadap Jumlah
Kewajiban
Jumlah
Persentase
Terhadap Jumlah
Kewajiban
Rp '000.000
%
Rp '000.000
%
Kewajiban
Simpanan
Kewajiban lain-lain
Jumlah
282,590
0.05
85,617
0.02
282,590
0.05
85,617
0.02
27. Komitmen dan Kontinjensi Perusahaan memiliki tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi dengan rincian sebagai berikut: 2012
Rp '000.000
2011
Rp '000.000
KOMITMEN
Kewajiban Komitmen
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan
Kewajiban membeli kembali aktiva bank yang dijual
Irrevocable L/C
Akseptasi Wesel Impor atas dasar L/C berjangka
1,052,698
100,216
-
616,854
22,448
-
Jumlah Kewajiban Komitmen
1,152,914
639,302
7,504
5,841
Kewajiban Kontinjensi
Bank garansi yang diberikan
58,414
50,784
Kewajiban Kontinjensi - Bersih
50,910
44,943
KONTINJENSI
Tagihan Kontinjensi
Pendapatan bunga dalam penyelesaian
44
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 28. Aset dan Kewajiban dalam Mata Uang Asing a. Posisi Devisa Neto (PDN) Berikut adalah posisi devisa neto perusahaan : 2012
Ne ra ca da n Re ke ni ng Admi ni s tra ti f
Ma ta Ua ng
Akti va
Li a bi l i ta s
Ni l a i Be rs i h
Dol a r Ame ri ka Se ri ka t
Dol a r Si nga pura
Dol a r Hongkong
Dol a r Aus tra l i a
Euro
Ye n Je pa ng
418,204
26,056
32
381
5,940
114
450,727
402,837
22,444
‐
‐
5,750
111
431,142
15,367
3,612
32
381
190
3
19,585
2011
Ma ta Ua ng
Dol a r Ame ri ka Se ri ka t
Dol a r Si nga pura
Dol a r Hongkong
Dol a r Aus tra l i a
Euro
Ye n Je pa ng
Ne ra ca da n Re ke ni ng Admi ni s tra ti f
Akti va
Li a bi l i ta s
Ni l a i Be rs i h
409,821
24,595
41
364
3,206
122
438,149
404,213
23,294
‐
‐
2,941
116
430,564
5,608
1,301
41
364
265
6
7,585
29. Manajemen Risiko Kegiatan usaha Perusahaan sebagai bank senantiasa dihadapkan pada risiko‐risiko yang berkaitan erat dengan fungsinya sebagai lembaga intermediasi. Oleh karena itu, kegiatan operasional Perusahaan dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian bagi Perusahaan. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003, Perusahaan tidak memiliki kompleksitas yang tinggi atas penerapan manajemen risiko. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang perubahan atas Peraturan Bank Indonesia No. 5/8/PBI/2003, bank umum konvensional diwajibkan untuk menerapkan delapan (8) jenis resiko dan lima (5) peringkat penetapan penilaian peringkat risiko yang mulai berlaku sejak 1 Juli 2010. a. Pengelolaan Risiko Kredit Penyaluran kredit oleh Perusahaan berlandaskan pada prinsip kehati‐hatian, peraturan Bank 45
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Indonesia, dan kebijakan perkreditan yang disusun oleh manajemen. Komite Kredit merupakan komite tertinggi yang membantu Direksi dalam pengawasan pengelolaan risiko melalui keputusan dan rekomendasi yang dikeluarkannya. Secara periodik, Komite Kredit melakukan rapat antara lain untuk memantau BMPK dan kualitas kredit, serta kecukupan penyisihan penghapusan aktiva. Perusahaan selalu memonitor penyebaran risiko yang timbul sejalan dengan pertumbuhan sektor ekonomi dimana Perusahaan melakukan kegiatan bisnisnya. Batasan ditetapkan secara spesifik berdasarkan nasabah dan sektor industri untuk menghindari konsentrasi risiko kredit yang berlebihan. Batasan tersebut juga diterapkan bagi nasabah individu atau korporasi b. Pengelolaan Risiko Pasar Risiko ini disebabkan oleh pergerakan variabel pasar yang dapat merugikan portofolio yang dimiliki Perusahaan yaitu suku bunga dan nilai tukar. Ruang lingkup manajemen risiko pasar antara lain meliputi aktivitas fungsional kegiatan treasuri, dan investasi dalam bentuk surat berharga, penyediaan dana dan kegiatan pendanaan. Asset and Liability Committee (ALCO) merupakan komite yang membantu Direksi dalam mengawasi dan mengelola risiko pasar. Perusahaan juga menetapkan kebijakan limit terhadap aktivitas treasuri untuk menghindari terjadinya konsentrasi portofolio pada suatu instrumen ataupun counterparty tertentu, sehingga terjadi diversifikasi pengelolaan aktiva dan liabilitas. c. Pengelolaan Risiko Likuiditas Risiko likuiditas merupakan risiko yang timbul dari kemungkinan kerugian yang disebabkan ketidakmampuan Perusahan memenuhi liabilitas yang telah jatuh waktu. Pengelolaan risiko likuiditas dilakukan melalui suatu strategi likuiditas antara lain mencakup penetapan pricing dan gapping terhadap sumber dana dan kredit, analisis kecukupan modal serta investasi Perusahaan dalam portofolio dan surat berharga. Perusahaan senantiasa memelihara kemampuannya untuk melakukan akses pasar uang dengan memelihara hubungan dengan bank‐bank koresponden. d. Pengelolaan Risiko Operasional Perusahaan berupaya mengantisipasi serta mengendalikan seluruh factor yang berpotensi menimbulkan risiko operasional, antara lain dengan memastikan bahwa setiap personil memiliki kualifikasi dan terlatih untuk fungsi yang dilakukan dan memastikan bahwa seluruh aktivitas operasional dilakukan berdasarkan hukum dan prosedur yang telah ditentukan. e. Pengelolaan Risiko Hukum Perusahaan selalu memastikan bahwa seluruh kegiatan dan hubungan kerja dengan pihak ketiga telah didasarkan pada aturan maupun prasyarat yang dapat melindungi kepentingan Perusahaan dari segi hukum termasuk tuntutan dari pihak eksternal. f.
Pengelolaan Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan dapat berdampak pada pengenaan denda dan sanksi ataupun kehilangan reputasi Perusahaan. Untuk itu, Perusahaan melakukan pemantauan terhadap keselarasan atas seluruh aktivitas di lingkungan Perusahaan terhadap peraturan dan ketentuan eksternal maupun kebijakan dan prosedur internal. 46
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Peran Satuan Kerja Kepatuhan dan Good Corporate Governance merupakan hal penting, khususnya dalam memastikan dipatuhinya ketentuan‐ketentuan eksternal dan internal terhadap keputusan‐keputusan bisnis yang diambil. g. Pengelolaan Risiko Reputasi Risiko reputasi dapat berdampak langsung pada berkurangnya kepercayaan nasabah sehingga jumlah nasabah ataupun pendapatan Perusahaan menurun. Dalam mengelola risiko reputasi, Perusahaan berupaya untuk menjaga reputasi dengan memberikan pelayanan terbaik dengan menangani keluhan dan memberikan kepuasan kepada nasabah untuk menghindari munculnya keluhan tersebut di media massa. h. Pengelolaan Risiko Strategik Resiko strategik timbul antara lain disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, pengambilan keputusan bisnis yang tidak tepat atau kurang tepat responsifnya bank terhadap perubahan eksternal. Dalam mengelola strategik, Perusahaan melakukan identifikasi pada fungsional tertentu seperti perkreditan, treasuri dan investasi serta operasional dan jasa. Perusahaan melakukan pencatatan perubahan kinerja akibat tidak terealisasinya pelaksanaan strategi, melakukan pengendalian keuangan untuk melakukan pemantauan realisasi dengan target yang tercapai. Penilaian risiko Perusahaan yang disampaikan kepada Bank Indonesia dilakukan melalui proses self‐assessment untuk menghasilkan profil risiko yang terdiri dari inherent risk yaitu risiko yang melekat pada aktivitas bank dan risk control system yaitu pengendalian terhadap risiko inheren. Sesuai dengan kriteria ukuran dan kompleksitas usaha Perusahaan berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku, maka penilaian risiko dilakukan hanya terhadap lima jenis risiko yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuditas, risiko operasional, risiko kepatuhan, risiko hokum, risiko reputasi, dan risiko straregik. 30. Informasi Segmen Segmen Usaha Informasi segmen Perusahaan disajikan berdasarkan jenis kegiatan usahanya, yakni pemasaran, kredit, treasuri, dan ekspor‐impor. Kegiatan usaha tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Perusahaan, sebagai berikut: Aset
Aset Segmen
Aset yang Tidak
Dapat Dialokasikan
31 Maret 2012
Treasuri
Ekspor-impor
Jumlah
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
4,635,575
913,234
Pemasaran
Kredit
Rp '000.000
501,902
5,916
279,003
Jumlah Aset
Kewajiban
Kewajiban Segmen
Kewajiban yang Tidak
Dapat Dialokasikan
6,056,627
6,335,630
5,629,201
-
49,295
9,011
5,687,507
63,829
Jumlah Kewajiban
5,751,336
47
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 Desember 2011
Treasuri
Ekspor‐impor
Kredit
Aset Aset Segmen
Aset yang Tidak Dapat Dialokasikan
Jumlah
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
Rp '000.000
470,829
4,571,031
1,143,616
1,456
6,186,932
248,295
Jumlah Aset Kewajiban
Kewajiban Segmen
Kewajiban yang Tidak Dapat Dialokasikan
6,435,227
5,831,327
‐
26,342
4,335
5,862,004
33,156
Jumlah Kewajiban
5,895,160
31 Maret 2012
Pemasaran
Kredit
Treasuri
Ekspor‐Import Jumlah
Pendapatan
791
135,772
10,976
‐
147,539
Pendapatan Operasional Lainnya
Jumlah Pendapatan
Pendapatan Bunga
2,942
3,733
441
136,213
3,191
14,167
1,427
1,427
8,001
155,540
Beban
Beban Bunga
Beban Operasional Lainnya
Jumlah Beban
Hasil Segmen Bersih
87,318
‐
87,318
(83,585)
‐
(20,860)
(20,860)
157,073
594
‐
594
13,573
‐
‐
‐
1,427.00
87,912
(20,860)
67,052
88,488
Pendapatan yang Tidak Dapat Dialokasikan
Beban yang Tidak Dapat Dialokasikan
Laba Sebelum Pajak
Beban Pajak
1,337
51,606
35,545
8,886
Laba Bersih
26,659
31 Desember 2011
Pemasaran
Kredit
Treasuri
Ekspor‐Import Jumlah
Pendapatan
Pendapatan Bunga
Pendapatan Operasional Lainnya
Jumlah Pendapatan
Beban
Beban Bunga
Beban Operasional Lainnya
Jumlah Beban
Hasil Segmen Bersih
2,458
432,654
55,200
‐
490,312
12,106
14,564
2,036
434,690
7,424
62,624
2,581
2,581
24,147
514,459
293,830
‐
8,863
8,863
425,827
5,060
‐
5,060
57,564
‐
(532)
(532)
3,113.00
298,890
8,331
307,221
207,238
293,830
(279,266)
Pendapatan yang Tidak Dapat dialokasikan
Beban Yang Tidak Dapat Dialokasikan
Laba Sebelum Pajak
Beban Pajak
16,370
175,233
48,375
(12,161)
Laba Bersih
36,214
48
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31. Informasi Lainnya a. Posisi rasio kecukupan modal pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 masing‐masing sebesar 11,46% dan 16,12%. Rasio kecukupan modal per 31 Desember 2012 dan 2011 dihitung sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. 31 Des 2012
Rp 000.000
31 Des 2011
Rp 000.000
Jumlah Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR)
untuk risiko kredit
Modal inti
4,730,340
2,380,510
536,362
494,413
61,519
32,675
Jumlah modal inti dan pelengkap
597,881
527,088
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
(KPMM) yang tersedia untuk risiko kredit
12.64%
22.14%
Jumlah ATMR untuk risiko pasar
169,326
110,155
Modal pelengkap
Modal inti yang dialokasikan untuk
mengantisipasi risiko pasar
0
Jumlah modal
ATMR untuk risiko kredit atas seluruh
surat berharga dalam trading book yang
telah diperhitungkan risiko spesifik
Total ATMR risiko kredit dan risiko pasar
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum
yang tersedia setelah memperhitungkan
risiko kredit dan risiko pasar
597,881
527,088
0
0
4,899,666
2,490,665
12.20%
21.16%
b. Rasio aset produktif yang bermasalah dan aset non produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non produktif pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 masing‐
masing adalah sebesar 2,19% dan 2,21%. c. Aset produktif bermasalah terhadap total aset produktif pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 masing‐masing adalah 2,62% dan 1,93%. d. Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuntungan terhadap aset produktif pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 masing‐masing adalah 1,04% dan 1,71%. e. Rasio Non‐Performing Loan (NPL) Perusahaan (secara bruto) pada tanggal 31 Maret 2012 dan 31 Maret 2011 adalah masing‐masing sebesar 2,88% dan 2,24%, sedangkan secara neto masing‐masing adalah sebesar 1,75% dan 1,21%. 32. Jaminan Pemerintah Terhadap Liabilitas Pembayaran bank Umum Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No.179/KMK.017/2000 tanggal 26 Mei 2000, sebagaimana diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 49
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN Pebruari 2004 dan No. 189/KMK.06/2004 tanggal 8 April 2004, Pemerintah menjamin liabilitas tertentu dari bank berdasarkan program penjaminan yang berlaku bagi bank umum. Jaminan Pemerintah berlaku hingga 21 September 2005 berdasarkan Undang‐undang No.24 tanggal 22 September 2004, efektif sejak tanggal 22 September 2005. Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) dibentuk untuk menjamin liabilitas tertentu bank‐bank umum berdasarkan program penjaminan yang berlaku. 33. Penerbitan Standar Akuntansi Keuangan Baru Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan, Ikatan Akuntan Indonesia telah menerbitkan revisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntanasi Keuangan (ISAK). Standar‐standar akuntansi keuangan tersebut akan berlaku efektif sebagai berikut: Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 PSAK 1. PSAK 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan 2. PSAK 2 (Revisi 2009), Laporan Arus Kas 3. PSAK 3 (Revisi 2010), Laporan Keuangan Interm 4. PSAK 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri 5. PSAK 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi. 6. PSAK 7 (Revisi 2010), Pengungkapan Pihak‐Pihak Yang Mempunyai Hubungan Istimewa 7. PSAK 8 (Revisi 2010), Peristiwa Setelah Periode Pelaporan 8. PSAK 12 (Revisi 2009), Bagian Partisipasi dalam Ventura Bersama 9. PSAK 15 (Revisi 2009), Investasi Pada Entitas Asosiasi 10. PSAK 19 (Revisi 2010), Aset Tidak Berwujud 11. PSAK 22 (Revisi 2010), Kombinasi Bisnis 12. PSAK 23 (Revisi 2010), Pendapatan 13. PSAK 25 (Revisi 2009), Kebijakan Akuntansi, Perubahan Entitas Akuntansi, dan Kesalahan 14. PSAK 48 (Revisi 2009), Penurunan Nilai Aset 15. PSAK 57 (Revisi 2009), Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi 16. PSAK 58 (Revisi 2009), Aset Tidak Lancar yang Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan 34. Perkembangan Terakhir Standar Akuntansi Keuangan dan Peraturan Lainnya Periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2012 PSAK 1. PSAK 10 (Revisi 2010), Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing 2. PSAK 18 (Revisi 2010), Akuntansi dan Pelaporan Program Manfaat Purnakarya 3. PSAK 24 (Revisi 2010), Imbalan Kerja 50
PT BANK WINDU KENTJANA INTERNATIONAL Tbk CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 4. PSAK 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan Perusahaan masih mengevaluasi dampak penerapan PSAK dan ISAK, di atas dan dampaknya terhadap laporan keuangan. 51
Download