DAFTAR PUSTAKA 1. Anonim (2006), Carbon Dioxide, Wikimedia Foundation.Inc, USA. 2. Anonim (2006), Carbon monoxide, Wikimedia Foundation.Inc, USA. 3. Anonim (2006), Water, Wikimedia Fondation .Inc, USA. 4. Anonim (2005), Perkembangan Industri Pupuk di Indonesia, www. warta ekonomi.com. 5. Anonim (1999), Nitrogen-chemical fact sheet, Orica Limited, USA. 6. Anonim (1998), carbon monoxide-Chemical facts sheet, Orica Limited, USA. 7. Balasubramanian. S (1980), Chemical Engineering World, Vol. XIV, 9, 6974. 8. Chinchen, C.G, Logan, H.P, and Spencer, S.M (1984), Stability Activity Water-Gas Shift Reaction Over an Iron Oxide/Chromium Oxide Catalyst, Applied Catalysis 12, 89 – 96. 9. Chinchen, C.G, Logan, H.P, and Spencer, S.M (1984), Mass Transport Effect Water-Gas Shift Reaction Over an Iron Oxide/Chromium Oxide Catalyst, Applied Catalysis 12, 69 – 88. 10. Christian D.Gary (1994), Analytical Chemistry, 5th edition, University of Washington, Canada. 11. Davis H.Burton (1999), Technology Development For Iron and Cobalt Fischer-Tropsch Catalysts, Department of Chemical Engineering, University of California, Berkeley. 12. Eguchi. Dkk (2001), Conversion Method of Carbon Monoxide and Catalyst, US. Patent no. 4,564,516. 13. Harijadi. W (1993), Ilmu Kimia Analitik Dasar, PT. Gamedia Pustaka Utama, Jakarta. 14. Hu.Yanping, Jin.Hengfang, Liu.Jinrong, Ho.Dongseng (1999), Reactive Behaviors of Iron –based Shift Catalyst Promoted by Ceria, Chemical Engineering Journal 78, 147-152. lxxxi DP-1 15. International Programme on Chemical Safety (IPCS) (1988), Enviromental Health Criteria Vanadium,World Health Organization, Geneva, Switzerland. 16. Jarlbring Mathias, Gunneriusson Lars, Hussmann Bjorn (2004), Forsling Willis, Surface complex characteristics of synthetic maghemite and hematite in aqueous suspensions, Journal of Colloid abd Interface Science 285, 212217. 17. Jennings (1981), Solution Preparaton, US patent no. 4.305.846. 18. Jennings (1984), The making of Fe Oxide Catalyst, US patent no. 4.482.645. 19. Junior Lima Ivan, Millet . M Mare-Jean, Aouine Mimoun, Rangel Carmo do Maria (2004), The role of vanadium on the properties of iron based catalysts for water gas shift reaction, Applied Catalysis A: General 2005. 20. Kholisoh Diyar Siti (2003), Pembuatan dan Pengujian Katalis LTSC (Low Temperature Shift Conversion), Tesis Magister, Institut Teknologi Bandung. 21. Kirk and Othmer (1993), Encyclopedia of Chemical Technology, Vol.2, 4th.ed, New York. 22. Kolthoff and Sandell, Textbook of Quantitative Inorganic Analysis, Thrid edition, Brett-MacMillan LTD, Galt, Ontario. 23. Lenntech (2006), Hidrogen-Chemical Properties, Lenntech Water Treatment and Air Purification, Netherland. 24. Lian Suoyuan, Wang Enbo, Kang Zhenhui, Bai Yunpeng, Lei Gao, Min Jiang, Hu Changwen, Xu Lin (2003), Synthesis of magnetite nanorods and porous hematite nanorods, Solid State Communications 129, 485-490. 25. Liu Quansheng, Ma Wenping, He Runxia, Mu Zhanjun (2005), Reaction and characterization studies of an industrial Cr- free iron-based catalyst for high temperature water gas shift reaction, Catalysis Today 106, 52-56. 26. Li. Youngdan, Wong.Rijie, Zhang. Jiyan, Chang.Liung (1996), The possibility of increasing the mechanical strength of Fe-based commercial WGSR catalyst factors analysis in the calcination process, Catalysis Today 30, 49-57. 27. L.M. Maene (2001), Review and projection of fertilizer supply and demand balances, The international fertilizer industry association, IFA, Paris, 2. 28. Luengnaruemitchai Apanee, Osuwan Somchai, Gulari Erdogan (2003), Comparative studies of low temperature water gas shift reaction over Pt/CeO2 , Au/CeO 2 , and Au/Fe2 O3 catalysts, Catalyst Communications 4, 215-221. lxxxii DP-2 29. Makertiharta. IGBN (2004), Hand-Out Kuliah Kapita Selekta Teknik Reaksi Kimia TK-5032, Institut Teknologi Bandung, Bandung, 5-1. 30. Matar, Sami, Manfred, J. Mirbach, and Hassan, A.Tayim (1989), Catalysis In Petrochemical Processes Dordrecht, Holland. 31. Matherson Tri Gas (2006), Material Safety Data Sheet, New Jersey, USA. 32. Mijiritskii, V.Andrei (1973), Structure of Surface and Bulk Phases Formed During Gas-Metal Interactions, Rijksuniversiteit Gruningen, Netherland. 33. Neel et al (1979), Process of the Properties of a hydrogen rich gas and the catalyst used in the process, US Patent no. 4,166,101. 34. O’Brien, Robert, Hu, X.D, Tuell, Richard, Cai, Yeping (2006), High temperature shift catalyst prepared with a purity iron precursor, United State Patent 7037876, Louisville. 35. Patrick Heffer and Michel Prud’homme (2006), Medium- Term Outlook for Global Fertilizer Deman Supply and Trade 2006-2010 Summary Report, International Fertilizer Industry Association, Paris. 36. Rale and Kolbel (1980), The Water-Gas Shift Reaction Catalyst Reference, Texas, 275-318. 37. Reade Advanced Materials (2006), Black Iron Oxide/Magnetite (Fe3 O4 ) Powder, West Coast, USA. 38. Resse.G.Robert,Jr (1996), Vanadium, S Geological Survey Minerals Yearbook, Bureau of Mines, USA. 39. Richardson, T.James (1989), Principles of Catalyst Development, Texas. 40. Satterfield, Charles. N (1991), Heterogenous Catalyst in Industrial Practice, 2nd ed, New York. 41. Schneider Michael(1986), Iron Oxide –Chromium Oxide Catalyst And Process For High Temperature Shift Water-Gas Shift Reaction, US Patent no. 4,598,062. 42. Subagjo Dr (2005), Data kebutuhan dan harga katalis HTSC untuk keseluruhan pabrik ammonia di Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Bandung. 43. Szabo.G.Z, Prof (1976), Contact Catalysts, Elsevier Scientific Publishing Company, New York. 44. Thompson Gale (2006), Nitrogen, Thompson Corporation, USA. lxxxiii DP-3 45. Twigg, Martin. V (1989), Catalyst Handbook, 2nd ed, London. 46. Universal Industrial Gases.Inc (2006), Material Safety Data Sheet Liquid Nitrogen, Pennsylvania, USA. 47. Vogel (1989), Textboox of Quantitative Chemical Analysis, Fifth Edition, England. 48. Ward, Mark Andrew (1997), Catalysts, US Patent 5656566. 49. Weiser Boyer Harry (1935), Inorganic Colloid Chemistry, John Wiley and Sons.Inc, New York. 50. Wholesale Fire and Rescue LTD (2006), MSDS Carbon Dioxide Fire Extinguishing Agent, Canada, USA. 51. Willard H.Hobart, PH.D and Furman Howell.N, PH.D (1940), Elementary Quantitative Analysis Theory and Practice, Third Edition, New York. lxxxiv DP-4 Lampiran A Data Fisik, Kimia Reaktan dan Produk Reaksi HTSC A.I Data Fisik dan Kimia Reaktan ReaksiI HTSC A.I.1 Karbon Monoksida (CO) Gas karbon monoksida (CO) merupakan gas yang tidak berbau, tidak berwarna, mudah larut dalam air, larut dalam alkohol, benzen, etil asetat, dan asam asetat (Orica Limited, 1998). Gas karbon monoksida termasuk gas yang mudah terbakar dan mudah meledak. Untuk itu, sebaiknya gas ini tidak disatukan penyimpanannya dengan cairan dan padatan yang mudah terbakar. Gas CO juga merupakan gas yang beracun dan dapat mengakibatkan kematian pada konsentrasi di atas 50 ppm. Dampak utama gas CO pada kesehatan yaitu menyebabkan terbentuknya karboksihaemoglobin (COHb) dalam darah. Konsentrasi COHb yang masih diperbolehkan ada dalam darah manusia yaitu sekitar 10 %. Apabila konsentrasi COHb lebih 60 % dalam darah manusia akan menyebabkan kematian (Orica Limited, 1998). Keracunan gas CO dalam tingkatan yang relatif masih rendah akan menyebabkan gangguan pada pendengaran, sakit kepala, sesak nafas, pingsan, tuli, buta, gangguan liver, gangguan pada sistem reproduksi dan otak (Matheson Tri-Gas, Inc, 2007). Pendeteksian dengan menggunakan busa sabun pada keran dan sambungan pipa merupakan tindakan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran gas CO. Data fisik dan kimia gas karbon monoksida dapat dilihat pada tabel A.1 berikut ini. lxxxv A-1 Tabel A.1 Data fisik dan kimia gas karbon monoksida (CO) [(Perry, 1997), (Wikimedia Foundation, Inc, 2007)] Karakteristik Nilai Satuan Berat molekul 28,01 gr/mol Densitas dalam bentuk cairan 0,789 gr/cm3 Densitas pada 0 o C, 1 atm 1,250 gr/l Densitas pada 25 o C, 1 atm 1,145 gr/l Kelarutan dalam air pada 20 o C 0,0026 gr/l Titik lebur -205 o C Titik didih -192 o C Panas pembentukan pada 25 o C (∆Hf 25 o C) -26,416 kkal/mol -32,808 kkal/mol Rasio panas spesifik (Cp/Cv) pada 15 o C 1,404 - Momen dipol 0,112 D Data spektra (IR) 2143 cm-1 Energi bebas pembentukan pada 25 o C (∆Gf 25 o C) A.I.2 Air (H2 O) Air merupakan senyawa yang tidak berasa, tidak berbau, dan dikenal sebagai solven universal. Air memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, baik untuk minum, solven, pemindah panas, dan rekreasi. Pada reaksi HTSC digunakan aquadest dengan tujuan untuk menghasilkan hidrogen dengan kemurnian yang tinggi. Data fisik dan kimia H2 O dapat dilihat pada tabel A.2 berikut ini. lxxxvi A-2 Tabel A.2 Data fisik dan kimia H2 O [(Perry, 1997), (Wikimedia Foundation, Inc, 2007)]. Karakteristik Berat molekul Densitas dalam bentuk liquid Densitas dalam bentuk padatan Nilai Satuan 18,02 gr/mol 1,0 gr/cm3 0,917 gr/cm3 Titik lebur 0 o C Titik didih 100 o C Kapasitas panas spesifik (cairan) 4186 J/kg K Panas pembentukan pada 25 o C (∆Hf 25 o C) -68,3174 kkal/mol Energi bebas pembentukan pada 25 o C (∆Gf 25 o C) -56,6899 kkal/mol A.I.3 Nitrogen (N2 ) Nitrogen merupakan gas inert yang tidak berwarna, tidak berbau, mudah larut dalam air, larut dalam alkohol, hidrokarbon, dan cairan organik lainnya. Pada temperatur kamar, nitrogen merupakan gas yang sangat tidak aktif, tidak mudah terbakar, dan tidak beracun. Akan tetapi, gas nitrogen (N2 ) dapat menjadi gas yang beracun saat konsentrasi O2 di bawah 19,5 % (Universal Industrial Gases, Inc, 2006). Keracunan gas nitrogen dapat mengakibatkan kerusakan sistem syaraf pusat, gangguan pada ganglion sel, gangguan pernafasan, sakit kepala, dan pingsan. Untuk mencegah kebocoran gas N2 yang akan mengurangi konsentrasi O2 di udara, dilakukan pendeteksian dengan menggunakan busa sabun pada keran dan sambungan pipa. Data fisik dan kimia gas N2 dapat dilihat pada tabel A.3 berikut ini. lxxxvii A-3 Tabel A.3 Data fisik dan kimia gas nitrogen (N2 ) [(Perry, 1997), (Orica Limited, 1999), (Thompson Gale, 2006), (Universal Industrial Gases, Inc, 2006)]. Karakteristik Berat molekul Nilai Satuan 28 gr/mol Titik lebur -210 o C Titik didih -196 o C Densitas pada densitas udara 1,29 gr/l Rasio panas spesifik (Cp/Cv) pada 15 o C 1,25046 gr/l 1,404 - A.II Data Fisik Produk Reaksi HTSC A.II.1 Hidrogen (H2 ) Gas hidrogen (H2 ) merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, dan sangat mudah terbakar. Gas ini lebih ringan dari udara sehingga pada saat terbakar, nyala api menjadi tidak terlihat. Pada dasarnya, gas hidrogen tidak beracun, kecuali pada konsentrasi tinggi di atas 0,5 ppm (Lenntech, 2006). Dampak keracunan gas H2 pada konsentrasi tinggi bagi kesehatan yaitu dapat menyebabkan sakit kepala, gangguan pada telinga, gangguan reproduksi, dan kematian. Keracunan H 2 ditandai dengan membirunya setiap indera. Untuk mencegah terjadinya kebocoran, dilakukan pendeteksian dengan menggunakan busa sabun. Data fisik dan kimia gas H2 dapat dilihat pada tabel A.4 berikut ini. lxxxviii A-4 Tabel A.4 Data fisik dan kimia gas hidrogen (H2 ) [(Lenntech, 2006), (Perry, 1997)] Karakteristik Berat molekul Densitas pada 20 o C Nilai Satuan 2 gr/mol 0,0899e-03 gr/cm3 Titik lebur -259,2 o C Titik didih -252,8 o C Energi ionisasi 1311 kJ/mol Rasio panas spesifik pada 15 o C (Cp/Cv) 1,410 - A.II.2 Karbon Dioksida (CO2 ) Gas karbon dioksida (CO2 ) merupakan gas yang tidak berwarna, berbau, dan memiliki rasa yang asam. Pemanfaatan gas CO2 terutama pada produk minuman berkarbonasi. Gas ini juga merupakan gas yang sangat tidak aktif, tidak mudah terbakar, dan tidak beracun, kecuali pada konsentrasi di atas 30.000 ppm (Wholesale Fire and Rescue, 2006). Untuk mencegah kebocoran gas karbon dioksida pada reaksi HTSC, dilakukan pendeteksian dengan menggunakan busa sabun. Data fisik dan kimia karbon dioksida dapat dilihat pada tabel A.5 berikut ini. lxxxix A-5 Tabel A.5 Data fisik dan kimia gas karbon dioksida (CO2 ) [(Perry, 1997), (Wikimedia Foundation, Inc, 2007)]. Karakteristik Nilai Satuan Berat molekul 44,01 gr/mol Densitas padatan 1600 kg/m3 Densitas gas pada 298 K 1,98 kg/m3 Kelarutan dalam air 1,45 kg/m3 Panas laten penguapan 25,13 kJ/mol Titik lebur -57 o C Titik didih -78 o C Viskositas pada -78 o C 0,07 cP Panas pembentukan pada 25 o C (∆Hf 25 o C) -94,052 kkal/mol Energi bebas pembentukan pada 25 o C (∆Gf 25 oC) -94,260 kkal/mol 1,304 - Rasio panas spesifik pada 15 o C xc A-6 Lampiran B Kalibrasi B.I Kalibrasi Syringe Pump Kalibrasi syringe pump dilakukan di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia ITB. Kalibrasi syringe pump ini dilakukan untuk skala 5 pada x/100 ml/menit dengan densitas 1,01664. Hasil kalibrasi syringe pump dapat dilihat pada tabel B.1 dan gambar B.1 berikut ini. Tabel B.1 Hasil kalibrasi syringe pump terhadap waktu untuk skala 5 pada x/100 ml/menit t(menit) 0 5 10 15 20 25 30 35 Massa (gr) 0 0,35 0,654 0,928 1,269 1,545 1,908 2,222 Kalibrasi Syringe pump skala 5 terhadap massa H2O 2.5 y = 0.0628x + 0.0113 Massa (gr) Kalibrasi Syringe pump skala 5 terhadap massa H2O R 2 = 0.9992 2 1.5 Linear (Kalibrasi Syringe pump skala 5 terhadap massa H2O) 1 0.5 0 0 10 20 30 40 Waktu (menit) Gambar B.1 Hasil kalibrasi syringe pump terhadap waktu untuk skala 5 pada x/100 ml/menit Laju alir rata – rata syringe pump untuk skala 5 pada x/100 ml/menit adalah 0,06 ml/menit. B-1xci B.II Kalibrasi Thermocouple Kalibrasi thermocouple dilakukan di Laboratorium Metrologi dengan menggunakan Ametek. Hasil kalibrasi thermocouple dapat dilihat pada tabel B.2 dan gambar B.2 berikut ini. Tabel B.2 Hasil kalibrasi Thermocouple terhadap Ametek T ALM (oC) T TRK (oC) T ALM (oC) T TRK (oC) T ALM (oC) T TRK (oC) 100 123 310 390 460 594 115 139 315 398 465 600 120 148 320 405 470 609 125 154 325 411 475 616 149 188 330 419 480 624 150 190 335 427 485 631 160 195 340 434 490 639 170 215 345 441 495 647 180 228 350 447 500 656 190 243 355 456 200 258 360 463 225 275 365 470 230 282 370 478 235 290 375 485 240 299 380 493 245 305 385 501 250 311 390 509 255 317 395 516 260 323 400 525 265 329 420 539 270 335 425 545 275 342 430 550 285 356 435 557 290 364 440 563 295 369 445 572 300 376 450 580 305 383 455 587 TALM = Temperatur thermocouple Ametek di Laboratorium Metrologi Bandung TTRK = Temperatur thermocouple di Laboratorium TRK ITB xcii B-2 Kalibrasi Thermocouple terhadap Ametek 700 Thermocouple 600 Kalibrasi Thermocouple terhadap Ametek y = 1.3288x - 16.859 R2 = 0.9989 500 400 Linear (Kalibrasi Thermocouple terhadap Ametek) 300 200 100 0 0 100 200 300 400 500 600 Ametek Gambar B.2 Hasil kalibrasi Thermocouple terhadap Ametek B.III Kalibrasi Laju Alir Gas Kalibrasi laju alir gas dilakukan di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia ITB dengan menggunakan metode bubble soap. Kalibrasi laju alir gas yang dilakukan meliputi laju alir gas N2 , dan H2 . Hasil kalibrasi terhadap laju alir gas N2 dapat dilihat pada tabel B.3 dan gambar B.3. Tabel B.3 Hasil kalibrasi gas N2 dengan metode bubble soap Volume(ml) 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Skala 5 10 15 20 25 30 35 40 45 t(detik) 15,11 11,15 9,11 7,64 6.6 5,69 4,58 4,24 3,56 xciii Laju alir (ml/menit) 19,854 26,906 32,931 39,267 45,454 52,724 65,502 70,755 84,270 B-3 Kalibrasi skala rotameter untuk gas N2 terhadap laju alir N2 Skala Rotameter untuk gas N2 50 45 40 y = 0.6339x - 5.9441 R2 = 0.9847 35 Kalibrasi skala terhadap laju alir N2 Linear (Kalibrasi skala terhadap laju alir N2) 30 25 20 15 10 5 0 0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 Laju alir N2 (ml/menit) Gambar B.3 Hasil kalibrasi gas N2 dengan metode bubble soap Hasil kalibrasi laju alir H2 dapat dilihat pada tabel B.4 dan gambar B.4 berikut ini. Tabel B.4 Hasil kalibrasi gas H2 dengan metode bubble soap Volume (ml) 5 5 5 5 5 5 5 5 5 Skala 5 10 15 20 25 30 35 40 45 t(detik) 2,91 2,25 1,63 1,37 1,20 1,02 0,71 0,50 0,39 xciv Laju alir (ml/menit) 103,093 133,333 184,049 218,978 250 294,118 422,535 600 769,231 B-4 Kalibrasi skala rotameter untuk gas H2 terhadap laju alir H2 50 Skala Rotameter untuk gas H 2 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 0.00 100.00 200.00 300.00 400.00 500.00 600.00 700.00 800.00 900.00 Laju alir H2 (ml/menit) Gambar B.4 Hasil kalibrasi gas H2 dengan metode bubble soap xcv B-5 Lampiran C Perhitungan C.I Pembuatan Katalis Contoh perhitungan pembuatan katalis yang digunakan adalah perhitungan pembuatan katalis HTSC ITB 3. Dasar perhitungan pembuatan katalis berdasarkan Jennings 1984. BM Fe2 O3 = 159,70 gr/mol BM Cr2 O3 = 152,02 gr/mol massa Fe2 O3 = 23,6 gr massa Cr2 O3 = 2,3 gr mol Fe2 O3 = 23,6 gr 159,70 gr/mol = 0,15 mol mol Cr2 O3 = 2,3 gr 152,02 gr/mol = 0,015 mol Reaksi : Fe2 O3 + 6HNO3 à 2 Fe(NO3 )3 + 3 H2 O Cr2 O3 + 6HNO3 à 2 Cr(NO3 )3 + 3 H2 O mol Fe(NO3 )3 = 2/1 x mol Fe2 O3 = 2/1 x 0,15 mol = 0,3 mol xcvi C-1 Perhitungan yang digunakan berasal dari 700 ml larutan yang mengandung Fe2 O3 23,6 gr/liter dan Cr2 O3 2,3 gr/liter. Konsentrasi Fe(NO3 )3 dalam 700 ml larutan adalah sebagai berikut : Konsentrasi Fe(NO3 )3 = 0,3 mol / 0,7 liter = 0,429 mol/liter mol Cr(NO3 )3 = 2/1 x mol Cr2 O3 = 2/1 x 0,015 mol Konsentrasi Cr(NO3 )3 dalam 700 ml larutan adalah sebagai berikut : Konsentrasi Cr(NO3 )3 = 0,03 mol / 0,7 liter = 0,0429 mol / liter Kebutuhan Na2 CO3 = 250 gr/liter BM Na2 CO3 = 106 gr/mol mol Na2 CO3 = 250 gr/liter 106 gr/mol = 2,358 mol/liter Berdasarkan perhitungan pembuatan katalis menurut Jennings 1984, dilakukan perhitungan pembuatan katalis dengan menggunakan perbandingan mol Fe(NO3 )3 , Cr(NO3 )3 dan Na2 CO3 yang sama. BM Fe(NO3 )3 .9H2 O = 403,85 gr/mol BM Cr(NO3 )3 .9H2 O = 400,18 gr/mol BM Na2 CO3 = 106 gr/mol Volum Cr(NO3 )3 = 2,7 gr 400,18 gr/mol x 0,0429 mol/liter = 2,7 gr 17,1677 gr/liter = 0,1573 liter = 157,3 ml xcvii C-2 massa Fe(NO3 )3 .9H2 O = 0,429 mol/liter x 403,85 gr/mol x 0,1573 liter = 27,25 gr Jumlah Na 2 CO3 yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut : 2Na+ + CO32- Na2 CO3 CO32- + H2 O HCO3 - + OH- 6Na+ + 3HCO3- + 3OH- + 2Fe(NO3 )3 2Fe(OH)3 + 6NaNO3 + 3CO2 6Na+ + 3HCO3- + 3OH- + 2Cr(NO3 )3 2Cr(OH)3 + 6NaNO3 + 3CO2 1. Pada reaksi Cr(NO3 )3 .9H2O mol Cr(NO3 )3 .9H2 O mol Na + mol Na2 CO3 = 2,7 gr 400,18 gr/mol = 0,007 mol = 3 x mol Cr(NO3 )3 .9H2 O = 3 x 0,007 mol = 0,021 mol = ½ x mol Na+ = ½ x 0,021 mol = 0,0105 mol 2. Pada reaksi Fe(NO3 )3 .9H2O mol Fe(NO3 )3 .9H2 O mol Na+ mol Na2 CO3 = 27,25 gr 403,85 gr/mol = 0,067 mol = 3 x mol Fe(NO3 )3 .9H2 O = 3 x 0,067 mol = 0,201 mol = ½ x mol Na+ = 0,1005 mol xcviii C-3 Jumlah mol Na2 CO3 keseluruhan = mol Na2 CO3 untuk Fe(NO3 )3 .9H2 O + mol Na2 CO3 untuk Cr(NO3 )3 .9H2 O = 0,1005 mol + 0,0105 mol = 0,111 mol massa Na2 CO3 = mol x BM = 0,111 x 106 = 11,766 gr = 13 gr mol Na2 CO3 yang digunakan = 0,123 mol Air yang diperlukan : 0,123 mol x = x = x = = 2,358 mol/liter 0,123 mol 2,358 mol/liter 0,05216 liter 52,16 ml Fe(OH)3 yang terbentuk = 0,067 mol Cr(OH)3 yang terbentuk = 0,007 mol Berdasarkan reaksi : 2 Fe(OH)3 à Fe2 O3 + 3 H2 O 2 Cr(OH)3 à Cr2 O3 + 3 H2 O mol Fe2 O3 mol Cr2 O3 = ½ x mol Fe(OH)3 = ½ x 0,067 mol = 0,0335 mol = ½ x mol Cr(OH)3 = ½ x 0,007 mol = 0,0035 mol xcix C-4 massa Fe2 O3 massa Cr2 O3 = 0,0335 mol x 159,70 gr/mol = 5,35 gr = 0,0035 mol x 152,02 gr/mol = 0,532 gr C.II Luas Permukaan Katalis Analisis luas permukaan katalis dilakukan di Laboratorium Analisis Teknik Kimia ITB dengan metode BET yang menggunakan peralatan NOVA 1000. Contoh perhitungan luas permukaan katalis yang digunakan adalah luas permukaan katalis HTSC ITB 3. Data hasil BET NOVA 1000 dapat dilihat pada tabel C.1 dan gambar C.1. W katalis = 0,8460 gr Tabel C.1 Data hasil BET NOVA 1000 [P/P0] target [P/P0] nyata Volum total terabsorb [cm3/g] 1/(W [P0/P-1]) Volum [cm3] P/P0/(V(1-P/P0)) 0,0250 0,0500 0,0750 0,1000 0,1250 0,1500 0,1750 0,2000 0,2250 0,2500 0,2750 0,3000 0,3250 0,3500 0,0168 0,0470 0,0705 0,0975 0,1249 0,1499 0,1778 0,2026 0,2301 0,2586 0,2835 0,3117 0,3354 0,3632 31,0580 36,2413 39,2151 42,2365 45,1075 47,4753 50,1925 52,4599 55,0568 57,6919 59,9158 62,6077 64,7681 67,4644 0,4407 1,0882 1,5470 2,0469 2,5329 2,9720 3,4467 3,8757 4,3438 4,8364 5,2829 5,7878 6,2349 6,7639 26,2751 30,6601 33,1760 35,7321 38,1609 40,1641 42,4629 44,3811 46,5781 48,8073 50,6888 52,9661 54,7938 57,0749 0,0007 0,0016 0,0023 0,0030 0,0037 0,0044 0,0051 0,0057 0,0064 0,0071 0,0078 0,0085 0,0092 0,0100 c C-5 Grafik P/[V(P0-P)] terhadap P/P0 0.0120 y = 0.0264x + 0.0004 P/[V(P0-P)] 0.0100 2 R = 0.9995 0.0080 Grafik P/[V(P0P)] terhadap P/P0 0.0060 Linear (Grafik P/[V(P0-P)] terhadap P/P0) 0.0040 0.0020 0.0000 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 P/P0 Gambar C.1 Data hasil BET NOVA 1000 Slope (S) = 0,0264 cm-3 Intersept (I) = 0,0004 cm-3 Monolayer katalis (Vm) = 1 S + I = 1 cm3 0,0264 + 0,0004 = 37,31343284 cm3 Volum gas pada keadaan STP = 22,4 liter = 22400 cm3 Bilangan Avogadro = 6,02E+23 molekul/mol Luas permukaan 1 molekul gas N2 = 0,162 nm2 = 1,62E-19 m2 ci C-6 Luas permukaan katalis Vm x Bilangan Avogadro x Luas permukaan 1 molekul gas N 2 = Volume gas pada keadaan STP = 37,31343284 cm 3 x 6,02 x10 23 molekul/mol x 1,62 x 10 -19 m 2 22400 cm 3 = 162,4533582 m2 Luas permukaan spesifik katalis = Luas permukaan katalis W katalis = 192,0252461 gr/m2 C.III Kecepatan Ruang Gas Umpan Kering (GHSV) Perhitungan GHSV digunakan untuk mengetahui laju alir gas umpan pada reaksi HTSC. T = 28 o C P = 0,918 atm R = 82,057 cm3 atm/grmol K S/G = 0,6 (Twigg, 1989) W katalis = 0,5 gr Komposisi CO = 12,9 %-v = 301,15 K Perhitungan space velocity (SV) VHSV = 19000 per jam (Twigg, 1989) VHSV = SV (S/G + 1) SV = VHSV S/G + 1 SV = 11875 per jam Perhitungan waktu tinggal (τ) = 1 SV = 1 11875 per jam τ = 8,42 x 10-5 jam τ = 0,30 detik τ cii C-7 Perhitungan laju alir gas umpan target Volum unggun katalis = 0,5 ml (diukur di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia ITB). Q gas umpan Q gas umpan QCO QN2 = Volum unggun katalis Waktu tinggal katalis = 0,5 ml 0,30 detik = 1,65 ml/detik = 98,96 ml/menit = 12,9 x 98,96 ml/menit 100 = 12,77 ml/menit = Q gas umpan – QCO = 98,96 ml/menit - 12,77 ml/menit = 86,19 ml/menit Perhitungan mol gas umpan target = PV RT = 0,918 atm x 98,96 ml/menit 82,057 cm 3 atm/grmol K x 301,15 K = 0,004 mol/menit = S/G x mol gas umpan = 0,6 = 0,0024 mol/menit BM H2 O = 18 gr/mol massa H2 O = mol H2 O x BM H2 O = 0,002 mol/menit x 18 gr/mol = 0,044 gr/menit mol gas umpan mol H2 O x 0,004 mol/menit ciii C-8 Densitas H2 O = 1,01664 gr/ml QH2 O = 0,044 gr/menit 1,01664 gr/ml = 0,0430 ml/menit = P x QCO R x T = 0,918 atm x 12,77 ml/menit 82,057 cm 3 atm/grmol K x 301,15 K = 0,0005 mol/menit mol CO mol N2 = P x QN 2 R x T = 0,918 atm x 86,19 ml/menit 82,057 cm 3 atm/grmol K x 301,15 K = 0,0035 mol/menit = QCO W katalis = 12,77 ml/menit x 60 menit/jam 0,5 gr = 1531,875 ml gas CO/gr katalis/jam Perhitungan GHSV target GHSV Kondisi reaksi HTSC nyata yang dapat dicapai adalah sebagai berikut : Perhitungan mol gas umpan nyata QH2 O = 0,0617721 ml/menit QCO = 13,33 ml/menit QN2 = 85,71 ml/menit civ C-9 mol H2 O mol CO mol N2 = QH 2 O x Densitas H 2 O BM H 2 O = 0,0617721 ml/menit x 1,01664 gr/ml 18 gr/mol = 0,00348889 mol/menit = P x QCO R x T = 0,918 atm x 13,33 ml/menit 82,057 cm 3 atm/grmol K x 301,15 K = 0,0005 mol/menit = P x QN 2 R x T = 0,918 atm x 85,71 ml/menit 82,057 cm 3 atm/grmol K x 301,15 K = 0,0035 mol/menit = QCO W katalis = 13,33 ml/menit x 60 menit/jam 0,5 gr = 1599,6000 ml gas CO/gr katalis/jam Perhitungan GHSV nyata GHSV Perhitungan waktu tinggal (τ) nyata katalis Qgas = Volum unggun katalis Waktu tinggal katalis Waktu tinggal (τ) katalis = Volum unggun katalis Qgas = 0,5 ml 99,04 ml/menit = 5,05 x 10-3 menit Waktu tinggal (τ) katalis cv = 0,30 detik C-10 Perhitungan space velocity (SV) nyata SV nyata SV nyata = 1 τ = 1 5,05 x 10 -3 menit = 198,0198 menit-1 = 11881 jam-1 Perhitungan volume hourly space velocity (VHSV) nyata S/G = 0,6 VHSV nyata = SV (S/G + 1) = 11881 jam-1 (0,6 +1) = 19009,6 jam-1 VHSV nyata C.IV Reduksi Proses reduksi Fe2 O3 menjadi Fe3 O4 pada reaksi HTSC dilakukan dengan menggunakan gas proses yang keluar dari secondary reformer. Persen volume gas keluaran secondary reformer dapat dilihat pada tabel C.2 berikut ini. Tabel C.2 Persen volume gas keluaran secondary reformer (Twigg, 1989) Komponen Persen volume (%-v) CH4 0,2 H2 O - CO 1,5 H2 57,1 CO2 8,8 N2 22,1 Total 89,1 cvi C-11 Air (H2 O) tidak diperhitungkan pada keluaran reformer karena berada dalam basis kering. S/G secondary reformer = 3. Untuk perhitungan proses reduksi pada HTSC, gas CO merupakan racun bagi katalis sehingga diganti dengan gas N2 . CH4 dan CO2 juga diganti dengan gas N2 karena gas ini tidak terdapat di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia ITB. Persen volume gas keluaran secondary reformer yang digunakan untuk HTSC dapat dilihat pada tabel C.3 berikut ini. Tabel C.3 Persen volume gas keluaran secondary reformer yang digunakan pada HTSC Komponen Persen volume (%-v) N2 63,66 H2 36,34 Total 100 Volume unggun katalis HTSC = 0,5 ml (diukur di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia ITB). = 63,66 x 0,5 ml 100 = 0,3183 ml Waktu tinggal (τ) = 0,303158 detik QH2 = VH 2 t = 0,3183 ml 0,303158 detik = 62,997 ml/menit = 36,34 x 0,5 ml 100 = 0,1817 ml Volume H2 Volume N2 cvii C-12 QN2 = VN 2 t = 0,1817 ml 0,303158 detik = 35,961 ml/menit C.V Konversi Maksimum Konversi maksimum suatu reaksi dicapai jika reaksi telah mencapai kesetimbangan. Konversi maksimum dapat dihitung dengan menggunakan neraca massa berikut ini. CO(g) H2 O(g) H2 (g) CO2 (g) Mula – mula CCO0 CH2O0 0 0 Bereaksi υCO ε υH2O ε υH2 ε υCO2 ε Setimbang CCO0 - υCO ε CH2O0 - υH2O ε 0 + υH2 ε 0 + υCO2 ε Pada saat setimbang, tetapan kesetimbangan reaksi pergeseran CO dapat dinyatakan sebagai berikut : (u H2 e )u (u CO2 e )u (C CO 0 - u CO e )-u (C H2O 0 - u H2O e )-u H2 Ky = CO2 CO H2O Tetapan kesetimbangan sebagai fungsi temperatur pada reaksi pergeseran CO adalah sebagai berikut : KP = éæ 4577,8 ö ù exp êç ÷ - 4,33ú ëè T ø û cviii C-13 Contoh perhitungan konversi maksimum yang digunakan adalah perhitungan konversi maksimum pada temperatur 370 o C. T 370 ε 0,00053349738784 XCO 643,15 mol/menit 98,90099265 Senyawa Koefisien reaksi K % mol masuk (mol/menit) mol bereaksi (mol/menit) mol keluar (mol/menit) fraksi mol CO -1 0,0005 -0,000533497 0,000006 0,00079079 H2 O -1 0,00348889 -0,000533497 0,002955 0,39422329 N2 0 0,0035 0 0,003468 0,46265818 CO2 1 0 0,000533497 0,000533 0,07116387 H2 1 0 0,000533497 0,000533 0,07116387 Total 0 0,007497 0 0,007497 1 K = exp[(4577,8/T)-4,33] KP Ky error 16,2449108 16,2449108 2.38118E-09 Hasil perhitungan konversi maksimum pada rentang temperatur 370–400 o C dapat dilihat pada tabel C.4 dan gambar C.2 berikut ini. Tabel C.4 Hasil perhitungan konversi maksimum pada rentang temperatur 370-400 o C T (oC) ε (mol/menit) XCO (%) KP Ky Error 370 0,000533497387840 98,90 16,24491080 16,24491080 2,38118E-09 375 0,000533171118603 98,84 15,37697482 15,37697482 1,79956E-10 380 0,000532832768815 98,78 14,56765253 14,56765253 4,07503E-10 385 0,000532482176000 98,71 13,81226884 13,81226884 1,04433E-10 390 0,000532119186300 98,64 13,10657386 13,10657386 2,80965E-11 395 0,000531743654900 98,57 12,44669980 12,44669980 2,02452E-09 400 0,000531355445920 98,50 11,82912263 11,82912263 1,43945E-10 cix C-14 Hubungan konversi CO maksimum terhadap temperatur 98.95 98.9 Hubungan konversi kesetimba ngan terhadap temperatur 98.85 y = -0.0134x + 103.85 R2 = 0.9991 Konversi CO (%) 98.8 98.75 Linear (Hubungan konversi kesetimba ngan terhadap temperatur) 98.7 98.65 98.6 98.55 98.5 98.45 370 375 380 385 390 395 400 Temperatur(0C) Gambar C.2 Hubungan konversi CO maksimum terhadap temperatur C.VI Konversi Reaksi Konversi reaksi merupakan konversi yang diperoleh oleh suatu reaksi. Contoh perhitungan konversi reaksi yang digunakan adalah perhitungan konversi reaksi katalis HTSC ITB 3 pada jam ke 3. Data hasil penelitian katalis HTSC ITB 3 dapat dilihat pada tabel C.5 berikut ini. Tabel C.5 Data hasil penelitian katalis HTSC ITB 3 Jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengambilan sampel 15.30 16.30 17.30 18.30 19.30 20.30 21.30 22.30 23.30 24.30 T o ( C) 373 373 373 373 373 374 373 374 373 374 Titik air Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Area N2 in 312946 295366 313100 305986 304478 305052 297019 292652 310632 309156 Area CO in 170597 186150 182237 191462 191006 186510 191254 181968 191117 191755 cx Area N2 out 309605 292442 309705 293642 301254 300239 293329 291028 308360 297727 Area CO out 118256 60250 18980 26847 31061 30527 26353 26565 28702 25496 Area H2 out 143741 1006890 1716661 1726344 1674707 1632204 1730356 1629014 1701907 1745507 Konversi (%) 29,93 67,31 89,47 85,39 83,56 83,37 86,05 85,32 84,87 86,19 C-15 Konversi reaksi = Area CO Area N 2 masuk Area CO Area N 2 Area CO Area N 2 masuk - = 182237 18980 313100 309705 182237 313100 = 89,47 % keluar x 100 % Konversi reaksi katalis HTSC ITB 3 pada jam 3 yaitu 89,47 %. cxi C-16 Lampiran D Prosedur Pengoperasian Alat D.I Gas Chromatography (GC) Prosedur analisis terhadap gas – gas yang masuk dan keluar reaktor dengan menggunakan GC-8AIT meliputi prosedur start up dan shut down. D.I.1 Prosedur Start up GC Prosedur start up dimulai dengan mengalirkan gas argon dengan kemurnian tinggi sebagai gas pembawa. Hal yang terpenting pada pengoperasian GC adalah memastikan aliran gas mengalir pada kedua kolom dan kolom tidak mengalami kebocoran. Laju alir gas pembawa diatur 15-20 ml/menit dengan menggunakan metode bubble soap yaitu memasang selang pada buret dan menghubungkan selang ke kolom. Temperatur injektor GC diset 70 o C, temperatur kolom 50 o C, dan ditunggu hingga stabil. Jika temperatur injektor dan kolom mencapai temperatur yang telah diset, selanjutnya dilakukan pengaturan current TCD pada 70 mA, level, dan attenuation. Setelah diatur, level dicek untuk mengatur nilai yang diinginkan. Tombol coarse untuk nilai besar dan fine untuk nilai kecil diatur hingga mencapai nilai antara 0-20. Harga parameter operasi GC adalah sebagai berikut : 1. Width 2. Slope 3. Drift 4. Min area 5. Stop time 6. Attenuation 7. TDBL 8. Is wt 9. Lock 10. Method 11. Spl wt 12. Speed = 5 (Width+5+enter). = 70 (slope+70+enter). = 0 (drift+0+enter). = 100 (min area+100+enter). = 17 (stp time+17+enter). = 2 (Att+2+Enter). = 0 (TDBL+0+Enter). = 1 (Is wt+1+Enter). = 0 (Lock+0+Enter). = 41 (method+41+enter). = 100 (Spl wt+100+enter). = 3 (Speed+3+enter). cxii D-1 Sampel disuntikkan ke dalam kolom molsieve 5 A sebanyak 0,2 ml. Kemudian start ditekan bersamaan dengan masuknya sampel. Pembacaan hasil analisis pada print out sebagai kromatogram dilengkapi dengan waktu retensi dan luas puncak. D.I.2 Prosedur Shut down GC Prosedur shut down dijalankan setelah mematikan GC recorder. Temperatur injektor diturunkan menjadi 50 o C dan temperatur kolom menjadi 30 o C. Selanjutnya current dimatikan dan dibiarkan hingga ready. Power dan aliran gas argon kemudian dimatikan. D.II Gas Sorption Analyzer (NOVA 1000) Analisa luas permukaan spesifik dengan metode BET menggunakan alat GAS SORPTION ANALYZER (NOVA 1000) yang terdapat di Laboratorium Analisis dan Instrumentasi, Program Studi Teknik Kimia, ITB. Prosedur yang akan dilaksanakan pada analisa luas permukaan katalis terdiri dari prosedur start up, outgassing, dan analisis luas permukaan. D.II.1 Prosedur Start up NOVA 1000 Prosedur start up NOVA 1000 dimulai dengan memasang stainless steel dowell pada tempatnya. Selanjutnya pompa vakum dinyalakan untuk membuat kondisi vakum pada NOVA 1000. Keran nitrogen dibuka pada tekanan 10 psig (70 kPa) untuk memberikan tekanan 10 psig pada NOVA 1000. Printer dan NOVA 1000 dinyalakan. Kemudian temperatur diatur 30 o C. D.II.2 Prosedur Outgassing Outgassing bertujuan untuk menghilangkan sisa H2 O yang tertinggal di pori katalis. Outgassing dilakukan setelah memasukkan sampel katalis pada sample cell dan memasangnya pada filler rod dengan dilapisi mantel. Tujuan pelapisan dengan menggunakan mantel yaitu untuk menjaga agar katalis tidak rusak selama pemanasan. Selanjutnya outgassing dilakukan pada temperatur 250 o C selama 2 jam. Adsorben yang digunakan adalah gas N2 . cxiii D-2 D.II.3 Prosedur Analisis Luas Permukaan Setelah dilakukan outgassing, sampel katalis dianalisis untuk mengetahui luas permukaan. Hasil analisis dapat dibaca pada print out. Setelah selesai NOVA 1000, aliran gas, dan printer dimatikan. D.III Prosedur Uji Aktivitas Katalis HTSC D.III.1 Start up Reaktor Sebelum reaktor dijalankan, terlebih dahulu reaktor dibersihkan. Pada tahap persiapan ini glass wool dimasukkan secukupnya, reaktor diisi dengan 0,5 gr katalis HTSC dan dipasang. Silika gel telah dipanaskan terlebih dahulu dan didinginkan dalam desikator diisi pada gelas silika gel dan tutupnya diolesi dengan lem silikon agar tidak ada udara yang masuk. Selanjutnya sambungan kaca pada umpan gas masuk dan keluar diolesi dengan lem silikon, dan sambungan pipa masuk dan keluar diperiksa dengan menggunakan busa sabun sehingga tidak ada kebocoran. D.III.2 Purging Setelah tahap persiapan, dilakukan proses purging dengan mengalirkan gas N2 sebanyak 85,71 ml/menit dan memeriksa oksigen pada aliran masuk dan keluar dengan menggunakan GC. D.III.3 Aktivasi Proses aktivasi katalis HTSC dilakukan dengan mengatur laju alir gas H2 dan N2 dengan rincian yang dapat dilihat pada tabel D.1 berikut ini. Tabel D.1 Rincian pengaturan H2 dan N2 pada proses reduksi Temperatur Gas H2 yang ditambahkan Waktu Gas N2 yang ditambahkan (oC) (ml/menit) (menit) (ml/menit) 250 31,91 60 35,961 350 31,91 60 35,961 400 62,50 120 35,961 cxiv D-3 Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap pembentukan embun di bagian bawah reaktor. Embun yang terbentuk menandakan reaksi reduksi telah berlangsung. Setelah proses reduksi selesai, dilakukan proses purging kembali untuk menghilang sisa gas H2 . D.III.4 Reaksi Prosedur reaksi pergeseran CO menjadi CO2 dan H2 dimulai dengan mengatur temperatur menjadi 370 o C, mengalirkan gas N2 sebanyak 85,71 ml/menit, dan gas CO sebanyak 13,33 ml/menit. Selanjutnya H2 O dialirkan dengan laju alir 0,06 ml/menit. Laju alir diperiksa kembali setelah 30 menit. Selanjutnya dilakukan pengamatan terhadap pembentukan embun di bagian bawah reaktor. Embun (titik – titik air) ini menandakan bahwa air yang diinjeksi telah mengalir. Setelah 30 menit dari pembentukan embun diambil sebanyak 0,2 ml sampel pada aliran masuk dan keluaran. Sampel ini kemudian dianalisa dengan menggunakan gas chromatography (GC). D.III.5 Shut down Reaktor Prosedur shut down pada reaktor dimulai dengan menutup keran gas CO. Selanjutnya temperatur pemanas reaktor diturunkan dan dimatikan. Pemanas dimatikan dan selanjutnya dialirkan gas N2 sebanyak 85,71 ml selama 2 jam untuk menghilang sisa – sisa gas CO yang mungkin ada. Jika gas CO sudah habis, gas N2 , aliran air pendingin, dan blower dimatikan. cxv D-4 Lampiran E Data Hasil Penelitian E.1 Katalis Komersial Data hasil penelitian terhadap katalis komersial dapat dilihat pada tabel E.1 berikut ini. Tabel E.1 Data hasil penelitian katalis komersial Jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengambilan sampel 7.10 8.10 9.10 10.10 11.10 12.10 13.10 14.10 15.10 16.10 o T( C) 374 372 374 373 372 373 370 373 374 373 Titik air Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Area N2 in 301407 306805 305396 337466 325715 293490 325065 304138 325591 304761 Area CO in 192180 185078 190419 189864 176235 184616 191315 187215 191261 191345 Area N2 out 299622 297250 303933 335896 323902 292938 322832 298797 323056 301651 Area CO out 103072 94336 32053 41560 82462 64172 36539 70304 36501 35875 Area H2 out 451401 486864 1655731 1502079 623856 959463 1617077 925806 1617096 1625033 Konversi (%) 46,05 47,39 83,09 78,01 52,95 65,17 80,77 61,78 80,77 81,06 Konversi CO dapat dihitung dengan menggunakan persamaan E.1 berikut ini. Konversi CO = Area CO Area N 2 masuk Area CO Area N 2 Area CO Area N 2 masuk - keluar x 100 % E.2 Katalis HTSC ITB 2 Data hasil penelitian terhadap katalis HTSC ITB 2 dapat dilihat pada tabel E.2 berikut ini. Tabel E.2 Data hasil penelitian katalis HTSC ITB 2 Jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengambilan sampel 21.20 22.20 23.20 24.20 1.20 2.20 3.20 4.20 5.20 6.20 T o ( C) 373 374 373 373 372 373 369 373 373 373 Titik air Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Area N2 in 307632 290027 310172 303031 304027 307741 298387 296636 308746 323327 Area CO in 184330 191797 187793 187600 191699 190565 191473 187868 178299 185669 cxvi E-1 Area N2 out 297485 289873 308934 298172 300796 294297 287720 293678 301563 322476 Area CO out 123224 107200 56953 68029 85156 69587 68852 66525 62730 72203 Area H2 out 242339 451087 1049662 949056 709858 958852 972754 965308 918640 896438 Konversi (%) 30,87 44,08 69,55 63,15 55,10 61,82 62,71 64,23 63,98 61,01 E.3 Katalis HTSC ITB 3 Data hasil penelitian terhadap katalis HTSC ITB 3 dapat dilihat pada tabel E.3 berikut ini. Tabel E.3 Data hasil penelitian katalis HTSC ITB 3 Jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengambilan sampel 15.30 16.30 17.30 18.30 19.30 20.30 21.30 22.30 23.30 24.30 T o ( C) 373 373 373 373 373 374 373 374 373 374 Titik air Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Area N2 in 312946 295366 313100 305986 304478 305052 297019 292652 310632 309156 Area CO in 170597 186150 182237 191462 191006 186510 191254 181968 191117 191755 Area N2 out 309605 292442 309705 293642 301254 300239 293329 291028 308360 297727 Area CO out 118256 60250 18980 26847 31061 30527 26353 26565 28702 25496 Area H2 out 143741 1006890 1716661 1726344 1674707 1632204 1730356 1629014 1701907 1745507 Konversi (%) 29,93 67,31 89,47 85,39 83,56 83,37 86,05 85,32 84,87 86,19 E.4 Katalis HTSC ITB 4 Data hasil penelitian terhadap katalis HTSC ITB 4 dapat dilihat pada tabel E.4 berikut ini. Tabel E.4 Data hasil penelitian katalis HTSC ITB 4 Jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengambilan sampel 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 T o ( C) 374 373 373 373 373 372 374 372 373 372 Titik air Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Area N2 in 294630 293203 295467 302565 317680 305689 323387 303679 308776 335910 Area CO in 179546 177157 190784 182324 190575 185061 182008 183262 190369 185765 cxvii Area N2 out 292753 291730 289675 302071 314009 298660 319563 300360 302215 332837 Area CO out 156386 142240 131093 141408 139810 134375 118985 91278 99876 98050 Area H2 out 32596 49306 163762 110596 138486 138080 253529 495513 484144 469757 E-2 Konversi (%) 12,34 19,30 29,91 22,31 25,78 25,68 33,84 49,64 46,40 46,73 E.5 Katalis HTSC ITB 5 Data hasil penelitian terhadap katalis HTSC ITB 5 dapat dilihat pada tabel E.5 berikut ini. Tabel E.5 Data hasil penelitian katalis HTSC ITB 5 Jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengambilan sampel 21.30 22.30 23.30 24.30 1.30 2.30 3.30 4.30 5.30 6.30 T o ( C) 374 373 373 373 373 372 374 372 373 372 Titik air Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Area N2 in 337620 332540 314834 296716 336544 300186 334389 293476 295643 305466 Area CO in 182148 170594 171784 189517 188220 191381 191585 181142 189517 190517 Area N2 out 335176 331070 311930 292751 334483 297468 288111 291056 292562 299951 Area CO out 79690 74809 70991 68097 64580 64353 65272 57917 79377 81477 Area H2 out 682887 638703 674259 964503 986650 1014808 997226 986726 735630 727462 Konversi (%) 55,93 55,95 58,29 63,58 65,48 66,07 60,46 67,76 57,68 56,45 E.6 Katalis HTSC ITB 6 Data hasil penelitian terhadap katalis HTSC ITB 6 dapat dilihat pada tabel E.6 berikut ini. Tabel E.6 Data hasil penelitian katalis HTSC ITB 6 Jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Pengambilan sampel 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 10.00 11.00 12.00 13.00 14.00 T o ( C) 374 374 374 374 372 372 372 373 373 373 Titik air Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Area N2 in 297101 315339 307513 303220 334494 298145 305236 333458 334565 310615 Area CO in 190939 181612 185248 186474 191185 190705 189166 191913 187356 187211 cxviii Area N2 out 295421 312766 302937 299234 331375 296297 302486 333412 331413 309367 Area CO out 127565 121823 111670 112213 95210 77731 75990 106381 95206 101565 Area H2 out 253621 238722 298485 301705 517277 756528 758339 456361 496015 457650 E-3 Konversi (%) 32,81 32,37 38,81 39,02 49,73 58,99 59,46 44,56 48,70 45,53 E.7 Aktivitas Katalis HTSC ITB Aktivitas katalis HTSC ITB dinyatakan sebagai kemampuan katalis untuk mengkonversi CO pada kondisi reaksi yang sama (T, komposisi reaktan, dan waktu kontak). Data hasil penelitian untuk keseluruhan katalis HTSC ITB dapat dilihat pada tabel E.7 berikut ini. Tabel E.7 Data konversi keseluruhan katalis HTSC ITB Konversi CO (%) Jam Komersial HTSC ITB 2 HTSC ITB 3 HTSC ITB 4 HTSC ITB 5 HTSC ITB 6 Kesetimbangan 1 46,05 30,87 29,93 12,34 55,93 32,81 98,89 2 47,39 44,08 67,31 19,30 55,95 32,37 98,89 3 83,09 69,55 89,47 29,91 58,29 38,81 98,89 4 78,01 63,15 85,39 22,31 63,58 39,02 98,89 5 52,95 55,10 83,56 25,78 65,48 49,73 98,89 6 65,17 61,82 83,37 25,68 66,07 58,99 98,89 7 80,77 62,71 86,05 33,84 60,46 59,46 98,89 8 61,78 64,23 85.32 49,64 67,76 44,56 98,89 9 80,77 63,98 84,87 46,40 57,68 48,70 98,89 10 81,06 61,01 86,19 46,73 56,45 45,53 98,89 cxix E-4 Lampiran F Difraktogram Standar Analisa XRD F.1 Difraktogram Standar Fe2 O3 F.1.1 Standar Fe2 O3 84-0307 Difraktogram standar Fe2 O3 84-0307 dapat dilihat pada gambar F.1 berikut ini. Gambar F.1 Difraktogram standar Fe2 O3 pada PDF 84-0307 F.1.2 Standar Fe2 O3 73-2234 Difraktogram standar Fe2 O3 7 3 -2234 dapat dilihat pada gambar F.2 berikut ini. Gambar F.1 Difraktogram standar Fe2 O3 pada PDF 73-2234 cxx F-1 F.1.3 Standar Fe2 O3 84-0311 Difraktogram standar Fe2 O3 8 4 -0311 dapat dilihat pada gambar F.3 berikut ini. Gambar F.3 Difraktogram standar Fe2 O3 pada PDF 84-0311 F.2 Difraktogram Standar α-Fe2 O3 Difraktogram standar α-Fe2 O3 0 3 -0800 dapat dilihat pada gambar F.4 berikut ini. Gambar F.4 Difraktogram standar α-Fe2 O3 pada PDF 03-0800 cxxi F-2 F.3 Difraktogram Standar Fe3 O4 Difraktogram standar Fe3 O4 7 9 -0416 dapat dilihat pada gambar F.5 berikut ini. Gambar F.5 Difraktogram standar Fe3 O4 pada PDF 79-0416 F.4 Difraktogram Standar FeO Difraktogram standar FeO 46-1312 dapat dilihat pada gambar F.6 berikut ini. Gambar F.6 Difraktogram standar FeO pada PDF 46-1312 cxxii F-3 F.5 Difraktogram Standar Fe902O Difraktogram standar Fe902O 79-1971 dapat dilihat pada gambar F.7 berikut ini. Gambar F.7 Difraktogram standar Fe902O pada PDF 79-1971 F.6 Difraktogram Standar CrO2 Difraktogram standar CrO2 84-1818 dapat dilihat pada gambar F.8 berikut ini. Gambar F.8 Difraktogram standar CrO2 pada PDF 84-1818 cxxiii F-4 F.7 Difraktogram Standar CrO3 Difraktogram standar CrO3 73-1547 dapat dilihat pada gambar F.9 berikut ini. Gambar F.9 Difraktogram standar CrO3 pada PDF 73-1547 F.8 Difraktogram Standar Cr2 O3 Difraktogram standar Cr2 O3 8 4 -0312 dapat dilihat pada gambar F.10 berikut ini. Gambar F.10 Difraktogram standar Cr2 O3 pada PDF 84-0312 cxxiv F-5