inisiatif strategis untuk Optimalisasi Peran kPei

advertisement
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Edisi 1
indeks >>
1
Inisiatif Strategis untuk
Optimalisasi Peran KPEI
3
4
5
6
I
Tr i w u l a n I
l
2015
Bertukar Informasi & Memperkenalkan
Budaya Indonesia
Langkah KPEI Menjadi Bagian dari
CCP Global
Customer Satisfaction Survey KPEI
ERIZAL: Mengalir Seperti Air
Gerakan Nasional Cinta (GENTA)
7 Pasar Modal
8 Mengenal Tahapan Assessment PFMI-IOSCO
Kegiatan Knowledge Management
9 Kuartal IV 2014
10 Kilas Peristiwa 12 Statistik
arti k el u tama
Inisiatif Strategis untuk
Optimalisasi Peran KPEI
Empat program pengembangan
infrastruktur pasar modal dan program
inisiatif internal lainnya menjadi
agenda kerja KPEI selama 2014.
Sebagian merupakan program multi
years yang akan berlangsung hingga
2016. Program-program strategis ini
ikut menentukan arah pengembangan
pasar modal Indonesia ke depan.
T
ahun 2014 bisa disebut sebagai tahun pengembang­
an bagi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI).
Dalam rangka optimalisasi perannya sebagai Lembaga
Kliring dan Penjaminan (LKP), KPEI bertindak sebagai koor­
dinator pelaksana program pengembangan infrastruktur pa­
sar modal sesuai dengan keputusan OJK pada empat inisiatif
yang menjadi program kerja KPEI selama 2014. Empat inisi­
atif tersebut meliputi enhancement e-CLEARS, pengembang­
an penyelesaian dengan mekanisme institutional delivery,
mekanisme penjaminan dengan skema baru dan kebijakan
transaksi bursa dikecualikan, serta implementasi General
Clearing Member (GCM).
Enhancement e-CLEARS merupa­
kan upaya pengembangan kapasi­
Tahun 2014
tas sistem e-CLEARS dalam rangka
bisa
disebut
memenuhi tuntutan proses bisnis
sebagai tahun
ke depan, serta antisipasi terhadap
pengembangan
pertum­buhan volume data yang
bagi PT Kliring
harus dikelola. “Program enhance­
Penjaminan
ment e-CLEARS bertujuan untuk
Efek Indonesia.
me­lakukan perubahan menyeluruh
me­nyangkut arsitektur maupun fra­
mework dari perangkat lunak sistem
utama KPEI, tetapi tanpa mengubah proses bisnis KPEI,
karena ini murni kebutuh­an perubahan aspek teknis eCLEARS,” tutur Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi.
Selama tahun 2014, ada dua milestone yang berha­
sil diselesaikan. Pertama, penyusunan spsifikasi bisnis
sistem e-CLEARS dan kedua, pelaksanaan proof of con­
cept (PoC) serta pemilihan vendor selaku pengembang
sistem. Diharapkan, tahap pengembangan dan im­ple­
men­tasi sistem dapat diselesaikan pada akhir tahun
2015.
KPEI Newsletter
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
artikel utama
EDITORIAL
Para stakeholders KPEI, memasuki
akhir tahun 2014 dan menyambut
tahun baru 2015, KPEI Newsletter
menerbitkan edisi perdana tahun
2015. Pada edisi spesial ini, dalam
rangka menyambut awal tahun
2015, terbit dengan tambah­an 4
halaman. Fokus pembahasan KPEI
Newsletter kali ini adalah agenda
kerja KPEI sepanjang tahun 2014.
Kegiatan internasional yang dii­
kuti KPEI pada tahun 2014 seperti
Asia Oceania Central Counterpar­
ties (AO-CCP), Keanggotaan KPEI
pada CCP Global, dan Assessment
PFMI-IOSCO mendapatkan ulasan
khusus, membuktikan KPEI beru­
saha mewujudkan salah satu tema
strategi KPEI yaitu Smart Globaliza­
tion. Selain itu, juga disajikan lapo­
ran atas survey kepuasan pengguna
jasa (Customer Satisfaction Survey)
KPEI tahun 2014, kegiatan GENTA
Pasar Modal, profil Komisaris KPEI,
dan kegiatan Knowledge Manage­
ment. Akhir kata, besar harapan
kami melalui KPEI Newsletter edisi
Perdana tahun 2015 ini, pembaca
dapat memperdalam pengetahuan
mengenai KPEI. Selamat Tahun
Baru 2015.
Hormat kami,
Redaksi
Penerbit:
PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia
Penasihat:
Direksi PT KPEI
Penanggung Jawab:
Sekretaris Perusahaan
Dewan Redaksi:
Suryadi, Diah Sugiretno, Razif Yunus,
Andre Taufan Pratama, Vinsensia
Selvia Muga, Rivanie Novalia
Alamat Redaksi & Sirkulasi:
Gedung Bursa Efek Indonesia,
Tower I Lt. 5,
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53,
Jakarta 12190,
Telp. 021-5155115
Fax. 021-5155120
Toll Free 0800-100-KPEI (5734)
email: [email protected]
website www.kpei.co.id
KPEI Newsletter
Program kerja KPEI yang kedua aturan pelaksanaannya.
terkait pengembangan penyelesai­
Insiatif keempat, implementasi GCM
an dengan mekanisme institutional atau AK yang bisa mewakili Anggota
delivery. Ini merupakan bagian dari Bursa (AB) lain untuk menyelesaikan ke­
rencana untuk melibatkan peran set­ wajiban kliring dan penyelesaian di KPEI.
tlement agent, yakni bank kustodian Ini merupakan skema keanggotaan kli­
(BK) yang selama ini tidak terlibat ring bertingkat. “Tujuan diimplementasi­
langsung dalam skema penyelesaian kannya skema ini, supaya AB yang punya
transaksi nasabah institusi. Tujuan modal di bawah persyaratan untuk men­
akhir dari project pengembangan ini jadi AK bisa fokus pada kegiatan transaksi
untuk me­ningkatkan efisi­ensi opera­ dan mencari nasabah serta bisa beroperasi
sional Ang­gota Kliring (AK) dengan lebih efisien, tidak perlu menjadi AK” tu­
menyederhanakan jalur konfirmasi- tur Hasan Fawzi.
afirmasi secara terotomasi pada pe­
KPEI juga secara paralel menangani
nyelesaian transaksi bursa, dan yang sejumlah program kerja internal yang ti­
paling pen­ting dapat menghilangkan dak kalah penting seperti pengembangan
la­yanan pinjam meminjam efek (PME). Se­
biaya funding yang ditanggung AK.
Inisiatif penting ketiga adalah me­ lain PME sistem reguler yang sudah terse­
kanisme penjaminan dengan skema dia saat ini, KPEI juga meluncurkan layanan
baru dan kebijakan tran­
PME sistem Front End. Skema
saksi bursa dikecualikan.
baru tersebut diharapkan
Pada skema baru pen­
dapat ikut mendorong likui­
KPEI juga
jaminan akan dikenakan
ditas transaksi bursa sekali­
secara pararel
kebijakan yang lebih adil, menangani
gus menjadi satu peluang
dimana AK baru akan sejumlah program bisnis yang menguntungkan
dikenakan dana partisipa­ kerja internal
bagi AK dan BK dalam meng­
aktifkan aset-aset idle milik
si karena AK lama sudah yang tidak kalah
penting.
memberikan kontrubusi
investor. Di tahun 2014 juga,
sebelumnya. Selain itu,
dilakukan pengembangan
skema baru ini mengatur urutan atau sistem untuk memfasilitasi PME Bilateral
tahapan penggunaan dana jaminan dan Repurchase Agreement (REPO) ber­
serta urutan pengembalian dana jami­ sama KSEI dan Kore­a Securities Depository
nan saat terjadi kegagalan.
(KSD). Sejauh ini, penyusunan mekanisme
Terkait kebijakan transaksi bursa bisnis sudah diselesaikan, dan dilanjutkan
dikecualikan, terdapat dua hal yang dengan tahapan technical assistance sam­
di­atur yakni pertama, bahwa Bursa pai dengan pertengahan 2015. Jika berja­
dan LKP dapat menetapkan efek tidak lan lancar, diharapkan bi­sa diimplementa­
dijamin, artinya, saham-saham terse­ sikan pada akhir tahun 2015.
but bisa ditransaksikan, tetapi tidak
Program kerja internal berikutnya
dijamin jika terjadi kegagalan. Yang yakni optimalisasi pasar derivatif yang
kedua, bahwa Bursa dan LKP dapat ditangani bersama BEI. Melalui langkah
menetapkan transaksi dipisahkan. Kon­ redefinisi dan revitalisasi, diharapkan
sep ini mengatur, jika terdapat indi­ pasar derivatif yang selama ini mati suri
kasi ketidak­wajaran atau pelanggaran bisa kembali bergairah. Pada April 2015,
dalam mekanisme transaksi saham ter­ diharapkan pasar derivatif ditargetkan su­
tentu, maka Bursa dan LKP sabagai oto­ dah kembali aktif.
ritas dapat melakukan penangguhan
Program berikut yang tidak kalah
atas penyelesaian transaksi tersebut penting adalah penyelesaian konsep
sehingga tidak digabungkan dengan business continuity management (BCM).
transaksi lain dalam proses kliring dan Penyu­sunan ulang prosedur BCM sampai
penyelesaian.
dengan pembuatan struktur tim telah se­
Mekanisme penjaminan dengan lesai dilakukan. Selain itu, KPEI juga sudah
skema baru dan kebijakan transaksi memiliki kantor khusus di luar kantor uta­
bursa dikecualikan di atas tertuang ma yang akan menjadi basis operasi KPEI
pada Peraturan OJK No 26 tanggal 19 bila terjadi gangguan di kantor utama.
November 2014 dan berlaku sejak diu­ “Dengan demikian bila terjadi kondisi luar
mumkan. Namun untuk kebijakan tran­ biasa, KPEI tetap bisa beroperasi dengan
saksi bursa dikecualikan akan berlaku segala prosedur dan kelengkapan BCM,”
per 1 Januari 2016 karena harus ada tutup Hasan Fawzi.F [tim redaksi]
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
artikel khusus
Bertukar Informasi & Memperkenalkan
Budaya Indonesia
Menjadi tuan rumah Asia Oceania Central Counterparties
(AO CCP) Meeting ke-11, tak cuma semakin mempererat
kerjasama antar lembaga, juga menjadi kesempatan KPEI
memperkenalkan budaya Indonesia kepada 12 anggota CCP
dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik.
P
ada bulan Oktober 2014, telah
diselenggarakan kegiatan AO
CCP Meeting ke-11 di Yogja­
karta. AO CCP Meeting merupakan
pertemuan antar lembaga yang ber­
peran sebagai central counterparty
(CCP) di wilayah Asia Oceania. Tahun
2014, kegiatan AO CCP diikuti oleh 12
lembaga dari beberapa negara, yaitu,
Tokyo Stock Exchange (TSE), Japan Se­
curities Clearing Corpora­
tion (JSCC), Taiwan Stock
Exchange (TWSE), Korea
Exchange (KRX), Taiwan
Depository and Clearing
Corporation (TDCC), India
Clearing Corporation Limi­
ted (ICCL), National Clear­
ing Corporation of Pakistan
Limited (NCCPL), Singapore
Exchange (SGX), Bursa Ma­
laysia, Securities Clearing
Corporation of the Phili­
pines (SCC of Philipines),
Central Securities Depository of Iran
(CSDI), dan KPEI. Selain bertemu untuk
berbagi informasi dan pengetahuan,
ajang ini menjadi kesempatan bagi
tuan rumah memperkenalkan nega­
ranya. “Para peserta tampak terpesona
pada budaya Yogyakarta, karena se­
lama ini mereka lebih banyak hanya
mengenal Pulau Bali sebagai tujuan
wisata di Indonesia. Ini bagus untuk
memperkenalkan pariwisata dan bu­
daya,” ujar Bambang Widodo, Direk­
tur KPEI yang menjadi ketua panitia
AO CCP ke-11.
Melalui kegiatan tahunan ini,
menurut Bambang, diharapkan mam­
pu membangun kerjasama dalam me­
ningkatkan industri pasar modal di ma­
sing-masing negara. Tujuan akhir yang
diharapkan bersama adalah bagaima­
na agar CCP di tiap negara mampu me­
ningkatkan keamanan, transparansi,
dan efisiensi di pasar modal. “Kegiatan
AO CCP meeting diharapkan menjadi
sarana untuk meningkatkan kolab­
orasi antar CCP agar berdampak posi­
tif pada perkembangan pasar modal,”
paparnya. Selain itu, melalui kegiatan
ini, kata Bambang, akan memperkuat
kolaborasi CCP di Asia Oceania agar
siap untuk menghadapi perkemban­
gan dan tantangan industri keuangan
Gbr Ilustrasi
global. AO CCP ke-11 mengusung tema
Strengthening CCP Roles Collabora­
tion, dengan sub tema Bilateral and
OTC CCP services dan Embracing Glo­
bal and Regional CCP Linkages. Dalam
seminar yang dilakukan dalam dua hari
ini, 11 lembaga menyampaikan materi
pres­entasi. JSCC berbicara mengenai
Perkembangan Sistem Manajemen Risi­
ko yang diterapkan di lembaganya.
Sementara TDCC mengangkat materi
Deregulasi terhadap Sistem Trading
Harian (day trading) dalam Pasar Mo­
dal Taiwan.
Pembahasan menarik
disajikan
oleh TSE, KRX, SGX, dan ICCL mengenai
Pengembangan Pasar Over The Counter
(OTC) yang telah diterapkan di masingmasing negara. Berikutnya, berturutturut, SCCP, BM dan NCCPL masingmasing memaparkan soal Penggunaan
Pihak Ketiga di luar Perusahaan Sekuri­
tas untuk Melakukan Kegiatan Settle­
ment (Account Operator Model/Bro­ker
Outsourcing) dan Mengembangkan
Fungsi Pembayaran dan Penyelesaian
pada Bank Sentral, Pengembangan
ASEAN Post Trade Services : Penyelesai­
an Perdagangan Antar Negara dalam
ruang lingkup ASEAN, dan Manajemen
Risiko dan Pengembangan Pasar OTC
di Pasar Modal Pakistan. KPEI yang
mendapatkan kesempatan pada hari
kedua menyampaikan materi tentang
Pengembangan dan T­antangan Pasar
Repo di pasar modal Indonesia. Pada
seminar hari kedua, dihadirkan pem­
bicara ahli dari JP Mogan dan Razor
TMX. JP Morgan menjelaskan tentang
upaya-upaya yang dapat di­
lakukan untuk mendorong
institusi CCP agar mampu
menjadi CCP yang kompe­
ten sehingga mampu mem­
peroleh status QCCP (Quali­
fied-CCP). Sementara Razor
TMX memaparkan perkem­
bangan OTC dan dampaknya
terhadap institusi CCP. KPEI
bergabung menjadi anggota
pertemuan AO CCP sejak ta­
hun 2001 dan berpartisipasi
secara rutin de­ngan mengi­
kuti pertemuan tiap tahun. Hingga
saat ini, KPEI telah dua kali menjadi
tuan rumah, yaitu pada AO CCP meet­
ing ke-7 (2010) dan AO CCP meeting
ke-11 (2014).
Saat ini kegiatan AO CCP hanya
berupa pertemuan rutin, tetapi menu­
rut Bambang, ke depan bukan tidak
mungkin dibentuk asosiasi AO CCP agar
memiliki wadah resmi bagi lembaga
CCP di kawasan Asia Oceania. Dengan
wadah resmi, asosiasi dapat memposisi­
kan diri dalam ruang lingkup internasi­
onal, sehingga dapat lebih mudah un­
tuk berkoordinasi dalam meng­hadapi
tantangan global. “Se­bagaimana dis­
epakati dalam pertemuan di Yogyakar­
ta, peserta 11th AOCCP sepakat untuk
menambahkan agenda meeting rutin
dengan kegiatan diskusi dalam bentuk
yang lebih terfokus,” ujar Bambang.F
[tim redaksi]
KPEI Newsletter
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
artikel khusus
Langkah KPEI Menjadi Bagian
dari CCP Global
Setelah resmi menjadi anggota CCP12,
KPEI melanjutkan perjalanannya
menjadi bagian dari CCP dunia dengan
menjadi tuan rumah penyelenggaraan
The 11th AO CCP Meeting.
P
ada 25 September 2014, PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI) tercatat secara sah menjadi bagian
dari CCP12. CCP12 merupakan sebuah organisasi CCP
(central counterparty) dunia dimana setiap anggotanya
bisa saling berkumpul dan berbagi informasi untuk saling
memajukan fungsi dan layanan sesama anggota CCP. Ber­
gabungnya KPEI menjadi anggota
baru CCP12 ini merupakan bukti ke­
seriusan KPEI dalam meningkatkan
layanannya sebagai lembaga kliring
penjaminan efek di Indonesia, seka­
ligus juga bentuk partisipasi KPEI
dalam kancah internasional. Ang­
gota CCP12 ini mencakup berbagai
belahan dunia di benua Amerika,
Asia, Australia, dan Eropa.
Dalam asisoasi yang saat ini ter­
diri dari 34 anggota, KPEI dan para
anggota lainnya dapat saling ber­
bagi informasi, mengenai perkem­
bangan terkini. Dalam berbagai
agenda kegiatan CCP12 juga me­
mungkinkan untuk membahas soal
kesepakatan atas standardisasi dan
membuat analisis atas berbagai isu di industri CCP.
Bagi KPEI sendiri, salah satu keuntungan nyata menjadi
bagian dari CCP12 adalah mendapatkan pengetahuan baru
dan perluasan jaringan (networking). Seperti disampaikan
Direktur KPEI, Indriani Darmawati, ada banyak pengetahuan
baru yang bisa diadopsi dari berbagai kegiatan CCP12. Inilah
yang bisa mengantarkan KPEI menjadi setara dengan lem­
baga sejenis sehingga bisa mampu bersaing secara global.
Seminar menjadi salah satu kegi­at­an yang rutin dilakukan
para anggota CCP12. Sebagai anggota baru, KPEI di­wakili
oleh Indriani Darmawati, berkesempatan memberikan pre­
sentasi tentang gambaran singkat proses bisnis KPEI dalam
kegiatan CCP12 Special General Meeting yang dilaksanakan
pada tanggal 24 -25 September 2014 di The Ritz Carlton,
Pudong, Shanghai. Dalam kesempatan itu, tema ‘Seminar
on Reform and Innovation of OTC Market after Crisis’ men­
jadi pokok pembahasan.
“Dalam seminar tersebut ada ilmu baru. Meskipun di
Indonesia peran KPEI dalam transaksi yang terjadi melalui
KPEI Newsletter
over the counter (OTC) belum berkembang, pengalaman
para CCP di sana bisa dipelajari dan diterapkan di Indone­
sia,” ujar Indriani Darmawati berbagi pengalaman selama di
sana. Ditambahkannya, saat ini KPEI sedang mengembang­
kan produk derivatif yang tergolong masih baru di Indone­
sia. Dari sisi risk management, menurut Indriani, akan sangat
berbeda dengan pasar saham. Melalui kegiatan ini, KPEI bisa
mendapatkan banyak bahan masukan dalam rangka mem­
bentuk produk derivatif equity dari anggota yang pernah
menjalankan hal serupa.
Dengan menjadi bagian dari industri keuangan global,
KPEI menyadari perlunya menyesuaikan diri dengan standarstandar yang berlaku internasional. Untuk itulah, KPEI perlu
menyesuaikan standar sesuai dengan 24 prinsip yang tertu­
ang dalam PFMI (Principal for Financial Market Infrastruc­
tures). PFMI merupakan standar
internasional yang dikeluarkan
oleh CPSS (Committee on Payment
and Settlement Systems) dan IOS­
CO (International Organization
of Securities Commissions). Finan­
cial Market Infrastructures (FMI)
ini memegang peranan penting
dalam sistem keuangan dan per­
ekonomian secara umum. Apabila
tidak dikelola dengan baik maka
FMI akan menjadi sumber krisis
keuangan, seperti penyalahgu­
naan likuiditas agunan dan keru­
gian kredit. “Prinsip-prinsip terse­
but merupakan petunjuk. Yang
namanya guidance pasti mem­
bawa kebaikan, walaupun susah.
Namun kalau mau go internasi­
onal pasti bahasanya (standarnya)
CCP12 terdiri
sama,” tutur Indriani Darmawati.
dari 34 anggota,
Sementara itu, pada 30 Ok­
KPEI dan para
anggota lainnya
tober - 1 November 2014 KPEI
dapat saling
mendapat kehormatan ditunjuk
berbagi informasi, sebagai tuan rumah dalam keg­
mengenai
iatan pertemuan tahunan lemba­
perkembangan
ga CCP di kawasan Asia Oceania
terkini.
CCP yang kesebelas (The 11th AO
CCP Meeting) di Yogyakarta. Aca­
ra ini dihadiri oleh 41 delegasi dari 12 institusi CCP di wilayah
Asia Oceania. AO CCP Meeting kali ini mengangkat tema
‘Strenghtening CCP Roles and Co­l­laborations’. Tema tersebut
merefleksikan perkembangan industri CCP global. Kegiatan
ini juga untuk memperkuat peran dan kolaborasi CCP di ka­
wasan Asia Oceania, sehingga mampu menjawab tantangan
global di masa mendatang.F
[tim redaksi]
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
artikel khusus
artikel khusus
Customer Satisfaction Survey
KPEI Raih Nilai Indeks Kepuasan
4.19 dari Skala 5
Adapun pertanyaan yang disampaikan
terbagi menjadi empat tema, yakni,
proses operasional, sistem informasi
teknologi, hukum dan peraturan, serta
la­yanan jasa petugas.
CSS 2014 dilakukan melalui surat
dan email yang langsung dikirimkan
ke alamat AK. KPEI memberikan ba­
tas waktu pengisian CSS antara 22-30
September 2014. Hasilnya, dari 112 AK
sebanyak 100% atau seluruhnya mem­
berikan tanggapan dengan mengem­
balikan lembaran CSS yang dikirimkan.
Setelah dilakukan analisa, pada 17
November 2014 CSS 2014 resmi selesai
dilaksanakan dengan hasil yang lebih
baik dibanding tahun sebelumnya.
Segera setelah survei selesai dilak­
sanakan, KPEI menga­dakan kegiatan
Focus Group Discussion (FGD) dengan
seluruh AK untuk menyampaikan hasil
survei kepuasan pelanggan dan tindak
lanjut yang telah dan akan dilakukan
oleh KPEI. Beberapa isu terkait layanan
KPEI yang saat ini sebenar­nya sudah
ada segera diklarifikasi dan dijelas­
kan kepada AK. Sedangkan beberapa
masukan dan saran untuk perbaikan
layanan yang saat ini telah tersedia
segera ditindaklanjuti oleh Unit ter­
kait. Sementara untuk penambahan
layanan yang saat ini belum tersedia
akan menjadi inisiatif di tahun men­
datang.F
Hasil Customer Satisfaction Survey (CSS) KPEI tahun
2014 meraih nilai indeks kepuasan 4.19, lebih tinggi
dibanding tahun sebelumnya 4.03
U
paya PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI) terus mening­
katkan kualitas pelayan­annya,
terefleksi pada nilai indeks kepuas­an
dari Customer Satisfaction Survey (CSS),
meningkat dari 4.03 di tahun 2013
menjadi 4.19 di tahun 2014 de­ngan
skala tertinggi 5.
Kegiatan CSS ini dilakukan KPEI
setiap tahun untuk me­ngetahui pan­
dangan dan penilaian Anggota Kli­ring
(AK) terhadap layanan KPEI serta se­
bagai upaya meningkatkan kualitas la­
yanan jasa kliring dan penjaminan ke­
pada AK. Disamping itu, kegiatan CSS
dilakukan untuk memenuhi ketentuan
Pedoman Mutu, Sistem Manajemen
Mutu ISO 9001:2008 KPEI, pasal 8.2.1
tentang Kepuasan Pemakai Jasa. Dalam beleid itu disebutkan, sebagai
salah satu dasar peng­ukuran kinerja
sistem manajemen mutu, KPEI meman­
tau informasi mengenai persepsi pe­
makai jasa terhadap perusahaan dalam
memenuhi persyaratan pemakai jasa.
Metode yang digunakan adalah de­
ngan melakukan survei kepuasan pe­
makai jasa yang diselenggarakan se­
cara periodik setahun sekali.
Melalui CSS, KPEI memperoleh gam­
baran yang objektif mengenai manfaat
layanan dan operasional bisnis KPEI
yang dirasakan oleh AK, mengidenti­
fikasi permasalahan yang dihadapi
oleh AK dalam operasional sehari-hari,
memperoleh masukan untuk perbaikan
layanan dan operasional bisnis KPEI di
masa datang, dan meningkatkan serta
menyempurnakan kualitas layanan jasa
kliring dan penjaminan KPEI.
Pertanyaan yang diajukan KPEI
pada AK dalam CSS 2014 seputar Layan­
an Jasa Operasional KPEI selama perio­
de Desember 2013 – Agustus 2014,
yang terdiri dari 3 bagian, yaitu tingkat
kepuasan detail, tingkat kepuasan
umum, dan masukan & tanggapan.
[tim redaksi]
Nilai CSS KPEI 2001 - 2014
4.22
4.46
4.45
4.42
4.03
4.35
3.30
3.00
2001
4.19
2003
2004
2005
2006
2007
2012
2013
2014
Note : - Tidak termasuk nilai CSS dari eksternal (tahun 2008/2009)
- Tahun 2001 & 2012 skala CSS tertinggl 4, sedangkan lainnya menggunakan skala CSS tertinggi 5
KPEI Newsletter
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
PROFIL
ERIZAL
Mengalir Seperti Air
Meski tidak pernah memasang target tinggi, ia tak
pernah membayangkan kariernya bisa semulus ini.
Kuncinya, hanya fokus, kerja keras, dan membiarkan
hidupnya mengalir.
F
ilosofi mengalir seperti air, men­
jadi kata yang tepat mengam­
barkan perjalanan hidup Erizal.
Komisaris PT Kliring Penjaminan Efek
Indonesia (KPEI) yang terpilih sejak
Juni 2013 ini, memang tidak pernah
memasang target tertentu dalam per­
jalanan kariernya. Beliau membiarkan
kariernya mengalir begitu saja dan
fokus pada apa yang dikerjakannya
saat itu. Itulah sebabnya ia tidak terlalu
sering berpindah tempat kerja. Sampai
dengan saat ini, beliau bekerja hanya
di tiga perusahaan.
Soal bekerja, ia sudah memulainya
sejak usia muda. Pria kelahiran Jakar­
ta, 24 Desember 1965 ini sudah harus
membantu sang Ibu berjualan sejak
duduk di bangku sekolah menengah.
Anak kelima dari sembilan bersaudara
ini, tiap pagi harus memarut singkong
yang akan digunakan sang Ibu mem­
buat kue.
Setelah menyelesaikan Sekolah
Menengah Atas (SMA), Erizal ha­
rus membiayai pendidikan perguruan
tingginya sendiri. Di tahun 1986, ia
berhasil masuk sebagai staf di PT Toy­
ota Astra Motor yang bertanggung
jawab dalam proses assembly produksi.
Sambil menyelesaikan pendidikan di
Akademi Keuangan dan Perbankan LPI
pada malam hari, ia bekerja di Toyota
pagi hari.
Berbekal ilmu perbankan yang di­
dapatkan semasa kuliah, ia melamar ke
PT Bank Niaga dan bekerja di sana sela­
ma lima tahun. Banyak hal yang dipe­
lajarinya selama berada di bank swasta
tersebut. Ia bahkan sempat mendapat
predikat sebagai karyawan teladan
di sana. “Saya berpikir kerja ini tidak
susah-susah amat kalau kita mau dan
fokus. Istilahnya jalan aja seperti air.
Kita tidak perlu menuntut, pasti orang
melihat. Kalau mereka tidak lihat, Tu­
han pasti lihat. Itu yang ada di benak
saya,” tutur ayah dua anak ini.
KPEI Newsletter
Seiring berjalannya waktu, kebu­
tuhan hidup bertambah. Hingga akhir­
nya di tahun 1996, Erizal memutuskan
pindah bekerja. Di waktu itu, Dan­
areksa Investment Management mem­
butuhkan tenaga dalam rangka me­
luncurkan produk reksadana pertama
kalinya di Indonesia. Masuk sebagai
orang baru di lingkungan Badan Usaha
Milik Ne­gara (BUMN) seperti Danareksa
menjadi tantangan tersendiri baginya.
“Di lingkungan itu banyak orang lama
yang levelnya manajer. Saya datang
jam 8, tidak ada orang di kantor. Saya
menjadi kepala di situ yang memba­
wahi orang-orang yang pangkatnya
lebih tinggi,” kisahnya sambil tertawa.
Selama berada di Danareksa tak
sedikit tawaran pekerjaan yang diteri­
manya. Namun Erizal menampiknya
karena masih ingin fokus dan merasa
menikmati pekerjaannya di Danarek­
sa. Ia bahkan sering terkejut sendiri
dengan perjalanan kariernya yang
terbilang lancar. “Saya juga bingung
kenapa karier saya selancar itu. Pada­
hal boleh dibilang saya background
sekolahnya tidak tinggi-tinggi amat.
Saya cuma lulusan Diploma Perbankan.
Orang lain juga mikir tidak mungkin
saya bisa sampai jadi direktur di Da­
nareksa,” kata pria pengemar olah
raga golf ini. Meski secara formal tidak
meneruskan pendidikan karena kesi­
bukannya dalam bekerja, ia merasa tak
pernah berhenti belajar.
Pelajaran berharga justru diper­
olehnya secara langsung dalam dunia
kerja. Untuk bisa diterima dalam ling­
kungan kerja, Erizal belajar banyak.
Untuk mengatur suatu unit, menurut­
nya, banyak pengorbanan yang dilaku­
kan baik waktu, perasaan, dan finan­
sial. Namun, baginya itu tidak masalah
asalkan unitnya mendapat penghar­
gaan yang layak.
Mengenai pasar modal, sebagai
salah seorang yang cukup lama terjun
di dunia tersebut, banyak pengalaman
yang sudah dienyamnya. Dari masa
mendorong-dorong troli berisi tum­
pukan saham sampai jaman scripless di
masa kini. Soal tantangan pasar modal
saat ini, menurutnya, lebih mengarah
ke perilaku pelaku industri. Ia mencon­
tohkan kasus Sarijaya Sekuritas bebera­
pa tahun silam yang mencoreng nama
industri. Inilah makanya, ia menyebut
bahwa tantangan terberat berasal dari
dalam diri sendiri. Bagaimana mem­
pertahankan kepercayaan investor, hal
itu menurutnya, perlu dijaga. Aturan
dan sistem untuk meminimalkan ka­
sus-kasus di pasar modal sendiri, menu­
rutnya, saat ini sudah berjalan baik.
Pagar pertahanannya sudah ada yaitu
SID (Single Investor Identity) dan RDN
(Rekening Dana Nasabah).
Sebagai komisaris KPEI, Erizal me­
lihat tantangan KPEI ke depan adalah
mengatur pasar OTC (over the counter)
obligasi. “Tantangan terbesar ada di
obligasi yang pola transaksinya melalui
OTC, tidak seperti bursa yang berdasar­
kan transaksi tawar menawar secara
langsung. Ke depan, saya ingin gimana
caranya KPEI bisa berpartisipasi sebagai
CCP (central counterparty) untuk OTC”
tutur anggota komite haircut KPEI dari
tahun 2011 ini. Menurutnya, sebagai
CCP, KPEI harus diberikan peran yang
lebih daripada sekarang, seperti meng­
atur transaksi luar bursa pasar surat
utang.F [tim redaksi]
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
edukasi
Gerakan Nasional Cinta (GENTA)
Pasar Modal
Pasar modal Indonesia bukanlah sarana investasi
yang eksklusif bagi kalangan tertentu. Masyarakat
umum bisa berinvestasi hanya dengan uang Rp 100
ribu. Dengan investasi berkala dalam jangka panjang,
berbagai kebutuhan yang berawal dari mimpi bisa
terwujud.
M
enjelang penghujung tahun
2014, PT Kliring Penjaminan
Efek Indonesia (KPEI) bersa­
ma PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
PT Kustodian Sentral Efek Indonesia
(KSEI) bekerjasama dengan Asosiasi
Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Aso­
siasi Pengelola Reksa Dana Indonesia
(APRDI), Asosiasi Profesi Pasar Modal
Indonesia (APPMI), Asosiasi
Emiten Indonesia (AEI), serta
dukungan dari Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), meluncurkan
program Gerakan Nasional
Cinta (GENTA) Pasar Modal.
Ini adalah salah satu upa­
ya mensosialisasikan pasar mo­
dal kepada masyarakat. Men­
gubah kebiasaan menabung
menjadi berinvestasi atau dari
banking society menjadi in­
vestment society. Dalam usia
ke-37 tahun, perjalanan pasar
modal Indonesia berkembang
cukup pesat, yang ditandai dengan per­
tumbuhan Indeks Harga Saham Gabu­
ngan (IHSG) BEI yang cenderung naik.
Namun, pertumbuhan yang tercermin
dari indikator perdagangan itu belum
terefleksi pada penambahan jumlah
investor pasar modal yang signifikan.
Berdasarkan data KSEI, jumlah sub rek­
ening di pasar modal baru mencapai
436.824 per Juli 2014, jumlah ini naik
sedikit dari total rekening pada Juli
2013 di kisaran 384.402. Dibandingkan
jumlah penduduk Indonesia yang ba­
nyaknya sekitar 240 juta, rasio investor
pasar modal hanya sekitar 0,16%. Ber­
dasarkan data OJK, jumlah penduduk
menengah yang berpotensi menjadi
investor pasar modal sebanyak 100 juta
orang. Artinya, masih banyak masyara­
kat yang belum memahami atau belum
menjadikan investasi sebagai sebuah
kebutuhan.
Pasar modal sama seperti pacar,
demikian kelakar Wakil Presiden RI Ju­
suf Kalla saat menghadiri peluncuran
GENTA Pasar Modal. Menurutnya,
pasar modal dan pacar harus samasama dilatarbelakangi dengan cinta.
“Tidak kenal karena tidak cinta, maka
saat inilah mengenalkan lebih baik
tentang pasar modal,” ungkapnya. Na­
mun, JK juga mengingatkan, cintanya
tidak boleh buta, harus selalu mengi­
kuti perkembangan dan mempelajari
industrinya.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar
Modal OJK Nurhaida usai melak­
sanakan seremoni dimulainya GENTA
Pasar Modal menyampaikan, melalui
program ini diharapkan pemahaman
masyarakat terhadap pasar modal me­
ningkat. “GENTA diharapkan menum­
buhkan investasi di Indonesia, selain
itu dapat membekali peningkatan pen­
getahuan masyarakat. Sebagai bagian
dari edukasi, program ini akan dia­
dakan berkelanjutan dan melibatkan
perguruan tinggi, emiten, media, Ang­
gota Bursa, dan Manajemen Investasi,”
katanya.Tidak hanya diisi kegiatan
sosialisasi dari regulator, fasilitator,
dan perusahaan efek serta manajer
investasi, sejumlah pesohor juga hadir
menyampaikan testimoni pada pelun­
curan GENTA.
GENTA Pasar Modal mengang­
kat tagline ‘Cerdas Investasiku, Cerah
Masa Depanku’ untuk menumbuhkan
kesadaran dan kecintaan masyarakat
Indonesia terhadap investasi di pasar
modal yang pada akhirnya diharapkan
dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia. “Program ini
dibuat untuk membekali masyarakat
dengan pengetahuan dan cara ber­
investasi yang benar di pasar modal,
melalui edukasi dan sosialisasi,” ung­
kap Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi,
saat menyampaikan kembali
mengenai program GENTA
Pasar Modal yang tak selesai
hanya pada peluncurannya
bulan November lalu.
Program ini, menurut
Hasan, memberi gambaran
bagaimana investasi di pasar
modal menjadi alternatif
investasi yang dapat me­
ningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Bagi kalangan
akademisi, program ini ber­
tujuan untuk meningkatkan
jumlah Sumber Daya Manu­
sia (SDM) sebagai pelaku serta menga­
plikasikan pengetahuan pasar modal
yang diperoleh di perguruan tinggi.
Bersamaan dengan peluncuran pro­
gram GENTA, menurut Hasan, diluncur­
kan pula produk ‘Sahamku’ dan ‘Reksa
Danaku’. Cukup dengam mempunyai
uang sebesar Rp 100.000 sebagai mod­
al investasi awal, sudah bisa jadi inves­
tor di pasar modal. “Dengan hanya Rp
100 ribu masyarakat sudah menjadi
investor di pasar modal, dengan mem­
beli reksadana. Melalui investasi rek­
sadana secara berkala dalam jangka
waktu panjang, seperti kebiasaan me­
nabung di bank, masyarakat Indonesia
dapat menikmati keuntungan investasi
untuk memenuhi kebutuhan di masa
depan, seperti membangun rumah,
menyekolahkan anak, atau membiayai
pensiun,“ papar Hasan.F [tim redaksi]
KPEI Newsletter
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
E dukasi
Mengenal Tahapan Assessment
PFMI-IOSCO
Financial Market Infrastructures (FMI) berperan penting
dalam mendukung aktivitas pembayaran, penyelesaian
maupun penyimpanan instrumen keuangan. KPEI pun
meresponsnya dengan melakukan assessment berdasarkan
rekomendasi PFMI-IOSCO.
F
inancial Market Infrastructures
(FMI) merupakan aspek penting
dalam sistem keuangan mau­
pun perekonomian dunia. Argumen ini
cukup beralasan melihat peran strate­
gis FMI yang sejauh ini berperan mem­
fasilitasi kegiatan pembayaran, mendu­
kung proses dan aktivitas penyelesaian
transaksi maupun penyimpanan instru­
men keuangan. Akan tetapi, pada sisi
lain, jika tidak dikelola dengan baik,
FMI justru bisa menjadi sumber krisis
keuangan, seperti praktik penyalahgu­
naan likuiditas agunan maupun risiko
karena kerugian kredit.
Berbagai pertimbangan strategis
ini pula yang melatarbelakangi lang­
kah KPEI mengikuti assessment ber­
dasarkan rekomendasi Principle for
Financial Market Infrastructures (PFMI)
yang dikeluarkan oleh International
Organization of Securities Commissions
(IOSCO). Tujuannya tidak lain adalah
mengidentifikasi hal-hal penting yang
membutuhkan perbaikan dalam proses
kerja KPEI sebagai central counterparty
(CCP) sekaligus penentuan hal-hal prio­
ritas yang membutuhkan perbaikan.
Hasil assessment dapat digunakan seb­
agai alat dalam melakukan identifikasi
dan pengembangan kapasitas KPEI se­
bagai CCP yang bertaraf internasional.
Direktur KPEI, Indriani Darmawati
mengatakan, karena pasar modal In­
donesia dan KPEI sudah masuk forum
organisasi global, konsekuensinya ha­
rus comply dengan standar interna­
sional, termasuk dengan PFMI yang
dikeluarkan IOSCO. Secara rinci stan­
dar itu mencakup aspek legal, risk
management, maupun guidance untuk
operasional. “Yang namanya guidance
pasti membawa kebaikan, walaupun
prosesnya susah. Kalau mau go inter­
national bahasanya atau standarnya
harus sama,” ujar Indriani Darmawati.
KPEI Newsletter
Proses assessment memanfaatkan
jasa konsultan yang pemilihannya
melalui tahapan seleksi atas sejumlah
kandidat. Setelah melalui proses se­
leksi, terpilih Konsultan Thomas Muray
(www.thomasmurray.com). Pemilihan
konsultan Thomas Muray berdasarkan
beberapa pertimbangan. Pertama, kon­­
sultan tersebut dinilai sangat ber­penga­
laman dalam industri pasar modal dan
selama ini menjadi external expert
IOSCO. Thomas Murray juga meru­
pakan konsultan yang berpengalaman
dalam melakukan assessment pada
CCP dan Central Securities Depository
(CSD) sekaligus berpengalaman dalam
melakukan assessment PFMI-IOSCO.
Ada empat tenaga konsultan pro­
fesional dari Thomas Murray yang men­
dukung proses assessment, masing-ma­
sing 2 konsultan yang didedikasikan
sebagai expert dalam assessment KPEI
sebgai CCP dan KSEI sebagai CSD. Me­
todologi yang digunakan dalam proses
assessment menggunakan Capital Mar­
ket Self-Assessment (CMSA) tools.
Cakupan proyek yang harus diker­
jakan oleh Thomas Murray adalah,
pertama, mengidentifikasi level com­
pliance berdasarkan rekomendasi dari
PFMI-IOSCO. Kedua, melakukan assess­
ment terhadap peraturan dan opera­
sional yang diterapkan di KPEI sebagai
CCP yang mengacu pada prinsip-prin­
sip PFMI-IOSCO. Ketiga, melakukan
gap analysis dan selanjutnya menyam­
paikan laporan berdasarkan hasil as­
sessment. Tahap terakhir, memberikan
rekomendasi tertulis dalam rangka
perbaikan dan penyempurnaan atas
hal-hal yang belum dipenuhi berdasar­
kan hasil asessment.
Ada sejumlah poin penting yang
bisa dilaporkan sebagai status penca­
paian terkini, berkaitan dengan assess­
ment ini. Pertama, proses inisiasi telah
selesai dilakukan dan Konsultan Thom­
as Murray ditunjuk sebagai sebagai
vendor terpilih. Kedua, proses penga­
daan dan penandatangan kontrak
telah selesai dilaksanakan pada 15 Sep­
tember 2014. Ketiga, workshop dalam
rangka PFMI-IOSCO Assessment telah
dilaksanakan pada 15-19 September
2014. Keempat, pengisian Questioner
CMSA Tools telah berlangsung pada 1
Oktober sampai dengan 14 November
2014, sedangkan due dilligence visit
berlangsung pada 24-28 November
2014.
Pada tahap due diligence visit, se­
lain tim Internal KPEI juga melibatkan
pihak regulator yakni Otoritas Jasa
Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia
(BI), wakil partisipan, dalam hal ini
Anggota Kliring, juga pihak eksternal
seperti Bank Pembayar maupun Audi­
tor Eksternal.
Sebelum tahun 2010, KPEI telah
mengikuti assessment dengan berbagai
pihak seperti IMF maupun World Bank
dengan mengacu pada prinsip-prinsip
IOSCO. Sedangkan standar compliance
PFMI baru keluar tahun 2012. Secara
umum, menurut Indriani Darmawati,
ketentuan baru ini detail dan relatif ti­
dak mudah. “Makanya kita melakukan
inisiatif ini dibantu dengan pihak ke­
tiga untuk self assessment. Kalau kita
sudah comply, pasti akan semakin me­
narik investor asing untuk berinvestasi
di Indonesia,” tutup Indriani.F
[tim redaksi]
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
edukasi
Kegiatan
Knowledge Management
Kuartal IV 2014
Berbagai kegiatan positif KLIK’ers yang dilaksanakan sepanjang
Kuartal IV 2014 diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas
karyawan KPEI.
A
jang sharing KLIK’ers pada
event Thanks KLIK It’s Friday
yang dilaksanakan di peng­
hujung kuartal-4 tahun 2014 adalah
“ASEAN Trading Link dalam rangka
ASEAN Economic Community” yang
dipaparkan oleh Bapak Iding Pardi,
Kepala Divisi Riset dan Pengembangan
Bisnis KPEI. Sharing ini bertujuan un­
tuk memberikan pengetahuan kepada
karyawan KPEI terkait dengan progress
dan kesiapan pasar modal Indonesia
umumnya, dan KPEI khususnya terkait
inisiatif integrasi pasar modal ASEAN.
Topik sharing lainnya yaitu Memilih
Hewan Qurban, yang dilakukan di bu­
lan oktober 2014, karena umat muslim
merayakan Idul Adha pada tanggal
5 Oktober. Sharing tentang Laporan
Keuangan KPEI 2013 juga dilakukan
agar karyawan KPEI lainnya menge­
tahui gambaran KPEI dari sisi laporan
keuangan. Kegiatan sharing sebenar­
nya tidak hanya dilakukan di event
Thanks KLIK It’s Friday. KLIK’ers dapat
melakukan sharing secara internal
dalam satu divisinya atau antar divisi
dimana topik yang disampaikan terba­
tas untuk kalangan sendiri.
Untuk CoP MARCO (Manajemen
Risiko), telah melaksanakan kegiatan
Eksternal Sharing (EKSIS) dengan
berkunjung ke kantor SIPF Indonesia
(Securities Investor Protection Fund
Indonesia) yang berlokasi di Menara
Global, Gatot Subroto pada tanggal
11 November 2014. Kedatangan tim
MARCO disambut baik oleh Direktur
Utama Bapak Yoyok Isharsaya dan
Direk­tur Bapak Hari Purnomo. Tim SIPF
Indonesia berbagi informasi dengan
menjelaskan bisnis dan operasional
yang dilakukan dalam kesehariannya.
Kegiatan ini telah memberikan pe­nge­
tahuan dan pengalaman kepada ang­
gota CoP MARCO terkait bisnis, ope­
rasional maupun pengelolaan risiko di
SIPF Indonesia.
Di bulan Desember 2014, CoP Investasi atau biasa disebut COPIN juga
meng­adakan kegiatan sharing Open
Mind dengan menghadirkan tokoh
muda sukses di bidang IT khususnya
Mobile Application untuk handphone.
Kegiatan lain yang tidak kalah se­
runya, tim COPIN telah membantu
menuangkan ide dan membuat materi
presentasi untuk kegiatan sharing di
Global Islamic School dengan mengang­
kat tema “Menabung dan Investasi”.
Di dalam materi tersebut di­sampaikan
pentingnya pendidikan anak sejak dini
khususnya terkait menabung dan in­
vestasi.
Sedangkan CoP Bahasa, telah
meng­aktifkan kembali kegiatan Ba­
sic English for Office Support dengan
materi Grammar. Para peserta yang se­
luruhnya merupakan karyawan dasar
KPEI mengikuti kegiatan ini dengan
sangat antusias, demikian juga para
pengajar­nya yang berasal dari kala­
ngan kar­yawan KPEI lainnya. Kegiatan
KPEI Fun Corner (KFC) dengan tanya
jawab dalam Bahasa Inggris kali ini
mengambil tema “To travel is to take
and journey into yourself”. Acara debat
dengan tema “Family or Affair”, meru­
pakan kegiatan seru-seruan lainnya
yang juga bagian dari KPEI Fun Corner
(KFC). Kegiatan lain yang dilakukan
adalah acara nonton film bersama dan
dilanjutkan mengupas film tersebut
menggunakan Bahasa Inggris.
Pada kuartal 4 ini, CoP Hobby meng­
adakan kegiatan yang beragam, dan
hampir seluruh kegiatan diikuti oleh
semua karyawan KPEI. Di bidang olah­
raga difokuskan untuk persiapan dan
pelaksanaan Turnamen Internal KPEI
2014. Berbagai cabang olahraga sep­
erti Bulutangkis, Squash, Futsal, Tenis
Lapangan, Tenis Meja, dan Paintball di­
pertandingkan antar lantai, yaitu lantai
2,4 dan 5. Di bidang fotografi, diadakan
Hunting Fotografi ke Kota Tua yang di­
lakukan berbarengan dengan Citytour
ke Ancol pada bulan November 2014.
Dilanjutkan dengan Hunting Fotografi
yang kedua di seputar Yogyakarta dan
Solo dengan obyek wisata Puthuksitum­
bu pada bulan Desember 2014.
KPEI Newsletter
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
kilas peristiwa
CPSS - PFMI IOSCO Workshop
KPEI dan KSEI membuka rangkaian kegiatan Committee of Payment and
Settlement System (CPSS) - Principles of Financial Market Infrastructure (PFMI)
International Organization of Securities Commissions (IOSCO) - Workshop yang
diselenggarakan pada tanggal 15 – 19 September 2014 di Ruang Rapat KSEI.
Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara detail terkait
panduan principles yang ditetapkan oleh CPSS-PFMI IOSCO terutama terkait
principles kelengkapan infrastruktur pasar modal kepada peserta perwakilan
KPEI dan KSEI. Diharapkan, dengan dilakukannya pemenuhan atas principles
PFMI ini oleh KPEI dan KSEI, dapat lebih meningkatkan kepercayaan dunia
internasional terhadap pasar modal Indonesia.
Keanggotaan KPEI dalam CCP 12 - The Global Association of
Central Counterparties
KPEI telah resmi menjadi anggota Central Counterparties (CCP) 12 pada
tanggal 25 September 2014. Penetapan ini dilaksanakan pada kegiatan CCP12
Special General Meeting (SGM) yang berlangsung di The Ritz Carlton, Pudong,
Shanghai. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Indriani Darmawati, Direktur KPEI,
memberikan presentasi mengenai gambaran singkat dan proses bisnis KPEI.
Dengan menjadi anggota CCP12 ini, diharapkan KPEI dapat meningkatkan
partisipasi dan kontribusinya terhadap pasar modal internasional, terutama
masalah yang dihadapi oleh keseluruhan anggota CCP.
Exchange Member Capacity Building
KPEI bersama BEI dan KSEI menyelenggarakan Exchange Members Capacity
Building yang bertema Equity Market in Shanghai pada tanggal 7 - 11
Oktober 2014 di Shanghai, China.
10 KPEI Newsletter
Penandatanganan MoU antara KPEI dan CCDC,
Pada tanggal 16 Oktober 2014, KPEI dan China
Central Depository and Clearing (CCDC) melakukan
penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum
of Understanding – MoU). Penandatanganan dilakukan
oleh Bapak Hasan Fawzi, Direktur Utama PT KPEI dan
Mr. Shui Ruqing, Presiden CCDC. Kegiatan MoU ini
diselenggarakan bersamaan dengan acara 18th ACG
General Meeting di Xi’an, Tiongkok. Penandatanganan
MoU ini bertujuan untuk membuka peluang kerjasama
di antara kedua negara contohnya tentang model bisnis
over the counter (OTC) fixed income.
Sosialisasi Mekanisme Institutional Delivery untuk
Bank Kustodian. KPEI menyelenggarakan sosialisasi
dan diskusi dengan tema Pengembangan Mekanisme
Institutional Delivery bersama Bank Kustodian (BK) pada
tanggal 18 November 2014 yang dihadiri oleh perwakilan
dari 20 Bank Kustodian. Pengembangan mekanisme
Institutional Delivery bertujuan untuk memfasilitasi
secara langsung penyelesaian transaksi bursa dari
nasabah institusi yang menempatkan efek-efeknya di
Bank Kustodian, sehingga dapat meningkatkan efisiensi
biaya dengan menghilangkan proses funding yang saat
ini dilakukan oleh Anggota Kliring.
Sosialisasi Pasar Modal Campus to Campus (HUT
Pasar Modal) di Kampus Politeknik Negeri Padang.
Pada tanggal 18 November 2014, KPEI bersama OJK,
BEI dan KSEI mengadakan acara Sosialisasi ke Kampus
Politeknik Negeri Padang. Acara sosialisasi tersebut
dibuka dengan kegiatan peresmian galeri investasi di
kampus Politeknik Negeri Padang (PNP) yang bekerja
sama dengan PT. Pinthraco Securites.
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
kilas peristiwa
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB)
KPEI Tahun 2014. KPEI mengadakan Rapat Umum
Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 20
Oktober 2014 bertempat di Private Dining Room Lantai
6, Hotel Ritz Carlton, Jakarta.
11th Asia Oceania-Central Counterparty (AO-CCP)
Sosialisasi dan Edukasi Gerakan Nasional
Cinta Pasar Modal
Pada tanggal 12 November 2014, KPEI , BEI, dan KSEI
bekerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia
(APEI), Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI),
Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia (APPMI), dan
Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), yang didukung oleh
Otoritas Jasa Keuangan (OJK), meluncurkan program
Gerakan Nasional Cinta (GENTA) Pasar Modal bertempat
di Istora Senayan Jakarta. Gerakan dengan tagline
‘Cerdas Investasiku, Cerah Masa Depanku’ ini bertujuan
untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan
masyarakat Indonesia terhadap investasi di pasar modal
yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Indonesia. Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Indonesia
Campus to Campus dan Workshop Wartawan. Dalam
rangka memperingati 37 tahun kembali diaktifkannya
Pasar Modal Indonesia, KPEI bersama dengan OJK, BEI
dan KSEI kembali menyelenggarakan rangkaian kegiatan
edukasi dan sosialisasi pasar modal Indonesia yang
bertemakan “Cerdas Investasiku, Cerah Masa Depanku” di Pontianak pada tanggal 27 November 2014. Selain
itu, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan workshop
wartawan. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Mercure,
Pontianak ini menghadirkan narasumber perwakilan
dari BEI, KPEI, KSEI, dan dihadiri oleh perwakilan dari 12
media lokal Pontianak.
Kegiatan Donor Darah (HUT Pasar Modal). Dalam
rangka memperingati 37 tahun diaktifkannya kembali
pasar modal Indonesia, KPEI bersama BEI dan KSEI
meyelenggarakan kegiatan donor darah yang be­ker­
jasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Kegiatan
ini dilakukan pada tanggal 22 Desember 2014 bertempat
di Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2 lantai 1. Donor
darah tersebut diikuti oleh khalayak umum terutama
karyawan yang bekerja di gedung Bursa Efek Indonesia.
KPEI menjadi tuan rumah yang kedua kalinya dalam pertemuan tahunan Asia
Oceania-Central Counterparty (AO-CCP) yang diselenggarakan pada tanggal
30 Oktober – 1 November 2014 di Hyatt Regency Hotel, Yogyakarta. Dihadiri
oleh 41 delegasi dari 12 negara anggota AO-CCP, serta undangan dari OJK,
BEI, dan KSEI. The 11th AO CCP meeting pada tahun ini mengangkat tema
“Strengthening CCP Roles and Collaborations”. Tema ini dianggap tepat
untuk merefleksikan perkembangan industri CCP secara global.
CEO Networking
KPEI bersama OJK, BEI dan KSEI menyelenggarakan acara CEO Networking
2014-Capacity Building for Listed Companies pada tanggal 6 Desember 2014
bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali. Acara teresebut ber­
tema “Opportunities and Challenges Toward ASEAN Economic Community
2015”, dimana perusahaan tercatat agar lebih siap dalam menghadapi era
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. CEO Networking dihadiri oleh para
Direksi perusahaan tercatat di BEI, Direksi Anggota Kliring dan Asosiasi serta
Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal Indonesia.
Penutupan Perdagangan Bursa 2014
Perdagangan saham di BEI tahun 2014 resmi ditutup pada tanggal 30 Desem­
ber 2014, penutupan perdagangan dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla
bersama beberapa menteri Kabinet Kerja, jajaran Direksi dan Komisaris Self
Regulatory Organization (SRO) serta para pelaku pasar. Pada sesi penutupan
akhir tahun, IHSG tercatat ditutup pada level 5.226,95 poin. Dengan semakin
stabilnya pergerakan IHSG, diharapkan akan semakin bertambah jumlah in­
vestor domestik untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia yang semakin
mengukuhkan peran pasar modal sebagai salah satu pilar pendukung per­
ekonomian nasional.
KPEI Newsletter
11
I
Edisi 1 Triwulan I l 2015
statistik
PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA
Transaksi Bursa
Penyelesaian Transaksi Bursa
Efisiensi
Frekuensi
Volume
Nilai
Volume
Nilai
Volume
(%)
Tertinggi harian
51,858,940
375,216
1,356,731,226,109
13,864,380,068
1,454,471,458,124,980
18,353,861,789,741
457,740,087,700
4,492,947,500
649,322,989,928,900
8,404,594,054,300
66.26
84.98
55.36
87.81
Rata-rata harian
214,293
5,606,327,381
6,010,212,636,880
1,891,487,966
2,683,152,850,946
64.87
54.24
Terendah harian
96,468
2,669,614,566
3,112,508,157,483
1,111,251,100
1,575,106,889,700
50.42
43.48
Total 2014
Nilai
(%)
* Data sampai dengan 30 Desember 2014
Alternate Cash Settlement (ACS)
ACS
Total 2014
Volume
Nilai
Fasilitas Intraday
Jumlah AK
(ACS)
AK
AK
Serah
Terima
24,224,988
99,001,514,125
31
Tertinggi harian
8,053,700
56,394,224,375
2
26
Rata-rata harian
100,103
409,097,166
0.13
0.43
-
-
-
Terendah harian
-
Penggunaan
Biaya
Total Penggunaan
176,188,159,548,300
4,868,539,674
Rata-Rata Bulanan
14,682,346,629,025
405,711,640
737,188,952,085
20,542,361
105
Rata-Rata Harian
* Data sampai dengan 30 Desember 2014
* Data sampai dengan 30 Desember 2014
POSISI DANA JAMINAN
Jenis Pasar
Ekuiti
KBIE
Obligasi
Grand Total
Nilai
Presentase
2,705,055,472,225
99.95%
1,218,954,157
0.05%
1,087,103
0.00%
2,706,275,513,484
100.00%
POSISI CADANGAN JAMINAN
Nilai
Cadangan Jaminan
128,511,729,882
-
* Data sampai dengan 30 Desember 2014
KOMPOSISI AGUNAN ONLINE
Jenis Instrumen
Uang
Saham
Obligasi
Grand Total
Nilai Agunan
Persentase
160,598,023,515
1.00%
15,340,655,839,978
95.49%
564,584,976,673
3.51%
16,065,838,840,166
100.00%
* Data sampai dengan 30 Desember 2014
KOMPOSISI AGUNAN OFFLINE
Jenis Instrumen
Nilai Agunan
Persentase
Bank Garansi
6,395,460,800,000
80.74%
Deposito
1,291,226,163,172
16.30%
223,197,989,182
2.82%
11,500,000,000
0.15%
7,921,384,952,353
100.0%
Agunan Minimum Kas
Seat BEI
Grand Total
* Data sampai dengan 30 Desember 2014
Transaksi Pinjam Meminjam Efek
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
November
Desember
Total
Total
Nilai
Volume
16,317,479,500
10,460,253,500
20,689,979,600
20,319,422,400
4,108,486,000
9,310,664,300
2,673,690,000
6,431,019,500
38,677,703,500
90,714,102,100
16,114,144,200
26,224,247,100
262,041,191,700
5,641,100
2,486,300
11,805,500
19,027,800
716,300
1,759,300
1,199,800
3,461,100
9,135,900
19,934,600
7,696,000
18,215,600
101,079,300
Frekuensi
53
28
42
44
16
8
20
18
17
29
14
18
307
Nilai
Rata-Rata Harian
Volume
526,370,306
373,580,482
667,418,697
677,314,080
132,531,806
310,355,4777
86,248,065
207,452,242
1,289,256,783
2,926,261,358
537,138,140
845,943,455
717,921,073
181,971
88,796
380,822
634,260
23,106
58,643
38,703
111,648
304,530
643,052
256,533
587,600
276,930
Jumlah hari
31
28
31
30
31
30
31
31
30
31
30
31
365
* Data sampai dengan 30 Desember 2014
12 KPEI Newsletter
Download