PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Edisi 1 indeks >> 1 Inisiatif Strategis untuk Optimalisasi Peran KPEI 3 4 5 6 I Tr i w u l a n I l 2015 Bertukar Informasi & Memperkenalkan Budaya Indonesia Langkah KPEI Menjadi Bagian dari CCP Global Customer Satisfaction Survey KPEI ERIZAL: Mengalir Seperti Air Gerakan Nasional Cinta (GENTA) 7 Pasar Modal 8 Mengenal Tahapan Assessment PFMI-IOSCO Kegiatan Knowledge Management 9 Kuartal IV 2014 10 Kilas Peristiwa 12 Statistik arti k el u tama Inisiatif Strategis untuk Optimalisasi Peran KPEI Empat program pengembangan infrastruktur pasar modal dan program inisiatif internal lainnya menjadi agenda kerja KPEI selama 2014. Sebagian merupakan program multi years yang akan berlangsung hingga 2016. Program-program strategis ini ikut menentukan arah pengembangan pasar modal Indonesia ke depan. T ahun 2014 bisa disebut sebagai tahun pengembang­ an bagi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI). Dalam rangka optimalisasi perannya sebagai Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP), KPEI bertindak sebagai koor­ dinator pelaksana program pengembangan infrastruktur pa­ sar modal sesuai dengan keputusan OJK pada empat inisiatif yang menjadi program kerja KPEI selama 2014. Empat inisi­ atif tersebut meliputi enhancement e-CLEARS, pengembang­ an penyelesaian dengan mekanisme institutional delivery, mekanisme penjaminan dengan skema baru dan kebijakan transaksi bursa dikecualikan, serta implementasi General Clearing Member (GCM). Enhancement e-CLEARS merupa­ kan upaya pengembangan kapasi­ Tahun 2014 tas sistem e-CLEARS dalam rangka bisa disebut memenuhi tuntutan proses bisnis sebagai tahun ke depan, serta antisipasi terhadap pengembangan pertum­buhan volume data yang bagi PT Kliring harus dikelola. “Program enhance­ Penjaminan ment e-CLEARS bertujuan untuk Efek Indonesia. me­lakukan perubahan menyeluruh me­nyangkut arsitektur maupun fra­ mework dari perangkat lunak sistem utama KPEI, tetapi tanpa mengubah proses bisnis KPEI, karena ini murni kebutuh­an perubahan aspek teknis eCLEARS,” tutur Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi. Selama tahun 2014, ada dua milestone yang berha­ sil diselesaikan. Pertama, penyusunan spsifikasi bisnis sistem e-CLEARS dan kedua, pelaksanaan proof of con­ cept (PoC) serta pemilihan vendor selaku pengembang sistem. Diharapkan, tahap pengembangan dan im­ple­ men­tasi sistem dapat diselesaikan pada akhir tahun 2015. KPEI Newsletter I Edisi 1 Triwulan I l 2015 artikel utama EDITORIAL Para stakeholders KPEI, memasuki akhir tahun 2014 dan menyambut tahun baru 2015, KPEI Newsletter menerbitkan edisi perdana tahun 2015. Pada edisi spesial ini, dalam rangka menyambut awal tahun 2015, terbit dengan tambah­an 4 halaman. Fokus pembahasan KPEI Newsletter kali ini adalah agenda kerja KPEI sepanjang tahun 2014. Kegiatan internasional yang dii­ kuti KPEI pada tahun 2014 seperti Asia Oceania Central Counterpar­ ties (AO-CCP), Keanggotaan KPEI pada CCP Global, dan Assessment PFMI-IOSCO mendapatkan ulasan khusus, membuktikan KPEI beru­ saha mewujudkan salah satu tema strategi KPEI yaitu Smart Globaliza­ tion. Selain itu, juga disajikan lapo­ ran atas survey kepuasan pengguna jasa (Customer Satisfaction Survey) KPEI tahun 2014, kegiatan GENTA Pasar Modal, profil Komisaris KPEI, dan kegiatan Knowledge Manage­ ment. Akhir kata, besar harapan kami melalui KPEI Newsletter edisi Perdana tahun 2015 ini, pembaca dapat memperdalam pengetahuan mengenai KPEI. Selamat Tahun Baru 2015. Hormat kami, Redaksi Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Penasihat: Direksi PT KPEI Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan Dewan Redaksi: Suryadi, Diah Sugiretno, Razif Yunus, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Rivanie Novalia Alamat Redaksi & Sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I Lt. 5, Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190, Telp. 021-5155115 Fax. 021-5155120 Toll Free 0800-100-KPEI (5734) email: [email protected] website www.kpei.co.id KPEI Newsletter Program kerja KPEI yang kedua aturan pelaksanaannya. terkait pengembangan penyelesai­ Insiatif keempat, implementasi GCM an dengan mekanisme institutional atau AK yang bisa mewakili Anggota delivery. Ini merupakan bagian dari Bursa (AB) lain untuk menyelesaikan ke­ rencana untuk melibatkan peran set­ wajiban kliring dan penyelesaian di KPEI. tlement agent, yakni bank kustodian Ini merupakan skema keanggotaan kli­ (BK) yang selama ini tidak terlibat ring bertingkat. “Tujuan diimplementasi­ langsung dalam skema penyelesaian kannya skema ini, supaya AB yang punya transaksi nasabah institusi. Tujuan modal di bawah persyaratan untuk men­ akhir dari project pengembangan ini jadi AK bisa fokus pada kegiatan transaksi untuk me­ningkatkan efisi­ensi opera­ dan mencari nasabah serta bisa beroperasi sional Ang­gota Kliring (AK) dengan lebih efisien, tidak perlu menjadi AK” tu­ menyederhanakan jalur konfirmasi- tur Hasan Fawzi. afirmasi secara terotomasi pada pe­ KPEI juga secara paralel menangani nyelesaian transaksi bursa, dan yang sejumlah program kerja internal yang ti­ paling pen­ting dapat menghilangkan dak kalah penting seperti pengembangan la­yanan pinjam meminjam efek (PME). Se­ biaya funding yang ditanggung AK. Inisiatif penting ketiga adalah me­ lain PME sistem reguler yang sudah terse­ kanisme penjaminan dengan skema dia saat ini, KPEI juga meluncurkan layanan baru dan kebijakan tran­ PME sistem Front End. Skema saksi bursa dikecualikan. baru tersebut diharapkan Pada skema baru pen­ dapat ikut mendorong likui­ KPEI juga jaminan akan dikenakan ditas transaksi bursa sekali­ secara pararel kebijakan yang lebih adil, menangani gus menjadi satu peluang dimana AK baru akan sejumlah program bisnis yang menguntungkan dikenakan dana partisipa­ kerja internal bagi AK dan BK dalam meng­ aktifkan aset-aset idle milik si karena AK lama sudah yang tidak kalah penting. memberikan kontrubusi investor. Di tahun 2014 juga, sebelumnya. Selain itu, dilakukan pengembangan skema baru ini mengatur urutan atau sistem untuk memfasilitasi PME Bilateral tahapan penggunaan dana jaminan dan Repurchase Agreement (REPO) ber­ serta urutan pengembalian dana jami­ sama KSEI dan Kore­a Securities Depository nan saat terjadi kegagalan. (KSD). Sejauh ini, penyusunan mekanisme Terkait kebijakan transaksi bursa bisnis sudah diselesaikan, dan dilanjutkan dikecualikan, terdapat dua hal yang dengan tahapan technical assistance sam­ di­atur yakni pertama, bahwa Bursa pai dengan pertengahan 2015. Jika berja­ dan LKP dapat menetapkan efek tidak lan lancar, diharapkan bi­sa diimplementa­ dijamin, artinya, saham-saham terse­ sikan pada akhir tahun 2015. but bisa ditransaksikan, tetapi tidak Program kerja internal berikutnya dijamin jika terjadi kegagalan. Yang yakni optimalisasi pasar derivatif yang kedua, bahwa Bursa dan LKP dapat ditangani bersama BEI. Melalui langkah menetapkan transaksi dipisahkan. Kon­ redefinisi dan revitalisasi, diharapkan sep ini mengatur, jika terdapat indi­ pasar derivatif yang selama ini mati suri kasi ketidak­wajaran atau pelanggaran bisa kembali bergairah. Pada April 2015, dalam mekanisme transaksi saham ter­ diharapkan pasar derivatif ditargetkan su­ tentu, maka Bursa dan LKP sabagai oto­ dah kembali aktif. ritas dapat melakukan penangguhan Program berikut yang tidak kalah atas penyelesaian transaksi tersebut penting adalah penyelesaian konsep sehingga tidak digabungkan dengan business continuity management (BCM). transaksi lain dalam proses kliring dan Penyu­sunan ulang prosedur BCM sampai penyelesaian. dengan pembuatan struktur tim telah se­ Mekanisme penjaminan dengan lesai dilakukan. Selain itu, KPEI juga sudah skema baru dan kebijakan transaksi memiliki kantor khusus di luar kantor uta­ bursa dikecualikan di atas tertuang ma yang akan menjadi basis operasi KPEI pada Peraturan OJK No 26 tanggal 19 bila terjadi gangguan di kantor utama. November 2014 dan berlaku sejak diu­ “Dengan demikian bila terjadi kondisi luar mumkan. Namun untuk kebijakan tran­ biasa, KPEI tetap bisa beroperasi dengan saksi bursa dikecualikan akan berlaku segala prosedur dan kelengkapan BCM,” per 1 Januari 2016 karena harus ada tutup Hasan Fawzi.F [tim redaksi] I Edisi 1 Triwulan I l 2015 artikel khusus Bertukar Informasi & Memperkenalkan Budaya Indonesia Menjadi tuan rumah Asia Oceania Central Counterparties (AO CCP) Meeting ke-11, tak cuma semakin mempererat kerjasama antar lembaga, juga menjadi kesempatan KPEI memperkenalkan budaya Indonesia kepada 12 anggota CCP dari berbagai negara di kawasan Asia Pasifik. P ada bulan Oktober 2014, telah diselenggarakan kegiatan AO CCP Meeting ke-11 di Yogja­ karta. AO CCP Meeting merupakan pertemuan antar lembaga yang ber­ peran sebagai central counterparty (CCP) di wilayah Asia Oceania. Tahun 2014, kegiatan AO CCP diikuti oleh 12 lembaga dari beberapa negara, yaitu, Tokyo Stock Exchange (TSE), Japan Se­ curities Clearing Corpora­ tion (JSCC), Taiwan Stock Exchange (TWSE), Korea Exchange (KRX), Taiwan Depository and Clearing Corporation (TDCC), India Clearing Corporation Limi­ ted (ICCL), National Clear­ ing Corporation of Pakistan Limited (NCCPL), Singapore Exchange (SGX), Bursa Ma­ laysia, Securities Clearing Corporation of the Phili­ pines (SCC of Philipines), Central Securities Depository of Iran (CSDI), dan KPEI. Selain bertemu untuk berbagi informasi dan pengetahuan, ajang ini menjadi kesempatan bagi tuan rumah memperkenalkan nega­ ranya. “Para peserta tampak terpesona pada budaya Yogyakarta, karena se­ lama ini mereka lebih banyak hanya mengenal Pulau Bali sebagai tujuan wisata di Indonesia. Ini bagus untuk memperkenalkan pariwisata dan bu­ daya,” ujar Bambang Widodo, Direk­ tur KPEI yang menjadi ketua panitia AO CCP ke-11. Melalui kegiatan tahunan ini, menurut Bambang, diharapkan mam­ pu membangun kerjasama dalam me­ ningkatkan industri pasar modal di ma­ sing-masing negara. Tujuan akhir yang diharapkan bersama adalah bagaima­ na agar CCP di tiap negara mampu me­ ningkatkan keamanan, transparansi, dan efisiensi di pasar modal. “Kegiatan AO CCP meeting diharapkan menjadi sarana untuk meningkatkan kolab­ orasi antar CCP agar berdampak posi­ tif pada perkembangan pasar modal,” paparnya. Selain itu, melalui kegiatan ini, kata Bambang, akan memperkuat kolaborasi CCP di Asia Oceania agar siap untuk menghadapi perkemban­ gan dan tantangan industri keuangan Gbr Ilustrasi global. AO CCP ke-11 mengusung tema Strengthening CCP Roles Collabora­ tion, dengan sub tema Bilateral and OTC CCP services dan Embracing Glo­ bal and Regional CCP Linkages. Dalam seminar yang dilakukan dalam dua hari ini, 11 lembaga menyampaikan materi pres­entasi. JSCC berbicara mengenai Perkembangan Sistem Manajemen Risi­ ko yang diterapkan di lembaganya. Sementara TDCC mengangkat materi Deregulasi terhadap Sistem Trading Harian (day trading) dalam Pasar Mo­ dal Taiwan. Pembahasan menarik disajikan oleh TSE, KRX, SGX, dan ICCL mengenai Pengembangan Pasar Over The Counter (OTC) yang telah diterapkan di masingmasing negara. Berikutnya, berturutturut, SCCP, BM dan NCCPL masingmasing memaparkan soal Penggunaan Pihak Ketiga di luar Perusahaan Sekuri­ tas untuk Melakukan Kegiatan Settle­ ment (Account Operator Model/Bro­ker Outsourcing) dan Mengembangkan Fungsi Pembayaran dan Penyelesaian pada Bank Sentral, Pengembangan ASEAN Post Trade Services : Penyelesai­ an Perdagangan Antar Negara dalam ruang lingkup ASEAN, dan Manajemen Risiko dan Pengembangan Pasar OTC di Pasar Modal Pakistan. KPEI yang mendapatkan kesempatan pada hari kedua menyampaikan materi tentang Pengembangan dan T­antangan Pasar Repo di pasar modal Indonesia. Pada seminar hari kedua, dihadirkan pem­ bicara ahli dari JP Mogan dan Razor TMX. JP Morgan menjelaskan tentang upaya-upaya yang dapat di­ lakukan untuk mendorong institusi CCP agar mampu menjadi CCP yang kompe­ ten sehingga mampu mem­ peroleh status QCCP (Quali­ fied-CCP). Sementara Razor TMX memaparkan perkem­ bangan OTC dan dampaknya terhadap institusi CCP. KPEI bergabung menjadi anggota pertemuan AO CCP sejak ta­ hun 2001 dan berpartisipasi secara rutin de­ngan mengi­ kuti pertemuan tiap tahun. Hingga saat ini, KPEI telah dua kali menjadi tuan rumah, yaitu pada AO CCP meet­ ing ke-7 (2010) dan AO CCP meeting ke-11 (2014). Saat ini kegiatan AO CCP hanya berupa pertemuan rutin, tetapi menu­ rut Bambang, ke depan bukan tidak mungkin dibentuk asosiasi AO CCP agar memiliki wadah resmi bagi lembaga CCP di kawasan Asia Oceania. Dengan wadah resmi, asosiasi dapat memposisi­ kan diri dalam ruang lingkup internasi­ onal, sehingga dapat lebih mudah un­ tuk berkoordinasi dalam meng­hadapi tantangan global. “Se­bagaimana dis­ epakati dalam pertemuan di Yogyakar­ ta, peserta 11th AOCCP sepakat untuk menambahkan agenda meeting rutin dengan kegiatan diskusi dalam bentuk yang lebih terfokus,” ujar Bambang.F [tim redaksi] KPEI Newsletter I Edisi 1 Triwulan I l 2015 artikel khusus Langkah KPEI Menjadi Bagian dari CCP Global Setelah resmi menjadi anggota CCP12, KPEI melanjutkan perjalanannya menjadi bagian dari CCP dunia dengan menjadi tuan rumah penyelenggaraan The 11th AO CCP Meeting. P ada 25 September 2014, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) tercatat secara sah menjadi bagian dari CCP12. CCP12 merupakan sebuah organisasi CCP (central counterparty) dunia dimana setiap anggotanya bisa saling berkumpul dan berbagi informasi untuk saling memajukan fungsi dan layanan sesama anggota CCP. Ber­ gabungnya KPEI menjadi anggota baru CCP12 ini merupakan bukti ke­ seriusan KPEI dalam meningkatkan layanannya sebagai lembaga kliring penjaminan efek di Indonesia, seka­ ligus juga bentuk partisipasi KPEI dalam kancah internasional. Ang­ gota CCP12 ini mencakup berbagai belahan dunia di benua Amerika, Asia, Australia, dan Eropa. Dalam asisoasi yang saat ini ter­ diri dari 34 anggota, KPEI dan para anggota lainnya dapat saling ber­ bagi informasi, mengenai perkem­ bangan terkini. Dalam berbagai agenda kegiatan CCP12 juga me­ mungkinkan untuk membahas soal kesepakatan atas standardisasi dan membuat analisis atas berbagai isu di industri CCP. Bagi KPEI sendiri, salah satu keuntungan nyata menjadi bagian dari CCP12 adalah mendapatkan pengetahuan baru dan perluasan jaringan (networking). Seperti disampaikan Direktur KPEI, Indriani Darmawati, ada banyak pengetahuan baru yang bisa diadopsi dari berbagai kegiatan CCP12. Inilah yang bisa mengantarkan KPEI menjadi setara dengan lem­ baga sejenis sehingga bisa mampu bersaing secara global. Seminar menjadi salah satu kegi­at­an yang rutin dilakukan para anggota CCP12. Sebagai anggota baru, KPEI di­wakili oleh Indriani Darmawati, berkesempatan memberikan pre­ sentasi tentang gambaran singkat proses bisnis KPEI dalam kegiatan CCP12 Special General Meeting yang dilaksanakan pada tanggal 24 -25 September 2014 di The Ritz Carlton, Pudong, Shanghai. Dalam kesempatan itu, tema ‘Seminar on Reform and Innovation of OTC Market after Crisis’ men­ jadi pokok pembahasan. “Dalam seminar tersebut ada ilmu baru. Meskipun di Indonesia peran KPEI dalam transaksi yang terjadi melalui KPEI Newsletter over the counter (OTC) belum berkembang, pengalaman para CCP di sana bisa dipelajari dan diterapkan di Indone­ sia,” ujar Indriani Darmawati berbagi pengalaman selama di sana. Ditambahkannya, saat ini KPEI sedang mengembang­ kan produk derivatif yang tergolong masih baru di Indone­ sia. Dari sisi risk management, menurut Indriani, akan sangat berbeda dengan pasar saham. Melalui kegiatan ini, KPEI bisa mendapatkan banyak bahan masukan dalam rangka mem­ bentuk produk derivatif equity dari anggota yang pernah menjalankan hal serupa. Dengan menjadi bagian dari industri keuangan global, KPEI menyadari perlunya menyesuaikan diri dengan standarstandar yang berlaku internasional. Untuk itulah, KPEI perlu menyesuaikan standar sesuai dengan 24 prinsip yang tertu­ ang dalam PFMI (Principal for Financial Market Infrastruc­ tures). PFMI merupakan standar internasional yang dikeluarkan oleh CPSS (Committee on Payment and Settlement Systems) dan IOS­ CO (International Organization of Securities Commissions). Finan­ cial Market Infrastructures (FMI) ini memegang peranan penting dalam sistem keuangan dan per­ ekonomian secara umum. Apabila tidak dikelola dengan baik maka FMI akan menjadi sumber krisis keuangan, seperti penyalahgu­ naan likuiditas agunan dan keru­ gian kredit. “Prinsip-prinsip terse­ but merupakan petunjuk. Yang namanya guidance pasti mem­ bawa kebaikan, walaupun susah. Namun kalau mau go internasi­ onal pasti bahasanya (standarnya) CCP12 terdiri sama,” tutur Indriani Darmawati. dari 34 anggota, Sementara itu, pada 30 Ok­ KPEI dan para anggota lainnya tober - 1 November 2014 KPEI dapat saling mendapat kehormatan ditunjuk berbagi informasi, sebagai tuan rumah dalam keg­ mengenai iatan pertemuan tahunan lemba­ perkembangan ga CCP di kawasan Asia Oceania terkini. CCP yang kesebelas (The 11th AO CCP Meeting) di Yogyakarta. Aca­ ra ini dihadiri oleh 41 delegasi dari 12 institusi CCP di wilayah Asia Oceania. AO CCP Meeting kali ini mengangkat tema ‘Strenghtening CCP Roles and Co­l­laborations’. Tema tersebut merefleksikan perkembangan industri CCP global. Kegiatan ini juga untuk memperkuat peran dan kolaborasi CCP di ka­ wasan Asia Oceania, sehingga mampu menjawab tantangan global di masa mendatang.F [tim redaksi] I Edisi 1 Triwulan I l 2015 artikel khusus artikel khusus Customer Satisfaction Survey KPEI Raih Nilai Indeks Kepuasan 4.19 dari Skala 5 Adapun pertanyaan yang disampaikan terbagi menjadi empat tema, yakni, proses operasional, sistem informasi teknologi, hukum dan peraturan, serta la­yanan jasa petugas. CSS 2014 dilakukan melalui surat dan email yang langsung dikirimkan ke alamat AK. KPEI memberikan ba­ tas waktu pengisian CSS antara 22-30 September 2014. Hasilnya, dari 112 AK sebanyak 100% atau seluruhnya mem­ berikan tanggapan dengan mengem­ balikan lembaran CSS yang dikirimkan. Setelah dilakukan analisa, pada 17 November 2014 CSS 2014 resmi selesai dilaksanakan dengan hasil yang lebih baik dibanding tahun sebelumnya. Segera setelah survei selesai dilak­ sanakan, KPEI menga­dakan kegiatan Focus Group Discussion (FGD) dengan seluruh AK untuk menyampaikan hasil survei kepuasan pelanggan dan tindak lanjut yang telah dan akan dilakukan oleh KPEI. Beberapa isu terkait layanan KPEI yang saat ini sebenar­nya sudah ada segera diklarifikasi dan dijelas­ kan kepada AK. Sedangkan beberapa masukan dan saran untuk perbaikan layanan yang saat ini telah tersedia segera ditindaklanjuti oleh Unit ter­ kait. Sementara untuk penambahan layanan yang saat ini belum tersedia akan menjadi inisiatif di tahun men­ datang.F Hasil Customer Satisfaction Survey (CSS) KPEI tahun 2014 meraih nilai indeks kepuasan 4.19, lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya 4.03 U paya PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) terus mening­ katkan kualitas pelayan­annya, terefleksi pada nilai indeks kepuas­an dari Customer Satisfaction Survey (CSS), meningkat dari 4.03 di tahun 2013 menjadi 4.19 di tahun 2014 de­ngan skala tertinggi 5. Kegiatan CSS ini dilakukan KPEI setiap tahun untuk me­ngetahui pan­ dangan dan penilaian Anggota Kli­ring (AK) terhadap layanan KPEI serta se­ bagai upaya meningkatkan kualitas la­ yanan jasa kliring dan penjaminan ke­ pada AK. Disamping itu, kegiatan CSS dilakukan untuk memenuhi ketentuan Pedoman Mutu, Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008 KPEI, pasal 8.2.1 tentang Kepuasan Pemakai Jasa. Dalam beleid itu disebutkan, sebagai salah satu dasar peng­ukuran kinerja sistem manajemen mutu, KPEI meman­ tau informasi mengenai persepsi pe­ makai jasa terhadap perusahaan dalam memenuhi persyaratan pemakai jasa. Metode yang digunakan adalah de­ ngan melakukan survei kepuasan pe­ makai jasa yang diselenggarakan se­ cara periodik setahun sekali. Melalui CSS, KPEI memperoleh gam­ baran yang objektif mengenai manfaat layanan dan operasional bisnis KPEI yang dirasakan oleh AK, mengidenti­ fikasi permasalahan yang dihadapi oleh AK dalam operasional sehari-hari, memperoleh masukan untuk perbaikan layanan dan operasional bisnis KPEI di masa datang, dan meningkatkan serta menyempurnakan kualitas layanan jasa kliring dan penjaminan KPEI. Pertanyaan yang diajukan KPEI pada AK dalam CSS 2014 seputar Layan­ an Jasa Operasional KPEI selama perio­ de Desember 2013 – Agustus 2014, yang terdiri dari 3 bagian, yaitu tingkat kepuasan detail, tingkat kepuasan umum, dan masukan & tanggapan. [tim redaksi] Nilai CSS KPEI 2001 - 2014 4.22 4.46 4.45 4.42 4.03 4.35 3.30 3.00 2001 4.19 2003 2004 2005 2006 2007 2012 2013 2014 Note : - Tidak termasuk nilai CSS dari eksternal (tahun 2008/2009) - Tahun 2001 & 2012 skala CSS tertinggl 4, sedangkan lainnya menggunakan skala CSS tertinggi 5 KPEI Newsletter I Edisi 1 Triwulan I l 2015 PROFIL ERIZAL Mengalir Seperti Air Meski tidak pernah memasang target tinggi, ia tak pernah membayangkan kariernya bisa semulus ini. Kuncinya, hanya fokus, kerja keras, dan membiarkan hidupnya mengalir. F ilosofi mengalir seperti air, men­ jadi kata yang tepat mengam­ barkan perjalanan hidup Erizal. Komisaris PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) yang terpilih sejak Juni 2013 ini, memang tidak pernah memasang target tertentu dalam per­ jalanan kariernya. Beliau membiarkan kariernya mengalir begitu saja dan fokus pada apa yang dikerjakannya saat itu. Itulah sebabnya ia tidak terlalu sering berpindah tempat kerja. Sampai dengan saat ini, beliau bekerja hanya di tiga perusahaan. Soal bekerja, ia sudah memulainya sejak usia muda. Pria kelahiran Jakar­ ta, 24 Desember 1965 ini sudah harus membantu sang Ibu berjualan sejak duduk di bangku sekolah menengah. Anak kelima dari sembilan bersaudara ini, tiap pagi harus memarut singkong yang akan digunakan sang Ibu mem­ buat kue. Setelah menyelesaikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Erizal ha­ rus membiayai pendidikan perguruan tingginya sendiri. Di tahun 1986, ia berhasil masuk sebagai staf di PT Toy­ ota Astra Motor yang bertanggung jawab dalam proses assembly produksi. Sambil menyelesaikan pendidikan di Akademi Keuangan dan Perbankan LPI pada malam hari, ia bekerja di Toyota pagi hari. Berbekal ilmu perbankan yang di­ dapatkan semasa kuliah, ia melamar ke PT Bank Niaga dan bekerja di sana sela­ ma lima tahun. Banyak hal yang dipe­ lajarinya selama berada di bank swasta tersebut. Ia bahkan sempat mendapat predikat sebagai karyawan teladan di sana. “Saya berpikir kerja ini tidak susah-susah amat kalau kita mau dan fokus. Istilahnya jalan aja seperti air. Kita tidak perlu menuntut, pasti orang melihat. Kalau mereka tidak lihat, Tu­ han pasti lihat. Itu yang ada di benak saya,” tutur ayah dua anak ini. KPEI Newsletter Seiring berjalannya waktu, kebu­ tuhan hidup bertambah. Hingga akhir­ nya di tahun 1996, Erizal memutuskan pindah bekerja. Di waktu itu, Dan­ areksa Investment Management mem­ butuhkan tenaga dalam rangka me­ luncurkan produk reksadana pertama kalinya di Indonesia. Masuk sebagai orang baru di lingkungan Badan Usaha Milik Ne­gara (BUMN) seperti Danareksa menjadi tantangan tersendiri baginya. “Di lingkungan itu banyak orang lama yang levelnya manajer. Saya datang jam 8, tidak ada orang di kantor. Saya menjadi kepala di situ yang memba­ wahi orang-orang yang pangkatnya lebih tinggi,” kisahnya sambil tertawa. Selama berada di Danareksa tak sedikit tawaran pekerjaan yang diteri­ manya. Namun Erizal menampiknya karena masih ingin fokus dan merasa menikmati pekerjaannya di Danarek­ sa. Ia bahkan sering terkejut sendiri dengan perjalanan kariernya yang terbilang lancar. “Saya juga bingung kenapa karier saya selancar itu. Pada­ hal boleh dibilang saya background sekolahnya tidak tinggi-tinggi amat. Saya cuma lulusan Diploma Perbankan. Orang lain juga mikir tidak mungkin saya bisa sampai jadi direktur di Da­ nareksa,” kata pria pengemar olah raga golf ini. Meski secara formal tidak meneruskan pendidikan karena kesi­ bukannya dalam bekerja, ia merasa tak pernah berhenti belajar. Pelajaran berharga justru diper­ olehnya secara langsung dalam dunia kerja. Untuk bisa diterima dalam ling­ kungan kerja, Erizal belajar banyak. Untuk mengatur suatu unit, menurut­ nya, banyak pengorbanan yang dilaku­ kan baik waktu, perasaan, dan finan­ sial. Namun, baginya itu tidak masalah asalkan unitnya mendapat penghar­ gaan yang layak. Mengenai pasar modal, sebagai salah seorang yang cukup lama terjun di dunia tersebut, banyak pengalaman yang sudah dienyamnya. Dari masa mendorong-dorong troli berisi tum­ pukan saham sampai jaman scripless di masa kini. Soal tantangan pasar modal saat ini, menurutnya, lebih mengarah ke perilaku pelaku industri. Ia mencon­ tohkan kasus Sarijaya Sekuritas bebera­ pa tahun silam yang mencoreng nama industri. Inilah makanya, ia menyebut bahwa tantangan terberat berasal dari dalam diri sendiri. Bagaimana mem­ pertahankan kepercayaan investor, hal itu menurutnya, perlu dijaga. Aturan dan sistem untuk meminimalkan ka­ sus-kasus di pasar modal sendiri, menu­ rutnya, saat ini sudah berjalan baik. Pagar pertahanannya sudah ada yaitu SID (Single Investor Identity) dan RDN (Rekening Dana Nasabah). Sebagai komisaris KPEI, Erizal me­ lihat tantangan KPEI ke depan adalah mengatur pasar OTC (over the counter) obligasi. “Tantangan terbesar ada di obligasi yang pola transaksinya melalui OTC, tidak seperti bursa yang berdasar­ kan transaksi tawar menawar secara langsung. Ke depan, saya ingin gimana caranya KPEI bisa berpartisipasi sebagai CCP (central counterparty) untuk OTC” tutur anggota komite haircut KPEI dari tahun 2011 ini. Menurutnya, sebagai CCP, KPEI harus diberikan peran yang lebih daripada sekarang, seperti meng­ atur transaksi luar bursa pasar surat utang.F [tim redaksi] I Edisi 1 Triwulan I l 2015 edukasi Gerakan Nasional Cinta (GENTA) Pasar Modal Pasar modal Indonesia bukanlah sarana investasi yang eksklusif bagi kalangan tertentu. Masyarakat umum bisa berinvestasi hanya dengan uang Rp 100 ribu. Dengan investasi berkala dalam jangka panjang, berbagai kebutuhan yang berawal dari mimpi bisa terwujud. M enjelang penghujung tahun 2014, PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) bersa­ ma PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dan PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) bekerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Aso­ siasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia (APPMI), Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), serta dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), meluncurkan program Gerakan Nasional Cinta (GENTA) Pasar Modal. Ini adalah salah satu upa­ ya mensosialisasikan pasar mo­ dal kepada masyarakat. Men­ gubah kebiasaan menabung menjadi berinvestasi atau dari banking society menjadi in­ vestment society. Dalam usia ke-37 tahun, perjalanan pasar modal Indonesia berkembang cukup pesat, yang ditandai dengan per­ tumbuhan Indeks Harga Saham Gabu­ ngan (IHSG) BEI yang cenderung naik. Namun, pertumbuhan yang tercermin dari indikator perdagangan itu belum terefleksi pada penambahan jumlah investor pasar modal yang signifikan. Berdasarkan data KSEI, jumlah sub rek­ ening di pasar modal baru mencapai 436.824 per Juli 2014, jumlah ini naik sedikit dari total rekening pada Juli 2013 di kisaran 384.402. Dibandingkan jumlah penduduk Indonesia yang ba­ nyaknya sekitar 240 juta, rasio investor pasar modal hanya sekitar 0,16%. Ber­ dasarkan data OJK, jumlah penduduk menengah yang berpotensi menjadi investor pasar modal sebanyak 100 juta orang. Artinya, masih banyak masyara­ kat yang belum memahami atau belum menjadikan investasi sebagai sebuah kebutuhan. Pasar modal sama seperti pacar, demikian kelakar Wakil Presiden RI Ju­ suf Kalla saat menghadiri peluncuran GENTA Pasar Modal. Menurutnya, pasar modal dan pacar harus samasama dilatarbelakangi dengan cinta. “Tidak kenal karena tidak cinta, maka saat inilah mengenalkan lebih baik tentang pasar modal,” ungkapnya. Na­ mun, JK juga mengingatkan, cintanya tidak boleh buta, harus selalu mengi­ kuti perkembangan dan mempelajari industrinya. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Nurhaida usai melak­ sanakan seremoni dimulainya GENTA Pasar Modal menyampaikan, melalui program ini diharapkan pemahaman masyarakat terhadap pasar modal me­ ningkat. “GENTA diharapkan menum­ buhkan investasi di Indonesia, selain itu dapat membekali peningkatan pen­ getahuan masyarakat. Sebagai bagian dari edukasi, program ini akan dia­ dakan berkelanjutan dan melibatkan perguruan tinggi, emiten, media, Ang­ gota Bursa, dan Manajemen Investasi,” katanya.Tidak hanya diisi kegiatan sosialisasi dari regulator, fasilitator, dan perusahaan efek serta manajer investasi, sejumlah pesohor juga hadir menyampaikan testimoni pada pelun­ curan GENTA. GENTA Pasar Modal mengang­ kat tagline ‘Cerdas Investasiku, Cerah Masa Depanku’ untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap investasi di pasar modal yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. “Program ini dibuat untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan dan cara ber­ investasi yang benar di pasar modal, melalui edukasi dan sosialisasi,” ung­ kap Direktur Utama KPEI, Hasan Fawzi, saat menyampaikan kembali mengenai program GENTA Pasar Modal yang tak selesai hanya pada peluncurannya bulan November lalu. Program ini, menurut Hasan, memberi gambaran bagaimana investasi di pasar modal menjadi alternatif investasi yang dapat me­ ningkatkan kesejahteraan masyarakat. Bagi kalangan akademisi, program ini ber­ tujuan untuk meningkatkan jumlah Sumber Daya Manu­ sia (SDM) sebagai pelaku serta menga­ plikasikan pengetahuan pasar modal yang diperoleh di perguruan tinggi. Bersamaan dengan peluncuran pro­ gram GENTA, menurut Hasan, diluncur­ kan pula produk ‘Sahamku’ dan ‘Reksa Danaku’. Cukup dengam mempunyai uang sebesar Rp 100.000 sebagai mod­ al investasi awal, sudah bisa jadi inves­ tor di pasar modal. “Dengan hanya Rp 100 ribu masyarakat sudah menjadi investor di pasar modal, dengan mem­ beli reksadana. Melalui investasi rek­ sadana secara berkala dalam jangka waktu panjang, seperti kebiasaan me­ nabung di bank, masyarakat Indonesia dapat menikmati keuntungan investasi untuk memenuhi kebutuhan di masa depan, seperti membangun rumah, menyekolahkan anak, atau membiayai pensiun,“ papar Hasan.F [tim redaksi] KPEI Newsletter I Edisi 1 Triwulan I l 2015 E dukasi Mengenal Tahapan Assessment PFMI-IOSCO Financial Market Infrastructures (FMI) berperan penting dalam mendukung aktivitas pembayaran, penyelesaian maupun penyimpanan instrumen keuangan. KPEI pun meresponsnya dengan melakukan assessment berdasarkan rekomendasi PFMI-IOSCO. F inancial Market Infrastructures (FMI) merupakan aspek penting dalam sistem keuangan mau­ pun perekonomian dunia. Argumen ini cukup beralasan melihat peran strate­ gis FMI yang sejauh ini berperan mem­ fasilitasi kegiatan pembayaran, mendu­ kung proses dan aktivitas penyelesaian transaksi maupun penyimpanan instru­ men keuangan. Akan tetapi, pada sisi lain, jika tidak dikelola dengan baik, FMI justru bisa menjadi sumber krisis keuangan, seperti praktik penyalahgu­ naan likuiditas agunan maupun risiko karena kerugian kredit. Berbagai pertimbangan strategis ini pula yang melatarbelakangi lang­ kah KPEI mengikuti assessment ber­ dasarkan rekomendasi Principle for Financial Market Infrastructures (PFMI) yang dikeluarkan oleh International Organization of Securities Commissions (IOSCO). Tujuannya tidak lain adalah mengidentifikasi hal-hal penting yang membutuhkan perbaikan dalam proses kerja KPEI sebagai central counterparty (CCP) sekaligus penentuan hal-hal prio­ ritas yang membutuhkan perbaikan. Hasil assessment dapat digunakan seb­ agai alat dalam melakukan identifikasi dan pengembangan kapasitas KPEI se­ bagai CCP yang bertaraf internasional. Direktur KPEI, Indriani Darmawati mengatakan, karena pasar modal In­ donesia dan KPEI sudah masuk forum organisasi global, konsekuensinya ha­ rus comply dengan standar interna­ sional, termasuk dengan PFMI yang dikeluarkan IOSCO. Secara rinci stan­ dar itu mencakup aspek legal, risk management, maupun guidance untuk operasional. “Yang namanya guidance pasti membawa kebaikan, walaupun prosesnya susah. Kalau mau go inter­ national bahasanya atau standarnya harus sama,” ujar Indriani Darmawati. KPEI Newsletter Proses assessment memanfaatkan jasa konsultan yang pemilihannya melalui tahapan seleksi atas sejumlah kandidat. Setelah melalui proses se­ leksi, terpilih Konsultan Thomas Muray (www.thomasmurray.com). Pemilihan konsultan Thomas Muray berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertama, kon­­ sultan tersebut dinilai sangat ber­penga­ laman dalam industri pasar modal dan selama ini menjadi external expert IOSCO. Thomas Murray juga meru­ pakan konsultan yang berpengalaman dalam melakukan assessment pada CCP dan Central Securities Depository (CSD) sekaligus berpengalaman dalam melakukan assessment PFMI-IOSCO. Ada empat tenaga konsultan pro­ fesional dari Thomas Murray yang men­ dukung proses assessment, masing-ma­ sing 2 konsultan yang didedikasikan sebagai expert dalam assessment KPEI sebgai CCP dan KSEI sebagai CSD. Me­ todologi yang digunakan dalam proses assessment menggunakan Capital Mar­ ket Self-Assessment (CMSA) tools. Cakupan proyek yang harus diker­ jakan oleh Thomas Murray adalah, pertama, mengidentifikasi level com­ pliance berdasarkan rekomendasi dari PFMI-IOSCO. Kedua, melakukan assess­ ment terhadap peraturan dan opera­ sional yang diterapkan di KPEI sebagai CCP yang mengacu pada prinsip-prin­ sip PFMI-IOSCO. Ketiga, melakukan gap analysis dan selanjutnya menyam­ paikan laporan berdasarkan hasil as­ sessment. Tahap terakhir, memberikan rekomendasi tertulis dalam rangka perbaikan dan penyempurnaan atas hal-hal yang belum dipenuhi berdasar­ kan hasil asessment. Ada sejumlah poin penting yang bisa dilaporkan sebagai status penca­ paian terkini, berkaitan dengan assess­ ment ini. Pertama, proses inisiasi telah selesai dilakukan dan Konsultan Thom­ as Murray ditunjuk sebagai sebagai vendor terpilih. Kedua, proses penga­ daan dan penandatangan kontrak telah selesai dilaksanakan pada 15 Sep­ tember 2014. Ketiga, workshop dalam rangka PFMI-IOSCO Assessment telah dilaksanakan pada 15-19 September 2014. Keempat, pengisian Questioner CMSA Tools telah berlangsung pada 1 Oktober sampai dengan 14 November 2014, sedangkan due dilligence visit berlangsung pada 24-28 November 2014. Pada tahap due diligence visit, se­ lain tim Internal KPEI juga melibatkan pihak regulator yakni Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Bank Indonesia (BI), wakil partisipan, dalam hal ini Anggota Kliring, juga pihak eksternal seperti Bank Pembayar maupun Audi­ tor Eksternal. Sebelum tahun 2010, KPEI telah mengikuti assessment dengan berbagai pihak seperti IMF maupun World Bank dengan mengacu pada prinsip-prinsip IOSCO. Sedangkan standar compliance PFMI baru keluar tahun 2012. Secara umum, menurut Indriani Darmawati, ketentuan baru ini detail dan relatif ti­ dak mudah. “Makanya kita melakukan inisiatif ini dibantu dengan pihak ke­ tiga untuk self assessment. Kalau kita sudah comply, pasti akan semakin me­ narik investor asing untuk berinvestasi di Indonesia,” tutup Indriani.F [tim redaksi] I Edisi 1 Triwulan I l 2015 edukasi Kegiatan Knowledge Management Kuartal IV 2014 Berbagai kegiatan positif KLIK’ers yang dilaksanakan sepanjang Kuartal IV 2014 diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas karyawan KPEI. A jang sharing KLIK’ers pada event Thanks KLIK It’s Friday yang dilaksanakan di peng­ hujung kuartal-4 tahun 2014 adalah “ASEAN Trading Link dalam rangka ASEAN Economic Community” yang dipaparkan oleh Bapak Iding Pardi, Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis KPEI. Sharing ini bertujuan un­ tuk memberikan pengetahuan kepada karyawan KPEI terkait dengan progress dan kesiapan pasar modal Indonesia umumnya, dan KPEI khususnya terkait inisiatif integrasi pasar modal ASEAN. Topik sharing lainnya yaitu Memilih Hewan Qurban, yang dilakukan di bu­ lan oktober 2014, karena umat muslim merayakan Idul Adha pada tanggal 5 Oktober. Sharing tentang Laporan Keuangan KPEI 2013 juga dilakukan agar karyawan KPEI lainnya menge­ tahui gambaran KPEI dari sisi laporan keuangan. Kegiatan sharing sebenar­ nya tidak hanya dilakukan di event Thanks KLIK It’s Friday. KLIK’ers dapat melakukan sharing secara internal dalam satu divisinya atau antar divisi dimana topik yang disampaikan terba­ tas untuk kalangan sendiri. Untuk CoP MARCO (Manajemen Risiko), telah melaksanakan kegiatan Eksternal Sharing (EKSIS) dengan berkunjung ke kantor SIPF Indonesia (Securities Investor Protection Fund Indonesia) yang berlokasi di Menara Global, Gatot Subroto pada tanggal 11 November 2014. Kedatangan tim MARCO disambut baik oleh Direktur Utama Bapak Yoyok Isharsaya dan Direk­tur Bapak Hari Purnomo. Tim SIPF Indonesia berbagi informasi dengan menjelaskan bisnis dan operasional yang dilakukan dalam kesehariannya. Kegiatan ini telah memberikan pe­nge­ tahuan dan pengalaman kepada ang­ gota CoP MARCO terkait bisnis, ope­ rasional maupun pengelolaan risiko di SIPF Indonesia. Di bulan Desember 2014, CoP Investasi atau biasa disebut COPIN juga meng­adakan kegiatan sharing Open Mind dengan menghadirkan tokoh muda sukses di bidang IT khususnya Mobile Application untuk handphone. Kegiatan lain yang tidak kalah se­ runya, tim COPIN telah membantu menuangkan ide dan membuat materi presentasi untuk kegiatan sharing di Global Islamic School dengan mengang­ kat tema “Menabung dan Investasi”. Di dalam materi tersebut di­sampaikan pentingnya pendidikan anak sejak dini khususnya terkait menabung dan in­ vestasi. Sedangkan CoP Bahasa, telah meng­aktifkan kembali kegiatan Ba­ sic English for Office Support dengan materi Grammar. Para peserta yang se­ luruhnya merupakan karyawan dasar KPEI mengikuti kegiatan ini dengan sangat antusias, demikian juga para pengajar­nya yang berasal dari kala­ ngan kar­yawan KPEI lainnya. Kegiatan KPEI Fun Corner (KFC) dengan tanya jawab dalam Bahasa Inggris kali ini mengambil tema “To travel is to take and journey into yourself”. Acara debat dengan tema “Family or Affair”, meru­ pakan kegiatan seru-seruan lainnya yang juga bagian dari KPEI Fun Corner (KFC). Kegiatan lain yang dilakukan adalah acara nonton film bersama dan dilanjutkan mengupas film tersebut menggunakan Bahasa Inggris. Pada kuartal 4 ini, CoP Hobby meng­ adakan kegiatan yang beragam, dan hampir seluruh kegiatan diikuti oleh semua karyawan KPEI. Di bidang olah­ raga difokuskan untuk persiapan dan pelaksanaan Turnamen Internal KPEI 2014. Berbagai cabang olahraga sep­ erti Bulutangkis, Squash, Futsal, Tenis Lapangan, Tenis Meja, dan Paintball di­ pertandingkan antar lantai, yaitu lantai 2,4 dan 5. Di bidang fotografi, diadakan Hunting Fotografi ke Kota Tua yang di­ lakukan berbarengan dengan Citytour ke Ancol pada bulan November 2014. Dilanjutkan dengan Hunting Fotografi yang kedua di seputar Yogyakarta dan Solo dengan obyek wisata Puthuksitum­ bu pada bulan Desember 2014. KPEI Newsletter I Edisi 1 Triwulan I l 2015 kilas peristiwa CPSS - PFMI IOSCO Workshop KPEI dan KSEI membuka rangkaian kegiatan Committee of Payment and Settlement System (CPSS) - Principles of Financial Market Infrastructure (PFMI) International Organization of Securities Commissions (IOSCO) - Workshop yang diselenggarakan pada tanggal 15 – 19 September 2014 di Ruang Rapat KSEI. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan penjelasan secara detail terkait panduan principles yang ditetapkan oleh CPSS-PFMI IOSCO terutama terkait principles kelengkapan infrastruktur pasar modal kepada peserta perwakilan KPEI dan KSEI. Diharapkan, dengan dilakukannya pemenuhan atas principles PFMI ini oleh KPEI dan KSEI, dapat lebih meningkatkan kepercayaan dunia internasional terhadap pasar modal Indonesia. Keanggotaan KPEI dalam CCP 12 - The Global Association of Central Counterparties KPEI telah resmi menjadi anggota Central Counterparties (CCP) 12 pada tanggal 25 September 2014. Penetapan ini dilaksanakan pada kegiatan CCP12 Special General Meeting (SGM) yang berlangsung di The Ritz Carlton, Pudong, Shanghai. Dalam kesempatan tersebut, Ibu Indriani Darmawati, Direktur KPEI, memberikan presentasi mengenai gambaran singkat dan proses bisnis KPEI. Dengan menjadi anggota CCP12 ini, diharapkan KPEI dapat meningkatkan partisipasi dan kontribusinya terhadap pasar modal internasional, terutama masalah yang dihadapi oleh keseluruhan anggota CCP. Exchange Member Capacity Building KPEI bersama BEI dan KSEI menyelenggarakan Exchange Members Capacity Building yang bertema Equity Market in Shanghai pada tanggal 7 - 11 Oktober 2014 di Shanghai, China. 10 KPEI Newsletter Penandatanganan MoU antara KPEI dan CCDC, Pada tanggal 16 Oktober 2014, KPEI dan China Central Depository and Clearing (CCDC) melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding – MoU). Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Hasan Fawzi, Direktur Utama PT KPEI dan Mr. Shui Ruqing, Presiden CCDC. Kegiatan MoU ini diselenggarakan bersamaan dengan acara 18th ACG General Meeting di Xi’an, Tiongkok. Penandatanganan MoU ini bertujuan untuk membuka peluang kerjasama di antara kedua negara contohnya tentang model bisnis over the counter (OTC) fixed income. Sosialisasi Mekanisme Institutional Delivery untuk Bank Kustodian. KPEI menyelenggarakan sosialisasi dan diskusi dengan tema Pengembangan Mekanisme Institutional Delivery bersama Bank Kustodian (BK) pada tanggal 18 November 2014 yang dihadiri oleh perwakilan dari 20 Bank Kustodian. Pengembangan mekanisme Institutional Delivery bertujuan untuk memfasilitasi secara langsung penyelesaian transaksi bursa dari nasabah institusi yang menempatkan efek-efeknya di Bank Kustodian, sehingga dapat meningkatkan efisiensi biaya dengan menghilangkan proses funding yang saat ini dilakukan oleh Anggota Kliring. Sosialisasi Pasar Modal Campus to Campus (HUT Pasar Modal) di Kampus Politeknik Negeri Padang. Pada tanggal 18 November 2014, KPEI bersama OJK, BEI dan KSEI mengadakan acara Sosialisasi ke Kampus Politeknik Negeri Padang. Acara sosialisasi tersebut dibuka dengan kegiatan peresmian galeri investasi di kampus Politeknik Negeri Padang (PNP) yang bekerja sama dengan PT. Pinthraco Securites. I Edisi 1 Triwulan I l 2015 kilas peristiwa Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) KPEI Tahun 2014. KPEI mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 20 Oktober 2014 bertempat di Private Dining Room Lantai 6, Hotel Ritz Carlton, Jakarta. 11th Asia Oceania-Central Counterparty (AO-CCP) Sosialisasi dan Edukasi Gerakan Nasional Cinta Pasar Modal Pada tanggal 12 November 2014, KPEI , BEI, dan KSEI bekerjasama dengan Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI), Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI), Asosiasi Profesi Pasar Modal Indonesia (APPMI), dan Asosiasi Emiten Indonesia (AEI), yang didukung oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), meluncurkan program Gerakan Nasional Cinta (GENTA) Pasar Modal bertempat di Istora Senayan Jakarta. Gerakan dengan tagline ‘Cerdas Investasiku, Cerah Masa Depanku’ ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran dan kecintaan masyarakat Indonesia terhadap investasi di pasar modal yang diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sosialisasi dan Edukasi Pasar Modal Indonesia Campus to Campus dan Workshop Wartawan. Dalam rangka memperingati 37 tahun kembali diaktifkannya Pasar Modal Indonesia, KPEI bersama dengan OJK, BEI dan KSEI kembali menyelenggarakan rangkaian kegiatan edukasi dan sosialisasi pasar modal Indonesia yang bertemakan “Cerdas Investasiku, Cerah Masa Depanku” di Pontianak pada tanggal 27 November 2014. Selain itu, rangkaian kegiatan dilanjutkan dengan workshop wartawan. Kegiatan yang berlangsung di Hotel Mercure, Pontianak ini menghadirkan narasumber perwakilan dari BEI, KPEI, KSEI, dan dihadiri oleh perwakilan dari 12 media lokal Pontianak. Kegiatan Donor Darah (HUT Pasar Modal). Dalam rangka memperingati 37 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, KPEI bersama BEI dan KSEI meyelenggarakan kegiatan donor darah yang be­ker­ jasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI). Kegiatan ini dilakukan pada tanggal 22 Desember 2014 bertempat di Gedung Bursa Efek Indonesia Tower 2 lantai 1. Donor darah tersebut diikuti oleh khalayak umum terutama karyawan yang bekerja di gedung Bursa Efek Indonesia. KPEI menjadi tuan rumah yang kedua kalinya dalam pertemuan tahunan Asia Oceania-Central Counterparty (AO-CCP) yang diselenggarakan pada tanggal 30 Oktober – 1 November 2014 di Hyatt Regency Hotel, Yogyakarta. Dihadiri oleh 41 delegasi dari 12 negara anggota AO-CCP, serta undangan dari OJK, BEI, dan KSEI. The 11th AO CCP meeting pada tahun ini mengangkat tema “Strengthening CCP Roles and Collaborations”. Tema ini dianggap tepat untuk merefleksikan perkembangan industri CCP secara global. CEO Networking KPEI bersama OJK, BEI dan KSEI menyelenggarakan acara CEO Networking 2014-Capacity Building for Listed Companies pada tanggal 6 Desember 2014 bertempat di Bali Nusa Dua Convention Center, Bali. Acara teresebut ber­ tema “Opportunities and Challenges Toward ASEAN Economic Community 2015”, dimana perusahaan tercatat agar lebih siap dalam menghadapi era Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. CEO Networking dihadiri oleh para Direksi perusahaan tercatat di BEI, Direksi Anggota Kliring dan Asosiasi serta Lembaga Profesi Penunjang Pasar Modal Indonesia. Penutupan Perdagangan Bursa 2014 Perdagangan saham di BEI tahun 2014 resmi ditutup pada tanggal 30 Desem­ ber 2014, penutupan perdagangan dihadiri oleh Wakil Presiden RI Jusuf Kalla bersama beberapa menteri Kabinet Kerja, jajaran Direksi dan Komisaris Self Regulatory Organization (SRO) serta para pelaku pasar. Pada sesi penutupan akhir tahun, IHSG tercatat ditutup pada level 5.226,95 poin. Dengan semakin stabilnya pergerakan IHSG, diharapkan akan semakin bertambah jumlah in­ vestor domestik untuk berpartisipasi di pasar modal Indonesia yang semakin mengukuhkan peran pasar modal sebagai salah satu pilar pendukung per­ ekonomian nasional. KPEI Newsletter 11 I Edisi 1 Triwulan I l 2015 statistik PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi Frekuensi Volume Nilai Volume Nilai Volume (%) Tertinggi harian 51,858,940 375,216 1,356,731,226,109 13,864,380,068 1,454,471,458,124,980 18,353,861,789,741 457,740,087,700 4,492,947,500 649,322,989,928,900 8,404,594,054,300 66.26 84.98 55.36 87.81 Rata-rata harian 214,293 5,606,327,381 6,010,212,636,880 1,891,487,966 2,683,152,850,946 64.87 54.24 Terendah harian 96,468 2,669,614,566 3,112,508,157,483 1,111,251,100 1,575,106,889,700 50.42 43.48 Total 2014 Nilai (%) * Data sampai dengan 30 Desember 2014 Alternate Cash Settlement (ACS) ACS Total 2014 Volume Nilai Fasilitas Intraday Jumlah AK (ACS) AK AK Serah Terima 24,224,988 99,001,514,125 31 Tertinggi harian 8,053,700 56,394,224,375 2 26 Rata-rata harian 100,103 409,097,166 0.13 0.43 - - - Terendah harian - Penggunaan Biaya Total Penggunaan 176,188,159,548,300 4,868,539,674 Rata-Rata Bulanan 14,682,346,629,025 405,711,640 737,188,952,085 20,542,361 105 Rata-Rata Harian * Data sampai dengan 30 Desember 2014 * Data sampai dengan 30 Desember 2014 POSISI DANA JAMINAN Jenis Pasar Ekuiti KBIE Obligasi Grand Total Nilai Presentase 2,705,055,472,225 99.95% 1,218,954,157 0.05% 1,087,103 0.00% 2,706,275,513,484 100.00% POSISI CADANGAN JAMINAN Nilai Cadangan Jaminan 128,511,729,882 - * Data sampai dengan 30 Desember 2014 KOMPOSISI AGUNAN ONLINE Jenis Instrumen Uang Saham Obligasi Grand Total Nilai Agunan Persentase 160,598,023,515 1.00% 15,340,655,839,978 95.49% 564,584,976,673 3.51% 16,065,838,840,166 100.00% * Data sampai dengan 30 Desember 2014 KOMPOSISI AGUNAN OFFLINE Jenis Instrumen Nilai Agunan Persentase Bank Garansi 6,395,460,800,000 80.74% Deposito 1,291,226,163,172 16.30% 223,197,989,182 2.82% 11,500,000,000 0.15% 7,921,384,952,353 100.0% Agunan Minimum Kas Seat BEI Grand Total * Data sampai dengan 30 Desember 2014 Transaksi Pinjam Meminjam Efek Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Total Total Nilai Volume 16,317,479,500 10,460,253,500 20,689,979,600 20,319,422,400 4,108,486,000 9,310,664,300 2,673,690,000 6,431,019,500 38,677,703,500 90,714,102,100 16,114,144,200 26,224,247,100 262,041,191,700 5,641,100 2,486,300 11,805,500 19,027,800 716,300 1,759,300 1,199,800 3,461,100 9,135,900 19,934,600 7,696,000 18,215,600 101,079,300 Frekuensi 53 28 42 44 16 8 20 18 17 29 14 18 307 Nilai Rata-Rata Harian Volume 526,370,306 373,580,482 667,418,697 677,314,080 132,531,806 310,355,4777 86,248,065 207,452,242 1,289,256,783 2,926,261,358 537,138,140 845,943,455 717,921,073 181,971 88,796 380,822 634,260 23,106 58,643 38,703 111,648 304,530 643,052 256,533 587,600 276,930 Jumlah hari 31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 365 * Data sampai dengan 30 Desember 2014 12 KPEI Newsletter