KESIMPULAN 1. 1 Pengujian klasifikasi kekritisan lahan yang dibangun oleh Departemen Kehutanan dan Perkebunan dengan menggunakan karakteristik fisik lahan menunjukkan ketepatan klasifikasi tersebut adalah sebesar 78%. Jumlah kelas kekritisan sebanyak lima kelas menghasilkan kesalahan cukup tinggi sehingga untuk dijadikan kelas degradasi perlu digabungkan. Penggabungan lima kelas kekritisan menjadi tiga kelas degradasi adalah sebagai berikut: (1) Kelas tidak kritis menjadi kelas tidak terdegradasi, (2) Kelas potensial kritis dan agak kritis menjadi kelas terdegradasi sedang dan (3) Kelas kritis dan sangat kritis menjadi kelas terdegradasi berat. Selanjutnya klasifikasi menjadi dua kelas degradasi adalah (1) kelas tidak terdegradasi tetap menjadi ”kelas tidak terdegradasi” dan (2) kelas terdegradasi sedang dan kelas terdegradasi berat menjadi kelas terdegradasi. INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2. 3. 2 Variabel sifat fisik dan kimia tanah menunjukkan hasil yang sangat beragam dan tidak menunjukkan suatu pola yang jelas pada setiap kelas tingkat kekritisan atau kelas degradasi lahan. Oleh karena itu dalam rangka penyempurnaan pengkelasan degradasi lahan digunakan variabel fisik lingkungan lahan. Hasil analisis identifikasi penciri tingkat degradasi lahan menunjukkan variabel penting penciri degradasi lahan pada skala tinjau ditetapkan variabel yang dapat diidentifikasi dari pengamatan lapang yaitu kemiringan lereng, kedalaman efektif, batuan permukaan, bahan kasar dan resistensi tanah. Sementara itu, variabel penciri pada skala semi-detil adalah seluruh variabel skala tinjau ditambah dengan dua variabel lainnya yaitu tutupan vegetasi dari singkapan batuan. INSTITUT PERTANIAN BOGOR 4. Beberapa variabel karakteristik fisik lahan yang secara konsisten membedakan kelas secara cukup baik dari hasil uji diskriminan adalah persentase bahan kasar, persentase batuan di permukaan, resitensi tanah, tutupan vegetasi, singkapan batuan, kedalaman efektif tanah, elevasi, dan kemiringan lereng. Sementara itu, variabel sifat fisik dan kimia tanah yang teruji dapat menjadi pembeda adalah Hdd dan Aldd, kejenuhan basa (%), kadar P (ppm), KTK, liat, C-organik dan permeabilitas (cm/jam). 3 INSTITUT PERTANIAN BOGOR 5. Dua kelas tingkat degradasi lahan untuk skala tinjau adalah Kelas Terdegradasi dan Tidak Terdegradasi. Sementara itu, untuk skala semi-detil ditetapkan tiga kelas tingkat degradasi lahan yaitu Kelas Tidak Terdegradasi, Terdegradasi Sedang dan Terdegradasi Berat. 4 INSTITUT PERTANIAN BOGOR SARAN 1. Variabel dan kriteria yang diperoleh baru didasarkan pada jumlah pengamatan di lokasi (kecamatan) yang terbatas jumlahnya sehingga belum dapat mewakili variabel dan kriteria penetapan tingkat degradasi lahan pada wilayah yang luas dengan kondisi yang berbeda. Oleh sebab itu, untuk menyempurnakan dan melengkapi hasil ini, disarankan perlu dilakukan pada wilayah yang berbeda dengan cakupan kondisi biofisik lingkungan yang lebih luas. 2. Untuk mengetahui ketepatan variabel dan kriteria yang diperoleh pada penelitian ini, disarankan perlu dilanjutkan dengan uji coba penilaian tingkat degradasi di lapangan dan pemetaannya. 3. Kriteria dan kelas tingkat degradasi yang diperoleh hasil penelitian ini disarankan perlu dilanjutkan dengan mengaitkannya dengan tingkat erosi dan produktivitas lahan. 5 INSTITUT PERTANIAN BOGOR