manajemen pengelolaan fasilitas outbound objek wisata

advertisement
MANAJEMEN PENGELOLAAN FASILITAS OUTBOUND
OBJEK WISATA LINGGO ASRI SEBAGAI WAHANA
PENDIDIKAN REKREASI DI KABUPATEN
PEKALONGAN TAHUN 2013
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
Untuk mencapai gelar sarjana pendidikan
oleh
IVA ALFINA
6101409006
PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2013
ABSTRAK
Iva Alfina. 2013.Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata
Linggo Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten
Pekalongan Tahun 2013. Skripsi Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan
Rekreasi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing I Rumini S.Pd, M.Pd. Pembimbing II Mohamad Annas, S.Pd, M.Pd.
(kata kunci: manajemen, fasilitas, outbound, dan pendidikan rekreasi)
Latar belakang dari penelitian ini adalah pentingnya manajemen
pengelolaan fasilitas di suatu objek wisata outbound, karena dalam permainan
outbound diperlukan sarana dan prasarana khusus dalam permainannya yang
berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan pengunjung. Berdasarkan latar
belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
bagaimanakah manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo
Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013?
Manajemen pengelolaan fasilitas ini meliputi aspek pemeliharaan, keamanan,
pendanaan, ketenagakerjaan, dan pendidikan rekreasi. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui bagaimana manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek
Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten
Pekalongan tahun 2013.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan jenis
penelitian kualitatif, dimana peneliti ingin mengetahui pelaksanaan manajemen
pengelolaan fasilitas outbound objek wisata linggo asri sebagai wahana
pendidikan rekreasi di kabupaten Pekalongan tahun 2013.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Objek Wisata Outbound Linggo
Asri di Kabupaten Pekalongan mempunyai manajemen pengelolaan fasilitas
yang baik. Hasil penelitian 1) Proses perencanaan yang dilakukan oleh pihak
manajemen Objek Wisata Outbound Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan
fungsi manajemen 2) Manajemen pengorganisasiannya mkurang baik karena
masih belum tertata dengan rapi. 3) Proses pengarahan yang dilakukan oleh
seorangketua 4) Pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen Outbound
Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsinya.
Kesimpulan
bahwa
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan, dan pengawasan manajemen wahana outbound di Pancasan
Dream Land Park kabupaten Banyumas tahun 2013 baik, dan manajemen telah
melaksanakan fungsi dan proses sebagaimana mestinya. Saran yang diajukan
untuk General manager 1) Perencanaan sudah berjalan dengan baik dan harus
menyusun program-program yang telah direncanakan. 2) pengorganisasian
hendaknya dalam struktur organisasi memiliki koordinator bidang wahana, agar
lebih fokus dalam pengelolaan wahana. 3) Pengarahan seorang General
manager harus lebih intensif lagi dan meningkatkan pengarahan secara langsung
kepada stafnya. 4) hendaknya tetap menjaga pelayanan dan pengawasan
kepada pengunjung sehingga memberi kenyamanan terhadap pengunjung.
ii
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya:
Nama :Iva Alfina
NIM
: 6101409006
Jurusan :Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Judul
:Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo
Asri Sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di Kabupaten
Pekalongan Tahun 2013.
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini hasil karya saya
sendiri dan tidak menjiplak (plagiat) karya ilmiah orang lain, baik
seluruhnya maupun sebagian. Bagian di dalam tulisan ini yang merupakan
kutipan dari karya ahli atau orang lain, telah diberi penjelasan sumbernya
sesuai dengan tata cara pengutipan. Apabila pernyataan saya ini tidak
benar saya bersedia menerima sangsi akademik dari Universitas Negeri
Semarang dan sangsi hukum sesuai yang berlaku di wilayah negara
Republi Indonesia.
Semarang, 23 Agustus 2013
Yang menyatakan,
Iva Alfina
iii
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia
Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
:
Tanggal :
Menyetujui
Pembimbing I
Pembimbing II
Rumini, S.Pd, M.Pd
Mohamad Annas, S.Pd, M.Pd
NIP. 197002231995122001
NIP. 197511052005011002
Mengetahui
Ketua Jurusan PJKR
Drs. Mugiyo Hartono, M.Pd.
NIP. 19610903 198803 1 002
iv
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi atas nama Iva Alfina NIM 6101409006 Program studi Pendidikan Jasmani
Kesehatan dan Rekreasi judul manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek
Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten
Pekalongan tahun 2013 telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Penguji
Skripsi Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang pada hari
selasa tanggal 27 Agustus 2013
Panitia Ujian
Ketua
Sekretaris
Dr. H. Harry Pramono, M.Si.
NIP. 195910191985031001
Agus Pujianto, S.Pd., M.Pd
NIP. 197302022006041003
Dewan Penguji
1. Supriyono, S.Pd., M.Or(Ketua) _________________
NIP. 197201271998021001
2. Rumini, S.Pd., M.Pd(Anggota) ________________
197002231995122001
NIP.
3. Mohamad Annas, S.Pd, M.Pd (Anggota) ________________
NIP197511052005011002
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
 Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan, Maka apabila engkau
telah selesai dari suatu urusan, tetaplah bekerja keras untuk urusan yang
lain(Q.S Al-Insyirah:6-7).
 Apa yang telah kita tabur dengan, sengaja atau tidak, didingat atau
dilupakan dan kapanpun juga, hukum alam mengajarkan apa yang kita
tanam pasti akan menuai hasilnya (Andrie Wongso).
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini saya persembahkan untuk:

Orang tua saya tercinta Ibu Supartidan Bapak
Asmuniyang selalu memberikan kasih sayang,
perhatian, dukungan, serta doa untuk saya.

Kakak dan Adik saya tersayang, Ratih Sofiahdan
Risqi Sugeng Riyadi.

Dosen-Dosen
PJKR
(FIK)
yang
membimbing saya.

Teman-teman PJKR angkatan 2009.

Dunia Olahraga dan Dunia Pendidikan.
vi
selalu
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan judul“Manajemen pengelolaan fasilitas outbound
Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di
Kabupaten Pekalongan tahun 2013”. Skripsi ini disusun dalam rangka
menyelesaikan studi strata 1 untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada
Jurusan
Pendidikan
Jasmani
Kesehatan
dan
Rekreasi
Fakultas
Ilmu
Keolahragaan Universitas Negeri Semarang.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa tidak akan
berhasil tanpa bimbingan, motivasi, dan bantuan dari berbagai pihak secara
langsung maupun tidak langsung. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada yang terhormat:
1.
Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk memperoleh pendidikan di Universitas Negeri
Semarang.
2.
Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah membantu menyelesaikan
urusan administrasi.
3.
Ketua Jurusan PJKR yang telah memberikan kesempatan kepada penulis
untuk melakukan penelitian.
4.
Dosen Pembimbing I, Rumini S.Pd, M.Pd. atas bimbingan, arahan dan
motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Dosen Pembimbing II, Mohamad Annas S.Pd, M.Pd. atas bimbingan, arahan
dan motivasinya dalam penyusunan skripsi ini.
vii
6.
Dosen beserta Staff Tata Usaha Jurusan PJKR FIK UNNES yang telah
memberikan bantuan dan bimbingannya.
7.
Ketua dan Trainer outbound di outbound Linggo Asri atas ijin dan
bantuannya dalam wawancara dan pengambilan data saat penelitian.
8.
Bapak dan Ibu tercinta, serta seluruh keluarga besarku atas kasih sayang,
doa dan motivasinnya sehingga terselesainya penulisan skripsi ini.
9.
Teman-teman kos Fiesta atas doa, kebersamaan dan keceriaanya.
10. Semua pihak yang ikut membantu penyusunan skripsi ini yang tidak
dapatpenulis sebutkan satu persatu.
Semoga bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amalan
baik serta mendapat pahala yang setimpal dari Allah SWT. Pada akhirnya
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Penulis
Iva Alfina
6101409006
viii
DAFTAR ISI
JUDUL .............................................................................................................
i
ABSTRAK ......................................................................................................... ii
PERNYATAAN ................................................................................................ iii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iv
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................................... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiii
BABI PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
1.5 Penegasan Istilah........................................................................... 6
BAB IILANDASAN TEORI
2.1 Pengertian manajemen .................................................................. 7
2.2 Fungsi Manajemen......................................................................... 9
2.3 Manajemen olahraga ..................................................................... 10
2.4 Manajemen Fasilitas Olahraga ...................................................... 12
2.5 Pengertian Outbound ..................................................................... 19
ix
2.6 Pendidikan Rekreasi ...................................................................... 23
2.7 Kaitan Outbound dengan Pendidikan Rekreasi ............................. 28
2.8 Objek Wisata Outbound Linggo Asri .............................................. 29
BABIIIMETODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan Penelitian ................................................................ 32
3.2
Lokasi dan Sasaran Penelitian ................................................... 32
3.3
Variabel Penelitian ....................................................................... 33
3.4
Data dan Sumber Data ................................................................ 33
3.5
Instrumen dan Metode Pengumpulan Data ................................ 37
3.6
Metode Analisis Data ................................................................... 41
BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .............................................................................. 41
4.2 Pembahasan .................................................................................. 68
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ........................................................................................ 76
5.2 Saran ............................................................................................. 76
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 77
LAMPIRAN-LAMPIRAN .................................................................................... 78
x
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
1.
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ....................................................... 44
2.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Keseluruhan Manajemen ............ 56
3.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Pemeliharaan Fasilitas .............. 57
4.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Keamanan Fasilitas .................... 59
5.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Pendanaan Manajemen ............. 60
6.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Ketenagakerjaan Manajemen ..... 62
7.
Analisis Deskriptif Persentase Indikator Pendidikan Rekreasi.............. ..... 63
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Halaman
1. Gambar Peta Wisata Kabupaten Pekalongan ............................................. 45
2. Gambar Peta ObjekWisata Linggo Asri ....................................................... 48
3. Gambar Grafik Hasil Indikator Keseluruhan Manajemen ............................. 56
4. Gambar Grafik Hasil Indikator Pemeliharaan Fasilitas ................................ 57
5. Gambar Grafik Hasil Indikator Keamanan Fasilitas ..................................... 59
6. Gambar Grafik Hasil Indikator Pendanaan Manajemen ............................... 60
7. Gambar Grafik Hasil Indikator Ketenagakerjaan Manajemen ...................... 62
8. Gambar Grafik Hasil Indikator Pendidikan Rekreasi .................................... 63
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Halaman
1.
Surat Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing .............................. 80
2.
Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................................ 81
3.
Surat Keterangan dari Outbound Linggo Asri ...................................... 82
4.
Pertanyaan Wawancara ..................................................................... 83
5.
Jawaban Wawancara .......................................................................... 88
6.
Kuesioner dan Jawaban Kuesioner ..................................................... 93
7. Struktur Organisasi UPT Linggo Asri……………………………………103
8. Struktur Organisasi Outbound Linggo Asri........................................104
9. Daftar Harga Tiket Masuk Outbound………………………………….... 105
10. Daftar Paket Outbound Linggo Asri……………………………………..106
11. Protap Pemakaian Outbound Linggo Asri..........................................107
12. 10 Budaya Malu Aparatur..................................................................108
13. Daftar Pengunjung Outbound Linggo Asri Tahun 2013.......................109
14. Peta Objek Wisata Linggo Asri..........................................................110
15. Peta Wisata Kabupaten Pekalongan..................................................111
16. Dokumentasi Foto Penelitian.............................................................112
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ilmu pengetahuan sekarang ini telah berkembang sangat pesat,
khususnya pada bidang olahraga, sehingga mendorong kesadaran masyarakat
akan arti pentingnya olahraga bagi kesehatan. Pada kenyataanya ada empat
dasar tujuan manusia melakukan aktivitas olahraga. Pertama, mereka yang
melakukan kegiatan olahraga untuk tujuan rekreasi. Kedua, mereka yang
melakukan kegiatan olahraga untuk pendidikan. Ketiga, mereka yang melakukan
kegiatan olahraga dengan tujuan untuk mencapai tingkat kesegaran jasmani
tertentu. Keempat, mereka yang melakukan kegiatan olahraga tertentu untuk
mencapai prestasi yang optimal. Kegiatan olahraga pada hakikatnya dapat
dibedakan menjadi dua aktifitas utama jika ditinjau dari sasarannya, yaitu
kegiatan prestasi dan non prestasi.
Berdasarkan
hasil
pengamatan
penulis
salah
satu
penunjang
keberhasilan peningkatan kebugaran jasmani adalah sarana dan prasaran
olahraga. Prasarana olahraga adalah segala sesuatu yang mempermudah atau
memperlancar tugas dan memiliki sifat yang relatif permanen. Sedangkan
pengertian sarana olahraga adalah sesuatu yang dapat digunakan dan
dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga atau pendidikan jasmani
(Soepartono, 2000:5-6).
Dari pengertian sarana dan prasarana olahraga yang sudah dijelaskan
diatas, kedua pengertian tersebut sudah tercakup dalam satu istilah, yaitu
fasilitas olahraga. Fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang
2
meliputi semua lapangan, bangunan olahraga serta perlengkapanya untuk
melaksanakan program kegiatan olahraga (Soepartono, 2000:5-6).
Peran fasilitas olahraga sangatlah penting dalam suatu kegiatan
olahraga. karena jika ketersediaan fasilitas sangat kurang maka kegiatan
olahraga tidak akan berjalan dengan baik.
Olahraga diyakini sebagai upaya peningkatan kebugaran jasmani dan
meningkatkan derajat kesehatan sehingga pengembangan olahraga tidak saja
pada pencapaian secara prestasi tetapi olahraga juga harus dikembangkan dan
ditingkatkan sebagai suatu gaya hidup seluruh lapisan masyarakat salah satunya
melalui bidang olahraga rekreasi. Olahraga dikatakan mempunyai sebuah
karakter permainan. Tidak dapat dikatakan bahwa olahraga itu sama dengan
permainan. Karena permainan lebih luas dari olahraga. Olahraga lebih dapat
dikatakan sebagai bentuk tersendiri dari permainan. Sedangkan rekreasi
mempunyai peran untuk memberikan koreksi kehidupan bersama yang bisa
membangkitkan kekakuan atau membangkitkan agresi.
Menurut Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional Nomor 3
Tahun 2005 Pasal 1 Ayat 12. Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan
masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang
sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan,
kebugaran, dan kegembiraan.
Olahraga rekreasi juga dapat di jadikan suatu wahana pendidikan
rekreasi yang dapat memberikan pengalaman bagi anak dan dapat membentuk
kepribadian anak agar membangun kepercayaan diri serta meningkatkan
kemampuan mengenal diri dan orang lain.
3
Salah satu olahraga rekreasi yang saat ini sedang digemari masyarakat
adalah olahraga rekreasi outbound.Pada jaman sekarang outbound sudah
menjadi olahraga rekreasi sekaligus sebagai wahana pendidikan rekreasi yang
sangat digemari di kalangan pelajar maupun dikalangan masyarakat umum.
Pendidikan rekreasi merupakan suatu proses pendidikan dimana tujuan dari
pendidikan rekreasi bersifat mendidik. Ada 2 macam ruang lingkup pendidikan
rekreasi yaitu ruang lingkup aktif dan ruang lingkup pasif. Salah satu bentuk
ruang lingkup aktif dalam pendidikan rekreasi adalah wahana permainan
outbound. Wahana permainan outbound sangatlah menyenangkan, mulai dari
wahana dalam bentuk permainan ringan sampai dengan wahana yang
memerlukan ketahanan dan tantangan fisik besar untuk menjalani petualangan
yang mendebarkan dan penuh tantangan.
Dalam bidang pendidikan rekreasi outbound, peran fasilitas sangat
penting. Fasilitas harus di rancang sedemikian rupa dan harus dipelihara dengan
baik demi keamanan dan kenyamanan pengunjung. Jika fasilitas wahana
outbound tidak terpelihara dengan baik, maka wahana tersebut dapat
membahayakan pengunjung yang sedang menggunakanya. Sehingga dalam
suatu objek wisata outbound perlu adanya manajemen pengelolaan fasilitas yang
baik.
Saat ini sudah banyak Kota maupun Kabupaten yang ada di Indonesia
yang sudah menyediakan objek wisata outboundsebagai tempat rekreasi. Salah
satunya
di
Kabupaten
Pekalongan.Wahana
outbound
di
Kabupaten
Pekalonganpertama kali dibuka di Objek Wisata Linggo Asri pada tahun 2006
yang dikelola dan digagas oleh Pemerintah Daerah (PEMDA), Perhutani
4
(PERHUT), Kwartir Cabang (KWARCAB), dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan
(LMDH) di Kabupaten Pekalongan.
Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang melimpah, keempat
lembaga ini bekerja sama untuk memajukan Objek Wisata Linggo Asri ini. Lingo
Asri adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Kajen Kabupaten
Pekalongan. Desa ini memiliki keindahan alam dan udara yang sejuk. Potensi
alam desa ini juga sangat melimpah dengan pemandangan yang indah.
Pada awalnya keindahan alam Linggo Asri hanya dimanfaatkan sebagai
wisata alam saja seperti taman dan kebunbinatang mini.Melihatpotensialam yang
sangatmendukungsertabelumadanyawisataoutbound di Kabupaten Pekalongan,
makapihak manajemenLinggoAsri pada tahun 2006membukawahanaoutbound
tersebut.
Wahana outbound ini banyak dimanfaatkan sebagai suatu wahana rekreasi
oleh sekolah-sekolah, perguruan tinggi, dinas-dinas pemerintah, dan pengunjung
biasa, baik dari dalam maupun luar Kabupaten Pekalongan. Outbound Linggo
Asri menawarkan berbagai macam wahana permainan, mulai dari permainan
ringan sampai dengan permainan individual yang sangat menantang. Linggo Asri
juga menyediakan fasilitas bumi perkemahan dan junggle tracking dengan rute
menyusuri hutan yang ada disekitar Linggo Asri.
Outbound Linggo Asri memiliki berbagai macam fasilitas, seperti aula
yang dapat menampunghingga 100 orang, mess, arena outbound dengan
berbagai macam permainan, jungle cafe, tenda, sekretariat,danlain-lain.
Dengan adanya potensi-potensi alam Objek Wisata Linggo Asri yang
begitu melimpah dengan fasilitas-fasilitas yang sudah tersedia dan karena Objek
Wisata Linggo Asri ini merupakan satu-satunya objek wisata outbound di
5
Kabupaten
Pekalongan,
melaksanakan
penelitian
Penulis
merasa
tentang
tertarik
bagaimana
dan
berminat
pelaksanaan
untuk
manajemen
pengelolaan fasilitas outbound di Objek Wisata Linggo Asri ini.Karena
manajemen merupakan suatu bagian yang tidak terpisahkan dari aktifitas suatu
organisasi yang menyeluruh, termasuk juga dalam sebuah pengelolaan fasilitas
objek wisata outbound. sedangkan peran fasilitas itu sendiri sangat berpengaruh
terhadap keamanan dan kenyamanan pengunjung yang datang.Oleh karena itu
manajemen pengelolaan fasilitas disuatu objek wisata outboundsangatlah
penting,karena dalam permainan outbound diperlukan sarana dan prasarana
khusus dalam permainanya yang berkaitan dengan keamanan dan kenyamanan
pengunjung
Berdasarkan uraian tersebut, Peneliti merasa tertarik dan berminat
untuk melaksanakan penelitian dengan judul “Manajemen Pengelolaan Fasilitas
Outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai Wahana Pendidikan Rekreasi di
Kabupaten Pekalongan Tahun 2013’’
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka dapat
dirumuskan permasalahannya adalah :
“Bagaimanakah manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek
Wisata Linggo Asri
sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten
Pekalongan Tahun 2013?
1.3
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri Sebagai
wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
6
1.4
Manfaat Penelitian
Dalam penelitian ini dirumuskan beberapa manfaat, antara lain sebagai
berikut :
1.4.1
(1)
Manfaat Teoritis
Sebagai sumbangsih pemikiran bagi lembaga pendidikan tinggi
Universitas Negeri Semarang, khususnya mahasiswa program studi
pendidikan jasmani kesehatan dan rekreasi untuk memperkaya
pengetahuan dan wawasan mengenai manajemen pengelolaan fasilitas
olahraga.
(2)
Sebagai pengembangan teori mengenai manajemen pengelolaan
fasilitas dan pendidikan rekreasi outbound.
(3)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi bagi
penelitian
berikutnya,
khususnya
penelitian
tentang
manajemen
pengelolaan fasilitas outbound sebagai wahana pendidikan rekreasi.
1.4.2
(1)
Manfaat Praktis
Sebagai masukan bagi pengelola Objek Wisata Outbound Linggo Asri di
Kabupaten Pekalongan untuk lebih meningkatkan mutu manajemen
agar menjadi lebih baik.
(2)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai sumbangan
pemikiran dalam mengelola manajemen pengelolaan fasilitas.
1.5
Penegasan Istilah
Penegasan istilah dimaksudkan untuk menghindari agar permasalahan
yang diberikan
dalam penelitian ini tidak menyimpang dari tujuan dan tidak
terjadi salah penafsiran istilah yang digunakan. Penegasan judul istilah diatas
meliputi:
7
1.5.1
Manajemen
Menurut Ricky W. Griffin dalam Mugiyo Hartono (2010:9) mendefinisikan
manajemen
sebagai
suatu
proses
perencanaan,
pengorganisasian,
pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran
(goals) secara efektif dan efisien.
1.5.2
Fasilitas
Fasilitas olahraga adalah semua prasarana olahraga yang meliputi
semua lapangan, bangunan olahraga serta perlengkapanya untuk melaksanakan
program kegiatan olahraga (Soepartono, 2000:5-6).
1.5.3
Outbound
Outbound
berasal
dari
kata
Out
of
Boundaries
yang
artinya
pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda dari biasanya.
Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu
semangat
belajar.
Outbound
merupakan
sarana
penambah
wawasan
pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga
dapat
memacu
semangat
dan
kreativitas
seseorang.
(http://www.kimpraswil.go.id/itjen/news/2003Accesed 27/8/2013).
1.5.4
Pendidikan Rekreasi
Pendidikan rekreasi adalah proses ajar melalui kegiatan rekreasi dan
sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor (Muhammad Murni dan Yudha M. Saputra, 2000:25).
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Pengertian Manajemen
Mary Parker Folletdalam Mugiyo Hartono (2010:8) menyatakan bahwa
manajemen sebagai seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain, atau
dapat diartikan bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemen
dapat
pula
diartikan
sebagai
kegiatan
mengurus,
membimbing serta mengarahkan agar suatu tujuan dapat tercapai. Untuk
mencapai suatu tujuan dari organisasi, banyak aspek yang menjadi penentu
yang terikat satu sama lainnya, diantaranya adalah pemimpin yang profesional,
sarana yang memadai, waktu yang tersedia, dana yang mencukupi, dan
dilaksanakan melalui tata pelaksanaan manajemen yang baik. Hal ini sesuai
dengan pendapat dari George R Terry yang menyatakan bahwa unsur dasar
(basic element)
yang merupakan sumber yang dapat digunakan (available
resources) untuk mencapai tujuan dalam manajemen adalah Men (manusia),
Materials (material), Machins (mesin-mesin), dan Money (uang)
(Sukino,
2008:8).
Melihat pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
merupakan suatu metode atau cara untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang
melalui orang lain untuk mencapai tujuan organisasi melalui fungsi manajemen
yaitu, perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan pengawasan sumber
daya organisasi tersebut.
9
2.2
Fungsi Manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen-elemen dasar yang akan selalu ada
dan melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh
manajer dalam melaksanakan kegiatan untuk mencapai tujuan (Mugiyo Hartono,
2010:10).
Dalam pembahasan ini akan diperinci empat fungsi manajemen menurut
T. Hani Handoko (2003: 23-26) :
2.2.1
Perencanaan (planning)
Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi
dan penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metode,
sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan.
Pembuatan keputusan banyak terlibat dalam fungsi ini.
2.2.2
Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian adalah penentuan sumber daya dan kegiatan-
kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, perancangan dan
pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja yang akan dapat
membawa hal-hal tersebut kearah tujuan, penugasan tanggung jawab tertentu
dan kemudian, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individuindividu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur
formal dimana pekerjaan ditetapkan, dibagi, dan dikoordinasikan.
2.2.3
Pengarahan (actuating)
Fungsi pengarahan (Actuating) secara sederhana adalah untuk
membuat atau mendapatkan para karyawan melakukan apa yang diinginkan, dan
harus mereka lakukan. Fungsi ini melibatkan kualitas, gaya, dan kekuasaan
10
pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi
dan disiplin.
2.2.4
Pengawasan (controlling)
Pengawasan ( Controling ) adalah Penemuan dan penerapan cara dan
peralatan untuk menjamin bahwa rencana telah dilaksanakan sesuai dengan
yang telah ditetapkan. Fungsi Pengawasan pada dasarnya yaitu :
(1)
Penetapan standar pelaksanaan
(2)
Penentuan ukuran-ukuran pelaksanaan
(3)
Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan
standar yang telah ditetapkan
(4)
Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan
menyimpang dari standar.
Dari beberapa pendapat ahli tersebut penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang dijalankan dalam
manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan mengikuti suatu
tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaanya. Dalam esensinya tetap sama,
bahwa manajemen terdiri dari berbagai proses yang terdiri dari berbagai
tahapan-tahapan tertentu yang berfungsi untuk mencapai tujuan organisasi dan
juga setiap tahapan memiliki keterkaitan satu sama lain dalam mencapai tujuan
organisasi.
2.3
Manajemen Olahraga
Manajemen olahraga telah ada kira-kira sejak zaman Yunani Kuno, yaitu
kurang lebih pada 12 Abad sebelum Masehi. Hal ini menunjukan betapa
pentingnya olahraga bagi kehidupan manusia. Manajemen pada zaman modern
dewasa ini kiranya belum dapat dikatakan berkembang secepat perkembangan
11
manajemen dibidang industri. Hal tersebut bisa disebabkan oleh pendapat umum
yang menghubungkan olahraga dengan “bermain” dan manajemen dengan
“bekerja”.
Dengan telah berkembangnya olahraga (olahraga pendidikan, rekreasi,
prestasi, kebudayaan tubuh, gimnologi, kinesiologi, sport, dan lain-lain), maka
olahraga telah menjadi disiplin ilmu tersendiri, sebagaimana manajemen juga
telah menjadi disiplin yang juga dipelajari di perguruan tinggi. Oleh karena itu,
disiplin ilmu manajemen telah bertautan dengan disiplin ilmu olahraga
membentuk indisiplin baru yang disebut manajemen olahraga. Dengan demikian,
maka manajemen olahraga juga telah menjadi salah satu bidang ilmu yang
banyak digeluti oleh para pakar maupun praktisi olahraga.
Pada dasarnya manajemen olahraga adalah perpaduan antara ilmu
manajemen dan ilmu olahraga. Seorang yang telah lulus dari Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi atau dari Lembaga Ilmu Manajemen Bisnis tidak otomatis mengerti
atau dapat menerapkan manajemen olahraga (Harsuki, 2003:117).
Pada dasarnya manajemen olahraga dapat dibagikan dalam dua bagian
besar, yaitu manajemen olahraga pemerintah dan manajemen olahraga swasta.
Manajemen olahraga pemerintah adalah kegiatan manajemen yang dewasa ini
dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Olahraga Departemen Pendidikan
Nasional dengan seluruh jajarannya baik dipusat maupun di daerah. Sedang
manajemen olahraga swasta adalah manajemen yang dilakukan dalam Institusi
olahraga non pemerintah seperti KONI dengan seluruh anggotanya, yaitu induk
organisasi cabang olahraga dan induk organisasi badan fungtional serta
perkumpulan-perkumpulan olahraga yang menjadi anggota induk organisasi
olahraga tersebut (Harzuki, 2003:119).
12
2.4
Manajemen Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga ialah semua prasarana olahraga yang meliputi semua
lapangan dan bangunan olahraga beserta perlengkapannya untuk melaksanakan
program kegiatan olahraga.
Berdasarkan batasan diatas, istilah fasilitas olahraga sudah mencakup
pengertian prasarana dan sarana perlengkapan (Soepartono, 2000:5-6).
Yang dimaksud dengan manajemen fasilitas dapat diberikan contoh
seperti komplek olahraga, sebuah stadion, gedung olahraga, kolam renang, dan
lain-lain.
Manajemen
fasilitas
olahraga
ialah
suatu
proses
perencanaan,
pengadministrasian, koordinasi, dan penilaian pelaksanaan harian dari fasilitas
olahraga (Harzuki, 2003:160). Tugas-tugas ini meliputi suatu aturan pertanggung
jawaban yang luas, termasuk memasarkan fasilitas, mempromosikan event yang
menggunakan fasilitas tersebut, pemeliharaan fasilitas dan mempekerjakan serta
memecat karyawannya.
Fasilitas olahraga tidak hanya sangat mahal harganya, entah itu fasilitas
terbuka (outdoors) maupun fasilitas tertutup (indoors). Pembangunan fasilitas
tersebut juga tidak murah harganya, demikian juga pemeliharaannya. Di
Indonesia, fasilitas terbuka milik publik (pemerintah) tidak banyak, lebih-lebih
fasilitas olahraga tertutup.
Dalam bidang olahraga rekreasi outbound, peran fasilitas sangat
penting. Fasilitas harus dirancang sedemikian rupa dan harus dipelihara dengan
baik demi keamanan serta kenyamanan pengunjung. Jika fasilitas wahana
outbound tidak terpelihara dengan baik, maka wahana tersebut dapat
membahayakan pengunjung yang sedang menggunakanya. Sehingga dalam
13
suatu objek wisata outbound perlu adanya manajemen pengelolaan fasilitas yang
baik.
2.4.1
Macam-Macam Fasilitas Olahraga
2.4.1.1 Fasilitas Tunggal
Artinya fasilitas itu umumnya hanya digunakan untuk satu cabang
olahraga saja, misalnya stadion baseball, bowling valley, kolam renang, lapangan
golf, sirkuit motor dan mobil, trek lapangan balap kuda, dan lain-lain.
2.4.1.2 Fasilitas Serba Guna
Dapat dalam kategori indoors maupun outdoors. Yang termasuk
indoors, misalnya istana olahraga di kompleks Gelora Bung Karno, Senayan,
Jakarta, dapat dikategorikan serba guna, karena dapat untuk bermain dan
bertanding bola basket, futsal, bola volly, bulutangkis, sepak takraw, olahraga
bela diri, dan lain-lain. Untuk lapangan terbuka, misalkan dapat digunakan untuk
motor cross, show untuk kendaraan, dan konser. Sedangkan lapangan terbuka
yang ada di alam dapat digunakan sebagai tempat untuk berekreasi, seperti
tempat wisata outbound dan jelajah alam. Fasilitas lain yang termasuk dalam
fasilitas serbaguna yaitu gedung fitness centre.
2.4.1.3 Fasilitas Pada Rumah Kelab (Club House)
Seperti yang banyak kita dapati di negara-negara Eropa, diperlengkapi
dengan barang (locker), toilet, shower, restoran, dan toko peralatan olahraga
fasilitas terbuka maupun, dan diperlengkapi dengan kotak penyimpanan.
2.4.1.4 Fasilitas Olahraga yang Besar
Tidak hanya menyediakan ruangan untuk berpraktik olahraga saja,
tetapi juga menyediakan ruangan untuk para penonton.
14
2.4.2
Mengurus Fasilitas Olahraga
Fasilitas olahraga tidak hanya sangat mahal biaya pembangunannya,
biaya pemeliharaannyapun tidak kurang mahalnya. Penggunaan fasilitas yang
ada harus sangat dijaga sehingga dapat digunakan pada kurun waktu yang lama.
Dengan demikian, anggaran yang ada dapat dicurahkan juga untuk program
pengembangan olahraga.
Isu yang dihadapi oleh administrator saat ini ialah manajemen aset yang
baik dan prosedur pemeliharaan dan analisis biaya pemeliharaan dan peyusunan
aturan penggunaan fasilitas.
2.4.3
Faktor yang Terkait Fasilitas Olahraga
Tuntutan atau keinginan pengguna adalah faktor kritis pada tahap
pertama, yang dipakai sebagai dasar keputusan penyediaan fasilitas. Terlalu
sedikit fasilitas membuat frustasi masyarakat pengguna, sehingga mereka
meninggalkannya. Terlalu banyak fasilitas mengakibatkan beratnya biaya
operasional.
2.4.3.1 Indikasi Adanya Perencanaan dan Pemeliharaan Fasilitas yang
Baik
(1)
Terbukti adanya penggunaan fasilitas oleh para stakeholder.
(2)
Terbukti bahwa fasilitas dimanfaatkan penuh, memenuhi kebutuhan
fungsional, dan berada pada kondisi yang optimal.
(3)
Telihat bahwa fasilitas dipelihara dengan baik, peralatan dalam keadaan
baik, dan memiliki strategi untuk mengganti peralatan saat masanya
tiba.
15
(4)
Terdapat catatan operasional yang terdokumentasi, seperti catatan
anggaran,
dan
penggunaannya,
catatan
peralatan
serta
jadwal
pemeliharaan yang dipatuhi, dan dilaksanakan.
(5)
Terdapat upaya menejemen resiko, dan ada prosedur untuk keadaan
darurat.
(6)
Terdapat pembanding (benchmarking) dengan fasilitas sejenis di tempat
lain dan telah ada target yang ditetapkan bagi masing-masing bagian
pada organisasi fasilitas.
(7)
Disisihkan sebagian anggaran secara teratur untuk biaya penggantian
peralatan.
2.4.4
(1)
Manajemen Risiko
Risiko ialah kemungkinan terjadinya sesuatu yang berpengaruh
terhadap tujuan yang ditetapkan. Hal ini diukur dengan kemungkinan
dan akibatnya.
(2)
Pengurangan risiko ialah tindakan tertentu dengan tehnik yang tepat
serta penggunaan prinsip manajemen untuk mengurangi kemungkinan
timbulnya risiko ataupun akibatnya.
(3)
Pemindahan risiko ialah pemindahan tanggung jawab atau beban atas
kerugian dari satu pihak melalui ketentuan (misalnya Undang-Undang,
peraturan, dan lain-lain), komunikasi, asuransi, atau wahana yang lain.
(4)
Penerimaan risiko ialah suatu keputusan untuk tidak terlibat dalam suatu
risiko.
Kuncinya adalah manajemen risiko berprinsip bahwa suatu fasilitas
olahraga memiliki strategi untuk menghadapi timbulnya semua kegagalan yang
dapat terjadi.
16
2.4.5
Pertimbangan Lingkungan
Dengan naiknya biaya operasional, terutama ditengah tingginya harga
bahan bakar minyak dan berkurangnya sumber daya alam, fasilitas harus dapat
dioperasikan dengan biaya yang ekonomis. Berikut ini terdapat beberapa hal
yang harus diperhatikan :
(1)
Memilih tanaman dan rumput yang mudah tumbuh dengan biaya
pemeliharaan rendah.
(2)
Memilih waktu yang tepat untuk memberikan perlakuan kimiawi,
sehingga tidak terbuang melalui penguapan.
(3)
Menggunakan penerangan alami sebanyak mungkin dan menggunakan
lampu yang tepat jika penerangan alami tidak memungkinkan.
2.4.5.1
(1)
Ciri-Ciri Fasilitas Yang Dikelola Dengan Baik
Beroperasi
pada
jam
yang
ditentukan
setiap
harinya,
dengan
memberikan pelayanan yang ramah.
(2)
Pelanggan baru diterima secara baik, dan mereka mendapat petunjuk
sehingga dapat menggunakan fasilitas sebaik-baiknya.
(3)
Karyawan yang terlatih dengan baik, peran, dan tanggung jawabnya
dapat dikenali oleh setiap pengguna.
(4)
Prosedur keselamatan, PPPK, pertolongan darurat, dan lain-lain telah di
dokumentasikan dan siap untuk beroperasi.
(5)
Melalui pengoperasiannya, fasilitas dapat menghasilkan manfaat
ekonomi.
2.4.5.2
(1)
Tantangan Bagi Administrator Olahraga
Administrator olahraga bukanlah spesialis manajer fasilitas. Namun
demikian, seseorang administrator olahraga yang baik harus memahami
17
seluruh aspek terkait dalam pengoperasian suatu fasilitas olahraga,
karena hal-hal tersebut merupakan bagian integral dari sistem olahraga.
(2)
Administrator olahraga harus dapat memastikan bahwa fasilitas
olahraga tersedia dengan cukup dan fasilitas tersebut beroperasi
dengan optimal.
(3)
Yang paling utama, administrator olahraga harus dapat memastikan
bahwa
pengoperasian fasilitas berstandar tinggi dapat dilakukan
dengan biaya seminimal mungkin.
2.4.6
Fasilitas Olahraga Membutuhkan Evaluasi
2.4.6.1 Sifat Dasar Fasilitas Olahraga
(1)
Tanpa fasilitas memadai, olahraga massal dan prestasi tidak dapat
berlangsung dengan baik dan sulit untuk berkembang dengan baik.
(2)
Pembangunan fasilitas sangat mahal dan perlu diingat, makin besar
fasilitas makin tinggi biaya pemeliharaanya.
(3)
Kita harus pandai-pandai membuat pertimbangan fasilitas besar dan
kecil, outdoor dan indoor, kering dan basah, dan lain-lainnya.
(4)
Guna menentukan fasilitas yang tepat, dibutuhkan suatu perangkat yang
disebut dengan evaluasi kebutuhan.
2.4.6.2 Apa Itu Evaluasi?
Secara ringkas dijelaskan bahwa evaluasi kebutuhan ialah perangkat
yang digunakan untuk “menentukan apakah fasilitas baru sudah diperlukan”. Jika
sudah diperlukan “bagaimana tipe dan spesifikasi fasilitas tersebut”?
2.4.7
Manajemen Fasilitas
Jumlah manajer dalam suatu fasilitas olahraga, seperti halnya tugas
maupun jabatannya, akan beragam tergantung pada besar dan maksud dari
18
fasilitas. Sebagai akibatnya, jika anda tertarik untuk bekerja pada manajemen
fasilitas, maka perlu untuk membaca deskripsi tugas secara teliti guna
menentukan tugas yang tepat terkait dengan gelar jabatan yang khusus.
Berikut dapat diuraikan beberapa posisi manajemen yang di iringi
dengan tanggung jawab dan peringatan bahwa situasi khusus mungkin berbeda.
Secara umum, tiga posisi yang terdapat dalam manajemen fasilitas umumnya,
terdiri dari:
2.4.7.1 Direktur Fasilitas
Direktur fasilitas, sering kali disebut sebagai manajer fasilitas,
mempunyai tanggung jawab yang menyeluruh atas semua fasilitas. Pejabat ini
terutama bertanggung jawab atas pengadministrasian yang tepat dan pembuatan
prosedur operasi yang baku akan fasilitas.
2.4.7.2 Manajer Operasi
Manajer
operasi
melapor
langsung
pada
direktur
fasilitas
dan
bertanggung jawab akan semua karyawan, prosedur, dan kegiatan yang terkait
dengan fasilitas. Manajer ini mempunyai tugas yang bermacam-macam, seperti
merumuskan peranan, tanggung jawab, dan wewenang dari staf fasilitas,
merekrut
karyawan
guna
mengkoordinasikan
berbagai
bidang
fasilitas,
mengkoordinasikan karyawan, kebijakan prosedur dan kegiatan pada fasilitas,
memberi penilaian pada pengoperasian fasilitas, dan memberikan rekomendasi
kepada direktur fasilitas.
2.4.7.3 Koordinator Event
Koordinator event, yang juga melapor kepada direktur fasilitas,
bertanggung jawab pada pengelolaan event individual yang dilaksanakan
didalam fasilitas. Event ini dapat beragam dari konser sampai ke pameran-
19
pameran lain, rapat partai politik, maupun event olahraga yang lain. Sebagai
tambahan dari tanggung jawab pengelolaan secara tradisional, para manager
fasilitas ini banyak terlibat dalam Paket Manajemen Fasilitas Terpadu (Total
Facility Management Package). Yang termasuk dalam penyusunan paket ini
adalah:
(1)
Perencanaan,
(2)
Pengadministrasian,
(3)
Pengoprasian,
(4) Pemasaran, (5) Keuangan, (6) Percabangan legal dari manajemen fasilitas.
2.4.8
Merencanakan Fasilitas Olahraga
Pada permulaannya, terutama jika fasilitas itu digunakan untuk
pembelajaran
pendidikan jasmani dan olahraga, maka dua prinsip yang
berhubungan dengan manajemen fasilitas, haruslah mendapat perhatian yang
utama dari para pembina, adalah:
(1)
Fasilitas
dibangun
sebagai
hasil
dari
kebutuhan
dan
program
masyarakat.
(2)
Perencanaan bersama adalah sangat esensial untuk merancang dan
membangun fasilitas yang bermutu.
2.5
Pengertian Outbound
Pada awalnya metode outbound merupakan metode yang dilakukan
untuk mengembangkan kemampuan belajar manusia dengan berinteraksi
dengan alam. Oleh karena itu muncul pengertian outbound sebagai suatu
kegiatan belajar yang dilakukan di alam terbuka. Pengertian yang muncul dari
berbagai tokoh kemudian menambahkan bahwa tujuan outbound tidak hanya
mengefektifkan pencapaian materi belajar namun juga mengembangkan
berbagai karakter yang diharapkan muncul dalam proses outbound itu sendiri.
Berikut merupakan uraian berbagai tokoh dan kemudian akan disimpulkan dalam
pengertian yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
20
Outbound
berasal
dari
kata
Out
of
Boundaries
yang
artinya
pembelajaran dengan menggunakan metode yang berbeda dari biasanya.
Outbound adalah kegiatan di alam terbuka. Outbound juga dapat memacu
semangat
belajar.
Outbound
merupakan
sarana
penambah
wawasan
pengetahuan yang didapat dari serangkaian pengalaman berpetualang sehingga
dapat
memacu
semangat
dan
kreativitas
seseorang.
(http://www.kimpraswil.go.id/itjen/news/2003Accesed 27/8/2013).
Menurut Ancok Djamaludin (2000:3) “outbound adalah kegiatan di alam
terbuka (outdoor), outbound juga dapat memacu semangat belajar”. Outbound
merupakan sarana penambah wawasan pengetahuan yang di dapat dari
serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan
kreativitas seseorang. Bentuk kegiatan outbound berupa stimulasi kehidupan
melalui permainan-permainan (games) yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik
secara individual maupun kelompok, dengan tujuan untuk pengembangan diri
maupun kelompok.
2.5.1
Sejarah Outbound
Outbound
mulai
di
kenal
sebagai
metode
pelatihan
untuk
pengembangan diri (personal development) dan tim (team development). Proses
pencarian pengalaman melalui kegiatan terbuka sudah sejak jaman Yunani
Kuno, kemudian pada tahun 1821, pendidikan melalui kegiatan di alam terbuka
ini mulai dilakukan dengan berdirinya Round Hill School.
Pada tahun 1941, di Inggris metode outbound mulai dijadikan sebagai
metode yang secara sistematis dirancang sebagai metode pendidikan. Lembaga
pendidikan outbound pertama di dunia ini dibangun oleh seorang tokoh pendidik
berkebangsaan Jerman bernama Dr. Kurt Hahn.
21
Tahun 1933, Dr. Kurt Hahn melarikan diri ke Inggris karena berbeda
pandangan politik dengan Hitler, dengan bantuan Lawrence Holt, seorang
pengusaha kapal niaga, ia mendirikan lembaga pendidikan outbound tersebut.
Hahn memakai nama Outward Bound saat mendirikan sekolah yang terletak di
Aberdovey, Wales, pada tahun 1941, yang bertujuan untuk melatih fisik dan
mental para pelaut muda, terutama guna menghadapi ganasnya pelayaran di
lautan Atlantik pada saat berkecambuknya Perang Dunia II.
Mengingat media, metode dan pendekatan yang dipergunakan di
Outward bound, banyak ahli pendidikan yang mengklasifikasikan bentuk
pelatihan ini sebagai experiential learning (belajar dari pengalaman). Metode ini
akan lebih efektif apabila peserta langsung praktik. Pasalnya, retensi (masa daya
ingat) akan lebih panjang dibandingkan ketika peserta hanya belajar teori di
dalam kelas. Sempitnya ruang kelas juga membatasi aktivitas (Agustinus
Susanta, 2010:7).
2.5.2
Metode Kegiatan Outbound
Banyak pakar pendidikan dan pelatihan yang mengajukan konsep
tentang bagaimana sebuah proses belajar akan efektif. Salah satu pendapat
dikemukakan oleh Boyett dan Boyett (1998), bahwa setiap proses belajar yang
efektif
memerlukan
tahapan
berikut
ini:
(1)
Pembentukan
pengalaman
(Experience), (2) Perenungan pengalaman (Reflect), (3) Pembentukan konsep
(Form Concept), (4) Pengujian konsep (Test Concept).
2.5.3
Karakteristik Permainan Outbound
2.5.3.1 Permainan Outbound
Menurut Agustunis Susanta (2010), outbound dapat dikatakan antara
petualangan dan permainan. Secara teori, kegiatan yang disebut sebagai
22
“outbound” adalah kegiatan luar ruangan yang tujuannya untuk relaks dan santai,
dengan rangkaian petualangan dan permainan yang relatif ringan. Sedangkan
istilah outbound yang sering digunakan merupakan kegiatan luar ruangan yang
ekstrem. Dalam outbound, petualangan yang disodorkan adalah petualangan
yang memiliki tingkat kesulitan tertentu sehingga mampu memacu andrenalin.
2.5.3.2 Jenis Kegiatan Outbound
Menurut Agustinus Susanta (2010), Pembagian outbound ada 2, yaitu:
(1)
Real Outbound
Yaitu peserta memerlukan ketahanan dan tantangan fisik besar untuk
menjalani petualangan yang mendebarkan dan penuh tantangan.
(2)
Fun Outbound/semi outbound
Yaitu kegiatan di alam terbuka yang hanya melibatkan permainan
ringan,
menyenangkan,
dan
berisiko
pengembangan
peserta,
khususnya dari sosial atau interaksi dengan sesama.
2.5.3.3 Manfaat Outbound
Manfaat kegiatan outbound antara lain: (1) Melatih ketahanan mental
dan pengendalian diri, (2) Melahirkan semangat kompetisi yang sehat, (3)
Meningkatkan jiwa kepemimpinan, (4) Melihat kelemahan orang lain bukan
sebagai kendala, (5) Meningkatkan kemampuan mengambil keputusan dalam
situasi sulit secara cepat dan akurat, (6) Membangun rasa percaya diri, (7)
Meningkatkan kemampuan mengenal diri dan orang lain.
2.5.3.4 Materi dalam Outbound
Materi dalam outbound antara lain: (1) Pengenalan dan pengembangan
diri, (2) Membangun tim yang tangguh, (3) Komunikasi efektif, (4) Motivasi,
(5) Peningkatan kreativitas, (6) Pemecahan masalah, (7) Kepemimpinan.
23
Sedangkan Aspek Peningkatan Sumber Daya Manusia terdiri dari:
(1) Kognitif (pengetahuan), (2) Afektif (sikap), aspek ini paling banyak porsinya,
(3) Psikomotorik (keterampilan). Adapun beberapa peralatan outbound yang
digunakan dalam pelaksanaan outbound Game antara lain:
2.6
Pendidikan Rekreasi
Menurut Muhamad Murni dan Yudha. M (2000), pendidikan dan rekreasi
merupakan dua istilah yang memiliki makna berbeda. Namun, banyak orang
yang mengklaim bahwa apabila definisi pendidikan dalam arti luas maka
pendidikan itu dapat mencakup rekreasi. Dengan interpretasi semacam ini,
perbedaan antara rekreasi dan pendidikan menjadi tidak jelas.
Suatu pandangan kontemporer, seperti yang diekspresikan oleh
Hutchinson menjelaskan bahwa rekreasi merupakan bagian integral dari proses
pendidikan secara keseluruhan. Pandangan semacam ini di dasarkan pada
asumsi bahwa proses belajar terdiri dari komponen-komponen yang dapat
diterapkan dalam berbagai situasi rekreasi. Sementara situasi belajar tidak
tergantung pada situasi rekreasi.
Hutchinson memaparkan bahwa prinsip-prinsip pendidikan aktual dapat
diterapkan dalam berbagai situasi rekreasi. Elemen-elemen ini mencakup
hubungan individu dengan motivasi, pemahaman, prestasi, dan transfer belajar
pada situasi lainnya. Oleh karena rekreasi memiliki karakter informal, maka
rekreasi dianggap sebagai sebuah metode untuk mencapai tujuan pendidikan.
2.6.1
Pengertian Pendidikan Rekreasi
Dengan melihat potensi yang ada pada kegiatan rekreasi, maka rekreasi
melalui kegiatan-kegiatanya memberi kemungkinan untuk dijadikan mediasi
untuk mencapai tujuan pendidikan. Pendidikan rekreasi merupakan salah satu
24
perwujudan dari kegiatan rekreasi yang diarahkan untuk mencapai tujuan
pendidikan.
Pendidikan rekreasi merupakan proses pendidikan. Karena tujuanya
bersifat mendidik. Dalam pelaksanaanya, kegiatan rekreasi digunakan sebagai
wahana atau pengalaman belajar. Melalui pengalaman belajar inilah, maka siswa
sebagai peserta didik akan tumbuh dan berkembang guna mencapai tujuan
pendidikan. Dengan kata lain, pendidikan rekreasi adalah proses ajar melalui
kegiatan rekreasi dan sekaligus pula sebagai proses ajar untuk menguasai aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor.
Istilah lain dari pendidikan rekreasi adalah pendidikan waktu luang.
Tujuannya adalah dalam upaya membimbing dan mengarahkan peserta didik
supaya dapat memanfaatkan waktu luang dengan kegiatan yang bersifat rekreatif
dan positif. Cakupan dan arahan ini tertuju pada pemenuhan potensi rekreasi
seperti aspek fisik, psikis, emosional, sosial, intelektual, dan spiritual.
2.6.2
Fungsi Pendidikan Rekreasi
Karena pendidikan rekreasi telah menjadi bagian integral dari proses
pendidikan secara keseluruhan, maka dalam pelaksanaanya pendidikan rekreasi
memiliki fungsi yang mengacu pada tujuan pendidikan. Adapun fungsi pendidikan
rekreasi adalah:
2.6.2.1 Memperkaya Wawasan dan Pengetahuan.
Dengan mengikuti kegiatan pendidikan rekreasi peserta didik akan
memperoleh pengetahuan dan wawasan yang akan melengkapi pengayaan
terhadap mata pelajaran lainnya di sekolah. Beberapa kegiatan rekreasi yang
dapat memperkaya wawasan dan pengetahuan seperti mengunjungi peninggalan
25
sejarah, pengamatan flora dan fauna, kunjungan ke musium, mendaki gunung,
pergi ke pantai, dan sebagainya.
2.6.2.2 Meningkatkan Skill
Banyak sekali kegiatan rekreasi yang dapat meningkatkan skill seperti
permainan tradisional, melukis, pekerjaan tangan, dan sebagainya. Apabila
kegiatan ini dilakukan secara teratur melalui pendidikan rekreasi, peserta didik
tidak akan merasa terpaksa. Mereka cenderung suka rela mencari kegiatan yang
sesuai dengan keinginan dan bakatnya.
2.6.2.3 Menambah Gairah Belajar
Agar peserta didik gairah belajarnya meningkat, maka harus diberi
waktu luang. Waktu luang dapat dimanfaatkan mereka untuk memulihkan kondisi
yang sudah jenuh. Alangkah baiknya pemanfaatan waktu luang ini sifatnya
mendidik seperti bermain.
2.6.2.4 Menumbuhkan Sikap Hidup Yang Kreatif Dan Sosial
Untuk menumbuhkan sikap hidup yang kreatif dan sosial, peserta didik
dapat diajak keluar kelas. Dengan disediakan peralatan seadanya, mereka
diminta untuk membuat sesuatu yang mereka sukai.
2.6.2.5 Membentuk Personaliti
Membentuk kepribadian yang tangguh menjadi tujuan yang bisa
dikembangkan dalam pendidikan rekreasi. Peserta didik dapat dibina untuk biasa
hidup mandiri seperti kegiatan survival.
2.6.2.6 Mensyukuri Kebesaran Tuhan
Agar peserta didik lebih mensyukuri kebesaran tuhan, maka kegiatan
pendidikan rekreasi yang dapat dikembangkan adalah mendaki gunung, pergi ke
kebun binatang, melihat gerhana bulan atau matahari.
26
2.6.2.7 Menumbuhkan Rasa Cinta Tanah Air
Dalam upaya menumbuhkan rasa cinta tanah air, pendidikan rekreasi
dapat menfasilitasinya. Peserta didik dapat diajak dengan mendatangi taman
mini Indonesia indah.
2.6.3
Ruang Lingkup Pendidikan rekreasi
Karena tujuan pendidikan rekreasi bersifat mendidik, maka dalam
pelaksanaannya kegiatan rekreasi digunakan sebagai wahana untuk mencapai
tujuan pendidikan. Agar tujuan ini dapat dipenuhi, maka disusun ruang lingkup
pembelajaran yang serasi dengan karakteristik pendidikan rekreasi. Ruang
lingkup pendidikan rekreasi yaitu yang bersifat aktif dan bersifat pasif.
2.6.3.1 Ruang lingkup bersifat aktif
Artinya yaitu kegiatan yang memberikan kesenangan dan kepuasan
pada peserta didik melalui aktifitas yang mereka lakukan sendiri atau kelompok.
Beberapa bentuk pendidikan rekreasi yang bersifat aktif sebagai berikut:
(1)
Rekreasi melalui Olahraga
Kegiatan ini cenderung menggunakan aktifitas fisik, tujuannya adalah
untuk memberikan pembinaan pada unsur fisik bagi peserta didik.
(2)
Rekreasi melalui Seni dan Budaya
Pendidikan rekreasi dapat dijadikan wahana bagi peserta didik dalam
membina bakat seninya. Akhirnya peserta didik diharapkan terbentuk
apresiasi budayanya melalui seni.
(3)
Rekreasi di Alam Terbuka
Kegiatan di alam terbuka telah menjadi salah satu ciri dari pendidikan
rekreasi. Peserta didik dapat menjadikan alam sebagai wahana untuk
memperkaya wawasannya. Tanpa harus dikomando oleh guru biasanya
27
mereka dapat memposisikan dirinya dalam pencarian sesuatu yang
dianggapnya baru dan disukainya. Karena alam menyimpan jutaan
misteri, maka peserta didik akan dapat menemukan berbagai macam
keunikan yang baru dilihatnya. Dalam pelaksanaannya kegiatan yang
termasuk rekreasi di alam terbuka adalah kegiatan outbound, napak
tilas, survivel, petualangan di darat atau di air, berkemah, dan
pengamatan flora dan fauna.
(4)
Rekreasi melalui Kegiatan Sosial
Disaat krisis multi dimensi sekarang ini menumbuhkan sikap sosial
menjadi sesuatu hal yang sulit. Orang lebih cenderung mementingkan
dirinya dan keluarganya. Kepentingan orang lain menjadi terabaikan.
Pendidikan rekreasi dapat dipakai untuk menjembatani kesulitan itu.
Contohnya dengan melalui kegiatan bakti sosial di lingkungan sekolah.
(5)
Rekreasi melalui Kegiatan Keterampilan
Pendidikan rekreasi merupakan proses pendidikan yang dilakukan pada
waktu luang tanpa ada paksaan. Jadi pelakunya akan secara sukarela
melakukan kegiatan apapun termasuk keterampilan.
2.6.3.2 Ruang Lingkup Pasif
Ruang lingkup pasif ini dapat pula diartikan sebagai kegiatan yang tidak
terlalu melibatkan aktifitas fisik dan peserta didik tidak melakukan kegiatannya di
lapangan. Bentuk pendidikan rekreasi pasif sebagai berikut:
(1)
Rekreasi melalui Bacaan
Membaca termasuk kegiatan pasif, bisa dalam bentuk mendengarkan
cerita yang dibacakan orang lain atau membaca sendiri. pengalaman
28
yang didapati dalam pendidikan rekreasi ini peserta didik mulai tumbuh
dan berkembang kesenangan akan bacaan.
(2)
Rekreasi melalui Pertunjukkan
Peserta didik dapat diarahkan melalui pendidikan rekreasi berupa
pertunjukkan atau tontonan yang positif. Apabila guru dapat memilih
tontonan yang cocok untuk pertumbuhan dan perkembangan peserta
didiknya, maka dampaknya akan bersifat positif. Sebaliknya tontonan
yang kurang mendidik akan berdampak negatif.
(3)
Rekreasi melalui Musik
Mendengarkan musik melalui radio atau televisi menjadi salah satu
kegiatan rekreasi. Karena pendidikan rekreasi merupakan proses
pendidikan di sekolah pada waktu luang, maka peserta didik dapat
mengembangkan apresiasi terhadap seni musik.
2.7
Kaitan Outbound dengan Pendidikan Rekreasi
Pendidikan dan rekreasi merupakan dua istilah yang memiliki makna
berbeda. Namun, banyak orang yang mengklaim makna pendidikan dalam arti
luas makna pendidikan itu dapat mencakup rekreasi. Dengan interprestasi
semacam ini, perbedaan antara rekreasi dan pendidikan menjadi tidak jelas.
Suatu pandangan kontemporer, seperti yang diekspresikan oleh Hutchinson
menjelaskan bahwa rekreasi merupakan bagian integral dari proses pendidikan
secara keseluruhan. Pandangan semacam ini didasarkan pada asumsi bahwa
proses belajar terdiri dari komponen-komponen yang dapat diterapkan dalam
berbagai situasi rekreasi. Sementara situasi belajar tidak tergantung pada situasi
rekreasi.
29
Salah satu pendidikan rekreasi yang saat ini sedang digemari adalah
pendidikan rekreasi outbound. Outbound dapat di kategorikan sebagai salah satu
pendidikan rekreasi karena didalam outbound terkandung nilai-nilai permainan
yang kreatif, rekreatif, dan edukatif, baik secara individual maupun kelompok
dengan tujuan untuk pengembangan diri maupun kelompok. Outbound juga
merupakan
sarana penambah wawasan pengetahuan yang di dapat dari
serangkaian pengalaman berpetualang sehingga dapat memacu semangat dan
kreativitas seseorang. Sedangkan pendidikan rekreasi itu sendiri merupakan
proses pendidikan yang Dalam pelaksanaannya kegiatan rekreasi digunakan
sebagai wahana atau pengalaman belajar.
Pengalaman belajar melalui kegiatan outbound inilah, maka siswa
sebagai peserta didik akan tumbuh dan berkembang guna mencapai tujuan
pendidikan. Maka nilai-nilai yang terkandung didalam outbound pada hakikatnya
identik dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan rekreasi yang
pada intinya kegiatan itu bertujuan untuk mencari pengalaman belajar berupa
permainan yang kreatif, rekreatif dan edukatif, baik secara individual maupun
kelompok.
2.8
Objek Wisata Outbound Linggo Asri
2.8.1
Sejarah Objek Wisata Outbound Linggo Asri
Panorama alami dan udara yang sejuk menjadi ciri khas Objek Wisata
Linggo Asri ini, Linggo Asri terletak disebelah selatan Kecamatan Kajen
Kabupaten Pekalongan. Perpaduan potensi alam, pegunungan dan hutan wisata
serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik
untuk dinikmati. Disamping itu, letak yang cukup menguntungkan di tepi jalan
30
Provinsi antara Kabupaten Pekalongan dan Banjarnegara sangat memudahkan
bagi wisatawan untuk berkunjung.
Pada awalnya keindahan alam Linggo Asri hanya dimanfaatkan sebagai
objek wisata alam saja, seperti taman dan kebun binatang mini. Melihat potensi
alam yang sangat mendukung serta belum adanya wisata outbound di
Kabupaten Pekalongan, maka pihak manajemen Linggo Asri pada tahun 2006
resmi membuka wahana outbound Linggo Asri yang dikelola dan digagas oleh
Pemerintah
Daerah
(PEMDA),
Perhutani
(PERHUT),
Kwartir
Cabang
(KWARCAB), dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di Kabupaten
Pekalongan.
Wahana outbound Linggo Asri ini buka setiap hari mulai pukul 07.3016.00 WIB. Jadwal tersebut tidak berlaku jika ada kegiatan atau event dari
instansi atau sekolah-sekolah dilokasi outbound tersebut.
2.8.2
Jenis Wahana Permainan
Outbound Linggo Asri ini menyediakan berbagai macam wahana-
wahana permainan yang diklasifikasikan sebagai berikut :
(1)
Young Tree Top Game: Double Flaying Fox, Jembatan Burma,
Jembatan Goyang, Rock n Roll.
(2)
Children Tree Top Game: Double Flaying Fox, Real Way Bridge, Flying
Tunel, Lock Cross.
(3)
Ground Game: Pipa Bocor, Ufo, Running Ball, Water Fall, Tusuk Balon,
Kapal Pecah, Water Estafet, Dancing Ball, Spider Web, Hunter My
Name, dll.
(4)
Ice Breaking Game: Berhitung, Mengenal Binatang, Tupai, Kata Simon,
Samson, Kelinci dan Kura-kura, Samurai, Berburu Babi, Infantri, dll.
31
2.8.3
Fasilitas Bumi Perkemahan
Fasilitas yang ada di bumi perkemahan ini adalah : Aula, meja, kursi, 1
unit Mess, 2 Unit Junggle House, Kantor kesekretariatan, tersedia lebih dari 100
tapak tenda, MCK (26 Outdoor dan 9 indoor), 1 UnitCafe, Mushola, Lapangan/
wahana outbound.
2.8.4
Protap Pemakaian Outbound
2.8.4.1 Petugas atau Pemandu Outbound
(1)
Minimal 1 minggu sekali cheking alat dan arena outbound.
(2)
Setiap akan ada pemakaian, 1 hari sebelumnya di cheking alat dan
arena.
(3)
Mengkoordinasi seluruh tenaga instruktur setiap akan ada pemakaiaan
outbound.
(4)
Melakukan evaluasi setelah selesai kegiatan
(5)
Pemandu wajib menjelaskan safety procedure kepada pemakai
outbound.
(6)
Membersihkan dan merawat alat setiap habis dipakai.
2.8.4.2 Pengunjung atau Pemakai Outbound
(1)
Pemakai wajib mematuhi aturan yang disampaikan pemandu.
(2)
Menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan.
(3)
Dilarang berbuat kegaduhan atau kerusuhan.
(4)
Alat dan arena tidak boleh dipakai tanpa seijin pengelola.
32
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian merupakan cara untuk memilih atau menentukan
jenis pendekatan yang akan diambil oleh peneliti. Jenis pendekatan penelitian
yang dipakai dalam penelitian ini adalah pendekatan non-eksperimen (kualitatif).
Pendekatan non-eksperimen merupakan pendekatan penelitian yang hanya
meneliti apa yang sudah ada (Suharsimi Arikunto, 2006:82). Penelitian ini
berkaitan dengan manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata
Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun
2013.
3.2
Lokasi dan Sasaran Penelitian
3.2.1
Lokasi
Lokasi penelitian manajemen pengelolaan fasilitas outbound ini adalah
di Objek Wisata outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan.
3.2.2
Sasaran Penelitian
Sasaran
dalam
penelitian
ini
adalah
pelaksanaan
Manajemen
pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana
pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
3.2.2.1 Subyek Penelitian
Subyek penelitian merupakan sumber data yang akan digali oleh peneliti
berupa manusia atau responden/informan. Informasi yang digali tidak hanya
informasi yang berupa verbal tetapi juga berupa tindakan dan aktivitas subyek
penelitian. Subyek penelitian ini adalah Koordinator outbound Linggo Asri dan
33
Trainer outbound Linggo Asri, serta
Informan tambahan, yaitu mereka yang
dapat memberikan informasi yaitu pengunjung.
3.2.2.2Objek Penelitian
Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah pelaksanaan manajemen
pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi
di Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
3.3
Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat dari orang maupun
objek yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2009:38).
Berdasarkan metode penyusunan yang digunakan serta pengertian
penelitian di atas, maka variabel yang akan dibahas yaitu: manajemen
pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri sebagai wahana pendidika rekreasi di
Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
3.4
Data dan Sumber Data
3.4.1
Data Penelitian
Data adalah kumpulan keterangan yang benar dan nyata (Kamus
Bahasa Indonesia). Dalam penelitian ini jenis data yang dikumpulkan yaitu data
primer dan sekunder. Pengertian data primer menurut Zaenal Mustafa TQ
(2009:92) dalam bukunya “Mengurai Variabel hingga Instrumentasi” bahwa:
“Data primer ialah data yang diperoleh berdasarkan pengukuran secara langsung
oleh peneliti sari sumbernya (subyek penelitian)”. Data sekunder adalah data
yang telah dikumpulkan oleh pihak lain, dan telah terdokumentasikan, sehingga
peneliti tinggal menyalin data tersebut untuk kepentingan penelitiannya.
(Mustafa, 2009:92). Data sekunder ini merupakan data yang sifatnya mendukung
34
keperluan data primer seperti buku-buku, literatur dan bacaan yang berkaitan
dengan pelaksanaan manajemen pada suatu klub atau organisasi.
Sesuai dengan tujuan dan perumusan masalah penelitian, maka data
yang diperlukan untuk mengetahui gambaran pelaksanaan sistem manajemen
pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan tahun 2013
adalah:
(1)
Data mengenai sistem manajemen pengelolaan fasilitas outbound
Linggo Asri Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
(2)
Data mengenai pelaksanaan manajemen pengelolaan fasilitas outbound
Linggo Asri Kabupaten Pekalongan tahun 2013.
3.4.2
Sumber Data
Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat
diperoleh (Suharsimi Arikunto, 2006:129).
Jenis sumber data terutama dalam penelitian kualitatif dapat diklasifikasi
sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2006:132).
3.4.2.1 Narasumber (Informan)
Narasumber atau informan adalah orang yang memberikan informasi.
(Suharsimi Arikunto, 2006:145). Narasumber dalam hal ini yaitu orang yang bisa
memberikan informasi lisan tentang sesuatu yang ingin kita ketahui. Narasumber
dalam penelitian ini adalah pelaku atau pelaksana manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 (ketua dan
traineroutbound),
Dinas
Pemuda
Olahraga
dan
Pariwisata
Kabupaten
Pekalongan, serta pengunjung yang datang ke outbound Linggo Asri di
Kabupaten Pekalongan.
35
3.4.2.2 Peristiwa atau Aktifitas
Data atau informasi juga dapat diperoleh melalui pengamatan terhadap
peristiwa atau aktifitas yang berkaitan dengan permasalahan penelitian. Dari
peristiwa atau aktivitas ini, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu
terjadi secara lebih pasti karena menyaksikan sendiri secara langsung
(Suharsimi Arikunto, 2006:157). Peristiwa atau aktifitas dalam penelitian ini
adalah segala aktifitas yang dilakukan oleh pihak manajemen di dalam objek
wisata outbound Linggo Asri ini.
3.4.2.3 Tempat atau lokasi
Informasi kondisi dari lokasi peristiwa atau aktivitas bisa digali lewat
sumber lokasinya, baik berupa tempat maupun lingkungannya. Dari pemahaman
lokasi dan lingkungan, peneliti bisa secara cermat mengkaji dan secara kritis
menarik kemungkinan kesimpulan (Suharsimi Arikunto, 2006:87). Lokasi dalam
penelitian ini adalah Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten
Pekalongan. dimana peneliti mengkaji bagaimana manajemen pengelolaan
fasilitas outbound di tempat tersebut, mulai dari aspek pemeliharaan fasilitas,
keamanan fasilitas, pendanaan, ketenagakerjaan, dan pendidikan rekreasi.
3.4.2.4 Dokumen
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen
bisa berbentuk tulisan, gambar,atau karya-karya monumental dari seseorang
(Sugiyono, 2009:240). Untuk mempermudah mengidentifikasi sumber data dalam
penelitian ini, maka diklasifikasikan menjadi tiga bagian yang disingkat dengan
3P yaitu: person, place, dan paper.Person adalah sumber data yang bisa
memberikan data berupa jawaban lisan melalui wawancara atau jawaban tertulis
melalui angket. Place adalah sumber data yang menyajikan tampilan berupa
36
keadaan diam dan gerak. Place yang diam dalam penelitian ini adalah ruangan,
kelengkapan alat, wujud benda, warna dan lain-lain di dalam Objek Wisata
Outbound Linggo Asri, sedangkan
place yangbergerak dalam penelitian ini
adalah aktifitas, kinerja, serta kegiatan outbound itu sendiri. Paper adalah data
yang menyajikan tanda-tanda berupa huruf, angka, gambar, atau simbol-simbol
lain. Paper dalam penelitian ini adalah data-data tertulis dan dokumen-dokumen
fisik yang berkaitan dengan pelaksanaan manajemen pengelolaan fasilitas Objek
Wisata Outbound Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten
Pekalongan tahun 2013.
3.4.3
Prosedur Penelitian
Untuk melaksanakan penelitian ini, diperlukan prosedur penelitian yang
menyebutkan bagaimana langkah-langkah penelitian itu dilaksanakan. Adapun
prosedur penelitian itu adalah:
(1)
Tahap awal penelitian
Membuat proposal penelitian yang kemudian diajukan kepada jurusan
untuk persetujuan penelitian. Setelah proposal disetujui, kemudian
melakukan bimbingan kepada dosen pembimbing.
(2)
Setelah disetujui oleh dosen pembimbing kemudian membuat surat
tembusan kepada pihak objek wisata. Sebagai pemberitahuan bahwa
pengurus manajemen outbound Linggo Asri akan dijadikan sebagai
sampel penelitian yaitu pelaku atau pelaksana sistem manajemen
pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan
tahun 2013.
37
(3)
Tahap pelaksanaan penelitian
Setelah perlengkapan penelitian sudah lengkap yaitu berupa pedoman
pertanyaan wawancara, maka langkah selanjutnya yaitu melakukan
wawancara dengan sejumlah informan atau responden. Setelah
merangkum wawancara dengan informan, peneliti menyusun angket
dengan alternatif jawaban. Langkah selanjutnya menyebarkan angket
pada informan, dan pada saat yang bersamaan, penulis memberikan
keterangan yang berhubungan dengan pengumpulan data. Setelah
informan selesai mengisi angket tersebut, maka angket tersebut
dikumpulkan untuk dianalisis.
(4)
Tahap akhir penelitian
Setelah
data
dikumpulkan,
kemudian
dilakukan
analisis
data.
Selanjutnya data tersebut didiskusikan dengan dosen pembimbing.
3.5
Instrumen dan Metode Pengumpulan Data
3.5.1
Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu
metode (Suharsimi Arikunto, 2006:149).
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian
adalah peneliti itu sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap
peneliti, meliputi: pemahaman metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan
terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki objek penelitian
baik secara akademik maupun logiknya (Sugiyono, 2009:222).
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus
penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan
data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat
38
kesimpulan atas temuannya (Sugiyono, 2009:222). Adapun instrumen dalam
penelitian ini meliputi observasi dengan mendata sarana dan prasarana serta
pengelolaanya yang ada di outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan,
wawancara dengan berpedoman pada kisi-kisi dan pedoman wawancara yang
telah peneliti buat, dokumen dengan mencari tahu tentang administrasi dan
pengelolaan fasilitas, serta mengambil gambar-gambar yang berhubungan
dengan proses manajemen yang ada di outbound Linggo Asri dan angket yang
akan diberikan kepada responden.
3.5.2
Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data merupakan langkah paling strategis dalam
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa
mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2009:224).
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
triangulasi atau penggabungan, yaitu observasi, wawancara, kuesioner, dan
dokumentasi.
Berikut ini akan diuraikan beberapa metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
3.5.2.1 Observasi
Observasi merupakan salah satu metode pengumpualan data dan pendukung
untuk mengumpulkan data yang diharapkan. Observasi dapat dilakukan di
tempat yang berhubungan dengan aspek pelaksanaan sistem manajerial di
outbound Linggo Asri Kabupaten Pekalongan. Data tersebut berupa tempat objek
wisata tersebut berada, kantor sekretariat, lokasi wahana outbound, serta sarana
dan prasarana.
39
3.5.2.2 Wawancara
Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena
yang terjadi yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi (Sugiyono,
2009:233).
Penelitian
kualitatif
sering
menggabungkan
teknik
observasi
partisipatif dengan wawancara mendalam (Sugiyono, 2009:333).
3.5.2.3 Kuisoner/Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden
atau informan untuk dijawab (Sugiyono, 2009:142). Kuisoner ini digunakan untuk
penyelidikan mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan
umum (orang banyak), dengan cara mengedarkaan formulir daftar pertanyaan,
diajukan secara tertulis kepada subjek untuk mendapatkan jawaban (tanggapan,
respons) tertulis seperlunya.
Penelitian
ini
menggunakan
tipe
angket
tertutup,
yaitu
angket
yang
pertanyaannya mengharapkan responden menjawab dengan cepat, dan juga
bentuk pertanyaannya berupa kalimat positif dan negatif agar responden dalam
memberikan jawaban setiap pertanyaan lebih serius, dan tidak mekanistis
(Sugiyono, 2009:143). Angket ini bertujuan untuk penelitian formal guna
menambah data informative yang belum lengkap. Angket yang diberikan
digunakan untuk menggetahui presentase kemampuan manajemen dalam
menjalankan roda organisasi pada Objek Wisata Outbound Linggo Asri di
Kabupaten Pekalongan Tahun 2013
40
3.5.2.4
Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode yang mencari data mengenai hal-hal
atau variabel yang berupa catatan, trankrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti,
notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 2006:230).
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiyono,
2009:240).
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental
dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode
observasi dan wawancara dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan hasil
penelitian yang lebih kredibel atau dapat dipercaya (Sugiyono, 2009:240).
Bentuk dokumen yang dibutuhkan peneliti dalam penelitian ini adalah
laporan, sejarah, organisasi, Arsip dari pengurus objek wisata, foto-foto fasilitas
yang ada, dan juga foto-foto kegiatan di objek wisata outbound tersebut.
Penelitian
menggunakan
triangulasi
dalam
teknik
pengumpulan
datanya. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat
menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang
telah ada
(Sugiono, 2009:241). Teknik yang digunakan peneliti adalah
observasi, wawancara, angket/kuesioner, dan dokumentasi untuk sumber data
yang sama secara serempak (disebut: triangulasi teknik) atau triangulasi sumber
yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang
sama.
3.5.3
Penyusunan Alat Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, angket
sebagai alat pengumpul data, dan dokumentasi sebagai data pelengkap. Adapun
penyusunan alat pengumpul yang peneliti lakukan sebagai berikut: (1) Menyusun
41
kisi-kisi, (2) Menyusun rancangan wawancara, (3) Menyusun rancangan angket
dan membuat pilihan jawaban, (4) Memperbanyak angket sesuai dengan jumlah
narasumber yang telah ditetapkan oleh peneliti.
3.6
Metode Analisis Data
Analisis data (Bogdan & Biklen, 1982) merupakan upaya yang dilakukan
dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya
menjadi
satuan
yang
dapat
dikelola,
mensintesiskannya,
mencari
dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2007:248).
Berkaitan dengan analisis data, adapun teknik analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah:
3.6.1
Teknik Analisis Kualitatif
Analisisi data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang
diperoleh dari wawancara dan dokumentasi. Tahap-tahap yang dilakukan dalam
analisis kualitatif ini adalah sebagai berikut:
3.6.1.1 Reduksi Data
Reduksi data secara sempit diartikan sebagai proses pengurangan data,
namun dalam arti yang lebih luas adalah proses penyempurnaan data, baik
pengurangan terhadap data yang kurang perlu dan tidak relevan, maupun
penambahan terhadap data yang dirasa masih kurang atau merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya
(Sugiyono, 2009:247).
3.6.1.2 Penyajian Data
Merupakan proses pengumpulan informasi yang disusun berdasar
kategori
atau
pengelompokan-pengelompokan
yang
diperlukan.
Menurut
42
Moleong (2007:288) penyajian data atau kategorisasi merupakan upaya
memilah-milah setiap satuan ke dalam bagian-bagian yang memiliki kesamaan.
3.6.1.3 Penarikan Kesimpulan/verifikasi
Merupakan proses perumusan makna dari hasil penelitian yang
diungkapkan dengan kalimat yang singkat padat dan mudah dipahami, serta
dilakukan dengan cara berulangkali melakukan peninjauan mengenai kebenaran
dari penyimpulan itu, khususnya berkaitan dengan relevansi dan konsistensinya
terhadap judul, tujuan, dan perumusan masalah yang ada.
Kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan berubah bila tidak
ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data
berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal
didukung oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke
lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan
kesimpulan yang kredibel (Sugiyono, 2009:252).
Reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/verifikasi
sebagai suatu yang berhubungan pada sebelum, selama dan sesudah
pengumpulan data.
3.6.2
Teknik Analisis Kuantitatif (Kuesioner)
Analisis data sangat penting artinya dalam suatu penelitian, karena
dengan analisis data nantinya bisa ditarik suatu kesimpulan dari penelitian yang
sudah dilakukan. Dalam menganalisa data perlu diadakan suatu cara atau
metode yang digunakan untuk menganalisis data yang diperoleh dalam
penelitian.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik deskriptif
persentase. Metode ini digunakan untuk membahas hasil penelitian yang masih
43
berupa data mentah sehingga akan diperoleh gambaran yang jelas mengenai
hasil penelitian, penemuan indeks persentase dihitung dengan rumus deskriptif
persentase (DP) sebagai berikut:
n
%=
X 100
N
Dimana : % = Persentase
n = Nilai yang diperoleh
N = Jumlah seluruh nilai
(Muhammad Ali, 1993:186)
Untuk menentukan kategori/jenis deskriptif persentase yang diperoleh
masing-masing
indikator
dalam
variabel,
dari
persentasekemudian ditafsirkan kedalam kalimat.
Cara menentukan tingkat kriteria adalah sebagai berikut:
(1) Menentukan angka persentase tertinggi
Skormaksimal
4
X 100%
=
Skormaksimal
X 100%
4
(2) Menentukan angka persentase terendah
Skorminimal
1
X 100%
Skormaksimal
=
X 100%
4
(3)
Rentang persentase 100% - 25% = 75%
(4)
Interval kelas persentase : 75% : 5 = 15 %
perhitungan
deskriptif
44
Untuk mengetahui tingkat kriteria tersebut, selanjutnya skor yang
diperoleh (dalam %) dengan analisis deskriptif persentasedikonsultasikan
dengan tabel kriteria.
Tabel 3.1
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase
NO
Interval
Kriteria
1.
86 % - 100%
Sangat baik
2.
71 % - 85%
Baik
3.
56 % - 70%
Cukup baik
4.
41 % - 55%
Kurang
5.
> 25 % - 40%
(Sumber: Muhammad Ali, 1993:186)
Sangat Kurang
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.
Hasil Penelitian
Penelitian ini tentang manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek
Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten
Pekalongan tahun 2013 yang berlokasi di Desa Linggo Asri, Kecamatan Kajen,
Kabupaten Pekalongan.
Gambar 4.1 Peta Wisata Kabupaten Pekalongan
Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Outbound Linggo Asri
sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013
46
Berdasarkan hasil penelitian terkumpul sejumlah responden yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu sebanyak 54 responden dengan perincian
pengunjung berjumlah 50 responden dan pengurus berjumlah 4 responden.
Analisis data penelitian ini dengan cara memasukan skor tiap item
instrumen, menjumlah skor setiap item, menjumlah skor sesuai variabel
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri sebagai wahana
pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013. Penghitungan besar
presentase jawaban setiap variabel, kemudian menganalisis data berdasarkan
tabulasi data yang ada dengan menjumlahkan skor yang diperoleh dibagi jumlah
skor maksimal dikalikan 100%. Data tersebut kemudian dianalisis dan dimasukan
kedalam kriteria tingkatan manajemen pengelolaan fasilitas outbound Linggo Asri
sesuai dengan lima tingkatan yang ada, yaitu sangat baik, baik, cukup baik,
kurang baik dan sangat kurang.
Dalam pengelolaan suatu objek wisata, manajemen adalah suatu hal
yang sangat penting untuk diperhatikan, sebab keberhasilan pengelolaan suatu
objek wisata tergantung dari bagaimana suatu manajemen pengelolaan fasilitas
objek wisata itu berjalan. Sehingga dengan manajemen pengelolaan fasilitas
yang baik maka objek wisata tersebut akan dapat lebih berkembang dan lebih
diminati masyarakat untuk berkunjung dan berekreasi di objek wisata tersebut.
Manajemen dalam objek wisata ini difokuskan pada manajemen
pengelolaan fasilitas outbound berkaitan dengan Objek Wisata Outbound Linggo
Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan.
Setelah mengadakan penelitian pada tanggal 2 Juni 2013 pada Objek
Wisata Outbound Linggo Asri, didapatkan data-data mengenai bagaimana
47
proses manajemen pengelolaaan fasilitas yang berlangsung di Objek Wisata
Outbound Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan tersebut.
4.1.1Deskripsi Objek Penelitian
Panorama alami dan udara yang sejuk menjadi ciri khas obyek wisata
ini, Linggo Asri terletak di Desa Linggo Asri di sebelah selatan Kecamatan Kajen
Kabupaten Pekalongan. Perpaduan potensi alam, pegunungan, dan hutan wisata
serta kondisi masyarakat yang masih pedesaan menjadi faktor yang menarik
untuk dinikmati.
Awal mula di bukanya outbound di Linggo Asri ini adalah untuk
menambah daya tarik wisatawan yang berkunjung, serta untuk menambah
ragam objek wisata yang ada di Kabupaten Pekalongan. Dengan di bukanya
outbound di Linggo Asri ini, maka masyarakat akan memiliki lebih banyak pilihan
untuk berekreasi, tidak hanya dapat menikmati wisata alam saja, masyarakat
juga dapat berekreasi melalui kegiatan outbound.
Pada awalnya keindahan alam Linggo Asri hanya dimanfaatkan sebagai
objek wisata alam saja, seperti taman, kolam renang, dan kebun binatang.
Melihat potensi alam yang sangat mendukung serta belum adanya wisata
outbound di Kabupaten Pekalongan, maka pihak manajemen Linggo Asri pada
tahun 2006 resmi membuka wahana outbound Linggo Asri yang dikelola dan
digagas oleh Pemerintah Daerah (PEMDA), Perhutani (PERHUT), Kwartir
Cabang (KWARCAB), dan Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) di
Kabupaten Pekalongan.
48
PETA OBJEK WISATA LINGGO ASRI
Peta Obyek
Wisata Linggo Asri
KABUPATEN PEKALONGAN
Kab. Pekalongan
2
1
Utara
3
4
13
5
6
14
15
a d
e
r
A oun
tb
u
O
21
10
7
8
16
20
9
11
17
12
22
19
18
Arah Banjar Negara
Keterangan :
1. SD Linggo Asri
2. Balai Desa Linggo Asri
3. Pura
4. Villa
5. Kandang Gajah
6. Panggung Hiburan
7. Kandang Burung
8. Kolam Renang, Kantor,
dan Mushola
9. Vila
10. Vila
11. Lapangan Parkir
12. MCK
13 . Lapangan Upacara
14. Kios
15. Sekretariat Buper
16. Sekretariat Lemdikacab
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Gedung Pertemuan
Mess dan Jungle House
Mushola
MCK
Cafe
MCK
Gambar 4.2 Peta Objek Wisata Linggo Asri Kabupaten Pekalongan
49
Sampai saat ini Objek Wisata Outbound Linggo Asri ini merupakan satusatunya objek wisata outbound yang ada di Kabupaten Pekalongan. Objek
wisata outbound ini memiliki fasilitas bumi perkemahan dan fasilitas wahana
permainan outbound. Fasilitas yang ada di bumi perkemahan ini adalah : Aula,
meja, kursi, 1 unit Mess, 2 Unit Junggle House, Kantor kesekretariatan, tersedia
lebih dari 100 tapak tenda, MCK (26 Outdoor dan 9 indoor), 1 Unit Cafe,
Mushola, Lapangan, wahana outbound.
Sedangkan wahana-wahana permainan outbound yang tersedia dapat
di klasifikasikan sebagai berikut :
(1)
Young Tree Top Game: Double Flaying Fox, Jembatan Burma,
Jembatan Goyang, Rock n Roll.
(2)
Children Tree Top Game: Double Flaying Fox, Real Way Bridge, Flying
Tunnel, Lock Cross.
(3)
Ground Game: Pipa Bocor, Ufo, Running Ball, Water Fall, Tusuk Balon,
Kapal Pecah, Water Estafet, Dancing Ball, Spider Web, Hunter My
Name, dll.
(4)
Ice Breaking Game: Berhitung, Mengenal Binatang, Tupai, Kata Simon,
Samson, Kelinci dan Kura-kura, Samurai, Asoko, Berburu Babi, Infantri,
dll.
Harga tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas outbound di Linggo
Asri ini juga tergolong lebih murah di bandingkan dengan objek wisata outbound
di tempat lain dan lebih dapat dijangkau masyarakat umum, karena outbound di
Linggo Asri ini tidak berorientasikan untuk mencari keuntungan besar akan tetapi
lebih untuk melayani masyarakat.
50
Objek wisata outbound ini memiliki 3 trainer tetap dan 10 lebih
trainerfreelance yang selalu siap diundang jika sewaktu-waktu ada even yang
membutuhkan lebih banyak trainer. Semua trainer yang ada di outbound Linggo
Asri ini juga sudah memiliki sertifikat resmi untuk menjadi trainer outbound. jadi
seluruh trainer sudah berpengalaman dan sudah profesional.
4.1.2
Manajemen
Manajemen merupakan rangkaian berbagai kegiatan wajar mulai dari
perencanaan,
pengorganisasian,
kepemimpinan,
pengawasaan,
terhadap
bagian-bagian yang telah ditetapkan dan bagian-bagian tersebut memiliki
hubungan serta saling ketergantungan antara satu dengan yang lainnya yang
dilaksanakan oleh orang-orang organisasi atau bagian-bagianya untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Dalam pengelolaan wahana outbound Linggo Asri
menerapkan fungsi manajemen sebagai berikut: 1) Perencanaan (Planning), 2)
Pengorganisasian (Organizing), 3) Pengarahan (actuating), 4) Pengawasan
(Controlling).
4.1.2.1 Perencanaan (Planning)
Didalam manajemen ada tahap perencanaan yang cukup menentukan
dalam pencapaian keberhasilan. Perencanaan yang baik akan memudahkan
proses berlangsungnya tahapan-tahapan selanjutnya. Outbound Linggo asri
mempunyai perencanaan yang matang untuk menjaga eksistensi dalam wahana
outbound.
. Kekuatan atau kelebihan yang dimiliki outbound Linggo Asri ialah
pesona alam yang indah, udara yang sejuk bebas dari polusi udara, adanya
wahana survivel menyusuri hutan di sekitar Linggo Asri, dan ketersediaannya
bumi perkemahan beserta fasilitasnya yang memang kondisi dari fasilitas
51
tersebut baik, karena perawatan dan pemeliharaannya yang rutin. Setiap akan
digunakan, peralatan dan arena outbound selalu di cek terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah peralatan dan arena outbound dalam kondisi baik dan layak
digunakan dan begitu pula setelah selesai digunakan peralatan langsung
dibersihkan dan dirawat sesuai dengan prosedurnya. Setelah selesai melakukan
kegiatan outbound, pihak pengelola selalu melakukan evaluasi untuk mengetahui
apa saja kekurangan dari kegiatan outbound tersebut dan apakah fasilitasfasilitas yang tersedia masih dalam kondisi baik dan dapat berfungsi secara
optimal. Setelah dilakukan evaluasi, pengelola dapat melakukan tindakan
perbaikan untuk kedepannya. Evaluasi juga selalu dilakukan setiap akhir
tahunnya. Evaluasi yang
dilakukan menyangkut keseluruhan kegiatan pada
tahun tersebut, sehingga dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dan hal apa
yang perlu diperbaiki. Setelah evaluasi dilakukan selanjutnya pengelola membuat
perencanaan untuk tahun kedepannya.
Evaluasi ini dibutuhkan karena dalam suatu manajemen pengelolaan
fasilitas outbound, peran fasilitas sangatlah penting, karena keadaan fasilitas
berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan suatu wahana outbound. Jika
fasilitas tidak terpelihara dengan baik akibatnya akan sangat fatal. Selain
mengganggu kenyamanan pengunjung juga dapat membahayakan pengunjung
yang memakai wahana permainan outbound tersebut. Dalam pemeliharaan
fasilitas, suatu organisasi harus membuat strategi untuk mengganti peralatan
pada saat masanya tiba. Perlu juga di buat catatan peralatan serta jadwal
pemeliharaan yang dipatuhi dan dilaksanakan. Sebelum digunakan, peralatan
juga harus di cek terlebih dahulu agar memastikan bahwa fasilitas dalam kondisi
baik dan masih layak digunakan.
52
Wahana permainan outbound di Linggo Asri ini dari segi keamanan
sudah terjamin. Selain sudah dibuat peraturan penggunaan, juga sudah ada
jaminan asuransi dari Jasa Raharja jika sewaktu-waktu dalam kegiatan outbound
terjadi kecelakaan. Peralatan yang digunakan dalam permainan outbound di
Linggo Asri ini sudah memenuhi standar keamanan dan trainer yang memandu
jalannya kegiatan outbound sudah profesional dan sudah memiliki sertifikat resmi
untuk
menjadi
trainer
outbound.
Berikut
peraturan
penggunaan
untuk
pengunjung dan trainer outbound:
4.1.2.1.1 Petugas atau Pemandu Outbound
(1)
Minimal 1 minggu sekali cheking alat dan arena outbound.
(2)
Setiap akan ada pemakaian, 1 hari sebelumnya di cheking alat dan
arena.
(3)
Mengkoordinasi seluruh tenaga instruktur setiap akan ada pemakaiaan
outbound.
(4)
Melakukan evaluasi setelah selesai kegiatan
(5)
Pemandu wajib menjelaskan safety procedure kepada pemakai
outbound.
(6)
Membersihkan dan merawat alat setiap habis dipakai.
4.1.2.1.2 Pengunjung atau Pemakai Outbound
(1)
Pemakai wajib mematuhi aturan yang disampaikan pemandu.
(2)
Menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan.
(3)
Dilarang berbuat kegaduhan atau kerusuhan.
(4)
Alat dan arena tidak boleh dipakai tanpa seijin pengelola.
53
Selain melakukan pemeliharaan fasilitas pihak pengelola Linggo Asri
juga melakukan usaha pemeliharaan lingkungan yang ada di sekitar Linggo Asri
agar tetap terjaga kelestarian alamnya, karena kegiatan outbound ini sangat
berkaitan dengan alam. Salah satu usaha yang dilakukan untuk pelestarian alam
yaitu dengan melakukan reboisasi.
Rencana kedepannya,
pengelola
outbound Linggo Asri sedang
berencana menambah wahana permainan baru yaitu painball. Pengelola ingin
menambah wahana permainan ini karena permainan ini sedang diminati oleh
masyarakat. Pengelola juga sedang merencanakan untuk membuat member
untuk pengunjung.
Outbound Linggo Asri ini sendiri sangat cocok untuk kegiatan olahraga
maupun rekreasi. Selain menyenangkan, kegiatan outbound ini juga memiliki
banyak manfaat. Manfaat kegiatan outbound iniantara lain: (1) Melatih ketahanan
mental dan pengendalian diri, (2) Menumbuhkan empati, (3) Melahirkan
semangat kompetisi yang sehat, (4) Meningkatkan jiwa kepemimpinan, (5)
Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala, (6) Meningkatkan
kemampuan mengambil keputusan dalam situasi sulit secara cepat dan akurat,
(7) Membangun rasa percaya diri, (8) Meningkatkan kemampuan mengenal diri
dan orang lain. Jadi kegiatan outbound ini sendiri sangat cocok sebagai salah
satu wahana pendidikan rekreasi.
Outbound Linggo Asri sendiri telah memiliki fasilitas yang cukup
lengkap,
diantaranya
wahana
permainan
outbound,
bumi
perkemahan,
menyediakan wahana survivel, mess, cafe, junggle house, tenda, dll.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh outbound Linggo Asri
diantaranya mengenai wahana outbound yaitu ada beberapa arena permainan
54
outbound yang kurang terlihat menarik, karena ada beberapa arena outbound
yang tidak diberi warna dan cenderung terlihat kusam sehingga kurang terlihat
menarik. Kelemahan lain dari manajemen outbound Linggo Asri dari segi fasilitas
yaitu keadaan ruang sekretariat yang kurang rapi dan papan keterangan yang
terlihat kurang jelas.
Dari segi pemasaranya, pengelola outbound linggo Asri sendiri
mengemukakan bahwa salah satu kesulitan dalam mengelola objek wisata ini
yaitu dari segi pemasarannya. Dari pengelola memang sudah melakukan usahausaha pemasaran, diantaranya yaitu dengan menyebar brosur, melakuan
promosi ke sekolah-sekolah dan mengadakan roadshow ke sekolah-sekolah.
Akan tetapi intensitasnya masih kurang dan tidak adanya staf sendiri untuk
memasarkan. Untuk mengatasinya, pengelola biasanya melakukan pemasaran
dengan merangkul pengunjung yang datang untuk mempromosikannya. Untuk
mempromosikan
wahana
outbound
kepada
masyarakat
umum,
pihak
manajemen outbound Linggo Asri juga sudah membuat daftar paket outbound
yang dapat digunakan baik untuk kelompok maupun individu. Paket outbound ini
dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat untuk memilih fasilitas dan
mengetahui harga pemakaian outbound. Dari pengelola juga sudah pernah
mengajak masyarakat sekitar untuk membuat souvenir-souvenir dan oleh-oleh
khas Linggo Asri, karena biasanya dengan adanya toko-toko souvenir dan oleholeh, pengunjung akan lebih senang dan lebih berminat untuk berkunjung ke
Linggo Asri. Akan tetapi masyarakat sekitar kurang merespon dan sampai saat
ini belum terealisasikan. Dilihat dari segi usaha sebenarnya cukup menjanjikan
untuk pendapatan masyarakat sekitar, hanya saja mereka kurang berani dan
55
cenderung malas untuk menciptakan inovasi-inovasi baru untuk membuat
kerajinan-kerajinan yang dapat dijadikan souvenir tersebut.
Dalam
masalah
pendanaan,
manajemen
outbound
Linggo Asri
menargetkan pemasukan yang di peroleh per tahunnya. Pemasukan diperoleh dari
dana APBD Kabupaten Pekalongan dan pemasukan dari tiket masuk pengunjung,
Serta dana dari penyewaan fasilitas yang ada di outbound Linggo Asri ini. Harga
tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas outbound di Linggo Asri ini memang
tergolong lebih murah di bandingkan dengan objek wisata outbound di tempat
lain, hal ini dimaksudkan agar biaya tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas
outbound di Linggo Asri ini lebih dapat dijangkau masyarakat umum, karena
outbound di Linggo Asri ini tidak berorientasikan untuk mencari keuntungan
besar akan tetapi lebih untuk melayani masyarakat.
Sistem pengelolaan pemasukan dana dari pengunjung di outbound
Linggo Asri ada 2 macam, sebagian dana di serahkan ke PEMDA dan sebagian di
olah sendiri untuk menggaji trainer sebagai fasilitator, untuk keperluan perawatan
peralatan dan penggantian peralatan yang rusak serta untuk kebutuhan-kebutuhan
lain. Dana pemasukan yang ada pertaunnya sudah dapat mencukupi keperluankeperluan pengelolaan fasilitas di outbound Linggo Asri ini.
Pada keterangan di atas ditunjukan mengenai analisis deskriptif
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri. Sebagai
pendukung hasil dari analisis deskriptif diatas. Berikut data analisis deskriptif
persentase berdasarkkan hasil angket pengunjung Objek Wisata Outbound
Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan dari semua aspek manajemen
pengelolaan fasilitas.
56
4.1.2.1.3
Analisis
Deskriptif
Persentase
Semua
Aspek
Manajemen
Pengelolaan Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri
Tabel 4.1 Analisis Deskriptif Persentase Semua Aspek Manajemen Pengelolaan
Fasilitas Outbound Objek Wisata Linggo Asri Sebagai Wahana
Pendidikan Rekreasi di Kabupaten Pekalongan Tahun 2013
No
Interval
1.
86 % - 100%
2.
Kriteria
Frekuensi
Persentase
Sangat baik
8
16 %
71 % - 85%
Baik
39
78 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
3
6%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH
Sumber : Penelitian tahun 2013
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Sangat Baik 78% Cukup 6% Kurang
baik 16%
0%
Sangat
kurang
0%
Rata-rata
79,62%
Gambar 4.4 Grafik analisis deskriptif persentase semua aspek manajemen
pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri
Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas menunjukkan bahwa
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri tahun 2013
menunjukkan 8 responden (16%) manajemen termasuk kategori sangat baik, 39
responden (78%) manajemen termasuk dalam kategori baik, 3 responden
57
(6,00%) manajemen termasuk dalam kategori cukup, 0 responden (0,00%)
manajemen termasuk dalam kategori kurang dan sangat kurang.
Secara
rata-rata
pelaksanaan
manajemen
pengelolaan
fasilitas
outbound Objek Wisata Linggo Asri tahun 2013 diperoleh skor 79,62%. Dengan
hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem manajemen pengelolaan fasilitas
outbound secara keseluruhan berada dalam kategori baik.
Untuk memperoleh gambaran secara lebih mendalam dan lebih rinci
Berikut ini dijelaskan tentang hasil analisis deskriptif persentase dari tiap-tiap
aspek manajemen pengelolaan fasilitas berdasarkan hasil angket pengunjung di
outbound Linggo Asri.
4.1.2.1.4
Analisis Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas
Outbound Objek Wisata Linggo Asri AspekPemeliharaan
Berdasarkan hasil angket penelitian tentang manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri dari aspek pemeliharaan fasilitas
dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.2
Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound
Objek Wisata Linggo Asri Aspek Pemeliharaan Fasilitas
No
Interval
1.
86 % - 100%
2.
Kriteria
Frekuensi
Persentase
Sangat baik
6
12 %
71 % - 85%
Baik
39
78 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
5
10 %
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH
Sumber : hasil penelitian tahun 2013
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
58
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Sangat Baik 78%
Baik 12%
Cukup
10%
Kurang
0%
Sangat
kurang
0%
Rata-rata
77,66%
Gambar 4.5 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan
fasilitas outbound aspek pemeliharaan fasilitas
Berdasarkan tabel dan grafik diatas menunjukkan bahwa sistem
pemeliharaan fasilitas dalam manajemen pengelolaan fasilitas outbound di Objek
Wisata Outbound Linggo Asri ini menunjukkan 6 responden (12,00%)
manajemen termasuk kategori sangat baik, 39 responden (78,00%) manajemen
termasuk dalam kategori baik, 5 responden
(10,00%) manajemen termasuk
dalam kategori cukup dan 0 (0%) manajemen termasuk dalam kategori kurang
dan sangat kurang.
Secara rata-rata sistem pemeliharaan fasilitas outbound Linggo Asri
diperoleh skor 77,66 %. Dengan hasil tersebut menunjukkan bahwa manajemen
pemeliharaan fasilitas outbound di Linggo Asri termasuk dalam kategori baik.
4.1.2.1.5
Analisis Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas
Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Keamanan Fasilitas
Berdasarkan hasil angket penelitian tentang manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi
di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 dari aspek keamanan fasilitas dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
59
Tabel 4.3
Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound
Objek Wisata Linggo Asri Aspek Keamanan Fasilitas
No
Interval
Kriteria
Frekuensi
Persentase
1.
86 % - 100%
Sangat baik
8
16 %
2.
71 % - 85%
Baik
39
78 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
3
6%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH
Sumber : hasil penelitian tahun 2013
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Sangat Baik 78% cukup 6%
baik 16%
Kurang
0%
Sangat
kurang
0%
Rata-rata
80,66%
Gambar 4.6 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspek keamanan fasilitas
Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa
keamanan fasilitas
outbound Objek Wisata Linggo Asri di Kabupaten
Pekalongan ini menunjukkan bahwa 8 responden (16,00 %) manajemen
termasuk dalam kategori sangat baik, 39 responden (78,00%) manajemen
termasuk dalam kategori baik, 3 responden (6,00%) manajemen termasuk dalam
60
kategori cukup, dan 0 responden (0,00%) manajemen termasuk dalam kategori
kurang dan sangat kurang.
Secara rata-rata keamanan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri
di Kabupaten Pekalongan diperoleh skor 80,66%. Dengan hasil tersebut
menunjukkan bahwa keamanan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri di
Kabupaten Pekalongan ini berada dalam kategori baik.
4.1.2.1.6
Analisis Deskriptif Persentase Sistem Pendanaan
Berdasarkan hasil angket penelitian yang di sebar ke pengunjung,
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai
wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 dari aspek
pendanaan dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel.4.4 Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound
Objek Wisata Linggo Asri AspekPendanaan
No
Interval
1.
86 % - 100%
2.
Kriteria
Frekuensi
Persentase
Sangat baik
9
18 %
71 % - 85%
Baik
37
74 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
4
8%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH
Sumber : hasil penelitian tahun 2013
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
61
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
sangat baik 74% cukup 8% Kurang
baik 18%
0%
Sangat
kurang
0%
rata-rata
81,66%
Gambar 4.7 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspek pendanaan
Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspek
pendanaan menunjukkan bahwa 9 responden (18,00%) manajemen termasuk
kategori sangat baik, 37 responden (74,00%) manajemen termasuk dalam
kategori baik, 4 (8,00%) manajemen termasuk dalam kategori cukup, 0
responden (0,00%) manajemen termasuk dalam kategori kurang, dan sangat
kurang.
Secara rata-rata sistem pendanaan
dalam manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri ini diperoleh skor 81,66 %. Dengan
hasil tersebut menunjukkan bahwa sistem pendanaan dalam manajemen
pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri ini berada dalam
kategori baik. Hasil rata-rata persentase ini berasal dari data pendukung yaitu
angket untuk pengunjung Objek Wisata Outbound Linggo Asri di Kabupaten
Pekalongan.
62
4.1.2.1.7
Analisis Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas
Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Ketenagakerjaan
Berdasarkan hasil angket penelitian tentang manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi
di Kabupaten Pekalongan tahun 2013 dari aspek ketenagakerjaan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.5 Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound
Objek Wisata Linggo Asri Aspek Ketenagakerjaan
No
Interval
Kriteria
Frekuensi
Persentase
1.
86 % - 100%
Sangat baik
3
6%
2.
71 % - 85%
Baik
44
88 %
3.
56 % - 70%
Cukup baik
3
6%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH
Sumber : hasil penelitian tahun 2013
Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
sangat
baik 6%
baik 88% cukup 6%
Kurang
0%
Sangat
kurang
0%
rata-rata
76,99%
Gambar 4.8 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspekketenagakerjaan
63
Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa
sistem ketenagakerjaan dalam manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek
Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi di Kabupaten
Pekalongan tahun 2013 menunjukkan bahwa 3 responden (6,00%) manajemen
termasuk kategori sangat baik, 44 responden (88,00%) manajemen termasuk
dalam kategori baik, 3 responden (6,00%) manajemen termasuk dalam kategori
cukup, dan 0 responden (0,00%) manajemen termasuk dalam kategori kurang
dan sangat kurang.
Secara rata-rata diperoleh skor 76,99%. Dengan hasil tersebut
menunjukan bahwa sistem ketenagakerjaan dalam manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri di Kabupaten Pekalongan tahun
2013 berada dalam kategori baik. Hasil rata-rata persentase ini berasal dari data
pendukung yaitu angket untuk pengunjung Objek Wisata Outbound Linggo Asri di
Kabupaten Pekalongan.
4.1.2.1.8
Analisis Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas
Outbound Objek Wisata Linggo Asri Aspek Pendidikan Rekreasi
Berdasarkan hasil angket penelitian tentang manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi
di Kabupaten Pekalongan
tahun 2013 dari aspek pendidikan rekreasi dapat
dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.6 Deskriptif Persentase Manajemen Pengelolaan Fasilitas Outbound
Objek Wisata Linggo Asri Aspek Pendidikan Rekreasi
No
Interval
Kriteria
Frekuensi
Persentase
1.
86 % - 100%
Sangat baik
11
22 %
2.
71 % - 85%
Baik
36
72 %
64
3.
56 % - 70%
Cukup baik
3
6%
4.
41 % - 55%
Kurang
0
0%
5.
> 25 % - 40%
Sangat Kurang
0
0%
50
100 %
JUMLAH
Sumber : hasil penelitian tahun 2013
. Untuk lebih jelas dapat dilihat gambar grafik sebagai berikut:
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
sangat baik 72% cukup 6% Kurang
baik 22%
0%
Sangat
kurang
0%
rata-rata
82,66%
Gambar 4.9 Grafik analisis deskriptif persentase manajemen pengelolaan
fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri aspekpendidikan rekreasi
Berdasarkan tabel dan gambar grafik diatas dapat diketahui bahwa
unsur pendidikan rekreasi dalam kegiatan outbound di Objek Wisata Linggo Asri
menunjukkan bahwa 11 responden (22,00%) manajemen termasuk kategori
sangat baik, 36 responden (72,00%) manajemen termasuk dalam kategori baik, 3
responden (6,00%) manajemen termasuk dalam kategori cukup dan 0 responden
(0,00%) manajemen termasuk dalam kategori kurang dan sangat kurang.
Secara rata-rata diperoleh skor 82,66%. Dengan hasil tersebut
menunjukkan bahwa pendidikan rekreasi dalam kegiatan outbound di Objek
Wisata Linggo Asri berada dalam kategori baik. Dapat di simpulkan juga bahwa
didalam kegiatan outbound terkandung nilai-nilai pendidikan rekreasi. Hasil rata-
65
rata persentase ini berasal dari data pendukung yaitu angket pengunjung Objek
Wisata Linggo Asri.
4.1.2.2 Pengorganisasian (Organizing)
Dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah organisasi
maka seorang pimpinan perusahaan harus dapat mengatur organisasi dengan
baik. pengorganisasian dimaksudkan sebagai fungsi yang menyusun kerangka
pembagian kerja dan masing-masing bagian maupun karyawan. Dengan
kerjasama yang harmonis ini akan membuat tugas dan pekerjaan berjalan lancar
dan teratur serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam pengorganisasiannya dalam bidang wahana outbound, struktur
organisasi manajemen outbound Linggo Asri masih belum tertata dengan rapi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bapak Harry Pramono
selaku ketua outbound di Linggo Asri, beliau mengemukakan bahwa outbound di
Linggo Asri ini belum memiliki struktur organisasi sendiri. Jadi outbound Linggo
Asri masih berada di bawah naungan UPT objek wisata alam Linggo Asri yang
berlokasi di depan lokasi outbound tersebut. Akan tetapi dari pihak outbound
Linggo Asri itu sendiri sedang merencanakan pembentukan struktur organisasi
outbound sendiri agar pengorganisasian dapat berjalan dengan lancar dan setiap
bidang ada staf sendiri yang mengelolanya serta dapat menfokuskan
pekerjaanya sendiri. Untuk sementara ini pengurus outbound di Linggo Asri ini
hanya ada ketua/koordinator, penjaga, dan 3 orang trainer tetap yang setiap
harinya berada di lokasi. Namun walaupun demikian, pengorganisasian secara
keseluruhan dapat berjalan dengan baik dan lebih mengutamakan sistem
kekeluargaan antara ketua, trainer dan pengelola Linggo Asri lainnya. Dengan
66
kerjasama yang harmonis ini akan membuat tugas dan pekerjaan berjalan lancar
dan teratur serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam pengelolaanya ketua bekerjasama dengan UPT Linggo Asri dan ke empat
lembaga pengelola untuk memajukan dan mengembangkan outbound Linggo
Asri agar lebih diminati masyarakat.
Namun
walaupun
demikian
pengorganisasian
tetap
berjalan
sebagaimana mestinya. Di Objek Wisata Linggo Asri juga terdapat peraturan tata
tertib bagi pengelolanya yaitu 10 budaya malu aparatur yang diantaranya: (1)
Terlambat masuk kantor, (2) Tidak ikut apel, (3) Sering tidak masuk kerja tanpa
alasan,
(4) Sering minta ijin tidak masuk kerja, (5) Bekerja tanpa program, (6)
Pulang sebelum watunya, (7) Sering meninggalkan kerja tanpa alasan penting,
(8) Bekerja tanpa pertanggung jawaban, (9)
Pekerjaan terbengkalai,
(10) Berpakaian seragam tidak rapi dan tanpa atribut lengkap.
Peraturan ini berlaku bagi semua pengelola UPT Linggo Asri. Peraturan
ini dibuat agar petugas pengelola Linggo Asri lebih disiplin dan merasa enggan
untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran.
Struktur Kepengurusan Outbound Linggo Asri
Pengelola
: 1. Pemeritah Daerah (PEMDA)
2. Perhutani (PERHUT)
3. Kwartir Cabang (KWARCAB)
4. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)
Koordinator
Trainer :
: Hary Pramono
1. Prapto
2. Tresno
3. Sigit
67
Freelance
: 1. Bahtiar
6. Kendi
2. Supriyanto
7. Mufid
3. Suratman
8. Lilik
4. Puput
9. Andre
5. Rina
10. Boim
ORGANISASI
UPT
STRUKTURSTRUKTUR
ORGANISASI UPT
OBJEK WISATA
LINGGO ASRI
OBJEK WISATA LINGGO
ASRIPEKALONGAN
KABUPATEN PEKALONGAN
KABUPATEN
KEPALA DINAS
KEPALA UPT LINGGO
M. ZAHID
KASUBAG TU
PENGELOLABUPER
AGUS SUYANTO
HARI PURNOMO
KOORDINATOR
PENGELOLA HEWAN
SUDARYO
PETUGAS PINTUGERBANG
BENDAHARA PEMBANTU
PENGELOLAPENGINAPAN
PETUGAS KOLAM RENANG
WARTOYO
KUSTONO
TRIYANTO
SLAMET RIYANTO
PAWANG GAJAH
PETUGAS PINTUGERBANG
PETUGAS PERTAMANAN
PETUGAS KOLAM RENANG
ZAENAL ABIDIN
KASRIN
SUGIYANTO
EDY SURATNO
PAWANG GAJAH
BAGONG PRIHANTO
Gambar 4.3 Struktur Organisasi UPT Linggo Asri
4.1.2.3 Pengarahan (Actuating)
Fungsi manajemen yang ketiga yaitu pengarahan. Proses pengarahan
dalam
manajemen
pengelolaan
fasilitas
outbound
Linggo
Asri
sudah
dilaksanakan dengan baik dan pengarahan dalam manajemen outbound Linggo
Asri dilakukan sesuai dengan prosedur pengarahan yang ada. Semua prosedur
pengarahan dilakukan oleh seorang ketuadalam outbound Linggo Asri. Proses
pengarahan berupa motivasi yang dilakukan setiap hari, mengontrol trainer ,
68
seorang ketuasetiap saat mendatangi trainernya untuk menanyakan kendala dan
solusi yang baik bagi kinerja trainernya.
4.1.2.4 Pengawasan (Controlling)
Kaitannya dengan pengawasan atau controlling seorang ketua harus
mengetahui keadaan yang ada dilapangan, proses pengawasan dalam
manajemen Objek Wisata Outbound Linggo Asri dilakukan langsung oleh
seorang ketua. Hal ini dikarenakan salah satu tugas dari seorang ketuaadalah
mengontrol semua kegiatan di dalam. Dalam manajemen Objek Wisata
Outbound Linggo Asri proses pengawasan dilakukan secara langsung dengan
terjun ke lapangan atau di arena outbound itu sendiri. bahkan kadang ketua
outbound Linggo Asri bapak harry pramono juga ikut menjadi trainer outbound,
karena beliau awal mulanya adalah seorang
kegiatannya Ketua dapat
trainer outbound. Dalam
mengamati kegiatan di lapangan berkaitan dengan
tugas dan tanggungjawab dari trainer-trainer outbound.
4.2
Pembahasan
4.2.1
Perencanaan (Planning)
Fungsi manajemen yang pertama sebagai penentu arah pembangunan
manajemen pengelolaan fasilitas outbound Objek Wisata Linggo Asri adalah
perencanaan. Perencanaan adalah sebuah dasar dari pelaksanaan yang akan
dikerjakan dalam suatu organisasi atau perusahaan.. Perencanaan yang baik
akan memudahkan proses berlangsungnya tahapan-tahapan selanjutnya.
Outbound Linggo asri mempunyai perencanaan yang matang untuk menjaga
eksistensi dalam wahana outbound.
Didalam manajemen ada tahap perencanaan yang cukup menentukan
dalam pencapaian keberhasilan. Perencanaan yang baik akan memudahkan
69
proses berlangsungnya tahapan-tahapan selanjutnya. Outbound Linggo asri
mempunyai perencanaan yang matang untuk menjaga eksistensi dalam wahana
outbound.
. Kekuatan atau kelebihan yang dimiliki outbound Linggo Asri ialah
pesona alam yang indah, udara yang sejuk bebas dari polusi udara, adanya
wahana survivel menyusuri hutan di sekitar Linggo Asri, dan ketersediaannya
bumi perkemahan beserta fasilitasnya yang memang kondisi dari fasilitas
tersebut baik, karena perawatan dan pemeliharaannya yang rutin. Setiap akan
digunakan, peralatan dan arena outbound selalu di cek terlebih dahulu untuk
mengetahui apakah peralatan dan arena outbound dalam kondisi baik dan layak
digunakan dan begitu pula setelah selesai digunakan peralatan langsung
dibersihkan dan dirawat sesuai dengan prosedurnya. Setelah selesai melakukan
kegiatan outbound, pihak pengelola selalu melakukan evaluasi untuk mengetahui
apa saja kekurangan dari kegiatan outbound tersebut dan apakah fasilitasfasilitas yang tersedia masih dalam kondisi baik dan dapat berfungsi secara
optimal. Setelah dilakukan evaluasi, pengelola dapat melakukan tindakan
perbaikan untuk kedepannya. Evaluasi juga selalu dilakukan setiap akhir
tahunnya. Evaluasi yang
dilakukan menyangkut keseluruhan kegiatan pada
tahun tersebut, sehingga dapat mengetahui kekurangan-kekurangan dan hal apa
yang perlu diperbaiki. Setelah evaluasi dilakukan selanjutnya pengelola membuat
perencanaan untuk tahun kedepannya.
Evaluasi ini dibutuhkan karena dalam suatu manajemen pengelolaan
fasilitas outbound, peran fasilitas sangatlah penting, karena keadaan fasilitas
berkaitan dengan kenyamanan dan keamanan suatu wahana outbound. Jika
fasilitas tidak terpelihara dengan baik akibatnya akan sangat fatal. Selain
70
mengganggu kenyamanan pengunjung juga dapat membahayakan pengunjung
yang memakai wahana permainan outbound tersebut. Dalam pemeliharaan
fasilitas, suatu organisasi harus membuat strategi untuk mengganti peralatan
pada saat masanya tiba. Perlu juga di buat catatan peralatan serta jadwal
pemeliharaan yang dipatuhi dan dilaksanakan. Sebelum digunakan, peralatan
juga harus di cek terlebih dahulu agar memastikan bahwa fasilitas dalam kondisi
baik dan masih layak digunakan.
Wahana permainan outbound di Linggo Asri ini dari segi keamanan
sudah terjamin. Selain sudah dibuat peraturan penggunaan, juga sudah ada
jaminan asuransi dari Jasa Raharja jika sewaktu-waktu dalam kegiatan outbound
terjadi kecelakaan. Peralatan yang digunakan dalam permainan outbound di
Linggo Asri ini sudah memenuhi standar keamanan dan trainer yang memandu
jalannya kegiatan outbound sudah profesional dan sudah memiliki sertifikat resmi
untuk menjadi trainer outbound.
Selain melakukan pemeliharaan fasilitas pihak pengelola Linggo Asri
juga melakukan usaha pemeliharaan lingkungan yang ada di sekitar Linggo Asri
agar tetap terjaga kelestarian alamnya, karena kegiatan outbound ini sangat
berkaitan dengan alam. Salah satu usaha yang dilakukan untuk pelestarian alam
yaitu dengan melakukan reboisasi.
Rencana kedepannya,
pengelola
outbound Linggo Asri sedang
berencana menambah wahana permainan baru yaitu painball. Pengelola ingin
menambah wahana permainan ini karena permainan ini sedang diminati oleh
masyarakat. Pengelola juga sedang merencanakan untuk membuat member
untuk pengunjung.
71
Outbound Linggo Asri ini sendiri sangat cocok untuk kegiatan olahraga
maupun rekreasi. Selain menyenangkan, kegiatan outbound ini juga memiliki
banyak manfaat. Manfaat kegiatan outbound iniantara lain: (1) Melatih ketahanan
mental dan pengendalian diri, (2) Menumbuhkan empati, (3) Melahirkan
semangat kompetisi yang sehat, (4) Meningkatkan jiwa kepemimpinan, (5)
Melihat kelemahan orang lain bukan sebagai kendala, (6) Meningkatkan
kemampuan mengambil keputusan dalam situasi sulit secara cepat dan akurat,
(7) Membangun rasa percaya diri, (8) Meningkatkan kemampuan mengenal diri
dan orang lain. Jadi kegiatan outbound ini sendiri sangat cocok sebagai salah
satu wahana pendidikan rekreasi.
Outbound Linggo Asri sendiri telah memiliki fasilitas yang cukup
lengkap,
diantaranya
wahana
permainan
outbound,
bumi
perkemahan,
menyediakan wahana survivel, mess, cafe, junggle house, tenda, dll.
Sedangkan kelemahan yang dimiliki oleh outbound Linggo Asri
diantaranya mengenai wahana outbound yaitu ada beberapa arena permainan
outbound yang kurang terlihat menarik, karena ada beberapa arena outbound
yang tidak diberi warna dan cenderung terlihat kusam sehingga kurang terlihat
menarik. Kelemahan lain dari manajemen outbound Linggo Asri dari segi fasilitas
yaitu keadaan ruang sekretariat yang kurang rapi dan papan keterangan yang
terlihat kurang jelas.
Dari segi pemasaranya, pengelola outbound linggo Asri sendiri
mengemukakan bahwa salah satu kesulitan dalam mengelola objek wisata ini
yaitu dari segi pemasarannya. Dari pengelola memang sudah melakukan usahausaha pemasaran, diantaranya yaitu dengan menyebar brosur, melakuan
promosi ke sekolah-sekolah dan mengadakan roadshow ke sekolah-sekolah.
72
Akan tetapi intensitasnya masih kurang dan tidak adanya staf sendiri untuk
memasarkan. Untuk mengatasinya, pengelola biasanya melakukan pemasaran
dengan merangkul pengunjung yang datang untuk mempromosikannya. Untuk
mempromosikan
wahana
outbound
kepada
masyarakat
umum,
pihak
manajemen outbound Linggo Asri juga sudah membuat daftar paket outbound
yang dapat digunakan baik untuk kelompok maupun individu. Paket outbound ini
dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat untuk memilih fasilitas dan
mengetahui harga pemakaian outbound. Dari pengelola juga sudah pernah
mengajak masyarakat sekitar untuk membuat souvenir-souvenir dan oleh-oleh
khas Linggo Asri, karena biasanya dengan adanya toko-toko souvenir dan oleholeh, pengunjung akan lebih senang dan lebih berminat untuk berkunjung ke
Linggo Asri. Akan tetapi masyarakat sekitar kurang merespon dan sampai saat
ini belum terealisasikan. Dilihat dari segi usaha sebenarnya cukup menjanjikan
untuk pendapatan masyarakat sekitar, hanya saja mereka kurang berani dan
cenderung malas untuk menciptakan inovasi-inovasi baru untuk membuat
kerajinan-kerajinan yang dapat dijadikan souvenir tersebut.
Dalam
masalah
pendanaan,
manajemen
outbound
Linggo Asri
menargetkan pemasukan yang di peroleh per tahunnya. Pemasukan diperoleh dari
dana APBD Kabupaten Pekalongan dan pemasukan dari tiket masuk pengunjung,
Serta dana dari penyewaan fasilitas yang ada di outbound Linggo Asri ini. Harga
tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas outbound di Linggo Asri ini memang
tergolong lebih murah di bandingkan dengan objek wisata outbound di tempat
lain, hal ini dimaksudkan agar biaya tiket masuk dan biaya penyewaan fasilitas
outbound di Linggo Asri ini lebih dapat dijangkau masyarakat umum, karena
73
outbound di Linggo Asri ini tidak berorientasikan untuk mencari keuntungan
besar akan tetapi lebih untuk melayani masyarakat.
Sistem pengelolaan pemasukan dana dari pengunjung di outbound
Linggo Asri ada 2 macam, sebagian dana di serahkan ke PEMDA dan sebagian di
olah sendiri untuk menggaji trainer sebagai fasilitator, untuk keperluan perawatan
peralatan dan penggantian peralatan yang rusak serta untuk kebutuhan-kebutuhan
lain. Dana pemasukan yang ada pertaunnya sudah dapat mencukupi keperluankeperluan pengelolaan fasilitas di outbound Linggo Asri ini.
4.2.2
Pengorganisasian (Organizing)
Dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai dalam sebuah organisasi
maka seorang pimpinan perusahaan harus dapat mengatur organisasi dengan
baik. pengorganisasian dimaksudkan sebagai fungsi yang menyusun kerangka
pembagian kerja dan masing-masing bagian maupun karyawan. Dengan
kerjasama yang harmonis ini akan membuat tugas dan pekerjaan berjalan lancar
dan teratur serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam pengorganisasiannya dalam bidang wahana outbound, struktur
organisasi manajemen outbound Linggo Asri masih belum tertata dengan rapi.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan bapak Harry Pramono
selaku ketua outbound di Linggo Asri, beliau mengemukakan bahwa outbound di
Linggo Asri ini belum memiliki struktur organisasi sendiri. Jadi outbound Linggo
Asri masih berada di bawah naungan UPT objek wisata alam Linggo Asri yang
berlokasi di depan lokasi outbound tersebut. Akan tetapi dari pihak outbound
Linggo Asri itu sendiri sedang merencanakan pembentukan struktur organisasi
outbound sendiri agar pengorganisasian dapat berjalan dengan lancar dan setiap
bidang ada staf sendiri yang mengelolanya serta dapat menfokuskan
74
pekerjaanya sendiri. Untuk sementara ini pengurus outbound di Linggo Asri ini
hanya ada ketua/koordinator, penjaga, dan 3 orang trainer tetap yang setiap
harinya berada di lokasi. Namun walaupun demikian, pengorganisasian secara
keseluruhan dapat berjalan dengan baik dan lebih mengutamakan sistem
kekeluargaan antara ketua, trainer dan pengelola Linggo Asri lainnya. Dengan
kerjasama yang harmonis ini akan membuat tugas dan pekerjaan berjalan lancar
dan teratur serta mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam pengelolaanya ketua bekerjasama dengan UPT Linggo Asri dan ke empat
lembaga pengelola untuk memajukan dan mengembangkan outbound Linggo
Asri agar lebih diminati masyarakat.
Namun
walaupun
demikian
pengorganisasian
tetap
berjalan
sebagaimana mestinya. Di Objek Wisata Linggo Asri juga terdapat peraturan tata
tertib bagi pengelolanya yaitu 10 budaya malu aparatur yang diantaranya: (1)
Terlambat masuk kantor, (2) Tidak ikut apel, (3) Sering tidak masuk kerja tanpa
alasan,
(4) Sering minta ijin tidak masuk kerja, (5) Bekerja tanpa program, (6)
Pulang sebelum watunya, (7) Sering meninggalkan kerja tanpa alasan penting,
(8)
Bekerja
tanpa
pertanggung
jawaban,
(9)
Pekerjaan
terbengkalai,
(10) Berpakaian seragam tidak rapi dan tanpa atribut lengkap.
Peraturan ini berlaku bagi semua pengelola UPT Linggo Asri. Peraturan
ini dibuat agar petugas pengelola Linggo Asri lebih disiplin dan merasa enggan
untuk melakukan pelanggaran-pelanggaran.
4.2.3
Pengarahan (Actuating)
Fungsi manajemen yang ketiga yaitu pengarahan. Proses pengarahan
dalam
manajemen
pengelolaan
fasilitas
outbound
Linggo
Asri
sudah
dilaksanakan dengan baik dan pengarahan dalam manajemen outbound Linggo
75
Asri dilakukan sesuai dengan prosedur pengarahan yang ada. Semua prosedur
pengarahan dilakukan oleh seorang ketuadalam outbound Linggo Asri. Proses
pengarahan berupa motivasi yang dilakukan setiap hari, mengontrol trainer ,
seorang ketuasetiap saat mendatangi trainernya untuk menanyakan kendala dan
solusi yang baik bagi kinerja trainernya.
4.2.4
Pengawasan (Controlling)
Kaitannya dengan pengawasan atau controlling seorang ketua harus
mengetahui keadaan yang ada dilapangan, proses pengawasan dalam
manajemen Objek Wisata Outbound Linggo Asri dilakukan langsung oleh
seorang ketua. Hal ini dikarenakan salah satu tugas dari seorang ketuaadalah
mengontrol semua kegiatan di dalam. Dalam manajemen Objek Wisata
Outbound Linggo Asri proses pengawasan dilakukan secara langsung dengan
terjun ke lapangan atau di arena outbound itu sendiri. bahkan kadang ketua
outbound Linggo Asri bapak harry pramono juga ikut menjadi trainer outbound,
karena beliau awal mulanya adalah seorang
kegiatannya Ketua dapat
trainer outbound. Dalam
mengamati kegiatan di lapangan berkaitan dengan
tugas dan tanggungjawab dari trainer-trainer outbound.
76
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan serta di dukung dari hasil
kuesioner pengunjung Objek Wisata Outbound Linggo Asri pada tahun 2013
dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:
Dari pembahasan di atas dapat di ambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1)
Proses perencanaan yang dilakukan oleh pihak manajemen outbound
Linggo Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsi manajemen.
2)
Pengorganisasian manajemen outbound Linggo Asrimasih belum tertata
dengan rapi karena belum memiliki struktur organisasi sendiri.
3)
Proses pengarahan yang dilakukan manajemen outbound Linggo Asri
dilakukan oleh seorang ketuadan sudah berjalan sesuai dengan
fungsinya.
4)
Pengawasan yang dilakukan oleh pihak manajemen outbound Linggo
Asri sudah berjalan sesuai dengan fungsinya.
5.2
Saran
Berorientasi pada hasil analisis dan simpulan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka perlu penulis ajukan beberapa saran kepada pengelola Objek
Wisata Linggo Asri sebagai berikut :
(1)
Perencanaan, menyusun program-program yang lebih menarik dalam
rencana pengembangan wahana outbound
(2)
Pengorganisasian, hendaknya dalam struktur organisasi memiliki staf
tenaga kerja pada setiap bidang organisasinya, agar lebih fokus dalam
77
pengelolaan
Objek
Wisata
Outbound
Linggo
Asri
pada
setiap
bidangnya.
(3)
Pengarahan, dalam pengarahan seorang ketuaharus lebih intensif lagi
dan meningkatkan pengarahan secara langsung kepada trainernya.
(4)
Pengawasan, Hendaknya tetap menjaga mutu dan pelayanannya
terhadap pengunjung sehingga pengunjung akan datang kembali dan
senang berkunjung di Objek Wisata Outbound Linggo Asri.
78
Daftar Pustaka
Agung Dharmawan. 2009. Manajemen Persatuan Sepakbola Indonesia Kota
Pekalongan.Skripsi.UNNES
Agustinus Susanta. 2010. Outbound Management Training. Yogjakarta: ANDI
Yogjakarta
Ancok Djamaluddin. 2007. Outbound Management Training. Yogjakarta: UII
Press Yogjakarta
Fakultas Ilmu Keolahragaan. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi. Semarang:
UNNES Press
Hani Handoko. 1997. Manajemen. Yogyakarta: BPFE
Harsuki. 2003. Perkembangan Olahraga Terkini. Jakarta: Rajagrafindo Persada
______ 2012. Pengantar Manajemen Olahraga. Jakarta: Raja Grafindo Persada
http://www.kirana.com/outbound/pengertianoutbound(Accesed 27/8/13)
Lexy J. Moleong. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Mugiyo Hartono. 2010. Manajemen Keolahragaan. FIK UNNES
Muhamad Ali. 1993. Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa
Muhamad Murni dan Yudha M. 2000. Pendidikan Rekreasi. Depdiknas
Soepartono. 2000. Sarana dan prasarana Olahraga. Depdiknas
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:
ALFABETA
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: PT Rineka
Sukirno. 2008. Manajemen Kepelatihan Olahraga. Semarang: UNNES Press.
Williams, Chuck. 2001. Manajemen Buku I. Terjemahan M. Sabarudin
Napitupulu. 2001. Jakarta: Salemba Empat
Zainal Mustafa EQ. 2009. Mengurai Variabel hingga Instrumentasi Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu
79
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
80
Surat Penetapan Dosen Pembimbing
Lampiran 2
81
Surat Izin Penelitian
Lampiran 3
82
Surat Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 4
83
DAFTAR WAWANCARA UNTUK KETUA OUTBOUND LINGGO ASRI
Lokasi
: .................................
Nama Pewawancara
: .................................
Waktu Wawancara
: .................................
1.
Bagaimanakah awal mula/sejarah di bukanya outbound Linggo Asri ini?
2.
Wahana apa saja yang ada di outbound Linggo Asri ini?
3.
Bagaimana cara merawat wahana outbound yang ada?
4.
Bagaimanakah prosedur pemeliharaan sarana dan prasarana outbound
danFaktor-faktor apa saja yang perlu di perhatikan dalam memelihara
fasilitas outbound di Linggo Asri?
5.
Bagaimana prosedur penggantian peralatan outbound ?
6.
Outbound Linggo Asri ini merupakan salah satu wisata alam, apakah ada
usaha pemeliharaan dan pelestarian alam di Linggo Asri ini?
7.
Apakah dilakukan pengawasan saat kegiatan outbound berlangsung?
8.
Adakah jaminan keselamatan pengunjung dalam menggunakan fasilitas
outbound Linggo Asri ini?
9.
Kendala apa saja yang selama ini bapak hadapi dalam mengelola fasilitas
outbound di Linggo Asri?
10.
Bagaimanakah cara bapak mengatasi kendala-kendala tersebut?
Lanjutan Lampiran 4
11.
84
Bagaimanakah sistem pengelolaan dana yang ada di outbound Linggo Asri
ini?
12.
Dari mana saja sumber dana outbound di Linggo Asri ini?
13.
Untuk keperluan apa saja dana-dana yang diperoleh di outbound Linggo
Asri ini?
14.
Adakah kerjasama dengan pihak lain yang terjalin terkait dengan perolehan
dana di outbound Linggo Asri ini?
15.
Apakah ada target pemasukan per tahunnya?
16.
Apakah target pemasukan pada tahun 2012 dapat tercapai?
17.
Menurut anda apakah tiket masuk dan tarif penggunaan dan penyewaan
fasilitas outbound di Linggo Asri ini dapat terjangkau masyarakat?
18.
Kendala apa saja yang bapak hadapi dalam mengelola dana yang ada di
outbound Linggo Asri ini? kalo ada bagaimana cara bapak mengatasi
kendala-kendala tersebut?
19.
Usaha apa saja yang dilakukan dalam mempromosikan
fasilitas dan
wahana-wahana outbound yang ada di Linggo Asri ini agar lebih dikenal
oleh masyarakat dan lebih di minati?
20.
Adakah rencana mengembangkan outbound di Linggo Asri ini, misalnya
dengan penambahan fasilitas dan wahana permainan outbound?
21.
Apakah ada target untuk jumlah pengunjung yang datang ke outbound
Linggo Asri per tahunnya? Jika ada berapa targetnya?
Lanjutan Lampiran 4
85
Lanjutan Lampiran 4
22.
Menurut bapak nilai-nilai apa saja yang dapat di petik pengunjung dalam
kegiatan outbound ini?
23.
Apakah setiap akhir tahun selalu dilakukan evaluasi dan membuat
perencanaan baru untuk tahun kedepanya?
Lanjutan Lampiran 4
86
DAFTAR WAWANCARA UNTUK TRAINER OUTBOUND LINGGO ASRI
Lokasi
: .................................
Nama Pewawancara
: .................................
Waktu Wawancara
: .................................
1.
Bagaimanakah sistem kontrak kerja anda?
2.
Apa saja syarat untuk menjadi trainer outbound?
3.
Apakah anda memiliki lisensi resmi untuk menjadi Trainer outbound, dan
dari manakah lisensi traineroutbound itu di dapat?
4.
Kendala apa saja yang anda hadapi selama menjadi trainer outbound di
Linggo Asri ini?
5.
Bagaimana cara anda mengatasi kendala-kendala tersebut?
6.
Apa saja peralatan yang digunakan dalam kegiatan outbound di Linggo
Asri ini?
7.
Bagaimana cara merawat peralatan yang digunakan dalam kegiatan
outbound di Linggo Asri ini?
8.
Adakah kesulitan dalam merawat peralatan outbound?
9.
Menurut anda apakah peralatan yang tersedia di Linggo Asri ini sudah
memadai?
10.
Apakah peralatan yang di gunakan dalam kegiatan outbound sudah sesuai
dengan standar keamanan?
Lanjutan Lampiran 4
11.
87
Apakah ada pengecekan alat dan arena Outbound sebelum di gunakan
dan biasanya apa saja yang perlu di lakukan pengecekan?
12.
Bagaimanakah safety procedure dalam pemakaian outbound?
13.
Apakah ada pertolongan darurat jika suwaktu-waktu terjadi kecelakaan
saat kegiatan outbound dilaksanakan?
14.
Apakah ada syarat-syarat tertentu untuk menggunakan wahana outbound
di Linggo Asri ini dan apakah ada batasan umur untuk menggunakan
wahana outbound?
15.
Faktor apa saja yang dapat menghambat jalannya kegiatan outbound?
16.
Selama anda menjadi trainer outbound di Linggo Asri ini, apakah pernah
ada pengunjung yang komplain?
Lampiran 5
88
HASIL WAWANCARA DENGAN KETUA OUTBOUND LINGGO ASRI DI
KABUPATEN PEKALONGAN
1.
Awal mula di bukanya outbound Linggo Asri ini untuk menambah daya tarik
wisatawan, dan untuk menambah ragam, maksudnya dengan di bukanya
outbound, maka msayarakat nanti banyak pilihan,mau menikmati wisata
alam atau menikmati kegiata berupa outbound.
2.
Kita highropnya ada 7 permainan, 1 flying fox, jembatan burma, jembatan
goyang, sama rock n roll, Itu yang dewasa. Untuk anak-anak kita siapkan
flying fox,realway brigde, flaying tunnel,sama lock crossing.
3.
Setiap bulan kita perawatan rutin,itu yang pasti,kalo perawatan sebelum
kegiatan kita cek peralatanya.
4.
Kita kan memang mendapat dana perawatan dari APBD, kalo ada yang
rusak kita perbaiki, untuk kebersihanya ada tenaga kebersihan 5 orang.
5.
Kita liat dari kondisi, walaupun baru misalnya kok jatuh dari ketinggian trs
kena batu misalnya, kita anggapnya sudah tida kita pakai. takutnya kan
bukan retak di luar, tapi retak di dalam, atau sudah tidak layak digunakan
ya kita ganti.
6.
Iya, kalo di wisata alam,nanti kok ada pohon yang mati kita reboisasi lagi.
7.
Saya disamping sebagai pengelola saya juga ikut terjun langsung. kadang
sebagai trainer, kadang sebagai operator, ya sesuai dengan kebutuhan.
8.
Ya ada,kita ikut asuransi jasa raharja
Lanjutan Lampiran 5
9.
89
Kendalanya cuma marketingnya yang kurang, pemasarannya. Cuaca juga
iya, cuaca sini kan tidak dapat di pastikan,kadang pagi hari cerah siang jam
12 keatas sudah hujan.
10.
Kita kan memang kendalanya di marketing, semua tamu yang maen disini,
biasanya kita rangkul sekalian, jadi artinya sebagai marketing freelance lah
istilahnya, kita belum ada membernya, arahnya kita kesana, tapi belum.
11.
Jadi untuk pendapatan disini kan arahnya ada 2 macam, ada yang di
setorkan ke PEMDA ada yang untuk pemandu outbound
sebagai
fasilitator, yang itu kita kelola sendiri,kalo memang hrus kita setorkan kita
setorkan ke kasda.
12.
Dari APBD Kabupaten Pekalongan,sama pemasukan dari pengunjung.
13.
Yang jelas untuk perawatan,trus untuk refitalisasi. perawatan itu untuk
sekian taun perlu refitalisasi yang rusak-rusak. Kalo trainer, freelance, kalo
mereka ada job,mereka dapat vee.
14.
Ada, kita kan disini ada 4 elemen yang terkait, 1) PEMDA, 2) PERHUT,3)
LMDH, 4) KWARCAB.
15.
Ya, Ada target pertahunya.
16.
Tahun 2012 target dapat tercapai.
17.
Ya, disini kan memang mungkin paling murah di daerah atau di tempat lain,
karena kita orientasinya kan bukan hanya mencari keuntungan tapi
memang melayani masyarakat.
18.
Nggak ada kendala dalam mengelola keuangan.
Lanjutan Lampiran 5
19.
90
Sudah, yang jlas kita sudah menyebar brosur. Kita dulu ada program
mempresentasikan ke sekolah-sekolah bahwa outbound itu sebenarnya
apa, kegunaanya seperti apa. Artinya seperti roadshow, kita roadshow ke
sekolah-sekolah.
20.
Ya,kita kemarin sudah usulkan untuk penambahan painball, sekarang
painball kan lagi diminatikan, kita sudah usulkan tapi belum direalisasi
sampai sekarang.
21.
Kita targetnya di pendapatan.
22.
Sebenarnya untuk kegiatan outbound itu kan intinya belajar, jadi banyak
sekali yang bisa di ambil dari kegiatan itu. Kalo dari pelajar biasanya lebih
menitikberatkan pada leadershipnya. Mereka belajar kepemimpinan,
kebersamaan,
kemandirian,
banyak
lah.
Untuk
perkantoran
atau
perusahaan biasanya kan mereka lebih ke teamwork yang ditonjolkan.
23.
Ya, sebenarnya untuk evaluasi ini kita tidak tiap taun. kadang sebulan
sekali, 2 bulan sekali kita evaluasi, bahkan setiap selesai kegiatan kita
evaluasi. Apa saja kekurangan kita sebagai pengelola, sebagai pemandu,
sebagai fasilitator hal2 apa yang perlu diperbaiki. la nanti akan kita perbaiki
pada kegiatan berikutnya. kalo untuk taunan jelas kita evaluasi semuanya,
trus kedepanya kita rencanakan pada tahun berikutnya biasanya kita
berupa penambahan wahana-wahana, biasanya seperti itu.
Lanjutan Lampiran 5
91
HASIL WAWANCARA DENGAN TRAINER OUTBOUND LINGGO ASRI DI
KABUPATEN PEKALONGAN
1.
Sistem kontrak kerja kita freelance, maksudnya kalo ada kegiatan kita
pakai,kalau tidak ada kita bantu-bantu.
2.
Syarat yang utama biasanya kita kepelatihanya ada,dasar-dasar untuk
melaksanakan kegiatan outbound, kepelatihan, ada juga nanti kan sambil
pelajaran tersebut di lapangan kita dapat mengetahui alat-alat outbound.
3.
Ada, kita yang kemaren dari adwes semarang.
4.
Biasanya itu pesertanya, kalo susah di atur itu pesertanya sebagai
kendalanya, apalagi takut mencoba.
5.
Biasanya
beberapa
kita untuk mengatasi peserta, kita bagi peserta menjadi
kelompok
biar
tidak
menumpuk,jika
menumpuk
kecenderunganya akan lebih kacau, jadi kita bagi, kita arahkan. Kalau takut
kita momotivasi dia biar tidak takut.
6.
Diantaranya tali kernmentel, pulley, carabiner, harness, helm, webbing.
pulley,ini fungsinya untuk sebagai pejalan tol, roda berjalanya. Carabiner scruw
untuk keamanan, pengunci, jadi untuk pengait. Snap fungsinya sama untuk
pengait, cuma ini tidak ada kuncinya, otomatis ini aja. Kernmentel, ini untuk
pengaman rem. Harness,yang dipake peserta outboundnya. Helm untuk dipakai
biar nggak ketilang.hehe sebagai pelindung kepala.
7.
Biasanya kita setiap satu minggu sekali kita bersihkan biaasanya kan
kotor,biar nggak macet,untuk arenanya kita sebulan sekali.
8.
Kesulitanya kalo hujan.
9.
Untuk peralatan ountboundnya sudah lengkap.
10.
Peralatan sudah sesuai dengan standar keamanan.
Lanjutan Lampiran 5
92
11.
Sebelum kita gunakan kita cek alat dan arena.
12.
Safety prosedure nya sebelum kegiatan kita kontrol semua arena,alat kita
bersihkan,kita kasih paselin agar lancar.
13.
Kita siap,kita jadi dalam permainan kita di tiap-tiap pos kita jaga,
mengantisipasi jika suwaktu-waktu ada yang jatuh di tengah, kalo macet
biasanya kita tarik dengan tali, aman.
14.
Kalo usia kita kan ada 2 arena,yang satu khusus untuk dewasa berarti
SMA keatas, yang satunya dari anak TK sampai SMP.
15.
Faktor yg utama disini cuaca yang kadang menghambat lancarnya
outbound.
16.
Kalo alhamdulilah sampai saat ini kita belum ada komplain,mungkin hanya
sedikit saran untuk perbaikan.
Lampiran 6
93
KUESIONER PENELITIAN
Data Responden
Nama
: ................................
Jenis kelamin
: .................................
Umur
: ................................
Petunjuk pengisian angket
Semua pertanyaan dalam angket berikut ini akan digunakan oleh peneliti untuk
menegetahui Manajemen pengelolaan fasilitas outbound objek wisata Linggo
Asri sebagai wahana pendidikan rekreasi tahun 2013. Semua jawaban yang
diberikan akan dijamin kerahasiaannya dan tidak mempengaruhi semua aktivitas
yang dilakukan. Mohon saudara mengisis pernyataan berikut ini yang sesuai
dengan apa adanya dengan memberikan tanda “X” pada kolom yang sesuai
telah disediakan untuk masing-masing pernyataan berikut ini:
Jawaban:
a.
: Skor 4
b.
: Skor 3
c.
: Skor 2
d.
: Skor 1
Lanjutan Lampiran 6
94
I.
Fasilitas
1.
Menurut anda apakah fasilitas yang tersedia di objek wisata outbound
Linggo Asri sudah memadai?
2.
a.
Sangat memadai
b.
Memadai
c.
Cukup memadai
d.
Tidak memadai
Apakah fasilitas yang tersedia dalam objek wisata outbound Linggo Asri
terpelihara dengan baik?
3.
a.
Sangat baik
b.
Baik
c.
Kurang baik
d.
Tidak baik
Menurut anda apakah lingkungan yang berada di outbound Linggo asri
dapat terpelihara dengan baik?
a.
Sangat baik
b.
Baik
c.
Cukup baik
d.
Tidak baik
Lanjutan Lampiran 6
95
II.
Keamanan
1.
Apakah safety procedure/prosedur keamanan outbound yang di jelaskan
oleh pemandu dapat anda mengerti?
2.
a.
Sangat mengerti
b.
mengerti
c.
Kurang mengerti
d.
Tidak mengerti
Menurut anda apakah wahana outbound yang tersedia sudah tejamin
keamananya?
3.
a.
Sangat terjamin
b.
Terjamin
c.
Kurang terjamin
d.
Tidak terjamin
Apakah peralatan outbound yang di gunakan dalam permainan outbound
dalam kondisi baik dan aman?
a.
Sangat aman
b.
aman
c.
Kurang aman
d.
Tidak aman
Lanjutan Lampiran 6
96
III.
Pendanaan
1.
Menurut anda apakah biaya tiket masuk objek wisata outbound Linggo Asri
ini dapat terjangkau?
2.
a.
Sangat terjangkau
b.
Terjangkau
c.
Cukup terjangkau
d.
Tidak terjangkau
Menurut anda apakah biaya penggunakan wahana outbound dan
penyewaan fasilitas outbound Linggo Asri ini dapat terjangkau?
3.
a.
Sangat terjangkau
b.
Terjangkau
c.
Cukup terjangkau
d.
Tidak terjangkau
Menurut anda apakah tiket masuk dan biaya penyewaan sudah sesuai
dengan pelayanan dan fasilitas yang ada di outbound linggo asri?
a.
Sangat sesuai
b.
Sesuai
c.
Kurang sesuai
d.
Tidak sesuai
Lanjutan Lampiran 6
97
IV.
Ketenagakerjaan
1.
Apakah pelayanan di objek wisata outbound Linggo Asri memuaskan?
2.
3.
a.
Sangat memuaskan
b.
Memuaskan
c.
Kurang memuaskan
d.
Tidak memuaskan
Apakah pemandu yang ada di outbound Linggo Asri ini sudah profesional?
a.
Sangat profesional
b.
Profesional
c.
Kurang profesional
d.
Tidak profesional
Apakah
pemandu
outbound
Linggo
Asri
menjelaskan
safety
procedure/prosedur keselamatan dengan jelas?
a.
Sangat jelas
b.
Jelas
c.
Kurang jelas
d.
Tidak jelas
V.
Pendidikan Rekreasi
1.
Menurut anda apakah objek wisata outbound di Linggo Asri ini dapat di
kategorikan sebagai salah satu wahana pendidikan rekreasi?
a.
Sangat dapat di kategorikan
b.
Dapat di kategorikan
c.
Kurang dapat di kategorikan
d.
Tidak dapat di kategorikan
Lanjutan Lampiran 6
2.
98
Menurut anda apakah kegiatan outbound di Linggo Asri ini efektif sebagai
sarana penambah wawasan pengetahuan dan pengembangan diri?
3.
a.
Sangat efektif
b.
Efektif
c.
Kurang efektif
d.
Tidak efektif
Menurut
anda
apakah
kegiatan
menyenangkan?
a.
Sangat menyenangkan
b.
Menyenangkan
c.
Kurang menyenangkan
d.
Tidak menyenangkan
outbound
di
Linggo
Asri
ini
Lanjutan Lampiran 6
99
JAWABAN KUESIONER PENGUNJUNG OBJEK WISATA OUTBOUND
LINGGO ASRI DI KABUPATEN PEKALONGAN
BUTIR SOAL
NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
Anista Novianto
Erlina Fitriati
M. Nur Mulyadi
Nur Imamah. S
Abdul Rohman
Ulfa Pandu. D
Eka Syaifatul. H
M. Hidayah
Kiki Rukiana
Zidni Mubarok
Amalia Riski
Nur Khasan.B
Ikhsanudin
Nur Khasanah
Minkhati Zulfa
Anis Inayah
Miladina. K
Risqi Sugeng. R
Vera Ayu Aji. O
Maya Indriyanti
Kewim
Lukman Hakim
Ayu listiya
Gita tri. W
Wim Darmoyo
Nurul Fasilah
Suci Roudiyah
Aniyatus. S
Sitha May. C
Yeni Hidayah
Vita Aristina. L
Fauzal Mutaqin
Syaiful amri
Abdul ghofar
Habibah
Anna
Warda uli. A
Eva. E
Syaeful Bahri
Haryono
Nur Seprida. D
Atika. K
1
2
3
4
5
6
7
B
A
C
B
B
B
A
C
B
A
A
B
B
A
A
B
B
B
B
B
B
A
C
B
B
A
B
B
A
B
A
A
C
B
B
B
B
B
B
C
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
B
B
C
B
B
B
A
C
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
A
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
C
B
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
B
B
B
A
B
C
B
A
B
B
A
C
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
B
B
B
A
B
B
A
B
A
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
A
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
A
B
A
B
A
B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
A
A
B
B
B
A
B
A
A
B
B
B
B
A
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
8
9
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
B
B
A
B
A
A
C
B
A
B
C
B
A
B
B
A
B
B
B
B
D
A
B
B
B
B
A
B
B
A
B
A
A
A
B
A
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
1
0
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
1
B
B
A
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
1
2
B
A
B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
C
B
B
1
3
A
B
B
B
B
A
B
B
B
B
A
B
A
B
B
A
B
B
B
B
B
A
B
B
C
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
1
4
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
A
B
A
A
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
B
C
B
A
B
15
A
A
A
B
A
A
A
A
B
A
A
B
A
A
A
A
A
A
B
B
B
B
B
A
C
A
B
B
A
B
A
A
B
C
B
A
A
B
C
B
A
A
Lanjutan Lampiran 6
43
44
45
46
47
48
49
50
Kotim Hijayanti
Ikha Sulis. S
Fadhli dzil. I
Umi Kulsum. A
Ratih Sofiyah
Agung Trio. P
Laila Nisyfa
Ade Irma. S
100
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
B
A
B
B
B
B
B
B
A
B
A
A
B
B
B
A
B
B
B
A
B
B
C
A
B
A
B
B
B
B
B
B
A
A
B
A
B
B
A
A
B
A
B
A
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
B
A
A
B
B
B
B
B
B
B
A
B
B
B
B
A
B
B
B
B
A
A
A
B
A
B
B
B
A
B
A
B
B
B
A
B
A
A
A
A
A
A
B
B
Lanjutan Lampiran 6
101
lampiran xx
TABEL ANALISIS DATA ANGKET PENGUNJUNG OBJEK WISATA OUTBOUND LINGGO ASRI TAHUN 2013
NOMOR BUTIR S OAL
UC
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
∑
% skor
Kriteria
1 K-01
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
4
4
51
85%
SB
2 K-02
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
49
81.67%
B
3 K-03
2
3
3
3
3
3
4
4
3
3
4
3
3
3
4
48
80%
B
4 K-04
3
3
3
3
4
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
49
81.67%
B
5 K-05
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
4
49
81.67%
B
6 K-06
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
47
78.30%
B
7 K-07
4
3
4
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
4
50
83.30%
B
8 K-08
2
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
47
78.30%
B
9 K-09
3
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
3
48
80%
B
10 K-10
4
4
4
3
3
3
4
3
4
4
4
4
3
3
4
54
90%
SB
11 K-11
4
3
3
4
3
3
4
3
4
3
3
3
4
4
4
52
86.67%
SB
12 K-12
3
3
3
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
3
3
47
78.30%
B
13 K-13
3
3
3
2
4
3
3
4
4
4
3
4
4
4
4
52
86.67%
SB
14 K-14
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
48
80%
B
15 K-15
4
4
3
4
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
4
51
85%
B
16 K-16
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
48
80%
B
17 K-17
3
3
3
3
4
4
3
4
3
3
3
3
3
4
4
50
83.30%
B
18 K-18
3
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
48
80%
B
19 K-19
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
44
73.33%
B
20 K-20
2
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
41
68.33%
CB
21 K-21
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
75%
B
22 K-22
4
3
3
3
3
4
3
4
3
4
3
3
4
3
3
50
83.30%
B
23 K-23
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
44
73.33%
B
24 K-24
3
4
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
4
49
81.67%
B
25 K-25
3
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
3
2
42
70.00%
CB
26 K-26
4
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
2
3
3
4
44
73.33%
B
27 K-27
3
3
3
2
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
43
71.67%
B
28 K-28
3
3
3
3
3
3
3
4
3
4
3
3
3
3
3
47
78.33%
B
29 K-29
4
3
4
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
4
48
81.67%
B
30 K-30
3
3
3
3
3
3
3
2
3
3
3
3
3
3
3
44
73.33%
B
31 K-31
4
4
3
4
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
4
50
83.30%
B
32 K-32
4
3
3
4
4
3
4
4
4
3
3
3
3
3
4
52
86.67%
SB
33 K-33
2
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
3
45
75%
B
34 K-34
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
2
45
75%
B
35 K-35
2
3
4
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
46
76.67%
B
36 K-36
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
3
4
3
3
4
50
83.30%
B
37 K-37
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
46
76.67%
B
38 K-38
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
46
76.67%
B
39 K-39
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
2
2
43
71.67%
B
40 K-40
3
3
3
3
3
3
3
1
3
3
3
2
3
3
3
42
70%
CB
41 K-41
3
3
3
4
3
3
4
4
4
3
4
3
3
4
4
52
86.67%
SB
42 K-42
3
3
3
3
4
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
47
78.33%
B
43 K-43
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
4
4
4
48
81.67%
B
44 K-44
3
3
4
3
3
2
3
4
3
3
3
3
4
3
4
49
81.67%
B
45 K-45
3
3
4
3
4
4
3
4
3
3
3
3
4
4
4
52
86.67%
SB
46 K-46
3
3
3
4
3
3
4
3
3
3
3
4
3
3
4
49
81.67%
B
47 K-47
3
3
4
3
3
4
4
3
3
3
3
3
4
3
4
50
83.30%
B
48 K-48
3
3
3
4
3
3
3
3
3
4
3
3
3
3
4
48
81.67%
B
49 K-49
3
3
3
4
4
3
4
4
3
4
4
3
3
4
3
52
86.67%
SB
50 K-50
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
3
45
75%
B
79.62%
B
NO
TOTAL
Lanjutan Lampiran 6
102
lampiran xx
TABEL ANALISIS DATA ANGKET
NGKET OBJEK
PUTRI KLUB
WISATA
BOLA
OUTBOUND
BASKET SAHABAT
LINGGO ASRI
SEMARANG
DI KABUPATEN
TAHUN PEKALONGAN
2012/2013
TAHUN 2013
Butir Soal
Butir Soal
No
UC
1
K-01
3
3
4
10 83.30%
B
4
3
3
10 83.30%
B
4
3
3
2
K-02
4
3
3
10 83.30%
B
3
4
3
10 83.30%
B
3
3
3
3
K-03
2
3
3
8 66.67%
C
3
3
3
B
4
4
3
4
K-04
3
3
3
9
75%
B
3
4
4
11 91.70%
SB
4
3
4
5
K-05
3
3
3
9
75%
B
4
3
4
11 91.70%
SB
3
3
3
9
6
K-06
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
B
3
3
3
9
7
K-07
4
3
4
SB
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
4
8
K-08
2
3
4
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
K-09
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
4
3
4
10
K-10
4
4
4
12
100%
SB
3
3
3
B
4
3
11
K-11
4
3
3
10 83.30%
B
4
3
3
10 83.30%
B
4
12
K-12
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
13
K-13
3
3
3
9
75%
B
2
4
3
14
K-14
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
15
K-15
4
4
3
11 91.70%
SB
4
3
3
16
K-16
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
17
K-17
3
3
3
9
75%
B
3
4
4
11 91.70%
75%
B
4
3
3
10 83.30%
75%
B
2
3
3
Pemeliharaan Fasilitas
1
2
∑
3
% skor kriteria
11 91.70%
4
5
∑
6
%skor kriteria
9
9
9
75%
75%
75%
Butir Soal
Pendanaan
keamanan
7
8
∑
9
ketenagakerjaan
%skor kriteria 10
10 83.30%
11
∑
12
%skor kriteria
12
100%
SB
10 83.30%
B
3
3
4
10 83.30%
B
10 83.30%
B
3
3
4
10 83.30%
B
B
3
3
3
B
3
3
4
10 83.30%
B
75%
B
4
3
4
11 91.70%
SB
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
9
75%
B
3
3
3
4
4
12
100%
SB
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
4
4
4
12
100%
SB
9
75%
B
3
3
4
11 91.70%
SB
3
4
3
11 91.70%
SB
3
3
3
75%
B
3
3
4
75%
B
3
3
3
9
B
3
3
3
B
3
3
3
11 91.70%
SB
3
3
4
11 91.70%
SB
4
3
4
11 91.70%
SB
75%
9
9
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
75%
B
3
4
4
11 91.70%
SB
4
3
4
9
75%
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
B
3
3
3
B
3
3
3
SB
3
4
3
10 83.30%
B
3
3
3
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
8 66.67%
C
3
3
3
9
75%
B
3
9
75%
9
75%
75%
75%
10 83.30%
9
10 83.30%
%skor kriteria
4
3
9
∑
15
4
3
10 83.30%
14
4
3
75%
13
B
B
9
Pendidikan rekreasi
9
9
75%
75%
B
B
B
3
3
3
9
SB
4
4
4
12
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
75%
B
3
4
4
11 91.70%
SB
9
75%
B
4
4
4
12
100%
SB
9
75%
B
3
4
4
11 91.70%
SB
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
11 91.70%
75%
B
100%
SB
18
K-18
3
3
3
9
19
K-19
3
3
3
9
20
K-20
2
2
3
7 58.33%
C
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
2
2
7
58%
C
3
3
3
9
75%
B
21
K-21
3
3
3
9
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
22
K-22
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
4
B
3
4
3
B
4
3
3
B
4
3
3
23
K-23
2
3
3
8 66.67%
C
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
24
K-24
3
4
4
11 91.70%
SB
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
25
K-25
3
2
3
8 66.67%
C
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9 75.00%
B
3
3
3
9
75%
B
2
3
2
7 58.30%
C
26
K-26
4
3
2
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
2
3
8 66.67%
C
3
3
2
8 66.67%
C
3
3
4
10 83.30%
B
27
K-27
3
3
3
9
75%
B
2
3
3
8 66.67%
C
3
3
2
8 66.67%
C
3
3
3
9
B
3
3
3
9
75%
B
28
K-28
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
B
4
3
3
B
3
3
3
9
75%
B
29
K-29
4
3
4
SB
3
3
3
9
75%
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
30
K-30
3
3
3
B
3
3
3
9
75%
B
3
2
3
8 66.67%
C
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
31
K-31
4
4
3
11 91.70%
SB
4
3
4
11 91.70%
SB
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
32
K-32
4
3
3
10 83.30%
B
4
4
3
11 91.70%
SB
4
4
4
12
100%
SB
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
33
K-33
2
3
3
8 66.67%
C
3
3
3
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
B
34
K-34
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
2
8 66.67%
C
35
K-35
2
3
4
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
B
36
K-36
4
3
3
B
4
4
3
B
3
3
4
10 83.30%
B
37
K-37
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
10 83.30%
B
38
K-38
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
39
K-39
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
40
K-40
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
41
K-41
3
3
3
9
75%
B
4
3
3
10 83.30%
42
K-42
3
3
3
9
75%
B
3
4
3
10 83.30%
43
K-43
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
44
K-44
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
2
45
K-45
3
3
4
10 83.30%
B
3
4
4
46
K-46
3
3
3
B
4
3
3
47
K-47
3
3
4
B
3
3
48
K-48
3
3
3
9
75%
B
4
49
K-49
3
3
3
9
75%
B
4
50
K-50
3
3
3
9
75%
B
3
77.66%
B
TOTAL
75%
11 91.70%
9
75%
10 83.30%
9
75%
10 83.30%
10 83.30%
9
75%
10 83.30%
9
75%
10 83.30%
9
75%
75%
10 83.30%
10 83.30%
9
75%
10 83.30%
9
75%
B
3
4
3
B
3
3
3
SB
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
2
2
7 58.30%
B
3
1
3
B
4
4
4
12
B
3
3
3
B
3
3
3
8 66.67%
C
3
4
3
11 91.70%
SB
3
4
3
10 83.30%
B
4
3
4
10 83.30%
B
4
3
3
10 83.30%
B
4
3
11 91.70%
SB
3
3
75%
B
80.16%
B
11 91.70%
9
9
9
9
75%
75%
75%
RATA-RATA % SKOR TOTAL
10 83.30%
10 83.30%
7 58.30%
10 83.30%
75%
B
B
B
C
C
3
3
2
8 66.67%
C
3
3
3
SB
3
4
3
10 83.30%
B
3
4
4
11 91.70%
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
3
3
4
10 83.30%
B
9
75%
B
3
3
3
9
75%
B
4
4
4
12
100%
SB
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
4
3
4
11 91.70%
SB
10 83.30%
B
3
3
3
9
75%
B
4
4
4
12
100%
SB
3
10 83.30%
B
3
3
4
B
3
3
4
10 83.30%
B
3
3
10 83.30%
B
3
3
3
B
4
3
4
11 91.70%
SB
3
3
3
4
4
3
3
3
3
9
75%
75%
B
SB
B
4
3
3
10 83.30%
B
3
3
4
10 83.30%
B
SB
4
4
3
11 91.70%
SB
3
4
3
10 83.30%
B
75%
B
3
3
3
75%
B
3
3
3
81.66%
B
76.99%
B
79.82
B
11 91.70%
9
9
75%
B
100%
10 83.30%
9
75%
B
9
9
75%
B
82.66%
B
Lampiran 7
103
STRUKTUR ORGANISASI UPT OBJEK WISATA LINGGO ASRI
STRUKTUR ORGANISASI UPT
KABUPATEN
PEKALONGAN PEKALONGAN
OBJEK WISATA LINGGO
ASRI KABUPATEN
KEPALA DINAS
KEPALA UPT LINGGO
M. ZAHID
KASUBAG TU
PENGELOLABUPER
AGUS SUYANTO
HARI PURNOMO
KOORDINATOR
PENGELOLA HEWAN
SUDARYO
PETUGAS PINTUGERBANG
BENDAHARA PEMBANTU
PENGELOLAPENGINAPAN
PETUGAS KOLAM RENANG
WARTOYO
KUSTONO
TRIYANTO
SLAMET RIYANTO
PAWANG GAJAH
PETUGAS PINTUGERBANG
PETUGAS PERTAMANAN
ZAENAL ABIDIN
KASRIN
SUGIYANTO
PAWANG GAJAH
BAGONG PRIHANTO
PETUGAS KOLAM RENANG
EDY SURATNO
Lampiran 8
104
Struktur Kepengurusan Outbound Linggo Asri
Pengelola
: 1. Pemeritah Daerah (PEMDA)
2. Perhutani (PERHUT)
3. Kwartir Cabang (KWARCAB)
4. Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH)
Koordinator : Hary Pramono
Trainer
: 1. Prapto
2. Tresno
3. Sigit
Freelance
: 1. Bahtiar
6. Kendi
2. Supriyanto
7. Mufid
3. Suratman
8. Lilik
4. Puput
9. Andre
5. Rina
10 Boim
Lampiran 9
105
Daftar Harga Tiket Masuk
HARGA TIKET
NO
HARI
ANAK
DEWASA
1.
Biasa
Rp. 1.250,-
Rp. 1.750,-
2.
Libur (Minggu & Libur Nasional)
Rp. 1.250,-
Rp. 2.250,-
Harga tiket masuk ini sudah termasuk asuransi yang bekerjasama dengan
Jasa Raharja sebesar Rp. 250,- (dua ratus lima puluh rupiah)
Lampiran 10
106
Lampiran 11
107
Protap Pemakaian Outbound Linggo Asri
1)
Petugas atau Pemandu Outbound
a. Minimal 1 minggu sekali cheking alat dan arena outbound.
b. Setiap akan ada pemakaian, 1 hari sebelumnya di cheking alat
dan arena.
c. Mengkoordinasi seluruh tenaga instruktur setiap akan ada
pemakaiaan outbound.
d. Melakukan evaluasi setelah selesai kegiatan
e. Pemandu wajib menjelaskan safety procedure kepada pemakai
outbound.
f. Membersihkan dan merawat alat setiap habis dipakai.
2)
Pengunjung atau Pemakai Outbound
a. Pemakai wajib mematuhi aturan yang disampaikan pemandu.
b. Menjaga keamanan, kenyamanan, dan kebersihan.
c. Dilarang berbuat kegaduhan atau kerusuhan.
d. Alat dan arena tidak boleh dipakai tanpa seijin pengelola.
Lampiran 12
108
10 Budaya Malu Aparatur
1)
Terlambat masuk kantor
2)
Tidak ikut apel
3)
Sering tidak masuk kerja tanpa alasan
4)
Sering minta ijin tidak masuk kerja
5)
Bekerja tanpa program
6)
Pulang sebelum watunya
7)
Sering meninggalkan kerja tanpa alasan penting
8)
Bekerja tanpa pertanggungjawaban
9)
Pekerjaan terbengkalai
10)
Berpakaian seragam tidak rapi dan tanpa atribut lengkap.
Lampiran 14
109
Daftar Pengunjung Outbound Linggo Asri tahun 2013
1.
Tanggal 7 Januari 2013
: STIMIK Pekalongan
2.
Tanggal 21 januari 2013
: STIKES Pekajangan
3.
Tanggal 16 februari 2013
: TK Ulul Albab Pekalongan
4.
Tanggal 17 Februari 2013
: AAK Pekalongan
5.
Tanggal 23 Maret 2013
: SD Bebel Pekalongan
6.
Tanggal 4-7 April 2013
: SMK Muhamadiah Kajen
7.
Tanggal 16 April 2013
: Giant Swalayan
8.
Tanggal 29-30 April 2013
: SATPOLPP Kab. Pekalongan
9.
Tanggal 15 Mei 2013
: SMK Syafi’i Akrom Pekalongan
10. Tanggal 22 Mei 2013
: IKD Kab. Pekalongan
11. Tanggal 1-3 Juni 2013
: STAIN, AAK, STIKES Pekajangan
12. Tanggal 22 Juni 2013
: Mts Al Hikmah Proto
13. Tanggal 26 Juni 2013
: SMA N 1 Ungaran
14. Tanggal 30 Juni 2013
: TPQ Pisma Kedungwuni
Lampiran 14
110
Peta PETA
Obyek
Linggo
Asri
OBJEK Wisata
WISATA LINGGO
ASRI
Kab.
Pekalongan
KABUPATEN
PEKALONGAN
2
1
Utara
3
4
13
5
6
14
15
a
Are ound
tb
u
O
21
10
7
8
16
20
9
11
17
12
22
19
18
Arah Banjar Negara
Keterangan :
9. SD Linggo Asri
9. Vila
17.
10.Balai Desa Linggo Asri
10. Vila
18.
11.Pura
11. Lapangan Parkir
19.
12.Vila
12. MCK
20.
13.Kandang Gajah
13 . Lapangan Upacara
21.
14.Panggung Hiburan
14. Kios
22.
15.Kandang Burung
15. Sekretariat Buper
16.
Kolam Renang, Kantor,
16. Sekretariat Lemdikacab
dan Mushola
Gedung Pertemuan
Mess dan Jungle House
Mushola
MCK
Cafe
MCK
Lampiran 15
111
Peta Wisata Kabupaten Pekalongan
Lampiran 16
113
Dokumentasi Foto Penelitian
Gambar 1. Wawancara dengan ketua outbound Linggo Asri
Gambar 2. Wawancara dengan trainer outbound Linggo Asri
Lanjutan Lampiran 16
Gambar 3. Wahana permainan outbound
Gambar 4. Aula di outbound Linggo Asri
112
Lanjutan Lampiran 16
Gambar 5. Pelaksanaan kegiatan outbound
Gambar 6. Pelaksanaan kegiatan outbound
113
Lanjutan Lampiran 16
Gambar 7. Pelaksanaan kegiatan outbound
Gambar 8. Pengisian angket pengunjung
114
Lanjutan Lampiran 16
Gambar 9. Pengisian angket di Mess outbound Linggo Asri
Gambar 10. Pelaksanaan kegiatan outbound
115
Download