Pengaruh pembelajaran Out Bound terhadap sikap

advertisement
Pengaruh pembelajaran Out Bound terhadap sikap disiplin dalam proses
Pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten
Karawang”
Nana Suryana Nasution: 411700673 “
Abstak Saat ini semakin banyak bentuk-­‐bentuk aktivitas jasmani atau olahraga yang semakin popular di kalangan masyarakat luas, sebagai contoh adalah kegiatan aktivitas di luar kelas maupun di alam terbuka yang sering di sebut out bound. bertujuan untuk meningkatkan kemampuan untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan yang terpenting untuk pembinaan karakter bagi Siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kab.Karawang. Banyak jenis dan macam kegiatan dan pelatihan yang ditawarkan dewasa ini, salah satu contohnya yang sedang mengalami ketenaran pada saat ini ialah Out bound Training, yaitu bentuk pelatihan yang dirancang hanya menggunakan aktivitas di alam terbuka/ di luar ruangan, bermain dan berfikir atau mengamati hal-­‐hal yang ada di dalam aktivitas yang kemudian dipakai dalam aktivitas kehidupan sehari-­‐hari. Oleh karena itu Pembinaan Sikap Disiplin Melalui Kegiatan Out bound Bagi siswa kelas 8 SMP Telagasari Kab.Karawang, dipandang perlu untuk dikembangan dengan model pembinaan Siswa kelas 8 SMP Telagasari Kab.Karawang yang sistematik dan berkarakter serta berkelanjutan. penelitian tentang Pembelajaran Out Bound untuk meningkatkan disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/ jasa. Hal terpenting dari sifat suatu barang atau jasa berupa kejadian/ fenomena/ gejala social adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori, Kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani yang selama ini dilakukan di Kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang sebelum menggunakan pembelajaran outbond terlihat kurang kondusif. Perubahan yang terlihat dari suasana pembelajaran yang aktif yaitu dimana selama proses pembelajaran berlangsung siswa dapat mendengarkan instruksi guru dengan baik cenderung disiplin. Dengan semakin seringnya penggunaan pembelajaran outbond tersebut maka siswa akan terbiasa dan dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan lebih baik. Untuk mengatasi kendala alat dan sarana pembelajaran yang ada di sekolah, guru dapat menggunakan alat dan bahan yang mudah didapat di sekitar lingkungan sekolah. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup, Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan yang diajarkan di sekolah memiliki peranan yang sangat penting, yaitu memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani yang dilaksanakan secara sistematis.Pembekalan pengalaman belajar itu dirasakan untuk membina pertumbuhan fisik dan perkembangan psikis yang lebih baik, sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat. Guru Pendidikan Jasmani secara sadar menyiapkan pengalaman belajar yang terdiri atas aktivitas jasmani.Sedangkan peserta didik adalah pelaku aktif yang melakukan tugas-­‐
tugas ajar tersebut. Sebab perubahan perilaku hanya akan terjadi apabila peserta didik itu sendirilah yang aktif untuk belajar. Karena itu partisipasi aktif semua siswa merupakan salah satu prinsip yang amat penting dalam pendidikan jasmani. Peran aktif siswa dalam proses pembelajaran tidak terlepas dari motivasi belajar yang timbul dari diri siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan uraian di atas, sudah seharusnya pelaku atau masyarakat Indonesia dapat merumuskan langkah-­‐langkah yang jelas dan strategis untuk melakukan revitalisasi visi dan karakter bangsa. Melemahnya karakter bangsa dapat menjadi momok yang luar biasa sehingga memicu kejadian-­‐kejadian yang tidak terpuji, maka memandang perlu adanya suatu tindakan ataupun kegiatan untuk membangun kembali karakter bangsa dalam diri Siswa kelas 8 SMP Telagasari Kab.Karawang tersebut, salah satunya dengan kegiatan pengembangan sikap disiplin melalui kegiatan out bound ini. Saat ini semakin banyak bentuk-­‐bentuk aktivitas jasmani atau olahraga yang semakin popular di kalangan masyarakat luas, sebagai contoh adalah kegiatan aktivitas di luar kelas maupun di alam terbuka yang sering di sebut out bound. Kegiatan Out bound saat ini sedang berkembang pesat di masyarakat Indonesia yaitu para pengusaha, pekerja kantor, pegawai negeri maupun sekolah-­‐sekolah karena bertujuan memperoleh kesenangan mental atau jiwa. Selain itu juga bertujan untuk meningkatkan kemampuan untuk saling bekerja sama dalam menyelesaikan suatu pekerjaan dan yang terpenting untuk pembinaan karakter bagi Siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kab.Karawang.Banyak jenis dan macam kegiatan dan pelatihan yang ditawarkan dewasa ini, salah satu contohnya yang sedang mengalami ketenaran pada saat ini ialah Out bound Training, yaitu bentuk pelatihan yang dirancang hanya menggunakan aktivitas di alam terbuka/ di luar ruangan, bermain dan berfikir atau mengamati hal-­‐hal yang ada di dalam aktivitas yang kemudian dipakai dalam aktivitas kehidupan sehari-­‐hari (Sumarjo, 2009:2). Oleh karena itu Pembinaan Sikap Disiplin Melalui Kegiatan Out bound Bagi siswa kelas 8 SMP Telagasari Kab.Karawang, dipandang perlu untuk dikembangan dengan model pembinaan Siswa kelas 8 SMP Telagasari Kab.Karawang yang sistematik dan berkarakter serta berkelanjutan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Pembelajaran Out Bound untuk meningkatkan disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang”. 1.2 Identifikasi Masalah Dalam penelitian Pengaruh Pembelajaran Out Bound terhadap sikap disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang, dapat diidentifikasi masalah-­‐masalah sebagai berikut. 1.
Kurangnya kedisipilnan yang dimiliki siswa khususnya sekolah menengah pertama 2.
Kurangnya kreatifitas guru dalam pembelajaran. 3.
Budaya mengajar konvensional yang masih sering dilakukan. 4.
Perlunya bentuk pembelajaran yang kreatif dan dapat membentuk karakter disiplin siswa. 5.
Kurangnya kreativitas guru dalam mengelola pembelajaran. C. Perumusan Masalah Untuk lebih terarahnya penelitian ini, penulis merumuskan masalah ApakahPembelajaran Out Bound dapat meningkatkan disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut. 1. Apakah Pembelajaran Out Bounddapat meningkatkan disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang? 2. Bagaimana sikap disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang? BAB II KAJIAN PUSTAKA B. Model Outbond 1. Pembelajaran Out Bound Outdoor Education dapat dikatakan sebagai kegiatan out bounda dalah pendidikan yang di lakukan di alam terbuka, menjadikan alam terbuka sebagai wahana pendidikan untuk para siswa dan siswi. Banyak sekali pendidikan dengan pendekatan alam terbuka, namun dua program pendidikanyang sering kita jumpai diantaranya adalah: a. Pendidikan melalui kegiatan luar kelas (outdoor education) “Outdoor Education is the blending of both adventure and environmental approaches into a program of activities or experiences. Through exposure to the outdoor setting, individuals learn about their relationship with the natural environment, relationships between the various concepts of natural ecosystems, and personal relationships with others and with their inner self.” (Priest, 1986) “Outdoor education atau Pendidikan luar kelas, adalah campuran dari petualangan dan pendekatan lingkungan ke dalam program kegiatan atau pengalaman. Melalui pengaturan luar kelas, individu belajar tentang hubungan mereka dengan lingkungan/ alam, hubungan antara berbagai konsep ekosistem alam, dan hubungan pribadi dengan orang lain dan dengan diri batin mereka. (Priest, 1986). Outdoor education atau Pendidikan luar kelas, merupakan pendidikan yang dilakukan diluar ruangan. Maksudnya penggunaan tempat diluar ruangan sebagai tempat pelaksanaan pembelajaran. Contoh lingkungannya yaitu halaman sekolah, lingkungan di sekitar sekolah, perkampungan, pegunungan, hutan, dan sejenisnya.Sehingga diperoleh pengetahuan, keterampilan, dan nilai-­‐nilai yang berkaitan dengan aktivitas di alam terbuka. Berbagai kegiatan bernuansa pendidikan yang dilakukan melalui peran guru yang diselenggarakan di alam terbuka, sehingga dapat menyentuh tiga ranah pendidikan sekaligus, yaitu: 1. Ranah Afektif (affectice domain). 2. Ranah kognitif (cognitive domain) 3. Ranah psikomotor (motor domain) Adapun prinsip outbound atau kegiatan alam bebas, alam digunakan sebagai
sumberbelajar, didalamnya terdapat simulasi kehidupan dalam skala mikro,
memperoleh pengalaman sebelum apa yang dilakukan itu namanya apa,
mendapatkan kegembiraan dan kesenangan, mendapatkan tantangan untuk
mengaktualisasikan diri, mencoba sesuatu yang baru dengan bereksperimen,
berintergrasi dengan kelompok, peserta sebagai subjek bukan objek, pendidik
sebagai fasilitator/pemandu kegiatan dan kegiatan ini terpola atau terstruktur
dengan baik. Dalam outbound terdapat permainan-permainan yang melibatkan
aktivitas gerak, berfikir, emosional, dan sosial sebagai bagian pembentukan watak
dan karakter seseorang. Permainan dalam outbound menurut Indriani (2006) dapat
dikategorikan permainan berdasarkan jumlah pemain dapat dibagai dalam 3
kelompok yaitu ;
(1) Permainan bersama ( ice breaking );
(2) Permainan individu dan
(3) Permainan kelompok( team building )
Selain itu dalam kegiatan Outbound permainan juga dapat dikategorikan berdasarkan
sifat permainannya yaitu ;
(1) fun game ;
(2) low impact ;
(3) high impact.
Pelaksanaan game outbound, biasanya diberitahukan terlebih dahulu filosofi dan peraturan permainan, untuk kemudian dilaksanakan dan diberikan evaluasi setiap individu dalam permainan tersebut BAB III TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1.
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan kegiatan ini untuk mengetahuiuntuk mengetahui pembelajaran OutBound dapat meningkatkan disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang 2. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Mengetahui penerapan pembelajaran outbond terhadap sikap disiplin dalam penjas oleh guru penjas,masukan dan menambah wawasan, pengetahuan, keterampilan, serta aplikasi ilmu bagi guru dalam pembelajaran penjas di sekolah. b. Sebagai masukan, bahan informasi dan referensi guru dalam menilai pengaruh pembelajaran out bound serta membantu kompetensi guru, untuk memaksimalkan peserta didik dalam proses pembelajaran agar berjalan efektif dan efisien dalam mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan khususnya kedisplinan. 2. Manfaat Praktis a. Memberikan sumbangan pemikiran dan informasi kepada guru penjas tentang pembelajaran outbond sebagai media pengembangan karakter displin siswa. b. Memberikan informasi pentingnya strategi pembelajaran penjasorkes dalam upaya meningkatkan kualitas pembelajaran yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan penjas. c.
Menuju guru penjas yang aktif, inovatif, kreatif, dan berkompeten dalam tugasnya. BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menekankan pada quality atau hal yang terpenting dari sifat suatu barang/ jasa.Hal terpenting dari sifat suatu barang atau jasa berupa kejadian/ fenomena/ gejala social adalah makna dibalik kejadian tersebut yang dapat dijadikan pelajaran berharga bagi suatu pengembangan konsep teori, (Satori, 2009).Metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci. Metode kualitatif pada penelitiaan ini menggunakan pendekatan jenis penelitian etnografi, yaitu pendekatan yang digunakan untuk meneliti perilaku sebuah group pertukaran kebudayaan atau individual. Teknik pengumpulan data dilakukan secara induktif (penarikan kesimpulan berdasarkan keadaan-­‐keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara umum). Hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna pada generalisasi, (Riduwan, 2006). Penelitian kualitatif ini dilakukan karena peneliti ingin mengeksplor fenomena-­‐fenomena yang tidak dapat di kuantifikasikan yang bersifat deskriptif khususnya proses pelaksanaan model-­‐model pembelajaran dalam penjasyang diterapkan oleh para guru-­‐guru penjas untuk meningkatkan kemampuannya memilih dan mengembangkan strategi Pembelajaran. B. Lokasi Penelitian Peneliti mengambil lokasi penelitian di SMP 3 Telagasari kabupaten Karawang, Jawa Barat. C. Jenis Data Penelitian 1. Buku Catatan 2. Rekaman Video 3. Dokumentasi 4. Foto wawancara D. Sumber Data Penelitian Unit pengamatan berupaya untuk menjelaskan apa atau siapa sumber data penelitian. Sumber data penelitian dapat berupa orang, benda, dokumen, atau proses suatu kegiatan dan lain-­‐lain, (Sutori, 2009). Sumber data penelitian dari unsur manusia sebagai instrument kunci yaitu peneliti yang terlibat langsung dalam observasi. Unsur informan dalam penelitian ini terdiri dari guru-­‐guru penjas dan siswa Sedangkan sumber data dari unsur non manusia dalam penelitian ini sebagai data pendukung. E. Subjek Penelitian Dalam penelitian populasi dapat berupa organisme, orang atau sekelompok orang, masyarakat, organisasi, benda, objek, peristiwa, atau laporan yang semuanya memiliki ciri dan harus di definisikan secara spesifik dan tidak secara mendua, (Burns, 2000). Earl Babbie (Sutori, 2009) mengemukakan pengertian sampel yang cukup relevan digunakan untuk penelitian kualitatif yaitu, “Sampling is the process of selecting observations” (Sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi). Peneliti menggunakan teknik Purposive Sampling dan Snowball Sampling.Dimana purposive sampling menentukan subjek/ objek sesuai tujuan dengan menggunakan pertimbangan pribadi yang sesuai dengan kebutuhan topik penelitian dan dianggap representatitif. Dalam hal ini peneliti memilih subjek penelitian untuk melihat sikap disiplin siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani pada siswa SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang. Kemudian penggunaan snowball sampling merupakan salah satu bentuk judgment sampling. Yaitu pengambilan sampel secara berantai, teknik penentuan sample yang pertama-­‐tama dipilih satu orang, tetapi karena dengan informan pertama ini data penelitian dirasa belum lengkap, maka peneliti akan mencari subjek lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh informan pertama dan begitupun seterusnya sehingga jumlah sample semakin banyak. F. Teknik Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah adalah prosedur yang sistematis untuk memperoleh data yang diperlukan, Sutori (2009:103). Berkaitan dengan tujuan dan focus masalah penelitian maka, teknik pengumpulan data yang dilakukan meliputi: observasi, wawancara bertahap, dan studi dokumentasi. a. Observasi Sugiyono (2005:166) mengemukakan bahwa, Observasi merupakan suatu proses yang komplek, suatu proses yang tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara yang terpenting adalah proses-­‐
proses pengamatan dan ingatan. Peneliti menggunakan teknik pengumpulan data ini, dengan tujuan untuk memperoleh data secara langsung melalui pengamatan dengan menggunakan berbagai alat. Peneliti secara langsung melakukan pengamatan terhadap subjek penelitian guna memperoleh berbagai informasi yang dibutuhkan sesuai dengan fokus penelitian. b. Wawancara Wawancara adalah proses pengumpulan data atau informasi melalui tatap muka antara pihak penanya (interviewer) dengan pihak yang ditanya atau penjawab (interviewee), Sudjana (2000:234). Wawancara pada prinsipnya merupakan usaha untuk menggali keterangan yang lebih dalam dari sebuah kajian dari sumber yang relevan berupa pendapat, kesan, pengalaman, pikiran, dan sebagainya. Dalam hal teknik ini, peneliti menggunakan jenis wawancara bertahap, yaitu dimana peneliti melakukannya dengan sengaja datang berdasarkan jadwal (mengajar) yang ditetapkan sendiri untuk melakukan wawancara dengan informan dan peneliti tidak sedanag observasi partisipasi, peneliti bisa datang berkali-­‐kali untuk melakukan wawancara. Sifat wawancara tetap mendalam tetapi dipandu oleh pertanyaan-­‐
pertanyaan pokok. Kemudian peneliti menggunakan wawancara tidak terstandar (Unstandardized interview), dalam pelaksanaannya, yang mana wawancara ini menggunakan tujuan penelitian sebagai pedoman wawancara. Wawancara dilakukan secara informal dengan bentuk pertanyaan yang diajukan sangat tergantung pada spontanitas interviewer itu sendiri, terjadi dalam suasana yang wajar bahkan interviewee tidak menyadari bahwa ia sedang diwaancarai. c. Studi Dokumentasi Dokumen merupakan sumber informasi yang bukan manusia (non human resources). Nasution (2003:85), menyebutkan bahwa: “… ada pula sumber non manusia (non human resources) diantaranya dokumen, foto, dan bahan statistik.” Dalam penelitian ini, dokumen dapat digunakan sebagai bahan telaah yang lebih luas mengenai proses kegiatan pembelajaran yang di lakukan guru penjas sekaligus dijadikan sebagai bahan triangulasi untuk mencek kesesuaian data hasil pengamatan dan wawancara dengan dokumen yang tersedia. G. Teknik Analisis Data Sehubungan penelitian ini dilaksanakan melaui pendekatan kualitatif, maka analisis data dilakukan sejak pertama dikumpulkan sampai penelitian berakhir secara terus menerus. Nasution (Sutori, 2009) menyatakan proses analisis data telah dimulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun meneliti hingga penulisan hasil penelitian. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan Model Sirkuler Nasution, dengan gambar model sebagai berikut: Pengumpulan data Pertanyaan penelitian Laporan berdasarkan catatan, ingatan Analisis data Verifikasi Gambar 2.3. Model Sirkuler Nasution Sedangkan dari sisi analisis data setelah data diperoleh dari suatu catatan lapangan, (Nasution, 1988) melakukan analisis mengikuti prosedur sebagai berikut; 1. Reduksi Data, 2. Display Data, 3. Kesimpulan dan Verifikasi. H. Keabsahan Data Penelitian kualitatif dinyatakan abash apabila memiliki: kredibilitas, transferabilitas, dependabilitas, dan konfirmabilitas, (Nasution, 1996). 1. Kredibilitas Guna memenuhi criteria kredibilitas, dalam penelitian ini peneliti melakukan langkah-­‐langkah sebagai berikut: a. Perpanjangan pengamatan, memperpanjang pengamatan memungkinkan peneliti dapat memperoleh data secara lengkap. b. Trianggulasi, pengecekan data dari sumber yang beragam yang masih terkait satu sama lain, yaitu pengecekan kepada sesama guru penjas, kepala sekolah dan siswa terkait. c. Member check, proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada informan. Data tersebut harus dibenarkan oleh sumber atau informan lainnya. 2. Transferabilitas Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga manakah hasil penelitian itu dapat diaplikasikan atau digunakan dalam situasi-­‐situasi lain. 3. Dependabilitas dan Konfirmabilitas Dependabilitas dan konfirmabilitas berkaitan dengan masalah kebenaran dalam penelitian naturalistic yang ditunjukkan oleh dilakukannya proses “audit trail”. Dalam penelitian ini proses “audit trail” dilakukan sendiri oleh peneliti (human instrument) sebagai berikut: a. Menyusun data mentah yang diperoleh dari wawancara dan pengamatan dalam bentuk cacatan lapangan serta menyimpannya dan melakukan penelitian terhadap dokumen. b. Menyusun unit analisis atau kategorisasi informasi dan mendeskripsikannya sebagai hasil analisis data. c. Merumuskan tafsiran dan kesimpulan sebagai hasil sintesa data. d. Melaporkan bagaimana proses pengumpulan data yang dilakukan. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.
Pembahasan Hasil Penelitian 1. Pelaksanaan Pembelajaran Out Bound untuk meningkatkan disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang Kegiatan pembelajaran dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani yang selama ini dilakukan di Kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang sebelum menggunakan pembelajaran outbond terlihat kurang kondusif. Hal ini terlihat dari suasana pembelajaran yang kurang aktif yaitu dimana selama proses pembelajaran berlangsung siswa kurang dapat mendengarkan instruksi guru dengan baik cenderung tidak disiplin. Pada saat awal pembelajaran penjas inti dan penutupan Selain itu pembelajaran juga kurang kreatif artinya tidak ada hal baru yang dilakukan selama proses pembelajaran. Guru hanya menyampaikan materi pelajaran sedangkan siswa mendengarkan dan kemudian mencatat. Hal lainnya pembelajaran juga kurang inovatif dan menyenangkan. Artinya selama proses pembelajaran, guru tidak menggunakan inovasi-­‐inovasi baru yang membuat siswa menjadi lebih tertarik dalam melakukan proses pembelajaran. Pembelajaran yang disampaikan oleh guru dirasakan kurang menyenangkan bagi siswa, terlihat dengan kurang adanya respon dari siswa selama proses pembelajaran. Hal ini dipandang perlu untuk dilakukan tindakan yang lebih efektif. Untuk mengatasi kondisi tersebut diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang lebih optimal dalam meningkatkan aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Salah satu melalui pembelajaran outbond yang dapat digunakan Berikut kegiatan pembelajaran out bond yang digunakan. 2. Hasil Pembelajaran Out Bound untuk meningkatkan disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran.Kualitas pengajaran yang dimaksud adalah profesional yang dimiliki oleh guru.Artinya kemampuan dasar guru baik di bidang intelektual (kognitif), bidang sikap (afektif) dan bidang perilaku (psikomotorik). Hasil belajar yang dicapai siswa melalui proses belajar mengajar yang optimal cenderung menunjukkan hasil yang berciri sebagai berikut: a. Siswa dibentuk untuk lebih teliti dalam mendengarkan instruksi agar dapat melakukan kegiatan sesuai dengan istruksi dan system kompetisi yang membuat siswa secara tidak langsung lebih aktif serta dapat menumbuhkan motivasi intrinsik atau semangat juang untuk belajar yang tumbuh dari dalam diri siswa pada diri siswa tersebut. b. Menambah keyakinan akan kemampuan dirinya bahwa ia mempunyai potensi yang tidak kalah dari orang lain apabila berusaha sebagaimana mestinya. c. Hasil belajar yang dicapainya bermakna bagi dirinya seperti akan tahan lama diingatnya, membentuk perilakunya, bermanfaat untuk mempelajari aspek lain, menumbuhkan sikap displin dan wawas diri serta, mengembangkan kreativitasnya. d. Hasil belajar yang diperoleh siswa secara menyeluruh (komprehensif) yakni mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. e. Kemampuan siswa untuk mengontrol atau menilai dan mengendalikan dirinya terutama dalam sikap disiplin yang dicapainya dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani mengendalikan Dengan demikian hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh siswa berkat adanya usaha atau fikiran yang mana hal tersebut dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupa sehingga nampak pada diri indivdu penggunaan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga nampak pada diri individu perubahan tingkah laku secara kuantitatif. Prestasi adalah hasil yang dicapai dari suatu kegiatan berupa penilaian terhadap proses yang telah dilalui. Dimana di dalam pendidikan, prestasi merupakan hasil dari pemahaman yang didapat serta penguasaan nilai-­‐nilai yang terdapat dalam kurikulum.Sehingga prestasi dapat diukur dengan nilai yang di dapat dari pengadaan tes maupun evaluasi belajar (Sutikno, 2004: 78). Prestasi belajar secara umum berarti suatu hasil yang dicapai dengan perubahan tingkah laku yaitu melalui proses membandingkan pengalaman masa lampau dengan apa yang sedang diamati oleh siswa dalam bentuk angka yang bersangkutan dan hasil evaluasi dari berbagai aspek pendidikan baik aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik (Sagala, 2006:46). Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan bahwa kata prestasi pada dasarnya adalah hasil yang diperoleh dari aktivitas.Sedangkan belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-­‐kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu yaitu perubahan tingkah laku.Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-­‐
kesan yang mengakibatkan perubahan diri individu sebagai hasil dari aktivitas belajar. Prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik berasal dari dalam dirinya (Internal) maupun dari luar dirinya (eksternal).Prestasi belajar yang dicapai siswa pada hakikatnya merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor tersebut.Oleh karena itu pengenalan guru terhadap faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa penting sekali artinya dalam rangka membantu siswa mencapai prestasi belajar yang seoptimal mungkin sesuai dengan kemampuan masing-­‐masing (Roestiyah, 2001:58). Pada pembelajaran ini siswa diberi kesempatan untuk melakukan eksperimen, diskusi, mengemukakan gagasan lama atau baru untuk membangun pengetahuan-­‐
pengetahuan dalam pikirannya. Siswa belajar diawali melalui pertanyaan-­‐pertanyaan atau hipotesa-­‐hipotesa yang diberikan guru dan untuk menjawab pertanyaan/permasalahan atau juga hipotesa siswa merancang percobaan dan melakukan percobaan dan dari percobaan siswa mendapatkan atau menemukan pengetahuan untuk menguji pengetahuannya, guru memberi petunjuk tentang sumber-­‐
sumber belajar atau kajian pustaka dan siswa melakukan analisis sumber-­‐sumber belajar atau kajian pustaka serta menghubungkannya dengan hasil percobaannya tersebut, dan melalui membaca atau melalui kajian pustaka dengan penalarannya siswa menyusun struktur kognitifnya untuk membentuk pengetahuan yang baru. Jadi intinya siswa sendiri menemukan konsepnya sendiri melalui proses bimbingan oleh guru, sehingga konsep yang ditemukan diberikan penguatan sehingga akan tersimpan dalam memori jangka panjang siswa. Dengan pembelajaran outbond ini dan dengan melakukan berbagai aktivitas yang berbeda-­‐beda terlihat siswa antusias dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari dari keaktifan siswa dalam melakukan pembelajaran yang dilaksanakan.Dengan adanya kegiatan tersebut memberikan pengalaman belajar yang berbeda bagi siswa dibandingkan dengan kegiatan belajar seperti yang lainnya misalnya di kelas. Tujuan dari pembelajaran outbond yakni diharapkan setelah siswa mengikuti proses pembelajaran dengan lebih menekankan ketahanan diri, sikap mawas diri serta bagaimana menyiapakan diri agar lebih menciptakan kondisi yang kondusif dan displin, ketahui. Sebagaimana dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani dapat berlangsung dengan baik. Pada pembelajaran yang disampaikan menggunakan outbond dalam siswa dapat muda untuk menerima instruksi guru dan dalam kondisi kondusif serta siswa pada saat awal pembelajaran pendidikan jasamni dapat cepat untuk menyiapakan diri baik secara mandiri atau kelompok sehingga materi yang diberikan dapat lebih cepat diterima oleh siswa dan dipahami, karena disampaikan dengan lebih menarik dengan pola pola outbond dan kompetitif antar siswa, terlihat adanya peningkatan kedisipilnan siswa saat menerima instruksi dan dapat menyelesaikan materi yang diberikan dengan baik. Dengan pembelajaran outbond siswa sangat antusias serta dapat lebih prcaya diri dan tidak bergantung oleh teman, terlihat siswa dapat mengambil keputusan sendiri serta dapat mengkondisikan diri dengan cepat, Dengan demikian siswa akan lebih mudah untuk memahami materi tersebut. Meskipun secara umum penerapan pembelajaran outbond yang dilakukan dalam pembelajaran tidak mengalami hambatan, akan tetapi ada beberapa kendala dalam proses pembelajaran tersebut. Kendala yang dihadapi oleh guru dalam melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan outbond diantaranya adalah masih kurang memadainya alat dan sarana pembelajaran yang tersedia di sekolah seperti bola, dan alat bantu lainnya. Selain itu juga pada awal pelaksanaan pembelajaran ini adalah siswa masih belum siap untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan outbond Karena siswa dituntut untuk lebih teliti dan cermat dalam mendengarkan instuksi yang diberikan oleh guru sedangkan siswa belum terkondisikan dengan baik. Dengan semakin seringnya penggunaan pembelajaran outbond tersebut maka siswa akan terbiasa dan dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan lebih baik. Untuk mengatasi kendala alat dan sarana pembelajaran yang ada di sekolah, guru dapat menggunakan alat dan bahan yang mudah didapat di sekitar lingkungan sekolah. BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan permasalahan yang dirumuskan dalam penelitian serta
dihubungkan dengan analisis hasil penelitian dan pembahasannya, secara garis besar
dibuat kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut:
Berdasar kepada hasil-­‐hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapatdisimpulkan bahwa, makna yang terungkap dari penelitian ini yaituPelaksanaan Pembelajaran Out Bound untuk meningkatkan disiplin dalam proses pembelajaran Penjas pada siswa kelas 8 SMP 3 Telagasari Kabupaten Karawang, dapat meningkatkan disiplin siswa dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Out Bound dapat terlihat perubahan yang terjadi, siswa lebih kondusif dan tertib serta displin saat pelaksaan proses pembelajaran Pendidikan jasmani. Siswa lebih cepat menyiapkan diri untuk mendengarkan perintah instruksi awal pelajaran dari guru, serta lebih cepat menerima materi dengan baik. 2. Penerapan pembelajaran outbound sangat efisian siswa lebih tertarik dengan bentuk kegiatan kegiatan yang baru dan invasi dalam pelaksaannya serta adanya suasana kompetitif antar siswa. 3. Guru dapat menggunakan pembelajaran outbond dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani untuk memudahkan mengkondisikan siswa serta dapat lebih memotivasi anak dalam proses pembelajaran. B. Saran Sehubungan dengan kesimpulan-­‐kesimpulan tersebut, maka saran-­‐saran yang dapat dikemukakan dalam penelitian ialah Guru pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan hendaknya lebih inovasi dan kreatif khususnya dalam memberikan bentuk bentuk pembelajaran outbound pada saat proses pembelajaran pendidikan jasmani agar siswadalam menghadapi suatu perubahan kearah yang lebih baik untuk sikap serta dapat cepat menyesuaikan diri serta mengkondisikan diri untuk lebih displin dalam rekomendasi Manakala para adanya pelatihan guru yang dapat memberikan informasi serta masukan keapada guru untuk pengembangan pembelajaran pendidikan jasmani khususnya dalam pengajaran dengan bentuk permaian outbond agar dapat membentuk karakter siswa yang lebih baik. Memperhatikan uraian di atas, berdasarkan dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, sebagai bahan masukan bagi peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan pembelajaran outbond pendidikan jasmani di lapangan, selanjutnya dirumuskan beberapa rekomendasi sebagai berikut: 1. Guru Pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan perlu lebih banyak menggali dan mencari jenis-­‐jenis model pembelajaran outbond yang beragam sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung lebih efektif dan menyenangkan. 2. Praktisi Penjas harus lebih kreatif untuk mengaplikasikan model-­‐model pembelajaran umum kedalam pembelajaran penjas, sehingga penjas lebih kaya akan model pembelajaran di lapangan. 3. Bagi peneliti lain yang tertarik pada bahasan pembelajaranoutbond penjas, sebaiknya menindaklanjuti hasil-­‐hasil penelitian ini dengan berbeda metode penelitian agar lebih mendetail dan mendalam. DAFTAR PUSTAKA Abdulah K, Hermanu & Soepartono.1998. Pendidikan Jasmani dan Olahraga.Depdikbud IKIP Surabaya Ancok, Jamaludin,. 2003. Outbound Management Training. Jogyakarta. UII Press. Badono, AR., 2006. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan Di Sekolah. Bahan Seminar Olahraga ”Problematika Pendidikan Olahraga dan Bidang Olahraga Prestasi Di Jawa Timur”. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Propinsi Jawa Timur. Indriani, Puspita,. 2006. Menyusun Dan Membuat Game Outbound. Bahan TOT Olahraga Dominan Sports Outbound Nasional. Mojokerto. FIK UNESA – Deputi Industri Olahraga Menegpora Nugroho, Yokhanan. 2006. Kinerja Teknis Perangkat SDM dalam Outbound. Bahan TOT Olahraga Dominan Sports Outbound Nasional. Mojokerto. HRD Indonesia. FIK UNESA – Deputi Industri Olahraga Menegpora Nurhasan,dkk.2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani. Surabaya.University Press Unesa. Soendoro.2003. Penilaian Penjas Menggunakan Potofolio Proses ( Sebuah Alternatif ). Bahan Seminar Nasional Kurikulum Berbasis Kompetensi PenjasOr. FIK Unesa. 
Download