bab ii tinjauan pustaka

advertisement
 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kearsipan merupakan hal yang penting dalam kegiatan perusahaan. Tanpa
kearsipan, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam kegiatan administrasi.
Salah satu produk unggulan PT. Abdi Sistematika yaitu software arsip digital.
Dimana software arsip digital ini diciptakan untuk mempermudah kegiatan
pengarsipan dalam bentuk digital. Berikut akan dijelaskan mengenai software
secara lebih terperinci.
2.1 Software
Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur
oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa
program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui software
atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah.
2.1.1 Jenis-jenis Software atau Perangkat Lunak
Menurut Ayuliana (2011) software atau perangkat lunak komputer
berdasarkan distribusinya dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu
software berbayar, software gratis atau free ( freeware, free software,
shareware, adware) .
a. Software berbayar
Software
berbayar merupakan
perangkat
lunak
yang
didistribusikan untuk tujuan komersil, setiap pengguna yang ingin
menggunakan atau mendapatkan software tersebut dengan cara
membeli atau membayar pada pihak yang mendistribusikannya.
Pengguna yang menggunakan software berbayar umumnya tidak
diijinkan untuk menyebarluaskan software tersebut secara bebas tanpa
6
ijin ada penerbitnya. contoh software berbayar ini misalnya adalah
sistem microsoft windows, microsoft office, adobe photo shop, dan
lain-lain.
b. Freeware
Freeware atau perangkat lunak gratis adalah perangkat lunak
komputer berhak cipta yang gratis digunakan tanpa batasan waktu,
berbeda dari shareware yang mewajibkan penggunanya membayar
(misalnya setelah jangka waktu percobaan tertentu atau untuk
memperoleh fungsi tambahan). Para pengembang perangkat gratis
seringkali membuat perangkat gratis freeware “untuk disumbangkan
kepada komunitas”, namun juga tetap ingin mempertahankan hak
mereka sebagai pengembang dan memiliki kontrol terhadap
pengembangan selanjutnya. Freeware juga didefinisikan sebagai
program apapun yang didistribusikan gratis, tanpa biaya tambahan.
Sehingga berdasarkan penjelasan diatas, Arsip Digital (software PT. Abdi
Sistematika) termasuk kedalam jenis software yang berbayar dimana apabila
pengguna ingin mendapatkan software tersebut maka pengguna harus membelinya
terlebih dahulu atau membayar kepada pihak yang memproduksi atau
mendistribusikannya yakni PT. Abdi Sistematika. Software arsip digital yang
merupakan produk unggulan, mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan
kualitas dan strategi pemasarannya. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai produk
secara lebih jelas.
7
2.2 Produk
Pengertian sempit dari produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan
kimia yang berwujud dan dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan telah
dikenal. Pengertian luas produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud
(tangible) dan tidak berwujud (intangible) didalamnya sudah tercakup warna,
harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan
produsen
dan pengecer yang dapat diterima oleh konsumen sebagai kepuasan
yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan-kebutuhan konsumen
(Saladin, 2007;71).
Pengertian umum produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke
pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan
yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Termasuk dalam pengertian
produk, yaitu obyek secara fisik, pelayanan, orang , tempat, organisasi, gagasan,
atau bauran dari semua wujud diatas. Sebagai bahan perbandingan antara produk
dan jasa, maka didefenisikan bahwa jasa adalah kegiatan atau manfaat yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud
dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun (Saladin, 2007;71).
Dari defenisi diatas dapat dijelas bahwa produk adalah sesuatu yang
ditawarkan baik bentuknya berwujud ataupun tidak berwujud dengan tujuan
memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Menurut Pressman, (2002:10)
Software atau perangkat lunak merupakan perintah (program komputer) yang bila
dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja yang diinginkan. Apabila
dihubungkan dengan defenisi-defenisi diatas dapat diungkap bahwa produk adalah
bentuknya berwujud ataupun tidak berwujud dan bertujuan memuaskan
konsumen, sedangkan software adalah komponen benda yang tidak kita dapat
lihat bentuknya (intangible/ tidak berwujud) namun kita bisa mengoperasikan dan
mendesain sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita (pemenuhan keinginan
dan kebutuhan atas kepuasan) sehingga software bisa dikategorikan sebagai
produk. Pengelolaan produk menjadi bagian penting dari kesuksesan pemasaran.
8
Ada yang menyebutkan bahwa inilah elemen 4 P yang terpenting. Apabila kita
menelisik rumusan tentang produk, maka produk itu sering didefenisikan sebagai
segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan kebutuhan
dan keinginannya. Produk bisa berbentuk fisik dan kasat mata, bisa juga sebagai
sesuatu yang tidak kelihatan (Amir, 2005;139).
Sedangkan menurut Irwin (2004;179),mengatakan bahwa produk bisa
didefenisikan
sebagai suatu ide, wujud fisik, suatu layanan, atau kombinasi dari
ketiganya yang merupakan suatu elemen untuk memenuhi kepuasan individu atau
skala bisnis. Bila dilihat pada sudut marketing, elemen penting pada defenisi
produk adalah “ untuk memuaskan individu atau skala bisnis “. Individu ataupun
skala bisnis membeli produk untuk memecahkan masalah mereka ataupun
memuaskan kebutuhan mereka.
Sehingga bisa disimpulkan bahwa produk merupakan sesuatu yang
ditawarkan dimana bentuk dan jenisnya bisa berwujud ataupun tidak berwujud
yang mana bertujuan untuk memenuhi kepuasan konsumen baik itu dari segi
individu ataupun dari segi skala bisnis. Selain itu produk pun memiliki tingkatan
produk.
2.2.1 Tingkatan Produk
Tingkatan produk perlu dipahami oleh para pemasar untuk
mengetahui posisi produk sebagai kebutuhan dan keinginan di mata
konsumen. Dimana kelima tingkatan mempunyai nilai tambah dan
membentuk hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy).
Terdapat tingkatan produk menurut Saladin (2011;142)yaitu :
1. Manfaat Inti (Core Benefit)
Yaitu jasa atau manfaat inti yang sesungguhnya yang dibeli dan
diperoleh konsumen. Dimana kebutuhan konsumen adalah manfaat.
9
2. Manfaat Dasar Tambahan (Basic Product)
Yaitu pada inti produk tersebut terdapat manfaat bentuk dasar produk
atau mampu memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan konsumen
adalah fungsional.
3. Harapan Produk (Expected Product)
Yaitu serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi , dimiliki
atribut produk tersebut dimana kebutuhan konsumen adalah kelayakan.
4. Kelebihan yang Dimiliki Produk (Augemented Product)
Yaitu salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan
produk tersebut dengan produk pesaing dimana kebutuhan konsumen
adalah kepuasan.
5. Potensi Masa Depan Produk (Potential Product)
Yaitu bagaimana harapan masa depan produk tersebut apabila terjadi
perubahan dan perkembangan teknologi serta selera konsumen.
Gambar 2.1 Lima Tingkatan Produk
Sumber : Saladin (2011;143)
10
Di Gambar 2.1 bisa diketahui bahwa terdapat lima tingkatan
produk dalam fungsinya ditawarkan kepada konsumen yakni dimulai
dari Core Benefit, Basic Product, Expected Product, Augmented
Product, Potential Product. Sehingga bisa diketahui hal penting yang
menjadi dasar bagi konsumen dalam harapannya untuk membeli suatu
produk.
2.2.2 Hierarki Produk
Setiap produk secara hierarkis dengan produk-produk tertentu
lainnya. Hierarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan
potensial produk dengan tujuan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Hierarki produk terdiri atas tujuh tingkat menurut Kotler seperti
yang dikutip oleh Tjiptono (2007;97) , yaitu :
1. Rumpun Kebutuhan (Need Family)
Yaitu kebutuhan inti/dasar yang membentuk product family.
Contohnya adalah rasa aman.
2. Rumpun Produk (Product Family)
Yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu
kebutuhan inti/dasar dengan tingkat efektivitas yang
memadai. Contohnya adalah tabungan dan penghasilan.
3. Kelas Produk (Product Class)
Yaitu sekumpulan produk di dalam product family yang
dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu. Contohnya
adalah instrument financial.
4. Lini Produk (Product Line)
Yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang
berhubungan erat. Contohnya adalah asuransi jiwa.
Hubungan erat ini bisa dikarenakan salah satu dari empat
faktor berikut, yakni :
11
a. Fungsinya sama
b. Dijual kepada kelompok konsumen yang sama
c. Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama
d. Harganya berada dalam skala yang sama
5. Tipe Produk (Product Type)
Yaitu item-item dalam suatu lini produk yang memiliki
bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk
produk. Contohnya adalah asuransi jiwa berjangka.
6. Merek (Brand)
Yaitu nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan
satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk
mengidentifikasi sumber atau karakter item tersebut.
Contohnya adalah Asuransi Bumiputera.
7. Unit Produk (item)
Yaitu suatu unit khusus dlam suatu merek atau lini produk
yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan,
atau atribut lainnya. Biasanya disebut pula stock keeping unit
atau varian produk. Contohnya adalah Asuransi Jiwa
Bumiputera yang dapat diperbaharui.
Apabila disimpulkan terdapat 7 tingkatan hierarki produk yang
bertujuan untuk memuaskan konsumen yakni terdiri dari rumpun kebutuhan,
rumpun produk, kelas produk, lini produk, tipe produk, merek, dan unit
produk.
12
2.2.3 Klasifikasi Produk
Pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-cirinya,
yaitu daya tahan, wujud, dan penggunaan. Setiap jenis produk memiliki
strategi bauran pemasaran yang sesuai.
Berdasarkan
tahan
dan
wujud,
Kotler
(2005;73)
mengklasifikasikan produk ke dalam dua kelompok utama, yaitu :
daya
1. Barang yang tidak tahan lama (Nondurable Goods)
Yaitu barang berwujud yang biasa dikonsumsi dalam sekali
atau beberapa kali penggunaan saja. Contohnya adalah bir dan
sabun.
2. Barang tahan lama (Durable Goods)
Yaitu barang berwujud yang biasanya dapat digunakan
berkali-kali. Contohnya adalah lemari es, peralatan mesin, dan
pakaian.
3. Jasa (Services)
Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan
mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih
banyak pengendalian, kredibilitas pemasok, dan kemampuan
penyesuaian. Contohnya adalah jasa potong rambut.
Selain berdasarkan daya tahannya, Kotler (2005;73) juga
mengklasifikan barang berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa
produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat
dibedakan menjadi :
1. Barang Konsumsi (Consumer Goods)
Merupakan produk yang dibeli bertujuan untuk dikonsumsi
pribadi atau digunakan untuk pengguna akhir. Para pemasar
biasanya mengelompokkan barang-barang itu berdasarkan
atas kebiasaan konsumen berbelanja, terdiri dari :
13
A. Barang Mudah (Convinience Goods)
Merupakan barang-barang yang biasanya sering dibeli
pelanggan dengan cepat dan dengan upaya sangat sedikit.
Contohnya meliputi produk tembakau, sabun, dan Koran.
Barang mudah dapat dibagi lebih jauh lagi menjadi:
a. Kebutuhan Pokok (Staples)
Yaitu barang yang dibeli konsumen secara teratur.
Contohnya adalah seorang pembeli mungkin secara
rutin membeli.
b. Barang Dadakan (Impulse Goods)
Yaitu barang yang dibeli berdasarkan keinginan
seketika tanpa perencanaan, atau usaha pencarian.
Barang impluse seringkali diletakkan dekat kasir, agar
mudah terlihat dan konsumen menjadi teringat untuk
membelinya. Contohnya adalah permen.
c. Barang Darurat (Emergency Goods)
Yaitu barang yang dibeli saat kebutuhan itu mendesak.
Contohnya adalah payung dimusim hujan.
B. Barang Toko (Shopping Goods)
Yaitu barang-barang yang biasanya dibandingkan
berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam
proses pemilihan dan pembelian. Contohnya pakaian,
mobil bekas dan peralatan rumah tangga. Barang shopping
dibagi menjadi :
a. Barang Shopping Homogen
Adalah barang dengan mutu yang serupa tetapi
mempunyai harga yang cukup berbeda sehingga dapat
dijadikan alasan perbandingan dalam berbelanja.
Contohnya : Komputer, Handphone, dan lain-lain.
14
b. Barang Shopping Heterogen
Adalah
dengan
berbeda
dalam
hal
keistimewaan dan jasa produk yang mungkin lebih
penting dari harganya. Contohnya : Pakaian dan
Peralatan dan rumah tangga.
C. Barang Khusus (Specialty Goods)
barang
Yaitu barang-barang dengan karakteristik unik dan
atau identifikasi merek untuk memperoleh barang-barang
itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia
melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya
meliputi merek dan jenis barang mewah, mobil, peralatan
olahraga golf, dan lain-lain.
D. Barang yang Tidak Dicari (Unsought Goods)
Yaitu barang-barang yang tidak diketahui konsumen
atau diketahui namun secara normal konsumen tidak
berfikir untuk membelinya. Produk-produk baru seperti
pendeteksi asap dan pengolah makanan adalah abrang
unsought hingga konsumen diberi tahu tentang produk ini
melalui iklan. Contoh lainnya adalah asuransi jiwa, tanah
kuburan, dan ensiklopedia.
2. Barang Industri (Industrial Goods)
Barang industry adalah yang dibeli oleh individu atau
organisasi untuk keperluan bisnis atau diproses lebih lanjut.
Berdasarkan bagaimana mereka memasuki proses produksi
dan harganya, barang industri dibagi kedalam beberapa
kelompok, yaitu :
1. Bahan Baku dan Suku Cadang
Merupakan barang-barang yang memasuki produk
yang dihasilkan. Barang-barang itu terdiri dari bahan
15
mentah (Raw Material) dan suku cadang pabrik dan bahan
baku.
2. Barang Modal
Merupakan
barang-barang
tahan
lama
yang
memudahkan pengembangan dan/atau pengelolaan produk
akhir. Barang modal meliputi dua kelompok, yaitu
instalasi dan peralatan.
3. Pasokan dan Layanan Bisnis
Merupakan barang dan jasa tidak tahan lama yang
membantu pengembangan dan atau pengelolaan produk
akhir.
Jadi, terdapat beberapa klasifikasi produk berdasarkan ciricirinya yang mana terdiri dari daya tahan , wujud, dan penggunaan.
Klasifikasi produk tersebut bisa menunjukkan produk apa yang sedang kita
cari, produk yang sedang kita lihat, produk yang sedang kita inginkan bila
dilhat dari klasifikasinya. Maka, klasifikasi produk merupakan hasil temuan
yang sangat penting dalam memudahkan kita dalam memenuhi kebutuhan
kita akan produk.
2.3 Atribut Produk
2.3.1 Pengertian Atribut Produk
Atribut produk yaitu elemen-elemen yang terdapat didalam
produk. Atribut produk antara lain adalah merek, harga, kemasan, dan lainlain. Menurut (Tjiptono, 2008;103) mengatakan bahwa atribut produk
adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan
dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi
merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.
16
Menurut (Kotler dan Armstrong, 2006;225) , “ developing a
product or service involves defining the benefits that it will offer. These
benefits are communicated and delivered by product such as quality,
features and design “. Pengembangan produk dan jasa memerlukan
pendefenisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat
tersebut kemudian dikomunikasikan melalui atribut-atribut produk seperti
kualitas produk, fitur produk, serta desain produk.Menurut Manning and
Reece (2004) ada beberapa faktor yang memicu calon pelanggan untuk
memilih suatu produk ketimbang produk lain yaitu diantaranya harga,
kualitas, merek , dan desain.
Apabila disimpulkan dari defenisi diatas atribut produk
merupakan suatu unsur yang terdapat pada suatu produk tertentu untuk
digunakan oleh konsumen, sehingga dengan atribut tersebut konsumen
dapat menilai dan menjadikan unsur tersebut sebagai alasan kesesuaian
untuk memutuskan pembelian suatu produk.
2.3.2 Unsur Atribut Produk
Menurut Amir (2005;145) , atribut produk terdiri dari berbagai aspek
yaitu : mutu produk, fitur, desain dan kemasan. Menurut Tjiptono
(2007;104) bahwa atribut produk terdiri dari merek, kemasan, labelling,
layanan pelengkap dan jaminan.
Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2004;347),atribut produk
meliputi , kualitas produk, fitur produk , desain dan kemasan. Sementara itu,
Manning dan Reece (2001) menyatakan bahwa ada faktor-faktor lain yang
merupakan bagian dari sebuah atribut produk yaitu, harga, desain, kualitas,
dan merek.
Software merupakan produk tidak berwujud yang tidak memiliki
kemasan fisik namun lebih cenderung ke desain tampilan oleh karena itu
kemasan dan labeling bukan temasuk bagian dari unsur produk yang
terdapat di produk software. Kemudian software juga tidak mempunyai
17
kekuatan penting pada merek sebagai atribut produk. Hal ini disebabkan
untuk membuat merek bisa memiliki peranan harus memenuhi empat faktor
utama , yaitu brand awareness (telah dikenal konsumen), strong brand
association (memiliki asosiasi merek yang baik), perceived quality
(dipersepsikan konsumen sebagai produk berkualitas), dan brand loyalty
(memiliki pelanggan yang setia). Keempat hal tersebut bisa dilakukan
apabila sudah melakukan promosi yang baik dan benar, sedangkan software
tidak pernah melakukan kegiatan promosi apapun khususnya software Arsip
Digital PT. Abdi Sistematika tidak pernah melakukan kegiatan promosi
software dan oleh karena itu merek tidak memiliki peranan penting dari
atribut produk software.
Dari penjelasan dan defenisi diatas dapat disimpulkan dan
dirumuskan bahwa unsur-unsur penting yang didalam atribut produk, terdiri
dari kualitas produk, fitur produk, desain , layanan pelengkap, dan juga
harga.
1. Kualitas produk
Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk
melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan,
kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan
dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara
keseluruhan.Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa
“Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk
melakukan fungsi-fungsinya”. Bila suatu produk telah dapat
menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat dikatakan sebagai produk
yang memiliki kualitas yang baik. Kebanyakan produk disediakan
pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu : kualitas rendah,
kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik.
Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif (Kotler
18
2004:330). Namun demikian dari sudut pemasaran kualitas harus
diukur dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas produk tersebut.
Menurut Kotler dan Amstrong (2011;243)Kualitas adalah
salah satu alat positioning utama pemasar. Kualitas memiliki 2
dimensi yaitu level dan konsistensi. Dalam pengembangan produk,
pemasar harus memilih tingkatan kualitas untuk mendukung posisi
produk dalam target pasar. Kualitas adalah salah satu alat
positioning utama pemasar.
Disini, kualitas produk terdiri dari kemampuan produk
dalam menampilkan fungsinya termasuk daya tahan, keandalan,
ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, dan atribut lainnya.
Meskipun beberapa atribut bisa diukur secara objektif, dari
pandangan poin marketing, kualitas harus diukur oleh pandangan
pembeli.
Perusahaan kadang-kadang mencoba untuk menawarkan
kemungkinan tertinggi pada tingkat kualitas. Beberapa pelanggan
bisa memberikan level tinggi dalam kualitas seperti Rolls Royce,
Kulkas Sub Zero ataupun Jam Rolex. Malah, perusahaan memilih
tingkat kualitas dari mencocokkan keutuhan target pasar dan
tingkat kualitas pada produk pesaing.
Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk
atau jasa, sehingga terkait erat dengan nilai pelanggan dan
kepuasan. Dalam arti sempit, kualitas dapat didefinisikan sebagai
"kebebasan dari cacat". Tetapi perusahaan-perusahaan pelanggan
yang paling berpusat melampaui ini memiliki defenisi sempit.
sebaliknya, mereka mendefinisikan kualitas dalam hal menciptakan
nilai pelanggan dan kepuasan. Masyarakat Amerika untuk kualitas
mendefinisikan sebagai karakteristik dari suatu produk atau jasa
yang menanggung pada kemampuannya untuk memuaskan
19
kebutuhan pelanggan disebutkan atau tersirat. Demikian pula,
Siemens mendefinisikan kualitas sebagai berikut: "Kualitas adalah
ketika pelanggan kami kembali dan produk kami tidak". Menurut
Irwin (2004;185), menjelaskan dalam bukunya bahwa kualitas
produk merupakan seberapa baik produk melakukan apa yang
seharusnya seperti didefinisikan oleh pelanggan.
2. Fitur produk
Fitur
produk
merupakan
alat
persaingan
untuk
mendiferensiasikan produk perusahaan terhdap produk sejenis yang
menjadi pesaingnya. Menjadi produsen yang mengenalkan fitur
baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu
cara yang efektif untuk bersaing.Kotler dan Armstrong (2004:348)
sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur.
Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih
tinggi dengan menambah beberapa fitur. Fitur adalah alat bersaing
untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing.
3. Gaya dan Desain produk
Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya sematamata menjelaskan penampilan produk tertentu. Gaya yang
sensasional mungkin akan mendapatkan perhatian dan mempunyai
nilai seni, tetapi tidak selalu membuat produk tertentu berkinerja
lebih baik. Sedangkan desain bukan sekedar tampilan saja, tetapi
termasuk ke dalam jantung produk. Desain yang baik dapat
memberikan kontributsi dalam hal kegunaan produk dan juga
penampilannya.
Menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) cara lain untuk
menambah nilai konsumen adalah melalui desain atau rancangan
produk yang berbeda dari yang lain.
20
Darussalam (2007) desain merupakan rancangan bentuk
dari suatu produk yang dilakukan atas dasar pandangan bahwa
“bentuk ditentukan oleh fungsi” dimana desain mempunyai
kontribusi terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik
produk karena selalu mempertimbangkan faktor-faktor estetika,
ergonomis, bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang baik
dapat
menarik
perhatian,
meningkatkan
kinerja
produk,
mengurangi biaya produk dan memberi keunggulan bersaing yang
kuat di pasar sasaran. Kotler (2004:332) berpendapat bahwa
“Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi
penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan
konsumen”.
4. Layanan pelengkap (Supplementary Services)
Layanan
pelengkap
(Supplementary
Services)
dapat
diklasifikasikan menjadi delapan kelompok, yaitu informasi,
konsultasi, order taking, hospitality, caretaking,expectation, billing,
dan pembayaran.
5. Harga
Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu
produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau
jasa tersebut. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat
melakukan pembelian (Kotler dan Armstrong 2006). Konsumen
akan merasa dirinya puas ketika manfaat yang didapatkan sebanding
atau bahkan melebihi dari uang yang telah dikeluarkan.
21
Kemudian, Swastha (2005) menjelaskan bahwa harga
adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah
kombinasi dari barang serta pelayanannya. Dalam hal ini, selain
produk konsumen juga mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan
jumlah uang mereka keluarkan.
Kertajaya (2002) mengungkapkan indikator dari harga
dapat dinyatakan dalam penilaian konsumen terhadap besarnya
pengorbanan keuangan yang diberikan dalam kaitannya dengan
spesifikasi yang berupa kualitas produk. Indikator penilaian harga
dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan yang
dilakukan oleh nilai yang diterimanya setelah melakukan pembelian,
setelah itu konsumen akan mempersepsikan produk atau jasa
tersebut. Konsumen akan merasa puas atau tidak, setelah mereka
merasakan atau mencoba produk tersebut. Indikator dari harga
menurut Kertajaya (2002), antara lain :
1. Kesesuaian harga produk dengan kualitas produk
2. Perbandingan harga dengan harga produk lain yang
sejenis
3. Kesesuaian harga produk dengan manfaat yang didapat
Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga
merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi
setiap konsumen, tergantung karakteristik konsumen, situasi, dan
produk. Intinya, konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang
mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari uang yang
mereka keluarkan.
Menurut Tjiptono (2001 ; 172) strategi harga terbagi atas :
a. Skimming Pricing, yaitu strategi yang menetapkan harga
tinggi pada suatu produk baru dengan dilengkapi dengan
aktifitas promosi yang gencar,tujuannya adalah :
22
1. Melayani pelanggan yang tidak terlalu sensitif
terhadap harga, selagi persaingannya belum ada.
melalui margin yang besar.
3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam
penetapan
2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset
harga,
karena
akan
lebih
mudah
menurunkan harga daripada menaikkan harga awal.
b. Penetration
Pricing,
merupakan
strategi
dengan
menetapkan harga rendah pada awal produksi, dengan
tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan
sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan
harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan
tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biaya perunit. Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang,
dimana
laba
jangka
pendek
dikorbankan
demi
tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Ada empat bentuk harga yang menggunakan strategi
”Penetration
Pricing”,
antara
lain;
1. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu
harga yang ditetapkan dengan tujuan mempertahankan
tingkat
harga
tertentu
selama
periode
inflasi.
2. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga
pada tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari
persaingan.
3. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah
dengan
kualitas
sama,
mempromosikan
dengan
produk
tujuan
untuk
tertentu.
4. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu
sehingga dapat mencegah para pesaing memasuki pasar.
23
Oleh karena itu, unsur atribut menjadi sangat penting bila dilihat
dari jenis unsur apa saja yang terdapat dari produk tersebut, dimulai dari
kualitas, fitur, desain, hingga harga merupakan unsur yang menjadi hal yang
penting bagi konsumen dalam memilih suatu produk dikarenakan unsur
yang terkandung memiliki kekhasan tersendiri.
2.4 Minat Beli
Minat beli merupakan satu tahapan (Stage) dalam proses konsumen saat
melakukan pembelian. Minat beli juga dapat digambarkan sebagai situasi
seseorang sebelum melakukan tindakan, yang menunjukan keinginan
pelanggan untuk melakukan pembelian. Menurut Kotler dalam Peter dan
Irawan (2008) “minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon
terhadap objek yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan
pembelian”. Sedangkan Belch dan Belch (2007) berpendapat bahwa minat
beli secara umum didasarkan pada penyatuan dari motivasi pembelian dengan
attribut atau karakteristik produk. Formasinya meliputi banyak hal dari
personal sub-procces seperti; motivasi, persepsi, sikap dan integrasi.
Pada minat beli ada beberapa tahapan yang dapat menumbuhkan minat
pembelian pada suatu produk. Seperti yang dipaparkan Bearmen dalam
Semuel (2008) mengenai tiga tahap tumbuhnya minat beli, yaitu:
1. Rangsangan (Excitement).
Sebuah exporsure yang diterima oleh konsumen akan diseleksi,
diantaranya ada yang menarik dan diterima oleh konsumen. Rangsangan
merupakan suatu syarat yang ditujukan pada konsumen untuk mendorong
atau menimbulkan seseorang untuk bertindak. Ketika stimuli yang ada
telah berhasil membuat perhatian konsumen, maka itu artinya konsumen
telah terangsang.
24
2. Kesadaran (Awareness).
Tahap berikutnya adalah kesadaran. Setelah stimuli yang diberikan
berhasil merangsang targetnya. Maka pada saat itu, targetnya telah merada
dalam tahap kesadaran. Sejalan dengan adanya kesadaran setelah stimuli
yang diberikan, maka interorientasipun dilakukan dengan menyimpan
informasi yang didapatkan itu didalam mental files.
3. Pencarian informasi (Informations Seeking).
Ketika seseorang konsumen telah berada dalam tahap kesadaran,
dan ia menginterpretasikan informasinya tersebut secara positif, maka
dapat dipastikan minat belinya akan timbul kemudian ia dihadapkan pada
proses keputusan pembelian, yang mana tahapannya adalah; problem
recognition, information
search, evaluation
and
selection,
store
choicepurchase, hingga postpurchase behavior. Pada tahap problem
recognition sampai pencarian informasi telah timbul minat beli.
Aspek pencarian informasi dibagi dalam empat bagian:
a. Informasi internal.
Bersumber dari ingatan konsumen untuk memilih barang atau jasa
yang memuaskan.
b. Informasi eksternal.
Informasi yang melibatkan iklan.
c. Memastikan sifat khas dari setiap yang ada.
Pada
tahap
ini
konsumen
mengumpulkan
informasi
yang
berhubungan dengan ciri dan sifat dari setiap pilihan.
d. Pembelian.
Merupakan tahap dimana konsumen telah melalui pilihan dan siap
untuk membeli.
25
Tahapan-tahapan yang menjadi indikator tumbuhnya minat
pembelian suatu produk terdiri dari 3 poin penting yakni rangsangan
(stimuli),
(information seeking).
kesadaran
(awareness),
dan
pencarian
informasi
2.5 Pendekatan Atribut Produk
Atribut produk dianggap menjadi salah satu faktor yang menyebabkan
dan menentukan seseorang memilih suatu produk ataupun jasa. Dimana
unsur-unsur yang terkandung dalam atribut produk tersebut misalnya terdiri
dari kualitas, fitur, desain, layanan pelengkap, dan jaminan. Tjiptono
(2008;109) menjelaskan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk
yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Simamora
(2004;16-17)
menyatakan
bahwa
konsumen
akan
memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan
kepentingannya. Analisis atribut terhadap prilaku konsumen merupakan teori
permintaan yang cukup baru, yang mana analisis pendekatan atribut
menyatakan bahwa kepuasan seseorang terhadap barang atau jasa yang dibeli
sebenarnya bukan terletak pada barang atau jasa itu sendiri, tetapi dari
karakteristik atau atribut yang melekat pada barang yang bersangkutan.
Dengan kata lain, konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya
melihat kepada atribut produk.
Proses evaluasi dalam diri konsumen untuk memutuskan suatu
keputusan pembelian berdasarkan atribut produk sulit untuk diketahui
(Simamora 2004;17), adapun penjelasan yang dapat dijabarkan dalam
pemasaran adalah asumsi-asumsi sebagai berikut :
26
1. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai
kumpulan atribut.
2. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan
kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki
penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling
penting.
3. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang
letak produk pada setiap atribut.
4. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan
beragam sesuai dengan perbedaan atribut.
5. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang
berbeda dengan atribut yang berbeda melalui prosedur evaluasi.
Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa bila terdapat beberapa
barang atau jasa yang akan dikonsumsi, pertimbangan pertama yang
dilakukan adalah membandingkan nilai-nilai atribut pada masing-masing
barang atau jasa tersebut.
27
Download