BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kearsipan merupakan hal yang penting dalam kegiatan perusahaan. Tanpa kearsipan, perusahaan akan mengalami kesulitan dalam kegiatan administrasi. Salah satu produk unggulan PT. Abdi Sistematika yaitu software arsip digital. Dimana software arsip digital ini diciptakan untuk mempermudah kegiatan pengarsipan dalam bentuk digital. Berikut akan dijelaskan mengenai software secara lebih terperinci. 2.1 Software Software adalah sekumpulan data elektronik yang disimpan dan diatur oleh komputer, data elektronik yang disimpan oleh komputer itu dapat berupa program atau instruksi yang akan menjalankan suatu perintah. Melalui software atau perangkat lunak inilah suatu komputer dapat menjalankan suatu perintah. 2.1.1 Jenis-jenis Software atau Perangkat Lunak Menurut Ayuliana (2011) software atau perangkat lunak komputer berdasarkan distribusinya dibedakan menjadi beberapa macam, yaitu software berbayar, software gratis atau free ( freeware, free software, shareware, adware) . a. Software berbayar Software berbayar merupakan perangkat lunak yang didistribusikan untuk tujuan komersil, setiap pengguna yang ingin menggunakan atau mendapatkan software tersebut dengan cara membeli atau membayar pada pihak yang mendistribusikannya. Pengguna yang menggunakan software berbayar umumnya tidak diijinkan untuk menyebarluaskan software tersebut secara bebas tanpa 6 ijin ada penerbitnya. contoh software berbayar ini misalnya adalah sistem microsoft windows, microsoft office, adobe photo shop, dan lain-lain. b. Freeware Freeware atau perangkat lunak gratis adalah perangkat lunak komputer berhak cipta yang gratis digunakan tanpa batasan waktu, berbeda dari shareware yang mewajibkan penggunanya membayar (misalnya setelah jangka waktu percobaan tertentu atau untuk memperoleh fungsi tambahan). Para pengembang perangkat gratis seringkali membuat perangkat gratis freeware “untuk disumbangkan kepada komunitas”, namun juga tetap ingin mempertahankan hak mereka sebagai pengembang dan memiliki kontrol terhadap pengembangan selanjutnya. Freeware juga didefinisikan sebagai program apapun yang didistribusikan gratis, tanpa biaya tambahan. Sehingga berdasarkan penjelasan diatas, Arsip Digital (software PT. Abdi Sistematika) termasuk kedalam jenis software yang berbayar dimana apabila pengguna ingin mendapatkan software tersebut maka pengguna harus membelinya terlebih dahulu atau membayar kepada pihak yang memproduksi atau mendistribusikannya yakni PT. Abdi Sistematika. Software arsip digital yang merupakan produk unggulan, mendorong perusahaan untuk terus meningkatkan kualitas dan strategi pemasarannya. Dibawah ini akan dijelaskan mengenai produk secara lebih jelas. 7 2.2 Produk Pengertian sempit dari produk adalah sekumpulan sifat-sifat fisik dan kimia yang berwujud dan dihimpun dalam suatu bentuk yang serupa dan telah dikenal. Pengertian luas produk adalah sekelompok sifat-sifat yang berwujud (tangible) dan tidak berwujud (intangible) didalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer dan pelayanan yang diberikan produsen dan pengecer yang dapat diterima oleh konsumen sebagai kepuasan yang ditawarkan terhadap keinginan atau kebutuhan-kebutuhan konsumen (Saladin, 2007;71). Pengertian umum produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, dibeli, dipergunakan, atau dikonsumsi dan yang dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Termasuk dalam pengertian produk, yaitu obyek secara fisik, pelayanan, orang , tempat, organisasi, gagasan, atau bauran dari semua wujud diatas. Sebagai bahan perbandingan antara produk dan jasa, maka didefenisikan bahwa jasa adalah kegiatan atau manfaat yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun (Saladin, 2007;71). Dari defenisi diatas dapat dijelas bahwa produk adalah sesuatu yang ditawarkan baik bentuknya berwujud ataupun tidak berwujud dengan tujuan memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen. Menurut Pressman, (2002:10) Software atau perangkat lunak merupakan perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk kerja yang diinginkan. Apabila dihubungkan dengan defenisi-defenisi diatas dapat diungkap bahwa produk adalah bentuknya berwujud ataupun tidak berwujud dan bertujuan memuaskan konsumen, sedangkan software adalah komponen benda yang tidak kita dapat lihat bentuknya (intangible/ tidak berwujud) namun kita bisa mengoperasikan dan mendesain sesuai dengan keinginan dan kebutuhan kita (pemenuhan keinginan dan kebutuhan atas kepuasan) sehingga software bisa dikategorikan sebagai produk. Pengelolaan produk menjadi bagian penting dari kesuksesan pemasaran. 8 Ada yang menyebutkan bahwa inilah elemen 4 P yang terpenting. Apabila kita menelisik rumusan tentang produk, maka produk itu sering didefenisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk memuaskan kebutuhan dan keinginannya. Produk bisa berbentuk fisik dan kasat mata, bisa juga sebagai sesuatu yang tidak kelihatan (Amir, 2005;139). Sedangkan menurut Irwin (2004;179),mengatakan bahwa produk bisa didefenisikan sebagai suatu ide, wujud fisik, suatu layanan, atau kombinasi dari ketiganya yang merupakan suatu elemen untuk memenuhi kepuasan individu atau skala bisnis. Bila dilihat pada sudut marketing, elemen penting pada defenisi produk adalah “ untuk memuaskan individu atau skala bisnis “. Individu ataupun skala bisnis membeli produk untuk memecahkan masalah mereka ataupun memuaskan kebutuhan mereka. Sehingga bisa disimpulkan bahwa produk merupakan sesuatu yang ditawarkan dimana bentuk dan jenisnya bisa berwujud ataupun tidak berwujud yang mana bertujuan untuk memenuhi kepuasan konsumen baik itu dari segi individu ataupun dari segi skala bisnis. Selain itu produk pun memiliki tingkatan produk. 2.2.1 Tingkatan Produk Tingkatan produk perlu dipahami oleh para pemasar untuk mengetahui posisi produk sebagai kebutuhan dan keinginan di mata konsumen. Dimana kelima tingkatan mempunyai nilai tambah dan membentuk hierarki nilai pelanggan (customer value hierarchy). Terdapat tingkatan produk menurut Saladin (2011;142)yaitu : 1. Manfaat Inti (Core Benefit) Yaitu jasa atau manfaat inti yang sesungguhnya yang dibeli dan diperoleh konsumen. Dimana kebutuhan konsumen adalah manfaat. 9 2. Manfaat Dasar Tambahan (Basic Product) Yaitu pada inti produk tersebut terdapat manfaat bentuk dasar produk atau mampu memenuhi fungsi dasar produk kebutuhan konsumen adalah fungsional. 3. Harapan Produk (Expected Product) Yaitu serangkaian kondisi yang diharapkan dan disenangi , dimiliki atribut produk tersebut dimana kebutuhan konsumen adalah kelayakan. 4. Kelebihan yang Dimiliki Produk (Augemented Product) Yaitu salah satu manfaat dan pelayanan yang dapat membedakan produk tersebut dengan produk pesaing dimana kebutuhan konsumen adalah kepuasan. 5. Potensi Masa Depan Produk (Potential Product) Yaitu bagaimana harapan masa depan produk tersebut apabila terjadi perubahan dan perkembangan teknologi serta selera konsumen. Gambar 2.1 Lima Tingkatan Produk Sumber : Saladin (2011;143) 10 Di Gambar 2.1 bisa diketahui bahwa terdapat lima tingkatan produk dalam fungsinya ditawarkan kepada konsumen yakni dimulai dari Core Benefit, Basic Product, Expected Product, Augmented Product, Potential Product. Sehingga bisa diketahui hal penting yang menjadi dasar bagi konsumen dalam harapannya untuk membeli suatu produk. 2.2.2 Hierarki Produk Setiap produk secara hierarkis dengan produk-produk tertentu lainnya. Hierarki produk ini dimulai dari kebutuhan dasar sampai dengan potensial produk dengan tujuan dapat memuaskan kebutuhan konsumen. Hierarki produk terdiri atas tujuh tingkat menurut Kotler seperti yang dikutip oleh Tjiptono (2007;97) , yaitu : 1. Rumpun Kebutuhan (Need Family) Yaitu kebutuhan inti/dasar yang membentuk product family. Contohnya adalah rasa aman. 2. Rumpun Produk (Product Family) Yaitu seluruh kelas produk yang dapat memuaskan suatu kebutuhan inti/dasar dengan tingkat efektivitas yang memadai. Contohnya adalah tabungan dan penghasilan. 3. Kelas Produk (Product Class) Yaitu sekumpulan produk di dalam product family yang dianggap memiliki hubungan fungsional tertentu. Contohnya adalah instrument financial. 4. Lini Produk (Product Line) Yaitu sekumpulan produk di dalam kelas produk yang berhubungan erat. Contohnya adalah asuransi jiwa. Hubungan erat ini bisa dikarenakan salah satu dari empat faktor berikut, yakni : 11 a. Fungsinya sama b. Dijual kepada kelompok konsumen yang sama c. Dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama d. Harganya berada dalam skala yang sama 5. Tipe Produk (Product Type) Yaitu item-item dalam suatu lini produk yang memiliki bentuk tertentu dari sekian banyak kemungkinan bentuk produk. Contohnya adalah asuransi jiwa berjangka. 6. Merek (Brand) Yaitu nama yang dapat dihubungkan/diasosiasikan dengan satu atau lebih item dalam lini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakter item tersebut. Contohnya adalah Asuransi Bumiputera. 7. Unit Produk (item) Yaitu suatu unit khusus dlam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lainnya. Biasanya disebut pula stock keeping unit atau varian produk. Contohnya adalah Asuransi Jiwa Bumiputera yang dapat diperbaharui. Apabila disimpulkan terdapat 7 tingkatan hierarki produk yang bertujuan untuk memuaskan konsumen yakni terdiri dari rumpun kebutuhan, rumpun produk, kelas produk, lini produk, tipe produk, merek, dan unit produk. 12 2.2.3 Klasifikasi Produk Pemasar mengklasifikasikan produk berdasarkan ciri-cirinya, yaitu daya tahan, wujud, dan penggunaan. Setiap jenis produk memiliki strategi bauran pemasaran yang sesuai. Berdasarkan tahan dan wujud, Kotler (2005;73) mengklasifikasikan produk ke dalam dua kelompok utama, yaitu : daya 1. Barang yang tidak tahan lama (Nondurable Goods) Yaitu barang berwujud yang biasa dikonsumsi dalam sekali atau beberapa kali penggunaan saja. Contohnya adalah bir dan sabun. 2. Barang tahan lama (Durable Goods) Yaitu barang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali. Contohnya adalah lemari es, peralatan mesin, dan pakaian. 3. Jasa (Services) Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis. Akibatnya, jasa biasanya memerlukan lebih banyak pengendalian, kredibilitas pemasok, dan kemampuan penyesuaian. Contohnya adalah jasa potong rambut. Selain berdasarkan daya tahannya, Kotler (2005;73) juga mengklasifikan barang berdasarkan siapa konsumennya dan untuk apa produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini, produk dapat dibedakan menjadi : 1. Barang Konsumsi (Consumer Goods) Merupakan produk yang dibeli bertujuan untuk dikonsumsi pribadi atau digunakan untuk pengguna akhir. Para pemasar biasanya mengelompokkan barang-barang itu berdasarkan atas kebiasaan konsumen berbelanja, terdiri dari : 13 A. Barang Mudah (Convinience Goods) Merupakan barang-barang yang biasanya sering dibeli pelanggan dengan cepat dan dengan upaya sangat sedikit. Contohnya meliputi produk tembakau, sabun, dan Koran. Barang mudah dapat dibagi lebih jauh lagi menjadi: a. Kebutuhan Pokok (Staples) Yaitu barang yang dibeli konsumen secara teratur. Contohnya adalah seorang pembeli mungkin secara rutin membeli. b. Barang Dadakan (Impulse Goods) Yaitu barang yang dibeli berdasarkan keinginan seketika tanpa perencanaan, atau usaha pencarian. Barang impluse seringkali diletakkan dekat kasir, agar mudah terlihat dan konsumen menjadi teringat untuk membelinya. Contohnya adalah permen. c. Barang Darurat (Emergency Goods) Yaitu barang yang dibeli saat kebutuhan itu mendesak. Contohnya adalah payung dimusim hujan. B. Barang Toko (Shopping Goods) Yaitu barang-barang yang biasanya dibandingkan berdasarkan kesesuaian, kualitas, harga, dan gaya dalam proses pemilihan dan pembelian. Contohnya pakaian, mobil bekas dan peralatan rumah tangga. Barang shopping dibagi menjadi : a. Barang Shopping Homogen Adalah barang dengan mutu yang serupa tetapi mempunyai harga yang cukup berbeda sehingga dapat dijadikan alasan perbandingan dalam berbelanja. Contohnya : Komputer, Handphone, dan lain-lain. 14 b. Barang Shopping Heterogen Adalah dengan berbeda dalam hal keistimewaan dan jasa produk yang mungkin lebih penting dari harganya. Contohnya : Pakaian dan Peralatan dan rumah tangga. C. Barang Khusus (Specialty Goods) barang Yaitu barang-barang dengan karakteristik unik dan atau identifikasi merek untuk memperoleh barang-barang itu sekelompok pembeli yang cukup besar bersedia melakukan usaha khusus untuk membelinya. Contohnya meliputi merek dan jenis barang mewah, mobil, peralatan olahraga golf, dan lain-lain. D. Barang yang Tidak Dicari (Unsought Goods) Yaitu barang-barang yang tidak diketahui konsumen atau diketahui namun secara normal konsumen tidak berfikir untuk membelinya. Produk-produk baru seperti pendeteksi asap dan pengolah makanan adalah abrang unsought hingga konsumen diberi tahu tentang produk ini melalui iklan. Contoh lainnya adalah asuransi jiwa, tanah kuburan, dan ensiklopedia. 2. Barang Industri (Industrial Goods) Barang industry adalah yang dibeli oleh individu atau organisasi untuk keperluan bisnis atau diproses lebih lanjut. Berdasarkan bagaimana mereka memasuki proses produksi dan harganya, barang industri dibagi kedalam beberapa kelompok, yaitu : 1. Bahan Baku dan Suku Cadang Merupakan barang-barang yang memasuki produk yang dihasilkan. Barang-barang itu terdiri dari bahan 15 mentah (Raw Material) dan suku cadang pabrik dan bahan baku. 2. Barang Modal Merupakan barang-barang tahan lama yang memudahkan pengembangan dan/atau pengelolaan produk akhir. Barang modal meliputi dua kelompok, yaitu instalasi dan peralatan. 3. Pasokan dan Layanan Bisnis Merupakan barang dan jasa tidak tahan lama yang membantu pengembangan dan atau pengelolaan produk akhir. Jadi, terdapat beberapa klasifikasi produk berdasarkan ciricirinya yang mana terdiri dari daya tahan , wujud, dan penggunaan. Klasifikasi produk tersebut bisa menunjukkan produk apa yang sedang kita cari, produk yang sedang kita lihat, produk yang sedang kita inginkan bila dilhat dari klasifikasinya. Maka, klasifikasi produk merupakan hasil temuan yang sangat penting dalam memudahkan kita dalam memenuhi kebutuhan kita akan produk. 2.3 Atribut Produk 2.3.1 Pengertian Atribut Produk Atribut produk yaitu elemen-elemen yang terdapat didalam produk. Atribut produk antara lain adalah merek, harga, kemasan, dan lainlain. Menurut (Tjiptono, 2008;103) mengatakan bahwa atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian. Atribut produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya. 16 Menurut (Kotler dan Armstrong, 2006;225) , “ developing a product or service involves defining the benefits that it will offer. These benefits are communicated and delivered by product such as quality, features and design “. Pengembangan produk dan jasa memerlukan pendefenisian manfaat-manfaat yang akan ditawarkan. Manfaat-manfaat tersebut kemudian dikomunikasikan melalui atribut-atribut produk seperti kualitas produk, fitur produk, serta desain produk.Menurut Manning and Reece (2004) ada beberapa faktor yang memicu calon pelanggan untuk memilih suatu produk ketimbang produk lain yaitu diantaranya harga, kualitas, merek , dan desain. Apabila disimpulkan dari defenisi diatas atribut produk merupakan suatu unsur yang terdapat pada suatu produk tertentu untuk digunakan oleh konsumen, sehingga dengan atribut tersebut konsumen dapat menilai dan menjadikan unsur tersebut sebagai alasan kesesuaian untuk memutuskan pembelian suatu produk. 2.3.2 Unsur Atribut Produk Menurut Amir (2005;145) , atribut produk terdiri dari berbagai aspek yaitu : mutu produk, fitur, desain dan kemasan. Menurut Tjiptono (2007;104) bahwa atribut produk terdiri dari merek, kemasan, labelling, layanan pelengkap dan jaminan. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2004;347),atribut produk meliputi , kualitas produk, fitur produk , desain dan kemasan. Sementara itu, Manning dan Reece (2001) menyatakan bahwa ada faktor-faktor lain yang merupakan bagian dari sebuah atribut produk yaitu, harga, desain, kualitas, dan merek. Software merupakan produk tidak berwujud yang tidak memiliki kemasan fisik namun lebih cenderung ke desain tampilan oleh karena itu kemasan dan labeling bukan temasuk bagian dari unsur produk yang terdapat di produk software. Kemudian software juga tidak mempunyai 17 kekuatan penting pada merek sebagai atribut produk. Hal ini disebabkan untuk membuat merek bisa memiliki peranan harus memenuhi empat faktor utama , yaitu brand awareness (telah dikenal konsumen), strong brand association (memiliki asosiasi merek yang baik), perceived quality (dipersepsikan konsumen sebagai produk berkualitas), dan brand loyalty (memiliki pelanggan yang setia). Keempat hal tersebut bisa dilakukan apabila sudah melakukan promosi yang baik dan benar, sedangkan software tidak pernah melakukan kegiatan promosi apapun khususnya software Arsip Digital PT. Abdi Sistematika tidak pernah melakukan kegiatan promosi software dan oleh karena itu merek tidak memiliki peranan penting dari atribut produk software. Dari penjelasan dan defenisi diatas dapat disimpulkan dan dirumuskan bahwa unsur-unsur penting yang didalam atribut produk, terdiri dari kualitas produk, fitur produk, desain , layanan pelengkap, dan juga harga. 1. Kualitas produk Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya. Kemampuan itu meliputi daya tahan, kehandalan, ketelitian yang dihasilkan, kemudahan dioperasikan dan diperbaiki, dan atribut lain yang berharga pada produk secara keseluruhan.Kotler dan Armstrong (2004:347) menyatakan bahwa “Kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melakukan fungsi-fungsinya”. Bila suatu produk telah dapat menjalankan fungsi-fungsi-nya dapat dikatakan sebagai produk yang memiliki kualitas yang baik. Kebanyakan produk disediakan pada satu diantara empat tingkatan kualitas, yaitu : kualitas rendah, kualitas rata-rata sedang, kualitas baik dan kualitas sangat baik. Beberapa dari atribut diatas dapat diukur secara objektif (Kotler 18 2004:330). Namun demikian dari sudut pemasaran kualitas harus diukur dari sisi persepsi pembeli tentang kualitas produk tersebut. Menurut Kotler dan Amstrong (2011;243)Kualitas adalah salah satu alat positioning utama pemasar. Kualitas memiliki 2 dimensi yaitu level dan konsistensi. Dalam pengembangan produk, pemasar harus memilih tingkatan kualitas untuk mendukung posisi produk dalam target pasar. Kualitas adalah salah satu alat positioning utama pemasar. Disini, kualitas produk terdiri dari kemampuan produk dalam menampilkan fungsinya termasuk daya tahan, keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, dan atribut lainnya. Meskipun beberapa atribut bisa diukur secara objektif, dari pandangan poin marketing, kualitas harus diukur oleh pandangan pembeli. Perusahaan kadang-kadang mencoba untuk menawarkan kemungkinan tertinggi pada tingkat kualitas. Beberapa pelanggan bisa memberikan level tinggi dalam kualitas seperti Rolls Royce, Kulkas Sub Zero ataupun Jam Rolex. Malah, perusahaan memilih tingkat kualitas dari mencocokkan keutuhan target pasar dan tingkat kualitas pada produk pesaing. Kualitas memiliki dampak langsung pada kinerja produk atau jasa, sehingga terkait erat dengan nilai pelanggan dan kepuasan. Dalam arti sempit, kualitas dapat didefinisikan sebagai "kebebasan dari cacat". Tetapi perusahaan-perusahaan pelanggan yang paling berpusat melampaui ini memiliki defenisi sempit. sebaliknya, mereka mendefinisikan kualitas dalam hal menciptakan nilai pelanggan dan kepuasan. Masyarakat Amerika untuk kualitas mendefinisikan sebagai karakteristik dari suatu produk atau jasa yang menanggung pada kemampuannya untuk memuaskan 19 kebutuhan pelanggan disebutkan atau tersirat. Demikian pula, Siemens mendefinisikan kualitas sebagai berikut: "Kualitas adalah ketika pelanggan kami kembali dan produk kami tidak". Menurut Irwin (2004;185), menjelaskan dalam bukunya bahwa kualitas produk merupakan seberapa baik produk melakukan apa yang seharusnya seperti didefinisikan oleh pelanggan. 2. Fitur produk Fitur produk merupakan alat persaingan untuk mendiferensiasikan produk perusahaan terhdap produk sejenis yang menjadi pesaingnya. Menjadi produsen yang mengenalkan fitur baru yang dibutuhkan dan dianggap bernilai menjadi salah satu cara yang efektif untuk bersaing.Kotler dan Armstrong (2004:348) sebuah produk dapat ditawarkan dengan beraneka macam fitur. Perusahaan dapat menciptakan model dengan tingkat yang lebih tinggi dengan menambah beberapa fitur. Fitur adalah alat bersaing untuk membedakan produk perusahaan dari produk pesaing. 3. Gaya dan Desain produk Konsep desain lebih luas dibandingkan gaya. Gaya sematamata menjelaskan penampilan produk tertentu. Gaya yang sensasional mungkin akan mendapatkan perhatian dan mempunyai nilai seni, tetapi tidak selalu membuat produk tertentu berkinerja lebih baik. Sedangkan desain bukan sekedar tampilan saja, tetapi termasuk ke dalam jantung produk. Desain yang baik dapat memberikan kontributsi dalam hal kegunaan produk dan juga penampilannya. Menurut Kotler dan Armstrong (2004:348) cara lain untuk menambah nilai konsumen adalah melalui desain atau rancangan produk yang berbeda dari yang lain. 20 Darussalam (2007) desain merupakan rancangan bentuk dari suatu produk yang dilakukan atas dasar pandangan bahwa “bentuk ditentukan oleh fungsi” dimana desain mempunyai kontribusi terhadap manfaat dan sekaligus menjadi daya tarik produk karena selalu mempertimbangkan faktor-faktor estetika, ergonomis, bahan dan lain-lain. Desain atau rancangan yang baik dapat menarik perhatian, meningkatkan kinerja produk, mengurangi biaya produk dan memberi keunggulan bersaing yang kuat di pasar sasaran. Kotler (2004:332) berpendapat bahwa “Desain merupakan totalitas keistimewaan yang mempengaruhi penampilan dan fungsi suatu produk dari segi kebutuhan konsumen”. 4. Layanan pelengkap (Supplementary Services) Layanan pelengkap (Supplementary Services) dapat diklasifikasikan menjadi delapan kelompok, yaitu informasi, konsultasi, order taking, hospitality, caretaking,expectation, billing, dan pembayaran. 5. Harga Harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Harga merupakan hal yang diperhatikan konsumen saat melakukan pembelian (Kotler dan Armstrong 2006). Konsumen akan merasa dirinya puas ketika manfaat yang didapatkan sebanding atau bahkan melebihi dari uang yang telah dikeluarkan. 21 Kemudian, Swastha (2005) menjelaskan bahwa harga adalah sejumlah uang yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang serta pelayanannya. Dalam hal ini, selain produk konsumen juga mendapatkan pelayanan yang sesuai dengan jumlah uang mereka keluarkan. Kertajaya (2002) mengungkapkan indikator dari harga dapat dinyatakan dalam penilaian konsumen terhadap besarnya pengorbanan keuangan yang diberikan dalam kaitannya dengan spesifikasi yang berupa kualitas produk. Indikator penilaian harga dapat dilihat dari kesesuaian antara suatu pengorbanan yang dilakukan oleh nilai yang diterimanya setelah melakukan pembelian, setelah itu konsumen akan mempersepsikan produk atau jasa tersebut. Konsumen akan merasa puas atau tidak, setelah mereka merasakan atau mencoba produk tersebut. Indikator dari harga menurut Kertajaya (2002), antara lain : 1. Kesesuaian harga produk dengan kualitas produk 2. Perbandingan harga dengan harga produk lain yang sejenis 3. Kesesuaian harga produk dengan manfaat yang didapat Harga sebagai atribut dapat diartikan bahwa harga merupakan konsep keanekaragaman yang memiliki arti berbeda bagi setiap konsumen, tergantung karakteristik konsumen, situasi, dan produk. Intinya, konsumen akan merasa puas apabila manfaat yang mereka dapatkan sebanding atau bahkan lebih tinggi dari uang yang mereka keluarkan. Menurut Tjiptono (2001 ; 172) strategi harga terbagi atas : a. Skimming Pricing, yaitu strategi yang menetapkan harga tinggi pada suatu produk baru dengan dilengkapi dengan aktifitas promosi yang gencar,tujuannya adalah : 22 1. Melayani pelanggan yang tidak terlalu sensitif terhadap harga, selagi persaingannya belum ada. melalui margin yang besar. 3. Untuk berjaga-jaga terjadinya kekeliruan dalam penetapan 2. Untuk menutupi biaya-biaya promosi dan riset harga, karena akan lebih mudah menurunkan harga daripada menaikkan harga awal. b. Penetration Pricing, merupakan strategi dengan menetapkan harga rendah pada awal produksi, dengan tujuan dapat meraih pangsa pasar yang besar dan sekaligus menghalangi masuknya para pesaing. Dengan harga rendah perusahaan dapat pula mengupayakan tercapainya skala ekonomi dan menurunnya biaya perunit. Strategi ini mempunyai perspektif jangka panjang, dimana laba jangka pendek dikorbankan demi tercapainya keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. Ada empat bentuk harga yang menggunakan strategi ”Penetration Pricing”, antara lain; 1. Harga yang dikendalikan (restrained price), yaitu harga yang ditetapkan dengan tujuan mempertahankan tingkat harga tertentu selama periode inflasi. 2. Elimination price, yaitu merupakan penetapan harga pada tingkat tertentu yang dapat menyebabkan pesaing pesaing tertentu (terutama yang kecil) keluar dari persaingan. 3. Promotion price adalah harga yang ditetapkan rendah dengan kualitas sama, mempromosikan dengan produk tujuan untuk tertentu. 4. Keep-out price, merupakan penetapan harga tertentu sehingga dapat mencegah para pesaing memasuki pasar. 23 Oleh karena itu, unsur atribut menjadi sangat penting bila dilihat dari jenis unsur apa saja yang terdapat dari produk tersebut, dimulai dari kualitas, fitur, desain, hingga harga merupakan unsur yang menjadi hal yang penting bagi konsumen dalam memilih suatu produk dikarenakan unsur yang terkandung memiliki kekhasan tersendiri. 2.4 Minat Beli Minat beli merupakan satu tahapan (Stage) dalam proses konsumen saat melakukan pembelian. Minat beli juga dapat digambarkan sebagai situasi seseorang sebelum melakukan tindakan, yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian. Menurut Kotler dalam Peter dan Irawan (2008) “minat beli merupakan perilaku yang muncul sebagai respon terhadap objek yang menunjukan keinginan pelanggan untuk melakukan pembelian”. Sedangkan Belch dan Belch (2007) berpendapat bahwa minat beli secara umum didasarkan pada penyatuan dari motivasi pembelian dengan attribut atau karakteristik produk. Formasinya meliputi banyak hal dari personal sub-procces seperti; motivasi, persepsi, sikap dan integrasi. Pada minat beli ada beberapa tahapan yang dapat menumbuhkan minat pembelian pada suatu produk. Seperti yang dipaparkan Bearmen dalam Semuel (2008) mengenai tiga tahap tumbuhnya minat beli, yaitu: 1. Rangsangan (Excitement). Sebuah exporsure yang diterima oleh konsumen akan diseleksi, diantaranya ada yang menarik dan diterima oleh konsumen. Rangsangan merupakan suatu syarat yang ditujukan pada konsumen untuk mendorong atau menimbulkan seseorang untuk bertindak. Ketika stimuli yang ada telah berhasil membuat perhatian konsumen, maka itu artinya konsumen telah terangsang. 24 2. Kesadaran (Awareness). Tahap berikutnya adalah kesadaran. Setelah stimuli yang diberikan berhasil merangsang targetnya. Maka pada saat itu, targetnya telah merada dalam tahap kesadaran. Sejalan dengan adanya kesadaran setelah stimuli yang diberikan, maka interorientasipun dilakukan dengan menyimpan informasi yang didapatkan itu didalam mental files. 3. Pencarian informasi (Informations Seeking). Ketika seseorang konsumen telah berada dalam tahap kesadaran, dan ia menginterpretasikan informasinya tersebut secara positif, maka dapat dipastikan minat belinya akan timbul kemudian ia dihadapkan pada proses keputusan pembelian, yang mana tahapannya adalah; problem recognition, information search, evaluation and selection, store choicepurchase, hingga postpurchase behavior. Pada tahap problem recognition sampai pencarian informasi telah timbul minat beli. Aspek pencarian informasi dibagi dalam empat bagian: a. Informasi internal. Bersumber dari ingatan konsumen untuk memilih barang atau jasa yang memuaskan. b. Informasi eksternal. Informasi yang melibatkan iklan. c. Memastikan sifat khas dari setiap yang ada. Pada tahap ini konsumen mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan ciri dan sifat dari setiap pilihan. d. Pembelian. Merupakan tahap dimana konsumen telah melalui pilihan dan siap untuk membeli. 25 Tahapan-tahapan yang menjadi indikator tumbuhnya minat pembelian suatu produk terdiri dari 3 poin penting yakni rangsangan (stimuli), (information seeking). kesadaran (awareness), dan pencarian informasi 2.5 Pendekatan Atribut Produk Atribut produk dianggap menjadi salah satu faktor yang menyebabkan dan menentukan seseorang memilih suatu produk ataupun jasa. Dimana unsur-unsur yang terkandung dalam atribut produk tersebut misalnya terdiri dari kualitas, fitur, desain, layanan pelengkap, dan jaminan. Tjiptono (2008;109) menjelaskan bahwa atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan sebagai dasar pengambilan keputusan. Simamora (2004;16-17) menyatakan bahwa konsumen akan memberikan bobot yang berbeda untuk setiap atribut produk sesuai dengan kepentingannya. Analisis atribut terhadap prilaku konsumen merupakan teori permintaan yang cukup baru, yang mana analisis pendekatan atribut menyatakan bahwa kepuasan seseorang terhadap barang atau jasa yang dibeli sebenarnya bukan terletak pada barang atau jasa itu sendiri, tetapi dari karakteristik atau atribut yang melekat pada barang yang bersangkutan. Dengan kata lain, konsumen akan mencari manfaat tertentu dan selanjutnya melihat kepada atribut produk. Proses evaluasi dalam diri konsumen untuk memutuskan suatu keputusan pembelian berdasarkan atribut produk sulit untuk diketahui (Simamora 2004;17), adapun penjelasan yang dapat dijabarkan dalam pemasaran adalah asumsi-asumsi sebagai berikut : 26 1. Pertama, diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut. 2. Kedua, tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbeda-beda dalam menilai atribut apa yang paling penting. 3. Ketiga, konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut. 4. Keempat, tingkat kepuasan konsumen terhadap produk akan beragam sesuai dengan perbedaan atribut. 5. Kelima, konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda dengan atribut yang berbeda melalui prosedur evaluasi. Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa bila terdapat beberapa barang atau jasa yang akan dikonsumsi, pertimbangan pertama yang dilakukan adalah membandingkan nilai-nilai atribut pada masing-masing barang atau jasa tersebut. 27