INVESTMENT GRADE: OPTIMISME KEBANGKITAN EKONOMI DI TENGAH TANTANGAN PENINGKATAN KEPERCAYAAN INVESTOR MELALUI INTERNALISASI CORPORATE GOVERNANCE Sebuah berita yang menggembirakan dan sekaligus prestasi bagi Indonesia diterima pada tanggal 15 Desember 2011 dimana setelah 14 tahun sejak tahun 1997 Indonesia kembali meraih peringkat Investment Grade setelah lembaga pemeringkat Fitch Ratings meningkatkan sovereign credit rating Indonesia (Long-Term Foreign Currency Issuer Default Rating dan Local-Currency Issuer Default Rating) dari BB+ menjadi BBBdengan outlook stabil. Sebagaimana dikutip dari website Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang, peningkatan rating ini mencerminkan fundamental perekonomian Indonesia yang kuat, yang antara lain tercermin dengan: (i) pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi sekalipun dalam periode perlambatan pertumbuhan ekonomi global antara lain akibat krisis utang di Eropa, (ii) rasio utang yang rendah dengan trend yang menurun, (iii) likuiditas eksternal yang kuat, dan (iv) penerapan kebijakan makro fiskal maupun moneter yang hati-hati. Gubernur Bank Indonesia, Darmin Nasution, mengatakan, naiknya peringkat utang Indonesia menjadi Investment Grade (layak investasi) akan membawa pengaruh positif terhadap perusahaan dalam negeri. Darmin menjelaskan predikat Investment Grade akan merubah presepsi pasar terhadap perekonomian Indonesia dan investor asing akan melirik Indonesia sebagai peluang yang menjanjikan. Dampaknya saat menerbitkan surat utang (obligasi), cukup memberi imbal hasil lebih kecil, tentunya ini akan menambah efisiensi dalam menerbitkan obligasi bagi negara maupun perusahaaan. PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini dana asing masuk kedalam negeri (capital inflow) pada 2012 akan lebih deras dibandingkan dengan tahun sebelumnya seiring dengan naiknya peringkat Indonesia dalam katagori negara layak investasi. Tahun 2011 BEI mencatat dana asing yang masuk ke pasar modal melalui pasar sekunder sebesar Rp. 22,7 Triliun atau tumbuh sekitar 8,61 persen di bandingkan dengan tahun 2010. 1 Kementerian Badan Umum Milik Negara mendorong sejumlah perusahaan pelat merah untuk memanfaatkan masuknya Indonesia dalam level layak investasi dengan go public. Lebih lanjut Menteri BUMN, Dahlan Iskan, juga menegaskan peran BUMN di dalam memperbaiki infrastruktur di Indonesia guna memuaskan investasi yang masuk. Prestasi Indonesia masuk dalam peringkat negara layak investasi atau Investment Grade patut disyukuri. Dibalik luasnya akses sumber dana asing dan optimisme ekonomi Indonesia melalui perolehan peringkat Investment Grade, perusahaan menghadapi tantangan tersendiri untuk terus meningkatkan kinerja keuangan dan memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigit (karena faktor kepercayaan investor). Di dalam upaya memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan dan untuk meningkatkan kepercayaan investor, internalisasi Good Corporate Governance (GCG) di perusahaan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Keberhasilan perusahaan di dalam menerapkan GCG diyakini banyak investor sebagai faktor yang mendorong mekanisme penyelenggaraan perusahaan yang lebih efektif, transparan, adil, dan bertanggung jawab. Dalam jangka panjang, perusahaan tidak hanya memperoleh keuntungan dari kepercayaan yang diberikan oleh internal dan eksternal shareholders, tetapi juga sumber dana yang berkesinambungan untuk pertumbuhan perusahaan. Cakupan Bahasan 1. Perolehan Indonesia sebagai negara layak investasi (Investment Grade) 2. Pemberian status negara layak investasi akan membuat arus modal masuk ke dalam negeri semakin besar. Kriteria apa yang disyaratkan oleh investor asing pada umumnya sebelum mereka membuat keputusan investasi? 3. Peran perusahaan di dalam mensukseskan predikat Investment Grade. 4. Peluang Investment Grade di tengah tantangan perusahaan dalam mempertahankan/meningkatkan kepercayaan khususnya investor asing 2 5. Internalisasi praktek tata kelola perusahaan yang baik (GCG) sebagai salah satu upaya revitalisasi perusahaan dalam mempertahankan/meningkatkan kepercayaan investor. 6. Peran Direktur dan Komisaris di dalam mengelola revitalisasi perusahaan dan peluang Investment Grade. 3