BAB II LANDASAN TEORI

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Konsep Dasar Sistem Catu Daya Pada Industri Telekomunikasi
Catu daya pada sebagian besar perangkat telekomunikasi yaitu
menggunaka tegangan Direct Current (DC) sebesar - 48 Vdc. Komponen
utama catu daya pada perangkat telekomunikasi terbagi dalam 4 (empat)
kelompok besar yaitu Generator Power Supply, Power Converter, Power
Storage dan Controlling.
Fungsi dari masing-masing komponen utama catu daya tenaga
listrik adalah sebagai berikut:
Generator Power Supply merupakan sumber penghasil catu daya tenaga
listrik.
Sumber catu daya ini dapat diperoleh dari PT. PLN, Generator
Set, Fuel Cell, tenaga surya atau sember sumber tenaga listrik lainnya.
Power Converter merupakan perangkat elektronik yang berfungsi
mengubah atau mengkonversikan sumber daya listrik yang dihasilkan oleh
Generator Power Supply menjadi tegangan dc sebesar 48 Volt.
Power Storage merupakan sumber daya listrik cadangan yang berfungsi
jika menyimpan dan menyalurkan sumber tenaga listrik secara terbatas
ketika sumber tenaga listrik utama mengalami masalah. Power storage
memiliki keterbatasan daya yang disimpannya dan sangat tergantung
dengan kualitas material pendukungnya, kapasitas daya yang tersedia dan
waktu pemakaian.
6
Controlling dan Monitoring merupakan perangkat tambahan yang
berfungsi pada sistem catu daya perangkat telekomunikasi yang berfungsi
untuk mengontrol dan memonitoring sumber daya listrik perangkat
telekomunikasi secara keseluruhan. Selain dari fungsi diatas, perangkat
tersebut dapat difungsikan sebagai penyimpan data base dan data historical
yang dibutuhkan untuk keperluan analisa.
Keempat komponen utama pembentuk sumber daya tenaga listrik
pada perangkat telekomunikasi tersebut diatas merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Ketidaktersediaan pada salah satu komponen
tersebut dapat mengakibatkan kinerja perangkat catu daya telekomunikasi
tidak dapat bekerja secara maksimal. Berikut ini adalah block diagram
sistem catu daya tenaga listrik pada perangkat telekomunikasi:
Gambar 2.1 Block diagram catu daya perangkat telekomunikasi.
7
2.2
Prinsip Kerja Komponen Utama Pembentuk Sistem Catu Daya
Telekomunikasi
Perangkat telekomunikasi membutuhkan sumber daya tenaga
listrik yang dapat beroperational selama 24 (dua puluh empat) jam sehari
secara kontinyu sehingga dalam implementasinya dibutuhkan tidak hanya
satu
jenis sumber daya listrik namun perlu terpasang beberapa cadangan
sumber daya lainnya yang dapat bekerja secara bergantian.
Pada umumnya sebagian besar penyelenggara telekomunikasi yang
ada di Indonesia memanfaatkan sumber daya listrik yang diperoleh dari
Perusahaan Listrik Milik Negara atau yang lebih dikenal dengan sebutan
PLN. Sedangkan sumber tenaga listrik lainnya yang sering digunakan
sebagai cadangan adalah Generator Diesel, Battery dan Fuel Cell. Berikut
ini adalah penjelasan dari masing-masing komponen utama pembentuk
sistem catu daya listrik pada Industri Telekomunikasi:
2.2.1
Prinsip Kerja Rectifier
Masukan arus searah atau Direct Current (DC) dibutuhkan oleh
hampir semua perangkat telekomunikasi sehingga keberadaan perangkat
penyearah atau rectifier menjadi sangat dibutuhkan. Secara umum prinsip
kerja perangkat penyearah yaitu mengubah arus bolak balik atau
Alternating Current (AC) menjadi arus searah. Komponen utama yaitu
dengan menggunakan rangkaian satu dioda atau lebih dioda.
Komponen dioda mengubah tegangan bolak-balik menjadi
tegangan searah namun pada kenyataan output dari dioda adalah tegangan
8
searah yang tidak stabil atau lebih dikenal dengan tegangan berdenyut
sesuai dengan input dari tegangan AC. Kondisi tegangan DC yang tidak
stabil dapat mengakibatkan kerusakan pada perangkat beban sehingga
dibutuhkan adanya perangkat filter yang berfungsi untuk menstabilkan dan
meratakan keluaran ripple (riak gelombang) dari rangkaian dioda tersebut.
Terdapat tiga jenis yang berbeda dari sikuit penyearah yaitu sirkuit
setengah gelombang (half-wave circuit), sirkuit gelombang penuh (fullwave circuit) dan sirkuit jembatan (bride circuit). Berikut ini adalah
penjelasan dari masing-masing type penyearah tersebut:
Sirkuit Setengah Gelombang atau Half-Wave Rectifier
Merupakan jenis sirkuit yang paling sederhana karena sirkuit ini
hanya melewatkan setengah dari tegangan input AC.
Ketika tegangan positif AC pada katoda dari dioda, maka dioda akan
melewatkan arus menjadi keluaran dioda. Hal sebaliknya akan terjadi
ketika tegangan negatif AC masuk pada katoda dari dioda maka dioda
tidak melewatkan arus tersebut pada keluaran dioda.Gambar 2.2 dibawah
ini adalah rangkaian sirkuit setengah gelombang atau half wave rectifier:
Gambar 2.2. Rangkaian sirkuit sirkuit setengah gelombang
Perancangan sirkuit penyearah setengah gelombang sangat
sederhana namun tidak efficient karena
setengah
sirklus
masukan
negatif ke dioda tidak dilewatkan dan akibatnya, tegangan keluaran adalah
9
nol dari setengah waktu. Hal ini menyebabkan tegangan rata-rata pada
keluaran menjadi setengah tegangan input.
Sircuit Gelombang Penuh atau Full-Wave Rectifier
Rangkaian sirkuit gelombang penuh menggunakan dua dioda yang
berfungsiuntuk melewatkan sisi positif dan negatif dari masukan arus
bolak-balik. Dioda pada rangkaian ini terhubung ke transormator seperti
terlihat pada rangkaian pada gambar 2.2 dibawah ini:
Gambar 2.2. Sirkuit gelombang penuh
Pada sirkuit gelombang penuh dibutuhkan adanya transformator
center-tapped. Kedua dioda tersebut terhubung pada dua keluaran
transformator dan center-tapped tersebut digunakan sebagai common
ground untuk memperbaiki tegangan DC sehingga pada rangkaian
gelombang penuh, tegangan DC menjadi dua kali tegangan input AC.
Dengan kata lain, sebagai asumsi input 50 Hz pada keluaran menjadi 100
Hz, kondisi seperti ini penting menjadi perhatian untuk memperhatikan
spesifikasi teknis bagi perangkat beban yang akan dipergunakan agar tidak
mengalami kerusakan.
10
Sirkuit Jembatan (Bride Circuit)
Pada sirkuit jembatan dibutuhkan empat buah dioda. dioda tersebut
diatur membentuk pola berlian pada setiap setengah fase dari gelombang
sinus AC. Dua dioda melewatkan sisi arus positif dan negatif pada
keluaran dan dua dioda lainnya tidak melewatkan arus di kedua sisinya.
Sirkuit jembatan tidak membutuhkan transformator center-tapped.
Permasalahan pada sirkuit gelombang penuh dapat diatasi dengan
sirkuit jembatan yaitu tidak menempatkan center-tapped. Kelemahan dari
center-tapped yaitu keluaran tegangan DC hanya setengah dari tegangan
output dari transformator. Gambar 2.3 dibawah ini merupakan circuit
jembatan:
Gambar 2.3. Sirkuit Jembatan
Keluaran dari sirkuit penyearah jembatan adalah pulsa DC. Keluaran
hampir serupa dengan penyearah gelombang penuh namun tegangan
penuh pada kumparan transformator sekunder dipergunakan.
11
2.2.2
Prinsip Kerja Battery
Battery pada
sistem
catu
daya
perangkat
telekomunikasi
ditempatkan sebagai sumber daya cadangan utama dalam menjamin
keberadaan catuan listrik pada perangkat telekomunikasi. Dengan adanya
battery sebagai sumber daya listrik cadangan utama, BTS dan perangkat
telekomunikasi lainnya tetap beroperasional dan tidak terpengaruh
terhadap gangguan listrik dari sumber daya listrik utama PLN.
Prinsip kerja battery adalah mengubah energi kimia menjadi energi
listrik secara langsung. Sebuah battery berisi dari beberapa cell yang
beraliran listrik (voltaic). Setiap cell terdiri dari setengah sel yang
dihubungkan secara seri oleh elektrolit konduktif yang mengandung
anions dan kation. setengah sel tersebut termasuk elektrolit dan negatif
elektroda,
elektroda berupa anion (ion yang bermuatan negatif)
bermigrasi. Setengah sel yang lainnya termasuk elektrolit dan elektroda
positif, elektroda berupa
kation
(ion
bermigrasi. Proses reduksi dan oksidasi
menghasilkan daya listrik
yang
bermuatan
positif)
(redox)
pada
battery
dengan pengertian
sebagai berikut:
Oksidasi adalah berkurangnya elektron atau peningkatan tingkat
oksidasi oleh molekul, atom atau ion.
Reduksi adalah peningkatan elektron atau berkurangnya tingkat
oksidasi oleh molekul, atom atau ion.
Kation pada katoda akan berkurang atau terjadi penambahan elektron pada
saat pengisian battery (charging). Sementara anion teroksidasi (elektron
terbuang) pada anoda selama proses pengosongan battery (dischage). pada
12
proses charge dan discharge, elektroda tidak saling bersentuhan tetapi
proses elektrik terjadi pada elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit
yang berbeda pada masing-masing setengah sel. Sebuah pemisah
memungkinkan ion mengalir antar setengah sel tetapi tetap menjaga tidak
terjadinya pencampuran elektrolit.
Gambar 2.4.Proses reduksi dan oksidasi pada battery
Battery yang dipergunakan pada perangkat telekomunikasi pada
umumnya membutuhkan parameter-parameter teknis berikut ini:
Kapasitas Nominal Battery yaitu kapasitas nominal pada battery yang
umumnya di tunjukkan pada besaran Ampere-hour (Ah). Ampere-hour
adalah arus pada battery yang dapat memberikan catuan ke beban pada
periode waktu yang telah ditentukan. Sebagai contoh yaitu battery dengan
kapasitas 100 Ah pada 1.75 Volt/sel artinya bahwa battery tersebut dapat
memberikan catuan ke beban atau discharge ke beban sebesar 10 Ampere
selama 10 jam dengan tegangan 1,75 volt di setiap selnya. Untuk
13
perangkat telekomunikasi, pada umumnya kapasitas nominal battery yang
dibutuhkan minimal 100 Ah.
Tegangan Battery yaitu besaran tegangan battery yang dibutuhkan untuk
memberikan catuan pada beban perangkat telekomunikasi. Battery string
atau battery bank adalah istilah umum dari kumpulan sel battery yang
tersusun secara seri sehingga mencapai tegangan yang diinginkan. Untuk
perangkat telkomunikasi, tegangan yang diharapkan yaitu sebesar 48 volt.
Cycle Life yaitu jumlah cycle charge dan discharge dari sebuah battery.
Sebuah battery dipertimbangkan untuk tidak dipergunakan lagi jika
nominal kapasitasnya kurang dari 80 persen.
Selain dipengaruhi oleh
banyaknya proses charge dan discharge, cycle juga dipengaruhi oleh
setting depth-of-discharge (DoD) pada setiap battery yang dipergunakan.
Pada umumnya, setting DoD pada battery perangkat telekomunikasi yaitu
sebesar 40 persen.
Charging Rate (C Rate) pada setiap sel atau battery mendefinisikan
seberapa cepat sebuah sel atau battery dikosongkan atau terisi kembali
sesuai dengan kapasitas total penyimpanannya didalam satuan Ah atau
mAh. Contoh jika ditentukan besaran charging rate 1C artinya adalah
battery
akan
terisi
penuh
kembali
sesuai
dengan
kapasitas
penyimpanannya dalam waktu 1 jam .
Partial Stage of Charging Level (psoc) adalah karakteristik battery yang
bersifat non-linier saat terjadinya proses charging berdasarkan State of
Charge (SoC) level. Pada umumnya, SoC level battery akan linear pada
chargeng level dikisaran 30 persen sampai dengan 70 persen.
14
Battery Efisiensi atau Energi Loss yaitu menggambarkan seberapa besar
energi yang hilang saat proses charging. Pada umumnya, battery Lead
Acid (battery yang sering dipergunakan pada perangkat telkomunikasi)
memiliki efisiensi sebesar 85 persen.
2.2.3
Prinsip Kerja Generator Diesel
Generator diesel pada sistem catu daya perangkat telekomunikasi
umumnya dipergunakan sebagai sumber daya listrik cadangan untuk
menjaga kontinuitas pasokan energi listrik arus bolak balik ke perangkat
rectifier. Prinsip kerja generator listrik adalah alat yang mengubah energi
mekanik yang diperoleh dari sumber luar menjadi energi listrik sebagai
keluarannya.
Generator modern bekerja pada prinsip induksi elektromagnetik
yang ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1831-1832. Faraday
menemukan bahwa aliran muatan listrik dapat diinduksikan dengan
memindahkan konduktor listrik seperti halnya kawat listrik yang berisi
muatan listrik di dalam medan magnet. Perpindahan ini menghasilkan
perbedaan tegangan antara kedua ujung kawat atau konduktor listrik
kemudian muatan listrik akan mengalir dan menghasilkan arus listrik.
Pada
gambar 2.5. ditampilkan komponen-komponen utama pembentuk
generator sistem.
15
Gambar 2.5 Ilustrasi komponen utama generator diesel
Berikut ini adalah komponen utama pembentuk generator diesel
beserta fungsinya masing-masing
Mesin/Engine adalah alat mekanis yang berfungsi untuk
memberikan energi masukan dari sebuah generator. Besarnya
ukuran dari mesin ini akan berbanding lurus terhadap daya
keluaran maksimum yang dibutuhkan. Setiap engine memiliki
spesifikasi teknis yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan
ketentuan sebagai berikut :
(i) Tipe bahan bakar yang dipergunakan. Bahan bakar
generator yang biasa digunakan adalah solar, bensin,
propana (dalam bentuk cair atau gas) atau gas alam. Untuk
generator kapasitas kecil (dibawah 5 KVA) umumnya
menggunakan bahan bensin dan gerator berkapasitas besar
umumnya menggunakan bahan bakar solar.
(ii) Mesin Overhead Valve (OHV) dan Mesin non-OHV. Mesin
yang sudah menggunakan teknologi OHV akan lebih
unggul dibandingkan dengan mesin non-AHV karena
16
terdapat perbedaan dalam proses asupan dan keluaran katup
mesin yang terletak di kepala silinder yang dipasang
berlawanan dengan blok mesin. Mesin OHP ini memiliki
keunggulan karena desin yang kompak, pengoperasionalan
mesin yang sederhana, memiliki daya tahan mesin yang
lebih lama, mudah dioperasionalkan, tingkat kebisingan
yang rendah dan tingkat emisi yang rendah.
(iii) Cast Iron Sleeve (CIS) di Mesin Cylinder. CIS adalah
lapisan dalam silinder mesin yang berfungsi untuk
mengurangi keausan mesin dan menjamin daya tahan
mesin.
Alternator
Alternator atau genhead adalah bagian dari generator yang
menghasilkan listrik dari proses mekanikal yang terjadi
didalam mesin. Alternator terdiri dari komponen yang tetap dan
yang bergerak. Masing-masing komponen tersebut bekerja
sama sehingga menghasilkan gerakan relatif antara medan
listrik dan medan magnet sehingga menghasilkan listrik.
Bagian-bagian alternator terdiri dari :
(i) Stator adalah komponen stationer yang terdiri dari satu set
konduktor listrik yang terbentuk dari gulungan kawat
tembaga dan lebih dari satu inti besi.
17
(ii) Rotor atau armature adalah
komponen bergerak yang
menghasilkan medan magnet. Metode perputaran dari rotor
dapat mengikuti tiga cara sebagai berikut :
a. Menggunakan proses induksi atau lebih dikenal
dengan alternator brushless dan biasanya digunakan
pada generator dengan kapasitas yang besar.
b. Menggunakan magnet permanen umumnya terjadi
dalam satuan alternator kecil.
c. Menggunakan exiter. exiter merupakan sumber arus
searah (arus DC) yang memberikan energi kepada
rotor melalui slip ring dan sikat.
Rotor menghasilkan medan magnet bergerak di sekitar stator
yang menginduksikan
perbedaan tegangan antara gulungan
stator shingga menghasilkan arus bolak-balik (arus AC)
sebagai keluaran dari generator.
Tangki bahan bakar atau Fuel system
Tangki bahan bakar pada beberapa unit generator set yang
dipergunakan untuk perangkat telekomunikasi umumnya
disesuaikan dengan tingkatan kebutuhan dari BTS.ungsi
gereator set tersebut.
Agar pengisian bahan bakar dapat bekerja secara otomatis,
diputuhkan komponen-komponen sebagai berikut :
18
(i) Instalasi pipa dari tangki bahan bakar ke mesin. dibutuhkan
untuk menjaga pasokan bahan bakar ke mesin dapat
berjalan dengan lancar dan kontinue.
(ii) Pipa ventilasi untuk tangki bahan bakar dibutuhkan untuk
mencegah penumpukan tekanan bahan bakar di dalam
tangki.
(iii) Koneksi overflow dari tangki bahan bakar ke pipa
pembuangan dipergunakan untuk menjaga agar bahan bakar
tidak meluap dan terjadi tumpahan bahan bakar ke dalam
mesin
(iv) Pompa bahan bakar dipergunakan untuk mentransfer bahan
bakar dari tangki penyimpanan utama ke tangki harian.
Pompa bahan bakar biasanya dioperasikan secara elektrik.
(v) Fuel Water Separator / Filter Bahan Bakar berfungsi untuk
memisahkan air dan benda asing dari bahan bakar utama.
(vi) Injector Fuel berfungsi untuk mengatur kuantitas dan
jumlah bahan bakar yang dipergunakan ketika generator
bekerja.
Voltage Regulator
Perangkat voltage regulator pada unit generator diesel
berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran dari generator.
Adapun komponen-komponen yang terdapat pada voltage
regulator beserta fungsinya adalah sebagai berikut :
19
(i) Perangkat
voltage
regulator
berfungsi
untuk
mengkonversikan tegangan AC ke arus DC. Regulator
tegangan mengambil sebagian kecil dari output tegangan
AC dan mengubahnya menjadi arus DC. Regulator
kemudian memberikan asupan arus DC kepada gulungan
sekunder di dalam stator atau lebih sering disebut sebagai
gulungan exciter.
(ii) Lilitan exciter berfungsi untuk mengkonversikan arus DC
ke arus AC. Litilan exciter ini memiliki fungsi yang hampir
serupa dengan lilitan stator primer dan menghasilkan arus
yang kecil. Lilitan exciter yang terhubung ke unit sering
juga disebut sebagai rotating rectifier.
(iii)Rotating rectifier berfungsi untuk mengkonversikan arus
AC ke arus DC dan berfungsi untuk memperbaiki arus AC
yang dihasilkan oleh lilitan exciter dan mengubahnya
menjadi arus DC. Arus DC ini dikirimkan ke rotor atau
angker untuk mendapatkan medan elekromagnetik selain
medan magnet yang dihasilkan oleh rotor atau angker.
(iv) Rotor atau Armature berfungsi untuk mengkonversikan
arus
DC
ke
tegangan
AC.
Rotor
atau
angker
menginduksikan tegangan AC lebih besar dari seluruh
lilitan stator sehingga generator menghasilkan tegangan
keluaran yang lebih besar.
20
Siklus pada voltage regulator akan ini terus berlanjut
sehingga generator dapat mencapai tegangan keluaran
maksimal.
Setelah
operational
generator
maksimal,
mencapai
voltage
kapasitas
regulator
akan
mengurangi arus DCnya.
Saat generator telah mencapai
kapasitas maksimalnya,
voltage
regulator
akan
menjaga keadaan keseimbangan dan menghasilkan
arus
DC cukup unrtuk mempertahankan keluaran
generator
pada tingkat stabil di beban maksimal.
Cooling dan Exhaust sistem
(i) Cooling sistem dipergunakan untuk mengurangi panas yang
yang dihasilkan perputaran mesin generator. Sangat penting
untuk memiliki sistem pendingin agar kinerja mesin dapat
bekerja dalam kurun waktu yang cukup lama. Air dan
hydrogen adalah material yang sering dipergunakan sebagai
pendingin generator karena lebih effisien menyerap panas
dibandingkan dengan material yang lain.
(ii) Exhaust sistem dipergunakan untuk mengurangi reaksi
kimia yang dihasilkan oleh asap knalpot. Selain untuk
mengurangi reaksi kimia yang dihasilkan oleh sisa
pembakaran yaitu untuk mencegah terjadi keracunan bahan
kimia oleh manusia pada saat generator tersebut berkerja.
Lubrication sistem
21
Lubrication sistem tersebut yaitu berupa sistem pelumasan
bagian bagian mesin agar dapat bekerja pada kurun waktu yang
lebih panjang.
Battery Charger
Catu daya listrik generator pada saat pemulaan diperoleh dari
battery sehingga perlu diperhatikan kondisi battery apabila
genset tidak difungsikan dalam kurun waktu yang cukup lama.
Proses dischage battery akan berlangsung apabila genset tidak
diperationalkan dan proses charging battery akan berlangsung
pada saat generator tersebut bekerja.
Control Panel berfungsi sebagai unit antar muka (interface unit)
generator kepada unit-unit lainnya pada sistem catu daya
telekomunikasi. Perangkat yang umum dipergunakan yaitu
Automatic Transfer Switch (ATS) yang berfungsi untuk
mengontrol catu daya listrik yang masuk kedalam sistem
rectifier. PLN lebih sering dipergunakan sebagai catu daya
utama pada sistem catu daya telekomunikasi dibandingkan
dengan generator. Generator pada umumnya dipergunakan
sebagai sumber tenaga listrik cadangan jika sumber daya utama
dari PLN tersedia.
Rangka Mesin berfungsi untuk melindungi mesin generator
lebih tahan terhadap perubahan cuaca, menjaga keamanan
perangkat dari gangguan luar dan tahan korosi
22
2.2.4
Prinsip Kerja Fuel Cell
Pemanfaatan fuel
cell
pada sistem catu
daya perangkat
telekomunikasi digunakan sebagai sumber daya listrik cadangan. Fuel cell
adalah pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas hidrogen
(H2). Prinsip kerja fuel cell merupakan kebalikan dari proses elektrolisa
dimana hydrogen direaksikan dengan oksigen dan menghasilkan listrik.
2H2 + O2 ---> 2H2O
Pada reaksi tersebut, energi panas dibebaskan yang kemudian dapat
dihasilkan energi listrik. Pada gambar 2.6 digambarkan proses reaksi
kimia yang menghasilkan energi listrik.
Gambar 2.6. Ilustrasi reaksi kimia hydrogen di reaksikan dengan oksigen sehingga
menghasilkan energi listrik
23
Jenis bahan bakar untuk perangkat fuel cell yang umumnya sering
dipergunakan adalah hydrogen. Hydrogen dihasilkan dari uap metana,
akan
tetapi bahan bakar hydrocarbon seperti alkohol dan gas alam jauh
lebih
effesien karena dapat secara langsung dipergunakan, contohnya
seperti methanol.
Fuel cell berbeda dengan battery dimana fuel cell membutuhkan
sumber bahan bakar seperti oksigen atau udara secara terus menerus untuk
mempertahankan reaksi kimia sedangkan pada battery reaksi kimia terjadi
pada saat battery bereaksi satu sama lain untuk membangkitkan
electromotive force (emf). Fuel cell dapat menghasilkan energi listrik terus
menerus sepanjang sumber bahan bakar tetap tersedia. Terdapat bebereapa
jenis perangkat fuel cell namun pada umumnya terdiri dari anoda, katoda
dan elektrolyte.
Elektron berpindah dari anoda ke katoda melalui sirkuit external dan
menghasilkan listrik arus searah (DC).
2.3
Analisa Bisnis Pada Perencanaan Sistem Catu Daya Perangkat
Telekomunikasi
Analisa bisnis dibutuhkan sebagai pendukung keputusan dan
perencanaan alat yang memproyeksikan kemungkinan keberhasilan dan
kegagalan dari pemanfaatan sumber daya listrik yang akan dipilih pada
industri telekomunikasi. Analisa bisnis yang tepat dapat memberikan
bentuk akuntabilitas yang baik para pengambil keputusan untuk jangka
waktu sekarang atau dimasa depan.
24
Metoda yang dipergunakan untuk memproyeksikan keberhasilan
dan kegagalan yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut :
2.3.1
Metoda Biaya Total Kepemilikan
Biaya total kepemilikan atau total cost ownership (TCO) adalah
metoda analisis yang umum dipergunakan untuk memenuhi semua biaya
yang dibutuhkan dalam kurun waktu yang telah ditentukan pada perangkat
yang akan dipergunakan termasuk biaya pembelian unit, biaya instalasi,
biaya pengoperasian, biaya perawatan dan semua biaya yang dibutuhkan
dalam kurun waktu tertentu pada asset yang dipergunakan tersebut. TCO
sering juga disebut sebagai life cycle cost analysis atau analisis biaya yang
dibutuhkan sampai perangkat tersebut tidak layak lagi dipergunakan.
Untuk berbagai jenis akuisisi, analisis TCO menemukan perbedaan yang
sangat besar antara harga beli dan biaya total life cycle, terutama bila
dilihat selama jangka waktu pemakaian yang panjang.
Analisis TCO mencakup dua jenis utama dari
kategori
biaya
yang
akan berdampak pada biaya di kehidupan kepemilikan, biaya yang jelas dan
biaya yang tersembunyi.
1.
Biaya yang jelas dalam analisis TCO
Biaya jelas dalam TCO adalah biaya umum bagi semua orang
yang terlibat dalam perencanaan dan pemilihan vendor, seperti:
Biaya Pembelian, yaitu harga yang sebenarnya dibayar
Biaya
pemeliharaan,
seperti
biaya
garansi,
tenaga
kerja
pemeliharaan, kontrak jasa pemeliharaan atau kontrak jasa lainnya.
25
2.
Biaya yang tersembunyi dalam analisis TCO
Biaya tersembunyi merupakan konsekuensi biaya yang kurang
jelas yang mudah untuk diabaikan atau dhilangkan dari keputusan
akuisisi. Namun demikian biaya semacam ini bisa sangat besar dan
nyata. Biaya ini termasuk dalam analisis TCO jika materi biaya cukup
besar untuk menimbulkan masalah. Biaya tersembunyi dapat mencakup:
Biaya perolehan, seperti biaya mengidentifikasi, memilih, memesan,
menerima, inventarisasi, atau membayar untuk sesuatu.
Biaya Peningkatan (Upgrading) / Refurbishing.
Biaya rekonfigurasi.
Biaya
Setting Up, seperti biaya konfigurasi awal ruangan,
transportasi, instalasi, pemasangan, mengintegrasikan dengan aset
lainnya, dan lain-lain.
Biaya operasional, misalnya biaya operator / tenaga kerja, atau
energi / bahan bakar.
Biaya untuk manajemen perubahan, misalnya biaya orientasi
pengguna, pelatihan, desain proses perubahan dan implementasi.
Biaya pendukung infrastruktur, misalnya biaya akuisisi untuk
pemanasan / pendinginan, pencahayaan, atau dukungan TI.
Biaya yang timbul karena dampak lingkungan, misalnya, biaya
pembuangan limbah / membersihkan, atau pengendalian polusi, atau
biaya pelaporan kepatuhan dampak lingkungan.
Biaya Asuransi.
Biaya Keamanan
26
- Keamanan fisik, misalnya, penambahan keamanan untuk
bangunan, termasuk kunci baru, pintu masuk yang aman, televisi
sirkuit tertutup, dan jasa penjaga keamanan.
- Keamanan elektronik, misalnya, aplikasi perangkat lunak
keamanan atau sistem, backup data offsite, layanan pemulihan
bencana, dll
Biaya Pembiayaan, misalnya, bunga kredit dan loan origination.
Biaya Pembuangan / biaya menonaktifkan.
Penghematan pajak beban penyusutan (biaya negatif).
Daftar kategori biaya tersembunyi di atas dapat bertambah untuk berbagai jenis
akuisisi.
27
Download