BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Catu Daya Pada Industri Telekomunikasi Catu daya pada sebagian besar perangkat telekomunikasi yaitu menggunaka tegangan Direct Current (DC) sebesar - 48 Vdc. Komponen utama catu daya pada perangkat telekomunikasi terbagi dalam 4 (empat) kelompok besar yaitu Generator Power Supply, Power Converter, Power Storage dan Controlling. Fungsi dari masing-masing komponen utama catu daya tenaga listrik adalah sebagai berikut: Generator Power Supply merupakan sumber penghasil catu daya tenaga listrik. Sumber catu daya ini dapat diperoleh dari PT. PLN, Generator Set, Fuel Cell, tenaga surya atau sember sumber tenaga listrik lainnya. Power Converter merupakan perangkat elektronik yang berfungsi mengubah atau mengkonversikan sumber daya listrik yang dihasilkan oleh Generator Power Supply menjadi tegangan dc sebesar 48 Volt. Power Storage merupakan sumber daya listrik cadangan yang berfungsi jika menyimpan dan menyalurkan sumber tenaga listrik secara terbatas ketika sumber tenaga listrik utama mengalami masalah. Power storage memiliki keterbatasan daya yang disimpannya dan sangat tergantung dengan kualitas material pendukungnya, kapasitas daya yang tersedia dan waktu pemakaian. 6 Controlling dan Monitoring merupakan perangkat tambahan yang berfungsi pada sistem catu daya perangkat telekomunikasi yang berfungsi untuk mengontrol dan memonitoring sumber daya listrik perangkat telekomunikasi secara keseluruhan. Selain dari fungsi diatas, perangkat tersebut dapat difungsikan sebagai penyimpan data base dan data historical yang dibutuhkan untuk keperluan analisa. Keempat komponen utama pembentuk sumber daya tenaga listrik pada perangkat telekomunikasi tersebut diatas merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Ketidaktersediaan pada salah satu komponen tersebut dapat mengakibatkan kinerja perangkat catu daya telekomunikasi tidak dapat bekerja secara maksimal. Berikut ini adalah block diagram sistem catu daya tenaga listrik pada perangkat telekomunikasi: Gambar 2.1 Block diagram catu daya perangkat telekomunikasi. 7 2.2 Prinsip Kerja Komponen Utama Pembentuk Sistem Catu Daya Telekomunikasi Perangkat telekomunikasi membutuhkan sumber daya tenaga listrik yang dapat beroperational selama 24 (dua puluh empat) jam sehari secara kontinyu sehingga dalam implementasinya dibutuhkan tidak hanya satu jenis sumber daya listrik namun perlu terpasang beberapa cadangan sumber daya lainnya yang dapat bekerja secara bergantian. Pada umumnya sebagian besar penyelenggara telekomunikasi yang ada di Indonesia memanfaatkan sumber daya listrik yang diperoleh dari Perusahaan Listrik Milik Negara atau yang lebih dikenal dengan sebutan PLN. Sedangkan sumber tenaga listrik lainnya yang sering digunakan sebagai cadangan adalah Generator Diesel, Battery dan Fuel Cell. Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing komponen utama pembentuk sistem catu daya listrik pada Industri Telekomunikasi: 2.2.1 Prinsip Kerja Rectifier Masukan arus searah atau Direct Current (DC) dibutuhkan oleh hampir semua perangkat telekomunikasi sehingga keberadaan perangkat penyearah atau rectifier menjadi sangat dibutuhkan. Secara umum prinsip kerja perangkat penyearah yaitu mengubah arus bolak balik atau Alternating Current (AC) menjadi arus searah. Komponen utama yaitu dengan menggunakan rangkaian satu dioda atau lebih dioda. Komponen dioda mengubah tegangan bolak-balik menjadi tegangan searah namun pada kenyataan output dari dioda adalah tegangan 8 searah yang tidak stabil atau lebih dikenal dengan tegangan berdenyut sesuai dengan input dari tegangan AC. Kondisi tegangan DC yang tidak stabil dapat mengakibatkan kerusakan pada perangkat beban sehingga dibutuhkan adanya perangkat filter yang berfungsi untuk menstabilkan dan meratakan keluaran ripple (riak gelombang) dari rangkaian dioda tersebut. Terdapat tiga jenis yang berbeda dari sikuit penyearah yaitu sirkuit setengah gelombang (half-wave circuit), sirkuit gelombang penuh (fullwave circuit) dan sirkuit jembatan (bride circuit). Berikut ini adalah penjelasan dari masing-masing type penyearah tersebut: Sirkuit Setengah Gelombang atau Half-Wave Rectifier Merupakan jenis sirkuit yang paling sederhana karena sirkuit ini hanya melewatkan setengah dari tegangan input AC. Ketika tegangan positif AC pada katoda dari dioda, maka dioda akan melewatkan arus menjadi keluaran dioda. Hal sebaliknya akan terjadi ketika tegangan negatif AC masuk pada katoda dari dioda maka dioda tidak melewatkan arus tersebut pada keluaran dioda.Gambar 2.2 dibawah ini adalah rangkaian sirkuit setengah gelombang atau half wave rectifier: Gambar 2.2. Rangkaian sirkuit sirkuit setengah gelombang Perancangan sirkuit penyearah setengah gelombang sangat sederhana namun tidak efficient karena setengah sirklus masukan negatif ke dioda tidak dilewatkan dan akibatnya, tegangan keluaran adalah 9 nol dari setengah waktu. Hal ini menyebabkan tegangan rata-rata pada keluaran menjadi setengah tegangan input. Sircuit Gelombang Penuh atau Full-Wave Rectifier Rangkaian sirkuit gelombang penuh menggunakan dua dioda yang berfungsiuntuk melewatkan sisi positif dan negatif dari masukan arus bolak-balik. Dioda pada rangkaian ini terhubung ke transormator seperti terlihat pada rangkaian pada gambar 2.2 dibawah ini: Gambar 2.2. Sirkuit gelombang penuh Pada sirkuit gelombang penuh dibutuhkan adanya transformator center-tapped. Kedua dioda tersebut terhubung pada dua keluaran transformator dan center-tapped tersebut digunakan sebagai common ground untuk memperbaiki tegangan DC sehingga pada rangkaian gelombang penuh, tegangan DC menjadi dua kali tegangan input AC. Dengan kata lain, sebagai asumsi input 50 Hz pada keluaran menjadi 100 Hz, kondisi seperti ini penting menjadi perhatian untuk memperhatikan spesifikasi teknis bagi perangkat beban yang akan dipergunakan agar tidak mengalami kerusakan. 10 Sirkuit Jembatan (Bride Circuit) Pada sirkuit jembatan dibutuhkan empat buah dioda. dioda tersebut diatur membentuk pola berlian pada setiap setengah fase dari gelombang sinus AC. Dua dioda melewatkan sisi arus positif dan negatif pada keluaran dan dua dioda lainnya tidak melewatkan arus di kedua sisinya. Sirkuit jembatan tidak membutuhkan transformator center-tapped. Permasalahan pada sirkuit gelombang penuh dapat diatasi dengan sirkuit jembatan yaitu tidak menempatkan center-tapped. Kelemahan dari center-tapped yaitu keluaran tegangan DC hanya setengah dari tegangan output dari transformator. Gambar 2.3 dibawah ini merupakan circuit jembatan: Gambar 2.3. Sirkuit Jembatan Keluaran dari sirkuit penyearah jembatan adalah pulsa DC. Keluaran hampir serupa dengan penyearah gelombang penuh namun tegangan penuh pada kumparan transformator sekunder dipergunakan. 11 2.2.2 Prinsip Kerja Battery Battery pada sistem catu daya perangkat telekomunikasi ditempatkan sebagai sumber daya cadangan utama dalam menjamin keberadaan catuan listrik pada perangkat telekomunikasi. Dengan adanya battery sebagai sumber daya listrik cadangan utama, BTS dan perangkat telekomunikasi lainnya tetap beroperasional dan tidak terpengaruh terhadap gangguan listrik dari sumber daya listrik utama PLN. Prinsip kerja battery adalah mengubah energi kimia menjadi energi listrik secara langsung. Sebuah battery berisi dari beberapa cell yang beraliran listrik (voltaic). Setiap cell terdiri dari setengah sel yang dihubungkan secara seri oleh elektrolit konduktif yang mengandung anions dan kation. setengah sel tersebut termasuk elektrolit dan negatif elektroda, elektroda berupa anion (ion yang bermuatan negatif) bermigrasi. Setengah sel yang lainnya termasuk elektrolit dan elektroda positif, elektroda berupa kation (ion bermigrasi. Proses reduksi dan oksidasi menghasilkan daya listrik yang bermuatan positif) (redox) pada battery dengan pengertian sebagai berikut: Oksidasi adalah berkurangnya elektron atau peningkatan tingkat oksidasi oleh molekul, atom atau ion. Reduksi adalah peningkatan elektron atau berkurangnya tingkat oksidasi oleh molekul, atom atau ion. Kation pada katoda akan berkurang atau terjadi penambahan elektron pada saat pengisian battery (charging). Sementara anion teroksidasi (elektron terbuang) pada anoda selama proses pengosongan battery (dischage). pada 12 proses charge dan discharge, elektroda tidak saling bersentuhan tetapi proses elektrik terjadi pada elektrolit. Beberapa sel menggunakan elektrolit yang berbeda pada masing-masing setengah sel. Sebuah pemisah memungkinkan ion mengalir antar setengah sel tetapi tetap menjaga tidak terjadinya pencampuran elektrolit. Gambar 2.4.Proses reduksi dan oksidasi pada battery Battery yang dipergunakan pada perangkat telekomunikasi pada umumnya membutuhkan parameter-parameter teknis berikut ini: Kapasitas Nominal Battery yaitu kapasitas nominal pada battery yang umumnya di tunjukkan pada besaran Ampere-hour (Ah). Ampere-hour adalah arus pada battery yang dapat memberikan catuan ke beban pada periode waktu yang telah ditentukan. Sebagai contoh yaitu battery dengan kapasitas 100 Ah pada 1.75 Volt/sel artinya bahwa battery tersebut dapat memberikan catuan ke beban atau discharge ke beban sebesar 10 Ampere selama 10 jam dengan tegangan 1,75 volt di setiap selnya. Untuk 13 perangkat telekomunikasi, pada umumnya kapasitas nominal battery yang dibutuhkan minimal 100 Ah. Tegangan Battery yaitu besaran tegangan battery yang dibutuhkan untuk memberikan catuan pada beban perangkat telekomunikasi. Battery string atau battery bank adalah istilah umum dari kumpulan sel battery yang tersusun secara seri sehingga mencapai tegangan yang diinginkan. Untuk perangkat telkomunikasi, tegangan yang diharapkan yaitu sebesar 48 volt. Cycle Life yaitu jumlah cycle charge dan discharge dari sebuah battery. Sebuah battery dipertimbangkan untuk tidak dipergunakan lagi jika nominal kapasitasnya kurang dari 80 persen. Selain dipengaruhi oleh banyaknya proses charge dan discharge, cycle juga dipengaruhi oleh setting depth-of-discharge (DoD) pada setiap battery yang dipergunakan. Pada umumnya, setting DoD pada battery perangkat telekomunikasi yaitu sebesar 40 persen. Charging Rate (C Rate) pada setiap sel atau battery mendefinisikan seberapa cepat sebuah sel atau battery dikosongkan atau terisi kembali sesuai dengan kapasitas total penyimpanannya didalam satuan Ah atau mAh. Contoh jika ditentukan besaran charging rate 1C artinya adalah battery akan terisi penuh kembali sesuai dengan kapasitas penyimpanannya dalam waktu 1 jam . Partial Stage of Charging Level (psoc) adalah karakteristik battery yang bersifat non-linier saat terjadinya proses charging berdasarkan State of Charge (SoC) level. Pada umumnya, SoC level battery akan linear pada chargeng level dikisaran 30 persen sampai dengan 70 persen. 14 Battery Efisiensi atau Energi Loss yaitu menggambarkan seberapa besar energi yang hilang saat proses charging. Pada umumnya, battery Lead Acid (battery yang sering dipergunakan pada perangkat telkomunikasi) memiliki efisiensi sebesar 85 persen. 2.2.3 Prinsip Kerja Generator Diesel Generator diesel pada sistem catu daya perangkat telekomunikasi umumnya dipergunakan sebagai sumber daya listrik cadangan untuk menjaga kontinuitas pasokan energi listrik arus bolak balik ke perangkat rectifier. Prinsip kerja generator listrik adalah alat yang mengubah energi mekanik yang diperoleh dari sumber luar menjadi energi listrik sebagai keluarannya. Generator modern bekerja pada prinsip induksi elektromagnetik yang ditemukan oleh Michael Faraday pada tahun 1831-1832. Faraday menemukan bahwa aliran muatan listrik dapat diinduksikan dengan memindahkan konduktor listrik seperti halnya kawat listrik yang berisi muatan listrik di dalam medan magnet. Perpindahan ini menghasilkan perbedaan tegangan antara kedua ujung kawat atau konduktor listrik kemudian muatan listrik akan mengalir dan menghasilkan arus listrik. Pada gambar 2.5. ditampilkan komponen-komponen utama pembentuk generator sistem. 15 Gambar 2.5 Ilustrasi komponen utama generator diesel Berikut ini adalah komponen utama pembentuk generator diesel beserta fungsinya masing-masing Mesin/Engine adalah alat mekanis yang berfungsi untuk memberikan energi masukan dari sebuah generator. Besarnya ukuran dari mesin ini akan berbanding lurus terhadap daya keluaran maksimum yang dibutuhkan. Setiap engine memiliki spesifikasi teknis yang berbeda-beda dan disesuaikan dengan ketentuan sebagai berikut : (i) Tipe bahan bakar yang dipergunakan. Bahan bakar generator yang biasa digunakan adalah solar, bensin, propana (dalam bentuk cair atau gas) atau gas alam. Untuk generator kapasitas kecil (dibawah 5 KVA) umumnya menggunakan bahan bensin dan gerator berkapasitas besar umumnya menggunakan bahan bakar solar. (ii) Mesin Overhead Valve (OHV) dan Mesin non-OHV. Mesin yang sudah menggunakan teknologi OHV akan lebih unggul dibandingkan dengan mesin non-AHV karena 16 terdapat perbedaan dalam proses asupan dan keluaran katup mesin yang terletak di kepala silinder yang dipasang berlawanan dengan blok mesin. Mesin OHP ini memiliki keunggulan karena desin yang kompak, pengoperasionalan mesin yang sederhana, memiliki daya tahan mesin yang lebih lama, mudah dioperasionalkan, tingkat kebisingan yang rendah dan tingkat emisi yang rendah. (iii) Cast Iron Sleeve (CIS) di Mesin Cylinder. CIS adalah lapisan dalam silinder mesin yang berfungsi untuk mengurangi keausan mesin dan menjamin daya tahan mesin. Alternator Alternator atau genhead adalah bagian dari generator yang menghasilkan listrik dari proses mekanikal yang terjadi didalam mesin. Alternator terdiri dari komponen yang tetap dan yang bergerak. Masing-masing komponen tersebut bekerja sama sehingga menghasilkan gerakan relatif antara medan listrik dan medan magnet sehingga menghasilkan listrik. Bagian-bagian alternator terdiri dari : (i) Stator adalah komponen stationer yang terdiri dari satu set konduktor listrik yang terbentuk dari gulungan kawat tembaga dan lebih dari satu inti besi. 17 (ii) Rotor atau armature adalah komponen bergerak yang menghasilkan medan magnet. Metode perputaran dari rotor dapat mengikuti tiga cara sebagai berikut : a. Menggunakan proses induksi atau lebih dikenal dengan alternator brushless dan biasanya digunakan pada generator dengan kapasitas yang besar. b. Menggunakan magnet permanen umumnya terjadi dalam satuan alternator kecil. c. Menggunakan exiter. exiter merupakan sumber arus searah (arus DC) yang memberikan energi kepada rotor melalui slip ring dan sikat. Rotor menghasilkan medan magnet bergerak di sekitar stator yang menginduksikan perbedaan tegangan antara gulungan stator shingga menghasilkan arus bolak-balik (arus AC) sebagai keluaran dari generator. Tangki bahan bakar atau Fuel system Tangki bahan bakar pada beberapa unit generator set yang dipergunakan untuk perangkat telekomunikasi umumnya disesuaikan dengan tingkatan kebutuhan dari BTS.ungsi gereator set tersebut. Agar pengisian bahan bakar dapat bekerja secara otomatis, diputuhkan komponen-komponen sebagai berikut : 18 (i) Instalasi pipa dari tangki bahan bakar ke mesin. dibutuhkan untuk menjaga pasokan bahan bakar ke mesin dapat berjalan dengan lancar dan kontinue. (ii) Pipa ventilasi untuk tangki bahan bakar dibutuhkan untuk mencegah penumpukan tekanan bahan bakar di dalam tangki. (iii) Koneksi overflow dari tangki bahan bakar ke pipa pembuangan dipergunakan untuk menjaga agar bahan bakar tidak meluap dan terjadi tumpahan bahan bakar ke dalam mesin (iv) Pompa bahan bakar dipergunakan untuk mentransfer bahan bakar dari tangki penyimpanan utama ke tangki harian. Pompa bahan bakar biasanya dioperasikan secara elektrik. (v) Fuel Water Separator / Filter Bahan Bakar berfungsi untuk memisahkan air dan benda asing dari bahan bakar utama. (vi) Injector Fuel berfungsi untuk mengatur kuantitas dan jumlah bahan bakar yang dipergunakan ketika generator bekerja. Voltage Regulator Perangkat voltage regulator pada unit generator diesel berfungsi untuk mengatur tegangan keluaran dari generator. Adapun komponen-komponen yang terdapat pada voltage regulator beserta fungsinya adalah sebagai berikut : 19 (i) Perangkat voltage regulator berfungsi untuk mengkonversikan tegangan AC ke arus DC. Regulator tegangan mengambil sebagian kecil dari output tegangan AC dan mengubahnya menjadi arus DC. Regulator kemudian memberikan asupan arus DC kepada gulungan sekunder di dalam stator atau lebih sering disebut sebagai gulungan exciter. (ii) Lilitan exciter berfungsi untuk mengkonversikan arus DC ke arus AC. Litilan exciter ini memiliki fungsi yang hampir serupa dengan lilitan stator primer dan menghasilkan arus yang kecil. Lilitan exciter yang terhubung ke unit sering juga disebut sebagai rotating rectifier. (iii)Rotating rectifier berfungsi untuk mengkonversikan arus AC ke arus DC dan berfungsi untuk memperbaiki arus AC yang dihasilkan oleh lilitan exciter dan mengubahnya menjadi arus DC. Arus DC ini dikirimkan ke rotor atau angker untuk mendapatkan medan elekromagnetik selain medan magnet yang dihasilkan oleh rotor atau angker. (iv) Rotor atau Armature berfungsi untuk mengkonversikan arus DC ke tegangan AC. Rotor atau angker menginduksikan tegangan AC lebih besar dari seluruh lilitan stator sehingga generator menghasilkan tegangan keluaran yang lebih besar. 20 Siklus pada voltage regulator akan ini terus berlanjut sehingga generator dapat mencapai tegangan keluaran maksimal. Setelah operational generator maksimal, mencapai voltage kapasitas regulator akan mengurangi arus DCnya. Saat generator telah mencapai kapasitas maksimalnya, voltage regulator akan menjaga keadaan keseimbangan dan menghasilkan arus DC cukup unrtuk mempertahankan keluaran generator pada tingkat stabil di beban maksimal. Cooling dan Exhaust sistem (i) Cooling sistem dipergunakan untuk mengurangi panas yang yang dihasilkan perputaran mesin generator. Sangat penting untuk memiliki sistem pendingin agar kinerja mesin dapat bekerja dalam kurun waktu yang cukup lama. Air dan hydrogen adalah material yang sering dipergunakan sebagai pendingin generator karena lebih effisien menyerap panas dibandingkan dengan material yang lain. (ii) Exhaust sistem dipergunakan untuk mengurangi reaksi kimia yang dihasilkan oleh asap knalpot. Selain untuk mengurangi reaksi kimia yang dihasilkan oleh sisa pembakaran yaitu untuk mencegah terjadi keracunan bahan kimia oleh manusia pada saat generator tersebut berkerja. Lubrication sistem 21 Lubrication sistem tersebut yaitu berupa sistem pelumasan bagian bagian mesin agar dapat bekerja pada kurun waktu yang lebih panjang. Battery Charger Catu daya listrik generator pada saat pemulaan diperoleh dari battery sehingga perlu diperhatikan kondisi battery apabila genset tidak difungsikan dalam kurun waktu yang cukup lama. Proses dischage battery akan berlangsung apabila genset tidak diperationalkan dan proses charging battery akan berlangsung pada saat generator tersebut bekerja. Control Panel berfungsi sebagai unit antar muka (interface unit) generator kepada unit-unit lainnya pada sistem catu daya telekomunikasi. Perangkat yang umum dipergunakan yaitu Automatic Transfer Switch (ATS) yang berfungsi untuk mengontrol catu daya listrik yang masuk kedalam sistem rectifier. PLN lebih sering dipergunakan sebagai catu daya utama pada sistem catu daya telekomunikasi dibandingkan dengan generator. Generator pada umumnya dipergunakan sebagai sumber tenaga listrik cadangan jika sumber daya utama dari PLN tersedia. Rangka Mesin berfungsi untuk melindungi mesin generator lebih tahan terhadap perubahan cuaca, menjaga keamanan perangkat dari gangguan luar dan tahan korosi 22 2.2.4 Prinsip Kerja Fuel Cell Pemanfaatan fuel cell pada sistem catu daya perangkat telekomunikasi digunakan sebagai sumber daya listrik cadangan. Fuel cell adalah pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar gas hidrogen (H2). Prinsip kerja fuel cell merupakan kebalikan dari proses elektrolisa dimana hydrogen direaksikan dengan oksigen dan menghasilkan listrik. 2H2 + O2 ---> 2H2O Pada reaksi tersebut, energi panas dibebaskan yang kemudian dapat dihasilkan energi listrik. Pada gambar 2.6 digambarkan proses reaksi kimia yang menghasilkan energi listrik. Gambar 2.6. Ilustrasi reaksi kimia hydrogen di reaksikan dengan oksigen sehingga menghasilkan energi listrik 23 Jenis bahan bakar untuk perangkat fuel cell yang umumnya sering dipergunakan adalah hydrogen. Hydrogen dihasilkan dari uap metana, akan tetapi bahan bakar hydrocarbon seperti alkohol dan gas alam jauh lebih effesien karena dapat secara langsung dipergunakan, contohnya seperti methanol. Fuel cell berbeda dengan battery dimana fuel cell membutuhkan sumber bahan bakar seperti oksigen atau udara secara terus menerus untuk mempertahankan reaksi kimia sedangkan pada battery reaksi kimia terjadi pada saat battery bereaksi satu sama lain untuk membangkitkan electromotive force (emf). Fuel cell dapat menghasilkan energi listrik terus menerus sepanjang sumber bahan bakar tetap tersedia. Terdapat bebereapa jenis perangkat fuel cell namun pada umumnya terdiri dari anoda, katoda dan elektrolyte. Elektron berpindah dari anoda ke katoda melalui sirkuit external dan menghasilkan listrik arus searah (DC). 2.3 Analisa Bisnis Pada Perencanaan Sistem Catu Daya Perangkat Telekomunikasi Analisa bisnis dibutuhkan sebagai pendukung keputusan dan perencanaan alat yang memproyeksikan kemungkinan keberhasilan dan kegagalan dari pemanfaatan sumber daya listrik yang akan dipilih pada industri telekomunikasi. Analisa bisnis yang tepat dapat memberikan bentuk akuntabilitas yang baik para pengambil keputusan untuk jangka waktu sekarang atau dimasa depan. 24 Metoda yang dipergunakan untuk memproyeksikan keberhasilan dan kegagalan yang umum dipergunakan adalah sebagai berikut : 2.3.1 Metoda Biaya Total Kepemilikan Biaya total kepemilikan atau total cost ownership (TCO) adalah metoda analisis yang umum dipergunakan untuk memenuhi semua biaya yang dibutuhkan dalam kurun waktu yang telah ditentukan pada perangkat yang akan dipergunakan termasuk biaya pembelian unit, biaya instalasi, biaya pengoperasian, biaya perawatan dan semua biaya yang dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu pada asset yang dipergunakan tersebut. TCO sering juga disebut sebagai life cycle cost analysis atau analisis biaya yang dibutuhkan sampai perangkat tersebut tidak layak lagi dipergunakan. Untuk berbagai jenis akuisisi, analisis TCO menemukan perbedaan yang sangat besar antara harga beli dan biaya total life cycle, terutama bila dilihat selama jangka waktu pemakaian yang panjang. Analisis TCO mencakup dua jenis utama dari kategori biaya yang akan berdampak pada biaya di kehidupan kepemilikan, biaya yang jelas dan biaya yang tersembunyi. 1. Biaya yang jelas dalam analisis TCO Biaya jelas dalam TCO adalah biaya umum bagi semua orang yang terlibat dalam perencanaan dan pemilihan vendor, seperti: Biaya Pembelian, yaitu harga yang sebenarnya dibayar Biaya pemeliharaan, seperti biaya garansi, tenaga kerja pemeliharaan, kontrak jasa pemeliharaan atau kontrak jasa lainnya. 25 2. Biaya yang tersembunyi dalam analisis TCO Biaya tersembunyi merupakan konsekuensi biaya yang kurang jelas yang mudah untuk diabaikan atau dhilangkan dari keputusan akuisisi. Namun demikian biaya semacam ini bisa sangat besar dan nyata. Biaya ini termasuk dalam analisis TCO jika materi biaya cukup besar untuk menimbulkan masalah. Biaya tersembunyi dapat mencakup: Biaya perolehan, seperti biaya mengidentifikasi, memilih, memesan, menerima, inventarisasi, atau membayar untuk sesuatu. Biaya Peningkatan (Upgrading) / Refurbishing. Biaya rekonfigurasi. Biaya Setting Up, seperti biaya konfigurasi awal ruangan, transportasi, instalasi, pemasangan, mengintegrasikan dengan aset lainnya, dan lain-lain. Biaya operasional, misalnya biaya operator / tenaga kerja, atau energi / bahan bakar. Biaya untuk manajemen perubahan, misalnya biaya orientasi pengguna, pelatihan, desain proses perubahan dan implementasi. Biaya pendukung infrastruktur, misalnya biaya akuisisi untuk pemanasan / pendinginan, pencahayaan, atau dukungan TI. Biaya yang timbul karena dampak lingkungan, misalnya, biaya pembuangan limbah / membersihkan, atau pengendalian polusi, atau biaya pelaporan kepatuhan dampak lingkungan. Biaya Asuransi. Biaya Keamanan 26 - Keamanan fisik, misalnya, penambahan keamanan untuk bangunan, termasuk kunci baru, pintu masuk yang aman, televisi sirkuit tertutup, dan jasa penjaga keamanan. - Keamanan elektronik, misalnya, aplikasi perangkat lunak keamanan atau sistem, backup data offsite, layanan pemulihan bencana, dll Biaya Pembiayaan, misalnya, bunga kredit dan loan origination. Biaya Pembuangan / biaya menonaktifkan. Penghematan pajak beban penyusutan (biaya negatif). Daftar kategori biaya tersembunyi di atas dapat bertambah untuk berbagai jenis akuisisi. 27