METODE FORWARD CHAINING UNTUK PENAMAAN AKORD BERDASARKAN INTERVAL NADA FORWARD CHAINING METHOD FOR CHORD NAMING BASED ON NOTE INTERVAL Oleh : Peter Angga Branco de Vries Mau, Teknik Informatika S1, Universitas Dian Nuswantoro Semarang, [email protected] Abstrak Musik merupakan sebuah ilmu yang memiliki dua sisi berbeda untuk dipelajari, kedua sisi itu adalah obyektifitas dan subyektifitas dimana obyektifitas mengacu pada ilmu pengetahuan yang dapat dijelaskan secara rasional. Akord merupakan salah satu bagian dalam musik yang dapat dijelaskan secara rasional walaupun pada dasarnya akord merupakan sebuah ilmu yang memerlukan pendekatan perasaan. Penamaan akord merupakan bagian terpenting dalam komposisi musik, akord memiliki formula dimana sebuah akord memiliki formula interval nada yang berbeda dengan akord lainnya, penentuan nama akord akan berpengaruh bagi komposer untuk menentukan alur melodi, pendekatan dan lainnya. Pada penelitian ini penamaan akord dikombinasikan dengan sebuah metode yaitu forward chaining dimana pengaplikasiannya akan dibuktikan dalam algoritma yang dikomputerisasi dan diuji keakurasiannya. Abstract Music is a science that has two different sides to be learned, both sides it is objectivity and subjectivity where objectivity refers to the science that can be explained rationally. Chords is one part of the music that can be explained rationally although basically chords is a science that requires a feeling approach. Chord naming an important part in musical composition, chord has a formula in which a chord has a formula different tone intervals with other chords, chord name will affect the determination of the composer to determine the flow of melody, and other approaches. In this study naming chords combined with a method that is forward chaining in which its application will be 1 demonstrated in the computerized algorithms and tested accuracy. I. Pendahuluan Sebagai ilmu pengetahuan, musik telah berdiri secara independen. Nada yang menjadi bagian dari kehidupan manusia tersusun secara sistematis berupa urutan baik dalam aktifitas sakral yaitu sesuatu nada yang dianggap suci maupun profan berupa internasional membentuk sebuah abjad hal duniawi, oleh karenanya musik yang dikenal sebagai scale atau skala, memiliki peran yang sangat penting dalam yang pada umumnya disebut tangga nada. sejarah produk Nada yang terdapat dalam tangga nada kebudayaan, keberadaan musik tidak jika dikombinasikan akan membentuk dapat dipisahkan dari masyarakat karena sebuah akord yaitu sebuah representasi musik adalah presentasi gagasan manusia kata dalam bahasa musik yang terdiri dari sebagai individu maupun masyarakat tiga nada atau lebih yang dibunyikan berupa ungkapan rasa, ekspresi dan bersama indikator eksistensi manusia. [1]. Musik Kumpulan lebih dari dua akord yang dapat dinilai sebagai sebuah ilmu yang membentuk sebuah pola disebut progresi bersifat subyektif dalam implementasinya, akord yaitu frasa atau kalimat yang teratur tetapi jika dilihat dari kacamata teori dan dimengerti oleh manusia. Kumpulan musik, maka disiplin ilmu ini dapat progresi ini akan membentuk sebuah lagu dipandang sebagai ilmu yang obyektif utuh seperti sebuah cerita yang memiliki dimana teori yang ada dapat dijelaskan pesan moral untuk disampaikan pada secara rasional dengan menggunakan pendengarnya [2]. manusia sebagai perhitungan matematis. Akord yang telah dan ditetapkan terdengar merupakan secara harmonis. salah satu Teori musik merupakan hal yang luar permasalahan dasar dalam musik, dimana biasa, karena musik diibaratkan sebagai pemilihan akord menjadi kunci utama bahasa manusia pada umumnya. Jika di dalam membuat sebuah komposisi lagu, analogikan dengan bahasa manusia, musik penerapan akord sederhana dan akord juga memiliki huruf berupa nada yang kompleks dalam sebuah komposisi musik, 2 Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 adalah dasar dalam membuat jalur melodi, diwakilkan oleh simbol “b5” dibaca mol 5. jalur melodi inilah yang membuat sebuah Teori dasar pembentukan akord yaitu komposisi terlihat datar atau terdapat dengan menggunakan interval dari nada suasana tertentu yang ditekankan secara root ke nada kedua kemudian diteruskan musikal. Contoh nyata adalah sebuah dari nada ke dua hingga nada ketiga dan progresi yang memiliki nada dasar dengan seterusnya hingga nada ke-n. Dari interval akord C Mayor natural, akord sol tersebut normalnya dimainkan dengan G Mayor, intervalnya yang terdiri dari lima kategori posisi G Mayor dapat disubtitusikan yaitu major, minor, perfect, augmented, dengan akord G7. Walaupun terlihat diminished. Contoh pembentukan akord serumpun tetapi G Mayor dan G7 sederhana misal diketahui interval yang memiliki susunan nada yang sedikit menyatakan hanya ada kategori major dan berbeda, tetapi perbedaan ini dalam hal perfect dalam akord tersebut maka akord komposisi musik, penggunaan akord G7 tersebut dapat memiliki mayor. Penggunaan wawasan yang lebih luas dapat diketahui kategori digolongkan sebagai interval yang daripada akord sol normal yaitu G Mayor. bermacam ini menghasilkan formula yang Subtitusi juga bisa diganti dengan akord dapat membantu dalam penamaan akord lain yang tidak serumpun yang nantinya lain seperti minor, suspended, augmented, memperkaya wawasan dalam komposisi dominant maupun akord lainnya [3]. yang dibuat. Sebuah akord dinamai dari Berbicara tentang intelijen dari seorang nada root atau nada akar. Contohnya, root seniman musik yang telah dipaparkan dari G Mayor adalah nada G, nada sisanya dalam penentuan nama akord, maka dapat mengidentifikasi kualitas, tipe dan akhiran ditarik sebuah hipotesis sederhana bahwa dari akord itu sendiri. Contohnya Bm7b5, pola pemikiran dari seniman tersebut, B merupakan nada akarnya huruf minor terutama dalam penamaan akord dapat yang diwakilkan oleh simbol “huruf m kecil” merupakan tipenya dan dipecahkan dengan metode yang berbasis m7b5 logika merupakan kualitas dari akord itu sendiri dan dapat diimplementasikan dalam disiplin ilmu kecerdasan buatan. serta diakhiri dengan nada sol yang di mol Salah satu masalah yang sesuai dalam atau dimundurkan setengah nada yang pemecahan 3 permasalahan ini adalah Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 dengan logika yang terdapat dalam sistem menyatakan konklusi [5]. Metode ini pakar, dimana kepakaran seseorang yang biasanya diterapkan di beberapa obyek sudah diakui dapat dikomputerisasikan penelitian karena konsep berpikirnya sehingga memiliki output yang mendekati sederhana namun mendapat hasil yang sempurna dengan pakar aslinya. maksimal. Sistem pakar merupakan sistem yang Dalam hal ini forward chaining atau runut menggunakan pengetahuan manusia yang maju, merupakan strategi pencarian yang terekam memulai dalam komputer untuk proses pencarian dari memecahkan persoalan yang biasanya sekumpulan data atau fakta, dari data-data memerlukan keahlian manusia [4]. tersebut dicari suatu kesimpulan yang menjadi solusi dari permasalahan yang Beberapa metode yang berkaitan dengan dihadapi [6]. kecerdasan buatan yaitu metode inference tree adalah mekanisme berfikir dan pola- Metode yang diterapkan pada forward pola penalaran yang digunakan oleh chaining ini berkebalikan dengan metode sistem untuk mencapai suatu kesimpulan. backward chaining. Kelebihan dengan Metode ini akan menganalisa masalah menggunakan metode forward chaining tertentu dan selanjutnya akan mencari adalah data baru dapat dimasukkan ke jawaban atau kesimpulan yang terbaik. dalam database inferensi dan adanya Penalaran dimulai dengan mencocokan kemungkinan untuk melakukan perubahan kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan inference rule [7]. dengan fakta-fakta yang ada dalam basis Salah satu metode dalam sistem pakar data [5]. yang sudah dikenal sebagai metode Forward chaining merupakan metode forward chaining ini merupakan salah satu inference yang melakukan penalaran dari metode yang sesuai dalam memecahkan suatu masalah kepada solusinya, karena penamaan inference dimulai dengan informasi yang kesamaan cara berpikir. tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika true), maka proses karena memiliki Penelitian ini menjadi penting karena klausa premis sesuai dengan situasi (bernilai akord, masih banyak bidang disiplin ilmu musik akan yang 4 masih belum terjamah oleh Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 teknologi, sehingga dalam keseharian pembelajaran musik masih menggunakan cara yang konvensional. Apabila hasil dari penelitian ini dapat dikembangkan lebih II. Landasan Teori luas lagi, maka implementasinya dapat 2.1 Definisi Musik dirasakan oleh masyarakat awam yang Dalam jurnal musik nasional berjudul ingin belajar tentang penamaan akord, Pembelajaran komposer, pengajar, dan sebagainya. Musik Berbasis Siswa dengan Pendekatan Local Genius yang Dalam penamaan akord, cara ditulis oleh Imam Ghozali, menyampaikan pengetahuan selama ini mendefinisikan masih dipaparkan dengan penjelasan komunikasi manusia yang unik, dengan tulisan, penyampaian aransemen suara yang terstruktur sangat pengetahuan dengan tools yang membantu baik seperti susunan dalam tata bahasa. seseorang akord, Mendengarkan musik serupa dengan biasanya terdapat pada instrumen alat mendengar orang berbicara dengan bahasa musik keyboard berupa hardware dimana yang tidak dipahami, namun instrumen ini memiliki harga yang tidak dimengerti dengan interpretasinya, sedikit. melalui keras - lembut, tinggi - rendah, Dalam penelitian ilmiah yang dilakukan cepat – lambat nada [8]. penulis, penulis mendapatkan sebuah ide 2.2 Definisi Akord jika ada dalam penamaan musik sebagai alat dapat dari logika penamaan akord dan pola Tahun 2010 jurnal berjudul Pengenalan berpikir metode forward chaining dapat dikombinasikan secara nantinya menghasilkan akan sinergi Chord yang pada Alat Musik Gitar menggunakan CodeBook dengan Teknik sebuah Ekstraksi algoritma untuk penamaan akord yang Ciri Wisnudisastra dikerjakan secara komputerisasi yang MFCC dan oleh Agus Elghar Buono menjelaskan definisi akord sebagai bentuk outputnya mendekati sama dengan aturan internasional dalam literatur yang sudah diakui dan dipublikasi. pengenalan bahasa merupakan rangkaian dimana akord nada yang membangun keharmonisasian pada musik. 5 Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 Enak tidaknya suatu musik untuk menunjukan tangga nada mayor yang didengarkan, tergantung pada rangkaian berguna untuk penamaan akord mayor akord yang menyusunnya. Tabel 2.1 Tangga nada mayor Dengan definisi yang hampir serupa 1 2 3 4 5 6 7 1 menurut Guthrie Govan sebagai salah C D E F G A B C D E F# G A B C# D satu master of voicing chord dalam buku E F# G# A B C# D# E Creative Guitar 1 “Cutting the Edge F G A A# C D E F Techniques” G A B C D E F# G A B C# D E F# G# A B C# D# E F# G# A# B memaparkan akord merupakan nada yang nadanya diambil dalam sebuah tangga nada dimana sebuah akord memiliki interval nada dan mewakili sebuah not dalam tangga nada Pada tabel diatas dijelaskan bahwa tangga tertentu, dan dengan mengkombinasikan nada kumpulan nada tersebut maka akan beberapa nada berbeda, walaupun dimulai menghasilkan dengan root yang berbeda interval nada harmonis. sebuah Nada suara untuk yang mayor dapat selalu sama yaitu 1 - 1 - membentuk dimainkan 1 2 dari 1 -1–1-1-2. sebuah Akord minimal triad yaitu tiga dengan interval ini dapat dibentuk sebuah nada [9]. akord nada dasarnya biasanya nada pertama Setelah mengetahui tentang tangga nada sisa nada yang lain merupakan penentu mayor yang dijelaskan pada tabel 2.1, tipe dan kualitas sebuah akord. Untuk maka seorang komposer dapat membentuk membentuk sebuah akord diperlukan sebuah akord, karena akord sendiri aturan tertentu, akord mayor (1,3,5), dan akord penamaannya 2.3 Teori Pembentukan Akord digunakan sebagai nada dasar, sedangkan (1,3b,5) yang berdasarkan rootnya. Akord dinamai berdasarkan root atau minor mayor disusun berdasarkan tangga nada dan lainnya interval. Pembentukan akord yang paling memiliki perbedaan susunan nada [10]. sederhana adalah triad yaitu tersusun dari Nada tersebut diambil dari sebuah tangga tiga buah nada. Akord mayor natural nada, berikut adalah tabel 2.1 yang merupakan akord yang disebut triad Tabel 2.2 Pembentukan Akord Mayor 6 Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 yang diambil, merupakan data yang akurat karena merupakan ilmu pasti Nama Akord 1 (Root) 3 5 C Mayor C E G D Mayor D F# A E Mayor E G# B akord adalah pasti. Data nama akord akan F Mayor F A C di paparkan dalam tabel 3.1 yang G Mayor G B D menjelaskan A Mayor A C# E B Mayor B D# F# dalam musik sehingga setiap penamaan penamaan berdasarkan rumpun Berdasarkan tabel 2.1 tentang skala tangga mayor pada tabel 2.2 Rumpun Kualitas Susunan Akord Nada Nada Natural 1–3–5 Tabel 2.2 memaparkan bahwa akord 7 mayor disusun oleh nada 1, 3 dan 5 interval antara nada 1 ke nada 3 adalah 2, 9 Mayor sedangkan interval antara nada 3 ke nada 11 1 5 adalah 12. Dengan demikian dapat 7 1–3–5– 7–9 1–3–5– 7 – 9 – 11 Mayor Mayor 7 Mayor 9 Mayor 11 7 – 9 – 11 – Mayor 13 13 1 akord mayor memiliki interval 2 - 12. Power Chord III. Metode Sixth Fifth no Third 6 4 3.3 Pengambilan Data 2 sumber 1–3–5– Nama Akord 1–3–5– 13 disimpulkan bahwa untuk penamaan ini kualitas Tabel 3.1 Penamaan Akord nada mayor maka dapat disusun akord penelitian dan nadanya. karena susunan nadanya adalah 1, 3 dan 5. Dalam akord data 7b Suspended diperoleh dengan cara mengumpulkan 9 beberapa literatur internasional yang 13 telah diakui sebagai panduan dalam mempelajari akord dalam dunia musik, Add serta melakukan perbandingan apakah 9 Natural Minor ada perbedaan penamaan akord dalam tiap literatur. Data berupa nama akord 7 7 1–5 1–3–5– 6 5 6 1–4–5 Sus 4 1–2–5 Sus 2 1–4–5– 7b 1–4–5– 7b – 9 1–4–5– 7b – 9 – 13 1–3–5– 9 1 – 3b – 5 1 – 3b – 5 – 7b 7 Sus 4 9 Sus 4 13 Sus 4 Add 9 Minor Minor 7 Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 9 11 1 – 3b – 5 – 7b – 9 1 – 3b – 5 – 7b – 9 – 11 penamaan secara internasional. Data Minor 9 yang dirangkum dalam tabel 3.1 tersebut Minor 11 merupakan sumber data dalam penelitian 1 – 3b – 5 – 13 7b – 9 – 11 ini. Minor 13 – 13 Minor Add 9 +5 Augmented 7b 9 Natural Diminished Half Full Minor Mayor 1 – 3b – 5 – 9 1 – 3 – 5# 1 – 3 – 5# – 7b 1 – 3 – 5# – 7b – 9 13 merupakan data pasti dan akan selalu sama, sehingga dalam proses analisa data +9 hanya dalam – 7b Diminished 7 rumpun Diminished 7 sebagai panduan. Beberapa penamaan 1 – 3b – 5b – 7bb 1–3–5– 7b 1–3–5– 7b – 9 1–3–5– 7b – 9 – 11 1–3–5– 7b – 9 – 13 akord Minor Major 7 altered susunannya berdasarkan atau sedikit literatur akord berbeda yang dengan susunan normalnya dikelompokan dalam Dominan 9 satu rumpun yaitu altered chord tanpa Dominan 11 menulis detail susunan nadanya. Beberapa akord balikan juga dinamai Dominan 13 sesuai rumpunnya yaitu inversion chord. menganalisa kesamaan antar literatur sedikitnya dibutuhkan empat literatur internasional serta beberapa Tabel 3.1 menggambarkan penamaan pernyataan dalam penelitian musik agar akord berdasarkan susunan nadanya, akord akord Dominan 7 3.2 Pengambilan Data rumpun kejelian membandingkan dan mengelompokan Untuk dimana diperlukan Half 7 11 +7 1 – 3b – 5b Mayor Dominan Data yang diperoleh dalam penelitian Diminished 1 – 3b – 5 – 9 + 1 – 3b – 5b Minor + 7 7 3.3 Teknik Analisa Add Minor 9 penamaan akord yang nantinya akan menjelaskan diterapkan dalam komputer benar – benar dalam rumpun mana sebuah akord dapat sesuai dengan literatur aslinya. Beberapa diberi nama. Kualitas akord menunjukan literatur nada yang paling dominan dimana yang digunakan dalam memperolah penamaan akord dijelaskan menunjukan identitas akord secara unik. dalam tabel 3.2 Dan atribut nama akord merupakan cara 8 Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 Tabel 3.2 Literatur No 1 2 3 Judul Literatur Penerbit Picture Chord Hall Leonard Encyclopedia Corporation Guitar Probable MJS Music Chord sebuah Sanctuary Publising Creative Guitar 1 Limited Understanding Basic Music nada. antara lain 2000 2006 2002 mayor R2 : IF mayor AND 7 THEN mayor7 www.justinguitar.com 2009 R3 : IF mayor AND 6 THEN sixth Guitar 5 interval R1 : IF interval = 1 AND 3 AND 5 THEN Guthrie Govan Theory by Justin berupa Beberapa rule yang dapat disimpulkan Tahun Practical Music 4 rule Rice University Huston Texas Theory R4 : IF mayor7 AND 9 THEN mayor9 2007 R5 : IF mayor9 AND 11 THEN mayor11 R6 : IF mayor11 AND 13 THEN Dari rule yang terbentuk mayor13 dapat R7 : IF interval = 1 AND 3b AND 5 disimpulkan pula knowledge base atau basis pengetahuan THEN minor untuk R8 : IF minor AND 7b THEN minor7 mengelompokan rumpun akord. Pada R9 : IF minor7 AND 9 THEN minor9 penelitian ini terdapat 7 rumpun akord R10 : IF minor9 AND 11 THEN minor11 yaitu mayor dengan susunan nada R11 : IF minor11 AND 13 THEN minor dasarnya 1 – 3 – 5, minor 1 – 3b – 5, 13 dominan 1 – 3 – 5 – 7b, diminished 1 – 3b R12 : IF minor AND 7 THEN mayor – 5b, augmented 1 – 3 – 5#, suspended minor terbagi menjadi dua yaitu suspended2 R13 : IF interval = 1 AND 3 AND 5 AND dengan susunan 1 – 2 – 5 dan suspended4 7b THEN dominan7 dengan susunan 1 – 4 – 5, keduanya R14 : IF dominan7 AND 9 THEN dianggap serumpun dalam suspended dominan9 karena mengeliminasi nada 3 sebagai R15 : IF dominan9 AND 11 THEN salah satu syarat akord mayor, dan akord dominan11 add mayor dengan susunan 1 – 3 – 5 – 9 R16 : IF dominan9 AND 13THEN dan minor add dengan susunan 1 – 3b – 5 dominan13 – 9. Seperti beberapa gambar yang telah dipaparkan diatas maka dapat diperoleh 9 Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 R17 : IF interval = 1 AND 3b AND 5b Dari rule yang terbentuk THEN diminished disimpulkan pula knowledge base atau R18 : IF diminished AND 7b THEN half basis diminished7 mengelompokan rumpun akord. Pada R19: IF diminished AND 6 THEN penelitian ini terdapat 7 rumpun akord diminished7 yaitu mayor dengan susunan nada R20 : IF interval = 1 AND 3 AND 5# dasarnya 1 – 3 – 5, minor 1 – 3b – 5, THEN augmented dominan 1 – 3 – 5 – 7b, diminished 1 – 3b R21 : IF augmented AND 7b THEN – 5b, augmented 1 – 3 – 5#, suspended augmented7 terbagi menjadi dua yaitu suspended2 R22 : IF augmented7 AND 9 THEN dengan susunan 1 – 2 – 5 dan suspended4 augmented9 dengan susunan 1 – 4 – 5, keduanya R23 : IF interval = 1 AND 5 THEN power dianggap serumpun dalam suspended chord karena mengeliminasi nada 3 sebagai R24 : IF interval = 1 AND 2 AND 5 salah satu syarat akord mayor, dan akord THEN suspended2 add mayor dengan susunan 1 – 3 – 5 – 9 R25 : IF interval = 1 AND 4 AND 5 dan minor add dengan susunan 1 – 3b – 5 THEN suspended4 – 9. pengetahuan dapat untuk R26: IF suspended 4 AND 7b THEN 7suspended4 IV. Hasil Pembahasan R27 : IF 7suspended4 AND 9 THEN 9suspended4 4.1 Logika Penamaan Akord Forward R28: IF 9suspended4 AND 13 THEN Chaining 13suspended4 Dalam penamaan akord dengan metode R29 : IF interval = 1 AND 3 AND 5 AND forward 9 THEN add9 digambarkan dengan sebuah diagram R30 : IF interval = 1 AND 3b AND 5 pohon. Diagram pohon tersebut yang AND 9 THEN minor add9 nantinya chaining, akan logika dapat menggambarkan probabilitas nama akord sesuai nada yang ada sehingga tidak terjadi kesalahan input 10 Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 dalam memilih nada. Berikut merupakan adalah C#, 2 adalah D, 2# atau 3b adalah gambar penamaan D#, 3 adalah E, 4 adalah F, 4# atau 5b rumpun akord C berdasarkan interval adalah F#, 5 adalah G, 5# atau 6b adalah dengan metode forward chaining pada G#, 6 adalah A, 6# atau 7b adalah A# dan Gambar 4.1 dan 4.2. 7 adalah B yang di jelaskan pada gambar diagram pohon 4.2. Gambar 4.1. Diagram Pohon penamaan akord berdasarkan interval Gambar 4.2. Diagram pohon hasil dengan forward chaining. konversi interval ke huruf dalam akord C. Pada gambar 4.1 dijelaskan ada 30 probabilitas nama akord yang terbentuk Pada gambar 4.2 dijelaskan bahwa berdasarkan interval nada, dimana nada interval nada diubah menjadi huruf yang dilambangkan dengan notasi angka yang mana nantinya dapat menyusun akord diwakilkan dengan 1 adalah Do, 1# atau yang tergabung dalam rumpun akord C. 2b adalah Di, 2 adalah Re, 2# atau 3b akhir node terdapat S1 hingga S30 yang adalah Ri, 3 adalah Mi, 4 adalah Fa, 4# menunjukan bahwa ada 30 akord. atau 5b adalah Fi, 5 adalah Sol, 5# atau 4.2 Tingkat Akurasi 6b adalah Si, 6 adalah La, 6# atau 7b Dalam penerapan metode ini, jika diamati adalah Li, 7 adalah Ti, 9 adalah Re tinggi, dari proses logika pada Sub Bab 11 adalah Fa tinggi, 13 adalah La tinggi sebelumnya yang kemudian diterapkan dan “S” pada akhir dari diagram pohon dalam pengujian akurasi ke-30 akord merupakan node akhir yaitu akhir dari dalam rumpun C tersebut maka dapat penamaan sebuah akord. Kemudian dikatakan bahwa dengan metode ini, untuk menamai rumpun akord C, maka proses penamaan akord memiliki tingkat interval tersebut dikonversikan menjadi akurasi yang baik yaitu 100% dan diuji huruf dimana 1 adalah C, 1# atau 2b 11 Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 sebanyak 3 kali pengujian. Apabila disimpulkan bahwa terjadi kesalahan dalam penamaan akord forward chaining adalah 100% dengan sebenarnya bukan kesalahan metode catatan pengujian dilakukan secara teliti. tetapi kesalahan pada penulisan record Evaluasi dengan metode ini, penamaan dan alur logika yang salah penempatan akord sehingga dapat terjadi dislokasi yang keputusan yang cukup panjang dan detail menyebabkan salah pemanggilan record. sehingga butuh pengujian yang teliti. memiliki akurasi path dengan pada pohon V. Kesimpulan dan Saran 5.2 Saran 5.1 Kesimpulan Dalam penamaan akord dengan metode yang forward chaining berdasarkan interval, dilakukan oleh penulis yang juga memiliki kekurangan dalam memberikan berperan sebagai pelaku peneliti, nama akord yang memiliki sifat ambigu, dapat disimpulkan bahwa metode sehingga forward dapat digunakan untuk penamaan akord yang logika sudah pasti seperti 30 akord yang sudah dan dijelaskan dalam penelitian ini, saran a. Berdasarkan penelitian chaining dikombinasikan penamaan dengan akord musik metode ini hanya bisa terimplementasi dengan baik dalam penulis dalam penelitian lainnya adalah code computer, Sehingga dengan 1. Mengambangkan metode pengkombinasian ini chaining ditemukan yang forward dikombinasikan sebuah cara baru dalam menamai dengan metode lain untuk penamaan akord musik dengan metode yang akord yang lebih kompleks 2. Memperbanyak jenis akord yang cukup sederhana dan menghasilkan dinamai jika dikombinasikan dengan output yang efektif. metode lain. b. Akurasi dalam penamaan akord dengan metode forward chaining memiliki Daftar Pustaka tingkat akurasi yang baik bila dalam proses meletakkan record dilakukan [1] secara benar dan teliti sehingga hasil output yang diinginkan sesuai dan dapat 12 P. Rubiono, “Musik dan Manusia.” [Online]. Available: http://www.nimusinstitute.com/musik -dan-manusia. Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1 [2] H. Jimmy, “Teori musik.” Soli Deo Gloria, pp. 1–12. [3] Hall Leonard Corporation, “picturechord-encyclopedia.pdf,” Picture Chord Encyclopedia. Hal Leonard Corporation, pp. 4–5, 2000. [4] A. S. Honggowibowo, “Sistem Pakar Diagnosa Penyakit Tanaman Padi Berbasis Web dengan Metode Forward dan Backward Chaining,” ISSN, p. 2, 2012. [5] P. Destarianto, E. Yudaningtyas, and S. H. Pramono, “Penerapan Metode Inference Tree dan Forward Chaining dalam Sistem Pakar Diagnosis Hama dan Penyakit Kedelai Edamame Berdasarkan,” EECCIS, vol. 7, no. 1, pp. 21–27, 2013. [6] M. I. S. Zunaidi, “Rule Base Expert System Dengan Metode Forward Chaining Untuk Memprediksi Kualitas,” Expert Syst., 2013. [7] D. S. Pinurbo and E. Ariyanto, “Implementasi Metode Forward Chaining Untuk Analisa Pendeteksian Dini Penyakit Diabetes Mellitus,” Inst. Teknol. Telkom Bandung, 2012. [8] I. Ghozali, “Pembelajaran Musik Berbasis Siswa,” Fkip Untan, Pp. 651–663, 2011. [9] G. Govan, Guthrie Govan - Creative Guitar 01.Pdf. United Kingdom: Sanctuary Publishing Limited, 2002. [10] J. Sandercoe, “Practical Music Theory,” Vol. 1, Pp. 1–45, 2009. 13