metode forward chaining untuk penamaan akord berdasarkan

advertisement
METODE FORWARD CHAINING UNTUK PENAMAAN AKORD BERDASARKAN
INTERVAL NADA
FORWARD CHAINING METHOD FOR CHORD NAMING BASED ON NOTE INTERVAL
Oleh : Peter Angga Branco de Vries Mau, Teknik Informatika S1, Universitas Dian Nuswantoro Semarang,
[email protected]
Abstrak
Musik merupakan sebuah ilmu yang memiliki dua sisi berbeda untuk dipelajari, kedua sisi itu
adalah obyektifitas dan subyektifitas dimana obyektifitas mengacu pada ilmu pengetahuan yang
dapat dijelaskan secara rasional. Akord merupakan salah satu bagian dalam musik yang dapat
dijelaskan secara rasional walaupun pada dasarnya akord merupakan sebuah ilmu yang
memerlukan pendekatan perasaan. Penamaan akord merupakan bagian terpenting dalam
komposisi musik, akord memiliki formula dimana sebuah akord memiliki formula interval nada
yang berbeda dengan akord lainnya, penentuan nama akord akan berpengaruh bagi komposer
untuk menentukan alur melodi, pendekatan dan lainnya. Pada penelitian ini penamaan akord
dikombinasikan dengan sebuah metode yaitu forward chaining dimana pengaplikasiannya akan
dibuktikan dalam algoritma yang dikomputerisasi dan diuji keakurasiannya.
Abstract
Music is a science that has two different sides to be learned, both sides it is objectivity and
subjectivity where objectivity refers to the science that can be explained rationally. Chords is one
part of the music that can be explained rationally although basically chords is a science that
requires a feeling approach. Chord naming an important part in musical composition, chord has
a formula in which a chord has a formula different tone intervals with other chords, chord name
will affect the determination of the composer to determine the flow of melody, and other
approaches. In this study naming chords combined with a method that is forward chaining in
which its application will be
1
demonstrated in the computerized algorithms
and tested accuracy.
I. Pendahuluan
Sebagai ilmu pengetahuan, musik telah
berdiri secara independen. Nada yang
menjadi bagian dari kehidupan manusia
tersusun secara sistematis berupa urutan
baik dalam aktifitas sakral yaitu sesuatu
nada
yang dianggap suci maupun profan berupa
internasional membentuk sebuah abjad
hal duniawi, oleh karenanya musik
yang dikenal sebagai scale atau skala,
memiliki peran yang sangat penting dalam
yang pada umumnya disebut tangga nada.
sejarah
produk
Nada yang terdapat dalam tangga nada
kebudayaan, keberadaan musik tidak
jika dikombinasikan akan membentuk
dapat dipisahkan dari masyarakat karena
sebuah akord yaitu sebuah representasi
musik adalah presentasi gagasan manusia
kata dalam bahasa musik yang terdiri dari
sebagai individu maupun masyarakat
tiga nada atau lebih yang dibunyikan
berupa ungkapan rasa, ekspresi dan
bersama
indikator eksistensi manusia. [1]. Musik
Kumpulan lebih dari dua akord yang
dapat dinilai sebagai sebuah ilmu yang
membentuk sebuah pola disebut progresi
bersifat subyektif dalam implementasinya,
akord yaitu frasa atau kalimat yang teratur
tetapi jika dilihat dari kacamata teori
dan dimengerti oleh manusia. Kumpulan
musik, maka disiplin ilmu ini dapat
progresi ini akan membentuk sebuah lagu
dipandang sebagai ilmu yang obyektif
utuh seperti sebuah cerita yang memiliki
dimana teori yang ada dapat dijelaskan
pesan moral untuk disampaikan pada
secara rasional dengan menggunakan
pendengarnya [2].
manusia
sebagai
perhitungan matematis.
Akord
yang
telah
dan
ditetapkan
terdengar
merupakan
secara
harmonis.
salah
satu
Teori musik merupakan hal yang luar
permasalahan dasar dalam musik, dimana
biasa, karena musik diibaratkan sebagai
pemilihan akord menjadi kunci utama
bahasa manusia pada umumnya. Jika di
dalam membuat sebuah komposisi lagu,
analogikan dengan bahasa manusia, musik
penerapan akord sederhana dan akord
juga memiliki huruf berupa nada yang
kompleks dalam sebuah komposisi musik,
2
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
adalah dasar dalam membuat jalur melodi,
diwakilkan oleh simbol “b5” dibaca mol 5.
jalur melodi inilah yang membuat sebuah
Teori dasar pembentukan akord yaitu
komposisi terlihat datar atau terdapat
dengan menggunakan interval dari nada
suasana tertentu yang ditekankan secara
root ke nada kedua kemudian diteruskan
musikal. Contoh nyata adalah sebuah
dari nada ke dua hingga nada ketiga dan
progresi yang memiliki nada dasar dengan
seterusnya hingga nada ke-n. Dari interval
akord C Mayor natural, akord sol
tersebut
normalnya dimainkan dengan G Mayor,
intervalnya yang terdiri dari lima kategori
posisi G Mayor dapat disubtitusikan
yaitu major, minor, perfect, augmented,
dengan akord G7. Walaupun terlihat
diminished. Contoh pembentukan akord
serumpun tetapi G Mayor dan G7
sederhana misal diketahui interval yang
memiliki susunan nada yang sedikit
menyatakan hanya ada kategori major dan
berbeda, tetapi perbedaan ini dalam hal
perfect dalam akord tersebut maka akord
komposisi musik, penggunaan akord G7
tersebut
dapat
memiliki
mayor.
Penggunaan
wawasan
yang lebih
luas
dapat
diketahui
kategori
digolongkan
sebagai
interval
yang
daripada akord sol normal yaitu G Mayor.
bermacam ini menghasilkan formula yang
Subtitusi juga bisa diganti dengan akord
dapat membantu dalam penamaan akord
lain yang tidak serumpun yang nantinya
lain seperti minor, suspended, augmented,
memperkaya wawasan dalam komposisi
dominant maupun akord lainnya [3].
yang dibuat. Sebuah akord dinamai dari
Berbicara tentang intelijen dari seorang
nada root atau nada akar. Contohnya, root
seniman musik yang telah dipaparkan
dari G Mayor adalah nada G, nada sisanya
dalam penentuan nama akord, maka dapat
mengidentifikasi kualitas, tipe dan akhiran
ditarik sebuah hipotesis sederhana bahwa
dari akord itu sendiri. Contohnya Bm7b5,
pola pemikiran dari seniman tersebut,
B merupakan nada akarnya huruf minor
terutama dalam penamaan akord dapat
yang diwakilkan oleh simbol “huruf m
kecil” merupakan tipenya dan
dipecahkan dengan metode yang berbasis
m7b5
logika
merupakan kualitas dari akord itu sendiri
dan
dapat
diimplementasikan
dalam disiplin ilmu kecerdasan buatan.
serta diakhiri dengan nada sol yang di mol
Salah satu masalah yang sesuai dalam
atau dimundurkan setengah nada yang
pemecahan
3
permasalahan
ini
adalah
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
dengan logika yang terdapat dalam sistem
menyatakan konklusi [5]. Metode ini
pakar, dimana kepakaran seseorang yang
biasanya diterapkan di beberapa obyek
sudah diakui dapat dikomputerisasikan
penelitian karena konsep berpikirnya
sehingga memiliki output yang mendekati
sederhana namun mendapat hasil yang
sempurna dengan pakar aslinya.
maksimal.
Sistem pakar merupakan sistem yang
Dalam hal ini forward chaining atau runut
menggunakan pengetahuan manusia yang
maju, merupakan strategi pencarian yang
terekam
memulai
dalam
komputer
untuk
proses
pencarian
dari
memecahkan persoalan yang biasanya
sekumpulan data atau fakta, dari data-data
memerlukan keahlian manusia [4].
tersebut dicari suatu kesimpulan yang
menjadi solusi dari permasalahan yang
Beberapa metode yang berkaitan dengan
dihadapi [6].
kecerdasan buatan yaitu metode inference
tree adalah mekanisme berfikir dan pola-
Metode yang diterapkan pada forward
pola penalaran yang digunakan oleh
chaining ini berkebalikan dengan metode
sistem untuk mencapai suatu kesimpulan.
backward chaining. Kelebihan dengan
Metode ini akan menganalisa masalah
menggunakan metode forward chaining
tertentu dan selanjutnya akan mencari
adalah data baru dapat dimasukkan ke
jawaban atau kesimpulan yang terbaik.
dalam database inferensi dan adanya
Penalaran dimulai dengan mencocokan
kemungkinan untuk melakukan perubahan
kaidah-kaidah dalam basis pengetahuan
inference rule [7].
dengan fakta-fakta yang ada dalam basis
Salah satu metode dalam sistem pakar
data [5].
yang sudah dikenal sebagai metode
Forward chaining merupakan metode
forward chaining ini merupakan salah satu
inference yang melakukan penalaran dari
metode yang sesuai dalam memecahkan
suatu masalah kepada solusinya, karena
penamaan
inference dimulai dengan informasi yang
kesamaan cara berpikir.
tersedia dan baru konklusi diperoleh. Jika
true),
maka
proses
karena
memiliki
Penelitian ini menjadi penting karena
klausa premis sesuai dengan situasi
(bernilai
akord,
masih banyak bidang disiplin ilmu musik
akan
yang
4
masih
belum
terjamah
oleh
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
teknologi, sehingga dalam keseharian
pembelajaran musik masih menggunakan
cara yang konvensional. Apabila hasil dari
penelitian ini dapat dikembangkan lebih
II. Landasan Teori
luas lagi, maka implementasinya dapat
2.1 Definisi Musik
dirasakan oleh masyarakat awam yang
Dalam jurnal musik nasional berjudul
ingin belajar tentang penamaan akord,
Pembelajaran
komposer, pengajar, dan sebagainya.
Musik
Berbasis
Siswa
dengan Pendekatan Local Genius yang
Dalam
penamaan
akord,
cara
ditulis
oleh
Imam
Ghozali,
menyampaikan pengetahuan selama ini
mendefinisikan
masih dipaparkan dengan penjelasan
komunikasi manusia yang unik, dengan
tulisan,
penyampaian
aransemen suara yang terstruktur sangat
pengetahuan dengan tools yang membantu
baik seperti susunan dalam tata bahasa.
seseorang
akord,
Mendengarkan musik serupa dengan
biasanya terdapat pada instrumen alat
mendengar orang berbicara dengan bahasa
musik keyboard berupa hardware dimana
yang tidak
dipahami,
namun
instrumen ini memiliki harga yang tidak
dimengerti
dengan
interpretasinya,
sedikit.
melalui keras - lembut, tinggi - rendah,
Dalam penelitian ilmiah yang dilakukan
cepat – lambat nada [8].
penulis, penulis mendapatkan sebuah ide
2.2 Definisi Akord
jika
ada
dalam
penamaan
musik
sebagai
alat
dapat
dari logika penamaan akord dan pola
Tahun 2010 jurnal berjudul Pengenalan
berpikir metode forward chaining dapat
dikombinasikan
secara
nantinya
menghasilkan
akan
sinergi
Chord
yang
pada
Alat
Musik
Gitar
menggunakan CodeBook dengan Teknik
sebuah
Ekstraksi
algoritma untuk penamaan akord yang
Ciri
Wisnudisastra
dikerjakan secara komputerisasi yang
MFCC
dan
oleh
Agus
Elghar
Buono
menjelaskan definisi akord sebagai bentuk
outputnya mendekati sama dengan aturan
internasional dalam literatur yang sudah
diakui dan dipublikasi.
pengenalan
bahasa
merupakan
rangkaian
dimana
akord
nada
yang
membangun keharmonisasian pada musik.
5
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
Enak
tidaknya
suatu
musik
untuk
menunjukan tangga nada mayor yang
didengarkan, tergantung pada rangkaian
berguna untuk penamaan akord mayor
akord yang menyusunnya.
Tabel 2.1 Tangga nada mayor
Dengan definisi yang hampir serupa
1
2
3
4
5
6
7
1
menurut Guthrie Govan sebagai salah
C
D
E
F
G
A
B
C
D
E
F#
G
A
B
C#
D
satu master of voicing chord dalam buku
E
F#
G#
A
B
C#
D#
E
Creative Guitar 1 “Cutting the Edge
F
G
A
A#
C
D
E
F
Techniques”
G
A
B
C
D
E
F#
G
A
B
C#
D
E
F#
G#
A
B
C#
D#
E
F#
G#
A#
B
memaparkan
akord
merupakan nada yang nadanya diambil
dalam sebuah tangga nada dimana sebuah
akord
memiliki
interval
nada
dan
mewakili sebuah not dalam tangga nada
Pada tabel diatas dijelaskan bahwa tangga
tertentu, dan dengan mengkombinasikan
nada
kumpulan nada tersebut maka akan
beberapa nada berbeda, walaupun dimulai
menghasilkan
dengan root yang berbeda interval nada
harmonis.
sebuah
Nada
suara
untuk
yang
mayor
dapat
selalu sama yaitu 1 - 1 -
membentuk
dimainkan
1
2
dari
1
-1–1-1-2.
sebuah Akord minimal triad yaitu tiga
dengan interval ini dapat dibentuk sebuah
nada [9].
akord
nada dasarnya biasanya nada pertama
Setelah mengetahui tentang tangga nada
sisa nada yang lain merupakan penentu
mayor yang dijelaskan pada tabel 2.1,
tipe dan kualitas sebuah akord. Untuk
maka seorang komposer dapat membentuk
membentuk sebuah akord diperlukan
sebuah akord, karena akord sendiri
aturan tertentu, akord mayor (1,3,5),
dan
akord
penamaannya
2.3 Teori Pembentukan Akord
digunakan sebagai nada dasar, sedangkan
(1,3b,5)
yang
berdasarkan rootnya.
Akord dinamai berdasarkan root atau
minor
mayor
disusun berdasarkan tangga nada dan
lainnya
interval. Pembentukan akord yang paling
memiliki perbedaan susunan nada [10].
sederhana adalah triad yaitu tersusun dari
Nada tersebut diambil dari sebuah tangga
tiga buah nada. Akord mayor natural
nada, berikut adalah tabel 2.1 yang
merupakan akord yang disebut triad
Tabel 2.2 Pembentukan Akord Mayor
6
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
yang diambil, merupakan data yang
akurat karena merupakan ilmu pasti
Nama Akord
1 (Root)
3
5
C Mayor
C
E
G
D Mayor
D
F#
A
E Mayor
E
G#
B
akord adalah pasti. Data nama akord akan
F Mayor
F
A
C
di paparkan dalam tabel 3.1 yang
G Mayor
G
B
D
menjelaskan
A Mayor
A
C#
E
B Mayor
B
D#
F#
dalam musik sehingga setiap penamaan
penamaan
berdasarkan
rumpun
Berdasarkan tabel 2.1 tentang skala tangga
mayor pada tabel 2.2
Rumpun
Kualitas
Susunan
Akord
Nada
Nada
Natural
1–3–5
Tabel 2.2 memaparkan bahwa akord
7
mayor disusun oleh nada 1, 3 dan 5
interval antara nada 1 ke nada 3 adalah 2,
9
Mayor
sedangkan interval antara nada 3 ke nada
11
1
5 adalah 12. Dengan demikian dapat
7
1–3–5–
7–9
1–3–5–
7 – 9 – 11
Mayor
Mayor 7
Mayor 9
Mayor 11
7 – 9 – 11 –
Mayor 13
13
1
akord mayor memiliki interval 2 - 12.
Power Chord
III. Metode
Sixth
Fifth no
Third
6
4
3.3 Pengambilan Data
2
sumber
1–3–5–
Nama Akord
1–3–5–
13
disimpulkan bahwa untuk penamaan
ini
kualitas
Tabel 3.1 Penamaan Akord
nada mayor maka dapat disusun akord
penelitian
dan
nadanya.
karena susunan nadanya adalah 1, 3 dan 5.
Dalam
akord
data
7b
Suspended
diperoleh dengan cara mengumpulkan
9
beberapa literatur internasional yang
13
telah diakui sebagai panduan dalam
mempelajari akord dalam dunia musik,
Add
serta melakukan perbandingan apakah
9
Natural
Minor
ada perbedaan penamaan akord dalam
tiap literatur. Data berupa nama akord
7
7
1–5
1–3–5–
6
5
6
1–4–5
Sus 4
1–2–5
Sus 2
1–4–5–
7b
1–4–5–
7b – 9
1–4–5–
7b – 9 – 13
1–3–5–
9
1 – 3b – 5
1 – 3b – 5 –
7b
7 Sus 4
9 Sus 4
13 Sus 4
Add 9
Minor
Minor 7
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
9
11
1 – 3b – 5 –
7b – 9
1 – 3b – 5 –
7b – 9 – 11
penamaan secara internasional. Data
Minor 9
yang dirangkum dalam tabel 3.1 tersebut
Minor 11
merupakan sumber data dalam penelitian
1 – 3b – 5 –
13
7b – 9 – 11
ini.
Minor 13
– 13
Minor Add
9
+5
Augmented
7b
9
Natural
Diminished
Half
Full
Minor Mayor
1 – 3b – 5 –
9
1 – 3 – 5#
1 – 3 – 5# –
7b
1 – 3 – 5# –
7b – 9
13
merupakan data pasti dan akan selalu
sama, sehingga dalam proses analisa data
+9
hanya
dalam
– 7b
Diminished 7
rumpun
Diminished 7
sebagai panduan. Beberapa penamaan
1 – 3b – 5b
– 7bb
1–3–5–
7b
1–3–5–
7b – 9
1–3–5–
7b – 9 – 11
1–3–5–
7b – 9 – 13
akord
Minor Major 7
altered
susunannya
berdasarkan
atau
sedikit
literatur
akord
berbeda
yang
dengan
susunan normalnya dikelompokan dalam
Dominan 9
satu rumpun yaitu altered chord tanpa
Dominan 11
menulis
detail
susunan
nadanya.
Beberapa akord balikan juga dinamai
Dominan 13
sesuai rumpunnya yaitu inversion chord.
menganalisa
kesamaan
antar
literatur sedikitnya dibutuhkan empat
literatur internasional serta beberapa
Tabel 3.1 menggambarkan penamaan
pernyataan dalam penelitian musik agar
akord berdasarkan susunan nadanya,
akord
akord
Dominan 7
3.2 Pengambilan Data
rumpun
kejelian
membandingkan dan mengelompokan
Untuk
dimana
diperlukan
Half
7
11
+7
1 – 3b – 5b
Mayor
Dominan
Data yang diperoleh dalam penelitian
Diminished
1 – 3b – 5 –
9
+
1 – 3b – 5b
Minor + 7
7
3.3 Teknik Analisa
Add Minor 9
penamaan akord yang nantinya akan
menjelaskan
diterapkan dalam komputer benar – benar
dalam rumpun mana sebuah akord dapat
sesuai dengan literatur aslinya. Beberapa
diberi nama. Kualitas akord menunjukan
literatur
nada yang paling dominan dimana
yang
digunakan
dalam
memperolah penamaan akord dijelaskan
menunjukan identitas akord secara unik.
dalam tabel 3.2
Dan atribut nama akord merupakan cara
8
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
Tabel 3.2 Literatur
No
1
2
3
Judul Literatur
Penerbit
Picture Chord
Hall Leonard
Encyclopedia
Corporation
Guitar Probable
MJS Music
Chord
sebuah
Sanctuary Publising
Creative Guitar 1
Limited
Understanding
Basic Music
nada.
antara lain
2000
2006
2002
mayor
R2 : IF mayor AND 7 THEN mayor7
www.justinguitar.com
2009
R3 : IF mayor AND 6 THEN sixth
Guitar
5
interval
R1 : IF interval = 1 AND 3 AND 5 THEN
Guthrie Govan
Theory by Justin
berupa
Beberapa rule yang dapat disimpulkan
Tahun
Practical Music
4
rule
Rice University Huston
Texas
Theory
R4 : IF mayor7 AND 9 THEN mayor9
2007
R5 : IF mayor9 AND 11 THEN mayor11
R6 : IF mayor11 AND 13 THEN
Dari
rule
yang
terbentuk
mayor13
dapat
R7 : IF interval = 1 AND 3b AND 5
disimpulkan pula knowledge base atau
basis
pengetahuan
THEN minor
untuk
R8 : IF minor AND 7b THEN minor7
mengelompokan rumpun akord. Pada
R9 : IF minor7 AND 9 THEN minor9
penelitian ini terdapat 7 rumpun akord
R10 : IF minor9 AND 11 THEN minor11
yaitu mayor dengan susunan nada
R11 : IF minor11 AND 13 THEN minor
dasarnya 1 – 3 – 5, minor 1 – 3b – 5,
13
dominan 1 – 3 – 5 – 7b, diminished 1 – 3b
R12 : IF minor AND 7 THEN mayor
– 5b, augmented 1 – 3 – 5#, suspended
minor
terbagi menjadi dua yaitu suspended2
R13 : IF interval = 1 AND 3 AND 5 AND
dengan susunan 1 – 2 – 5 dan suspended4
7b THEN dominan7
dengan susunan 1 – 4 – 5, keduanya
R14 : IF dominan7 AND 9 THEN
dianggap serumpun dalam suspended
dominan9
karena mengeliminasi nada 3 sebagai
R15 : IF dominan9 AND 11 THEN
salah satu syarat akord mayor, dan akord
dominan11
add mayor dengan susunan 1 – 3 – 5 – 9
R16 : IF dominan9 AND 13THEN
dan minor add dengan susunan 1 – 3b – 5
dominan13
– 9. Seperti beberapa gambar yang telah
dipaparkan diatas maka dapat diperoleh
9
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
R17 : IF interval = 1 AND 3b AND 5b
Dari
rule
yang
terbentuk
THEN diminished
disimpulkan pula knowledge base atau
R18 : IF diminished AND 7b THEN half
basis
diminished7
mengelompokan rumpun akord. Pada
R19: IF diminished AND 6 THEN
penelitian ini terdapat 7 rumpun akord
diminished7
yaitu mayor dengan susunan nada
R20 : IF interval = 1 AND 3 AND 5#
dasarnya 1 – 3 – 5, minor 1 – 3b – 5,
THEN augmented
dominan 1 – 3 – 5 – 7b, diminished 1 – 3b
R21 : IF augmented AND 7b THEN
– 5b, augmented 1 – 3 – 5#, suspended
augmented7
terbagi menjadi dua yaitu suspended2
R22 : IF augmented7 AND 9 THEN
dengan susunan 1 – 2 – 5 dan suspended4
augmented9
dengan susunan 1 – 4 – 5, keduanya
R23 : IF interval = 1 AND 5 THEN power
dianggap serumpun dalam suspended
chord
karena mengeliminasi nada 3 sebagai
R24 : IF interval = 1 AND 2 AND 5
salah satu syarat akord mayor, dan akord
THEN suspended2
add mayor dengan susunan 1 – 3 – 5 – 9
R25 : IF interval = 1 AND 4 AND 5
dan minor add dengan susunan 1 – 3b – 5
THEN suspended4
– 9.
pengetahuan
dapat
untuk
R26: IF suspended 4 AND 7b THEN
7suspended4
IV. Hasil Pembahasan
R27 : IF 7suspended4 AND 9 THEN
9suspended4
4.1 Logika Penamaan Akord Forward
R28: IF 9suspended4 AND 13 THEN
Chaining
13suspended4
Dalam penamaan akord dengan metode
R29 : IF interval = 1 AND 3 AND 5 AND
forward
9 THEN add9
digambarkan dengan sebuah diagram
R30 : IF interval = 1 AND 3b AND 5
pohon. Diagram pohon tersebut yang
AND 9 THEN minor add9
nantinya
chaining,
akan
logika
dapat
menggambarkan
probabilitas nama akord sesuai nada yang
ada sehingga tidak terjadi kesalahan input
10
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
dalam memilih nada. Berikut merupakan
adalah C#, 2 adalah D, 2# atau 3b adalah
gambar
penamaan
D#, 3 adalah E, 4 adalah F, 4# atau 5b
rumpun akord C berdasarkan interval
adalah F#, 5 adalah G, 5# atau 6b adalah
dengan metode forward chaining pada
G#, 6 adalah A, 6# atau 7b adalah A# dan
Gambar 4.1 dan 4.2.
7 adalah B yang di jelaskan pada gambar
diagram
pohon
4.2.
Gambar 4.1. Diagram Pohon
penamaan akord berdasarkan interval
Gambar 4.2. Diagram pohon hasil
dengan forward chaining.
konversi interval ke huruf dalam
akord C.
Pada gambar 4.1 dijelaskan ada 30
probabilitas nama akord yang terbentuk
Pada gambar 4.2 dijelaskan bahwa
berdasarkan interval nada, dimana nada
interval nada diubah menjadi huruf yang
dilambangkan dengan notasi angka yang
mana nantinya dapat menyusun akord
diwakilkan dengan 1 adalah Do, 1# atau
yang tergabung dalam rumpun akord C.
2b adalah Di, 2 adalah Re, 2# atau 3b
akhir node terdapat S1 hingga S30 yang
adalah Ri, 3 adalah Mi, 4 adalah Fa, 4#
menunjukan bahwa ada 30 akord.
atau 5b adalah Fi, 5 adalah Sol, 5# atau
4.2 Tingkat Akurasi
6b adalah Si, 6 adalah La, 6# atau 7b
Dalam penerapan metode ini, jika diamati
adalah Li, 7 adalah Ti, 9 adalah Re tinggi,
dari proses logika pada Sub Bab
11 adalah Fa tinggi, 13 adalah La tinggi
sebelumnya yang kemudian diterapkan
dan “S” pada akhir dari diagram pohon
dalam pengujian akurasi ke-30 akord
merupakan node akhir yaitu akhir dari
dalam rumpun C tersebut maka dapat
penamaan sebuah akord. Kemudian
dikatakan bahwa dengan metode ini,
untuk menamai rumpun akord C, maka
proses penamaan akord memiliki tingkat
interval tersebut dikonversikan menjadi
akurasi yang baik yaitu 100% dan diuji
huruf dimana 1 adalah C, 1# atau 2b
11
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
sebanyak 3 kali pengujian. Apabila
disimpulkan
bahwa
terjadi kesalahan dalam penamaan akord
forward chaining adalah 100% dengan
sebenarnya bukan kesalahan metode
catatan pengujian dilakukan secara teliti.
tetapi kesalahan pada penulisan record
Evaluasi dengan metode ini, penamaan
dan alur logika yang salah penempatan
akord
sehingga dapat terjadi dislokasi yang
keputusan yang cukup panjang dan detail
menyebabkan salah pemanggilan record.
sehingga butuh pengujian yang teliti.
memiliki
akurasi
path
dengan
pada
pohon
V. Kesimpulan dan Saran
5.2 Saran
5.1 Kesimpulan
Dalam penamaan akord dengan metode
yang
forward chaining berdasarkan interval,
dilakukan oleh penulis yang juga
memiliki kekurangan dalam memberikan
berperan sebagai pelaku peneliti,
nama akord yang memiliki sifat ambigu,
dapat disimpulkan bahwa metode
sehingga
forward
dapat
digunakan untuk penamaan akord yang
logika
sudah pasti seperti 30 akord yang sudah
dan
dijelaskan dalam penelitian ini, saran
a. Berdasarkan
penelitian
chaining
dikombinasikan
penamaan
dengan
akord
musik
metode
ini
hanya
bisa
terimplementasi dengan baik dalam
penulis dalam penelitian lainnya adalah
code computer, Sehingga dengan
1. Mengambangkan metode
pengkombinasian
ini
chaining
ditemukan
yang
forward
dikombinasikan
sebuah cara baru dalam menamai
dengan metode lain untuk penamaan
akord musik dengan metode yang
akord yang lebih kompleks
2. Memperbanyak jenis akord yang
cukup sederhana dan menghasilkan
dinamai jika dikombinasikan dengan
output yang efektif.
metode lain.
b. Akurasi dalam penamaan akord dengan
metode
forward
chaining
memiliki
Daftar Pustaka
tingkat akurasi yang baik bila dalam
proses meletakkan record dilakukan
[1]
secara benar dan teliti sehingga hasil
output yang diinginkan sesuai dan dapat
12
P. Rubiono, “Musik dan Manusia.”
[Online]. Available:
http://www.nimusinstitute.com/musik
-dan-manusia.
Metode Forward Chaining untuk Penamaan Akord (Peter Angga Branco de Vries Mau) Vol. 1
[2]
H. Jimmy, “Teori musik.” Soli Deo
Gloria, pp. 1–12.
[3]
Hall Leonard Corporation, “picturechord-encyclopedia.pdf,” Picture
Chord Encyclopedia. Hal Leonard
Corporation, pp. 4–5, 2000.
[4]
A. S. Honggowibowo, “Sistem Pakar
Diagnosa Penyakit Tanaman Padi
Berbasis Web dengan Metode
Forward dan Backward Chaining,”
ISSN, p. 2, 2012.
[5]
P. Destarianto, E. Yudaningtyas, and
S. H. Pramono, “Penerapan Metode
Inference Tree dan Forward Chaining
dalam Sistem Pakar Diagnosis Hama
dan Penyakit Kedelai Edamame
Berdasarkan,” EECCIS, vol. 7, no. 1,
pp. 21–27, 2013.
[6]
M. I. S. Zunaidi, “Rule Base Expert
System Dengan Metode Forward
Chaining Untuk Memprediksi
Kualitas,” Expert Syst., 2013.
[7]
D. S. Pinurbo and E. Ariyanto,
“Implementasi Metode Forward
Chaining Untuk Analisa Pendeteksian
Dini Penyakit Diabetes Mellitus,”
Inst. Teknol. Telkom Bandung, 2012.
[8]
I. Ghozali, “Pembelajaran Musik
Berbasis Siswa,” Fkip Untan, Pp.
651–663, 2011.
[9]
G. Govan, Guthrie Govan - Creative
Guitar 01.Pdf. United Kingdom:
Sanctuary Publishing Limited, 2002.
[10] J. Sandercoe, “Practical Music
Theory,” Vol. 1, Pp. 1–45, 2009.
13
Download