bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada tahun 2015, Indonesia menghadapi AFTA (Asean Free Trade Area), dimana
tujuan AFTA adalah meningkatkan daya saing ekonomi negara ASEAN dan menarik
investor asing serta meningkatkan perdagangan antarnegara ASEAN. Dampak dari
AFTA adalah negara-negara di ASEAN semakin mudah untuk melakukan
perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan
barang yang diproduksi dapat meningkat dengan adanya AFTA. Hal ini
menguntungkan bagi negara ASEAN untuk meningkatkan produksi dengan
menghasilkan produk yang berkualitas sehingga perusahaan dapat menghasilkan
keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, jumlah
perusahaan yang terdaftar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yaitu pada
tahun 2014 sebanyak 494 perusahaan dan pada pertengahan tahun 2015 sebanyak 514
perusahaan. Perusahaan terbagi dalam tiga sektor industri yang diklasifikasikan
sebagai sektor primer, sekunder, dan tersier yang digolongkan sesuai kegiatan
ekonomi masing-masing perusahaan yang terdaftar. Perusahaan yang tergolong sektor
sekunder, salah satunya adalah industri manufaktur. Berdasarkan Badan Pusat
1 Stastistik, pertumbuhan produksi industri manufaktur triwulan II tahun 2015
naik sebesar 5,44 persen terhadap triwulan II tahun 2014. Sementara, pertumbuhan
produksi industri manufaktur triwulan II tahun 2015 juga mengalami kenaikan
sebesar 2,34 persen terhadap triwulan I tahun 2015.
Melihat banyaknya sektor industri manufaktur saat ini, telah menciptakan
persaingan antar perusahaan. Untuk memperoleh modal, persiapan terus dilakukan
oleh perusahaan untuk meningkatkan daya saing di pasar modal Indonesia. Salah satu
cara untuk meningkatkan daya saing di pasar modal Indonesia yaitu dengan
meningkatkan kinerja keuangan suatu perusahaan. Adanya peningkatan kinerja
keuangan perusahaan maka keinginan investor untuk melakukan investasi perusahaan
akan meningkat. Investasi berupa dana dari investor akan diolah untuk kegiatan
operasional perusahaan yang dapat menghasilkan keuntungan sehingga menarik
investor lain untuk menanamkan modal. Hal ini meningkatkan permintaan saham
perusahaan sehingga harga saham menjadi lebih tinggi yang dapat meningkatkan nilai
perusahaan.
Dalam melihat nilai perusahaan, investor tidak dapat dipisahkan dari
informasi berupa laporan keuangan yang dikeluarkan oleh perusahaan. Investor akan
melakukan berbagai analisis melalui laporan keuangan perusahaan terkait dengan
keputusan untuk menanamkan modalnya. Nilai perusahaan menggambarkan kondisi
tertentu yang telah dicapai oleh suatu perusahaan sebagai gambaran kepercayaan
masyarakat terhadap perusahaan sejak perusahaan didirikan hingga saat ini (Raharja,
2012). Nilai perusahaan dapat diukur dengan beberapa proksi diantaranya Price to
2 Book Value Ratio, dan Tobins Q. Penelitian Brigham dan Houston (2001) dalam
Raharja (2012) mengukur nilai perusahaan dengan proksi Price to Book Value Ratio
yang menggambarkan nilai yang diberikan pasar kepada manajemen dan organisasi
perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh. Sudiyatno dan Puspitasari
(2010) mengukur kinerja perusahaan menggunakan Tobins Q yang dihasilkan dari
penjumlahan nilai pasar saham dan nilai pasar utang dibandingkan dengan nilai
seluruh modal yang ditempatkan dalam aset produksi.
Proksi yang digunakan pada penelitian ini adalah Price to Book Value (PBV)
yang menggambarkan perbandingan harga saham terhadap nilai buku perusahaan.
Nilai perusahaan yang diproksikan dengan rasio PBV menunjukkan kemampuan
perusahaan dalam menciptakan nilai perusahaan terhadap jumlah modal yang
diinvestasikan. Nilai perusahaan mencerminkan seberapa besar perusahaan dapat
memberikan keuntungan bagi investor. Keuntungan bagi investor yang didapat
berupa capital gain dari peningkatan harga saham perusahaan. Oleh karena itu,
semakin tinggi PBV maka akan menarik investor untuk menanamkan modal pada
perusahaan.
Mahendra, Artini, dan Suarjaya (2012) menyatakan bahwa nilai perusahaan
dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga
saham meningkat. Proksi PBV digunakan dalam mengukur nilai perusahaan karena
persepsi investor tehadap perusahaan sering dikaitkan dengan kinerja keuangan
perusahaan melalui perbandingan harga saham terhadap nilai buku perusahaan.
3 Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah keputusan
investasi. Keputusan investasi merupakan keputusan yang diambil oleh manajemen
perusahaan dalam mengalokasikan dana ke bentuk investasi yang dapat
mendatangkan keuntungan di masa mendatang. Peningkatan investasi diharapkan
dapat menumbuhkan perusahaan sehingga keuntungan yang dihasilkan bertambah
dan meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modal pada perusahaan
sehingga harga saham perusahaan akan meningkat. Kenaikan harga saham
perusahaan yang melebihi nilai buku saham perusahaan akan menyebabkan rasio
PBV meningkat, sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat.
Rakhimsyah dan Gunawan (2011), Rohman (2012), Muid (2012), Sari (2013),
dan Sartini dan Purbawangsa (2014) mendapati hasil bahwa keputusan investasi
berpengaruh
positif
dan
signifikan
terhadap
nilai
perusahaan.
Hal
ini
mengindikasikan bahwa meningkatnya investasi yang dilakukan oleh perusahaan,
maka akan berpengaruh pada meningkatnya nilai perusahaan.
Keputusan investasi dapat diukur dengan menggunakan beberapa proksi yaitu
Ratio Capital Expenditure to Book Value of Asset (CPA/BVA) dan Price Earning
Ratio (PER). Penelitian Raharja (2012) menyatakan CPA/BVA dihitung melalui
pertumbuhan aset tahun ini dikurangi dengan aset tahun sebelumnya dibandingkan
dengan total aset tahun sebelumnya. Sedangkan Rohman (2012) mengukur keputusan
investasi dengan proksi PER yang menunjukkan perbandingan antara closing price
dengan laba per lembar saham. Closing price merupakan harga penawaran terakhir
dalam perdagangan saham harian.
4 Alat ukur yang digunakan untuk mengukur keputusan investasi dalam
penelitian ini adalah Ratio Capital Expenditure to Book Value of Asset (CPA/BVA)
karena proksi CPA/BVA menggambarkan peningkatan total aset dari tahun
sebelumnya hingga tahun ini. Proksi ini merupakan perbandingan antara aset tahun
ini dikurangi dengan aset tahun sebelumnya dibagi dengan total aset tahun
sebelumnya. Proksi CPA/BVA menunjukkan bahwa peningkatan investasi berkaitan
dengan nilai perusahaan yang dikonversi melalui pertumbuhan aset yang dimiliki.
Raharja (2012) menemukan bahwa keputusan investasi dengan proksi
CPA/BVA berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menandakan bahwa pengeluaran modal untuk melakukan penambahan investasi
berupa aset yang digunakan untuk operasional perusahaan mampu meningkatkan nilai
perusahaan, karena memberikan sinyal positif kepada investor tentang pertumbuhan
perusahaan di masa depan.
Selain keputusan investasi, faktor lain yang mempengaruhi nilai perusahaan
adalah keputusan pendanaan. Keputusan pendanaan adalah keputusan yang dibuat
manajemen perusahaan atas sumber dana yang akan digunakan untuk operasional
perusahaan. Sumber pendanaan dalam perusahaan dapat diperoleh dari internal
berupa laba ditahan dan dari eksternal perusahaan berupa utang atau penerbitan
saham baru. Laba ditahan merupakan sebagian atau keseluruhan laba yang diperoleh
perusahaan yang tidak dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk dividen.
Jumlah laba yang tidak dibagi ini dapat digunakan oleh perusahaan untuk menambah
5 modal perusahaan. Sedangkan utang merupakan kewajiban yang harus dibayarkan
perusahaan kepada pihak lain.
Investor yang ingin menanamkan modal akan memperhitungkan return yang
akan diperoleh setelah berinvestasi. Salah satu cara untuk mengetahui return, investor
dapat melihat dari utang yang dimiliki oleh perusahaan. Penggunaan utang dapat
mengurangi pembayaran pajak sehingga biaya modal perusahaan berkurang dan laba
yang dihasilkan akan meningkat. Sartini dan Purbawangsa (2014), Sukirni (2012),
Rohman (2012), dan Setiani (2013) mengukur perbandingan antara utang dan ekuitas
serta menemukan bahwa keputusan pendanaan berpengaruh positif signifikan
terhadap nilai perusahaan. Hal ini menanandakan komposisi utang lebih tinggi
dibandingkan ekuitas dapat meningkatkan nilai perusahaan. Sementara Raharja
(2012), Muid (2012), dan Sari (2013) juga mengukur perbandingan antara utang dan
ekuitas serta menemukan bahwa keputusan pendanaan tidak memiliki dampak yang
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan investor cenderung
menghindari perusahaan yang memiliki jumlah utang yang tinggi karena memiliki
tingkat risiko yang tinggi.
Keputusan pendanaan dapat diukur dengan menggunakan beberapa proksi
yaitu Debt to Equity Ratio (DER) dan Debt to Asset Ratio (DAR). Menurut Raharja
(2012) DER menunjukkan perbandingan antara pembiayaan dan pendanaan melalui
utang dengan pendanaan melalui ekuitas. Sedangkan Susanto (2011) mengemukakan
bahwa DAR menunjukkan seberapa besar perusahaan membiayai operasi perusahaan
menggunakan aset yang didanai oleh utang perusahaan.
6 Keputusan pendanaan pada penelitian ini menggunakan proksi DER yang
menggambarkan perbandingan total utang dengan total ekuitas. Semakin tinggi DER
menunjukkan bahwa penggunaan utang dalam pendanaan lebih tinggi dibanding
ekuitasnya. Penggunaan utang dapat mengurangi pembayaran pajak sehingga laba
akan lebih besar dan nilai perusahaan dapat meningkat, tetapi penggunaan utang
hanya akan meningkatkan nilai perusahaan sampai pada suatu titik optimal.
Penggunaan utang yang berlebihan dan melewati batas akan menurunkan nilai
perusahaan karena kenaikan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan utang tidak
sebanding dengan kewajiban utang bunga yang harus dibayarkan. Dengan adanya
penggunaan utang pada struktur modal untuk kegiatan operasional dan investasi
perusahaan, akan mempercepat pertumbuhan perusahaan dan hal ini membuat
investor tertarik untuk membeli saham pada perusahaan sehingga harga saham
perusahaan akan meningkat. Kenaikan harga saham perusahaan melebihi nilai buku
saham perusahaan akan menyebabkan rasio PBV meningkat sehingga nilai
perusahaan juga akan meningkat. DER digunakan sebagai proksi keputusan
pendanaan karena mengukur penggunaan utang dan ekuitas perusahaan sehingga
dapat mengetahui struktur permodalan perusahaan antara proporsi utang dan ekuitas.
Rohman (2012) melakukan penelitian terkait keputusan pendanaan dengan
proksi DER berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menandakan bahwa investor cenderung melihat penggunaan utang perusahaan
terhadap ekuitas yang dimiliki perusahaan.
7 Faktor lainnya yang mempengaruhi nilai perusahaan adalah kebijakan
dividen. Kebijakan dividen merupakan kebijakan perusahaan dalam mengambil
keputusan untuk membagikan laba sebagai dividen atau menginvestasikan kembali
sebagai modal dalam perusahaan. Dividen merupakan pembagian laba kepada
pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki oleh pemegang saham
yang melakukan investasi terhadap perusahaan. Pembagian dividen merupakan salah
satu alasan bagi investor untuk menanamkan investasi dalam suatu perusahaan.
Kebijakan dividen terkait dengan seberapa besar keuntungan yang akan
diperoleh investor berupa dividen yang dapat menentukan kesejahteraan pemegang
saham. Semakin besar dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor dari
laba yang dihasilkan maka investor akan lebih tertarik untuk menginvestasikan dana
pada perusahaan. Bertambahnya investor yang mengivestasikan dananya pada
perusahaan maka harga saham akan meningkat, dan dengan meningkatnya harga
saham tersebut maka nilai perusahaan akan meningkat.
Artini (2011), Raharja (2012), Muid (2012), dan Sari (2013) mendapati hasil
bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukan bahwa apabila perusahaan merencanakan untuk
membagikan labanya kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen daripada
menahannya dalam bentuk capital gain maka investor akan lebih tertarik
menginvestasikan dananya pada perusahaan yang membagi labanya secara konsisten.
Sedangkan penelitian Sukirni (2012) mendapati hasil kebijakan dividen berpengaruh
positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Sementara penelitian yang
8 dilakukan Rohman (2012) dan Mardiyati, Ahmad, dan Putri (2012) menyatakan
terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikan antara kebijakan dividen dan nilai
perusahaan.
Kebijakan dividen pada penelitian ini diukur dengan menggunakan proksi
Dividend Payout Ratio (DPR) melalui perbandingan jumlah dividen per lembar
saham dengan keuntungan yang didapatkan. DPR menggambarkan tingkat dividen
yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor dari laba yang dihasilkan. Semakin
tinggi DPR maka tingkat kemampuan perusahaan dalam membagikan dividen kepada
pemegang saham semakin tinggi. Hal ini akan membuat investor lebih sejahtera
sehingga akan menarik investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Hal ini
akan meningkatkan permintaan saham dan nilai saham juga akan meningkat.
Peningkatan nilai saham yang melebihi nilai buku saham perusahaan akan menaikkan
PBV sehingga nilai perusahaan juga akan meningkat.
DPR menggambarkan seluruh keuntungan yang diperoleh pemegang saham
dimana mengukur persentase laba yang dibayarkan pemegang saham dalam bentuk
kas (Raharja, 2012). Raharja (2012), Muid (2012), dan Sari (2013) menyatakan
bahwa DPR berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Hal ini
menandakan semakin besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham maka
perusahaan akan dianggap semakin baik dan pada akhirnya nilai perusahaan akan
meningkat. Sementara Rakhimsyah dan Gunawan (2011) dan Rohman (2012)
menemukan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
9 Selain keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan dividen,
profitabilitas merupakan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan.
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan yang diterima. Perusahaan yang memiliki tingkat
profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospek perusahaan yang baik. Semakin
tinggi profitabilitas menandakan bahwa perusahaan dapat mengembalikan return
terhadap pemegang saham sehingga investor lebih tertarik untuk menginvestasikan
dananya kepada perusahaan. Mardiyati, Ahmad, dan Putri (2012), Wulandari (2013),
Nurhayati (2013), serta Mindra dan Erawati (2014) menemukan bahwa profitabilitas
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Profitabilitas dapat diukur dengan menggunakan beberapa proksi yaitu Return
on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), dan Net Profit Margin (NPM). Berdasarkan
penelitian Dewi dan Wirajaya (2012), profitabilitas dengan proksi ROE menunjukkan
seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih untuk
pengembalian ekuitas terhadap pemegang saham. Sementara Mulyawati, Lestari, dan
Nurleli (2015) menyatakan bahwa ROA merupakan kemampuan dalam menghasilkan
laba dengan menggunakan total aset yang dimiliki perusahaan setelah disesuaikan
dengan biaya-biaya untuk mendanai aset sedangkan NPM menunjukkan kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu.
Profitabilitas dalam penelitian ini diproksikan dengan Return on Asset (ROA)
karena menggambarkan tingkat keuntungan bersih yang mampu diraih perusahaan
pada saat menjalankan operasinya melalui aset yang dimiliki perusahaan (Mahendra,
10 Artini, dan Suarjaya, 2012). Semakin besar ROA menunjukkan semakin efektif suatu
perusahaan dalam menggunakan aset untuk menghasilkan laba. Hal ini menunjukkan
kinerja perusahaan tinggi, sehingga investor akan tertarik untuk berinvestasi pada
perusahaan tersebut. Perusahaan yang mampu menghasilkan laba menandakan bahwa
perusahaan mampu untuk membagikan dividen kepada investor. Semakin banyak
investor yang berinvestasi maka permintaan saham akan meningkat dan nilai saham
akan meningkat. Kenaikan harga saham melebihi nilai buku saham suatu perusahaan
akan meningkatkan PBV. Kenaikan PBV menunjukkan nilai perusahaan meningkat.
Wulandari (2013) dan Mulyawati, dkk (2015) mendapati hasil bahwa
profitabilitas dengan proksi ROA memiliki pengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan yang dihasilkan melalui
penggunaan aset perusahaan memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Perbedaan dari penelitian sebelumnya yang diambil dari penelitian Raharja
(2012) berjudul pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, dan kebijakan
dividen terhadap nilai perusahaan dengan penelitian yang direplikasi adalah sebagai
berikut:
1. Penambahan variabel independen yaitu profitabilitas mengacu pada penelitian
Wulandari (2013).
2. Perubahan periode pengambilan sampel yang diuji yaitu tahun 2011-2013, berbeda
dengan penelitian sebelumnya yang melakukan pengujian terhadap data yang
diambil dari tahun 2007-2010.
Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut maka penelitian ini mengambil
11 judul “PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEPUTUSAN PENDANAAN,
KEBIJAKAN DIVIDEN, DAN PROFITABILITAS TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2011-2013)”
1.2 Batasan Masalah
Pembatasan masalah bertujuan untuk mempersempit ruang lingkup dalam suatu
penelitian. Pembatasan masalah dan ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. Analisis menggunakan nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price to Book
Value sebagai variabel dependen dan
keputusan investasi yang diproksikan
dengan Ratio Capital Expenditure to Book Value of Asset, keputusan pendanaan
yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio, kebijakan dividen yang
diproksikan dengan Dividend Payout Ratio, dan profitabilitas yang diproksikan
dengan Return on Asset sebagai variabel independen.
2. Bidang usaha perusahaan yang diteliti adalah perusahaan manufaktur di sektor
indutsri dasar dan kimia, sektor aneka industri, dan sektor industri barang
konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
3. Jangka waktu penelitian yang dilakukan adalah selama 3 tahun dari tahun 20112013.
12 1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah keputusan pendanaan berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah disajikan maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan.
2. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh keputusan pendanaan terhadap nilai
perusahaan.
3. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan.
4. Memperoleh bukti empiris mengenai pengaruh profitabilitas terhadap nilai
perusahaan.
13 1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang baik, diantaranya:
1. Bagi investor
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan dalam
mengambil keputusan untuk berinvestasi pada perusahaan manufaktur.
2. Bagi manajemen perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi manajemen perusahaan
dan digunakan sebagai alat untuk mengetahui kemajuan perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).
3. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan sumber informasi
dalam melakukan penelitian selanjutnya.
4. Bagi peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu dan pengetahuan
mengenai pengaruh keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen,
dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
14 1.6 Sistematika Penulisan
Agar memperoleh gambaran yang cukup jelas mengenai pembahasan penelitian ini,
maka disusunlah sistematika penulisan, sebagai berikut.
BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini terdiri dari Latar Belakang, Batasan Masalah, Rumusan
Masalah,
Tujuan
Penelitian,
Manfaat
Penelitian,
dan
Sistematika Penelitian.
BAB II
TELAAH LITERATUR
Bab ini terdiri dari pembahasan secara rinci terkait dengan
keputusan investasi, keputusan pendanaan, kebijakan dividen,
dan profitabilitas dari berbagai Jurnal, Penelitian Terdahulu,
Perumusan Hipotesis yang akan diuji, dan Model Penelitian.
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab ini terdiri atas Gambaran Umum Objek Penelitian, Metode
Penelitian, Variabel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data,
Teknik Pengambilan Sampel, dan Teknik Analisis Data yang
digunakan untuk pengujian hipotesis.
15 BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Bab ini terdiri atas deskripsi penelitian berdasarkan data yang
dikumpulkan,
pengujian
dan
analisis
hipotesis,
serta
pembahasan hasil penelitian
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini terdiri atas simpulan, keterbatasan, dan saran yang
didasarkan pada penelitian yang telah dilakukan.
16 
Download