76 analisis faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita

advertisement
ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN
PENDERITA DIABETES MELITUS DALAM MELAKUKAN OLAHRAGA
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRAYA LOMBOK TENGAH
Muhamad Hasbi
Abstrak: Kepatuhan berolahraga mempunyai peran penting dalam manajemen terapi penderita diabetes
melitus. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita DM
dalam melakukan olahraga. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Total
Sampel 122 orang. Data faktor pemodifikasi, persepsi individu, dan isyarat bertindak menggunakan kuesioner.
Analisa data menggunakan analisa Chi Square dan regresi logistik berganda. Hasil menunjukan: faktor yang
mempengaruhi kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga adalah jenis kelamin (p = 0.026),
pengetahuan (p = 0.013). persepsi manfaat (p = 0.016), persepsi hambatan (p = 0.002), dan dukungan keluarga
(p = 0.00). Faktor yang paling dominan adalah dukungan keluarga (OR = 10.047). Diharapkan pelayanan
kesehatan mengembangkan pengelolaan keluarga untuk meningkatkan kepatuhan.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Kepatuhan, Olahraga.
THE FACTOR ANALYSIS WHICH AFFECTS DIABETIC ADHERENCE IN PHYSICAL
EXERCISING AT PRAYA COMMUNITY HEALTH CENTER, CENTRAL LOMBOK
Abstract : the adherence of physical exercising plays important role in therapeutic management of diabetic
patients. The research objective was to identify the factor which influences the adherence of diabetic patiets to
exercise. The research was Quantitative research with cross sectional approach. Total sample was 122
respondents. Modifier factor data, an individual perception, and action used questionnaire. Data analysis utilized
Chi Square and multiple logistic regressions. The result indicated factor which influenced the adherence of
diabetic patiets to exercise was gender (p = 0026), a knowledge (p = 0.013). Benefit perceptions (p = 0.008),
obstacle perceptions (p = 0.002) and family supports (p = 0.00). The most dominant factor was family supports
(OR = 10.047). Therefore, it is expected that health services develop family management to improve the
patients’ adherence.
Keywords: Diabetes Mellitus, Adherence, Exercise.
DM di dunia pada tahun 2003 sebesar 194 juta jiwa
LATAR BELAKANG
atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk dunia dan pada
Penyakit Diabetes melitus (DM) merupakan
tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 juta jiwa
salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius
dihadapi
(Kemenkes RI, 2008.a). Menurut International
dunia, terutama negara berkembang
Diabetes Federation (IDF), jumlah penyandang DM
termasuk Indonesia. Laporan Diabetic Care tahun
di Indonesia tahun 2009 diperkirakan sebesar 7,0 juta
2004 bahwa WHO memperkirakan angka kejadian
___________________________________________________________________________
Muhamad Hasbi: Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Kesehatan V/10 Mataram
76
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 1, FEBRUARI 2017
dan akan mengalami peningkatan menjadi 12,0 juta
ketidakpatuhan
pada tahun 2030 (PERKENI, 2011). Penyakit DM
kepatuhan
memberikan dampak merugikan individu, keluarga,
terjadi
maupun pemerintah. Individu dengan DM akan
ketidapatuhan yang lain.. Berdasarkan hal tersebut,
mengalami gangguan
maka
fisik, psikis, dan sosial.
melakukan
olahraga
merupakan
yang proporsinya paling besar yang
pada
perlu
penderita
dilakukan
DM
dibandingkan
penelitian
faktor
yang
Menurut Darmono (2005) bahwa individu dengan
mempengaruhi kepatuhan penderita DM dalam
DM
melakukan olahraga.
yang tidak terkontrol, akan mangalami
komplikasi penyempitan vaskuler, yang berakibat
METODOLOGI
pada kemunduran dan kegagalan fungsi organ tubuh
seperti kerusakan otak, mata, jantung, ginjal, dan
gangrene. Ganguan psikososial
Rancangan penelitian menggunakan desain
meliputi: sikap
deskriptif
analitik
dengan
menyakal, marah, obsesi, frustasi, takut dan depresi
sectional.
Populasi
penelitian
(Soegondo, Soewondo, & Subekti, 2009). Munculnya
penderita diabetes melitus yang berada pada wilayah
beberapa komplikasi fisik dan gangguan psikososial
kerja Puskesmas Praya kabupaten Lombok Tengah
menyebabkan
Nusa Tenggara Barat. Tehnik sampling adalah
penderita DM
mengalami kondisi
ketidakmampuan (disability). Upaya penanggulangan
proposional
telah dilakukan oleh pemerintah, namun kasus DM di
sampel 122 responden.
pendekatan
adalah
cross
seluruh
random sampling dengan jumlah
Indonesia masih tinggi. Penelitian tahun 2008 oleh
Instrumen penelitian adalah kuesioner, yang
Litbang Kementerian Kesehatan RI menunjukan
dikembangkan oleh peneliti berdasarkan konsep dan
bahwa prevalensi nasional untuk DM sebesar 5,7%
teori meliputi: faktor pemodifikasi, persepsi individu
(Soegondo, Soewondo, & Subekti, 2009). Kunci
dan dukungan keluarga, serta kepatuhan melakukan
sukses pengelolaan DM adalah kepatuhan dalam
olahraga. Analisa data menggunakan perangkat lunak
melaksanakan
(Sutedjo,2010).
komputer. Analisa Bivariat menggunakan uji statistik
Kepatuhan penderita DM dalam menjalani terapi baik
Chi Square, sedangkan multivariate menggunakan
farmakologi
regresi logistik berganda.
mengurangi
regimen
maupun
terap
non
komplikasi.
farmakologi
DiMatteo
dapat
(2004)
Pengumpulan data dilakukan pada minggu
menunjukan bahwa populasi penderita DM adalah
ke empat bulan Mei dan minggu ke dua Juni 2012.
populasi yang terendah kepatuhan (67,5%) dalam
tindakan medis yang dianjurkan dibandikan 16
HASIL
penyakit utama. Kurtz (1990); Johnson (1992);
Analisis Univariat
McNabb
(1997)
mengidentifikasikan
dalam
bahwa
Haris
(2007)
Hasil penelitian menunjukan rata – rata
ketidakpatuhan
penderita DM berumur 57.70 tahun, umur termuda
penderita DM dalam melakukan olahraga adalah
33 tahun dan tertua 70 tahun. Gambaran tentang
sekitar 70-80 %. Angka ini menunjukan bhawa
jenis
77
kelamin,
suku,
pendapatan,
lama
sakit,
Muhamad Hasbi, Analisis FAntor Yang Mempengaruhi
pengetahuan, persepsi, dukungan keluarga, dan
Hubungan antara umur, jenis kelamin, suku,
kepatuhan melakukan olahraga dapat dihat pada
pendapatan, lama menderita sakit, pengetahuan,
tabel.1.
persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, dan
Tabel.1 Gambaran
Jenis
kelamin,
suku,
pendapatan,
pengetahuan,
persepsi,
dukungan keluarga, dan kepatuhan
melakukan olahraga penderita DM di
wilayah Puskesmas Praya, (n =122)
persepsi hambatan, serta dukungan keluarga
Variabel
Frekuensi
terhadap kepatuhan melakukan olahraga.
Hasil analisis hubungan antara umur (p=
0.974), suku (p= 0.605), pendapatan (p= 1.000), lama
Persentase (%)
menderita sakit (p= 0.360), persepsi kerentanan (p=
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
55
67
0.892), dan persepsi keseriusan (p = 0.897)
45.1
54.9
menunjukan tidak ada hubungan dengan kepatuhan
Suku
Sasak
Bukan Sasak
73
49
59.8
40.2
74
48
60.7
39.3
54
68
44.3
55.7
65
57
53.3
46.7
66
56
54.1
45.9
Baik
Kurang
63
59
51.6
48.4
Baik
Kurang
65
57
53.3
46.7
66
56
54.1
45.9
melakukan olahraga, dengan P > 0.05. Sedangkan
hasil analisis hubungan antara jenis kelamin (p =
Pendapatan
Tinggi
Rendah
0.026), pengetahuan (p= 0.013), perspsi manfaat
(0.016), persepsi hambatan (p= 0.002), dan dukungan
Lama menderita sakit
< 6 bulan
≥ 6 bulan
keluarga (p= 0.000), menunjukan ada hubungan yang
bermakna dengan kepatuhan. Hasil uji dapat dilihat
Pengetahuan
Baik
Kurang
pada tabel.2.
Tabel.2 Hasil uji bivariat antara umur, jenis
kelamin,
suku,
pendapatan,
lama
menderita sakit, pengetahuan, persepsi
kerentanan, keseriusan, manfaat, dan
persepsi hambatan, serta dukungan
keluarga terhadap kepatuhan melakukan
olahraga (n = 122)
Kerentanan
Baik
Kurang
Keseriusan
Kepatuhan
Variabel
p value
Hambatan
Baik
Kurang
Dukungan Keluarga
Baik
Kurang
61
61
50.0
50.0
Kepatuhan Olahraga
Patuh
Tidak Patuh
Total
52
70
42.6
57.4
122
100
Analisis Bivariat
Umur
0.974
Jenis Kelamin
0.026
Suku
0.605
Pendapatan
1.000
Lama sakit
0.360
pengetahuan
0.013
Persepsi kerentanan
0.892
Persepsi keseriusan
0.897
Persepsi manfaat
0.016
Persepsi hambatan
0.002
Dukungan keluarga
0.000
Faktor Dominan
78
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 1, FEBRUARI 2017
Hasil
analisis
multivariat
faktor
Sasak. Ras/suku merupakan salah satu faktor resiko
berhubungan dengan kepatuhan melakukan olahraga
penyakit DM (Kemenkes RI, 2008). Hasil analisis
penderita DM yaitu jenis kelamin, pengetahuan,
bivariat menunjukan bahwa penderita DM dari suku
persepsi manfaat, persepsi hambatan dan dukungan
Sasak lebih patuh melakukan olahraga (45.2%)
keluarga. Hasil analisis didapatkan Odd Ratio
dibandingkan suku lain (38.8). Suku minoritas yang
terbesar adalah dukungan keluarga (OR =10.047),
mengalami penyakit kronis mempunyai perilaku
artinya Dukungan keluarga adalah variabel yang
aktivitas rendah. Dibandingan suku mayoritas. Hasil
yang dominan berpengaruh terhadap kepatuhan
analisa statisrik juga menunjukan bahwa tidak ada
penderita DM melakukan olahraga di wilayah kerja
hubungan bermakna antara suku dengan kepatuhan
puskesmas Praya.
penderita DM dalam melakukan olahraga (p value
0.605).
PEMBAHASAN
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
sebagian besar penderita DM mempunyai pendapatan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
rerata umur responden adalah 57 tahun, atau
tinggi. Hasil analisa bivariat menunjukan
termasuk kategori usia dewasa pertengahan (Kozier
tidak ada hubungan antara pendapatan dengan
& Erb’s, 2012). Rochmah, (2006) menjelaskan
kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga
bahwa prevalensi
penyakit DM lebih banyak
(p value 1.000). Hasil penelitian ini sesuai dengan
usia dewasa, dimana pada usia
penelitian Suhadi, (2011) menyatakan tidak ada
dewasa (30 tahun) kadar glukosa darah mengalami
hubungan antara usia dengan kepatuhan penderita
kenaikan 1 – 2 mg/ tahun pada saat puasa dan akan
hipertensi
naik sekitar 5,6 – 13 mg pada 2 jam setelah makan.
perawatan hipertensi di wilayah puskesmas Serondol
didapatkan pada
usia
usia
lanjut
dalam
melakukan
Semarang. Kemungkinan faktor penyebab
Hasil penelitian menunjukan bahwa laki-
bahwa
dari
laki lebih banyak (54.9%) tidak patuh melakukan
perbedaan hasil dengan penelitian ini adalah faktor
olahraga
dukungan keluraga.
dibandingkan
perempuan.
Hal
ini
Hasil penelitian diperoleh
disebabkan karena laki-laki tidak mempunyai waktu
bahwa
hanya (50%) penderita DM mendapat
yang banyak untuk melakukan olahraga. Waktu
dukungan dari keluarga untuk melakukan olahraga,
banyak dihabiskan untuk bekerja mencari nafkah.
berarti masih ada sepauh yang tidak mendukung
Kemunkinan faktor lain adalah jenis olah raga yang
penderita DM melakukan olahraga,
dilakukan oleh penderita DM adalah olahraga yang
mempunyai pendapatan tinggi, kurang dukungan
lebih banyak mengarah pada jenis olahraga senam,
keluarga
dimana olahraga jenis ini banyak disenangi oleh
melakukan olahraga.
dapat
menurunkan
Meskipun
motivasi
dalam
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak
kaum perempuan
proporsi
ada hubungan antara lama menderita sakit dengan
terbanyak penderita DM adalah berasal dari suku
kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga
Hasil
penelitian
menunjukan
79
Muhamad Hasbi, Analisis FAntor Yang Mempengaruhi
(p value 0.360). Hasil penelitian sejalan dengan hasil
informasi tentang penyakit DM
penelitian Suhadi (2011). Kemungkinan faktor
Disamping itu rata-rata responden
penyabab adalah faktor psikologis yang dialami oleh
penyakit DM lebih dari 6 bulan. Durasi yang lama
penderita DM. Soegondo, Soewondo, & Subekti,
menderita
(2009)
pengalaman-pengalaman
mengemukakan
terdiagnosa menderita
bahwa
individu
yang
penyakit DM baik lama
penyakit,
maka
yang diperole.
semakin
tentang
dan
Faktor yang
maupun baru mempunyai emosi yang sama, yaitu
berperan
sikap menyangkal, marah, dan rasa cemas.
kognitif, kepribadian dan budaya yang dimiliki oleh
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
yaitu
83,3%.
mengemukakan
Notoadtmojo,
pengetahuan
adalah
Hasil penelitian menunjukan bahwa 51.6%
(2010)
responden
mempunyai persepsi keseriusan baik.
hasil
Persepsi keseriusan selalu didasari dari informasi
penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang
medis, pengetahuan atau besarnya masalah yang
terhadap
dihadapi oleh individu (Brown, 1999
obyek
melalui indera
adalah
persepsi
seseorang (Notoadmodjo, 2010)
sebagian besar responden mempunyai pengetahuan
baik
pembentukan
banyak
penyakit
ditafsikan dalam bentuk persepsi.
dalam
menderita
yang dimiliki
(mata,hidung,telinga, dan sebagainya).
dalam
Champion & Skinner, 2008). Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukan ada hubungan
menunjukan bahwa tidak hubungan antara persepsi
antara pengetahuan dengan kepatuhan. Kemunginan
keseriusan dengan kepatuhan penderita DM dalam
faktor penyebab adalah penelitian ini berlokasi di
melakukan olahraga. Hasil ini berbeda dengan
pusat kota kabupaten, dimana responden lebih mudah
konsep HBM yang mengatakan bahwa persepsi
mendapatkan
keseriusan
informas dan mengakses sumber
merupakan
informasi. Pengetahuan yang luas akan lebih baik
terhadap
jika seseorang berada di perkotaan dibandingkan di
Kemungkinan
pedesaan, dimana di kota mudah mendapatkan
mempunyai
informasi (Hurlock, 2002)
masyarakat, yaitu kondisi sakit
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
keseriusan
kepercayaan
penyakit
faktor
persepsi
yang
penyebab
sakit
dalam
individu
dihadapi.
responden
konteks
adalah kondisi
dimana individu tidak mampu melakukan aktivitas
sebagian responden mempunyai persepsi kerentanan
sehari-hari
baik (54.1%). Hasil penelitian ini berbeda dengan
Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi
konsep yang dikemukan Rosenstock, (2004 dalam
manfaat
Champion & Skinner, 2008) pada struktur model
manfaat baik (53.3%), artinya penderita DM
HBM yang
menjelaskan bahwa jika persepsi
menyadari manfaat yang besar dari olahraga terhadap
kerentanan atau persepsi terhadap resiko seseorang
penyakit yang diderita. Persepsi manfaat merupakan
baik, maka akan menyebabkan munculnya perilaku
pernyataan subyektif
pencegahan terhadap resiko juga akan besar.
individu sehingga individu mengadopsi perilaku.
Kemungkinan faktor penyebab adalah
Semakin besar persepsi manfaat, maka semakin besar
banyak
80
terbanyak
responden
adalah
persepsi
bernilai positif terhadap
JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 1, FEBRUARI 2017
pula
motivasi individu mengadopsi perilaku.
Pengetahuan, persepsi manfaat, hambatan,
Menurut Skinner dalam Notoatmojo (2010) bahwa
dan
pembetukan perilaku diawali dengan identifikasi
terhadap
tentang hal – hal
olahraga. Perawat dapat menggunakan strategi
merupakan penguat, kemudian
melakukan
analisis
komponen
yang
dan
identifikasi
membentuk
terhadap
perilaku
dukungan
keluarga
kepatuhan
mempunyai
penderita
DM
pengaruh
melakukan
intervensi keperawatan komunitas , yaitu pemberian
yang
pendidikan kesehatn atau pemberikan informasi
dikehendaki.
tentang penyakit DM kepada masyarakat dan
Hasil
penelitian
menunjukan
bahwa
keluarga. Perawat juga harus melibatkan keluarga
responden memiliki persepsi hambatan baik (54%),
pada setiap pelayanan keperawatan kepada penderita
artinya penderita DM menganggap hambatan untuk
DM.
melakukan olahraga itu adalah kecil. Penelitian ini
perawat dalam menangani masalah kesehatan di
diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang bermakna
masyarakat.
antara persepsi hambatan dengan kepatuhan (p value
Pemberdayan
keluarga
sangat
membantu
Saran
: 0.002 ). Hal ini sesuai dengan penelitian Trost,
1. Bagi Instansi Kesehatan
Owen, Bauman dan Salis, (2002) bahwa persepsi
Bagi Instansi kesehatan khususnya Puskesmas
hambatan mempunyai hubungan yang kuat tehadap
Praya
kepatuhan dalam olahraga.
Hasil
Penelitian
menunjukan
pembinaan terhadap kelompok yang dibentuk.
Disamping
50% memperoleh dukungan keluarga
emosional,
bervariasi
dukungan
meliputi
dukungan
informasional,
dukungan
Puskesmas
diluar gedung seperti
terjadi selama masa hidup dengan sifat dan tipe
yang
itu
juga
diharapkan
hendaknya meningkatkan kegiatan pelayanan
kurang. Dukungan keluarga merupakan proses yang
dukungan
kelompok-
penderita DM dan bertanggungjawab untuk
seimbang, yaitu separuh (50%) dukungan keluarga
dan
membentuk
kelompok dukungan sosial dan untuk kelompok
bahwa
dukungan keluarga untuk patuh melakukan olahraga
baik
diharapkan
kegiatan posbindu,
posyandu, dan kunjungan rumah.
2. Bagi Pengembangan Ilmu
Peneliti
instrumental dan dukungan penilaian (Friedman,
menyarankan
kepada
institusi
keperawatan mengembangkan strategi intervensi
2010). Dukungan tersebut membentuk satu kesatuan
keperawatan komunitas seperti pemberdayaan,
dukungan keluarga terutama bagi anggota keluarga
pendidikan kesehatan dalam praktek mahasiswa
yang mempunyai masalah kesehatan seperti diabetes
melitus.
dilapangan.
Pengajaran
keperawatan
keluarga
tentang
ditingkatkan
asuhan
dan
diaplikasikan secara langsung dilapangan.
3. Bagi Penelitian selanjutnya
KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil penelitian ini hendaknya ditindak lanjuti
Kesimpulan
dengan penelitian tentang jenis-jenis dukungan
81
Muhamad Hasbi, Analisis FAntor Yang Mempengaruhi
keluarga yang dapat meningkatkan kepatuhan
sociodemographich and prognostic factors.
International Scholarly Research Network:
penderita DM dalam melakukan olahraga
Kemenkes RI. (2008.a). Pedoman Pengendalian
Diabetes Melitus dan Penyakit Menular.
Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
DAFTAR PUSTAKA
Champion, & Skinner.(2008). The Health Belif
Model. Jossey-Bass. San Fransisco.
Notoatmodjo S. (2010.a). Ilmu Perilaku Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta
Darmono. (2005). Pengaturan Pola Hidup Penderita
Diabetes Untuk Mencegah Komplikasi
Kerusakan Organ – Organ Tubuh.
Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro
PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di
Indonesia 2011. Jakarta: PERKENI
Soegondo,
Soewondo,
Subekti.
(2009).
Penatalaksanaan diabetes Melitus. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI
DiMatteo, M.R. (20004). Variations in patients’
adherence to medical recommendation: A
quantative revew of 50 years of research.
Medical Care, 42 (3), 200 -209
Stanhope, M., & Lancaster, J. (2004). Community
and Public Health Nursing. St. Louis
Missouri: Mosby.
Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G.
(2003). Family Nursing: Research, Theory,
& Practice. New Jersey: Pearson Education,
Inc.
Suhadi.
Haris, M.A. (2007). The Family's Involment in
Diabetes Care and the Problem of Helping.
(2011). Analisa faktor-faktor yang
mempengaruhi
kepatuhan
pengelolaan
perawatan hipertensi pada lanjut usiadi
wilayah
puskesmas
Srondol.
Tidak
dipublikasikan
Sutedjo. (2010). 5 Stategi Penderita Diabetes Berusia
Panjang. Yogyakarta: Kanisius
Holmes L, at al. (2012) .Racial/ethnic Variability in
Variability in di diabetes among united
stated residents is unexplanid by lifestyle,
82
Download