ANALISIS FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN PENDERITA DIABETES MELITUS DALAM MELAKUKAN OLAHRAGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PRAYA LOMBOK TENGAH Muhamad Hasbi Abstrak: Kepatuhan berolahraga mempunyai peran penting dalam manajemen terapi penderita diabetes melitus. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Total Sampel 122 orang. Data faktor pemodifikasi, persepsi individu, dan isyarat bertindak menggunakan kuesioner. Analisa data menggunakan analisa Chi Square dan regresi logistik berganda. Hasil menunjukan: faktor yang mempengaruhi kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga adalah jenis kelamin (p = 0.026), pengetahuan (p = 0.013). persepsi manfaat (p = 0.016), persepsi hambatan (p = 0.002), dan dukungan keluarga (p = 0.00). Faktor yang paling dominan adalah dukungan keluarga (OR = 10.047). Diharapkan pelayanan kesehatan mengembangkan pengelolaan keluarga untuk meningkatkan kepatuhan. Kata Kunci: Diabetes Melitus, Kepatuhan, Olahraga. THE FACTOR ANALYSIS WHICH AFFECTS DIABETIC ADHERENCE IN PHYSICAL EXERCISING AT PRAYA COMMUNITY HEALTH CENTER, CENTRAL LOMBOK Abstract : the adherence of physical exercising plays important role in therapeutic management of diabetic patients. The research objective was to identify the factor which influences the adherence of diabetic patiets to exercise. The research was Quantitative research with cross sectional approach. Total sample was 122 respondents. Modifier factor data, an individual perception, and action used questionnaire. Data analysis utilized Chi Square and multiple logistic regressions. The result indicated factor which influenced the adherence of diabetic patiets to exercise was gender (p = 0026), a knowledge (p = 0.013). Benefit perceptions (p = 0.008), obstacle perceptions (p = 0.002) and family supports (p = 0.00). The most dominant factor was family supports (OR = 10.047). Therefore, it is expected that health services develop family management to improve the patients’ adherence. Keywords: Diabetes Mellitus, Adherence, Exercise. DM di dunia pada tahun 2003 sebesar 194 juta jiwa LATAR BELAKANG atau 5,1% dari 3,8 miliar penduduk dunia dan pada Penyakit Diabetes melitus (DM) merupakan tahun 2025 akan meningkat menjadi 333 juta jiwa salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius dihadapi (Kemenkes RI, 2008.a). Menurut International dunia, terutama negara berkembang Diabetes Federation (IDF), jumlah penyandang DM termasuk Indonesia. Laporan Diabetic Care tahun di Indonesia tahun 2009 diperkirakan sebesar 7,0 juta 2004 bahwa WHO memperkirakan angka kejadian ___________________________________________________________________________ Muhamad Hasbi: Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Mataram, Jl. Kesehatan V/10 Mataram 76 JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 1, FEBRUARI 2017 dan akan mengalami peningkatan menjadi 12,0 juta ketidakpatuhan pada tahun 2030 (PERKENI, 2011). Penyakit DM kepatuhan memberikan dampak merugikan individu, keluarga, terjadi maupun pemerintah. Individu dengan DM akan ketidapatuhan yang lain.. Berdasarkan hal tersebut, mengalami gangguan maka fisik, psikis, dan sosial. melakukan olahraga merupakan yang proporsinya paling besar yang pada perlu penderita dilakukan DM dibandingkan penelitian faktor yang Menurut Darmono (2005) bahwa individu dengan mempengaruhi kepatuhan penderita DM dalam DM melakukan olahraga. yang tidak terkontrol, akan mangalami komplikasi penyempitan vaskuler, yang berakibat METODOLOGI pada kemunduran dan kegagalan fungsi organ tubuh seperti kerusakan otak, mata, jantung, ginjal, dan gangrene. Ganguan psikososial Rancangan penelitian menggunakan desain meliputi: sikap deskriptif analitik dengan menyakal, marah, obsesi, frustasi, takut dan depresi sectional. Populasi penelitian (Soegondo, Soewondo, & Subekti, 2009). Munculnya penderita diabetes melitus yang berada pada wilayah beberapa komplikasi fisik dan gangguan psikososial kerja Puskesmas Praya kabupaten Lombok Tengah menyebabkan Nusa Tenggara Barat. Tehnik sampling adalah penderita DM mengalami kondisi ketidakmampuan (disability). Upaya penanggulangan proposional telah dilakukan oleh pemerintah, namun kasus DM di sampel 122 responden. pendekatan adalah cross seluruh random sampling dengan jumlah Indonesia masih tinggi. Penelitian tahun 2008 oleh Instrumen penelitian adalah kuesioner, yang Litbang Kementerian Kesehatan RI menunjukan dikembangkan oleh peneliti berdasarkan konsep dan bahwa prevalensi nasional untuk DM sebesar 5,7% teori meliputi: faktor pemodifikasi, persepsi individu (Soegondo, Soewondo, & Subekti, 2009). Kunci dan dukungan keluarga, serta kepatuhan melakukan sukses pengelolaan DM adalah kepatuhan dalam olahraga. Analisa data menggunakan perangkat lunak melaksanakan (Sutedjo,2010). komputer. Analisa Bivariat menggunakan uji statistik Kepatuhan penderita DM dalam menjalani terapi baik Chi Square, sedangkan multivariate menggunakan farmakologi regresi logistik berganda. mengurangi regimen maupun terap non komplikasi. farmakologi DiMatteo dapat (2004) Pengumpulan data dilakukan pada minggu menunjukan bahwa populasi penderita DM adalah ke empat bulan Mei dan minggu ke dua Juni 2012. populasi yang terendah kepatuhan (67,5%) dalam tindakan medis yang dianjurkan dibandikan 16 HASIL penyakit utama. Kurtz (1990); Johnson (1992); Analisis Univariat McNabb (1997) mengidentifikasikan dalam bahwa Haris (2007) Hasil penelitian menunjukan rata – rata ketidakpatuhan penderita DM berumur 57.70 tahun, umur termuda penderita DM dalam melakukan olahraga adalah 33 tahun dan tertua 70 tahun. Gambaran tentang sekitar 70-80 %. Angka ini menunjukan bhawa jenis 77 kelamin, suku, pendapatan, lama sakit, Muhamad Hasbi, Analisis FAntor Yang Mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dukungan keluarga, dan Hubungan antara umur, jenis kelamin, suku, kepatuhan melakukan olahraga dapat dihat pada pendapatan, lama menderita sakit, pengetahuan, tabel.1. persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, dan Tabel.1 Gambaran Jenis kelamin, suku, pendapatan, pengetahuan, persepsi, dukungan keluarga, dan kepatuhan melakukan olahraga penderita DM di wilayah Puskesmas Praya, (n =122) persepsi hambatan, serta dukungan keluarga Variabel Frekuensi terhadap kepatuhan melakukan olahraga. Hasil analisis hubungan antara umur (p= 0.974), suku (p= 0.605), pendapatan (p= 1.000), lama Persentase (%) menderita sakit (p= 0.360), persepsi kerentanan (p= Jenis Kelamin Perempuan Laki-laki 55 67 0.892), dan persepsi keseriusan (p = 0.897) 45.1 54.9 menunjukan tidak ada hubungan dengan kepatuhan Suku Sasak Bukan Sasak 73 49 59.8 40.2 74 48 60.7 39.3 54 68 44.3 55.7 65 57 53.3 46.7 66 56 54.1 45.9 Baik Kurang 63 59 51.6 48.4 Baik Kurang 65 57 53.3 46.7 66 56 54.1 45.9 melakukan olahraga, dengan P > 0.05. Sedangkan hasil analisis hubungan antara jenis kelamin (p = Pendapatan Tinggi Rendah 0.026), pengetahuan (p= 0.013), perspsi manfaat (0.016), persepsi hambatan (p= 0.002), dan dukungan Lama menderita sakit < 6 bulan ≥ 6 bulan keluarga (p= 0.000), menunjukan ada hubungan yang bermakna dengan kepatuhan. Hasil uji dapat dilihat Pengetahuan Baik Kurang pada tabel.2. Tabel.2 Hasil uji bivariat antara umur, jenis kelamin, suku, pendapatan, lama menderita sakit, pengetahuan, persepsi kerentanan, keseriusan, manfaat, dan persepsi hambatan, serta dukungan keluarga terhadap kepatuhan melakukan olahraga (n = 122) Kerentanan Baik Kurang Keseriusan Kepatuhan Variabel p value Hambatan Baik Kurang Dukungan Keluarga Baik Kurang 61 61 50.0 50.0 Kepatuhan Olahraga Patuh Tidak Patuh Total 52 70 42.6 57.4 122 100 Analisis Bivariat Umur 0.974 Jenis Kelamin 0.026 Suku 0.605 Pendapatan 1.000 Lama sakit 0.360 pengetahuan 0.013 Persepsi kerentanan 0.892 Persepsi keseriusan 0.897 Persepsi manfaat 0.016 Persepsi hambatan 0.002 Dukungan keluarga 0.000 Faktor Dominan 78 JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 1, FEBRUARI 2017 Hasil analisis multivariat faktor Sasak. Ras/suku merupakan salah satu faktor resiko berhubungan dengan kepatuhan melakukan olahraga penyakit DM (Kemenkes RI, 2008). Hasil analisis penderita DM yaitu jenis kelamin, pengetahuan, bivariat menunjukan bahwa penderita DM dari suku persepsi manfaat, persepsi hambatan dan dukungan Sasak lebih patuh melakukan olahraga (45.2%) keluarga. Hasil analisis didapatkan Odd Ratio dibandingkan suku lain (38.8). Suku minoritas yang terbesar adalah dukungan keluarga (OR =10.047), mengalami penyakit kronis mempunyai perilaku artinya Dukungan keluarga adalah variabel yang aktivitas rendah. Dibandingan suku mayoritas. Hasil yang dominan berpengaruh terhadap kepatuhan analisa statisrik juga menunjukan bahwa tidak ada penderita DM melakukan olahraga di wilayah kerja hubungan bermakna antara suku dengan kepatuhan puskesmas Praya. penderita DM dalam melakukan olahraga (p value 0.605). PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukan bahwa sebagian besar penderita DM mempunyai pendapatan Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rerata umur responden adalah 57 tahun, atau tinggi. Hasil analisa bivariat menunjukan termasuk kategori usia dewasa pertengahan (Kozier tidak ada hubungan antara pendapatan dengan & Erb’s, 2012). Rochmah, (2006) menjelaskan kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga bahwa prevalensi penyakit DM lebih banyak (p value 1.000). Hasil penelitian ini sesuai dengan usia dewasa, dimana pada usia penelitian Suhadi, (2011) menyatakan tidak ada dewasa (30 tahun) kadar glukosa darah mengalami hubungan antara usia dengan kepatuhan penderita kenaikan 1 – 2 mg/ tahun pada saat puasa dan akan hipertensi naik sekitar 5,6 – 13 mg pada 2 jam setelah makan. perawatan hipertensi di wilayah puskesmas Serondol didapatkan pada usia usia lanjut dalam melakukan Semarang. Kemungkinan faktor penyebab Hasil penelitian menunjukan bahwa laki- bahwa dari laki lebih banyak (54.9%) tidak patuh melakukan perbedaan hasil dengan penelitian ini adalah faktor olahraga dukungan keluraga. dibandingkan perempuan. Hal ini Hasil penelitian diperoleh disebabkan karena laki-laki tidak mempunyai waktu bahwa hanya (50%) penderita DM mendapat yang banyak untuk melakukan olahraga. Waktu dukungan dari keluarga untuk melakukan olahraga, banyak dihabiskan untuk bekerja mencari nafkah. berarti masih ada sepauh yang tidak mendukung Kemunkinan faktor lain adalah jenis olah raga yang penderita DM melakukan olahraga, dilakukan oleh penderita DM adalah olahraga yang mempunyai pendapatan tinggi, kurang dukungan lebih banyak mengarah pada jenis olahraga senam, keluarga dimana olahraga jenis ini banyak disenangi oleh melakukan olahraga. dapat menurunkan Meskipun motivasi dalam Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak kaum perempuan proporsi ada hubungan antara lama menderita sakit dengan terbanyak penderita DM adalah berasal dari suku kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga Hasil penelitian menunjukan 79 Muhamad Hasbi, Analisis FAntor Yang Mempengaruhi (p value 0.360). Hasil penelitian sejalan dengan hasil informasi tentang penyakit DM penelitian Suhadi (2011). Kemungkinan faktor Disamping itu rata-rata responden penyabab adalah faktor psikologis yang dialami oleh penyakit DM lebih dari 6 bulan. Durasi yang lama penderita DM. Soegondo, Soewondo, & Subekti, menderita (2009) pengalaman-pengalaman mengemukakan terdiagnosa menderita bahwa individu yang penyakit DM baik lama penyakit, maka yang diperole. semakin tentang dan Faktor yang maupun baru mempunyai emosi yang sama, yaitu berperan sikap menyangkal, marah, dan rasa cemas. kognitif, kepribadian dan budaya yang dimiliki oleh Hasil penelitian menunjukan bahwa yaitu 83,3%. mengemukakan Notoadtmojo, pengetahuan adalah Hasil penelitian menunjukan bahwa 51.6% (2010) responden mempunyai persepsi keseriusan baik. hasil Persepsi keseriusan selalu didasari dari informasi penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang medis, pengetahuan atau besarnya masalah yang terhadap dihadapi oleh individu (Brown, 1999 obyek melalui indera adalah persepsi seseorang (Notoadmodjo, 2010) sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik pembentukan banyak penyakit ditafsikan dalam bentuk persepsi. dalam menderita yang dimiliki (mata,hidung,telinga, dan sebagainya). dalam Champion & Skinner, 2008). Hasil penelitian Hasil penelitian menunjukan ada hubungan menunjukan bahwa tidak hubungan antara persepsi antara pengetahuan dengan kepatuhan. Kemunginan keseriusan dengan kepatuhan penderita DM dalam faktor penyebab adalah penelitian ini berlokasi di melakukan olahraga. Hasil ini berbeda dengan pusat kota kabupaten, dimana responden lebih mudah konsep HBM yang mengatakan bahwa persepsi mendapatkan keseriusan informas dan mengakses sumber merupakan informasi. Pengetahuan yang luas akan lebih baik terhadap jika seseorang berada di perkotaan dibandingkan di Kemungkinan pedesaan, dimana di kota mudah mendapatkan mempunyai informasi (Hurlock, 2002) masyarakat, yaitu kondisi sakit Hasil penelitian menunjukan bahwa keseriusan kepercayaan penyakit faktor persepsi yang penyebab sakit dalam individu dihadapi. responden konteks adalah kondisi dimana individu tidak mampu melakukan aktivitas sebagian responden mempunyai persepsi kerentanan sehari-hari baik (54.1%). Hasil penelitian ini berbeda dengan Hasil penelitian menunjukan bahwa persepsi konsep yang dikemukan Rosenstock, (2004 dalam manfaat Champion & Skinner, 2008) pada struktur model manfaat baik (53.3%), artinya penderita DM HBM yang menjelaskan bahwa jika persepsi menyadari manfaat yang besar dari olahraga terhadap kerentanan atau persepsi terhadap resiko seseorang penyakit yang diderita. Persepsi manfaat merupakan baik, maka akan menyebabkan munculnya perilaku pernyataan subyektif pencegahan terhadap resiko juga akan besar. individu sehingga individu mengadopsi perilaku. Kemungkinan faktor penyebab adalah Semakin besar persepsi manfaat, maka semakin besar banyak 80 terbanyak responden adalah persepsi bernilai positif terhadap JURNAL KESEHATAN PRIMA VOL. 11 NO. 1, FEBRUARI 2017 pula motivasi individu mengadopsi perilaku. Pengetahuan, persepsi manfaat, hambatan, Menurut Skinner dalam Notoatmojo (2010) bahwa dan pembetukan perilaku diawali dengan identifikasi terhadap tentang hal – hal olahraga. Perawat dapat menggunakan strategi merupakan penguat, kemudian melakukan analisis komponen yang dan identifikasi membentuk terhadap perilaku dukungan keluarga kepatuhan mempunyai penderita DM pengaruh melakukan intervensi keperawatan komunitas , yaitu pemberian yang pendidikan kesehatn atau pemberikan informasi dikehendaki. tentang penyakit DM kepada masyarakat dan Hasil penelitian menunjukan bahwa keluarga. Perawat juga harus melibatkan keluarga responden memiliki persepsi hambatan baik (54%), pada setiap pelayanan keperawatan kepada penderita artinya penderita DM menganggap hambatan untuk DM. melakukan olahraga itu adalah kecil. Penelitian ini perawat dalam menangani masalah kesehatan di diperoleh hasil bahwa ada hubungan yang bermakna masyarakat. antara persepsi hambatan dengan kepatuhan (p value Pemberdayan keluarga sangat membantu Saran : 0.002 ). Hal ini sesuai dengan penelitian Trost, 1. Bagi Instansi Kesehatan Owen, Bauman dan Salis, (2002) bahwa persepsi Bagi Instansi kesehatan khususnya Puskesmas hambatan mempunyai hubungan yang kuat tehadap Praya kepatuhan dalam olahraga. Hasil Penelitian menunjukan pembinaan terhadap kelompok yang dibentuk. Disamping 50% memperoleh dukungan keluarga emosional, bervariasi dukungan meliputi dukungan informasional, dukungan Puskesmas diluar gedung seperti terjadi selama masa hidup dengan sifat dan tipe yang itu juga diharapkan hendaknya meningkatkan kegiatan pelayanan kurang. Dukungan keluarga merupakan proses yang dukungan kelompok- penderita DM dan bertanggungjawab untuk seimbang, yaitu separuh (50%) dukungan keluarga dan membentuk kelompok dukungan sosial dan untuk kelompok bahwa dukungan keluarga untuk patuh melakukan olahraga baik diharapkan kegiatan posbindu, posyandu, dan kunjungan rumah. 2. Bagi Pengembangan Ilmu Peneliti instrumental dan dukungan penilaian (Friedman, menyarankan kepada institusi keperawatan mengembangkan strategi intervensi 2010). Dukungan tersebut membentuk satu kesatuan keperawatan komunitas seperti pemberdayaan, dukungan keluarga terutama bagi anggota keluarga pendidikan kesehatan dalam praktek mahasiswa yang mempunyai masalah kesehatan seperti diabetes melitus. dilapangan. Pengajaran keperawatan keluarga tentang ditingkatkan asuhan dan diaplikasikan secara langsung dilapangan. 3. Bagi Penelitian selanjutnya KESIMPULAN DAN SARAN Hasil penelitian ini hendaknya ditindak lanjuti Kesimpulan dengan penelitian tentang jenis-jenis dukungan 81 Muhamad Hasbi, Analisis FAntor Yang Mempengaruhi keluarga yang dapat meningkatkan kepatuhan sociodemographich and prognostic factors. International Scholarly Research Network: penderita DM dalam melakukan olahraga Kemenkes RI. (2008.a). Pedoman Pengendalian Diabetes Melitus dan Penyakit Menular. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI DAFTAR PUSTAKA Champion, & Skinner.(2008). The Health Belif Model. Jossey-Bass. San Fransisco. Notoatmodjo S. (2010.a). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Darmono. (2005). Pengaturan Pola Hidup Penderita Diabetes Untuk Mencegah Komplikasi Kerusakan Organ – Organ Tubuh. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro PERKENI. (2011). Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta: PERKENI Soegondo, Soewondo, Subekti. (2009). Penatalaksanaan diabetes Melitus. Jakarta: Balai Penerbit FKUI DiMatteo, M.R. (20004). Variations in patients’ adherence to medical recommendation: A quantative revew of 50 years of research. Medical Care, 42 (3), 200 -209 Stanhope, M., & Lancaster, J. (2004). Community and Public Health Nursing. St. Louis Missouri: Mosby. Friedman, M. M., Bowden, V. R., & Jones, E. G. (2003). Family Nursing: Research, Theory, & Practice. New Jersey: Pearson Education, Inc. Suhadi. Haris, M.A. (2007). The Family's Involment in Diabetes Care and the Problem of Helping. (2011). Analisa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pengelolaan perawatan hipertensi pada lanjut usiadi wilayah puskesmas Srondol. Tidak dipublikasikan Sutedjo. (2010). 5 Stategi Penderita Diabetes Berusia Panjang. Yogyakarta: Kanisius Holmes L, at al. (2012) .Racial/ethnic Variability in Variability in di diabetes among united stated residents is unexplanid by lifestyle, 82