26 Tema bunga memang sudah umum dan cukup popular, amun

advertisement
26
Tema bunga memang sudah umum dan cukup popular, amun kita tetap masih bisa
mengolah objek bunga menjadi karya seni yang bercita rasa baru dan berbeda dari
karya-karya yang sudah ada. Penulis juga mengajak bagi para penikmat seni untuk
tetap selalu menikmati karya-karya seni grafis.
25
A. Kesimpulan
Penulis dapat menyimpulkan bahwa keindahan bunga di sekitar kita dapat
diambil sebagai inspirasi dalam membuat karya seni grafis. Keindahan bunga
tidak hanya bisa kita lihat di taman yang ditata keindahannya tetapi juga di semaksemak liar yang ada di lingkungan kita. Keindahan bunga dapat menjadikan
suasana menjadi indah sehingga dapat menyegarkan hati dan pikiran.
Setiap musim bunga-bunga tumbuh, mekar, layu, kering, gugur dan terus
berganti. Macam-macam atau jenis bunga sangat beragam dan sangat bervariasi.
Keindahan bunga tidak saja untuk dinikmati tetapi keindahan bunga juga untuk
dihayati bagi kehidupan manusia di muka bumi ini.
Keindahan bunga mengingatkan kita akan kasih sayang Tuhan Yang Maha
Esa bagi hambanya di muka bumi ini. Semoga kita senantiasa bersyukur dengan
selalu menjaga dan melestarikan setiap jenis bunga dengan sebaik-baiknya. “Tak
ada gading yang tak retak”, penulis menyadari pada pengantar karya maupun
keseluruhan karya masih jauh dari kesempurnaan. Semoga pengantar karya
maupun karya seni grafis ini dapat bermanfaat serta dapat menjadi sarana untuk
lebih mengapresiasi objek bunga melalui bidang seni rupa pada khususnya.
B. 25Saran
Penulis menyarankan bagi kreator seni dan pecinta seni untuk tidak perlu
ragu atau bimbang untuk memilih tema bunga dalam menciptakan karya seni.
24
4. Langkah keempat barulah proses pengepresan atau penekanan kertas pada
papan yang sudah ada catnya dengan menggunakan alat tertentu, seperti
sendok atau mesin press cetak, sampai dengan proses penekanan di atas
papan atau kertas tersebut. Proses ini disebanyak enam kali dikarenakan
karya grafis adalah proses perbanyakan karya.
5. Setelah kertas dilepas dan gambar atau pun warna yang dikehendaki telah
ada maka penulis membersihkan sisa-sisa tinta yang ada dipermukaan
papan ditunggu hingga kering.
6. Barulah penulis memulai kembali proses pencukilan pada bagian-bagian
lain, semisal pada warna dasar abu-abu dan diharapkan meskipun warna
berupa garis ataupun block penulis harus mencukil tiap warna, semisal
cukil pertama, kemudian kuning, hijau, merah, coklat dan hitam.
C. Penyajian
Penyajian karya seni grafis sebagaimana umumnya dalam karya grafis.
penulis menggunakan pastparthouth (pasparto) dengan kertas duplek berwarna
putih dengan ukuran kira-kira 10-15 cm. Penulis menggunakan figura dengan
permukaan sederhana dengan ketebalan 5 cm dan dicat dengan warna hitam.
Sehingga membuat karya terlihat nyaman untuk dinikmati dan memberikan kesan
serasi dan indah.
BAB IV
PENUTUP
23
Penulis mencoba menuangkan ide ataupun gagasan dalam membuat karya
seni grafis dengan teknik cukil. Penulis lebih memilih teknik cukil karena dalam
teknik ini memiliki karakter tertentu dan kesesuaian dengan tema dan bentuk yang
penulis inginkan sehingga adanya kepuasan tersendiri terhadap hasil karya.
Teknik yang digunakan penulis adalah teknik “reduksi” atau yang biasa
lebih dikenal dengan nama “cukil habis” yang mana cara pewarnaannya saling
tumpang tindih (tumpuk-menumpuk) dari hasil satu cetakan atau satu papan yang
dicukili berulang-ulang sesuai dengan harapan penulis dalam menentukan
beberapa banyak warna yang dianjurkan dan tidak menutup kemungkinan papan
tersebut akan habis dicukili oleh penulis.
4. Proses
Proses dalam pembuatan karya seni grafis melalui langkah-langkah /
tahapan sebagai berikut:
1. Penulis membuat sketsa pada kertas sebanyak mungkin dan akhirnya
dipilih beberapa bentuk yang terbaik / gambar sesuai apa yang diinginkan,
kemudian sketsa dipindah ke atas hardboard dengan menggunakan kertas
karbon / sketsa langsung keatas hardboard dan mulai mencukilinya.
2. Langkah kedua adalah pengerolan ataupun penintaan warna dasar keatas
permukaan papan sampai rata.
3. Langkah ketiga adalah papan yang sudah penuh warna didiamkan sejenak,
kemudian kertas karton dicetakkan dilantai yang sudah diberi alas, berulah
penulis meletakkan papan diatasnya.
22
Medium adalah bahan atau material pada dasarnya adalah suatu yang
kongkrit sesuatu yang nyata-nyata ada seperti cat, tinta, batu, tanah, kayu dan lain
sebagainya. Medium yang digunakan sebagai media acuan cetakan pengerjaan
karya cetak tinggi kali ini menggunakan papan hardboard, alat cukil, tinta cetak
TC, dan kertas karton.
Disini penulis lebih menggunakan hardboard, dan tidak menggunakan
triplek atau lino pada umumnya, karena hasil dengan cetakan hardboard memiliki
permukaan halus, rata dan tidak beralur atau bergaris-garis seperti pada triplek.
Cetakan hardboard sedikit lebih tebal dan kaku dari pada cetakan dengan
memakai lino.
Pemilihan bahan selanjutnya menurut penulis dirasa tinta cetak TC
menurut penulis dirasa kepekatan dan warna lebih bagus dan tajam. Untuk minyak
tanah digunakan hanya untuk membersihkan tinta pada permukaan kaca setelah
pemindahan warna selesai.
Pemilihan kertas pun penulis juga bereskperimen, dimana kertas-kertas
yang lain penulis kurang puas dengan hasil yang ada. Akhirnya penulis memilih
kertas karton. Memang kalau dinilai dalam harga lebih murah tapi yang dihasilkan
dalam penyerapan dan warna yang dihasilkan lebih bagus dan tajam sesuai dengan
apa yang diharapkan penulis. Sedangkan dalam proses pencukilan penulis
menggunakan alat cukil, alat standart yang biasa digunakan dalam proses
pembuatan cetak tinggi atau seni grafis pada teknik cukil pada umumnya.
3. Teknik
21
Warna objek cenderung sesuai aslinya. Warna latar belakang (background)
yang dominan gelap untuk menonjolkan objek bunga. Susunan objek bunga yang
berwarna cerah menjadikan keindahan karakter bunga hias yang menawan. Latar
belakang (background) pada karya penulis seluruhnya tidak mempresentasikan
objek apapun tetapi hanya warna yang bersifat abstrak.
Bentuk objek yang sudah diolah mempresentasikan seperti dalam karya 1,
2, 3, 5, 6, 7 dan 8 menampilkan karakter objek bunga maupun elemen
pendukungnya seperti daun dan ranting dengan ukuran yang berbeda-beda juga
warna objek cenderung sesuai dengan aslinya dalam suatu komposisi yang
seimbang juga tidak terdapat perspektif. Latar belakang (background) bersifat
abstrak dalam wujud warna yang dominan gelap serta terdapat variasi garis dan
titik yang seimbang, menjadi bagian dalam karya tersebut.
Selain itu penulis juga menampilkan bentuk dari objek yang sudah
diabstraksi yaitu pada karya 4, 9 dan 10. Seperti pada karya 10 yang sebagian
menampilkan bentuk bunga mawar yang hanya terlihat seperti noktah-noktah
kecil berwarna merah yang tidak terlihat karakter objeknya. Pada karya 9 juga
menampilkan bentuk sekumpulan bunga sakura yang tidak terlihat detail-detail
karakter bunganya. Pada karya 4 bentuk objek pada ranting bunga sudah tidak
sesuai dari bentuk aslinya, dimana ranting tersebut terlihat lebih besar, pendek dan
melengkung. Abstrak dan abtraksi pada karya penulis bertujuan untuk
pertimbangan komposisi agar terlihat lebih indah.
2. Medium
20
objek cenderung sesuai dengan aslinya. Penulis mengolah komposisi karya
dengan menyusun objek dengan seimbang dan juga tidak menghadirkan
perspektif. Penulis menggunakan latar belakang (background) warna gelap serta
memberinya sedikit titik dan variasi garis yang menjadi satu kesatuan dalam karya
tersebut.
B. Implementasi Visual
1. Konsep Bentuk
Bentuk yang dimaksud dalam karya ini adalah aspek visualnya atau yang
dilihat itu yaitu karya seni itu sendiri. Bentuk dikenal pula sebagai totalitas karya
yang merupakan organisasi-organisasi unsur rupa sehingga terwujud apa yang
disebut karya. Setelah melalui observasi lingkungan dan melakukan perenungan,
pengendapan terhadap tema serta berdasarkan imajinasi-imajinasi didalam benak
penulis, membuat penulis ingin menvisualisasikan obyek imajiner-imajiner berupa
bentuk bunga yang telah diekspresikan sesuai dengan imajinasi penulis.
Objek bunga divisualisasikan tidak seperti apa adanya kasat mata tetapi
sudah mengalami pengolahan dengan menyederhanakan serta sedikit merubah
bentuk objek bunga maupun elemen pendukung lainnya seperti daun dan ranting,
serta menyajikan ukuran bentuk objek yang berbeda-beda dengan warna objek
cenderung sesuai dengan aslinya. Penulis mengolah komposisi karya dengan
susunan objek yang seimbang dan tidak menghadirkan perspektif. Warna pada
objek cenderung flat atau datar sesuai dengan karakteristik cetakan hardboard.
Penulis menggunakan teknik pewarnaan yang saling tumpang tindih dan garisgaris, aktual selain itu juga terdapat tekstur semu.
19
BAB III
BUNGA SEBAGAI TEMA DALAM
KARYA SENI GRAFIS
A. Implementasi Teoritik
Bunga Sering kita jumpai dalam kehidupan kita sehari-hari. Bunga yang
senantiasa tumbuh di sekitar tempat tinggal kita yang telah biasa kita jumpai dan
lihat. Jenis bunga sangat beragam mulai dari mawar, melati, kamboja, kenanga,
sakura dan lain sebagainya. Tempat hidup bunga pun berbeda-beda mulai dari
hutan yang masih liar sampai di taman yang ditata keindahannya. Melihat
keunikan tersebut penulis ingin mengekspresikan bunga-bunga tersebut dengan
mengambil karakter dari bunga yang meliputi bentuk warna dan tekstur bunga
untuk mengolahnya menjadi karya seni grafis.
Bunga menjadi objek utama dalam karya seni grafis ini. Bunga-bunga
yang penulis ingin menjadikannya suatu karya adalah bunga-bunga yang tidak
saja tumbuh dari taman yang tertata rapi tetapi juga bunga-bunga yang tumbuh
liar di tempat-tempat tertentu. Penulis tidak mempersoalkan tempat bunga-bunga
itu tumbuh tetapi penulis hanya melihat dan mengagumi keindahan dari objek
bunga tersebut serta mengambilnya dan meramu objek tersebut menjadi karya
seni grafis yang dapat dinikmati.
Penulis mencoba mengolah karya dengan menyederhanakan serta sedikit
merubah bentuk objek bunga maupun elemen pendukung seperti daun maupun
ranting, serta menyajikan ukuran bentuk objek yang berbeda-beda dengan warna
19
18
kertas dilembabkan terlebih dahulu supaya nantinya dalam pengepresan warna
lebih mudah terangkat dan penyerapan warna diatas kertas lebih banyak.
c. Planography print (lithograhy)
Planography print ialah jenis pembuatan cetakan dengan permukaan
datar, dan teknik ini sering disebut lithography, yaitu proses yang
memanfaatkan sifat dasar air dan minyak yang saling menolak. Bahan yang
digunakan adalah batu ”lime stome”, yaitu jenis batu yang memiliki
permukaan rata dan halus. Teknik ini juga memerlukan mesin ”pres”.
Lithografi adalah salah satu dari sedikit media grafis yang dimulai oleh seorang
Alois Senefelder dengan penemuan, proses kimia yang memungkinkan
pencetakan secara cepat dalam menghasilkan gambar (Siregar, 2001: 7). Dari
sinilah muncul sebagai macam teknik yang menggunakan unsur kimiawi yang
hingga sekarang masih banyak digunakan.
d. Stensil Print
Stensil print adalah jenis pembuatan cetakan memanfaatkan bagian dari material
yang dapat ditembus tinta. Teknik semacam ini dapat menggunakan bahan kertas
atau kain sutera (nilon). Teknik ini sering disebut ”cetak saring” atau serigraphy”.
Cetak saring atau serigraphy banyak dikenal dengan sebutan sablon, teknik yang
banyak digunakan masyarakat seperti pembuatan sablon kaos, spanduk, sticker
dan lain-lain. Adapun teknik yang bisa digunakan adalah membuat gambar/sket
pada kertas, kemudian dilubangi dan disemprot. Hal inipun sebenarnya juga sudah
termasuk teknik cetak demikian pula pada stempel.
17
khusus yang disebut varen, atau dengan sendok besar, setelah diangkat atau
dikipas kita bisa melihat hasilnya dari bagian yang dicukili tidak terkena tinta.
b. Intaglio (Cetak Dalam)
Intaglio adalah jenis pembuatan cetakan dengan cara kimiawi atau
goresan pada bidang logam dimana garis atau bidang cetaknya ada pada
permukaan yang lebih rendah. Teknik ini merupakan kebalikan dari cetak
tinggi dan sering disebut dengan cetak dalam. Teknik ada 5 macam, yaitu
”etsa” aquatint teknik ini melalui proses kimiawi, sedang ”engraving”
drypoint,” mezzotint diperoleh melalui proses cukilan atau goresan. Dalam
proses pembuatannya, teknik ini menggunakan alat bantu ”pres”. Adapun
proses pencetakannya sebagai berikut: plat tembaga atau logam diusahakan
pada bagian tepi sudah dihaluskan guna menghindari sobeknya kertas pada
waktu penintaan dengan mesin pres. Permukaan logam ditutup dengan cat besi
atau aspaltum. Setelah kering cat pada bagian yang ingin diberi warna
dihilangkan, kemudian tembaga dimasukkan ke dalam larutan ”feriklorit”.
Setelah dirasa sudah terjadi pengeroposan tembaga atau tembaga atau plat
tersebut diangkat (namun bila menginginkan ada warna yang lebih gelap atau
terang, dilakukan pengasam lebih dari satu kali dengan bidang yang berbeda).
Setelah cat dihilangkan, kemudian dilakukan penintaan pada plat tembaga,
hilangkan tinta yang berada pada permukaan plat tembaga atau logam yang
paling luar hingga tinta yang tersisa hanya pada bagian yang terjadi
pengeroposan tadi. Kemudian dilakukan pengepresan, sebelum pengepresan
16
menggunakan material tertentu, dengan tujuan perbanyakan karya dalam jumlah
tertentu (Mikke Susanto, 2001:47).
2. Macam-Macam Atau Jenis Seni Grafis
Ada beberapa jenis yang dapat ditemukan dalam seni grafis antara lain:
cetak tinggi, cetak dalam, cetak saring dan banyak lagi.
a. Relief Print (Cetak Tinggi)
Cetak tinggi adalah proses peneraan (teronegatif) pada bidang datar
(kertas). Sesuai dengan namanya cetak tinggi, maka bidang yang dilumuri tinta
adalah bidang yang tinggi, sedang bidang yang rendah tidak terkena tinta.
Proses atau teknik cetak tinggi biasanya digunakan oleh para pembuat cukilan
kayu (Woodcut) dan Linocut (Kartika, 2004: 38).
Relief print adalah jenis pembuatan cetakan dengan cara mencukil
bahan cetakan yang sering disebut cetak tinggi, dimana bidang atau garis
cetakan ada dipermukaan klise yang lebih tinggi.
Adapun cara membuat cetakan dengan cetak tinggi dapat dilakukan halhal sebagai berikut:
Papan diusahakan rata, sket diatas papan tersebut, permukaan kayu
dicukil dengan alat-alat cukil kayu seperti: tatah rata (chisel), tatah berlekuk
(gouge), pisau (knives) dan lain sebagainya. Kemudian mencukil bagian yang
tidak dikehendaki terkena tinta, lalu permukaan cukilan diberi tinta dengan
menggunakan rol (brayer), maka selembar kertas ditempelkan pada permukaan
diatas kertas, maka seluruh karton itu digosok-gosokkan dengan alat yang
15
sebagainya) tidaklah melemahkan penggunan kata abstrak. Istilah kita tidak hanya
menyangkut original dan proses kreasinya (Suryo Suradjijo, 1985:20).
D. SENI GRAFIS
1. Pengertian Seni Grafis
Seni grafis berasal dari bahasa Yunani, Graphein, yang berarti menulis
atau menggambar. Seni grafis (cetak) merupakan pengubahan gambar bebas karya
perupa menjadi cetakan melalui proses manual dan menggunakan material
tertentu. Seni grafis merupakan salah satu cabang seni rupa yang erat kaitannya
dengan masalah cetak-mencetak. Suatu usaha untuk memperbanyak karya
(Menurut Nathan Klober dalam Mulyadi, 2000:8).
Seni grafis pada dasarnya menitikberatkan pada teknik cetak mencetak,
sebagai usaha untuk dapat memperbanyak atau melipat gandakan sesuatu, baik
gambar ataupun tulisan dengan cara tertentu pula. Seni grafis murni sama dengan
seni murni lainnya seperti seni lukis dan patung. Seni Grafis merupakan proses
kreatif dalam mengungkapkan pengalaman artistiknya melalui media cetak
mencetak untuk mencapai rasa keindahan (Dharsono Sony Kartika, 2004:38).
Bila dikaji lebih lanjut hampir sama pengertiannya dalam menggambar
atau melukis. Hanya saja prosesnya yang berbeda, akan tetapi hasilnya sama-sama
berbentuk gambar atau lukisan. Seni grafis (cetak) merupakan pengubahan
gambar bebas karya perupa menjadi cetakan yang melalui proses manual dan
14
mengenai objek, individual yang bersifat spasiotemporal (ruang dan waktu).
Pikiran melepaskan sifat individual dari objek dan bentuk konsep universal.
Beberapa pengertian khusus :
1. Sesuatu yang dilihat mengacu pada objek atau peristiwa khusus. Abstraksi
menyajikan secara simbolis atau secara konseptual serta secara imaginatif
sesuatu yang tidak dialami secara langsung atau konkret.
2. Hasil akhir dari proses abstraksi. Dengan proses itu kualitas, atau relasi
atau ciri dari suatu keseluruhan dipisahkan sebagai ide dari keseluruhan
itu.
3. Dalam logika tradisional proses menghasilkan konsep universal dari objek
partikular. Misalnya, konsep manusia diangkat dari pria dan wanita yang
merupakan objek partikular.
4. Aspek atau bentuk kognisi yang secara mental menyendirikan ciri-ciri
objek itu dari yang lain. Baik proses maupun hasil dari penyendirian
tersebut disebut Abstraksi.
Drs. Suryo Suradjijo dalam bukunya mengungkapkan abstraksi ialah
bentuk murni yang diabstraksikan dari detail-detail yang diambil atau mungkin
yang lepas dari alam. Abstraksi akan memasukkan bentuk ekspresi yang
membuang image fenomenal dan menyadarkan pada unsur-unsur ekspresional
yang konsepsional, metafisikal, musykil (rumit dan sulit dimengerti) dan mutlak.
Kenyataan bahwa image-image semacam itu diekspresikan sebagai tanda-tanda
atau simbol-simbol konkret (komposisi-komposisi, garis volume, warna dan lain
13
bagaimanapun bentuk yang diciptakan seniman, imaji penghayatnya masih dapat
menangkap tema alam didalamnya. Misalnya pada bentuk patung geometrik yang
kaku, mungkin penghayat sudah tidak dapat menggambarkan kemiripan dengan
figur manusia, tetapi setelah dihayati secara kontemplatif penghayat dapat
menangkap bentuk figur itu. Seniman modern, juga seniman akademik yang
banyak berkarya dengan seni abstrak, banyak yang menerapkan deformasi dengan
balance (keseimbangan) dalam mencapai kesatuan bentuk karya (Suryo Suradjijo,
1996:81).
c. Abstrak dan Absraksi
Abstrak adalah sifat pemahaman mengenai sebuah kualitas atau hubungan
itu kurang lebih bersifat umum yang berada di luar data yang ada di depan kita.
Pemahaman bersifat abstrak kalau tidak ada di depan kita. Pemahaman bersifat
abstrak kalau tidak ada kaitan dengan intuisi inderawi. Penyajian-penyajian
pemahaman bersifat abstrak kalau tidak ada kaitan dengan intuisi inderawi.
Penyajian-penyaian pemahaman itu menghubungkan objek tanpa ciri-ciri
individual.
Karena itu, representasi abstrak dapat disebut sebagai konsep penyandang
(subjek) dan suatu bentuk (misal manusia). Representasi abstrak dapat juga
disebut konsep formal. Konsep semacam ini menggambarkan bentuk tanpa
penyandang (misalnya kemanusiaan, kepribadian) (Lorens Bagus, 2002:6).
Abstraksi merupakan sebuah proses yang ditempuh pikiran untuk sampai
pada konsep yang bersifat universal. Proses ini berangkat dari pengetahuan
12
penghayat, isi merupakan arti yang essential daripada bentuk, dan seringkali
dinyatakan sebagai bentuk sejenis emosi, aktifitas intelektual atau asosiasi yang
kita lakukan terhadap suatu karya seni. Apabila ada suatu usaha untuk
menganalisa mengapa bentuk dari suatu karya menimbulkan emosi atau ekspresi
terhadap kita, atau menstimulasi aktifitas intelektual penghayatnya, sebenarnya
kita sedang berhadapan dengan isi atau arti (P. Mulyadi, 2000:16-17).
2. Distorsi, Deformasi dan Abstraksi
a. Distorsi
Disrorsi adalah penggambaran bentuk yang menekankan pada pencapaian
karakter, dengan cara menyangatkan wujud-wujud tertentu pada benda atau objek
yang digambar (Dharsono Sony Kartika, 2004:42). Menurut Suryo Suradjijo
dalam buku pegangan kuliahnya mengatakan bahwa distorsi adalah pengubahan
bentuk yang bertujuan untuk lebih menonjolkan karakteristik visual objek,
sehingga mendapatkan bentuk menjadi sempurna atau mungkin mendapatkan
bentuk lain yang sesuai dengan konsep estetik senimannya (Suryo Suradjijo,
1996:77). Sedangkan menurut Mikke Susanto, distorsi adalah perubahan bentuk,
penyimpangan, keadaan yang dibengkokkan. Pada keadaan tertentu dalam
berkarya seni dibutuhkan karena merupakan salah satu cara mencoba menggali
kemungkinan-kemungkinan lain pada suatu bentuk atau figur (Mikke Susanto,
2001:33).
b. Deformasi
Deformasi dipakai sebagai istilah pengubahan bentuk yang tidak dapat
diklasifikasi ke dalam distorsi atau stylasi. Tetapi dengan deformasi,
11
Subject matter atau tema pada umumnya dimaksudkan juga sebagai tema
atau juga biasa disebut pokok soal; yaitu pokok persoalan yang selalu dijumpai
dalam suatu karya seni.
Dalam seni yang representatif, atau non abstrak maka temanya adalah
alam. Tetapi didalam seni abstrak yang tidak menggambarkan apa-apa, subject
matter atau tema berupa idea atau konsep-konsep intelektual yang lebih sulit
dimengerti bila dibandingkan dengan tema-tema yang didasarkan atas suatu objek
atau fakta (P. Mulyadi, 1997:27-28).
b.
Bentuk
Bentuk dimaksudkan sebagai totalitas karya. Bentuk adalah organisasi
(desain) dari segenap unsur yang mewujudkan suatu karya seni. Adapun unsurunsur yang dimaksudkan meliputi: garis, shape, value atau gelap terang, tekstur
dan warna. Unsur-unsur tersebut diorganisir, adapun meliputi: balance, ritme,
dominan, harmoni, dll (P. Mulyadi, 2000:29).
Bentuk dalam suatu karya seni adalah aspek visualnya, atau yang terlihat
itu, yaitu karya seni itu sendiri. Bentuk dikenal sebagai “totalitas karya” yang
merupakan organisasi unsur-unsur seni rupa seperti garis, bidang, gelap terang,
dan warna sehingga terwujud apa yang disebut karya. Ini berarti bahwa bentuk
adalah sesuatu yang dapat ditangkap oleh panca indra yaitu dilihat dan diraba (P.
Mulyadi, 1996:16).
c. Isi
Isi disebut kualitas atau arti, yang ada dalam suatu karya seni. Isi juga
dimaksudkan sebagai final statement, mood (suasana hati) atau pengalaman
10
ketok”, maksudnya seni adalah ekspresi atau ungkapan jiwa si seniman (P.
Mulyadi, 1994: 37-38).
Sebagai bagian dari kebudayaan, seni kemudian hidup dalam lapisan
masyarakat. Setiap masyarakat, baik sadar maupun tidak, telah mengembangkan
kesenian sebagai ungkapan dan pernyataan estetik yang merangsang sejalan
dengan
pandangan,
aspirasi,
kebutuhan
dan
gagasan-gagasan
yang
mendominasinya. Dari sini kemunculan seni dalam budaya dan pola hidup
manusia menjadi sebuah awal dalam melihat fungsi, karakter, maupun seluk beluk
karya seni (Mikke Susanto, 2003:17-18).
Menurut Thomas Munro, “Seni adalah alat buatan manusia untuk
menimbulkan efek-efek psikologi atas manusia lain yang melihatnya. Efek
tersebut mencakup tanggapan-tanggapan yang berwujud pengamatan, pengenalan,
imajinasi yang rasional maupun emosional”. Dalam pandangan ini, selain
ditekankan sebagai kegiatan rohani, seni harus ditanggapi secara serius dengan
segenap fungsi-fungsi jiwa yang ada. Dengan demikian melihat suatu karya lukis,
grafis maupun patung ataupun karya seni yang lainnya tidak cukup hanya
mengetahui obyek yang divisualisasikan, melainkan tanggapan kita terhadap
obyek tersebut, misalkan pengalaman apa yang pernah kita rasakan sehubungan
dengan obyek tersebut (P. Mulyadi, 2000:6).
C. UNSUR-UNSUR DALAM SENI
1. Komponen Seni
a.
Tema
9
Menurut Charles Burnette, bahwa pengalaman dari suatu keindahan dapat
diapresiasikan lebih atau kurang dari tampilan bentuk yang bagus dan terpilih
dalam fikiran dan apa yang kita lihat. Kualitas keindahan inspirasional dapat juga
diapresiasikan dari pengendalian fikiran yang bebas kedalam pemberian tanda
yang ideal (Edi Darmawan, dan Ariko Ratnatami, 2005:16).
Kata ekspresi dapat mengacu pada proses kreatif. Kreatifitas merupakan
kemampuan mental dengan berbagai ketrampilan manusia yang dapat melahirkan
pengungkapan yang unik, berbeda, original, sama sekali indah, efisien; secara
psikologi kreatifitas lebih erat hubungannya dengan ambang sadar dan tak sadar,
sedang kemampuan rasio lebih erat dengan kesadaran.
Pencipta bertujuan menciptakan bentuk yang menyenangkan secara
emosional: pada penghayat, bukan rasa yang berkaitan dengan kegunaan yang
praktis atau rasa fisik, dalam arti penghayat mampu mengangkat kesatuan
hubungan atau harmoni bentuk. Manusia dengan sadar untuk menciptakan bentuk
yang indah. Keindahan berkaitan erat dengan kesenangan, tetapi kesenangan yang
di bangkitkan harus kesenangan yang tidak berkepentingan (The Liang Gie,
2004:18).
Seni merupakan ungkapan perasaan seseorang melalui suatu media. Dalam
bahasa asing dikenal ”art is an expression of felling through a medium” ekspresi
di dalam kamus diterjemahkan sebagai perasaan. Jadi kalau seseorang berbuat
penuh ekspresi artinya ia melakukan sesuatu penuh dengan perasaan. Sujoyono
seorang seniman Indonesia melontarkan pendapatnya bahwa “seni adalah jiwa
8
Daun mondokaki merupakan daun tunggal, tebal seperti kulit, letaknya
berhadapan, dan bertangkai pendek.
Tangkai bunga keluar dari ketiak daun, 1 atau sepasang, pendek dengan
beberapa bunga. Biasanya bunga merupakan bunga rangkap., berwarna putih, dan
bagian tengah berwarna kuning. Diameter bunga berkisar antara 5 cm.
B. PENGERTIAN DAN FUNGSI SENI
1. Pengertian Seni
Definisi seni menurut Soedarso SP dalam buku Tinjauan Seni menyatakan
bahwa:
“Seni adalah segala sesuatu yang dilakukan orang bukan atas dorongan
kebutuhan pokoknya, melainkan adalah apa saja yang dilakukannya semata-mata
karena kehendak akan kemewahan, kenikmatan, ataupun karena kebutuhan
spiritual” (Soedarso SP, 1976:2).
2. Seni Sebagai Ekspresi
Menurut Denis Huisman, dalam buku yang ditulis oleh Humar Sahman,
berbicara tentang seni dapat dilakukan secara filosofik, psikologik, dan sosiologik.
Yang pertama bersasaran: perangai dasar, tolak ukur, dan nilai seni (yang
dimaksud seni disini adalah karya seni). Yang kedua mengambil sasaran: aktivitas
menghayati, mencipta, dan telaah seni. Yang ketiga menyoroti masalah yang
berkaitan dengan publik, peran sosial seni, dan lingkungan sekitar (Humar
Sahman, 1993:11).
7
Bentuk bunga juga bervariasi, mulai dari lancip, lancip panjang seperti bintang,
lonjong mirip pagoda, sampai bertumpuk.
- Kenanga
Bunga kenanga berwarna hijau kekuningan, tidak begitu mencolok,
beraroma harum semerbak, dan tumbuh mengelompok. Mahkota bunga berbentuk
pita agak terpilin sepanjang 5-10 cm. bunga tersusun dalam bunga mejemuk
menggarpu yang terdiri atas 1-3 kuntum bunga berukuran 5-7 cm. Bunga kenanga
terdiri atas 3 buah daun kelopak berwarna hijau dan 6 buah daun mahkota
berwarna kuning yang harum baunya.
- Adenium
Bentuk bunga adenium mirip terompet terdiri atas 5 helai mahkota bunga
(petal). Bentuk petalnya bervariasi, ada yang mirip bintang, bergerigi, ujung
terpotong, ada juga yang ujung petalnya membulat. Bentuk bunga pun bervariasi,
dari bentuk seperti bintang (crimson star), bintang dengan tepi bergerigi (obesum),
dan bulat (swaziku). Sementara itu disetiap pangkal corong bunga terdapat benang
sari yang muncul keluar. Selain berbunga indah, ada juga jenis adenium yang
berbunga lebat, seperti jenis arabicum atau jenis A. somelense var. Somalense
yang memiliki percabangan banyak, sehingga bunga adenium bisa menutupi
seluruh cabang tanaman.
- Mondokaki
Bentuk daun mondokaki bulat telur memanjang atau jorong dengan ujung
dan pangkalnya runcing, tepinya rata, permukaan atas daun licin mengilap, tulang
daun menyirip, panjang daun 6-15 cm dengan lebar 2-4 cm, dan berwarna hijau.
6
duri. Mawar hasil persilangan berbunga banyak, bentuk dan warna bunga
menarik, tetapi ada beberapa jenis yang tidak beraroma harum. Sementara mawar
liar dan mawar lama aroma harumnya kuat.
Diantara berbagai kelompok mawar, 4 diantaranya banyak dibudidayakan
di berbagai negara di dunia, yaitu hybrid tea, poliantha, floribunda, dan mawar
pagar. Di Indonesia mulai aneka jenis mawar hibrida, terutama jenis atau varietas
yang berasal dari Belanda.
- Melati
Melati merupakan tanaman hias perdu yang basah dan menjalar dengan
panjang batang mencapai 2-5 m. Daun melati berbentuk oval dengan tepi agak
bergelombang, terutama bila sudah tua. Daun muda berwarna hijau kekuningan,
setelah tua berubah menjadi hijau mengkilat. Bunganya berwarna putih bersih
dengan 4-5 mahkota. Bunga berbentuk terompet, muncul dari ujung cabang dan
tersusun dalam tandan. bunga mekar tidak bersamaan sehingga dapat berbunga
sepanjang tahun. Bunga ada yang berbentuk tunggal dan tumpuk atau ganda.
Aroma bunga berbentuk tunggal sangat harum sehingga sering disuling untuk
minyak wangi. Sementara bunga tumpuk hanya digunakan sebagai hiasan dan
jarang diambil minyaknya karena aromanya tidak bertahan lama.
- Kamboja
Bunga kamboja berupa bunga majamuk, terdiri atas 20 bunga lebih, dan
berlapis seperti lilin. Warna bunga sangat bervariasi mulai dari kuning, putih,
jingga, merah muda, sampai merah tua. Jumlah petal 5 dan tidak mengembang,
tetapi menjulangmenantang matahari dan rajin berbunga dalam jumlah banyak.
5
Fungsi utama bunga adalah melakukan penyerbukan sehingga biji dapat
dibentuk untuk reproduksi. Bunga mengandung bagian-bagian reproduksi pohon
jantan dan betina, yaitu benang sari (stamen) dan daun buah (karpel). Daun
mahkota (petal) yang menyolok warnanya seringkali berbau harum untuk
memikat serangga penyerbuk. Daun kelopak (sepal) melindungi tunas bunga, dan
tersusun bersama daun mahkota, benang sari dan daun buah dalam suatu karangan
(Theresa Greenway, 1997:32).
Tanaman hias bunga adalah yang memiliki kemampuan menghasilkan
bunga dengan aneka bentuk, warna, ukuran dan keharuman. Keanekaragaman
bunga yang dihasilkan sangat indah pantas ditempatkan sebagai komponen untuk
mempercantik suatu tempat (Ir. Joesi Endah H, 2001:11-12).
3.
Macam-Macam Atau Jenis Bunga
Tanaman hias bunga selain menampilkan bunganya yang indah, juga ada
beberapa yang menebarkan aroma yang harum. Akan tetapi, tidak semua jenis
tanaman bunga rajin berbunga. Beberapa jenis bunga yang mengeluarkan aroma
harum yaitu anggrek, anyelir, bakung, cempaka, cempaka gondok, clematis,
geranium, jepun, kacapiring, kamboja, kenanga, lavender, lili, lotus, mawar,
melati, melati kosta, mondokaki, sedap malam, senggugu, teratai, Tonkin, creeper,
wijaya kusuma, dan wudani (Moh. Fajar Soeharto Heerjan, 2005:22)
Contoh beberapa jenis bunga hias sebagai berikut:
- Mawar
Mawar merupakan tumbuhan semak berduri atau merambat. Namun
beberapa jenis yang dibudidayakan, seperti mawar lady banks tidak mempunyai
4
yang sangat bervariasi. Modifikasi ini digunakan botanis untuk membuat
hubungan antara tumbuhan yang satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua
subkelas dari tanaman berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya:
tumbuhan dikotil umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5)
sedangkan tumbuhan monokotil memiliki tiga organ atau kelipatannya
("http://id.wikipedia.org/wiki/Bunga").
Bunga adalah tanaman yang senantiasa berbunga dapat dimuliakan,
sebagai tanaman hais atau penghias. Bunga mempunyai karakter pada bentuk,
ukuran dan warna bunganya yang indah. Bunga meupakan bagian tanaman yang
kemudian berkembang menjadi buah biasanya nampak elok, warnanya dan harum
aromanya. Bagian paling menarik dari bunga terletak pada mahkota bunga
(Soedaenasti, 1997:27).
2.
Fungsi Bunga
Bunga berfungsi utama menghasilkan biji. Penyerbukan dan pembuahan
berlangsung pada bunga. Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya
gamet jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji.
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis berfungsi
sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa bunga yang lain
menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga untuk memikat hewan untuk
membantu penyerbukan. Manusia sejak lama terpikat oleh bunga, khususnya yang
berwarna-warni. Bunga menjadi salah satu penentu nilai suatu tumbuhan sebagai
tanaman hias ("http://id.wikipedia.org/wiki/Bunga").
3
A. BUNGA
1.
Definisi Bunga
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual pada
tumbuhan berbunga. Pada bunga terdapat organ reproduksi (benang sari dan
putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk menyebut struktur yang secara
botani disebut sebagai bunga majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah
kumpulan bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan.
Bunga adalah batang dan daun yang termodifikasi. Modifikasi ini
disebabkan oleh dihasilkannya sejumlah enzim yang dirangsang oleh komposisi
fitohormon tertentu. Bunga hanya dimiliki oleh tumbuhan tingkat yang paling
tinggi, yaitu kormofita untuk membentuk alat pembiakan khusus yang disebut
biji.Tumbuhan
Bunga disebut bunga sempurna bila memiliki alat jantan (benang sari) dan
alat betina (putik). Suatu bunga dikatakan bunga lengkap apabila memiliki semua
bagian utama bunga. Empat bagian utama bunga (dari luar ke dalam) adalah
sebagai berikut:
Kelopak bunga atau calyx; Mahkota bunga atau corolla yang biasanya tipis
dan dapat berwarna-warni untuk memikat serangga yang membantu proses
penyerbukan; Alat jantan atau androecium (dari bahasa Yunani andros oikia:
rumah pria) berupa benang sari; Alat betina atau gynoecium (dari bahasa Yunani
gynaikos oikia: "rumah wanita") berupa 3putik.
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan sebagai
struktur tumbuhan yang "umum", spesies tumbuhan menunjukkan modifikasi
2
dengan melestarikan tanaman-tanaman bunga hias serta selalu mengapreasikan
bunga hias dan juga memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya.
B. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah karakter bunga hias yang
meliputi bentuk (misalnya: kelopak bunga, mahkota bunga, benang sari, putik),
warna, dan tekstur sebagai tema dalam karya seni grafis.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakter bunga hias menjadi tema dalam karya seni grafis?
2. Bagaimana visualisasi karya seni grafis yang bertema bunga hias?
D. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan karakter bunga dari karya seni grafis yang bertema bunga hias.
2. Memvisualisasikan karya seni grafis yang bertema bunga hias.
E. Manfaat
1. Memberikan kepuasan dan menambah estetika.
2. Menyumbang karya seni grafis dan wacana bagi bidang kesenirupaan pada
khususnya dan ilmu yang lain pada umumnya melalui tema bunga.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bunga adalah bagian dari tanaman yang terindah. Bunga hias dari berbagai
jenis memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Bunga yang harum dapat
menjadi aroma terapi yang menentramkan serta menyejukkan hati dan pikiran.
Bunga hias dengan keindahan bentuk dan warna, dimana setiap helai lekuk bunga
sangat memanjakan mata serta membuat suasana menjadi segar. Bunga juga
mencerminkan kelembutan dan kasih sayang, begitu banyak insan menyukai
bunga yang memiliki keharuman dan keindahan.
Penulis tertarik menggunakan tema bunga, karena ingin mempopulerkan
dan melestarikan tanaman bunga-bunga yang ada di sekitar kita dengan
mengekpresikan keindahan, kedamaian dan ketentraman melalui bunga-bunga
dalam suasana gelap. Setiap musim bunga-bunga tumbuh, mekar, layu, kering,
gugur dan terus berganti. Tanaman bunga wajib kita jaga agar tidak terjadi
kepunahan pada setiap jenis bunga yang sangat beragam serta bervariasi. Bunga
hias adalah warisan bagi generasi yang akan datang untuk dinikmati, dipelajari,
dilestarikan serta lain sebagainya.
Keindahan bunga mengingatkan kita akan kasih sayang Tuhan Yang Maha
Esa bagi hambanya di muka bumi ini. Bunga yang indah begitu nikmat apabila
dinikmati dan membawa kesejukan dan keindahan didalam hati serta pikiran.
Semoga kita selalu mensyukuri karunia dan menjalankan amanah-Nya yaitu
1
Download