8 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Interaksi Sosial Kata interaksi secara umum dapat diartikan saling berhubungan atau saling bereaksi dan terjadi pada dua orang induvidu atau lebih. Sedangkan sosial adalah berkenaan dengan masyarakat (Wiyono, 2007:234). Oleh karena itu secara umum interaksi sosial dapat diartika sebagai hubungan yang terjadi dalam sekelompok induvidu yang saling berhubungan baik dalam berkomunikasi maupun melakukan tindakan sosial. Interaksi sosial merupakan pula salah satu prinsip integritas kurikulum pembelajaran yang meliputi keterampilan berkomunikasi, yang bekerja sama yang dapat untuk menumbuhkan komunikasi yang harmonis antara individu dengan lingkungannya (Hernawan, 2010:314). Berdasarkan pendapat tersebut dapat dipahami bahwa interkasi sosial sangat penting diberikan sebagai pengetahuan kepada siswa sejak dibangku sekolah, karena berkenaan dengan keterampilan berkomunikasi dan kerja sama yang dapat menumbuhkan sikap siswa setelah terjun kemasyarakat kelak. (Max Weber dalam Hernawan, 2010:14), menjelaskan bahwa tindakan interaksi sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat mempengaruhi individuindividu lainnya dalam lingkungan sosial. Dalam bertindak atau berperilaku sosial,seorang individu hendaknya memperhitungkan keberadaan individu lain yang 8 9 ada dalam lingkungannya. Hal tersebut penting diperhatikan karena tindakan interaksi sosial merupakan perwujudan dari hubungan atau interaksi sosial. Bentuk interaksi sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih yang akan berdampak pada sifat seorang individu yang dapat mempengaruhi sebuah perubahan yang terjadi dalam diri seseorang. Artinya dalam interaksi sosial terdapat hubungan yang dilakukan oleh manusia baik secara individu maupun kelompok, yang merupakan hubungan yang dilakukan oleh manusia untuk bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang dimiliki oleh manusia. Dengan demikian makna interaksi,kemudian makna yang dimiliki oleh manusia itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Interaksi sosial secara konkret,meupakan interaksi sosial yang dapat dipahamioleh semua manusia sejak lahir,karena pada dasarnya kehidupan manusia tidak terlepas dari lingkungan dimana dia berada. Di lingkungan tersebut manusia saling berkomunikasi dan berinterakasi, sehingga secara tidak sadar manusia telah melakukan interaksi sosial. Interaksi sosial tersebut kemudian menjadi ciri khas sikap dan perilaku manusia dalam lingkungan. Interaksi sosial dapat dilihat pada kehidupan sehari-hari termasuk kita sendiri, yang kita ketahui, bukan saja di pengaruhi oleh kemampuan dalam intelektual individu. Karena manusia itu sendiri senantiasa melakukan hubungan yang dapat mempengaruhi hubungan timbal balik antara manusia yang satu dengan yang lain,dalam rangka memenuhi kebutuhan dalam mempertahankan kehidupannya. 10 Bahkan secara ekterm manusia akan mempunyai arti jika ada manusia yang lain tempat untuk berinteraksi. Interaksi sosial bermula dari perasaan-persaaan ketidakadilan yang dirasakan oleh sekelompok orang. Ketidakadilan ini menimbulkan perasaan benci, marah dan bermusuhan. Dalam hal ini keadilan memang merupakan sesuatu yang relatif sifatnya, yang hanya tergantung pada nilai-nilai yang dianut,dalam orientasi hidup individu di tentukan oleh situasi dan kondisi tertentu. Dalam kehidupan seharihari,individu tidak bisa lepas dari interaksi sosial. Setinggi apapun kemandirian seorang induvidu, tetap akan membutuhkan orang lain. Berdasarkan pengertian tersebut, maka dapat dijelaskan bahwa interaksi sosial merupakan tingkat kemampuan yang dimiliki oleh siswa dalam melakukan hubungan baik antara rekan-rekannya,antara siswa dan guru maupun siswa dengan orang tuanya, baik dalam menerima, maupun menolak dan menilai komunikasi yang diperoleh dalam bentuk proses interaksi. Interaksi sosial seseorang sesuai dengan tingkat keberhasilan dalam menjalin sebuah hubungan yang dinyatakan dalam bentuk prialaku sosial yang baik,yang dapat diketahui setelah diadakan evaluasi. 2.2 Karakteristik Interaksi Sosial Menurut (Gerungan, 2010:14) bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik yang dinamis dan tidak statis. Hal ini berarti bahwa karakteritik interaksi sosial dapat ditinjau dari berbagai segi sesuai dengan ciri interaksi yang dilakukan manusia. Artinya bahwa karakteritik interkasi akan dapat dilihat secara detail pada model interaksi yang dilakukan oleh manusia. 11 Secara umum model karakteristik interaksi sosial dapat diartikan sebagaimodel interaksi sosial yang secara induvidu,secara kelompok serta kelompok dengan kelompok. Untuk kejelasan karakteristik tersebut maka peneliti akan menguraikan karakteristik interaksi sosial sebagai berikut: a. Interaksi antara individu dengan individu Interaksi ini terjadi karena hubungan masing-masing personil atau individu. Perwujudan dari interaksi ini terlihat dalam bentuk komunikasi lisan atau gerak tubuh, seperti berjabat tangan, saling menegur, bercakap-cakap, atau saling bertengkar. b. Interaksi Antara Individu dengan Kelompok Bentuk interaksi ini terjadi antara individu dengan kelompok. Individu memiliki kepentingan untuk berinteraksi dengan kelompok tersebut. Misalnya seorang guru memiliki hubungan dengan individuatau siswa di sekolah. Bentuk interaksi semacam ini juga menunjukkan bahwa kepentingan seseorang individu berhadapan dengan kepentingan kelompok. c. Interaksi Antara Kelompok dengan Kelompok Jenis interaksi ini saling berhadapan dalam bentuk berkomunikasi,namun bisa juga ada kepentingan individu di dalamnya atau kepentingan individu dalam kelompok tersebut.Ini merupakan satu kesatuan yang berhubungan dengan kepentingan individu dalam kelompok yang lain. Dalam pengertian secara umum tentang interaksi sosial , maka para ahli membagi interkasi sosial ini secara khusus. Di mana secara karakteristik interaksi 12 sosial terbagi atas kelompok primer dan kelompok sekunder yang memiliki ciri interaksi tersendiri (Gerungan, 2010) Berdasarkan pendapat tersebut peneliti akan menjelaskan sebagai berikut: a. Interaksi sosial ini lebih erat dalam hubungannya antara anggota-anggota kelompoknya. Dalam kelompok ini terbentuk hubungan yang benar-benar di kenal dalam suatu hal. Maka kelompok primer ini sering disebut dalam bentuk face to face group. Bentuk hubungan interaksi ini tampak hubungan antara anggota-anggota dalam sebuah kumpulan keluarga maupun lembaga yang anggotanya setiap hari secara rutin saling bertemu dalam melakukan hubungan interaksi sosial. b. Hubungan dalam kelompok primer ini bersifat irasional dan tidak didasarkan atas bentuk pamrih. Di dalamkelompok primer ini merupakan suatu induvidu yang selalu mengembangkan sifat sosialnya, yang dapat mengindahkan norma yang melepaskan peribadi demi memenuhi kepentingan anggota kelompoknya.Di samping pembagian interkasi secara primer, terdapat pula pembagian interaksi secara sekunder. Adapun ciri-ciri interaksi sesuai dengan kelompok sekunder akan diuraikan sebagai berikut: a. Kelompok ini terbentuk atas dasar kesadaran dan kemauan dari anggota kelompoknya. Interaksi sosial ini dalam kelompok sekunder terdiri atas dasar saling berhubungan yang tidak langsung dalam bentuk jarak yang jauh yang bersifat formal, yang artinya kurang bersifat kekeluargaan, hubungan tersebut ini biasanya bersifat objektif. 13 b. Peranan dan fungsi kelompok sekunder dalam kehidupan individu untuk dapat mencapai salah satu tujuan tertentu dalam diri individu,yang secara objek dan rasional. c. Rasional,hubungan satu sama lain berdasarkan atas perhitungan untung rugi. Akibatnya hubungan ini menjadi impersonal yang hanya menjadi alat pemuas hidup saja. 2.3 Bentuk-bentuk Interaksi Sosial Menurut (Gerungan, 2010:194) bahwa ssesuai dengan bentuk pelaksanaannya terdapat jenis interaksi sosial yaitu. Guna dalam menjelaskan bentuk interaksi sosial tersebut akan diuraikan oleh penulis / Gerungan sebagai berikut: a. Interaksi Antar status Interaksi antar status adalah hubungan antara dua pihak dalam individu yang berbeda dalam satu lingkungan yang bersifat formal sehingga masing-masing pihak dapat melakukan interaksinya didasarkan pada status masing-masing. Misalnya hubungan antara guru dan siswa atau siswa dengan orang tua atau dengan keluarganya yang berbeda status. b Interaksi Antar kepentingan Interaksi antara kepentingan merupakan hubungan antara pihak induvidu yang berorientasi terhadap kepentingan dari masing-masing pihak. Dalam hubungan ini,masing-masing pihak saling memberikan solidaritasnya untuk mendukung terciptanya suatu sikap yang harmonis sehingga komunikasi tersebut dapat tercapai dengan baik. 14 c Interaksi antara Keluarga Interaksi antar keluarga merupakan suatu hubungan yang terjadi antar pihak yang mempunyai hubungan darah. Pada hubungan ini,solidaritas antara anggota yang relatif lebih tinggi dan bentuk hubungannya lebih bersifat informal. d Interaksi antar Persahabatan Interaksi ini merupakan hubungan antara dua atau lebih dimana masing-masing individu sangat mendambakan adanya komunikasi yang saling menguntungkan untuk menjalin suatu hubungan yang sedemikian dekat atau kekerabatan 2.4 Manfaat Interaksi Sosial Manfaat interaksi sosial yang diharapkan adalah hubungan timbale balik yang terjadi akan berjalan dengan wajar. Di samping interaksi sosial dapat berguna bagi siswa dalam mengembangkan pemikiran sosial, yang berkenaan dengan pengetahuan dan keyakinan mereka tentang masalah nhubungan dan keterampilan sosial (Sumantri, 2008:4.8). Al-Qarashi (dalam Suparlan 2004:86) menjelaskan bahwa tujuan pendidikan secara umum adalah untuk meningkatkan spiritual dan mengembangkan interaksi sosial siswa, sehingga siswa dapat memiliki pengetahuan tentang ketuhanan sebagai pencipta dalam hubungan dengan manusia secara baik dan teratur. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan pendidikan, interaksi sosial merupakan sasaran utama, agar siswa memahami dan mengetahui cara berinteraksi sosial sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang telah diatur. 15 (Sumaatmadja, 2002: 93) menjelaskan bahwa” interaksi sosial merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan bimbingan bagi siswa, karena tergolong dalam kompetensi aspek apektif yaitu salah satu sikap yang diharapkan pada siswa setelah berinteraksi. Berdasarkan penjelasan ini bahwa pengembangan interaksi sosial bagi siswa sangat penting sebagai bekal dan persiapan bagi siswa dalam kehidupan bermasyarakat. Berdasarkan kajian teori peneliti menyimpulkan bahwa dalam sebuah lembaga pendidikan sekolah telah terjadi interak sisosial antara siswa yang menjadi perhatian lembaga pendidikan dalam pengembangannya. Tenaga pendidik maupun kependidikan di lembaga sekolah tersebut dapat melakukan pemantauan secara terprogram dalam mengembangkan interaksi sosial siswa sebagai sarana dalam mengembangkan potensi siswa dengan baik. 2.5 Karakteristik Interaksi Sosial Siswa Sekolah Menengah Atas Siswa sekolah menengah atas memiliki karakteristik usia antara 16 sampai 18 tahun, dimana pada usia ini sudah tergolong pada usia remaja. Menurut Sumantri (2008:6.28) bahwa karakteristik siswa usia remaja menuntut interaksi sosial yang lebih aktif karena pada fase ini manusia sudah memiliki keinginan untuk bergaul dengan banyak teman. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bawah pada masa remaja ini terjadi suatu interaksi sosial yang dapat dipengaruhi pula oleh suatu ketertarikan lawan jenis yang sulit dibentuk karena merupakan karakter yang secara alamiah. 16 Sekolah yang merupakan lembaga pendidikan dalam membina dan membimbing siswa dalam upaya pengembangan interaksi sosial siswa di sekolah. Menurut (Faturochman, 2009:12) terdapat pola interaksi yang harus diperhatikan oleh guru dalam pengembangan interaksi sosial siswa yaitu dilihat dari individu yang satu dengan individu yang lain. Berdasarkan pendapat tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa induvidu dengan induvidu yang lain atau dengan kelompok yang satu ketika berada dalam kelas yang lain adalah merupakan sebuah interaksi sosial. (Suparlan, 2004:31) mengemukakan bahwa “lahirnya suatu pendekatan bahwa lembaga pendidikan sekolah menengah education production finction, maka sekolah merupakan sebuah lembaga tempat mendidik manusia dengan raw input, procces dan output”. Berdasarkan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa sekolah merupakan sebuah lembaga untuk membina dan melatih siswa untuk dapat merubah sikap dan perilaku dalam interaksi sosial. 2.6 Kerangka Berpikir Beradasarkan kajian-kajian teori, dijelaskan guna pemahaman penelitian ini maka peneliti akan menggambarkan kerangka berpikir dalam bentuk skema. 17 Cara Berbicara Komunikasi Sosial Sopan santun Tidak Kasar Interaksi Sosial Siswa Kepedulian Tindakan Sosial Empati Suka Menolong Berdasarkan kerangka berpikir sesuai skema tersebut di atas tampak bahwa penelitian dalam mengkaji kemampuan interaksi sosial siswa di SMA Negeri 1 Paguyama Kabupaten Boalemo, dikaji melalui indikator interaksi sosial yaitu interaksi siswa dalam berkomunikasi sosial dan interkasi sosial siswa dalam bertindak sosial. Interaksi sosial siswa dalam komunikasi sosial meliputi cara berbicara dan sikap sopan santun, sedangkan aspek bertindak sosial meliputi kepedulian, empati dan suka menolong. 2.7. Peran Guru Bimbingan dan Konseling Dalam Interaksi Sosial Dalam hal ini peran guru BK dalam sekolah untuk melihat bagaimana masalah yang dihadapi oleh siswa, yakni seperti masalah interaksi sosial siswa yang ada di SMA Negeri 1 Paguyaman Kabupaten Boalemo. Guru BK merupakan guru yang membantu mengatasi berbagai bentuk masalah yang dihadapi oleh siswa, yang 18 bersumber dari sikap siswa terhadap dirinya sendiri, lingkungan sekolah ,keluarga ,dan lingkungan yang lebih luas. Guru BK bisa memberikan nasihat dan saran atas permasalahan yang di hadapi oleh siswa. Melalui pelatihan ini, diharapkan pada guru BK dapat memberikan pendidikan interaksi sosial pada siswa. Menurur (Prayitno, 2003) merinci peran, tugas dan tanggung jawab guru dalam bimbingan dan konseling adalah: 1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa. 2. Membantu guru pembimbing / konselor mengidentifikasi siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling. 3. Jika siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling tersebut langsung kepada guru pembimbing /atau konselor. 4. Menerima siswa yang memerlukan layanan bimbingan dan konseling, terhadap guru yang dapat memberikan pelayanan konseling. 5. Membantu mengembangkan suasana kelas, diantara guru dan siswa yang dapat menunjang pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling. 6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/bimbingan dan konseling. 7. Guru berpartisipasi dalam kegiatan bimbingan dan konseling dalam penanganan masalahyang dihadapi oleh siswa. 19 8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan bimbingan dan konseling terhadap siswa