BAB I PENDAHULUAN

advertisement
 BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Menurut UU RI tahun 1967, Bank adalah lembaga keuangan yang
usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa dalam lalu lintas pembayaran
dan peredaran uang. Dalam menjalankan usahanya, Bank didorong untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat dalam hal simpan pinjam
kepada masyarakat. Dalam beberapa dekade terakhir ini, perkembangan
financial institution seperti Bank telah berkembang dengan pesatnya. Bahkan
asset dan profit margin bank telah naik berkali-kali lipat. Hal ini dikarenakan
Indonesia sebagai negara berkembang memerlukan banyak investor dan
banyak pengusaha yang memperluas usahanya guna memenuhi permintaan
pasar saat ini yang telah jauh meningkat dibandingkan beberapa decade
terakhir.
Sebagai
penyedia
jasa
keuangan,
bank
merupakan
suatu
lembaga/institusi yang mengakomodasi kepentingan masyarakat dalam hal
penyimpanan uang/dana dari masyarakat. Hal ini menguntungkan baik dari
pihak bank maupun masyarakat, karena masyarakat diberikan fasilitas oleh
bank untuk menyimpan uangnya di bank dengan tujuan agar uang tersebut
lebih aman disimpan dalam brankas bank, karena sistem keamanan yang
ditawarkan juga tergolong cukup tinggi dengan standar ruang penyimpanan
uang yang tahan api dan aman terhadap pencurian. Di samping itu, bank juga
memberikan garansi bahwa uang nasabah akan dijamin apabila terjadi
kehilangan. Selain fasilitas keamanan, bank juga memberikan bunga yang
menarik kepada para nasabahnya dengan berbagai promosi undian berhadiah
maupun hadiah langsung ketika nasabah membuka rekening di bank tersebut.
Dilihat dari aspek ini, kedua belah pihak dapat dinyatakan untung. Dari sisi
bank, bank mendapatkan dana dari nasabah untuk disalurkan pada masyarakat
untuk fasilitas kredit. Dari sisi nasabah juga diuntungkan karena nasabah
mendapatkan keamanan penyimpanan uang di bank dengan garansi
kehilangan akan diganti, serta mendapatkan bunga setiap bulannya ditambah
lagi kegiatan promosi berupa undian berhadiah yang ditawarkan oleh bank
dan hadiah langsung sebagai tanda terima kasih kepada nasabah yang
mempercayakan dananya di bank tersebut.
Seiring dengan berkembangnya zaman, semakin banyak kasus
penipuan dan kegiatan money laundering yang terjadi. Untuk mencegah hal
ini, bank sentral menegaskan peraturan bahwa setiap bank harus memiliki
program Know Your Customer (KYC) dimana bank dituntut untuk mengenal
nasabahnya dengan baik. Baik dari segi penghasilan, lalu lintas pembayaran,
kegiatan usaha dan sebagainya. Tujuan dari program ini adalah untuk
menghindari kegiatan money laundering/tindak pidana pencucian uang.
Biasanya kegiatan ini dilakukan koruptor untuk menyembunyikan uangnya
yang diperoleh dari kasus penyogokan dari pihak-pihak tertentu. Selain itu,
kegiatan money laundering ini juga dapat digunakan oleh sindikat-sindikat
teroris ataupun sindikat kejahatan lainnya untuk menyembunyikan transaksi
keuangan mereka yang dapat dicurigai oleh pemerintah. Kegiatan money
laundering ini sangat merugikan bank karena dapat memperngaruhi
pendanaan bank dan tidak terkontrol yang mengakibatkan tidak stabilnya
kegiatan financing (kegiatan funding dan lending dari bank sulit diatur karena
pada umumnya kegiatan money laundering menyetor dana dalam jumlah
besar dan pada hari itu atau beberapa hari kemudian ditarik dalam jumlah
besar, sehingga bank tidak dapat mengetahui dana pasti yang ada di bank
tersebut) dari bank tersebut. Selain itu, bank yang memiliki kasus ini terancam
black-list dari lalu lintas perbankan dunia. Prinsip kehati-hatian ini sudah lama
diterapkan oleh bank karena sangat tidak menguntungkan baik dari sisi profit
maupun dari sisi moneter.
Dengan diperolehnya dana dari masyarakat, bank dapat menyalurkan
kredit kepada masyarakat untuk tujuan pendanaan bagi masyarakat yang
membutuhkan pendanaan. Penyaluran kredit ini merupakan kegiatan utama
dari bank untuk menghasilkan profit yang diperoleh dari selisih bunga
pinjaman dengan bunga simpanan. Bunga pinjaman secara otomatis lebih
tinggi dibandingkan dengan bunga simpanan. Fasilitas pinjaman tidak secara
sembarangan diberikan kepada masyarakat, namun bank dengan sikap hatihati memilah-milah calon debitur yang mengajukan pinjaman. Bank harus
melihat kredibilitas calon debitur dalam hal penggunaan kredit di bank-bank
lain selama ini dan bagaimana kolektibilitasnya, apakah lancar atau tidak.
Banyak hal yang dilakukan bank untuk menghindari kredit macet yang dapat
merusak citra bank dan mengurangi kredibilitas, serta profit dari bank
tersebut. Untuk hal ini, bank dengan cermat membuat satu divisi lagi yang
bertugas untuk melakukan analisa menyeluruh untuk mengidentifikasi calon
debitur yang akan menjadi debitur. Pemberian pinjaman tidak semudah
menerima dana dari masyarakat yang akan menyimpan uang, karena proses
yang diperlukan dan dijalankan lebih panjang, serta melibatkan divisi lain.
Sama seperti tujuan dan definisi dari bank menurut UU RI tahun 1967,
bank merupakan lembaga keuangan yang tugas pokoknya memberikan kredit
dan jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang, tujuan utama dari
bank adalah untuk menyalurkan pinjaman dan lalu lintas pembayaran bagi
masyarakat. Kedua hal ini perlu keseimbangan, dimana antara kegiatan
pendanaan (funding) dan kegiatan peminjaman (lending) perlu diatur agar
menciptakan keseimbangan dan tidak berat sebelah dimana bank harus memanage resiko yang harus ditanggung baik dalam hal kredit macet dan
lainnya. Selain itu, sesuai dengan ketentuan CAR (Capital Adequaty Ratio),
bank harus menyalurkan dana yang dikumpulkan masyarakat kepada
masyarakat berupa fasilitas kredit. Hal ini bertujuan untuk mengatur
peredaran uang di masyarakat agar perekonomian tidak timpang dan berjalan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pada umumnya kegiatan perekonomian di Indonesia terdiri dari
kegiatan usaha kecil, menengah dan besar (corporate). Bank membagi tujuan
penggunaan kredit menjadi dua, yaitu untuk tujuan konsumsi dan tujuan
komersil. Penggunaan kredit untuk tujuan konsumsi adalah kredit yang
diajukan akan digunakan calon debitur untuk kegiatan konsumtif mereka
seperti pembelian mobil, rumah, persiapan pernikahan, dan lain-lain.
Sedangkan kredit yang diajukan untuk kepentingan komersil bertujuan untuk
kepentingan penambahan modal kerja dan kegiatan investasi yang akan
dilakukan namun calon debitur merasa kesulitan/kekurangan dana. Untuk
mengklasifikasi tujuan ini agar dapat memantau pertumbuhan ekonomi
Indonesia, Bank Indonesia sebagai bank sentral membuat peraturan pemberian
fasilitas kredit sesuai dengan tujuan penggunaan dana tersebut untuk mengatur
berbagai kebijakan moneter.
Tidak dapat dipungkiri bahwa, pesatnya kemajuan perekonomian
suatu negara ditentukan oleh kegiatan usaha yang ada, baik kecil, menengah
maupun besar. Bank sebagai lembaga penyedia jasa keuangan berperan
penting dalam menyalurkan kredit, terutama di sektor komersil yang
berhubungan langsung dengan pendapatan devisa negara.
Dengan adanya variasi produk di bidang pinjaman, maka masyarakat
pun mulai tertarik untuk melakukan kerja sama dengan pihak bank dengan
tujuan untuk memperluas usaha, untuk modal kerja dan untuk keperluan
investasi.
Masyarakat mulai membutuhkan bantuan dana dari bank untuk
mempercepat perluasan dan pengembangan usaha mereka. Dalam kurun
waktu 1-10 tahun pada umumnya usaha mereka sudah mengalami kemajuan
yang pesat berkat dana yang dikucurkan bank untuk membantu usaha mereka.
Keuntungan diraih oleh kedua belah pihak, yaitu pihak masyarakat dapat
mengembangkan dan meningkatkan omzet usaha mereka dalam jangka waktu
yang lebih cepat dibandingkan mereka harus mengumpulkan dana dengan
kurun waktu yang cukup lama dan kehilangan peluang bisnis karena terbentur
masalah dana, sedangkan pihak bank juga diuntungkan dari bunga yang
diperoleh dari pinjaman masyarakat. Banyaknya tawaran dari bank untuk
mendanai sektor komersil memancing banyak pengusaha untuk mengajukan
permohonan kredit untuk mengembangkan usahanya sehingga membuat
kemajuan bisnis di Indonesia berkembang dengan pesatnya. Dana yang
dikeluarkan Bank untuk para pengusaha ini pun harus dikontrol agar
penggunaan dana sesuai dengan tujuan permohonan kredit yang diajukan
calon debitur. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi penyimpangan penggunaan
dana yang telah dicairkan oleh Bank, juga untuk membantu meningkatkan
perekonomian Indonesia di sektor perdagangan, terutama agrobisnis. Karena
itu, bank dituntut untuk memberikan fasilitas kredit yang tepat kepada setiap
nasabahnya dilihat dari tujuan penggunaan dananya. Dengan tujuan
permohonan pinjaman yang jelas, maka Bank Indonesia sebagai bank sentral
dapat mengetahui perkembangan bisnis di Indonesia dan dapat mengatur arus
perputaran uang di Indonesia dan mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang
membantu kemajuan perekonomian Indonesia.
Banyaknya Bank yang bermunculan membuat setiap Bank bersaing
untuk memberikan produk yang bervariatif yang memudahkan nasabah baik
dalam hal kemudahan transaksi maupun dalam menjalankan usahanya melalui
produk pinjaman dan layanan yang terbaik untuk para nasabahnya. Kini Bank
tidak hanya monoton memberikan 1 atau 2 macam fasilitas kredit kepada
nasabah. Saat ini Bank-bank di Indonesia sedang bersaing untuk
memperebutkan nasabah dengan mengeluarkan banyak promosi menarik guna
menarik minat nasabah untuk melakukan transaksi, maupun simpan pinjam.
Program Bank dengan banyak undian pun kian menarik masyarakat untuk
menabung ataupun menginvestasikan uangnya di Bank. Hal ini dilakukan
untuk menunjang perkreditan mereka. Produk-produk yang diberikan bank
bervariatif yang ditujukan untuk memberikan solusi yang tepat bagi nasabah.
Bank memberikan produk-produk yang meringankan nasabah dalam
melakukan pembayaran. Produk-produk dari bank semakin variatif dan
memperhatikan kebutuhan masyarakat. Setiap bank berlomba memberikan
produk dan layanan terbaik bagi nasabahnya, sehingga bank dituntut semakin
professional dalam menjalankan usahanya. Peraturan Bank Indonesia yang
semakin ketat juga memacu bank-bank local untuk berkompetisi untuk meraih
laba yang besar dan meningkatkan asset mereka. Ketatnya persaingan ini
mendorong bank untuk lebih agresif dan inovatif lagi mempromosikan
dirinya.
Untuk menghadapi tingkat persaingan yang tinggi ini, maka setiap
bank memiliki strategi dan taktik masing-masing, tidak terkecuali bagi Bank
Panin. Untuk menghadapi kompetisi yang kian memanas ini, Bank Panin
membuat sebuah brand baru, yaitu SMART Panin. SMART Panin ini
merupakan divisi perkreditan Bank Panin yang khusus menangani kegiatan
usaha perdagangan kecil dan menengah sesuai dengan brand yang diciptakan
Small Medium And Retail Trade (SMART). Bank Panin merupakan bank
pertama yang menciptakan brand untuk divisi perkreditan dan tujuannya jelas
bermain di sektor usaha kecil dan menengah. Dengan didirikannya SMART
Panin, laba yang diperoleh Bank Panin pun kian meningkat dengan laju
pertumbuhan yang sangat signifikan. Setiap tahunnya, laba Bank Panin
semakin meningkat. Pada tahun 2007, laba Bank Panin meningkat sebesar
± Rp.200 milyar dan pada akhir tahun 2007 menempati urutan kelima
berdasarkan laba bank yang diperoleh (berdasarkan informasi yang diperoleh
dari majalah Infobank bulan Juni 2008).
1.2.
Rumusan Masalah
Persaingan antar bank ataupun lembaga keuangan telah berkembang
dari pelayanan Produk-produk bank yang paling diminati masyarakat di kelas
pengusaha, perusahaan kecil sampai perusahaan besar adalah produk
pinjaman. Dengan banyaknya fasilitas yang disediakan oleh bank dan semakin
variatifnya produk, maka customers semakin sulit untuk menentukan bank
pilihan yang akan menjadi rekanan bisnisnya. Untuk menghadapi persaingan
ini, maka setiap bank melakukan pengembangan produk khususnya di bidang
lending. Dengan semakin berkembangnya jaman, customers dapat dengan
mudah mencari informasi yang dibutuhkan sebelum mereka mengambil
keputusan untuk bekerja sama dengan pihak bank.
Kebutuhan masyarakat akan dana dari bank yang dapat digunakan
untuk keperluan modal usaha dan investasi dimanfaatkan oleh Bank Panin
dengan meluncurkan suatu brand bernama SMART Panin yang bertujuan
meningkatkan brand awareness masyarakat akan adanya produk pinjaman
yang dikhususkan untuk small medium business and retail trade (SMART).
Usaha ini semakin membuahkan hasil yang dibuktikan dengan peningkatan
laba setiap tahunnya.
Peningkatan ini disebabkan oleh inovasi Bank Panin untuk
memberikan produk yang kompetitif dengan berbagai strategi pemasaran.
Namun di sisi lain, banyak bank yang dengan gigihnya menawarkan produk
yang sama dengan berbagai keunggulan masing-masing. Dengan promosi
menarik melalui media cetak maupun televisi dan marketer yang semakin
agresif, bank berlomba mempromosikan produknya dan memberikan layanan
yang terbaik bagi para nasabahnya.
Pengembangan produk seperti pengklasifikasian produk berdasarkan
tujuan penggunaan dananya dapat memudahkan nasabah dalam melakukan
pembayaran terhadap hutang-hutangnya. Pihak bank memberikan solusi yang
terbaik bagi calon nasabah yang akan melakukan pengajuan kredit dengan
produk yang paling tepat digunakan oleh calon nasabah. SMART Panin
memberikan layanan konsultasi tentang produk apa saja yang tersedia dan
produk mana yang paling sesuai untuk usaha para nasabahnya.
Namun usaha ini belum cukup karena Bank Panin masih berada pada
urutan kelima untuk perolehan laba bersih dan tertinggal jauh sekali dengan
competitor terdekatnya, yaitu Bank Danamon Indonesia yang membukukan
laba bersih sebesar 2,27 triliun rupiah, sementara Bank Panin hanya
membukukan laba bersih sebesar 955 miliar rupiah. Untuk menghadapi
persoalan ini, Bank Panin melalui SMART Paninnya harus lebih menggalakan
strategi pemasarannya untuk meraih posisi ketiga atau keempat menggantikan
pesaingnya. Untuk itu, diperlukan pengenalan akan kondisi pasar untuk
menciptakan kesempatan baru dan perencanaan strategi pemasaran yang lebih
baik bagi Bank Panin melalui SMART Paninnya guna meningkatkan
perolehan laba bersihnya di tahun 2008 dan 2009.
1.3.
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dan manfaat dari pembuatan tesis ini dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1.3.1. Tujuan
Tujuan dari pembuatan tesis ini adalah :
•
Menganalisa lingkungan dari kondisi pasar di segmen small medium
business.
•
Mengevaluasi strategi pemasaran dari SMART Panin.
•
Menjabarkan taktik yang saat ini digunakan untuk meng-capture
pasar.
•
Memberikan solusi terbaik untuk pengembangan produk SMART
Panin agar dapat berkompetisi dengan para pesaingnya.
1.3.2. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dari pembuatan tesis adalah :
•
Mengetahui kondisi pasar saat ini agar perusahaan dapat melihat
kompetisi yang terjadi pada saat ini.
•
Memberikan saran bagi para pengambil keputusan di Bank Panin
untuk mengembangkan dan stategi dan taktik baru agar menjadi
market leader.
•
Pada akhirnya Bank Panin diharapkan dapat meningkatkan laba pada
bidang perkreditan khususnya melalui produk SMART Panin.
1.4.
Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari studi ini adalah sebagai berikut :
•
Pembahasan tesis yang berupa case study ini akan dilakukan di PT
Bank Panin Tbk berbasis di Jakarta.
•
Case study ini berfokus pada pembahasan produk pinjaman di Bank
Panin.
•
Pembahasan tesis ini hanya dilakukan di divisi marketing unit kerja
commercial banking dari keseluruhan divisi yang berada di Bank.
Download