perancangan aktivitas corporate social responsibility(csr)

advertisement
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
PERANCANGAN AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY(CSR)YANG SELARAS DENGAN STRATEGI
PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEBERADAAN
SUPPLIER DAN KONSUMEN
Dhynna Putri Sukma Sari, Bambang Syairudin dan Imam Baihaqi
Program Pascasarjana Jurusan Teknik Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya
Email : [email protected] ; [email protected] ; [email protected]
ABSTRAK
Corporate Social Responsibility (CSR) dianggap sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang
dilakukan atas dasar peraturan pemerintah dan undang-undang yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan CSR saat ini lebih mengarah pada kegiatan yang bersifat amal dengan tujuan
semata-mata membangun reputasi perusahaan. Sedangkan tidak semua kegiatan CSR mampu
memberikan nilai tambah pada strategi perusahaan dan mampu berjalan selaras dengan
keunggulan kompetitif perusahaan. Agar kegiatan CSR yang dilaksanakan bisa menjadi
efektif dan mampu memiliki manfaat strategis bagi perusahaan, perumusan aktivitas strategis
CSR perlu dilakukan dengan menyelaraskan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan
dengan mempertimbangkan keberadaan rantai pasok (pemasok dan konsumen) sebab dengan
adanya aktivitas CSR yang efektif dan sejalan dengan strategi perusahaan, maka perusahaan
akan mendapatkan manfaat strategis untuk keberlanjutan perusahaan. Oleh sebab itu,
penelitian ini bermaksud menawarkan sebuah perancangan aktivitas CSR yang mampu
memberikan manfaat strategis bagi perusahaan dan manfaat sosial bagi masyarakat. Hasil
penelitian ini menunjukkan strategi CSR berbeda dari sudut pandang bisnis dan sosial, namun
aktivitas yang diterjemahkan mampu mewakili kedua sisi strategi CSR tersebut. Aktivitas
hasil analisis adalah Komunitas Agen dan Distributor/buyer, Pusat Pelayanan Pelanggan,
Riset Konsumen Berkala, Program Pembangunan Sanitasi, Green Supply Chain, Konsultasi
System Sanitary dan Program R&D berkala. Riset konsumen dan R&D merupakan aktivitas
dengan risiko kegagalan paling kecil dan pembangunan sanitasi merupakan aktivitas dengan
peluang kegagalan paling besar.
Kata kunci: Corporate Social Responsibility, Strategi, Supply Chain Responsibility
PENDAHULUAN
CSR didefinisikan sebagai sebuah konsep dimana perusahaan memberikan perhatian
kepada masyarakat dan lingkungan yang terintegrasi dengan proses bisnis, terkait dengan
interaksi antara perusahaan dan stakeholder yang bersifat sukarela (Riordan dan Fairbrass,
2008Salah satu aspek awal dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah filantropi
perusahaan. Pada awal keberadaan tanggung jawab sosial, pelaksanaannya lebih pada
kepentingan individu pemilik modal perusahaan, bukan atas nama perusahaan. Menuju era
modern, ketika perusahaan memberikan tanggung jawab sosial dengan tujuan jauh dari
keuntungan perusahaan, mulai tahun 1953, Smith V Barlow merubah sudut pandang filantropi
dengan mempertimbangkan kepentingan pemegang saham (Burlingame, 2004). Sehingga
perusahaan mulai memberikan bentuk tanggung jawab sosial dalam bentuk sumbangan
(filantropi) tanpa mengabaikan kepentingan pemegang saham.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-15-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Porter dan Kramer (2002) berpendapat bahwa perusahaan tidak boleh sekedar
mengeluarkan dana tanpa memahami area filantropi mana yang mampu memberikan
keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Jika hal ini dilakukan, maka perusahaan sama dengan
melakukan investasi lebih yang tidak memiliki dampak berkelanjutan baik bagi perusahaan
maupun dampak sosial. Porter dan Kramer menyebutkan bahwa untuk menemukan area
filantropi yang tepat, perusahaan dapat menggunakan startegi perusahaan sebagai dasar untuk
mencari area filantropi yang tidak hanya pada keuntungan sosial saja tetapi juga pada
kepentingan perusahaan sehingga konsep filantropi yang dilakukan dapat menciptakan shared
value bagi perusahaan dan masyarakat sosial.
Berdasarkan sudut pandang rantai pasok, pelaksanaan tanggung jawab sosial pun
mengalami pergeseran. Diawali dengan bentuk tanggung jawab sosial yang bersifat individu
masing-masing anggota rantai pasok hingga tanggung jawab sosial yang bersifat tanggung
jawab bersama seluruh anggota rantai pasok. Pergeseran tanggung jawab sosial tersebut
dikenal dengan istilah Supply Chain Responsibility (SCR). Kenyataannya pergerakan SCR
membawa perubahan dominasi pada salah satu elemen rantai pasok. Ketika CSR
mengistimewakan etika perusahaan atas praktek dan tindakan organisasi dan kelompok lain
dalam rantai pasok. Sedangkan dalam SCR tidak ada organisasi yang lebih mendominasi
dalam sebuah rantai pasok. Dalam SCR tanggung jawab sosial dan standar etika ditentukan
melalui kemitraan di sepanjang rantai pasok. Untuk mencapai pelaksanaan SCR yang
sempurna diperlukan kemampuan koordinasi di seluruh rangkaian rantai pasok.
Penelitian terkait dengan mengintegrasikan CSR ke dalam sebuah strategi telah
beberapa kali dilakukan. Beberapa dilakukan dengan cara mengidentifikasi aktivitas untuk
kemudian diprioritaskan aktivitas mana yang memiliki kontribusi lebih besar dibandingkan
dengan aktivitas lain sehingga mampu berjalan beriringan dengan strategi perusahaan. Metode
identifikasi awal pun berbeda untuk setiap penelitian. Namun, dari penelitian yang telah ada,
metode identifikasi aktivitas perusahaan dan dampak hingga memperoleh prioritas aktivitas
strategis CSR belum menawarkan bentuk analisis lebih lanjut yang mengarah pada
menurunkan aktivitas strategis pada aktivitas CSR menjadi aktivitas yang lebih teknis.
Contohnya, ketika penelitian sebelumnya memilih aktivitas strategis berupa caritable offering
for children, di penelitian sebelumnya belum dijelaskan lebih lanjut program bantuan seperti
apa yang akan dilakukan.
Kriteria pembobotan aktivitas strategis dengan mempertimbangkan kepentingan bisnis
khususnya kepentingan perusahaan dengan pemasok dan konsumen serta mempertimbangkan
kepentingan sosial pun belum dilakukan pada penelitian sebelumnya. Hal ini bisa dijadikan
sebuah peluang penelitian dengan menawarkan metode indentifikasi yang mampu mentranfer
aktivitas strategis CSR ke dalam sebuah bentuk aktivitas yang lebih teknis yang saling terkait
dan mendukung aktivitas strategis yang sudah ada. Di sisi lain, penelitian yang sebelumnya
dilakukan melihat identifikasi program CSR hanya berdasarkan sudut pandang perusahaan.
Sedangkan Carter dan Jenning (2002) menyebutkan bahwa kepercayaan pembeli produk
perusahaan terhadap tanggung jawab sosial supplier memiliki pengaruh positif terhadap
kerjasama antara perusahaan dengan supplier. Peluang penelitian lainyang muncul adalah
melakukan pendekatan strategi pemilihan aktivitas CSR dengan mempertimbangkan
keberadaan rantai pasok perusahaan khususnya keberadaan supplier dan konsumen. Penelitian
sebelumnya melakukan cost assessment setelah aktivitas CSR dipilih namun tidak melihat
peluang kegagalan yang muncul ketika aktivitas CSR tersebut dilakukan. Hal ini juga
merupakan sebuah peluang penelitian bagaimana peluang kegagalan aktivitas CSR
diperhitungkan dengan mempertimbangkan risiko kegagalan berdasarkan kepentingan bisnis
(supplier dan konsumen) dan risiko kegagalan berdasarkan kepentingan sosial. Ketiga peluang
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-15-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
penelitian yang muncul menjadi sebuah peluang yang masih sangat luas untuk dilakukan
khususnya dilakukan dengan studi kasus perusahaan di Indonesia.
Penelitian ini bermaksud menawarkan sebuah model strategi CSR yang dilakukan
dengan studi kasus sebuah perusahaan di Indonesia. Model strategi dilakukan dengan cara
melakukan identifikasi aktivitas CSR menggunakan rantai nilai dan House of Quality (HOQ)
untuk menterjemahkan identifikasi rantai nilai ke dalam bentuk aktivitas CSR yang sesuai.
HOQ dipilih dengan alasan, metode ini mampu menterjemahkan hubungan antar aktivitas
strategis dengan respon teknis atau aktivitas yang mendukung pelaksanaan aktivitas strategis
CSR yang telah ditentukan. Keluaran analisa HOQ ini diharapkan mampu mengurutkan
prioritas aktivitas CSR yang saling terkait dengan seluruh aktivitas strategis yang ditetapkan.
Identifikasi aktivitas CSR di lakukan dengan mempertimbangkan keberadaan supplier dan
konsumen sebagai satu rangkaian rantai pasok perusahaan yang saling mempengaruhi.
Sedangkan untuk pemilihan aktivitas strategis yang mampu memberikan nilai lebih bagi
perusahaan dalam kurun waktu 1 tahun program kerja dilakukan pembobotan aktivitas
strategis dengan pendekatan metode ANP. Tidak berhenti pada penentuan aktivitas dengan
prioritas tertinggi, penelitian ini juga menawarkan bagaimana aktivitas terpilih dianalisis lebih
lanjut dengan melihat peluang kegagalan untuk masing-masing aktivitas ketika aktivitas
tersebut dilaksanakan. Peluang kegagalan dan efek yang ditimbulkan dianalisis berdasarkan 2
kriteria yakni kriteria bisnis atau kegagalan dari sisi bisnis dimana dalam hal ini berfokus pada
supplier dan konsumen serta kriteria manfaat sosial. Peluang kegagalan didefinisikan dalam
sebuah nilai prioritas risiko atau Risk Priority Number (RPN).
METODE
Metode dalam penelitian ini di bagi menjadi 3 tahapan hingga hasil akhir dari hasil
analisis mampu menjawab seluruh tujuan penelitian yang ada. Tahapan pertama adalah
membuat sebuah framework perancangan aktivitas CSR yang lebih efektif dan selaras dengan
strategi perusahaan serta mampu dipertanggungjawabkan berdasarkan peraturan perundangan
CSR di Indonesia. Design framework dilakukan dengan melakukan studi literatur dan
menggabungkan framework design aktivitas CSR pada penelitian sebelumnya. Tahapan kedua
adalah pengujian framework perancangan aktivitas CSR dengan menggunakan metode
Analytic Network Process (ANP), House of Quality (HOQ). ANP digunakan untuk mencari
nilai prioritas aktivitas strategis CSR untuk kemudian diturunkan menjadi aktivitas CSR yang
lebih teknis. HOQ digunakan sebagai alat untuk mencari urutan prioritas aktivitas teknis CSR
dengan mempertimbangkan seluruh aktivitas strategis yang telah ditetapkan. Pada akhir tahap
kedua, dilakukan validasi aktivitas terpilih dengan strategi perusahaan apakah sudah terjadi
keselarasan atau belum. Tahap ketiga adalah analisis peluang kegagalan untuk masing-masing
aktivitas terpilih dengan melakukan perhitungan RPN melalui metode Failure Mode Effect
Analysis (FMEA). Perhitungan nilai RPN dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan
bisnis dan kepentingan sosial lingkungan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil perancangan framework penelitian melalui berbagai studi literatur ditunjukkan
dalam Gambar 1. yang Identifikasi awal aktivitas perusahaan dan pemetaan dampak aktivitas
perusahaan dipetakan ke dalam sebuah peta rantai nilai seperti pada Gambar 2. Gambar 2
menunjukkan seluruh rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan serta dampak langsung
yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut. Dampak yang terlihat adalah dampak sosial dan
dampak lingkungan di sekitar wilayah aktivitas perusahaan. Berdasarkan peta rantai nilai yang
terbentuk maka, dilakukan analisis lanjutan berupa perumusan aktivitas strategis perusahaan
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-15-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
dengan cara melakukan wawancara langsung dengan manajemen perusahaan. Berdasarkan
dampak yang ditimbulkan oleh rangkaian aktivitas perusahaan, maka manajemen perusahaan
menentukan 8 aktivitas strategis yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu 1
tahun periode program kerja (Tabel 1).
Gambar 2. Hasil Identifikasi Aktivitas Perusahaan dan Dampak Sosial Lingkungan
Tabel 1. Aktivitas Strategis CSR Berdasarkan Expert Justifikasi
No
1
2
3
4
5
6
7
8
Strategi CSR
Peduli lingkungan
Peduli kondisi sosial dan kesehatan
masyarakat
Inovasi untuk pemenuhan kebutuhan
pelanggan
Kepuasan Pelanggan
Pemberdayaan masyarakat sekitar
Agen/Distributor/Buyer Relationship
Kerjasama pengembangan teknologi dan
inovasi dengan kalangan akademis
High quality supply chain
Sedangkan hasil pengurutan prioritas aktivitas strategis dengan menggunakan metode
ANP ditunjukkan dalam Tabel 2. Prioritas yang muncul adalah prioritas terpilih berdasarkan
kepentingan bisnis perusahaan dan kepentingan sosial perusahaan. Hasil pengurutan prioritas
menunjukkan hasil berbeda antara prioritas dengan mempertimbangkan kepentingan sosial
dan prioritas dengan pertimbangan kepentingan bisnis. Sedangkan Tabel 3 menunjukkan
ringkasan prioritas aktivitas strategis yang dipilih untuk masing-masing pertimbangan
kepentingan bisnis dan kepentingan sosial. Aktivitas strategis yang mewakili kedua
kepentingan adalah aktivitas strategis terkait dengan kepuasan pelanggan.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-15-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 2. Nilai Pembobotan Prioritas Aktivitas Strategis CSR
Aktivitas Strategis Kepentingan Bisnis
Bobot
Peduli Lingkungan
Peduli Kondisi Sosial dan Kesehatan
Masyarakat
0,0502
0,0523
Aktivitas Strategis Kepentingan
Sosial
Peduli Lingkungan
Peduli Kondisi Sosial dan Kesehatan
Masyarakat
0,1999
Bobot
0,1999
Inovasi untuk pemenuhan Kebutuhan
Pelanggan
0,1538
Inovasi untuk pemenuhan Kebutuhan
Pelanggan
0,0469
Kepuasan Pelanggan
0,2594
Kepuasan Pelanggan
0,1535
Pemberdayaan masyarakat sekitar
0,0786
Pemberdayaan masyarakat sekitar
0,2469
Agen/Distributor Relationship
0,2194
0,0651
Kerjasama pengembangan teknologi dan
inovasi dengan kalangan pendidikan
0,0469
Agen/Distributor Relationship
Kerjasama pengembangan teknologi
dan inovasi dengan kalangan
pendidikan
High quality supply chain
0,1392
High quality supply chain
0,0505
0,0371
Tabel 3. Aktivitas Strategis Terpilih Berdasarkan Kepentingan Bisnis dan Sosial Lingkungan
Aktivitas Strategis CSR
Kepentingan Bisnis
Inovasi untuk pemenuhan Kebutuhan
Pelanggan
Kepuasan Pelanggan
Kepentingan Sosial
Peduli Lingkungan
Peduli Kondisi Sosial dan Kesehatan Masyarakat
Agen/Distributor/buyer Relationship
Kepuasan Pelanggan
High quality supply chain
Pemberdayaan masyarakat sekitar
Setelah diperoleh aktivitas strategis terpilih, untuk memudahkan perusahaan dalam
melaksanakan aktivitas strategis terpilih, maka aktivitas yang masih bersifat strategis
diturunkan menjadi aktivitas yang lebih teknis. Penurunan dilakukan dengan bantuan metode
HOQ. Hasil pengumpulan data penurunan aktivitas strategis menjadi aktivitas yang lebih
teknis ditunjukkan pada Gambar 3. Sedangkan dengan metode HOQ, urutan prioritas aktivitas
teknis pendukung aktivitas strategis perusahaan ditunjukkan dalam Tabel 4.
Gambar 3. Hasil Penurunan Aktivitas Strategis menjadi Respon Teknis (Aktitas Teknis)
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-15-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tabel 4. Aktivitas Pendukung Aktivitas Strategis CSR Terpilih
Aktivitas CSR
Priority (%)
Komunitas Agen dan Distributor
11,26%
Pusat Pelayanan Pelanggan
10,25%
Riset Konsumen Berkala
9,53%
Program Pembangunan Sanitasi
8,37%
Green Supply Chain
7,17%
Konsultasi System Sanitary
6,64%
Program R&D berkala
6,50%
Setelah aktivitas CSR terpilih dirumuskan, selanjutnya dilakukan analisis peluang
kegagalan aktivitas terpilih dengan menghitung nilai RPN masing-masing aktivitas terpilih
dari 2 sudut pandang yakni sudut pandang bisnis dan sudut pandang sosial lingkungan. Tabel
5 menunjukkan hasil perhitungan nilai RPN, dimana aktivitas yang memiliki nilai peluang
kegagalan tertinggi adalah program pembangunan sanitasi dan program pengembangan green
supply chain. Sedangkan aktivitas dengan peluang kegagalan terendah adalah riset konsumen
berkala dan program R&D secara berkala. Nilai RPN yang ditampilkan adalah nilai RPN total
yakni gabungan dari nilai RPN Bisnis dan nilai RPN Sosial Lingkungan.
Tabel 5. Urutan Aktivitas CSR dengan Berdasarkan Nilai RPN
Aktivitas
Riset konsumen berkala
Program RND berkala
Komunitas agen dan distributor/buyer
Pusat pelayanan pelanggan
Konsultasi sistem sanitary
Green supply chain
Program pembangunan sanitasi
Risiko Kegagalan Total
Bisnis x Sosial
540
540
4032
25920
25920
42525
104976
Kategori
Minor
Minor
Very Low
Moderate
Moderate
Moderate
Very High
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan pengumpulan data dan pengolahan data yang telah dilakukan serta
analisis lebih lanjut dengan menggunakan bantuan beberapa metode analisis,maka dari
penelitian ini dapat disebutkan beberapa kesimpulan sesuai dengan tujuan awal penelitian
sebagai berikut :
1. Framework perancangan aktivitas CSR dengan memperhatikan supplier dan Konsumen
dapat dilakukan dengan melakukan analisis langsung terhadap aktivitas perusahaan dan
dampak yang ditimbulkan dari aktivitas. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan
identifikasi awal salah satunya adalah konsep rantai nilai dan diamond framework milik
Porter. Metode tersebut dapat dirangkai dengan metode yang mampu menurunkan strategi
menjadi aktivitas yang lebih bersifat teknis seperti House of Quality juga dirangkai
dengan metode pembobotan ANP untuk memperoleh pilihan aktivitas CSR dengan lebih
objektif. Analisis lebih lanjut untuk memperdalam kematangan pemilihan aktivitas CSR,
analisis risiko kegagalan program bisa dilakukan, dalam hal ini kriteria yang digunakan
adalah sisi bisnis dan sisi sosial dengan menggunakan metode FMEA hingga
mendapatkan nilai RPN. Kerangka berfikir tersebut dapat digunakan untuk menyusun
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-15-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
aktivitas CSR sehingga menjadi lebih efektif dan mampu berjalan sesuai dengan strategi
bisnis perusahaan dengan tidak mengabaikan kepentingan sosial.
2. Pengujian framework dilakukan dengan melakukan studi kasus pada sebuah pabrik pipa
di wilayah Pasuruan, Gempol. Hasil studi kasus pada penelitian ini menunjukkan hasil :
a. Hasil pemetaan strategi CSR menunjukkan bahwa pilihan aktivitas strategis
pelaksanaan CSR lebih pada Lingkungan, kondisi sosial dan kesehatan masyarakat,
Inovasi untuk kebutuhan pelanggan, kepuasan pelanggan, pemberdayaan masyarakat
sekitar, Agen/Distributor relationship, Kerjasama dengan pihak akademisi, dan High
Quality Supply Chain.
b. Hasil pembobotan aktivitas strategis berdasarkan kepentingan bisnis dan sosial
menunjukkan bahwa kedua kepentingan tersebut hanya beririsan pada kepuasan
konsumen. Sedangakn strategi lain bertolak belakang untuk kepentingan bisnis dan
kepentingan sosial.
c. Hasil analisis menunjukkan aktivitas yang mampu mendukung strategi CSR adalah
komunitas agen/distributor, pusat pelayanan pelanggan, riset konsumen berkala,
program pembangunan sanitasi, green supply chain, konsultasi produk sanitary dan
program R&D secara berkala.
3. Analisis risiko kegagalan menunjukkan urutan prioritas baru dengan melihat nilai RPN
gabungan antara risiko kegagalan dari sisi bisnis dan risiko kegagalan dari sisi sosial.
Hasil analisis risiko kegagalan menunjukkan bahwa riset konsumen dan R&D merupakan
aktivitas dengan risiko kegagalan terkecil dan pembangunan sanitasi merupakan aktivitas
dengan risiko kegagalan yang paling besar. Urutan pelaksanaan disaran diawali dari
aktivitas dengan risiko kegagalan terkecil berlanjut hingga aktivitas dengan risiko
kegagalan terbesar.
Berikut adalah saran untuk kepentingan penelitian selanjutnya :
1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melihat seluruh rangkaian aktivitas tidak
hanya dari sisi perusahaan tetapi juga masyarakat sekitar perusahaan yang dilibatkan
langsung sebagai resonden dan nara sumber perolehan data.
2. Untuk memperkuat kebergunaan dari framework ini, diperlukan penelitian serupa yang
diaplikasikan pada studi kasus lain. Sehingga nantinya akan ditemukan pola analisis yang
menuju pada generalisasi model analisis yang dapat digunakan lebih umum dan tidak
hanya bersifat khusus. Dan kebenaran penggunaannya dapat dibuktikan lebih luas
DAFTAR PUSTAKA
Asif, M., Searcy, C., dkk., (2011), “An integrated management systems approach to corporate
social responsibility”, Journal of Cleaner Production.
Cahill, D.J., (1997), “Target marketing and segmentation: valid and useful tools for
marketing”, Management Decision, Vol. 35 No. 1, pp. 10-13.
Carter, C.R., Jenning, M.M., (2002), “Social responsibility and supply chain relathionships”,
Transportation Research, Vol. 38, pp. 35-52.
Chen, C., (2011), “The Major Component of Corporate Responsibility”, Journal of Global
Responsibility, Vol.2 No.1, pp.85-99.
Chaira, A., Spena, T., (2011), “CSR Strategy in Multinasional Firms : Focus on Human
Resources, Suppliers ans Community”, Journal of Global Responsibility, Vol. 2 No. 1,
pp.60-74.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-15-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Cohen, L., (1995), “Quality Function Deployment : How to make QFD work to you”,
Addison-Wisley, Canada.
Galbreath,J., (2009), “Building Corporate Social Responsibility Into Strategy”, European
Business Review, Vol. 21 No. 2, pp. 109-127.
Gray, E.R. and Balmer, J.M.T., (1998), “Managing corporate image and corporate
reputation”, Long Range Planning, Vol. 31 No. 5, pp. 695-702.
Heslin, P.A., Ochoa, J.D., (2008), “Understanding and developing strategic corporate social
responsibility”. Organizational Dynamics, Vol. 37, pp.125–144.
Husted, B.W., Allen, D.B., (2007). “Strategic corporate social responsibility and value
creation among large firms—lessons from the Spanish experience”, Long Range
Planning, Vol. 40, pp.594–610.
Kotler, P. and Armstrong, G., (2005), “Principles of Marketing”, 11th ed, Prentice-Hall,
Englewood Cliffs, NJ.
Liou, J.,(2012), “Developing an integrated model for the selection of strategic alliance
partners in the airline industry”, Knowledge Based System, Vol. 28, pp.59-67.
Pillay, A. Wang, J., (2003), “Modified failure mode and effect analysis using approximate
reasoning”, Reliability engineering & system safety, vol.139, 379-394.
Porter, M.E., Kramer, M.R., (2006), “Strategy and society: the link between competitive
advantage and corporate social responsibility”, Harvard Business Review 1 December.
Raimond, P., (1996), “Two styles of foresight: are we predicting the future or inventing it?”,
Long Range Planning, Vol. 29 No. 2, pp. 208-14.
Riordan, L., Fairbrass, J., (2008), “Corporate Social Responsibility (CSR): Models and
Theories in Stakeholder Dialogue”. Journal of Business Ethics, Vol. 83, pp.745-758.
Rodriguez, M.A., Richart, J.E. and Sanchez, P., (2002), “Sustainable development and the
sustainability of competitive advantage: a dynamic and sustainable view of the firm”,
Creativity and Innovation Management, Vol. 11 No. 3, pp. 135-46.
Saaty, T.L., (2001), “Decision Making with Dependence and Feedback: The Analytic
Network Process”, 2nd ed. RWS Publications, Pittsburgh.
Salzmann, O., Ionescu-somers, A., Steger, U., (2005). “The business case for corporate
sustainability: literature review and research options”, European Management Journal,
Vol.23, No.1, pp.27-36.
Sharma, R.K., Kumar, D., Kumar, P., (2005), “Systematic failure mode effect analysis
(FMEA) using fuzzy linguitic modelling”, Internasional journal of quality &
reliability management, Vol. 22 , Iss:9 pp. 986 – 1004.
Slater, S.F., (1997), “Developing a customer value-based theory of the firm”, Journal of the
Academy of Marketing Science, Vol. 25 No. 2, pp. 162-167.
Tsai, W.-H., Hsu, J.-L., (2008),“Corporate social responsibility programs choice and costs
assessment in the airline industry—a hybrid model”, Journal of Air Transport
Management, Vol.14, pp.188–196.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-15-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013
Tsai, W., Hsu, J., Chen, C., Lin, W., Chen, S., (2010), “An Integrated Approach for Selecting
Corporate Social Responsibility Program and Cost Evaluation in The Internasional
Tourist Hotel”. Internasional Journal of Hospitality Management, Vol. 29, No. 3,
pp.385-396.
Wang, Y.M., Chin, K.S., Poon, G.K.K., Yang, J.B., (2009), “Risk Evaluation in failure mode
and effect analysis using fuzzy weighted geometric mean”, Journal Expert system with
application, Vol. 36, pp.1195-1207.
Wey, W. M., & Wu, K. Y., (2007). “Using ANP priorities with goal programming in resource
allocation in transportation”. Mathematical and Computer Modelling, Vol.46, pp.985–
1000.
ISBN : 978-602-97491-7-5
A-15-9
Download