Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 PERANCANGAN AKTIVITAS CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY(CSR)YANG SELARAS DENGAN STRATEGI PERUSAHAAN DENGAN MEMPERTIMBANGKAN KEBERADAAN SUPPLIER DAN KONSUMEN Dhynna Putri Sukma Sari, Bambang Syairudin dan Imam Baihaqi Program Pascasarjana Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya Email : [email protected] ; [email protected] ; [email protected] ABSTRAK Corporate Social Responsibility (CSR) dianggap sebagai bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan atas dasar peraturan pemerintah dan undang-undang yang telah ditetapkan. Pelaksanaan CSR saat ini lebih mengarah pada kegiatan yang bersifat amal dengan tujuan semata-mata membangun reputasi perusahaan. Sedangkan tidak semua kegiatan CSR mampu memberikan nilai tambah pada strategi perusahaan dan mampu berjalan selaras dengan keunggulan kompetitif perusahaan. Agar kegiatan CSR yang dilaksanakan bisa menjadi efektif dan mampu memiliki manfaat strategis bagi perusahaan, perumusan aktivitas strategis CSR perlu dilakukan dengan menyelaraskan keunggulan kompetitif yang dimiliki perusahaan dengan mempertimbangkan keberadaan rantai pasok (pemasok dan konsumen) sebab dengan adanya aktivitas CSR yang efektif dan sejalan dengan strategi perusahaan, maka perusahaan akan mendapatkan manfaat strategis untuk keberlanjutan perusahaan. Oleh sebab itu, penelitian ini bermaksud menawarkan sebuah perancangan aktivitas CSR yang mampu memberikan manfaat strategis bagi perusahaan dan manfaat sosial bagi masyarakat. Hasil penelitian ini menunjukkan strategi CSR berbeda dari sudut pandang bisnis dan sosial, namun aktivitas yang diterjemahkan mampu mewakili kedua sisi strategi CSR tersebut. Aktivitas hasil analisis adalah Komunitas Agen dan Distributor/buyer, Pusat Pelayanan Pelanggan, Riset Konsumen Berkala, Program Pembangunan Sanitasi, Green Supply Chain, Konsultasi System Sanitary dan Program R&D berkala. Riset konsumen dan R&D merupakan aktivitas dengan risiko kegagalan paling kecil dan pembangunan sanitasi merupakan aktivitas dengan peluang kegagalan paling besar. Kata kunci: Corporate Social Responsibility, Strategi, Supply Chain Responsibility PENDAHULUAN CSR didefinisikan sebagai sebuah konsep dimana perusahaan memberikan perhatian kepada masyarakat dan lingkungan yang terintegrasi dengan proses bisnis, terkait dengan interaksi antara perusahaan dan stakeholder yang bersifat sukarela (Riordan dan Fairbrass, 2008Salah satu aspek awal dari tanggung jawab sosial perusahaan adalah filantropi perusahaan. Pada awal keberadaan tanggung jawab sosial, pelaksanaannya lebih pada kepentingan individu pemilik modal perusahaan, bukan atas nama perusahaan. Menuju era modern, ketika perusahaan memberikan tanggung jawab sosial dengan tujuan jauh dari keuntungan perusahaan, mulai tahun 1953, Smith V Barlow merubah sudut pandang filantropi dengan mempertimbangkan kepentingan pemegang saham (Burlingame, 2004). Sehingga perusahaan mulai memberikan bentuk tanggung jawab sosial dalam bentuk sumbangan (filantropi) tanpa mengabaikan kepentingan pemegang saham. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-15-1 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 Porter dan Kramer (2002) berpendapat bahwa perusahaan tidak boleh sekedar mengeluarkan dana tanpa memahami area filantropi mana yang mampu memberikan keunggulan kompetitif bagi perusahaan. Jika hal ini dilakukan, maka perusahaan sama dengan melakukan investasi lebih yang tidak memiliki dampak berkelanjutan baik bagi perusahaan maupun dampak sosial. Porter dan Kramer menyebutkan bahwa untuk menemukan area filantropi yang tepat, perusahaan dapat menggunakan startegi perusahaan sebagai dasar untuk mencari area filantropi yang tidak hanya pada keuntungan sosial saja tetapi juga pada kepentingan perusahaan sehingga konsep filantropi yang dilakukan dapat menciptakan shared value bagi perusahaan dan masyarakat sosial. Berdasarkan sudut pandang rantai pasok, pelaksanaan tanggung jawab sosial pun mengalami pergeseran. Diawali dengan bentuk tanggung jawab sosial yang bersifat individu masing-masing anggota rantai pasok hingga tanggung jawab sosial yang bersifat tanggung jawab bersama seluruh anggota rantai pasok. Pergeseran tanggung jawab sosial tersebut dikenal dengan istilah Supply Chain Responsibility (SCR). Kenyataannya pergerakan SCR membawa perubahan dominasi pada salah satu elemen rantai pasok. Ketika CSR mengistimewakan etika perusahaan atas praktek dan tindakan organisasi dan kelompok lain dalam rantai pasok. Sedangkan dalam SCR tidak ada organisasi yang lebih mendominasi dalam sebuah rantai pasok. Dalam SCR tanggung jawab sosial dan standar etika ditentukan melalui kemitraan di sepanjang rantai pasok. Untuk mencapai pelaksanaan SCR yang sempurna diperlukan kemampuan koordinasi di seluruh rangkaian rantai pasok. Penelitian terkait dengan mengintegrasikan CSR ke dalam sebuah strategi telah beberapa kali dilakukan. Beberapa dilakukan dengan cara mengidentifikasi aktivitas untuk kemudian diprioritaskan aktivitas mana yang memiliki kontribusi lebih besar dibandingkan dengan aktivitas lain sehingga mampu berjalan beriringan dengan strategi perusahaan. Metode identifikasi awal pun berbeda untuk setiap penelitian. Namun, dari penelitian yang telah ada, metode identifikasi aktivitas perusahaan dan dampak hingga memperoleh prioritas aktivitas strategis CSR belum menawarkan bentuk analisis lebih lanjut yang mengarah pada menurunkan aktivitas strategis pada aktivitas CSR menjadi aktivitas yang lebih teknis. Contohnya, ketika penelitian sebelumnya memilih aktivitas strategis berupa caritable offering for children, di penelitian sebelumnya belum dijelaskan lebih lanjut program bantuan seperti apa yang akan dilakukan. Kriteria pembobotan aktivitas strategis dengan mempertimbangkan kepentingan bisnis khususnya kepentingan perusahaan dengan pemasok dan konsumen serta mempertimbangkan kepentingan sosial pun belum dilakukan pada penelitian sebelumnya. Hal ini bisa dijadikan sebuah peluang penelitian dengan menawarkan metode indentifikasi yang mampu mentranfer aktivitas strategis CSR ke dalam sebuah bentuk aktivitas yang lebih teknis yang saling terkait dan mendukung aktivitas strategis yang sudah ada. Di sisi lain, penelitian yang sebelumnya dilakukan melihat identifikasi program CSR hanya berdasarkan sudut pandang perusahaan. Sedangkan Carter dan Jenning (2002) menyebutkan bahwa kepercayaan pembeli produk perusahaan terhadap tanggung jawab sosial supplier memiliki pengaruh positif terhadap kerjasama antara perusahaan dengan supplier. Peluang penelitian lainyang muncul adalah melakukan pendekatan strategi pemilihan aktivitas CSR dengan mempertimbangkan keberadaan rantai pasok perusahaan khususnya keberadaan supplier dan konsumen. Penelitian sebelumnya melakukan cost assessment setelah aktivitas CSR dipilih namun tidak melihat peluang kegagalan yang muncul ketika aktivitas CSR tersebut dilakukan. Hal ini juga merupakan sebuah peluang penelitian bagaimana peluang kegagalan aktivitas CSR diperhitungkan dengan mempertimbangkan risiko kegagalan berdasarkan kepentingan bisnis (supplier dan konsumen) dan risiko kegagalan berdasarkan kepentingan sosial. Ketiga peluang ISBN : 978-602-97491-7-5 A-15-2 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 penelitian yang muncul menjadi sebuah peluang yang masih sangat luas untuk dilakukan khususnya dilakukan dengan studi kasus perusahaan di Indonesia. Penelitian ini bermaksud menawarkan sebuah model strategi CSR yang dilakukan dengan studi kasus sebuah perusahaan di Indonesia. Model strategi dilakukan dengan cara melakukan identifikasi aktivitas CSR menggunakan rantai nilai dan House of Quality (HOQ) untuk menterjemahkan identifikasi rantai nilai ke dalam bentuk aktivitas CSR yang sesuai. HOQ dipilih dengan alasan, metode ini mampu menterjemahkan hubungan antar aktivitas strategis dengan respon teknis atau aktivitas yang mendukung pelaksanaan aktivitas strategis CSR yang telah ditentukan. Keluaran analisa HOQ ini diharapkan mampu mengurutkan prioritas aktivitas CSR yang saling terkait dengan seluruh aktivitas strategis yang ditetapkan. Identifikasi aktivitas CSR di lakukan dengan mempertimbangkan keberadaan supplier dan konsumen sebagai satu rangkaian rantai pasok perusahaan yang saling mempengaruhi. Sedangkan untuk pemilihan aktivitas strategis yang mampu memberikan nilai lebih bagi perusahaan dalam kurun waktu 1 tahun program kerja dilakukan pembobotan aktivitas strategis dengan pendekatan metode ANP. Tidak berhenti pada penentuan aktivitas dengan prioritas tertinggi, penelitian ini juga menawarkan bagaimana aktivitas terpilih dianalisis lebih lanjut dengan melihat peluang kegagalan untuk masing-masing aktivitas ketika aktivitas tersebut dilaksanakan. Peluang kegagalan dan efek yang ditimbulkan dianalisis berdasarkan 2 kriteria yakni kriteria bisnis atau kegagalan dari sisi bisnis dimana dalam hal ini berfokus pada supplier dan konsumen serta kriteria manfaat sosial. Peluang kegagalan didefinisikan dalam sebuah nilai prioritas risiko atau Risk Priority Number (RPN). METODE Metode dalam penelitian ini di bagi menjadi 3 tahapan hingga hasil akhir dari hasil analisis mampu menjawab seluruh tujuan penelitian yang ada. Tahapan pertama adalah membuat sebuah framework perancangan aktivitas CSR yang lebih efektif dan selaras dengan strategi perusahaan serta mampu dipertanggungjawabkan berdasarkan peraturan perundangan CSR di Indonesia. Design framework dilakukan dengan melakukan studi literatur dan menggabungkan framework design aktivitas CSR pada penelitian sebelumnya. Tahapan kedua adalah pengujian framework perancangan aktivitas CSR dengan menggunakan metode Analytic Network Process (ANP), House of Quality (HOQ). ANP digunakan untuk mencari nilai prioritas aktivitas strategis CSR untuk kemudian diturunkan menjadi aktivitas CSR yang lebih teknis. HOQ digunakan sebagai alat untuk mencari urutan prioritas aktivitas teknis CSR dengan mempertimbangkan seluruh aktivitas strategis yang telah ditetapkan. Pada akhir tahap kedua, dilakukan validasi aktivitas terpilih dengan strategi perusahaan apakah sudah terjadi keselarasan atau belum. Tahap ketiga adalah analisis peluang kegagalan untuk masing-masing aktivitas terpilih dengan melakukan perhitungan RPN melalui metode Failure Mode Effect Analysis (FMEA). Perhitungan nilai RPN dilakukan dengan mempertimbangkan kepentingan bisnis dan kepentingan sosial lingkungan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil perancangan framework penelitian melalui berbagai studi literatur ditunjukkan dalam Gambar 1. yang Identifikasi awal aktivitas perusahaan dan pemetaan dampak aktivitas perusahaan dipetakan ke dalam sebuah peta rantai nilai seperti pada Gambar 2. Gambar 2 menunjukkan seluruh rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan serta dampak langsung yang ditimbulkan dari aktivitas tersebut. Dampak yang terlihat adalah dampak sosial dan dampak lingkungan di sekitar wilayah aktivitas perusahaan. Berdasarkan peta rantai nilai yang terbentuk maka, dilakukan analisis lanjutan berupa perumusan aktivitas strategis perusahaan ISBN : 978-602-97491-7-5 A-15-3 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 dengan cara melakukan wawancara langsung dengan manajemen perusahaan. Berdasarkan dampak yang ditimbulkan oleh rangkaian aktivitas perusahaan, maka manajemen perusahaan menentukan 8 aktivitas strategis yang dapat dilakukan oleh perusahaan dalam jangka waktu 1 tahun periode program kerja (Tabel 1). Gambar 2. Hasil Identifikasi Aktivitas Perusahaan dan Dampak Sosial Lingkungan Tabel 1. Aktivitas Strategis CSR Berdasarkan Expert Justifikasi No 1 2 3 4 5 6 7 8 Strategi CSR Peduli lingkungan Peduli kondisi sosial dan kesehatan masyarakat Inovasi untuk pemenuhan kebutuhan pelanggan Kepuasan Pelanggan Pemberdayaan masyarakat sekitar Agen/Distributor/Buyer Relationship Kerjasama pengembangan teknologi dan inovasi dengan kalangan akademis High quality supply chain Sedangkan hasil pengurutan prioritas aktivitas strategis dengan menggunakan metode ANP ditunjukkan dalam Tabel 2. Prioritas yang muncul adalah prioritas terpilih berdasarkan kepentingan bisnis perusahaan dan kepentingan sosial perusahaan. Hasil pengurutan prioritas menunjukkan hasil berbeda antara prioritas dengan mempertimbangkan kepentingan sosial dan prioritas dengan pertimbangan kepentingan bisnis. Sedangkan Tabel 3 menunjukkan ringkasan prioritas aktivitas strategis yang dipilih untuk masing-masing pertimbangan kepentingan bisnis dan kepentingan sosial. Aktivitas strategis yang mewakili kedua kepentingan adalah aktivitas strategis terkait dengan kepuasan pelanggan. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-15-4 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 Tabel 2. Nilai Pembobotan Prioritas Aktivitas Strategis CSR Aktivitas Strategis Kepentingan Bisnis Bobot Peduli Lingkungan Peduli Kondisi Sosial dan Kesehatan Masyarakat 0,0502 0,0523 Aktivitas Strategis Kepentingan Sosial Peduli Lingkungan Peduli Kondisi Sosial dan Kesehatan Masyarakat 0,1999 Bobot 0,1999 Inovasi untuk pemenuhan Kebutuhan Pelanggan 0,1538 Inovasi untuk pemenuhan Kebutuhan Pelanggan 0,0469 Kepuasan Pelanggan 0,2594 Kepuasan Pelanggan 0,1535 Pemberdayaan masyarakat sekitar 0,0786 Pemberdayaan masyarakat sekitar 0,2469 Agen/Distributor Relationship 0,2194 0,0651 Kerjasama pengembangan teknologi dan inovasi dengan kalangan pendidikan 0,0469 Agen/Distributor Relationship Kerjasama pengembangan teknologi dan inovasi dengan kalangan pendidikan High quality supply chain 0,1392 High quality supply chain 0,0505 0,0371 Tabel 3. Aktivitas Strategis Terpilih Berdasarkan Kepentingan Bisnis dan Sosial Lingkungan Aktivitas Strategis CSR Kepentingan Bisnis Inovasi untuk pemenuhan Kebutuhan Pelanggan Kepuasan Pelanggan Kepentingan Sosial Peduli Lingkungan Peduli Kondisi Sosial dan Kesehatan Masyarakat Agen/Distributor/buyer Relationship Kepuasan Pelanggan High quality supply chain Pemberdayaan masyarakat sekitar Setelah diperoleh aktivitas strategis terpilih, untuk memudahkan perusahaan dalam melaksanakan aktivitas strategis terpilih, maka aktivitas yang masih bersifat strategis diturunkan menjadi aktivitas yang lebih teknis. Penurunan dilakukan dengan bantuan metode HOQ. Hasil pengumpulan data penurunan aktivitas strategis menjadi aktivitas yang lebih teknis ditunjukkan pada Gambar 3. Sedangkan dengan metode HOQ, urutan prioritas aktivitas teknis pendukung aktivitas strategis perusahaan ditunjukkan dalam Tabel 4. Gambar 3. Hasil Penurunan Aktivitas Strategis menjadi Respon Teknis (Aktitas Teknis) ISBN : 978-602-97491-7-5 A-15-5 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 Tabel 4. Aktivitas Pendukung Aktivitas Strategis CSR Terpilih Aktivitas CSR Priority (%) Komunitas Agen dan Distributor 11,26% Pusat Pelayanan Pelanggan 10,25% Riset Konsumen Berkala 9,53% Program Pembangunan Sanitasi 8,37% Green Supply Chain 7,17% Konsultasi System Sanitary 6,64% Program R&D berkala 6,50% Setelah aktivitas CSR terpilih dirumuskan, selanjutnya dilakukan analisis peluang kegagalan aktivitas terpilih dengan menghitung nilai RPN masing-masing aktivitas terpilih dari 2 sudut pandang yakni sudut pandang bisnis dan sudut pandang sosial lingkungan. Tabel 5 menunjukkan hasil perhitungan nilai RPN, dimana aktivitas yang memiliki nilai peluang kegagalan tertinggi adalah program pembangunan sanitasi dan program pengembangan green supply chain. Sedangkan aktivitas dengan peluang kegagalan terendah adalah riset konsumen berkala dan program R&D secara berkala. Nilai RPN yang ditampilkan adalah nilai RPN total yakni gabungan dari nilai RPN Bisnis dan nilai RPN Sosial Lingkungan. Tabel 5. Urutan Aktivitas CSR dengan Berdasarkan Nilai RPN Aktivitas Riset konsumen berkala Program RND berkala Komunitas agen dan distributor/buyer Pusat pelayanan pelanggan Konsultasi sistem sanitary Green supply chain Program pembangunan sanitasi Risiko Kegagalan Total Bisnis x Sosial 540 540 4032 25920 25920 42525 104976 Kategori Minor Minor Very Low Moderate Moderate Moderate Very High KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan pengumpulan data dan pengolahan data yang telah dilakukan serta analisis lebih lanjut dengan menggunakan bantuan beberapa metode analisis,maka dari penelitian ini dapat disebutkan beberapa kesimpulan sesuai dengan tujuan awal penelitian sebagai berikut : 1. Framework perancangan aktivitas CSR dengan memperhatikan supplier dan Konsumen dapat dilakukan dengan melakukan analisis langsung terhadap aktivitas perusahaan dan dampak yang ditimbulkan dari aktivitas. Metode yang dapat digunakan untuk melakukan identifikasi awal salah satunya adalah konsep rantai nilai dan diamond framework milik Porter. Metode tersebut dapat dirangkai dengan metode yang mampu menurunkan strategi menjadi aktivitas yang lebih bersifat teknis seperti House of Quality juga dirangkai dengan metode pembobotan ANP untuk memperoleh pilihan aktivitas CSR dengan lebih objektif. Analisis lebih lanjut untuk memperdalam kematangan pemilihan aktivitas CSR, analisis risiko kegagalan program bisa dilakukan, dalam hal ini kriteria yang digunakan adalah sisi bisnis dan sisi sosial dengan menggunakan metode FMEA hingga mendapatkan nilai RPN. Kerangka berfikir tersebut dapat digunakan untuk menyusun ISBN : 978-602-97491-7-5 A-15-6 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 aktivitas CSR sehingga menjadi lebih efektif dan mampu berjalan sesuai dengan strategi bisnis perusahaan dengan tidak mengabaikan kepentingan sosial. 2. Pengujian framework dilakukan dengan melakukan studi kasus pada sebuah pabrik pipa di wilayah Pasuruan, Gempol. Hasil studi kasus pada penelitian ini menunjukkan hasil : a. Hasil pemetaan strategi CSR menunjukkan bahwa pilihan aktivitas strategis pelaksanaan CSR lebih pada Lingkungan, kondisi sosial dan kesehatan masyarakat, Inovasi untuk kebutuhan pelanggan, kepuasan pelanggan, pemberdayaan masyarakat sekitar, Agen/Distributor relationship, Kerjasama dengan pihak akademisi, dan High Quality Supply Chain. b. Hasil pembobotan aktivitas strategis berdasarkan kepentingan bisnis dan sosial menunjukkan bahwa kedua kepentingan tersebut hanya beririsan pada kepuasan konsumen. Sedangakn strategi lain bertolak belakang untuk kepentingan bisnis dan kepentingan sosial. c. Hasil analisis menunjukkan aktivitas yang mampu mendukung strategi CSR adalah komunitas agen/distributor, pusat pelayanan pelanggan, riset konsumen berkala, program pembangunan sanitasi, green supply chain, konsultasi produk sanitary dan program R&D secara berkala. 3. Analisis risiko kegagalan menunjukkan urutan prioritas baru dengan melihat nilai RPN gabungan antara risiko kegagalan dari sisi bisnis dan risiko kegagalan dari sisi sosial. Hasil analisis risiko kegagalan menunjukkan bahwa riset konsumen dan R&D merupakan aktivitas dengan risiko kegagalan terkecil dan pembangunan sanitasi merupakan aktivitas dengan risiko kegagalan yang paling besar. Urutan pelaksanaan disaran diawali dari aktivitas dengan risiko kegagalan terkecil berlanjut hingga aktivitas dengan risiko kegagalan terbesar. Berikut adalah saran untuk kepentingan penelitian selanjutnya : 1. Penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan melihat seluruh rangkaian aktivitas tidak hanya dari sisi perusahaan tetapi juga masyarakat sekitar perusahaan yang dilibatkan langsung sebagai resonden dan nara sumber perolehan data. 2. Untuk memperkuat kebergunaan dari framework ini, diperlukan penelitian serupa yang diaplikasikan pada studi kasus lain. Sehingga nantinya akan ditemukan pola analisis yang menuju pada generalisasi model analisis yang dapat digunakan lebih umum dan tidak hanya bersifat khusus. Dan kebenaran penggunaannya dapat dibuktikan lebih luas DAFTAR PUSTAKA Asif, M., Searcy, C., dkk., (2011), “An integrated management systems approach to corporate social responsibility”, Journal of Cleaner Production. Cahill, D.J., (1997), “Target marketing and segmentation: valid and useful tools for marketing”, Management Decision, Vol. 35 No. 1, pp. 10-13. Carter, C.R., Jenning, M.M., (2002), “Social responsibility and supply chain relathionships”, Transportation Research, Vol. 38, pp. 35-52. Chen, C., (2011), “The Major Component of Corporate Responsibility”, Journal of Global Responsibility, Vol.2 No.1, pp.85-99. Chaira, A., Spena, T., (2011), “CSR Strategy in Multinasional Firms : Focus on Human Resources, Suppliers ans Community”, Journal of Global Responsibility, Vol. 2 No. 1, pp.60-74. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-15-7 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 Cohen, L., (1995), “Quality Function Deployment : How to make QFD work to you”, Addison-Wisley, Canada. Galbreath,J., (2009), “Building Corporate Social Responsibility Into Strategy”, European Business Review, Vol. 21 No. 2, pp. 109-127. Gray, E.R. and Balmer, J.M.T., (1998), “Managing corporate image and corporate reputation”, Long Range Planning, Vol. 31 No. 5, pp. 695-702. Heslin, P.A., Ochoa, J.D., (2008), “Understanding and developing strategic corporate social responsibility”. Organizational Dynamics, Vol. 37, pp.125–144. Husted, B.W., Allen, D.B., (2007). “Strategic corporate social responsibility and value creation among large firms—lessons from the Spanish experience”, Long Range Planning, Vol. 40, pp.594–610. Kotler, P. and Armstrong, G., (2005), “Principles of Marketing”, 11th ed, Prentice-Hall, Englewood Cliffs, NJ. Liou, J.,(2012), “Developing an integrated model for the selection of strategic alliance partners in the airline industry”, Knowledge Based System, Vol. 28, pp.59-67. Pillay, A. Wang, J., (2003), “Modified failure mode and effect analysis using approximate reasoning”, Reliability engineering & system safety, vol.139, 379-394. Porter, M.E., Kramer, M.R., (2006), “Strategy and society: the link between competitive advantage and corporate social responsibility”, Harvard Business Review 1 December. Raimond, P., (1996), “Two styles of foresight: are we predicting the future or inventing it?”, Long Range Planning, Vol. 29 No. 2, pp. 208-14. Riordan, L., Fairbrass, J., (2008), “Corporate Social Responsibility (CSR): Models and Theories in Stakeholder Dialogue”. Journal of Business Ethics, Vol. 83, pp.745-758. Rodriguez, M.A., Richart, J.E. and Sanchez, P., (2002), “Sustainable development and the sustainability of competitive advantage: a dynamic and sustainable view of the firm”, Creativity and Innovation Management, Vol. 11 No. 3, pp. 135-46. Saaty, T.L., (2001), “Decision Making with Dependence and Feedback: The Analytic Network Process”, 2nd ed. RWS Publications, Pittsburgh. Salzmann, O., Ionescu-somers, A., Steger, U., (2005). “The business case for corporate sustainability: literature review and research options”, European Management Journal, Vol.23, No.1, pp.27-36. Sharma, R.K., Kumar, D., Kumar, P., (2005), “Systematic failure mode effect analysis (FMEA) using fuzzy linguitic modelling”, Internasional journal of quality & reliability management, Vol. 22 , Iss:9 pp. 986 – 1004. Slater, S.F., (1997), “Developing a customer value-based theory of the firm”, Journal of the Academy of Marketing Science, Vol. 25 No. 2, pp. 162-167. Tsai, W.-H., Hsu, J.-L., (2008),“Corporate social responsibility programs choice and costs assessment in the airline industry—a hybrid model”, Journal of Air Transport Management, Vol.14, pp.188–196. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-15-8 Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013 Tsai, W., Hsu, J., Chen, C., Lin, W., Chen, S., (2010), “An Integrated Approach for Selecting Corporate Social Responsibility Program and Cost Evaluation in The Internasional Tourist Hotel”. Internasional Journal of Hospitality Management, Vol. 29, No. 3, pp.385-396. Wang, Y.M., Chin, K.S., Poon, G.K.K., Yang, J.B., (2009), “Risk Evaluation in failure mode and effect analysis using fuzzy weighted geometric mean”, Journal Expert system with application, Vol. 36, pp.1195-1207. Wey, W. M., & Wu, K. Y., (2007). “Using ANP priorities with goal programming in resource allocation in transportation”. Mathematical and Computer Modelling, Vol.46, pp.985– 1000. ISBN : 978-602-97491-7-5 A-15-9