lokasi budi daya ikan air tawar

advertisement
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah segala puji Syukur marilah kita panjatkan kehadirat allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayah , sehingga Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk sekolah
khususnya sekolah menengah atas Muhammdiyah Kotaagung dapat diselesaikkan
Sebagai salah satu bahan ajar BUKU PERIKANAN yang didesain dengan gaya beragam
untuk menyesuaikan keadaan perkembangan daya pikir peserta didik .
Pembuatan buku lembar kerja siswa ini merupakan hasil dari kerja yang relatif lama
dimulai penyiapan perangkat kurikulum dan silabus serta rancangan program
pembelajaran (RPP) semoga peserta didik (siswa) dapat memahami pentingnya Ilmu
Perikanan yang ada di Indonesia, diantaranya melingkupi : Penangkapan Ikan,
Budidaya Perikanan dan pengolahan hasil tangkap perikanan.
Akhirnya selesai sudah pembuatan lembar kerja siswa ini walapun didalamnya masih ada
kekurangan.
Penulis,
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
1
DAFTAR ISI
SEMESTER GENAP
BAB 1 USAHA BUDIDAYA PERIKANAN
A. Budidaya Perikanan........ ....................................................................... 3
B. Lokasi Budidaya Perikanan................ .................................................... 3
A. Keadaan Air.............................................................................. 3
B. Keadaan Tanah.......................................................................... 4
C. Topografi Kemiringan Tanah.................................................... 4
D. Letak Geografi Tanah ............................................................... 4
E. Sumber daya alam sekitar lokasi Budidaya.............................. 4
Soal – soal dan latihan ............................................................................. 5
BAB 2 TEKNIK BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
A. Metode ...................................................................................................... 7
B. Peralatan dan perlengkapan Budidaya Perikanan ..................................... 8
C. Pengadaan Benih ikan ............................................................................... 8
D. Pendederan Benih ikan ............................................................................ 8
E. Seleksi benih ikan dan penebarannya...................................................... 8
F.
Sanitasi kolam dan lingkungan sekitar..................................................... 9
G. Pengendalian hama dan penyakit ............................................................. 9
Soal soal dan latihan.................................................................................. 9
BAB 3 BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR ( LELE )
1.
Budidaya ikan Lele ( Clarias Bathracus ) ................................................. 12
2.
Teknik Pemijahan Lele Sangkuriang ........................................................ 12
Soal – soal dan Latihan ............................................................................. 13
BAB 4 PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN IKAN
A. Ikan sebagai bahan mentah ....................................................................... 15
B. Dasar – dasar pengolahan ikan ................................................................. 16
C. Microorganisme penyebab kerusakan makanan ....................................... 17
D. Tujuan utama pengolahan ikan.................................................................. 17
Soal – soal dan Latihan .................................................................................. 18
BAB 5 KOMPOSISI KIMIA DAN KUALITAS IKAN
A. Komposisi Kimia ikan .............................................................................. 20
B. Kualitas Ikan ............................................................................................. 21
C. Parameter Kesegaran ikan ........................................................................ 21
D. Penentuan kesegaran Ikan ........................................................................ 21
E. Perubahan Biokimia sebelum ikan membusuk......................................... 21
Soal – soal dan Latihan ............................................................................ 22
BAB 6 Penanganan dengan Suhu Rendah
A. Prinsip penanganan dengan suhu rendah ................................................. 25
B. Pendinginan .............................................................................................. 25
C. Pembekuan ikan ...................................................................................... 27
Soal – soal dan latihan ............................................................................. 30
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
2
BAB 1
USAHA BUDIDAYA PERIKANAN
A. BUDIDAYA PERIKANAN
Ruang lingkup budidaya perikanan mencakup suatu kegiatan pengendalian pertumbuhan dan
perkembang biakan.
Budidaya ikan bertujuan untuk memperoleh hasil yang lebih baik daripada bila ikan itu di biarkan
secara alami. Budidaya ikan di Indonesia terutama di selenggarakan di kolam , tambak ( kolam air
payau ) sawah, dan keramba.
Berdasarkan keterangan yang di peroleh hingga kini, kegiatan budidaya ikan di indonesia bermula
dari pulau jawa . tambak dan kolam sebagai tempat pemeliharaan ikan telah ada sejak zaman
kerajaan majapahit. Keterangan tersebut terungkap dari buku hukum pidana kutara menawa yang
di tulis sekitar tahun 1.400 sesudah masehi. Dalam buku itu , antara lain disebutkan mengenai
hukuman- hukuman terhadap orang yang mencuri ikan di kolam-kolam.
Khususnya mengenai tambak , di perkirakan sudah mulai di buat antar tahun 1200-1400 oleh
orang – orang hukuman yang di kirimkan ke daerah pantai untuk bekerja di daerah rawa – rawa
payau sambil menjaga daerah pantai.
B. LOKASI BUDI DAYA IKAN AIR TAWAR
Faktor lingkungan, seperti air, tanah, temperatur, derajat keasaman (pH), kandungan oksigen, dan
lain-lain sangat berpengaruh terhadap kehidupan biota air tawar (ikan, plankton, ganggang,
zooplankton dll). Kondisi lingkungan yang sesuai dengan kehidupan ikan dan biota perairan
merupakan rantai makanan ikan, sehingga dapat meningkatkan perkembangan dan pertumbuhan
ikan karena keadaannya menjadi tidak subur.
Faktor-faktor lingkungan yang perlu mendapat perhatian dalam penentuan lokasi meliputi:
keadaan air, keadaan tanah, kondisi topografi tanah (derajat kemiringan tanah), keadaan geografi
tanah (ketinggian tanah) dan potensi sumber daya alam di sekitar lokasi.
A. Keadaan Air
Budi daya ikan membutuhkan ketersediaan air yang cukup dengan kualitas yang baik. Oleh
karena itu, ketersediaan air di lokasi budi daya harus diperhitungkan menurut luas lahan (kolam)
yang akan dibangun. Sumber-sumber air yang dapat digunakan berasal dari sungai atau air
irigasi.
1) Kebersihan dan Kesehatan Air
Kebersihan dan Kesehatan air mutlak diperlukan pada budi daya ikan secara insentif. Air
yang kurang bersih sering mengandung kuman penyakit atau zat-zat yang bersifat racun,
sehingga dapat mengganggu kesehatan ikan yang hidup di dalamnya.
Sumber air yang baik adalah sebagai berikut:
a. Sumber air bukan berasal dari sungai yang digunakan untuk membuang limbah
industri.
b. Sumber air bukan berasal dari comberan, umumnya mengandung kuman-kuman
penyakit yang dapat menyerang ikan.
c. Sumber air belum terpolusi oleh bahan-bahan yang berbahaya, misalnya minyak
2) Temperatur Air
Temperatur air yang berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan ikan.
Temperatur air yang tidak cocok, misal terlalu tinggi atau terlalu rendah, dapat
menyebabkan ikan tidak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Temperatur air
yang cocok untuk pertumbuhan ikan adalah berkisar antara 150C – 300C dan perbedaan
suhu antara siang dan malam kurang dari 50C.
3) Derajat Keasam Air (pH)
Derajat keasaman (pH) air dapat mempengaruhi pertumbuhan ikan. Derajat keasaman air
yang sangat rendah atau sangat asam dapat menyebabkan kematian ikan dengan gejala
gerakannya tidak teratur, tutup insang bergerak sangat aktif dan berenang sangat cepat
dipermukaan air. Keadaan air yang sangat basa juga dapat menyebabkan pertumbuhan
ikan terhambat.
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
3
Kisaran derajat keasaman air yang cocok untuk budi daya ikan gurami adalah antara 5,5 –
8,0 untuk ikan nila 7 – 8. Namun, ikan nila masih dapat hidup pada pH air antara 5 – 11.
4) Kadar Amoniak
Kadar amoniak yang tinggi dapat mengganggu pertumbuhan ikan. Amoniak dapat
berasal dari penumpukan sisa-sisa makanan dan dari kotoran ikan. Makin banyak sisasisa makanan dan kotoran ikan di dasar kolam, maka kadar amoniak akan berambah
besar. Perairan yang baik untuk budi daya ikan adalah yang mengandung amoniak
kurang dari 0,0 ppm.
5) Derajat Kekeruhan
Air yang terlalu keruh dapat menyebabkan ikan mengalami gangguan pernafasan (sulit
bernafar) karena insangnya terganggu oleh kotoran. Disamping itu, air yang keruh dapat
menurunkan atau bahkan dapat melenyapkan selera makan karena daya penglihatan ikan
terganggu.
6) Kandungan Oksigen
Oksigen sangat diperlukan untuk pernafasan dan metabolisme ikan dan jasad-jasad renik
dalam air. Kandungan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ikan dan biota lainnya
dapat menyebabkan penurunan daya hidup ikan. Kandungan oksigen yang terlarut dalam
air yang cocok untuk ikan gurami adalah lebih dari 5 ppm, ikan nila lebih dari 3 ppm dan
untuk ikan mas berkisar 5 – 7 ppm. Pengaliran air yang baik dan permukaan kolam yang
selalu terbuka dapat meningkatkan kadar oksigen dalam air.
7) Debit Air
Debit air untuk kolam pembesaran ikan nila minimal 10 – 15 liter/detik/ha dan kedalaman
air 60 – 80 cm. Sedangkan debit air untuk kolam pembesaran gurami adalah 6 – 12
liter/detik/ha dan kedalam air 70 – 100 cm.
B. Keadaan Tanah
Keadaan tanah di lokasi budi daya perlu diteliti, terutama tekstur tanahny (penyusun tanah)
dan tingkat kesuburannya. Tekstur tanah yang baik adalah tanah liat dengan sedikit berpasir
(3:2). Tanah yang liat dan sedikit berpasir dapat menahan air dengan baik karena tidak
mudah rmerembes keluar sehingga tidak mengalami kebocoran kolam.
C. Topografi (Kemiringan) Tanah
Derajat kemiringan tanah yang cocok untuk usaha perikanan adalah berkisar 2% - 5%.
Artinya, setiap jarak 100 m tanah horizontal (mendatar) terjadi perubahan ketinggian setinggi
2 – 5 m.
D. Letak Geografi Tanah
Ikan gurami, ikan nila dan ikan mas pada dasarnya dapat hidup pada berbagai ketinggian
tempat. Untuk pertumbuhan ikan yang baik, ikan memerlukan ketinggian tertentu, seperti
ikan gurami membutuhkan ketinggian tempat 50 – 800 m dpl, ikan mas 150 – 160 m dpl dan
ikan nila 0 – 1.000 m dpl. Ketinggian tempat lebih dari 1.000 m dpl, sudah tidak
menguntungkan lagi bagi usaha budi daya perikanan, ikan tidak dapat tumbuh dan
berkembang biak dengan baik karena suhu udaranya sangat rendah yang tidak sesuai dengan
kehiduan ikan.
E. Sumber Daya Alam di Sekitar Lokasi Budi Daya
Kekayaan sumber daya alam di sekitar lokasi budi daya dapat dimanfaatkan untuk menunjang
efisiensi usaha budi daya ikan dan proses produksinya. Oleh karena itu, lokasi perikanan yang
dipilih harus memiliki kekayaan sumber hayati yang dapat dijadikan pupuk untuk
meningkatkan kesuburan kolam. Misalnya, pada lokasi tersebut banyak sumber-sumber biota
perairan (jasad renik) yang bermanfaat untuk makanan ikan (protozoa, ganggang, plankton,
cacing dll).
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
4
Ketersediaan sumber daya manusia disekitar lokasi juga sangat dibutuhkan baik untuk
pekerjaan-pekerjaan teknis maupun nonteknis, misalnya untuk pemeliharaan ikan, penjagaan
keamanan dan lain-lain.
Faktor lain yang perlu diperhatikan dalam menentukan lokasi budi daya adalah lokasi tersebut
bukan daerah yang sering kena bencana banjir pada waktu musim hujan dan bukan termasuk
daerah yang direncanakan untuk pemukiman penduduk.
Soal – soal dan latihan
Pilihlah Jawaban yang Anda anggap benar dengan memberi tanda silang!
1. Di bawah ini yang bukan termasuk faktor lingkungan dalam penentuan lokasi budi daya ikan
air tawar adalah….
a. Air
b. tanah
c. topografi
d. aerator
e.geografi tanah
2. Temperatur air yang cocok untuk pertumbuhan ikan air tawar adalah
a. 150C - 300C
c. 120C - 150C
e. 200C - 250C
b. 100C - 250C
d. 100C - 150C
3. Air yang terlalu keruh dapat menyebabkan ikan mengalami gangguan ….
a. Ginjal b. pernafasan c. sirip
d. gelembung renang
e. insang
4. Sisa-sisa makanan dan kotoran dari ikan di kolam dapat menghasilkan….
a. oksigen b. amoniak
c. karbondioksida
e. urea
e.kompos
5. Berapakah perbandingan tanah liat dan pasir yang baik untuk pembuatan kolam adalah….
a. 3 : 2
b. 2 : 3 c. 3 : 4
d. 4 : 3
e. 3 : 1
6. Derajat kemiringan tanah yang cocok untuk usaha perikanan adalah…
a. 2% - 5% b. 3% - 4%
c. 5% - 8%
d. 7% - 10%
e. 6% - 8%
7. Pada ketinggian berapakah ikan tidak dapat berkembang biak dengan baik ?....
a. > 200 m dpl
c. > 400 m dpl
e. >1000 m dpl
b. > 300 m dpl
d. > 800 m dpl
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat!
1. Jelaskan Ruang Lingkup dan tujuan Budidaya Perikanan..?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………..................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………...
2.
Faktor apa saja yang perlu diperhatikan dalam penentuan lokasi budidaya ikan air tawar?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
5
3.
Sebutkan dan jelaskan sumber air yang baik untuk melakukan usaha budi daya ikan air tawar!
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………...................................................................................................................
4.
Jelaskan mengapa kolam ikan air tawar tidak boleh memiliki kadar amoniak tinggi dan tidak
boleh memiliki derajat kekeruhan yang semakin tinggi ..?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………......................................................................................................................................
...................................................................................................................................
5.
Mengapa sumber daya alam di sekitar lokasi budidaya dapat menunjang efisiensi usaha
budidaya perikanan , jelaskan..?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………
…………....................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………
…………....................................................................................................................
Paraf
Nilai dan Catatan khusus
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
6
BAB 2
TEKNIK BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
Teknik Budidaya ikan menyangkut masalah budi daya, peralatan dan perlengakapan budi daya,
pembenihan, pendederan benih ikan, seleksi benih ikan dan penebaran benih ikan ke kolam
pembesaran, sanitasi kolam, pemberian pakan dan pengendalian hama/penyakit yang sering
menyerang.
A.
Metode
Budidaya ikan air tawar dapat menerapkan metode kolam, metode jala apung dan metode
keramba. Penerapan metode budi daya ini tergantung pada tempat usaha budi daya ikan
tersebut dilaksanakan (daratan, waduk atau sungai). Namun, pembudidayaan ikan gurami,
nila dan ikan mas pada dasarnya dapat dilakukan dengan ketiga metode tersebut (kolam,
jala apung dan keramba).
1. Metode Kolam
Budidaya ikan dengan metode kolam dilakukan dalam kolam yang dibatasi dengan
pematang. Kolam tersebut dilengkapi pintu pemasukan air dan pintu pembuangan air.
Kolam yang dibangun tersebut dapat digunakan untuk pembenihan/pemijahan,
pendederan dan pembesaran ikan. Ukuran kolam dapat dibuat beragam tergantung
pada tanah, jumlah ikan yang dipelihara dan tujuan budi daya. Yang terpenting, kolam
untuk pemijahan, pendederan dan pembesaran harus dipersiapkan dengan baik.
Penerapan budi daya ikan dengan metode kolam harus diperhatikan hal-hal berikut:
a. Konstruksi Kolam
Kolam ikan dapat dibuat secara permanen dengan menggunakan bahan bangunan
batu bata, pasir, semen, kapur dan lain-lain. Kolam ikan dapat juga dibuat tidak
permanen (kolam tanah) dengan cara membuat galian tanah hingga terbentuk kolam.
Dalam pembuatan kolam dilengkapi dengan pematang sebagai batas untuk menahan
air di dalam kolam. Pematang harus dibuat yang kuat agar mampu menahan air,
tidak mudah longsor dan tidak mudah merembeskan air. Pematang yang kuat yeng
berbentuk trapesium dan bagian atasnya dibuat lebar minimum 1 m sedangkan lebar
bagian bawah 2 – 3 m.
Kedalam kolam dapat dibuat 1,25 – 1,5 m, sedangkan luas kolam tergantung pada
jumlah ikan yang dipelihara, ukuran besar ikan tujuan pemeliharaan dan jenis ikan.
Dasar kolam harus dibuat landai ke arah pintu pengeluaran air agar memudahkan
pengeringan kolam pada saat panen. Ditengah-tengah dasar kolam dibuatkan
blumbangan dan antara blumbangan dibuatkan parit dari pintu pemasukan air sampai
ke pintu pembuangan/pengeluaran air. Blumbangan berfungsi untuk menampung
ikan pada saat pengeringan sehingga memudahkan panen. Sedangkan fungsi parit
adalah untuk memudahkan ikan-ikan masuk ke dalam blumbangan pada saat
pengeringan.
b. Desifektan Kolam
Desifektan kolam perlu dilakukan agar kondisi kolam tersebut terbebas dari hama dan
penyakit.
Desinfektan kolam dapat dilakukan secara alami, yakni dibiarkan kering (tidak ada
airnya) sampai 10 hari. Dengan demikian, celah-celah kolam akan terkena panas
matahari sehingga kuman-kuman penyakit dan hewan lain yang menjadi hama yang
hidup dipermukaan tanah mati. Disamping itu, dasar kolam dapat terangin-anginkan
sehingga terjadi proses oksidasi gas-gas beracun, misalnya asam sulfida.
c. Pemupukan
Pemupukan kolam bertujuan untuk meningkatkan kesuburan kolam sehingga
tumbuh-tumbuhan air maupun biota-biota air yang menjadi makanan alami ikan
dapat tumbuh dengan baik, misalnya jenis-jenis ganggang, plankton, protozoa,
benthos dan lain lain. Pemupukan dilakukan setelah desinfektan kolam. Pemupukan
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
7
kolam dapat menggunakan pupuk kandang , kompos jerami dan pupuk buatan
(anorganik).
2. Metode Jala
Metode Jala apung cocok diterapkan diperairan umum, misalnya danau, waduk atau
rawa yang dalam, sedangkan untuk perairan umum yang dangkal digunakan metode
hampang. Hampang adalah berupa kurungan ikan yang terbuat dari jaring, kerei bambu
atau kawat ram yang dipasang dengan menggunakan tiang bambu atau kayu yang
ditancapkan pada dasar perairan.
Kedudukan jala apung menagapung pada perairan. Pemasangan jala apung ini harus
menggunakan pelampung agar kedudukan jala tidak tenggelam seluruhnya. Selain itu,
untuk memperkuat kedudukan jala harus diberi alat pemberat pada bagian dasarnya.
Dengan demikian jala apung dapat diam di tempat sesuai dengan yang dikehendaki.
Ukuran luas jala apung bervariasi, tergantung pada padat penebaran dan jenis ikan yang
dipelihara. Untuk benih ikan gurami berukuran 100 gr padat penebarannya adalah 2
ekor/m2, nila 10 gr padat penebarannya 500 ekor/m2 dan benih ikan mas berukuran 100
gr padat penebarannya 2 ekor/m2.
3. Metode Keramba
Metode keramba cocok hanya untuk pembebesaran. Keramba umumnya terbuat dari
bambu yang berkonstruksi berbentuk persegi panjang atau bujur sangkar. Keramba
juga dapat dibuat dari bahan kayu atau rotan.
Pemasangan keramba dalam perairan yang luas dan dalam di pasang secara terendam
sebagian, maka memerlukan pelampung agar keramba tersebut mengapung.
Pelampung yang digunakan dapat berupa drum, bambu atau kayu. Sedangkan
pemasangan di perairan yang sempit, misalnya sungai-sungai kecil, saluran irigasi, parit
pemasangan keramba dilakukan terendam secara keseluruhan.
B. Peralatan dan Perlengkapan Budi Daya
Peralatan dan perlengakapan budi daya ikan harus disediakan secara lengkap agar tidak
menyulitkan setiap pekerjaan pemeliharaan ikan hingga pemanenan ikan. Perlatan yang
lengkap maka proses produksi dapat berlangsung dengan lancar
Peralatan yang perlu disiapkan untuk budi daya adalah: seser, ijuk atau sabut kelapa,
saringan, kertas laksmus, jala, bambu atau kayu, kantong plastik, tali, ember, anco, pipa
paralon/bambu, cangkul aerator, brocoh, paso, sabit dll.
C. Pengadaan Benih Ikan
Pembenihan merupakan kegiatan pengelolaan reproduksi untuk mengembangbiakkan ikan
yang akan dibudidayakan sehingga diperoleh benih ikan dalam jumlah yang banyak dan
bermutu.
D. Pendederan Benih Ikan
Pendederan Benih ikan merupakan kegiatan pemindahan benih ikan dari kolam penetasan
ke kolam pendederan atau kolam pemeliharaan benih ikan hingga sampai ukuran tertentu
dalam waktu pemeliharaan yang tertentu pula.
Pendederan benih ikan dapat berhasil baik jika kolam pendederan, kedalaman air kolam
pendederan, lama pendederan, padat penebaran benih ikan per satuan luas, pakan dan
letak kolam pendedederan diperhatikan dengan baik.
E. Seleksi Benih Ikan dan Penebaran ke Kolam Pembesar
Benih ikan yang telah dideder dan dipelihara dengan baik selama masa tertentu (1-4 bln)
tidak semuanya memiliki ukuran yang sama besar (seragam). Demikian pula benih tersebut
tidak semuanya sehat. Oleh karena itu benih yang akan dibesarkan di kolam pembeesaran
harus diseleksi dahulu untuk mendapatkan benih ikan yang ukurannya seragam, sehat dan
pertumbuhannya baik.
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
8
Untuk mencegah kematian benih ikan akibat stres, perubahan suhu mendadak dari wadah
ke kolam pembesaran, pelukaan dan serangan penyakit, maka sebelum dan saat
menebarkan benih ikan ke kolam pembesaran hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:
1. Benih ikan disucihama sebelum ditebar ke kolam pembesaran agar terhindar dari
serangan penyakit.
2. Benih ikan yang telah disucihamakan dimasukkan ke dalam wadah kembali, selanjutnya
ditebarkan ke dalam kolam pembesaran
3. Penebaran benih ikan ke kolam pembesaran sebaiknya dilakukan pada pagi hari atau
sore hari.
4. Padat penebaran benih ikan ke kolam pembesaran sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan ikan.
F. Sanitasi Kolam dan Lingkungan Sekitar
Kebersihan lingkungan kolam dan lingkungan disekitarnya harus selalu diperhatikan.
Tujuan menjaga kebersihan kolam dan sekitarnya adalah untuk menciptakan lingkungan
yang sesuai dengan kehidupan ikan.
G. Pemberian Pakan
Pemberian pakan sangat berpengaruh terhadap perkembangan dan pertumbuhan ikan.
Pemberian pakan yang kurang baik (jumlah dan mutu) akan menimbulkan penyakit nutrisi
ikan. Tanda-tanda pada ikan yang kekurangan nutrisi adalah pertumbuhannya lambat, ikan
tampak lemah dan tidak bergerak gesit. Pemberian pakan yang kurang baik dapat
menyebabkan daya tahan tubuh menurun sehingga ikan menjadi rentan terhadap serangan
penyakit.
Pemberian pakan yang sudah kadaluarsa atau rusak akibat penyimpanan yang kurang baik
dapat menyebabkan kematian pada ikan akibat keracunan dan pemberian pakan yang
berlebihan juga dapat menyebabkan pencemaran (polusi) air kolam. Sisa-sisa makanan
yang tidak terkonsumsi menyebabkan polusi air kolam sehinga mengganggu kesehatan ikan
karena kadar amoniak menjadi tinggi.
H. Pengendalian Hama dan Penyakit
Langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mengendalikan serangan hama dan penyakit
ikan antara lain sebagai berikut:
1. Sanitasi lingkungan perairan, yaitu membersihkan segala kotoran di dalam kolam
2. Desinfeksi benih ikan dengan kalium permanganat (PK)
3. Pemberian makanan yang berkualitas baik dengan jumlah yang mencukupi
4. Kepadatan opulasi ikan harus sesuai dengan luas kolam; jangan menebar ikan terlalu
padat melebihi kapasitas kolam
5. Benih ikan ditebar ke kolam harus sehat, tidak ada benih ikan yang cacat (luka) dan tidak
terserang penyakit
6. Saluran pemasukan dan pengeluaran air diberi saringan untuk mencegah ikan-ikan buas
masuk ke dalam kolam dan untuk menyaring kotoran (sampah) agar tidak masuk ke
kolam
7. Benih ikan yang akan ditebar ke dalam kolam divaksinasi terlbih dahulu agar tahan
terhadap serangan hama maupun penyakit
8. Kesehatan ikan diamati setiap hari dengan memperhatikan perilakunya, warna
tubuhnya dan nafsu makannya.
Soal – soal dan latihan
Pilihlah Jawaban yang Anda anggap benar dengan memberi tanda silang!
1. sebagai batas untuk menahan air pada kolam disebut….
a. pematang
b. kemalir
c. parit
d. paralon
e. blumbangan
2. Untuk menjaga kondisi kolam agar terbebas dari hama dan penyakit perlu dilakukan
a. desinfektan
b. pemupukan c. Penyaringan
d. Pengapuran e. Pembersihan
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
9
3. Metode yang dapat diterapkan untuk budidaya ikan air tawar di perairan umum adalah….
a. jala apung
b. Kolam
c. hampang
d. Keramba
e. Tambak
4. Alat yang digunakan untuk mengukur derajad keasaman air (pH) adalah….
a. aerator
b. seser
c. ijuk
d. kakaban
e. kertas lakmus
5. Kegiatan mengawinkan induk jantan dan betina adalah….
a. Pendederan
b. Pembenihan c. pemijahan d. pembiakan e. pembunuhan
6. Pemeliharaan benih ikan hingga sampai ukuran tertentu dalam waktu pemeliharaan
tertentu pula disebut….
a. Pendederan
b. Pembenihan c. pemijahan d. pembiakan e. pembunuhan
Jawablah pertanyaan berikut dengan jelas dan tepat!
1. Mengapa dilakukan pemupukan pada kolam sebelum ikan disebar?....
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
....................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
...................................................................................................................................
2. Apa tujuan dari desinfektan kolam ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
...................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
....................................................................................................................................
3. Apa pengaruhnya dari kita memberi pakan pada kolam budidaya ikan air tawar ?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
....................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
....................................................................................................................................
4. Mengapa perlu dilakukan seleksi benih?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
...................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
...................................................................................................................................
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
10
5. Bagaimanakah cara kita mengendalikan hama dan penyakit..?
Jawab:
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
...................................................................................................................................
…………………………………………………………………………………………………………….....................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
.....................................................................................................................................................
......................................................................................................................................
Paraf
Nilai dan Catatan khusus
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
11
BAB 3
BUDIDAYA IKAN AIR TAWAR
I. BUDIDAYA IKAN LELE ( Clarias Bathracus )
Lele merupakan jenis ikan konsumsi air tawar dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Di
Indonesia ikan lele mempunyai beberapa nama daerah, antara lain: ikan kalang (Padang),
ikan maut (Gayo, Aceh), ikan pintet (Kalimantan Selatan), ikan keling (Makasar), ikan cepi
(Bugis), ikan lele atau lindi (Jawa Tengah). Sedang di negara lain dikenal dengan nama mali
(Afrika), plamond (Thailand), ikan keli (Malaysia), gura magura (Srilangka), ca tre trang
(Jepang). Dalam bahasa Inggris disebut pula catfish, siluroid, mudfish dan walking catfish.
Ikan lele tidak pernah ditemukan di air payau atau air asin. Habitatnya di sungai
dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah yang tergenang air. Ikan lele
bersifat noctural, yaitu aktif bergerak mencari makanan pada malam hari. Pada siang hari,
ikan lele berdiam diri dan berlindung di tempat-tempat gelap. Di alam ikan lele memijah pada
musim penghujan.
Ikan lele merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang sudah dibudidayakan secara
komersial
oleh
masyarakat
Indonesia
terutama
di
Pulau
Jawa.
Budidaya lele berkembang pesat dikarenakan : 1) dapat dibudidayakan di lahan dan sumber air
yang terbatas dengan padat tebar tinggi, 2) teknologi budidaya relatif mudah dikuasai oleh
masyarakat, 3) pemasarannya relatif mudah dan 4) modal usaha yang dibutuhkan relatif rendah.
Pengembangan usaha budidaya ikan ini semakin meningkat setelah masuknya jenis ikan
lele dumbo ke Indonesia pada tahun 1985. Keunggulan lele dumbo dibanding lele lokal antara
lain tumbuh lebih cepat, jumlah telur lebih banyak dan lebih tahan penyakit. Namun demikian
perkembangan budidaya yang pesat tanpa didukung pengelolaan induk yang baik menyebabkan
lele dumbo mengalami penurunan kualitas. Hal ini karena adanya perkawinan sekerabat
(inbreeding), seleksi induk yang salah atas penggunaan induk yang berkualitas rendah.
Penurunan kualitas ini dapat diamati dari karakter umum pertama matang gonad, derajat
penetasan telur, pertumbuhan harian, daya tahan terhadap penyakit dan nilai FCR (Feeding
Conversation Rate). Sebagai upaya perbaikan mutu ikan lele dumbo, Balai Pengembangan Benih
Air Tawar (BPBAT) Sukabumi telah berhasil melakukan rekayasa genetik untuk manghasilkan
lele dumbo strain baru yang diberi nama lele ”Sangkuriang”. Perekayasaan ini meliputi produksi
induk melalui silang-balik (tahun 2000), uji keturunan benih dari induk hasil silang-balik (tahun
2001), dan aplikasi produksi induk silang-balik (tahun 2002-2004). Hasil perekayansaan ini (lele
sangkuriang) memiliki karakteristik reproduksi dan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan
dengan lele dumbo yang saat ini beredar di masyarakat.Budidaya lele sangkuriang (Clarias sp)
mulai berkembang sejak tahun 2004, setelah dirilis oleh Menteri Kelautan dan Perikanan, dengan
Nomor Kepmen KP 26/Men/2004. Teknik budidaya lele sangkuriang tidak berbeda dengan lele
dumbo, mulai dari pembenihan sampai pembesaran.
II. TEKNIK PEMIJAHAN LELE SANGKURIANG
2.1. Pematangan Gonad
Pematangan gonad lele sangkuriang dilakukan di kolam tanah. Caranya, siapkan kolam
ukuran 50 m2, keringkan selama 2-4 hari dan perbaiki seluruh bagian kolam, isi air setinggi 50-70
cm dan alirkan secara kontinyu, masukkan 300 ekor induk ukuran 0,7-1,0 kg, beri pakan
tambahan berupa pellet khusus lele dumbo sebanyak 3% setiap hari. Catatan: induk jantan dan
betina dipelihara terpisah.
2.2. Pematangan di bak
Pematangan gonad juga bisa dilakukan di bak. Caranya, siapkan baktembok ukuran panjang 8m,
lebar 4m dan tinggi 1m; keringkan selama 2-4 hari, isi air setinggi 80-100 cm dan alirkan secara
kontinyu, masukkan 100 ekor induk, beri pakan tambahan (pellet) sebanyak 3 persen/hari.
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
12
Catatan: induk jantan dan betina dipelihara terpisah.
2.3.Seleksi
Seleksi induk lele sangkuriang dilakukan dengan melihat tanda-tanda pada tubuh.
Tanda induk betina yang matang gonad :
- perut gendut dan tubuh agak kusam
- gerakan lamban dan punya dua lubang kelamin
- satu lubang telur satu lubang kencing
- alat kelamin kemerahan dan agak membengkak
Tanda induk jantan yang matang gonad :
- gerakan lincah, tubuh memerah dan bercahaya
- punya satu lubang kelamin yang memanjang, kemerahan, agak membengkak dan
berbintik putih.
2.4. Pemijahan dan Pemeliharaan Larva
Pemijahan ikan lele sangkuriang dapat dilakukan dengan tiga cara yaitu : pemijahan alami
(natural spawning), pemijahan semi alami (induced spawning) dan pemijahan buatan
(induced/artificial breeding). Pemijahan alami dilakukan dengan cara memilih induk jantan dan
betina yang benar-benar matang gonad kemudian dipijahkan secara alami di bak/wadah
pemijahan dengan pemberian kakaban. Pemijahan semi alami dilakukan dengan cara merangsang
induk betina dengan penyuntikan hormon perangsang kemudian dipijahkan secara alami.
Pemijahan buatan dilakukan dengan cara merangsang induk betina dengan penyuntikkan hormon
perangsang kemudian dipijahkan secara buatan
Soal –soal dan latihan
1. Sebutkan nama – nama daerah untuk penyebutan ikan lele yang kamu ketahui....?
Jawab
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..................................................................................................................................
2. Jelaskan asal – usul terlahirnya lele yang di beri nama lele “Sangkuriang”..?
Jawab
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..............................................................................................................................
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
13
3. Jelaskan tanda – tanda induk betina yang matang gonad..?
Jawab
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
..............................................................................................................................
4. Jelaskan tanda – tanda induk jantan yang matang gonad.?
Jawab
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
5. Jelaskan pemijahan Alami dan pemijahan buatan...?
Jawab
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
................................................................................................................................................
...............................................................................................................................
Paraf
Nilai dan Catatan khusus
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
14
BAB
BAB 1
4
PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN IKAN
A. IKAN SEBAGAI BAHAN MENTAH
Ikan sebagai bahan makanan yang mengandung protein tinggi dan mengandung asam amino
esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai biologisnya mencapai 90%, dengan
jaringan pengikat sehingga mudah dicerna. Hal paling penting adalah harganya jauh lebih murah
dibandingkan dengan sumber protein lain.
Agar dapat memanfaatkan ikan dengan baik, perlu diketahui karakteristik yang dimiliki, misalnya
struktur tubuh ikan, perbandingan ukuran tubuh dan berat, sifat fisik dan kimia, protein, lemak,
vitamin dan senyawa lain yang dikandungnya.
Kelebihan produk perikanan dibanding dengan produk hewani lainnya sebagai berikut:
1. Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan tersusun oleh asam-asam
amino yang berpola mendekati pola kebutuhan asam amino dalam tubuh manusia.
2. Daging mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit jaringan pengikat
(tendon)
3. Daging ikan mengandung asam-asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol sangat
rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
4. Selain itu, daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S, Mg, serta
vitamin A dan D dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Disamping itu, ternyata ikan juga memiliki beberapa kekurangan, yaitu:
1. Kandungan air yang tinggi (80%), pH tubuh ikan yang mendekati netral, dan daging ikan
yang sangat mudah dicerna oleh enzim autolysis menyebabkan daging sangat lunak,
sehingga menjadi media yang baik untuk pertumbuhan bakteri pembusuk.
2. Kandungan asam lemak tak jenuh mengakibatkan daging ikan mudah mengalami proses
oksidasi sehingga menyebabkan bau tengik.
Proses pembusukan pada ikan disebabkan oleh aktivitas enzim, mikroorganisme, dan oksidasi
dalam tubuh ikan itu sendiri dengan perubahan seperti bau busuk, daging menjadi kaku, sorot
mata pudar serta adanya lender pada insang maupun tubuh bagian luar.
1. Struktur Tubuh Ikan
Pada umumnya ikan mempunyai bentuk sistematis kecuali untuk ikan sebelah. Tubuh ikan
dibagi menjadi tiga bagian yaitu: kepala mulai dari bagian ujung mulut sampai akhir tutup
insang. Badan, akhir tutup insang sampai pangkal sirip anal dan dari sirip anal sampai ujung ekor
disebut bagian ekor. Ikan memiliki beberapa sirip, yaitu sirip pectoral atau sirip dada, sepasang
sirip ventral atau sirip perut, sirip dorsal atau sirip punggung, sirip anal atau sirip dubur dan sirip
ekor.
Permukaan tubuh ikan terbungkus kulit yang bersisik atau semacam duri kecil yang bersusun.
Pada bagian dalam tubuh terdapat organ yang menjalankan berbagai fungsi fisiologis, seperti
pencernaan, perkembangbiakan, jantung, empedu dan gelembung renang. Jaringan daging ikan
terdapat pada kepala, badan dan ekor tetapi sebagian besar pada bagian badan terdiri dari dua
jaringan perut, dua jaringan punggung dan empat longitudinal. Sel atau jaringan daging utama
yang merupakan unsur dasar fungsional dan morfologi yang memiliki struktur yang kompleks.
Permukaan tubuh ikan terbungkus selaput tipis, “Sarcolemma” yang mengandung myofibril yang
mengandung protein penggerak yaitu aktin dan myosin serta sarkoplasma. Bagian sarkoplasma
mengandung mitokondria dan mikrosoma yang memiliki enzim untuk pernapasan, sintesis
protein, menyimpan glikogen, lemak dan lain-lain.
Sifat Fisik Ikan Ada beberapa bentuk tubuh ikan yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan
dalam melakukan pengolahan hasil perikanan, yaitu:
1. Bentuk torpedo, mirip dengan bentuk peluru torpedo kapal selam, silindris, melancip
dibagian ujung tubuh, misalnya: ikan tuna, tenggiri dan lemuru
2. Bentuk panah, pipih memanjang dengan sirip dubur dan sirip punggung saling
berseberangan, misalnya ikan layur.
3. Bentuk pipih, baik vertical misalnya ikan sebelah atau horizontal misalnya ikan pari.
4. Bentuk mirip ular, bulat dan sangat panjang misalnya belut dan sidat.
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
15
2. Struktur Daging Ikan
Daging ikan dibagi menjadi tiga tipe, yaitu daging yang bergaris lurik, daging yang polos dan otot
jantung. Daging ikan hamper seluruhnya terdiri dari daging bergaris melintang yang dibentuk
oleh serabut-serabut daging. Daging ikan bergaris melintang nenurut warnanya, dikenal dua
jenis daging yaitu daging berwarna putih dan merah.
Warna merah pada daging disebabkan adanya gurat sisi (paternal line) yang padat syaraf. Saraf
dilapisi dengan lemak dan dialiri pembuluh darah. Bagian tersebut banyak mengandung lemak
dan mioglobin. Perbedaan warna pada daging disebabkan adanya kandungan pigmen daging
atau yang dikenal dengan mioglobin. Ikan dengan bagian terbanyak daging berwarna putih
disebut ikan berdaging putih, sedangkan daging ikan disebut berwarna merah apabila proporsi
daging merah lebih banyak daripada daging putih.
B. DASAR-DASAR PENGOLAHAN IKAN
Ikan merupakan bahan pangan yang mudah rusak (membusuk). Hanya dalam waktu sekitar 8
jam sejak ikan ditangkap dan didaratkan sudah akan timbul proses perubahan yang mengarah
pada kerusakan. Karena itu agar ikan dan hasil perikanan lainnya dapat dimanfaatkan
semaksimal mungkin, perlu dijaga kondisinya. Pengolahan merupakan salah satu cara untuk
mempertahankan ikan dari proses pembusukan, sehingga mampu disimpan lama sampai tiba
waktunya untuk dijadikan sebagai bahan konsumsi. Usaha dalam melaksanakan pengolahan
dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Misalnya, ikan yang baru ditangkap dapat
dipertahankan kesegarannya dengan cara didinginkan atau dibekukan, atau dapat pula diolah
menjadi produk setengah jadi seperti dalam pembuatan ikan pindang dan sebagainya.
Pada mulanya, usaha-usaha yang dilakukan dalam pengolahan ikan dikerjakan secara tradisional
dengan memanfaatkan prose salami. Faktor alami yang banyak dimanfaatkan berupa panas
sinar matahari. Melalui jalan menjemur ikan dibawah terik matahari kandungan air yang ada
dalam daging ikan akan berkurang sehingga ikan menjadi kering dan awet. Masih banyak lagi
factor alami lainnya yang dapat dimanfaatkan untuk pengolahan ikan.
Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka saat ini usaha dalam
pengolahan ikan ikan pun ikut berkembang dengan makin banyaknya peralatan mekanis yang
digunakan dalam proses pengolahan ikan. Dengan peralatan yang modern, maka proses
pengolahan ikan akan semakin cepat dan dapat memperbanyak produksi akhir serta mampu
memperbaiki hasil olahan sehingga akan meningkatkan nilai ekonomis hasil perkanan.
Ikan ditangkap tidak hanya untuk dimanfaatkan bagian dagingnya saja, tetapi dapat
dimanfaatkan sebagai makanan ternak, pengobatan dan digunakan sebagai bahan-bahan teknis.
Bagian Ikan
Daging
Telur (roe, milt)
Kepala
Tulang, sirip
Kulit
Sisik
Gelembung renang
Hati
Alat-alat pencernaan
Tabel 1.1Pemanfaatan Berbagai Bagian Ikan
Dapat dibuat
Unsur Utama
menjadi
Protein utama, lemak, Bermacam-macam
bahan-bahan ekstrak
bahan makanan
Protein, lemak
Bermacam-macam
bahan makanan
Protein, lemak, kalsium Tepung
ikan,
fosfat
minyak ikan
Kalsium fosfat, bahan- Tepung ikan
bahan yang mengandung
nitrogen
Kolagen
Bahan
mentah
untuk perekat dan
kulit
Kolagen, guanine
Perekat
Kolagen
Perekat
Bahan yang mengandung Pembuatan vitamin,
nitrogen, lemak, Vitamin makanan manusia,
A, D dan B
makanan hewan
Bahan-bahan
yang Tepung ikan, lemak
mengandung
nitrogen, dan enzim
lemak dan enzim
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Penggunaan
Makanan manusia
Makanan manusia
Makanan hewan
Makanan hewan
Teknis
Teknis
Teknis
Pengobatan,
makanan manusia
dan makanan hewan
Makanan
hewan,
bahan-bahan teknis
Hal
16
C. MICROORGANISME PENYEBAB KERUSAKAN MAKANAN
Mikroorganisme penyebab kerusakan makanan adalah bakteri, jamur dan khamir. Organisme
utama sebagai perusak pada makanan produk hasil perikanan adalah bakteri, karena kondisi
ikan memang cocok untuk pertumbuhan bakteri.
1. Bakteri
Bakteri ada yang bersifat aerob, an-aerob dan pathogen. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
yang berasal dari makanan disebut food born desase. Penyakit tersebut ada karena bakteri
berkembang biak di dalam alat pencernaan yang kemudian menimbulkan kejang, mencret dan
dalam keadaan yang parah dapat terjadi steptikia (keracunan darah). Termasuk dalam
kelompok bakteri pathogen di antaranya Coliform, Compylobakter dan Salmonella. Ada penyakit
yang disebabkan oleh toksin yang terdapat pada makanan dengan gejala beraneka ragam dari
diare hingga kerusakan pada pusat susunan saraf, yang termasuk jenis bakterinya adalah
Stapphylococcus dan Clostridium botulinum.
2. Kapang
Kapang adalah mikroorganisme yang memiliki pertumbuhan khas membentuk hifa kapas dan
biasanya terlihat pada Koran basah, nasi atau roti yang sudah lama. Kapang adalah
mikroorganisme multiseluler terdiri dari banyak sel tergabung menjadi satu.
Pertumbuhan kapang pada tahap awal sangat lambat karena ditekan oleh pertumbuhan bakteri
dan khamir, tetapi jika stabil laju pertumbuhannya akan berlangsung sangat cepat. Pada
umumnya kapang tumbuh pada kisaran aW yang rendah dan sebagian kapang membantu dalam
proses pengolahan tape, oncom dll.
3. Khamir
Khamir adalah mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan 50 mikron.. Biasanya
berukuran 5 sampai 10 kali lebih besar dari bakteri dan berbentuk lonjong seperti buah lemon
dan melakukan proses reprooduksi dengan cara bertunas (budding) atau pembelahan sel.
Khamir dapat tumbuh pada media cair dan padat dengan cara yang sama seperti bakteri.
3.
TUJUAN UTAMA PENGOLAHAN IKAN
Prinsip pengolahan ikan pada dasarnya bertujuan:
 Melindungi ikan dari pembusukan atau kerusakan
 Memperpanjang daya awet dan mendiversifikasikan produk olahan hasil perikanan.
Cara pengolahan yang umum dilakukan, pada dasarnya dibagi menjadi empat golongan, yaitu:
1. Pengolahan dengan memanfaatkan factor fisikawi
Pengolahan dengan factor fisikawi tidak lain merupakan pengolahan yang memanfaatkan
suhu tinggi atau rendah. Suhu tinggi digunakan untuk membunuh mikroba kontaminasi
yang terdapat pada ikan sekaligus menghentikan aktivitas enzim dalam daging ikan.
Sedangkan dengan suhu rendah lebih ditekankan pada tujuan untuk menjaga sifat sifat
segar ikan, pada proses pendinginan (menggunakan suhu rendah) tidak menyebabkan
mikroorganisme mati tetapi hanya menghambat aktivitasnya saja.
2. Pengolahan dengan bahan pengawet
Tujuan utama dari pengolahan dengan menggunakan bahan pengawet tidak berbeda
dengan tujuan diatas, yaitu menghambat aktivitas atau pertumbuhan mikroba,
menghambat proses enzimatik, serta memberikan sifat fisikawi yang khas dan memberikan
nilai estetika yang tinggi.
3. Pengolahan yang memanfaatkan factor fisikawi dan bahan pengawet
Tujuan dari pengolahan yang memanfaatkan factor fisikawi dan bahan pengawet adalah:

Meningkatkan mutu dari pengolahan yang dilakukan.

Mencegah resiko kerusakan yang lebih besar yang terjadi pada bahan

Meningkatkan factor keamanan terutama dalam masalah kesehatan

Meningkatkan rasa yang lebih baik terhadap bahan yang diolah
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
17
4. Pengolahan dengan cara fermentasi
Pengolahan dengan cara fermentasi adalah pengolahan yang bersifat mengubah bahan
mentah menjadi produk setengah jadi dan memiliki sifat-sifat berbeda dari bahan
semula. Contoh: pembuatan terasi, tepung ikan, kecap ikan dll.
Evaluasi I
A. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan memberi tanda silang (X)
1. Yang mengakibatkan daging ikan mudah mengalami proses oksidasi sehingga
menyebabkan bau tengik adalah…..
a.
Protein
c. air
b.
Lemak tak jenuh
d. enzim
2. Proses pembusukan pada ikan disebabkan oleh aktivitas
a.
Protein
c. air
b.
Lemak tak jenuh
d. enzim dan mikroorganisme
3. Pembungkus permukaan tubuh ikan yang mengandung protein penggerak adalah…
a.
Sarcolemma
c. mitokondria
b.
Myofibril
d. overall
4. Perbedaan warna pada daging ikan disebabkan oleh
a.
Paternal line
c. mioglobin
b.
Lemak
d. myofibril
5. Di bawah ini yang bukan bentuk tubuh ikan adalah….
a.
Torpedo
c. pipih
b.
Panah
d. lancip
6. Kesegaran ikan sejak dari ditangkap sampai akan mengalami kerusakan dalam jangka
waktu…
a.
7 jam
b. 8 jam
c. 9 jam
d. 10 jam
7. Penyakit pada manusia yang disebabkan oleh bakteri disebut….
a.
Food born
c. food born diseases
b.
Diseases
d. coliform
8. Bakteri yang menyebabkan penyakit diare adalah….
a.
Staphylococcus c. compylobakter
b.
Coliform
d. salmonella
9. Mikroorganisme bersel tunggal dengan ukuran antara 5 dan 50 mikron adalah….
a.
Kapang
c. khamir
b.
Virus
d. hifa
10. Sedangkan mikroorganisme yang memiliki pertumbuhan khas membentuk hifa adalah….
a.
Kapang
c. bakteri
b.
Virus
d. hifa
B. Jawablah soal berikut dengan jelas dan tepat!
1. Jelaskan bentuk-bentuk tubuh ikan
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
18
2. Sebutkan kelebihan dan kekurangan hasil-hasil perikanan!
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………...........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………...............................................................................................................................
……………………………………………………………………………………………………...
………………………………………………………………………………………………………
…………...........................................................................................................................
3. Mengapa ada ikan berdaging putih dan ada ikan berdaging merah?
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………............................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
4. Sebutkan berbagai macam proses pengolahan hasil perikanan dari yang tradisional
sampai yang modern!
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………............................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
5. Sebutkan 4 macam pengolahan umum yang sering di lakukan !
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
Paraf
Nilai dan Catatan khusus
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
19
BAB
5
KOMPOSISI KIMIA, DAN KUALITAS IKAN
A. KOMPOSISI KIMIA IKAN
Kandungan protein ikan cukup tinggi yaitu berkisar antara 18 – 30%, selain itu juga ikan
mengandung lemak yang bersifat tak jenuh, vitamin, mineral dan jaringan pengikatnya sedikit
sehingga mudah dicerna.
1. Kandungan Protein
Kandungan protein pada daging ikan cukup tinggi, mencapai 20% dan tersusun atas jumlah asam
amino yang berpola mendekati pola kebutuhan asam amino di dalam tubuh manusia.
Berdasarkan penelitian, daging ikan mempunyai nilai biologis sebesar 90%. Nilai Biologis adalah
perbandingan antara jumlah protein yang dapat diserap dengan jumlah protein yang
dikeluarkan oleh tubuh. Artinya, apabila berat daging ikan yang dimakan 100 gram, maka jumlah
protein yang akan diserap oleh tubuh lebih kurang 90% dan hanya 10% yang terbuang.
Daging ikan mempunyai beberapa fungsi untuk tubuh manusia, diantaranya:
a) Menjadi sumber energy yang sangat dibutuhkan dalam menunjang aktivitas sehari-hari
b) Membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh
c) Mempertinggi daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit dan juga memperlacar
proses fisiologis di dalam tubuh.
Kekurangan daging ikan dapat mengakibatkan penyakit, busung lapar, pertumbuhan mata, kulit
dan tulang terhambat, serta menurunnya tingkat kecerdasan terutama pada anak-anak, bahkan
dapat mengakibatkan kematian.
2. Kandungan Lemak
Lemak merupakan bahan penghasil energy terbesar dibandingkan dengan unsur gizi lainnya.
Satu gram lemak dapat memberikan kurang lebih 9 kalori. Tidak semua jenis ikan memiliki
kandungan lemak yang tinggi, jika kandungan lemak ikan kurang dari 0.5% termasuk dalam
kelompok ikan kurus. Jika kandungan lemak di atas 2% masuk dalam dalam kelompok ikan
gemuk dan jika kandungan lemaknya 0.5 – 2% masuk dalam kelompok ikan sedang.
Lemak daging ikan mengandung asam-asam lemak jenuh dengan panjang rantai C14 – C22 dan
asam lemak tak jenuh dengan jumlah ikatan 1-6. Lemak ikan rata-rata mempunyai nilai biologi,
tingginya nilai biologi ikan disebabkan oleh beberapa factor antara lain:
a. Golongan pertama adalah asam oleat yang dapat memberikan angka biologi tertinggi,
sehingga asam ini tergolong sebagai asam lemak esensial
b. Golongan kedua diberikan oleh asam-asam lemak dengan berat molekul rendah, seperti
asam-asam laurat, miristat, kaprat dan kaprilat
c. Paling rendah diberikan oleh asam linoleat.
Meskipun daging ikan mengandung lemak cukup tinggi tetapi karena 25% dari jumlah tersebut
merupakan asam-asam lemak tak jenuh yang sangat dibutuhkan manusia dan kadar kolesterol
sangat rendah, daging ikan tidak berbahaya bagi manusia juga bagi orang-orang yang kelebihan
kolesterol.
Daging ikan sangat mudah mengalami proses oksidasi karena banyak mengandung asam lemak
tak jenuh. Karena itu, sering timbul bau tengik pada tubuh ikan , terutama pada hasil olahan
maupun awetan yang disimpan tanpa menggunakan kemasan dan antioksidan.
Kandungan Karbohidrat
Karbohidrat dalam daging ikan merupakan polisakarida, yaitu: glikogen yang strukturnya
menyerupai dengan amilum. Glikogen terdapat dalam sarkoplasma diantara myofibril-miofibril.
Karbohidrat dalam daging ikan berupa glikogen antara 0.05 -0.85%, glukosa 0.0038%, asam
laktat 0.006 – 0.43%, dan berbagai senyawa metabolism karbohidrat.
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
20
3. Kandungan Vitamin dan Mineral pada Ikan
Vitamin yang terdapat pada daging ikan ada dua golongan, yaitu vitamin yang larut dalam air
seperti vitamin B1, riboflavin (B2), adermin atau peridoksin (B6) asam folat, sianokolobolamin
(B12), karnitin, biotin, niasin, inositol dan asam pantotenat. Vitamin C yang terkandung dalam
daging ikan hanya sedikit, sedangkan vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D atau
tokoferol (E).
Vitamin-vitamin tersebut umumnya lebih banyak terdapat pada organ bagian dalam tubuh ikan
ketimbang dagingnya. Vitamin A dan D banyak terdapat pada hati ikan dan jumlahnya cukup
besar dibandingkan hewan mamalia darat.
Garam mineral yang terdapat pada daging ikan berupa garam fosfat, kalsium, natrium,
magnesium, sulfur dan klorin. Sebaran garam mineral dalam daging ikan tidak merata. Bagian
tulang ikan banyak mengandung garam mineral fosfat, misalnya kalsium fosfat dan keratin
fosfat. Bagian sarkoplasma banyak mengandung garam kalium, kalsium, magnesium dan klorin.
Kalium dan kalsium sering kali menjadi bagian dari protein komplek. Zat besi banyak terdapat
pada darah sebagai inti hemesitokrom dan beberapa enzim.
A. KUALITAS IKAN
Ikan yang baik adalah ikan yang masih segar. Ikan segar adalah ikan yang masih mempunyai sifat
sama seperti ikan hidup, baik rupa, bau, rasa maupun teksturnya. Dengan kata lain ikan segar
adalah:
1. Ikan yang baru saja ditangkap dan belum mengalami proses pengawetan maupun
pengolahan lebih lanjut.
2. Ikan yang belum mengalami perubahan fisika maupun kimia atau yang masih
mempunyai sifat sama ketika ditangkap.
Faktor-faktor yang menentukan mutu ikan segar dipengaruhi, antara lain:
1. Cara penangkapan ikan;
2. Pelabuhan perikanan;
3. Berbagai factor lainnya, yaitu mulai dari pelelangan, pengepakan, pengangkutan dan
pengolahan.
Berdasarkan kesegarannya, ikan dapat digolongkan menjadi empat kelas mutu, yaitu:
1. Ikan yang tingkat kesegarannya sangat baik sekali (prima)
2. Ikan yang kesegarannya baik (advanced)
3. Ikan yang kesegarannya mundur (sedang)
4. Ikan yang sudah tidak segar lagi (busuk)
B. PARAMETER KESEGARAN IKAN
Parameter untuk menentukan kesegaran ikan terdiri dari factor-faktor fisikawi, sensoris/
organoleptik/kimiawi dan mikrobiologi. Kesegaran ikan dapat dilhat dengan metode yang
sederhana dan lebih mudah dibandingkan dengan metode lainnya dengan melihat kondisi fisik,
yaitu sebagai berikut:
1. Kenampakan Luar
2. Lenturan Daging ikan
3. Keadaan Mata
4. Keadaan Daging
5. Keadaan insang dan Sisik
C. PENENTUAN KESEGARAN IKAN
Penentuan kesegaran ikan dapat dilakukan secara fisika, kimia, dan mikrobiologi, diantara
metode yang ada, yang lebih mudah, cepat dan murah adalah dengan metode fisik.
D. PERUBAHAN BIOKIMIA SEBELUM IKAN MEMBUSUK
Setelah ikan ditangkap dan diangkat dari dalam air, ikan tidak langsung menjadi mati. Meskipun
keadaann ikan tersebut masih dalam tingkat kesegaran yang maksimal, tetapi biasanya tidak
langsung dikonsumsi. Selain itu, pada kenyataannya ikan dengan kesegaran yang maksimal
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
21
setelah dimasak rasanya kurang enak untuk dimakan, jika dibandingkan dengan ikan yang telah
beberapa saat mati baru dimasak. Hal itu ada kaitannya dengan perubahan biokimiawi yang
terjadi dalam daging ikan, antara lain timbulnya senyawa-senyawa penyebab rasa enak.
Perubahan sejak ikan mati hingga busuk dapat diklasifikasikan menjadi tiga tahapan sebagai
berikut:
1. Perubahan biokimawi yang terjadi sebelum ikan menjadi kaku (keras). Pada saat itu
paling banyak mengalami perubahan adalah pembongkaran ATP dan keratin-fosfat yang
akan menghasilkan tenaga. Glikogen juga mengalami pembongkaran menjadi asam laktat
melalui proses glikolisis sehingga menyebabkan keadaan daging menjadi asam dan aktivitas
enzim ATP-ase dan keratin-fosfokinase meningkat. Tahap pertama berlangsung dalam
waktu 1 – 7 jam sejak ikan mati, tergantung jenis ikannya.
2. Daging ikan akan menjadi lebih keras dari keadaan sebelumnya. Pada saat terjadi
penggabungan protein aktin dan protein myosin menjadi protein kompleks aktomiosin.
3. Pada tahap lanjut, tahap ketiga daging ikan akan kembali menjadi lunak secara perlahanlahan, sehingga secara organoleptik akan meningkatkan derajat penerimaan konsumen
sampai pada suatu tingkat optimal. Lama untuk mencapai tingkat optimal derajat
penerimaan konsumen bervariasi, tergantung jenis ikan dan suhu lingkungan. Tetapi pada
umumnya, hal itu berlangsung singkat karena bakteri segera berkembang, dan hanya dapat
ditunda (diperpanjang) dengan proses pendinginan atau pembekuan.
Evaluasi I
A. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan member tanda silang (X)
1. Sebagian besar yang ada dalam daging ikan adalah protein yaitu berkisar antara….
a.
18 - 30%
b. 15 – 20%
c. 10 -15%
d. 10 – 20%
2. Perbandingan antara jumlah protein yang dapat diserap dengan jumlah protein yang
dikeluarkan oleh tubuh adalah….
a.
Nilai Biologis
c. Nilai Protein
b.
Nilai Fisikawi
d. Nilai Lemak
3. Daging ikan sangat mudah sekali mengalami proses oksidasi karena mengandung…...
a.
Lemak tak jenuh
d. semua jawaban benar
b.
protein
c.
Mineral
4. Kekurangan mengkonsumsi ikan akan menyebabkan penyakit….
a.
Busung lapar
c. malaria
c.Darah tinggi d. darah rendah
5. Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi daging ikan bagi tubuh manusia adalah….
a.
Sumber energy
c. sumber lemak
b.
Membantu pemeliharaan tubuh
d. empertinggi daya tahan tubuh
6. Di bawah ini vitamin yang larut dalam lemak adalah….
a.
Vitamin A
c. Vitamin D
b.
Vitamin E
d. semua benar
7. Nama lain dari vitamin Riboflavin dan Kobalamin adalah….
a.
B1 dan B2
b. B2 dan B12
d. B2 dan B6
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
e. B1 dan B12
Hal
22
8. Vitamin yang banyak terdapat di hati ikan adalah vitamin….
a.
A
b. B
c. C
d. E
9. Penggabungan protein aktin dan protein myosin menjadi protein kompleks aktomiosin
hal ini terjadi pada perubahan biokimia daging ikan pada tahap ….
a.
Tahap I b. Tahap II
c. Tahap III
d. Tahap IV
10. Di bawah ini merupakan faktor-faktor yang menentukan mutu ikan segar kecuali …
a.
Cara penangkapan
c. pelabuhan perikanan
b.
Cara penanganannya
d. pasar
Tugas Praktikum!
1. Buatlah kelompok kerja masing-masing kelompok 4 orang siswa.
2. Siapkan bahan praktikum seperti ikan segar , ikan yang mulai membusuk masing-masing
1 ekor, baskom, air
3. Baskom diisi air, lalu masukan ikan dan lakukan pengamatan.
4. Hasil pengamatan isikan pada tabel kerja berikut
Tabel 1.1 Ciri-ciri ikan segar dan ikan yang mulai membusuk
Ikan Segar
Ikan Mulai Busuk
Kulit
Kulit
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
………………………………
………………………………………
Sisik
Sisik
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………
……………………
Mata
Mata
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………
……………………………………………
Insang
Insang
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
…………………………………………………… …………………………………………………
……….................................................................
……………….............................................
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
23
Daging
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
………
Bila ditaruh di dalam air
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
……………………………………………………
…………………………………………
Daging
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
…………………………………………………
……………………………………………
Tabel 1.2 Lembar Penilaian Ikan Segar
Sasaran
Pengamatan
Mata
Insang
Dinding
Perut
Daging
Keadaan
Nilai
Sangat segar, biji mata cembung hitam, korne jernih
Agak tenggelam, biji mata kelabu, warna kornea agak keruh
Tenggelam, biji mata putih susu, kornea keruh
Biji mata tenggelam total
Warna merah cerah, tidak berlendir akibat bakteri
Warna sedikit memucat, sedikit berlendir
Warna banyak berubah, lender banyak
Warna sangat pucat, lender sangat banyak
Perut utuh, tidak ada perubahan warna pada dinding perut
Dinding perut sedikit berubah warna dan menjadi agak lunak
Dinding perut berubah warna dan menjadi lunak
Dinding perut berubah secara total dan sangat lembek
Kenyal, elastic terhadap tekanan jari
Sedikit lunak
Lebih lunak, sisik mudah lepas
Sangat lembek, jika ditekan dengan jari bekasnya tidak hilang
Jumlah
5
3
2
0
5
3
2
0
5
3
2
0
5
3
2
0
Paraf
Nilai
Contoh
Nilai dan Catatan khusus
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
24
BAB
6
PENANGANAN DENGAN SUHU RENDAH
A. PRINSIP PENANGANAN DENGAN SUHU RENDAH
Pengawetan ikan dengan suhu rendah merupakan suatu proses pengambilan/pemindahan
panas dari tubuh ikan ke bahan lain. Adapula yang mengatakan, pendinginan adalah proses
pengambilan panas dari suatu ruangan yang terbatas untuk menurunkan dan mempertahankan
suhu ruangan tersebut bersama isinya agar selalu lebih rendah daripada suhu di luar ruangan.
B. PENDINGINAN
Kelebihan pengawetan ikan dengan pendinginan adalah sifat-sifat asli ikan tidak mengalami
perubahan tekstur, rasa dan bau. Pendinginan yang dilakukan sebelum rigor mortis berlalu
merupakan cara yang paling efektif jika disertai dengan teknik yang benar, sedangkan
pendinginan setelah proses autolysis berlangsung tidak akan banyak membantu.
Pendinginan dapat dilakukan dengan teknik seperti berikut:
1. Pendinginan dengan es;
2. Pendinginan dengan es kering
3. Pendinginan dengan udara dingin
1. Jenis-jenis Es
Cara paling mudah untuk mendinginkan ikan adalah dengan menggunakan es. Es mendinginkan
dengan cepat tanpa banyak mempengaruhi keadaan ikan serta biayanya murah.
Berdasarkan bentuknya, es dibagi menjadi lima kelompok, yaitu:
a. Es balok (block ice), yaitu balok es dengan ukuran 12 – 60 kg/balok. Sebelum dipakai es
harus dipecahkan terlebih dahulu untuk memperkecil ukuran.
b. Es tabung ( tube ice), yaitu es berbentuk tabung kecil yang siap untuk dipakai
c. Es keping tebal (plate ice), yaitu es dalam bentuk lempengan yang besar dan tebal 8 – 15
mm, kemudian dipecahkan menjadi potongan-potongan kecil dengan diameter kurang dari
5 cm, agar lebih cepat kontak dengan permukaan ikan.
d. Es keping tipis (flake ice), yaitu lempengan-lempengan tipis dengan tebal 5 mm,
diameter 3 cm, merupakan hasil pengerukan dari lapisan es yang terbentuk diatas
permukaan pembeku berbentuk silinder.
e. Es halus (slush ice) yaitu butiran-butiran yang sangat halus dengan diameter 2 mm dan
tekstur lembek, umumnya sedikit berair.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan es untuk pendinginan adalah:
a. Jenis, mutu, harga es yang tersedia di pasar
b. Kecukupan jumlah es dan ketersediaan es
c. Sarana pemecah es yang diperlukan
d. Sarana pengangkutan dan penyimpanan es yang diperlukan
e. Biaya investasi dan operasi mesin es
f. Kemudahan pemakaian es.
2. Cara Pendinginan Ikan dengan Es
Suhu rendah sangat efektif untuk menghambat pertumbuhan bakteri “psychrophilic” (bakteri
yang senang dengan suhu rendah dan hidup pada suhu 0oC - 30oC, dengan suhu optimum 15oC.
Jenis bakteri inilah yang bertanggung jawab terhadap pembusukan ikan berlemak sedikit (lean
fish).
Cara ideal mencampur ikan dengan es yaitu dengan membuat lapisan es pada dasar, kemudian
di atasnya selapis ikan, dilanjutkan dengan lapisan es lagi, demikian seterusnya dan tanda
derajat pada bagian lapisan atas ditutup dengan es.
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
25
Fungsi es dalam hal ini:
1) Menurunkan suhu daging sampai mendekati 0oC
2) Mempertahankan suhu ikan tetap dingin
3) Menyediakan air es untuk mencuci lender, sisa-sisa darah dan bakteri dari permukaan
badan ikan.
4) Mempertahankan keadaan berudara (aerobic) pada ikan selama disimpan di dalam
palka.
3. Penggunaan Cool Room
Cool Room adalah ruangan penyimpanan ikan yang didinginkan dengan mesin pendingin dan
suhu dapat diatur antara 5oC – (-5 oC). Pengaturan suhu dilakukan dengan menggunakan
thermostat yang bekerja berdasarkan suhu cool room. Sebelum ikan dimasukkan ke dalam cool
room, ikan harus diberi es terlebih dahulu, paling tidak agar suhu mencapai 2oC. Tanpa
pemberian es terlebih dahulu akan menyebabkan cool room tidak dapat langsung didinginkan,
sehingga proses pembusukan ikan akan berlangsung lebih cepat dari yang diharapkan. Wadah
terbaik untuk menyimpan ikan di cool room adalah peti. Ikan dalam peti ditumpuk sampai
ketinggian 2 meter tanpa mengalami tekanan, karena berat peti ditopang oleh peti di bawahnya.
Dinding berlapis isolasi
Arah sirkulasi
cooler
Peti berisi ikan
Pengganjal di dasar peti
Lubang untuk sirkulasi udara
Penyekat dari kayu
Gambar 1. Penataan peti basah di dalam cool room
Agar suhu tidak naik akibat penambahan panas ke dalam cool room, yang harus diperhatikan
adalah:
1. Jangan membuka pintu cool room lebih lama dari yang diperlukan, pada waktu pintu
dibuka udara panas dari luar akan masuk ke dalam ruangan.
2. Jangan memasukkan benda-benda yang tidak diperlukan ke dalam cool room
3. Jangan terlalu banyak orang yang masuk ke dalam cool room , tiap orang yang masuk
akan menghasilkan panas.
4. Jangan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak perlu di dalam cool room.
5. Jangan membiarkan lampu penerangan di dalam cool room hidup jika tidak diperlukan.
3. Pendinginan dengan Es Kering
Es kering adalah CO2 yang dipadatkan. Gas CO2 sebagai hasil sampingan dari pupuk urea, berupa
gas yang tidak berwarna, berasa asam, sedikit berbau lunak dan menghasilkan gas bertekanan
tinggi. Gas panas tersebut kemudian didinginkan hingga mengembun menjadi cairan CO2 yang
bertekanan tinggi. Kemudian cairan itu diturunkan tekanannya menjadi 1 atm melalui alat
penyemprot sehingga menghasilkan “salju” dan salju itu kemudian dimampatkan menjadi
Kristal-kristal es kering yang siap dipakai.
Daya pendingin es kering jauh lebih besar dari es biasa dalam berat yang sama. Jika es yang
mencair pada 00C hanya menyerap 80 kkal/kg es, maka es kering yang menyublim pada suhu 78,50C menyerap 136,6 kkal/kg. Dalam penggunaannya, es kering tidak boleh menempel
langsung pada ikan yang didinginkan karena suhu yang sangat rendah (-780C) dapat merusak
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
26
kulit dan daging ikan. Ikan dipisahkan dengan menempatkannya dalam wadah yang berlubang
yang terbuat dari stereoform (bahan isolator), dipak bersamaan dengan ikan dan diletakkan
pada sudut-sudut karton pengepak. Es kering pertama-tama akan mendinginkan udara di dalam
pak, kemudian udara dingin itu akan mendinginkan ikan.
4. Pendinginan Ikan di Kapal
Di dalam operasi penangkapan ikan harus dilakukan sebaik mungkin sejak berada di kapal
penangkapan untuk menjaga kualitasnya.
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebusukan ikan
Ikan yang ditangkap segera membusuk dan kecepatan membusuknya dipengaruhi oleh
beberapa faktor berikut:
1. Cara penangkapan
Ikan yang ditangkap dengan paying, trawl, pole-and-line dan sebagainya akan lebih baik
keadaannya apabila dibandingkan dengan yang ditangkap melalui gill net, long line dan
sebagainya.
2. Reaksi ikan menghadapi kematian
3. Jenis dan ukuran ikan
4. Kondisi fisik sebelum tertangkap
5. Cuaca
6. Cara penanganan dan penyimpanan
b. Penanganan Ikan di atas Dek
Dek kapal penangkapan dan setiap alat yang digunakan harus dibersihkan terlebih dahulu
sebelum ikan dinaikkan ke atasnya. Untuk ikan besar langsung disiangi, tergantung permintaan
pasar dan untuk ikan berukuran kecil langsung dilakukan pengesan. Penyiangan akan
menghasilkan mutu ikan yang lebih baik tetapi membutuhkan tenaga dan biaya.
c. Penanganan Ikan di atas Palka
Penyusunan ikan di atas palka dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu:
1. Bulking
Bulking dilakukan dengan cara ikan-ikan ditumpuk di dalam ruangan palka. Dasar palka diberi
lapisan es setebal + 15 cm, jika dinding kapal terbuat dari baja maka lapisan es harus lebih tebal.
Ikan ditumpuk berlapis-lapis bergantian dengan lapisan es. Jika ikan disiangi, maka bagian perut
ikan menghadap ke bawah agar tidak ada air yang tertampung pada bagian perut ikan. Harus
diusahakan agar seluruh ikan tertutup oleh es dan bagian atas ditutupi dengan lapisan es tebal.
2. Shelfing
Shelfing dilakukan dengan cara mengatur ikan di atas rak (sekat-sekat dari kayu, plastic pejal
atau bahan lain) dan hanya satu lapis ikan pada setiap rak. Biasanya , hanya ikan-ikan besar yang
diatur dengan cara ini dan ikan disusun membujur menurut arah kapal dengan lapisan es di atas
dan di bawahnya.
3. Boxing
Ikan disusun di dalam peti (dari kayu, plastic, aluminium dll) dengan dicampur es yang cukup
jumlahnya. Peti plastic dan aluminium lebih ringan dan lebih mudah dijaga kebersihannya, tetapi
lebih mahal, tidak sekuat peti dari kayu dalam menerima perlakuan kasar dan sulit diperbaiki
apabila rusak. Peti-peti yang berisi ikan disusun sedemikian rupa sehingga tidak terlalu banyak
makan ruang yang terbuang. Ikan-ikan yang disimpan dengan cara tersebut mutunya lebih bagus
karena ikan tidak banyak mengalami kerusakan/luka dalam penanganan. Kehilangan berat
hamper tidak ada dan tidak terlalu banyak pekerjaan yang dilakukan pada saat pembongkaran.
PEMBEKUAN IKAN
Pembekuan ikan berarti menyiapkan ikan untuk disimpan di dalam suhu rendah (cold storage).
Pembekuan bukanlah suatu cara pengawetan. Pembekuan harus dilakukan dengan hati-hati dan
semestinya, jika tidak akan mengakibatkan kerusakan pada ikan. Selama pembekuan banyak
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
27
sekali perubahan yang terjadi, baik perubahan fisik, kimia maupun biologi, pembekuan
dimaksudkan untuk mengawetkan sifat-sifat alami ikan.
1. Prinsip pembekuan
Pembekuan ikan menggunakan suhu yang lebih rendah, yaitu jauh di bawah titik beku ikan.
Pembekuan mengubah seluruh kandungan air pada ikan menjadi es, tetapi pada waktu ikan
beku dilelehkan kembali untuk digunakan, keadaan ikan harus kembali seperti sedia kala.
Keadaan beku menghambat aktifitas bakteri dan enzim sehingga daya awet ikan beku lebih
besar dibandingkan dengan ikan yang hanya didinginkan. Pada suhu -120C, kegiatan bakteri
dapat dihentikan, tetapi proses kimia enzimatis masih terus berjalan. Kematian bakteri akibat
pembekuan karena:
1) Sebagian besar air di dalam tubuh ikan, baik bebas maupun terikat telah berubah
menjadi es akibatnya bakteri kesulitan menyerap makanan dalam bentuk larutan
2) Cairan di dalam sel bakteri akan ikut membeku dan volumenya bertambah, sehingga
dinding sel pecah dan mengakibatkan kematian bakteri.
3) Suhu yang sangat rendah menyebabkan bakteri yang tidak tahan terhadap suhu rendah
akan mati
2. Proses pembekuan
Sebagian besar tubuh ikan (60% - 80%) terdiri atas cairan yang terdapat di dalam sel, jaringan
dan ruangan-ruangan antarsel. Cairan tersebut berupa larutan koloid encer yang mengandung
berbagai macam garam (terutama kalium fosfat dasar) dan protein. Sebagian besar dari cairan
itu (+ 67%) berupa free water dan selebihnya (+ 5%) berupa (bound water). Bound water
merupakan air yang terikat kuat secara kimia dengan substansi lain dari tubuh manusia.
Pembekuan berarti mengubah kandungan cairan menjadi es. Ikan mulai membeku pada suhu
antara -0.60C sampai -20C atau rata-rata pada -10C. Yang mula-mula membeku adalah free
water, disusul oleh bound water. Pembekuan dimulai dari bagian luar, bagian tengah membeku
paling akhir.
3. Perubahan Suhu selama pembekuan.
Berdasarkan panjang pendeknya waktu thermal arrest, pembekuan dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Pembekuan cepat (quick freezing), yaitu pembekuan dengan thermal arrest time tidak
lebih dari dua jam.
2) Pembekuan lambat (slow freezing atau sharp freezing), yaitu bila thermal arrest time
lebih dari dua jam. Membekukan ikan harus dilakukan dengan quick freezing.
4. Bentuk-bentuk ikan yang dibekukan
Cara mempersiapkan ikan untuk dibekukan tergantung pada bentuk apa yang dikehendaki
dengan pembekuan itu. Ikan dapat dibekukan dalam bentuk sebagai berikut:
a. Whole (utuh)
b. Gill dan Gutted (dibuang insang dan isi perutnya)
c. Fillet steak, stick, loin dan sebagainya.
5. Waktu Pembekuan
Waktu pembekuan adalah waktu yang diperlukan untuk menurunkan suhu pproduk dari suhu
awal hingga mencapai suhu tertentu pada bagian tengah produk. Faktor-faktor yang
menentukan koefisien transfer panas keseluruhan dan waktu pembekuan:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
Jenis freezer
Suhu kerja
Kecepatan udara di dalam air blast freezer
Suhu produk sebelum pembekuan
Tebal produk
Bentuk produk
Luas permukaan persinggungan dan kepadatan produks
Pengepakan produk
Jenis ikan
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
28
6. Penanganan Ikan Setelah dibekukan
Setelah dikeluarkan dari freezer, perlu dilakukan penanganan terhadap ikan, yaitu:
a. Glazing
Pemberian selimut es (glaze) pada ikan beku dengan cara menyemprotkan, menyapukan air
atau mencelupkan ikan ke dalam air yang bertujuan untuk mengurangi dehidrasi dan oksidasi.
Lapiisan es tersebut yang akan menyublim di dalam cold storage. Selubung es juga melindungi
kontak dengan udara sehingga oksidasi dapat dikurangi.
b. Pengepakan
Pengemasan perlu dilakukan tidak saja untuk melindungi produk, tetapi juga untuk
meningkatkan nilai estetika sehingga meningkatkan daya tarik terhadap konsumen. Kemasan
yang digunakan harus kedap udara untuk mengurangi terjadinya oksidasi produk, kemasan juga
harus dapat menahan uap air agar dapat mencegah penguapan produk selama penyimpanan.
Bahan-bahan yang dapat dipakai sebagai kemasan untuk ikan dapat berupa karton berlapis lilin
atau berlapis plastic, selain itu juga plastic dan aluminium foil juga banyak dipakai.
c. Pemindahan ke Dalam Cold Storage
Waktu antara pembongkaran dari freezer dan memasukan ke dalam cold storage harus
cepat. Suhu permukaan produk dapat meningkat dengan cepat sehingga akan meleleh
terutama ikan-ikan kecil, fillet dan udang. Walaupun kelihatan kokoh, ikan beku mudah
mengalami kerusakan jika penanganannya tidak baik.
d. Pelelehan (Thawing)
Thawing merupakan pproses pelelehan ikan beku yang dilakukan sesaat sebelum ikan dipakai
atau untuk diperdagangkan dalam bentuk segar. Saat pelelehan, ikan kehilangan sebagian
beratnya dalam bentuk drip. Banyaknya drip dalam pelelehan akan menghasilkan ikan yang
bermutu rendah karena sebagian unsure gizi juga ikut hilang.
Cara-cara pelelehan dapat dikelompokan sebagai berikut:
1. Menggunakan panas yang dialirkan ke dalam daging melalui kulit
a.
Pelelehan dengan udara diam
b.
Pelelehan secara air blast
c.
Pelelehan dengan air
2. Menggunakan panas yang ditimbulkan di dalam daging ikan.
a.
Dielectric heating
b.
Electrical resistance thawing
c.
Microwave heating.
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
29
Evaluasi I
A. Pilihlah jawaban yang anda anggap benar dengan member tanda silang (X)
1. Proses pengambilan atau pemindahan panas dari tubuh ikan ke bahan lain adalah
pengawetan ikan dengan ….
a.
suhu rendah
c. suhu tinggi
b.
penggaraman
d. faktor kimia
2. Ruangan penyimpanan ikan yang didinginkan dengan menggunakan thermostat untuk
mengatur suhunya adalah….
a.
cool room
c. cold room
b.
warm room
d. thermos room
3. Reaksi ikan menghadapi kematiannya disebut dengan
a.
rigor mortis
c. dead fish
b.
long life
d. trouble fish
4. Cairan yang keluar dari tubuh ikan setelah proses thawing dan kaya akan unsur nutrisi
disebut…
a.
bound water
c. drip
b.
freezer
d. fillet
5. Sayatan daging ikan yang bebas dari tulang dan kulit disebut….
a.
bound water
c. free water
b.
freezer
d. fillet
6. Air yang terikat kuat secara kimia dengan substansi lain dari tubuh ikan disebut….
a.
bound water
c. free water
b.
freezer
d. fillet
7. Pembekuan cepat dengan thermal arrest tidak lebih dari 2 jam disebut….
a.
quick freezing
c. slow freezing
b.
cold storage
d. freezer
8. Tempat penyimpanan ikan di dalam kapal disebut….
a.
palka
b. dek
c. cold storage
d. freezer
9. Pemberian selimut es pada ikan beku dengan bertujuan mengurangi dehidrasy dan
oksidasi.
Selimut es di sebut juga…
a.
Cold storage
b. dek
c. Glaze
d. freezer
10. Ruangan tempat pembeku ikan adalah….
a.
palka
b. dek
c. cold storage
d. freezer
B.
Jawablah soal berikut dengan jelas dan tepat!
1. Jelaskan definisi tentang pendinginan dan pembekuan
Jawab:
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
30
2. Sebutkan 5 kelompok es berdasarkan bentuknya!
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
3. Jelaskan bagaimana cara penyusunan ikan untuk pengesan di palka?
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
4. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan kecepatan pembekuan!
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
5. Sebutkan fungsi es dalam proses pendinginan?
Jawab:
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
………………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………
…………..........................................................................................................................
Paraf
Nilai dan Catatan khusus
HASBI ASHIDDIQI
NBM.1052703
LKS Perikanan semester genap / SMA Muhammadiyah 1 kotaagung / 2011 – 2012
Hal
31
Download