hukum perbankan

advertisement
HUKUM PERBANKAN
Apakah Bank itu ?.
Ada tiga cara atau jalan mendifinisikan bank
(1). Mengacu kepada peraturan per-uu-an yang
berlaku ( legal regulation within which
institutional functions );
(2). Mengacu kepada services bank kepada konsumen;
(3). Mengacu kepada fungsi ekonomis ( economic
functions ) dalam pelayanan kepada masyarakat (
Macey and Miller, 1992 : 36 ).
1
Difinisi bank ….
• Dari sudut legal ( UU No.7 Thn 92 jo UU No.10 Thn 98 ) Bank : badan
usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan
penyalurkannya kepada masyarakat dalam rangka meningkatkan taraf
hidup rakyat banyak.
• Kelemahan : dari sudut legal banyak lembaga lain yang juga melakukan
hal yang sama dengan bank, mengapa tdk disebut bank, mis : asuransi,
dana pensiun, dsb.
• Dari sudut “ service atau produk yang ditawarkan kepada konsumen ,
bank : institusi yang menerima simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk pinjaman.
• Kelemahan : ada lembaga keuangan yang juga befungsi demikian tapi
tdk disebut bank, mis : mortgage companies, pensiun fund, money
market mutual funds, life insurance, dll.
2
Difinisi … lanjutan
• Mengacu kepada fungsi ekonomis, bank : lembaga yang menerima
simpanan, menawarkan rekening dengan hak istimewa dan
membuat pinjaman, sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
perannya sbg “ financial intermediary “ atas jasa transaksi kepada
konsumen.
• Pendekatan fungsi ekonomis yang dianggap paling memuaskan. Sbg
“ finacial intermediary “ bank akan mengambil uang dari nasabah,
mengumpulkan, menanamkan kembali dana tersebut pada
perusahaan lain dalam bentuk : kredit, saham, go public ke pasar
modal, dll.
• Bank adalah institusi yang berada diantara investor ( nasabah ) awal
dengan investor ( nasabah ) paling akhir ( Macey and Miller, 1992 :
38 ).
3
Sifat Industri Perbankan
Dua sifat khusus industri perbankan :
1.sebagai salah satu sub-sistem industri jasa
keuangan. Bank disebut sbg jantung atau
motor penggerak roda perekonomian suatu
negara, salah satu leading indicator
kestabilan tingkat perekonomian suatu
negara . Jika industri perbankan terpuruk hal
ini adalah indikator perekonomian negara
ybs sedang sakit.
4
Sifat industri perbankan
2. Industri perbankan adalah industri yang sangat
bertumpu kepada kepercayaan masyarakat ( fiduciary
financial institution). Kepercayaan masyarakat adalah
segala-galanya bagi bank. Begitu masyarakat tidak
percaya pada bank, bank akan menghadapi “ rush”
dan akhirnya kolpes. Di AS pada abad 19-20, setiap
20 tahun sekali terjadi krisis perbankan sebagai
akibat krisis kepercayaan ( Lash, 1987 : 8 ).
5
Sifat industri perbankan …lanjutan
• Karena dua sifat khusus tersebut, industri
perbankan adalah industri yang sangat banyak
diatur oleh pemerintah ( most heavily regulated
industries ). Revisi serta penegakannya harus
dilakukan sangat hati-hati dengan memperhatikan
akibat ekonomi dan fungsi perbankan dalam
perekonomian negara serta kepercayaan
masyarakat yang harus dijaga.
6
Tujuan pengaturan industri perbankan
Ada lima tujuan , mengapa industri perbankan perlu
diatur :
1. Menjaga keamanan bank;
2. Memungkinkan terciptanya iklim kompetisi yang
sehat;
3. Pemberian kredit untuk tujuan khusus;
4. Perlindungan terhadap nasabah;
5. Terciptanya suasana kondusif bagi pengambilan
kebijakan moneter ( Lash, 1987 : 22 ).
7
Tujuan ….lanjutan
• Tujuan menjaga keamanan : agar bank tidak mudah kolaps,
kepercayaan masyarakat terjaga.
• Tujuan menjaga iklim kompetisi yang sehat : agar tidak saling bersaing
secara tidak fair, saling berlomba menarik kepercayaan masyarakat
secara tidak fair : perang suku bunga, tdk boleh hanya dikuasai
sekelompok tertentu, dsb.
• Tujuan pemberian kredit khusus : untuk memastikan kredit sampai
kepada pihak yang benar-benar membutuhkan.
• Tujuan perlindungan nasabah : agar nasabah diperlakukan adil,
transparan. Nasabah adalag assets perbankan.
• Tujuan menciptakan suasana kondusif bagi kebij moneter : agar
pengambilan keputusan kebijakan moneter tidak teganggu.
8
Fungsi Pokok Bank
1.
2.
3.
4.
5.
Menghimpun dana;
Memberi kredit;
Memperlancar lalu lintas pembayaran;
Media kebijakan moneter;
Penyedia informasi, pemberian konsultasi dan
bantuan penyelenggaraan administrasi.
9
Fungsi pokok bank ..lanjutan
•
Fungsi menghimpun dana. Dana berasal dari
tiga sumber pokok :
a. masyarakat dalam bentuk : simpanan giro,
deposito, tabungan, dana endapan L/C, bank
garansi, wesel, dsb;
b. dari lembaga penanam modal atau lembaga
keuangan non bank, spt : dana pensiun,
asuransi, dsb;
c. dari dunia usaha dan masyarakat lain.
10
Fungsi pokok bank
• Fungsi memberi kredit. Pemberian kredit harus
memperhitungkan likuiditas agar tidak
membahayakan pemenuhan kewajiban kepada
nasabah, jika sewaktu-waktu diperlukan. Kredit
dapat berupa jangka pendek, menengah dan
panjang. Kredit jangka pendek dapat memberi
pengaruh langsung terhadap pasar uang, sedangkan
kredit jangka menengah dan jangka panjang dapat
mempunyai pengaruh langsung terhadap pasar
modal.
11
Fungsi pokok bank
• Fungsi memperlancar lalu lintas pembayaran. Fungsi ini
dilakukan dalam berbagai bentuk : pemberian jaminan bank,
pengiriman uang, pembukaan L/C, inkaso.
• Fungsi media kebijakan moneter. Bank sebagai penerima
simpanan giro sering dikatakan sebagai lembaga yang
mempunyai kemampuan menciptakan uang.
• Fungsi penyedia informasi, pemberian konsultasi dan bantuan
penyelenggaraan administrasi. Informasi suku bunga (
investasi ), konsultasi investasi, bantuan adminitrasi proyek ,
dsb.
12
Kebijakan Moneter
• Kebijakan Moneter atau Monetary Policy adalah
kebijakan yang dilakukan pemerintah melalui bank
sentral untuk mengatur besarnya kredit yang
tersedia serta uang yang beredar di masyarakat.
• Biasanya kebijakan moneter dilaksanakan bersamasama dengan kebijakan fiskal untuk mengatasi
masalah makro ekonomi, spt : pengangguran,
kenaikan harga dan lambannya pertumbuhan
ekonomi.
13
Kebijakan Moneter
• Kebijakan moneter juga digunakan untuk menjamin agar faktor
produksi ( tenaga kerja, sumber daya dan dana, dsb ) digunakan
dan dialokasikan ke berbagai kegiatan ekonomi secara efisien
dan menjamin distribusi yang lebih merata.
• Pada mulanya kebijakan moneter hanya digunakan untuk
mengendalikan tingkat harga, kemudian juga digunakan untuk
menghadapi masalah pengangguran dan pertumbuhan
ekonomi.
• Argumennya : mereka setuju bahwa pertambahan uang yang
beredar secara berlebihan akan mengakibatkan kenaikan harga,
tetapi korelasi antara jumlah uang yg beredar dg tingkat harga
tdk sesederhana itu.
14
Kebijakan Moneter
• Kaitannya dg faktor produksi, mereka berkeyakinan
bahwa bila terdapat banyak pengangguran,
bertambahnya uang yang beredar akan dapat
meningkatkan kegiatan ekonomi. Tetapi bila faktor
produksi sudah digunakan secara penuh, maka
penambahan uang yg beredar akan mengakibatkan
kenaikan harga.
• Fungsi kebijakan moneter adalah mengendalikan
setiap waktu jumlah uang yg beredar agar dapat
diciptakan tingkat kegiatan ekonomi yang tinggi dan
stabil.
15
Kebijakan Moneter
• Ada dua macam kebijakan moneter : (1). Kebijakan
yang ekspansioner; (2). Kebijakan yang kontraksioner.
• Kebijakan moneter ekspansioner : kebijakan yang
bertujuan memperluas kredit dan uang yang beredar
di masyarakat.
• Kebijakan moneter kontraksioner : kebijakan yang
bertujuan memperketeta kredit dan uang yang
beredar di masyarakat.
• Cara melaksanakan kebijakan moneter : operasi
pasar terbuka, pemberian tingkat diskonto, tingkat
cadangan minimal.
16
Kebijakan Moneter
• Operasi Pasar Terbuka : Bank Sentral (BS) ikut
langsung menjual atau membeli surat-surat
berharga.
• Jika bermaksud menambah jumlah uang yang
beredar , BS akan membeli surat-surat berharga yang
beredar, shg cadangan yg ada di bank-bank umum
menjadi tinggi.
• Dg tingginya cadangan umum, bank-bank dapat
memberi kredit lebih banyak, sehingga uang yg
beredar bertambah.
• Sebaliknya , jika terjadi inflasi, jumlah uang yang
beredar harus dikurangi.
17
Kebijakan Moneter
• Jika bermasud mengurangi jumlah uang yang beredar : BS
akan menjual surat-surat berharga, akibatnya tabungan di
bank umum akan berkurang, sehingga kredit juga akan
berkurang.
• Operasi pasar terbuka hanya akan efektif bila bank-bank
umum tidak memiliki kelebihan cadangan dan di masyarakat
tersedia cukup banyak surat berharga yang dapat
dijualbelikan.
• Kebijakan tingkat diskonto : kebijakan mengubah tingginya
tingkat bunga yang ditetapkan oleh bank sentral untuk
bantuan likuiditas yang diberikan kepada bank-bank umum.
18
Kebijakan Moneter
• Bantuan likuiditas diberikan oleh BS kepada bank umum yang
mengalami kekurangan cadangan ( cadangan berada di bawah
tingkat minimal yang ditetapkan).
• Bantuan dapat berupa pinjaman atau pembelian surat
berharga dengan likuiditas sangat tinggi.
• Tingkat bunga yang ditetapkan oleh BS tersebut digunakan
untuk mempengaruhi besarnya uang yang beredar dan tingkat
kegiatan ekonomi.
• Jika BS bermaksud menambah uang yang beredar, tingkat
bunga diskonto diturunkan shg bunga yang harus dibayar oleh
bank umum menjadi rendah. Hal ini akan mendorong bank
umum menurunkan tingkat bunga pinjaman , akibatnya
pinjaman akan meningkat, shg uang yang beredar akan
bertambah.
19
Kebijakan Moneter
• Sebaliknya, jika BS bermaksud mengurangi jumlah uang yang
beredar, tingkat bunga dinaikkan.
• Naik turunnya tingkat bunga adalah isyarat BS apakah kredit
harus diperlonggar atau diperketat.
• Efektifitas kebijakan operasi pasar terbuka dan tingkat
diskonto sangat tergantung ada tidaknya kelebihan cadangan
pada bank-bank umum.
• Apabila cadangan minimal berlebih, kebijakan operasi pasar
terbuka dan tingkat diskonto tidak efektif. Agar efektif, maka
kebijakan tingkat cadangan minimal harus dinaikkan.
• Jika belum berubah kebijakan tingkat cadangan minimal bank
umum adalah 15 %.
20
Kebijakan Moneter
• Operasi Pasar terbuka, Tingkat Diskonto dan Cadangan
minimal disebut kebijakan moneter yang bersifat
kuantitatif.
• Kebijakan moneter yang kualitatif : berupa pengawasan
pinjaman secara selektif untuk mengurangi atau
menggalakkan jenis-jenis pinjaman tertentu dan himbauan
langsung agar bank umum melakukan langkah-langkah
tertentu, mis : menggalakkan kredit ekspor, dsb.
• Untuk menjalankan Operasi Pasar Terbuka, BI sbgai BS
menciptakan Sertifikat Bank Indonesia ( SBI )dan Surat
Berharga Pasar Uang ( SPBU ).
21
KEBIJAKAN BANK TERHADAP SUATU KREDIT
MACET
• Mengalihkan penagihan kredit macet tersebut ke
DJPLN:
– DJPN berhak menetapkan berapa jumlah iutang negara
yang akan ditagihkan
– Yang dialihkan adalah hak penagihan
– Hak piutang tetap menjadi hak kreditur
• Penanganan dan penyelesaian kredit dilakukan oleh
bank.
22
PENANGANAN DAN PENYELESAIAN KREDIT
MACET OLEH BANK
• Tindakan kearah perbaikan kolektibilitas (dengan syarat usaha
debitur masih ada prospek) melalui cara:
– Restrukturisasi kredit
– Reschedulling kredit
– Rekonditioning kredit
• Tindakan ke arah pelunasan kredit
– Pembayaran dengan atau tanpa keringanan
– Pencairan agunan (penjualan secara di bawah tangan, eksekusi
agunan/penjualan secara lelang, penebusan agunan).
– Gugatan wanprestasi ke pengadilan negeri
– Permohonan pailit terhadap penanggung hutang
23
IDENTIFIKASI MASALAH
• Guna menentukan arah tindakan selanjutnya terhadap kredit macet
tersebut, perlu dilakukan terlebih dahulu:
• Meneliti dan menemukan sebab-sebab kredit menjadi macet:
– Apakah karena debiturnya onwill
– Ataukah karena onmacht
• Menganalisa usaha debitur (apakah masih ada prospek atau tidak)
• Memeriksa kembali dan meneliti kelengkapan, kesempurnaan dan
kekuatan dokumen (dokumen kredit, dokumen agunan dan dokumen
perusahaan/debitur) guna mengetahui dan memastikan:
– Siapa penanggung jawab kredit
– Bagaimana agunannya (jenisnya, kepemilikannya, dan
pengikatannya)
24
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM HAL
PERBAIKAN KOLEKTIBILITAS
• Langkah ini memerlukan partisipasi debitur
• Usaha debitur dinilai masih ada prospek membaik
dan memungkinkan untuk membayar kewajibannya
kelak
• Perjanjian kredit dilakukan addendum
• Kesempatan bagi bank untuk memperbaiki,
menyempurnakan dan memperkuat posisi.
25
PEMBAYARAN LUNAS KREDIT
• Oleh pihak yg secara hukum memiliki kewajiban:
– Debitur
– Borgtocht
• Atau ahli warisnya
• Oleh pihak lain:
–
–
–
–
Secara sukarela, tanpa syarat-syarat ttt.
Dengan cara subrogasi:
Harus dengan suatu perjanjian
Hak dan kewajiban kreditur lama secara hukum beralih kepada
kreditur baru
– Tanpa perlu persetujuan debitur
26
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DAN DISIAPKAN
KEARAH PELUNASAN TERUTAMA DENGAN UPAYA PAKSA
• Pastikan siapa penanggung jawab kredit
– Orang perorangan
– Badan hukum (badan hukum atau bukan badan hukum)
• Persiapan dokumen pendukung (PK/addendum, dokumen
kepemilikan, dokumen pengikatan) yg fungsinya sbg:
– Alat bukti
– Alat eksekusi
• Obyek agunan/jaminan
– Siapa pemiliknya
– Letak/lokasi agunan
– Penguasaan fisik agunan
27
PENJUALAN DAN PENEBUSAN AGUNAN
•
Berdasarkan kesepakatan antara bank dan pemilik agunan
•
Bank melakukan pengawasan dan pengamanan (terutama dana hasil penjualan
dan atau penebusan)
•
Penyerahan dokumen kepemilikan kepada pembeli atau kepada pemilik dan
peroyaan jaminan dilakukan setelah dana hasil penjualan/penebusan disetorkan
ke bank
•
Penjualan agunan:
– Dilakukan sendiri oleh pimilik (hindari penggunaan kuasa)
– Dilakukan secara di bawah tangan
– Harga jual sesuai harga pasar atau minimal senilai HT
•
Penebusan agunan;
– Hanya dapat dilakukan oleh pemilik yg bukan debitur
– Harga penebusan senilai HT atau minimal senilai kewajiban debitur
28
EKSEKUSI AGUNAN
• Pelaksanaan dg upaya paksa melalui cara lelang:
– Dilakukan sendiri oleh kreditur/bank (selaku pemegang hak
tanggungan pertama)
– Dengan bantuan pengadilan melalui penetapan ketua Pengadilan
Negeri
• Pelaksana lelang (oleh kantor lelang negara atau balai lelang
swasta)
• Lelang harus dihadapan Pejabat Lelang
• Dasar pelelangan:
– Sertifikat HT yang mempunyai kekuatan eksekutorial titel
– Hak selaku pemegang HT. pertama (Psl. 6 UU No. 4/1996)
29
LELANG BERDASARKAN PENETAPAN KETUA
PENGADILAN NEGERI
• Bank mengajukan permohonan eksekusi atas sertifikat HT/Hipotik kepada
Ketua PN.
• Ketua PN. Mengeluarkan penetapan eksekusi setelah terlebih dahulu
melakukan anmaning dan somasi kepada penanggung hutang dan pemilik
agunan.
• Panitera PN menghubungi kantor lelang negara
• Panitera PN. Menetapkan syarat-syarat lelang dan pengumuman hari
lelang melalui surat kabar yang beredar ditempat terletak tanah(2x15 hari)
• Panitera PN. Meminta SKPT dari BPN setetmpat (minimal 3 hari kerja
sebelum hari lelang)
• Pelaksanaan lelang dihadapkan pejabat lelang.
• Penjual lelang adalah Panitera PN.
• Harga limit lelang ditetentukan oleh Panitera PN.
30
LELANG SNDIRI OLEH BANK SELAKU KREDITUR
PEMEGANG HT/HIPOTIK PERTAMA
• Bank melakukan somasi
• Pemberitahuan kepada pemilik/yang menguasai fisik agunan
tentang rencana lelang
• Bank menghubungi kantor lelang negara
• Bank menetapkan syarat-syarat lelang dan pengumuman
lelang melalui surat kabar setempat (dalam 2x15 hari utk
harta tetap sedangkan 8 hari utk harta gerak).
• Bank minta SKPT pada BPN setempat (minimal 3 hari kerja
sebelum hari lelang).
• Bank selaku penjual lelang.
• Bank yang menetapkan harga limit lelang.
31
HAK BANK TERHADAP DANA HASIL PENCAIRAN
AGUNAN
• Atas seluruh dana hasil penjualan (jikalau agunan tsb
milik debitur dan jumlah kewajiban lebih besar dari
harga jual agunan)
• Sebesar nilai HT.U/agunan milik pihak ketiga
meskipun kewajiban debitur masih ada.
• Sebesar kewajiban debitur meskipun harga jual
agunan dan nilai HT lebih besar.
32
TINDAKAN-TINDAKAN YANG DILAKUKAN BANK
SETELAH TERJAD PELUNASAN KREDIT
• Surat pemberitahuan ttg lunasnya kredit
kepada debitur dan penanggung hutang serta
pemilik agunan.
• Peroyaan perjanjian kredit dan jaminan
• Pengembalian dokumen milik debitur
• Pengembalian barang agunan berikut
dokumen kepemilikannya kepada pemilik
33
GUGATAN KE PENGADILAN NEGERI
•
Diperlukan dalam hal ingin menyita dan melelang harta milik
debitur/penanggung hutang yg tidak dilakukan pengikatan secara khusus atau
terhadap harta ahli warisnya.
•
Persiapan utk melakukan gugatan
– Pastikan siapa saja yg akan digugat
– Persiapan dokumen sbg akta bukti
– Menyelidiki harta debitur/penanggung hutang atau ahli warisnya dalam rangka
menjamin nilai gugatan yg diajukan.
– Permintaan kuasa dari direksi kepada Pejabat bank(staf pada group legal dan pejabat
cabang/unit terkait)
•
Penyusunan dan pengajuan surat gugatan
–
–
–
–
Mendaftarkan gugatan dan membayar uang muka biaya perkara
Mendapatkan nomor perkara
Menghadiri sidang pengadilan
Mengajukan permohonan sita jaminan, pelaksanaan putusan pengadilan kepada
Ketua PN.
34
PERNYATAAN PAILIT
• Syaratnya:
– Dalam keadaan tidak mampu membayar hutang yg sdh jatuh tempo
thdp satu atau lebih kreditur
– Kewajiban/hutang tsb berasal dari suatu transaksi dagang
– Gugatan pailit diajukan tertulis oleh seorang pengacara praktek
• Gugatan pailit diajukan ke Pengadilan Niaga
• Gugatan pailit tidak dapat dibanding ke Pengadilan Tinggi tapi
langsung kasasi ke Mahkamah Agung RI.
• Proses pemeriksaan lebih cepat dari pada gugatan biasa.
35
PERLAWANAN TERHADAP UPAYA PAKSA DALAM
PENYELESAIAN KREDIT BERMASALAH
• Kemungkinan dilakukan oleh:
– Debitur
– Pemilik agunan
– Pihak ketiga
• Jenis perlawanan:
–
–
–
–
–
Gugatan kpd Pengadilan Negeri
Gugatan kpd Pengadilan TUN
Perlawanan/bantahan kpd Pengadilan Negeri
Pengaduan kpd Lembaga Konsumen
Laporan pidana kpd Polisi atau Jaksa
• Status/posisi bank dan atau Pejabatnya:
– Sbg Tergugat/terlawan (utk gugatan/perlawanan)
– Sbg Tersangka utk kasus pidana
– Sbg Saksi (utk gugatan/perlawanan maupun kasus pidana)
36
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM
MENGHADAPI SUATU GUGATAN
• Menerima surat panggilan sidang yg dilampiri dgn surat gugatan.
– Petugas penerima menandatangani surat panggilan dan
membubuhkan nama terang serta tanggal saat menerima surat
panggilan.
• Cab/unit meneliti dan menyeleksi dokumen yg terkait dgn kasus dan
mempersiapkannya utk alat bukti.
• Cab/unit segera melaporkan ke group legal dgn melampirkan resume
kasus/permasalahannya, copy surat panggilan dan copy surat gugatan
serta nama-nama pejabat cab/unit yg diusulkan sbg penerima kuasa
direksi.
• Menghadiri sidang dgn atau tanpa didampingi staff dari group legal.
37
SISI PIDANA DALAM HUBUNGAN HUKUM
PEMBERIAN KREDIT
• HUKUM MATERIIL:
– Termasuk dalam pidana umum (pemalsuan,
penipuan, penggelapan)
– Termasuk pidana korupsi (UU. No. 31/1999 jo. No.
20/2001)
• HUKUM ACARA PIDANA
38
PROSES BERACARA PIDANA
• Pelaporan/pengaduan ttg adanya tindak pidana
– Delik yg dilakukan adalah delik biasa bukan delik aduan
– Sesuai Psl. 108 ayat (3) KUHP memuat adanya kewajiban lapor
– Pelaporan kpd polisi atau kpd kejaksaan utk kasus posisi
• Tahap penyelidikan utk:
– Membuktikan adanya tindak pidana
– Menemukan pelaku dan barang bukti
– Petugasnya (polisi atau jaksa)
• Tahap penyidikan:
– Penggeledahan, pemblokiran dan penyitaan
– Penangkapan dan penahanan tersangka
– Petugasnya (polisi atau jaksa selaku penyidik)
39
PROSES BERACARA PIDANA
• Tahap penuntutan:
– Melakukan penuntutan terdakwa kesidang pengadilan
– Petugasnya adalah jaksa penuntut umum
• Terhadap persidangan di Pengadilan:
– Para pihak (majelis hakim, panitera, jaksa penuntut umum
terdakwa)
– Pelaksanaan putusan:
– Petugasnya adalah jaksa selaku eksekutor
40
ALASAN-ALASAN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM
MELAKUKAN PERLAWANAN TERHADAP UPAYA PAKSA
• Macetnya kredit karena bank terlambat menyetujui dan
mencairkan kredit
• Jumlah kredit yg disetujui tidak sebesar yg dimohonkan
• Obyek agunan mrpk harta gono gini namun penjaminan tanpa
persetujuan salah satu pihak (suami atau isteri)
• Obyek agunan termasuk harta waris yg belum dibagi yg
penjaminannya tidak melibatkan seluruh ahli waris
• Obyek agunan tsb hanya menjamin kredit dgn jangka waktu
dan pagu kredit sbgmn ditentukan dlm perjanjian kredit
• Penjamin diragukan dlm kepemilikannya atas obyek agunan
tsb
41
ALASAN-ALASAN YANG SERING DIGUNAKAN DALAM
MELAKUKAN PERLAWANAN TERHADAP UPAYA PAKSA
• Terjadi salah sita dan lelang agunan.
• Pemilik agunan tidak sepakat dgn harga jual lelang (terlalu
rendah).
• Pemilik mengaku tidak pernah menjaminkan tanahnya kpd
bank.
• Pemilik mengaku bahwa sertifikat tanahnya hanya
dipinjamkan kpd pihak ketiga, bukan utk dijaminkan.
Surat/akta yg pernah ditandatangani adalah blanko kosong
dan sebelumnya tidak pernah dijelaskan apa isi akta tsb.
• Akta pengikatan atas agunan tsb diduga cacat yuridis.
• Fisik agunan dikuasai pihak ketiga.
42
BEBERAPA CONTOH KASUS PIDANA YANG SERINGKALI
MELIBATKAN PIHAK BANK MAUPUN PEJABATNYA
•
•
•
•
•
Pemalsuan tanda tangan pemilik agunan.
Penggelapan sertifikat tanah.
Penipuan.
Penyalahgunaan wewenang dalam pemberian kredit.
Proses pemberian kredit tidak memenuhi prosedur
yang ada.
• Rekayasa dalam proses pemberian kredit.
• Nilai agunan yang ada tidak cukup menjamin jumlah
kredit.
43
ILUSTRASI CONTOH KASUS POLA SURAT
HUTANG
Ditengarai Sebagai Pola Menghimpun Dana Masyarakat oleh
Lembaga Bukan Bank–Masuk dalam kategori Bank Gelap ?
Pola Surat Hutang
 PT/Group X adalah nasabah giro pada Bank Y dan beberapa Bank
lain.
 PT/Group X menghimpun dana masyarakat/nasabah Bank dengan
cara :
– Marketing Bank Y menawarkan kepada
masyarakat/nasabahnya “ surat hutang “ dengan opsi “
dicairkan tunai atau pembayaran uang muka pembelian
kavling “ dengan diskonto melebihi bunga bank atau diatas
penjaminan pemerintah.
– Masyarakat yang berminat atau tertarik menyetorkan dananya
ke rekening PT/Group X pada bank Y dan lainnya.
44
ILUSTRASI CONTOH KASUS POLA SURAT
HUTANG
• Nasabah atau masyarakat menerima bukti setor berupa
sertifikat “ Surat Hutang “ dari Pegawai/Pejabat Bank Y.
Pegawai yang memasarkan produk tersebut menerima fee
dari penerbit PT/Group X yang jumlahnya cukup besar.
• Sertifikat memuat No.Surat Hutang, nama nasabah, tanggal
jatuh tempo, nominal uang pada saat jatuh tempo, opsi
dicairkan tunai atau sebagai pembayaran uang muka
pembelian “ Kavling “ dan tanda tangan penerbit dan kalusula
bahwa “ Surat Hutang “ tersebut tidak dapat diperalihkan.
45
ILUSTRASI CONTOH KASUS POLA SURAT
HUTANG
• Dari penelitian sejumlah nasabah, mereka menempatkan
dana dalam surat hutang PT/Group X tersebut tidak
dimaksudkan untuk membeli kavling seperti tercantum dalam
opsi, namun motivasinya adalah mendapatkan keuntungan
berupa diskonto yang lebih besar dari bunga bank dan tanpa
dipotong pajak ( PPh ).
• Seluruh kegiatan penghimpunan dana, pembayaran diskonto
dan pengelolaan dana yang masuk diketahui dan disetujui
oleh managemen PT/Group X.
• Kegiatan penghimpunan dana tersebut telah menarik banyak
minat masyarakat.
46
ILUSTRASI CONTOH KASUS POLA D O
 PT X adalah nasabah giro pada Bank Y.
 PT X menghimpun dana masyarakat atau nasabah Bank Y
dengan cara :
– Marketing Bank Y menawarkan kepada
masyarakat/nasabahnya “ Penitipan Uang “ dengan kedok “
jaminan pembelian barang (DO) dan memberi penalti ( bunga
melebihi bunga bank/di atas jaminan pemerintah ).
– Masyarakat yang tertarik menyetorkan dananya ke rekening
PT. X pada bank Y.
– Nasabah/masyarakat membawa bukti setor ke PT X untuk
ditukarkan dengan voucher “ Penerimaan Uang Titipan “ yang
ditandatangani oleh kasir PT.X.
47
ILUSTRASI CONTOH KASUS POLA D O
• Voucher memuat nama nasabah, tanggal jatuh tempo,
bunga/penalti, nominal uang yang disetor, dan rekening
penyetoran dana setelah jatuh tempo.
• Aktivitas penghimpunan dana dicatat dalam
penmbukuan/neraca PT X yang direkap dalam “Rekapitulasi
Deposito”.
• Pembayaran pinalti dan pokok jatuh tempo oleh Dirut PT X
dengan memberi kuasa kepada Sekretarisnya untuk
menandatangani giro PT X.
• Seluruh kegiatan penghimpun dana, pembayaran pinalti dan
pengelolaan dana yang masuk diketahui dan disetujui oleh
management PT X.
48
ILUSTRASI CONTOH KASUS POLA D
O
• Kegiatan penghimpun dana tsb s.d. Mei 2005 menarik banyak
masyarakat dan jumlah kumulatif besar.
• Barang bukti sementara antara lain tembusan voucher
penerimaan uang titipan, rekap deposito dan rekening koran
PT, dan daftar nama nasabah.
• Masyarakat yang menyetor dana tidak bermaksud untuk
memberi barang PT X tsb dab tidak semua penyetor dana
merupakan distributor produk PT X (perorangan) namun
motivasi penempatan dana untuk memperoleh keuntungan
yang lebih besar dari bunga bank dan tidak dipungut pajak
(PPh).
49
ILUSTRASI CONTOH KASUS POLA
PT QSAR
• PT QSAR mengadakan proyek kerjasama agribisnis dengan
pejabat, eks pejabat,pengusaha, karyawan eks PHK dan
masyarakat dengan menguasai tanah seluas 369 Ha di
Kabupaten Sukabumi.
• Proyek tsb diikuti oleh banyak orang di seluruh Indonesia,
bahkan sampai di luar negeri (Arab, Singapura, Malaysia dan
Korea).
• Proposal yang ditawarkan berupa penawaran investasi untuk
komoditi tanaman dan perikanan dengan pembagian
keuntungan yaitu pengelola memperoleh 40% dari
penghasilan bersih dan pemodal memperoleh 60% dari
penghasilan bersih ditambah pengembalian modal investasi.
50
ILUSTRASI CONTOH KASUS POLA
PT QSAR
• Ternyata investasi masyarakat tsb seluruhnya digunakan untuk
melakukan kegiatan usaha di bidang agribisnis tetapi digunakan
juga untuk kegiatan-kegiatan lain.
• Akibatnya, kegiatan usaha pokok di bidang agribisnis itu tidak
berjalan sebagaimana mestinya, karena itu, baik modal maupun
keuntungan tidak dapat dibayarkan kepada masyarakat yang telah
menyerahkan uangnya kepada PT QSAR tsb.
• Berdasarkan Keputusan M.A. No. 308 K/PiD/2004, tanggal 11 Mei
2004, diputuskan Ramli Araby – Dirut PT. QSAR telah terbukti
dengan sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
Perbankan yaitu menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan tanpa ijin dari Pimpinan Bank Indonesia.
51
CONTOH SERTIFIKAT
KAVLING “SRS”
No:…………………………..
This KAVLING “SRS” is issued by:
PT “X “ Tbk., domiciled in ………., having its registered office at ……….., (hereinafter referred to as
“KAVLING SRS’S issuer ”); to :
……………………………………………………………………………………………………. (hereinafter referred to as
“KAVLING SRS’S RECIPIENT”);
Having received the fund transferred by KAVLING SRS’S RECIPIENT and a commitment from
KAVLING SRS’S ISSUER to make the CASH VALUE payment in the amount of: ==================
IDR ………………………………….. ============ (…………………………………………………………..) Indonesian
Rupiah).
The above specified amount may be used by KAVLING SRS’ RECIPIENT to exercise the option on the
MATURITY DATE, either:
52
CONTOH SERTIFIKAT
1. To buy SPECIFIC PRODUCT(S) and/or REGULAR PRODUCT(S) of KAVLING SRS ISSUER’S PRODUCT by
taking into consideration the CASH VALUE as a down payment;
OR
2. To accept the CASH VALUE payment to be transferred by KAVLING SRS’S ISSUER to the appointed
bank account.
By issuance of this KAVLING SRS, KAVLING SRS’S ISSUER and KAVLING SRS’S RECIPIENT mutually
agree to be around and obligated to comply with the Terms and Conditions as written at the back
of this KAVLING SRS, which forms an inseparable part of this KAVLING SRS.
This KAVLING SRS will automatically be cancelled or void on post MATURITY DATE, the same will
apply in the case of termination.
ISSUANCE DATE :……………………
MATURITY DATE :……………………
KAVLING SRS’S ISSUER
53
CONTOH SERTIFIKAT
Finance/Accounting copy
(Internal Only)
The Bank Account as approved by
Kavling SRS’s Recipient
Original Kavling SRS
Received by:
Name : ………………………………
A/C No. : ………………………………
Bank : ………….. Branch:…………
(…………………………)
Date :………………..
54
CONTOH SERTIFIKAT
Certificate Number :
Serial Number : ………….
(The “Issuer”)
DEBENTURE
The issuer promises to pay to:
NAME
:
REDEMPTION AMOUNT
:
ISSUE DATE
:
MATURITY DATE
:
On the above mentioned maturity date, the above redemption amount, upon presentation and surrender of
this debenture certificate, during normal business hours at the office of the Issuer at ………………. . Interest
payable upon maturity is included in redemption amount and is subject to withholding tax in accordance with
Indonesian Laws and regulations.
This debenture certificate is only valid and may only be redeemed, if it is signed by the Issuer and manually
authenticated by the Administration Agent, and shall be subject to the Terms and Conditions stated overleaf.
The Issues,
………………………………….
55
ILUSTRASI CONTOH KASUS
• Perlu dicermati, benarkah bahwa praktek
penghimpunan dana tersebut merupakan modus
praktek bank gelap ?
• Apa yang dimaksud dengan menghimpun dana
sebagai suatu kegiatan usaha bank itu ?
• Apakah yang dimaksud dengan simpanan itu
menurut UU Perbankan ?
• Apakah “ Surat hutang “ tersebut adalah surat
berharga atau efek atau surat yang berharga atau
bukan efek ?
56
Referensi Anjuran
• Lash, Nicholas,A.,1987, Banking Law and Regulations : An
Economis Perspentive, Prentice-Hall Inc, USA.
• Macey, Jonathan,R and Miller,Geoffrey,P.,1992, Banking
Law and Regulation, Litle Brown Company, Boston,
Toronto, London.
• UU No.7 Tahun 1992 jo UU No.10 Tahun 1998 tentang
Perbankan.
• UU No.23 Tahun 1999 Tentang Bank Indonesia.
57
Download