B. KEGIATAN MAGANG 1. LATAR BELAKANG KEGIATAN Proses pembelajaran merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia untuk mengembangkan pengetahuan, kecakapan, sikap, dan kemampuan profesional. Proses pembelajaran ini didapat tidak hanya melalui studi literatur ataupun penjelasan yang didapat dari pengajar, namun juga dari pengalaman. Pengalaman merupakan guru yang sangat berharga bagi manusia dan apabila dimanfaatkan dengan baik, pengalaman merupakan hal yang sangat berguna dalam proses pembelajaran tersebut. Program magang menjadi salah satu cara yang dapat ditempuh bagi mahasiswa Ilmu dan Teknologi Pangan, Institut Pertanian Bogor, untuk mendapatkan pengalaman tersebut. Magang digunakan sebagai sarana penerapan ilmu pengetahuan yang telah didapatkan selama proses perkuliahan, baik literatur maupun didapat dari pengajar, serta di dunia industri yang sesungguhnya. Melalui observasi langsung dan kerja praktik yang dikerjakan selama program magang, mahasiswa dapat memperdalam pengetahuannya di bidang industri dan meningkatkan cara dan pola pikir mahasiswa yang tidak didapatkan selama proses perkuliahan. Progam magang ini juga menjadi sarana mahasiswa untuk pengerjaan tugas akhir sebagai syarat lulus menjadi seorang sarjana. PT Unilever Indonesia adalah salah satu perusahaan pangan terbesar di Indonesia yang sukses mengembangkan berbagai macam produk pangan di pasar nasional maupun international. Untuk membantu menciptakan tenaga kerja handal dan siap pakai, PT Unilever Indonesia membuka kesempatan magang bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman kerja di setiap pabriknya di seluruh Indonesia. Program magang yang dibuka ini tidak hanya menguntungkan mahasiswa yang mengikutinya karena mendapatkan berbagai macam pengalaman, namun pihak Unilever juga mendapatkan manfaat dengan cara menggunakan mahasiswa yang sedang melakukan program magang untuk berbagai kepentingan yang berkaitan dengan pengembangan industrinya secara keseluruhan. 2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PERUSAHAAN Unilever merupakan salah satu perusahaan terbesar di dunia yang beroperasi di sekitar 75 negara. Perusahaan berlogo “U” ini bergerak di bidang kebutuhan dasar dengan pasaran utama adalah deterjen, pangan, dan barang kosmetik. Unilever secara resmi berdiri pada tanggal 1 Januari 1930 dengan kantor pusat di London (Inggris) dan Rotterdam (Belanda). Unilever berawal dari peleburan dua perusahaan, yaitu Margarine Union dari Belanda dan Lever Brothers dari Inggris. Lever Brothers didirikan pada tahun 1885 oleh William Hesketh Lever dengan usaha utama di bidang sabun, selain juga menghasilkan margarin. Bisnis sabun tersebut merupakan yang terbesar di dunia, dengan warisan merk terkenal seperti Lux, Lifebuoy, Sunlight, dan Rinso. Sedangkan Margarine Union merupakan gabungan dari perusahaan Anton Jurgens Verenigde Fabrieken N. V. dan Van den Bergh Fabrieken N. V., yang mempunyai usaha utama di bidang lemak pangan dan sedikit bergerak di bidang sabun. Persamaan dari Lever Brothers dan Margarine Union adalah sama-sama memproduksi consumer goods, berkecimpung dalam bidang yang menggunakan bahan baku sama, dan mempunyai jalur distribusi yang luas. PT Unilever Indonesia,Tbk. mulai dirintis ketika sebuah pabrik sabun Lever Zeep Fabrieken N. V. dibangun pada tanggal 5 Desember 1933 di 3 daerah Angke, Jakarta Kota. Dua tahun kemudian berdiri Van den Bergh’s Fabrieken N. V. di lokasi yang sama dan menghasilkan margarin Blue Band. (Anonim1 2012) Berikut ini adalah perkembangan PT Unilever Indonesia, Tbk.: 1936 Pabrik makanan Van der Bergh’s Fabrieken didirikan di Angke Jakarta. 1941 Pabrik sabun Maatschappij ter Exploitatie der Colibri Fabrieken NV didirikan di Surabaya. 1944 Pabrik Non Soap Detergent (NSD) didirikan di Angke, Jakarta. 1948 Pabrik pengolahan minyak Oliefabriek Archa NV mulai beroperasi. 1952 Pabrik minyak Archa di daerah perbankan Jakarta dibeli oleh Unilever. 1957 Perkembangan Unilever terganggu akibat konfrontasi antara Indonesia dengan Belanda dan Malaysia. 1964 Unilever berproduksi kembali di bawah pemerintahan Indonesia. 1967 Pemerintah Indonesia mengeluarkan UU PMA No. 1 tahun 1967, yang mengijinkan orang asing memiliki perusahaannya kembali. Sehingga Unilever menjadi lebih leluasa dalam menjalankan produksinya. 1970 Pabrik deterjen Rinso dioperasikan pertama kali di Angke, Jakarta. 1980 Pabrik Lever’s Zeepfabrieken NV, Van der Bergh’s Fabrieken, Olifabriek Archa NV, dan Maatschappij ter Exploitatie der Colibri Fabrieken NV melakukan merger dan menyatakan diri bernaung dalam perusahaan PT Unilever Indonesia. 1981 PT Unilever Indonesia mulai go public dan membuka penjualan saham sebesar 15% kepada investor Indonesia. 1982 Unilever melakukan relokasi pada karyawan produksi yang berasal dari Colibri-Ngagel menuju Rungkut, Surabaya. 1983 Pabrik sabun di Colibri-Ngagel dipindahkan ke Rungkut. Selanjutnya didirikan pabrik kosmetik Elida Gibbs di Rungkut,Surabaya. 1989 Unilever memulai bisnis teh dengan merk lokal Sariwangi. Proses produksinya dilakukan oleh pihak ketiga di Citeureup, Bogor. 1990 Produk teh Sariwangi mulai dipasarkan. 1992 Pabrik ice cream Wall’s mulai beroperasi di Cikarang, Bekasi. Selain itu, penerapan Total Productive Maintenance (TPM) dilaksanakan di pabrik Angke. 1994 Pabrik sabun di Angke dipindahkan ke Rungkut. Produksi Lipton Tea dilakukan di ruang ganda di Citeureup, Bogor. Pada tahun yang sama juga dilakukan perluasan area pabrik Wall’s. 1995 Pabrik di Angke mulai dipindahkan ke Cikarang. 1996 Pabrik NSD dipindahkan dari Angke ke Cikarang. Kemudian dilakukan perluasan area cold storage pabrik Wall’s. Selain itu, Japan Institute of Plant Maintenance (JIPM) menganugerahkan penghargaan TPM Excellence Award kategori I untuk PT Unilever Indonesia. 1997 Pabrik makanan di Angke dipindahkan ke Cikarang. Pabrik kosmetik di Rungkut memperoleh akreditasi ISO 9001, diikuti pabrik lainnya. Proses produksi teh instan dipindahkan ke Citeureup. 1998 Pabrik Citeureup mulai menjalankan TPM dan berhasil memperoleh akreditasi ISO 9001. 1999 PT Unilever Indonesia meraih Unilever Safety Award, Bronze Excellent Trophy ISO 14001, akreditasi Occupational Health Service and Management System (OHSMS) BS 8800, dan lisensi produksi teh. Mulai dilakukan implementasi HACCP. 4 2000 2001 2002 2003 2004 3. PT Unilever Indonesia memperoleh penghargaan TPM Continuity Award, Unilever Safety Award, dan Silver Excellence Trophy. Pabrik teh dan teh instan dipindahkan ke Cikarang. Produksi Best Foods, Knorr, dan kecap Bango diambil alih oleh Unilever. Pabrik Food dan NSD menerima penghargaan “TPM Special Award”, dan pabrik Ice Cream menerima penghargaan “TPM Continuity Award”. Produksi snack Taro net dan Taro stick diambil alih, dan PT Rasa Mutu Utama diakuisisi oleh Unilever. Pabrik Food dan Ice Cream memperoleh akreditasi HACCP. Pabrik shampoo dipindahkan ke Cikarang-HPC Liquids Factory. VISI DAN MISI PERUSAHAAN PT Unilever Indonesia, Tbk. mempunyai visi “menjadi pilihan pertama bagi pelanggan dan konsumen”, sedangkan misi yang dipegang adalah : 1. Menjadi yang pertama dan terbaik di kelasnya dalam menemukan kebutuhan dan aspirasi dari konsumen. 2. Menjadi dekat dalam pasar untuk pelanggan dan pemasok. 3. Memindahkan aktivitas tambahan yang tidak bernilai dari semua proses. 4. Mencapai kepuasan kerja untuk semua pihak. 5. Menuju target usaha dan penambahan keuntungan dan kepastian mengenai upah untuk pekerja dan para pemegang saham. 6. Patut mendapat kehormatan dan kesempurnaan, perhatian terhadap komunitas dan lingkungan. (Anonim3 2012) 4. TUJUAN DAN PRINSIP PERUSAHAAN PT Unilever Indonesia Tbk mempunyai tujuan yang membutuhkan “standar tertinggi atas sikap perusahaan terhadap siapapun yang bekerja dengannya, komunitas yang bersinggungan dengannya, maupun lingkungan dimana perusahaan ini membawa efek”. Untuk mencapai tujuan tersebut, terdapat 4 prinsip yang harus dilaksanakan yaitu : 1. Selalu bekerja dengan integritas Artinya perusahaan ini akan selalu melakukan setiap operasinya dengan integritas dam respek kepada banyak orang, organisasi, dan lingkungan dimana mereka bersentuhan langsung maupun tidak langsung 2. Pengaruh positif Perusahaan ini mempunyai prinsip untuk selalu membawa pengaruh positif dimanapun dan dengan cara apapun melalui produk-produknya, operasi komersialnya, kontribusi sukarelanya, dan cara – cara lain untuk terlibat langsung dengan masyarakat 3. Komitmen yang berkelanjutan Perusahaan ini mempunyai komitmen untuk selalu meningkatkan cara untuk mengatur pengaruh terhadap lingkungan dan selalu bekerja mengarah kepada tujuan jangka panjang untuk mengembangkan bisnis yang stabil 4. Bekerja dengan pihak lain 5 Perusahaan lain yang bekerja untuk perusahaan ini harus mempunyai nilai – nilai dan standar yang serupa dengan perusahaan ini. (Anonim2 2012) 5. STRUKTUR ORGANISASI Unilever Indonesia masih merupakan bagian dari Unilever global yang dipimpin oleh dewan pengurus untuk menjalankan perusahaan. Tingkat tertinggi dari struktur organisasi di PT Unilever Indonesia Tbk adalah presiden direkur, dibawah presiden direktur, terdapat 8 direktur yang mempunyai tanggung jawab untuk area – area spesifik, diantaranya yaitu ; finance, home dan personal care, foods, ice cream, marketing, supply chain, customer development,and human resources and corporate relations. Secara spesifik para direktur ini akan mengawasi kinerja general manufacturing manager disetiap pabrik. Untuk pabrik yang terletak di Jababeka, Cikarang, general manufacturing manager untuk bagian foods mengawasi dua manager produksi untuk Tea Based Beverages (TBB) dan Spread Cooking Categories and Culinary (SCC&C). Untuk meningkatkan kinerja dari pabrik, manager produksi dibantu oleh tiga asisten manager. Mereka adalah asisten manager produksi, asisten manager teknik, dan asisten manager kualitas. PT Unilever Indonesia Tbk menggunakan sistem Small Bussiness Unit (SBU) untuk di setiap pabriknya, sebuah sistem dimana setiap area akan dibagi menjadi area – area kecil yang bertujuan agar setiap area / departemen kecil ini menjalankan tugas mereka dengan lebih terfokus dan mendetail sebagai sebuah unit bisnis. Untuk pabrik TBB, dibagi menjadi 3 unit, yaitu ; SBU Bintang Timur, SBU Garuda, dan SBU Jayawijaya. Setiap asisten manager produksi memimpin salah satu SBU tersebut. Sebagai tambahan, setiap SBU ini memiliki tiga circle yang bekerja secara shift. Team Leader adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk salah satu circle tersebut. 6. LOKASI PERUSAHAAN PT Unilever Indonesia Tbk. memiliki kantor pusat di Gedung Graha Unilever, Jalan Gatot Subroto Kav. 15 Jakarta. Pabrik Unilever berada di dua lokasi, yaitu Cikarang-Bekasi dan RungkutSurabaya. Pabrik Cikarang terdiri dari pabrik foods di Jalan Jababeka IX Blok D No. 1-29 dan pabrik NSD (Non Soap Detergent) di Jalan Jababeka VI Blok O, Desa Wangun Harja, Kecamatan Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat. Pabrik foods dibagi menjadi tiga pabrik, yaitu SCC&C (Spread Cooking Category and Culinary), TBB (Tea Based Beverage), dan ice cream Wall’s. Pabrik foods Cikarang memproduksi makanan dan es krim, sedangkan pabrik NSD memproduksi deterjen. Pabrik di Rungkut memproduksi sabun dan kosmetik. Kedua pabrik di Cikarang tersebut memiliki luas sekitar 20 ha dan dilengkapi dengan kantor, mushola/ masjid, pos penjagaan, kantin, unit pengolahan limbah, gudang bahan mentah, tempat parkir, dan taman. Pemilihan lokasi pabrik dipengaruhi oleh faktor kestrategisan tempat untuk pemasaran produk, tersedianya sarana infrastruktur, kemudahan perluasan pabrik, dan kemudahan suplai bahan baku. 6 7. BIDANG USAHA DAN PEMASARAN PERUSAHAAN Secara umum, PT Unilever Indonesia Tbk. menghasilkan produk kebutuhan sehari-hari. Bidang produksinya dibagi menjadi empat divisi : 1. Divisi Home Care a. Non soap detergent Menghasilkan produk deterjen pencuci (bubuk dan krim) dengan merk dagang Rinso, Surf, Omo, dan Super Busa. Selain itu juga diproduksi cairan pewangi dan pelembut pakaian dengan merk dagang Comfort dan Molto. b. Household care Memproduksi cairan pembersih lantai, bahan pengkilap, dan penghilang kuman dengan merk dagang Super Pell, Sunlight, Vixal, dan Domestos. 2. Divisi Personal Care Divisi ini memproduksi barang kebutuhan perawatan pribadi yang terdiri dari hair (Clear, Sunsilk, Brisk), skin (Pond’s, Dove, Hazeline, Lux, Lifebuoy, Cuddle), deodorant (Axe dan Rexona), dan dental (Pepsodent dan Close Up). 3. Divisi Unilever Best Food (UBF) a. Spread Cooking Category and Culinary Memproduksi margarine dan bakery fat (Blue Band, Cake Margarine, Gold Margarine, Multi Margarine, Pastry Fat, Biscuit Fat, White Cream Fat, White Bread Emulsion, dan Cake Fat), aneka bumbu masakan (Royco dan Knorr), dan minuman serbuk (Sariwangi dan Lipton powdered mix). b. Tea Based Beverage Memproduksi teh untuk konsumsi dalam negeri dan ekspor dengan merk dagang Sariwangi, Bushells, dan lain-lain. c. Snacks Memproduksi snack Taro net dan Taro stick. 4. Divisi Ice Cream Memproduksi es krim Wall’s dalam berbagai jenis, rasa, dan kemasan. Produk-produk ini akan dipasarkan ke seluruh konsumen yang tersebar di Indonesia maupun di luar negeri. PT Unilever Indonesia, Tbk., sebagai perusahaan yang berstatus Penanaman Modal Asing (PMA), tidak menjual produknya langsung ke konsumen atau pengecer, tetapi melalui distributor dan pedagang pedagang besar yang tersebar di seluruh Indonesia. Kantor-kantor depotnya terdapat di beberapa kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Surabaya, Medan, Padang, Bandung, Yogyakarta, Semarang, dan sebagainya. Masing-masing depot dikelola oleh seorang manajer yang bertugas membantu para distributor dalam mempromosikan hasil produksi dari perusahaan kepada konsumen. 7 Tabel 1. Daftar hasil produksi pabrik TBB Unilever Merek Varian Sariwangi SW TB Melati 25 SW TB Asli 25 SW TB Asli 50 SW TB Asli 100 SW Catering Pack 500 Lipton Lipton Yellow Label TB non Envelope 100 Lipton STD 60 kg Lipton Yellow Label Q1 SUN 3 25 Lipton Yellow Label Q1 SUN 3 100 Lipton Yellow Label Q1 SUN 3 S 25 Lipton Yellow Label Q1 SUN 3 S 50 Lipton Yellow Label Q1 SUN 3 S 100 Lipton Yellow Label Q1 Bulk 1000 Lipton Yellow Label IB SUN 3 25 Lipton Yellow Label IB SUN 3 50 Lipton Yellow Label IB SUN 3 100 Lipton Yellow Label CAT SUN 2 100 Lanchoo Lanchoo Cup 100 S Lanchoo Cup Bag 50 S Bushells Bushells Australian Breakfast 50 Bushells Australian Breakfast 100 Bushells Extra Strong String and Tag 50 S Bushells Blue Label String and Tag 50 S Bushells Blue Label String and Tag 100 S Bushells Blue Label Extra Strong String and Tag 100 S Bushells Blue Label String and Tag 276 Value Pack 8. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN Sebagai perusahaan multinasional, Unilever memiliki komitmen yang tinggi dalam menerapkan tanggung jawab sosial perusahaan atau biasa disebut Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai salah satu strategi bisnis yang terintegrasi bersama strategi-strategi yang lain. Hal tersebut secara umum memiliki tujuan meningkatkan pangsa pasar dan penjualan, serta memberikan kontribusi bagi masyarakat sekitar sebagai bentuk kepedulian Unilever. Strategi bisnis tersebut tetap sejalan dengan visi dan misi PT Unilever Indonesia secara umum. PT Unilever Indonesia memiliki misi untuk menambah vitalitas dalam kehidupan, yaitu dengan memenuhi kebutuhan sehari-hari dalam bidang nutrisi, perawatan kebersihan, dan perawatan pribadi, dengan brand yang membantu orang merasa baik, terlihat baik, dan mendapatkan sesuatu yang lebih dalam hidup. Untuk mewujudkan misi tersebut dalam kehidupan, perusahaan telah memulai dengan kegiatan-kegiatan internal, dan saat ini perusahaan berkomitmen membagikan semangat misi tersebut 8 kepada konsumen melalui kampanye brand produk dan kegiatan-kegiatan yang secara konsisten menyertakan misi sosial dalam rangka membagikan vitalitas kepada masyarakat secara lebih meluas. Dengan demikian, CSR merupakan bagian integral dari vitalitas kehidupan yang ingin dicapai dalam misi PT Unilever Indonesia. Perusahaan menyadari bahwa CSR merupakan dampak dari seluruh kegiatan bisnis perusahaan terhadap masyarakat. Beberapa wujud nyata dari CSR PT Unilever Indonesia antara lain : 1. Melalui lebih dari 3000 tenaga kerja yang ada, perusahaan telah berinvestasi dalam pengembangan sumber daya manusia lokal, menyalurkan pengetahuan dan keterampilan global, meningkatkan produktivitas lokal, serta menciptakan budaya kepemimpinan, keanekaragaman, dan nilai-nilai perusahaan. 2. Melalui brand yang dimiliki, perusahaan berusaha mengikutsertakan misi – misi sosial dan spiritual. Untuk beberapa brand food antara lain : a. Royco bumbu penyedap masakan : memperkuat wanita Indonesia melalui aspek nutrisi dan memasak serta benar-benar membantu mereka untuk memperoleh sesuatu yang lebih dalam hidup (empowering indonesian women through nutrition and cooking and truly helping her to get more out of life). b. Blue Band margarin : setiap Ibu ingin memberikan kebaikan pada anak-anaknya, sehingga mereka dapat menjadi yang terbaik (every Mum wants to give goodness to her children so that they can be the best they can be). c. Taro snack : membantu anak-anak Indonesia untuk memperoleh pengalaman menyenangkan dan hidup bahagia yang sepatutnya mereka peroleh (helping Indonesian children to have the fun adventurous and happy life they deserve). d. Teh SariWangi : brand yang paling memahami pentingnya berhubungan satu sama lain – tali yang mengikat (the brand that truly understands the importance of connecting with one another – the string that binds). e. Kecap Bango : melestarikan warisan sajian lezat kepulauan dan kehidupan orang-orang yang membuatnya (preserving the heritage of the archipelago’s delicious dishes and the livelihood of the people who make our product). 9. PEMBAHASAN Kegiatan magang yang dilakukan selama empat bulan di pabrik TBB memberikan penulis sebagai peserta magang, pengalaman dan pengetahuan mengenai seluk beluk industri teh celup serta berkesempatan untuk mempelajari mengenai budaya kerja yang dimiliki oleh Unilever. Sejarah Unilever yang panjang tidak terlepas dari komitmen dan kerja keras anggota - anggotanya dalam memajukan Unilever, penulis melihat bahwa antusiasme dan keinginan untuk terus memperbaiki diri dan memperbaiki ditanamkan begitu dalam kepada setiap anggotanya sehingga Unilever dapat terus mengembangkan diri. Hal ini dapat penulis lihat bahwa Unilever terus berusaha untuk melihat adanya potensi untuk mengoptimalkan setiap proses produksinya dengan adanya proyek – proyek maupun program yang diadakan untuk dapat meningkatkan efisiensi produksinya dan mengurangi potensi kerugian yang dapat dialami. Salah satu contoh nyata adalah dilakukannya kegiatan magang yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengoptimalkan segala sumber daya yang dimilikinya dan sedapat mungkin menemukan cara untuk mengurangi potensi yang dapat merugikan Unilever. 9 Selama menjalani kegiatan magang, penulis berkesempatan untuk mengamati kegiatan sehari – hari dan diberikan kesempatan untuk mengamati bagaimana good manufacturing practices (GMP) diterapkan dalam proses produksi teh celup dan juga dapat mengamati standar operasional prosedur (SOP) dijalankan oleh setiap anggota Unilever. GMP yang diterapkan oleh Unilever untuk memastikan produk teh celup yang diproduksi oleh pabrik TBB aman dan memiliki kualitas yang konstan telah dijalankan dengan baik melalui instruksi – instruksi yang diberikan secara detail lewat SOP. Pada praktiknya, mayoritas SOP yang telah ditetapkan telah dijalankan dengan baik oleh para anggota Unilever, namun masih terdapat beberapa SOP yang dilanggar oleh beberapa anggotanya dengan alasan kepraktisan yang apabila diteruskan dapat berpotensi mengkontaminasi dan menurunkan kualitas teh celup secara umum. SOP yang umum dilanggar oleh para anggota pabrik TBB adalah SOP yang berkaitan dengan personal hygiene. Apabila pelanggaran – pelanggaran ini tidak segera diperbaiki, kontaminasi silang dapat terjadi dalam proses produksi teh celup yang kemudian akan menurunkan kualitas teh celup yang dihasilkan. Hal lainnya mengenai pelanggaran SOP adalah dalam pengoperasian mesin pengemas teh celup C2000, C23 maupun C21. Terdapat langkah – langkah yang tertulis didalam SOP diabaikan oleh operator mesin yang apabila tidak dipatuhi dapat membahayakan kesehatan operator tersebut. Alasan kepraktisan merupakan alasan yang umum ditemukan pada anggota - anggota yang melanggar SOP yang telah ditetapkan, diperlukan tindakan perbaikan oleh pihak manajemen pabrik TBB untuk memperbaiki hal – hal tersebut. Secara umum, diadakannya program magang yang dilakukan oleh Unilever sangat menguntungkan bagi berbagai pihak. Pihak Unilever mendapatkan keuntungan dari hasil pekerjaan peserta magang, hasil pekerjaan peserta magang dapat dijadikan acuan oleh pabrik untuk perbaikan kualitas produk yang dihasilkan, optimasi proses produksi, maupun mengurangi potensi kerugian yang dialami oleh pihak pabrik. Peserta magang mendapatkan keuntungan melalui pengalaman secara langsung terjun ke dunia industri yang menuntut peserta untuk profesional, bekerja secara cepat dan tepat waktu, melatih kemampuan untuk memecahkan masalah dan tentunya berkesempatan untuk mengamati proses produksi produk yang dihasilkan oleh pabrik dimana peserta magang tersebut berada. Kegiatan magang ini juga memiliki potensi untuk menguatkan hubungan antara institusi pendidikan dan pihak Unilever. Pihak Unilever dapat mengamati secara langsung hasil didikan institusi pendidikan itu melalui peserta magang yang bekerja di pabriknya dan apabila membutuhkan, Unilever dapat meminta bantuan dari institusi pendidikan tersebut untuk mendapatkan tenaga kerja bagi Unilever. 10