BABI PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada beberapa hal yang perusahaan. Tujuan mengemukakan tujuan dari berdirinya sebuah yang pertama adalah untuk mencapai keuntungan maksimal. Tujuan yang kedua adalah ingin memakrnurkan pemilik perusahaan atau para pemilik saham. Sedangkan adalah memaksimalkan tujuan nilai perusahaan perusahaan yang tercermin yang pada ketiga harga sahamnya. Ketiga tujuan perusahaan tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak berbeda. Hanya saja penekanan yang mgm dicapai oleh masing-masing perusahaan berbeda antara yang satu dengan yang lainnya (Hatjito dan Martono, 2005:265). Nilai perusahaan dapat didefinisikan sebagai nilai pasar. Karena nilai perusahaan dapat memberikan kemakmuran pemegang saham secara maksimum apabila harga saham perusahaan meningkat. Semakin tinggi harga saham, maka makin tinggi kemakmuran pemegang saham. Untuk mencapai nilai perusahaan umumnya para pemodal menyerahkan pengelolaannya kepada para profesional. Para profesional diposisikan sebagai manajer ataupun komisaris (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Enterprise value (EV) atau dikenal juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep penting bagi investor, karena merupakan 2 indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan. Sedangkan (Wahyudi et a/, 2005) menyebutkan bahwa nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh cal on pembeli apabila perusahaan tersebut di jual. Pesatnya perkembangan Bursa Efek Indonesia saat ini tidak dapat dipisahkan dari peran investor yang melakukan transaksi di Bursa Efek Indonesia. Sebelum seorang investor akan memutuskan akan menginvestasikan dananya di pasar modal (dengan membeli sekuritas yang diperdagangkan di bursa) ada kegiatan terpenting yang perlu untuk dilakukan, yaitu penilaian dengan cermat terhadap emiten, mereka harus percaya bahwa informasi yang diterima adalah infonnasi yang benar. Sistem perdagangan di bursa dapat dipercaya, serta tidak ada pihak lain yang memanipulasi informasi dalam perdagangan tersebut. Tanpa keyakinan tersebut, pemodal tentunya tidak akan bersedia membeli sekuritas yang ditawarkan perusahaan (atau dipeijual-belikan di bursa). Indikator kepercayaan pemodal akan pasar modal dan instrumeninstrumen keuangarmya, dicerminkan antara lain oleh dana masyarakat yang dihimpun di pasar modal (Pinuji, 2009). Salah satu faktor yang mendukung kepercayaan pemodal adalah persepsi mereka akan kewajaran harga sekuritas (saham). Keadaan sepe11i itu, pasar modal dikatakan efisiensi secara informasional. efisiensi secara informasional apabila harga Pasar modal dikatakan sekuritas-sekuritasnya mencerminkan semua informasi yang relevan. Infonnasi yang tidak benar dan tidak tepa! tentunya akan menyesatkan para pemodal dalam melakukan 3 investasi pada sekuritas, sehingga hal ini dapat merugikan para pemodal. Semakin cepat dan tepa! informasi sampai kepada caJon pemodal dan dicerminkan pada harga saham, maka pasar modal yang bersangkutan semakin efisien (Pinuji, 2009). KineJja keuangan perusahaan merupakan salah dilihat investor untuk menentukan dalam membeli satu faktor yang saham. Agar dapat dijadikan sebagai salah satu alat pengambilan keputusan yang handal dan bermanfaat, sebuah laporan keuangan haruslah memiliki kandungan informasi yang bernilai tinggi bagi penggunanya. Informasi tersebut setidaknya harus memungkinkan (valuation) saham yang investor dapat mencerminkan melakukan hubungan proses antara penilaian resiko dan hasil pengembalian yang sesuai dengan preferensi masing-masing. Suatu laporan keuangan dikatakan laporan memiliki kandungan informasi hila publikasi dari keuangan tersebut menyebabkan timbulnya reaksi pasar. Dalam bahasa teknis pasar modal istilah reaksi pasar ini mengacu pada perilaku investor dan perilaku pasar lainnya untuk melakukan transaksi (baik dengan cara membeli atau menjual saham) sebagai tanggapan atas keputusan penting emiten yang disampaikan ke pasar. Reaksi pasar ini akan ditunjukan dengan adanya perubahan dari harga sekuritas yang bersangkutan (Raharjo, 2005). Salah satu informasi penting dari laporan keuangan yang sering digunakan investor sebagai determinan utama pengambilan keputusan investasi adalah kineJja perusahaan. KineJja perusahaan ini merupakan cerminan kekuatan perusahaan yang angka-angkanya diambil dari data yang 4 disajikan dalam laporan keuangan. Pentingnya informasi kineija keuangan perusahaan adalah sebagai berikut: "Informasi Kineija perusahaan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang mungkin dikendalikan di masa depan. lnformasi fluktuasi kineija adalah penting dalam hubungan ini. Informasi kineija bermanfaat untuk memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dan sumber daya yang ada. Di samping itu informasi tersebut JUga berguna dalam perumusan pertimbangan tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya (Rahaijo, 2005)." Semakin baik kineij a suatu perusahaan maka semakin kecil kemungkinan risiko investasi yang akan ditanggung dan semakin besar kemungkinan return yang akan diperoleh, ini akan mengakibatkan semakin banyak investor yang akan berinvestasi pada saham perusahaan tersebut. Melalui mekanisme pasar tercapailah keseimbangan yang tinggi terhadap harga saham (Rahaijo, 2005). Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan-tujuan memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Meskipun ·demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam proses pengambilan keputusan ekonomi mereka. Selain untuk tujuan-tujuan tersebut, laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen pertanggungjawaban manaJemen atas sumber atau daya menggambarkan yang dipercayakan kepadanya. Sehingga laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi 5 neraca (menggambarkan informasi posisi keuangan), laporan laba rug1 (menggambarkan posisi kinerja), laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Selain itu, laporan keuangan juga menampung informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan keuangan, seperti informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga (Prastowo dan Juliaty, 2008:35). Pengukuran kinelja perusahaan merupakan salah satu indikator yang dipergunakan oleh investor untuk menilai suatu perusahaan dari harga pasar saham tersebut di Bursa Efek Indonesia. Semakin baik kinelja perusahaan maka akan semakin tinggi return yang akan diperoleh oleh investor. Urnurnnya investor akan rnencari perusahaan yang mernpunyai kinelja terbaik dan menanamkan rnodalnya pada perusahaan tersebut. Dikatakan perolehan modal perusahaan dan nilai perusahaan akan rneningkat apabila perusahaan keuangannya pengukuran rnemiliki reputasi (Mahendra, kineija baik 2011 ). keuangan yang Home rneliputi tercermin (2005) basil dalam laporan rnenyatakan perhitungan bahwa rasio-rasio keuangan yang berbasis pada laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan dan telah diaudit akuntan publik. Rasio-rasio tersebut dirancang untuk rnernbantu para analis atau investor dalarn rnengevaluasi suatu perusahaan berdasarkan laporan keuangannya. Agar dapat rnengevaluasi kondisi keuangan perusahaan dan 6 kinerjanya, analis keuangan perlu melakukan "pemeriksaan" atas berbagai aspek kesehatan keuangan perusahaan. Alat yang seringkali digunakan selama pemeriksaan tersebut adalah rasio keuangan (financial ratio), atau indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan didapat dengan membagi satu angka dengan angka lainnya (Nugroho, 2012). U ntuk mengetahui nilai dari return saham suatu perusahaan, banyak faktor yang dapat menjadi parameter. Untuk kebutuhan itu, investor membutuhkan a1at ukur yang memadai terhadap tingkat pengembalian (return) perusahaan di masa depan dengan tingkat persentase yang berbedabeda. Salah satu faktor dari a1at ukur tersebut adalah informasi keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Untuk keuangan perusahaan terse but dari mengetahui apakah te1ah informasi bermanfaat untuk memprediksi harga dan return saham di pasar modal, termasuk kondisi keuangan perusahaan di masa depan, adalah dengan cara melakukan analisis rasio keuangan (Nugroho, 2012). Penggunaan informasi keuangan yang disediakan sebuah perusahaan, biasanya analis atau investor akan menghitung rasio-rasio keuangannya yang mencakup rasio Jikuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas perusahaan untuk dasar pertimbangan da1am keputusan investasi (Riyanto, 2001:11 0). Dalam penelitian ini menggunakan rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan aktivitas sebagai variabel bebas. Likuiditas menggambarkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansia1nya yang segera harus dipenuhi. Likuiditas 7 akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham. Dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas yang tersedia maka dianggap baiknya likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan (Hmjito dan perusahaan untuk membayar dividen Martono, 2005:101). Tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan bahwa perusahaan berada dalam kondisi yang baik sehingga akan menambah permintaan akan saham dan tentunya akan menaikkan harga saham. Harga saham juga akan cenderung mengalami penurunan jika investor menganggap perusahaan sudah terlalu likuid yang artinya terdapat aktiva produktif yang tidak dimanfaatkan oleh perusahaan, dan tidak dimanfaatkannya aktiva tersebut akan menambah beban bagi perusahaan karena biaya perawatan dan biaya penyimpanan yang hams terns di bayar (Prayitno, 2008). Penelitian ini menggunakan rasio likuiditas yang diwakili oleh ras10 cakupan hutang tunai lancar. Rasio cakupan hutang tunai lancar adalah rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban lancamya dalam suatu tahun dari operasinya (Kieso et al. 2008:221). Rasio cakupan hutang tunai lancar digunakan sebagai perwakilan likuiditas karena untuk mengetahui pengaruh kemampuan perusahaan membayar kembali kewajibannya dengan kas bersih yang disediakan oleh aktivitas operasi tanpa harus melikuidasi aktiva terhadap laba yang dihasilkan oleh aktiva. Solvabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban finansialnya yang terdiri dari utang jangka pendek dan utang jangka panjangnya. Solvabilitas dalam penelitian ini diwakili oleh total 8 utang terhadap total aset. Total utang terhadap total aset adalah rasio yang digunakan untuk mengukur persentase total aktiva yang diberikan oleh kreditor. (Kieso et a/, 2008:222). Rasio total utang terhadap total aset digunakan sebagai perwakilan solvabilitas untuk mengetahui pengaruh kemampuan total aktiva perusahaan dibiayai dengan total hutang terhadap terhadap laba yang dihasilkan oleh aktiva. Profitabilitas mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini diwakili pengembalian atas ekuitas saham biasa (Return on Equity). Tingkat pengembalian atas ekuitas saham biasa (Return on Equity) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur profitabilitas dari investasi pemilik (Kieso eta/, 2008:223). Rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa digunakan sebagai perwakilan profitabilitas untuk mengetahui pengaruh kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari laba bersih dan ekuitas terhadap laba yang dihasilkan aktiva perusahaan. Aktivitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mengelola aset-asetnya sehingga memberikan aliran kas masuk mengetahui bagi perusahaan. Secara ringkas, rasio ini mengukur tingkat efektifitas pemanfaatan atau penggunaan sumber daya perusahaan. Aktivitas dalam penelitian ini diwakili oleh perputaran total aset (Kieso et a/, 2008:224). Rasio perputaran total aset digunakan sebagai perwakilan aktivitas karena untuk mengetahui pengaruh cfisiensi pcnggunaan kcscluruhan aktiva pcrusahaan dalam mcnghasilkan volume pcnjualan tertentu terhadap laba yang dihasilkan aktiva perusahaan. 9 Nilai perusahaan dapat mencerminkan nilai asset yang dimiliki perusahaan seperti surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu surat berharga yang dikeluarkan oleh perusahaan, tinggi rendahnya harga saham banyak dipengaruhi oleh kondisi emiten (Susanti, 2010). Ada beberapa konsep dasar penilaian yaitu: nilai ditentukan pada harga yang wajar, penilaian tidak dipengaruhi oleh kelompok pembeli tertentu. Secara umum banyak metode dan teknik yang telah dikembangkan dalam penilaian perusahaan diantaranya adalah: a) pendekatan laba antara lain metode rasio tingkat laba atau price earning ratio metode kapitalisasi; b) pendekatan arus kas antara lain metode diskonto arus kas; c) pendekatan dividen an tara lain pertumbuhan dividen; d) pendekatan aktiva antara lain metode penilaian aktiva; e) pendekatan harga saham; f) pendekatan economic value added (Kusumadilaga, 2010). Dalam penelitian ini rasio tobin's q dijadikan sebagai variabel terikat karena dengan menggunakan Tobin's Q tidak hanya memberikan gambaran pada aspek fundamental saja, tetapi juga sejauh mana pasar menilai perusahaan dari berbagai aspek yang dilihat oleh pihak luar termasuk investor (Haosana, 2012). Penentuan kebijakan dividen merupakan salah satu tugas atau fungsi utama seorang manajer keuangan. Kebijakan dividen ini menyangkut keputusan mengenai berapa besar dan dalam bentuk apa kebijakan dividen yang dibagikan oleh perusahaan. Kebijakan dividen ini juga menentukan tentang keputusan, apakah laba seluruhnya dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan dalam laba ditahan untuk pembelanjaan investasi di masa yang akan datang (Cahyati, 2006). 10 Kebijakan dividen sebagai variabel pemoderasi dalam penelitian ini untuk mengetahui kemampuan kebijakan dividen dan kinerja keuangan secara simultan berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dividen merupakan nilai pendapatan bersih perusahaan setelah pajak dikurangi dengan !aha ditahan. Dividen ini untuk dibagikan kepada para pemegang saham sebagai keuntungan dari !aha perusahaan. Rasia pembayaran deviden (dividend payout ratio) yaitu perbandingan antara Dividend Per Share (DPS) dengan Earning Per Share (EPS) (Chasanah, 2008). Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2013 diprediksikan masih tetap positif, meskipun kondisi ekonomi global masih lemah dan dibayangi sejumlah ketidakpastian. Potensi ancarnan krisis dunia rnasih tetap tinggi yang bersurnber pada pernulihan krisis di zona Eropa dan Arnerika Serikat. Efek berantai kedua wilayah terse but perlu diantisipasi terhadap sejumlah kinetj a ekonorni nasional terutarna di sektor pertarnbangan. Hal ini rnenunjukkan bahwa peran serta industri pertambangan dalarn perekonornian di Indonesia rnernpunyai posisi yang cukup berpengaruh. Kelornpok industri pertarnbangan rnerniliki target dividend payout ratio paling tinggi dibandingkan dengan kelornpok industri lainnya. Masalah keuangan rnerupakan salah satu rnasalah yang sangat vital bagi perusahaan dalarn perkernbangan bisnis disernua perusahaan. Salah satu tujuan utarna didirikannya perusahaan adalah untuk rnernperoleh keuntungan yang maksirnal. N arnun berhasil tidaknya perusahaan dalarn rnencari keuntungan dan rnernpertahankan perusahaannya tergantung pada rnanajernen keuangan. Kinerja II perusahaan adalah proses pengkajian secara kritis terhadap keuangan perusahaan untuk memberikan solusi dalam pengambilan suatu keputusan yang tepat pada suatu periode tertentu. Oleh sebab itu, kinerja keuangan merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan didalam persaingan bisnis untuk mempertahankan perusahaannya. Dividen merupakan salah satu bentuk peningkatan wealth pemegang saham. Investor lebih menyukai untuk mendapatkan tingkat pengembalian investasinya semakin tinggi dari waktu ke waktu. Tingkat pengembalian investasi berupa pendapatan dividen tidak mudah diprediksi. Hal itu disebabkan kebijakan dividen adalah kebijakan yang menimbulkan dilema bagi pihak manajemen perusahaan. Perusahaan sektor pertambangan memiliki kegiatan utama meliputi bidang eksplorasi, eksploitasi, pengolahan, pemumian serta pemasaran bijih nikel, feronikel, emas, perak, bauksit, batubara dan jasa pemumian logam mulia. Perusahaan juga melakukan akuisisi dari perusahaan-perusahaan yang memiliki izin usaha pertambangan, serta menjalin kemitman dengan membentuk perusahaan patungan untuk mengembangkan kegiatan pertambangan di wilayah Indonesia. Berbagai aktivitas yang dilakukan membuat grup industri pertambangan terekspos terhadap berbagai risiko keuangan, termasuk dampak nilai tukar mala uang asing, tingkat harga komoditas, dan tingkat suku bunga. Tujuan dari manajemen risiko grup industri pertambangan adalah untuk mengidentifikasi, mengukur, mengawasi, dan mengelola risiko dasar dalam upaya melindungi 12 kesinambungan bisnis dalam jangka panjang dan meminimalkan dampak yang lidak diharapkan pada kinerja keuangan grup induslri pertambangan. Risiko mala uang asing pada pembiayaan dan sebagian besar pendapalan dan pengeluaran operasi dari anak perusahaan yang beroperasi dari perusahaan didenominasi dalam mala uang Dolar AS, yang secara lidak langsung merupakan lindung nilai alami (natural hedging) lerhadap eksposur fluktuasi mala uang asing. Risiko harga induslri pertambangan menghadapi risiko harga komodilas karena batubara adalah produk komodilas yang dipeijualbelikan di pasar batubara dunia. Harga grup induslri batubara dilentukan berdasarkan harga balubara dunia, yang cenderung sangal mengikuli siklus dan lerpengaruh oleh flukluasi yang signifikan. Sebagai produk komodilas, harga batubara dunia sangal lergantung pada dinamika pasokan dan perminlaan batubara di pasar ekspor dunia. Grup induslri pertambangan tidak melakukan lransaksi konlrak batubara dan belum mengadakan petjanjian jangka panjang konlrak harga batubara untuk melakukan lindung nilai lerhadap fluktuasi harga batubara, lelapi dapal saja melakukannya di masa depan. Sebaliknya, grup induslri pertambangan melakukan konlrak penjualan batubara dengan beberapa pelanggan menggunakan harga telap selama satu lahun untuk melindungi sebagian dari pendapatan untuk liap lahunnya. Penelilian mengenai pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan dilelili oleh Moticapulri (2009). Likuidilas yang digunakan dalam variabel ini adalah current ratio dan nilai perusahaan yang digunakan dalam variabel ini adalah price earning ratio, hasil dalam penelilian ini adalah likuidilas berpengaruh 13 terhadap nilai perusahaan. Apabila sebuah perusahaan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi, berarti perusahaan tersebut memiliki nilai perbandingan aktiva lancar terhadap hutang lancar yang lebih besar dan hal ini membuktikan bahwa perusahaan likuid karena memiliki aktiva yang besar dan dengan demikian .. investor menjadi tertarik untuk menanamkan investasinya pada perusahaan bersangkutan. Kemudian penelitian ini ditentang oleh Septiono et a/ (2013). Likuiditas dalam variabel ini adalah rasio net working capital, hasil dalam penelitian ini adalah likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan karena beberapa perusahaan memiliki jumlah hutang lancar yang lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancarnya. Penelitian rnengenai pengaruh likuiditas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan diteliti oleh Deitiana (2010). Likuiditas yang digunakan dalam variabel ini adalah current ratio, kebijakan dividen yang digunakan dalam variabel ini adalah dividend payout ratio dan nilai perusahaan yang digunakan adalah variabel harga saham. Hasil dari penelitian ini adalah likuiditas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Likuiditas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap harga saham karena penelitian ini hanya menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham tetapi bukan meneliti apakah harga saham turun atau naik. Penelitian mengenai pengaruh solvabilitas terhadap nilai perusahaan diteliti oleh Sulito (2008). Solvabilitas yang digunakan adalah variabel debt to equity ratio dan nilai perusahaan yang digunakan adalah variabel price book value, hasil dari penelitian ini adalah solvabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 14 Hasil penilitian ini memasukkan unsur-unsur ketidaksempumaan pasar modal seperti pajak penghasilan perusahaan, maka hutang akan meningkatkan nilai perusahaan karena biaya hutang adalah biaya yang mengurangi pembayaran pajak. Kemudian penelitian ini ditentang oleh Sambora eta/ (2014). Solvabilitas yang digunakan dalam variabel ini adalah debt to equity ratio dan ni1ai perusahaan yang digunakan adalah variabel harga saham, hasil dari penelitian ini adalah solvabi1itas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa sebagian besar investor sabam tidak begitu memperhatikan nilai debt to equity ratio, karena nilai debt to equity ratio cenderung tidak mempengaruhi harga sabam di pasar modal. Penelitian mengenai pengaruh solvabilitas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan diteliti oleh Mahendra (2011). Solvabilitas yang digunakan dalam variabel ini adalah debt to equity ratio, kebijakan dividen yang digunakan adalah dividend payout ratio dan nilai perusahaan yang digunakan adalah variabel tobin's q, hasil dari penelitian ini adalah solvabilitas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat solvabilitas rendah dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat solvabilitas tinggi. Kemudian penelitian ini ditentang oleh Qodariyah (2013). Solvabilitas yang digunakan adalah variabel debt to equity ratio, kebijakan dividen yang digunakan adalah dividend payout ratio dan nilai perusahaan yang digunakan adalah variabel price book value, hasil dari penelitian ini adalah solvabilitas dan kebijkan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dalam hal ini 15 menunjukkan keputusan pendanaan yang dilakukan perusahaan adalah dengan menggunakan pendanaan melalui ekuitas yang lebih banyak daripada menggunakan pendanaan melalui hutang, sehingga laba dalam bentuk dividen akan semakin besar. Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan diteliti oleh Martikarini (2013). Profitabilitas yang digunakan adalah variabel return on equity dan nilai perusahaan yang digunakan adalah price book value, hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini disebabkan keuntungan yang tinggi juga akan memberikan suatu prospek perusahaan yang baik sehingga dapat merespon investor untuk meningkatkan permintaan saham. Permintaan saham yang meningkat akan menyebabkan nilai perusahaan meningkat. Kemudian penelitian ini ditentang oleh Sambora et al (2014). Profitabilitas yang digunakan adalah variabel return on equity dan nilai perusahaan yang digunakan adalah variabel harga saham, hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian ini mengidentifikasikan bahwa para pemegang saham perlu memperhitungkan besar kecilnya nilai return on equity, karena besar kecilnya nilai return on equity mempengaruhi perubahan harga saham di pasar modal. Penelitian mengenai pengaruh profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan diteliti oleh Mahendra (20 II). Profitabilitas yang digunakan adalah variabel return on equity, kebijakan dividen yang digunakan adalah variabei dividend payout ratio dan nilai perusahaan yang digunakan adalah 16 variabel tobin's q, hasil dari penelitian ini adalah profitabilitas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Kebijakan dividen tidak mampu meningkatkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas tinggi dan kebijakan dividen tidak dapat menurunkan nilai perusahaan pada saat profitabilitas rendah. Kemudian penelitian ini ditentang oleh Herawati (2013). Profitabilitas yang digunakan adatah return on equity, kebijakan dividen yang digunakan adalah variabel dividend payout ratio dan nilai perusahaan yang digunakan adalah variabel price earning ratio, basil dari penelitian ini adalah profitabilitas dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hubungan positif antara profitabilitas dan kebijakan dividen dengan nilai perusahaan menunjukkan bahwa, apabila perusahaan membayarkan lebih banyak dividen dan menggambarkan keuntungan perusahaan tinggi maka hal tersebut dapat meningkatkan nilai perusahaan karena dengan banyaknya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham maka eaton investor akan tertarik untuk berinvestasi pada perusahaan itu sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan. Penelitian mengenai pengaruh aktivitas terhadap nilai perusahaan diteliti oleh (Lusiana 2010). Aktivitas yang digunakan adalah variabel inventory turnover ratio dan nilai perusahaan yang digunakan adalah variabel price earning ratio, basil dari penelitian ini adalah aktivitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini dikarenakan penjualan yang banyak namun tidak diikuti dengan persediaan yang cukup dari perusahaan, atau perusahaan tidak mampu menyediakan persediaan dikarenakan banyak piutang yang belum tertagih dan menjadi uang kas. Kemudian penelitian ini ditentang oleh Ndururu (20 10). 17 Aktivitas yang digunakan adalah variabel asset turnover ratio dan nilai perusahaan yang digunakan ada1ah variabe1 harga saham, hasi1 penelitian ini adalah aktivitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Hal ini teljadi karena asset turnover ratio meningkat sehingga penjua1an mengalami penurunan dan menyebabkan harga saham menurun. Berikut di bawah ini adalah research gap pene1itian: Tabe11 Research Gap Penelitian Hubungan Variabe1 Pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan Pengaruh likuiditas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Pengaruh solvabilitas terhadap nilai perusahaan. Pengaruh solvabilitas dan Peneliti Temuan 1. Rasio net working capital tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Moticaputri 2. Current ratio berpengaruh terhadap price earning ratio. 1. Deitiana 1. Current ratio dan dividend payout ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. 1. Sambora et 1. Debt to equity a/ ratio tidak berpengaruh terhadap harga saham. 2. Sulito 2. Debt to equity ratio berpengaruh terhadap price book value. 1. Mahendra I. Debt to equity ratio dan 1. Septiono et a/ Research Gap 1. Likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Likuiditas berpengaruh terhadap ni1ai perusahaan. 1. Likuiditas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. I. Solvabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 2. Solvabilitas bepengaruh terhadap nilai perusahaan. I. Solvabilitas dan kebijakan 18 kebijakan terhadap nilai perusahaan. Pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Pengaruh profitabilitas dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan. Pengaruh aktivitas terhadap nilai perusahaan. 2. Qodariyah 2. 1. Sambora et a! 1. 2. Martikarini 2. I. Mahendra I. 2. Herawati 2. I. Ndururu I. 2. Lusiana 2. dividen tidak dividend payout berpengaruh ratio tidak terhadap ni1ai berpengaruh perusahaan. terhadap tobins'q. 2. Solvabilitas dan Debt to equity kebijakan ratio dan dividend payout dividen berpengaruh ratio ...,. terhadap nilai berpengaruh perusahaan. terhadap price book value. 1. Profitabilitas Retun on equity tidak tidak berpengaruh berpengaruh terhadap nilai terhadap harga perusahaan. saham. 2. Profitabilitas Return on equity berpengaruh berpengaruh terhadap nilai terhadap price book value. perusahaan. Return on equity 1. Profitabilitas dan kebijakan dan dividend payout ratio tidak dividen tidak berpengaruh berpengaruh terhadap nilai terhadap tobins'q. perusahaan. Return on Equity 2. Profitabilitas dan dividend dan kebijakan payout ratio dividen berpengaruh berpengaruh terhadap price terhadap nilai earning ratio. perusahaan. Asset turnover I. Aktivitas tidak ratio tidak berpengaruh berpengaruh terhadap nilai terhadap harga perusahaan. saham. Inventory 2. Aktivitas turnover ratio berpengaruh berpengaruh terhadap nilai terhadap price perusahaan earning ratio. 19 Penelitian mengenai pengaruh kinerja keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating diteliti oleh Mahendra (2011), variabel yang diteliti adalah likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas sebagai variabel bebas, tobin's q sebagai variabel terikat dan kebijakan dividen sebagai variabel moderating. Obyek penelitian Mahendra (20 II) menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hanya membagikan dividen periode 2006-2009. penulis mengambil judul "Pengaruh Sedangkan di dalam penelitian ini Kineija Keuangan terhadap Nilai Perusahaan dengan Kebijakan Dividen sebagai Variabel Moderating." dengan menggunakan likuiditas, solvabilitas, profitabilitas dan ditambahkan aktivitas sebagai variabel bebas, tobin's q sebagai variabei terikat dan selisih variabel bebas dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating. Obyek penelitian yang digunakan oleh penulis adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang hanya membagikan dividen periode 2010-2013. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari Jatar belakang tersebut, maka yang menjadi pokok permasalahan pada penelitian ini adalah: a) Apakah likuiditas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? b) Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan? c) Apakah solvabiliatas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? d) Apakah kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan? mampu memoderasi pengaruh solvabilitas 20 e) Apakah profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? f) Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh projitabilitas terhadap nilai perusahaan? g) Apakah aktivitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan? h) Apakah kebijakan dividen mampu memoderasi pengaruh aktivitas terhadap nilai perusahaan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan pokok permasalahan di alas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: a) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh likuiditas terhadap nilai perusahaan. b) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada hubungan likuiditas dengan nilai perusahaan. c) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh solvabilitas terhadap nilai perusahaan. d) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada hubungan solvabilitas dengan nilai perusahaan. e) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh profitabilitas terhadap nilai perusahaan. f) Untuk mengetahui pengaruh kebijakan dividen pada hubungan profitabilitas dengan nilai perusahaan. g) Untuk mengetahui signifikansi pengaruh aktivitas terhadap nilai perusahaan. h) Untuk mengetahui pengaruh aktivitas dengan nilai perusahaan. kebijakan dividen pada hubungan 21 1.4 Manfaat Peneltian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat rnernberikan rnanfaat teoritis, praktis dan akadernis kepada pihak-pihak yang terkait, yaitu: 1.4.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat rnernberikan bukti ernpms rnenyangkut pengaruh kineij a keuangan terhadap nilai perusahaan dengan kebijakan dividen sebagai variabel moderating pada perusahaan- perusahaann pertarnbangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013. 1.4.2 Manfaat Praktis Penelitian ini diharapakan rnarnpu memberikan tambahan informasi sebagai bahan pertirnbangan dan sumbangan pemikiran bagi perusahaan di dalarn pengarnbilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan nilai perusahaan. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai pertimbangan dalarn membuat keputusan investasi. 1.4.3 Manfaat Akademis Dapat menambah literatur dan bahan referensi untuk karya ilmiah ataupun penelitian-penelitian selanjutnya. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada industri sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Peri ode 20 I 0-2013 yang membagikan dividen selama 4 tahun berturut-turut. Sedangkan variabel bebas yang pertama 22 adalah likuiditas yang berupa rasio cakupan hutang tunai lancar (Kieso et a/, 2008:221). Variabel bebas yang ke dua adalah solvabilitas yang berupa total hutang terhadap total aset (Kieso et a/, 2008:222). Variabel bebas yang ke tiga adalah profitabilitas yang berupa tingkat pengembalian alas ekuitas saham biasa (Return on Equity) (Kieso et al, 2008:223). Kemudian variabel bebas ke empat adalah aktivitas yang berupa perputaran total aset (Kieso eta/, 2008:224). Sedangkan variabel terikat dalam penilitian ini adalah nilai perusahaan yang berupa rasio Tobin's q, rasio tobin's q menyamakan biaya penggantian aktiva dengan nilai buku aktiva (Haosana, 20 12). Kemudian selisih variabel bebas dengan kebijakan dividen dijadikan sebagai variabel moderating antara variabel bebas dan variabel terikat (Ghozali, 2006:235), kebijakan dividen digunakan berupa dividend payout ratio yaitu rasio perbandingan antara dividend per share dengan earning per share (Chasanah, 2008).