TUGAS INDIVIDU PEKERJAAN SOSIAL MEDIS DI SETTING RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA (Laporan) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pengganti UAS Mata Kuliah PEKERJAAN SOSIAL MEDIS Dosen : Dra. Krisna Dewi, M. Si Disusun oleh : Kelas 2-C REHSOS Joko Setiawan (08.04.100) SEKOLAH TINGGI KESEJAHTERAAN SOSIAL BANDUNG 2010 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat limpahan rahmad serta hidayah dan bimbingan-Nya Tugas ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya tanpa mengalami hambatan yang berarti. Laporan yang dibuat ini adalah sebagai tugas pengganti Ujian Akhir mata kuliah Pekerjaan Sosial Medis Semester IV tahun ajaran 2009/2010 di kelas II-C Rehabilitasi Sosial STKS Bandung, di dalamnya berisi paparan dan hal-hal yang dilakukan oleh pekerja sosial di dalam setting Rumah Sakit Umum Pusat(RSUP) Dr. Sardjito Yogyakarta. Ucapan terima kasih kami haturkan kepada Ibu Dra. Krisna Dewi, M. Si selaku dosen mata kuliah Pekerjaan Sosial Medis yang telah memberikan ilmu, arahan dan juga panutan untuk kita semua dan kami secara pribadi. Kemudian ucapan terima kasih juga untuk teman-teman semua yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu di sini. Seperti fitrah manusia, tidak ada manusia yang sempurna. Begitu juga dengan penyusunan tugas makalah ini, masih banyak sekali kekurangan dan kesalahan yang terlewatkan. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan guna untuk perbaikan pada penyusunan tugas berikutnya. Bandung, 7 Juni 2010 Penyusun 2 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………………………………………….…………….. II DAFTAR ISI …………………………………………………………………. III BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ………………………………………………..…. 1 B. Maksud dan Tujuan …………………………………………...… 1 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Pekerjaan Sosial Medis ……………….…………...….…. 2 B. Pekerjaan Sosial Medis …………………………………….…….. 3 C. Kode Etik Pekerjaan Sosial Medis ………………..……….…….. 4 D. Tugas dan Fungsi Pekerjaan Sosial Medis ……………………..... 4 BAB III : PEMBAHASAN A. Mengenai RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta ……………………….. 6 B. Kedudukan Pekerja Sosial Medis ………….……………….…..... 8 C. Fungsi dan Tujuan Pekerja Sosial Medis ………...………….…… 9 D. Pelayanan yang Diberikan Pekerja Sosial Medis ……….….…… 10 E. Proses Pelayanan Pekerja Sosial Medis ……………………..….. 10 F. Metode dan Teknik yang Digunakan ………………………...…. 11 G. Jangkauan Pelayanan ……………………………………………. 12 BAB IV : PENUTUP A. Simpulan ………………………………..…………….……….… 13 B. Saran ………………………………………..……….……..….… 13 DAFTAR PUSTAKA ………………………………………….…….………. 14 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pekerjaan Sosial Medis adalah profesi penting di dalam lingkungan rumah sakit. Pekerja sosial medis telah ada di Indonesia lebih dari 30 tahun yang lalu, meskipun perkembangannya di masyarakat masih belum begitu dikenal. Hal ini karena masih banyak rumah sakit yang belum menyertakan pekerja sosial medis di dalam upaya pertolongan terhadap pasien. Namun berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan baru-baru ini bahwa rumah sakit dengan tipe-A wajib menyertakan pekerja sosial dalam penyediaan layannya. Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito ini sudah memiliki pekerja sosial medis lebih dari 10 tahun yang lalu. Dan di sini jelas terasa bahwa peranan pekerja sosial dalam upaya penyembuhan pasien adalah sangat penting adanya. B. Maksud dan Tujuan Adapapun maksud serta tujuan dituliskannya laporan ini adalah sebagai berikut : 1. Mengenal lebih dalam mengenai Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta 2. Mengetahui pelayanan pekerja sosial medis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta 3. Mengetahui kendala dan kesempatan pekerja sosial medis ke depan pada Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sejarah Pekerjaan Sosial Medis Pada awal mulanya, di Inggris pada tahun 1890, peksos medis mulai dipekerjakan di rumah sakit swasta, baru kemudian menyusul di rumah sakit pemerintah. Sedangkan di Amerika Serikat, peksos medis mula-mula dipraktekkan di Rumah Sakit Umum Massachusetts, Boston pada tahun 1905 atas permintaan dan di bawah asuhan Dr. Richard Clarke Cabot. Hal ini karena Dr. Cabot menyadari bahwa situasi sosial pasien dapat mempengaruhi proses penyembuhan. Tugas seorang peksos medis ini, pada awalnya memang dipandang untuk menangani permasalahan seputar masalah ekonomi. Tugas-tugas pokoknya misalnya : a)menyaring pasien-pasien yang berhak dibebaskan dari biaya perawatan b)menyelesaikan masalah ekonomi c)mengurus administrasi. Lebih lanjut lagi, seorang peksos medis dianggap sebagai profesi yang dapat membantu rumah sakit untuk memperoreh bayaran dari sang pasien yang sebenarnya cukup mampu, namun terkadang mengatakan dirinya miskin. Nah, barulah setelah Perang Dunia I, para peksos medis mulai dipercayai banyak tugas. Pada waktu itu, seorang peksos medis Dr. Henry Richardson mengatakan bahwa,”Peksos medis mempunyai tujuan jangka pendek menghilangkan tekanan-tekanan dari dalam maupun dari luar pasien. Tujuan akhirnya adalah membantu pasien menggunakan kemampuan-kemampuannya untuk mencari dan mempergunakan perawatan medis untuk mencegah terjadinya komplikasi-komplikasi lebih lanjut, dan untuk mempertahankan kesehatannya”. (Soetarso dalam Mary Johnston, 1989) Beberapa tahun selanjutnya, seorang tokoh peksos medis dari Amerika Serikat Miss Eleanor Cockerill mengatakan bahwa,”Fokus dari peranan 5 seorang peksos medis adalah pada faktor-faktor sosial yang menyebabkan pasien menjadi sakit, masalah-masalah sosial yang ditimbulkan oleh penyakitnya, dan juga hambatan-hambatan yang mungkin mengurangi kemampuannya untuk mempergunakan apa yang diberikan oleh ilmu kedokteran”. (Soetarso dalam Mary Johnston, 1989). Ada pendapat lain lagi, yakni dari Minna Field, seorang tokoh peksos medis, mengatakan bahwa berdasarkan pengalamannya dengan penderita penyakit kronis, ia menganggap bahwa tugas seorang peksos medis tidak bisa dibatasi dengan tembok rumah sakit. Dia menekankan bahwa usaha sosial tidak bisa dipisahkan dari keseluruhan usaha pengobatan dan pentingnya antara hubungan pasien dengan keluarga beserta masyarakat. B. Pekerjaan Sosial Medis Menurut Walter A. Friedlander bahwa pekerjaan sosial medis adalah pelayanan yang bercirikan pada bantuan sosial dan emosional yang mempengaruhi pasien dalam hubungannya dengan penyakit dan penyembuhannya. Menurut Rex A. Skidmore dan Trackery (1994 : 146) Pekerjaan sosial dalam pemeliharaan kesehatan sebagai praktik kerjasama pekerja sosial dalam bidang kesehatan dan dalam program-program pelayanan kesehatan masyarakat. Praktik pekerjaan sosial dalam bidang pelayanan kesehatan mengarah pada penyakit yang disebabkan atau berhubungan dengan tekanan-tekanan sosial yang mengakibatkan kegagalan-kegagalan dalam pelaksanaan fungsi relasi-relasi sosial. Kemudian pekerjaan sosial medis dikenal sebagai profesi pelayanan sosial untuk membantu pasien dan keluarga pasien selama berada di rumah sakit dalam mengatasi berbagai persoalan sosial dan emosional sehubungan dengan penyakit yang diderita dan atau proses penyembuhannya. Selain melakukan pelayanan kepada pasien, pekerja sosial medis juga memiliki tanggung jawab untuk melakukan pengembangan pelayanan di 6 bidang kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan melalui berbagai kegiatan edukasional di masyarakat bersama Tim Rehabilitasi Medik yang lebih dikenal dengan kegiatan Pelayanan Rehabilitasi Sosial Berbasis Masyarakat (RBM). C. Kode Etik Pekerjaan Sosial Medis Standar etik pekerjaan sosial: 1. Sikap dan perilaku utama sebagai Pekerja Sosial (kualitas pribadi, pengembangan kompetensi profesional, pelayanan, integritas, keilmuan dan penelitian) 2. Tanggung jawab etik terhadap klien (utamakan kepentingan klien, hak-hak istimewa klien, kerahasiaan dan pembiayaan) 3. Tanggung jawab etik pekerja sosial terhadap teman sejawat (penghargaan, kejujuran dan penghormatan dalam kaitannya dengan klien, teman sejawat/sepekerjaan) 4. Tanggung jawab etik pekerja sosial terhadap majikan dan organisasi sosial yang mempekerjakannya (menjunjung tinggi komitmennya terhadap organisasi yang mempekerjakannya) 5. Tanggung jawab etik pekerja sosial terhadap profesi pekerja sosial (memelihara integritas profesi, pelayanan masyarakat, pengembangan pengetahuan) 6. Tanggung jawab etik peksos terhadap masyarakat (pekerja sosial harus berusaha meningkatkan dan mengembangkan kesejahteraan masyarakat umum) D. Tugas dan Fungsi Pekerjaan Sosial Medis Tugas dan fungsi Pekerjaan Sosial Medis di Rumah Sakit: 1. Melakukan konseling individu dan keluarga 2. Melakukan lawatan ke ruangan 3. Melakukan home visit 4. Melakukan evaluasi sosial 7 5. Bekerjasama dengan dinas sosial 6. Bekerja sama dengan panti sosial 7. Melakukan bimbingan Sosial 8. Membantu tim rehabilitasi dan pelaksanaan terapi 9. Melakukan persiapan pulang terhadap klien 10. Melakukan after care Tugas dan Fungsi Pekerjaan Sosial Medis di Masyarakat : 1. Melaksanakan asesmen kebutuhan sosial dan kesehatan dari masyarakat. 2. Mengembangkan kebijakan dan prosedur untuk program baru dalam bidang kesehatan. 3. Ikut serta dalam penelitian dan evaluasi sistem perawatan kesehatan dalam masyarakat. 4. Melaksanakan pendidikan kesehatan dan program pelatihan kepada masyarakat. 5. Sebagai konsultan dan konselor. 6. Sebagai penghubung. 7. Sebagai pembimbing perseorangan dan kelompok. 8 BAB III PEMBAHASAN Pekerjaan Sosial Medis di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta A. Mengenai RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta RSUP Dr. Sardjito didirikan dengan SK MenKes RS no. 126/Ka/B.VII/74 tanggal 13 Juni 1974, yaitu sebagai RSU tipe B pendidikan pengelolaan oleh Dep.Kes. RI melalui Dir.Jen.Yan.Med. Tugas utamanya adalah melakukan pelayanan kesehatan masyarakat dan melaksanakan sistem rujukan bagi masyarakat DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan, serta dimanfaatkan guna kepentingan pendidikan calon dokter dan dokter ahli oleh Fakultas Kedokteran (FK) UGM. Berdasarkan SK bersama antara Men.Kes. RI dan Menteri P & K RI No. 522/ Men.Kes/SKB/X/81 no. 0283a/U/1981 tanggal 2 Oktober 1981 telah dilakukan penggabungan RS UGM ke dalam RSUP Dr. Sardjito dengan memanfaatkan fasilitas pemerintah, baik dana, peralatan maupun tenaga dari Departemen Kesehatan RI, Departemen Pendidikan & Kebudayaan serta instansi lain terkait. Pada tanggal 8 Februari 1982 RSUP Dr. Sardjito telah dibuka secara resmi oleh Presiden RI Soeharto. RS Dr. Sardjito Sebagai RS Pendidikan Tipe B RS Dr. Sardjito sebagai RSUP Pendidikan membantu memberikan fasilitas untuk melaksanakan kegiatan pendidikan profesi calon dokter dan dokter spesialis serta menjadi lahan praktek dari Institusi Kesehatan dan Non Kesehatan baik di wilayah Prop. DIY maupun dari luar Propinsi DIY bahkan ada dari luar negeri. RS Dr. Sardjito Sebagai RS Rujukan RS Dr. Sardjito merupakan rujukan tertinggi untuk daerah DIY dan Jawa Tengah bagian Selatan. Rujukan yang diberikan adalah rujukan pelayanan medis, rujukan pengetahuan maupun ketrampilan medis dan non medis. 9 Dengan didukung oleh tenaga medis yang berkualitas serta tersedianya peralatan yang canggih dengan penanganan medis yang selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan tehnologi kedokteran, maka RS Dr. Sardjito akan selalu berusaha untuk memberikan pelayanan rujuan yang prima. Dalam kegiatan rujukan ini RS Dr. Sardjito berifat pro aktif mengikuti perkembangan dan menjalin hubungan kerja dengan rumah sakti di DIY, luar DIY maupun luar negeri dan juga dengan FK UGM maupun instansi pelayanan kesehatan dan pendidikan dalam dan luar negeri. RS Dr. Sardjito Sebagai RS Swadana dan PNBP Dalam kurun waktu 20 tahun, status RS Dr. Sardjito mengalami 4 kali perubahan pada tahun 1982 -1993/1994 berstatus sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT). Tahun 1993/1994 – 1997/1998 RS Dr. Sardjito berstatus Unit Swadana dan pada tahun 1997/1998 – 2002 status menjadi Unit/ Instansi PNBP (Pendapatan Negara Bukan Pajak). Dalam ketiga status tadi terdapat perbedaan dalam penerimaan maupun pembiayaan rumah sakit. Sejak tahun 2002 sampai tahun 2005 RS Dr. Sardjito berstatus Perusahan Jawatan/ Perjan. RS Dr. Sardjito Sebagai RS Perjan Sebagaimana diketahui dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1131 / Menkes / SK / XII / 1993 RSUP Dr. Sardjito ditetapkan sebagai rumah sakit unit swadana. Namun dengan berlakunya Undang-Undang No. 20 tahun 1997 dan Peraturan Pemerintah No. 22 tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), praktis rumah sakit sebagai unit swadana menjadi gugur atau batal. Perkembangan selanjutnya RSUP Dr. Sardjito bersama 12 rumah sakit rumah sakit vertikal melalui Peraturan Pemerintah No. 121 tahun 2000 tanggal 12 Desember 2000 yang ditandatangani Presiden Abdurrahman Wahid RSUP Dr. Sardjito resmi menjadi Perusahaan Jawatan, yang selanjutnya penulisan rumah sakit menjadi RUMAH SAKIT (RS) DR. SARDJITO. Dalam statusnya sebagai unit mandiri atau PERJAN ini, diharapkan otonomi yang luas dalam 10 pengelolaan sumber daya akan lebih nyata. Hal ini akan mendorong dan menciptakan fleksibilitas dan efisiensi dalam pemanfaatan sumber daya sekaligus pengeluaran yang efektif, ekonomis dan produktif serta mensosialisasikan pelayanan prima. RS Dr. Sardjito Sebagai RS Pendidikan Tipe A Meskipun RS Dr. Sardjito mengalami berbagai macam perubahan status, tidak mempengaruhi kinerja RS Dr. Sardjito dalam mengemban misi dan visinya bahkan penyelenggaraan pelayanan dan SDM yang dimiliki semakin berkualitas , hal ini dapat dibuktikan dengan turunnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 1174/MENKES/SK/2204 pada tanggal 18 Oktober 2004 tentang Penetapan Kelas RS Dr. Sardjito Yogyakarta sebagai RS Umum Kelas A yang merupakan rujukan untuk daerah Propinsi DIY dan Jawa Tengah Bagian Selatan. RS Dr. Sardjito Sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Perkembangan status RS Dr. Sardjito masih terus berjalan seiring waktu dengan berakhirnya status PERJAN. Sejak ditetapkannya PP RI No. 23 Tahun 2005 tanggal 13 Juni 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (BLU) maka RS Dr. Sardjito termasuk salah satu dari 13 rumah sakit status perjan yang berubah menjadi BLU B. Kedudukan Pekerja Sosial Medis di RSUP Dr. Sardjito Pekerja sosial medis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito berada pada Instalasi Rehabilitasi Medik(IRM). Instalasi ini merupakan penyelenggara pelayanan medis, pelayanan penunjang medis, pelayanan pelatihan dan pemeliharaan sarana rumah sakit. Instalasi Rehabilitasi Medik ini terdiri atas sebuah tim rehabilitasi medik yang terdiri dari : 1. Dokter spesialis rehabilitasi medik 2. Fisioterapis 3. Okupasi Terapis 4. Pekerja Sosial Medis 11 5. Terapis Wicara 6. Psikolog 7. Ortotik Protestik Proses pelayanan rehabilitasi medis dilaksanakan melalui pendekatan satu pintu, artinya setiap pasien yang memerlukan pelayanan rehabilitasi medis harus melalui pemeriksaan oleh dokter spesialis rehabilitasi medik. Pelayanan terhadap pasien dilakukan dengan pendekatan multidisiplin (tim). Berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9873 tahun 1992 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit Umum, idealnya untuk rumah sakit umum kelas A membutuhkan 12 orang pekerja sosial dan standar minimal sebanyak 3 orang pekerja sosial. Sedangkan di RSUP Dr. Sardjito sendiri saat ini memiliki 2 orang pekerja sosial medis. Pekerja sosial yang ada harus memberikan pelayanan kepada pasien yang berasal dari Instalasi Gawat Darurat(IGD), Instalasi Rawat Inap(Bangsal), Instalasi Rawat Jalan(IRJA), rujukan dari klinik atau Rumah Sakit lain dan rujukan dari lembaga lain di luar rumah sakit. Keterbatasan sumber daya manusia ini menjadi salah satu kendala dalam memberikan pelayanan secara maksimal. C. Fungsi dan Tujuan Pekerja Sosial Medis FUNGSI Fungsi utama yang dijalankan pekerja sosial medis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Yogyakarta adalah membantu atau mengatasi masalah sosial yang dihadapi pasien dan keluarga pasien selama dalam perawatan di rumah sakit dan membantu dokter di dalam mengadakan diagnosa dan pengobatan. Hal ini dilakukan melalui penyelidikan situasi sosial dengan memberikan data-data mengenai keadaan sosial dan lingkungan pasien. Juga melakukan fungsi edukasional kepada masyarakat untuk dapat menjalaka fungsi pendampingan kepada pasien di masyarakat. 12 TUJUAN Terdiri atas tujuan jangka pendek dan jangka panjang : Jangka Pendek : Hilangnya tekanan-tekanan baik dari dalam maupun dari luar diri pasien selama dalam proses penyakit yang diderita. Jangka Panjang : Pasien mampun mencari pemecahan masalahnya dan mempergunakan perawatan medis untuk mencegah terjadinya komplikasi lebih lanjut dan untuk mempertahankan kesehatannya. Tujuan pelayanan pekerjaan sosial medis ini meliputi kegiatan : 1. Meningkatkan dan memperbaiki kemampuan seseorang dalam memecahkan masalah-masalah sosial emosional yang berhubungan dengan sakit dan penyakit yang diderita baik pasien maupun keluarganya. 2. Menghubungkan atau mengkaitkan pasien dengan sistem sumber. 3. Meningkatkan efektifitas pelayanan bagi kepentingan pasien dan keluarganya. 4. Mengevaluasi kebijakan yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan. 5. Memberikan sumbangan bagi perubahan kebijakan di bidang kesehatan. D. Pelayanan yang Diberikan Pekerja Sosial Medis Berbagai macam pelayanan yang telah diberikan Pekerja Sosial Medis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito antara lain : 1. Penyelesaian problem psikososial pasien dan keluarga pasien 2. Penelitian sosial ekonomi pasien dan keluarga pasien 3. Pendampingan pasien dan keluarga pasien 4. Jejaring kerja sosial 5. Konseling individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat 6. Penyaluran pasien E. Proses Pelayanan Pekerja Sosial Medis Adapun proses pelayanan seorang pekerja sosial medis adalah sebagai berikut : 13 1. Tahap Intake, Engagement, dan Contract. Tahap ini terjadi saat awal pekerja sosial bertemu dengan pasien, awal terjadinya relasi, awal membuahkan kepercayaan, dan menyediakan sumber-sumber pertolongan untuk memecahkan persoalan pasien. 2. Asesmen. Proses pengungkapan dan pemahaman masalah pasien. 3. Perencanaan Intervensi. Proses rasional yang disusun dan dirumuskan oleh pekerja sosial berupa alternatif-alternatif pemecahan masalah pasien. 4. Intervensi. Pelaksanaan program kegiatan pemecahan masalah pasien. 5. Evaluasi dan Penyaluran. Pada tahap ini seorang pekerja sosial harus mengevaluasi keberhasilan kegiatan pertolongan untuk melihat tingkat keberhasilan kegagalan dan hambatan yang terjadi termasuk di dalamnya kegiatan referral jika diperlukan. 6. Terminasi dan Tindak Lanjut. Tahap pengakhiran pertolongan dan tindak lanjut jika diperlukan. Tahap pengakhiran dapat terjadi karena masalah pasien telah dapat terpecahkan(dari pihak pekerja sosial) atau karena alasan tertentu pasien tidak menghendaki pelayanan dilanjutkan(dari pihak pasien) atau pindah ke lembaga lain. F. Metode dan Teknik yang Digunakan METODE 1. Bimbingan Sosial Perseorangan dan Keluarga Digunakan untuk membantu individu dan keluarga agar mampu memecahkan masalah sosial yang dihadapi 2. Bimbingan Sosial Kelompok Digunakan untuk membantu individu-individu melalui sebuah kelompok ataun memecahkan masalah dalam kelompok itu sendiri 3. Bimbingan Sosial Kemasyarakatan Digunakan untuk membantu masyarakat untuk meningkatkan diri melalui aktivitas-aktivitas kolektif, atau menyiapkan dan menumbuhkan kesadaran warga untuk dapat menerima suatu kondisi tertentu memasuki wilayahnya. 14 TEKNIK 1. Small Talk 2. Wawancara 3. Observasi 4. Home Visit 5. Penelitian Sosial 6. Support 7. Kunjungan Lembaga Sosial 8. Dokumentasi 9. Hubungan per Surat 10. Hubungan per Telepon, dll G. Jangkauan Pelayanan Beberapa jangkauan pelayanan seorang pekerja sosial medis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito ini antara lain : 1. Pasien yang mengalami masalah psikososial 2. Pasien yang tidak mampu secara ekonomi 3. Pasien gelandangan 4. Pasien terlantar atau ditelantarkan 5. Bayi terlantar atau ditelantarkan 6. Pasien geriatri 7. Pasien HIV/AIDS 8. Pasien dengan kasus polisi 9. Rehabilitasi Berbasis Masyarakat dengan Tim Rehabilitasi Medik 10. Jejaring kerja penanganan masalah sosial, yaitu dengan : a. Dinas Sosial Propinsi DIY b. Dinas Sosial Kabupaten/Kota c. Kepolisian d. Lembaga-lembaga Sosial (YSI, Panti Werdha, dll) e. Berbagai Yayasan Sosial f. Masyarakat, dll 15 BAB IV PENUTUP A. Simpulan Pelayanan pekerjaan sosial di rumah sakit Dr. Sardjito sangatlah diperlukan guna membantu pertolongan terhadap pasien. Pertolongan terhadap pasien maupun keluarga terbukti dapat memberikan pertolongan yang maksimal dalam proses penyembuahan pasien. Pekerja sosial di dalam setting rumah sakit ini tidak lah berkerja sendiri, melainkan dalam sebuah tim yang disebut dengan Tim Rehabilitasi Medik. B. Saran Beberapa saran yang ingin diungkapkan penulis antara lain : 1. Rumah Sakit Umum Pusat Sardjito segera menambah jumlah pekerja sosialnya 2. Pelayanan rujukan tidak mempersulit dan membingungkan pasien 3. Pekerja sosial gencar mempromosikan dirinya dalam bidang pertolongan terhadap pasien 4. Pekerja sosial aktif pula di masyakarat sekitar 16 DAFTAR PUSTAKA Johnston, Mary. 1989. Relasi Dinamis antara Pekerja Sosial dengan Klien dalam Setting Rumah Sakit. Surakarta : Rumah Sakit Orthopedi. Modul Diklat Pekerjaan Sosial Medis. 2004. Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial BBPPKS. Bandung : Departemen Sosial RI Ririn Kristanti, Rina. 2010. Pelayanan Pekerja Sosial Medik di Instalasi Rehabilitasi Medik RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Yogyakarta : RSUP Dr. Sardjito Internet : http://sardjitohospital.co.id/index.php?action=generic_content.main&id_gc=3 diakses pada 3 Juni 2010 http://bocahbancar.wordpress.com/2010/02/06/mengenal-sejarah-pekerja-sosialmedis/ diakses pada 4 Juni 2010 17