perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 49 BAB IV

advertisement
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Diskripsi Data Penelitian
Diskripsi Jawaban Siswa Tiap Item Soal
a) Soal Tipe III
Pilihan jawaban:
(A) jika pernyataan 1,2 dan 3 benar
(B) jika pernyataan 1 dan 3 benar
(C) jika pernyataan 2 dan 4 benar
(D) jika pernyataan 4 saja yang benar
(E) jika semua pernyataan benar
1) Soal nomor 1
Sebuah
cakram
berbentuk
piringan
pejal
F1
bermassa M dan berjari-jari R. Cakram berdiri
R
vertikal pada poros licin yang tetap pada titik
pusat cakram. Jika cakram diberi dua gaya
seperti tampak pada gambar di samping,
F2
manakah pernyataan yang benar?


1) F1  F2
2)
   R F
1
 F2 


3) Arah momen gaya F1 = arah momen gaya F2


4) Arah momen gaya F1 = arah F1
Jawab : A
a) Siswa dianggap mengalami miskonsepsi penggunaan konsep jika
memilih jawaban B (pilihan jawaban (1) dan (3) dianggap benar).
Pilihan jawaban siswa benar tetapi konsep yang dimiliki siswa tidak
lengkap, siswa menganggap salah pilihan jawaban (2).
b) Jika siswa memilih jawaban C (pilihan jawaban (2) dan (4) benar), D
commit to user
(pilihan jawaban (4) saja benar) atau E (semua pilihan jawaban benar),
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50
siswa mengalami miskonsepsi hubungan antar konsep dimana dari
pilihan jawaban tersebut siswa menganggap bahwa momen gaya dan
gaya memiliki arah yang sama.
2) Soal nomor 2
Jika momen gaya suatu benda yang diputar terhadap sumbu tetap
diperbesar, manakah pernyataan yang benar?
1) Percepatan tangensial tetap
2) Percepatan sudut semakin besar
3) Momen inersia semakin besar
4) Momen inersia tetap
Jawab : C
a) Jika siswa memilih jawaban A (menganggap benar pilihan jawaban (1),
(2) dan (3)) maka siswa mengalami miskonsepsi pengertian. Pada
jawaban ini siswa menganggap bahwa semakin besar momen gaya
maka momen inersiannya juga semakin besar, percepatan sudut
semakin besar dan percepatan tangensialnya tetap. Siswa mengartikan
bahwa besar momen inersia dipengaruhi momen gaya.
b) Jika siswa memilih jawaban B (menganggap benar pilihan jawaban (1)
dan (3)) maka siswa mengalami miskonsepsi pengertian. Pada
jawaban ini siswa menganggap bahwa semakin besar momen gaya
maka momen inersiannya juga semakin besar dan percepatan
tangensialnya tetap. Siswa mengartikan bahwa besar momen inersia
dipengaruhi momen gaya. Siswa juga menganggap bahwa momen gaya
tidak mempengaruhi besar percepatan sudut.
c) Jika siswa memilih jawaban D (menganggap benar pilihan jawaban (4)
saja) maka siswa mengalami miskonsepsi penggunaan konsep. Pada
pilihan jawaban ini konsep yang dimiliki siswa tidak lengkap. Siswa
mengetahui bahwa momen inersia tetap karena benda dirotasikan pada
sumbu yang tetap sehingga tidak terpengeruh oleh besarnya momen
gaya, tetapi siswa tidak mengetahui hubungan antara momen gaya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
dengan percepatan sudut sehingga menganggap pilihan jawaban (2)
salah.
d) Jika siswa memilih jawaban E (semua pilihan jawaban benar) maka
siswa dianggap tidak paham karena jawaban siswa tidak logis.
3) Soal nomor 3
Dua buah cakram pejal yang disusun pada
poros licin yang sama di titik pusat cakram,
R1
seperti tampak pada gambar di samping.
R2
Manakah rumusan yang benar dari gambar di
samping?



1)    r1F1  r2 F2




2) Arah F1 = arah F2 , maka arah 1 = arah  2

F1

F2
3) r1 F1  r2 F2


4) r1  F1  r2  F2
Jawab : B
a) Siswa dianggap mengalami miskonsepsi hubungan antar konsep jika
memilih jawaban A (pilihan jawaban (1), (2), dan (3) benar). Pilihan
jawaban (1) dan (3) adalah benar, tetapi untuk pilihan jawaban (2)
salah. Dengan memilih pilihan jawaban (2), maka siswa menganggap
bahwa arah momen gaya adalah sama dengan arah gaya yang bekerja
pada cakram.
b) Jika siswa memilih jawaban C (pilihan jawaban (2) dan (4) benar) atau
D (pilihan (4) saja benar), siswa mengalami miskonsepsi hubungan
antar konsep dengan menganggap bahwa besar momen gaya 1 sama
dengan besar momen gaya 2, karena gaya 1 dan gaya 2 memiliki arah
dan besar yang sama, serta panjang lengan (R) diabaikan.
c) Jika siswa memilih jawaban E (semua pilihan jawaban benar) maka
siswa dianggap tidak paham karena jawaban siswa tidak logis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52
4) Soal nomor 4
Gambar di samping menunjukkan
F
sebuah piringan dari kayu dengan
batang yang berdiri tegak pada titik
pusat
piringan.
Pada
piringan

diberikan gaya F tangensial yang
arahnya berlawanan arah jarum jam, menghasilkan kecepatan sudut ω dan
percepatan sudut α. Manakah pernyataan yang benar?
1) Jika ω meningkat maka α menuju ke atas
2) Jika ω menurun maka α menuju ke bawah
3) Arah ω menuju ke atas
4) Arah momen gaya ke atas
Jawab : E
a) Siswa dianggap mengalami miskonsepsi hubungan antar konsep jika
memilih jawaban A (pilihan jawaban (1), (2), dan (3) benar) atau B
(pilihan jawaban (1) dan (3) benar). Semua piilihan jawaban adalah
benar. Dengan tidak memilih pilihan jawaban (4), maka siswa
menganggap bahwa arah momen gaya bukan ke atas, tetapi sama
dengan arah gaya yang bekerja pada piringan kayu.
b) Jika siswa memilih jawaban C (pilihan jawaban (2) dan (4) benar) atau
D (pilihan (4) saja benar) maka siswa dianggap tidak paham karena
jawaban siswa tidak logis.
5) Soal nomor 5
Sebuah tongkat yang panjangnya L, hendak diputar agar bergerak rotasi
dengan sumbu putar pada pusat batang tersebut (lihat gambar di samping).
Jika
besar
gaya
untuk
memutar tongkat F (newton),
bagaimana
besar
F4
F3
Titik putar
F1
momen
gaya batang tongkat tersebut?
F2
1) F1 menghasilkan momen gaya tidak sama dengan nol
commit to user
2) F3 menghasilkan momen gaya sama besar dengan F4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53
3) F2 menghasilkan momen gaya tidak sama dengan nol
4) F4 menghasilkan momen gaya paling maksimum
Jawab : D
a) Siswa yang memilih jawaban A (pilihan (1), (2), dan (3) benar), B
(pilihan (1) dan (3) benar) atau E (semua pilihan jawaban benar),
dianggap mengalami miskonsepsi pengertian. Siwa menganggap
bahwa gaya yang melalui segaris atau tegak lurus di tengah batang
dapat menghasilkan momen gaya.
b) Siswa yang memilih jawaban C (pilihan (2) dan (4) benar) atau E
(semua pilihan jawaban benar) dianggap mengalami miskonsepsi
penggunaan konsep. Siswa menganggap bahwa gaya yang melalui
tegak lurus dengan batang menghasilkan besar momen gaya yang sama,
dengan mengabaikan besar lengan momennya, dan besar momen gaya
yang dihasilkan adalah nilai maksimum
6) Soal nomor 6
3 buah silinder pejal dengan massa dan volume sama besar diputar dengan
sumbu yang berbeda.
Silinder A
Silinder B
Silinder C
Bagaimana momen inersianya?
1) Momen inersia silinder B dan C sama besar
2) Momen inersia hanya bergantung pada massa benda
3) Letak sumbu putar tidak mempengaruhi momen inersia
4) Momen inersia silinder A, B dan C tidak sama besar
Jawab : D
a) Siswa dianggap mengalami miskonsepsi penggunaan konsep jika
commit to user
memilih jawaban A (pilihan jawaban (1), (2), dan (3) benar) atau B
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54
(pilihan jawaban (1) dan (3) benar). Dari pilihan jawaban tersebut,
siswa menganggap bahwa besar momen inersia tidak dipengaruhi oleh
letak sumbu putar, dan karena massa dan volume silinder B dan C sama
serta sumbu putarnya sama-sama vertikal maka momen inersia silinder
B dan C sama besar.
b) Jika siswa memilih jawaban C (pilihan jawaban (2) dan (4) benar) atau
E (semua pilihan jawaban benar) maka siswa dianggap tidak paham
karena jawaban siswa tidak logis.
7) Soal nomor 7
Seorang karyawan perusahaan sedang duduk di atas kursi kerja yang
sedang berputar dengan tangan terlipat. Jika ia merentangkan lengannya,
hal apa yang akan terjadi?
1) Kecepatan anguler bertambah dan momen inersia berkurang
2) Kecepatan anguler berkurang dan momentum anguler berkurang
3) Momentum anguler tetap dan momen inersia berkurang
4) Kecepatan anguler berkurang dan momen inersia bertambah
Jawab : D
a) Siswa dianggap mengalami miskonsepsi contoh-contoh konsep jika
memilih jawaban B (pilihan (1) dan (3) benar). Pada contoh penerapan
hukum kekekalan momentum anguler, siswa mengalami pemahaman
yang terbalik. Saat tangan direntangkan seharusnya momen inersianya
bertambah, dan karena momentum angulernya tetap maka kecepatan
angulernya berkurang.
b) Jika siswa memilih jawaban C (pilihan jawaban (2) dan (4) benar)
dianggap mengalami miskonsepsi hubungan antar konsep. Siswa
dianggap
tidak
memahami
tentang
konsep
hukum
kekekalan
momentum. Siswa menganggap bahwa momentum anguler sebanding
dengan kecepatan anguler, jadi ketika kecepatan angulernya berkurang
maka momentum angulernya juga berkurang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
c) Jika siswa memilih jawaban A (pilihan jawaban (1), (2) dan (3) benar)
atau E (semua pilihan jawaban benar), siswa dianggap tidak memahami
karena jawaban siswa tidak logis.
8) Soal nomor 8
Dua bola padat, serentak menggelinding turun (dari diam) pada bidang
miring. Bola A mempunyai jari-jari dan massa dua kali dari bola B.
Manakah bola yang mencapai dasar bidang miring terlebuih dahulu?
1) Bola A dan B tiba di bawah bersamaan
2) Bola A tiba di bawah lebih dulu
3) Jari-jari dan massa bola tidak mempengaruhi laju bola saat
menggelinding
4) Ukuran bola yang lebih besar akan mempunyai laju yang lebih besar
pula
Jawab : B
a) Siswa yang memilih jawaban C (pilihan (2) dan (4) benar) atau D
(pilhan (4) saja benar) dianggap mengalami miskonsepsi hubungan
antar konsep. Siswa menganggap bahwa ukuran bola yang lebih besar
(bola A) akan mempunyai laju yang lebih besar pula sehingga akan tiba
di bawah lebih dulu, dengan kata lain jari-jari dan massa bola
mempengaruhi besar kelajuan.
b) Jika siswa memilih jawaban A (pilihan (1), (2) dan (3) benar) atau E
(semua pilihan jawaban benar), siswa dianggap tidak paham dan hanya
asal menjawab, karena jawaban siswa tidak logis.
9) Soal nomor 9
Sebuah bola pejal dan sebuah silinder pejal mempunyai jari-jari dan massa
yang sama. Mereka mulai dari keadaan diam di puncak bidang miring,
kemudian menggelinding ke bawah. Manakah pernyataan berikut yang
benar?
1) Bola mencapai bawah bidang miring lebih dulu.
2) Silinder mempunyai EK rotasi lebih besar saat tiba di bawah bidang
commit to user
miring.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
3) Bola mempunyai laju lebih besar saat tiba di bawah bidang miring.
4) Silinder mempunyai EK total lebih besar saat tiba di bawah bidang
miring.
Jawab : A
a) Siswa yang memilih jawaban B (pilihan (1) dan (3) benar) dianggap
mengalami miskonsepsi penggunaan konsep. Konsep yang dimiliki
siswa tidak lengkap. Siswa tidak mengikutsertakan pilihan (2) karena
menganggap bola tiba di bawah bidang miring lebih dulu, sehingga E K
rotasi silinder tidak lebih besar dari bola.
b) Jika siswa memilih jawaban C (pilihan jawaban (2) dan (4) benar) siswa
dianggap mengalami miskonsepsi penggunaan konsep. Siswa
memiliki konsep yang tidak lengkap. Siswa menggap bahwa jika E K
rotasi silinder lebih besar, maka EK totalnya pun juga lebih besar.
Karena memiliki EK yang lebih besar maka silinder yang tiba di bawah
bidang miring lebih dulu.
c) Jika siswa memilih jawaban D (pilihan (4) saja benar) atau E (semua
pilihan jawaban benar), siswa dianggap tidak paham dan hanya asal
menjawab, karena jawaban siswa tidak logis.
10) Soal nomor 10
Sebuah benda berbentuk silinder pejal berjari-jari R dan bermassa M
diputar pada sumbunya dengan periode T, bagaimana EK silinder tersebut?
1) EKrotasi =
 2 MR 2
T2
2 2 MR 2
2) EKrotasi =
T2
3) EKtotal =
3 2 MR 2
T2
4) EKtotal =
4 2 MR 2
T2
Jawab : B
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
a) Siswa yang memilih jawaban C (pilihan jawaban (2) dan (4) benar),
dianggap mengalami miskonsepsi penggunaan konsep. Siswa
menganggap bahwa silinder yang diputar pada sumbunya, memiliki
besar energi kinetik rotasi sama dengan besar energi kinetik
translasinya.
b) Jika siswa memilih jawaban A (pilihan jawaban (1), (2) dan (3) benar),
D (pilihan jawaban (4) saja benar) atau E (semua pilihan jawaban
benar), siswa dianggap tidak paham dan hanya asal menjawab, karena
jawaban siswa tidak logis.
11) Soal nomor 11
Sebuah silinder homogen dengan massa m dan jari-jari R berada di puncak
suatu bidang miring. Manakah pernyataan yang benar tentang silinder
yang melumcur tanpa gesekan dengan silinder yang menggelinding?
1) Silinder yang menggelinding lebih cepat sampai di bawah dibanding
jika silinder meluncur tanpa gesekan
2) Silinder yang meluncur tanpa gesekan memiliki kecepatan sebesar
2gh
3) Energi total silinder di dasar bidang tidak sama pada kedua kasus
4) Silinder yang menggelinding memiliki kecepatan sebesar 2
1
gh
3
Jawab : C
a) Siswa mengalami miskonsepsi contoh konsep jika siswa memilih
jawaban A (pilihan jawaban (1), (2) dan (3) benar) atau B (pilihan
jawaban (1) dan (3) benar). Siswa menganggap bahwa pada lintasan
bidang miring, silinder yang menggelinding memiliki laju yang lebih
besar dibanding silinder yang meluncur tanpa gesekan dan energi total
di dasar bidang berbeda pada kedua kasus.
b) Jika siswa memilih jawaban D (pilihan jawaban (4) saja benar), siswa
mengalami miskonsepsi penggunaan konsep. Konsep yang dimiliki
siswa tidak lengkap, siswa hanya membenarkan pilihan jawaban (4),
commit to user
sedangkan pilihan jawaban (2) dianggap salah.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
c) Jika siswa memilih jawaban E (semua pilihan jawaban benar), siswa
dianggap tidak paham dan hanya asal menjawab, karena jawaban siswa
tidak logis.
12) Soal nomor 12
Apakah yang menentukan keseimbangan sebuah benda?
1) Resultan momen gaya pada benda
2) Momen kelembaman benda
3) Resultan gaya pada benda
4) Momentum sudut benda
Jawab : B
a) Siswa mengalami miskonsepsi pengertian jika siswa memilih jawaban
E (semua pilihan jawaban benar). Siswa menganggap bahwa
keseimbangan statis benda juga dipengaruhi oleh momen kelembaman
dan momentum sudut benda.
b) Siswa mengalami miskonsepsi pengertian jika siswa memilih jawaban
A (pilihan jawaban (1), (2) dan (3) benar). Siswa menganggap bahwa
keseimbangan statis benda juga dipengaruhi oleh momen kelembaman.
c) Jika siswa memilih jawaban C (pilihan jawaban (2) dan (4) benar) atau
D (pilihan jawaban (4) saja benar) siswa dianggap tidak paham dan
hanya asal menjawab, karena jawaban siswa tidak logis.
13) Soal nomor 13
Dari gambar di samping, manakah pernyataan
F
berikut yang benar?
1) Benda berada dalam keseimbangan translasi
2) Resultan momen gaya sama dengan nol
d
-F
C
M
3) Resultan momen gaya tidak sama dengan nol
4) Tidak ada keseimbangan gaya ataupun keseimbangan momen gaya
pada benda
Jawab : B
a) Siswa dianggap mengalami miskonsepsi contoh konsep jika memilih
commit(4)
to saja
user benar). Siswa menganggap pada
jawaban D (pilihan jawaban
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
benda tidak ada keseimbangan gaya ataupun keseimbangan momen
gaya, karena pada benda terdapat gaya yang dapat menyebabkan benda
berotasi.
b) Jika siswa memilih jawaban A (pilihan jawaban (1), (2) dan (3) benar),
C (pilihan (2) dan (4) benar) atau E (semua pilihan jawaban benar),
siswa dianggap tidak paham dan hanya asal menjawab, karena jawaban
siswa tidak logis.
14) Soal nomor 14
Titik Putar
A
B
C
Tiga buah balok homogen mempunyai volume yang sama, dengan titik
putar yang berbeda, manakah pernyataan yang benar?
1) Balok A stabil, karena jika digerakkan akan kembali ke posisi
keseimbangan semula
2) Balok B stabil, karena jika digerakkan akan kembali ke posisi
keseimbangan semula
3) Balok C labil, karena mudah goyah dan keseimbangannya tidak dapat
kembali ke posisi semula.
4) Balok A netral, karena keseimbangannya tidak terpengaruh oleh
gangguan.
Jawab : B
a) Jika siswa memilih jawaban C (pilihan jawaban (2) dan (4) benar) atau
D (pilihan jawaban (4) saja benar), maka dianggap mengalami
miskonsepsi contoh konsep. Siswa mengalami pemahaman terbalik
terhadap contoh gambar jenis keseimbangan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
b) Jika siswa memilih jawaban A (pilihan jawaban (1), (2) dan (3) benar)
atau E (semua pilihan jawaban benar), siswa dianggap tidak paham dan
hanya asal menjawab, karena jawaban siswa tidak logis.
15) Soal nomor 15
Perhatikan gambar berikut
A
B
C
Manakah pernyataan berikut yang benar?
1) Bola B netral, bila ada gangguan dapat kembali ke posisi semula
2) Bola B stabil, bila ada gangguan terjadi kenaikan titik berat
3) Bola C stabil, keseimbangannya tidak terpengaruh oleh gangguan
4) Bola A labil, bila ada gangguan terjadi penurunan titik berat
Jawab : C
a) Jika siswa memilih jawaban B (pilihan jawaban (1) dan (3) benar),
maka dianggap mengalami miskonsepsi contoh konsep. Siswa
mengalami pemahaman terbalik terhadap contoh gambar jenis
keseimbangan. Siswa juga menganggap bahwa benda dikatakan netral
jika dapat kembali ke posisi semula.
b) Jika siswa memilih jawaban D (pilihan jawaban (4) saja benar), siswa
dikatakan mengalami miskonsepsi penggunaan konsep. Konsep yang
dimiliki siswa tidak lengkap, karena siswa hanya membenarkan pilihan
jawaban (4), dan pilihan jawaban (2) yang benar pun dianggap salah.
c) Jika siswa memilih jawaban A (pilihan jawaban (1), (2) dan (3) benar)
atau E (semua pilihan jawaban benar), siswa dianggap tidak paham
karena jawaban siswa tidak logis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
b) Soal Tipe II
Pilihlah jawaban:
(A) jika pernyataan benar, alasan benar dan keduanya menunjukkan hubungan
sebab akibat.
(B) jika pernyataan benar, alasan benar tetapi keduanya tidak menunjukkan
hubungan sebab akibat.
(C) jika pernyataan benar dan alasan salah.
(D) jika pernyataan salah dan alasan benar.
(E) jika baik pernyataan maupun alasan kedua-duanya salah.
16) Soal nomor 16
Dengan gaya yang sama, pintu akan lebih mudah terbuka jika di dorong
pada sisi pintu yang jauh dari engsel dibangdingkan pada tengah pintu
yang dekat dengan engsel.
SEBAB
Momen gaya sebanding dengan jarak gaya ke sumbu putar.
Jawab : A
a) Siswa mengalami miskonsepsi contoh konsep jika siswa memilih
jawaban B atau C. Siswa tidak paham bahwa pintu akan lebih mudah
terbuka jika didorong pada sisi pintu yang semakin jauh dari engsel,
karena jarak gaya ke sumbu putar yang semakin besar maka momen
gayanya juga semakin besar. Tetapi siswa menganggap keduanya tidak
saling berhubungan.
b) Jika siswa memilih jawaban D, siswa mengalami miskonsepsi contoh
konsep, karena siswa menganggap bahwa pintu akan lebih mudah
terbuka jika didorong pada tengah pintu yang dekat dengan engsel.
c) Jika siswa memilih jawaban E, siswa menganggap bahwa pernyataan
dan sebab, keduanya salah. Siswa menganggap bahwa semakin besar
momen gaya maka kerja yang dilakukan juga semakin besar tanpa
memperhatikan jarak gaya ke sumbu putar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
17) Soal nomor 17
Benda yang di putar semakin cepat terhadap sumbu tetap, maka momen
gaya akan semakin kecil.
SEBAB
Besar percepatan sudut benda dipengaruhi oleh momen gaya.
Jawab : D
a) Siswa mengalami miskonsepsi hubungan antar konsep jika siswa
memilih jawaban A, B atau C. Siswa menganggap bahwa besar momen
gaya berbanding terbalik dengan besar percepatan sudut.
b) Jika siswa memilih jawaban E, siswa menganggap bahwa besar
percepatan sudut tidak dipengaruhi oleh besar momen gaya.
18) Soal nomor 18
Pemanasan global menyebabkan beberapa gunung es di kutub Utara dan
Selatan mencair, sehingga dapat mengubah momen inersia Bumi.
SEBAB
Massa air laut bergerak menjauhi sumbu rotasi Bumi dan tersebar lebih
rapat ke katulistiwa, sehingga momen inersia bertambah.
Jawab : A
a) Siswa mengalami miskonsepsi hubungan antar konsep jika siswa
memilih jawaban C. Siswa menganggap bahwa momen inersia
berkurang jika massa bergerak menjauhi sumbu rotasi.
b) Jika siswa memilih jawaban E, dianggap mengalami miskonsepsi
penggunaan konsep. Siswa menganggap bahwa momen inersia Bumi
tidak akan berubah karena bentuk Bumi selalu tetap, meskipun ada
penambahan massa air laut.
c) Jika siswa memilih jawaban B atau D, siswa dianggap tidak paham dan
hanya asal menjawab, karena jawaban siswa menunjukkan hubungan
yang tidak logis.
19) Soal nomor 19
Bola yang diputar pada pusat mempunyai momen inersia lebih besar
commit
to user
dibanding bola yang diputar
pada tepi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
SEBAB
Lokasi sumbu putar mempengaruhi besar momen inersia pada benda.
Jawab : D
a) Siswa mengalami miskonsepsi penggunaan konsep jika siswa
memilih jawaban A. Dari rumusan matematis momen inersia siswa
menganggap bahwa bola yang diputar pada pusat mempunyai momen
inersia lebih besar dibanding bola yang diputar pada tepi.
b) Jika siswa memilih jawaban E, siswa menganggap bahwa besar momen
inersia tidak dipengaruhi oleh letak sumbu putar.
c) Jika siswa memilih jawaban B atau C, siswa dianggap tidak paham dan
hanya asal menjawab, karena jawaban siswa menunjukkan hubungan
yang tidak logis.
20) Soal nomor 20
Penari balet yang berputar dengan tangan didekapkan pada kedua bahu
akan bergerak lebih cepat.
SEBAB
Momen inersia penari balet semakin besar, sehingga kecepatan sudut juga
semakin besar.
Jawab : C
a) Siswa mengalami miskonsepsi hubungan antar konsep jika siswa
memilih jawaban A atau B. Pernyataan dan sebab dianggap benar oleh
siswa. Siswa menganggap bahwa besar momen inersia sebanding
dengan kecepatan sudut. Siswa juga menganggap bahwa besar momen
inersia berkurang ketika orang dengan tangan direntangkan.
b) Jika siswa memilih jawaban D atau E (pernyataan salah) maka siswa
mengalami miskonsepsi contoh konsep karena siswa tidak tahu
tentang contoh konsep hukum kekekalan momentum.
21) Soal nomor 21
Sebuah bola pejal dan silinder pejal mempunyai jari-jari dan massa yang
sama, jika digelindingkan dari puncak bidang miring, bola akan mencapai
commit
to user
bawah bidang miring terlebih
dahulu.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
SEBAB
Energi kinetik total bola pejal lebih besar dibanding energi kinetik total
silinder pejal.
Jawab : C
a) Siswa yang memilih jawaban A atau B, menganggap bahwa bola akan
mencapai bawah bidang miring terlebih dahulu karena energi kinetik
bola lebih besar. Sehingga siswa dianggap mengalami miskonsepsi
penggunaan konsep.
b) Jika siswa memilih jawaban D, siswa dikatakan tidak paham tentang
energi kinetik. Siswa menganggap bahwa energi kinetik yang lebih
besar belum tentu memiliki laju yang lebih besar pula. Sehingga siswa
dianggap mengalami miskonsepsi hubungan antar konsep.
c) Jika siswa memilih jawaban E, siswa menganggap bahwa massa dan
jari-jari dari sebuah bola dan silinder adalah sama, sehingga keduanya
akan tiba bersamaan.
22) Soal nomor 22
Bola A memiliki massa dan jari-jari lebih besar dari bola B, saat
menggelinding bersamaaan dari puncak bidang miring yang sama maka
bola A akan tiba di bawah bidang miring lebih dulu.
SEBAB
Massa dan jari-jari bola mempengaruhi besar laju pada bola.
Jawab : E
a) Jika siswa memilih jawan A atau B, siswa mengalami miskonsepsi
hubungan antar konsep. Pernyataan dan sebab dianggap benar oleh
siswa.
Siswa
menganggap
bahwa
massa
dan
jari-jari
bola
mempengaruhi besar kelajuan bola, semakin besar ukurannya semakin
cepat bola melaju.
b) Jika siswa memilih jawaban C atau D, siswa dianggap tidak paham dan
hanya asal menjawab, karena jawaban siswa menunjukkan hubungan
yang tidak logis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
23) Soal nomor 23
Benda akan terus berotasi jika resultan gaya dan momen gaya sama
dengan nol.
SEBAB
Dalam keseimbangan statis, resultan gaya dan momen gaya terhadap tiap
titik adalah nol.
Jawab : D
a) Siswa mengalami miskonsepsi pengertian jika siswa memilih jawaban
B. Pernyataan dianggap benar oleh siswa. Siswa menganggap bahwa
pada benda seimbang jika gaya translasi sama dengan nol maka gaya
rotasinya juga harus nol.
b) Siswa dianggap tidak menjawab dan hanya asal menjawab jika memilih
jawaban A, C atau E, karena jawaban siswa menunjukkan hubungan
yang tidak logis.
24) Soal nomor 24
 F  0 adalah cukup agar keseimbangan statis terjadi.
SEBAB
Benda yang berotasi pada titik yang tetap dengan kecepatan konstan
dikatakan seimbang.
Jawab : D
a) Siswa mengalami miskonsepsi pengertian jika siswa memilih jawaban
A, B atau C. Pernyataan dianggap benar oleh siswa. Siswa tidak
memahami kata “cukup” dalam soal. Kata “cukup” menunjukkan
bahwa syarat lain agar keseimbangan statis terjadi dapat diabaikan.
b) Jika siswa memilih jawaban E, siswa dianggap mengalami miskonsepsi
pengertian. Siswa menganggap bahwa benda seimbang terjadi jika
tidak ada kecepatan dan percepatan pada benda, dengan kata lain benda
selalu dalam keadaan diam.
25) Soal nomor 25
keseimbangan statis terjadi.
 F  0 adalah perlu agarcommit
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
SEBAB
Jika berlaku hukum kekekalan momentum sudut, kecepatan sudut
bertambah apabila momen inersia berkurang.
Jawab : B
a) Siswa mengalami miskonsepsi hubungan antar konsep jika siswa
memilih jawaban A Pernyataan dan sebab dianggap benar dan saling
berhubungan. Siswa menganggap bahwa keseimbangan statis benda
juga dipengaruhi oleh momen kelembaman dan momentum sudut
benda.
b) Jika siswa memilih jawaban D siswa mengalami miskonsepsi
pengertian. Siswa menganggap salah pernyataan
 F  0 adalah perlu
agar keseimbangan statis terjadi.
c) Jika siswa memilih jawaban C atau E siswa dianggap tidak paham dan
hanya asal menjawab, karena jawaban siswa menunjukkan hubungan
yang tidak logis.
26) Soal nomor 26
Bila gaya-gaya pada suatu benda adalah seimbang, maka benda tadi pasti
dalam keadaan diam.
SEBAB
Benda yang dalam keadaan seimbang mempunyai resultan gaya sama
dengan nol.
Jawab : D
a) Siswa mengalami miskonsepsi pengertian jika siswa memilih jawaban
A atau B. Pernyataan dan sebab dianggap benar oleh siswa. Siswa
menganggap bahwa keseimbangan benda terjadi hanya jika benda
tersebut dalam keadaan diam.
b) Jika siswa memilih jawaban C atau E siswa dianggap tidak paham, dan
hanya asal menjawab, karena jawaban siswa menunjukkan hubungan
yang tidak logis.
27) Soal nomor 27
commit to user
Benda dikatakan seimbang jika benda tersebut selalu diam.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
SEBAB
Pada benda yang diam, tidak ada komponen gaya ataupun momen gaya
yang bekerja padanya.
Jawab : E
a) Siswa mengalami miskonsepsi pengertian jika siswa memilih jawaban
A atau C. Pernyataan dan sebab dianggap benar oleh siswa. Siswa
menganggap bahwa benda dikatakan seimbang jika benda tersebut
selalu diam dan tidak ada komponen gaya ataupun momen gaya yang
bekerja pada benda.
b) Jika siswa memilih jawaban D, maka siswa menganggap bahwa pada
benda yang diam, tidak ada komponen gaya ataupun momen gaya yang
bekerja pada benda. Siswa dianggap mengalami miskonsepsi
pengertian.
c) Jika siswa memilih jawaban B siswa dianggap tidak paham, dan hanya
asal menjawab, karena jawaban siswa menunjukkan hubungan yang
tidak logis.
28) Soal nomor 28
Benda yang bergerak translasi dengan kecepatan konstan dikatakan
seimbang.
SEBAB
Benda dikatakan berada dalam keadaan seimbang, apabila benda itu tidak
memiliki percepatan
Jawab : A
a) Jika
siswa
memilih
jawaban
D,
siswa
dianggap
mengalami
miskonsepsi pengertian. Siswa menganggap bahwa benda seimbang
terjadi jika tidak ada kecepatan dan percepatan pada benda, dengan kata
lain benda selalu dalam keadaan diam.
b) Jika siswa memilih jawaban B, C atau E, siswa dianggap tidak paham
dan hanya asal menjawab, karena jawaban siswa menunjukkan
hubungan yang tidak logis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
29) Soal nomor 29
Kelereng yang ada di dalam mangkok mempunyai keseimbangan yang
netral
SEBAB
Kelereng di dalam mangkok jika dipindahkan sedikit ke arah manapun,
maka ada resultan gaya yang mendorong kelereng kembali ke posisi
semula.
Jawab : D
a) Siswa mengalami miskonsepsi contoh konsep jika siswa memilih
jawaban A atau B. Pernyataan dan sebab dianggap benar oleh siswa.
Siswa menganggap bahwa benda dikatakan netral jika dapat kembali ke
posisi semula.
b) Siswa yang memilih jawaban C atau E dianggap tidak paham dan hanya
asal menjawab, karena jawaban siswa menunjukkan hubungan yang
tidak logis.
30) Soal nomor 30
Benda dikatakan stabil jika titik putarnya berada di atas titik beratnya.
SEBAB
Kestabilan benda dipengaruhi oleh letak titik putar dan titik beratnya.
Jawab : A
a) Siswa mengalami miskonsepsi contoh konsep jika siswa memilih
jawaban D atau E. Pernyataan dianggap salah, karena siswa tidak
memahami pengaruh letak titik putar dan titik berat benda terhadap
kestabilan benda.
b) Jika siswa memilih jawaban B atau C, siswa dianggap tidak memahami
dan hanya asal menjawab, karena jawaban siswa menunjukkan
hubungan yang tidak logis.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
B. Hasil Analisis Data Penelitian
1. Distribusi Jawaban Tiap Item Soal
Tabel 4.1 Distribusi Jawaban Tes Miskonsepsi Siswa SMA Negeri 8
Surakarta Kelas XI tentang Dinamika Rotasi dan Keseimbangan
Benda Tegar Tiap Item Soal
Memahami
Miskonsepsi
Tidak Memahami
No
Persentase
Persentase
Persentase
Soal Jumlah
Jumlah
Jumlah
(%)
(%)
(%)
1
9
18,75
39
81,25
0
0,00
2
25
52,08
22
45,83
1
2,08
3
29
60,42
15
31,25
4
8,33
4
14
29,17
24
50,00
10
20,83
5
20
41,67
28
58,33
0
0,00
6
32
66,67
7
14,58
9
18,75
7
28
58,33
18
37,50
2
4,17
8
7
14,58
40
83,33
1
2,08
9
4
8,33
31
64,58
13
27,08
10
9
18,75
11
22,92
28
58,33
11
8
16,67
38
79,17
2
4,17
12
12
25,00
22
45,83
14
29,17
13
22
45,83
8
16,67
18
37,50
14
29
60,42
16
33,33
3
6,25
15
37
77,08
4
8,33
7
14,58
16
33
68,75
15
31,25
0
0,00
17
10
20,83
38
79,17
0
0,00
18
13
27,08
26
54,17
9
18,75
19
13
27,08
24
50,00
11
22,92
20
16
33,33
32
66,67
0
0,00
21
16
33,33
32
66,67
0
0,00
22
3
6,25
30
62,50
15
31,25
23
12
25,00
8
16,67
28
58,33
24
8
16,67
40
83,33
0
0,00
25
13
27,08
12
25,00
23
47,92
26
9
18,75
34
70,83
5
10,42
27
1
2,08
47
97,92
0
0,00
28
6
12,50
9
18,75
33
68,75
29
15
31,25
22
45,83
11
22,92
30
26
54,17
9
18,75
13
27,08
Keterangan:
Jumlah sampel: 48
Tabel 4.1 berikut adalah hasil pendistribusian kategori untuk tiap
item soal. Sebagai langkah commit
awal yang
dilakukan untuk analisis deskriptif
to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
adalah memeriksa dan mengelompokkan jawaban siswa dalam tiga kategori
yaitu memahami, tidak memahami dan miskonsepsi. Keterangan jumlah
kelompok jawaban siswa dengan pilihan jawaban siswa dapat dilihat pada
Lampiran 7.
Hasil pendistribusian kategori untuk tiap item soal pada Tabel 4.1
disajikan pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.1.
Diagram Batang Persentase Kategori Jawaban Siswa
Persentase Jawaban
120.00
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112131415161718192021222324252627282930
Nomer Soal
Memahami
Miskonsepsi
Tidak Memahami
Gambar 4.1 Diagram Batang Distribusi Jawaban Tes
Miskonsepsi Siswa SMA Negeri 8 Surakarta
Kelas XI tentang Dinamika Rotasi dan
Keseimbangan Benda Tegar Tiap Item Soal
Dari Tabel 4.1 dan Gambar 4.1, item soal yang paling banyak
menghasilkan jawaban memahami adalah item no. 15, sebanyak 37 siswa
(77,08 %) memahami konsep pada item tersebut. Item soal yang paling
banyak menghasilkan jawaban miskonsepsi adalah item no. 27, sebanyak 47
siswa (97,92 %) mengalami miskonsepsi pada item tersebut. Item soal yang
paling banyak menghasilkan jawaban tidak memahami adalah item no. 28,
sebanyak 33 siswa (68,75 %) tidak memahami konsep pada item tersebut.
Sebanyak 48 data jawaban siswa yang diperoleh, tidak ada satu pun siswa
yang menjawab benar di semua soal yang diujikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
2. Rata-rata Presentase Miskonsepsi Siswa
Setelah dilakukan pengolahan data pemahaman siswa pada tiap item
soal, langkah selanjutnya adalah pengolahan data untuk mengetahui besarnya
persentase rata-rata pada tiap kategori miskonsepsi. Berikut adalah data
persentase rata-rata pada tiap kategori miskonsepsi.
Tabel 4.2 Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa Kelas XI SMA Negeri 8
Surakarta
Kategori
Miskonsepsi
Miskonsepsi 1
Miskonsepsi 2
Miskonsepsi 3
Miskonsepsi 4
Miskonsepsi 5
Miskonsepsi 6
Miskonsepsi 7
Miskonsepsi 8
Miskonsepsi 9
Miskonsepsi
10
Miskonsepsi
11
Miskonsepsi
12
Miskonsepsi
13
Miskonsepsi
14
Miskonsepsi
No. Soal
Konsep Momen Gaya
Momen gaya dan gaya memiliki arah yang 1-c; 1-d; 1-e;
sama
3-d; 4-a; 4-b
Besar momen inersia dipengaruhi momen
2-a; 2-b
gaya
Gaya yang melalui segaris atau tegak lurus
di tengah batang dapat menghasilkan 5-a; 5-b; 5-e
momen gaya
Besar momen gaya selalu maksimum
ketika gaya melalui tegak lurus dengan
5-c; 5-e
batang pada jarak r dari sumbu putar
Pada benda yang diam, tidak ada
komponen gaya ataupun momen gaya
27-d
yang bekerja pada benda
Konsep Hubungan Momen gaya dengan Percepatan Sudut
Besar momen gaya berbanding terbalik
17-a; 17-b;
dengan besar percepatan sudut
17-c
Konsep Momen Inersia
Momen inersia berkurang jika massa
18-c
bergerak menjauhi sumbu rotasi
Momen inersia Bumi tidak akan berubah
karena bentuk Bumi selalu tetap, meskipun
18-e
ada penambahan massa air laut
Bola yang diputar pada pusat mempunyai
momen inersia lebih besar dibanding bola
19-a
yang diputar pada tepi
Konsep Hukum Kekekalan Momentum
Besar momen inersia berkurang ketika
orang dengan tangan terlipat kemudian
7-b; 20-a
merentangkan tangannya
Momentum anguler sebanding dengan
7-c
kecepatan anguler
Besar momen inersia sebanding dengan
20-a; 20-b
besar kecepatan sudut
Konsep Energi Kinetik Dalam Gerak Menggelinding
Laju benda sebanding dengan massa dan 8-c; 8-d; 21jari-jari benda
e; 22-a; 22-b
Bola mempunyai laju lebih besar daripada
9-b; 21-a;
commit to user
silinder karena EK rotasi silinder tidak
21-b
Persentase
Rata-rata
Miskonsep
si (%)
29,17
31,25
54,17
8,33
12,50
75,00
31,25
22,92
50,00
12,50
22,92
54,17
52,08
33,33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
Miskonsepsi
15
Miskonsepsi
16
Miskonsepsi
17
Miskonsepsi
18
Miskonsepsi
19
Miskonsepsi
20
Miskonsepsi
21
Miskonsepsi
22
Miskonsepsi
23
Miskonsepsi
24
Miskonsepsi
25
lebih besar dari bola
EK rotasi silinder lebih besar, maka EK
9-c
totalnya pun juga lebih besar
Silinder yang berputar pada sumbunya, EK
10-c
rotasinya sama dengan EK translasinya
Pada lintasan bidang miring, silinder yang
menggelinding mempunyai laju lebih besar
daripada silinder yang meluncur tanpa
11-a; 11-b
gesekan dan energi total di dasar bidang
berbeda pada kedua kasus
Energi kinetik yang lebih besar belum
21-d
tentu memiliki laju yang lebih besar pula
Konsep Keseimbangan Statis
Benda seimbang ketika benda tersebut
24-e; 26-a;
diam dan tidak ada gaya dan momen gaya
26-b; 27-a;
yang bekerja padanya
27-c; 28-d
adalah
cukup
agar
keseimbangan
24-a, 24-b;
F  0
24-c; 25-d
statis terjadi
Konsep Keseimbangan Benda Tegar
Pada benda seimbang, ketika gaya translasi
sama dengan nol maka gaya rotasi juga
23-b; 26-a
harus nol
Pada benda yang berotasi, tidak ada
keseimbangan gaya ataupun keseimbangan
momen gaya pada benda, meskipun
13-d
terdapat dua gaya sama besar yang arahnya
saling berlawanan
Konsep Keseimbangan Benda Tegar pada Dinamika Rotasi
Keseimbangan benda juga dipengaruhi
12-e; 12-a;
oleh momen kelembaman dan momentum
25-a
sudut benda
Konsep Jenis-jenis Keseimbangan
Benda yang stabil jika titik beratnya
14-c; 30-d;
berada di titik yang sama dengan titik
30-e
tangkap
Benda yang netral jika titik beratnya
14-c; 14-d;
berada di bawah titik tangkap
30-d
12,50
22,92
75,00
6,25
79,17
4,17
8,33
16,67
10,42
6,25
8,33
Gambar 4.2 memperlihatkan diagram persentase rata-rata pada tiap
kategori miskonsepsi yang diujikan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
100.00
80.00
60.00
40.00
20.00
0.00
M.1
M.2
M.3
M.4
M.5
M.6
M.7
M.8
M.9
M.10
M.11
M.12
M.13
M.14
M.15
M.16
M.17
M.18
M.19
M.20
M.21
M.22
M.23
M.24
M.25
Persentase Rata-rata
Persentase Rata-rata Miskonsepsi Siswa
Kategori Miskonsepsi
M = Miskonsepsi
Gambar 4.2 Diagram Batang Persentase Rata-rata
pada Tiap Kategori Miskonsepsi
Siswa Kelas XI SMA Negeri 8
Surakarta
3. Distribusi Bentuk Miskonsepsi Siswa
Tiap-tiap kategori miskonsepsi siswa dapat dikelompokan ke dalam
bentuk-bentuk miskonsepsi, yaitu miskonsepsi pengertian, miskonsepsi
hubungan antar konsep, miskonsepsi penggunaan konsep dan miskonsepsi
contoh-contoh konsep. Setelah dikelompokan ke dalam bentuk-bentuk
miskonsepsi kemudian dihitung persentasenya. Hasil pendistribusian untuk
masing-masing bentuk miskonsepsi adalah sebagai berikut:
a. Konsep Momen Gaya
Tabel 4.3 Tabel Distribusi Bentuk Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep
Momen Gaya.
No. Bentuk Miskonsepsi
Persentase (%)
1
Miskonsepsi Pengertian
72,92
2
Miskonsepsi Hubungan Antar Konsep
29,17
3
Miskonsepsi Penggunaan Konsep
8,33
4
Miskonsepsi Contoh-contoh Konsep
0,00
Data tentang bentuk miskonsepsi siswa pada Tabel 4.3 disajikan
pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.3.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Persentase
Persentase Bentuk Miskonsepsi Siswa
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
72.92
29.17
8.33
Miskonsepsi
Miskonsepsi
Miskonsepsi
Pengertian Hubungan Antar Penggunaan
Konsep
Konsep
0.00
Miskonsepsi
Contoh-contoh
Konsep
Bentuk Miskonsepsi
Gambar 4.3 Diagram Batang Persentase Bentuk Miskonsepsi
Siswa Tentang Konsep Momen Gaya.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.3 maupun diagram
batang pada Gambar 4.3, diperoleh informasi mengenai bentuk
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tentang konsep Momen Gaya.
Berdasarkan analisis data hasil tes, bentuk miskonsepsi yang paling
dominan yaitu miskonsepsi pengertian sebesar 72,92 %, diikuti
miskonsepsi hubungan antar konsep sebesar 29,17 %, miskonsepsei
penggunaan konsep sebesar 8,33 %, sedangkan untuk miskonsepsi contohcontoh konsep sebesar 0 %.
b. Konsep Hubungan Momen Gaya dengan Percepatan Sudut
Tabel 4.4 Tabel Distribusi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep Hubungan
Momen Gaya dengan Percepatan Sudut.
No. Bentuk Miskonsepsi
Persentase (%)
1
Miskonsepsi Pengertian
0,00
2
Miskonsepsi Hubungan Antar Konsep
75,00
3
Miskonsepsi Penggunaan Konsep
0,00
4
Miskonsepsi Contoh-contoh Konsep
0,00
Data tentang bentuk miskonsepsi siswa pada Tabel 4.4 disajikan
pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.4.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
Persentase
Persentase Bentuk Miskonsepsi Siswa
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
75.00
0.00
Miskonsepsi
Pengertian
Miskonsepsi
Hubungan
Antar Konsep
0.00
0.00
Miskonsepsi
Penggunaan
Konsep
Miskonsepsi
Contoh-contoh
Konsep
Bentuk Miskonsepsi
Gambar 4.4 Diagram Batang Persentase Bentuk Miskonsepsi
Siswa Tentang Konsep Hubungan Momen Gaya
dengan Percepatan Sudut.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.4 maupun diagram
batang pada Gambar 4.4, diperoleh informasi mengenai bentuk
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tentang konsep Hubungan Momen
Gaya dengan Percepatan Sudut. Berdasarkan analisis data hasil tes, bentuk
miskonsepsi yang paling dominan yaitu miskonsepsi hubungan antar
konsep sebesar 75,00 %. Sedangkan untuk miskonsepsi pengertian,
miskonsepsi penggunaan konsep dan miskonsepsi contoh-contoh konsep
tidak ada siswa yang mengalami (0 %).
c. Konsep Momen Inersia
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep Momen
Inersia.
No. Bentuk Miskonsepsi
Persentase (%)
1
Miskonsepsi Pengertian
0,00
2
Miskonsepsi Hubungan Antar Konsep
31,25
3
Miskonsepsi Penggunaan Konsep
62,50
4
Miskonsepsi Contoh-contoh Konsep
0,00
Data tentang bentuk miskonsepsi siswa pada Tabel 4.5 disajikan
pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.5.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
Persentase
Persentase Bentuk Miskonsepsi Siswa
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
62.50
31.25
0.00
Miskonsepsi
Pengertian
0.00
Miskonsepsi
Hubungan
Antar Konsep
Miskonsepsi Miskonsepsi
Penggunaan Contoh-contoh
Konsep
Konsep
Bentuk Miskonsepsi
Gambar 4.5 Diagram Batang Persentase Bentuk Miskonsepsi
Siswa Tentang Konsep Momen Inersia.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.5 maupun diagram
batang pada Gambar 4.5, diperoleh informasi mengenai bentuk
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tentang konsep Momen Inersia.
Berdasarkan analisis data hasil tes, bentuk miskonsepsi yang paling
dominan yaitu miskonsepsi penggunaan konsep sebesar 62,50 %, diikuti
miskonsepsi hubungan antar konsep sebesar 31,25 %, miskonsepsi
pengertian dan miskonsepsi contoh-contoh konsep sebesar 0 %.
d. Konsep Hukum Kekekalan Momentum
Tabel 4.6 Tabel Distribusi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep Hukum
Kekekalan Momentum.
No. Bentuk Miskonsepsi
Persentase (%)
1
Miskonsepsi Pengertian
0,00
2
Miskonsepsi Hubungan Antar Konsep
62,50
3
Miskonsepsi Penggunaan Konsep
0,00
4
Miskonsepsi Contoh-contoh Konsep
12,50
Data tentang bentuk miskonsepsi siswa pada Tabel 4.6 disajikan
pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.6.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
Persentase
Persentase Bentuk Miskonsepsi Siswa
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
62.50
12.50
0.00
Miskonsepsi
Pengertian
0.00
Miskonsepsi
Hubungan
Antar Konsep
Miskonsepsi
Penggunaan
Konsep
Miskonsepsi
Contoh-contoh
Konsep
Bentuk Miskonsepsi
Gambar 4.6 Diagram Batang Persentase Bentuk Miskonsepsi
Siswa Tentang Konsep Hukum Kekekalan
Momentum.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.6 maupun diagram
batang pada Gambar 4.6, diperoleh informasi mengenai bentuk
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tentang konsep Hukum Kekekalan
Momentum. Berdasarkan analisis data hasil tes, bentuk miskonsepsi yang
paling dominan yaitu miskonsepsi hubungan antar konsep sebesar 62,50
%, diikuti miskonsepsi contoh-contoh konsep sebesar 12,50 %,
miskonsepsi pengertian dan miskonsepsi penggunaan konsep sebesar 0 %.
e. Konsep Energi Kinetik Dalam Gerak Menggelinding
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep Energi
Kinetik Dalam Gerak Menggelinding.
No. Bentuk Miskonsepsi
Persentase (%)
1
Miskonsepsi Pengertian
0,00
2
Miskonsepsi Hubungan Antar Konsep
54,17
3
Miskonsepsi Penggunaan Konsep
56,25
4
Miskonsepsi Contoh-contoh Konsep
75,00
Data tentang bentuk miskonsepsi siswa pada Tabel 4.7 disajikan
pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
Persentase
Persentase Bentuk Miskonsepsi Siswa
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
75.00
54.17
56.25
Miskonsepsi
Hubungan
Antar Konsep
Miskonsepsi
Penggunaan
Konsep
0.00
Miskonsepsi
Pengertian
Miskonsepsi
Contoh-contoh
Konsep
Bentuk Miskonsepsi
Gambar 4.7 Diagram Batang Persentase Bentuk Miskonsepsi
Siswa Tentang Konsep Energi Kinetik Dalam
Gerak Menggelinding.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.7 maupun diagram
batang pada Gambar 4.7, diperoleh informasi mengenai bentuk
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tentang konsep Energi Kinetik
Dalam Gerak Menggelinding. Berdasarkan analisis data hasil tes, bentuk
miskonsepsi yang paling dominan yaitu miskonsepsi contoh-contoh
konsep sebesar 75,00 %, diikuti miskonsepsi penggunaan konsep sebesar
56,25 %, miskonsepsi hubungan antar konsep sebesar 54,17 %, yang
terakhir niskonsepsi pengertian sebesar 0 %.
f. Konsep Keseimbangan Statis
Tabel 4.8 Tabel Distribusi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep
Keseimbangan Statis.
No. Bentuk Miskonsepsi
Persentase (%)
1
Miskonsepsi Pengertian
81,25
2
Miskonsepsi Hubungan Antar Konsep
0,00
3
Miskonsepsi Penggunaan Konsep
0,00
4
Miskonsepsi Contoh-contoh Konsep
0,00
Data tentang bentuk miskonsepsi siswa pada Tabel 4.8 disajikan
pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.8.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
Persentase
Persentase Bentuk Miskonsepsi Siswa
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
10.00
0.00
81.25
0.00
0.00
Miskonsepsi
Miskonsepsi
Miskonsepsi
Pengertian Hubungan Antar Penggunaan
Konsep
Konsep
0.00
Miskonsepsi
Contoh-contoh
Konsep
Bentuk Miskonsepsi
Gambar 4.8 Diagram Batang Persentase Bentuk Miskonsepsi
Siswa Tentang Konsep Keseimbangan Statis.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.8 maupun diagram
batang pada Gambar 4.8, diperoleh informasi mengenai bentuk
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tentang konsep Keseimbangan Statis.
Berdasarkan analisis data hasil tes, bentuk miskonsepsi yang paling
dominan yaitu miskonsepsi pengertian sebesar 81,25 %. Sedangkan
miskonsepsi hubungan antar konsep, miskonsepsi penggunaan konsep dan
miskonsepsi contoh-contoh konsep sebesar 0 %.
g. Konsep Keseimbangan Benda Tegar
Tabel 4.9 Tabel Distribusi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep
Keseimbangan Benda Tegar.
No. Bentuk Miskonsepsi
Persentase (%)
1
Miskonsepsi Pengertian
8,33
2
Miskonsepsi Hubungan Antar Konsep
0,00
3
Miskonsepsi Penggunaan Konsep
0,00
4
Miskonsepsi Contoh-contoh Konsep
16,67
Data tentang bentuk miskonsepsi siswa pada Tabel 4.9 disajikan
pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.9.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
Persentase
Persentase Bentuk Miskonsepsi Siswa
18.00
16.00
14.00
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
16.67
8.33
Miskonsepsi
Pengertian
0.00
0.00
Miskonsepsi
Hubungan
Antar Konsep
Miskonsepsi
Penggunaan
Konsep
Miskonsepsi
Contoh-contoh
Konsep
Bentuk Miskonsepsi
Gambar 4.9 Diagram Batang Persentase Bentuk Miskonsepsi
Siswa Tentang Konsep Keseimbangan Benda
Tegar.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.9 maupun diagram
batang pada Gambar 4.9, diperoleh informasi mengenai bentuk
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tentang konsep Keseimbangan Benda
Tegar. Berdasarkan analisis data hasil tes, bentuk miskonsepsi yang paling
dominan yaitu miskonsepsi contoh-contoh konsep sebesar 16,67 %, diikuti
miskonsepsi pengertian sebesar 8,33 %, miskonsepsi hubungan antar
konsep dan miskonsepsi penggunaan konsep sebesar 0 %.
h. Konsep Keseimbangan Benda Tegar Pada Dinamika Rotasi
Tabel 4.10 Tabel Distribusi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep
Keseimbangan Benda Tegar Pada Dinamika Rotasi.
No. Bentuk Miskonsepsi
Persentase (%)
1
Miskonsepsi Pengertian
10,42
2
Miskonsepsi Hubungan Antar Konsep
0,00
3
Miskonsepsi Penggunaan Konsep
0,00
4
Miskonsepsi Contoh-contoh Konsep
0,00
Data tentang bentuk miskonsepsi siswa pada Tabel 4.10 disajikan
pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.10.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
Persentase
Persentase Bentuk Miskonsepsi Siswa
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
10.42
Miskonsepsi
Pengertian
0.00
0.00
0.00
Miskonsepsi
Hubungan
Antar Konsep
Miskonsepsi
Penggunaan
Konsep
Miskonsepsi
Contoh-contoh
Konsep
Bentuk Miskonsepsi
Gambar 4.10 Diagram Batang Persentase Bentuk Miskonsepsi
Siswa Tentang Konsep Keseimbangan Benda
Tegar Pada Dinamika Rotasi.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.10 maupun
diagram batang pada Gambar 4.10, diperoleh informasi mengenai bentuk
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tentang konsep Keseimbangan Benda
Tegar Pada Dinamika Rotasi. Berdasarkan analisis data hasil tes, bentuk
miskonsepsi yang paling dominan yaitu miskonsepsi pengertian sebesar
10,42 %, diikuti miskonsepsi hubungan antar konsep, miskonsepsi
penggunaan konsep dan miskonsepsi contoh-contoh konsep sebesar 0 %.
i. Konsep Jenis-jenis Keseimbangan
Tabel 4.11 Tabel Distribusi Miskonsepsi Siswa Tentang Konsep Jenisjenis Keseimbangan.
No. Bentuk Miskonsepsi
Persentase (%)
1
Miskonsepsi Pengertian
0,00
2
Miskonsepsi Hubungan Antar Konsep
0,00
3
Miskonsepsi Penggunaan Konsep
0,00
4
Miskonsepsi Contoh-contoh Konsep
8,33
Data tentang bentuk miskonsepsi siswa pada Tabel 4.11 disajikan
pula dalam bentuk diagram batang pada Gambar 4.11.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
Persentase
Persentase Bentuk Miskonsepsi Siswa
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
8.33
0.00
0.00
0.00
Miskonsepsi
Pengertian
Miskonsepsi
Hubungan Antar
Konsep
Miskonsepsi
Penggunaan
Konsep
Miskonsepsi
Contoh-contoh
Konsep
Bentuk Miskonsepsi
Gambar 4.11 Diagram Batang Persentase Bentuk Miskonsepsi
Siswa
Tentang
Konsep
Jenis-jenis
Keseimbangan.
Berdasarkan data yang disajikan pada Tabel 4.11 maupun
diagram batang pada Gambar 4.11, diperoleh informasi mengenai bentuk
miskonsepsi yang dialami oleh siswa tentang konsep Jenis-jenis
Keseimbangan. Berdasarkan analisis data hasil tes, bentuk miskonsepsi
yang paling dominan yaitu miskonsepsi contoh-contoh konsep sebesar
8,33 %. Sedangkan miskonsepsi pengertian, miskonsepsi hubungan antar
konsep dan miskonsepsi penggunaan konsep sebesar 0 %.
C. Pembahasan
1. Dari analisis hasil penelitian, menunjukkan bahwa beberapa siswa kelas
XI.IPA.2 dan XI.IPA.4 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014
mengalami miskonsepsi tentang konsep Dinamika Rotasi dan Keseimbangan
Benda Tegar.
2. Profil Miskonsepsi Siswa
Dari analisis hasil penelitian, menunjukkan bahwa beberapa siswa
kelas XI.IPA.2 dan XI.IPA.4 SMA Negeri 8 Surakarta Tahun Pelajaran
2013/2014 mengalami miskonsepsi tentang konsep Dinamika Rotasi dan
Keseimbangan Benda Tegar. Identifikasi profil miskonsepsi didapat melalui
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
penggunaan intrumen tes miskonsepsi. Berikut merupakan uraian miskonsepsi
yang dialami siswa.
Miskonsepsi 1:
Kategori miskonsepsi yang pertama yaitu konsep momen gaya. Pada
kategori miskonsepsi 1 ditunjukkan pada soal nomer 1, 3 dan 4. Berdasarkan
hasil olah data yang diperoleh, dari 48 siswa, presentase rata-rata miskonsepsi
siswa SMA 8 Surakarta sebesar 29,17 %.
Miskonsepsi 1 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi hubungan antar
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa
beranggapan bahwa momen gaya dan gaya memiliki arah yang sama.
Miskonsepsi 2:
Kategori miskonsepsi yang kedua yaitu konsep momen gaya. Pada
kategori miskonsepsi 2 ditunjukkan pada soal nomer 2. Berdasarkan hasil olah
data yang diperoleh persentase rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta
sebesar 31,25 %.
Miskonsepsi 2 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi pengertian.
Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah besar momen inersia
dipengaruhi momen gaya. Siswa beranggapan bahwa ketika momen gaya
semakin besar maka momen inersiannya juga semakin besar.
Miskonsepsi 3:
Kategori miskonsepsi 3 yaitu konsep momen gaya. Pada kategori
miskonsepsi 3 ditunjukkan pada soal nomer 5. Berdasarkan hasil olah data
yang diperoleh, persentase rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta
sebesar 54,17 %.
Miskonsepsi 3 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi pengertian.
Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah gaya yang melalui
segaris atau tegak lurus di tengah batang dapat menghasilkan momen gaya.
Pada pilihan jawaban yang dipilih, siswa menganggap bahwa gaya yang
melalui segaris atau tegak lurus di tengah batang menghasilkan momen gaya
yang tidak sama dengan nol.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
Miskonsepsi 4:
Kategori miskonsepsi 4 yaitu konsep momen gaya. Pada kategori
miskonsepsi 4 ditunjukkan pada soal nomer 5. Berdasarkan hasil olah data
diperoleh persentase rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 8,33
%.
Pada soal nomor 5, beberapa siswa menganggap bahwa gaya yang
melalui tegak lurus dengan batang menghasilkan besar momen gaya yang
sama, dengan mengabaikan besar lengan momennya. Sehingga besar momen
gaya yang dihasilkan adalah nilai maksimum. Miskonsepsi 4 termasuk ke
dalam bentuk miskonsepsi penggunaan konsep. Profil jawaban siswa yang
mengalami miskonsepsi adalah besar momen gaya selalu maksimum ketika
gaya melalui tegak lurus dengan batang pada jarak r dari sumbu putar.
Miskonsepsi 5:
Kategori miskonsepsi 5 yaitu konsep momen gaya. Pada kategori
miskonsepsi 5 ditunjukkan pada soal nomer 27. Berdasarkan hasil olah data
yang diperoleh, persentase rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta
sebesar 12,50 %.
Miskonsepsi 5 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi pengertian.
Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa beranggapan
bahwa pada benda yang diam, tidak ada komponen gaya ataupun momen gaya
yang bekerja pada benda.
Miskonsepsi 6:
Kategori miskonsepsi 6 yaitu tentang konsep hubungan momen gaya
dengan percepatan sudut. Pada kategori miskonsepsi 6 ditunjukkan pada soal
nomer 17. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, persentase rata-rata
miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 75,00 %.
Pada miskonsepsi 6, separuh lebih siswa mengalami kategori
miskonsepsi 6. Siswa menganggap bahwan benda yang di putar semakin cepat
terhadap sumbu tetap, maka momen gayanya akan semakin kecil. Miskonsepsi
6 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi hubungan antar konsep. Profil
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah besar momen gaya
berbanding terbalik dengan besar percepatan sudut.
Miskonsepsi 7:
Kategori miskonsepsi 7 yaitu tentang konsep momen inersia. Pada
kategori miskonsepsi 7 ditunjukkan pada soal nomer 18. Berdasarkan hasil
olah data yang diperoleh, persentase rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8
Surakarta sebesar 31,25 %.
Miskonsepsi 7 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi hubungan antar
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa
menganggap bahwa momen inersia berkurang jika massa bergerak menjauhi
sumbu rotasi.
Miskonsepsi 8:
Kategori miskonsepsi 8 yaitu tentang konsep momen inersia. Pada
kategori miskonsepsi 8 ditunjukkan pada soal nomer 18. Berdasarkan hasil
olah data yang diperoleh, persentase rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8
Surakarta sebesar 22,92 %.
Hanya sedikit siswa yang mengalami miskonsepsi ini. Miskonsepsi 8
termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi penggunaan konsep. Profil jawaban
siswa yang mengalami miskonsepsi adalah momen inersia Bumi tidak akan
berubah karena bentuk Bumi selalu tetap, meskipun ada penambahan massa air
laut.
Miskonsepsi 9:
Kategori miskonsepsi 9 yaitu tentang konsep momen inersia. Pada
kategori miskonsepsi 9 ditunjukkan pada soal nomer 19. Berdasarkan hasil
olah data yang diperoleh, persentase rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8
Surakarta sebesar 50,00 %.
Miskonsepsi 9 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi penggunaan
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah bola yang
diputar pada pusat mempunyai momen inersia lebih besar dibanding bola yang
diputar pada tepi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
Miskonsepsi 10:
Kategori miskonsepsi 10 yaitu tentang konsep hukum kekekalan
momentum. Pada kategori miskonsepsi 10 ditunjukkan pada soal nomer 7 dan
20. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, persentase rata-rata
miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 12,50 %.
Miskonsepsi 10 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi contoh-contoh
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa
menganggap bahwa besar momen inersia berkurang ketika orang dengan
tangan terlipat kemudian merentangkan tangannya.
Miskonsepsi 11:
Kategori miskonsepsi 11 yaitu tentang konsep hukum kekekalan
momentum. Pada kategori miskonsepsi 11 ditunjukkan pada soal nomer 7.
Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, persentase rata-rata miskonsepsi
siswa SMA 8 Surakarta sebesar 22,92 %.
Miskonsepsi 11 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi hubungan
antar konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah
momentum anguler sebanding dengan kecepatan anguler.
Miskonsepsi 12:
Kategori miskonsepsi 12 yaitu tentang konsep hukum kekekalan
momentum. Pada kategori miskonsepsi 12 ditunjukkan pada soal nomer 20.
Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, dari 48 siswa, persentase rata-rata
miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 54,17 %.
Miskonsepsi 12 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi hubungan
antar konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah besar
momen inersia sebanding dengan besar kecepatan sudut.
Miskonsepsi 13:
Kategori miskonsepsi 13 yaitu tentang konsep energi kinetik dalam
gerak menggelinding. Pada kategori miskonsepsi 13 ditunjukkan pada soal
nomer 8, 21 dan 22. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, persentase
rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 52,08 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Miskonsepsi 13 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi hubungan
antar konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah laju
benda sebanding dengan massa dan jari-jari benda.
Miskonsepsi 14:
Kategori miskonsepsi 14 yaitu tentang konsep energi kinetik dalam
gerak menggelinding. Pada kategori miskonsepsi 14 ditunjukkan pada soal
nomer 9 dan 21. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh persentase ratarata miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 33,33 %.
Miskonsepsi 14 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi penggunaan
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah bola
mempunyai laju lebih besar daripada silinder karena EKrotasi silinder tidak lebih
besar dari bola.
Miskonsepsi 15:
Kategori miskonsepsi 15 yaitu tentang konsep energi kinetik dalam
gerak menggelinding. Pada kategori miskonsepsi 15 ditunjukkan pada soal
nomer 9. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, persentase rata-rata
miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 12,50 %.
Miskonsepsi 15 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi penggunaan
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah EKrotasi
silinder lebih besar, maka EKtotalnya pun juga lebih besar.
Miskonsepsi 16:
Kategori miskonsepsi 16 yaitu tentang konsep energi kinetik dalam
gerak menggelinding. Pada kategori miskonsepsi 16 ditunjukkan pada soal
nomer 10. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh persentase rata-rata
miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 22,92 %.
Miskonsepsi 16 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi penggunaan
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah silinder
yang berputar pada sumbunya, EK rotasinya sama dengan EK translasinya.
Miskonsepsi 17:
Kategori miskonsepsi 17 yaitu tentang konsep energi kinetik dalam
commit to
user
gerak menggelinding. Pada kategori
miskonsepsi
17 ditunjukkan pada soal
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
88
nomer 11. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, dari 48 siswa,
persentase rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 75,00 %.
Miskonsepsi 17 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi contoh-contoh
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah siswa
menganggap bahwa pada lintasan bidang miring, silinder yang menggelinding
mempunyai laju lebih besar daripada silinder yang meluncur tanpa gesekan dan
energi total di dasar bidang berbeda pada kedua kasus.
Miskonsepsi 18:
Kategori miskonsepsi 18 yaitu tentang konsep energi kinetik dalam
gerak menggelinding. Pada kategori miskonsepsi 18 ditunjukkan pada soal
nomer 21. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, persentase rata-rata
miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 6,25 %.
Miskonsepsi 18 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi hubungan
antar konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah energi
kinetik yang lebih besar belum tentu memiliki laju yang lebih besar pula.
Miskonsepsi 19:
Kategori miskonsepsi 19 yaitu tentang konsep keseimbangan statis.
Pada kategori miskonsepsi 19 ditunjukkan pada soal nomer 24, 26, 27 dan 28.
Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, dari 48 siswa, persentase rata-rata
miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 79,17 %.
Miskonsepsi 19 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi pengertian.
Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah benda seimbang
ketika benda tersebut diam dan tidak ada gaya dan momen gaya yang bekerja
padanya.
Miskonsepsi 20:
Kategori miskonsepsi 20 yaitu tentang konsep keseimbangan statis.
Pada kategori miskonsepsi 20 ditunjukkan pada soal nomer 24 dan 25.
Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh persentase rata-rata miskonsepsi
siswa SMA 8 Surakarta sebesar 4,17 %.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
Miskonsepsi 20 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi pengertian.
Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah
F  0
adalah
cukup agar keseimbangan statis terjadi.
Miskonsepsi 21:
Kategori miskonsepsi 21 yaitu tentang konsep keseimbangan benda
tegar. Pada kategori miskonsepsi 21 ditunjukkan pada soal nomer 23 dan 26.
Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, persentase rata-rata miskonsepsi
siswa SMA 8 Surakarta sebesar 8,33 %.
Miskonsepsi 21 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi pengertian.
Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah pada benda
seimbang, ketika gaya translasi sama dengan nol maka gaya rotasi juga harus
nol.
Miskonsepsi 22:
Kategori miskonsepsi 22 yaitu tentang konsep keseimbangan benda
tegar. Pada kategori miskonsepsi 22 ditunjukkan pada soal nomer 13.
Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh, persentase rata-rata miskonsepsi
siswa SMA 8 Surakarta sebesar 16,67 %.
Miskonsepsi 22 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi contoh-contoh
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah pada benda
yang berotasi, tidak ada keseimbangan gaya ataupun keseimbangan momen
gaya pada benda, meskipun terdapat dua gaya sama besar yang arahnya saling
berlawanan.
Miskonsepsi 23:
Kategori miskonsepsi 23 yaitu tentang konsep keseimbangan benda
tegar pada dinamika rotasi. Pada kategori miskonsepsi 23 ditunjukkan pada
soal nomer 12 dan 25. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh persentase
rata-rata miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 10,42 %.
Miskonsepsi 23 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi pengertian.
Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah keseimbangan benda
juga dipengaruhi oleh momen kelembaman dan momentum sudut benda.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
Miskonsepsi 24:
Kategori
miskonsepsi
24
yaitu
tentang
konsep
jenis-jenis
keseimbangan. Pada kategori miskonsepsi 24 ditunjukkan pada soal nomer 14
dan 30. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh persentase rata-rata
miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 6,25 %.
Miskonsepsi 24 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi contoh-contoh
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah benda yang
stabil jika titik beratnya berada di titik yang sama dengan titik tangkap.
Miskonsepsi 25:
Kategori
miskonsepsi
25
yaitu
tentang
konsep
jenis-jenis
keseimbangan. Pada kategori miskonsepsi 25 ditunjukkan pada soal nomer 14
dan 30. Berdasarkan hasil olah data yang diperoleh persentase rata-rata
miskonsepsi siswa SMA 8 Surakarta sebesar 8,33 %.
Miskonsepsi 25 termasuk ke dalam bentuk miskonsepsi contoh-contoh
konsep. Profil jawaban siswa yang mengalami miskonsepsi adalah benda yang
netral jika titik beratnya berada di bawah titik tangkap.
3. Langkah-langkah Mengatasi Miskonsepsi Siswa
1) Mencari dan mengungkap miskonsepsi siswa yang terjadi, yaitu dapat
dengan cara:
a) memberikan tes diagnosis awal kepada siswa berupa soal-soal konsep
tanpa mengabaikan perhitungan. Soal-soal konsep diberikan secara
berulang dan dengan tingkatan yang berbeda-beda.
b) mencoba menggunakan demonstrasi dengan hasil yang tak cocok
dengan intuisi, kemudian siswa diminta mengungkapkan pendapatnya.
2) Mencoba menemukan penyebab miskonsepsi siswa tersebut, dapat
dilakukan saat proses pembelajaran, yaitu dengan cara:
a) merangsang siswa mengemukakan konsep dari dirinya sendiri
menggunakan metode diskusi.
b) menggunakan banyak interaksi agar dapat menemukan apa yang ada
to user
dalam kepala siswa dan commit
agar mereka
terpaksa berfikir.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
3) Menentukan prioritas dan menyiapkan pelajaran remidial dan demonstrasi
khusus untuk bagian materi yang dianggap sangat dasar dan prasyarat untuk
yang lain.
Dalam upaya mengungkap miskonsepsi yang terjadi pada siswa, guru
harus
memperhatikan
media
pembelajaran
yang
digunakan
dalam
pembelajaran apakah mengandung miskonsepsi atau tidak, guru juga perlu
menyadari bila ada miskonsepsi dalam dirinya, dan memperhatikan faktor
lingkungan yang mempengaruhi pola pikir siswa.
commit to user
Download