BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Hakikat

advertisement
BAB II
KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Hakikat Hasil Belajar Pada Materi Energi Bunyi
2.1.1 Pengertian Hasil Belajar
Sagala (2008:160) mengemukakan bahwa “Pengalaman belajar yang
disiapkan oleh pendidik akan memberi jaminaan kepada peserta didik bahwa
mereka telah menempuh kurikulum yang dipersyaratkan dan memperoleh
keterampilan sebagaimana kompetensi yang disiapkan”. Karakteristik yang
dituangkan dalam bentuk pengalaman belajar paling tidak (1) Menekankan pada
pencapaian kompetensi peserta didik bersifat individu, (2) Berorientasi kepada
learning outcomes atau hasil belajar, (3) Berorientasi pada keberagaman, (4)
Pendekatan dan metode pembelajaran yang digunakan sangat variatif, (5)
Pendidik bukan satu-satunya sumber belajar, (6) Unsur lain yang bersifat
edukatifpun merupakan sumber belajar, dan (7) Penilaian menekankan pada
proses dan hasil belajar serta menggunakan prosedur yang benar.
Sudjana
(2008:22)
mengemukakan
bahwa
“hasil
belajar
adalah
kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”. Hasil dari pengamalam belajar yang diperoleh peserta didik dapat
perupa keterampilan dan kebiasaan tentang sesuatu yang dipelajari serta adanya
perubahan tingkah laku yang baik setelah ia menerima pengalaman belajarnya.
Menurut Dimiyati dan Mudjiono (2010:3) “hasil belajar merupakan hasil dari
suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak
mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil
belajar merupakan berakhirnya penggalaman dan puncak proses belajar. Hasil
belajar sebagian adalah berkat tindak guru yaitu suatu pencapain tujuan
pengajaran.
Menurut Shaffat (2009:41), bahwa “keberhasilan belajar juga ditentukan
oleh cara atau metode belajar yang digunakan”. Setiap individu manusia memiliki
perbedaan dalam banyak aspek mulai dari perbedaan fisik, pola berfikir dan caracara merespon atau mempelajari hal-hal baru. Dalam hal belajar, masing-masing
individu memiliki kelebihan dan kekurangan dalam meyerap pelajaran yang
diberikan oleh guru. Kimble dan Garmezy (dalam Ali, 2008:14) mengemukakan
bahwa “hasil belajar dapat diidentifikasi dari adanya kemampuan melakukan
sesuatu secara permanen, dapat diulang-ulang dengan hasil yang sama”.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh individu setelah
proses belajar berlangsung, yang dapat memberi perubahan tingkah laku baik
pengetahuan, pemahaman, sikap dan keterampilan siswa sehingga menjadi lebih
baik dari sebelumnya.
2.1.2 Pengertian Energi Bunyi
Menurut Jasin (2002:78) energi adalah sesuatu kemampuan untuk
melakukan kerja atau kegiatan. Tanpa energi, dunia ini akan diam atau
beku. Energi selalu dibutuhkan dalam kehidupan manusia untuk
penggerak. kegiatan manusia lainnya dalam memproduksi barang,
trnasportasi, dan lainya juga memerlukan energi yang diperoleh dari bahan
sumber energi. Energi itu banyak jenisnya, salah satunya yaitu energi
bunyi.
Menurut Supriadi (2012) bunyi adalah “segala sesuatu yang dapat
didengar. Contoh bunyi adalah percakapan orang, kicau burung, dan suara radio.
Bunyi dapat didengar jika telinga kita sehat dan ada suara yang masuk ke telinga.
Buktinya, kita tidak dapat mendengar jika telinga sakit atau telinga ditutup”.
Menurut Giancoli (2001:407) “istilah bunyi (sound) juga merujuk pada sensasi
fisik yang merangsang telinga kita yaitu gelombang longitudinal. Bunyi
dihubungkan dengan indera pendengaran kita, dan berarti juga dengan fisiologi
telinga dan fisiologi otak yang menerjemahkan sensasi yang mencapai telinga”.
Jasin (2002:83) mengemukakan bunyi dapat diartikan getaran sehingga
energi bunyi berarti juga getaran. Contoh adanya energi bunyi yaitu
apabila orang melihat jatuhnya sebuah benda dari ketinggian tertentu. Pada
saat benda itu jatuh disuatu lantai akan timbul suatu getaran pada lantai
yang menimbulkan bunyi. Apa bila getaran yang ditunjukkan itu sangat
besar, akan dapat dirasakan adanya energi getaran yaitu dengan terlihatnya
getaran pada benda-benda lain disekitarnya. Selain contoh diatas
meledaknya suatu bom menimbulkan getaran yang hebat dan energi
getarannya mampu merobohkan bangunan ataupun memecahkan kacakaca yang tebal.
Menurut Sutrisno (1981:19) sumber bunyi “adalah benda yang bergetar
pada frekuensi didalam daerah pendengaran. Getaran dapat dihasilkan oleh
getaran tali atau semacamnya (misalnya gitar, biola, tali suara manusia, dan
sebagainya). Bunyi termasuk gelombang longitudinal atau gelombang bunyi,
bunyi tersebut dapat dijalarkan atau merambat di dalam benda padat, cair, dan
gas”, (Halliday, dkk, 1999: 656).
a) Perambatan bunyi melalui benda padat
Bunyi dapat merambat melalui benda padat. Perambatan bunyi melalui
benda padat dapat kamu gunakan untuk membuat mainan. Misalnya membuat
mainan telepon-teleponan.
b) Perambatan bunyi melalui benda cair
Selain merambat melalui benda padat, bunyi juga dapat merambat melalui
benda cair. Ketika dua batu diadu di dalam air, bunyi yang ditimbulkan
dapat kita dengar. Hal itu menunjukkan bahwa bunyi dapat merambat
melalui zat cair. Sifat bunyi yang dapat merambat melalui zat cair
dimanfaatkan oleh tim SAR untuk mencari dan menolong kecelakaan yang
terjadi di tengah lautan. Adanya sifat itu, komunikasi antara orang yang
ada di atas kapal dan penyelam dapat dilakukan sehingga pencarian korban
dapat berjalan lancar.
c) Perambatan bunyi melalui gas
Udara merupakan benda gas. Kita dapat mendengar suara orang
berbicara dan burung berkicau karena getaran suara itu masuk ke telinga kita.
Hal itu menunjukkan bahwa suara dapat merambat melalui udara. Demikian
juga halnya pada guntur. Pada saat hari mendung, kita sering mendengar
guntur. Guntur dapat kita dengar karena getaran suaranya masuk ke telinga
kita setelah merambat melalui udara.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas maka dapat dismpulkan
energi bunyi adalah kemampuan yang dihasilkan oleh suatu benda ketika
digetarkan sehingga menimbulkan bunyi ynga dapat didengar oleh telinga kita.
Bunyi dapat berambat pada benda padat, cair dan gas.
2.1.3
Pengertian Hasil Belajar Pada Materi Energi Bunyi
Berhasilnya suatu tujuan pendidikan tergantung pada bagaimana proses
belajar mengajar yang dialami oleh siswa. Guru dituntut untuk teliti dalam
memilih dan menerapkan metode mengajar yang sesuai dengan tujuan yang ingin
dicapai. Kewajiban seorang guru adalah mampu menciptakan hasil belajar yang
efektif. Sebagaimana di ketahui bahwa tujuan dari pembelajaran yang dilakukan
oleh guru baik di rumah, sekolah atau belajar dimanapun adalah agar dapat
memperoleh hasil belajar yang dianggap baik yaitu yang telah memenuhi standar
hasil belajar yang telah ditetapkan atau melebihinya sehingga dapat digolongkan
menjadi hasil belajar yang baik.
Hasil Belajar lebih ditekankan pada proses kegiatannya dan proses belajar
yang dilakukan oleh subjek atau peserta didik. Hasil belajar subjek belajar atau
peserta didik dipakai sebagai ukuran untuk mengetahui sejauh mana peserta didik
dapat menguasai bahan pelajaran yang sudah dipelajari. Materi energi bunyi
merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas IV SD. Pada materi ini siswa
diajarkan darimana sumber bunyi itu berasal, serta perambatannya baik pada
benda padat, cair dan gas. Bunyi tidak terlepas dalam kehidupan sehari-hari. Saat
berkomunikasi dengan orang lain kita sudah mengeluarkan bunyi berupa suara.
Dalam pembelajaran pada akhir proses tentunya ada harapan atau tujuan yang
dicapai yaitu hasil melajar siswa dalam hal ini pada materi energi bunyi.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas tentang pengertian hasil
belajar dan pengertian energi bunyi dapat disimpulkan bahwa hasil belajar pada
materi energi bunyi adalah kemampuan-kemampuan siswa yang diperoleh setelah
proses pembelajaran belangsung yaitu menguasai materi energi bunyi.
Kemampuan-kemampua siswa yang dimaksud yaitu mengetahui sumber bunyi
berasal dari suatu getaran sebuah benda, dan bunyi dapat merambat pada benda
padat, cair dan gas.
2.2 Hakikat Metode Eksperimen Pada Materi Energi Bunyi
2.2.1 Pengertian Metode Eksperimen
Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata
dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran, (Komalasari, 2011:56). Salah
satu metode yang sering digunakan dalam pembelajaran yaitu metode eksperimen.
Menurut Ali (2008:85) bahwa “metode eksperimen adalah percobaan tentang
sesuatu, dengan memberikan kesempatan kepada siswa melakukan percobaan
sendiri tentang proses yang dimaksud. metode eksperimen melatih dan
mengajarkan siswa untuk belajar tentang suatu konsep sama halnya dengan
seorang ilmuwan”. Siswa belajar secara aktif dengan mengikuti tahap-tahap
pembelajarannya. Dengan demikian, siswa akan menemukan sendiri konsep
sesuai dengan hasil yang diperoleh selama pembelajaran.
Sumiati dan Asra (2007:101) menyatakan bahwa “metode eksperimen
yaitu suatu metode pembelajaran dengan melakukan percobaan tentang sesuatu.
Dalam hal ini setiap siswa melakukan percobaan dan bekerja sendiri-sendiri”.
Pelaksanaan eksperimen lebih memperjelas hasil belajar, karena eksperimen
memberikan kesempatan kepada setiap siswa melakukan percobaan dan
mengalami langsung tentang percobaan yang dilakukan. Sementara menurut
Djamarah dan Zain (2010:84), bahwa “metode eksperimen (percobaan) adalah
cara penyajian pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari”. Dalam proses mengajar
dengan metode percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri
atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu objek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai suatu
objek, keadaan, atau proses sesuatu.
Rusyan (dalam Sagala, 2006:220) “metode eksperimen adalah cara
penyajian bahan pelajaran dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami
untuk membuktikan sendiri sesuatu pertanyaan atau hipotesis yang dipelajari”.
Djamarah (2005:234) mengemukakan bahwa “metode eksperimen adalah metode
pemberian kesempatan kepada anak didik perorangan atau kelompok, untuk
dilatih melakukan suatu proses atau percobaan”.
Berdasarkan pendapat dari para ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa
metode eksperimen adalah suatu metode pembelajaran yang digunakan oleh
seorang guru dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
percobaan secara langsung tentang sesuatu dan dapat menarik kesimpulan.
Dengan demikian siswa dituntut mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau
mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atas proses
yang dialaminya itu.
2.2.2 Pengertian Metode Eksperimen Pada Materi Energi Bunyi
Dalam proses memperoleh hasil belajar yang baik itu diperlukan metode
pembelajaran yang tepat artinya yang sesuai dengan kondisi dan keadaan
kehidupan sehari-hari yang akrab dengan kita, sehingga apa yang menjadi hasil
belajar dapat terpenuhi dengan jumlah pengukuran hasil belajar di atas standar
yang ada. Untuk mencapai hasil belajar diatas standar maka dalam penggunaan
metode pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.
Contohnya pada materi energi bunyi sangat cocok menggunakan metode
eksperimen, karena pada materi ini lebih banyak praktek/ percobaan. Metode
eksperimen lebih menuntut siswa untuk melakukan sendiri dan menarik
kesimpulan tentang sesuatu yaitu percobaan pada materi energi bunyi.
Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli di atas tentang pengertian
metode eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen pada
materi energi bunyi yaitu suatu metode yang digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran, dalam hal ini siswa melakukan percobaan tentang sumber bunyi
dan perambatan bunyi pada benda padat, cair dan gas.
2.3 Kajian Penelitian yang Relevan
Mahadi 2011, Meningkatkan Hasil Belajar siswa Pada Pembelajaran IPA
(Energi Bunyi) menggunakan Metode Eksperimen di Kelas IV SD Negeri 042
Tarakan. Penelitian ini dapat disimpulkan dengan peenrapan metode eksperimen
siswa kelas IV SD Negeri 042 Tarakan tentang energi bunyi meningkat. Hal ini
terlihat dengan adanya daya serap dari 68,00% meningkat menjadi 80,33%.
I Made Bawa (2012) dalam skripsinya yang berjudul Meningkatkan
Pemahaman Siswa pada Konsep Perubahan Wujud Benda melalui Metode
Eksperimen Pada Pembelajaran IPA di Kelas IV SDN 06 Wonosari Kabupaten
Boalemo. Simpulan dari penelitian ini adalah bahwa dengan penerapan metode
eksperimen
siswa kelas IV SDN 06 Wonosari Kabupaten Boalemo tentang
konsep perubahan wujud benda meningkat. Hal ini terlihat dengan adanya daya
serap dari 58% meningkat menjadi 87%.
Dari beberapa hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2.4 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan latar belakang dan kajian teoritis yang telah diuraikan, maka
hipoteses tindakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah Jika guru
menggunakan metode eksperimen, maka hasil belajar siswa pada materi energi
bunyi di kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bolango akan
meningkat.
2.5 Indikator Kinerja
Indikator kinerja untuk hasil belajar siswa harus memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM). Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) Pada
mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 3 Bulango Timur Kabupaten Bone Bulango
adalah 80. Untuk pencapain nilai tersebut dikatakan meningkat hasil belajarnya
dengan persentase 80%.
Download