gaya komunikasi presenter talk show mata hati di - E

advertisement
GAYA KOMUNIKASI PRESENTER TALK SHOW MATA HATI DI KOMPAS TV
Muhammad Tsabit
Program Studi Penyiaran Akom BSI Jakarta
Jl. Kayu Jati V No 2, Pemuda Rawamangun, Jakarta-Timur
[email protected]
Abstract
Broadcast began grown rapidly and dynamic. With the freedom of the press in Indonesia many emerging companies engaged in the mass media, especially television. Programs that draw value added to win
the competition. The key to be a success presenter is style. A presenter style is a mix of several things such
as appearance, intellect, insight, sense of humor, flexibility, attitude, spontaneity, spirit, body language, appearance and speaking style. This study aims to determine the communication styles as a presenter Maman
Suherman of program Mata Hati on Kompas TV . The method used is descriptive method aims to describe
factually and accurately. Data was collected through interviews, the results of this study were analyzed using
descriptive analysis techniques. The results showed that. Communication style was very influential in bringing
the presenter talk show program. Conclusions of this study in general practice and understand the presenter
ignores the manuscript.
Keywords: communication styles, presenter, talk show
Abstraksi
Media penyiaran telah berkembang dengan pesat dan dinamis. Dengan adanya kebebasan pers di Indonesia banyak bermunculan perusahaan yang bergerak dibidang media massa khususnya pertelevisian. Program acara yang menarik menjadi nilai jual untuk memenangkan persaingan. Dalam sebuah acara terdapat
presenter yang akan membangkitkan acara tersebut karena presenter memiliki posisi yang sangat penting.
Kunci sukses presenter adalah gaya. Gaya seorang presenter merupakan perpaduan dari beberapa hal seperti
penampilan, intelektualitas, wawasan, selera humor, keluwesan, sikap, spontanitas, semangat, bahasa tubuh,
penampilan dan gaya bicara. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gaya komunikasi Maman Suherman
pada acara mata Hati di Kompas TV. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif bertujuan menjelaskan
secara faktual dan cermat.Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, hasil penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa. Gaya komunikasi
presenter sangat berpengaruh dalam membawakan program acara talk show. Kesimpulan penelitian ini pada
umumnya presenter mengabaikan latihan dan memahami naskah.
Kata kunci :gaya komunikasi, presenter, talk show
I. PENDAHULUAN
Tampilan pembawa acara atau presenter dalam sebuah program merupakan kunci kesuksesan
program tersebut. Bagaimana gaya seorang presenter
membawakan sebuah program yang menjadi komsumsi jutaan pasang mata dan didengar oleh jutaan
pasang telinga dimana belum tentu semuanya merupakan penggemar. Oleh karena itu seorang presenter
harusnya memahami, menjadi presenter bukan hanya
dapat berbicara di depan khalayak, cantik, tampan
atau sedikit terkenal.
Banyak keterampilan yang mesti dikuasai
seorang presenter antara lain kemampuan public
speaking. Kemampuan berbicara di depan umum memang sudah seharusnya dikuasai oleh presenter atau
36
penyiar. Bagaimana mereka mengendalikan acara
dengan santun namun tetep enak dilihat, sehingga acara tetap menghibur tapi tidak kampungan. Kemampuan ini termasuk bagaimana melemparkan gurauan
antar presenter atau penonton yang datang ke studio.
Sehingga gurauan tersebut tetap lucu dan tidak menyinggung perasaan orang lain. Lalu presenter dituntut harus memiliki kemampuan olah vokal, kemampuan mengolah suara akan membuat mereka mampu
bertahan berbicara dalam waktu yang lama, Selain
itu, kemampuan olah vokal akan membuat suara lebih
enak didengar.
Presenter harus memiliki wawasan luas,
tidak ada alasan bagi seorang presenter tidak tahu,
baik berita politik, hiburan, olah raga, semua harus
dikuasai. Paling tidak, presenter mengetahui isu terkini. Memalukan bila presenter minus wawasannya.
Apalagi bila menghadirkan bintang tamu yang wawasannya cukup luas.
Kemampuan berbahasa Asing tidak kalah
penting untuk dimiliki pesenter, setidaknya bahasa
Inggris. Meskipun tidak membawakan acara berbahasa Inggris, minimal jika menyebutkan judul film
atau lagu berbahasa Inggris tidak salah menyebutkan. Kemampuan memilih busana diperlukan juga
agar tidak salah kostum, meskipun pemilihan kostum diarahkan oleh divisi artistik apalagi bila membawakan program musik favorit seperti Inbox SCTV,
Dahsyat RCTI, Dering Trans TV. Sikap anggun juga
penting dimiliki presenter, yakni presenter harus
pandai membawa diri menjaga ucapan dan sikap.
Jika semua presenter memahami perlunya beberapa
kemampuan di atas dan pihak stasiun TV mengakomodir dengan memberikan pelatihan, mungkin acaraacara yang ada sekarang bisa lebih bermutu dan lebih
banyak penonton.
Banyak program acara talk show yang bermunculan di TV diantaranya adalah program Mata
Hati. Mata Hati adalah sebuah program acara infotainment dengan konsep talk show yang ditayangkan
di Kompas TV di bawakan oleh Maman Suherman.
Mata Hati akan mengungkap sisi-sisi kehidupan para
selebriti Indonesia. Dalam mata, semua informasi
yang disajikan sangatlah faktual karena langsung disampaikan oleh orang yang bersangkutan.
Terkait paparan di atas maka peneliti tertarik
meneliti gaya komunikasi presenter talk show Mata
Hati di Kompas TV. Dengan demikian presenter
memiliki peran yang cukup signifikan dalam sebuah
program, bahkan diibaratkan seorang presenter merupakan ujung tanduk program tersebut. Seorang presenter dituntut memiliki kepiawaian dalam menarik
perhatian audiens. Gaya atau tampilan presenter secara keseluruhan menjadi tolak ukur bagi sukses atau
tidaknya sebuah program, sebut saja salah satu program talk show “Mata Hati” yang dibawakan oleh
Maman Suherman, kekonyolan, canda, menjadi daya
tarik tersendiri bagi audiens. Menarik untuk diteliti
gaya komunikasi presenter dalam program talk show
Mata Hati?
dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama” (to make common). Istilah
pertama (communis) adalah istilah yang paling sering
disebut sebagai asal usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran. Suatu
makna, atau suatu pesan dianut secara sama. Akan
tetapi definisi-definisi kontemporer menyarankan
bahwa komunikasi merujuk pada cara berbagai halhal tersebut.
Setiap sisi kehidupan manusia tidak lepas dari
kegiatan komunikasi. Apapun bentuk kegiatan, manusia selalu melakukan suatu proses yang berjalan
secara berkesinambungan dan tidak dapat dihindari
yaitu proses komunikasi. Melalui komunikasi manusia dapat menyampaikan segala keinginanya, sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan fisik,
baik bagi dirinya sendiri maupun untuk lingkungan
sosialnya.
2.2. Model Komunikasi
Menurut Stewart L Tubbs Sylvia Moss dalam
Bungin (2007). Model komunikasi linier yaitu model
komunikasi satu arah (one-way view of communication). Di mana komunikator memberikan suatu stimulus dan komunikan memberikan respons atau tanggapan yang diharapkan , tanpa mengadakan seleksi dan
interpretasi. Seperti teori jarum hipodermik (hypodermic needle theory), asumsi-asumsi teori ini yaitu ketika seseorang melakukan persuasi kepada orang lain,
maka ia “menyuntikan satu ampul” persuasi kepada
orang lain itu, sehingga orang lain tersebut melakukan apa yang ia kehendaki.
Model Komunikasi Dua Arah adalah model
komunikasi interaksional, kelanjutan dari pendekatan
linier. Terjadi komunikasi umpan balik (feedback) gagasan. Ada pengirim (sender) yang mengirimkan informasi dan ada penerima (receiver) yang melakukan
seleksi, interpretasi dan memberikan respons balik
terhadap pesan dari pengirim (sender). Dengan demikian, komunikasi berlangsung dalam proses dua
arah (two-way) maupun proses peredaran atau perputaran arah (cyclical process), sedangkan setiap pratisipan memiliki peran ganda, di mana pada satu waktu
bertindak sebagai sender, sedangkan pad waktu lain
berlaku sebagai receiver, terus seperti itu sebaliknya
(Bungin, 2007).
II. KAJIAN LITERATUR
Model Komunikasi Transaksional ialah komunikasi hanya dapat dipahami dalam konteks hubun2.1. Komunikasi
gan (relationship) di antara dua orang atau lebih.
Menurut
Mulyana
(2005), Proses komunikasi ini menekankan semua perilaku
kata
komunikasi
atau
communication
37
adalah komunikatif dan masing-masing pihak yang
terlibat dalam komunikasi memiliki konten pesan
yang dibawahnya dan saling bertukar dalam transaksi
(Bungin, 2007)
2.3. Komunikasi Massa
Menurut Nurdin (2007), Pengantar Komunikasi Massa, “ Komunikasi massa adalah studi
ilmiah tentang media massa beserta pesan yang dihasilkan, pembaca, pendengar, penonton yang akan
coba diraihnya, dan efeknya terhadap mereka. Definisi lain dikemukakan oleh. Devito (2007). Pertama,
komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa
banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi
seluruh penduduk atau semua orang yang membaca
atau semua orang yang menonton televisi, agaknya
ini tidak berarti pula bahwa khalayak itu besar dan
pada umumnya agak sukar untuk didefinisikan.
Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang
disalurkan oleh pemancar-pemancar yang audio dan
atau visual. Komunikasi massa akan lebih mudah
dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya
(televisi,radio,surat kabar, majalah, film, buku, dan
pita.
2.4. Pengertian Presenter Televisi
kualifikasi pendidikan. Karena bukan pendidikan formal yang menjadi penentu keberhasilan
kerja seorang presenter, tetapi kecerdasan. Banyak orang bisa membedakan mana presenter
yang cerdas mana yang tidak. Audiens percaya
kepada presenter yang tau persis pada apa yang
dikatakannya, sanggup dan cepat mengambil
keputusan, membuat pesan dengan jelas, singkat, tenang bila terjadi hal-hal yang mendadak
harus disampaikan.
c. Rasa Humor, orang yang tidak mempunyai rasa
humor akan mendapat kesulitan untuk mendalami profesi yang satu ini. Ada dua hal yang
menyangkut masalah ini, pertama yakni audiens
tidak menghendaki berkomunikasi dengan seorang MC atau presenter yang bermuka masam,
karena mereka ingin terhibur. Kedua, bagi seorang yang tidak humoris, tidak seorang pun
dapat membantu anda untuk menghidupkan suasana. Karena dengan memiliki humor akan tercipta suasana yang akrab ceria antara anda dan
audiens..
d. Sabar, pelaksanaan suatu acara melibatkan banyak pihak, yang masing-masing mempunyai
cara dan keinginan sendiri-sendiri dalam mencapai tujuan. Akibatnya pada saat acara sedang
berlangsung mungkin sekali muncul intruksi-intruksi yang membingunkan sehingga diperlukan
kesabaran.
e. Imajinasi, pada saat tertentu seorang MC atau Presenter dituntut untuk kreatif, agar acara yang biasa-biasa saja menjadi lebih meriah, bersemangat
dan mengesankan. Presenter harus melatih diri,
melatih imajinasi, sehingga pada saat-saat tertentu, dalam keadaan mendesak imajinasi muncul secara spontan menghasilkan ide-ide yang
cemerlang. Seorang presenter yang baik adalah
bisa menumbuhkan kesan mendalam pada penontonnya, justru setelah acara itu berakhir.
f. Antusiasme, seorang presenter tidak mungkin
menjalankan tugasnya tanpa antusiasme dapat
terlihat oleh penontonnya dan akan mempengaruhi mereka. Antusiasme dapat mencerminkan
kesungguhan presenter, dalam komunikasi yang
terjadi.
Berdasarkan kutipan diatas dipahami bahwa seorang
MC atau Presenter haruslah mempunyai syarat-syarat
tersebut karena MC atau Presenter adalah ujung tombak suksesnya sebuah acara.
Menurut Tulung (2007) gaya seseorang presenter merupakan perpaduan dari beberapa hal seperti
penampilan, intelektualitas, wawasan, selera humor,
keluwesan, sikap, spontanitas, semangat, body language, dan gaya bicara.Presenter dengan keunikan
atau karakterlah yang membedakan dengan presenter
kebanyakan. presenter bisa dibilang memiliki karakter kuat jika dia memiliki gaya berbicara yang menjadi
ciri khas. Bisa dibilang gaya bicara seorang presenter
merupakan unsur yang membentuk karakternya. Presenter harus mengembangkan gaya bicara yang sesuai
dengan jiwanya tetapi tetap harus efektif.
Menurut Aryati, ( 2007), persyaratan utama
menjadi presenter atau master of ceremony (MC),
adalah :
a. Pengetahuan dan pengalaman yang luas. Seorang presenter haruslah memiliki pengalaman
dan pengetahuan yang cukup, karna dengan
kedalaman pengetahuan seorang presenter dapat dengan mudah menguasai audience-nya.
Pengalaman menjadi sumber kreatifitas yang
sangat efektif sesuai dengan tuntutan situasi. 2.5. Gaya Komunikasi Presenter
b. Cerdas, pengetahuan dan pengalaman hidup
Menurut Hendi (2007), presenter yaitu
menjadi tuntunan utama, tidak demikian halnya
38
seorang yang membawakan dan menyampaikan
sebuah informasi, atau narasi dalam sebuah program
acara di stasiun televisi. Lebih jauh Hendi menjelaskan bahwa dalam dunia penyiaran televisi, dikenal
dua jenis presenter yaitu presenter berita dan presenter acara. Presenter berita (News Presenter) adalah
presenter yang bertugas membacakan sebuah berita.
Presenter acara (Non News) adalah presenter yang
bertugas membawakan sebuah program acara. Berdasarkan uraiuan tersebut dapat memahami bahwa
presenter merupakan faktor utama dalam sebuah program khususnya di stasiun televisi. Presenter harus
memiliki wawasan yang luas dalam menyampaikan
informasi kepada khalayak dalam hal ini pemirsa
televisi.
2.6. Program Talk Show
Masduki menjelaskan bahwa talk show (
2004) pada dasarnya adalah kombinasi antara “seni
berbicara” dan “seni wawancara”. Setiap orang pasti
pandai berbicara. Setiap broadcaster tentunya adalah
“pembicara yang handal”. Akan tetapi, tidak semua
broadcaster pandai berwawancara apalagi menggabungkan keterampilan berbicara dengan berwawancara.
Menurut R. Fadli (2001). Dengan pemandu talk
show yang pintar memainkan (baca:menempatkan)
empatinya kepada narasumber dan keadaan, maka
pertanyaan demi pertanyaan yang bakal diajukan pewawancara sedikit banyak mempunyai nilai tambah .
Talk show adalah ungkapan bahasa Inggris yang berasal dari dua kata yakni show dan talk. Show artinya
tontonan, pertunjukan atau pameran, sementara talk
artinya omong-omong, bincang-bincang . Dengan begitu talk show berarti pertunjukan orang-orang yang
sedang berbincangl. Istilah talk show merupakan aksen dari bahasa Inggris di Amerika.
Di Inggris sendiri, istilah talk show ini biasa
disebut chat show.Pengertian talk show adalah sebuah
program televisi atau radio dimana seseorang ataupun group berkumpul bersama untuk mendiskusikan
berbagai hal topik dengan suasana santai tapi serius,
yang dipandu oleh seorang moderator.Kadangkala,
Talk show menghadirkan tamu berkelompok yang ingin mempelajari berbagai pengalaman hebat.
Pada lain hal juga, seorang tamu dihadirkan oleh moderator untuk berbagi pengalaman. Acara ini biasanya diikuti dengan menerima telepon
dari para pendengar/penonton yang berada di rumah, mobil,ataupun di tempat lain. Sejak era reformasi, di Indonesia talk show merupakan acara yang
populer di media televisi dan radio. Terkadang dilakukan pula secara off air bisa berupa seminar-seminar, saresehan, diskusi atau debat yang mengambil
tempat di hotel atau di kedai kopi. Tentu saja dengan
menjual tiket yang tidak murah. Biasanya talk show
pembicara-pembicara yang dianggap sedang top dan
membahas isu yang sedang hangat dibicarakan.
2.7. Media Massa
Media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada audience yang luas dan heterogen.
Kelebihan media massa dibanding dengan jenis komunikasi lain adalah bisa mengatasi hambatan ruang
dan waktu, bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang tak terbatas.
Arti penting media massa menurut Nurdin
(2007) media massa adalah alat-alat dalam komunikasi yang bisa menyebarkan pesan secara serempak, cepat kepada khalayaknya yang luas dan heterogen. Kelebihan media massa dibanding dengan jenis
komunikasi lain adalah ia bisa mengatasi hambatan
ruang dan waktu. Bahkan media massa mampu menyebarkan pesan hampir seketika pada waktu yang
tak terbatas.
Media massa merupakan sumber kekuatan alat
kontrol, manajemen, dan inovasi dalam masyarakat
yang dapat didayagunakan sebagai penganti kekuatan atau sumber daya lainya. Media merupakan lokasi
(atau norma) yang semakin berperan, untuk menampilkan peristiwa-peristiwa kehidupan masyarakat,
baik yang bertafaf nasional maupun internasional.
Media sering kali berperan sebagai wahana
pengembangan kebudayaan, bukan saja dalam pengertian pengembangan tata cara, mode, gaya hidup, dan
norma-norma. Media telah menjadi sumber dominan
bukan saja bagi individu untuk memperoleh gambaran
dan citra realitas sosial, tetapi juga bagi masyarakat
dan kelompok secara kolektif. Media juga menyuguhkan nilai-nilai dan penilaian normatif yang dibaurkan
dengan berita dan hiburan.
2.8. Televisi
Televisi merupakan media komunikasi yang
menyediakan berbagai informasi yang update, dan
menyebarkannya kepada khalayak umum. Dalam
Baksin (2006) mendefinisikan bahwa televisi merupakan hasil produk teknologi tinggi (hi-tech) yang
menyampaikan isi pesan dalam bentuk audiovisual
gerak. Isi pesan audiovisual gerak memiliki kekua39
pola pikir, dan tindak individu”.
Menurut Parwadi (2004) lebih luas lagi dinyatakan bahwa televisi adalah sistem pengambilan
gambar, penyampaian, dan penyuguhan kembali gambar melalui tenaga listrik. Gambar tersebut ditangkap
dengan kamera televisi, diubah menjadi sinyal listrik,
dan dikirim langsung lewat kabel listrik kepada pesawat penerima.
Stasiun televisi merupakan lembaga penyiaran
atau tempat berkerja yang melibatkan banyak orang,
dan yang mempunyai kemampuan atau keahlian dalam bidang penyiaran yang berupaya menghasilkan
siaran atau karya yang baik. Morissan (2004) dinyatakan bahwa stasiun televisi adalah tempat kerja
yang sangat kompleks yang melibatkan banyak orang
dengan berbagai jenis keahlian. Juru kamera, editor
gambar, reporter, ahli grafis, dan staf operasional lainnya harus saling berintraksi dan berkomunikasi dalam
upaya untuk menghasilkan siaran yang sebaik mungkin. Dari penjelasan di atas maka dapat diuraikan
bahwa televisi sangat berpengaruh terhadap stasiun,
karena stasiun merupakan suatu tempat atau kantor,
yang mengupayakan untuk menghasilkan siaran yang
sebaik mungkin, dengan demikian melibatkan banyak
orang dalam pengelolaan berita atau informasi yang
akan di publikasikan.
Siaran langsung umumnya bertujuan untuk
memberi informasi yang dapat dinikmati dan dapat
diterima dikalangan masyarakat, menurut Morissan
(2004) bahwa siaran televisi merupakan pemancaran
sinyal listrik yang membawa muatan gambar proyeksi
yang terbentuk melalui pendekatan sistem lensa dan
suara. Sumadiria (2005) menyatakan bahwa siaran
televisi adalah merupakan gabungan dari segi verbal,
visual, teknologial, dan dimensi dramatikal.Verbal,
berhubungan dengan kata-kata yang disusun secara
singkat, padat, efektif.Visual lebih banyak menekankan pada bahasa gambar yang tajam, jelas, hidup,
memikat.Teknologikal, berkaitan dengan daya jangkau siaran, kualitas suara dan gambar yang dihasilkan serta diterima oleh pesawat televisi penerima di
rumah- rumah.Dramatikal berarti bersinggungan dengan aspek serta nilai dramatikal yang dihasilkan oleh
rangkaian gambar yang dihasilkan secara simultan.
Menurut Jahja dan Irvan (2006 ) televisi telah
menjadi sebuah keniscayaan dalam masyarakat dewasa ini. Ditinjau dari aspek media. Mc Quail (2011)
televisi memiliki konten yang sangat beragam, saluran
audio visual, dianggap bersifat domestik, dekat dan
personal, intensitas rendah dan pengalaman keterlibatan. Dari aspek kelembagaan televisi adalah teknologi dan organisasi yang rumit, tunduk pada aturan
40
dengan kualifikasi pendidikan. dan kontrol sosial,
berkarakter nasional dan internasional dapat dilihat
orang banyak.
Sedangkan Liliweri (1991) menyatakan bahwa media massa sebagai sarana yang digunakan untuk
menyalurkan pesan komunikasi massa tidak akan menyiarkan suatu pesan yang menyangkut kepentingan
umum. Jadi suatu pesan yang ditayangkan di televisi
selalu bisa ditonton oleh khalayak tertentu. Kelebihan
televisi terbuka adalah media audio visual gerak yang
menyimpan pesannya melalui pancaran gelombang
magnetik dari satu stasiun kemudian pesan tadi di
terima oleh pemirsa melalui pesawat televisi.
Kemajuan teknologi pada televisi semakin canggih
dengan feature baru seperti internet dan visualisasi
tiga dimensi. Sehingga menutupi kekurangan pada
televisi. Dengan adanya fitur ini maka menjadi jembatan antara pengguna internet dalam pesawat televisi. Sehingga memungkinkan bahwa kesalahan pada
presenter bisa dilihat kembali melalui media internet
III. METODE PENELITIAN
Peneliti ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Menurut Cresswell (2010) penelititan ini
termasuk penelitian post – positivisme. Pengetahuan
bersifat kontekstual dan tidak berlandaskan apapun,
kita tidak akan penah mendapatkan kebenaran absolut. Penelitian ini juga merupakan proses membuat
klaim – klaim kemudian menyaring sebagai klaim
tersebut menjadi klaim – klaim lagi yang kebenarannya jauh lebih kuat. Pengetahuan di bentuk oleh
data, bukti dan pertimbangan logis.Penelitian harus
mampu mengembangkan suatu pernyataan yang relevan dan benar, pernyataan yang dapat menjelaskan
situasi yang sebenarnya, atau mendeskripsikan relasi
kausalitas dari persoalan dan yang paling penting
adalah sikap objektif. Peneliti harus menguji kembali
metode dan kesimpulan yang sekiranya mengandung
bias (Burbules dalam Creswell, 2010 ).
Menurut Soewadji dalam buku Metodologi
Sosial ( 2003), data kualitatif merupakan data yang
tidak berbentuk angka. Jenis data kualitatif inilah
yang digunakan oleh penulis dalam pembuatan penelitian ini.
Pengumpulan data (input) merupakan satu
langkah dalam metode ilmiah melalui prosedur
sistematik, logis dan proses pencarian data yang valid, baik diperoleh secara langsung (primer) ataupun
yang tidak langsung (sekunder) untuk keperluan analisis dan pelaksanaan pembahasan (proses) suatu riset
secara benar untuk menemukan kesimpulan, memperoleh jawaban (output) dan sebagai upaya untuk.
memecahkan suatu persoalan. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan menggunakan studi kepustakaan dan studi kualitatif lainnya seperti interview
(wawancara). Selain studi kepustakaan dan data kualitatif, data-data lainnya penulis peroleh dari bukubuku, browsing internet. Data-data yang telah didapat
penulis diklasifikasikan dan dibedakan menurut sub
bahasan.
Melalui metode penelitian ini peneliti akan
berperan sebagai participant as observer sekaligus
observer as participant, membiarkan kehadirannya
diketahui sebagai peneliti dan mencoba membentuk serangkaian hubungan dengan subjek sehingga
mereka berfungsi sebagai informan, dan memungkinkan peneliti melakukan kunjungan dan melakukan
wawancara dengan informan.
Dalam penelitian ini juga akan menggunakan wawancara mendalam yang sering juga disebut
wawancara tak terstruktur. Menurut Denzin dalam
buku Metode Penelitian Kualitatif Mulyana (2010) :
Wawancara tidak terstruktur mirip dengan percakapan
informal. Metode ini bertujuan memperoleh bentukbentuk tertentu informasi dari semua informan, tetapi
susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciriciri setiap informan.
IV. PEMBAHASAN
Mata Hati adalah sebuah program acara infotainment dengan konsep talk show yang ditayangkan
di Kompas TV. Mata Hati akan mengungkap sisi-sisi
kehidupan para selebriti Indonesia. Dalam mata, semua informasi yang disajikan sangatlah faktual karena langsung disampaikan oleh orang yang bersangkutan.
Menjadi seorang presenter talk show yang
profesional, diperlukan perencanaan yang sangat matang, disamping itu pula harus memiliki orang belakang layar yang satu visi satu misi, melakukan evaluasi secara berkala itu juga manjadi bagian penting
untuk lancarnya dan lebih baiknya program talk show
berikutnya
Dari kajian di atas, maka rencana program
yang dilakukan kru mata hati, adalah memfokuskan
terlebih dahulu kekuatan dari program talk show mata
hati supaya berbeda dengan program lainnya. Maman
Suherman diberi kebebasan untuk menjadi dirinya
sendiri dalam membawakan program talk show mata
hati.
Kecintaan Maman Suherman pada dunia
media dan hiburan sudah tumbuh sejak kecil. Sepanjang kariernya ia menimba pengalaman sebagai reporter dan redaktur di sejumlah media cetak.
Berbekal pengalamannya sebagai wartawan dan
kedekatannya dengan kehidupan selebriti, Maman
kini sedang menjalani mimpi yang disimpannya sejak
lama membuat tayangan tentang selebriti yang berbasis fakta, bukan gosip, lewat program Mata Hati yang
tayang di Kompas TV. Maman memang baru di layar
kaca, tapi di dunia media, ia bukanlah orang baru. Sudah lama menlakoni dunia media massa. Pernah jadi
wartawan, sampai jadi pemimpin redaksi, dan sekarang muncul sebagai pembawa acara Mata Hati di
Kompas TV.
Acara mata hati idenya dari Maman Suherman, tapi tambahnya ada teman juga Indra Yudistira
dulu dia sempat menjadi pimpinan di Kompas TV dan
kemudian dia sekarang pindak ke Indosiar, maman
terinspirasi untuk membuat acara talk show dengan
sedemikian mendalam yang didasarkan oleh datadata yang sangat kuat jadi tidak sekadar mengangkat
gosip-gosip artis.
Dalam penelitian ini terungkap bahwa Maman sangat mengagungkan dan menghormati Larry King yang menjadi idolanya.
Dari idolanya itu Maman mempelajari bagaimana cara
bertanya sesuatu yang harus didahului dengan pembukaan dan tidak boleh langsung pada pokok masalah .
Caranya dengan memberikan nuansa disekelilingnya
baru bertanya ke inti pertanyaan, kalau kita bertanya
dengan seseorang jangan ”katanya” tapi harus bicara
kenyataan beda kata dengan katanya, lalu kalau sifatnya diskriptif harus mencari bahan dan kalau bertanya pun kita tau pertanyaan kita dasarnya apa. Jadi
nggak boleh “katanya kamu ini ya?”. Hal ini tidak
berdasar. Maman jyga jelaskan bahwa presenter harus
menanyakan sesuatu yang ada dasarnya mau konfirmasi memfervikasi supaya acaranya menjadi lebih
berisi dan menurut maman itu yang menjadi pelajaran
yang sangat berharga.
Maman menggunakan gaya komunikasi
the relinguishing style. Gaya komunikasi ini lebih
mencerminkan kesediaan untuk menerima saran,
pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim
pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain. Pesan-pesan dalam
gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orangorang yang berpengetahuan luas, berpengalaman,
teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas
semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
Maman menambahkan bahwa presenter itu tidak kenal umur tapi karena wawasan dan kemampuan sehingga menciptakan sesuatu yang baru. Maman sadar
4i
pemirsa atau penontonya banyak anak muda. Ia banyak diskusi tidak hanya dengan penonton di studio
tapi juga lewat media sosial seperti halnya twitter.
menurutnya ini perlu dilakukan agar bisa mencairkan
suasana. Pemirsa Mata Hati beragam dan narasumbernya dari usia belasan sampai puluhan tahun jadi
saya bisa masuk ke semua umur.
Tidak menutup kemungkinan, ia sebagai presenter lupa apa yang akan ditanyakan. Tapi dirinya
punya beberapa hal atau trik yang lakukan, kalau kita
lupa pertanyaan kita dapat melempar ke penonton
ada yang mau bertanya atau tidak. Ada juga kondisi
dimana sudah mendapati kunci dari narasumber rasanya pas untuk melibatkan pemirsa, kalau saya udah
merasa ada petunjuk yang kayanya pemirsa dilibatkan,
Maman tidak ingin terlihat bodoh dan mengingkari kesalahan saat membawakan acara Mata Hati.
Buatnya harus berani mengakui mengatakan maaf.
Ini perlu jika tidak ingin membuat penonton tertipu.
Pemirsa bisa merekam, di youtube bisa muncul dan
itu bisa menjadi bahan tertawaan.
Dalam menjalankan tugasnya sebagai presenter, Maman selalu menjadi diri sendiri dan kerja sama
dalam tim harus kuat harus padu betul. Komunikasi
tidak boleh putus antara tim. Selain itu, ia punya tim
riset yang hingga keberhasilan program merupakan
keberhasilan bersama.
Dalam penelitian ini juga terungkap bahwa
Maman selalu latihan untuk memahami naskah. Sehari sebelum syuting Maman datang meminta naskah
dan melakukan konfirmasi serta verivikasi untuk
memperkaya data supaya jauh lebih percaya diri untuk menyampaikannya kelak. Ia tidak bargantung
pada data apalagi dari panduan earphone.
Menurut Maman, acara talk show Mata Hatid
ikemas dengan persiapan baik dan tidak tergantung pada naskah sehingga bisa memperkaya dan
mengembangkan naskah. Jelang acara dimupai ia
selalu datang lebih awal untuk beradaptasi dengan
suasana pada penonton. Karena itu ia menyatakan
bahwa tidak mudah memandu talk show harus banyak
pengorbanan yang cukup besar persiapan berhari-hari
data yang kuat, Maman menambahkan proses persiapan dirinya untuk jadi presenter program Mata Hati
di Kompas TV diawali dari sebuah ide lalu cari data,
datanya verifikasi dikonfirmasi setelah itu diolah lalu
menjadi sebuah bentuk yang akan dilihat.
V. PENUTUP
Presenter memiliki peran yang cukup signifikan dalam sebuah program, bahkan
42
diibaratkan seorang presenter merupakan ujung tanduk
program tersebut. Sebab itu seorang presenter dituntut memiliki kepiawaian dalam menarik perhatian audiens. Gaya atau tampilan presenter secara keseluruhan menjadi tolak ukur bagi sukses
atau tidaknya sebuah program, termasuk program
talk show Mata Hati yang dibawakan oleh Maman Suherman di Kompas TV. Kekonyolan, canda, menjadi daya tarik tersendiri bagi audiens.
Maman menggunakan gaya komunikasi
the relinguishing style. Gaya komunikasi ini lebih
mencerminkan kesediaan untuk menerima saran
, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim
pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.Pesan-pesan dalam
gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orangorang yang berpengetahuan luas, berpengalaman,
teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
DAFTAR PUSTAKA
Aryati, Lies, 2007. Panduan Untuk Menjadi MC Profesional. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Baksin, Askurifai. 2006. Jurnalistik Televisi Teori
Dan Praktik. Bandung. Simbiosa Rekatama
Media.
Bungin Burhan. 2007. Sosiologi Komunikasi: Teori,
Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta. Kencana Pradana
Media Grup.
Creswell, John W. 2010. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif. edisi ke- 3. Yogyakarta. Mixed.
DeVito, Joseph A. 2007. The Interpersonal Communication Book. edisi 11. Pearson Educations.
Inc
Fadli R. 2001. Terampil Wawancara. Jakarta. PT.
Grasindo.
Jahja, Saktiyanti Rusfadia, Irvan Mohammad. 2006.
Menilai Tanggung Jawab Sosial Televisi. Jakarta. Piramedia. .
Kriyantono, Rachmat. 2007. Teknik Praktis Riset
Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media
Group.
Liliweri, Alo. 1991. Memahami Peran Komunikasi
dalam Masyarakat. Bandung. Penerbit Aditya
Baki.
Masduki,
2004.
Menjadi
Broadcaster
Profesional,Pustaka Populer. Yogyakarta.
Morissan. 2004. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta. Ghalia Indonesia.
Mulyana, Deddy. 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung. Remaja Rosdakarya.
Nurdin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta
, PT. Rajagrafinfo Persada.
Parwadi, Redatin. 2004. Televisi Daerah Diantara
Himpitan Kapitalisme Televisi. Pontianak. Untan Press.
Triono Hendi. 2007. Langkah Awal Menjadi Presenter. Yogyakarta. Cakrawala.
Tulung, Sonny. 2007. Anda Juga Bisa Menjadi Presenter Sukses. Jakarta. PT. Elex Media Komputindo.
43
Download