Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide

advertisement
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas
Pembelajaran
Asniatin Saki
Widyaiswara LPMP Sulawesi Tengah
Abstrak
PP No.19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) menyatakan: Proses pembelajaran pada
satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Hal tersebut
mengamanatkan kepada satuan pendidikan dan pendidik untuk mengubah paradigma
pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa. Salah satu tolok
ukur professional guru dapat ditunjukan melalui inovasi proses pembelajaran yang
digambarkan melalui pembelajaran yang berkualitas dengan menerapkan model-model
pembelajaran. Model pembelajaran mencakup strategi, pendekatan, metode maupun
teknik. Contoh model pembelajaran seperti pembelajaran kooperatif, pembelajaran
berbasis masalah, atau pembelajaran langsung. Strategi mengajar adalah seperangkat
kebijakan yang dipilih, yang telah dikaitkan dengan faktor yang menentukan warna
atau strategi tersebut. Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru
atau siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi pelajaran
tersebut disajikan. Metode mengajar adalah cara mengajar secara umum yang dapat
diterapkan pada semua pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori,
tanya jawab, penemuan terbimbing dan sebagainya.Teknik mengajar adalah
penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang telah disesuaikan dengan
kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media pembelajaran media
pembelajaran serta kesiapan siswa, sebagai misalnya teknik mengajar perkalian
dengan penjumlahan berulang.
Kata Kunci: Model pembelajaran, strategi, pendekatan, metode dan teknik
Pendahuluan
Tujuan pendidikan nasional adalah menjamin mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradapan bangsa
yang bermartabat (PP No 19 tahun 2005). Salah satu perwujudannya melalui
pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia.
Perwujudan pendidikan bermutu tidak hanya dilihat dari hasil belajar peserta
didik, namun proses pembelajaran penting untuk menjadikan generasi yang kreatif dan
kompetitif. PP No.19 tahun 2005 pasal 19 ayat (1) menyatakan: Proses pembelajaran
pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan,
menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Ayat (2) menyatakan:
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran,
penilaian hasil
pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal
tersebut mengamanatkan kepada satuan pendidikan dan pendidik untuk mengubah
paradigma pembelajaran dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada siswa.
Permendiknas No.22 tahun 2006 tentang Standar Isi (SI), Permendiknas No.23
tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), serta Permendiknas No.24
tahun 2006 tentang pelaksanaan SI dan SKL menandai berlakunya Kurikulum Tingkat
satuan pendidikan (KTSP). Salah satu karakteristik dari KTSP adalah berbasis
kompetensi dengan memperhatikan : berpusat pada peserta didik, mengembangkan
kreativitas, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan menantang, kontekstual,
menyediakan pengalaman belajar yang beragam, dan belajar melalui berbuat.
Salah satu tolok ukur professional guru dapat ditunjukan melalui inovasi proses
pembelajaran yang digambarkan melalui pembelajaran yang berkualitas dengan
menerapkan
model-model
pembelajaran.
Berikut
dijelaskan
beberapa
model
pembelajaran yang dapat diadopsi atau diadaptasi dan dimodifikasi sesuai dengan
lingkungan belajar peserta didik.
Pembahasan
I. Model-Model Pembelajaran
Secara umum pembelajaran mempunyai dua karakteristik, yaitu: pertama, dalam
proses pembelajaran melibatkan proses mental peserta didik secara maksimal, bukan
hanya menuntut peserta didik sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki
aktivitas peserta didik dalam proses berpikir. Kedua, dalam pembelajaran membangun
suasana dialogika dan proses tanya jawab yang diarahkan untuk memperbaiki dan
meningkatkan kemampuan berpikir peserta didik yang pada gilirannya membantu
peserta didik untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri.
Belajar secara umum adalah proses manusia memperoleh berbagai pengetahuan,
skill, dan perilaku/attitude dan nilai-nilai yang dimulai sejak bayi sampai dewasa.
Proses pembelajaran di kelas adalah proses yang kompleks, interaktif, dan setingnya
dinamis. Teori belajar diharapkan dapat memberi sumbangan untuk memahami seting
tersebut.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Menurut Corey (1986-1905) pembelajaran adalah suatu proses di mana
lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam
tingkah laku tertentu dalam kondisi–kondisi khusus atau menghasilkan respons
terhadap situasi tertentu.
Pembelajaran mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu
seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru. Proses
pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang
dimiliki oleh peserta didik meliputi kemampuan dasarnya, motivasinya, latar belakang
akademiknya, latar belakang sosial ekonominya, dan lain sebagainya. Kesiapan guru
untuk mengenal karaktersitik peserta didik daam pembelajaran merupakan modal utama
penyampaian
bahan
belajar
dan
menjadi
indikator
susksesnya
pelaksanaan
pembelajaran.
Untuk mengantisipasi peralihan dan perubahan paradigma pembelajaran
perlunya pemilihan strategi, pendekatan, metode dan teknik pembelajaran yang menarik
dan tepat sehingga dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran. Prof. Soedjadi memberikan ilustrasi: “ Untuk suatu topik tertentu akan
digunakan strategi siswa aktif belajar, dalam stategi itu digunakan pendekatan (1)
pemecahan masalah dan (2) penemuan, sedangkan dalam pendekatan penemuan
digunakan metode (1) tanya jawab dan (2) metode ceramah, kemudian dalam metode
tanya jawab digunakan teknik (1) bertanya klasikal, dan (2) bertanya beranting.
Ruseffendy (1980) memberikan klarifikasi tentang strategi, pendekatan, metode
dan teknik, sebagai berikut:
1. Strategi mengajar adalah seperangkat kebijakan yang dipilih, yang telah dikaitkan
dengan faktor yang menentukan warna atau strategi tersebut, yaitu:
a. Pemilihan materi pelajaran (guru atau murid)
b. Penyaji materi pelajaran (perorangan, kelompok, atau belajar mandiri)
c. Cara materi pelajaran disajikan ( induktif atau deduktif, analitis atau sintesis,
formal atau non formal).
d. Sasaran penerima materi pelajaran (perorangan, kelompok, heterogen atau
homogen).
2. Pendekatan adalah jalan atau arah yang ditempuh oleh guru atau siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran dilihat bagaimana materi pelajaran tersebut
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
disajikan. Misalnya memahami suatu prinsip dengan pendekatan induktif atau
deduktif, atau mempelajari operasi perkalian dengan pendekatan Kartesius,
demikian
juga
bagaimana
siswa
memperoleh,
mengorganisasi
dan
mengkomunikasikan hasil belajarnya lewat pendekatan keterampilan proses.
3. Metode mengajar adalah cara mengajar secara umum yang dapat diterapkan pada
semua pelajaran, misalnya mengajar dengan ceramah, ekspositori, tanya jawab,
penemuan terbimbing dan sebagainya.
4. Teknik mengajar adalah penerapan secara khusus suatu metode pembelajaran yang
telah disesuaikan dengan kemampuan dan kebiasaan guru, ketersediaan media
pembelajaran media pembelajaran serta kesiapan siswa, sebagai misalnya teknik
mengajar perkalian dengan penjumlahan berulang.
Model pembelajaran merupakan konsepsi untuk mengajar suatu materi dalam
mencapai tujuan tertentu. Dalam model mencakup strategi, pendekatan, metode
maupun teknik. Contoh model seperti model pembelajaran kooperatif, model
pembelajaran berbasis masalah, atau model pembelajaran langsung. Model mempunyai
empat ciri khusus, yaitu: rasional teoritik yang logis, tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, tingkah laku belajar-mengajar yang diperlukan untuk berhasilnya pelaksanaan
model, dan lingkungan belajar yang mendukung. Ketika guru sedang menerapkan
model pembelajaran, seringkali siswa menggunakan berbagai macam ketrampilan,
prosedur pemecahan masalah dan berpikir kritis.
II. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran di dalam pembelajaran merupakan jalan yang akan
ditempuh oleh guru dalam mencapai tujuan instruksional untuk suatu satuan
instruksional tertentu. Pendekatan pembelajaran merupakan aktivitas guru dalam
memilih kegiatan pembelajaran. Pada pokoknya pendekatan pembelajaran dilakukan
oleh guru untuk menjelaskan materi perkuliahan dan bagian-bagian yang satu dengan
yang lainnya dengan berorientasi pada pengalaman-pengalaman yang dimiliki peserta
didik untuk mempelajari konsep, prinsip dan teori yang baru tentang suatu bidang ilmu.
Makna dari pendekatan pembelajaran adalah cara yang ditempuh oleh guru
dalam melaksanakan pembelajaran agar konsep yang disajikan bisa beradaptasi dengan
siswa. Nisbet (1985) dalam Erman (2003) mengatakan tidak ada cara belajar (tunggal)
yang paling benar, dan cara mengajar yang paling baik. Setiap orang berbeda dalam
kemampuan lntelektual, sikap, dan kepribadian sehingga mereka memilih cara dan gaya
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
belajar dan mengajar yang berbeda. Namun semuanya dapat digolongkan dalam
karakteristik yang hampir sama.
1. Pendekatan Kontruktivisme.
Para ahli kontruktivisme, salah satunya adalah Piaget, ketika siswa mencoba
menyelesaikan pembelajaran dikelas, maka pengetahuan dikontruksi secara aktif.
Belajar merupakan proses dimana siswa secara aktif mengkonstruksi pengetahuan,
belajar pemecahan masalah.
Berkenaan perbedaan individu, Board of Studies
(1995) dalam Eman (2003) menyatakan bahwa “siswa akan mencapai prestasi
belajar dalam kecepatan yang berbeda dan secara kuantitatif dalam cara-cara yang
berbeda. Kualitas pembelajaran ditandai dengan :

Mulai dari mana siswa berada

Mengenali bahwa siswa belajar dengan kecepatan yang berbeda, dan cara yang
berbeda

Melibatkan siswa secara fisik dalam proses belajar

Meminta siswa untuk memvisualkan yang imajiner.
Hal di atas
menunjukkan perbedaan antara pendekatan konstruktivisme dengan
pendekatan tradisional. Di dalam kontruktivisme peranan guru bukan memberi
jawaban akhir dari pertanyaan siswa, melainkan mengarahkan mereka untuk
membentuk (mengkonstruksi) pengetahuan matematika sehingga diperoleh struktur
matematika.
Sedangkan
dalam
paradigma
tradisional,
guru
mendominasi
pembelajaran dan guru senantiasa menjawab dengan segera terhadap pertanyaanpertanyaan siswa.
2. Pembelajaran Aktif Kreatif dan Menyenangkan/PAKEM
PAKEM/AJEL (Active, Joyful and efective Learning) bertujuan untuk menciptakan
suatu lingkungan belajar yang lebih melengkapi peserta didik dengan ketrampilanketrampilan, pengetahuan dan sikap bagi kehidupannya kelak. Secara singkat
pengkondisian PAKEM bagi guru dan siswa dapat dinyatakan sebagai berikut:
Aspek
Aktif
Dari Segi Guru
Dari Segi Siswa
 Memantau kegiatan belajar  Bertanya
siswa
 Mengemukakan gagasan
 Memberi umpan balik
 Mempertanyakan gagasan orang
 Mengajukan
pertanyaan
lain dan gagasannya
menantang
 Melakukan aktifitas belajar
 Mempertanyakan gagasaan  berdiskusi
siswa
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Aspek
Kreatif
Efektif
Menyenangkan
Dari Segi Guru
 mengembangkan
kegiatan
yang beragam
 membuat alat bantu belajar
sederhana
 mencapai
tujuan
pembelajaran
 tidak membuat anak takut
salah, takut ditertawakan,
takut disepelekan
 menciptakan suasana belajar
mengajar semarak, ekspresif
dan mendorong pemusatan
perhatian belajar siswa
Dari Segi Siswa
 merancang/ membuat sesuatu
 menulis, mengarang, menggabar
 memanipulasi media/alat peraga
 menguasai kompetensi tertentu
 berani mencoba/ berbuat
 berani bertanya
 berani mengemukakan pendapat
 berani mempertanyakan gagasan
orang lain
 merasa aman dan nyaman selama
proses pembelajaran
 dapat
beradaptasi
dan
berkomunikasi
dengan
guru,
teman, dan lingkungan sekitar
Impilikasi dari PAKEM adalah anak merasa senang belajar, sehingga perhatiannya
penuh dalam mengerjakan tugas belajarnya dengan penuh keikhlasan, akibatnya hasil
belajar meningkat dan harapannya siswa akan senang belajar akhirnya belajar
sepanjang hayat dapat terwujud.
3. Pendekatan konsep
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
menghayati
bagaimana
konsep
itu
diperoleh.
Biasanya
dilakukan
dalam
pembelajaran langsung dimana siswa hanya sebagai obyek pembelajaran.
4. Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran yang memberi kesempatan
kepada peserta didik untuk ikut menghayati proses penemuan konsep sebagai suatu
keterampilan proses. Penggunaan lembar kerja tertruktur dan manipulasi alat peraga
atau media pembelajaran berperan penting pada pendekatan proses.
5. Pendekatan deduktif
Pendekatan deduktif adalah proses penalaran yang bermula dari keadaan umum kekeadaan khusus.
Langkah-langkah :
a. memilih konsep, aturan, prinsip yang akan disajikan
b. menyajikan aturan, prinsip yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan
buktinya.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
c. Disajikan contoh-contoh khusus agar peserta didik dapat menyusun hubungan
antara keadaan khusus dengan aturan, prinsip umum, dan
d. Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan.
6. Pendekatan Induktif
Pendekatan induktif adalah pendekatan pembelajaran yang bermula ddengan
menyajikan sejumlah keadaan khusus kemudian disimpukan menjadi suatu fakta,
prinsip atau aturan.
Langkah-langkah :
a. memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan
b. menyajikan contoh-contoh khusus, yang memungkinkan peserta didik
memperkirakan sifat umum (general) yang terkandung dalam cntoh-contoh itu.
c. Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau
menyangkal hipotesis
d. Disusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan
langkah-langkah terdahulu.
7. Pendekatan Ekspositori
Pendekatan ekspositori adalah pendekatan pembelajaran yang menunjukkan guru
berperan lebih aktif dalam menyajikan bahan ajar dalam bentuk yang telah
dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap sementara peserta didik peserta
didik berperan lebih pasif; tinggal menyimak dan mencernanya secara teratur dan
tertib. Peserta didik dapat mengungkapkan kembali melalui respons pada saat
diberikan pertanyaan oleh guru.
Langkah-langkah :
a. Preparation ; Persiapan bahan selengkap-lengkapnya secara sistematik dan rapi.
b. Aperception ; keterkaitan bahan sebelumnya dengan yang akan dibahas; melalui
pertanyaan atau informasi.
c. Presentation ; menyajikan bahan dengan ceramah atau menyuruh peserta didik
membaca.
d. Resitation ; guru bertanya dan peserta didik menjawab sesuai dengan bahan
yang dipelajari, atau peserta didik membacakan kembali hasilnya.
8. Pendekatan Heuristik
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Pendekatan heuristik adalah pendekatan pembelajaran yang menyajikan sejumlah
data dan peserta didik diminta untuk membuat kesimpulan menggunakan data
tersebut. Dalam implementasinya menggunakan metode penemuan dan inkuiri.
Pendekatan heuristik merupakan strategi bagaimana merancang pembelajaran dari
berbagai aspek dari pembentukan sistem instruksional mengarah pada pengaktifan
peserta didik/peserta didik mencari dan menemukan sendiri fakta, prinsip, dan
konsep yang mereka butuhkan.
9. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan kontekstual merupakan pendekatan yang membantu guru dalam
mengaitkan bahan ajarnya dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
10. Pendekatan Inquiry
Pendekatan inquiry merupakan pendekatan mengajar yang berusaha melatakkan
dasar dan mengembangkan cara berpikir ilmiah, dengan menempatkan peserta didik
lebih banyak belajar sendiri mengembangkan kekreatifan dalam memecahkan
masalah. Peserta didik diposisikan sebagai subjek yang belajar sementara guru lebih
berperan sebagai pembimbing dan fasilitator belajar.
Ada lima tahapan yang ditempuh :
a. perumusan masalah
b. membuat hipotesis, jawaban sementara
c. mencari informasi, data, fakta, yang diperlukan untuk menjawab hipotesis
d. menarik kesimpulan; generalisasi
e. mengaplikasikan kesimpulan
11. Pendekatan Tingkah Laku (Behaviorisme)
Pendekatan tingkah lau lebih menekankan kepada teori tingkah laku, sebagai plikasi
dari teori belajar behaviorisme.
Langkah-langkah :
a. guru menyajikan stimulus;
b. mengamati tingkah laku peserta didik dalam menanggapi stimulus;
c. memberikan latihan kepada peserta didik dalam memberikan respon terhadap
stimulus;
d. memperkuat respon.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
III. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah strategi pengajaran sebagai alat untuk mencapai
tujuan yang diharapkan. Pemilihan dan penentuan metode dalam pembelajaran
dipengaruhi oleh beberapa faktor ; 1) Peserta didik/peserta didik, 2) Tujuan, 3) Situasi ,
4) Fasilitas , 5) guru
Macam-macam metode pembelajaran
1. Metode Proyek
Cara penyajian perkuliahan yang bertitik tolak dari suatu maslah, kemudian dibahas
dari berbagai segi (mata perkuliahan yang berbeda) yang berhubungan sehingga
pemecahannya secara keseluruhan dan bermakna.
2. Metode eksperimen
Cara penyajian perkuliahan, dimana peserta didik melakukan percobaan dengan
mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari.
3. Metode tugas dan resitasi/review
Cara penyajian pengajaran dimana guru memberikan tugas tertentu agas peserta
didik melakukan kegiatan belajar.
4. Metode Diskusi
Cara penyajian perkuliahan, di mana peserta didik-peserta didik dihadapkan kepada
suatu masalah yang bisa berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat
problematis untuk dibahas dan dipecahkan bersama.
5. Metode Sosiodrama/ role playing
Cara penyajian pengajaran dengan mendramatisasikan tingkah laku dalam
hubungannya dengan masalah sosial.
6. Metode demonstrasi
Cara penyajian bahan perkuliahan dengan memperagakan atau mempertunjukkan
kepada peserta didik suatu proses, siatuasi, atau benda tertentu yang sedang
dipelajari, baik sebenarnya ataupun tiruan, dan disertai dengan penjelasan lisan.
7. Metode Problem solving
Cara penyajian bahan perkuliahan yang dimulai dengan adanya masalah, kemudian
mencari data-data pendukung untuk memecahkan maslaah tersebut, menetapkan
jawaban sementara, menguji kebenaran dan pada kahirnya menarik kesimpulan.
8. Metode karyawisata
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Cara penyajian bahan perkuliahan dengan mengajak peserta didik mengunjungi
tempat atau objek tertentu yang berhubungan dengan bahan yang dipelajari.
9. Metode Tanya jawab
Cara penyajian perkuliahan dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab. Dari guru
ke peserta didik atau dari peserta didik ke guru.
10. Metode Latihan
Cara penyajian bahan perkuliahan melalui training atau latihan untuk menanamkan
kebiasan-kebiasan tertentu dan dapat juga digunakan untuk meperoleh suatu
ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.
11. Metode Ceramah
Cara penyajian bahan perkuliahan dalam bentuk penyampaian informasi,
keterangan atau uraian tentang suatu pokok persoalan secara lisan.
IV. Kegiatan Pembelajaran Yang Efektif
Kegiatan belajar mengajar berbasis kompetensi
menuntut
pendekatan
kolaboratif antara peserta didik/peserta didik, guru/guru, orang tua, perguruan tinggi,
dunia usaha, dan masyarakat dalam keseluruhan proses penyelenggaraan pendidikan.
Secara umum pengelolaan Pembelajaran dapat dibagi dalam tahap pengelolaan sebagai
berikut:
1. Mengelola ruang kelas
guru dalam mengelola kelas harus mempertimbangkan : hal-hal sebagai berikut
diantaranya : aksebilitas yaitu kemudahan peserta didik menjangkau alat dan
maupun sumber belajar; mobilitas yaitu terjadi gerak secara leluasa baik guru
maupun peserta didik dalam proses pembelajaran; interaksi yaitu hubungan dan
terjadi interaksi baik antar peserta didik/peserta didik maupun peserta
didik/peserta didik dengan guru secara leluasa; variasi kerja peserta didik/peserta
didik yaitu dimungkinkan peserta didik/peserta didik kerja secara variasi
sehingga tidak menimbulkan kejenuhan dapat kerja mandiri, berpasangan dan
kelompok sesuai dengan karakteristik masing-masing.
2. Mengelola Peserta didik/peserta didik
Guru harus mengatur skenario untuk kegiatan peserta didik/peserta didik sehingga
langkah-langkah
yang
harus dijalani
peserta didik/peserta didik dalam
pembelajaran jelas seperti kapan peserta didik/peserta didik harus bekerja mandiri,
berpasangan dan kelompok sesuai karakteristik pembelajran, kapan peserta
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
didik/peserta didik mencari informasi, mengolah informasi dan menyampaikan
informasi secara lisan maupun tulisan dan kapan peserta didik/peserta didik
melakukan dan penyampaian informasi.
3. Mengelola Kegiatan Pembelajaran
Guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dengan peserta didik/peserta didik
harus memiliki perencanaan yang matang, pelaksanaan kegiatan pembelajaran
yang telah terinci dengan baik meliputi ; materi pembelajaran, pengalaman belajar
yang akan dilakukan oleh peserta didik/peserta didik, indikator yang akan dicapai,
penilaian yang akan dilaksanakan, waktu dan bahan yang digunakan serta skenario
yang akan dijalankan selama proses pembelajaran.
Idealnya kegiatan pembelajaran harus mampu mengakomodasi keberagaman
tingkat kemampuan peserta didik/peserta didik untuk itu diperlukan lembar kerja
yang berbeda, bagi setiap peserta didik/peserta didik, hal itu yang paling efektif
untuk mengakomodasi keberagaman tingkat kemampuan peserta didik/peserta
didik.
Prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif
1.
Mengalami
Melalui pengalaman langsung tentang apa yang sedang dipelajari akan lebih
mengaktifkan indera dari pada hanya mendengarkan lisan
2.
Interaksi
Antara peserta didik/peserta didik dengan lingkungan sosialnya melalui
diskusi, saling bertanya dan menjelaskan.
3.
Komunikasi
Pengungkapan isi pikiran gagasan sendiri maupun mengomentari gagasan
orang lain, akan mendorong peserta didik untuk membenahi gagasannya dan
memantapkan pemahaman tentang apa yang sedang dipelajari. guru harus
siap memberikan tanggapan terhadap pendapat atau gagasan yang
dikomunikasikan.
4.
Refleksi
Memikirkan ulang (refleksi) apa yang sedang dikerjakan atau dipikirkan,
akan lebih memantapkan pemahaman.
5.
Mengembangkan keingintahuan, imajinasi dan fitrah bertuhan
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
6.
Rasa ingin tahu dan imajinasi menghasilkan sikap peka, kritis, mandiri dan
kreatif sedangkan fitrah bertuhan menghasilkan sikap bertaqwa.
7.
Membangkitkan motivasi Peserta didik/peserta didik
8.
Motivasi (daya dorongan untuk belajar) dipengaruhi oleh keingintahuan dan
keyakinan akan kemampuan diri, melalui antara lain : pemberian tugas, dan
sekaligus menyakinkan kepada peserta didik/peserta didik bahwa mereka
pasti bisa.
9.
Memanfaatkan Pengalaman Awal Peserta didik/peserta didik
10. Peserta didik/peserta didik membangun pengalaman terhadap apa yang
dipelajari, diwarnai oleh pengetahuan awal yang dimiliki. guru harus
berupaya untuk menggali pengalaman awal peserta didik/peserta didik
sebelum memulai perkuliahan.
11. Menyenangkan Peserta didik/peserta didik
12. Suasana belajarsangatmempengaruhi efektivitas proses pembelajaran, peserta
didik/peserta didik akan sulit membangun pemahaman dalam keadaan
tertekan.
guru/guru
harus
dapat
menciptakan
suasana
yang
menyenangkan/mengasikan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta
didik/peserta didik, dengan pendekatan “Belajar sambil bereksperimen”.
13. Tugas yang menantang
14. Pada prinsipnya semakin banyak waktu konsentrasi anak maka semakin baik
hasil belajarnya, dan konsentrasi akan terjadi bila peserta didik/peserta didik
mendapat tugas yang menantang (sedikit melebihi kemampuannya).
15. Pemberian Kesempatan Belajar
16. Belajar merupakan proses membangun pemahaman. Maka guru harus
memberikan kesempatan bagi peserta didik/peserta didik untuk berpikir pada
saat memecahkan masalah, dan membangun gagasannya sendiri.
17. Belajar Untuk kebersamaan
18. Perbedaan
individu
jangan
sampaikan
menciptakan
manusia
yang
individualis, sehingga perlu dibangun kehidupan bersama melalui tugas-tugas
yang memungkinkan peserta didik bekerja baik mandiri maupun kelompok.
19. Pengembangan Multi Kecerdasan
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
20. Setiap peserta didik/peserta didik memiliki lebih dari satu kecerdasan (selain
kecerdasan akademik). Untuk perguruan tinggi memiliki kewajiban untuk
berupaya mengakomodasi keberagaman kecerdasan tersebut.
Model-model pembelajaran kooperatif memberikan ide pengembangan
pembelajaran yang bermakna untuk menciptakan pembelajaran yang efektif. Berikut
macam-macam model pembelajaran yang kooperatif.
1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)
PBL banyak dikembangkan berdasarkan pandangan konstruktif-kognitif Piaget,
PBL merupakan salah satu model pembelajaran memiliki karakteristik sebagai berikut
(Ibrahim-Nur, 2000) :
1. Pengajuan pertanyaan atau masalah
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin
3. Penyelidikan Autentik
4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya
5. Kerjasama
Ada lima tahapan utama dalam PBL (Ibrahim-Nur, 2000) yang digambarkan
sebagai berikut :
Tahap
Tingkah Laku guru
Tahap – 1
Menjelaskan tujuan pembelajaran dan
Mengorientasikan peserta didik logistik yang dibutuhkan, memotivasi
peserta didik terlibat, pada aktivitas
kepada masalah
pemecahan masalah yang dipilihnya.
Tahap – 2
Membantu peserta didik mendifisikan dan
Mengorganisasi peserta didik untuk mengorganisasikan tugas belajar yang
belajar
berhubungan dengan masalah tersebut
Tahap – 3
Mendorong
peserta
didik
untuk
Membimbing penyelidikan individual mengumpulkan informasi yangs sesuai,
maupun kelompok
melaksanakan
eksperimen,
untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan
masalah.
Tahap – 4
Membantu
peserta
didik
dalam
Mengembangkan dan menyajikan hasil- merencanakan dan menyiapkan karya
karya
yang sesuai.
Tahap – 5
Membantu peserta didik untuk melakukan
Menganalsis dan mengevaluasi proses refleksi
atau
evaluasi
terhadap
pemecahan masalah
penyelidikan mereka dan proses – proses
yang mereka gunakan.
2. Pengajaran Langsung
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Landasan teori : Albert Bandura : Pemodelan tingkah laku (modelling) dengan
Ciri ; Teacher center
Keterampilan dasar yang dilatihkan ; 1) Pengetahuan Deklaratif , yaitu
merupakan merupakan pengetahuan tentang sesuatu, dan 2) Pengetahuan Prosedural
yaitu, merupakan pengetahuan tentang bagaimana melaksanakan sesuatu .
Langkah DI
a. Menyampaikan tujuan
b. Membimbing pelatihan
c. Mendemonstrasikan pengetahuan/ keterampilan
d. Meningkatkan kemampuan
3. Pembelajaran Koperatif
Landasan teori Vygotsky : teori belajar kognitif-konstruktivis
Keterampilan yang dikembangkan :
a. Keterampilan akademik
b. Keterampilan sosial peserta didik :
- Ket. Kooperatif tingkat awal
- Ket. Kooperatif tingkat menengah
- Ket. Kooperatif tingkat mahir
Ciri : Demokrasi dan student center
A. Beberapa model dalam Pembelajaran koperatif
B. 1) Examples non examples (contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan)
Langkah-langkah :
a) Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran.
b) Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP.
c) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada peserta didik untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.
d) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang peserta didik, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas.
e) Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya.
f) Mulai dari komentar/hasil diskusi peserta didik, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai.
g) Kesimpulan
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
2) Picture And Picture
Langkah-langkah :
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Menyajikan materi sebagai pengantar
c) guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan
materi
d) guru
menunjuk/memanggil
peserta
didik
secara
bergantian
memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
e) guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut
f) Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menamkan konsep/materi
sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
g) Kesimpulan/rangkuman
3) Numbered Heads Together (Kepala bernomor)
Langkah-langkah :
a) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap
kelompok mendapat nomor
b) guru memberikan tugas dan masing-masing kelompok mengerjakannya
c) Kelompok mendiskusikan jawaban yang benar dan memastikan tiap anggota
kelompok dapat mengerjakannya/mengetahui jawabannya
d) guru memanggil salah satu nomor peserta didik dengan nomor yang dipanggil
melaporkan hasil kerjasama mereka
e) Tanggapan dari teman yang lain, kemudian guru menunjuk nomor yang lain
f) Kesimpulan
4) Cooperative Script
Metode belajar dimana peserta didik bekerja berpasangan dan bergantian secara lisan
mengikhtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah :
a) guru membagi peserta didik untuk berpasangan
b) guru membagikan wacana/materi tiap peserta didik untuk dibaca dan membuat
ringkasan
c) guru dan peserta didik menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai
pembicara dan siapa yang berperan sebagai pendengar
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
d) Pembicara
membacakan
ringkasannya
selengkap
mungkin,
dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya.
e) Sementara pendengar :
f) Menyimak/mengoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
g) Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan materi
sebelumnya atau dengan materi lainnya
h) Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas.
i) Kesimpulan Peserta didik bersama-sama dengan guru
j) Penutup
5) Kepala Bernomor Struktur (Modifikasi dari Number Heads)
Langkah-langkah :
a) Peserta didik dibagi dalam kelompok, setiap peserta didik dalam setiap
kelompok mendapat nomor.
b) Penugasan diberikan kepada setiap peserta didik berdasarkan nomorkan
terhadap tugas yang berangkai.
c) Misalnya : peserta didik nomor satu bertugas mencatat soal. Peserta didik
nomor dua mengerjakan soal dan peserta didik nomor tiga melaporkan hasil
pekerjaan dan seterusnya.
d) Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Peserta didik
disuruh keluar dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa peserta didik
bernomor sama dari kelompok lain. Dalam kesempatan ini peserta didik dengan
tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja sama
mereka.
e) Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain.
f) Kesimpulan.
6) Student Teams – Achievement Divisions (STAD)
Langkah-langkah :
a) Membentuk kelompok yang anggotanya = 4 orang secara heterogen (campuran
menurut prestasi, jenis kelamin, suku, dll)
b) guru menyajikan perkuliahan
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
c) guru memberi tugas kepada kelompok untuk dikerjakan oleh anggota-anggota
kelompok. Anggotanya tahu menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua
anggota dalam kelompok itu mengerti.
d) guru memberi kuis/pertanyaan kepada seluruh peserta didik. Pada saat
menjawab kuis tidak boleh saling membantu
e) Memberi evaluasi
f) Kesimpulan
7) Jig Saw
Langkah-langkah :
a) Peserta didik dikelompokkan ke dalam = 4 anggota tim
b) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang berbeda
c) Tiap orang dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan
d) Anggota dari tim yang berbeda yang telah mempelajari bagian/sub bab yang
sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok ahli) untuk mendiskusikan sub
bab mereka
e) Setelah selesai diskusi sebagai tim ahli tiap anggota kembali ke kelompok asal
dan bergantian mengajar teman satu tim mereka tentang sub bab yang mereka
kuasai dan tiap anggota lainnya mendengarkan dengan sungguh-sungguh
f) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi
g) guru memberi evaluasi
h) Penutup
8) Artikulasi
Langkah-langkah :
a) Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
b) Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
c) Untuk mengetahui daya serap peserta didik, bentuklah kelompok berpasangan
dua orang
d) Suruhlan seorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari
guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil,
kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lainnya
e) Suruh peserta didik secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya
dengan
teman
pasangannya.
Sampai
sebagian
peserta
didik
sudah
menyampaikan hasil wawancaranya
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
f) Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami
peserta didik
g) Kesimpulan/penutup
9) Mind Mapping
Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal peserta didik atau untuk menemukan
alternatif jawaban
Langkah-langkah :
a) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh peserta
didik/sebaiknya permasalahan yang mempunyai alternatif jawaban
c) Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
d) Tiap kelompok menginventarisasi/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
e) Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya dan
guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru
f) Dari data-data di papan peserta didik diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai konsep yang disediakan guru
10) Make – A Match (Mencari Pasangan)
Langkah-langkah :
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban
b) Setiap peserta didik mendapat satu buah kartu
c) Tiap peserta didik memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang
d) Setiap peserta didik mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok
dengan kartunya (soal jawaban)
e) Setiap peserta didik yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin
f) Setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap peserta didik mendapat kartu
yang berbeda dari sebelumnya
g) Demikian seterusnya
h) Kesimpulan/penutup
11) Think Pair And Share
Langkah-langkah :
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
a) guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai
b) Peserta didik diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang
disampaikan guru
c) Peserta didik diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2
orang) dan mengutarakan hasil pemikiran masing-masing
d) Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil
diskusinya
e) Berawal dari kegiatan tersebutmengarahkan pembicaraan pada pokok
permasalahan dan menambah materi yang belum diuangkapkan para peserta
didik
f) guru memberi kesimpulan
g) Penutup
12) Debate
Langkah-langkah :
a) guru membagi 2 kelompok peserta debat yang satu pro dan yg lainnya kontra
b) guru memberikan tugas untuk membaca materiyang akan didebatkan oleh kedua
kelompok diatas
c) Setelah selesai membaca materi. guru menunjuk salah satu anggotanya
kelompok pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok
kontra demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik bisa
mengemukakan pendapatnya.
d) Sementara peserta didik menyampaikan gagasannya guru menulis guru menulis
inti/ide-ide dari setiap pembicaraan di papan tulis. Sampai sejumlah ide yang
diharapkan guru terpenuhi
e) guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
f) Dari data-data di papan tersebut, guru mengajak peserta didik membuat
kesimpulan/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai
13) Role Playing
Langkah-langkah :
a) guru menyusun/menyiapkan skenario yang akan ditampilkan
b) Menunjuk beberapa peserta didik untuk mempelajari skenario dua hari sebelum
kbm
c) guru membentuk kelompok peserta didik yang anggotanya 5 orang
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
d) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai
e) Memanggil para peserta didik yang sudah ditunjuk untuk melakonkan skenario
yang sudah dipersiapkan
f) Masing-masing peserta didik duduk di kelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati skenario yang sedang diperagakan
g) Setelah selesai dipentaskan, masing-masing peserta didik diberikan kertas
sebagai lembar kerja untuk membahas
h) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
i) guru memberikan kesimpulan secara umum
j) Evaluasi
k) Penutup
13) Group Investigation
Langkah-langkah :
a) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen
b) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok
c) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok
mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain
d) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada secara kooperatif
berisi penemuan
e) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan hasil
pembahasan kelompok
f) Guru memberikan penjelasan singkat sekaligus memberi kesimpulan
g) Evaluasi
h) Penutup
14) Talking Stik
Langkah-langkah :
a) guru menyiapkan sebuah tongkat
b) guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk untuk membaca dan mempelajari materi
pada pegangannya/paketnya
c) Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan peserta
didik untuk menutup bukunya
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
d) guru mengambil tongkat dan memberikan kepada peserta didik, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut
harus menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar peserta didik
mendapat bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
e) guru memberikan kesimpulan
f) Evaluasi
g) Penutup
15) Bertukar Pasangan
Langkah-langkah :
a) Setiap peserta didik mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan
pasangannya atau peserta didik menunjukkan pasangannya
b) Guru memberikan tugas dan peserta didik mengerjakan tugas dengan
pasangannya
c) Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
d) Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing-masing pasangan yang baru
ini saling menanyakan dan mengukuhkan jawaban mereka
e) Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan
kepada pasangan semula
16) Snowball Throwing
Langkah-langkah :
a) Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
b) Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
c) Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
d) Kemudian masing-masing peserta didik diberikan satu lembar kertas kerja,
untuk menuliskan satu pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah
dijelaskan oleh ketua kelompok
e) Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu peserta
didik ke peserta didik yang lain selama ± 15 menit
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
f) Setelah peserta didik dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas
berbentuk bola tersebut secara bergantian
g) Evaluasi
h) Penutup
17) Student Facilitator And Explaining
Peserta didik/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya
Langkah-langkah :
a) Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
b) Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
c) Memberikan kesempatan peserta didik/peserta untuk menjelaskan kepada
peserta untuk menjelaskan kepada peserta lainnya baik melalui bagan/peta
konsep maupun yang lainnya
d) Guru menyimpulkan ide/pendapat dari peserta didik
e) Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
f) Penutup
18) Demonstration
(Khusus materi yang memerlukan peragaan atau percobaan misalnya Gussen)
Langkah-langkah :
a) Guru menyampaikan TPK
b) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan dismpaikan
c) Siapkan bahan atau alat yang diperlukan
d) Menunjukan salah seorang peserta didik untuk mendemontrasikan sesuai
skenario yang telah disiapkan
e) Seluruh peserta didik memperhatikan demontrasi dan menganalisa
f) Tiap peserta didik atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga
pengalaman peserta didik didemontrasikan
g) Guru membuat kesimpulan
19) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
(kooperatif terpadu membaca dan menulis)
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Langkah-langkah :
a) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen
b) Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran
c) Peserta didik bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan
memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas
d) Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok
e) Guru membuat kesimpulan bersama
f) Penutup
20) Inside-Outside-Circle (lingkaran kecil-lingkaran besar)
“Peserta didik saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan
yang berbeda dengan singkat dan teratur”
Langkah-langkah :
a) Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
b) Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,
menghadap ke dalam
c) Dua peserta didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan dalam
waktu yang bersamaan
d) Kemudian peserta didik berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara
peserta didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah
searah jarum jam.
e) Sekarang giliran peserta didik berada di lingkaran besar yang membagi
informasi. Demikian seterusnya.
PENUTUP
Dengan memahami berbagai model pembelajaran ,pendekatan pembelajaran
dan metode pembelajaran kiranya akan menambah wawasan guru tentang berbagai
strategi dan model-model pembelajaran yang efektif. Hal tersebut sejalan dengan
tuntutan perubahan jaman, perubahan perundangan, perubahan kurikulum dan
perubahan
perkembangan
siswa
yang
menuntut
guru
untuk
meningkatkan
kompetensinya sehingga menjadi guru yang profesional.
Daftar Pustaka
A.M Sardiman (2004), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta, PT. Raja
Grafindo Persada, Cetakan kesebelas.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Asniatin Saki: Inovasi Pembelajaran Merupakan Ide Perubahan Menuju Peningkatan Kualitas Pembelajaran
Bachman Edmund (2005) Meetoda Belajar berpikir kritis dan inovatif, alih bahasa,
jakarta, Prestasi Pustaka.
Bobbi DePoerter dan Mak Reardon (1999), Quantum Learning : Membiasakan belajar
nyaman dan mehnyenangkan. Alih bahasa Alwiyah Abdurrohan, bandung, Kaifa.
Bobbi DePoerter dan Mike Hernacki (1999), Quantum Learning : Membiasakan beajar
nyaman dan mehnyenangkan. Alih bahasa Alwiyah Abdurrohan, bandung, Kaifa.
Depdiknas (2003) Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning)
Jakarta, Depdiknas Dirjen Dikdasmen.
Dimyati dan moejiono (1996) Belajar dan Pembelajaran, Jakarta . Rineka Cipta
Hasibuan dan Moejiono, (2000), Proses Belajar Mengajar, bandung, rosdakarya.
Nurhadi, Pendekatan Kontekstual (Contextual teaching and Learning), Jakrta :
Depdiknas- Direktorat Jendral Pendidikan dasar dan menengah PLP, 2002
Peraturan Pemerintah No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, jakarta
Eka jaya.
Presiden RI (2003) Undang-undang Republik indonesia No. 20 tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional , jakarta Restindo Mediatama.
Presiden RI (2005) Undang-undang Republik indonesia No. 14 tahun 2005 tentang
guru dan guru , jakarta.
Wilis Dahar, R (1989) Teori-teori Belajar, Jakarta Erlangga.
Jurnal DIKDAS, No.1, Vol.1, September 2012
Download