manfaat film boneka santo-santa produksi sav

advertisement
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MANFAAT FILM BONEKA SANTO-SANTA PRODUKSI SAV PUSKAT
DALAM PROSES KATEKESE DI SD SANTO MIKAIL INDRAMAYU
JAWA BARAT
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Katolik
Oleh:
Yohannes Pandu Putra Sagala
NIM : 121124055
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada:
Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu mendengar dan
mengabulkan doa-doaku.
Kedua orang tuaku, Bapak Mardhenus Sagala dan Ibu Maria Iko Sartika untuk
doa, cinta, kasih sayang, dukungan dalam bentuk apapun yang aku terima.
Kakakku Batsun Sagala dan adikku Gamas Sagala, terimakasih untuk
dukungan serta doanya.
Keuskupan Bandung dan Paroki Santo Mikail Indramayu yang sudah memberi
dukungan baik dari moril maupun materiil.
Teman dekat Ratna Natalia Wardhani terimakasih atas dukungan motivasi dan
doa.
Sahabat dan teman seperjuangan terimakasih untuk segalanya.
Teman-teman yang selalu menanyakan “kapan skripsi selesai”
Serta orang-orang yang sudah membantu baik dari segi material dan spiritual
dalam penyusunan skripsi ini.
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO
“Rasa malas adalah musuh terbesar dalam diri kita,
bukan bagaimana cara kita melawannya,
tetapi bagaimana cara kita mengubahnya”.
(Pandu Sagala)
“Terang sudah terbit untuk orang benar,
Dan sukacita bagi orang-orang yang tulus hati”.
(Mzm. 97:11)
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
Skripsi ini berjudul: MANFAAT FILM BONEKA SANTO-SANTA
PRODUKSI SAV PUSKAT DALAM PROSES KATEKESE DI SD SANTO
MIKAIL INDRAMAYU JAWA BARAT. Pemilihan judul ini bertitik tolak dari
keprihatinan penulis terhadap proses pembelajaran yang masih kurang dalam
penggunaan media di sekolah.
Persoalan mendasar dari skripsi ini adalah bagaimana membantu para
guru-guru di sekolah untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dengan
menggunakan sebuah media pembelajaran dan melihat manfaat dari media yang
dipakai dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik atau Katekese di
sekolah. Penulis mengkaji masalah ini dengan menggunakan metode deskripsi
analitis dan penelitian ini dilakukan dengan dua langkah, yaitu penulis terjun
langsung untuk melihat manfaat Film Boneka Santo-Santa yang digunakan dalam
proses pembelajaran di SD Santo Mikail Indramayu dan data diperoleh dengan
menggunakan kuesioner dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada manfaat penggunaan media Film
Boneka Santo-Santa dengan meningkatnya minat dan konsentrasi siswa dalam
proses pembelajaran atau katekese di sekolah. Media pembelajaran khususnya
film sangat membantu siswa untuk lebih fokus dan minat dalam proses
pembelajaran. Salah satu manfaat film bagi siswa yaitu lebih mudah diingat dan
siswa semakin berimajinasi berdasarkan film yang digunakan dalam proses
pembelajaran di sekolah.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
This thesis is entitled: THE BENEFITS OF PUPPET FILMS ON THE
STORY OF SAINTS PRODUCED BY SAV PUSKAT IN THE PROCESS OF
CATECHISM AT THE ELEMENTARY SCHOOL OF SAINT MICHAEL,
INDRAMAYU WEST JAVA. The selection of this title is based on the author’s
concern about the learning process in schools which is still lacking of the using of
media.
The fundamental problem of this thesis is how to help teachers in schools
to improve student of learning achievement by using a medium of learning and
see the benefits of using media in the learning process of Catholic Religious
Education or catechesis in schools. The author reviewed this problem using the
analytical description method and this study was conducted in two steps: the
author went directly to see the benefits of Puppet Film used in the learning
process at Saint Michael Indramayu Elementary School and the data were
obtained by using questionnaires and interviews.
The results of the study show that there is a benefit of using Puppet on the
story of Saints Film to improve the interest and concentration of students in the
learning process or catechesis at school. Learning media especially film is very
helpful for students to focus more and interest on the learning process. One of the
benefits of film for students is easier to remember and the imagination of the
students increases based on the film used during the process of learning.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, kasih dan karunia-Nya yang selalu menyertai saya. Banyak
pengalaman yang muncul selama penulisan skripsi ini, pengalaman gembira,
sedih, cemas maupun kecewa. Meskipun demikian berkat perhatian, dukungan
dan doa-doa dari berbagai pihak sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi ini berjudul “Manfaat Film Boneka Santo-Santa Produksi SAV Puskat
Dalam Proses Katekese Di SD Santo Mikail Indramayu Jawa Barat”
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan, Program Studi Pendidikan Agama Katolik
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir,
banyak pihak yang terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan
dan bantuan yang tidak terhingga dari:
1. Drs. Y. Ispuroyanto Iswarahadi, S.J., M.A. selaku dosen pembimbing utama
yang telah setia, sabar, peduli, serta meluangkan waktu membimbing penulis
dengan penuh kesabaran untuk menyelesaikan skripsi ini.
2. Bapak P. Banyu Dewa HS, S.Ag., M.Si selaku dosen pembimbing II, atas
segala bimbingan, kepercayaan, kebaikan dan pengarahan dari awal penulisan
hingga akhir penulisan skripsi ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Bapak Y. H. Bintang Nusantara, SFK., M.Hum. selaku Dosen Pembimbing
Akademik
(DPA)
yang selalu
mengingatkan
penulis
untuk
segera
menyelesaikan skripsi ini.
4. Segenap Staf Dosen Prodi Pendidikan Agama Katolik, Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.
5. Keuskupan Bandung dan Paroki Santo Mikail Indramayu yang sudah
membantu dan memberi dukungan baik dalam bentuk moril maupun materiil.
6. Bapak Mardhenus Sagala dan Ibu Maria Lia Iko Sartika sebagai orang tua
yang selalu memberi kasih sayang, perhatian, semangat dan doa serta
dukungan yang telah diberikan selama ini hingga penulis mampu
menyelesaikan skripsi ini.
7. Kakak Emmanuel Mahesa Batsun Sagala dan Adik Gregorius Gamas Milenza
Sagala yang telah memberikan dukungan, semangat dan doa.
8. Bapak Yohanes Heriono dan Ibu Christiana Sumarni, Mas Dedan Hertanto
serta Yericho Trinugroho selaku keluarga angkat yang sudah memberi
semangat, dukungan, dan doa bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
9. Teman-teman Kost V-Man yang selalu mengingatkan dengan cara yang unik
dan mengesalkan, tetapi sangat memotivasi untuk terselsaikannya skripsi ini.
10. Semua teman-teman Prodi Pendidikan Agama Katolik angkatan 2012 dan
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, yang selama ini
dengan tulus telah memberikan semangat dan bantuan hingga selesainya
skripsi ini.
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...................................................................................
HALAMAN PESETUJUAN DOSEN PEMBIMBING..............................
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................
MOTTO.......................................................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA......................................................
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI........................................
ABSTRAK...................................................................................................
ABSTRACT..................................................................................................
KATA PENGANTAR.................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................
DAFTAR TABEL.......................................................................................
DAFTAR SINGKATAN.............................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xiii
xvi
xvii
BAB I. PENDAHULUAN.........................................................................
A. Latar Belakang...............................................................................
B. Rumusan Masalah..........................................................................
C. Tujuan Penulisan............................................................................
D. Manfaat Penulisan..........................................................................
E. Metode Penulisan...........................................................................
F. Sistematika Penulisan.....................................................................
1
1
3
4
4
5
6
BAB II. MEDIA FILM SANTO-SANTA DALAM KATEKESE
8
A. Gambaran Umum Media dan Film.................................................
Pengertian Media.......................................................................
1. Fungsi Media.........................................................................
2. Media Audio Visual...............................................................
3. Film........................................................................................
4. Pengertian tentang Boneka....................................................
5. Film Boneka Santo-Santa SAV Puskat..................................
8
8
9
13
14
17
20
B. Katekese Audio Visual...................................................................
22
1. Pengertian Katekese Audio Visual............................................
2. Isi Katekese Audio Visual.........................................................
a. Tujuan Katekese.....................................................................
b. Pengertian Audio Visual........................................................
22
24
24
25
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
c. Katekese Audio Visual dan Group Media.............................
d. Katekese Audio Visual di Sekolah (PAK).............................
e. Kekuatan dan Keterbatasan Katekese Audio Visual.............
27
32
33
C. Sinopsis Film dan Kekuatannya.....................................................
34
BAB III. PENELITIAN TENTANG MANFAAT FILM BONEKA
SANTO-SANTA PRODUKSI SAV PUSKAT DALAM
PROSES KATEKESE DI SD SANTO MIKAIL
INDRAMAYU JAWA BARAT.............................................
36
A. Latar Belakang Sekolah.................................................................
36
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Sejarah Singkat Yayasan Salib Suci..........................................
Visi Keuskupan dalam Bidang Pendidikan...............................
Visi dan Misi Yayasan Salib Suci.............................................
Latar Belakang SD Santo Mikail Indramayu.............................
Kegiataan Ko-kurikuler dan Ekstrakurikuler.............................
Visi dan Misi Santo Mikail........................................................
Nilai-nilai dalam Bidang Pendidikan Yayasan Salib Suci........
36
37
37
38
39
40
40
B. Metodologi Penelitian....................................................................
1. Latar Belakang Penelitian..........................................................
2. Rumusan Masalah......................................................................
3. Tujuan Penelitian.......................................................................
4. Manfaat Penelitian.....................................................................
5. Jenis Penelitian..........................................................................
6. Responden Penelitian................................................................
7. Metode Penelitian......................................................................
8. Subyek Penelitian .....................................................................
9. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................
10. Teknik Pengumpulan Data.......................................................
11. Kisi-kisi Instrumen...................................................................
a. Tabel 1. Kisi-Kisi Penelitian.................................................
b. Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban Variabel...........................
c. Tabel 3. Kuesioner Penelitian...............................................
d. Tabel 4. Variabel Penelitian Wawancara..............................
41
41
42
42
43
43
44
44
44
45
45
46
46
46
47
48
xiii
xiv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..........................
49
A. Hasil Penelitian Kuesioner.............................................................
1. Manfaat Film.............................................................................
2. Proses Katekese.........................................................................
49
49
55
B. Pembahasan Hasil Penelitian.........................................................
1. Pembahasan Kuesioner..............................................................
a. Manfaat Film dalam Proses Pembelajaran............................
b. Proses Pendidikan Agama Katolik atau Katekese di
Sekolah..................................................................................
61
61
62
2. Pembahasan melalui Wawancara..............................................
64
C. Kesimpulan Hasil Wawancara.......................................................
D. Refleksi Kateketis..........................................................................
E. Pedoman Pembelajaran dengan Menggunakan Film.....................
66
67
69
BAB V. PENUTUP....................................................................................
70
A. Kesimpulan ....................................................................................
B. Saran ..............................................................................................
70
72
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................
LAMPIRAN ..............................................................................................
Lampiran 1 : Surat Izin Penelitian .................................................
Lampiran 2 : Surat Keterangan Penelitian Sekolah........................
Lampiran 3 : Rencana Pelakasanaan Pembelajaran........................
Lampiran 4 : Proses Pembelajaran dan Katekese...........................
Lampiran 5 : Proses Pelaksanaan dan Katekese.............................
Lampiran 6 : Kuesioner Penelitian..................................................
Lampiran 7 : Hasil Kuesioner Peserta.............................................
Lampiran 8 : Dokumentasi Proses Pembelajaran ...........................
Lampiran 9 : Wawancara Bersama Guru Agama
74
74
(1)
(2)
(3)
(7)
(9)
(14)
(18)
(30)
(32)
xiii
xv
63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Kisi-kisi Penelitian
Tabel 2 : Skor Alternatif Jawaban Variabel
Tabel 3 : Kuisioner Penelitian Manfaat Film Boneka Santo-Santa Produksi SAV
Puskat dalam Proses Katekese di SD Santo Mikail Indramayu Jawa
Barat
Tabel 4 : Variabel Penelitian Melalui Wawancara
Tabel 5 : Manfaat Film
Tebal 6 : Proses Katekese di Sekolah
xvi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR SINGKATAN
A. Singkatan Teks Kitab Suci
Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci
Perjanjian Lama yang diselenggarakan oleh Lembaga Alkitab Indonesia.
Mrk.
: Markus
Mzm.
: Mazmur
B. Singkatan Dokumen Resmi Gereja
CT
: Catechesi Tradendae
KGK
: Katekismus Gereja Katolik
C. Singkatan Lain
AVA
: Audio Visual Aids
CB
: Carolus Borromeus
CD
: Compact Disk
DLL
: Dan lain-lain
IPPAK
: Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik
KTSP
: Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
KWI
: Konferensi Waligereja Indonesia
LCD
: Liquid Crystal Display
xvii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
N
: Netral
OSC
: Ordo Sanctae Crucis (Ordo Salib Suci)
PAK
: Pendidikan Agama Katolik
PUSKAT
: Pusat Kateketik
R
: Ragu-ragu
RPP
: Rencana Proses Pembelajaran
S
: Setuju
SAV
: Studio Audio Visual
SD
: Sekolah Dasar
SMP
: Sekolah Menengah Pertama
SJ
: Serikat Jesus
SCJ
: Sacerdotum a Sacro Corde Jesu (Imam-imam Hati Kudus Yesus)
TK
: Taman Kanak-kanak
TS
: Tidak Setuju
USD
: Universitas Sanata Dharma
WACC
: World Association for Christian Communication
WIB
: Waktu Indonesia Barat
xviii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia telah berubah seturut perkembangan zaman. Berbagai macam
kemajuan pola pikir telah membawa manusia pada situasi baru. Kemajuan dan
perubahan ini secara nyata terwujud dalam bentuk penemuan teknologi, seperti
penemuan alat komunikasi (mesin cetak, mesin ketik, komputer, internet, film).
Perubahan zaman ini secara jelas telah memengaruhi pola kehidupan anakanak baik yang sekolah maupun yang tidak sekolah. Perubahan juga memengaruhi
dunia pendidikan yang memang merupakan salah satu kebutuhan sangat penting
untuk perkembangan diri anak, karena memang pendidikan sejak dini diharapkan
mampu membentuk anak yang berpengetahuan luas. Banyak macam metode yang
ditawarkan dalam dunia pendidikan seperti metode ceramah, metode dengan
menggunakan media, juga metode belejar sambil bermain. Metode yang
ditawarkan dalam pendidikan tersebut dimaksudkan agar anak-anak tidak merasa
cepat bosan saat belajar. Salah satu metode yang ditawarkan bisa menggunakan
media film. Dengan menggunakan media berupa film anak-anak dapat mengingat
lebih baik dibandingkan dengan menggunakan model atau metode ceramah dan
tanya jawab saja. Selain mampu mempermudah anak untuk mengingat, media
film juga memiliki manfaat untuk menunjang tercapainya tujuan tertentu dan
pemanfaatannya dipadukan dengan proses belajar mengajar di dalam kelas. Dalam
pemanfaatan media guru harus melihat tujuan yang akan dicapai, materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
pembelajaran yang mendukung teracapainya tujuan itu, serta strategi belajar
mengajar yang sesuai untuk mencapai tujuan.
Sekolah diharapkan tidak tinggal diam dengan adanya perkembangan ini
melainkan sekolah lebih aktif lagi untuk turut mengembangkan metode
pendidikan dengan menggunakan media film ini. Melihat perkembangan zaman
ini penulis juga ingin memanfaatkan metode menggunakan film boneka SantoSanta yang diproduksi oleh Studio Audio Visual (SAV) Puskat untuk berkatekese
di SD Santo Mikail Indramayu dengan mengharapkan manfaat dari metode ini.
Katekese merupakan salah satu bentuk evangelisasi atau pewartaan, maka
katekese selalu mendapat perhatian yang penting dalam pengembangan metode
penelitian di sekolah. Banyak anggapan bahwa pelajaran agama di sekolah lebih
mementingkan segi pengetahuan saja. Anak hanya mendengarkan dan kurang
aktif, sehingga kebutuhan-kebutuhan konkrit anak kurang terpenuhi. Pelajaran di
sekolah kurang memperhatikan pembinaan sikap kritis dan kreatif. Anak lebih
pandai dalam bidang ilmu pengetahuan tetapi kurang cakap menghadapi
kehidupan yang semakin ganas. Di lain pihak muncul keprihatinan bahwa para
orangtua dirasa tidak mampu menjamin iman anak-anaknya karena kesibukannya,
sehingga mereka melepaskan tanggung jawab dan memercayakan pendidikan
iman anaknya kepada sekolah. Katekismus Gereja Katolik, art. 2226 mengatakan
pendidikan iman oleh orangtua harus mulai sejak usia anak-anak. Ia mulai dengan
kebiasaan bahwa anggota-anggota keluarga saling membantu, supaya dapat
tumbuh di dalam iman melalui kesaksian hidup yang sesuai dengan injil. Katekese
keluarga mendahului semua bentuk pelajaran iman yang lain, menyertainya dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memperkayanya. Orangtua menerima perutusan untuk mengajar anak-anaknya
berdoa dan mengajak mereka menemukan panggilan mereka sebagai anak-anak
Allah.
Seorang anak tidak dapat langsung berkembang dengan sendirinya, baik
jasmani maupun rohani tanpa peran serta orang di sekitarnya. Orangtua atau orang
yang ada di sekitarnya sangat berperan dalam hidupnya, karena pada dasarnya
anak membutuhkan sentuhan, bimbingan dan membutuhkan komunikasi dengan
orang lain untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan dirinya. Dengan
alat-alat yang canggih seperti halnya kamera video, gadget, internet, serta hal
lainnya anak-anak akan sangat terbantu dalam mengembangkan baik segi jasmani,
rohani maupun segi mentalitasnya selama dengan cara penggunaan yang positif,
sehingga anak tumbuh dan berkembang ke arah suatu kepribadian yang harmonis
dan matang diimbangi dengan perkembangan iman yang semakin mantap dan
kokoh.
Dengan uraian di atas yaitu dengan melihat keprihatinan-keperihatinan,
kebutuhan-kebutuhan dalam Pendidikan Iman Siswa-siswi di sekolah maka dalam
skripsi ini penulis mengambil judul “MANFAAT FILM BONEKA SANTOSANTA PRODUKSI SAV PUSKAT DALAM PROSES KATEKESE DI SD
SANTO MIKAIL INDRAMAYU JAWA BARAT”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
1. Apa itu Film Boneka?
2. Apa yang dimaksud dengan Katekese?
3. Seberapa besar Film Boneka Santo-Santa berperan bagi anak dalam proses
katekese?
4. Sejauh mana manfaat Film Boneka Santo-Santa Produksi SAV PUSKAT
dapat memengaruhi minat belajar anak di SD Santo Mikail Indramayu?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai lewat penulisan ini adalah sebagai
berikut yaitu:
1. Menyampaikan pengertian Film Boneka dengan benar.
2. Menyampaikan pengertian yang benar mengenai Katekese.
3. Mengetahui seberapa besar peranan Film Boneka Santo-Santa bagi anak
dalam proses katekese di sekolah.
4. Mengetahui sejauh mana manfaat Film Boneka Santo-Santa memengaruhi
minat belajar anak di SD Santo Mikail Indramayu.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan skripsi dengan judul “Manfaat Film Boneka
Santo-Santa Produksi SAV PUSKAT dalam Proses Katekese di SD Santo Mikail
Indramayu Jawa Barat” ini yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Bagi Penulis:
 Memberikan wawasan serta pemahaman kepada penulis mengenai manfaat
Film Boneka Santo-Santa dalam proses katekese di SD Santo Mikail
Indramayu.
Bagi Sekolah:
 Penulisan skripsi ini juga diharapkan dapat membantu guru-guru lain
untuk lebih memanfaatkan penggunaan media berupa film dalam
pendidikan, sehingga anak lebih tertarik dalam belajar.
Bagi Siswa:
 Membantu siswa semakin memiliki semangat dalam belajar khususnya
dalam proses Katekese di sekolah.
E. Metode Penulisan
Dalam tugas akhir ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis.
Dengan metode ini penulis menggambarkan sejauh mana manfaat media Film
Boneka Santo-Santa dalam proses katekese di SD Santo Mikail Indramayu.
Penulis juga mencoba memahami manfaat Film Boneka Santo-Santa dengan
melihat realita yang terjadi saat di sekolah dan akan menganalisis permasalahan
yang ada sehingga ditemukan pemecahan masalah yang tepat. Untuk proses
penelitian ini, penulis menayangkan sebuah Film Boneka Santo-Santa dan melihat
proses katekese yang terjadi. Setelah menayangkan film penulis membagikan
kuisioner kepada siswa-siswi tentang pemahaman Film Boneka Santo-Santa dan
proses katekesenya. Metode ini didukung dengan menggunakan metode penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
kuantitatif. Penelitian kuantitatif ini menggunakan pengukuran data kuantitatif
dan statistik objektif, melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang.
Metode penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen utama untuk
mengumpulkan data. Dalam metode ini penulis juga memaparkan temuan-temuan
dari studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas dalam
skripsi ini.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memperoleh gambaran yang jelas, penulis menyampaikan pokokpokok sebagai berikut:
BAB I :
Bab ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika
penulisan.
BAB II:
Penulis menjelaskan gambaran umum media Film Boneka SantoSanta, pengertian media, gambaran umum tentang media, audio
visual dalam proses katekese di sekolah.
BAB III:
Penulis menjelaskan situasi sekolah serta penjelasan mengenai
penelitian yang dilaksanakan dan pemahaman tentang film santosanta dalam proses katekese di SD Santo Mikail Indramayu.
BAB IV:
Penulis menjelaskan dan memaparkan hasil penelitian yang sudah
dilaksanakan di SD Santo Mikail Indramayu dan menuliskan
refleksi pastoral kateketik tentang hasil penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB V:
Penulis menyampaikan kesimpulan dan saran mengenai manfaat
Film Boneka Santo-Santa di SD Santo Mikail Indramayu dan
seluruh isi skripsi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
MEDIA FILM BONEKA SANTO SANTA DALAM KATEKESE
Manfaat film dalam proses pembelajaran dapat membantu para siswa
semakin memahami materi yang diberikan. Media yang dapat digunakan yaitu
salah satunya media Film Boneka Santo-Santa. Para siswa dapat semakin
mengetahui sejarah dan nama-nama santo-santa dan semakin memahami atau
meningkatkan dasar-dasar proses Katekese atau Pendidikan Agama Katolik di
sekolah.
A. Gambaran Umum Media dan Film
Pengertian Media
Media memiliki banyak makna, baik dilihat secara terbatas maupun secara
luas. Munculnya berbagai macam definisi disebabkan adanya perbedaan dalam
sudut pandang, maksud dan tujuannya. Kata “media” berasal dari bahasa Latin
yaitu medium yang secara harafiah berarti “tengah”, “perantara” atau “pengantar”.
Oleh karena itu media dimengerti sebagai wadah atau sarana. Istilah media yang
sering kita sebut sebenarnya adalah penyebutan singkat dari media komunikasi.
Media komunikasi mempunyai peran dalam memengaruhi perubahan hidup sosial
manusia di masyarakat. Media dimengerti oleh banyak orang sebagai sarana atau
alat untuk mengantarkan sesuatu yang hendak dicapai bagi orang yang
menggunakan media tersebut. Media sendiri dapat digolongkan menjadi empat
kategori. Menurut Manuel Olivera, dalam bukunya yang berjudul Group Media
(1989: 7-8) empat kategori tersebut adalah:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
a) Media raksasa yaitu gabungan antara satelit, televisi, telepon dan
komputer. Alat-alat ini sudah sampai ke rumah kita, misalnya kalau kita
menikmati acara-acara khusus secara langsung.
b) Media massa ukuran besar yang sudah menjadi umum, ini terdiri dari
bioskop, radio dan televisi.
c) Media massa ukuran sedang, media yang berukuran sedang. Misalnya:
Surat kabar lokal, majalah dan pemancar radio yang berfrekuensi rendah.
d) Media massa ukuran kecil. Media kecil ini seperti kaset, piringan hitam,
foto, slide, fotocopy dan komputer pribadi.
Media adalah perangkat lunak (software) yang berisi pesan atau sebuah
informasi pendidikan yang biasanya dapat disajikan dengan mempergunakan
sebuah peralatan. Sedangkan perangkat keras (hardware) sendiri merupakan
sarana untuk dapat menampilkan sesuatu pesan yang terkandung dalam media
tersebut.
1. Fungsi Media
Media komunikasi
sosial
dengan berbagai
macam
inovasi
dan
kecanggihannya sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia di
zaman sekarang ini. Kecanggihan ini dapat dirasakan dimana pun dan kapan pun
jika sedang dibutuhkan, baik dari segi hiburan dan berbagai informasi terkini serta
dalam bidang pendidikan. Media komunikasi menjadi sumber utama informasi
dan pendidikan yang diperlukan oleh masyarakat (Iswarahadi, 2000:2).
Menurut Iswarahadi, dalam bukunya yang berjudul Beriman Dengan
Bermedia (2003: 115-117) terdapat empat fungsi media yang penting untuk
diketahui.
1) Media berfungsi korelatif: yakni jika media tersebut dapat menimbulkan
rasa bangga dan memperteguh identitas suatu kelompok serta mampu
meningkatkan “sense of belonging” seseorang.
2) Media dikatakan memenuhi fungsinya, jika mampu menggali nilai-nilai
spiritualitas, tradisi serta nilai-nilai dasar kehidupan. Media mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
menciptakan solidaritas, menggugah nilai-nilai kemanusiaan seseorang serta
mampu mendorong seseorang untuk memperjuangkan nilai-nilai tersebut.
Fungsi ini disebut sebagai fungsi kontinyuitas.
3) Ketika media mampu menggerakkan massa sehingga mereka terdorong
untuk melakukan sesuatu, media tersebut memenuhi fungsinya untuk
memobilisasi. Dengan fungsi mobilisasi ini media mengambil peran dalam
menggerakkan masyarakat untuk peduli terhadap kehidupan.
4) Fungsi media untuk memberikan hiburan merupakan fungsi yang paling
menonjol. Kejenuhan terhadap pekerjaan dan aktivitas kehidupan menuntut
seseorang untuk beristirahat dan melakukan relaksasi untuk dirinya. Saat
inilah masyarakat membutuhkan media komunikasi untuk menikmati
hiburan dan melepaskan kelelahan mereka. Melalui televisi, internet, video
dan berbagai media lainnya kebutuhan mereka akan hiburan dapat teratasi.
Media juga merupakan komunikasi ataupun interaksi yang dapat dilakukan
oleh semua orang. Selain itu menurut Iswarahadi dalam bukunya yang berjudul
Media dan Pewartaan Iman (2013:10-11). Orang kristiani mempunyai prinsipprinsip dalam komunikasi. Tujuan dari proses komunikasi adalah memberi
kemuliaan kepada Allah dan suka cita kepada manusia. Selain itu juga prinsip
komunikasi bukan untuk menggalakkan teknologi komunikasi melainkan untuk
menyelamatkan hubungan antara manusia. Dalam konteks ini ada lima hal yang
menjadi keprihatinan WACC (World Association for Christian Communication),
yaitu sebagai berikut:
a) Komunitas: komunitas di sini bukan komunitas Kristiani saja, melainkan
persatuan bersama tanpa menghiraukan keyakinan agama. Hanya
komunikasi yang insklusif mampu memuliakan Allah sebagai Bapa
seluruh umat manusia dan membawa suka cita kepada semua orang.
b) Partisipasi: pernyataan itu mengecam “tradisi profesional” di dalam
media. Menurut tradisi ini orang kecil tidak bisa ambil bagian, karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
media dikuasai oleh kalangan tertentu saja. Situasi ini harus diubah. Tidak
boleh dengan alasan “profesionalisme” sebagian masyarakat dikucilkan
dari proses komunikasi.
c) Kebebasan: komunikasi yang membebaskan itu mampu membuat orang
mengartikulasikan kebutuhan-kebutuhannya. Jadi tidak ada dominasi
sepihak dari kalangan yang kebetulan menguasai media.
d) Kebudayaan: sistem komunikasi yang semakin canggih cenderung
menciptakan sebuah dunia media yang asing. Perkembangan kebudayaan
setempat diabaikan. Komunikasi yang sesuai dengan visi Kristiani akan
terjadi apabila kebudayaan rakyat diperkembangan.
e) Profetis: komunikasi profetis merangsang kesadaran kritis akan realitas
yang diciptakan oleh media dan menolong orang untuk membedakan
kebenaran dari kebohongan.
Perkembangan media pendidikan, kalau melihat lagi perkembangannya
pada awal mula media hanya dianggap sebagai salah satu alat bantu mengajar oleh
guru (teaching aids). Alat bantu yang dipakai dalam mengajar adalah alat bantu
visual, yaitu gambar, model, obyek, dan alat-alat lain yang dapat memberikan
sesuatu pengalaman yang konkrit, motivasi belajar serta mempertinggi daya serap
dan minat belajar setiap siswa. Namun sayang, karena terlalu memusatkan
perhatian pada alat bantu visual yang dipakainya orang kurang memperhatikan
aspek desain, pekembangan pembelajaran dalam sebuah produksi dan
evaluasinya.
Dengan
masuknya
pengaruh
teknologi
audio,
alat
visual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
mengkonkritkan
perkembangan
media
pendidikan
dilengkapi
dengan
digunakannya alat audio sehingga kita mengenal adanya alat audio visual atau
audio visual aids (AVA). Kata pembelajaran sengaja dipakai sebagai padanan dari
kata bahasa Inggris intruction. Kata intruction mempunyai pengertian yang lebih
kuas dari pada pengajaran. Jika kata pengajaran ada dalam konteks guru dan
murid di kelas dalam ruang formal, pembelajaran atau intruction mencakup pula
kegiataan belajar mengajar yang tak dihadiri guru secara fisik. Dalam intruction
yang ditekankan adalah sebuah proses belajar, maka usaha-usaha yang terencana
dalam memanipulasi sumber-sumber belajar agar terjadinya sebuah proses belajar
dalam diri siswa yang disebut pembelajaran.
2. Media Audio Visual
Media audio dan audio - visual merupakan bentuk media pembelajaran
yang murah dan terjangkau contoh saja seperti video atau musik. Menggunakan
media audio juga dapat membantu dan menyesuaikan tingkat kemampuan siswa.
Audio dapat menampilkan pesan yang memotivasi. Contoh media audio yang
dipakai yaitu tape atau radio, karena mudah dibawa kemana saja. Menurut Azhar
Arsyad dalam bukunya Media Pembelajaran (2011:149), selain dapat memotivasi
siswa, media audio memiliki beberapa manfaat, yaitu:
1) Mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa
yang telah didengar.
2) Mengatur
dan
mempersiapkan
mengungkapkan pendapat-pendapat.
diskusi
atau
debat
dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
3) Menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
4) Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat
kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu
masalah.
Media audio dapat digunakan dalam semua fase pembelajaran mulai dari
pengantar atau pembukaan ketika memperkenalkan topik bahasan sampai kepada
evaluasi hasil belajar siswa. Selain itu proses pembelajaran menggunakan media
audio visual dapat membantu siswa yang bekerja lamban, karena dapat memutar
kembali dan mengulangi bagian-bagian yang belum dikuasai. Siswa yang dapat
belajar dengan cepat bisa maju terus sesuai dengan tingkat kecepatan belajarnya.
3. Film
Film merupakan media yang sangat berkembang pesat kecanggihannya.
Perkembangan film dari zaman ke zaman memang sangat jauh perbedaannya.
Menurut Iswarahadi dalam buku Media dan Pewartaan Iman (2013:37) film
mendahului radio dan televisi sebagai satu sarana komunikasi untuk tujuan
hiburan di samping untuk menyebarluaskan ideologi. Para ahli mulai memusatkan
perhatian pada gambar bergerak setelah pada tahun 1824 Mark Roger
mengembangkan teorinya tentang persistence of vision. Jadi satu seri gambar mati
dalam pita film celluloid bila diproyeksikan pada 16-24 bingkai per detik akan
menciptakan ilusi tentang satu gerak gambar yang kontinyu. Pada tahun 1895
Louis dan August Lumiere mempersembahkan kepada publik film gerak pertama
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang dibayar di Grand Cafe Paris. Film memiliki narasi tetap seputar masalah
yang diangkat ke layar perak dan harus diselesaikan pada akhir film tersebut.
Selama menonton film bisa terjadi proses identifikasi psikologis. Oleh sebab itu
ada pengaruh positif dan negatif.
Film merupakan media yang amat besar kemampuannya dalam membantu
proses belajar mengajar. Sebagai suatu media, ada keunggulan-keunggulan film
menurut Sardiman Arif dalam buku yang berjudul Media Pendidikan (1989:7071), antara lain:
1) Film sangat bagus untuk menerangkan suatu proses. Gerakan-gerakan
lambat dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan
ilustrasi. Contohnya: Film merupakan media yang sangat membantu guru
untuk memberikan sebuah materi, bukan hanya menjelaskan secara teori
saja. Film sangat membantu anak-anak untuk fokus pada materi yang
diberikan dan dengan menggunakan media film proses pembelajaran
tidak terasa membosankan.
2) Film dapat memikat perhatian anak. Contohnya: Pada zaman sekarang
banyak anak yang kurang tertarik saat mengikuti proses pembelajaran di
dalam kelas. Media film sangat membantu untuk mengajak anak-anak
bisa fokus dalam proses pembelajaran, karena anak-anak akan lebih
tertarik dengan melihat gambar/film dibandingkan harus terus-menerus
mendengarkan guru berbicara. Film yang digunakan merupakan film
yang bersangkutan dengan materi pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
3) Film dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak. Contohnya:
Selain dapat membuat anak-anak fokus pada proses pembelajaran, film
juga mampu mengajak anak-anak untuk berpikir dan mengikuti alur dari
cerita film tersebut. Anak-anak mudah mengingat apa yang mereka lihat.
Jadi anak-anak akan berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Media film memiliki beberapa keunggulan, seperti dituliskan oleh Sadiman
Arif S (1989) dalam bukunya yang berjudul Media Pendidikan (Pengertian,
Pengembangan dan Pemanfaatan), yaitu:
1) Merupakan suatu denominator belajar yang umum. Baik anak yang
cerdas maupun yang lamban akan memperoleh sesuatu dari film yang
sama. Keterampilan membaca dan penguasaan bahasa yang kurang bisa
diatasi dengan menggunakan film.
2) Film sangat bagus untuk menerangkan sesuatu proses. Gerak-gerakan
lambat dan pengulangan-pengulangan akan memperjelas uraian dan
ilustrasi.
3) Film dapat menampilkan kembali masa lalu dan menyajikan kembali
kejadian-kejadian sejarah pada masa lampau.
4) Film dapat mengembara dengan lincah dari satu negara ke negara yang
lainnya, horizon menjadi amat lebar, dan dunia luar dapat dibawa masuk
kelas.
5) Film dapat juga menyajikan baik dari segi teori maupun segi praktik yang
bersifat umum ke khusus atau sebaliknya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
6) Film dapat menghadirkan seseorang ahli dan memperdengarkan suaranya
di dalam kelas.
7) Film dapat menggunakan teknik seperti warna gerak lambat animasi dan
sebagainya untuk menampilkan butir-butir tertentu.
8) Film juga dapat memikat perhatian anak.
9) Film lebih realistis dapat diulang-ulang, dihentikan dan sebagainya sesuai
dengan kebutuhan. Hal-hal yang abstrak dapat menjadi lebih jelas.
10) Film
bisa
mengatasi
keterbatasan
daya
indera
seperti
halnya
pengelihatan.
11) Film juga dapat merangsang atau memotivasi kegiatan anak-anak.
Selain adanya keunggulan media film, media film juga memiliki dampak
positif sebagai integral pembelajaran di dalam kelas. Menurut Azhar Arsyad
dalam bukunya Media Pendidikan (2011:21), dampak-dampak dari film yaitu
sebagai berikut:
1) Peyampaian pelajaran menjadi lebih baku.
Cara mengajar setiap guru memang berbeda-beda, namun dengan
penggunaan media para guru mampu memberikan informasi yang akan
diberikan kepada siswa lebih efisien.
2) Pembelajaran bisa lebih menarik.
Media dapat diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa
tetap memperhatikan. Isi cerita yang membuat para siswa menimbulkan
keingintahuan yang lebih mendalam.
3) Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan.
Peran guru sangat dibutuhkan untuk tetap melihat apakah media yang
digunakan sesuai atau tidak, media pembelajaran dapat didalami untuk
menambah pengetahuan para siswa yang lebih baik, spesifik dan jelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
4. Pengertian tentang Boneka
Daryanto (2013: 33) mengungkapkan bahwa boneka merupakan benda
tiruan dari bentuk manusia dan atau binatang. Boneka dimanfaatkan sebagai
media pembelajaran dengan cara dimainkan dalam sebuah pertunjukan.
Penggunaan boneka sebagai media pendidikan dapat dilihat di berbagai wilayah di
Indonesia. Di Jawa Barat, penggunaan boneka tongkat yang disebut “wayang
golek” digunakan untuk memainkan cerita-cerita Mahabarata dan Ramayana. Di
Jawa Timur dan Jawa Tengah digunakan dua boneka tongkat dalam dua dimensi
yang dibuat dari kayu yang disebut “wayang krucil” dan boneka bayang-bayang
yang disebut “wayang kulit.” Penggunaan media boneka sebagai media
pembelajaran dapat dibuat dengan menyesuaikan perkembangan zaman, tujuan
penggunaan dan keadaan sosio-kultural masing-masing.
Daryanto (2013: 33) mengklasifikasikan boneka menjadi lima jenis
sebagai berikut.
1) Boneka jari, dimainkan dengan jari tangan. Contoh: dengan
menggunakan jari tangan, pergerakan boneka jari lebih mudah
dimainkan dan mudah untuk digerakkan. Jadi hasilnya akan lebih baik
dan menarik untuk dilihat.
2) Boneka tangan, satu tangan memainkan satu boneka. Contoh: jika satu
tangan memainkan lebih dari satu boneka, hasil yang digerakkan tidak
akan baik. Sebaiknya satu tangan memainkan satu boneka saja, agar
lebih fokus pada satu boneka tangan saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
3) Boneka tongkat seperti wayang-wayangan. Contoh: wayang biasanya
dilengkapi oleh kayu untuk memainkan wayang tersebut. Biasanya
dimainkan oleh dalang dan wayang biasanya menceritakan sebuah
kisah kerajaan atau cerita rakyat.
4) Boneka tali (marionet): cara menggerakkan melalui tali yang
menghubungkan kepala, tangan, dan kaki. Contohnya: biasanya boneka
tali dimainkan oleh seseorang dari atas. Jadi para penonton biasanya
melihat boneka bergerak-gerak, karena orang yang memainkan boneka
tali harus berkonsentrasi menghubungkan kepala, tangan dan kaki agar
bisa seimbang pada saat dimainkan.
5) Boneka bayang-bayang (shadow puppet): dimainkan dengan cara
mempertontonkan
gerak
bayang-bayangnya.
Contohnya:
boneka
bayang-bayang ini sama dengan boneka wayang, karena boneka ini
memakai tongkat kayu untuk memainkannya. Dan boneka bayangbayang ini dimainkan di balik kain putih yang diberikan cahaya agar
terlihat bayang-bayang dari boneka tersebut.
Boneka tangan dipilih sebagai media pembelajaran karena dapat menarik
perhatian, minat siswa, dan stimulus yang baik dalam kegiatan pembelajaran.
Media boneka berfungsi membantu mempermudah pemahaman isi cerita dan
penokohan dalam dongeng. Film merupakan media komunikasi yang paling
efektif untuk mencapai tujuan proses pembelajaran di sekolah. Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
menggunakan media film proses pembelajaran akan semakin baik dan mengajak
anak-anak untuk tetap fokus dan konsentrasi dalam proses pembelajaran.
Kelebihan menggunakan boneka sebagai media pembelajaran menurut
Daryanto (2013: 33) adalah sebagai berikut.
1) Efisien terhadap waktu, tempat, biaya, dan persiapan.
2) Tidak memerlukan keterampilan yang rumit.
3) Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas anak dalam suasana
gembira.
Melalui penggunaan media film boneka dalam pembelajaran, isi cerita
yang ingin disampaikan oleh film tersebut dapat mudah dipahami oleh siswa.
Selain itu, siswa dapat tertarik melihat melalui media film boneka yang menarik
perhatiannya. Berdasarkan ulasan di atas, media yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah media film boneka. Media film boneka dipilih karena bersifat
komunikatif dan sesuai untuk memvisualkan tokoh dan penokohan dalam
dongeng.
Sudarmadji (2010: 21) mengungkapkan berdasarkan pemanfaatan alat
peraga, bercerita dapat dibedakan dengan alat peraga dan bercerita tanpa alat
peraga. Bercerita dengan alat peraga yaitu menggunakan boneka tangan, boneka
jari, flannel, wayang, dan lain-lain. Bercerita tanpa menggunakan alat peraga lebih
mengoptimalkan seluruh anggota tubuh, mimik muka, ekspresi, suara, dll.
Media boneka dapat membantu siswa mengenal segala aspek yang
berkaitan dengan benda dan memberikan pengalaman tentang tokoh dalam
dongeng. Isi cerita dan situasi yang diajarkan kepada anak lebih mudah dipahami
bila objek tersebut ada di hadapan mereka. Penggunaan media boneka menolong
anak untuk bernalar, berimajinasi dan membentuk konsep tentang sesuatu yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
berhubungan dengan objek. Menggunakan boneka tangan sebagai alat bantu akan
membuat suasana kelas lebih berkonsentrasi pada cerita yang disampaikan.
5. Film Boneka Santo-Santa Produksi SAV PUSKAT
Film Boneka Santo-Santa yang diproduksi oleh SAV PUSKAT ini dibuat
sekitar tahun 2005. Hal yang melatarbelakangi pembuatan Film Boneka SantoSanta ini adalah bahwa pentingnya peranan katekese pendidikan iman untuk anak
di zaman yang serba modern ini, dimana anak-anak lebih tertarik duduk manis di
depan televisi dibandingan mengikuti pelajaran agama. Hal inilah yang
menyebabkan banyak Sekolah Minggu yang sudah tidak aktif lagi karena anak
lebih memilih program-program televisi yang lebih menarik seperti halnya film
Upin dan Ipin atau film animasi lainnya. Gereja harusnya bisa bertindak untuk
menyediakan sarana-sarana yang menarik agar anak tertarik untuk datang
mengikuti sekolah minggu. Oleh sebab itu SAV PUSKAT membuat dan
menerbitkan Cerita Boneka Santo-Santa dengan media film supaya dijadikan
salah satu sarananya, dan tidak hanya untuk Sekolah Minggu saja, kemungkinan
juga bisa dipakai untuk pengajaran di sekolah dan di tengah keluarga.
Film Boneka Santo-Santa ini memiliki 5 seri, dimana setiap serinya terdiri
dari 2-3 judul cerita yang berbeda. Seri 1: Santa Elisabeth, Santa Maria Goretti,
Santo Vincentius de Paulo. Seri 2: Santa Bernadetta, Santa Maria Magdalena,
Santa Martinus. Seri 3: Uskup Romero, Santa Fransiskus Asisi. Seri 4: Santa
Angela, Pater Damian. Seri 5: Santa Antoine Daniel, Santa Rosa de Lima.
Produksi Film Boneka Santo-Santa ini memakan waktu yang cukup lama yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
hampir sekitar 2 tahun. Kendala terutama yang dialami dalam pembuatan film
boneka Santo-Santa ini adalah bagaimana membuat film ini lebih menarik
dibandingkan dengan cerita Santo-Santa dalam bentuk buku. Selain itu, Film
Boneka Santo-Santa yang diproduksi SAV PUSKAT merupakan salah satu film
boneka yang dapat membantu pengembangan iman anak. Dengan latar belakang
sederhana dan bentuk boneka yang sederhana pula, film boneka mampu
merangsang anak untuk berimajinasi.
Film boneka bukan film animasi, melainkan film yang menampilkan suatu
cerita dalam layar kaca dengan menggunakan sarana boneka. Dalam proses
pembuatannya tidak ada trik-trik kamera melainkan trik yang dirancang khusus
lewat seperangkat program animasi komputer. Proses pembuatan film boneka
sama persis dengan pagelaran wayang golek atau wayang kulit. Ketrampilan
tangan dan setting background menjadi hal yang paling penting diperhatikan.
Melalui cerita penonton berhadapan dengan suatu realita hidup yang dialaminya
sendiri, sehingga mampu membawa penonton pada suatu kesadaran diri yang
mendalam. Selain itu melalui media film, imajinasi anak-anak mampu menyusun
suatu hal seperti yang dikehendakinya. Dengan berbekal ingatan akan pengalaman
anak-anak siap membangun imajinasi dalam otaknya sampai mereka memiliki
sesuatu pemahaman, prinsip, dan nilai hidup yang sifatnya personal. Cerita yang
disampaikan melalui media audio visual jauh lebih menarik dan mendorong anakanak utuk memberikan perhatian yang lebih terhadap pristiwa, pesan dan nasihat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
B. Katekese Audio Visual
1. Pengertian Katekese Audio Visual
Jakob Papo dalam buku Memahami Katekese (1987: 11) menguraikan
beberapa pengertian katekese, yaitu :
1) Asal Kata
Kateketik berasal dari kata Yunani: Katechein. Bentukan dari kata Kat yang
berarti pergi atau meluas, dan dari kata Echo yang berarti menggemakan atau
menyuarakan ke luar. Kata ini mengandung dua pengertian. Pertama, katechein
berarti pewartaan yang sedang disampaikan atau ditawarkan. Kedua: katechein
berarti ajaran dari para pemimpin.
2) Pengertian
Istilah katechein yang digunakan oleh umum lama-kelamaan diambilalih
oleh orang Kristen menjadi istilah khusus dalam bidang pewartaan Gereja. Kata
katechein menjadi istilah teknik untuk pelbagai aspek ajaran Gereja kepada
manusia dalam hidup konkritnya. Sedangkan segala macam usaha penyampaian
ajaran, pendidikan agama atau ajaran Gereja disebut katekese.
Katekese mengalami perkembangan dari zaman ke zaman dan memiliki
kekhususan pada setiap zaman dan tempat tertentu. Pada zaman dan tempat
tertentu katekese dijelmakan dalam suatu pola atau rumusan yang merupakan
pemikiran dasar dan inti daya gerakan untuk segala kegiatan katekese pada zaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
dan tempat tertentu itu. Menurut Jakob Papo (1987:12) terdapat tiga pola
pemikiran katekese.
a)
Pola pemikiran katekese dalam Gereja purba: katekese ialah penyampaian
ajaran Yesus oleh umat bagi calon-calon permandian. Keseluruhan kegiatan
katekese terlibat dalam usaha ini. Maksudnya usaha ini adalah para caloncalon permandian mampu menyerap dan menerima ajaran-ajaran Yesus di
dalam hidup mereka.
b) Pola pemikiran katekese dalam Konsili Trente: Katekese ialah penyampaian
segala macam pengetahuan tentang ajaran Gereja yang sifatnya ilmiah dan
moralitas, penuh semangat kebaktian dan bersifat tertutup. Keseluruhan
warna kegiatan katekese dipengaruhi oleh pola pemikiran ini. Contohnya:
kegiataan katekese dapat berjalan dengan baik karena adanya pemikiran yang
bersifat ilmiah yang berati bahwa pemikiran yang logis, masuk akal dan
nyata. Selain itu adanya moralitas yang saling berhubungan dengan pemikiran
ilmiah karena moralitas ialah perbuataan yang benar. Jadi seseorang
melakukan perbuataan itu karena sudah tahu bahwa itu benar. Oleh karena itu
katekese model ini berjalan dengan baik dengan adanya pemikiran ini.
c)
Pola pemikiran katekese dalam Konsili Vatikan II: Katekese ialah usaha
pewartaan Sabda Allah untuk membina penghayatan iman perorangan dan
iman jemaat dalam kenyataan hidup sehari-hari. Contohnya: penghayatan
hidup seseorang dapat dilihat dari bagaimana iman mereka berkembang di
dalam kehidupan menggereja dan melihat keterlibatan mereka di dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
kehidupan sehari-hari, yaitu seperti mengikuti doa lingkungan dan kegiatankegiatan lainnya.
2. Isi katekese Audio Visual
Isi katekese tidak lain adalah Kristus dan ajaran-Nya. Katekese berpusat
pada pribadi Kristus. Pelaku katekese bukan menyampaikan ajarannya sendiri,
melainkan kebenaran dan ajaran Kristus. Berbicara mengenai Yesus Kristus tentu
tidak bisa dilepaskan dari pembahansan mengenai Allah Tritunggal. Misteri Allah
Tritunggal merupakan pusat iman dan hidup Kristiani. Pokok katekese yang
utama dan hakikinya yaitu untuk menggunakan ungkapan yang disukai oleh Santo
Paulus oleh teologi masakini. Misteri Kristus, katekese mencakup arti mengajak
sesama mendalami misteri dalam segala dimensinya untuk menunjukkan kepada
semua orang makna rencana yang terkandung dalam misteri dengan kata lain,
maksudnya ialah menampilkan dalam pribadi Kristus seluruh rencana kekal Allah,
yang mencapai kepenuhannya dalam pribadi itu.
a. Tujuan katekese
Tujuan utama katekese adalah membawa orang dalam kesatuan dengan
Yesus Kristus (CT 5). Melalui katekese orang diharapkan dapat mengembangkan
pengertian tentang misteri Kristus dalam terang sabda Allah. Menjadi pengikut
Kristus berarti menyatakan “Ya” kepada Kristus, setia mengikutinya, dan
mengandalkanNya dalam hidup sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Selain tujuan katekese juga memiliki tugas yaitu katekese merupakan
tindakan Gerejawi, menurut B.A. Rukiyanto dalam bukunya yang berjudul
Pewartaan Di Zaman Global (2012:63) tugas katekese adalah mendukung
pertumbuhan Gereja dengan:
1)
2)
3)
4)
5)
Mengembangkan pengetahuan iman.
Pendidikan liturgis.
Pembinaan moral.
Mengajar berdoa, di samping itu katekese juga.
Membawa orang masuk kedalam hidup jemaat (pendidikan hidup
berjemaat).
6) Perutusannya, termasuk menjalin relasi dengan Umat dari Gereja lain
(dimensi ekumenis) dan dialog dengan umat beragama lain.
Keenam tugas itu merupakan tugas yang penting dan saling berhubungan.
Karena tugas itu dapat dikategorikan menjadi dua hal pokok, yaitu hal-hal yang
berkaitan dengan Gereja dan hal-hal yang berhubungan dengan masyarakat. Tugas
pengembangan iman, pendidik liturgis, mengajar berdoa, dan pendidikan hidup
berjemaat merupakan tugas yang berkaitan dengan kegiatan hidup Gereja,
sedangkan tugas pembinaan moral dan perutusan menyangkut tugas umat di
dalam masyarakat.
b. Pengertian Audio Visual
Sesuai dengan namanya, media ini merupakan kombinasi audio dan visual
atau dapat disebut media pandang-dengar. Dewasa ini bahasa audio visual
sangatlah berguna. Bahasa audio visual bukan pertama-tama memberikan
kesempatan pada kita untuk menyampaikan kata-kata yang teliti, tetapi untuk
menyampaikan pengalaman secara menyeluruh. Audio visual tidak banyak
menyampaikan doktrin atau ide-ide, melainkan hanya ingin merangsang perasaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
seorang pribadi. Misalkan, suara yang disampaikan melalui mic dan amplifier
yang baik dapat mengungkapkan nafas dan isi hati pemilik suara. Sehingga ketika
penggunaan media atau audio visual dalam proses pembelajaran sudah tentu akan
semakin lengkap dan optimal penyajian bahan ajar kepada para siswa. Selain itu,
media ini dalam batas-batas tertentu dapat juga menggantikan peran dan tugas
guru. Dalam hal ini, guru tidak selalu berperan sebagai penyaji materi, tetapi
penyajian materi dapat digantikan oleh media. Peran guru dapat beralih menjadi
fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan bagi para siswa untuk belajar.
Salahudin Anas, dalam buku yang berjudul Penelitian Tindakan Kelas (2015:125)
contoh media audio visual di antaranya: program video/televisi, video/televisi
intruksional dan program slide suara. Beberapa fungsi media adalah sebagai
berikut:
1) Penggunaan media pembelajaran bukan merupakan fungsi tambahan,
melainkan memiliki fungsi tersendiri sebagai sarana bantu untuk
mewujudkan situasi belajar mengajar yang lebih efektif.
2) Media pembelajaran merupakan bagian integral dari keseluruhan proses
pembelajaran. Hal ini mengandung pengertian bahwa media pembelajaran
sebagai salah satu komponen lain untuk menciptakan situasi belajar yang
diharapkan.
Media pembelajaran dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan dan isi
pembelajaran. Fungsi ini mengandung makna bahwa penggunaan media dalam
pembelajaran harus selalu melibatkan pada tujuan dan bahan ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
c. Katekese Audio-Visual di Group Media
Audio visual merupakan perpanjangan elektronik seluruh pengalaman
seseorang. Katekese audio visual merupakan pesan sejauh pesan menyeluruh
pancaindera, perasaan, badan, dan gagasanku. Namun katekese audio visual lebih
dari pada hanya bahasa audio visual. Sehubungan hal itu menurut FX. Adisusanto
SJ dan Sr. Ernestine dalam bukunya yang berjudul Katekese Audio Visual
(1980:12-14) ada dua hal yang perlu diingat sebelum memasuki dunia katekese
audio visual, yaitu:
1) Iman.
a) Katekese audio visual berasal dari seseorang yang beriman, seorang
yang merasa terdorong untuk memaklumkan rahmat yang tersembunyi
dalam injil. Kalau orangnya tidak beriman, audio visual hanya sebagai
alat saja yang dipergunakan untuk membicarakan Kristus dengan tidak
menarik dan membosankan.
b) Libatkan diri anda dalam dunia audio visual. Pilihlah kaset atau
piringan hitam yang bermutu. Carilah pengalaman audio visual secara
mendalam dan intensif, karena kedalaman dan intensitasnya
membawa anda ke perasaan yang spirituil.
c) Berdoalah dengan media audio visual. Jangan ragu-ragu untuk berdoa
dengan sebuah gambar yang indah dan mempergunakan waktu cukup
lama untuk merenung dengan gambar-gambar yang indah.
d) Carilah gambar, suara atau lagu-lagu yang memupuk perasaan kagum,
damai dan keterbukaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
e) Komunikasi kelompok, hidup berkelompok membantu hubungan
semakin erat karena dengan adanya semangat keterbukaan dan sharing
antar anggota kelompok. Karena dalam sharing seseorang melihat dan
mendengar sesuatu intensitas yang besar.
2) Evaluasi kritis.
Bagi seseorang yang tidak dididik dalam bahasa audio visual, untuk
menguasai medium ini dituntut lebih dari pada suatu introduksi sederhana tentang
macam-macam unsur bahasa audio visual. Demikian juga untuk dapat mengenal
bahasa audio visual dengan baik, orang harus menceburkan diri ke dalamnya,
harus melibatkan diri dalam dunia audio visual dan sekaligus secara teratur
mengadakan refleksi, membandingkan dan memandang dunia audio visual dari
perspektif yang berbeda-beda.
Katekese audio visual dalam bentuk pewartaan iman merupakan salah satu
cara menggunakan media dalam berkatekese. Penggunaan film dan televisi untuk
pewartaan iman sudah direkomendasi oleh Gereja Katolik melalui dokumen
Aetatis Novae (1992). Melalui surat gembala pada hari komunikasi sosial sedunia,
setiap tahun kita diingatkan oleh Paus agar mempergunakan media komunikasi
untuk meningkatkan pewartaan iman. Menurut Iswarahadi dalam buku yang
berjudul Pewartaan Di Zaman Global (2012:63), katekese audio visual kegiatan
pewartaan iman yang dapat dilakukan dalam berbagai bentuk atau proses yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
1) Bentuk pertama ialah, katekese audio visual dalam pertemuan reguler
seminggu dalam kesempatan katekese.
2) Bentuk kedua ialah pertemuan periodik dalam kesempatan rekoleksi.
3) Bentuk ketiga adalah dalam bentuk retret audio visual.
4) Bentuk keempat adalah penayangan film di bioskop dan siaran
program religius lewat televisi bentuk ini dapat ditindak lanjuti dengan
perjumpaan antara pemirsa atau pendengar.
5) Bentuk kelima ialah pendalaman iman melalui khotbah audio visual di
Gereja.
Dalam era kemajuan teknologi dan cara pandang ini, katekese memerlukan
orang-orang yang kompeten secara akademis dan kreatif memikirkan pola-pola
pemikiran garda depan. Pemikiran yang mampu membawa katekese melakukan
bentuk-bentuk kombinasi, elaborasi, kolaborasi, modifikasi, dan diversifikasi
karya katekese dan di dalam bidang-bidang keilmuan dan juga seni.
Metode yang di pakai dalam katekese audio visual adalah group media.
Yang mendasari pemikiran group media ini adalah metode lama: melihat-menilaibertindak, yang diperkaya dengan bahasa audio visual dan teknik belajar
kelompok. Metode tersebut cukup memadai. Kekuatannya telah diakui. Penyajian
audio visual menyediakan cara baru dan menarik untuk melihat kenyataan dengan
hasil yang tidak hanya terdiri dari aspek intelektual, melaikan juga emosional.
Kelompok belajar cenderung mengarah pada kehidupan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
Selain tiga unsur tersebut (melihat-menilai-bertindak) di dalam pertemuan
kelompok itu akan dikembangkan filsafat tentang manusia yang sekaligus menjadi
guru dan murid terhadap manusia lain. Diskusi yang demokratis merupakan salah
satu cara untuk menanamkan dasar pemikiran tersebut ke dalam praktik. Selain itu
terdapat pula keinginan untuk mengubah hidup manusia khususnya yang
bersangkut-paut dengan sosial politik. Tujuannya adalah untuk membuat hidup
lebih manusiawi dan bermartabat.
Menurut Manuel Olivera, dalam bukunya yang berjudul Group Media
(1989: 13) terdapat beberapa keberatan yang mungkin timbul sehubungan dengan
sistem kelompok:
a. Sistem ini mengandaikan optimisme yang sangat besar dalam hal
kemampuan manusia.
b. Sistem ini menyaring pengetahuan kita tentang realitas melalui bahasa
media yang menarik.
c. Kehadiran seorang pengarah (monitor) dan pemilihan dokumen
menyebabkan pertemuan jatuh ke tangan diktator-diktator cerdik yang
dengan prosedur halus memaksakan cara mereka sendiri.
d. Seluruh sistem diskusi ini hanya berakhir pada konsep-konsep
intelektual tanpa pernah dilaksanakan.
Berbicara tentang Media Komunikasi Sosial dan kelompok, yaitu tentang
bidang yang oleh banyak orang disebut “group media”. Di antara semua Media
Komunikasi Sosial yang ada, terutama yang kecil menarik perhatian. Media kecil
itu mudah dibawa kemana-mana, terjangkau bagi keadaan ekonomi sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
masyarakat dan bahkan anak-anak pun dapat menggunakannya dengan baik. Sifat
kecilnya tidak mengurangi efisiensinya. Bahkan sekarang media kecil ini sudah
mencapai mutu yang dua puluh tahun lalu belum tentu dimiliki oleh media
profesional yang besar.
Pertemuan kelompok yang bersama-sama menyaksikan program kaset,
slide, foto, dan poster. Setelah itu bertukar pikiran. Beberapa metode dan langkahlangkah yang biasa disebut SOTARAE: Situasi, Objektif, Tema-tema, Analisis,
Rangkuman, Aksi, dan Evaluasi. Ada segi-segi yang menarik dari kelompokkelompok itu. Kami mengenal adanya ide team work yang menjadi nyata, yaitu
ketika ada perkampungan miskin yang harus dibersihkan atau ketika terjadi
bencana. Ada pula kelompok apresiasi psikologis di mana masing-masing anggota
memperhatikan kewajiban atau kemajuan-kemajuannya di dalam kelompok.
Perhatian kami tidak akan mengenai hal-hal itu, kecuali kalau ada hubungannya
dengan persoalan tentang “group media”. Kehidupan sekarang ini begitu ribut,
sehingga cenderung melumpuhkan kemampuan kreatif seseorang. Media besar
bisa membanjiri kita dengan pandangan-pandangan yang belum kita mengerti.
Akibat kita terlelap dalam kepasifan, fatalisme dan sikap tak kritis terhadap apa
yang disajikan kepada kita. Dalam pihak lain dalam suatu kelompok membuat kita
mampu
menampilkan
pandangan
kita
sendiri,
memperkaya
dan
membandingkannya dengan pandangan orang lain. Pertemua kelompok juga
mengajar kita untuk mengembangkan serangkaian kemampuan yang sebelumnya
tersembunyi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
d. Katekese Audio Visual di Sekolah (Pendidikan Agama Katolik)
Katekese merupakan salah satu bentuk pelayanan sabda dengan fungsi
khas pendidikan iman. Katekese dimengerti sebagai aktivitas gerejani yang
menghantarkan umat bersama-sama atau perorangan menuju kedewasaan iman
Dapiyanta (2008:3) mengatakan bahwa ada beberapa ciri-ciri mengenai
kedewasaan iman, yaitu:
1) Iman menjadi pusat hidup kepribadian seseorang, yaitu dalam keseluruhan
pribadi dan tingkah lakunya iman senantiasa menjadi referensi utama.
2) Iman berkembang dalam diri pribadi seseorang.
3) Iman yang tidak kekanak-kanakan (mendalam dan kritis), mampu
membedakan mana yang pokok dan tambahan, mana yang dapat berubah
dan mana yang tetap.
4) Iman yang dewasa ialah iman yang bermotivasi tinggi dan berani
berdialog dengan iman yang lain (sharing).
5) Iman yang dewasa ialah iman yang konsisten, tidak berubah-ubah.
Melihat ciri-ciri kedewasaan iman di atas, katekese merupakan salah satu
bentuk pelayanan sabda yang berupa komunikasi dan hal tersebut melihat dari
pertobatan dan refleksi seseorang atas hidupnya.
Pendidikan Agama Katolik di sekolah merupakan sarana atau pelaksanaan
pewartaan Kristus demi perubahan batin dan pembaharuan hidup secara langsung
(FX. Dapiyanta, 2008:4).
Pendidikan Agama Katolik merupakan salah satu
bentuk komunikasi iman yang meliputi unsur pengetahuan, saat proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
pembelajaran siswa juga diteguhkan dan penghayatan iman siswa diperkaya.
Peran seorang guru memang sangat mempegaruhi bagaimana siswa dapat
menghayati iman nya lebih dalam, harus ada pendampingan dan tuntunan agar
siswa benar-benar merefleksikan hidup dan imannya.
e. Kekuatan dan Keterbatasan Katekese Audio Visual
Audio dan visual memang memberi banyak kemudahan dalam
berkatekese, namun di sisi lain juga memiliki keterbatasan. Kemungkinankumungkinan tersebut perlu dipikirkan baik dalam segi kekuatan maupun
keterbatasannya. Hal ini dilakukan supaya tujuan katekese dapat tercapai dengan
baik.
1) Kekuatan Katekese Audio Visual
Melalui bahasa audio visual dapat dicapai komunikasi iman yang lebih
mendalam. Artinya katekese audio visual mampu mengungkapkan apa
yang tidak mampu diungkapkan dalam sebuah doktrin. Dengan kata lain
katekese audio visual mampu melampaui batas-batas ketidakmampuan
bahasa pengajaran. Melalui media ini pengalaman iman peserta dapat
digali secara bebas dan mendalam (Adisusanto, 2001:6).
2) Keterbatasan Katekese Audio Visual
Keterbatasan penggunaan media audio visual dalam katekese memerlukan
persiapan yang matang. Untuk dapat melaksanakan katekese audi visual
dibutuhkan persiapan baik dari segi materi maupun segi sarana. Oleh
karena itu, jika pendidik tidak mempersiapkan dengan baik kemungkinan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
adanya kekacauan dalam pelaksanaan pengajaran. Misalnya jika akan
menggunakan media film, perlu dipersiapkan tindakan antisipasi ketika
listrik padam. Pendidik harus memiliki tuntutan kreativitas agar
pelaksanaan katekese audio visual berjalan dengan baik. Pertama, tuntutan
kreativitas mengharuskan pendidik dalam katekese dapat mencari dan
menciptakan sarana dan suasana yang sesuai dengan tema yang akan
dibahas sekaligus peka terhadap situasi dan kondisi peserta katekese.
Kedua, penggunaan media audio visual juga menuntut partisipasi realitas
yang terjadi kadang justru sebaliknya, artinya keterlibatan kurang dan
bersifat individualis. Ketiga, penggunaan sarana media audio visual harus
efektif. Artinya, sarana tersebut harus sungguh-sungguh berguna dan tepat
dengan tujuan. Pendidik harus mampu melihat apakah sarana mempunyai
nilai guna dalam proses pembelajaran atau hanya sekedar untuk
memeriahkan proses pembelajaran (Adisusanto, 2001:6).
C. Sinopsis Film dan Kekuatannya
Film Boneka Santo-Santa yang pertama adalah menceritakan kisah “Santa
Bernadeta”. Pada Film tersebut diceritakan bahwa Santa Bernadetta adalah
seorang wanita dari keluarga yang miskin tetapi keluarga Bernadeta selalu rajin
berdoa. Maria Magdalena sejak kecil sakit-sakitan. Sepulang Bernadeta mencari
kayu, dia melihat penampakan Bunda Maria. Setiap hari Bernadeta selalu datang
ke goa itu selama delapan belas kali lamanya untuk berdoa. Orang-orang pun
awalnya menyebut bahwa Bernadeta adalah orang gila, tetapi lama kelamaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
mereka mengikuti kebiasaan Bernadeta untuk berdoa di depan goa. Walaupun
sudah dilarang, Bernadetta selalu datang ke goa bersama orang-orang untuk
berdoa, dan pada akhirnya di goa tersebut didirikan kapel. Kekuatan dari film ini
yang ingin diajarkan adalah bagaimana dengan hidup medoa selalu memberi jalan
untuk kebahagiaan kita, serta jika dengan berdoa semua keinginan dapat
terlaksanakan.
Kedua yang akan diceritakan adalah film tentang “Maria Magdalena”. Di
dalam film ini diceritakan Maria Magdalena atau yang sering disebut Maria dari
Magdala. Magdala adalah sebuah desa kecil di Israel. Maria Magdalena adalah
seorang perempuan yang pernah diselamatkan oleh Yesus ketika dia ingin
dihukum mati dengan cara dilempari batu. Sejak saat itu setelah
Maria
Magdalena diselamatkan. Dia bertobat dan meninggalkan hidupnya yang lama
dan memulai dengan hal baru dan menjadi wanita yang baik. Maria Magdalena
selalu mengikuti kemana pun Yesus pergi, bahkan saat penyaliban Yesus, Dia
selalu ada. Kekuatan yang ingin disampaikan oleh film tersebut adalah bagaimana
pertobatan dialami, dan kesetiaan terhadap Yesus, sehingga diharapkan ketika
setelah menonton film tersebut siswa-siswi diajak untuk menjadi orang yang baik
dan setia kepada Yesus. Alasan mengapa dua film tersebut dipilih sebagai bahan
pembelajaran, karena memang sangat cocok dibawakan saat proses pembelajaran,
dan dari segi ceritanya mudah dipahami, serta yang pasti masih ada sangkut
pautnya dengan materi pembelajaran mengenai kisah Santo-Santa pada hari itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
BAB III
PENELITIAN TENTANG MANFAAT FILM BONEKA SANTO-SANTA
PRODUKSI SAV PUSKAT DALAM PROSES KATEKESE DI SD SANTO
MIKAIL INDRAMAYU JAWA BARAT
A. Latar Belakang Sekolah
Yayasan Salib Suci adalah yayasan yang dimiliki oleh Keuskupan
Bandung, namun dijiwai oleh semangat Pastor-pastor OSC. Pada bab ini
penulisan akan memaparkan sejarah, visi dan misi serta metode penelitian yang
dilaksanakan di SD Santo Mikail Indramayu, Jawa Barat.
1. Sejarah Singkat Yayasan Salib Suci
Yayasan Salib Suci adalah yayasan yang dimiliki oleh Keuskupan
Bandung, bukan milik OSC. Memang pada zaman dulu yang mendirikan Yayasan
Salib Suci adalah pastor-pastor OSC, maka sampai sekarang pun ada ikatan batin
yang kuat antara OSC dan Yayasan Salib Suci.
Yayasan Salib Suci didirikan demi membantu dan menunjang karya
keuskupan, secara khusus dalam bidang karya sosial. Pada awal mulanya Yayasan
Salib Suci menangani beberapa karya, misalnya karya kesehatan (rumah sakit),
yatim piatu, pendidikan dan sebagainya. Jadi bukan hanya dalam pendidikan saja.
Dalam perkembangan sejarah selanjutnya mulailah didirikan yayasan-yayasan
baru untuk menangani bidang-bidang tertentu, sehingga akhirnya Yayasan Salib
Suci secara khusus menangani bidang pendidikan. Yayasan Salib Suci mulai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
membidangi karya pendidikan pada tahun 1930, sehingga Yayasan Salib Suci
berkecimpung dalam bidang pendidikan selama 67 tahun.
2. Visi Keuskupan dalam Bidang Pendidikan
Tujuan karya di bidang pendidikan adalah membantu orang-orang yang
lemah agar mendapatkan pendidikan yang layak. Untuk itulah sekolah-sekolah
Yayasan Salib Suci hadir di mana-mana. Dengan kata lain, yayasan akan hadir di
mana Gereja dan masyarakat membutuhkannya. Visi keselamatan ini perlu
dihayati oleh seluruh
para pendidik, bahwa karya keselamatan itu harus
disampaikan dan diwartakan kepada orang-orang
lemah, serta orang yang
menderita dan sengsara, orang-orang kecil yang tidak pernah diperhitungkan.
3. Visi dan Misi Yayasan Salib Suci
a. Visi
Visi Yayasan Salib Suci adalah Pengembangan insan pembelajar yang
cerdas dan berbudi pekerti luhur melalui profesionalitas pelayanan pendidikan.
b.
Misi
1) Menyelenggarakan pendidikan yang berkesinambungan dari jenjang
pendidikan persekolahan, dasar dan menengah.
2) Mengembangkan pendidikan berdasarkan nilai-nilai kristiani dan nilai-nilai
kemanusiaan universal.
3) Mengembangkan potensi insan pembelajar melalui pembelajaran yang
inovatif dan kontekstual.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
4) Membantu
insan
pembelajar
menjadi
pribadi
yang
utuh
yang
memperjuangkan dan mengembangkan martabat manusia.
4. Latar Belakang SD Santo Mikail Indramayu
SD Santo Mikail masih satu lingkungan dengan TK dan SMP Santo
Mikail. Sekolah ini berdiri pada tanggal 29 Desember 1985 yang terletak di Jalan
Ahmad Yani No.241/D Kel. Lemah Mekar Indramayu. Fasilitas sekolah cukup
memadai di mana setiap ruang kelas diatur secara baik dan cukup teratur. Adanya
ruangan khusus seperti aula dan lapangan (sepak bola, volly, basket, badminton)
untuk menunjang kegiatan di luar pelajaran (ekstra-kurikuler). Ruangan terdiri
atas: ruangan guru (Kepala Sekolah, TU, Guru), ruangan kelas terdiri dari 6
ruangan kelas. Halamannya cukup luas dan sering digunakan sebagai tempat
upacara dan beberapa kegiatan belajar mengajar dengan leluasa. Dari segi guru
dan peserta didik tidak hanya berasal dari kota yang sama dan tidak semua orangorang Katolik saja, tetapi beraneka ragam suku, agama dan budaya. Begitu juga
dengan latar belakang keluarga yang kelas ekonominya berbeda-beda tetapi semua
disamaratakan. Situasi sekolah yang heterogen ini sekaligus memberikan nilainilai sosial
yang tinggi dengan tidak menghilangkan kekhasannya sebagai
sekolah Katolik. Salah satu yang paling menonjol yang dilakukan oleh pihak
sekolah adalah ketika masa prapaskah. Semua siswa dan guru tanpa terkecuali
diminta untuk memberikan uang sumbangan sukarela. Penanganannya dikoordinir
langsung oleh wali kelas masing-masing. Sumbangan ini melatih siswa untuk
semakin berbagi dan menolong orang yang sedang mengalami kesulitan. Juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
sebagai wujud/tindakan konkrit dari para siswa sendiri dan sekolah khususnya
dalam membangun dan meningkatkan rasa solidaritas dengan sesama.
5. Kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler
Kegiatan
ko-kurikuler
yaitu
kegiatan
yang
menunjang
proses
pembelajaran di sekolah khususnya dalam pengembangan iman para siswa.
Kegiatan ko-kurikuler yang dilaksanakan di sekolah ini yaitu para siswa
diwajibkan berdoa bersama sebelum pelajaran dan sesudah pelajaran. Jika dalam
masa prapaska siswa dan guru yang beragama katolik juga diajak untuk mengikuti
Jalan Salib setiap hari Jumat di gereja.
Pelaksanaan kegiatan rohani ini dimaksudkan untuk mengembangkan dan
menumbuhkan iman siswa sejak dini. Selain itu juga untuk menambah atau
melengkapi mata pelajaran Agama Katolik sehingga semakin mampu dihayati dan
dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Dari segi kegiatan ekstrakurikuler pelaksanaan kegiatan ini tidak langsung
berkaitan dengan proses pembelajaran tetapi berhubungan dengan kegiatan yang
menunjang minat dan bakat/keterampilan para siswa. Kegiatan-kegiatan
ekstrakurikuler yang disediakan oleh pihak sekolah juga bermacam-macam, mulai
dari musik, paduan suara (koor), olahraga (basket, volly, sepakbola, badminton),
pramuka dan semuanya ditunjang dengan fasilitas-fasilitas yang pastinya
mendukung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
6. Visi dan Misi Santo Mikail
a. Visi
Insan Pembelajar yang cerdas dan berbudi pekerti.
b. Misi
1) Mengembangkan pendidikan yang visioner berdasarkan nilai-nilai
kristiani dan nilai-nilai kemanusiaan universal.
2) Membentuk
pribadui
yang
utuh
yang
memperjuangkan
dan
mengembangkan martabat manusia.
7. Nilai-nilai yang diperjuangkan dalam bidang pendidikan Yayasan Salib
Suci
a. Perilaku
1) C1: Compassion
Aksi karena belas kasih (untuk memperdulikan sesama dan lingkungan).
2) C2: Character
Kepribadian: sifat yang terbentuk, cara berpikir, bertindak, berkata-kata dan
merasakan sampai pada kebiasaan.
b. Kecakapan
3)
C3: Consciousness
Kesadaran dan pemahaman akan apa yang terjadi di sekitar dirinya (dengan
mendengarkan suara hati).
4)
C4: Competence
Kecakapan: kemampuan untuk melakukan dan memutuskan sesuatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
B. Metodologi Penelitian
1. Latar Belakang Penelitian
Media merupakan salah satu sarana pembelajaran yang dipakai untuk
memperoleh hasil pembelajaran yang lebih efektif dan lebih menarik. Guru
menggunakan media pembelajaran agar materi yang diberikan lebih mudah
dimengerti dan tercapainya tujuan pembelajaran. Tetapi di SD Santo Mikail
Indramayu, masih banyak guru yang tidak menggunakan media audio visual
dalam proses pembelajaran, khususnya dalam pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik. Guru hampir tidak pernah menggunakan media pembelajaran audio
visual, guru hanya menggunakan media murah, seperti papan tulis. Proses
pembelajaran seperti itu membuat para peserta didik merasa membosankan dan
monoton. Guru seharusnya lebih kreatif untuk mengembangkan proses
pembelajaran di dalam kelas, agar apa yang menjadi tujuannya dapat terlaksana
dan dapat diterima dengan baik oleh para peserta didik.
Media pembelajaran dapat meningkatkan minat belajar para peserta didik,
karena
dengan
menggunakan
media
proses
pembelajaran
tidak
akan
membosankan. Di dalam sekolah banyak berbagai macam peserta didik yang
berbeda-beda, ada peserta didik aktif di dalam kelas dan ada juga peserta didik
yang kurang aktif di dalam kelas. Oleh karena itu peran seorang guru sangatlah
dibutuhkan untuk meningkatkan minat peserta didik. Salah satu cara
meningkatkan
minat peserta didik adalah dengan mengubah pola sistem
pembelajaran yang monoton dan membosankan. Menggunakan media, khususnya
media audio visual dalam proses pembelajaran, akan membuat lebih menarik dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
tidak membosankan, karena media membuat siswa semakin berimajinasi dan lebih
mudah untuk mengingat pesannya.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana manfaat media
film dalam proses katekese di SD Santo Mikail Indramayu, Jawa Barat.
2. Rumusan Masalah
Bertolak dari latar belakang di atas, penulis mencoba merumuskan
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana manfaat media Film Boneka Santo-Santa dalam proses
pembelajaran di sekolah?
b. Bagaimana minat anak-anak usia sekolah dasar dalam proses katekese di
sekolah?
c. Bagaimana proses katekese di sekolah ketika menggunakan media Film
Boneka Santo-Santa ?
3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari pelaksanaan penelitian ini antara lain:
a. Mengetahui bagaimana manfaat media Film Boneka Santo-Santa dalam
proses pembelajaran di sekolah.
b. Mengetahui sejauh mana minat anak-anak usia sekolah dasar terhadap
proses katekese dengan menggunakan metode Film Boneka Santo-Santa.
c. Mengetahui situasi dan proses katekese di dalam sekolah ketika
menggunakan media Film Boneka Santo-Santa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
4. Manfaat Penelitian
a. Membantu mengetahui manfaat dari media Film Boneka Santo-Santa
terhadap proses Katekese dalam pembelajaran.
b. Membantu mengetahui minat anak-anak usia sekolah dasar dalam
pembelajaran agama menggunakan media Film Boneka Santo-Santa.
c. Membantu anak-anak agar lebih mudah memahami pelajaran dengan
menggunakan media film, dibandingkan dengan metode ceramah.
5. Jenis Penelitian
Penulis menggunakan penelitian jenis kualitatif untuk menentukan cara
mencari, mengumpulkan, mengelola dan menganalisis data tentang manfaat media
Film Santo-Santa terhadap proses katekese di dalam kelas. Moleong (2011:5)
dalam buku Metode Penelitian Kualitatif mengatakan penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menggunakan pendekatan naturalistik untuk mencari dan
menemukan pengertian atau pemahaman tentang fenomena dalam suatu latar yang
berkonteks khusus. Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang memanfaatkan
wawancara terbuka untuk menelaah dan memahami sikap, pandangan, perasaan,
dan prilaku individu atau sekelompok orang. Penelitian kualitatif menggunakan
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yangg terjadi dan dilakukan
dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada. Tujuan yang hendak dicapai
penulis melalui penelitian ini adalah hendak memperoleh gambaran tentang
manfaat media Film Boneka Santo-Santo dalam proses katekese di sekolah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
6. Responden Penelitian
Responden adalah seluruh siswa-siswi kelas VI (enam) SD Santo Mikail
Indramayu yang berjumlah 20 siswa dan satu orang guru yang mengampu
pelajaran agama Katolik di sekolah.
7. Metode Penelitian
Metode yang digunakan penulis adalah metode deskriptif analitik sebagai
salah satu cara yang sistematis dan terorganisir untuk memperoleh data-data dan
informasi berdasarkan tujuan penelitian, yakni menekankan pentingnya hasil
pengamatan, dokumentasi, dan analisis catatan lapangan. Peneliti melakukan
analisis data untuk memperbanyak informasi dan menemukan hasil, atas dasar
data yang sebenarnya. Pemaparan data tersebut pada umumnya adalah menjawab
pertanyaan dalam rumusan masalah yang ditetapkan.
8. Subyek Penelitian
Penulis menentukan subyek dengan cara purposive sampling (pemilihan
sample yang dipilih oleh peneliti atau responden tertentu) yang didasarkan pada
tujuan penelitian. Pertimbangan penulis dalam menentukan sample dalam
penelitian ini adalah bahan responden yaitu siswa-siswi SD Santo Mikail
Indramayu, khususnya untuk kelas IV, V, VI, dan peneliti ingin mengetahui
apakah menggunakan media Film Santo-Santa dalam proses katekese di sekolah
memiliki manfaat bagi siswa-siswi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
9. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat:
Penulis melaksanakan penelitian di SD Santo Mikail Indramayu, yang
beralamatkan Jalan. Ahmad Yani No. 241/D Kel. Lemah Mekar
b. Waktu:
Penelitian ini dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 2 Maret 2017.
10. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer yang merupakan
sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang asli. Ada 3 teknik
pengumpulan data dalam metode ini yaitu praktik dan kuisioner. Penulis
mengumpulkan data dengan menggunakan cara:
a. Penulis mengajar secara langsung di dalam kelas dengan menggunakan
media Film Boneka Santo-Santa khususnya cerita Santa Bernadeta
serta Santa Maria Magdalena dan melihat proses katekese yang terjadi
di dalamnya, lalu mencatat hal-hal apa saja yang terjadi didalam kelas.
b.
Penulis membagikan kuisioner kepada siswa-siswi. Kuisioner ini
membantu untuk mengetahui manfaat media Film Santo-Santa
terhadap proses katekese.
c. Penulis juga mendapatkan data dari hasil wawancara bersama guru
agama sebagai responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
11. Kisi-kisi Instrumen
Penulis menyusun kisi-kisi untuk mengukur sejauh mana manfaat media
Film Boneka Santo-Santa dalam proses katekese didalam kelas. Penulis
mengelompokkan variabel yang tercakup dalam kisi-kisi tersebut:
Tabel 1. Kisi-kisi Penelitian
No
Variabel
No Item
Nomor Butir
Jumlah
Butir
1
Media Film
K. Terbuka
1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
10
2
Katekese
K. Terbuka
11,12,13,14,15,16,17,18,1
10
9,20
Tabel 2. Skor Alternatif Jawaban Variabel
Alternatif Jawaban
Skor
Setuju
4
Netral
3
Ragu-ragu
2
Tidak Setuju
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Tabel 3. Kuisioner Penelitian Manfaat Film Boneka Santo-Santa Produksi
SAV Puskat dalam Proses Katekese di SD Santo Mikail
Indramayu Jawa Barat
Variabel
Aspek
Indikator
No
Butir
Variabel 1
Manfaat
Film
Santo-Santa
Manfaat
Film
membantu
Boneka 1. Membantu
dapat
proses
siswa-siswi
1,2,3
lebih mudah memahami
materi pembelajaran.
pembelajaran.
2. Meningkatkan
kualitas
pembelajaran
4,5,6
dengan
menggunakan media film.
7,8
3. Membantu
siswa-siswi
untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
4. Melalui
9,10
film
Santo-Santa
membuat
lebih
boneka
dapat
siswa-siswi
terlibat
dalam
proses pembelajaran.
Variabel 2
Proses
Katekese
Pembelajaran menggunakan 1. Film Boneka Santo-Santa 11,12,
Film Boneka Santo-Santa
dapat
menumbuhkan
membantu proses katekese
iman siswa-siswi
13
di dalam kelas.
2. Film Boneka Santo-Santa
membantu
siswa-siswi
melakukan
proses
katekese di dalam kelas.
3. Proses katekese di dalam
14,15,
16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
kelas
membuat
siswa
menghayati iman dalam
hidup.
17,18,
19,20
Tabel 4. Variabel Penelitian Melalui Wawancara
No
Pertanyaan Wawancara
1
Bagaimana cara membuat siswa-siswi tertarik dengan pelajaran
Pendidikan Agama Katolik ?
2
Kesulitan apa saja yang dialami ketika sedang mengajar ?
3
Kesulitan apa saja yang dialami menjadi seorang guru agama ?
4
Apakah penggunaan media (film, gambar, dll) sangat penting dalam
proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik ?
5
Apakah ada keinginan ketika mengajar Pendidikan Agama Katolik
menggunakan sebuah media ?
Instrumen penelitian dalam penelitian ini mendapatkan persetujuan dari
dosen pembimbing untuk disebarkan kepada para responden di SD Santo Mikail
Indramayu, Jawa Barat. (Rencana Pengajaran dan Kuesioner maupun proses
pembelajaran dapat dilihat pada halaman lampiran 3,7,9,13).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Setelah mengadakan penelitian dengan kuesioner dan wawancara. Penulis
memaparkan data hasil penelitian yang diperoleh dari pengumpulan keusioner
yang disebarkan pada siswa-siswi kelas VI SD Santo Mikail Indramayu. Data
disajikan menurut masing-masing variabel, sedangkan wawancara ditujukan
kepada guru agama di SD Santo Mikail Indramayu, Jawa Barat.
A. Hasil Penelitian Kuesioner
1) Manfaat Film
Penggunaan media film dalam proses pembelajaran memiliki banyak
manfaat. Selain membantu meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas,
media film juga mampu meningkatkan motivasi para siswa agar semakin fokus
mengikuti pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Katolik (katekese).
Tabel 5.
Manfaat Film
(N=20)
No item
Pernyataan
Jumlah
Saya merasa tertarik karena dengan menggunakan
1
%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Film dalam proses pembelajaran membuat saya
lebih mudah memahami isi materi.
11
55
6
30
c. Ragu-ragu
2
10
d. Tidak Setuju
1
5
a. Setuju
9
45
b. Netral
8
40
3
15
0
0
a. Setuju
8
40
b. Netral
9
45
3
15
a. Setuju
b. Netral
Saya senang proses pembelajaran menggunakan
2
film, karena lebih mudah mengingat materi
pelajaran.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Media Film Boneka Santo-Santa membuat materi
3
pembelajaran semakin mudah diingat dan di
mengerti.
c. Ragu-ragu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
d. Tidak Setuju
0
0
a. Setuju
9
45
b. Netral
10
50
1
5
0
0
a. Setuju
9
45
b. Netral
8
40
3
15
0
0
10
50
6
30
Proses Pendidikan Agama Katolik (katekese) di
4
sekolah dengan menggunakan media film
membuat materi lebih jelas.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Film Boneka Santo-Santa membuat materi yang
5
diberikan semakin lebih jelas dan mudah
dipahami.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Saya selalu fokus dan memperhatikan ketika
6
mengikuti proses pembelajaran di sekolah.
a. Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
b. Netral
4
20
0
0
a. Setuju
12
60
b. Netral
6
30
0
0
2
10
a. Setuju
12
60
b. Netral
6
30
2
10
0
0
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Penggunaan media film di dalam proses
7
pembelajaran membuat saya lebih mudah
mencapai tujuan pembelajaran.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Proses Pelajaran Agama Katolik (katekese)
8
menggunakan Film Boneka Santo-Santa membuat
saya lebih mengetahui sejarah Santo-Santa.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Saya memiliki minat belajar yang tinggi ketika
9
proses katekese menggunakan Film Boneka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Santo-Santa.
a. Setuju
4
20
12
60
2
10
2
10
a. Setuju
7
35
b. Netral
11
55
1
5
1
5
b. Netral
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Saya merasa tidak bosan dan selalu melibatkan
diri ketika proses Pendidikan Agama Katolik
10
(katekese) di sekolah sedang berlangsung.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Pada tabel 4 dipaparkan tanggapan responden mengenai manfaat film
dalam proses Pendidikan Agama Katolik (katekese). Terhadap pernyataan bahwa
menggunakan media film dalam proses pembelajaran membuat siswa lebih mudah
isi materi, responden menanggapi setuju 11 orang (55%), netral 6 orang (30%),
sedangkan ragu-ragu 2 orang (10%) dan tidak setuju 1 orang (5%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Selain itu juga menggunakan media film dalam proses pembelajaran
membuat siswa semakin mudah mengingat materi, responden memilih setuju 9
orang (45%), netral 8 orang (40%) sedangkan ragu-ragu 3 orang (15%).
Menggunakan media dalam proses pembelajaran membuat siswa semakin
mudah mengerti dan mengingat materi, khususnya ketika menggunakan media
film santo-santa, responden memilih setuju 8 orang (40%) sedangkan netral 9
orang (45%) dan ragu-ragu 3 orang (15%).
Materi pembelajaran semakin jelas ketika menggunakan media film,
responden memilih setuju 9 orang (45%), netral 10 orang (50%) sedangkan raguragu 1 orang (5%).
Responden memilih setuju 9 orang (45%), sedangkan netral 8 orang (40%)
dan ragu-ragu 3 orang (15%), dengan menggunakan media film santo-santa
membuat proses pembelajaran semakin lebih jelas dan mudah dipahami.
Siswa selalu fokus ketika mengikuti proses pembelajaran di sekolah,
responden memilih setuju 10 orang (50%), sedangkan netral 6 orang (30%) dan
ragu-ragu 4 orang (20%).
Penggunaan media film dalam proses pembelajaran membuat siswa
semakin mencapai tujuan pembelajaran, responden memilih setuju 12 orang
(60%), sedangkan netral 6 orang (30%) dan yang tidak setuju 2 orang (10%).
Proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik atau katekese di sekolah
dengan menggunakan media film santo-santa membuat siswa semakin mengetahui
sejarah Santo-Santa, responden memilih setuju sebanyak 12 orang (60%),
sedangkan netral 6 orang (30%) dan ragu-ragu hanya 2 orang (10%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
Jumlah responden yang memilih memiliki minat belajar tinggi ketika
proses katekese di sekolah menggunakan film boneka Santo-Santa, ada 4 orang
(20%) mengatakan setuju, 12 orang (60 %) memilih netral, dan ragu-ragu ada 2
orang (10%) begitu juga dengan tidak setuju ada 2 orang (10%).
Siswa merasa tidak bosan dan selalu melibatkan diri ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung, jumlah responden memilih setuju 7 orang
(35%), sedangkan netral sebanyak 11 orang (55%), sedangkan responden memilih
ragu-ragu ada 1 orang (5%) dan begitu juga tidak setuju hanya 1 orang (5%).
2) Proses Katekese
Tabel 6.
Proses Katekese di sekolah
(N=20)
No
Pernyataan
Jumlah
%
a. Setuju
14
70
b. Netral
6
30
0
0
Materi yang diberikan menggunakan media Film
11
Boneka Santo-Santa dapat membantu menumbuhkan
iman saya.
c. Ragu-ragu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
d. Tidak Setuju
0
0
9
45
8
40
c. Ragu-ragu
2
10
d. Tidak Setuju
1
5
a. Setuju
11
55
b. Netral
6
30
c. Ragu-ragu
2
10
1
5
9
45
Iman saya semakin dikuatkan setelah melihat Film
12
Boneka Santo-Santa.
a. Setuju
b. Netral
13
Pendidikan Agama Katolik (katekese) melalui Film
Boneka Santo-Santa memberikan semangat untuk
mengembangkan iman saya.
d. Tidak Setuju
Film Boneka Santo-Santa dalam proses Pendidikan
14
Agama Katolik (katekese) memotivasi saya untuk
lebih giat dalam belajar.
a. Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
b. Netral
8
40
3
15
0
0
a. Setuju
11
55
b. Netral
6
30
1
5
2
10
a. Setuju
7
35
b. Netral
10
60
c. Ragu-ragu
2
10
1
5
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Melalui Film Boneka Santo-Santa saya merasa
15
termotivasi untuk lebih aktif mengikuti pelajaran di
dalam kelas.
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
16
Film Boneka Santo-Santa memberi semangat kepada
saya untuk lebih terlibat membantu teman yang
kesulitan saat belajar.
d. Tidak Setuju
17
Film yang ditayangkan oleh guru membuat saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
semakin memiliki iman dalam hidup untuk
membantu sesama.
a. Setuju
10
50
b. Netral
8
40
c. Ragu-ragu
1
5
1
5
a. Setuju
11
55
b. Netral
7
35
c. Ragu-ragu
1
5
1
5
a. Setuju
11
55
b. Netral
5
25
c. Ragu-ragu
3
15
d. Tidak Setuju
18
Proses Pendidikan Agama Katolik (katekese) dengan
menggunakan Film Boneka Santo-Santa membuat
saya semakin menghayati hidup orang beriman.
d. Tidak Setuju
19
Proses Pendidikan Agama Katolik (katekese)
menggunakan Film Boneka Santo-Santa membuat
saya lebih mencintai Tuhan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
d. Tidak Setuju
20
1
5
9
45
8
40
1
5
2
10
Film Boneka Santo-Santa membuat saya semakin
bangga menjadi orang Kristiani.
a. Setuju
b. Netral
c. Ragu-ragu
d. Tidak Setuju
Pada tabel 6 hendak dipaparkan katekese di sekolah terhadap proses
pembelajaran Pendidikan Agama Katolik (PAK). Jumlah responden yang
mengatakan bahwa materi yang diberikan menggunakan media Film Boneka
Santo- Santa dapat membantu menumbuhkan iman siswa sebanyak 14 orang
(70%) memilih setuju dan memilih netral 6 orang (30%).
Jumlah responden memilih setuju sebanyak 9 orang (45%), sedangkan
netral ada 8 orang (40%), sedangkan ragu-ragu 2 orang (10%) dan tidak setuju
hanya 1 orang (5%) mengatakan iman saya semakin dikuatkan setelah melihat
Film Boneka Santo-Santa.
Proses pembelajaran PAK dan katekese di sekolah melalui Film Boneka
Santo-Santa memberikan semangat untuk mengembangkan iman siswa, responden
memilih setuju sebanyak 11 orang (55%), memilih netral 6 orang (30%),
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sedangkan yang memilih ragu-ragu ada 2 orang (10%) dan tidak setuju hanya 1
orang (5%).
Film Boneka Santo-Santa membuat siswa semakin termotivasi untuk lebih
giat dalam belajar, responden memilih setuju 9 orang (45%), memilih netral
sebanyak 8 orang (40%) dan ragu-ragu hanya 3 orang (15%).
Selain termotivasi dalam belajar, melalui Film Boneka Santo-Santa siswa
termotivasi untuk lebih aktif mengikuti pelajaran di dalam kelas. Jumlah
responden memilih setuju sebanyak 11 orang (55%), memilih netral sebanyak 6
orang (30%) sedangkan ragu-ragu hanya 1 orang (5%) dan tidak setuju ada 2
orang (10%).
Jumlah responden memilih bahwa Film Boneka Santo-Santa memberikan
semangat untuk lebih terlibat membantu teman yang kesulitan saat belajar
sebanyak 7 orang (35%) memilih setuju, memilih netral sebanyak 10 orang
(50%), sedangkan memilih ragu-ragu ada 2 orang (10%) dan memilih tidak setuju
hanya ada 1 orang (5%).
Media film yang ditayangkan oleh guru dalam proses pembelajaran PAK
(katekese) di sekolah membuat siswa semakin memiliki iman dalam hidup untuk
membantu sesama, responden memilih setuju sebanyak 10 orang (50%), netral
sebanyak 8 orang (40%) sedangkan ragu-ragu ada 1 orang (5%) dan memilih tidak
setuju juga ada 1 orang (5%).
Proses Pendidikan Agama Katolik (katekese) dengan menggunakan Film
Boneka Santo-Santa membuat siswa semakin menghayati hidup sebagai orang
beriman, responden memilih setuju sebanyak 11 orang (55%), memilih netral
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
sebanyak 7 orang (35%), seangkan ragu-ragu hanya 1 orang (5%) dan begitu juga
yang memilih tidak setuju hanya 1 orang (5%).
Setelah menonton Film Boneka Santo-Santa di dalam proses pembelajaran
PAK (katekese) membuat siswa semakin lebih mencintai Tuhan, jumlah
responden memilih setuju sebanyak 11 orang (55%), memilih netral sebanyak 5
orang (25%) sedangkan memilih ragu-ragu sebanyak 3 orang (15%) dan yang
memilih tidak setuju hanya 1 orang (5%).
Jumlah responden yang memilih bahwa film boneka Santo-santa membuat
siswa semakin bangga menjadi orang Kristiani ada 9 orang (45%) menjawab
setuju, memilih netral ada 8 orang (40%) sedangkan ragu-ragu hanya ada 1 orang
(5%) dan jumlah responden yang memilih tidak setuju ada 2 orang (10%).
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Pembahasan hasil penelitian dengan kuesioner
Berdasarkan hasil penelitian melalui kuesioner yang telah dibagikan
kepada responden, maka akan dibahas menurut variabel yang terungkap sesuai
dengan data yang diperoleh, serta dengan pemahaman penulis sendiri. Setelah
mengolah data penelitian ini, penulis juga menyampaikan pembahasan hasil
penelitian. Adapun pembahasan tersebut adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
a. Manfaat Film dalam proses pembelajaran
Sebagian peserta yang menggunakan Film Boneka Santo-Santa dalam
proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik atau katekese di SD Santo Mikail
Indramayu mengatakan bahwa dengan menggunakan media film dalan proses
pembelajaran membuat responden lebih mudah memahami isi materi yang
diberikan
(55%), selain itu menggunakan media film membuat responden
semakin mudah mengingat materi (45%), tidak hanya itu media film juga
membuat materi pembelajaran semakin mudah dan di ingat dan di mengerti
(45%). Pembelajaran menggunakan media film dalam Pendidikan Agama Katolik
(Katekese) ini juga dapat membuat materi lebih jelas (50%), selain itu
menggunakan Film Boneka Santo-Santa membuat materi semakin jelas dan
mudah di pahami oleh responden (45%). Rata-rata responden lebih fokus untuk
mengikuti proses pembelajaran di sekolah (50%), sehingga menggunakan media
film dapat mempermudah responden mencapai tujuan pembelajaran (60%).
Dengan menggunakan Film Boneka Santo-Santa membuat responden lebih
mengetahui sejarah dari Santo-Santa (60%). Responden memiliki minat belajar
ketika proses katekese menggunakan Film Boneka Santo-Santa (60%), responden
merasa tidak bosan dan selalu melibatkan diri ketika proses pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik (Katekese) di sekolah (55%).
Data di atas menunjukkan bahwa manfaat film membawa pengaruh positif
dalam pembelajaran. Banyak responden yang lebih menyukai pembelajaran
menggunakan media film karena menurut responden lebih menyenangkan dan
tidak membosankan. Penggunaan media film juga sangat membantu responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
untuk menambah minat belajar, selain itu juga peranan dari seorang guru juga
sangat dibutuhkan untuk membantu untuk menumbuhkan minat dari responden,
sehingga proses pembelajaran di sekolah berjalan dengan lancar.
b. Proses Pendidikan Agama Katolik atau Katekese di Sekolah
Penggunaan media Film Boneka Santo-Santa juga ikut mempengaruhi
proses katekese pada saat sedang berlangsungnya pelajaran, karena ketika
pelajaran
menggunakan
Film
Boneka
Santo-Santa
dapat
membantu
menumbuhkan iman responden (70%). Tidak hanya itu iman responden juga
merasa semakin dikuatkan setelah melihat Film Boneka Santo-Santa (45%).
Responden juga merasa bahwa proses Pendidikan Agama Katolik (katekese)
melalui Film Boneka Santo-Santa memberikan semangat untuk mengembangkan
iman mereka (55%). Selain itu Film Boneka Santo-Santa dalam proses Pendidikan
Agama Katolik (katekese) memotivasi responden untuk semakin giat dalam
belajar (45%). Melalui Film Boneka Santo-Santa juga responden merasa semakin
termotivasi untuk lebih aktif lagi dalam mengikuti pelajaran di dalam kelas (55%).
Film Boneka Santo-Santa juga memberi pengaruh para responden untuk
menambah semangat mereka dalam membantu teman-temannya yang kesulitan
dalam pelajaran (50%). Responden merasa bahwa Film Boneka Santo-Santa
membawa pengaruh untuk semakin memiliki iman dalam hidup untuk membantu
sesama (50%). Selain itu juga Film Boneka Santo-Santa yang ditayangkan
membuat responden semakin menghayati lagi hidup orang beriman (55%).
Pendidikan Agama Katolik melalui Film Boneka Santo-Santa membuat responden
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
merasa semakin mencintai Tuhan (55%). Selain itu juga Film Boneka Santo-Santa
membuat responden lebih semakin bangga menjadi orang Kristiani (45%).
2. Pembahasan hasil penelitian melalui wawancara
Dari hasil wawancara seseorang guru agama dapat disampaikan bahwa
cara membuat siswa tertarik dengan pelajaran agama ialah dengan menggunakan
lelucon-lelucon di saat proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik atau
katekese di sekolah atau juga dengan lelucon di sela-sela proses pembelajaran dan
bisa juga menggunakan cara bermain sambil belajar agar para siswa tidak terlalu
tegang atau takut saat proses pembelajaran sedang berlangsung, sehingga cara
tersebut bisa membuat anak merasa tertarik untuk mengikuti proses pembe
lajaran. Kesulitan-kesulitan yang dialami ketika proses pembelajaran sedang
berlangsung yaitu banyaknya siswa-siswi yang kurang memperhatikan, para siswa
lebih asik mengobrol dengan teman-teman sebangkunya selain itu juga siswa
kurang serius dalam mengikuti proses pembelajaran di dalam kelas, seringkali
juga siswa membuat alasan pergi ke toilet untuk menghindari pertayaan yang akan
diberikan. Jadi cara mengatasi kesulitan tersebut dengan memberikan perhatian
lebih dan proses pembelajaran yang tidak terlalu serius namun mudah dipahami
oleh para siswa-siswi di dalam kelas.
Guru merupakan pekerjaan yang mulia. Jadi menjadi seorang guru itu
tidak memiliki kesulitan yang berat, baik itu guru agama maupun guru mata
pelajaran yang lainnya. Semua yang dialami di dalam proses pembelajaran itu
adalah tantangan bagaimana kita menjadi seorang pendidik yang mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
memberikan yang terbaik dan menjadi teladan bagi para siswa-siswi. Jika ingin
para siswa-siswi menjadi seseorang yang baik dan berhasil, peran seorang guru
menjadi salah satu yang harus ditonjolkan untuk membuat para siswa-siswi
menjadi lebih baik.
Penggunaan media (film, gambar, murah, dll) dalam proses pembelajaran
Pendidikan Agama Katolik atau katekese di sekolah menurut guru sangat
berpengaruh karena membantu menambah minat siswa-siswi untuk mengikuti
proses pembelajaran. Yang paling penting yaitu tidak membuat anak-anak merasa
bosan ketika sedang mengikuti proses belajar Pendidikan Agama Katolik atau
katekese di sekolah.
Proses pembelajaran itu berhasil ketika guru mampu menyampaikan
materi kepada para siswa sesuai tujuan pembelajaran. Tetapi keinginan
menggunakan media film dan media lainnya itu pasti ada, hanya saja perlu ke
kreativitaskanan untuk hal itu. Selain itu juga harus mencari media yang sesuai
dengan materi yang akan diberikan kepada para siswa-siswi agar tujuan
pembelajaranya juga tercapai. Penulis secara pribadi sangat ingin menggunakan
atau memanfaatkan media-media dalam proses pembelajaran PAK atau katekese
di sekolah, tetapi kendala yang dihadapi adalah masih kurangnya bahan dan
kreativitas yang dimiliki.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
C. Kesimpulan Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian laporan dan hasil pembahasan mengenai manfaat
film boneka Santo-Santa produksi SAV puskat dalam proses katekese di SD Santo
Mikail Indramayu Jawa Barat, penulis menyampaikan kesimpulan sekaligus
menjawab apa yang menjadi tujuan penelitian yang dilaksanakan penulis.
Dari hasil penelitian dapat disampaikan bahwa Film Boneka Santo-Santa
memiliki manfaat dalam proses katekese di sekolah. Manfaat film dalam proses
katekese di sekolah yaitu membuat para siswa-siswi semakin lebih mengerti,
fokus dan semakin menumbuhkan iman. Sarana adalah segala sesuatu yang
mendukung secara langsung terhadap kelancaran proses pembelajaran (Wina
Sanjaya, 2006:55) media film merupakan salah satu media yang memiliki manfaat
untuk meningkatkan proses pembelajaran di dalam kelas. Sesuai hasil kuesioner
dan data yang diterima minat dan keterlibatan siswa menjadi meningkat ketika
proses pembelajaran menggunakan Film Boneka Santo-Santa. Selain itu juga
dengan menggunakan media Film Boneka Santo-Santa, siswa-siswi diajak lebih
menghayati lagi hidup orang beriman, sehingga dalam keadaan apa pun mereka
tidak pernah lupa akan keterlibatan Tuhan dalam hidup mereka. Dengan demikian
peran dari Film Boneka Santo-Santa memang berpengaruh terhadap diri siswasiswi itu sendiri.
Dalam wawancara dengan guru PAK, penulis mendapatkan beberapa
kendala menjadi seorang guru PAK dan bagaimana cara untuk mengatasinya,
diantaranya: kesulitan untuk mengatur siswa-siswi saat pelajaran sedang
berlangsung memang sering terjadi, penyebabnya adalah karena mereka lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
asyik mengobrol dengan teman sebangku atau di sekitarnya. Selain itu juga tidak
sedikit siswa-siswi yang kurang memperhatikan pelajaran, karena bagi mereka
Pendidikan Agama Katolik adalah pelajaran yang membosankan. Oleh karena itu
guru PAK dituntut untuk lebih kreatif lagi dalam menyajikan materi, agar siswasiswi tidak merasa cepat bosan dalam mengikuti pelajaran. Salah satu contohnya
bisa dengan menggunakan media film, karena dengan menggunakan media film,
siswa-siswi lebih tertarik untuk mengikut pelajaran, dan dengan menggunakan
media film siswa-siswa juga lebih mudah menangkap apa yang akan disampaikan
oleh film tersebut.
D. Refleksi Kateketis
Pendidikan Agama Katolik ataupun katekese di sekolah merupakan salah
satu cara meningkatkan iman para siswa. Salah satu media yang dapat digunakan
dalam proses katekese di sekolah yaitu dengan menggunakan media film. Oleh
karena itu dapat dijelaskan bahwa media adalah bagian yang tidak terpisahkan
dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan materi yang diberikan.
Penulis melihat bahwa SD Santo Mikail Indramayu membutuhkan proses
pembelajaran dengan menggunakan media, khususnya Film Boneka Santo-Santa
agar para siswa menjadi lebih paham dan mengerti tentang Santo-Santa. Bukan
hanya Film Boneka Santo-Santa saja tetapi media lainnya juga dapat digunakan
dalam proses pembelajaran. Melihat keadaan konkrit ketika berada di sekolah,
penulis juga mengharapkan keterampilan dari para guru khususnya guru
Pendidikan Agama Katolik untuk lebih memahami media pembelajaran yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
sesuai dengan para siswa dan sesuai dengan isi materi dan tujuan pembelajaran
yang akan diberikan. Pihak sekolah juga perlu mendukung hal-hal yang
menyangkut mengenai proses pembelajaran di sekolah agar para guru mampu
menggunakan media dengan baik dan membuat proses pembelajaran semakin
lebih efektif dan menemukan tujuan pembelajaran yang ingin disampaikan kepada
para siswa.
Sebagai calon guru ataupun calon katekis, penulis juga mengharapkan agar
penulis mampu memanfaatkan dan menggunakan media film dalam proses
pelayanan di sekolah dan di paroki maupun di lingkungan. Dengan demikian
penggunaan media film di sekolah maupun paroki tidak lagi asing bagi siswasiswi di sekolah maupun umat di paroki dan diharapkan membawa pengaruh
positif untuk semua. Bacaan Markus 10:19-22 mengingatkan penulis untuk
menjadi sosok guru atau pun katekis yang selalu berbagi dan tanpa imbalan apa
pun, sehingga buah dari segala hal kebaikan akan mendapatkan hasil yang baik
juga.
10:19 Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan
membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi
dusta, jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayahmu dan
ibumu! "10:20 Lalu kata orang itu kepada-Nya: "Guru, semuanya itu telah
kuturuti sejak masa mudaku." 10:21 Tetapi Yesus memandang dia dan
menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya: "Hanya satu lagi
kekuranganmu: pergilah, juallah apa yang kaumiliki dan berikanlah itu
kepada orang-orang miskin, maka engkau akan beroleh harta di sorga,
kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku. " 10:22 Mendengar perkataan
itu ia menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.
Seorang guru maupun katekis haruslah memiliki sikap yang selalu berbagi
terhadap sesama, apalagi seorang guru bisa dijadikan sebagai contoh untuk murid-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
muridnya di sekolah. Menjadi seorang guru dan katekis yang baik dan senantiasa
berbagi pastilah banyak didambakan baik oleh para siswa-siswi maupun umat
sekitar. Oleh sebab itu penulis akan berusaha menjadi sosok guru dan katekis yang
baik, terbuka, saling berbagi kebaikan, sehingga siswa-siswi dan umat merasa
bahwa mereka diperhatikan.
E. Pedoman Pembelajaran Menggunakan Film
Langkah 1: Memastikan bahwa situasi dalam kelas benar-benar siap untuk
memulai pelajaran dengan menggunakan film. Sebelum memulai pelajaran
terlebih dulu dibuka dengan doa, agar semua dapat berjalan lancar dan siswa-siswi
dapat memahami apa yang ingin disampaikan dari film tersebut.
Langkah 2: Sebelum memilih film yang ingin digunakan dalam proses
pembelajaran, ada baiknya dipahami terlebih dahulu isi film yang ingin diputar
agar kita dapat mengulang penjelasan cerita dengan baik.
Langkah 3: Persiapkan terlebih dahulu apa yang ingin disampaikan dari
awal sampai akhir.
Langkah 4: Ketika film sudah selesai ditayangkan, cobalah bertanya
kepada siswa-siswi untuk menceritakan kembali apa yang sudah mereka saksikan
dengan maksud agar siswa-siswi memperluas pikiran dan menambah wawasan.
Langkah 5: Merangkum apa yang sudah dikatakan oleh para siswa-siswi,
sambil diperjelas lagi jawaban dari setiap siswa-siswi. Lalu lakukan evaluasi
secara keseluruhan dari awal memulai pelajaran hingga akhir pelajaran, agar
proses pembelajaran berikutnya bisa lebih baik lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
BAB V
PENUTUP
Pada bagian ini penulis akan memberikan kesimpulan dan saran dari
penulisan skripsi ini dari awal sampai akhir, yang berkaitan dengan “Manfaat
Film Boneka Santo-Santa Produksi SAV Puskat dalam Proses Katekese di SD
Santo Mikail Indramayu Jawa Barat”.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis lakukan dengan melihat
Film Boneka Santo-Santa dan membagikan kuesioner kepada 20 orang responden
yang merupakan siswa-siswi SD Santo Mikail, maka dari data tersebut dapat
diambil beberapa kesimpulan, yaitu:
1.
Adanya manfaat dalam proses pembelajaran di dalam kelas ketika
menggunakan media film Boneka Santo-Santa, yaitu para siswa semakin
memahami dan mengetahui sosok Santo-Santa.
2.
Proses Katekese di sekolah lebih memotivasi para siswa untuk lebih
mengetahui bagaimana kehidupan Santo-Santa.
3.
Proses katekese dengan menggunakan Film Boneka Santo-Santa membuat
iman anak semakin bertambah.
Penggunaan media dalam proses pembelajaran memang sangat dibutuhkan
dalam proses pembelajaran khususnya Pendidikan Agama Katolik, karena dengan
menggunakan media proses pembelajaran semakin lebih efektif dan lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
mempermudah siswa untuk semakin memahami dan mengerti materi yang
diberikan oleh guru. Media yang digunakan bukan hanya media film, melainkan
media gambar dan media murah. Sebab penggunaan media dalam proses
pembelajaran sangat membantu para siswa untuk semakin mencapai tujuan
pembelajaran. Peran orangtua merupakan salah satu pengembangan minat belajar
siswa, karena proses pembelajaran bukan saja dilakukan di sekolah. Ketika siswa
berada di rumah, peran orangtua sangat dibutuhkan untuk mendampingi dan
mengawasi siswa untuk belajar. Peran orang tua bukan hanya mengembangkan
dan meningkatkan minat siswa saja, tetapi juga untuk mengembangkan iman
kristiani. Contohnya seprti membacakan dan merenungkan kitab suci, karena
kasih orangtua terhadap anaknya menjadi gambaran kasih Allah sendiri. Masih
banyak orangtua berpikir bahwa pendidikan iman anak itu adalah tugas dan
tanggung jawab guru agama, orangtua kurang menyadari bahwa dalam
mengembangkan iman, orangtua merupakan lahan pertama dan utama bagi
pertumbuhan iman anak. Iman pertama jika ditanamkan, dihidupi dan dipelihara
serta berkembang di dalam keluarga itu sendiri.
Pendidikan Agama Katolik ataupun proses katekese di sekolah merupakan
upaya Gereja untuk meningkatkan iman siswa. Melihat hasil penelitian yang ada,
maka seorang guru harus memiliki kreativitas untuk meningkatkan proses
pembelajaran yang semakin efektif, karena seorang guru menjadi salah satu yang
dapat membantu meningkatkan perkembangan iman anak. Untuk meningkatkan
minat dan iman siswa, guru harus mencari media yang sesuai dengan materi yang
akan diberikan dalam proses pembelajaran. Dengan menggunakan media yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
cocok dengan materi, siswa akan semakin mudah menerima materi yang diberikan
oleh guru dan mencapai pada tujuan pembelajaran.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan yang diberikan di atas, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran sebagai berikut:
1.
Bagi pihak Sekolah
Melihat proses pembelajaran yang ada, sekolah perlu meningkatkan dan
memfasilitasi sarana-sarana yang ada di dalam kelas. Dengan adanya sarana yang
dapat membantu proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik, maka akan
sangat mempengaruhi hasil belajar anak di dalam kelas, khususnya sarana untuk
menggunakan media film. Sebagaimana yang sudah penulis laksanakan dalam
proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah dengan menggunakan
media film sangat berpengaruh dari segi minat dan antusias para siswa-siswi. Oleh
sebab itu penggunaan media film dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama
Katolik di sekolah sangat dibutuhkan.
2.
Bagi pihak Guru
Melihat hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Pendidikan Agama
Katolik, masih kurangnya keterlibatan untuk mencari film-film yang sesuai
dengan materi yang akan diberikan. Jadi pihak sekolah maupun guru harus
memiliki
keterampilan
dan
kreativitas
untuk
mengembangkan
proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
pembelajaran di dalam kelas sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa
di sekolah. Salah satu metode yang memungkinkan adalah dengan cara
penggunaan media film dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Katolik.
Penggunaan media film sangat berpengaruh pada minat siswa-siswi dalam proses
pembelajaran, dan cara tersebut juga sangat mudah diterapkan ataupun
dikembangkan oleh para guru.
3.
Bagi Penulis
Menjadi calon seorang guru maupun katekis yang telah dilihat dari hasil
penelitian yang ada, maka penulis merasa bahwa penggunaan media dalam sebuah
proses pembelajaran sangat dibutuhkan karena sangat membantu meningkatkan
dan memotivasi siswa untuk lebih giat dalam mengikuti proses pembelajaran di
kelas. Tidak hanya itu saja, penggunaan media dalam proses pembelajaran juga
dapat menambah antusiasme siswa-siswi dalam mengikuti proses pembelajaran.
Bagi penulis sendiri penggunaan media film dalam proses pembelajaran
khususnya Pendidikan Agama Katolik sangatlah berpengaruh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
DAFTAR PUSTAKA
Adisusanto, F.X. & Sr. Ernestine (1980). Katekese Audio Visual.
Pradnyawidya.
Yogyakarta:
Azhar Arsyad. (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Daryanto. (2013). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Dapiyanta, FX. (2008). Evaluasi Pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di
Sekolah. Buku Ajar Prodi Pendikan Agama Katolik (PAK) Universitas
Sanata Dharma. Yogyakarta.
Iswarahadi, Y.I S.J.
Kanisius.
(2003).
Beriman
Dengan
Bermedia.
Yogyakarta:
__________. (2013). Media dan Pewartaan Iman. Yogyakarta: Kanisius.
Meleong, Lexy M.A. (20111). Metodelogi Penelitian Kualitatif.
Penerbit Tarsito.
Nasution Zulkarimein.
CV.Rajawali.
(1978).
Media
Dalam
Pembelajaran.
Bandung:
Jakarta:
Olivera Manuel. (1978). Group Media. Yogyakarta: Penerbit Kanisus
Papo, Yakob. (1987). Memahami Katekese. Flores: Nusa Indah.
Sadiman Arif S. (1989). Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan
Pemanfaatan). Jakarta: Rajawali.
dan
Salahudin Anas. (2015). Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV. Pustaka
Setia.
Sudarmadji, dkk. (2010). Teknik Bercerita. Yogyakarta: Kurnia Kalam
Semesta.
Winkel W.S. (2012). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi.
Wina Sanjaya (2006). Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Yohanes XXIII. (1995). Katekismus Gereja Katolik (R. Hardawiryana,
penerjemah). Ende: Percetakan Arnoldus.
Yohanes Paulus II. (1992). Catechesi Tradendae. (R. Hardawirjana, Penerjemah).
Jakarta: Dokpen KWI (Dokumen asli diterbitkan tahun 1979).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran1: Surat Izin Penelitian
(1)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 2: Surat Keterangan Penelitian dari Sekolah
(2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Indentitas
Sekolah
: SD Santo Mikail
Mata Pelajaran
: Pendidikan Agama Katolik
Kelas/Semester
: VI/II
Alokasi Waktu
: 2 X 35 Menit ( 1x Pertemuan )
Tanggal & Waktu
: Kamis, 2 Maret 2017 & 10.00-11.10
B. Standar Kompetensi
Memahami dan mengenal lebih dalam Film Boneka Santo-Santa
Produksi SAV PUSKAT seri 2 yang berjudul tentang “Santa Bernadetta”
dan “Santa Maria Magdalena”.
C. Kompetensi Dasar
Siswa memahami dan mengenal Santo-Santa supaya lebih menghayati
hidup para Santo-Santa di dalam kehidupan sehari-hari.
D. Tujuan Pembelajaran
1.
Setelah proses pembelajaran peserta didik dapat mengetahui nama
Santo-Santa.
2.
Setelah proses pembelajaran peserta didik dapat menyebutkan nama
Santo-Santa.
3.
Setelah proses pembelajaran peserta didik dapat menghayati hidup
para Santo-Santa dalam kehidupan sehari-hari.
(3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Materi Pelajaran : “Film Boneka Santo-Santa” produksi SAV PUSKAT
seri 2 dengan judul “Santa Bernadetta” dan “Santa Maria Magdalena”.
F. Metode
Menonton Film “Boneka Santo-Santa” produksi SAV PUSKAT seri
1.
2 dengan judul “Santa Bernadetta” dan “Santa Maria Magdalena”
2.
Pembahasan dan penjelasan bersama.
3.
Mengisi koesioner.
G. Langkah-langkah Kegiataan Pembelajaran
KEGIATAAN PEMBELAJARAN
Alokasi Waktu
Pendahuluan
Keterangan
Pertemuan dibuka dengan doa“
Pertemuan dimulai dengan
5 menit
Ya Bapa, terimakasih
atas
penjelasan kegiataan yang
berkatmu, sebentar lagi kami
akan
akan memulai pelajaran ini,
dilaksanakan
oleh
Guru.
berkatilah kami agar kami
dapat
dengan
mengikuti
baik,
pelajaran
dan
dapat
berguna bagi masa depan kami,
amin”. Setelah berdoa guru
menjelaskan bahwa kegiatan
yang
dilaksanakan
adalah
menonton Film Boneka SantoSanta serta mengisi Kuesioner.
Kegitaan Inti
a. Eksplorasi
35 menit
1. Guru mengajak siswa
untuk
menyebutkan
nama Santo-Santa.
(4)
Guru
mengajak
siswa
menyebutkan nama SantoSanta yang mereka ketahui dan
yang pernah mereka dengar
dengan memberi pertanyaan
yang mencirikan Santo-Santa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
seperti halnya.
Setelah menyebutkan beberapa
nama
Santo-Santa
guru
mengajak
siswa
untuk
menyaksikan film Boneka
Santo-Santa produksi
SAV
PUSKAT seri ke-2 yang
berjudul “Santa Bernadetta”
dan “Santa Maria Magdalena”.
2. Guru mengajak siswa
menonton film “Boneka
Santo-Santa
produksi
SAV PUSKAT seri ke2.
b. Elaborasi
1. Guru mengajak siswa
10 menit
untuk merenungkan dan
merefleksikan
diri
setelah
film
melihat
”Boneka Santo-Santa”
2. Guru mengajak siswa
untuk
Setelah
diajak
untuk
merenungkan, siswa diajak
untuk menceritakan apa yang
sudah
di
refleksikannya,
apakah mereka ingin menjadi
seperti Santo-Santa yang selalu
percaya dan taat dengan ajaran
Tuhan.
mensahringkan
hasil refleksi.
c. Konfirmasi
1. Guru
rangkuman
memberikan
15 menit
kepada
siswa tentang materi inti
pada
Guru mengajak siswa untuk
merenungkan
dan
merefleksikan
kehidupan
Santo-Santa
yang
sudah
mereka lihat, apakah mereka
bisa menjadikan dirinya seperti
santo-santa yang sabar dan
teladan, serta berguna bagi
orang lain.
proses
pembelajaran hari ini.
(5)
Guru memberikan rangkuman
tentang materi inti tentang
pembelajaran, bahwa dengan
menggunakan media film
diharapkan siswa lebih fokus
dan lebih bisa menangkap
pelajaran yang diberikan, serta
lebih mudah untuk dipahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Guru mengajak siswa
untuk
mengisi
koesioner
proses
dibandingkan
dengan
menggunakan teori saja.
mengenai
Setelah
memberikan
rangkuman guru membagikan
kuesioner
tentang
proses
pembelajaran dan manfaat
menggunakan media Film
Boneka Santo-Santa yang
sudah
disiapkan
dengan
dibantu oleh salah satu siswa,
dan memberi sedikit penjelasan
cara-cara
untuk
mengisi
kuesioner, lalu membiarkan
siswa mengisi kuesioner dan
guru tetap mengawasi.
pembelajaran
dan
menggunakan
manfaat
Film
Boneka Santo-Santa.
Penutup
1. Guru mengajak siswa untuk
5 menit
hening dan ditutup dengan
berdoa
Setelah
kuesioner
selesai
dikumpulkan, guru mengajak
siswa untuk hening dan
menutup dengan doa “selamat
siang ya Bapa, terimakasih atas
berkatmu kami telah selsai
mengikuti pelajaran dengan
baik. Semoga pelajaran yang
kami dapatkan tadi dapat
berguna bagi hidup dan masa
depan kami, amin”. Setelah
berdoa selesai guru berpamitan
kepada siswa.
H. Sumber Bahan dan Sarana
Film Boneka Santo-Santa Produksi SAV Puskat.
Sarana : LCD, Laptop dan Kuisioner
(6)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4: Proses Pembelajaran dan Katekese
LAPORAN PROSES PEMBELAJARAN DAN KATEKESE DI SD SANTO MIKAIL INDRAMAYU
NO.
WAKTU
PELAKSANAAN
Kamis, 2 Maret
2017
JUDUL
PERTEMUAN
10.00-10.10
Pembukaan
dan
10.10-10.15
Perkenalan
1.
10.15-10.20
Proses
Pembelajaran
2.
10.20-11.20
3.
Agar
siswaDoa pembuka
siswi
lebih
mengenal
dan
tidak
merasa
Perkenalan
canggung.
Agar para siswa
mengetahui
lebih
dalam
mengenai SantoSanta.
Peserta
11.20- 11.25
dapat
Guru mengajak menggali
siswa
pengalaman
merefleksikan.
iman
hidup.
11.25- 11.35
Mensharingkan
URAIAN
MATERI
TUJUAN
dalam
METODE
SUMBER
BAHAN
SARANA
 Tanya
jawab
 Sharing
 Informasi

Penjelasan
Materi
 Ceramah
Pembelajaran.
 Informasi
 Menonton
Film Boneka
Santo-Santa.
 Penjelasan
 Informasi
mengenai Film
Boneka santoSanta

Siswa
mensharingkan
hasil refleksi
mereka.
(7)
 Film Boneka
 Laptop
 LCD
 Speaker
Santo-Santa
produksi
SAV Puskat

Film
Boneka
Santo-Santa
produksi
 Sharing
SAV Puskat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
hasil refleksi
4.
11.35-11.40
Rangkuman
Peserta
dapat
proses
semakin
pembelajaran
diteguhkan

Rangkuman
dan
kesimpulam
 Informasi
 Tanya
jawab

Boneka
dan
Santo-Santa
memahami
produksi
materi
SAV Puskat
proses
pembelajaran.
5
11.40-11.55
Mengisi
Melihat manfaat
Kuesioner
Film
 Informasi
 Tanya
jawab
Boneka
Santo-Santa
produksi
Puskat
SAV
dalam
proses
pembelajaran.
6
11.55- 12.00
Penutup
Film
Mengakhiri
Doa Penutup
Proses
Pembelajaran.
(8)
 Informasi
 Lembar
Kuesio
ner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5: Laporan Proses Pelaksanaan dan Katekese
Pelaksanaan proses pembelajaran di SD Santo Mikail Indramayu
dilaksanakan hanya sekali pertemuan dengan menayangkan Film Boneka
Santo Santa Produksi SAV PUSKAT seri 2 yang menceritakan “Santa
Bernadetta” dan “Santa Maria Magdalena”. Laporan pelaksanaan ini
membahas hasil proses pertemuan, suasana yang terjadi di dalam kelas, dan
keterlibatan siswa-siswi saat proses pembelajaran terjadi.
Proses pembelajaran yang menggunakan media Film Boneka
Santo-Santa Produksi SAV PUSKAT di SD Santo Mikail Indramayu
dilaksanakan pada hari Kamis, 2 Maret 2017. Proses pembelajaran
berlangsung selama 2 X 35 menit, yakni dimulai dari jam 10.00 WIB 11.10 WIB.
Pertemuan proses pembelajaran berjalan dengan lancar, karena
sudah ada pengalaman mengajar yang didapat waktu praktik di lapangan
sehingga lebih bisa membawa diri sebagai seorang guru. Siswa-siswi pun
menyambut kehadiran peneliti untuk mengisi proses pembelajaran dengan
senang sehingga proses pertemuan berjalan dengan lancar dan tidak ada
kendala yang menyulitkan.
Proses pembelajaran yang peneliti ampu berlangsung dengan
menggunakan media Film Boneka Santo-Santo produksi SAV PUSKAT
(9)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dalam seri 2 dengan judul “Santa Bernadetta” dan “Santa Maria
Magdalena”. Sebelum proses belajar dimulai, peneliti mempimpin doa
terlebih dahulu. Setelah selesai wali kelas memperkenalkan peneliti kepada
siswa-siswi dan maksud kedatangan peneliti di SD Santo Mikail Indramayu
khususnya kelas VI. Setelah, itu peneliti membuka pelajaran dengan
mengabsen siswa-siswi terlebih dahulu agar peneliti dapat menghafal dan
mengenal siswa-siswi. Selanjutnya setelah mengabsen, peneliti menjelaskan
kegiatan yang akan dilaksanakan yakni menonton Film Santo-Santa
produksi dari SAV PUSKAT seri 2 dengan judul “Santa Bernadetta” dan
“Santa Maria Magdalena”. Sebelum menonton peneliti mengajak siswasiswi untuk menyebutkan nama Santo-Santa yang mereka ketahui. Awalnya
siswa-siswi merasa ragu untuk menjawab tetapi setelah salah satu dari
mereka menjawab kemudian satu per satu siswa berani menjawab. Jawaban
dari setiap siswa-siswi ada yang sama dan ada yang berbeda. Rata-rata
setiap siswa mengetahui Santo Yosef dan salah satu siswa menjawab
mengetahui Santo Yosef itu dari doa Kemuliaan.
Sambil mendengar jawaban siswa-siswi peneliti menyiapkan dan
memasang alat-alat yang dibutuhkan untuk menonton film. Setelah semua
siap peneliti langsung mengajak siswa-siswi menonton film pertama dengan
judul “Santa Bernadetta”. Peneliti mengajak siswa-siswi agar fokus dan
memperhatikan film yang ditayangkan. Saat film ditayangkan reaksi-reaksi
setiap siswa-siswi mulai terlihat. Ada yang fokus melihat film, ada yang
(10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersenyum melihat film yang ditayangkan, dan ada juga yang mengobrol
sambil memperhatikan film. Setelah film pertama yang berjudul “Santa
Bernadetta” selesai ditayangkan, peneliti langsung melanjutkan dengan
judul yang kedua yaitu “Santa Maria Magdalena”. Sambil memutar film
yang kedua, peneliti mengingatkan agar tetap fokus memperhatikan karena
setelah menonton ada beberapa pertanyaan yang akan diajukan. Ketika film
kedua yang berjudul “Santa Maria Magdalena” ditayangkan, setiap siswasiswi tidak ada yang berbeda, semua sama seperti film yang ditayangkan
sebelumnya. Setelah 2 judul film boneka ditayangkan yakni “Santa
Bernadetta” dan “Santa Maria Magdalena”, peneliti mengajukan pertanyaan
yang menyangkut kedua judul film tersebut.
Pertanyaan pertama peneliti ajukan bahwa di film pertama tadi
siapakah nama Santa yang diceritakan, semua siswa-siswi pun masih
mengingat
dan
menjawab
dengan
serentak
bahwa
film
pertama
menceritakan kisah tentang Santa Bernadetta. Di dalam pertanyaan pertama
semua bisa menjawab serentak, tetapi ketika pertanyaan kedua untuk
menceritakan kembali kisah yang dialami Santa Bernadetta tidak semua
berani menjawab, hanya beberapa siswa-siswi yang menjawab. Siswa
pertama menjawab bahwa di film pertama mencertitakan bahwa Santa
Bernadetta adalah seorang wanita yang rajin berdoa dan percaya kepada
Bunda Maria. Siswa kedua menjawab bahwa Santa Bernadetta memiliki
penyakit dan percaya kepada Bunda Maria, walaupun awalnya dianggap
(11)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
gila oleh penduduk sekitar, tetapi Santa Bernadetta berhasil membuktikan
bahwa Bunda Maria itu ada dan selalu menolong kepada setiap orang yang
percaya kepada Bunda Maria. Jawaban dari setiap siswa-siswi membuktikan
bahwa mereka mengikuti film dengan baik.
Pertanyaan untuk film kedua yang berjudul “Santa Maria
Magdalena” tidak beda dengan film yang pertama, yaitu pertanyaan pertama
menyangkut siapa yang dikisahkan dalam film kedua, dan semua dapat
menjawab pertanyaan tersebut. Tetapi sama seperti sebelumnya pertanyaan
kedua tidak semua siswa-siswi berani menjawab dan hanya beberapa siswasiswi saja yang berani menjawab. siswa yang pertama menjawab bahwa
Maria Magdalena adalah perempuan yang berdosa dan akan dihukum oleh
orang-orang, tetapi Tuhan Yesus menyelamatkan Maria Magdalena dan
akhirnya bertobat dan mengikuti Yesus.
Dari jawaban siswa-siswi tersebut, akhirnya peneliti juga
menyimpulkan dan merangkum kembali setiap film boneka yang sudah
ditayangkan dan dengan inti bahwa kita percaya kepada Tuhan Yesus dan
Bunda Maria, hidup kita akan diselamatkan dan diberkati. Ketika peneliti
memberi kesimpulan siswa-siswi pun mendengarkan dengan baik.
Sesudah memberi rangkuman peneliti mengajak siswa-siswi untuk
mengisi kuesioner yang sudah disediakan. Peneliti meminta tolong kepada
(12)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
salah satu siswa untuk membagikan kuesioner kepada teman-temannya.
Sambil menunggu kuesioner dibagikan, peneliti merapikan alat-alat yang
sudah digunakan. Setelah kuesioner dibagikan, peneliti menjelaskan cara
mengisi kuesioner yang sudah disediakan. Beberapa siswa-siswi sudah
mengerti mengisi kuesioner yang disediakan sehingga memudahkan proses
pengisian kuesioner. Setelah itu peneliti mempersilahkan siswa-siswi untuk
mengisi kuesioner dan memperbolehkan jika ada siswa-siswi yang ingin
bertanya. Saat mengisi kuesioner beberapa siswa masih bertanya mengenai
kuesioner yang disediakan, tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah yang
menghambat.
Setelah
semua
selesai
mengisi
kuesioner,
siswa-siswi
mengumpulkan kuesioner yang sudah diisi. Peneliti pun mengucapkan
terimakasih kepada siswa-siswi yang sudah membantu peneliti dalam proses
penelitian, dan mengajak siswa-siswi untuk hening dan berdoa. Sesudah
berdoa, peneliti berpamitan kepada siswa-siswi dan wali kelas.
(13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6: Kuesioner Penelitian
KUESIONER PENELITIAN
MANFAAT FILM BONEKA SANTO-SANTA PRODUKSI SAV PUSKAT
DALAM PROSES KATEKESE DI SD SANTO MIKAIL INDRAMAYU
JAWA BARAT
Nama:
Kelas:
A. Petunjuk Pengisian
Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia di dala kolom yang paling mendekati
perasaan anda dengan memberikan tanda cek list (√) pada setiap pernyataan.
Adapun makna tanda jawaban tersebut sebagai berikut:
1.
TS
: bila anda merasa Tidak Setuju dengan pernyataan tersebut.
2.
RR
: bila anda merasa Ragu-Ragu dengan pernyataan tersebut.
3.
N
: bila anda merasa Netral dengan pernyataan tersebut.
4.
S
: bila anda merasa Setuju dengan pernyataan tersebut.
Contoh :
1. Saya menyukai pelajaran Pendidikan Agama Katolik di
sekolah.
!......... √..........!.....................!.......................!.....................!
4
3
2
1
B. Pernyataan!
1. Saya merasa tertarik karena dengan menggunakan Film dalam proses
pembelajaran membuat saya lebih mudah memahami isi materi.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
2. Saya senang proses pembelajaran menggunakan Film, karena lebih mudah
mengingat materi pelajaran.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
(14)
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Media Film Boneka Santo-Santa membuat materi pembelajaran semakin
mudah di ingat dan di mengerti.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
4. Proses Pendidikan Agama Katolik (katekese) di sekolah dengan
menggunakan media Film membuat materi lebih jelas.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
5. Film Boneka Santo-Santa membuat materi yang diberikan semakin lebih
jelas dan mudah dipahami.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
6. Saya selalu fokus dan memperhatikan ketika mengikuti proses
pembelajaran di sekolah.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
7. Penggunaan media film di dalam proses pembelajaran membuat saya lebih
mudah mencapai tujuan pembelajaran.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
8. Proses Pelajaran Agama Katolik (katekese) menggunakan Film Boneka
Santo-Santa membuat saya lebih mengetahui sejarah Santo-Santa.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
(15)
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Saya memiliki minat belajar yang tinggi ketika proses katekese
menggunakan Film Boneka Santo-Santa.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
10. Saya merasa tidak bosan dan selalu melibatkan diri ketika proses
Pendidikan Agama Katolik (katekese) di sekolah sedang berlangsung.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
11. Materi yang diberikan menggunakan media Film Boneka Santo-Santa
dapat membantu menumbuhkan iman saya.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
12. Iman saya semakin dikuatkan setelah melihat Film Boneka Santo-Santa.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
13. Pendidikan Agama Katolik (katekese) melalui Film Boneka Santo-Santa
memberikan semangat untuk mengembangkan iman saya.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
14. Film Boneka Santo-Santa dalam proses Pendidikan Agama Katolik
(katekese) memotivasi saya untuk lebih giat dalam belajar.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
(16)
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15. Melalui Film Boneka Santo-Santa saya merasa termotivasi untuk lebih
aktif mengikuti pelajaran di dalam kelas.
!.........................!..............................!.............................!............................!
4
3
2
1
16. Film Boneka Santo-Santa memberi semangat kepada saya untuk lebih
terlibat membantu teman yang kesulitan saat belajar.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
17. Film yang ditayangkan oleh guru membuat saya semakin memiliki iman
dalam hidup untuk membantu sesama.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
18. Proses Pendidikan Agama Katolik (katekese) dengan menggunakan Film
Boneka Santo-Santa membuat saya semakin menghayati hidup orang
beriman.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
19. Proses Pendidikan Agama Katolik (katekese) menggunakan Film Boneka
Santo-Santa membuat saya lebih mencintai Tuhan.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
1
20. Film Boneka Santo-Santa membuat saya semakin bangga menjadi orang
Kristiani.
!.........................!..............................!.............................!.............................!
4
3
2
(17)
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7: Hasil Kuesioner Peserta
(18)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(19)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(20)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(21)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(22)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(23)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(24)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(25)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(26)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(27)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(28)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(29)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8: Dokumentasi Proses Pembelajaran
(Foto Saat Membuka Pertemuan dan Perkenalan)
(Foto Saat Menonton Film bersama Guru dan Siswa)
(30)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Foto Saat Siswa-siswi menonton Film)
(Foto Saat Menonton Film Boneka Santo-Santa)
(31)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9: Wawancara Bersama Guru Agama
(Foto Sedang Mewawancarai Guru Agama)
(Foto Sedang Mewawancarai Guru Agama)
(32)
Download