Document

advertisement
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa
atas limpahan rahmat dan hidayahNya, sehingga dunia pendidikan kita telah memiliki Standar Nasional Pendidikan.
Standar Nasional Pendidikan tersebut yang diamanatkan oleh
UU No. 20 Tahun 2003, sangatlah diperlukan. la akan menjadi
acuan dasar (benchmark) oleh setiap penyelenggara dan
satuan pendidikan yang antara lain meliputi kriteria minimal
berbagai aspek yang terkait dengan penyelenggaraan pendidikan. Acuan dasar tersebut merupakan standar nasional
pendidikan yang dimaksudkan untuk memacu pengelola,
penyelenggara, dan satuan pendidikan agar dapat meningkatkan kinerja dalam memberikan layanan pendidikan yang
bermutu.
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan menegaskan bahwa Standar Nasional
Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan
di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Sebagaimana diketahui standar tersebut meliputi
Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Proses,
Standar Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar
Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan. Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) bertugas membantu Menteri
dalam mengembangkan, memantau, dan mengendalikan
standar nasional pendidikan.
Dalam kaitan itulah pada tahun anggaran 2006, BSNP telah
mengembangkan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan
dan telah menjadi Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
iii
dan Nomor 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan
untuk satuan pendidikan dasar dan menengah.
Menyusul dua Standar tersebut di atas, pada tahun
anggaran 2007, BSNP juga telah menyelesaikan enam
standar lagi. Standar tersebut telah menjadi Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional, masing-masing dengan Nomor 12
Tahun 2007 tentang Standar Pengawas Sekolah/Madrasah,
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/
Madrasah, Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru, Nomor 19 Tahun 2007
tentang Standar Pengelolaan Pendidikan oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah, Nomor 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan, dan Nomor 24 Tahun
2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) yang secara
sendiri-sendiri diterbitkan dalam buku ini.
Kepada tim ahli masing-masing standar yang telah
bekerja keras dan menyelesaikan masing-masing standar
dimaksud, BSNP menyampaikan terima kasih sebesarbesarnya. Semoga buku ini dapat digunakan sebagai acuan
dalam pelaksanaan pendidikan di setiap tingkat dan jenjang
pendidikan dasar dan menengah di tanah air.
Jakarta, Agustus 2007
Badan Standar Nasional Pendidikan
Ketua
M. Yunan Yusuf
iv
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..........................................................
Daftar Isi .....................................................................
iii
v
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2007 Tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah ...........................
1
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 19 Tahun 2007 Tanggal 23 Mei 2007
Tentang Standar Pengelolaan Pendidikan Oleh
SatuanPendidikan Dasar dan Menengah ...............
5
A. Perencanaan Program ........................................
1. Visi Sekolah/Madrasah ....................................
2. Misi Sekolah/Madrasah ....................................
3. Tujuan Sekolah/Madrasah ...............................
4. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah ..................
5
5
6
7
8
B. Pelaksanaan Rencana Kerja ..............................
1. Pedoman Sekolah/Madrasah ..........................
2. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah ...........
3. Pelaksanaan Kegiatana Sekolah/Madrasah ...
4. Bidang Kesiswaan ...........................................
5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan
9
9
10
11
12
v
Pembelajaran...................................................
6 Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan ....
7. Bidang Sarana dan Prasarana ........................
8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan ................
9. Budaya dan Lingkungan
Sekolah/Madrasah ...........................................
10. Peranserta Masyarakat dan Kemitraan
Sekolah/Madrasah ...........................................
13
20
24
26
C. Pengawasan dan Evaluasi .................................
1. Program Pengawasan .....................................
2. Evaluasi Diri .....................................................
3. Evaluasi dan Pengembangan KTSP ...............
4. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan ......................................
5. Akreditasi Sekolah/Madrasah ..........................
31
31
33
34
D. Kepemimpinan Sekolah/Madrasah ....................
35
E. Sistem Informasi Manajemen .............................
38
F. Penilaian Khusus ................................................
39
Glosarium ..................................................................
40
vi
27
30
34
35
PERATURAN
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2007
TENTANG
STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan Oleh Satuan Pendidikan Dasar
dan Menengah;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4301);
1
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496);
4. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005
tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian
Negara Republik Indonesia sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Peraturan Presiden Republik Indonesia
Nomor 94 Tahun 2006;
5. Keputusan Presiden Republik Indonesia
Nomor 187/M Tahun 2004 mengenai
Pembentukan Kabinet Indonesia Bersatu
sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 20/P Tahun 2005;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA TENTANG
STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN
MENENGAH.
2
Pasal 1
(1)
(2)
Setiap satuan pendidikan wajib memenuhi standar
pengelolaan pendidikan yang berlaku secara nasional.
Standar pengelolaan pendidikan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam Lampiran
Peraturan Menteri ini.
Pasal 2
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 23 Mei 2007
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
TTD.
BAMBANG SUDIBYO
Salinan sesuai dengan aslinya.
Biro Hukum dan Organisasi
Departemen Pendidikan Nasional,
Kepala Bagian Penyusunan Rancangan
Peraturan Perundang-undangan dan
Bantuan Hukum I,
Muslikh, S.H.
NIP 131479478
3
4
SALINAN
LAMPIRAN
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL
NOMOR 19 TAHUN 2007
TANGGAL 23 MEI 2007
TENTANG
STANDAR PENGELOLAAN PENDIDIKAN
OLEH SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
A. PERENCANAAN PROGRAM
1. Visi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan
visi serta mengembangkannya.
b. Visi sekolah/madrasah:
1) dijadikan sebagai cita-cita bersama warga
sekolah/madrasah dan segenap pihak yang
berkepentingan pada masa yang akan datang;
2) mampu memberikan inspirasi, motivasi, dan
kekuatan pada warga sekolah/madrasah dan
segenap pihak yang berkepentingan;
3) dirumuskan berdasar masukan dari berbagai
warga sekolah/madrasah dan pihak-pihak
yang berkepentingan, selaras dengan visi institusi di atasnya serta visi pendidikan nasional;
4) diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang
dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah
5
dengan memperhatikan masukan komite
sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
6) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
2. Misi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan
misi serta mengembangkannya.
b. Misi sekolah/madrasah:
1) memberikan arah dalam mewujudkan visi
sekolah/madrasah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional;
2) merupakan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu tertentu;
3) menjadi dasar program pokok sekolah/
madrasah;
4) menekankan pada kualitas layanan peserta
didik dan mutu lulusan yang diharapkan oleh
sekolah/madrasah;
5) memuat pernyataan umum dan khusus yang
berkaitan dengan program sekolah/madrasah;
6) memberikan keluwesan dan ruang gerak
pengembangan kegiatan satuan-satuan unit
sekolah/madrasah yang terlibat;
7) dirumuskan berdasarkan masukan dari
segenap pihak yang berkepentingan termasuk
6
komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh
rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
8) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan;
9) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat.
3. Tujuan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah merumuskan dan menetapkan
tujuan serta mengembangkannya.
b. Tujuan sekolah/madrasah:
1) menggambarkan tingkat kualitas yang perlu
dicapai dalam jangka menengah (empat
tahunan);
2) mengacu pada visi, misi, dan tujuan pendidikan
nasional serta relevan dengan kebutuhan
masyarakat;
3) mengacu pada standar kompetensi lulusan
yang sudah ditetapkan oleh sekolah/madrasah
dan Pemerintah;
4) mengakomodasi masukan dari berbagai pihak
yang berkepentingan termasuk komite sekolah/madrasah dan diputuskan oleh rapat dewan pendidik yang dipimpin oleh kepala sekolah/madrasah;
5) disosialisasikan kepada warga sekolah/madrasah dan segenap pihak yang berkepentingan.
7
4. Rencana Kerja Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah membuat:
1) rencana kerja jangka menengah yang menggambarkan tujuan yang akan dicapai dalam
kurun waktu empat tahun yang berkaitan
dengan mutu lulusan yang ingin dicapai dan
perbaikan komponen yang mendukung
peningkatan mutu lulusan;
2) rencana kerja tahunan yang dinyatakan dalam
Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah/
Madrasah (RKA-S/M) dilaksanakan berdasarkan rencana jangka menengah.
b. Rencana kerja jangka menengah dan tahunan
sekolah/madrasah:
1) disetujui rapat dewan pendidik setelah memperhatikan pertimbangan dari komite sekolah/
madrasah dan disahkan berlakunya oleh dinas
pendidikan kabupaten/kota. Pada sekolah/
madrasah swasta rencana kerja ini disahkan
berlakunya oleh penyelenggara sekolah/madrasah;
2) dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca oleh pihak-pihak yang terkait.
c. Rencana kerja empat tahun dan tahunan disesuaikan dengan persetujuan rapat dewan pendidik dan
pertimbangan komite sekolah/madrasah.
d. Rencana kerja tahunan dijadikan dasar pengelolaan sekolah/madrasah yang ditunjukkan dengan
8
kemandirian, kemitraan, partisipasi, keterbukaan,
dan akuntabilitas.
e. Rencana kerja tahunan memuat ketentuan yang
jelas mengenai:
1) kesiswaan;
2) kurikulum dan kegiatan pembelajaran;
3) pendidik dan tenaga kependidikan serta
pengembangannya;
4) sarana dan prasarana;
5) keuangan dan pembiayaan;
6) budaya dan lingkungan sekolah;
7) peranserta masyarakat dan kemitraan;
8) rencana-rencana kerja lain yang mengarah kepada peningkatan dan pengembangan mutu.
B. PELAKSANAN RENCANA KERJA
1. Pedoman Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah membuat dan memiliki pedoman yang mengatur berbagai aspek pengelolaan secara tertulis yang mudah dibaca oleh pihakpihak yang terkait.
b. Perumusan pedoman sekolah/madrasah:
1) mempertimbangkan visi, misi dan tujuan
sekolah/madrasah;
2) ditinjau dan dirumuskan kembali secara berkala
sesuai dengan perkembangan masyarakat.
c. Pedoman pengelolaan sekolah/madrasah meliputi:
9
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP);
kalender pendidikan/akademik;
struktur organisasi sekolah/madrasah;
pembagian tugas di antara guru;
pembagian tugas di antara tenaga kependidikan;
peraturan akademik;
tata tertib sekolah/madrasah;
kode etik sekolah/madrasah;
biaya operasional sekolah/madrasah.
d. Pedoman sekolah/madrasah berfungsi sebagai
petunjuk pelaksanaan operasional.
e. Pedoman pengelolaan KTSP, kalender pendidikan
dan pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan dievaluasi dalam skala tahunan, sementara lainnya dievaluasi sesuai kebutuhan.
2. Struktur Organisasi Sekolah/Madrasah
a. Struktur organisasi sekolah/madrasah berisi tentang sistem penyelenggaraan dan administrasi
yang diuraikan secara jelas dan transparan.
b. Semua pimpinan, pendidik, dan tenaga kependidikan mempunyai uraian tugas, wewenang, dan
tanggung jawab yang jelas tentang keseluruhan
penyelenggaraan dan administrasi sekolah/
madrasah.
c. Pedoman yang mengatur tentang struktur
organisasi sekolah/madrasah:
10
1) memasukkan unsur staf administrasi dengan
wewenang dan tanggungjawab yang jelas
untuk menyelenggarakan administrasi secara
optimal;
2) dievaluasi secara berkala untuk melihat efektifitas mekanisme kerja pengelolaan sekolah;
3) diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah
dengan mempertimbangkan pendapat dari
komite sekolah/madrasah.
3. Pelaksanaan Kegiatan Sekolah/Madrasah
a. Kegiatan sekolah/madrasah:
1) dilaksanakan berdasarkan rencana kerja
tahunan;
2) dilaksanakan oleh penanggung jawab kegiatan
yang didasarkan pada ketersediaan sumber
daya yang ada.
b. Pelaksanaan kegiatan sekolah/madrasah yang tidak
sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan perlu
mendapat persetujuan melalui rapat dewan pendidik
dan komite sekolah/madrasah.
c. Kepala sekolah/madrasah mempertanggungjawabkan pelaksanaan pengelolaan bidang akademik pada rapat dewan pendidik dan bidang nonakademik pada rapat komite sekolah/madrasah
dalam bentuk laporan pada akhir tahun ajaran
yang disampaikan sebelum penyusunan rencana
kerja tahunan berikutnya.
11
4. Bidang Kesiswaan
a. Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan
petunjuk pelaksanaan operasional mengenai proses penerimaan peserta didik yang meliputi:
1) Kriteria calon peserta didik:
a) SD/MI berusia sekurang-kurangnya 6
(enam) tahun, pengecualian terhadap usia
peserta didik yang kurang dari 6 (enam)
tahun dilakukan atas dasar rekomendasi
tertulis dari pihak yang berkompeten, seperti konselor sekolah/madrasah maupun
psikolog;
b) SDLB/SMPLB/SMALB berasal dari peserta didik yang memiliki kelainan fisik, emosional, intelektual, mental, sensorik, dan/
atau sosial;
c) SMP/MTs berasal dari lulusan SD, MI,
Paket A atau satuan pendidikan bentuk lainnya yang sederajat;
d) SMA/SMK, MA/MAK berasal dari anggota
masyarakat yang telah lulus dari SMP/MTs,
Paket B atau satuan pendidikan lainnya
yang sederajat.
2) Penerimaan peserta didik sekolah/madrasah
dilakukan:
a) secara obyektif, transparan, dan akuntabel
sebagaimana tertuang dalam aturan
sekolah/madrasah;
b) tanpa diskriminasi atas dasar pertimbangan
12
gender, agama, etnis, status sosial, kemampuan ekonomi bagi SD/MI, SMP/MTs
penerima subsidi dari Pemerintah dan/atau
Pemerintah Daerah;
c) berdasar kriteria hasil ujian nasional bagi
SMA/SMK, MA/MAK, dan kriteria tambahan bagi SMK/MAK;
d) sesuai dengan daya tampung sekolah/madrasah.
3) Orientasi peserta didik baru yang bersifat akademik dan pengenalan lingkungan tanpa kekerasan dengan pengawasan guru.
b. Sekolah/Madrasah:
1) memberikan layanan konseling kepada peserta didik;
2) melaksanakan kegiatan ekstra dan kokurikuler
untuk para peserta didik;
3) melakukan pembinaan prestasi unggulan;
4) melakukan pelacakan terhadap alumni.
5. Bidang Kurikulum dan Kegiatan Pembelajaran
a. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1) Sekolah/Madrasah menyusun KTSP.
2) Penyusunan KTSP memperhatikan Standar
Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya.
3) KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi
sekolah/madrasah, potensi atau karakteristik
13
4)
5)
6)
7)
8)
9)
14
daerah, sosial budaya masyarakat setempat,
dan peserta didik.
Kepala Sekolah/Madrasah bertanggungjawab
atas tersusunnya KTSP.
Wakil Kepala SMP/MTs dan wakil kepala SMA/
SMK/MA/MAK bidang kurikulum bertanggungjawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP.
Setiap guru bertanggungjawab menyusun
silabus setiap mata pelajaran yang diampunya
sesuai dengan Standar Isi, Standar Kompetensi Lulusan, dan Panduan Penyusunan
KTSP.
Dalam penyusunan silabus, guru dapat bekerjasama dengan Kelompok Kerja Guru
(KKG), Musyawarah Guru Mata Pelajaran
(MGMP), Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan
(LPMP), atau Perguruan Tinggi.
Penyusunan KTSP tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota sedangkan
SDLB, SMPLB, SMALB, SMA dan SMK oleh
Dinas Pendidikan Provinsi yang bertanggungjawab di bidang pendidikan. Khusus untuk
penyusunan KTSP Pendidikan Agama (PA)
tingkat SD dan SMP dikoordinasi, disupervisi,
dan difasilitasi oleh Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, sedangkan untuk SDLB,
SMPLB, SMALB, SMA dan SMK oleh Kantor
Wilayah Departemen Agama.
Penyusunan KTSP tingkat MI dan MTs di-
koordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh
Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota,
sedangkan MA dan MAK oleh Kantor Wilayah
Departemen Agama Provinsi.
b. Kalender Pendidikan
1) Sekolah/Madrasah menyusun kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ekstrakurikuler, dan hari libur.
2) Penyusunan kalender pendidikan/akademik:
a) didasarkan pada Standar Isi;
b) berisi mengenai pelaksanaan aktivitas
sekolah/madrasah selama satu tahun dan
dirinci secara semesteran, bulanan, dan
mingguan;
c) diputuskan dalam rapat dewan pendidik
dan ditetapkan oleh kepala sekolah/
madrasah.
3) Sekolah/Madrasah menyusun jadwal penyusunan KTSP.
4) Sekolah/Madrasah menyusun mata pelajaran
yang dijadwalkan pada semester gasal, dan
semester genap.
c. Program Pembelajaran
1) Sekolah/Madrasah menjamin mutu kegiatan
pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dan
program pendidikan tambahan yang dipilihnya.
2) Kegiatan pembelajaran didasarkan pada Stan15
dar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta Standar Proses
dan Standar Penilaian.
3) Mutu pembelajaran di sekolah/madrasah
dikembangkan dengan:
a) model kegiatan pembelajaran yang
mengacu pada Standar Proses;
b) melibatkan peserta didik secara aktif,
demokratis, mendidik, memotivasi, mendorong kreativitas, dan dialogis;
c) tujuan agar peserta didik mencapai pola
pikir dan kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang
berupa berpikir, berargumentasi, mempertanyakan, mengkaji, menemukan, dan
memprediksi;
d) pemahaman bahwa keterlibatan peserta
didik secara aktif dalam proses belajar yang
dilakukan secara sungguh-sungguh dan
mendalam untuk mencapai pemahaman
konsep, tidak terbatas pada materi yang
diberikan oleh guru.
4) Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu
perencanaan kegiatan pembelajaran untuk
setiap mata pelajaran yang diampunya agar
peserta didik mampu:
a) meningkat rasa ingin tahunya;
b) mencapai keberhasilan belajarnya secara
konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan;
16
c) memahami perkembangan pengetahuan
dengan kemampuan mencari sumber informasi;
d) mengolah informasi menjadi pengetahuan;
e) menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;
f) mengkomunikasikan pengetahuan pada
pihak lain; dan
g) mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan proporsi yang wajar.
5) Kepala sekolah/madrasah bertanggungjawab
terhadap kegiatan pembelajaran sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan Pemerintah.
6) Kepala SD/MI/SDLB/SMPLB/SMALB, wakil kepala SMP/MTs, dan wakil kepala SMA/SMK/
MA/MAK bidang kurikulum bertanggungjawab
terhadap mutu kegiatan pembelajaran.
7) Setiap guru bertanggungjawab terhadap mutu
kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara:
a) merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir;
b) menggunakan metoda pembelajaran yang
bervariasi, inovatif dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran;
c) menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat
bantu yang tersedia secara efektif dan efisien;
d) memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik, dan pengalaman
17
belajar sebelumnya yang bervariasi serta
kebutuhan khusus bagi peserta didik dari
yang mampu belajar dengan cepat sampai yang lambat;
e) memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas kurikulum, hasil-hasil penelitian dan
penerapannya;
f) mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat menghasilkan lulusan
yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja
yang tinggi, memahami belajar seumur
hidup, dan berpikir logis dalam menyelesaikan masalah.
d. Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
1) Sekolah/Madrasah menyusun program penilaian hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan.
2) Penyusunan program penilaian hasil belajar didasarkan pada Standar Penilaian Pendidikan.
3) Sekolah/Madrasah menilai hasil belajar untuk
seluruh kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan kepada
pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan, dan dokumentasi.
4) Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisasikan kepada guru.
18
5) Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau
secara periodik, berdasarkan data kegagalan/
kendala pelaksanaan program termasuk temuan penguji eksternal dalam rangka mendapatkan rencana penilaian yang lebih adil dan
bertanggung jawab.
6) Sekolah/Madrasah menetapkan prosedur
yang mengatur transparansi sistem evaluasi
hasil belajar untuk penilaian formal yang berkelanjutan.
7) Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa
yang telah dinilai.
8) Sekolah/Madrasah menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar.
9) Penilaian meliputi semua kompetensi dan materi yang diajarkan.
10)Seperangkat metode penilaian perlu disiapkan
dan digunakan secara terencana untuk tujuan
diagnostik, formatif dan sumatif, sesuai dengan
metode/strategi pembelajaran yang digunakan.
11) Sekolah/Madrasah menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar sesuai
dengan Standar Penilaian Pendidikan.
12)Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau, didokumentasikan secara sistematis, dan digunakan sebagai balikan kepada peserta didik
untuk perbaikan secara berkala.
19
13)Penilaian yang didokumentasikan disertai bukti
kesahihan, keandalan, dan dievaluasi secara
periodik untuk perbaikan metode penilaian.
14)Sekolah/Madrasah melaporkan hasil belajar
kepada orang tua peserta didik, komite
sekolah/madrasah, dan institusi di atasnya.
e. Peraturan Akademik
1) Sekolah/Madrasah menyusun dan menetapkan Peraturan Akademik.
2) Peraturan Akademik berisi:
a) persyaratan minimal kehadiran siswa untuk mengikuti pelajaran dan tugas dari guru;
b) ketentuan mengenai ulangan, remedial,
ujian, kenaikan kelas, dan kelulusan;
c) ketentuan mengenai hak siswa untuk menggunakan fasilitas belajar, laboratorium, perpustakaan, penggunaan buku pelajaran,
buku referensi, dan buku perpustakaan;
d) ketentuan mengenai layanan konsultasi kepada guru mata pelajaran, wali kelas, dan
konselor.
3) Peraturan akademik diputuskan oleh rapat
dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah.
6. Bidang Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Sekolah/Madrasah menyusun program pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan.
b. Program pendayagunaan pendidik dan tenaga
20
kependidikan:
1) disusun dengan memperhatikan Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan;
2) dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/
madrasah, termasuk pembagian tugas, mengatasi bila terjadi kekurangan tenaga, menentukan sistem penghargaan, dan pengembangan profesi bagi setiap pendidik dan tenaga
kependidikan serta menerapkannya secara
profesional, adil, dan terbuka.
c. Pengangkatan pendidik dan tenaga kependidikan
tambahan dilaksanakan berdasarkan ketentuan
yang ditetapkan oleh penyelenggara sekolah/
madrasah.
d. Sekolah/Madrasah perlu mendukung upaya:
1) promosi pendidik dan tenaga kependidikan
berdasarkan asas kemanfaatan, kepatutan,
dan profesionalisme;
2) pengembangan pendidik dan tenaga kependidikan yang diidentifikasi secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan
kurikulum dan sekolah/madrasah;
3) penempatan tenaga kependidikan disesuaikan
dengan kebutuhan baik jumlah maupun kualifikasinya dengan menetapkan prioritas;
4) mutasi tenaga kependidikan dari satu posisi
ke posisi lain didasarkan pada analisis jabatan dengan diikuti orientasi tugas oleh pimpinan
tertinggi sekolah/madrasah yang dilakukan se21
telah empat tahun, tetapi bisa diperpanjang
berdasarkan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan, sedangkan untuk tenaga
kependidikan tambahan tidak ada mutasi.
e. Sekolah/Madrasah mendayagunakan:
1) kepala sekolah/madrasah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pimpinan pengelolaan sekolah/madrasah;
2) wakil kepala SMP/MTs melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah;
3) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang
kurikulum melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/
madrasah dalam mengelola bidang kurikulum;
4) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang sarana prasarana melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pembantu kepala
sekolah/madrasah dalam mengelola sarana
prasarana;
5) wakil kepala SMA/SMK, MA/MAK bidang kesiswaan melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya sebagai pembantu kepala sekolah/
madrasah dalam mengelola peserta didik;
6) wakil kepala SMK bidang hubungan industri
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai pembantu kepala sekolah/madrasah
dalam mengelola kemitraan dengan dunia
usaha dan dunia industri;
22
7) guru melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sebagai agen pembelajaran yang
memotivasi, memfasilitasi, mendidik, membimbing, dan melatih peserta didik sehingga
menjadi manusia berkualitas dan mampu
mengaktualisasikan potensi kemanusiaannya
secara optimum;
8) konselor melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik;
9) pelatih/instruktur melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya memberikan pelatihan teknis kepada peserta didik pada kegiatan pelatihan;
10)tenaga perpustakaan melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya melaksanakan pengelolaan sumber belajar di perpustakaan;
11) tenaga laboratorium melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya membantu guru mengelola kegiatan praktikum di laboratorium;
12)teknisi sumber belajar melaksanakan tugas
dan tanggung jawabnya mempersiapkan, merawat, memperbaiki sarana dan prasarana
pembelajaran;
13)tenaga administrasi melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam menyelenggarakan
pelayanan administratif;
14)tenaga kebersihan melaksanakan tugas dan
tanggung jawabnya dalam memberikan layanan kebersihan lingkungan.
23
7. Bidang Sarana dan Prasarana
a. Sekolah/Madrasah menetapkan kebijakan program secara tertulis mengenai pengelolaan sarana dan prasarana.
b. Program pengelolaan sarana dan prasarana
mengacu pada Standar Sarana dan Prasarana
dalam hal:
1) merencanakan, memenuhi dan mendayagunakan sarana dan prasarana pendidikan;
2) mengevaluasi dan melakukan pemeliharaan
sarana dan prasarana agar tetap berfungsi
mendukung proses pendidikan;
3) melengkapi fasilitas pembelajaran pada setiap
tingkat kelas di sekolah/madrasah;
4) menyusun skala prioritas pengembangan fasilitas pendidikan sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing tingkat;
5) pemeliharaan semua fasilitas fisik dan peralatan dengan memperhatikan kesehatan dan
keamanan lingkungan.
d. Seluruh program pengelolaan sarana dan prasarana pendidikan disosialisasikan kepada pendidik,
tenaga kependidikan dan peserta didik.
e. Pengelolaan sarana prasarana sekolah/madrasah:
1) direncanakan secara sistematis agar selaras
dengan pertumbuhan kegiatan akademik
dengan mengacu Standar Sarana dan Prasa-
24
rana;
2) dituangkan dalam rencana pokok (master
plan) yang meliputi gedung dan laboratorium
serta pengembangannya.
f. Pengelolaan perpustakaan sekolah/madrasah
perlu:
1) menyediakan petunjuk pelaksanaan operasional peminjaman buku dan bahan pustaka
lainnya;
2) merencanakan fasilitas peminjaman buku dan
bahan pustaka lainnya sesuai dengan kebutuhan peserta didik dan pendidik;
3) membuka pelayanan minimal enam jam sehari pada hari kerja;
4) melengkapi fasilitas peminjaman antar perpustakaan, baik internal maupun eksternal;
5) menyediakan pelayanan peminjaman dengan
perpustakaan dari sekolah/madrasah lain baik
negeri maupun swasta.
g. Pengelolaan laboratorium dikembangkan sejalan
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi serta dilengkapi dengan manual yang
jelas sehingga tidak terjadi kekeliruan yang dapat
menimbulkan kerusakan.
h. Pengelolaan fasilitas fisik untuk kegiatan ekstrakurikuler disesuaikan dengan perkembangan kegiatan ekstra-kurikuler peserta didik dan mengacu
pada Standar Sarana dan Prasarana.
25
8. Bidang Keuangan dan Pembiayaan
a. Sekolah/Madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional yang
mengacu pada Standar Pembiayaan.
b. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional Sekolah/Madrasah mengatur:
1) sumber pemasukan, pengeluaran dan jumlah
dana yang dikelola;
2) penyusunan dan pencairan anggaran, serta
penggalangan dana di luar dana investasi dan
operasional;
3) kewenangan dan tanggungjawab kepala sekolah/madrasah dalam membelanjakan anggaran
pendidikan sesuai dengan peruntukannya;
4) pembukuan semua penerimaan dan pengeluaran serta penggunaan anggaran, untuk dilaporkan kepada komite sekolah/madrasah,
serta institusi di atasnya.
c. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah diputuskan oleh komite
sekolah/madrasah dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah serta mendapatkan persetujuan dari institusi di atasnya.
d. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional sekolah/madrasah disosialisasikan kepada
seluruh warga sekolah/madrasah untuk menjamin
tercapainya pengelolaan dana secara transparan
dan akuntabel.
26
9. Budaya dan Lingkungan Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah menciptakan suasana, iklim,
dan lingkungan pendidikan yang kondusif untuk
pembelajaran yang efisien dalam prosedur pelaksanaan.
b. Prosedur pelaksanaan penciptaan suasana, iklim,
dan lingkungan pendidikan:
1) berisi prosedur tertulis mengenai informasi
kegiatan penting minimum yang akan dilaksanakan;
2) memuat judul, tujuan, lingkup, tanggung jawab
dan wewenang, serta penjelasannya;
3) diputuskan oleh kepala sekolah/madrasah
dalam rapat dewan pendidik.
c. Sekolah/Madrasah menetapkan pedoman tatatertib yang berisi:
1) tata tertib pendidik, tenaga kependidikan, dan
peserta didik, termasuk dalam hal menggunakan dan memelihara sarana dan prasarana
pendidikan;
2) petunjuk, peringatan, dan larangan dalam berperilaku di Sekolah/Madrasah, serta pemberian
sangsi bagi warga yang melanggar tata tertib.
d. Tata tertib sekolah/madrasah ditetapkan oleh
kepala sekolah/madrasah melalui rapat dewan
pendidik dengan mempertimbangkan masukan
komite sekolah/madrasah, dan peserta didik.
27
e. Sekolah/Madrasah menetapkan kode etik warga
sekolah/madrasah yang memuat norma tentang:
1) hubungan sesama warga di dalam lingkungan sekolah/madrasah dan hubungan antara
warga sekolah/madrasah dengan masyarakat;
2) sistem yang dapat memberikan penghargaan
bagi yang mematuhi dan sangsi bagi yang melanggar.
f.
Kode etik sekolah/madrasah ditanamkan kepada
seluruh warga sekolah/madrasah untuk menegakkan etika sekolah/madrasah.
g. Sekolah/Madrasah perlu memiliki program yang
jelas untuk meningkatkan kesadaran beretika bagi
semua warga sekolah/madrasahnya.
h. Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur peserta didik memuat norma untuk:
1) menjalankan ibadah sesuai dengan agama
yang dianutnya;
2) menghormati pendidik dan tenaga kependidikan;
3) mengikuti proses pembelajaran dengan menjunjung tinggi ketentuan pembelajaran dan mematuhi semua peraturan yang berlaku;
4) memelihara kerukunan dan kedamaian untuk
mewujudkan harmoni sosial di antara teman;
5) mencintai keluarga, masyarakat, dan menyayangi sesama;
6) mencintai lingkungan, bangsa, dan negara;
serta
28
7) menjaga dan memelihara sarana dan prasarana, kebersihan, ketertiban, keamanan, keindahan, dan kenyamanan sekolah/madrasah.
i.
Peserta didik dalam menjaga norma pendidikan
perlu mendapat bimbingan dengan keteladanan,
pembinaan dengan membangun kemauan, serta
pengembangan kreativitas dari pendidik dan tenaga kependidikan.
j.
Kode etik sekolah/madrasah yang mengatur guru
dan tenaga kependidikan memasukkan larangan
bagi guru dan tenaga kependidikan, secara perseorangan maupun kolektif, untuk:
1) menjual buku pelajaran, seragam/bahan pakaian sekolah/madrasah, dan/atau perangkat
sekolah lainnya baik secara langsung maupun
tidak langsung kepada peserta didik;
2) memungut biaya dalam memberikan bimbingan belajar atau les kepada peserta didik;
3) memungut biaya dari peserta didik baik secara
langsung maupun tidak langsung yang bertentangan dengan peraturan dan undang-undang;
4) melakukan sesuatu baik secara langsung
maupun tidak langsung yang mencederai integritas hasil Ujian Sekolah/Madrasah dan
Ujian Nasional.
k. Kode etik sekolah/madrasah diputuskan oleh rapat dewan pendidik dan ditetapkan oleh kepala
sekolah/madrasah.
29
10. Peranserta Masyarakat dan Kemitraan Sekolah/
Madrasah
a. Sekolah/Madrasah melibatkan warga dan
masyarakat pendukung sekolah/madrasah dalam
mengelola pendidikan.
b. Warga sekolah/madrasah dilibatkan dalam pengelolaan akademik.
c. Masyarakat pendukung sekolah/madrasah
dilibatkan dalam pengelolaan non-akademik.
d. Keterlibatan peranserta warga sekolah/madrasah
dan masyarakat dalam pengelolaan dibatasi pada
kegiatan tertentu yang ditetapkan.
e. Setiap sekolah/madrasah menjalin kemitraan
dengan lembaga lain yang relevan, berkaitan
dengan input, proses, output, dan pemanfaatan
lulusan.
f.
Kemitraan sekolah/madrasah dilakukan dengan
lembaga pemerintah atau non-pemerintah.
g. Kemitraan SD/MI/SDLB atau yang setara dilakukan minimal dengan SMP/MTs/SMPLB atau yang
setara, serta dengan TK/RA/BA atau yang setara
di lingkungannya.
h. Kemitraan SMP/MTs/SMPLB, atau yang setara
dilakukan minimal dengan SMA/SMK/SMALB, MA/
MAK, SD/MI atau yang setara, serta dunia usaha
dan dunia industri.
i.
30
Kemitraan SMA/SMK, MA/MAK, atau yang setara
dilakukan minimal dengan perguruan tinggi, SMP/
MTs, atau yang setara, serta dunia usaha dan
dunia industri di lingkungannya.
j.
Sistem kemitraan sekolah/madrasah ditetapkan
dengan perjanjian secara tertulis.
C. PENGAWASAN DAN EVALUASI
1. Program Pengawasan
a. Sekolah/Madrasah menyusun program pengawasan secara obyektif, bertanggung jawab dan
berkelanjutan.
b. Penyusunan program pengawasan di sekolah/madrasah didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan.
c. Program pengawasan disosialisasikan ke seluruh
pendidik dan tenaga kependidikan.
d. Pengawasan pengelolaan sekolah/madrasah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan,
dan tindak lanjut hasil pengawasan.
e. Pemantauan pengelolaan sekolah/madrasah dilakukan oleh komite sekolah/madrasah atau bentuk lain dari lembaga perwakilan pihak-pihak yang
berkepentingan secara teratur dan berkelanjutan
untuk menilai efisiensi, efektivitas, dan akuntabilitas pengelolaan.
f. Supervisi pengelolaan akademik dilakukan secara
31
teratur dan berkelanjutan oleh kepala sekolah/
madrasah dan pengawas sekolah/madrasah.
g. Guru melaporkan hasil evaluasi dan penilaian
sekurang-kurangnya setiap akhir semester yang
ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah dan
orang tua/wali peserta didik.
h. Tenaga kependidikan melaporkan pelaksanaan teknis dari tugas masing-masing sekurang-kurangnya
setiap akhir semester yang ditujukan kepada kepala sekolah/madrasah. kepala sekolah/madrasah, secara terus menerus melakukan pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kependidikan.
i.
Kepala sekolah/madrasah melaporkan hasil evaluasi kepada komite sekolah/madrasah dan pihakpihak lain yang berkepentingan sekurang-kurangnya setiap akhir semester.
j.
Pengawas sekolah melaporkan hasil pengawasan
di sekolah kepada bupati/walikota melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab
di bidang pendidikan dan sekolah yang bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada sekolah terkait.
k. Pengawas madrasah melaporkan hasil pengawasan di madrasah kepada Kantor Departemen
Agama Kabupaten/Kota dan pada madrasah yang
bersangkutan, setelah dikonfirmasikan pada madrasah terkait.
l.
32
Setiap pihak yang menerima laporan hasil pengawasan menindaklanjuti laporan hasil pengawasan
tersebut dalam rangka meningkatkan mutu sekolah/madrasah, termasuk memberikan sanksi
atas penyimpangan yang ditemukan.
m. Sekolah/Madrasah mendokumentasikan dan
menggunakan hasil pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja sekolah/madrasah, dalam
pengelolaan pembelajaran dan pengelolaan secara keseluruhan.
2. Evaluasi Diri
a. Sekolah/Madrasah melakukan evaluasi diri terhadap kinerja sekolah/madrasah.
b. Sekolah/Madrasah menetapkan prioritas indikator
untuk mengukur, menilai kinerja, dan melakukan
perbaikan dalam rangka pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan.
c. Sekolah/Madrasah melaksanakan:
1) evaluasi proses pembelajaran secara periodik,
sekurang-kurangnya dua kali dalam setahun,
pada akhir semester akademik;
2) evaluasi program kerja tahunan secara periodik sekurang-kurangnya satu kali dalam setahun, pada akhir tahun anggaran sekolah/
madrasah.
d. Evaluasi diri sekolah/madrasah dilakukan secara
periodik berdasar pada data dan informasi yang
sahih.
33
3. Evaluasi dan Pengembangan KTSP
Proses evaluasi dan pengembangan KTSP dilaksanakan secara:
a. komprehensif dan fleksibel dalam mengadaptasi
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
mutakhir;
b. berkala untuk merespon perubahan kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, serta perubahan
sistem pendidikan, maupun perubahan sosial;
c. integratif dan monolitik sejalan dengan perubahan
tingkat mata pelajaran;
d. menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak
meliputi: dewan pendidik, komite sekolah/madrasah, pemakai lulusan, dan alumni.
4. Evaluasi Pendayagunaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
a. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan direncanakan secara komprehensif
pada setiap akhir semester dengan mengacu pada
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
b. Evaluasi pendayagunaan pendidik dan tenaga
kependidikan meliputi kesesuaian penugasan
dengan keahlian, keseimbangan beban kerja, dan
kinerja pendidik dan tenaga kependidikan dalam
pelaksanaan tugas.
34
c. Evaluasi kinerja pendidik harus memperhatikan
pencapaian prestasi dan perubahan-perubahan
peserta didik.
5. Akreditasi Sekolah/Madrasah
a. Sekolah/Madrasah menyiapkan bahan-bahan
yang diperlukan untuk mengikuti akreditasi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b. Sekolah/Madrasah meningkatkan status akreditasi, dengan menggunakan lembaga akreditasi
eksternal yang memiliki legitimasi.
c. Sekolah/Madrasah harus terus meningkatkan
kualitas kelembagaannya secara holistik dengan
menindaklanjuti saran-saran hasil akreditasi.
D. KEPEMIMPINAN SEKOLAH/MADRASAH
1. Setiap sekolah/madrasah dipimpin oleh seorang kepala sekolah/madrasah.
2. Kriteria untuk menjadi kepala dan wakil kepala
sekolah/madrasah berdasarkan ketentuan dalam
standar pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Kepala SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh satu
orang wakil kepala sekolah/madrasah.
4. Kepala SMA/MA dibantu minimal tiga wakil kepala
sekolah/madrasah untuk bidang akademik, sarana35
prasarana, dan kesiswaan. Sedangkan kepala SMK
dibantu empat wakil kepala sekolah untuk bidang akademik, sarana-prasarana, kesiswaan, dan hubungan
dunia usaha dan dunia industri. Dalam hal tertentu
atau sekolah/madrasah yang masih dalam taraf
pengembangan, kepala sekolah/madrasah dapat
menugaskan guru untuk melaksanakan fungsi wakil
kepala sekolah/madrasah.
5. Wakil kepala sekolah/madrasah dipilih oleh dewan
pendidik, dan proses pengangkatan serta keputusannya, dilaporkan secara tertulis oleh kepala sekolah/
madrasah kepada institusi di atasnya. Dalam hal
sekolah/madrasah swasta, institusi dimaksud adalah
penyelenggara sekolah/madrasah.
6. Kepala dan wakil kepala sekolah/madrasah memiliki
kemampuan memimpin yaitu seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang dimiliki, dihayati, dikuasai, dan diwujudkannya dalam melaksanakan tugas keprofesionalan sesuai dengan Standar
Pengelolaan Satuan Pendidikan.
7. Kepala sekolah/madrasah:
a. menjabarkan visi ke dalam misi target mutu;
b. merumuskan tujuan dan target mutu yang akan
dicapai;
c. menganalisis tantangan, peluang, kekuatan, dan
kelemahan sekolah/madrasah;
d. membuat rencana kerja strategis dan rencana ker-
36
ja tahunan untuk pelaksanaan peningkatan mutu;
e. bertanggung jawab dalam membuat keputusan
anggaran sekolah/madrasah;
f. melibatkan guru, komite sekolah dalam pengambilan keputusan penting sekolah/madrasah.
Dalam hal sekolah/madrasah swasta, pengambilan keputusan tersebut harus melibatkan penyelenggara sekolah/madrasah;
g. berkomunikasi untuk menciptakan dukungan intensif dari orang tua peserta didik dan masyarakat;
h. menjaga dan meningkatkan motivasi kerja pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan sistem pemberian penghargaan atas
prestasi dan sangsi atas pelanggaran peraturan
dan kode etik;
i.
menciptakan lingkungan pembelajaran yang efektif bagi peserta didik;
j.
bertanggung jawab atas perencanaan partisipatif
mengenai pelaksanaan kurikulum;
k. melaksanakan dan merumuskan program supervisi, serta memanfaatkan hasil supervisi untuk
meningkatkan kinerja sekolah/madrasah;
l.
meningkatkan mutu pendidikan;
m. memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya;
n. memfasilitasi pengembangan, penyebarluasan,
37
dan pelaksanaan visi pembelajaran yang dikomunikasikan dengan baik dan didukung oleh komunitas sekolah/madrasah;
o. membantu, membina, dan mempertahankan
lingkungan sekolah/madrasah dan program pembelajaran yang kondusif bagi proses belajar peserta didik dan pertumbuhan profesional para guru
dan tenaga kependidikan;
p. menjamin manajemen organisasi dan pengoperasian sumber daya sekolah/madrasah untuk
menciptakan lingkungan belajar yang aman, sehat, efisien, dan efektif;
q. menjalin kerja sama dengan orang tua peserta
didik dan masyarakat, dan komite sekolah/
madrasah menanggapi kepentingan dan kebutuhan komunitas yang beragam, dan memobilisasi
sumber daya masyarakat;
r. memberi contoh/teladan/tindakan yang bertanggung jawab.
8. Kepala sekolah/madrasah dapat mendelegasikan sebagian tugas dan kewenangan kepada wakil kepala
sekolah/madrasah sesuai dengan bidangnya.
E. SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
1. Sekolah/Madrasah:
a. mengelola sistem informasi manajemen yang me38
madai untuk mendukung administrasi pendidikan
yang efektif, efisien dan akuntabel;
b. menyediakan fasilitas informasi yang efesien, efektif dan mudah diakses;
c. menugaskan seorang guru atau tenaga kependidikan untuk melayani permintaan informasi maupun pemberian informasi atau pengaduan dari masyarakat berkaitan dengan pengelolaan sekolah/
madrasah baik secara lisan maupun tertulis dan
semuanya direkam dan didokumentasikan;
d. melaporkan data informasi sekolah/madrasah
yang telah terdokumentasikan kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
2. Komunikasi antar warga sekolah/madrasah di lingkungan sekolah/madrasah dilaksanakan secara
efisien dan efektif.
F. PENILAIAN KHUSUS
Keberadaan sekolah/madrasah yang pengelolaannya
tidak mengacu kepada Standar Nasional Pendidikan
dapat memperoleh pengakuan Pemerintah atas dasar
rekomendasi BSNP.
MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL,
BAMBANG SUDIBYO
39
GLOSARIUM
1.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang didukung oleh standar-standar: pengelolaan, kompetensi lulusan, isi, proses, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pembiayaan, dan penilaian.
2.
Standar pengelolaan pendidikan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah adalah standar pengelolaan pendidikan untuk sekolah/madrasah yang berkaitan
dengan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan
kegiatan pendidikan agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan.
3.
Standar kompetensi lulusan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan. Standar ini disusun dan dikembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
4.
Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi
mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus
dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Standar ini disusun dan dikembangkan
oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
40
5.
Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu
satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi
lulusan. Standar ini disusun dan dikembangkan oleh
BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
6.
Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan. Standar ini disusun
dan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
7.
Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta
sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi. Standar ini disusun dan
dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
8.
Standar pembiayaan adalah standar yang mengatur
komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan yang berlaku selama satu tahun. Standar ini disusun dan dikembangkan oleh BSNP dan ditetapkan
oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
9.
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional
pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik.
41
Standar ini disusun dan dikembangkan oleh BSNP dan
ditetapkan oleh Keputusan Menteri Pendidikan Nasional.
10. RKT adalah rencana kerja tahunan sekolah/madrasah
yang berdasar pada rencana kerja jangka menengah (empat tahunan) yang dinyatakan dalam Rencana Kegiatan
dan Anggaran Sekolah/Madrasah (RKA-S/M) sebagai istilah lain dari Rencana Anggaran Penerimaan dan Belanja
Sekolah/Madrasah (RAPB-SM).
11. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
12. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar,
widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain
yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
13. Komite sekolah/madrasah adalah lembaga mandiri yang
beranggotakan orang tua/wali peserta didik, komunitas
sekolah, serta tokoh masyarakat yang peduli pendidikan
14. Kurikulum tingkat satuan pendidikan adalah kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan
15. Pemerintah adalah Pemerintah Pusat
16. Menteri adalah Menteri adalah menteri yang menangani
urusan pemerintahan di bidang pendidikan
42
Download