hubungan obesitas dengan reseptor hormonal dan

advertisement
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN RESEPTOR HORMONAL
DAN EKSPRESI HER-2/NEU PADA PENDERITA
KANKER PAYUDARA DI MAKASSAR
THE RELATIONSHIP BETWEEN OBESITY AND HORMONAL RECEPTOR
AS WELL AS HER-2 NEU EXPRESSION IN FEMALE WITH
BREAST CANCER IN MAKASSAR
Rayesh Nanda, William Hamdani, Arifin Seweng
Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran, Universitas Hasanuddin
Alamat Korespondensi:
Rayesh Nanda
Bagian Ilmu Bedah
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin, Makassar, 90245
HP: 082188868097
Email: [email protected]
Abstrak
Kanker payudara adalah salah satu keganasan yang mengancam nyawa. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara obesitas dengan ekspresi reseptor hormonal dan reseptor HER-2/NEU pada wanita
penderita kanker payudara dan mengetahui status menopause pada wanita penderita kanker payudara. Penelitian
ini merupakan penelitian observasional dengan desain crosssectional. Subjek penelitian sebanyak 38 orang
berumur 34-73 tahun dengan rerata 49±10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat wanita penderita
kanker payudara yang premenopause sebanyak 57,9% dan postmenopause 42.1%. wanita penderita kanker
payudara dengan obesitas sebanyak 55,3% dan nonobesitas 44,7%. Hasil analisis pemeriksaan imunonistokimia
(IHC) diperoleh reseptor esterogen yang positif sebesar 31,6% dan yang negatif sebesar 684%. Reseptor
progesterone yang positif sebesar 36,8% dan yang negatif sebesar 63,2%, Reseptor HER-2/NEU yang positif
sebesar 47,4% dan yang negatif 52,6%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang
signifikan antara obesitas dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone yang positif, begitu pun terhadap
ekspresi HER-2/NEU yang positif. Status menopause wanita penderita kanker payudara mempunyai hubungan
yang signifikan dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone, tetapi tidak signifikan dengan reseptor
HER-2/NEU.
Kata kunci: kanker payudara, obesitas, reseptor estrogen, progesterone dan HER-2/NEU, status menopause
Abstract
Breast cancer is one of the life-threatening malignancy . The study aims to investigate the relationship between
obesity and the expression of hormonal receptor as well as HER-2/NEU receptor in female with breast cancer
and her menopause status. This is an observational study designed in cross-sectional form involving 38 female
subjects aged between 34 and 73 years old with a mean age of 49±10 years. The study identifies pre-menopause
women with breast cancer 57.9% and post-menopause 42.1%, and women with breast cancer and obesity 55.3%
and nomobesity 44,7%. Immunohistochemistry examination (IHC) indicates positive estrogenic receptor of
31.6% the negative one 63.2%, positive Her-2/NEU receptor 47.4% and the negative one 52.6%. There is no
significant correlation between obesity and the expressions of positive estrogenic and progesterone as well as
positive HER-2/NEU receptor. Meanwhile, the menopause status of the female with breast cancer indicates
significant correlation with the expression of estrogenic and progesterone receptor but not significant with HER2/NEU receptor.
Keywords: Breast cancer, obesity, estrogenic and progesterone receptor, and HER-2/NEU, menopause status
1
PENDAHULUAN
Kanker payudara adalah salah satu keganasan yang mengancam nyawa. Sekitar 1213% wanita mengalami kanker payudara dalam hidupnya. Para ahli di Amerika Serikat
memperkirakan pada tahun 2007, terdapat 174.480 kasus baru kanker payudara, dan pada
laki-laki dalam tahun yang sama terdapat ± 2.030 kasus baru. Meskipun kanker payudara
pada laki-laki adalah jarang, tapi insiden pertahunnya diperkirakan makin meningkat
(Bardia et al., 2006).
Tahun 2005, WHO memperkirakan kurang lebih 400 juta orang dewasa telah
mengalami obesitas, dimana wanita lebih banyak dibandingkan pria. Di tahun 2008, WHO
telah mengklaim bahwa orang dewasa di seluruh dunia yang mengalami obesitas sebesar 1,5
milyar, 10% pada pria dan 14% pada wanita yang telah obesitas (BMI ≥ 30 Kg/m2),
dibandingkan pada tahun 1980, 5% pria dan 8% wanita yang telah obesitas. Angka kejadian
obesitas juga meningkat seiring dengan umur, terutama di atas 50 tahunan atau 60 tahunan.
Prevalensi overweight dan obesitas di WHO yang tertinggi adalah Amerika Serikat yaitu :
62% mengalami overweight baik pria dan wanita, 26% mengalami obesitas. Dari semua area
WHO, wanita lebih sering mengalami obesitas dibandingkan pria. Untuk area Afrika, Eastern
Mediterranean dan South East Asia, wanita mempunyai prevalensi 2 kali lebih banyak
mengalami obesitas dibandingkan pria. Di Indonesia, pada riset kesehatan dasar tahun 2010
angka prevalensi gizi lebih naik, dari 12,2% pada tahun 2007 menjadi 14,2% pada tahun 2010
(Hamdy et al., 2013).
Breast Cancer and Environment Risk Factor, Cornell University melakukan studi
terhadap tujuh penelitian kohort dengan mengukur indeks massa tubuh wanita sebelum
didiagnosis kanker payudara. Studi tersebut mencakup 337.819 wanita, didapatkan 4.385
wanita dengan kanker payudara. Wanita postmenopause dengan IMT ≥ 33 Kg/m 2 memiliki
resiko lebih tinggi menderita kanker payudara dibandingkan dengan wanita postmenopause
dengan IMT ≤ 21 Kg/m 2. Sedangkan wanita premenopause dengan IMT ≥ 33 Kg/m 2 memiliki
resiko moderate menderita kanker payudara dibandingkan wanita premenopause dengan IMT
≤ 21 Kg/m2 (Warren, 2008).
Peningkatan berat badan atau body mass index (BMI) akan meningkatkan resiko
terjadinya kanker payudara, kolon, prostat dan endometrium, ginjal dan kandung empedu.
Sehingga angka mortalitas juga meningkat seiring dengan peningkatan berat badan. Oleh
karena wanita mempunyai prevalensi 2 kali lebih banyak mengalami obesitas dibanding pria,
sehingga wanita beresiko tinggi mengalami kanker payudara (Hamdy et al., 2013).
2
Obesitas pada wanita postmenopause memiliki resiko tinggi terjadinya kanker
payudara dibandingkan pada wanita postmenopause tanpa obesitas. Sedangkan obesitas yang
terjadi di masa remaja pada wanita premenopasue, beberapa studi menunjukkan adanya
kejadian berkembang menjadi kanker payudara dan studi yang lain tidak menunjukkan adanya
hubungan tersebut. Hal ini dihubungkan dengan adanya peningkatan kadar estrogen dalam
darah, pada obesitas akan memicu peningkatan produksi estrogen aktifitas aromatase pada
jaringan adiposa (adipocytes) payudara.
Selain itu, sel kanker payudara juga mengekspresikan gen HER-2 dan dapat terjadi
amplifikasi gen. Pada keadaan normal terjadi dua penggandaan HER-2 gen, sedangkan pada
kanker payudara terjadi penggandaan yang berlipat ganda, akibatnya terjadi ekspresi HER-2
protein yang berlebihan pada permukaan sel, sehingga regulasi pertumbuhan sel terganggu,
tumor lebih cepat bertumbuh, kurang sensitif terhadap kemoterapi dan hormonal terapi serta
tumor menjadi lebih agresif.
Wanita dengan obesitas dan telah diagnosis kanker payudara mempunyai resiko 30%
lebih tinggi untuk mengalami rekuren dibandingkan wanita dengan berat badan normal dan
50% lebih tinggi untuk meninggal akibat kanker payudara dibandingkan dengan wanita
dengan berat badan normal. Obesitas pada wanita kanker payudara dengan reseptor hormonal
positif dan HER-2 negatif memiliki distant-free survival dan overall survival yang jelek.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini untuk mengetahui
hubungan antara obesitas dengan ekspresi reseptor hormonal dan reseptor HER-2/NEU pada
wanita penderita kanker payudara dan mengetahui status menopause pada wanita penderita
kanker payudara.
BAHAN DAN METODE
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Instalasi Rawat Inap Sub Bagian Bedah Onkologi Rumah
Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit jejaring di Makassar sampai jumlah sampel
mencukupi.
Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan desain crosssectional untuk
menilai hubungan antara obesitas dengan status hormonal dan reseptor HER-2 pada wanita
penderita kanker payudara.
3
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah wanita penderita kanker payudara yang dirawat di sub
bagian bedah onkologi rumah sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo dan rumah sakit jejaringnya di
Makassar. Sampel adalah seluruh populasi terjangkau yang memenuhi kriteria penelitian,
diperoleh berdasarkan urutan masuknya di rumah sakit (consecutive random sampling).
Sampel diambil dari jaringan tumor pada wanita yang telah didiagnosis kanker payudara
(sesuai dengan pemeriksaan klinis dan histopatologi) dan telah dinilai indeks massa tubuhnya.
Besar sampel pada penelitian ini adalah 38 orang wanita penderita kanker payudara.
Metode Pengumpulan Data
Data diperoleh dari wanita penderita kanker payudara yang belum pernah mendapat
pengobatan kemoterapi atau radioterapi sebelumnya yang bersedia menjadi sampel penelitian
(menandatangani inform consent).
Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul dikelompokkan berdasarkan tujuan dan jenis data, kemudian
dipilih metode statistic yang sesuai. Pengolahan data dan uji statistic dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak SPSS versi 16.
HASIL
Telah dilakukan penelitian observasional dengan metode penelitian crosssectional
untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan ekspresi reseptor hormonal dan reseptor
HER-2/NEU pada wanita penderita kanker payudara dan mengetahui status menopause pada
wanita penderita kanker payudara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara
obesitas dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone yang positif, begitu pun
terhadap ekspresi HER-2/NEU yang positif. Status menopause wanita penderita kanker
payudara mempunyai hubungan yang signifikan dengan ekspresi reseptor esterogen dan
progesterone, tetapi tidak signifikan dengan reseptor HER-2/NEU.
Dari penelitian ini, didapatkan 38 subjek penelitian yang berumur 34 tahun – 73 tahun
dengan rerata 49±10 tahun. Didapatkan wanita penderita kanker payudara yang premenopause
sebanyak 57,9% dan postmenopause 42,1%. Wanita penderita kanker payudara dengan
obesitas
sebanyak
55,3%
dan
non-obesitas
44,7%.
Hasil
analisa
pemeriksaan
imunohistokimia (IHC) diperoleh reseptor estrogen yang positif sebesar 31,6% dan yang
negatif sebesar 68,4%. Reseptor progesterone yang positif sebesar 36,8% dan yang negatif
sebesar 63,2%. Reseptor HER-2/NEU yang positif sebesar 47,4% dan yang negatif 52,6%;
4
Reseptor HER-2 / NEU yang negatif lebih banyak dibandingkan reseptor yang positif
(lampiran, Tabel 1).
Dilakukan analisa hubungan antara obesitas dengan status hormonal yaitu reseptor
estrogen dan progesteron serta reseptor HER-2/NEU. Disamping hal tersebut, juga dilakukan
analisa hubungan antara status menopause wanita penderita kanker payudara dengan reseptor
estrogen, progesterone dan HER-2/NEU.
Presentase ekspresi RE yang positif 33,3% pada wanita penderita kanker payudara
yang obesitas, sedangkan yang non-obesitas presentasenya 29,4%. Hal ini menunjukkan
bahwa presentase ekspresi RE lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang
obesitas dibandingkan non-obesitas. Namun hasil analisa hubungan berdasarkan uji Chi
Square didapatkan nilai p > 0,05 yang berarti tidak menunjukkan adanya hubungan yang
signifikan antara obesitas dengan ekspresi RE yang positif. Tetapi hasil uji OR (Odds ratio)
1,2 yang berarti wanita penderita kanker payudara yang obesitas memiliki faktor resiko 1,2
kali ekspresi REnya positif dibandingkan non-obesitas (lampiran, Tabel 2).
Menghubungkan wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan ekspresi RP.
Dari tabel tersebut, persentase ekspresi RP yang positif lebih tinggi pada wanita penderita
kanker payudara yang obesitas dibandingkan non-obesitas (42.9% dan 29,4%). Namun hasil
uji Chi square diperoleh p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara
wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan ekspresi RP yang positif. Akan tetapi
hasil uji OR diperoleh 1,8 yang berarti wanita penderita kanker payudara yang obesitas
memiliki faktor resiko 1,8 kali ekspresi RPnya positif dibandingkan non-obesitas (lampiran,
Tabel 3).
Presentase ekspresi reseptor HER-2/NEU yang positif tidak jauh berbeda antara
wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan non-obesitas (47,6% dan 47,1%).
Namun hasil uji Chi square diperoleh nilai p > 0,05 yang berarti tidak ada hubungan yang
signifikan antara wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan ekpresi reseptor
HER-2/NEU yang positif. Tetapi hasil uji OR diperoleh bernilai 1 yang berarti faktor resiko
wanita penderita kanker payudara yang obesitas dan non-obesitas tidak berbeda besar
resikonya terhadap ekspresi reseptor HER-2/NEU positif (lampiran, Tabel 4).
Hubungan status menopause wanita penderita kanker payudara terhadap ekspresi RE.
Dari tabel tersebut, diperoleh persentase ekspresi RE positif lebih tinggi pada wanita penderita
kanker payudara yang postmenopause dibandingkan premenopause (56,3% dan 13,6%). Dan
hasil uji Chi square diperoleh nilai p < 0,01 yang berarti ada hubungan yang signifikan antara
status menopause wanita penderita kanker payudara dengan ekspresi RE yang positif. Hasil
5
uji OR diperoleh 0,1 yang menunjukkan bahwa premenopause merupakan faktor yang bersifat
protektif terhadap RE positif.
Persentase RP yang positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang
postmenopause dibandingkan premenopause (56,3% dan 22,7%). Dan didapatkan adanya
hubungan yang signifikan antara status menopause wanita penderita kanker payudara dengan
ekspresi RP yang positif, hal ini berdasarkan hail uji Chi square diperoleh nilai p < 0,05.
Sedangkan hasil uji OR diperoleh 0,2 yang menunjukkan bahwa premenopause merupakan
faktor yang bersifat protektif terhadap RP positif.
Tidak ada hubungan yang signifikan antara status menopause wanita penderita kanker
payudara dengan ekspresi reseptor HER-2/NEU, hal ini berdasarkan hasil uji Chi square
dengan nilai p > 0,05. Dari tabel tersebut juga diperoleh persentase reseptor HER-2/NEU
yang positif lebih tinggi pada wanita penderita kanker payudara yang premenopause
dibandingkan postmenopause (50% dan 43,8%). Dan hasil uji OR diperoleh 1,3 yang berarti
wanita penderita kanker payudara yang premenopause memiliki resiko tinggi terhadap
ekspresi reseptor HER-2/NEU positif.
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas
dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone yang positif, begitu pun terhadap
ekspresi HER-2/NEU yang positif. Status menopause wanita penderita kanker payudara
mempunyai hubungan yang signifikan dengan ekspresi reseptor esterogen dan progesterone,
tetapi tidak signifikan dengan reseptor HER-2/NEU.
Hasil penelitian yang lain pernah melaporkan bahwa penderita kanker payudara
dengan obesitas memiliki hubungan yang kuat dengan kadar testosterone serum terhadap
ekspresi RE positif dibandingkan dengan ekspresi RE negatif. Dengan hipotesis bahwa
meningkatnya resiko kanker payudara oleh karena adanya testosterone merupakan sumber
estradiol melalui jalur konversi. Faktor obesitas kemungkinan mempunyai peran yang
bermakna dalam ekspresi RE dan juga dapat memberikan efek progresifitas dan proliferasi
pada sel kanker payudara. Sejumlah estrogen, terutama estradiol yang bebas yang tidak terikat
oleh sex binding human globulin (SBHG) merupakan bentuk estrogen yang aktif dan
berhubungan dengan meningkatnya resiko terhadap kanker payudara pada wanita
premenopause dan postmenopause (Green et al., 2012).
6
Kanker payudara adalah suatu bentuk keganasan pada payudara yang dapat terjadi
pada sistem duktal, sistem lobular, dan jaringan stromal payudara itu sendiri, serta dapat
menyebar secara ilfiltratif, melalui aliran limfe maupun aliran darah (Desen, 2008).
Estrogen memberikan efek meningkatkan proliferasi sel dan pertumbuhan yang
berperan penting dalam perkembangan payudara normal. Namun estrogen juga berperan
penting dalam menginduksi kanker payudara. Oleh karena itu, sejak lama estrogen sudah
dikaitkan dengan lemak tubuh dan proses induksi tumor payudara. Jaringan lemak merupakan
sumber untuk memproduksi estrogen sebagai akibat adanya proses aktifitas aromatase yang
akan mengkonversi androgen menjadi estron, dan dikonversi menjadi 17β-estradiol yang
merupakan bentuk estrogen yang paling potensial. Dengan demikian, meningkatnya jaringan
lemak (adipose) payudara dapat meningkatkan terpaparnya kelenjar payudara oleh estrogen.
Penelitian in vitro dengan menggunakan sel kanker payudara manusia, telah memberikan
bukti bahwa estrogen memiliki efek mitogenic pada sel kanker payudara (Cleary, 2010).
Disamping itu, adanya peningkatan kadar leptin dalam serum merupakan penanda
khusus dari obesitas, ternyata berkaitan erat dengan resiko terjadinya kanker, termasuk kanker
payudara. Dan leptin signaling dan kemampuan crosstalk-nya dengan beberapa signaling
pathway memiliki peranan penting dalam pertumbuhan sel kanker payudara, migrasi, invasi,
angiogenesis, dan metastasis (Guo et al., 2012).
Dalam penelitian ini, didapatkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara
obesitas dengan status hormonal, yaitu ekspresi RE dan RP. Namun persentase ekspresi RE
dan RP yang positif lebih besar pada wanita penderita kanker payudara yang obesitas
dibandingkan non-obesitas. Dan nilai OR yang diperoleh menunjukkan bahwa wanita obesitas
dengan kanker payudara merupakan faktor resiko yang mengekspresikan RE dan RP positif.
Reseptor progesteron (RP) adalah protein yang ditemukan dalam sel. Hal ini
diaktifkan oleh hormon steroid progesteron. Pada manusia, PR dikodekan oleh PGR dari gen
tunggal, berada pada kromosom 11q22, memiliki dua bentuk utama, A dan B, yang berbeda
dalam berat molekul mereka. RP merupakan gen yang diregulasi oleh estrogen, karena itu
ekspresinya mengindikasikan adanya jalur RE yang teraktifasi, lihat gambar 8 (Payne, 2008).
Kanker payudara merupakan tumor yang heterogen dengan modal terapi berdasarkan
gambaran molekulernya, Namun bukti akurat tentang pengaruh obesitas terhadap subtipe
kanker payudara masih lemah dan adanya hasil studi lain tentang perbedaan pengaruh
obesitas terhadap status hormonal yang masih dalam perdebatan, sedangkan pengaruh
obesitas terhadap HER-2 masih kurang. Perbedaan biologi tumor payudara mungkin
7
ditentukan oleh individu yang rentan terhadap obesitas. Sebaiknya biologi tumor payudara
dilakukan studi lebih lanjut dengan model intervensi diet pada penderita kanker payudara.
Analisa hubungan antara wanita penderita kanker payudara yang obesitas dengan
ekspresi reseptor HER-2/NEU adalah tidak ada hubungan yang signifikan dan nilai OR yang
diperoleh menunjukkan bahwa faktor resiko wanita penderita kanker payudara yang obesitas
dan non-obesitas tidak berbeda besar resikonya terhadap ekspresi reseptor HER-2/NEU
positif.
Leptin yang merupakan salah satu produk dari adipocytes dan penanda khusus yang
berkaitan dengan obesitas, melalui leptin signaling dan kemampuan crosstalk-nya ke beberapa
signaling pathway, salah satunya adalah mampu mengaktifasi reseptor HER-2/NEU baik
melalui aktifasi EGFR ataupun aktifasi JAK-2 (Guo et al., 2012).
Terdapat hubungan yang signifikan antara status menopause wanita penderita kanker
payudara dengan ekspresi RE dan RP. Dan persentase RE dan RP positif lebih tinggi pada
wanita penderita kanker payudara yang postmenopause dibandingkan premenopause. Dan
nilai OR yang diperoleh menunjukkan bahwa wanita penderita kanker payudara yang
premenopause merupakan faktor protektif terhadap ekspresi RE dan RP positif. Hal ini
diakibatkan oleh karena adanya akumulasi dari beberapa faktor yang berkaitan dengan
terpaparnya sel payudara oleh estrogen dan progesterone sehingga berubah menjadi sel kanker
payudara.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara status hormonal dengan ekspresi reseptor HER-2 NEU (Hamdani, 2004),
dalam penelitiannya pada wanita penderita kanker payudara menyimpulkan bahwa ada kaitan
yang kuat antara kadar HER-2/NEU dengan Grading, Ukuran Tumor, dan infiltrasi KGB, tapi
hubungannya dengan status menopause sangat lemah.
Persentase reseptor HER-2/NEU yang positif lebih tinggi pada wanita penderita
kanker payudara yang premenopause dibandingkan postmenopause (50% dan 43,8%). Dan
hasil uji OR diperoleh wanita penderita kanker payudara yang premenopause memiliki resiko
tinggi terhadap ekspresi reseptor HER-2/NEU positif. Hasil penelitian lain menyimpulkan
bahwa 15%-25% kanker payudara yang invasif berhubungan dengan amplifikasi dan over
expresi dari HER-2/NEU (Sttersten, 2005). Kanker payudara ini cenderung untuk bertumbuh
lebih cepat, lebih cepat menyebar, lebih sering kambuh, lebih sering pada umur yang masih
muda, dan mempunyai prognosis yang jelek dibandingkan dengan kanker payudara yang
tanpa amplifikasi dan over expresi HER-2/NEU.
8
KESIMPULAN DAN SARAN
Peneliti menyimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara obesitas
terhadap ekspresi reseptor estrogen dan progesterone yang positif. Meskipun presentase
ekspresi reseptor estrogen dan reseptor progesterone yang positif lebih tinggi pada wanita
penderita kanker payudara yang obesitas dibandingkan non-obesitas. Tidak ada hubungan
yang signifikan antara obesitas terhadap ekspresi reseptor HER-2 NEU yang positif. Dan
presentase ekspresi reseptor HER-2 NEU tidak jauh berbeda antara wanita penderita kanker
payudara dengan obesitas dan non-obesitas. Adanya hubungan yang signifikan antara status
menopause terhadap ekspresi reseptor estrogen dan reseptor progesterone. Presentase ekspresi
reseptor estrogen dan reseptor progesterone yang positif lebih tinggi pada wanita penderita
kanker payudara yang postmenopause dibandingkan premenopause. Tidak ada hubungan
yang signifikan antara status menopause wanita penderita kanker payudara dengan ekspresi
reseptor HER-2/NEU. Meskipun persentase reseptor HER-2/NEU yang positif lebih tinggi
pada wanita penderita kanker payudara yang premenopause dibandingkan postmenopause.
Wanita penderita kanker payudara yang premenopause memiliki resiko tinggi terhadap
ekspresi reseptor HER-2/NEU positif. Peneliti menyarankan agar dilakukan penelitian yang
lanjut dengan besaran sampel yang lebih besar untuk mengetahui keterkaitan obesitas
terhadap status hormonal dan ekspresi HER-2 NEU pada wanita penderita kanker payudara.
DAFTAR PUSTAKA
Bardia et al. (2006). Recretional Physical Activity and Risk of Post Menopause Breast Cancer
Based on Hormon Reseptor Status. Arch Intern Med.
Cleary. (2010). Effect of obesity on breast cancer development., Veterinary Pathologist 47 (2).
The American College of Veterinary Pathologist.
Desen. (2008). Buku Ajar Onkologi Klinis; edisi 2. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Guo et al. (2012). Oncogenic Role and Therapeutic Target of Leptin Signaling in Breast
Cancer and Cancer Stem Cells. Biochim Biophys Acta.
Green et al. (2012). An Estrogen Model : The Relationship between Body Mass Index,
Menopausal Status, Estrogen Replacement Therapy and Breast Cancer Risk.
Computational and Mathematical Method in Medicine. Hidawi Paublishing
Corporation.
Hamdani. (2004). Profil Gena HER-2/NEU pada Penderita Kanker Payudara di Makassar,
Karya Akhir Pendidikan Spesialisasi Bedah Onkologi FK UNHAS Makassar.
Hamdy et al. (2013). Obesity. Available in www.medscape.com , 2013.
Payne et al. (2008). Predictive marker in breast cancer the present. Hystopatologi.
Sttersten. (2005). Breast Cancer Epidemiology. Myths and Science; available at:
http://www.son.wisc.edu/ce/programs/asynch/bccd/BrCa1/1-3-pathogenesis.htm.
Warren. (2008). Obesity and Breast Cancer Risk., Breast Cancer and Environment Risk
Factor. Cornell University.
9
Tabel 1. Karakteristik Sampel berdasarkan sebaran frekuensi
N (Orang)
Status Menopause
Premenopause
22
Postmenopause
16
Status IMT
Obesitas
21
Non-obesitas
17
Reseptor Estrogen
Positif
12
Negatif
26
Reseptor Progesteron
Positif
14
Negatif
24
Reseptor HER-2/NEU
Positif
18
Negatif
20
Persentase (%)
57,9
42,1
55,3
44,7
31,6
68,4
36,8
63,2
47,4
52,6
Tabel 2. Hubungan Obesitas dengan Reseptor Estrogen
Obesitas
IMT
Non-Obesitas
Total
Jumlah (n)
Persentase (%)
Jumlah (n)
Persentase (%)
Jumlah (n)
Persentase (%)
Reseptor Estrogen (RE)
Positif
Negatif
Total
7
14
21
33,3
66,7
100
5
12
17
29,4
70,6
100
12
26
38
31,6
68,4
100
Ket
Chi square test
(p=0,796)
OR = 1,2 (0,30-4,78)
Tabel 3. Hubungan Obesitas dengan Reseptor Progesteron
Obesitas
IMT
NonObesitas
Total
Jumlah (n)
Persentase (%)
Jumlah (n)
Persentase (%)
Jumlah (n)
Persentase (%)
Reseptor Progesteron (RP)
Positif
Negatif
Total
9
12
21
42,9
57,1
100
5
12
17
29,4
70,6
100
14
24
38
31,6
68,4
100
Ket
Chi square test
(p=0,393)
OR = 1,8 (0,30-4,78)
Tabel 4. Hubungan Obesitas dengan Reseptor HER-2/NEU
Obesitas
IMT
Non-Obesitas
Total
Jumlah (n)
Persentase (%)
Jumlah (n)
Persentase (%)
Jumlah (n)
Persentase (%)
Reseptor HER-2/NEU
Positif
Negatif
Total
10
11
21
47,6
52,4
100
8
9
17
47,1
52,9
100
18
20
38
47,4
52,6
100
Ket
Chi square test
(p=0,973)
OR = 1,0 (0,304,78)
10
Download