analisis proses pengambilan keputusan konsumen dan faktor

advertisement
ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KONSUMEN DAN FAKTOR – FAKTOR YANG
DIPENTINGKAN DALAM PEMBELIAN PRODUK OLAHAN
IKAN CV SAKANA INDO PRIMA
Oleh :
R. Rakhmat Saleh S
H24076098
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
KONSUMEN DAN FAKTOR – FAKTOR YANG
DIPENTINGKAN DALAM PEMBELIAN PRODUK OLAHAN
IKAN CV SAKANA INDO PRIMA
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
R. Rakhmat Saleh S
H24076098
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
Judul Skripsi : Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dan Faktor faktor yang Dipentingkan dalam Pembelian Produk Olahan Ikan
CV Sakana Indo Prima
Nama
: R. Rakhmat Saleh S
NIM
: H24076098
Menyetujui
Dosen Pembimbing,
( Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec )
NIP 195811221985031002
Mengetahui
Ketua Departemen,
( Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc )
NIP 196101231986011002
Tanggal lulus:
RINGKASAN
R. Rakhmat Saleh S. H24076098. Analisis Proses Pengambilan Keputusan
Konsumen dan Faktor–faktor yang Dipentingkan dalam Pembelian Produk
Olahan Ikan CV Sakana Indo Prima. Dibimbing oleh Ma’mun Sarma.
Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan
pemanfaatan produksi hasil tangkapan laut maupun hasil budidaya adalah dengan
pengembangan produk bernilai tambah, baik olahan tradisional maupun modern
dalam bentuk diversifikasi olahan, perbaikan teknologi dan kemasan.
Pengembangan surimi dan fish jelly product merupakan suatu alternatif yang tepat
dalam optimasi pemanfaatan produksi ikan di Indonesia (Sub Direktorat
Pengembangan Produk, 2008).
Salah satu perusahaan perikanan yang bergerak pada bidang pengolahan
fish jelly product adalah CV Sakana Indo Prima. Tumbuh dan berkembangnya
usaha yang sejenis menjadi suatu tantangan tersendiri bagi CV Sakana Indo
Prima. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk dapat merumuskan suatu strategi
usaha yang tepat agar dapat menghadapi persaingan usaha secara sehat dengan
cara memahami kebutuhan setiap konsumen. Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk memahami kebutuhan konsumen dalam membeli produk adalah dengan
mengetahui proses pengambilan keputusan dan faktor–faktor yang dipentingkan
dalam pembelian produk. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Mengetahui
karakteristik konsumen yang membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima;
2) Mempelajari proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk
olahan ikan CV Sakana Indo Prima; dan 3) Menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi keputusan konsumen yang melakukan pembelian produk olahan
ikan CV Sakana Indo Prima.
Penelitian dilaksanakan di pabrik pengolahan serta di tempat pemasaran
produk CV. Sakana Indo Prima wilayah Jabodetabek. Jenis data yang digunakan
adalah data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan metode non probability sampling, yaitu teknik Purposive Sampling
dengan jumlah sampel sebanyak 100 responden. Pengumpulan data menggunakan
alat bantu berupa kuesioner.
Berdasarkan hasil penelitan, diketahui bahwa konsumen CV Sakana Indo
Prima memiliki karakteristik, sebagian besar adalah: konsumen berjenis kelamin
perempuan, konsumen berusia sekitar 25 sampai 35 tahun, konsumen berstatus
menikah, konsumen berpendidikan sarjana, konsumen memiliki pekerjaan sebagai
pegawai negeri sipil, konsumen memiliki pendapatan per bulan berkisar antara
Rp. 2.000.001-Rp. 3.000.000, dan konsumen memiliki pengeluaran per bulan
untuk konsumsi/makan berkisar antara Rp. 1.000.001-Rp, 2.000.000.
Pada proses pengambilan keputusan pembelian, diketahui lima tahapan,
yaitu: pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan pasca pembelian. Pada hasil analisis faktor, terbentuk lima faktor
yang mempengaruhi pembelian produk, yaitu: 1) Faktor Pengaruh Sosial dan
Lingkungan, 2) Faktor Kualitas Produk, 3) Faktor Bentuk Produk, 4) Faktor
Harga, dan 5) Faktor Pribadi.
Kata Kunci: Proses Pengambilan Keputusan Pembelian, Produk Olahan Ikan,
Jabodetabek, Analisis Faktor.
i
ABSTRACT
R. Rakhmat Saleh S. H24076098. The Analysis of Decision Making Process and
Important Factors in Purchasing the Fishery Product of CV Sakana Indo Prima.
Supervised by Ma’mun Sarma.
One of the efforts to increase the value and optimize the utilization of
marine catches production and aquaculture is by developing value added products,
both traditional and modern in the form of processing diversification, improving
technology and packaging. The development of surimi and fish jelly products is a
good alternative in optimizing the utilization of fish production in Indonesia (Sub
Directorat of Product Development, 2008).
One of the fishing companies which actives in fish jelly product is CV
Sakana Indo Prima. The Growth and development of smiliar business become a
challange for CV Sakana Indo Prima. Therefore, the company is demanded to
formulate a good business strategy in order to face business competition by
understanding the need of each customer. One of efforts to understand the needs
of consumers in purchasing a product is to know the decision-making process and
the important factors in puchasing the product. The Purposes of the research are:
1) Understand the characteristics of consumers who purchasing the fishery
product of CV Sakana Indo Prima; 2) Study the decision making process of
consumers in puchasing fishery products of CV Sakana Indo Prima 3) Analyze the
factors that influence consumer decision who puchasing fishery product of CV
Sakana Indo Prima.
The research was conducted in the processing factory and The Jabodetabek
region outlet of CV Sakana Indo Prima. Types of data used are primary and
secondary data. The data collection is conducted by using non-probability
sampling method, that is purposive sampling technique with number of samples is
100 respondents. Collecting data is using tools such as questionnaires.
Based on the research, it is found that the characteristics of the consumers
are mainly: consumers are female, consumer age are between 25 to 35 years,
consumers are married, consumer educations are undergraduate, consumer
occupation are civil servants, consumer incomes are ranging between Rp.
2.000.001 to Rp. 3.000.000, and consumer consumption expenses ranging
between Rp. 1.000.001 to Rp, 2.000.000. In the puchasing decision making
process, known five stages, namely: need recognition, information search,
alternative evaluation, puchasing decision, and after puchasing. From the results
of factors analysis, formed five factors that affect the puchasing of product,
namely: 1) social and environmental influences factor, 2) product quality factor 3)
product design factor, 4) price factor, and 5) personal factor.
Key word:
Descision Making Process, Fisheries Product, Jabodetabek, Factor
Analysis.
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama R. Rakhmat Saleh S dilahirkan di Kota Bogor pada
tanggal 11 April 1981. Penulis merupakan anak pertama dari pasangan bernama
R.Ahmad Kosasih (Alm) dan Chayati. Penulis mulai menjalankan pendidikan
pada tahun 1986 di TK Tunas Rimba II, Bogor. Setahun kemudian penulis
melanjutkan pendidikan formal di SD Gunung Batu II, Bogor dan lulus pada
tahun 1993. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Pertama (SMP) 4 Bogor dan lulus pada tahun 1996. Pada tahun 1996
pula, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum (SMU) 2
Bogor dan lulus pada tahun 1999. Penulis kemudian melanjutkan pendidikan pada
Program Diploma Manajemen Bisnis Perikanan, Jurusan Sosial Ekonomi
Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor dan
lulus pada tahun 2002. Pada tahun 2007, penulis melanjutkan pendidikan ke
jenjang Sarjana di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.
Selama menjalankan pendidikan Sarjana pada Program Sarjana Alih Jenis
Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, penulis
juga bekerja di Kementrian Kelautan dan Perikanan sebagai pelaksana pada
Subdit Sarana dan Prasarana, Direktorat Pengolahan Hasil, Ditjen Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan.
iii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil‘alamin, puji dan syukur sepantasnya dipanjatkan
kehadirat Allah SWT atas segala nikmat, rahmat dan hidayah-NYA, sehingga
penulisan skripsi ini dapat diselesaikan. Penelitian ini merupakan salah satu syarat
kelulusan pada Program Studi Alih Jenis Manajemen, Depertemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Sebagai salah satu perusahaan perikanan yang bergerak pada bidang
pengolahan fish jelly product, CV. Sakana Indo Prima menghadapi suatu
tantangan usaha dimana produk perikanan berupa fish jelly product masih belum
memasyarakat. Selain itu, tumbuh dan berkembangnya usaha yang sejenis
menyebabkan terjadinya persaingan usaha. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu
strategi usaha yang tepat agar dapat menghadapi persaingan usaha secara sehat
dengan cara memahami kebutuhan setiap konsumen.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada
direksi, karyawan, dan agen CV.Sakana Indo Prima yang telah memberikan ijin
dan informasi terkait dengan penelitan yang penulis lakukan. Penulis juga
mengucapakan terima kasih kepada responden yang bersedia untuk meluangkan
waktu untuk diwawancarai dan mengisi kuesioner penelitian ini. Akhirnya penulis
berharap, semoga penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang
berkepentingan. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan Rahmat dan
hidayah-NYA, Amin.
Bogor,
Februari 2013
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Seiring telah selesainya penulisan skripsi ini, maka penting bagi penulis
untuk menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam – dalamnya kepada
berbagai pihak yang telah membantu sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik. Ungkapan terima kasih diucapakan khususnya kepada :
1.
Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, saran, motivasi
dan arahan kepada penulis hingga skripsi ini dapat terselesaikan.
2.
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc sebagai Ketua Departemen Manajemen,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, IPB atas dukungannya.
3.
Prof. Dr.Ir. WH Limbong dan Dra. Siti Rahmawati, M.Pd sebagai dosen
penguji
yang
telah
memberikan
saran
dan
masukannya
dalam
penyempurnaan skripsi ini.
4.
Bapak Saefudin dan Bapak Redy sebagai Direksi CV.Sakana Indo Prima
yang telah memberikan izin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian ini.
5.
Bapak Tony sebagai kepala produksi CV.Sakana Indo Prima yang telah
memberikan bantuan serta masukannya dalam pelaksanaan penelitian ini.
6.
Kepada yang terhormat ibunda Chayati atas segala doa, perhatian, kasih
sayang, dorongan dan bantuan baik moril maupun materil selama penulisan
skripsi ini.
7.
Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Manajemen FEM IPB.
8.
Rekan-rekan seperjuangan di FEM IPB khususnya teman-teman satu
bimbingan skripsi (Asty, Putri, Ishak, dsb).
9.
Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada
penulis selama menjalani pendidikan di IPB.
v
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN .............................................................................................
i
RIWAYAT HIDUP ...................................................................................
iii
KATA PENGANTAR ................................................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................
v
DAFTAR ISI ..............................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
x
I. PENDAHULUAN ................................................................................
1.1. Latar Belakang.............................................................................
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................
1.3. Tujuan Penelitian .........................................................................
1.4. Manfaat Penelitian .......................................................................
1.5. Batasan Penelitian ........................................................................
1
1
5
5
5
6
II. TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................
2.1. Ikan dan Pengolahan Ikan ............................................................
2.2. Produk dan Atribut Produk...........................................................
2.3. Pengertian Pemasaran ..................................................................
2.4. Pengertian Konsumen dan Karakteristik Konsumen Indonesia .....
2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian
Konsumen....................................................................................
2.6. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian...................................
2.7. Uji Validitas.................................................................................
2.8. Uji Reliabilitas .............................................................................
2.9. Analisis Deksriptif .......................................................................
2.10. Analisis Faktor.............................................................................
2.11. Penelitian Terdahulu ....................................................................
7
7
9
11
11
14
22
25
25
26
26
29
III. METODE PENELITIAN ....................................................................
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................
3.3. Jenis dan Sumber Data .................................................................
3.4. Jumlah Sampel dan Metode Pengambilan Sampel ........................
3.5. Metode Pengumpulan Data ..........................................................
3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data .........................................
33
33
34
35
35
36
37
vi
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................
4.1. Gambaran Umum dan Sejarah Perusahaan ...................................
4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan ..........................................
4.1.2 Produk Perusahaan.............................................................
4.2. Karakteristik Konsumen...............................................................
4.2.1 Jenis Kelamin ....................................................................
4.2.2 Usia ...................................................................................
4.2.3 Status Pernikahan...............................................................
4.2.4 Pendidikan .........................................................................
4.2.5 Pekerjaan ...........................................................................
4.2.6 Pendapatan/gaji per bulan ..................................................
4.2.7 Pengeluaran untuk konsumsi/makan per bulan ...................
4.3. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian...................................
4.3.1 Pengenalan Kebutuhan.......................................................
4.3.2 Pencarian Informasi ...........................................................
4.3.3 Evaluasi Alternatif .............................................................
4.3.4 Keputusan Pembelian.........................................................
4.3.5 Perilaku Pasca Pembelian ..................................................
4.4. Analisis Faktor.............................................................................
4.4.1 Kaiser-Meyer-Olkin dan Bartletts Test ...............................
4.4.2 Anti-image Matrices ..........................................................
4.4.3 Faktor-faktor yang Terbentuk ............................................
4.5. Implikasi Manajerial ....................................................................
39
39
39
40
41
42
42
43
44
44
45
46
47
47
49
52
53
57
59
59
60
60
64
V. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................
5.1. Kesimpulan.....................................................................................
5.2. Saran ..............................................................................................
68
68
69
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................
70
LAMPIRAN ...............................................................................................
72
vii
DAFTAR TABEL
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
Halaman
Jumlah Unit Pengolahan Ikan Berbasis Surimi/Fish Jelly di Indonesia
Tahun 2010 ...........................................................................................
Jumlah Unit Pengolahan Ikan Berbasis Surimi/Fish Jelly di Wilayah
Jabodetabek Tahun 2010........................................................................
Alasan/motivasai responden mengkonsumsi produk olahan ikan CV
Sakana Indo Prima .................................................................................
Manfaat yang dicari responden dalam mengkonsumsi produk olahan
ikan CV Sakana Indo Prima ...................................................................
Sumber informasi mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima
Informasi yang ingin diketahui mengenai produk olahan ikan
CV Sakana Indo Prima ..........................................................................
Informasi yang paling menarik mengenai produk olahan ikan
CV Sakana Indo Prima ..........................................................................
Hal yang menjadi pertimbangan responden dalam membeli produk
olahan ikan CV Sakana Indo Prima........................................................
Sikap responden jika produk yang ingin dibeli tidak tersedia .................
Produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima yang paling sering dibeli
responden ..............................................................................................
Alasan responden membeli produk CV. Sakana Indo Prima (produk
yang sering dibeli) .................................................................................
Tujuan responden membeli produk CV Sakana Indo Prima (produk
yang sering dibeli) .................................................................................
Pihak yang mempengaruhi responden untuk memutuskan pembelian
produk CV Sakana Indo Prima...............................................................
Cara responden memutuskan pembelian produk olahan ikan CV Sakana
Indo Prima .............................................................................................
Tingkat kepuasan responden setelah membeli produk olahan ikan
CV Sakana Indo Prima ..........................................................................
Sikap responden Untuk melakukan pembelian kembali produk olahan
ikan CV Sakana Indo Prima ...................................................................
Sikap responden apabila produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima
mengalami kenaikan harga.....................................................................
Variabel Pembentuk Faktor Pengaruh Sosial dan Lingkungan................
Variabel pembentuk Faktor Kualitas Produk ..........................................
Variabel Pembentuk Faktor Bentuk Produk ...........................................
Variabel Pembentuk Faktor Harga .........................................................
Variabel Pembentuk Faktor Pribadi .......................................................
viii
2
4
48
49
50
51
51
52
53
54
55
55
56
57
58
58
59
62
62
63
64
64
DAFTAR GAMBAR
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Halaman
Model Perilaku Konsumen ....................................................................
Kerangka Pemikiran..............................................................................
Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin .............................
Karakteristik Responden berdasarkan Usia ............................................
Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan .......................
Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan .................................
Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan....................................
Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan/gaji per Bulan ..........
Karakteristik
Responden
berdasarkan
Pengeluaran
untuk
Makan/Konsumsi per Bulan..................................................................
ix
19
34
42
43
43
44
45
46
46
DAFTAR LAMPIRAN
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Halaman
Kuesioner Penelitian .............................................................................
Hasil Uji Validitas ................................................................................
Hasil Uji Reliabilitas .............................................................................
Dokumentasi Pengambilan Data............................................................
Struktur Organisasi CV Sakana Indo Prima ...........................................
Gambar Produk CV Sakana Indo Prima ................................................
Daftar Referensi Harga Jual Produk CV Sakanan Indo Prima ................
Hasil Analisa Deskriptif Terhadap Karakteristik Konsumen ..................
Nilai KMO dan Bartlett's Test ...............................................................
Tabel Anti Image Correlation ...............................................................
Tabel Total Variance Explained ............................................................
Tabel Communalities ............................................................................
Tabel Component Matrix ......................................................................
Tabel Rotated Component Matrix..........................................................
x
72
79
82
83
85
86
87
88
91
92
94
96
97
98
I.
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia dengan panjang
garis pantai 81.000 km dan luas wilayah perairan 5,8 juta km2. Wilayah laut yang
luas tersebut tentunya memiliki potensi sumberdaya yang cukup besar. Di bidang
perikanan, menurut Direktorat Pengolahan Hasil, (2008) Indonesia mempunyai
potensi sumberdaya penangkapan ikan yang diperbolehkan (Maximum Suitanable
Yield/MSY) sebesar 6,4 juta ton/tahun. Sedangkan dari sektor budidaya memiliki
potensi hampir mencapai 48 juta ton/tahun. Namun demikian, potensi perikanan
yang besar tersebut belum dapat dimanfaatkan secara optimal. Menurut Sub
Direktorat Pengembangan Produk, (2008) dari total produksi tangkapan laut,
61,04% dimanfaatkan dalam bentuk basah, 28,46% bentuk olahan tradisional dan
10,33% bentuk olahan modern.
Salah satu usaha untuk meningkatkan nilai dan mengoptimalkan
pemanfaatan produksi hasil tangkapan laut maupun hasil budidaya adalah dengan
pengembangan produk bernilai tambah, baik olahan tradisional maupun modern
dalam bentuk diversifikasi olahan, perbaikan teknologi dan kemasan. Salah satu
bentuk pengembangan produk adalah pengolahan surimi yaitu lumatan daging
ikan yang telah mengalami pencucian (leaching), pengepresan, penyaringan,
penambahan bahan tambahan dan pembekuan. Surimi merupakan produk antara
(intermediate product) yang digunakan sebagai bahan baku produk fish jelly
seperti bakso, nugget, kaki naga dan lainnya. Pengembangan surimi dan fish jelly
product merupakan suatu alternatif yang tepat dalam optimasi pemanfaatan
produksi ikan di Indonesia (Sub Direktorat Pengembangan Produk, 2008).
Dewasa ini, usaha pengolahan ikan berbasis fish jelly product berkembang
dengan cukup pesat. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengolahan dan
Pemasaran Hasil Perikanan tahun 2010 tercatat 381 perusahaan pengolahan fish
jelly product di Indonesia. Salah satu perusahaan perikanan yang bergerak pada
bidang pengolahan fish jelly product adalah CV Sakana Indo Prima. Perusahaan
yang sedang berkembang ini memproduksi olahan ikan yang beranekaragam
2
seperti bakso, kaki naga, keong mas, otak-otak, fish stick dan sebagainya.
Perusahaan yang terletak di wilayah Depok ini selalu berupaya untuk menjaga
mutu produk yang dihasilkan. Pada saat biaya produksi mengalami peningkatan,
perusahaan tidak menaikkan harga jual dan tidak mengurangi kualitas produk
yang dihasilkan. Selain itu, perusahaaan juga selalu berupaya untuk menjaga
ketersediaan bahan baku produk dengan melakukan penyimpanan sejumlah ikan
didalam gudang beku (Cold Storage). Hal ini dilakukan untuk menjaga
kontuinitas produksi dimana produk yang dihasilkan sangat tergantung pada
bahan baku berupa ikan yang sangat dipengaruhi oleh musim. Konsistensi dalam
hal menjaga mutu produk, harga jual yang stabil, dan ketersediaan bahan baku ini
menjadi suatu keunggulan CV Sakana Indo Prima apabila dibandingkan dengan
perusahaan lainnya, seperti Bening Food, Citra Lauk, Fish Ball, Mina Sari, Baso
Adang, dan sebagainya. Jumlah unit pengolahan ikan berbasis surimi/fish jelly di
Indonesia secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Jumlah Unit Pengolahan Ikan Berbasis Surimi/Fish Jelly di Indonesia
Tahun 2010.
No
Provinsi
Jumlah (Unit)
1. Nanggroe Aceh Darussalam
2. Sumatera Utara
3
3. Sumatera Barat
4
4. Riau
21
5. Jambi
8
6. Sumatera Selatan
29
7. Bengkulu
2
8. Lampung
32
9. Bangka Belitung
22
10. Kepulauan Riau
2
11. DKI Jakarta
39
12. Jawa Barat
11
13. Jawa Tengah
6
14. DI Yogyakarta
15. Jawa Timur
151
16. Banten
7
17. Bali
1
18. Nusa Tenggara Barat
3
19. Nusa Tenggara Timur
-
3
Tabel 1 (lanjutan).
No
Provinsi
Jumlah (Unit)
20. Kalimantan Barat
21. Kalimantan Tengah
22. Kalimantan Selatan
1
23. Kalimantan Timur
20
24. Sulawesi Utara
25. Sulawesi Tengah
2
26. Sulawesi Selatan
2
27. Sulawesi Tenggara
6
28. Gorontalo
1
29. Sulawesi Barat
4
30. Maluku
31. Maluku Utara
4
32. Papua Barat
33. Papua
Total
381
Sumber : Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, 2010.
Tumbuh dan berkembangnya usaha yang sejenis menjadi suatu tantangan
tersendiri bagi CV Sakana Indo Prima. Hal ini menyebabkan persaingan diantara
pelaku usaha semakin tinggi. Setiap perusahaan saling berlomba-lomba untuk
menjual produknya sebanyak mungkin dan berupaya menjadi pemimpin pasar.
Selain CV Sakana Indo Prima, di wilayah Jabodetabek juga terdapat beberapa
usaha pengolahan berbasis fish jelly product lainnya. Berdasarkan data Direktorat
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan tahun 2010 tercatat 48
perusahaan pengolahan fish jelly product di wilayah Jabodetabek.
Selain dihadapkan dengan persoalan persaingan usaha, menjalankan usaha
pengolahan fish jelly product juga dihadapkan dengan tantangan lain. Pertama,
ikan merupakan barang subtitusi untuk barang seperti daging dan ayam. Kedua,
kebiasaan yang telah terbentuk cukup lama dimana sebagian besar masyarakat
kita cenderung mengkonsumsi produk perikanan dalam bentuk segar. Ketiga,
produk olahan ikan yang beredar dipasaran cenderung bersifat tradisional seperti
ikan asin, terasi, kecap ikan, pindang, dan sebagainya. Hal ini menggambarkan
bahwa produk olahan ikan yang berbasis fish jelly product masih belum digemari
4
secara luas. Adapun jumlah unit pengolahan ikan berbasis surimi/fish jelly di
wilayah Jabodetabek dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Jumlah Unit Pengolahan Ikan Berbasis Surimi/Fish Jelly di Wilayah
Jabodetabek Tahun 2010.
No
Wilayah
Jumlah (Unit)
1. Kota Jakarta Selatan
2
2. Kota Jakarta Timur
3
3. Kota Jakarta Barat
6
4. Kota Jakarta Utara
9
5. Kota Bogor
1
6. Kabupaten Kepulaun Seribu
19
7. Kabupaten Bogor
4
8. KotaTangerang
4
Total
48
Sumber : Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, 2010.
Tantangan-tantangan tersebut tentunya mendorong CV Sakana Indo Prima
untuk dapat mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menjual produknya.
Perusahaan dituntut untuk dapat merumuskan suatu strategi usaha yang tepat agar
dapat menghadapi persaingan usaha secara sehat dengan cara memahami
kebutuhan setiap konsumen. Memahami kebutuhan konsumen diharapkan dapat
mendorong perusahaan untuk meningkatkan kepuasan konsumen sehingga akan
berdampak pada peningkatkan penjualan perusahaan. Salah satu cara yang dapat
dilakukan untuk memahami kebutuhan konsumen dalam membeli produk adalah
dengan mengetahui proses pengambilan keputusan dan faktor-faktor yang
dipentingkan dalam pembelian produk.
Berdasarkan pemaparan yang telah disampaikan, maka peneliti mengangkat
tema penelitian “Analisis Proses Pengambilan Keputusan Konsumen dan FaktorFaktor Yang Dipentingkan Dalam Pembelian Produk Olahan Ikan CV Sakana
Indo Prima”. Peranan penelitian ini dirasakan penting untuk mendorong
perusahaan dalam meningkatkan penjualannya. Melalui penelitian ini maka akan
diperoleh informasi yang dapat membantu perusahaan dalam memahami
karakteristik,
proses
pengambilan
keputusan,
serta
faktor-faktor
yang
dipentingkan konsumen dalam pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo
Prima. Informasi tersebut sangat berguna bagi perusahaan sebagai bahan dalam
5
pengambilan keputusan yang tepat untuk meningkatkan penjualan produk
perusahaan.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
a. Bagaimana karakteristik konsumen yang membeli produk olahan ikan CV
Sakana Indo Prima ?
b. Bagaimana tahapan pengambilan keputusan konsumen yang dilalui dalam
membeli produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima ?
c. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi keputusan konsumen yang membeli
produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka
penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengidentifikasi karakteristik konsumen yang membeli produk olahan ikan
CV Sakana Indo Prima.
b. Mempelajari proses pengambilan keputusan konsumen dalam membeli produk
olahan ikan CV Sakana Indo Prima.
c. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan konsumen yang
melakukan pembelian produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan
pertimbangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengembangan usaha
olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat
menjadi bahan rujukan bagi pihak lain yang akan melakukan penelitian
selanjutnya atau kegiatan lain yang berkaitan.
6
1.5. Batasan Penelitian
Penelitian ini dilakukan terbatas hanya di wilayah pemasaran Jabodetabek
dimana responden diwawancarai di lokasi penjualan produk baik di rumah
pedagang maupun pada bazar yang diikuti oleh pedagang produk CV Sakana Indo
Prima.
II.
2.1.
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan dan Pengolahan Ikan
Pengertian ikan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah binatang
bertulang belakang yang hidup dalam air, berdarah dingin, umumnya bernapas
dengan insang, biasanya tubuhnya bersisik, bergerak dan menjaga keseimbangan
badannya dengan menggunakan sirip. Menurut Pasal 1 ayat 4 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UndangUndang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan, yang dimaksud dengan ikan
adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya
berada didalam lingkungan perairan. Menurut Adawyah (2008) hasil-hasil
perikanan merupakan sumberdaya alam yang sangat besar manfaatnya untuk
kehidupan manusia. Manfaat tersebut diantaranya sebagai sumber energi,
membantu pertumbuhan dan pemeliharaan tubuh, memperkuat daya tahan tubuh,
juga memeperlancar proses fisiologis dalam tubuh. Kelebihan produk perikanan
dibanding dengan produk hewani lainnya sebagai berikut:
1).
Kandungan protein yang cukup tinggi (20%) dalam tubuh ikan tersusun
oleh asam-asam amino yang berpola mendekati pola kebutuhan asam
amino dalam tubuh manusia.
2).
Daging ikan mudah dicerna oleh tubuh karena mengandung sedikit tenunan
pengikat (tendon).
3).
Daging ikan mengandung asam lemak tak jenuh dengan kadar kolesterol
sangat rendah yang dibutuhkan oleh tubuh manusia.
4).
Selain itu, daging ikan mengandung sejumlah mineral seperti K, Cl, P, S,
Mg, Ca, Fe, Ma, Zn, F, Ar, Cu, dan Y serta vitamin A dan D dalam jumlah
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan manusia.
Sedangkan menurut Direktorat Pengolahan Hasil (2008), sebagai salah satu
sumber protein hewani yang penting, daging ikan mengandung semua jenis asam
amino essensial yang diperlukan oleh tubuh manusia dengan nilai cerna
(digestibility) yang tinggi. Disamping itu, hasil laut ini mempunyai keunggulan
komparatif terhadap sumber pangan protein lainnya (hewan terestrial),
8
diantaranya karena tingginya kandungan asam lemak tidak jenuh rantai panjang
omega – 3 yang khas hanya ada di hasil laut seperti EPA (Eicosapentanoic acid)
dan DHA (Dokosahecsanoic acid). Ikan juga kaya akan fosfor dan kalsium,
iodium vitamin A dan D dan selenium serta zat-zat bioaktif.
Pengolahan ikan menurut penjelasan Pasal 20 ayat 1 Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan adalah rangkaian
kegiatan dan/atau perlakuan dari bahan baku ikan sampai menjadi produk akhir
untuk konsumsi manusia. Menurut Afrianto dan Liviawaty (1989) tujuan utama
proses pengawetan dan pengolahan ikan adalah:
1).
Mencegah proses pembusukan pada ikan, terutama pada saat produksi
melimpah.
2).
Meningkatkan jangkauan pemasaran ikan.
3).
Melaksanakan diversifikasi pengolahan produk–produk perikanan
4).
Meningkatkan pendapatan nelayan atau petani ikan, sehingga mereka
terangsang untuk melipatgandakan produksi.
Menurut Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (2010),
pengolahan hasil perikanan dikelompokkan menjadi 10 (sepuluh), yaitu:
1).
Penggaraman/pengeringan
adalah
kegiatan
yang
bertujuan
untuk
mengurangi kadar air dalam daging sampai batas tertentu dimana
perkembangan mikroorganisme dan enzim terhenti sehinggga ikan dapat
disimpan cukup lama dalam keadaan layak dimakan
2).
Pengasapan/pemanggangan adalah proses pengawetan ikan dengan
menggunakan media asap dan atau panas dengan tujuan untuk membunuh
bakteri dan memberi citarasa yang khas.
3).
Pemindangan adalah cara pengawetan ikan dengan menggunakan suhu
tinggi melalui perebusan, bertujuan mendapatkan citarasa tertentu dan
mengurangi kandungan mikroba/spora yang dapat mempengaruhi mutu dan
daya simpan produk.
4).
Peragian (fermentasi) adalah proses pengawetan ikan melalui perombakan
secara enzymatis, proteolik, bakteriologis dalam derajat keasaman tertentu
sehingga menghasilkan produk dengan cita rasa khas.
9
5).
Pengalengan adalah salah satu proses pengolahan ikan dengan melalui
proses sebagai berikut: dengan atau tanpa pemotongan kepala, pencucian,
pre-cooking, pengisian ikan kedalam kaleng, pengisian media kedalam
kaleng, penutupan kaleng, sterilisasi/pasteurisasi, pendinginan, masa
pemeraman, pengepakan dan pengemasan.
6).
Pembekuan adalah proses penanganan dan pengolahan ikan dengan cara
pencucian, preparasi, pembekuan, dengan/tanpa penggelasan, pengepakan
dan pengemasan, serta penyimpanan beku.
7).
Pereduksian/pengekstraksian adalah proses pemisahan cairan dengan
padatan melalui tahapan pengepresan atau pemusingan.
8).
Pengolahan
produk
jelly
ikan
adalah
proses
pengolahan
yang
mencampurkan daging ikan dengan garam sehingga menghasilkan pasta
yang
lengket
kemudian
ditambahkan
bahan-bahan
lain
untuk
menambahkan cita rasa dan selanjutnya dibentuk dan dimasak.
9).
Pengolahan segar adalah proses penurunan suhu hasil perikanan sampai
mendekati suhu serendah-rendahnya -4,4°C.
10).
Pengolahan lainnya adalah semua jenis proses pengolahan ikan selain yang
telah didefiniskan di atas.
2.2.
Produk dan Atribut Produk
Menurut Kotler dan Amstorng (2008), yang dimaksud dengan produk
adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar agar menarik perhatian,
akusisi, penggunaan atau konsumsi yang dapat memuaskan suatu keinginan atau
kebutuhan. Menurut Kotler (2005) Produk dapat diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok, menurut daya tahan dan wujudnya:
1).
Barang yang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan, seperti bir dan
sabun.
Karena barang-barang ini dikonsumsi dengan cepat dan sering
dibeli, strategi yang tepat adalah menyediakannya diberbagai lokasi, hanya
mengenakan marjin yang kecil, dan memasang iklan besar-besaran guna
memancing orang mencobanya dan membangun preferensi.
10
2).
Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya tetap bertahan
walaupun sudah digunakan berkali-berkali:lemari es, peralatan mesin, dan
pakaian. Produk tahan lama biasanya memerlukan penjualan dan pelayanan
yang lebih pribadi, mempunyai marjin yang lebih tinggi, dan memerlukan
lebih banyak garansi dari penjual.
3).
Jasa adalah produk-produk yang tidak berwujud, tidak terpisahkan, dan
mudah habis. Akibatnya, produk ini biasanya memerlukan pengendalian
mutu, kredibiltas pemasok, dan kemampuan penyesuaian yang lebih tinggi.
Produk adalah elemen kunci dalam keseluruhan penawaran pasar.
Pengembangan suatu produk atau jasa melibatkan pendefinisian manfaat yang
akan ditawarkan produk atau jasa tersebut. Manfaat ini dikomunikasikan dan
dihantarkan oleh atribut produk seperti kualitas, fitur, serta gaya dan desain.
1).
Kualitas Produk
Kualitas mempunyai danpak langsung pada kinerja produk atau jasa; oleh
karena itu, kualitas berhubungan erat dengan nilai dan nilai kepuasan pelanggan.
Perkumpulan Amerika untuk Kualitas dalam Kotler dan Amstorng (2008)
mendefinisikan kualitas sebagai karakterisitk produk atau jasa yang bergantung
pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan
atau tersirat. Kualitas produk mempunyai dua dimensi yaitu tingkat dan
konsistensi. Tingkat kualitas berarti kualitas kinerja yaitu kemampuan produk
untuk melaksanakan fungsinya. Konsistensi kualitas berarti pemastian kualitas
yaitu bebas dari kerusakan dan konsisten dalam menghatarkan tingkat kinerja
yang ditargetkan.
2).
Fitur Produk
Fitur adalah sarana kompetitif untuk mendiferensikan produk perusahaan
dari produk pesaing. Perusahaan harus selalu melakukan survei pembeli secara
periodik tentang siapa yang telah menggunakan produknya dan mengajukan
pertanyaan mengenai fitur produk. Kemudian perusahaan dapat menilai masingmasing nilai fitur bagi pelanggan dibandingakan dengan biayanya bagi
perusahaan. Fitur yang dinilai tinggi oleh pelanggan dalam hubungannya dengan
biaya harus ditambahkan.
11
3).
Gaya dan Desain Produk
Cara lain untuk menambah nilai pelanggan adalah melalui gaya dan desain
produk. Gaya hanya menggambarkan penampilan produk. Gaya bisa menarik atau
membosankan. Tidak seperti gaya, desain lebih dari sekedar kulit luar, desain
adalah jantung produk. Desain yang baik tidak hanya mempunyai andil dalam
penampilan produk tetapi juga dalam manfaatnya. Desain yang baik dimulai
dengan pemahaman mendalam tentang kebutuhan pelanggan.
2.3.
Pengertian Pemasaran
Asosiasi Pemasaran Amerika Serikat didalam Kotler dan Keller, 2007
menawarkan definisi formal pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan
seperangkat proses untuk menciptakan, mengomunikasikan, dan menyerahkan
nilai kepada pelanggan dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang
menguntungkan organisasi dan pemilik sahamnya. Kotler dan Keller, 2007
menjelaskan bahwa pemasaran berhubungan dengan mengidentifikasi dan
memenuhi kebutuhan manusia dan masyarakat. Kotler dan Keller, 2007
melanjutkan bahwa definsi sosial pemasaran merupakan suatu proses sosial yang
didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan
inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan
produk yang bernilai dengan pihak lain. Adapun tujuan pemasaran menurut Peter
Ducker didalam Kotler dan Keller, 2007 adalah mengetahui dan memahami
pelanggan sedemikian rupa sehingga produk atau jasa itu cocok dengan pelanggan
dan selanjutnya menjual dirinya sendiri.
2.4.
Pengertian Konsumen dan Karakteristik Konsumen Indonesia
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 tentang
Perlindungan Konsumen yang dimaksud dengan konsumen adalah setiap orang
pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun mahluk hidup lain dan
tidak untuk diperdagangkan. Selain itu, menurut Tri Kunawangsih dan Anto
Pracoyo (2006), konsumen adalah mereka yang memiliki daya beli, yakni berupa
pendapatan dan melakukan terhadap barang dan jasa. Menurut Handi Irawan
12
Chairman Frontier Consulting Group (2010), konsumen indonesia memiliki 10
karakter dan perilaku khas, yaitu:
1).
Konsumen Indonesia mempunyai memori jangka pendek. Sebagian besar
konsumen ingin memperoleh hasil atau keuntungan yang singkat dari hasil
pembelian produk atau jasa.
Karena itu, berikan pemahaman kepada konsumen mengenai keuntungan
jangka pendek atau cepat. Strateginya, gunakan hadiah langsung atau
promo lainnya yang mudah dipahami konsumen,"
2).
Umumnya konsumen Indonesia tidak memiliki perencanaan. Karakter ini
berhubungan dengan karakter pertama. Konsumen juga kurang menghargai
waktu dan memiliki gaya hidup santai. Akibatnya, proses pembelian kurang
efisien.
Namun, hal ini bisa dimanfaatkan dengan menerapkan strategi produk atau
layanan yang mempunyai fleksibilitas tinggi. Artinya, produk itu bisa
digunakan dalam berbagai situasi multifungsi. Agar cepat tertuju kepada
konsumen, gunakan display mencolok.
3).
Konsumen Indonesia suka berkumpul, baik dengan kolega, relasi kerja,
dengan keluarga, maupun dengan teman satu komunitas. Karakter ini
merupakan bagian dari budaya bangsa Indonesia sejak lama sehingga akan
bertahan hingga beberapa puluh tahun ke depan.
Dalam kondisi ini, biasanya teman dan kolega bisa memengaruhi konsumen
dalam mengambil keputusan pembelian. Cara yang efektif, tingkatkan
komunikasi terhadap kelompok atau grup tempat konsumen berkumpul.
Bentuklah opini yang dapat memengaruhi kelompok itu.
4).
Gaptek alias gagap teknologi. Konsumen Indonesia lebih doyan
menggunakan teknologi yang sederhana dan tidak rumit. Contohnya,
perkembangan teknologi informasi dunia mendorong munculnya telepon
seluler dengan beragam fasilitas mulai dari GPRS, 3G hingga
teleconference.
Namun apa yang terjadi? Masyarakat Indonesia tetap menggandrungi
telepon dan pesan singkat (SMS) sebagai cara komunikasi efektif. Pasar
13
yang menggunakan teknologi simpel lebih gemuk dibandingkan dengan
pasar yang selalu mengadopsi teknologi tinggi.
Cara pemasarannya, buatlah teknologi untuk tujuan fun atau hiburan, serta
teknologi yang mudah digunakan dan aman. Dalam kondisi ini, menjadi
pengikut kesuksesan produk lain bisa jadi pertimbangan dalam menyusun
strategi.
5).
Konsumen Indonesia lebih mengutamakan konteks, bukan konten.
Konsumen Indonesia bukan masyarakat yang menyukai informasi bersifat
analisis data atau perdebatan, melainkan hiburan.
Jadi, strategi pemasaran untuk konsumen ini adalah, membuat produk
dengan kemasan dan desain yang menarik atau display yang mencolok,
berikan pesan-pesan yang langsung dipahami konsumen.
6).
Fanatik terhadap produk buatan luar negeri. Rasa nasionalisme bangsa
Indonesia relatif lebih rendah dibandingkan dengan bangsa Korsel atau
Jerman yang menghargai produk sendiri. Masyarakat kurang menghargai
produk asli buatan lokal karena kualitasnya sulit bersaing dengan produk
asing.
Ada beberapa cara untuk mengakali konsumen dengan karakter seperti ini.
Pertama, buat produk dengan simbol-simbol asing seperti membubuhkan
tulisan made in dalam label produk. Namun jangan bohongi dan menipu
konsumen. Cara lainnya, membuat produk dengan harga premium, atau
beraliansi dengan merek global.
7).
Konsumen religius dan suka supranatural. Pasar bank syariah di Indonesia
dalam tiga tahun terakhir terus naik signifikan. Pada dasarnya bangsa
Indonesia itu manusia yang baik dan tidak suka mengolok-olok sehingga
pasar ini tumbuh.
Strategi untuk konsumen ini adalah bisa bergabung dengan asosiasi
keagamaan, atau memberikan label religi seperti mendaftarkan kehalalan
produk. Cara terakhir, meluncurkan produk baru untuk segmen ini, karena
potensi pasar religi ke depannya akan terus berkembang.
14
8).
Pamer dan gengsi, ini berkaitan dengan karakter konsumen yang banyak
menyukai produk asing. Kondisi ini didorong oleh masih adanya budaya
feodal dan apresiasi berlebihan di tengah masyarakat.
Strateginya adalah, ciptakan produk dengan edisi terbatas, atau produk
eksklusif. Bisa juga dengan memberikan layanan personal secara khusus.
9).
Kekuatan subkultur atau budaya. Di beberapa daerah pengaruh budaya
lokal masih kuat. Cara pemasaran untuk konsumen seperti ini dengan
memberikan sentuhan kedaerahan, baik dalam promo produk maupun
layanan. Untuk distribusi, bisa juga menggandeng distributor lokal yang
lebih memahami karakter daerah setempat.
10).
Rendahnya kesadaran terhadap lingkungan. Strateginya, posisikan konsep
ramah lingkungan hanya pada level perusahaan bukan level produk di
tingkat konsumen. Terapkan produk ramah lingkungan untuk keperluan
ekspor dan pasar luar negeri saja.
Namun, karakter ini dalam beberapa tahun ke depan akan berubah seiring
dengan maraknya kampanye kesadaran lingkungan dan pemanasan global
sehingga harus diantisipasi.
2.5.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
Menurut Kotler dan Keller, 2007 perilaku pembelian konsumen
dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor yang
memiliki pengaruh paling luas dan paling dalam adalah faktor budaya.
1).
Faktor Budaya
Budaya, sub-budaya, dan kelas sosial sangat penting bagi perilaku
pembelian. Budaya merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar.
Masing-masing
budaya
terdiri
dari
sejumlah
sub-budaya
yang
lebih
menampakkan identifikasi dan sosialisasi khusus bagi para anggotanya. Subbudaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.
Ketika sub-budaya menjadi besar dan makmur, perusahaan sering merancang
program pemasaran secara khusus untuk melayani mereka. Pemasaran lintas
budaya muncul dari riset pemasaran yang cermat, yang menyingkapkan bahwa
15
relung etnis dan demografik yang berebeda tidak selalu menanggapi dengan baik
iklan pasar-massal.
Pada dasarnya, semua masyarakat manusia memiliki stratifikasi sosial.
Stratifikasi sosial tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta dimana para
anggota kasta yang berbeda diasuh dengan mendapatkan peran tertentu dan tidak
dapat mengubah keanggotaan kastanya. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam
bentuk kelas sosial, pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen,
yang tersusun secara hirarkis dan yang para anggotanya menganut nilai, minat,
dan perilaku serupa. Kelas sosial memiliki beberapa ciri. Pertama, orang-orang
didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku seragam daripada orangorang dari dua kelas sosial yang berbeda. Kedua, orang merasa dirinya menempati
posisi yang inferior atau superior di kelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial
ditandai oleh sekumpulan variabel-seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan,
pendidikan, dan orientasi nilai-bukannya satu variabel. Keempat, individu dapat
pindah dari satu tangga ke tangga lain pada kelas sosialnya selama masa hidup
mereka. Besarnya mobilitas itu berbeda-beda, tergantung pada seberapa kaku
stratifikasi sosial dalam masyarakat tertentu. Kelas sosial menunjukkan preferesi
atas produk dan merek yang berbeda-beda di sejumlah bidang yang mencakup
pakaian, perabotan rumah tangga, kegiatan waktu luang, dan mobil.
2).
Faktor Sosial
Selain faktor budaya, perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor – faktor
sosial seperti kelompok acuan, keluarga, serta peran dan status sosial.
a).
Kelompok acuan
Kelompok acuan seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki
pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang
tersebut. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang
dinamakan kelompok keanggotaan, Beberapa kelompok keanggotaan merupakan
kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja yang
berinteraksi dengan seseorang secara terus menerus dan informal. Orang juga
menjadi kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesi, dan asosiasi
16
perdagangan yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak
begitu rutin.
Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka, sekurangkurangnya melalui tiga cara. Kelompok acuan membuat seseorang menjalani
perilaku dan gaya hidup baru dan memengaruhi perilaku serta konsep pribadi
seseorang; kelompok acuan menuntut orang untuk mengikuti kebiasaan kelompok
sehingga dapat memengaruhi pilihan seseorang akan produk dan merek aktual.
Orang juga dipengaruhi oleh berbagai kelompok di luar kelompok mereka.
Kelompok aspirasi adalah kelompok yang ingin dimasuki seseorang; kelompok
disasosiasi adalah kelompok yang nilai atau perilakunya ditolak oleh seseorang.
Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya sangat dipengaruhi oleh
kelompok acuan. Perusahaan harus menentukan cara menjangkau dan
memengaruhi para pemimpin opini di kelompok acuan itu. Pemimpin opini adalah
orang yang komunikasi informalnya atas produk dapat memberikan saran atau
informasi tentang produk atau jenis produk tertentu, seperti merek apa yang
terbaik atau apa manfaat produk tertentu. Para pemasar berusaha menjangkau para
pemimpin opini dengan mengidentifikasi ciri – ciri demografis dan psikografis
yang berkaitan dengan kepemimpinan opini, mengidentifikasi media yang dibaca
oleh pemimpin opini, dan mengarahkan pesan iklan kepada pemimpin opini.
b).
Keluarga
Keluarga merupakan organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat dan para anggota keluarga menjadi kelompok acuan primer
yang paling berpengaruh. Terdapat dua dalam kehidupan pembeli yaitu Keluarga
orientasi terdiri dari orang tua dan saudara kandung seseorang. Dari orang tua
seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi
pribadi, harga diri, dan cinta. Walaupun pembeli tersebut tidak lagi berinteraksi
secara mendalam dengan orang tuanya, pengaruh orang tua terhadap perilaku
pembeli dapat tetap signifikan. Perilaku yang lebih langsung terhadap perilaku
pembelian sehari-hari adalah keluarga prokreasi-yaitu pasangan dan anak
seseorang.
17
c).
Peran dan Status
Seseorang berpartisipasi dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya-
keluarga, klub, organisasi. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok
dapat ditentukan berdasarkan peran dan statusnya. Peran meliputi kegiatan yang
diharapkan akan dilakukan oleh seseorang. Masing-masing peran menghasilkan
status. Orang-orang memilih produk yang dapat mengomunikasikan peran dan
status mereka di masyarakat. Para pemasar menyadari potensi simbol status
produk dan merek.
3).
Faktor Pribadi
Keputusan
pembeli
juga
dipengaruhi
oleh
karakterisitik
pribadi.
Karakteristik tersebut meliputi usia dan tahap dalam siklus hidup; pekerjaan;
keadaaan ekonomi; kepribadian dan konsep diri; serta nilai dan gaya hidup
pembeli.
a).
Usia dan tahap dalam siklus hidup
Orang membeli barang dan jasa yang berbeda-beda sepanjang hidupnya.
Selera orang terhadap pakaian, perabot, dan rekreasi juga berhubungan dengan
usia. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dari jumlah, usia, dan
gender orang dalam rumah tangga pada satu saat. Selain itu, tahap siklus hidup
psikologis bisa terjadi. Orang dewasa mengalami “perjalanan” dan “perubahan”
tertentu sepanjang hidupnya. Para pemasar harus memberi perhatian yang besar
pada peristiwa-peristiwa penting dalam hidup atau masa peralihan-menikah,
kelahiran bayi, sakit, relokasi, bercerai, beralih kerja, menduda/menjanda-karena
peristiwa-peristiwa tersebut memunculkan kebutuhan baru.
b).
Pekerjaan dan Lingkungan Ekonomi
Pekerjaan seseorang juga memengaruhi pola konsumsinya. Para pemasar
berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang memiliki minat di atas ratarata terhadap produk dan jasa. Perusahaan bahkan dapat mengkhususkan
produknya pada kelompok pekerjaan tertentu. Pilihan produk sangat dipengaruhi
oleh keadaan ekonomi seseorang: penghasilan yang dapat dibelanjakan (level,
kestabilan, pola waktunya), tabungan dan aktiva termasuk persentase aktiva yang
18
lancar/liquid, utang, kemampuan untuk meminjam, dan sikap terhadap kegiatan
berbelanja atau menabung. Para pemasar barang yang peka terhadap harga terus
menerus memerhatikan kecendrungan penghasilan pribadi, tabungan, dan tingkat
suku bunga. Jika indikator ekonomi menandakan terjadinya resesi, para pemasar
dapat
mengambil
langkah-langkah
untuk
merancang
ulang,
melakukan
penempatan ulang, dan menetapkan kembali harga produk mereka sehingga
mereka dapat terus menawarkan nilai kepada para pelanggan sasaran.
c).
Kepribadian dan konsep diri
Masing-masing orang memiliki karakteristik kepribadian yang berbeda-
beda yang mempengaruhi perilaku pembeliannya. Kepribadian adalah ciri bawaan
psikologis manusia yang khas yang menghasilkan tanggapan yang relatif
konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya. Kepribadian
biasanya digambarkan dengan menggunakan ciri bawaan seperti kepercayaan diri,
dominasi, otonomi, kehormatan, kemampuan bersosialisasi, pertahanan diri, dan
kemampuan beradaptasi. Kepribadian dapat menjadi variabel yang sangat berguna
dalam menganalisis pilihan merek konsumen. Gagasannya adalah bahwa merek
juga mempunyai kerpibadian, dan bahwa konsumen mungkin memilih merek
yang kepribadiannya cocok dengan kepribadian dirinya. Kepribadian merek
merupakan sebuah bauran spesifik atas ciri-ciri bawaan manusia yang bisa
dikatakan dimiliki oleh merek tertentu.
Para konsumen sering memilih dan menggunakan merek yang memiliki
kepribadian merek yang konsisten dengan konsep-diri akutal mereka sendiri
(bagaimana seseorang memandang dirinya), walaupun dalam kasus yang sama
pencocokan mungkin didasarkan pada konsep-diri ideal (memandang dirinya
ingin seperti apa) atau bahkan konsep-diri orang lain (menganggap orang lain
memandang dirinya ingin seperti apa) dan bukan citra-diri aktual.
d).
Gaya Hidup dan Nilai Pembeli
Orang-orang yang berasal dari sub-budaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang
sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya hidup adalah pola hidup
seseorang didunia yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup
19
menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” yang berinteraksi dengan
lingkungannya. Para pemasar mencari hubungan antara produk mereka dan
kelompok gaya hidup. Gaya hidup sebagian dibentuk oleh apakah konsumen itu
dibatasi uang atau waktu.
4).
Faktor Psikologis
Tugas pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran
konsumen antara datangnya rangsangan pemasaran luar dan keputusan pembelian
akhir. Empat proses psikologis-motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memorisecara fundamental memengaruhi tanggapan konsumen terhadap berbagai
rangsangan pemasaran. Titik awal untuk memahami perilaku konsumen adalah
model rangsangan-tanggapan yang diperlihatkan pada Gambar 1.
Gambar 1. Model Perilaku Konsumen (Kotler dan Keller, 2007).
a).
Motivasi
Seseorang memiliki banyak kebutuhan pada waktu tertentu. Beberapa
kebutuhan bersifat biogemis; kebutuhan tersebut muncul dari tekanan biologis
seperti lapar, haus, tidak nyaman. Kebutuhan yang lain bersifat psikogenis,
kebutuhan itu muncul dari tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan,
20
penghargaan, atau rasa keanggotaan kelompok. Kebutuhan akan menjadi motif
jika ia didorong hingga mencapai level intensitas yang memadai. Motif adalah
kebutuhan cukup mampu mendorong seseorang bertindak.
1).
Teori Freud
Sigmund Freud mengasumsikan bahwa kekuatan psikologis yang
membentuk perilaku manusia sebagian besar tidak disadari dan bahwa seseorang
tidak dapat sepenuhnya memahami motivasi diri. Teknik yang disebut
penjenjangan dapat digunakan untuk menelusuri motivasi seseorang mulai dari
motivasi yang bersifat alat sampai ke motivasi yang lebih bersifat tujuan.
Kemudian pasar dapat memutuskan pada tingkat mana pesan dan daya tarik mau
dikembangkan. Para periset motivasi sering memperbanyak “wawancara
mendalam” terhadap beberapa konsumen untuk mengungkap motif yang lebih
mendalam yang dipicu oleh produk.
2).
Teori Maslow
Maslow menjelaskan kebutuhan manusia tersusun dalam hierarki, dari yang
paling mendesak sampai yang paling kurang mendesak. Berdasarkan urutan
tingkat kepentingannya, kebutuhan – kebutuhan tersebut adalah kebutuhan fisik,
kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri. Orang akan berusaha memuaskan dulu kebutuhan mereka yang
paling penting. Jika seseorang berhasil memuaskan kebutuhan yang penting,
kemudian dia akan berusaha memuaskan kebutuhan yang terpenting berikutnya.
Teori Maslow membantu para pemasar memahami cara bermacam-macam produk
menyesuaikan dengan rencana, sasaran, dan kehidupan konsumen.
3).
Teori Herzberg
Frederick Herzberg mengembangkan teori dua-faktor yang membedakan
dissatisfiers (faktor-faktor yang menyebabkan ketidakpuasan) dan satisfiers
(faktor-faktor yang menyebabkan kepuasan). Tidak adanya dissatisfiers saja tidak
cukup, sebaliknya satisfiers harus ada secara aktif untuk memotivasi pembelian.
Teori motivasi Herzberg memiliki dua implikasi. Pertama, para penjual harus
berusaha sebaik-baiknya menghindari dissatisfiers. Kedua, para pabrikan harus
mengidentifikasi satisfier atau motivator utama pembelian dipasar dan kemudian
menyediakan faktor satisfier itu.
21
b).
Persepsi
Persepsi adalah proses yang digunakan oleh individu untuk memilih,
mengorganisasi, dan menginterpretasi masukan informasi guna menciptakan
gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi tidak hanya bergantung pada
rangsangan fisik, tapi juga pada rangsangan yang berhubungan dengan lingkungan
sekitar dan keadaan individu yang bersangkutan. Dalam pemasaran, persepsi itu
lebih penting daripada realitas, karena itulah yang akan mempengaruhi perilaku
aktual konsumen. Orang dapat memiliki persepsi yang berbeda atas objek yang
sama karena tiga proses persepsi: perhatian selektif, distorsi selektif, dan ingatan
selektif.
1).
Perhatian Selektif
Orang mengalami sangat banyak rangsangan setiap hari. Karena seseorang
tidak mungkin dapat menanggapi semua rangsangan itu, kebanyakan rangsangan
akan disaring-proses yang dinamakan perhatian selektif. Berikut ini adalah
beberapa temuan:
a).
Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang berhubungan dengan
kebutuhannya saat ini
b).
Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang mereka antisipasi
c).
Orang cenderung memerhatikan rangsangan yang berdeviasi besar terhadap
ukuran rangsangan normal.
2).
Distorsi Selektif
Rangsangan yang telah mendapatkan perhatian bahkan tidak selalu muncul
dipikiran orang persis seperti yang diinginkan oleh pengirimnya. Distorsi selektif
adalah kecendrungan menafsirkan informasi sehingga sesuai dengan pra-konsepsi
kita. Konsumen akan sering memelintir informasi sehingga menjadi konsisten
dengan keyakinan awal mereka atas merek dan produk.
3).
Ingatan Selektif
Karena adanya ingatan selektif, kita cenderung mengingat hal-hal baik yang
disebutkan tentang produk yang kita sukai dan melupakan hal-hal baik yang
disebutkan tentang produk pesaing.
22
c).
Pembelajaran
Pembelajaraan meliputi perubahan perilaku seseorang yang timbul dari
pengalaman. Sebgaian besar perliaku manusia adalah hasil belajar. Ahli teori
pembelajaran yakin bahwa pembelajaran dihasilkan melalui perpaduan kerja
antara pendorong, rangsangan, isyarat bertindak, tanggapan, dan penguatan. Teori
pembelajaran mengajarkan para pemasar bahwa mereka dapat membangun
permintaan atas produk dengan mengaitkannya pada dorongan yang kuat,
menggunakan isyarat yang memberikan pendorong atau motivasi, dan
memberikan memberikan pengukuhan yang positif.
d).
Memori
Semua informasi dan pengalaman yang dihadapi orang ketika mereka
mengarungi hidup dapat berakhir dalam memori jangka panjang. Para psikolog
kognitif membedakan memori jangka pendek yaitu satu gudang informasi
sementara dan memori jangka panjang yaitu gudang yang lebih permanen.
Pemasaran dapat terlihat meyakinkan bila para konsumen memiliki jenis
pengalaman produk dan layanan yang tepat seperti struktur pengenalan merek
yang diciptakan dan dipertahankan dalam memori.
2.6.
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Mary Walton didalam Kotler dan Keller, 2007 mengemukakan bahwa
perusahaan yang cerdas akan coba memahami sepenuhnya proses pengambilan
keputusan pelanggan-semua pengalaman mereka dalam belajar, memilih
menggunakan, bahkan dalam mendisposisikan produk. Kotler dan Keller, 2007
menjelaskan proses pengambilan keputusan pembelian terdiri dari lima tahapan,
yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Namun, para konsumen tidak selalu
melewati seluruh lima urutan tahap ketika membeli produk. Mereka bisa melewati
atau membalik beberapa tahap.
23
1).
Pengenalan Masalah
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
kebutuhan-kebutuhan tersebut dapat dicetuskan oleh rangsangan internal dan
eksternal. Para pemasar perlu mengidentifikasi keadaan ysng memicu kebutuhan
tertentu, dengan mengumpulkan informasi dari sejumlah konsumen. Motivasi
konsumen
perlu
ditingkatkan
sehingga
pembeli
potensial
memberikan
pertimbangan yang serius.
2).
Pencarian Informasi
Konsumen yang terangsang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Yang menjadi perhatian utama pemasar adalah
sumber-sumber informasi utama yang menjadi acuan konsumen dan pengaruh
relatif tiap sumber tersebut terhadap keputusan pembelian selanjutnya. Sumber
informasi konsumen digolongkan kedalam empat kelompok, yaitu :
a).
Sumber pribadi : keluarga, teman, tetangga, kenalan.
b).
Sumber komersil : iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan, pajangan di toko.
c).
Sumber publik : media masa, organisasi penentu peringkat konsumen.
d).
Sumber pengalaman : penanganan, pengkajian, dan pemakaian produk.
Jumlah dan pengaruh relatif sumber-sumber informasi itu berbeda-beda,
tergantung pada kategori produk dan karakteristik pembeli. Secara umum,
konsumen mendapatkan sebagian besar informasi, tentang produk tertentu dari
sumber komersil-yaitu sumber yang didominasi oleh pemasar. Namun, informasi
yang paling efektif berasal dari sumber pribadi atau sumber publik yang
merupakan wewenang independen.
3).
Evaluasi Alternatif
Beberapa konsep dasar yang akan membantu dalam memahami proses
informasi adalah pertama, konsumen berusaha memenuhi kebutuhan. Kedua,
konsumen mencari manfaat tertentu dari solusi produk. Ketiga, konsumen
memandang masing-masing produk sebagai sekumpulan atribut dengan
kemampuan yang berbeda-beda dalam memberikan manfaat yang digunakan
untuk memuaskan kebutuhan itu. Atribut yang diminati oleh pembeli berbeda-
24
beda bergantung jenis produknya. Para konsumen akan memberikan perhatian
besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya.
Evaluasi sering mencerminkan keyakinan dan sikap. Melalui bertindak dan
belajar, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya kemudian
memengaruhi perilaku pembelian. Keyakinan adalah gambaran pemikiran yang
dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Sikap adalah evaluasi, perasaan
emosi,
dan
kecendrungan
tindakan
yang
menguntungkan
dan
tidak
menguntungkan dan bertahan lama pada seseorang terhadap objek atau gagasan
tertentu. Sikap sangat sulit berubah. Perusahaan sebaiknya menyesuaikan
produknya dengan sikap yang telah ada, bukannya berusaha mengubah sikap
orang.
4).
Keputusan Pembelian
Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas merek-
merek yang ada didalam kumpulan pilihan. Konsumen juga dapat membentuk niat
untuk membeli merek yang paling disukai. Dalam pembelian produk seharisehari, keputusannya lebih kecil dan kebebasannya juga lebih kecil. Karakteristik
orang, tugas dan penentuan keputusan pembelian, dan konteks sosial bisa
memengaruhi apakah dan bagaimana pengalaman pilihan digunakan. Memahami
apakah dan bagaimana konsumen menyelidiki merek secara teliti merupakan hal
penting.
Walaupun konsumen membentuk evaluasi merek, dua faktor berikut dapat
berada diantara niat pembelian dan keputusan pembelian. Faktor pertama adalah
sikap orang lain. Sejauh mana sikap orang lain mengurangi alternatif yang disukai
seseorang akan bergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap
alternatif yang disuka konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti
keinginan orang lain. Faktor kedua adalah faktor situasi yang tidak terantisipasi
yang dapat muncul dan mengubah niat pembelian.
5).
Perilaku Pasca Pembelian
Setelah pembelian, konsumen mungkin mengalami ketidaksesuaian karena
memerhatikan fitur-fitur tertentu yang menganggu atau mendengar hal – hal yang
25
menyenangkan tentang merek lain, dan akan selalu siaga terhadap informasi yang
mendukung keputusannya. Komunikasi pemasaran harus memasok keyakinan dan
evaluasi yang mengukuhkan pilihan konsumen dan membantu dia merasa nyaman
dengan merek. Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian,
tindakan pasca pembelian, dan pemakaian produk pasca pembelian.
2.7.
Uji Validitas
Menurut Umar (2005), validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur
itu mengukur apa yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner
dalam pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus
mengukur apa yang ingin diukurnya. Langkah-langkah pengujian validitas, yaitu;
1).
Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur.
2).
Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Sangat
disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang.
Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih
mendekati kurva normal.
3).
Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban.
4).
Menghitung korelasi antara masing-masing pernyataan dengan skor total
memakai rumus teknik korelasi product moment, yang rumusnya sebagai
berikut :
…………………………………….(1)
Keterangan :
r
= Angka korelasi
n
= Jumlah contoh dalam penelitian
X
= Skor pertanyaan
Y
= Skor total responden n dalam menjawab seluruh pertanyaan
2.8.
Uji Reliabilitas
Menurut Umar (2005), reliabilitas adalah suatu angka indeks yang
menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang
26
sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan
hasil pengukuran yang konsisten. Makin kecil kesalahan pengukuran, makin
reliabel alat pengukur. Sebaliknya makin besar kesalahan pengukuran, makin
tidak reliabel alat pengukur tersebut. Mencari reliabilitas instrument yang skornya
bukan 0-1, tetapi merupakan rentangan beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100
atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7 dan seterusnya dapat menggunakan rumus
Cronbach’s Alpha. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
……………………………………………………(2)
Keterangan :
r11
= keandalan instrumen
k
= banyak butir pertanyaan
= ragam total
2
Σσ b = jumlah ragam total
2.9.
Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status
sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran,
ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara
sistematis, faktual dan aktual mengenai fakta – fakta, sifat – sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki (Nazir,2005).
2.10. Analisis Faktor
Menurut Supranto (2004) analisis faktor merupakan nama umum yang
menunjukkan suatu kelas prosedur, utamanya untuk mereduksi data atau
meringkas, dari variabel yang banyak diubah menjadi sedikit variabel. Analisis
faktor dipergunakan dalam situasi sebagai berikut :
1).
Mengenali atau mengidentifikasi dimensi yang mendasari (underlying
dimensions) atau faktor, yang menjelaskan korelasi antara suatu set
variabel.
27
2).
Mengenali atau mengidentifikasi suatu set variabel baru yang tidak
berkorelasi
(independent)
yang
lebih
sedikit
jumlahnya
untuk
menggantikan suatu set variabel asli yang saling berkorelasi didalam
analisis multivariate selanjutnya.
3).
Mengenali atau mengidentifikasi suatu set varibel yang penting dari suatu
set yang lebih banyak jumlahnya untuk dipergunakan didalam analisis
multivariate selanjutnya.
Menurut Suliyanto dalam Darussalam (2010), analisis faktor dapat
dilakukan dengan jumlah sampel minimal adalah empat sampai lima kali jumlah
variabel, namun dapat dilakukan juga ketika jumlah sampel yang diambil telah
mewakili suatu populasi. Secara garis besar, tahapan pada analisis faktor adalah
sebagai:
1)
Memilih variabel yang layak dimasukkan dalam analisis faktor, karena
analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel, maka
seharusnya ada korelasi yang cukup kuat di antara variabel, sehingga akan
terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel atau lebih berkorelasi lemah
dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari
analisis faktor. Alat analisis seperti Kaiser-Meyer-Oklin Measure of
Sampling Adequacy (KMO-MSA) atau Barlett’s Test dapat digunakan
untuk keperluan ini. Syarat data dapat dilakukan faktor analisis adalah jika:
a). Sebagian besar nilai matrik korelasi mempunyai nilai > 0,5
b). Nilai Kaiser-Meyer-Olkin > 0,5
c). Nilai partial korelasi untuk setiap variabel > 0,5
d). Nilai Barlett test of sphericity besar pada tingkat signifikan yang kecil
kurang dari 0.05.
2)
Setelah sejumlah variabel dipilih, maka dilakukan ekstraksi variabel
tersebut hingga menjadi beberapa faktor. Setelah memproses variabelvariabel yang layak dengan SPSS versi 16, maka nilai hasil statistik yang
dijadikan indikator adalah tabel communalities, total variance explained,
dan component matrix serta rolated component matrix.
Tabel communalities merupakan tabel yang menunjukkan presentase dari
tiap variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Nilai yang
28
dilihat adalah nilai extraction, makin kecil nilainya maka semakin lemah
hubungan antara variabel dengan faktor yang terbentuk.
Tabel total variance explained menunjukkan persentase varians yang dapat
dijelaskan oleh faktor secara keseluruhan. Indikatornya adalah nilai eigen
values yang telah mengalami proses ekstraksi dengan nilai lebih besar dari
satu. Pada tabel ini tercantum nilai extraction sum of square loadings. Hal
ini disebabkan nilai eigen values merupakan jumlah kuadrat dari factor
loadings dari setiap variabel yang termasuk dalam faktor. Factor loadings
merupakan nilai yang menghubungkan faktor-faktor dengan variabelvariabel. Variabel yang masuk ke dalam faktor adalah yang nilai absolut
factor loadings-nya cukup besar.
Tabel component matrix adalah matrik yang berisi nilai korelasi antara
variabel dengan faktor yang diekstrak. Nilai korelasi tersebut adalah factor
loading, dimana nilai yang lebih besar menunjukkan korelasi yang lebih
kuat antara variabel dengan komponen faktor atau dapat dikatakan juga
tabel ini menunjukkan distribusi variabel-variabel pada faktor-faktor yang
terbentuk.
3)
Faktor yang terbentuk dari analisisnya berisi koefisien bobot kontribusi
suatu variabel terhadap faktor atau yang sering disebut dengan
factor
loading Pada banyak kasus kurang menggambarkan perbedaan diantara
faktor-faktor yang ada, oleh karena itu jika isi faktor masih diragukan atau
output yang dihasilkan sulit untuk diinterprestasikan karena satu faktor
dapat berkorelasi dengan beberapa variabel. Untuk mempermudah
interprestasi dapat dilakukan proses rotasi faktor terhadap nilai component
matrix untuk memperjelas apakah faktor yang terbentuk sudah secara
signifikan berbeda dengan faktor lainnya atau tidak.
Metode rotasi faktor yang digunakan, yaitu Orthogonal Rotation
merupakan metode rotasi dengan cara memutar sumbu ke kanan sampai
900. Metode ini menggunakan asumsi bahwa hubungan antar variabel tidak
ada atau korelasi faktor adalah nol, sehingga metode ini lebih stabil.
Metode ini dapat dibagi lagi menjadi metode quartimax, varimax, dan
equimax.
29
4)
Setelah proses ekstrasi selesai dilakukan, maka faktor-faktor yang ada
benar-benar sudah terbentuk. Selanjutnya adalah menamakan faktor
tersebut.
Penamaan
ini
sifatnya
subjektif,
yaitu
sesuai
dengan
kecenderungan peneliti akan tetapi biasanya penamaan ini didasarkan pada
kecenderungan dari nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut.
2.11. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2011) dengan judul Analisis Proses
Pengambilan Keputusan Dan Atribut Yang Dipentingkan Konsumen Dalam
Pembelian Brownies Kukus Amanda (Studi Kasus Outlet Cabang Brownies
Kukus Amanda di Bogor) berujuan untuk (1) Mengidentifikasi karakteristik
konsumen Brownies Kukus Amanda Bogor, (2) Menganalisis proses keputusan
pembelian konsumen Brownies Kukus Amanda Bogor, (3) Mengukur sikap
konsumen terhadap atribut pada Brownies Kukus Amanda Bogor, (4) Mengkaji
atribut – atribut yang mempengaruhi pembelian Brownies Kukus Amanda Bogor.
Jumlah responden yang digunakan untuk mewakili konsumen pada penelitian
tersebut sebanyak 100 orang. Alat analisis yang digunakan yaitu analisis
deskriptif, model sikap multiatribut fishbein, dan analisis faktor. Data diolah
dengan menggunakan program software Microsoft Excell dan Statistical Package
for Social Science (SPSS) versi 15.0.
Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa responden sebagian besar
adalah perempuan dengan rentang usia 25-34 tahun, pekerjaan karyawan swasta,
berstatus menikah dan rataan pengeluaran per bulan Rp 1.500.001-Rp. 2.500.000.
Tahapan pengambilan keputusan pembelian yang dilalui yaitu tahapan pengenalan
kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan
evaluasi pasca pembelian. Atribut jaminan produk (halal, higienis, dan aman
untuk dikonsumsi) memiliki tingkat kepentingan tertinggi, sedangkan atribut
rasa/aroma dianggap memiliki kinerja paling baik dengan tingkat kepuasan
tertinggi. Faktor yang paling mempengaruhi responden dalam pengambilan
keputusan pembelian adalah jaminan produk (halal, higienis, dan aman untuk
dikonsumsi).
30
Penelitian Putrinanda (2010) yang berjudul Analisis Perilaku Konsumen
Dalam Proses Keputusan Pembelian Frozen Yoghurt (Studi Kasus Gerai Frozen
Yoghurt Sour Sally Mall Senayan City) bertujuan (1) mengindentifikasi
karakteristik konsumen frozen yoghurt Sour Sally, (2) mengidentifikasi proses
keputusan pembelian konsumen frozen yoghurt Sour Sally, (3) menganalisis
faktor – faktor yang mempengaruhi konsumen dalam keputusan pembelian frozen
yoghurt Sour Sally, (4) mengetahui sikap konsumen terhadap frozen yoghurt Sour
Sally. Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitan tersebut
adalah Convenience Sampling dengan jumlah respoden sebanyak 110 responden.
Alat analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis faktor, dan
analisis multiatribut Fisbein dengan bantuan software SPSS 15.00 for Windows
dan Microsoft Excell.
Hasil penelitian tersebut memperlihatkan mayoritas konsumen frozen
yoghurt Sour Sally merupakan wanita, belum menikah, rentang usia 19-24 tahun,
pelajar/mahasiswa, pendidikan akhir sarjana (S1), pendapatan rata-rata perbulan ≤
Rp.1.000.000,-. Adapun proses pengambilan keputusan pembelian konsumen
frozen yoghurt Sour Sally melalui lima tahap, yaitu pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian, dan evaluasi pasca pembelian.
Berdasarkan hasil analisis faktor, terdapat enam faktor yang mempengaruhi
konsumen dalam keputusan pembelian yaitu : komposisi dan tampilan produk,
pengaruh lingkungan, jenis dan sumber informasi, karakteristik produk, dan
pendapatan. Pada analisis sikap konsumen, atribut kebersihan, rasa, dan kehalalan
dianggap konsumen sebagai pertimbangan yang paling penting sedangkan atribut
merek dianggap konsumen sebagai pertimbangan yang paling tidak dipentingkan
dalam proses keputusan pembelian frozen yoghurt Sour Sally.
Penelitian selanjutnya adalah penelitian Teguh (2010) yang berjudul
Analisis Proses Pengambilan Keputusan Serta Atribut yang Dipentingkan
Konsumen Dalam Pembelian Nutrilite Salmon Omega 3 (Studi Kasus Amway
Distribution Centre Bogor). Penelitian ini bertujuan untuk (1) Mengidentifikasi
karakteristik dari konsumen produk Nutrilite Salmon Omega 3 (2) Menganalisis
proses pengambilan keputusan pembelian konsumen, (3) Menganalisis atribut
produk seperti apa yang dipentingkan serta mempengaruhi pengambilan
31
keputusan konsumen. Pengambilan contoh responden dalam penelitian tersebut
menggunakan metode non-probability sampling dengan teknik judgement
sampling dengan jumlah responden sebanyak 100 orang. Alat analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis faktor dengan alat pengolah data
SPSS 16.0.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan, rentang usia 36-46 tahun, status telah
menikah, pendidikan terakhir sarjana (S1), pekerjaan pengusaha/wirausaha,
tingkat pendapatan per bulan Rp. 1.000.001-Rp. 5.000.000. Seluruh responden
umumnya telah melakukan lima tahapan dalam proses keputusan pembelian,
namun proses yang dilakukan dalam setiap tahapan berbeda untuk setiap
konsumen. Sebagian besar konsumen lebih memilih menggunakan Nutrilite
Salmon Omega 3 adalah didasari dari kualitas produk, images produk, peluang
bisnis serta manfaat yang diperoleh dengan hasil kesehatan yang optimal.
Berdasarkan hasil analisis faktor diketahui ada tujuh faktor yang terbentuk,
pertama yaitu faktor keunggulan dengan atribut produk yang paling berpengaruh
adalah komposisi/kandungan produk. Kedua, faktor internal dengan atribut
produk variasi warna keemasan. Ketiga, faktor fitur produk dengan atribut produk
keterangan pada label. Keempat, faktor jaminan produk dengan atribut produk
jaminan tahan lama. Kelima, faktor ekternal produk dengan atribut produk
peluang bisnis. Keenam, faktor merk dengan atribut produk brand images.
Ketujuh, faktor bauran pemasaran dengan atribut produk promosi.
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu yang telah dijelaskan, diperoleh
gambaran mengenai penelitian yang terkait dengan proses pengambilan keputusan
pembelian suatu produk serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Ketiga
penelitian terdahulu tersebut memiliki kesamaan yang dapat dijadikan contoh
dalam penelitian seperti alat analisis yang digunakan, yaitu deskriptif, dan faktor.
Di samping itu, penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian terdahulu.
Perbedaan terletak pada produk penelitian yang berupa olahan fish jelly, lokasi
peneltian yang terletak di Parung Poncol, Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan
Sawangan, Kota Depak serta di tempat-tempat pemasaran produk CV. Sakana
Indo Prima. Perbedaan lainnya terletak pada alat analisis serta metode
32
pengambilan sampel yang digunakan. Penelitian ini tidak menggunakan alat
analisis model sikap multiatribut fishbein seperti penelitian yang dilakukan oleh
Lestari dan Putrinanda. Selain itu, pengambilan sampel yang dilakukan pada
penelitian menggunakan metode Purposive Sampling, berbeda dengan penelitian
yang dilakukan oleh Putrinanda dimana pengambilan sampel dilakukan dengan
menggunakan metode Convenience Sampling.
III.
3.1.
METODE PENELITIAN
Kerangka Pemikiran Penelitian
Dewasa ini, usaha pengolahan produk perikanan berbasis fish jelly product
memiliki perkembangan yang cukup baik. Peluang ini dimanfaatkan oleh CV
Sakana Indo Prima untuk menciptakan suatu lapangan pekerjaan baru serta
mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Seiring dengan berjalanya waktu,
usaha yang semakin berkembang ini dihadapkan dengan tantangan yang beragam,
salah satunya persaingan usaha. Tantangan ini mendorong perusahaan untuk
merumuskan suatu strategi usaha yang tepat. Oleh sebab itu, perusahaan perlu
melakukan analisis mengenai proses pengambilan keputusan serta faktor-faktor
yang dipentingkan dalam pembelian untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan
konsumen dalam melakukan pembelian produk olahan.
Penelitian ini difokuskan kepada konsumen yang melakukan pembelian
produk-produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima. Pengambilan data terhadap
konsumen dilakukan menggunakan alat bantu berupa kuesioner. Setelah data
terkumpul kemudian dilakukan pengolahan data melalui analisis deskriptif dan
analisis faktor. Analisis dekriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik serta
proses pengambilan keputusan pembelian konsumen. Analisis faktor digunakan
untuk mengetahui faktor-faktor yang dipentingkan oleh konsumen dalam
melakukan pembelian. Melalui analisis tersebut diharapkan akan diperoleh
informasi yang akurat sebagai bahan dalam pengambilan keputusan perusahaan
untuk meningkatkan penjualan. Untuk lebih jelasnya, kerangka pemikiran dapat
dilihat pada Gambar 2.
34
Sakana Indo Prima
Konsumen
Perilaku Pembelian
Karakteristik Konsumen
Proses Pengambilan
Keputusan Pembelian
Analisis Deskriptif
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
Keputusan Pembelian
Analisis Faktor
Rekomendasi bagi
Perusahaan
Gambar 2. Kerangka Pemikiran
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai bulan Oktober 2012.
Proses wawancara untuk mengetahui gambaran umum perusahaan dilaksanakan di
pabrik pengolahan yang beralamat di Parung Poncol, Kelurahan Duren Mekar,
Kecamatan Sawangan, Kota Depok. Proses wawancara dan pengambilan data
terhadap responden dilakukan di tempat-tempat pemasaran produk CV Sakana
Indo Prima wilayah Jabodetabek, antara lain:
a. Wilayah Jakarta
: Jl. Mangga Dua Raya, Gang Burun, Rt.09, Rw.02,
No.4, Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Tamansari.
35
b. Wilayah Bogor
: Bumi Karadenan Permai 3, Blok AA12, No. 6 RT 4
RW 17, Karadenan, Cibinong, Bogor, 16913.
c. Wilayah Depok
: Pondok Sukmajaya, Kampung Cipayung, Rt.03,
Rw.04. No.40, Depok.
d. Wilayah Tangerang
: Pasar Bengkok, Jl. KH. Hasyim Ashari, Kec. Pinang,
Kota Tangerang.
e. Wilayah Bekasi
: 1. Jl. Bambu Kuning, Gang Bina Marga, RT.002, RW
02
No.
154/2
Kelurahan.
Sepanjang
Jaya,
Kecamatan Rawalumbu, Kota Bekasi.
2. Lapangan Kecamatan Bekasi Utara, Jl. Perwira
Jaya, Kelurahan Perwira, Kecamatan Bekasi Utara
Penentuan
lokasi
dilakukan
secara
sengaja
(purposive)
dengan
pertimbangan bahwa pada lokasi tersebut memiliki penjualan produk yang cukup
tinggi serta memiliki beberapa konsumen yang telah mengenali produk dengan
baik sehingga dapat memudahkan dalam pengumpulan data.
3.3.
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan pihak
perusahaan maupun konsumen. Data sekunder diperoleh dari data dan laporan
milik perusahaan serta studi kepustakaan melalui buku-buku, internet, jurnal dan
artikel-artikel yang berhubungan dengan penelitian.
3.4.
Jumlah Sampel dan Metode Pengambilan Sampel
Pada penelitian ini, rumus Slovin digunakan untuk menentukan jumlah
sampel yang dari suatu populasi sehingga diperoleh sampel yang dapat
menggambarkan serta mewakili data populasi.
n=
N
……………………………………………………………………...(3)
1 + Ne 2
dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
36
e = persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel
yang masih dapat ditolerir atau diinginkan
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari CV Sakana Indo Prima
diketahui bahwa jumlah pembeli produk olahan diperkirakan sebanyak 50.000
pembeli (N). Dengan nilai e sebesar 10%, maka diperoleh nilai sebesar:
n=
50.000
1 + 50.000(0,1)
2
= 99,80
Untuk memudahkan perhitungan, maka jumlah responden yang diambil adalah
100 responden dengan pertimbangan bahwa angka tersebut 99,80 mendekati
angka 100.
Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
metode non probability sampling, yaitu teknik Purposive Sampling. Pada metode
ini semua populasi tidak memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi
sampel dan sampel diambil berdasarkan pengalamannya dalam membeli dan
mengkonsumsi produk CV Sakana Indo Prima.
3.5.
Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai responden terpilih di
lokasi pemasaran produk CV Sakana Indo Prima. Wawancara terhadap konsumen
dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan
reliabilitasnya. Adapun kuesioner dapat dilihat pada Lampiran 1. Uji validitas dan
reliabilitas kuesioner diawali dengan melakukan pengambilan data kepada 30
responden yang sedang melakukan pembelian produk olahan CV Sakana Indo
Prima. Data yang telah terkumpul kemudian dimasukkan kedalam alat bantu
berupa software SPSS versi 16 untuk diolah.
Berdasarkan hasil uji validitas, diperoleh 5 variabel yang tidak valid. Hal
ini dikarenakan nilai r-hitung untuk 5 variabel tersebut berada dibawah r-tabel
yaitu 0,374 pada tingkat alpha 5 persen. Adapun kelima variabel tersebut, antara
lain : 1) Pilihan produk CV SIP yang beranekaragam (0,371), 2) Produk CV SIP
memiliki informasi mengenai kehalalan (-0,072), 3) Saya membeli produk CV
SIP karena kualitasnya sesuai dengan keinginan saya (0,319), 4) Saya membeli
produk CV SIP karena adanya dorongan rasa lapar (0,187), dan 5) Saya membeli
37
produk CV SIP karena memiliki kandungan gizi yang baik (0,358). Nilai tertinggi
pada uji validitas ini didapat sebesar 0,737 yaitu pada variabel Produk CV SIP
memiliki rasa yang lezat. Hasil uji validitas dapat dilihat pada Lampiran 2. Hasil
uji reliabilitas, menujukkan nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,904. Hal ini
menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan didalam kuesioner yang digunakan
untuk penelitian adalah reliabel dikarenakan nilai Cronbach’s Alpha lebih dari
0,60. Hasil uji reliabilitas dapat dilihat pada Lampiran 3.
Setelah hasil uji validitas dan reliabilitas diketahui, penelitian dilanjutkan
dengan melakukan pengumpulan data menggunakan kuesioner tanpa melibatkan 5
variabel pertanyaan yang tidak valid. Pengumpulan data di wilayah Jabodetabek
dilakukan dengan pembagian jumlah responden sebagai berikut:
a. Wilayah Jakarta sebanyak 14 reponden;
b. Wilayah Bogor sebanyak 14 reponden;
c. Wilayah Depok sebanyak 14 reponden;
d. Wilayah Bekasi sebanyak 44 reponden;
e. Wilayah Tangerang sebanyak 14 reponden.
Adapun dokumentasi pengambilan data dapat dilihat pada Lampiran 4.
3.6.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan
data
dilakukan
dengan
bantuan
komputer
dengan
menggunakan program Software Microsoft Excel 2007 dan Statistical Package for
Social Science (SPSS) versi 16. Sedangkan analisis dat yang digunakan adalah :
1).
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk mengetahui karakteristik dan proses
pengambilan keputusan pembelian konsumen dalam pembelian produk CV
Sakana Indo Prima. Karakteristik yang dilihat meliputi; usia, jenis kelamin, status
pernikahan, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, pendapatan, dan pengeluaran
untuk konsumsi. Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen yang
diamati adalah proses pada masing-masing tahapan; pengenalan kebutuhan,
pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca
pembelian.
38
2).
Analisis Faktor
Analisis
faktor
digunakan
untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
dipentingkan oleh konsumen dalam mempengaruhi keputusan pembelian produk
CV Sakana Indo Prima. Sebanyak 23 variabel digunakan untuk mengetahui
faktor-faktor yang dipentingkan oleh konsumen. Variabel ini merupakan
pengembangan dari teori yang digunakan pada penelitian ini, yang meliputi
atribut produk, serta faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian
konsumen.
IV.
4.1.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum dan Sejarah Perusahaan
CV Sakana Indo Prima merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam
pengolahan produk perikanan. Usaha produk olahan ikan ini didirikan oleh dua
orang sahabat yaitu Bpk. Saefuddin dan Bpk. Redy Ardiansyah pada tahun 2004.
Pada awal berdirinya, usaha pengolahan ini hanya bernama Sakana yang
merupakan usaha rumahan berlokasi diwilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan. Produk
yang dihasilkan sebagian besar merupakan bakso ikan berbahan dasar ikan tuna.
Pada tahun 2007, perusahaan berganti nama menjadi Sakana Makmur Abadi dan
mulai mengembangakan usahanya dengan menyewa tempat usaha di Kawasan
Industri Pelabuhan Perikanan Samudera Jakarta, Nizam Zachman, Jl. Muara Baru
Ujung, Jakarta Utara.
Sebagai upaya untuk meningkatkan produksi, memperlancar distribusi
produk dan ketersediaan bahan baku, maka sejak tahun 2008, perusahaan
mendirikan pabrik dan kantor seluas ±350 m2 di wilayah Depok. Pabrik dan
kantor tersebut dibangun di atas tanah milik perusahaan seluas ±515m2 yang
beralamat di Parung Poncol, Kelurahan Duren Mekar, Kecamatan Sawangan,
Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Selain itu, pada tahun 2008 perusahaan
mengganti namanya menjadi CV Sakana Indo Prima. Pada saat ini, perusahaan
sedang mengembangkan usahanya dengan membangun mini plant di wilayah
Semarang dan Makassar. Hal ini dilakukan untuk memperluas pangsa pasar CV
Sakana Indo Prima.
Adapun Visi dan Misi CV Sakana Indo Prima, yaitu :
Visi: Menjadi Perusahaan Pengolahan Ikan Skala Nasional.
Misi: Kesejahteraan Bersama Stakeholder (Pemilik, Karyawan, Agen, Penjual).
4.1.1 Struktur Organisasi Perusahaan
CV Sakana Indo Prima memiliki struktur organisasi yang dijadikan dasar
dalam aktifitas perusahaan dengan tujuan agar uraian tugas, perintah, wewenang,
dan tanggungjawab masing-masing tenaga kerja atau karyawan di setiap unit kerja
40
menjadi lebih jelas dan terarah. Perusahaan dipimpin langsung oleh 2 (dua) orang
pemilik perusahaan yang bertindak sebagai Direksi. Direksi memiliki tanggung
jawab untuk memimpin, mengkoordinasikan, dan mendelegasikan tugas kepada
unit-unit kerja dibawahnya. Adapun unit kerja dibawah direksi terdiri dari 4
(empat) unit kerja, yaitu :
a. Produksi;
Unit kerja ini bertugas untuk menghasilkan produk olahan ikan dengan mutu
yang baik. Unit kerja produksi dipimpin oleh seorang kepala produksi yang
membawahi 2 orang kepala shift dan 70 staf produksi.
b. Warehouse;
Unit kerja ini bertugas untuk menyediakan berbagai macam kebutuhan yang
diperlukan perusahaan. Unit kerja ini dipimpin oleh seorang kepala warehouse
yang membawahi 1 orang staf warehouse.
c. Maintenance;
Maintenance bertugas untuk melakukan pemeliharaan terhadap peralatan dan
mesin dilingkungan perusahaan. Unit kerja ini dipimpin oleh seorang kepala
maintenance yang membawahi 1 orang staf maintenance
d. Administrasi.
Administrasi
bertugas
menjalankan
fungsi
keadministrasian,
seperti
pembukuan, dokumentasi, dan sebagainya. Untuk menjalankan tugasnya
seorang petugas administrasi dibantu oleh seorang petugas keuangan dan
seorang kasir.
Untuk lebih jelasnya, struktur organisasi CV Sakana Indo Prima dapat
dilihat pada Lampiran 5.
4.1.2 Produk Perusahaan
Produk olahan ikan yang diproduksi oleh perusahaan, yaitu :
a. Baso Ikan;
j. Sandwich ikan & Vegetable Tofu;
b. Baso Super;
k. Tuna Roll;
c. Bakwan Ikan;
l. Siomay Ikan:
d. Ekado;
m. Udang Roti;
41
e. Kaki Naga (Ikan);
n. Udang Gulung;
f. Kaki Naga (Udang);
o. Fish Stick;
g. Keong Mas;
p. Otak-otak Ikan (Panjang);
h. Lumpia Udang;
k. Otak-otak Ikan (Bulat);
i. Salmon Roll;
Setiap harinya perusahaan memproduksi baso ikan sebanyak 4 ton dan 500 kg
produk olahan lainnya. Bahan baku yang digunakan untuk menghasilkan produk
olahan adalah ikan tuna dan udang, sedangkan untuk produk baso super
menggunakan bahan baku ikan marlin. Produk olahan yang menjadi produk
andalan perusahaan yaitu baso ikan dan baso super. Adapun gambar produk CV
Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Lampiran 6. Sebagai salah satu strategi
dalam rangka mengoptimalkan penjualan, maka CV Sakana Indo Prima
memberikan referensi harga jual bagi masing-masing pedagang di wilayah
Jabodetabek. Adapun daftar harga yang disarankan dapat dilihat pada Lampiran 7.
Selain memberikan referensi harga jual, perusahaan juga menetapkan harga
eceran tertinggi (HET) untuk produk baso ikan berbahan baku ikan tuna yaitu Rp.
25.000,- (isi 50 butir).
Produk-produk yang dihasilkan oleh CV Sakan Indo Prima memiliki mutu
yang baik dan terjamin kehalalannya. Hal ini terlihat dari beberapa sertifikat yang
diperoleh perusahaan seperti :
a. Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia Propinsi Jawa Barat;
b. Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga dari Dinas Kesehatan
Pemerintah Kota Depok;
c. Sertifikat Mutu dari dari Balai Pengujian Mutu dan Pengolahan Hasil
Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan DKI Jakarta.
4.2.
Karakteristik Konsumen
Karakteristik konsumen dalam penelitian ini diidentifikasi berdasarkan
jenis kelamin, usia, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, pendapatan/gaji per
bulan, pengeluaran untuk makan/konsumsi per bulan. Informasi mengenai
karakteristik konsumen ini dapat berguna bagi CV Sakana Indo Prima untuk
42
merumuskan strategi perusahaan yang sesuai untuk meningkatkan penjualan
produknya. Adapun hasil analisa terhadap karakteristik konsumen dapat dilihat
pada Lampiran 8.
4.2.1 Jenis Kelamin
Pada penelitian dengan jumlah responden sebanyak 100 orang ini,
diketahui bahwa sebagian besar responden adalah perempuan sebanyak 69,00%,
sedangkan jumlah responden laki-laki sebanyak 31,00%. Responden perempuan
lebih banyak dibanding responden laki-laki terjadi diwilayah Bekasi kemudian
diikuti oleh wilayah Depok, sedangkan untuk wilayah Jakarta, Bogor, dan
Tangerang jumlah responden laki-laki memiliki jumlah yang lebih banyak.
Responden perempuan yang lebih banyak dibandingkan laki-laki menggambarkan
bahwa perempuan memiliki peranan yang cukup penting dalam pengambilan
keputusan pembelian. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Karakteristik Responden berdasarkan Jenis Kelamin.
4.2.2 Usia
Pada penelitian ini, sebagian besar usia responden berkisar antara 25
sampai 35 tahun dengan persentase sebesar 45,00%, kemudian disusul dengan
yang berusia 35 sampai 45 tahun dengan persentase sebesar 30,00%. Responden
dengan usia antara 18 sampai 25 tahun memiliki persentase sebesar 11,00%,
responden dengan usia 45-55 tahun memiliki persentase sebesar 9,00%,
43
responden dengan usia di atas 55 tahun memiliki persentase sebesar 4,00%, dan
sebesar 1,00% untuk responden dibawah 18 tahun. Karakteristik responden
berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Karakteristik Responden berdasarkan Usia.
4.2.3 Status Pernikahan
Status pernikahan responden teridentifikasi bahwa 77,00% memiliki status
menikah, 21,00% responden memiliki status belum menikah, dan 2,00%
responden memiliki status duda/janda. Pembelian produk lebih banyak dilakukan
oleh responden yang telah menikah menggambarkan bahwa produk CV.Sakana
Indo Prima dikonsumsi sebagai lauk pauk untuk memenuhi kebutuhan gizi
keluarganya. Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan dapat dilihat
pada Gambar 5.
Gambar 5. Karakteristik Responden berdasarkan Status Pernikahan.
44
4.2.4 Pendidikan
Responden pada penelitian ini memiliki latarbelakang pendidikan yang
beragam, yaitu pendidikan Sekolah Dasar (SD)/sederajat sebesar 4,00%, Sekolah
Menengah Pertama (SMP)/sederajat sebesar 5,00%, Sekolah Menengah Umum
(SMU)/sederajat sebesar 30,00%, Diploma sebesar 10,00%, Sarjana sebesar
37,00%, dan Pascasarjana sebesar 14,00%. Hal ini menggambarkan bahwa
mayoritas reponden memiliki latarbelakang pendidikan sarjana, dimana konsumen
pada tingkatan pendidikan ini memiliki pola pikir untuk mengkonsumsi suatu
produk dengan pertimbangan nilai lebih dari suatu produk. Melalui informasi ini,
maka perusahaan sebaiknya dapat mengkomunikasikan nilai lebih dari suatu
produk yang dijual. Selain itu, perusahaan juga sebaiknya dapat memahami
kebutuhan konsumen dengan tingkat pendidikan yang berbeda dan produk apa
yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini dikarenakan semua konsumen
dengan tingkat pendidikan yang berbeda merupakan konsumen yang potensial
bagi semua produk. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dapat dilihat
pada Gambar 6.
Gambar 6. Karakteristik Responden berdasarkan Pendidikan.
4.2.5 Pekerjaan
Pekerjaan responden sebagian besar merupakan Pegawai Negeri Sipil
sebesar 34,00%, dan pekerjaan responden yang paling rendah merupakan
Pelajar/Mahasiswa
sebesar
9,00%.
Selain
Pegawai
Negeri
Sipil
dan
Pelajar/Mahasiswa, juga terdapat responden yang bekerja sebagai Pegawai Swasta
45
sebesar 14,00%, Wiraswasta sebesar 15,00%, dan pekerjaan lainnya sebesar
28,00%. Pada pekerjaan lainnya, diketahui bahwa responden memiliki pekerjaan
sebagai ibu rumah tangga, guru, dan sebagainya. Karakteristik responden
berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan.
4.2.6 Pendapatan/gaji per bulan
Pendapatan/gaji per bulan responden diketahui sebesar 9,00% kurang dari
Rp.500.000,-, sebesar 12,00% responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp.
500.000,- sampai 1.000.000,-, sebesar 23,00% responden memiliki pendapatan
berkisar antara Rp. 1.000.001,- sampai Rp. 2.000.000,-, sebesar 30,00%
responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp. 2.000.001,- sampai Rp.
3.000.000,-, sebesar 11,00% responden memiliki pendapatan berkisar antara Rp.
3.000.001,- sampai Rp. 4.000.000,-, sebesar 8,00% responden memiliki
pendapatan berkisar antara Rp. 4.000.001,- sampai Rp. 5.000.000,-, dan sebesar
7,00% responden memiliki pendapatan di atas Rp. 5.000.001,-. Hal ini
menggambarkan bahwa konsumen produk CV Sakana Indo Prima berasal dari
kalangan kelas ekonomi menengah. Oleh sebab itu, perusahaan perlu memahami
kebutuhan konsumen pada tingkatan ini serta mempertimbangkannya menjadi
segmen konsumen CV Sakana Indo Prima. Karakteristik responden berdasarkan
pendapatan/gaji per bulan dapat dilihat pada Gambar 8.
46
Gambar 8. Karakteristik Responden berdasarkan Pendapatan/gaji per Bulan.
4.2.7 Pengeluaran untuk makan/konsumsi per bulan
Konsumen CV Sakana Indo Prima yang menjadi responden pada penelitian
ini memiliki pengeluaran untuk makan dibawah Rp. 500.000,- sebanyak 11,00%
responden, berkisar antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.000.000,- sebanyak
37,00%, berkisar antara
Rp. 1.000.001,- sampai Rp. 2.000.000,- sebanyak
35,00% responden, berkisar antara Rp. 2.000.001,- sampai Rp. 3.000.000,sebesar 11,00% responden, dan di atas Rp. 3.000.001,- sebesar 3,00% responden.
Hal ini juga menggambarkan bahwa konsumen produk CV Sakana Indo Prima
berasal dari kalangan kelas ekonomi menengah. Karakteristik responden
berdasarkan pengeluaran untuk makan per bulan dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Karakteristik Responden berdasarkan Pengeluaran untuk
Makan/Konsumsi per Bulan.
47
4.3.
Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Setiap melakukan pembelian terhadap suatu barang atau jasa, konsumen
tidak serta merta melakukan pembelian. Proses pembelian terjadi karena adanya
tahap-tahap yang dilalui oleh konsumen untuk mendapatkan apa yang
dibutuhkannya. Tahapan yang dilalui konsumen untuk melakukan pembelian
merupakan suatu proses pengambilan keputusan pembelian dengan melibatkan
panca indera, akal pikiran, sehingga barang atau jasa yang dibeli diharapkan
sesuai dengan kebutuhannya. Adapun proses pengambilan keputusan dalam
melakukan pembelian produk olahan CV Sakana Indo Prima, terdiri dari:
pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan
pembelian, dan perilaku pasca pembelian.
4.3.1 Pengenalan Kebutuhan
Proses pengenalan kebutuhan timbul pada tahap awal ketika seseorang
hendak melakukan pembelian suatu barang atau jasa. Pembeli mulai mengenali
masalah-masalah dalam pemenuhan kebutuhannya. Berdasarkan penelitian
terhadap pengenalan kebutuhan, dapat diketahui data mengenai motivasi
mengkonsumsi dan manfaat yang dicari oleh konsumen dalam mengkonsumsi
produk olahan CV Sakana Indo Prima. Motivasi merupakan dorongan terbesar
yang dirasakan oleh konsumen untuk melakukan pembelian. Motivasi yang
mendorong kosumen untuk membeli produk olahan CV Sakana Indo Prima
sebagian besar dipengaruhi oleh keinginan untuk mencoba dengan persentase
sebesar 48,55%. Hal ini terjadi dikarenakan produk olahan yang menggunakan
bahan baku ikan tergolong produk yang masih baru dan jarang ditemui dipasaran.
Oleh karena itu, rasa penasaran masyarakat terhadap produk tersebut sangat tinggi
sehingga mendorong untuk mencobanya. Pada peringkat kedua, yaitu harga yang
terjangkau dengan persentase sebesar 30,43%. Hal ini menggambarkan bahwa
harga produk CV Sakana Indo Prima sangat terjangkau bagi sebagian responden,
sehingga dapat membeli produk tersebut. Berdasarkan kedua motivasi tersebut,
maka sebaiknya perusahaan dapat mempromosikan produk yang dijual dengan
memberikan sampel produk kepada konsumen. Melalui pemberian sampel produk,
48
diharapkan dapat memuaskan keingintahuan konsumen terhadap produk sehingga
konsumen terdorong untuk melakukan pembelian. Motivasi lainnya yang
mendorong konsumen untuk melakukan pembelian yaitu, melihat orang lain
membeli sebesar 8,70%, gaya hidup sebesar 2,17%, dan motivasi lainnya sebesar
10,14%. Data mengenai alasan/motivasi responden mengkonsumsi produk olahan
ikan CV Sakana Indo Prima secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Alasan/Motivasi responden Mengkonsumsi Produk Olahan Ikan CV
Sakana Indo Prima.
Alasan/Motivasi
Frekuensi Berdasarkan Kota
Total
Persentase
(%)
30
67
48.55
0
7
12
8.70
0
0
2
3
2.17
7
8
18
42
30.43
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
a. Ingin mencoba
b. Melihat orang
lain membeli
c. Gaya hidup
d. Harga yang
terjangkau
e. Lainnya
10
10
7
10
3
0
2
0
1
4
5
4
4
1
1
4
14
10.14
Jumlah
21
20
17
19
61
138
100.00
Manfaat yang dicari oleh konsumen dalam melakukan pembelian produk
CV Sakana Indo Prima, yaitu: mengurangi rasa lapar sebesar 5,80%, sebagai
camilan sebesar 37,68%, manfaat kesehatan sebesar 43,48%, sekedar ikut-ikutan
sebesar 7,25%, dan manfaat lainnya sebesar 5,80%. Manfaat kesehatan menjadi
manfaat terbesar yang dicari oleh konsumen dalam membeli produk olahan CV
Sakana Indo Prima. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran konsumen untuk
mengkonsumsi produk yang memiliki dampak baik bagi kesehatan tubuh dapat
dikatakan
cukup
baik.
Oleh
sebab
itu,
perusahaan
sebaiknya
dapat
mempromosikan produk yang dijual dengan mengkomunikasikan manfaat
kesehatan apabila mengkonsumsi produk kepada konsumen. Data mengenai
manfaat yang dicari responden dalam mengkonsumsi produk olahan ikan CV
Sakana Indo Prima secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 4.
49
Tabel 4. Manfaat yang dicari responden dalam mengkonsumsi produk olahan
ikan CV Sakana Indo Prima.
Frekuensi Berdasarkan Kota
Manfaat
Total
Jakarta
a. Mengurangi
rasa lapar
b. Sebagai
camilan
c. Manfaat
Kesehatan
d. Sekedar
ikut –
ikutan
e. Lainnya
Jumlah
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
Persentase
(%)
2
3
3
0
0
8
5.80
7
11
7
8
19
52
37.68
12
8
6
7
27
60
43.48
0
1
1
0
8
10
7.25
0
1
0
3
4
8
5.80
21
24
17
18
58
138
100.00
4.3.2 Pencarian Informasi
Setelah mengenali kebutuhannya, maka konsumen akan melakukan
pencarian informasi produk yang akan dibeli sesuai dengan kebutuhannya.
Pencarian informasi ini dilakukan agar konsumen dapat mengetahui secara lebih
mendalam mengenai barang atau jasa yang akan dibelinya sehingga lebih mudah
untuk memutuskan membeli suatu barang atau jasa. Sumber informasi mengenai
produk olahan CV Sakana Indo Prima sebagian besar diperoleh dari teman
(63,11%), kemudian dilanjutkan sumber informasi yang berasal dari keluarga
(15,57%). Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh sumber pribadi cukup besar dan
efektif dalam mensuplai informasi mengenai suatu barang atau jasa yang akan
dibeli. Pengaruh sumber informasi pribadi yang cukup besar terjadi diakibatkan
adanya ikatan emosional yang baik diantara teman maupun diantara keluarga
sehingga sangat mudah mempengaruhi pengambilan keputusan pembelian
responden. Oleh sebab itu, sebaiknya perusahaan dapat mempromosikan
produknya melalui metode word of mouth secara lebih optimal. Selain itu, sumber
informasi mengenai produk CV Sakana Indo Prima diperoleh dari leaflet/brosur
sebesar 14,76%, koran, majalah, dan televis sebesar 0%, dan sumber informasi
lainnya sebesar 6,56%. Hal ini menggambarkan bahwa sumber informasi yang
berasal dari sumber komersil dan publik memiliki pengaruh yang kecil dalam
50
pengambilan keputusan pembelian konsumen. Pengaruh sumber komersil dan
publik yang kecil terjadi diakibatkan perusahaan belum melakukan promosi
melalui media cetak dan elektronik secara optimal. Sumber informasi responden
mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Sumber informasi responden mengenai produk olahan ikan CV Sakana
Indo Prima.
Sumber
Informasi
a. Keluarga
b. Teman
c. Koran atau
majalah
d. Leaflet/brosur
e. Televisi
f. Lainnya.
Jumlah
Frekuensi Berdasarkan Kota
Total
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
Persentase
(%)
2
3
3
4
7
19
15.57
12
12
9
11
33
77
63.11
0
0
0
0
0
0
0.00
4
2
2
2
8
18
14.75
0
0
0
0
0
0
0.00
1
1
5
8
6.56
17
15
18
53
122
100.00
1
19
Informasi yang paling ingin diketahui oleh konsumen sebelum melakukan
pembelian produk olahan CV Sakana Indo Prima adalah keamanan produk
sebesar 31,61%. Keinginan untuk mengetahui keamanan suatu produk adalah hal
yang wajar, dikarenakan konsumen tidak ingin mendapatkan akibat buruk yang
mungkin dapat timbul akibat mengkonsumsi suatu produk. Hal ini menunjukkan
bahwa kesadaran konsumen terhadap produk yang aman dikonsumsi dapat
dikatakan cukup baik. Selain informasi mengenai keamanan produk, informasi
yang ingin diketahui responden mengenai produk antara lain: rasa produk
(23,32%), keragaman produk (18,69%), harga produk (17,62%), tempat membeli
(6,74%), dan informasi lainnya (1,04%). Secara lebih jelas, informasi yang ingin
diketahui mengenai produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada
Tabel 6.
51
Tabel 6. Informasi yang ingin diketahui mengenai produk olahan ikan CV
Sakana Indo Prima.
Informasi
yang ingin
diketahui
a. Keragaman
Produk
b. Harga Produk
Frekuensi Berdasarkan Kota
Total
Persentase
(%)
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
8
5
2
2
21
38
19.69
9
4
5
6
10
34
17.62
8
8
4
11
14
45
23.32
2
0
3
0
8
13
6.74
8
10
5
7
31
61
31.61
2
0
0
0
0
2
1.04
37
27
19
26
84
193
100.00
c. Rasa Produk
d. Tempat
membeli
e. Keamanan
produk
(halal, sanitasi,
dsb)
f. Lainnya.
Jumlah
Adapun hasil jawaban responden mengenai informasi yang paling menarik
tentang produk antara lain: rasa produk (41,67%), harga produk (26,92%),
keragaman produk (25,64%), kemasan produk (3,85%), dan informasi lainnya
(1,92%). Rasa produk menjadi informasi yang paling menarik bagi responden
menggambarkan bahwa konsumen mendapatkan informasi mengenai produk CV
Sakana Indo Prima memiliki rasa yang enak dari teman maupun keluarganya.
Berdasarkan informasi tersebut, maka dapat diketahui bahwa perusahaan selalu
berupaya untuk mempertahankan rasa dan mutu produk yang dihasilkan. Secara
lebih jelas, informasi yang paling menarik mengenai produk olahan ikan CV
Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Informasi yang paling menarik mengenai produk olahan ikan CV
Sakana Indo Prima.
Informasi
yang paling
menarik
a. Keragaman
Produk
b. Harga
Produk
c. Rasa Produk
d. Kemasan
Produk
e. Lainnya
Jumlah
Frekuensi Berdasarkan Kota
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
Total
Persentase
(%)
6
6
0
7
21
40
25.64
7
5
10
4
16
42
26.92
8
8
10
10
29
65
41.67
1
0
1
2
2
6
3.85
1
0
0
0
2
3
1.92
23
19
21
23
70
156
100.00
52
4.3.3 Evaluasi Alternatif
Melalui informasi yang telah diperoleh, maka konsumen akan melakukan
evaluasi terhadap pilihan-pilihan yang ada. Konsumen akan memberikan
perhatian besar pada atribut yang memberikan manfaat yang dicarinya. Adapun
hal-hal yang menjadi pertimbangan konsumen sebelum melakukan pembelian
produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima, antara lain: Harga (22,93%), Rasa
(28,79%), Variasi (17,56%), Mutu (17,56%), Manfaat (12,20%), dan Kemasan
(0,98%). Berdasarkan informasi tersebut, dapat diketahui bahwa rasa produk
merupakan hal yang sangat diperhatikan oleh sebagian besar konsumen. Oleh
sebab itu, maka upaya CV Sakana Indo Prima untuk menjaga mutu dan rasa
produk yang dihasilkan sebaiknya tetap dilakukan. Selain menjaga mutu dan rasa
produk, perusahaan sebaiknya mengupayakan harga jual produk dapat terjangkau
bagi konsumen kalangan ekonomi menengah. Hal ini dikarenakan harga menjadi
pertimbangan terbesar kedua setelah rasa dalam membeli produk. Data
selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Hal yang menjadi pertimbangan responden dalam membeli produk
olahan ikan CV Sakana Indo Prima.
Hal yang
Menjadi
Pertimbangan
dalam membeli
a. Harga
Frekuensi Berdasarkan Kota
Persentase
(%)
Jakarta
Bogor
Tangerang
7
5
8
8
19
47
22.93
b. Rasa
8
12
10
7
22
59
28.78
c. Variasi produk
6
5
2
4
19
36
17.56
d. Mutu produk
e. Manfaat
produk
f. Kemasan
7
5
2
4
18
36
17.56
3
3
4
1
14
25
12.20
0
0
0
0
2
2
0.98
g. Lainnya
0
0
0
0
0
0
0.00
31
30
26
24
94
205
100.00
Jumlah
Depok
Total
Bekasi
Hasil penelitian juga menunjukkan sikap responden yang ingin melakukan
pembelian produk CV Sakana Indo Prima namun tidak tersedia, antara lain:
mencari produk olahan CV Sakana Indo Prima ditempat lain (16,00%), membeli
produk olahan ikan dengan merek lain (31,00%), membatalkan pembelian produk
olahan ikan (40,00%), dan sikap lainnya (13,00%). Responden yang sebagian
besar menjawab untuk membatalkan pembelian produk olahan ikan, pada
53
umumnya akan melakukan pembelian kembali apabila produk yang dicari sudah
tersedia. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat sebagian responden yang memiliki
loyalitas terhadap produk CV Sakana Indo Prima. Namun demikian, sebagian
responden lainnya beralih kepada produk dengan merek lain. Oleh sebab itu, CV
Sakana Indo Prima perlu meningkatkan kontinuitas pasokan produknya sehingga
produk yang dicari selalu tersedia dan menyebabkan konsumen tidak berpindah
kepada produk dengan merek yang lain. Secara lebih jelasnya, sikap responden
yang ingin melakukan pembelian produk CV Sakana Indo Prima namun tidak
tersedia dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Sikap responden jika produk yang ingin dibeli tidak tersedia.
Frekuensi Berdasarkan Kota
Sikap Konsumen
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
Total
Persentase
(%)
a. Mencari produk
olahan ikan CV
Sakana Indo
Prima di tempat
lain
b. Membeli
produk olahan
ikan dengan
merek lain
c. Membatalkan
pembelian
produk olahan
ikan
d. Lainnya
1
1
3
4
7
16
16.00
8
7
3
2
11
31
31.00
3
3
8
7
19
40
40.00
2
3
0
1
7
13
13.00
Jumlah
14
14
14
14
44
100
100.00
4.3.4 Keputusan Pembelian
Setelah melakukan evaluasi terhadap alternatif yang ada, langkah
selanjutnya adalah mengambil keputusan untuk membeli atau tidak terhadap suatu
barang atau jasa. Berdasarkan hasil jawaban responden, dapat diketahui bahwa
produk yang sering dibeli, antara lain: Baso ikan (56,00%), udang gulung (6,00%),
siomay ikan (18,00%), fish stick (8,00%), dan produk lainnya (12,00%).
Pembelian baso ikan yang sering dilakukan oleh responden disebabkan oleh sikap
responden yang sudah terbiasa mengkonsumsi produk tradisional Indonesia ini
secara luas. Baso ikan berperan sebagai makanan alternatif pada saat konsumen
54
mencari baso daging namun tidak tersedia maupun pada saat konsumen merasa
bosan dengan baso berbahan dasar daging sapi. Hal ini menyebabkan penjualan
baso ikan cukup tinggi dibandingkan produk lainnya.Secara lebih jelas, produk
yang sering dibeli responden dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima yang paling sering dibeli
responden.
Produk olahan
yang paling
sering dibeli
a. Baso ikan
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
9
8
11
7
21
b. Udang Gulung
2
1
0
0
3
6
6.00
c. Siomay ikan
1
3
1
2
11
18
18.00
d. Fish Stick
0
1
2
1
4
8
8.00
Frekuensi Berdasarkan Kota
e. Lainnya
Jumlah
Total
Persentase
(%)
56
56.00
2
1
0
4
5
12
12.00
14
14
14
14
44
100
100.00
Terkait dengan masih rendahnya produk olahan yang sering dibeli selain
baso ikan, maka perusahaan perlu meningkatkan penjualan produk olahan selain
baso ikan. Sehubungan dengan hasil jawaban responden yang menyatakan bahwa
sebagian besar sumber informasi responden berasal dari teman dan mayoirtas
manfaat yang dicari adalah manfaat kesehatan, maka perusahaan dapat
mempromosikan produk olahan selain baso ikan melalui pemberian sampel
produk disertai dengan informasi mengenai manfaat kesehatan produk tersebut
kepada pembeli. Melalui pemberian sampel produk, konsumen diharapkan dapat
melakukan pembelian produk serta menginformasikan kepada teman maupun
keluarganya sehingga melakukan mereka tertarik untuk membeli produk CV
Sakana Indo Prima.
Konsumen sering membeli produk CV Sakana Indo Prima tentunya dengan
berbagai macam alasan, antara lain: rasanya yang enak (78.00%), harganya yang
terjangkau (15,00%), best seller (1,00%), dan alasan lainnya (6,00%). Hal ini
menggambarkan bahwa produk olahan CV Sakana Indo Prima memiliki cita rasa
yang baik dimata konsumen. Selain itu, alasan konsumen membeli karena produk
yang dibelinya merupakan produk best selller sangat rendah menjelaskan bahwa
konsumen tidak hanya sekedar ikut-ikutan membeli karena banyak yang membeli
tetapi konsumen membeli karena produk CV Sakana Indo Prima memiliki rasa
55
yang enak. Secara lebih jelasnya, alasan responden membeli produk olahan
produk CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Alasan responden membeli produk CV Sakana Indo Prima (produk
yang sering dibeli).
Frekuensi Berdasarkan Kota
Alasan
a. Rasanya yang
enak
b. Harganya
terjangkau
c. Best seller
d. Lainnya
Jumlah
Total
Persentase
(%)
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
10
9
11
12
36
78
78.00
2
4
3
1
5
15
15.00
0
0
0
1
0
1
1.00
2
1
0
0
3
6
6.00
14
14
14
14
44
100
100.00
Sedangkan tujuan responden sering membeli produk tersebut adalah untuk
konsumsi pribadi (61,00%), pesanan keluarga/teman (16,00%), dan jamuan dalam
pertemuan/acara tertentu (2,00%). Hal ini menggambarkan bahwa produk CV
Sakana Indo Prima dikonsumsi sebagai lauk pauk untuk makan sehari-hari. Secara
lebih jelasnya, tujuan responden membeli produk olahan produk CV Sakana Indo
Prima dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Tujuan responden membeli produk CV Sakana Indo Prima (produk
yang sering dibeli).
Frekuensi Berdasarkan Kota
Tujuan
Total
Persentase
(%)
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
a. Konsumsi Pribadi
b. Pesanan
keluarga/teman
c. Jamuan dalam
pertemuan/acara
tertentu
d. Lainnya
12
11
11
9
39
82
82.00
2
3
2
5
4
16
16.00
0
0
1
0
1
2
2.00
0
0
0
0
0
0
0.00
Jumlah
14
14
14
14
44
100
100.00
Keputusan pembelian produk CV Sakana Indo Prima yang dilakukan oleh
konsumen, sebagian besar dipengaruhi oleh dirinya sendiri (61,00%), kemudian
dipengaruhi oleh keluarga (21,00%), pengaruh teman (17,00%), dan pengaruh
lainnya (1,00%). Hal ini menggambarkan bahwa sebagian besar konsumen
memiliki kemampuan pengambilan keputusan pembelian secara mandiri
berdasarkan informasi yang dimilikinya. Selain itu, berdasarkan jawaban
responden tersebut dapat tergambar bahwa peranan keluarga sebagai sumber
56
informasi dan referensi sangat efektif dalam mempengaruhi konsumen untuk
pengambilan keputusan pembelian. Pada penelitian ini, iklan dapat dikatakan
belum dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Pengaruh iklan
sebagai sumber komersil yang kecil terjadi diakibatkan perusahaan belum
melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik secara optimal. Secara
lebih jelasnya, pihak yang mempengaruhi responden untuk memutuskan
pembelian produk olahan CV Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Pihak yang mempengaruhi responden untuk memutuskan pembelian
produk CV Sakana Indo Prima.
Pemberi
Pengaruh
Frekuensi Berdasarkan Kota
Total
Persentase
(%)
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
10
8
10
6
27
61
61.00
0
3
1
3
10
17
17.00
a. Diri Sendiri
b. Teman
c. Keluarga
4
2
3
5
7
21
21.00
d. Iklan
0
0
0
0
0
0
0.00
e. Lainnya
0
1
0
0
0
1
1.00
14
14
14
14
44
100
100.00
Jumlah
Berdasarkan
jawaban
responden,
dapat
diketahui
cara
konsumen
memutuskan pembelian produk olahan CV Sakana Indo Prima. Responden yang
memutuskan untuk melakukan pembelian secara terencana sebanyak 24,00%,
secara mendadak sebanyak 22,00%, tergantung situasi sebanyak 52,00%, dan
lainnya sebanyak 2,00%. Berdasarkan informasi tersebut diketahui bahwa telah
terbentuk ingatan yang baik mengenai produk CV Sakana Indo Prima pada
memori sebagian konsumen. Hal ini terlihat dari beberapa konsumen yang
melakukan perencanaan untuk membeli produk CV Sakana Indo Prima. Secara
lebih jelasnya, cara responden memutuskan pembelian produk olahan ikan CV
Sakana Indo Prima dapat dilihat pada Tabel 14.
57
Tabel 14. Cara responden memutuskan pembelian produk olahan ikan CV
Sakana Indo Prima.
Cara
Memutuskan
Pembelian
a. Terencana
(sudah
direncanakan
sejak ingin
mengunjungi
pusat
perbelanjaan)
b. Mendadak
(niat membeli
baru ada ketika
melihat toko
dan produk
olahan ikan)
c. Tergantung
Situasi
d. Lainnya.
Jumlah
Frekuensi Berdasarkan Kota
Total
Persentase
(%)
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
4
2
4
6
8
24
24.00
1
2
4
2
13
22
22.00
9
9
6
6
22
52
52.00
0
1
0
0
1
2
2.00
14
14
14
14
44
100
100.00
4.3.5 Perilaku Pasca Pembelian
Berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh, konsumen tentunya akan
melakukan penilaian terhadap barang dan jasa yang telah dibelinya. Hasil analisis
deskriptif terhadap perilaku pasca pembelian menunjukkan bahwa sebagian besar
responden merasakan puas (76,00%) dan sebagian kecil responden merasakan
kurang puas (2,00%). Informasi ini menjelaskan bahwa kinerja perusahaan untuk
menjaga rasa, mutu, dan keamanan produk cukup baik. Adanya sebagian kecil
responden yang merasa kurang puas dengan produk tetap perlu diperhatikan oleh
perusahaan. Sebagian kecil responden tersebut merasa rasa dan kualitas produk
CV Sakana Indo Prima mengalami penurunan. Oleh sebab itu, perusahaan
sebaiknya tetap menjaga rasa, mutu, dan keamanan produk yang dihasilkan.
Tingkat kepuasan responden yang membeli produk olahan CV Sakana Indo Prima
secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 15.
58
Tabel 15. Tingkat kepuasan responden setelah membeli produk olahan ikan CV
Sakana Indo Prima.
Tingkat
Kepuasan
Frekuensi Berdasarkan Kota
Total
Persentase
(%)
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
a. Sangat puas
4
2
3
5
0
14
14.00
b. Puas
8
11
9
8
40
76
76.00
c. Biasa
2
1
1
1
3
8
8.00
d. Kurang puas
0
0
1
0
1
2
2.00
e. tidak puas
Jumlah
0
0
0
0
0
0
0.00
14
14
14
14
44
100
100.00
Adapun sikap konsumen untuk melakukan pembelian kembali produk
olahan ikan CV Sakana Indo Prima, dapat diketahui sebesar 98,00% responden
akan membeli lagi produk olahan CV Sakana Indo Prima. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar harapan konsumen terhadap produk CV Sakana Indo Prima
sudah terpenuhi sehingga ingin melakukan pembelian ulang. Adanya sebagian
kecil responden yang tidak akan membeli kembali produk CV Sakana Indo Prima
dikarenakan mereka merasa kurang puas dengan rasa dan mutu produk CV
Sakana Indo Prima yang mengalami penurunan. Sikap responden untuk
melakukan pembelian kembali dapat dilihat pada Tabel 16.
Tabel 16. Sikap responden untuk melakukan pembelian kembali produk olahan
ikan CV Sakana Indo Prima.
Sikap
Konsumen
a.
Ya
b. Tidak
Jumlah
Frekuensi Berdasarkan Kota
Total
Persentase
(%)
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
14
0
13
1
14
0
14
0
43
1
98
2
98.00
14
14
14
14
44
100
100.00
2.00
Sedangkan berdasarkan pertimbangan harga produk yang mengalami
kenaikan, dapat diketahui bahwa responden akan tetap membeli sebesar 65,00%,
tidak membeli sebesar 4,00%, membeli merek lain yang lebih murah sebesar
13,00%, dan sikap lainnya sebesar 18,00%. Hal ini menggambarkan bahwa
sebagian besar konsumen telah memliki loyalitas terhadap produk CV Sakana
Indo Prima. Adanya beberapa responden yang beralih ke produk olahan ikan
merek lain dengan harga yang lebih murah perlu disikapi dengan baik oleh
perusahaan. Daya beli konsumen perlu diperhatikan oleh CV Sakana Indo Prima,
sehingga kenaikan harga produk tidak menyebabkan konsumen beralih ke produk
59
olahan ikan dengan merek lain. Sikap responden apabila produk mengalami
kenaikan harga secara lebih jelas dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17. Sikap responden apabila produk olahan ikan CV Sakana Indo Prima
mengalami kenaikan harga.
Frekuensi Berdasarkan Kota
Sikap Konsumen
Persentase
(%)
Jakarta
Bogor
Tangerang
Depok
Bekasi
6
11
8
10
30
65
65.00
0
0
4
0
0
4
4.00
5
1
2
0
5
13
13.00
a. Akan tetap
membeli
b. Tidak membeli
c. Membeli merk
lain yang lebih
murah
d. Lainnya
Jumlah
4.4.
Total
3
2
0
4
9
18
18.00
14
14
14
14
44
100
100.00
Analisis Faktor
Setelah mengetahui bagaimana konsumen melakukan pengambilan
keputusan, tahap selanjutnya adalah menentukan faktor mana yang paling
berpengaruh terhadap pembelian produk CV Sakana Indo Prima. Pada penelitian
ini variabel yang digunakan sebanyak 23 variabel, kemudian dikelompokkan
menjadi
5 faktor yang dipentingkan dan diurutkan berdasarkan
nilai
kepentingannya.
4.4.1 Kaiser-Meyer-Olkin dan Bartletts Test
Kaiser-Meyer-Olkin (KMO) Measure of Sampling Adequacy (MSA),
merupakan kesimpulan layak tidaknya analisis faktor dilakukan. Pada uji ini
kisaran nilai yang harus diperoleh berkisar antara 0,5 sampai 1,0 untuk dikatakan
layak melakukan analisis faktor. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai
KMO sebesar 0,807. Hal ini menujukkan bahwa analisis faktor layak untuk
dilakukan, karena nilai KMO yang diperoleh di atas 0,5.
Bartletts test merupakan uji statistik untuk melihat korelasi antar variabel.
Berdasarkan hasil uji Bartlet (lampiran 9) nilai chi-square yang diperoleh adalah
sebesar 1.229E3, dengan degree of freedom (df) sebesar 253, memiliki nilai
signifikansi 0,000. Berdasarkan nilai tersebut berarti tolak H0 dan terima Ha. H0
ditolak jika nilai signifikansi lebih kecil dari taraf nyata (α=5%), dengan Hipotesis
60
nol (H0) adalah tidak ada korelasi antara variabel dan Hipotesis alternatif (Ha) ada
korelasi antara variabel. Maka dengan taraf nyata sebesar 5% dapat disimpulkan
bahwa terdapat korelasi antara variabel yang digunakan.
4.4.2 Anti-image Matrices
Korelasi parsial antara variabel dinyatakan dalam angka-angka pada Antiimage Matrices yang merupakan korelasi yang tidak dipengaruhi oleh variabel
lain. Pada bagian ini angka-angka yang dilihat adalah angka yang membentuk
garis diagonal yang memiliki tanda “a” yang menandakan nilai MSA sebuah
variabel pada tabel bagian Anti-image Corelation. Variabel yang memiliki nilai
MSA ≥ 1 menunjukkan bahwa variabel tersebut masih bisa diprediksi dan bisa
dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel Anti-image
Matrices (lampiran 10), diperoleh nilai MSA untuk 23 variabel adalah di atas 0,5.
Hal ini menujukkan bahwa seluruh variabel dapat dianalisis lebih lanjut.
4.4.3 Faktor-faktor yang Terbentuk
Penentuan berapa banyak faktor yang terbentuk, dapat dilihat pada tabel
total variance explained. Kolom total initial eigenvalue, memperlihatkan nilai
yang menentukan apakah suatu faktor layak terbentuk atau tidak. Faktor yang
memiliki nilai eigenvalue ≥ 1 maka faktor tersebut dianggap layak untuk
dikatakan sebagai faktor yang terbentuk, sedangkan faktor yang memiliki nilai
eigenvalue < 1 dianggap tidak layak untuk dikatakan sebagai faktor yang dapat
dibentuk. Berdasarkan Tabel total variance explained pada Lampiran 11, dapat
diketahui terdapat lima faktor yang memiliki nilai eigenvalue ≥
1. Hal ini
menujukkan bahwa faktor yang terbentuk adalah sebanyak lima faktor. Secara
keseluruhan, total kelima faktor tersebut mampu menjelaskan variabel sebesar
65,10%. Sedangkan seberapa besar faktor yang nantinya terbentuk mampu
menjelaskan variabel dapat dilihat pada Tabel Communalitties. Adapun Tabel
Commuanlities dapat dilihat pada Lampiran 12.
Setelah diketahui lima faktor yang terbentuk, maka selanjutnya adalah
menentukan variabel-variabel yang terlibat pada setiap faktor. Penentuannya
61
dilakukan dengan melihat factor loading yang menunjukkan tingkat keeratan
suatu variabel terhadap faktor yang terbentuk, semakin besar nilainya maka
semakin nyata variabel tersebut terlibat dalam membentuk setiap faktor. Pada
tabel component matrix (lampiran 13) terlihat nilai factor loading 23 variabel
pada 5 faktor yang terbentuk. Pada tabel tersebut, terlihat sebanyak 7 variabel
memiliki nilai factor loading dibawah 0,55, dan menujukkan tidak adanya
perbedaan nilai factor loading yang nyata pada lima faktor yang terbentuk yang
menyebabkan tidak dapat begitu saja dimasukkan kedalam salah satu faktor yang
terbentuk. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses rotasi agar semakin jelas
perbedaan nilai factor loading pada setiap faktor. Rotasi dilakukan dengan metode
varimax, dikarenakan metode ini paling baik dalam mendiferensiasikan factor
loading. Berdasarkan hasil rotasi tersebut, dapat diperoleh perbedaan nilai factor
loading masing-masing variabel semakin nyata pada kelima faktor yang terbentuk.
Adapun hasil rotasi tersebut dapat dilihat pada Tabel rotated component matrix
(lampiran 14). Hasil rotasi juga menunjukkan bahwa terdapat variabel yang
memiliki nilai factor loading pada setiap faktor berada dibawah 0,55 yaitu
variabel tidak repot memasak. Hal ini menyebabkan variabel tidak repot memasak
tidak dapat secara nyata dimasukkan dalam kelima faktor yang terbentuk
dikarenakan angka pembatas (cut off point) agar sebuah variabel dapat secara
nyata termasuk dalam sebuah faktor adalah 0,55.
Kelima faktor yang terbentuk berdasarkan hasil analisis faktor, antara lain:
a.
Faktor Pertama, Pengaruh Sosial dan Lingkungan.
Faktor pengaruh sosial dan lingkungan memiliki nilai eingenvalue sebesar
6,916 yang terbentuk dari delapan variabel. Nilai eigenvalue ini merupakan nilai
tertinggi dibandingkan dengan faktor lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa faktor
pertama merupakan faktor yang sangat dipentingkan, Pada faktor pertama ini,
dapat terlihat bahwa salah satu variabel yaitu rekomendasi dari teman memiliki
pengaruh yang cukup baik dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan
pembelian produk. Hal ini juga terlihat pada pembahasan sebelumnya bahwa
sumber informasi terbesar konsumen dalam proses pengambilan keputusan
pembelian adalah teman. Selain pengaruh pertemanan, pengaruh tradisi,
lingkungan tempat tinggal, tokoh agama/adat dapat memberikan dampak pada
62
penjualan produk CV Sakana Indo Prima. Adapun variabel pembentuk faktor
pertama dapat dilihat pada Tabel 18.
Tabel 18. Variabel Pembentuk Faktor Pengaruh Sosial dan Lingkungan.
Faktor 1
No.
1
2
3
Eigenvalues
Variabel
Adanya pengaruh tradisi suku untuk
mengkonsumsi ikan
Kebiasaan masyarakat dilingkungan tempat
tinggal yang mengkonsumsi ikan
Adanya pengaruh tokoh agama/adat untuk
mengkonsumsi ikan
Factor
Loading
0,708
0,814
0,858
4
Rekomendasi dari teman
0,663
5
Mengikuti kelompok pergaulan saya
0,742
6
Dapat meningkatkan status sosial
0,826
7
Sedang trend
0,736
8
Produk terkenal
0,669
6,916
b.
Faktor Kedua, Kualitas Produk.
Faktor kedua yang terbentuk dari enam variabel ini dinamakan faktor
kualitas produk. Faktor kualitas produk memiliki nilai eigenvalue sebesar 3.462
yang berarti bahwa faktor kualitas produk menjelaskan 3,462 atau 15,052% dari
total communalities. Kualitas produk merupakan hal yang sangat penting untuk
diperhatikan, sebab jika produk yang dihasilkan kualitasnya kurang baik maka
akan berdampak pada menurunnya penjualan perusahaan. Oleh sebab itu, CV
Sakana Indo Prima sebaiknya tetap menjaga kualitas produk yang dihasilkan.
Adapun variabel pembentuk faktor kedua dapat dilihat pada Tabel 19.
Tabel 19. Variabel pembentuk Faktor Kualitas Produk.
Faktor 2
Eigenvalues
3.462
No.
Variabel
Factor
Loading
1
Menyehatkan tubuh dan pikiran
0,599
2
Memiliki rasa yang lezat
0,712
3
4
Mutu produk tidak mengalami perubahan
(mutunya tetap baik)
Rasa produk yang tidak berubah (tetap
enak)
0,803
0,855
63
Tabel 19 (Lanjutan).
Faktor 2
c.
No.
Factor
Loading
Variabel
5
Memiliki kemasan yang aman
0,684
6
Memiliki informasi tentang kandungan
gizi, dan komposisi bahan baku
0,560
Faktor Ketiga, Bentuk Produk.
Faktor ketiga dinamakan faktor bentuk produk. Penamaan faktor ini
didasarkan pada variabel pembentuk dengan nilai factor loading terbesar yaitu
pada variabel bentuk produk yang unik dan menarik dengan nilai sebesar 0,703.
Faktor yang terbentuk dari tiga variabel ini memiliki nilai eigenvalue sebesar
1,783. Produk yang memiliki bentuk unik dan menarik tentunya dapat
meningkatkan daya tarik sehingga mendorong keinginan konsumen untuk
membeli.
Oleh
sebab
itu,
CV
Sakana
Indo
Prima
sebaiknya
dapat
mengembangkan produk dengan bentuk yang unik dan menarik sehingga dapat
meningkatkan minat konsumen untuk membeli. Adapun variabel pembentuk
faktor ketiga dapat dilihat pada Tabel 20.
Tabel 20. Variabel Pembentuk Faktor Bentuk Produk.
Faktor 3
Eigenvalues
1.783
d.
No.
Variabel
Factor
Loading
1
Daya tahan yang lama
0,623
2
Bentuk produk yang unik dan menarik
0,844
3
Bentuk kemasan yang unik dan menarik
0,760
Faktor Keempat, Harga.
Faktor harga merupakan faktor keempat yang terbentuk. Penamaan faktor
ini didasarkan pada variabel pembentuk dengan nilai factor loading terbesar yaitu
pada variabel harga relatif terjangkau dengan nilai sebesar 0,787. Adapun variabel
pembentuk faktor keempat ini dapat dilihat pada Tabel 21. Hal ini
menggambarkan bahwa peranan harga dalam mempengaruhi proses pengambilan
keputusan pembelian sangatlah penting, seperti pada tahapan evaluasi alternatif,
salah satu hal yang dipertimbangkan oleh konsumen untuk melakukan pembelian
adalah harga yang berada pada posisi kedua setelah rasa produk. Oleh sebab itu,
64
perusahaan sebaiknya menetapkan harga jual produk tidak hanya berdasarkan
biaya produksi tetapi juga perlu memperhatikan daya beli konsumen yang menjadi
target perusahaan. Selain variabel harga, varibel pembentuk faktor keempat
lainnya dapat dilihat pada Tabel 21.
Tabel 21. Variabel Pembentuk Faktor Harga.
Faktor 4
No.
1
Eigenvalues
1,551
2
3
e.
Variabel
Sebagian besar keluarga mempercayai rasa
dan kualitas produk
Harga relatif terjangkau
Memiliki rasa yang lebih enak
dibandingkan produk sejenis dengan merek
yang berbeda
Factor
Loading
0,692
0,787
0,554
Faktor Kelima, Pribadi
Faktor pribadi merupakan faktor kelima yang terbentuk dengan nilai
eigenvalue 1.262. Nilai eigenvalue faktor kelima ini adalah yang terkecil
dibandingkan dengan faktor lainnya. Adapun variabel pembentuk faktor kelima
dapat dilihat pada Tabel 22.
Tabel 22. Variabel Pembentuk Faktor Pribadi.
Faktor 5
Eigenvalues
1.262
4.5.
No.
1
2
Variabel
Sesuai dengan kebutuhan umur yang
memerlukan makanan yang sehat
Suka/hobi mengkonsumsi produk olahan
ikan
Factor
Loading
0,822
0,800
Implikasi Manajerial
Hasil analisis proses pengambilan keputusan pembelian menujukkan bahwa
teman merupakan sumber informasi bagi mayoritas konsumen. Hasil analisis
faktor, jua menunjukkan bahwa pengaruh sosial dan lingkungan sangat
mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk. Hal ini sejalan
dengan pernyataan Kotler dan Keller, 2007 bahwa faktor budaya, sosial
mempengaruhi perilaku pembelian konsumen. Selain itu, Kotler dan Keller, 2007
juga menyatakan bahwa informasi yang paling efektif berasal dari sumber pribadi
(keluarga, teman, tetangga, kenalan). Hal ini mengambarkan bahwa pengaruh
sosial, lingkungan serta sumber informasi pribadi mempunyai peran yang penting
65
dalam mempengaruhi konsumen dalam proses pembelian produk CV Sakana Indo
Prima. Oleh sebab itu, perusahaan dapat mengoptimalkan kegiatan promosi
melalui metode word of mouth. Melalui metode ini diharapkan dapat lebih
meyakinkan calon konsumen untuk membeli produk. Untuk melakukan metode
ini maka perusahaan perlu meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya.
Konsumen yang merasa puas dengan kualitas produk dan pelayanan perusahaan
diharapkan dapat menceritakan kepada teman, dan keluarga terdekatnya. Melalui
cerita yang disampaikan oleh konsumen yang telah melakukan pembelian produk,
diharapkan calon konsumen dapat mempercayai cerita tersebut sehingga
terdorong untuk membeli produk CV Sakana Indo Prima.
Sebagai upaya mengoptimalkan kegiatan promosi melalui metode word of
mouth, maka perusahaan sebaiknya juga melakukan promosi dengan memberikan
sampel produk kepada konsumen. Melalui pemberian sampel produk, sikap
penasaran konsumen mengenai produk CV Sakana Indo Prima dapat terpuaskan.
Setelah mencoba sampel yang diberikan, konsumen diharapkan akan melakukan
pembelian produk serta menceritakan mengenai rasa produk dan kesempatan
untuk mendapatkan sampel produk CV Sakana Indo Prima secara gratis kepada
teman maupun keluarganya. Melalui cerita yang disampaikan oleh konsumen
yang telah melakukan pembelian produk, diharapkan calon konsumen dapat
mempercayai cerita tersebut sehingga terdorong untuk mencoba sampel dan
kemudian membeli produk CV Sakana Indo Prima.
Selain melalui pormosi menggunakan metode word of mouth, Kotler dan
Keller, 2007 menyampaikan bahwa kegiatan pemasaran yang dapat dilakukan
adalah dengan menjangkau dan memengaruhi para pemimpin opini di kelompok
acuan itu. Sedangkan menurut Handi Irawan, 2010, kegiatan pemasaran dapat
dilakukan dengan meningkatkan komunikasi terhadap kelompok atau grup tempat
konsumen berkumpul. Bentuklah opini yang dapat memengaruhi kelompok itu.
Berdasarkan hal tersebut, maka perusahaan dapat melakukan promosi dengan
melakukan acara-acara yang dapat mendekatkan konsumen dengan produk
perusahaan seperti demo masak, konsultasi gratis tentang produk yang aman dan
sehat, membuka stand pada bazar yang dilakukan oleh tempat tinggal, kantor para
konsumen.
66
Pada analisis terhadap proses pengambilan keputusan diketahui bahwa
iklan masih belum dapat mempengaruhi proses keputusan pembelian konsumen
dikarenakan perusahaan belum secara optimal melakukan promosi melalui media
cetak dan elektronik. Oleh sebab itu, perusahaan sebaiknya dapat lebih optimal
melakukan promosi dengan menyebarluaskan leaflet yang telah dibuat pada lokasi
yang strategis seperti di mall, sekolah, pasar, dan sebagainya.
Hasil analisis mengenai pencarian informasi, evaluasi alternatif, dan
keputusan
pembelian
pada
proses
pengambilan
keputusan
pembelian
menunjukkan bahwa informasi yang paling ingin diketahui oleh konsumen
sebelum melakukan pembelian adalah keamanan produk, informasi yang paling
menarik tentang produk adalah rasa produk, dan sebagian besar alasan konsumen
membeli produk olahan dikarenakan rasanya yang enak. Berdasarkan hal tersebut,
maka perusahaan perlu secara optimal untuk mempertahankan produk dan
kemasannya agar memilki kualitas yang baik dan aman. Hasil analisis faktor juga
menunjukkan bahwa faktor kedua yang terbentuk adalah kualitas produk. Hal ini
menggambarkan bahwa kualitas produk memiliki peranan yang cukup penting
dalam mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian. Kotler dan
Amstorng (2008) juga menyatakan bahwa kualitas mempunyai dampak langsung
pada kinerja produk atau jasa; oleh karena itu, kualitas berhubungan erat dengan
nilai dan nilai kepuasan pelanggan. Oleh sebab itu, mempertahankan produk dan
kemasannya agar memilki kualitas yang baik dan aman penting untuk dilakukan
untuk membangun kepercayaan konsumen serta mendukung strategi promosi
word of mouth.
Hasil analisis faktor juga menunjukkan bahwa faktor ketiga yaitu bentuk
produk sangat mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian produk CV
Sakana Indo Prima. Oleh sebab itu, perusahaan perlu mengembangkan produknya
dengan bentuk dan kemasan yang menarik dan unik sehingga dapat meningkatkan
daya tarik terhadap konsumen untuk melakukan pembelian. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Kotler dan Amstorng (2008) bahwa cara lain untuk menambah nilai
pelanggan adalah melalui gaya dan desain produk. Handi Irawan, 2010, juga
menyatakan
bahwa
strategi
pemasaran
untuk
konsumen
yang
lebih
mengutamakan konteks (konsumen yang tidak menyukai informasi bersifat
67
analisis data atau perdebatan, melainkan hiburan) adalah, membuat produk
dengan kemasan dan desain yang menarik atau display yang mencolok, berikan
pesan-pesan yang langsung dipahami konsumen.
Selain faktor pengaruh sosial dan lingkungan, faktor kualitas produk, faktor
bentuk produk, hasil analisis faktor juga menunjukkan bahwa faktor keempat,
yaitu faktor harga memiliki peranan yang penting dalam mempengaruhi
konsumen untuk melakukan pembelian produk. Untuk itu, maka menurut Kotler
(2005) terhadap barang yang tidak tahan lama (barang berwujud yang biasanya
dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan) strategi yang tepat adalah
hanya mengenakan marjin yang kecil. Melalui pengenaan marjin keuntungan yang
kecil, diharapkan harga produk CV Sakana Indo Prima dapat terjangkau oleh
konsumen sehingga penjualan produk dapat meningkat.
V.
5.1.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1).
Karakteristik konsumen pada penelitian ini, sebagian besar adalah:
konsumen berjenis kelamin perempuan, konsumen berusia sekitar 25
sampai 35 tahun, konsumen berstatus menikah, konsumen berpendidikan
sarjana, konsumen memiliki pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil,
konsumen memiliki pendapatan per bulan berkisar antara Rp. 2.000.001-Rp.
3.000.000, dan konsumen memiliki pengeluaran per bulan untuk
konsumsi/makan berkisar antara Rp. 1.000.001-Rp, 2.000.000.
2).
Proses pengambilan keputusan pembelian konsumen terhadap produk CV.
Sakana Indo Prima, dapat diketahui bahwa pada tahap pengenalan
kebutuhan, motivasi terbesar mengkonsumsi adalah keinginan untuk
mencoba, manfaat utama yang dicari adalah manfaat kesehatan. Pada tahap
pencarian informasi, sebagian besar sumber informasi berasal dari teman,
informasi yang paling ingin diketahui adalah keamanan produk, dan
informasi yang paling menarik adalah rasa produk. Pada tahap evaluasi
alternatif, rasa menjadi pertimbangan utama untuk membeli. Mayoritas
konsumen membatalkan pembelian apabila produk tidak tersedia, Pada
tahap keputusan pembelian, mayoritas konsumen sering membeli baso.
Alasan mayoritas konsumen membeli adalah rasanya yang enak. Mayoritas
konsumen melakukan pembelian adalah untuk
konsumsi pribadi.
Keputusan pembelian mayoritas konsumen dipengaruhi oleh dirinya sendiri
dan mayoritas konsumen melakukan pembelian tergantung situasi. Pada
tahap pasca pembelian, mayoritas konsumen merasa puas dan akan
melakukan pembelian kembali. Apabila terjadi kenaikan harga, maka
mayoritas konsumen akan tetap membeli produk.
3).
Hasil analisis faktor pada penelitian ini menunjukkan bahwa terbentuk 5
faktor yang dapat mempengaruhi pembelian produk olahan ikan CV.
69
Sakana Indo Prima. Adapun kelima faktor tersebut, yaitu: 1) Faktor
Pengaruh Sosial dan Lingkungan, 2) Faktor Kualitas Produk, 3) Faktor
Bentuk Produk, 4) Faktor Harga, dan 5) Faktor Pribadi. Faktor yang paling
utama mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk CV.
Sakana Indo Prima adalah faktor pengaruh sosial dan lingkungan.
5.2.
Saran
Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya dan kesimpulan di
atas, maka sebaiknya CV Sakana Indo Prima melakukan hal-hal sebagai berikut:
1).
Mengoptimalkan kegiatan promosi melalui metode word of mouth dengan
memberikan sampel produk kepada konsumen;
2).
Melakukan
promosi
dengan
melakukan
acara-acara
yang
dapat
mendekatkan konsumen dengan produk perusahaan seperti demo masak,
konsultasi gratis tentang produk yang aman dan sehat, membuka stand pada
bazar yang dilakukan oleh tempat tinggal, kantor para konsumen;
3).
Mempertahankan rasa dan kualitas produk agar tetap baik dan enak;
4).
Mengembangkan kemasan produk yang menarik dan aman sehingga dapat
meningkatkan daya tarik terhadap konsumen untuk melakukan pembelian;
5).
Mengembangkan produk dengan bentuk yang menarik dan unik sehingga
dapat meningkatkan daya tarik terhadap konsumen untuk melakukan
pembelian, dan;
6).
Mengenakan marjin keuntungan yang kecil sehingga harga produk CV
Sakana Indo Prima dapat terjangkau oleh konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Adawyah, Rabiatul, Ir M.P. 2008. Pengolahan dan Pengawetan Ikan. Bumi
Aksara. Jakarta.
Afrianto, Eddy, Ir dan Evy Liviawaty, Ir. 1989. Pengawetan dan Pengolahan Ikan.
Kanisius. Yogyakarta.
Darussalam, Muhammad, 2010. Analisis Faktor – Faktor Yang Dipentingkan
Nasabah Tabungan Bank Pembiayan Rakyat Syariah Amanah Ummah
Leuwiliang. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor.
Direktorat Pengolahan Hasil, Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
Hasil Perikanan, Departemen Kelautan dan Perikanan. 2008. Peningkatan
Nilai tambah Ikan dan Limbah Olahannya Melalui Teknologi Penanganan
dan Pengolahan. Jakarta : Departemen Kelautan dan Perikanan.
Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan, Kementrian
Kelautan dan Perikanan. 2010. Statistik Pengolahan dan Pemasaran Hasil
Perikanan. Jakarta : Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Irawan,
Handi.
2010.
10
Karakter
Unik
Konsumen
Indonesia.
http://zenbrahmana.blogspot.com/2011/01/10-karakter-unik-konsumenindonesia.html [18 Desember 2011].
Kotler, Philip dan Amstrong, Gary. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid
1. Bob Sabran. Penerjemah. Jakarta: Erlangga. Terjemahan dari :
Principles of Marketing 12th edition.
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Edisi 11 Jilid 1, Benyamin Molan.
Penerjemah. Jakarta : PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12 Jilid
2, Benyamin molan. Penerjemah. Jakarta: indeks PT Macanan Jaya
Cemerlang. Terjemahan dari: Marketing Management, Twelfth Edition.
Kunawangsih, Tri dan Pracoyo, Anto. 2006. aspek dasar ekonomi mikro. Jakarta
: PT. Grasindo
Lestari, Suci. 2011. Analisis Proses Pengambilan Keputusan dan Atribut yang
Dipentingkan Konsumen Dalam Pembelian Brownies Kukus Amanda
71
(Studi Kasus Outlet Cabang Brownies Kukus Amanda di Bogor). Skripsi
pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Nazir, M. 2005. Metode Penelitian. Graha Indonesia, Bogor.
Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia.
Kamus
Besar Bahasa Indonesia. http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php [30
Maret 2012].
Putrinanda, Erika. 2010. Analisis Perilaku Konsumen Dalam Proses Keputusan
Pembelian Frozen Yoghurt (Studi Kasus Gerai Frozen Yoghurt Sour Sally
Mall Senayan City). Skripsi pada Departemen Manajemen, Fakultas
Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Sub Direktorat Pengembangan Produk, Direktorat Pengolahan Hasil, Direktorat
Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. 2008. Beberapa
Pengolahan Produk Berbasis Fish Jelly/Surimi. Jakarta: Dtjen P2HP.
Suliyanto. 2005. Analisis Data dalam Aplikasi Pemasaran. Ghalia Indonesia.
Bogor
Supranto, J. 2004. Analisis Multivariat arti dan Interpretasi. Jakarta : Rineka
Cipta.
Teguh, Wahyu. 2010. Analisis Proses Pengambilan Keputusan Serta Atribut yang
Dipentingkan Konsumen Dalam Pembelian Nutrilite Salmon Omega 3
(Studi Kasus Amway Distribution Centre Bogor). Skripsi pada Program
Sarjana Manajemen Penyelenggaraan Khusus, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Umar, Husein. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan
Konsumen.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan
Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan.
LAMPIRAN
72
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian.
KUESIONER PENELITIAN
ANALISIS PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN DAN FAKTOR – FAKTOR
YANG DIPENTINGAKAN DALAM PEMBELIAN PRODUK OLAHAN IKAN
CV. SAKANA INDO PRIMA
Bapak/Ibu yang saya hormati,
Saya mohon kesediaan bapak/ibu untuk dapat mengisi kuesioner dibawah ini secara lengkap,
objektif, dan benar. Kuesioner ini merupakan alat bantu yang digunakan dalam penelitian skripsi
yang sedang peneliti susun. Adapun identitas responden pada penelitian ini akan dirahasiakan.
Peneliti yaitu Rakhmat Saleh, merupakan mahasiswa tingkat akhir pada Program Sarjana Alih
Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut
Pertanian Bogor. Atas perhatian dan bantuannya, peneliti ucapkan terima kasih.
SCREENING
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang (X) pada abjad di depan jawaban yang menurut Anda
paling tepat.
Apakah anda pernah membeli produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima sebelumnya ?
a. Ya
b. Tidak
Jika menjawab Tidak,maka anda tidak perlu menjawab pertanyaan selanjutnya. Jika menjawab
Ya, maka anda dapat menjawab pertanyaan selanjutnya
IDENTITAS RESPONDEN
Petunjuk Pengisian : Isilah jawaban Anda pada tempat (titik-titik) yang telah disediakan.
1.
Nama
:
…………………………………………………......................................
2.
Alamat
:
…………………………………………………......................................
…………………………………………………………..........................
…………………………………………………………..........................
3.
No HP
:
…………………………………………………......................................
73
Lampiran 1 (lanjutan).
DATA DEMOGRAFI
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang (X) pada abjad di depan jawaban yang menurut Anda
paling tepat.
1.
Jenis Kelamin
: a. Laki-laki
2.
Usia
:
3.
a. ≤ 18 tahun
d. 35 – 45 tahun
b. 18 – 25 tahun
e. 45 – 55 tahun
c. 25 – 35 tahun
f. ≥ 55 tahun
Status Pernikahan
:
a. Belum Menikah
4.
5.
6.
b. Perempuan
b. Menikah
c. Duda/Janda
Pendidikan terakhir (yang telah/sedang dijalani):
a. SD/sederajat
d. Diploma
b. SMP/sederajat
e. Sarjana
c. SMU/sederajat
f. Pascasarjana
Pekerjaan :
a. Pelajar/Mahasiswa
d. Pegawai Swasta
b. PNS
f. Wiraswasta
c. TNI/Polri
f. Lainnya,……………..
Pendapatan/gaji perbulan :
a. ≤ Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,-
e. Rp. 3.000.001,- – Rp. 4.000.000,– Rp. 1.000.000,-
c. Rp. 1.000.001,- – Rp 2.000.000,-
f. Rp. 4.000.001,- – Rp. 5.000.000,g. ≥ Rp. 5.000.001,-
d. Rp. 2.000.001,- – Rp. 3.000.000,7.
Pengeluaran untuk makan/konsumsi per bulan
d. Rp. 2.000.001,- – Rp. 3.000.000,-
a. ≤ Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,-
– Rp. 1.000.000,-
c. Rp. 1.000.001,- – Rp 2.000.000,-
e. ≥ Rp. 3.000.001,-
74
Lampiran 1 (lanjutan).
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Petunjuk Pengisian : Berilah tanda silang (X) pada abjad di depan jawaban yang menurut Anda
paling tepat.
Pengenalan Kebutuhan
1.
Apa alasan/motivasi utama Anda mengkonsumsi produk olahan ikan CV. Sakana Indo
Prima ? (jawaban boleh lebih dari 1)
a. Ingin mencoba
d. Harga yang terjangkau
b. Melihat orang lain membeli
e. lainnya, sebutkan………..............
c. Gaya hidup
2.
Manfaat apa yang Anda cari dari mengkonsumsi produk olahan ikan ? (jawaban boleh lebih
dari 1)
a. Mengurangi rasa lapar
b. Sebagai camilan
c. Manfaat Kesehatan
d. Sekedar ikut – ikutan
e. Lainnya, sebutkan…………………………………….
Pencarian Informasi
3.
Darimana anda mengetahui produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ? (jawaban boleh
lebih dari 1)
a. Keluarga
d.leaflet/brosur
b. Teman
e.televisi
c. Koran atau majalah
f.lainnya, sebutkan…………….
4.
Informasi utama apa yang ingin Anda ketahui tentang produk olahan ikan CV. Sakana Indo
Prima ? (jawaban boleh lebih dari 1)
a. Keragaman Produk
d. Tempat membeli
b. Harga Produk
e. Keamanan produk (halal, sanitasi, dsb)
c. Rasa Produk
f. Lainnya, sebutkan……………..
5.
Berdasarkan informasi yang Anda peroleh, hal apa yang paling menarik tentang produk ?
(jawaban boleh lebih dari 1)
a. Keragaman Produk
d. Kemasan Produk
b. Harga Produk
e. Lainnya, sebutkan……………..
c. Rasa Produk
75
Lampiran 1 (lanjutan).
Evaluasi Alternatif
6.
Apa yang menjadi pertimbangan Anda saat membeli produk olahan ikan CV. Sakana Indo
Prima ? (jawaban boleh lebih dari1)
a. Harga
e. Manfaat produk
b. Rasa
f. Kemasan
c. Variasi produk
g. Lainnya, sebutkan……………..
d. Mutu produk
7.
Jika pada saat Anda membeli produk olahan ikan yang diinginkan, namun ternyata tidak
tersedia, maka apa yang Anda lakukan?
a. Mencari produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima di tempat lain
b. Membeli produk olahan ikan dengan merek lain
c. Membatalkan pembelian produk olahan ikan
d. Lainnya, sebutkan…………………………………………………..
Keputusan Pembelian
8.
Produk olahan apakah yang paling sering dibeli ?
a. Baso
d.Fish Stick
b. Udang Gulung
e.Lainnya, sebutkan…………
c. Siomay ikan
9.
Alasan Anda membeli produk tersebut ?
a. Rasanya yang enak
b. Harganya terjangkau
c. Best seller
d. Lainnya, sebutkan…………………..
10. Dalam rangka apakah Anda melakukan pembelian produk olahan ikan tersebut ?
a. Konsumsi Pribadi
b. Pesanan keluarga/teman
c. Jamuan dalam pertemuan/acara tertentu
d. Lainnya, sebutkan……………
11. Siapa yang paling mempengaruhi Anda dalam memutuskan pembelian produk olahan ikan
CV. Sakana Indo Prima ?
a. Diri Sendiri
d. iklan
b. Teman
e. Lainnya, sebutkan……………………
c. Keluarga
76
Lampiran 1 (lanjutan).
12. Bagaimana Anda memutuskan untuk membeli produk olahan ikan tersebut ?
a. Terencana (sudah direncanakan sejak ingin mengunjungi pusat perbelanjaan)
b. Mendadak (niat membeli baru ada ketika melihat toko dan produk olahan ikan)
c. Tergantung Situasi
d. Lainnya, Sebutkan…………………………………….
Perilaku Pasca Pembelian
13. Apakah Anda merasa puas setelah membeli produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ?
a. Sangat puas
c. Biasa
e. tidak puas
b. Puas
d. Kurang puas
14. Berdasarkan pengalaman anda setelah mengkonsumsi, apakah anda akan melakukan
pembelian produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima lagi?
a. Ya
b. Tidak
15. Jika harga produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima mengalami kenaikan, apakah yang
Anda lakukan?
a. Akan tetap membeli
c. Membeli merk lain yang lebih murah
b. Tidak membeli
d. Lainnya, sebutkan……………………
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PEMBELIAN
Pertanyaan : Menurut Anda, seberapa penting faktor – faktor ini mempengaruhi Anda dalam
membeli produk olahan ikan CV. Sakana Indo Prima ?
Petunjuk
: Berilah tanda checklist (√) pada table di bawah ini sesuai dengan pilihan Anda.
Keterangan :
SP
: Sangat Penting
TP
: Tidak Penting
P
: Penting
STP : Sangat Tidak Penting
CP
: Cukup Penting
No
1.
2.
3.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Kualitas Produk
Produk CV.SIP dapat menyehatkan tubuh dan
pikiran
Produk CV.SIP memiliki rasa yang lezat
Setiap kali membeli, mutu produk CV.SIP tidak
mengalami perubahan (mutunya tetap baik)
SP
Tingkat Kepentingan
P
CP
TP
STP
77
Lampiran 1 (lanjutan).
No
4
1.
2.
3.
1.
2.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
4.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
SP
Kualitas Produk
Setiap kali membeli, rasa produk CV.SIP tidak
berubah (tetap enak)
Fitur Produk
Produk CV.SIP memiliki kemasan yang aman
Produk CV.SIP mempunyai daya tahan yang
lama
Produk CV.SIP memiliki informasi tentang
kandungan gizi, dan komposisi bahan baku
Gaya dan Desain Produk
Produk CV.SIP memiliki bentuk yang unik dan
menarik sehingga mendorong keinginan untuk
membeli
Kemasan Produk CV.SIP memiliki bentuk yang
menarik sehingga mendorong keinginan untuk
membeli
Budaya
saya membeli produk olahan CV.SIP karena
tidak ingin repot memasak
Saya membeli produk CV.SIP karena adanya
pengaruh tradisi suku untuk mengkonsumsi
ikan
Saya membeli produk CV.SIP karena kebiasaan
masyarakat dilingkungan tempat kami tinggal
yang mengkonsumsi ikan
Saya membeli produk CV.SIP karena adanya
pengaruh
tokoh
agama/adat
untuk
mengkonsumsi ikan
Sosial
saya membeli produk CV.SIP karena
rekomendasi dari teman
saya membeli produk CV. SIP karena
mengikuti kelompok pergaulan saya
saya membeli produk CV.SIP karena sebagian
besar keluarga saya mempercayai rasa dan
kualitasnya yang baik
saya membeli produk CV.SIP karena dapat
meningkatkan status sosial saya
Tingkat Kepentingan
P
CP
TP
STP
78
Lampiran 1 (lanjutan).
No
1.
2.
3.
1.
Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
SP
Tingkat Kepentingan
P
CP
TP
STP
Pribadi
saya membeli produk CV.SIP karena harganya
relatif terjangkau
saya membeli produk CV.SIP karena sesuai
dengan kebutuhan umur saya yang memerlukan
makanan yang sehat
saya membeli produk CV.SIP karena suka/hobi
mengkonsumsi produk olahan ikan
Psikologis
saya membeli produk CV.SIP karena sedang
trend
2.
saya membeli produk CV.SIP karena produk
terkenal
3.
saya membeli produk CV.SIP karena memiliki
rasa yang lebih enak dibandingkan produk
sejenis dengan merek yang berbeda
Saran Anda untuk meningkatkan pengembangan dan pelayanan produk olahan ikan CV.
Sakana Indo Prima:
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………
Terima kasih kepada para responden yang telah meluangkan waktu untuk mengisi
kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya.
79
Lampiran 2. Hasil Uji Validitas.
No
Pertanyaan
Produk CV.SIP dapat
1. menyehatkan tubuh dan
pikiran
TOTAL
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Produk CV.SIP memiliki
2.
rasa yang lezat
Sig. (2-tailed)
N
Setiap kali membeli, mutu
produk CV.SIP tidak
3.
mengalami perubahan
(mutunya tetap baik)
4
Setiap kali membeli, rasa
produk CV.SIP tidak
berubah (tetap enak)
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Pilihan produk CV.SIP yang
5.
Sig. (2-tailed)
beranekaragam
N
Pearson Correlation
Produk CV.SIP memiliki
6.
kemasan yang aman
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Produk CV.SIP mempunyai
7.
Sig. (2-tailed)
daya tahan yang lama
N
Produk CV.SIP memiliki
informasi tentang
8.
kandungan gizi, dan
komposisi bahan baku
Pearson Correlation
Produk CV.SIP memiliki
9. informasi mengenai
kehalalan
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Produk CV.SIP memiliki
bentuk yang unik dan
Sig. (2-tailed)
10. menarik sehingga
mendorong keinginan untuk N
membeli
.509**
r-tabel
Kevalidan
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
.004
30
.737**
.000
30
.494**
.005
30
.660**
.000
30
.371*
0,374 Tidak Valid
.044
30
.516**
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
.004
30
.527**
.003
30
.454*
.012
30
-.072
0,374 Tidak Valid
.705
30
.697**
.000
30
0,374
Valid
80
Lampiran 2 (lanjutan).
No
Pertanyaan
TOTAL
Kemasan Produk CV.SIP
Pearson Correlation
memiliki bentuk yang
Sig. (2-tailed)
11. menarik sehingga
mendorong keinginan untuk N
membeli
.602**
Pearson Correlation
Saya membeli produk
12. olahan CV.SIP karena tidak Sig. (2-tailed)
ingin repot memasak
N
.638**
Pearson Correlation
Membeli produk karena
13. pengaruh tradisi suku untuk Sig. (2-tailed)
mengkonsumsi ikan
N
.635**
Membeli produk karena
Pearson Correlation
kebiasaan masyarakat
Sig. (2-tailed)
14.
dilingkungan tempat tinggal
N
yang mengkonsumsi ikan
.674**
Saya membeli produk
Pearson Correlation
CV.SIP karena adanya
Sig. (2-tailed)
15.
pengaruh tokoh agama/adat
untuk mengkonsumsi ikan N
.705**
Pearson Correlation
Saya membeli produk
16. CV.SIP karena rekomendasi Sig. (2-tailed)
dari teman
N
.421*
Saya membeli produk CV.
17. SIP karena mengikuti
kelompok pergaulan saya
Pearson Correlation
.696**
Saya membeli produk
CV.SIP karena sebagian
18. besar keluarga saya
mempercayai rasa dan
kualitasnya yang baik
Pearson Correlation
Saya membeli produk
CV.SIP karena dapat
19.
meningkatkan status sosial
saya
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Sig. (2-tailed)
N
Sig. (2-tailed)
N
r-tabel
Kevalidan
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
0,374
Valid
.000
30
.000
30
.000
30
.000
30
.000
30
.021
30
.000
30
.635**
.000
30
.500**
.005
30
81
Lampiran 2 (lanjutan).
No
Pertanyaan
TOTAL
.532**
Saya membeli produk
20. CV.SIP karena harganya
relatif terjangkau
Pearson Correlation
Saya membeli produk
CV.SIP karena kualitasnya
21.
sesuai dengan keinginan
saya
Pearson Correlation
.319
Sig. (2-tailed)
.086
Saya membeli produk
CV.SIP karena sesuai
22. dengan kebutuhan umur
saya yang memerlukan
makanan yang sehat
Pearson Correlation
Saya membeli produk
CV.SIP karena suka/hobi
23.
mengkonsumsi produk
olahan ikan
Pearson Correlation
Saya membeli produk
24. CV.SIP karena adanya
dorongan rasa lapar
Pearson Correlation
.187
Sig. (2-tailed)
.324
Sig. (2-tailed)
N
N
Sig. (2-tailed)
N
Sig. (2-tailed)
N
N
.518**
0,374
Valid
0,374
Valid
.003
30
.654**
.000
30
0,374 Tidak Valid
30
Pearson Correlation
.630**
Saya membeli produk
27. CV.SIP karena memiliki
kandungan gizi yang baik
Pearson Correlation
.358
Sig. (2-tailed)
.052
Saya membeli produk
Pearson Correlation
CV.SIP karena memiliki
Sig. (2-tailed)
28. rasa yang lebih enak
dibandingkan produk sejenis N
dengan merek yang berbeda
0,374 Tidak Valid
30
Saya membeli produk
26. CV.SIP karena produk
terkenal
N
Valid
30
.573**
N
0,374
Kevalidan
.002
Pearson Correlation
Saya membeli produk
25.
Sig. (2-tailed)
CV.SIP karena sedang trend
N
Sig. (2-tailed)
r-tabel
0,374
Valid
0,374
Valid
.001
30
.000
30
0,374 Tidak Valid
30
.446*
.013
30
0,374
Valid
82
Lampiran 3. Hasil Uji Reliabilitas.
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
.904
Cronbach's
Alpha Based
on
Standardized
Items
.903
N of Items
28
83
Lampiran 4. Dokumentasi Pengambilan Data.
84
Lampiran 4 (lanjutan).
Lampiran 5. Struktur Organisasi CV. Sakana Indo Prima.
Direksi
Kepala
Maintenance
Kepala
Warehouse
Kepala
Produksi
Kepala Sift II
Kepala Sift I
Staf Maintenance
Staf Warehouse
Administrasi
Staf Produksi
Keuangan
Kasir
Sumber : CV Sakana Indo Prima, 2011.
85
74
86
Lampiran 6. Gambar Produk CV Sakana Indo Prima.
Sumber : CV Sakana Indo Prima, 2011.
87
Lampiran 7. Daftar Referensi Harga Jual Produk CV Sakanan Indo Prima.
Referensi Harga Jual per wilayah (Rp.)
Jenis Produk
Berat/Isi
1
2
3
4
5
6
Ekado
Keong Mas
Udang Gulung
Kakinaga Udang
Kakinaga Ikan
Bakwan Ikan
7
Udang Roti
500gr
500gr
500gr
500gr
500gr
500gr
10 pcs
8 pcs
500gr
500gr
500gr
500gr
500gr
250 gr
250 gr
250 gr
250 gr
No
8
9
10
11
12
13
14
15
16
Lumpia Udang
Siomay Ikan
Otak-Otak Panjang
Otak-Otak Bulat
Fish Stick
Salmon Roll
Tuna Roll
Tofu
Sandwich
Bakso Super
18
25 pcs
(Bakso Marlin)
Sumber: CV Sakana Indo Prima, 2013
Tangerang
Depok
Bekasi
Bogor
Jakarta
17,000
17,000
17,000
17,000
15,000
15,000
25,000
20,000
17,000
17,000
13,000
15,000
15,000
17,000
17,000
17,000
17,000
17,500
17,500
17,500
17,500
15,500
15,500
25,000
20,000
17,500
17,500
13,500
15,500
15,500
17,500
17,500
17,500
17,500
17,500
17,500
17,500
17,500
15,500
15,500
25,000
20,000
17,500
17,500
13,500
15,500
15,500
17,500
17,500
17,500
17,500
17,000
17,000
17,000
17,000
15,000
15,000
25,000
20,000
17,000
17,000
13,000
15,000
15,000
17,000
17,000
17,000
17,000
20,000
20,000
20,000
20,000
18,000
18,000
30,000
25,000
20,000
20,000
16,000
18,000
18,000
20,000
20,000
20,000
20,000
17,000
17,500
17,500
17,000
20,000
Lampiran 8. Hasil Analisa Deskriptif Terhadap Karakteristik Konsumen.
Frekuensi Responden Menurut Kota
No
Demografi
1. Jenis Kelamin
a. Laki - laki
b. Perempuan
Jumlah
2. Usia
a. ≥ 18 tahun
b. 18 - 25 tahun
c. 25 - 35 tahun
d. 35 - 45 tahun
e. 45 - 55 tahun
f. ≥ 55 tahun
Jumlah
3. Status Pernikahan
a. Belum Menikah
b. Menikah
c. Duda/Janda
Jumlah
Tangerang
Bogor
8
6
14
Jakarta
Depok
Total
Bekasi
Persentase
(%)
8
6
14
8
6
14
4
10
14
3
41
44
31
69
100
31.00
69.00
100.00
9
4
1
2
7
3
2
14
14
14
3
6
2
2
1
14
3
20
16
4
1
44
1
11
45
30
9
4
100
1.00
11.00
45.00
30.00
9.00
4.00
100.00
5
8
1
2
12
4
10
4
10
14
14
14
14
6
37
1
44
21
77
2
100
21.00
77.00
2.00
100.00
1
3
3
5
2
88
Lampiran 8 (lanjutan).
Frekuensi Responden Menurut Kota
No
Demografi
4. Pendidikan terakhir (yang telah/sedang
dijalani)
a. SD/Sederajat
b. SMP/Sederajat
c. SMU/Sederajat
d.Diploma
e. Sarjana
f.Pascasarjana
Jumlah
5. Pekerjaan :
a. Pelajar/Mahasiswa
b. PNS
c. TNI/Polri
d. Pegawai Swasta
e. Wiraswasta
f. Lainnya,……………..
Jumlah
Tangerang
Bogor
2
4
6
1
1
14
1
2
2
6
3
14
Jakarta
Depok
Total
Bekasi
1
1
2
1
6
5
14
8
2
2
1
14
13
2
24
4
44
9
12
5
1
3
10
3
2
1
1
14
14
1
2
5
14
7
4
20
44
1
1
5
4
3
14
Persentase
(%)
4
5
30
10
37
14
100
4.00
5.00
30.00
10.00
37.00
14.00
100.00
9
34
0
14
15
28
100
9.00
34.00
0.00
14.00
15.00
28.00
100.00
89
Lampiran 8 (lanjutan).
Frekuensi Responden Menurut Kota
No
Demografi
6. Pendapatan/gaji perbulan :
a. ≤ Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,- – Rp. 1.000.000,c. Rp. 1.000.001,- – Rp 2.000.000,d. Rp. 2.000.001,- – Rp. 3.000.000,e. Rp. 3.000.001,- – Rp. 4.000.000,f. Rp. 4.000.001,- – Rp. 5.000.000,g. ≥ Rp. 5.000.001,Jumlah
7. Pengeluaran untuk makan/konsumsi per bulan
a. ≤ Rp. 500.000,b. Rp. 500.000,- – Rp. 1.000.000,c. Rp. 1.000.001,- – Rp 2.000.000,d. Rp. 2.000.001,- – Rp. 3.000.000,e. ≥ Rp. 3.000.001,Jumlah
Tangerang
Bogor
1
4
3
5
1
14
9
5
14
Jakarta
3
3
3
3
2
14
2
6
3
2
1
14
4
7
2
1
14
1
4
4
4
1
14
Depok
4
4
5
1
14
6
5
3
14
Total
Bekasi
Persentase
(%)
4
4
10
15
4
3
4
44
9
12
23
30
11
8
7
100
9.00
12.00
23.00
30.00
11.00
8.00
7.00
100.00
4
15
16
5
4
44
11
37
35
11
6
100
11.00
37.00
35.00
11.00
6.00
100.00
90
91
Lampiran 9. Nilai KMO dan Bartlett's Test
KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy.
Bartlett's Test of
Sphericity
Approx. Chi-Square
.807
1.229E3
df
253
Sig.
.000
92
Lampiran 10. Tabel Anti Image Correlation
No.
Atribut
Nilai MSA
1.
Produk CV.SIP dapat menyehatkan tubuh dan pikiran
0,793
2.
Produk CV.SIP memiliki rasa yang lezat
0,816
3.
Setiap kali membeli, mutu produk CV.SIP tidak
mengalami perubahan (mutunya tetap baik)
0,733
4
Setiap kali membeli, rasa produk CV.SIP tidak berubah
(tetap enak)
0,793
5.
Produk CV.SIP memiliki kemasan yang aman
0,725
6.
Produk CV.SIP mempunyai daya tahan yang lama
0,840
7.
Produk CV.SIP memiliki informasi tentang kandungan
gizi, dan komposisi bahan baku
0,784
8.
Produk CV.SIP memiliki bentuk yang unik dan
menarik sehingga mendorong keinginan untuk
membeli
0,727
9.
Kemasan Produk CV.SIP memiliki bentuk yang
menarik sehingga mendorong keinginan untuk
membeli
0,745
10.
saya membeli produk olahan CV.SIP karena tidak ingin
repot memasak
0,866
11.
Saya membeli produk CV.SIP karena adanya pengaruh
tradisi suku untuk mengkonsumsi ikan
0,858
12.
Saya membeli produk CV.SIP karena kebiasaan
masyarakat dilingkungan tempat kami tinggal yang
mengkonsumsi ikan
0,889
13.
Saya membeli produk CV.SIP karena adanya pengaruh
tokoh agama/adat untuk mengkonsumsi ikan
0,861
93
Lampiran 10 (lanjutan).
No.
Atribut
Nilai MSA
14.
saya membeli produk CV.SIP karena rekomendasi
dari teman
0,859
15.
saya membeli produk CV. SIP karena mengikuti
kelompok pergaulan saya
0,841
16.
saya membeli produk CV.SIP karena sebagian besar
keluarga saya mempercayai rasa dan kualitasnya yang
baik
0,710
17.
saya membeli produk CV.SIP
meningkatkan status sosial saya
0,880
18.
saya membeli produk CV.SIP karena harganya relatif
terjangkau
0,637
19.
saya membeli produk CV.SIP karena sesuai dengan
kebutuhan umur saya yang memerlukan makanan
yang sehat
0,736
20.
saya membeli produk CV.SIP karena suka/hobi
mengkonsumsi produk olahan ikan
0,791
21.
saya membeli produk CV.SIP karena sedang trend
0,840
22.
saya membeli produk CV.SIP karena produk terkenal
0,842
23.
saya membeli produk CV.SIP karena memiliki rasa
yang lebih enak dibandingkan produk sejenis dengan
merek yang berbeda
0,825
karena
dapat
Lampiran 11. Tabel Total Variance Explained.
Total Variance Explained
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared Loadings
Rotation Sums of Squared Loadings
Component
Total
% of Variance
Cumulative %
Total
% of Variance
Cumulative %
Total
% of Variance
Cumulative %
1
6.916
30.069
30.069
6.916
30.069
30.069
5.004
21.754
21.754
2
3.462
15.052
45.122
3.462
15.052
45.122
3.500
15.216
36.970
3
1.783
7.751
52.873
1.783
7.751
52.873
2.593
11.275
48.245
4
1.551
6.745
59.618
1.551
6.745
59.618
2.039
8.865
57.110
5
1.262
5.486
65.104
1.262
5.486
65.104
1.839
7.994
65.104
6
.949
4.124
69.228
7
.897
3.902
73.130
8
.825
3.585
76.715
9
.734
3.191
79.906
10
.649
2.823
82.729
11
.610
2.652
85.381
12
.526
2.287
87.668
13
.435
1.890
89.558
14
.427
1.857
91.415
15
.343
1.491
92.905
94
Lampiran 11 (lanjutan).
Total Variance Explained
Initial Eigenvalues
Extraction Sums of Squared Loadings
Rotation Sums of Squared Loadings
Component
Total
% of Variance
Cumulative %
16
.293
1.274
94.179
17
.281
1.221
95.400
18
.237
1.029
96.429
19
.195
.847
97.275
20
.185
.806
98.081
21
.155
.672
98.753
22
.153
.666
99.419
23
.134
.581
100.000
Total
% of Variance
Cumulative %
Total
% of Variance
Cumulative %
Extraction Method: Principal Component Analysis.
95
96
Lampiran 12. Tabel Communalities.
Communalities
Initial
Extraction
sehat_tubuh
1.000
.444
rasa_lezat
1.000
.647
konsistensi_mutu
1.000
.656
konsistensi_rasa
1.000
.780
kemasan_aman
1.000
.680
daya_tahan
1.000
.603
info_gizi
1.000
.673
bentuk_unik
1.000
.809
kemasan_menarik
1.000
.682
tidak_repot_masak
1.000
.471
tradisi
1.000
.668
kebiasaan
1.000
.727
pengaruh_tokoh
1.000
.774
rekomendasi_teman
1.000
.520
kelompok
1.000
.601
keluarga
1.000
.588
status_sosial
1.000
.702
harga_terjangkau
1.000
.684
sesuai_umur
1.000
.762
hobi
1.000
.725
trend
1.000
.631
terkenal
1.000
.679
lebih_enak
1.000
.467
Extraction Method: Principal Component
Analysis.
97
Lampiran 13. Tabel Component Matrix.
Component Matrixa
Component
1
2
3
sehat_tubuh
.419
.424
.189
-.094
.211
rasa_lezat
.508
.372
.495
-.073
.008
konsistensi_mutu
.402
.557
.340
-.260
-.033
konsistensi_rasa
.553
.571
.298
-.241
.023
kemasan_aman
.439
.646
-.099
-.231
-.083
daya_tahan
.578
.315
-.170
-.060
-.369
info_gizi
.421
.593
-.296
-.234
-.053
bentuk_unik
.560
.202
-.489
.313
-.344
kemasan_menarik
.599
.192
-.393
.154
-.330
tidak_repot_masak
.533
-.125
-.391
.122
.049
tradisi
.665
-.315
-.180
-.232
.198
kebiasaan
.708
-.393
-.064
-.260
-.005
pengaruh_tokoh
.702
-.427
.053
-.310
.022
rekomendasi_teman
.535
-.364
.310
-.053
-.036
kelompok
.594
-.469
.109
-.014
-.126
keluarga
.465
-.148
.291
.513
-.047
status_sosial
.634
-.505
-.008
-.192
-.084
harga_terjangkau
.370
.209
.238
.664
-.074
sesuai_umur
.469
.153
-.183
.187
.671
hobi
.447
.207
-.413
.144
.539
trend
.643
-.453
.027
.059
-.090
terkenal
.707
-.293
.227
.153
.137
lebih_enak
.434
.283
.283
.345
.006
Extraction Method: Principal Component Analysis.
a. 5 components extracted.
4
5
98
Lampiran 14. Tabel Rotated Component Matrix.
Rotated Component Matrixa
Component
1
2
3
4
5
sehat_tubuh
.059
.599
.031
.131
.253
rasa_lezat
.190
.712
-.039
.320
-.020
konsistensi_mutu
.027
.803
.064
.074
-.031
konsistensi_rasa
.113
.855
.130
.112
.081
kemasan_aman
-.061
.684
.428
-.079
.134
.206
.405
.623
.076
-.049
-.062
.560
.521
-.178
.228
bentuk_unik
.131
.038
.844
.236
.150
kemasan_menarik
.218
.152
.760
.155
.104
tidak_repot_masak
.378
-.068
.436
.073
.358
tradisi
.708
.093
.159
-.113
.347
kebiasaan
.814
.108
.182
-.063
.125
pengaruh_tokoh
.858
.151
.070
-.059
.085
rekomendasi_teman
.663
.125
-.079
.232
-.063
kelompok
.742
-.025
.105
.193
-.045
keluarga
.321
.012
.062
.692
.043
status_sosial
.826
-.009
.138
-.003
.013
-.023
.135
.195
.787
.087
sesuai_umur
.142
.185
.023
.177
.822
hobi
.080
.128
.247
.042
.800
trend
.736
-.055
.176
.231
.047
terkenal
.669
.139
.006
.411
.210
lebih_enak
.061
.363
.117
.554
.106
daya_tahan
info_gizi
harga_terjangkau
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a. Rotation converged in 7 iterations.
Download