BAB II DASAR TEORI

advertisement
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini akan menjelaskan dan menerangkan dasar-dasar teori yang
menunjang dalam pembuatan alat atau karya tulis ilmiah yang dibuat.
2.1
Gambaran Umum Pesawat Infra Red
Pesawat Infra Red Therapy adalah alat medis yang digunakan sebagai
terapi terhadap suatu penyakit. Terapi ini bersifat fisioterapi, maksudnya adalah
pengobatan yang dilakukan secara fisik dengan memanfaatkan pancaran radiasi
yang dihasilkannya. Selain mengahasilkan panas, arus listrik yang melalui filamen
lampu pada pesawat infra red ini juga menghasilkan infra red sebanyak (95%),
cahaya spektrum tampak (sebanyak 4,8%) dan sedikit radiasi ultraviolet (sebanyak
0,1%). Filament pada tabung lampu biasanya terbuat dari bahan tungsten. Tabung
lampu dapat berisi gas inert dengan tekanan rendah. Bagian depan tabung lampu
terdapat lapisan untuk memfilter cahaya tampak pendek dan sinar ultraviolet.1
Pesawat Infra Red Theraphy dengan daya 150-1500 W. biasanya
digunakan untuk terapi pada daerah belakang tubuh, perut dan kedua kaki.
Sedangkan daya 150-250 W, untuk daerah wajah, pundak, tangan dan persendian
tulang. Khusus untuk daerah wajah, mata pasien harus dilindungi menggunakan
bahan yang dapat memantulkan cahaya karena sinar Infra Red yang mengenai
mata dapat menyebabkan penyakit katarak.2
1
Arthur L . Watkins “ A Manual Of Elektrotherapy “Infrared and Luminous Radiation Hal 21
2
Ibid Hal 19
4
5
Gambar 2.1
Pesawat Infra Red Theraphy
Gambar 2.1 diatas adalah pesawat infra red theraphy yang sebenarnya,
atau alat yang ada di Rumah Sakit. Namun pesawat yang tampak pada gambar
pesawat infra red yang hanya menggunakan timer atau waktu, tidak menggunakan
intensitas cahaya dan memory untuk menyimpan lama pemakaian lampu.
Jarak antara lampu infra red dengan pasien umumnya antara 36-50 cm,
sedangkan untuk pasien dengan luka syaraf (neuritis) jaraknya diperjauh sekitar
±1 atau ½ kali jarak umumnya. Lampu diposisikan berhadapan dan tegak lurus
dengan daerah yang akan diradiasi untuk menjamin penyerapan yang maksimal.3
Lamanya waktu terapi dengan alat ini tergantung dari sensitivitas kulit
pasien terhadap derajat panas, jenis penyakit yang diderita pasien dan besarnya
daya atau watt lampu yang digunakan
Sinar infra merah yang dapat menembus cukup dalam kebawah lapisan
kulit telah terbukti secara efektif dapat memulihkan rasa sakit dan pegal akibat
ketegangan otot ataupun persendian. Kehangatan sinar infra merah yang memberi
rasa nyaman menembus kedalam kulit sehingga memperlancar aliran darah
sekaligus menghangatkan otot. Pada saat otot menghangat, maka otomatis akan
menjadi kendur dan rileks. Selain itu dengan meningkatnya sirkulasi darah yang
membawa oksigen maka penyembuhan otot pun berlangsung dengan lebih cepat.
3
Ibid hal 29
6
2.2
Kulit4
Kulit merupakan lapisan terluar tubuh kita. Setiap hari tak henti-hentinya
kulit menerima rangsangan mekanis dari luar sehingga setiap hari ada jutaan sel
kulit rusak yang diperbarui. Adapun fungsi kulit, yaitu sebagai berikut :
a. Pelindung tubuh terhadap kerusakan-kerusakan fisik karena gesekan,
penyinaran, kuman-kuman, zat kimia, panas, dan sebagainya;
b. Mengurangi kehilangan air;
c. Mengatur suhu badan;
d. Mengekskresikan zat-zat sisa berupa keringat;
e. Menerima rangsang dari luar.
Kulit atau integument terdiri atas dua lapis, yaitu lapisan luar yang disebut
epidermis dan lapisan dalam yang disebut dermis atau korium.
Epidermis terdiri atas beberapa lapisan, yaitu sebagai berikut :
a. Stratum Korneum atau lapisan tanduk yang tersusun atas sel-sel mati yang
selalu mengelupas;
b. Stratum Lusidum yang berwarna bening;
c. Stratum Granulosum merupakan lapisan kulit yang berpigmen;
d. Stratum Germinativum merupakan lapisan kulit yang selalu tumbuh
membentuk sel-sel baru ke arah luar.
Di bawah lapisan ini terdapat dermis. Pada lapisan ini terdapat akar rambut,
kelenjar keringat (Glandula sudorifera), kelenjar minyak (Glandula sebasea),
pembuluh darah, dan serabut syaraf. Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar 2.2
4
Drs. Slamet Prawirohartono “SAINS BIOLOGI – 2B” Hall 78
7
Gambar 2.2
Diagram penampang kulit manusia
Keterangan gambar :
1.
Rambut
2.
Pori-pori
3.
Kapiler darah
4.
Pipa/saluran keringat
5.
Ujung saraf korpuscle
6.
Glandula sebacea (kelenjar minyak)
7.
Pembuluh darah
8.
Otot penggerak rambut
9.
Glandula sudorifera (kelenjar keringat)
10.
Badan lemak
11.
Serabut saraf
12.
Kantong rambut
8
Gambar 2.3
Cara kulit mengatur suhu tubuh
Kelenjar minyak bertugas menghasilkan minyak yang penting untuk
mencegah kekeringan kulit dan rambut, sedangkan, kelenjar keringat terbesar
diseluruh permukaan tubuh. Di seluruh permukaan kulit terdapat kurang lebih dua
setengah juta kelenjar keringat. Permukaan tubuh yang paling sedikit mempunyai
kelenjar keringat adalah telapak tangan, ujung jari, dan kulit muka. Kelenjar
keringat terdiri atas pembuluh panjang dari lapisan Malpighi yang masuk ke
dermis.
Pangkal kelenjar keringat menggulung dan berhubungan dengan kapiler
darah dan saraf simpatis. Selanjutnya, air beserta larutannya dikeluarkan melalui
pembuluh ke permukaan kulit. Keringat itu akan menguap dan menyerap panas
tubuh kita sehingga suhu tubuh kita menjadi tetap. Dengan demikian
meningkatnya suhu lingkungan tidak akan meningkatkan suhu tubuh.
Sebaliknya pada saat suhu lingkungan rendah/dingin, pembuluh darah
menyempit, sehingga darah yang melaluinya sedikit. Otot polos penggerak rambut
berkontraksi, rambut-rambut tegak, orangnya menggigil.
Orang yang bekerja keras dan terkena terik matahari, akan mengeluarkan
banyak keringan dan garam dapur. Hal ini dapat mengkibatkan seseorang selalu
cepat haus dan sering lapar garam. Hal ini dapat mengakibatkan kekejangan dan
pingsan.
9
Kegiatan kelenjar keringat berada dibawah pengaruh pusat pengatur suhu
di hipotamulus dengan enzim brandikinin. Bila pusat pengatur suhu ini dirangsang
oleh perubahan suhu pada pembuluh darah maka rangsangan akan dipindahkan
oleh saraf simpatis ke kelenjar keringat. Dalam keadaan normal, tubuh kita akan
mengeluarkan keringat lebih kurang 50 cc per jam. Namun, karena berbagai
faktor, pengeluaran keringat dapat lebih atau kurang. Berbagai faktor tersebut,
antara lain sebagai berikut :
a. Aktifitas tubuh yang meningkat akan menghasilkan keringat lebih banyak.
b. Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan pengeluaran keringat.
c. Goncangan emosi akan meningkatkan pengeluaran keringat.
d. Rangsangan saraf simpatis akibat emosi akan memperkecil pengeluaran
keringat, sebab terjadi penyempitan pembuluh darah. Pengeluaran keringat
yang rutin tidak dipengaruhi oleh saraf simpatis.
2.3
Alat Indera5
Indera adalah reseptor yang bertugas mengenali lingkungan dan memberi
respon terhadap segala perubahan rangsangan yang terjadi pada lingkungan
tersebut. Dengan adanya indera, tubuh mampu merespon lingkungan dan
memproteksi diri dari berbagai gangguan.
Rangsangan adalah semua penyebab perubahan dalam tubuh atau bagian
tubuh. Berdasarkan asal sumbernya, rangsangan dibedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut :
a. Rangsangan dari luar
Rangsangan ini dapat berupa bau, rasa asin, manis, pahit, sentuhan, cahaya,
kelembapan, suhu, tekanan, dan sebagainya.
b. Rangsangan dari dalam
Rangsangan ini dapat berupa rasa nyeri, lapar, haus, kelelahan, kenyang, dan
sebagainya.
5
Drs. Slamet Prawirohartono “SAINS BIOLOGI – 2B” Hall 114-116
10
Rangsangan yang mengenai tubuh akan diterima oleh alat tubuh yang
disebut indera. Kadang kala rangsangan langsung diterima oleh sel atau jaringan,
misalnya rasa nyeri waktu terbakar.
2.3.1
Alat Indera Peraba dan Perasa
Indera peraba terdapat di kulit dan sering disebut tangoreseptor. Indera
peraba merupakan eksteroseptor, yaitu reseptor yang mampu menerima
rangsangan dari luar. Sedangkan, yang merupakan interoseptor adalah indera
perasa yang dapat merasakan haus, lapar, dan lelah.
Ujung saraf reseptor peraba ini bermacam-macam. Ada yang berupa
ujung saraf bebas, ada yang berkelompok dan berselubung disebut ujung saraf
korpuskel (putting peraba), contohnya adalah alat Meisner dan vater paccini.
Masing-masing akan cocok untuk satu tipe rangsang saja. Ada reseptor yang
khusus untuk merespon rangsangan yang berupa sentuhan, tekanan, nyeri,
sakit, panas, atau dingin.
Ujung saraf peraba yang penting adalah sebagai berikut :
a. Ujung saraf Paccini merupakan saraf peraba tekanan;
b. Ujung saraf sekeliling akar rambut merupakan saraf peraba;
c. Ujung saraf Ruffini merupakan saraf perasa panas;
d. Ujung saraf tanpa selaput merupakan saraf perasa nyeri;
e. Ujung saraf Meissner, merupakan saraf peraba
Untuk lebih jelasnya, perhatikan Gambar 2.4
11
Gambar 2.4
Saraf peraba pada kulit
Distribusi saraf sensorik pada kulit tidak merata, demikian juga
kedalaman letaknya. Kulit pada ujung jari, dahi, dan ujung lidah banyak
mempunyai reseptor untuk merespons sentuhan. Reseptor untuk sentuhan
letaknya lebih dekat permukaan kulit dibanding reseptor untuk tekanan.
Antara rangsangan tekanan dan sentuhan berbeda. Setiap rangsangan
tekanan akan selalu memberikan rangsangan berupa tekanan dan sentuhan, hal
sebaliknya sentuhan tidak selalu diikuti tekanan.
Untuk memberikan proteksi yang lebih tepat, reseptor rangsangan
panas dan dingin adalah berbeda. Apabila dalam tubuh hanya ada salah satu
atau tidak sama sekali, maka proteksi tubuh terhadap lingkungan yang terlalu
panas atau terlalu dingin tidak akan terespon.
12
2.4
Pengertian dan Sumber Sinar Infra Red6
Sinar infra Red bila dilihat dari susunan spectrum sinar (Hertzian, Infra,
Merah, jingga, kuning, biru, nila, ungu, ultra ungu/violet, at, j, cosmic), terletak
diantara sinar merah dan Hertzian. Dengan demikian terapi sinar infra red adalah
pancaran gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 700-4000
mµ(700nm – 4000nm).
Sinar ini pertama kali ditemukan oleh Herscel pada tahun 1839.
Kecepatannya konstan, sama seperti gelombang-gelombang elektromagnetik
lainnya sekitar 3 × 1011 per detik yaitu kecepatan cahaya.
Sinar infra red, selain berasal dari matahari, dapat pula diperoleh dengan
buatan dari :
2.4.1
Bantalan Listrik
Bantalan listrik, lampu non luminous infra red, lampu – lampu pijar,
akan mengeluarkan sinar – sinar infra red gelombang panjang, pendek dan
sinar visible.
2.4.2
Carbon Pendek
Carbon pendek akan mengeluarkan sinar infra red yang di sertai sinar
visible dan juga sinar ultra violet.
2.5
Klasifikasi Sinar Infra Red7
2.5.1
Berdasarkan Panjang Gelombang
1.
Gelombang Panjang (non penetrating)
•
Panjang gelombang antara 1500 – 12000 millimicrons (1500nm12000nm)
•
Dipancarkan oleh benda-benda bertemperatur hangat, seperti botol,
air panas, madi paraffin, bantalan listrik.
•
Bertransmisi dari sumbernya ketubuh pasien melalui konduksi,
konveksi dan radiasi.
6
Tim Dosen D.III Fisioterapi “Sumber Fisis” Poltekkes Surakarta Jurusan Fisioterapi Hall 53
7
Arthur L . Watkins “ A Manual Of Elektrotherapy “Infrared and Luminous Radiation Hal 18
13
•
Daya penetrasinya pada jaringan tubuh tidak lebih dari 2 mm
dibawah permukaan kulit. Menyerap kuat pada lapisan teratas kulit
(diatas 0,5 mm), diserap pada lapisan stratum corneum kulit.
2. Gelombang pendek (penetrating)
• Panjang gelombang antara 700-1500 millimicron (700nm-1500nm)
• Dipancarkan oleh matahari, lampu pijar berfilamen karbon, lampu
berfilamen tungsten
• Bertransmisi dari sumbernya hanya melalui radiasi.
Energi cahaya atau energi gelombang elektromagnetik dapat dihitung
dengan :
Eph = h.f ………………………………………………………………… (2.1)8
di mana, Eph : energi photon ( joule )
h
: ketetapan planck (h = 6,63 x 10-34 J.sec)
f
: frekuensi (hertz)
Kecepatan gelombang dapat dihitung dengan :
V = f.λ ……………………..………………………………… .... .(2.2)
di mana, V
1.
: kecepatan gelombang dalam m/detik
f
: frekwensi dalam Hz
λ
: panjang gelombang dalam meter
Diketahui :
λ = 750 nm = 750 x 10-9 m
V = 3 × 1011 m
Ditanyakan : f = ?
Jawaban :
f=
f=
V
λ
3 x 1011 m/s
750 x 10 − 9 m
f = 0,004 x 1020 = 4 x 1017 s
8
Tim Dosen D.III Fisioterapi “Sumber Fisis” Poltekkes Surakarta Jurusan Fisioterapi Hall 57
14
Dari hasil data diatas dapat dicari energi cahaya atau energi gelombang
elektromagnetik, yaitu :
Diketahui : h = 6,63 x 10-34 J.sec
f = 4 x 1017cycles/sec
Ditanyakan : Eph = ?
Jawaban
: Eph = h.f
: Eph = (6,63 x 10-34 J.sec)(4 x 1017 cycles/sec)
: Eph = 26,52 x 10-17 = 2,652 x 10-16 J
2.
Diketahui :
λ = 400.000 nm = 400.000 x 10-9 m
V = 3 × 1011 m
Ditanyakan : f = ?
Jawaban : f =
V
λ
3 x 1011 m/s
f=
400.000 x 10 − 9 m
f = 0,0000075 x 10 20 = 7,5 x 1014 s
Dari hasil data diatas dapat dicari energi cahaya atau energi
gelombang elektromagnetik, yaitu :
Diketahui
: h = 6,63 x 10-34 J.sec
f = 7,5 x 1014 cycles/sec
Ditanyakan : Eph = ?
Jawaban
: Eph = h.f
: Eph = (6,63 x 10-34 J.sec)(7,5 x 1014 cycles/sec)
: Eph = 49,72 x 10-17 = 4,98 x 10-16 J
Maka, dari hasil perhitungan diatas didapatkan perbandingan antara :
λ = 750 nm didapat Eph = 2,652 x 10-16 J
dan
λ = 400.000 nm didapat Eph = 4,98 x 10-16 J
15
2.5.2
Daya Penetrasi Sinar
Gambar 2.5
Diagram struktur kulit yang menunjukan area penyerapan sinar infra red9
Keterangan gambar :
Gambar 2.5 diatas menunjukan sebuah area pada jaringan tersebut
sinar infra red dapat diserap secara optimal. Dapat dilihat pada gambar bahwa
sinar infra red dapat menembus jaringan kulit mulai dari lapisan teratas
(epidermis) yaitu lapisan terluar dari kulit dimana terdapat pori-pori (kapiler)
keringat dan kemudian juga mempengaruhi bagian-bagian yang lebih dalam,
yaitu organ-organ persyarafan dibawah kulit yang berfungsi untuk merasakan
derajat panas pada saat proses terapi, pembuluh-pembuluh darah, kelenjar
keringat dan jaringan kulit sampai dengan pada lemak (fat).
9
Ibid hal 55
16
Gambar 2.6
Persentase daya serap sinar infra red terhadap kulit10
Keterangan gambar :
1. A-Radiasi dari lampu berfilamen tungsten
2. B-Radiasi dari lampu berfilamen iron
Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa dari total keseluruhan
sinar infra red yang dipancarkan, 34% nya dipantulkan oleh lapisan kulit
terluar sedangkan 66% nya diserap oleh jaringan tubuh mulai dari lapisan
stratum corneum sampai dengan lapisan pembuluh-pembuluh darah dan
syaraf. Penyerapan maksimum terjadi pada lapisan teratas kulit (stratum
corneum), dengan kata lain bahwa sinar infra red menyerap kuat pada jaringan
0,5 mm dibawah kulit. Pada kulit manusia terdiri dari 2 lapisan pokok yaitu
lapisan kulit terluar atau epidermis dan derma atau corium dengan sel flat
10
Arthur L . Watkins “ A Manual Of Elektrotherapy “Infrared and Luminous Radiation Hal 18
17
epitel, lapisan transitif dari granulosum dengan sel flat glanular dan mucosum
atau lapisan malpighi dengan basal atau sebagai lapisan dasar dan sel pigmen (
sel zat warna ). Lapisan derma disini adalah lapisan papilla dan vaculosum
yang berisi terminal dan pembuluh dan lapisan reticula.
Tabel 2.1
Toleransi maksimum temperatur radiasi panas11
Radiasi
Short infra red
Temperatur
Temperatur dibawah
Permukaan kulit
Permukaan kulit
110,8ºF (43,7oC)
117,8ºF (47,67 oC)
113,9ºF (45.5 oC)
107ºF (41,67 oC)
Dan cahaya tampak
Long infra red
Gambar 2.7
Spektrum Elektromagnetik
Keterangan gambar12 :
Gambar 2.7 Frekuensi per detik Spektrum Elektromagnetik yaitu
sebagai berikut :
11
12
1. Cosmic
: 3 x 1021 Hz
2. Gamma
: 3 x 1018 Hz
3. X–ray
: 5,9 x 1015 Hz
4. Ultraviolet
: 7,5 x 1014 Hz
5. Visible
: 3,7 x 1014 Hz
6. Infrared
: 3 x 1011 Hz
7. Radio
: 3 x 104 Hz
Arthur L . Watkins”A Manual Of Elektrotherapy”Infrared and Luminous Radiation Hal 25
Ibid Hal 14
18
2.6 Macam Generator Infra Red dan Mekanisme Kerja13
Generator infra red pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua golongan,
yaitu :
2.6.1
Non Luminous
Non Luminous hanya mengandung infra red saja, sedangkan luminous
generator disamping infra red juga sinar visible dan ultra violet. Oleh karena
itulah maka pengobatan dengan non lominous generator sering disebut dengan
“Infra Red Radiation”.
2.6.2
Luminous Generator
Pengobatan dengan luminous generator sering disebut dengan
“Radiant Heating”. Istilah tersebut sebetulnya kurang tepat, oleh karena
kedua – duanya mengandung prosentase infra red yang paling banyak bila
dibanding dengan sinar – sinar lainnya.
Gambar 2.8
Lampu Infra Red
13
Tim Dosen D.III Fisioterapi “Sumber Fisis” Poltekkes Surakarta Jurusan Fisioterapi Hall 57
19
2.7
Mekanisme Kerja Lampu Infra Red14
2.7.1
Non Luminous Generator
Struktur Lampu :
1) Terdiri dari kawat penghatar yang dililitkan pada bahan isolator, misalnya
porselin atau fireclay, seperti halnya struktur yang dipakai pada elektrik
radiator. Jika arus listrik dialirkan pada kawat penghantar tersebut
sehingga menjadi panas akan memancarkan sinar infra red. Pada
keadaan ini porselin atau fireclay juga ikut panas. Disamping itu sinar
infra red juga terdapat sinar visible. Jika panasnya sudah mencapai titik
optimum, kawat tadi akan nampak berwarna merah (red-hot), sehingga
lampu ini sebetulnya tidak murni jenis non-luminousnya.
2) Tipe kedua dari lumpu ini mirip dengan tipe ke satu hanya ditambahkan
plate tipis yang terkuat dari bahan fireclay sebagai penutup, sehingga
lilitan kawat penghantar tidak tampak dari luar. Plate fireclay di cat
hitam, dengan maksud untuk mengurangi pancaran sinar visible.
3) Type ketiga dari generator ini ialah suatu plate fireclay yang didalamnya
berisi graphite red (berfungsi sebagai kawat penghantar), yang kemudian
dialiri listrik. Arus listrik tersebut akan memanasi kawat penghantar,
kemudian secara konduksi memanasi firecly, dan akhirnya permukaan
fireclay akan memancarkan sinar infra red.
Ketiga tipe lampu tersebut dilengkapi dengan reflektor yang berbentuk
parabola, dimana sumber sinar infra red tadi ditempatkan pada fokusnya.
Reflector tadi dihubungkan dengan standart lampu dan dilengkapi
dengan sekrup-sekrup, sehingga arah reflector dapat diatur sedemikian
rupa, begitu juga tinggi rendahnya lampu dapat diatur. Untuk semua
jenis lamupu non-luminous diperlukan waktu untuk pemanasan (bagi
kawat penghantar dan fireclay), sehingga semua elemen tersebut
seluruhnya menjadi panas dan intensitasnya mencapai maximal. Waktu
pemanasan kira-kira 5 menit, atau tergantung dari jenis lampunya.
14
Tim Dosen D.III Fisioterapi “Sumber Fisis” Poltekkes Surakarta Jurusan Fisioterapi Hall 58-60
20
Non luminous generator akan memproduksi sinar infra red dengan
panjang gelombang sekitar 7.700 - 150.000 A atau kurang dari batas ini,
apabila sinar visible ikut dipancarkan, pancaran yang maximum sekitar
40.000 A. generator kecil mempunyai kekuatan 500 watt, sedang yang
besar mencapai 750 watt - 1.500 watt.
Arus listrik AC masuk ke lilitan lewat penghantar pada bahan isolator
(fireclay, porselin), maka akan terjadi lucutan pada lilitan kawat akan
menimbulkan panas, dan panas akan membuat fireclay menjadi panas,
karena fireclay mampu menyampai panas yang tinggi, panas akan
menimbulkan gelombang elektromagnetik, yang mempunyai panjang
gelombang sekitar 7.700 – 150.000 A.
2.7.2
Luminous Generator
Sinar yang dipancarkan dari luminous generator dihasilkan oleh satu
atau lebih incandescent lamp (lampu pijar). Struktur lampu pijar terdiri dari
filament yang terkuat dari bahan kawat tungsten atau carbon yang dibungkus
dalam gelas lampu, dimana didalamnya dibuat hampa udara, atau diisi dengan
gas tertentu dengan tekanan rendah. Dipilih bahan tungsten atua carbon, sebab
sangat
tahan
terhadap
pemanasan
dan
pendinginan
berulang-ulang.
Pengeluaran udara dalam bolam dimaksudkan untuk menghindari oksidasi dari
filament tersebut. Jika oksidasi terjadi maka produk oksidasi akan menempel
pada permukaan dalam dari bolam sehingga akan menghalangi pancaran
sinarnya. Lampu ini mempunyai kekuatab bermacam-macam mulai dari 60
watt – 1.000 watt. Penggunaan lampu dengan watt yang besar untuk tujuan
pengobatan sebenarnya banyak mengandung bahaya, yaitu apabila terjadi
kecelakaan dimana gelas bolam pecah, maka hal ini dapat menimbulkan
kerusakan kulit yang hebat karena panas. Untuk mencegah bahaya tersebut,
maka diperlukan anyaman kawat yang diletakan di depan lampu tersebut.
Generator ini mengeluarkan sinar merah, sinar visible dan sebagian kecil ultra
violet. Panjang gelombang yang dihasilkan berkisar antara 3.500 – 40.000 A.
diantara panjang gelombang ini yang paling padat terdapat pada sekitar 10.000
A.
21
Lampu pijar ini dilengkapi dengan reflector yang bermacam-macam
diantaranya adalah yang berbentuk sebagai “Tunnel” (terowongan). Di dalam
tunnel ini dibagian atasnya dipasang sejumlah lampu-lampu dalam bentuk
semisirculair dengan kekuatan 60 watt. Seluruh lampu dihubungkan dalam
satu sirkuit sehingga sekali di ON kan seluruhnya dapat menyala. Bentuk
reflector demikian biasanya digunakan untuk pengobatan secara general
misalnya pengobatan seluruh punggung atau perut dan kaki. Reflector bentuk
lain yaitu berbentuk parabola dengan satu bolam didalamnya dengan kekuatan
yang bermacam-macam pula yaitu: 60 watt, 150 watt, 300 watt atau lebih.
Lampu-lampu
bentuk
terakhir
ini
biasanya
digunakan
untuk
pengobatan daerah siku, angkle atau tangan. Pemanasan seluruh tubuh dibuat
reflector bentuk cabinet, sehingga sekaligus seluruh tubuh dapat dipanaskan.
Lampu-lampu tersebut sebagian dilengkapi pula dengan filter atau kaca
penyaring misalnya kaca merah, hal ini dimasudkan untuk mengabsorbsi sinar
visible dan sinar ultra violet.
Sumber Infra Red dan incadencent lamp (lampu pinjar) adalah adanya
lucutan pendek pada kawat tungsten dalam ruangan hampa udara, sehingga
tidak terjadi oksidasi. Lucutan pendek menimbulkan panas dan cahaya panas
akan menimbulkan gelombang elektromagnetik yang mempunyai panjang
gelombang antara 3.500 – 40.000 A atau sinar infra red.
2.8
Efek Fisiologis dan Teraputik Sinar Infra Red15
2.8.1
Efek Fisiologis
Pengaruh fisiologis sinar infra red, jika sinar infra red diabsorbsi oleh
kulit, maka panas akan timbul pada tempat dimana sinar tadi diabsorbsi. Infra
red yang bergelombang pendek (7.700 A – 12.000 A) penetrasinya sampai
pada lapisan epidermis atau sampai ke lapisan dibawah kulit, sedang yang
bergelombang panjang (diatas 12.000 A) penetrasinya hanya sampai pada
superficial epidermis.
15
Tim Dosen D.III Fisioterapi “Sumber Fisis” Poltekkes Surakarta Jurusan Fisioterapi Hall 60-63
22
Dengan adanya panas ini temperatur naik dan pengaruh-pengaruh lain
akan terjadi. Pengaruh tersebut antara lain :
2.8.2
Meningkatkan proses metabolisme
Seperti telah dikemukakan oleh Vant’t Hoff bahwa suatu reaksi kimia
akan dapat dipercepat dengan adanya panas atau kenaikan temperatur akibat
pemanasan. Proses metabolism terjadi pada lapisan superficial kulit akan
meningkat sehingga pemberian oxygen dan nutrisi kepada jaringan lebih
diperbaiki, begitu juga pengeluaran sampah-sampah pembakaran.
2.8.3
Vasodilatasi pembuluh darah
Dilatasi pembuluh darah kapiler dan arteriolae akan terjadi segera
setelah penyinaran, sehingga kulit akan segera tampak kemerah-merahan
tetapi tidak merata, berkelompok-kelompok atau seperti bergaris-garis.
Keadaan ini sebenarnya merupakan reaksi tubuh terhadap adanya sinar panas
tadi dan dengan reaksi peradangan. Kulit yang mengadakan reaksi da
berwarna kemerah-merahan ini disebut erythema. Erythema ini disebabkan
oleh adanya energy panas yang diterima ujung-ujung syaraf sensoris yang
kemudian mempengaruhi mekanisme pengatur panas (heat regulating
mechanism). Untuk ini mekanisme vasomotor mengadakan reaksi dengan
jalan pelebaran pembuluh darah sehingga sejumlah panas dapat diratakan
keseluruh jaringan lewat sirkulasi darah. Dengan sirkulasi darah yang
meningkat ini, maka pemberian nutrisi dan oxygen kepada jaringan akan
ditingkatkan, dengan demikian kadar sel darah putih dan anti bodies didalam
jaringan tersebut akan meningkat. Dengan demikian pemeliharaan jaringan
menjadi lebih baik dan perlawanan terhadap agen penyebab proses radang
juga semakit baik.
2.8.4
Pigmentasi
Penyinaran yang berulang-ulang dengan sinar infra red akan dapat
menimbulkan pigmentasi pada tempat yang disinari. Hal ini dapat dilihat
miselnya pada kulit kaki yang sering mendekat pada api pada saat musim
dingin. Pigmentasi yang terjadi oleh karena sinar infra red bentuknya
23
berkelompok dan tidak merata. Hal tersebut disebabkan oleh adanya
perusakan pada sebagian sel-sel darah merah ditempat tersebut.
2.8.5 Pengaruh terhadap urat syaraf sensoris
Mild heating (pemanasasn yang ringan) mempunyai pengaruh sedative
terhadap ujung-ujung urat syaraf sensoris, sedangkan pemanasan yang keras
justru dapat menimbulkan iritasi. Iritasi ini lebih jelas bila digunakan
generator luminous dibandingkan dengan generator non luminous. Hal ini
disebabkan oleh pengaruh sinar ultra violet yang terkandung didalamnya.
2.8.6
Pengaruh terhadap jaringan otot
Kenaikan temperatur disamping membantu terjadinya relaksasi juga
akan meningkatkan kemampuan otot untuk berkontraksi. Spasme yang terjadi
akibat penumpukan asam susu (asam laktat) dan sisa-sisa pembakaran lainnya
dapat dihilangkan dengan pemberian pemanasan. Hal ini dapat terjadi,
mungkin oleh karena pemanasan akan mengaktifkan terjadinya pembuangan
sisa-sisa hasil metabolism. Sedangkan keadaan spastic (akibat kerusakan
upper motor neuron) apabila diberikan penyinaran hanya akan diperoleh
relaksasi yang bersifat temporer (sementara).
2.8.7
Destruksi jaringan
Ini bisa terjadi apabila penyinaran yang diberikan menimbulkan
kenaikan temperatur jaringan yang cukup tinggi dan berlangsung dalam waktu
yang lama, sehingga diluar toleransi jaringan penderita.
2.8.8
Menaikan temperatur tubuh
Penyinaran yang luas yang berlangsung dalam waktu yang relatif
cukup lama dapat mengakibatkan kenaikan temperatur tubuh. Hal ini dapat
terjadi oleh karena penyinaran akan memanasi darah dan jaringan yang berada
di daerah superficial kulit, panas ini kemudian akan diteruskan ke seluruh
tubuh (ke bagian-bagian yang lain) dengan cara konduksi dan konveksi.
Sebagai kelanjutan dari proses ini, maka disamping terjadi pemerataan panas,
juga akan terjadi penurunan tekanan darah sistemik, dapat terjadi penurunan
tekanan darah sistemik oleh karena adanya panas akan merangsang pusat
pengatur panas tubuh untuk meratakan panas yang terjadi dengan jalan timbul
24
dilatasi yang bersifat general, vasodilatasi ini akan mengakibatkan tahanan
perifer menurun, penurunan tahanan perifer akan diikuti dengan penurunan
tekanan darah sistemik.
2.8.9
Mengaktifkan kerja kelenjar keringat
Pengaruh rangsangan panas yang dibawa ujung-ujung syaraf sensoris
dapat mengaktifkan kerja kelenjar keringat, di daerah jaringan yang diberikan
penyinaran/pemanasan. Jika pemanasan diberikan di daerah yang luas (secara
general) maka keluarnya keringat juga akan merata diseluruh tubuh.
Pengeluaran keringat ini kalau berlebihan (hiperproduksi) bisa menimbulkan
dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit tubuh. Untuk mencegah agar
hal ini tidak terjadi, maka sebaiknya bagi penderita yang mendapatkan
penyinaran general diberi minum yang cukup yang mengandung garam dapur.
2.9
Efek Teraputik
Pengaruh teraputik dari sinar infra red, secara garis besar dapat disebutkan
sebagai berikut :
2.9.1
Relief of pain (mengurangi/menghilangkan rasa sakit)
Penyinaran sinar infra red merupakan salah satu cara yang efektif
untuk mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri. Ada beberapa pendapat
mengenai mekanisme pengurangan rasa nyeri ini, yaitu :
1. Apabila diberikan mild heating, maka pengurangan rasa nyeri disebabkan
oleh adanya efek sedatif pada superficial sensory nerve ending (ujungujung syaraf sensoris superfisisal).
2. Apabila diberikan stronger heating, maka akan terjadi counter irritation
yang akan menimbulkan pengurangan rasa nyeri.
3. Rasa nyeri ditimbulkan oleh karena adanya akumulasi sisa-sisa hasil
metabolisme yang disebut zat “p” yang menumpuk dijaringan. Dengan
adanya sinar infra red yang memperlancar sirculasi darah,maka zat “p”
juga akan ikut terbuang, sehingga rasa nyeri berkurang atau menghilang.
25
4. Rasa nyeri bisa juga ditimbulkan oleh karena adanya rasa pembengkakan,
sehingga pemberian sinar infra red yang dapat mengurangi pembengkakan,
juga akan mengurangi rasa nyeri yang ada.
2.9.2
Muscle relaxation (relaksasi otot)
Seperti di ketahui bahwa relaksasi akan mudah dicapai bila jaringan
otot tersebut dalam keadaan hangat dan rasa nyeri tidak ada. Radiasi sinar
infra red disamping dapat mengurangi rasa nyeri, dapat juga menaikan
suhu/temperatur jaringan, sehingga dengan demikian bias menghilangkan
spasme otot dan membuat otot relaksasi.
2.9.3
Increased blood supply (meningkatkan suplai darah)
Adanya kenaikan temperatur akan menimbulkan vasodilatasi, yang
akan menyebabkan terjadinya peningkatan darah kejaringan setempst, hal ini
terutama terjadi pada jaringan superfisial dan efek ini sangat bermanfaat untuk
menyembuhkan luka dan mengatasi infeksi dijaringan superfisial. Dengan
demikian maka sinar infra red ini sangat membantu meningkatkan suplai darah
kejaringan-jaringan yang diobati.
2.9.4
Menghilangkan sisa-sisa hasil metabolisme (Elimination of Waste
Products)
Penyinaran di daerah yang luas akan mengaktifkan glandula gudoifera
(kelenjar keringat) di seluruh badan, sehingaga dengan demikian akan
meningkatkan pembuangan sisa-sisa hasil metabolisme melalui keringat.
Pengaruh ini sangat bermanfaat untuk kondisi-kondisi arthritis, terutama yang
mengenai banyak sendi.
2.10
Aplikasi Medis Pesawat InfraRed
Pengaruh fiiologis sinar infra red, jika sinar infra red diabsorbsi oleh kulit,
maka panas akan timbul dimana sinar tersebut diabsorbsi.
Pada awal proses terapi dilakukan pengetesan rasa kulit terhadap derajat
panas, karena bisa jadi kulit pasien kurang sensitive atau bahkan jaringan kulitnya
kebal (dikarenakan adanya jaringan kulit yang rusak atau mati) sehingga nantinya
26
hasil teraphy tidak akan sempurna karena panas tidak terbawa dengan cepat dan
proses vasodilatasi (pelebaran pebuluh darah yang menyebabkan peningkatan
aliran darah) akan lambat. Namun hasil teraphy yang kurang sempurna juga dapat
dikarenakan oleh vasomotor respon pasien lebih leah dari keadaan normalnya.
Proses pengetesan ini berlangsung kira-kira 5 menit, kemudian dilanjutkan pada
proses teraphy.
Penggunaan pesawat infra red dalam pengobatan penyakit antara lain,
sebagai berikut:
1. Sebagai pengurang rasa sakit (sedative effect)
Rasa nyeri biasanya ditimbulkan oleh karena adanya rasa pembengkakan.
Sehingga pemberian sinar infra red yang dapat mengurangi pembengkakan
dan rasa sakit. Radiasi diberikan pada jaringan yang terluka atau bengkak.
Proses teraphy berlangsung kira-kira 10-15 menit dapat dilakukan berulang
kali dalam sehari sesuai kondisi pasien
2. Sebagai efek Irritant (perangsang)
Radiasi diberikan pada jaringan yang rusak atau luka yang kronis (menahun).
Proses teraphy berlangsung selama 15 menit.
3. Sebagai efek sedative pada persyarafan
Radiai yang diberikan mengakibatkan pelebaran pembuluh darah yang secara
otomatis meningkatkan aliran darah, sehingga dapat menggerakkan zat-zat
tubuh yang pada akhirnya mengurangi rasa sakit. Proses teraphy berlangsung
selama 30 menit.
4. Untuk relaksasi otot
Membantu terjadinya relaksasi dan juga meningkatkan kemampuan otot untuk
berkontraksi. Teraphy ini biasanya diberikan pada pasien penderita otot yang
tegang atau kejang, otot akan relaks saat jaringan menjadi hangat. Proses
teraphy berlangsung sekitar 15-30 menit.
5. Meningkatkan mutu persendian darah dalam tubuh
Darah yang baik sangat penting untuk proses penyembuhan luka maupun
infeksi. Vesodelatasi mengakibatkan peningkatan persendian oksigen dalam
27
darah dan zat-zat yang berguna bagi jarigan tubuh, mempercepat produk
limbah dan membantu penguraian pembakaran.
6. Untuk teraphy pada penyakit sendi-sendi tulang (arthritic joints), dislokasi dan
rheumatic. Proses teraphy berlangung sekitar 20-40 menit
7. Sebagai teraphy bagi penderita radang syaraf (neuritis)
Teraphy ini berlangsung sekitar 60 -90 menit atau lebih,tergantung dari kasus
peradangan yang dialami oleh penderita.
8. Untuk meningkatkan sirkulasi darah dalam tubuh.
Teraphy yang diberikan dapat menyebabkan pembuluh darah yang menyempit
menjadi lebar kembali yang menjadi kapiler-kapiler aktif dan selanjutnya
meningkatkan sirkulasi arteri dan vena pada bagian yang diradiasi. Lamanya
proses pengobatan selama 60-90 menit. Setelah beberapa menit proses
peradiasian kulit akan memerah dan terasa panas, kejadian ini disebut eritema
yang disebabkan oleh rangsangan pada mekanisme vasomotor dan kapilerkapiler dalam corium kulit melebar.
9. Meningkatkan metabolisme
Bila sirkulasi mikro meningkat, racun dapat dibuang dari tubuh melalui proses
metabolisme. Hal ini juga mngurangi beban liver dan ginjal. Racun
menyebabkan banyak penyakit, seperti kanker radikal bebas, asam urat, asam
lemak dll.
10. Sebagai antiseptic pada bagian yang terinfeksi
2.11
IC Mikrokontroler AT89S5216
Mikrokontroler sebagai suatu terobosan teknologi mikroprosessor dan
mikrokomputer dengan teknologi semi konduktor yang mengandung transistor
yang lebih banyak namun hanya membutuhkan ruang yang kecil serta dapat
diproduksi secara massal sehingga harganya menjadi lebih murah.
Mikrokontroler merupakan suatu komponen elektronika yang di dalamnya
terdapat rangkaian mikroprosesor, memori (RAM/ROM) dan I/O. Rangkaian
tersebut terdapat dalam level chip atau biasa disebut single chip microcomputer.
16
Paulus Andi Nalwan “Teknik Antarmuka dan Pemograman Mikrokontroler AT89C51 Hall 2
28
Pada mikrokontroler sudah terdapat komponen-komponen mikroprosesor dengan
bus-bus internal yang saling berhubungan. Komponen-komponen tersebut adalah
RAM, ROM, timer, komponen I/O paralel dan serial, dan interrupt kontroler.
Adapun keunggulan dari mikrokontroler adalah adanya sistem interrupt.
Sebagai perangkat kontrol penyesuaian, mikrokontroler sering disebut juga untuk
menaikkan respon semangat eksternal (interrupt) di waktu yang nyata. Perangkat
tersebut harus melakukan hubungan switching cepat, menunda satu proses ketika
adanya respon eksekusi yang lain.
Mikrokontroler pada pesawat ini merupakan pengendali utama dari semua
sistem, karena setiap bagian-bagian sistem akan menerima dan memberikan sinyal
pada mikrokontroler ini. Mikrokontroler yang digunakan pada modul ini adalah
mikrokontroler buatan Atmel yaitu AT89S52. Mikrokontroler ini merupakan salah
satu jenis mikrokontroler yang memiliki performa yang tinggi dengan disipasi
daya yang rendah, Flash PEROM (Programmable and Erasable Read Only
Memory) sebesar 4Kbyte, merupakan memori dengan teknologi non-volatile
memori yaitu isi memori tersebut dapat diisi ulang maupun dihapus berkali-kali,
RAM internal 128 Byte yang biasa digunakan untuk menyimpan variable atau
data-data yang bersifat sementara dan 4 buah port I/O yaitu port 0, port 1, port 2
dan port 3.
Berikut ini akan penulis uraikan tentang single chip mikrokontroler AT89S52
yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
1 Sebuah CPU 8 bit
2 Compatible dan berstandart MCS-51
3 4 Kbyte EEPROM Internal
4 Frekuensi clock 0 Hz – 33 MHz
5 32 Programmable I/O line yang terbagi menjadi 4 buah port dengan 8 I/O.
6 3 timer / counter 16 bit
7 RAM internal 256 - 8 Bit
8 ROM sebesar 4 Kbyte
9 Prosesor Boolean (Variable 1 bit)
10 Osilator internal dan rangkaian pewaktu
29
11 Dapat mengakses memori eksternal maksimum sebesar 64 Kbyte program
dan 64 Kbyte data
12 Supply 4 s/d +5,5 Volt
Diagram blok dari MCS-51diperlihatkan pada gambar 2.9 berikut ini :
Gambar II.1
Gambar 2.917
Diagram Blok MCS-51
17
Data Sheet ATMEL Mikrokontroler AT89S52, hal 3
30
2.11.1 Perlengkapan Dasar Mikrokontroler AT89S52
Perlengkapan dasar dari mikrokontroler AT89S52 adalah sebagai
berikut :
2.11.1.1 Central Processing Unit (CPU)
CPU ini terdiri dari dua bagian, yaitu unit pengendali (control
unit) dan
Aritmatic Logic Unit (ALU). Fungsi utama dari pengendali
adalah mengambil, mengkode dan melaksanakan urutan instruksi sebuah
program yang tersimpan dalam memori.
Unit ini mengatur urutan operasi seluruh sistem, mengatur urutan
operasi dengan menghasilkan sinyal pengendali dan mengatur serta
menghasilkan sinyal pengendali yang diperlukan untuk menyerempakkan
operasi dari instruksi program. Sedangkan ALU
berfungsi mengolah
operasi aritmatika dan logika.
2.11.1.2 Memori
Suatu sistem mikrokontroler memerlukan memori sebagai tempat
penyimpanan program dan data. Dalam hal ini memori terbagi atas dua
jenis, yaitu RAM (Random Access Memory) dan ROM (Read Only
Memory).
RAM merupakan memori yang dapat dibaca dan ditulis, sehingga
hanya dapat digunakan sebagai memori data karena akan hilang apabila
catu dayanya putus. Sedangkan ROM merupakan jenis memori yang hanya
dapat dibaca saja dan data di dalamnya tidak akan hilang meskipun catu
dayanya terputus, karena itu memori ini cocok untuk menyimpan program.
2.11.1.3 Alamat
Suatu alat apabila hendak difungsikan dengan menggunakan
mikrokontroler, maka harus kita tentukan terlebih dahulu alamat (address)
dari alat tersebut pada mikrokontroler tersebut. Hal ini bertujuan untuk
menghindarkan terjadinya dua alat yang bekerja secara bersamaan yang
mungkin
dapat
menyebabkan
kerusakan
atau
kesalahan
pengoperasiannya. Kesatuan dari saluran alamat disebut bus alamat.
dalam
31
2.11.1.4 Data
Setiap proses kerja dari dan ke mikrokontroler mempunyai data
dalam bentuk bilangan biner yang diperlukan untuk proses kerja tersebut.
Data ini merupakan hasil kombinasi dari bit-bit yang dihasilkan dalam
pengoperasian komponen-komponen digital. Kesatuan dari saluran data
disebut bus data.
2.11.1.5 Pengendali
Mikrokontroler dilengkapi dengan bus pengendali (control bus)
yang berguna untuk menyerempakkan operasi mikrokontroler dengan
operasi rangkaian luar.
2.11.1.6 Masukan/Keluaran (I/O)
Sering juga disebut (Input/Output). Berfungsi untuk melakukan
hubungan dengan piranti dari luar sistem. Pada mikrokontroler AT89S52
tersedia dua macam I/O, yaitu UART (data serial) dan PIO (data parallel).
UART merupakan alat yang mengubah masukan serial menjadi keluaran
paralel dan PIO mengubah masukan paralel menjadi keluaran serial.
2.11.1.7 Special Function Register
Mikrokontroller AT89S52 memiliki register-register internal
yang dinamakan dengan special function register (SFR). Ada 21 buah SFR
pada mikrokontroller AT89S52 yang terletak pada internal RAM pada
alamat memori 80H sampai FFH. Karena register-register SFR terletak
pada RAM, maka ke semua register tersebut akan dapat diakses melalui
pangalamatan langsung. Dan beberapa SFR dapat diakses baik melalui
pengalamatan bit maupun pengalamatan byte. Berikut adalah penjelasan
mengenai special function register tersebut :
1) Program Status Word (PSW)
Program status word adalah sebuah register yang menyimpan status
dari proses pada unit aritmatika dan logika (ALU). Untuk menyimpan
status tersebut maka dalam register PSW ini terdapat bit-bit status yang
tergambar sebagai berikut :
Nomor Bit :
32
7
6
5
4
3
2
1
0
CY
AC
F0
RSI
RSO
OV
-
P
CY adalah Carry Flag. AC adalah Auxiliary Carry. F0 adalah Flag
0, RSI dan RSO adalah bit-bit pemilih register bank. OV adalah Over
Vlow Flag dan P adalah Parity Flag. Bit satu pada PSW ini tidak
digunakan (-). Karena setiap bit pada register ini berfungsi untuk
menunjukkan status dari hasil proses aritmatika dan logika maka
register ini disebut juga sebagai register flag.
Berikut ini adalah penjelasan mengenai fungsi dari setiap bit dalam
register PSW :
(a) Bit Carry (C)
Bit Carry (bit ke 8) berfungsi ganda, yakni menunjukkan
apakah operasi penjumlahan menghasilkan pindahan dari pin 7
(carry) atau pada operasi pengurangan menghasilkan pinjaman
(borrow). Selain itu bit ini juga berfungsi sebagai 1 bit register
untuk melaksanakan instruksi Boolean.
(b) Bit Auxiliary Carry (AC)
Bit AC adalah bit yang berfungsi untuk menunjukkan adanya
pindahan (carry) dari bit 3 menuju bit 4 pada operasi penambahan
bilangan BCD.
(c) Bit Flag 0 (F0)
Merupakan bit yang dapat dipakai untuk pemakaian serbaguna.
(d) Bit Pemilih Register bank (RSI dan RSO)
Merupakan bit-bit pemilih register bank mana yang aktif dari
empat buah register bank yang tersedia, yakni bank 0, bank 1, bank
2 serta bank 3.
33
(e) Bit Overvlow (OV)
Merupakan bit yang menunjukkanadanya pindahan (carry) atau
pinjaman (borrow) pada saat dilaksanakan operasi penambahan
atau pengurangan bilangan bertanda.
(f) Bit Parity (P)
Merupakan bit yang menunjukkan paritas dari bit-bit didalam
accumulator. Bit ini akan diset bila bit-bit di dalam accumulator
memiliki jumlah bit-bit logika tinggi yang ganjil dan direset bila
sebaliknya.
2) B Register
Register B ini digunakan bersama accumulator untuk melaksanakan
operasi pengalian dan pembagian.
3) Stack Pointer
Stack Pointer (SP) adalah register 8 bit yang mengandung alamat dari
data yang disimpan pada tumpukan (stack) di dalam memori.
4) Data Pointer
Data Pointer (DPTR) adalah register 16 bit yang digunakan untuk
mengakses program atau data pada memori eksternal.
5) Port Register
Pada mikrokontroller AT89S52 terdapat 4 buah port register yang
berjumlah sama dengan port I/O pada mikrokontroller ini, yaitu port 0,
port 1, port 2 dan port 3. Port register tersebut digunakan mengakses
keempat port I/O tersebut untuk melaksanakan instruksi penulisan data
atau pembacaan data pada port-port I/O tersebut. Namun bila digunakan
memori eksternal maupun fungsi khusus seperti interupsi, port serial, maka
port 0, 2 dan 3 tidak dapat diakses melalui port register tersebut.
34
6) Register Timer
Register timer ini terdiri dari register kontrol timer (TCON) dan
register timer code (TMOD) yang berfungsi untuk mengontrol dan
mengatur mode operasi dari tiga buah timer/ counter 16 bit di dalam
mikrokontroller AT89S52.
7) Register Port Serial
Register ini terdiri dari register serial data buffer (SBUF) yang
berfungsi untuk menerima dan mengeluarkan data serial, serta register
kontrol port serial (SCON) untuk mengatur mode pemindahan dan
penerimaan data serial.
8) Register Interupsi
Register ini terdiri dari register interrupt enable (IE) yang berfungsi
mengaktifkan dan menonaktifkan suatu sinyal interupsi, serta register
interrupt priority yang berfungsi untuk mengontrol prioritas sinyal-sinyal
interupsi.
9) Register Power Control (PCON)
Register ini berfungsi untuk mengontrol kondisi dari mikrokontroller
apakah mikrokontroller akan berada pada mode power down dan mode
idle. Selain itu register ini juga digunakan untuk mengalirkan brandrate
dari timer 1 ketika port serial digunakan dalam mode 1, 2 dan 3.
2.11.2 Arsitektur Internal Mikrokontroler AT89S52
2.11.2.1
Sistem Interupsi
Pelaksanaan program pada mikrokontroler AT89S52 dapat
dihentikan dengan menggunakan perintah interupsi. Mikrokontroler
AT89S52 memiliki sistem interupsi yang berasal dari lima sumber, yaitu :
dua interupsi eksternal melalui pin INT0 dan INT1, dua interupsi pewaktu
dan sebuah interupsi serial. Masing-masing sumber interupsi dapat
35
diaktifkan dan dimatikan secara individual atau dengan menolkan bit-bit IE
(Interrupt Enable) dalam SFR (Special Function Register).
Untuk mempercepat dan mempermudah proses pengolahan
suatu
instruksi
pengelompokkan
pada
mikrokontroler
instruksi.
AT89S52,
Pengalamatan
maka
instruksi
dilakukan
tersebut
dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
1) Pengalamatan Langsung (Direct Addressing)
Dalam
pengalamtan
langsung,
operand-operand
ditentukan
berdasarkan alamat 8 bit dalam suatu instruksi. Hanya RAM data
internal dan SFR saja yang bisa diakses secara langsung.
2) Pengalamatan Tak Langsung (Indirect Addressing)
Dalam pengalamatan tak langsung, instruksi menentukan suatu
register yang digunakan untuk menyimpan alamat operand. Baik
RAM internal maupun eksternal dapat diakses secara tak langsung.
3) Instruksi-instruksi Register
Bank-bank register, yang masing-masing berisi R0 hingga R7 atau
8 register, dapat diakses melalui instruksi yang opkodenya
mengandung 3 bit spesifikasi register. Pengaksesan register dengan
cara demikian bisa menghemat penggunaan kode instruksi, karena
tidak memerlukan sebuah byte untuk alamat. Saat instruksi tersebut
dikerjakan, satu dari delapan register pada bank yang terpilih akan
diakses.
4) Instruksi-instruksi Register Khusus
Beberapa instruksi hanya dikhususkan untuk suatu register tertentu.
Misalnya, suatu instruksi yang hanya bekerja pada akumulator saja,
sehingga tidak memerlukan alamat byte untuk menunjuk ke
akumulator tersebut.
5) Konstanta Segera (Immediate Constant)
Nilai dari suatu konstanta dapat segera menyatu dengan opkode
dalam memori program.
36
6) Pengalamatan Terindeks
Memori program hanya bisa diakses melalui pengalamatan
terindeks. Mode pengalamatan ini ditunjukkan untuk membaca
tabel tengok (look up tubles) yang tersimpan dalam memori
program (data yang menyatu dengan program). Sebuah register
dasar 16 bit menunjuk ke awal atau dasar tabel dan akumulator
diatur dengan angka indeks tabel yang akan diakses. Alamat dari
entri tabel dalam memori program dibentuk dengan menjumlahkan
data akumulator dengan penunjuk awal tabel. Tipe lain dari
pengalamatan terindeks digunakan dalam instruksi-instruksi “
lompat bersyarat “. Dalam hal ini, alamat tujuan dari instruksi
lompat dihitung sebagai jumlah dari penunjuk dasar dengan data
akumulator.
2.11.2.2
Port I/O (Input/Output)
Fasilitas I/O yang disediakan oleh AT89S52 adalah 32 jalur
port, yang selanjutnya dibagi menjadi empat port dengan lebar jalur data 8
bit. Masing-masing port tersebut bersifat bidireksional atau dua arah yang
dapat digunakan sebagai masukan maupun keluaran.
Tabel 2.2
Alamat Port Pada Mikrokontroler AT89S52
NAMA PORT
SIMBOL
ALAMAT
Port 0
P0
80H
Port 1
P1
90H
Port 2
P2
A0H
Port 3
P3
B0H
Berikut ini spesifikasi dari masing-masing port secara umum :
1) Port 0
Port 0 merupakan port keluaran/masukan (I/O) bertipe open drain
bidirectional. Sebagai port keluaran, masing-masing kaki dapat
menyerap arus (sink) delapan masukan TTL. Port 0 juga dapat
dikonfigurasikan sebagai bus alamat/data bagian rendah (low byte)
37
selama proses pengaksesan memori data dan program eksternal
sehingga memiliki pull up internal. Port 0 juga menerima kodekode yang dikirimkan kepadanya selama proses pemograman dan
mengeluarkan kode-kode selama proses verifikasi program yang
telah tersimpan sehingga dibutuhkan pull up eksternal selama
proses verifikasi program.
2) Port 1
Port 1 merupakan port I/O dua arah yang dilengkapi dengan pull up
internal. Port 1 juga menerima alamat bagian rendah (low byte)
selama pemograman dan verifikasi. Jika diberikan ‘1’ ke kaki-kaki
port 1, digunakan sebagai masukan.
3) Port 2
Port 2 merupakan port I/O dua arah yang dilengkapi dengan pull up
internal. Port 2 akan memberikan byte alamat tinggi (high byte)
selama pengambilan instruksi dari memori program eksternal dan
selama pengaksesan memori data eksternal yang menggunakan
perintah dengan alamat 16 bit. Port 2 juga menerima alamat bagian
tinggi selama pemograman dan verifikasi.
4) Port 3
Port 3 merupakan port I/O dua arah yang dilengkapi dengan pull up
internal. Port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol pada saat
pemograman dan verifikasi. Adapun fungsi penggantinya seperti
pada tabel 2.3
38
Tabel 2.3
Fungsi Pengganti dari Port 3
Bit
Nama
Alamat Bit
Fungsi Alternatif
P3.0
RXD
B0H
Menerima data port serial
P3.1
TXD
B1H
Mengirim data port serial
P3.2
INT0
B2H
Interupsi eksternal 0
P3.3
INT1
B3H
Interupsi eksternal 1
P3.4
T0
B4H
Input eksternal waktu/pencacah 0
P3.5
T1
B5H
Input eksternal waktu/pencacah 1
P3.6
WR
B6H
Jalur menulis memori data
eksternal
P3.7
RD
B7H
Jalur membaca memori data
eksternal
2.11.2.3
Osilator Internal (On Chip Oscillator)
Mikrokontroler AT89S52 dilengkapi dengan osilator internal
(On Chip Oscillator) yang dapat digunakan sebagai clock bagi CPU.
Untuk menggunakan osilator internal diperlukan sebuah kristal antara
XTAL 1 (X1) dan XTAL 2 (X2) yang diparalel dengan dua buah kapasitor
ke ground.
XTAL 1
Cap
XTAL
Cap
XTAL 2
Gambar 2.1018
Osilator Internal Mikrokontroler AT89C51
18
Data Sheet ATMEL Mikrokontroler AT89C51, hal 11
39
2.11.3 Timer / Counter
Mikrokontroler AT89S52 mempunyai 3 buah register Timer/Counter
16 bit yaitu Timer 0 ,Timer 1, dan timer2. Ketiganya dapat beroperasi sebagai
Timer/Counter. Pada fungsi ‘Timer’, isi register ditambah satu setiap siklus
mesin. Jadi seperti menghitung siklus mesin. Karena satu siklus mesin terdiri
dari 12 periode osilator, maka kecepatannya adalah 1/12 frekuensi osilator.
Pada fungsi ‘Counter’, isi register ditambah satu setiap terjadi transisi 1 ke 0
pada pin input eksternal yang bersesuaian T0/T1. Untuk mengenali transisi
dari 1 ke 0 ini dibutuhkan 2 siklus mesin (24 periode osilator), maka input
maksimum adalah 1/24 frekuensi osilator. Fungsi Timer dan Counter dipilih
dengan bit kontrol Timer/Counter pada SFR T Mod. Kedua Timer/Counter ini
mempunyai 4 mode operasi, yaitu :
a.
Mode 0
Gambar 2.11
Timer/Counter Mode 0 : Counter 13 bit
Kedua timer pada mode ini berfungsi sebagai counter 8 bit.
Gambar II.5 menunjukkan operasi mode 0 pada timer 1, sehingga
konfigurasi register timer menjadi 13 bit. Ketika perhitungan berubah
dari nilai maksimum (semua bit = 1) menjadi 0 maka flag interupt
timer (TF1) akan aktif. Input akan dihitung oleh timer bila TR1=1 dan
salah satu GATE= 0 atau INT1=1. Bila GATE diset = 1 maka timer
dikontrol oleh input eksternal INT1, dan dapat digunakan untuk
mengukur lebar pulsa. TR1 adalah bit kontrol pada SFR TCON,
sedangkan GATE ada pada TMOD. Men-set TR1 Register 13 bit
terdiri dari 8 bit TH1 dan 5 bit TL1. 3 bit TL1 bagian atas dapat
40
diabaikan. Men-set TR1 tidak menghapus isi register. Mode 0 untuk
Timer 0 sama seperti Timer 1. Substitusi TR1, TF1 dan INT1 pada
gambar II.3 dengan TR0, TF0, dan INT0. Ada 2 bit GATE yang
berbeda yaitu TMOD.7 / TMOD bit ke 7 untuk Timer 1 dan TMOD.3/
TMOD bit ke 3 untuk Timer 0.
b. Mode 1
Gambar 2.12
Timer/Counter Mode 1 : Counter 16 bit
Mode 1 sama dengan mode 0, kecuali register timer berjalan
dengan 16 bit. Jadi semua bit pada TH1/TL1 (Timer 1) atau TH0/TL0
(Timer 0) berfungsi.
Tabel 2.4
Tundaan maksimum tiap Mode Kerja Timer ( frekuensi Kristal = 12 MHz )
Mode
Nama
Tundaan maks
0
Timer 13-bit
8.192 μd
1
Timer 16-bit
65.536 μd
2
Isi-ulang 8-bit
256 μd
3
Timer split
TLO : 256 μd
THO : 256 μd
Penulis menggunakan mode timer ini, karena penulis merancang
timer 1 detik ( 1.000.000 μdetik ). Karena 1 detik = 1.000 milidetik =
1.000.000 mikrodetik, maka dari table II.6 tidak ada satupun yang
memenuhi hal tersebut sehingga yang dilakukan adalah pengulangan
kerja timer agar mendapatkan total 1.000.000 mikrodetik. Untuk lebih
jelasnya penulis akan menerangkan pada bab perencanaan.
41
c. Mode 2
Gambar 2.13
Timer/Counter Mode 2 : 8 bit Auto Reload
Pada mode ini register timer berfungsi sebagai counter 8 bit
(TL1) dengan isi ulang otomatis seperti ditunjukkan pada gambar II.7.
Overflow dari TL1 tidak hanya men-set TF1, tetapi juga mengisi ulang
TL1 dengan isi TH1, yang ditentukan dengan software. Proses isi
ulang ini tidak mengakibatkan isi TH 1 berubah. Mode 2 ini untuk
Timer/Counter 0 sama dengan Timer/Counter 1
d. Mode 3
Gambar 2.14
Timer/Counter mode 3 : 2 Counter 8 bit
Timer 1 pada Mode 3 tidak menghitung sama sekali, sama seperti
men-set TR1 = 0. Timer 0 pada mode 3 menjadikan TL0 dan TH0
sebagai 2 counter yang terpisah. Cara kerja Timer 0 pada Mode 3 ini
ditunjukkan gambar II.7. TL0 menggunakan bit kontrol Timer 0 : C/T,
GATE, TR0, INT0, dan TF0. TH0 berfungsi sebagai timer yang
menghitung siklus mesin dan mengambil alih kontrol TR1 dan TF1
42
dari Timer 1. Jadi TH0 sekarang mengontrol interupt Timer 1. Mode 3
ini digunakan untuk aplikasi yang membutuhkan sebuah timer.
2.11.4 Konfigurasi Kaki Mikrokontroler AT89S52
1
2
3
4
5
6
7
8
10
11
12
13
14
15
16
17
9
18
19
20
P 1.0
P 1.1
P 1.2
P 1.3
P 1.4
P 1.5
P 1.6
P 1.7
P 0.0 (AD0)
P 0.1 (AD1)
P 0.2 (AD2)
P 0.3 (AD3)
P 0.4 (AD4)
P 0.5 (AD5)
P 0.6 (AD6)
P 0.7 (AD7)
P 3.0 (RXD)
P 3..1 (TXD)
P 3.2 (INT0)
P 3.3 (INT1)
P 3.4 (T0)
P 3.5 (T1)
P 3.6 (WR)
P 3.7 (RD)
P 2.0 (A8)
P 2.1 (A9)
P 2.2 (A10)
P 2.3(A11)
P 2.4 (A12)
P 2.5 (A13)
P 2.6 (A14)
P 2.7 (A15)
RST
EA/VPP
ALE/PROG
PSEN
XTAL2
XTAL1
VCC
39
38
37
36
35
34
33
32
21
22
23
24
25
26
27
28
31
30
29
40
GND
AT89S52
Gambar 2.1519
Konfigurasi Pin-pin Pada Mikrokontroler AT89S52
a. Pin 1 – 8
Ini adalah port 1 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit dua arah.
Dengan internal pull up yang dapat digunakan untuk berbagai
keperluan. Pada port ini juga digunakan sebagai saluran alamat pada
saat pemrograman dan verifikasi.
b. Pin 9
Merupakan masukan reset (aktif tinggi), pulsa transisi dari rendah
ke tinggi akan mereset mikrokontroler ini.
19
Data Sheet ATMEL Mikrokontroler AT89C51, hal 2
43
c. Pin 10 – 17
Ini adalah port 3 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit dua arah
dengan internal pull up yang memiliki fungsi pengganti. Selain itu
sebagian dari port 3 dapat berfungsi sebagai sinyal kontrol pada saat
proses pemrograman dan verifikasi.
d. Pin 18 dan 19
Ini merupakan masukan ke penguat osilator berpenguat tinggi.
Pada mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang
diperlukan pada serpih yang sama (on chip) kecuali rangkaian kristal
yang mengendalikan frekuensi osilator. XTAL 1 sebagai input
inverting osilator amplifier dan input ke rangkaian internal clock
sedangkan XTAL 2 merupakan output inverting osilator amplifier.
e. Pin 20
Merupakan ground sumber tegangan yang diberi simbol GND
f. Pin 21 – 28
Ini adalah port 2 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit dua arah
dengan internal pull up. Saat pengambilan data dari program memori
eksternal atau selama mengakses data memori eksternal yang
menggunakan alamat 16 bit, port 2 berfungsi sebagai saluran/bus
alamat tinggi. Sedangkan pada saat mengakses ke data memori
eksternal yang menggunakan alamat 8 bit, port 2 mengeluarkan isi dari
port 2 pada SFR (Register Fungsi Khusus).
g. Pin 29
Program Store Enable (PSEN) merupakan sinyal pengontrol
untuk mengakses program memori eksternal masuk ke dalam bus
selama proses pemberian/pengambilan instruksi.
h. Pin 30
Address Latch Enable (ALE)/PROG merupakan penahan alamat
memori eksternal (pada port 1) selama mengakses ke memori
eksternal. Pena ini juga sebagai pulsa/sinyal input pemograman
(PROG) selama proses pemrograman.
44
i. Pin 31
Eksternal Access Enable (EA) merupakan sinyal kontrol untuk
pembacaan memori program. Apabila diset rendah (L) maka
mikrokontroler akan melaksanakan seluruh instruksi dari memori
program eksternal, sedangkan apabila diset tinggi (H) maka
mikrokontroler akan melaksanakan instruksi dari memori program
internal ketika isi program counter kurang dari 4096. Ini juga berfungsi
sebagai tegangan pemrograman (Vpp: +12 V) selama proses
pemrograman.
j. Pin 32 – 39
Ini adalah port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open
kolektor, dapat juga digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah
dan bus data selama adanya akses ke memori program eksternal. Pada
saat proses pemrograman dan verifikasi port 0 digunakan sebagai
saluran/bus data. Eksternal pull up digunakan selama proses verifikasi.
k. Pin 40
Merupakan positif sumber tegangan yang diberi simbol VCC
2.12
Transistor
Transistor merupakan komponen elektronik yang terbuat dari bahan semi
konduktor yang terdiri dari tiga bagian, yaitu basis, kolektor dan emiter. Menurut
jenisnya transistor dibedakan menjadi dua yaitu PNP dan NPN.
Pada gambar II.15 di bawah ini transistor dapat disamakan dengan dua
buah dioda yang dipasang secara bertolak belakang, karena transistor mempunyai
dua buah junction, yang pertama adalah antara emiter dengan basis dan yang
kedua adalah antara basis dengan kolektor.
45
C
B
C
B
PNP
E
NPN
E
Gambar 2.16
Simbol Transistor
2.12.1 Karakteristik Transistor
Untuk dapat mengetahui karakteristik dari transistor, haruslah
diketahui terlebih dahulu mengenai jalannya arus dari transistor, seperti yang
terlihat pada gambar 2.17
Gambar 2.1720
Jalan Arus Transistor NPN
Berdasarkan hukum Kirchoff, maka dapat diketahui nilai arus adalah :
IE = IC + IB……………………………………………….(2.3)
Salah satu keunggulan dari transistor adalah, nilai arus yang terjadi
pada kolektor lebih besar dari arus yang terdapat pada basis, penguatan arus
(ßdc), merupakan penentu perbedaan dari kedua arus ini, yaitu :
β dc =
IC
..............................................................................( 2.4)
IB
Sifat-sifat dari transistor dapat diketahui setelah melihat gambar 2.18
berikut ini:
20
Albert Paul Malvino, Prinsip Dasar elektronika, hal 161
46
Gambar 2.1821
Rangkaian Common Emiter
Pada gambar dapat diketahui nilai arus basis berdasarkan Hukum Ohm,
IB =
VBB − VBE
........................................................................( 2.5)
RB
Dan dengan Hukum Tegangan Kirchoff dapat diketahui,
VCE = VCC – (IC.RC)……………………………………........(2.6)
Untuk dapat mengetahui dimana daerah kerja transistor, maka dibuat
garis beban pada grafik daerah kerja transistor. Garis beban ini memotong
sumbu vertikal IC dan sumbu horizontal VCE.
Garis beban yang mengenai kurva IB = IB (sat) dan VCE = 0 Volt
merupakan daerah saturasi transistor, sedangkan garis beban yang mengenai
kurva IB = 0 dan VCE = VCC adalah daerah cutoff transistor.
Gambar 2.1922
Garis Beban Daerah Kerja Transistor
21
22
Ibid, hal 162
Ibid, hal 168
47
2.12.1.1
Transistor Dalam Keadaan Saturasi
Gambar 2.20
Rangkaian Transistor Dalam Keadaan Saturasi
Pada transistor jenis NPN, apabila dioda basis-emiter dan dioda
basis-kolektor mendapat bias maju, maka arus dapat mengalir dari
kolektor ke emiter. Pada keadaan ini transistor berada dalam daerah
saturasi dan tegangan antara kolektor dengan emiter (VCE) dapat
dianggap nol. Dalam kondisi ini, transistor dianggap seperti sebuah
saklar tertutup.
Besarnya arus yang mengalir menuju kolektor saat saturasi adalah :
IC =
VCC − VCE
........................................................................(2.7)
RC
Karena VCE = 0, maka besarnya arus koletor dapat dinyatakan :
IC =
2.12.1.2
VCC
....................................................................................(2.8)
RC
Transistor Dalam Keadaan Cutoff
Gambar 2.21
Rangkaian Transistor Dalam Keadaan Cutoff
48
Pada transistor jenis NPN, apabila basis lebih negatif dari
emiter maka arus tidak akan mengalir dari kolektor menuju ke emiter.
Pada keadaan ini transistor berada dalam daerah cutoff dan dapat dianggap
sebagai saklar terbuka.
Tegangan antara kolektor dan emiter saat cutoff adalah :
VCE = VCC – (IC . RC) ………………………………….….(2.9)
Pada saat transistor cutoff, tidak ada arus bocor yang mengalir
melalui beban RC kecuali arus bocor yang sangat kecil (IC ≈ 0), sehingga
besarnya IC dapat diabaikan dan besarnya tegangan antara kolektor-emiter
(VCE) adalah:
VCE = VCC………………………………………………….(2.10)
2.12.2 Transistor Sebagai Saklar
Transistor yang berfungsi sebagai saklar, jika beroperasi pada keadaan
cut off maka transistor identik dengan saklar terbuka, sedangkan transistor
pada keadaan saturasi identik dengan saklar tertutup. Transistor sebagai saklar
terbuka seperti pada gambar 2.22, apabila basis mendapat tegangan < 0,7 Volt
diperlihatkan pada gambar di bawah ini :
VCC
RC
VBB
VCC
RC
VCC
RC
RB
(a)
(b)
(c)
Gambar 2.2223
(a). Transistor Sebagai Saklar
(b). Transistor Dalam Keadaan Terbuka
(c). Transistor Dalam Keadaan Tertutup
23
Albert Paul Malvino, Ph.D. Prinsip-prinsip Elektronika Hal 128
49
2.13
Dioda Empat Lapis
Dioda empat lapis jarang sekali dipakai , namun kita perlu juga mengenal
guna. Untuk mempermudah pengertiannya kita harus mengerti tentang thyristor
dan triac.
Rangkaian dioda empat lapis seperti gambar II tegangan maju ( anoda
kepada + baterai , katoda – baterai ).
a. Mula – mula kita beri E = 0, kemudian secara berangsur kita besarkan
tegangannya. D1 dan D3 menghantar sedangkan D2 menyumbat , jadi
tegangan jepit sepenuhnya terdapat pada D2.
b. Kalau E kita naikkan terus, maka pada suatu saat D2 akan tertembus
( break – over ). Dimana tegangan ini dapat disebut juga tegangan tembus
( VBO ). Harga VBO adalah 20 – 220 Volt.
c. Setelah dioda tertembus, maka D2 akan berlawanan arah sehingga
tegangan turun hingga beberapa Volt saja. Tegangan ini dapat kita sebut
juga dengan tegangan genggam, Vh ( Hold Voltage )
d. Dioda akan tetap menghantar,selama kuat tidak turun dan lebih kecil dari
harganya. Jika arus berkurang dari harga minimum ini, maka dioda pun
akan oadam ( berhenti menghantarkan ). Arus minimum yang masih
membolehkan dioda menghantarkan yang disebut dengan Arus genggam,
Ih ( Hold Current ).
+
A
E
K
Gambar 2.23 24
Simbol Dioda Empat Lapis dalam sirkuit arus rata
24
Malvino,Albert Paul”Prinsip – prinsip Elektronika”,Edisi III,Jilid 2,Penerbit Erlangga,Jakarta
1991,Hal 262 dan Teknik Thyristor,Hal 191
50
2.13.1Diac25
Diac adalah salah satu jenis bidirectional thyristor. Rangkaian ekivalen
diac adalah meruoakan dua buah dioda empat lapis yang disusun berlawanan
arah
Gambar 2.24
Simbol Diac
Apabila latch tersebut sudah tertutup maka hanya ada satu jalan untuk
membukanya, yaitu dengan mengurangi arus latch sehingga dibawah nilai
holding currentnya. Gambar 2.24 yang menunjukkan simbol – simbol yang
sering digunakan untuk menyatakan suatu diac.
Diac dapat dianggap sebagai dua dioda empat lapis yang dijajarkan
secara anti – paralel. Karena simetrik, maka terminalnya tidak diberi nama,
jadi dapat dipasang dalam sirkuit secara sembarang.
Diac dipakai untuk :
a) Mengatur daya dengan tanpa menimbulkan kerugian
b) Menyulut thyristor
Cara –cara penggunaan daya dengan menggunakan Diacadalah sebagai
berikut :
Lihat gambar 2.25 : diac dan beban RBb berderet diberi tegangan dari
PLN V1 = 220 V. Deretan dalam sirkuit ini mendapat tegangan dari trafo (V2).
Tegangan Trafo V2 ini diambil dari supply PLN (yang sudah diolah).
Tegangan dapat digeserkan dengan suatu rangkaian kemudi.
25
Malvino,Albert Paul”Prinsip – prinsip Elektronika”Edisi III,Jilid 2,Penerbit Erlangga,Jakarta
1991,Hal 271 dan Teknik Thyristor,Hal 192 – 194
51
Gambar 2.25
Diac berderet dengan bebandan juga dengan tegangan kemudi
Karakteristik Diac type ER 900 ( transistor )
Daya ( power ) : 150 m Watt
VBO = 32 Volt
Arus – Denyut : 1 A (200u detik , 200 Hz)
Arus Hantaran = 0,4 ma
Gambar 2.26
Pulsa pada Diac
Lihat gambar 2.26 : Dimana VBO = tegangan tembus diac, amplitudo
V1<VBO, karna itut tegangan PLN tidak mencuat diatas tegangan VBO. Jadi
andaikan tegangan V2 tidak ada, maka diac tidak akan dapat menghantar dan
kepada RBb pun tidak diberikan daya.
Apabila tegangan trafo dinaikkan maka tegangan akan mencuat diatas
VBO dan menyala (menghidupkan) diac. Kalau diac menghantarkan, maka ia
pun bertingkah sebagai hubungan singkat. Jadi sesudah dinyalakan,maka
tegangan terdapat pada
RBb
yang dimana RBb akan mendapat daya.Diac akan
52
padam kembali, kalau tegangan melintasi 0. Tegangan pada diac adalah bagian
– bagian yang diarsir, bagian putih adalah tegangan yang ada pada RBb. Daya
di RBb dapat diatur dengan cara menggeserkan gelombang ke kiri dan ke
kanan.
2.13.2 Triac
Triac merupakan salah satu komponen elektronika yang termasuk
dalam kelompok thyristor dua arah. Oleh karena itu triac banyak di gunakan
dalam pensaklaran isyarat dan daya. Pada dasarnya triac adalah dua buah SCR
(Silicon Controlled Rectiffer) yang terhubung secara pararel dalam arah yang
berlawanan.
Karena sebuah triac merupakan dua buah SCR yang parallel namun
berlawanan arah, maka sebuah triac akan dapat mengontrol arus listrik dalam
dua arah. Hal inilah yang memungkinkan
triac dapat di gunakan untuk
mengontrol daya pada beban yang menggunakan arus bolak – balik (AC).
Symbol skematiknya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
A1
G
A2
Gambar 2.27
Simbol skematik Triac
Untuk membuat triac menghantarkan arus adalah dengan menerapkan
trigger positif pada SCR yang sedang mendapat bias maju pada triac. Sekali di
picu maka SCR yang bersangkutan akan tetap menghantar walaupun sinyal
pemicu telah di lepaskan, satu – satunya cara untuk membuat SCR tersebut
berhenti menghantar adalah dengan cara low current drop out yakni dengan
membuat arus melalui SCR tersebut turun melampaui arus genggamnya
(holding current). Hal itu dapat dilakukan dengan membuat tegangan
53
anodanya turun menjadi nol volt atau dengan membalik polaritas pada
terminal anoda dan katodanya. Sebuah triac akan dapat di aktifkan dengan
cara memberikan pemicuan positif pada gatenya, dan besarnya tegangan
pemicuan triac tersebut tertera dalam lembaran data spesifikasi triac tersebut.
2.14
Optoisolator
Optocoupler atau optoisolator merupakan gabungan antar led dengan foto
detector dalam satu kemasan. Optocoupler mempunyai led pada sisi input atau
masukannya dan foto dioda pada sisi out put atau keluarannya. Kelebihan dari
optocoupler ini adalah pemisahan secara fisik antara rangkaian input dan out
putnya hanya seberkas cahaya. Pengertian yang lain dari sedikitnya satu emitter
(berfungsi sebagai pemancar cahaya) yang mengkopel secara optik suatu foto
detector melalui medium atau ruang yang terisolasi. Emitter atau pemancar cahaya
itu berupa led, dioda, foto transistor, foto triac.
Teori yang akan di bahas ini adalah optocoupler yang menggunakan
masukan atau input led yang menggerakan keluaran berupa transistor terlihat
seperti pada gambar
Gambar 2.28
Lambang skematik Optocoupler
Pada dioda yang diberi tegangan maju, electron-elektron bebas melintasi
persambungan dan jauh kedalam lubang. Pada saat electron jatuh dari tingkat
energi yang lebih tinggi ke tingkat energi yang lebih rendah, ia akan
memancarkan energi. pada dioda biasa energi ini keluar dalam bentuk panas,
tetapi pada dioba pemancar cahaya, energi tersebut memancar cahaya.
54
Sedangkan foto tansistor ini setelah mendapat bias dari led, ia akan bekerja
sesuai dengan cara kerja transistor.
2.15
LCD
Telah tersedia beragam ukuran LCD, mulai dari 1 baris kali 16 karakter
sampai 4 baris kali 24 karakter. Setiap karakter terdiri dari 5x8 atau 5x10 titik,
sehingga yang dapat ditampilkan bukan hanya angka desimal, tetapi juga huruf
latin dan lambang lainnya termasuk beberapa huruf kanji.
Untuk berkomunikasi dengan modul LCD ini, mikrokontroller hanya
membutuhkan 7 atau 11 pin input/output, berapapun ukuran LCDnya.
Tabel 2.5 memperlihatkan fungsi pin pada konektor antara LCD dengan
sistem prosesor. Kolom pertama adalah nomor pin pada konektor tsb, kolom
kedua adalah simbol atau nama pin tsb, kolom ketika adalah level digital untuk
mengaktifkannya, yaitu 0 atau LOW, 1 atau HIGH dan 1 → 0 atau peralihan dari
HIGH ke LOW. Kolom keempat adalah arah komunikasi, yaitu sebagai Input,
Output atau Bidirectional (dua arah). Sedangkan kolom kelima adalah keterangan
fungsi pin tsb.
Dari 14 pin tsb, 8-pin di antaranya digunakan untuk menerima dan
mengirimkan data dari dan ke LCD, yaitu pin DB0 – DB7. Sedangkan 3-pin
lainnya digunakan untuk kendali operasi. Pin RS digunakan oleh sistem prosesor
untuk memberi tahu LCD, apakah informasi biner yang diletakkan di DB0 – DB7
merupakan instruksi atau data. Jika RS = LOW, berarti informasi biner tsb adalah
instruksi, tetapi jika RS = HIGH berarti informasi biner tsb adalah data. Pin R/W
digunakan oleh sistem prosesor untuk memberitahu LCD, apakah prosesor ingin
mengirim (R/W = LOW) atau membaca (R/W = HIGH) data dari LCD. Pin E
digunakan oleh sistem prosesor untuk memberitahu LCD agar mulai memproses
sinyal yang diberikan oleh prosesor, ditandai dengan peralihan kondisi pin E dari
HIGH menjadi LOW.
Khusus untuk pin DB7, selain untuk transfer informasi biner, pin ini juga
dapat berfungsi untuk memberitahu sistem prosesor bahwa LCD masih sibuk,
belum siap menerima instruksi berikutnya. Jika prosesor mengirimkan perintah
55
‘Get LCD status’, maka setelah itu prosesor harus menunggu kabar dari pin DB7,
jika DB7 = LOW berarti LCD tidak dalam keadaan sibuk, siap menerima perintah
atau data berikutnya.
Tabel 2.5
Fungsi pin konektor LCD
1
2
3
4
5
Symbol
Level
I/O
Function
1
Vss
-
-
Power supply (GND)
2
Vcc
-
-
Power supply (+5V)
3
Vee
-
-
Contrast adjust
4
RS
0/1
I
0 = Instruction input
1 = Data input
5
R/W
0/1
I
6
E
1, 1->0
I
Enable signal
7
DB0
0/1
I/O
Data bus line 0 (LSB)
8
DB1
0/1
I/O
Data bus line 1
9
DB2
0/1
I/O
Data bus line 2
10
DB3
0/1
I/O
Data bus line 3
11
DB4
0/1
I/O
Data bus line 4
12
DB5
0/1
I/O
Data bus line 5
13
DB6
0/1
I/O
Data bus line 6
14
DB7
0/1
I/O
Data bus line 7 (MSB)
Pin number
0 = Write to LCD module
1 = Read from LCD module
56
2.16
Keypad
Pada rangkaian keypad terdiri dari colom dan baris yang akan terhubung
jika ada salah satu tombol yang ditekan, dapat dilihat pada rangkaian dibawah
.
1
B1
2
3
4
5
6
7
8
B2
9
B3
*
0
#
B4
C1
C2
C3
Gambar 2.29
Konstruksi keypad 3 x 4
Gambar 2.30
Bentuk fisik keypad
Dapat dilihat pada gambar diatas apabila kita menekan salah satu tombol
maka antara colom dan baris akan saling berhubungan. Misalnya pada tombol satu
ditekan maka pada kolom satu dan baris satu akan saling berhubungan. Disini
keypad berfungsi untuk memberikan masukan data dalam pada mikro,yang
berfungsi sebagai penentuan waktu yang dipakai dalam penyinaran.
57
2.17
Operational Amplifier
Penguat operasional (op-amp) adalah piranti solid state yang mampu
mengindera dan memperkuat sinyal masukan DC maupun AC. Op-Amp IC yang
khas terdiri atas tiga rangkaian dasar yakni penguat differensial impedansi
masukan tinggi, penguat tegangan penguatan tinggi, dan penguat keluaran
impedansi rendah (biasanya pengikut emiter push pull). Op-Amp lazimnya
memerlukan catu daya positif dan catu daya negatif, karena demikian tegangan
keluarannya akan dapat berayun positif atau negatif terhadap ground. Parameter
dan karakteristik op-amp adalah sebagai berikut :
1.
Mempunyai penguat tak terhingga, yaitu jika terjadi sedikit saja
perubahan pada terminal masukannya akan menyebabkan perubahan
yang besar pada keluarannya.
2.
Impedansi masukan tak terhingga, yaitu dengan tegangan inputan
yang sekecil apapun sudah dapat membuat perubahan pada output
Op-Amp tersebut.
3.
Impedansi keluaran sama dengan nol, artinya bahwa apabila keluaran
diberi beban, maka tegangan keluarannya tetap.
4.
Tanggapan frekuensi tidak terhingga, maka dapat menerima frekuensi
berapa pun harganya.
5.
Tidak ada tegangan offset, yaitu apabila masukannya berharga nol,
maka keluarannya jadi nol juga.
6.
Tidak terpengaruhi oleh perubahan suhu.
58
2.17.1 Op Amp sebagai Comparator
Op amp sebagai comparator adalah membandingkan kedua
masukan dimana salah satu masukannya menjadi tegangan referensi (Vref)
dan tegangan yang lain disebut dengan tegangan input (Vin).
Tegangan Vin dapat berada pada kaki inverting ataupun
noninveritng, begitu pula dengan tegangan referensi.
Tegangan output dari Op Amp ini merupakan selisih dari tegangan
input dengan tegangan referensi. Dimana nilai output dari rangkaian
comparator ini akan bernilai saturasi positip / saturasi negatip. dapat
diberikan contoh
•
Op amp sebagai komparator dengan masukan pada kutub inverting
Bila tegangan msukan berada diatas tegangan referensi, maka
tegangan keluaran akan menyamai tegangan saturasinya (negative).
Bila tegangan masukan berada di bawah tegangan referensinya,maka
tegangan keluaran akan menyamai tegangan saturasinya (positip).
•
Op amp sebagai komparator dengan masukan pada kutub
noninverting.
Bila tegangan masukan berada diatas tegangan referensinya, maka
tegangan keluarannya akan menyamai tegangan saturasinya (positip).
Bila tegangan masukan berada dibawah tegangan referensinya, maka
tegangan keluarannya akan menyamai tegangan saturasinya (negative).
59
2.18
LDR Sebagai Sensor26
Resistor jenis lainnya adalah Light Dependant Resistor (LDR). Resistansi
LDR akan berubah seiring dengan perubahan intensitas cahaya yang mengenainya
atau yang ada disekitarnya. Dalam keadaan gelap resistansi LDR sekitar 10MΩ
dan dalam keadaan terang sebesar 1KΩ atau kurang. LDR terbuat dari bahan
semikonduktor seperti cadmium sulfide. Dengan bahan ini energy dari cahaya
yang jatuh menyebabkan lebih banyak muatan yang dilepas atau arus listrik
meningkat. Artinya resistansi bahan telah mengalami penurunan.
Namun perlu juga diingat bahwa respon dari rangkaian transistor akan
sangat tergantung pada nilai LDR yang digunakan. Lebih tinggi nilai tahanan nya
akan lebih cepat respon rangkaian.
Akan lebih mudah mengatur respon rangkaian bila kita menggunakan OP
Amp sebagai penguat atau saklar pada rangkaian LDR. Kita bias gunakan
berbagai jenis OP-Amp yang tersedia.
Tergantung pada aplikasi rangkaian yang akan kita rakit. Apakah
keluaran OP Amp akan tinggi saat LDR tidak mendapat cahaya atau sebaliknya.
Dapat digunakan rangkaian dasar OP-AMP inverse atau non inverse.
Dengan sifat LDR yang demikian, maka LDR biasa digunakan sebagai
sensor cahaya. Contoh penggunaannya adalah pada lalmpu taman dan lampu di
jalan yang bisa menyala pada malam hari dan bisa padam pada siang hari secara
otomatis.
26
http://elektronika.blogspot.com
Download