MSDM

advertisement
-i-
Manajemen Sumber Daya Manusia
--Yogyakarta: LeutikaPrio, 2016
iv + 278 hlm ; 14,8x21 cm
Cetakan Pertama, Januari 2016
Penulis
Desain Sampul
Tata Letak
: Salmiaty Taty
: Cynthia
: Adjie
Jl. Wiratama No. 50, Tegalrejo,
Yogyakarta, 55244
Telp. (0274) 625088
www.leutikaprio.com
email: [email protected]
Hak cipta dilindungi oleh undang-undang.
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini
tanpa izin dari penerbit.
ISBN 978-602-225-XXX-X
Dicetak oleh PT Leu ka Nouvalitera
Isi di luar tanggung jawab percetakan.
- ii -
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1
A. Penger an Manajemen Sumber Daya Manusia ....................... 1
B. Tujuan Manajemen SDM .......................................................... 9
C. Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia............................. 17
D. Pen ngnya Manajemen Sumber Daya Manusia ..................... 18
E. Pendekatan Manajemen Sumber Daya Manusia .................... 20
F. Konsep Manajemen SDM ....................................................... 20
G. Prak k Pengelolaan SDM ........................................................ 22
H. Perkembangan Manajemen SDM ........................................... 23
I. Masalah SDM .......................................................................... 23
J. Tantangan Manajemen SDM................................................... 28
BAB II MOTIVASI KERJA ................................................................ 35
A. Teori Mo vasi ......................................................................... 36
B. Ganjaran Sebagai Mo vasi...................................................... 50
C. Hubungan Desain Pekerjaan dengan Mo vasi........................ 54
D. Hubungan Mo vasi dengan Sistem Upah ............................... 62
E. Sistem Balas Jasa Yang Efek f Untuk Memo vasi Pekerja ...... 66
F. Pengembangan Inseni dalam Memo vasi Pekerja ............... 75
- iii -
BAB III PERAN PERENCANAAN STRATEGI MSDM......................... 81
A. Penger an Perencanaan Strategi MSDM ................................ 82
B. Langkah-Langkah Perencanaan Strategis ................................ 87
C. Tingkatan Perencanaan Strategis ........................................... 88
D. Penentuan Isu-Isu SDM ........................................................... 88
E. Konteks Strategis MSDM ......................................................... 92
F. Perumusan Strategi MSDM ..................................................... 96
BAB IV A PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN MANAJEMEN
SUMBER DAYA MANUSIA MEMASUKI DUNIA BISNIS ................ 103
A. Pendahuluan ......................................................................... 105
B. Bersaingmelalui Globaliasi .................................................... 113
C. Tujuan Administrasi .............................................................. 115
D. Tujuan Pengembangan ......................................................... 115
E. Bersaing Melalui Kesinambungan Usaha .............................. 128
F. Bersaing Melalui Teknologi .................................................. 175
BAB IV B MEMASUKI DUNIA BISNIS ........................................... 197
A. Pengantar .............................................................................. 199
B. Hubungan Antara Pengembangan, Pela han, dan Karier ..... 201
C. Bersaing Melalui Globalisasi ................................................. 248
D. Bersaing Melalui Kesinambungan Usaha .............................. 257
- iv -
BAB I
PENDAHULUAN
A. PENGERTIAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen sumber daya manusia (MSDM) merupakan
salah satu bidang dari manajemen umum yang melipu segi-segi
perencanaan, perorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian.
Proses ini terdapat dalam fungsi/bidang produksi, pemasaran,
keuangan, maupun kepegawaian. Karena sumber daya manusia
(SDM) dianggap semakin pen ng peranya dalam pencapaian tujuan
perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil peneli an dalam
bidang SDM dikumpulkan secara sistema s dalam apa yang disebut
manajemen sumber daya manusia. Is lah “manajemen” mempunyai
ar sebagai kumpulan pengetahuan tentang bagaimana seharusnya
memanage (mengelola) sumber daya manusia.
Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan
yang dihadapi manajemen bukan hanya terdapat pada bahan
mentah, alat-alat kerja, mesin-mesin produksi, uang dan lingkungan
kerja saja, tetapi juga menyangkut karyawan (sumber daya manusia)
yang mengelola faktor-faktor produksi lainya tersebut. Namun, perlu
diingat bahwa sumber daya manusia sendiri sebagai faktor produksi,
sseper halnya faktor produksi lainnya, merupakan masukan (input)
-1-
yang diolah oleh perusahaan dan menghasilkan keluaran (output).
Karyawan baru yang belum mempunyai keterampilan dan keahlian
dila h, sehingga menjadi karyawan yang terampil dan ahli. Apabila
dia dila h lebih lanjut serta diberikan pengalaman dan mo vasi,
dia akan menjadi karyawan yang matang. Pengolahan sumber daya
manusia inilah yang disebut manajemen SDM.
Makin besar suatu perusahaan, makin banyak karyawan
bekerja di dalamnya, sehingga besar kemungkinan mbulnya
permasalahan di dalamnya, dan permasalahan manusianya. Banyak
permaasalahan manusiawi ini tergantung pada kemajemukan
masyarakat di mana para karyawan itu berasal. Makin maju suatu
masyarakat, makin banyak permasalahan. Makin nggi kesadaran
karyawan akan hak-haknya, makin banyak permasalahan yang
muncul. Makin beragam nilai yang dianut para karyawan, maka
banyak konflik yang berkembang.
Penanganan semua persoalan tersebut sangat tergantung pada
ngkat kesdaran manjemen terhadap pen ngnya sumebr daya
manusia dalam pencapaian tujuan perusahaan. Kita dapat melihat
adanya perbedaan antar perusahaan dalam penyediaan waktu,
biaya, dan usaha dalam pengelolaan SDM.
Dalam perkembanganya kita melihat bahwa sampai dengan
akhir abad ke-20 hampir semua negara di dunia terlibat dengan
isu ekonomi, teknologi dan keamanan, dan sekaligus merupakan
masalah yang di kembangkan di seluruh dunia. Memasuki abad ke21 atau yang dikenal juga dengan era globalisasi, sebagai era tanpa
batas yang tercemin dengan adanya kebebasan dalam berusaha,
kebebasan dalam berpendapat, dan dalam bersaing, prak s dak
ada lagi batas antarsatu negara dengan negara lain. Kebebasan
berusaha sudah menjadi tuntutan semua masyarakat di seluruh
dunia. Keberadaan manejemen SDM sangat pen ng bagi perusahaan
dalam mengelola, mengatur, mengurus, dan menggunakan SDM
sehingga dapat berfungsi secara produk f, efek f, dan efisien untuk
mencapai tujuan perusahaan.
-2-
Dengan demikian manajemen sebagai ilmu dan seni mengatur
proses pendayagunaan sumber daya lainnya secara efisien, efek f,
dan produk f merupakan hal yang paling pen ng untuk mencapai
tujuan tertentu. Selain itu manajemen juga untuk mencapai suatu
tujuan melalui kegiataan orang lain, ar nya tujuan dapat dicapai
bila dilakukan oleh satu orang atau lebih. Dalam manajemen
sumber daya manusia, karyawan adalah kekayaan (asset) utama
perusahaa, sehingga harus dipelihara dengan baik. Manajemen
SDM menggunakan pendekatan modern dan kajiannya secara
makro. Faktor yang menjadi perha an dalam manajemen SDM
adalah manusianya itu sendiri. Saat ini sangat disadari bahwa
SDM merupakan masalah perusahaan yang paling pen ng,
karena dengan SDM menyebabkansumber daya yang lain dalam
perusahaan dapat berfungsi/dijalankan. Di samping itu SDM dapat
menciptakan efisiensi, efek vitas dan produk vitas perusahaan.
Melalui SDM yang efek f mengharuskan manajer atau pimpinan
dapat menemukan cara terbaik dalam mendayagunakan orangorang yang ada dalam lingkungan perusahaannya agar tujuantujuan yang diinginkan dapat dicapai.
Manajemen SDM merupakan sistem yang terdiri dari banyak
ak vitas interdependen (saling terkait satu sam lain). Ak vitas
ini dak berlangsung menurut isolasi; yang jelas se ap ak vitas
mempengaruhi SDM lain. Misalnya keputusan buruk menyangkut
kebutuhan staffing bisa menyebabkan persoalan ketenagakerjaan,
penempatan, kepatuhan sosial, hubungan serikat buruhmanajemen, dan kompensasi. Bila ak vitas SDM dilibatkan secara
keseluruhan, maka ak vitas tersebut membantu sistem manajemen
SDM perusahaan. Perusahaan dan orang merupakan sistem terbuka
karena mereka dipengaruhi oleh lingkungannya. Manajemen SDM
juga merupakan sistem terbuka yang dipengaruhi oleh lingkungan
luar.
Kemajuan yang dicapai dalam beberapa bidang, baik ekonomi,
budaya, pengetahuan, pendidikan, hukum, poli k maupun
-3-
pembangunan sudah dapat dipas kan akan menimbulkan berbagai
rintangan serta kendala yang beraneka ragam, dan semakin
kompleks kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara. Dengan
adanya berbagai rintangan dan kendala ini maka manajemen
sumber daya dirasakan pen ng bagi suatu perusahaan, sehingga
mampu menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dihadapi
ataupun yang mungkin akan muncul dikemudian hari.
Dalam era globalisasi, isu yang paling banyak dikembangakan
adalah isu persaingan global. Ar nya, isu utama era globalisasi adalah
kebebasan berusaha yang kemudian dipacu dengan persaingan
bebas yang dak ada lagi batasanya dalam suatu wilayah atau
negara tertentu. Kebebasan berusaha ini telah menjadi tuntutan
dan kebutuhan masyarakat dunia dari strata manapun mereka
berada. Dengan demikian, dalam era persaingan bebas ini peran
pemerintah semakin berkurang terutama dalam perekonomian
dengan berbagai proteksi baik pada badan usaha milik swasta
maupun badan usaha milik negara. Persaingan global yang diawali
pada abad milenium yang secara bertahap mulai dilaksanaan pada
permulaan adab kedua puluh satu pada negara-negara kawasan Asia
Tenggara, Asia Pasifik sampai akhirnya dapat diberlakukan secara
internasional. Pelaksanaan era tanpa batas ini telah disepaka oleh
para pemimpin negara maju dan negara berkembang termasuk
Indonesia.
Dalam berbagai kegiatan se ap negara telah siap dan mulai
melaksanakan serta memperbaiki berbagai infrastruktur ekonomi
yang diperlukan untuk dapat memperkuat posisi negara dan pelaku
ekonominya agar dapat bersaing di pasaran global. Salah satu
persoalan pen ng yang perlu diperbaiki adalah kualitas sumber
daya manusia, baik secara mikro yaitu perbaikan manajemen SDM
dalam perusahaan yang terlibat dalam persaingan global, serta
secara makro yaitu perbaikan angkatan kerja dalam skala nasional.
Alasan utama perbaikan kualitas SDM dalam perusahaan
terutama karena peran strategis SDM sebagai pelaksana dari
-4-
fungsi-fungsi perusahaan yaitu perencanaan, pengorganisasian,
manajemen staf, kepemimpinan, pengendalian, dan pengawasan
serta sebagai pelaksana operasional perusahaan seper pemasaran,
produksi, perdagangan, industri, keuangan, dan administrasi. Lebih
jelasnya lagi, kegiatan SDM yang spesifik dari masing-masing
fungsi manajemen tersebut yaitu, perencanaan : menentukan
tujuan dan standar, menetapkan sistem dan prosedur, menetapkan
rencana atau proyeksi untuk masa depan; pengorganisasian :
memberikan tugas khusus kepada se ap SDM, membangun divisi/
departemen, mendelegasikan wewenang padda SDM, menetapkan
analisis pekerjaan atau analisis jabatan, membangun komunikasi,
mengoordinasikan kerja antara atasan dengan bawahan; Manajemen
staf: menetapkan jenis atau pe SDM yang akan dipekerjakan,
merekrut calon karyawan, mengevaluasi kinerja, mengembangkan
karyawan, mela h dan mendidik karyawan; Kepemimpinan :
mengupayakan agar orang lain dapat mengerjakan pekerjaan
yang menjadi tanggung jawabnya, meningkatkan semangat kerja,
memo vasi kerja karyawan; pengendalian : menetapkan standar
pencapaian hasil kerja, standar mutu, melakukan riview atas hasil
kerja, melakukan ndakan perbaikan sesuai dengan kebutuhan;
pengawasan : melakukan audit terhadap kemungkinan adanya
ke dakcocokan dalam pelaksanaan ataupun sistem prosedur yang
berlaku, sehingga dak menimbulkan risiko yang dak baik bagi
perusahaan di masa depan.
Berhasil atau gagalnya pelaksanaan fungsi-fungsi tersebut sangat
bergantung pada sejauh mana kualitas SDM-nya. Dengan demikian
betapa pen ng peran strategis pengembangan dan peningkatan
kualitas SDM dalam perusahaan yang terus berkembang sejalan
dengan tuntutan era globalisasi. SDM yang berkualitas akan
sangat menentukan maju mundurnya bisnis perusahaan di masa
mendatang.
Mengingat pen ngnya peran SDM dalam perusahaan agar
tetap dapat “survive” dalam iklim persaingan bebas tanpa batas,
-5-
maka peran Manajemen SDM dak lagi hanya menjadi tanggung
jawab pemimpin perusahaan. Pengelolaan manajemen SDM tentu
saja harus dilaksanakan oleh pemimpin yang profesional. Dengan
demikian, manajemen SDM dapat diar kan sebagai pengelolaan
dan pendayagunaan sumber daya yang ada pada individu (pegawai/
karyawan). Oleh seorang pemimpin pengelolaan dan pendayagunaan
tersebut dikembangkan secara maksimal didalam dunia bisnis
untuk mencapai tujuan perusahaan itu secara terpadu. Selain itu
manajemen SDM juga memberikan penekanan pada kepen ngan
strategi dan proses, manajemen SDM demi kelangsungan ak vitas
perusahaan secara terus-menerus. Selain itu manajemen SDM juga
adalah rangkaian strategis, proses dan ak vitas yang didesain untuk
manunjang tujuan perusahaan dengan cara mengintegrasikan
kebutuhan perusahaan dan individu SDM-nya.
Manajemen SDM yang sebelumnya dikenal sebagai manajemen
personalia, dan perubahan nama ini menggambarkan perluasan
peran manajemen personalia dan peningkatan kesadaran bahwa
SDM adalah kunci bagi suksesnya suatu perusahaan. Seorang
manajer SDM dalam kapasitasnya sebagai staf harus bekerja sama
dengan line manajer dalam menangani berbagai masalah SDM. Para
line manajer berfungsi sebagai pendorong, memo vasi karyawan
untuk bekerja produk f dan manajer SDM berfungsi menyeediakan
tenaga kerja bagi divisi atau departemen yang dipimpin oleh line
manajer itu dengan SDM yang sesuai dengan kebutuhan divisi/
departemen tersebut.
Dalam era globalisasi yang ditandai dengan derasnya arus
informasi dan cepatnya mobilitas manusia, modal, barang dan
jasa, semakin terlihat pula sifat ketergantungan dan sekaligus
persaingan yang tajam antarbangsa. Dalam masalah angkatan
kerja,di era globalisasi ini akan terus berubah secara cepat dan
drama s. Perubahan ini akan semakin terasa beragam manakala
para perempuan, kelompok kerja minoritas, dan para pekerja tua
membanjiri angkatan kerja.
-6-
Era globalisasi yang dimulai pada abad ke-21, pada hakikatnya
merupakan tantangan bagi manajemen sumber daya manusia
karena abad ke-21 ini merupakan era persaingan SDm antar-bangsa.
Karena itu kewajiban bagi Manajemen SDM untuk meningkatan
kualitas SDM secara menyeluruh. Kualitas SDm ini melipu : kualitas
moral/spiritual, kualitas intelektual, dan kualitas fisik sehingga
mampu menghadapi tantangan masa depan.
Berbagai is lah yang digunakan untuk memperjelas penger an
manajemen sumber daya manusia (MSDM), antara lain:
1). Manajemen Sumber Daya Manusia, 2). Manajemen
Sumber Daya Insani, 3). Manajemen Personalia, 4) Manajemen
Kepegawaian, 5). Manajemen Perburuhan, 6). Manajemen Tenaga
Kerja, 7). Administrasi Kepegawaian, 8). Hubungan Industrial.
Manusia sebagai SDm keberadaanya sangat pen ng dalam
perusahaan, karena SDM menunjang perusahaan melalui karya,
bakat, krea vitas, doronganya dan peran nyata seper yang dapat
disaksikan dalam se ap perusahaan ataupun dalam organisasi,
antara lain yaitu:
1). Sebagai pengusaha, 2). Sebagai karyawan, 3). Sebagai
manajer atau pemimpin, 4). Sebagai komisaris, danSebagai pemilik
Tanpa adanya unsur manusia dalam perusahaan, dak mungkin
perusahaan tersebut dapat bergerak dan berjalan menujuyang
diinginkan. Dengan demikian SDM adalah seseorang yang siap,
mau dan mampu memberiSumbangan terhadap usaha pencapaian
tujuan organisasi. (the people who are ready:,willing able to
contribute to organiza onal goals). Selain itu, SDM juga merupakan
salah satu unsur masukan (input) yang bersama unsur lainnya,
seper : modal, bahan, mesin dan metode/tenologi diubah melalui
proses manajemen menjadi keluaran (output) berupa barang atau
jasa dalam usaha mencapai tujuan perusahaan dapat dilihat pada
Gambar 1.1.
SDM perlu dikelola secara baik dan profesional agar dapat
tercipta keseimbangan antara kebutuhan SDM dengan tuntutan
-7-
serta kemajuan bisnis peusahaan. Keseimbangan tersebut
merupakan kunci sukses utama bagi perusahaan agar dapat
berkembang dan tumbuh secara produk f dan wajar. Perusahaan
bisnis perusahaan sangat tergantung pada produk vitas tenga kerja
yang ada di perusahaan.
Gambar 1.1.
Bila pengelolaan SDM dapat dilaksanakan secara profesional,
diharapkan SDM dapat bekerja secara produk f. Pengelolaan SDM
secara profesional ini harus dimulai sejak perekrutan, seleksi,
pengklasifikassian, penempatan sesuai engan kemampuan,
penataran/pela han dan pengembangan kariernya. Dalam suatu
perusahaan, masalah di atas merupakan mutlak perlu ada. Alangkah
janggalnya jika dalam perusahaan banyak sumber daya manusia
yang sesungguhnya secara potensial memiliki kemampuan nggi,
akan tetapi dak memiliki kemampuan untuk berprestasi dalam
bekerja. Meskipun demmikian, hal ini bisa saja terjadi, mungkin
sebagai akibat jabatan yang dak sesuai, atau mungkin juga karena
lingkungan kerja yang dak menunjang, sehingga dapat membuat
seseorang kurang tenang dalam bekerja. Alangkah ruginya suatu
perusahaan yang memiliki sumber daya manusia yang berpotensi
nggi, tetapi dak mampu bekerja secara prouk f. Dengan
deminikian, sudah dapat dipas kan bahwa manusia merupakan
faktor utama sebagai modal usaha yang perlu diperha kan oleh
-8-
perusahaan. Manusia memang dilahirkan dengan seribu satu
masalah, kompleks, unik, pelik untuk dipahami, karena antarsatu
manusia berbeda dengan manusia lainnya, dak demikian halnya
bila dibandingkan dengan meisn atau peralatan kerja lainya.
Masalah yang dijumpai pada mesin, akan mudah ditanggulangi
ataupun diperbaiki, tapi masalah yang terjadi dengan manusia dak
semudah itu diperbaiki, sehingga masalah yang terjadi pada sumber
daya manusia memerlukan keahlian untuk mengatasinya.
Untuk menyelesaikan masalah-masalah yang berkaitan dengan
sumber daya manusia, dalam hal ini karyawan perusahaan perlu
menempatkan berbagai tenaga ahli antara lain dalam bidang
manejemen, hukum, dan psikologi. Tenaga ahli tersebut lazimnya
ditempatkan di Departemen SDM, sehingga dengan adanya teanaga
ahli yang memadai diperusahaan, maka dapat diciptakanlingkungan
kerja yang harmonis. Tenaga ahli ini dapat membantu dalam
penempatan SDM sesuai dengan keahlian dan kemampuanya akan
dapat meningkatkan kinerja perusahaan, memo vasi kerja SDM,
disiplin kerja, perusahaan mampu menetapkan gaji, upah serta
kompetensi lainnya secara adil sesuai dengan jabatan, keahlian,
pendidikan dan tanggung jawab. Selanjutnya prestasi kerja SDM
tersebut dievaluasi secara kon nu, selannjutnya se ap SDM diberi
kesempatan untuk mengembangkan karier serta kemampuan
secara op mal. Dengan demikian, produk vitas kerja perusahaan
dapat tercapai dan akhirnya kinerja perusahaan dapat di ngkatkan
dari waktu ke waktu.
B. TUJUAN MANAJEMEN SDM
Dengan memahami fungsi manajemen, maka akan memudahkan
pula untuk memahami fungsi manajemen SDM yang selanjutnya akan
memudahkan kita dalam mengiden fikasikan tujuann manajemen
SDM. Tujuan yang hendak diklasifikasikan adalah manfaat apa
yang akan kita peroleh dengan penerapan manajemen SDM dalam
suatu perusahaan. Tujuan manajemen SDM ialah meningkatkan
-9-
kontribusi produk f orang-orang yang ada dalam perusahaan
melalui sejumlah cara yang bertanggung jawab secara strategis,
e s, dan sosial. Tujuan ini menuntun studi dan prak k manajemen
SDM yang umumnya juga di kenal sebagai manajemen personalia.
Studi manajemen menggunakan upaya-upaya yang terkait dengan
SDM kalangan manajer operasional dan memperlhatkan bagaimana
para profesional personalia memeberikan andil atas upaya-upaya
ini. SDM mempengaruhi keberhasilan se ap perusahaan atau
organisasi. Meningkatkan andil manusia sangat pen ng, sehingga
seluruh peusahaan membentuk departemen SDM. Dikatakan
pen ng karena departemen SDM dak mengontrol banyak faktor
yang membentuk andil SDM misalnya: modal, bahan baku, dan
prosedur. Departemen ini dak memutuskan masalah strategi atau
perlakuan supervisor terhadap karyawan, meskipun departemen
tersebut jelas-jelas mempengaruhi keduanya. Manajemen SDM
mendorong para manajer dan ap karyawan untuk melaksanakan
strategi-strategi yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Untuk
mendukung para pimpinan yang mengoperasikan departemendepartemen atau unit-unit organisasi dalam perusahaan sehingga
manajemen SDM harus memiliki sasaran.
1. Sasaran manajemen SDM
Kalangan manajer dan departemen SDM berusaha untuk
mencapai tujuan mereka dengan memenuhi sasaransasaranya. Sasaran merupakan k puncak dan ndakanndakan apa yang dievaluasi. Terkadang sasaran dipikirkan
secara seksama dan diekspresikan dalam bentuk tulisan.
Sering sasaran dak dinyatakan secara formal. Melalui
kedua cara ini, sasaran membimbing fungsi prak k SDM.
Sasaran SDM dak hanya perlu mereflesikan keinginan
manajemen senior, tetapi juga harus menetralisir berbagai
tantangan dari organisasi, fungsi SDM, masyarakat, dan
orang-orang yang dipengaruhi. Kegagalan untuk berbuat
seper itu bisa merugikan kinerja, keuntungan dan bahkan
- 10 -
eksistensi perusahaan. Tantangan ini menegaskan 4 sasaran
yang rela f umum bagi manajemen SDM dan membentuk
sebuah kerangka masalah yang sering ditemui dalam
perusahaan.
a. Sasaran perusahaan
Sasaran ini untuk mengenali manajemen SDM
dalam rangka memberikan kontribusi atas efek vitas
perusahaan. Bahkan ke ka departemen SDM secara
formal didirikan untuk membantu para manajer,
mereka masih tetap bertanggung jawab atas kinerja
karyawan. Departemen SDM diciptakan untuk dapat
membantu para manajer dalam mencapai sasaran
perusahaan. Manajemen SDM bukan merupakan
tujuan (hasil), akan tetapi manajemen SDM hanya
merupakan cara untukmembantu pimpinan yang
menyangkut masalah SDM perusahaan. Sasaran
perusahaan antara lain melipu : perencanaan SDM,
seleksi, pela han, pengembangan, pengangkatan,
penempatan, penilaian, hubungan kerja.
b. Sasaran fungsional
Sasaran ini untuk mempertahankan kontribusi
departemen SDM pada level yang cocok bagi berbagai
kebutuhan perusahaan. Terkadang sumber daya
dihabiskan ke ka manajemen SDM kurang atau lebih
canggih dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan
perusahaan. Sasaran fungsional antara lain melipu :
pengangkatan, penempatan, dan penilaian.
c. Sasaran Sosial
Sasaran ini untuk selalu tanggap secara e s maupun
sosial terhadap berbagai kebutuhan dan tuntutan
masyarakat dengan terus meminimalkan dampak
nega f atas tuntutan tersebut terhadap perusahaan.
Kegagalan perusahaan dalam menggunakan sumber
- 11 -
daya mereka bagi kepen ngan masyarakat yang dak
melalui cara-cara yang e s bisa menimbulkan sejumlah
kendala. Sasaran sosial antara lain melipu keuntungan
perusahaan, pemenuhan tuntutan hukum, dan
hubungan manajemen dengan serikat pekerja.
d. Sasaran Pribadi Karyawan
Yaitu untuk membantu para karyawan mencapai tujuantujuan pribadi mereka, se daknya sejauh tujuan-tujuan
tersebut dapat meningkatkan kontribusi individu atas
perusahaan. Sasaran pribadi karyawan harus mampu
ditemukan bila mereka ingin dipertahankan dan di
mo vasi. Selain itu, kinerja dan kepuasan karyawan bisa
menurun dan mereka bisa hengkang dari perusahaan.
Tidak se ap keputusan SDM bisa memenuhi sasaransasaran organisasi fungsional, sosial, dan pribadi di
sepanjang waktu. Jika konflik terjadi, maka sasaran ini
berperan sebagai pemeriksa keputusan. Semakin banyak
sasaran ini ditemui oleh berbagai ndakan departemen
maka semakin besar andilnya atas kebutuhankebutuhan pokok karyawan dan perusahaan. Lebih
jauh, dengan mengingat sasaran-sasaran ini spesialis
SDM bisa memahami alasan-alasan dibalik ak vitas
departemennya. Sasaran pribadi karyawan antara lain
melipu : pela han dan pengembangan, penilaian,
penempatan, kompensasi dan penugasan.
2. Ak vitas Manajemen SDM
Untuk mencapai tujuan dan sasarannya, departemen SDM
membantu para pimpinan memperoleh, mengembangkan,
memanfaatkan, mengevaluasi, dan mempertahankan,
jumlah dan jenis hak karyawan. Bila sasaran-sasaran
ini dipenuhi, maka tujuan manajemen SDM dicapai
melalui orang-orang yang memberikan andil atas strategi
perusahaan dan tujuan efek vitas dan efisiensi menyeluruh.
- 12 -
Karena alasan-alasan ini, ara ekseku f SDM memainkan
peran yang semakin pen ng dalam me-mediasi perusahanperusahaan lokal maupun global.
a. Kunci Ak vitas SDM.
Ak vitas SDM merupakan ndakan- ndakan yang
diambil untuk memberikan dan mempertahankan
gugus kerja yang memadai bagi perusahaan. Tidak
semua manajer atau deaprtemen SDM melaksanakan
se ap ak vitas sebagaimana dibahass dalam buku
ini. Kalangan perusahaan kecil sekalipun bisa jadi
dak memiliki departemen SDM, dan mereka yang
memiliki departemen pun kemungkinan mengalami
kekurangan anggaran dalam jumlah besar dan jumlah
staf yang dak memadai. Departemen ini hanya
terfokus pada sejumlah ak vitas yang paling pen ng
bagi perusahaan. Departemen-departemen besar
biasanya merupakan departemen full service, mereka
melakukan seluruh ak vitas yang ada dalam bidang
SDM. Sejalan dengan perkembangan perusahaan yang
semakin menjadi besar, maka berbagai upaya dibuat
untuk untuk memperkirakan berbagai kebutuhan
mendatang SDM-nya melalui ak vitas yang dikenal
sebagai perencanaan SDM. Dengan pandangan menuju
kebutuhan-kebutuhan mendatang, maka kebujakan
rekrutmen berupaya memas kan pada persoalan
bagaimana pelamar kerja mengisi kebutuhan tersebut.
Hasilnya ialah sekelompok pelamar yang harus dicari
melalui proses penyeleksian. Proses ini beruapaya
menyeleksi orang-orang yang memenuhi kebutuhan
yang dak bisa dipenuhi oleh perencanaan SDM.
Para karyawan baru jarang memenuhi kebutuhankebutuhan perusahaan secara pas , dan dengan
demikian mereka harus diorientasi dan dila h untuk
- 13 -
bekerja secara efek f. Sejalan dengan berbagai
tuntutan perubahaan, maka ak vitas penempatan bisa
memindahkan, mempromosikan, menurunkan pengkat
dan bahkan memecat para karyawan. Rencana-rencana
SDM berikutnya mengetengahkan kebutuhan stafing
baru. Lowongan pekerjaan diisi melalui rekrutmen
karyawan tambahan dan pembinaan karyawan yang
sudah ada. Pembinaan mengajarkan para karyawan
tentang pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan
baru dengan memas kan manfaat berkesinambungan
bagi perusahaan dan memenuhi keinginan-keinginan
pribadi.
Selanjutnya, kinerja individu dinilai. Ak vitas ini dak
hanya mengevaluasi seberapa baik orang berperilaku,
tetapi juga memperlihatkan seberapa baik ak vitas
SDM-nya dilaksanakan. Kinerja buruk bisa berar
bahwa penyeleksian, pela han atau pengembangan
harus direvisi, karena apabila dak , hal ini kemungkinan
bisa menimbulkan masalah menyangkut hubungan
antarkaryawan. Disamping itu karyawan juga harus
menerima kompensasi dalam bentuk gaji, upah, atau
insen f dan bonus, serta tunjangan-tunjangan lainnya
seper asuransi dan liburan. Departemen SDm juga
memainkan peran pen ng dalam hubungan karyawan,
biasanya dengan membentuk sejumlah kebijakan dan
mendukung kalangan manajer. Bila karyawan dak
puas, maka mereka bisa berserikat danmengambil
ndakan kolek f. Selanjutnya, manajemen dihadapkan
pada situasi baru: rusaknya hubungan serikat buruhmanajemen. Untuk memberikan respon terhadap
tuntutan-tuntutan kolek f karyawan, maka kalangan
sepsialis SDM harus menegosiasikan dan mengatur
kontrak kerja.
- 14 -
Depatemen SDM yang efek f melakukan penilaian
secara afek f kepada mereka untuk memas kan
keberhasilan yang berkesinambungan. Kendala
anggaran merupakan sebuah bentuk kontrol. Perangkat
kontrol bisa jadi berupa pelaksanaan evaluasi(penilaian)
efek vitas masing-masing kegiatan dalam memenuhi
sasaran-sasaran perusahaan.
b. Tanggung jawab atas ak vitas MSDM
Tanggung jawab atas ak vitas manejemen SDM berada
di pundak masing-masing manajer. Bila manajer di
seluruh perusahan dak menerima tanggung jawab
ini, maka ak vitas SDM bisa jadi hanya dilakukan
sebagian atau bahkan dak sama sekali. Bahkan ke ka
departemen SDM dibentuk dalam perusahaan, maka
kalngan manajer operasional dan pakar SDM memiliki
tanggung jawab ganda atas kinerja karyawan. Peran
pimpinan terlihat dalam proses perencanaan, kinerja,
pemberian kompensasi, dan ak vitas-ak vitas SDM
lain, meskipun bisa jadi keseluruhannya dibantu oleh
pakar-pakar bidang SDM. Ke ka kalangan manajer
mendapa
bahwa pekerjaan SDM benar-benar
merusak tugas atau kewajiban lain mereka, pekerjaan
tersebut bisa dilimpahkan kembali ke para karyawan
lain atau pada departemen khusus yang menangani
persoalan-persoalan SDM. Proses pengarahan orangorang lain untuk saling berbagi pekerjaan ini ikenal
sebagai delegasi. Delegasi dak mengurangi tanggung
jawab manajer, ak vitas ini hanya memperkenalkan
manajer saling berbagi tanggung jawab dengan pihak
lain yang juga bertanggung jawab. Misalnya seorang
manajer bisa saja meminta kepada seorang karyawan
senior untuk mela h karyawan baru. Bila karyawan
baru itu melakukan kesalahan fatal dan karyawan
- 15 -
yang sudah berpengalaman membiarkannya, maka
manajer tersebut bertanggung jawab atas persoalan
yang terjadi. Sejalan ak vitas SDM menjadi semakin
kompleks dan boros waktu, maka kebutuhan akan
pemisahan departemen bisa menjadi sesuatu yang
mendesak untuk dilakukan.
Berdasarkan uraian di atas maka tujuan akhir yang ingin dicapai
manajemen SDM pada dasarnya adalah:
1). Peningkatan efisiensi, 2). Peningkatan efek vitas, 3).
Peningkatan produk vitas, 4). Rendahnya ngkat perpindahan
pegawai, 5). Rendahnya ngkat absensi, 6). Tinggi kepuasan kerja
karyawan, 7). Tinggi kualitas pelayanan, 8). Rendahnya komplain
dari pelanggan, 9). Meningkatkan bisnis perusahaan
Untuk mencapai tujuan akhir tersebut secara bertahap perlu
dicapai tujuan-tujuan perantara yaitu diperolehnya:
a. SDM yang memenuhi syarat dan dapat menyesuaikan diri
dengan perusahaan melalui:
1) Perencanaan sumber daya manusia
2) Rekrutmen
3) Seleksi
4) Induksi
b. SDM yang memenuhi syarat dengan keterampilan, keahlian
dan pengetahuan yang sesuai dengan perkembangan
melalui:
1) Pela han dan pengembangan
2) Pengembangan karier
c. SDM yag memenuhi syarat bersedia bekerja sebaik mungkin
melalui:
1) Mo vasi
2) Penilaian karya
3) Pemberian “hadiah” dan “hukuman”
- 16 -
d. SDM yang memenuhi syarat yang berdedikasi terhadap
perusahaan yang luas terhadap pekerjaannya.
C. FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen SDM merupakan bagian dari manajemen umum
yang difokuskan diri pada SDM. Adapun fungsi-fungsi manajemen
SDM, seper halnya fungsi manajemen umum, yaitu:
1. Fungsi manajerial
a. Perencanaan (planning)
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pengarahan (direc ng)
d. Pengendalian (controlling)
2. Fungsi operasional
a. Pengadaan tenaga kerja
b. Pengembangan
c. Kompensasi
d. Pengintegrasian
e. Pemeliharaan
f. Pemutusan hubungan kerja
Fungsi-fungsi manajemen SDM mungkin akan dijumpai ada
beberapa perbedaan dalam berbagai literatur, hal ini sebagai
akibat sudut pandang, akan tetapi dasar pemikiranya rela f
sama. Aspek lain dari manajemen SDM adalah perananya dalam
pencapaian tujuan perusahaan secara terpadu. Manejemen SDM
dak hanya memperha kan kepen ngan perusahaan, tetapi
juga memperha kan kebutuhan karyawan dan pemilik tuntutan
masyarakat luas. Peranan Manajemen SDM adalah mempertemukan
atau memadukan ke ga kepen ngan tersebut yaitu perusahaan,
karyawan, dan masyarakat luas, menuju tercapainya efek vitas,
produk vitas dan kinerja perusahaan.
Berbagai kegiatan dalam rangka Manajemen SDM seper
dikemukakan di atas apabila telah terlaksana secara keseluruhan
akan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi perusahaan
- 17 -
tersebut. Pelaksanaan berbagai fungsi Manajemen SDM sebenarnya
bukan hanya dapat menciptakan SDM yang produk f mendukung
tujuan perusahaan, akan tetapi menciptakan kondisi yang lebbih
baik sehingga dapat meningkatkan potensi dan mo vasi SDM
dalam berkarya. Pelaksanaan job analysis, perencanaan dan
pela han yang baik akan meningkatkan potensi SDM untk berkarya
karena telah mendapatkan bekal pengetahuan dan keterampilan
dan ditempatkan pada kedukukan yang tepat (the right man on
the right place. Sedangkan pelaksanaan fungsi-fungsi SDM lainnya
seper kompensasi, perlindungan, dan hubungan perburuhan
yang baik akan dapat menimbulkan s mulusyang mendorong
meningkatkannya mo vasi kerja SDM.
D. PENTINGNYA MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Manajemen sebagai ilmu dan seni untuk mencapai suatu tujuan
melalui kegiatan orang lain. Ar nya, tujuan dapat dicapai bila
dilakukan oleh satu orang atau lebih. Sementara itu manajemen
SDM sebagai bidang manajemen yang khusus mempelajari
hubungan dan peranan manusia dalam suatu perusahaan. Unsur
dalam manajemen adalah tenaga kerja pada suatu perusahaan,
sehingga dalam Manajemen SDM faktor yang diperha kan adalah
manusianya itu sendiri. Saat ini banyak perusahaan menyadari
bahwa SDM merupakan masalah perusahaan yang paling pen ng,
karena melalui sumber daya manusialah yang menyebabkan sumber
daya yang lain dapat berfungsi/dijalankan atau dilaksanakan.
Disamping itu SDM dapat menciptakan efisiensi dan efek vitas
perusahaan. Melalui SDM yang efek f mengharuskan manajer atau
pimpinan untuk menemukan cara terbaik dalam mendayagunakan
orang-orang yang ada dalam lingkungan organisasinya agar tujuantujuan yang diinginkan dapat dicapai.
Peran manajemen SDM dalam menjalankan aspek SDm, harus
dikelola dengan baik sehingga kebijakan dan prak k dapat berjalan
sesuai dengan dengan yang diinginkan perusahaa, melipu kegiatan
- 18 -
antara lain:
1). Melakukan analisis jabatan (karakteris k masingmasing SDM). 2). Merencanakan kebutuhan tenaga kerja dan
merekrut calon pekerja, 3). Menyeleksi pekerja, 4). Memberikan
pengenalan dan penempatan pda karyawan baru, 5). Menetapkan
upah, gaji, dan cara memberikan kompensasi, 6). Memberikan
insen f dan kesejahteraan, 7). Melakukan evaluasi kinerja, 8).
Mengomunikasikan, memberikan penyuluhan, menegakkan disiplin
kerja, 9). Memberika pendikdikan, pela han dan pengalaman, 10).
Membangun komitmen kerja, 11). Memberikan keselamatan kerja,
12). Memberikan jaminan kesehatan, 13). Menyeleksi perselisihan
perburuhan, 14). Menyelesaikan keluhan dan rela onship karyawan
Manajemen SDM merupakan sistem yang terdiri dari banyak
ak vitas interdependen (saling terkait satu sama lain). Ak vitas
ini dak berlangsung menurut isolasi, yang jelas se ap ak vitas
mempengaruhi SDM lain. Misalnya keputusan buruk menyangkut
kebutuhan staffing bisa menyebabkan persoalan ketenagakerjaan,
penempatan, kepatuhan sosial, hubungan serikat buruhmanajemen, dan kompensasi. Bila ak vitsa SDM dilibatkan secara
keseluruhan, maka ak vitas tersebut membantu sistem manajemen
SDM perusahaan. Perusahaan dan orang merupakan sistem terbuka
karena mereka dipengaruhi oleh lingkunganya. Manajemen SDM
juga merupakan sistem terbuka yang dipengaruhi oleh lingkungan
luar.
Kemajuan yang dicapai dalam beberapa bidang, baik ekonomi,
budaya, pengetahuan, pendidikan, hukum, sosial, poli k maupun
pembangunan sudah dapat dipas kan akan menimbulkan berbagai
rintangan serta kendalayang beraneka ragam, dan semakin
kompleksnya kehidupan dalam bermasyarakat dan bernegara.
Dengan adanya berabagai rintangan dan kendala ini maka
manajemen SDM dirasa pen ng bagi suatu perusahaan, sehingga
mampu menyelesaikan berbagai masalah yang sedang dihadapi
ataupun yang mungkin muncul dikemudian hari.
- 19 -
E. PENDEKATAN MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
Sudut pandang ini memberikan tema-tema pelengkap yang
membantu manajer dan operasional SDM dalam mempertahankan
fungsi SDM dan ak vitas tetap pada sudut pandang yang benar,
melipu : (1). Pendekatan strategis. Manajemen SDM harus
memberikan andil atas keberhasilan strategis perusahaan. Bila
ak vitas manajer dan bagian SDM mancapai sasaran strategisnya,
maka sumber daya dak digunakan secara efek f. (2). Pendekatan
SDM. Manajemen SDM merupakan manajemen manusia.
Pen ngnya dan martabat manusia dak boleh diabaikan. (3).
Pendekatan manajemen. Manajemen SDM merupakan tanggung
jawab se ap manajer. Departemen SDM ada dalam rangka melayani
manajer dan karyawan melalui keahlianya. (4). Pendekatan sistem.
Pendekatan SDM berlangsung didalam sistem yang lebih besar
yakni perusahaan. Oleh karenanya, upaya SDM harus mengevaluasi
andil karyawan yang diberikan terhadap produk vitas perusahaan.
(5). Pendekatan produk f. Manajemen SDM bisa meningkatkan
andilnya atas karyawan dan organisasi dengan mengan sipasi
berbagai masalah sebelum kemunculanya.
F. KONSEP MANAJEMEN SDM
Hakikatya manajemen SDM sangat berbeda dibandingkan
manajemen sumber daya alam, di mana manajemen SDM sangat
ditentukan oleh sifat SDM itu sendiri, yang selalu berkembang
(dinamis) baik jumlah maupunn mutunya. Sedangkan sumber daya
alam jumlah absolutnya dak berkembang. Apabila diperha kan
dari aspek SDM, negara-negara di dunia ini dapat digolongkan
menjadi dua kelompok:
1. Negara-negara yang kekurangan SDM berkualitas sebagai
akibat pertumbuhan penduduk rendah, sedangkan ngkat
dan kemajuan ekonomi cukup nggi dan pesat (negara
industri).
- 20 -
2. Negara-negara yang masih terdapat kelebihan SDn yang
berkualitas dibandingkan ngkat pertumbuhan perekonomian nasialnya (negara-negara yang sedang berkembang).
Dengan demikian, maka akan terdapat perbedaan di
dalam manajemen SDM di keuda kelompok negara tersebut. Di
beberapa negara mbul masalah-masalah seper : pengangguran,
kekeurangan sarana, prasarana, pendidikan rendah dan dak merata,
kurang sandang, dan pangan berkualitas, kesempatan kerja yang
terbatas dan sebagainya. Keadaan ini menghambat pembangunan.
Untuk mencari keseimbangan antara SDM yang tersedia dengan
ngkat perkembangan ekonomi pada tahap tertentu diperlukan
manajemen SDM yang tepat padda ngkat nasional.
Dalam penerapannya, konsep manajemen SDM dilaksanakan
melalaui tahapan sebagai berikut:
1. Penerapan fungsi MSDM secara makro dan mikro
Dalam ar makro adalah fungsi-fungsi pokok manajemen
umum, seper fungsi manajerial, sedangkan dalam ar
mikro adalah bahwa fungsi-fungsi manajemen SDM
secara fungsi operasional. Perbedaannya adalah bahwa
fungsi tersebut dilakukan bukan oleh manajer perusahaan
swasta biasa, tetapi oleh badan-badan pemerintah yang
disertai tugas dalam pengelolaan SDM. Di Indonesia badan
pengelola SDM terdiri dari departemen tenaga kerja dan
seluruh instansi ver kal, baddan perencanaan Departemen
dan Lembaga Non Departemen lain yang terkait. Pada
ngkat mikro fungsi-fungsi manajmen SDM dak semuanya
dapat dipakai sepenuhnya pada orgnaisasi/perusahaan.
Dengan demikian, SDM yang telah terikat pada suatu
organisasi(formal, perusahaan, industri) berdasarkan suatu
kontrak kerja, atau telah berhubungan kerja dengan dengan
suatu organisasi berdasarkan suatu kerja sama, disebut
SDM pada status mikro (SDM mikro, pegawai, karyawan,
staf) dan SDM yang masih bebas atau belum terikat kontrak
- 21 -
kerja atau kerja sama dengan suatu organisasi, disebut SDM
makro.
2. Prinsip-prinsip manajemen SDM
1). Prinsip kemanusiaan, 2). Prinsip demokrasi, 3). Prinsip
The Right Man is The Right Place, 4). Prinsip Equal Pay for
Equal Work, 5). Prinsip kesatuan arah, 6). Prinsip kesatuan
komando, 7). Prinsip efisiensi, 8). Prinsip efek vitas, 9).
Prinsip produk vitas kerja, 10). Prinsip disiplin, 11). Prinsip
wewenang dan tanggung jawab.
G. PRAKTIK PENGELOLAAN SDM
Pada dasarnya merupakan kegiatan sebagai pelaksanaan
fungsi operasional manajemen SDM atau pelaksaan manajemen
personalia/kepegawaian seper : anallisisjabatan, perencanaan
kebutuhan karyawan, pengadaan, perkembangan, kompensasi,
integrasi, pemeliharaan, pemberhen an dan pensiun.
Kegiatan-kegiatan pengeloalaan SDM yang secara khusus
diberlakukan dilingkungan pegawai seper sipil (PNS) yang melipu :
1. Program umum
1). Penyusunan formasi, 2). Pengadaan pegawai, 3).
Pengangkatan pertama, 4). Penilaian pelaksanaan pekerjaan,
5). Penyusunan da ar usaha kegiatan, 6). Pendidikan dan
pela han, 7). Kenaikan gaji, 8). Tunjangan-tunjangan, 9).
Mutasi jabatan, 10). Mutasi kerja, 11). Pemberian cu , 12)
Pemberian penghargaan, 13). Pembinaan kesejahteraan,
14). Tabungan asuransi pensiun, 15). Pemberhen an, 16).
Pensiun
2. Program khusus
1). Pembinaan tenaga kekaryawanan, 2). Penyelesaian
khusus perorangan, 3). Penggan an surat yan ghilang,
4). Peninjauan masa depan, 5). Penyelesaian masalah
kepegawaian, 6). Pengurusan NIP atau Kartu Pegawai, 7).
Pengurusan kartu istri/suami, 8). Pengurusan asuransi
kesehatan, 9). Pengurusan tabungan asuransi pensiun
- 22 -
H. PERKEMBANGAN MANAJEMEN SDM
Manajemen SDM mbul sebagai masalah baru pada dasawarsa
1960-an, sedangkan personal manajemen sudah lahir pada tahun
1940-an. Antara manajemen SDM dan manajemen kepegawaian
terdapat perbedaan dalam ruang lingkup atau objeknya.
Di Indonesia pertumbuhan penduduk ditekan untuk
mengurangi jumlah pertambahan penduduk dengan program
Keluarga Berencana. Sementara program ini telah menunjukan
hasil, meskipun dak merata di se ap daerahnya. Manajemen
SDM dilakukan juga dengan cara penyebaran penduduknya melalui
program transmigrasi. Selain itu untuk penyebaran SDM dalam
manajemen SDM dilakukan program Antar-Kerja Antar-Daerah
(AKAD) dan Antar-Kerja Antar-Negara (AKAN) yaitu pengiriman
tenaga kerja ke luar negeri. Permasalahan yang berkaitan dengan
peningkatan penghasilan dan upah tenaga kerja merupakan
sasaran pen ng dan manajemen SDM, melalui berbagai kebijakan
dan program oleh pemerintah yang melipu kebijakan dibidang
penetapan upah minimum regional(UMR) dan kebijakan inestasi,
moneter, fiskal, harga dan lain-lain.
I. MASALAH SDM
1. Masalah eksternal
a. Keragaman budaya dan sikap
Keragaman tenaga kerjajuga dipengaruhi oleh nilai-nilai
budaya dan norma-norma yang berkembang dalam
masyarakat. Beragamnya budaya tenaga kerja akan
sangat menentukan ke ka mereka bersikap, sehingga di
sini diperlukan upaya yang intensif untuk menyatukan
berbagai budaya dengan ikatan bahwa se ap mbul
masalah dalam kerja tetap akan mendahulukan
kepen ngan perusahaan. Keberagaman budaya dan
sikap ini pun sesungguhnya merupakan asset bagi
perusahaan, sehingga akan diperoleh hasil yang posi f
- 23 -
dan kaya dengan imajinasi utamanya untuk bisnis yang
perusahaanya bergerak dibidang seni, desain, dan
usaha yang sejenis lainnya.
b. Keragaman melalui imigrasi dan migrasi
Keragaman imigrasi dan migrasi ini perlu disikapi
dengan posi f, karena akan duperoleh proses saling
belajar diantara tenaga kerja yang ada, sehingga akan
memperkaya khasanah dan wawasan.
c. Keragaman dan profesional
Keragaman membentuk masalah-masalah baru di
kalangan manajer, profesional SDM, dan organisasiorganisasi mereka.
2. Masalah-masalah ekonomi global
Kesadaran bahwa pada era ekonomi global telah
menempatkan se ap perusahaan pada posisi yang sama,
karena era globalisasi ini sebagai era tanpa batas yang
disertai dengan persaingan yang serba kuat, berat, cepat,
perlu perhitungan yang akuraat dalam segala hal.
3. Masalah-masalah pemerintah
Keterlibatan pemerintah di dalam hubungan ketenagakerjaan
dimaksudkan untuk mencapai sasaran-sasaran masyarakat
yang biasanya melalui peniadaan prak k-prak k yang
dianggap bertentangan dengan kebijakan pmerintah.
Kebijakan yang dirasa adil dan dak memihak perkerja
dengan memberi kerja merupakan sesuatu yang perlu
terus diupayakan oleh pemerintah, sehingga akan tercipta
adanya ketenangan kerja dan berusaha.
4. Masalah organisasi
Masalah-masalah dari dalam perusahaan tempat mereka
bernaung sering muncul, seper tujuan keuangan,
penjualan, layanan jasa, produksi, pekerja, dan tujuantujuan lain. Semenjak sasaran-sasaran SDM hanya
merupakan satu tujuan yang ditetapkan diantara banyaj
- 24 -
tujuan yang ada di hadapan manajemen puncak, maka para
manajer dan profesional SDM harus menghadapi maslahmasalah sambil mempertahankan perha an keseimbangan
terhadap kebutuhan-kebutuhan lain. Masalah yang sangat
pen ng yang perlu diperha kan adalah organisasi yang
dibentuk hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
perusahaan.
a. Serikat Pekerja
Di dalam lingkungan SDM, serikat buruh/pekerja
mencerminkan sebuah masalah sosial bagi
perusahaan-perusahaan yang dak berserikat. Ak f
daknya serikat pekerja, komposisi karyawannya, jenis
usaha perusahaan, lokasi perusahaan akan banyak
berpengaruh bagi keberadaan suatu perusahaan.
Perserikatan di sini juga bisa berar perserikatan
antarperusahaan sejenis (seper garmen, teks l,
kontraktor, ekspor r, impor r)
b. Sistem Informasi
Para manajer dan departemen SDM memerlukan
banya sekali informasi terperinci. Kualitas keputusankeputusan SDM serta para profesional SDM diarahkan
pada upaya memperoleh dan menyaring wadah
informasi dari berbagai departemen. Sedikit banyaknya
dan akurat daknya informasi yang dimiliki perusahaan
akan sangat menentukan dalam mengelola SDM,
ar nya semakin banyak akses dengan lingkungan
eksternal perusahaan akan banyak berpengaruh dalam
mengelola SDm pada suatu perusahaan.
c. Budaya Perusahaan dan Konflik
Budaya perusahaan merupakan produk seluruh
figur perusahaan: orang-orangnya, keberhasilan dan
kegagalannya. Budaya perusahaan mencerminkan
masa lalu dan membentuk masa depan. Masalah bagi
- 25 -
para manajer dan spesialis SDM telah menyesuaikan diri
secara proak f dengan budaya perusahaan sehingga
dak terjadi konflik. Pada dasarnya budaya perusahaan
pada se ap perusahaan berbeda, meskipun pada
usaha yang sejenis. Besar kecilnya, ruang lingkupnya,
kepemilikan
perusahaan,
manajemen,
lokasi
perusahaan, pelanggan yang dilayani, komposisi
pendidikan karyawan sangat menentukan dalam
membentuk budaya perusahaan tersebut, dan selain
itu diharapkan pada latar belakang karyawanya yang
juga berbeda atau sangat heterogen.
5. Masalah-masalah profesional
Masalah luar dan dalam perusahaan mengharuskan para
prak si untuk se daknya berkualifikasi standar.
a. Ser fikasi
Asosiasi mengeluarkan ser fikasi dan menetapkan
standar-standar dan kualifikasi ser fikasi.
Bentuk uji komprehensif menyangkut topik-topik
seper :
1). Kompensasi, 2). Tunjangan, 3). Pekerja dan hubungan
tenag kerja, 4). Penyeleksian dan penempatan,
5). Pela han dan pengembangan, 6). Kesehatan,
keselamatan, dan keamanan kerja, 7). Prak k-prak k
manajemen
b. Kebutuhan-kebutuhan profesional lain
Manajemen SDM bukan merupakan disiplin yang jelasjelas terpisah(tersendiri) seper halnya masalah sosial,
kedokteran, atau ekonomi. Manajemen SDM diambil
pada sejumlah disiplin.
c. Manajemen SDM dalam perspek f
Meskipun manajemen SDM menghadapi sejumlah
masalah, baik luar maupun dalam, dan profesi. Pada
dasarnya manajemen SDM untuk mendorong agar
- 26 -
strategi organisasi dapat berjalan dengan efek vitas
dan efisiensi maksimum pada sebuauh cara yang
bertanggung jawab secara e s dan sosial.
6. Masalah SDM Internasional
a. Penanggulangan masalah SDM internasional
misalnya dalam menanggulangi kelangkaan SDM,
pengunduran diri yang
dak diharapkan, atau
persoalan serikat buruh. Maka penyelesaian masalah
SDM internasional boleh mencari bantuan untuk
menyelesaikan prsoalan SDM yang spesifik tersebut
dengan menggunakan jasa pengacara atau konsultan
spesialis.
b. Masalah keragaman gugus kerja
Kunci keberhasilan mereka adalah seberapa baik
kebijakan SDM bisa diintegrasikan dan diimplementasikan. Keragaman meningkat sejalan tenga kerja asing
dipindahkan ke negara asal perusahaan; keragaman
ini juga meningkat sejalan dengan keberhasilan
dipindahkan ke negara-negara lain.
c. Kesadaran budaya
Perbedaan-perbedaan budaya antara ak vitas
perusahaan internasional harus diperha kan karena
dapat menghambat keberhasilan mereka. Perusahaan
harus mengiden fikasi berbagai solusi atas perbedaan
budaya atau negara yang bisa jadi menghambat strategi
sebuah perusahaan.
d. Asumsi
Manajer operasional dan profesional SDM mendapat
bahwa kewarganegaraan, trainning, dan pengalaman
mereka membawa mereka membuat berbagai asumsi
yang dilandaskan secara budaya. Penggunaan poin
rujukan budaya seseorang dalam menilai budaya orang
lain dikenal sebagai etnosentrisme.
- 27 -
e. Struktur departemen
Ke ka masalah manajemen SDM internasional menjadi
bagian persoalan departemen itu, maka perekrutan,
penyeleksian, kompensasi dan ak vitas-ak vitas
tradisional lain terus berlanjut. Tanggung jawab atas
seluruh ak vitas ini bisa dipegang dari kantor pusat
atau desentralisasi kepada kantor-kantor divisional,
regional nasional, atau berbasis fasilitas.
f. Hak tenaga kerja
Hak-hak tenaga kerja merupakan faktor utama dalam
prak k manajemen SDM internasional. Undang-undang
merupakan peraturan di negara di mana para pegawai
bekerja dengan dak memperdulikan asal perusahaan
atau pegawainya.
J. TANTANGAN MANAJEMEN SDM
MSDM sebagai suatu sistem dengan ruang lingkup yang
bersifat internal dan eksternal. Yang bersifat internal ialah segala
sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi-fungsi MSDM,
sedangkan yang bersifat eksternal ialah faktor-faktor yang berada
diluar jangkauan kemampuan pengendalian manajemen, dimana
sebagian meruapakan ancaman sekaligus tantangan utnuk
diupayakan mengatasinya dalam kerangka mencapai tujuan
perusahaan.meskipun demikian sebagian lagi dapat sebagai faktor
pendukung pelaksanaan fungsi manajemen SDM. Tantangan yang
jelas bagi manajemen SDM terletak pada sifat yang unik dari sumber
daya yang digunakan. SDM dak seper sumebr daya lain manapun,
karena manusia memeberikan reaksi terhadap lingkungan mereka
dengan cara yang paling sensi ve dan dak selalu sesuai dengan
cara yang dikehendaki.sehingga untuk mengukur produk vitas
dan penilaian terhadap kualitas output sumber daya manusia
dapat dilakukan dengan mudah melalui teknik perencanaan dan
pengendalian yang tepat dan sesuai.
- 28 -
Di samping itu, era informasi yang semakin cepat dan perubahan
akan mendorong seseorang atau kelompok menjadi lebih kompe f.
Trenditrend seper globalisasi dan inovasi teknologi menuntut
adanya perubahan dalam cara pengelolaan bergulat dengan trendtrend revolusioner seper : akselerasi produk, dan perubahan
teknologi, persaingan global, deregulasi, perubahan demografi,
dan kecenderungan-kecenderungan ke arah masyarakat jasa dan
zaman informasi. Tren-trend tersebut telah mengubah lapangan
permainan yang menuntut se ap organisasi mampu bersaing. Di
sinilah dituntut adanya praktek manajemen SDM yang tangguh.
Banyaknya tekanan lingkungan global dewasa ini menuntut
lebih banyak dari kebijaksanaan manajemen organisasi. Jika sebuah
organisasi ingin mempertahankan efek fitasnya, maka harus
merumuskan kebijaksanaan manajemen sumber daya manusianya
untuk menggabungkan perspek f-perspek f jangka panjangnya
dengan memperha kan prestasi perusahaan ,kebutuhan
komunitas dn kesejahteraan interpersonal. Singkatnya, organisasi
harus menghubungkan kebijaksanaan manajemen sumber daya
manusianya dengan strategi kebijakannya.
Kepen ngan pihak luar (externalstakeholder) seper
kepen ngan serikat pekerja dan faktor-faktor situasional seper
pasar tenaga kerja setempat dapat memepengaruhi berbagai
kebijakan manajemen SDM. Kebijakan-kebijakan ini sesungguhnya
membawa konsekuensi bagi organisasi itu sendiri yang pada
giliranya bergema, baik dari lingkungan luar maupun dari dalam.
Ada dua jenis tantangan yang ada dalam manejemen SDM yaitu
tantangan dari lingkungan internal dan eksternal.
1. Tantangan Eksternal
Tantangan dapat dikelompokan menjadi empat, yaitu:
(a) sektor teknologi, (b) sektor ekonomi, (c) sektor sosio
kultural, (d) sektor poli k, dan (e) sektor internasional.
Kelima sektor ini dalam sektor teknologi, di mana
organisasi perusahaan serta karyawannya dihadapkan
- 29 -
pada berbagai perubahan teknologi dalam berbagai hal
yang perlu mendapat perha an yang sungguh-sungguh
seper : (a) karena kecanggihan teknologi informasi yang
perkembanganya sangat pesat, (b) penggunaan teknologi
dalam industri yang berisiko nggi, (c) penggunaan
teknologi dalam mengendalikan perusahaan/bisnis dari
jarak yang jauh.
Kecanggihan teknologi telah berdampak secara bisnis, yaitu
semakin produk f, efek dan efisien dalam pengelolaan
perusahaan, sehingga dapat meningkatkan kemampuan
bersaing terutama dalam memasuki abad persaingan bebas
pada era globalisasi. Dalam sektor ekonomi telah terjadi
perubahan yaitu terjadinya perubahan pola hidup dan
pola konsumsi masyarakat yang terefleksi pada perubahan
pembangunan sektor ekonomisuatu negara. Pada sektor
sosiokultural terjadi pergeseran pola pikir(paradigma) dari
industri beralih kepada jasa-jasa, sehingga bertambahnya
apa yang disebut dengan white collar workers yang
mengutamakan profesionalisme dalam bekerja. Selain
itu, pengaruh sektor poli k juga sangat besar ar nya bagi
manajemen SDM, sebagai akibat pesatnya perkembangan
di sektor publik, sehingga bertambahnya jumlah SDM yang
ingin bekerja/berak vitas di sektor poli k/partai poli k
yang lebih menjanjikan kehidupan masa depan dengan
cepat.
Jelaslah bahwa perusahaan yang tumbuh dalam
lingkungan eksternal (external environment) terdiri atas
ga macam pengubah, yaitu : (a) yang seluruhnya dapat
dikendalikan, (b) yang hanya sebagian dikendalikan, dan
(c) yang seluruh dak dapat dikendalikan. Perusahaan
yang modern ada pada lingkungan turbulensi (guncangan)
yang memberatkan organisasi, sehingga departemen SDM
dak dapat berbuat banyak. Dan tantangan ini membentuk
- 30 -
dan memaksa perusahaan/organisasi membuat kebijakan
dan nerdampak pada kebijakan dan prak knya. Se ap
keputusan mengenai pembanfaatan sumber daya manusia
hendaknya memperhitungkan se ap faktor lingkungan.
Karena itu dak ada pilihan lain bagi para pimpinan selain
mengan sipasi secara proak f se ap perubahan lingkungan
yang memberikan tantangan-tantangan baru.
Dapat disimpulkan lingkungan eksternal yang sering
dihadapi manajemen sdm mencakup: (a) perubahan
teknologi, (b) peraturan pemerintah, (c) faktor sosial
budaya, (d) pasar tenaga kerja, (e) faktor poli k, (f) kondisi
perekonomian, (g) faktor geografi, (h) faktor demografi, (i)
kegiatan mitra, (j) pesaing.
2. Tantangan Internal
Tantangan internal dari dalam muncul karena adanya SDM
yang mengejar per mbangan diantaranya adalah: financial,
penjualan, keuangan, service informasi yang semakin
terbuka dan budaya organisasi. Para manajer/pimpinan dan
SDM yang profesional harus mampu mengonfrontosikan
tantangan internal dengan menjaga keseimbangan
pemenuhan kebutuhan. Selain itu, perusahaan juga
membantu menghindari konflik antara SDM serta berusaha
menghindari diri dari berbagai konflik lainnya.
Yang menjadi masalah bagi perusahaan pada era global
sebagai era tanpabatas adalah menghadapi persaingan
yang semakin ketat tetapi juga dapat bertahan (survive)
dalam ekonomi global. Hal ini sangat tergantung pada
kinerja perusahaan. Untuk sampai ke tahap survive, karena
masa depan semua SDM dihadapkan pada tantangan
dan sekiligus ancaman sehingga dituntut agar se ap
perusahaan untuk mampu menciptakan bentuk organisasi
yang beraneka ragam dan selain itu dituntut untuk mampu
- 31 -
mengelola masa di mana se ap perusahaan akan tergantung
pada manajemen SDM yang semakin berkualitas, tanpa
mengabaikan pada sumber –sumber daya lainnya. Untuk
menciptakan manajemen SDM yang berkualitas dan
berkemampuan nggi perlu diupayakan dalam se ap
kesempatan menyadarkan kepada semua manajemen SDM
untuk selalu berusaha meningkatkan kualitas manajemen
SDM dalam berbagai bidang keahlian sebagai salah satu
upaya meningkatkan bisnis/ak vitas perusahaan.
Se ap upaya dan kebijakan yang akan ditempuh perusahaan
hendaknya selalu mengacu utnuk meningkatkan kualitas
manajemen SDM serta memperha kan pihak-pihak yang
berkepen ngan terhadap perusahaan.
Seper terlihat pada Gambar 1.2.
Penjelasan:
1. Pemilik, dalam mengelola sumber daya manusia diperlukan
peran serta pemilik dalam kaitanya dengan harapan yang
diinginkan oleh pemilik terhadap sumber daya manusia
yang dapat memeberikan kinerja baik bagi suatu sumber
daya manusia dan perusahan. Para pemilik menanamkan
modal bagi perusahaan dengan harapan modal yang
ditanam secara kon nu akan memberikan keuntungan yang
layak baginya. Misalnya dalam bentuk dividen.
- 32 -
2. Karyawan, faktor karyawan SDM adalah faktor utama.
Oleh karenannya perekrutan karyawan, pembinaan, dan
pela han bagi karyawan menentukan majumundurnya
suatu perusahaan. Karyawan harus dipenuhi kebutuhan
material, mental, psikologis, sosial dan intelektual secara
memuaskan.
3. Pemerintah, pemerintah memiliki hak, wewenang, dan
langsung tanggung jawab untuk meningkatkan mutu hidup
dari seluruh warga negaranya. Karena itu itu pemerintah
dengan seluruh jajarannya sangat berkepen ngan dengan
keberhasilan manajemen SDM. Dengan peningkatan
manajemen SDM, maka pemerintah dimungkinkan untuk
memeperoleh pajak dan memeprluas kesempatan kerja.
4. Customer, kelompok masyarakat yang terjadi konsumen
barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan sangat
mengharapkan bahwa penyediaan barang dan jasa
tersebut dak mengalami gangguan yang apabila terjadi
akan mempengaruhi kemampuanya untuk memuaskan
kebutuhannya.
5. Manajemen, dalam perusahaan modern biasanya kelompok
profesional bukan lagi pemilik perusahaan-mempertaruhkan
waktu, keahlian, pengetahuan, keterampilan dan reputasi
profesionalnya, bukan hanya demi kepen ngan negara
dalam rangka pemenuhan tanggung jawab sosial dari
perusahaan yang bersangkutan.
- 33 -
- 34 -
BAB II
MOTIVASI KERJA
Dalam uraian – uraian terdahulu telah diketengahkan bahwa
objek dan subjek menejemen SDM adalah mausia sebagai pekerja
dilingkungan organisasi atau perusahaan. Pekerja sebagai mausia
tersebut memiliki hakikat sebagai mahluk individual, social dan
norma ve. Hakikat individualitas menunjukan bahwa disamping
memiliki kesamaan fisik dan psikologis, ternyata se ap manusia
memiliki pula perbedaan dalam kedua substansi yang bersatu itu,
sehingga menjadi individu yang dak sama satu dengan yang lain.
Sedangkan hakikat solidaritas menunjuk pada realisasi dan aktualisasi
diri se ap manusia sebagai individu yang saling tergantung dan dak
dapat melepaskan diri antara satu dengan yang lainnya. Kondisi itu
menjadikan manusia sebagai makhluk social, yang memerlukan
kehidupan bersama dalam kebersamaan untuk dapat hidup secara
manusiawi. Kehidupan bersama dalam kebersamaan itu di sebut
masyarakat. Realisasi dan aktualisasi diri sebagai individu dalam
kehidupan bersama dan kebersamaan, terkait secara intensif pada
nilai-nilai/norma –norma, baik yang diciptakan sendiri oleh mausia
maupun yang berasal dari penciptanya.
- 35 -
Sejumlah pekerja dilingkungan suatu organisasi/perusahaan
adalah sebuah masyarakat tersendiri dengan karakteris k masingmasing. Masyasrakat para pekerja itu dak berdiri sendiri, karena
berada dan terhubung dengan masyarakat yang lebih luas diluar
lingkungan organisasi/perusahaan .
Pelaksanaan pekerjaan oleh pekerja dilingkungansebuah
perusahaan, pada dasarnya berlangsung dalam kondisi pekerja
sebagai manusia, sebagaimana disebutkan diatas. Suasana ba n/
psikologis seorang pekerja sebagai individu dalam masyarakat
organisasi/perusahaan yang menjadi lingkuangan kerjanya,
berpengaruh pada pelaksanaan pekerjaannya. Suasana ba n itu
terlihat dalam semangat atau garirah kerja yang menghasilkan
kegiatan kerja sebagai kontribusi nyata terhadap perusahaan/
organisasi tempatnya bekerja. Dari segi psikologis menunjukan
bahwa bergairah atau semangat dan sebaliknya dak bergairah atau
dak bersemangat seorang pekerja saat melakukan pekerjaannya
sangat dipengaruhi oleh mo vasi kerja yang mendorongnya.
Dengan kata lain seorang pekerja harus memiliki mo vasi yang kuat
agar dapat melaksanakan pekerjaanya dengan semangat, bergairh,
dan berdedikasi. Untuk itulah uraian berikut akan diawalai dengan
pembahasan sekedarnya mengenai teori mo vasi yang sebenarnya
merupaka pokok bahasan dari disiplin ilmu psikologis.
A. TEORI MOTIVASI
Kata mo vasi kata dasarnya mo f yang berar dorongan,
sebab atau alasan seseorang melakukan sesuatu dengan demikian
mo vasi berar suatu kondisi yang mendorong atau menjadi sebab
seseorang melakukan sesuatu perbuatan atau kegiatan secara
sadar. Teori mo vasi bertolak dari prinsip utama bahwa:” manusia
(seseorang) hanya melakukan kegiatan yang menyenagkannya
untuk dilakukan.” Prinsip itu dak menutup kondisi bahwa dalam
keadaan terpakasa seseorang mungkin saja melakukan sesuatu
dak disukainya. Dalam kenyataanya kegiatan yang didorong oleh
- 36 -
sesuatu yang dak disukai berupa kegiatan yang terpaksa dilakukan
cederung berlangsung dak efek f dan efisien. Demikian berar
yang menjadi prinsip utama dari segi psikologis bagi menejemen di
muka bumi adalah menciptakan kondisi yang mampu mendorong
se ap pekerja agar melaksanakan tugas- tugasnya dengan rasa
senang dan puas. Menejemen sebagai proses mendayagunakan
orang lain untuk mencapai suatu tujuan hanya akan berlangsung
efek f dan efisien jika para menejer mampu memo vasi para
pekerja dalam melaksanakan tugas – tugas dan tanggungjawabnya.
Berdasarkan prinsip utama tersebut dikembangkan enam teori
mo vasi dari sudut psikologi, yang dapat diimplementasikan dalam
Menejemen SDM dilingkungan suatu organisasi/perusahaan
1. Teori Kebutuhan (Need) dari Abraham Maslow
2. Teori Dua Factor dari Frederick Herzberg
3. Tori Prestasi (Acheivement) dari David McClelland
4. Teori Penguatan (Reinforcement)
5. Teori Harapan (Expectency)
6. Teori Tujuan sebagai Mo vasi
Tiga teori yang tersebut terdahulu berfokus pada “apa” yang
mendorong manusia melakukan suatu kegiatan. Teori – teori
tu membahas tentang sesuatu yang mendorong (mo vator)
melakukan suatu kegiatan termasuk juga yang disebut bekerja
disuatu organisasi /perusahaan. Teori – teori tersebut dikelompokan
dalam kategori “Teori Isi (content theories)”.
Berikutnya ga teori yang disebut terakhir dalam urutan
tersebut diatas adalah teori – teori mo vasi yang berfokus pada
“bagaimana” mendorong manusia agar berbuat sesuatu termasuk
juga dalam bekerja disebuah organisasi/perusahaan. Teori – teori
mo vasi tersebut membahas cara – cara dan langkah – langkah
dalam memberikan dorongan sehingga dikategorikan sebagai “Teori
Proses”.
Kedua focus tersebut sama pen ngnya bagi se ap menejer
dalam memberi mo vasi kerja bagi para pekerja dilingkungan
- 37 -
pekerjaannya. Menejer perlu mengetahuai dan mempu
mendayagunakan “apa” yang dapat memo vasi para pekerja
agarmelaksanakan tugas – tugas dan tanggungjawabnya dari sisi lain
para menejer perlu pula mengetahui dan mampu mempergunakan
“cara – cara dan langkah – langkah” yang akurat dalam memo vasi
para pekerja agar bekerja secara efek f dan efisien.
Kedua fokus tersebut sama pen ngnya bagi se ap menejer
untuk menimbulkan perasaan senang dan puas (Quality Of Work
Life disingkat QWL) dalam bekerja sebagai mana diuraikan dalam
bab – bab terdahulu terdahulu buku ini. Dalam kondisi seper itu
se ap pekerja akan memiliki mo vasi yang nggi untuk memberikan
kontribusi terbaik dalam mencapai tujuan oerganisasi/perusahaan.
1. Teori Kebutuhan dari Maslow
Se ap manusia memiliki kebutuhan dalam hidupnya kehidupan
tersebut terdiri dari kebutuhan fisik, kebutuhan psikologis, kebutuhan
spiritual. Dalam teori ini kebutuhan diar kan sebagai kekuatan dari
tenaga ( energy) yang menghasilkan dorongan bagi individu untuk
melakuakan kegiatan agar dapat memenuhui atau memuasakan
kebutuhan tersebut. Kebutuhan yang sudah terpenuhi/terpuaskan
dak berfungsi atau kehilangan kekuatan dalam memo vasi suatu
kegiatan sampai saat mbul kembali sebagi kebutuhan baru yang
mungkin saja sama dengan yang sebelumnya.
Maslow dalam teorinya mengetengahkan ngkatan (herarchy)
kebutuhan, yang berbeda kekuatan dalam mo vasi seseorang
melakukan kegiatan dengan kata lain kebutuhan bersifat
ber ngkat yang secara berurutan berbeda kekuatannya dalam
memo vasi suatu kegiatan termasuk juga yang disebut bekerja
. urutan tersebut dari yang terkuat sampai yang terlemah dalam
memo vasi terdiri dari: kebutuhan fisik, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan social, kebutuhan status/kekuasaan, dan kebutuhan
aktualisasi diri. Maslow dak mempersoalkan kebutuhan spiritual
yang sebenarnya/dominan perananya sebagai mo vasi terutama
- 38 -
dilingkungan pemeluk suatu agama/kepercayaan pada Tuhan Yang
Maha Esa.
Sehubungan dengan itu maslow mengetengahkan beberapa
asumsi dari urutan atau ngkatan kebutuhan yang berbeda
kebutuhannya dalam memo vasi para pekerja disebuah organisasi/
perusahaan asumsi itu sebagai berikut:
a. Kebutuhan yang lebih rendah adalah yang terkuat, yang
harus dipenuhi lebih dahulu. Kebutuhan itu ialah kebutuhan
fisik (lapar, haus,pakaian,perumahan,dan lain-lain). Dengan
kata lain kebutuhan terkuat akan memo vasi seseorang
pekerja untuk memperoleh penghasilan yang mampu
memenuhi kebutuhan fisiknya.
b. Kekuatan kebutuhan dalam memo vasi daklah lama,
karena setelah terpenuhi akan melemah atau kehilangan
kekuatannya dalam memo vasi. Oleh karena itu usaha
memo vasi dengan memenuhi kebutuhan pekerja perlu
diulang-ulang apabila kekuatannya melemah dalam
mendorong para pekerja melaksanakan tugas-tugasnya.
c. Cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
yang lebih nggi, ternyata lebih banyak daripada untuk
memenuhi kebutuhan yang berada pada urutan yang lebih
rendah. Misalnya untuk memenuhi kebutuhan fisik, cara
satu-satunya yang dapat digunakan dengan memberikan
penghasilan yang memadai/mencukupi. Sedangkan untuk
kebutuhan aktualisasi diri depat digunakan banyak cara,
yang memerlukan krea vitas dan inisia f para manajer.
2. Teori Dua Faktor dari Herzberg
Teori ini mengemukakan bahwa ada dua factor yang dapat
memberikan kepuasan dalam bekerja. Kedua factor tersebut adalah:
a. Factor sesuatu yang dapat memo vasi(no vator. Factor
ini antara lain adalah factor prestasi (achievement), factor
memperoleh kemajuan yang perkembangannya dalam
- 39 -
bekerja khususnya promosi, dan factor pekerjaan itu sendiri.
Factor ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang lebi
nggi dalam teori maslow.
b. Kebutuhan keselamatan lingkungan kerja (hygiene factors).
Factor ini dapat berbentuk gaji/upah, hubungan antara
pekerja, supervise teknis, kondisi kerja, kebijaksanaan
perusahaan, dan proses administrasi di perusahaan. Factor
ini terkait dengan kebutuhan pada urutan yang lebih rendah
dalam teori maslow.
Dalam impelementasinyadilingkungan sebuah organisasi/
perusahaan, teori ini menekankan pen ngnya menciptakan/
mewujudkan keseimbangan antara kedua factor tersebut. Salah satu
diantaranya yang dak terpenuhi, akan mengakibatkan pekerjaan
menjadi dak efek f dan dak efisien.
3. Teori Prestasi (Achievement) dari McClelland
Teori ini mengklasifikasi mo vasi berdasarkan akibat suatu
kegiatan berupa perstasi yang tercapai, termasuk juga dalam
bekerja. Dengan kata lain kebutuhan prestasi merupakan mo vasi
dalam melakukan pekerjaan. Dalam hubungan dengan teori maslow,
berar mo vasi ini terkait dengan kebutuhan pada urutan ter nggi,
terutama kebutuhan aktualisasi diri dan kebutuhan akan status dan
kekuasaan. Kebutuhan ini memerlukan dan mengharuskan seorang
pekerja melakukan kegiatan belajar, agar menguasai ketrampilan/
keahlian yang memungkinkan seorang bekerja mencapai suatu
prestasi. Berikutnya jika dihubungkan dengan teori dua daktor, jelas
bahwa prestasi termasuk klasifikasi factor sesuatu yang memo vasi
(mo vator) dalam melaksanakan pekerjaan.
Implementasinya dilingkungan sebuah perusahaan, antara lain
sebagai berikut:
a. Para peekerja terutama manajer dan tenaga kerja kunci
produk lini, menyukai memikul tanggung jawab dalam
bekerja.karena kemampuan melakukannnya adalah prestasi
- 40 -
babi yang bersangkutan.
b. Dalam bekerja yang memiliki resiko kerja, para pekerja
menyukai pekerjaan yang berisiko lunak (moderat).
Pekerjaan yang berisiko nggi dapat mengecewakannya,
karena jika gagal berar
dak atau kurang berprestasi.
Sebaliknya jika kurang menyukai pekerjaan yang berisiko
rendah atau tanpa risiko, yang dapat mengakibatkan
pekerjaan tersebut diklasifikasikan dak/kurang berprestasi,
baik hasil maupun gagal melaksanakannya.
c. Pekerja yang berprestasi nggi menyukai informasi mbal
balaik, karena selalu terdorong untuk memperbaiki dan
meningkatkan kegiatannya dalam bekerja. Dengan demikian
peliangnya untuk meningkatkan prestasi kerja akan lebih
besar.
d. Kelemahan yang dapar merugikan adalah pekerja yang
berprstasi lebih menyukai bekerja mandiri, sehingga kurang
posi f sebagai manajer. Kemandirian itu dimaksudkan
untuk menunjukan prestasinya, yang mungkin lebih baik
dari pekerja yang lain.
4. Teori Penguatan (Reinforcement)
Teori ini banyak dipergunakan dan fundamental sifatnya dalam
proses belajar, dengan mempergunakan prinsip yang disebut “
Hukum Ganjaran (Law Of Effect)”. Hokum itu mengatakan bahwa
suatu ngkah llaku yang mendapatkan ganjaran menyenangkan
akan mengalami penguatan dan cenderung untuk diulangi. Misalnya
se ap memperoleh nilai baik dalam belajar mendapat pujian dan
hadiah maka cenderung untuk dipertahankan dengan mengulangi
proses belajar yang pernah dilakukan demikian pula sebaliknya
suatu ngkah laku yang dak mendapatkan ganjaran dak akan
mengalami penguatan karena cenderung dak diulangi bahkan di
ulangi.
- 41 -
Berdasarkan uraian diatas bahwa penguatan (reinforcement)
pada dasarnya berar pengulangan kegiatan karena mendapat
ganjaran. Ganjaran selain berbentuk material dapat pula yang
dak berbentuk material. Ganjaran berar juga pemberian insen f
oleh karena itu teori ini sering disebut “ teori insen f” disamping
itu teori ini bersumber juga dari teori ngkah laku berdasarkan
hubungan antara perangsang dan respons ( s mulus-respons
atau E-R bond) suatu perangsang yang diiringi dengan suatu
persaratan cenderung untuk diiringi dengan respon yang tetap.
Dengan kata lain suatu perangsang yang dikondisikan sebagai suatu
persyaratan akan mendapat respons yang sama atau respon yang
diulang sehingga sering terjadi meskipun perangsangnya dak
ada tetapi persyaratannya dimunculkan maka respon yang sama
akan dilakukan.sehubungan dengan itu teori ini disebut juga teori
“operasional bersyarat”.
Contoh sederhana dari kegiatan ini terlihat pada hewan seper
luba – lumba yang mendapat insen f ikan kecil untuk dimakan.
Se ap kali berhasil melompa lingkaran api dia tas kolamnay.
Demikian juga dari percobaan Pavlov dengan seekor anjing yang
dibedah kelenjar air liurnya. Se ap kalai diberi makan dibuat kondisi
bersyarat menghidupkan lampu merah dan air liurnya keluar.
Setelah berulang kali dilakukan air liurnya tetap keluar jika lampu
merahnya dinyalakan meskipun dak diberi makanan.
Implementasi teori ini dilingkungan sebuah organisasi/
perusahaan mengharuskan para manajer mampu mengatur cara
pemberian insen f dalam pemberian mo vasi para pekerja, agar
melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya secara efek f dan
efisien. Dengan kata lain insen f yang diberikan harus diupayakan
mampu mewujudkan penguatan bagi kegiatan pelaksanaan
pekerjaan yang efek f dan efisien. Untuk itu intensif sebagai
perangsang dan menghasilakan respon pelaksanaan pekerjaan
yang diulang atau bersifat penguatan harus diberikan dengan
persyaratan operasional antara lain berupa persyaratan krea vitas,
- 42 -
produk vitas, kreasi dan lain – lain.
5. Teori Harapan (Expectancy)
Teri ini berpegang pada prinsip yang mengatakan : “ terdapat
hubungan yang berat antara penger an seseorang mengenai
siatu ngkah laku dengan hasil yang ingin diperolehnya sebagai
harapan”. Dengan demikian berar juga harapan merupakan energy
penggerak untuk melakukan suatu kegiatan, yang karena terarah
untuk mencapai sesuatu yang diinginkan disebut “usaha.” Usaha
di lingkungan para pekerja dilakukan berupa kegiatan yang disebut
bekerja, pada dasarnya didorong oleh harapan tertentu.
Usaha yang dapat dilakukan pekerja sebagai individu
dipengaruhi oleh jenis dan kualitas kemampuan yang dimilikinya,
yang diwujudkannya berupa keterampilan/keahlian dalam bekerja.
Berdasarkan jenis dan kualitas keterampilan/keahlian dalam
bakerja akan diperoleh hasil, yang jika sesuai dengan harapan akan
dirasakan sebagai ganjaran yang memberikan rasa kepuasan.
Implementasinya di lingkungan sebuah perusahaan dapat
dilakukan sebagai berikut:
a. Manajer perlu membantu para pekerja memahami tugastugas/pekerjaannya, dihubungkan dengan kemampuam
atau jenis dan kualitas keterampilan/keahlian yang
dimilikinya.
b. Berdasarkan penger an itu, manajer perlu membantu
para pekerja agar memiliki harapan yang realis s, yang
dak berlebih-lebihan. Harapannya dak melampaui usaha
yang dapat dilakukannya sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya.
c. Manajer perlu membantu para pekerja dalam meningkatkan
keterampilan/keahlian dalam bekerja, yang dapat
meningkatkan harapannya, dan akan meningkatkan pula
usahanya melalui pelaksanaan pekerjaan yang semakin
efek f dan efisien.
- 43 -
Pada halaman berikut ini diketengahkan diagram Teori Harapan,
untuk memperjelas maksud uraian-uraian di atas.
6. Teori Tujuan sebagai MoƟvasi
Dalam bekerja tujuan bukan harapan. Dalam kenyataannya
harapan bersifat subyek f dan berbeda-beda antara se ap individu,
meskipun bekertja pada unit kerja atau perusahaan yang sama.
Tujuan bersumber dari Rencana Strategik dan Rencana Operasional
organisasi/perusahaan, yang dak dipengaruhi individu dan dak
mudah berubah-ubah. Oleh karena itu tujuan bersifat obyek f.
Se ap pekerja yang memahami dan menerima tujuan organisasi/
perusahaan atau unit kerjanya, dan merasa sesuai dengan dirinya
akan merasa ikut bertanggung jawab dalm mewujudkannya. Dalam
keadaan seper itu tujuan akan berfungsi sebagai mo vasi dalam
bekerja, yang mendorong para pekerja memilih alterna ve cara
bekerja yang terbaik atau yang paling efek f dan efisien
Implementasi dari teori ini di lingkungan suatu perusahaan
dapat diwujudkan sebagai berikut:
a. Tujuan unit kerja atau tujuan organisasi/perusahaan
merupakan focus utama dalm bekerja. Oleh karena itu
para manajer perlu memiliki kemampuan merumuskannya
secara jelas dan terinci, agar mudah dipahami para pekerja.
Untuk itu para manajer perlu membantu pekerja jika
mengalami kesulitan memahami dan menyesuaikan diri
dengan tujuan yang hendak dicapai.
b. Tujuan perusahaan menentukan
ngkat intensitas
pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan ngkat kesulitan
mencapainya. Untuk itu para manajer perlu merumuskan
tujuan yang bersifat menantang, sesuai dengan kemampuan
pekerja yang ikut serta mewujudkannya.
- 44 -
Gambar 2.1 Teori Harapan dalam Mo vasi Pekerja.
c. Tujuan yang sulit menimbulkan kegigihan dan ketekunan
dalam usaha mencapinya, melebihi dari tujuan yang mudah
mencapinya. Untuk itu para manajer perlu menghargai para
pekerja yang berhasil mewujudkan tujuan unit kerja atau
perusahaan yang sulit mencapainya.
Dari uraian-uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi
mo vasi bagi manusia termasuk pekerja adalah sebagai berikut:
a. Mo vasi berfungsi sebagai energy atau motor penggerak
bagi manusia, ibarat bahan bakar pada kendaraan.
b. Mo vasi merupakan pengatur dalam memilih alterna ve
diantara dua atau lebih kegiatan yang bertentangan. Denga
memperkuat suatu mo vasi, akan memperlemah mo vasi
yang lain, maka seseorang hanya akan melakukan satu
ak vitras dan meninggalkan ak vitas yang lain.
c. Mo vasi merupakan pengatur arah atau tujuan dalam
melakukan ak vitas. Denga kata lain se ap orang hanya
akan memilih dan berusaha untuk mencapai tujuan, yang
mo vasinya nggi dan bukan mewujudkan tujuan yang
lemah mo vasi.
Sehubungan dengan uraian-uraian dia atas, secara sederhana
dapat dibedakan dua bentuk mo vasi kerja. Kedua bentuk tersebut
adalah sebagai berikut:
- 45 -
a. Mo vasi Intrinsik.
Mo vasi ini adalah pendorong kerja yang bersumber dari
dalam diri pekerja sebagai individu, berupa kesadaran
mengenai pen ngnya atau manfaat/makna pekerjaan
yang dilaksanakannya. Dengan kata lain mo vasi ini
bersumber dari pekerjaan yang dikerjakan, baik karena
mampu memenuhi kebutuhan, atau menyenangkan, atau
memungkinkan meancapai suatu tujuan, maupun karena
memberikan harapan tertentu yang posi f di masa depan.
Misalnya pekerja yang bekerja secara berdedikasi sematamata karena merasa memperoleh kesempatan untuk
mengaktualisasikan atau mewujudkan realisasi dirinya
secara maksimal.
b. Mo vasi Ekstrinsik.
Mo vasi ini adalah pendorong kerja yanh bersumber dari
luar diri pekerja sebagai individu, berupa suatu kondisi
yang mengharuskannya melaksanakan pekerjaan secara
maksinmal. Misalnya berdedikasi nggi dalam bekerja
karena upah/gaji yang nggi, jabatan/posisi yang terhormat
atau memiliki kekuasaan yang besar, pujian, hukum, dan
lain-lain.
Di lingkungan suatu organisasi/perusahaan terlihat kecenderungan penggunaan mo vasi ekstrinsik lebih dominan daripada
mo vasi instrinsik. Kondisi itu terutama disebabkan dak mudah
untuk menumbuhkan kesadaran dari dalam diri pekerja, sementara
kondisi kerja di sekitarnya lebih banyak menggiringnya pada
mendapatkan kepuasan kerja yang hanya dapat dipenuhi dari luar
dirinya.
Dalam kondisi seper tersebut diatas, maka diperlukan usaha
mengintergrasikan teori-teori mo vasi, untuk dipergunakan secara
operasional di lingkungan organisasi/perusahaan. Bagi para manajer
yang pen ng adalah cara memberikan makna semua teori yang
telah diuraikan di atas, agar dapat dipergunakan secara operasional/
- 46 -
prak s dalam memo vasi para bawahannya. Diantaranya adalah
dalam bentuk pemberian ganjaran yang cenderung paling banyak
dipergunakan. Dalam rangka memo vasi para pekerja, ada 3
tanggung jawab seorang manajer:
a. Merumuskan batasan pelaksanaan pekerjaan bawahannya.
Dalam rumusan tersebut harus jelas jenis/jumlah
(kuan ta f) dan bobot (kualita f) tugas-tugas yang menjadi
wewenang dan tanggung jawab se ap bawahannya.
b. Menyediakan dan melengkapi fasilitas untuk pelaksanaan
pekerjaannya, agar bagi pekerja yang memiliki mo vasi kerja
nggi dak menjadi hambatan untuk melaksanakannya
secara maksimal.
c. Memilih dan melaksanakan cara terbaik dalam mendorong
atau memo vasi pelaksanaan/pekerjaan para bawahannya.
Ke ga tanggung jawab dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.2. Tanggung jawab manajer dalam memo vasi pekerja.
Pembatasan atau Mendefinisikan Pekerjaan
Se ap manajer harus mampu merumuskan batasan atau
mendeskripsikan mengenai apa yang diharapkannya dari para
pekerja dalam melaksanakan tugas masing-masing. Deskripsi itu
harus diorientasikan pada pelaksanaan pekerjaan yang efek f secara
- 47 -
berkelanjutan untuk semua pekerja. Deskripsi volume dan beban
kerja secara individual itu, sumbernya dapat diperoleh dari Deskripsi
Pekerjaan/Jabatan sebagai hasil Analisis Pekerjaan/Jabatan dan dari
Standar Pekerjaan/Jabatan sebagai hasil Analisis Pekerjaan/Jabatan
dan dari Standar Pekerjaan sebagai Tolak Ukur dalam Penilaian
Karya. Di dalam kedua sumber tersebut selalu terdapat 3 elemen
berupa Rumusan Tujuan Pekerjaan/Jabatan. Cara mengukur/
menilai pelaksanaan pekerjaan dan beban tugas (kuan ta f dan
kualita f) suatu pekerjaan/jabatan. Untuk kepen ngan memberikan
mo vasi, tujuan pekerjaan hanya dapat dimanfaatkan jika jelas
kaitannya dengan keuntungan yang hendak dicapai, pelanggan/
konsumen yang menjadi obyek pemasaran, bidangbisnis yang
dilaksanakan, pertumbuhan bidang bisnis yang diprediksi, kondisi
pekerja, manajemen yang dijalankan dan kondisi masyarakat serta
bangsa dan Negara yang dihadapi. Semua komponen itu merupakan
kerangka dasar yang mempengaruhi bisnis yang berorientasi pada
tujuan. Perumusan tujuan harus bersifat operasional, agar dapat
membedakan pekerja yang sukses/berhasil atau gagal dalam
melaksanakan pekerjaan, sebelumdan sesudah mendapat mo vasi
tertentu. Dengan demikian berar juga rumusan tujuan harus
dapat dijabarkan menjadi tugas-tugas, terutama berupa tugastugas regular. Kondisi itu dapat berar sebaliknya bahwa mo vasi
akan dapat diberikan apabila tugas-tugas para pekerja terarah pada
pencapaian tujuan organisasi/perusahaan.
Dengan kata lain perumusan tujuan pekerjaan yang memenuhi
syarat-syarat seper disebutkan diatas, akan mampu memmo vasi
pekerja dalam meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan
pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya.
Fasilitas Pelaksanaan Pekerjaan
Fasilitas dak sekedar berar peralatan kerja yang menjadi
tanggung jawab manajer untuk pengadaannya. Fasilitas yang
menajdi tanggung jawab manajer tersebut, yang terpen ng di
- 48 -
antaranya adalah usaha dalam mengeliminasi hambatan-hambatan
yang mengganggu kelancaran pekerjaan. Dia samping itu fasilitas
juga berar tersedianya pekerja yang berkualitas, yang tergantung
pada kemampuan melakukan seleksi pada waktu penerimaan
pekerja. Ke ga aspek sebagai fasilitas kerja tersebut di atas secara
lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Menghindari dan mencegah atau mengeliminir hambatanhambatan.
Beberapa hambatan pelaksanaan pekerjaan yang harus
dieliminasi oleh manajer sebagai fasilitas kerja antara lain
berupa ke dakmampuan memelihara peralatan secara
layak, menunda-nunda memberikan pembiayaan untuk
melaksanakan pekerjaan, desain ruangan/tempat kerja
yang buruk sehingga mengganggu pelaksanaa pekerjaan
dan pengguanaan metode kerja yang itdak efisien. Dengan
mencegah perilaku tersebut akan dapat diciptakan
lingkungan/kondisi kerja yang mendukung pelaksanaan
pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
Sehubungan denga itu berar mo vasi kerja akan menurun
atau mengalami kemunduran secara meyakinkan, apabila
para manajer dak menaruh perha an secara sungguhsungguh terhadap fasilitas kerja, baik yang bersifat non
material maupun material sebagaimana disebutkan di atas.
2. Peralatan dan sumber-sumber kerja yang adekuat.
Dalam kenyatannya aspek ini menunjukkan bahwa mo vasi
kerja akan menurun/mundur apabila manajer buruk dalam
menyediakan dan memberikan sumber finansial, material
dan dalam mengatasi kekurangan SDM, untuk dapat
melaksanakan pekerjaan secara tepat, baik dan benar
(efek f dan efisien).
3. Keteli an dalam seleksi pekerja.
Aspek ini sangat esensial dalam memo vasi pekerja,
karena efisiensi dan efek vitas kerja sangat dipengaruhi
- 49 -
oleh kualitas para pekerja. Pekerja yang berkualitas sangat
tergantung pada keteli an dalam melakukan seleksi
penerimaan tenaga kerja. Dengan kata lain prosedur
pengatur staf yang buruk (misalnya menerima dan
menempatkan pekerja yang rendah kemampuan bisisnya),
secara pas akan rendah pula mo vasi kerjanya.
Mendorong Pelaksanaan Pekerjaan
Tanggung jawab berikutnya bagi seorang manajer adalah
memberikan dorongan (mo vasi) kerja bagi para pekerja di
lingkungan unit kerja masing-masing. Sehubungan dengan itu
mo vasi yang dominan dipergunakan adalah dengan memberikan
ganjara (ekstrinsik). Dalam kenyataannya para manajer pada
umumnya mengetahui bahwa pemberian ganjaran khususnya
dalam bentuk insen f, kurang berfungsi sebagai mo vasi untuk
jangka waktu lama/panjang. Akan tetapi karena cara tersbutlah
yang paling mudah dilakukan, maka akan dibahas tersendiri dalam
uraian-uraian berikut ini.
B. GANJARAN SEBAGAI MOTIVASI
Pemberian ganjaran merupakan salah satu bentuk dari
kompensasi dak langsung, yang banyak jenisnya. Ganjaran yang
diberikan dalam bentuk uang, terutama berupa insen f pada
dasarnya merupakan tambahan penghasilan luar upah/gaji dasar
bulanan atau mingguan. Oleh karena itu nilainya sangat pen ng bagi
para pekerja, karena akan berpengaruhi langsung bagi peningkatan
kesejahteraan atau perbaikan kondisi social ekonomisnya.
Ganjaran berupa uang atau barang yang disebut insen f
biasanya diberikan para pekerja secara individual, di antaranya
berbentuk komisi penjualan, pemberian bonus dan lain-lain.
Ganjaran seper itu hanya akan efek f sebagai mo vasi, apabila
layak/wajar dilihat dari prestasi dalam pelaksanaan pekerjaan. Oleh
karena itu pengaruhnya dalam memo vasi menjadi sangat kecil
- 50 -
bilamana sekedar dihubungkan dengan pekerjaan ru n sehnarihari yang biasanya telah dan tetap dikerjakan meskipun dak diberi
insen f (ganjaran). Pemberian ganjaran pada pekerjaan ru n, justru
berakibat kurang menguntungkan, karena dapat berakibat pekerja
memilki ketergantungan dalam melaksankan tugas-tugasnya yang
cenderung diabaikan jika dak diberikan insen f. Namun harus
diakui bahwa system pemberian ganjaran yang disebut insen f,
akan mampu mengurangi pekerja yang keluar (berhen ) dan
mampu pula meningkatkan loyalitas dan dedikasi para pekerja pada
organisasi/perusahaan.
Ganjaran-ganjaran yang efek f sebagai mo vasi kerja harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Ganjaran berhaga bagi pekerja.
2. Ganjaran diberikan dalam jumlah yang memadai.
3. Ganjaran diberikan pada waktu yang tepat.
4. Ganjaran diberikan dalam berbagai jenis yang disukai.
5. Ganjaran harus diberikan secara adil/wajar dan fair.
Kelima persyaratan ganjaran yang efek f dalam memo vasi
para pekerja tersbut di atas, akan dijelaskan dalam 3 kelompok
sebagai berikut:
1. Ganjaran yang Berharga dan Memadai
Dalam memberikan ganjaran, seorang manajer harus
mampu melilih bentuk atau jenisnya yang berguna atau
berharga bagi para pekerja. Dengan kata lain ganjaran
yang diberikan secara pribadi harus dirasakan sebagai
sesuatu yang berharga bagi para pekerja yang dak sama
kebutuhannya. Ganjaran yang berharga itu mungkin saja
bukan berbentuk finansial atau metrial. Pekerja ngkat
bawah pada umumnya berpendapat bahwa ganjaran yang
berharga, apabila diberikan dalam bentuk uang atau barang.
Sedang para pekerja ngkat atas, ganjaran yang berharga
mungkin saja berupasebuah ruangan kerja yang bonafied.
Ganjaran yang memadai adalah sesuatu yangmampu
- 51 -
memo vasi agar pekerja secara terus-menerus bekerja
sebaik mungkin. Sesuatu itu dilihat oleh para pekerja sebagai
syarat untuk memperoleh ganjaran tersebut. Persoalannya
bagi seorang manajer adalah kesulitan dalam menentukan
dalam besarnya(jumlah) ganjaran yang dianggap cukup
atau memadai. Salah satu bentuknya adalah ganjaran pada
prestasi (produk vitas), dengan menetapkan sejumlah
inse f bagi yang berprestasi atau produk vitasnya
melampauitarget tugas pokoknya. Untuk itu dalam
menetapkan jumlahnya, pada umumnyadisepaka adanya
perbedaan presentase insen f antara jabatan secara
ver cal. Di sampoing itu pada umumnya para manajer
juga sependapat, untuk memberikan ganjaran dengan
sekurang-kurangnya membedakan antara pekerja yang
baik (mencapiai target) dengan yang buruk ( dak mencapai
target) dalam melaksanakan pekerjaannya.
2. Ganjaran yang Tepat Waktu dan yang Disukai
Ketepatan waktu sangat fundamental dalam system
ganjaran untuk memo vasi pelaksanaan pekerjaan.
Ketepatan waktu akan berpengaruh dan menentukan
ngkat efek fitas dalam memo vasi pekerja. Ganjaran
yang dak tepat waktunya akan kehilangan atau berkurang
energinya dalam memo vasi para pekerja, yang berar
dak boleh ditunda-tunda memberikannya. Di samping itu
ganjaran juga sebaiknya dak diberikan sebelim waktunya.
Waktu yang tepat bsangat tergantungpada kemampuan
melaksanakan pekerjaan secara prima dan hasil terbaik
yang dapat dicapai seorang pekerja. Di antaranya berupa
pemberian insen f yang dak efek k dalam memo vasi
jika diberikan bersamaan dengan pembayaran upah/
gaji. Insen f akan lebih tepat waktunya dan mampu
memo vasi setelah beberapa lama dari pembayaran
upah/gaji tetap. Waktunya akan lebih tepat bila diberikan
- 52 -
setelah pekerja melaksanakan tugas-tugasnya, dan
bukan sebelum dilaksanakan. Dengan demikian juga jika
ganjaran akan diberikan berupa promosi ke jenjang jabatan
yang lebih nggi atau pemberian surat penghargaan.
Waktu yang tepat memberikan ganjaran tersebut agar
memo vasi dalam bekerja adalah pada saat pekerja
berhasil memenuhi persyaratan untuk memperolehnya.
Dengan memenuhiketepatan waktu berar ganjaran akan
berfungsi sebagai mo vasi yang potensial, untuk terus
melaksanakanpekerjaan secara maksimal
Kondisi pemberian ganjaran seper disebutkan di atas
berar juga seorang manajer harus mampu menilai jenis
ganjaran apa yang paling disenangi para pekerja secara
individual. Di antara para pekerja mungkin saja promosi
dak terlalu disukainya, karena bukan merupakan jabatan
yang ideal baginya. Pekerja tersebut mungkin lebih
menyukai pemindahan horinzontal padsa jabatan yang
sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, dengan karier
masa depan yang ideal untuk jangka panjang di bidangnya.
3. Ganjaran yang Adil dan Fair
Ganjaran ini berhubungan dengan rasa kepuasan, baik dalam
perbandingan antara jumlahnya yang diharapkan sehingga
dirasakan wajar atau adil, maupun jika dibandingkan
antara pekerja yang menerima ganjaran dari pelaksanaan
ppekerjaan atau hasilnya yang cenderung memilki
kesamaan, sehingga dirasakan fair. Beberpa aspek yang
berpengaruhi pada dirasakannya ganjaran sebagai sesuatu
yang adil dan fair, berkaitan dengan aspek perasaan sebagai
seseorang yang berhak menerimanya atau dak. Misalnya
seseorang yang dipromosikan karena hubungan keluarga,
akan dirasakan dak adil dan dak fair oleh para pekerja
yang merasakan dirinya lebih memenuhi persyaratan untuk
mendapatkan promosi tersebut. Aspek lain berhubungan
- 53 -
kepuasan yang dak bernilai ekonomis. Misalnya kepuasan
instrinsik karena ditempatkan pada bidang kerja yang sesuai
dengan kemampuan yang dimiliki.
Uraian-uraian di atas menunjukan bahwa mo vasi bagi para
pekerja dak dapat dilepaskan kaitannya dengan desain
pekerjaan yang harus dilaksanakannya. Dengan desain
pekerjaan yang baik, para pekerja dapat mengetahui apa
yang diharapkan organisasi/perusahaan dari para pekerja
dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada gilirannya dengan
pengetahuan dan penger an tentang pekerjaannya sesuai
harapan organisasi/perusahaan, maka terbuka peluang
untuk dapat melaksanakannya secara baik dan bahkan
akan terdorong untuk melampaui harapan tersebut yang
hanya mungkin terjadi jika diiringi pemberian ganjaran yang
memenuhi persyaratan seper tersebut di atas.
C. HUBUNGAN DESAIN PEKERJAAN DENGAN MOTIVASI
Di lingkungan suatu perusahaan diperlukan kegiatan
manajemen sebagai upaya mendayagunakan sumber daya
manusia(SDM) untuk mencapai tujuannya. Untuk melaksanakan
kegiatan tersebut agar berlangsung efek f terdapat 3 aspek pen ng
yang besar pengaruhnya, karena ikut menentukan keberhasilan
pencapaian tujuan organisasi/perusahaan. Ke ga aspek itu
terdiri dari kemampuan memanfaatkan informasi, kemampuan
mempergunakan kekuasaan (kewenangan) dan kemampuan
memberikan ganjaran dalam mendorong agar SDM sebagai tenaga
kerja melaksanakan tugas-tugasnya secara efek f dan efisien.
Berkenaan dengan ke ga aspek tersbut segera dapat terlihat dua
kemungkinan pelaksanaan manajemen SDM. Gejala pertama
menunjukkan manajemen tradisional, yang terjadi apabila ke ga
aspek tersebut terpusat pada manajer ter nggi (top manajer), yang
pelaksanaannya terpusat pada control sebagai unsur manajemen.
Gejala kedua menunjukkan manajemen par sipa f yang terjadi
- 54 -
apabila ke ga asspek tersebut didelegasikan (dilimpahkan)
pelaksanaannya pada bawahan (mengikutsertakan pekerja bawahan
sebagai pelaksana). Dalam menghadapi lingkunngan bisnis yang
semakin kompe f, maka semakin diperlukan kemampuan inova f
dari para pekerja sebagai usaha meningkatakan produk vitas, yang
berar mengharuskan dipergunkannya manajemen par sipa f.
Kondisi itu sejalan juga dengan perkembangan yang mengarah
pada ekonomi global, sehingga se ap sector ekonomi memiliki
saling ketergantungan, yang semakin mengharuskan perusahaan /
organisasi mempraktekkan strategi pengikutsertaan pekerja secara
maksimal.
Untuk mewujudkan par sipasi pekerja yang efek f dan
efisien, sangat diperlukan usaha mendesain atau mendesain
ulang pekerjaan yang harus dilaksanakan di lingkungan organisasi/
perusahaan, terutama yang berhubungan langsung dengan
pencapaian tujuannya. Desain pekerjaan pen ng ar nya karena:
1. Memberikan batas-batas tentang kegiatan yang harus
dan dak perlu dilakukan dalam melaksanakan pekerjaan,
karena dak ada organisasi/perusahaan yang bekerja
tanpa batas.
2. Memberikan nilai-nilai yang dapat meyakinkan pekerja
tentang perlunya berpar sipasi dalam bekerja untuk
mewujudkan eksitensi organisasi/perusahaan yang
kompe f.
3. Membrikan petunjuk mengenai apa yang yang sedang
dikerjakan oleh organisasi/perusahaan sekarang, sehingga
memudahkan para pekerja dalam memilih par sipasi yang
akan dilaksanakan.
Berdasarkan ke ga alasan tersebut berar desain pekerjaan
berguna bagi pekerja untuk memahami tugas-tugasnya yang dapat
memberikan mo vasi untuk melaksanakannya secara efek f dan
efisien.
- 55 -
1. Desain Pekerjaan Tim (Team)
Banyak pekerjaan yang harus dikerjakan oleh m kerja agar
berlangsung secara efek f. Pekerjaan itu memerlukan kerja
sama antar sejumlah pekerja sebagai sebuah m, karena
saling mempengaruhi satu dengan yang lain, meskipun
dilaksanakan secara terpisah.
Untuk itu perlu diperjelas lebih dahulu penger an
m(team) di lingkungan sebuah organisasi/perusahaan,
agar dapat dimanfaatkan secara maksimal dalam upaya
mencapai tujuan bisnisnya. Sebuah m kerja memiliki salah
satu karakteris k sebagai berikut:
a. Wujudnya nyata (real) dari kebersamaan sebagai satu
kesatuan utuh dan memiliki iden tas system social uang
kompak. Anggota m jumlahnya biasanya kecil dan
bersifat temporer (sewaktu-waktru) karena dibentuk
untuk suatu keperluan tertentu.
b. Anggotanya mengerjakan pekerjaan
m berupa
pekerjaan khusus untuk menghasilkan sesuatu yang
berhubungan dengan produk (barang atau jasa) yang
diproduksi oleh organisasi/perusahaan.di samping
produk berupa barang atau jasa (pelayanan), m
juga dapat dibentuk untuk melaksanakan pekerjaan
pengambilan keputusan mengenai suatu masalah
pen ng bagi organisasi/perusahaan. Keputusan m
yang diterima dan dilaksanakan harus dapat dinilai
(diukur) hasilnya setelah dilaksanakan.
c. Menyelenggarakan manajemen m sendiri sebagai
pelimpahan manajemen organisasi/perusahaan. Oleh
karena itu se ap anggotanya memiliki kewenangan
mengelola tugas-tugas m, tanpa ikatan denagn unitunit kerja yang ada. Pelaksanaan pekerjaan berlangsung
melalui proses hubungan kerja antara personil, dak
dikerjakan sendiri-sendiri.
- 56 -
Tim yang memiliki karakteris k seper tersebut di atas
disebut dengan berbagai nama, seper “kelompok kerja
(pokja)” atau “satuan tugas(satgas)” atau “ Tim Kerja” atau
“Komite Pembuat Keputusan.” Di belakang sebutan itu boleh
saja dicantumkan perkataan otonom, misalnya disebut
“Tim Kerja Dengan Manajemen Sendiri,” atau perkataan
temporer sehingga disebut “Satuan Tugas Temporer.”
Meskipun m berwewenang melakukan manajemen
sendiri, namun tetap merupakan bagian dari system social
yang besar berupa organisasi/perusahaan. Dengan kata lain
tetap bekerja sesuai dengan kebijaksanaan pokok pucuk
pimpinan (Top Manajer)
Dalam kenyataannya untuk dapat bekerja secara efek f dan
efisien, se ap anggota m harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut:
a. Seseorang yang selalu memiliki idea (gagasan) bisnis.
b. Seseorang yang memiliki sifat bersedia dan suka
membantu tanpa diminta dalam melaksanakan
pekerjaan m.
c. Seseorang yang memiliki sifat keterbukaan, dalam ar
mampu menerima saran-saran atau pendapat orang
lain.
d. Seseorang
yang
mampu
memper mbangkan
kebutuhan, mo vasi dan keterampilan anggota m,
jika meminta bantuan atau dalam memberikan advis.
Dengan kemampuan seper itu akan terhindar dari
sikap memaksakan sesuatu diluar kemampuan anggota
mnya.
e. Seseorang yang memiliki kemampuan bekerjasama
dalam. Memecahkan masalah.
f. Sesorang yang mampu menghargai, menerima dan
memper mbangan pendapat dan gagasan orang lain.
- 57 -
Selanjutnya dalam membentuk sebuah m, perlu disadari
bahwan dak semua pekerjaan memerlukan m dalam
melaksanakannya. Untuk itu sebelum membentuk sebuah
m sebaiknya diper mbangkan beberapa factor sebagai
berikut:
a. Tim hanya wajar dan tepat dibentuk untuk
melaksanakan pekerjaan yang memerlukan sejumlah
pekerja, agar berlangsung lebih efek f dan efisien
daripada dikerjakan secara perorangan.
b. Tim hanya dibentuk untuk menghasilkan sesuatu
yang menunjang pencapaian tujuan bisnis organisasi/
perusahaan.
c. Tim hanya dibentuk untuk melaksanakan pekerjaan
yang hasilnya dapat diukur/dinilai dalam hubungannya
dengan tujuan organisasi/perusahaan.
d. Tim dapat dibentuk jika dapat dilakukan pela han
tertentu secara cepat, agar anggotanya memenuhi
persyaratan spesialisasi atau persyaratan tertentu
secara fleksibel, yang diperlukan untuk menyelesaikan
pekerjaan yang diserahkan pada m.
e. Tim dapat dibentuk apabila dapat ditentukan secara
jelas batas kewenangannya dengan kewenangan
manajer yang bidang kerjanya berhubungan dengan
pekerjaan yang diserahkan kepada m.
Dari uraian-uraian diatas jelas bahwa desain atau desai ulang
Pekerjaan Tim berar menetapkan tugas-tugas yang harus
dikerjakan melalui proses kerjasama yang diperkirakan
akan memberikan hasil yang lebih baik daripada jika
dikerjakan sendiri oleh seorang pekerja. Bentuknya dapat
seper yang telah dikemukakan diatas berupa m (team)
kerja yang jumlah anggotanya dak terlalu banyak, yang
berasal dari para pekerja berbagai unit kerja yang tugas
pokoknya berhubungan dengan tugas yang dipercayakan
- 58 -
pada m. Dalam penger an yang lebih luas, m kerja dapat
berar jaringan kerja antara para pekerja pada unit kerja
yang satu dengan yang lain dalam melaksanakan pekerjaan,
yang merupakan tugas dan tanggung jawab bersama sesuai
porsi masing-masing. Jaringan kerja tersebut harus didesain
agar se ap pekerja mengetahui dan menjalankan peranan
dan fungsinya, sehingga dak menjadi penghambat
pelaksanaan pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung
jawab pekerja lainnya.
Pembentukan
m dan/atau jaringan kerja seper
diuraikan diatas, sebenarnya daklah besar pengaruhnya
pada mo vasi pekerja, namun berpengaruh langsung
pada kepuasan kerja (QWL), yang muaranya juga pada
memperkuat mo vasi kerja bagi para pekerja’
2. Desain Pekerjaan Individu
Pelaksanaan penempatan pekerja (staffing) sebaimana telah
diuraikan dalam bab terdahulu, dari segi Manajemen SDM
pada dasarnya berar pemabgian tugas dan tanggung jawab
pelaksanaan pekerjaan secara individual. Dalam upaya
meningkatkan efisiensi dan efek vitas pelaksanaannya,
pekerjaan yang bersifat individual tersebut perlu didesain.
Salah satu pendakatan dalam mendesain pekerjaan
individu.
Desain Pekerjaan Individual dimulai dari teori perilaku
yang diimplementasikan menjadi konsep-konsep tentang
pekerjaan. Didalam se ap konsep yang diimplementasikan
terdapat dimensi-dimensi pekerjaan in (tugas pokok).
Pekerjaan itu harus dilaksanakan dalam kondisi psikologis
tertentu sebagai persyaratan pen ng untuk memberikan
hasil kerja yang dinginkan, sebagai hasil kerja personil
(pekerja secara indivual).
- 59 -
Teori perilaku yang diimplementasikan dalam kegiatan
yang disebut bekerja, harus dijabarkan menjadi tugastugas yang dikombinasikan dalam pembidangan kerja.
Pembidangan kerja yang mengemban kombinasi tugastugas sejenis, diwujudkan menjadi unit-unit kerja sebagai
bentuk dasar pekerjaan didalam struktur organisasi/
perusahaan. Pelaksanaan pekerjaan pada se ap unit kerja
dalam perwujudannya harus diatur dengan menetapkan
hubungannya dengan konsumen sebagai klien. Berikutnya
setelah tugas-tugas dikerjakan, se ap pekerja berkewajiban
mempertanggungjawabkannya terutama mengenai beban
kerja ver cal yang diterima dari manajer atasan masingmasing.
Dalam pelaksanaannya, baik manajer maupun pekerja harus
memiliki keterbukaan, sehingga se ap informasi dalam
pelaksanaan pekerjaan, akan menjadi umpan balik yang
berharga untuk kepen ngan pelaksanaan pekerjaan secara
kualita f dan kuan ta f dalam kurun waktu berikutnya.
Pelaksanaan tugas pokok unit kerja yang terdiri dari kombinasi
tugas-tugas sejenis, selalu menuntut berbagai keterampilan
secara bervariasi, yang berbeda antara unit kerja yang satu
dengan yang lain. Untuk se ap unit kerja variasi keterampilan
yng berbeda akan memberikan iden tas tugas masingmasing. Sedang dalam pelaksanaannya perlu ditemukan/
ditetapkan tugas-tugas yang berhubungan secara signifikan
dengan tujuan organisasi/perusahaan. Selanjutnya agar
tugas yang signifikan itu dapat dilaksanakan, diperlukan
pengaturan kekuasaan atau wewenang dalam mengambil
keputusan dan memerintahkan pelaksanaannya. Pada
giliran berikutnya dari pelaksanaan keputusan dan perintah
melalui kegiatan yang disebut bekerja akan diperoleh
umpan balik, yang berguna bagi pengambilan keputusan
baru.
- 60 -
Pelaksanaan
pekerjaan
dengan
mempergunakan
keterampilan tertentu sesuai dengan iden tas tugas
suatu unit kerja dan dibatasi pada pelaksanaan tugas
yang signifikan hubungannya dengan tujuan organisasi/
perusahaan, dalam kenyataannya dak dapat dilepaskan
hubungannya dengan pengalaman kerja yang relevan
dari pekerja yang bertugas melaksanakannya. Disamping
itu dalam pelaksanaannya diperlukan pula pengalaman
dalam mempertanggungjawabkan hasil yang dicapai.
Dengan melaksanakan pekerjaan secara bertanggung
jawab, para pekerja sebagai pelaksana akan memperolehg
berbagai pengetahuan empiris, yang berpengaruh paada
perkembangan kebutuhan untuk mencapai keberhasilan
dalam pelaksanaanpekrjaa berikutnya perkembangan
kebu1tuhanitu harus dijadiakn umpan balik untukm
mmendesain kembali pekerjaan di masa mendatang.
Keberhasilan dalam melaksanakan desain pekerjaan
individual seper diuraikan diatas, sangat memerlukan
mo vasi kerja yang nggi. Dengan demikian akan
berlangsung pelaksanaan pekerjaan yang berkualitas nggi.
Sedang sebagai akibatnya akan diperoleh kepuasan kerja
yang nggi pula. Disamping itu akan diperoleh dampak yang
lain, dalam bentuk terhindar atau berkurangnya pekerja
yang dak masuk (absen) dan semakin berkurang atau
dapat dihindari kegiatan pergan an tenaga kerja dari satu
unit kerja ke unit kerja yang lain, termasuk yang berhen
dan perlu digan denag tenaga kerja baru.
Desain pekerjaan individual seper diuraikan diatas, secara
sederhana dapat diringkas sebagai berikut:
a. Organisasi/perusahaan harus mampu membagi dan
mengelompokkan pekerjaan sejenis menjadi unit
kerja. Didalam se ap unit kerja harus jelas tugas-tugas
pokoknya.
- 61 -
b. Organisai/perusahaan harus mampu menetapkan
persyaratan keterampilan dan pengalaman kerja untuk
dapat melaksanakan tugas pokok unit kerja yang
menunjang pencapaian tujuan bisnisnya.
c. Organisasi/perusahaan harus mampu merekrut dan
menempatkan tenaga kerja sesuai dengan tugas-tugas
pokok se ap unit kerja.
d. Dalam pelaksanaan pekerjaan oleh se ap pekerja yang
telah memenuhi persyaratan tersebut, diperlukan
kemampuan para manajer untuk memberikan mo vasi
kerja, agar pekerjaan berlangsung secara berkualitas.
e. Dari pelaksanaan pekerjaan yang dapat memberikan
kepuasan kerja, akan diperoleh berbagai informasi
sebagai umpan balik untuk perbaikan dan
penyempurnaan desain ulang pekerjaan individual.
D. HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN SISTEM UPAH
Dalam uraian terdahulu tentang ganjaran sebagai mo vasi,
telah diketengahkan bahwa ganjaran merupakan cara memberikan
mo vasi kerja yang paling banyak/dominan dipergunakan. Uraian
berikut ini dak bermaksud mengulangi uraian-uraian didalam bab
terdahulu, tetapi untuk memberikan uraian yang lebih inci, karena
sifatnya yang sangat dominan di lingkungan organisasi/perusahaan.
Dari satu sisi Sistem Upah telah disepaka sebagai factor yang
sangat pen ng dalam mewujudkan penampilan kerja yang terbaik.
Di negara industry seper Amerika Serikat diperkirakan antara 70%
sampai dengan 80% perusahaan/organisasi mempergunakan system
ini untuk mendorong/memo vasi pekerjaannya. Dengan kata lain
pemberian upah merupakan mo vasi kerja yang pen ng, dalam
mewujudkan pekerjaan yang produk f dan berkualitas (efek f dan
efisien) bagi para pekerja di bidang kerja masing-masing.
Dari sisi lain sulit untuk mewujudkan system upah yang dapat
memo vasi pekerja. Salah satu sebabnya sebagaimana telah
- 62 -
diketengahkan dalam uraian tentang kompensasi, ternyata banyak
ditemui kenyataan para manajer berupaya menekan pembiayaan
(cost) seminimal mungkin melalui pembayaran upah. Sebaliknya
para pekerja mengharapkan pemberian upah dalam jumlah
maksimal atau sekurang-kurangnya memenuhi unsur kewajaran
(kelayakan) dan keadilan. Berikutnya dihadapi pula kesulitan dalam
menetapkan besarnya upah yang dapat memo vasi kerja. Kesulitan
terutama sekali disebabkan oleh adanya berbagai perbedaan secara
individual, kelompok/ m (tam) dan berdasarkan pangkat dan
jabatan dalam keseluruhan organisasi/perusahaan.
Sehubungan dengan uraian-uraian diatas, ternyata dalam
system pengupahan, yang banyak dipersoalkan para pekerja
sebagai mo vasi kerja adalah pemberian insen f, dengan dak
mengurangi ar dan peranan upahyang juga dapat dipergunakan
untuk memo vasi kerja. Upah dasar sebagai mo vasi terkait dengan
pangkat dan jabatan/posisi. Satu diantaranya bahwa ada para
pekerja yang menilai dirinya memiliki peluang untuk memperoleh
pangkat atau jabatan yang lebih nggi, yang dak menjadi mo vasi
bagi pekerja yang dak memiliki peluang tersebut. Sedang yang
lainnya jika pekerja merasa terancam kehilangan pekerjaan atau
jabatannya, bilamana dak berprestasi dalam melaksanakan tugastugas pokoknya. Upah/haji yang telah stabil dak atau kurang
berfungsi sebagai mo vasi, karena sifatnya yang ru n dan lebih
dirasakan sebagai hak, yang pas diterima pada saatnya (bulanan/
mingguan).
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, maka perlu
ditegaskan kembali bahwa dalam memo vasi para pekerja, yang
banyak dipersoalkan adalah mengenai kompensasi dak langsung,
khususnya dalam bentuk yang disebut insen f. Tujuan system
pemberian insen f pada dasarnya adalah:
1. Sisten insen f didesain dalam hubungannya dengan
system balas jasa (merit system), sehingga berfungsi
dalam memo vasi pekerja agar terus menerus berusaha
- 63 -
memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam
melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban/
tanggung jawabnya.
2. System insen f merupakan tambahan bagi upah/gaji dasar
yang diberikan sewaktu-waktu, dengan membedakan
antara pekerja yang berprestasi dengan yang dak/
kurang berprestasi dalam melaksanakan pekerjaan/tugastugasnya. Dengan demikian akan berlangsung kompe si
sehat dalam berprestasi, yang merupakan mo vasi kerja
berdasarkan pemberian insen f.
Berdasarkan tujuan system pemberian insen f tersebut diatas,
dapat dibedakan 2 bentuknya terdiri dari:
a. Diberikan secara tetap yang disebut tunjangan, seper
tunjangan isteri/suami, anak (keluarga), tunjangan
fungsional dan tunjangan structural/jabatan.
b. Diberikan sewaktu-waktu atau dak tetap, seper komisi
penjualan, bonus dan kompensasi dak langsung lainnya.
System insen f dimaksud harus memenuhi beberapa
persyaratan, agar menjadi efek f sebagai mo vasi kerja. Persyaratan
itu terkait dengan prinsip psikologis sebagsi berikut:
a. Berfungsi bersifat sebagai penghargaan, yang dinilai sebagai
factor pen ng dalam kegiatan memo vasi pekerja.
b. Dirasakan sebagai hasil dari upaya meningkatkan dan
memperbaiki pelaksanaan pekerjaan.
Dengan demikian berar juga organisasi/perusahaan harus
menghindari pemberian insen f tanpa alasan atau dengan alasan
yang dak berhubungan dengan upaya memo vasi pekerja secara
efek f dan efisien. Untuk itu perlu diketahui sebab-sebab pemberian
insen f dak berfungsi sebagai mo vasi. Sebab-sebab dimaksud
adalah sebagai berikut:
1. Nilai finansial/materialnya sebagai ganjaran/penghargaan
terlalu rendah, sehingga berakibat
dak dirasakan
manfaatnya oleh para pekerja.
- 64 -
2. Tidak terdapat hubungan antara insen f sebagai ganjaran
dengan pekerjaan yang dilaksanakan. Insen f seper itu
dak akan berfungsi sebagai mo vasi karena pekerja dak
mengetahui untuk apa ganjaran itudiberikan kepadanya.
3. Tidak didasarkan pada hasil Penilaian Karya karena dak
pernah atau selalu dihindari pelaksanaannya oleh supervisor.
Dengan kata lain tanpa Penilaian Karya para pekerja dak
mengetaui tentang kelebihannya dalam bekerja yang layak
menerima ganjaran atau patut dihargai, karena berbeda
dari pekerja lainnya. Kecenderungan memberikan ganjaran/
insen f secara sama tanpa membedakannya berdasarkan
prestasi kerja, dak akan berfungsi sebagai mo vasi.
4. Apabila para pekerja terikat kontrak/ perjanjian dengan
serikat sekerja, yang mengharuskan sebagian insen f yang
diterima diserahkan untuk jangka waktu yang cukup lama.
Jumlahnya yang cukup besar cenderung menimbulkan
perselisihan dengan serikat sekerja yang berakibat
merugikan organisasi/perusahaan. Kerugian itu dapat
berbentuk insen f yang diberikan dak berfungsi sebagai
mo vasi, bahkan dapat mendorong pekerja untuk memilih
lebih baik berhen .
5. Insen f sebagai tunjangan dak akan berfungsi sebagai
mo vasi untuk peningkatan prestasi jangka waktu lama,
karena lebih dirasakan sebagai hak, yang tetap akan
diterima meskipun dak berprestasi
Berdasarkan kenyataan itu dalam memberikan insen f untuk
memo vasi, perlu diiku prinsip pokok sebagai berikut:
a. Berikan insen f hanya untuk pekerja yang produk f.
b. Promosikan pekerja sebagai insen f non finansial/non
material, atas dasar produk vitasnya dalam bekerja.
Kedua prinsip pokok tersebut diatas dapat dijabarkan secara
lebih rinci sebagai berikut:
- 65 -
1) System insen arus bersifat sederhana, dalam ar diatur
secara jelas, dapat dipahami, ringkas, dan sesuai dengan
kepen ngannya masing-masing.
2) Pemberian insen f harus bersifat khusus, dalam ar pekerja
mengetahui secara tepat apa yang diharapkan perusahaan
dari dirinya dalam bekerja, yang dapat dikategorikan berhak
memperoleh insen f.
3) Dampak pemberian insen f dapat dinilai/diukur, dalam ar
jumlah uang yang dikeluarkan untuk insen f dapat dihitung
melalui perbandingannya dengan hasil yang dicapai, yang
bila menunjukkan peningkatan, dapat diar kan berfungsi
sebagai mo vasi kerja.
4) Perbaikan dan peningkatan mungkin diwujudkan, dalam
ar insen f yang diberikan dapat mendorong pekerja untuk
melaksanakan sesuatu secara baik yang memang mungkin
dilaksanakannya. Apabila sesuatu yang diharapkan dalam
bekerja dak mungkin dilaksanakan, maka insen f dak
akan berfungsi untuk mo vasi kerja.
E. SISTEM BALAS JASA YANG EFEKTIF UNTUK MEMOTIVASI
PEKERJA
Balas jasa sebagai ganjaran harus dikaitkan dengan mo vasi
kerja. Untuk mewujudkan system balas jasa yang efek f perlu
ditempuh langkah-langkah sebagai pedoman bagi seorang manajer.
Langkah-langkah dimkasud adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan Standar Pekerjaan.
Rumuskanlah standar pekerjaan yang nggi, yang menggambar
volume dan beban kerja yang harus dilkasanakan secara efek f
dan efisien. Standar pekerjaan secara rela ve juga merupakan
tujuan pekerjaan/jabatan. Semua system pemberian insen f sangat
tergantung pada standar pekerjaan yang telah ditetapkan. Dengan
kata lain standar pekerjaan sebagai tujuan pekerjaan merupakan
- 66 -
target bagi para pekerja dalam melaksanakan tugas-tugasnya.
Dari sisi lain standar pekerjaan akan mempermudah seorang
supervisor dalam membagi dan memberikan tugas-tugas yang
wajar/layak bagi se ap pekerja.
Dalam kenyataannya daklah mudah merumuskan standar
pekerjaan, karena sulit untuk menetapkan kategori efek f atau
dak pelaksanaan suatu pekerjaan. Namun harus diusahakan agar
standar pekerjaan dirumuskan secara akurat dengan menetapkan
volume dan beban kerja yang dikategorikan sebagai pekerjaan
yang produk f, jika dikerjakan secara efek f dan efisien. Disamping
itu tetapkan juga cara melaksanakannya atau cara bekerja yang
juga paling ideal. Dalam hubungannya dengan insen f untuk
mo vasi kerja, standar pekerjaan harus jelas menyatakan
ngkat pengulangan pekerjaan yang mungkin memperberat
pelaksanaannya, demikian pula siklus (perputarannya) berjangka
pendek dan jelas pula hasil yang akan dicapai. Kejelasan itu akan
mempermudah penetapan besarnya insen f yang akan diberikan,
melalui usaha membandingkannya dengan standar pekerjaan lain,
yang mungkin lebih ringan atau sebaliknya lebih berat.
Pemberian insen f akan lebih akurat jika standar pekerjaan
perumusannya dihubungkan pula dengan aspek keamanan/
keselamatan dan kesehatan kerja, ukuran efisiensi kerja dan kualitas
kerja serta hasilnya yang diinginkan
Akhirnya jika standar pekerjaan telah ditetapkan, para pekerja
harus diberi peluang untuk memperoleh insen f antara 20% sampai
dengan 25% atau lebih dari gaji/upah dasarnya, terutama bagi yang
telah bekerja keras dan bijaksana bagi perusahaan/organisasi.
Untuk lebih mengarahkan perumusan standar pekerjaan
(yang diperlukan juga untuk Penilaian Karya), para manajer perlu
memperha kan aspek-aspek sebagai berikut:
a. Analisis Pekerjaan yang menghasilkan Deskripsi Pekerjaan/
Jabatan, harus dibuat secara cermat karena merupakan
sumber utama bagi perumusan standar pekerjaan.
- 67 -
b. Didalam Deskripsi Pekerjaan/Jabatan harus dirumuskan
juga tentang cara/metode kerja (studi kegiatan/gerak),
disamping isi pokoknya tentang volume (jenis dan jumlah)
pekerjaan yang harus dilaksanakan.
c. Menetapkan juga deskripsi waktu yang dipergunakan
(kecepatan kerja) yang seharusnya dalam melaksanakan
tugas-tugas (studi waktu).
Dengan mempergunakan standar pekerjaan sebagaimana
telah dikemukakan terdahulu dapat ditetapkan pemberian insen f
untuk memo vasi pekerja. Sehubungan dengan u perencanaan
insen f untuk pekerja ngkat bawah sebagaimana dikatakan diatas,
bergerak antara 20% samapai dengan 25% dari upah /gaji dasar,
yang perlu diatur dalam dua dimensi sebagai berikut;
a. Menetapkan insen f rata-rata/dasar yang jumlahnya sama
untuk semua pekerja bagi yang telah bekerja keras dan
bijaksana.
b. Menetapkan insen f ekstra, untuk pekerja yang berprestasi.
Insen f ini termasuk juga untuk pekerja kunci/utama dalam
produk lini, yang dapat dibedakan sekitar 10% sampai
dengan 25% dari insen f rata-rata/dasar tersebut diatas.
Apabila organisasi/perusahaan memberikan insen f yang cukup
nggi, pada para pekerja dapat mbul 3 kekhawa ran, yang dapat
dikategorikan sebagai konflik dalam bekerja. Ke ga kekhawa ran
tersebut adalah:
a. Insen f ekstra Karena berprestasi dalam jumlah yang
cukup besar, dikhawa rkan para pekerja akan dikurangi
manajer dengan insen f rata-rata, atau jika dak dikurangi
dikhawa rkan manajer akan meningkatkan standar
pekerjaan dengan menambah volume/beban kerjanya.
b. Pekerja juga sering mengkhawa rkan insen f ekstra sebagai
tambahan penghasilan yang berlebih-lebihan, oleh manajer
kemudian ditetapkan keharusan bekerja di luar tugas pokok
sebagai usaha mengimbanginya.
- 68 -
c. Insen f yang dak membedakan jenjang/herarchi jabatan/
status pekerja dalalm kerja kelompok ( m) pada umumnya
disenangi oleh para pekerja, namun menimbulkankesulitan
dalam mempadukan pekerja yang nggi dengan rendah
statusnya. Untuk itu insen f sebaiknya dibedakan secara
ber ngkat berdasarkan jabatan/status pekerja, agar yang
lebih nggi jabatannya merasa layak/wajar sesuai statusnya.
2. Setelah memiliki Standar Pekerjaan seper disebutkan dalam
uraian-uraian diatas, selanjutnya kembangkan Sistem Penilaian
Karya (Performance Appraisal) yang akurat. Laksanakn
Penilaian Karya secara obyek f dan pergunakan hasilnya
untuk menetapkan insen f terutama berupa insen f ekstra.
Dengan demikian berar Penilaian Karya harus difokuskan
pada spesifikasi pekerjaan dan hasilnya, disamping mengenai
pelaksanaan (perilaku) dalam bekerja. Selanjutnya tetapkan
system pemberian ganjaran, terutama berupa pemberian
insen f, berdasarkan perbedaan hasil Penilaian Karya yang
menggambarkan prestasi se ap bekerja.
3. Selenggarakan pela han supervisor dalam pelaksanaan
Penilaian Karya dan dalam kemampuan menyampaikan umpan
balik pada para manajer dan bawahan. Dengan demikian se ap
pekerja akan merasakan kesamaan perlakuan dalam Penilaian
Karya, yang akan dijadikan dasar pemberian insen f ekstra.
Disamping itu dengan umpan balik yang obyek f diharapkan
pekerja (bawahan) akan berusaha memperbaiki pelaksanaan
pekerjaannya, agar memperoleh kesempatan mendapatkan
insen f ekstra. Sedang bagi para manajer umpan balik dapat
digunakan dalam memberikan mo vasi kerja bagi para bawahan,
agar memperoleh insen f yang diharapkannya. Dengan kata lain
umpan balik bagi manajer akan berguna dalam memperbaiki
keputusan-keputusan
dan
kebijaksanaannya
dengan
- 69 -
mengembangkan manajemen pekerjaan yang konstruk f,
dalam rangka memo vasi para pekerja bawahannya.
4. Lakukanlah Penilaian Karya secar kon nyu, dak sekedar sekali
setahun, agar system ganjara terutama pemberian insen f
dapat dikaitkan secara ketat dengan pelaksanaan pekerjaan
atau prestasi kerja.dengan kata lain system ganjaran dak boleh
didasarkan pada hasil Penilaian Karya yang hanya dilakukan
satu kali, karena se ap saat mungkin saja terjadi peningkatan
dan perbaikan pelaksanaan pekerjaan oleh seorang pekeja.
Dalam keadaan itu seorang pekerja yang kurang berprestasi,
mungkin saja sudah melakukan perubahna dan perbaikan yang
layak mendapat insen f ekstra. Demikian pula seorang pekerja
lainnya yang dalam Penilaian Karya dinyatakan berprestasi,
Karen berbagai kendala berubah menjadi kurang berprestasi,
sehingga sebenarnya dak layak lagi memperoleh insen f
ekstra.
5. Dalam melaksanakan system ganjaran, sebaiknya dak terpaku
hanya pada pemberian insen f. Usahakan mengembangkan
pemberian ganjaran sebagai kompensasi dak langsung, yang
banyak jenisnya, namun harus merupakan ganjaran yang
berharga bagi para pekerja.
Dari uaraian-uraian diatas semakin jelas peranan insen f dalam
memo vasi para pekerja, terutam aynag diberikan secara periodic
dan yang diwujudkan sebagai system balas jasa berdasarkan prestasi
kerja dan se ap pekerja. Untuk keperluan tersebut dapat dibedakan
pemberian insen f para ekseku f, pekerja ngkat bawah yang
sifatnya perseorangan dan insen f untuk pekerja dalam sebuah
m(team) kerja.
- 70 -
1. Insen f untuk para Ekseku f
Se ap perusahaan sebagai organisasi kerja bertujuan mencapai
keuntungan sebagai tujuan bisnisnya. Berhasilnya pencapaian
keuntungan sesuai Rencana Strategis bisnis, merupakan wujud
dari eksistensi organisasi/perusahaan yang kompe f, dalam
menghadapi pesaing yang terdiri dari organisasi/perusahaansejenis.
Eksistensi seper itu sangat tergantung pada pembayaran upah/
gaji dan insen f lainnya yang sesuai atau layak dengan pekerjaan
yang dilakukan oleh tenaga kerja di lingkungannya, bukan pada
pekerjaan yang diperintahkan untuk dikerjakannya. Pekerjaan
yang diperintahkan belum tentu dikerjakan, bilamana mo vasi
untuk mengerjakannya rendah. Salah satu factor yang sangat besar
pengaruhnya pada mo vasi kerja sebagaimana telah berulang
kali dikatakan adalah factor upah/gaji dan insen f lainnya. Factor
tersebut berlaku juga bagi para ekseku f, yang dalam kegiatannya
mewujudkan dan mempertahankan eksistensi organisasi seper
disebutkan diatas harus mampu memenangkan pasar dari
organisasi/perusahaan pesaingnya. Berdasarkan iden fikasi seper
itu berar se ap organisasi/perusahaan perlu memiliki ekseku f
dengan karakteris k sebagai berikut:
a. Kelompok ekseku f yang stabil dan kompak untuk jangka
panjang.
b. Strategi ekseku f yang mantap untuk jangka panjang.
Untuk memiliki kelompok ekseku f dengan karakteris k seper
disebutkan diatas, yang berar juga merupakan m ekseku f
yang memiliki mo vasi kerja yang nggi, organisasi/perusahaan
harus mampu mengembangkan Sistem Kompensasi Total secara
integral. System tersebut yang mencakup upah/gaji dasar, insen f
dan kompensasi dak langsung lainnya, harus diintegrasikan
berdasarkan strategi pencapaian tujuan jangka panjang. Insen f
untuk para ekseku f sebaiknya ditetapkan berupa tunjangan yang
dibayarkan bersama upah/gaji (jangka pendek) dan insen f jangka
panjang. Kedua insen f itu, biasanya ditetapkan berdasarkan
- 71 -
persentasinya dari gaji/upah dasar. Dalam insen f jangka panjang
lebih berfungsi sebagai mo vasi daripada insen f jangka pendek
yang bersifat ru n dan cenderung dipandang sebagai hak.
a. Insen f Jangka Pendek
Dalam merncanakan insen f ini seharusnya ditetapkan
diluar asset organisasi/perusahaan. Dengan demikian
penetapannya harus didasarkan pada indicator seper
keberhasilan perusahaan yang menyangkut factor
pendapatan bersih dan keuntungan total yang diperoleh,
setelah dipisahkan dari beberapa penerimaan khusus
untuk investasi. Bentuknya selain tunjangan, dapat berupa
pemberian bonus , dengan presentase sebesar 35% untuk
manajer senior dan 22% bagi manajer menengah dari gaji/
upah dasarnya masing-masing. Pemberian bonus yang
dilakukan secara berkala, lebih berfungsi sebagai mo vasi
daripada insen f berbentuk tunjangan yang diberikan
secara tetap.
b. Insen f Jangka Pendek
Insen f ini sebaiknya didesain berupa strategi pemberian
ganjaran berdasarkan keuntungan, yang besarnya
disesuaikan dengan kontribusi masing-masing dalam
meraih keuntungan secara berkala. Besarnya kontribusi
berar persaingan dalam prestasi, sehinggan sangat
pen ng peranannya dalam memo vasi para manajer.
Strategi ini antara lain akan selalu membuka peluang bagi
diciptakannya suatu proses baru dalam memproduksi
barang atau jasa dihasilkannya rencana dan produk baru,
terbukanya pasar baru atau berkembangnya pasar yang
lama dalam pemasaran produk organisasi/perusahaan.
Dengan kata lain strategi ini berpengaruh pada pelaksanaan
pekerjaan yang bersifat kualita f, bukan pekerjaan yang
bersifat kuan ta f. Dengan strategi ini para manajer
menyadari bahwa gagasan, krea vitas, intuisi, kecepatan
- 72 -
dan ketetapan waktu serta keberanian dalam berbisnis,
menjanjikan insen f yang lebih besar melalui keuntungan
atau sukses maksimal yang dicapai oleh organisasi/
perusahaan.
2. Insen f untuk Pekerja Tingkat Bawah
Insen f ini sebenarnya telah banyak dibahas dalam uraianuraian terdahulu, yang sifatnya adalah pemberian tambahan
pengahasilan disamping upah/gaji dasar yang diterima olrh para
pekerja. Dalam mewujudkan insen f ini selalu dikaitkan dengan
kemampuan pelaksanaan pekerjaan, yang diukur dari standar
pekerjaan. Oleh karena itu insen f ini dak akan dibahas ulang,
karena dapet diimplementasikan dengan menggunakan uraianuraian terdahulu, khususnya tentang standar pekerjaan dalam sub
bab ini juga.
3. Insen f Tim (Team)
Insen f dapat juga diberikan pada m/kelompok kerja, dengan
tujuan untuk meningkatkan produk vitas dan memperbaiki moral
kerja, sehingga berar berfungsi sebagai mo vasi. Disamping itu
mo vasi kerja biasanya telah lebih dahulu muncul, karena merasa
ikut dipercayai untuk berpar sipasi melaksanakan tugas-tugas atau
memecahkan masalah organisasi/perusahaan melalui kerja dalam
kelompok. Dalam kondisi seper itu, mkaka pemberian insen f
akan semakin memperkuat mo vasi kerja.
Insen f m pada dasarnya merupakan insen f individual,
yang diperoleh karena menjadi anggota m atau yang diperoleh
berdasarkan hasil kerja m/kelompok. Misalnya berupa bonus
karena keberhasilan
m meningkatkan produk vitas atau
memperluas pasar.
Tim dapat dibedakan antara Tim Kecil dengan anggotanya terdiri
dari 4 sampai 7 orang pekerja, dan Tim Besar dengan 30 sampai
dengan 40 orang pekerja sebagai anggotanya. Dalam penger an
- 73 -
yang lebih luas, bahkan suatu unit kerja (Bagian, atau biro atau
departemen), dapat dipandang/ditempatkan sebagai sebuah
m kerja. Dengan demikian Tim Kerja dapat diar kan sebagai
penugasan sejumlahpekerja untuk bekerjsama dalam melaksanakan
suatu pekerjaan, karena memikul tugas dan tanggung jawab atau
jabatannya memiliki saling berkaitan dengan pekerjaan yang harus
diselesaikan. Sedang insen f m berar insen f yang diberikan
apda anggota suatu m yang sebagai suatu kesatuan bekerjasama
melaksanakan tugas-tugas yang sama, pada waktu yang sama pula.
Insen f m sebagaimana diuraikan diatas memiliki kebaikan
sebagai berikut:
a. Memungkinkan memberi ganjaran kepada pekerja
yang dak langsung berperran dalam proses produk
lini, diantaranya yang bertugas memberikan pelayanan
sebagai tugas yang sangat esensial bagi sebuah organisasi/
perusahaan. Dengan kata lain memungkinkan memberikan
insen f pada pekerja di luar produk lini dan pemasaran,
yang sebelumnya hanya menerima upah/gaji dasar sebagai
regular.
b. Mendorong terwujudnya kerjasama dalam melaksanankan
pekerjaan dalam rangka mencapai tujuan bisnis organisasi,
bukan persaingan yang bersifat saling menghalangi yang
dapat merugikan organisasi/perusahaan.
Di samping itu insen f m juga memiliki beberapa kelemahan
sebagai berikut:
a. Dikhawa rkan manajer akan mengurangi insen f secara
merata, terutama jika hasil kerja m melampaui target dan
dak dapat dipasarkan.
b. Dapat terjadi persaingan dak sehat antara m (team)
kerja.
c. Tidak memungkinkan pekerja mengetahui kontribusinya
secara individual, karena yang dicapai adalah hasil kerja
bersama atau hasil kerja m. Dengan demikian berar
- 74 -
pekerja sebagai individu dak mengetahui hubungan antara
usahanya (kelebihan atau kekeurangan) dengan ganjaran
yang diterimanya. Diantaranya aka nada pekerja yang
merasa pemberian insen f kurang wajar/adil, karena telah
bekerja keras dengan mendapat insen f yang sama dengan
pekerja lain yang santai. Kondisi seper itu justru dapat
memperlemah atau mengura mo vasi kerjanya untuk lebih
produk f.
F. PENGEMBANGAN
PEKERJA
INSENITF
DALAM
MEMOTIVASI
Dalam uraian tentang Kompensasi Tidak Langsung telah
dikemukakan beberapa bentuk/jenisnya, yang dalam kenyatannya
ikut berpengaruh terhadap mo vasi kerja. Tiga jenisnya yang besar
pengaruhnya terhadap mo vasi kerja adalah sebagai berikut:
1. Pemberian/berbagi manfaat (profit) bagi pekerja.
2. Pemberian/berbagi keuntungan (gain) organisasi/
perusahaan
3. Saham milik pekerja.
Ke ga bentuk kompensasi dak langsung tersebut diatas
sebagai pengembangan system pemberian insen . Dimaksudkan
untuk meningkatkan kontribusi pekerja melalui peningkatan
produk vitas masing-masing karena memiliki mo vasi yang nggi.
1. Pemberian/Berbagi Manfaat (Profit)
Cara ini dilakukan dengan memberikan bonus seacara normal
atau berdasarkan presentase (10% sampai dengan 30%) dari
keuntungan organisasi/perusahaan. Pembagiannya dilakukan
dengan menetapkan batas bonus terendah (minimum). Apabila
organisasi/perusahaan hanya mampu memberikan manfaat ini,
jumlah/presentase dapat dibuat menjadiinsen f fleksibel dengan
beberapa variable, sehingga dak sekedar berbentuk insen f
finansial. Variable tersebut sebaiknya dipilih yang menggambarkan
- 75 -
kebijaksanaan manajer dalam mengelola hubungan yang harmonis
dengan pekerja. Misalnya berupa bantuan kesehatan, melahirkan,
Tunjangan Hari Raya, Tunjangan Hari Natal dan lain-lain. Insen f ini
untuk meningkatkan mo vasi kerja sangat umum dipergunakan.
Sehubungan dengan itu perlu diketengahkan beberapa alasan
pemberian ganjaran dengan cara ini. Alasan yang dimaksud adalah:
a. Insen f ini sebagai satu paket dapat saling menunjang dalam
meningkatkan mo vasi yang berdampak pada peningkatan
produk vitas pekerja.
b. Insen f ini dapat dilembagakan menjadi suatu struktur
ganjaran yang fleksibel, yang diselenggarakan untuk
merefleksikan
posisi/kekuatan
nyata
perusahaan/
oraganisasi secara ekonomis. Dengan demikian dalam
kondisi/posisi ekonomis perusahaan cukup, maka seluruh
unsur didalam paket ganjaran dapat dilaksanakan.
Sebaliknya jika posisi tersebut melemah, salah satu atau
beberapa unsur didalam paket ganjaran dapat ditunda atau
dikurangi.
c. Insen f ini dapat meningkatkan jaminan kesejahteraan bagi
para pekerja.
d. Insen f ini berfungsi untuk memudahkan penarikan
(rekrutmen) dan mempertahankan pekerja yang potensial
e. Insen f ini dapat membidik pekerja secara individual untuk
memahami kedudukannya dalam memberikan kontribusi
sebagai factor yang menentukan sukses organisasi/
perusahaan. Dengan demikian pekerja akan memahami
pula bahwa ganjaran yang diterimanya merupakan
bagian dari system permodalan (capitalis c system), yang
berpengaruh pada keuntungan organisasi/perusahaan.
2. Pemberian/Berbagi Keuntungan (Gain)
Insen f ini merupakan system formal dalam pemberian ganjaran
dengan menetapkan besarnya bonus dalam bentuk uang (finansial)
- 76 -
berdasarkan perhitungan selisih antara besarnya pembiayaan (cost)
yang ditargetkan dengan yang dipergunakan secara nyata, selama
satu periode pemberian bonus. Dengan demikian berar besarnya
bonus tergantung pada kemampuan mereduksi pembiayaan (cost)
yang dapay terjadi jika pekerja mampu meningkatkan produk vitas.
Berdasarkan uraian-uraian tersebut diatas, berar terdapat 3
unsur (elemen) yang berpengaruh terhadap pemberian keuntungan
dengan system ini. Ke ga unsur tersebut adalah:
a. Didasarkan pada Filsafat Kerjasama.
Insen f ini biasanya hanya dilaksanakan oleh organisasi/
perusahaan yang menempatkan pekerja sebagai partner
dengan mengmbangkan hubungan kerjasama dalam
pelaksanaan pekerjaan. Iklim yang dikembangkan dalam
organisasi berkarakteris k saling mempercayai, dengan
membangun komunikasi dua arah dan mendorong
par sipasi pekerja melalui hubungan industrialis yang
harmonis dan bersifat manusiawi. Dengan filsafat seper
itu, maka para manajer selalu mampu menghargai pekerja
sebagai subyek, yang akan nggi mo vasi kerjanya apabila
memperoleh rasa aman dan puas dalam bekerja, antara
lain melalui pemberian insen f yang memadai.
b. Mengutamakan Sistem Pengikutsertaan Pekerja.
Bertolak dari filsafat seper teresbut diatas, pelaksanaan
pekerjaa akan didesain dan berlangsung dalam proses
kerjasama yang terarah pada usaha memperbaiki dan
meningkatkan produk vitas. Untuk itu cara utama yang
dapat ditempuh adalah dengan system pengikutsertaan
pekerja dalam melaksanakan pekerjaan atau memecahkan
masalah-masalah oragnisasi/perusahaan. Implementasinya
antara lain dengan mewujudkan staf pembantu manajer
sebagai komite yang diambil dari para pekerja yang
potensial, kerja dalam m (team) dan yang paling sederhana
adalah manajer yang bersifat terbuka terhadap saran-saran
- 77 -
para pekerja. Dengan implementasi seper itu, pemberian
insen f akan dilakukan dengan menggunakan prestasi atau
ngkat prodik vitas sebagai ukuran dalam keikutsertaan
pekerja dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab
yang dipercayakan organisasi/perusahaan.
c. Berfokus pada bonus berupa uang.
d. Insen f utama untuk memo vasi keikutsertaan dalam
pelaksanaan pekerjaan ditetapkan dalam bentuk uang
(finansial), yang dipandang layak/memadai. Perode
pemberian bonus berjangka waktu pendek, yang dibayarkan
dari keuntungan berjangka pendek pula.
Bila kedua jenis insen f untuk memo vasi kerja seper tersebut
diatas akan dibandingkan, maka dapat digambarkan dengan table
berikut ini.
Table 13. Perbedaan insen f berbagi manfaat dan berbagi
keuntungan.
BERBAGI MOTIVASI
a. Didasarkan pada ukuran seluruh
keuntungan
b. Bonus dihitung dan dibayarkan
sekali setahun
c. Pembayaran lambat, sehingga
kurang berfungsi untuk
memo vasi
BERBAGI KEUNTUNGAN
a. Didasarkan pada jumlah produk vitas
b. Bonus dibayarkan secara berkala dari
pengukuran produk vitas, sebulan
atau ga bulan sekali
c. Pembayarannya cepat,sehingga
berfungsi nyata dalam memo vasi
kerja
3. Saham Milik Pekerja
Insen f dapat diberikan dalam bentuk Rancangan Saham
Milik Pekerja (Employee Stock Ownership disingkat ESOPs), yang
berpengaruh langsung pada mo vasi kerja. Insn f ini merupakan
perluasan system ganjaran berupa penyerahan sejumlah saham
perusahaan pada pekerja. Disamping u dapat juga dilakukan dengan
memberikan kesempatan kepada pekerja untuk membeli saham
perusahaan dibawah harga pasar, sehingga akan membawa dampak
- 78 -
yang menguntungkannya. Cara ini dapat digunakan oleh organisasi/
perusahaan besar atau kecil, yang akan memberikan mo vasi kerja,
karena pekerja mearasa ikut memiliki dan bertanggung jawab pada
keberhasilan organisasi/perusahaan. Dengan kata lain kegagalan
berupa kerugian perusahaan, berakibat kerugian pula bagi pekerja
sebagai pemilik saham perusahaan, sehingga dak ada pilihan lain
selain harus bekerja dengan mo vasi yang nggi.
- 79 -
- 80 -
BAB III
PERAN PERENCANAAN
STRATEGI MSDM
Sumber daya manusia (SDM) adalah faktor sentral dalam suatu
perusahaan apa pun bentuk dan tujuan perusahaan. Perusahaan
dibuat berdasarkan visi untuk kepen ngan manusia dan dalam
pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia
merupakan faktor strategis dalam semua kegiatan ins tusi atau
perusahaan.
Perubahan zaman yang begitu cepat membuat peran
perencanaan strategis menjadi begitu pen ng, bahkan akan lebih
sulit di formulasikan dalam pengelolaan suatu perusahaan. Dengan
banyak masalah yang harus dipikirkan dengan SDM yang terbatas
para manajer perlu memfokuskan dan menekankan pada masalahmasalah perusahaan yang benar-benar pen ng termasuk masalah
SDM.
Saat ini manajemen strategi telah mendapat perha an besar
dan begitu pen ng. Bagaimanapun strategi SDM telah menjadi
masalah yang lebih pen ng, dan telah menjadi fokus perha an
perusahaan untuk selalu di ngkatkan kualitasnya. Stratregi usaha
disusun sebagai penuntut untuk membantu perusahaan agar
mampu memikirkan dan mengarahkan pada masalah-masalah yang
- 81 -
menuntut perubahan dan memberikan kesempatan untuk mengatur
perubahan-perubahan tersebut secara efek f. Perusahaan yang
sedang menaruh perha an terhadap sisi teknologi dan keuangan
perusahaan harus diseimbangkan dengan perha an pada peran
SDM.
Sedemikian pen ngnya peran SDM, ia menempa peran yang
strategis dan setara dengan manajemen keungan, pemasaran,
teknologi, produksi, maupun manajemen informasi.
A. PENGERTIAN PERENCANAAN STRATEGI MSDM
Perusahaan yang serba cepat akibat kompe si global yang
inse f dan kemajuan teknologi telah membuat perusahaan sulit
bertahan hidup. Dalam lingkungan ini, masa depan menjadi milik
para manajer yang mampu mengelola perusahaan, namun dalam
mengelola perubahan mereka harus memiliki karyawan yang se a,
yaitu karyawan yang melakukan pekerjaannya seolah-olah mereka
memilih perusahaan yang sedang menghadapi perubahan secara
lebih baik. Terbatasnya waktu dan sumber daya menuntut untuk
para manajer untuk memfokuskan dan meletakkan secara efek f
masalah yang benar-benar pen ng dalam suatu usaha termasuk
SDM.
Pada situasi baru ini strategi manajemen SDM mempunyai
peranan lebih pen ng dn lebih sulit untuk dirumuskan. Strategi
manajemen SDM perlu lebih di ngkatkan perha annya sama halnya
dengan memperha kan masalah keuangan, pemasaran, strategi
pengelolaan informasi dan sebagainya. SDM harus diletakkan
sebagai suatu bagian dari perencanaan bisnis. Pada perubahan yang
sangat cepat ini suatu tujuan utama dari strategi manajemen SDM
adalah untuk memberikan suatu bimbingan yang lebih fleksibel dan
beradaptasi pada suatu perusahaan.
Strategi SDM merupakan rencana kegiatan yang berkaitan
dengan pengelolaan secara keseluruhan demi perubahan
yang diharapkan oleh perusahaan. Strategi SDM merupakan
- 82 -
bagian dari strategi bisnis, tetapi pada kenyataannya rencana
SDM dikembangkan secara terpisah. Rencana SDM umumnya
dipersiapkan dan diper mbangkan secara terpisah dari keseluruhan
strategi bisnis. Padahal salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan adalah SDM nya.
Keberhasilan perusahaan diukur oleh kemampuan perusahaan
mencapai sasaran yang diharapkan, baik dalam pertumbuhan
maupun keuntungan atau survival untuk jangka pendek maupun
jangka panjang. Hal ini tentunya bergantung pada kemampuan
manajemen dalam menjalankan perusahaan tersebut, serta
kemampuan SDM yang mendukung atau membantu manajemen
dalam menjalankan perusahaan tersebut.
SDM dalam perusahaan merupakan faktor kunci bagi jalannya
perusahaan pada masa kini maupun pengembangan perusahaan
pada masa depan yang merupakan salah satu faktor operasi di
samping mesin dan peralatan, serta bahan-bahan dan dana.
Dalam hal ini, SDM dianggap bersifat pasif yang hanya diukur dari
produk vitasnya, tetapi hal itu daklah benar sebab SDM itu sendiri
dapat memengaruhi produk vitas sehingga ngkat produk vitas
dapat meningkat atau sebaliknya sangat tergantung pada mo vasi
atau persepsi SDM itu terhadap dirinya maupun terhadap
perusahaan.
Dalam jajaran manajemen dan SDM yang langsung mendukung
atau membantu manajemen dalam menjalankan perusahaan
sering dianggap sebagai faktor kunci yang ak f dalam membawa
perusahaan kearah pengembangan dan pertumbuhan atau
sebaliknya. Oleh karena itu, kinerja atau performance manajemen
perusahaan secara menyeluruh ditentukan oleh keterampilan atau
skills dan profesionalismenya serta mo vasinya.
Dengan demikian, SDM dalam perusahaan harus dikelola
secara baik dan dikembangkan secara berkesinambungan dengan
strategi yang tepat. Perubahan zaman yang begitu cepat membuat
perencanaan strategi menjadi lebih pen ng, bahkan ini akan menjadi
- 83 -
lebih sulit diformulasikan dalam pengelolaan suatu perusahaan.
Dengan banyak masalah yang harus diselesaikan smentara sumber
daya perusahaan terbatas. Para pemimpin perlu memfokuskan dan
menekankan pada masalah-masalah perusahaan yang benar-benar
pen ng termasuk masalah SDM.
Dalam kajian baru ini, manajemen strategi telah mendapatkan
perha an yang besar. Bagaimanapun juga strategi SDM telah
menjadi masalah yang lebih tenta f (sementara), terminologi yang
singkat dan terfokuskan. Perencanaan perusahaan sering lebih
bermafaat sebagai alat untuk memancing pemikiran dan diskusi
daripada sebagai proses untuk mendefinisikan tujuan-tujuan jangka
panjang dan rangkaian kegiatan.
Srategi usaha disusun sebagai penuntun untuk membantu
perusahaan agar mampu memikirkan dan mengarahkan masalahmasalah yang menuntut perubahan dan memberikan kesempatan
untuk mengatur perubahan-perubahan tersebut secara efek f.
Perusahaan yang sedang menaruh perha an terhadap sisi teknologi
dan keuangan perusahaan harus diseimbangkan dengan perha an
pada perencaan SDM. Sedemikian pen ngnya perencanaan SDM
perencanaan ini menempa peranan yang strategis dan setara
dengan manajemen keuangan, pemasaran, teknologi, produksi,
maupun manajemen iformasi.
Sebelum penger an strategi manajemen SDM dikemukakan,
untuk lebih memudahkan pemahaman, terlebih dahulu perlu
disampaikan beberapa penger an dari beberapa is lah yang
berkaitan dengan penger an diatas sper ; manajemen strategi,
manajemen SDM, manajemen SDM strategis.
1. Strategic Management is a process concerned with
determining the future direcƟon of an organizaƟon
and implemenƟng decision aimmed at achieving
an organizaƟon’s long and short – term objecƟves.
Manajemen strategi adalah suatu proses yang berkenaan
dengan penentuan arah masa depan suatu organisasi dan
- 84 -
pelaksanaan keputusan dalam rangka mencapai sasaran
jangka pendek dan jangka panjang organisasi.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia adalah proses
mendayagunakan manusai sebagai tenaga kerja secara
maanusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya
berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi
(perusahaan). Manajemen sumber daya manusia adalah
kebijakan danprak k yang dibutuhkan seseorang untuk
menjalankan aspek orang atau SDM dari posisi seorang
manajemen, melipu perkrutan, penyaringan, pela han,
pengimbalan dan penilaian.
3. Manajemen sumber daya manusia strategis dengan tujuan
dan sasaran strategis untuk meningkatkan kinerja bisnis
dan mengembangkan kultur organisasi yang mendorong
inovasi dan kelenturan.
Dari berbagi penger an diatas, pemehaman tentang strategi
manajemen SDM dapat terbangun secara jelas ( dak ambigu). In
pokok dari perencanaan SDM bukanlah seperangkat teknis khusus
dan bukan pula pengalaman rela fnya, tetapi lebih dari manfaatnya
bagi para pimpinan dalam memetakan arah baru. Perubahan
strategi manajemen SDM adalah tanggapan manajemen terhadap
masalah-masalah darurat. Strategi ini adalah perencanaan yang
mendatangkan kesempatan untuk memperoleh dan menopang
daya saing melalui manajemen SDM.
Suatu rencana SDM disebut strategi bila rencana itu mampu
membantu manajemen dalam mengan sipasi dan mengatur
perubahan yang muncul dengan cepat, bahkan perubahan yang
menggemparkan. Sekalipun strategi manajemen SDM adalah alat
untuk meluruskan manajemen SDM dengan kontek strategi usaha.
Dengan demikian, ada fokus yang kuat pada persoalan-persoalan
yang berasal dari penilaian lingkungan.
Strategi bisnis atau perencanaan strategi menunjuk pada
keseluuhan arah suatu usaha dibawah kondisi perubahan. Suatu
- 85 -
strategi melipu program dan kegiatan yang berlipat yang secara
khusus meiipu fungsi ganda dan berkembang selama beberapa
tahun. Persoalan-persoalan kepen ngan strategi daklah dengan
mudah dan cepat dipecahkan.
Is ah strategi berasal dari bahasa Yunani kuno yaitu strategos,
is lah ini sering digunakan di kalangan militer yang dimaksudkan
sebagai suatu cara untuk memenangkan suatu pertempuran.
Startegi manajemen mreupakan suatu proses atau suatu pendekatan
berkenaan dengan tantangan persaingandan peluang yang dihadapi
oleh perusahaan. Dengan perkataan lain, sejumlah keputusan
dan ndakan yang mengarah pada penyususan suatu strtegi atau
sejumlah strategi yang efek f untuk membantu mencapai sasaran
perusahaan.
Ada dua aspek utama dalam strategi manajemen yaitu:
1. Strategi perusahaan secara konsisten dalam memposisikan
dirinya secara rela f terhadap para pesaing
2. Strategi untuk mencapai tujuan perusahaan dalam
lingkungan yang sedang dihadapi saat ini
Strategi manajemen pada dasarnya merupakan kumpulan dari
pe- pe strategi yang merupakan suatu proses untuk menganalisis
situasi persaingan perusahaan untuk mengembangkan tujuan
strategi perusahaan dan memikirkan suatu rencana ndakan dan
alokasi sumber-sumber daya (manusia, organisasi, material dan
modal) yang dapat meningkatkan kemungkinan pencapaian tujuan
perusahaan.
Strategi manajemen SDM adalah suatu pertalian antara
manajemen SDM dengan tujuan dan sasaran strategi yang dimaksudkan agar dapat memperbaiki kinerja bisnis dan mengembangkan
budaya organisasi sehingga dapat mendorong dan membantu
untuk berkreasi, berinovasi dan lebih fleksibel. Strategi manajemen
SDM juga dapat diar kan sebagai suatu pola penyebaran SDM yang
terancam dan suatu ndakan yang dimaksudkan untuk meyakinkan
dan meningkatkan bahwa organisasi dapat mencapai tujuanya.
- 86 -
B. LANGKAH-LANGKAH PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan strategis sebagai proses dalam membentuk
tujuan dan program perusahaan ndakan yang menyeluruh untuk
mencapai tujuan tersebut. Dalam perencanaan strategis melipu
langkah, yang se ap langkah banyak melibatkan pengumpulan
informasi/data yang banyak, analisis data dan evaluasi yang
dilakukan berulang-ulang oleh manajemen. Unsur-unsur dari
perencanaan strategis dan kemungkinan dampaknya terhadap
perencanaan SDM antara lain :
1. Mendefinisikan filosofi perusahaan sebagai langkah
awal. Dalam hal ini yang menjadi pertanyaan adalah yang
berhubungan dengan bentyj bisnis perusahaan, termasuk
mengapa perusahaan didirikan? Apa kontribusi perusahaan
pada SDM ? Apa mo f dari pemilik atau manajer ke ka
mendirikan perusahaan?
2. Mengkaji kondisi lingkungan, dalam hal ini akan mbul
pertanyaan : Perubahan teknologi, sosial, ekonomi, budaya
dan poli k apa yang kemungkinan akan menjadi peluang
dan ancaman bagi perusahaan ? bagaimana dengan suplai
SDM? Bagaimana kemungkinan meningkatnya tuntutan
hukum tentang kebijakan perusahaan dikemudian hari? ,
Bagaimana perusahaan menghadapi derasnya perubahan
teknologi ? sudahkan diperhitungkan kekuatan, strategi
dan kelemahan pesaing, bahkan strategi perusahaan lain
yang akan mempengaruhi arah bisnis perusahaan di masa
mendatang ?
3. Mengevaluasi kekuatan dan kelemahan perusahaan.
Pertanyaan yang mungkin mbul disini adalah : Faktorfaktor apa yang dapat meningkatkan bisnis perusahaan?,
Faktor-faktor apa yang memungkinkan dapat menjadi
penghalang dalam menentukan alterna f pilihan atau
ndakan ? Faktor-faktor SDM apa yang kemungkinan akan
menjadi penghambat atau merintangi perencanaan strategi
- 87 -
(usia, gaji, kurangnya promosi) ?
4. Menentukan tujuan dan sasaran perusahaan, dalam
ini akan mbul pertanyaan pen ng lainnya: apa tujuan
pemasarannya ? Bagaimana proyeksi laba, serta kapan
investasi akan kembali ? Apa dasar perhitungan penentuan
target tersebut ? Bagaimana pola marke ngnya ? Siapa
segmen pasarnya ?
5. Menyusun strategi akhir, pen ng mendapatkan jawaban
atas pertannyaan berikut ini: Program-program apa yang
akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan operasional
tersebut ? Pertanyaan-pertanyaan di sini lebih fokus untuk
mempertajam pada pertanyaan-pertanyaan terdahulu
dengan pemanfaatan SDM yang benar dan berkualitas.
C. TINGKATAN PERENCANAAN STRATEGIS
Perencanaan strategis berhubungan dengan perspek f jangka
panjang, dam secara otoma s mengallir ke dalam perencanaan
operasional perusahaan. Perencanaan operasional memiliki
perspek f jangka menengah dan pendek, yang berkaitan dengan
program tertentu yang merencanakan jenis, jumlah SDM yang
dibutuhkan, struktur organisasi, rencana suksesi dan pengembangan
SDM, di samping rencana-rencana tertentu untuk menetapkan
rencana strategis. Dengan demikian, perencanaan srategi pada
dasarnya sejajar dengan proses perencanaan bisnis. Dalam
prak knya perencanaan strategi terkadang dikaburkan dengan
perencanaan operasional. Sebagai contoh pada Tabel 3.1 dapat
dikemukakan kaitan antara perencanaan bisnis dengan perencanaa
SDM.
D. PENENTUAN ISU-ISU SDM
Melalui manajemen strategi perusahaan secara terus menerus
menilai dan membicarakan berbagai peluang untuk meraih
keuntungan dan keunggulan bersaing. Hal inilah yang menjadi k
- 88 -
pandang SDM. Sebagai strategi bisnis yang berupaya meningkatkan
kualitas manusia, implikasi SDM pada perencanaan bisnis mampu
mengubah sebuah perusahaan menjadi terkemuka dan memiliki
gaya manajemen tersendiri.
Tabel 3.1 Kaitan Perencanaan Bisnis dengan Perencanaan SDM
Perencanaan Strategis : Perspek f
Jangka Panjang
Proses
Perencanaan
Bisnis
Proses
Perencanaan
SDM
Filososfi
Perusahaan
Pengamatan
Lingkungan
Kekuatan dan
kendala Sasaran
dan tujuan
Strategi
Analisis Isu-isu
Kebutuhan bisnis
Faktor Eksternal
Analisis supply
internal
Perencanaan
Operasional :
Pespek f Jangka
Menengah
Program-program
terencana
Sumber daya
yang dibutuhkan
Strategi
perusahaan
Rencana untuk
masuk ke dalam
bisnis baru,
akuisisi ataupun
penutupan bisnis
Kebutuhan
peramalan
Jenjang susunan
staf Bauran Staf
(kualita f) Desain
organisasi dan
pekerjaan
Anggaran :
Perspek f
Tahunan
Anggaran
Tujuan kinerja
unit dan pribadi
– penjadwalan
program dan
penugasan
Memantau dan
mengendalikan
hasil
Rencana ndakan
Otoritas
penyusunan staf
Rekrutmen
Perubahan
organisasi
Pela han dan
pengembangan
Kompensasi
Tunjangan
Hubungan serikat
kerja
Isu SDM adalah kesenjangan antara situasi yang tengah terjadi
dengan situasi yang diharapkan. Isu SDM terjadi agar pekerja
bisa memberikan kontribusinya yang lebih efek f dan produk f
bagi keberhasilan strategi bisnis. Penentuan isu merupakan
langkah pertama dalam proses perumusan strategi SDM dan
pelurusan kegiatan-kegiatan SDM lewat prioritas bisnis. Berikut ini
dikemukakan isu-isu SDM strategis yang akan dikaji dalam Bab ini,
antara lain:
- 89 -
1. Bagaimana perusahaan mengiden fikasi, menganalisis dan
menyeleksi isu-isu SDM yang ditunjukan melalui strategi
SDM
2. Isu-isu SDM yang tengah terjadi, yang diperoleh dari strategi
bisnis dan dari perubahan lingkungan yang diharapkan
Langkah-langkah penentuan isu seper terlihat dalam gambar
3.1.Dalam Gambar 3.1 langkah pertama dalam penentuan isu
adalah penilaian perubahan lingkungan internal dan eksternal
bisnis. Penilaian lingkungan berar mengama internal perusahaan
serta eksternal perusahaan tersebut dengan menginformasikan
perubahan-perubahan yang diharapkan pada kinerjanya dimasa
depan. Kegiatan itu diintegrasikan dengan penilaian lingkungan
yang diarahkan bagi keseluruhan perumusan strategi bisnis ataupun
yang sebagian difokuskan pada masalah SDM. Ada dua langkah
yang fundamental untuk melihat kegunaan perubahan lingkungan
yaitu: (1) dari masa kini ke masa depan, dan (2) dari masa depan
ke masa kini. Penilai menyajikan analisis perubahan incremental,
kemudian menyajikan analisis terhadap kondisi masa depan yang
memungkinkan, seper terlihat pada Gambar 3.2
Langkah kedua dalam menentukan isu adalah mendefinisikan
masalah-maslah bisnis yang televan, seper kesenjangna atau
beragam masalah yang akan disikapi melalui aneka kegiatan. Banyak
isu SDM yang ditentukan secara spesifik, misalnya menentukan
kemampuan SDM yang diperkirakan dapat mendukung produk atau
teknologi baru.melalui observasi dan pengalaman para manajer
dapat melihat bahwa isu-isu tersebut perlu untuk ditanggapi. Isuisu lain sangat sukar ditentukan, seper isu tantangan bisnis global.
Bnayak pula yang kompleks serta dak ada solusi yang termudah
untuk itu, seper menyediakan biaya bagi upaya menjaga kesehatan.
Langkah ke ga adalah menyeleksi isu-isu yang terpen ng.
Para manajer kerap lebih suka menfokuskan perha annya pada
hal-hal yang sedikit pen ng dan mudah dilakukan. Namun
demikian , mereka mulai menyadari pen ngnya menyeleksi serta
- 90 -
memperha kan manajemen
sumber-sumber yang terbatas.
Untuk keperluan seleksi, perusahaan melakukkan proses skrining
untuk membatasi isu yang mereka tergarai dapat berpengaruh
besar pada perusahaan. Beberapa isu kadang merupakan peluang.
Proses penentuan isu tersebut harus secara jelas. Meskipun isu-isu
tersebut bisa menjadi hal yang pen ng secara keseluruhan, namun
perusahaan boasanya menfokuskan perha an pada sebagian
saja,yang kira-kira lebih pen ng dari yang lain dan dapat dilakukan.
Karena itu manajemen perusahaan mengadakan seleksi dalam
kerangka memperha kan kese mbangna atau , meraih kunggulan
gulan bersaing.
Selanjutnya langkah keempatdalam oenentuan isu adalah
memasukkan isu-isu ke dalam berbagai strategi. Isu-isu SDM yang
terpen ng dibangun dari perubahan bisnis. Biasanya hal ini berada
dalam konteks strategi bisnis dan rencana pelaksanaan. Beberapa
strategi yang terdapat dalam perubahan bisnis adalah:
1. Mempertahankan biaya rendah dan aliran uang yang kuat.
2. Memperbaiki kualitas produk pelayanan.
3. Menggunakan teknologi baru secara efek f.
4. Membangun kemampuan superior.
5. Memelihara komitmen pekerja.
Fokus SDM berimplikasi pada perubahan yang membuat para
manajer dapat menentukan isu-isu yang mereka perlukan. Dugaan
bahwa fokus SDM adalah dasar perumusan strategi, bukanlah
sesuatu yang baru. Namun demikian, pengelolaan SDM belum bisa
dilaksanakan secara luas. Dalam beberapa aspek SDM, perha an
harus lebih tertuju pada pengembangan serta aplikasi program dan
kebijakan baru dalam bidang-bidang fungsional, seper : kompensasi,
pekerja, keuntungan, hubungan pekerja, komunikasi, pela han dan
lain-lain. Fokus isu tersebut meminta para manajer untuk berpikir
tentang perubahan. Dalam hal ini, dak ada modal yang sempurna
untuk keperluan persaingan. Tidak ada pula da ar standar tentang
topik-topik yang akan dibicarakan. SDM sebagaimana fungsi-fungsi
- 91 -
lainnya, potensia,dinamais dan merupakan aspek manajemen yang
menarik. Banyak isu lain yang lebih sukar tetapi hal ini merupakan
tantangan yang harus dihadapi secara nyata.
E. KONTEKS STRATEGIS MSDM
Masalah yang dihadapi MSDM saat ini adalah cepatnya
perubahan yang terjadi pada lingkungan bisnis yang berdampak pula
pada perencanaan SDM yang dimiliki. Yang dimaksud dengan proses
perencanaan SDM adalah proses analisis dan simulasi kebutuhan
SDM sesuai dengan data rekapitulasi kekuatan SDM yang dimiliki
perusahaan, dikaitkan dengan rencana pengembangan ak vitas
departemen SDM di masa mendatang. Hal ini kan berdampak pada
pengadaan SDM atau penempatan SDM pada lokasi atau unit yang
membutuhkan. Pada dasarnya dalam proses perencanaan SDM
terdiri dari ga sub proses, yaitu :
1. Proses pembentukan data rekapitulasi untuk analisis dan
simulasi untuk mendapatkan gambaran kekuatan SDM yang
ada saat ini, serta dari segi kapasitas SDM tersebut.
2. Proses pengadaan SDM atau rekrutmen yang diiku oleh
cara penilaian/kriteria penerimaan.
3. Proses alokasi, relokasi SDM atau re-employment dengan
menggunakan data administrasi yang ada, dapat dianalisis
informasi kebutuhan atau relokasi seorang karyawan
ketempat yang lebih tepat.
Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi menuntut
perusahaan untuk membuka diri terhadap tuntutan perubahan dan
berupaya menyususn strategi dan kebijakan yang selaras dengan
perubahan lingkungan bisnis yang tergantung pada kemampuan
perusahaan dalam menyesuaikan diri terhadap pengaruh
lingkungan. Ar nyam suatu perusahaan mampu menyusun strategi
dan perusahaan harus didukung lebih banyak oleh fungsi manajerial
yang ada, salah satunya adalah fungsi manajemen SDM.
- 92 -
Manajemen SDM merupakan bidang strategis dari perusahaan
sebagai perluasan dari pandangan tradisional untuk mengelola SDM
secara efek f dan untuk itu membutuhkan pengetahuan tentang
perilaku manusia dan kemampuan untuk mengelolanya. Oleh sebab
itu, wajarla apabila penyusunan strategi SDM harus relevan terhadap
penyusunan strategi bisnis. Untuk dapat menyusun strategi SDM
yang baik ternyata dibutuhkan tenaga SDM yang berkualitas dan
berkompetensi nggi. Bowen menyebut adanya peran baru SDM
guna mendukung kompetensi SDM yang di tuntut oleh perusahaan
agar survival terhadap perubahan yang tentu saja ini membutuhkan
komitmen dan keterlibatan lebih nggi dari SDM.
1. Perubahan Lingkungan
Perubahan lingkungan bisnis melipu aspek eksternal dan
internal, dimana perubahan eksternal lebih banyak melihat pada
berbagai faktor eksternal perusahaan yang mempengaruhi pran
SDM sedangkan perubahan internal lebih banyak melihat kepada
berbagai faktor dalam perusahaan yang rinciannya sebagai berikut:
a. Perubahan Eksternal melipu :
1) Ekspansi global
2) Persaingan domes k dan internasional (kinerja
karyawan dan pemberdayaan)
3) Karakteris k demografi (jenis kelamin, pendapatan,
diversitas angkatan kerja dan lain lain)
4) Karakteris k angkatan kerja ( ngkat pendidikan dan
nilai budaya kerja)
5) Trend ekonomi dan perusahaan yang melipu
perubahan skill dan pekerjaan. Perubahan organisasi,
perubahan teknologi, dan sebagainya.
b. Perubahan Internal melipu :
1) Persoalan manajemen puncak (niali dan budaya, hak
dan kewajiban serta program pengembangan)
- 93 -
2) Struktur organisasi (manajemen SDM strategis)
Gambar 3.3. Proses Strategis SDM
3) Budaya organisasi (filosofi SDM)
4) Ukuran organisasional (pengendalian perilaku)
5) Penanganan kompetensi karyawan dan cara perusahaan
menangani konflik.
2. Perubahan Peran SDM
Perubahan lingkungan bisnis akan membawa dampak pada
perubahan strategi bisnis yang akan mengarahkan manajer untuk
memperjelas ke arah mana visi dan misi SDM akan dibawa., karena
SDM merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam perusahaan.
Untuk perlu diadakan perubahan dalam perusahaan yang
menyangkut aspek.
a. Pengembangan kualitas SDM dengan cara investasi SDM.
Adanya investasi SDM maka pola strategi SDM akan
berubah dan menuntut perubahan pe kompetensi pada
pe tugas berbeda yang akan berdampak pada perubahan
peran SDM.
b. Paradigma tradisional menganggap peran departemen
SDM hanya sebagai pelengkap saja (mengurus administrasi
kepegawaian), tetapi dengan paradigma baru peran
departemen SDM sudah memiliki peran strategis. Ar nya
departemen SDM memiliki konstribusi dalam menentukan
masa depan perusahaan melalui pengembangan,
krea vitas, fleksibilitas dan manajemen proak f (dapat
dilihat pada tabel 3.3).
- 94 -
3. ReposiƟoning
Upaya reposi oning pada dasarnya merupakan transformasi
peran yang menuntut kemampuan, cara kerja, cara pikir, dan peran
baru dari SDM. Untuk dapat melakukan proses reposi oning dengan
baik maka perusahaan perlu mempersiapkan SDM yang mampu
bersaing di masa depan.
Proses reposi oning terdiri dari dua aspek, yaitu :
a. Perilaku SDM berkaitan dengan peningkatan inisia f
bekerja dalam diri sesorang dan untuk itu diperlukan etos
kerja yang baik seper peningkatan kualitas, inovasi, dan
pengurangan biaya.
b. Kompetensi SDM berkaitan dengan peningkatan
pengetahuan dari sumber daya yang dibutuhkan yang
melipu kompetensi tenaga kerja, diversitas angkatan
kerja, dukungan keunggulan kompe f tenaga kerja, dan
globalisasi tenaga kerja.
4. Peran strategi SDM
Peran strategi SDM sebagai hasil keluaran reposi oning
diharapkan dapat memberikan kon busi signifikan dalam
perencanaan bisnis. Hasil dari reposi oning addalah :
a. Bussiness person melipu prak si SDM, par sipasi dalam
bidang keuangan dan operasional, rotasi posisi antar fungsi
SDM dan fungsi lain.
b. Shaper of change, seper par sipasi m atas perubahan,
melakukan penelli an, dan par sipasi ak f pembentukan
misi dan tujuan perusahaan.
c. Consultan to organiza on or partner to line, seper ak f
dalam konsorsium, penyiapan proposal dan par sipasi
dalam sistem komputerisasi.
d. Strategy formulator and implementary ,seper menger
strategi bisnis, orientasi bisnis secara stragtegis , strategis
semua bagian perusahaan dan aplikasi prak k manajemen
- 95 -
SDM dari berbagai lini strategi.
e. Talent manajer, seper komunikasi dengan semua manajer
lini secara terus menerus, konferensi pengembangan
jaringan kerja dan intelijen komputer.
f. Asset manajer and cost controller, seper pela han
akuntansi dan keuangan.
F. PERUMUSAN STRATEGI MSDM
Sejalan dengan transformasi fungsi manajemen SDM menuju
manajemen strategis, perencanaan SDM juga berkembang ke arah
yang sama. Perencanaan SDM membutuhkan lebih dari sekedar
penyusunan teknik-teknik yang merupakan bagian dari fungsi
personalia. Tidak seper pada awal perkembangannya, di mana
metode-metode perencanaan yang digunakan cenderung bersifat
temporer (berorientasi jangka pendek), sederhama dan pragma s,
tetapi sekarang sudah ba saatnya untuk nelihat perencanaan
SDM sebagai sistem yang dikaitkan dengan perusahaan secara
keseluruhan. Perencanaan SDM dak boleh lagi hanya cenderung
pada pendekatan top down, tetapi harus melibatkan karyawan level
bawah melalui pendekatan bo om up.
Dengan reposi oning pola pikir seper di atas diharapkan
manajemen SDM akan mempunyai kontribusi yang besar bagi
kelangsungan hidup sebuah perusahaan, karena dikaitkan dengan
kebutuhan utama perusahaan secara keseluruhan.
Manajemen SDM harus berpikir dan ber ndak seolah kitalah
yang memiliki perusahaan tersebut yang otoma s bertanggung
jawab terhadap kelangsungan hidup perusahaan. Dengan
perkataan lain kita harus berpikir tentang profit dan berbuat
untuk mendapatkan profit tersebut. Jadi mental manajemen SDM
berorientasi pada profit akan menyebabkan keputusan-keputusan
yang diambil akan lebih berorientasi pada manajemen bisnis
dibanding berorientasi pada kepen ngan profesionalitas.
- 96 -
Strategi manajemen SDM sebagai bagian strategi usaha, disusun
dan diterapkan dalam konteks yang sama secara keseluruhan sebagai
perencanaan fungsional yang lain, seper strategi pemasaran
perusahaan, strategi finansial, strategi informasi, dan strategi
teknologi kesemuanya disusun dan diterapkan dalam kerangka yang
sama.
Seper yang digambarkan dalam Tabel 3.4 ada ga fase dalam
manajemen strategi:
1. Penilaian Lingkungan
2. Pengembangan strategi, di mana arah strategi di njau
atau didefinisikan; tujuan dan kegiatan direncanakan; dam
sumber daya dialokasikan.
3. Penerapan strategi, pengangkatan perubahan pengaturan
diterapkan sehingga meyakinkan hasil usaha yang
dikehendaki.
Tabel 3.4 Proses Strategi Manajemen
Penilaian Lingkungan
Pengembangan Strategi
Penerapan Strategi
 Teli lah lingkungan
internal dan
eksternalna
 Lakukan penilaian
kekuatan, kelemahan,
harapan dan
tantangan (SWOT)
 Didefinisikan
kemampuan utama
dan manfaat
kompete fnya
 Definisikan Persoalanpersoalan strategis
 Tinjau dan revisilah
visi dan misi
 Susunlah tujuan
strateginya
 Kembangkan rencana
kegiatan
 Alokaasikan sumber
dayanya
 Luruskan harapan,
organisasi, personalia
dan kemampuan
manajemen
 Terapkan sistem dan
teknnologi
 Evaluasi efek vitasnya
1. Perumusan Strategi Manajemen
Perencanaan bisnis menguji faktor eksternal maupun internal
yang terkait dalam lingkungan bisnis berkaitan dengan situasi
sekarang. Kemudian, kesimpulan dicapai pada definisi usaha, visi
- 97 -
dan misi, tujuan strategi, target penampilan, dan rencana kegiatan.
Proses perencanaan memiliki beberapa level fokus. Penilaian
Lingkungan dilengkapi :
a. Manajemen mendefinisikan atau menegaskan misi, visi
dan nilai perusahaan dengan melengkapi arah strategi
organisasi.
b. Perumusan strategi diterjemahkan ke dalam tujuan strategis
dan bagian kegiatan yang luas, melipu program, proyek
dan proses yang akan dicapainya.
c. Perumusan strategi menetapkan konteks bagi pendefinisian
perencanaan operasi dan tujuan serta pengalokasian
sumber daya melalui proses keputusan anggaran dan
modal.
d. Unit, m maupun individual mendefinisikan rencana
kegiatannya dengan tujuan kemampuan tertentu.
2. Perumusan Strategi SDM
Dalam konteks ini, bagaimana perusahaaan merumuskan
strategi SDM? Strategi SDM sebagai strategi fungsional, sama seper
strategi yang lain, keuangan, informasi, pemasaran, pengusaha.
Suatu perencanaan fungsional mengiku pola yang dijelaskan di
- 98 -
atas, lengkap dengan variasinya.
Strategi SDM bagaimanapun juga berbeda dalam hal mereka
menjalin dengan strategi yang lain; manajemen personalia bukan
merupakan fungsi yang berbeda, tetapi alat di mana semua strategi
perusahaan diterapkan. Jika ada strategi SDM, maka perencanaan
strategi SDM seharusnya menjadi bagian yang integral atas semua
rumusan strategi yang lain. Bila ia terpisah, ia perrlu disesuaikan
lebih dekat.
a. Proses Perencanaan Dua Arah
Seper strategi usaha yang lain, strategi SDM dibentuk
melalui dua proses top-down dan bo om-up dalam suatu
organisasi. Seper dijelaskan pada Tabel 3.5, Proses
top-down memberikan kontek strategis yang perlu bagi
perencanaan m maupun unit.
Perencanaan SDM Dua Arah
Tujuan Pendekatan
Perencanaan “Top Down”
Perencanaan “Bo om
Up”
Masa Depan
Menyediakan kontek strategi
secara khusus mengalir dari
perusahaan ke departemen
lain
Merencanakan
kegiatan khusus secara
khusus menggelinding
dari departemendepartemen dengan
rujukan perusahaan
Analisis Lingkungan
Jangka Panjang
Jangka Pendek
Analisis Implijasi
Bagian dari penilaian
lingkungan bagi strategi
perusahaan
Iden fikasi masalah
dalam kontek
kecenderungan
persoalan strategi
Perencanaan
keseluruhan
Penilaian implikasi
perencanaan SDM oleh
manajer dan staf SDM
Penilaian implikasi
perencanaan SDM oleh
manajer dan staf SDM
- 99 -
Perencanaan SDM Dua Arah
Evaluasi dan Kontrol Bagian dari proses
perencanaan perusahaan
atau proses SDM yang
terpisah menuju masalah
yang berkaitan dengan
manusia
Analisis, ramalan,
perencanaan pada
masalah yang khusus
secara tepat
Memonitor dan
melaporkan
perkembangan pada
pemecahan masalah
Suatu rencana adalah strategis sifatnya, jika rencana
tersebut difokuskan pada persoalan-persoalan pen ng
yang diangkat dalam sebuah penilaian lingkungan. Pada
peorganisasian yang kompe f sekarang ini, alangkah
pen ng bagi karyawan pada semua level untuk dibiasakan
pada tekanan dan perubahan eksternal pada arah yang
strategis yang sedang diambil untuk diarahkan padanya.
b. Proses Penyatuan
Seper terlihat pada tabel 3.6, perumusan strategi
SDM dapat searah dengan proses perumusan strategi
perusahaan. Pada masing-masing langkah ia berinteraksi
dengan rumusan strategi. Dengan cara ini, strategi SDM
daklah menyulitkan perumusan strategi perusahaan.
Tetapi agak menjamin bahwa persoalan SDM diberi
perha an penuh.
Dalam fase penilaian lingkungan penilaian lingkungan SDM
dihubungkan secara terpisah tetapi sejajar, bersama-sama
dan interak f dengan strategi perusahaan. Beberapa hasil
dari pengamatan lingkungan SDM berhubungan dengan
perencanaan strategi perusahaan dan diterapkan padanya.
Dalam proses penyatuan, suatu strategi SDM dikembangkan
secara bersama-sama dengan strategi perusahaan.
- 100 -
Keduanya dapat dihadirkan dan didiskusikan bersama-sama,
teetapi keduanya adalah hasil yang berbeda dari proses
yang sejajar dan bersatu. Dengan mengembangkan dan
memper mbangkannya secara berduaan, ada kemiripan
yang akan saling memengaruhi satu dengan yang lain dan
diambil sebagai keseluruhan yang terpadu atau sekurangkurangnya sebagai perekat.
- 101 -
- 102 -
BAB IV A
PENILAIAN DAN PENGEMBANGAN
MANAJEMEN SUMBER DAYA
MANUSIA MEMASUKI DUNIA BISNIS
Singa .. Harimau .. Beruang .. serta Manajemen Kinerja.
Zoological society of san diego, yang mengusahakan kebun
binatang san diego, kebun binatang buas san diego, serta cagar alam
dan peneli an untuk pusat ilmiah spesies spesies yang terncam
punah, mempekerjakan 2.600 orang dan memiliki pendapatan lebih
dari $160 juta pertahun. Selama bertahun tahun penilaian kinerja
bukan merupakan prioritas yang nggi. Metrix metrix pengukuran
yang digunakan untuk menilai para karyawan dak seragam dan
para Manajer dak melakukan penilaian sehingga dak menghadapi
akibatnya. Jenis jenis satu halaman formulir penilaian yang berbeda
digunakan. Manajer mengevaluasi karyawan tentang seberapa baik
mereka berfikir terhadap hal – hal yang mereka lakukan daripada
sasaran sasaran tertentu. Manajer menerima kenaikan biaya hidup
tahunan yang dak terkait dengan kinerjanya.
Sebagai bagian dari zoological society yang menekankan pada
tangung jawab yang digariskan pada rencana strategi, sistem
managemen kinerja yang baru bagi 225 karyawan Manajerial telah
dikembangkan pada akhir akhir ini. sasaran sasaran sistem itu adalah
menetapkan sasaran karyawan yang berkaitan dengan sasaran
- 103 -
sasaran organisasi yang mencakup njauan kinerja tengah tahunan
dan akhir tahun, serta memerlukan berbagai pemeringkatan njaun
akhir tahun yang digunakan untuk menentukan kenaikan gaji berbasis
kinerja. Tim m karyawan digunakan untuk membantu merancang
sistem. Satu m mengevaluasi para penjual dimana sistem penilaian
yang baru dapat diterima. Tim lainnya menyelidiki ketrampilan
ketrampilan yang menandai pemimpin efek f. Pemanfaatan m m
menyebabkan penilaian kinerja berdasarkan pada dua kategori :
berbagai sasaran dan kemampuan kepemimpinan. Berbagai sasaran
dan kemempuan kepemimpinan masing – masing memiliki bobot
50 persen dari keseluruhan penilaian karyawan. Pada se ap awal
tahun, para manajer memilih lima sasaran, di mana ga sasaran
berkaitan dengan tujuan organisasi, seper kepuasan pengunjung
atau pendapatan, serta dua sasaran lainnya ditujukan pada bidang
pekerjaan khusus dari manajer. Para karyawan dinilai pada enam
kemampuan kepemimpinan yang masing masing melipu lima
subfaktor. Contohnya, “profesionalisme” melipu pemeringkatan
kerja m, komunikasi, hunungan interpersoinal, misi Zooligal
Society, dan focus pada pelanggam.
Zoological Society memilih system berbasis situs yang membantu
membimbing para manajer melalui proses penilaian. Sistem itu
memungkinkan para karyawan untuk mencatat berbagai prestasinya
pada catatan harian online sehingga mereka dapat berbagi
dengan para manajer. Hal ini akan membantu memas kan ngkat
keakuratan penilaian kerja. Sistem tersebut juga melipu perangkat
– perangkat seper “penunjang komentar” yang memberikan
umpan balik, serta “pemerikasaan ngkat kepekaan bahasa” yang
menghadang kata-kata yang dak sopan dan menyarankan berbagai
alterna f. Meskipun penggunaan sistem berbasis situs, SDM
mensyaratkanpenilaaian harus diberikan secara pribadi, di manajer
mencetak dan meninjau ulang atau mendiskusikan hasil-hasilnya
dengan karyawan ke ka mereka meninjau ulang di layar computer.
Manajer harus menyatakan bahwa telah terjadi pertemuan pribadi.
- 104 -
HR percaya bahwa proses penilaian berbasis situs telah
membantu kebun bintang dalam menarik para karyawan berbakat.
Para karyawan tertarik pada perusahaan-perusahaan yang memiiki
yag memiliki berbagai sasaran dan tujuan kinerja yang telah
didefinisikan dengan jelas, menawarkan umpan balik yang tepat
waktu, serta menentukan gaji berdasakan kinerja. Para karyawan
yang telah lama bekerja seper system karena membantu
mendorong diskusi-diskusi dengan para manajer,penetapan
sasaran, dan kenaikan gaji berdasarkan kinerja. Michele Stancer,
yang telah bekerja di kebun binatang selama 28 tahun, berkata “jika
anda memiliki kinerja yang baik, anda akan mendapatakan lebih
banyak manfaat. Saya berpikir orang-orang harus bertanggung
jawab. Saya sudah berada di dalam sini dalam waktu yang lama.
Anda melihat orang –orang yang ‘bekerja sewaktu pensiun’, dan itu
dak baik bagi siapapun.”
Sumber: berdasarkan ar kel T.Honneman. “Employee
Performance Management: What’s Gnu at the Zoo?”, yang terdapat
pada Workspace Management Online (September 2006)
A. PENDAHULUAN
Perusahaan-perusahaan yang mencarii keunggulan bersaing
melalui para kayawan harus mampu mengelola perilaku dan hasilhasil dari seluruh karyawan, Secara tradisional, sistem penilaian
kinerja formal dipandang sebagaisarana utama untuk mengelola
kinerja karyawan. Penilaian kinerja merupakan suatu tugas
administrasi yang dilakukan oleh para manajer, dan merupakan
tanggung jawab utama dari departemen sumber daya manusia
(SDM). Para manajer juga memandang penilaian kerja sebagai ritual
tahunan. Meraka cepat mengisi formulir dan menggunakannya
untuk menggolongkan informasi nega f yang mereka telah
kumpulkan tentang seorang karyawan jika dibandingkan tahun
sebelumnya. Karena mereka mungkin dak menyukai pertentangan
dan merasakan bahwa mereka dak mengetahui cara memberikan
- 105 -
evaluasi-evaluasi yang efek f, beberapa manajer menghabiskan
waktu sesedikit mungkin untuk memberikan umpan balik kepada
para karyawan. Tidak mengherankan, sebagian besar manajer dan
karyawan dak menyukai penilaian kinerja! Alasan-alasan utama
dari ke daksukaan tersebut adalah kurangnya njauan ulang yang
berkelanjutan, kurangnya keterlibatan karyawan dan kurangnya
pengakuan atas kinerja yang baik.
Berberapa orang berpendapat bahwa seluruh sistem penilaian
kinerja dak sempurna karena bersifat manipula ve, kejam,
otokra s, dan kontraproduk f. Tabel 4A..1 memperlihatkanbeberapa
kri k terhadap penilaian kinerja dan cara pemecahan masalah. Kita
perlu menyadari bahwa berbagai kekurangan yang ditunjukkan
pada Tabel 4A..1 bukan merupakan hasil evaluasi kinerja karyawan.
Sebaliknya, kekurangan tersebut merupakan akibat dari cara system
penilaian dikembangkan dan digunakan. Jika dilakukan dengan
benar, penilaian kerja dapat memberikan beberapa manfaat yang
berharga bagi karyawan dan perusahaan. Bagian pen ng dari
penilaian kinerja adalah menetapkan sasaran-sasaran karyawan
yang harus dikaitkan dengan sasaran-sasaran strategis perusahaan.
Proses penilaian menunjukkan kepada pelaku yang berkinerja
puncak bahwa mereka dihargai perusahaan. Hal ini mensyaratkan
para manajer untuk se daknya se ap tahun menyampaikan
kepada para karyawan tentang berbagai kekuatan dan kekurangan
kinerjanya. Proses penilaian yang baik dapat memas kan bahwa
seluruh karyawan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sama dan
dievaluasi sesuai dengan standar-standar yang sama. Penggunaan
teknologi seper situs dapat mengurangi beban administra f
penilaian kinerja dan meningkatkan keakuratan tujuan ulang
kinerja. Selain itu, penilaian yang dilakukan dengan benar dapat
membantu perusahaan dalam mengiden fikasi para karyawan
terkuat dan terlemah. Secara hukum, ini dapat membantu dalam
membernarkan banyak keputusan MSDM, seper promosi, kenaikan
gaji, disiplin, dan pemutusan hubungan kerja. Se ap tahun, majalah
- 106 -
fortune memberikan peringkat terhadap perusahaan-perusahaan
yang paling dikagumi secara global. Hay group, yang mengeluarkan
laporan perusahaan-perusahaan yang paling di kagumi secara global
untuk majalahfortune, berkata bahwa perusahaan-perusahaan
yang masuk dalam da ar memiliki pejabat ekseku f yang setara
dengan direktur utama yang menger bahwa pengukuran kinerja
melipu pembelajaran cara memo vasi orang dan menghubungkan
kinerja terhadap berbagai imbalan-imbalan.
Tabel 4A.1 Contoh Masalah dan pemecahan masalah
MASALAH
PEMECAHAN MASALAH
Kerja m yang terhambat
Membuat kriteria kolaborasi di mana
para karyawan akan dievaluasi.
Para penilai dak taat asas atau
menggunakan kriteria dan standarstandar yang berbeda
Memberikan pela han bagi para
manajer, memiliki departemen SDM
untuk mencari pola-polapenilaian yang
menyarankan prasangka penilaian
yang lebih nggi atau lebih rendah.
Mengevaluasi berbagai perilaku atau
Hanya berar bagi para karyawan yang hasil tertentu untuk menunjukan
sangat baik atau sangat miskin
dengan jelas tentanghal-hal yang
perludiperbaiki para karyawan.
Mendorong para karyawan untuk
mencapai sasaran-sasaran jangka
pendek
Melipu sasaran-sasaran jangka
panjang dan jangka pendek pada
proses penilaian.
Para manajer harus dinilai untuk
Manajer mempunyai kekuasaan penuh
mengetahui cara menilai para
atas karyawan
karyawan.
Terlalu subjek f
Mengevaluasi perilaku atau hasil-hasil
tertentu.
Memperlihatkan pendekatan
emosional
Berfokus pada perilaku; jangan
mengkri k para karyawan; melakukan
penilaian tepat pada waktunya.
Banyak laporan ekseku f yang menyebutkan bahwa pengukuran
kinerja mendorong kaloborasi dan kerja sama. Mereka percaya
bahwa ukuran-ukuran kinerja dapat membantu perusahaan-
- 107 -
perusahaan untuk berfokus pada keunggulan operasional, kese an
pelanggan, dan pengembangan manusia.
Kami yakin bahwa penilaian kinerja hanya salah satu bagian
dari proses yang lebih luas tentang manajemen kinerja. Kami
mendefinisikan manajemen kinerja(performance management)
sebagai proses dimana manajer memas kan bahwa ak vitasak vitas karyawan dan keluarannya sama dengan sasaran-sasaran
organisasi. Manajemen kinerja merupakan in untuk mencapai
keunggulan bersaing.
Sistem manajemen kinerja kani memiliki ga bagian :
mendefinisikan kinerja, mengukur kinerja, dan memberikan umpan
balik informasi kinerja. Pertama, sistem manajemen kinerja dapat
menentukan aspek-aspek kinerja yang berar bagi organisasi,
terutama melalui analisis jabatan. Kedua, sistem tersebut mengukur
aspek-aspek kinerja melalui penilaian kinreja (performance appraisal)
yang hanya merupakan salah satu metode untuk mengelola kinerja
karyawan. Ke ga, sistem itu memberikan umpan balik kepada para
karyawan melalui pembahasan-pembahasanumpan balik kinerja
sehingga mereka dapat menyesuaikan kinerjanya dengan sasaransasaran organisasi. Umpan balik kinerja (performance feedback)
juga dapat dipenuhi dengan mengaitkan imbalan-imbalan terhadap
kinerja melalui sistem kompensasi (seper melalui kenaikan atau
bonus prestasi).
Pendekatan manajemen kinerja. Pertama, memberikan
ringkasan singkat prak k-prak k manajemen kinerja saat ini.
Selanjutnya, kami menyajikan model kinerja yang membantu kami
menelaah tujuan-tujuan dari sistem. Kemudian, kami membahas
pendekatan-pendekatan tertentu dari manajemen kinerja serta
bebagai kekuatan dan kelemahan dari se ap pendekatan. Kami juga
melihat berbagai sumber informasi kinerja, berbagai kesalahan yang
dihasilkan dari penilaian-penilaian subjek f tentang kinerja yang
ditampilkan dan merupakan sarana untuk mengurangi berbagau
kesalahan tersebut. Kemudian, kami membahas beberapa unsur
- 108 -
efek f sebagai umpan balik kinerja. Akhirnya, kami menyebut
unsur-unsur sistem manajemen kinerja yang dapat dipertahankan
secara hukum.
1. PrakƟk Manajemen Kinerja
Baru – baru ini , beberapa susvei terhadap para profesional SDM
menunjukkan bahwa sebagian besar prak k-prak k manajemen
kinerja perusahaan membutuhkan njauan kertas yang mencakup
berbagai perilaku sasaran–sasaran bisnis. Figur 4A.1 menunjukan
prak k-prak k manajemen kinerja. Ke ka banyak perusahaan
menggunakan manajemen kinerja untuk mengelola kinerja
karyawan dan membuat keputusan pembayaran gaji, kurang dari
25% perusahaan tersebut menggunakan manajemen kinerja untuk
membantu mengelola bakat dengan mengiden fikasikebutuhankebutuhan pela han dan mengembangkan bakat kepemimpinan.
Lebih dari setengah perusahaan telah menyediakan pemberian
peringkat yang disarankan kepada manajer, yaitu mereka
menyarankan persentase dari persentasepara karyawan yang
harus diberikan peringkat pada se ap kategori. Ini pen ng agar
dapat memas kan bahwa perusahaan-perusahaantersebut
memberikan gaji, imbal jasa, dan ak vitas-ak vitas pengembangan
yang membedakan para pelaku yang berkinerja sangat baik, ratarata, dan buruk. Enam puluh enam persen perusahaan telah
menggunakan sistem manajemenkinerja yang sama pada seluruh
ngkat organisasi. Tiga dari sistem-sistem perusahaan termasuk
njauan ulang ngkat kedua, dimana para manajer meninjau
ulang evaluasi-evalusasinya dengan manajernya sendiri sebelum
berbagi hasil dengan karyawan. Hanya 28% perusahaan yang
mengotomatisasikan sistem manajemen kinerjanya.
Karena
perusahaan-perusahaan tertarik untuk melakukan perbaikan secara
terus-menerus sertamenciptakan para aryawan terlibat, para
karyawan mengetahui hal-hal yang harus dilakukann termo vasi
melakukanya, banyak perusahaan bergerak untuk melakukan
- 109 -
njauan ulang kinerja secara lebih seringyang lebih efisien.
Contohnya, Green Mountain Coffe Roasters, yang bergerak dalam
bidang usaha ritel daging pangang, impor, dan biji kopi, bergerak
ke arah njauan ulang secara lebh sering agar dapat memas kan
bahwa para karyawan mengetahui hal-hal yang mereka lakukan
dengan baik dan hal-hal yang perlu segera diubah sehingga dapat
meningkatkan kinerja. Saat ini, whirlpool membutuhkan para
manajer agar dapat bertemu dengan para karyawan se daknya
ga bulan untuk memberikan umpan balik tentang cara yang
mereka lakukan, cara perusahaan melakukanya, dan cara unit bisnis
bekerja. Proses penilaian yang baru membutuhkan pengisian satu
halaman formulir online yang dapat di cetak untuk pertemuan jika
diperlukan.
Figur 4A.1 Prak k-prak k manajemen kinerja.
- 110 -
2. Model Penyusunan Manajemen Kinerja
Sasasaran sistem-sistem penilaian kinerja adalah mengukur
kinerja karyawan secara individu secara andal dan absah.
Figur 4A.2 Model Manajemen kinerja dalam organisasi-organisasi
Unsur pen ng model penyusunan sistem manajemen kinerja
adalah strategi organisasi. Hubungan antara manajemen kinerja
dengan strategi dan sasaran organisasi sering kali diabaikan.
Hubungan ini telah diakui ke kadiperlukan lebih banyak dan
lebih sering melalui peningkatan penggunaan is llah populer
sistem perencanaan dan evaluasi kinerja (performance planning
and evalua on-PPE). Sistem PPE mengaitkan proses penilaian
kinerja formal terhadap strategi perusahaan dengan menentukan
evaluasi pada awal periode tentang jenis dan ngkat kinerja
yang harus dicapai untuk mencapai strategi.Sistem manajeen
kinerja yang efek f merupakan suatu proses untuk mengubah
sistem berdasarkan kendala yang bergantung pada situasi. Selain
menjalankan tujuan strategi, sistem manajemen kinerja juga
memiliki tujuan administrasi dan pengembangan.
- 111 -
3. Tujuan-tujuan Manajemen Kinerja
Tujuan-tujuan sistem manajemen kinerja ada
strategis, administrasi, dan pengembangan.
ga macam:
4. Tujuan Strategis
Pertama dan yang terpen ng, sistem manajemen kinerja harus
menghubungkan ak vitas-ak vitas karyawan dengan sasaransasaran organisasi. Salah satu strategi utama yang dilakukkan
adalah mendefinisikan hasil-hasil, perilaku-perilaku,dan sampai
batas tertentu, karakteris k karyawan yang diperlukan untuk
melaaksanakan strategi-strategi terssebut, kemudian mengembangkan sistem-sistem pengukuran dan umpan balik yang akan
memaksimalkan sejauh sapa para karyawan menunjukkan berbagai
karakteris k-karakteris k, terlibat dalam perilaku-perilaku, dan
memperlibatkan hasil-hasilnya.
Manajemen kinerja sangat pen ng bagi perusahaan-perusahaan
agar dapat melakukkan strategi manajemen bakatnya, yaitu untuk
mengiden fikasi berbagai kekuatan dan kelemahan dari para
karyawannya, menghubungkan para karyawan dengan pela han
yang sesuai dan ak vitas pemgembangan,serta menghargai kineja
yang baik dengan gaji dan insen f-isen f lainnya.Seper yang telah
disebutkan pada Bab 1, manajemen bakat sangat pen ng bagi daya
saing. Pada Just Born-perusahaan yang membuat permen Peeps,
Mike, dan Ike-sistem manajemen kinerja merupakan bagian dari
Sistem Pengembangan Manusia/PeopleDevelopmentSystem (PDS)
perusahaan yang lebih luas. Sistem manajemen kinerja dirancang
agar dapat memas kan bahwa pembelajaran dan pengembangan
sejalan dengan strategi bisnis,memicu hasil-hasil bisnis, dan para
karyawan memiliki berbagai kemampuan untuk berhasil dalam
pekerjaan-pekerjaan saat ini dan masa mendatang. PDS melipu
proses manajemen kinerja, pembelajaran dan pengembangan
karier, serta perencanaan suksesi. Informasi dari se ap sistem
tersebut dibagi agar dapat memas kan bahwa, melalui pela han
- 112 -
dan berbagai pengalaman ditempaat kerja,para karyawan
mengembangkan keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan
untuk pekerjaan-pekerjaannya saat ini serta mempersiapkan dirinya
terhadap minat-minat kariernya dimasa mendatang. Sistem Just Born
dimulai dengan merencanakan pertemuan antara karyawan dengan
manajernya.Pertemuan tersebut membahas peran karyawan dan
sasaran-sasaran strategi departemen. Manajer dan karyawan
menyetujui hingga empat tujuan pribadiyang akan membantu
departemen dalam memenuhi tujuan-tujuannya,dan karyawan
mencapai hal-hal tertentu yang diuraikan pada uraian jabatan.
Karyawan membutuhkan dua kompetensi untuk menghasilkan atau
memperbaiki hal-hal yang telah diiden fikasi tersebut. Manajer
dan karyawan bekerja sama untuk mengembangkan rencana
pembelajaran agar dapat membantu karyawan dalam mencapai
berbagai kompetensi.
B. BERSAINGMELALUI GLOBALIASI
Perusahaan Global Membutuhkan Sistem Manajemn Kinerja yang
Baru
Kimberly-Clark mengembangkan sistem manajemen kinerja
yang baru agar dapat membantu mendukung berubahnya rencana
bisnis perusahaan dari perusahaan produk konsumen menjadi
perusahaan kesehatan dan kebersihan global.Dasar sistem yang
baru adalah penilaian banyak dimensi yang menungkinkan SDM
untuk menentukan berbagai harapan serta mengevaluasi kinerja
bagi tujuan bisnis dan perilaku ditempat kerja.Sistem berfokus
pada hal-halyang dicapai cara melakukkannya. Para karyawan
memberikan da arrekan kerja dimana mereka ingin menjadi
bagian dari m penilainya. Sistem yang baru juga melipu proses
pengujian yang membawa para manajer secara bersam-sama untuk
meninjau ulang penilaian dari para penilai terhadap para anggota
m, dan memas kan bahwa pemeringkatan teratur diseluruh
perusahaan. Seluruh karyawan kantor diminta menetapkan tujuan-
- 113 -
tujuan individu yang sejalan dengan sektor bisnis dan tujuan-tujuan
perusahaan.Manajemen kinerja bagi manajer mencakup evaluasi
enam kualitas kepemimpinan global:fisioner,inspira f, inova f,
tegas ,kolabera f dan mampu membangun bakat.Seluruh sistem
online. Tujuan-tujuan karyawan dapat ditemukan didaerah intranet
perusahaan yang aman.Para karyawan dan manajer dapat online
dan meninjau ulang prestasi kerja.informasi kinerja yang paling
baru melipu berbagai hasil dan pengamatan perilaku yang tersedia
untuk pertemuan-pertemuan penilaiaan.Seluruh penggunanya
dila h menggunakan sistem dikelas dan pertemuan- pertemuan
online.
Hasil dari sistem yang baru mengesankan. Sistem manajemen
kinerja online tersedia dalam empat belas bahsa sehinnga membuat
siatem manajemen kinera tersedia diseluruh dunia bagi seluruh
karyawan Kimberlyclark.Model kompentensi pengembangan
kepemimpinan yang baru telah di kembangkan. Sistem kompensasi
yang baru dihubungkan dengan sistem manajemen kinerja yang
diperkenalkan , memberikan kemampuan kepada para manajer agar
dapat membedaan pembayaran gaji dan imbal jasapada para pelaku
kinerja yang bagus, rata-rata, dan buruk. Survei-survei digunakan
untuk mengevaluasi proses yang baru. Para karyawan merasakan
sistem telah membantunya untuk mendapatkan lebih banyak
umpan balik bimbingan secara teratur dari para manjernya,serta
melaporkan bahwa tujuan –tujuan kinerjanya sejalan dengan
strategi bisnis dan lebih bermakna bagi mereka.
Di sepanjang tahun, karyawan dan manajer bertemu untuk
membahas kemajuan dalam memenuhi sasaran-sasaran dan
meningkatkan berbagai kompetensi. Keputusan-keputusanpembayar
gaji dibuat se ap akhir tahun pajak berdasarkan pencapaian tujuantujuan kinerja dan sasaran-sasaran pembelajaran.
Sistem manajemen kinerja bahkan dapat membantu
mengembangkan bisnis secara global.
- 114 -
C. TUJUAN ADMINISTRASI
Organisasi-organisasi menggunakan informasi manajemen
kinerja (khususnya penilaian kinerja) pada banyak keputusan
administrasi : administrasi gaji (kenaikan gaji),promosi,pemeliharaan
penghen an tenaga kerja, pemutusan hubungan kerja, dan
pengakuanatas kinerja individu. Meskipun keputusan-keputusan
tersebut pen ng,bagaimanapun juga, banyak manajer yang
merupakan sumber informasi melihat proses penilaian kinerja hanya
sebagai keburukan yang mereka perlukan agar dapat memenuhi
persyaratan jabatan. Mereka dak nyaman ke ka mengevaluasi
orang lain dan memberikan umpan balik evaluasi kepada karyawan.
Dengan demikian,mereka cenderung menilai se ap orang dengan
nilai nngi atau se daknya menilainya dengan nilai yang sama, serta
memperoleh informasi penilaian kinerja yang rela idak berguna.
Contohnya ,seseorangmanajer berkata,’sebenrnya ,saya dak perlu
mendapatkan faktabahwa se ap kali saya mengevaluasi seseorang.
Saya behen dan memikirkan dampaknya-akibat keputusankeputusan saya tentang hubungan saya dengan orang itu dan masa
depan disini ...Itu berfikir poli s,menggunakan per mbanggan
manajerial ,atau menyempurnakan peringkat orang itu. Namun
,pada , Akhirnya ,saya harus nggal bersamanya,saya dak akan
menilai seseorang tanpa memikirkan akibatnya?’’
D. TUJUAN PENGEMBANGAN
Tujuan ke ga dari manajemen kinerja adalah mengembangkan
para karyawan yang efek f pada pekerjaan-pekerjaannya.Ke ka
para karyawan dak melakukkan yang seharusnya, manajemen
kinerja berusaha menigkatkan kinerjanya.Umpan balik yang
diberikan selama proses evaluasi kinerja sering kali menjadi kk kelemahan dari para karyawan.Idealnya, bagaimanapun juga,
sistem manajemen kinerja dak hanya mengiden fikasi kekurangan
dari aspek-aspek kinerja karyawan, tetapi juga menyebabkan
kekurangan tersebut, misalnya kekurangan keterampilan, masalah
- 115 -
mo vasi, atau beberapa rintangan menahan karyawan kembali.
Para manajer sering menghadapi karyawan yang dak nyaman
dengan kelemahan kinerjanya. Meskipun diperlukan untuk
mencapai efek vitas kelompok kerja, pertentangan itu sering
mempertegangkan hubungan pekerjaan sehari-hari. Memberikan
peringkat yang nggi bagi seluruh karyawan memungkinkan
manajer untuk meminimalkan konflik-konflik seper itu, tetapi
kemudian tujuan pengembangan sistem manajemen kinerja dak
sepenuhnya tercapai.
Seper yang akan anda lihat pada bab ini, ada banyak aspek
yang harus diper mbangan serta berbagai pilihan bagi para
manajer untuk menyusun sistem manajemen kinerja (misalnya,
sumber informasi kinerja, berbagai pendekatan untuk mengukur,
dan lain-lain). Tidak ada satu sistem yang tepat sesuai bagi
seluruh perusahaan. Namun, untuk membuat sistem manajemen
kinerja terbaik yang dapat memenuhi sasaran-sasaran strategis,
administrasi, dan pengembangan, ada beberapa hal yang harus
terjadi. Tabel 4A.2 memberikan saran-saran untuk mengembangkan
sistem manajemen kinerja yang efek f yang dapat memenuhi
tujuan-tujuan strategis, administrasi dan pengembangan.
Pertama, sistem harus memas kan bahwa nilai-nilai dan keyakinan
tergabung kedalam sistem. Contohnya, jika keterlibatkan karyawan
merupakan nilai pen ng, maka penilaian diri sendiri dan/atau rekan
kerja harus menjadi bagian dari proses pengukuran kinerja.Kedua,
membutuhkan dukungan dari pejabat ekseku f yang setara dengan
direktur utama yang terpandang dan manajemen senior.
- 116 -
Tabel 4A.2 Saran-Saran untuk Mengembangkan Sistem
Manajemen Kinerja yang Efek f
1.
Mencerminkan budaya perusahaan dan nilai-nilainya
2.
Memiliki dukungan dari pejabat eksekuƟf yang setara dengan dirktur utama
dan manajemen serior.
3.
4.
5.
6.
Berfokus pada ukuran-ukuran kinerja perusahaan yang tepat
Hal yang sangat penƟng atau sedikit penƟnng yang berhubungan dengan
strategi, misi ,dan sasaran-sasara
Mengalirkan sasaran perusahaan ke dalam organisasi
Sasaran-sasran dikaitkan dengan berbagai pengerak bisnis.
7.
Mengaitkan uraian jabatan dengan sistem manajemen kinerja
8.
Pada karyawan harus melihat hubungan langsung antaraberbagai
kompetensi pekerjaan, uraian jabatan serta sasaran dan tujuan yang
ditetapkan pada rencana kinerja
Menetapkan berbagai tanggung jawab.
9.
10. Membedakan kinerja secara adil dan efekƟf
11. MelaƟh para manajer dalam manajemen kinerja
12. Mengaitkan kompensasi dengan sistem manajemen kinerja
Peningkatan prestasi kerja
InsenƟf-inseƟf tahunan
InsenƟf-inseƟf jangka panjang
InsenƟf-inseƟf dapat dipilih
13. Mengomunikasikan sistem total imbal jasa
14. Mensyaratkan para manajer untuk akƟf mencari,menawarkan,dan
mendapatkan umpan
Terlibat dalam menyelesaikan siklus kinerja:perencanaan,peramalan,peninja
uan kemajuan,dan evaluasi akhir tahun
15. Menetapkan harapan-harapan yang jelas terhadap pengembangan
karyawan.
16. Menelusuri efekƟvitas sistem manajemen kinerja
Apakah perusahaan mampu mengidenƟfikasi berbagai kencenderungan
pada perbedaan kinerja,pembayaran gaji,dan kesenjangan / kebutuhan
pengembangan?
Dapatkah data digunakan bersama-sama dengan aplikasi-aplikasi yang lain
(pembayaran gaji ,pelaƟhan dan pengembangan,analisis tenaga kerja,dan
perencanaan suksesi)?
17. Menyesuaikan sistem yang diperlukan.
SUMBER : Berdasarkan ar kel H.Aguinis, Performance Management (Upper Saddle River, NJ: Pearson
Pren ce Hall,2007); A.Walker , “Is Performance Management as Simple as ABC?”, yang terdapat pada T+D,
Februari 2007, hlm 54-57;K. Oakers, “Performance Management Lacks Consistency”, : T+D, April 2007,
hlm. 50-53, L. Weatheriy, Performance Management: Ge ng It Right from the Start (Alexandria, VA:
Society for Human Resource Management, 2004); HJ. Bernardin, C.M Hagan, J.S Kane, dan P.Villanova,
“Effec ve Perfotmance Management: A Focus on Precision Costumers, and Situa onal Constraints”,
terdapat pada Performance Appriasal: State of the Art in Prac ce, editor J.S Smither (San Francisco:JosseyBass,1998),hlm.3-48
- 117 -
Berbagai kajian menunjukkan bahwa manajemen senior
berperan pen ng dalam perancangan dan pelaksanaan sistem
manajemen kinerja di banyak perusahaan.Semakin kuat peran
manajemen senior, maka semakin besar kemungkinan para
manajer di ngkat yang lebih rendah akan bertanggung jawab
untuk memas kan bahwa penilaian telah diselesaikan dan sistem
digunakan teratur di seluruh perusahaan. Ke ga, ukuran-ukuran
kinerja perusahaan yang sangat pen ng harus diiden fikasi.
Hal ini harus memberikan barometer terbaik tentang cara kerja
perusahaan dalam kaitan dengan mencapai strategi dan sasaran
bisnisnya. Keempat, uraian jabatan harus dikaitkan dengan sistem
manajemen kinerja. Para karyawan harus dapat melihat kaitan
antara berbagai persyaratan jabatan,uraian jabatan serta sasaran
dan tujuan termasuk dalam rencana-rencana kinerjanya. Kelima,
Pas kan bahwa sistem manajemen kinerja menilai para karyawan
secara adil dan objek erdasarkan standar-standar kinerja yang
dipahami dengan jelas atau dalam hal kontribusi rela fnya terhadap
para karyawan ini.sistem dibutuhkan untuk mengiden fiasi kinerja
yang lemah,baik,dan sangat baik.Keenam, para manajer harus
dila h tentang cara menggunakan sistem pengukuran kinerja
dan memberikan umpan balik kinerja se ap hari juga selama
wawancara penilaian kinerja formal.Ketujuh, sistem manajemen
kinerja efek v terkait dengan penilaian imbal jasa keuangan.
Agar dapat memo vasi kinerja karyawan secara efek v dengan
imbal jasa,program tersebut harus dikomunikasikan dan difahami
oleh para karyawan. Kedelapan , pela han dan pengembangan
karyawan harus dikaitkan dengan hasil-hasil dari penilaian kinerja.
Beberapa perusahaan menetapkan jumlah minimum jam per tahun
untuk pela han dan pengembangan bagi se ap karyawan agar
dapat menentukan berbagai harapan. Pada akhirnya, efek vitas
dari sistem manajemen kinerja harus dievaluasi agar dapat
memas kan kinerja karyawan berkaitan dengan berbagai sasran
dan tujuan bisnis serta indikator-indikator keuangan seper ngkat
- 118 -
pengembalian infestasi. Berdasaskan evaluasi, sistem manajemen
kinerja harus disesuaikan.
General Semiconductor memiliki tenaga kerja yang tersebar
dari Amerika Utara ke Asia, serta mencakup para karyawan yang
dapat berbicara lima bahasa. Meskipun General Semiconductor
berkantor pusat di Long Island, New York, hanya 200 karyawan dari
5.600 karyawannya yang berlokasi di AS. General Semiconductor
membuat unsur-unsur daya magnet untuk industri berteknologi
nggi. Daya dari unsur-unsur tersebut dimulai dari kendaraan
bermotor hingga telepon seluler untuk mesin pencuci piring.
Perusahaan memproduksi lebih dari 17 juta suku cadang se ap hari
dalam bentuk fasilitas-fasilitas di Eropa, Taiwan, Irlandia, dan Cina.
Kepen ngan perusahaan untuk bertumbuh menciptakan
kebutuhan untuk mengidenfikasi seperangkat nilai-nilai in
perusahaan serta memas kan nilai-nilai itu melekat pada segala
fasilitas di seluruh dunia. Perusahaan memiliki 8 nilai yang disebut
“Pokok-pokok budaya” : ketulusan ha ;keinginan besar untuk
mencapai kepuasan pelanggan;menghorma ,tanggap terhadap,dan
pemberdayaan para karyawan;teknologi dan inovasi;perbaikan
secara terus menerus;kerja m;kepuasan kerja;dan yang menarik
adalah semangat untuk bersaing. Program kepemimpinan dan
pemecahan masalah yang dikembangkan oleh karyawan MSDM
perusahaan digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai itu diseluruh
perusahaan. Perusahaan juga mengembangkan program yang
disebut people plus yang melibatkan peninjauan 360 derajat
terhadap se ap karyawan, termasuk penilaian diri karyawan yang
sesuai dengan umpan balik dari para manajer, rekan kerja, dan
bawahan yang dipilih oleh karyawan. Setelah evaluasi-evaluasi
diselesaikan, se ap karyawan bertemu dengan psikolog untuk
membahas evaluasi-evaluasi dan memberikan saran-saran tentang
cara memperbaiki kelemahan yang diiden fikasi.
Para karyawan yakin bahwa program itu membawa serta
perusahaan terlepas dari lokasi global. Program itu berfokus untuk
- 119 -
mengiden fikasi berbagai bakat yang unik dan kontribusi dari
se ap karyawan. Program itu juga membantu para kayawan dalam
memahami cara pandang orang lain di dalam m kerja. Hasilhasil posi f dari progam itu di ukur. dua tahun setelah program
dilaksanakan,Survei kelompok manajemen senior menunjukan
bahwa dari 39 bidang pengembangan, 36 bidang menunjukkan
perbaikan. Program itu juga telah memberikan kontribusi terhadap
tenaga kerja yang sangat stabil dengan ngkat perputaran rendah
pada seluruh lokasi. Hal ini telah membantu General Semiconductor
bangga terhadap para karyawan yang paling berpengetahuan luas
dan terla h dengan baik dalam industrinya.
Langkah pen ng dalam manajemen kinerja adalah
mengembangkan ukuran-ukuran dimana kinerja akan dievaluasi.
Kami berikutnya akan membahas masalah-masalah yang melipu
mengembangkan dan menggunakan berbagai ukuran kinerja yang
berbeda-beda.
1. Kriteria Ukuran-ukuran Kinerja
Melalui analisis jabatan, kita membahas cara seseorang
menganalisis pekerjaan untuk menentukan kinerja yang
efek f secara pas . Begitu menentukan jenis-jenis kinerja
yang diharapkan dari para karyawan melalui analisis
jabatan dan perancangan pekerjaan, perusahaan harus
mengembangkan cara-cara mengukur kinerja. Bagian
ini menyajikan kriteria yang mendasari ukuran-ukuran
kinerja pekerjaan. Bagian-bagian berikutnya membahas
pendekatan pengukuran kinerja sumber informasi, dan
kesalahan. Meskipun kriteria individu berbeda dengan
kriteria yang digunakan untuk mengevaluasi sitem
manajemen kinerja, kami yakin ada 5 kriteria yang menonjol:
kesesuaian strategis, keabsahan, keandalan, penerimaan,
dan kekhusuan.
- 120 -
2. Kesesuaian Strategis
Kesesuaian Strategis (strategice congruence) merupakn
sejauh apa sistem manajemen kinerja menampilkan kinerja
pekerjaan yang sejalan dengan strategi, sasaran, dan budaya
organisasi. Jika perusahaan menekankan pada pelayanan
pelanggan, sistem manajem kinerja harus menilai seberapa
baik para karyawan dalam melayani para pelanggan
perusahaan. Kesesuaian strategis menekankan pen ngnya
sistem manajemen kinerja untuk menuntun para karyawan
agar dapat berkontribusi terhadap keberhasilan organisasi.
Ini memerlukan sistem-sistem yang cukup fleksibel untuk
menyesuaikan diri dengan berbagai perubahan pendirian
strategis perusahaan.
Banyak perusahaan, seper Hewle -packard, Federal
Expres, dan Coca–Cola, memperkenalkan berbagai ukuran
dari faktor-faktor penentu keberhasilan/Cri cal factores
(CSFs) kedalam sistem manajemen kinerja. CSFs merupakan
faktor-faktor dalam strategi bisnis perusahaan yang
memberikan batas persaingan. Perushaan-perusahaan
mengukur perilaku karyawan yang berkaitan dengan
pencapaian CSFs yang meningkatkan pen ngnya perilakuperilaku tersebut bagi para karyawan. Para karyawan dapat
memegang tangung jawab dan dihargai terhadap perilakuperilaku yang langsung berkaitan dengan pencapaian CSFs
perusahaan.
Ambil contoh, perusahaan obat yang strategi bisnisnya
menembus pasar senyawa penyakit kulit di Amerika Utara.
Perusahaan-perusahaan harus memperpendek siklus
pengembangan obat, menarik dan mempertahankan
kemampuan peneli an dan pengembangan, serta
memaksimalkan efek vitas m- m peneli . Ini merupakan
kompetensi-kompetensi in . Ini melipu penyerahan
sejumlah senyawa penyakit kulit ke Food and Drug
- 121 -
Administra on (FDA), sejumlah persetujuan senyawa
oleh FDA, ngkat perputaran para Insinyur senior, serta
kepemimpinan dan kolaborasi
m. Sumber-sumber
informasi ukuran-ukuran kinerja tersebut melipu
keputusan-keputusan FDA,survei-survei umpan balik
anggota m, dan ngkat perputaran. Berbagai tanggung
jawab dari m dan individu langsung terkait dengan ukuranukuran kinerja. Contohnya, berbagai sasaran kinerja dari
m- m peneli melipu penyerahan FDA dan persetujuan
ga senyawa.
Satu tantangan yang dihadapi perusahaan-perusahaan
adalah cara mengukur kese an pelanggan, kepuasan
karyawan, dan bidang-bidang kinerja non-keuangan lainnya
yang memengaruhi profa bilitas, para manajer harus
melakukan hal-hal berikut;
a. Mengembangkan model cara ukuran-ukuran kinerja
non-keuangan yang dikaitkan dengan sasaran-sasaran
strategis perusahaan. mengiden fikasi bidang-bidang
kinerja yang sangat pen ng untuk keberhasilan
perusahaan.
b. Menggunakan database-database yang sudah ada untuk
mengiden fikasi data yang ada tentang ukuran-ukuran
kinerja utama (misalnya,kepuasan pelanggan dan
survei-survei kepuasan karyawan). Jika datanya dak
tersedia, maka para manajer harus mengiden fikasi
bidang kinerja yang memengaruhi strategi dan kinerja
perusahaan. Mengembangkanukuran-ukuran pada
bidang-bidang kinerja tersebut.
c. Menggunakan metode-metode sta sk k dan kualita f
untuk menguji hubungan antara ukuran-ukuran kinerja
dengan hasil-hasil keuangan. Analisis regresi dan
korelasi serta kelompok fokus dan wawancara dapat
digunakan. Contohnya, berbagai kajian menunjukan
bahwa keterlibatan, kepuasan dan antusiasme para
- 122 -
karyawan untuk bekerja yang berkaitan secara signifikan
dengan kinerja perusahaan yang melipu kepuasan
pelanggan, produk fitas, dan profitabilitas.
d. Meninjau kembali model untuk memas kan bahwa
ukuran-ukuran kinerja non-keuangan adalah tepat dan
menentukan apakah ukuran-ukuran yang baru harus
ditambahkan. Hal ini pen ng agar dapat memahami
faktor-faktor pendorong kinerja keuangan dan
memas kan bahwa model tersebut tepat ke ka strategi
bisnis dan kondisi-kondisi ekonomi berubah.
e. Ber ndak berdasarkan kesimpulan-kesimpulan yang
ditunjukkan oleh model. Contohnya, Sears menemukan
sikap-sikap karyawan tentang pengawasan yang mereka
terima dan lingkungan pekerjaan memiliki dampak yang
berar terhadap kepuasan pelanggan dan hasil-hasil
dari memegang saham. Akibatnya, Sears berinvestasi
dalam bentuk pela han manajerial agar dapat
membantu para manajer dalam melakukan pekerjaan
yang lebih baik, yaitu memegang tanggung jawab
terhadap pekerjaan para karyawan sambil memberikan
wewenang kepada mereka untuk melakukan peranperannya.
f. Melakukan audit, yaitu apakah ndakan ndakan
yang diambil dan investasi-investasi yang dilakukan
menghasilakan hasil yang diinginkan.
Kebanyakan sistem-sistem penilaian pekerjaan tetap sama
dalam waktu yang lama dan melalui berbagai penekanan
strategis. Namun, ke ka strategi perusahaan berubah,
perilaku para karyawan juga harus berubah. Fakta
menunjukkan bahwa sistem-sistem penilaian sering kali
dak berubah sehingga mungkin menjelaskan alasan banyak
manajer melihat sistem-sistem penilaian kinerja memiliki
dampak yang kecil terhadap efek fitas perusahaan.
- 123 -
3. Keabsahan
Keabsahan (validity) adalah sejauh apa kinerja menilai
seluruh dan hanya aspek-aspek kinerja yang pen ng. Hal ini
sering disebut “keabsahan isi”. Agar ukuran kinerja menjadi
absah, ukuran kinerja dak boleh kurang atau tercemar.
Seper yang dapat anda lihat pada gambar dibawah, salah
satu lingkaran mewakili kinerja pekerjaan yang “benar”
– seluruh aspek kinerja yang pen ng pada keberhasilan
pekerjaan. Disisi lain, perusahaan-perusahaan harus
menggunakan beberapa ukuran kinerja, seper peringkat
kinerja pengawasan pada serangkaian dimensi atau
ukuran dari hasil-hasil pekerjaan yang objek f. Keabsahan
berkaitan dengan memaksimalkan kesesuaian antara
kinerja pekerjaan aktual dengan ukuran kinerja pekerjaan (
bagian abu-abu pada gambar/Keabsahan).
Kekurangan ukuran kinerja terjadi jika ukuran kinerja
dak mengukur seluruh aspek kinerja (bagian hitam
pada gambar/kekurangan). Contohnya adalah sistem
pada universitas besar yang menilai staff pengajar lebih
berdasarkan penili an daripada mengajar sehingga rela f
mengabaikan aspek kinerja yang pen ng.
Ukuran yang tercemar mengevaluasi aspek-aspek kinerja
yang dak pen ng atau aspek-aspek yang dak berkaitan
dengan pekerjaan (bagian pu h pada gambar/pencemaran).
Ukuran kinerja harus berupaya memperkecil pencemaran,
tetapi penghapusannya secara sempurna jarang terjadi.
Contoh ukuran yang tercemar adalah penggunaan angka
penjualan aktual untuk mengevaluasi para tenaga penjual
di seluruh wilayah regional yang sangat berdeba. Penjualan
sering kali sangat tergantung pada wilayah(jumlah para
pelanggan potensial, jumlah para pesaing, dan kondisikondisi ekonomi) daripada kinerja aktual dari tenaga
penjual. Tenaga penjual yang bekerja lebih keras dari orang
- 124 -
lain mungkin dak memiliki total penjualan ter nggi karena
hanya wilayahnya yang dak memiliki banyak potensi
penjualan seper wilayah lain. Dengan demikian, angkaangka tersebut sendiri akan menjadi ukuran yang sangat
dipengaruhi oleh hal-hal diluar kendali individu karyawan.
Figur 4A.3 Ukuran Kiner Karywan
4. Keandalan
Keandalan (reliability) mengacu pada ukuran kinerja yang
dak berubah-ubah. Salah satu kenois keandalan yang
pen ng adalah keandalan antar penilai: keadaan dak
berubah-ubah di antara para individu yang melakukan
evaluasi kinerja karyawan. Ukuran kinerja memiliki
keandalan antarpenilai jika dua individu memberikan
evaluasi yang sama (atau hampir sama) terhadap kinerja
pekerjaan seseorang. Buk tampaknya menunjukkan bahwa
ukuran-ukuran kinerja karyawan pengawasan yang paling
subjek f menunjukkan keandalan yang rendah. Dengan
adanya beberapa ukuran, sejauh apa seluruh materi dinilai
tetap oleh internal perusahaan adalah pen ng (keandalan
internal yang dak berubah-ubah).
- 125 -
Selain itu, ukuran harus dapat diandalkan di sepanjang
waktu (keandalan tes dan tes ulang). Ukuran yang
mengakibatkan pemberian peringkat yang berbedabeda secara dras c terjadi jika ukuran-ukuran yang
diambil memiliki kekurangan keandalan tes dan tes ulang.
Contohnya, jika tenaga penjual dievaluasi berdasarkan
volume penjualan aktualnya selama bulan tertentu, hal
itu akan pen ng untuk memper mbangkan keadaan dak
berubah-ubahnya disepanjang waktu penjualan bulanan.
Bagaimana jika pengevaluasi pada toko serba ada hanya
diperiksa penjualannya selama bulan Mei? Para karyawan
di departemen pakaian pria akan memiliki volume
penjualannya agak rendah. Secara Tradisioanal, penjualan
pakaian pada bulan Mei lebih rendah daripada bulan-bulan
lainnya. Seseorang harus mengukur kinerja secara teteap di
sepanjang waktu.
5. Penerimaan
Penerimaan (acceptability) mengacu pada apakah individu
yang menggunakan ukuran kinerja akan dapat menerimanya.
Banyak ukuran kinerja yang rumit sangat absah dan dapat
diandalkan, tetapi menghabiskan begitu banyak waktu
manajer sehingga mereka menolak menggunakannya.
Mereka yang dievaluasi dengan menggunakan ukuran
mungkin dak dapat menerimanya.
Penerimaan dipengaruhi oleh sejauh apa para karyawan
yakin bahwa sistem manajemen kinerjanya adil.
- 126 -
Tabel 4A.3 Berbagai Keadilan yang dirasakan dan Dampaknya
terhadap sistem manajemen kinerja
KATEGORI KEADILAN
Keadilan procedural
Keadilan antar pribadi
Keadilan hasil
KEPENTINGANNYA
TERHADAP SISTEM
MANAJEMEN KINERJA
DAMPAK
Pengembangan
 Memberikan peluang
kepada para manajer
dan karyawan untuk
terlibat dalam
pengembangan
sistem.
 Memas kan standarstandar yang tetepa
ke ka mengevaluasi
para karyawan yang
berbeda-beda.
 Memperkecil
berbagai kesalahan
dan penyimpangan
pemeringkatan.
Penggunaan
 Memberikan umpan
balik secara tepat
waktu dan lengkap.
 Memungkinkan para
karyawan untuk
menantang evaluasi.
 Memberikan umpan
balik dalam suasana
yang hormat serta
sopan.
Hasil
 Mengomunikasikan
harapan-harapan
tentang berbagai
evaluasi dan standar
kinerja.
 Mengomunikasikan
harapan-harapan
tentang imbal jasa.
SUMBER : Disadur dari ar kel S.W. Gilland dan J.C Langdon, “Crea ng Performance Management System
That Promote Percep ons Of Fairness”, yang terdapat pada Performance Appraisal: State Of The Art In
Prac ce, editor J.W Smither. Hak cipta tahun 1998 oleh Jossey-Bass, Inc. Materi ini digunakan dengan izin
dari John Wiley & Sons, Inc.
- 127 -
Ada ga kategori keadilan yang dirasakan: keadilan
prosedural, atarpribadi, dan hasil. Tebel itu juga menunjukkan
secara khusus cara pengembangan, penggunaan, dan hasil
sistem manajemenkinerja dalam memengaruhi berbagai
persepsi tentang keadilan. Dalam mengembangkan dan
menggunakan sistem manajemen kinerja, para manajer
harus mengambil langkah-langkah yang ditampilkan pada
kolom “Dampak” pada tabel 4A.3 aga dapat memas kan
bahwa sistem manajemen kinerja dianggap adil. Peneli an
menunjukkan bahwa sistem manajemen kinerja yang
dianggap dak adil cenderung ditantang secara hukum,
dapat digunakan secara dak benar, dan menurunkan
mo vasi karyawan untuk memperbaiki diri.
6. Kekhususan
Kekhususan (Specificity) merupakan sejauh apa ukuran
kinerja memberitahukan kepada para karyawan tentang
hal-hal yang mereka harapkan dan cara mereka memenuhi
harapan-harapan itu. Kekhususan pen ng dalam tujuantujuan strategis dan pengembangan manajemen kinerja.
Jika ukuran dak menentukan hal-hal yang harus dilakukan
karyawan agar dapat membantu perusahaan dalam
mencapai sasaran-sasaran strategisnya, perusahaan
dak dapat mencapai tujuan strategisnya. Selain itu,
jika ukuran gagal menunjukan masalah-masalah kinerja
kepada karyawan, hampir mustahil bagi karyawan untuk
memperbaiki kinerjanya.
E. BERSAING MELALUI KESINAMBUNGAN USAHA
Penekanan yang Keras pada Sasaran-sasaran Jangka Panjang
Membahayakan Kesehatan Perusahaan dalam Jangka Panjang.
Para pemegang saham dan pemilik perusahaan mengharapkan
para manajer dan karyawan perrusahaanya bekerja untuk
- 128 -
meningkatkan nilai perusahaan yang biasanya diukur dari harga
saham. Sasaran-sasaran keuangan lainnya melipu laba yang
lebih besar malalui penjualan yang lebih besar atau biaya yang
lebih rendah. Namun, perusahaan terlalu banyak berfokus kepada
sasaran-sasaran tersebut sehingga benar-benar membahayakan
daripada meningkatkan kesinambungan usahanya.
Obsesi perusahaan untuk mencapai sasaran-sasaran keuangan
kuartalan sering kali berlawanan dengan menghasilkan ngkat
pertumbuhan laba yang lebih berkesimbungan. Satu peneli an
terhadap 31 perusahaan menemukan bahwa ngkat pengembalian
keuangan ter nggi dicapai pada perusahaan-perusahaan yang
memiliki para pejabat ekseku f yang setara dengan direktur utama
yang menantang sasaran-sasaran keuangan dan mengomunikasikan
visi perusahaan yang melampaui pencapaian laba, seper
menciptakan produk yang inova f, memberikan pelayanan
pelanggan yang hebat, atau meningkatkan kualitas hidup. Kajian
lain menyimpulkan bahwa penyebab utama kesulitan-kesulitan
para karyawan dalam meningkatkan laba dan inovasi adalah fokus
yang berlebihan pada hasil-hasil keuangan jangka pendek. Dari
sekitar 40% karyawan yang mengatakan bahwa mereka bekerja
pada berbagai kelompok yang dak memiliki kinerja, seper ga
dari mereka mengatakan kelompoknya telah memiliki kinerja yang
nggi, tetapi mulai gagal ke ka para manajer mulai meningkatkan
standar-standar kinerja mereka, pada waktu yang sama memotong
anggaran dan karyawan.
Mengapa hal ini terjadi? Para manajer mungkin merasa
tertekan untuk tetap memotong biaya agar dapat memberikan laba
yang lebih besar pada se ap laporan keuangan kuartalan. Hal ini
dapat menyingkirkan para karyawan yang berharga, meninggalkan
tanggung jawab terhadap sisa karyawan yang merasa bahwa
pekerjaannya dak mungkin dapat dilakukan. Psikolog organisasi,
Richard Hagberg, bekerja dengan wakil presiden bidang penjualan
yang didesak untuk memenuhi sasaran-sasaran penjualan harian,
- 129 -
tetapi mengurangi karyawan pada waktu yang sama agar dapat
memenuhi sasaran-sasaran laba. Wakil presiden ingin merencanakan
berbagai perbaikan pada lini produk, tetapi waktunya dihabiskan
untuk mencari tahu tentang cara memeras lebih banyak pekerjaan
dari menyusutnya karyawan. sebagai hasil dari pemotongan
anggaran pela han dan karyawan untuk memenuhi sasaransasaran keuangan jangka pendek, keberhasilan perusahaan dalam
jangka panjang dapat disepaka karena para karyawan yang paling
berbakatmeninggalkan perusahaan, mengambil para pelanggan
dan modal manusianya terhadap para pesaing. Penekanannya
pada sasaran-sasaran jangka pendek sering kali mendorong prak kprak k yang dak e s, seper memalsukan data kinerja. Susan
Annunzio dari Hudson Highland Center for High Performance di
Chicago mewawancarai manajer pabrik yang diberikan target untuk
mengurangi biaya-biaya operasi. Para manajer mengiden fikasikan
cara-cara untuk memenuhi sasaran dalam waktu satu bulan, tetapi
ia membentangkan perbaikannya lebih dari setahun sehingga
atasannya dak akan segera kembali pada sasaran yang lenih sulit
dipenuhi. Kunci untuk mencapai ngkat pertumbuhan laba yang
berkesinambungan bukanmelalui pemotongan biaya yang terlalu
nggi yang dihasilkan dari obsesi pada angka-angka keuangan
dalam jangka pendek. Ini mengikis kese aankaryawan dan kerja
m bersamaan dengan inovasi dan pengambilan resiko—ramuanramuan yang diperlukan untuk mencapai ngkat pertumbuhan
laba yang berkesinambungan. Para pejabat ekseku f yang setara
dengan direktur utama harus menekankan kepada para pemegang
saham dan pemilik perusahan bahwa kesinabungan usaha berasl
dari pembedaan produk dan peningkatkan pangsa pasar, sasaransasaran yayng hanya dapat dicapai melalui bantuan dari para
karyawan yang berbakat.
- 130 -
1. Berbagai Pendekatan untuk Mengukur Kinerja
Model manajemen kinerja yang disajikan pada figure 4A.2
menunjukan kita dapat mengelola kinerja dengan berfokus
pada berbagai sifat, perilaku atau hasil karyawan. Selainitu, kita
dapat mengukur kinerja secara rela ve dan membuat seluruh
perbandingan diantara kinerja para individu. Pada akhirnya,
kita dapat mengembangkan sistem pengukuran kinerja yang
menyertakan berbagai ukuran sebelumnya, sebagaimana dibuk kan
melalui pendekatan kualitas untuk mengukur kinerja. Berbagai
teknik menggabungkan pendekatan-pendekatan tersebut. Pada
bagian ini, kami menelusuri pendekatan-pendekatan tersebut agar
dapat mengukur dan mengelola kinerja, membahas teknik-teknik
yang berkaitkan dengan se ap pendekatan serta mengevaluasi
pendekatan-pendekatan tersebut terhadap criteria kesesuaian
strategis, keabsahan, keandalan, penerimaan dan kekhususan.
2. Pendekatan Perbandingan
Pendekatan perbandingan pengukuran kinerja mensyaratkan
penilai untuk membandingkan kinerja seseorang dengan orang lain.
Pendekatan tersebut biasanya menggunakan beberapa penilaian
kinerja atau nilai individu secara keseluruhan dan berusaha
mengembangkan beberapa peringkat indivudu pada kelompok kerja.
Se daknya ada 3 teknik pendekatan perbandingan, pemeringkatan,
penyaluran secara paksa dan perbandingan pasangan.
3. Pemeringkatan
Pemeringkatan yang sederhana mensyaratkan manajer untuk
memberikan peringkat kepada karyawan di departemennya dari
individu yang berkinerja teringgi hingga individu yang berkinerja
yang terendah (atau terbaik sampai terburuk). Di sisi lain,
pemeringkatan secara bergilir terdiri atas manajer yang melihat
da ar karyawan, memutuskan karyawan yang terbaik, serta
mencoret nama orang tersebut dari da ar. Dari nama-nama yang
- 131 -
tersisa, manajer memutuskan karyawan yang terburuk, mencoret
nama karyawan tersebut dari da ar dan seterusnya.
Pemeringkatan merupakan salah satu metode penilaian kinerja
yang telah menerima perha an khusus di pengadilan. Pada kasus
Albermarle v. moody, pengabsahan sistem seleksi dilakukan dengan
menggunakan peringkatan sebagai ukuran kinerja. Pengadilan
sebenarnya berkata, “Tidak ada cara untuk mengetahui secara
tepat criteria kinerja pekerjaan yang sedang diper mbangkan para
penyelia, yaitu apakah se ap penyelia sedang memper mbangkan
criteria yang sama atau apakah salah seorang penyelia memang
benar-benar menerapkan isi criteria apa pun yang terfokus dan
stabil”.
4. Penyaluran secara Paksa
Metode penyaluran secara paksa juga menggunakan bentuk
pemeringkatan, tetapi karyawan diberikan peringkat pada
kelompok-kelompok. Teknik tersebut mensyaratkan manajer untuk
menempatkan persentase tertentu dari para karyawan ke dalam
kategori-kategori yang telah ditentukan. Penyaluran secara paksa
dipopulerkan oleh mantan pejabat ekseku f yang setara dengan
direktur utama General Electric, Jack Welch, yang bersikeras
bahwa mengiden fikasikan dan menghapus tenaga kerja GE se ap
tahun dibawah 10%. Pemeringkatan kinerja tersebut mempunyai
beberapa bentuk. Secara umum, para karyawan dikelompokkan
menjadi 3, 4 atau 5 kategori yang ukurannya biasanya dak simbang
yang menunjukkan para pekerja terbaik, terburuk dan satu atau
lebih kategori diantaranya. Contohnya, di General Electric, para
manajer menempatkan para karyawan kedalam kategori atas(20%),
menengah (70%) dan bawah(10%). Dibawah 10 persen biassanya
dak menerima bonus dan dapat diberhen kan. Metode penyaluran
secara paksa memaksa para manajer untuk mengategorikan para
karyawan berdasarkan kaidah-kaidah penyaluran, bukan pada
kinerja. Contohnya, Charles Schwab memiliki ga kemungkinan
- 132 -
pemeringkatan bagi para karyawan, tetapi pemeringkatan di bagian
bawah dak pernah diberikan. Sistem-sistem penyaluran secara
paksa memaksa para manajer untuk membedakan di antara para
karyawan yang menghindari hak mental terhadap ak vitas-ak vitas
pembayaran gaji, pemberian imbal jasa, dan pengembangan.
Bahkan, jika para karyawan dari manajer seluruhnya berkinerja di
atas rata-rata, para manajer dipaksa menilai sejumlah karyawan
dengan “Tidak Dapar Diterima”.
Para pendukung sistem-sistem tersebut mengatakan bahwa
sistem-sistem panyaluran secara paksa merupakan cara terbaik
untuk mengiden fikasi para karyawan yang berpotensi nggi yang
harus diberikan pela han, promosi, dan imbal jasa keuangan serta
mengiden fikasi para pelaku yang berkinerja paling lemah yang
harus dibantu atau diminta untuk meninggalkan perusahaan.
Para manajer ngkat atas di banyak perusahaan telah mengama
bahwa walaupun kinerha perusahaan dan ngkat pengembalian
bagi para pemegang saham cenderung datar atau menurun, biaya
kompensasi terus bergulir ke atas dan pemeringkatan kinerja tetap
nggi. Mereka mempertanyakan cara yang dapat dilakukan untuk
memutuskan hubungan antara kinerja perusahaan dengan evaluasievaluasi dan kompensasi karyawan. Para karyawan yang berada
di bawah 10 persen menyebabkan standar-standar kinerja harus
diturunkan, memengaruhi para karyawan yang berkinerja bagus
untuk meninggalkan perusahaan, serta mempertahankan para
karyawan yang berkinerja bagus bergabung dengan perusahaan.
Sistem penyaluran secara paksa membantu para manajer untuk
menyesuaikan ak fitas-ak fitas pengembangan para karyawan
berdasarkan kinerjanya. Contohnya, seper ditunjukkan pada
tabel 4A.4 , para pelaku yang berkinerja lemah diberikan umpan
balik khusus tentang hal-hal yang mereka butuhkan agar dapat
meningkatkan pekerjaannya dan jadwal waktu yang ditetapkan
untuk perbaikan. Jika mereka dak dapat meningkatkan kinerjanya,
mereka dipecat. Para pelaku yang berkinerja terbaik didorong
- 133 -
untuk terlibat pada ak vitas-ak vitas pengembangan seper
pengalaman kerja, pembimbingan, penyelesaian program-program
kepemimpinan yang akan membantu mempersiapkannya pada
posisi-posisi manajemen puncak. Penggunaan sistem penyaluran
secara paksa dilihat sebagai cara perusahaan-perusahaan untuk
meningkatkan kinerja, memo vasi para karyawan serta membuka
pintu bagi orang-orang berbakat yang baru untuk bergabung dengan
perusahaan untuk menggan kan para pelaku yang berkinerja buruk.
Para pendukung mengatakan sistem-sistem tersebut memaksa para
manajer untuk membuat berbagai keputusan yang sulit tentang
kinerja karyawan berdasarkan kriteria berkaitan dengan pekerjaan,
bukan menjadi toleran dalam mengevaluasi para karyawan. Di
sisi lain, para kri kus mengatakan sistem-sistem dalam prak knya
sewenang-wenang, mungkin ilegal dan menyebabkan semangat
juang yang lemah. Contohnya, satu kelompok kerja mungkin
memiliki 20 persen pelaku yang berkinerja buruk, sementara yang
lain mungkin hanya memiliki pelaku yang berkinerja nggi. Namun,
prosesnya mengamanatkan bahwa 10 persen karyawan disingkirkan
dari ketua kelompok. Pada banyak sistem penyaluran secara paksa,
akibat yang dak di inginkan adalah kategori bawah cenderung
terdiri atas kaum minoritas, wanita, dan orang-orang berusia
lebih dari 40 tahun sehingga menyebabkan gugatan diskriminasi.
Pada akhirnya, sulit untuk menentukan peringkat pada karyawan
kedalam kategori-kategori yang berbeda ke ka kriterianya subjek f
atau jika sulit membedakan para karyawan berdasarkan kriteria
(seper kerja m/berbagai ketrampilan komunikasi) . Contohnya,
pada tahun 2002 Ford Motores menetapkan 2 gugatan perwakilan
kelompok sebesar $10,5 juta. Ford mengatakan itu membutuhkan
sistem pemeringkatan secara paksa karena mengecilkan budaya
keterusterangan pada evaluasi-evaluasi kinerja. Sistem Manajemen
Kinerja Ford Motores melipu penggolongan 1.800 manajer
menengah sebagai golongan A,B,atau C. Para manajer yang masuk
di golongan C selama 1 tahun dak menerima bonus; 2 tahun pada
- 134 -
ngkat C berar kemungkinan penurunan pangkat dan pemecatan.
10 persen dari para manajer harus digolongkan sebagai golongan
C. Namun, beberapa karyawan menyatakan sistem tersebut
berdampak nega f bagi para pekerja yang lebih tua dan para
pekerja berkulit pu h karena mereka menerima bagian yang lebih
besar dari golongan C. Pada akhirnya Ford menghapuskan sistem
pemeringkatan secara paksa.
Tabel 4A.4 Kinerja dan Pengembangannya berdasarkan
Penyaluran secara Paksa dan Pemeringkatan
KATEGORI PEMERINGKATAN /
PENYALURAN
A.
KINERJA DAN RENCANA
PENGEMBANGANNYA
Diatas rata-rata pelaku kinerja A1
yang normal
18.
19.
20.
21.
22.
23.
B.
Rata-rata memenuhi berbagai
harapan dari pelaku kinerja yang
mantap
24.
25.
26.
27.
- 135 -
Mempercepat pengembangan
melalui penugasan pekerjaan
yang menantang
Menyediakan pembimbing dari
m kepmimpinan
Mengakui dan menghargai
berbagai konstribusi
Memuji berbagai kekuatan dari
para karyawan
Memper mbangkan potensi
kepemimpinan
Mengusulkan untuk mengiku
rogram-program pengembangan
kepemimpinan
Menawarkan umpan balik
tentang cara B dapat menjadi
pelaku yang berkinerja nggi
Mendorong pengembangan
berbagai kekuatan dan
perbaikan berbagai kelemahan
Mengakui dan menghargai
berbagai kontribusi karyawan
Memper mbangkan perluasan
pekerjaan
KATEGORI PEMERINGKATAN /
PENYALURAN
C.
KINERJA DAN RENCANA
PENGEMBANGANNYA
Kinerja yang lemah yang dibawah
berbagai harapan
28.
29.
30.
Memberikan umpan balik
serta menyetujui berbagai
keterampilan, perilaku dan/
atauhasil tertentu yang harus
diperbaiki dengan jadwal waktu
pencapaian
Pindah pekerjaan yang
lebih baik dengan berbagai
keterampilan yang sesuai
Meminta untuk meninggalkan
perusahaan.
SUMBER : Berdasarkan ar kel B. Axelrod, H. Handfield-Jones, dan E.Michaels, “A New Game Plan for C
Players”, yang terdapat pada HBR, Januari 2002, hlm. 80-82; A.Walker, “Is Performance Management as
Simple as ABC?”, yang terdapat pada T+D , Februari 2007, hlm. 54-57; T. De Long dan V. Vijayaraghavan,
“Let’s Hear It for 8 Players”, yang terdapat pada HBR, Juni 2003, hlm. 96-102
Meskipun ada banyak pro dan kontra tentagn sistem-sistem
kinerja penyaluran secara paksa, beberapa kajian menelaah
efek fitasnya. Peneli an menirukan ciri-ciri yang berbeda dari
sistem yang di paksakan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi
kinerja perusahaan ( misalnya ngkat perputaran yang disengaja
dan keabsahan metode-metode seleksi ) yang menunjukkan bahwa
sistem-sistem pemeringkatan penyaluran secara terpaksa dapat
meningkatkan kinerja tenaga kerja perusahaan yang potensial.
Perusahaan-perusahaan memiliki sasaran-sasaran dan kriteria
manajemen yang jelas, mela h penilai yang menggunakan
pemeringkatan bersamaan dengan metrik-metrik SDM lainnya,
serta menghargai kinerja baik yang mungkin mereka temukan
bermanfaat. Sebagian besar peningkatan tampaknya terjadi pada
beberapa tahun pertama ke ka sistem digunakan, terutama karena
banyaknya jumlah karyawan berkinerja buruk yang diiden fikasi dan
dipecat. Berbagai keuntungan potensial dari sistem-sistem pilihan
yang memaksa untuk meningkatkan kinerja tenaga kerja perusahaan
akan memberikan efek samping nega f pada semangat juang, kerja
m, perekrutanm dan presespsi pemegang saham. Jadi, sistem itu
harus diper mbangkan sebelum digunakan. Pemeringkatan yang
- 136 -
dipaksakan disebut e s selama sistem dikomunikasikan secara jelas,
sistem merupakan bagian dari dimensi posi f budaya organisasi (
inovasi dan perbaikan secara terus menerus) dan para karyawan
memilki kesempatan untuk mengajukkan keputusan-keputusan
banding.
5. Perbandingan Pasangan
Metode perbandingan pasangan mensyaratkan para manajer
untuk membandingkan ap karyawan dengan ap karyawan yang
lain pada kelompok pekerjaan, serta memberikan angka 1 kepada
karyawan se ap kali ia dianggap sebagai pelaku yang berkinerja
lebih nggi. Setelah semua pasangan dibandingkan, manajer
menghitung berapa kali se ap karyawan menerima keputusan
yang menguntungkan ( yaitu menjumlahkan angka-angka) dan ini
menjadi angka kinerja dari karyawan.
Metode perbandingan pasangan cenderung menghabiskan
waktu manajer dan lebih banyak waktu lagi sehingga organisasiorganisasi menjadi lebih datar dengan peningkatan rentang kendali.
Contohnya, manajer dengan 10 karyawan harus membuat 45 ( 10 x
9/2 ) perbandingan. Namun, jika kelompoknya meningkat menjadi
15 karyawan 105 perbandingan harus dibuat.
6. Mengevaluasi Pendekatan Perbandingan
Pendekatan perbandingan pengukuran kinerja adalah alat
yang efek f dalam membedakan karyawan; pendekatan tersebut
hampir menghilangkan berbagai masalah toleransi, kecenderungan
memusat, dan keketatan. Hal ini sangat berguna jika hasil ukuranukuran itu harus digunakan dalam membuat keputusan-keputusan
administrasi seper kenaikan gaji dan promosi. Selain itu, sistemsistem itu rela f mudah dikembangkan dan mudah digunakan pada
banyak kasus. Dengan demikian, sistem tersebut sering kali diterima
oleh para pengguna.
- 137 -
Bagaimanapun juga satu masalah pada teknik-teknik itu adalah
kegagalan umum yang terkait dengan sasaran-sasaran strategis
organisasi. Meskipun para penilai dapat mengevaluasi sejauh
apa kinerja para individu dalam mendukung strategi, keterkaitan
tersebut jarang dinyatakan secara jelas. Selain itu, karena sifat
pemeringkatan yang subjek f, keabsahan dan keandalan yang
sebenarnya bergantung pada penilainya sendiri. Beberapa
perusahaan menggunakan beberapa penilai untuk mengurangi
prasangka dari se ap individu, tetapi kebanyakan dak. Paling
baik kita dapat menyimpulkan bahwa ngkat keandalan dan
keabsahannya sedang.
Teknik-teknik tersebut kurang khusus tujuan-tujuan umpan
balik. Hanya berdasarkan pemeringkatan rela f, para individu
sama sekali dak menyadari hal-hal yang mereka harus lakukan
secara berbeda agar dapat meningkatkan peringkatnya. Hal ini
menempatkan beban yang berat pada manajer untuk memberikan
umpan balik khusus dari alat penilaian itu sendiri. Pada akhirnya,
banyak karyawan serta manajer cenderung dak menerima
evaluasi-evaluasi berdasarkan pendekatan perbandingan. Evaluasi
bergantung pada cara kinerja para karyawan berkaitan dengan
karyawan lainnya dalam kelompok, m atau departemen (standar
baku) bukan pada standar kinerja yang mutlak , yaitu sangat baik,
baik, adil, serta baru.
7. Pendekatan Atribut
pendekatan atribut manajemen kinerja berfokus pada sejauh
apa para individu memiliki sifat-sifat tertentu (berbagai karakteris k)
yang diyakini berdaya tarik bagi keberhasilan perusahaan. teknikteknik itu menggunakan pendekatan yang mendefinisikan
serangkaian sifat-seper inisia f, kepemimpinan, dan daya saingserta mengevaluasi para individu.
- 138 -
8. Skala-skala pemeringkatan grafis
Bentuk paling umum dari pendekatan atribut manajemen
kinerja adalah skala pemeringkatan grafis. Tabel 4A.5 menunjukkan
skala pemeringkatan grafis yang digunakan pada perusahaan
manufaktur. Seper yang anda lihat da ar sifat dievaluasi dengan 5
angka ( atau beberapa jumlah angka lainnya) skala pemeringkatan.
Tabel 4A.5 Contoh Skala Pemeringkatan Grafis
DIMENSI
KINERJA
PEMERINGKATAN
BERBEDA
UNGGUL
TERPUJI
CUKUP
LEMAH
Pengetahuan
5
4
3
2
1
Komunikasi
5
4
3
2
1
Per mbangan
5
4
3
2
1
Keterampilan
manajerial
5
4
3
2
1
Kualitas kinerja
5
4
3
2
1
Kerja m
5
4
3
2
1
Keterampilan
antarpribadi
5
4
3
2
1
Inisia f
5
4
3
2
1
Krea fitas
5
4
3
2
1
Pemecahan
masalah
5
4
3
2
1
Manajer menganggap karyawan dapat melingkari angka
yang menandai banyaknya sifat individu yang dimiliki. Skala-skala
pemeringkatan grafis dapat memberikan sejumlah angka yang
berbeda ( skala yang terpisah ) atau berkelanjutan sepanjang
penilaiannya menempatkan tanda centang ( skala terus menerus )
Kemampuan untuk mempertahankan hukum dari skala-skala
pemeringkatan grafis dinyatakan pada kasus Brito v.zia (1973). Dalam
hal ini para karyawan yang berbahasa spanyol telah diberhen kan
sebagai hasil penilaian kinerjanya. Proses penilaian terdiri atas
pemeringkatan penyelia terhadap bawahan pada sejumlah dimensi
- 139 -
yang dak dapat dijabarkan, seper volume pekerjaan, kuan tas
pekerjaan, pengetahuan tentang pekerjaan, ketergantungan, dan
kerja sama. Pengadilan mengkri k penilaian yang subjek f dan
menyatakan bahwa perusahaan harus menyajikan data yang dapat
dibuk kan yang menunjukkan penilaian secara berar berhubungan
dengan perilaku pekerjaan yang sebenarnya.
9. Skala-skala baku campuran
Skala-skala baku campuran dikembangkan untuk menyebarkan
beberapa masalah dengan skala-skala pemeringkatan grafis. Untuk
membuat skala baku campuran kita mendefinisikan dimensi-dimensi
kinerja yang pen ng, kemudian mengembangkan pernyataanpernyataan yang mewakili kinerja yang baik, rata-rata dan buruk
pada se ap dimensi. Kemudian pernyataan-pernyataan tersebut
dipadukan dengan pernyataan-pernyataan dari dimensi lainnya
pada alat pemeringkatan yang sebenarnya.
Tabel 4A.6 Contoh skala baku campuran
Tiga Sifat yang dinilai :
Inisia f / ini a ve (INTV)
Kecerdasan / Intelligence (
INTG )
Hubungan dengan orang lain /
rela ons with other (RWO)
Tingkat kinerja pada pernyataan :
Tinggi / high (H)
Sedang / Medium (M)
Rendah / Low (L)
INTV
H
1
Karyawan tersebut merupakan inisiator
dirinya yang sebenarnya. Karyawan
selalu mengambil inisia f dan penilaiannya dak pernah mendorong individu
tersebut.
INTG
M
2
Meskipun karyawan tersebut mungkin
dak cerdas, dia jauh lebih cerdas daripada banyak orang yang saya ketahui.
++
3
Karyawan tersebut memiliki kecenderungan untuk masuk kekonflik-konflik
yang dak ada manfaatnya dengan
orang lain.
0+
RWO
L
- 140 -
++
INTV
M
INTG
L
4
Meskipun karyawan tersebut umumnya
menunjukkan inisia f, atasannya terkadang harus mendorong untuk menyelesaikan pekerjaan.
++
5
Meskipun karyawan tersebut lebih lambat dari beberapa orang dalam memahami sesuatu dan mungkin memerlukan
waktu sedikit lebih lama dalam mempelajari hal-hal baru, kecerdasannya masih
rata-rata.
-+
-
++
RWO
H
6
Karyawan tersebut menjalin hubungan
baik dengan semua orang. Ia dapat bergaul dengan orang-orang, bahkan saat
dia dak sependapat dengan mereka.
INTV
L
7
Karyawan tersebut memiliki sedikit
kecenderungan untuk bermalas-malasan
dan menunggu arahan
INTG
H
8
Karyawan tersebut sangat cerdas dan
belajar dengan sangat cepat.
-
9
Karyawan tersebut begaul dengan banyak orang. Ia terkadang memiliki konflik
dengan tempat lain di tempat kerja dan
konfliknya cenderung kecil.
-
RWO
M
Kunci Jawaban Angka
LAPORAN
TINGGI
SEDANG
RENDAH
+
+
+
SCORE
7
0
+
+
6
-
+
+
5
-
0
+
4
-
-
+
3
-
-
0
2
-
-
-
1
- 141 -
Contoh angka dari pemeringkatan sebelumnya
LAPORAN
SCORE
TINGGI
SEDANG
RENDAH
Inisia f
+
+
+
7
Kecerdasan
0
+
+
6
Hubungan dengan
orang lain
-
-
0
2
Seper yang dapat kita lihat pada tabel, penilai diminta mengisi
alat pemeringkatan yang menunjukkan apakah kinerja karyawan di
atas (+), pada (0), atau di bawah (-) pernyataan. Kemudian, kunci
jawaban angka khusus digunakan untuk angka kinerja karyawan
pada se ap dimensi. Misalnya, karyawan melakukan di atas ga
pernyataan, merreka menerima angka 7.Jika karyawan di bawah
pernyataan yang baik pada pernyataan rata-rata dan di atas
pernyataan yang lemah, maka angkanya dinilai 4. Karyawan di bawah
ga pernyataan diberikan peringkat 1. Penilaian itu diterapkan pada
seluruh dimensi untuk menentukan keseluruhan angka kineja.
Harus diingat bahwa skala-skala baku campuran awalnya
dikembangkan sebagai skala-skala yang berorientasi sifat. Namun,
teknik yang sama diterapkan pada alat-alat yang menggunkan
pernyataan yang berorientasi perilaku daripada penyataan yang
berorientasi sifat sebagai sarana untuk mengurangi berbagai
kesalahan pemeringkatan pada penilaian kinerja.
10. Mengevaluasi Pendekatan Atribut
Metode-metode berbasis atribut merupakan metode-metode
yang paling populer pada berbagai organisasi. Metode tersebut
cukup mudah dikembangkan serta digeneralisasikan pada berbagai
pekerjaan, strategi, dan organisasi. Selain itu, jika banyak perha an
dicurahkan untuk mengiden fikasi atribut-atribut yang pen ng
dengan kinerja pekerjaan dan mendefinisikannya pada alat
pemeringkatan secara saksama, atribut tersebut dapat diandalkan
- 142 -
dan absaah sebagai teknik-teknik pengukuran yang lebih teli .
Namun, teknik-teknik tersebut meleset pada beberapa kriteria
manajemen kinerja yang efek f. Biasanya, ada sedikit kesesuaian
antara teknik-teknik dengan strategi perusahaan. Metode-metode
ini digunakan karena mudah dikembangkan dengan metode yang
sama (da ar sifat-sifat perbandingan) digenerakisasikan pada se ap
organisasi dan strategi. Selain itu, metode-metode itu biasanya
memiliki standar-standar kinerja yang sangat dak jelas yang terbuka
terhadap berbagai penafsiran yang berbeda sering memberikan
peringkat dan golongan yang sangat berbeda. Hasilnya adalah baik
keabsahan maupun keandalan metode-metode tersebut biasanya
rendah.
Hampir dak satu pun dari teknik-teknik itu yang memberikan
petunjuk khusus tentang cara karyawan mendukung sasaran
perusahaan atau memperbaiki kekurangan kinerja. Selain itu, ke ka
para penilai memberikan umpan balik, teknik-teknik itu cenderung
membangkitkan pembelaan dari para karyawan. Contohnya,
bagaimana persaan Anda jika Anda diberitahukan bahwa pda skala
lima angka, Anda diberi angka “2” pada pernyataan kedewasaan
? Tentu, Anda mungkin merasa agak membela dan dak mau
menerima penilaian itu dan memberikan umpan balik tambahan.
Anda juga diberitahukan bahwa diberi angka “2” pada pernyataan
kedewasaan, tetapi dak diberitahukan tentang cara meningkatkan
peringkat.
11. Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku manajemen kinerja berusaha menjabarkan
berbagai perilaku karyawan yang harus ditunjukkan secara
efek f pada pekerjaan. Kemudian, berbagai teknik menjabarkan
perilakunya mensyaratkan para manajer untuk menilai sejauh apa
para karyawan menunjukkannya. Kita akan membahas lima teknik
yang mengandalkan pendekatan perilaku.
- 143 -
12. PerisƟwa-perisƟwa PenƟng
Pendekatan peris wa-peris wa pen ng mensyaratkan para
manajer untuk mencata contoh-cotoh khusus tentang kinerja yang
efek f dan dak efek f pada sebagian karyawan. Berikut ini adalah
contoh peris wa yang diuraikan pada evaluasi kinerja individu
dalam bidang perbaikan peralatan rumah tangga.
Seorang pelanggan menelpon karena lemari esnya dak dingin
dan berbunyi klik se ap beberapa menit. Teknisi sebelumnya
menentukan penyebab masalah dan memeriksa barang-barang
dak berharga untuk bagian-bagian yang diperlukan. Ke ka
menemukan bahwa ia dak menemukannya, ia memeriksa bagianbagian persediaan sehingga lemari es pelanggan akan diperbaiki
pada kunjugan pertama dan pelanggan akan segera puas.
Pesi wa tersebut memberikan umpan balik khusus kepada
para karyawan tentang hal-hal yang mereka lakukan dengan baik
dan hal-hal yang mereka lakukan dengan buruk. Mereka dapat
mengaitkannya pada strategi perusahaan dengan banyak manajer
harus menolak menyimpan catatan harian atau mingguan dari
perilaku karyawan. Hal ini juga sering sulit membandingkan para
karywan se ap peris wa khusus pada individu tersebut.
13. Skala-skala Pemeringkatan yang Berlabuh pada Perilaku
Skala pemeringkatan yang berlabuh pada perilaku (behaviorally
anchored ra ng scale – BARS)didncang asarkan pada pendekatan
peris wa-peris wa pen ng. BARS dirancang untuk secara khusus
mendefinisikan dimensi-dimmensi kinerja dengan mengembangkan
berbagai jangkar perilaku yang terkaitdengan ngkat- ngkat
kinerja yang berbeda-beda. Contoh BARS disajikan pada Figur 4A.4
seper yang anda dapat lihat, dimensi kinerja memiliki sejumlah
contoh perilaku yang menunjukan ngkat- ngkat kinerja tertentu
di seluruh dimensi.
Agar dapat mengembangkan BARS, pertama, kita mengumpulkan sejumlah besar peris wa pen ng yang mewakili kinerja
- 144 -
pekerjaan yang efek f dan dak efek f. Peris wa-peris wa tersebut
dikelompokkan ke dalam dimensi-dimensi kinerja dan para ahli
yang jelas-jelas mewakili ngkat kinerja tertentu telah digunakan
sebagai contoh-contoh perilaku (atau jangkar-jangkar) untuk
menuntun penilai. Tugas manajer adalah memper mbangkan
kinerja pada se ap dimensi dan menentukan dimana pada dimensi
kinerja karyawan yang sesuai dengan menggunakan jangkar-jangkar
perilkau sebagai panduan. Pemeringkatan tersebut merrupakan
angka karyawan pada dimensi tersebut.
Jangkar-jangkar perilaku memiliki bebagai kelebihan dan
kekurangan. Jangkar tersebut dapat meningkatkan keandalan
antarpenilai dengan memberikan definisi dimensi.
Figur 4A.4Dimensi Pemeringkatan Tugas BARS: Petugas Patroli
SUMBER :Disadur dari ar kel R. Harvey, “ Job Analysis “ , yang terdapat pada Handbook of Industrial
& organiza onal psychology, edisi ke 2, editor M. Dunne e dan L. Hough (Palo Alto, CA.: Consul ng
Psychologists Press, 1991) , hlm. 138.
- 145 -
Kinerja yang tepat dan utuh. Kerugiannya adalah jangkar
tersebut dapat mengingat informasi prasangka, yaitu perilaku yang
erat mendeka jangkar lebih mudah diingat daripada perilaku
lainnya. Peneli an juga menunjukkan para menunjukan para
manajer dan bawahannya dak memiliki banyak perbedaan antara
BARS dengan skala-skala sifat.
14. Skala-skala Pengamatan Perilaku
Skala pengamatan perilaku/behavioral observa on scale (BOS)
merupaka variasi dari BARS, BOS dikembangkan dari peris waperis wa pen ng. Namun, BOS berbeda dari BARS pada 2 cara yang
mendasar. Pertama, daripada menyingkirkan sejumlah besar contoh
perilaku kinerja yang efek f dan dak efek f, BOS menggunakan
banyak contoh tersebut agar dapat mendefinisikan secara khusus
tentang seluruh perilaku kinerja yang diperlukan untuk kinerja
yang efek f (atau yang akan dianggap kinerja yang dak efek f).
Daripada menggunakannya, misalnya 4 peilaku untuk menentukan
4 ngkat kinerja pada dimensi tertentu, BOS dapat menggunakan
15 perilaku. Contoh BOS disajikan pada Tabel 4A.7.
Tabel 4A.7. Contoh Pengamatan Perilaku/Behavioral Observa on
Scale (BOS) untuk Mengevaluasi Kinerja Pekerjaan
Mengatasi perlawanan terhadap perubahan
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
Mengurangi perincian perubahan kepada para bawahan
Hampir dak pernah
1
2
3
4
5
Hampir selalu
5
Hampir selalu
Menjelaskan alasan diperlukannya perubahan
Hampir dak pernah
1
2
3
4
Membahas cara perubahan akan mempengaruhi karyawan
Hampir dak pernah
1
2
3
4
5
Hampir selalu
4
5
Hampir selalu
Mendengarkan kepribadian karyawan
Hampir dak pernah
1
2
3
Meminta karyawan untuk membantu membuat perubahan pekerjaan.
Hampir dak pernah
1
2
3
- 146 -
4
5
Hampir selalu
(6)
Jika perlu, menetapkan tanggal pertemuan dak lanjut untuk menanggapi berbagai kepriha nan karyawan
Hampir dak pernah
1
2
3
4
5
Hampir selalu
Total =_____
Dibawah cukup
6-10
Cukup
11-15
Penuh
16-20
Ismewa
2125
Lebih baik
26-30
Angka ditetapkan oleh manajemen
SUMBER: Ar kel G. Latham dan K. Wexley, increasing Produc vity through Perfomance Appraisal. Hlm.
56. Hak cipta tahun 1994. Dicetak ulang dengan izin dari Pearson Educa on, Inc, Upper Saddle River, New
Jersey.
Perbedaan kedua adalah daripada menilai perilaku yang oaling
mencerminkan kinerja terbaik individu, BOS mensyaratkan para
manajer untuk menilai kekerapan terhadap karyawan yang telah
menunjukkan se ap perilaku selama periode penilaian. Kemudian,
peringkat tersebut dirata-ratakan untuk menghitung keseluruhan
peringkat kinerja.
Kelemahan utama BOS adalah BOS mungkin memerlukan
informasi lebih banyak daripada informasi yang dapat diproses
atau diingat oleh kebanyakan manajer. BOS dapat memiliki 80
atau lebih perilaku dan manajer harus mengingat seberapa sering
jaryawan menunjukkan se ap perilaku tersebut selama periode
pemeringkatan 6 atau 12 bulan. Ini cukup berat bagi karyawan,
tetapi para manajer sering kali harus menilai 10 atau lebih karyawan.
Perbandingan langsung dari BOS, BARS, dan skala-skala
pemeringkatan grafis menemukan bahwa manajer dan karyawan
lebih memiliki BOS untuk membedakan dengan baik dari para pelaku
berkinerja lemah, mempertahankan objek vitas, memberikan
umpan balik, mengusulkan kebutuhan-kebutuhan pela han,
serta menjadi mudah menggunakannya di antar para manjer dan
bawahan.
- 147 -
15. Perubahan Perilaku Organisasi
Perubahan perilaku organisasi/organiza onal behavior
modifica on (OBM) melipu pengelolaan perilaku para karyawan
melalui sistem umpan balik dan penguatan perilaku secara
formal. Sistem tersebut didasarkan pada pandangan mo vasi
perilaku yang menyatakan bahwa perilaku para individu di masa
mendatang ditentukan oleh perilaku-perilaku di masa lalu yang
telah diperkuat secara posi f. Teknik-tekniknya bervariasi, tetapi
sebagian besar memiliki empat unsur. Pertama, teknik tersebut
menentukan serangkaian perilaku utama yang diperlukan pada
kinerja pekerjaan. Kedua, teknik tersebut menggunakan sistem
pengukuran untuk mmenilai apakah perilaku-perilaku tersebut
kelihatan. Ke ga, manajer atau konsultan memberitahukan kepada
para karyawan tentang perilakunya, bahkan mungkin menetapkan
berbagai sasaran, yaitu seberapa sering para karyawan harus
menunjukkan perilaku-perilaku tersebut. Pada akhirnya, umpan
balik dan penguatan diberikan kepada para karyawan.
Teknik-teknik OBM telah digunakan pada berbagai pengaturan.
Contohnya, OBM digunakan untuk meningkatkan ngkat dan
ketepatan waktu dari berbagai perilaku pekerjaan yang pen ng
dengan menunjukkan hubungan antara berbagai perilaku pekerjan
dengan prestasi lembaga kesehatan mental masyarakat. Berbagai
perilaku pekerjaan yang diiden fikasi berhubungan dengan
administrasi, pencatatan, dan layanan yang disediakan kepada
para pelanggan. Umpan balik dan penguatan akan meningkatkan
kinerja. Diagram 4A.5 menunjukkan peningkta kinerja karyawan
pada pencatatan yang mengiku perantaraan umpan balik dan
penguatan. “Garis pedoman” mengacu pada ukuran-ukuran
pencatatan sebelum perantaraan.”Wawancara” mengacu pada
pencatatan ke ka sedang dilakukan wawancara dengan karyawan
untuk menjelaskan pekerjaan-pekerjaan mereka yang lebih baik.
Hasil-hasil serupa diama dengan kekerapan perilaku keselamatan
pada pabrik pengolahan.
- 148 -
16. Pusat-pusat Penilaian
Meskipun pusat-pusat penilaian biasanya digunakan
untuk keputusan-keputusn seleksi dan promosi,pusat-pusat
penilaian(assesment centers) juga telah digunakan sebagai cara
mengukur kinerja manajerliar.Pada pusat penilaian, para individu
biasanya melakukkan sejumlah tugas ruan, seper diskusidiskusi kelompok tanpa pemimpin,manajemen keranjang masuk
dan permainan peran.Para penilaimengama perilaku individu
mengevaluasi ketrampilan atau potensinya sebagai manajer.
Figur 4A.5Pengamatan Nilai Perilaku Individu
Sumber : Berdasarkan ar kel K.Lageland, CM . Johnson, dan T.C. Mawhinney. “Impor ng Performance in
a Comunity Mental Health Se ng: Job Analysis, Training, Goal Se ng, Feedback, and Year of Data”, yang
terdapat pada Jurnal of Organiza onal Behavior Management nomor 18 (1998), hlm. 211-43
Keuntungan dari pusat-pusat penilain adalah pusat-pusat
penilaian menyediakanukuran kinerja individu yang sedikit objek f
pada tugas-tugas manjerial.Selain itu, pusat-pusat penilaian
membiarkan umpan balik kinerja tertentu dan rencana-rencana
perkembangan individu dapat dirancang.Contohnya,ARCO Oil
& Gas Corpora on mengirimkan para manajer melaluipusatpusat penilaian untuk mengiden fikasi berbagai kekuatan dan
kelemahan individu, serta menciptakan rencana-rencana ndakan
- 149 -
pengembangan bagi se ap manajer.
Pemanfaat pusat-pusat penilaian sektor publik yang menarik
terdapat pada pemerintah negara Carolina Utara. Para manajer
yang ada dapat dinilai menjadi “para manjer menengah yang
berser fikat”. Prosesnya melipu pusat penilaian pada awal program
ser fikasi, di mana rencana ndakan pengembangan individu
dibuat. Rencana pengembangan, yang dilaksanakan selama sekitr
dua tahun, terdiri atas pengalaman pela han dan pengembangan
di tempat kerja. Pada akhir tahun kedua, manajer mendatangi pusat
penilaian ser fikasi. Kemudian, mereka yang berhasil memenuhi
kriteria yang diterapkan mendapatkan ser fikat.
17. Evaluasi dari Pendekatan Perilaku
Pendekatan perilaku dapat menjadi sangat efek f. Pendekatan
tersebut dapat menghubungkan strategi perusahaan dengan
perilaku tertentu yang diperlukan untuk melakukan strategi.
Pendekatan tersebut juga memberikan bimbingan dan umpan balik
tertentu bagi para karyawan tentang kinerja yang diharapkan dari
mereka. Sebagian besar teknik bergantung pada analisis pekerjaan
secara mendalam sehingga berbagai perilaku yang diiden fikasi dan
diukur adalah absah. Karena orang-orang yang akan menggunakan
sistem mengembangkan berbagai ukuran, penerimaannya juga
sering kali nggi. Pada akhirnya, dengan investasi yang besar pada
para penilai dari pela han, teknik-teknik tersebut cukup terpercaya.
Kelemahan utamanya berhubungan dengan konteks sistem
organisasi. Meskipun pendekatan perilaku dapat berhubungan
erat dengan strategi perusahaan berbagai perilaku dan ukuran
harus terus dipantau dan diperbaiki agar dapat memas kan
bahwa perilaku dan ukuran tersebut masih berkaitan dengan fokus
strategis. Pendekatan itu juga mengasumsikan bahwa ada satu cara
terbaik untuk melakukan pekerjaan dan berbagai perilaku yang
merupakan cara terbaik tersebut dapat diiden fikasi. Salah satu
kajian menemukan bahwa para manajer berusaha mengendalikan
- 150 -
berbagai perilaku ke ka mereka melihat hubungan yang jelas
antara berbagai perilaku dengan hasilnya. Jika keterkaintannya dak
jelas mereka cenderung mengandalkan hasil-hasil pengelolaan.
Pendekatan perilaku mungkin kurang cocok pada berbagai pekerjaan
yang sedikit komplek (dimana cara terbaik untuk mencapai hasilnya
agak jelas) dan paling cocok pada berbagai pekerjaan yang kompleks
(dimana ada berbagai cara / perilaku untuk mencapai keberhasilan).
18. Pendekatan Hasil
Pendekatan hasil berfokus pada pengelolaan tujuan, hasilhasil kerja atau kelompok kerja yang dapat diukur. Pendekatan
ini berasumsi bahwa subjek vitas dapat dihilangkan dari proses
pengukuran dan hasilnya merupakan indikator terdekat dari
kontribusi seseorang terhadap efek fitas organisasi. Kita akan
menelaah dua sistem manajemen kinerja yang menggunakan hasil:
manajemen berdasarkan sasaran serta pengukuran produk fitas
dan sistem evaluasi.
19. Manajemen Berdasarkan Sasaran
Konsep manajemen berdasarkan sasaran / management by
objek ves (MBO) populer pada organisasi swasta dan pemerintahan.
Konsep aslinya berasal dari kantor akuntan Booz, Alien dan Hamilton
serrta disebut sebagai surat manajer. Prosesnya terdiri atas seluruh
bawahan dari manajer yang menulis surat kepada atasannya,
memerinci sasaran-sasaran kinerjanya pada tahun mendatang dan
cara mereka merencanakan untuk mencapainya. Haroled Smeddy
menerapkan dan memperluas gagasan tersebut di General Electric
pada tahun 1950-an. Sejak itu Douglas Mcgregord mengembangkan
menjadi filosofi manajemen.
- 151 -
Tabel 4A.8 Contoh ukuran kinerja pekerjaan dari manajemen
berdasarkan sasaran/ Mangement of Objec ve (MBO)
BIDANG HASIL UTAMA
TUJUAN
Manajemen portofoliogi Meningkatkan
pinjaman
nilai portofolio
sebesar 10%
selama 12 bulan
berikutnya.
Penjualan
Menghasilkan
nilai pendapatan
sebesar $30.000
selama 12 bulan
berikutnya.
PRESENTASI
PENCAPAIAN
KINERJA YANG
NYATA
90
Meningkatakan
nilai portofolio
sebesar 9%
selama 12 bulan
terakhir.
150
Menghasilkan
nilai pendapatan
$45.000 selama
12 bulan terakhir
Pada sistem MBO pertama,
m manajemen puncak
mendefinisikan sasaran-sasaran strategis perusahaan untuk
tahun mendatang. Sasaran-sasaran tersebut diteruskan ke lapisan
manajemen berikutnya dan para manajer tersebut menentukan
sasaran yang harus dicapai perusahaan agar dapat mencapai
sasaran-sasarannya. Proses penetapan sasaran tersebut mengalir
ke bagian bawah organisasi sehinngga seluruh manajer menetapkan
sasaran-sasaran yang membantu perusahaan dalam mencapai
sasaran-sasarannya. Sasaran-sasaran tersebut digunakan sebagai
standar-standar kinerja individu yang telah dievalusasi.
Sistem MBO memiliki ga unsur yang umum. Sistem tersebut
membutuhkan sasaran-sasaran yang khusus, adil dan objek f.
(contoh sasaran-sasaran berbasis MBO yang digunakan pada
perusahaan jasa keuangan ditampilkan padatabel 4A.8). Sasaransasaran tersebut biasanya dak ditetapkan secara sepihak oleh
manajemen, tetapi dengan keterlibatan dari para manajer dan
bawahan. Manajer memberikan umpan balik yang objek f
disepanjang periode penilaian untuk memantau kemajuan dari
sasaran-sasaran tersebut.
- 152 -
Peneli an di MBO telah mengungkapkan dua temuan pen ng
tentang efek vitasnya. Dari 70 kajian yang ditelaah, 68 kajian
menunjukkan keuntungan pada produk fitas, sementara hanya
2 kajian yang menunjukkan kerugian pada produk fitas yang
menunjukkan MBO biasanya akan menningkatkan produk vitas.
Selain itu, keuntungan pada produk vitas cenderung ter nggi
apabila ada komitmen yang kuat pada program MBO dari manajemen
puncak : rata-rata kenaikan sebesar 56% ke ka komitmennya nggi,
33% ke ka komitmennya sedang dan 6% ke ka komitmennya
rendah.
Jelasnya MBO dapat memiliki pengaruh yang sangat posi f
terhadap kinerja organisasi. Perha kan bahwa prosesnya
melalui penetapan sasaran-sasarn (keterlibatan karyawan dalam
menetapkan tujuan). Itu juga mungkin bahwa sistem MBO
mengaitkan kinerjaa individu karyawan dengan sasaran-sasaran
strategi perusahaan. SecureWorks Inc., perusahaan kecil dengan
100 karyawan yang menyediakan layanana perlindungan Internet,
mendasarkan pembayaran gaji karyawan pada kinerjanya.
Pembayaran gaji dihargai berdasarkan hasil, bukan usaha. Ke ka
mngaitkan pembayaran gaji dengan kinerja, itu pen ng bahwa
para karyawan memahami sasaran-sasaran kinerja dan cara untuk
memenuhinya, melihat bahwa pembayaran gaji benar-benar
berdasarkan kinerja (yaitu para pelaku yang berkinerja buruk
mendapat gaji lebih sedikitdan berbagai imbal jasa lainnya dari para
pelaku yang berkinerja baik), serta yakin bahwa sistem manajemen
kineja yang digunakan untuk menentukan pembayaran gaji bersifat
adil. Pada SecurWorks, sasaran-sasaran perusahaan ditetapkan
oleh m manajemen se ap awal tahun. Sasaran-sasaran dipajang
diseluruh sudut perusahaan sehinggan para karyawan dapat
melihtnya. Sasaran-sasaran departemen yang mendukung sasaransasaran perusahaan ditetapkan oleh para manjajer dan mnya.
Se ap karyawan memiliki seperangkat sasaran yang dibahas dan
disepaka dengan para manajernya. Sasaran-sasarannya harus
- 153 -
ralis s, dapat diukur, dapat dicapai, dan sejalan dengan sasaran
perusahaan. Para karyawan memiliki beberapa kesempatan
di sepanjang tahun untuk menerima berbagai imbal jasa atau
kinerjanya. Berbagai imbal jasa tersebut melipu kenaikan gaji
berdasarkan biaya hidup dan peluang untuk mendapatkan saham
terbatas dan bonus. Para karyawan dapat dak menerima berbagai
imbal jasa atau seluruh imbal jasa yang tersedia tergantung dari
kinerjanya. Pejabat ekseku f yang setara dengan direktur utama
meninjau ulang saran pembayaran gaji se ap karyawan, yang
didasarkan pada evaluasi kinerja dirinya dan manajer serta di njau
ulang oleh wakil presiden bidang SDM.
Pengukuran ProdukƟvitas dan Sistem Evaluasi (ProducƟvity
Measurement and EvaluaƟon System-ProMES)
Sasaran utama ProMES adalah memo vasi para karyawan untuk
mencapai ngkat produktvitas yang lebih nggi. Ini merupakan
sarana untuk mengukur dan memberikan umpan balik informasi
produk vitas kepada karyawan.
ProMES terdiri atas empat langkah. Pertama, orang-orang pada
organisasi mengiden fikasi produk, atau serangkaian ak vitas atau
tujuan, sedangkan organisasi mengharapkan dapat mencapainya.
Produk vitas organisasi tergantung pada seberapa baik
menghasilkan produk-produk tersebut. Pada bengkel, misalanya,
produknya mungkin berupa sesuatu seper “kualitas perbaikan”.
Kedua, karyawan mendefinisikan berbagai indikator produk.
Berbagai indikator merupakan ukuran-ukuran dari seberapa baik
produk yang dihasilkan oleh organisasi. Perbaikan kualitas dapat
ditandai dengan (1) ngkat pengembalian (persentase barang
yang dikembalikan yang dak berfungsi setelah perbaikan) dan
(2) persentase pemeriksaan pengendalian kualitas yang dilalui.
Ke ga, karyawan menetapkan berbagai kemungkinan antara jumlah
indikator dan ngkat evaluasi yang terkait dengan jumlah tersebut.
Keempat, mengembangkan sistem umpan balik yang memberikan
- 154 -
informasi kepada paraa karyawan dan kelompok kerja tentang
ngkat kinerja tertentu pada se ap indikator. Secara keseluruhan,
nilai produk vitas dapat dihitung dengan menjumlahkan nilai
efek vitas dari berbagai indikator.
Karena tekniknya agak baru, teknik tersebut hanya dapat
diterapkan pada beberapa situasi. Namun, peneli an sejauh ini
menunjukan bahwa teknik itu sangat efek f dalam meningkatkan
produk vitas. (Figur 4A.6 menunjukkan keuntungan pada
produk vitas bengkel yang telah diuraikan sebelumnya). Peneli an
juga menunjukkan sistem itu merupakan mekanisme umpan balik
yang efek f. Namun, para penggunanya menemukan bahwa teknik
tersebut memakan waktu untuk mengembangkan sistem awal.
Peneli an ProMES di masa mendatang dilakukan sebeelum kita
menarik kesimpulan pada perusahaan apa pun, tetapi peneli an
yang ada menunjukkan hal tersebut dapat menjadi alat manajemen
kinerja yang bermanfaat.
Figur 4A.6 Peningkatan Produk vitas Bengkel dengan
Menggunakan Ukuran-ukuran Pro-MES
SUMBER : R. Pritchard, S. Jones, K.Stuebing, dan S. Ekeberg, “The Evalua on of an Integrated Approach to
Measuring Organiza onal Produc vity”, yang terdapat pada Personnel Prychology nomor 42 (1989), hlm.
69-115. Digunakan dengan izin.
- 155 -
1. Evaluasi dan Pendekatan Hasil
Pendekatan hasil memperkecil subjek vitas, bergantung pada
tujuan, dan indikator-indikator kinerja kuan ta f. Dengan demikan,
pendekata tersebut biasanya sangat diterima oleh para manajer
dan karyawan. Keuntungan lainnya adalah pendekatan tersebut
mengaitkan hasil-hasil individu dengan berbagai strategi dan tujuan
organisasi.
Namun, berbagai pengukuran yang objek f dapat tercemar
dan kekurangan-tercemar karena pengukuran tersebut dipengaruhi
hal-hal yang dak berada di bawah kendali karyawan seper resesi
ekonomi, dan kekurangan karena dak seluruh aspek pen ng dari
kinerja pekerjaan dapat diterima untuk pengukuran yang objek f.
Kelemahan lainnya adalah para individu mungkin hanya berfokus
pada aspek-aspek kinerjanya yang diukur dan mengabaikan yang
dak diukur. Contoh, jika besar sasaran karyawan berkaitan dengan
pelayanan pelanggan. Suatu kajian menemukan bahwa sasaransasaran kinerja yang objek f mengarah pada kinerja yang lebih
nggi, tetapi juga mengarahkan untuk membantu rekan kerja yang
kinerjanya kurang baik. Kelemahan akhirnya adalah meskipun
ukuran-ukuran hasil memberikan umpan balik yang objek f,
umpan balik mungkin dak membantu para karyawan mempelajari
cara mengubah perilakunya untuk meningkatkan kinerjanya.
Jika para pemain bisbol ke ka memukul dak tangkas, itu hanya
memberitahukan kepada mereka bahwa rata-rata memukul bola
dengan tongkat pemukul sebesa 0,190 munkin dak memo vasi
mereka untuk meningkatkannya. Umpan baliknya berfokus pada
perilaku yang tepat yang harus diubah (seper mengambil salah
satu mata bola atau menjatuhkan salah satu bahunya) akan lebih
membantu.
John Deere mengambil ndakan- ndakan tertentu untuk
menghindari berbagai masalah tersebut. Pada se ap awal tahun
pajak, manajer dan para karyawan bertemu untuk membahas
tujuan-tujuan pada tahun bersangkutan. Tujuan ulang tengah
- 156 -
tahunan tersebut dilakukan untuk memeriksa kemajuan para
karyawan dalam memenuhi berbagai sasaran. Pertemuan tujuan
ulang akhir tahun berfokus untuk mengevaluasi berbagai sasaran.
Pertemuan njauan ulang akhir tahun berfokus untuk mengevaluasi
pencapaian sasaran. Pencapaian sasaran pada akhir tahun terkait
dengan kenaikan gaji dan imbal jasa lainnya. Seluruh tujuan
perusahaan yang didukung oleh tujuan-tujuan divisi telah tersedia
bagi para karyawan untuk melihatnya secara online. Para karyawan
juga telah disediakan katalog pembelajaran dan perlengkapan kursus
yang dapat mereka gunakan untuk membantu mengembangkan
berbagai ketrampilan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuantujuan kinerjanya.
2. Pendekatan Kualitas
Sejauh ini, kita telah menelaah pendekatan-pendekatan
tradisional untuk mengukur dan mengevaluasi kinerja karyawan. Dua
karasteris k dasar dari pendekatan kualitas adalah orientasi pada
pelanggan dan pendekatan pencegahan kesalahan. Meningkatkan
kepuasan pelanggan merupakan sasaran utama dari pendekatan
kualitas. Para pelanggan dapat berupa pelanggan internal dan
external bagi organisasi. Sistem manajemen kinerja yang dirancang
dengan orientasi kualitas yang kuat diharapkan untuk:
SDM BERBASIS BUKTI
Children’s hospital di Boston ingin meningkatkan arus kas dan mempersingkat siklus
penagihan (waktu untuk menerima pembayaran tagihan). Departemen piutang rumah
sakit memiliki lebih dari 100 hari untuk menerima pembayaran. Agar dapat melakukan
hal tersebut, rumah sakit memutuskan untuk mengevaluasi dan menghargai kinerja m.
Para manajer menentukan orang-orang yang akan dihargai dan atas dasar apa, serta
mereka harus mengomunikasikan rencana dan berbagai manfaat kepada para karyawan.
Para anggota m memiliki seperangkat tujuan dari ga tujuan. Urutan kesulitan dari yang
terkecil hingga terbesar adalah ambang batas, target, dan sasaran op mal. Kategorikategori itu didefinisikan dalam is lah seberapa lama tagihan tetap dalam bentuk
piutang. Para m menerima pembayaran kuartalan sebesan $500 untuk memenuhi
sasaran ambang batas, sebesar $1,000 untuk memenuhi sasaran target, atau sebesar
$1.500 untuk memenuhi sasaran op mal. Pembayaran dibagi oleh para anggota m
sesuai dengan jumlah jam kerjanya yang dijadwalkan. Agar dapat mencapai sasarannya,
para anggota m harus bekerja sama menagih untuk memproses dokumen lebih cepat.
- 157 -
Agar dapat memas kan para karyawan telah memahami rencana, rumah sakit
mengadakan serangkaian pertemuan yang menyajikan informasi nilai tagihan se ap hari
dalam dolar yang dihabiskan untuk piutang dan cara rumah sakit dipengaruhi arus kas
yang buruk. Setelah para karyawan memahami cara pekerjaannya mempengaruhi arus
kas dan cara upayanya untuk memperbaikinya, mereka mulai bekerja sebagai m. Para
karyawan mulai mengambil inisia f untuk menindak lanju nya dengan para pasien,
perusahaan asuransi, dan catatan kesehatan karyawan. Jika salah satu anggota m dak
memikul bebannya, tekanan rekan kerja membujuk mereka untuk berkontribusi lebih
banyak. Para karyawan menerima laporan kemajuan mingguan sehingga mereka dapat
memantau kinerjanya. Sistem kinerjanya menghasilkan hasil-hasil posi f. Pada akhir
tahun pertama, para karyawan mengurangi rata-rata jumlah hari tagihan piutang yang
hanya dihabiskan dibawah 76 hari. Rencana tersebut juga membantu rumah sakit dalam
merekrut dan mempertahankan para karyawan untuk m piutang.
SUMBER : Aritkel D.Cadrain. “Put Success in Sight”, yang terdapat pada HR. Magazine, Mei 2003, hlm.
85 – 92.
a. Menekankan penilaian terhadap faktor-faktor orang dan
sistem pada sistem pengukuran;
b. Menekankan bahwa para manajer dan karyawan untuk
memecahkan masalah-masalah kinerja;
c. Melibatkan pelanggan internal dan external dalam
menetapkan standar-standar serta mengukur kinerja;
d. Menggunakan berbagai sumber untuk mengevaluasi faktorfaktor sitem dan orang.
Berdasarkan pada pembahasan awal bab ini tentang berbagai
karasteris k sistem manajemen kinerja yang efek f, itu harus jelas
bagi Anda bahwa berbagai karasteris k tersebut dak hanya unik
pada pendekatan kualitas, tetapi berbagai karasteris k dari sistem
penilaian yang efek f!
Para pendukung dari pendekatan kualitas yakin bahwa
kebanyakan sistem manajemen kinerja pada perusahaanperusahaan AS dak sesuai dengan filosofi kualitas untuk sejumlah
alasan berikut;
a. Sebagian besar sistem yang ada mengukur kinerja dalam
hal kualitas, bukan kualitas.
b. Para karyawan bertanggung jawab untuk hasil-hasil yang
baik atau buruk dimana mereka berkonstribusi, tetapi dak
sepenuhnya mengendalikan.
- 158 -
c. Perusahaan-perusahaan dak berbagi keberhasialan imbal
jasa keuangan dengan para karyawan menurut seberapa
banyak yang mereka telah konstribusikan kepadanya.
d. Imbal jasa dak berkaitan dengan hasil-hasil bisnis.
Penjualan, margin laba, dan peringkat perilaku sering kali
dikumpulkan oleh para manajer untuk mengevaluasi para
karyawan.Ini merupakan hasil-hasil berbasis manusia. Asumsi
menggunakan jenis-jenis hasil itu adalah karyawan sepenuhnya
mengendalikannya.Namun, menurt pendekatan kualitas,jenis-jenis
hasil itu dak boleh digunakan untuk mengevaluasi kinerja para
karyawan karena mereka dak memiliki pengendalian penuh atas
(yaitu mereka tercemar). Contohnya, bagi para tenaga penjual,
evaluasi-evaluasi kinerja (dan kenaikan gaji) sering kali berdasarkan
pencapaian jumlah penjualan yang dtetapkan. Kemampuan para
tenagapenjual dan mo vasinya diasumsikan langsung bertanggung
jawab terhadap kinerjanya. Namun, para pendukung pendekatan
kualitas berpendapat bahwa faktor-faktor penentu lebihyang lebih
baik dari tenaga penjualan yang mencapai jumlah yang ditetapkan
adalah”faktor-faktor sistem”(seper perubahan harga produk
pesaing) dan kondisi-kondisi ekonomi (yang dak berada dibawah
kendali tenaga penjual).Memegang tanggung jawab para karyawan
atau hasil-hasil yang dipengaruhi oleh faktor-faktor sistem dma
daiyakini mengakibatkan perilaku yang dak berfungsi normal,
seper pemalsuan laporan penjualan,anggaran,rekening biaya, dan
ukuran-ukuran kinerja lainnya, serta penurunan mo vasi karyawan
karena perbaikan yang berkesinambungan.
Para pendukung pendekatan kualitas menunjukkan bahwa fokus
utama dari evaluasi-evaluasi kinerja harus memberikan umpan
balik kepada para karyawan tentang bidang-bidang di mana mereka
dapat memperbaikinya. Dua jenis umpan balik yang diperlukan : (1)
umpan balik subjek f dari para manajer, rekan kerja, dan pelanggan
tentang kualitas-kualitas pribadi karyawan serta (2) umpan
balik objek f berdasarkan proses pekerjaan itu sendiri dengan
- 159 -
menggunakan metode-metode pengendalian kualitas sta s k.
Umpan balik kinerja dari para manajer, rekan kerja, dan pelanggan
harus berdasarkan dimensi-dimensi, seper keterampulan kerja
sama, sikap, inisia f, dan komunikasi. Evaluasi kinerja harus
melipu pembahasan tentang rencana-rencana karier karyawan.
Pendekatan kualitas juga sangat menekankan bahwa sistem-sistem
penilaian kinerja harus menghindari untuk memberikan evaluasi
secara keseluruhan terhadap para karyawan (seper pemberian
peringkat sangat baik, baik, dan buruk). Mengategorikan para
karyawan diyakini akan mendorongnya untuk berperilaku dengan
cara-cara yang diharapkan berdasarkan peringkatnya. Misalnya,
para pelaku yang berkinerja “rata-rata” mungkin dak termo vasi
untuk meningkatkan kinerjanya, melainkan dapat terus berkinerja
pada ngkat yang diharapkan. Karena para karyawan dak memiliki
pengendalian atas kualitas sistem di mana mereka bekerja, evaluasievaluasi kinerja karyawan dak boleh dikaitkan dengan kompensasi.
Tingkat kompensasi harus berdasarkan ngkat gaji yang berlaku
di pasaran, senioritas, dan hasil-hasil bisnis yang disebarluaskan
secara adil bagi seluruh karyawan.
Teknik-teknik pengendalian proses sta s k sangat pen ng
pada pendekatan kualitas. Teknik- teknik itumemberikan alat
yang objek f kepada karyawan untuk mengiden fikasi berbagai
penyebab masalah dan pemecahannya yang potensial. Teknikteknik tersebut melipu analisis aliran proses, diagram sebab
akibat, diagram Pareto, peta kendali, histogram, dan sca ergram.
Analisis aliran proses mengiden fikasi se ap ndakan dan
keputusan yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan, seper
menunggu pelanggan atau merakit pesawat televisi. Analisis aliran
proses bermanfaat untuk mengiden fikasi keadaan berlebihan
pada proses-proses yang meningkatkan waktu produksi atau
layanan. Contohnya, salah satu unit usaha pada Owens-Corning
dapat memas kan bahwa pesanan pelanggan bebas dari kesalahan
hanya sekitar 25 persen dari waktu ( ngka pelayanan yang dak
dapat diterima). Agar dapat meningkatkan ngkat pelayanan,
- 160 -
unit memetakan proses untuk mengiden fikasi sumber-sumber
hambatan dan bidang-bidang masalah. Sebagai hasil dari pemetaan
tersebut, satu perubahan sederhana (memasang nomor telepon
800 untuk mesin faks) akan meningkatkan seluruh keakuratan
pesanan dan kecepatan transaksi.
Pada diagram sebab akibat, berbagai kejadian atau sebab yang
mengakibatkan hasil-hasil yang dak diinginkan telah diiden fikasi.
Para karyawan mencoba untuk mengiden fikasi seluruh
kemungkinan penyebab dari masalah. Kelayakan dari penyebab
dak dievaluasi, serta sebagai hasilnya, diagram sebab akibat
menghasilkan da ar besar kemungkinan penyebabnya.
Diagram Pareto menyoro penyebab yang paling pen ng dari
masalah. Pada diagram Pareto, berbagai penyebab dida arkan
pada urutan kepen ngan yang menurun, di mana kepen ngan
biasanya didefinisikan sebagai kekerapan yang mengakibatkan
terjadinya masalah. Asumsi dari analisis Pareto adalah sebagian
besar masalah merupakan hasil dari sejumlah kecil penyebab.
Figur 4A.7 menunjukkan diagram Pareto tentang da ar alasan para
manajer yang dak menyeleksi para karyawan pada saat ini untuk
lowongan pekerjaan.
Figur 4A.7 Diagram Pareto
Alasan-alasan yang diberikan untuk dak menyeleksi para karyawan
SUMBER : HR Magazine oleh Clara Carter. Hak cipta tahun 1992, oleh Society for Human Resource
Management. Dicetak ulang dengan izin dari Society for Human Resource Management melalui Copyright
Clearance Center.
- 161 -
Figur 4A.8 Peta Kendali
SUMBER : HR Magazine oleh Clara Carter. Hak cipta tahun 1992, oleh Society for Human Resource
Management. Dicetak ulang dengan izin dari Society for Human Resource Management melalui Copyright
Clearance Center.
Hari untuk mengisi pekerjaan-pekerjaan
SUMBER : HR Magazine oleh Clara Carter. Hak cipta tahun 1992, oleh Society for Human Resource
Management. Dicetak ulang dengan izin dari Society for Human Resource Management melalui Copyright
Clearance Center.
Peta kendali melibatkan pengumpulan data pada berbagai
k waktu. Dengan mengumpulkan data pada waktu-waktu yang
berbeda, para karyawan dapat mengiden fiasi faktor-faktor yang
berkontribusi terhadap hasil dan ke ka faktor-faktor tersebut
cenderung terjadi. Figur 4.8 menunjukkan presentase para karyawan
yang direktrut secara internal untuk perusahaan pada se ap kuartal
antara tahun 1993 dan 1995. Perekrutan internal meningkat secara
drama s selama kuartal ke ga tahun1994. Penggunaan peta
- 162 -
kendali membantu para karyawan dalam memahami jumlah calon
karyawan internal yang dapat diharapkan akan dipekerjakan se ap
tahun. Peta kendali juga menunjukkan bahwa jumlah perekrutan
internal yang dilakukan selama triwulan ke ga tahun 1994 jauh
lebih besar daripada yang normal.
Histogram menampilkan penyebaran serangkaian data yang
besar. Dat dikelompokkan ke dalam sejumlah kecil kategori atau
kelas. Histogram bermanfaat untuk memahami jumlah perbedaan
antara hasil dengan nilai yang diharapkan atau hasil rata-rata. Figur
4.9 merupakan histogram menunjukkan jumlah hari yang dibutuhkan
perusahaan untuk mengisi lowongan pekerjaan tanpa terkecuali.
Histogram menunjukkan bahwa sebagian pekerjaan-pekerjaan
yang tanpa terkecuali mengambil 18 sampai 21 hari untuk mengisi
serta jumlah waktu untuk mengisi pekerjaan yang tanpa terkecuali
berkisar 1-33 hari. Jika manajer SDM semata-mata mengandalkan
data dari berkas-berkas karyawan tentang jumlah hari yang
dibutuhkan untuk mengisi posisi-posisi yang tanpa terkecuali, itu
sangat sulit untuk memahami variasi dan kecenderungan rata-rata
jumlah waktu untuk mengisi posisi-posisi-posisi tersebut.
Sca ergram menunjukkan hubungan antara dua variabel,
perilaku, atau bagian data yang berbeda-beda. Sca ergram
membantu para karyawan dalam menentukan apaka hubungan
antara dua variabel atau peris wa bersifat posi f, nega f, atau nol.
3. Evaluasi Pendekatan Kualitas
Pendekatan kualitas terutama mengandalkan perpaduan
dari pendekatan atribut dengan hasil untuk pengukuran kinerja.
Namun, sistem-sistem penilaian kinerja tradisional lebih berfokus
pada kinerja individu karyawan, sementar pendekatan kualitas
menggunakan sistem yang berorientasi fokus. Banyak perusahaan
mungkin dak mau benar-benar meninggalkan sistem manajemen
kineja tradisional karena sistem itu befungsi sebagai keputusankeputusan kompensasi. Selain itu, pendekatan kualitas mendukung
- 163 -
evaluasi sifat-sifat pribadi (seper kerja sama) yang sulit dikaitkan
dengan kinerja pekerjaan, kecuali perusahaan telah terstruktur
pada m- m kerja.
Singkatnya, organisasi-organisasi dapat mengambil lima
pendekatan untuk mengukur kinerja: perbandingan, atribut,
perilaku, hasil, dan kualitas. Tabel 4A.9 merangkum berbagai
pendekatan untuk mengukur kinerja berdasarkan kriteria yang kami
tetapkan sebelumnya, serta menjelaskan bahwa se ap pendekatan
memiliki berbagai kekuatan dan kelemahan. Seper dijelaskan
pada pendekatan kualitas, cara yang paling efek f untuk mengukr
kinerja adalah mengandalkan perpaduan dua atau lebih alterna f.
Contohnya, sistem manajemen kinerja di banyak perusahaan
mengevaluasi sejauh apa para manajer mencapai berbagai
sasaran atau hasil kinerja tertentu dan mengevaluasi perilakunya.
Figur 4.10 menunjukkan contoh sistem manahemen kinerja yang
mengevaluasi perilaku dan hasil. Hasil-hasil (pengembangan
proyek) terkait dengan sasaran-sasaran bisnis. Standar-standar
kinerja melipu perilaku yang dapat ditunjukkan karyawan untuk
mencapai hasil. Sistem menyediakan umpan balik kepada karyawan
serta memegang tanggung jawab karyawan dan manajer untuk
mengubah perilaku.
- 164 -
- 165 -
Lemah, kecuali
manajer
membutuhkan
waktu untuk
menjalin hubungan
Biasanya rendah,
mensyaratkan
manajer untuk
menjalin hubungan
Dapat sangat nggi
Sangat nggi
Sangat nggi
Atribut
Perilaku
Hasil
Kualitas
KESESUAIAN
STRATEGIS
Perbandingan
PENDEKATAN
Tinggi, tetapi dapat
tercemar dan
kekurangan
Biasanya Tinggi,
tetapi dapat
tercemar dan
kekurangan
Biasanya nggi,
dapat tercemar dan
kekurangan
Biasanya rendah,
dapat saja baik
jika dikembangkan
secara ha -ha
Dapat nggi, jika
pemeringkatan
dilakukan secara
ha -ha
KEABSAHAN
Tinggi
Tinggi, masalah
utama di tes-tes ulang
bergantung pada
waktu pengukuran
Biasanya nggi
Tinggi, biasanya
dikembangkan
dengan masukan
dari orang-orang
untuk dievaluasi
Tinggi, biasanya
dikembangkan
dengan masukan
dari orang-orang
untuk dievaluasi
Sedang, sulit
dikembangkan
tetapi diterima
dengan baik untuk
digunakan.
Tinggi mengenai
hasil, tetapi rendah
mengenai perilaku
yang diperlukan untuk
mencapainya
Tinggi mengenai
hasil, tetapi rendah
mengenai perilaku
yang diperlukan untuk
mencapainya
Sangat nggi
Sangat rendah
Biasanya rendah, dapat Tinggi, mudah
di ngkatkan dengan
dikembangkan dan
definisi-definisi khusus digunakan.
dari atribut
KEKHUSUSAN
Sangat rendah
PENERIMAAN
Sedang, mudah
dikembangkan dan
digunakan tetapi
tahan terhadap
standar yang baku.
Bergantung pada
penilai, tetapi biasanya
dak memiliki ukuran
kesepakatan yang
digunakan
KEANDALAN
KRITERIA
Tabel 4A.9 Evaluasi terhadap Berbagai Pendekatan Pengukuran Kinerja
4. Memilih Sumber Informasi Kinerja
Apa pun pendekatan manajemen kinerja yang digunakan, itu
perlu untuk memutuskan orang-orang yang harus mengunakan
sumber ukuran-ukuran kinerja. Se ap sumber memiliki berbagai
kekuatan dan kelemahan tertentu. Kita akan membahas lima
sumber utama : para manajer, bawahan, diri sendiri, dan pelanggan.
a. Para Manajer
Para manajer paling sering menggunakan sumber informasi
kinerja. Biasanya aman untuk berasumsi bahwa para penyelia
memiliki pengetahuan luas tentang berbagai persyaratan jabatan
serta mereka memiliki peluang yang memadai untuk mengama
para karyawannya. Dengan perkataan lain, mereka memiliki
kemampuan untuk menilai para karyawannya. Selain itu, karena
para penyelia memiliki sesuatu untuk diperoleh dari kinerja para
karyawan yang nggi dan kehilangan sesuatu dari kinerja para
karyawan yang rendah, mereka akan termo vasi untuk melakukan
penilaian yang akurat.
Pada akhirnya, umpan balik para penyelia sangat berkaitkan
dengan kinerja dan berbagai persepsi karyawan tentang keakuratan
penilaian jika para manajer berusaha mengama perilaku karyawan
atau membahas masalah-masalah kinerja pada pembahasan umpan
balik.
Burlingston Norhern Santa Fe Corpora on di Fort Worth,
Texas, memperbaiki proses manajemen kinerja dengan memegang
tanggung jawab para pemimpin dalam menetapkan sasaransasaran tahunan, membuat rencana-rencana pengembangan
individu, memberikan umpan balik dan pela han kepada para
karyawan,serta melakukkan evaluasi diri.Sistem manajemen kinerja
online mendukung proses tersebut.Tim ekseku f perusahaan
menciptakan seluruh tujuan perusahaan yang mengalir ke bawah
untuk se ap departemen. Kini, para karyawan individu dapat
melihat cara berkontribusi terhadap kesuksesan perusahaan. Sistem
- 166 -
online memungkinkan para manajer dan karyawan untuk melihat
cara mereka dan departemen yang mengembangkan tujuan-tujuan.
Selain harus terlibat pada proses manajemen kinerja, para manajer
lebih terfokus pada berbagai komunikasi yang diperlukan, pela han,
memberikan umpan balik, serta lebih cenderung mencari pela han
agar dapat memas kan bahwa mereka memiliki komunikasikomunikasi yang diperlukan, umpan balik, dan keterampilanketerampilan pela han.Efek vitas para manajer dipantau melalui
survei-survei karyawan secara berkala yang bertanya apakah
manajer membahas kinerja, apakah dialog dengan manajer bersifat
dua arah, dan arah, dan apakah karyawan menerima umpan balik
secara terus-menerus.
Masalah-masalah ke ka menggunakan para penyelia sebagai
sumber informasi kinerja dapat terjadi pada situasi-situasi tertentu.
Pada beberapa pekerjaan,misalanya,penyelia dak harus memiliki
peluang yang memadai untuk mengama karyawan dalam
melaksanakan tugas-tugas pekerjaanya. Misalnya, pada pekerjaanpekerjaan penjualan diluar perusahaan, penyelia dak memiliki
peluang untuk melihat tenaga penjual di tempat kerja.
Pada sebagian besar waktu. Hal ini biasanya mensyaratkan bahwa
manajer terkadang menghabiskan harinya untuk mendampingi
tenaga penjual ke ka terjadi permintaan penjual. Namun, pada
kesempatan-kesempatan tersebut, karyawan akanmenunjukkan
perilaku terbaiknya sehingga dak ada jaminan bahwa kinerja hari
itu mencerminkan kinerja secara akurat ke ka manajer dak ada.
Beberapa penyelia mungkin juga sangat berprasangka terhadap
karyawan tertentu yang mennggunakan penyelia sebagai satusatunya sumber informasi yang akan menghasilkan ukuranukuran yang kurang akurat bagi individu tersebut. Sikap pilih kasih
merupakan fakta kehidupan organisasi, tetapi ini merupakan
salah satu hal yang harus dikurangi sebanyak mungkin pada
manajemen kinerja. Jadi, sistem evaaluasi kinerja harus berupaya
memperkecil berbagai peluang sikap pilih kasih untuk memengaruhi
- 167 -
- 168 Pada akhir
tahun,
persetujuan
sebesar 75%,
yaitu 5%
lebih rendah
daripada
standar.
Menigkatkan
pengetahuan
tentang
perangkat
lunak
manajemen
proyek.
Materi-materi
proyek awal
dikembangkan
pada waktunya.
3
Mengembangkan
materi proyek
hasil awal untuk
disetujui dalam
empat minggu
setelah menerima
cakupan proyek.
80% proyeproyek yang baru
telah menerima
persetujuan.
Perkiraan biaya
awal sebesar 5%
dari perkiraan
akhir
Pengetahuan,
keterampilan,
dan perilakuperilaku
tertentu
yang harus
dikembangan
yang akan
membantu
karyawan
dalam
mencapai hasilhasil utama.
Mengevaluasi
kinerja pada
se ap hasil
utama.
1 = Luar biasa
2 = Sangat
efek f
3 = Dapat
diterima
4 = Tidak
memuaskan
Meninjau
ulang kinerja
katual untuk
se ap hasil
utama.
Karyawan
dan manajer
membahas
kinerja secara
berkelanjutan.
Cara bidang hasil
utama akan diukur
(kualitas, biaya,
dan kuan tas).
Berfokus pada
metode-metode
pekerjaan dan
pencapaiannya.
Bidang-bidang hasil
utama di mana
karyawan akan
menempuhnya
selama periode
peninjauan. Harus
sejalan dengan nilainilai perusahaan,
sasaran-sasaran
bisnis, dan uraian
jabatan.
Pengembangan
Proyek Mengelola
pengembangan
cakupan proyek,
kajian-kajian
perkiraan biaya,
dan jadwal-jadwal
persetujuan
Bidang-bidang
Pengembangan
Peringkat
Kinerja
Hasil-hasil
aktual
Umpan balik
Sementara
Standar-standar
kinerja
Tanggung Jawab dan
Hasil-hasil Utama
Membaca
ar kel-ar kel,
peneli an,
dan bertemu
dengan para
penjual
perangkat lunak
Hal-hal yang
dilakukan oleh
karyawan dan
manajer untuk
mengatasi
kebutuhankebutuhan
pengembangan
Tindakan
peringkat. Salah satu cara untuk melakukannya adalah dak hanya
mengandalkan evaluasi penyelia terhadap kinerja karyawan.
b. Rekan Kerja
Sumber informasi kinerja lainnya adalah para rekan kerja
dari karyawan. Rekan kerja merupakan sumber informasi yang
sangat baik pada pekerjaan, seper penegakan hukum di mana
penyelia dak selalu mengama karyawan. Rekan kerja memiliki
pengetahuan yang cakap tentang berbagai persyaratan jabatan dan
sering kali memiliki peluang terbesar untuk mengama karyawan
pada berbagai ak vitas sehari-hari. Rekan kerja juga membawa
sudut pandang yang berbeda untuk proses evaluasi yang dapat
berharga dalam memperoleh gambaran menyeluruh tentang
kinerja individu. Bahkan, rekan kerja telah Bahkan, rekan kerja telah
ditemukan dapat memberikan penilaian-penilaian kinerja yang
sangat absah pada beberapa pengaturan yang berbeda-beda.
Salah satu kelemahan dalam menggunakan peringkat rekan
kerja adalah adanya kemungkinan persahabatan menjadi peringkat
yang berat sebelah. Sedikit buk berdasarkan pengalaman
menunjukkan hal ini sering kali menimbulkan masalah. Namun,
kelemahan lainnya adalah ke ka evaluasi-evaluasi yang dibuat
untuk berbagai keputusan administrasi, rekan kerja sering kali
menemukan situasi di mana penilai dan orang yang dinilai merasa
dak enak. Ke ka peringkat-peringkat itu hanya digunakan untuk
tujuan-tujuan pengembangan, bagaimanapun juga, rekan kerja
memiliki tanggapan yang posi f.
c. Para Bawahan
Para bawahan merupakan sumber informasi kinerja yang sangat
berharga ke ka para manajer di evaluasi. Para bawahan seringkali
memilik peluang terbaik untuk mengevaluasi seberapa baik manajer
dalam memperlakukan para karyawan. Umpan balik ke atas
(upward feedback) mengacu pada berbagai penilaian yang melipu
- 169 -
mengumpulkan evaluasi-evaluasi pada bawahan terhadap perilaku
atau keterampilan manajer. Akhir-akhir ini, Dell inc., perusahaan
komputer yangberkantor pusat di Texas mengambil langkah untuk
dak hanya berfokus pada sasaran keuangan, tetapi juga membuat
perusahaan sebagai tempat yang baik untuk bekrja sehingga dapat
menarik dan mempertahankan para karyawan berbakat. Agar
dapat membantu mengembangkan apa yang disebut Dell sebagai
“budaya yang menang”, Dell menambahkan unsur manajemen
manusia pada sistem manajemen kinerja yang berorientasi pada
hasil-hasil. Sekarang, para manajer dinilai oleh para karyawannya
pada survei-survei yang “Dikatakan oleh Dell” tengah tahunan.
Para manajer yang menerima kurang dari 50 persen nilai yang
baik pada lima pertanyaan akan menerima kompensasi. Tabel
4A.10 menunjukkan lima pertanyaaan. Para manajer diharapkan
terus bekerja untuk meningkatkan nilainya. Sasarannya adalah
menerima sekurang-kurangnya 75 persen peringkat yang baik dari
para karyawan berdasarkan 5 pertanyaan. Satu kajian menemukan
bahwa para manajer terlihat menerima umpan balik keatas yang
lebih posi f ke ka menerima umpan balik dari para bawahan yang
telah diiden fikasi, tetapi para bawahan lebih suka memberikan
umpan balik yang dak dikenal. Ke ka telah diiden fikas, para
bawahan meningkat peringkatnya dari manajer.
Tabel 4A.10 Contoh pertanyaan-pertanyaan Survei Umpan Balik
Ke Atas dari Survei-survei yang “Dikatakan oleh Dell”
 Bahkan, jika saya ditawarkan posisi yang sebanding dengan gaji dari tunjangan yang
seerupa di perusahaan lain, saya akan tetap bekerja di Dell.
 Saya menerima umpan balik secara terus menerus yang membantu saya
meningkatkan kinerja.
 Manajer/penyelia saya mendukung upaya-upaya saya untuk menyeimbangkan
pekerjaan dengan kehidupan pribadi.
 Manajer/penyelia saya mengelola manusia secara efek f.
 Saya dapat berhasil di Dell dan masih mempertahankan saya secara individual.
SUMBER: Berdasarkan ar kel A.Pomeroy, “Agent of Change”, yang terdapat pada HR Magazine, Mei 2005,
hlm. 52-56.
- 170 -
Satu masalah dengan evaluasi-evaluasi bawahan adalah
mereka memberi kekuasaan kepada para bawahan atas para
manajernya sehingga menempatkan manajer kepada situasi yang
sulit. Ini dapat mengarah pada penekanan parameter terhadap
kepuasan karyawan atas produk fitasnya. Namun, hal ini hanya
terjadi jika keputusan-keputusan administrasi dibuat dari evaluasievaluasi tersebut. Seper halnya evaluasi-evaluasi dari rekan kerja,
itu merupakan ide yang baik untuk menggunakan evaluasi-evaluasi
para bawahan hanya untuk berbagai tujuan pengembangan. Agar
dapat meyakinkan para bawahan bahwa mereka dak perlu takut
akan hukuman dari para manajernya, kita harus menggunakan
evaluasi-evaluasi yang dak dikenal dan sekurang-kurang nya 3
bawahan untuk se ap manajer.
d. Diri Sendiri
Walaupun peringkat diri sendiri dak sering digunakan sebagai
satu-satunya sumber informasi kinerja, peringkat tersebut masih
berharga. Jelasnya, para individu memiliki berbagai peluang yang
luas untuk mengama perilakunya sendiri dan mereka biasanya
memiliki akses informasi tentang hasil-hasilnya pada pekerjaan.
Contohnya, berharap untuk mempercepat kecepatan pengambilan
keputusan dan menciptakan rasa keterdesakan pada tenaga kerja
global, General Motores telah memberikan kesempatan kepada
para karyawan yang digaji untuk berkontribusi terhadap inovasi
dan penggunaan teknologi yang baru. Para karyawan diberikan
tanggung jawab individu untuk berkontribusi pada hasil-hasil
usaha perusahaan melalui program yang dikenal sebagai proses
manajemen kinerja/Performance Management Process (PMP).
Program PMP menetapkan tujuan-tujuan bisnis individu bagi para
karyawan yang digaji yang harus dikaitkan dengan unit karyawan
dan sasaran-sasaran perusahaan secara keseluruhan. Survei
terbaru menunjukkan 80% dari para manajer GM yakin bahwa
mereka memegang tanggung jawab pribadi atas hasil-hasil usaha
- 171 -
jika dibandingkan dengan hanya 50% manajer pada beberapa tahun
yang lalu.
Satu masalah dengan peringkat diri sendiri, bagaimanapun
juga adalah kecenderungan penilaian-penilaian yang meningkat.Ini
berasal dari dua sumber. Jika peringkat-peringkat akan digunakan
untuk berbagai keputusan administrasi (seper kenaikan gaji).maka
kepen ngan para karyawan adalah meningkatkan peringkatnya.
Ada cukup buk pada bacaan psikologi sosial bahwa para individu
mengacu pada kinerjanya yang buruk karena alasan-alasan
eksternal,seper rekan kerja yang mereka pikir dak memberikan
informasi yang tepat waktu. Walaupun peringkatnya diri sendiri
kurang meningkat ke ka para penyelia memberikan umpan balik
kinerja yang sering kita dak dianjurkan menggunakan peringkat
tersebut untuk tujuan-tujuan administrasi.Penggunaan yang terbaik
dari peringkat diri sendiri merupakan balik kinerja karyawan untuk
memperoleh pemikiran para karyawan tentang kinerjanya dan
mengfokuskan pada bidang perselisihan.
e. Para pelanggan
Seper dibahas pada Bab 1, industri-industri jasa diharapkan
memperhitungkan sebagaian besar pertumbuhan pekerjaan.
Akibatnya, banyak perusahaan melibatkan para pelanggan pada
sistem-sistem evaluasi. Seorang penulis mendefinisikan jasa
seper ini: “Jasa merupakan sesuatu yang dapat dibeli dan dijual,
tetapi Anda dak dapat menjatuhkannya dikaki Anda.” Karena
sifat jasa ynag unik –produk sering kali diproduksi dan dikonsumsi
ditempat-para penyelia, rekan kerja, dan bawahan sering kali dak
memiliki peluang untuk mengama perilaku karyawan. Sebaliknya,
pelanggan sering kali menjadi satu-satunya orang hadir mengama
kinerja karyawan sehingga merupakan sumber informasi kinerja
ynag terbaik.
Banyak perusahaan pada industri-industri jasa telah bergerak
ke arah berbagai evaluasi pelanggan terhadap kinerja karyawan.
- 172 -
Marriot Corpora on menyediakan kartu kepuasan pelanggan
dise ap kamar dan survei-survei surat untuk sampel acak dari para
pelanggan setelah mereka nggal dihotel Marriot Corpora on.
Divisi pelayanan konsumen Whirlpool melakukkan survei surat
dan telepon kepada para pelanggan setelah teknisi-teknisi
pelayanan produksi telah diperbaiki peralatanya. Survei-survei ini
memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi perilaku pelayanan
pelanggan teknisi individu ke ka berada di rumah pelanggan.
Menggunakan evaluasi-evaluasi pelanggan terhadap kinerja
karyawan tepat pada dua situasi. Pertama, ke ka pekerjaan
karyawan membutuhkan pelayanan langsung kepada pelanggan
atau mengaitkan pelanggan dengan pelayanan lainnya dalam
perusahaan. Kedua, evaluasi-evaluasi pelanggan tepat ke ka
perusahaan tertarik mengumpulkan informasi untuk menentukkan
berbagai produk dan jasa yang diinginkan pelanggan, yaitu evaluasievaluasi pelanggan bermanfaat sebagai sasaran strategis dengan
menyatupadukan strategi-strategi pemasaran dengan ak vitas dan
kebijakan SDM. Evaluasi-evaluasi pelanggan yang dikumpulkan
untuk tujuan itu bermanfaat demi mengevaluasi karyawan dan
membantu menentukan apakah perubahan-perubahan pada
berbagai ak vitas MSDM lainnya (seper pela han atau sistem
kompensasi) diperlukan untuk meningkatnya pelayanan pelanggan.
Kelemahan dari survei-survei pelanggan terletak pada
biayanya. Pencetakan perangko, telepon, dan tenaga kerja dapat
menambahkan biaya hingga ratusan dolar untuk mengevaluasi
individu. Jadi, banyak perusahaan melakukkan evaluasi-evaluasi
tersebut hanya sekali dalam setahun untuk waktu yang singkat.
Kesimpulannya, sumber informasi kinerja yang terbaik
sering kali bergantung pada pekerjaan tertentu. Seseorang harus
memilih sumber atau sumber-sumber yang memberikan peluang
terbaik untuk mengama perilaku dan hasil-hasil karyawan. Tabel
4A.11 merangkum informasi itu untuk sebagian besar pekerjaan.
Sering kali,memperoleh informasi kinerja dari berbagai sumber
- 173 -
mengakibatkan proses manajemen kinerja menjadi akurat dan
efek f. Bahkan,salah satu kecenderungan baru-baru ini yang
populer pada organisasi-organisasi disebut penilaian 360 derajat
(360-degree appraisal). Teknik tersebut terdiri atas memiliki
banyak penilai(atasan, rekan kerja, bawahan dan pelanggan) yang
memberikan masukan untuk evaluasi manajer. Keuntungan utama
dari teknik tersebut adalah teknik tersebut menyediakan sarana
untuk memperkecil. Prasangka pada teknik evaluasi subjek f yang
lain. Ini telah digunakan terutama untuk tujuan-tujuan strategis dan
pengembangan serta dibahas secara lebih terperinci pada Bab 5.
Kotak “Bersaing Melalui Teknologi” menunjukkan cara beberapa
perusahaan dalam menggunakan teknologi untuk meningkatkan
akses terhadap informasi kinerja bagi para karyawan dan manajer.
5. Berbagai Kesalahan Penilai pada Pengukuran Kinerja
Peneli an secara terus-menerus menunjukkkan manusia
memiliki keterbatasan luar biasa dalam memproses informasi.
Karena begitu terbatas, kita sering kali bermaksud”menyelidiki
sendiri” atau menyederhanakanmekanisme untuk membuat
penilaian, baik tentang investasi maupun manusia. Ak vitas
menyelidiki sendiri tersebut yang sering kali muncul pada ukuranukuran kinerja yang subjek f, dapat menyebabkan terjadinya
berbagai kesalahan penilaian. Evaluasi-evaluasi kinerja mungkin
juga sengaja diputarbalikan. Kami membahas berbagai kesalahan
penilai dan berikutnya tentang berbagai poli k peneli an.
- 174 -
Tabel 4A.11 Kekerapan Pengamatan untuk Berbagai Sumber
Informasi Kinerja
SUMBER
PENYELIA
REKAN
KERJA
PARA
BAWAHAN
DIRI
SENDIRI
PARA
PELANGGAN
Jarang
Sering
Sering
Tugas
Kadangkadang
Sering
Sering
Sering
Kadangkadang
Sering
Sering
Perilaku
Kadangkadang
Sering
Sering
Sering
Sering
Hasil
Kadangkadang
Sering
Sering
Sering
Sering
Perilaku
Hasil
Antarpribadi
SUMBER: Disadur dari ar kel K. Murphy dan J. Cleveland, performance Appraisal: An Organiza onal perspec ve (boston
Allyn & B acon, 1991).
F. BERSAING MELALUI TEKNOLOGI
1. Tanpa Kertas akan Meningkatkan EfekƟvitas Manajemen
Kinerja
Banyak perusahaan bergerak ke arah sistem-sistem manajemen
kinerja berbasis situs dari tanpa kertas online. Sistem-sistemnya
memiliki beberapa keuntungan termasuk membantu berbagai
perusahaan dalam memas kan sasaran-sasaran kinerja di
seluruh ngkat organisasi selaras, memberikan akses yang
lebih besar kepada para manajer tentang informasi kinerja
karyawan, alat-alat untuk memahami dan menggunakan data,
serta meningkatkan efisiensi sistem-sistem penilaian. Serono,
perusahaan bioteknologi, menggunakan sistem manajemen kinerja
online yang memungkinkan seluruh manajer melihat kinerja dari
se ap karyawan dimana mereka bertanggung jawab terhadap total
penyebaran peringkat. Para manajer senior dapat melihat cara
para manajer menilai orang-orangnya dan menganaliis hubungan
antara produk vitas departemen dengan total rata-rata kinerja
- 175 -
karyawan di departemen. Jika hubungannya kurang ditampilkan,
ini menunjukkan para karyawan dinilai terlalu nggi. Pada Amcor
Sunclipse, perusahaan distribusi nasional yang berkantor pusat di
bagian Selatan California, melakukan penilaian-penilaian tahunan
yang terus terlambat, dak tetap, hanya memiliki sedikit kaitan
dengan tujuan-tujuan perusahaan, dan dak berguna dalam
menentukan para karyawan yang mengiku program-program
pela han atau mengisi posisi-posisi yang terbuka. Proses online yang
baru memungkinkan pemberitahuan e-mail kepada para karyawan
dan manajernya untuk menyelesaikan evaluasi-evaluasi kinerja
dan membuatnya lebih mudah untuk memberi bobot nilai rela f
dari berbagai sasaran kinerja yang berbeda. Contohnya, seluruh
karyawan diukur tentang perilaku-perilaku keselamatan, tetapi
keselamatan merupakan bagian yang lebih pen ng di beberapa
pekerjaan (misalnya pekerjaan-pekerjaan manufaktur) daripada
pekerjaan lainnya. Sistem online dapat diatur secara otoma s untuk
memberi bobot bidang-bidang kinerja (keselamatan, mengurangi
limbah, dll) berdasarkan seberapa pen ng bidang itu bagi pekerjaan.
Contohnya, untuk meningkatkan keselamatan penyelia manufaktur
mungkin dihuitung sebesar 40% dari seluruh peringkat kinerja
dibandingkan dengan 5% untuk pekerja kantor.
Baxter Healthcare Corpora on memiliki sistem keejajaran
secara otoma s dimana sekitar setengah dari 55.000 karyawan
terlibat didalamnya. Pada Baxter, proses dimulai dengan sasaransasaran strategis puncak perusahaan yang dikenal dengan 4B (Best
Team/Tim Terbaik, Best Partner/Mitra Terbaik, Best Investments/
Investasi Terbaik, Best Ci zen/Penduduk Terbaik). Tim ekseku f
menciptakan sasaran-sasaran menurut se ap kategori tersebut.
Lalu, 150 ekseku f puncak mengembangkan sasaran-sasarannya
yang disebarluaskan kepada para karyawan. Sasaran-sasaran
dikumpulkan pada sistem manajemen kinerja. Situs memberikan
petunjuk tentang cara menulis sasaran-sasaran serta hasil-hasil
pencapaian yang dibagi dengan njauan kinerja perusahaan dan
- 176 -
sistem-sistem kompetensi. Manajer e-procuremen pasokan pada
Baxter yang melapor kepada wakil presiden bidang pembelian
mengatakan, “Nilai terbesar adalah digitalisasi dan ragam informasi
kinerja yang tetap. Menurut sejarah, kita akan memasukkan
informasi tersebut kedalam lemari arsip dan menariknya keluar sekali
atau dua kali setahun. Proses tersebut benar-benar merupakan alat
yang memberikan saya peluang untuk memahami lebih baik akan
berbagai harapan Baxter terhadap saya dan m saya.”
Sandy Hill Community Health Centre (SHCSC) di O awa, Kanada,
melakukan penilaian dengan rekan kerja dan evaluasi diri sebagai
bagian dari proses manajemen kinerja, tetapi menemukan bahwa
beban administrasi dari sistem seper itu sangat besar sekali. Saat
ini, Sandy Hill menggunakan aplikasi perangkat lunak yang baru
yang mengumpulkan evaluasi-evaluasikinerja bagi se ap karyawan
dan memberikan kepada manajer karyawan dengan ringkasan hasilhasilnya. Bentuk pelaporan cukup fleksibel bagi hasil-hasil yang
akan mudah dipindahkan kedalam database, program komputer
akuntansi atau aplikasi HTML. Ma hew Garrison, Direktur SDM
pada SHCSC mengatakan, “Kemampuan untuk melakukan njauan
kinerja secara online akan menyediakan informasi kepada kami
dimana kami dak akan mampu mengumpulkannya melalui
kertas tradisional yang berar .” Sistem tersebut juga memberikan
kemampuan kepada SHCSC untuk mengukur kemajuan dalam
memenuhi berbagai sasaran dan tujuan staregis, mengumpulkan
dan menganalisis data kinerjanya, serta menggunakan data untuk
memicu perbaikan organisasi.
2. Serupa dengan Saya
“Serupa dengan saya” merupakan kesalahan yang kita lakukan
ke ka kita menghakimi orang-orang yang serupa dengan kita lebih
nggi daripada mereka yang dak serupa dengan kita. Peneli an
telah menunjukkan bahwa pengaruh tersebut kuat dan ke ka
kesamaannya berdasarkan pada berbagai karakteris k demografis,
- 177 -
seper ras atau jenis kelamin. Itu dapat menghasilkan keputusankeputusan yang diskrimina f. Sebagian besar dari kita cenderung
menganggap diri kia efek f dan jika jadi orang lain seper kitapada ras, jenis kelamin, latar belakang, sikap atau keyakinan-kita
berasumsi bahwa mereka juga efek f.
3. Pertentangan
Kesalahan pertentang terjadi ke ka kita membandingkan para
individu satu sama lain dan bukan terhadap standar yang objek f.
Perha kan perilaku kinerja yang benar-benar cakap yang bekerja
dengan sejumlah rekan kerja yang luar biasa. Jika karyawan yang
cakap menerima peringkat yang lebih rendah daripada yang
sepantasnya karena rekan kerja yang luar biasa, itu merupakan
kesalahan pertentangan.
4. Berbagai Kesalahan Penyebaran
Berbagai kesalahan penyebaran merupakan hasil dari
kecenderungan penilai untuk hanya menggunakn satu bagian skala
peringkat. Toleransi terjadi ke ka penilai memberikan peringkat
yang nggi (lunak) kepada seluruh karyawan. Ketetatan terjadi
ke ka manajer memberikan peringkat yang rendah kepada seluruh
karyawan, yaitu mempertahankan seluruh karyawan dengan
standar-standar nggi yang dak masuk akal. Ukuran pemusatan
mencerminkan bahwa manajer menilai seluruh seluruh karyawan
pada skala menengah. Berbagai kesalahan tersebut menimbulkan
dua masalah. Pertama, kesalahan tersebut membuatnya sulit
membedakan antara para karyawan yang dinilai oleh orang yang
sama. Kedua, kesalahan tersebut menciptakan masalah-masalah
dalam membandingkan kinerja para individu yang dinilai oleh
para penilai yang berbeda-beda. Jika salah seorang penilai bersifat
lunak, sedangkan penilai lainnya ketat, para karyawan dari penilai
yang ketat akan menerima berbagai imbal jasa yang lebih sedikit
daripada para karyawan yang dinilai oleh penilai yang lunak.
- 178 -
5. Halo dan Horn
Berbagai kesalahan tersebut mengacu pada kegagalan untuk
membedakan di antara berbagai aspek kinerja. Kesalahan halo
terjadi ke ka salah satu aspek kinerja yang posi f meneyebabkan
penilai dapat menilai seluruh aspek lain dari kinerja yang posi f.
Misalnya, para profesor yang dinilai sebagai para peneli yang luar
biasa karena mereka dikenal sebagai para guru yang luar biasa.
Kesalahan halo bekerja pada arah yang berlawanan: salah satu
hasil aspek yang nega f dari penilai akan menetapkan peringkatperingkat yang rendah pada seluruh aspek lainnya.
Berbagai kesalahan halo dan horn akan menghindari pembuatan
berbagai perbedaan yang diperlukan antara kinerja yang kuat dengan
lemah. Kesalahan halo mengarah pada para karyawan yang yakin
bahwa dak ada aspek kinerjanya yang perlu diperbaiki. Kesalahan
horn membuat para karyawan menjadi resah dan bertahan.
6. Mengurangi Berbagai Kesalahan dari Penilai
Ada dua pendekatan untuk mengurangi berbagai kesalahan
pemeringkatan yang ditawarkan. Penilaiankesalahan bagi penilai
mencoba membuat para manajer menyadari berbagai kesalahan
pemeringkatan dan membantu mereka dalam mengembangkan
strategi-strategi untuk memperkecil kesalahan-kesalahan tersebut.
Program-program tersebut terdiri atas memiliki para peserta
yang melihat kisah singkat di rekaman video yang dirancang
untuk memunculkan berbagai kesalahan pemeringkatan seper
“pertentangan”. Mereka lalu membuat peringkat dan membahas
cara kesalahan memengaruhi peringkat. Pada akhirnya, mereka
mendapatkan berbagai informasi untuk menghindari dalam
melakukan kesalahan-kesalahan itu. Pendekatan tersebut telah
terbuk efek f untuk mengurangi berbagai kesalahan, tetapi ada
buk bahwa mengurangi berbagai kesalahan pemeringkatan juga
dapat mengurangi keakuratan.
- 179 -
Pela han keakuratan penilaian, juga disebut pela han kerangka
acuan, yang upaya-upaya untuk menekankan sifat mul dimensi
kinerja dan sepenuhnya membiasakan penilai dengan materi
sebenarnya dari berbagai dimensi kinerja. Ini melipu memberikan
contoh-contoh kinerja untuk se ap dimensi, lalu membahas ngkat
kinerja yang sebenarnya atau “benar” yang terdapat pada contoh.
Pela han keakuratan tampaknya untuk meningkatkan keakuratan,
asalkan disamping para penilai bertanggung jawab terhadap
pemeringkatan, skala-skala peringkat terkait dengan pekerjaan yang
digunakan, dan para penilai mencatat perilaku yang mereka ama .
7. PoliƟk-poliƟk Penilaian
Poli k-poli k penilaian (appraisal poli cs) mengacu pada
penilai yang sengaja memutarbalikkan peringkat untuk mencapai
sasaran pribadi atau perusahaan. Peneli an menunjukkan bahwa
ada beberapa faktor pemicu terjadinya poli k-poli k penilaian.
Faktor-faktor itu melekat pada sistem penilaian dan budaya
perusahaan. Poli k-poli k penilaian paling mungkin terjadi
ke ka penilai bertanggung jawab atas karyawan yang dinilai, ada
berbagaisasaran pemeringkatan yang bersaing, serta ada kaitan
langsung antara penilaian kinerja dengan imbal jasa yang sangat
diinginkan. Poli k-poli k peneli an juga dapat terjadi jika ekseku f
puncak mengijinkan terjadinya pemutarbalikan atau berpuas diri
kesana dan jika strategi-strategi pemutarbalikan merupakan bagian
dari “cerita rakyat perusahaan” dan diwariskan dari karyawan
senior pada karyawan baru. Contohnya, karyawan pada King
Pharmaceu cal menolak pengembangan sistem kinerja terpusat.
King Pharmaceu cal dibangun dari perusahaan-perusahaan yang
diakuisisi lebih kecil, masing-masing dengan budaya yang unik.
Se ap departemen perusahaan mengembangkan caranya sendiri
dalam memahami cara mengevaluasi kinerja dan mengaitkannya
dengan gaji.
- 180 -
Rasanya, dak mungkin bahwa poli k-poli k penilaian dapat
sepenuhnya dihilangkan. Sayangnya, ada sedikit peneli an
tentang metode-metode terbaik untuk menghilangkan poli kpoli k penilaian. Agar dapat memperkecil poli k-poli k penilaian,
para manajer harus mengingat berbagai karakteris k dari sistem
penilaian yang wajar yang ditunjukkan pada Tabel 4A.3. Selain itu
para manajer harus:
a. Mela h para penilai tentang penggunaan proses yang tepat
seper yang dibahas sbelumnya
b. Membangun dukungan dari manajemen puncak
terhadap sistem penilaian serta secara akif mencegah
pemutarbalikkan
c. Memberikan beberapa kebebasan kepada para penilai
untuk menyesuaikan tujuan-tujuan dan kriteria kinerja bagi
orang-orang yang dinilai
d. Mengakui berbagai prestasi karyawan yang
dak
mempromosikan dirinya sendiri
e. Mmenyediakan akses informasi kepada para karyawan
tentang berbagai perilaku yang diinginkan dan dapat
diteima ditempat kerja
f. Mendorong para karyawan agar ak f mencari dan
menggunakan umpan balik untuk meningkatkan kinerja
g. Memas kan berbagai kendala seper anggaran yang dak
mendorong proses
h. Memas kan proses-proses penilaian yang teratur di seluruh
perusahaan
i. Menumbuhkan iklim keterbukaan agar dapat mendorong
para karyawan untuk bersikap jujur tentang berbagai
kelemahannya.
- 181 -
8. Umpan Balik Kinerja
Setelah kinerja yang diharapkan didefinisikan dan kinerja
para karyawan diukur, kita harus memberikan umpan balik
informasi kinerja kepada para karyawan sehingga mereka dapat
memperbaikisegala kekuranganya. Proses umpan balik kinerja
bersifat rumit serta menimbulkan kecemasan bagi manajer dan
karyawan. Tabel 4A.12 memberikan contoh-contoh umpan balik
yang diberikan oleh manajer kepada para karyawan. Anda menjadi
hakim ke ka pernyataan-pernyataan tersebut efek f dalam
meningkatkan kinerja!
Tabel 4A.12 Contoh-contoh Umpan balik Kinerja
Sejak laporan terakhir, karyawan ini telah mencapai
menggaji.
k terendah dan mulai
Orang akan mengiku nya kemanapun, tetapi hanya menaruh rasa ingin tahu
yang dak wajar.
Saya dak akan membiarkan karyawan ini dipelihara.
Rekan kerjanya benar-benar dak begitu banyak yang “telah” bekerja, tetapi
lebih dari “pas dak akan” bekerja.
Bekerja dengan baik ke ka bearda di bawah pengawasan yang teratur dan
tersudut seper kus dalam perangkap
Ke ka ia membuka mulutnya, itu tampak bahwa ini hanya untuk mengubah
kaki yang sebelumnya berada di sana.
Ia akan keluar dari genangan parkir yang dalam
Wanita muda ini memiliki khayalan tentang kehidupan yang berkecukupan
Ia menetapkan standar-standar pribadi yang rendah, kemudian gagal secara
teratur untuk mencapainya
Karyawan ini harus pergi jauh, semakin cepat ia mulai, semakin baik
Karyawan ini menghalangi desa disuatu tempat dari seorang yang bodoh
SUMBER : Ar kel Y. Harari yang terdapat pada The Daily Dose (www.harari.org/index.html), 22 juli 1997,
Dicetak ulang dengan izin
Hanya sedikit dari kita yang nyaman untuk duduk ke ka menilai
orang lain. Pikiran untuk menghadapi orang lain dengan hal-hal
yang kita rasakan sebagai kekurangan mereka akan menyebabkan
kebanyakan dari kita menggoncangkan sepatu. Jika memberikan
- 182 -
umpan balik nega f akan menyakitkan, maka penerimaan tersebut
dapat menyiksa sehingga muncul kepen ngan terhadap proses
umpan balik kinerja.
9. Peran Manajer pada Proses Umpan Balik Kinerja yang EfekƟf
Jika para karyawan dak diberitahukan bahwa kinerjanya dak
memenuhi harapan-harapan, kinerjanya hampir dipas kan dak
akan meningkat. Bahkan, hal tersebut mungkin menjadi lebih buruk.
Para manajer yang efek f memberikan umpan balik kinerja khusus
kepada para karyawan dengan cara yang memunculkan berbagai
tanggapan perilaku yang posi f. Untuk memberikan umpan balik
kinerja yang efek f, para manajer harus memper mbangkan saransaran berikut.
Umpan Balik Harus Sering Diberikan, Bukan Setahun Sekali.
Ada dua alasan untuk ini. pertama, para manajer bertanggung jawab
memperbaiki berbagai kekurangan kinerjasetelah menyadarinya
dari diri mereka sendiri. Jika kinerja di bawah standar pada bulan
Januari, maka menunggu hingga bulan Desember untuk menilai
kinerja dapat berar hilangnya produk vitas selama 11 bulan.
Kedua, penentu utam efek vitas pembahasan tentang umpan balik
adalah sejauh apa bawahan dak terkejut oleh evaluasi. Kaidah
yang mudah diiku adalah para karyawan harus sering menerima
umpan balik kinerja seper bahwa mereka telah mngetahui hampir
persis tentang evaluasi formal yang akan dilakukan.
Membuat Konteks yang Tepat untuk Pembahasan. Para manajer
harus memilihlokasi yang murni untuk pembahasan umpan balik.
Kantor manajer mungkin bukan tempat terbaik untuk pembahasan
umpan balik yang membangun karena karyawan dapat mengaitkan
kantor dengan percakapan-percakapan yang dak menyenangkan.
Para manajer harus melukisan pertemuan tersebut sebagai peluang
untuk membahas peran karyawan, peran manajer dan hubungan
diantaranya. Para manajer juga harus mengakui bahwa mereka
akan menyukai pertemuan dalam bentuk diaolg terbuka.
- 183 -
Meminta Karyawan untuk Menilai Kinerjanya sebelum
Pembahasan. Setelah para karyawan menyelesaikan penilaian diri
sebelum pembahasan, umapn balik dapat menjadi sangat produk f.
Hal ini mensyaratkan para karyawan untuk memikirkan kinerjanya
selama periode penilaian di masa lalu dan mendorong mereka untuk
memikirkan kelemahannya. Walaupun peringkat diri digunakan
untuk berbagai keputusan administrasi yang sering melambung,
ada buk bahwa peringkat tersebut sebenarnya lebih rendah
daripada peringkat penyelia apabila dilakukan untuk tujuan-tujuan
pengembangan. Alasan lain bahwa penilaian diri dapat menjadi
produk f adalah hal itu dapat membuat pembahasan dapat berjalan
lebih lancar dengan memfokuskan pembahasan pada bidang-bidang
dimana ada ke daksepakatan sehingga menghasilkan pembahasan
yang lebih efisien. Pada akhirnya, para karyawan yang memikirkan
kinerja dimana lalu lebih mampu terlihat penuh pada pembahasan
umpan balik.
Mendorong Bawahan untuk Terlibat pada Pembahasan. Para
manajer dapat mengambil salah satu dari ga pendekatan tentang
berbagai pembahasan umpan balk kinerja. Pada pendekatan
“bercerita dan mendengar”, para manajer memberitahukan
kepada para karyawan tetang cara mereka diberi nilai, kemudian
membiarkan para karyawan menjelaskan isi ceritanya. Pada
pendekatan “pemecahan masalah”, para manajer dan karyawan
beerja sama memecahkan masalah-masalah kinerja dalalm
suasana khidmat dan terdesak. Meskipun peneli an menunjukkan
keunggulan dari pendekatan pemecahan masalah, sebagian besar
manajer masih mengandalkan pendekatan bercerita dan menjual.
Ke ka para karyawan terlibat pada pembahasan umpan balik,
mereka tetap puas dengan proses tersebut. (ingat pembahasan
kita sebelumya tentang keadilan pada bab ini). keterlibatan
memungkinkan para karyawan untuk menyuarakan pendapatnya
tentang evaluasi dan membahas sasaran-sasaran kinerja. Kajian
menemukan bahwa, selain puas dengan seorang penyelia,
- 184 -
keterlibatan merupaka alat prediksi terpen ng tentang kepuasan
terhadap pembahasan umpan balik.
Mengenal Kinerja yang EfekƟf Melalui Pujian. Seseorang
biasanya berpikir bahwa berbagai pembahasan tentang umpan balik
kinerja berfokus pada masalah-masalah kinerja karyawan. Ini dak
boleh terjadi, tujuan pembahasan tersebut adalah memberikan
umpan balik kinerja yang akurat yang mensyaratkan untuk
mengenali kinerja yang efek f dan kinerja yang lemah. Memuji
kinerja yang efek f, akan memberikan penguatan perilaku. Hal ini
juga memperbesar kepercayaan terhadap umpan balik denngan
cara membuatnya jelas bahwa manajer dak hanya mengiden fikasi
masalah-masalah kinerja.
Berfokus pada Berbagai Pemecahan Masalah. Kesalahan
yang umumnya terjadi adalah para manajer memberikan umpan
balik kinerja untuk mencoba menggunakan pembahasan sebagai
kesempatan untuk menghukum para karyawan yang berkinerja
lemah dengan mengatakan kepada mereka betapa buruknya kinerja
mereka. Ini hanya akan mengurangi harga diri para karyawan,
meningkatkan pertahanan diri dan dak akan meningkatkan kinerja.
Agar dapat meningkatkan kinerja yang lemah, manajer harus
berusaha memecahkan masalah-masalah yang menjadi penyebab.
Hal ini melipu bekerja dengan karyawan untuk menentukan
penyebab sebenarnya, kemudian menyutujui cara penyelesaiannya.
Contohnya, kegagalan tenaga penjual dalam memenuhi sasaran
penjualan mungkin karena kurangnya pengetahuan tentang
produk, atau penjualan yang dicuri oleh tenaga penjual lainnya.
Se ap penyebab tersebut membutuhkan pemecahan masalah
yang berbeda-beda. Tanpa pendekatan pemecahan masalah,
bagaimanapun juga, pemecahan masalah yang tepat mungkin dak
pernah dapat diiden fikasi.
Memfokuskan Umpan Balik pada Perilaku atau Hasil-hasil,
Bukan pada Manusia. Salah satu hal terpen ng yang harus dilakukan
ke ka memberikan umpan balik nega f, yaitu dengan memfokuskan
- 185 -
pembahasan pada perilaku atau hasil-hasil karyawan, buakn pada
karyawan. Mengatakan “Anda membuat kesalahan! Anda hanya
dak termo vasiakan membawa lebih banyak pembelaan dan
perasaan sakit daipada “anda dak memenuhintenggat waktu
yang Anda setujui karena terlalu banyak menghabiskan waku pada
ppoyek lainnya”.
Mempekecil KriƟk. Jelasnya, jika kinerja seseorang dibawah
standar, beberapa kri k harus dilakukan. Namun, manajer yang
efek f harus menahan godaan untuk menceritakan dengan cepat
dan mudah tentang doa panjang kesalahan. Setelah dihadapkan
dengan masalah kinerja, karyawan sering kali setuju bahwa
perubahan diperlukan. Namun, jika manajer terus muncul dengan
lebih dan lebih banyak contoh kinerja yang rendah, karyawan
mungkin akan bertahan.
Menyetujui Berbagai Sasaran Khusus dan Menetapkan Tanggal
Kemajuan Peninjauan Ulang. Pen ngnya penetapan sasaran
dak dapat terlalu ditegaskan secara berlebihan. Ini merupakan
salah satu pemicu kinerja yang paling efek f. Peneli an telah
menunjukkan bahwa itu mengakibatkan peningkatan kepuasan,
peningkatan mo vasi, dan peningkatan kinerja. Selain menetapkan
berbagai sasaran, manajer juga harus menetapkan tanggal ndak
lanjut khusus untuk meninjau kinerja karyawan terhadap sasaran.
Ini memberikan insen f tambahan bagi karyawan agar dapat
mencapai sasaran dengan serius dan bekerja untuk mencapainya.
10. Apa yang Dapat Dilakukan oleh Para Manajer untuk
Mendiagnosis dan Mengelola Masalah-masalah Kinerja
Karyawan
a. Mendiagnosis Berbagai Penyebab Kinerja Yang Lemah
Banyak alasan yang berbeda-beda dapat menyebabkan kinerja
yang lemah. Contohnya, kinerja yang lemah dapat disebabkan
kurangnya kemampuan karyawan, kesalahpahaman terhadap
berbagai harapan kinerja, kurangnya umpan balik, atau kebutuhan
- 186 -
pela han bagi karyawan yang dak memiliki pengetahuan serta
berbagi keterampilan yang diperlukan untuk memenuhi standarstandar kinerja. Ke ka mendiagnosis berbagai penyebab kinerja
yang lemah, itu pen ng untuk memper mbagkan apakah kinerja
yang lemah merugikan perusahaan. Apakah kinerja yang lemah
sangat pen ng untuk menyelesaikan pekerjaan serta apakah hal itu
memengaruhi hasil-hasil perusahaan? Jika merugikan, maka langkah
selanjutnya adalah melakukkan analisis kinerja untuk menentukan
penyebab kinerja yang lemah. Berbagai faktor yang berbedabeda harus diper mbangkan dalam menganalisis kinerja yang
lemah yang ditunjukkan pada figur 4A.11. Misalnya, jika karyawan
memahami ngkat kinerja yang diharapkan, diberikkan umpan
balik yang mencukupi, memahami akibatnya, tetapi dak memiliki
pengetahuan dan berbagai keterampilan yang dibutuhkan untuk
memenuhi standar kinerja. Hal ini menunjukkan bahwa manjer
mungkin ingin memper mbangkan pela han karyawan untuk
meningkatkan kinerja, memindahkan karyawan kepada pekerjaan
berbeda yang lebih sesuai dengan kemampuan-kemampuan orang
tersebut, atau memecat karyawan. Dan memas kan bahwa metode
seleksi untuk mencari karyawan yang baru dapat mengukur ngkat
pengetahuan dan keterampilan ynag dibutuhkan untuk melakukkan
pekerjaan tersebut.
Figur 4A.11 Faktor yang harus diper mbangkan dalam
menganalisis kinerja yang lemah
Masukan
1.
2.
3.
4.
Apakah karyawan mengenal yang ia kira dapat melakukkannya?
Apakah aliran pekerjaan dan prosedur-prosedurnya masuk akal?
Apakah para karyawan memiliki sumber daya (peralatan,
perlengkapan,teknologi,dan waktu) yang diperlukan untuk kinerja yang
berhasil?
Apakah berbagai tuntutan pekerjaan lainnya menganggu kinerja yang
baik pada bidang ini?
- 187 -
KarakterisƟk-karakterisƟk Karyawan
1.
2.
3.
Apakah karyawan memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukkan
dan pengetahuan yang diperlukkan?
Apakah karyawan mengetahui alasan pen gnya ngkat kinerja yang diinginkan?
Apakah karyawan mampu berkinerja secara mental, fisik dan emosional
pada ngkat yang diharapkan?
Umpan balik
1.
2.
3.
Apakah ada standar kinerja?
Apakah karyawan mengetahui ngkat kinerja harapan yang diingikan?
Apakah karyawan yakin bahwa ia dapat mencapai standar kinerja?
Standar atau sasaran-sasaran kinerja
1.
2.
Apakah karyawan diberi informasi tentang kinerjannya?
Apakah umpan balik kinerja berar , tepat waktu, akurat, khusus, dan
dapat dipahami ?
Akibat
1.
2.
3.
4.
Apakah akibat (imbal jasa dan inse f) selaras dengan kinerja yang baik?
Apakah akibat kinerja berharga bagi karyawan?
Apakah akibat kinerja yang diberikan pada waktu yang tepat?
Apakah kaidah kelompok kerja atau m mendorong para karyawan untuk
dak memenuhi standar-standar kinerja?
SUMBER: Berdasarkan ar kel G. Rummier, “In Search of the Holy Grail” , yang terdapat pada Training
and Development April 1996, hlm. 26-31; C.Reinhart, “How to Leap over Barriers to Performance”,
yangterdapat pada Training and Develpopment, Januari 2000, hlm. 20-24; F.Wilmouth, C. Prigmore, dan
M. Bray, “HPT Models: An Overview of the Major Models in the Field”, yang terdapat pada Performance
Improvement Nomor 41 (tahun 2002), hlm 14-21.
Setelah melakukan analisis kinerja, para manajer harus bertemu
dengan karyawan untuk membahas hasil-hasilnya, setuju dengan
langkah-langkah berikutnya di mana manajer dan karyawan akan
meningkatkan kinerja (misalnya, pela han, memberikan sumber
daya, memberikan lebih banyak umpan balik), membahas berbagai
akibat dari kegagalan untuk meningkatkan kinerja, dan menetapkan
batas waktu untuk perbaikan. Jenis pembahasan yang paling
menguntungkan jika hal tersebut terjadi lebih sering daripada
- 188 -
njauan kinerja kuartalan atau tahunan sehingga masalah-masalah
kinerja dapat cepat diatasi sebelum memiliki berbagai akibat yang
merugikan bagi perusahaan (dan karyawan). Dibawah ini kami
membahas berbagai ndakan yang harus diper mbangkan untuk
jenis-jenis karyawan yang berbeda-beda.
11. Berbagai Tindakan untuk Mengelola Kinerja Karyawan
Para karyawan marginal (marginal employee) merupakan
para karyawan yang berkinerja pada ngkat minimum yang nyata
karena kurangnya kemampuan dan/atau mo vasi untuk bekerja
dengan baik. Tabel 4A.13 menunjukkan berbagai ndakan yang
diambil manajer terhadap empat jenis karyawan. Seper disoro
pada tabel, para manajer harus memper mbangkan apakah para
karyawan kekurangan kemampuan, mo vasi atau keduanya dalam
memper mbangkan cara-cara untuk meningkatkan kinerja. Agar
dapat menentukan ngkat kemampuan karyawan, manajer harus
memper mbangkan apakah ia memiliki pengetahuan, keterampilan
dan kemampuan yang diperlukan untuk bekerja secara efek f.
Kurangnya kemampuan mungkin akan menjadi masalah jika
karyawannya baru atau pekerjaan baru-baru ini telah berubah. Agar
dapat menentukan ngkat mo vasi para karyawan, para manajer
harus memper mbangkan jika para karyawan melakukan pekerjaan
yang ingin mereka lakukan dan jika mereka merasakan bahwa
mereka sedang digaji atau dihargai dengan tepat. Perubahan nega f
yang mendadak pada kinerja karyawan mungkin menunjukkan
masalah-masalah pribadi.
Para karyawan dengan kemampuan dan mo vasi yang nggi
cenderung berkinerja baik (para pelaku yang kuat). Tabel 4A.13
menekankan bahwa para manajer seharusnya dak mengabaikan
para karyawan dengan kemampuan yang nggi dan mo vasi
yang nggi. Para manajer harus memberikan berbagai peluang
pengembangan agar para karyawan puas dan efek f. Kinerja
yang lemah berasal dari kurangnya kemampuan, tetapi bukan
- 189 -
kurangnya mo vasi (upaya yang salah arah) dapat di ngkatkan
melalui ak vitas-ak vi as pengembangan keterapilan, seper
pela han atau tugas-tugas yang sementara. Para manajer dengan
karyawan yang memiliki kemampuan, tetapi dak memiliki mo vasi
( dak berguna) harus memper mbangkan berbagai ndakan yang
berfokus pada masalah-masalah atau insen f-insen f antarpribadi.
Berbagai ndakan tersebut melipu memas kan bahwa berbagai
insen f atau imbal jasa dimana nilai-nilai karyawan dikaitkan dengan
kinerja dan membuat penyuluhan tersedia untuk membantu para
karyawan mengatasi masalah-masalah pribadi atau karier atau
ke dakpuasan kerja. Kinerja para karyawan yang lemah yang terus
berlangsung dengan kemampuan dan mo vasi yang rendah (orang
yang dak berguna) menunjukkan bahwa tenaga kerja yang habis
masa kontraknya atau pemecatan mungkin merupakan pemecahan
masalah yang baik.
Tabel 4A.13 Cara-cara untuk mengelola kinerja para karyawan
KEMAMPUAN
Tinggi
TINGGI
RENDAH
Para pelaku yangkuat
 Menghargai kinerja yang baik
 Mengiden fikasi berbagai
peluang pengembangan
 Memberikan umpan balik
yang jujur dan langsung
Upaya yang salah arah
 Mela h
 Umpan balik kinerja yag
sering
 Penetapan sasaran
 Pel han atau tugas
sementara untuk
pengembangn keterampilan
 Menyusun ulang tugas
keterampilan
- 190 -
KEMAMPUAN
TINGGI
MOTIVASI
Rendah
RENDAH
Tidak berguna
 Memberikan umpan balik
yang jujur dan langsung
 Memberikan bimbingan
 Menggunakan pembinaan
m dan pemecahan konflik.
 Mengaitkan imbal jasa
dengan hasil-hasil kinerja
 Menawarkan pela han
tentang pengetahuan
atau keterampilan yang
dibutuhkan
 Mengelola ngkat stres
Orang yang dak berguna
 Tidak memberikan kenaikan
gaji
 Penurunan pangkat
 Memberikan pelayanan
bagi tenaga kerja yang habis
masa kontraknya
 Pemecatan
 Umpan balik yang khusus
dan langsung tentang
masalah-masalah kinerja
SUMBER : Berdasarkan ar kel M. London, Job Feedback (Mahwah, NJ: Lawrence Associates, 1997) , hlm.
96-97. Digunakan dengan izin.
a. Mengembangkan dan Menerapkan Sistem Menurut Pedoman
Hukum
Saat ini, kita membahas berbagai masalah dan kendala hukum
yang memengaruhi manajemen kinerja. Karena ukuran kinerja
memainkan peran utama pada berbagai keputusan administrasiseper promosi, kenaikan gaji dan kedisiplinan-para karyawan yang
menggugat organisasi atas keputusan-keputusan tersebut pada
akhirnya menyerang sistem-sistem pengukuran dimana keputusankeputusan tersebut dibuat. Dua jenis kasus yang mendominasi:
diskriminasi dan pemecatan yang dak adil.
Pada gugatan-gugatan diskriminasi, penggugat sering kali
menuduh bahwa sistem pengukuran kinerja melakukan diskriminasi
yang dak adil terhadap penggugat karena ras atau jenis kelamin.
Banyak ukuran-ukuran kinerja yang bersifat subjek f, dan kita telah
melihat bahwa berbagai prasangka individu dapat memengaruhinya,
terutama ke ka mereka melakukan pengukuran ras pada tempat
yang aman atau stereo p jenis kelamin.
Pada kasus Brito v. Zia, Mahkamah Agung pada dasarnya
menyamakan ukuran-ukuran kinerja dengan tes-tes seleksi. Ini
- 191 -
menyatakan Pedoman Serupa Prosedur-prosedur Seleksi Karyawan
diterapkan untuk mengevaluasi kecukupan alat penilaian kerja.
Kaidah tersebut menyajikan tantangan bagi mereka yang terlibat
untuk mengembangkan ukuran-ukuran kinerja karena pokok
peneli an yang besar tentang diskriminasi ras pada pemeringkatan
kinerja telah menunjukkan bahwa baik penilai hitam maupun pu h
memberikan peringkat yang lebih nggi kepada para anggota
kelompok ras mereka sendiri, bahkan setelah pela han bagi
penilai. Ada juga buk bahwa berbagai prasangka diskriminasi pada
pemeringkatan kinerja lebih buruk ke ka satu kelompok memiliki
presentase yang kecil dari kelompok kerja. Ke ka mayoritas
kelompok adalah pria, wanita menerima peringkat yang lebih
rendah, ke ka minoritasnya adalah pria, pria menerima pemberian
peringkat yang lebih rendah.
Pada jenis gugatan kedua, yaitu gugatan pemecatan yang dak
adil, penggugat menuntut bahwa pemecatan itu terjadi karena
alasan-alasan lain selain berbagai tuntutan pengusaha. Contoh,
karyawan yang bekerja untuk kontraktor pertahanan meniup peluit
pada perusahaan untuk menipu pemerintah. Jika perusahaan
memecat karyawan, menuntut kinerja yang lemah, karyawan
mungkin membantah bahwa pemecatan tersebut sebenarnya
karena meniup peluit kepada pengusaha. Dengan perkataan lain,
pemecatan tersebut dak adil. Kasus pengadilan mungkin akan
berfokus pada sistem pengukuran kinerja yang digunakan sebagai
dasar untuk menunut kinerja karyawan yang lemah. Pemecatan
yang dak adil juga dapat dihasilkan dari menyingkirkan karyawan
berkinerja lemah yang memiliki sejarah peninjauan dan peningkatan
kinerja yang baik. Memberikan imbal jasa atau evaluasi-evaluasi
posi f kepada para pelaku yang berkinerja buruk karena
ke daksediaan untuk menghadapi masalah kinerja akan merusak
kepercayaan sistem manajemen kinerja apa pun. Hal tersebut
menjadi sulit untuk membela keputusan-keputusan pemutusan
hubungan kerja berdasarkan sistem penilaian kinerja.
- 192 -
Karena biaya kemungkinan diskriminasi dan gugatan pemecatan
yang dak adil, organisasi harus menentukan secara tepat tentang
hal-hal yang diper mbangkan oleh pengadilan terhadap sistem
manajemen kinerja yang dapat dipertahankan secara hukum.
Berdasarkan njauan keputusan-keputusan pengadilan tersebut,
kami menawarkan berbagai karakteris k sistem berikut ini yang
akan bertahan terhadap pengawasan hukum.
1) Sistem harus dikembangkan dengan melakukan anlisis
pekerjaan secara absah yang menentukan aspek-aspek
pen ng dari kinerja pekerjaan. Berbagai syarat untuk
keberhasilan pekerjaan harus jelas dikomunikasikan kepada
para karyawan.
2) Sistem harus berdasarkan pada berbagai perilaku atau hasil;
dan berbagai evaluasi tentang sifat-sifat yang diragukan
harus dihindari.
3) Para penilai harus dila h soal cara menggunakan sistem,
tetapi bukan hanya diberikan berbagai materi dan
membiarkan untuk menafsirkan cara melakukan penilaian.
4) Seharusnya, ada beberapa bentuk njauan oleh para
manajer ngkat atas dari seluruh peringkat kinerja dan
harus ada sistem bagi para karyawan untuk mengajukan
banding tentang hal-hal yang mereka anggap sebagai
evaluasi yang dak adil.
5) Organisasi harus menyediakan beberapa bentuk bimbingan
kinerja atau petunjuk perbaikan agar dapat membantu
para pelaku yang berkinerja lemah dalam meningkatkan
kinerjanya sebelum diberhen kan. Baik sasaran kinerja
jangka pendek maupun jangka panjang harus dimasukkan.
6) Beberapa penilai harus digunakan, terutama jika kinerja
karyawan dak mungkin dilihat hanya oleh satu sumber
pemeringkatan, eper manajer atau pelanggan. Se daknya,
para karyawan harus diminta komentarnya tentang
penilaian mereka. Harus ada dialog antar manajer dengan
karyawan.
- 193 -
b. Penggunaan Teknologi untuk Manajemen Kinerja: Pemantauan
Elektronik
Ada kecenderungan meningkat pada perusahaan yang
menggunakansistem pelacakan elektronik yang canggih untuk
memas kan bahwa para karyawan bekerja ke ka seharusnya
bekerja. Sistem pelacakan elektronik melipu sistem pengenalan
tangan dan sidik jari, sistem penentuan posisi global/global
posi oning systems (GPSs), serta sistem yang dapat melacak para
karyawan yang menggunakan komputer genggam dan telepon
seluler. Sistem-sistem tersebut digunakan karyawan non-kantor
dan karyawan kantor. Contohnya, pada kantor pengacara Akin dan
Smith LLC di New York, para pembantu pengacara, penerima tamu,
dan petugas jam dinding menempatkan jarinya pada pendeteksi
yang diletakkan di meja sekretaris. Para mitra pengelola sistem
yakin bahwa sistem tersebit akan meningkatkan produk vitas
dan membuat semua orang menjadi jujur, dan menjaganya ke ka
makan siang. Pada pabrik Mitsubishi Motor Amerika Utara di
Normal, Illionis, para manajer akuntansi dapat memeriksa dari
komputer dekstop-nya, banyak 500 karyawan kantor di pabrik
yang telah menunjukkan pekerjaannya. Para karyawan jam dinding
menggunakan sistem dilacak. Mereka “menda arkan jam masuk
kerja” untuk bekerja dengan tanda pengenal iden fikasi bukannya
dengan kertas kartu waktu.
Economic Advantages Corpora on, perusahaan jasa kredit
dengan kantor di Vermont dan New York, memasang sistem
pelacakan kehadiran. Sistem baru tersebut menunjukkan bahwa
para pekerja perusahaan yang digaji, dan perwakilan pelayanan
pelanggan, dibayar perjam. Presiden perusahaan yakin bahwa
sebagian besar karyawan ditempatkan pada hari kerja yang jujur,
tetapi para karyawan yang memutuskan untuk mengambil waktu
is rahat dak akan dibayar untuk itu. Illiana Financial Credit Union
di Kota Calumet, Illinois, telah menggunakan sistem pengenalan
sidik jari untuk melacak para kasir dan petugas pinjaman. Ini
telah menyelamatkan biaya-biaya penggajian perusahaan dengan
- 194 -
mencegah para karyawan dari melebih-lebihkan jam kerjanya
dengan tetap terlambat masuk kerja, atau milai bekerja lebih awal.
Automated Waste Disposal, yang berkantor pusat di Danbury,
Connec cut, priha n dengan jumlah lembur dari para pengumpul
sampah dan karyawan bagian penjualan. Manajer operasi
memasang sistem penentuan posisi global/global posi oning systen
(GPS) Pada truk sampah dan mobil penjualan. Pelacakan teknologi
telah mengurangi kebutuhan jam lembur untuk menyelesaikan
pekerjaan, menghilangkan para karyawan yang didapa “hilang”
pada hari kerja, serta mengunjungi teman atau restoran lokal
selama jam kerja.
Walaupun berbagai manfaat dari peningkatan produk vitas
yang potensial dapat berasal dari sistem-sistem tersebut, mereka
masih ada kekhawa ran tentang rahasia. Para kri kus berpendapat
bahwa sistem-sistem tersebut dapat mengancam untuk mengurangi
tenaga kerja pabrik elektronik di mana para karyawan diperlukan
sebagai robot yang dipantau untuk meningkatkan produk vitas
pada se ap de k ke ka mereka beradadi tempat kerja. Selain itu,
sistem-sistem pemantauan elektronik seper GPS mengancam hakhak para karyawan dan martabatnya untuk bekerja tanpa dipantau.
Beberapa orang berpendapat bahwa se ap pelacakan
elektronik dak membutuhkan survei dan pelacakan para karyawan
ke ka dak ada alasan untuk percaya bahwa sesuatu tersebut
salah. Para manajer yang baik mengetahui hal-hal yang dilakukan
para karyawannya dan sistem-sistem elektronik seharusnya dak
menjadi penggan dari manajemen yang baik. Para kri kus juga
berpendapat bahwa sistem-sistem seper ini mengakibatkan
produk vitas dan mo vasi yang kurang, semangat karyawan
menurun, dan menciptakan tekanan yang dak diperlukan. Kapasitas
mental dibentuk dimana para karyawan harus selalu beada di meja
kerjanya agar menjadi produk f. Di lain pihak, para pembelanya
melawan bahwa sistem-sistem tersebut memas kan waktu dak
disalahgunakan, mereka memperbaiki penjadwalan dan mereka
- 195 -
membantu para manajer dalam mengiden fikasi para pekerja yang
malas. Agar dapat menghindari berbagai pengaruh nega f dari
pemantauan elektronik, para manajer harus mengomunikasikan
alasan memantau para karyawan. Pemantauan juga dapat digunakan
sebagai cara bagi para karyawan yang lebih berpengalaman untuk
mela h para karyawan yang kurang berpengalaman.
Di samping pemantauan, jenis-jenis lain dari sistem elektronik
dapat digunakan untuk melacak kehadiran. TriB Nursery Inc.,
pabrik grosir Oklahoma, menguji sistem pengenalan tangan untuk
menggan jam waktu demi melacak para karyawan yang bekerja
seluas 300 hektar selama musim perusahaan paling sibuk. Para
pembaca tangan memudahkan para manajer untuk mengetahui
banyaknya pekerja yang berada di tempat kerja pada waktu
tertentu. Sistem tersebut memungkinkan tempat peni pan anak
untuk mengiden fikasi para karyawan dan memindahkannya pada
bidang-bidang di mana mereka paling dibutuhkan, serta dapat
meningkatkan efisiensi. Sistem tersbut juga dapat mencegah temanteman untuk saling menda arkan jam masuk kerja.
- 196 -
BAB IV B
MEMASUKI DUNIA BISNIS
Washington Group Interna onal adalah prusahaan rekayasa,
konstruksi dan pengelolaanyang membelanjakan $50 juta per
tahun untuk pengembangan karyawan. Washington Group memiliki
sekitar 25.000 karyawan yang bekerja pada lebih dari 40 negara
bagian dan lebih dari 30 negara. Contoh pasar yang dilayaninya
melipu pembangkit tenaga listrik, pertambangan, manufaktur dan
keamanan tanah air. Perusahaan tersebut terlibat pada proyek-proyek
yang beragam dan sulit, termasuk menghacurkan berbagai senjata
pemusnah massal di Rusia dan Ukraina, membantu membangun
kembali Afghanistan dan Irak, membantu mengamankan AS dari
serangan teroris di rumah, serta memperbaiki pabrik pembangkit
listrik dari batu bara di AS dengan peralatan udara bersih yang
modern. Perusahaan itu melakukan merger dan akuisi terhadap
perusahaan lainnya, beberapa di anataranya betanggung jawab
membangun Bendungan Hoover, Jembatan Teluk di San Francisco,
dan saluran pipa Trans-Alaska.
Pada tahun 2001, perusahaan tersebut menghadapai
kekurangan karyawan ke ka jumlah lulusan fakultas teknik yang
tersedia turun dan 25% dari tenaga kerjanya telah memenuhi syarat
- 197 -
pensiun setelah 5-10 tahun berikutnya. Para ekseku f puncak yakin
bahwa pengembangan karyawan harus menjadi bagian pen ng
dari budaya perusahaan. Akibatnya, pengembangan karyawan
merupakan salah satu bagaian dari ke ga bagian misi perusahaan,
bersamaan dengan keunggulan operasi dan hasil-hasil keuangan.
Washington Group Interna onal yakin bahwa hanya melalui
pengembangan keterampilan para karyawan dengan sepenuhnya,
perusahaan dapat menyelesaikan proyek-proyek yang aman secara
tepat waktu, serta pada atau dibawah biaya sambil memberikan
ngkat pengembalian yang nggi bagi para pemegang saham.
Agar mempermudah proses pengembangan karyawan, pertama,
perusahaan harus melakukan njauan kinerja tahunan yang baku
untuk seluruh karyawan yang digaji. Para manajer diminta meninjau
10% dari para karyawannya se ap bulan. Fokus njauan diubah dari
kinerja di masa lalu menjadi sasaran-sasarandi masa mendatang.
Proses tersebut juga melipu memiliki para ekseku f puncak
perusahaan yang mengunjungi sekuruh pimpinan perusahaan di
Washington Group untuk meninjau, mengiden fikasi para pelaku
berkinerja terbaik, serta menanyakan hal-hal yang mereka lakukan
untuk mengembangkannya. Tiga puluh persen kompensasi insen f
tahunan para manajer berdasarkan upaya-upaya pengembangan.
Kompensasi insen f tersebut berupa 15-50% dari gaji pokok para
manajer.
Upaya-upaya pengembangan yang dilakukan oleh Washington
Group melipu kursus formal, pengalaman kerja dan kepenasihatan.
Fokus pen ng pada program-program pengembangan karyawan
perushaan adalah pela han keteerampilan manajemen, seper
pengendalian biaya dan manajemen waktu. Selain itu, pela han
teknis dipadukan dengan pengalaman kerja untuk membantu
para karyawan agar lebih memahami proyek-proyek konstruksi.
Seorang manajer proyek bekerja untuk membuat enam pabrik
mobil sehingga membantunya agar lebih memahami se ap
tahapan proyek. Se ap tahun, para manajer diundang beberapa
- 198 -
kali untuk mengiku Forum Pemimpin perusahaan. Di Forum
Pemimpin, kini, para ekseku f menghadapi tantangan bisnis pada
saat ini bahwa perusahaan menghadapidan meminta para peserta
untuk bekerja di dalam m agar dapat menghasilkan berbagai
pemecahan masalah. Contohnya, para peserta diberikan proposal
akuisi bisnis. Pengalaman memberikan peluang kepada para
manajer untuk memahami cara kerja dibagian puncak perusahaan
dan membantunya melihat seluruh masalah yang melibatkan
pengambilan keputusan seper memper mbangkan pendapat
serikat tenaga kerja dan pemerintah daerah. Program Keunggulan
Kepemimpinan perusahaan memasangkan para manajer dengan
para pembimbing ekseku f selama satu tahun.
Misalnya, manajer yang ingin mengembangkan pengetahuan
keuangan dan kemampuan presentasinya akan bekerja dengan para
pernbimbingnya untuk membuat rencana keuangan unit bisnis lain
dan menyampaikannya kepada para ekseku f keuangan.
Steve Hanks, pejabat ekseku f yangsetara dengan direktur
utama Washington
Group Interna onal, terlibat dalam se ap aspek pengembangan
karyawan yang meninjau ulang kursus-kursus untuk memantau
kehadiran dan meninjau ulang umpan balik kursus. Hanks yakin
bahwa Washington Group organisasi pembelajaran yang teratur dan
memiliki dasar pembenaran terhadap keuangan perusahaan untuk
pengembangan karyawan. Ia dak khawa r jika para pesaingnya
akan memikat para karyawannya; ia juga dak takut kalau para
karyawan akan meninggalkan perusahaan jika dak dila h.
Sumber: Berdasarkan ar kel J. Marquez, “Building knowledge” yang terdapat pada Workforce
Managemement, Februari 2006, hlm. 24-30; www.wgint.comsitus Web untuk Washington Mutual
Interna onal
A. PENGANTAR
Seper terdapat pada contoh Washington Interna onal Group,
pengembangan karyawanadalahpenyumbang utama keunggulan
bersaing perusahaan, membantu mengembangkan bakat
- 199 -
manajerial, serta memperbolehkan para karyawan mengambil
tanggung jawab terhadap kariernya. Pengembangan karyawan
merupakan unsurpen ngdari berbagai upaya perusahaan untuk
bersaing pada perekonomian yang baru, memenuhi tantangan
persaingan global dan perubahan sosial, menyertakan kemajuan
teknologi dan perubahan perancangan pekerjaan. Pengembangan
karyawan merupakankunci agar dapat memas kan bahwa para
karyawan memiliki berbagai kompetensi yang diperlukan untuk
melayani para pelanggan serta menciptakan produk baru dan
pemecahan masalah pelanggan. Pengembangan karyawan juga
pen ng untuk memas kan bahwa berbagai perusahaan memiliki
bakat manajerial yang dibutuhkanuntuk berhasil melakukan strategi
pertumbuhan. Telepas dari strategi bisnis, pengembangan pen ng
untuk mempertahankan parakaryawan berbakat. Karena berbagai
perusahaan (dan para karyawannya) harus terus belajar untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan pelanggan serta bersaing di
pasar-pasar yang baru, penekanan yang ditempatkan pada pela han
dan pengembangan telah meningkat. Komitmen dan pemeliharaan
karyawan berkaitandengan cara para manajer mernperlakukan para
karyawannya.
Bab ini membahas hubungan antara pengengembangan,
pela han, dan karier. Kedua, kita lihat pada berbagai pendekatan
pengembangan, termasuk pendidikan formal, penilaian,
pengalaman kerja, dan hubungan antarpribadi. Bab ini menekankan
pada jenis- jenis keterampilan, pengetahuan,dan perilaku yang
diperkuat oleh se ap metode pengembangan. Memilih pendekatan
merupakan salah satu bagian dari perencanaan pengembangan.
Sebelum satu atau beberapa pendekatan pengembangan
digunakan, karyawan dan perusahaan harus rnemiliki gagasan
tentang berbagai kebutuhan pengembangan karyawan dan tujuan
pengembangannya. Mengiden fikasi berbagai kebutuhan dan
tujuan pengembangan merupakan bagian dari perencanaannya.
Bagian ke ga dari bab ini menguraikan langkah-langkah proses
- 200 -
perencanaan pengembangan. Tangung jawab karyawan dan
perusahaan pada se ap langkah proses ditekankan. Bab ini diakhiri
dengan pembahasan masalah-masalah khusus pengembangan
karyawan, termasuk suksesi, berurusan dengan para manajer yang
dak berfungsi, dan menggunakan pengembangan agar dapat
membantu wanita dan kaum minoritas untuk memasuki posisiposisi manajemen ngkat atas (disebut sebagai “mencairkan glass
ceiling” )
B. HUBUNGAN ANTARA PENGEMBANGAN, PELATIHAN,
DAN KARIER
1. Pengembangan dan PelaƟhan
Pengembangan (development) mengacu pada pendidikan
formal, pengalaman kerja, hubungan, penilaian kepribadian, dan
kemampuan yang membantu para karyawan mempersiapkan dirinya
di masa depan. Contoh Washington Group menjelaskan bahwa
meskipun pengembangan dapat terjadi melalui keter1ibatan pada
program-program yang direncanakan, hal itu sering kali diakibatkan
karena pengalaman kerja, Dikarenakan berorienrasi masa depan,
hal ini melibatkan pembelajaran yang belum tentu terkait dengan
pekerjaan karyawan saat ini. Tabe1 4b.1 menunjukkan perbedaan
antara pela han dengan pengembangan. Secara tradisional,
pela han berfokus pada membantu kinerja karyawan pada
pekerjaannya saat ini. Pengembangan mempersiapkannya untuk
posisi-posisi lain di perusahaan serta meningkatkan kemampuannya
untuk mernasuki pekerjaan yang rnungkin belum ada. Pengembangan
juga membantu para karyawan dalam mempersiapkan perubahan
pekerjaan mereka saat ini yang mungkin diakibatkan karena
teknologi baru, perancangan pekerjaan, pelanggan baru, pasar
produk yang baru. pengernbangan sangat pen ng untuk manajemen
bakat, khususnya bagi para manajer dan karyawan dengan potensi
kepemimpinan. Berbagai perusahaan telah melaporkan tantangan
tantangan-tantangan manajemen bakat terpen ng yang rnereka
- 201 -
hadapi, termasuk rnengembangkan bakat yang ada, serta menarik
dan mempertahankan bakat kemimpinan yang sudah ada. Ke ka
la han terus menjadi lebih strategis (yaitu terkait dengan sasaransasaran bisnis), perbedaan antara pela han dan pengembangan
akan menjadi kabur. Pela han dan pegernbangan akan diperlukan
serta berfokus pada berbagai kebutuhan pribadi dan perusahaan
saat ini dan masa depan.
Tabel 4B.1 Perbandingan antara Pela han dengan Pengembangan
PELATIHAN
PENGEMBANGAN
Fokus
Saat ini
Masa mendatang
Penggunaan
pengalaman kerja
Rendah
Tinggi
Sasaran
Persiapan untuk
pekerjaan saat ini
Persiapan untuk
berubah
Keterlibatan
Dibutuhkan
Sukarela
2. Pengembangan dan Karier
Secara tradisional, karier telah diuraikan dengan berbagai cara.
Karier telah diuraikan sebagai urutan posisi yang dipegang pada
pekerjaan. Contohnya, staf pengajar universitas dapat memegang
posisi lektor, lektor kepala, dan profesor. Karier juga telah diuraikan
dalam konteks gerakan pada organisasi. Contohnya, insinyur dapat
memulai kariernya sebagai karyawan rekayasa. Ke ka keahlian,
pengalaman, dan kinerjanya meningkat, ia dapat bergerak melalui
posisi penasihat rekayasa, perekayasa senior, dan teknisi senior.
Padaakhirnya, karier telah diuraikan sebagai karekteris k karyawan.
Se ap karier karyawan terdiri atas berbagai pekerjaan, posisi, dan
pengalaman yang berbeda -beda.
Kini, karier dikenal sebagai karier yang senan asa berubah.
Karier yang senan asa berubah (protean career) berdasarkan
arah diri dengan sasaran keberhasilan psikologis padapekerjaan
- 202 -
seseorang. Para karyawan mengambil tanggung jawab utama untuk
mengelola kariernya. Contohnya, insinyur dapat memutuskan
untuk mengambil cu panjang dari posisi- nya dalam manajemen
pada United Way Agency selama setahun, Tugas tersebut bertujuan
mengembangkan berbagai keterampilan manajerialnya dan
membantumengevaluasi dirinya, yaitu apakah ia lebih menyukai
pekerjaan manajeral daripada pekerjaan rekayasa.
Perubahan kontrak psikologis antara para karyawan dengan
perusahaannya telah memengaruhi perkembangan karier yang
senan asa berubah. Kontrak psikologis (psycholo- gicalcontract)
merupakan berbagai harapan bahwa para pengusaha karyawan
memiliki rasa saling memiliki. Kini, kontrak psikologis jarang
menyediakan keamanan pekerjaan bagi para karyawan meskipun
melakukannya dengan baik. Sebaliknya, berbagai perusahaan
dapat menawarkan peluang-peluang kepada para karyawan untuk
mengiku program pela han dan terlibat pada pengalaman yang
dapat meningkatkan kelayakan kerjanya dengan para pengusaha
pada saat ini dan di masa mendatang. Misalnya, is lah pekerjaan
non-kantor selalu berar pekerjaan manufaktur, tetapi teknologi
telah mengubah maknanya secara dramar s.Berbagai pekerjaan
lini perakitan tradisional yang membutuhkan sedikit keterampilan
dan pendidikan telah dikirim ke luar negeri. Saat ini, para pekerja
non-kantor lebih telibat pada proses produksi yang disesuaikan.
Pada U.S. Steel, para karyawan membuat lebih dari 700 jenis
baja yang berbeda, membutuhkan pengetahuan yang lebih besar
dengan bahan-bahan tambahan dan pemahaman lebih mendalam
tentang para pelanggan dan pasar. Berbagai pekerjaan adakalanya
dianggap sebagai pekerjaan seumur hidup yang saat ini lebih
bersifat sernentara, memaksa para karyawan untuk menyesuaikan
diriberpindah dari satu pabrik ke pabrik lain atau mengubah waktu
kerjanya. Para karyawan mengambil kelas untuk mengiku berbagai
perkembangan terbaru dalam pembuatan baja, seper mesin
bubut dan getah. Meskipun dak ada jaminan dapat bekerja hidup,
- 203 -
banyak pekerjaan non-kantor lebih aman dan gajinya lebih baik
daripada yang telah bekerja 10 tahun lalu.
Karier yang senan asa berubah berdampak terhadap
pengembangan karyawan. Sasaran dari karier yang baru adalah
keberhasilan secara psikologis (psycological success): rasa bangga
dan prestasi yang berasal dari pencapaian sasaran-sasaran hidup
yang dak terbatas pada berbagai prestasi di tempat kerja (seper
meningkatkan kesehatan keluarga dan memiliki kesehatan fisik yang
baik). Keberhasilan secara psikologis lebih berada di bawah kendali
karyawan daripada sasaran-sasaran karier tradisional yang dak
hanya dipengaruhi oleh upaya karyawan, tetapi juga dikendalikan
oleh ketersediaan posisi pada perusahaan. Keberhasilan secara
psikologis ditentukan sendiri, bukan semata-mata ditentukan
melalui berbagai isyarat yang diterima, karyawan dari perusahaan
(seper kenaikan gaji dan promosi). Keberhasilan secara psikologis
tampaknya sangat pen ng bagi generasi baru dari orang-orang
yang memasuki dunia kerja. Contohnya, perha kan Jacqueline
Strayer. Sejak lulus dari perguruan nggi pada tahun 1976, ia telah
memegang serangkaian posisi pada berbagai perusahaan yang
berbeda, termasuk General Electric, GTE, United Technologies, dan
William Mercer. Pada saat bersamaan, ia mendapat gelar magister
dalam bidang studi film dan televisi profesional. Saat ini, ia sedang
mengambil gelar doktor di bidang manajemen. Mo vasinya adalah
menemukan berbagai posisi yang menarik dan menantang daripada
mencoba dipromosikan pada posisi manajemen puncak. Ia juga
bersemangat dengan pekerjaannya sehingga is ingin bekeria dengan
pengusaha yang memiliki pusat kebugaran.
Para karyawan harus mengembangkan berbagai keterampilan
yang baru daripadahanya mengandalkan pengetahuan dasar
yang dak berubah. Hal ini disebabkan kebutuhan perusahaan
untuk lebih tanggap terhadap layanan pelanggan dan permintaan
produk. Ienis-jenis pengetahuan yang dibutuhkan karyawan telah
berubah.Dalam karier tradisional, “mengetahui cara” (memiliki
- 204 -
berbagai keterampilan dan pengetahuan yang sesuai agar dapat
memberikan pelayanan atau menghasilkan produk) menjadi sangat
pen ng. Meskipun mengetahui cara tetap pen ng, para karyawan
juga harus “mengetahui penyebab” dan “mengetahui orang’:
Mengetahui penyebab mengacu pada pemahaman bisnis dan
budaya perusahaan sehingga karyawan dapat mengembangkan
serta menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat
berkontribusi bagi perusahaan. Mengetahui orang mengacu
pada hubungan karyawan yang dapat dikembangkan agar dapat
berkontribusi terhadap keberhasilan perusahaan. Hubungan
tersebut dapat melipu jaringan dengan para penjual, pemasok,
anggota masyarakat, pelanggan, atau pakar industri. Belajar untuk
mengetahui orang dan mengetahui penyebab membutuhkan lebih
daripada program kursus formal dan pela han. Pembelajaran dan
pengembangan pada karier yang senan asa berubah semakin
cenderung melibatkan hubungan dan pengalaman kerja daripada
kursus-kursus formal.
Penekanan pada pembelajaran secara terus-menerus serta
belajar selain mengetahui cara dan berbagai perubahan pada
kontrak psikologis akan mengubah arah dan frekuensi gerakan
pada karier (pola karier).Pola-pola karier tradisional terdiri
atasrangkaian langkah yang diatur pada hierarki garis lurus, di mana
langkah-Iangkah yang lebih nggi berkaitan dengan peningkatan
kewenangan, tanggung jawab, dan kompensasi. Pola-pola karier para
ahli melipu komitmen seumur hidup pada bidang atau kekhususan
(seper hukum, kedokteran, atau manajemen). Jenis-jenis pola
karier tersebut dak akan hilang. Sebaliknya, pola-pola karier yang
melibatkan gerakan di seluruh kekhususan atau bidang studi (pola
karier spiral) akan menjadi lebih umum. Pola-pola karier yang baru
tersebut berar mengembangkan para karyawan (dan para karyawan
mengendalikan kariernya sendiri) akan memberikan peluang kepada
merekauntuk (a) menentukan minat, kekuatan keterampilan, dan
kelemahannya serta (b) berdasarkan informasi tersebut, mencari
- 205 -
berbagai pengalaman pengembangan yangsesuaiyangmungkin
akanmelibatkan pengalaman kerjadanhubungan sertakursuskursusformal.
Pandangan yang paling tepat terhadap karier adalah karier
merupakan “pembatas pekerjaan”!’ Hal ini mungkin termasuk
gerakan beberapa pengusaha atau bahkan jabatan yang berbeda.
Sta s k menunjukkan bahwa masa kerja rata-rata untuk seluruh
pekerja Amerika hanya Lima tahun. Salah satu kajian menemukan
bahwa 60 persen karyawan dari seluruh ngkat waktu usia dan
fleksibilitas mengemukakan alasan yang sangat pen ng untuk tetap
bekerja pada perusahaan. Namun, Generasi X (orang-orang pada
pertengahan usia 20t ahunan hingga akhir usia 40 tahunan) lebih
cenderung meninggalkan pekerjaan dari pada generasi orang tua
(orang-orang pada pertengahan usia 40 tahunan hingga akhir usia
50 tahunan). Sekitar 51 persen karyawan di bawah usia 40 tahun
melaporkan bahwa mereka sedang mencari pekerjaan baru tahun
depan, jika dibandingkan dengan hanya 25 persen dari orang-orang
yang berusia 40 tahun atau orang-orang yang lebih tua. Misalnya,
Craig Ma son yang berusia 33 tahun, menerima pekerjaan pada
Cincinna BellInforma on System, unit Cincinna Bell Corpora on
yang mengelola penagihan telepon dan kabel perusahaan. Meskipun
hanya bekerja selama enam bulan, ia sudah melihatnya untuk
membuat tahapan karier berikutnya, Tidak ingin tetap berada pada
jalur karier teknis, ia teratur menjelajahi database perusahaan untuk
lowongan pekerjaan, serta mencari berbagai peluang penjualan dan
pemasaran di perusahaan.
Karier juga mengiden fikasi lebih banyak pekerjaan atau profesi
dari pada dengan pengusaha saat ini.Karier juga dapat dianggap
sebagai pembatas dalam ar berbagai rencana atau tujuan karier
dipengaruhi oleh permintaan pribadi atau keluarga dan nilai nilai.
Pada akhirnya, pembatas dapat mengacu pada kenyataan bahwa
keberhasilan karier dak dapat dikaitkan dengan promosi, tetapi
untuk mencapai berbagai sasaran yang secara pribadi berar bagi
- 206 -
karyawan lebih dari yang ditetapkan para orang tua, rekan kerja,
atau perusahaan.
Seper ditunjukkan pada pembahasan tersebut, agar dapat
mempertahankan dan memo vasi para karyawan, berbagai
perusahaan harus menyediakan sistem untuk mengiden fikasi
dan memenuhi kebutuhan kebutuhan pengembangan karyawan.
Hal ini sangat pen ng untuk mempertahankan para pelaku yang
berkinerja baik dan para karyawan yang berpotensi menduduki
posisi posisi manajerial. Sistem tersebut sering kali dikenal sebagai
sistem manajemen karier (career management system) atau sistem
perencanaan pengembangan. Kita akan membahas sistem sistem
tersebut secara terperinci pada bab ini.
3. Berbagai Pendekatan Pengembangan Karyawan
Empat pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan
karyawan: pendidikan formal, penilaian, berbagai pengalaman
kerja, dan hubungan antar pribadi. Banyak perusahaan
menggunakan perpaduan dari pendekatan pendekatan tersebut.
Figur 4B.1 menunjukkan kekerapan penggunaan prak k-prak k
pengembangan karyawan yang berbeda. Berbagai perusahaan besar
cenderung lebih sering menggunakan pela han kepemimpinan dan
perencanaan pengembangan dari pada berbagai perusahaan kecil.
SUMBER : berdasarkan ar kel E. Esen dan J.Collison, Employee Development (Alexandria VA : SHRM
Research, 2005)
- 207 -
C h i l d r e n ’ S Healthcare di Atlanta, sistem kesehatan
yang mengkhususkan diri pada perawatan anak, merniliki Pusat
Kepemimpinan yang melipu penilaian, lokakarya, pembelajaran
ndakan, dan pela h pribadi.Para karyawan berkinerja nggi
dengan potensi untuk menjadi para manajer akan menyelesaikan
penilaian sehari penuh yang melipu keterlibatan dalam simulasi
bisnis yang mensyaratkannya untuk menganggap dirinya mengelola
divisi perusahaan besar. Mereka juga menyelesaikan iventarisasi
kepribadian. Para karyawan diberikan umpan balik perilakunya
pada simulasi dan hasil hasil inventarisasi kepribadian. Para
karyawan mengiku lima lokakarya se ap tahun yang berfokus
untuk membantu para karyawan bekerja dengan umpan balik
yang mereka terima selama proses pengujian. Berbagai lokakarya
mencakup topiktopik, seper perubahan utama, mengembangkan
strategi bisnis, dan menciptakan visi pribadi. Pembelajaran ndakan
mengharuskan para peserta untuk bekerja dalam m dan pada topik
yang pen ng secara strategis untuk sistem kesehatan. Para pela h
bekerja dengan para karyawan untuk mengiden fikasi sasaransasaran perbaikan dalam jangka panjang.
Perlu diketahui bahwa meskipun banyak ak vitas pengembangan
direncanakan bagipara manajer, seluruh ngkat karyawan mungkin
terlibat pada proses pengembangan. Contohnya, sebagian besar
karyawan biasanya menerima umpan balik penilaian kinerja (ak vitas
pengembangan yang berkaitan dengan penilaian) sedikitnya sekali
per tahun. seper yang telah kita bahas pada Bab 4A, sebagai
bagian dari proses penilaian, mereka diminta melengkapi rencanarencana pengembangan individu yang menguraikan (1) cara mereka
merencanakan untuk mengubah kelemahannya dan (2) rencanarencana di masa mendatang (termasuk posisiposisi atau lokasilokasi yang diinginkan dan ngkatpendidikan atau pengalaman
yang diperlukan). Selanjutnya, kita akan menyelidiki se apjenis
pendekatan pengembangan.
- 208 -
4. Pendidikan Formal
Program-programpendidikan formal (formaleduca on programs)
melipu program-program di luar dan di dalam perusahaan yang
dirancang khusus bagi para karyawan perusahaan, kursus-kursus
singkat yang ditawarkan para konsultan atau universitas,programprogram M.B.A.ekseku f, dan program-_programuniversitas dimana
para peserta benar-benar berada di universitas ke ka mengiku
kelas.Program-program tersebut mungkin melipu ceramah oleh
para ahli bisnis, berbagai permainan dan simulasibisnis,petualangan
belajar, sertapertemuan denganparapelanggan.
Banyak perusahaan seper Bank of Montreal dan General Electric
terutama mengandalkan pada program-program pengembangan
dalam perusahaan yang ditawarkan oleh pusat-pusat pela han
dan pengembangan atau universitas perusahaan, daripada
mengirim para karyawan untuk program-program yang ditawarkan
universitas. Berbagai perusahaan mengandalkan program-program
dalamperusahaan karena perusahaan tersebut dapat dikaitkan
langsung dengan kebutuhan-kebutuhan bisnis, dapat mudah
dievaluasi dengan menggunakan metrik-metrik perusahaan, dan
bisa mendapatkan ngkat keterlibatan manajemen senior. The
Bank of Montreal (BMO) menginvestasikan lebih dari $400 juta
pada pela han dan pengembangan, melipu membangun Ins tute
for Learning, dengan ruang kelas berteknologi nggi, ruang-ruang
untuk menampung para karyawan dari luar kota, ruang presentasi,
restoran, serta ruang olahraga. Se ap tahun, 8.000 karyawan
menerima pela han pada Ins tute for Learning. Berbagai kursus
dan program yang ditawarkan berkaitan dengan strategi-strategi
bisnis perbankan. Kursus dan program tersebut melipu pela han
kepemimpinan manajemen, pela han manajemen risiko, programprogram manajemen proyek, dan empat tahun program M.B.A.
dibidang jasa keuangan yang ditawarkan melalui kemitraan dengan
Dalhousie School of Management dan Ins tute for Canadian
Bankers. BMO yakin bahwa program-program memberikan
- 209 -
manfaat langsung bagi perusahaan karena BMO sering kali meminta
para pesertanya untuk memberikan berbagai penyelesaian atas
masalah-masalah yang dihadapi perusahaan. Evaluasi dan umpan
balik dapat digunakan untuk menentukan keberhasilan programprogram tertentu. BMO menggunakan jenis jenis evaluasi yang
berbeda-beda melipu tes-tes keterampilan dan evaluasi-evaluasi
kinerja yang dilakukan para manajer setelah peserta kembali pada
pekerjaan agar dapat menentukan peralihan pela han. BMO
juga melihat hubungan antara pengeluaran pendidikan perbankan
dengan kinerjanya. Survei-survei karyawan digunakan untuk
menentukan kualitas dan kaitan dari program.
General Electric (GE) memiliki salah satu pusat pengembangan
manajemen tertua dan paling dikenal luas didunia. GE
mengembangkan para manajer pada John F. Welch Leadership
Center di Crotonville, New York. Fasilitasnya adalah bangunan
tempat nggal dimana para peserta dapat menetap ke ka mengiku
program-program serta ruang kelas untuk berbagai kursus,
program, dan seminar. Se ap tahun, para karyawan GE dipilih para
manajernya berdasarkan kinerjanya dan berpotensi mengiku
program program pengembangan manajemen. Program-program
itu melipu pengembangan berbagai keterampilan profesional dan
kursus-kursus khusus di bidang seper analisis risiko dan penataan
pinjaman. Seluruh program menekankan pada teori dan aplikasi
prak s. Waktu kursus dihabiskan untuk membahas masalah -masalah
bisnis yang dihadapi GE. Program-program tersebut diajarkan oleh
para instruktur dalam perusahaan, para staf pengajar universitas,
bahkan pejabat ekseku f yang setara dengan direktur utama Jeff
Immelt. General Electric Leadership Center dikenal sebagai salah
satu contoh pengembangan kepemimpinan yang hebat di dunia.
Berbagai contoh program pengembangan manajemen yang tersedia
di GE diperlihatkan pada Tabel 4B.2. Seper yang dapat Anda lihat,
GE menggunakan perpaduan kursus dengan pengalaman cerja untuk
mengembangkan manajemen posisi awal dan manajemen puncak.
Program program lainnya seper Kursus Manajer Perusahaan
- 210 -
dan Kursus Pengembangan Ekseku f melibatkan pembelajaran
ndakan. pembelajaran ndakan melipu menetapkan masalah
nyata yang dihadapi GE kepada para peserta program yang harus
memberikan berbagai sarannya kepada JeffImmelt. Selain berbagai
program dan kursus untuk pengembangan manajemen, GE juga
mengadakan seminar-seminar agar lebih memahami harapanharapan pelanggan dan pertemuan-pertemuan ke pemimpinan
yang dirancang khusus bagi orang Afrika-Amerika, wanita, atau para
manajer Spanyol untuk membahas hal-hal yang pen ng dan belajar.
Tabel 4B.3 menunjukkan berbagai contoh lembaga pendidikan
ekseku f. Ada beberapa kecenderungan pen ng pada pendidikan
ekseku f. Kepemimpinan, kewirausahaan, dan e-business
merupakan topiK-topik terpen ng pada berbagai program
pendidikan ekseku f. Berbagai program itu diarahkan untuk
mengembangkan pemahaman para ekseku f tentang masalahmasalah bisnis global dan manajemen perubahan yang merupakan
bagian pen ng lainnya dari pengembangan ekseku f. ”Contoh, Duke
University’s Fuqua School of Business menawarkan program M.B.A.
ekseku f di bidang elektronik pada Frankfurt, Jerman, dan Durham,
Carolina Utara. Dengan menggunakan komputer pribadinya, para
mahasiswa “mengiku ” perkuliahan video CD-ROM dan perkuliah
tatap muka secara tradisional. Mereka dapat mengunduh alat
bantu belajar serta video tambahan dan program-program audio.
Para mahasiswa membahas perkuliahan dan bekerja pada proyekproyek m dengan menggunakan papan bule n komputer, e-mail,
dan ruang obrolan langsung. Mereka menggunakan Internet untuk
meneli berbagai perusahaan tertentu dan topik-topik di kelas.
Selain mereka bekerja pada lingkungan belajar elektronik, para
mahasiswa menghabiskan waktu pada pengajaran tatap muka
secara tradisional selama beberapa minggu di rumah. Mereka juga
mengiku kursus-kursus yang diselenggarakan di Jerman dan di
kampus AS. Kotak “Bersaing melalui Teknologi” menunjukkan cara
IBM menggunakan situs untuk program-program pengembangan
manajemen.
- 211 -
Kecenderungan lain pada pendidikan ekseku f bagi berbagai
perusahaanpenyediaan pendidikan (sekolah bisnis atau lembaga
pendidikan lainnya) adalah membuat kursus- kursus biasa yang
singkat dengan materi yang dirancang khusus untuk memenuhi
berbagai kebutuhan bisnis. MetLife bekerja dengan Babson Collage.
Tabel 4B.2 Berbagai Contoh Program Pengembangan
Kepemimpinan pada General Electric
PROGRAM
RINGKASAN
KECAKAPAN UNTUK
MENGHADIRINYA
Program Kepemimpinan Kursus-kursus formal
Komersial: Penjualan dan melipu Penjualan@
Penjualan
GE, Pemasaran@GE, dan
berbagai keterampilan
negosiasi, Tugas-tugas
yang menantang pada
peran utama penjualan
dan pemasaran dalam
perusahaan.
Gelar sarjana; IPK
minimum 3,0;
pengalaman kerja kurang
dari 2 tahun, keinginan
untuk berpindah tempat;
tertarik dalam bidang
penjualan dan/ atau
pemasaran.
Program kepemimpinan
Komersial yang
berpengalaman /
Experienced Commercial
Leadership Program
(ECLP); Penjualan dan
Pemasaran
M.B.A.; pengalaman
kerja di bidang
pemasaran atau
penjualan 2-5
tahun; menunjukkan
berbagai kemampuan
kepemimpinan,
komunikasi, dan
analisis; keinginan untuk
berpindah tempat.
Gelar sarjana dengan
pengalaman kerja di
bidang pemasaran atau
penjualan lebih dari 4
tahun.
Perputaran di
perusahaan empat kali
selama 6 bulan pada
segmen komerisal;
dua kali perputaran
berfokus pada
penjualan. Memperkuat
berbagai keterampilan
perusahaan komersial
dan kepemimpinan
dengan mengiku
pela han di ruang kelas
dan secara online serta
sarasehan di kediaman
John F .Welch Learning
Center.
SUMBER:Berdasarkan ar kel”Leadership Programs” yang terdapat pada www.gecareers.com (4 Mei 2006).
Untuk mengembangkan kursus yang melipu keterlibatan
staf pengajaran serta ekseku f perusahaan dan pekerjaan proyek
perusahaan. Kelas-kelas dimulai dengan parastaf pengajar yang
membahas prinsip bisnis, kemudian staf pengajar dan ekseku f
perusahaan yang membahas cara prinsip bekerja dengan baik pada
industri MetLife (jasa asuransi dan keuangan) dan pada Metlife.
- 212 -
- 213 -
43,9
17,2
21,2
85,1
17,2
PENYEDIAAN (LOKASI)
London Bussines School
(London, England)
University of Michighan
(ann arbor)
Standford University
(Calofornia)
INSEAD (Fontainbleau,
France)
University of Virginia
Darden School
(Charllotesville)
68
136
44
77
86
JUMLAH ORANG
YANG MENGIKUTI
PROGRAMPROGRAM NONGELAR EKSEKUTIF
3.151
7000
2.070
3.893
5.771
JUMLAH ORANG
YANG MENGIKUTI
PROGRAMPROGRAM
EKSEKUTIF
$3.700-29400
$3.300-42.000
$5.500-45.900
$ 2.00-31.300
$5.570-33.245
RENTANG BIAYA
PROGRAMPROGRAM
Militer AS
Pertanian Negara
Asuransi Bacardi
IBM,Royal Dutch Shell
BASF
Hewle -Packard Cisco
System Siemens AG
TRW Ford Motor
Pfizer
Nokia, Shell, Michelin
PARA KLIEN
PERUSAHAAN
SUMBER : Berdasarkan Arikel “2005 Execu ve Educa on Profile” yang terdapat pada BussinessWeek Online tanggal 24 Oktober 2005 di www.bussinesswekk.com
PENDAPATAN
TAHUNAN 2004 – 05
(JUTAAN)
Tabel 4B.3 Berbagai Lembaga yang menyediakan
Pendidikan Ekseku f
Tim- m kecil dari para peserta kelas bekerja pada proyekproyek bisnis dan memberikan berbagai saran kepada para ekseku f
perusahaan yang memutuskan apakah akan ber ndak menurut
dasar tersebut. Sejauh ini, perusahaan telah menemukan program
tersebut menjadi efek f dalam menangani masalah-masalah bisnis,
Delapan puluh dua persen proyek-proyek telah diterapkan pada
perusahaan.
Kecenderungan pen ng terakhir pada pendidikan ekseku f
adalah melengkapi kursus-kursus formal dari konsultan atau staf
pengajar universitas dengan jenis ak vitas pengembangan lain.
“Program Kunci” Produk-produk Avon ditujukan kepada para
karyawan perusahaan yang berpikir dapat menjadi manajer umum.
Agar dapat mernpelajari strategi global Avon, mereka bertemu untuk
se ap pembahasan di Negara yang berbeda. Program itu membawa
m karyawan bersama-sama selama periode enamminggu yang
terbentang lebih dari 18 bulan. Para peserta diberikan latar
belakang umum bidang fungsional oleh staf pengajar universitas dan
konsultan. Kemudian, m tersebut bekerja dengan para ekseku f
senior pada proyek pemerintah, seper cara menembus pasar baru.
Proyek-proyek m diajukan kepada para manajer puncak Avon.
- 214 -
IBM yakin bahwa dengan memanfaatkan e-learningdan lingkungan kelas,
para manajer terlibat pada belajar mandiri, menguji coba keterampilan di
lingkunganyang “aman”, memperoleh akses kepada khalayak serta belajar tepat
pada waktunya. Berbagai keuntungan e-Learning adalah dilengkapi dengan
kekuatan-kekuatan dari pengalaman kelas interak f dan dukungan dari atasan
manajer untuk menciptakanprogram pengembangan terbaik yang layak.
Program “Biru Dasar bagi Para Manajer” IBM menggan kan Sekolah
para Manajer Baru yang berhasil. Program itu melipu berbagai pengalaman
e-Learning dan tatap muka diruang kelas. Program itu membantu para manajer
untuk memahami berbagai tanggung jawabnya dalam mengelola kinerja,
hubungan karyawan, keragaman dan masalah-masalah mul budaya. Program
tersebut memindahkan pembelajaran seluruh keterampilan manajemen
dasar pada pembelajaran situs, menggunakan berbagai pengalaman di ruang
kelas untuk masalah-masalah manajemen yang lebih rumit. Program tersebut
juga memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada para manajer dan
atasannya untuk pengembangan,sementara perusahaan menyediakan dukungan
dalam bentuk akses yang dak terbatas untuk ak vitas-ak vitas pengembangan
dan jaringan- jaringan pendukung. Model pembelajaran melipu empat ngkat.
1. Tampilan Cepat Manajemen: lni memberikan informasi prak s
mengenai lebih dari 40 topik manajemen umum yang berkaitan
dengan cara berbisnis, kompetensi-kompetensi kepemimpinan dan
manajemen, produk vitas, serta masalah-masalah SDM.
2. Berbagai Modul dan Sirnulasi Belajar Interak f: Berbagai simulasi
interak f tersebut menekankan pada manajemen orang dan tugas.
Para karyawan belajar dengan melihat video, berinteraksi dengan
model dan para karyawan bermasalah, memutuskan cara menghadapi
masalah, hal, atau permintaan serta memperoleh umpan balik atas
berbagai keputusannya. Berbagai studi kasus juga tersedia untuk
di njau.
3. Pembelajaran Kolabora f: Pembelajar dapat terhubung pada
intranet perusahaan dengan para pembimbing pribadi, anggota m,
pelanggan, atau pembelajar lain untu membahas berbagai masalah,
hal, dan pendekatan untuk berbagi pembelajaran.
4. Berbagai Laboratorium Pembelajaran: Lokakarya lima hari di kelas
untuk membangun pembelajaran yang diperoleh selama tahap-tahap
e-Learning sebelumnya. Lokakarya menekankan pada pembelajaran
rekan kerja dan pengembangan khalayakpembelajaran. Melalui
berbagai ak vitas dan tugas ya menantang, para manajer memperoleh
ngkat kesadaran diri yang meningkat, m- m kerjanya, dan IBM.
Tampilan Cepat Manajemen,berbagai modul dan Simulasi Belajar Interak f,
dan Pembelajaran Kolabora f disampaikan dengan menggunakan teknologi..
Berbagal Laboratorium Pembelajaran merupakan pengalaman tatap muka di
ruang kelas.
Program tersebut mengakui berbagai peran atasan sebagai pela h,
pendukung, dan model peran. Atasan terlibat pada program tersebut melalui
penyediaan pela han dan umpan balik, pengalaman belajar di tempat kerja,
penilaian kebutuhan dan kemajuan pengembangan manajer serta bantuan
untuk menyelesaikan rencana pengembangan individu.
Peran Manajer IBM adalah sistem-sistem pakar menyediakan portofolio
yang diseusaikan dengan se ap manajer berdasarkan latar belakang, pela han,
dan gaya manajemen. Sistem pakar membimbing manajer melalui pra-pekerjaan
yang harus diselesaikan sebelum mengiku laboratorium pembelajaran.
Pembelajaran diperkuat melalui penggunaan sistem manajemen pengetahuan
yang rnernunqkinkan para manajer mengirim saran dan ide toko.
- 215 -
Evaluasi dari program tersebut bersifat posi f. Para peserta program “Biru
Dasar Bagi Para Manajer” melaporkan bahwa mereka puas dengan materi dan
menyampaikan program. Sebagian besar peserta menguasai 15 bidang studi
yang tercakup pada program. Nilai bisnis diperkirakan berkaitan dengan ratarata peningkatan keterampilan kepemimpinan sebesar $450.000 perkaryawan.
Para manajer yang telah menyelesaikan program. Peran Manajer IBM akan
membuat berbagai rencana ndakan yang menghasilkan pendapata $184 juta.
SUMBER : Berdasarkan ar kel T.Barron, “IBM’s New Fangled, Old Fashioned Pep”, yang terdapat pada T+D
(April 2004), hlm 64-65; D.Robb, Succeeding with succcession yang terdapat pada HR Magazine (Januari
2006), hlm 89-92; N. Lewis dan P.Orton, “The Five A ributes of Innova ve E-learning”, yang terdapat
pada Training and Develompent, Juni 2000, hlm. 47-51; K. Mantyla, Blending E-learning (Alexandria, VA:
ASTD,2001).
Para manajer yang mengiku
Program Pengembangan
Kepemimpinan Krea f Pusat mengiku tes-tes psikologis; terlibat
pada ak vitas-ak vitas membangun kelompok; menerima
penyuluhan; serta menetapkan sasaransasaran perbaikan dan
menulis rencanarencana pengembangan.
Penda aran pada programprogram pendidikan ekseku f atau
programprogram M.B.A. mungkin terbatas bagi para manajer
atau karyawan yang diiden fikasimemiliki potensi manajemen.
Akibatnya, banyak perusahaan juga memberikan penggan an biaya
kuliah sebagai manfaat bagi seluruh karyawan agar mendorongnya
berkembang. Penggan an biaya kuliah (tui on reimbursement)
mengacu pada prak k penggan an biayabiaya para karyawan
untuk mengiku mata kuliah perguruan nggi danuniversitas serta
programprogram sarjana. Berbagai perusahaan mengeluarkan
penggan an biaya kuliah sekitar $10 miliar untuk program studi
yang ditawarkan perguruan nggi dan universitas nirlaba serta
universitas bertujuan laba seper Capella University. Berbagai
mata kuliahnya melipu pengajaran tatap muka di ruang kelas,
pembelajaran online, dan metode belajar campuran. Contohnya,
Program Sarjana bagi Karyawan UnitedTechnology memungkinkan
para karyawan menerima penggan an uang kuliah sebesar100
persen dari seluruh biaya pendidikan melipu biaya kuliah, biaya
penda aran, dan bukubuku, Berbagai mata kuliah dak harus
berkaitan dengan pekerjaan karyawan.Para karyawan menerima
- 216 -
ga jam se ap minggu untuk belajar atau mengiku kelas. Para
karyawan yang mendapatkan gelar menerima $10.000 dari saham
perusahaan.Perusahaan telah membayar lebih dari $60 juta untuk
rogram tersebut. Sekitar 15 persendari para karyawan menggunakan
program tersebut.
SDM BERBASIS BUKTI
Mengingat adanya biaya-biaya pendidikan ekseku f dan program-program
penggan an biaya kuliah, berbagai perusahaan meminta data evaluasi yang
menunjukkan nilai program tersebut. Akibatnya, banya universitas menawarkan
program-program penddikan ekseku f yang dimulai dengan mengukur ngkat
pengembalian investasi program-program tersebut. Berbagai keterampilan
kepemimpinan, membangun m, dan pemikiran strategis, diukur dengan
menggunakan penilaian diri, evaluasi-evaluasi yag dilakukan oleh manajer, dan
peninjauan rekan kerja yang dikumpulkan sebelum peserta mengiku program
sampai satu tahun setelah menyelesaikan program. University of Virginia’s
Graduate School of Bussiness Administra on meminta para peserta pada
program-program pendidikan ekseku f untuk melengkapi survei-survei selama
ga bulan setelah mengiku program-program untuk memper mbangkan
nilai prak s program tersebut. Beberapa program Darden yang menggunakan
pemebelajaran ndakan mensyaratkan para karyawan untuk membuat berbagai
presentasi kepada para manajer ngkat atas agar berhasil menangani masalahmasalah pekerjaan. Kum dan Go, rangkaian toko besar yang nyaman, memiliki
program penggan an biaya kuliah sehingga kemungkinan para karyawan untuk
memperoleh gelar sarjana sementara bekerja penuh waktu. Program tersebut
menggan biaya kuliah bagi mahasiswa sebesar 100 % jika mereka menerima
nilai A atau B dan 50 % jika mereka menerima nilai C.
SUMBER: Berdasarkan ar kel A.Meister, “ A Ma er of Degree”, yang terdapat pada Workforce Management
Mei 2004, hlm. 32-38; K. Merriman, “Employers Warm Up to Online Educa on”, yang terdapat pada HR
Magazine, Januari 2006, hlm. 79-82; “Flexibility Fuels Employee Development”, yang terdapat pada TD,
April 2006, hlm 96-97
5. Penilaian
Penilaian (assesment) melipu mengumpulkan informasi
dan memberikan umpan balik kepada para karyawan tentang
perilaku, gaya komunikasi, atau berbagai keterampilannya. Para
karyawan, rekan kerjanya, para manajer, dan para pelanggan dapat
memberikan informasi. Penilaian paling sering digunakan untuk
mengiden fikasi kepada para karyawan dengan potensi manajerial
serta mengukur berbagai kekuatan dan kelemahan para manajer
pada saat ini. Penilaian juga digunakan untuk mengiden fikasi para
manajer dengan potensi untuk pindah ke posisi-posisi ekseku f
- 217 -
yang lebih nggi serta dapat digunakan oleh m- m kerja untuk
mengiden fikasi berbagai kekuatan dan kelemahan dari para
anggota m individu dan proses-proses pengambilan keputusan
atau gaya-gaya komunikasi yang menghambat produk vitas m.
Berbagai perusahaan berbeda-beda dalam metode dan sumber
informasi yang mereka gunakan dalam penilaian perkembangan.
Banyak perusahaan menilai kinerja karyawan. Berbagai perusahaan
dengan sistem-sistem pengembangan yang canggih menggunakan
tes-tes psikologis untuk mengukur keterampilan, jenis kepribadian,
dan gaya komunikasi para karyawan. Pemeringkatan diri, rekan
kerja, serta para manajer terhadap gaya dan perilaku antarpribadi
para karyawan juga dapat dikumpulkan. Alat-alat penilaian yang
populer melipu tes-tes kepribadian, Indikator jenis Myers-Briggss,
pusat-pusat penilaian, penentuan tolak ukur, penilaian kinerja, dan
umpan balik 360 derajat.
6. Tes-tes kepribadian
Tes-tes digunakan untuk menentukan apakah para karyawan
memiliki berbagai karakteris k kepribadian yang diperlukan agar
berhasil pada pekerjaan-pekerjaan manajerialt ertentu atau
pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan tugas-tugas internasional. Testes kepribadian biasanya mengukur lima dimensi utama: keterbukaan,
penyesuaian diri, keramahan, kerajinan,dan keingintahuan. Contoh,
Carmeuse North America menggunakan tes-tes kepribadian pada
program pengembangan kepemimpinannya.Tes-tes kepribadian
tersebut ditujukan bagi para karyawan yang telah diiden fikasi
memiliki potensi nggi untuk menduduki posisi-posisi manajemen
puncak yang akan digunakan untuk mernbimbing para karyawan
kedalam ak vitas-ak vitas pengembangan yang meliput~pela han
dan kursus-kursus formal. Starwood Vaca on ownership,anak
perusahaan Starwood Hotels dan Resorts, menggunakan beberapa
alat penilaian agar dapat menentukan apakah para manajer puncak
menilai keberhasilan perdagangan bisnis dan kesabaran terhadap
- 218 -
ke dakpas an, kemampuan menciptakan dan mengomunikasikan
strategibisnis, kemampuan membangun hubungan bisnis,serta
kemampuan mengembangkan karyawan. Penilaian mengiden fikasi
para manajer yang siap untuk tugas-tugas internasional mungkin
dak sesuai dengan posisinya saatini,atau membutuhkan pela han
agar lebih memahami budaya perusahaan.
7.
Indikator Jenis Myers-Briggs®
Indikator Jenis Myers-Briggs (Myers-Briggs Type IndicatorMBTI) *merupakan alat penilaian psikologis yang terpopuler untuk
pengembangan karyawan. Sebanyak 2 juta orang mengiku MBTI di
AS se ap tahun.Tes itu terdiri atas lebih dari100 pertanyaan tentang
cara seseorang merasa atau memilih untuk berperilaku pada
situasi-situasi yang berbeda (seper “Apakah Anda biasanya’ pandai
bergaul atau tenang dan pendiam?”). MBTI berdasarkan pada
pekerjaan Carl Jung, psikiater yang yakin bahwa berbagai perbedaan
perilaku individu dihasilkan dari pilihan- ilihan dalam pengambilan
keputusan,komunikasian tarpribadi,dan pengumpulan informasi.
MBTI mengiden fikasi pilihanpara individu terhadap energy
(ketertutupan melawan keterbukaan), pengumpulan informasi
(pengindraan melawan intuisi), pengambilan keputusan (pemikiran
melawan perasaan), dan gaya hidup (penilaian versus pengamatan).
Dimensi energy menentukan dimana para individu memperoleh
kekuatan antar pribadi. dan semangat. Terbuka / Extroverts (E)
memperoleh energi melalui hubungan antar pribadi. Tertutup/
Introverts(I) memperoleh energy dengan cara berfokus pada pikiran
serta perasaan pribadi.Pilihan pengumpulan informasi berkaitan
dengan berbagai ndakan yang diambil para individu ke ka
membuat keputusan.Para individu dengan pilihan Pengindraan/
Sensing(S )cenderung mengumpulkan berbagai fakta serta
perincian. Intuisi/ Intui on (I) cenderung kurang berfokus pada
berbagai fakta serta lebih berfokuspada berbagai kemungkinan
dan hubungan antara ide-ide.Berbagai pilihan pengambilan
- 219 -
keputusan berbeda berdasarkan jumlah orang yang memberikan
per mbangan tentang perasaan orang lain dalam membuat
keputusan. Para individu dengan pilihan Pemikiran/Thinking
(T) cenderung bersikap netral dalam mengambil keputusan.
Para individu dengan pilihan Perasaan/Feeling (F) cenderung
mengevaluasi dampak berbagai keputusan potensial terhadap
orang lain dan lebih subjek f dalam mengambil keputusan. Pilihan
gaya hidup mencerminkan kecenderungan individu untuk menjadi
luwes serta dapat menyesuaikan diri. Para individu dengan pilihan
Penilaian/Judging (J) berfokus pada sasaran, menetapkan tenggat
waktu, serta lebih memilih untuk meyakinkan. Para individu dengan
pilihan Pengamatan/Perceiving (P) cenderung menikma berbagai
kejutan, seper mengubah keputusan dan tenggang waktu yang
dak disukai.
Enam belas jenis kepribadian unik berasal dari perpaduan
empat pilihan MBTI•. (Lihat Tabel 4B.4). Se ap orang telah
mengembangkan berbagai kekuatan dan kelemahan sebagai hasil
dari menggunakan pilihan-pilihan tersebut. Contohnya, para individu
yang Tertutup, Perasa, Berpikir, dan Melihat (dikenal sebagai ISTJ)
cenderung serius, tenang, prak s, teratur, dan logis. Orang-orang
ini dapat mengatur tugas-tugas, tegas, serta melaksanakan berbagai
rencana dan sasaran. ISTJ memiliki beberapa kelemahan karena
ISTJ dak menggunakan pilihan-pilihan sebaliknya: Keterbukaan,
Intuisi, Perasaan, serta Pengamatan. Berbagai potensi kelemahan
ISTJ termasuk masalah-masalah dengan berbagai peluang yang
dak terduga, terlalu tampak berorientasi pada tugas atau dak
pribadi bagi rekan kerja, serta membuat keputusan yang terlalu
cepat.Kunjungi situs www.keirsey.com untuk informasi lebih lanjut
mengenai jenis-jenis kepribadian.
MBTI digunakan untuk memahami hal-hal, seper komunikasi,
mo vasi, kerja m, gaya bekerja, dan kepemimpinan. Contohnya,
MBTI dapat digunakan oleh tenaga penjual atau para ekseku f
yang ingin menjadi lebih efek f dalam berkomunikasi antar pribadi
- 220 -
dengan mempelajari gaya-gaya kepribadiannya dan cara mereka
dilihat oleh orang lain. MBTI dapat membantu mengembangkan
m- m dengan menyesuaikan para anggota m dengan tugas-tugas
sehingga memungkinkan mereka untuk memanfaatkan pilihanpilihannya dan membantu para karyawan dalam memahami cara
berbagai pilihan yang berbeda-beda dari para anggota m yang
dapat mengakibatkan pemecahan masalahyang bermanfaat.
Contohnya, para karyawan dengan pilihan lntuisi dapat ditugaskan
pada tugas-tugas curah gagasan. Para karyawan dengan pilihan
Perasaan dapat mengevaluasi ide-ide.
Peneli an tentang keabsahan, keandalan, dan efek vitas
dari MBTI dak meyakinkan. Orang-orang yang mengiku MBTI
menemukan pengalaman MBTI yang posi f dan mengatakan bahwa
MBTI membantunya untuk mengubah perilakunnya. Angka-angka
MBTI tampaknya berkaitan dengan pekerjaan seseorang. Analisis
terhadap angka MBTI para manajer di AS, Inggris, Amerika La n,
dan Jepang menunjukkan bahwa sebagian besar dari seluruh
manajer memiliki jenis-jenis kepribadian tertentu (IST,INTJ, ESTJ,
atau ENTJ). Namun, angka MBTI dak selalu stabil dari waktu ke
waktu. Berbagai kajian di mana MBTI diberikan pada dua waktu
yang berbeda menemukan, bahwa sedikitnya 24 persen dari mereka
yang mengiku tes dikelompokkan sebagai jenis yang sama untuk
kedua kalinya.
- 221 -
Tabel 4B.416 Jenis Kepribadian yang Digunakan
pada lndikator jenis Myers-Briggs
JENIS-JENIS PENGINDRAAN (S)
Tertutup
(I)
Penilaian
(J)
JENIS-JENIS INTUISI (I)
PEMIKIRAN (T)
PERASAAN (F)
PEMIKIRAN (T)
PERASAAN (F)
ISTJ
Tenang, serius,
mendapatkan
keberhasilan
melalui
keteli an dan
keteguhan.
Prak s, dak
berkhayal,
realitas, dan
bertanggung
jawab.
Menentukan
hal-hal logis
yang harus
dilakukan dan
bekerja kearah
tersebut
secara
mantap tanpa
gangguan.
Mendapatkan
kegembiraan
dalam
membuat
segala sesuatu
ter b dan
teratur –
pekerjaannya,
rumahnya,
kehidupannya.
Tradisi-tradisi
dan kese aan
yang bernilai.
ISFC
Tenang,
ramah,
bertanggung
jawab,
dan teli .
Berkomitmen
dan mantap
dalam
memenuhi
kewajibannya.
Teli , cermat,
dan akurat.
Se a, penuh
perha an,
memperha kan dan
mengingat
orang-orang
tertentu
yang pen ng
baginya, serta
peduli dengan
perasaan
orang lain.
Berupaya
mencipta-kan
lingkungan
yang ter b
serta harmonis
ditempat kerja
dan dirumah.
INFJ
Mencari
makna dan
keterkaitan
pada gagasan,
hubungan,
dan harta
benda. Ingin
memahami
hal-hal yang
memo vasi
orang dan
wawasan
tentang orang
lain. Teli dan
berkomitmen
pada nilai-nilai
perusahaannya. Mengembangkan visi
yang jelas
tentang cara
terbaik untuk
melayani
kepen ngan
umum.
Terorganisasi
dan tegas
dalam
melaksanakan
visinya.
INTJ
Mempunyai
pemikiran
yang asli
dan tekad
besar untuk
menerapkan
gagasannya
dan mencapai
sasarannya.
Cepat melihat
pola pada
peris wa
lahiriah serta
mengembangkan sudut
pandang
jangka panjang
yang jelas. Jika
berkomitmen,
mengatur
pekerjaan dan
melaksanakannya.
Ragu-ragu dan
mendiri,
memiliki
standarstandar
komitmen dan
kinerja yang
nggi untuk
diri sendiri dan
orang lain.
- 222 -
JENIS-JENIS PENGINDRAAN (S)
Pengindraan (P)
JENIS-JENIS INTUISI (I)
PEMIKIRAN (T)
PERASAAN (F)
PEMIKIRAN (T)
PERASAAN (F)
ISTP
Sabar dan
luwes, para
pengamat
yang tenang
sampai
masalah
muncul,
kemudian
ber ndak
cepat untuk
menemukan
pemecahan
masalah
terbaik.
Menganalisis
hal- hal yang
membuat
sesuatu
bekerjadan
siap melewa
sejumlah
besar data
untuk
memisahkan
in dari
masalahmasalah
prak s.
Tertarlk
dengan sebab
dan akibat,
mengelola
fakta
menggunakan
prinsipprinsip logika,
dan efisiensi
yang bemilai.
ISFP
Tenang,
ramah,
mudah,
tersinggung,
dan baik.
Menikma
peris wa saat
ini dan hal-hal
yang terjadi
disekitarnya.
Ingin memiliki
ruangan
sendiri dan
bekerja pada
kerangka
waktunya
sendiri.
Se a dan
berkomitmen
pada nilainilai dan
orang-orang
yang pen ng
baginya. Tidak
menyukai
perselisihan
dan konflik
serta dak
memaksakan
pendapat
kepada orang
lain.
INFP
Bercita-cita
nggi, se a
pada nilai-nilai
dan orangorang pen ng
baginya ingin
kehidupan
lahiriah yang
selaras dengan
nilai-nilainya.
Ingin tahu,
kemungkinannya,
cepat melihat
kemungkinan,
dan dapat
menjadi
penggerak
gagasan untuk
menerapkan
gagasan.
Berusaha
memahami
orang dan
membantu
memenuhi
potensinya
mudah
menyesuaikan diri, luwes
dan mudah
menerima
kecuali nilainya
terancam.
INTP
Berusaha
mengembangkan
penjelas logis
untuk segala
sesuatu yang
menarik
baginya.
Teori s dan
abstak, lebih
tertarik dan
gagasan
daripada
interaksi
sosial,
tenang, dapat
dikendalikan,
luwes, dan
mudah
menyesuaikan
diri. Memiliki
kemampuan
luar biasa
untuk berfokus
secara
mendalam
untuk
menyesuaikan masalah
dibidang
minatnya,
skep f,
terkadang
kri s, selalu
anali s.
- 223 -
Tabel 4B.4-lanjutan
JENIS-JENIS PENGINDRAAN (S)
JENIS-JENIS INTUISI (I)
PEMIKIRAN (T)
PERASAAN (F)
PEMIKIRAN (T)
PERASAAN (F)
ESTP
Terbuka (E) Luwes
dan sabar
Penginmengambil
draan (P)
pendekatan,
prak s yang
berfokus pada
hasil-hasil
yang langsung.
Teori dan
penjelasan
konseptual
melahirkannya
ingin
beri ndak
penuh
semangat
untuk
memecahkan
masalah.
Berfokus
pada waktu
sekarang,
spontan, dan
menikma
se ap
peris wa
dimana
mereka dapat
ak f dengan
orang lain.
Menikma
kenyamanan
dan gaya
yang pen ng.
Belajar baik
dengan
melakukannya.
ESFP
Suka
berteman,
ramah dan
mudah
menerima.
Pecinta
kehidupan
gembira,
orang dan
kenyamanan
materi.
Menikma
bekerja
dengan orang
lain untuk
membuat
segala sesuatu
yang dapat
terjadi.
Membawa
akal sehat dan
pendekatan
realis s untuk
pekerjaannya
serta
membuat
pekerjaannya
menyenangkan luwes
dan spontan,
mudah
menyesuaikan
diri dengan
orang
baru dan
lingkungannya. Belajar
terbaik dengan
mencoba
keterampilan
baru bersama
orang lain.
ENFP
Hangat,
bersemangat,
dan penuh
daya khayal.
Melihat
kehidupan
dengan penuh
kemungkinan.
Membuat
kaitan antara
perisr wa
dengan
informasi
yang sangat
cepat dan
melanjutkan
dengan
keyakinan
berdasarkan
pola yang
dilihat. Ingin
banyak
penegasan
dari orang
lain serta siap
memberikan
penghargaan
dan dukungan.
Spontan
dan luwes
sering kali
mengandalkan
kemampuan
untuk
melakukan
sesuatu tanpa
persiapan
dan memiliki
kefasihan
lisan.
ENTP
Cepat, cerdik ,
Mentbangkitkan
semangat,
waspada,
dan terusterang. Pandai
memecahkan
masalahmasalah
baru dan
menantang.
Cakap
menghasilkan
kemungkinan
konseptual.
kemudian
menganalisisnya secara
strategis.
Pandai
membaca
orang lain.
Bosan dengan
ru nitas,
jarang
melakukan
hal yang sama
dengan cara
yang sama
dan cenderung
berbelok ke
salah satu
minat yang
baru
setelah minat
yang lain.
- 224 -
JENIS-JENIS PENGINDRAAN (S)
Penilaian
(J)
JENIS-JENIS INTUISI (I)
PEMIKIRAN (T)
PERASAAN (F)
PEMIKIRAN (T)
PERASAAN (F)
ESTJ
Prak s, ralis s,
dan dak
berkhayal.
Tegas dan
bergerak
cepat untuk
melaksanakan
keputusan.
Mengatur
proyek dan
orang agar
mendapatkan
sesuatu yang
dilakukan,
berfokus pada
mendapatkan
hasil-hasil
dalam cara
yang seefisien
mungkin.
Mengurus
perincian
ru n. Memiliki
serangkaian
standar logika
yang jelas,
mengiku nya
secara
sistema s
dan ingin
orang lain juga
mengiku nya.
Kuat dalam
melaksanakan
rencananya.
ESFJ
Hangat, teli ,
dan bersedia
membantu.
Menginginkan
keselarasan
pada
lingkungannya,
dan bekerja
dengan
tekad untuk
mewujudkannya.
Menyukai
bekerja
dengan orang
lain untuk
menyelesaikan
tugas-tugas
secara akurat
dan teoat
waktu. Se a
bahkan
mengiku
pada hal-hal
kecil. Memperha kan
hal-hal yang
dibutuhkan
orang lain
seharihari dalam
kehidupannya
dan mencoba
memberikannya. Ingin
dihargai
karena
keberadaan
dan halhal yang
disumbangkannya.
ENFJ
Hangat,
berempa ,
mau
mendengarkan, dan
beranggung
jawab. Sangat
peka terhadap
emosi,
kebutuhan,
dan mo vasi
dari orang lain.
Menemukan
potensi
dalam diri
se ap orang
dan ingin
membantu
irang laian
dalam
memenuhi
potensinya.
Dapat
ber ndak
sebagai
penggerak
untuk
pertumbuhan
individu dan
kelompok.
Se a
serta mau
mendengarkan pujian dan
kri k. Mudah
bergaul,
membantu
orang
lain pada
kelompok, dan
memberikan
kepemimpinan yang
mengilhami.
ENTJ
Terus terang,
tegas, dan
menanggap
kepemimpinan
itu mudah.
Cepat melihat
prosedur dan
kebijakan
yang dak
logis dan dak
efisien, serta
mengembangkan dan
menerapkan
sistem secara
menyeluruh
untuk
memecahkan
masalahmasalah
organisasi.
Menikma
perencanaan
dan penetapan
sasaran jangka
panjang.
Biasanya
banyak
menginformasikan,
banyak
membaca,
menikma
memperluas
pengetahuannya dan
menyerahkannya kepada
orang lain.
Kuat dalam
menyampaikan
gagasannya.
16 Jenis Kepribadian yang Digunakan pada lndikator jenis Myers-Briggs
SUMBER: Disadur dengan izin khusus dari penerbit, Consul ng Psychologists Press, Inc., Palo Alto, CA94303,
dari Manual:; A Guide to the Development and Use of the Myers-Briggs Type Indicator oleh Isabel BriggsMyers dan Mary H. Mccaulley. Hak Cipta t a h u n oleh Peter Briggs-Myers dan Katherine D. Myers. Hak Cipta
dilindungi undang-undang. Myers-Briggs Type Indicator dan MBTI adalah merek dagang terda ar dari
Consul ng Psychologists Press, Inc.Penyaduran lebih lanjut dilarang tanpa persetujuan dari penerbit.
- 225 -
MBTI merupakan alat yang berharga untuk memahami gaya-gaya
komunikasi dan cara-cara orang lebih memilih untuk berinteraksi
dengan orang lain. Karena MBTI mengukur seberapa baik para
karyawan melaksanakan fungsi-fungsiyang lebih disukai, MBTI®
dak harus digunakan untuk menilai kinerja atau mengevaluasi
potensi promosi para karyawan. Selain itu, jenis-jenis MBTI® dak
boleh dipandang sebagai pola-pola kepribadian yang dak dapat
diubah.
8.
Pusat Penilaian
Pada pusat penilaian (assessment center), beberapa
pemeringkat atau (penilai) mengevaluasi kinerja para karyawan
berdasarkan sejumlah la han.Pusat penilaian biasanya berlokasi
di luar perusahaan seper pusat pertemuan. Dari 6 sampai 12
karyawan, mereka biasanya terlibat pada suatu waktu. Pusat-pusat
penilaian terutama digunakan untuk mengiden fikasi apakah para
karyawan memiliki berbagai karakteris k kepribadian, keterampilan
administrasi, danketerampilan antarpribadi yangdibutuhkan
untuk pekerjaan-pekerjaan manajerial. Pusat-pusat penilaian
juga semakin sering digunakan untuk menentukan apakah para
karyawan memiliki berbagai keterampilan yangdiperlukan untuk
bekerja dalam m.
Jenis-jenis la han yang digunakan pusat-pusat penilaian
melipu berbagai diskusi kelompok tanpa pemimpin, wawancara,
keranjang masuk, dan permainan peran.Pada diskusi kelompok
tanpa pemimpin (leaderless group discussion), m yang terdiri
atas lima sampai tujuh orang karyawan ditugaskan pada masalah
dan harus bekerja sama untuk memecahkannya dalam jangka
waktu tertentu. Masalahnya mungkin melibatkan membeli dan
menjual berbagai perlengkapan, mengusulkan bawahan untuk
menerima penghargaan, atau merakit produk. Pada wawancara
(interview), para karyawan menjawab berbagai pertanyaan
tentang pekerjaannya dan pengalaman pribadi, kekuatan dan
- 226 -
kelemahan dari keterampilan, serta rencana kariernya. Keranjang
masuk (in-basket) merupakan simulasi tugas-tugas administrasi
dari pekerjaan manajer, La han mencakup berbagai dokumen
yang mungkin muncul pada keranjang masuk di meja manajer.
Para peserta membaca berbagai materi dan memutuskan cara
untuk menanggapinya. Berbagai tanggapan mungkin melipu
melimpahkan tugas, menjadwalkan pertemuan, menulis balasan,
atau sama sekali mengabaikan surat peringatan! Permainanperan
(roleplays) mengacu pada peserta yang mengambil bagian atau
peran dari manajer atau karyawan lain. Contohnya, peserta pusat
penilaian mungkin akan diminta untuk mengambil peran manajer
yang harus memberikan njauan kinerja nega f terhadap bawahan.
Peserta diceritakan tentang kinerja bawahan serta diminta
mempersiapkan dan benar-benar melakukan pertemuan selama 45
menit dengan bawahan untuk membahas masalah-masalah kinerja.
Peran bawahan dimainkan oleh manajer atau anggota lain dari m
perancangan pusat penilaian atau perusahaan. Pusat penilaian
mungkin juga melipu tes-tes minat dan bakat untuk mengevaluasi
berbagai keterampilan kosa kata, kemampuan mental secara
umum, dan keterampilan penalaran karyawan. Tes-tes kepribadian
dapat digunakan untuk menentukan apakah para karyawan dapat
bergaul dengan orang lain, kesebarannya terhadap ke dak pas an,
dan sifat-sifat lain berkaitan dengan keberhasilan sebagai manajer.
La han-la han pusat penilaian dirancang untuk mengukur
berbagai keterampilan administrasi dan antar pribadi para
karyawan. Berbagai keterampilan yang biasanya diukur melipu
kepemimpinan, komunikasi lisan dantulisan, penilaian, kemampuan
organisasi, serta daya tahan terhadap tekanan. Tabel 4B..5
menunjukkan contoh berbagai keterampilan yang diukur pusat
penilaian. Seper yang kita lihat, se ap la han memberikan peluang
kepada para karyawan untuk terlibat agardapat menunjukkan
berbagai keterampilan yang berbeda-beda. Contohnya, la han
tersebut membutuhkan penjadwalan untuk memenuhi kebutuhan-
- 227 -
kebutuhan produksi yang mengevaluasi berbagai keterampilan
administrasi dan pemecahan masalah para karyawan. Diskusi
kelompok tanpa pemimpin mengukur berbagai keterampilan antar
pribadi, seper kepekaan terhadap orang lain, daya tahan terhadap
tekanan, dan komunikasilisan.
Paramanajer biasanya digunakan sebagai para penilai.Para
manajer dila h untuk mencari perilaku-perilaku karyawan yang
berkaitan dengan berbagai keterampilan yang akan dinilai. Biasanya,
se ap penilai mengama dan mencatat satu atau dua perilaku.
Para karyawan pada se ap la han. Para penilai meninjau catatancatatannya dan ngkat keterampilan se ap karyawan (misalnya, 5
= ngkat keterampilan kepemimpinan yang nggi dan 1 = ngkat
keterampilan kepemimpinan yang rendah).Setelah seluruh
karyawan menyelesaikan la han, para penilai membahas berbagai
pengamatan dari se ap karyawan. Mereka membandingkan
berbagai peringkatnya dan mencoba setuju pada se ap peringkat
karyawan untuk se ap keterampilan.
Pusat- pusat penilaian juga dapat bermanfaat untuk
pengembangan karena para karyawan terlibat padaproses
menerima umpan balik tentang sikap,kekuatan dari keterampilan,
dan kelemahannya. Contohnya, Steelcase, produsen mebel
perkantoran yang berkantor pusat di Grand Rapids, Michigan,
menggunakan pusat-pusat penilaian bagi para manajer ngkat
pertama.La han-la han pusat penilaian melipu keranjang
masuk, simulasi wawancara, dan la han penjadwalan waktu yang
mengharuskan para pesertanya untuk mengisiposisi-posisi yang
diciptakan karena kemangkiran. Para manajer juga diperlukan untuk
menghadapi karyawan pada masalah kinerja dan mendapatkan
karyawan yang berkomitmen memperbaiki diri.Karena la hanla han berhubungan erat dengan hal-hal yang wajib dilakukan para
manajer ditempat kerja,umpan balik yang diberikan kepada para
manajer berdasarkan kinerjanya pada pusat penilaian yang dapat
merencanakan berbagai keterampilan atau kompetensi khusus
yang dibutuhkan agar menjadi para manajer yang berhasil.
- 228 -
Tabel 4B.5 Contoh-contoh Berbagai Keterampilan yang Diukur
oleh La han-la han Pusat Penilaian
LATIHAN-LATIHAN
Keranjang
Masuk
La han
Penjadwalan
Diskusi
Kelompok
Tanpa
Pemimpin
Tes
Kepribadian
Permaian
Peran
X
X
X
BERBAGAI
KETERAMPILAN
Kepemimpinan
(kekuasaan,
pela han,
pengaruh, dan
kepandaian
mengatasi
masalah)
X
Pemecahan
masalah
(penilaian)
X
X
Antarpribadi
(Kepekaan,
pemecahan
konflik, kerja
sama, dan
komunikasi lisan)
Administrasi
(pengurusan,
perencanaan,
dan komunikasi
tulisan)
X
X
X
X
Pribadi (Daya
tahan terhadap
tekanan dan
kepercayaan diri)
X
X
X
X
X
X
X
X menandai keterampilan yang diukur melalui la han.
9.
Penentuan Tolak Ukur
Penentuantolak ukur (benchmarks ©) merupakan alat yang
dirancang untuk mengukur faktor-faktor pen ng agar menjadi
manajer yang berhasil. Berbagai hal yang diukur oleh Penentuan
Tolak Ukur didasarkan pada peneli an yang menelaah pelajaran
dari paraekseku f yang belajar pada berbagai peris wa yang sangat
pen ng clalam kariernya.
- 229 -
Pelajaran tersebut melipu berbagai hal yang mengukur
keterampilan-keterampilan para manajer dalam menghadapi
para bawahan, memperoleh sumber daya, dan menciptakan iklim
pekerjaan yang produk f. Tabel 4B.6 menunjukkan 16 keterampilan
dan sudut pandang yang diyakini pen ng agar menjadi manajer
yang berhasil. Berbagai keterampilan dan sudut pandang tersebut
terbuk berkaitan dengan evaluasi kinerja, pemeringkatan atasan
terhadap kemampuan promosi, dan promosi nyata yang diterima.
Agar mendapatkan gambaran lengkap dari berbagai
keterampilan para manajer, parapenyelia dari manajer, rekan kerja,
dan para manajer sendiri melengkapi alat tersebut. Ringkasan
melaporkan penyajian pemeringkatan yang dilakukan oleh diri
sendiri dan orang Iain yang diberikan kepada manajer, bersama
dengan informasi tentang peringkat yang dibandingkan dengan
para manajer lainnya. Panduan pengembangan dilengkapi dengan
contoh-contoh pengalaman yang meningkatkan se ap keterampilan
dan seberapa berhasil para manajer menggunakan berbagai
keterampilan yang juga tersedia.
10. Penilaian Kinerja dan Sistem Umpan Balik 360 Derajat
Penilaian kinerja(performance appraisal) merupakan proses
mengukur kinerja para karyawan. Informasi penilaian kinerja
dapat bermanfaat untuk pengembangan karyawan pada kondisikondisi tertentu. Sistem penilaian harus memberitahukan
kepada para karyawan secara khusus tentang masalah- masalah
kinerja dan cara mereka dapat meningkatkan kinerjanya. Hal ini
melipu memberikan pemahaman yang jelas tentang perbedaanperbedaan antara kinerja saat ini dengan kinerja yang diharapkan,
mengiden fikasi penyebab-penyebab kesenjangan kinerja, dan
mengembangkan rencana-rencana ndakan untuk meningkatkan
kinerja. Para manajer harus dila h pada umpan balik kinerja yang
sering dilakukan. Para manajer juga harus memantau kemajuan
para karyawan dalam melaksanakan rencana-recana ndakan.
- 230 -
Manajemen Kinerja, tentang Just Born yang menggunakan
penilaian kinerja untuk evaluasi dan pengembangan. Penilaian
dimulai dengan merencanakan pertemuan antara karyawan dengan
manajer. Berbagai inisia f strategis dari departemen dibahas
bersama dengan peran karyawan. Karyawan danmanajer setuju
pada empat tujuan pribadi yang akan membantu departemen
mencapai berbagai sasarannya dan hasil-hasil kinerja utama yang
berkaitan dengan uraian jabatan karyawan. Berbagai kompetensi
karyawan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan-tujuan
pribadi diiden fikasi. Manajer dan karyawan bersama-sama
mengembangkan rencana memperbaiki atau mempelajari berbagai
kompetensi. Selama setahun, manajer dan karyawan memantau
kemajuan percapaian kinerja dan tujuan-tujuan pribadi serta
pencapaian rencana pembelajaran. Berbagai keputusan pembayaran
gaji yang dibuat pada se ap akhir tahun didasarkan pada prestasi
kinerja dan tujuan-tujuan belajar. General Electric memiliki proses
yang unik untuk meninjau para manajer puncakyang dikenal
sebagai “Pembahasan C”. Pembahasan C melipu njauan sehari
penuh pada seluruh lokasi bisnis utama dan berbagai pembahasan
ndak lanjut. Berbagai pembahasan berfokus untuk mengevaluasi
kekuatan dan kelemahan para manajer. Berbagai pembahasan juga
melipu presentasi-presentasi hasil bisnis dan njauan- njauan
prestasi.
- 231 -
Tabel 4B.6 Berbagai Keterampilan yang Berkaitan
dengan Keberhasilan Manajerial
Kepandaian mengatasi masalah
Dapat berpikir strategis, terlibat pada
pemecahan maslah secara luwes, dan
bekerja secara efektif dengan pihak
manajemen yang lebih tinggi.
Melakukkan apapun yang
ditugaskan
Memiliki ketekunan dan berfokus
untuk menghadapi berbagai kendala.
Belajar dengan cepat
Cepat menguasai pengetahuan teknis
dan bisnis yang baru.
Membangun dan memperbaiki
hubungan
Mengetahui cara membangun serta
memelihara hubungan kerja dengan
rekan kerja dan pihak-pihak ekternal.
Memimpin para bawahan
Melimpahkan tugas kepada para
bawahan secara efektif, memperluas
berbagai peluang para bawahan, dan
bertindak dengan kejujuran terhadap
para bawahan.
Belas kasih dan kepekaan
Menunjukan minat yang tulus kepada
orang lain dan kepekaan pada
berbagai kebutuhan para bawahan.
Keterusterangan dan
ketenangan
Terhormat dan sabar.
Menetapkan iklim
perkembangan
Menyediakan iklim yang menantang
untuk mendorong pengembangan
para bawahan.
Menghadapi masalah para
bawahan
Bertindak tegas dan jujur ketika
menghadapi masalah para bawahan.
Orientasi para tim
Menyelessaikan berbagai tugas
melalui mengelola orang lain.
Seimbang antara kehidupan
pribadi dengan pekerjaan
Menyeimbangkan berbagai prioritas
pekerjaan dengan kehidupan pribadi
sehingga tidak diabaikan.
Ketegasan
Lebih menyukai berbagai tindakan
yang cepat dan segera agar dapat
memperlambat serta tindakan yang
tepat pada banyak situasi manajemen.
Kesadaran diri
Memiliki gambaran berbagai kekuatan
dan kelemahan yang akurat serta
menginginkan perbaikan.
- 232 -
Merekrut karyawan yang
berbakat
Merekrut orang-orang yang berbakat
untuk tim.
Menempatkan orang dengan
mudah
Menampilkan kehangatan dan rasa
lelucon yang baus.
Bertindak dengan keluwesan
Dapat berpeilaku dengan caracara yang sering kali dipandang
bertentangan.
SUMBER: Disadur dengan izin dari C.D. McCauley, M.M.Lombardo,dan CJ.Usher,”Diagnosing Management
Development Needs: AnInstrument Based on How Managers Develop”,yang terdapat pada journal of
Management Volume 15 (1989), hlm.389-403.
Tabel 4B.7 Contoh kompetensi dan Materi-materi dari Alat Umpan
balik Kinerja 360 Derajat
Pengambilan keputusan
Mengidentifikasi berbagai keputusan utama yang memiliki dampak
terbesar terhadap sasaran-sasaran bisnis.
Memahami dan menyatupadukan informasi yang berlawanan atau
bertentangan.
Menyeimbangkan naluri bisnis dengan data dan logika untuk membuat
berbagai keputusan yang efektif.
Mengambil tanggung jawab atas hasil-hasil keputusan individu dan tim.
Membuat pertukaran yang sesuai antara analisis lengkap dan kecepatan
ketika membuat keputusan.
Kecenderungan terbaru pada penilaian kinerja untuk
pengembangan manajemenadalah penggunaan umpan balik ke
atas dan umpan balik 360 derajat. Umpan balik ke atas(upward feedback) mengacu pada penilaian yang melipu pengumpulan evaluasi
para bawahan terhadap perilaku atau keterampilan para manajer.
Proses umpan balik360 derajat merupakan kasus khusus umpan
balik ke atas. Pada sistem umpan balik 360 derajat ( 360-degreefeedback systems), berbagai perilaku atau keterampilan para karyawan
dievaluasi dak hanya oleh para bawahan, tetapi oleh rekan kerja,
pelanggan, atasannya, dan diri mereka sendiri. Para penilai mengisi
kuesioner yang memintanya untuk menilai orang tersebut pada
sejumlah dimensi yang berbeda. Tabel 4B.7 memberikan contoh
- 233 -
jenis-jenis kompetensi yang dinilai pada kuesioner umpan balik 360
derajat. Contoh ini mengevaluasi kompetensi manajemen terhadap
pengambilan keputusan. Se ap hal terkait dengan aspek tertentu
dari pengambilan keputusan (misalnya, mengambil tanggung
jawab atas hasil-hasil keputusan individu dan m). Biasanya, para
penilai diminta untuk menilai kekuatan manajer dalam hal tertentu
atau apakah pengembangan diperlukan. Para penilai juga akan
diminta untuk mengiden fikasi seberapa sering mereka mengama
kompetensi atau keterampilan (misalnya: selalu, kadang-kadang,
jarang, atau dak).
Hasil-hasil dari sistem umpan balik 360 derajat menunjukkan
cara manajer dinilai pada se ap hal. Hasil-hasil juga menunjukkan
cara berbagai evaluasi diri berbeda dengan evaluasi dari para
penilai lainnya. Para manajer biasanya meninjau hasil-hasilnya,
meminta penjelasan dari para penilai, serta menetapkan sasaransasaran pengembangan khusus berdasarkan berbagai kekuatan
dan kelemahan yang telah diiden fikasi. Tabel 4B.8 menunjukkan
jenis ak vitas yang dilibatkan pada perencanaan pengembangan
menggunakan umpan balik 360 derajat.
Berbagai manfaat dari umpan balik 360 derajat melipu
mengumpulkan berbagaisudut pandang dari kinerja para manajer
sehingga memungkinkan para karyawan membandingkan evaluasievaluasi kinerjanya sendiri dengan pandangan orang lain.
Tabel 4B.8 Berbagai Ak vitas pada Perencanaan Pengembangan
1.
Memahami berbagai kekuatan dan kelemahan.
Meninjau peringkat untuk berbagai kekuatan dan kelemahan.
MengidenƟfikasi berbagai keterampilan atau perilaku di mana
pemeringkatan diri dan orang lain (manajer,rekan kerja, dan pelanggan)
disetujui dan Ɵdak disetujui.
2.
MengidenƟfikasi sasaran pengembangan.
Memilih keterampilan atau perilaku untuk dikembangkan.
Menetapkan sasaran yang jelas dan khusus dengan hasil yang telah
ditentukan.
- 234 -
3.
MengidenƟfikasi proses untuk mengakui pencapaian sasaran.
4.
MengidenƟfikasi strategi-strategi untuk mencapai sasaran pengembangan.
Menetapkan strategi-strategi seperƟ membaca, pengalaman kerja, kursus,
dan hubungan.
Menetapkan strategi-strategi untuk menerima kemajuan umpan balik.
Menetapkan strategi-strategi untuk memperkuat keterampilan atau
perilaku yang baru.
Meresmikan komunikasi tentang peringkat perilaku dan
keterampilan antara para karyawan serta para pelanggan internal
dan eksternalnya. Beberapa kajian telah menunjukkan bahwa
kinerja meningkat dan perilaku berubah sebagai hasil dari
keterlibatan pada umpan balik ke atas serta sistem umpan balik 360
derajat. Sebagian besar perubajan terjadi pada para individu yang
menerima peringkat yang lebih rendah dari orang lain daripada
mereka menyerahkan diri (penilai yang berlebihan)
Berbagai keterbatasan potensial dari umpan balik 360-derajat
melipu tuntutan waktu yang diserahkan kepada para penila untuk
menyelesaikan evaluasi, para anajer berusaha mengiden fikasi
dan menghukum para penilai yang memberikan informasi
nega f, kebutuhan untuk memiiki penyedia yang membantu
menafsirkan hasil-hasil, serta kegeagalan perusahaan-perusahaan
dalam menyediakan cara di mana para manajer dapat ber ndak
berdasarkan umpan balik yang diterimanya (perencanaan
pengembangan, pertemuan dengan para penilai, dan mengiku
kursus-kursus)
Pada sistem umpan balik 360 derajat yang efek f, peringkat
yang andal atau tetap dapat disediakan, kerahasiaan para penilai
dipelihara, berbagai perilaku atau keterampilan yang dinilai berkaitan
dengan pekerjaan (absah), sistem tersebut mudah digunakan, serta
para manajer menerima dan ber ndak berdasarkan umpan balik.
Teknologi memungkinkan kuesioner 360 derajat disampaikan
kepada penilai melalui komputer pribadinya. Hal tersebut
meningkatkan jumlah kuesioner yang diisi kembali, membuatnya
- 235 -
lebih mudah untuk memproses informasi, dan kecepatan laporan
umpan balik kepada para manajer.
Terlepas dari metode penilaian yang digunakan, informasi
itu harus dibagidengan karyawan agar pengembangan terjadi.
Seiring dengan adanya informasi tentang penilaian, karyawan
membutuhkan saran-saran untuk memperbaiki berbagai kelemahan
keterampilan serta menggunakan keterampilan-keterampilan yang
telah dipelajari. Saran-saran tersebut mungkin terlibat pada kursuskursus pela han atau mengembangkan berbagai keterampilan
melalui pengalaman-pengalaman pekerjaan yang baru. Berdasarkan
informasi penilaian dan berbagai peluang pengembangan yang
tersedia, para karyawan harus mengembangkan rencana-rencana
ndakan untuk memandu upaya-upaya perbaikan dirinya sendiri.
Capital One telah mengembangkan sistem umpan balik 360
derajat yang efek f.Capital One, perusahaan kredit konsumen,
memasukkan sejumlah ciri pada sistem umpan balik 360 derajat
untuk memperkecil kemungkinan peringkat akan digunakan
sebagai cara untuk mendapatkan kembali karyawan atau berubah.
menjadi pertandingan ketenaran. Penilaian 360 derajat didasarkan
pada model kompetensi perusahaan sehingga para penilai diminta
untuk melakukan umpan balik khusus pada bidang kompetensi.
Daripada formulir panjang yang menempatkan beban besar
kepada para penilai untuk menilai banyak kompetensi yang
berbeda-beda, penilaian Capital One meminta para penilai untuk
berkonsentrasi pada ga atau empat kekuatan atau berbagai
peluang pengembangan. Hal ini juga mencari berbagai komentar,
bukan hanya membatasi para penilai untuk hanya melingkari nomor
sesuai dengan banyaknya se ap kompetensi yang telah ditunjukkan
karyawan. Komentar-komentar ini sering kali memberikan informasi
khusus tentang aspek kompetensi yang hams dikembangkan atau
mengiden fikasi berbagai situasi pekerjaan di mana kompetensi
hams diperbaiki. Sistem komentar terse but membantu ak vitasak vitas pengembangan yang disesuaikan dengan pengembangan
- 236 -
kompetensi yang sesuai. Agar dapat meningkatkan kemungkinan
bahwa penilaian akan menghasilkan perubahan, umpan balik
dari penilaian 360 derajat terkait dengan rencana-rencana
pengembangan, serta perusahaan yang menawarkan pembinaan
dan pela han akan membantu para karyawan memperkuat
kompetensinya. Para karyawan didorong berbagi umpan balik
dengan rekan kerja. Ini menciptakan lingkungan kerja berdasarkan
umpan balik yang jujur dan terbuka sehingga membantu para
karyawan bertumbuh secara pribadi.
11. Pengalaman Kerja
Sebagian besar pengembangan karyawan terjadi melalui
pengalaman kerja (job experiences): hubungan, masalah, tuntutan,
tugas, atau ciri lain yang dihadapi para karyawan pada pekerjaannya.
Asumsi utama dari menggunakan pengalaman pekerjaan untuk
pengembangan karyawan adalah pengembangan paling mungkin
terjadi ke ka ada ke dakcocokan antara keterampilan karyawan
dengan pengalaman di masa lalu serta eterampilan yang dibutuhkan
pada pekerjaan. Agar dapat berhasil pada pekerjaannya,para
karyawan harus merentangkan keterampilannya, yaitu dipaksa
belajar keterampilan baru, menerapkan keterampilannya dan
pengetahuan dengan cara baru, serta pengalaman am yang utama.
Penugasan pekerjaan yang ham membantu mengambil keuntungan
dari berbagai keterampilan, pengalaman, dan hubungan karyawan
yang telah ada, sambil membantunya mengembangkan yang baru.
General Electric menggunakan oara manajer berpengalaman
untuk menyatupadukan berbagai perusahaan yang baru diakusisi
yang memberikan tantangan ham kepada para manajer dan
memungkinkannya untuk menggunakan berbagai keterampilan
yang telah mereka peroleh selama kariernya. Kelompok sumber
informasi Marrio Interna onal memiliki para karyawan dengan
masa jabatan yang lama yang sangat ahli, tetapi memiliki sedikit
peluang untuk promosi. ara manajer ditawarkan berbagai peluang
- 237 -
untuk mengambil tugas secara horizontal ang memberikan
tantangan-tantangan ham ke ka memberikan para karyawan
rendahan beberapa tanggung jawabnya saat ini sebagai bagian dari
rencana-rencana pengembangannya.
Sebagian besar dari hal-hal yang kita ketahui tentang
pengembangan melalui pengalaman kerja berasal dari serangkaian
kajian yang dilakukan oleh Center for Crea ve Leadership. Para
ekseku f diminta mengiden fikasi berbagai peris wa karier
utama sehingga membuat perbedaan pada gaya-gaya manajerial
dan pelajaran-pelajaran yang mereka pelajari dari pengalaman.
Peris wa-peris wa utama termasuk yang melibatkan penugasan
pekerjaan (seper memperbaiki operasi yang gagal), melibatkan
hubungan antarpribadi (bergaul dengan para penyelia), dan jenis
peralihan khusus yang dibutuhkan (situasi-situasi di mana ekseku f
dak perlu memiliki latar belakang). Berbagai tuntutan pekerjaan
dan hal-hal yang dapat dipelajari para karyawan diperlihatkan pada
Tabel 4B.9.
Tabel 4B.9 Berbagai Tuntutan Pekerjaan dan Hal-hal yang Dapat
Dipelajari Para Karyawan
Membuat
kemajuan
Berbagai tanggung jawab yang tidak biasa: manajer harus
menangani berbagai tanggung jawab yang baru, sanat
berbeda, atau lebih luas dari sebelumnya.
Menciptakan Mengembangkan arah baru: manajer bertanggung jawab
perubahan
memulai sesuatu yang baru pada organisasi, membuat
berbagai perubahan strategis pada bisnis, melakukan
perombakan, atau menanggapi berbagai perubahan yang
cepat pada lingkungan bisnis.
- 238 -
Memiliki
tanggung
jawab yang
tinggi
Patokan yang tinggi: tenggang waktu yang jelas, tekanan
dari para manajer senior, jarak pandang yang tinggi,
tanggung jawab untuk keputusan-keputusan utama yang
membuat keberhasilan atau kegagalan pekerjaan tampak
jelas.
Mengelola keragaman bisnis: jangkauan pekerjaan yang
besar dengan tanggung jawab untuk berbagai fungsi,
kelompok, produk, pelanggan, atau pasar.
Beban pekerjaan yang berat: ukuran pekerjaan yang
semata-mata membutuhkan investasi besar dalam waktu
dan energi.
Menangan tekanan eksternal: faktor-faktor eksternal yang
memengaruhi bisnis (misalnya: negosiasi dengan serikat
karyawan atu lembaga pemerintah, bekerja pada budaya
asing, mengatasi masalah-masalah masyarakat yang
serius) yang harus ditangani
Terlibat pada
hubungan
nonwewenang
Memengaruhi tanpa wewenang: menyelesaikan pekerjaan
yang membutuhkan memengaruhi rekan kerja, tingkat
manajemen yang lebih tinggi, pihak eksternal, atau orang
penting lainnya selama manajer tidak memiliki wewenang
langsung.
Menghadapi
kendala
Kondisi-kondisi bisnis yang merugikan : unit usaha atau
lini produk yang menghadapi berbagai masalah keuangan
atau kondisi ekonomi yang sulit. Kurangnya dukungan
manajemen : manajemen senior enggan memberikan
arahan, dukungan, atau sumber daya bagi pekerjaan saat
ini atau proyek-proyek baru.
Kurangnya dukungan pribadi : manajer dikecualikan
dari jaringan-jaringan utama serta mendapatkan sedikit
dukungan dan dorongan dari orang lain.
Atasan yang sulit : pendapat manajer atau gaya
manajemen yang berbeda-beda dari atasan atau atasan
memiliki kelemahan-kelemahan besar.
SUMBER: Berdasarkanar kel C.D. McCauley, L.J. Eastman, dan J. Ohio , “Linking Management Selec on
and Development through Stretch Assignments”, yang terdapat pada Human Resource Management
Volume 84 (1995), him. 93-115. Hak cipta tahun 1995 o e- Wiley Periodicals,Inc., Wiley Company.
Salah satu kepriha nan pada penggunaan pengalaman kerja
yang sulit bagi pengembangan karyawan adalah apakah pengalaman
kerja dipandang sebagai pemicu tekanan yang posi f atau nega f.
Pengalaman kerja yang dipandang sebagai pemicu tekanan
yang posi f akan menantang para karyawan untuk merangsang
pembelajaran. Berbagai tantangan pekerjaan yang dipandang
- 239 -
sebagai pemicu tekanan yang nega f membuat ngginya ngkat
tekanan yang berbahaya bagi para karyawan yang terkena tekanan
tersebut. Berbagai temuan peneli an terbaru menyebutkan bahwa
seluruh tuntutan pekerjaan, dengan pengecualian adanya hambatanhambatan, terkait dengan pembelajaran. Para manajer melaporkan
bahwa berbagai hambatan dan tuntutan pekerjaan yang berkaitan
dengan menciptakan perubahan lebih cenderung menyebabkan
tekanan yang nega f daripada berbagai tuntutan pekerjaan lainnya.
Hal ini menunjukkan bahwa berbagai perusahaan harus ha ha memper mbangkan akibat nega f yang potensial sebelum
menempatkan para karyawan pada tugas-tugas pengembangan
yang melibatkan hambatan-hambatan atau membuat perubahan.
Meskipun peneli an tentang pengembangan melalui
pengalaman kerja difokuskan pada para ekseku f dan manajer, para
karyawan lini juga dapat belajar dari pengalaman kerja. Seper yang
telah kita catat sebelumnya, agar m kerja dapat berhasil, sekarang,
para anggotanya membutuhkan jenis-jenis keterampilan di mana
hanya para manajer yang pernah dianggap memiliki kebutuhan
(seper berhubungan langsung dengan para pelanggan, menganalisis
data untuk menentukan kualitas produk, dan menyelesaikan konflik
antara para anggota m). Selain pengembangan yang terjadi ke ka
m terbentuk, para karyawan dapat lebih mengembangkan berbagai
keterampilannya dengan beralih peran bekerja dalam m.Figur
4B.2 menunjukkanberbagai cara bahwa pengalaman kerja dapat
digunakan untuk pengembangan karyawan. Berbagai cara tersebut
melipu memperbesar pekerjaan saat ini, perputaran pekerjaan,
peralihan, promosi, gerakan ke bawah, dan tugas sementara. Bagi
berbagai perusahaan yang beroperasi global (mul nasional), dak
jarang pengembangan karyawan digunakan untuk melibatkan
tugas-tugas intemasionalyang sering membutuhkan perjalanan
atau perpindahan tempat.
- 240 -
12. Memperluas Pekerjaan Saat lni
Perluasan pekerjaan (job enlargement) mengacu pada
menambahkan tantangan atau tanggung jawab baru untuk pekerjaan
karyawan saat ini. Hal ini melipu tugas proyek khusus, beralih peran
pada m kerja, atau meneli cara baru melayani para klien dan
pelanggan. Contohnya, karyawan bagian teknik dapat bergabung
dengan kelompok kerja untuk mengembangkan jalur karier baru bagi
karyawan bagian teknis. Melalui pekerjaan proyek, insinyur dapat
menyebabkan aspek-aspek tertentu dari pengembangan jalur karier
(seper meninjau proses pengembangan karier). Akibatnya, insinyur
dak hanya belajar sistem pengembangan karier perusahaan, tetapi
juga menggunakan keterampilan kepemimpinan dan organisasi
untuk membantu kelompok kerja mencapai sasarannya. Beberapa
perusahaan memperluas pekerjaan dengan memberikan tanggung
jawabdan jabatan pekerjaan yang sama bagi dua manajer serta
memungkinkannya membagi pekerjaan (dua dalam satu kotak).
Hal ini membantu manajer belajar dari karyawan yanglebih
berpengalaman; membantu perusahaan mengisi pekerjaan yang
membutuhkan beberapa keterampilan; selain itu, untuk posisiposisi yang membutuhkan perjalanan yang luas, hal itu memas kan
bahwa seorang karyawan selalu berada di lokasi untuk menangani
masalah-masalah yang terkait dengan pekerjaan. Contohnya, pada
Cisco Systems, kepala kelompok rute Ciscoyang dila h sebagai
insinyur, tetapi sekarang bekerja pada bagian pengembangan bisnisberbagi pekerjaan dengan insinyur. Se ap karyawan telah memiliki
berbagai keterampilan lainnya sehingga membantu melakukan
pekerjaannya secara lebih baik.
- 241 -
13. Perputaran Pekerjaan
Perputaran pekerjaan (job rota on) memberikan serangkaian
tugas pekerjaan kepada karyawan di berbagai bidang fungsional
perusahaan atau gerakan antara pekerjaan dibidang fungsional atau
departemen tunggal. Arrow Electronics memungkinkan karyawan
mengambil cu panjang selama 10 minggu setelah tujuh tahun
bekerja pada perusahaannya. Sementara karyawan mengambil cu
panjang, perusahaan menggunakan lowongan pekerjaan sebagai
perputaran pekerjaan bagi karyawan berbeda-beda. Tugas-tugas
untuk membuka berbagai posisi didasarkan pada kebutuhankebutuhan pengembangan karyawan. Karyawan yang berputar pada
posisi-posisi baru diperlukan untuk mendokumentasikan berbagai
pengalaman dan pembelajaran, terutama menekankan cara posisi
agar membantunya lebih memahami perusahaan. Regions Financial
memiliki dua program perputaran pekerjaan di bidang teknologi,
informasi dan perbankan regional. Program teknologi informasi
melibatkan dua posisi purnawaktu. Kedua posisi membutuhkan 1218 bulan perputaran pekerjaan pada enam departemen teknologi
informasi agar dapat bekerja pada proyek-proyek khusus. Karyawan
- 242 -
yang terlibat pada Program Pengembangan Kepemimpinan Ritel
perusahaan berputar menjadi karyawan bank yang melayani
nasabah, agen layanan keuangan, dan manajer penjualan cabang
untuk pela han yang dipimpin oleh instruktur dan pela han
berbasis komputer yang berfokus pada pengembangan layanan,
penjualan, operasi cabang, dan keterampilan kepemimpinan.
Perputaran pekerjaan membantu para karyawan memperoleh
seluruh penghargaan dari sasaran-sasaran perusahaan,
meningkatkan pemahamannya terhadap fungsi-fungsi perusahaan
yang berbeda-beda, mengembangkan jaringan hubungan, serta
memperbaiki berbagai keterampilan pemecahan masalah dan
pengambilan keputusan. Perputaran pekerjaan juga telah terbuk
berkaitan dengan perolehan keterampilan, pertumbuhan gaji, dan
tarif promosi. Namun, ada beberapa masalah potensial dengan
perputaran pekerjaan bagi karyawan dan unit kerja. Perputaran dapat
menciptakan sudut pandang jangka pendek pada berbagai masalah
dan solusi pada para karyawan serta rekan kerjanya yang berputar.
Kepuasan dan mo vasi para karyawan dapat terpengaruh buruk
karena sulit mengembangkan berbagai kekhususan fungsional, dan
mereka dak menghabiskan cukup waktu pada satu posisi untuk
menerima tugas menantang. Berbagai kerugian produk vitas dan
peningkatan beban kerja mungkin dialami oleh kedua departemen
yang mendapatkan karyawan yang diputar, dan departemen
kehilangan karyawan karena tuntutan-tuntutan pela han dan
hilangnya sumber daya. Para manajer ngkat atas dapat memutar
berbagai pekerjaan untuk mendapatkan pengalaman-pengalaman
yang harus mereka persiapkan pada pekerjaan manajemen
puncak dalam perusahaan- pejabat ekseku f yang setara dengan
direktur utama. Contohnya, dua manajer puncak Ci group, pejabat
ekseku f yang setara dengan direktur keuangan dan kepala
strategi serta komisaris dan pejabat ekseku f dari Smith Barney,
kelompok peneli an saham dan perantara Ci group, pekerjaanpekerjaan bertukar sehingga se ap orang bisa mendapatkan
- 243 -
berbagai pengalaman yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin
puncak perusahaan. Seorang manajer membutuhkan pengalaman
keuangan dan berbagai pengalaman operasi lainnya. Promosi dari
pejabat ekseku f yang setara dengan direktur keuangan pada
pekerjaan puncak perusahaan membutuhkan pengalaman dalain
menjalankan unit perusahaan.
Berbagai karekteris k sistem perputaran pekerjaan yang
efek f akan ditampilkan pada Tabel 4B.10. Seper yang kita lihat,
sistem perputaran pekerjaan yang efek f terkait dengan pela han,
pengembangan, dan sistem manajemen karier perusahaan. Selain
tu, perputaran pekerjaan harus digunakan untuk seluruh jenis
karyawan, bukan hanya rang dengan potensi manajerial.
14. Peralihan, Promosi,dan Gerakan ke Bawah
Gerakan ke atas, horizontal, dan ke bawah tersedia untuk
tujuan-tujuan pengembangan pada kebanyakan perusahaan. Pada
proses peralihan(transfer), karyawan ditugaskan pekerjaan pada
bidang perusahaan yang berbeda-beda. Peralihan dak harus
meningkatkan berbagai tanggungjawab pekerjaan atau kompensasi.
Peralihan cenderung bergerak horisontal (pindah ke pekerjaan
dengan tanggung jawab yang sama) Promosi (promo on) merupakan
pengangkatan ke dalam posisi-posisi dengan tantangan yang lebih
besar, tanggung jawab yang lebih banyak, dan kewenangan yang
lebih besar dari pekerjaan sebelumnya. Promosi biasanya termasuk
kenaikan gaji.
Tabel 4B.10Berbagai Karekteris k Si stem Perputaran Pekerjaan
yang Efek f
1
Perputaran pekerjaan digunakan untuk mengembangkan berbagai
keterampilan dan memberikan pengalaman yang dibutuhkan para
karyawan untuk posisi-posisi manajerial.
2
Para karyawan memahami berbagai keterampilan khusus yang akan
dikembangkan dengan perputaran.
- 244 -
3
Perputaran pekerjaan digunakan untuk seluruh ngkat dan jenis
karyawan.
4
Perputaran pekerjaan dikaitkan dengan proses manajemen
karier sehingga para karyawan mengetahui berbagai kebutuhan
pengembangan yang ditujukan oleh se ap tugas pekerjaan.
5
Berbagai manfaat dari perputara dapat diperbesar dan biayabiaya diperkecil melalui pengelolaan waktu perputaran untuk
mengurangi biaya-biaya beban kerja, serta membantu para karyawan
memahami peran perputaran pekerjaan pada rencana-rencana
pengembangannya.
6
Seluruh karyawan memiliki peluang yang sama untuk tugas
perputaran pekerjaan tanpa memandang kelompok demografi
SUMBER: Berdasarkan ar kel L. Cheraskin dan M. Champion, “Study Darifies Job Rota on Benefits”, yang
terdapat pada Personnel Journal, November 1996, hlm. 31-38.
Peralihan mungkin melibatkan perpindahan tempat di AS atau
ke negara lain. Hal ini dapat penuh tekanan dak hanya karena
peran pekerjaan karyawan telah berubah, tetapi jika karyawan
berada pada dua kelompok karier, pasangan hidupnya harus
mencari pekerjaan baru. Selain itu, keluarga harus bergabung
dengan masyarakat baru. Peralihan mengganggu kehidupan
sehari-hari para karyawan, hubungan antar pribadi dan berbagai
kebiasaan kerja. Orang-orang harus mencari perumahan, belanja,
perawatan kesehatan, dan fasilitas-fasilitas rekreasi yang baru, serta
mungkin bedukungan emosi teman dan keluarga. Peneli an telah
mengiden dikasi berbagai karakteris k karyawan yang berkaitan
dengan keinginan untuk menerima peralihan : Cita-cita karir yang
nggi, keyakinan bahwa masa depan seseorang pada perusahaan
akan menjanjikan, dan keyakinan bahwa menerima peralihan
dibutuhkan untuk keberhasilan perusahaan. Para karyawan yang
dak menikah dan dak ak f dalam masyarakat umumnya paling
bersedia menerima peralihan diantara para karyawan yang menikah,
keinginan pasangan hidup untuk pindah berpengaruh paling pen ng
terhadap apakah karyawan akan menerima peralihan.
Gerakan ke bawah (downward move) terjadi ke ka seorang
karyawan kurang diberikan tanggung jawab dan kewenangan.
- 245 -
Hal ini mungkin melibatkan pindah pada posisi lain pada ngkat
yang sama (penurunan pangkat secara horizontal), gerakan lintas
fungsi sementara, atau penurunan pangkat karena lemahnya
kinerja. Gerakan lintas fungsi sementara pada posisi-posisi lebih
rendah memberikan pengalaman kerja kepada para karyawan di
bidang-bidang fungsional yang berbeda,sering digunakan untuk
pengembangan karyawan.
Jika perusahaan mengalami perombakan atau stabil atau
labanya menurun-terutama jika banyak karyawan tertarik pada
promosi dan perusahaan cenderung bergantung pada pasar tenaga
kerja eksternal untuk posisi-posisi karyawan yang lebih nggiberbagai peluang promosi mungkin terbatas.
Sayangnya, banyak karyawanmelihatnya sebagai hukuman
daripada sebagai peluanguntuk mengembangkan keterarnpilanketerampilan yang akan membantunya mencapai keberhasilan
jangka panjang dengan perusahaan. Berbagai perusahaan harus
berhasil mengelola peralihan dak hanya karena adanya biayabiaya penggan an para karyawan, tetapi karena biaya-biaya yang
langsung berkaitan dengannya. Contohnya, GTE menghabiskan
sekitar $60 juta per tahun untuk pembelian rumah dan biaya-biaya
perpindahan tempat lainnya, seper perumahan sementara dan
berbagai tunjangan perpindahan tempat.
Agar dapat memas kan bahwa para karyawan menerima
peralihan, promosi, dan gerakan ke bawah sebagai peluang-peluang
pengembangan, berbagai perusahaan dapat memberikan:
a.
b.
c.
Informasitentang materi, tantangan, serta manfaat potensial dari
pekerjaan dan lokasi baru,
Keterlibatanpada keputusan peralihan dengan mengirimkan para
karyawan untuk melihat lokasi baru dan memberikan informasi
tentang masyarakat kepadanya;
Tujuan-tujuan kinerja yang jelas dan umpan balik segera tentang
kinerja pekerjaannya;
- 246 -
d.
e.
Pengurusrumah pada lokasi baru agar dapat membantunya
menyesuaikan diri dengan masyarakat baru dantempat kerja yang
baru;
Informasi tentang cara peluang pekerjaan akan memengaruhi
pendapatan, pajak, pembayaran cicilan, dan biaya-biaya lainnya;
Magang di Luar Perusahaan (Extemship) mengacu pada
mengizinkan para karyawan untuk mengambil peran operasi
purnawaktu perusahaan lain. Mercer Management, perusahaan
konsultan, menggunakan magang di luar perusahaan untuk
mengembangkan para karyawan yang tertarik mendapatkan
pengalaman pada industri tertentu. Mercer Management
menjanjikan akan menggunakan orang-orang yang magang di luar
perusahaan setelah tugas-tugasnya berakhir. Meskipun magang
diluar oerusahaan memberukan berbagai pilihan pekerjaan lain.
Mercer yakin bahwa hal itu dak hanya merupakan strategi
pengembangan yang baik, tetapi juga membantu pada proses
perekrutan. Berbagai petunjuk program magang di luar perusahaan
bagi para karyawan potensial adalah Mercer luwes dengan para
karyawannya.
15. Tugas Sementara, Proyek, Pekerjaan Sukarela, dan CuƟ Panjang
Pertukaran karyawan merupakan salah satu jenis tugas
sementara. Conyohnya, karyawan First Chicago membantu
divisi pencitraan bisnis Kodak yang mengiden fikasi berbagai
penggunaan teknologi cakram digital. Karyawan Kodak membantu
First Chicago dalam memahami bidang-bidang dalam bank yang
dapat mengambil manfaat dari teknologi pencitraan.Tugas-tugas
sementara dapat melipu cu panjang (sabba cal) (cu dari
perusahaan untuk memperbaharui atau mengembangkan berbagai
keterampilan). Cu panjang membiarkan para karyawan melarikan
diri dari tekanan harian pekerjaannya serta memperoleh berbagai
keterampilan dari sudut pandang baru, juga memungkinkan para
karyawan memiliki lebih banyak waktu untuk cita-cita pribadi. Para
- 247 -
mitra agen yakin bahwa program tersebut telah membantu dalam
mempertahankan para karyawan utama dan merekrut orang-orang
baru serta membantu mengisi kembali krea vitas para karyawan
untuk melakukan pekerjaan terbaik bagi para pelanggan.
Tugas-tugas sukarela dapat digunakan untuk pengembangan,
juga dapat memberikan berbagai peluang bagi para karyawan untuk
mengelola perubahan, mengajar, memiliki ngkat tanggung jawab
yang ngi, serta akan terkena tuntutan pekerjaan lain.
Kotak “Bersaing melalui Globalisasi” menunjukkan cara
PrivewaterhouseCoopers menggunakan pekerjaan proyek untuk
membantu meningkatkan kemampuan para manajer dalam bekerja
dengan para klien global dan keuntungan bagi masyarakat lokal
yang membutuhkan.
16. Hubungan-hubungan Antarpribadi
Kepenasihatan dan pembinaan merupakan dua jenis hubungan
antar pribadi yang digunakan untuk mengembangkan para
karyawan.
17. Kepenasihatan
Pembimbingan (mentor) merupakan karyawan berpengalaman,
yaitu karyawan senior yang produk f yang membantu
mengembangkan karyawan yang kurang berpengalaman (anak
didik)
C. BERSAING MELALUI GLOBALISASI
1.
Berkeliling Dunia untuk Mengembangkan Berbagai Keterampilan
Kepemimpinan
Untuk mempersiapkan paramitra pada posrsi kepemimpinan
puncak, PricewaterhouseCoopers (PwC) mengirimkannya untuk
mengembangkan bidang-bidang di dunia selama delapan minggu
untuk menggunakan berbagai keterampilan bisnisnya bagi
keuntungan penduduk setempat dan mempelajari cara mengatasi
- 248 -
hambatan- hambatan, berhubungan dengan para klien dari budaya
yang berbeda-beda, dan mengiden fikasi jawaban-jawaban
masalah yang sangat sulit. Para mitra dipaksa untuk mengambil
proyek-proyek di luar bidang keahliannya. Biaya bagi PwC sebesar
$15.000 per peserta untuk perjalanan dan biaya- biaya ditambah
ga bulan gaji. Se ap mitra juga menghabiskan dua minggu
pela han untuk mempersiapkan perjalanan dan tanya jawab
ke ka mereka kembali. Contohnya, seorang mitra dikirim ke desa
di Namibia, Afrika, bersama dengan para mitra dari Meksiko dan
Belanda untuk membantu para kepala desa dalam menghadapi
krisis AIDS masyarakat (proyek-proyek lain yang melibatkan bekerja
dengan ekowisata gabungan di Belize dan para petani organik
kecil di Zambia). Para mitra membantu para kepala desa dalam
memahami hal-hal yang dibutuhkan agar dapat memperoleh
dukungan masyarakat untuk program-program pencegahan AIDS.
Kemajuan dalam mencapai sasaran-sasaran kepemimpinan
yang ditetapkan oleh para program sebelum mengiku program
akan dievaluasi. Kemampuan para peserta program memenangkan
kontrak-kontrak dengan global tampaknya telah di ngkatkan.Para
mitra yang terlibat yakin pengalaman membantunya berhubungan
baik dengan rekan kerja dan klien. Mitra yang bekerja pada proyek
AIDS telah melihat perlahan-lahan berbagai keputusan yang dibuat
lain sehingga membantunya menjadi lebih sabar dengan rekan kerja
di tempat kerja.
Sekarang, ia lebih menyukai berbagai percakapan tatap
muka melalui e-mail karena lebih berharga untuk membangun
kepercayaan-pelajaran yang dipelajari di Namibia di mana dak ada
listrik, e-mail, atau presentasi PowerPoint.
SUMBER: Berdasarkan ar kel J. Hempel, “It Takes a a Consultant”, yang terdapat pada BusinessWeek 2004,
hlm. 76-77; J. Marquez, “Companies Send on Volunteer Projects Abroad to Cul vate Leadership Skills”
yang terdapat pada Workforce Management, November 2005, hlm. 50-51.
Peneli an menunjukkan para karyawan dengan berbagai
karekteris k kepribadian tertentu (seper kestabilan emosi,
- 249 -
kemampuan menyesuaikan perilaku berdasarkan situasi, serta
kebutuhan yang nggi terhadap kekuasaan dan prestasi, paling
mungkin untuk mencari pembimbing dan menjadi anak didik yang
menjadi pembimbing.” Hubungan-hubungan kepenasihatan juga
dapat berkembang bagian dari upaya perusahaan yang berencana
menyatukan para karyawan sberhasil dengan para karyawan yang
kurang berpengalaman.
Sedangkankepenasihatan dikembangkan secara informal, salah
satu keunggulan utama ogram-program kepenasihatan formal
adalah program tersebut menjamin akses para pembimbing bagi
seluruh karyawan, tanpa memandang jenis kelamin. Keunggulan
tambahannya adalah para peserta pada hubungan kepenasihatan
ahui hal-hal yang diharapkan darinya. Salah satu keterbatasan
program-program penasihatan formal adalah para pembimbing
mungkin dak dapat memberikan uhan dan pembinaan pada
hubungan yang telah dibuat secara palsu.
Kunci program-program kepenasihatan yang berhasil adalah
pembimbing dan anak benar-benar saling berinteraksi tatap
muka atau hampir nyata dengan menggunakan konferensi video.
Contohnya, baik Dow Chemical maupun Intel memiliki sistem
situs yang memungkinkan para anak didik untuk menjadimasukan
kualitas-kualitas yang mereka inginkan bagi pembimbing. Lalu,
serupa dengan hasil-hasil pencarian Google, da ar nama muncul
dengan pencocokan yang paling dekat dengan kualitasnya di puncak.
Wyndham Hotels and Resorts menemukan bahwa pencocokan
berbasis situs memiliki ga kali lipat jumlah para karyawan,pada
program kepenasihatan. Pada Wyndham, sekali da ar nama telah
dihasilkan, anak didik akan memilih pembimbingyang ia yakini paling
cocok dan memiliki tujuh hari untuk menghubungi pembimbing
dalam mengatur pertemuan untuk memutuskan apakah ada
kecocokan. Kemudian, pembimbing dan anak didik menandatangani
kontrak yang berkomitmen untuk memenuhi jumlah waktu tertentu
se ap bulan. Siste tersebut mengirimkan pengingat pertemuan
terencana bagi pembimbing dan anak didik.
- 250 -
Tabel 4B.11Berbagai Karekteris k Program Kepenasihatan Formal
yang Berhasil
1
Keterlibatan pembimbing dan anak didik bersifat sukarela. Hubungan
dapat berakhir se ap waktu tanpa takut dihukum.
2
Proses pencocokan pembimbing dengan anak didik dak membatasi
kemampuan untuk mengembangkan hubungan-hubungan informal.
Misalnya, himpunan pembimbing dapat ditetapkan agar memungkinkan
para anak didik untuk memilih dari berbagai pembimbing yang
berkualifikasi.
3
Para pembimbing dipilih berdasarkan catatan masa lalunya dalam
mengembangkan para karyawan, kesediaan untuk melayani sebagai
pembimbing, serta buk dari berbagai keterampilan pembinaan,
komunikasi, dan mendengarkan yang posi f.
4
Kecocokan pembombing dengan anak didik didasarkan para cara
berbagai keterampilan pembimbing dapat membantu memenuhi
kebutuhan-kebutuhan para anak didik.
5
Tujuan program tersebut jelas dipahami. Berbagai proyek dan ak vitas
yang diharapkan pembimbing dan anak didik untuk diselesaikan telah
ditetapkan.
6
Lama program ditentukan. Pembombing dan anak didik didorong
mengejar hubungan luar periode formal.
7
Tingkat hubungan terendah antara pembimbing dengan anak didik telah
ditetapkan
8
Anak didik didorong untu saling menghubungi agar dapat membahas
masalah dan berbagi keberhasilan
9
Program kepenasihatan dievaluasi. Wawancara dengan para
pembimbing dan anak didik memberikan umpan balik segeera mengenai
bidan-bidang tertentu dari ke dakpuasan. Survei-survei mengumpulkan
informasi yang lebih terperinci tentang berbagai manfaat yang diterima
dari keterlibatan pada program tersebut.
10
Pengembangan karyawan dihargai yang memberi isyarat kepada para
manajer bahwa ak vitas-ak vitas kepenasihatan dan pengembangan
lainnnya menghargai waktu dan usahanya.
Para pernbimbing dak dipaksa melayani; mereka menghabiskan
waktunya secara sukarela. Program-program itu membutuhkan
para pembimbing dan anak didik untuk bertemu langsung 4 kali
setahun untuk menetapkan sasaran-sasaran, meninjau selama
enam bulan, membahas evaluasi akhir tahun, dan pada waktu
lain. Se ap topik yang dapat dibahas pada percakapanrahasia
melipu sasaran-sasaran karier, keseimbangan pekerjaan dengan
- 251 -
kehidupan, masalah-masalah kinerja, dan masalah-masalah dengan
para manajer. Perusahaan menyesuaikan gaji dan menolak promosi
bagi para manajer yang menjadi pembimbing yanglemah.
Berbagai Manfaat dari Hubungan-hubungan Kepenasihatan.
Baik para pembimbing maupun anak didik mendapatkan keuntungan
dari hubungan kepenasihatan. Peneli an menunjukkan bahwa
pembimbing memberikan dukungan karier psikososial kepada anak
didiknya. Dukungan karier (career suport) melipu pembinaan,
perlindunganserta memberikan tugas-tugas yang menantang,
penyingkapan, dan jarak Dukungan psikologis (psychosocial
support) melipu melayani sebagai teman dan menjadi model
peran, memberikan penghargaan dan penerimaan yang posi f,
sertatoko penjualan bagi anak didik agar dapat berbicara tentang
berbagai kecemasan dan ketakutan. Berbagai manfaat tambahan
bagi anak didik melipu ngkat promosi lebih nggi, gaji yang lebih
nggi, dan pengaruh organisasi yang lebih besar.
Hubungan-hubungan kepenasihatan memberikan berbagai
peluang pembimbing untuk mengembangkan berbagai keterampilan
antarpribadiguna meningkatkan perasaannya tentang harga diri
dan nilai bagi organisasi. Bagi para individu di bidang-bidang teknis
seper teknik atau pelayanan kesehatan, dapat membantunya
mendapatkan pengetahuan tentang berbagai perkembangan
terbaru yang pen ng di bidangnya (sehingga mencegahnya dari
menjadi dak terpakai secara teknis). Program tersebut melipu
memiliki lebih banyakkaryawan yang lebih muda yang memiliki
lebih banyak pengalaman dengan Internet yang ber ndak sebagai
para pembimbing bagi para manajer puncak. Minat Welch
yang dihasilkan pada program itu adalah dengan mendapatkan
pembimbingnya sendiri yang kira-kira setengah dari usianya dan
memiliki pengalaman bisnis yang lebih sedikit daripadanya. Tetapi,
merupakan ahli situs yang menjalankan situs perusahaan. Tujuan
program tersebut adalah membantu para manajer agar menjadi
terbiasa dengan situs- situs para pesaing, kesulitan yang dialami
- 252 -
dalam memesan produk secara online, serta memahami situs-situs
terbaik yang dilakukan dengan benar. Welch memulai program
tersebut karena ia yakin bahwa pengetahuan e-business umumnya
berbanding terbalik dengan usiadan posisi pada urutan jabatan
perusahaan. Para manajer GE bertemu dengan pembimbingnya
untuk pelajaran-pelajaran tentang situs, di mana mereka mengkri k
situs, membahas berbagai ar kel dan buku tentang e-commerce
yang telah diberikan cepada mereka untuk dibaca, serta mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada para pembimbing. Berbagai
pembahasan menguntungkan bagi para pembimbing dan anak
didik, Para anak didik mempelajari situs dan berbagai pembahasan
tentang kepenasihatan sehingga membuat para karyawan yang
lebih muda menjadi lebih nyaman berbicara dengan para atasannya.
Para pembimbing juga mempelajari berbagai keterampilan yang
dibutuhkan manajer untuk menjalankan operasi perusahaan yang
besar (seper kemampuan berkomunikasi dengan orang yang
berbeda-beda).
Tujuan-tujuan Program Kepenasihatan. Program-program
kepenasihatan
memasyarakatkan
para
karyawan
baru,
meningkatkan kemungkinan peralihan keterampilan dari pela han
kepada pengaturan pekerjaan, serta memberikan berbagai peluang
bagi wanita dan kaum minoritas untuk mendapatkan penyingkapan
dan ceterarnpilan-keterampilan yang diperlukan agar berkembang
menjadi posisi-posisi manajerial. Perha kan New York Hospitalprogram kepenasihatan Cornell Medical Center. Program tersebut
dirancang untuk membantu para karyawan baru agar lebih cepat
mempelajari tugas-tugas rumah tangga dan memahami budaya
rumah sakit. Salah satu manfaat dari program tersebut adalah
berbagai kekurangan kinerja para karyawan vang baru akan lebih
cepat diperbaiki. Meskipun program kepenasihatan formal para
karyawan baru hanya berlangsung selama dua minggu, para
pembimbing bersedia memberikan dukungan berbulan-bulan
kemudian.
- 253 -
Pada E.I. Du Pont de Nemours dan kantor pusat Perusahaan,
Steve Cro dan Janet Graham memenuhi se daknya sebulan
sekali pada tujuh tahun terakhir untuk berbagi rnasalah-masalah,
informasi, dan saran sebagai bagian dari program kepenasihatan
Du Pont. la adalah manajer perencanaan pada divisi peneli an
Du Pont. Ia adalah wakil administrasi pada laboratorium zat-zat
beracun di mana Steve dimanfaatkan untuk bekerja dengannya.
Dari da ar relawan, para anak didik memilih pembimbing (manajer
dan ekseku f) di mana mereka ingin mempelajari keterampilanketerampilan dan pengalamannya. Cro , pembimbingnya,
menjawab pertanyaan Graham mengenai program-program
perusahaan dan memberinya peluang untuk bertemu dengan
parailmuwan dan manajer dalam perusahaan. Graham juga
mempelajari lebih lanjut peran departemen lain dalam perusahaan
dan prioritas anggaran. Cro juga meme k manfaat yang sama dari
hubungan itu. Ia mempelajari cara berbagai keputusan manajemen
memengaruhi para karyawan. Misalnya, ke ka laboratorium zat-zat
beracun dipaksa untuk membebankan departemen-departernen
atas berbagai layanannya (bukannya didukung dari dana umum
perusahaan), Cro belajar tentang reaksi dan kecemasan para
karyawan dari Graham.
Karena kurangnya para pembimbing potensial atau sistem
imbal jasa yang mendukung kepenasihatan dan keyakinan bahwa
kualitas kepenasihatan yang dikembangkan pada program
formal lebih rendah dari hubungan-hubungan kepenasihatan
informal, beberapa perusahaan telah mulai melakukan program
kepenasihatankelompok. Pada program kepenasihatan kelompok
(group mentoring program), karyawan senior yang berhasil
dipasangkan dengan kelompok yang terdiri atasempat sampai
enam orang anakdidik yang kurang berpengalaman. Salah satu
keuntunganpotensial dari kelompok kepenasihatan adalah para anak
didik dapat belajar satu sama lain atau belajar dari karyawan senior
yang lebih berpengalaman. Pemimpin membantu para anak didik
- 254 -
untuk memahami organisasi, menuntunnya dalam menganalisis
berbagai pengalamannya, serta membantunya memperjelas arah
kariernya. Se ap anggota kelompok dapat menyelesaikan tugastugas tertentu, atau kelompok dapat bekerja sama pada masalah
atau hal.
Kotak “Bersaing melalui Kesinambungan Usaha” menunjukkan
cara program kepenasihatan dapat menghasilkan nilai bagi para
pemangku kepen ngan yang berbeda-beda.
2.
Pembinaan
Pembina (coach) adalah rekan kerja atau manajer yang
bekerja dengan karyawan untuk memo vasinya, membantu
mengembangkan berbagai keterampilan,serta memberikan
penguatan dan umpan balik. Ada ga peran yang dapat dimainkan
pernbina. Sebagian pembinaan mungkin dilakukan satu per satu
dengan karyawan (seper memberikan umpan balik). Peran
lain adalah membantu para karyawan belajar untuk dirinya
sendiri. Hal ini membantunya menemukan para ahli yang dapat
membantunya dengan berbagai kekhawa ran dan mengajarkannya
cara mendapatkan umpan balik dari orang lain. Ke ga, pembinaan
mungkin melipu menyediakan sumber daya, seper para
pembimbingan kursus, atau pengalaman kerja di mana karyawan
dak mampu memperoleh akses tanpa bantuan dari pembina.
Becton Dickinson menggunakan pembinaan rekan kerjasebagai
bagian dari program pengembangan kepemimpinan. Topik-topik
yang dibahas melipu berbagai tantangan pekerjaan, seper metode
pengembangan, ke dakpas an sebagai agen perubahan, dan cara
memengaruhi orang lain. Evaluasi terhadap pembinaan rekan kerja
telah menemukan bahwa para pembina mendapatkan rasa percaya
diri pada berbagai kemampuannya dan para peserta mempelajari
topik-topik yang dibahas Wachovia Corpora on, perusahaan jasa
keuangan, memiliki program pembinaan internal dan eksternal.
Para peserta program pengembangan kepemimpinan ekseku f
- 255 -
menerima berbagai penilaian 360 derajat yang mereka ambil bagi
para pembina internalnya, yang berasal dari divisi yang berbedabeda pada perusahaan. Manajer dan pembina bersama-sama
meninjau hasil-hasil penilaian dan menyetujui rencana ndakan.
Pembina dila h cara membina dan memahami aspek-aspek
posi f dan nega f dari umpan balik 360 derajat. Peneli an
menunjukkan bahwa pembinaan meningkatkan penggunaan umpan
balik 360 derajat para manajer dengan membantunya menetapkan
sasaran-sasaran perbaikan tertentu dan meminta ide-ide perbaikan
yang menghasilkan peningkatan kinerja.
Para pembina terbaikharus empa , mendukung, prak s, dan
percaya diri, tetapi dak muncul sebagai seseorang yang mengetahui
seluruh jawaban atau ingin memberitahukan kepada orang lain ten
tang hal-hal yang harus dilakukan. Para karyawan yang akan dibina
harus berpikiran terbuka dan tertarik, dak bersikap bertahan, keras
kepala, atau peduli dengan nama baiknya. Pembina dan karyawan
yang dibina mengambil risiko-risiko pada hubungan tersebut. Para
pembina menggunakan keterampilan dan pengalamannva untuk
membantu karyawan. Para karyawan rentan terhadap komunikasi
yang - tentang berbagai kelemahannya.
Agar dapat mengembangkan keterampilan pembinaan,
program pela han hares berfokus pada empat masalah terkait
dengan keengganan para manajer untukrnemberikzc pembinaan.85
Pertama, para manajer mungkin enggan membahas masalahmasalan kinerja, bahkan dengan karyawan yang cakap karena ingin
menghindari pertentanga::. Hal ini terutama bermasalah ke ka
manajer kurang ahli daripada karyawan. Kedua, para manajer dapat
lebih mampu mengiden fikasi masalah kinerja daripada membanra
para karyawan untuk menyelesaikannya. Ke ga, para manajer
mungkin juga merasakan bahwa karyawan menafsirkan pembinaan
sebagai kri k. Keempat, ke ka perusahaan melakukan Perampingan
dan beroperasi dengan lebih sedikit karyawan, para manajer
mungkin merasakan dak ada cukup waktu untuk pembinaan.
- 256 -
D. BERSAING MELALUI KESINAMBUNGAN USAHA
1.
Program-program Kepenasihatan Memiliki Potensi terhadap
Pembayaran Gaji lndividu, Perusahaan, dan Dividen yang Berkaitan
dengan Masyarakat
Kesinambungan usaha perusahaan ditentukan dari sejauh apa perusahaan
mampu memenuhi berbagai kebutuhan para pemegang saham, pelanggan,
karyawan, khalayak, dan masyarakat. KLA-Tencor, Fannie Mae, dan General
Electric menggunakan program-program kepenasihatan untuk membantu
para karyawan mempelajari berbagai keterampilan yang baru, mendorong
wanita dan kaum minoritas untuk pindah ke posisi-posisi manajemen, serta
mengembangkan bakat manajemen yang dapat membantu mempertahankan
strategi perusahaan.
KLA-Tencor, pemasok pemecahan masalah pengendalian proses bagi
industri semikonduktor, menggunakan kepenasihatan untuk meningkatkan
berbagai keterampilan para manajer senior. Para manajer senior menerima
kepenasihatan dari para anggota dewan direksi perusahaan dan para ekseku f
perusahaan yang telah pensiun. Para manajer senior diharapkan meningkatkan
ceterampilan fungsionalnya, mengiden fikasi sasaran-sasaran kinerja tertentu
dan ak vitas-ak vitas pengembangan untuk mengatasi berbagai kelemahan
yang berkaitan dengan pekerjaan, serta meningkatkan pemahamannya
tentang budaya, visi, dan struktur poli k perusahaan. KLA-Tencor juga memiliki
program kepenasihatan online bagi para manajer yang diiden fikasi memiliki
potensi nggi untuk posisi-posisi ngkat atas. Program tersebut melipu fungsi
pasangan hubungan secara otoma s dan penilaian 360 derajat yang digunakan
pada hubungan kepenasihatan untuk memperbaiki berbagai kelemahan
keterampilan.
Fannie Mae menyediakan produk dan jasa keuangan yang memungkinkan
bagi para keluarga untuk membeli rumah. Pada Fannie Mae, program
kepenasihatan perusahaan dirancang untuk mendorong kemajuan para
karyawan yang berpotensi nggi, terutama wanita dan kaum minoritas. Agar
dapat memas kan bahwa pembimbing dan anak didik serasi, komite pasangan
melakukan penyaringan terperinci dan pencocokan berdasarkan berbagai minat
dan harapan dari pembimbing dan anak didik (misalnya, Apakah keterampilan,
pengalaman, dan pengetahuan yang ingin dimiliki oleh pembimbing Anda?).
Fannie Mae menyediakan panduan kepada para pembimbing dan anak didik
yang mengiden fikasi hal-hal yang diharapkan dari hubungan tersebut.
Berbagai pembahasan orientasi membantu pembimbing dan anak didik menjadi
terbiasa satu sama lain. Baik pembimbing maupun anak didik menandatangani
perjanjian kerahasiaan untuk membangun kepercayaan di antara para pihak.
Agar dapat membantu memas kan keberhasilan program kepenasihatan,
Fannie Mae menggunakan survei-survei untuk melakukan berbagai evaluasi
formal dan informal yang membantu perusahaan dalam memahami kekuatan
dan kelemahan dari program tersebut.
Para wanita posisi puncak pada General Electric ditugaskan peran-peran
kepemimpinan pada berbagai kelompok GE’s Women’s Network (GEWN) lokal
dan regional sehingga mereka bisa mendapatkan pengalaman kepemimpinan.
Para wanita juga memiliki peluang untuk bertemu dan berbicara dengan para
anggota m manajemen senior GE dengan cara menghadiri berbagai seminar
pembicara, lokakarya, dan makan malam jaringan. Berbagai peluang jaringan
membantu wanita membentuk hubungan yang berkelanjutan dengan pemimpin
senior sehingga dapat berkembang menjadi hubungan kepenasihatan.
- 257 -
2.
Manajemen Karier dan Sistem-sistem Perencanaan Pengembangan
Sistem-sistem manajemen karier berbagai perusahaan bervariasi pada ngkat kecanggihan dan penekanannya ditempatkan
pada unsur-unsur proses yang berbeda- beda. Berbagai langkah dan
tanggung jawab pada sistem manajemen karier diperlihatkan pada
Figur 4B.3.
3.
Penilaian Diri
Penilaian diri mengacu pada penggunaan informasi oleh
para karyawan untus menentukan minat karier, nilai-nilai, bakat,
dan kecenderungan perilaku. Hal in, sering kali melipu tes-tes
psikologi, seper Indikator Ienis Myers-Briggs, Inventarisasi Minat
yang Kuat menurut Campbell (Strong-Campbell Interest Inventory),
serta Pencarian Arah Diri (Self-DirectedSearch). Inventarisasiminat
yang Kuat menurut Campbell membantu para karyawan dalam
mengiden fikas pekerjaan dan minat pekerjannya; Pencarian Arah
Diri mengiden fikasi pilihan para karyawb untuk bekerja pada jenis
lingkungan yang berbeda-beda (seper penjualan,pertamanan, dan
sebagianya)
Figur 4B.3Berbagai Langkah dan Tanggung Jawab pada Proses
Manajemen Karier
Tanggung
jawab
Karyawan
Mengidenfikasi
berbagai
peluang dan
perbaikan.
Mengidenfikasi
berbagai
kebutuhan
yang nyata
untuk
dikembangkan.
- 258 -
Mengidenfikasi
sasaran dan
metode untuk
menetapkan
kemajuan
sasaran.
Mengidenfikasi
berbagai
langkah
dan jadwal
waktu untuk
mencapai
sasaran.
Tanggung
Menyediakan
jawab Perusa- informasi
haan
penilaian
agar dapat
mengidenfikasi
berbagai
kekuatan,
kelemahan,
minat, dan
nilai
Mengomunikasikan
evaluasi
kinerja,
di mana
karyawan
disesuaikan
dengan
rencana
jangka
panjang
perusahaan,
perubahan
pada industri,
profesi dan
tempat kerja.
Memas kan
bahwa
sasaran
bersifat
khusus,
menantang,
dan dapat
dicapai;
berkomitmen
membantu
karyawan
dalam
mencapai
sasaran.
Mengidenfikasi
berbagai
kebutuhan
sumber daya
karyawan
untuk
mencapai
sasaran yang
melipu
kursus,
pengalaman
kerja, dan
hubungan.
Tes-tes juga dapat membantu para karyawan dalam
mengiden fikasi nilai-nilai rela fnya di tempat kerja dan ak vitas
di waktu luangl Penilaian diri dapat melipu la han-la han yang
terdapat pada Tabel 4B.12. Jenis la han tersebut membantu
karyawan untuk memper mbangkan di mana kariernya sekarang,
mengiden fikasi rencana di masa depan, dan mengukur cara
kariernya disesuaikan dengan situasi saat ini dan sumber daya yang
tersedia. Pada beberapa perusahaan, para penasihat membantu
para karyawan dalam proses penilaian diri dan menafsirkan hasilhasil tes psikologi.
Melalui penilaian, kebutuhan pengembangan dapat
diiden fikasi. Hal itu dapat menyebabkan kesenjangan-kesenjangan
antara berbagai keterampilan danatau minat saat ini serta jenisjenis pekerjaan atau posisi pekerjaan yang diinginkan karyawan.
Contohnya, di Lockheed Mar n, para karyawan berkesempatan
menerima penilaian karier secara online melalui perusahaan My
LM Career Assessment perusahaan. Melalui penggunaan intranet
perusahaan, para karyawan dapat mengambil inventarisasikarier
yang mengiden fikasi minat kariernya dan berbagai keterampilan
pada bidang- bidang yang berbeda. Tujuan inventarisasi adalah
mendapatkan para karyawan yang memikirkan langkah-langkah
yang mereka butuhkan untuk mencapai keberhasilan karier.
- 259 -
Setelah menyelesaikan inventarisasi, para karyawan memainkan
permainan kartu online di mana mereka memilih kartu-kartu yang
menyoro minat kariernya. Misalnya, seperangkat kartu meminta
para karyawan untuk memilih dari orang-orang, gagasan-gagasan,
data, dan hal-hal untuk mengiden fikasi jenis pekerjaan yang
ingin dilakukannya. Se ap kartu yang dipilih membantu karyawan
memperkecil gaya dan berbagai pilihan pekerjaan secara khusus.
Para karyawan didorong untuk berbagi dan membahas hasil-hasilnya
dengan para manajer, pembimbing, atau perwakilan sumber daya
manusia (SDM).
Tabel 4B.12 Contoh La han Penilaian Diri
AKTIVITAS
(TUJUAN)
Langkah 1 : Di mana saya berada ? (Menelaah posisi kehidupan dan karier
pada saat ini).
Pikirkan kehidupan Anda dari masa lalu, sekarang, hingga di masa
mendatang. Tarik garus waktu yang mewakili berbagai peristiwa pentin.
Langkah 2 : Di mana saya berada ? (Menelaah berbagai peran yang
berbeda)
Gunakan kartu berukuran 3 x 5 dan catat jawaban per kartu pada
pertanyaan: “Siapakah saya?”
Langkah 3 : Di mana saya ingin menjadi dan apa yang saya inginkan terjadi
? (hal ini membantu dalam menetapkan sasarar di masa mendatang).
Pertimbangkan kehidupan Anda dari sekarang hingga di masa mendatang.
Tulis riwayat diri yang menjawab 3 pertanyaan : Apakah yang ingin Anda
capai ? Berbagai peristiwa penting apakah yang ingin Anda capai? Apakah
yang ingin Anda ingat ?
Langkah 4 : Tahun idaman di masa mendatang (Mengidentifikasi sumber
daya yang dibutuhkan)
Pertimbangkan periode satu tahun di masa mendatang. Jika Anda memiliki
sumber daya yang tidak terbatas, apakah yang akan Anda lakukan ?
lingkungan idaman apakah yang ingin anda lihat ? Apakah lingkungan
idaman tersebut sesuai dengan langkah 3 ?
Langkah 5 : Pekerjaan idaman (Menciptakan sasaran pada saat ini).
Saat ini, pikirkan pekerjaan idaman bagi Anda dengan sumber daya Anda
yang tersedia. Pertimbangkan peran Anda, sumber daya, dan jenis-jenis
pelatihan atau pendidikan yang dibutuhkan.
- 260 -
Langkah 6 : Karier melalui inventarisasi yang objektif (Ringkas situasi pada
saat ini)
 Apakah yang membuat Anda bersemangat setiap hari ?
 Apakah yang Anda lakukan dengan baik? Apakah yang telah Anda
ketahui ?
 Apakah yang Anda butuhkan untuk mencapai sasaran-sasaran Anda
?
 Apakah yang dapat mengganggu Anda untuk mencapai sasaransasaran Anda ?
 Apakah yang harus Anda lakukan saat ini untuk bergerak ke arah
mencapai sasaran-sasaran Anda ?
 Apakah tuuan karier jangka panjang Anda ?
SUMBER: Berdasarkan ar kel J.E. McMahon dan S.K. Merman, “Career Development”, yang terdapat
pada The ASTD I –DevelopmentHandbook, edisi 4, R.L. Craig. Hak Cipta tahun 1996 oleh McGraw-Hill
Companies. Dicetak ulang dengan izin
4.
Uji Kebenaran
Uji kebenaran mengacu pada para karyawan yang menerima
informasi tentangcara perusahaan mengevaluasi keterampilan
dan pengetahuannya, serta di mana disesuaikan pada rencana
perusahaan (peluang-peluang promosi potensial, gerakan
potensial, gerakan horisontal). Hal ini dak jarang pada sisternsistem manajemen karier yang dikembangkan dengan baik bagi
manajer untuk menyelenggarakan penilaian kinerja secara terpisah
dan pembahasan pengembangan karier.
5.
Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran mengacu pada proses pengembangan tujuan
karier jangka pendek dan jangka panjang para karvawan. Sasaran
itubiasanya berhubungan dengan posisi yang diinginkan (seper
menjadi manajer penjualan selama ga tahun), ngkat penerapan
keterampilan (menggunakan keterampilan penganggaran seseorang
untuk memperbaiki masalah arus kas unit), pengaturan pekerjaan
(pindah ke bagian pemasaranperusahaan selama dua tahun), atau
perolehan keterampilan (mempelajari cara menggunakan sistem
informasi SDM perusahaan). Sasaran itu biasanya dibahas dengan
mananajer dan ditulis ke dalam rencana pengembangan. Rencana
- 261 -
pengembangan untuk manajer produk ditunjukkan pada Figur 4B.4.
Rencana pengembangan biasanya melipu berbagai uraian kekuatan
dan kelemahan, sasaran karier, serta ak vitas pengembangan untuk
mencapai sasaran karier.
Figur 4B.4 Rencana pengembangan Karier
Nama:
Jabatan : Manajer Proyek
Atasan : Langsung
Berbagai kompetensi
Silahkan mengidenƟfikasi Ɵga kekuatan Anda dan bidang-bidang perbaikan.
Kekuatan-kekuatan:
 Pemikiran dan pelaksanaan strategis (keyakinan, berbagai keterampilan
memerintahkan, dan orientasi pada Ɵndakan
 Orientasi pada hasil-hasil (kecakapan,memoƟvasi orang lain, dan
ketekunan)
 Semangat untuk menang (membangun semangat Ɵm, fokus pada
pelanggan, dan menghargai para rekan kerja)
Bidang-bidang Perbaikan :
 Kesabaran ( kesabaran terhadap orang atu proses dan kepekaan
melangkah)
 Berbagai komunikasi tertulis (kemampuan menulis secara jelas dan ringkas)
 Terlalu berambisi (terlalu banyak berfokus pada keberhasilan penyelesaian
proyek-proyek daripada mengembangan hubungan dengan para individu
yang terlibat pada proyek-proyek)
Sasaran-sasaran karier
Silakan menguraikan sasaran-sasaran karier Anda secara keseluruhan
 Jangka panjang : Menerima posisi dengan tanggung jawab yang meningkat
ke Ɵngkat manajer umum atau melewaƟnya. Bidang-bidang minat tertentu
yang termasuk di dalamnya, tetapi Ɵdak terbatas pada manajemen produk
dan merek, teknologi dan pengembangan, perencanaan strategis, serta
pemasaran.
 Jangka pendek : melanjutkan untuk meningkatkan berbagai keterampilan
saya pada manajemen pemasaran dan merek, sementara memanfaatkan
berbagai keterampilan saya pada manajemen produk, perencanaan
strategis, dan hubungan secara global.
Tugas-tugas berikutnya
MengidenƟfikasi tugas-tugas potensial berikutnya (termasuk penentuan waktu)
yang akan membantu Anda erkembang terhadap sasaran karier anda.
 Tingkat manajer atau direktur pada manajemen perencanaan,
pengembangan, produk, atau merek. Penentuan waktu diperkirakan pada
Musim Semi 2009
- 262 -
Berbagai kebutuhan pelaƟhan dan pengembangan
Sebutkan akƟvitas-akƟvitas pelaƟhan dan pengembangan yang akan membantu
Anda berkembang pada tugas Anda saat ini atau menyediakan pengembangan
karier secara keseluruhan.
 Kelas-kelas magister yang akan membantu saya untuk memprakƟkkan
dan meningkatkan berbagai kemampuan komunikasi tertulis. Posisi saya
yang dinamis, kerja tum, dan ketergantungan kepada para individu lainnya
memungkinkan saya untuk memprakƟkkan kesabarab dan berfokus pada
kebutuhan para anggota Ɵm individu sejalan dengan keberhasilan proyek.
Karyawan .....................................................
Atasan langsung ...........................................
Pembimbing .................................................
Tanggal ..........................
Tanggal ..........................
Tanggal ..........................
Per mbangkan
Proses
Pengembangan
Karier/Career
Development Process (CDP) Just Born yang digunakan oleh para
karyawan berkinerja nggi untuk mengiden fikasi jalur kariernya
dalam perusahaan dan kesiapan dirinya untuk posisi berikutnya.
Rencana pengembangan karier tersebut melipu mengiden fikasi
sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Para karyawan
berkomitmen terhadap dua sasaran membantu kemajuannya pada
kariernya. Just Born menyediakan kamus pada intranet perusahaan
yang dapat digunakan untuk mengiden fikasi· kebutuhan
pengembangan. CDP memberikan para karyawan dan manajernya
peluang untuk membahas rencana-rencana karier di masa mendatang
serta menjadikkan uji · kebenaran meningkatkan berbagai harapan
dan meningkatkan standar kinerja. Para karyawan memulai program
pengembangan karier, pertama, dengan mendefinisikan minatminat pekerjaan di masa mendatang, mengiden fikasi pengalaman
kerja yang membantu mempersiapkannya untuk pekerjaan di masa
mendatang, serta menetapkan sasaran karier jangka panjang. CDP
dibahas dengan manajer dari karyawan. Manajer dapat mendukung
CDP atau perubahan yang disarankan. Jika minat-minat pekerjaan
masa mendatang dari para karyawan berada di luar departemennya
saat ini, minat-minat dikomunikasikan kepada manajer departemen
tersebut.
- 263 -
6.
Perencanaan Tindakan
Selama tahap ini, para karyawan menentukan cara mencapai
sasaran jangka pendek dan jangka panjang. Rencana ndakan
mungkin melibatkan salah satu atau dari berbagai pendekatan
pengembangan yang dibahas pada bab (seper menda ar kursuskursus dan seminar-seminar, mendapatkan penilaian tambahan,
rnemperoleh pengalaman kerja yang baru, atau menemukan
pembimbing atau pembina). Pendekatan pengembangan
yang digunakan bergantung pada kebutuhan-kebutusan dan
masalahnya,pengembangan yang digunakan bergantung pada
kebutuhan-kebutuhan dan sasaran pengembangan.
Contoh Sistem-sistem Manajemen dan Pengembangan Karier
Sistem-sistem manajemen dan pengembangan karier yang
efek f melipu beberapa ciri perancangan yang pen ng (lihat
Tabel 4B.13). Rencana pengembangan individu di Sprint didasarkan
pada lima kompetensi in : ber ndak dengan kejujuran fokus
pada pelanggan, menyampaikan hasil, membangun hubungan,
dan mengembangkan kepemimpinan. Berbagai kompetensi
tersebut digunakan baik oleh se ap unit bisnis untuk menetapkan
strateginya maupun se ap manajer dan karyawan dalam membuat
rencana-rencana pengembangan. Berbagai kompetensi tersebut
merupakan dasar untuk percakapan pengembangan antara para
manajer dengan para karyawan. Diantar sumber daya yang tersedia
untuk mendukung rencana pengembangan adalah ak vitasak vitas pengembangan yang melipu kaset, buku, dan kursus
tertentu dirancang untuk meningkatkan se ap kompetensi, serta
situs di mana para karyawan · dapat belajar tentang proses.
Rencana pengembangan General Mills mengiku yang ditunjukkan
pada Figur 4B.4. Se ap karyawan mengisi rencana pengembangan
meminta para karyawan untuk memper mbangkan empat bidang
berikut;
- 264 -
Tabel 4B.13Faktor-faktor Rancangan Sistem-sistem Manajemen
dan Pengembangan Karier yang Efek f
1
Sistem yang diletakkan sebagai tanggapan terhadap kebutuhan bisnis.
2
Pada karyawan dan manajer terlibat pada pengembangan sistem.
3
Para karyawan didorong untuk mengambil peran ak f pada manajemen
dan pengembangan karier.
4
Evaluasi terus dilakukkan dan digunakan untuk memperbaiki sistem.
5
Unit-unit bisnis dapat menyesuaikan sistem dengan tujuannya sendiri
(dengan beberapa kendala)
6
Para karyawan memiliki akses kepada sumber-sumber informasi karier
(melipu para penasehat dan berbagai posisi yang tersedia)
7
Manajemen senior mendukung sistem karier.
8
Manajemen karier dengan prak k-prak k SDM yang lain, seper
manajemen kinerja, la ahan, dan sistem perekrutan.
9
Himpunan orang-orang berbakat yang besar, yaitu : orang-orang
berbakat yang beragam dibuat.
10
Rencana karier dan informasi evaluasi bakat tersedia dan dapat diakses
oleh seluruh manajer.
SUMBER: · Berdasarkan ar kel B. Baumann, J. Duncan, S.E. Former, dan Z. Leibowitz, “Amoco Primes the
Talent Pump”, yang terdapat pada Personnel Journal, Februari 1996, hlm. 79-84; D. Hall, Careers In and Out
of organiza ons (Thousand Oaks, CA: Sage 2002).
a.
b.
c.
d.
Sasaran-sasaran profesional dan mo vasi: Sasaran-sasaran
profesional apakah yang saya miliki? Apakah yang merangsang
saya untuk bertumbuh secara profesional?
Bakat atau berbagai kekuatan: Apakah bakat dan berbagai
kekuatan saya?
Berbagai peluang pengembangan: Apakah berbagai kebutuhan
pengembangan yang pen ng untuk di ngkatkan?
Tujuan-tujuan pengembangan dan rencana-rencana ndakan:
Apakah yang akan menjadi tujuan saya untuk rencana tersebut?
Langkah-langkah apakah yang dapat saya lakukan untuk
memenuhi tujuan-tujuan tersebut?
- 265 -
Para manajer dan karyawan didorong untuk membahas rencana
pengembangan se daknya sekali dalam setahun. Para pembicara,
peralatan online, dan lokakarya dapat membantu para karyawan
dalam mengisi rencana pengembangan serta mempersiapkannya
membahas pengembangan dengan manajernya yang meningkatkan
jarak pandang dan menekankan pen ngnya proses perencanaan
pengembangan.
John Deere, penyedia peralatan konsumen dan perumahan,
memiliki program pengembangan karier online yang mendorong para
karyawan untuk mengelola karier. sistem online melipu “analisis
kecocokan pekerjaan” untuk membantu para karyawan dalam
membandingkan dirinya dengan posisi-posisi yang mereka ingin
miliki di masa mendatang. Hal tersebut memberikan pengendalian
dan tanggung jawab kepada para karyawan untuk mengiden fikasi
berbagai kekurangan keterampilan dan mendorongnya berbincangbincang dengan para manajernya untuk merancang rencana
pengembangan sehingga membantunya mencapai tujuan kariernya.
Para karyawan dapat mengakses berbagai kecakapan pekerjaan
untuk se ap posisi. Para karyawan dapat menyiapkan da ar riwayat
hidup internal secara online pada sistem pengumuman perusahaan.
Da ar riwayat hidup memberikan mandat kepada para karyawan
untuk menyingkapkan kepada para manajer di seluruh perusahaan.
Pada ga bulan pertama ke ka sistem online telah tersedia, para
karyawan membuat lebih dari 10.000 hal yang populer pada
katalog pekerjaan. Lebih dari 6.000 da ar riwayat hidup internal
ditempatkan pada sistem.
7.
Masalah-masalah Khusus pada Pengembangan Karyawan
a. Pencairan Glass Ceiling
Masalah pengembangan utama yang dihadapi berbagai
perusahaan saat ini adalah cara memperoleh wanita dan
kaum minoritas pada posisi-posisi manajemen ngkat atascara memecahkan glass ceiling. Seseorang memperkirakan
- 266 -
bahwa wanita hanya memiliki 10 persen dari total 6.428 posisi
ini perusahaan menurut majalah Fortune 50 perusahaan.
Glass ceiling merupakan hambatan kemajuan pada ngkat
organisasi yang lebih nggi. Hambatan itu mungkin disebabkan
berbagai stereo p atau sistem perusahaan yang memengaruhi
perkembangan wanita atau kaum minoritas. Glass ceiling
itu biasanya disebabkan kurangnya akses terhadap program
pela han, pengalaman kerja sesuai perkembangan, dan
perkembangan hubungan (seper kepenasihatan). Peneli an
telah menemukan bahwa dak ada perbedaan jenis kelamin
pada akses terhadap pengalaman kerja yang melibatkan
peralihan atau membuat perubahan. Namun, para manajer
pria menerima tugas-tugas secara berar yang lebih melibatkan
ngkat tanggung jawab yang nggi (patokan-patokan yang nggi,
mengelola keragaman bisnis, menangani tekanan eksternal)
daripada para manajer wanita dengan kemampuan dan
ngkat manajerial yang sama. Selain itu, para manajer wanita
melaporkan mengalami tantangan yang lebih besar karena
kurangnya dukungan pribadi (sejenis tuntutan pekerjaan yang
dianggap sebagai hambatan yang telah ditemukan berkaitan
dengan tekanan yang berbahaya) daripada para manajer pria.
Dorongan karier dari rekan kerja dan manajer senior membantu
kemajuan wanita pada ngkat- ngkat manajemen yang lebih
nggi. Para manajer yang membuat tugas-tugas perkembangan
harus ha -ha dalam memper mbangkan apakah berbagai
prasangka atau stereo p jenis kelamin memengaruhi jenis-jenis
tugas yang diberikan kepada wanita melawan pria.
Wanita dan kaum minoritas sering kali mengalami kesulitan
mencari para pembimbing karena kurangnya akses terhadap
“jaringan orang tua’’, pilihan para manajer untuk berinteraksi
dengan para manajer lain dari status yang sama daripada dengan
para karyawan lini, serta pengucilan yang disengaja oleh para
manajer yang memiliki stereo p nega f tentang kemampuan
- 267 -
wanita dan kaum minoritas, mo vasi, serta pilihan pekerjaan.
Para pembimbing yang potensial dapat melihat kaum minoritas
dan wanita sebagai ancaman terhadap keamanan pekerjaannya
karena mereka yakin rencana ndakan tegas memberikan
perlakuan is mewa kepada kelompoknya.
Budaya perusahaan Wal-Mart yang kuat menekankan
kepemimpinan, kepercayaan,kesediaan berpindah tempat
dalam waktu singkat, serta promosi dari dalam perusahaan
mungkin sengaja menciptakan glassceiling. Delapan puluh enam
persen posisi-posisi manajer toko dipegang pria. Lebih dari dua
per ga para manajer Wal-Mart mulai sebagai karyawan yang
dibayar per jam. Lowongan kerja se ap jam diumumkan pada
se ap tetapi Wal-Mart dak pernah mengumumkan lowongan
pekerjaan untuk posisi- posisi manajemen. Sebagian alasan
untuk prak k tersebut adalah efisiensi nilai-nilai Wal-Mart
percaya para manajernya mempromosikan para individu yang
layak untuk mendapatkan promosi. Namun, wanita pada Walmart menyatakan sulit untuk mengetahui pekerjaan-pekerjaan
manajer. Secara trradisional, Wal-Mart harus bersedia untuk
berpindah dalam waktu singkat. Pada Wal-mart, kebutuhan
perpindahan tempat tersebut dihasilkan pada banyak peluang
bagi pekerjaan-pekerjaan manajemen untuk pria daripada
wanita. Para karyawan pria memiliki lebih banyak akses
terhadap informasi tentang lowongan pekerjaan manajemen
karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu untuk
bergaul dan berbicara dengan para karyawan manajemen (
terutama pria ). Wal-Mart mengambil langkah-langkah agar
dapat memas kan bahwa perusahaan tetap merupakan tempat
yang baik untuk bekerja. Contohnya, agar memberikan lebih
banyak peluang bagi wanita posisi-posisi manajemen, Wal-Mart
mengembangkan sistem pengumuman bagi seluruh pekerjaan
manajemen. Perusahaan juga berencana menyediakan para
karyawan dengan database yang akan memberitahukan
- 268 -
kepadanya tentang lowongan pekerjaan pada toko-toko di
seluruh negara.
Perha kan upaya Deloi e & Touche untuk mencairkan glass
ceiling. Deloi e & Touche merupakan perusahaan akuntansi,
pajak, dan konsultan dengan kantor-kantor di seluruh AS.
Perusahaan mengalami ngkat perputaran wanita berbakat
yang nggi serta mengemukaan untuk memahami alasan
terjadinya dan hal-hal yang dapat dilakukkan perusahaan untuk
menghen kannya. Tabel 4B.14 menunjukkan saran Deloi e
& touché untuk mencairkan glass ceiling. Inisia f Deloi e
untuk Mempertahankan dan Memajukan Wanita tumbuh
dari kelompok kerja yang diketahuipejabat ekseku f yang
setara dengan direktur utama perusahaan. Deloi e & Touche
membuat kasus bisnis untuk perubahan dengan menunjukkan
kepada para mitra senior perusahaan bahwa separuh dari
meninggalkan perusahaan sebelum menjadi calon karyawan
untuk posisi-poisisi manajemen atas (para mitra). Data tentang
maslah dikumpulkan dengan cara memas kan bahwa lebih
banyak wanita yang menjadi para mitra dan direksi. Pada dunia
bisnis global, salah satu tantangannya adalah memperluas nilainilai inisia f, sementara menghorma norma-norma budaya
lokal yang mungkin memandang wanita sebagai para karyawan
atau mitra bisnis yang kurang diinginkan.
Tabel 4B.14 Deloi e & Touche untuk pencairan Glass Ceiling
Memas akn manajemen senior mendukung dan terlibat pada program
tersebut.
Membuat kasus bisnis untuk perubahan
Membuat masyarakat berubah
Mengumpulkan data tentang masalah-masalah yang menyebabkan glass ceiling
dengan menggunakan kelompok kerja, kelompok fokus, dan kuisioner.
Menciptakan kesadaran tentang cara sikap jenis kelamin mempengaruhi
lingkungan pekerjaan.
- 269 -
Memaksa tanggung jawab melalui peninjauan ngkat promosi dan berbagai
keputusan penugasan .
Memajukan pengembangan bagi seluruh karyawan.
SUMBER: Berdasarkan ar kel D.McCracken,”Winning the Talent War for Women”, yang terdapat pada
Harvard business Review, November-Desember 2000, hlm.159-67.
Cigna Inc. telah membuat komitmen sebesar $2 juta untuk
merekrut dan rnengembangkan wanita secara luas. Program
pengembangan kepemirnpinan Cigna melipu satu minggu
“kemah yang berrnanfaat” di mana para pernimpin yang
berpotensi mengiku berbagai seminar dan perbincangan
tentang kepemirnpinan. Wanita yang diputar melalui berbagai
pekerjaan pengawasan pada unit-unit bisnis yang berbedabeda, ditugaskan oleh pembimbing, dan mengiku pertemuanpertemuan pela han manajemen yang dijalankan oleh para
ekseku f senior. Cigna melihat ngkat perputaran para wanita
ekseku f turun sebesar 50 persen sejak tahun 1998 karena
pengembangan dari program-program kepemirnpinan di
bidang teknologi inforrnasi, keuangan, kekhususan bisnis
perawatan kesehatan, dan penekanan pada membawa para
calon karyawan wanita sebagai per mbangan pada lowongan
pekerjaan ekseku f. Cigna memiliki persentase wanita
manajemen ekseku f atau senior (24 persen) yang lebih nggi
daripada kebanyakan 500 perusahaan versi majalah Fortune.
Wanita mewakili 40 persen posisi wakil presiden dan posisiposisi yang lebih nggi, naik dari sebesar 6 persen sejak tahun
1999.
b.
Perencanaan Suksesi
Banyak perusahaan kehilangan yang cukup besar dari
para manajer ngkat atas karena pension dan perombakan
perusahaan yang mengurangi jumlah para manajer ngkat atas
yang potensial. Perusahaan itu menemukan bahwa para manajer
menegahnya dak siap pindah ke posisi-posisi manajemen
- 270 -
atas karena berbagai kelemahan kurangnya keterampilan
atau pengalaman yang diperlukan. Hal tersebut menciptakan
kebutuhan untuk perencanaan suksesi. Perencanaan suksesi
mengacu pada proses untuk mengiden fikasi dan menelusuri
pada karyawan yang berpotensi nggi.
Perencanaan suksesi(succession planning) membantu
berbagai organisasi dengan beberapa cara yang berbeda-beda.
Hal itu rnensyaratkan manajemen senior untuk meninjau
bakat kepernirnpinan pada perusahaan secara sistema s.
Hal itu rnenjamin bahwa bakat manajerial ngkat puncak
telah tersedia. Hal itu menyediakan seperangkat pengalaman
pengembangan yang harus diselesaikan para rnanajer agar
dapat diper mbangkan untuk posisi-posisi manajemen puncak;
hal ini menghindari promosi terlalu dini dari para rnanajer
yang dak siap untuk jajaran-jajaran rnanajemen puncak.
Sistem-sistern perencanaan suksesi juga membantu menarik
dan mempertahankanpara karyawan manajerial dengan
menyediakan berbagai peluang pengembangan yang mereka
dapat selesaikan jika manajemen ngkat atas merupakan
sasaran karier baginya.
Para karyawan yang berpotensi nggi (high poten al
employees) merupakan orang-orang pada perusahaan yang
berkeyakinan bahwa rnereka mampu berhasil pada posisi-posisi
manajerial yang lebih nggi, seper rnanajer umum dari unit
bisnis strategis, direktur fungsional (seper direktur pernasaran),
atau pejabat ekseku f yang setara dengan direktur utama/
Chief Execu ve Officer (CEO). Para karyawan yangberpotensi
nggi biasanya mengiku program pengembangan individu
yang melipu pendidikan, kepenasihatan dan pembinaan dari
ekseku f, serta perputaran pekerjaan melalui tugas-tugas
pekerjaan. Tugas-tugas pekerjaan didasarkan pada jalurjalur karier yang berhasil dari para manajer yang adalah para
karyawan yang berpotensi nggi yang sedang dipersiapkan
untuk menggan kan posisinya. Para karyawan yang berpotensi
- 271 -
nggi juga dapat menerima tugas-tugas khusus, seper
membuat berbagai presentasi serta ber ndak sebagai komite
dan kelompok kerja.
Peneli an menunjukkan bahwa pengembangan dari para
karyawan yang berpotensi nggi melipu ga tahap. Himpunan
para karyawan yang besar mungkin awalnya diiden fikasi
sebagai para karyawan yang berpotensi nggi, tetapi jumlah
tersebut dikurangi dari waktu ke waktu karena ngkat
perputaran, kinerja yang buruk, atau pilihan pribadi untuk
dak berjuang bagi posisi yang lebih nggi. Pada tahap 1, para
karyawan yang berpotensi nggi dipilih. Mereka yang telah
menyelesaikan program - program akademik terbaik (seper
gelar M.B.A. pada Stanford) atau mereka yang telah menjadi
para pelaku yang luar biasa telah diiden fikasi. Tes-tes psikologi
seper pusat- pusat penilaian juga dapat digunakan.
Pada tahap 2, para karyawan yang berpotensi nggi
menerima pengalaman pengembangan. Mereka yang berhasil
adalah mereka yang terus menunjukkan kinerja yang baik.
Kesediaan berkorban bagi perusahaan juga diperlukan (seper
menerima tugas-tugas yang baru atau pindah ke daerah yang
berbeda). Berbagai keterampilan komunikasi lisan dan tulisan
yang baik, kemudahan dalam hubungan antarpribadi serta
bakat untuk kepemimpinan sangat pen ng. Pada apa yang
dikenal sebagai “model pertandingan” peralihan pekerjaan,
para karyawan yang berpotensi nggi yang memenuhi berbagai
harapan manajer seniornya pada tahap ini maju ke tahapan
proses berikutnya. Para karyawan yang dak memenuhi berbagai
harapan dak dapat dipilih pada posisi-posisi manajerial yang
lebih nggi pada perusahaan.
Agar dapat mencapai tahap 3, para karyawan yang
berpotensi nggi biasanya harus dilihat oleh manajemen
puncak yang disesuaikan dengan budaya perusahaan dan
memiliki · berbagai karekteris k kepribadian yang dibutuhkan
- 272 -
untuk berhasil mewakili perusahaan. Para karyawan tersebut
berpotensi menduduki posisi-posisi puncak perusahaan. Pada
tahap 3, pejabat ekseku f yang setara dengan direktur utama
menjadi ak f terlibat pada pengembangan para karyawan,
yang disingkapkan kepada karyawan utama perusahan dan
diberikan pemahaman yang lebih banyak tentang budaya
perusahaan. Pen ng untuk dicatat bahwa pengembangan dari
para karyawan yang berpotensi nggi merupakan proses yang
lambat. Mencapai tahap 3 mungkin diperlukan 15 sampai 20
tahun.
Tabel 4B.15 menunjukkan proses yang digunakan untuk
mengembangkan rencana suksesi. Tahap pertama adalah
mengiden fikasi posisi-posisi yang termasuk dalam rencana
suksesi, seper seluruh posisi manajemen atau hanya ngkat
manajem tertentu. Tahap kedua adalah mengiden fikasi para
karyawan yang merupakan r bagian dari sistem perencanaan
suksesi. Contohnya, ·pada beberapa perusahaan hanya para
karyawan yang berpotensi nggi yang termasuk rencana suksesi.
Ke ga, perusahaan harus mengetahui cara posisi-posisi tersebut
akan dievaluasi. Misal akankah penekanannya pada kompetensi
dibutuhkan untuk se ap posisi atau pada pengalaman individu
yang harus dimiliki sebelum pindah kepada posisi?
Tabel 4B.15 Proses Pengembangan Rencana Suksesi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Mengiden fikasi posisi-posisi yang termasuk dalam rencana .
Mengiden fikasi para karyawan yang termasuk dalam rencana.
Mengembangkan berbagai standar untuk mengevaluasi posisi-posisi
(misalnya, kompetensi, pengalaman yang diinginkan, pengetahuan yang
diinginkan, pengetahuan yang diinginkan, dan nilai perkembangan )
Menentukan cara potensi karyawan akan diukur (misalnya, kinerja saat ini
dan potensial).
Mengembangkan peninjauan perencanaan suksesi.
Mengaitkan sistem perencanaan suksesi dengan sistem-sistem.
Menentukan umpan balik yang diberikan kepada para karyawan.
SUMBER: Berdasarkan ar kel B. Dowell, “Succession Planning”, yang terdapat pada
Implemen ng Organiza onal Interven ons, edisi J. Hedge dan E. Pulaskos (San
Francisco: Jossey-Bass, 2002), him. 78-109.
- 273 -
Keempat, perusahaan harus mengiden fikasi cara potensi
karyawan akan diukur. Ar nya, akankah kinerja para karyawan
pada pekerjaannya saat ini dan pemeringkatan potensi akan
digunakan? Akankah minat-minat posisi para karyawan
dan sasaran-sasaran karier akan diper mbangkan? Kelima,
proses peninjauan perencanaan suksesi harus dikembangkan.
Biasanya, peninjauan perencanaan suksesi pertama melibatkan
para manajer dari karyawan dan SDM. Peninjauan bakat juga
dapat melipu keseluruhan penilaian bakat kepemimpinan
pada perusahaan, mengiden fikasi para karyawan yang
berpotensi
nggi, serta pembahasan rencana untuk
mempertahankan para manajer utama dari meninggalkan
perusahaan. Keenam, perencanaan suksesi bergantung
pada sistem-sistem SDM lainnya, yang melipu kompensasi,
pela han dan pengembangan, serta penempatan. Berbagai
insen f dan bonus dapat dihubungkan dengan penyelesaian
peluang-peluang pengembangan. Berbagai ak vitas seper
kursus-kursus pela han, pengalaman kerja, pembimbing, dan
umpan balik 360 derajat dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pengembangan. Berbagai perusahaan
perlu membuat keputusan-keputusan seper
akankah
perusahaan tersebut mengisi posisi manajemen terbuka secara
internal dengan karyawan yang kurang berpengalaman yang
akan meningkat perannya dari waktu ke waktu, atau akankah
perusahaan tersebut merekrut manajer dari luar perusahaan
yang dapat segera memberikan hasil. Pada akhirnya, para
karyawan harus disediakan dengan umpan balik tentang
berbagai gerakan di masa mendatang, jalur karier yang
diharapkan, serta sasaran dan pengalaman pengembangan.
Contoh baik tentang perencanaan suksesi adalah sistem
pada WellPoint,perusahaan perawatan kesehatan yang
berkantor pusat di Thousand Oaks, California. WellPoint memiliki
database perusahaan berbasis situs yang mengiden fikasi para
- 274 -
karyawan untuk pekerjaan manajemen di seluruh perusahaan
dan menelusuri pengembangan bakat karyawan. WellPoint
beroperasi di seluruh AS, termasuk lokasi-lokasinya di California
dan Georgia. Sistem perencanaan suksesi melipu 600 manajer
dan ekseku f pada lima ngkat perusahaan.Sistem perencanaan
SDM (human resourceplanning system-HRPS)memiliki
informasi terperinci mengenai para calon karyawan yang layak,
yang melipu berbagai evaluasi kinerja, ringkasan prestasi
calon karyawan di perusahaan, evaluasi diri, informasi tentang
sasaran karier, dan data pribadi seper keinginan para calon
karyawan untuk pindah ke bagian lain dari perusahaan. Bagian
dari pengembangan HRPS melipu mengiden fikasi kekuatan
dan berbagai kelemahan perusahaan pada se ap posisi. Para
anggota m manajemen senior mengembangkan standarstandar atau penentuan tolak ukur yang digunakan untuk
mengiden fikasi para calon karyawan terbaik untuk promosi.
Sistem HRPS memungkinkan para manajer dan m SDM untuk
mengiden fikasi dan mengevaluasi para calon karyawan untuk
se ap posisi manajemen pada perusahaan Hal ini membantu
dalam mengiden fikasi dan menelusuri pengembangan dari
para calon karyawan internal yang menjanjikan dan juga
mengiden fikasi bidang-bidang · dimana para calon karyawan
internal terse but lemah, sehingga (1) para calon karyawan
eksternal dapat direkrut, (2) program pengembangan khusus
dapat dimulai untuk mengembangkan bakat karyawan, serta
(3) perusahaan dapat lebih menekankan pada pengembangan
berbagai keterampilan dan kompetensi yang hilang pada para
calon karyawan internal. Misalnya, karena WellPoint kekurangan
para calon karyawan pada dua ngkat manajernen, perusahaan
membuat program pela han khusus yang menggunakan
simulasi-sirnulasi kasus bisnis bagi 24 manajer dan ekseku f
yang telah diiden fikasi sebagai para calon karyawan yang
berpotensi nggi untuk posisi-posisimanajemen ngkat atas.
- 275 -
Proses perencanaan suksesi WellPoint melipu beberapa
langkah. Pertama, se ap karyawan yang memenuhi syarat untuk
perencanaan suksesi mengisi formulir evaluasi diri yang dikirim
kepada manajernya. Manajer menambahkan penilaian kinerja,
peringkat pada berbagai kompetensi in dan penilaian promosi
karyawan, yaitu penilaian potensi karyawan untuk promosi.
Penilaian promosi melipu pendapat manajer tentang posisiposisi yang mungkin siap bagi karyawan dan ke ka karyawan
harus dipindahkan. Hal terse but juga melipu pandangan
manajer terhadap orang-orang yang dapat mengisi posisi
terbuka jika karyawan dipromosikan. Informasi dari karyawan
dan manajer digunakan untuk membuat da ar riwayat hidup
secara online bagi se ap karyawan yang memenuhi syarat.
Sistem tersebut memiliki manfaat pada target perusahaan.
WellPoint menyadari bahwa 86 persen ngkat promosi
internal yang melampaui sasarannya untuk mengisi 75 persen
posisi-posisi manajemen dari dalam perusahaan. Dengan
meningkatkan berbagai peluang para karyawan untuk promosi,
WellPoint telah mengurangi ngkat perputaran karyawan
sebesar 6 persen sejak tahun 1997 serta menghemat sebesar
$21 juta pada biaya-biaya perekrutan dan pela han. Waktu
untuk mengisi posisi-posisi manajemen terbuka telah dikurangi
dari 60 hari menjadi 35 hari.
8.
Membantu Para Manajer dengan Berbagai Perilaku yangTidak
Berfungsisecara Normal
Sejumlah kajian telah mengiden fikasi perilaku manajerial
yang dapat menyebabkan manajer cakap dinyatakan menjadi
“racun” atau manajer yang dak efek f. Perilaku tersebut melipu
ke dakpekaan kepada orang lain, ke dakmampuan menjadi pemain
m, kesombongan, berbagai keterampilan manajemen konflik yang
buruk, ke dakmampuan memenuhi tujuan-tujuan bisnis, dan
ke dakmampuan mengubah atau menyesuaikan diri selama masa
- 276 -
peralihan.!” Contohnya, manajer terampil yang secara antarpribadi
bersikap kasar, agresif, dan pemimpin otokra s mungkin
menemukan kesulitan untuk memo vasi para bawahan, mungkin
menjauhkan para pelanggan internal dan eksternal, dan mungkin
mengalami kesulitan dalam mendapatkan gagasan- gagasan yang
diterima para atasan. Para manajer yang berada dalam bahaya
kehilangan pekerjaannya dan memiliki sedikit kesempatan terhadap
kemajuan di masa mendatang karena perilaku yang dak berfungsi
secara normal. Biasanya, perpaduan dari penilaian, pela han,
dan penyuluhan digunakan untuk membantu para manajer dalam
mengubah perilaku yang dak berfungsi secara normal.
Misalnya, manajer menengah pada PG&E, perusahaan energi,
melukai hubungan- hubungannya dengan rekan kerja dan kariernya
dengan kepribadiannya yang kurang sopan PG&E merekrut pembina
untuk bekerja dengannya. Rekaman video pembinanya ke ka ia
memainkan peran perselisihan yang sebenarnya bahwa ia telah
berkelahi dengan manajer Iain melalui sistem informasi yang baru.
Selama terjadi bertentangan (dan permainan peran), ia menjauh,
kasar, dingin, dan merendahkan. Pembina membantunya melihat
berbagai keterbatasan dari pendekatan. Ia memintakepada rekan
kera dan mendengarkan berbagai gagasannya. Maaf Pembinaapn
pembantu manajer tersebut mempelajari cara mempertahankan
ketenangan dan berfokus pada hal-hal yang dikatakan bukan pada
orang. Wachovia merekrut para pembina eksternal bagi para
ekseku f puncak yang telah diiden fikasi sebagai para pemimpin
berpotensi nggi yang menghadapi tantangan pekerjaan tertentu
atau Allah seper pindah ke posisi yang baru setelah merger.
Pembinaan tersebut melibatkan waktu sembilan bulan sampai satu
tahun serta melipu berbagai penilaian 360 derajat, wawancara,
dan tes psikologi.!”
- 277 -
- 278 -
DAFTAR PUSTAKA
AzharArsyad.
------.
Pokok
Pokok
Manajemen.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Barry Cushway. 1994. The Fast-Track MBA Series Human
Resource Management. Jakarta: PT Elex Media Koputindo.
Bob Adams. 2006. The Everything Leadership Book (Memahami
Segalanya Tentang Kepemimpinan). Batam : Karisma
Publishing Group.
Hasibuan, Malayu S.P. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : PT BumiAksara.
Hasan Rachmany. 2006. Kepemimpinan dan Kinerja. Jakarta:Cipro
Design Printing.
Mangkunegara, A.A Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja SDM.
Bandung: PT RefikaAditama.
Noe, Raymond A. John R. Hollenbeck, Brry Gerhart and Patrick
M. Wright.2010. Human Resource Management: Gaining A
Competitive Advantage. Jakarta: SalembaEmpat.
Surya Darma. 2005. Manajemen Kinerja. Yogyakarta :Pustaka
Pelajar.
Triantoro Safaria. 2004. Kepemimpinan. Yogyakarta: GrahaIlmu.
Veithzall Rivai. 2004. Manajemen Sumber daya Manusia Untuk
Perusahaan dari teori ke praktik. Jakarta : PT Raja Grafindo
Persada.
Download