PERAN PEMERINTAH KECAMATAN LIKUPANG

advertisement
PERAN PEMERINTAH KECAMATAN LIKUPANG TIMUR DALAM
MENINGKATKAN KESEHATAN LINGKUNGAN DIDESA LIKUPANG DUA
Oleh :
Wahyu Pramana A.M. Nabeto
ABSTRAK
Wacana mengenai kesehatan lingkungan menjadi sering diperbincangkan,
mengingat kesehatan lingkungan merupakan wadah untuk menjadikan masyarakat
sehat, sehingga untuk mewujudkannya, diperlukan kesadaran dari masyarakat dan
peran pemerintah.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peran pemerintah kecamatan
dan pemerintah desa likupang dua dalam menetapkan program dan kebijakan dalam
peningkatan kesehatan lingkungan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemerintah kecamatan maupun
pemerintah desa likupang dua belum maksimal dalam mengelola lingkungan hidup,
untuk meningkatkan kesehatan lingkungan, dibuktikan dengan belum adanya program
dan kebijakan pengelolaan lingkungan, hal ini dibuktikan masih banyaknya lingkungan
yang kotor, polusi udara akibat limbah pembuangan ikan hasil tangkapan.
key words: Peran, Pemerintah, Kesehatan Lingkungan.
Pendahuluan
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup, seperti air,
udara, tanah, hutan dan lainnya merupakan sumberdaya yang penting bagi kelangsungan
hidup mahkluk hidup termasuk manusia. Bahkan ini tidak hanya mencukupi kebutuhan
hidup manusia, tetapi juga dapat memberikan kontribusi besar terhadap kesejahteraan
yang lebih luas. Namun, semua itu bergantung pada bagaimana pengelolaan lingkungan
tersebut, karena pengelolaan yang buruk berdampak pada kerugian yang akan
ditimbulkan dari keberadaan lingkungan, misalnya dalam bentuk banjir, pencemaran air,
polusi udara dan sebagainya.
Pemerintah kecamatan dituntut agar tetap mampu menjaga citra pelayanan yang
baik sebagai pelayan masyarakat. Berbagai upaya yang dilakukan camat selaku
pemimpin di tingkat kecamatan dalam rangka memberikan motivasi dan menjalankan
kepemimpinannya sehingga dalam mengatasi tentang masalah kesehatan lingkungan
bisa saling mendukung antara pemimpin,bawahan dan masyarakat yang dipimpinnya,
dengan begitu dambaan masyarakat tentang lingkungan hidup yang sehat bisa di
wujudkan karena adanya kesepahaman.
Di Kecamatan Likupang Timur, masalah kesehatan lingkungan masih kurang
diperhatikan oleh pemerintah Kabupaten Minahasa Utara melalui Dinas terkait serta
pemerintah Kecamatan.Hal ini terlihat dari masih kurangnya sarana infrastruktur
kesehatan seperti Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang hanya ada satu yaitu
Puskesmas Likupang Timur. Selain hanya ada satu, tenaga medis pelayanan kesehatan
di Puskesmas Likupang Timur belum maksimal, tidak setiap hari ada tenaga dokter.
Sebenarnya telah ada wacana dari Pemerintah Kabupaten Minahasa Utara untuk
meningkatkan status puskesmas Likupang Timur menjadi Puskesmas yang dapat
memberikan layanan rawat inap dengan menambah fasilitas ruangan rawat inap, tetapi
hingga sekarang hal ini belum juga ditindak lanjuti. Keberadaan puskesmas disini
menjadi penting mengingat dampak yang dihasilkan dari lingkungan yang tidak sehat
menyebabkan gangguan kesehatan pada masyarakat. Selain itu, topografi tanah yang
ada di Kecamatan Likupang Timur yang berbukit-bukit dengan persebaran penduduk
yang tidak merata, serta adanya pelabuhan tambatan nelayan di Desa Likupang II,
mendesak peran pemerintah desa bersinergi dengan pemerintah kecamatan untuk segera
melakukan pembenahan, dan pengaturan yang efektif, seperti yang terjadi selama ini,
pengelolaan sampah rumah tangga belum efektif dikelola, sebagian besar masyarakat
cenderung membuang sampah dialiran sungai, atau dihalaman rumah dengan menggali
lubang sampah, ditambah lagi khusus wilayah yang ada di sekitar pelabuhan nelayan,
bau busuk yang ditimbulkan akibat limbah tangkapan ikan yang dibiarkan begitu saja,
apabila hal ini dibiarkan terlalu lama, dikhawatirkan dapat menyebabkan timbulnya
endemi penyakit dimasyarakat, juga bencana akibat sampah yang dibuang disungai.
Sesuai dengan pengamatan awal peneliti, kondisi kesehatan lingkungan yang ada
dikecamatan Likupang Timur, masih belum baik, pemerintah kecamatan selama ini
kurang berperan dalam mengelola, dan memperhatikan masalah kesehatan lingkungan
ini, keadaan ini lebih diperburuk dengan peran camat yang tidak maksimal, beberapa
kali camat selalu terlambat memberikan informasi program-program dari pemerintah
kabupaten, sebenarnya hal ini tidak akan terjadi apabila camat lebih berperan. dari
permasalahan yang peneliti sebutkan diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji lebih jauh
lagi mengenai peran pemerintah kecamatan, khususnya pemerintah kecamatan
Likupang Timur dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di Desa Likupang II, akibat
yang ditimbulkan dari kurangnya peran pemerintah kecamatan dalam hal ini Camat,
mengakibatkan koordinasi ditingkat staf yang tidak efisien, sehingga peran camat dalam
memotivasi, menggerakan staf kecamatan yang ada untuk memberikan himbauan
kepada masyarakat agar dapat menjaga lingkungan demi terwujudnya kesehatan
lingkungan menjadi penting untuk dilakukan.
Sesuai dengan latar belakang penelitian yang telah peneliti kemukakan maka
rumusan masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
Bagaimana peran pemerintah kecamatan Likupang Timur dalam meningkatkan
kesehatan lingkungan di desa Likupang II? sedangkan tujuan Penelitian ini adalah untuk
mengetahui strategi, program dan langkah-langkah yang diambil pemerintah Kecamatan
Likupang Timur dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di desa Likupang II.
Metode Penelitian
Tipe dan Dasar Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe deskriptif
yang dimaksudkan untuk memberi
gambaran serta menguraikan tentang objek yang akan di teliti dalam memperoleh data
sesuai dengan tipe penelitian tersebut. Dasar penelitian adalah survei yang dilakukan di
Desa Likupang II, Kecamatan Likupang Timur.
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di KecamatanLikupang Timur, pemilihan lokasi tersebut
didasarkan pada kondisi kecamatan yang mendukung untuk pelaksanaan penelitian
sesuai dengan judul yang dipilih ditinjau dari segi efektivitas waktu dan dana yang
tersedia.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang akurat, relevan, dan dapat dipertanggung
jawabkan maka penulis menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data karena
masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Adapun beberapa teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu :
a.
Observasi, yaitu proses pengambilan data dalam penelitian di mana peneliti atau
pengamat dengan mengamati kondisi yang berkaitan dengan objek penelitian.
b.
Wawancara, adalah proses percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak berupa tanya jawab kepada sejumlah informan untuk
memperoleh informasi dan gagasan yang berkaitan erat dengan penelitian ini.
c.
Studi kepustakaan (library research), yaitu dengan membaca buku, dokumendokumen, undang-undang, dan media informasi lainnya yang berkaitan dengan halhal pembangunan di Desa Likupang Dua Kecamatan Likupang Dua.
Fokus Penelitian
Fokus dalam penelitian ini adalah peran pemerintah kecamatan likupang timur
dalam meningkatkan kesehatan lingkungan di desa likupang II, yang meliputi:
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini terdapat beberapa yang harus dilakukan seperti
inventarisasi lingkungan hidup, dan penyusunan rencana perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
2. Pengendalian
Pengendalian pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan
pemerintah daerah dan penanggung jawab usaha dan /atau kegiatan sesuai
dengan kewenangan peran dan tanggung jawab masing-masing. Pengendalian
meliputi pencegahan,penanggulangan dan pemulihan.
3. Pemeliharaan
Pemeliharaan kesehatan lingkungan dilakukan melalui upaya konservasi sumber
daya alam.
4. Pengawasan dan penegakan hukum
Pengawasan tentang lingkungan hidup,baik pemerintah,pengawas lingkungan
hidup serta masyarakat, apabila terdapat pelanggaran akan dikenakan sanksi
sesuai aturan yang berlaku.
Informan Penelitian
Pengambilan informan dilakukan secara purposive yaitu pengambilan sample atas
dasar pertimbangan-pertimbangan yang penulis anggap kompeten dengan masalah yang
diteliti. Adapun yang menjadi informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Camat Likupang Timur
: 1 orang
2. Sekretaris Kecamatan
: 1 orang
3. Kepala Desa Likupang II
: 1 orang
4. Tokoh-tokoh masyarakat
: 2 orang
5. Staf kantor camat
: 2 orang
6. Masyarakat
: 3 orang
Jumlah
: 10 orang
Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
analisis data deskriptif kualitatif di mana jenis data yang berbentuk informasi baik lisan
maupun tulisan yang sifatnya bukan angka.Data dikelompokkan agar lebih mudah
dalam menyaring mana data yang dibutuhkan dan mana yang tidak.Setelah
dikelompokkan, data tersebut penulis jabarkan dengan bentuk teks agar lebih
dimengerti. Setelah itu, penulis menarik kesimpulan dari data tersebut, sehingga
dapat menjawab pokok masalah penelitian.
Untuk menganalisa berbagai fenomena di lapangan, langkah-langkah yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan informasi melalui wawancara, observasi langsung dan
dokumentasi;
2. Reduksi data
Proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, transformasi data
kasar yang muncul dari catatan lapangan. Langkah ini bertujuan untuk memilih
informasi mana yang sesuai dan tidak sesuai dengan masalah penelitian.
3. Penyajian data
Setelah data direduksi, langkah analisis selanjutnya adalah penyajian
(display) data.Penyajian data diarahkan agar data hasil reduksi
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga makin mudah
dipahami.Penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk uraian naratif.Pada langkah
ini, peneliti berusaha menyusun data yang relevan, sehingga menjadi informasi yang
dapat disimpulkan dan memiliki makna tertentu. Prosesnya dapat dilakukan
dengan cara menampilkan dan membuat hubungan antar fenomena untuk
memaknai apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang perlu ditindak lanjuti
untuk mencapai tujuan penelitian. Display data yang baik merupakan satu
langkah penting menuju tercapainya analisis kualitatif yang valid dan handal.
4. Tahap akhir adalah menarik kesimpulan yang dilakukan secara cermat dengan
melakukan verifiksi berupa tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan,
sehingga data-data yang ada teruji validitasnya.
Pembahasan
Pemerintah sebagai lembaga tertinggi dalam suatu Negara berwenang untuk
mengatur ataupun mengendalikan apa saja yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan hidup di Indonesia, dan dalam Undang-undang Dasar 1945 Amandemen IIV dalam pasal 33 yang mengatur tentang sumber-sumber Negara yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara dan digunakan sebesar-besarnya untuk
kemakmuran rakyat. Dan untuk mengimplementasikan hal tersebut maka pemerintah
melakukan hal-hal sebagai berikut:mengatur dan mengembangkan kebijaksanaan dalam
rangka pengelolaan lingkungan hidup, mengatur penyediaan, peruntukan, penggunaan,
pengelolaan lingkungan hidup dan pememfaatan kembali sumber daya alam, termasuk
sumber genetika, mengatur perbuatan hukum dan hubungan hukum antara orang lain
dan/atau subyek hukum lainya serta pembuatan hukum terhadap sumber daya alam dan
sumber daya buatan, termasuk sumber daya genetika, mengendalikan kegiatan yang
mempunyai dampak sosial, mengembangkan pendanaan bagi upaya pelestarian fungsi
lingkungan hidup sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup secara nasional maupun
daerah pemerintah bahkan mempunyai kewajiban yaitu: mewujudkan, menumbuhkan,
mengembangkan dan meningkatkan kesadaran dan tanggung jawab para pengambil
keputusan dalam pengelolaan lingkungan hidup, mewujudkan, menumbuhkan,
mengembangkan dan meningkatkan kesadaran akan hak dan tanggung jawab
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup, mewujudkan, menumbuhkan,
mengembangkan dan meningkatkan kemitraan antara masyarakat, dunia usasha dan
pemerintah dalam upaya pelestarian daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,
mengembangkan dan menerapkan kebijaksanaan nasional pengelolaan lingkungan
hidup yang menjamin terpeliharanya daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup,
mengembangkan dan menerapkan perangkat yang bersifat preemitif, preventif dan
proaktif dalam upaya pencegahan penurunan daya dukung dan daya tampung
lingkungan hidup, memamfaatkan dan mengembangkan teknologi yang akrab
lingkungan hidup, menyelenggarakan penelitian dan pengembangan dibidang
lingkungan hidup, menyediakan informasi lingkungan hidup dan menyebarluaskan
kepada masyarakat, memberikan pengahargaan kepada orang atau lembaga yang berjasa
di bidang lingkungan hidup.
Peran Pemerintah Kabupaten adalah:
1.
Penetapan norma dan kriteria pengelolaan dan pemanfaatan kawasan lindung
2.
Pengendalian pemanfaatan ruang lintas kabupaten.
3.
Pengendalian perubahan fungsi kawasan lindung dan pemanfaatannya yang
berskala besar dan berdampak penting.
Peran Pemerintah Kecamatan dan Desa dalam pengelolaan lingkungan
1.
Penetapan pengelolaan Kawasan Lindung: Pembentukan Badan Pengelola Hutan
Lindung; Pembuatan Perda terkait Hutan Lindung dan Kawasan Rawan Longsor
2.
Pengendalian pemanfaatan ruang kecamatan dan desa: Pengawasan atau
pemantauan kegiatan pemanfaatan kawasan lindung
3.
Pemberdayaan
Peningkatan
masyarakat
kesadaran
sekitar
masyarakat
kawasan
terhadap
potensi
kawasan
lindung
dan
penting
nilai
kawasan lindung
Peran Masyarakat
1. Perlindungan/pelestarian: Pengamanan oleh masyarakat
2. Rehabilitasi: Penanaman swadaya masyarakat
3. Pemanfaatan berkelanjutan:
Pemanfaatan hasil
hutan non kayu:
madu,
rotan, wisata
Pemerintah mempunyai kebijakan di bidang lingkungan hidup. Salah satu upaya
yang harus dilakukan untuk meminimasi dampak negatif yang timbul dari suatu
kegiatan/industri maka diberlakukan kewajiban dalam penyusunan studi kelayakan
lingkungan berupa penyusunan dokumen AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan) atau UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan
Lingkungan) bagi pemrakarsa kegiatan.
Kedua studi tersebut merupakan studi kelayakan lingkungan yang harus dibuat
oleh pemrakarasa kegiatan dan atau usaha yang baru atau belum beroperasi, sehingga
melalui dokumen ini dapat diperkirakan dampak yang akantimbul dari suatu kegiatan
kemudian bagaimana dampak tersebut dikelola baik dampak negatif maupun dampak
positif.
Demikian juga untuk kegiatan industri yang sudah berjalan juga diwajibkan untuk
menyusun Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (DPPL) sesuai dengan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007 tentang Dokumen
Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan /atau Kegiatan Yang
Tidak Memiliki Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Pembangunan yang sedang dilaksanakan dewasa ini adalah dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya. Oleh karena itu, pembangunan tersebut
dilaksanakan untuk menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat
Indonesia dalam suasana keseimbangan dan keselarasan pemenuhan kebutuhan, baik
kebutuhan yang bersifat lahiriah maupun batiniah. Dengan demikian, arah
pembangunan jangka panjang bukan hanya kenaikan pendapatan nasional yang menjadi
tujuan pembangunan, akan tetapi pembangunan Nasional dilaksanakan dalam rangka
pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Tujuan pembangunan seperti ini memuat ciri-ciri keselarasan
antara kemajuan
lahiriah dan kepuasan batin, keselarasan hubungan Manusia dengan Tuhan, antara
Manusia dengan sesamanya, antara Manusia dengan Lingkungan Alam dan keselarasan
hubungan dengan Bangsa-Bangsa. Oleh karena itu tujuan pembangunan adalah
meningkatkan kualitas manusia, baik kualitas fisik maupun non fisik. Untuk mencapai
tujuan tersebut, maka harus dilaksanakan secara bertahap dan diharapkan keikutsertaan
atau partisipasi aktif dari seluruh masyarakat didalamnya karena partisipasi berarti ikut
sertanya masyarakat di dalam usaha-usaha pemerintah dalam proses pembangunan, baik
bersifat dana, tenaga, atau pikiran. Hal ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
oleh Mutaawali bahwa semakin banyak masyarakat ikut serta dalam pembangunan
tersebut, maka semakin baik hasil yang dicapai, karena partisipasi dalam pembangunan
sangat luas, bukan hanya gotong royong memperbaiki jalan, jembatan, akan tetapi
partisipasi dalam semua program pemerintah yaitu dalam bidang Politik, Ekonomi,
Sosial, Budaya, Hankam dan Agama.
Dari sekian banyak kebijaksanaan pembangunan, salah satunya
adalah
pembangunan di bidang kesehatan. Masyarakat berhak untuk memperoleh derajat
kesehatan yang sama dan berkewajiban ikut serta dalam usaha kesehatan yang
diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk memperoleh itu semua maka diperlukan
berbagai usaha pemenuhan kebutuhan-kebutuhan pokok masyarakat Indonesia, yang
pada hakekatnya terpenuhi sandang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan.
Masalah kesehatan merupakan salah satu bentuk pemasalahan yang harus ditangani baik
oleh pemerintah maupun masyarakat itu sendiri. Mengingat pentingnya kesehatan
tersebut, UU 36 Tahun 2009 memberikan arah sebagai berikut :
1. Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
harus
diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945
2. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk mempertinggi derajat kesehatan, yang
besar artinya bagi pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia
Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan pembangunan nasional yang ada
hakikatnya
adalah
pembangunan
manusia
Indonesia
seutuhnya
dan
pembangunan seluruh masyarakat indonesia
Pembangunan Kesehatan di Indonesia yang utama ditujukan kepada golongan
masyarakat yang berpenghasilan rendah, baik didaerah pedesaan maupun perkotaan.
Serta adanya upaya perbaikan kesehatan rakyat antara lain melalui pemberantasan
penyakit menular, perbaikan gizi, penyediaan air bersih, kebersihan dan kesehatan
lingkungan, serta pelayanan kesehatan ibu dan anak dan pelayanan kesehatan lainnya.
Dari uraian tersebut, dapatlah suatu kesimpulan bahwa pembangunan dibidang
kesehatan tidak kalah pentingnya jika dibandingkan dengan bidang pembangunan
lainnya, bahkan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan
nasional secara keseluruhan.
Pembangunan kesehatan lingkungan merupakan salah satu bagian dari
pembangunan kesehatan masyarakat, hal ini sebagaimana dijelaskan oleh A.I. Slamet
Riyadi bahwa secara konsepsional, kesehatan lingkungan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari ilmu kesehatan masyarakat secara utuh. Ini diartikan bahwa untuk
keberhasilannya, kesehatan lingkungan tidak dapat diupayakan tersendiri tanpa menjalin
secara terintegerasi dengan cabang-cabang upaya kesehatan masyarakat lainnya.
Pemerintah kecamatan merupakan pemimpin kecamatan sebagai perangkat
daerah kabupaten atau kota. Camat berkedudukan sebagai koordinator penyelenggaraan
pemerintahan di wilayah kecamatan, berada di bawah dan bertanggung jawab kepada
bupati melalui sekretaris daerah kabupaten atau kota. Camat diangkat oleh bupati atau
walikota atas usul sekretaris daerah kabupaten atau kota terhadap Pegawai Negeri Sipil
yang memenuhi syarat.
Tugas camat adalah melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan
oleh bupati sesuai karakteristik wilayah kebutuhan daerah dan menyelenggarakan
kegiatan pemerintahan lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan.Seorang
camat membawahi lurah, namun tidak bagi kepala desa.
Mengingat kepala kecamatan sebagai pimpinan pemerintahan dikecamatan serta
sebagai penanggung jawab utama pemerintahan, pembangunan dan masyarakat, maka
camat harus mampu berusaha semaksimal mungkin guna mengikutsertakan segala
kegiatan pembangunan secara merata dan seimbang dengan memperhatikan segala
kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan yang merupakan bagian dari pada
kesehatan masyarakat pada umumnya, mempunyai tujuan membina dan meningkatkan
derajat kesehatan dari kehidupan sehari-hari, baik fisik, mental, maupun sosial dengan
cara pencegahan terhadap penyakit dan gangguan kesehatan. Masalah kesehatan
lingkungan terutama di kota-kota besar pada zaman pembangunan ini menjadi masalah
yang sangat rumit dan memerlukan pemecahan secara terorganisir.Begitu pula masalah
kesehatan lingkungan di Desa Likupang Dua, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten
Minahasa Utara yang letak geografisnya berada diujungKabupaten Minahasa
Utaramemerlukan peningkatan dalam menanggulangi masalah tersebut, karena di Desa
Likupang Dua, Kecamatan Likupang Timur, masalah kesehatan lingkungan masih
kurang memenuhi harapan pemerintah, dengan demikian sesuai dengan tugasnya Camat
mempunyai kewajiban untuk meningkatkan kesehatan lingkungannya.
Pada umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar
merubah perilakunya, yaitu
a. Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang
melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya tempat pembuangan
sampah sementara;
b. Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam
konteks pengetahuan lokal,
c. Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh masyarakat)
setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang di anjurkan dan
d. Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan
untuk membangun tempat pembuangan akhir sampah dengan teknologi murah
namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di miliki.
Pendekatan program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”, dalam
artian:
a. Bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam
kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan
inginkan,
b. Bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik
untuk perilaku yang beresiko misalnya tempat pembuangan sampah semetara
sehingga dapat mencegah timbulnya bibit penyakit dan lingkungan bersih dan
nyaman serta
c. Bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan
dan memantau dampaknya secara terus-menerus, berkesinambungan.
Pembangunan sarana tempat pembuangan sampah sementara, sarana sanitasi dan
program promosi kesehatan dapat dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan
apabila :
• Program tersebut direncanakan sendiri oleh masyarakat berdasarkan atas
identifikasi dan analisis situasi yang dihadapi oleh masyarakat, dilaksanakan,
dikelola dan dimonitor sendiri oleh masyarakat.
• Ada pembinaan teknis terhadap pelaksanaan program tersebut oleh tim teknis
pada tingkat Kecamatan.
• Ada dukungan dan kemudahan pelaksanaan oleh tim lintas sektoral dan tim lintas
program di tingkat Kabupaten dan Propinsi.
Strategi untuk meningkatkan program promosi kesehatan, perlu dilakukan dengan
langkah kegiatan sebagai berikut :
1. Advokasi di Tingkat Kabupaten
Pada tingkat Kabupaten dalam pelaksanaan proyek tempat pembuangan akhir
sampah telah dibentuk Tim Teknis Kabupten. Anggota Tim Teknis Kabupaten, adalah
para petugas fungsional atau struktural yang menguasai teknis operasional pada bidang
tugasnya dan tidak mempunyai kendala untuk melakukan tugas lapangan. Advokasi
dilakukan agar lintas sektor, lintas program atau LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat)
mengetahui
tentang
proyek
tempat
pembuangan
akhir
sampah,
termasuk
ProgramPromosi Kesehatan dengan harapan mereka mau untuk melakukan hal-hal
sebagai berikut :
a. Mendukung rencana kegiatan promosi kesehatan. Dukungan yang dimaksud bisa
berupa dana,kebijakan politis, maupun dukungan kemitraan;
b. Sepakat untuk bersama-sama melaksanakan program promosi kesehatan; serta
c. Mengetahui peran dan fungsi masing-masing sektor/unsur terkait.
2. Menjalin Kemitraan di Tingkat Kecamatan dan Desa.
Melalui wadah organisasi tersebut Tim Fasilitator harus lebih aktif menjalin
kemitraan dengan kecamatanuntuk :
• mendukung program kesehatan.
• melakukan pembinaan teknis.
• mengintegrasikan program promosi kesehatan dengan program lain yang
dilaksanakan oleh Sektor dan Program lain, terutama program usaha kesehatan
lingkungan, dan program lain dari PUSKESMAS.
3. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan dan Masyarakat
Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat mengelola program promosi
kesehatan, mulai dari perencanaan, implementasi kegiatan, monitoring dan evaluasi
harus dilaksanakan sendiri oleh masyarakat, dengan menggunakan metode Kesehatan
Lingkungan.Untuk meningkatkan keterpaduan dan kesinambungan program promosi
kesehatan dengan pembangunan sampah dan pengelolaan limbah, di tingkat desa harus
dibentuk lembaga pengelola, dan pembinaan teknis oleh lintas program dan lintas sektor
terkait.
Pesan perubahan perilaku yang terlalu banyak sering membuat bingung
masyarakat, oleh karena itu perlu masyarakat memilih dua atau tiga perubahan perilaku
terlebih dahulu. Perubahan perilaku beresiko diprioritaskan dalam program kebersihan
lingkungan pada Proyek Tempat Pembuangan Akhir Sampah di Desa :
• Pengelolaan sampah.
• pengelolaan limbah dari nelayan atau limbah dari rumah tangga.
• Pengamanan air minum dan makanan.
• Pembuangan tinja yang aman
• Cuci tangan pakai sabun
Setelah masyarakat timbul kesadaran, kemauan/minat untuk merubah perilaku
buang sampah pengkarangan rumah, sungai menjadi perilaku buang sampah di tempat
pembuangan sampah sementar atau tempat pembuangan akhir, masyarakat dapat
mulaimembangun sarana tempat pembuangan sampah sementara yang harus dibangun
oleh masing-masing jaga dengan dana swadaya. Fasilitator harus mampu memberikan
informasipilihan agar masyarakat dapat memilih jenis sarana tempat pembuangan
sampah sementara sesuai dengan kemampuan dan kondisilingkungannya (melalui
pendekatan partisipatori).
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dalam bab sebelumnya, maka
kesimpulan dalam penelitian ini yaitu peran pemerintah kecamatan likupang timur
dalam meningkatkan kesehatan lingkungandi desa likupang dua masih ‘belum
makasimal’, yang diperjelas dengan:
1. Dari segi perencanaan, inventarisasi lingkungan hidup, penyusunan rencana
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, pemerintah desa likupang dua
belum mempunyai program yang jelas dan konkrit, sehingga tidak ada kebijakan
dalam pengelolaan lingkungan hidup demi terciptanya kesehatan lingkungan.
2. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan yaitu di desa likupang dua,
seperti pencemaran udara dari limbah hasil tangkapan ikan yang membusuk
sudah dalam kategori yang tinggi, tetapi tidak ada tindak lanjut dari pemerintah
kecamatan, maupun pemerintah desa untuk menyelesaikan hal tersebut.
3. Langkah konkrit upaya pemeliharaan lingkungan dari pemerintah desa likupang
dua belum dapat dirasakan warga, masih sebatas rencana pengadaan tempat
umum pembuangan sampah.
4. Pengawasan dan penegakkan hukum belum dilaksanakan, pemerintah desa
likupang dua hanya bersifat pasif menunggu laporan dari masyarakat.
Saran
Saran-saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah: pemerintah
kecamatan hendaknya meningkatkan perannya dengan memberikan prioritas yang lebih
pada pengelolaan lingkungan, demi terciptanya lingkungan yang sehat, dengan mengacu
kepada:
1. Membuat program pengelolaan lingkungan desa likupang dua, yang menjadi
acuan dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan.
2. Pemerintah desa likupang dua harus melakukan langkah konkrit, yaitu dengan
turun langsung kelapangan, bersama-sama dengan masyarakat memberikan
motivasi, himbauan untuk menjaga kesehatan lingkungan, seperti tidak
membiarkan limbah hasil tangkapan ikan, sehingga tidak menimbulkan bau
busuk.
3. Pemerintah desa likupang dua harus melakukan konservasi lahan bersama-sama
dengan masyarakat, seperti program penanaman pohon, untuk mengembalikan
lingkungan yang rusak.
4. Perlu adanya regulasi serta sanksi tegas yang mengatur pelanggaran terhadap
linkungan, dari pemerintah desa likupang dua agar dapat memberikan efek jera
kepada pelaku perusak lingkungan.
DAFTAR PUSTAKA
A. L. Slamet Ryadi. 1986, Pengantar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: UsahaNasional
Anwar, Azrul. 1983, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara
Cokroamidjojo, Bentoro. 1986, Rangkuman Temu Wicara Ilmiah. Bandung:
STIALANRI
Dainur.1995, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Widya Medika
Daldjoeni dan Suyitno.1982, Pedesaan Lingkungan dan Pembangunan. Bandung:
Alumni
Entjang, Indang.1985, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Alumni
Entjang, Indan. 2000, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
Erklohom, Eric P. 1981, Pengantar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Mutiara
Idrus.2007, Metode Penelitian Ilmu-Ilmu Sosial. Yogyakarta: UII PressYogyakarta
Lym, Walter R. 1983, Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Mutiara
Martaperdana, Soma. 1985, Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: APDN
Mochtar.1985, Kesehatan Masyarakat. Jakarta
Mutawali.1984, Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan Desa. Bandung:Direktorat
Bangdes
Ndaraha, Taliziduhu. 2003, Kybernology (Ilmu Pemerintahan Baru). Jakarta:
RinekaCipta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007, Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta
Palan, Mayor. 1979, Sosiologi (Suatu Pengantar Tingkah). Jakarta: Ikhtiar Baru
Pemudji.1985, Kepemimpinan Pemerintah di Indonesia. Jakarta: PT. Bina Aksara
Poerwadarminta.1985, Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: PN. Balai Pustaka
Rosyid, Ero. 1984, Organisasi dan Management. Bandung: Alumni
Satori, Djam’an.2011, Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta
Slamet,
Juli
Soemirat.
2009,
Kesehatan
Lingkungan.
Yogyakarta:
MadaUniversity Press
Soedarsono.1980, Kepemimpinan. Jakarta: Mutiara
Soekamto, Soejono. 1982, Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Press
Sukarno. 1972, Administrasi dan Management. Bandung: Amanah
Gadjah
Sunardjo,
Unang.
1984,
Tinjauan
Singkat
Tentang
Pemerintah
Desa
dan
Kelurahan.Bandung: Tarsito
Suryaningrat, Bayu. 1979, Mengenal Ilmu Pemerintahan. Jakarta: Iip
Syafiie, Inu Kencana. 2007, Pengantar Ilmu Pemerintahan. Bandung: Refika Aditama
Wagio, Yudi. 1991, Mengenal Ilmu Pemerintahan. Bandung: PT. Karya Nusantara
SUMBER-SUMBER LAIN
Undang-Undang 12 Tahun 2008, pengganti Undang-Undang 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah.
Undang-Undang No.23 Tahun 1997, Tentang Pengolahan LingkunganHidup.
Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah.
Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisa Mengenai Dampak
Lingkungan Hidup.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan.
Download