File - usaid prioritas

advertisement
Prioritizing Reform, Innovation, and Opportunities
for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators,
and Students (USAID PRIORITAS)
MODUL IIIC
PRAKTIK YANG BAIK DI SEKOLAH DASAR/
MADRASAH IBTIDAIYAH (SD/MI): Manajemen Berbasis
Sekolah
[Training Module IIIC - Good Practices in The Primary School:
School Based Management]
Contract AID-497-C-12-00003
[December 2014]
Prepared for
USAID/Indonesia
Prepared by
RTI International
3040 Cornwallis Road
Post Office Box 12194
Research Triangle Park, NC 27709-2194
RTI International is a registered trademark and a trade name of Research Triangle Institute.
The authors’ views expressed in this publication do not necessarily reflect the views of the United
States Agency for International Development or the United States Government.
Modul pelatihan ini dikembangkan dengan dukungan penuh rakyat Amerika melalui United
States Agency for International Development (USAID). Isi dari materi pembelajaran ini
merupakan tanggung jawab konsorsium program USAID Prioritizing Reform, Innovation, and
Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students (PRIORITAS)
dan tidak mencerminkan pandangan USAID atau pemerintah Amerika Serikat.
PENGANTAR
Pengantar Modul
Daftar Isi
MODUL IIIC: MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)
Halaman
Unit 1
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
3
Unit 2
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
19
Unit 3
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
33
Unit 4
Pengelolaan Program Budaya Baca
43
Unit 5A
Mendengar Aktif
89
Unit 5B
1. Peran Kepala Sekolah
103
2. Peran Guru
147
3. Peningkatan Mutu Sekolah - Peran Komite Sekolah
191
Unit 5C
Perencanaan Sekolah
209
Unit 6
Peningkatan Mutu Sekolah
217
Unit 7
Rencana Tindak Lanjut Sekolah
227
KHUSUS UNTUK FASILITATOR
Unit 1
Pendampingan dengan Lesson Study – MBS
237
Unit 2
Pengelolaan KKG
249
Lampiran – dalam CD
1. Daftar Alat Tulis Kantor
2. Daftar Informasi Tambahan dan Lembar Kerja Peserta
3. Format Evaluasi Pelatihan
4. Program untuk Mengolah Data Evaluasi (Program Excel)
5. Video Pelatihan
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
v
PENGANTAR
Pengantar Modul
Kata Pengantar
Program Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s
Teachers, Administrators and Students (PRIORITAS) yang didanai oleh USAID bekerja
sama dengan pemerintah Indonesia dilaksanakan untuk mendukung Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan serta Kementerian Agama dalam meningkatkan akses
pendidikan dasar yang bermutu. Untuk mencapai tujuan tersebut, PRIORITAS
mengembangkan dan melaksanakan program pengembangan kapasitas yang terdiri atas
pelatihan, pendampingan, serta kegiatan kelompok kerja di tingkat sekolah maupun gugus.
Sasaran program pengembangan kapasitas ini adalah guru dan dosen lembaga pendidikan
tenaga kependidikan (LPTK), kepala sekolah, komite sekolah, serta pengawas dan staf dinas
pendidikan terkait di kabupaten terpilih di tujuh provinsi mitra PRIORITAS, yaitu Aceh,
Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan.
Pelatihan bagi dosen dilaksanakan melalui kerja sama dengan sejumlah LPTK terpilih untuk
pengembangan peran LPTK sebagai penyedia layanan untuk pendidikan dalam jabatan.
Modul III yang digunakan dalam pelatihan ini dikemas dalam bentuk unit-unit/topik-topik.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah ini memuat
materi yang terkait dengan Pembelajaran dan Manajemen Berbasis Sekolah. Modul Praktik
yang Baik III ini akan dikemas menjadi tiga paket modul, yaitu modul IIIA untuk
Pembelajaran Kelas Awal, Modul IIIB untuk Pembelajaran Kelas Tinggi, dan Modul IIIC
untuk Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Berikut adalah gambaran singkat tentang masingmasing unit.
1. MODUL IIIA: MODUL PELATIHAN PEMBELAJARAN KELAS AWAL
Rincian dan isi unit Modul IIIA dicetak terpisah.
2. MODUL IIIB: MODUL PELATIHAN PEMBELAJARAN KELAS TINGGI
Rincian dan isi unit Modul IIIB dicetak terpisah.
3. MODUL IIIC: MANAJEMEN SEKOLAH (MBS)
Unit 1: Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS. Dalam unit
ini, peserta akan mencermati indikator keberhasilan program praktik yang baik USAID
PRIORITAS, menilai seberapa jauh materi-materi pelatihan sampai dengan saat ini (pelatihan
I dan II) sesuai dengan indikator tersebut, dan mencermati data hasil monitoring program
untuk tahun 2012, 2013, dan 2014. Selanjutnya peserta akan berdiskusi tentang manfaat
vi
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
PENGANTAR
Pengantar Modul
monitoring suatu program dan untuk apa saja data hasil monitoring tersebut dapat
dimanfaatkan. Pembahasan lebih difokuskan pada indikator yang terkait dengan manajemen
sekolah.
Unit 2: Kaji Ulang Kemajuan Sekolah. Dalam unit ini, peserta akan menyampaikan
perkembangan sekolah mereka, terutama sebagai akibat dari pelatihan sebelumnya dan
pendampingan, yaitu keberhasilan dan kekurangberhasilan. Kemudian mereka akan
mengidentifikasi faktor-faktor pendukung keberhasilan dan faktor-faktor yang menyebabkan
kekurangberhasilan. Setelah itu, peserta akan merumuskan pemecahan agar hambatan yang
dialami selama ini dapat diatasi sehingga hasil pelatihan dapat diterapkan lebih optimal.
Unit 3: Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran. Peserta akan membahas
kegiatan-kegiatan yang direncanakan guru untuk diterapkan di sekolah setelah guru
pengikuti pelatihan pembelajaran. Setelah itu, mereka akan mengidentifikasi sumber daya,
dana, dan tindakan yang dapat mendukung pelaksanaan rencana tersebut. Selanjutnya,
mereka merumuskan tindakan yang perlu dilakukan oleh masing-masing pemangku
kewajiban agar hasil pelatihan dapat diterapkan dengan baik.
Unit 4: Pengelolaan Program Budaya Baca. Dalam unit ini, peserta akan
mengidentifikasi kegiatan-kegiatan terkait dengan program budaya baca di sekolah mereka
yang dapat berjalan dengan baik dan kegiatan yang belum berjalan dengan baik. Kemudian
mereka merumuskan kegiatan-kegiatan untuk memperkaya/mendukung kegiatan budaya
baca baik di sekolah maupun di rumah. Selanjutnya, mereka merumuskan tindakan nyata
yang perlu dilakukan kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam mengelola program
budaya baca, baik di sekolah maupun di rumah.
Unit 5A: Keterampilan Menyimak dalam MBS. Dalam unit ini akan dibahas dan
disimulasikan ”Bagaimana Mendengar secara Aktif”. Keterampilan ini perlu dikuasai oleh
seorang kepala sekolah sebagai pemimpin di sekolahnya atau oleh seorang guru dalam
menangkap keinginan siswa-siswanya. Demikian juga antara komite sekolah dan sekolah.
Mereka perlu memiliki keterampilan mendengarkan yang baik. Pesan yang disampaikan oleh
orang lain dapat dimengerti dengan salah bila cara mendengarkan tidak efektif.
Unit 5B1: Peningkatan Mutu Pembelajaran – Peran Kepsek dan Pengawas. Kiat
melakukan supervisi informal dan supervisi klinis di kelas akan dibahas dalam unit ini. Selain
itu, akan dibahas mekanisme penilaian kinerja guru (PKG) dan cara memanfaatkan hasil
PKG untuk mengembangkan profesionalisme guru. Dibahas pula berbagai cara membantu
guru meningkatkan kinerja mereka. Pembahasan akan berfokus pada apa saja yang dapat
dan perlu dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
Unit 5B2: Peningkatan Mutu Pembelajaran – Peran Guru. Guru perlu memahami
komponen kompetensi guru dalam supervisi pembelajaran. Hal ini akan dibahas dalam unit
ini. Terkait kompetensi, peserta akan merancang kegiatan KKG yang dapat meningkatkan
kompetensi guru dan mengembangkan keprofesian guru secara berkelanjutan. Selain itu,
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
vii
PENGANTAR
Pengantar Modul
dibahas pula berbagai cara membantu guru meningkatkan kinerja mereka. Pembahasan akan
berfokus pada apa saja yang dapat dan perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.
Unit 5B3: Peningkatan Mutu Pembelajaran – Peran Komite Sekolah. Peserta
akan mengidentifikasi kondisi komite sekolah/madrasah terkait dukungan mereka terhadap
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah. Kemudian mereka merumuskan usulan
perbaikan atau peningkatan kondisi tersebut dan mengidentifikasi bentuk partisipasi secara
lebih luas dari orang tua, masyarakat, dan/atau komite kepada sekolah. Pembahasan akan
berfokus pada apa saja yang dapat dan perlu dilakukan oleh komite sekolah untuk
meningkatkan mutu pembelajaran.
Unit 5C: Berbagi Hasil Diskusi. Hasil diskusi dan pembahasan oleh masing-masing
peran (guru, kepala sekolah, pengawas, dan komite sekolah) pada unit 5B1, 5B2, dan 5B3
dikomunikasikan oleh dan kepada masing-masing, dalam kegiatan pada unit ini sehingga
semua saling mengetahui. Dengan demikian, peran atau kegiatan mereka tidak saling
tumpang tindih yang tidak perlu.
Unit 6: Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing. Dalam unit ini, akan
disimulasikan apa saja tindakan yang DIHARAPKAN dan TIDAK DIHARAPKAN dilakukan
oleh masing-masing mitra kerja (kepala sekolah, guru, pengawas, dan komite sekolah).
Dengan saling mengetahui tindakan tersebut, diharapkan masing-masing saling berhati-hati
dalam melakukan tindakan. Akibatnya, akan timbul kekompakan dari semua pihak dalam
peningkatan mutu sekolah.
Unit 7: Rencana Tindak Lanjut Sekolah. Peserta akan merumuskan rencana tindak
lanjut tentang apa yang akan dilakukan sekolah sebagai institusi agar hasil-hasil pelatihan,
baik pembelajaran maupun manajemen sekolah, diterapkan di sekolah.
viii
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
PENGANTAR
Pengantar Modul
KHUSUS UNTUK FASILITATOR
Unit 1: Pendampingan dengan Lesson Study - MBS. Pendampingan kepada kepala
sekolah, guru, dan komite sekolah setelah mereka mendapat pelatihan sangatlah penting
untuk lebih memungkinkan mereka berani menerapkan apa yang diperoleh dari pelatihan.
Pada unit ini peserta akan membahas pendampingan dengan menggunakan pendekatan
lesson study. Tiga hal yang dimanfaatkan dari lesson study tersebut, yaitu ”siklus” plan, do, dan
see (refleksi); kerja bersama, dan pengamatan terhadap pelaksanaan manajemen berbasis
sekolah. Pada kesempatan ini, peserta akan diminta mengidentifikasi kegiatan apa sajakah
yang cocok dilaksanakan pada plan, do, dan see dan dalam forum apakah masing-masing hal
tersebut cocok dilaksanakan (forum KKKS, KKG gugus, dan sekolah/kelas). Kemudian
peserta akan bersimulasi melakukan pendampingan kepada kepala sekolah, guru, komite
sekolah terkait hasil amatannya terhadap pelaksanaan manajemen berbasis sekolah.
Unit 2: Pengelolaan KKG. Pada unit ini, peserta akan membahas pentingnya
wadah/forum musyawarah guru mata pelajaran (KKG) bagi pengembangan keprofesian
guru. Selanjutnya mereka akan membahas ciri-ciri gugus yang efektif, peran masing-masing
(dinas kabupaten, pengawas, dan kepala sekolah) dalam mengefektifkan KKG; dan peserta
akan menyusun rencana tindak lanjut untuk menguatkan KKG.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
ix
PENGANTAR
Pengantar Modul
JADWAL PELATIHAN PRAKTIK YANG BAIK DI SD DAN MI III (contoh)
Berikut adalah contoh (1) Jadwal Pelatihan Tingkat Sekolah untuk Manajemen Sekolah dan
(2) Jadwal Pelatihan untuk Pelatih (ToT) Nasional atau Provinsi.
JADWAL PELATIHAN TINGKAT SEKOLAH
PRAKTIK YANG BAIK DALAM MBS DI SD DAN MI MODUL III
(Fasilitator Maksimal 6 Orang: 2 Orang Kelas Awal dan 4 Orang Kelas Tinggi)
1. Jadwal Pelatihan Tingkat Sekolah – Manajemen Sekolah
Waktu
Unit
08.00 – 17.00
07.00 – 08.00
08.00 – 08.45
08.45 – 09.30
09.30 – 09.45
09.45 – 12.00
(Pararel di 3
kelas Bahasa
Indonesia
dan
12.00 – 13.00
IPS
digabung
13.00 – 13.45
menjadi 1
kelas)
13.45 – 15.00
45’
45’
15’
135
60’
45’
’75’
Keterangan
Hari 0
Persiapan: Cek kesiapan fasilitator
(Mempelajari modul, diskusi, simulasi),
kelengkapan lembar kerja tiap unit, alat-alat
dan perlengkapan, ruangan, penataan mejakursi, dan sebagainya
Hari 1
Pembukaan
Unit 1 Kaji Ulang Hasil Penerapan Pelatihan 1-2
Unit 2 Penilaian Autentik
Istirahat
Unit 3A Matematika dalam Kehidupan
Unit 3B Keterampilan Informasi – Bahasa Indonesia
IPS
Unit 3C dan
Keterampilan
Informasi - IPA
Isama
Unit 5 Portofolio
Unit 1
dan
unit 2
15.00 – 15.15 15’
15.15 – 16.00 45’ Unit 3
16.00 – 16.45 45’ Unit 6
08.00 – 09.00 60’ Unit 1
-
Tim Fasilitator
Kelas Mapel
Kelas Mapel
Kelas Mapel
Latar Belakang Program Membaca
Berjenjang (Apa dan Mengapa dan
Bagaimana)
Strategi Penerapan Program Membaca
Berimbang
Istirahat
Merancang Program Membaca Berimbang
Pengelolaan Buku Bacaan Berjenjang
Hari 2
Gambaran umum Monitoring Program
USAID PRIORITAS
09.00 – 09.15 15’
Istirahat
09.15 – 10..45 90’ Unit 3
Pembahasan RTL Pembelajaran
x
Pengampu
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Pleno MBS
Pleno MBS
PENGANTAR
Waktu
Pengantar Modul
Unit
10.45 – 11.45 60’ Unit 4
11.45 – 12.45
12.45 – 14.15 90’ Unit 4
14.15 – 16.00 90’ Unit 5A
08.00 – 10.20 140’
10.20 – 10.40
10.40 – 11.40
11.40 – 12.00
13.00 – 14.30
14.30 – 16.00
20’
60’
80’
90’
90’
16.00 – 16.30 60’
Keterangan
Hari 0
Pengelolaan Program Budaya Baca
Isama
Pengelolaan Program Budaya Baca (lanjutan)
Keterampilan Menyimak
Hari 3
Peningkatan Mutu Pembelajaran – Peran
Unit
5B1
Kepsek dan Pengawas
Unit
Peningkatan Mutu Pembelajaran – Peran
5B2
Guru
Peningkatan Mutu Pembelajaran – Peran
Unit
5B3
Komite Sekolah
Istirahat
Unit 5C Berbagi Hasil Diskusi
Istirahat
Unit 6 Peningkatan Mutu Sekolah - Peran Masing-Masing
Unit 7 Rencana Tindak Lanjut - MBS
Penutup dan Administrasi
Pengampu
Pleno MBS
Pleno MBS
Kelas Kepsek
Kelas Guru
Kelas Komite
Pleno MBS
Pleno MBS
Pleno MBS
Pleno PBM
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
xi
PENGANTAR
Pengantar Modul
JADWAL PELATIHAN UNTUK PELATIH TINGKAT PROVINSI
PRAKTIK YANG BAIK DALAM MBS DI SD DAN MI MODUL III
(Fasilitator Pembelajaran yang Terlibat Maksimal 6 Orang:
2 Orang Kelas Awal dan 4 Orang Kelas Tinggi)
2. Jadwal Pelatihan untuk Pelatih – Manajemen Sekolah
Waktu
Unit
Keterangan
Hari 0
08.00 – 09.00
Penjelasan umum tim penyusun
modul dan fasilitator
09.00 – 16.00
Tim fasilitator melakukan
persiapan (memahami setiap
unit, membagi peran, mengecek
lembar kerja, dan simulasi)
16.00 – 17.30
- Tim mengecek kesiapan ruang
dan kebutuhan ToT
Hari 1
08.00 – 08.45
45’
Unit 1
Kaji Ulang Hasil Penerapan
Pelatihan 1-2
08.45 – 09.30
45’
Unit 2
Penilaian Autentik
09.30 – 09.45
15’
09.45 – 12.00 135
(Pararel di 3
kelas bahasa
Indonesia dan IPS
digabung menjadi
1 kelas)
12.00 – 13.00
60’
13.00 – 13.45
xii
Tim fasilitator
melanjutkan persiapan
sampai sore (kelas diisi
fasilitator pembelajaran)
Istirahat
Unit
3A
Matematika dalam Kehidupan
Kelas Mapel
Unit
3B
Keterampilan Informasi –
Bahasa Indonesia dan IPS
Kelas Mapel
Unit 3C
Keterampilan Informasi - IPA
Kelas Mapel
Ishoma
45’
Unit 5
Portofolio
75’
Unit 1
dan
unit 2
- Latar Belakang Program
Membaca Berjenjang (Apa dan
Mengapa dan Bagaimana)
- Strategi Penerapan Program
Membaca Berimbang
’
13.45 – 15.00
Pengampu
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
PENGANTAR
Waktu
Pengantar Modul
Unit
15.00 – 15.15
15’
15.15 – 16.00
45’
16.00 – 16.45
45’
08.00 – 09.00
60’
09.00 – 10.30
10.30 – 11.00
11.00 – 12.00
12.00 – 13.00
90’
30’
60’
13.00 – 14.30
90’
14.30 – 16.00
90’
08.00 – 10.20
140’
20’
60’
80’
13.00 – 14.30
90’
14.30 – 16.00
90’
08.00 – 09.45
105’
09.45 – 10.00
15’
10.00 – 11.30
90’
Hari 0
Istirahat
Merancang Program Membaca
Berimbang
Pengelolaan Buku Bacaan
Unit 6
Berjenjang
Hari 2
Gambaran umum Monitoring
Unit 1
Program USAID PRIORITAS
Unit 3 Pembahasan RTL Pembelajaran
Istirahat
Unit 4 Pengelolaan Program Budaya Baca
Isama
Pengelolaan Program Budaya Baca
Unit 4
(lanjutan)
Unit 5A Keterampilan Menyimak
Hari 3
Peningkatan Mutu Pembelajaran –
Unit
5B1
Peran Kepsek dan Pengawas
Peningkatan Mutu Pembelajaran –
Unit
5B2
Peran Guru
Pengampu
Unit 3
Unit
5B3
10.20 – 10.40
10.40 – 11.40
11.40 – 12.00
Keterangan
Peningkatan Mutu Pembelajaran –
Peran Komite Sekolah
Istirahat
Unit 5C Berbagi Hasil Diskusi
Istirahat, Salat Jumat
Peningkatan Mutu Sekolah - Peran
Unit 6
Masing-Masing
Unit 7 Rencana Tindak Lanjut - MBS
Hari 4
Unit 1B
Fasilitator
Pendampingan dan Lesson Study
Pleno MBS
Pleno MBS
Pleno MBS
Pleno MBS
Kelas Kepsek
Kelas Guru
Kelas Komite
Pleno MBS
Pleno MBS
Pleno MBS
Pleno MBS
Istirahat
Unit 2
Fasilitator
Pengelolaan KKG
Pleno PBM+MBS
Pleno PBM+MBS
Pleno PBM+MBS
11.30 – 12.30
60’
Pembahasan Keterlaksanaan dan
catatan perbaikan ToT Provinsi
(Bersama klp PBM dan MBS)
12.30 – 13.00
60’
Penutup dan Administrasi
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
xiii
PENGANTAR
Pengantar Modul
Catatan:
1. ATK
Alat tulis kantor (ATK) yang diperlukan dalam pelatihan ini: Kertas plano/flipchart, karton
manila, HVS (putih, biru, hijau, kuning, merah muda), post it warna-warni, selotip kertas,
lem stick, gunting sedang, cutter, penggaris plastik 30 cm, dan white board marker (jumlah
yang dibutuhkan untuk tiap butir ATK harus dihitung tersendiri berdasar jumlah peserta
pelatihan).
2. TIK
Alat yang perlu ada untuk mendukung sesi presentasi di lokasi pelatihan adalah:
a. Proyektor LCD
b. Laptop atau desktop untuk presentasi
c. Layar proyektor LCD
d. Jack audio ke Laptop (untuk tayangan video)
e. Handycam/kamera untuk mengambil video praktik pembelajaran sebagai bahan
refleksi pasca mengajar
3. Kelengkapan yang Harus Dibawa Peserta
Dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan pelatihan ada kelengkapan yang harus dibawa
peserta:
A. MBS
1. Membawa bukti hasil pendampingan (implementasi modul 1 dan 2)
a. Kemajuan pembelajaran
b. Kemajuan menejemen sekolah
c. Kemajuan PSM
2. Bukti hasil penerapan Program Membaca Bersama
3. Dokumentasi (foto-foto)
a. Rapat penyusunan program (partisipatif)
b. Kegiatan supervisi kepala sekolah
c. Transparansi keuangan, pembelajaran
xiv
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
PENGANTAR
Pengantar Modul
B. Pembelajaran
1. Membawa RPP Lengkap dengan perangkatnya (sesuai MAPEL yang diampu)
a. RPP yang memperhatikan pertanyaan tingkat tinggi, perbedaan individu,
gender, tugas kinerja,
b. LKP
c. Media pembelajaran
d. Rubrik penilaian
e. Hasil kerja siswa (hasil pemikiran siswa selama proses pembelajaran dan
BUKAN prakarya, minimal 2 karya)
f. Jurnal reflektif
2. Membawa contoh portofolio terbaik milik siswa (Jika lupa dibawa, Unit 6 atau 1
TIDAK jalan)
3. Membawa dokumentasi hasil proses pembelajaran atau foto-foto proses
pembelajaran
4. Pesan dari Direktur Program USAID PRIORITAS (Materi Presentasi
Pengantar)
a. Slide pesan ini hendaknya ditayangkan dan dijelaskan pada setiap awal pelatihan, baik di
tingkat provinsi maupun tingkat kabupaten/sekolah, agar peserta atau guru
memperoleh gambaran yang konkret tentang salah satu target program USAID
PRIORITAS.
b. Pesan utama dari slide ini, antara lain, adalah:
- siswa hendaknya didorong untuk memproduksi hasil kerja berupa tulisan yang
panjang dan terstruktur sesuai tingkat kelas mereka, pada proses pembelajaran
mereka,
- siswa diberi tugas/pertanyaan lanjutan yang lebih menantang/menuntut siswa
berpikir dan berbuat lebih lanjut (Contoh kasus pada slide: Tugas apa yang sebaiknya
diberikan atau pertanyaan apa yang perlu diajukan ketika siswa telah memperoleh
informasi tentang Venus dari internet, memperoleh data tentang pekerjaan orang tua,
dan menemukan berbagai cairan pestisida),
- tuntutan kualitas tugas/produk siswa SD/MI harus lebih tinggi daripada hasil modul
sebelumnya.
c. Mungkin ada baiknya slide pesan ini ditayangkan ulang pada saat sesi persiapan praktik
mengajar agar produk siswa dijadikan salah satu capaian dalam praktik mengajar.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
xv
PENGANTAR
Pengantar Modul
MATERI PRESENTASI PENGANTAR
xvi
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
PENGANTAR
Pengantar Modul
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
xvii
UNIT 1
GAMBARAN UMUM
MONITORING PROGRAM
USAID PRIORITAS
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
2
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
UNIT 1
GAMBARAN UMUM MONITORING
PROGRAM USAID PRIORITAS
Pendahuluan
USAID PRIORITAS diwajibkan untuk
memonitor dampak kegiatan di semua
tingkatan, di provinsi, daerah, LPTK,
sekolah, dan kelas, untuk mengetahui
hasil yang dicapai serta masalah yang
masih dihadapi.
Untuk itu, USAID PRIORITAS telah
menyusun indikator perubahan yang
sesuai dengan tujuan proyek dan
kegiatan pelatihan yang dilaksanakan. Monitoring perlu dilakukan untuk melihat dampak
Misalnya, salah satu tujuan proyek pelaksanaan program di sekolah.
adalah
meningkatkan
mutu
pembelajaran di kelas. Untuk mencapai tujuan tersebut, guru dilatih dalam berbagai
pendekatan dan metode untuk memberikan pembelajaran yang lebih efektif, termasuk
pembelajaran kooperatif, dan mengajukan pertanyaan tingkat tinggi. Untuk menilai
keberhasilan program pelatihan tersebut, indikator tentang mutu pembelajaran di
antaranya adalah menilai seberapa jauh guru menggunakan pembelajaran kooperatif dan
mengajukan pertanyaan tingkat tinggi.
Indikator monitoring dampak kegiatan di sekolah meliputi beberapa hal sebagai berikut.







Pembelajaran di kelas, termasuk kegiatan guru dan kegiatan murid
Dampak pada hasil belajar siswa
Kepemimpinan kepala sekolah
Efektivitas KKG
Penyusunan rencana dan anggaran sekolah yang transparan dan partisipatif
Partisipasi masyarakat
Pengembangan budaya baca
Data tentang indikator tersebut dikumpulkan pada awal program di sampel sekolah di
setiap daerah mitra sebelum kegiatan proyek dimulai. Kemudian data tentang indikator
yang sama dikumpulkan di sekolah yang sama setiap tahun pada tahun-tahun berikutnya
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
3
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
untuk mengetahui perubahan yang telah terjadi dan menilai dampak kegiatan proyek.
Kegiatan pengumpulan data meliputi hal-hal sebagai berikut.




Wawancara dengan kepala sekolah, komite sekolah, dan guru
Pengamatan kegiatan kelas
Tes EGRA di kelas 2 akhir atau kelas 3 awal
Tes bahasa Indonesia dan matematika kelas 4, IPA kelas 5
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan telah mengetahui
1. rasional, indikator, dan proses monitoring yang digunakan USAID PRIORITAS untuk
mengukur kemajuan proyek,
2. dampak yang dicapai USAID PRIORITAS di suatu sampel sekolah menurut indikator
tersebut,
3. bahwa sekolah perlu memiliki indikator-indikator keberhasilan sekolah,
4. bahwa sekolah seyogianya menyusun program dan kegiatan berdasar indikator
keberhasilan sekolah.
Petunjuk Umum
Peserta duduk dalam kelompok sekolah untuk kegiatan ini.
Sumber dan Bahan
1. Daftar indikator USAID PRIORITAS dan rincian indikator
2. Contoh pencapaian di beberapa indikator (untuk ToT provinsi dan pelatihan tingkat
sekolah menggunakan hasil monitoring provinsi)
Waktu
Waktu yang disediakan untuk kegiatan ini adalah 60 menit.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
4
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
ICT
Penggunaan TIK untuk mendukung sesi ini bukan merupakan keharusan, tetapi kalau
memungkinkan, dapat disediakan:
1. Proyektor LCD
2. Laptop atau personal computer untuk presentasi
3. Layar proyektor LCD
Ringkasan Sesi (60 menit)
Pendahuluan
15 menit
Aplikasi
40 menit
Penguatan
5 menit
Fasilitator menyampaikan
tujuan, latar belakang, dan
garis besar langkah kegiatan
Kegiatan 1(20’):
Peserta membaca rincian
indikator, kemudian
membahas kesesuaiannya
dengan pelatihan yang telah
diterima
Fasilitator menekankan
pentingnya menilai hasil
program pelatihan, dan
bertindak lanjut dari data yang
diperoleh
Fasilitator menjelaskan
indikator, beberapa rincian
indikator
Kegiatan 2 (20’):
Fasilitator menayangkan
perubahan dalam indikator
dari monitoring awal
Peserta ditanyakan tentang
manfaat monitoring serta cara
memanfaatkan datanya
Diskusi dan tanya jawab
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan (15 menit)
Fasilitator menjelaskan tujuan sesi, latar belakang, dan garis besar langkah kegiatan dalam
sesi ini.
Menayangkan serta Menjelaskan Indikator dan Rinciannya
(1) Fasilitator menayangkan daftar indikator monitoring dan menunjukkan kesesuaian
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
5
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
indikator tersebut dengan pelatihan proyek USAID PRIORITAS.
(2) Fasilitator menjelaskan rincian beberapa indikator monitoring tentang kegiatan guru
dan kegiatan siswa untuk menunjukkan kesesuaian antara unit-unit dalam modul
pelatihan dengan rincian indikator tersebut.
A
Aplikasi (40 menit)
Kegiatan 1: Membaca dan Membahas Indikator Monitoring & Rinciannya (20’)
(1) Fasilitator membagikan daftar indikator monitoring dan rinciannya dan daftar materi
pelatihan (IT 1.1) dan LKP 1.1. Peserta diminta untuk membahas dalam kelompok
sekolah kesesuaian indikator dengan topik yang telah diberikan dalam pelatihan
modul 1, 2, & 3. (15 menit)
(2) Fasilitator menyampaikan bahwa tugas kelompok BUKAN untuk mengevaluasi apakah
indikator-indikator tersebut sudah terjadi di sekolah atau belum.
(3) Setelah diskusi, beberapa peserta diminta mengungkapkan pendapatnya:
a. Sejauh mana indikator sesuai dengan topik yang telah diberikan dalam pelatihan
modul 1, 2, & 3?
b. Apakah ada yang tidak sesuai dan belum dibahas dalam pelatihan? (5 menit)
Kegiatan 2: Presentasi Hasil Monitoring di Daerah Kohor 1 (20’)
(1) Fasilitator menayangkan perubahan yang terjadi berdasar indikator monitoring
(monitoring terbaru dibandingkan monitoring awal). (10 menit)
(2) Fasilitator minta komentar atau pertanyaan dari peserta berkenaan dengan perubahan
yang terjadi. (5 menit)
Catatan untuk Fasilitator:
1. Diskusikan bagaimana cara membaca grafik yang ditampilkan dengan
spesialis Monitoring dan Evaluasi (ME).
2. Jika diperlukan, tunjukkan perubahan yang paling besar dan paling kecil.
Minta pendapat peserta apa kira-kira penyebab perubahan tersebut.
3. Jika ada indikator yang menurun, fasilitator wajib tahu alasannya.
Tanyakan alasannya kepada tim ME USAID PRIORITAS.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
6
UNIT
UNIT11a
P
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
Penguatan/Refleksi (5 menit)
Peserta ditanyakan:
1. Apa manfaat monitoring?
2. Apakah sekolah Anda sudah melakukan monitoring?
3. Jika sudah, bagaimana data monitoring digunakan?
Catatan untuk Fasilitator
1. Kita dapat mengetahui seberapa jauh hasil pelatihan diterapkan dan
berdampak pada siswa dan sekolah.
2. Kalau ada kekurangan dalam dampak, kita dapat memikir tentang
penyebabnya serta cara mengatasi kekurangan tersebut.
E
Extension dan Penguatan (5 menit)
1. Penguatan
Fasilitator menekankan pentingnya menilai hasil program pelatihan dan bertindak lanjut dari
data yang diperoleh:
a. Kita wajib mengetahui dampak tindakan kita dalam pelatihan, di sekolah, dan di kelas.
b. Kalau kita sudah mempunyai data tentang kekuatan dan kekurangan, data tersebut
harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kegiatan ke depan supaya dampak lebih efektif.
c. Sekolah perlu memiliki indikator-indikator keberhasilan sekolah dan
menyusun program kegiatan berdasar indikator-indikator tersebut.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
7
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
Lembar Informasi Tambahan 1.1
Materi Pembelajaran
Materi Modul 1
Materi Modul 2
Materi Modul 3
Kelas Awal
1. Apa-Mengapa
PAKEM
1. Kaji Ulang Penerapan
PAKEM
1. Membaca
Berimbang
2. Menciptakan
Lingkungan Belajar
yang Efektif
2. Mengelola
Pembelajaran secara
Efektif
2. Persiapan Praktik
PAKEM
3. Memahami Kurikulum
2. Menerapkan
Program Membaca
Berimbang
3. Merancang
Program Membaca
Berimbang
3. Praktik PAKEM di
Sekolah
4. Melayani Perbedaan
Individu
4. Menyusun
Rencana Tindak
Lanjut PAKEM
5. Pertanyaan Tingkat
Tinggi dan LK
5. Pelaksanaan
Kegiatan KKG
6. Penilaian Autentik
6. Rencana Tindak
Lanjut
7. Gender di Sekolah
4. Penilaian
Membaca
5. Pengelolaan
Kelas dalam
Membaca
Berimbang
6. Pengelolaan
Buku Bacaan
Berjenjang
7. Persiapan dan
Refleksi Praktik
Mengajar
8. Literasi Lintas
Kurikulum (B. Indonesia,
8. Portofolio
IPS, IPA, Matematika,
dan Kelas Awal)
9. Persiapan Praktik
Mengajar
10. Rencana Tindak
Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
8
Materi Modul 3
Kelas Tinggi
1. Kaji Ulang Hasil
Penerapan Pelatihan
1 dan 2
2. Penilaian Autentik
3. Matematika dalam
Kehidupan
4. Mencari Informasi
dan Menulis Laporan
(IND)
5. Mencari Informasi
dan Menulis Laporan
(IPA)
6. Mencari Informasi
dan Menulis Laporan
(IPS)
7. Membaca
Bertingkat (Kelas
Awal)
8. Persiapan dan
Praktik Mengajar
9. Portofolio
10. Monitoring
USAID PRIORITAS
11. Rencana Tindak
Lanjut
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
Materi MBS
Materi Modul 1
Materi Modul 2
Materi Modul 3
1. Pembelajaran PAKEM
1. Kaji Ulang Kemajuan
Sekolah
1. Gambaran Umum
Monitoring USAID
PRIORITAS
2. Manajemen Berbasis
Sekolah
2. Pembahasan RTL
Pelatihan Pembelajaran
2. Kaji Ulang Kemajuan
Sekolah
3. Manfaat, Jenis, dan Cara
mendorong PSM
3. Kepemimpinan
Pembelajaran
3. Membahas RTL Pelatihan
Pembelajaran
4. Kreativitas Menghimpun
Sumber Daya dan Dana
4. Program Budaya Baca
4. Pengelolaan Budaya
Baca – 2
5. Transparansi dan
Akuntabilitas Publik
5. Pengelolaan Program
Budaya Baca
5. Keterampilan Menyimak
6. Rencana Kerja Sekolah
6. Menghitung Anggaran
Berbasis Pembelajaran
6. Meningkatkan Mutu
Pembelajaran
7. RKT dan RKAS
7. RTL Sekolah
7. Sikap dan Tindakan
terhadap Peningkatan Mutu
Sekolah
8. RTL Sekolah
8. RTL MBS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
9
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
Lembar Kerja Peserta 1.1
PILIHAN INDIKATOR MONITORING PEMBELAJARAN &
MANAJEMEN DAN TATA KELOLA SEKOLAH DAN
KESESUAIANNYA DENGAN UNIT-UNIT PELATIHAN
No
INDIKATOR
RINCIAN INDIKATOR
Kesesuaian
Indikator
dengan
Unit-Unit
Pelatihan
YA
Indikator Pembelajaran
% guru yang melakukan sekurang-kurangnya empat kegiatan berikut ini:
Guru menunjukkan
praktik yang baik
dalam pembelajaran
dan penilaian.
1
a. Mengatur ruang kelas untuk pembelajaran interaktif (mebeler, alat bantu
pembelajaran/peraga display poster, dll).
b. Menggunakan beberapa cara secara bergantian dalam bekerja dengan
murid: kadang-kadang dengan seluruh kelas, dengan kelompok, siswa secara
berpasangan atau secara individu.
c. Guru mengajukan pertanyaan tipe non hafalan dan memberikan kesempatan
kepada siswa untuk menjawab.
d. Guru menggunakan pendekatan yang beragam dalam mengajar (selain
ceramah dan menggunakan buku teks semata) seperti memberikan tugas
yang dapat dikerjakan secara bebas.
e. Guru menggunakan beberapa alat penilaian untuk menilai hasil siswa.
f.
Guru berkeliling kelas, mengamati, dan membantu siswa dalam
menyelesaikan tugas.
% guru kelas awal mendemonstrasikan setidaknya 5 hal di bawah ini:
a.
Guru kelas awal
menunjukkan cara
yang baik dalam
mengajar dan
menilai kemampuan
membaca.
2
Guru semua mata
pelajaran
mendukung
pengembangan dan
penguatan
ketrampilan mem
baca siswa.
3
b.
Memberi pelajaran yang membantu siswa sesuai dengan kelasnya untuk
memahami apa yang dimaksud dengan kata.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk senantiasa meningkatkan
ketrampilan membaca.
c.
Menciptakan lingkungan kelas yang kaya dengan bahan bacaan.
d.
Memeriksa pemahaman siswa terhadap sesuatu (gambar, cerita, buku).
e.
Guru membaca nyaring atau guru meminta siswa untuk membaca nyaring
untuk mengasah pemahaman terhadap apa yang dibaca.
f. Guru memantau secara teratur untuk mengetahui kemajuan siswa dalam
membaca
% guru pada umumnya (kecuali guru kelas awal dan guru bahasa Indonesia)
mengembangkan ketrampilan siswa dalam membaca dengan sekurang-kurangnya
dua strategi berikut:
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca pada saat
pembelajaran berlangsung secara mandiri, berpasangan, atau berkelompok.
b. Menyediakan bahan bacaan selain buku teks kepada siswa untuk dibaca.
c. Memeriksa pemahaman siswa tentang apa yang mereka baca.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
10
TDK
UNIT
UNIT11a
No
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
INDIKATOR
RINCIAN INDIKATOR
Kesesuaian
Indikator
dengan
Unit-Unit
Pelatihan
YA
TDK
Indikator Pembelajaran
d. Mendiskusikan kata atau konsep baru dalam teks untuk membangun
pengenalan kata dan kosakata.
4
Siswa kelas awal
mempelihatkan
kemampuan
membaca dan
memahami bacaan.
% dari siswa kelas awal yang mendemonstrasikan kemampuan membaca dan
memahami bacaan sesuai tingkatannya (diukur dengan tes EGRA).
% kelas yang siswanya memperlihatkan sedikitnya empat kegiatan berikut:
a. 80% siswa terlibat secara aktif dalam mengerjakan tugas (tidak mudah
terganggu).
5
Siswa
memperlihatkan
perilaku belajar yang
positif.
b. Memperlihatkan kemampuan untuk memecahkan masalah.
c. Karya siswa adalah hasil pikirannya sendiri (ditulis dengan kata-kata mereka
sendiri).
d. Mereka mengungkap perasaannya ketika pelajaran berlangsung atau
mengajukan pertanyaan.
e. Ikut serta dalam kegiatan bersama seperti pada saat melakukan eksperimen
(uji coba) atau diskusi.
6
Hasil belajar siswa
kelas 4 dalam matapelajaran membaca,
menulis, matematika
dan siswa kelas 5
dalam IPA
meningkat.
Rata-rata persentase peningkatan hasil belajar siswa yang diukur dengan
ujian/tes yang disusun secara khusus untuk mata pelajaran membaca,
matematika, dan IPA.
Indikator Manajemen dan Tata Kelola Sekolah
% sekolah yang kepala sekolah atau guru senior yang ditugaskan melakukan
sedikitnya empat kegiatan berikut ini:
1
Kepemimpinan dalam
pembelajaran di
sekolah menjadi lebih
baik.
a. Melakukan pertemuan dengan guru-guru untuk membahas masalah
kurikulum sedikitnya 1x sebulan.
b. Melakukan kunjungan pemantauan secara teratur ke kelas untuk
mengamati proses pembelajaran.
c. Mendampingi dan mengevaluasi guru.
d. Melakukan kegiatan pengembangan profesi untuk guru.
e. Memberikan sarana agar pembelajaran dapat terlaksana.
% KKG untuk kelas awal dan kelas tinggi yang pelatihan gurunya berjalan secara
efektif dan hal itu dibuktikan dengan:
2
KKG menjadi lebih
efektif dan pelatihan
bermutu diberikan.
a. KKG mengadakan pertemuan secara teratur (sedikitnya 1x per bulan).
b. Sedikitnya 50% guru hadir dalam pertemuan KKG.
c. Kegiatan dalam pertemuan berkaitan langsung dengan perbaikan
pembelajaran.
3
Sekolah menyusun
rencana anggaran
% sekolah yang menyiapkan rencana anggaran tahunan dengan memenuhi semua
empat kriteria:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
11
UNIT
UNIT11a
No
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
INDIKATOR
RINCIAN INDIKATOR
Kesesuaian
Indikator
dengan
Unit-Unit
Pelatihan
YA
Indikator Pembelajaran
tahunan secara
transparan dan
partisipatif.
a. Fokus pada perbaikan hasil pembelajaran.
b. Dikembangkan dengan kerja sama masyarakat (komite sekolah).
c. Dipajang di tempat umum.
d. Menanggapi masalah yang terkait dengan inklusi dan gender yang sesuai
dengan kebutuhan sekolah.
4
Peningkatan
partisipasi orang tua
dan masyarakat
dalam aktivitas yang
berfokus pada
pembelajaran dan
dalam memperbaiki
lingkungan sekolah.
% sekolah yang melibatkan orang tua dan masyarakat di dalam salah satu
kegiatan berikut ini:
a. Membantu kegiatan ekstra kurikular seperti olahraga atau kurikulum lokal
(pelajaran bahasa, tarian dan kesenian daerah).
b. Memperbaiki/menata lingkungan sekolah (kebersihan, perawatan,
konstruksi).
c. Membantu dengan kegiatan/inisiatif khusus untuk mengatasi masalah yang
berkaitan dengan pendidikan inklusif.
% sekolah yang merencanakan dan melaksanakan inisitiatif untuk mendukung
budaya baca termasuk salah satu dari kegiatan berikut ini:
a. Memasukkan kebijakan membaca dalam rencana perbaikan di sekolah.
b. Menggunakan dana untuk membeli buku bacaan (bukan buku teks/buku
pelajaran) yang sesuai dengan umur siswa.
5
Sekolah berinisiatif
untuk menciptakan
budaya baca di
sekolah.
c. Mengoptimalkan fungsi perpustakaan.
d. Membuat sudut baca.
e. Menjadwalkan waktu khusus untuk membaca pada jam pelajaran.
f.
Membentuk kelompok baca.
g. Melibatkan orangtua dalam kegiatan membaca.
h. Membuat sistem (menyiapkan sarana, aturan) agar siswa membaca di
rumah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
12
TDK
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
MATERI PRESENTASI UNIT 1
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
13
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
14
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
15
UNIT
UNIT11a
Gambaran Umum Monitoring Program USAID PRIORITAS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
16
UNIT 2
KAJI ULANG KEMAJUAN
SEKOLAH
(DAMPAK PELATIHAN
MODUL KEDUA)
UNIT
UNIT21a
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
18
UNIT
UNIT21a
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
UNIT 2
KAJI ULANG KEMAJUAN SEKOLAH
(DAMPAK PELATIHAN TAHAP KEDUA)
Pendahuluan
Keberhasilan sebuah pelatihan adalah
apabila pengetahuan dan keterampilan
yang diperoleh telah diterapkan dan telah
membawa perubahan ke arah yang
diharapkan.
Keberhasilan
sebuah
pelatihan bukan pada selesainya acara
pelatihan itu sendiri. Pelatihan yang tidak
membawa perubahan adalah pelatihan
yang sia-sia.
Sekolah-sekolah yang telah ikut pelatihan mengalami kemajuan
Pada pelatihan putaran kedua, sekolah- dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah.
sekolah telah mendapatkan materi
pembelajaran PAKEM dan pengelolaan sekolah. Topik-topik yang telah diberikan terdiri atas
materi pembelajaran dan materi manajemen berbasis sekolah. Materi Pembelajaran terdiri atas
(1) Kaji Ulang Penerapan PAKEM, (2) Mengelola Pembelajaran secara Efektif, (3)
Memahami Kurikulum, (4) Melayani Perbendaan Individu, (5) Penilaian Autentik, (6)
Gender di Sekolah, (7) Literasi Lintas Kurikulum (B. Indonesia, IPS, IPA, Matematika, dan
Kelas Awal), (8) Persiapan Praktik Mengajar, dan (9) Rencana Tindak Lanjut. Sementara
materi Manajemen Berbasis Sekolah terdiri atas (I) Kaji Ulang Kemajuan Sekolah, (2)
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran, (3) Kepemimpinan Pembelajaran, (4) Program
Budaya Baca, (5) Pengelolaan Program Budaya Baca, (6) Menghitung Anggaran Berbasis
Pembelajaran, dan (7) RTL Sekolah.
Sangat penting melihat seberapa jauh sekolah-sekolah yang telah ikut pelatihan mengalami
kemajuan dalam pembelajaran dan manajemen berbasis sekolah. Tingkat kemajuan dua hal di
atas bisa dipakai sebagai tolok ukur keberhasilan pelatihan sebelumnya dan menjadi landasan
untuk pelatihan berikutnya. Indikator-indikator keberhasilan sekolah berikut ini bisa digunakan
untuk mengukur kemajuan sekolah, yaitu:




Pembelajaran di kelas, termasuk kegiatan guru dan kegiatan siswa
Dampak pada hasil belajar siswa
Kepemimpinan kepala sekolah
Efektivitas KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
19
UNIT
UNIT21a



Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Penyusunan rencana dan anggaran sekolah yang transparan dan partisipatif
termasuk di dalamnya pengembangan pendidikan inklusi dan gender
Partisipasi masyarakat
Pengembangan budaya baca
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu
1. menyampaikan kemajuan di sekolah yang disebabkan
pendampingan berdasar indikator keberhasilan sekolah,
oleh
pelatihan
dan
2. mengidentifikasi faktor-faktor pendukung keberhasilan,
3. mengidentifikasi hambatan-hambatan dalam penerapan hasil pelatihan,
4. menemukan solusi untuk mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi sehingga hasil
pelatihan bisa diterapkan secara maksimal.
Sumber dan Bahan
1. Materi presentasi Unit 2
2. Daftar indikator keberhasilan sekolah (dari Unit 1)
3. Daftar unit pelatihan tahap 1I (satu lembar per kelompok) (IT 2.1)
4. LKP 2.1 (dicetak besar dan dipisahkan bagian pembelajaran dengan Manajemen +
PSM)
5. Bahan-bahan pajangan kemajuan sekolah yang dibawa dari sekolah terkait dengan
a. pembelajaran,
b. pengelolaan (termasuk pelaksanaan budaya baca, perencanaan, dan penganggaran
yang mendukung pembelajaran, serta supervisi dan kepemimpinan kepala
sekolah),
c. peran serta masyarakat (PSM).
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
20
UNIT
UNIT21a
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Waktu – 120 menit
Garis Besar Kegiatan
Pendahuluan
10 menit
Aplikasi
100 menit
Penguatan/ Refleksi
10 menit
Fasilitator menyampaikan
latar belakang, tujuan, dan
langkah-langkah kegiatan dari
unit ini
Kegiatan 1: (Diskusi
kelompok sekolah)
Mendiskusikan kemajuan
sekolah akibat dari hasil
pelatihan sebelumnya (40’)
Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk menilai
sendiri seberapa jauh
kegiatan telah mencapai
tujuan dan menuliskan halhal yang masih perlu
diperjelas
Fasilitator menayangkan
presentasi daftar pelatihan
periode sebelumnya
Fasilitator menanyakan
kepada peserta, materi apa
yang sudah diterapkan, dan
mana yang belum diterapkan
Kegiatan 2: (pleno),
Presentasi Kemajuan Sekolah
(60’)
Fasilitator memberikan
kesimpulan dan penguatan
sesi menggunakan tayangan
presentasi
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan (5 menit)
Langkah-langkah dalam memulai sesi ini adalah sebagai berikut:
(1) Fasilitator menyampaikan: (1) latar belakang, (2) tujuan, dan (3) langkah-langkah:
fokus pada bagian aplikasi dari unit ini.
(2) Fasilitator menayangkan daftar unit/materi pelatihan periode sebelumnya dan
membagikan daftar unit pelatihan MBS Modul 2 (IT 2.1).
(3) Fasilitator mengajukan pertanyaan:
“Pengetahuan dan keterampilan apa saja yang diperoleh dari pelatihan sebelumnya yang
sudah diterapkan dan yang belum diterapkan?”
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
21
UNIT
UNIT21a
A
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Aplikasi (105 menit)
Kegiatan 1: Mendiskusikan Kemajuan Sekolah sebagai Dampak dari Pelatihan
Sebelumnya (45’)
Peserta duduk dalam kelompok sekolah.
(1) Fasilitator meminta peserta untuk melihat kembali indikator keberhasilan sekolah
yang sudah dibagikan di Unit 1 sambil menayangkan indikator keberhasilan sekolah
(IT 1.1). Fasilitator menanyakan:
a. Dengan melihat indikator keberhasilan sekolah yang baik tersebut, apa saja yang
telah berubah di (I) Pembelajaran, (II) Manajemen Sekolah (termasuk
pelaksanaan Program Budaya Baca, Perencanaan dan Penganggaran yang
Mendukung Pembelajaran, serta Supervisi dan Kepemimpinan kepala sekolah),
dan (III) Peran Serta Masyarakat (PSM) sebagai dampak dari pelatihan
sebelumnya?
b. Apa saja faktor pendukung keberhasilan sekolah?
c. Apa saja hambatan/kendala yang dihadapi sekolah?
d. Bagaimana upaya yang telah dilakukan dalam mengatasi hambatan/kendala
tersebut?
(Gunakan LKP 2.1 untuk memandu diskusi)
Catatan untuk Fasilitator
1. Sebelum pelatihan MBS, sekolah harus diberi tahu bahwa mereka perlu
membawa hasil-hasil pelatihan (masing-masing disertai foto-foto dan
bukti perubahan di sekolah). Pajangan disusun per sekolah dan
dikelompokkan dalam (I) (Pembelajaran, (II) Pengelolaan, dan (III)
Peran Serta Masyarakat (PSM),
2. Pada saat mengisi LKP 2.1, peserta harus mengaitkan isi pajangan
kemajuan sekolah yang sudah disiapkan sebelumnya dengan indikator
keberhasilan sekolah. Beri angka pada foto/dokumen sesuai dengan
indikator. Pajangan bukan menjadi satu-satunya sumber untuk menilai
kemajuan sekolah.
(2) Bagikan kertas plano kepada setiap sekolah untuk menempelkan hasil pajangan sesuai
pengelompokan yang telah ditentukan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
22
UNIT
UNIT21a
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
(3) Bagikan kertas plano kepada setiap sekolah untuk menuliskan hasil diskusi sesuai
dengan LKP 2.1.
(4) Mintalah masing-masing sekolah untuk menempelkan hasil diskusi yang telah ditulis di
kertas plano bersama pajangan kemajuan sekolah.
Kegiatan 2: Presentasi Kelompok Sekolah tentang Kemajuan Sekolah (60’)
(1) Mintalah kepada masing-masing sekolah untuk memilih 1 orang untuk berjaga dan
memberikan penjelasan kepada para pengunjung. Anggota yang lain menyebar ke
sekolah lain untuk mendengarkan presentasi. (Gunakan post it untuk mengatur
pergerakan peserta sehingga masing-masing peserta tahu ke kelompok mana mereka
harus berkunjung).
(2) Mintalah orang yang menjaga pajangan untuk mempresentasikan kemajuan sekolahnya
kepada para pengunjung (10’) dan mendiskusikan kendala yang dihadapi sekolahnya
dalam menerapkan hasil pelatihan (10’). Para pengunjung dapat memberikan
masukan yang dituliskan dalam kertas post it dan kemudian ditempelkan di kertas
plano kelompok yang dikunjungi. Kegiatan ini dilakukan sebanyak 1 putaran.
(3) Setelah selesai presentasi dan diskusi, minta peserta untuk kembali ke kelompoknya.
Masing-masing menceritakan kemajuan sekolah yang dikunjunginya dan bagaimana
mereka mengatasi kendala/hambatan dalam menerapkan hasil pelatihan. Peserta yang
bertugas menjaga dan mempresentasikan pajangan menyampaikan kepada anggota
lainnya tentang masukan-masukan bagaimana mengatasi kendala/hambatan dari para
pengunjung. (20’)
(4) Gagasan-gagasan baru untuk memperbaiki program dan kegiatan sekolah dicatat di
plano kemajuan sekolah. (20’)
Catatan untuk Fasilitator
1. Amati perubahan-perubahan nyata di masing-masing sekolah
untuk semua kategori: (1) Pembelajaran, (2) Pengelolaan,
termasuk Budaya Baca, Penganggaran, dan Supervisi Kepala
Sekolah, serta (3) PSM.
2. Gunakan contoh-contoh baik untuk memberi penguatan dengan
menyebut nama sekolahnya.
3. Tekankan bahwa sekolah lain perlu mencontoh perubahan
tersebut.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
23
UNIT
UNIT21a
P
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Penguatan/Refleksi (10 menit)
(1) Fasilitator mengangkat beberapa perubahan yang sudah terjadi di sekolah untuk
mendorong sekolah lainnya dan merangkum beberapa faktor pendukung
keberhasilan.
(2) Kaji ulang kemajuan sekolah yang dilakukan bersama antara kepala sekolah, guru dan
komite sekolah penting untuk dilakukan secara berkelanjutan.
(3) Upaya sungguh-sungguh dari semua pihak diperlukan supaya hasil pelatihan bisa
membawa perubahan ke arah yang lebih baik.
(4) Kendala dan hambatan bukanlah halangan untuk kemajuan sekolah, melainkan sebuah
tantangan untuk dihadapi.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
24
UNIT
UNIT21a
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Lembar Kerja Peserta 2.1:
Kemajuan Sekolah Akibat Pelatihan Sebelumnya
Komponen
Indikator
Kemajuan
yang
Dicapai
Faktor
Pendukung
Kendala
Upaya
Mengatasi
(1) Guru
menunjukkan praktik
yang baik dalam
pembelajaran dan
penilaian.
(2) Guru semua mata
pelajaran mendukung
pengembangan dan
penguatan
keterampilan
membaca siswa.
Pembelajaran
(3) Siswa
memperlihatkan
perilaku belajar yang
positif.
(4) Hasil belajar
siswa kelas 8 dalam
mata pelajaran
membaca, menulis,
matematika, dan IPA
meningkat.
Manajemen
Sekolah
(1) Kepemimpinan
dalam pembelajaran
di sekolah menjadi
lebih baik.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
25
UNIT
UNIT21a
Komponen
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Indikator
Kemajuan
yang
Dicapai
(2) KKG menjadi
lebih efektif dan
pelatihan bermutu
diberikan.
(3) Sekolah
menyusun rencana
anggaran tahunan
secara transparan
dan partisipatif.
(4) Sekolah
berinisiatif untuk
menciptakan budaya
baca di sekolah.
PSM
(1) Peningkatan
partisipasi orang tua
dan masyarakat
dalam aktivitas yang
berfokus pada
pembelajaran dan
dalam memperbaiki
lingkungan sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
26
Faktor
Pendukung
Kendala
Upaya
Mengatasi
UNIT
UNIT21a
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Informasi Tambahan 2.1
Daftar Unit Pelatihan Tahap 1
Pembelajaran:
1. Kaji Ulang Penerapan Pembelajaran Kontekstual
2. Mengelola Pembelajaran secara Efektif
3. Mengenal Kurikulum
4. Melayani Perbedaan Individu dalam Pembelajaran
5. Pertanyaan Tingkat Tinggi dan Lembar Kerja
6. Penilaian Autentik
7. Gender dalam Pendidikan
8. Literasi Lintas Kurikulum:
a. Literasi Lintas Kurikulum - Indonesia
b. Literasi Lintas Kurikulum - Matematika
c. Literasi Lintas Kurikulum - IPA
d. Literasi Lintas Kurikulum - IPS
e. Literasi Lintas Kurikulum - Bahasa Inggris
9. Persiapan dan Praktik Mengajar
10. RTL Pembelajaran
Manajemen Berbasis Sekolah:
1. Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
2. Pelaporan dan Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
3. Kepemimpinan Pembelajaran
4. a) Program Budaya Baca
b) Pengelolaan Budaya Baca
5. Menghitung Anggaran Berbasis Pembelajaran
6. Penyusunan RTL Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
27
UNIT
UNIT21a
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
MATERI PRESENTASI UNIT 2
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
28
UNIT
UNIT21a
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
29
UNIT
UNIT21a
Kaji Ulang Kemajuan Sekolah
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
30
UNIT 3
PEMBAHASAN RTL
PELATIHAN PEMBELAJARAN
UNIT
UNIT31a
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
32
UNIT
UNIT31a
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
UNIT 3
PEMBAHASAN RTL PELATIHAN PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Keberhasilan pembelajaran bukanlah
tanggung jawab guru semata. Semua
pihak di sekolah mempunyai tanggung
jawab yang sama supaya proses
pembelajaran bisa berjalan dengan baik
dan bermutu. Selain dari peran guru,
kepala sekolah, komite sekolah, dan
orang tua memiliki pengaruh terhadap
keberhasilan belajar siswa. Karena itu,
semua pihak perlu memahami proses
pembelajaran yang baik dan bermutu.
Pembahasan RTL pelatihan berfokus untuk meningkatkan
mutu pembelajaran di kelas.
Guru-guru telah dilatih pembelajaran yang
baik dan bermutu pada pelatihan sebelumnya. Pada pelatihan pembelajaran, para guru telah
mendapatkan materi di antaranya (1) materi dalam Modul 3, yaitu Kaji Ulang Hasil Pelatihan,
Penilaian Autentik, Matematika dalam Kehidupan, Mencari Informasi dan Menulis Laporan (IND),
Mencari Informasi dan Menulis Laporan (IPA), Mencari Informasi dan Menulis Laporan (IPS),
Persiapan dan Praktik Mengajar, Portofolio, Gambaran Umum Monitoring USAID PRIORITAS,
Materi Kelas Awal dan Penyusunan Rencana Tindak Lanjut – Pembelajaran. Guru-guru tersebut
perlu menyampaikan apa yang telah didapatkan dari pelatihan, rencana penerapannya di sekolah,
dan dukungan yang dibutuhkan supaya penerapan hasil pelatihan tersebut bisa berjalan dengan
baik. Sementara itu, kepala sekolah, komite sekolah, dan orang tua bisa ikut memikirkan dan
mendukung guru dalam melaksanakan proses pembelajaran yang baik dan bermutu.
Catatan untuk Fasilitator
1. Unsur guru yang menjadi peserta adalah perwakilan dari guru kelas
tinggi dan guru kelas rendah yang sudah ikut pelatihan pembelajaran.
2. Fasilitator memastikan bahwa guru/sekolah telah membawa RTL
gabungan dari guru yang ikut pelatihan pembelajaran. Jika RTL guru
telah dibahas di sekolah dengan pemangku kewajiban lainnya,
dokumen perencanaan yang telah melibatkan pihak-pihak lain perlu
dibawa.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
33
UNIT
UNIT31a
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta
1. mengetahui kegiatan-kegiatan yang direncanakan oleh guru untuk diterapkan di
sekolah setelah mengikuti pelatihan pembelajaran,
2. mengidentifikasi dukungan (sumber daya, dana, dan tindakan) yang diperlukan agar
hasil pelatihan bisa diterapkan dengan baik dan bermutu,
3. menentukan tindakan nyata masing-masing pemangku kewajiban supaya hasil
pelatihan bisa diterapkan dengan baik dan bermutu.
Sumber dan Bahan
1.
Materi presentasi Unit 3
2.
LKP 3.1: Peran Berbagai Pihak untuk Mendukung Keberhasilan Pembelajaran
3.
RTL guru yang disusun pada saat pelatihan pembelajaran (LKP 7.1 dari kelas awal dan
kelas tinggi)
Waktu – 60 menit
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
34
UNIT
UNIT31a
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
Garis Besar Kegiatan
Pendahuluan
5 menit
Aplikasi
50 menit
Penguatan/ Refleksi
5 menit
Fasilitator menyampaikan
latar belakang, tujuan, dan
langkah-langkah kegiatan dari
unit ini
Kegiatan 1: Membahas RTL
hasil pelatihan pembelajaran
(20’)
Tayangkan materi pelatihan
pembelajaran Modul 3 yang
telah dikuti oleh guru
Kegiatan 2: Presentasi
rencana penerapan hasil
pelatihan pembelajaran
(15’)
Semua pihak (kepala sekolah,
pengawas, dan komite)
berperan penting dalam
mendukung guru untuk
melaksanakan pembelajaran
yang baik dan bermutu
Tanyakan apakah RTL yang
dibuat sudah dibahas dengan
kepala sekolah dan komite
sekolah
Kegiatan 3: Memperbaiki
rencana dukungan bagi
pembelajaran (15’)
Kepemimpinan kepala
sekolah menjadi faktor
penting bagi terlaksananya
rencana guru untuk
meningkatkan mutu
pembelajaran
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
Peserta duduk dalam kelompok sekolah.
P
Pendahuluan (5 menit) (Pleno)
Langkah-langkah dalam memulai sesi ini adalah sebagai berikut.
(1) Fasilitator menyampaikan slide Power Point tentang latar belakang, tujuan, dan langkahlangkah.
(2) Menayangkan materi pelatihan pembelajaran bagi guru.
(3) Menanyakan kepada peserta, apakah rencana tindak lanjut yang disusun oleh guru
sudah dibahas dengan kepala sekolah dan komite sekolah sebelum mereka datang ke
pelatihan MBS.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
35
UNIT
UNIT31a
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
a. Jika sudah, RTL tersebut yang akan menjadi dasar untuk menentukan peran
masing-masing pemangku kewajiban dalam mendukung guru melaksanakan RTL
tersebut (kegiatan1).
b. Jika belum, disampaikan bahwa nanti semua RTL individu guru yang ikut dalam
pelatihan pembelajaran harus dibahas bersama di sekolah.
A
Aplikasi (50 menit)
Kegiatan1: Membahas RTL Hasil Pelatihan Pembelajaran dalam Kelompok
Sekolah (20’)
(1) Meminta guru yang telah mengikuti pelatihan pembelajaran untuk menjelaskan apa
saja rencana mereka untuk menerapkan hasil pelatihan.
Catatan untuk Fasilitator
Fasilitator memastikan bahwa guru/sekolah telah membawa RTL
yang dibuat oleh guru pada pelatihan pembelajaran. Jika RTL guru
telah dibahas di sekolah dengan pemangku kewajiban lainnya,
dokumen perencanaan yang telah melibatkan pihak-pihak lain
perlu dibawa.
(2) Meminta peserta untuk mendiskusikan peran masing-masing supaya rencana yang
dibuat oleh guru (LKP 7.1) tersebut bisa benar-benar terlaksana. Gunakan format
LKP 3.1.
Kegiatan 2: Kunjung Karya (15’)
(1) Meminta kelompok untuk mempresentasikan karyanya (LKP 3.1) kepada kelompok
lain (2 putaran). Presenter meminta masukan secara khusus kepada komite sekolah,
guru, dan kepala sekolah.
(2) Kelompok yang menerima presentasi memberikan masukan, khususnya “apakah jenis
dukungan sudah memadai”, sehingga RTL guru dapat dilaksanakan.
(3) Kelompok yang menerima mencatat tindakan-tindakan dukungan yang belum ada
dalam karya sendiri.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
36
UNIT
UNIT31a
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
Kegiatan 3: Memperbaiki Rencana Dukungan bagi Pembelajaran (15’)
Fasilitator meminta masing-masing sekolah untuk memperbaiki rencana mereka
berdasarkan masukan penting dari kegiatan karya kunjung di atas.
P
Penguatan - Pleno (5 menit)
(1) Semua pihak (kepala sekolah, pengawas, dan komite) berperan penting dalam
mendukung guru untuk melaksanakan pembelajaran yang baik dan bermutu.
(2) Kepemimpinan kepala sekolah menjadi faktor penting bagi terlaksananya rencana
guru untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
37
UNIT
UNIT31a
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 3.1: Tindakan Nyata Berbagai
Pihak untuk Mendukung Keberhasilan Pembelajaran
Kegiatan (RTL
Pembelajaran)
Menata ruang kelas
yang memungkinkan
siswa melakukan
kegiatan eksperimen
di kelas
Tindakan
Guru
Mengatur meja dan
kursi serta
menyiapkan bahanbahan yang
dibutuhkan
Kepala
Sekolah
Komite
Sekolah
Memberi dukungan
berupa alat dan
bahan yang
dibutuhkan untuk
kegiatan
eksperimen di kelas
Menyiapkan
alat dan bahan
yang tidak
dapat dipenuhi
sekolah
*tidak semua kolom ”tindakan” harus diisi
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
38
Pengawas
Mendampingi guru
dalam menyiapkan
eksperimen di kelas
UNIT
UNIT31a
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
MATERI PRESENTASI UNIT 3
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
39
UNIT
UNIT31a
Pembahasan RTL Pelatihan Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
40
UNIT 4
PENGELOLAAN PROGRAM
BUDAYA BACA – 2
UNIT
UNIT41a
42
Pengelolaan Program Budaya Baca
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
UNIT 4
PENGELOLAAN PROGRAM
BUDAYA BACA – 2
Pendahuluan
Sesuatu akan menjadi sebuah budaya
apabila dilakukan secara terus-menerus
dan disukai. Demikian pula halnya dengan
membaca. Membaca belum akan menjadi
sebuah budaya apabila hanya dilakukan
sesaat dan tidak berkelanjutan. Karena itu,
untuk menjadikan membaca sebagai sebuah
budaya, diperlukan pembiasaan. Upaya
yang terus-menerus harus dilakukan
sehingga akhirnya membaca bisa menjadi
sebuah budaya.
Untuk menjadikan membaca sebagai sebuah budaya,
diperlukan pembiasaan membaca dengan upaya yang
berkelanjutan.
Upaya pembiasaan membaca tidak bisa dilakukan hanya oleh kepala sekolah saja atau guru
saja. Upaya membiasakan membaca haruslah dilakukan oleh semua pihak di sekolah dan di
masyarakat. Kepala sekolah, guru, anggota komite sekolah, orang tua, dan warga
masyarakat harus bergerak bersama untuk membiasakan siswa membaca. Kepala sekolah
mengelola sumber daya yang ada sehingga kegiatan-kegiatan membaca bisa terlaksana di
sekolah dan di rumah siswa. Guru mengelola kelasnya, mendorong siswa melalui
penugasan, dan memotivasi supaya mereka terus membaca. Orang tua menemani anaknya
membaca, memfasilitasi sarana seperti buku sehingga siswa mendapatkan bahan bacaan
yang cukup dan menyenangkan di rumah. Warga masyarakat mendukung dengan
perpustakaan lokal atau mengadakan kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan
membaca.
Unit ini merupakan lanjutan dari unit program budaya baca yang telah diberikan di Modul
2. Harapannya, sekolah bisa mengevaluasi dan melanjutkan program yang sudah berjalan
dan memperkaya dengan ide-ide baru. Pada unit ini, ada kegiatan khusus, yaitu
meningkatkan budaya baca melalui tatap muka di kelas. Guru-guru berkewajiban untuk
menumbuhkan budaya baca melalui proses belajar mengajar.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
43
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu
1.
mengetahui sejauh mana program budaya baca telah berjalan di sekolahnya,
2.
mendapatkan cara-cara atau kegiatan-kegiatan baru untuk meningkatkan budaya baca
di sekolah dan di rumah/masyarakat,
3.
mempunyai rencana pengembangan budaya baca yang baru di sekolah,
4.
berbagi tindakan nyata antara kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam
mengelola program budaya baca di kelas, di sekolah, dan di rumah/masyarakat.
Sumber dan Bahan
1.
Materi presentasi Unit 4
2.
Video contoh-contoh kegiatan budaya baca
3.
Hasil LKP 2.1 yang berhubungan dengan program budaya baca
4.
LKP 4.1 Format Evaluasi Program Budaya Baca di Sekolah
5.
LKP 4.2 Format Rencana Lanjutan Program Pengembangan Budaya Baca
6.
Informasi tambahan (IT) 4.1: Panduan Membacakan Bacaan
7.
Informasi tambahan (IT) 4.2: Membangun Budaya Literasi (tersedia dalam bentuk
softcopy)
8.
Indikator pengembangan budaya baca untuk pegangan konsultan
9.
Bahan cerita (pilih salah satu)
Waktu – 150 menit
44
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Garis Besar Kegiatan
Pendahulan
30 menit
Aplikasi
115 menit
Penguatan
5 menit
Membacakan bacaan dan
curah pendapat (25 „)
Kegiatan 1: (25‟)
Menyimak video
Beberapa contoh
program budaya baca
inovatif
Fasilitator menjelaskan
alur sesi (5‟)
Kegiatan 2: (30‟)
Mengevaluasi program
budaya baca di sekolah
Pentingnya rencana
dilaksanakan
Kegiatan 3: (60‟)
Membuat rencana
lanjutan (inovatif)
pengembangan program
budaya baca
Rincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan (30 menit)
Membacakan Bacaan dan Curah Pendapat (25’)
(1) Pada sesi pertama ini, peserta diminta untuk duduk santai dan nyaman. Fasilitator
membacakan naskah kepada peserta. Peserta diminta untuk menyimak.
Catatan untuk Fasilitator
1. Cermati panduan untuk membawakan bahan bacaan cerita dengan
baik.
2. Pada akhir sesi Unit 4, jelaskan kepada peserta (gunakan slide nomor
1) bahwa kegiatan berikutnya adalah mendengar cerita. Peserta
diminta untuk duduk santai.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
45
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
3. Ciptakan suasana nyaman dengan paparan informasi yang relevan
tentang cerita pendek yang akan dibaca, misalnya informasi tentang
pengarang cerita pendek tersebut dan karya-karyanya.
4. Penting bahwa suasana di ruangan cukup tenang.
5. Fasilitator dapat memilih 1 di antara 4 pilihan cerita pendek yang
telah disediakan dalam Bahan Bacaan bagi Fasilitator. Masing-masing
cerita pendek dilengkapi tiga pertanyaan imajinatif berdasar isi cerita.
6. Fasilitator memperhatikan durasi normal membaca cerita pendek
untuk masing-masing cerita pendek.
7. Lengkapi slide nomor 2 dengan pertanyaan-pertanyaan
sesuai dengan cerita yang dipilih.
(2) Selesai peserta mendengar cerita, tanyakan mengenai isi cerita dan tentang kegiatan
membacakan cerita.
a. Pertanyaan mengenai isi cerita dapat menggunakan pertanyaan yang sudah
disediakan di setiap akhir cerita (Bahan Bacaan bagi Fasilitator).
b. Bagian mana dari cerita yang paling Anda nikmati?
c. Apa hubungan antara kegiatan membacakan cerita dengan program budaya baca?
d. Apakah kegiatan semacam ini telah dilakukan di sekolah secara rutin?
(3) Fasilitator menyampaikan bahwa membacakan cerita dapat menjadi salah satu
kegiatan yang dilakukan guru untuk meningkatkan minat baca peserta didik. Guru bisa
memilih bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
Fasilitator menjelaskan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah kegiatan
sesi pada unit ini.
A
Aplikasi (115 menit)
Kegiatan 1: Menyimak Tayangan Video dan Diskusi (25’)
(1) Fasilitator menjelaskan kepada peserta bahwa mereka akan melihat tayangan video
tentang keberhasilan beberapa sekolah dalam melaksanakan kegiatan membaca.
(2) Fasilitator meminta kepada setiap peserta untuk menyimak dan mencatat kegiatankegiatan apa saja yang muncul di video di kertas catatan masing-masing.
46
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
(3) Selanjutnya setiap kelompok membuat catatan tentang kegiatan apa saja yang muncul
di video dan mendiskusikan kegiatan mana yang cocok dan bisa diterapkan di sekolah
masing-masing.
Kegiatan 2: Evaluasi Pelaksanaan Program Budaya Baca (30’)
(1) Fasilitator meminta kelompok sekolah untuk melihat kembali rencana program
membaca yang telah dibuat setelah mendapatkan pelatihan modul 2. Gunakan hasil
diskusi LKP 2.1 Kemajuan Sekolah Akibat Pelatihan Sebelumnya, khususnya pada
komponen pelaksanaan budaya baca.
(2) Gunakan format LKP 4.1 untuk memudahkan diskusi. Mintalah kelompok sekolah
mengidentifikasi kegiatan apa saja yang bisa berjalan dan kegiatan apa saja yang tidak
bisa berjalan. Carilah penyebabnya (mengapa bisa berjalan dan mengapa tidak bisa
berjalan). Tulislah hasilnya di kertas plano.
(3) Lakukan kunjung karya 1 putaran (10 menit) sehingga bisa memperoleh gagasangagasan baru dari kelompok lain. Dalam kunjung karya ini, lembar plano daftar
kegiatan dan hasil evaluasi dipajang serta dijelaskan kepada pengunjung. Pengunjung
mendiskusikan hamabatan-hambatan dan cara mengatasinya serta mencatat kegiatankegiatan yang bisa memperkaya kegiatan budaya baca di sekolahnya sendiri.
Kegiatan 3: Membuat Rencana Lanjutan (Inovatif) Program Budaya Baca, di
Sekolah, di Rumah dan di Masyarakat (60)
(1) Mintalah peserta dari unsur guru mendiskusikan apa saja kegiatan yang bisa dilakukan
dalam proses tatap muka (misalnya, di pelajaran bahasa Indonesia dan mata pelajaran
lainnya) untuk meningkatkan minat baca, berdasar daftar kegiatan dari video, hasil
evaluasi, dan hasil membaca evaluasi kelompok lain. Kelompok guru bisa menggunakan
RTL Pembelajaran yang berhubungan dengan program membaca sebagai acuan.
(2) Kelompok komite sekolah dan kepala sekolah mendiskusikan kegiatan-kegiatan di
sekolah, di rumah, dan di masyarakat yang bisa meningkatkan minat baca, berdasar
daftar kegiatan dari video, hasil evaluasi, dan hasil membaca evaluasi kelompok lain.
(3) Selanjutnya, setiap kelompok sekolah menggabungkan hasil diskusi kelompok guru dan
kelompok komite dan kepala sekolah untuk membuat rencana lanjutan program
budaya baca. Kegiatan-kegiatan yang baik dari program budaya baca sebelumnya tetap
harus dilanjutkan dan dimasukkan dalam RTL. Gunakan format LKP 4.2.
(4) Mintalah masing-masing kelompok untuk memilih salah satu anggotanya menjadi
konsultan di kelompok lainnya. Lakukan proses konsultasi untuk memperkaya dan
memperbaiki rencana lanjutan program budaya sekolah, sehingga rencana menjadi
lebih kaya dan lebih mudah untuk dilaksanakan dan berhasil.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
47
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Catatan untuk Fasilitator
1. Adakan acara pelantikan untuk para konsultan, dan sampaikan
tujuan, materi konsultasi, dan distribusi konsultan.
2. Fasilitator membekali konsultan dengan indikator budaya baca
(IT 4.2). Berikan kesempatan kepada konsultan untuk
membaca IT 4.2 sebelum bertugas. Masukan dari konsultan
lebih diarahkan pada indikator budaya baca tersebut.
(5) Mintalah satu atau dua kelompok untuk mempresentasikan perencanaan yang telah
mendapat masukan dari konsultan.
P
Penguatan (5 menit)
(1) Fasilitator menunjukkan beberapa inovasi rencana program budaya baca dari masingmasing kelompok.
(2) Fasilitator menegaskan pentingnya sekolah melakukan evaluasi pelaksanaan program
budaya baca dengan menggunakan indikator-indikator yang telah disepakati.
(3) Fasilitator menekankan bahwa RTL (rencana lanjutan pengembangan budaya baca)
yang telah disusun adalah penting dan segera untuk bisa dilaksanakan di sekolah.
48
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Lembar Kerja Peserta 4.1
Evaluasi Program Budaya Baca
Nama Sekolah: …………………………………………………….
Nama Kepala Sekolah: …………………………………………….
No
Kegiatan
Capaian
Faktor
Pendukung
Kendala
Upaya
Mengatasi
Kendala
Sejauh mana kegiatan membaca sudah menjadi/mengarah kepada sebuah budaya (anak
sudah suka membaca tanpa disuruh)?
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
49
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Lembar Kerja Peserta 4.2
Rencana Lanjutan Pengembangan Budaya Baca
Nama Sekolah: …………………………………………………….
Nama Kepala Sekolah: …………………………………………….
No
Kegiatan
Penanggung Perkiraan Triwulan 1 Triwulan 2 Triwulan 3 Triwulan 4
Jawab
Anggaran
`
Catatan: Triwulan 1 adalah triwulan terdekat dari saat pelatihan dilakukan.
50
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Bahan Bacaan bagi Fasilitator:
Materi Cerita Pendek untuk Dibacakan
Pohon Hayat
Mashdar Zainal
Sebelum daun milik nenek gugur, nenek pernah bercerita perihal sebuah pohon yang
tumbuh di tengah alun-alun kota. Kata nenek, pohon itu telah ada sejak ratusan atau
mungkin ribuan tahun lalu.
Tak ada yang tahu persis, kapan dan bagaimana pohon itu tumbuh. Sewaktu nenek kecil,
pohon itu sudah menjulang meneduhi alun-alun kota, serupa payung raksasa. Menilik
kokohnya, tampaknya akarnya telah menancap jauh ke kedalaman bumi. Batangnya pun
tampak seperti lengan lelaki yang kuat dan penuh urat. Dahan dan ranting berjabar serupa
jari-jemari yang lentik. Dedaunnya lebar serupa wajah-wajah yang tengah tersenyum dalam
keabadian.
Kata nenek, kehidupan setiap penduduk di kota ini tersemat di tiap daun yang bertengger
di cabang, ranting, dan tangkai pohon itu. Setiap kali ada satu daun yang gugur, artinya
seseorang di kota ini telah lepas dari kehidupan. Satu daun artinya satu kehidupan, begitu
kisah nenek.
***
Suatu ketika, aku pernah mendesak nenek untuk mengantarku ke alun-alun kota, untuk
melihat langsung pohon itu. Tentu saja tanpa sepengetahuan ibu. Karena, kalau ibu tahu
pasti ibu tak akan mengizinkan. Diam-diam kami pun berangkat, pelan-pelan aku
menuntun nenek yang jalannya sudah tidak tegap lagi. Jarak antara rumah dan alun-alun
kota sebenarnya tidak terlalu jauh. Kami cukup naik angkutan umum satu kali, tak sampai
setengah jam kami sudah sampai.
Begitu sampai di alun-alun kota, nenek langsung mengajakku ke pusat alun-alun, tempat di
mana pohon itu berada. Kami berteduh di bawahnya, nenek duduk dengan napasnya yang
terdengar ngik-ngik. Kepala nenek menengadah ke atas. Aku pun menirukannya.
”Banyak sekali misteri dan kehidupan di atas sana,” gumam nenek.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
51
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Lelah menengadahkan kepala, aku pun menunduk. Tampak daun-daun kering berserakan
di mana-mana, sebagian terinjak-injak oleh kakiku.
”Nek,” aku menjawil lengan nenek.
”Ya?”
”Apakah daun-daun kering yang berserakan di bawah ini adalah jasad orang-orang yang
sudah mati?”
”Ya, daun-daun itu adalah jasad tilas mereka dari pohon kehidupan.”
”Berarti jasad tilas ayah ada di antara daun-daun kering itu?”
”Mungkin. Tapi nenek kira, kini, jasad ayahmu sudah menyatu kembali dengan tanah.”
”Nek.”
”Ya?”
”Mengapa daun-daun kering itu tidak dibersihkan atau dibakar saja.”
”Tak perlu, lambat laun mereka juga akan kembali ke muasalnya, tanah, melebur menjadi
tanah. Dari tanah kembali ke tanah.”
Kepalaku kembali menengadah, ”Kalau daun-daun kemuning yang ada di atas sana itu
siapa?”
”Mereka adalah orang-orang tua yang masih hidup di kota ini, mereka-mereka yang sudah
lama bertengger di atas pohon kehidupan.”
”Apakah mereka akan segera gugur.”
”Tentu saja, Nak. Gugur adalah takdir mereka.”
”Apa Nenek ada di antara salah satu daun kemuning yang ada di atas sana, yang siap gugur
itu?”
”Nenek tak tahu. Itu rahasia yang di atas, tak seorang pun berhak tahu.”
Aku terus menengadahkan kepala, mencari-cari di mana letak daun milik nenek, milikku,
dan juga milik ibu.
52
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
”Nek.”
”Ya?”
”Tunas-tunas daun yang tersemat di pucuk pohon itu, pasti adalah bayi-bayi yang baru
lahir di kota ini, ya, kan?”
”Ya. Benar, memang kenapa?”
”Berarti, sekarang, aku berada di antara daun-daun muda yang bertengger di atas sana?”
”Ya. Tentu saja.”
”Artinya, masa gugurku masih sangat lama, ya, Nek?”
Nenek mengernyitkan dahi, ”Siapa bilang? Setiap lembar daun kehidupan yang ada di atas
sana adalah rahasia. Tak ada seorang pun yang tahu. Gugur adalah hak semua daun, dari
yang kemuning, yang masih segar dan hijau, bahkan yang masih tunas pun bisa saja patah
dan gugur.”
Aku terdiam. Mencerna kata-kata nenek.
***
Sepulang dari alun-alun kota, nenek mengeluhkan kaki tuanya yang keram. Beberapa hari
berikutnya nenek terbaring sakit. Ibu menyebut penyakit nenek dengan ‟penyakit orang
tua‟. Musabab itulah ibu tidak memarahiku ketika kukatakan bahwa sebenarnya akulah
yang menyebabkan nenek sakit. Kian hari penyakit nenek kian parah. Tubuh nenek mati
separuh. Tak bisa digerakkan. Nenek berak dan buang air kecil pun di tempat. Dengan
sabar ibu mengurusinya. Barangkali memang itu kewajiban seorang anak. Ketika ibu masih
bayi, pasti nenek juga melakukan hal yang sama.
Kian hari tubuh nenek kian kering. Bahkan ia sudah tidak sanggup lagi bicara. Saat itu aku
benar-benar takut. Takut ditinggalkan nenek. Takut kehilangan nenek. Tiba-tiba aku
teringat pohon itu. Daun-daun kemuning itu. Tanpa izin ibu, aku beringsut pergi menuju
alun-alun kota. Aku berdiri di bawah pohon itu dengan kepala tengadah. Berjaga-jaga jika
sewaktu-waktu sebuah daun gugur dari sana. Tapi tidak, detik itu aku tak ingin ada satu
daun pun gugur dari sana. Tapi seperti kata nenek, daun-daun di atas sana adalah rahasia.
Tak seorang pun berhak tahu atas rahasia itu.
Berjam-jam aku berdiri di bawah pohon itu. Tak tampak satu daun pun yang gugur. Nenek
hanya sakit tua biasa. Ia akan segera sembuh, bisikku dalam hati. Ketika aku beranjak pergi
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
53
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
meninggalkan pohon itu, tiba-tiba angin berhembus. Sekilas hembus. Beberapa daun dari
pohon itu melayang-layang di udara dan akhirnya rebah di tanah. Aku terdiam
menyaksikannya, lalu pergi dengan rahasia yang masih mengepul kepala.
Sampai di rumah, tiba-tiba ibu memelukku dengan isakan lirih, ”Nenekmu sudah pergi.”
Bujur tubuh nenek mengingatkanku pada daun kemuning yang rebah di tanah, di alun-alun
kota beberapa saat lalu.
***
Seiring usia, masa kecilku hilang dilalap masa. Sebagai remaja yang bebas, aku pun
merantau dari kota ke kota. Satu hal yang kemudian kusadari, setiap kota yang kusinggahi
selalu memiliki pohon besar yang tumbuh menjulang di alun-alunnya. Hal itu
mengingatkanku pada cerita nenek tentang pohon kehidupan di alun-alun kotaku. Namun,
geliat zaman menyulap cerita itu menjadi cerita picisan yang sulit untuk dipercaya.
Setiap manusia pasti akan pergi ke muasalnya. Tak ada hubungannya dengan pohon dan
daun-daun. Tapi entahlah, hati kecilku selalu mengatakan bahwa cerita nenek itu benar
adanya. Aku jadi bertanya-tanya, apakah setiap pohon yang ada di alun-alun kota adalah
pohon kehidupan yang menyimpan rahasia kehidupan setiap penduduknya? Entahlah,
kukira itu juga sebuah rahasia.
***
Meski hidup dalam rantauan, aku selalu pulang ke kota ibu, kota lahirku, paling tidak
setahun sekali. Setiap lebaran fitri. Dan benar, setiap tahun, alun-alun kotaku selalu
mengalami perubahan. Taman, bangku-bangku, air mancur, bahkan kini di sisi-sisi jalan
sudah ditanami ruko-ruko berderet. Mulai dari pengamen, pengemis, topeng monyet,
penjual tahu petis keliling, bahkan tante-tante menor, semua tumplek blek di alun-alun
kota. Satu-satunya hal yang tidak berubah adalah pohon itu. Pohon itu masih tampak
kokoh dari waktu ke waktu. Setiap aku melihat pohon itu, rol film dalam kepalaku kembali
berputar, menayangkan bocah kecil dan neneknya yang tengah asyik berbincang tentang
kehidupan di bawahnya.
Tahun berlalu-lalang seperti manusia-manusia yang datang dan pergi di alun-alun kota.
Kian tahun, pohon itu kian rimbun, penduduk kota kian merebak. Namun entahlah, daundaun yang bertengger di pohon itu tampak kusam dan menghitam, warna hijau seperti
pudar perlahan. Barangkali kian waktu kian banyak serangga dan hama yang hinggap di
sana. Membuat sarang, mencari makan, membuang kotoran dan beranak pinak di sana.
Aku jadi bertanya-tanya, apakah itu artinya, para manusia yang hidup di kota ini juga
terserang hama? Entahlah.
54
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
***
Aku tak pernah menyalahkan waktu, tapi memang banyak sekali hal berubah oleh waktu.
Kudengar dari ibu, kini, kota kelahiranku telah jauh berubah. Kian waktu, pepohonan kian
habis. Sawah-sawah mulai ditumbuhi rumah-rumah. Tempat ibadah kian melompong.
Muda-mudi lebih suka keluyuran ke mal dan bioskop-bioskop. Gadis-gadis kini tak
sungkan lagi mengenakan pakaian setengah jadi. Para bujang pun lebih suka bergerombol
di pinggir-pinggir jalan ditemani botol, kartu, dan gitar. Gadis hamil di luar nikah menjadi
kabar biasa. Merentet kemudian, banyak ditemukan bayi-bayi dibuang di jalan. Sengketa
dan pembunuhan merajalela.
Barangkali orang-orang di kotaku memang sudah terserang hama. Seperti daun-daun di
pohon kehidupan yang kian kusam di alun-alun kota. Berkali-kali ibu menggumamkan
syukur, aku menjadi seorang perantau yang merekam berbagai pohon kehidupan, tanpa
melupakan kenangan.
Di zaman yang sudah berubah ini, ruang tak pernah menjadi penghalang. Meski ruang kami
berjauhan, setidaknya, setiap seminggu sekali, aku dan ibu saling bertukar kabar, bersilang
doa.
”Kian waktu, dunia kian renta, Nak, seperti juga ibumu. Dari itu, pandai-pandailah engkau
menempatkan diri,” begitu nasihat ibu yang terakhir yang sempat kurekam. ”Kian waktu,
daun-daun itu pun akan luruh satu per satu dan habis. Suatu saat nanti, akan tiba masanya,
pohon itu akan tumbang tercabut dari akarnya. Semua sudah tercatat dan tersimpan rapi
dalam perkamen rahasia yang tergulung di atas sana.
”Kita hanya manusia yang naif dan rapuh, yang tak tahu apa-apa. Satu-satunya hal yang bisa
kita lakukan adalah berjaga-jaga jika sewaktu-waktu nanti pohon kehidupan melepaskan
kita dari tangkainya,” Ibu membisikkan nasihat-nasihat itu dengan suara serak. Tiba-tiba
aku teringat kerutan yang berombak di dahinya, juga rambutnya yang mulai pecah
memutih.
Terbayang dalam kepalaku bahwa kini, mungkin, daun ibu telah menguning dan siap luruh.
Tiba-tiba aku ingin pulang, kembali terlelap dalam pangkuan ibu yang hangat. Namun,
sebelum langkahku sampai di tanah lahir, telah kudengar kabar bahwa bencana besar telah
melanda kotaku. Merebahkan seluruh kota setara dengan tanah. Ada yang mengatakan,
bencana yang menimpa kota itu adalah sebuah cobaan. Ada pula yang mengartikan
bencana itu sebagai peringatan. Namun, juga tidak sedikit yang mengemukakan bahwa
bencana itu merupakan azab. Entahlah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
55
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Ketika aku kembali ke kota itu, yang kutemui hanya kota yang mati. Dengan sisa-sisa
kenangan, aku merelakan ibu, merelakan kotaku, merelakan tilas masa kecilku. Bersama
air mata, semua kularung ke udara.
Aku merangkak mendatangi alun-alun kota yang telah porak poranda. Dari kejauhan,
pohon itu masih tampak menjulang meski compang-camping. Di bawah pohon itu,
tubuhku gemetar memandangi satu-satunya daun yang masih bertengger di sana.
”Suatu saat nanti akan tiba masanya, pohon itu akan tumbang tercabut dari akarnya.
Semua sudah tercatat dan tersimpan rapi dalam perkamen rahasia yang tergulung di atas
sana,” kata-kata ibu kembali mengiang di telinga.
Pertanyaan untuk diskusi:
1. Mengapa nenek mengibaratkan kehidupan manusia dengan siklus daun-daun?
2. Hal penting apa yang bisa diambil dari dialog antara tokoh nenek dan tokoh aku
mengenai pohon hayat?
3. Apa pesan moral dari cerita pendek ”Pohon Hayat”?
56
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Robohnya Surau Kami
Cerpen A.A. Navis
Kalau beberapa tahun yang lalu Tuan datang ke kota kelahiranku dengan menumpang bis,
Tuan akan berhenti di dekat pasar. Maka kira-kira sekilometer dari pasar akan sampailah
Tuan di jalan kampungku. Pada simpang kecil ke kanan, simpang yang kelima,
membeloklah ke jalan sempit itu. Dan di ujung jalan nanti akan Tuan temui sebuah surau
tua. Di depannya ada kolam ikan, yang airnya mengalir melalui empat buah pancuran
mandi.
Dan di pelataran kiri surau itu akan Tuan temui seorang tua yang biasanya duduk di sana
dengan segala tingkah ketuaannya dan ketaatannya beribadat. Sudah bertahun-tahun ia
sebagai garin, penjaga surau itu. Orang-orang memanggilnya Kakek.
Sebagai penjaga surau, Kakek tidak mendapat apa-apa. Ia hidup dari sedekah yang
dipungutnya sekali se-Jumat. Sekali enam bulan ia mendapat seperempat dari hasil
pemungutan ikan mas dari kolam itu. Dan sekali setahun orang-orang mengantarkan fitrah
Id kepadanya. Tapi sebagai garin ia tak begitu dikenal. Ia lebih di kenal sebagai pengasah
pisau. Karena ia begitu mahir dengan pekerjaannya itu. Orang-orang suka minta tolong
kepadanya, sedang ia tak pernah minta imbalan apa-apa. Orang-orang perempuan yang
minta tolong mengasahkan pisau atau gunting, memberinya sambal sebagai imbalan. Orang
laki-laki yang minta tolong, memberinya imbalan rokok, kadang-kadang uang. Tapi yang
paling sering diterimanya ialah ucapan terima kasih dan sedikit senyum.
Tapi kakek ini sudah tidak ada lagi sekarang. Ia sudah meninggal. Dan tinggallah surau itu
tanpa penjaganya. Hingga anak-anak menggunakannya sebagai tempat bermain, memainkan
segala apa yang disukai mereka. Perempuan yang kehabisan kayu bakar, sering suka
mencopoti papan dinding atau lantai di malam hari.
Jika Tuan datang sekarang, hanya akan menjumpai gambaran yang mengesankan suatu
kesucian yang bakal roboh. Dan kerobohan itu kian hari kian cepat berlangsungnya.
Secepat anak-anak berlari di dalamnya, secepat perempuan mencopoti pekayuannya. Dan
yang terutama ialah sifat masa bodoh manusia sekarang, yang tak hendak memelihara apa
yang tidak dijaga lagi.
Dan biang keladi dari kerobohan ini ialah sebuah dongengan yang tak dapat disangkal
kebenarannya. Beginilah kisahnya.
Sekali hari aku datang pula mengupah Kakek. Biasanya Kakek gembira menerimaku,
karena aku suka memberinya uang. Tapi sekali ini Kakek begitu muram. Di sudut benar ia
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
57
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
duduk dengan lututnya menegak menopang tangan dan dagunya. Pandangannya sayu ke
depan, seolah-olah ada sesuatu yang yang mengamuk pikirannya. Sebuah belek susu yang
berisi minyak kelapa, sebuah asahan halus, kulit sol panjang, dan pisau cukur tua
berserakan di sekitar kaki Kakek. Tidak pernah aku melihat Kakek begitu durja dan belum
pernah salamku tak disahutinya seperti saat itu. Kemudian aku duduk disampingnya dan
aku jamah pisau itu. Dan aku tanya Kakek, "Pisau siapa, Kek?"
"Ajo Sidi."
"Ajo Sidi?"
Kakek tak menyahut. Maka aku ingat Ajo Sidi, si pembual itu. Sudah lama aku tak ketemu
dia. Dan aku ingin ketemu dia lagi. Aku senang mendengar bualannya. Ajo Sidi bisa
mengikat orang-orang dengan bualannya yang aneh-aneh sepanjang hari. Tapi ini jarang
terjadi karena ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Sebagai pembual, sukses terbesar
baginya ialah karena semua pelaku-pelaku yang diceritakannya menjadi model orang untuk
diejek dan ceritanya menjadi pameo akhirnya. Ada-ada saja orang-orang di sekitar
kampungku yang cocok dengan watak pelaku-pelaku ceritanya. Ketika sekali ia
menceritakan bagaimana sifat seekor katak, dan kebetulan ada pula seorang yang
ketagihan menjadi pemimpin berkelakuan seperti katak itu, maka untuk selanjutnya
pimpinan tersebut kami sebut pimpinan katak.
Tiba-tiba aku ingat lagi pada Kakek dan kedatangan Ajo Sidi kepadanya. Apakah Ajo Sidi
telah membuat bualan tentang Kakek? Dan bualan itukah yang mendurjakan Kakek? Aku
ingin tahu. Lalu aku tanya Kakek lagi. "Apa ceritanya, Kek?"
"Siapa?"
"Ajo Sidi."
"Kurang ajar dia," Kakek menjawab.
"Kenapa?"
"Mudah-mudahan
tenggorokannya."
pisau
cukur
ini,
yang
kuasah
tajam-tajam
ini,
menggoroh
"Kakek marah?"
"Marah? Ya, kalau aku masih muda, tapi aku sudah tua. Orang tua menahan ragam. Sudah
lama aku tak marah-marah lagi. Takut aku kalau imanku rusak karenanya, ibadatku rusak
58
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
karenanya. Sudah begitu lama aku berbuat baik, beribadat, bertawakal kepada Tuhan.
Sudah begitu lama aku menyerahkan diri kepada-Nya. Dan Tuhan akan mengasihi orang
yang sabar dan tawakal."
Ingin tahuku dengan cerita Ajo Sidi yang memurungkan Kakek jadi memuncak. Aku tanya
lagi Kakek, "Bagaimana katanya, Kek?"
Tapi Kakek diam saja. Berat hatinya bercerita barangkali. Karena aku telah berulang-ulang
bertanya, lalu ia yang bertanya padaku, "Kau kenal padaku, bukan? Sedari kau kecil aku
sudah disini. Sedari mudaku, bukan? Kau tahu apa yang kulakukan semua, bukan?
Terkutukkah perbuatanku? Dikutuki Tuhankah semua pekerjaanku?"
Tapi aku tak perlu menjawabnya lagi. Sebab aku tahu, kalau Kakek sudah membuka
mulutnya, dia takkan diam lagi. Aku biarkan Kakek dengan pertanyaannya sendiri.
"Sedari muda aku di sini, bukan? Tak kuingat punya isteri, punya anak, punya keluarga
seperti orang lain, tahu? Tak kupikirkan hidupku sendiri. Aku tak ingin cari kaya, bikin
rumah. Segala kehidupanku, lahir batin, kuserahkan kepada Allah Subhanahu wataala. Tak
pernah aku menyusahkan orang lain. Lalat seekor enggan aku membunuhnya. Tapi kini aku
dikatakan manusia terkutuk. Umpan neraka. Marahkah Tuhan kalau itu yang kulakukan,
sangkamu? Akan dikutukinya aku kalau selama hidupku aku mengabdi kepada-Nya? Tak
kupikirkan hari esokku, karena aku yakin Tuhan itu ada dan pengasih dan penyayang
kepada umatnya yang tawakal. Aku bangun pagi-pagi. Aku bersuci. Aku pukul beduk
membangunkan manusia dari tidurnya, supaya bersujud kepada-Nya. Aku sembahyang
setiap waktu. Aku puji-puji Dia. Aku baca Kitab-Nya. Alhamdulillah, kataku bila aku
menerima karunia-Nya. Astagfirullah, kataku bila aku terkejut. Masya Allah, kataku bila
aku kagum. Apa salahnya pekerjaanku itu? Tapi kini aku dikatakan manusia terkutuk."
Ketika Kakek terdiam agak lama, aku menyelakan tanyaku, "Ia katakan Kakek begitu,
Kek?"
"Ia tak mengatakan aku terkutuk. Tapi begitulah kira-kiranya."
Dan aku melihat mata Kakek berlinang. Aku jadi belas kepadanya. Dalam hatiku aku
mengumpati Ajo Sidi yang begitu memukuli hati Kakek. Dan ingin tahuku menjadikan aku
nyinyir bertanya. Dan akhirnya Kakek bercerita lagi.
"Pada suatu waktu, „kata Ajo Sidi memulai, „di akhirat Tuhan Allah memeriksa orang-orang
yang sudah berpulang. Para malaikat bertugas di samping-Nya. Di tangan mereka
tergenggam daftar dosa dan pahala manusia. Begitu banyak orang yang diperiksa.
Maklumlah dimana-mana ada perang. Dan di antara orang-orang yang diperiksa itu ada
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
59
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
seirang yang di dunia di namai Haji Saleh. Haji Saleh itu tersenyum-senyum saja, karena ia
sudah begitu yakin akan dimasukkan ke dalam surga. Kedua tangannya ditopangkan di
pinggang sambil membusungkan dada dan menekurkan kepala ke kuduk. Ketika dilihatnya
orang-orang yang masuk neraka, bibirnya menyunggingkan senyum ejekan. Dan ketika ia
melihat orang yang masuk ke surga, ia melambaikan tangannya, seolah hendak mengatakan
„selamat ketemu nanti‟. Bagai tak habis-habisnya orang yang berantri begitu panjangnya.
Susut di muka, bertambah yang di belakang. Dan Tuhan memeriksa dengan segala sifatNya.
Akhirnya sampailah giliran Haji Saleh. Sambil tersenyum bangga ia menyembah Tuhan. Lalu
Tuhan mengajukan pertanyaan pertama.
„Engkau?‟
„Aku Saleh. Tapi karena aku sudah ke Mekah, Haji Saleh namaku.‟
„Aku tidak tanya nama. Nama bagiku, tak perlu. Nama hanya buat engkau di dunia.‟
„Ya, Tuhanku.‟
„Apa kerjamu di dunia?‟
„Aku menyembah Engkau selalu, Tuhanku.‟
„Lain?‟
„Setiap hari, setiap malam. Bahkan setiap masa aku menyebut-nyebut nama-Mu.‟
„Lain.‟
„Ya, Tuhanku, tak ada pekerjaanku selain daripada beribadat menyembah-Mu, menyebutnyebut nama-Mu. Bahkan dalam kasih-Mu, ketika aku sakit, nama-Mu menjadi buah bibirku
juga. Dan aku selalu berdoa, mendoakan kemurahan hati-Mu untuk menginsafkan umatMu.‟
„Lain?‟
Haji Saleh tak dapat menjawab lagi. Ia telah menceritakan segala yang ia kerjakan. Tapi ia
insaf, pertanyaan Tuhan bukan asal bertanya saja, tentu ada lagi yang belum di katakannya.
Tapi menurut pendapatnya, ia telah menceritakan segalanya. Ia tak tahu lagi apa yang
harus dikatakannya. Ia termenung dan menekurkan kepalanya. Api neraka tiba-tiba
60
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
menghawakan kehangatannya ke tubuh Haji Saleh. Dan ia menangis. Tapi setiap air
matanya mengalir, diisap kering oleh hawa panas neraka itu.
„Lain lagi?‟ tanya Tuhan.
„Sudah hamba-Mu ceritakan semuanya, o, Tuhan yang Mahabesar, lagi Pengasih dan
Penyayang, Adil dan Mahatahu.‟ Haji Saleh yang sudah kuyu mencobakan siasat
merendahkan diri dan memuji Tuhan dengan pengharapan semoga Tuhan bisa berbuat
lembut terhadapnya dan tidak salah tanya kepadanya.
Tapi Tuhan bertanya lagi: „Tak ada lagi?‟
„O, o, ooo, anu Tuhanku. Aku selalu membaca Kitab-Mu.‟
„Lain?‟
„Sudah kuceritakan semuanya, o, Tuhanku. Tapi kalau ada yang lupa aku katakan, aku pun
bersyukur karena Engkaulah Mahatahu.‟
„Sungguh tidak ada lagi yang kaukerjakan di dunia selain yang kauceritakan tadi?‟
„Ya, itulah semuanya, Tuhanku.‟
„Masuk kamu.‟
Dan malaikat dengan sigapnya menjewer Haji Saleh ke neraka. Haji Saleh tidak mengerti
kenapa ia di bawa ke neraka. Ia tak mengerti apa yang di kehendaki Tuhan daripadanya
dan ia percaya Tuhan tidak silap.
Alangkah tercengang Haji Saleh, karena di neraka itu banyak teman-temannya di dunia
terpanggang hangus, merintih kesakitan. Dan ia tambah tak mengerti dengan keadaan
dirinya, karena semua orang yang dilihatnya di neraka itu tak kurang ibadatnya dari dia
sendiri. Bahkan ada salah seorang yang telah sampai empat belas kali ke Mekah dan
bergelar syekh pula. Lalu Haji Saleh mendekati mereka, dan bertanya kenapa mereka
dinerakakan semuanya. Tapi sebagaimana Haji Saleh, orang-orang itu pun, tak mengerti
juga.
„Bagaimana Tuhan kita ini?‟ kata Haji Saleh kemudian, „Bukankah kita di suruh-Nya taat
beribadat, teguh beriman? Dan itu semua sudah kita kerjakan selama hidup kita. Tapi kini
kita dimasukkan-Nya ke neraka.‟
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
61
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
„Ya, kami juga heran. Tengoklah itu orang-orang senegeri dengan kita semua, dan tak
kurang ketaatannya beribadat,‟ kata salah seorang diantaranya.
„Ini sungguh tidak adil.‟
„Memang tidak adil,‟ kata orang-orang itu mengulangi ucapan Haji Saleh.
„Kalau begitu, kita harus minta kesaksian atas kesalahan kita.‟
„Kita harus mengingatkan Tuhan, kalau-kalau Ia silap memasukkan kita ke neraka ini.‟
„Benar. Benar. Benar.‟ Sorakan yang lain membenarkan Haji Saleh.
„Kalau Tuhan tak mau mengakui kesilapan-Nya, bagaimana?‟ suatu suara melengking di
dalam kelompok orang banyak itu.
„Kita protes. Kita resolusikan,‟ kata Haji Saleh.
„Apa kita revolusikan juga?‟ tanya suara yang lain, yang rupanya di dunia menjadi pemimpin
gerakan revolusioner.
„Itu tergantung kepada keadaan,‟ kata Haji Saleh. „Yang penting sekarang, mari kita
berdemonstrasi menghadap Tuhan.‟
„Cocok sekali. Di dunia dulu dengan demonstrasi saja, banyak yang kita perolah,‟ sebuah
suara menyela.
„Setuju. Setuju. Setuju.‟ Mereka bersorak beramai-ramai.
Lalu mereka berangkatlah bersama-sama menghadap Tuhan.
Dan Tuhan bertanya, „Kalian mau apa?‟
Haji Saleh yang menjadi pemimpin dan juru bicara tampil ke depan. Dan dengan suara
yang menggeletar dan berirama rendah, ia memulai pidatonya: „O, Tuhan kami yang
Mahabesar. Kami yang menghadap-Mu ini adalah umat-Mu yang paling taat beribadat, yang
paling taat menyembahmu. Kamilah orang-orang yang selalu menyebut nama-Mu, memujimuji kebesaran-Mu,mempropagandakan keadilan-Mu, dan lain-lainnya. Kitab-Mu kami hafal
di luar kepala kami. Tak sesat sedikitpun kami membacanya. Akan tetapi, Tuhanku yang
Mahakuasa setelah kami Engkau panggil kemari, Engkau memasukkan kami ke neraka.
Maka sebelum terjadi hal-hal yang tak diingini, maka di sini, atas nama orang-orang yang
62
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
cinta pada-Mu, kami menuntut agar hukuman yang Kau jatuhkan kepada kami ke surga
sebagaimana yang Engkau janjikan dalam Kitab-Mu.‟
„Kalian di dunia tinggal di mana?‟ tanya Tuhan.
„Kami ini adalah umat-Mu yang tinggal di Indonesia, Tuhanku.‟
„O, di negeri yang tanahnya subur itu?‟
„Ya, benarlah itu, Tuhanku.‟
„Tanahnya yang mahakaya raya, penuh oleh logam, minyak, dan berbagai bahan tambang
lainnya, bukan?‟
„Benar. Benar. Benar. Tuhan kami. Itulah negeri kami.‟ Mereka mulai menjawab serentak.
Karena fajar kegembiraan telah membayang di wajahnya kembali. Dan yakinlah mereka
sekarang, bahwa Tuhan telah silap menjatuhkan hukuman kepada mereka itu.
„Di negeri mana tanahnya begitu subur, sehingga tanaman tumbuh tanpa di tanam?‟
„Benar. Benar. Benar. Itulah negeri kami.‟
„Di negeri, di mana penduduknya sendiri melarat?‟
„Ya. Ya. Ya. Itulah dia negeri kami.‟
„Negeri yang lama diperbudak negeri lain?‟
„Ya, Tuhanku. Sungguh laknat penjajah itu, Tuhanku.‟
„Dan hasil tanahmu, mereka yang mengeruknya, dan diangkut ke negerinya, bukan?‟
„Benar, Tuhanku. Hingga kami tak mendapat apa-apa lagi. Sungguh laknat mereka itu.‟
„Di negeri yang selalu kacau itu, hingga kamu dengan kamu selalu berkelahi, sedang hasil
tanahmu orang lain juga yang mengambilnya, bukan?‟
„Benar, Tuhanku. Tapi bagi kami soal harta benda itu kami tak mau tahu. Yang penting bagi
kami ialah menyembah dan memuji Engkau.‟
„Engkau rela tetap melarat, bukan?‟
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
63
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
„Benar. Kami rela sekali, Tuhanku.‟
„Karena keralaanmu itu, anak cucumu tetap juga melarat, bukan?‟
„Sungguhpun anak cucu kami itu melarat, tapi mereka semua pintar mengaji. Kitab-Mu
mereka hafal di luar kepala.‟
„Tapi seperti kamu juga, apa yang disebutnya tidak dimasukkan ke hatinya, bukan?‟
„Ada, Tuhanku.‟
„Kalau ada, kenapa engkau biarkan dirimu melarat, hingga anak cucumu teraniaya semua.
Sedang harta bendamu kaubiarkan orang lain mengambilnya untuk anak cucu mereka. Dan
engkau lebih suka berkelahi antara kamu sendiri, saling menipu, saling memeras. Aku beri
kau negeri yang kaya raya, tapi kau malas. Kau lebih suka beribadat saja, karena beribadat
tidak mengeluarkan peluh, tidak membanting tulang. Sedang aku menyuruh engkau
semuanya beramal kalau engkau miskin. Engkau kira aku ini suka pujian, mabuk di sembah
saja. Tidak. Kamu semua mesti masuk neraka. hai, Malaikat, halaulah mereka ini kembali
ke neraka. Letakkan di keraknya!"
Semua menjadi pucat pasi tak berani berkata apa-apa lagi. Tahulah mereka sekarang apa
jalan yang diridai Allah di dunia. Tapi Haji Saleh ingin juga kepastian apakah yang akan di
kerjakannya di dunia itu salah atau benar. Tapi ia tak berani bertanya kepada Tuhan. Ia
bertanya saja pada malaikat yang menggiring mereka itu.
„Salahkah menurut pendapatmu, kalau kami, menyembah Tuhan di dunia?‟ tanya Haji
Saleh.
„Tidak. Kesalahan engkau, karena engkau terlalu mementingkan dirimu sendiri. Kau takut
masuk neraka, karena itu kau taat sembahyang. Tapi engkau melupakan kehidupan
kaummu sendiri, melupakan kehidupan anak isterimu sendiri, sehingga mereka itu kucarkacir selamanya. Inilah kesalahanmu yang terbesar, terlalu egoistis. Padahal engkau di
dunia berkaum, bersaudara semuanya, tapi engkau tak mempedulikan mereka sedikit pun.‟
Demikianlah cerita Ajo Sidi yang kudengar dari Kakek. Cerita yang memurungkan Kakek.
Dan besoknya, ketika aku mau turun rumah pagi-pagi, istriku berkata apa aku tak pergi
menjenguk.
"Siapa yang meninggal?" tanyaku kaget.
64
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
"Kakek."
"Kakek?"
"Ya. Tadi subuh Kakek kedapatan mati di suraunya dalam keadaan yang mengerikan sekali.
Ia menggoroh lehernya dengan pisau cukur."
"Astaga! Ajo Sidi punya gara-gara," kataku seraya cepat-cepat meninggalkan istriku yang
tercengang-cengang.
Aku cari Ajo Sidi ke rumahnya. Tapi aku berjumpa dengan istrinya saja. Lalu aku tanya dia.
"Ia sudah pergi," jawab istri Ajo Sidi.
"Tidak ia tahu Kakek meninggal?"
"Sudah. Dan ia meninggalkan pesan agar dibelikan kain kafan buat Kakek tujuh lapis."
"Dan sekarang," tanyaku kehilangan akal sungguh mendengar segala peristiwa oleh
perbuatan Ajo Sidi yang tidak sedikit pun bertanggung jawab, "dan sekarang kemana dia?"
"Kerja."
"Kerja?" tanyaku mengulangi hampa.
"Ya, dia pergi kerja."
Pertanyaan untuk diskusi:
1. Konflik apa yang dialami tokoh kakek sehingga dia nekat bunuh diri? Mengapa
Kakek memutuskan bunuh diri?
2. Apakah kamu pernah menemui karakter serupa Ajo Sidi ada di sekelilingmu?
Jelaskan
3. Apakah beribadah lebih penting daripada menyantuni sesama manusia? Mengapa?
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
65
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Guru
Cerpen Putu Wijaya
Anak saya bercita-cita menjadi guru. Tentu saja saya dan istri saya jadi shock. Kami berdua
tahu, macam apa masa depan seorang guru. Karena itu, sebelum terlalu jauh, kami cepatcepat ngajak dia ngomong.
"Kami dengar selentingan, kamu mau jadi guru, Taksu? Betul?!"
Taksu mengangguk.
"Betul Pak."
Kami kaget.
"Gila, masak kamu mau jadi g-u-r-u?"
"Ya."
Saya dan istri saya pandang-pandangan. Itu malapetaka. Kami sama sekali tidak percaya apa
yang kami dengar. Apalagi ketika kami tatap tajam-tajam, mata Taksu nampak tenang tak
bersalah. Ia pasti sama sekali tidak menyadari apa yang barusan diucapkannya. Jelas ia tidak
mengetahui
permasalahannya.
Kami bertambah khawatir, karena Taksu tidak takut bahwa kami tidak setuju. Istri saya
menarik nafas dalam-dalam karena kecewa, lalu begitu saja pergi. Saya mulai bicara blakblakan.
"Taksu, dengar baik-baik. Bapak hanya bicara satu kali saja. Setelah itu terserah kamu!
Menjadi guru itu bukan cita-cita. Itu spanduk di jalan kumuh di desa. Kita hidup di kota.
Dan ini era milenium ketiga yang diwarnai oleh globalisasi, alias persaingan bebas. Di masa
sekarang ini tidak ada orang yang mau jadi guru. Semua guru itu dilnya jadi guru karena
terpaksa, karena mereka gagal meraih yang lain. Mereka jadi guru asal tidak nganggur saja.
Ngerti? Setiap kali kalau ada kesempatan, mereka akan loncat ngambil yang lebih
menguntungkan. Ngapain jadi guru, mau mati berdiri? Kamu kan bukan orang yang gagal,
kenapa kamu jadi putus asa begitu?!"
"Tapi saya mau jadi guru."
"Kenapa? Apa nggak ada pekerjaan lain? Kamu tahu, hidup guru itu seperti apa? Guru itu
hanya sepeda tua. Ditawar-tawarkan sebagai besi rongsokan pun tidak ada yang mau beli.
Hidupnya kejepit. Tugas seabrek-abrek, tetapi duit nol besar. Lihat mana ada guru yang
naik Jaguar. Rumahnya saja rata-rata kontrakan dalam gang kumuh. Di desa juga guru
hidupnya bukan dari mengajar tapi dari tani.Karena profesi guru itu gersang, boro-boro
sebagai cita-cita, buat ongkos jalan saja kurang.
66
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Cita-cita itu harus tinggi, Taksu. Masak jadi guru? Itu cita-cita sepele banget, itu namanya
menghina orang tua. Masak kamu tidak tahu? Mana ada guru yang punya rumah bertingkat.
Tidak ada guru yang punya deposito dollar.
Guru itu tidak punya masa depan. Dunianya suram. Kita tidur, dia masih saja utak-atik
menyiapkan bahan pelajaran atau memeriksa PR. Kenapa kamu bodoh sekali mau masuk
neraka, padahal kamu masih muda, otak kamu encer, dan biaya untuk sekolah sudah kami
siapkan. Coba pikir lagi dengan tenang dengan otak dingin!"
"Sudah saya pikir masak-masak."
Saya terkejut.
"Pikirkan sekali lagi! Bapak kasi waktu satu bulan!"
Taksu menggeleng. "Dikasih waktu satu tahun pun hasilnya sama, Pak. Saya
ingin jadi guru."
"Tidak! Kamu pikir saja dulu satu bulan lagi!”
Kami tinggalkan Taksu dengan hati panas. Istri saya ngomel sepanjang perjalanan. Yang
dijadikan bulan-bulanan, saya. Menurut dia, sayalah yang sudah salah didik, sehingga Taksu
jadi cupet pikirannya.
"Kau yang terlalu memanjakan dia, makanya dia seenak perutnya saja sekarang. Masak mau
jadi guru. Itu kan bunuh diri!"
Saya diam saja. Istri saya memang aneh. Apa saja yang tidak disukainya, semua dianggapnya
hasil perbuatan saya. Nasib suami memang rata-rata begitu. Di luar bisa galak melebihi
macan, berhadapan dengan istri, hancur.
Bukan hanya satu bulan, tetapi dua bulan kemudian, kami berdua datang lagi mengunjungi
Taksu di tempat kosnya. Sekali ini kami tidak muncul dengan tangan kosong. Istri saya
membawa krupuk kulit ikan kegemaran Taksu. Saya sendiri membawa sebuah lap top baru
yang paling canggih, sebagai kejutan.
Taksu senang sekali. Tapi kami sendiri kembali sangat terpukul. Ketika kami tanyakan
bagaimana hasil perenungannya selama dua bulan, Taksu memberi jawaban yang sama.
"Saya sudah bilang saya ingin jadi guru, kok ditanya lagi, Pak,"
katanya sama sekali tanpa rasa berdosa. Sekarang saya naik darah. Istri saya jangan dikata
lagi. Langsung kencang mukanya. Ia tak bisa lagi mengekang marahnya. Taksu
disemprotnya habis.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
67
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
"Taksu! Kamu mau jadi guru pasti karena kamu terpengaruh
oleh puji-pujian orang-orang pada guru itu ya?!" damprat istri saya.
"Mentang-mentang mereka bilang, guru pahlawan, guru itu berbakti kepada nusa dan
bangsa. Ahh! Itu bohong semua! Itu bahasa pemerintah! Apa kamu pikir betul guru itu
yang sudah menyebabkan orang jadi pinter? Apa kamu tidak baca di koran, banyak guruguru yang brengsek dan bejat
sekarang? Ah?”
Taksu tidak menjawab.
"Negara sengaja memuji-muji guru setinggi langit tetapi lihat sendiri, negara tidak pernah
memberi gaji yang setimpal, karena mereka yakin, banyak orang seperti kamu, sudah puas
karena dipuji. Mereka tahu kelemahan orang-orang seperti kamu, Taksu. Dipuji sedikit
saja sudah mau banting tulang, kerja rodi tidak peduli tidak dibayar. Kamu tertipu Taksu!
Puji-pujian itu dibuat supaya orang-orang yang lemah hati seperti kamu, masih tetap mau
jadi guru. Padahal anak-anak pejabat itu sendiri berlomba-lomba dikirim keluar negeri biar
sekolah setinggi langit, supaya nanti bisa mewarisi jabatan bapaknya! Masak begitu saja
kamu tidak nyahok?"
Taksu tetap tidak menjawab.
"Kamu kan bukan jenis orang yang suka dipuji kan? Kamu sendiri bilang apa gunanya pujipujian, yang penting adalah sesuatu yang konkret. Yang konkret itu adalah duit, Taksu.
Jangan kamu takut dituduh materialistis. Siapa bilang meterialistik itu jelek. Itu kan kata
mereka yang tidak punya duit. Karena tidak mampu cari duit mereka lalu memakimaki
duit. Mana mungkin kamu bisa hidup tanpa duit? Yang bener saja. Kita hidup perlu materi.
Guru itu pekerjaan yang anti pada materi, buat apa kamu menghabiskan hidup kamu untuk
sesuatu yang tidak berguna? Paham?"
Taksu mengangguk.
"Paham. Tapi apa salahnya jadi guru?"
Istri saya melotot tak percaya apa yang didengarnya. Akhirnya dia menyembur. "Lap topnya bawa pulang saja dulu, Pak. Biar Taksu mikir lagi! Kasih dia waktu tiga bulan, supaya
bisa lebih mendalam dalam memutuskan sesuatu. Ingat, ini soal hidup matimu sendiri,
Taksu!”
Sebenarnya saya mau ikut bicara, tapi istri saya menarik saya pergi. Saya tidak mungkin
membantah. Di jalan istri saya berbisik. "Sudah waktunya membuat shock therapy pada
Taksu, sebelum ia kejeblos terlalu dalam. Ia memang memerlukan perhatian. Karena itu
dia berusaha melakukan sesuatu yang menyebabkan kita terpaksa memperhatikannya.
68
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Dasar anak zaman sekarang, akal bulus! Yang dia kepingin bukan lap top tapi mobil! Bapak
harus kerja keras beliin dia mobil, supaya mau mengikuti apa nasehat kita!"
Saya tidak setuju, saya punya pendapat lain. Tapi apa artinya bantahan seorang suami.
Kalau adik istri saya atau kakaknya, atau bapak-ibunya yang membantah, mungkin akan
diturutinya. Tapi kalau dari saya, jangan harap. Apa saja yang saya usulkan mesti
dicurigainya ada pamrih kepentingan keluarga saya. Istri memang selalu mengukur suami,
dari perasaannya sendiri.
Tiga bulan kami tidak mengunjungi Taksu. Tapi Taksu juga tidak menghubungi kami. Saya
jadi cemas. Ternyata anak memang tidak merindukan orang tua, orang tua yang selalu
minta diperhatikan anak.
Akhirnya, tanpa diketahui oleh istri saya, saya datang lagi. Sekali ini saya datang dengan
kunci mobil. Saya tarik deposito saya di bank dan mengambil kredit sebuah mobil.
Mungkin Taksu ingin punya mobil mewah, tapi saya hanya kuat beli murah. Tapi sejelekjeleknya kan mobil, dengan bonus janji, kalau memang dia mau mengubah cita-citanya,
jangankan mobil mewah, segalanya akan saya serahkan, nanti.
"Bagaimana Taksu," kata saya sambil menunjukkan kunci mobil itu.
"Ini hadiah untuk kamu. Tetapi kamu juga harus memberi hadiah buat Bapak.”
Taksu melihat kunci itu dengan dingin. "Hadiah apa, Pak?"
Saya tersenyum. "Tiga bulan Bapak rasa sudah cukup lama buat kamu untuk memutuskan.
Jadi, singkat kata saja, mau jadi apa kamu sebenarnya?"
Taksu memandang saya. "Jadi guru. Kan sudah saya bilang berkali-kali?"
Kunci mobil yang sudah ada di tangannya saya rebut kembali.
"Mobil ini tidak pantas dipakai seorang guru. Kunci ini boleh kamu ambil sekarang juga,
kalau kamu berjanji bahwa kamu tidak akan mau jadi guru, sebab itu memalukan orang tua
kamu. Kamu ini investasi untuk masa depan kami, Taksu, mengerti? Kamu kami
sekolahkan supaya kamu meraih gelar, punya jabatan, dihormati orang, supaya kami juga
ikut terhormat. Supaya kamu berguna kepada bangsa dan punya duit untuk merawat kami
orang tuamu kalau kami sudah jompo nanti. Bercita-citalah yang bener. Mbok mau jadi
presiden begitu! Masak guru! Gila! Kalau kamu jadi guru, paling banter setelah menikah
kamu akan kembali menempel di rumah orang tuamu dan menyusu sehingga semua
warisan habis ludes. Itu namanya kerdil pikiran.
Tidak! Aku tidak mau anakku terpuruk seperti itu!" Lalu saya letakkan kembali kunci itu di
depan hidungnya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
69
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Taksu berpikir. Kemudian saya bersorak gegap gembira di dalam hati, karena ia
memungut kunci itu lagi. "Terima kasih, Pak. Bapak sudah memperhatikan saya. Dengan
sesungguh-sungguhnya, saya hormat atas perhatian Bapak."
Sembari berkata itu, Taksu menarik tangan saya, lalu di atas telapak tangan saya
ditaruhnya kembali kunci mobil itu. "Saya ingin jadi guru. Maaf."
Kalau tidak menahan diri, pasti waktu itu juga Taksu saya tampar. Kebandelannya itu amat
menjengkelkan. Pesawat penerimanya sudah rusak. Untunglah iman saya cukup baik. Saya
tekan perasaan saya. Kunci kontak itu saya genggam dan masukkan ke kantung celana.
"Baik. Kalau memang begitu, uang sekolah dan uang makan kamu mulai bulan depan kami
stop. Kamu hidup saja sendirian. Supaya kamu bisa merasakan sendiri langsung bagaimana
penderitaan hidup ini. Tidak semudah yang kamu baca dalam teori dan slogan. Mudahmudahan penderitaan itu akan membimbing kamu ke jalan yang benar. Tiga bulan lagi
Bapak akan datang. Waktu itu pikiranmu sudah pasti akan berubah! Bangkit memang baru
terjadi sesudah sempat hancur! Tapi tak apa."
Tanpa banyak basa-basi lagi, saya pergi. Saya benar-benar naik pitam. Saya kira Taksu pasti
sudah dicocok hidungnya oleh seseorang. Tidak ada orang yang bisa melakukan itu,
kecuali Mina, pacarnya. Anak guru itulah yang saya anggap sudah kurang ajar
menjerumuskan anak saya supaya terkiblat pikirannya untuk menjadi guru. Sialan!
Tepat tiga bulan kemudian saya datang lagi. Sekali ini saya membawa kunci mobil mewah.
Tapi terlebih dulu saya mengajukan pertanyaan yang sama.
"Coba jawab untuk yang terakhir kalinya, mau jadi apa kamu sebenarnya?"
"Mau jadi guru."
Saya tak mampu melanjutkan. Tinju saya melayang ke atas meja. Gelas di atas meja
meloncat. Kopi yang ada di dalamnya muncrat ke muka saya.
"Tetapi kenapa? Kenapa? Apa informasi kami tidak cukup buat membuka mata dan
pikiran kamu yang sudah dicekoki oleh perempuan anak guru kere itu? Kenapa kamu mau
jadi guru, Taksu?!!!"
"Karena saya ingin jadi guru."
"Tidak! Kamu tidak boleh jadi guru!"
"Saya mau jadi guru."
"Aku bunuh kau, kalau kau masih saja tetap mau jadi guru."
70
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Taksu menatap saya. "Apa?" "Kalau kamu tetap saja mau jadi guru, aku bunuh kau
sekarang juga!" teriak saya kalap.
Taksu balas memandang saya tajam.
"Bapak tidak akan bisa membunuh saya."
"Tidak? Kenapa tidak?"
"Sebab guru tidak bisa dibunuh. Jasadnya mungkin saja bisa busuk lalu lenyap. Tapi apa
yang diajarkannya tetap tertinggal abadi. Bahkan bertumbuh, berkembang dan memberi
inspirasi kepada generasi di masa yanag akan datang. Guru tidak bisa mati, Pak."
Saya tercengang.
"O… jadi narkoba itu yang sudah menyebabkan kamu mau jadi guru?"
"Ya! Itu sebabnya saya ingin jadi guru, sebab saya tidak mau mati."
Saya bengong. Saya belum pernah dijawab tegas oleh anak saya. Saya jadi gugup.
"Bangsat!" kata saya kelepasan. "Siapa yang sudah mengotori pikiran kamu dengan
semboyan keblinger itu? Siapa yang sudah mengindoktrinasi kamu, Taksu?"
Taksu memandang kepada saya tajam.
"Siapa Taksu?!"
Taksu menunjuk. "Bapak sendiri, kan?"
Saya terkejut. "Itu kan 28 tahun yang lalu! Sekarang sudah lain Taksu!
Kamu jangan ngacau! Kamu tidak bisa hidup dengan nasehat yang Bapak berikan 30 tahun
yang lalu! Waktu itu kamu malas. Kamu tidak mau sekolah, kamu hanya mau main-main,
kamu bahkan bandel dan kurang ajar pada guru-guru kamu yang datang ke sekolah naik
ojek. Kamu tidak sadar meskipun sepatunya butut dan mukanya layu kurang gizi, tapi
itulah orang-orang yang akan menyelamatkan hidup kamu. Itulah gudang ilmu yang harus
kamu tempel sampai kamu siap. Sebelum kamu siap, kamu harus menghormati mereka,
sebab dengan menghormati mereka, baru ilmu itu bisa melekat. Tanpa ada ilmu kamu
tidak akan bisa bersaing di zaman global ini. Tahu?"
Satu jam saya memberi Taksu kuliah. Saya telanjangi semua persepsinya tentang hidup.
Dengan tidak malu-malu lagi, saya seret nama pacarnya si Mina yang mentang-mentang
cantik itu, mau menyeret anak saya ke masa depan yang gelap. "Tidak betul cinta itu buta!"
bentak saya kalap.
"Kalau cinta bener buta apa gunanya ada bikini," lanjut saya mengutip
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
71
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
iklan yang saya sering papas di jalan. "Kalau kamu menjadi buta, itu namanya bukan cinta
tetapi racun. Kamu sudah terkecoh, Taksu. Meskipun keluarga pacarmu itu guru, tidak
berarti kamu harus mengidolakan guru sebagai profesi kamu. Buat apa? Justru kamu harus
menyelamatkan keluarga guru itu dengan tidak perlu menjadi guru, sebab mereka tidak
perlu hidup hancur berantakan gara-gara bangga menjadi guru. Apa artinya kebanggaan
kalau hidup di dalam kenyataan lebih menghargai dasi, mobil, duit, dan pangkat? Punya
duit, pangkat dan harta benda itu bukan dosa, mengapa harus dilihat sebagai dosa. Sebab
itu semuanya hanya alat untuk bisa hidup lebih beradab.
Kita bukan menyembahnya, tidak pernah ada ajaran yang menyuruh kamu menyembah
materi. Kita hanya memanfaatkan materi itu untuk menambah hidup kita lebih manusiawi.
Apa manusia tidak boleh berbahagia? Apa kalau menderita sebagai guru, baru manusia itu
menjadi beradab? Itu salah kaprah! Ganti kepala kamu Taksu, sekarang juga! Ini!" Saya
gebrakkan kunci mobil BMW itu di depan matanya dengan sangat marah. "Ini satu milyar
tahu?!"
Sebelum dia sempat menjawab atau mengambil, kunci itu saya ambil kembali sambil siapsiap hendak pergi. "Pulang sekarang dan minta maaf kepada ibu kamu, sebab kamu baru
saja menghina kami! Tinggalkan perempuan itu.
Nanti kalau kamu sudah sukses kamu akan dapat 7 kali perempuan yang lebih cantik dari
si Mina dengan sangat gampang! Tidak perlu sampai menukar nalar kamu!"
Tanpa menunggu jawaban, lalu saya pulang. Saya ceritakan pada istri saya apa yang sudah
saya lakukan. Saya kira saya akan dapat pujian. Tetapi ternyata istri saya bengong. Ia tak
percaya dengan apa yang saya ceritakan. Dan ketika kesadarannya turun kembali, matanya
melotot dan saya
dibentak habis-habisan.
"Bapak terlalu! Jangan perlakukan anakmu seperti itu!"
teriak istri saya kalap.
Saya bingung.
"Ayo kembali! Serahkan kunci mobil itu pada Taksu! Kalau memang mau ngasih anak
mobil, kasih saja jangan pakai syarat segala, itu namanya dagang! Masak sama anak dagang.
Dasar mata duitan!"
Saya tambah bingung. "Ayo cepet, nanti anak kamu kabur!" Saya masih ingin membantah.
Tapi mendengar kata kabur, hati saya rontok. Taksu itu anak satu-satunya. Sebelas tahun
kami menunggunya dengan cemas. Kami berobat ke sana-kemari, sampai berkali-kali
72
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
melakukan inseminasi buatan dan akhirnya sempat dua kali mengikuti program bayi
tabung. Semuanya gagal.
Waktu kami pasrah tetapi tidak menyerah, akhirnya istri saya mengandung dan lahirlah
Taksu. Anak yang sangat mahal, bagaimana mungkin saya akan biarkan dia kabur? "Ayo
cepat!" teriak sitri saya kalap.
Dengan panik saya kembali menjumpai Taksu. Tetapi sudah terlambat. Anak itu seperti
sudah tahu saja, bahwa ibunya akan menyuruh saya kembali. Rumah kost itu sudah
kosong. Dia pergi membawa semua barangbarangnya, yang tinggal hanya secarik kertas
kecil dan pesan kecil:
"Maaf, tolong relakan saya menjadi seorang guru."
Tangan saya gemetar memegang kertas yang disobek dari buku hariannya itu. Kertas yang
nilainya mungkin hanya seperak itu, jauh lebih berarti dari kunci BMW yang harganya
semilyar dan sudah mengosongkan deposito saya. Saya duduk di dalam kamar itu,
mencium bau Taksu yang masih ketinggalan. Pikiran saya kacau. Apakah sudah takdir dari
anak dan orang tua itu bentrok? Mau tak mau saya kembali memaki-maki Mina yang sudah
menyesatkan pikiran Taksu. Kembali saya memaki-maki guru yang sudah
dikultusindividukan sebagai pekerjaan yang mulia, padahal dalam kenyataannya banyak
sekali guru yang brengsek.
Pintu kamar tiba-tiba terbuka. Saya seperti dipagut aliran listrik. Tetapi ketika menoleh,
itu bukan Taksu tetapi istri saya yang menyusul karena merasa cemas. Waktu ia
mengetahui apa yang terjadi, dia langsung marah dan kemudian menangis. Akhirnya saya
lagi yang menjadi sasaran. Untuk pertama kalinya saya berontak. Kalau tidak, istri saya
akan seterusnya menjadikan saya balbalan.
Saya jawab semua tuduhan istri saya. Dia tercengang sebab untuk pertama kalinya saya
membantah. Akhirnya dibekas kamar anak kami itu, kami bertengkar keras.
Tetapi itu 10 tahun yang lalu. Sekarang saya sudah tua. Waktu telah memproses segalanya
begitu rupa, sehingga semuanya di luar dugaan. Sekarang Taksu sudah menggantikan hidup
saya memikul beban keluarga. Ia menjadi salah seorang pengusaha besar yang mengimpor
barang-barang mewah dan mengekspor barang-barang kerajinan serta ikan segar ke
berbagai wilayah mancanegara. "Ia seorang guru bagi sekitar 10.000 orang pegawainya.
Guru juga bagi anak-anak muda lain yang menjadi adik generasinya. Bahkan guru bagi
bangsa dan negara, karena jasa-jasanya menularkan etos kerja," ucap promotor ketika
Taksu mendapat gelar doktor honoris causa dari sebuah perguruan tinggi bergengsi.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
73
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Pertanyaan untuk diskusi:
1. Apabila Anda ada pada situasi yang sama dengan tokoh Taksu dalam cerita pendek di
atas, apa yang akan anda lakukan?
2. Apakah guru selalu identik dengan mengajar dan bekerja di sekolah? Mengapa?
3. Apa hebatnya jadi guru?
74
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
“Wangon Jatilawang”
Ahmad Tohari
Wajah dua tamuku mendadak berubah ketika Sulam masuk. Mereka makin bingung
melihat Sulam terus melangkah dan berdiri tepat di sisiku. Kedua tamuku yang masingmasing memakai baju lengan panjang serta sepatu bagus itu, tentu tak mengenal Sulam.
Namun siapa saja yang tinggal di antara Wangon dan Jatilawang pasti mengenal dia.
Sepanjang ruas jalan raya kelas dua itu nama Sulam sangat terkenal.
“Pak,” kata Sulam tanpa ekspresi apa pun.
“Ya” jawabku, “ nasi atau uang?”
Sulam diam. Diperlihatkannya padaku ujung celananya yang kuyup. Celana yang kedodoran
itu nyangkut di perutnya dengan ikatan tali plastik. Kaosnya ada gambar yang sangat cabul
di bagian punggung. Ah, pasti anak-anak nakal telah mempermainkan Sulam.
“Nasi atau uang?” ulangku.
“Aku sudah punya uang,” jawab Sulam sambil membuka tangannya. Ada kepingan logam
putih di sana. Tetapi tangan itu pucat dan gemetar. Maka aku bangkit meninggalkan kedua
tamuku yang duduk membisu. Sepiring nasi dan segelas teh kuberikan Sulam. Dia duduk di
lantai, tepat di samping kursiku. Kedua tamuku yang masing-masing memakai baju lengan
panjang dan sepatu bagus itu tetap diam.
Selesai makan, Sulam mengangkat sendiri piring dan gelasnya, lalu masuk ke dalam. Anakanakku tak ada yang merasa takut kepadanya. Mereka sudah kenal siapa dia. Dan tanpa
sepatah kata pun, Sulam keluar. Pastilah dia akan meneruskan perjalanannya ke pasar
Jatilawang. Kedua tamuku menghembuskan napas panjang-panjang. Kukira salah seorang di
antara mereka ingin bertanya tentang siapa dan mengapa lelaki kerdil berkepala seperti
buah salak itu. Tetapi aku hanya tersenyum. Kukira itulah jawaban yang paling aman. Toh
kedua tamuku yang masing-masing berbaju lengan panjang dan sepatu bagus itu sudah bisa
menduga sendiri siapa dia, siapa Sulam. Bahkan aku lagi-lagi hanya tersenyum ketika salah
seorang tamuku bertanya apakah Sulam sering mampir ke rumahku seperti tadi.
“Yang penting sampean berdua tidak tersinggung karena aku menerima tamu yang kotor
dan kurang sopan tadi, bukan?”
Kedua tamuku saling berpandangan dan tersenyum janggal. Kukira mereka agak terkejut
dengan pertanyaanku. “Maaf, Mas. Aku merasa perlu bertanya demikian karena aku
mempunyai banyak pengalaman dengan tamu yang kotor tadi.”
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
75
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Lalu aku mendongeng. Suatu hari, lepas magrib, Sulam datang. Kebetulan, aku sedang
menyelenggarakan kenduri. Gerimis yang sejak lama turun, membuat Sulam basah kuyup.
Aku merasa tak bisa berbuat lain kecuali menyilakan Sulam masuk, meski aku melihat
tamuku jadi agak masam wajahnya. Setelah kutukar pakaiannya, Sulam kuajak menikmati
kenduri. Dia kubawa ke tempat persis di sampingku. Orang-orang yang semula duduk di
dekatku menjauh, menjauh. Dan kenduriku malam itu berakhir tanpa keakraban. Para
tamu pulang hanya dengan ucapan basa basi. Wajah mereka jelas berbicara bahwa mereka
merasa tersinggung karena Sulam kuajak duduk di antara mereka. Semuanya lebih jelas
ketika aku beberapa minggu kemudian menyelenggarakan kenduri lagi. Ternyata hanya
beberapa orang yang datang memenuhi undanganku.
Kedua tamuku yang berbaju lengan panjang dan bersepatu bagus itu mengangguk angguk.
Kukira keduanya merasa heran. Tetapi aku tak tahu, apakah mereka heran terhadapku
atau terhadap orang-orang kenduri yang tersinggung oleh kedatangan Sulam itu. Atau
terhadap kedua-duanya aku dan orang-orang kenduri itu. Dan kepalang dua orang muda
itu sudah terheran heran, maka lebih baik kuteruskan dongengku. Bahwa emakku sendiri
suatu ketika marah karena mendapati Sulam menginap di rumahku.
“Yah, bagaimana lagi, Mak. Hari hujan dan Sulam mampir berteduh. Karena sampai malam
hujan tak reda, maka Sulam kusuruh menginap di sini.”
“Lhah! kamu seperti tak tahu. Rumah siapa saja yang sering disinggahi orang semacam
Sulam, bisa apes. Tak ada wibawa dan rejeki jadi tidak mau datang. Lihat tetanggamu itu;
tamunya gagah-gagah, bagus-bagus. Tamumu malah si Sulam.”
“Bila hari tak hujan, Sulam pun tak mau menginap di sini, Mak.”
“Memang rumahnya kan pasar Wangon dan pasar Jatilawang, bukan rumahmu ini, kamu
saja yang bodoh.”
Mendengar dongeng itu kedua tamuku yang berbaju lengan panjang dan bersepatu bagus
tersenyum. Kali ini senyumnya lepas. Kukira mereka membenarkan sikap emakku
terhadap Sulam, entahlah. Sementara itu, aku teringat Sulam yang saat ini pasti dalam
perjalanan menuju pasar Jatilawang. Kubayangkan, langkahnya yang pendek-pendek sambil
menyeret ujung celana yang basah dan kedodoran. Bila perutnya tidak kelaparan, Sulam
selalu berjalan sambil rengeng-rengeng. Tak pernah jelas tembang apa yang
didendangkannya. Kadang dalam perjalanan antara Wangon dan Jatilawang Sulam pintar
meniru gaya penyiar TV meski suara yang keluar dari mulutnya hampir tak punya makna
apa pun. Dan ketika kedua tamuku yang bagus-bagus itu minta diri, kukira mereka akan
mencapai Sulam sebelum pasar Jatilawang. Namun aku merasa ragu, apakah mereka
mempunyai cukup perhatian untuk mengenali Sulam kembali.
76
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Wangon dan Jatilawang adalah dua kota kecamatan. Jarak keduanya tujuh kilometer atau
lebih. Setiap hari Sulam berjalan menempuh tujuh kilometer itu pulang pergi; pagi ke
Wangon, sore ke Jatilawang atau sebaliknya. Tak peduli panas atau dingin. Kata banyak
orang, Sulam hanya singgah dan berteduh di rumahku. Tetapi aku tak percaya akan cerita
demikian, karena rasanya terlalu berlebih-lebihan. Kukira tidak semua orang yang tinggal
antara Wangon dan Jatilawang tidak suka bersahabat dengan Sulam.
Memasuki bulan puasa, Sulam tetap singgah ke rumahku setiap pagi. Tetapi sikapnya
berubah. Dia kelihatan malu ketika menyantap nasi yang kuberikan. Setiap kali dalam
kesempatan berbeda Sulam selalu berkata:
“Pak, wong gemblung boleh tidak puasa kan?”
“Ya, kamu boleh tidak berpuasa. Anaku yang masih kecil juga tidak berpuasa.”
“Tapi aku bukan anak kecil, Pak. Aku wong gemblung,” kata Sulam serius.
“Ah, siapa yang mengatakan kamu demikian?”
“Wong gemblung boleh tidak puasa, kan?”
“Nanti dulu; siapa yang mengatakan kamu wong gemblung?”
Sulam tidak menjawab. Kemampuan nalarnya kukira, sangat terbatas. Dan inilah rupanya
yang menyebabkan semua orang yang tinggal di antara Wangon dan Jatilawang
mengatakan Sulam wong gemblung. Kukira mereka memang tidak mempunyai istilah lain.
Dan sebutan itu menempel pada Sulam sejak dia masih anak-anak. Dulu Sulam tinggal
secara tetap dengan emaknya dalam sebuah rumah kecil di Jatilawang. Emak Sulam yang
sama-sama menderita keterbelakangan mental, meninggal dan rumah kecil itu punah tak
lama kemudian. Sulam yang sebatangkara lalu menjadi anak pasar Jatilawang dan pasar
Wangon.
Dekat hari Lebaran, pagi-pagi sekali, Sulam sudah berada di rumahku. Aku tak melihat
kedatangannya, dan tiba-tiba saja dia sudah duduk di ruang makan. Wajahnya kelihatan
bimbang. Nasi dan sekeping uang yang kuletakkan di atas meja di depannya, tidak segera
menarik perhatiannya. Ketika kutanya mengapa demikian, Sulam malah balik bertanya;
“Sudah hampir Lebaran, ya Pak?”
“Ya, empat atau lima hari lagi. Kenapa?”
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
77
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Sulam menunduk. Terbengong-bengong sehingga muncul semua tanda keterbelakangannya.
“Mestinya Lebaran ditunda sampai emak pulang.”
“Hus! Lebaran tidak boleh ditunda. Nanti semua orang marah.”
“Tetapi emak belum pulang. Dia sedang pergi ke kota membeli baju.”
“Oh, aku tahu sekarang. Kamu tak usah menunggu emakmu. Nanti aku yang memberimu
baju.”
Sulam mengangkat muka lalu tersenyum aneh. Nasi di depannya dimakan dengan lahap,
sementara aku pergi ke belakang mengurus ayam. Kukira aku cukup lama di kandang
ayam; tapi ketika aku masuk kembali ke rumah. Sulam masih duduk di ruang makan.
“Sudah hampir lebaran, ya Pak?”
“Oh iya. Kamu nanti akan memakai baju yang baik. Tetapi aku tidak menyerahkan baju itu
kepadamu sekarang. Nanti saja, tepat pada hari lebaran kamu pagi-pagi kemari.”
“Di
pasar
Wangon
dan
Jatilawang
orang-orang
sudah
membeli
baju
baru.”
“Ya, tetapi untukmu, nanti saja. Aku tidak bohong. Bila baju itu kuberikan sekarang, wah
repot. Kamu pasti akan mengotorinya dengan lumpur sebelum Lebaran tiba?”
“Aku kan wong gemblung, Pak.”
“Nanti dulu, aku tidak berkata demikian.”
Aku ingin berkata lebih banyak. Namun Sulam melangkah pergi. Wajahnya murung. Aku
mengikutinya sampai ke pintu halaman. Dari belakang kuperhatikan langkahnya yang
pendek-pendek, menyeret-nyeret ujung celananya yang kombor dan kelewat panjang,
celana pemberian orang. Mobil-mobil masih menyalakan lampu kecil, karena pagi sangat
berkabut mendahului Sulam. Makin jauh tubuh Sulam makin samar. Dan sebelum seratus
meter jauhnya, Sulam telah raib dalam keremangan pagi berkabut.
Dan aku mulai menyesal, mengapa tidak memenuhi permintaan Sulam akan baju dan
celana yang layak. Mengapa aku khawatir tentang kebiasaan Sulam yang suka mengotori
baju yang kuberikan, atau menukarnya begitu saja dengan sebungkus nasi rames di pasar
Wangon. Maka sebenarnya aku tidak cukup mengerti tentang lelaki kerdil yang setiap hari
menyusuri jalan raya antara Wangon dan Jatilawang itu. Dengan demikian, aku sungguh
tidak layak mengaku sebagai sahabat Sulam.
78
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Jam tujuh pagi hari itu juga penyesalanku menghunjam ke dasar hati. Seorang tukang becak
sengaja datang ke rumahku. “Pak, Sulam mati tergilas truk di batas kota Jatilawang!”
Bisa jadi tukang becak itu masih berkata banyak. Namun kalimat pertamanya yang
kudengar sudah cukup. Aku tak ingin mendengar ceritanya lebih jauh. Aku malu, perih.
Demikian malu sehingga aku tak berani menjenguk mayat Sulam di Jatilawang meski istriku
berkali-kali menyuruhku ke sana. Sulam telah menyindirku dengan cara yang paling
sarkastik sehingga aku mengerti bahwa diriku sama sekali tidak lebih baik daripadanya.
Atau memang demikianlah keadaan yang sesungguhnya. Karena dalam hati sejak lama aku
percaya, setiap hari Tuhan tak pernah jauh dari diri Sulam. Dan aku yang konon telah
mencoba bersuci jiwa hampir sebulan lamanya, malah menampik permintaannya.
Pertanyaan untuk diskusi:
1. Apakah persahabatan antara tokoh aku dengan tokoh Sulam seperti dalam cerita
pendek di atas benar-benar ada di zaman sekarang ini? Jelaskan.
2. Mengapa kita cenderung memperlakukan orang lain secara diskriminatif hanya karena
perbedaan bentuk fisik dan perilaku?
3. Bagaimana cara mengubah sikap sosial yang diskriminatif terhadap “perbedaan”?
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
79
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Informasi Tambahan 4.1
Panduan Membacakan Bacaan
Salah satu kegiatan yang dapat membangkitkan minat baca siswa adalah guru membacakan
buku/teks bacaan, sementara siswa (SD maupun SMP) menyimak dengan saksama. Buku
tersebut bisa berisi cerita atau ilmu pengetahuan (fiksi atau nonfiksi). Dengan cara
membaca yang menarik, guru bisa menghidupkan cerita atau informasi yang ada dalam
buku/teks bacaan tersebut. Kegiatan ini penting sekali terutama bagi siswa yang berasal
dari keluarga yang tidak memiliki budaya membaca. Pengalaman menyimak ini bisa
menunjukkan kepada siswa bahwa di dalam buku ada hal yang mengasyikkan atau penting.
Persiapan
Guru memilih buku/cerita yang bermanfaat dan menarik untuk dibacakan karena
kandungan nilai moral, sastra, keindahan, relevansi dengan kondisi anak, dan lain lain.
Dalam memilih bahan, guru bisa mempertimbangkan pilihan atau usul anak-anak. Guru
mempersiapkan diri dengan membaca cerita/buku tersebut dengan bersuara terlebih
dahulu dan menandai bagian-bagian yang perlu diberi penekanan dan ilustrasi, tempat jeda
untuk bertanya jawab, dan lain-lain.
Pelaksanaan
1. Sebelum mulai, guru bisa mengaktifkan pengetahuan latar belakang siswa tentang hal
yang berhubungan dengan cerita yang akan dibaca melalui tanya jawab singkat tentang
pengarang, menerka isi buku dengan memperhatikan cover dan judul buku, gambar,
dan sebagainya.
2. Jangan membaca terlalu cepat. Guru harus menyadari bahwa dia membaca untuk
sekelompok penyimak dan penikmat. Karena itu, jangan lupa mengamati reaksi
mereka.
3. Apabila memungkinkan, gunakan suara yang berbeda untuk pelaku yang berbeda.
4. Jeda diperlukan untuk membuat siswa yang sedang menyimak lebih terlibat. Mereka
bisa ditanya komentarnya tentang peristiwa dalam bacaan atau menerka apa yang akan
terjadi berdasar informasi/bagian cerita yang sudah diketahui dan sebagainya. Perhatian
siswa juga bisa diarahkan pada keindahan/keunikan ekspresi yang digunakan pengarang.
5. Hal-hal yang bersifat konflik moral juga bisa disinggung untuk mengajarkan budi
pekerti dengan cara yang tidak menceramahi.
6. Jeda/pertanyaan tidak boleh terlalu banyak karena bisa mengganggu jalannya cerita dan
kenikmatan menyimak.
80
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
7. Dalam membacakan cerita, makna disampaikan tidak hanya melalui suara guru, tetapi
juga melalui keseluruhan gerak tubuh dan ekspresi wajah. Karena itu, maksimalkan
penggunaan suara, ekspresi wajah, dan gerak tubuh untuk menyampaikan isi cerita.
8. Selama proses membaca, perhatikan wajah siswa untuk melihat reaksi dan keterlibatan
mereka. Wajah yang kosong tidak berminat dan kelas yang berisik merupakan
indikator bahwa pikiran dan jiwa mereka sedang tidak terlibat. Jika hanya sebagian
siswa yang menunjukkan hal tersebut, siswa yang bersangkutan bisa diminta untuk
memberikan komentar tentang apa yang terjadi dalam cerita untuk mengembalikan
konsentrasinya.
9. Jika hampir seluruh anggota kelas menunjukkan ketidaktertarikan, cara membaca kita
perlu diperbaiki atau pilihan buku kita kurang tepat.
10. Kalau cerita yang dibaca terlalu panjang dapat dipotong/dihentikan pada bagian yang
menarik, untuk disambungkan pada kesempatan berikut (misalnya, setiap pagi 10
menit sebelum pelajaran dimulai atau siang hari 10 menit sebelum sekolah usai).
(Sumber: Modul 4 Praktik yang Baik MGPBE)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
81
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Informasi Tambahan 4.2
Indikator Pengembangan Budaya Baca
INDIKATOR TERKAIT PENGEMBANGAN BUDAYA BACA
(Diambil dari LKP 1.1)
1
2
82
Guru semua mata pelajaran
mendukung pengembangan
dan penguatan keterampilan
membaca siswa.
Sekolah berinisiatif untuk
menciptakan budaya baca di
sekolah.
% guru pada umumnya (kecuali guru kelas awal dan guru
bahasa Indonesia) mengembangkan keterampilan siswa dalam
membaca dengan sekurang-kurangnya dua strategi berikut ini.
a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca
pada saat pembelajaran berlangsung secara mandiri,
berpasangan atau berkelompok.
b. Menyediakan bahan bacaan selain buku teks kepada siswa
untuk dibaca.
c. Memeriksa pemahaman siswa tentang apa yang mereka
baca.
d. Mendiskusikan kata atau konsep baru dalam teks untuk
membangun pengenalan kata dan kosakata.
% sekolah yang merencanakan dan melaksanakan inisiatif
untuk mendukung budaya baca, termasuk salah satu dari
kegiatan berikut ini.
a. Memasukkan kebijakan membaca dalam rencana
perbaikan di sekolah.
b. Menggunakan dana untuk membeli buku bacaan (bukan
buku teks/buku pelajaran) yang sesuai dengan umur siswa.
c. Mengoptimalkan fungsi perpustakaan.
d. Membuat sudut baca.
e. Menjadwalkan waktu khusus untuk membaca pada jam
pelajaran.
f. Membentuk kelompok baca
g. Melibatkan orang tua dalam kegiatan membaca.
h. Membuat sistem (menyiapkan sarana, aturan) agar murid
membaca di rumah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
MATERI PRESENTASI UNIT 4
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
83
UNIT
UNIT41a
84
Pengelolaan Program Budaya Baca
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNIT41a
Pengelolaan Program Budaya Baca
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
85
UNIT
UNIT41a
86
Pengelolaan Program Budaya Baca
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
UNIT 5B1
PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN
(Peran Kepala
Sekolah/Pengawas)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
101
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
102
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
UNIT 5B1
PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN
Pendahuluan
Kunci peningkatan mutu sekolah adalah
peningkatan mutu pembelajaran. Untuk
melakukan
peningkatan
mutu
pembelajaran, kepala sekolah dan guru
harus mengetahui aspek profesional
guru yang harus diperbaiki. Guru
memiliki
rangkaian
tugas
dalam
menjalankan
perannya
dalam
pembelajaran, mulai dari menyusun
silabus, menyusun RPP, persiapan
mengajar, mengelola kelas, melaksanakan Untuk melakukan peningkatan mutu pembelajaran,
proses pembelajaran, mengelola perilaku kepala sekolah dan guru harus mengetahui aspek
anak, membuat penilaian terhadap hasil profesional guru yang harus diperbaiki.
belajar anak dan memberikan umpan balik, hingga melaporkan hasilnya kepada orang tua.
Guru memiliki kekuatan dan kelemahan dalam pencapaian kompetensinya. Guru
membutuhkan masukan dan dukungan dari kepala sekolah, teman sejawat, dan pihakpihak terkait untuk meningkatkan profesionalitasnya. Kepala sekolah dapat menggunakan
hasil supervisi untuk meningkatkan kompetensi guru. Supervisi dapat dilaksanakan melalui
supervisi informal, supervisi klinis, penilaian kinerja guru (PK Guru) formatif, dan PK Guru
sumatif.
PK Guru dan supervisi adalah cara yang bisa dipakai oleh kepala sekolah untuk
mengidentifikasi hal-hal yang diperlukan dalam memperbaiki dan meningkatkan performa
guru. Dua proses ini haruslah dilakukan secara kolaboratif dan positif. PK Guru dan
supervisi harus menghasilkan rencana program untuk meningkatkan profesionalitas guru
(pengembangan keprofesian berkelanjutan/PKB).
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
103
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu
1.
memahami dan memilih cara untuk melakukan supervisi informal dan observasi kelas
di sekolah,
2.
memahami mekanisme PK Guru dan cara menggunakan hasil PK Guru untuk
merancang pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB),
3.
memahami berbagai kegiatan untuk membantu guru meningkatkan kinerja.
Sumber dan Bahan
1.
Materi presentasi Unit 5B1
2.
Video tentang contoh supervisi informal dan observasi kelas di sekolah serta
dukungan kepala sekolah untuk peningkatan mutu
3.
LKP 5B1.1: Format Pengamatan Video Supervisi Informal dan Observasi Kelas oleh
kepala sekolah
4.
Video tentang pelaksanaan pembelajaran di kelas
5.
LKP 5B1.2: Lembar Observasi Kinerja Guru dalam Pembelajaran
6.
LKP 5B1.3: Instrumen PK Guru (kompetensi pedagogik)
7.
LKP 5B1.4: Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Individu Guru sebagai
usaha membantu guru meningkatkan kinerja
8.
IT 5B1.1
9.
IT 5B1.2
Waktu – 140 menit
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
104
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Garis Besar Kegiatan
Pendahuluan
(15 menit)
Aplikasi
(120 menit)
Penguatan
(5 menit)
Fasilitator menyampaikan
latar belakang, tujuan, dan
curah pendapat
Kegiatan I (30’):
Mengamati tayangan video
dan diskusi tentang
pelaksanan supervisi informal
di sekolah dan observasi
kelas
Fasilitator menyampaikan
penguatan sesuai yang ada di
slide Power Point
Kegiatan 2 (30’):
Simulasi penilaian proses
pembelajaran
Kegiatan 3 (35’):
Diskusi cara penilaian dalam
PK Guru
Kegiatan 4 (15’):
Diskusi berbagai cara
membantu guru
meningkatkan kinerja
Kegiatan 5 (10’):
Resume Unit 5B1
Rincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan – Pleno (15 menit)
I
Langkah-langkah dalam memulai sesi ini adalah sebagai berikut.
(1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah kegiatan dari
unit ini, sesuai yang ada di slide Power Point.
(2) Curah pendapat (brainstorming) dalam pleno hal-hal tentang berikut ini.
a. Apa dukungan kepala sekolah yang telah diberikan terhadap pembelajaran?
b. Bagaimana supervisi informal yang telah dilakukan di sekolah?
c. Bagaimana supervisi klinis yang telah dilakukan di kelas?
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
105
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
d. Bagaimana pemahaman kepala sekolah tentang PK Guru?
e. Bagaimana dukungan kepala sekolah terhadap kegiatan KKG?
(3) Fasilitator menayangkan slide penguatan tentang PK Guru formatif dan sumatif.
Catatan untuk Fasilitator
Hasil curah pendapat dicatat untuk dijadikan sebagai bahan
dalam diskusi berikutnya.
A
Aplikasi (120 menit)
Kegiatan 1: Mengamati tayangan video Pelaksanaan Supervisi Informal di
Sekolah dan Observasi Kelas (30’)
(1) Fasilitator menyampaikan bahwa kegiatan 1 terdiri atas 2 aktivitas, yaitu menonton
video dan pengisian LKP 5B1.1.
(2) Fasilitator menyampaikan bahwa video tersebut berisi kegiatan supervisi informal
yang memuat aktivitas kepala sekolah untuk berkeliling di area sekolah, bertegur
sapa dan berdiskusi dengan siswa, guru dan orang tua, serta berkunjung ke kelas
secara informal.
(3) Observasi kelas
pascaobservasi.
memuat
kegiatan
supervisi
praobservasi,
observasi,
dan
(4) Fasilitator meminta peserta untuk memcermati komponen dalam LKP 5B1.1.
(5) Meminta peserta untuk mencermati video dan mencatat aktivitas supervisi informal
dan observasi kelas seperti pada komponen dalam LKP 5B1.1.
(6) Meminta peserta untuk mendiskusikan hasil pengamatan secara pleno tentang
manfaat supervisi informal dan observasi kelas.
Catatan untuk Fasilitator
1. Fasilitatator membagikan dan menjelaskan cara mengisi LKP
5B1.1 sebelum video ditayangkan.
2. Pilih satu atau dua peserta untuk menyampaikan hasil LKP 5B1.1
dalam diskusi pleno.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
106
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Kegiatan 2: Simulasi Penilaian Pelaksanaan Pembelajaran Berdasar Video
Pembelajaran (30’)
(1) Fasilitator menyampaikan cara simulasi penilaian pelaksanaan pembelajaran, yaitu
memberi penilaian berdasar video pembelajaran.
Catatan untuk Fasilitator
1. Fasilitator memastikan bahwa peserta telah menerima LKP
5B1.2 sebagai panduan sebelum menonton video.
2. Fasilitator membantu peserta untuk fokus pada indikatorindikator yang relevan, yaitu indikator penilaian pada
kompetensi pedagogik “Menguasai Karakteristik Peserta
Didik”.
3. Fasilitator meminta peserta mencatat aktivitas guru dan siswa
di tayangan video menggunakan format lembar observasi
“selama pengamatan” yang terdapat di LKP 5B1.2.
(2) Fasilitator menyampaikan bahwa video pembelajaran akan ditayangkan menyangkut
tentang pelaksanaan proses pembelajaran di kelas. Fasilitator meminta peserta
untuk membaca indikator-indikator dalam LKP 5B1.2.
(3) Meminta peserta untuk mencermati video dan memberikan penilaian terhadap
pelaksanaan proses pembelajaran tersebut berdasar indikator-indikator dalam LKP
5B1.2 (penilaian difokuskan pada kompotensi pedagogik, yaitu “Menguasai
Karakteristik Peserta Didik”).
(4) Fasiltator meminta satu atau dua kepala sekolah untuk menyampaikan hasil
penilaiannya dalam pleno dan peserta lainnya memberi tanggapan.
Kegiatan 3: Diskusi Cara Penilaian dalam PK Guru (35’)
(1) Setiap kelompok mendapatkan LKP 5B1.3 yang berisi tugas penilaian kinerja guru
pada 5 kompetensi pedagogik (masing-masing kelompok mendapat satu kompetensi
yang berbeda).
(2) Peserta mencermati salah satu kompetensi dan indikator penilaian sesuai dengan
tugas dari kelompoknya.
(3) Meminta peserta untuk mencermati butir penilaian kompetensi tersebut berkenaan
dengan perilaku salah satu orang guru di sekolah masing-masing.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
107
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
(4) Peserta berlatih menilai kinerja guru secara objektif (memilih/mengingat perilaku
kerja satu guru) dari sekolah masing-masing dengan menggunakan format yang ada,
berdasar guntingan tugas masing-masing (LKP 5B1.3.)
(5) Peserta memberi nilai dengan bobot: 0, jika tidak terpenuhi/tidak terjadi,
1, jika terpenuhi/terjadi sebagian,
2, jika terpenuhi/terjadi secara utuh.
(6) Fasilitar meminta satu atau dua peserta untuk menyampaikan alasan pemberian
bobot masing-masing.
Catatan untuk Fasilitator
1. Sebelum pelatihan, LKP 5B1.3 perlu digandakan sejumlah
kelompok peserta yang ada.
2. Setiap peserta mendapat satu kompetensi yang berbeda di
masing-masing meja. Fasilitator mengingatkan dan menegaskan
kembali bahwa penilaian (skor 0, 1, atau 2) didasarkan pada
kondisi riil dari seorang guru di sekolah dan memberi alasan
pemberian skor tersebut.
3. Fasilitator pendamping meja sangat dibutuhkan untuk
membantu peserta melakukan PK Guru.
4. Fasilitator meminta beberapa peserta untuk menyampaikan
hasil penilaian dan komentarnya, sedangkan peserta lainnya
memberi tanggapan.
5. Setelah selesai diskusi, fasilitator menginformasikan atau
mengingatkan kembali bahwa aktivitas yang baru saja dilakukan
adalah aktivitas PK Guru di sekolah.
Kegiatan 4 : Berbagai Cara Membantu Guru Meningkatkan Kinerja (15’)
(1) Fasilitator meminta peserta dalam satu meja untuk memilih satu orang sebagai kepala
sekolah dan lainnya diskenariokan sebagai guru.
(2) Fasilitator menjelaskan maksud dari pembentukan kelompok meja tersebut.
(3) Selanjutnya kepala sekolah memimpin diskusi di meja masing-masing untuk mengisi
LKP 5B1.4 berdasar hasil penilaian PK Guru pada kegiatan 3.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
108
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Catatan untuk Fasilitator
1. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menyimulasikan proses
perencanaan PKB guru dari hasil PK Guru.
2. Data PK Guru dari satu kelompok dianggap sebagai hasil
penilaian kinerja dari satu guru.
3. Fasilitator memastikan setiap peserta (sebagai guru) aktif
memberi masukan dalam mengisi LK 5B1.4.
4. Fasilitator meminta beberapa orang kepala sekolah
menyampaikan hasil LKP-nya masing-masing.
Kegiatan 5: Diskusi Pembuatan Resume Unit 5B1 (10’ )
(1) Fasilitator meminta satu peserta (sebagai ketua tim kepala sekolah) yang akan
memandu diskusi pembuatan resume.
(2) Resume yang dihasilkan ditulis dalam kertas plano.
(3) Hasil diskusi akan menjadi bahan pada unit 5C.
Catatan untuk Fasilitator
1. Fasilitator memastikan bahwa resume lengkap dan
komprehensif untuk digunakan di Unit 5C.
2. Resume berisi penerapan supervisi informal, PK Guru, dan
PKB.
P
Penguatan – Pleno (5 menit)
(1)
Supervisi informal adalah alat yang efektif bagi kepala sekolah untuk membantu
mengetahui kondisi sekolah terkini.
(2)
Observasi kelas dan PK Guru yang objektif membantu kepala sekolah untuk
pengembangan profesional guru.
(3)
Kepala sekolah perlu menindaklanjuti rencana PKB masing-masing guru.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
109
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B1.1
Aktivitas Supervisi Informal dan Observasi Kelas oleh Kepala Sekolah
Kegiatan
Aktivitas di Video
Kegiatan Supervisi Informal
Kegiatan kepala
sekolah di area
sekolah
Kepala sekolah
bertegur sapa
dengan guru dan
siswa
Kepala sekolah
berkunjung ke
kelas secara
informal (pada
jam istirahat)
Kepala sekolah
bertegur sapa
dengan orang tua
yang hadir di
sekolah
Kegiatan Observasi Kelas
Praobservasi
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
110
Komentar
(Bisa/Tidak Bisa
Diterapkan)*
Rencana
Tindak Lanjut
UNIT
5B1
UNIT
1a
Kegiatan
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Aktivitas di Video
Komentar
(Bisa/Tidak Bisa
Diterapkan)*
Rencana
Tindak Lanjut
Observasi
Pascaobservasi
*) Isikan alasannya
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
111
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B1.2
Lembar Observasi Kinerja Guru
Kompetensi 1
Nama Guru
: Menguasai Karakteristik Siswa
:
……………………………………………………………………………………………
Nama Penilai :
……………………………………………………………………………………………
Sebelum Pengamatan
Tanggal
Dokumen dan bahan lain
yang diperiksa
Tanggapan Penilai terhadap dokumen dan/atau keterangan guru
Tindak lanjut yang diperlukan:
Selama Pengamatan
Tanggal
Dokumen dan bahan lain
yang diperiksa
Kegiatan/aktivitas guru dan siswa selama pengamatan:
Tindak lanjut yang diperlukan:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
112
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Setelah Pengamatan
Tanggal
Dokumen dan bahan lain
yang diperiksa
Setelah Pengamatan: Tanggapan penilai terhadap dokumen dan/atau keterangan guru
Tindak lanjut yang diperlukan:
Pemantauan
Tanggal
Dokumen dan bahan lain
yang diperiksa
Catatan dan Tanggapan Penilai terhadap dokumen dan/atau keterangan guru
(catat kegiatan yang dilakukan)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
113
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 1: Menguasai Karakteristik Peserta Didik
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik
belajar setiap siswa di kelasnya.
0
1
2
2. Guru memastikan bahwa semua siswa
mendapatkan kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
0
1
2
3. Guru dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan belajar yang sama
pada semua siswa dengan kelainan fisik dan
kemampuan belajar yang berbeda.
0
1
2
4. Guru mencoba mengetahui penyebab
penyimpangan perilaku siswa untuk
mencegah agar perilaku tersebut tidak
merugikan siswa lainnya.
0
1
2
5. Guru membantu mengembangkan potensi
dan mengatasi kekurangan siswa.
0
1
2
6. Guru memperhatikan siswa dengan
kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktivitas pembelajaran sehingga
siswa tersebut tidak termarginalkan
(tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).
0
1
2
Indikator
Total skor untuk kompetensi 1
Skor maksimum kompetensi 1 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 1
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
114
12
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B1.3
Instrumen PK Guru
Penilaian untuk Kompetensi 2: Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip
Pembelajaran yang Mendidik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menguasai materi pembelajaran sesuai usia dan
kemampuan belajarnya melalui pengaturan proses
pembelajaran dan aktivitas yang bervariasi.
0
1
2
2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman siswa
terhadap materi pembelajaran tertentu dan
menyesuaikan aktivitas pembelajaran berikutnya
berdasar tingkat pemahaman tersebut.
0
1
2
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan
kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang
sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
terkait keberhasilan pembelajaran.
0
1
2
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk
memotiviasi kemauan belajar siswa.
0
1
2
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang
saling terkait satu sama lain, dengan memperhatikan
tujuan pembelajaran maupun proses belajar siswa.
0
1
2
6. Guru memperhatikan respons siswa didik yang
belum/kurang memahami materi pembelajaran yang
diajarkan dan menggunakannya untuk memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 2
Skor maksimum kompetensi 2 = jumlah indikator ×
2
12
Persentase = (total skor/12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 2
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
115
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 4: Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai
dengan rancangan yang telah disusun secara lengkap
dan pelaksanaan aktivitas tersebut mengindikasikan
bahwa guru mengerti tentang tujuannya.
0
1
2
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu proses belajar peserta
didik, bukan untuk menguji sehingga membuat
siswa merasa tertekan.
0
1
2
3. Guru mengomunikasikan informasi baru (misalnya
materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar siswa.
0
1
2
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan siswa
sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan
semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya, mengetahui terlebih dahulu siswa lain
yang setuju atau tidak setuju dengan jawaban
tersebut, sebelum memberikan penjelasan tentang
jawaban yang benar.
0
1
2
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
isi kurikulum dan mengaitkannya dengan konteks
kehidupan sehari-hari siswa.
0
1
6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara
bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar dan mempertahankan
perhatian siswa.
0
1
2
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa
mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya sendiri
agar semua waktu siswa dapat termanfaatkan
secara produktif.
0
1
2
8. Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran
yang dirancang dengan kondisi kelas.
0
1
2
9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, mempraktikkan, dan
berinteraksi dengan siswa lain.
0
1
2
10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran
secara sistematis untuk membantu proses belajar
siswa. Contohnya, guru menambah informasi baru
0
1
2
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
116
2
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
setelah mengevaluasi pemahaman siswa terhadap
materi sebelumnya.
11. Guru menggunakan alat bantu mengajar dan/atau
audio-visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 4
Skor maksimum kompetensi 4 = jumlah indikator ×
2
22
Persentase = (total skor/22 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 4
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
117
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 5: Memahami dan Mengembangkan Potensi
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhny
a
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasar
segala bentuk penilaian terhadap setiap
siswa untuk mengetahui tingkat kemajuan
masing-masing.
0
1
2
2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang mendorong siswa untuk
belajar sesuai dengan kecakapan dan pola
belajar masing-masing.
0
1
2
3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran untuk memunculkan daya
kreativitas dan kemampuan berpikir kritis
siswa.
0
1
2
4. Guru secara aktif membantu siswa dalam
proses pembelajaran dengan memberikan
perhatian kepada setiap individu.
0
1
2
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar
tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan
belajar masing-masing siswa.
0
1
2
6. Guru memberikan kesempatan belajar
kepada siswa sesuai dengan cara belajarnya
masing-masing.
0
1
2
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi
dengan siswa dan mendorongnya untuk
memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 5
Skor maksimum kompetensi 5 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/14 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 5
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
118
14
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 6: Komunikasi dengan Peserta Didik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman dan menjaga
partisipasi siswa, termasuk memberikan
pertanyaan terbuka yang menuntut siswa
untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan
mereka.
0
1
2. Guru memberikan perhatian dan
mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan siswa, tanpa menginterupsi, kecuali
jika diperlukan untuk membantu atau
mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan
tersebut.
0
1
2
3. Guru menanggapinya pertanyaan siswa secara
tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan
pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
0
1
2
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kerja sama yang baik
antar siswa.
0
1
2
5. Guru mendengarkan dan memberikan
perhatian terhadap semua jawaban siswa, baik
yang benar maupun yang dianggap salah,
untuk mengukur tingkat pemahaman siswa.
0
1
2
6. Guru memberikan perhatian terhadap
pertanyaan siswa dan meresponsnya secara
lengkap dan relevan untuk menghilangkan
kebingungan pada siswa.
0
1
2
Terpenuhi
Seluruhnya
2
Total skor untuk kompetensi 6
Skor maksimum kompetensi 6 = jumlah
indikator ×2
12
Persentase = (total skor/12 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 6
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
119
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 7: Penilaian dan Evaluasi
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi tertentu seperti yang tertulis
dalam RPP.
0
1
2. Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai
teknik dan jenis penilaian, selain penilaian
formal yang dilaksanakan sekolah, dan
mengumumkan hasil serta implikasinya kepada
siswa tentang tingkat pemahaman terhadap
materi pembelajaran yang telah dan akan
dipelajari.
0
1
3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk
mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang
sulit sehingga diketahui kekuatan dan
kelemahan masing-masing siswa untuk
keperluan remedial dan pengayaan.
0
1
4. Guru memanfaatkan masukan dari siswa dan
merefleksikannya untuk meningkatkan
pembelajaran selanjutnya dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal
pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi
tambahan, dan sebagainya.
0
1
2
5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai
bahan penyusunan rancangan pembelajaran
yang akan dilakukan selanjutnya.
0
1
2
Indikator
2
2
2
Total skor untuk kompetensi 7
Skor maksimum kompetensi 7 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/ 10) × 100%
Nilai untuk kompetensi 7
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
120
Terpenuhi
Seluruhnya
10
121
11
9
10
3
4
5
6
7
8
1
2
LKP 5B1.4
Kompetensi
(a)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
Formatif
(b)
Target
(c)
Nilai
Kebutuhan PKB
(d) *)
Pengem
Publikasi
bangan Diri Ilmiah
: ………………………………………………………….
: …………………………………………………………..
Mengenal karakteristik siswa
Menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Pengembangan potensi siswa
Komunikasi dengan siswa
Penilaian dan evaluasi
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,
dan kebudayaan nasional
Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru
Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak
Nama Guru
Koordinator PKB
No
Peningkatan
Mutu
Pembelajaran
Peningkatan
Mutu
Pembelajaran
Karya
Inovatif
Persetujuan
Kepala
Sekolah
(e)
1
2
Penilaian
Kemajuan
(f)
Nilai
Sumatif
(g)
Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Individu Guru sebagai Usaha Membantu Guru Meningkatkan
Kinerja
UNIT
5B1
UNIT
5B1
1a
Pengem
Publikasi
bangan Diri Ilmiah
Karya
Inovatif
Persetujuan
Kepala
Sekolah
(e)
1
2
Penilaian
Kemajuan
(f)
Nilai
Sumatif
(g)
122
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Catatan: *) isi dengan kode di bawah ini, sesuai dengan kebutuhan PKB guru:
1. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan oleh guru sendiri
2. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan bersama guru lain di sekolah yang sama
3. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di sekolah
4. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di KKG/MGMP/MGBK
5. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan oleh institusi selain sekolah atau KKG/MGMP/MGBK
6. Kebutuhan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang belum dapat dipenuhi (diperlukan pelatihan khusus).
122
_________________
Target
(c)
Kebutuhan PKB
(d) *)
______________
Formatif
(b)
Nilai
…………………………20..
Guru
Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang
reflektif
diskriminatif
Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan,
orang tua, peserta didik, dan masyarakat
Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
Kompetensi
(a)
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Mengetahui,
Kepala Sekolah
14
13
12
No
UNIT
5B1
UNIT
1a
UNIT
5B1
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Informasi Tambahan 5B1.1:
Berbagai Tipe Supervisi yang Perlu Dipertimbangkan
Setidaknya ada tiga tipe penilaian kinerja/supervisi yang perlu dipertimbangkan untuk
dilaksanakan oleh kepala sekolah. Ketiganya sama pentingnya, yaitu supervisi informal,
penilaian kinerja summative, serta supervisi dan penilaian kinerja formatif.
Supervisi Informal
Kepala sekolah dan guru senior perlu mengetahui apa yang sesungguhnya terjadi di dalam
kelas-kelas di sekolahnya. Kepala sekolah dan guru senior harus mengenal dengan baik
semua gurunya, semua siswanya, semua orang tua siswa, dan masyarakat sekolah. Untuk
mengenal semua pihak dan lingkungan kerjanya, kepala sekolah harus memiliki kebijakan
pintu terbuka dan managing by walking about (MBWA), yaitu mengelola dengan cara
blusukan (MBWA sangat dikenal dalam manajemen perusahaan-perusahaan).
Adalah baik bagi kepala sekolah membiarkan pintu kantornya terbuka (kecuali saat-saat
dia memerlukan keadaan privasi atau sedang melakukan meeting atau kegiatan lain yang
memerlukan konsentrasi penuh dan tidak bisa diganggu). Dengan pintu yang terbuka, guru
dan orang tua merasa tidak segan untuk melangkah masuk ke ruang kepala sekolah.
Mereka merasa lebih nyaman untuk menyampaikan konsennya. Adalah ide yang baik bagi
guru membiarkan pintu ruang kelasnya terbua. Dengan demikian, kepala sekolah atau guru
lain bisa mampir untuk melihat apa yang sedang terjadi di ruang kelas.
Blusukan atau managing by walking about (MBWA) artinya mengambil waktu beberapa
menit setiap hari untuk berkitar-kitar di area sekolah, bertegur sapa, dan berdiskusi
dengan siswa, guru, dan orang tua, serta berkunjung ke kelas secara informal. Kepala
sekolah hendaknya menjadwalkan blusukan pada waktu yang berbeda setiap hari.
Termasuk melakukan blusukan saat waktu istirahat, ketika siswa sedang berada di luar
kelas, saat jam belajar ketika siswa sedang belajar di kelas, atau saat pagi sebelum jam
sekolah atau saat jam pulang sekolah, ketika orang tua sedang berada di sekolah.
Lakukanlah blusukan 10-15 menit setiap hari, maka sekolah Anda akan tampil beda.
Kunjungan harian ke kelas mestinya bukanlah kegiatan „pengamatan formal‟. Kunjungan
harian ke kelas ini hendaknya tidak mengganggu kegiatan pembelajaran di kelas, tidak
mengganggu guru yang sedang mengajar dan siswa yang sedang belajar. Kunjungan harian
ke kelas bisa memberikan gambaran kepada kepala sekolah apa yang sesungguhnya terjadi
di dalam kelas dan bagaimana proses belajar mengajar yang terjadi. Jika ada hal-hal yang
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
123
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
perlu untuk ditindak lanjuti (misalnya, ada guru yang kesulitan mengatur perilaku anak di
kelas), kepala sekolah bisa segera mencari jalan keluarnya.
Penilaian Kinerja Guru Sumatif
Penilaian kinerja guru (PK Guru) dilakukan setahun sekali pada bulan Oktober. Kepala
sekolah atau guru senior melakukan penilaian kinerja guru berdasar format yang sudah
disediakan. Kinerja guru dinilai dengan berbagai indikator. Cara menilai masing-masing
indikator adalah memberi tanda centang, apakah indikator tersebut tercapai atau tidak
tercapai. Cara penilaiannya adalah kuantitatif sehingga setiap guru yang dinilai akan
mendapatkan angka penilaian. Angka penilaian ini berhubungan dengan layak tidaknya sang
guru mendapatkan tunjangan profesi. Angka penilaian ini juga berhubungan dengan layak
tidaknya sang guru dipromosikan menjadi guru senior atau kepala sekolah. Dalam kasus
yang sangat ekstrem, jika guru tidak mencapai penilaian kinerja, akibatnya bisa berujung
pada pemecatan.
Sekolah,
dinas
pendidikan
kabupaten,
dan
Kemdikbud
harus
bisa
mempertanggungjawabkan penilaian kinerja guru ini kepada masyarakat. PK Guru adalah
salah satu cara jajaran pendidikan mempertanggungjawabkan penilaian guru tersebut. Hasil
dari PK Guru menunjukkan kualitas guru secara individual. Penilaian seperti ini disebut
sebagai penilaian sumatif karena dalam penilaian diberikan angka nilai dan „disimpulkan:
sums up‟ untuk menunjukkan kualitas kinerja guru.
Penilaian Guru Formatif dan Supervisi
Pertanyan yang paling menantang adalah bagaimana caranya meningkatkan kualitas
pembelajaran. Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran tentu saja dibutuhkan berbagai
pendekatan dan penilaian. Penilaian yang bertujuan untuk memperbaiki kualitas disebut
sebagai penilaian formatif. Penilaian formatif bisa menggunakan indikator yang digunakan
di PK Guru. Namun, penilaian formatif lebih bersifat diagnosis dengan fokus mencari halhal yang perlu ditingkatkan.
Penilaian formatif harus dilakukan oleh dua pihak, yaitu penilaian diri sendiri oleh guru
yang bersangkutan dan penilaian oleh pihak luar, yaitu kepala sekolah atau guru senior.
Penilaian kualitatif adalah alat yang lebih baik daripada penilaian kuantitatif yang hasilnya
disimpulkan dalam angka. Penilaian formatif haruslah dalam suasana keterbukaan dan
saling percaya antara guru dan kepala sekolah (atau guru senior).
Idealnya, guru membuat penilaian diri sendiri dengan mengisi format yang sederhana,
menuliskan kekuatan dan kelemahannya pada masing-masing indikator (indikator yang
sama yang dipakai di PK Guru). Pengisian format tersebut berdasar kapasitas dan
kinerjanya sendiri selama ini. Kebanyakan guru sudah tahu dengan sangat baik hal-hal apa
saja yang perlu ditingkatkan untuk meningkatkan kinerjanya. Kepala sekolah atau guru
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
124
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
senior melakukan pengamatan kelas dan mengisi format yang sama yang digunakan oleh
guru untuk melakukan penilaian sendiri. Kepala sekolah dan guru senior mengisi kekuatan
dan kelemahan guru pada masing-masing indikator berdasar pengamatan kelas yang
mereka lakukan.
Setelah kedua pihak melakukan penilaian dan melengkapi format, guru, dan kepala sekolah
atau guru senior bertemu untuk mendiskusikan dan menyetujui dua atau tiga hal yang
perlu ditingkatkan untuk meningkatkan profesionalitas guru yang bersangkutan.
Selanjutnya mereka berdua membuat rencana sederhana tentang cara menambah
keterampilan sang guru untuk meningkatkan hal-hal tersebut. Rencana peningkatan
profesionalitas guru meliputi beberapa hal. Pertama, memasangkan guru tersebut dengan
guru yang lebih berpengalaman atau lebih terampil pada area yang akan diperbaiki. Kedua,
mengirim guru ke pelatihan di luar sekolah. Ketiga, belajar sendiri, yakni guru mencari
bahan atau referensi dari internet untuk dipelajari. Keempat, kunjungan belajar ke kelas
atau sekolah lain. Kelima, jika ada beberapa guru yang membutuhkan peningkatan pada
area yang sama, pelatihan di sekolah bisa dilakukan atau pengembangan profesi bisa
dilakukan melalui KKG atau MGMP.
Kepala sekolah (atau guru senior) harus menindaklanjuti hasil peningkatan tersebut
dengan melakukan supervisi untuk mengamati perubahan yang telah dicapai oleh guru.
Supervisi hendaknya dilakukan secara rutin sebulan sekali untuk mengetahui
perkembangan peningkatan profesionalitas sang guru. Karena itu, penilaian formatif yang
pertama kali harus dilakukan di awal tahun pembelajaran.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
125
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Informasi Tambahan 5B1.2:
Lembar Pernyataan Kompetensi, Indikator
PK Guru Kelas/Mata Pelajaran
Sumber:



Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16/2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
BSNP versi 6.0. 11/2008 Kerangka Indikator untuk Pelaporan Pencapaian Standar
Nasional Pendidikan: Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Permenpan dan RB 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya
Kompetensi
Cara menilai
Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik
2. Menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
3. Pengembangan kurikulum
4. Kegiatan pembelajaran yang mendidik
5. Pengembangan potensi peserta didik
6. Komunikasi dengan peserta didik
Pengamatan & pemantauan
Pengamatan
7. Penilaian dan evaluasi
Kepribadian
8. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional
9. Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
10. Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
Pengamatan
Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
12. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua,
peserta didik, dan masyarakat
Profesional
13. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu
14. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif.
Pengamatan
Pengamatan
Pengamatan & pemantauan
Pengamatan
Pengamatan & pemantauan
Pengamatan & pemantauan
Pengamatan & pemantauan
Pengamatan & Pemantauan
Pemantauan
Pengamatan
Pemantauan
Keterangan
Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui diskusi sebelum pengamatan,
pengamatan selama pelaksanaan proses pembelajaran, dan diskusi setelah pengamatan.
Pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen,
wawancara dengan guru yang dinilai, dan/atau wawancara dengan warga sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
126
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 1: Menguasai Karakteristik Peserta Didik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik
belajar setiap siswa di kelasnya.
0
1
2. Guru memastikan bahwa semua siswa
mendapatkan kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
0
1
2
3. Guru dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan belajar yang sama
pada semua siswa dengan kelainan fisik dan
kemampuan belajar yang berbeda.
0
1
2
4. Guru mencoba mengetahui penyebab
penyimpangan perilaku siswa untuk
mencegah agar perilaku tersebut tidak
merugikan siswa lainnya.
0
1
2
5. Guru membantu mengembangkan potensi
dan mengatasi kekurangan siswa.
0
1
2
6. Guru memperhatikan siswa dengan
kelemahan fisik tertentu agar dapat
mengikuti aktivitas pembelajaran sehingga
siswa tersebut tidak termarginalkan
(tersisihkan, diolok-olok, minder, dsb.).
0
1
2
Seluruhnya
Terpenuhi
2
Total skor untuk kompetensi 1
Skor maksimum kompetensi 1 = jumlah
indikator × 2
12
Persentase = (total skor/12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 1
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
127
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 2:
Pembelajaran yang Mendidik
Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menguasai materi pembelajaran sesuai
usia dan kemampuan belajarnya melalui
pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas
yang bervariasi.
0
1
2
2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran tertentu
dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran
berikutnya berdasar tingkat pemahaman
tersebut.
0
1
2
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan
kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang
sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
terkait keberhasilan pembelajaran.
0
1
2
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk
memotiviasi kemauan belajar siswa.
0
1
2
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
yang saling terkait satu sama lain dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun
proses belajar siswa.
0
1
2
6. Guru memperhatikan respons siswa yang
belum/kurang memahami materi
pembelajaran yang diajarkan dan
menggunakannya untuk memperbaiki
rancangan pembelajaran berikutnya.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 2
Skor maksimum kompetensi 2 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 2
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
128
12
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 3: Pengembangan Kurikulum
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai
dengan kurikulum.
0
1
2
2. Guru merancang rencana pembelajaran yang
sesuai dengan silabus untuk membahas materi
ajar tertentu agar siswa dapat mencapai
kompetensi dasar yang ditetapkan.
0
1
2
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran.
0
1
2
4. Guru memilih materi pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, tepat dan
mutakhir, sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar siswa, dapat dilaksanakan di
kelas, dan sesuai dengan konteks kehidupan
sehari-hari siswa.
0
1
2
Indikator
Total skor untuk kompetensi 3
Skor maksimum kompetensi 3 = jumlah indikator
×2
8
Persentase = (total skor/8) × 100%
Nilai untuk kompetensi 3
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
129
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 4: Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran
sesuai dengan rancangan yang telah disusun
secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas
tersebut mengindikasikan bahwa guru mengerti
tentang tujuannya.
0
1
2
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu proses belajar
siswa, bukan untuk menguji sehingga membuat
siswa merasa tertekan.
0
1
2
3. Guru mengomunikasikan informasi baru
(misalnya materi tambahan) sesuai dengan usia
dan tingkat kemampuan belajar siswa.
0
1
2
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan siswa
sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan
semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya, mengetahui terlebih dahulu siswa lain
yang setuju atau tidak setuju dengan jawaban
tersebut, sebelum memberikan penjelasan
tentang jawaban yang benar.
0
1
2
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya
dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa.
0
1
6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara
bervariasi dengan waktu yang cukup untuk
kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan usia
dan tingkat kemampuan belajar dan
mempertahankan perhatian siswa.
0
1
2
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa
mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya
sendiri agar semua waktu siswa dapat
termanfaatkan secara produktif.
0
1
2
8. Guru mampu menyesuaikan aktivitas
pembelajaran yang dirancang dengan kondisi
kelas.
0
1
2
0
1
2
9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada
peserta didik untuk bertanya, mempraktikkan,
dan berinteraksi dengan siswa lain.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
130
2
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 4: Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas
pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar siswa. Contohnya,
guru menambah informasi baru setelah
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap
materi sebelumnya.
0
1
2
11. Guru menggunakan alat bantu mengajar,
dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 4
Skor maksimum kompetensi 4 = jumlah
indikator × 2
22
Persentase = (total skor/22 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 4
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
131
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 5: Memahami dan Mengembangkan Potensi
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan
segala bentuk penilaian terhadap setiap siswa
untuk mengetahui tingkat kemajuan masingmasing.
0
1
2
2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang mendorong siswa untuk
belajar sesuai dengan kecakapan dan pola
belajar masing-masing.
0
1
2
3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran untuk memunculkan daya
kreativitas dan kemampuan berpikir kritis
siswa.
0
1
2
4. Guru secara aktif membantu siswa dalam
proses pembelajaran dengan memberikan
perhatian kepada setiap individu.
0
1
2
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar
tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan
belajar masing-masing siswa.
0
1
2
6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada
siswa sesuai dengan cara belajarnya masingmasing.
0
1
2
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi
dengan siswa dan mendorongnya untuk
memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 5
Skor maksimum kompetensi 5 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/14 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 5
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
132
14
Seluruhnya
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 6: Komunikasi dengan Siswa
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman dan menjaga
partisipasi siswa, termasuk memberikan
pertanyaan terbuka yang menuntut siswa
untuk menjawab dengan ide dan pengetahuan
mereka.
0
1
2. Guru memberikan perhatian dan
mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan peserta didik, tanpa menginterupsi,
kecuali jika diperlukan untuk membantu atau
mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan tersebut.
0
1
2
3. Guru menanggapinya pertanyaan siswa secara
tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan
pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
0
1
2
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kerja sama yang baik
antar siswa.
0
1
2
5. Guru mendengarkan dan memberikan
perhatian terhadap semua jawaban siswa, baik
yang benar maupun yang dianggap salah, untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa.
0
1
2
6. Guru memberikan perhatian terhadap
pertanyaan siswa dan meresponsnya secara
lengkap dan relevan untuk menghilangkan
kebingungan pada siswa.
0
1
2
Terpenuhi
Seluruhnya
2
Total skor untuk kompetensi 6
Skor maksimum kompetensi 6 = jumlah
indikator ×2
12
Persentase = (total skor/12 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 6
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
133
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 7: Penilaian dan Evaluasi
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi tertentu seperti
yang tertulis dalam RPP.
0
1
2. Guru melaksanakan penilaian dengan
berbagai teknik dan jenis penilaian, selain
penilaian formal yang dilaksanakan sekolah,
dan mengumumkan hasil serta implikasinya
kepada siswa tentang tingkat pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang telah
dan akan dipelajari.
0
1
3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk
mengidentifikasi topik/kompetensi dasar
yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan
kelemahan masing-masing siswa untuk
keperluan remedial dan pengayaan.
0
1
4. Guru memanfaatkan masukan dari siswa
dan merefleksikannya untuk meningkatkan
pembelajaran selanjutnya dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal
pembelajaran, rancangan pembelajaran,
materi tambahan, dan sebagainya.
0
1
2
5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai
bahan penyusunan rancangan
pembelajaran yang akan dilakukan
selanjutnya.
0
1
2
Indikator
2
Persentase = (total skor/ 10) × 100%
Nilai untuk kompetensi 7
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
134
2
2
Total skor untuk kompetensi 7
Skor maksimum kompetensi 7 = jumlah
indikator × 2
Terpenuhi
Seluruhnya
10
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 8: Bertindak Sesuai dengan Norma Agama,
Hukum, Sosial, dan Kebudayaan Nasional Indonesia
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru menghargai dan mempromosikan
prinsip-prinsip Pancasila sebagai dasar
ideologi dan etika bagi semua warga
Indonesia.
0
1
2
2. Guru mengembangkan kerja sama dan
membina kebersamaan dengan teman
sejawat tanpa memperhatikan perbedaan
yang ada (misalnya, suku, agama, dan
gender).
0
1
3. Guru saling menghormati dan menghargai
teman sejawat sesuai dengan kondisi dan
keberadaan masing-masing.
0
1
2
4. Guru memiliki rasa persatuan dan kesatuan
sebagai bangsa Indonesia.
0
1
2
5. Guru mempunyai pandangan yang luas
tentang keberagaman bangsa Indonesia
(misalnya, budaya, suku, dan agama).
0
1
2
Indikator
2
Total skor untuk kompetensi 8
Skor maksimum kompetensi 8 = jumlah
indikator × 2
10
Persentase = (total skor/10) × 100%
Nilai untuk kompetensi 8
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
135
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian Untuk Kompetensi 9: Menunjukkan Pribadi Yang Dewasa Dan
Teladan
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru bertingkah laku sopan dalam
berbicara, berpenampilan, dan berbuat
terhadap semua siswa, orang tua, dan teman
sejawat.
0
1
2
2. Guru mau membagi pengalamannya dengan
teman sejawat, termasuk mengundang
mereka untuk mengobservasi cara
mengajarnya, dan memberikan masukan.
0
1
2
3. Guru mampu mengelola pembelajaran yang
membuktikan bahwa guru dihormati oleh
peserta didik sehingga semua siswa selalu
memperhatikan guru dan berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
0
1
2
4. Guru bersikap dewasa dalam menerima
masukan dari siswa dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk
berpartisipasi dalam proses pembelajaran.
0
1
2
5. Guru berperilaku baik untuk mencitrakan
nama baik sekolah.
0
1
2
Indikator
Total skor untuk kompetensi 9
Skor maksimum kompetensi 9 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/ 10) × 100%
Nilai untuk kompetensi 9
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
136
10
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 10: Etos Kerja, Tanggung Jawab yang Tinggi, dan
Rasa Bangga Menjadi Guru
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru mengawali dan mengakhiri
pembelajaran dengan tepat waktu.
0
1
2
2. Jika guru harus meninggalkan kelas, guru
mengaktifkan siswa dengan melakukan halhal produktif terkait dengan mata pelajaran,
dan meminta guru piket atau guru lain
untuk mengawasi kelas.
0
1
2
3. Guru memenuhi jam mengajar dan dapat
melakukan semua kegiatan lain di luar jam
mengajar berdasar izin dan persetujuan
pengelola sekolah.
0
1
2
4. Guru meminta izin dan member tahu lebih
awal dengan memberikan alasan dan bukti
yang sah jika tidak menghadiri kegiatan yang
telah direncanakan, termasuk proses
pembelajaran di kelas.
0
1
5. Guru menyelesaikan semua tugas
administratif dan non pembelajaran dengan
tepat waktu sesuai standar yang ditetapkan.
0
1
2
6. Guru memanfaatkan waktu luang selain
mengajar untuk kegiatan yang produktif
terkait dengan tugasnya.
0
1
2
7. Guru memberikan kontribusi terhadap
pengembangan sekolah dan mempunyai
prestasi yang berdampak positif terhadap
nama baik sekolah.
0
1
2
8. Guru merasa bangga dengan profesinya
sebagai guru.
0
1
2
2
Total skor untuk kompetensi 10
Skor maksimum kompetensi 10 = jumlah
indikator × 2
16
Persentase = (total skor/ 16) × 100%
Nilai untuk kompetensi 10
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
137
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 11: Bersikap Inklusif, Bertindak Objektif, serta
Tidak Diskriminatif
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru memperlakukan semua siswa secara
adil, memberikan perhatian dan bantuan
sesuai kebutuhan masing-masing, tanpa
memedulikan faktor personal.
0
1
2
2. Guru menjaga hubungan baik dan peduli
dengan teman sejawat (bersifat inklusif),
serta berkontribusi positif terhadap semua
diskusi formal dan informal terkait dengan
pekerjaannya.
0
1
2
3. Guru sering berinteraksi dengan siswa dan
tidak membatasi perhatiannya hanya pada
kelompok tertentu (misalnya, siswa yang
pandai, kaya, berasal dari daerah yang sama
dengan guru).
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 11
Skor maksimum kompetensi 11 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/ 6) × 100%
Nilai untuk kompetensi 11
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
138
6
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 12: Komunikasi dengan Sesama Guru, Tenaga
Pendidikan, Orang Tua Siswa, dan Masyarakat
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru menyampaikan informasi tentang
kemajuan, kesulitan, dan potensi siswa
kepada orang tuanya, baik dalam pertemuan
formal maupun tidak formal antara guru dan
orang tua, teman sejawat, dan dapat
menunjukkan buktinya.
0
1
2
2. Guru ikut berperan aktif dalam kegiatan di
luar pembelajaran yang diselenggarakan oleh
sekolah dan masyarakat dan dapat
memberikan bukti keikutsertaannya.
0
1
2
3. Guru memperhatikan sekolah sebagai
bagian dari masyarakat, berkomunikasi
dengan masyarakat sekitar, serta berperan
dalam kegiatan sosial di masyarakat.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 12
Skor maksimum kompetensi 12 = jumlah
indikator × 2
6
Persentase = (total skor/ 6) × 100%
Nilai untuk kompetensi 12
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
139
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 13: Penguasaan Materi Struktur Konsep dan Pola
Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru melakukan pemetaan standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk
mata pelajaran yang diampunya, untuk
mengidentifikasi materi pembelajaran yang
dianggap sulit, melakukan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, serta
memperkirakan alokasi waktu yang
diperlukan.
0
1
2
2. Guru menyertakan informasi yang tepat dan
mutakhir di dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran.
0
1
2
3. Guru menyusun materi, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran yang berisi
informasi yang tepat, mutakhir, dan yang
membantu siswa untuk memahami konsep
materi pembelajaran.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 13
Skor maksimum kompetensi 13 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/ 6) × 100%
Nilai untuk kompetensi 13
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
140
6
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 14: Mengembangkan Keprofesian Melalui
Tindakan Reflektif
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru melakukan evaluasi diri secara
spesifik, lengkap, dan didukung dengan
contoh pengalaman diri sendiri.
0
1
2
2. Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan
masukan dari kolega atau hasil penilaian
proses pembelajaran sebagai bukti yang
menggambarkan kinerjanya.
0
1
2
3. Guru memanfaatkan bukti gambaran
kinerjanya untuk mengembangkan
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
selanjutnya dalam program pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB).
0
1
2
4. Guru dapat mengaplikasikan pengalaman
PKB dalam perencanaan, pelaksanaan,
penilaian pembelajaran dan tindak lanjutnya.
0
1
2
5. Guru melakukan penelitian,
mengembangkan karya inovasi, mengikuti
kegiatan ilmiah (misalnya, seminar dan
konferensi), serta aktif dalam melaksanakan
PKB.
0
1
2
6. Guru dapat memanfaatkan TIK dalam
berkomunikasi dan pelaksanaan PKB.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 14
Skor maksimum kompetensi 14 = jumlah
indikator × 2
12
Persentase = (total skor/ 12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 14
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
141
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
MATERI PRESENTASI UNIT 5B1
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
142
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
143
UNIT
5B1
UNIT
1a
Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
144
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
UNIT 5B2
PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN
(Peran Guru)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
143
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
144
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
UNIT 5B2
PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN
(Peran Guru)
Pendahuluan
Setiap guru akan disupervisi terkait dengan
kompetensi pedagogik, sosial, kepribadian, dan
profesionalnya. Supervisi ini dimaksudkan untuk
mengetahui kompetensi yang dimiliki guru
dalam rangka peningkatan mutu pembelajaran
dan pengembangan profesinya. Agar guru
memiliki pemahaman yang baik terhadap hal-hal
yang disupervisi, guru perlu mengetahui aspekaspek kompetensi yang supervisi. Lebih baik lagi
Hasil penilaian kinerja guru formatif yang
jika guru mengetahui berbagai instrumen yang dilengkapi dengan penilaian diri dapat digunakan
digunakan
dalam
supervisi.
Secara umpan balik dalam rangka perbaikan proses
komprehensif, supervisi ini dilakukan melalui pembelajaran.
penilaian kinerja guru formatif (PK Guru Formatif).
Hasil PK Guru Formatif yang dilengkapi dengan peniaian diri dapat digunakan sebagai umpan
balik dalam rangka perbaikan proses pembelajaran serta pengembangan profesi guru secara
berkelanjutan. Hasil PK Guru Formatif yang baik dalam aspek-aspek kompetensi pedagogik,
sosial, kepribadian, dan profesional tertentu dapat menjadi rujukan bagi guru-guru di sekolah.
Sebaliknya, hasil yang kurang baik dalam aspek tersebut dapat digunakan sebagai kerangka dalam
upaya pengembangan profesi guru secara berkelanjutan.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) dapat dilakukan melalui berbagai cara, salah
satunya melalui kegiatan KKG. Setelah diketahui berbagai masalah guru, terutama dalam
kompetensi pedagogik dan profesional, kegiatan KKG dapat direncanakan untuk memecahkan
masalah tersebut. Kegiatan KKG yang berhasil akan mendukung pengembangan profesi guru
secara berkelanjutan.
Unit ini dimaksudkan untuk membekali guru berkenaan dengan supervisi melalui PK Guru
Formatif, PKB, dan pengelolaan kegiatan KKG.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
145
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta
1.
memahami indikator-indikator kompetensi guru dalam PK Guru,
2.
mampu mengembangkan keprofesian berkelanjutan (PKB) bagi guru,
3.
mampu merancang usulan kegiatan KKG untuk meningkatkan kompetensi guru
(PKB).
Sumber dan Bahan
1.
Materi presentasi Unit 5B2
2.
Video pembelajaran kompetensi 1 pedagogik
3.
LKP 5B2.1: Lembar Observasi Kinerja Guru
4.
LKP 5B2.2: Contoh Perilaku Guru dalam Kompetensi Paedagogik
5.
LKP 5B2.3: Instrumen PK Guru
6.
LKP 5B2.4: Identifikasi Masalah Guru dalam Kompetensi Pedagogik (rangkap 3 setiap
kelompok)
7.
LKP 5B2.5: Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru sebagai usaha
membantu guru meningkatkan kinerja (dicetak ukuran plano/A3)
8.
LKP 5B2.6: Usulan Kegiatan PKB di KKG
9.
Bahan bacaan
Waktu – 140 menit
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
146
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Garis Besar Kegiatan
Pendahuluan
10 menit
Aplikasi
125 menit
Penguatan/ Refleksi
5 menit
Fasilitator menyampaikan
latar belakang, tujuan, dan
langkah-langkah kegiatan dari
unit ini
Kegiatan 1 (25’)
Memahami PK Guru melalui
pengamatan tayangan video
Fasilitator memberikan
kesimpulan dan penguatan
Curah pendapat pemahaman
awal guru terhadap materi
supervisi, PK Guru dan PKB,
serta pengelolaan KKG
Kegiatan 2 (25’)
Mengidentifikasi perilaku
guru sesuai dengan indikator
kompetensi pedagogik
sesi menggunakan tayangan
Kegiatan 3 (40’)
Merencanakan
pengembangan keprofesian
berkelanjutan (PKB) bagi
guru
Kegiatan 4 (25’)
Merancang usulan kegiatan
KKG untuk PKB
Kegiatan 5 (10’)
Persiapan kegiatan pleno
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan (10 menit) (Pleno)
Langkah-langkah dalam memulai sesi ini adalah sebagai berikut.
(1) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah kegiatan dari
unit ini yang tertulis pada slide Power Point.
(2) Curah pendapat pemahaman awal guru terhadap materi supervisi, PK Guru dan
PKB, serta pengelolaan KKG. Fasilitator menanyakan:
a. Bagaimana Anda memahami PK Guru sebagai bentuk supervisi pembelajaran?
b. Bagaimana Anda memanfaatkan hasil PK Guru untuk meningkatkan kompetensi?
(3) Fasilitator membagikan LI 12B2.1 dan meminta peserta untuk membacanya.
(4) Fasilitator menayangkan slide “Pentingnya Supervisi dan PK Guru”.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
147
UNIT
5B2
UNIT
1a
A
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Aplikasi (125 menit)
Kegiatan1: Memahami PK Guru Melalui Pengamatan Tayangan Video (25’)
(1) Fasilitator menyampaikan bahwa video pembelajaran akan ditayangkan dan meminta
peserta untuk membaca indikator-indikator dalam LKP 5B2.1.
(2) Meminta peserta untuk mencermati video dan mencatat perilaku guru dan siswa
yang mencerminkan indikator-indikator dalam LKP 5B2.1dengan menggunakan
lembar observasi selama pengamatan.
(3) Meminta peserta untuk mendiskusikan kelebihan dan kekurangan perilaku guru
dalam video dan melakukan penilaian kinerja menggunakan LKP 5B2.1, salah satu
kelompok mempresentasikan hasilnya.
Catatan untuk Fasilitator
Fasilitatator membagikan dan menjelaskan cara mengisi LKP
5B2.1 sebelum video ditayangkan.
Kegiatan 2: Mengidentifikasi Perilaku Guru Sesuai dengan Indikator
Kompetensi Pedagogik (25’)
(1) Fasilitator menayangkan slide Power Point tentang satu indikator kompetensi
pedagogik, peserta diminta untuk memberi contoh perilaku guru yang
mencerminkan indikator kompetensi pedagogik tersebut.
Catatan untuk Fasilitator
1. Fasilitator sebaiknya memilih indikator kompetensi
paedagogik yang dipahami contoh-contoh perilaku gurunya.
Satu
indikator
kompetensi
pedagogik
“kegiatan
pembelajaran yang mendidik” adalah guru memberikan
banyak kesempatan kepada siswa untuk bertanya,
mempraktikkan, dan berinteraksi dengan siswa lain. Contoh
perilaku guru pada indikator ini adalah “ada yang perlu
ditanyakan?”,
“anak-anak
silakan
bekerja
secara
berpasangan/berkelompok”, dan lain-lain.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
148
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
2. LKP 5B2.2 hendaknya digandakan sebelum pelatihan,
sejumlah kelompok peserta pelatihan.
3. Saat persiapan pelatihan, fasilitator melingkari 2 nomor
indikator di LKP 5B2.2 yang berbeda untuk tugas setiap
kelompok.
(2) Meminta peserta untuk mendiskusikan contoh-contoh perilaku guru yang sesuai
dengan indikator-indikator kompetensi pedagogik (satu kelompok mendiskusikan 2
indikator dari kompetensi 4). Gunakan LKP 5B2.2. Fasilitator melingkari 2 indikator
yang berbeda untuk setiap kelompok.
(3) Hasil diskusi diedarkan (satu putaran) ke kelompok lain untuk dikomentari dan
ditambah dengan contoh perilaku yang lainnya.
Kegiatan 3: Merencanakan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan bagi
Guru (40’)
(1) Setiap kelompok melakukan penilaian diri pada kompetensi 2, 4, 5, 6, dan 7
menggunakan instrumen PK Guru LKP 5B2.3. Setiap anggota mengerjakan 1
kompetensi yang berbeda.
(2) Peserta juga menuliskan alasan penilaiannya.
Catatan untuk Fasilitator
1. Fasilitator pendamping sangat dibutuhkan dalam membantu
peserta menyelesaikan penilaian diri ini.
2. Perlu disiapkan LKP 12B2.4 format besar (A3) untuk merekap
data penilaian diri guru dalam 1 kelompok. (Siapkan sejumlah
kelompok peserta pelatihan).
3. Gabungan hasil penilaian diri guru dalam 1 kelompok mewakili
hasil penilaian 1 guru di kelompok sekolah tersebut.
(3) Secara individu, peserta memasukkan hasil penilaian diri dalam LKP 5B2.4. Peserta
kemudian mengidentifikasi masalah yang muncul dari hasil penilaian diri tersebut dan
menentukan tindak lanjut yang relevan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
149
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
(4) Secara kelompok, mendiskusikan dan menggabungkan hasil penilaian diri anggota ke
dalam satu LKP 5B2.4 kelompok (format besar).
(5) Dalam kelompok peserta mendiskusikan perencanaan PKB dengan mengisi format
LKP 5B2.5 berdasar data LKP 5B2.4 kelompok. LKP 5B2.5 dibuat rangkap 3.
(6) Bagikan salinan LKP 5B2.5 kepada dua kelompok lain.
Kegiatan 4: Merancang Usulan Kegiatan KKG untuk PKB (25’)
(1) Salinan perencanaan PKB dari kelompok lain didiskusikan untuk menyusun kegiatan
KKG. Kelompok mengunakan LKP 5B2.6 dan menuliskan hasilnya di kertas plano.
(2) Melakukan kunjung karya satu putaran. Pengunjung memberikan catatan dan masukan
dengan menuliskan pada kertas post it, kemudian menempelkannya di lembar plano
presentasi.
Kegiatan 5: Persiapan Kegiatan Pleno (10’)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk memilih 2 guru untuk mewakili menjadi juru bicara
pada unit 5C.
(2) Dua orang yang terpilih memimpin mendiskusikan perencanaan PKB dan identifikasi
topik-topik KKG dari setiap kelompok.
(3) Perencanaan PKB dan topik-topik KKG ditulis di kertas plano untuk dipresentasikan
pada unit 5C.
P
Penguatan – Pleno (5 menit)
(1)
Guru perlu memahami indikator-indikator kompetensi dalam penilaian kinerja guru
(PK Guru) sehingga dapat mempersiapkan diri jika yang bersangkutan
dinilai/disupervisi.
(2)
Guru perlu memahami dan mempersiapkan diri untuk berperan secara aktif dalam
pengembangan keprofesian berkelanjutan.
(3)
Agar KKG tidak membosankan, pengembangan program berdasarkan masalahmasalah kompetensi guru perlu dilakukan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
150
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B2.1
Lembar Pengamatan Video
Kompetensi 1
: Menguasai Karakteristik Siswa
Catat perilaku guru yang ada di video, yang berhubungan dengan indikator-indikator
Kompetensi Pedagogik 1
Kegiatan/aktivitas guru dan siswa selama pengamatan:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
151
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 1: Menguasai Karakteristik Siswa
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik belajar
setiap siswa di kelasnya.
0
1
2
2. Guru memastikan bahwa semua siswa
mendapatkan kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran.
0
1
2
3. Guru dapat mengatur kelas untuk memberikan
kesempatan belajar yang sama pada semua siswa
dengan kelainan fisik dan kemampuan belajar
yang berbeda.
0
1
2
4. Guru mencoba mengetahui penyebab
penyimpangan perilaku siswa untuk mencegah
agar perilaku tersebut tidak merugikan siswa
lainnya.
0
1
2
5. Guru membantu mengembangkan potensi dan
mengatasi kekurangan siswa.
0
1
2
6. Guru memperhatikan siswa dengan kelemahan
fisik tertentu agar dapat mengikuti aktivitas
pembelajaran sehingga siswa tersebut tidak
termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok, minder,
dsb.).
0
1
2
Indikator
Total skor untuk kompetensi 1
Skor maksimum kompetensi 1 = jumlah indikator ×
2
Persentase = (total skor/12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 1
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
152
12
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B2.2
Contoh Perilaku Guru dalam Kompetensi Paedagogik
(Kompetensi 4: Guru mampu menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik)
No.
Indikator
1.
Guru melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang bertujuan
untuk membantu proses belajar
siswa, bukan untuk menguji
sehingga membuat siswa merasa
tertekan.
2.
Guru mengomunikasikan
informasi baru (misalnya, materi
tambahan) sesuai dengan usia dan
tingkat kemampuan belajar siswa.
3.
Guru menyikapi kesalahan yang
dilakukan siswa sebagai tahapan
proses pembelajaran, bukan
semata-mata kesalahan yang
harus dikoreksi.
4.
Guru melakukan aktivitas
pembelajaran secara bervariasi
dengan waktu yang cukup untuk
kegiatan pembelajaran yang
sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar dan
mempertahankan perhatian
siswa.
5.
Guru mengelola kelas dengan
efektif tanpa mendominasi atau
sibuk dengan kegiatannya sendiri
agar semua waktu siswa dapat
termanfaatkan secara produktif.
6.
Guru memberikan banyak
kesempatan kepada siswa untuk
bertanya, mempraktikkan dan
berinteraksi dengan siswa lain.
Contoh Perilaku Guru
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
153
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B2.3: Instrumen PK Guru
Penilaian untuk Kompetensi 2: Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip
Pembelajaran yang Mendidik
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru memberikan kesempatan kepada siswa
untuk menguasai materi pembelajaran sesuai
usia dan kemampuan belajarnya melalui
pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas
yang bervariasi.
0
1
2
2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran tertentu
dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran
berikutnya berdasar tingkat pemahaman
tersebut.
0
1
2
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan
kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang
sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
terkait keberhasilan pembelajaran.
0
1
2
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk
memotivasi kemauan belajar siswa.
0
1
2
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran yang
saling terkait satu sama lain, dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun
proses belajar siswa.
0
1
2
6. Guru memperhatikan respons siswa yang
belum/kurang memahami materi pembelajaran
yang diajarkan dan menggunakannya untuk
memperbaiki rancangan pembelajaran
berikutnya.
0
1
2
Indikator
Total skor untuk kompetensi 2
Skor maksimum kompetensi 2 = jumlah indikator ×
2
Persentase = (total skor/12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 2
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
154
12
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 4: Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran sesuai
dengan rancangan yang telah disusun secara
lengkap dan pelaksanaan aktivitas tersebut
mengindikasikan bahwa guru mengerti tentang
tujuannya.
0
1
2
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa,
bukan untuk menguji sehingga membuat siswa
merasa tertekan.
0
1
2
3. Guru mengomunikasikan informasi baru (misalnya
materi tambahan) sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar siswa.
0
1
2
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan siswa
sebagai tahapan proses pembelajaran, bukan
semata-mata kesalahan yang harus dikoreksi.
Misalnya, dengan mengetahui terlebih dahulu siswa
lain yang setuju atau tidak setuju dengan jawaban
tersebut sebelum memberikan penjelasan tentang
jawaban yang benar.
0
1
2
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai
isi kurikulum dan mengkaitkannya dengan konteks
kehidupan sehari-hari siswa.
0
1
6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran secara
bervariasi dengan waktu yang cukup untuk kegiatan
pembelajaran yang sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar dan mempertahankan
perhatian siswa.
0
1
2
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa
mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya
sendiri agar semua waktu siswa dapat
termanfaatkan secara produktif.
0
1
2
0
1
2
0
1
2
8. Guru mampu menyesuaikan aktivitas pembelajaran
yang dirancang dengan kondisi kelas.
9. Guru memberikan banyak kesempatan kepada
siswa untuk bertanya, mempraktikkan, dan
berinteraksi dengan siswa lain.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
2
155
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 4: Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas pembelajaran
secara sistematis untuk membantu proses belajar
siswa. Contohnya, guru menambah informasi baru
setelah mengevaluasi pemahaman siswa terhadap
materi sebelumnya.
0
1
2
11. Guru menggunakan alat bantu mengajar, dan/atau
audio-visual (termasuk TIK) untuk meningkatkan
motivasi belajar siswa dalam mencapai tujuan
pembelajaran.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 4
Skor maksimum kompetensi 4 = jumlah indikator ×
2
Persentase = (total skor/22 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 4
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
156
22
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 5: Memahami dan Mengembangkan Potensi
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan segala
bentuk penilaian terhadap setiap siswa untuk
mengetahui tingkat kemajuan masing-masing.
0
1
2
2. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang mendorong siswa untuk belajar
sesuai dengan kecakapan dan pola belajar masingmasing.
0
1
2
3. Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran untuk memunculkan daya kreativitas
dan kemampuan berpikir kritis siswa.
0
1
2
4. Guru secara aktif membantu siswa dalam proses
pembelajaran dengan memberikan perhatian
kepada setiap individu.
0
1
2
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar tentang
bakat, minat, potensi, dan kesulitan belajar masingmasing siswa.
0
1
2
6. Guru memberikan kesempatan belajar kepada
siswa sesuai dengan cara belajarnya masing-masing.
0
1
2
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi
dengan siswa dan mendorongnya untuk
memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
0
1
2
Seluruhnya
Total skor untuk kompetensi 5
Skor maksimum kompetensi 5 = jumlah indikator ×
2
14
Persentase = (total skor/14 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 5
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
157
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 6: Komunikasi dengan Siswa
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk mengetahui
pemahaman dan menjaga partisipasi siswa,
termasuk memberikan pertanyaan terbuka yang
menuntut siswa untuk menjawab dengan ide dan
pengetahuan mereka.
0
1
2
2. Guru memberikan perhatian dan mendengarkan
semua pertanyaan dan tanggapan siswa, tanpa
menginterupsi, kecuali jika diperlukan untuk
membantu atau mengklarifikasi
pertanyaan/tanggapan tersebut.
0
1
2
3. Guru menanggapinya pertanyaan siswa secara
tepat, benar, dan mutakhir, sesuai tujuan
pembelajaran dan isi kurikulum, tanpa
mempermalukannya.
0
1
2
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran yang
dapat menumbuhkan kerja sama yang baik antar
siswa.
0
1
2
5. Guru mendengarkan dan memberikan perhatian
terhadap semua jawaban siswa, baik yang benar
maupun yang dianggap salah, untuk mengukur
tingkat pemahaman siswa.
0
1
2
6. Guru memberikan perhatian terhadap pertanyaan
siswa dan meresponsnya secara lengkap dan
relevan untuk menghilangkan kebingungan pada
siswa.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 6
Skor maksimum kompetensi 6 = jumlah indikator ×2
Persentase = (total skor/12 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 6
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
158
12
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 7: Penilaian dan Evaluasi
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Guru menyusun alat penilaian yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran untuk mencapai
kompetensi tertentu seperti yang tertulis dalam
RPP.
0
1
Guru melaksanakan penilaian dengan berbagai
teknik dan jenis penilaian, selain penilaian formal
yang dilaksanakan sekolah, dan mengumumkan
hasil serta implikasinya kepada siswa, tentang
tingkat pemahaman terhadap materi pembelajaran
yang telah dan akan dipelajari.
0
1
Guru menganalisis hasil penilaian untuk
mengidentifikasi topik/kompetensi dasar yang sulit
sehingga diketahui kekuatan dan kelemahan
masing-masing siswa untuk keperluan remedial dan
pengayaan.
0
1
Guru memanfaatkan masukan dari siswa dan
merefleksikannya untuk meningkatkan
pembelajaran selanjutnya, dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal
pembelajaran, rancangan pembelajaran, materi
tambahan, dan sebagainya.
0
1
2
Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai
bahan penyusunan rancangan pembelajaran yang
akan dilakukan selanjutnya.
0
1
2
Indikator
1.
2.
3.
4.
5.
Terpenuhi
Seluruhnya
2
2
2
Total skor untuk kompetensi 7
Skor maksimum kompetensi 7 = jumlah indikator ×
2
10
Persentase = (total skor/ 10) × 100%
Nilai untuk kompetensi 7
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
159
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B2.4
Identifikasi Masalah Guru dalam Kompetensi Pedagogik
No.
Kompetensi
Nilai
Masalah-Masalah
Guru
Menguasai karakteristik
siswa
1.
2. Menguasai teori belajar
dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang
mendidik
4.
Guru mampu
menyelenggarakan
pembelajaran yang
mendidik
5.
Guru memfasilitasi
pengembangan potensi
siswa untuk
mengaktualisasikan
berbagai potensi yang
dimiliki
6.
Guru mampu
berkomunikasi secara
efektif, empatik, dan
santun dengan siswa
7.
Guru menyelenggarakan
penilaian dan evaluasi
proses hasil belajar
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
160
Tindak Lanjut
Nama Guru
Koordinator PKB
Pengembangan kurikulum
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Pengembangan potensi peserta didik
Komunikasi dengan peserta didik
Penilaian dan evaluasi
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial,
dan kebudayaan nasional
Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga
menjadi guru
3
4
5
6
7
8
9
10
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
Menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip
pembelajaran yang mendidik
2
161
Mengenal karakteristik siswa
Kompetensi
(a)
Formatif
(b)
Target
(c)
Nilai
: …………………………………….
: …………………………………….
1
No
Lembar Kerja Peserta 5B2.5
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Pengem
Publikasi
bangan Diri Ilmiah
Kebutuhan PKB
(d) *)
Karya
Inovatif
Persetujuan
Kepala
Sekolah
(e)
1
2
Penilaian
Kemajuan
(f)
Rencana Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru sebagai Usaha Membantu Guru
Meningkatkan Kinerja
UNIT
5B2
UNIT
1a
UNIT
5B2
Nilai
Sumatif
(g)
Karya
Inovatif
1
2
Nilai
Sumatif
(g)
162
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Catatan: *) isi dengan kode di bawah ini, sesuai dengan kebutuhan PKB guru:
1. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan oleh guru sendiri
2. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilakukan bersama guru lain
3. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di sekolah
4. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan di KKG/MGMP
5. Rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan yang dilaksanakan oleh institusi selain sekolah atau KKG/MGMP
6. Kebutuhan pengembangan keprofesian berkelanjutan yang belum dapat dipenuhi (diajukan/dikoordinasikan oleh Dinas
Pendidikan untuk dipertimbangkan.
_________________
Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang
reflektif
14
Pengem
Publikasi
bangan Diri Ilmiah
Penilaian
Kemajuan
(f)
______________
Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu
13
Target
(c)
Persetujuan
Kepala
Sekolah
(e)
…………………………20..
Guru
Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan,
orang tua, siswa, dan masyarakat
12
Formatif
(b)
Kebutuhan PKB
(d) *)
Mengetahui,
Kepala Sekolah
Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak
diskriminatif
Kompetensi
(a)
Nilai
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
11
No
UNIT 5B2
UNIT
5B2
UNIT
1a
1
No
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
Masalah untuk Dipecahkan di KKG
Kegiatan KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Usulan Kegiatan PKB di KKG
LKP 5B2.6
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Kompetensi
UNIT
5B2
UNIT
1a
UNIT 5B2
163
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Bahan Bacaan:
Supervisi Pembelajaran sebagai Sarana Pembinaan Profesi Guru
Supervisi merupakan pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka
dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan mutu pembelajaran menjadi lebih
baik. Dengan demikian, supervisi dapat berupa segenap bantuan yang diberikan oleh
seseorang dalam mengembangkan mutu pembelajaran di sekolah ke arah yang lebih baik.
Karena aspek utama dalam supervisi adalah guru maka layanan dan aktifitas supervisi
harus lebih diarahkan kepada upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan guru
dalam mengelola pembelajaran. Ini berarti bahwa supervisi merupakan serangkaian usaha
pemberian bantuan kepada guru dalam bentuk layanan profesional yang diberikan oleh
supervisor (pengawas sekolah, kepala sekolah dan pembina lainnya) guna meningkatkan
mutu proses dan hasil pembelajaran.
Karena supervisi atau pembinaan guru tersebut lebih menekankan pada pembinaan guru
itu sendiri maka pembinaan itu lebih diarahkan pada pembinaan profesional guru yakni
pembinaan dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kemampuan profesional guru.
Supervisi bukan merupakan usaha untuk mencari-cari kesalahan guru sehingga guru
merasa takut untuk disupervisi. Tetapi supervisi lebih bermakna sebagai upaya pemberian
bantuan supervisor kepada guru yang dilakukan secara manusiawi untuk meningkatkan
keprofesionalan guru.
Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi yang lebih menekankan pada
kekuasaan dan bersifat otoriter. Sedangkan supervisi lebih menekankan kepada
persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan kerjasama yang lebih baik
diantara guru-guru, karena bersifat demokratis. Tujuan supervisi modern adalah
mendalami kebutuhan guru secara individual, membantu mereka secara individual pula,
meneliti sistem yang digunakan serta meneliti sarana dan prasarana sekolah. Hasil dari
pendalaman dan penelitian tersebut dijadikan sebagai bahan masukan bagi supervisor
dalam rangka memberikan umpan balik dalam memperbaiki mutu pembelajaran dan
pendidikan. Dengan demikian, supervisor benar-benar membantu usaha guru dan sekolah
dalam meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan secara menyeluruh.
Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya pada tataran kelas
dan sekolah. Dengan demikian, upaya meningkatkan mutu pembelajaran dan pendidikan
harus dimulai dari aspek guru menyangkut kualitas keprofesionalannya dalam satu
manajemen pendidikan yang professional. Peningkatan sumber daya guru bisa dilaksanakan
dengan bantuan supervisor.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
164
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Permasalahan yang dihadapi dalam melaksanakan supervisi di lingkungan pendidikan dasar
adalah bagaimana cara mengubah pola pikir yang bersifat otokrat dan korektif menjadi
sikap yang konstruktif dan kreatif, yaitu sikap yang menciptakan situasi dan relasi di mana
guru-guru merasa aman dan diterima sebagai subjek yang dapat berkembang sendiri.
Untuk itu, supervisi harus dilaksanakan berdasarkan data dan fakta yang objektif.
Kegiatan supervisi pembelajaran merupakan kegiatan yang wajib dilaksanakan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Pelaksanaan kegiatan supervisi dilaksanakan oleh kepala
sekolah dan pengawas sekolah dalam memberikan pembinaan kepada guru. Hal tersebut
perlu dilakukan karena proses belajar-mengajar yang dilaksakan guru merupakan inti dari
proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama.
Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian
perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi
edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Oleh karena itu kegiatan supervisi dipandang
perlu untuk memperbaiki kinerja guru dalam proses pembelajaran.
Supervisi pembelajaran biasanya dilakukan oleh Kepala Sekolah atau Pengawas. Secara
rutin dan terjadwal Kepala Sekolah melaksanakan kegiatan supervisi kepada guru-guru
dengan harapan agar guru mampu memperbaiki proses pembelajaran yang dilaksanakan.
Dalam pelaksanaannya, kepala sekolah memantau secara langsung ketika guru sedang
mengajar. Kepala Sekolah mengamati proses pembelajaran yang dilakukan guru
berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajarannya. Pada kesempatan lain, Pengawas
Sekolah juga melakukan supervisi terhadap guru-guru untuk meningkatkan kinerja. Hal-hal
yang diamati pengawas sekolah ketika melakukan kegiatan supervisi untuk memantau
kinerja guru adalah penyusunan program semester, penyusunan rencana pelaksanaan
pembelajaran, penyusunan rencana harian, program dan pelaksanaan evaluasi, kumpulan
soal, buku pekerjaan siswa, buku daftar nilai, buku analisis hasil evaluasi, dan buku
program perbaikan dan pengayaan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
165
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) dan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB)
Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)
Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa. Guru yang profesional diharapkan mampu berpartisipasi
dalam pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa kepada
Tuhan YME, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, memiliki jiwa estetis, etis,
berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah berlebihan kalau dikatakan bahwa
masa depan masyarakat, bangsa dan negara, sebagian besar ditentukan oleh guru.
Oleh sebab itu, profesi guru perlu dikembangkan secara terus menerus dan proporsional
menurut jabatan fungsional guru. Selain itu, agar fungsi dan tugas yang melekat pada
jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan
Penilaian Kinerja Guru (PK Guru) yang menjamin terjadinya proses pembelajaran yang
berkualitas di semua jenjang pendidikan.
Pelaksanaan PK Guru dimaksudkan bukan untuk menyulitkan guru, tetapi sebaliknya PK
Guru dilaksanakan untuk mewujudkan guru yang profesional, karena harkat dan martabat
suatu profesi ditentukan oleh kualitas layanan profesi yang bermutu. Menemukan secara
tepat tentang kegiatan guru di dalam kelas, dan membantu mereka untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilannya, akan memberikan kontribusi secara langsung pada
peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan, sekaligus membantu pengembangan
karir guru sebagai tenaga profesional. Oleh karena itu, untuk meyakinkan bahwa setiap
guru adalah seorang profesional di bidangnya dan sebagai penghargaan atas prestasi
kerjanya, maka PK Guru harus dilakukan terhadap guru di semua satuan pendidikan
formal yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Guru
yang dimaksud tidak terbatas pada guru yang bekerja di satuan pendidikan di bawah
kewenangan Kementerian Pendidikan Nasional, tetapi juga mencakup guru yang bekerja di
satuan pendidikan di lingkungan Kementerian Agama.
Hasil PK Guru dapat dimanfaatkan untuk menyusun profil kinerja guru sebagai input
dalam penyusunan program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB). Hasil PK
Guru juga merupakan dasar penetapan perolehan angka kredit guru dalam rangka
pengembangan karir guru sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jika semua ini dapat dilaksanakan dengan
baik dan obyektif, maka cita-cita pemerintah untuk menghasilkan ”insan yang cerdas
komprehensif dan berdaya saing tinggi” lebih cepat direalisasikan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
166
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Bagi guru, PK Guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-unsur kinerja yang
dinilai dan merupakan sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam
rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
PK Guru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas pembelajaran,
pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Khusus
untuk kegiatan pembelajaran atau pembimbingan, kompetensi yang dijadikan dasar untuk
penilaian kinerja guru adalah kompetensi paedagogik, profesional, sosial dan kepribadian,
sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun
2007. Keempat kompetensi ini telah dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus
dapat ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan dan sikap guru dalam
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)
PKB adalah bagian penting dari proses pengembangan keprofesionalan guru. PKB tidak
terjadi secara ad-hoc tetapi dilakukan melalui pendekatan yang diawali dengan
perencanaan untuk mencapai standar kompetensi profesi, mempertahankan/menjaga dan
mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan perolehan pengetahuan dan
keterampilan baru. PKB dalam rangka pengembangan pengetahuan dan keterampilan
merupakan tanggung-jawab guru secara individu sesuai dengan masyarakat pembelajar,
jadi PKB sangat penting bagi guru yang berada di ujung paling depan pendidikan.
Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diarahkan untuk dapat
memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial dan kepribadian
yang dimiliki guru sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan ke depan berkaitan dengan
profesinya itu. Kegiatan PKB ini dikembangkan atas dasar profil kinerja guru sebagai
perwujudan hasil Penilaian Kinerja Guru yang didukung dengan hasil evaluasi diri. Bagi
guru-guru yang hasil penilaian kinerjanya masih berada di bawah standar kompetensi atau
dengan kata lain berkinerja rendah diwajibkan mengikuti program PKB yang diorientasikan
untuk mencapai standar tersebut; sementara itu bagi guru-guru yang telah mencapai
standar kompetensi, kegiatan PKB-nya diarahkan kepada peningkatan keprofesian agar
dapat memenuhi tuntutan ke depan dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya sesuai
dengan kebutuhan sekolah dalam rangka memberikan layanan pembelajaran yang
berkualitas kepada peserta didik.
Sesuai dengan amanat Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya, PKB diakui sebagai salah satu unsur utama selain kegiatan pembelajaran/
pembimbingan dan tugas tambahan lain yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang
diberikan angka kredit untuk pengembangan karir guru khususnya dalam kenaikan
pangkat/jabatan fungsional guru. Harapannya melalui kegiatan PKB akan terwujud guru
yang profesional yang bukan hanya sekedar memiliki ilmu pengetahuan yang kuat, tuntas
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
167
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
dan tidak setengah-setengah, tetapi tidak kalah pentingnya juga memiliki kepribadian yang
matang, kuat dan seimbang. Dengan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
kuat, tuntas dan tidak setengah-setengah serta kepemilikan kepribadian yang prima, maka
diharapkan guru terampil membangkitkan minat peserta didik kepada ilmu pengetahuan
dan teknologi melalui penyajian layanan pendidikan yang bermutu. Mereka mampu
membantu dan membimbing peserta didik untuk berkembang dan mengarungi dunia ilmu
pengetahuan dan teknologi yang secara cepat berubah sebagai ciri dari masyarakat abad
21.
Oleh karena itu, agar PKB dapat mendukung kebutuhan individu dan meningkatkan
praktik-praktik keprofesianalan maka kegiatan PKB harus:
1. menjamin kedalaman pengetahuan terkait dengan materi ajar yang diampu;
2. menyajikan landasan yang kuat tentang metodologi pembelaran (paedagogik) untuk
mata pelajaran tertentu;
3. menyediakan pengetahuan yang lebih umum tentang proses pembelajaran dan sekolah
sebagai institusi di samping pengetahuan terkait dengan materi ajar yang diampu dan
metodologi pembelaran (paedagogik) untuk mata pelajaran tertentu;
4. mengakar dan merefleksikan penelitian terbaik yang ada dalam bidang pendidikan;
5. berkontribusi terhadap pengukuran peningkatan keberhasilan peserta didik dalam
belajarnya;
6. membuat guru secara intelektual terhubung dengan ide-ide dan sumberdaya yang ada;
7. menyediakan waktu yang cukup, dukungan dan sumberdaya bagi guru agar mampu
menguasai isi materi belajadan pedagogi serta mengintegrasikan dalam praktik-praktik
pembelajaran sehari-hari;
8. didesain oleh perwakilan dari mereka-mereka yang akan berpartisipasi dalam kegiatan
PKB bekerjasama dengan para ahli dalam bidangnya;
9. mencakup berbagai bentuk kegiatan termasuk beberapa kegiatan yang mungkin belum
terpikirkan sebelumnya sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat itu.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
168
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar pernyataan kompetensi, indikator
PK Guru Kelas/Mata Pelajaran
Sumber:

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional16/2007 tentang Standar Kualifikasi
Akademik dan Kompetensi Guru
BSNP versi 6.0. 11/2008 Kerangka Indikator untuk Pelaporan Pencapaian Standar
Nasional Pendidikan: Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Permenpan dan RB 16/2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka
Kreditnya.


Kompetensi
Cara menilai
Pedagogik
1.
Menguasai karakteristik siswa
Pengamatan & pemantauan
2.
Menguasasi teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang
mendidik
Pengamatan
3.
Pengembangan kurikulum
Pengamatan
4.
Kegiatan pembelajaran yang mendidik
Pengamatan
5.
Pengembangan potensi siswa
Pengamatan & pemantauan
6.
Komunikasi dengan siswa
Pengamatan
7.
Penilaian dan evaluasi
Pengamatan
Kepribadian
8.
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan
kebudayaan nasional
Pengamatan & pemantauan
9.
Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
Pengamatan & pemantauan
10. Etos Kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
Pengamatan & pemantauan
Sosial
11. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
Pengamatan & pemantauan
12. Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua,
siswa, dan masyarakat
Pemantauan
Profesional
13. Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung mata pelajaran yang diampu
Pengamatan
14. Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif
Pemantauan
Keterangan
Pengamatan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui diskusi sebelum pengamatan,
pengamatan selama pelaksanaan proses pembelajaran, dan diskusi setelah pengamatan.
Pemantauan adalah kegiatan untuk menilai kinerja guru melalui pemeriksaan dokumen,
wawancara dengan guru yang dinilai, dan/atau wawancara dengan warga sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
169
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 1: Menguasai Karakteristik Siswa
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik
belajar setiap siswa di kelasnya.
0
1
2. Guru memastikan bahwa semua siswa
mendapatkan kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi aktif dalam kegiatan
pembelajaran.
0
1
2
3. Guru dapat mengatur kelas untuk
memberikan kesempatan belajar yang sama
pada semua siswa dengan kelainan fisik dan
kemampuan belajar yang berbeda.
0
1
2
4. Guru mencoba mengetahui penyebab
penyimpangan perilaku siswa untuk mencegah
agar perilaku tersebut tidak merugikan siswa
lainnya.
0
1
2
5. Guru membantu mengembangkan potensi
dan mengatasi kekurangan siswa.
0
1
2
6. Guru memperhatikan siswa dengan
kelemahan fisik tertentu agar dapat mengikuti
aktivitas pembelajaran sehingga siswa
tersebut tidak termarginalkan (tersisihkan,
diolok-olok, minder, dsb.).
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 1
Skor maksimum kompetensi 1 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 1
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
170
12
Seluruhnya
Terpenuhi
2
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 2: Menguasai Teori Belajar dan Prinsip-Prinsip
Pembelajaran yang Mendidik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk menguasai materi pembelajaran sesuai
usia dan kemampuan belajarnya melalui
pengaturan proses pembelajaran dan aktivitas
yang bervariasi.
0
1
2
2. Guru selalu memastikan tingkat pemahaman
siswa terhadap materi pembelajaran tertentu
dan menyesuaikan aktivitas pembelajaran
berikutnya berdasar tingkat pemahaman
tersebut.
0
1
2
3. Guru dapat menjelaskan alasan pelaksanaan
kegiatan/aktivitas yang dilakukannya, baik yang
sesuai maupun yang berbeda dengan rencana,
terkait keberhasilan pembelajaran.
0
1
2
4. Guru menggunakan berbagai teknik untuk
memotiviasi kemauan belajar siswa.
0
1
2
5. Guru merencanakan kegiatan pembelajaran
yang saling terkait satu sama lain dengan
memperhatikan tujuan pembelajaran maupun
proses belajar siswa.
0
1
2
6. Guru memperhatikan respons siswa yang
belum/kurang memahami materi pembelajaran
yang diajarkan dan menggunakannya untuk
memperbaiki rancangan pembelajaran
berikutnya.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 2
Skor maksimum kompetensi 2 = jumlah
indikator × 2
12
Persentase = (total skor/12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 2
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
171
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 3: Pengembangan Kurikulum
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru dapat menyusun silabus yang sesuai
dengan kurikulum.
0
1
2
2. Guru merancang rencana pembelajaran yang
sesuai dengan silabus untuk membahas materi
ajar tertentu agar siswa dapat mencapai
kompetensi dasar yang ditetapkan.
0
1
2
3. Guru mengikuti urutan materi pembelajaran
dengan memperhatikan tujuan pembelajaran.
0
1
2
4. Guru memilih materi pembelajaran yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran, tepat dan
mutakhir, sesuai dengan usia dan tingkat
kemampuan belajar siswa, dapat dilaksanakan di
kelas, dan sesuai dengan konteks kehidupan
sehari-hari siswa.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 3
Skor maksimum kompetensi 3 = jumlah indikator
×2
Persentase = (total skor/8) × 100%
Nilai untuk kompetensi 3
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
172
8
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 4: Kegiatan Pembelajaran yang Mendidik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran
sesuai dengan rancangan yang telah disusun
secara lengkap dan pelaksanaan aktivitas
tersebut mengindikasikan bahwa guru
mengerti tentang tujuannya.
0
1
2
2. Guru melaksanakan aktivitas pembelajaran
yang bertujuan untuk membantu proses
belajar peserta didik, bukan untuk menguji
sehingga membuat siswa merasa tertekan.
0
1
2
3. Guru mengomunikasikan informasi baru
(misalnya materi tambahan) sesuai dengan
usia dan tingkat kemampuan belajar siswa.
0
1
2
4. Guru menyikapi kesalahan yang dilakukan
siswa sebagai tahapan proses pembelajaran,
bukan semata-mata kesalahan yang harus
dikoreksi. Misalnya, mengetahui terlebih
dahulu siswa lain yang setuju atau tidak setuju
dengan jawaban tersebut, sebelum
memberikan penjelasan tentang jawaban yang
benar.
0
1
2
5. Guru melaksanakan kegiatan pembelajaran
sesuai isi kurikulum dan mengkaitkannya
dengan konteks kehidupan sehari-hari siswa.
0
1
6. Guru melakukan aktivitas pembelajaran
secara bervariasi dengan waktu yang cukup
untuk kegiatan pembelajaran yang sesuai
dengan usia dan tingkat kemampuan belajar
dan mempertahankan perhatian siswa.
0
1
2
7. Guru mengelola kelas dengan efektif tanpa
mendominasi atau sibuk dengan kegiatannya
sendiri agar semua waktu siswa dapat
termanfaatkan secara produktif.
0
1
2
8. Guru mampu menyesuaikan aktivitas
pembelajaran yang dirancang dengan kondisi
kelas.
0
1
2
9. Guru memberikan banyak kesempatan
kepada siswa untuk bertanya,
mempraktikkan, dan berinteraksi dengan
peserta didik lain.
0
1
2
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
2
173
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
10. Guru mengatur pelaksanaan aktivitas
pembelajaran secara sistematis untuk
membantu proses belajar siswa. Contohnya,
guru menambah informasi baru setelah
mengevaluasi pemahaman siswa terhadap
materi sebelumnya.
0
1
2
11. Guru menggunakan alat bantu mengajar,
dan/atau audio-visual (termasuk TIK) untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa dalam
mencapai tujuan pembelajaran.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 4
Skor maksimum kompetensi 4 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/22 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 4
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
174
22
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 5: Memahami dan mengembangkan potensi
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhny
a
1. Guru menganalisis hasil belajar berdasar
segala bentuk penilaian terhadap setiap
peserta didik untuk mengetahui tingkat
kemajuan masing-masing.
0
1
2
2. Guru merancang dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran yang mendorong
siswa untuk belajar sesuai dengan
kecakapan dan pola belajar masing-masing.
0
1
2
3. Guru merancang dan melaksanakan
aktivitas pembelajaran untuk memunculkan
daya kreativitas dan kemampuan berpikir
kritis siswa.
0
1
2
4. Guru secara aktif membantu siswa dalam
proses pembelajaran dengan memberikan
perhatian kepada setiap individu.
0
1
2
5. Guru dapat mengidentifikasi dengan benar
tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan
belajar masing-masing siswa.
0
1
2
6. Guru memberikan kesempatan belajar
kepada siswa sesuai dengan cara belajarnya
masing-masing.
0
1
2
7. Guru memusatkan perhatian pada interaksi
dengan siswa dan mendorongnya untuk
memahami dan menggunakan informasi
yang disampaikan.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 5
Skor maksimum kompetensi 5 = jumlah
indikator × 2
14
Persentase = (total skor/14 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 5
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
175
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 6: Komunikasi dengan peserta didik
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
1. Guru menggunakan pertanyaan untuk
mengetahui pemahaman dan menjaga
partisipasi siswa, termasuk memberikan
pertanyaan terbuka yang menuntut siswa
untuk menjawab dengan ide dan
pengetahuan mereka.
0
1
2. Guru memberikan perhatian dan
mendengarkan semua pertanyaan dan
tanggapan siswa, tanpa menginterupsi,
kecuali jika diperlukan untuk membantu
atau mengklarifikasi pertanyaan/tanggapan
tersebut.
0
1
2
3. Guru menanggapinya pertanyaan siswa
secara tepat, benar, dan mutakhir, sesuai
tujuan pembelajaran dan isi kurikulum,
tanpa mempermalukannya.
0
1
2
4. Guru menyajikan kegiatan pembelajaran
yang dapat menumbuhkan kerja sama yang
baik antar siswa.
0
1
2
5. Guru mendengarkan dan memberikan
perhatian terhadap semua jawaban siswa,
baik yang benar maupun yang dianggap
salah, untuk mengukur tingkat pemahaman
siswa.
0
1
2
6. Guru memberikan perhatian terhadap
pertanyaan siswa dan meresponsnya secara
lengkap dan relevan untuk menghilangkan
kebingungan pada siswa.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 6
Skor maksimum kompetensi 6 = jumlah
indikator ×2
Persentase = (total skor/12 ) × 100%
Nilai untuk kompetensi 6
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
176
12
Terpenuhi
Seluruhnya
2
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 7: Penilaian dan evaluasi
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
1. Guru menyusun alat penilaian yang sesuai
dengan tujuan pembelajaran untuk
mencapai kompetensi tertentu seperti yang
tertulis dalam RPP.
0
1
2. Guru melaksanakan penilaian dengan
berbagai teknik dan jenis penilaian, selain
penilaian formal yang dilaksanakan sekolah,
dan mengumumkan hasil serta implikasinya
kepada siswa, tentang tingkat pemahaman
terhadap materi pembelajaran yang telah
dan akan dipelajari.
0
1
3. Guru menganalisis hasil penilaian untuk
mengidentifikasi topik/kompetensi dasar
yang sulit sehingga diketahui kekuatan dan
kelemahan masing-masing siswa untuk
keperluan remedial dan pengayaan.
0
1
4. Guru memanfaatkan masukan dari siswa
dan merefleksikannya untuk meningkatkan
pembelajaran selanjutnya, dan dapat
membuktikannya melalui catatan, jurnal
pembelajaran, rancangan pembelajaran,
materi tambahan, dan sebagainya.
0
1
2
5. Guru memanfatkan hasil penilaian sebagai
bahan penyusunan rancangan pembelajaran
yang akan dilakukan selanjutnya.
0
1
2
Indikator
Terpenuhi
Seluruhnya
2
2
2
Total skor untuk kompetensi 7
Skor maksimum kompetensi 7 = jumlah
indikator × 2
10
Persentase = (total skor/ 10) × 100%
Nilai untuk kompetensi 7
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
177
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 8: Bertindak Sesuai dengan Norma Agama,
Hukum, Sosial dan Kebudayaan Nasional Indonesia
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru menghargai dan mempromosikan
prinsip-prinsip Pancasila sebagai dasar
ideologi dan etika bagi semua warga
Indonesia.
0
1
2
2. Guru mengembangkan kerja sama dan
membina kebersamaan dengan teman sejawat
tanpa memperhatikan perbedaan yang ada
(misalnya, suku, agama, dan gender).
0
1
3. Guru saling menghormati dan menghargai
teman sejawat sesuai dengan kondisi dan
keberadaan masing-masing.
0
1
2
4. Guru memiliki rasa persatuan dan kesatuan
sebagai bangsa Indonesia.
0
1
2
5. Guru mempunyai pandangan yang luas
tentang keberagaman bangsa Indonesia
(misalnya, budaya, suku, agama).
0
1
2
Indikator
2
Total skor untuk kompetensi 8
Skor maksimum kompetensi 8 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/10) × 100%
Nilai untuk kompetensi 8
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
178
10
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 9: Menunjukkan Pribadi yang Dewasa dan Teladan
Skor
Tidak Ada
Bukti
(Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru bertingkah laku sopan dalam berbicara,
berpenampilan, dan berbuat terhadap semua
siswa, orang tua, dan teman sejawat.
0
1
2
2. Guru mau membagi pengalamannya dengan
teman sejawat, termasuk mengundang mereka
untuk mengobservasi cara mengajarnya dan
memberikan masukan.
0
1
2
3. Guru mampu mengelola pembelajaran yang
membuktikan bahwa guru dihormati oleh
siswa sehingga semua siswa selalu
memperhatikan guru dan berpartisipasi aktif
dalam proses pembelajaran.
0
1
2
4. Guru bersikap dewasa dalam menerima
masukan dari siswa dan memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpartisipasi
dalam proses pembelajaran.
0
1
2
5. Guru berperilaku baik untuk mencitrakan
nama baik sekolah.
0
1
2
Indikator
Total skor untuk kompetensi 9
Skor maksimum kompetensi 9 = jumlah
indikator × 2
10
Persentase = (total skor/ 10) × 100%
Nilai untuk kompetensi 9
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
179
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 10: Etos kerja, Tanggung Jawab yang Tinggi, dan
Rasa Bangga Menjadi Guru
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru mengawali dan mengakhiri
pembelajaran dengan tepat waktu.
0
1
2
2. Jika guru harus meninggalkan kelas, guru
mengaktifkan siswa dengan melakukan halhal produktif terkait dengan mata pelajaran
dan meminta guru piket atau guru lain untuk
mengawasi kelas.
0
1
2
3. Guru memenuhi jam mengajar dan dapat
melakukan semua kegiatan lain di luar jam
mengajar berdasar izin dan persetujuan
pengelola sekolah.
0
1
2
4. Guru meminta izin dan member tahu lebih
awal dengan memberikan alasan dan bukti
yang sah jika tidak menghadiri kegiatan yang
telah direncanakan, termasuk proses
pembelajaran di kelas.
0
1
5. Guru menyelesaikan semua tugas
administratif dan non pembelajaran dengan
tepat waktu sesuai standar yang ditetapkan.
0
1
2
6. Guru memanfaatkan waktu luang selain
mengajar untuk kegiatan yang produktif
terkait dengan tugasnya.
0
1
2
7. Guru memberikan kontribusi terhadap
pengembangan sekolah dan mempunyai
prestasi yang berdampak positif terhadap
nama baik sekolah.
0
1
2
8. Guru merasa bangga dengan profesinya
sebagai guru.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 10
Skor maksimum kompetensi 10 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/ 16) × 100%
Nilai untuk kompetensi 10
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
180
16
2
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 11: Bersikap Inklusif, Bertindak Objektif, serta
Tidak Diskriminatif
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru memperlakukan semua siswa secara
adil, memberikan perhatian dan bantuan
sesuai kebutuhan masing-masing, tanpa
memedulikan faktor personal.
0
1
2
2. Guru menjaga hubungan baik dan peduli
dengan teman sejawat (bersifat inklusif),
serta berkontribusi positif terhadap semua
diskusi formal dan informal terkait dengan
pekerjaannya.
0
1
2
3. Guru sering berinteraksi dengan peserta
didik dan tidak membatasi perhatiannya
hanya pada kelompok tertentu (misalnya,
siswa yang pandai, kaya, berasal dari daerah
yang sama dengan guru).
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 11
Skor maksimum kompetensi 11 = jumlah
indikator × 2
6
Persentase = (total skor/ 6) × 100%
Nilai untuk kompetensi 11
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
181
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 12: Komunikasi dengan Sesama Guru, Tenaga
Pendidikan, Orang Tua Peserta Didik, dan Masyarakat
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Seluruhnya
Terpenuhi
1. Guru menyampaikan informasi tentang
kemajuan, kesulitan, dan potensi siswa
kepada orang tuanya, baik dalam pertemuan
formal maupun tidak formal antara guru dan
orang tua, teman sejawat, dan dapat
menunjukkan buktinya.
0
1
2
2. Guru ikut berperan aktif dalam kegiatan di
luar pembelajaran yang diselenggarakan oleh
sekolah dan masyarakat dan dapat
memberikan bukti keikutsertaannya.
0
1
2
3. Guru memperhatikan sekolah sebagai bagian
dari masyarakat, berkomunikasi dengan
masyarakat sekitar, serta berperan dalam
kegiatan sosial di masyarakat.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 12
Skor maksimum kompetensi 12 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/ 6) × 100%
Nilai untuk kompetensi 12
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
182
6
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 13: Penguasaan Materi Struktur Konsep dan Pola
Pikir Keilmuan yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru melakukan pemetaan standar
kompetensi dan kompetensi dasar untuk
mata pelajaran yang diampunya, untuk
mengidentifikasi materi pembelajaran yang
dianggap sulit, melakukan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran, dan
memperkirakan alokasi waktu yang
diperlukan.
0
1
2
2. Guru menyertakan informasi yang tepat dan
mutakhir di dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran.
0
1
2
3. Guru menyusun materi, perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran yang berisi
informasi yang tepat, mutakhir, dan yang
membantu siswa untuk memahami konsep
materi pembelajaran.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 13
Skor maksimum kompetensi 13 = jumlah
indikator × 2
6
Persentase = (total skor/ 6) × 100%
Nilai untuk kompetensi 13
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
183
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Penilaian untuk Kompetensi 14: Mengembangkan Keprofesian Melalui
Tindakan Reflektif
Skor
Indikator
Tidak Ada
Bukti (Tidak
Terpenuhi)
Terpenuhi
Sebagian
Terpenuhi
Seluruhnya
1. Guru melakukan evaluasi diri secara
spesifik, lengkap, dan didukung dengan
contoh pengalaman diri sendiri.
0
1
2
2. Guru memiliki jurnal pembelajaran, catatan
masukan dari kolega atau hasil penilaian
proses pembelajaran sebagai bukti yang
menggambarkan kinerjanya.
0
1
2
3. Guru memanfaatkan bukti gambaran
kinerjanya untuk mengembangkan
perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
selanjutnya dalam program pengembangan
keprofesian berkelanjutan (PKB).
0
1
2
4. Guru dapat mengaplikasikan pengalaman
PKB dalam perencanaan, pelaksanaan,
penilaian pembelajaran dan tindak lanjutnya.
0
1
2
5. Guru melakukan penelitian,
mengembangkan karya inovasi, mengikuti
kegiatan ilmiah (misalnya, seminar dan
konferensi), serta aktif dalam melaksanakan
PKB.
0
1
2
6. Guru dapat memanfaatkan TIK dalam
berkomunikasi dan pelaksanaan PKB.
0
1
2
Total skor untuk kompetensi 14
Skor maksimum kompetensi 14 = jumlah
indikator × 2
Persentase = (total skor/ 12) × 100%
Nilai untuk kompetensi 14
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2;
50% < X ≤ 75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
184
12
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
MATERI PRESENTASI UNIT 5B2
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
185
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
186
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
187
UNIT
5B2
UNIT
1a
Peran Guru dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
188
UNIT 5B3
KOMITE SEKOLAH DALAM
UPAYA MENDUKUNG
PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
190
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
UNIT 5B3
KOMITE SEKOLAH DALAM UPAYA PENINGKATAN
MUTU PEMBELAJARAN DI SEKOLAH
Pendahuluan
Komite sekolah adalah institusi penting
yang dibentuk untuk menjadi mitra
sekolah dalam mengembangkan sekolah.
Komite sekolah merupakan representasi
dari komunitas sekolah, merupakan
institusi yang tepat untuk menyuarakan
aspirasi dan keinginan para orang tua
siswa dan pihak-pihak lain ke sekolah atau
sebaliknya. Namun, pada kenyataannya,
saat ini kebanyakan komite sekolah belum
Dukungan komite sekolah sangat penting dalam upaya
bisa mengemban tugas tersebut. Hal ini peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.
disebabkan persoalan internal di dalam
komite sekolah sendiri dan ketidakmengertian pihak-pihak yang berhubungan dengan
komite sekolah. Hanya komite sekolah yang kuat dan mendapatkan tempat yang
selayaknya yang bisa mengemban peran yang telah ditentukan.
Lembar kerja peserta (LKP 5.3.2 Format Mawas Diri Komite Sekolah) diperlukan untuk
mengetahui kondisi partisipasi komite sekolah. Dengan mengetahui kondisi komite
sekolah saat ini, bisa dipikirkan kegiatan-kegiatan praktis yang bisa dilakukan oleh komite
sekolah, orang tua, dan masyarakat untuk membantu sekolah sekaligus kegiatan-kegiatan
yang bisa memperkuat mereka. Dengan demikian, peran mereka dalam mendukung
sekolah bisa semakin meningkat.
Harapan ke depan, berdasar kegiatan mawas diri tersebut, komite sekolah akan bisa
memperbaiki diri dan mampu mendukung dewan pendidik (kepala sekolah dan guru)
dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
191
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu
1. mengidentifikasi bentuk-bentuk
peningkatan mutu pembelajaran,
dukungan
komite
sekolah/madrasah
dalam
2. memperkaya ide partisipasi masyarakat kepada sekolah dalam pembelajaran,
3. menyusun tindakan nyata komite sekolah dalam peningkatan mutu pembelajaran di
sekolah.
Sumber dan Bahan
1. Materi presentasi Power Point Unit 5B3
2. LKP 5B3.1: Format Mawas Diri
3. LKP 5B3.2: Pengamatan Tayangan Video
4. Video (aktivitas partisipasi orang tua dan masyarakat secara lebih luas kepada sekolah)
5. LKP 5B3.3: Menyiapkan Presentasi Unit 5C
6. Informasi tambahan 5B3.1 tentang Komite Sekolah dalam PP 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
Waktu – 140 menit
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
192
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Garis Besar Kegiatan
Penguatan/ Refleksi
5 menit
(Pleno)
Pendahuluan
5 menit
Aplikasi
130 menit
Fasilitator menyampaikan
latar belakang, tujuan, dan
langkah-langkah kegiatan dari
unit ini
Kegiatan 1: Mawas diri
komite sekolah (30‟)
Kegiatan 2: Memperkaya
ide partisipasi masyarakat
kepada sekolah dalam
pembelajaran (60‟)
Fasilitator memberikan
kesimpulan dan penguatan
sesi menggunakan tayangan
presentasi
Kegiatan 3: Menyiapkan
presentasi dukungan komite
sekolah dalam peningkatan
mutu pembelajaran di
sekolah (40‟)
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan (5 menit)
Langkah-langkah dalam memulai sesi ini adalah sebagai berikut:
(1) Menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah dari unit ini.
(2) Membentuk kelompok yang berasal dari sekolah berbeda yang terdiri atas 4-6 orang
atau sesuai dengan jumlah peserta dan luas ruangan.
A
Aplikasi (125 menit)
Kegiatan 1: Mawas Diri Komite Sekolah (30’)
(1) Buka pertemuan dengan permainan „mengidentifikasi penampilan pasangan sedetaildetailnya‟.
a. Minta peserta mencari pasangan (pasangan diharapkan dari sekolah yang berbeda).
b. Minta masing-masing peserta untuk mengidentifikasi 3 hal dari penampilan
pasangannya untuk bisa diperbaiki. Tulis di kertas HVS putih polos minimal ukuran
A4 secara tertutup dan dilipat kemudian berikan kertas HVS tersebut kepada
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
193
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
pasangan Anda dan tetap dalam keadaan tertutup (jangan minta pasangan Anda
untuk membukanya dahulu).
c. Minta masing-masing peserta untuk mengidentifikasi 3 hal dari tampilan fisik
dirinya sendiri untuk diperbaiki. Tulis di kertas HVS putih polos minimal ukuran
A4 secara tertutup dan dilipat.
d. Setelah selesai, bandingan hasil catatan yang Anda buat sendiri dengan catatan yang
dibuat pasangan Anda. Apakah hasil catatannya berbeda secara signifikan?
e. Fasilitator meminta semua peserta untuk dapat melakukan refleksi terhadap
permainan yang telah dilakukan dengan menjawab pertanyaan berikut (disajikan
secara pleno).

Mengapa hasil catatan dari pihak lain seringkali tidak menggambarkan kondisi
kita sesungguhnya?

Mana lebih menyenangkan dinilai oleh orang lain atau menilai diri sendiri?

Mengapa mawas diri lebih bermanfaat dalam membangun diri dari pada
masukan dari pihak lain?
f. Fasilitator menjelaskan bahwa tujuan permainan ini adalah mendorong komite
sekolah agar selalu bisa melakukan refleksi atas diri sendiri dan tindakannya dalam
upaya mendukung peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.
(2) Diskusi Mawas Diri Komite Sekolah
Peserta duduk dalam kelompok komite sekolah masing-masing.
a. Fasilitator menjelaskan teknis penggunaan LKP 5B3.1 dan proses diskusinya kepada
peserta.
b. Fasilitator meminta peserta menggunakan LKP 5B3.1: Format Mawas Diri Komite
Sekolah untuk memandu diskusi.
Kegiatan 2: Memperkaya Ide Partisipasi Masyarakat kepada Sekolah dalam
Pembelajaran (60’)
Peserta kembali pada kelompok campuran, 4-6 orang.
(1) Fasilitator bertanya kepada peserta tentang bentuk-bentuk partisipasi apa yang bisa
dilakukan oleh orang tua dan masyarakat dalam mendukung pembelajaran (pleno).
(2) Fasilitator menjelaskan bahwa di dalam video akan bisa dilihat hal berikut ini.
Bentuk-bentuk partisipasi orang tua dan masyarakat untuk meningkatkan mutu
pembelajaran, yaitu:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
194
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
a. partisipasi dalam bentuk KETENAGAAN kepada sekolah,
b. partisipasi dalam bentuk PEMIKIRAN kepada sekolah,
c. partisipasi dalam bentuk KEAHLIAN kepada sekolah,
d. partisipasi dalam bentuk KETERAMPILAN kepada sekolah,
e. partisipasi dalam bentuk BARANG kepada sekolah,
f.
partisipasi dalam bentuk DANA kepada sekolah.
(3) Peserta menonton video yang menunjukkan aktivitas partisipasi orang tua dan
masyarakat dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
(4) Peserta membuat catatan dengan menggunakan LKP 5B3.2 selama menonton video.
(5) Presentasi narasumber tentang pengalaman komite sekolah dalam mendukung
peningkatan mutu pembelajaran. (10 menit)
Catatan untuk Fasilitator
1. Fasilitator memastikan seorang anggota komite sekolah sebagai
narasumber untuk berbagi pengalaman tentang dukungan komite
sekolah dalam pembelajaran.
2. Fasilitator dan narasumber memastikan materi presentasi dalam
durasi waktu tidak lebih dari 10 menit.
3. Narasumber telah dihubungi satu minggu sebelum unit ini
dilatihkan.
(6) Diskusi pleno antara peserta dengan narasumber (tanya jawab).
(7) Diskusi kelompok tentang upaya untuk membangun partisipasi masyarakat dalam
meningkatkan mutu pembelajaran.
a. Membuat daftar ide atau gagasan dalam meningkatkan mutu pembelajaran berdasa
Unit 2, Unit 3, pengamatan video dan narasumber. Fasilitator memastikan bahwa
peserta menggunakan hasil diskusi LKP 2.1 dan LKP 3.1.

Tuliskan hasil diskusi ke dalam kertas plano dan menempelkan kertas plano di
tempat yang telah disiapkan. Setiap kelompok sekolah harus memiliki salinan
daftar ide untuk dipresentasikan di kelompok sekolah pada Unit 5C kegiatan 2.
(8) Presentasi dan memperkaya hasil diskusi kelompok.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
195
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
a. Fasilitator meminta kepada setiap kelompok untuk memilih satu orang yang
akan ditunjuk sebagai perwakilan kelompok guna mempresentasikan hasil
diskusi kelompok.
b. Fasilitator meminta 2 atau 3 kelompok untuk maju dan mempresentasikan hasil
diskusi kelompok masing-masing. Setiap anggota komite sekolah membuat
salinan hasil diskusi kelompok.
c. Setelah presentasi, kelompok lain memberikan masukan untuk pengayaan
terkait dengan ‘kepraktisannya’ atas ide atau gagasan yang disampaikan.
d. Fasilitator melakukan penguatan tentang isu partisipasi di tingkat sekolah
melalui slide yang telah disediakan.
Kegiatan 3: Menyiapkan Presentasi Dukungan Komite Sekolah dalam Peningkatan
Mutu Pembelajaran di Sekolah (40’)
(1) Fasilitator meminta masing-masing kelompok untuk memilih seorang kandidat untuk
menjadi calon juru bicara saat presentasi di Unit 5C.
(2) Fasilitator meminta kandidat-kandidat tersebut untuk menentukan dua orang di
antara mereka sebagai juru bicara.
(3) Fasilitator menunjuk salah satu peserta untuk melantik juru bicara komite sekolah
dalam presentasi di Unit 5C.
(4) Fasilitator meminta masing-masing kelompok memperbaiki dan memilih ide/gagasan
tentang dukungan terhadap pembelajaran yang dianggap realistis untuk
dipresentasikan di Unit 5C.
(5) Masing-masing kelompok menyampaikan usulan secara pleno dan ditanggapi kelebihan
dan kekurangan oleh kelompok lain.
(6) Usulan kelompok yang disetujui dalam pleno untuk di bawa ke Unit 5C dimasukkan
dalam LPK 5B3.3 oleh dua juru bicara.
P
Penguatan (5 menit)
(1) Komite sekolah/madrasah (orang tua dan masyarakat) merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan sekolah/madrasah.
(2) Komite sekolah/madrasah (orang tua dan masyarakat) berperan penting sebagai
pemberi pertimbangan, pemberi dukungan, pengontrol, dan mediator.
(3) Komite sekolah/madrasah (orang tua dan masyarakat) harus mampu membangun
partisipasi aktif yang lebih luas lagi untuk membantu sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
196
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
(4) Komite sekolah/madrasah (orang tua dan masyarakat) ikut bertanggung jawab
meningkatkan mutu pendidikan di sekolah/madrasah.
Catatan: Jangan lupa membagikan Informasi Tambahan 5B3.1 tentang Komite Sekolah
dalam PP 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
kepada setiap peserta setelah penguatan disampaikan sebagai bahan bacaan
bagi peserta.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
197
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B3.1
Format Mawas Diri Komite Sekolah
1. Partisipasi Komite Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat dalam Membantu
Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Tabel 1: Partisipasi Komite Sekolah, Orang Tua, dan Masyarakat dalam
Membantu Meningkatkan Mutu Pembelajaran
Bentuk Partisipasi
dalam
Pembelajaran
Dilakukan
Sudah Belum
Bentuk Dukungan
Keahlian
Pelatihan guru
Pengadaan alat peraga,
media pembelajaran
Penambahan buku
bacaan
Kelengkapan alat
laboratorium
Pengayaan sumber
belajar
Penyusunan anggaran
pembelajaran
Bahan ajar (RPP, LKS,
Penilaian)
Pengelolaan kelas
Budaya baca
Kepemimpinan
pembelajaran
Dll
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
198
Barang Tenaga Pemikiran Dana
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
2. Hubungan Komite Sekolah dengan Orang Tua Murid
Tabel 2: Hubungan Komite Sekolah dengan Orang Tua Murid
1. Pertemuan
1.
Ya
Tidak
Apakah ada pertemuan terjadwal dengan orang tua murid?
1) Jika ”Ya”, berapa kali pertemuan dalam satu tahun ?
a. Satu kali
b. Dua kali
c. Tiga kali
d. Empat kali
e. Lebih dari empat kali (sebutkan): ............................
2.
Pertemuan dengan orang tua murid dilakukan tidak terjadwal
3.
Tidak ada pertemuan dengan orang tua murid
2. Topik/materi yang dibahas dalam pertemuan
1.
Prestasi belajar murid
2.
Peningkatan proses pembelajaran
3.
Penyusunan anggaran pembelajaran
4.
Budaya baca
5.
Lainnya (sebutkan): .....................................................
Cara Pengisian:
Untuk setiap baris pada tabel tersebut, isilah dengan tanda (√) sesuai keadaan nyata
mengenai hubungan komite sekolah dengan orang tua murid, untuk aspek
pertemuan, topik/materi yang dibahas dalam pertemuan, dan pelaporan kepada orang tua
murid, dengan cara sebagai berikut:
1.a pada kolom (3) untuk jawaban “Ya”, atau
1.b pada kolom (4) untuk jawaban ”Tidak”.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
199
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B3.2
Pengamatan Video (Individu)
No
Kegiatan dalam Tayangan
Bentuk Partisipasi dalam Peningkatan Mutu
Pembelajaran
(Keahlian, Barang, Tenaga, Pemikiran, Dana)
1
Komite sekolah menyerahkan Partisipasi dalam bentuk barang kepada sekolah
kertas-kertas bekas kepada
kepala sekolah untuk
membuat alat peraga murah
2
3
4
5
6
7
8
9
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
200
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Lembar Kerja Peserta 5B3.3
Daftar Usulan Komite Sekolah dalam Peningkatan Mutu
Pembelajaran di Sekolah
Bentuk Partisipasi
dalam Pembelajaran
Bentuk Dukungan
Keahlian Barang Tenaga Pemikiran Dana
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
201
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Informasi Tambahan 5B3.1
Komite Sekolah/Madrasah
(Berdasar PP 17/2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan)
Pasal 196
(1) Komite sekolah/madrasah berfungsi dalam peningkatan mutu pelayanan pendidikan
dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana,
serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan.
(2) Komite sekolah/madrasah menjalankan fungsinya secara mandiri dan profesional.
(3) Komite sekolah/madrasah memperhatikan dan menindaklanjuti terhadap keluhan,
saran, kritik, dan aspirasi masyarakat terhadap satuan
pendidikan.
(4) Komite sekolah/madrasah dibentuk untuk 1(satu) satuan pendidikan atau gabungan
satuan pendidikan formal pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
(5) Satuan pendidikan yang memiliki peserta didik kurang dari 200 (dua ratus) orang dapat
membentuk komite sekolah/madrasah gabungan dengan satuan pendidikan lain yang
sejenis.
(6) Komite sekolah/madrasah berkedudukan di satuan pendidikan.
(7) Pendanaan komite sekolah/madrasah dapat bersumber dari:
a. pemerintah,
b. pemerintah daerah,
c. masyarakat,
d. bantuan pihak asing yang tidak mengikat, dan/atau
e. sumber lain yang sah.
Pasal 197
(1) Anggota komite sekolah/madrasah berjumlah paling banyak 15 (lima belas) orang,
terdiri atas unsur:
a. orang tua/wali peserta didik paling banyak 50% (lima puluh persen),
b. tokoh masyarakat paling banyak 30% (tiga puluh persen), dan
c. pakar pendidikan yang relevan paling banyak 30% (tiga puluh persen).
(2) Masa jabatan keanggotaan komite sekolah/madrasah adalah 3 (tiga) tahun dan dapat
dipilih kembali untuk 1 (satu) kali masa jabatan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
202
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
(3) Anggota komite sekolah/madrasah dapat diberhentikan apabila:
a. mengundurkan diri,
b. meninggal dunia, atau
c. tidak dapat melaksanakan tugas karena berhalangan tetap,
d. dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana kejahatan berdasar putusan
pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
(4) Susunan kepengurusan komite sekolah/madrasah terdiri atas ketua komite dan
sekretaris.
(5) Anggota komite sekolah/madrasah dipilih oleh rapat orang tua/wali peserta didik
satuan pendidikan.
(6) Ketua komite dan sekretaris sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dipilih dari dan oleh
anggota secara musyawarah mufakat atau melalui pemungutan suara.
(7) Anggota, sekretaris, dan ketua komite sekolah/madrasah ditetapkan oleh kepala
sekolah.
Bagian Ketujuh
Larangan
Pasal 198
Dewan pendidikan dan/atau komite sekolah/madrasah, baik perseorangan maupun
kolektif, dilarang:
a. menjual buku pelajaran, bahan ajar, perlengkapan bahan ajar, pakaian seragam, atau
bahan pakaian seragam di satuan pendidikan,
b. memungut biaya bimbingan belajar atau les dari peserta didik atau orang
tua/walinya di satuan pendidikan,
c. mencederai integritas evaluasi hasil belajar peserta didik secara langsung atau tidak
langsung,
d. mencederai integritas seleksi penerimaan peserta didik baru secara langsung atau
tidak langsung, dan/atau
e. melaksanakan kegiatan lain yang mencederai integritas satuan pendidikan secara
langsung atau tidak langsung.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
203
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
MATERI PRESENTASI UNIT 5B3
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
204
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
205
UNIT
5B3
UNIT
1a
Komite Sekolah dalam Upaya Peningkatan Mutu Pembelajaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
206
UNIT 5C
PENINGKATAN MUTU
PEMBELAJARAN
(Perencanaan Sekolah)
UNIT
5C1a
UNIT
208
Berbagi Hasil Diskusi dari Unit 5B1, Unit 5B2, dan Unit 5B3
UNIT
5C1a
UNIT
Berbagi Hasil Diskusi dari Unit 5B1, Unit 5B2, dan Unit 5B3
UNIT 5C
PENINGKATAN MUTU PEMBELAJARAN
(Perencanaan Sekolah)
Pendahuluan
Sebagai sebuah tim, semua pihak yang ada di
sekolah harus saling mengerti peran dan
tindakan yang akan dilakukan oleh pihak
lainnya. Masing-masing pihak haruslah saling
menyelaraskan tindakan-tindakan yang akan
dilakukan sehingga bisa bersinergi untuk
kemajuan sekolah.
Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah
(yang merupakan representasi orang tua siswa Untuk menjadikan membaca sebagai sebuah
dan masyarakat) mempunyai peran yang budaya diperlukan pembiasaan membaca dengan
berbeda. Namun, peran mereka haruslah upaya yang berkelanjutan.
bersinergi, seperti peran para pemain sepak bola yang berbeda tetapi saling mendukung
untuk mencapai tujuan tim. Semua pihak harus tahu tujuan dan program kerja sekolah
yang akan dicapai.
Berdasar tujuan dan program kerja sekolah, kepala sekolah, komite sekolah, dan guru bisa
menyusun kegiatan masing-masing yang akan dipakai untuk dipakai dalam menjalankan
program dan mencapai tujuan sekolah. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan tersebut
haruslah saling diketahui sehingga bisa saling mendukung dan bersinergi satu dengan lain.
Karena itu, masing-masing pihak harus tahu apa yang akan dilakukan.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu
1. berbagi informasi berupa hasil diskusi peran kelompok kepala sekolah/pengawas, guru
dan komite sekolah dalam meningkatkan mutu pembelajaran,
2. mengidentifikasi gagasan/ide praktis yang dapat diterapkan di sekolah. Gagasan yang
dimaksud adalah kegiatan yang akan dilakukan kepala sekolah, guru, dan komite
sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran berdasar hasil diskusi di setiap peran
kelompok.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
209
UNIT
5C1a
UNIT
Berbagi Hasil Diskusi dari Unit 5B1, Unit 5B2, dan Unit 5B3
Sumber dan Bahan
1. Hasil bahan diskusi peran kelompok kepala sekolah (Unit 5B1)
2. Hasil bahan diskusi peran kelompok guru (Unit 5B2)
3. Hasil bahan diskusi peran kelompok komite sekolah (Unit 5B3)
Waktu – 50 menit
Garis Besar Kegiatan
Pendahuluan
5 menit
Aplikasi
40 menit
Fasilitator menyampaikan
latar belakang, tujuan, dan
langkah-langkah kegiatan dari
unit ini
Kegiatan 1: Berbagi hasil
diskusi peran kelompok
kepala sekolah, guru, dan
komite sekolah (10’)
Kegiatan 2: Diskusi
mengidentifikasi ide/gagasan
praktis dari hasil diskusi
kelompok yang dapat
diterapkan di sekolah (30’)
Penguatan/ Refleksi
5 menit
(Pleno)
Fasilitator memberikan
kesimpulan dan penguatan
sesi menggunakan tayangan
presentasi
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
Peserta duduk dalam kelompok sekolah.
P
Pendahuluan (5 menit)
Langkah-langkah dalam memulai sesi ini adalah sebagai berikut:
(1) Kegiatan Unit 5C ini merupakan lanjutan Unit 5B1 Peran Kepala Sekolah/Pengawas,
5B2 Peran Guru dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran, dan Unit 5B3 Peran
Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pembelajaran.
210
UNIT
5C1a
UNIT
Berbagi Hasil Diskusi dari Unit 5B1, Unit 5B2, dan Unit 5B3
(2) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah dari unit ini,
sesuai dengan yang ada di slide Power Point.
(3) Fasilitator menyampaikan langkah-langkah unit.
(4) Fasilitator menyampaikan gambaran tentang Unit 5B1, Unit 5B2, dan Unit 5B3.
A
Aplikasi (40 menit)
Kegiatan 1: Berbagi Hasil Diskusi (10’)
(1) Fasilitator meminta setiap perwakilan kelompok kepala sekolah, guru, dan komite
sekolah untuk mempresentasikan hasil diskusi di unit sebelumnya (Unit 5B1, Unit
5B2, dan Unit 5B3). (7’)
(2) Kelompok lainnya diberikan kesempatan untuk mengklarifikasi, memberikan
masukan, dan memperkaya hasil diskusi kelompok yang disampaikan. (3’)
Kegiatan 2: Diskusi Mengidentifikasi Ide/Gagasan Praktis yang Dapat
Diterapkan di Sekolah Masing-Masing (30’)
(1) Dalam kelompok sekolah, komite sekolah, guru, dan kepala sekolah secara bergiliran
menyampaikan ide/gagasan praktis yang akan diterapkan di sekolah. (5’)
(2) Menggabungkan hasil gagasan kepala sekolah, guru, dan komite sekolah dalam
rencana sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Untuk mempermudah,
gunakan LKP 5C1. Tulis hasilnya dalam kertas plano. (20’)
(3) Mintalah satu atau dua kelompok sekolah untuk mempresentasikan hasilnya (5’)
(4) Fasilitator meminta setiap kelompok untuk menempelkan hasil diskusi dalam kertas
plano di tempat yang telah ditentukan.
P
Penguatan/Refleksi (5menit)
(1) Sekolah adalah sebuah tim.
(2) Kepala sekolah, guru, dan komite sekolah harus tahu tujuan yang akan dicapai oleh
sekolah.
(3) Masing-masing pihak harus mengetahui apa yang akan dikerjakan pihak lain.
(4) Tindakan-tindakan kepala sekolah, guru, dan komite sekolah harus sinergi untuk
mencapai tujuan sekolah.
(5) Sekolah perlu mengembangkan wahana komunikasi antara kepala sekolah, guru, dan
komite sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
211
UNIT
5C1a
UNIT
Berbagi Hasil Diskusi dari Unit 5B1, Unit 5B2, dan Unit 5B3
Lembar Kerja Peserta 5C1
Dukungan Kepala Sekolah, Guru, dan Komite Sekolah
dalam Peningkatan Mutu Pembelajaran
Nama Sekolah: …………………………………………………….
Nama Kepala Sekolah: …………………………………………….
No
UNSUR
Dukungan dalam Peningkatan Mutu
Pembelajaran
1. …………………………………………
2. …………………………………………
1
Kepala Sekolah
3. …………………………………………
1…………………………………………
2…………………………………………
2
Guru
3…………………………………………
1.…………………………………………
3
Komite Sekolah
2…………………………………………
3…………………………………………
212
UNIT
5C1a
UNIT
Berbagi Hasil Diskusi dari Unit 5B1, Unit 5B2, dan Unit 5B3
MATERI PRESENTASI UNIT 5C
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
213
UNIT
5C1a
UNIT
214
Berbagi Hasil Diskusi dari Unit 5B1, Unit 5B2, dan Unit 5B3
UNIT 5A
KETERAMPILAN MENYIMAK
DALAM
MANAJEMEN BERBASIS
SEKOLAH
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
88
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
UNIT 5A
KETERAMPILAN MENYIMAK
DALAM MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH
Pendahuluan
Sekolah itu seperti sebuah tim, seperti
sebuah tim sepak bola. Kepemimpinan
yang baik adalah kepemimpinan yang bisa
menciptakan tim yang produktif. Semua
orang di tim sekolah haruslah memiliki
suara. Sebab, setiap anggota tim memiliki
keterampilan, pengetahuan, dan pandangan
yang berbeda yang bisa berguna dalam
pengembangan sekolah. Karena itu,
seorang pemimpin haruslah juga seorang
pendengar yang baik!
Pemimpin yang baik haruslah juga menjadi seorang pendengar
yang baik.
Dalam budaya kepemimpinan tradisional
yang top-down, pemimpin tidak selalu identik dengan pendengar yang baik. Dalam budaya baru
manajemen berbasis sekolah, CTL, dan pendekatan pengembangan sekolah secara menyeluruh
(whole school development), seorang pemimpin dituntut menjadi seorang pendengar yang baik dan
sekaligus pembicara yang ulung.
1. Guru harus mendengarkan siswa, sejawat, orang tua, kepala sekolah dan pengawas.
2. Orang tua dan komite perlu mendengar dari orang tua, guru, siswa dan kepala sekolah.
3. Kepala sekolah dan pengawas harus mendengarkan guru, orang tua, komite sekolah, serta
siswa selain harus mendengarkan sejawat dan pengawas serta orang dinas.
Keterampilan menyimak secara aktif merupakan basis komunikasi yang efektif dan komunikasi
yang efektif adalah aspek penting dalam manajemen sekolah dan kelas. Mendengar secara aktif
merupakan dasar dalam membangun kepercayaan dan koneksi antara pembimbing dan yang
dibimbing. Unit ini memberikan kesempatan kepada peserta untuk mendapatkan hal-hal praktis
dalam keterampilan menyimak secara aktif.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
89
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu
1.
menjelaskan pentingnya keterampilan menyimak dalam pengembangan sekolah secara
menyeluruh,
2.
mendemonstrasikan keterampilan dasar menyimak secara aktif.
Sumber dan Bahan
1.
Materi presentasi Unit 5A
2.
Informasi Tambahan 5A1 – kalimat pemicu dalam menyimak
Waktu – 40 menit
Garis Besar Kegiatan
Pendahuluan
10 menit
Aplikasi
25 menit
Penguatan/ Refleksi
5 menit
Ice breaker (diskusi tentang
kepemimpinan)
Kegiatan I: Berbagi
berpasangan (15’)
(Pleno)
Fasilitator menyampaikan
latar belakang, tujuan, dan
langkah-langkah kegiatan dari
unit ini
Kegiatan 2: Praktik
menyimak aktif (10’)
Penguatan dengan
menggunakan presentasi
slide
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
90
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan (10 menit)
Langkah-langkah dalam memulai sesi ini adalah sebagai berikut.
(1) Fasilitator menayangkan dua gambar, yakni satu gambar kepala dengan mulut yang
besar tetapi mata dan telinga kecil serta satu gambar kepala dengan mata dan telinga
besar tetapi mulut kecil. Fasilitator meminta peserta untuk mendiskusikan gambar
mana yang bisa menjadi pemimpin yang baik dan apa alasannya?
(2) Fasilitator menyampaikan latar belakang, tujuan, dan langkah-langkah dari unit ini.
(3) Fasilitator menjelaskan tentang butir-butir penting secara cepat dengan slide Power
Point. Sekolah adalah sebuah tim. Semua anggota adalah pemain (seperti dalam sebuah
permainan sepak bola). Dalam pengembangan sekolah secara menyeluruh, setiap
orang harus punya hak untuk berpendapat. Karena itu, keterampilan mendengar
sangat penting bagi semua orang dalam tim sehingga mereka bisa mengerti dengan
benar apa yang disampaikan pihak lain.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
91
UNIT
UNIT5A1a
A
Keterampilan Menyimak
Aplikasi 1 (25 menit)
Kegiatan 1: Berbagi Berpasangan (15’)
(1) Semua peserta diminta untuk mencari pasangan (2 orang). Salah satu dari pasangan
tersebut berperan sebagai kepala sekolah dan satunya berperan sebagai siswa.
(2) Fasilitator menjelaskan bahwa salah satu akan berbicara dan satunya mendengarkan
dalam berbagai situasi. Siswa diberi waktu 30 detik untuk berbicara tentang sebuah
topik (misalnya banyaknya PR) dan kepala sekolah akan mendengarkan. Tugas kepala
sekolah adalah mendengarkan dalam diam dan setelah siswa selesai berbicara, kepala
sekolah harus menjelaskan apa yang dipelajarinya dari cerita siswa.
(3) Fasilitator meminta pasangan untuk mengatur posisi kursinya sehingga mereka duduk
saling berpunggungan. Fasilitator meminta siswa untuk mulai bicara selama 30 detik.
Masih dalam posisi saling berpunggungan, kepala sekolah diminta untuk menjelaskan
apa yang dia pelajari dari cerita siswanya.
(4) Fasilitator meminta peserta untuk mengubah posisi kursinya sehingga mereka duduk
berdampingan menghadap ke arah yang sama. Fasilitator meminta kepala sekolah
untuk bercerita kepada siswanya selama 30 menit (misalnya, tentang guru baru).
Siswa bertugas untuk mendengarkan sambil diam dan menyampaikan apa yang
dipelajari dari cerita kepala sekolah tadi dalam posisi masih berdampingan.
(5) Peserta diminta untuk mengubah posisi kursinya menjadi saling berhadapan. Setelah
siap, fasilitator meminta siswa untuk bercerita kepada kepala sekolah (misalnya,
tentang puisi yang ditulisnya) selama 30 detik. Setelah selesai mendengarkan cerita,
kepala sekolah diminta untuk menceritakan kembali poin-poin yang diceritakan oleh
siswanya (masih dalam posisi saling berhadapan).
(6) Fasilitator meminta peserta untuk kembali ke kelompok mejanya dan mendiskusikan,
posisi manakah dari tiga posisi tadi yang memudahkan mereka untuk mendengar dan
berbicara. Mengapa demikian? Jika waktunya memungkinkan, fasilitator bisa
menanyakan kepada beberapa kelompok tentang kesimpulan dan alasannya.
Kegiatan 2: Praktik Mendengar Aktif (10’)
(1) Fasilitator memberikan penjelasan tentang active listening, prinsip-prinsip menyimak
(mendengar aktif) dengan slide Power Point. Apa yang harus dikerjakan saat menyimak?
Seperti apakah menyimak itu?
(2) Fasilitator memberikan contoh tentang respons menyimak dan kalimat pemicu,
seperti: Saya mendengarkan..., dengan kata lain... (seperti yang ada di Power Point).
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
92
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
(3) Fasilitator meminta peserta untuk membaca dan mempraktikkan kalimat-kalimat
pemicu tersebut (lihat IT 5A1).
(4) Fasilitator meminta dua orang untuk menjadi aktor. Salah satu diminta menjadi kepala
sekolah. Satu orang lainnya menjadi komite sekolah. Kepala sekolah menceritakan
tentang meningkatnya kenakalan anak di sekolah. Komite sekolah menjadi pendengar
yang aktif. Beri waktu 1 menit kepada mereka untuk praktik.
(5) Minta peserta lain memberikan tanggapan terhadap keterampilan komite sekolah
sebagai pendengar aktif. (3 menit)
(6) Fasilitator meminta peserta untuk mencari pasangan baru dari kelompok meja yang
lain. Mintalah mereka untuk mempraktikkan menjadi pendengar yang aktif secara
bergantian dengan cara duduk berhadapan. Mereka boleh memilih topik yang akan
disampaikan. Saat mereka berpraktik, slide tentang mendengar aktif tetap
ditayangkan. (2 menit)
R
Refleksi dan Penguatan (5 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk refleksi tentang pengalaman baru apa yang mereka
dapat saat mencoba menjadi pendengar aktif (termasuk kesulitannya).
(2) Fasilitator memberi penguatan tentang
a.
pentingnya mendengar secara aktif bagi semua warga sekolah sebagai anggota
tim sekolah,
b.
perilaku mendengar yang jelek dan perilaku mendengar yang baik.
(3) Sebagai tindak lanjut, fasilitator meminta kelompok meja untuk memikirkan
bagaimana menggunakan keterampilan mendengar aktif untuk memperbaiki
komunikasi di sekolahnya, misalnya dalam rapat sekolah, interaksi dengan siswa, guru,
orang tua, pertemuan orang tua murid, supervisi, rapat komite sekolah, kasus
perundungan (bullying), anak yang berkelahi, atau pengelolaan kelas yang baik dan
kondusif untuk proses belajar.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
93
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
Informasi Tambahan 5A1
Kalimat Pemicu dalam Menyimak
 Jadi…
 Dengan kata lain…
 Saya ulang pendapat Anda… Apakah benar demikian?
 Jadi yang Anda maksudkan adalah… Apakah ada yang terlewat?
 Saya menangkap banyak hal…
 Setelah mendengarkan Anda, saya menangkap bahwa.... Apakah ada hal
lain yang ingin Anda sampaikan?
TIPS MENYIMAK:
 Ulangi dengan kalimat sendiri apa yang dikatakan olehnya tanpa
mengintepretasikan.
 Perhatian, jangan membeo (mengulangi) apa yang disampaikannya.
 Tindak lanjuti dengan meminta klarifikasi yang kurang Anda mengerti atau
merasa ada yang terlewatkan.
Ingat:
 Menyimak adalah memberi EMPATI.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
94
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
MATERI PRESENTASI UNIT 5
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
95
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
96
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
97
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
98
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
99
UNIT
UNIT5A1a
Keterampilan Menyimak
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
100
UNIT 6
SIKAP DAN TINDAKAN
PEMANGKU KEWAJIBAN
TERHADAP PENINGKATAN
MUTU SEKOLAH
UNIT
UNIT61a
Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
216
UNIT
UNIT61a
Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing
UNIT 6
SIKAP DAN TINDAKAN PEMANGKU KEWAJIBAN
TERHADAP PENINGKATAN MUTU SEKOLAH
(Sekolah sebagai ”Komunitas Belajar”)
Pendahuluan
Sekolah yang baik adalah sekolah yang
kualitasnya selalu meningkat. Peningkatan
kualitas menjadi perhatian semua pihak di
sekolah. Semua pihak (kepala sekolah, guru,
komite sekolah, termasuk siswa) memiliki
peran masing-masing. Tentu saja, peran
mereka berbeda-beda.
Peran kepala sekolah adalah memimpin,
menyupervisi guru, menilai kinerja guru,
dan bekerja sama dengan guru membuat Pemangku kepentingan juga bisa menjadi pemprakarsa peran
rencana peningkatan kinerja guru. Kepala masyarakat yang lebih luas dalam mendukung sekolah.
sekolah juga berperan dalam mengelola anggaran dan sumber daya lainnya untuk meningkatkan
mutu sekolah secara menyeluruh. Hal tersebut dapat dilakukan melalui pengembangan
profesional guru di tingkat sekolah dan di luar sekolah seperti kegiatan KKG, kunjungan belajar,
pelatihan, dan pendampingan. Kepala sekolah seharusnya menjadi pemimpin yang memberi
teladan bagi guru, siswa, dan komunitas sekolah dengan memberi contoh yang baik dalam
pendidikan dan pembelajaran.
Tugas utama guru adalah mengelola program belajar siswa, mengorganisasi, dan terus-menerus
memperbaiki proses pembelajaran supaya sesuai dengan kurikulum. Mendukung pembelajaran
siswa secara individu, memberikan layanan kepada siswa berdasar keunikan individu, dan
melakukan penilaian untuk mendukung pencapaian tujuan belajar masing-masing siswa
merupakan tindakan penting lainnya yang perlu dilakukan oleh guru. Guru yang baik adalah guru
yang senantiasa belajar.
Untuk meningkatkan kualitasnya, guru harus aktif dalam menilai kinerjanya sendiri, berkonsultasi
dengan kepala sekolah atau guru senior dalam meningkatkan kinerja, membuat rencana
pengembangan profesional, dan melaksanakan rencana tersebut secara serius. Selain itu, guru
perlu mengikuti pelatihan-pelatihan di sekolah, mengikuti kegiatan KKG, dan belajar mandiri
melalui membaca bahan-bahan di buku atau bahan yang diunduh dari internet. Dalam
pengembangan profesinya, guru perlu berbagi pengalaman dengan guru-guru lain.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
217
UNIT
UNIT61a
Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing
Peran orang tua siswa, masyarakat, dan komite sekolah adalah mendukung pengembangan
sekolah di bidang nonakademik. Peran utama orang tua siswa, masyarakat, dan komite sekolah
adalah mendukung pengembangan sekolah di luar bidang akademik. Adalah sangat penting
memisahkan peran kepala sekolah dan guru dari peran komite sekolah. Orang tua dan
masyarakat bisa berpartisipasi dalam berbagai cara.
Fungsi komite sekolah adalah menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan
demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di sekolah.
Contohnya, sekolah lebih mengalokasikan anggaran untuk mendukung guru dalam mengajar atau
meningkatkan/melengkapi fasilitas sekolah, serta membeli buku-buku dan alat peraga atau
mendukung pelatihan guru. Orang tua dan masyarakat bisa berperan langsung, misalnya sebagai
volunter. Contohnya, orang tua bisa menjadi teman dalam kegiatan membaca rutin di sekolah,
menjadi pelatih olahraga, tari tradisional, melukis, dan kesenian lainnya. Orang tua dan
masyarakat bisa bergotong royong membangun fasilitas sekolah. Komite sekolah juga bisa
menjadi pemprakarsa peran masyarakat yang lebih luas dalam mendukung sekolah. Karena itu,
kemitraan antara kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan guru sangat dibutuhkan.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mampu
1.
menjelaskan kemitraan antara kepala sekolah, pengawas, komite sekolah, dan guru
dalam meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah,
2.
menjelaskan sikap dan tindakan-tindakan yang tidak diharapkan dari mitra kerjanya,
3.
menjelaskan sikap dan tindakan-tindakan yang diharapkan dari mitra kerjanya.
Sumber dan Bahan
1.
Materi presentasi Unit 6
2.
Kertas plano, spidol, bolpoin, post it 3 warna, dan selotip
Waktu – 90 menit
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
218
UNIT
UNIT61a
Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing
Garis Besar Kegiatan
Pendahuluan
5 menit
Aplikasi 1
40 menit
Aplikasi 2
40 menit
Penguatan/ Refleksi
5 menit
Fasilitator
menyampaikan latar
belakang, tujuan, dan
langkah-langkah
kegiatan dari unit ini
Kegiatan 1:
Brainstorming
tindakan yang tidak
disukai (20’)
Kegiatan 1: Diskusi
kelompok tentang
tindakan yang
diharapkan (20’)
Fasilitator memberi
penguatan dengan
tayangan
Kegiatan 2
(pleno):
Mini drama (20’)
Kegiatan 2:
Kunjung karya dan
diskusi (20’)
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan (5 menit)
Peserta duduk dalam kelompok kepala sekolah/pengawas, guru, komite sekolah/orang tua.
Langkah-langkah dalam memulai sesi ini adalah sebagai berikut:
(1) Fasilitator menayangkan slide Power Point tentang latar belakang, tujuan, dan langkahlangkah dari unit ini.
(2) Fasilitator menjelaskan sepintas diagram whole school development.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
219
UNIT
UNIT61a
Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing
(3) Fasilitator menjelaskan bahwa kemitraan antara kepala sekolah, pengawas, komite
sekolah, serta guru membutuhkan sikap serta tindakan-tindakan yang sesuai.
A
Aplikasi
Kegiatan 1: Brainstorming Tindakan yang Tidak Disukai (20’)
Ingatkan kepada komite sekolah bahwa fungsi mereka adalah merupakan representasi
dari masyarakat luas, khususnya orang tua siswa.
(1) Fasilitator mengajukan pertanyaan panduan: Untuk mencapai kemajuan sekolah,
tindakan seperti apa yang paling Anda tidak sukai dari kepala sekolah/pengawas,
guru, komite sekolah/orang tua?
(2) Minta peserta melakukan curah pendapat dalam kelompok dengan cara masingmasing peserta menulis tentang sikap serta tindakan mitra kerja yang tidak disukai
pada lembar post it paling sedikit 5. Gunakan tiga warna yang berbeda untuk kepala
sekolah/pengawas, guru, dan komite sekolah/orang tua. Waktu 5 menit untuk
mengerjakannya.
(3) Fasilitator meminta setiap kelompok membacakan 5 tindakan-tindakan yang paling
tidak disukai. Fasilitator menuliskannya pada Power Point yang ditayangkan.
Selanjutnya masing-masing kelompok menempelkan hasil tulisannya pada kertas
plano yang sudah diberi label mitranya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
220
UNIT
UNIT61a
Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing
Kegiatan 2: Mini Drama (20’)
(1) Fasilitator menjelaskan bahwa setiap kelompok akan memperagakan tindakan yang
tidak disukai. (1menit)
(2) Setiap kelompok memilih satu di antara 5 sikap serta tindakan yang tidak disukai
dalam tayangan Power Point, sesuai dengan posisinya. Setiap kelompok diberi waktu
menyiapkan peragaan mini drama selama 10 menit. Peragaan bisa dilakukan satu
orang saja atau sekelompok orang.
(3) Setiap kelompok melakukan peragaan sikap atau tindakan yang tidak disukai. Tidak
boleh ada pengantar sebelum peragaan. Peserta lainnya harus menebak sikap atau
tindakan apa yang sedang diperagakan.
Kegiatan 3: Diskusi Kelompok tentang Tindakan yang Diharapkan (20’)
(1) Fasilitator menayangkan pertanyaan panduan: Sikap serta tindakan seperti apa yang
dibutuhkan oleh kepala sekolah/pengawas, guru, komite sekolah/orang tua untuk
meningkatkan mutu pembelajaran?
(2) Setiap kelompok mendapatkan dua lembar kertas plano. Setiap plano ditulis nama
mitranya, misalnya kelompok kepala sekolah/pengawas menulis: (1) guru, (2)
komite sekolah/orang tua. Masing-masing kelompok melakukan curah pendapat
tentang tindakan yang diharapkan dari mitranya tersebut. Tuliskan tindakan mitra
yang diharapkan di plano.
Kegiatan 4: Kunjung Karya (20’)
(1) Masing-masing kelompok menentukan dua orang untuk membawa dan menjelaskan
daftar sikap serta tindakan yang diharapkan kepada dua kelompok mitra.
Catatan untuk Fasilitator
1. Pelatihan tingkat sekolah kelompok fungsi dibagi masingmasing menjadi dua kelompok.
2. Apabila jumlah Kepala Sekolah tidak mencukupi (≤6 orang)
sebaiknya hanya dibuat satu kelompok kepala sekolah
(2) Fasilitator menugaskan kepada setiap kelompok yang telah menerima daftar
tersebut untuk memberikan tanggapannya pada kertas post it “apakah bisa dilakukan
atau tidak dan apa alasannya”. Contohnya, “Kami akan melaksanakan tindakan a, b,
c ”karena... atau “Tindakan ini agak sulit dilaksanakan karena ….”. (10’).
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
221
UNIT
UNIT61a
Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing
(3) Masing-masing kelompok menyampaikan tanggapannya (maksimal 2 menit setiap
kelompok).
(3) Setelah selesai, kertas plano yang berisi daftar sikap dan tindakan yang diharapkan
ditempel di dinding.
P
Penguatan/Refleksi (5 menit)
(1) Fasilitator memberi penguatan berdasar hasil diskusi dan komentar dari masingmasing kelompok dengan memberi penekanan pada tindakan positif yang bisa menjadi
modal pengembangan sekolah dan menambahkan hal-hal yang sudah ada di Power
Point.
(2) Fasilitator membuat pernyataan penutup dengan menekankan peran penting masingmasing pihak (kepala sekolah, pengawas, guru, dan komite sekolah) dalam
meningkatkan mutu pembelajaran berdasar komitmen bersama dalam Unit 5C.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
222
UNIT
UNIT61a
Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing
MATERI PRESENTASI UNIT 6
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
223
UNIT
UNIT61a
Peningkatan Mutu Sekolah – Peran Masing-Masing
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
224
UNIT 7
RENCANA TINDAK LANJUT
SEKOLAH
UNIT
UNIT71a
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
226
UNIT
UNIT71a
Rencana Tindak Lanjut
UNIT 7
RENCANA TINDAK LANJUT SEKOLAH
Pendahuluan
Sebuah pelatihan dikatakan berhasil
apabila hasil pelatihan tersebut
diterapkan dan membawa perubahan
ke arah yang lebih baik. Pelatihan
menjadi tidak berguna jika pelatihan
tersebut
hanya
memberikan
pengetahuan dan keterampilan baru
bagi pesertanya dan tidak ada
penerapannya. Karena itu, sangat
penting ada pembahasan RENCANA
TINDAK LANJUT pada akhir
pelatihan.
Rencana tindak lanjut sekolah harus diarahkan pada
indikator-indikator kemajuan sekolah.
Rencana tindak lanjut (RTL) merupakan awal dari keseriusan sekolah untuk menerapkan apa
yang didapat dari pelatihan. RTL perlu dirumuskan dengan sangat jelas dan rinci sehingga mudah
dimengerti oleh semua pihak yang akan ikut serta dalam penerapannya.
Rencana tindak lanjut sekolah haruslah diarahkan pada indikator-indikator kemajuan sekolah.
Rencana tindak lanjut memuat kegiatan-kegiatan yang sudah dipilih yang diharapkan bisa
membantu mencapai peningkatan mutu sekolah secara efektif dan efisien berdasar indikatorindikator tersebut. Rencana tindak lanjut juga memperhatikan kesiapan sumber daya sekolah
yang ada.
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta mempunyai rencana tindak lanjut yang rinci dan
bisa dilaksanakan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
227
UNIT
UNIT71a
Rencana Tindak Lanjut
Sumber dan Bahan
1.
Materi presentasi Unit 7
2.
LKP 2.1, LKP 3.1, LKP 4.1, dan LKP 5C1
3.
Lembar kerja peserta RTL (LKP 7.1)
Waktu – 60 menit
Garis Besar Kegiatan
Pendahuluan
5 menit
Aplikasi
50 menit
Penguatan
5 menit

Pentingnya RTL

Langkah kegiatan
Kegiatan 1: Kaji ulang unitunit MBS (10 menit)
Penguatan dengan
menggunakan tayangan slide
Power Point
Kegiatan 2: Menyusun RTL
(25 menit)
Kegiatan 3: Kunjung karya
(15 menit)
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan (5 menit)
(1) Menjelaskan pentingnya RTL.
(2) Menjelaskan rencana unit.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
228
UNIT
UNIT71a
A
Rencana Tindak Lanjut
Aplikasi (50 menit)
Kegiatan 1: Kaji Ulang Unit-Unit MBS (10’)
(1) Tayangkan unit-unit MBS yang diberikan selama pelatihan.
(2) Minta satu atau dua peserta untuk menyebutkan apa yang mereka peroleh pada
masing-masing unit.
Kegiatan 2: Menyusun Rencana Tindak Lanjut (25’)
(1) Fasilitator mengajak peserta dalam kelompok sekolah untuk menyusun RTL yang
realistis dan rinci. Kepala sekolah memimpin peserta dari sekolahnya (komite sekolah
dan guru) untuk membuat RTL dengan menggunakan format LKP 7.1: RTL Sekolah.
RTL yang sudah didiskusikan kemudian ditulis di kertas plano.
(2) Dalam menyusun RTL, sekolah harus memasukkan rencana/hasil dari kegiatan dalam
LKP 2.1, LKP 3.1, LKP 4.1, dan LKP 5C1 serta rencana-rencana lain yang dihasilkan
dari pelajaran yang didapat dari unit-unit yang telah dipelajari.
(3) Fasilitator menegaskan bahwa dalam menyusun RTL, sekolah harus merujuk pada
indikator-indikator keberhasilan sekolah.
Catatan untuk Fasilitator
1. Pada saat sekolah menyusun RTL, slide unit-unit MBS bisa tetap
ditayangkan.
2. Saat mendampingi kelompok sekolah, pastikan bahwa rencana
yang mereka susun sudah memperhatikan indikator-indikator
keberhasilan sekolah.
Kegiatan 3: Kunjung Karya (15’)
Peserta diminta untuk melakukan kunjung karya satu putaran dengan cara berkeliling
melihat pajangan RTL sekolah lain. Saat melihat RTL sekolah lain, peserta diminta untuk
mencatat rencana-rencana kegiatan yang menarik dan memungkinkan untuk diterapkan di
sekolahnya. Setelah kembali ke kelompok sekolah, peserta diminta untuk merevisi RTLnya berdasar hasil dari melihat RTL sekolah lain.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
229
UNIT
UNIT71a
P
Rencana Tindak Lanjut
Penguatan/Refleksi (5 menit)
(1) Fasilitator menyampaikan contoh-contoh perencanaan yang baik dari hasil kerja
kelompok sekolah.
(2) Fasilitator meminta supaya sekolah segera membuat pertemuan di sekolah setelah
kembali dari pelatihan untuk mendiskusikan RTL yang telah disusun dengan semua
unsur sekolah.
(3) Pertemuan perencanaan di sekolah dimaksudkan untuk menggabungkan RTL
pembelajaran dan RTL MBS menjadi perencanaan tingkat sekolah.
(4) Sampaikan bahwa RTL tingkat sekolah adalah merupakan tagihan pertama pasca
pelatihan. RTL tingkat sekolah akan menjadi acuan dalam pendampingan.
(5) Berikan penguatan sebagai berikut:
a. Kepala sekolah bertanggung jawab atas pelaksanaan RTL.
b. Segeralah hasil pelatihan diterapkan, jangan menunda.
c. Mulailah dengan apa yang bisa diterapkan, bukan yang ingin diterapkan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
230
UNIT
UNIT71a
Rencana Tindak Lanjut
Lembar Kerja Peserta 7.1
RTL Manajemen Sekolah
Nama Sekolah: ……………………………………………………
Nama Kepala Sekolah: ……………………………………………
No Kegiatan
Penanggung
Jawab
Perkiraan
Bulan 1: Bulan 2: Bulan 3:
Anggaran
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
231
UNIT
UNIT71a
Rencana Tindak Lanjut
MATERI PRESENTASI UNIT 7
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
232
UNIT
UNIT71a
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
233
UNIT
UNIT71a
Rencana Tindak Lanjut
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
234
UNIT KHUSUS FASILITATOR
UNIT 1
PENDAMPINGAN DENGAN
LESSON STUDY - MBS
UNIT
UNITI 1a
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
UNIT 1
PENDAMPINGAN DENGAN LESSON STUDY – MBS
105 Menit
Pendahuluan
Pendampingan sangat penting untuk
membantu kepala sekolah (terdamping)
dalam menerapkan berbagai gagasan
yang dipelajari dari suatu pelatihan.
Dalam
proses
pendampingan,
berkemungkinan muncul perasaan
”saya disalahkan terus” pada diri si
terdamping dan perasaan ”saya kurang
memiliki
pengetahuan/keterampilan”
pada diri si pendamping (fasilitator). Pendampingan sangat penting untuk membantu guru
Pendampingan dengan pendekatan dalam menerapkan berbagai gagasan yang dipelajari dari
suatu pelatihan.
lesson
study
diharapkan
dapat
menghilangkan atau setidaknya mengurangi perasaan tersebut.
Tiap orang memiliki pengetahuan/pengalaman dalam satu hal, tetapi tidak dalam hal lain.
Kekurangan pada diri seseorang dapat diatasi dengan kelebihan orang lain. Sebaliknya,
kelebihan seseorang dapat mengisi kekurangan orang lain.
Hal lain dalam lesson study adalah pengamatan pelaksanaan pengelolaan sekolah lebih
difokuskan pada hasil pelaksanaan tersebut, bukan pada cara kerja kepala sekolah,
walaupun hasil analisis terhadap hasil pelaksanaan digunakan untuk memperbaiki cara
kerja kepala sekolah. Karena itu, pada saat pengkajian pelaksanaan pengelolaan sekolah,
kepala sekolah tidak akan merasa disalahkan karena yang dikaji adalah hasilnya.
Sejalan dengan karakter lesson study tersebut, pendampingan kepada kepala sekolah
bukanlah forum ”pengadilan” bagi kepala sekolah terdamping, melainkan proses saling
belajar untuk mengembangkan budaya belajar bersama yang pada gilirannya
mengembangkan kelompok pebelajar (learning community).
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
237
UNIT
UNITI 1a
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, peserta diharapkan mampu
1. memahami pendampingan dengan pendekatan lesson study,
2. mempraktikkan pengkajian terhadap hasil pengelolaan sekolah,
3. mempraktikkan pendampingan dengan lesson study.
Sumber dan Bahan
1. Presentasi Unit 1
2. LKP 1.1
Waktu – 105 menit
238
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNITI 1a
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
Ringkasan Sesi (105 menit)
Introduction
5 menit
Connection
15 menit
Application
75 menit
Reflection
5 menit
Fasilitator
menyampaikan
latar belakang,
tujuan, dan
garis besar
langkah
kegiatan
Urun
pengalaman
terkait
pendampingan
yang telah
dilaksanakan
Simulasi
pendampingan
Peserta
menjawab
pertanyaan
terkait lesson
study dan
Mengenal pola
lesson study
Kegiatan 2:
Kunjung karya dan
perbaikan rencana
Kegiatan 1:
Perencanaan
pendampingan
pendampingan
Extension dan
Penguatan
5 menit
Fasilitator
memberi
- penguatan dan
- saran untuk
melaksanakan
pendampingan
dengan lesson
study
Jenis kegiatan
dalam plan, do,
dan see
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
I
Introduction (5 menit)
Fasilitator menjelaskan:
(1) Latar belakang, yaitu alasan topik ini dibahas.
(2) Tujuan sesi, yaitu peserta mampu:
a. memahami pendampingan dengan pendekatan lesson study,
b. mempraktikkan pengkajian terhadap hasil pengelolaan sekolah,
c. mempraktikkan pendampingan dengan lesson study.
(3) Garis besar langkah kegiatan dalam sesi ini (lihat ringkasan sesi di atas).
C
Connection (15 menit)
Kegiatan 1: Ungkap Pengalaman – pleno --------- (10 menit)
(1) Fasilitator meminta peserta untuk mengungkapkan pengalaman mereka terkait
kegiatan pendampingan MBS yang selama ini dilakukan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
239
UNIT
UNITI 1a
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
a. Alur kegiatannya seperti apa?
b. Apa saja jenis kegiatannya?
(Tunjuk 2-3 peserta untuk mengungkapkan pengalamannya)
Catatan untuk Fasilitator
1
Ingatkan peserta bahwa yang dimaksudkan pendampingan di sini adalah
kegiatan fasda dengan kepala sekolah setelah suatu pelatihan dilaksanakan
untuk membantu keterlaksanaan penerapan berbagai gagasan di sekolah.
Kegiatan 2: Penjelasan Pola dan ”Isi” Lesson Study ----------- (15 menit)
(1) Fasilitator menayangkan dan menjelaskan pola lesson study, yaitu plan, do, dan see
(perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi) dalam konteks MBS. Sebelum memberikan
penjelasan, fasilitator menanyakan pengalaman peserta dalam hal perencanaan,
pelaksanaan, dan refleksi yang selama ini dilakukannya.
A
Application (60 menit)
Kegiatan 1: Perencanaan Pendampingan (30 menit)
(1) Peserta dalam kelompok (4-6 orang; menyimulasikan kelompok K3S bersama
fasilitator pendampingnya) membuat perencanaan pendampingan (plan, do, dan see)
sesuai topik yang ditentukan (gunakan LKP 1.1).
a. Kelompok K3S memilih topik (dipilih dari 5 indikator utama) berdasar RTL
sekolah.
b. Kelompok mengisikan rincian indikator sesuai dengan topik yang dipilih.
c. Kelompok menyusun kegiatan, jadwal dan peran/tindakan masing-masing sesuai
posisinya (kepala sekolah, kepala sekolah lainnya, dan fasilitator).
(2) Peserta menuliskan hasilnya pada kertas plano.
Kegiatan 2: Kunjung Karya dan Perbaikan Rencana (30 menit)
(1) Peserta saling berkunjung karya (1 putaran) dan saling memberikan komentar,
khususnya dari segi:
a. kesesuaian rencana dengan indikator (gunakan indikator yang ada di Unit 1 MBS),
b. keterlaksanaan rencana tersebut.
(2) Kelompok memperbaiki rencana sesuai masukan yang diperoleh.
240
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNITI 1a
R
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
Reflection (5 menit)
Fasilitator mengajukan pertanyaan untuk dijawab peserta (individual) secara TERTULIS
sebagai berikut:
a. Hal apakah yang penting dalam lesson study?
b. Bagaimana alur pendampingan dengan lesson study?
Catatan untuk Fasilitator
2
E
Jawaban:
a. Kebersamaan dalam perencanaan, pelaksanaan, dan refleksi.
b. Pengamatan/pengkajian difokuskan pada hasil pengelolaan sekolah.
c. Refleksi difokuskan pada identifikasi faktor pendukung keterlaksanaan
rencana dan penyebab kekurangberhasilan.
Extension dan Penguatan (5 menit)
1. Penguatan
Fasilitator memberi penguatan terkait pendampingan dengan pendekatan lesson study
sebagai berikut.
(1) Lesson study merupakan kegiatan para kepala sekolah yang secara bersama-sama:
c. merancang pengelolaan sekolah,
d. mengamati pelaksanaan,
e. mengkaji pelaksanaan.
(2) Pengamatan difokuskan pada efektivitas tindakan daripada sekedar tersusunnya
dokumen.
(3) Pengkajian difokuskan pada identifikasi hal-hal yang sudah baik dan masalah yang masih
dihadapi.
2. Pengembangan/Extension
Peserta disarankan untuk menerapkan pola lesson study dalam melakukan
pendampingan kepada kepala sekolah.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
241
UNIT
UNITI 1a
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
Lembar Kerja Peserta 1.1
Perencanaan Pendampingan Manajemen Berbasis Sekolah
Bulan: ……………………………………….
Topik: ......................................................................
Waktu
Rincian
Indikator
Kegiatan
(Sebutkan nama
sekolah yang
akan
melakukannya)
M1 M2 M3 M4
242
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
Peran
Kepsek
Kepsek
Lainnya
Fasilitator
UNIT
UNITI 1a
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
MATERI PRESENTASI UNIT 1
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
243
UNIT
UNITI 1a
244
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT
UNITI 1a
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
245
UNIT
UNITI 1a
246
Pendampingan dengan Lesson Study - MBS
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
UNIT KHUSUS FASILITATOR
UNIT 2
PENGELOLAAN KKG
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
UNIT 2
PENGELOLAAN KKG – 90 Menit
Pendahuluan
Kelompok kerja guru (KKG) adalah salah satu
wahana yang baik untuk mengembangkan
keprofesionalan guru secara berkelanjutan. KKG
adalah wahana yang sangat baik untuk PKB
karena:
a. Guru belajar secara efektif dengan
mitranya, yaitu sebuah komunitas untuk
berpraktik.
b. Guru sangat senang berbagi pengalaman KKG/MGMP menjadi wahana yang sangat baik
dengan sesamanya dari sekolah lain.
untuk pelaksanaan program PKB.
c. KKG meningkatkan akses semua guru
dalam PKB.
d. Program sesuai dengan kebutuhan lokal sesuai hasil indentifikasi (memberdayakan
guru).
e. Langsung memperbaiki proses belajar mengajar.
f. Rasa kepemilikan tinggi, perencanaannya lokal, lebih sesuai dengan kebutuhan lokal.
g. Efisien.
h. Mengembangkan kapasitas guru inti/fasda untuk mendukung sekolah lainnya.
Namun, seringkali KKG belum bisa berperan efektif dalam membantu guru
mengembangkan diri. Peran yang belum maksimal ini disebabkan pengelolaan KKG yang
masih belum baik. Seringkali KKG dibiarkan begitu saja tanpa perencanaan dan dukungan
yang memadai. Guru, pengurus KKG, kepala sekolah, pengawas, dan dinas memiliki peran
masing-masing supaya KKG bisa bermanfaat dalam mendukung guru mengembangkan
profesinya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
249
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Tujuan
Setelah mengikuti sesi ini, para peserta
1. mengetahui apa saja yang perlu dilakukan untuk mendukung KKG sebagai wahana
penyebarluasan praktik yang baik dalam pengembangan profesi guru,
2. memiliki rencana tindak lanjut yang rinci untuk memperkuat KKG sebagai wahana
penyebaran paktik yang baik dalam pengembangan profesi guru.
Sumber dan Bahan
1.
Materi presentasi
2.
Lembar kerja peserta
Waktu – 90 menit
Garis Besar Kegiatan
Pendahuluan
Aplikasi
Penguatan/ Refleksi
20 menit
60 menit
10 menit
Fasilitator
menjelaskan
pentingnya KKG
dalam PKB
Kegiatan 1: Kaji ulang
pelaksanaan KKG10 menit
Fasilitator menjelaskan
pentingnya revitalisasi
KKG
Fasilitator
menjelaskan langkah
kegiatan
Kegiatan 2: Revitalisasi
KKG (20 menit)
Kegiatan 3: Penyusunan
RTL (30 menit)
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
250
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Perincian Langkah-Langkah Kegiatan
P
Pendahuluan (10 menit)
(1) Menjelaskan pentingnya KKG dalam PKB (tayangkan slide yang berisi keuntungan
PKB berbasis gugus).
(2) Menjelaskan rencana unit.
A
Aplikasi (70 menit)
Kegiatan1: Kaji Ulang Pelaksanaan KKG (10 menit)
(1) Tanyakan kepada peserta, ”Apa yang diperlukan supaya KKG bisa menjadi wahana
penyebarluasan paktik yang baik dalam pengembangan profesi guru?” Minta peseta
berdiskusi dalam kelompok untuk memilih dua hal pokok yang sangat penting supaya
MGMP bisa menjadi sarana yang efektif untuk menyebarluaskan paktik yang baik
pengembangan profesi guru.
(2) Minta masing-masing kelompok menyebutkan dua hal tersebut beserta dengan
alasannya (pleno). Catat hasilnya dalam tayangan.
(3) Tayangkan syarat-syarat KKG sebagai wahana penyebarluasan praktik yang dalam
pengembangan profesi guru.
Catatan untuk Fasilitator
Syarat-syarat KKG sebagai wahana penyebarluasan praktik yang baik
pengembangan profesi guru
1. Pengelola yang bertanggung jawab.
2. Program yang sesuai dengan kebutuhan guru, berkesinambungan dan praktis.
3. Fasilitator yang terlatih dan memahami bidangnya.
4. Pendanaan dari berbagai sumber (dinas, sekolah, dan individu guru).
5. Dukungan dari bebagai pihak (kepala sekolah, ketua KKKS, dan dinas).
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
251
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Kegiatan 2: Prinsip-Prinsip Menggunakan KKG sebagai Wahana PKB Guru
(25 menit)
(1) Fasilitator mengajak peserta untuk menyaksikan video pengelolaan KKG yang baik
(gunakan LKP 2.1 untuk mengidentifikasi hal-hal baik yang dalam pengelolaan KKG).
Mintalah peserta untuk mendiskusikan hasil pengamatannya dalam kelompok.
(2) Berdasarkan analisis pengamatan tayangan, mintalah peserta dalam kelompok untuk
mendiskusikan peran masing-masing supaya kegiatan-kegiatan yang ada di tayangan
video bisa terlaksana di KKG-nya. Hasil diskusi dituangkan di kertas plano (LKP 2.2
Rencana Perbaikan Pengelolaan KKG).
Kegiatan 3: RTL (35 menit)
(1) Peserta berkelompok sesuai dengan wilayah KKG-nya. Peserta diminta untuk
membaca Bahan Bacaan 1 dan 2 serta menyusun RTL penguatan KKG (gunakan LKP
2.3). Tulis RTL dalam kertas plano. (20 menit)
(2) Lakukan kunjung karya (satu putaran) supaya masing-masing rencana mendapatkan
masukan. (10 menit).
(3) Diskusikan masukan-masukan dari kelompok lain untuk memperbaiki rencana. (5
menit).
P
Penguatan (10 menit)
(1) Fasilitator menekankan pentingnya KKG sebagai wahana PKB.
(2) Semua pihak harus berperan untuk merevitalisasi KKG sebagai wahana PKB.
(3) Tindak lanjut untuk merevitalisasi KKG dilakukan melalui pendampingan.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
252
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Lembar Kerja Peserta 2.1
Pengamatan Video Revitalisasi KKG
No
Kegiatan di
tayangan
1
Perencanaan berbasis
kebutuhan guru
Apakah kegiatan ini
sudah/belum terjadi di KKG
Anda?
Belum dilaksanakan di KKG
Apa tindakan
yang bisa
dilakukan supaya
kegiatan ini ada?
Mengumpulkan dan
menganalisis
rencana
pengembangan
profesi masingmasing guru
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
253
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Lembar Kerja Peserta 2.2
Peran Masing-Masing Pihak dalam Revitalisasi KKG
No
1
Kegiatan di
tayangan
Kabupaten
Pengawas
Kepala
Sekolah
Perencanaan
berbasis
kebutuhan guru
Menganalisis hasil UKG,
PKG, dan UN
Mengumpulkan dan
menganalisis
rencana
pengembangan
profesi masingmasing guru di
tingkat gugus
Menyampaikan
kebutuhan
pelatihan guru
dari hasil PKG
kepada KUPT
dan pengurus
KKG
Menyusun rencana
dukungan kabupaten
terhadap PKG
Menyusun rencana
program KKG
dengan pengurus
KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
254
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Lembar Kerja Peserta 2.3
Rencana Tindak Lanjut (Melalui Pendampingan)
Bidang
Kegiatan
Penanggung
Jawab
Waktu
1
2
3
Penyusunan
program
Fasilitator
Pendanaan
Dukungan para
pihak
Rayonisasi
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
255
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Informasi Tambahan 2.1
Bahan Bacaan 1. Guru adalah Profesional
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang
pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur
pendidikan formal yang diangkat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang
memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
norma tertentu. Guru adalah profesi dan bukan sekadar “pekerjaan” sehingga memiliki
ciri-ciri sebagai berikut,
1. Profesi guru harus memiliki keahlian khusus. Keahlian itu tidak dimiliki oleh profesi
lain. Profesi ditandai oleh adanya suatu keahlian yang diperoleh melalui pendidikan
profesi.
2. Profesi guru dipilih karena panggilan hidup dan dijalani sepenuh waktu. Profesi guru
dipilih karena dirasakan sebagai kewajiban sekaligus sebagai panggilan hidup, artinya
menjadi guru dirasakan sebagai panggilan hidup dan merupakan ladang pengabdian.
3. Keahlian profesi guru didukung oleh teori-teori pendidikan yang baku secara
universal. Artinya, profesi guru dijalani menurut aturan yang jelas, dukungan teori yang
universal.
4. Profesi guru bertujuan untuk mendidik masyarakat, bukan untuk dirinya sendiri.
Profesi merupakan alat dalam mengabdikan diri kepada masyarakat bukan untuk
kepentingan diri sendiri, seperti untuk mengumpulkan uang atau mengejar kedudukan.
Jadi, profesi merupakan panggilan hidup.
5. Profesi guru dilengkapi dengan kecakapan diagnostik dan kompetensi aplikatif.
Kecakapan dan kompetensi ini diperlukan untuk meyakinkan peran profesi itu
terhadap kliennya, yaitu peserta didik.
6. Profesi guru memiliki otonomi dalam menjalankan tugas profesinya. Otonomi ini
hanya dapat dan boleh diuji oleh rekan-rekan seprofesinya. Tidak boleh semua orang
bicara dalam semua bidang.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
256
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
7. Profesi guru mempunyai kode etik, yang disebut kode etik profesi guru. Gunanya ialah
untuk dijadikan sebagai pedoman dalam melaksanakan tugas profesi guru. Kode etik
ini tidak akan bermanfaat bila tidak diakui oleh pemegang profesi dan juga masyarakat.
8. Profesi guru mempunyai klien yang jelas, yaitu memberikan pelayanan kepada peserta
didik.
9. Profesi guru memiliki organisasi untuk keperluan meningkatkan kualitas, antara lain,
KKG, MGMP, PGRI, Asosiasi Guru.
Guru dalam menjalankan tugasnya harus memiliki kompetensi. Kompetensi guru meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional. Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang
harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.
Kompetensi pedagogik ialah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang
meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
mengevaluasi hasil belajar, serta pengembangan peserta didik untuk mengatualisasikan
potensi yang dimiliki. Kompetensi kepribadian ialah kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap dan stabil, berakhlak mulia, dewasa, arif,
berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik. Kompetensi profesional ialah
kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara mendalam, yang mencakup
penguasaan materi, kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya.
Kompetensi sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi dan berinteraksi secara
efektif dan efisien dengan peserta didik, sesama pendidik dan tenaga kependidikan, orang
tua atau wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Dengan memiliki keempat kompetensi
tersebut, diharapkan guru mampu melaksanakan tugas sesuai dengan fungsinya, yaitu
sebagai guru kelas atau guru mata pelajaran.
Rincian tugas guru kelas adalah:
1. menyusun kurikulum pembelajaran pada satuan pendidikan,
2. menyusun silabus pembelajaran,
3. menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran,
4. melaksanakan kegiatan pembelajaran,
5. menyusun alat penilaian sesuai mata pelajaran,
6. menilai dan mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa,
7. menganalisis hasil penilaian pembelajaran,
8. melaksanakan pembelajaran/perbaikan dan pengayaan dengan memanfaatkan hasil
penilaian dan evaluasi,
9. melaksanakan bimbingan dan konseling di kelas yang menjadi tanggung jawabnya,
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
257
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
10. menjadi pengawas penilaian dan evaluasi terhadap proses dan hasil belajar tingkat
sekolah dan nasional,
11. membimbing guru pemula dalam program induksi,
12. membimbing siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler proses pembelajaran.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guru dalam Sistem Pendidikan
Saat Ini di Indonesia
Pengakuan terhadap profesi guru didasarkan pada kinerja guru. Karena itu, hasil PK Guru
dapat dimanfaatkan untuk menyusun profil kinerja guru sebagai input dalam penyusunan
program pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Hasil PK Guru juga merupakan
dasar penetapan perolehan angka kredit guru dalam rangka pengembangan karir guru
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru
dan Angka Kreditnya.
Persyaratan angka kredit yang diperlukan untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsional
dari satu jenjang ke jenjang berikutnya yang lebih tinggi terdiri atas unsur utama paling
kurang 90% dan unsur penunjang paling banyak 10%. Unsur utama terdiri atas unsur
pendidikan, pembelajaran dan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah, serta pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB). Unsur PKB
terdiri dari pengembangan diri, publikasi ilmiah, dan karya inovatif.
1. Pengembangan diri:
a. Diklat fungsional
b. Kegiatan kolektif guru yang meningkatkan kompetensi dan/atau keprofesian guru
2. Publikasi ilmiah:
a. Publikasi ilmiah atas hasil penelitian atau gagasan inovatif pada bidang pendidikan
formal
b. Publikasi buku teks pelajaran, buku pengayaan, dan pedoman guru
3. Karya Inovatif:
a. Menemukan teknologi tepat guna
b. Menemukan/menciptakan karya seni
c. Membuat/memodifikasi alat pelajaran/peraga/praktikum
d. Mengikuti pengembangan penyusunan standar, pedoman, soal, dan sejenisnya
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
258
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Jabatan fungsional guru terdiri atas empat. Keempat jabatan fungsional beserta pangkat
dan golongannya adalah sebagai berikut.
Jabatan Guru
Guru Pertama
Pangkat dan
Golongan Ruang
Penata Muda, III/a
Penata Muda Tingkat I, III/b
Guru Muda
Penata, III/c
Penata Tingkat I, III/d
Guru Madya
Pembina, IV/a
Pembina Tingkat I, IV/b
Pembina Utama Muda, IV/c
Guru Utama
Pembina Utama Madya, IV/d
Pembina Utama, IV/e
Kenaikan jenjang jabatan, pangkat, dan golongan ruang seharusnya diikuti dengan
peningkatan kompetensi dari tugas guru tersebut. Guru yang tidak memenuhi persyaratan
kompetensi sesuai dengan jenjang jabatan, pangkat, dan golongannya perlu mendapatkan
pelatihan. Pelatihan guru untuk setiap jabatan guru meliputi pengembangan diri, publikasi
ilmiah, dan/atau karya inovatif.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
259
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Bahan Bacaan 2. PKB Berbasis Gugus dan Sekolah
KKG atau MGMP adalah wadah berkumpulnya para guru dalam satu forum untuk
memecahkan masalah, menguji coba, dan mengembangkan ide-ide baru untuk peningkatan
mutu kegiatan belajar mengajar (KBM), serta meningkatkan profesionalisme guru. Forum
ini sangat penting dalam membentuk komunitas pembelajar.
KKG maupun MGMP merupakan sesuatu community of practice atau professional
community. Tujuannya adalah pengembangan keprofesian keberlanjutan guru. Dalam
komunitas pembelajar, semua anggotanya memiliki kesadaran untuk maju dan saling
membelajarkan. Untuk maju, jika dilakukan sendiri, hal itu terasa lebih sulit, namun jika
dilakukan secara bersama-sama, usaha untuk maju tersebut akan terasa lebih mudah.
Dalam pelaksanaannya, KKG dilaksanakan oleh guru-guru dalam satu gugus sekolah.
Dalam satu gugus sekolah terdapat satu SD/MI inti dan beberapa (5-8) SD/MI imbas.
Misalnya, guru-guru kelas 1, kelas II, kelas III, dan lain-lain berkumpul bersama, membahas
kesulitan pembelajaran, menciptakan model/strategi pembelajaran baru, serta mempelajari
hal-hal baru secara bersama-sama. KKG ini disebut sebagai KKG kelas. KKG juga bisa
dilaksanakan sebaga KKG mata pelajaran, misalnya jika guru-guru yang mengajar dalam
satu mata pelajaran berkumpul bersama.
MGMP dilaksanakan oleh guru-guru yang mengajar mata pelajaran sama. Forum MGMP
dilaksanakan dalam lingkup kecamatan atau kabupaten.
PKB Berbasis Sekolah, melalui KKGS dan MGMPS
KKG maupun MGMP dapat dilakukan dalam lingkup sekolah, sering disebut sebagai KKGsekolah (KKGS), MGMP sekolah, atau KKG/MGMP mini.
Sebenarnya, dibandingkan dengan KKG/MGMP gugus/kecamatan, KKGS/MGMPS memiliki
beberapa kelebihan. Pertama, keberadaan forum belajar antarguru di tingkat sekolah
memiliki kemampuan menjangkau semua guru dalam satu sekolah. Kepala sekolah bisa
melaksanakan tugas membina setiap guru dengan lebih baik dengan cara mengaktifkan
pertemuan-pertemuan belajar bersama antar guru ini secara rutin, misalnya dua minggu
atau sebulan sekali.
Kedua, karena KKGS/MGMPS dilaksanakan di tingkat sekolah, maka intensitas pertemuan
bisa ditingkatkan sesuai kebutuhan sehingga belajar bersama bisa terjadi secara intensif.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
260
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Ketiga, frekuensi dan intensitas pertemuan yang tinggi dan suasana saling membelajarkan
yang terbuka dan berdasarkan prinsip saling menolong untuk pintar bersama akan
membantu membentuk atmosfer kekompakan kerja antarguru yang penting untuk
peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Supaya KKGS/MGMPS dapat mencapai tujuannya dengan baik, sebaiknya dipikirkan secara
lebih rinci tentang hal-hal berikut:
1. manfaat-manfaat yang diharapkan,
2. pembagian peran/kerja yang adil dan memberdayakan bagi masing-masing anggota, dan
3. jenis kegiatan (spesifik dan konkret) yang akan dilakukan.
Pengelolaan Kegiatan KKGS dan MGMPS
Peserta
Semua guru kelas atau guru mata pelajaran di sekolah
Tempat
Di ruangan kelas atau di mana saja di sekolah
Frekuensi
Rata-rata 1-2 kali pertemuan setiap bulan (tergantung kebutuhan)
Waktu
Biasanya setelah jam sekolah
Pelatih/penyaji
Guru pemandu mata pelajaran dibantu oleh pengawas dan/atau
kepala sekolah, atau bergilir di antara para guru.
Sekolah dapat juga menggunakan dana BOS untuk mengundang
narasumber dari sekolah/tempat lain.
Alternatif lainnya, kabupaten dalam mengalokasikan dana untuk
narasumber yang disediakan untuk pelatihan guru berbasis
sekolah.
Fokus pelatihan
Peningkatan mutu pembelajaran.
Penyelenggaraan
Kegiatan
Dalam kelompok kecil, partisipatif dan praktis. Materi yang
dibahas mencakup masalah-masalah yang dihadapi di kelas atau di
sekolah.
Tujuan pertemuan KKGS dan MGMPS
Pertemuan guru melalui forum KKGS dan MGMPS merupakan mekanisme pendukung
utama bagi para guru untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam KBM.
Kegiatan tersebut memberikan kesempatan pada guru untuk:
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
261
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
4. Menerima “pelatihan” lebih lanjut untuk melengkapi apa yang telah diterima dalam
pelatihan di tingkat kabupaten/kecamatan.
a. Membuat dan mencobakan ide-ide baru pembelajaran, bahan-bahan atau alat
peraga dan alat bantu pengajaran yang akan dipergunakan di kelas masing-masing.
b. Mendiskusikan masalah-masalah yang dihadapi di kelas dan menerima saran-saran
dari pemandu dan guru-guru sejawat lainnya.
Kegiatan yang Dilaksanakan dalam Pertemuan KKGS dan MGMPS
Pada umumnya kegiatan KKGS dan MGMPS membahas masalah-masalah KBM, misalnya
persiapan mengajar, termasuk membuat langkah-langkah KBM, membuat dan
mengujicobakan alat bantu belajar, serta peer teaching (mengajar antar sejawat).
Kegiatan KKGS dan MGMPS hendaknya bervariasi dan diupayakan melibatkan peserta
secara aktif. Contoh-contoh kegiatan, antara lain:
1. mengujicobakan kegiatan baru (contohnya, percobaan IPA atau permainan bahasa
untuk melatihkan kecakapan komunikasi),
2. membuat dan mencobakan alat bantu mengajar,
3. observasi antar sejawat yang sedang mengajar dan diikuti diskusi,
4. peer teaching diikuti dengan diskusi,
5. menyaksikan tayangan video tentang guru yang sedang mengajar,
6. mengunjungi sekolah-sekolah,
7. mengevaluasi hasil pekerjaan siswa,
8. mengkaji buku teks dan mendiskusikan cara penggunaannya,
9. membahas ide/wawasan baru yang diunduh dari internet atau diambil dari buku baru,
dan
10. menggunakan bahasa Inggris untuk berkomunikasi (untuk guru-guru bahasa Inggris
atau guru-guru sekolah berstandar internasional).
Dalam pertemuan tersebut juga harus ada kesempatan bagi para peserta untuk
menyampaikan masalah-masalah yang relevan untuk didiskusikan dalam kelompok.
Dalam kegiatan KKGS/MGMPS ini peran pemandu mata pelajaran cukup penting sebagai
fasilitator dan narasumber. Mereka harus melaksanakan peran tersebut dengan sebaikbaiknya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
262
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Selain menyampaikan pengetahuan dan keterampilan, mereka sepatutnya memberikan
dorongan kepada para peserta untuk mendiskusikan dan mengutarakan ide-ide yang
datang dari para peserta sendiri.
Guru-guru dalam KKGS/MGMPS tidak boleh hanya bergantung pada seorang pemandu
saja atau seorang guru yang dianggap senior. Setiap guru dalam forum ini memiliki
tanggung jawab untuk bisa menjadi narasumber, bahkan untuk hal yang sangat sederhana
sekalipun. Mendapatkan tanggung jawab sebagai narasumber akan mendorong setiap guru
untuk berpacu meningkatkan diri. Karena itu, penting sekali dalam forum KKGS/MGMPS,
pemimpin forum, kepala sekolah, dan setiap guru yang menjadi anggota saling mendorong,
saling memotivasi, saling menolong, dan saling memberdayakan tiap anggotanya untuk
berani menjadi nara sumber. Kontribusi anggota sekecil apa pun layak dihargai.
Untuk ”pengikat” supaya semua guru merasa senang hadir, bisa diadakan acara yang
”nonakademis” sebagai selingan singkat yang menemani acara akademis. Misalnya, para
guru bisa mengadakan arisan yang penentuan pemenangnya diundi pada setiap tanggal
pertemuan. Atau dalam setiap pertemuan diadakan potluck party. Potluck party adalah acara
makan bersama sederhana dalam suasana informal dan hidangan yang dimakan adalah
makanan yang dibawa sendiri oleh masing-masing peserta. Setidaknya dengan arisan dan
potluck party telah digabungkan suasana akademik dan bersenang-senang yang diharapkan
bisa menghindarkan kebosanan dan menghadirkan daya tarik. Namun, perlu diingat, arisan
dan potluck party bukan acara utama, karena itu pelaksanaannya harus singkat dan
sebaiknya diletakkan setelah acara belajar/akademik.
Pengawas hendaknya hadir setidaknya satu kali sebulan dalam pertemuan mingguan. Hal
tersebut dimaksudkan agar pengawas bisa melihat langsung kegiatan nyata apa yang
sedang dilaksanakan pada KKGS/MGMPS dan ia dapat memberikan bantuan dan
saransaran yang bermanfaat bagi para peserta.
Peran Kepala Sekolah
Kepala sekolah seharusnya sangat tahu tentang kebutuhan sekolahnya. Sebaiknya beliau
aktif terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan KKGS/MGMPS. Kepala sekolah
yang sering ikut serta dan menunjukkan minat terhadap kegiatan forum ini akan lebih
memberi semangat kepada gurunya. Dia juga hendaknya membantu dan memonitor guru
dalam penerapan hasil kegiatan KKGS/MGMPS di kelas. Tugasnya antara lain adalah:
1. menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan KKGS atau MGMPS,
2. memonitor pelaksanaan kegiatan KKGS/MGMPS di sekolah yang dipimpinnya, dan
3. memberikan umpan balik tentang pelaksanaan kegiatan KKGS/MGMPS dan penerapan
hasil pertemuan di kelas.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
263
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Peran Pengawas
Pengawas dapat mengunjungi KKGS/MGMPS secara teratur untuk mengetahui keadaan
dan kebutuhan setiap sekolah dan guru. Karena itu, beliau berperan sebagai pembantu
dalam penyusunan dan pelaksanaan program KKGS/MGMPS dan memberikan semangat
kepada guru untuk ikut serta dalam kegiatan KKGS/MGMPS serta menerapkan hasil
kegiatan di kelasnya masing-masing. Tugas pengawas antara lain adalah:
1. memonitor kegiatan masing-masing sekolah dan kelas,
2. membantu perencanaan dan persiapan kegiatan KKGS/MGMPS sesuai kebutuhan
guru,
3. menghadiri dan ikut serta dalam kegiatan KKGS/MGMPS,
4. memonitor pelaksanaan tindak lanjut dan dampak hasil dan KKGS/MGMPS,
5. membantu guru dalam masalah kegiatan belajar mengajar, dan
6. memberikan umpan balik kepada guru dan kepala sekolah tentang hasil
kepengawasannya.
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
264
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
MATERI PRESENTASI UNIT 2
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
265
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
266
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
267
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SMP dan MTs III
268
UNIT
UNIT21a
Pengelolaan KKG
Modul Pelatihan Praktik yang Baik di SD dan MI III
269
Download