II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoritis 2.1.1 Konsep

advertisement
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritis
2.1.1 Konsep Perilaku
Perilaku merupakan tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam
gerakan, tindakan, atau sikap, tidak hanya berupa ucapan. Sumardi et al. (1997)
dalam Triyanto (2009) menyatakan bahwa perilaku seseorang terhadap keberadaan
suatu objek dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu internal (individu itu sendiri)
maupun eksternal.
Beberapa ahli mengungkapkan bahwa faktor internal yang menentukan
perilaku dari satu individu adalah :
a.
Umur. Merupakan umur responden dalam tahun terakhir responden. Umur
sangat erat hubungannya dengan pengetahuan sesesorang. Semakin
bertambah umurnya maka semakin banyak pula pengetahuannya.
b.
Jenis kelamin. Perbedaan jenis kelamin yang dimiliki oleh masing-masing
individu. Lewin dalam Notoatmodjo (2010) mengungkapkan bahwa jenis
kelamin merupakan variabel demografis yang dapat mempengaruhi perilaku
seseorang.
Faktor eksternal pembentuk perilaku meliputi segala sesuatu di sekitarnya yang
mampu mempengaruhi seseorang untuk berperan terhadap suatu kegiatan tertentu,
seperti lingkungan sosial masyarakat dan kebijakan pemerintah. Hal ini sejalan
dengan yang dikemukakan Notoadmodjo (2007) bahwa terwujudnya sikap menjadi
satu perilaku nyata diperlukan beberapa faktor pendukung berupa fasilitas dan
dukungan dari pihak lain.
Dapat diartikan bahwa faktor internal dan eksternal inilah yang dapat
membentuk persepsi seseorang. Persepsi merupakan mekanisme atau suatu proses
mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang akan
diambil. Prayitno et al. (2014) mengungkapkan bahwa persepsi yang dimiliki
seseorang mempunyai kecenderungan untuk mempengaruhi perilaku orang
tersebut, khususnya terhadap suatu obyek yang sangat dikenal atau sudah diketahui
oleh seseorang. Jika faktor internal dan eksternal mampu merubah persepsi
4
seseorang terhadap sesuatu, maka perubahan yang terjadi pada persepsi seseorang
dipastikan akan diikuti pula oleh perubahan pada perilakunya.
2.1.2 Konsep Persepsi
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan (Rakhmat,
2000). Ivancevich et. Al (2005) dalam bukunya juga menyebutkan bahwa persepsi
merupakan proses kognitif di mana seorang individu memilih, mengorganisasikan,
dan memberikan arti kepada stimulus lingkungan.
Menurut Litterer (1973) dalam penelitian Asngari (1984), dikemukakan bahwa
persepsi adalah “the understanding or view people have of things in the world
arround them”, yang bisa diartikan bahwa persepsi adalah pandangan maupun
tingkat pemahaman seseorang terhadap segala sesuatu yang berada di sekitarnya.
Persepsi merupakan langkah awal individu dalam mengambil keputusan dalam
menerapkan sesuatu yang dianggap baru bagi dirinya. Ada beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap sesuatu. Seperti yang
diungkapkan Luviana (2013) dalam penelitiannya tentang persepsi, bahwa persepsi
dapat dipengaruhi oleh kesadaran, lingkungan, kesehatan, dan identitas diri.
Selain itu, faktor-faktor pembentuk persepsi menurut Berkeley (2010) juga
berasal dari ekspektasi, lingkungan sosial, ketertarikan, dan juga rasa keingintahuan
yang dimiliki individu terhadap sesuatu. Dari uraian tersebut, faktor pembentuk
persepsi dapat diringkas menjadi bagan di bawah ini:
LINGKUNGAN SOSIAL
IDENTITAS DIRI
RASA INGIN TAHU
PERSEPSI
Gambar 2.1 Faktor pembentuk persepsi
Sumber : Luviana (2013); Berkeley (2010)
a. Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
seseorang atau kelompok mengambil suatu tindakan. Lingkungan sosial yang
biasa dikenal antara lain adalah lingkungan keluarga, teman sebaya, dan juga
tetangga (Amsyari, 1986).
5
Bagi petani, lingkungan sosial tidak hanya merupakan keluarga dan
tetangga saja, tetapi anggota kelompok tani juga merupakan salah satu
lingkungan sosial mereka. Penyuluh yang mendampingi mereka dalam
melakukan pekerjaan dan memberikan informasi terkait pertanian juga
merupakan lingkungan sosial yang selalu berhubungan dengan petani.
Lingkungan sosial yang meliputi semua kondisi dalam dunia dalam cara-cara
tertentu dapat mempengaruhi pandangan seseorang, termasuk petani.
b. Karakter Individu
Karakter intern individu sangat berperan dalam mengambil keputusan.
Pada umumnya, karakteristik intern tersebut dapat dilihat dari usia, jenis
kelamin, status perkawinan, dan juga masa kerja (Siagian, 2008). Selain itu,
Soekarwati (2005) dalam penelitian Ferdiaz (2008) menguraikan bahwa faktor
karakteristik petani yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan dalam
mengadopsi suatu inovasi adalah :
i.
Keberanian mengambil risiko
Petani kecil biasanya lebih berani mengambil risiko kalau suatu
inovasi itu benar-benar mereka yakini.
ii.
Pola hubungan komunikasi antar individu
Biasanya petani yang berada dalam pola hubungan kosmopolit lebih
cepat melakukan adopsi inovasi daripada petani yang berada dalam
pola hubungan lokalitas.
iii.
Sikap terhadap perubahan
Kebanyakan petani kecil lamban dalam mengubah sikapnya terhadap
perubahan karena sumberdaya yang mereka miliki terbatas.
iv.
Motivasi berkarya
Motivasi berkarya tidak mudah tumbuh bagi petani kecil karena
keterbatasan lahan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
petani tersebut.
6
c. Persepsi tentang Risiko
Risiko merupakan sebuah dampak yang kurang menyenangkan akibat
dari suatu perlakuan atau perbuatan. Risiko lebih condong ke dampak yang
merugikan dan juga membahayakan. Dalam dunia pertanian, setiap perlakuan
yang diaplikasikan ke dalam sistem budidaya pasti memiliki risiko yang
bermacam-macam, begitu juga dengan pertanian sayuran organik. Nelson et
al. (1978) menyatakan, faktor risiko di bidang pertanian berasal dari produksi,
harga dan pasar, usaha dan finansial.
Risiko dan ketidakpastian menjadi masalah karena dapat menyebabkan
sistem ekonomi menjadi kurang efisien. Karena ketidakpastian, petani tidak
mau meningkatkan skala usahanya untuk efisiensi tenaga kerja dan peralatan.
Pertanian sayuran organik yang lebih fokus terhadap penggunaan bahanbahan secara alami jelas memiliki risiko yang berbeda dengan pertanian
konvensional, sehingga diduga risiko dari pertanian dapat mempengaruhi
persepsi dan perilaku petani terhadap pertanian sayuran organik.
2.2 Penelitian Terdahulu
Daftar penelitian terdahulu yang dijadikan acuan untuk penelititan ini
disajikan pada tabel 2.1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No
1
Nama
Peneliti
Fardiaz,
2008
2
Luviana,
2013
3
Ruslan,
2011
Variabel
a. Pengambilan
keputusan
inovasi
b. sayuran
organik
c. Karakteristik
petani
a. Minat Beli
Konsumen
b. Persepsi
c. Makanan
organik
a. Perilaku
b. Pengetahuan
c. Persepsi
d. Sikap
Alat
Statistik
Regresi
SEM
Regresi
Hasil Penelitian
a. Petani memiliki respon
baik terhadap pertanian
organik
b. Faktor sosial ekonomi,
pengalaman bertani,
usia mempengaruhi
pengambilan keputusan
petani
a. Kesadaran ingkungan,
kesehatan, dan identitas
diri mempengaruhi
persepsi terhadap
produk organik
a. Pengetahuan, sikap, dan
persepsi berpengaruh
terhadap perilaku
7
Lanjutan Tabel 2.1
Nama
No
Variabel
Peneliti
4
Sugandi et a. Persepsi
al., 2011
petani
b. Minat petani
c. Benih padi
unggul
d. Varietas
unggul baru
e. Karakteristik
petani
5
Zulvera,
a. Keberdayaan
2014
petani
b. Adopsi
c. Pertanian
organik
d. Pertanian
berkelanjutan
Alat
Statistik
Regresi
Deskriptif
dan
inferensial
Hasil Penelitian
a. Persepsi petani terhadap
varietas unggul baru
dinilai baik
b. Pengalaman bertani
berpengaruh nyata
terhadap pembentukan
persepsi petani
a. Pengetahuan petani
terhadap pertanian
organik tergolong
sedang
b. Tingkat adopsi petani
terhadap pertanian
organik tergolong
rendah
Sumber : Data sekunder penelitian, 2016
2.3 Hipotesis
H.1 : Lingkungan sosial petani memiliki pengaruh terhadap persepsi petani
tentang pertanian sayuran organik
H.2 : Persepsi tentang risiko memiliki pengaruh terhadap persepsi petani
tentang pertanian sayuran organik
H.3 : Karakteristik petani memiliki pengaruh terhadap persepsi petani tentang
pertanian sayuran organik
H.4 : Persepsi petani terhadap pertanian sayuran organik berpengaruh
terhadap perilaku petani dalam mengaplikasikan pertanian sayuran
organik.
8
Download