metode perhitungan analisis stabilitas lereng dengan perkuatan

advertisement
METODE PERHITUNGAN ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN
PERKUATAN SHEET PILE MENGGUNAKAN PROGRAM
GEOSTRUCTURAL ANALYSIS VERSI 19
(STUDI KASUS LERENG SUNGAI KOMERING DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR)
(Skripsi)
Oleh
ACHMAD WIBRIAN FITRIANSYAH
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2017
ABSTRACT
CALCULATION METHOD OF SLOPE STABILITY ANALYSIS WITH
SHEET PILE BY USING GEOSTRUCTURAL ANALYSIS VERSION 19
(CASE STUDY KOMERING RIVER SLOPES IN THE DISTRICT OGAN KOMERING ILIR)
By
ACHMAD WIBRIAN FITRIANSYAH
Slope stability analysis of Komering River in Ogan Komering Ilir, South Sumatra
was done to handle the problem of sliding or scouring at the cliffs which are often
found on the outside corner of the river. Komering River is a river with
meandering pattern that is very susceptible to scouring on the outside of the bend
and sedimentation on the inside of the bend. This research focuses on the study of
slope stability analysis with sheet pile used as method. Analysis was conducted
using Geostructural Analysis version 19 and was compared to manual
calculation.
Data analysis on the result of soil testing was performed to identify soil properties.
The obtained results were then used in slope stability analysis. Slope stability
analysis was performed in two conditions maximum groundwater level and
normal groundwater level using Bishop method and Fellenius method. The results
of manual calculation were then compared with the results of Geostructural
Analysis Program Version 19. Sheet pile was selected as slope stabilization
measures. Analysis after stabilization is done with the same steps as analysis
before stabilization.
The results from the two methods showed a quite significant difference. The
results obtained from Bishop method before stability measure and after stability
measure were 1,018 and 4,23 respectively. Whereas, the results obtained from
Fellenius method before stability measure and after stability measure were 0,75
and 3,42 respectively. Based on these results, it can be concluded that sheet pile is
an effective slope stability measure.
Keywords: Slope stability, Geostructural Analysis Program, Bishop, Fellenius,
Sheet Pile.
ABSTRAK
METODE PERHITUNGAN ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN
PERKUATAN SHEET PILE MENGGUNAKAN PROGRAM
GEOSTRUCTURAL ANALYSIS VERSI 19
(STUDI KASUS LERENG SUNGAI KOMERING DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR)
Oleh
ACHMAD WIBRIAN FITRIANSYAH
Analisis perbaikan lereng sungai Komering di Kabupaten Ogan Komering Ilir
Sumatera Selatan ini dilakukan untuk menanggulangi masalah kelongsoran atau
gerusan tebing yang sering dijumpai pada sungai terutama pada tikungan luar.
Sungai Komering merupakan sungai dengan pola meandering yang sangat rawan
terhadap gerusan di sisi luar tikungan dan sedimentasi di sisi dalam tikungan.
Penelitian ini menitikberatkan pada kajian perhitungan angka keamanan stabilitas
lereng dengan perkuatan sheet pile menggunakan program Geostructural Analysis
Versi 19 dan membandingkannya dengan perhitungan manual.
Analisis data mekanika tanah dilakukan untuk mengidentifikasi nilai-nilai properti
tanah yang kemudian digunakan pada analisis stabilitas lereng. Analisis stabilitas
lereng dilakukan pada dua kondisi yaitu muka air banjir dan muka air normal
menggunakan metode Bishop dan Fellenius. Hasil dari perhitungan manual ini
kemudian dibandingkan dengan hasil dari program Geostructural Analysis Versi
19 konstruksi sheetpile baja dipilih sebagai langkah stabilisasi lereng. Analisis
setelah stabilisasi dilakukan dengan langkah yang sama seperti analisis sebelum
stabilisasi.
Perbedaan faktor aman yang didapatkan dari kedua metode cukup signifikan.
Untuk metode Bishop didapatkan faktor aman sebesar 1,018 pada kondisi
sebelum pengamanan dan 4.23 setelah pengamanan. Untuk metode Fellenius
didapatkan faktor aman sebesar 0.75 pada kondisi sebelum pengamanan dan 3.42
setelah pengamanan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa
konstruksi Sheet Pile sangat efektif untuk mengamankan lereng dari bahaya
longsor.
Kata kunci : Stabilitas lereng, Geostructural Analysis Program, Bishop, Fellenius,
Sheet Pile.
METODE PERHITUNGAN ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN
PERKUATAN SHEET PILE MENGGUNAKAN PROGRAM
GEOSTRUCTURAL ANALYSIS VERSI 19
(STUDI KASUS LERENG SUNGAI KOMERING DI KABUPATEN OGAN KOMERING ILIR)
Oleh
ACHMAD WIBRIAN FITRIANSYAH
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
SARJANA TEKNIK
Pada
Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Lampung
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2016
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 23 Maret
1994, sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari
Bapak Ibrahim dan Ibu Wani Fitriah.
Pendidikan
Taman
Kanak-Kanak
(TK)
Azahra
diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Dasar (SD)
diselesaikan di SD Muhammadiyah 6 Palembang pada tahun 2006, Sekolah
Menengah Pertama (SMP) diselesaikan pada tahun 2009 di SMP Negri 18
Palembang, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) diselesaikan di SMA
Muhammadiyah 1 Palembang pada tahun 2012. Penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung pada
tahun 2012 melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (UM)
Ujian Mandiri.
Penulis telah melakukan Kerja Praktek (KP) pada Proyek Pembangunan Hotel
Mercure Lampung selama 3 bulan. Penulis juga telah mengikuti Kuliah Kerja
Nyata (KKN) di Desa Kanoman, Kecamatan Semaka, Kabupaten Tanggamus
selama 60 hari pada periode Januari-Februari 2016. Penulis mengambil tugas
akhir dengan judul Metode perhitungan analisis stabilitas lereng dengan perkuatan
Sheet Pile menggunakan program Geostructural Analysis versi 19.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam Himpunan Mahasiswa Teknik
Sipil (HIMATEKS) sebagai anggota Bidang Olahraga dan Pengembangan pada
periode tahun 2013-2014.
Persembahan
Bismillahirrahmanirrahim dengan kerendahan hati dan puji syukur atas kehadiran
allah SWT kupersembahkan skripsiku ini kepada :
Untuk Papa dan Mama tercinta yang selalu mendoakan dan
mendukungku dalam segala hal. Kalian harus bahagia.
Untuk Nur Shafira Puteri, adikku tersayang yang sedang sama-sama
berjuang demi masa depan. Semoga kita sama-sama jadi orang sukses.
Untuk saudara-saudaraku yang telah memberikan dukungan dan doa.
Untuk semua teman-temanku di sekolah, di kampus, di manapun
kalian berada. Terima kasih sudah hadir dalam hidupku dan terima
kasih telah mengizinkanku hadir dalam hidup kalian.
Untuk semua guru-guru dan dosen-dosen yang telah mengajarkan
banyak hal kepadaku. Terima kasih untuk ilmu, pengetahuan, dan
pelajaran hidup yang sudah diberikan.
Untuk teman-teman spesialku, keluarga baruku, rekan
seperjuanganku, Teknik Sipil Universitas Lampung Angkatan 2012.
Kalian luar biasa. Harus cepat menyusul semuanya biar bisa sukses
bareng-bareng biarpun di tempat yang berbeda-beda.
MOTTO
“Allah membuat perumpamaan-perumpamaan dan tiada yang memahaminya
kecuali orang-orang yang berilmu.”
(Q.S. Al’An kabuut ayat 43)
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu pasti ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai dari satu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain,
dan kepada tuhanmu, berharaplah”.
(Al Insyirah : 6-8)
“Berangkat dengan penuh keyakinan berjalan dengan penuh keikhlasan, istiqomah
dalam menghadapi cobaan “YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH”
(TGKH.Muhammad Zainuddin Abdul Madjid)
“Life is like 10% what happens to us and 90% how we face to if”
(Achmad Wibrian Fitriansyah)
“The Future belongs to those who believe in the beauty of their dreams”
(Anonim)
“Don’t rush and never settle. If it is meant to be, it will be”
(Anonim)
“Raise your words not your voice. It is rain that grows flowers, not thunder”
(Anonim)
SANWACANA
‫ْْْْْْْْْْْْْْْْْْسب‬
‫م‬
‫ر ب‬
‫ِ َن ِم ـح ِبس ِ َن ـم َّح ِب‬
‫ِِ ِِ ـ‬
ِ
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Allhamdulilah, segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, karena
berkat rahmat dan hidayah-nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
yang berjudul Metode Perhitungan Analisis Stabilitas Lereng Dengan
Perkuatan Sheet Pile Menggunakan Program Geostructural Analysis Versi
19. Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) pada Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
Atas terselesainya skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Bapak Prof. Dr. Suharno, M.Sc., selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas
Lampung.
2.
Bapak Gatot Eko Susilo, S.T., M.Sc., Ph.D., selaku Ketua Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Lampung.
3.
Bapak Ir. Setyanto, M.T., selaku Dosen Pembimbing 1 skripsi saya yang telah
membimbing dalam proses penyusunan skripsi.
4.
Bapak Amril Ma’ruf Siregar, S.T., M.T., selaku Dosen Pembimbing 2 skripsi
saya yang telah membimbing dalam proses penyusunan skripsi.
5.
Bapak Ir. Idharmahadi Adha, M.T., selaku Dosen Penguji skripsi saya atas
bimbingannya dalam seminar skripsi.
6.
Ibu Hasti Riakara Husni, ST., MT selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah banyak membantu penulis selama masa perkuliahan.
7.
Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung atas
ilmu dan pembelajaran yang telah diberikan selama masa perkuliahan.
8.
Keluargaku tercinta terutama orang tuaku, Ibrahim dan Wani Fitriah, adikku
Nur Shafira Putri, serta seluruh keluarga yang telah memberikan dukungan
dan doa.
9.
Terima kasih juga buat keluarga Pakde Nur Arifaini dan Bude Ida Savitri dan
anak-anaknya yang telah membantu saya dalam mengerjakan skripsi hingga
sampai sekarang ini.
10. Terima kasih juga buat abang dan mbak dari CV. Rama Sumber Teknik yang
telah membantu dalam skripsi saya dan terima kasih banyak buat ilmu yang
telah di berikan selama ini.
11. Teman-teman spesialku, keluarga baruku, rekan seperjuanganku, Teknik Sipil
Universitas Lampung Angkatan 2012, Eddy, Susi, Mutiara, Ratna, Sherli,
Vidya, Laras, Danu, Restu, Bagus, Pras, Andriyana, Andriansyah, Risqon,
Vera, Merida, Tasia, Philipus, George, Lexono, Kevin, Febrian, Fita, Icha,
Ikko, Della, Rizca, Milen, Lidya, Windy, Meutia, Dea, Martha, Tiffany,
Selvia, Respa, Amor, Feby, Tyka, Zaina, Ana, Cindy, Rahmi, Aini, Hasna,
Mutya, Arra, Ratih, Dita, Citra, Florince, Arya, Faizin, Firdaus, Giwa, Hedi,
Hermawan, Kevin, Ariansyah, Lutfi, Naufal, Made, Adit, Susanto,
Wahyuddin, Oktario, Rahmat, Taha, Arga, Robby, Soleh, Yota, Yudi, Ical,
Yance, Abi, Aziz, Aden, Afif, Aryodi, Datra, Edwin, Fadli, Fajar, Fazri, Fikri,
Yuda, Rinaldi, Indrawan, Anugrah, Ginanjar, Reno, Rio, Tristia, Victor,
Wiwid, Yogi, seluruh kakak-kakak, dan adik-adik yang telah mendukung
dalam penyelesaian skripsi ini.
12. Terima kasih buat Kang Agus dan Teh sisca yang telah memberikan motifasi
dan pencerahan dalam skripsi, dan terima kasih juga buat dukungan dan
semangat dari Satlat Tarung Derajat Universitas Lampung.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
diharapkan. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
semoga Allah SWT memberika nikmat terbaik buat kita semua.
Bandar Lampung,
Februari 2017
Penulis
Achmad Wibrian Fitriansyah
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL .................................................................................................. iv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
I.
PENDAHULUAN ............................................................................................1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................2
C. Batasan Masalah .........................................................................................3
D. Tujuan Penelitian ........................................................................................3
E. Manfaat Penelitian ......................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................5
A. Konstruksi Sheet Pile ..................................................................................5
B. Tanah ...........................................................................................................7
C. Stabilitas Lereng .........................................................................................8
1. Penyebaran Batuan. ...............................................................................9
2. Struktur Geologi. .................................................................................10
3. Morfologi. ...........................................................................................10
4. Iklim. ...................................................................................................10
5. Tingkat Pelapukan. .............................................................................11
6. Hasil Kerja Manusia. ..........................................................................11
D. Analisis Stabilitas Lereng Secara Manual ................................................12
1. Metode Bishop ....................................................................................14
2. Metode Fellenius. ...............................................................................20
E. Pemodelan Lereng dengan Program Geostructural Analysis Versi 19 ....22
1. Pengaturan Awal .................................................................................22
F. Struktur Perkerasan Jalan ..........................................................................31
G. Pembebanan Pada Lereng .........................................................................32
III. METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................35
A. Wilayah Studi ............................................................................................35
B. Keadaan Alam ...........................................................................................36
1. Kondisi Tofografi ................................................................................36
2. Kondisi Tanah .....................................................................................37
3. Kondisi Fisiografis ..............................................................................37
C. Data yang Digunakan ................................................................................39
D. Analisis Data .............................................................................................39
E. Bagan Alir Penelitian ................................................................................40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................................41
A. Kondisi Eksisting Lokasi Penelitian .........................................................41
B. Hasil Kajian Survei Topografi ..................................................................42
C. Pengujian Laboratorium ............................................................................43
D. Analisis Bidang Longsor ...........................................................................44
E. Perhitungan Pemodelan Lereng dengan Menggunakan Program
Geostructural Analysis Versi 19 ...............................................................53
1. Perhitungan Pemodelan Stabilitas Lereng Menggunakan Program
Geostructural Analysis Versi 19 dengan menggunakan Metode
Fellenius pada Alternatif 1 ..................................................................53
2. Perhitungan Pemodelan Stabilitas Lereng Menggunakan Program
Geostructural Analysis Versi 19 dengan menggunakan Metode Bishop
pada Alternatif 1 .................................................................................60
3. Perhitungan Pemodelan Stabilitas Lereng Menggunakan Program
Geostructural Analysis Versi 19 dengan menggunakan Metode
Fellenius pada Alternatif 2 ..................................................................67
4. Perhitungan Pemodelan Stabilitas Lereng Menggunakan Program
Geostructural Analysis Versi 19 dengan menggunakan Metode Bishop
pada Alternatif 2 .................................................................................74
F. Desain Konstruksi Pengamanan Tebing ...................................................81
G. Perhitungan Perkuatan Tebing Menggunakan Struktur Sheet Pile ...........84
H. Perhitungan Akibat Tanah Pasif ...............................................................86
I. Perhitungan Dimensi Sheet Pile................................................................89
J. Perhitungan Sheet Pile menggunakan Program Geostructural Analysis
Versi 19 .....................................................................................................91
V. PENUTUP.....................................................................................................110
A. Kesimpulan .............................................................................................111
B. Saran .......................................................................................................112
DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................113
LAMPIRAN .........................................................................................................114
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Persamaan Yang Diketahui Pada Metode Bishop ....................................14
Tabel 2. Persamaan Yang Tidak Diketahui Pada Metode Bishop
(Anderson dan Richards,1987) ................................................................15
Tabel 3. Asumsi Umum Persamaan Pada Metode Bishop .....................................15
Tabel 4. Tingkat Nilai FK Teoritis .........................................................................17
Tabel 5. Tingkat Nilai FK dalam Praktek ..............................................................18
Tabel 6. Klasifikasi Kemiringan Lereng Menurut SNI03-1997-1995 ...................18
Tabel 7. Hasil data tanah yang di masukan ke Tab Soil ........................................25
Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Pengujian Laboratorium ............................................43
Tabel 9. Hubungan Nilai Faktor Keamanan dengan Intensitas Longsor ...............45
Tabel 10. Perhitungan Stabilitas Lereng Tebing dengan Metode
Fellenius Alternatif 1 ...............................................................................48
Tabel 11. Perhitungan Stabilitas Lereng Tebing dengan Metode
Fellenius Alternatif 2 .............................................................................49
Tabel 12. Perhitungan Stabilitas Lereng Tebing dengan Metode
Bishop Alternatif 1 ................................................................................50
Tabel 13. Perhitungan Stabilitas Lereng Tebing dengan Metode
Bishop Alternatif 2 ................................................................................51
Tabel 14. Rangkuman Analisa Kestabilan Lereng .................................................52
Tabel 15. Hasil data tanah yang di masukan ke Tab Soil Fellenius 1....................55
Tabel 16. Hasil data tanah yang di masukan ke Tab Soil Bishop 1 .......................62
Tabel 17. Hasil data tanah yang di masukan ke Tab Soil Fellenius 2 ....................69
Tabel 18. Hasil data tanah yang di masukan ke Tab Soil Bishop 2 .......................76
Tabel 19. Perhitungan Gaya Aktif .........................................................................85
Tabel 20. Hasil data tanah yang di masukan ke Tab Soil Setting Check ...............93
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Peta Kabupaten Ogan Komering Ilir ................................................36
Lampiran 2. Lokasi Penelitian di Sungai Komering .............................................38
Lampiran 3. Kondisi Eksisting Lokasi Penelitian ..................................................41
Lampiran 4. Bidang Longsor Alternatif 1 ..............................................................46
Lampiran 5. Bidang Longsor Alternatif 2 ..............................................................47
Lampiran 6. Rencana Penggambaran Lereng Sungai dengan Sheet Pile...............82
Lampiran 7. Kondisi Muka Air Banjir di Lokasi Penelitian Berada Pada Elevasi +
13,107 .....................................................................................................................98
Lampiran 8. Hasil Running Sloop Tab External Stability dengan Konstruksi Sheet
Pile Metode Fellenius (Muka Air Banjir) ............................................................101
Lampiran 9. Hasil Running Sloop Tab External Stability dengan Konstruksi Sheet
Pile Metode Bishop (Muka Air Banjir)................................................................102
Lampiran 10. Kondisi Muka Air Normal di Lokasi Penelitian Berada Pada Elevasi
+ 12,607 ...............................................................................................................104
Lampiran 11. Hasil Running Sloop Tab External Stability dengan Konstruksi
Sheet Pile Metode Fellenius (Muka Air Banjir) ..................................................107
Lampiran 12. Hasil Running Sloop Tab External Stability dengan Konstruksi
Sheet Pile Metode Fellenius (Muka Air Banjir) ..................................................108
Lampiran 13. Layout Desain rencana Perkuatan Tebing Sungai Komering ........110
Lampiran 14. Dimensi Desain Rencana Perkuatan Tebing Sungai Komering ....111
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Contoh Pemasangan Sheet Pile Baja Tipe W dan Sheet Pile
Beton Tipe I ............................................................................................7
Gambar 2. Gaya-gaya yang bekerja pada suatu potongan .....................................16
Gambar 3. Analisis Stabilitas Lereng dengan Metode Bishop ...............................19
Gambar 4. Sistem Gaya Pada Metode Fellenius ....................................................21
Gambar 5. Tampilan Awal Program ......................................................................22
Gambar 6. Pemberian nama pada Tab Project.......................................................23
Gambar 7. Menggambar bidang longsor pada Tab Interface ................................24
Gambar 8. Jenis Tanah Pada Tab Soil ...................................................................26
Gambar 9. Menetapkan Jenis Tanah yang digunakan ............................................27
Gambar 10. Membuat Beban yang Berkerja pada Lereng .....................................28
Gambar 11. Memasukkan Kondisi Air Pada Lereng .............................................29
Gambar 12. Menentukan Titik Bidang Longsor ....................................................30
Gambar 13. Tipikal Struktur Jalan Raya Perkerasan Beton Semen .......................31
Gambar 14. Distribusi Beban Kendaraan (Giround dan Noiray, 1981) ...............33
Gambar 15. Gambar Peta Kebupaten Ogan Komering Ilir. ...................................36
Gambar 16. Gambar Lokasi Penelitian di Sungai Komering.
(Sumber Google Earth) .......................................................................38
Gambar 17. Bagan Alir Penelitian .............................................................................40
Gambar 18. Kondisi Eksisting Lokasi Lereng .......................................................41
Gambar 19. Degradasi dan Agradasi Sungai Komering di Lokasi Kegiatan .........42
Gambar 20. Sketsa asumsi bidang gelincir lereng .................................................45
Gambar 21. Bidang Longsor Alternatif 1 ..............................................................46
Gambar 22. Bidang Longsor Alternafif 2 ..............................................................47
Gambar 23. Tab Project untuk Dinding 1 (Fellenius) ...........................................53
Gambar 24. Tab Interface untuk Dinding 1 (Fellenius) ........................................54
Gambar 25. Tab Soil untuk dinding 1 (Fellenius)..................................................56
Gambar 26. Tab Assign untuk dinding 1 (Fellenius) .............................................57
Gambar 27. Tab Analysis untuk Alternatif 1 Metode Fellenius dinding 1 ............58
Gambar 28. Tab Project untuk Dinding 1 (Bishop) ..............................................60
Gambar 29. Tab Interface untuk Dinding 1 (Bishop) ............................................61
Gambar 30. Tab Soil untuk dinding 1 (Bishop) .....................................................63
Gambar 31. Tab Assign untuk dinding 1 (Bishop) .................................................64
Gambar 32. Tab Analysis untuk Alternatif 1 Metode Bishop dinding 1 ...............65
Gambar 33. Tab Project untuk Dinding 2 (Fellenius) ...........................................67
Gambar 34. Tab Interface untuk Dinding 2 (Fellenius) ........................................68
Gambar 35. Tab Soil untuk dinding 2 (Fellenius)..................................................70
Gambar 36. Tab Assign untuk dinding 2 (Fellenius) .............................................71
Gambar 37. Tab Analysis untuk Alternatif 2 Metode Fellenius dinding 2 ...........72
Gambar 38. Tab Project untuk Dinding 2 (Bishop) ...............................................74
Gambar 39. Tab Interface untuk Dinding 2 (Bishop) ............................................75
Gambar 40. Tab Soil untuk dinding 2 (Bishop) .....................................................77
Gambar 41. Tab Assign untuk dinding 2 (Bishop) .................................................78
Gambar 42. Tab Analysis untuk Alternatif 2 Metode Bishop dinding 2 ...............79
Gambar 43. Gambar rencana pengamanan lereng sungai dengan sheet pile .........82
Gambar 44. Layout Desain Rencana Perkuatan Tebing Sungai Komering ...........83
Gambar 45. Pembagian gaya aktif .........................................................................84
Gambar 46. Gaya yang bekerja pada tanah pasif ...................................................86
Gambar 47. Beban lalu lintas .................................................................................89
Gambar 48. Profil Baja ..........................................................................................90
Gambar 49. Tab Project (Kondisi Banjir)..............................................................91
Gambar 50. Tab Interface (Kondisi Banjir) ...........................................................92
Gambar 51. Tab Soil (Kondisi Banjir) ...................................................................94
Gambar 52. Tab Assign (Kondisi Banjir)...............................................................95
Gambar 53. Tab Geometry (Kondisi Banjir) .........................................................96
Gambar 54. Tab Terrain (Kondisi Banjir) .............................................................97
Gambar 55. Kondisi Muka Air Banjir di Lokasi Penelitian Berada Pada Elevasi +
13,107 .....................................................................................................................98
Gambar 56. Tab Water (Kondisi Banjir)................................................................99
Gambar 57. Tab Surchange (Kondisi Banjir) ......................................................100
Gambar 58. Tab External Stabilty Metode Fellenius (Kondisi Banjir) ...............101
Gambar 59. Tab External Stabilty Metode Bishop (Kondisi Banjir) ...................102
Gambar 60. Kondisi Muka Air Normal di Lokasi Penelitian Berada Pada Elevasi
+ 12,607 ...............................................................................................................104
Gambar 61. Tab Water (Kondisi Normal) ..........................................................105
Gambar 62. Tab Surchange (Kondisi Normal) ....................................................106
Gambar 63. Tab External Stabilty Metode Fellenius (Kondisi Normal) .............107
Gambar 64. Tab External Stabilty Metode Bishop (Kondisi Normal) .................108
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kegiatan transportasi merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Transportasi berperan penting dalam kehidupan manusia
antara lain dalam aspek-aspek sosial, politik, ekonomi dan keamanan. Sebagai
pemenuhan kebutuhan manusia akan sarana dan prasarana transportasi yang tinggi
maka banyak dilakukan proyek pembangunan jalan raya. Terkadang ditemui rute
jalan yang malalui daerah perbukitan dan berlereng dengan kondisi tanah yang
kurang baik. Lereng-lereng tersebut harus mampu menahan beban yang besar
akibat kendaraan yang melintas di jalan raya. Selain itu lereng tersebut juga
menerima gaya yang berasal dari aliran sungai yang menggerus tebing sungai
secara perlahan. kondisi ini dapat memicu berkurangnya tingkat keamanan lereng
yang berdampak pada terjadinya longsor yang membahayakan fasilitas jalan raya
di sebelahnya.
Untuk mencegah bencana tanah longsor perlu di lakukan adanya upaya perkuatan
pada lereng. Pada saat ini telah banyak alternatif perkuatan lereng, salah satu
diantaranya yaitu dengan sheet pile. Sheet pile adalah dinding vertikal relatif tipis
2
yang berfungsi untuk menahan tanah dan untuk menahan gaya yang di timbulkan
akibat aliran sungai terutama pada saat banjir.
Penelitian ini menitikberatkan pada kajian konstruksi sheet pile sebagai perkuatan
lereng sungai dengan menganalisis posisi bidang longsor sehingga nilai faktor
keamanan dapat tercapai. Kajian bidang longsor pada lereng sungai akan di
analisis dengan menggunakan program Geostructural Analysis Versi 19 dan
membandingkan perhitungan manual menggunakan metode Bishop dan Fellenius.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas maka diambil rumusan masalah :
1. Apakah penyebab terjadinya longsor lereng sungai?
2. Seberapa besar pengaruh kemiringan lereng terhadap besarnya nilai faktor
keamanan (SF) pada lereng?
3. Seberapa besar pengaruh struktur Sheet Pile terhadap bidang longsor pada
lereng?
4. Seberapa
besar
perbandingan
hasil
analisis
stabilitas
lereng dengan
menggunakan program Geostructural Analysis Versi 19 dan secara manual?
3
C. Batasan Masalah
Untuk membatasi permasalahan agar penelitian ini lebih terarah dan tidak terlalu
meluas maka perlu pembatasan masalah. Batasan-batasan masalah yang diambil
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Data tanah yang digunakan adalah data tanah hasil penyelidikan oleh pihak
terkait. Lokasi pengujian telah selesai dilaksanakan yang berada di Desa Jejawi,
Kecamatan Jejawi, Kabupaten Ogan komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan.
2. Analisis stabilitas lereng menggunakan bantuan program Geostructural
Analysis Versi 19 dan perhitungan manual.
3. Perkuatan sheet pile dan dimensi disesuaikan dengan kebutuhan lapangan.
4. Longsor lereng diamati dengan menggunakan permodelan dua dimensi.
5. Muka air tanah tidak ikut diperhitungkan.
D. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui penyebab terjadinya longsor tebing sungai pada lokasi penelitian
2. Membandingkan hasil analisis stabilitas lereng dengan menggunakan program
Geostructural Analysis Versi 19 dengan cara manual.
3. Menghitung angka keamanan pengaman lereng sungai dengan menggunakan
konstruksi sheet pile.
4
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini untuk :
1. Menambah pengetahuan tentang stabilitas lereng dengan perkuatan Sheet Pile.
2. Mendapatkan gambaran tentang visualisasi kelongsongan lereng dalam bentuk
dua dimensi.
3. Mengenal dan dapat mengoperasikan program Geostructural Analysis Versi 19.
4. Menghemat waktu dalam menyelesaikan permasalahan dalam bidang geoteknik
dengan memanfaatkan program komputer.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konstruksi Sheet Pile
Sheet pile merupakan jenis dinding vertikal relatif tipis yang berfungsi untuk
menahan tanah dan untuk menahan masuknya air ke dalam lubang galian. sheet
pile merupakan salah satu jenis retainingwall. sheet pile terbuat dari baja, beton,
kayu atau sheet pile dari plastik yang saling berhubungan satu sama lainnya
membentuk dinding yang kontinu sepanjang tebing saluran. Dalam mendesain
sheet pile perlu diperhatikan adalah kedalaman sheet pile dan jenis tanah.
Kedalaman sheet pile menentukan kekuatan dari sheet pile tersebut. Kekuatan
dari sheet pile berada pada ujungnya dan gesekan pada selimut sheet pile. Jenis
tanah juga menentukan kekuatan sheet pile.
Analisis tegangan perpindahan dan faktor keamanan (SF) pada lereng miring
dengan perkuatan sheet pile menggunakan program Geostructural Analysis Versi
19. Hasil analisisnya nilai faktor keamanan (SF) lereng mengalami peningkatan
seiring dengan penambahan panjang sheet pile dan nilai faktor keamanan (SF)
mengalami penurunan seiring dengan penambahan sudut kemiringan lereng
(Aza,2012).
6
Analisis stabilitas lereng pada badan jalan dan perencanaan perkuatan dinding
penahan tanah pada studi kasus sungai, Desa Jejawi, Kecamatan Jejawi,
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Hasil analisisnya
nilai faktor keamanan (SF) lereng pada kontur alami kurang dari 1. Faktor
keamanan (SF) mencapai angka lebih dari 1 setelah mengurangi kecuraman
lereng dan dibangun dinding penahan tanah (Tjokorda, 2010).
Dalam metode kesetimbangan batas telah digunakan untuk stabilitas lereng
dalam waktu yang lama. Metode kesetimbangan konvensional memiliki beberapa
keterbatasan, salah satunya hanya memenuhi persamaan kesetimbangan gaya.
Metode tersebut tidak menganggap tegangan dan perpindahan dari suatu lereng.
Keterbatasan ini dapat diatasi dengan menggunakan program yang mampu
menganalisis gaya dan tegangan geser total pada permukaan longsor sehingga
dapat digunakan untuk menentukan angka keamanan (Krahn, 2003).
Penelitian ini diharapkan mampu melengkapi penelitian-penelitian sebelumnya,
analisis yang dilakukan dengan bantuan program Geostructural Analysis Versi
19 kemudian hasilnya dibandingkan dengan perhitungan manual menggunakan
metode Bishop pada lereng tanpa perkuatan dan metode baji (wedge) pada lereng
dengan perkuatan. Dilakukan pula analisis manual stabilitas eksternal terhadap
penggulingan dan kegagalan daya dukung tanah. Analisis stabilitas internal
terhadap putus tulangan dan cabut tulangan. Gambar sheet pile penahan tebing
sungai.
7
Gambar 1. Contoh Pemasangan Sheet Pile Baja Tipe W dan Sheet Pile Beton
Tipe I
B. Tanah
Tanah terdiri dari butiran-butiran mineral yang merupakan hasil dari pelapukan
batuan. Ukuran butirannya sangat bervariasi dan sifat-sifat fisik dari tanah banyak
tergantung dari factor ukuran, bentuk, dan komposisi kimia butiran. Tanah
berguna sebagai bahan bangunan pada berbagai macam pekerjaan teknik dan juga
sebagai pendukung pondasi dari bangunan.
8
C. Stabilitas Lereng
Lereng adalah permukaan bumi yang membentuk sudut kemiringan tertentu
dengan bidang horizontal. Lereng dapat terbentuk secara alamiah karena proses
geologi atau karena dibuat oleh manusia. Lereng yang terbentuk secara alamiah
misalnya lereng bukitdan tebing sungai, sedangkan lereng buatan manusia antara
lain yaitu galian dan timbunan untuk membuat jalan raya dan jalan kereta api,
bendungan, tanggul sungai dan kanal serta tambang terbuka. Suatu longsoran
adalah keruntuhan dari massa tanah yang terletak pada sebuah lereng sehingga
terjadi pergerakan massa tanah ke bawah dan ke luar.
Longsoran dapat terjadi dengan berbagai cara, secara perlahan-lahan atau
mendadak serta dengan ataupun tanpa tanda-tanda yang terlihat. Setelah gempa
bumi, longsoran merupakan bencana alam yang paling banyak mengakibatkan
kerugian materi maupun kematian. Kerugian dapat ditimbulkan oleh suatu
longsoran antara lain yaitu rusaknya lahan pertanian, rumah, bangunan, jalur
transportsi serta sarana komunikasi. Analisis kestabilan lereng harus berdasarkan
model yang akurat mengenai kondisi material bawah permukaan, kondisi air
tanah dan pembebanan yang mungkin bekerja pada lereng.
Tanpa sebuah model geologi yang memadai, analisis hanya dapat dilakukan
dengan menggunakan pendekatan yang kasar sehingga kegunaan dari hasil
analisis dapat dipertanyakan. Beberapa pendekatan yang dapat dilakukan adalah
dengan menggunakan metode-metode seperti : Metode Taylor, Metode janbu,
Metode Fenellius, Metode Bishop, dll.
9
Dalam menentukan kestabilan atau kemantapan lereng dikenal istilah faktor
keamanan (safety factor) yang merupakan perbandingan antara gaya-gaya yang
menahan gerakan terhadap gaya-gaya yang menggerakkan tanah tersebut
dianggap stabil, bila dirumuskan sebagai berikut :
Faktor kemanan (F) = gaya penahan / gaya penggerak
Dimana untuk keadaan :
• F > 1,0 : lereng dalam keadaan mantap
• F = 1,0 : lereng dalam keadaan seimbnag, dan siap untuk longsor
• F < 1,0 : lereng tidak mantap
Jadi dalam menganalisis kemantapan lereng akan selalu berkaitan dengan
perhitungan untuk mengetahui angka faktor keamanan dari lereng tersebut. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi kemantapan lereng, antara lain :
1. Penyebaran Batuan
Penyebaran dan keragaman jenis batuan sangat berkaitan dengan kemantapan
lereng, ini karena kekuatan, sifat fisik dan teknis suatu jenis batuan berbeda
dengan batuan lainnya. Penyamarataan jenis batuan akan mengakibatkan
kesalahan hasil analisis. Misalnya : kemiringan lereng yang terdiri dari pasir tentu
akan berbeda dengan lereng yang terdiri dari lempung atau campurannya.
10
2. Struktur Geologi
Struktur geologi yang mempengaruhi kemantapan lereng dan perlu diperhatikan
dalam analisis adalah struktur regional dan lokal. Struktur ini mencakup sesar,
kekar, bidang perlapisan, sinklin dan antiklin, ketidakselarasan, liniasi, dll.
Struktur ini sangat mempengaruhi kekuatan batuan karena umumnya merupakan
bidang lemah pada batuan tersebut, dan merupakan tempat rembesan air yang
mempercepat proses pelapukan.
3. Morfologi
Keadaan morfologi suatu daerah akan sangat mempengaruhi kemantapan lereng
didaerah tersebut. Morfologi yang terdiri dari keadaan fisik, karakteristik dan
bentuk permukaan bumi, sangat menentukan laju erosi dan pengendapan yang
terjadi, menent ukan arah aliran air permukaan maupun air tanah dan proses
pelapukan batuan.
4. Iklim
Iklim mempengaruhi temperatur dan jumlah hujan, sehingga berpengaruh pula
pada proses pelapukan. Daerah tropis yang panas, lembab dengan curah hujan
tinggi akan menyebabkan proses pelapukan batuan jauh lebih cepat daripada
daerah sub-tropis. Karena itu ketebalan tanah di daerah tropis lebih tebal dan
kekuatannya lebih rendah dari batuan segarnya.
11
5. Tingkat Pelapukan
Tingkat pelapukan mempengaruhi sifat-sifat asli dari batuan, misalnya angka
kohesi, besarnya sudut geser dalam, bobot isi, dll. Semakin tinggi tingkat
pelapukan, maka kekuatan batuan akan menurun.
6. Hasil Kerja Manusia
Selain faktor alamiah, manusia juga memberikan andil yang tidak kecil. Misalnya,
suatu lereng yang awalnya mantap, karena manusia menebangi pohon pelindung,
pengolahan tanah yang tidak baik, saluran air yang tidak baik, penggalian /
tambang, dan lainnya menyebabkan lereng tersebut menjadi tidak mantap,
sehingga erosi dan longsoran mudah terjadi.
Pada dasarnya longsoran akan terjadi karena dua sebab, yaitu naiknya tegangan
geser (shear strees) dan menurunnya kekuatan geser (shear strenght). Adapun
faktor yang dapat menaikkan tegangan geser adalah :
• Pengurangan penyanggaan lateral, antara lain karena erosi, longsoran terdahulu
yang menghasilkan lereng baru dan kegiatan manusia.
• Pertambahan tegangan, antara lain karena penambahan beban, tekanan air
rembesan, dan penumpukan.
• Gaya dinamik, yang disebabkan oleh gempa dan getaran lainnya.
• Pengangkatan atau penurunan regional,
yang disebabkan oleh gerakan
pembentukan pegunungan dan perubahan sudut kemiringan lereng.
12
• Pemindahan penyangga, yang disebabkan oleh pemotongan tebing oleh sungai,
pelapukan dan erosi di bawah permukaan, kegiatan pertambangan dan
terowongan, berkurangnya/hancurnya material dibagian dasar.
• Tegangan lateral, yang ditimbulkan oleh adanya air di rekahan serta pembekuan
air, penggembungan lapisan lempung dan perpindahan sisa tegangan.
Sedangkan faktor yang mengurangi kekuatan geser adalah :
• Keadaan atau rona awal, memang sudah rendah dari awal disebabkan oleh
komposisi, tekstur, struktur dan geometri lereng.
• Perubahan karena pelapukan dan reaksi kimia fisik, yang menyebabkan lempung
berposi menjadi lunak, disinteggrasi batuan granular, turunnya kohesi,
pengggembungan lapisan lempung, pelarutan material penyemen batuan
• Perubahan gaya antara butiran karena pengaruh kandungan air dan tekanan air
pori.
• Perubahan struktur, seperti terbentuknya rekahan pada lempung yang terdapat di
tebing/ lereng. (Dhen Maulana, 2014).
D. Analisis Stabilitas Lereng Secara Manual
Analisis
kestabilan
lereng
pada
umumnya
berdasarkan
pada
konsep
keseimbangan plastis batas (limit plastic equilibrium) (Hardiyantmo, 2010).
• Kelongsoran lereng terjadi disepanjang permukaan bidang longsor tertentu
dan dapat dianggap sebagai masalah bidang 2 dimensi.
• Massa tanah longsor dianggap berupa benda yang pasif.
13
• Tahanan geser dari massa tanah yang setiap titik sepanjang bidang longsor
tidak tergantung dari orientasi permukaan longsor, atau dengan kata lain kuat
geser tanah di anggap isotropis.
• Faktor aman didefinisikan dengan memperhatikan tegangan geser rata–rata
sepanjang bidang longsor yang potensial dan kuat geser tanah rata–rata
sepanjang permukaan longsoran. Jadi, kuat geser tanah mungkin terlampaui di
titik–titik tertentu pada bidang longsornya, padahal faktor aman hasil hitungan
lebih besar 1,5.
Analisis Kestabilan Lereng ditujukan untuk mendapatkan angka faktor keamanan
dari suatu bentuk lereng tertentu.Dengan diketahuinya faktor keamanan
memudahkan pekerjaan pembentukan atau perkuatan lereng untuk memastikan
apakah lereng yang telah dibentuk mempunyai risiko longsor atau cukup stabil.
Bertambahnya tingkat kepastian untuk memprediksi ancaman longsor dapat
bermanfaat untuk hal-hal sebagai berikut :
• Untuk memahami perkembangan dan bentuk dari lereng alam dan proses yang
menyebabkan terjadinya bentuk–bentuk alam yang berbeda.
• Untuk menilai kestabilan lereng dalam jangka pendek (biasanya selama
kontruksi) dan jika kondisi jangka panjang.
• Untuk menilai kemungkinan terjadinya kelongsoran yang melibatkan lereng
alam atau lereng buatan.
• Untuk menganalisis kelongsoran dan untuk memahami kesalahan mekanisme
dan pengaruh dari faktor lingkungan.
14
• Untuk dapat mendisain ulang lereng yang gagal serta perencanaan dan disain
pencegahannya, serta pengukuran ulang.
• Untuk mempelajari efek atau pengaruh dari beban gempa pada lereng dan
tanggul.
1. Metode Bishop
Metode Bishop dipakai untuk menganalisis permukaan gelincir (slip surface) yang
berbentuk lingkaran. Dalam metode ini diasumsikan bahwa gaya-gaya normal
total berada/bekerja dipusat alas potongan dan bisa ditentukan dengan
menguraikan gaya-gaya pada potongan secara vertikal atau normal. Persyaratan
keseimbangan dipakai pada potongan-potongan yang membentuk lereng tersebut.
Metode Bishop menganggap bahwa gaya-gaya yang bekerja pada irisan
mempunyai resultan nol pada arah vertikal (Bishop,1955). Untuk lereng yang
dibagi menjadi n buah slice (irisan).
Tabel 1. Persamaan yang diketahui pada Metode Bishop
No
Persamaan yang ada
Jumlah
1
2
Keseimbangan normal
Keseimbangan tangensial
N
N
Keseimbangan momen
N
3n
3
Total
15
Tabel 2. Persamaan yang tidak diketahui pada Metode Bishop
(Anderson dan Richards,1987).
No
Persamaan yang tidak diketahui
Jumlah
1
2
Faktor Keamanan
Gaya-gaya normal total (P) pada dasar slice
1
n
3
Posisi gaya P
n
4
Gaya-gaya horizontal antar slice
n-1
5
Gaya-gaya vertical antar slice
n-1
6
Tinggi gaya-gaya antar slice
n-1
Total
5n-2
Sumber : Jurnal Octovian Cherianto Parluhutan Rajagukguk
Maka diperlukan asumsi sebanyak (2n -2) agar masalah bias diselesaikan secara
statis tertentu.
Tabel 3. Asumsi Umum Persamaan pada Metode Bishop
No
Asumsi Umum
1
Posisi gaya normal
2
Gaya
antar slice vertikal
padapusatslice
adalah nol
Jumlah
N
n-1
2n-1
Total
Sumber : Jurnal Octovian Cherianto Parluhutan Rajagukguk
Secara umum ada tiga macam asumsi yang dapat dibuat :
• Asumsi mengenai distribusi tegangan normal sepanjang permukaan gelincir.
• Asumsi mengenai inklinasi dari gaya-gaya antar potongan.
• Asumsi mengenai posisi garis resultante gaya-gaya antar potongan.
Pada sebagian besar metode analisi, gaya normal diasumsi bekerja dipusat alas
dari tiap potongan, sebab potongan tipis. Ini diterapkan pada sejumlah asumsi,
16
Metode Bishop ini digunakan asumsi sebanyak (2n -1). Prinsip dasarnya sebagai
berikut :
• Kekuatan geser didefinisikan dengan menggunakan hubungan linier MohrCoulomb.
• Menggunakan Keseimbangan normal.
• Menggunakan keseimbangan tangensial.
• Menggunakan keseimbangan momen.
a. Rumus Metode Bishop
Gambar 2. Gaya-gaya yang bekerja pada suatu potongan.
Keterangan:
W
= Berat total pada irisan
EL, ER
= Gaya antar irisan yang bekerja secara horizontal pada penampang
kiri dan kanan
XL, XR
dan kanan
= Gaya antar irisan yang bekerja secara vertikal pada penampang kiri
17
P
= Gaya normal total pada irisan
T
= Gaya geser pada dasar irisan
b
= Lebar dari irisan
l
= Panjang dari irisan
α
= Sudut Kemiringan lereng
Dengan memperhitungkan seluruh keseimbangan gaya maka rumus untuk faktor
keamanan Fk Metode Bishop diperoleh sebagai berikut (Anderson dan Richards,
1987) :
𝐹𝑘 =
[𝑐 ′ 𝐼+(𝑃−𝑈𝑖)𝑇𝐴𝑁ɸ′ ]
𝑊 sin 𝛼
……………………………..………………………..(1)
b. Faktor Keamanan
Faktor keamanan terhadap longsoran didefinisikan sebagai perbandingan
kekuatan geser Maksimum yang dimiliki
tanah
dibidang longsor yang
diandaikan (s) dengan tahanan geser yang diperlukan untuk keseimbangan (τ),
𝑠
atau Fk = 𝜏. Secara teoritis tingkat nilai faktor keamanan
Tabel 4. Tingkat nilai Fk Teoritis
Fk
Keterangan
>1
Stabil
=1
Kritis
<1
Labil
Dalam praktek (Bowles, 1984) tingkat nilai faktor keamanan
18
Tabel 5. Tingkat nilai Fk dalam praktek
Fk
Keterangan
>1,5
Stabil
1,07<Fk<1,5
Kritis
<1,07
Labil
(Sumber :Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.3, 2014)
Suatu lereng dikatakan stabil jika lereng tersebut tidak mengalami pergerakan dan
tidak berpotensi mengalami pergerakan, yaitu apabila besarnya komponen gaya
penahan pada lereng lebih besar dibanding komponen gaya penggerak lereng.
Klasifikasi kemiringan lereng menurut SNI03-1997-1995 yaitu sebagai berikut :
Tabel 6. Klasifikasi Kemiringan Lereng Menurut SNI03-1997-1995
Sudut Kemiringa Lereng
Kondisi menurut
(….o)
SNI03-1997-1995
45
Sedang
60
Curam
90
Curam
(Sumber: SNI03-1997-1995)
Ada pula pendapat dari Christoper, dkk, (1990), mengklasifikasikan:
1) Struktur timbunan dengan kemiringan lereng <70 o yang lerengnya diperkuat,
disebut lereng tanah bertulang (Reinforced SoilSlope, RSS).
19
2) Struktur timbunan dengan kemiringan lereng >70o yang lerengnya diperkuat,
disebut struktur dinding
tanah distabilitas secara mekanis (Mechanically
Stabilized Earth wall, MSE-wall).
Didalam menganalisis stabilitas lereng tidaklah mudah, karena terdapat banyak
faktor yang sangat mempengaruhi hasil hitungan. Faktor-faktor tersebut misalnya,
kondisi tanah yang berlapis-lapis, kuat geser tanah yang anisotropis, aliran
rembesan air dalam tanah dan lain-lainya. Maka diperlukan ketelitian dalam proses
perhitunganya. Untuk mencari nilai faktor keamanan (SF) lereng tanpa perkuatan
pada penelitian ini dihitung menggunakan metode bishop sebagai berikut:
Gambar 3. Analisis Stabilitas Lereng dengan Metode Bishop
𝑆𝐹 =
(
𝑐.Δx+W tan ᵩ
)
𝑚
𝑊𝑆𝑖𝑛ᵩ
m = cos α [1
…………………………………………………………(2)
tan α tan ᵩ
𝐹
]
...…….…………………………………………...(3)
20
Keterangan :
SF = faktor aman
C
= kohesi tanah (kN/m2)
Φ
= sudut gesek dalam tanah (0)
α
= sudut irisan dengan bidang longsor (0)
W
= berat irisan tanah ke-n+q (kN/m)
Q
= beban merata (kN/m2)
∆x
= panjang irisan ke-n (m)
F
= faktor aman rencana
2. Metode Fellenius
Metode Fellenius (Ordinary Method of Slice) diperkenalkan pertama oleh
Fellenius (1927, 1936) berdasarkan bahwa gaya memiliki sudut kemiringan paralel
dengan dasar irisan FK dihitung dengan keseimbangan momen. Fellenius
mengemukakan metodenya dengan menyatakan asumsi bahwa keruntuhan terjadi
melalui rotasi dari suatu blok tanah pada permukaan longsor berbentuk lingkaran
(sirkuler) dengan titik O sebagai titik pusat rotasi. Metode ini juga menganggap
bahwa gaya normal P bekerja ditengah-tengah slice. Diasumsikan juga bahwa
resultan gaya-gaya antar irisan pada tiap irisan adalah sama dengan nol, atau
dengan kata lain bahwa resultan gaya-gaya antar irisan diabaikan.
21
Jadi total asumsi yang di buat oleh metode ini adalah :
 Posisi gaya normal P terletak di tengah alas irisan : n.
 Resultan gaya antar irisan sama dengan
Nol
: n-1
Total
: 2n-1
Dengan anggapan-anggapan ini maka dapat diuji persamaan kseimbangan momen
untuk seluruh irisan terhadap titik pusat rotasi dan diperoleh suatu nilai Faktor
Keamanan.
Gambar 4. Sistem Gaya Pada Metode Fellenius
Pada Gambar 1. diperlihatkan suatu lereng dengan system irisan untuk berat
sendiri massa tanah (W) serta analisis komponen gaya-gaya yang timbul dari
berat massa tanah tersebut, yang terdiri dari gaya-gaya antar irisan yang bekerja
disamping kanan irisan (Erdan Xt). Pada bagi analas irisan, gaya berat (W)
22
diuraikan menjadi gaya reaksi normal Pw yang bekerja tegak lurus alas irisan dan
gaya tangen sial Tw yang bekerja sejajar irisan. Besarnya lengan gaya (W) adalah
x = R sin α, dimana R adalah jari-jari lingkaran longsor dan sudut α adalah sudut
pada titik O yang dibentuk antara garis vertical dengan jari-jari lingkaran longsor.
(Sumber : Jurnal Sipil Statik Vol.2 No.1, 2014).
E. Pemodelan lereng dengan program Geostructural Analysis Versi 19
1. Pengaturan Awal
Pengaturan awal untuk melakukan analisis dengan program Geostructural
Analysis Versi 19 terdiri dari beberapa tahap, diantaranya pengaturan kertas
kerja, skla gambar, dan jarak grid. Kertas kerja merupakan ukuran ruang yang
disediakan untuk melakukan mendefinisikan ukuran lereng sebenarnya
perbandingan yang digunakan untuk mendefinisikan ukuran lereng sebenarnya
terhadap gambar pada program. Adapun langkah-langkah pengaturan awal
adalah sebagai berikut :
a. Memberikan judul pada tampilan awal program
Gambar 5. Memberikan judul pada tampilan awal program
23
b. Memberi sketsa gambar pada slide dengan menggunakan klik Tab Project.
Pada Tab Project ini memasukkan sketsa gambar pada bagian ini merupakan input dari data hasil survei dan
pengukuran topografi.
Gambar 6. Pemberian sketsa gambar pada Tab Project
24
c. Menggambar Potongan Bidang Longsor pada Tab Interface.
Gambar 7. Menggambar bidang longsor pada Tab Interface
25
d. Memilih Jenis Tanah dan Memasukan Data Tanah pada Tab Soil
Pada Tab Soil ini memasukkan data hasil survei dan investigasi mekanika
tanah dengan parameter table sebagai berikut :
Tabel 7. Hasil data tanah yang di masukkan ke Tab Soil
Parameter
Nilai
γ (berat volume)
17,20 kN/m³
φef (sudut geser)
Cef (kohesi tanah)
γsat (berat jenuh)
30°
0,30 kpa
19,50 kN/m³
Sumber : Data Labolatorium Mekanika Tanah
26
Gambar 8. Jenis Tanah dan Data Tanah Pada Tab Soil
27
e. Memilih Menu Tab Assign
Gambar 9. Menetapkan Jenis Tanah yang digunakan
28
f. Memilih Menu Tab Surcharge
Tab Surchange adalah bagian dari Tool Geostructural Analysis untuk memasukkan beban kendaraan.
Gambar 10. Membuat Beban yang Berkerja pada Lereng
29
g. Memilih Menu Tab Water
Pada bagian Tab Water ini, input pada program yaitu menggunakan data tinggi muka air pada saat kondisi banjir dan
kondisi normal.
Gambar 11. Memasukkan Kondisi Air Pada Lereng
30
h. Memilih Menu Tab Analysis
Pada Tab Analysis ini menentukan hasil bidang longsor yang di dapat dari hasil data tanah yang telah di masukkan.
Gambar 12. Menentukan Titik Bidang Longsor
31
F. Struktur Perkerasan Jalan
Perkerasan beton semen (perkerasan kaku) adalah struktur yang terdiri atas pelat
beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau
menerus dengan tulangan, terletak diatas lapis pondasi bawah atau tanah dasar,
tanpa atau dengan lapis permukaan beraspal (SNI PDT-14-2003).
Pada umumnya perkerasan beton semen dilapisi dengan perkerasan aspal di
atasnya. Namun struktur perkerasan beton semen secara tipikal sebagai mana
terlihat pada Gambar 2.13
Gambar 13. Tipikal Struktur Jalan Raya Perkerasan Beton Semen
Bahan pondasi bawah pada perkerasan beton semen berdasarkan SNI PDT-142003 dapat berupa:
1) Bahan berbutir.
2) Stabilisasi atau dengan beton kurus giling padat (Lean Rolled Concrete).
3) Campuran beton kurus (Lean-Mix Concrete).
32
Tebal pondasi minimum yang mempunyai mutu sesuai dengan SNI No. 03-63882000 dan AASHTO M-15 serta SNI No. 03-1743-1989 adalah 10cm. Perancangan
tebal perkerasan beton semen
dapat dihitung dengan menggunakan beberapa
metode diantaranya : metode AASHTO, AUST ROAD 2000, metode Bina Marga,
metode Asphalt Institute, metode ROAD NOTE 29, dan lain-lain. Pada umumnya
tebal perkerasan beton semen berkisar antara 20-30 cm.
Bahan-bahan yang digunakan untuk perkerasan beton semen harus sesuai dengan
peraturan yang telah diterapkan. Daftar berat isi ( ) bahan-bahan yang digunakan
untuk perkerasan beton semen berdasarkan peraturan pembebanan jembatan Bab
III hal. 37 dalam Herma, dkk 2010 adalah sebagai berikut :
1) Beton bertulang
: 24 kN/m3
2) Beton biasa
: 22 kN/m3
3) Perkerasan jalan beraspal
: 20 – 25 kN/m3
G. Pembebanan Pada Lereng
Gaya yang ditimbulkan oleh adanya struktur jalan raya di atas konstruksi lereng
harus mampu ditahan oleh lereng tersebut. Gaya tersebut yaitu gaya vertikal yang
disebabkan oleh beban perkerasan dan beban kendaraan. Gaya-gaya yang berasal
dari kendaraan nantinya akan diteruskan pada perkerasan sebagai tekanan vertikal.
Tekanan vertikal dapat ditentukan dengan menggunakan penyebaran tekanan ( 2H
33
: 1V atau α = ± 26°) dari Giroud dan Noiray (1981). Tekanan ban (p’) pada
kedalaman (h) dari permukaan dapat di peroleh dengan rumus
P’ =
𝑃
2(𝐵+2ℎ𝑡𝑔𝛼 )(𝐿+2ℎ𝑡𝑔𝛼)
……………………………………….(4)
Keterangan :
P’
= tekanan ban pada kedalaman h (kN/m2)
P
= beban gandar (kN)
h
= tebal perkerasan (m)
α
= sudut penyebaran beban terhadap vertikal (0)
L
= panjang bidang kotak (m)
B
= lebar bidang kotak (m)
Gambar 14. Distribusi Beban Kendaraan (Giround dan Noiray, 1981)
34
Beban gandar (P) disebarkan mengikuti penyebaran tekanan yang bersudut α
terhadap vertikal. Bidang kontak ekivalen tekanan ban di atas permukaan jalan
adalah B x L.
Untuk kendaraan berat dengan roda lebar dan ganda :
𝑃√2
B = √ 𝑃𝐶 , 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿 = 0,5 𝐵
…………….…………………...…….(5)
Giround dan Noiray,1981, menyatakan besarnya tekanan ban (pc) untuk
kendaraan proyek sebesar 620 kPa.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Wilayah Studi
Wilayah studi pada pemelitian ini adalah Sungai Komering yang terletak di
Kabupaten Ogan Komering Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Kabupaten Ogan
Komering Ilir merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Selatan
dengan ibu kota Kayu Agung. Kabupaten Ogan komering Ilir mempunyai luas
wilayah 19.023,47 km2 atau sekitar 20 % dari luas propinsi Sumatera Selatan.
Wilayah kabupaten Ogan Komering Ilir terletak di bagian timur provinsi
sumatera selatan yaitu tepatnya antara antara 104°20’ dan 106°00’ Bujur Timur
dan 2°30’ sampai 4°S15’ Lintang Selatan, secara administrasi kabupaten Ogan
Komering Ilir berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan kabupaten banyuasin, kabupaten ogan
ilir

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu
Timur

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Ogan ilir dan kabupaten
OKU timur

Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bangka dan Laut jawa.
36
Gambar 15. Gambar Peta Kebupaten Ogan Komering Ilir.
B. Keadaan Alam
1. Kondisi Topografi
Dari segi topografi Kabupaten Ogan Komering ilir secara umum merupakan
dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 10 mdpl. Lokasi tertinggi berada di
daerah Bukit Gajah kecamatan Tulung Selapan, dengan titik ketinggian sekitar
14 mdpl, sedangkan daerah terendah terletak di kawasan timur yang termasyuk
di wilayah Kecamatan Tulung Selapan juga, dengan rata-rata ketinggian sekitar
6 mdpal. Berdasarkan tingkat kemiringan, wilayah Kabupaten OKI dapat
dibedakan menjadi daerah dengan topografi datar sampai landai dengan tingkat
37
kemiringan antara 0 – 2%, dan daerah dengan topografi bergelombang dengan
tingkat kemiringan berkisar antara 2 – 15 %.
2. Kondisi Tanah
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir meliputi beberapa jenis
mulai dari glei humus dan organosol, latosol, litosol, podsolik, alluvial
hidromorf, sampai hidromorf. Sedangkan jenis tanah yang paling dominan
penyebarannya adalah glei humus dan organosol yang berasosiasi dengan air
Litosol dan podsolik.
3. Kondisi Fisiografis
Kabupaten OKI secara fisiografis terletak pada bentang alam dataran rendah
yang menempati sepanjang Sumatera bagian timur. Wilayah ini sebagian besar
memperlihatkan tipologi ekologi rawa, meskipun secara lokal dapat ditemukan
dataran kering. Dengan demikian wilayah OKI dapat dibedakan menjadi
dataran lahan basah dengan topografi rendah (lowland) dan dataran lahan
kering yang memperlihatkan topografi lebih tinggi (Upland).
38
Gambar 16. Gambar Lokasi Penelitian di Sungai Komering. (Sumber Google Earth)
39
C. Data yang Digunakan
1. Data Sekunder
Data Sekunder adalah data-data yang diperoleh dari instansi-instansi terkait
pemelitian ini. Adapun data sekuder yang digunakan adalah sebagai berikut.
a. Data pengujian Tanah
b. Tinggi muka air banjir
c. Data struktur pengamanan sheet pile
d. Data hasil pengukuran Topografi
D. Analisis Data
a. Pengumpulan data sekuder.
b. Analisis stabilitas lereng dengan cara manual.
c. Analisis stabilitas lereng dengan Geostructural Analysis Versi 19.
d. Perbandingan hasil analisis.
e. Rekomendasi Penanganan Stabilitas Lereng.
f. Kesimpulan dan Saran.
40
E. Bagan Alir Penelitian
Untuk menyederhanakan kegiatan peneltian, maka dibentuklah suatu bagan alir
penelitian sebagai berikut.
Mulai
Pengumpulan Data
Analisis Stabilitas Lereng
Secara Manual dengan
Metode Bishop dan
Fellenius
Dengan Menggunakan Program
Geostructural Analysis Versi 19
Perbandingan Hasil Analisis Manual Vs
Geostructural Analysis Versi 19
Rekomendasi Penanganan
Stabilitas Lereng
Kesimpulan Dan Saran
Selesai
Gambar 17. Bagan Alir Penelitian
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perhitungan dan pengolahan data, maka diperoleh
kesimpulan sebagai berikut :
1. Penyebab terjadinya longsor pada sungai di lokasi disebabkan karena
terjadinya degradasi (penurunan dasar sungai) pada bagian tikungan dalam
dan agradasi (kenaikan dasar sungai akibat sedimentasi) terjadi pada bagian
tikungan luar.
2. Dari hasil perhitungan analisis pengamanan tebing dengan Sheet Pile
menggunakan metode Fellenius yang dilakukan pada 2 kondisi diperoleh
bahwa pada saat kondisi banjir, nilai FS adalah sebesar : 3,42. Nilai
tersebut lebih tinggi dari hasil perhitungan pada saat kondisi air normal
dengan nilai FS sebesar : 2,76.
3. Hasil perhitungan analisis pengamanan tebing dengan Sheet Pile dengan
menggunakan metode Bishop pada 2 kondisi diperoleh bahwa pada kondisi
banjir nilai FS adalah sebesar : 4,23. Nilai tersebut lebih tinggi dari hasil
perhitungan pada saat kondisi air normal dengan nilai FS : 3,64.
4. Nilai FS pada saat banjir lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi normal.
Hal ini disebabkan pada saat terjadi banjir (muka air tinggi), air perperan
111
sebagai penambah gaya pasif sehingga nilai FS tinggi, begitu juga
sebaliknya.
5. Hasil perhitungan keamanan tebing sebelum di lakukan pengaman dengan
metode fellenius sebesar : 0,750 (kondisi tidak aman). Setelah dilakukan
pengamanan Sheet Pile nilai FS metode Fellenius menjadi : 3,42 (kondisi
aman) artinya dengan struktur Sheet Pile terjadi peningkatan keamanan
sebesar 456,00 %.
6. Hasil perhitungan keamanan tebing sebelum di lakukan pengaman dengan
metode Bishop sebesar : 1,018 (kondisi tidak aman). Setelah dilakukan
pengamanan Sheet Pile nilai FS metode Bishop menjadi : 4,23 (kondisi
aman) artinya dengan struktur Sheet Pile terjadi peningkatan keamanan
sebesar 415,52 %.
7. Struktur Sheet Pile merupakan struktur yang sangat efektif untuk
mengamankan tebing dari bahaya longsor.
112
B. Saran
Saran yang dapat diberikan penulis berdasarka hasil perhitungan dan
pengolahan data yang telah dilakukan adalah sebagai berikut.
1. Perlu membandingkan antara motode perhitungan analisis stabilitas lereng
dengan perkuatan Sheet Pile menggunakan program Geostructural Analysis
Versi 19, dengan metode lain seperti Janbu, Spencer dan Mergenstrenprice.
2. Diperluakan kajian pengamanan lereng menggunakan struktur konstruksi
Bored Pile atau Retaining wall.
3. Wajib diperlukan pengujian mekanika tanah untuk menentukan kedalaman
Sheet Pile yang akan di perlukan.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, M.G., Richard K.S., 1987. Slope Stability, Geotechnical Engineering
and Geomorphology, John Wiley and Sons.
Bowles, J. 1984. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah). Edisi
Bowles, Joseph E., Hainim Johan K., 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis
Tanah (Mekanika Tanah), Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Brown, William D. 1994. Design Of Sheet Pile Walls, Design Of Sheet Pile
Walls.pdf.
Fauzi, Aza Nur. 2012. Analisis Tegangan-Perpindahan dan Faktor Keamanan
(SF) Pada Lereng Miring Dengan Perkuatan Soil Nailing Menggunakan
Program Plaxis 8.2. Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret.
Surakarta.
Giroud, J.P. and Noiray, L. (1981) “Geotextile-reinforced unpaved road design”,
Journal of Geotechnical Engineering, ASCE, 107, 1233-1254.
Hardiyatmo, Hari Christady. 1992. Mekanika Tanah 1. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Hardiyatmo, Hari Christady. 1994. Mekanika Tanah 2. Jakarta : Gramedia
Pustaka Utama.
Hidayah, S. & Gratia, Y. R., (2007), Program Analisis Stabilitas Lereng, Jurusan
Sipil Fakultas Teknik Universitas Diponegoro, Semarang.
Hirnawan, R.F., 1993, Ketanggapan Stabilitas Lereng Perbukitan Rawan
Gerakan tanah atas Tanaman Keras, Hujan & Gempa, Disertasi, UNPAD,
302pp.
http://dhenpharkers.blogspot.co.id/2014/08/makalah-stabilitas-lereng.html.
Maulana, Dhen. Makalah Mekanika Tanah 2. Diakses 6 Agustus 2014.
http://yusriadimappeasse.blogspot.com. Tipe Dinding Penahan Tanah. Diakses 10
Maret 2014.
114
https://fadlysutrisno.wordpress.com/2010/07/20/perkuatan-lereng/. Perkuatan Tebing.
Diakses 10 juli 2010.
International, Geostruktural Analysis. 2014. Stability Modeling
Geostruktural Analysis Version 19. Pdf. Kedua. Erlangga. Jakarta.
With
Krahn, J. 2003. The 2001 R.M. Hardy Lecture: The Limits of Limit
EquilibriumAnalyses. Canadian Geotechnical Journal, Vol. 40. pp.643-660
M.Das, Braja. 1985. Mekanika Tanah (Jilid 1). Surabaya: Erlangga.
M.Das, Braja. 1994. Mekanika Tanah (Jilid 2). Surabaya: Erlangga.
Tjokorda Gde Suwarsa Putra, Made Dodiek Wirya Ardana dan Made Aryati.
2010. Analisis Stabilitas Lereng Pada Badan Jalan Dan Perencanaan
Perkuatan Dinding Penahan Tanah (Studi Kasus Jalan Raya Selemadeg,
Desa Bantas, Kecamatan Selemadeg Timur, Kabupaten Tabanan).
Turangan, Octovian Cherianto Parluhutan Rajagukguk. 2014. Analisis Kestabilan
Lereng Dengan Metode Bishop.
Turangan, Violetta Gabriella Margaretha Pengemanan. 2014. Analisis Kestabilitas
Lereng Dengan Metode Fellenius.
Download