plagiat merupakan tindakan tidak terpuji plagiat

advertisement
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN MANAJEMEN KONFLIK
PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG SEDANG MENJALANI
HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Lidwina Evira Yoga Pratiwi
NIM : 109114043
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHRAMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tidak ada yang tidak mungkin di hadapan Allah
jika kita mau terus berusaha dan berdoa
semua akan selalu indah pada waktu- Nya
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
SKRIPSI ini kupersembahkan bagi :
Tuhanku Yesus Kristus
Sahabat yang selalu mendengar segala keluhan dan ceritaku melalui doa yang
selalu aku panjatkan kepada-Nya dan selalu menolong dengan banyak cara yang
bahkan aku sendiri tidak menyadari dan tidak akan menyangkanya
Bunda Maria dan Santo Yudas Tadeus
Yang selalu menjadi penolong saat aku merasa putus asa dan seakan tidak
mempunyai harapan
Serta
Orang-orang terkasihku yang sudah memberikan banyak hal padaku secara materi
maupun dukungan serta cinta yang luar biasa
Keluarga tercintaku,
My best Valentinus yang selalu mendukung walaupun selalu jadi tempat
pelampiasanku
Serta teman-teman terbaikku, Immartha, Hoyi, Sista, Nana Krisna, Yovidia, Fiona
Simbah yang selalu mendukung dengan caranya masing-masing dan mau
berjuang bersama-sama
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HUBUNGAN ANTARA HARGA DIRI DAN MANAJEMEN KONFLIK
PADA INDIVIDU DEWASA AWAL YANG SEDANG MENJALANI
HUBUNGAN PACARAN JARAK JAUH
Lidwina Evira Yoga Pratiwi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan yang signifikan antara harga diri
dan manajemen konflik pada individu dewasa awal yang sedang menjalani hubungan pacaran
jarak jauh. Hipotesis yang diajukan yaitu (1) Ada hubungan positif yang signifikan antara harga
diri dan manajemen konflik kompromi serta kolaborasi (2) Ada hubungan negatif yang signifikan
antara harga diri dan manajemen konflik menghindari, akomodasi serta kompetisi. Subjek
penelitian sebanyak 50 orang dengan rentan usia mulai dari 18 tahun sampai dengan 24 tahun.
Jenis penelitian ini adalah penelitian korelasional. Pengumpulan data dilakukan melalui
penyebaran kuesioner tercetak dan menggunakan google doc untuk disebar melalui media online.
Koefisien reliabilitas dari skala harga diri adalah 0,984 dan koefisien reliabilitas dari skala
manajemen konflik adalah 0,925. Hasil uji linearitas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
(1) antara harga diri dan manajemen konflik kompromi, kolaborasi dan menghindari memiliki
hubungan yang linear dengan taraf signifikansi 0.001 ,0.025, dan 0.021, (2) antara harga diri dan
manajemen konflik akomodasi dan kompetisi tidak memiliki hubungan yang linear karena taraf
signifikansinya sebesar 0.398 dan 0.0697. Koefisien korelasi yang diperoleh dari penelitian ini
adalah: (1) antara harga diri dan manajemen konflik kompromi, kolaborasi serta menghindar
memiliki koefisien korelasi masing-masing adalah 0.385, p=0.001 ; 0.323, p=0.006, serta -0.347,
p=0.005 , (2) antara harga diri dan manajemen konflik akomodasi memiliki koefisien korelasi
(rho) sebesar -0.053, p=0.356 , dan (5) antara harga diri dan manajemen konflik memiliki
koefisien korelasi (rho) sebesar 0.060, p=0.339. Hal ini menunjukkan bahwa : (1) terdapat
hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompromi dan
kolaborasi, (2) terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik
menghindari, (3) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan manajemen
konflik akomodasi dan kompetisi.
Kata kunci : Harga diri, Manajemen konflik , Individu dewasa awal yang MENJALANIi
hubungan jarak jauh.
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
RELATIONSHIP BETWEEN SELF-ESTEEM AND CONFLICT
MANAGEMENT IN EARLY ADULT INDIVIDUALS WHO HAS A LONGDISTANCE DATING RELATIONSHIP
Lidwina Evira Yoga Pratiwi
ABSTRACT
This study aims to find a significant relationship between self-esteem and conflict
management in early adult individuals who has a long-distance dating relationship . The
hypothesis proposed: (1) There is a significant positive relationship between self-esteem and
conflict management compromise and collaboration (2) There is a significant negative
relationship between self-esteem and avoid conflict management, accommodation and
competition. Subject of research are 50 people with ages ranging from 18 years old up to 24 years
old . This research is correlational research . Data collected through questionnaires printed and
using google doc to spread through online media. Reliability coefficient of self-esteem scale was
0.984 and the coefficient of reliability of the scale of conflict management is 0.925. Linearity test
results in this study are as follows : (1) between self-esteem and conflict management compromise,
collaboration and avoid having a linear relationship with a significance level of 0.001, 0.025, and
0.021,(2) between self-esteem and conflict management accommodation and competition does not
have a linear relationship as the level of significance of 0.398 and 0.697. The correlation
coefficient obtained from this study are : (1) between self-esteem and conflict management
compromise, collaboration and avoid having correlation coefficient is 0.385, p=0.001 ; 0323,
p=0.006, and -0347, p = 0.005, (2) between self-esteem and conflict management accommodation
has a correlation coefficient (rho) is -0053, p = 0356 ,and (5) between self-esteem and conflict
management has a coefficient correlation (rho) is 0.060 ,p = 0.339. This shows that : (1) there is a
significant positive relationship between self-esteem and conflict management compromise and
collaboration, (2) there is a significant negative relationship between self-esteem and avoid
conflict management, (3) There is no significant relationship between self-esteem and conflict
management accommodation and competition.
Keywords : Self-esteem , conflict management , early adult Individuals who has long-distance
relationship .
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
KATA PENGANTAR
Syukur dan terimakasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat
yang dilimpahkan padaku sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Antara Harga
Diri dan Manajemen Konflik pada Individu Dewasa Awal yang Sedang Menjalani
Hubungan Pacaran Jarak Jauh” ini dapat terselesaikan dengan baik. Selain itu juga
kepada Bunda Maria serta Santo Yudas Tadeus yang selalu memberikan
pertolongan kepadaku selama proses pengerjaan skripsi ini berlangsung.
Selama menulis Skripsi ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak
pihak yang telah memberikan bantuan dengan caranya masing-masing, sehingga
Skripsi ini bisa diselesaikan. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasi kepada :
1. Bapak Dr. Tarsisius Priyo Widiyanto M.Si. , selaku Dekan Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si. , selaku Kepala Program Studi Fakultas
Psikologi Universitas Sanata Dharma
3. Ibu Debri Pristinella M.Si. , selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
Terimakasih atas bimbingan dan ilmu yang dibagikan kepada saya dalam
proses pengerjaan skripsi ini hingga selesai.
4. Mbak Passchedona Henrietta Puji Dwi Astuti Dian Sabbati S.Psi., M.A.,
selaku Dosen Pembimbing Akademik
5. Seluruh dosen Fakultas Psikologi, terimkasih atas ilmu yang saya terima
6. Seluruh karyawan Fakultas Psikologi, Bu Nanik, Mas Gandung, Mas
Muji, Mas Doni dan Pak Gie. Terimakasih atas pelayanan serta
keramahannya selama ini.
7. Keluargaku, Bapak, Ibuk, mbak Dina, mas Koko, Gavino yang selalu
memberikan semangat, dukungan, bantuan, cinta , kasih sayang dan
kesabaran serta doa selama ini, terutama disaat sulit , I love you so much.
8. My best, Valentinus Aditya Mahardika. Terimakasih untuk dukungan,
semangat, kesabaran, pengertian dan semua pelajaran hidup yang aku
terima dari proses kita bersama-sama sampai saat ini, I love you.
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9. Teman-teman terbaikku, Immartha, Sista, Hoyi, Nana krisna, Yovidia,
Simbah Fiona dan pasangannya Akeng. Terimaksih karena selalu saling
mendukung, menguatkan serta saling menyemangati satu sama lain.
10. Seluruh saudaraku dan teman-temanku lainnya yang selalu bertanya
“kapan lulus” sehingga aku selalu memiliki semangat untuk terus berjuang
menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman Psikologi 2010 baik yang kenal atau gak kenal, yang sering
ketemu atau enggak, yang seing ngobrol atau gak. Terimaksih atas
kebersamaannya selama menjalani kuliah.
Dengan penuh kerendahan hati penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih
jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai kritik dan saran untuk perbaikan
Skripsi ini sangat diharapkan. Akhir kata, semoga tugas akhir ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.
Yogyakarta, Mei 2015
Penulis
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEBIMBING .........................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................
iii
HALAMAN MOTTO ..............................................................................
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN...............................................................
v
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...........................
vi
ABSTRAK ................................................................................................
vii
ABSTRACT..............................................................................................
viii
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .........
ix
KATA PENGANTAR .............................................................................
x
DAFTAR ISI ............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ...................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...........................................................................
xvii
BAB I. PENDAHULUAN .......................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah ........................................................................
10
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
10
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
10
BAB II. LANDASAN TEORI ...............................................................
12
A. Harga Diri ......................................................................................
12
1. Pengertian Harga Diri ..............................................................
12
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Aspek Harga Diri ....................................................................
14
3. Penggolongan Harga Diri .......................................................
16
B. Manajemen Konflik ......................................................................
18
1. Pengertian Konflik ..................................................................
18
2. Sumber Konflik dalam Pacaran Jarak Jauh.............................
19
3. Pengertian Manajemen Konflik ..............................................
20
4. Manajemen Konflik pada Hubungan Pacaran ........................
21
5. Jenis Gaya Manajemen Konflik .............................................
22
6. Manfaat Konflik yang Ditangani dengan Manajemen Konflik
28
yang Konstruktif ......................................................................
C. Individu Dewasa Awal yang Berpacaran Jarak Jauh ..................... 30
1. Dewasa Awal ...........................................................................
30
2. Pengertian Pacaran Jarak Jauh ................................................. 31
3. Individu Dewasa Awal yang Berpacaran Jarak Jauh ............... 33
D. Dinamika Hubungan Antara Harga Diri dan Manajemen Konflik
pada Individu Dewasa Awal Yang Sedang Menjalan Hubungan
33
Pacaran Jarak Jauh ........................................................................
E. Hipotesis .......................................................................................
39
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ............................................
40
A. Jenis Penelitian .............................................................................
40
B. Indentifikasi Variabel Penelitian ..................................................
40
C. Definisi Operasional .....................................................................
40
1. Harga Diri ...............................................................................
40
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2. Manajemen Konflik ...............................................................
42
D. Subjek Penelitian ..........................................................................
43
E. Metode Pengumpulan Data ..........................................................
45
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ...........................................
47
1. Estimasi Validitas...................................................................
47
2. Seleksi Item ............................................................................
47
3. Estimasi Reliabilitas ...............................................................
51
G. Metode Analisis Data ...................................................................
52
1. Uji Asumsi .............................................................................
52
a. Uji Normalitas .................................................................
52
b. Uji Linearitas ...................................................................
52
2. Uji Hipotesis ..........................................................................
53
BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ....................
54
A. Persiapan Penelitian .....................................................................
54
B. Pelaksanaan Penelitian ..................................................................
55
C. Deskripsi Subjek ...........................................................................
56
D. Hasil Penelitian .............................................................................
60
1. Uji asumsi ...............................................................................
60
a. Uji Normalitas ..................................................................
60
b. Uji Linearitas ....................................................................
62
c. Uji Hipotesis .....................................................................
64
2. Analisis Tambahan .................................................................
68
E. Pembahasan ..................................................................................
70
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ...............................................
80
A. Kesimpulan ..................................................................................
80
B. Keterbatasan Penelitian ................................................................
81
C. Saran .............................................................................................
81
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................
83
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Blue Print Skala Harga Diri Sebelum Uji Coba ..................
46
Tabel 2
Blue Print Skala Manajemen Konflik Sebelum Uji Coba .... 46
Tabel 3
Blue Print Skala Harga Diri Setelah Uji Coba .....................
49
Tabel 4
Blue Print Skala Manajemen Konflik Setelah Uji Coba ......
50
Tabel 5
Blue Print Skala Manajemen Konflik Setelah Dilakukan
Penyusunan Ulang ................................................................
51
Tabel 6
Deskripsi Usia Subjek Penelitian .........................................
56
Tabel 7
Deskripsi Jenis Kelamin Subjek Penelitian .......................... 57
Tabel 8
Deskripsi Pendidikan Saat Ini dari Subjek Penelitian .........
Tabel 9
Deskripsi Domisili Subjek Penelitian ................................... 57
Tabel 10
Deskripsi Domisili Pasangan Subjek Penelitian ................... 58
Tabel 11
Deskripsi Lama Subjek Menjalani Hubungan Pacaran Jarak
Jauh ......................................................................................
Tabel 12
59
Deskripsi Intensitas Bertemu Subjek dan Pasangannya
dalam Sebulan ......................................................................
Tabel 13
57
59
Hasil Uji Normalitas Skala Harga Diri dan Manajemen
Konflik .................................................................................
61
Tabel 14
Ringkasan Uji Linearitas ......................................................
63
Tabel 15
Hasil Skor Korelasi antara Harga Diri dan Manajemen
Konflik Kompromi, Kolaborasi, Menghindari ....................
xvi
65
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 16
Hasil Skor Korelasi antara Harga Diri dan Manajemen
Konflik Akomodasi dan Kompetisi ...................................... 66
Tabel 17
Deskripsi Data Penelitian .....................................................
68
Tabel 18
Hasil Mean Teoritis dan Mean Empiris .............................
69
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Skala Penelitian ......................................................
86
Lampiran 1.A
Skala Harga Diri Sebelum Uji Coba ......................
86
Lampiran 1.B
Skala Harga Diri Penelitian .................................... 90
Lampiran 1.C
Skala Manajemen Konflik Sebelum Uji Coba .......
94
Lampiran 1.D
Skala Manajemen Konflik Penelitian ....................
100
Lampiran 2
Hasil Penelitian ....................................................... 103
Lampiran 2. A
Reliabilitas Skala Harga Diri .................................. 103
Lampiran 2. B
Reliabilitas Skala Manajemen Konflik .................. 107
Lampiran 2. C
Hasil Uji Normalitas .............................................
109
Lampiran 2. D
Hasil Uji Linearitas ................................................
109
Hasil Korelasi Antara Harga Diri dan Manajemen
Lampiran 2. E
110
Konflik ...................................................................
Lampiran 2. F
Tabel Mean Empirik ............................................... 112
Lampiran 2. G
Rumus Mean Teoritis .............................................
xviii
112
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masa dewasa awal merupakan salah satu fase perkembangan dalam
rentang kehidupan manusia yang dimulai pada akhir belasan tahun atau awal
duapuluhan tahun sampai dengan usia tigapuluhan tahun (Santrock, 2008).
Pada masa ini, salah satu tugas perkembangan yang harus dilalui individu
adalah menjalin relasi yang lebih intim dan personal dengan orang lain
(Hurlock, 1990).
Salah satu bentuk relasi yang lebih intim adalah berpacaran. Dalam
menjalani hubungan pacaran, terkadang individu tidak dapat selalu
berdekatan secara fisik dengan pasangannya. Banyak hal yang menjadi
alasannya, misalnya seperti perbedaan kota dimana individu dan pasangannya
tinggal, perbedaan tempat kerja ataupun sekolah. Hal seperti ini membuat
individu dan pasangannya harus menempuh hubungan pacaran jarak jauh.
Hubungan pacaran jarak jauh menurut Beebe (2011), merupakan sebuah
hubungan yang tidak memungkinkan individu dan pasangannya untuk
bertemu secara face to face karena terpisah oleh jarak dalam jangka waktu
tertentu.
Situasi pacaran jarak jauh seringkali menyebabkan kondisi yang
tidak nyaman dan tidak menyenangkan sehingga rentan terhadap munculnya
konflik. Diah (2010) dalam penelitiannya menemukan bahwa masalah yang
seringkali terjadi dalam hubungan pacaran jarak jauh disebabkan karena
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
adanya kekawatiran akan pasangan menyukai atau disukai oleh orang lain,
berkurangnya rasa kepercayaan, dan kesalahpahaman karena komunikasi
yang dijalin kurang baik. Selain itu Cameron dan Ross (dalam Permatasari,
2013) juga menyatakan bahwa pasangan yang menjalin hubungan jarak jauh
berpotensi mengalami berbagai resiko interpersonal dalam hubungan mereka,
seperti ketidakpuasan, ketidakamanan, ketidakpercayaan, ketidakstabilan, dan
stress dalam sebuah hubungan.
Konflik seringkali dipandang sebagai keadaan yang buruk dan
harus dihindari karena dianggap sebagai faktor yang dapat merusak suatu
hubungan. Namun Supratiknya (1995) yang berpendapat bahwa rusaknya
hubungan lebih disebabkan oleh penanganan konflik yang dilakukan dengan
cara yang kurang tepat. Menurut Wood (2007), adanya konflik bukan berarti
hubungan yang dijalani tidak sehat. Konflik berpengaruh terhadap
pengembangan pribadi dan mampu membuat seseorang lebih memahami diri
sendiri dan orang lain. Dengan evaluasi yang dilakukan terhadap diri akan
muncul perbaikan-perbaikan dalam diri supaya konflik tidak terulang lagi
(Supratiknya, 1995). Relasi antar pribadi dapat tumbuh melalui penyelesaian
konflik secara efektif, maka penting untuk mempelajari berbagai cara yang
efektif dalam menyelesaikan konflik dalam relasi antarpribadi (Adams,
1995).
Hubungan dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang yang terlibat
didalamnya menangani konflik (Wood, 2007). Cara yang dipilih seseorang
dalam menghadapi suatu situasi konflik seringkali disebut sebagai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
manajemen konflik (Winardi,1994). Jika pasangan tidak memiliki manajemen
konflik yang baik, maka masalah sekecil apapun akan menjadi persoalan yang
besar (Wood, 2007). Ada beberapa gaya dalam strategi manajemen konflik,
yaitu dengan menghindari, akomodasi, kompetisi, kompromi dan kolaborasi
atau kerjasama (Beebe, 2011). Dari beberapa gaya manajemen konflik
tersebut dapat dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu manajemen konflik yang
cenderung bersifat destruktif dan yang cenderung bersifat konsruktif.
Menurut Wood (2007), manajemen konflik yang cenderung
bersifat
destruktrif
adalah
menghindari,
akomodasi
dan
kompetisi.
Menghindari masalah termasuk dalam manajemen konflik yang cenderung
bersifat destruktif karena dengan menghindari konflik, masalah dalam
hubungan tidak akan terselesaikan walaupun terkesan hilang namun ada
tendensi untuk muncul kembali. Akomodasi dan kompetisi juga termasuk
dalam kategori manajemen konflik yang cenderung bersifat destruktif karena
memandang konflik sebagai perselisihan yang hanya memiliki satu
pemenang, sehingga salah satu pihak yang berkoflik tidak akan mendapat
penyelesaian yang memuaskan.
Menurut hasil penelitian mengenai negosiasi strategi manajemen
konflik pada hubungan jarak jauh maupun jarak dekat (Reys, 2011)
menemukan strategi manajemen konflik dominasi berkorelasi negatif dengan
komitmen dan kepuasan hubungan. Strategi manajemen konflik dominasi
disebut juga sebagai strategi kompetisi termasuk dalam strategi manajemen
konflik yang berorientasi menang-kalah. Apabila penggunaan strategi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
manajemen konflik dominasi meningkat, maka rasa komitmen dan kepuasan
terhadap hubungan menurun. Hal ini dikarenakan ketika hanya satu orang
dalam hubungan yang lebih kuat, egois, dan seringkali mencoba untuk
mendominasi pasangannya, maka pasangan tersebut berpotensi untuk merasa
kurang puas dan kurang terlibat dalam hubungan. Penelitian ini menunjukkan
bahwa penggunaan strategi manajemen konflik secara destruktif seringkali
akan membuat kepuasan dalam hubungan romantis menjadi rendah. Tidak
menutup kemungkinan hal tersebut membuat hubungan yang dibangun
menjadi rusak.
Dua manajemen konflik yang lainnya yaitu kompromi dan
kolaborasi termasuk dalam kategori manajemen konflik yang cenderung
bersifat konstruktif, hal ini dikarenakan penyelesaian konflik melalui
manjemen konflik kompromi dan kolaborasi menghasilkan solusi yang cukup
memuaskan bagi kedua pihak yang berkonflik serta bersifat melindungi
kesehatan hubungan. Penelitian yang dilakukan oleh Reys (2011) juga
menunjukkan bahwa gaya manajemen konflik integrasi atau disebut juga
dengan kolaborasi serta gaya manajemen konflik kompromi berkorelasi
secara signifikan dan positif dengan komitmen dan kepuasan. Hal ini
dikarenakan ketika strategi manajemen konflik integrasi dan kompromi yang
digunakan, maka rasa komitmen dan kepuasan hubungan menjadi meningkat.
Ketika individu mampu memenuhi kebutuhan satu sama lain dengan baik dan
memuaskan, serta mampu berdiskusi mengenai pemecahan masalah dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5
baik, maka individu tersebut cenderung tetap mampu mempertahankan
perasaan positifnya pasca konflik dengan pasangannya.
Dalam pacaran jarak jauh dibutuhkan strategi dan usaha yang lebih
untuk mempertahankannya ketika ada konflik. Hal ini dikarenakan pada
hubungan jarak jauh tidak memungkinkan individu dan pasangannya dapat
bertemu secara face to face untuk menyelesaikan konflik saat itu juga.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Gayle (2012) mengenai strategi
manajemen konflik pacaran jarak jauh ditemukan bahwa seringkali individu
yang berkonflik mencoba mendiskusikan konflik yang ada melalui alat
komunikasi yang ada, mencoba mengalah pada pasangannya, saling serang
melalui perkataan, dan seringkali juga menghindarinya dan mengabaikannya.
Memahami apa yang diinginkan oleh masing-masing individu yang
berkonflik adalah langkah penting untuk menemukan cara manajemen konflik
yang efektif Beebe (2011). Menghargai diri sendiri, orang lain dan hubungan
yang terjalin akan berpengaruh terhadap usaha menangai konflik (Wood,
2007). Kemampuan menghargai diri sendiri berkaitan dengan harga diri yang
dimiliki oleh individu tersebut. Rossenberg (dalam Herkusumaningtyas,
2001) mendefinisikan harga diri sebagai perasaan individu bahwa dirinya
berharga, dapat menerima dirinya apa adanya, puas akan apa yang
dimilikinya dan tidak merasa kecewa dengan keterbatasannya. Individu yang
mampu menghargai dirinya dengan baik, maka mampu menghargai orang
lain dengan baik pula. Selain itu, orang yang mampu memahami dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
6
menerima perasaannya, maka biasanya akan lebih mudah untuk peka dan
menerima perasaan orang lain pula.
Harga diri mempengaruhi bagaimana penerimaan diri seseorang,
selain itu harga diri juga mempengaruhi cara berperilaku dan berhubungan
dengan orang lain Beebe (2011). Harga diri menyaring setiap interaksi
seseorang dengan orang lain dan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
peka terhadap orang lain Beebe (2011). Branden (dalam Simbolon, 2009)
berpendapat bahwa harga diri penting dalam perkembangan perilaku
seseorang karena berpengaruh pada proses berpikir, tingkat emosi, keputusan
yang diambil serta nilai dan tujuan hidup yang dipilih. Seseorang yang tidak
menyukai dirinya akan sukar menyukai orang lain dan tidak akan mampu
membangun relasi yang efektif dengan orang lain. Menurut Clemens dan
Bean (dalam Simbolon, 2009), orang yang memiliki harga diri yang tinggi
memiliki kemampuan untuk membuat keputusan tentang hal yang penting
dalam hidupnya. Selain itu, mereka juga mampu memecahkan masalah dan
mengatasi berbagai tekanan dengan efektif sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya. Clemens juga berpendapat bahwa orang yang memiliki harga diri
yang rendah cenderung akan merasa tidak dihargai, menunjukkan emosi dan
perasaan yang negatif dan seringkali meghindar dari situasi yang
menimbulkan kecemasaan, seperti ketika mengalami sebuah masalah.
Dalam sebuah relasi pacaran jarak jauh, butuh kepercayaan,
komitmen, penerimaan, komunikasi yang baik, untuk menjaga hubungan
supaya tetap berlangsung dengan baik. Karena hubungan jarak jauh tidak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
mungkin terlepas dari adanya konflik, maka butuh strategi khusus (Beebe,
2009). Keterpisahan secara fisik yang dialami oleh para pelaku pacaran jarak
jauh adalah sumber utama sulitnya hubungan dalam pacaran
jarak jauh
(Maguire& Kinney dalam Reys, 2011).
Dalam penelitian yang dilakukan Diah (2010), mengatakan bahwa
individu yang menjalin hubungan jarak jauh lebih sering dilanda rasa
cemburu dan kawatir pasangannya menyukai atau disukai oleh orang lain,
sehingga muncul kesalah pahaman dan menurunnya kepercayaan. Hal ini
diperkuat dengan penelitian yang dilakukan oleh Gayle (2012) menemukan
bahwa konflik yang sering dihadapi pasangan pacaran jarak jauh diakibatkan
oleh faktor kecemburuan serta kecurigaan pada pasangan. Kecemburuan
disebabkan oleh banyak hal salah satunya adalah harga diri yang rendah yang
dimiliki oleh pasangan yang menjalin hubungan. Dalam penelitian Simbolon
(2009), diketahui bahwa harga diri berhubungan negatif secara signifikan
dengan tingkat kecemburuan seseorang. Hal ini berarti, ketika seseorang
memiliki harga diri yang rendah, maka tingkat kecemburuannya akan tinggi.
Sebaliknya, individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung
memiliki tingkat kecemburuan yang rendah. Hal ini dikarenakan individu
yang memiliki harga diri yang tinggi mampu percaya terhadap kemampuan
dirinya, mampu menilai dirinya secara positif, merasa diri berharga dan
mampu menerima kelebihan dan kekurangannya.
Individu yang memiliki harga diri yang tinggi cenderung mampu
menaruh kepercayaan kepada orang lain dan mampu berpikir positif juga
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8
terhadap orang lain terutama pasangannya. Hal ini membuat individu tersebut
memiliki kecemburuan yang rendah pada pasangannya. Sedangkan individu
yang memiliki harga diri yang rendah cenderung merasa cemas akan
kehadiran orang lain dalam hubungannya. Hal ini dikarenakan individu
tersebut merasa tidak berharga, tidak mampu menilai dirinya secara positif,
dan cenderung tidak mampu menaruh kepercayaan pada orang lain, tidak
terkecuali pada pasangannya. Individu tersebut juga memiliki pikiran yang
cenderung negatif pada orang lain, sehingga mudah untuk merasa cemburu
pada pasangannya.
Ketika individu yang memiliki harga diri yang rendah menjalin
hubungan jarak jauh, tidak menutup kemungkinan rasa cemburu akan
cenderung mudah muncul dalam dirinya akan lebih sering lagi. Hal ini
dikarenakan individu tersebut sangat jarang bisa bertemu secara face-to-face
dengan pasangannya. Kecemburuan ini merupakan salah satu pemicu konflik
dalam pacaran jarak jauh. Maka dibutuhkan suatu manajemen konflik yang
konstruktif, sehingga walaupun mereka tidak dapat menyelesaikan konflik
secara langsung, namun konflik yang terjadi tetap dapat ditangani dan
hubungan yang terjalin tetap akan berjalan dengan baik. Menurut Clemens
dan Bean (dalam Simbolon, 2009), harga diri menentukan bagaimana orang
membuat keputusan dalam rangka memecahkan masalah dalam hidupnya.
Pentingnya penelitian ini dilakukan karena pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Reys (2011) diketahui bahwa tidak ada
perbedaan manajemen konflik pada pasangan yang menjalin hubungan jarak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
jauh maupun pasangan yang menjalin hubungan jarak dekat. Sedangkan pada
penelitian lain yang dilakukan oleh Mapp (2013) diketahui bahwa pasangan
jarak jauh seringkali tidak menggunakan manajemen konflik yang
konstruktif. Dalam menangani stress ketika ada masalah dalam hubungannya,
seringkali mereka menggunakan metode katarsis dengan cara membayangkan
interaksi yang dapat terjadi antara individu dan pasangannya yang terpisah
oleh jarak yang jauh.
Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Gayle (2012) juga
ditemukan bahwa manajemen konflik yang seringkali dipakai oleh pasangan
yang menjalin hubungan jarak jauh adalah dengan mengalah pada pasangan,
berdebat, atau bahkan dengan menghindarinya dan membiarkannya begitu
saja. Strategi manajemen konflik yang seperti ini dapat tergolong dalam
manajemen koflik yang bersifat destruktif yang mana akan mempengaruhi
keberlangsungan hubungan yang dibangun. Sahstein (dalam Mapp 2013)
mengungkapkan bahwa pasangan LDR cenderung menghindari konflik ketika
berbicara di telepon. Hal ini dikarenakan mereka yang menghabiskan banyak
waktu berpisah cenderung merasa butuh untuk menjaga percakapan yang
ringan dan menyenangkan ketika memiliki waktu untuk berkomunikasi.
Keterbatasan waktu untuk bersama pada pasangan yang menjalin hubungan
pacaran jarak jauh membuat mereka cenderung berfokus pada aspek positif
dari hubungan mereka.
Walaupun
pada
hubungan
pacaran
jarak
jauh
terkadang
tantangannya begitu berat, namun faktanya berdasar penelitian yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
dilakukan oleh salah satu situs di dunia maya yaitu wolipop mengenai
pacaran jarak jauh, diketahui bahwa dari 123 partisipan ternyata 49%
diantaranya mengaku bahwa mereka berhasil menjalani hubungan tersebut
sampai bertahun-tahun bahkan ada yang berhasil sampai ke jenjang
pernikahan (Wolipop, 2012)
Dari fakta dan penelitian-penelitian yang sudah diungkapkan,
mendorong peneliti untuk mecari tahu bagaimana hubungan pacaran jarak
jauh terutama mengenai hubungan manajemen konflik dan harga diri individu
yang menjalaninya.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada
hubungan antara harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa
awal yang sedang menjalin hubungan pacaran jarak jauh?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hubungan
signifikan antara harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa
awal yang sedang menjalin hubungan pacaran jarak jauh.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memiliki beberapa manfaat, yaitu :
1. Manfaat Teoritis :
Penelitian ini dapat memberi sumbangan bagi perkembangan ilmu
psikologi khususnya psikologi perkembangan. Selain itu juga menambah
pengetahuan mengenai hubungan harga diri dan manajemen konflik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11
2. Manfaat praktis :
a. Memberi wawasan kepada individu khususnya dewasa awal yang
sedang menjalin hubungan pacaran jarak jauh mengenai salah satu hal
yang berpengaruh terhadap hubungan romantis, salah satunya dalam
penanganan konflik yang terjadi dalam hubungan. Dengan begitu,
individu dapat mempelajari bagaimana dapat membangun hubungan
pacaran jarak jauh dengan lebih baik.
b. Mengetahui gambaran manajemen konflik apa yang digunakan oleh
individu dewasa awal yang sedang menjalani hubungan pacaran jarak
jauh.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB II
LANDASAN TEORI
A. HARGA DIRI
1.
Pengertian harga diri
Menurut Beebe (2011), harga diri merupakan evaluasi mengenai
siapa diri kita atau penilaian terhadap diri sendiri. Deaux (dalam
Sarwono, 2009) berpendapat bahwa harga diri merupakan penilaian atau
evaluasi secara positif dan negatif terhadap diri. Rossenberg (dalam
Herkusumaningtyas, 2001) mendefinisikan harga diri sebagai perasaan
individu bahwa dirinya berharga, dapat menerima dirinya apa adanya,
puas akan apa yang dimilikinya dan tidak merasa kecewa dengan
keterbatasannya. Individu yang mampu menghargai dirinya dengan baik,
maka mampu menghargai orang lain dengan baik pula.
Supratiknya (1995), berpendapat bahwa orang yang sehat secara
psikologis mampu memandang dirinya disenangi, memiliki kemampuan,
berharga dan dapat diterima oleh orang lain. Hal ini didukung oleh Berne
(1988) yang berpendapat ketika individu memiliki harga diri yang sehat,
maka individu tersebut mengenal dan dapat menerima dirinya sendiri
dengan segala keterbatasannya, merasa berharga, serta mampu melihat
diri mereka sebagai orang yang mampu memperoleh keberhasilan.
Menurut Coopersmith (1967), harga diri merupakan penilaian
yang dilakukan oleh seseorang yang berkaitan dengan dirinya. Penilaian
tersebut menunjukkan sikap penerimaan atau penolakan pada diri sendiri,
12
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
percaya bahwa dirinya memiliki kemampuan, mengangap dirinya
penting, berhasil dan berharga.
Maslow (dalam Schultz, 1991) berpendapat bahwa harga diri
merupakan kebutuhan yang berada pada hirarki keempat dalam piramida
kebutuhan manusia. Hal tersebut berarti bahwa kebutuhan harga diri akan
terpenuhi juga kebutuhan fisik telah terpenuhi dan kemudian akan
dilanjutkan dengan terpenuhinya kebutuhan akan rasa aman dan cinta
kasih. Individu yang harga dirinya telah terpenuhi akan memiliki
kepercayaan diri yang tinggi, perasaan berharga, dan berguna bagi orang
lain. Apabila individu gagal memenuhi kebutuhan akan harga diri,
individu akan merasa tidak berharga, cemas, dan merasa tidak memiliki
kemampuan.
Menurut Beebe (2011), harga diri juga mempengaruhi cara
berperilaku dan berhubungan dengan orang lain. Harga diri menyaring
setiap interaksi seseorang dengan orang lain dan mempengaruhi
kemampuan seseorang untuk peka terhadap orang lain. Branden (dalam
Simbolon, 2009) berpendapat bahwa harga diri penting dalam
perkembangan perilaku seseorang karena berpengaruh pada proses
berpikir, tingkat emosi, keputusan yang diambil serta nilai dan tujuan
hidup yang dipilih. Seseorang yang tidak menyukai dirinya akan sukar
menyukai orang lain dan tidak akan mampu membangun relasi yang
efektif dengan orang lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14
Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa harga diri
merupakan hasil evaluasi yang dilakukan oleh individu terhadap dirinya
sendiri yang mencakup mengenai kemampuan dan keterbatasannya yang
mana hal tersebut mempengaruhinya dalam berelasi dengan orang lain.
2.
Aspek harga diri
Menurut Coopersmith (1967), harga diri memiliki 4 aspek :
a.
Keberartian (significance)
Keberartian merupakan salah satu bagian dari harga diri. Keberartian
itu sendiri merupakan suatu perasaan yang dimiliki seseorang bahwa
dirinya berharga dan penting bagi orang lain. Keberartian muncul
sebagai akibat dari penerimaan, kepedulian, penilaian dan afeksi
yang diterima individu dari lingkungannya. Berhasil tidaknya
individu memiliki keberartian diri dapat diukur melalui perhatian
dan kasih sayang yang ditunjukkan oleh lingkungannya. Semakin
banyak perhatian, penerimaan serta ekspresi afeksi yang diterima
oleh individu, maka individu tersebut akan merasa semakin berarti.
Dengan merasa berarti dimata orang lain, individu akan dapat
meningkatkan harga dirinya. Namun sebaliknya individu yang jarang
atau tidak memperoleh stimulus positif dari orang lain, maka
individu tersebut akan merasa ditolak dan akan cenderung
mengisolasi diri dari lingkungannya (Coopersmith, 1967).
Tjahjono (1998) juga menambahkan bahwa harga diri yang tinggi
muncul ketika seseorang merasa diterima oleh orang lain. Individu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
merasa berarti ketika mereka dicintai, dan ekspresi cinta yang
terbuka dari orang lain tersebut dapat meningkatkan harga diri
seseorang.
b.
Kekuatan (power)
Kekuatan merupakan bagian dari harga diri yang ditunjukkan dengan
adanya daya, kesempatan dan kemampuan untuk mengatur sesuatu
dalam hidupnya. Seseorang juga dikatakan memiliki kekuatan ketika
ia berhasil mengontrol dirinya sendiri dan mampu melakukan
inisiatif untuk menyelesaikan semua hal yang berkaitan dengan
kehidupannya. Seseorang juga dikatakan memiliki kekuatan ketika
dirinya mampu mempengaruhi lingkungannya (Coopersmith, 1967).
c.
Kompetensi (competence)
Kompetensi merupakan bagian dari harga diri yang ditunjukkan
dengan suatu penampilan prima dari individu yang ditunjukkan
dengan skill dalam upaya untuk mencapai harapan dan cita-citanya.
Kompetensi yang dimiliki juga membuat individu merasa bahwa
dirinya memiliki kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang
dihadapinya serta mampu menghadapi lingkungannya dengan
keahlian atau ketrampilan yang ia miliki (Coopersmith, 1967).
d.
Kebajikan (virtue)
Kebajikan merupakan bagian dari harga diri yang ditunjukkan
dengan sikap taat individu terhadap aturan dalam masyarakat
serta tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari norma dan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16
ketentuan yang berlaku di masyarakat. Kebajikan juga mencakup halhal yang berkaitan dengan nilai kemanusiaan serta ketaatan
beragama. Ketika individu mampu melakukan kebajikan akan
membuat individu tersebut diterima dengan baik oleh masyarakat.
Demikian juga bila individu mampu memberikan contoh atau dapat
menjadi panutan yang baik bagi lingkungannya, akan diterima secara
baik oleh masyarakat. Jadi ketaatan individu terhadap aturan
masyarakat dan kemampuan individu memberi contoh bagi
masyarakat dapat menimbulkan penerimaan lingkungan yang tinggi
terhadap individu tersebut. Penerimaan lingkungan yang tinggi ini
mendorong terbentuknya harga diri yang tinggi (Coopersmith,
1967). Demikian pula sebaliknya, menurut Clemes & Bean (dalam
Ningsih, 2004) individu yang tingkah lakunya tidak sesuai dengan
norma dan moral serta melanggar ajaran agama, memungkinan untuk
mengembangkan harga diri yang rendah. Hal ini dikarenakan adanya
cemooh dan penolakan dari masyarakat terhadap dirinya.
Dari penjelasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa aspek dari harga
diri adalah keberartian, kekuatan, kompetensi dan kebajikan.
3.
Penggolongan harga diri
a.
Harga Diri Rendah
Menurut Berne (1988), orang yang merasa rendah diri
biasanya memiliki gambaran diri yang negatif dan hanya sedikit
mengenal dirinya. Hal ini dapat menghalangi kemampuan individu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
tersebut untuk menjalin hubungan dengan orang lain, mengatasi rasa
takut serta emosi-emosi yang kuat, menyatakan cinta kasih mereka
kepada orang lain. Harga diri yang rendah juga membuat individu
tersebut merasa terancam, tidak mampu memperoleh keberhasilan
serta
tidak
yakin
terhadap
dirinya
sendiri.
Berne
(1988)
menambahkan bahwa rasa rendah diri dan gambaran diri yang
negatif tercermin pada orang-orang yang cenderung memikirkan
kegagalan dan meremehkan dirinya sendiri.
Selain
itu
Clemens
(dalam
Simbolon,
2009)
juga
berpendapat bahwa orang yang memiliki harga diri yang rendah
cenderung akan merasa tidak dihargai, menunjukkan emosi dan
perasaan yang negatif dan seringkali menghindar dari situasi yang
menimbulkan kecemasaan, seperti ketika mengalami sebuah
masalah. Menurut Taylor (2009), orang yang memandang rendah
dirinya sendiri biasanya kurang memiliki konsep diri yang jelas,
merasa rendah diri, tujuan yang dimiliki kurang realistis, cenderung
pesimis dan seringkali berkubang dalam perasaan yang negatif.
Orang yang rendah diri juga cederung mudah frustasi dan berpikir
terlalu mendalam saat menghadapi stres dan kekalahan.
b. Harga Diri Tinggi
Berne (1988) berpendapat bahwa orang yang memiliki
harga diri yang tinggi biasanya memiliki rasa percaya diri, dapat
membina hubungan yang sehat dengan orang lain, melihat diri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18
mereka sebagai orang yang mampu memperoleh keberhasilan serta
mampu memperlakukan orang lain dengan baik.
Menurut Clemens dan Bean (dalam Simbolon 2009), orang
yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki kemampuan untuk
membuat keputusan tentang hal yang penting dalam hidupnya.
Selain itu, mereka juga mampu memecahkan masalah dan mengatasi
berbagai tekanan dengan efektif sesuai dengan kemampuan yang
dimilikinya
Taylor (2009) berpendapat bahwa orang yang memiliki
tingkat penghargaan diri yang tinggi biasanya memiliki pemahaman
yang jelas mengenai kualitas personalnya. Orang tersebut akan
merasa dirinya baik, memiliki tujuan, serta dapat menikmati
pengalaman-pengalaman positif.
B. MANAJEMEN KONFLIK
1.
Pengertian Konflik
Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti
saling memukul. Menurut Johnson (dalam Supratiknya,1995), konflik
merupakan suatu situasi dimana tindakan salah satu pihak berakibat
menghalangi, menghambat atau mengganggu tindakan pihak lain. Setiap
hubungan
interpersonal
mengandung
unsur-unsur
konflik
yaitu
pertentangan pendapat atau perbedaan kepentingan (Supratiknya, 1995).
Webster (dalam Pickering,2001) mendefinisikan konflik sebagai
: perselisihan atau pertentangan antara pihak-pihak yang tidak cocok satu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
19
sama lain, akibat kebutuhan, dorongan, keinginan atau tuntutan yang
berbeda. Seseorang lebih mungkin untuk memiliki konflik dengan orangorang yang sering berhubungan dengannya dibanding dengan orang yang
sangat jarang berinteraksi dengan dirinya (Beebe, 2011). Menurut Wood
(2007), konflik interpersonal muncul saat orang yang saling bergantung
satu sama lain memiliki perbedaan cara pandang, ketertarikan, atau
tujuan dan merasakan kebutuhan untuk memecahkan perbedaanperbedaan tersebut.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan konflik adalah situasi dimana terjadi
pertentangan dan perbedaan dalam kebutuhan, keinginan, pendapat,
tujuan dan cara pandang antara dua atau lebih orang yang sering
berinteraksi dan saling bergantung satu sama lain.
2. Sumber konflik dalam pacaran jarak jauh
Situasi pacaran jarak jauh terkadang menimbulkan ketidak
nyamanan sehingga rawan terjadi konflik. Hal yang umum menjadi
sumber konflik pada pacaran jarak jauh adalah sebagai berikut :
a. Komunikasi yang kurang baik
Konflik dapat muncul karena adanya komunikasi yang buruk.
Perbedaan antara pesan yang disampaikan dan pesan yang diterima
akan menimbulkan masalah komunikasi ketika konflik berlangsung.
Biasanya hanya 7 % dari komunikasi disampaikan secara lisan dan
sisanya disampaikan menggunakan komunikasi non lisan (Pickering,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
2001). Tidak mengherankan bila pada pacaran jarak jauh seringkali
konflik dipicu oleh salah pengertian yang muncul akibat komunikasi
yang kurang baik. Kondisi pacaran jarak jauh yang seringkali
memaksa individu dan pasangannya berkomunikasi tidak langsung
membuat individu tidak mampu memahami komunikasi tersebut
dengan
sepenuhnya.
Selain
menimbulkan
kesalah
pahaman,
komunikasi yang kurang baik terkadang dapat memumculkan rasa
curiga dan ketidak percayaan pada pasangan. Hal ini juga seringkali
menjadi sumber konflik dalam pacaran jarak jauh (Diah,2010).
b. Keinginan untuk dihargai
Seorang individu umunya memiliki keinginan untuk dihargai oleh
orang lain atas sesuatu yang dilakukanya. Bila seseorang merasa tidak
dihargai
atau
merasa
diperlakukan
sekehendak
hati,
maka
kebutuhannya untuk dihargai tersebut tidak terpenuhi. Hal ini memicu
reaksi pada individu tersebut, bisa berupa rasa amarah yang memicu
timbulnya konflik dengan orang yang bersangkutan (Pickering,2001).
Kesulitan dalam memahami apa yang menjadi keinginan pasangannya
dikarenakan terbatasnya kebersamaan dengan pasangan dalam
hubungan pacaran jarak jauh terkadang membuat pasangannya
tersebut merasa kurang dihargai.
3. Pengertian Manajemen Konflik
Manajemen konflik merupakan gaya atau pendekatan seseorang
dalam menghadapi suatu situasi konflik (Winardi,1994). Menurut
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
Wirawan (2010), manajemen konflik merupakan proses menyusun
strategi mengendalikan konflik agar menghasilkan resolusi yang
diinginkan.
Manajemen konflik merupakan ketrampilan yang amat penting
dalam hubungan interpersonal. Jika seseorang tidak memiliki manajemen
konflik, maka masalah sekecil apapun dengan orang lain akan menjadi
persoalan yang besar (Wood, 2007).
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan
bahwa yang dimaksud dengan manajemen konflik adalah cara atau
pendekatan yang dipilih seseorang dalam upaya penyelesaian konflik.
4. Manajemen Konflik pada Hubungan Pacaran
Banyak orang memandang konflik sebagai faktor yang merusak
hubungan. Namun sebenarnya, rusaknya hubungan sesungguhnya lebih
disebabkan oleh kegagalan mengelola konflik secara konstruktif
(Supratiknya, 1995). Winardi (1994) berpendapat bahwa konflik-konflik
yang muncul dipengaruhi oleh bagaimana konflik terdahulu ditangani.
Winardi menambahkan bahwa konflik-konflik yang tidak diatasi, akan
berkembang intensitasnya dan akan menimbulkan konflik-konflik yang
akan datang sehubungan dengan persoalan-persoalan yang serupa.
Menghargai diri sendiri, orang lain dan hubungan sangat penting
dalam usaha menangani konflik. Manajemen konflik yang konstruktif
tidak akan muncul ketika kita tidak dapat menghargai orang lain bahkan
diri kita sendiri dari segi kebutuhan maupun perasaan. Manajemen
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
konflik yang efektif dalam sebuah hubungan adalah ketika satu sama lain
tahu dan mengerti akan kebutuhan dirinya dan kebutuhan pasangannya.
Hubungan dipengaruhi oleh bagaimana orang-orang yang terlibat
didalamnya menangani konflik. Orientasi menang-menang dan bentuk
komunikasi yang konstruktif membuat setiap individu dan hubungan
yang dibina berada ada posisi menang (Wood, 2007).
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
konflik pada hubungan pacaran sangat dibutuhkan. Hal ini berkaitan
dengan cara atau strategi individu yang sedang berpacaran menghadapi
situasi konflik yang terjadi dalam hubungannya. Kemampuan ini sangat
berpengaruh terhadap berlangsungnya hubungan yang dijalin. Hubungan
pacaran akan terpelihara ketika individu yang terlibat didalamnya mampu
menyelesaikan konflik dengan cara yang konstruktif.
5. Jenis Gaya Manajemen Konflik
Ada 5 jenis gaya manajemen konflik yang dikemukakan oleh
beberapa tokoh seperti Pickering (2001), Bebbe (2011), Wood (2007) ,
Winardi (1994) dan Supratiknya (1995). Dari beberapa tokoh tersebut
diketahui bentuk-bentuk manajemen konflik yaitu : kompromi,
kolaborasi, tindakan menghindari, akomodasi dan kompetisi.
a.
Kompromi
Pada gaya ini, individu yang berkonflik mencoba
menemukan jalan tengah dalam konflik dimana solusi yang
ditawarkan agak memenuhi kebutuhan semua pihak (Pickering,
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23
2001). Orang yang menggunakan gaya ini tidak sepenuhnya
mendapatkan apa yang diinginkan, namun mencoba sedikit
mengalah demi tercapainya solusi yang adil bagi semua pihak yang
terlibat dalam konflik (Beebe, 2011).
Menurut Supratiknya (1995), gaya ini menganggap
tercapainya tujuan pribadi maupun hubungannya dengan pihak lain
yang terlibat dalam konflik adalah cukup penting. Hal ini membuat
individu yang terlibat dalam konflik mau mengorbankan sedikit
tujuannya dan hubungannya dengan pihak lain demi tercapainya
kepentingan dan kebaikan bersama.
b. Kolaborasi atau kerjasama
Gaya ini melihat konflik sebagai masalah yang harus
diselesaikan (Beebe, 2011). Menurut Supratiknya (1995), gaya ini
menganggap konflik merupakan masalah yang harus dicari
pemecahannya yang harus sejalan dengan tujuan pribadi maupun
tujuan lawannya. Hal ini membuat individu yang menggunakan gaya
ini sebagai manajemen konflik, berusaha mengutamakan tujuan
pribadi dan hubungannya dengan pihak lain, serta selalu berusaha
mencari penyelesaian yang memuaskan kedua pihak dan mampu
menghilangkan ketegangan serta perasaan negatif lain yang mungkin
muncul dalam diri pihak yang berkonflik.
Pickering (2001) berpendapat bahwa dalam gaya ini,
individu
yang
berkonflik
mencoba
mengadakan
pertukaran
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24
informasi. Individu mencoba melihat sedalam mungkin semua
perbedaan yang ada dan mencari pemecahan masalah yang
disepakati semua pihak.
Menurut Beebe (2011), gaya ini berfokus pada kepentingan
bersama. Gaya ini juga dapat menghasilkan banyak pilihan untuk
memecahkan masalah. Individu yang menggunakan gaya ini
didorong untuk dapat berpikir kreatif dan berusaha mencapai
berbagai alternatif solusi (Pickering, 2001).
Orientasi dari gaya ini adalah menang-menang (Beebe,
2011). Keputusan mengenai pemecahan masalah didasarkan pada
kriteria yang obyektif. Menurut Wood (2007), orientasi menangmenang mengasumsikan bahwa biasanya terdapat cara untuk
mengatasi perbedaan agar setiap orang yang terlibat konflik merasa
diuntungkan. Orientasi ini menghasilkan solusi yang cukup
memuaskan kebutuhan dan dapat melidungi kesehatan hubungan.
Winardi (1994) berpendapat bahwa kondisi menang-menang
meniadakan alasan untuk melanjutkan atau menimbulkan konflik
kembali. Hal ini dikarenakan tidak adanya hal yang dihindari dan
semua persoalan dibicarakan secara terbuka. Winardi (1994)
menambahkan bahwa gaya manajemen konflik ini merupakan
pendekatan yang paling berhasil untuk mengatasi konflik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
c.
25
Tindakan menghindari (avoidance)
Merupakan
gaya
manajemen
konflik
dengan
cara
menghindari dan mundur dari konflik (Beebe, 2011). Orang yang
menggunakan gaya ini, mencoba menarik diri dari situasi yang ada
(Pickering, 2001). Menurut Pickering, gaya ini dapat menimbulkan
kejengkelan pada pihak yang berkonflik dengan individu tersebut,
dan tidak memberikan kepuasan, sehingga konflik cenderung akan
terus berlanjut. Pickering (2001), menambahkan bahwa gaya
menghindar seringkali dianggap tidak tepat dikarenakan gaya ini
terkesan menimbulkan sikap tidak peduli dengan konflik yang
terjadi. Hal ini diperkuat dengan pendapat Beebe (2011), yang
mengungkapkan bahwa gaya menghindari konflik seringkali
menunjukkan bahwa seseorang memiliki kepedulian rendah untuk
orang lain serta bagi dirinya sendiri. Menurut Supratiknya (1995)
orang yang menggunakan gaya manajemen konflik ini percaya
bahwa setiap usaha memecahkan konflik hanya akan sia-sia,
sehingga memilih untuk menghindarinya.
Menurut
Beebe
(2011),
gaya
ini
termasuk
dalam
manajemen konflik yang berorientasi kalah-kalah. Wood (2007)
berpendapat bahwa orientasi kalah-kalah mengasumsikan bahwa
konflik memberikan kekalahan pada setiap orang yang terlibat.
Orientasi
ini
cenderung
bersifat
destruktif.
Orang
yang
menggunakan orientasi ini biasanya menghindari konflik dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
beragai cara. Padahal menghindari konflik dengan berbagai cara
dapat sangat merugikan karena akan menunda kebutuhan atau hak
dan menjadi tidak mampu untuk jujur pada orang lain.
Winardi (1994) berpendapat bahwa, apabila tak seorangpun
yang terlibat dalam konflik mencapai keinginannya dan alasan
terjadinya konflik tidak mengalami perubahan. Konflik yang
dikelola dengan orientasi kalah-kalah seakan-akan terselesaikan atau
bahkan lenyap untuk sementara waktu, namun akan memiliki
tendensi untuk muncul kembali pada masa mendatang.
d. Akomodasi
Akomodasi adalah untuk menyerah pada tuntutan orang
lain (Beebe, 2011). Dalam gaya ini, hubungan sangat diutamakan
sehingga
kurang
mementingkan
tujuan-tujuan
pribadinya
(Supratiknya, 1995). Gaya ini membiarkan pihak lain yang
berkonflik
dengannya
lebih
menonjol
daripada
dirinya
(Winardi,1994).
Menurut Pickering (2001), gaya manajemen konflik
akomodasi menilai orang lain lebih tinggi dan memberi nilai rendah
pada diri sendiri dan barangkali mencerminkan rasa rendah diri
orang tersebut. Perhatian yang besar pada kepentingan orang lain
menyebabkan seseorang berusaha memuaskan kebutuhan orang lain,
dengan mengorbankan hal yang sebenarnya penting bagi dirinya
sendiri.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
27
Gaya manajemen konflik ini termasuk dalam manajemen
konflik yang berorientasi "kalah-menang” (Beebe, 2011). Menurut
Winardi (1994), orientasi ini terjadi bila salah satu pihak mencapai
apa yang diinginkan sedangkan yang lainnya tidak.
e.
Kompetisi
Pada gaya manajemen konflik ini, individu mencoba untuk
menaklukkan lawan dengan memaksanya menerima solusi konflik
yang
disodorkannya
(Supratiknya,
1995).
Individu
yang
menggunakan gaya ini cenderung berfokus pada dirinya sendiri dan
mengabaikan orang lain. Individu tersebut cenderung ingin selalu
menang dengan mengorbankan orang lain yang sedang berkonflik
dengannya (Beebe, 2011).
Beebe (2011), menambahkan bahwa pada gaya ini individu
cenderung mencoba mengendalikan orang lain dengan memberikan
ancaman dan peringatan. Hal ini didukung dengan pendapat
Supratiknya (1995) yang mengatakan bahwa individu yang
menggunakan gaya manajemen konflik ini selalu mencari menang
dengan cara menyerang, mengungguli dan mengancam pihak lain.
Menurut Beebe (2011), individu yang menggunakan gaya
manajemen konflik kompetisi memiliki filosofi menang-kalah.
Wood (2007) berpendapat bahwa manajemen konflik yang
berorientasi menang-kalah menganggap bahwa konflik adalah
kompetisi dan hanya memiliki satu pemenang. Orientasi ini sering
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
28
kali merusak hubungan karena seorang dari yang lain harus
mengalami kekalahan. Orang yang seringkali mengalami kekalahan
akan memunculkan ketidak nyamanan pada dirinya sendiri dan akan
menimbulkan frustasi. Dan sering kali orang yang kalah memiliki
keinginan
untuk
membalas
dengan
berusaha
memenangkan
perdebatan berikutnya
Dari kelima gaya manjanemen konflik tersebut memang
terkadang individu tidak selalu hanya menggunakan satu pendekatan
atau satu gaya manajemen konflik saja. Hal ini dikarenakan individu
tersebut terkadang juga menyesuaian situasi atau konteks dimana
konflik tersebut terjadi. Namun dalam menghadapi konflik individu
selalu memiliki salah satu gaya atau pendekatan yang dominan yang
cenderung sering digunakannya.
6. Manfaat Konflik yang ditangani dengan manajemen konflik yang
konstruktif
Hal-hal positif dari konflik dapat terjadi ketika individu yang
terlibat dalam konflik mampu menghadapi dan memecahkan konflikkonflik yang terjadi secara konstruktif (Supratiknya, 1995).
Beberapa manfaat positif dari konflik yang dikelola dengan
konstruktif menurut Johnson (dalam Supratiknya 1995) yaitu :
a.
Dapat menjadikan individu sadar bahwa ada persoalan yang perlu
dipecahkan dalam hubungannya dengan orang lain.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
b.
29
Dapat menyadarkan dan mendorong individu untuk melakukan
perubahan-perubahan dalam diri. Evaluasi yang dilakukan terhadap
diri, muncul perbaikan-perbaikan dalam diri.
c.
Dapat menjadikan hidup menjadi lebih menarik. Adanya perbedaan
pendapat dan perdebatan mengenai suatu hal, mendorong individu
untuk memahami dan mendalami pokok permasalahan sehingga
membuat hidup menjadi tidak membosankan.
d.
Dapat menjadikan individu sadar akan siapa diriya atau seperti apa
dirinya yang sesungguhnya. Pertengkaran dengan orang lain
membuat individu menjadi sadar akan apa yang disukai dan tidak
disukainya, apa yang diinginkan dan yang tidak diinginkan dan
sebagainya.
Wood (2007) menambahkan beberapa manfaat positif konflik
saat dikelola dengan konstruktif :
a.
Konflik memberi kesempatan bagi orang yang terlibat untuk
semakin tumbuh secara individu dan mampu memperkuat hubungan.
Konflik dapat membuat kita memiliki kesadaran akan adanya
perbedaan dalam diri kita sendir dan dapat membuat kita mengubah
pandangan terhadap diri.
b.
Konflik dapat memperdalam hubungan dengan memperdalam
pemahaman satu sama lain. Hal ini dikarenakan dengan konflik
individu yang terlibat didalamnya menjadi lebih paham akan
kebutuhan dan keinginan masing-masing.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
30
C. INDIVIDU DEWASA AWAL YANG BERPACARAN JARAK JAUH
1. Dewasa Awal
Manusia dalam perkembangan hidupnya mengalami beberapa
tahap, salah satunya adalah masa dewasa awal. Santrock (2012)
berpendapat bahwa masa dewasa awal merupakan transisi dari masa
remaja menuju masa dewasa yang terjadi pada usia 18 tahun sampai 25
tahun.
Papalia (2008) mendefinisikan masa dewasa awal sebagai tahap
perkembangan ketika seseorang memasuki rentang usia 20 sampai
dengan 40 tahun. Hampir senada dengan Papalia, Hurlock (1990)
berpendapat bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 tahun
sampai kira-kira umur 40 tahun.
Menurut Santrock (2012) masa dewasa awal merupakan masa
pembentukan kemandirian pribadi dan ekonomi, pengembangan karir,
masa pemilihan pasangan, hidup dengan seseorang secara akrab, serta
membangun keluarga dan mengasuh anak-anak. Senada dengan
Sanctrock, Hurlock (1990) berpendapat bahwa masa ini merupakan
periode penyesuaian diri terhadap pola-pola kehidupan baru dan harapan
sosial yang baru. Pada masa ini individu diharapkan dapat memenuhi
tugas perkembangannya mencakup mendapatkan suatu pekerjaan,
memilih teman hidup, belajar hidup bersama dengan seseorang dan
membentuk keluarga, mengelola rumah tangga dan mampu menerima
tanggung jawab yang lebih besar. Keberhasilan individu dalam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
31
memenuhi tugas perkembangannya pada masa ini akan mempengaruhi
perkembangannya pada masa dewasa tengah.
Erikson (dalam Santrock 2012) mengungkapkan bahwa tugas
perkembangan pada masa dewasa awal adalah pembentukan relasi intim
dengan orang lain. Ketika seseorang mampu menjalin relasi intim dan
akrab dengan orang lain, maka individu tersebut akan mencapai
keintiman namun apabila tidak maka akan terjadi isolasi.
2. Pengertian Pacaran Jarak Jauh
Pacaran merupakan hubungan pranikah yang terjalin antara pria
dan wanita yang dapat diterima oleh masyarakat (Bennet dalam
Wisnuwardhani, 2012).
Menurut Wisnuwardani (2012) pacaran merupakan sarana untuk
mengembangkan
hubungan
interpersonal
yang
lebih
mendalam,
mendapatkan dukungan emosional, kasih sayang, kesenangan dan
eksplorasi seksual.
Beebe (2010) berpendapat bahwa suatu hubungan dapat
dilakukan secara jarak dekat maupun jarak jauh. Hal ini dikarenakan
tidak
selamanya
seseorang
dapat
bersama-sama
dengan
orang
terdekatnya. Banyak hal seperti perbedaan kota dalam bekerja,
bersekolah, dan lain sebagainya membuat seseorang harus terpisah jarak
dengan orang-orang yang berhubungan dekat dengan dirinya. Keadaan
yang seperti ini disebut dengan hubungan jarak jauh. Hal ini juga dapat
terjadi dalam hubungan pacaran. Menurut Beebe (2011), hubungan jarak
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
jauh merupakan suatu hubungan yang tidak memungkinkan pasangan
untuk bertemu secara face to face karena terpisah jarak dalam jangka
waktu tertentu.
Dalam jurnal Perceptions of College Students in Long Distance
Relationships (Skinner, 2005) disebutkan bahwa pengertian pacaran jarak
jauh berbeda-beda berdasarkan penelitian yang dilakukan. Mayoritas
penelitian menggunakan kriteria “pisah jarak”, bagaimanapun jarak yang
digunakan berbeda-beda. Schwebel menggunakan 50 mil (80,4672 km)
atau lebih dalam penelitiannya, sedangkan Lydin, Pierce, O’Regan dan
Knox menggunakan 200 mil (321,8688 km) atau lebih untuk
mendefinisikan pacaran jarak jauh. Penelitian lain bahkan menggunakan
definisi lain yang kurang konkret, seperti Gulder menggunakan perkataan
“pasanganku tinggal cukup jauh dariku yang akan sangat susah atau tidak
mungkin untuk melihatnya setiap hari”. Definisi yang berbeda
menunjukkan bahwa ada banyak faktor yang berperan dalam hubungan
pacaran jarak jauh (Skinner,2005)
Holt & Stone (dalam Kidenda, 2002) menggunakan faktor
waktu dan jarak untuk mengkategorisasikan pasangan yang menjalani
pacaran jarak jauh. Berdasarkan informasi demografis dari partisipan
penelitian yang menjalani pacaran jarak jauh, didapat tiga kategori waktu
berpisah (0, kurang dari 6 bulan, lebih dari 6 bulan), tiga kategori waktu
pertemuan (sekali seminggu, sebulan sekali, kurang dari satu kali
sebulan), dan tiga kategori jarak (0-1 mil, 2-294 mil, lebih dari 250 mil).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
33
Dari hasil penelitian Holt & Stone (dalam Kidenda, 2002) ini, ditemukan
bahwa pacaran jarak jauh dapat dikategorisasikan berdasarkan ketiga
faktor tersebut.
3. Individu Dewasa Awal yang Berpacaran Jarak Jauh
Pada penelitian ini, pacaran jarak jauh didefinisikan sebagai
salah satu tugas perkembangan yang dilalui oleh individu untuk menjalin
relasi yang lebih intim dan personal dengan lawan jenis, dimana
hubungan tersebut tidak memungkinkan pasangan untuk bertemu secara
face to face dalam jangka waktu tertentu. Hal ini dikarenakan individu
dan pasangannya terpisah secara fisik, yaitu minimal berada di kota yang
berbeda dan telah menjalani pacaran jarak jauh minimal 3 bulan dan
mengadakan pertemuan maksimal 1 kali per bulan.
D. Dinamika Hubungan antara Harga diri dan Manajemen Konflik pada
Individu Dewasa Awal yang sedang Menjalin Hubungan Pacaran Jarak
Jauh
Individu dewasa awal memiliki tugas perkembangan untuk membina
hubungan romantis dengan lawan jenisnya. Dalam hubungan romantis, harga
diri merupakan salah satu aspek kepribadian yang mempengaruhi bagaimana
individu tersebut membangun relasi dengan orang lain terutama dengan
pasangannya. Individu yang memiliki harga diri yang tinggi akan mampu
menerima dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dia
miliki. Individu tersebut juga cenderung memiliki keyakinan bahwa dirinya
layak, mampu dan berharga. Sebaliknya individu yang memiliki harga diri
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
yang rendah cenderung berfokus pada kelemahannya, merasa tidak dihargai,
dirinya didominasi oleh perasaan yang negatif dan seringkali cenderung
menghindar dari situasi yang menimbulkan kecemasaan, seperti ketika
mengalami sebuah masalah.
Hal-hal semacam itu sangat berpengaruh terhadap relasi individu
tersebut dengan pasangannya saat menjalin hubungan pacaran. Individu yang
mampu menerima dirinya, percaya pada dirinya dan menghargai dirinya
sendiri akan cenderung mampu menerima orang lain, percaya pada orang lain
dan mampu menghargai orang lain dengan baik. Sebaliknya, individu yang
memiliki penghargaan diri yang negatif akan cenderung tidak percaya pada
dirinya serta tidak mampu menerima dirinya sendiri dan cenderung akan
melakukan hal yang sama pada orang lain. Individu tersebut akan mudah
untuk curiga, serta memandang orang lain secara negatif.
Pada hubungan pacaran tidak selalu individu dapat berdekatan secara
fisik dengan pasangannya. Terkadang banyak pasangan yang harus menjalin
hubungan pacaran dengan dibatasi jarak yang jauh. Situasi semacam ini
sering disebut dengan hubungan pacaran jarak jauh. Hubungan yang
semacam ini membutuhkan strategi pengelolaan hubungan secara khusus. Hal
ini dikarenakan pada hubungan jarak jauh tidak memungkinkan individu
dengan pasangannya untuk bertatap muka dengan intensitas yang sering
sehingga ketika ada masalah atau konflik, seringkali individu tersebut harus
menyelesaikannya tanpa bertemu secara face to face.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
35
Individu yang menjalin hubungan pacaran jarak jauh membutuhkan
suatu manajemen konflik yang bersifat konstruktif, sehingga walaupun
individu tersebut dan pasangannya tidak dapat menyelesaikan konflik secara
langsung dengan face to face, namun
konflik yang terjadi tetap dapat
ditangani dan hubungan yang terjalin tetap akan berjalan dengan baik. Seperti
yang telah dikemukakan sebelumnya, dalam hal ini harga diri kembali
berperan penting. Hal ini dikarenakan harga diri menentukan bagaimana
seseorang membuat keputusan dalam rangka memecahkan masalah atau
konflik dalam kehidupannya.
Saat menghadapi masalah, individu yang memiliki harga diri yang
tinggi cenderung mampu memecahkan masalah dan mengatasi berbagai
tekanan dengan efektif sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya.
Pemecahan masalah yang efektif dapat dilakukan dengan cara mencoba untuk
membicarakan masalah dan mendiskusikan apa yangmenjadi keinginan
masing-masing pihak yang berkonflik. Hal bertujuan supaya pihak-pihak
yang berkonflik dapat memahami satu sama lain dan dapat mencapai suatu
solusi yang adil atau bahkan memuaskan. Cara penanganan konflik yang
cenderung bersifat konstruktif seperti itu sesuai dengan gaya manajemen
konflik kompromi dan kolaborasi.
Dilain sisi individu yang memiliki harga diri yang rendah cenderung
akan menghindari kecemasan yang timbul dengan menghindari masalah yang
sedang terjadi. Hal ini dikarenakan individu tersebut merasa tidak mampu
untuk menghadapi situasi tersebut. Pemecahan masalah dengan seperti itu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
termasuk dalam gaya manajemen konflik yang cenderung bersifat destruktif.
Hal ini dikarenakan masalah yang terjadi tidak dicoba untuk dicari
penyelesaiannya namun malah dihindari, sehingga memiliki tendensi untuk
muncul kembali. Gaya manajemen lain yang juga cenderung bersifat
destruktif adalah akomodasi dan kompetisi. Hal ini dikarenakan gaya tersebut
memandang konflik sebagai suatu persaingan yang hanya memiliki satu
pemenang, sehingga solusi yang dihasilkannya menjadi tidak memuaskan
untuk salah satu pihak yang berkonflik. Orang yang memiliki harga diri yang
rendah diduga memiliki kecenderungan untuk menggunakan manajemen
konflik akomodasi karena individu tersebut merasa tidak memiliki
kemampuan untuk dapat menghadapi konflik dengan baik. Hal ini membuat
individu tersebut memilih untuk mengalah dan menuruti kemauan dari orang
lain yang berkonflik dengannya. Namun disisi lain, orang yang memiliki
harga diri yang rendah juga bisa jadi menggunakan manajemen konflik
kompetisi, yaitu mencoba selalu menang saat ada konflik. Cara yang
seringkali digunakan individu tersebut dalam memenangkan konflik adalah
dengan menyerang pihak lain dengan ancaman-ancaman. Hal tersebut
terkadang mereka lakukan hanya untuk menutupi ketidak mampuannya
menangani konflik dengan cara yang lebih efektif.
Dapat disimpulkan bahwa manajemen konflik yang dipilih seseorang
berhubungan dengan harga diri yang dimilikinya. Seseorang yang memiliki
harga diri yang tinggi akan cenderung menghadapi konflik dengan
manajemen konflik yang bersifat konstruktif, sedangkan individu yang
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
memiliki harga diri yang rendah akan cenderung menghadapi konflik dengan
manajemen konflik yang destruktif.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Skema Dinamika Hubungan antara Harga diri dan Manajemen Konflik pada Individu Dewasa Awal yang sedang
Menjalin Hubungan Pacaran Jarak Jauh
Harga diri tinggi
- Mampu menghadapi berbagai macam
situasi dalam hidupnya
- Mampu membuat keputusan dalam
hidupnya
- Mampu memecahkan masalah
- Mampu mengatasi tekanan dalam
hidupnya
Harga
diri
Harga diri rendah
Kompromi
Konstruktif
Kolaborasi
Pacaran
jarak jauh
- Pesimis terhadap diri sendiri
- Tidak mampu mengatasi kecemasan dan
rasa takut
- Meremehkan diri sendiri
- Selalu memikirkan kegagalan
- Menghindar dari situasi yang
menimbulkan kecemasan
Strategi
manajemen
konflik
Menghindar
Kompetisi
Akomodasi
38
Destruktif
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
E. HIPOTESIS
Hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen
konflik kompromi.
2. Ada hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan manajemen
konflik kolaborasi.
3. Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen
konflik menghindari.
4. Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen
konflik akomodasi.
5. Ada hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen
konflik kompetisi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu variabel dengan variabel
lainnya berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2012). Penelitian ini
tergolong penelitian korelasional, dimana peneliti mencoba mengetahui
hubungan antara harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa
awal yang sedang menjalin hubungan pacaran jarak jauh. Data-data yang
diperoleh melalui angket, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode
statistik.
B. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1.
Variabel bebas (X)
: Harga diri
2.
Variabel tergantung (Y)
: Manajemen konflik
C. Definisi Operasional
1.
Harga diri
Harga diri merupakan evaluasi yang dilakukan oleh individu terhadap
dirinya
sendiri
yang
mencakup
mengenai
kemampuan
serta
keterbatasannya yang dapat menjadi penopang dalam membangun
hubungan dengan orang lain. Harga diri dapat diukur berdasarkan aspekaspek yang diungkapkan oleh Coopersmith (1967) yaitu :
40
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
a.
41
Keberartian (significance)
Ditunjukkan dengan perasaan bahwa diri berharga, penting, diterima,
dihargai, diperhatikan, dan mendapat kasih sayang dari orang lain.
b.
Kekuatan (power)
Ditunjukkan dengan kemampuan yang dimiliki untuk mengatur
sesuatu dalam hidupnya, mengontrol diri, memiliki insiatif untuk
menyelesaikan sesuatu dalam hidupnya serta mampu mempengaruhi
lingkungannya.
c.
Kompetensi (competence)
Ditunjukkan dengan keterampilan yang dimiliki untuk mencapai
harapan, tujuan dan cita-cita serta mengatasi masalah dalam
hidupnya.
d.
Kebajikan (virtue)
Ditunjukkan dengan kesesuaian individu dengan nilai moral, norma
serta peraturan yang berlaku di lingkungannya.
Dalam penelitian ini harga diri diwakili oleh skor harga diri. Semakin
tinggi skor yang diperoleh individu dalam skala harga diri, menunjukkan
bahwa semakin tinggi harga diri yang ia miliki. Sebalikkan semakin
rendah skor yang diperoleh individu dalam skala ini, maka menunjukkan
semakin rendah pula harga diri yang ia miliki.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2.
42
Manajemen konflik
Merupakan gaya atau pendekatan seseorang dalam menghadapi situasi
konflik yang terjadi dalam hubungannya. Ada 5 macam strategi
manajemen konflik :
1.
Kompromi
Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan :
a. Mencoba menemukan jalan tengah dari konflik yang dihadapi
dengan memperhatikan kebutuhan dari kedua belah pihak yang
berkonflik
b. Mencapai solusi yang adil
c. Tercapainya kepentingan dan kebaikan bersama
2.
Kolaborasi
Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan :
a. Melihat konflik sebagai masalah yang harus dipecahkan
b. Mencapai solusi yang memuaskan bagi dua pihak yang
berkonflik
c. Mengutamakan kebutuhan kedua pihak yang berkonflik.
3.
Menghindar
Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan :
a. Menghindari perdebatan
b. Menarik diri dari situasi konflik
c. Tidak menghasilkan solusi apapun bagi konflik
d. Memberi kesan tidak perduli pada hubungan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
43
e. Menganggap bahwa setiap usaha pemecahan konflik hanya
akan sia-sia
4.
Akomodasi
Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan :
a. Mengalah pada pihak lain
b. Mengikuti keputusan apapun dari orang lain
5.
Kompetisi
Gaya manajemen konflik ini ditandai dengan :
a. Mencoba memaksakan lawan untuk menerima solusi konflik
yang disodorkan
b. Lebih
berfokus
pada
kebutuhan
dirinya
sendiri
dan
mengabaikan kebutuhan pihak lain yang berkonflik dengannya
c. Memberikan ancaman dan peringatan pada pihak lain yang
berkonflik dengannya
Dalam penelitian ini gaya manajemen konflik diwakili oleh skor
gaya manajemen konflik. Skor yang diperoleh dalam setiap satu gaya
manajemen konflik menunjukkan seberapa besar kecenderungan
penggunaan gaya manajemen konflik tersebut. Skor yang tertinggi
menunjukkan gaya manajemen konflik yang dominan dipakai oleh
individu tersebut.
D. Subjek Penelitian
Populasi subjek pada penelitian ini adalah mahasiswa yang
menjalani hubungan pacaran jarak jauh. Subjek yang dipilih adalah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
mahasiswa dikarenakan rentang usia mahasiswa termasuk dalam kriteria
masa dewasa awal.
Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
convinience sampling, yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan cara
memilih subjek yang tersedia yang dianggap sesuai dengan persyaratan dari
tujuan penelitian yang mudah dijangkau atau didapatkan (Narimawati &
Munandar, 2008). Karena tujuan penelitian ini ingin mengetahui hubungan
harga diri dan manajemen konflik pada individu dewasa awal yang menjalani
hubungan pacaran jarak jauh, maka subjek yang dipilih pada penelitian ini
harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
1. Mahasiswa yang berusia 18 sampai 25 tahun dengan pertimbangan
bahwa pada usia ini individu berada pada masa dewasa awal.
2. Sedang menjalani hubungan pacaran jarak jauh dengan syarat :
a. Minimal berbeda kota dengan pasangannya dan maksimal bertemu 1
kali dalam sebulan. Hal ini ditentukan dengan pertimbangan yang
mengacu pada definisi pacaran jarak jauh yang sudah disampaikan
sebelumnya.
b. Sudah menjalin hubungan pacaran jarak jauh minimal 3 bulan.
Pertimbangan
tentang
hal
itu
adalah
ketika
individu
dan
pasangannya sudah menjalani pacaran jarak jauh selama waktu
tersebut, kemungkinan besar mereka sudah mengalami beberapa
konflik dalam hubungannya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
45
Jumlah subyek yang akan digunakan dalam penelitian ini direncanakan
sebanyak 50 orang yang termasuk dalam ciri-ciri subyek penelitian yang telah
ditentukan.
E. Metode Pengumpulan Data
Data dari penelitian ini dilakukan dengan metode kuesioner dengan
menggunakan dua buah skala yang berisi pernyataan-pernyataan yang dibuat
oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek dari masing-masing variabel yang akan
diteliti. Kedua skala tersebut adalah: (1) Skala harga diri yang disusun oleh
peneliti sendiri dan mengacu pada aspek-aspek harga diri yang dikemukakan
oleh Coopersmith (1967). (2) Skala manajemen konflik yang disusun oleh
peneliti berdasarkan aspek-aspek dari tiap manajemen konflik yaitu
kompromi, kolaborasi, menghindar, akomodasi dan kompetisi yang mengacu
pada beberapa teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
Kedua skala disusun dengan menggunakan metode Likert.
Pernyataan pada kedua skala tersebut terbagi atas pernyataan favorable dan
unfavorable. Subjek akan diminta untuk memilih satu diantara empat
alternatif jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS),
Sangat Tidak Setuju (STS). Digunakan empat pilihan dengan pertimbangan
untuk menghindari adanya pilihan jawaban netral atau ragu-ragu. Penilaian
untuk jawaban STS adalah 1, TS adalah 2, S adalah 3, SS adalah 4.
Sedangkan pada item unfavorable diberikan skor 4 untuk STS, 3 untuk TS, 2
untuk S dan 1 utnuk SS. Berikut blue print kedua skala tersebut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
Tabel 1
Blue Print Skala Harga Diri Sebelum Uji Coba
Nomor Butir
Komponen /
Bobot
No.
Jumlah
Aspek
(%)
Favorable
Unfavorable
1. Keberartian
1,5,9,17,33,37,41, 13,21,25,29,49,
20
25
(significance) 45,53,61,65,69
57,73,77
2. Kekuatan
2,10,18,26,30,34, 6,14,22,38,42,
20
25
(power)
54,58,62,74,78
46,50,66,70,82
3. Kompetensi
3,23,27,31,35,
7,11,15,19,43,47,
(competence)
39,63,67,71,75,
20
25
51,55,59
79,83
4. Kebajikan
4,8,12,16,40,44,
20,24,28,32,36,
20
25
(virtue)
48,52,56,60
64,68,72,76,80
Jumlah Total
80
100
Tabel 2
Blue Print Skala Manajemen Konflik Sebelum Uji Coba
Gaya
Nomor Butir
Bobot
No. manajemen
Jumlah
(%)
Favorable
Unfavorable
konflik
1. Menghindari
3,8,13,18,23,28, 33,38,43,68,73,
48,53,58,63,88, 78,83,108,123,
25
20
93,98, 103,113,
128
118
2. Kompetisi
4,9,14,19,24,29, 39,44,49,54,59,
34,84,89,94,99,
64,69,74,79,
25
20
104
109,114,119,
124,129
3. Akomodasi
5,10,15,20,25,30, 35,40,45,50,75,
55,60,65,70,95,
80,85,90,120,
25
20
100,105,110,115
125
4. Kompromi
1,6,26,31,36,41, 11,16,21,76,81,
46,51,56,61,66,
101,106,111,
25
20
71,86,91,96
116,121
5. Kolaborasi
2,7,12,17,22,27, 42,47,52,57,62,
32,37,77,92,97,
67,72,82,87,
25
20
102,107,112
117,122
Jumlah Total
125
100
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
47
F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur
1. Estimasi Validitas
Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan
data yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya diperlukan suatu
pengujian validitas (Azwar, 2012). Suatu alat ukut memiliki validitas
yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya
pengukuran.
Kategori validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah validitas isi (content validity), yang memiliki kemampuan untuk
menilai isi skala yang terdiri dari beberapa aspek dan komponen objek
untuk mendukung konstrak teoritik yang hendak diukur (Azwar,2012).
Penilaian item mengalami proses penilaian yang kompeten dengan
menggunakan metode expert judgement (Azwar, 2012) melalui dosen
pembimbing skripsi. Penilaian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian
item dengan apa yang ingin diukur.
2. Seleksi Item
Kualitas suatu tes sangat ditentukan oleh kualitas item-itemnya,
maka penting bagi peneliti untuk melakukan seleksi item. Seleksi item
dilakukan dengan analisis kuantitatif terhadap parameter-parameter item
yaitu, berdasarkan daya diskriminasinya. Daya diskriminasi item adalah
sejauh mana item mampu membedakan antara individu yang memiliki
dan yang tidak memiliki atribut yang diukur (Azwar, 2012)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
48
Seleksi item dilakukan berdasarkan daya diskriminasi item yang
menghasilkan koefisien korelasi item total (rix) yang dikenal dengan
istilah parameter daya beda item. Dalam pemilihan item berdasarkan
korelasi item total, digunakan batasan rix ≥ 0,30. Semua item yang
mencapai koefisien korelasi minimal 0,30 memiliki daya pembeda yang
dianggap memuaskan. Sedangkan item yang mencapai koefisien korelasi
kurang dari 0,30 dapat diinterpretasi sebagai item yang memiliki data
diskriminasi yang rendah atau kurang memuaskan.
Item yang memiliki kualitas yang tidak baik akan digugurkan atau
tidak digunakan dalam skala. Akan tetapi, jika jumlah item yang lolos
seleksi tidak sesuai dengan yang diinginkan atau kurang dapat mewakili
aspek-aspek yang diukur, maka dapat dipertimbangkan dengan
menurunkan batasan rix menjadi 0,25 asalkan tidak ≤ 0,20 (Azwar, 2012)
a. Skala Harga Diri
Berdasar hasil uji coba terhadap 40 responden, skala harga diri
memiliki 80 item yang lolos seleksi dari 80 item awal dengan
koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,30. Distribusi item dapat dilihat
sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 3
Blue Print Skala Harga Diri Setelah Uji Coba
Nomor Butir
Komponen /
No.
Aspek
Favorable
Unfavorable
1.
Keberartian
1,5,9,17,33,37,4 13,21,25,29,4
(significance) 1,45,53,61,65,69
9,5773,77
2.
Kekuatan
2,10,18,26,30,3 6,14,22,38,42
(power)
4,54,58,62,74,7 ,46,50,66,70,
8
82
3.
Kompetensi
3,23,27,31,35
7,11,15,19,43,4
(competence)
,39,63,67,71,
7,51,55,59
75,79,83
4.
Kebajikan
20,24,28,32,3
4,8,12,16,40,44,
(virtue)
6,6468,72,76,
48,52,56,60
80
Total
42
38
49
Jumlah
20
20
20
20
80
b. Skala Manajemen Konflik
Berdasar hasil uji coba terhadap 40 responden, skala manajemen
konflik memiliki 75 item yang lolos seleksi dari 125 item awal
dengan koefisien korelasi item total (rix) ≥ 0,30. Distribusi item dapat
dilihat sebagai berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 4
Blue Print Skala Manajemen Konflik Setelah Uji Coba
Gaya
Nomor Butir
No.
manajemen
Favorable
Unfavorable
konflik
1.
Menghindari
28,33,38,63,6
3,8*,13,18*,23*,
8*,
43*,48,53*,58*,
73,78,103*,
83,88,93*,98*,
118*,123*
108*,113*
2.
Akomodasi
4,9,14,19*,24,2
9*,34,84,89,94,
99*,
104*
3.
4.
5.
Kompetisi
Kompromi
Kolaborasi
Total
5*,10,15,20*,25
,3055*,60*,65,7
0*,95,100*,105
*,110,115
1,6,26,31,36,41,
46,51,56,61,66*
,
71,86,91,96
2,7,12,17,22,27,
32,37,77,92,97,
102,107,112
48
50
Jumlah
39*,44,49*,5
4*,
59*,64*,69*,
74*,
79*,109*,114
*,
119*,124
35*,40*,45*,
50,
75*,80*,85*,
90,
120,125
11,16,21*,76
*,81,
101*,106*,11
1,
116,121
42*,47,52,57
*,62,
67,72,82,87*,
117,122
27
11
10
12
20
22
75
Item yang dicetak tebal dan bertanda * merupakan item yang gugur
Namun dengan disesuaikan dengan definisi operasional (DO) yang
telah ditentukan diawal, maka terdapat beberapa item yang
digugurkan supaya tiap bentuk manajemen konflik memiliki jumlah
item yang sama. Pengguguran item didasarkan pada dengan
koefisien korelasi item total (rix) yang terkecil jika dibandingkan
dengan item lain pada bentuk yang sama. Berikut adalah skala final
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
yang digunakan peneliti untuk penelitian yang sebenarnya setelah
melakukan penyusunan uang :
Tabel 5
Blue Print Skala Manajemen Konflik Setelah Dilakukan Penyusunan
Ulang
Gaya
Nomor Butir
No.
manajemen
Jumlah
Favorable
Unfavorable
konflik
1.
Kompromi
1,11,16,21,26,
6,46
10
31,36,41
2.
Kolaborasi
2,7,12,17,22,
27,47
10
32,37,42
3.
Menghindari
3,8,23,43,48
14,18,28,33,
10
38
4.
Akomodasi
4,9,14,19,24,34,
29,49
10
39,44
5.
Kompetisi
5,10,15,25,35,
20,30,50
10
40,45
Total
36
14
50
3. Estimasi Reliabilitas
Reliabilitas
kepercayaan
hasil
sebenarnya
ukur
yang
mengacu
pada
mengandung
konsistensi
makna
atau
kecermatan
pengukuran. Pengukuran yang tidak reliabel akan menghasilkan skor
yang tidak dapat dipercaya karena perbedaan skor yang terjadi antara
individu lebih ditentukan oleh faktor eror atau kesalahan daripada faktor
perbedaan yang sesungguhnya. Pengukuran yang tidak reliabel tentu
tidak akan konsisten pula dari waktu ke waktu (Azwar, 2012)
Tinggi rendahnya reliabilitas secara empirik ditunjukkan dalam
angka yang disebut sebagai koefisien reliabilitas (rxx). Besarnya
reliabilitas berada dalam rentang dari 0 sampai 1,00. Semakin tinggi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 menunjukkan bahwa semakin
tinggi reliabilitasnya. Sebaliknya semakin rendah koefisien reliabilitas
mendekati angka 0 menunjukkan bahwa semakin rendah reliabilitasnya
(Azwar,2012).
Pada
penelitian
ini,
estimasi
reliabilitas
diukur
dengan
menggunakan pendekatan konsistensi internal Alpha Cronbach melalui
perhitungan menggunakan program SPSS 16.0 for Windows. Didapatkan
hasil koefisien reliabilitas (rxx) dari skala harga diri adalah sebesar 0,984
dan rxx dari skala manajemen konflik adalah sebesar 0,925.
G. Metode Analisis Data
1. Uji Asumsi
c. Uji normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data
variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak. Jika taraf
signifikan lebih besar dari 0,05 (p>0,05) maka data yang
diperoleh berdistribusi normal. Dalam penelitian ini untuk
menguji normalitas data dilakukan dengan menggunakan One
Sample Sapiro-Wilk. Hal ini dikarenakan subjek dari penelitian
ini hanya 50 orang saja.
d. Uji Linearitas
Uji linearitas digunakan untuk mengetahui apakah hubungan
antara variabel bebas dan variabel tergantung mempunyai
hubungan yang linear atau tidak. Jika taraf signifikan lebih
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
53
kecil dari 0,05 (p<0,05) maka hubungan antara variabel
mengikuti fungsi garis linear sehingga dapat diuji degan
statistik parametik. Sebaliknnya, jika taraf signifikan lebih
besar dari 0,05 (p>0,05) maka harus diuji dengan statistik
nonparametrik.
2. Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini akan menggunakan 2 teknik analisis
korelasional melalui program SPSS 16,0 for Windows .Kedua teknik
tersebut yaitu : (1) Product Moment untuk menganalisis data yang
terdistribusi normal dan memiliki hubungan yang linear, (2) Spearman
Rho untuk menganalisis data yang tidak terdistribusi normal. Uji
hipotesis ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan antara harga
diri dan manajeman konflik. Pada pengujian ini menggunakan
hipotesis satu ekor (one-tail). Dua variabel dikatakan memiliki
hubungan yang signifikan apabila taraf signifikasi lebih kecil dari 0,05
(p < 0,05) atau 0,01 (p < 0,01).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. PERSIAPAN PENELITIAN
Peneliti mengawali penelitian dengan melakukan tryout atau uji coba
skala penelitian untuk melihat apakah item-item pada skala yang digunakan
sudah memenuhi kriteria atau belum. Tryout dilakukan pada tanggal 30
Oktober 2014 sampai dengan 15 November 2014.
Pengambilan
sampel
dilakukan
dengan
metode
convinience
sampling kepada 40 mahasiswa yang didapatkan baik secara langsung dan
tidak langsung. Pengambilan sampel langsung dilakukan dengan pemberian
angket secara langsung pada subjek yang dituju, dan meminta kepada teman
peneliti untuk membantu menyebarkan angket kepada beberapa orang
kenalannya yang sesuai dengan kriteria subjek penelitian. Pengambian sampel
tidak langsung dilakukan dengan memanfaatkan google doc untuk membuat
angket secara online. Kemudian peneliti mengirimkan link-nya kepada subjek
yang dituju melalui email dan media sosial yaitu facebook dan twitter.
Jumlah angket tercetak yang diisi oleh subjek berjumlah 32
eksemplar, 8 sisanya diisi oleh subjek secara online melalui link google doc
yang dikirimkan oleh peneliti. Secara keseluruhan jumlah subjek tryout terdiri
dari 34 perempuan dan 6 laki-laki dengan rentang usia 19 tahun sampai
dengan 24 tahun. Dari 40 angket yang diisi semuanya diisi dengan lengkap
dan memenuhi kriteria sehingga layak untuk diolah secara statistik.
54
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
55
Setelah data tryout terkumpul, peneliti melakukan uji reliabilitas alat
ukur melalui program SPSS 16.0 for Windows. Berdasarkan uji reliabilitas
item yang dilakukan, skala harga diri tidak memiliki item yang gugur dari 80
item awal, sedangkan skala manajemen konflik memiliki 50 item gugur dari
125 item. Sehingga terdapat 75 item pada skala manajemen konflik yang
lolos seleksi item untuk dijadikan skala penelitian. Namun untuk
mengimbangi jumlah item dari tiap bentuk manajemen konflik maka ada 25
item lagi yang digugurkan, sehingga terdapat 50 item yang digunakan sebagai
skala penelitian manajemen konflik.
B. PELAKSANAAN PENELITIAN
Penelitian dilaksanakan pada tanggal 28 November 2014 sampai
dengan 4 Desember 2014. Metode yang digunakan dalam pengambilan data
adalah convinience sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan
dengan cara memilih subjek yang tersedia dan dianggap sesuai dengan
persyaratan dari tujuan penelitian yang mudah dijangkau atau didapatkan.
Adapun kriteria subjek penelitian yang dimaksud adalah individu yang
berusia 18 sampai dengan 25 tahun dan sedang menjalani hubungan jarak
jauh (LDR) minimal selama 3 bulan.
Sama seperti saat pengambilan data tryout, pengambilan data pada
penelitian yang sebenarnya ini dilakukan baik secara langsung dan tidak
langsung. Jumlah angket tercetak yang diisi oleh subjek berjumlah 35
eksemplar, 15 sisanya diisi oleh subjek secara online. Jumlah subjek yang
didapat sebanyak 50 individu dewasa awal yang memenuhi kriteria
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
56
penelitian. Selain itu semua subjek mengisi angket dengan baik dan lengkap,
sehingga semua data yang diperoleh layak untuk diolah.
C. DESKRIPSI SUBJEK
Subjek penelitian ini berjumlah 50 orang yang berusia 18 tahun
sampai dengan 24 tahun dengan status mahasiswa di berbagai universitas
yang tersebar di beberapa kota di Indonesia. Semua subjek telah memenuhi
kriteria penelitian yaitu memiliki hubungan pacaran jarak jauh minimal 3
bulan, minimal berbeda kota degan pasangannya dan maksimal bertemu
dengan pasangan sekali dalam sebulan. Berikut data mengenai demografis
subjek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 6
Deskripsi usia subjek penelitian
Usia
Jumlah
18 tahun
3
19 tahun
5
20 tahun
8
21 tahun
4
22 tahun
17
23 tahun
11
24 tahun
2
Presentase
6%
10 %
16 %
8%
34 %
22 %
4%
Jumlah terbesar subjek berdasarkan usia adalah usia 22 tahun dengan
prosentase sebesar 34%. Sedangkan pada urutan berikutnya adalah usia 23
tahun dengan prosentase sebesar 22 %. Di urutan ketiga adalah 20 tahun
dengan prosentase sebesar 16 %. Pada urutan berikutnya yaitu 19 tahun
dengan prosentase sebesar 10 %, 21 tahun dengan prosentase sebesar 8 %
dam 18 tahun dengan prosentase sebesar 6%. Jumlah usia terkecil adalah usia
24 tahun dengan prosentase sebesar 4 %.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 7
Deskripsi jenis kelamin subjek penelitian
Jenis kelamin
Jumlah
Laki-laki
18
Perempuan
32
57
Presentase
36 %
64 %
Subjek pada penelitian ini terdiri dari 50 orang dengan proporsi 36% adalah
laki-laki dan sisanya 64% subjek adalah perempuan.
Tabel 8
Deskripsi pendidikan saat ini dari subjek penelitian
Pendidikan
Jumlah
D3
8
S1
38
S2
4
Presentase
16 %
76 %
8%
Jumlah terbesar subjek berdasarkan tingkat pendidikannya saat ini adalah
mahasiswa S1 dngan prosentase sebear 76%. Sedangkan diurutan berikutnya
adalah mahasiswa D3 sebanyak 16 %. Sisanya sebanyak 8 % subjek
merupakan mahasiswa yang sedang menjalani studi S2.
Tabel 9
Deskripsi domisili subjek penelitian
Kota
Jumlah
Bandung
2
Jakarta
1
Magelang
4
Medan
1
Pontianak
1
Surabaya
3
Tangerang
2
Yogyakarta
36
Persentase
4%
2%
8%
2%
2%
6%
4%
76 %
Subjek pada penelitian ini sebanyak 76 % berdomisili di kota Yogyakarta dan
sisanya tersebar di beberapa kota di Indonesia. Sebanyak 8 % subjek
berdomisili di Magelang dan 6 % berdomisili di Surabaya. Subjek yang
berdomisili di Bandung dan Tangerang masing- masing sebanyak 4 %. Paling
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
58
sedikit subjek berdomisili di beberapa kota seperti Jakarta, Medan dan
Pontianak masing-masing sebanyak 2 %.
Tabel 10
Deskripsi domisili pasangan subjek penelitian
Kota
Jumlah
Australia
1
Bali
10
Bandung
2
Banjarmasin
1
Bekasi
1
Blora
1
Gresik
1
Jakarta
4
Jerman
1
Kabanjahe
1
Kalimantan
1
Kebumen
1
Klaten
1
Kupang
1
Magelang
2
Malang
1
Malaysia
1
Medan
1
Palembang
2
Pontianak
2
Semarang
2
Solo
2
Surabaya
3
Tangerang
3
Turki
1
Yogyakarta
3
Persentase
2%
20 %
4%
2%
2%
2%
2%
8%
2%
2%
2%
2%
2%
2%
4%
2%
2%
2%
4%
4%
4%
4%
6%
6%
2%
6%
Pada penelitian ini sebagian subjek memiliki pasangan yang berdomisili di
Bali dengan prosentase sebanyak 20 %. Sedangkan di urutan berikutnya
adalah kota Surabaya, Tangerang dan Yogyakarta dengan prosentase masingmasing sebesar 6%. Sebanyak masing-masing 4 % pasangan subjek penelitian
berdomisili di Bandung, Magelang, Palembang, Pontianak, Semarang dan
Solo. Sisanya sebanyak masing-masing 2 % pasangan subjek berdomisili di
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Australia, Banjarmasin, Bekasi, Blora, Gresik, Jakarta, Jerman, Kabanjahe,
Kalimantan, Kebumen, Klaten, Kupang, Malang, Malaysia , Medan dan
Turki.
Dari 50 sujek, lamanya menjalani pacaran jarak jauh dikategorikan kedalam 3
kategori dengan menggunakan rumus pembagian kategori berdasarkan norma
kelompok. Setelah dilakukan perhitungan maka didapatkan hasil pembagian
sebagai berikut :
Tabel 11
Deskripsi lama subjek menjalani hubungan pacaran jarak jauh
Lama
Jumlah
Presentase
3 – 14 bulan
26
52 %
16 – 46 bulan
21
42 %
48 -78 bulan
3
6%
Sebanyak 52% subjek sudah menjalani pacaran jarak jauh selama 3 sampai
dengan 14 bulan. 42 % lainnya sudah menjalani hubungan pacaran jarak jauh
selama 16 sampai dengan 46 bulan. Dan sisanya sebanyak 6 % subjek sudah
menjalani hubungan pacaran jarak jauh selama 48 sampai dengan 78 bulan.
Tabel 12
Deskripsi intensitas bertemu subjek dan pasangannya dalam sebulan
Intensitas
Jumlah
Persentase
Kurang dari sekali
29
58 %
sebulan
Sekali dalam sebulan
21
42 %
Lebih dari sekali
0
0%
sebulan
Sebanyak 58 % subjek penelitian ini menyatakan bahwa intensitas bertemu
dengan pasangan adalah kurang dari sekali sebulan. Sisanya sebanyak 42 %
subjek menyatakan bahwa intensitas bertemu dengan pasangan adalah sekali
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
dalam sebulan. Sedangkan tidak ada satupun subjek yang bertemu dengan
pasangannya lebih dari sekali dalam sebulan.
D. HASIL PENELITIAN
1. Uji asumsi
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan
untuk mengetahi apakah data penelitian berasal dari populasi yang
bersifat normal atau tidak (Santoso,2010). Dikarenakan subjek
penelitian berjumlah 50 orang maka uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan program SPSS 16.0 for Windows dengan teknik analisis
Saphiro-Wilk (Santoso, 2010). Jika p < 0,05, maka sebaran skor dapat
dinyatakan tidak normal. Sebalikkan jika p > 0,05, maka sebaran skor
dari data dikatakan memenuhi distribusi normal.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
61
Tabel 13
Hasil Uji Normalitas Skala Harga Diri dan Manajemen Konflik
Shapiro-Wilk
statistic
df
Sig.
Harga Diri
.985
50
.779
Manajemen
konflik (secara
.966
50
.155
umum)
Manajemen
konflik
.964
50
.134
kompromi
Manajemen
konflik
.960
50
.091
kolaborasi
Manajemen
konflik
.971
50
.251
menghindari
Manajemen
konflik
.979
50
.518
akomodasi
Manajemen
konflik
.951
50
.037
kompetisi
Dari hasil pengujian normalitas dengan teknik tersebut skala
harga diri didapatkan nilai Saphiro-wilk sebesar 0.779. Untuk skala
manajemen konflik secara keseluruhan sebesar 0.155. Sedangkan
untuk perbentuk memperoleh nilai yaitu kompromi sebesar 0.134,
kolaborasi sebesar 0.091, menghindar sebesar 0.251, akomodasi
sebesar 0.518, dan kompetisi sebesar 0.037.
Hal ini dapat disimpulkan bahwa data yang terdistribusi
normal adalah pada skala harga diri dan skala manajemen konflik
secara keseluruhan. Selain itu manajemen konflik perbentuk yaitu
kompromi, kolaborasi, menghindari, dan akomodasi juga datanya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
terdistribusi normal. Sedangkan data yang tidak terdistribusi normal
adalah skala manajemen konflik kompetisi.
b. Uji linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan
antara variabel bebas dan variabel tergantung memililiki hubungan
linear atau tidak. Dua variabel dikatakan memiliki hubunan linear jika
memiliki taraf signifikansi kurang dari 0,05 (p < 0,05).
Setelah dilakukan uji linearitas, didapatkan hasil sebagai
berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
Tabel 14
Ringkasan Uji Linearitas
ANOVA Table
KOMPROMI *
HARGA DIRI
KOLABORASI
* HARGA DIRI
MENGHINDARI
* HARGA DIRI
AKOMODASI
* HARGA DIRI
KOMPETISI *
HARGA DIRI
Between
Groups
Between
Groups
Between
Groups
Between
Groups
Between
Groups
(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity
(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity
(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity
(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity
(Combined)
Linearity
Deviation from
Linearity
F
3.432
20.294
Sig.
.010
.001
2.950
.020
1.345
6.418
.290
.025
1.200
.376
1.233
6.912
.355
.021
1.070
.470
1.033
.765
.501
.398
1.041
.494
.924
.159
.596
.697
.946
.576
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa harga diri
memiliki hubungan linear dengan manajemen konflik kompromi,
kolaborasi, dan menghindari, dengan taraf signifikansi (p) sebesar
0.001 , 0.025 , dan
0.021. Namun pada manajemen konflik
akomodasi dan kompetisi tidak memiliki hubungan linear dengan
harga diri. Hal ini dikarenakan taraf signifikansinya melebihi 0.05,
yaitu sebesar 0.398 dan 0.697.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
c. Uji Hipotesis
Setelah melakukan uji normalitas dan uji linearitas pada data
yang diperoleh, selanjutnya peneliti melakukan uji hipotesis dengan
menggunakan teknik analisis korelasi Pearson dengan bantuan SPSS
16.0 for Windows untuk melihat hubungan harga diri dan ketiga
manajemen konflik yaitu kompromi, kolaborasi dan menghindar. Hal
ini dikarenakan keempat variabel tersebut datanya terdistribusi normal
dan antara tiap manajemen konflik tersebut jika dihubungkan dengan
harga diri memiliki hubungan yang linear.
Selain itu teknik analisis korelasi Spearman dengan bantuan
SPSS 16.0 for Windows juga digunakan untuk melihat hubungan pada
harga diri dan manajemen konflik yaitu akomodasi dan kompetisi. Hal
ini dikarenakan data dari kedua manajemen konflik ini tidak
terdistribusi normal. Dalam melakukan uji hipotesis, peneliti
menggunakan uji hipotesisi satu ekor (one-tailed) disesuaikan dengan
hipotesis penelitian yang telah dinyatakan diawal. Setelah dilakukan
pengujian, didapatkan hasil sebagi berikut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
65
Tabel 15
Hasil skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik
kompromi, kolaborasi, menghindari
Correlations
Pearson
KOMPROMI
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
KOLABORASI Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
MENGHINDA Pearson Correlation
RI
Sig. (1-tailed)
N
HARGA
DIRI
.385 **
.001
50
.323**
.006
50
-.347**
.005
50
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
Dari hasil yang telah diperoleh dapat diketahui bahwa ada
hubungan positif yang siginifikan antara harga diri dan manajemen
konflik kompromi dan kolaborasi. Hal ini ditujukkan dengan skor
signifikansi dari keduanya yang lebih kecil dari 0.05 (p < 0.05). Skor
korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kompromi
menunjukkan angka sebesar 0.385 dengan signifikansi sebesar 0.001
dan skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kolaborasi
sebesar 0.323 dengan signifikansi sebesar 0.006. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki individu, semakin
tinggi pula penggunaan manajemen konflik kompetisi maupun
kolaborasi oleh individu tersebut dan sebaliknya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Disisi lain, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ada
hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen
konflik menghindari. Hal ini ditunjukkan oleh skor korelasi antara
kedua variabel tersebut sebesar -0.347 dengan signifikansi sebesar
0.005. Hasil yang telah disebutkan itu, menunjukkan bahwa semakin
tinggi harga diri yang dimiliki individu maka semakin rendah
penggunaan manajemen konflik menghindari dan sebaliknya.
Tabel 16
Hasil skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik
akomodasi dan kompetisi
Correlations
HARGA
DIRI
Spearman's
rho
AKOMODASI Correlation
Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
KOMPETISI
-.053
.356
50
Correlation
Coefficient
.060
Sig. (1-tailed)
.339
N
50
Dari hasil perhitungan diatas didapatkan skor korelasi antara
harga diri dan manajemen konflik skor korelasi antara harga diri dan
manajemen konflik akomodasi sebesar -0.053. Hal ini menunjukkan
bahwa ada korelasi negatif yang lemah antara harga diri dan
manajemen konflik akomodasi dengan signifikansi sebesar 0.356.
Walaupun skor korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan negatif
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
yang lemah, namun dikarenakan angka signifikansinya lebih dari 0.05
maka tidak dapat dikatakan bahwa kedua hal tersebut memiliki
hubungan yang negatif. Skor signifikansi yang melebihi batas tersebut
hanya menunjukkan bahwa keduanya memiliki korelasi hanya pada
subjek yang ada di penelitian ini dan tidak dapat digeneralisasikan
pada populasi atau dengan kata lain tidak dapat menggambarkan
keadaan populasi. Hal tersebut berarti tidak dapat dikatakan bahwa
harga diri yang tinggi berhubungan dengan rendahnya penggunaan
manajemen konflik akomodasi oleh subjek atau sebaliknya.
Disisi lain, hasil yang diperoleh juga menunjukkan bahwa
skor korelasi antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi
sebesar 0.060. Hal ini menunjukkan bahwa ada korelasi positif yang
lemah antara harga diri dan manajemen konflik kompetisi dengan
signifikansi sebesar 0.339. Walaupun skor korelasi menunjukkan
bahwa ada hubungan positif yang lemah, namun dikarenakan angka
signifikansinya lebih dari 0,05 maka tidak dapat dikatakan bahwa
kedua hal tersebut memiliki hubungan yang positif. Skor signifikansi
yang melebihi batas tersebut hanya menunjukkan bahwa keduanya
memiliki korelasi hanya pada subjek yang ada di penelitian ini dan
tidak dapat digeneralisasikan pada populasi atau dengan kata lain
tidak dapat menggambarkan keadaan populasi. Hal tersebut berarti
tidak dapat dikatakan bahwa harga diri yang tinggi berhubungan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
dengan tingginya penggunaan manajemen konflik kompetisi oleh
subjek dan sebaliknya.
2. Analisis tambahan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, deskripsi data dapat
dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 17
Deskripsi data penelitian
Variabel
Harga Diri
Manajemen Konflik
Kompromi
Manajemen Konflik
Kolaborasi
Manajemen Konflik
Menghindari
Manajemen Konflik
Akomodasi
Manajemen Konflik
Kompetisi
N
Min
Max
Mean
SD
50
199
293
244.68
22.717
50
26
40
34.16
3.285
50
31
40
35.32
2.369
50
12
29
22.32
3.836
50
12
33
22.52
4.102
50
16
32
23.78
3.765
Untuk mengetahui tingkat harga diri dan kelima bentuk
manajemen konflik, maka dilakukan perbandingan antara mean
teoritis dan mean empiris dari masing-masing variabel penelitian.
Berikut hasil perbandingan kedua hal tersebut :
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Tabel 18
Hasil Mean Teoritis dan Mean Empiris
Skala
Mean Teoritis
Harga Diri
200
Manajemen Konflik
25
Kompromi
Manajemen Konflik
25
Kolaborasi
Manajemen Konflik
25
Menghindari
Manajemen Konflik
25
Akomodasi
Manajemen Konflik
25
Kompetisi
69
Mean Empiris
244.68
SD
22.717
34.16
3.285
35.32
2.369
22.32
3.836
22.52
4.102
23.78
3.765
Mean teoritis adalah rata-rata skor alat penelitian. Mean
teoritis diperoleh dari angka yang menjadi titik tengah alat ukur
penelitian. Mean empiris diperoleh dari angka yang merupakan ratarata dari data penelitian. Mean teoritik diperoleh melalui perhitungan
manual sedangkan mean empiris diperoleh melalui perhitunga
menggunakan teknik One-Sample Statictics dengan bantuan SPSS
16.0 for Windows.
Dari data tabel 18 dapat dilihat bahwa mean empiris pada
skala harga diri lebih besar dari mean teoritisnya, hal ini menunjukkan
bahwa subjek pada penelitian ini memiliki harga diri yang tinggi.
Begitu pula dengan mean empirik dari skala manajemen konflik
kompromi dan kompetisi. Hal ini menunjukkan bahwa subjek pada
penelitian ini memiliki manajemen konflik kompromi dan kompetisi
yang tinggi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
70
Berbeda dengan hasil perbandingan mean empiris dan mean
teoritik pada skala manajemen konflik menghindari, akomodasi dan
kompetisi. Hasil perbandingan menunjukkan bahwa mean empirik
pada ketiga skala ini lebih kecil dibandingakan mean teoritiknya. Hal
ini menunjukkan bahwa subjek penelitian ini memiliki manajemen
konflik menghindari, akomodasi dan kompetisi yang cenderung
rendah.
Dari hasil perhitungan yang dilakukan secara manual
diketahui bahwa 54 % subjek tergolong kategori individu yang
memiliki harga diri tinggi, sedangkan 46% sisanya tergolong dalam
kategori individu yang memiliki harga diri rendah.
E. PEMBAHASAN
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, didapatkan hasil korelasi
antara kedua variabel yaitu harga diri dan kelima bentuk manajemen konflik
pada individu dewasa muda yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh.
Pada hasil korelasi antara harga diri dan manajemen konflik
kompromi sebesar 0,385 dengan signifikansi sebesar 0,001 (p < 0,01). Hal
tersebut menunjukkan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan positif
yang signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi harga diri yang dimiliki
seseorang maka semakin tinggi pula penggunaan manajemen konflik
kompromi
oleh individu tersebut. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis
pertama penelitian ini yang menyatakan bahwa ada hubungan positif yang
signifikan antara harga diri dan manajemen konflik kompromi.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
71
Pada hasil korelasi antara harga diri dan manajemen konflik
kolaborasi sebesar 0,323 dengan signifikansi sebesar 0,006 (p < 0,01). Hal
tersebut menunjukkan bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan positif
yang signifikan. Hal ini berarti semakin tinggi harga diri yang dimiliki
seseorang maka semakin tinggi pula penggunaan manajemen konflik
kolaborasi
oleh individu tersebut.
Hasil tersebut menunjukkan bahwa
hipotesis kedua penelitian ini diterima.
Hubungan pacaran jarak jauh sama halnya dengan hubungan pacaran
biasanya yang tidak selalu berjalan mulus. Hanya saja tantangan pada
hubungan ini adalah ketika muncul konflik. Individu dan pasangannya tidak
mampu atau tidak memungkinkan untuk dapat selalu menyelesaikan konflik
secara langsung atau secara face to face. Jarak yang memisahkan individu dan
pasangannya memaksa mereka untuk dapat menyelesaikan masalah yang
terjadi secara tidak langsung seperti menggunakan alat komunikasi (Reys,
2011). Maka dalam hal ini kemampuan individu dan pasangannya untuk
menyelesaikan masalah yang terjadi menentukan bagaimana hubungan
mereka berjalan (Wood,2007). Harga diri merupakan salah satu aspek
kepribadian yang menentukan bagaimana individu dapat membangun relasi
dengan orang lain, terutama pasangannya. Ketika mengalami sebuah masalah,
harga diri mempengaruhi kemampuan individu dalam menghadapinya.
Dari penelitian ini diketahui bahwa harga diri yang dimiliki oleh
seseorang berhubungan dengan kecenderungan penggunaan manajemen
konflik konstruktif yaitu kompromi dan kolaborasi dalam menghadapi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
72
masalah. Pada penelitian ini individu dengan harga diri tinggi sebanyak 56%.
Hasil penelitian tersebut memberikan gambaran bahwa harga diri tinggi
berhubungan positif dengan menggunakan manajemen konflik konstruktif
yaitu kompromi dan kolaborasi khususnya pada dewasa awal yang sedang
menjalin hubungan pacaran jarak jauh. Semakin tinggi tingkat harga diri
seseorang makin tinggi pula penggunaan manajemen konflik konstruktif yang
dilakukannya, begitu juga sebaliknya. Hal ini didukung oleh pendapat
Clemens dan Bean (dalam Simbolon 2009) yang menyatakan bahwa orang
yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki kemampuan untuk mampu
memecahkan masalah dan mengatasi berbagai tekanan dengan efektif.
Pemecahan masalah yang efektif dapat dilakukan ketika individu tersebut
dapat mengatasi konflik dengan cara yang konstruktif. Hal ini dikarenakan
pemecahan masalah yang dilakukan secara konstruktif membuat konflik yang
terjadi justru dapat memberikan manfaat positif dalam hubungan yang
dijalani (Adam,1995).
Konflik merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam
sebuah hubungan. Saat dikelola dengan konstruktif, konflik memberi
kesempatan bagi yang terlibat didalamnya untuk semakin tumbuh dan mampu
memperkuat hubungan (Wood,2007). Supratiknya (1995) berpendapat bahwa
konflik sesungguhnya memiliki potensi untuk menunjang perkembangan
pribadi maupun relasi dengan orang lain, jika individu yang berkonflik
tersebut mampu menghadapi dan memecahkan konflik secara konstruktif.
Orientasi konflik konstruktif menghasilnya solusi yang berguna bagi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
73
hubungan karena dapat memenuhi kebutuhan masing-masing individu yang
berkonflik.
Reys (2011) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pasangan yang
berkonflik dan menyelesaikan dengan manajemen konflik konstruktif, maka
hubungan yang terjalin akan semakin berkualitas. Hal ini dikarenakan ketika
individu mampu memenuhi kebutuhan satu sama lain dengan baik, maka
individu tersebut cenderung tetap mampu mempertahankan perasaan
positifnya pasca konflik dengan pasangannya.
Dalam pacaran jarak jauh, manajemen konflik konstruktif akan sangat
membantu dalam upaya pemeliharaan hubungan. Keterbatasan individu dan
pasangannya untuk dapat menyelesaikan konflik secara face to face membuat
manajemen konflik konstruktif menjadi jalan untuk membuat hubungan
mereka tetap berjalan dengan baik.
Orang yang memiliki harga diri yang tinggi memiliki kompetensi dan
kemampuan
untuk
menyelesaikan
masalah
yang
dihadapinya
(Coopersmith,1967). Individu yang punya harga diri tinggi akan mampu
menerima dirinya sendiri dengan segala kelebihan dan kekurangan yang dia
miliki, memiliki keyakinan bahwa dirinya mampu dan berharga. Hal ini
menyebabkan individu itu cenderung memiliki perasaan positif serta mampu
memandang sesuatu secara positif. Ketika ada masalah, individu dengan
harga diri yang tinggi cenderung memecahkan masalah dengan lebih efektif.
Manajemen
konflik
konstruktif
tercipta
ketika
individu
dan
pasangannya mampu memahami kebutuhan masing-masing serta peka akan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
74
perasaan masing-masing. Hal tersebut terjadi ketika individu tersebut dapat
memahami dirinya sendiri. Beebe (2009) yang berpendapat bahwa harga diri
mempengaruhi kemampuan seseorang untuk peka terhadap orang lain.
Menurut Wood (2007), memahami apa yang diinginkan oleh masing-masing
individu yang berkonflik adalah langkah penting untuk menemukan cara
menangani konflik secara efektif. Manajemen konflik konstruktif tidak akan
muncul ketika individu tidak dapat menghargai orang lain bahkan diri kita
sendiri dari segi kebutuhan maupun perasaan (Wood,2007).
Ketika individu dan pasangannya masing-masing mampu menghargai
dirinya sendiri, menghargai pasangan, saling peka akan perasaan dan
kebutuhan satu sama lain, maka jarak tidak lagi menjadi sebuah masalah
besar dalam hubungan mereka. Sekalipun ada konflik yang terjadi, mereka
tetap mampu mengelolanya dengan baik.
Hasil lain dari penelitian ini yang diperoleh menunjukkan bahwa ada
hubungan negatif yang signifikan antara harga diri dan manajemen konflik
menghindari. Hal ini ditunjukkan oleh skor korelasi antara kedua variabel
tersebut sebesar -0,347 dengan signifikansi sebesar 0,005 (p < 0,01). Hal
tersebut memiliki arti bahwa semakin tinggi harga diri yang dimiliki indvidu,
semakin rendah pula penggunakan manajemen konflik menghindar oleh
individu tersebut. Hasil ini menunjukkan bawah hipotesis penelitian yang
ketiga diterima.
Pada penelitian ini individu dengan harga diri rendah sebanyak 46%.
Harga diri rendah yang dimiliki oleh seseorang berhubungan dengan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
kecenderungan penggunaan manajemen konflik yang destruktif yaitu
menghindar, akomodasi dan kompetisi dalam menghadapi masalah. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa sebagian hipotesis awal diterima, namun ada
pula sebagian hipotesis yang tidak diterima. Sebagian hipotesis yang tidak
diterima tersebut adalah harga tinggi rendah yang dimiliki oleh seseorang
ternyata tidak berhubungan dengan kecenderungan penggunaan majamen
konflik kompetisi dan akomodasi. Hal ini dikarenakan hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kecenderungan penggunaan manajemen konflik
kompetisi malah dilakukan oleh bahwa inidividu yang memiliki harga diri
yang tinggi. Selain itu menurut hasil penelitian orang yang memiliki harga
diri rendah tidak selalu menghadapi konflik dengan manajemen konflik
akomodasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga diri berhubungan negatif
dengan penggunaan manajemen konflik menghindari. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi harga diri seseorang maka semakin rendah penggunaan
manajemen konflik menghindar. Sebaliknya, semakin rendah harga diri yang
dimiliki seseorang maka semakin tinggi penggunaan manajemen konflik
menghindar.
Supratiknya (1995) mengungkapkan orang yang menggunakan
manajemen konflik menghindar percaya bahwa setiap usaha pemecahan
konflik hanya akan sia-sia sehingga memilih untuk mengindarinya. Hal ini
didukung oleh Clemens and Bean (dalam Simbolon 2009) yang berpendapat
bahwa orang yang memiliki harga diri rendah cenderung akan menunjukkan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
emosi dan perasaan negatif sehingga tidak mampu mengatasi masalahnya
secara efektif. Mereka akan menghindar dari situasi yang menimbulkan
kecemasan, seperti ketika mengalami sebuah masalah. Berne (1988)
berpendapat bahwa harga diri rendah membuat individu tersebut memiliki
gambaran diri yang negatif. Hal ini dapat menghalangi kemampuan individu
tersebut untuk menjalin hubungan dengan orang lain, mengatasi ketakutan
dan emosinya yang kuat. Taylor (2009) orang yang memandang rendah
dirinya cenderung pesimis dan sering berkubang dalam perasaan negatif.
Dalam hubungan pacaran jarak jauh, kepercayaan merupakan hal yang
utama. Ketika individu tidak memiliki gambaran yang negatif terhadap
dirinya, individu tersebut akan memiliki kecenderungan untuk memandang
dirinya rendah dan tidak mampu percaya pada dirinya sendiri. Hal ini
membuat dirinya dipenuhi dengan perasaan negatif yang terbawa pada
hubunganya dengan pasangan. Ketika hal tersebut terjadi, individu akan
cenderung untuk tidak mampu percaya pada pasangannya dan seringkali
menaruh rasa curiga serta memandang pasangan secara negatif. Seperti yang
diungkapkan Diah (2010) dalam penelitiannya menyatakan bahwa seringkali
kepercayaan yang rendah dan kesalah pahaman merupakan sumber masalah
dalam hubungan pacaran jarak jauh.
Ketika individu yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh memilih
menggunakan
manajemen
konflik
menghindar,
maka
dimungkinkan
hubungan yang dijalani menjadi kurang baik. Hal ini dikarenakan masalah
yang terjadi sebenarnya tidak benar-benar terselesaikan. Menghindari
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
masalah malah akan memberi kesan bahwa individu tersebut tidak peduli
terhadap masalah yang terjadi (Pickering, 2001). Hal ini diperkuat dengan
pendapat Beebe (2011) yang mengungkapkan bahwa gaya menghindari koflik
seringkali menunjukkan bahwa seseorang memiliki kepedulian yang rendah
terhadap orang lain. Ketika hal tersebut terjadi bisa saja malah akan menyulut
konflik yang lebih besar. Senada dengan hal tersebut Pickering (2001)
mengatakan bahwa gaya ini dapat menimbulkan kejengkelan pada pihak yang
berkonflik dengan individu tersebut dan tidak memberi kepuasan sehingga
konflik cenderung akan terus berlanjut.
Pada hasil lainnya juga didapat skor korelasi antara harga diri dan
manajemen konflik akomodasi menunjukkan angka sebesar -0.53. Hal ini
menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang lemah antara harga diri dan
manajemen konflik akomodasi dengan signifikansi sebesar 0,356. Walaupun
skor korelasi menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang lemah, namun
dikarenakan angka signifikansinya lebih dari 0,05 maka tidak dapat dikatakan
bahwa kedua hal tersebut memiliki hubungan negatif yang signifikan. Skor
signifikansi yang melebihi batas tersebut hanya menunjukkan bahwa
keduanya memiliki korelasi hanya pada subjek yang ada di penelitian ini dan
tidak dapat digeneralisasikan pada populasi atau dengan kata lain tidak dapat
menggambarkan keadaan populasi. Hal tersebut berarti tidak dapat dikatakan
bahwa harga diri yang tinggi berhubungan dengan rendahnya penggunaan
manajemen konflik akomodasi oleh subjek. Hasil ini menunjukkan bahwa
hipotesis penelitian yang keempat ditolak.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
Pada penelitian kualitatif mengenai manajemen konflik pada individu
yang memiliki hubungan pacaran jarak jauh yang dilakukan Gayle (2012),
salah satu subjeknya menyatakan demikian :
“jika salah satu diantara kami tidak ada mengalah maka masalah
tidak akan selesai to?”
Dalam penelitian kualitatif lainnya yang dilakukan oleh Nisa (2010)
yang membahas mengenai konflik pada individu yang menjalani hubungan
pacaran jarak jauh, menyatakan bahwa cara subjeknya menyelesaikan konflik
dalam hubungannya salah satunya juga dengan mengalah pada pasangan
dengan alasan supaya hubungan yang terjalin dapat kembali baik.
Hal tersebut menunjukkan bahwa orang yang menjalani hubungan
pacaran jarak jauh terkadang memakai akomodasi sebagai cara mereka
menyelesaikan konflik supaya konflik yang terjadi tidak berkepanjangan.
Orang
yang
menggunakan
gaya
manajemen
konflik
akomodasi
mengutamakan hubungan daripada tujuan atau kepentingan pribadinya
(Supratiknya,1995). Walaupun menurut Pickering (2001), gaya manajemen
konflik ini menilai orang lain lebih tinggi dan melai diri sendiri lebih rendah
dan barangkali mencerminkan rasa rendah diri orang tersebut, namun pada
penelitian ini tidak terbukti.
Hasil lain dari penelitian ini menunjukkan skor korelasi antara harga
diri dan manajemen konflik kompetisi sebesar 0,060. Hal ini menunjukkan
bahwa ada korelasi positif yang lemah antara harga diri dan manajemen
konflik kompetisi dengan signifikansi sebesar 0.339. Walaupun skor korelasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang lemah, namun dikarenakan
angka signifikansinya lebih dari 0,05 maka tidak dapat dikatakan bahwa
kedua hal tersebut memiliki hubungan positif yang signifikan. Skor
signifikansi yang melebihi batas tersebut hanya menunjukkan bahwa
keduanya memiliki korelasi hanya pada subjek yang ada di penelitian ini dan
tidak dapat digeneralisasikan pada populasi atau dengan kata lain tidak dapat
menggambarkan keadaan populasi. Hal tersebut berarti tidak dapat dikatakan
bahwa harga diri yang tinggi berhubungan dengan tingginya penggunaan
manajemen konflik kompetisi oleh subjek. Hal ini juga tidak sejalan dengan
hipotesis penelitian yang menyatakan bahwa ada hubungan negatif antara
harga diri dan manajemen konflik kompetisi. Hal ini berarti hipotesis kelima
penelitian ini juga ditolak.
Individu dengan gaya manajemen konflik kompetisi cenderung ingin
selalu menang dan mengorbankan orang lain yang sedang berkonflik
dengannya, hal ini dikarenakan manajemen konflik ini memiliki filosifi
menang-kalah (2011). Baumeister, Smart, & Boden, 1996 dalam Baron
(2003) mengungkapkan orang yang memiliki harga diri yang terlalu tinggi
akan cenderung memiliki superioritas yang kuat, dan ketika ada orang lain
yang memandang dirinya tidak sepositif dirinya sendiri, mereka akan
cenderung merasa harga dirinya terluka. Hal ini kemungkinan akan
menyebabkan individu tersebut menyerang lawan yang berkoflik dengannya.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai harga diri
dan hubungannya dengan manajemen konflik pada individu dewasa awal
yang sedang menjalani hubungan jarak jauh, maka peneliti menarik
kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan
manajemen konflik kompromi. Hal ini berarti semakin tinggi
harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula
penggunaan manajemen konflik kompromi
oleh individu
tersebut.
b. Terdapat hubungan positif yang signifikan antara harga diri dan
manajemen konflik kolaborasi. Hal ini berarti semakin tinggi
harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin tinggi pula
penggunaan manajemen konflik kolaborasi oleh individu
tersebut.
c. Terdapat hubungan negatif yang signifikan antara harga diri
dan manajemen konflik menghindari. Hal ini berarti semakin
tinggi harga diri yang dimiliki seseorang maka semakin rendah
penggunaan manajemen konflik menghindari oleh individu
tersebut.
80
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
81
d. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan
manajemen konflik akomodasi. Walaupun skor korelasi
menunjukkan bahwa ada hubungan negatif yang lemah, namun
karena tidak signifikan maka tidak dapat dikatakan bahwa
kedua hal tersebut memiliki hubungan yang negatif.
e. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara harga diri dan
manajemen konflik
kompetisi. Walaupun skor korelasi
menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang lemah, namun
karena tidak signifikan maka tidak dapat dikatakan bahwa
kedua hal tersebut memiliki hubungan yang positif.
B. KETERBATASAN PENELITIAN
Pada penelitian ini subjeknya terlalu sedikit hanya 50 orang, hal ini
menyebabkan hasil yang diperoleh kurang dapat menggambarkan populasi
dari subjek penelitian dengan baik. Selain itu pernyataan pada skala yang
harus diisi oleh subjek terlalu banyak, feedback yang diperoleh peneliti dari
subjek yang mengisi skala rata-rata mengeluh kan hal tersebut karena ketika
mengisi menjadi terlalu jenuh.
C. SARAN
Berdasarkan proses penelitian dan hasil penelitian, maka diajukan saran
sebagai berikut :
1. Bagi penelitian yang akan datang
a. Berkaitan dengan alat ukur pada penelitian ini yang jumlahnya
terlalu banyak, peneliti menyarankan supaya peneliti selanjutnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
82
mempertimbangkan jumlah item yang akan digunakan supaya
dalam pengisian skala subjek tidak merasa jenuh ketika itemnya
tidak terlalu banyak.
b. Subjek penelitian ini dirasa terlau sedikit, sehingga tidak terlalu
bisa menggambarkan keadaan populasi yang sesungguhnya,
sehingga disarankan untuk penelitian selanjutnya menambah
subjek penelitian sebanyak mungkin supaya hasil yang diperoleh
dapat lebih menggambarkan populasi dengan lebih baik.
c. Sebaiknya mempertimbangkan untuk memasukkan sumber konflik
dalam skala penelitian supaya didapatkan gambaran dari latar
belakang konflik yang sering muncul dalam hubungan pacaran
khususnya pacaran jarak jauh.
2. Bagi individu yang menjalani hubungan pacaran jarak jauh
Mencoba untuk mengolah diri terutama mengenai harga diri dan
manajemen konflik yang akan dipilih untuk menangani konflik yang
muncul dalam hubungnanya, supaya lebih dapat mengembangkan diri
serta dapat memanajemen konflik dengan baik dan hubungan yang
dijalin dapat berjalan dengan lebih baik.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Adam, L. & Lenz, E. (1995). Be Your Best : Jadilah Diri Anda Sendiri :
Efektivitas Pribadi dalam Hidup dan Hubungan Anda. Jakarta : PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Azwar, Saifuddin. (2012). Penyusunan Skala Psikologi. Pustaka Pelajar
Yogyakarta.
Baron, R. A., Byrne, D., Branscome, N. R. (2003). Psikologi Sosial. Edisi
Kesepuluh. Jakarta : Erlangga.
Beebe, Steven A. (2011). Interpersonal Communication : Relating to Other Six
Edition. United State : Pearson Edicaton, inc.
Berne, Patricia & Savary Louis (1988). Membangun Harga Diri Anak.
Yogyakarta : Penerbit Kanisius.
Cornelius, Helena & Shosana Faire. (1995). Siapapun Bisa Menang : Strategi
Menang/Menang dalam Konflik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Coopersmith, S. (1967). The Antecedent of Self Esteem. W. H. Freeman and
Company : San Fransisco
Diah, Maria Fransiska. (2010). Perbedaan Problem Focused Coping dalam
Menghadapi Masalah pada Pria dan Wanita yang Menjalani Pacaran
Jarak Jauh di Masa Dewasa Awal. Yogyakarta : Fakultas Psikologi
Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan).
Gayle, Nira Thabitha ,& Yuli Nugraheni. (2012). Komunikasi Antar-Pribadi :
Strategi Manajemen Konflik Pacaran Jarak Jauh. Jurnal Ilmiah
Komunikasi Volume 1/ Nomor 01 / Juli 2012. Diunduh pada tanggal 28
juni
2014,
dari
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=114071&val=5208
Herkusumaningtyas, Chatarina M. (2004). Hubungan Harga Diri dan Pemakaian
Kosmetika Pengharum Tubuh pada Remaja. Yogyakarta : Fakultas
Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan).
Indriati, Monica N. (2001). Hubungan antara Perilaku Asertif dan Pengelolaan
Konflik secara Konstruktif pada Karyawan Administratif Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata
Dharma (Skripsi tidak diterbitkan).
Kindenda, Thomas J. (2002). A Study of Cultural Variability and Relational
Maintenance Behaviors for International and Domestic Proximal and
Long Distance Interpersonal Relationships. [Paper]. Agustus 2002. 109
pages.
Diunduh
pada
tanggal
27
Juni
2014,
dari
83
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
84
http://digital.library.unt.edu/ark:/67531/metadc3238/m2/1/high_res_d/the
sis.pdf
Mapp, Christopher. (2013). The Relationship Between Forgiveness, Imagined
Interactions, Empathy And Relational Satisfaction Among Long-Distance
Romantic Couples. Diunduh pada tanggal 27 Juni 2014, dari
http://etd.lsu.edu/docs/available/etd-11182013 135820/unrestricted/ Mapp_diss
.pdf
Narimawati, U., & Munandar, D. (2008). Teknik Sampling : Teori dan Praktik
dengan menggunakan SPSS 15. Yogyakarta: Gava Media.
Ningsih, C. (2004). Harga Diri Pekerja Seks Komersial Pasar Kembang
Yogyakarta. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi
tidak diterbitkan)
Nisa, Saadatun ,& Praesti Sedjo. (2010). Konflik Pacaran Jarak Jauh pada
Individu Dewasa Muda. Jurnal Psikologi Volume 3, No, 2, Juni 2010.
Diunduh
pada
tanggal
28
juni
2014,
dari
http://www.gunadarma.ac.id/library/articles/graduate/psychology/2008/A
rtikel_10501257.pdf
Papalia, D. E., Olds, S. W., Feldman, R.D. 2008. Human Development. Jakarta :
Salemba Humanika
Permatasari, Krisentia I. (2013). Perbedaan Cinta Sternberg (Intimacy, Passion,
Commitment) Berdasarkan Jarak Tempat Tinggal pada Wanita.
Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak
diterbitkan)
Pickering, Peg. (2001). How to Manage Conflict : Kiat Menangani Konflik Edisi
Ketiga. Jakarta : Penerbit Erlangga.
Reys, Whitney J. (2011). The negotiation of Conflict Management in Long
Distance and Geographically Close Romantic Relationship. Diunduh
pada
tanggal
27
Juni
2014,
dari
https://beardocs.baylor.edu/xmlui/handle/2104/8167.
Santoso, Agung. (2010). Statistik untuk Psikologi : Dari Blog Menjadi Buku.
Yogyakarta : Penerbit Universitas Sanata Dharma.
Santrock, J. W. (2008). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup.
Edisi Ketigabelas. Jakarta : Erlangga
--------------------. (2012). Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup.
Edisi Ketigabelas. Jakarta : Erlangga
Sarwono, Sarlito W. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta : Penerbit Salemba
Humanika.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
85
Schultz, Duane. (1991). Psikologi Pertumbuhan :Model-Model Kepribadian
Sehat. Yogyakarta : Kanisius.
Sherly Theresia . (2012) . Hubungan antara Harga Diri dengan Kemandirian
pada Remaja Akhir. Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma
(Skripsi tidak diterbitkan)
Simbolon, Ferani Hotmarinda. (2009). Hubungan antara Harga Diri dan
Kecemburuan pada Individu Dewasa Awal yang Sedang Berpacaran.
Yogyakarta : Fakultas Psikologi Sanata Dharma (Skripsi tidak
diterbitkan).
Skinner, Breeana. (2005). Perceptions of College Students in Long Distance
Relationships. UW-L Journal of Undergraduate Research VIII. Diunduh
pada tanggal 1 juli 2014, dari http://www.uwlax.edu/urc/juronline/PDF/2005/skinner.pdf
Supratiknya, A. (1995). Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Taylor, Shelley E. (2009). Psikologi Sosial : Edisi Kedua Belas. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Thahjono, E. (1998). Harga diri Rendah. Journal Psikologi : Anima Vol XIII- No.
52 Juli-September 1998.
Winardi. (1994). Manajemen Konflik : Konflik Perubahan dan Pengembangan.
Bandung : Penerbit Mandar Maju.
Wirawan. (2010). Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan
Penelitian. Jakarta : Penerbit Salemba Humanika.
Wisnuwardani, Dian & Sri Fatmawati M. (2012). Hubungan Interpersonal.
Jakarta : Salemba Humanika.
Wolipop. (2012). Survei: 49% Pasangan Berhasil Menjalani Pacaran Jarak Jauh.
Diunduh
pada
tanggal
7
Februari
2015,
dari
http://wolipop.detik.com/read/2012/09/04/073937/2007046/852/survei49-pasangan-berhasil-menjalani-pacaran-jarak-jauh
Wood, Julia T. (2007) . Interpersonal Communication : everyday encounters.
United State of America : Thomson Higher Education.
Wulandari, Agnes E . (2012) . Hubungan antara Harga Diri dan Perilaku
Membeli Kompulsif pada Remaja Putri . Yogyakarta : Fakultas Psikologi
Sanata Dharma (Skripsi tidak diterbitkan)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1
SKALA PENELITIAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1.A
SKALA HARGA DIRI SEBELUM UJI COBA
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Pernyataan
Saya menjadi bagian yang penting dalam keluarga saya
Saya dapat mengatur jadwal kegiatan saya dengan baik
Terkadang saya merasa ragu untuk dapat memenuhi harapan orang lain
Saya sering mengikuti acara keagamaan karena saya merasa hal tersebut positif
bagi saya
Saya merasa dibutuhkan oleh pasangan saya
Seseorang biasanya memberitahu pada saya mengenai apa yang sebaiknya saya
lakukan
Saya dapat mewujudkan keinginan saya tanpa harus bergantung pada orang lain
Saya merasa bersalah sesaat setelah berbohong pada orang lain
Kehadiran saya selalu ditunggu oleh teman-teman
Saya tahu apa yang harus saya lakukan saat harus menentukan suatu pilihan
Saya yakin akan kemampuan saya walaupun banyak orang meremehkannya
Saya akan berlaku jujur walaupun saya tahu akan ada masalah yang harus saya
hadapi
Saya merasa tidak berguna ketika sedang mengerjakan sesuatu bersama dengan
teman-teman saya
Saya terkadang bingung ketika harus menentukan suatu pilihan tanpa bantuan
orang lain
Saya yakin dapat mencapai apa yang saya cita-citakan
Saya merasa sangat berdosa sesaat setelah melakukan sesuatu yang salah
Saya merasa diterima apa adanya oleh pasangan saya
Walaupun banyak tugas yang harus saya selesaikan, saya dapat melakukannya
dengan baik
Saya merasa yakin dapat memenuhi harapan dari orang tua
Saya melakukan segala cara untuk mendapatkan apa yang saya inginkan
walaupun terkadang hal yang saya lakukan buruk
Pasangan saya selalu membanding-bandingkan saya dengan orang lain
Saya sering terlambat mengumpulkan tugas
Saya pernah gagal dan itu membuat saya merasa kurang yakin akan kemampuan
saya sendiri
Terkadang saya terpaksa berbohong supaya tidak mendapat masalah
Pasangan selalu menuntut saya untuk berubah menjadi orang yang dia inginkan
Saya dapat berpikir positif terhadap segala situasi
Saya merasa orang lain lebih unggul daripada saya
Menurut saya norma agama itu terlalu kaku jika diterapkan pada masa sekarang
Saya merasa orang tua saya mengharapkan terlalu banyak pada diri saya
Walaupun sedang penat saya mencoba mendahulukan kegiatan saya yang lebih
penting daripada keinginan untuk refreshing
Saya tidak sependapat dengan anggapan bahwa kegagalan adalah awal dari
86
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
33
34
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
keberhasilan
Saya berpendapat bahwa pada jaman sekarang perilaku melanggar norma agama
dapat ditolelir ketika hal tersebut tidak fatal
Saya merasa pasangan bahagia saat bersama dengan saya
Saya cenderung berpikir negatif saat saya sedang memiliki banyak masalah
Keadaan saya saat ini senada dengan peribahasa bagai pungguk merindukan
bulan
Terkadang saya membicarakan kejelekan orang lain saat saya merasa sangat
dikecewakan
Teman-teman saya selalu memikirkan perasaan saya
Saya mudah sekali marah dan tersinggung ketika sedang menghadapi banyak
masalah
Terkadang saya merasa mendapatkan hasil yang buruk walaupun sudah berusaha
dengan keras
Saya termasuk orang yang disiplin
Pasangan selalu mendengarkan keluh kesah saya dengan sabar
Sulit bagi saya untuk dapat mengontrol keinginan saya
Saya selalu menemukan jalan keluar jika dihadapkan dengan permasalahan yang
sulit
Saya selalu berusaha untuk bertutur kata sopan terhadap siapapun walaupun
orang tersebut tidak sopan pada saya
Pasangan saya selalu menghargai setiap pilihan saya, walaupun berbeda
dengannya
Seringkali saya ingin menyerah ketika sedang mengalami kesulitan
Saya dapat mengatasi masalah saya sendiri
Saya mampu bersikap baik walaupun terhadap orang yang tidak saya sukai
Seringkali teman mendengarkan cerita saya sambil mengerjakan hal lain
Dengan fasilitas yang terbatas, saya mampu melakukan sesuatu secara maksimal
Saya dapat menyelesaikan tugas/pekerjaan saya sendiri
Saya adalah orang yang sangat taat pada peraturan apapun disekitar saya
Saya merasa perhatian dari orang tua saya membuat saya tidak mudah putus asa
Saya akan berusaha mencari tahu segala informasi yang bisa membantu saya
dalam menyelesaikan tugas saya
Saya memiliki keyakinan bahwa sesulit apapun masalah yang saya hadapi pasti
ada jalan keluarnya
Saya merasa bersalah ketika melanggar peraturan, sekecil apapun itu
Seringkali saya diabaikan oleh pasangan ketika dia sedang sibuk
Teman saya sering meminta pendapat saya ketika harus menentukan sebuah
pilihan
Kadang saya mudah menyerah ketika harus menyelesaikan tugas yang sangat
sulit
Dimanapun saya berada , saya merasa harus menjalankan tatakrama yang berlaku
Orang tua saya selalu menanyakan kabar ketika saya sedang bepergian jauh
87
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
Saya termasuk orang yang mudah terpengaruh oleh pendapat orang lain
Mengeluh merupakan cara untuk meringankan masalah
Saya terpaksa melanggar lampu lalu lintas saat sedang terburu-buru
Orang tua selalu memperhatikan kesehatan saya
Sulit bagi saya untuk membuat orang lain mempercayai saya
Saya banyak mengalami kesulitan dalam mengambil keputusan bagi masalah
saya
Saya merasa berhak memaki orang yang telah melakukan kesalahan pada saya
Saya merasa pasangan saya mencintai saya dengan sungguh-sungguh
Saya dapat memberikan arahan pada orang lain
Saya cenderung mudah putus asa saat harus menghadapi berbagai masalah dalam
hidup saya
Terkadang saya melanggar peraturan yang tidak sesuai dengan keinginan saya
Terkadang saya merasa teman saya tidak tulus berteman dengan saya
Saya dapat diandalkan untuk memimpin sebuah kelompok
Terkadang saya merasa hidup saya sangat berat untuk dijalani
Saat ada orang lain yang melanggar peraturan, saya diamkan karena menurut
saya itu bukan urusan saya
Saya merasa orang tua saya lebih mengasihi saudara saya dibandingkan dengan
saya
Seringkali pendapat saya diabaikan oleh orang lain
Terkadang saya merasa masalah seringkali datang bertubi-tubi dalam hidup saya
Terkadang saya merasa peraturan yang ada membatasi saya dalam melakukan
sesuatu
88
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1.B
SKALA HARGA DIRI PENELITIAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Usia
:
Jenis Kelamin
:
Dengan hormat,
Pendidikan
:
Dalam rangka memenuhi tugas akhir kuliah, saya mahasiswa akhir
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma meminta partisipasi Saudara untuk
mengisi skala yang sudah disediakan di bawah ini.
Domisili
:
Domisili pasangan
:
Skala ini berisi tentang relasi. Skala ini terdiri atas 2 bagian yaitu bagian
A dan B. Saudara diminta untuk menilai pernyataan-pernyataan yang diberikan
sesuai dengan keadaan Saudara yang sebenarnya. Tidak ada jawaban benar dan
salah. Dengan mengisi skala ini Saudara memberi sumbangsih bagi ilmu
pengetahuan. Pastikan Saudara mengisi semua pernyataan dan jangan sampai
terlewati satupun.
Lama menjalani hubungan jarak jauh
LEMBAR KESANGGUPAN
Intensitas pertemuan dengan pasangan dalam 1 bulan :
a.
b.
c.
Atas waktu dan perhatian Saudara, saya mengucapkan terimakasih.
Saya yang bertandatangan di bawah ini menyanggupi permohonan di atas
dan bersedia untuk mengisi kuisioner yang ada di bawah ini.
Yogyakarta, ... November 2014
Lidwina Evira Yoga Pratiwi
Peneliti
(tanda tangan partisipan)
89
Kurang dari 1 kali
1 kali sebulan
Lebih dari 1 kali
:
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKALA
Petunjuk Pengisian:
Berikut ini adalah sejumlah pernyataan dan pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban. Berikan tanda ( ) pada kotak pilihan yang Saudaraanggap
paling sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada diri Saudara.
Pilihan jawabannya adalah:
SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
Dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar dan salah. Saudara diminta untuk
menjawab setiap pernyataan dengan sejujur-jujurnya. Kerahasiaan identitas dan
jawaban Saudara dijamin oleh peneliti. Oleh karena itu, usahakan agar jangan
sampai ada nomor yang terlewati.
4
Saya sering mengikuti acara keagamaan
karena saya merasa hal tersebut positif bagi
saya
5
Saya merasa dibutuhkan oleh pasangan saya
6
Seseorang biasanya memberitahu pada saya
mengenai apa yang sebaiknya saya lakukan
7
Saya dapat mewujudkan keinginan saya
tanpa harus bergantung pada orang lain
8
Saya merasa bersalah sesaat setelah
berbohong pada orang lain
9
Kehadiran saya selalu ditunggu oleh temanteman
10
Saya tahu apa yang harus saya lakukan saat
harus menentukan suatu pilihan
11
Saya yakin akan kemampuan saya walaupun
banyak orang meremehkannya
12
Saya akan berlaku jujur walaupun saya tahu
akan ada masalah yang harus saya hadapi
13
Saya merasa tidak berguna ketika sedang
mengerjakan sesuatu bersama dengan temanteman saya
14
Saya terkadang bingung ketika harus
menentukan suatu pilihan tanpa bantuan
orang lain
Saya mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi Saudara.
No.
1
Pernyataan
SS
S
TS
STS
Saya menjadi bagian yang penting dalam
keluarga saya
2
Saya dapat mengatur jadwal kegiatan saya
dengan baik
3
Terkadang saya merasa ragu untuk dapat
memenuhi harapan orang lain
90
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
Saya yakin dapat mencapai apa yang saya
cita-citakan
26
Saya dapat berpikir positif terhadap segala
situasi
16
Saya merasa sangat berdosa sesaat setelah
melakukan sesuatu yang salah
27
Saya merasa orang lain lebih unggul
daripada saya
17
Saya merasa diterima apa adanya oleh
pasangan saya
28
Menurut saya norma agama itu terlalu kaku
jika diterapkan pada masa sekarang
18
Walaupun banyak tugas yang harus saya
selesaikan, saya dapat melakukannya dengan
baik
29
Saya merasa orang tua saya mengharapkan
terlalu banyak pada diri saya
30
19
Saya merasa yakin dapat memenuhi harapan
dari orang tua
Walaupun sedang penat saya mencoba
mendahulukan kegiatan saya yang lebih
penting daripada keinginan untuk refreshing
20
Saya melakukan segala cara untuk
mendapatkan apa yang saya inginkan
walaupun terkadang hal yang saya lakukan
buruk
31
Saya tidak sependapat dengan anggapan
bahwa kegagalan adalah awal dari
keberhasilan
32
21
Pasangan saya selalu membandingbandingkan saya dengan orang lain
Saya berpendapat bahwa pada jaman
sekarang perilaku melanggar norma agama
dapat ditolelir ketika hal tersebut tidak fatal
22
Saya sering terlambat mengumpulkan tugas
33
Saya merasa pasangan bahagia saat bersama
dengan saya
23
Saya pernah gagal dan itu membuat saya
merasa kurang yakin akan kemampuan saya
sendiri
34
Saya cenderung berpikir negatif saat saya
sedang memiliki banyak masalah
24
Terkadang saya terpaksa berbohong supaya
tidak mendapat masalah
35
Keadaan saya saat ini senada dengan
peribahasa bagai pungguk merindukan bulan
25
Pasangan selalu menuntut saya untuk
berubah menjadi orang yang dia inginkan
36
Terkadang saya membicarakan kejelekan
orang lain saat saya merasa sangat
91
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
dikecewakan
48
Saya mampu bersikap baik walaupun
terhadap orang yang tidak saya sukai
Teman-teman saya selalu memikirkan
perasaan saya
49
Seringkali teman mendengarkan cerita saya
sambil mengerjakan hal lain
Saya mudah sekali marah dan tersinggung
ketika sedang menghadapi banyak masalah
50
Dengan fasilitas yang terbatas, saya mampu
melakukan sesuatu secara maksimal
Terkadang saya merasa mendapatkan hasil
yang buruk walaupun sudah berusaha dengan
keras
51
Saya dapat menyelesaikan tugas/pekerjaan
saya sendiri
40
Saya termasuk orang yang disiplin
52
Saya adalah orang yang sangat taat pada
peraturan apapun disekitar saya
41
Pasangan selalu mendengarkan keluh kesah
saya dengan sabar
53
Saya merasa perhatian dari orang tua saya
membuat saya tidak mudah putus asa
Sulit bagi saya untuk dapat mengontrol
keinginan saya
54
Saya akan berusaha mencari tahu segala
informasi yang bisa membantu saya dalam
menyelesaikan tugas saya
55
Saya memiliki keyakinan bahwa sesulit
apapun masalah yang saya hadapi pasti ada
jalan keluarnya
56
Saya merasa bersalah ketika melanggar
peraturan, sekecil apapun itu
57
Seringkali saya diabaikan oleh pasangan
ketika dia sedang sibuk
58
Teman saya sering meminta pendapat saya
ketika harus menentukan sebuah pilihan
37
38
39
42
43
Saya selalu menemukan jalan keluar jika
dihadapkan dengan permasalahan yang sulit
44
Saya selalu berusaha untuk bertutur kata
sopan terhadap siapapun walaupun orang
tersebut tidak sopan pada saya
45
Pasangan saya selalu menghargai setiap
pilihan saya, walaupun berbeda dengannya
46
Seringkali saya ingin menyerah ketika
sedang mengalami kesulitan
47
Saya dapat mengatasi masalah saya sendiri
92
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Kadang saya mudah menyerah ketika harus
menyelesaikan tugas yang sangat sulit
60
61
62
63
64
71
Saya cenderung mudah putus asa saat harus
menghadapi berbagai masalah dalam hidup
saya
Dimanapun saya berada , saya merasa harus
menjalankan tatakrama yang berlaku
72
Terkadang saya melanggar peraturan yang
tidak sesuai dengan keinginan saya
Orang tua saya selalu menanyakan kabar
ketika saya sedang bepergian jauh
73
Terkadang saya merasa teman saya tidak
tulus berteman dengan saya
Saya termasuk orang yang mudah
terpengaruh oleh pendapat orang lain
74
Saya dapat diandalkan untuk memimpin
sebuah kelompok
Mengeluh merupakan cara untuk
meringankan masalah
75
Terkadang saya merasa hidup saya sangat
berat untuk dijalani
Saya terpaksa melanggar lampu lalu lintas
saat sedang terburu-buru
76
Saat ada orang lain yang melanggar
peraturan, saya diamkan karena menurut
saya itu bukan urusan saya
77
Saya merasa orang tua saya lebih mengasihi
saudara saya dibandingkan dengan saya
78
Seringkali pendapat saya diabaikan oleh
orang lain
79
Terkadang saya merasa masalah seringkali
datang bertubi-tubi dalam hidup saya
80
Terkadang saya merasa peraturan yang ada
membatasi saya dalam melakukan sesuatu
65
Orang tua selalu memperhatikan kesehatan
saya
66
Sulit bagi saya untuk membuat orang lain
mempercayai saya
67
Saya banyak mengalami kesulitan dalam
mengambil keputusan bagi masalah saya
68
Saya merasa berhak memaki orang yang
telah melakukan kesalahan pada saya
69
Saya merasa pasangan saya mencintai saya
dengan sungguh-sungguh
70
Saya dapat memberikan arahan pada orang
lain
93
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1.C
SKALA MANAJEMEN KONFLIK
SEBELUM UJI COBA
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
Pernyataan
Saya menyadaro bahwa tidak semua keinginan saya dan pasangan harus
terwujud demi selesainya sebuah konflik
Konflik akan selesai saat kami saling mendengarkan satu sama lain
Saat ada konflik dengan pasangan saya cenderung bersikap diam
Saya akan membuang jauh gengsi saya untuk dapat menjalin komunikasi
dengan pasangan saat ada masalah
Saya merasa bahagia saat pasangan mengikuti keinginan saya
Dengan diskusi saya akan merasa diuntungkan walaupun harus
kehilangan keinginan saya yang lain
Saling memahami membuat kami bisa menemukan inti dari permasalahan
kami
Keadaan akan berangsur membaik saat kami berusaha untuk tidak
membahas masalah kami
Saya mau mengalah pada pasangan untuk memperbaiki hubungan
Pendapat yang saya kemukakan sebaiknya diterima oleh pasangan
saya berusaha mempertahankan keinginan saya dalam upaya pemecahan
masalah dengan pasangan
Memahami satu sama lain membuat kami dapat menemukan solusi
permasalahan kami
saya enggan menghubungi pasangan saat ada masalah
Saya mau meminta maaf terlebih dahulu agar hubungan saya dan
pasangan kembali membaik
Seringkali saya marah dan jengkel ketika pasangan membantah pendapat
saya
Masalah tidak akan benar-benar selesai dengan baik saat salah satu
diantara saya dan pasangan harus mengorbankan keinginan
Saya merasa puas jika kami dapat bertukar pandangan saat menghadapi
masalah
Saat pasangan mulai marah, saya memilih untuk mengakhiri pembicaraan
Saya rela menerima semua alasan yang pasangan saya berikan agar
hubungan dengan pasangan tetap baik-baik saja
saya merasa puas ketika pasangan terpojok saat berdebat dengan saya
Saling memaksakan kehendak meruapakan hal biasa dalam penyelesaian
masalah
Konflik dapar diselesaikan dengan saling bertukar pikiran
Berdebat hanya akan menambah maslah menjadi besar
Saya mau menekan segala keinginan saya supaya pasangan mau
94
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
memaafkan saya
Saya ingin pasangan mengikuti pola pikir saya
Lebih baik saya mendapatkan sebagian dari keinhinan saya daripada tidak
mendapatkan apa apa sama sekali
Membicarakan masalah membuat kami makin terbuka satu sama lain
Saya akan tetap berusaha menjaga komunikasi dengan pasangan
walaupun sedang ada masalah
Keinginan pasangan selalu saya utamakan
Saya enggan mengalah saat berdebat
Bagi saya berunding merupakan cara untuk menyelesaikan masalah
Saya percaya setiap konflik yang dihadapi akan memperoleh solusi
Masalah akan menjadi semakin rumit saat saya menghindarinya
Lebih baik saya mengalah dari pada berdebat dengan pasangan
Ada saatnya saya menghormati pendapat pasangan
Sedikit mengalah membuat saya dan pasangan bisa menemukan solusi
bagi permasalahan kami
Mengungkapkan perasaan pada pasangan saat ada masalah adalah hal
yang sering saya lakukan
Saya harus menghadapi masalah saya jika ingin menyelesaikannya
Saya berpendapat bahwa orang yang salah harus meminta maaf terlebih
dahulu
Saya bersedia menerima solusi yang diambil walaupun tidak sesuai
dengan pendapat saya
Saya mau berdiskusi saat ada masalah
Situasi menjadi makin panas jika salah satu diantara jami mengungkit
masalah yang sedang terjadi
Saya akan mundur dari pertengakaran untuk meredakan emosi
Saya enggan meminta maaf jika saya merasa benar
Menyudutkan pasangan bukan cara yang tepat untuk menyelesaikan
masalah
Saya dan pasangan selalu berusaha merundingkan masalah yang kami
hadapi
Saya kurang nyaman saat harus berhadapan dengan pasangan untuk
membicarakan mengenai konflik
Saya akan menghubungi pasangan jika situasi sudah membaik
Saya menganggap bahwa mengalah akan membuat saya diremehkan oleh
pasangan
Saya mau menerima solusi yang disodorkan pasangan namun bukan
berarti saya kalah
95
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
69.
70.
71.
72.
73.
74.
75.
76.
77.
Kami menangani kesalah pahaman yang terjadi dengan berunding
bersama
Saya akan memendam segala masalah saya dan pasangan
Saya takut menghubungi pasangan saat sedang ada masalah
Menurut saya manusiawi jika saya lebih mengutamakan keinginan pribadi
Saya ingin pasangan mengerti apa yang saya inginkan
Saya akan meyakinkan pasangan bahwa tidak ada yang kalah dan menang
dalam penyelesaian konflik
Saya mencoba untuk tidak mengungkit masalah dengan pasangan saat
kami berkomunikasi
Saat berkonflik dengan pasangan, saya akan mengambil waktu untuk
tenang dan berdiam diri
Saya merasa harus mempertahankan keinginan saya supaya dihargai
pasangan
Saya akan kecewa ketika pasangan saya tidak menuruti kemauan saya
Solusi yang kami peroleh bersama membuat tidak ada yang merasa
dirugikan satu sama lain
Seringkali saat kami berbicara mengenai konflik malah berujung pada adu
mulut
Saya berani menghadapi semua permasalahan yang terjadi dengan
pasangan
Saya tidak akan mengolok-olok diri saya dengan mengalah pada pasangan
Saya selalu mendapatkan apa yang saya inginkan dari pasangan
Saya akan menuruti keinginan pasangan saat dia juga menuruti keinginan
saya
Masalah berlalu tanpa harus saya dan pasangan membicarakannya
Lari dari masalah hanyalah menunda masalah tersebut mucul kembali
Saya tidak suka dianggap lemah oleh pasangan saya
Rasanya sangat melegakan ketika pasangan memahami kenginan saya
Saat pasangan mau memaafkan saya, sebaiknya saya juga memaafkan dia
seberapapun besar kesalahannya
Terkadang membiarkan masalah akan membuatnya hilang dengan
sendirinya
Semua konflik selalu saya hadapi dengan tenang
Rasanya capek jika harus terus mengalah pada pasangan
Saya sadar bahwa pasangan memiliki keinginan yang harus diperhatikan
Terkadang saya merasa pasangan lebih diuntungkan dengan solusi konflik
yang kami dapatkan dibandingkan dengan saya
Konflik akan terselesaikan jika saya dan pasangan dapat memenuhi semua
96
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
keinginan kami masing-masing
78. Melarikan diri bukanlah solusi dari masalah
79. Mengalah merupakan cerminan orang yang lemah
Saya akan menerima segala kritikan dari pasangan sebagai sarana
80.
perbaikan diri
Rasanya tidak lega jika solusi yang dihasilkan dalam perundingan
81.
masalah tidaklah memenuhi segala keinginan saya pada pasangan
Saya selalu merasa dirugikan saat saya dan pasangan mencoba
82.
menyelesaikan masalah kami
Saya hanya akan menunggu emosi pasangan saya mereda dengan
83.
berlalunya waktu
Saya percaya apapun yang diputuskan oleh pasangan adalah yang terbaik
84.
bagi hubungan
85. Tuntutan dari pasangan saat ada masalah sebaiknya saya pertimbangkan
86. Sama-sama bahagia merupakan tujuan dari penyelesaian masalah
Saya merasa solusi dari masalah kami hanya menguntungkan salah satu
87.
pihak
Saya akan berjalan-jalan atau refreshing untuk melupakan masalah saya
88.
dengan pasangan
Saya mau memenuhi keinginan pasangan saya supaya konflik bisa
89.
berakhir
Meminta pasangan menuruti kemauan saya terkadang membuat masalah
90.
tidak benar-benar terselesaikan
91. Hubungan kami cepat kembali baik seusai berunding mengenai konflik
Saling mengerti apa yang dirasakan saat ada konflik mempermudah kami
92.
dalam mendapatkan solusi permasalahan
Saya tidak akan menghubungi pasangan terlebih dahulu sampai konflik
93.
tersebut berlalu
94. Konflik akan mereda ketika saya mau menuruti kemauan pasangan
95. Saya akan membalas semua kritikan dari pasangan terhadap saya
Terkadang walaupun tidak semua keinginan pribadi kami terpenuhi, tapi
96.
kami bisa menyelesaikan masalah kami dengan baik
Mencoba untuk memberi perhatian pada pasangan akan meredakan
97.
konflik
Saya percaya bahwa pasangan akan menghubungi saya terlebih dahulu
98.
jika dia memang masih ingin mempertahankan hubungan
99. Membantah pasangan hanya akan menyulut konflik yang lebih besar
100. Sedikit gertakan biasanya membuat pasangan menuruti keinginan saya
101. Solusi yang tidak dapat memenuhi segala keinginan saya dan pasangan
97
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
102.
103.
104.
105.
106.
107.
108.
109.
110.
111.
112.
113.
114.
115.
116.
117.
118.
119.
120.
121.
hanya akan membuat suatu saat masalah tersebut kembali muncul
Saya akan sabar mendengarkan penjelasan dari pasangan saat sedang
menghadapi masalah
Diam akan membuat saya terlihat acuh pada hubungan saya dan pasangan
Saya selalu menyerahkan segala keputusan mengenai hubungan pada
pasangan
Seringkali saya mengeluarkan kata-kata tajam dan kasar saat berdebat
dengan pasangan
Saya tidak akan pernah merasa lega ketika saya harus mengorbankan
keinginan saya dalam perundingan mengenai masalah dengan pasangan
Saya dan pasangan selalu menyampaikan keluhan kami masing-masing
saat ada masalah
Saya enggan membicarakan konflik dengan pasangan saya, karena hanya
akan sia-sia
Menyerah pada keputusan pasangan hanya akan membuat posisi saya
menjadi lebih rendah daripada pasangan
Mudah bagi saya untuk meminta putus pada pasangan saat ada masalah
Berunding dengan pasangan saya ketika ada konflik hanya akan memberi
kesempatan padanya untuk dapat membujuk saya agar memenuhi
keinginannya
Saya dan pasangan mencoba untuk saling jujur satu sama lain dalam
mengupayakan solusi bagi masalah kami
Tidak ada gunanya berbicara pada pasangan saat ada konflik, karena
hanya akan memperuncing masalah
Mengikuti keputusan pasangan hanya akan membuat pasangan selalu
ingin menang tiap kali ada konflik
Seringkali saya meluapkan kemarahan pada pasangan saat dia
mengabaikan keinginan saya
Saya merasa bahwa berunding dengan pasangan pada saat kami memiliki
konflik hanya akan membung-buang waktu
Terkadang saya merasa pasangan hanya mengutamakan keinginannya saat
berupaya memperoleh solusi bagi masalah kami
Walaupun sering berdebat saat menyelesaikan konflik, saya merasa hal
tersebut berguna bagi hubungan saya dan pasangan
Saya enggan dianggap tak berprinsip jika saya hanya mengikuti apa yang
diputuskan oleh pasangan
Saya merasa gertakan atau ancaman justru akan membuat pasangan
semakin membenci saya
Saya merasa bahwa berunding dengan pasangan pada saat kami memiliki
98
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
122.
123.
124.
125.
konflik hanya akan menguras emosi
Saya merasa keinginan saya tidak diindahkan oleh pasangan saat
berbicara mengenai konflik
Setidaknya perdebatan membuat saya memahami apa yang saya dan
pasangan inginkan masing-masing dalam hubungan
Saya merasa memiliki hak untuk memutuskan sesuatu dalam hubungan
saya dan pasangan
Memberi ancaman hanya menunjukkan bahwa saya tidak mampu
bersaing secara baik dengan pasangan dalam upaya menyodorkan solusi
bagi konflik
99
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 1.D
SKALA MANAJEMEN KONFLIK
PENELITIAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKALA
5
6
Petunjuk Pengisian:
7
Berikut ini adalah sejumlah pernyataan dan pada setiap pernyataan terdapat empat
pilihan jawaban. Berikan tanda () pada kotak pilihan yang Saudaraanggap paling
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya pada diri Saudara.
8
9
Pilihan jawabannya adalah:
SS
: Sangat Sesuai
S
: Sesuai
TS
: Tidak Sesuai
STS
: Sangat Tidak Sesuai
10
11
Dalam skala ini tidak ada jawaban yang benar dan salah. Saudara diminta untuk
menjawab setiap pernyataan dengan sejujur-jujurnya. Kerahasiaan identitas dan
jawaban Saudara dijamin oleh peneliti. Oleh karena itu, usahakan agar jangan
sampai ada nomor yang terlewati.
12
13
Saya mengucapkan banyak terimakasih atas partisipasi Saudara.
No.
1
2
3
4
Pernyataan
Saya menyadari bahwa tidak semua keinginan
saya dan pasangan harus terwujud demi
selesainya sebuah konflik
Konflik akan selesai saat kami saling
mendengarkan satu sama lain
Saat ada konflik dengan pasangan saya
cenderung bersikap diam
Saya akan membuang jauh gengsi saya untuk
dapat menjalin komunikasi dengan pasangan
saat ada masalah
SS
S
TS
14
STS
15
16
17
18
19
100
Pendapat yang kemukakan sebaiknya diterima
oleh pasangan
Saya berusaha mempertahankan keinginan
saya dalam upaya pemecahan masalah dengan
pasangan
Saling memahami membuat kami bisa
menemukan inti dari permasalahan kami
Saya enggan menghubungi pasangan saat ada
masalah
Saya mau mengalah pada pasangan untuk
memperbaiki hubungan
Seringkali saya marah dan jengkel ketika
pasangan membatah pendapat saya
Lebih baik saya mendapatkan sebagian dari
keinginan saya daripada tidak mendapatkan
apa-apa sama sekali
Memahami satu sama lain membuat kami
dapat menemukan solusi dari permasalahan
kami
Saya akan tetap berusaha menjaga komunikasi
dengan pasangan walaupun sedang ada
masalah
Saya mau meminta maaf terlebih dahulu agar
hubungan saya dan pasangan kembali
membaik
Saya enggan mengalah saat berdebat
Bagi saya berunding merupakan cara untuk
menyelesaikan masalah
Konflik dapat diselesaikan dengan saling
bertukar pikiran
Masalah akan menjadi semakin rumit saat
saya menghindarinya
Saya mau menekan segala keinginan saya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
supaya pasangan mau memaafkan saya
Saya mau menerima solusi yang disodorkan
pasangan namun bukan berarti saya kalah
Saya mau berdiskusi saat ada masalah
Membicarakan masalah membuat kami makin
terbuka satu sama lain
Saya akan menghubungi pasangan jika situasi
sudah membaik
Lebih baik saya mengalah dari pada berdebat
dengan pasangan
Saya selalu mendapatkan apa yang saya
inginkan dari pasangan
Saya dan pasangan selalu berusaha
merundingkan masalah yang kami hadapi
Saya selalu merasa dirugikan saat saya dan
pasangan mencoba menyelesaikan masalah
kami
Saya berani menghadapi semua permasalahan
yang terjadi dengan pasangan
Saya enggan meminta maaf jika saya merasa
benar
Meminta pasangan menuruti kemauan saya
terkadang membuat masalah tidak benar-benar
terselesaikan
Saya akan meyakinkan pasangan bahwa tidak
ada yang kalah dan menang dalam
penyelesaian konflik
Mencoba untuk memberi perhatian pada
pasangan akan meredakan konflik
Semua konflik selalu saya hadapi dengan
tenang
Saya percaya apapun yang diputuskan oleh
pasangan adalah yang terbaik bagi hubungan
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
101
Saya akan membalas semua kritikan dari
pasangan terhadap saya
Solusi yang kami peroleh bersama membuat
tidak ada yang merasa dirugikan satu sama
lain
Saya akan sabar mendengarkan penjelasan
dari pasangan saat sedang menghadapi
masalah
Melarikan diri bukanlah solusi dari masalah
Saya mau memenuhi keinginan pasangan saya
supaya konflik bisa berakhir
Mudah bagi saya untuk meminta putus pada
pasangan saat ada masalah
Hubungan kami cepat kembali baik seusai
berunding mengenai konflik
Saya dan pasangan mencoba untuk saling jujur
satu sama lain dalam mengupayakan solusi
bagi masalah kami
Saya hanya akan menunggu emosi pasangan
saya mereda dengan berlalunya waktu
Konflik akan mereda ketika saya mau
menuruti kemauan pasangan
Seringkali saya meluapkan kemarahan pada
pasangan saat dia mengabaikan keinginan saya
Saya merasa bahwa berunding dengan
pasangan pada saat kami memiliki konflik
hanya akan menguras emosi
Saya merasa keinginan saya tidak diindahkan
oleh pasangan saat berbicara mengenai konflik
Saya akan berjalan-jalan atau refreshing untuk
melupakan masalah saya dengan pasangan
Saya merasa memiliki hak untuk memutuskan
sesuatu dalam hubungan saya dan pasangan
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
50
Memberi ancaman hanya menunjukkan bahwa
saya tidak mampu bersaing secara baik dengan
pasangan dalam upaya menyodorkan solusi
bagi konflik
102
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2
HASIL PENELITIAN
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2.A. RELIABILITAS SKALA HARGA DIRI
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.984
80
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
VAR00001
220.2821
2202.366
.337
.984
VAR00002
221.1282
2168.694
.735
.984
VAR00003
221.6923
2169.692
.662
.984
VAR00004
221.1282
2179.904
.362
.984
VAR00005
220.5385
2184.781
.604
.984
VAR00006
221.4615
2183.623
.442
.984
VAR00007
221.0513
2156.682
.823
.984
VAR00008
220.4615
2187.992
.503
.984
VAR00009
220.9231
2170.704
.572
.984
VAR00010
220.9231
2150.862
.828
.984
VAR00011
221.0256
2155.289
.701
.984
VAR00012
220.9487
2164.997
.787
.984
VAR00013
220.8974
2166.305
.729
.984
VAR00014
221.3333
2163.544
.675
.984
VAR00015
220.7436
2157.669
.711
.984
VAR00016
220.4872
2190.151
.578
.984
VAR00017
220.7436
2164.880
.669
.984
103
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
VAR00018
220.9231
2164.336
.810
.984
VAR00019
220.7949
2157.167
.787
.984
VAR00020
221.2051
2180.325
.559
.984
VAR00021
220.7949
2145.904
.758
.984
VAR00022
220.7179
2162.629
.737
.984
VAR00023
221.1026
2154.358
.782
.984
VAR00024
221.6154
2179.032
.444
.984
VAR00025
220.9231
2147.599
.735
.984
VAR00026
220.9487
2152.892
.794
.984
VAR00027
221.3333
2165.807
.670
.984
VAR00028
220.8974
2193.884
.394
.984
VAR00029
221.2051
2169.904
.537
.984
VAR00030
220.8974
2138.094
.841
.984
VAR00031
221.1026
2186.568
.487
.984
VAR00032
221.2051
2189.062
.483
.984
VAR00033
220.4615
2162.781
.773
.984
VAR00034
221.5641
2154.673
.698
.984
VAR00035
220.9744
2154.236
.794
.984
VAR00036
221.2821
2159.050
.686
.984
VAR00037
221.0769
2172.389
.572
.984
VAR00038
221.4615
2155.045
.738
.984
VAR00039
221.3333
2157.070
.729
.984
VAR00040
220.9744
2165.394
.683
.984
VAR00041
220.6154
2152.401
.800
.984
VAR00042
221.4872
2155.888
.658
.984
104
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
VAR00043
221.0513
2176.787
.715
.984
VAR00044
221.0000
2166.526
.661
.984
VAR00045
220.9487
2160.576
.662
.984
VAR00046
221.2564
2157.143
.708
.984
VAR00047
221.0513
2177.260
.668
.984
VAR00048
221.0513
2160.155
.627
.984
VAR00049
221.6667
2179.439
.475
.984
VAR00050
221.1282
2196.904
.354
.984
VAR00051
220.7436
2174.090
.719
.984
VAR00052
221.1026
2164.200
.712
.984
VAR00053
220.7179
2189.260
.432
.984
VAR00054
220.6923
2193.692
.350
.984
VAR00055
220.6410
2160.078
.740
.984
VAR00056
221.0256
2166.394
.615
.984
VAR00057
221.3846
2157.717
.682
.984
VAR00058
220.6923
2168.798
.733
.984
VAR00059
221.4103
2153.933
.769
.984
VAR00060
220.6667
2192.544
.525
.984
VAR00061
220.4359
2178.042
.590
.984
VAR00062
221.2564
2154.880
.806
.984
VAR00063
221.0769
2146.547
.766
.984
VAR00064
221.2308
2144.656
.767
.984
VAR00065
220.5641
2176.673
.581
.984
VAR00066
220.8718
2163.852
.669
.984
VAR00067
221.0000
2139.421
.882
.984
105
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
VAR00068
221.1795
2162.046
.659
.984
VAR00069
220.6667
2176.018
.650
.984
VAR00070
221.0000
2157.053
.837
.984
VAR00071
220.9487
2146.208
.847
.984
VAR00072
221.3077
2178.903
.572
.984
VAR00073
221.1795
2183.046
.409
.984
VAR00074
221.1795
2153.520
.804
.984
VAR00075
221.3846
2158.296
.716
.984
VAR00076
221.4615
2163.466
.684
.984
VAR00077
220.5385
2197.992
.385
.984
VAR00078
221.1538
2154.923
.791
.984
VAR00079
221.2051
2166.852
.663
.984
VAR00080
221.2821
2164.997
.705
.984
106
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2.B. RELIABILITAS SKALA MANAJEMEN
KONFLIK
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.925
50
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if Corrected ItemItem Deleted
Total Correlation
Alpha if Item
Deleted
VAR00001
132.0357
377.073
.702
.922
VAR00002
131.8571
363.090
.900
.919
VAR00003
133.7500
415.972
-.646
.931
VAR00004
133.2857
389.841
.388
.924
VAR00005
131.7857
394.471
.173
.926
VAR00007
131.8214
364.893
.843
.920
VAR00009
132.3571
375.720
.641
.922
VAR00010
132.0000
385.630
.507
.924
VAR00011
131.8571
363.090
.900
.919
VAR00012
131.7857
364.693
.812
.920
VAR00013
133.4286
413.143
-.515
.930
VAR00014
132.3214
379.411
.604
.923
VAR00015
131.8571
380.571
.594
.923
VAR00022
131.7500
374.639
.726
.922
VAR00024
132.8571
382.423
.570
.923
VAR00026
131.9286
376.143
.684
.922
VAR00027
131.8571
363.090
.900
.919
VAR00028
133.0714
428.884
-.817
.935
VAR00030
131.9643
377.888
.573
.923
VAR00031
131.8214
364.893
.843
.920
VAR00033
132.3214
379.411
.604
.923
107
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
VAR00034
132.0000
385.630
.507
.924
VAR00041
131.9286
371.328
.796
.921
VAR00044
132.6429
386.608
.278
.926
VAR00046
132.0357
368.554
.845
.920
VAR00048
132.9643
418.925
-.537
.933
VAR00050
133.2857
389.841
.388
.924
VAR00056
132.2143
366.249
.858
.920
VAR00061
132.0357
365.665
.853
.920
VAR00063
133.1071
419.136
-.672
.932
VAR00065
132.8571
382.423
.570
.923
VAR00073
132.4286
419.661
-.649
.932
VAR00078
133.3214
427.337
-.679
.935
VAR00082
132.0357
365.665
.853
.920
VAR00083
132.6071
408.025
-.252
.931
VAR00084
132.8571
386.127
.375
.924
VAR00088
132.3929
406.766
-.226
.930
VAR00089
132.8929
382.618
.420
.924
VAR00090
132.8571
382.423
.570
.923
VAR00091
131.9643
372.110
.786
.921
VAR00094
133.0357
386.925
.323
.925
VAR00095
133.3214
378.226
.689
.922
VAR00097
132.0357
371.147
.767
.921
VAR00102
132.0357
366.258
.804
.920
VAR00110
132.6786
381.560
.472
.924
VAR00112
131.7857
371.730
.783
.921
VAR00121
132.0357
366.258
.804
.920
VAR00122
131.9643
372.110
.786
.921
VAR00124
131.8929
374.692
.763
.921
VAR00125
133.3214
378.226
.689
.922
108
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2.C.HASIL UJI NORMALITAS
Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
HARGA DIRI
.068
50
.200
*
.985
50
.779
MANAJEMEN KONFLIK
.081
50
.200
*
.966
50
.155
KOMPROMI
.126
50
.045
.964
50
.134
KOLABORASI
.141
50
.014
.960
50
.091
MENGHINDARI
.130
50
.033
.971
50
.251
AKOMODASI
.113
50
.151
.979
50
.518
KOMPETISI
.138
50
.018
.951
50
.037
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
LAMPIRAN 2.D. HASIL UJI LINEARITAS
ANOVA Table
Sum of
Squares
KOMPROMI * Between Groups (Combined)
HARGA DIRI
Linearity
Mean
Square
df
F
Sig.
478.387
36
13.289
3.432
.010
78.573
1
78.573
20.294
.001
399.814
35
11.423
2.950
.020
50.333
13
3.872
528.720
49
216.713
36
6.020
1.345
.290
28.715
1
28.715
6.418
.025
187.999
35
5.371
1.200
.376
58.167
13
4.474
274.880
49
557.547
36
15.487
1.233
.355
86.842
1
86.842
6.912
.021
470.704
35
13.449
1.070
.470
Within Groups
163.333
13
12.564
Total
720.880
49
610.980
36
16.972
1.033
.501
12.565
1
12.565
.765
.398
Deviation from
Linearity
Within Groups
Total
KOLABORASI Between Groups (Combined)
* HARGA DIRI
Linearity
Deviation from
Linearity
Within Groups
Total
MENGHINDA Between Groups (Combined)
RI * HARGA
Linearity
DIRI
Deviation from
Linearity
AKOMODASI Between Groups (Combined)
* HARGA DIRI
Linearity
109
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Deviation from
Linearity
598.415
35
17.098
1.041
.494
Within Groups
213.500
13
16.423
Total
824.480
49
499.413
36
13.873
.924
.596
2.384
1
2.384
.159
.697
497.029
35
14.201
.946
.576
Within Groups
195.167
13
15.013
Total
694.580
49
KOMPETISI * Between Groups (Combined)
HARGA DIRI
Linearity
Deviation from
Linearity
Measures of Association
R
R Squared
Eta
Eta Squared
KOMPROMI * HARGA DIRI
.385
.149
.951
.905
KOLABORASI * HARGA DIRI
.323
.104
.888
.788
MENGHINDARI * HARGA DIRI
-.347
.120
.879
.773
AKOMODASI * HARGA DIRI
-.123
.015
.861
.741
KOMPETISI * HARGA DIRI
-.059
.003
.848
.719
LAMPIRAN 2. E. HASIL KORELASI ANTARA HARGA DIRI
DAN MANAJEMEN KONFLIK
Correlations
KOLABORA MENGHINDA
HARGA DIRI KOMPROMI
HARGA DIRI
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed)
N
KOMPROMI
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
**
RI
.323
*
.007
50
50
50
50
**
1
.190
-.071
.093
.313
50
50
50
50
1
Pearson Correlation
.323
*
.190
Sig. (1-tailed)
.011
.093
50
50
**
-.071
.007
.313
.000
50
50
50
MENGHINDARI Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
-.347
N
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
110
**
.011
.003
N
-.347
.003
.385
N
KOLABORASI
.385
SI
-.584
**
.000
50
50
**
1
-.584
50
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Correlations
KOLABORA MENGHINDA
HARGA DIRI KOMPROMI
HARGA DIRI
Pearson Correlation
1
Sig. (1-tailed)
N
KOMPROMI
Pearson Correlation
.323
*
50
50
50
50
**
1
.190
-.071
.093
.313
50
50
50
50
1
.323
*
.190
Sig. (1-tailed)
.011
.093
50
50
**
-.071
.007
.313
.000
50
50
50
MENGHINDARI Pearson Correlation
-.347
Sig. (1-tailed)
N
-.584
50
50
**
1
-.584
50
Correlations
HARGA DIRI
AKOMODASI
Correlation Coefficient
Sig. (1-tailed)
N
KOMPETISI
-.053
.356
50
Correlation Coefficient
.060
Sig. (1-tailed)
.339
N
50
111
**
.000
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
Spearman's rho
**
.007
Pearson Correlation
N
-.347
.011
.003
N
KOLABORASI
**
RI
.003
.385
Sig. (1-tailed)
.385
SI
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
LAMPIRAN 2.F. TABEL MEAN EMPIRIK
Descriptive Statistics
N
Minimum
Maximum
Mean
Std. Deviation
HARGA DIRI
50
199
293
244.68
22.717
MANAJEMEN KONFLIK
50
121
154
138.10
8.653
KOMPROMI
50
26
40
34.16
3.285
KOLABORASI
50
31
40
35.32
2.369
MENGHINDARI
50
12
29
22.32
3.836
AKOMODASI
50
12
33
22.52
4.102
KOMPETISI
50
16
32
23.78
3.765
Valid N (listwise)
50
LAMPIRAN 2.G. RUMUS MEAN TEORITIS
Total minimal skor skala x + maksimal skor skala x
2
Skala
Mean Teoritis
Harga Diri
200
Manajemen Konflik Kompromi
25
Manajemen Konflik Kolaborasi
25
Manajemen Konflik Menghindari
25
Manajemen Konflik Akomodasi
25
Manajemen Konflik Kompetisi
25
112
Download