pendidikan islam sebagai pendidikan yang bersifat universal

advertisement
PENDIDIKAN ISLAM SEBAGAI PENDIDIKAN YANG BERSIFAT
UNIVERSAL
Agi Arianto Wibowo
Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur, Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan,
Universitas Pendidikan Indonesia
Bandung, 40153, [email protected]
Abstrak
Hakikat dari pendidikan adalah untuk memanusiakan manusia, melalui pendidikan manusia dapat
memperoleh ilmu yang tersebar di alam. Sedangkan ilmu sendiri merupakan suatu hal yang sangat
berharga bagi manusia. Dalam Islam orang berilmu memilki derajat atau tingkatan yang lebih tinggi di
mata Tuhan. Bahkan dalam Islam dijelaskan bahwa untuk merengkuh dunia raihlah dengan ilmu, untuk
merengkuh akhirat raihlah dengan ilmu, dan untuk merengkuh keduanya raihlah dengan ilmu. Hal ini
menunjukkan bahwa ilmu dalam pandangan Islam sangat luar biasa. Manusia tidak dapat memenuhi
kebutuhan jasmani dan rohaninya tanpa ilmu. Dan untuk mendapatkan ilmu dibutuhkan pendidikan.
Karena ilmu dianggap sangat berharga maka dalam Islam pendidikan juga dianggap sebagai sesuatu yang
dibutuhkan bagi manusia dalam hidupnya. Dengan alasan itu maka lahirlah pendidikan Islam. Pendidikan
Islam adalah pendidikan yang berlandaskan atas ajaran-ajaran Islam yang memegang misi rahmatan
lil‟alamin. Misi rahmatan lil‟alamin dalam pendidikan Islam merupakan sebuah indikator bahwa ilmu
yang diterapkan dalam pendidikan Islam adalah untuk mendapatkan rahmat dari Allah. Maka pendidikan
Islam adalah pendidikan yang bersifat universal yang memiliki tujuan untuk membawa kedamaian dan
keselamatan bagi kehidupan manusia.
Kata kunci : pendidikan Islam, pendidikan, ilmu, universal
Abstract
The essence of education is to humanize humans, with education human can acquire knowledge which
spread in nature. Meanwhile the knowledge itself is a sufficiently valuable thing for
humans. Knowledgeable people in Islam have the degrees or higher levels in the eyes of God. Even in
Islam explained that to embrace the world is seizing with knowledge, to embrace the after life is seizing
with knowledge, and to embrace both of them is seizing with knowledge. This suggests that the knowledge
in the Islamic view is extraordinary. Humans cannot fullfiled the physical and spiritual needs without
knowledge. And to required knowledge is with education. Because knowledge is considered so valuable
that in Islamic education is also seen as something that is necessary for human in their life. Thats the
reason to given birth Islamic education. Islamic education is education that based on the teachings of
Islam which holds rahmatan lil'alamin mission. Rahmatan lil'alamin mission in Islamic education is an
indicator that the knowledge is applied in Islamic education to get the grace of God. Then the Islamic
education is universal education that has a goal to bring peace and safety for human life.
Key Words: islamic education, education, knowledge, universal
Pendahuluan
Pendidikan bukan hal yang asing bagi
manusia. Pendidikan sudah menjadi
bagian kehidupan manusia sejak
manusia pertama diciptakan. Dalam
dinamika
kehidupan,
manusia
membutuhkan
pendidikan
untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya dan
membedakan dirinya dengan mahluk
hidup lain, serta untuk menjalankan
kewajiban manusia sebagai khalifah di
muka bumi.
yang
“memusuhi” pendidikan. (M.
Fadlur Rahman)
Dan
(ingatlah)
ketika
Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat, “Aku
hendak menjadikan khalifah di bumi.”
Mereka berkata, “Apakah Engkau
hendak menjadikan orang yang merusak
dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu
dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui
apa yang tidak kamu ketahui. (AlBaqarah : 30)
Kedua pernyataan tersebut membuktikan
bahwa pendidikan adalah sesuatu yang
sangat penting bagi manusia. Ilmu yang
terkandung dalam pendidikan dapat
menjadikan mausia sebagai mahluk yang
sempurna. Berbeda dengan mahluk
lainnya manusia diberikan akal untuk
berpikir. Dan untuk mengarahkan akal
manusia dibutuhkan pendidikan.
Untuk memenuhi tugasnya sebagai
khalifah di muka bumi maka manusia
membutukan
ilmu.
Ilmu
yang
dibutuhkan oleh manusia didapatkan
melalui pendidikan. Dengan ilmu
manusia
dapat
menjalankan
kewajibannya sebagai khalifah di muka
bumi, yaitu untuk memelihara, merawat,
memanfaatkan, dan melestarikan alam.
Seorang yang terdidik, di tangannya
tergenggam dunia; seorang yang
menyerah pada kebodohan, berarti
menyerah
dalam
hegemoni
dan
kejahatan. Keterjajahan hanya pantas
disandang oleh masyarakat atau bangsa
Apa yang dikemukakan oleh Rahman
sama halnya dengan sabda Rasulullah
SAW yang menyatakan bahwa “jika
kamu ingin merengkuh dunia, maka
harus dengan ilmu, jika kamu ingin
merengkuh akhirat, maka harus dengan
ilmu, jika kamu ingin merengkuh
keduanya maka harus dengan ilmu”
Dalam prespektif Islam, pendidikan atau
menuntut ilmu adalah kewajiban bagi
manusia untuk mempelajari ilmu agama
dan ilmu duniawi sebagai pemenuh
kebutuhan jasmani dan rohaninya,
sehingga
tercipta
ketenangan,
keselamatan, dan kedamaian di dalam
hidupnya.
Allah SWT berfirman:“…Allah akan
mengangkat (derajat) orang-orang yang
beriman di antaramu dan orang-orang
yang diberi ilmu beberapa derajat…”
(Al-Mujaadalah: 11)
Karena pendidikan dianggap penting
dalam Islam maka lahirlah pendidikan
Islam.
Pendidikan
Islam
adalah
pendidikan yang berdasarkan pada
ajaran-ajaran Islam. Ajaran Islam
merupakan ajaran yang sempurna.
Sesuai dengan firman Allah, “ … Pada
hari ini telah Aku sempurnakan untukmu
agama-mu, dan telah Aku cukupkan
kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku
ridhai Islam sebagai agama bagimu …”
(Al-Maa‟idah: 3)
Ajaran Islam tidak hanya mambahas
hubungan vertikal manusia dengan
Tuhannya tetapi membahas juga tentang
hubungan horinzontal manusia dengan
manusia lain dan lingkungannya. Kajian
Islam dalam pendidikan Islam sangat
luas karena tidak hanya membahas
aqidah, syariat, dan akhlak yang dapat
membentuk perilaku manusia, tetapi juga
mengatur hubungan antara manusia
dengan tuhan, manusia lain, dan
lingkungannya. Pendidikan Islam juga
membahas ilmu-ilmu dunia seperti ilmu
alam, ilmu sosial, dan ilmu lainnya yang
dibutuhkan
bagi
manusia
untuk
mengembangkan dirinya.
Pendidikan Islam merupakan kebutuhan
bagi setiap muslim sebagai hamba Allah.
Dengan pendidikan Islam seorang
muslim dapat lebih mendekatkan diri
pada Tuhannya dan memahami hakikat
keberadaan manusia di muka bumi
sebagai seorang khalifah.
Pendidikan
Islam
juga
dibutuhkan bagi penganut agama lain.
Karena pendidikan Islam tidak hanya
mengajarkan akan suatu kepercayaan,
tetapi
mengatur
semua
tatanan
kehidupan bagi manusia. Dengan
pendidikan Islam yang diterapkan dalam
kehidupan keseharian manusia, maka
akan
menciptakan
ketenangan,
kedamaian, dan keselamatan bagi setiap
manusia yang menerapkannya.
Kajian Pustaka
A. Definisi Pendidikan Islam
Secara sederhana pendidikan Islam
adalah pendidikan yang berlandaskan
pada ajaran-ajaran Islam.
Prof. Omar Mohammad At-Toumi AsySyaibany mendefinisikan pendidikan
Islam adalah “proses mengubah tingkah
laku individu pada kehidupan pribadi,
masyarakat, dan alam sekitarnya, dengan
cara pengajaran sebagai suatu aktivitas
asasi dan sebagai profesi di antara
profesi-profesi asasi dalam masyarakat.
(Asy-Syaibany, 1979 : 399)
Dr.
Muhammad
SA
Ibrahimy
mengemukakan pengertian pendidikan
Islam
sebagai
berikut,
“Islamic
education in true sense of the term, is a
sysytem of education which enables a
man to lead his life according to the
islamic ideology, so that he may easily
mould his life in accordance with tenetn
of Islam.” (Arifin, 1991, 34)
Dr. Muhammad Fadhil Al-Jamali
memberikan pengertian pendidikan
Islam adalah upaya mengembangkan,
mendorong, serta mengajak manusia
lebih maju dengan berlandaskan nilainilai yang tinggi dan kehidupan yang
mulia, sehingga terbentuk pribadi yang
lebih sempurna, baik yang berkaitan
dengan
akal,
perasaan,
maupun
perbuatan. (Al-Jamali, 1986 : 3)
Dari definisi tersebut dapat disimpulkan
bahwa pendidikan Islam adalah suatu
proses untuk menghasilkan manusia
yang beriman dan bertaqwa kepada
Allah dan dapat menerapkan ajaranajaran
Islam
dalam
kehidupan
kesehariaanya yang tidak hanya sebagai
peribadi yang santun dan baik tetapi juga
pandai dan cerdas, sehingga dapat
memberikan kedamaian, ketenangan,
dan keamanan bagi dirinya sendiri,
orang lain, dan lingkungan sekitarnya.
B. Sumber Pendidikan Islam
Sumber pendidikan Islam adalah semua
acuan atau rujukan yang darinya
memancar ilmu pengetahuan dan nilainilai yang akan ditransinternalisasikan
dalam pendidikan Islam. Tentunya
sumber yang dimaksud telah teruji
kebenarannya dari waktu ke waktu.
Urgensi penentuan sumber pendidikan
Islam adalah untuk :
1. mengarahkan tujuan pendidikan Islam
yang ingin dicapai;
2. membingkai seluruh kurikulum yang
dilakukan dalam proses belajar
mengajar, yang di dalamnya termasuk
materi, metode, media, sarana, dan
evaluasi;
3. menjadi standar dan tolak ukur dalam
evaluasi, apakah kegiatan pendidikan
telah mencapai dan sesuai dengan apa
yang
diharapkan
atau
belum.
(Bukhari Umah, 2010 : 31)
Menurut Sa‟id Ismail Ali, sebagaimana
dikutip oleh Hasan Langgulung (1980 :
35) sumber pendidikan Islam terdiri atas
enam macam, yaitu Al-Quran, AsSunnah, kata-kata sahabat (madzhab
shahabi), kemaslahatan umat/sosial
(mashalih al-mursalah), tradisi atau adat
kebiasaan masyarakat („uruf), dan hasil
pemikiran para ahli (ijtihad). Keenam
sumber tersebut disusun secara hirarkis,
artinya sumber pertama berasal dari AlQuran kemudian dilanjutkan pada
sumber berikutnya secara berurutan.
Al-Quran
Muhammad Abduh (1373 H : 17)
mendefinisikan Al-Quran sebagai kalam
mulia yang diturunkan oleh Allah
kepada nabi yang paling sempurna, Nabi
Muhammad SAW dan ajarannya
mencakup
keseluruhan
ilmu
pengetahuan. Al-Quran merupakan
sumber yang mulia, yang esensinya tidak
dimengerti kecuali bagi orang yang
berjiwa suci dan berakal cerdas.
(Muhammad Rasyid Ridha, 1373 H : 17)
As-Sunnah
As-Sunnah adalah segala sesuatu yang
dinukilkan kepada Nabi Muhammad
SAW berupa perkataan, perbuatan,
taqrir-nya, ataupun selain dari itu.
(Zuhdi, 1978 : 13-14). Yang termasuk
selain dari itu adalah sifat-sifat, keadaan,
dan cita-cita Nabi Muhammad SAW
yang belum tercapai.
Kata-Kata Sahabat (Madzhab Shahabi)
Sahabat adalah orang yang pernah
berjumpa dengan Rasulullah dalam
keadaan beriman dan mati dalam
keadaan beriman juga. (Al-Husaiy, 1045
: 57). Para sahabat Rasulullah memiliki
karakteristik yang unik dibanding
kebanyakan orang. Fazlur Rahman
berpendapat bahwa karakteristik sahabat
Rasulullah antara lain:
1. tradisi yang dilakukan para sahabat
secara konsepsional tidak terpisah
dengan sunnah Rasulullah;
2. kandungan yang khusus dan aktual
dari tradisi sahabat sebagian besar
produk sendiri;
3. unsur
kreatif
dan
kandungan
merupakan ijtihad personal yang telah
mengalami kristalisasi dalam ijma‟,
yang disebut dengan madzhab
shahabi (pendapat sahabat). Ijtihad
ini tidak terpisah dari petunjuk
Rasulullah terhadap sesuatu yang
bersifat spesifik;
4. praktik amaliah sahabat identik
dalam melakukannya karena sejalan
dengan akal dan diterima oleh tabiat
yang sejahtera. (Muhaimin, 2005 : 201202)
Hasil Pemikiran Para Ahli dalam Islam
(Ijtihad)
Sa‟id At-Taftani memberikan ijtihad
dengan tahmil al-juhdi (ke arah yang
membutuhkan kesungguhan), yaitu
pengarahan segala kesanggupan dan
kekuatan untuk memperoleh apa yang
dituju sampai pada batas puncaknya.
(Al-Umari, 1981 : 18-19)
dengan ijima‟ (konsensus umum).
C. Tujuan Pendidikan Islam
(Bukhari Umar, 2010 : 42)
Al-Abrasyi merinci tujuan
pendidikan Islam menjadi :
akhir
Kemaslahatan Umat/Sosial (Mashalih
Al-Mursalah)
Mashalih
al-mursalah
adalah
menetapkan undang-undang, peraturan,
dan hukum tentang pendidikan dalam
hal-hal
yang
sama
sekali
tidak
disebutkan di dalam nash, dengan
pertimbangan
bersama,
kemaslahatan
dengan
bersendikan
hidup
asas
menarik kemaslahatan dan menolak
kemudaratan. (Khallaf, tt. : 85-86)
Tradisi atau Adat Kebiasaan Masyarakat
(„Uruf)
Yang dimaksud dengan tradisi/adat
(„uruf) adalah kebiasaan masyarakat,
baik berupa perkataan maupun perbuatan
yang dilakukan secara kontinu dan
seakan-akan
merupakan
hukum
tersendiri, sehingga jiwa merasa tenang
1. pembinaan akhlak;
2. menyiapkan anak didik untuk hidup
di dunia dan di akhirat;
3. penguasaan ilmu;
4. keterampilan
bekerja
dalam
masyarakat. (Al-Abrasyi, 1974 : 1518)
Menurut Asma Hasan Fahmi (Munir
Mursi, 1977 : 17), tujuan akhir
pendidikan Islam dapat dirinci sebagai
berikut:
1.
2.
3.
4.
tujuan keagamaan;
tujuan pengembangan akal, akhlak;
tujuan pengajaran kebudayaan;
tujuan pembinaan keperibadian.
Ibnu Khaldun, yang dikutip oleh
Muhammad Athiyah Al-Abrasyi (1969 :
284), merumuskan tujuan pendidikan
Islam dengan berpijak pada firman Allah
dalam QS. Al-Qashash : 77, “Dan
carilah
pada
apa
yang
telah
dianugerahkan oleh Allah kepadamu
(kebahagiaan) negeri akhirat, dan
janganlah kamu lupa bagian dari
(kenikmatan) duniawi.”(QS. Al-Qashash
: 77).
Ibnu Khaldun mermuskan bahwa tujuan
pendidikan Islam terbagi atas dua
macam, yaitu tujuan yang berorientasi
ukhrawi, yaitu membentuk seorang
hamba yang beriman dan bertaqwa
kepada Allah, dan tujuan yang
berorientasi duniawi, yaitu membentuk
manusia yang mampu memenuhi segala
kebutuhan dan tantangan kehidupan,
sehingga dapat bermanfaat bagi orang
lain dan dirinya sendiri.
Dengan begitu dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari pendidikan Islam adalah
untuk
melahirkan manusia
yang
melaksanakan perintah Allah dan
menjauhi larang-Nya, dan memiliki
kemampuan untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya di dunia dengan menguasai
ilmu duniawi dan dapat memberikan
manfaat
bagi
orang
lain
dan
lingkungannya.
Pembahasan
Pendidikan Islam sebagai pendidikan
universal sudah dijelaskan dalam AlQuran pada QS. Al-Ma‟idah : 3 yang
menerangkan kesempurnaan ajaran
Islam. Kesempurnaan dari ajaran Islam
adalah karena dalam ajaran Islam tidak
hanya membahas hubungan manusia
dengan penciptanya tetapi mengatur juga
hubungan manusia dengan sesama
manusia dan lingkungannya.
Konsep yang ada dalam pendidikan
Islam adalah menciptakan manusia yang
taat kepada Tuhannya dan mampu
mengembangkan dirinya di dunia
sehingga dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya dan bermanfaat bagi orang lain
dan lingkungannya. Konsep pendidikan
Islam ini dikenal dengan rahmatan
lil‟alamin yang artinya memberikan
rahmat kepada semua yang ada alam.
Di
Indonesia
pendidikan
Islam
berkembang sejak pertama kali Islam
masuk ke Indonesia pada abad ke-13.
Sejak saat itu hingga sekarang
pendidikan
Islam
mengalami
perkembangan.
Namum
penerapan
konsep pendidikan Islam di Indonesia
tidak sesuai dengan tujuan dari
pendidikan Islam yang seutuhnya.
Penyebabnya adalah dengan adanya
pemisahan pendidikan agama dengan
pendidikan umum yang dikembangkan
oleh kebudayaan barat selama masa
penjajahan.
Pemisahan pendidikan agama dan
pendidikan umum yang dilakukan
bangsa barat, mengakibatkan pemetaan
ilmu. Pemetaan ilmu ini didasarkan pada
sumbernya, yang terbagi menjadi ilmu
agama dan ilmu duniawi. Pemetaan ini
akan mengakibatkan bahwa kedua ilmu
tersebut berbeda dan berada di jalannya
masing-masing
Sehingga
tidak
mengherankan jika ditemukan banyak
manusia yang pandai dan kaya namum
nilai moralnya buruk dan dalam
kehidupannya tidak tenang. Itu terjadi
karena manusia tersebut hanya mengejar
ilmu duniawi untuk memperoleh
kebahagiaan di dunia.
Hal tersebut berbeda dengan pandangan
Islam terhadap ilmu. Pada hakikatnya
ilmu yang ada bersumber pada Allah
SWT, yang membedakannya hanyalah
bagaimana cara memperoleh ilmu
tersebut. Ilmu agama adalah ilmu yang
diperoleh manusia melalui petunjuk
langsung dari Tuhan melalui utusannya.
Sedangkan ilmu duniawi adalah ilmu
yang diperoleh manusia melalui akal
pikirannya dalam mengkaji berbagai
kejadian yang ada di alam.
“Bacalah dengan menyebut nama
Tuhanmu yang menciptakan. Dia
menciptakan manusia dari segumpal
darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang
Mahamulia. Yang mengajar manusia
dengan pena. Dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya.”(QS. AlAlaq : 1-5)
Ayat tersebut adalah wahyu yang
pertama kali diturunkan kepada Nabi
Muhammad SAW. Dari ayat tersebut
menunjukkan bahwa ilmu berasal dari
Allah, maka tidak ada satu alasan pun
untuk membedakan antara ilmu agama
dan ilmu duniawi. Sesungguhnya ilmu
yang dijarkan oleh Allah adalah untuk
kebaikan bagi manusia itu sendiri.
Pembagian ilmu agama dan ilmu
duniawi
yang
terjadi
sekarang
menyebabkan pudarnya tujuan dari
pendidikan Islam yang sebenarnya.
Dengan mulai memudarnya tujuan
tersebut maka esensi Islam dalam
pendidikan pun mulai menurun. Saat ini
pendidikan Islam hanya dinilai sebagai
pengatur hubungan manusia dengan
Tuhannya dan sebagai pembentuk
perilaku. Hal ini membuat pendidikan
duniawi yang mendapat pengaruh dari
peradaban barat menjadi lepas kendali
dan tanpa batas (borderless).
Keadaan dimana pendidikan menjadi
sesuatu
yang
borderless
akan
mengakibatkan munculnya berabagi
sikap dimana setiap manusia akan lebih
mementingkan dirinya sendiri dan tidak
memperhatikan alam selama apa yang
dibutuhkannya terpenuhi. Keadaan ini
akan membuat manusia yang memnguasi
ilmu menjadi orang yang sombong dan
dapat menyatakan dirinya sebagai
Tuhan. Serta akan memunculkan paham
ateisme.
Di Indonesia sendiri pengaruh dari
pemisahan antara pendidikan agama
dengan
pendidikan
umum
mengakibatkan banyak manusia yang
pandai
namun
tidak
memiliki
ketenangan batin dan moral yang baik.
Sehingga tidak mengherankan jika
belakangan ini banyak terjadi kasus yang
melibatkan orang-orang yang pandai.
Karena nilai Islam dalam ilmu dan
dirinya telah memudar.
Untuk mencegah hal tersebut terjadi
maka tujuan dari pendidikan Islam
haruslah dikembalikan seperti semula,
dimana pendidikan Islam adalah
pendidikan yang bersifat universal, yang
artinya bahwa pendidikan Islam tidak
hanya mengajarkan tentang ketaatan
beribadah. Dengan mengembalikan
pendidikan Islam pada konsep awalnya
sebagai pendidikan yang memegang misi
rahmatan lil‟alamin.
Untuk mewujudkan misi rahmatan
lil‟alamin dalam pendidikan Islam, maka
pembagian terhadap pendidikan agama
dan
pendidikan
umum
harus
dihilangkan. Kedua pendidikan ini
haruslah berjalan saling beriringan dan
menjadi satu kesatuan sehingga mampu
menghasilakan peserta didik yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah dan
memiliki kecerdasan dan kepandaian
yang mampu memenuhi kebutuhannya
dan menyelesaikan tantangan kehidupan,
sehingga dapat memberikan manfaat
bagi orang lain dan lingkungannya.
Yang dimaksud pendidikan uiversal
adalah
adalah
pendidikan
yang
mencakup keseluruhan ilmu baik ilmu
surgawi maupun ilmu duniawi. Satusatunya pendidikan yang memilki sifat
universal adalah pendidikan Islam.
Bukti bahwa pendidikan Islam adalah
pendidikan universal dapat diteliti
berdasarkan pada sumber utama dari
pendidikan Islam yaitu Al-Quran yang
merupakan kitab suci bagi penganut
agama Islam.
Di dalam Al-Quran terdapat banyak
sekali ayat-ayat Tuhan yang dijadikan
sebagai sumber ilmu duniawi bagi
manusia. Aspek ilmu yang dijelaskan
antara lain : sosial, ekonomi, psikologi,
teknologi, astronomi, geologi, politik,
kemasyarakatan, kenegaraan, pertanian,
dan berbagai ilmu lainnya yang
dibutuhkan manusia untuk merengkuh
dunia. Dan ilmu untuk merengkuh
akhirat berupa syariat, akhlak dan
aqidah.
Adanya aspek duniawi dan surgawi ini
yang menjadikan pendidikan Islam
sebagai pendidikan yang bersifat
universal dan mampu memberikan
kedamaian, keselamatan, dan ketenangan
bagi seluruh umat manusia.
Dengan menerapkan pendidikan Islam
seutuhnya ke dalam semua jejang
pendidikan, maka tujuan dari pendidikan
nasional bukan hanya angan-angan
belaka, karena mampu melahirkan
generasi yang cerdas jasmani dan
rohaninya.
Simpulan
Pendidikan
Islam
adalah
pendidikan yang berlandaskan atas
ajaran Islam. Dengan memegang misi
rahmatan lil‟alamin, pendidikan Islam
memiliki tujuan untuk melahirkan
manusia yang beriman dan bertaqwa
kepada
Tuhannya
dan
memiliki
kecerdasan dan kepandaian dalam
memenuhi
kebutuhannya
dan
menghadapi
tantangan
kehidupan,
sehingga dapat bermanfaat bagi orang
lain dan lingkungannya.
Pembagian antar pendidikan agama dan
pendidikan umum akan mengakibatkan
memudarnya
tujuan
utama
dari
pendidikan, yaitu untuk menciptakan
manusia yang memiliki moral yang baik
sebagai pemimpin dan pandai.
Dengan mengembalikan pendidikan
Islam pada konsep semula yang
memiliki tujuan untuk melahirkan
pemimpin yang taat kepada Tuhannya,
pandai, dan memiliki moral yang baik
pula. Maka akan tercipta dunia dimana
semua manusia akan merasakan
kedamaian, keamanan, dan ketenangan
dalam kehidupannya melalui naungan
Islam.
Pendidikan Islam yang seutuhnya harus
diterapkan dalam kurikulum dan sistem
pendidikan di Indonesia. Sehingga
tujuan dari pendidikan nasional dapat
diwujudkan. Serta dapat mendukung
kemajuan bangsa yang berdasarkan pada
ajaran Islam, untuk menciptakan
Indonesia yang berada dalam keadaan
damai, tenang, dan aman.
Zuhairini. 2008. Filsafat Pendidikan
Islam. Jakarta : Bumi Aksara.
Pustaka Rujukan
Buku :
D, Haidar Putra. 2009. Pemberdayaan
Pendidikan Islam di Indonesia. Jakarta :
Rineka Cipta.
Muchsin, Bashori. 2010. Pendidikan
Islam Humanistik. Bandung : PT Refika
Aditama
Kementrian Agama Islam. 2010. AlQuran Tajwid. Bandung : Syaamil AlQuran.
Qomar, Mujamil. 2007. Epistomologi
Pendidikan Islam. Jakarta : Erlangga
Jurnal :
Umar, Bukhari. 2010. Ilmu Pendidikan
Islam. Jakarta : Amzah
Rahman, Abdul. 2012. “Pendidikan
Agama Islam dan Pendidikan IslamTinjauan Epistemologi dan Isi-Materi”
dalam Eksis, Vol.8 No.1, Maret.
Nata, Abuddin. 2010. Ilmu Pendidikan
Islam dengan Pendekatan
Multidisipliner. Jakarta : Rajawali Pers
Muhaimin. 2008. Paradigma Pendidikan
Islam. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
D, Haidar Putra. 2009. Dinamika
Pendidikan Islam di Asia Tenggara.
Jakarta : PT Rineka Cipta
Nata, Abuddin. 2003. Manajemen
Pendidikan. Jakarta : Prenada Media
Tafsir, Ahmad. 2010. Ilmu Pendidikan
Dalam Perspektif Islam. Bandung :
Rosda.
Fakhruddin, Agus. 2011. “PrinsipPrinsip Manajemen Pendidikan Islam
dalam Konteks Persekolahan” dalam
Pendidikan Agama Islam-Ta‟lim. Vol. 9
No. 2.
Download