DAMPAK KEBERADAAN KOS-KOSAN

advertisement
DAMPAK KEBERADAAN KOS-KOSAN TERHADAP
SIKAP SOSIAL MASYARAKAT DI SEKITAR
KAMPUS UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
(Studi Kasus di RW 08 Kelurahan Pisangan, Ciputat
Timur, Tangerang Selatan)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
Oleh
MILVA SUSANTI DWI PUTRI
1113054000015
PROGRAM STUDI
PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438H/2017M
ABSTRACT
Milva Dwi Susanti Putri
The impact of boarding houses to the social attitudes of the community
around the campus of UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
With the release of the Presidential Decree No.031 dated May 20,
2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta officially changed to be UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. This change makes the increase in the number of
faculty and the number of students who study in it. Changes that occur on
this campus, go hand in hand with changes that occur with the surrounding
community. The most visible change is the presence of many boarding
houses as temporary housing students especially those from outside the city
and outside the province.
This study intends to find out what impact the existence of boarding
houses against social attitudes of the community that are around campus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. This study uses a qualitative approach, the
data collected is the result of observation, interviews, and documentation.
The results of the research I have found that there is the impact of
the presence of boarding houses to the community such as the number of
newcomers, many new culture, there are many new buildings, open green
spaces reduced, many new business opportunities, employment, population
density increases, the level of criminality increased, and the attitude of
developing individuality. There is also the impact on social attitudes of
society ie positive social attitudes in the form of cooperation, solidarity and
tolerance as well as the negative social attitudes in the form of egosim.
From these facts, the author knew where boarding house which is
mainly inhabited by students, directly or indirectly, has become part of the
surrounding community. Supposedly the residents of boarding houses
dominated by the students can be more caring and mingle in society as a
form of devotion practiced Dharma.
Key words: boarding houses, community, social attitudes
i
ABSTRAK
Milva Susanti Dwi Putri
Dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat di
sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Dengan keluarnya Keputusan Presiden RI No.031 tanggal 20 Mei
2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Perubahan ini membuat bertambahnya jumlah fakultas
dan jumlah mahasiswa yang menempuh pendidikan di dalamnya. Perubahan
yang terjadi pada kampus ini, berjalan seiring dengan perubahan yang
terjadi dengan masyarakat di sekitarnya. Perubahan yang paling terlihat
adalah banyaknya keberadaan kos-kosan sebagai rumah tinggal sementara
para mahasiswa terutama yang berasal dari luar kota dan luar provinsi.
Penelitian ini bermaksud mengetahui apa saja dampak keberadaan
kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat yang berada di sekitar kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode
pendekatan kualitatif, data-data yang dikumpulkan merupakan hasil dari
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil dari penelitian yang penulis temukan yaitu terdapat dampak
keberadaan kos-kosan terhadap masyarakat seperti banyaknya pendatang
baru, banyak budaya baru, banyak terdapat bangunan-bangunan baru, ruang
terbuka hijau berkurang, banyak peluang usaha baru, banyak lapangan kerja,
kepadatan penduduk bertambah, tingkat kriminalitas meningkat, dan sikap
individualitas berkembang. Terdapat juga dampak terhadap sikap sosial
masyarakatnya yaitu sikap sosial positif berupa kerjasama, solidaritas, dan
tenggang rasa serta sikap sosial negatif berupa egosime.
Dari fakta tersebut, penulis mengetahui bahwa keberadaan kos-kosan
yang mayoritas dihuni oleh para mahasiswa, secara langsung maupun tidak
langsung telah menjadi bagian dari masyarakat di sekitarnya. Seharusnya
para penghuni kos-kosan yang didominasi oleh para mahasiswa bisa
bersikap lebih peduli dan berbaur dalam kehidupan bermasyarakat sebagai
bentuk dharma pengabdian yang diamalkan.
Kata kunci: kos-kosan, masyarakat, sikap sosial
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada teladan ummat sepanjang
masa Nabi Muhammad SAW yang telah membawa ummat manusia dari
zaman kegelapan dan kebodohan ke zaman yang terang benderang.
Penulis sangat bersyukur dapat melewati berbagai macam halangan
dan rintangan selama proses penulisan skripsi ini, semua itu penulis jadikan
pengalaman dan pelajaran hidup yang berharga untuk kehidupan yang lebih
baik di masa mendatang. Penulis ingin berterimakasih kepada semua pihak
yang secara langsung maupun tidak langsung telah membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini, dan secara spesial penulis ingin menyampaikan
terimakasih kepada:
1. Kedua orang tuaku, Ayah Sadin dan Ibu Randiawati atas segala do’a,
dukungan, motivasi dan limpahan kasih sayang yang diberikan kepada
penulis dari lahir hingga saat ini. Semoga Ayah dan Ibu senantiasa sehat
dan dalam lindungan-Nya.
2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Ibu Wati Nilamsari, M. Si, selaku ketua jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, terimakasih atas motivasi dan pelajaran yang ibu
berikan kepada penulis dan seluruh mahasiswa PMI.
iii
4. Bapak M. Hudri, MA, selaku sekretaris jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam yang selalu tulus ikhlas membantu banyak
mahasiswa, terutama mahasiswa PMI.
5. Prof. Dr. H. Asep Usman Ismail, MA, selaku dosen pembimbing skripsi.
Terimakasih atas semua bimbingan, nasihat, dan ilmu yang bapak
berikan kepada penulis selama ini.
6. Dr. Tantan Hermansyah, M. Si, selaku dosen favorit penulis.
Terimakasih telah menjadi inspirasi penulis, dan terimakasih atas semua
pengetahuan, ilmu, pengalaman, dan motivasi yang pernah bapak
berikan kepada penulis.
7. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
mencurahkan banyak waktu dan memberikan banyak ilmu serta
pengalaman kepada para mahasiswa.
8. Kepada adik-adikku tersayang Meyla Puspita Sari dan Fenti Yunistika.
Terimakasih atas semua support dan do’a untuk inga. Semoga kita
semua bisa menjadi kebanggaan Ayah dan Ibu selamanya.
9. Kepada Bapak Wigati, S.Sos, Ibu Yusmarni, S. Pd.I, dan Adikku Ratih
Yustika Sari yang telah menjadi keluarga baru bagiku. Termakasih atas
semua kasih sayang, do’a dan nasihat kalian.
10. Kepada sahabat seperjuangan Rafi dan Lia yang telah mendukung dan
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan kepada temanteman jurusan Pegembangan Masyarakat Islam, dan teman-teman di
lingkungan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Terimakasih
untuk kebersamaan dan semua pengalaman selama ini.
iv
11. Kepada semua teman-teman kosan Ferial, Ka Faza, Ka Putri, Yuli, Ka
Selly, Cecen dan semuanya yang sudah menjadi saudara selama di tanah
rantau ini, semoga tali silaturahmi kita terus berlanjut hingga nanti.
12. Kepada Ketua RW 08 Kelurahan Pisangan, Ketua RT 01, Ketua RT 02,
Ketua RT 03, Ketua RT 04, seluruh warga dan informan yang telah
meluangkan waktu untuk diwawancarai dan membantu penulis dalam
memperoleh data.
Penulis berharap karya ilmiah berbentuk skripsi ini dapat bermanfaat
bagi penulis dan juga pembaca. Selain itu penulis juga menyadari bahwa di
dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga
kritik dan saran yang membangun tentu penulis nantikan.
v
DAFTAR ISI
ABSTRACT ...........................................................................................
i
ABSTRAK .............................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................
iii
DAFTAR ISI ..........................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................. viii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................
1
B. Pembatasan dan RumusanMasalah .................................
10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................
10
D. Metodologi Penelitian .....................................................
11
E. Tinjauan Pustaka .............................................................
23
F. Sistematika Penulisan .....................................................
25
LANDASAN TEORITIS
A. Definisi Dampak .............................................................
26
B. Definisi Sikap ..................................................................
27
C. Definisi Sikap Sosial .......................................................
30
1. Faktor Internal ...........................................................
31
2. Faktor Eksternal ........................................................
32
D. Bentuk-Bentuk Sikap Sosial ...........................................
33
1. Sikap Positif ..............................................................
33
2. Sikap Negatif.............................................................
35
E. Teori Perubahan Sosial ...................................................
36
1. Teori Perubahan Sosial Dahrendorft ........................
36
GAMBARAN UMUM
A. Data Topografi RW 08 Kelurahan Pisangan ...................
41
B. Gambaran Umum Warga Sekitar RW 08........................
44
vi
BAB IV
1. RT 001.......................................................................
44
2. RT 002.......................................................................
45
3. RT 003.......................................................................
47
4. RT 004.......................................................................
49
ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN
A. Dampak Keberadaan Kos-Kosan di Sekitar Kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta .............................................
52
B. Dampak Keberadaan Kos-Kosan Terhadap Sikap Sosial
Masyarakat ......................................................................
BAB V
70
PENUTUP
A. Kesimpulan .....................................................................
71
B. Saran ...............................................................................
76
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 3.1Peta Wilayah RW 08 KelurahanPisangan.......................
41
GAMBAR 3.2Peta Wilayah RT 001 .....................................................
44
GAMBAR 3.3Peta Wilayah RT 002 ......................................................
45
GAMBAR 3.4Peta Wilayah RT 003 ......................................................
47
GAMBAR 3.5 Peta Wilayah RT 004 ....................................................
49
viii
1
BAB I
Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah
Dengan keluarnya Keputusan Presiden RI No. 031 tanggal 20 Mei
2002 IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Upacara peresmiannya dilakukan oleh Wakil Presiden
Republik Indonesia Hamzah Haz pada 8 Juni 2002 bersamaan dengan upacara
Dies Natalies ke-45 (Lustrum ke-9) serta pemancangan tiang pertama
pembangunan Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta melalui dana Islamic
Development Bank (IDB).1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada saat itu terdiri dari 9 fakultas yaitu: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin dan Filsafat,
Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dam Komunikasi, Fakultas
Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial,
Fakultas Sains dan Teknologi, dengan jumlah jurusan/prodi sebanyak 41
dengan bidang studi ilmu-ilmu umum dan ilmu-ilmu agama.2
Jika dilihat dari sejarahnya, pada tahun 2000 sebelum resminya IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, IAIN
Syarif Hidayatullah sebenarnya hanya memiliki 6 fakultas yaitu Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin
1
Tim Penyusunan Buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Pedoman
Akademik Program Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 2015/2016,
(Jakarta: Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, dan Kerjasama Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015), h. 9.
2
http://www.uinjkt.ac.id/id/tentang-uin/. Diakses pada 5 September 2016 pukul 11.15
wib.
2
dan Filsafat, Fakultas Syari’ah dan Hukum, Fakultas Dakwah dan
Komunikasi, dan Fakultas Dirasat Islamiyah. Kemudian Prof. Azyumardi
Azra selaku Rektor UIN Jakarta saat itu berencana mengembangkan IAIN
Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
sehingga sebagai langkah awal dari rencana tersebut maka dibukalah programprogram studi umum. Sehingga dibuatlah “program konversi UIN” yang
meliputi 4 program studi, di antaranya yaitu: program studi agribisnis,
program studi teknik informatika, program studi ekonomi, dan program studi
psikologi, yang dikepalai oleh seorang Direktur program konversi UIN yaitu
Prof. Badriatim.3
Program konversi ini masing-masing di ketuai oleh seorang ketua
jurusan, salah satu diantaranya yaitu Dr. Ujang Maman, M.Sc, selaku ketua
jurusan agribisnis. Kemudian pada tahun 2001 Bapak Ujang Maman bersama
Bapak Hamid Nasuhi, dan kajur-kajur prodi konversi yang lainnya
mempersiapkan proposal untuk membentuk Fakultas Sains dan Teknologi,
Fakultas Psikologi, serta Fakultas Ekonomi. Selain itu, Bapak Ujang Maman
juga membuat proposal untuk program studi MIPA dan program studi Sistem
Informasi. Dan pada awal tahun 2002 proposal-proposal tersebut diterima oleh
Rektor UIN sehingga pada bulan Mei tahun 2002 IAIN Syarif Hidayatullah
Jakarta resmi berubah menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.4
3
Wawancara Pribadi dengan Ujang Maman (Dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 13 Desember 2016, pukul 13.30 wib.
4
Wawancara Pribadi dengan Ujang Maman (Dosen Prodi Agribisnis, Fakultas Sains dan
Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), 13 Desember 2016, pukul 13.30 wib.
3
Dengan perubahan ini UIN Syarif Hidayatullah Jakarta diharapkan
dapat mendorong terjadinya integrasi keilmuan baik dalam bidang agama,
kemanusiaan, keindonesiaan dengan tujuan menghasilkan lulusan yang
memiliki wawasan integratif, adaptif, responsif dan inovatif terhadap
pemikiran modern dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi di era
globalisasi dengan landasan iman, ilmu dan amal yang menjadi dasar pijakan
dalam pengembangan ilmu-ilmu Islam, baik ilmu-ilmu Qur’aniyah maupun
ilmu-ilmu Kauniyah.5
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang dulu tentu berbeda dengan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta yang sekarang. Pada tahun 2016 ini, UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta telah memiliki 11 fakultas yaitu: Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan, Fakultas Adab dan Humaniora, Fakultas Ushuluddin, Fakultas
Syari’ah dan Hukum, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Fakultas
Dirasat Islamiyah, Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas
Sains dan Teknologi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Fakultas Ilmu
Sosial dan Politik. Serta memiliki lebih dari 50 program studi.6 Tentu hal ini
membuat kita mengetahui bahwa telah banyak perubahan dan pengembangan
yang terjadi di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dari awal menjadi
Universitas hingga saat ini.
Perubahan yang terjadi pada kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
pun berjalan seiring dengan perubahan yang terjadi pada masyarakat di
5
http://www.uinjkt.ac.id/id/tentang-uin/. Diakses pada 5 September 2016 pukul 11.20
wib.
6
http://www.uinjkt.ac.id/id/akademik/program-sarjana/. Diakses pada 5 September 2016
pukul 11.26 wib.
4
sekitarnya. Karena dengan keberadaan kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta yang bedekatan dengan lingkungan masyarakat tentu memberikan
perubahan sendiri pada masyarakatnya. Perubahan-perubahan tersebut terjadi
baik sebagai dampak langsung maupun tidak langsung atas keberdaan kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini.
Perubahan yang terjadi dalam masyarakat disebut juga perubahan
sosial. Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga
kemasyarakatan
dalam
suatu
masyarakat
yang
memengaruhi sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola
prilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat.7 Sedangkan Menurut
Gillin sebagaimana disebutkan dalam Hooguelt, perubahan sosial adalah
perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang telah
diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuanpenemuan baru dalam masyarakat.8
Apabila diteliti lebih mendalam mengenai sebab terjadinya suatu
perubahan masyarakat, mungkin dikarenakan adanya sesuatu yang dianggap
sudah tidak lagi memuaskan. Mungkin saja perubahan terjadi karena ada
faktor baru yang lebih memuaskan sebagai pengganti faktor lama itu.
Mungkin juga masyarakat mengadakan perubahan karena terpaksa demi untuk
7
Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta:
Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974), h. 23.
8
Hooguelt, Ankle MM, Sosiologi Sedang Berkembang, (Jakarta: Raja Grafindo Persada,
1995), h.56.
5
menyesuaikan suatu faktor dengan faktor-faktor lain yang sudah mengalami
perubahan terlebih dahulu.9
Pada umumnya dapat dikatakan bahwa mungkin ada sumber sebabsebab tersebut yang terletak di dalam masyarakat itu sendiri dan ada yang
letaknya di luar. Sebab-sebab yang bersumber dalam masyarakat itu sendiri,
antara lain yaitu bertambah atau berkurangnya penduduk, penemuanpenemuan baru, pertentangan (conflict) masyarakat, terjadinya pemberontakan
atau revolusi. Sedangkan sebab dari luar masyarakat adalah seperti sebabsebab yang berasal dari lingkungan alam atau lingkungan fisik yang ada di
sekitar manusia, peperangan, dan pengaruh kebudayaan masyarakat lain.10
Salah satu penyebab yang berasal dari luar adalah sebab-sebab yang
berasal dari lingkungan alam atau lingkungan fisik yang ada di sekitar
manusia. Terjadinya gempa bumi, angin topan, banjir, dan lain-lain mungkin
menyebabkan masyarakat yang mendiami suatu daerah terpaksa harus
meninggalkan tempat tinggalnya. Apabila masyarakat tersebut mendiami
tempat tinggalnya yang baru, mereka harus menyesuaikan diri dengan keadaan
alam yang baru tersebut. Selain faktor lingkungan alam, faktor lingkungan
fisik juga berpengaruh, misalkan daerah yang dulunya merupakan daerah
dekat danau atau situ, kemudian sekarang berubah menjadi daerah yang padat
karena danau atau situ sudah ditimbun dan dijadikan lahan tempat tinggal
ataupun lahan bisnis. Hal ini juga mengakibatkan terjadinya perubahanperubahan pada masyarakat, aktifitas dan mata pencahariannya.
9
Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
2012), h. 275.
10
Soerjono Soekanto, 2012, h. 282.
6
Adanya perubahan yang terjadi dimasyarakat tentu menimbulkan
dampak positif maupun negatif bagi masyarakat yang bersentuhan langsung
dengan perubahan itu sendiri, maupun masyarakat yang tidak bersentuhan
langsung dengan perubahan itu sendiri. Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia, dampak berarti benturan, pengaruh kuat yang mendatangkan akibat
(baik positif maupun negatif), benturan yang cukup hebat antara dua benda
sehingga menyebabkan perubahan yang berarti dalam momentum (pusa)
sistem yang mengalami benturan itu. Dampak ekonomis juga berarti pengaruh
suatu penyelenggaraan kegiatan terhadap perekonomian.11 Sedangkan sosial
memiliki arti sebagai sifat yang melekat dalam setiap individu sehingga
mereka cenderung untuk berhubungan dengan orang lain. Sehingga bisa
disimpulkan bahwa arti dampak sosial adalah suatu akibat (positif maupun
negatif) dari hubungan antar individu, antar kelompok, individu dengan
kelompok ataupun kelompok dengan individu.
Dampak positif dan negatif dari perubahan tersebut terjadi dalam
berbagai bidang, seperti ekonomi, sosial, pendidikan, kesehatan dan lain-lain.
Salah satu contoh dampak sosial ekonomi atas perubahan yang terjadi di
sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah sendiri adalah maraknya keberadaan
kos-kosan dan kontrakan sebagai rumah tinggal sementara para mahasiswa
kampus ini. Hal ini terjadi karena banyaknya mahasiswa yang berasal dari luar
kota maupun luar provinsi yang menempuh perkuliahan di kampus ini.
11
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 234.
7
Banyaknya mahasiswa yang membutuhkan tempat tinggal sementara
(kos-kosan/ kontrakan) ini membuat daya tarik tersendiri bagi pengusaha koskosan/kontrakan. Banyak wilayah-wilayah di sekitar kampus yang menjadi
sasaran pembangunan kos-kosan/ kontrakan. Seperti daerah kelurahan
pisangan, cempaka putih hingga kampung utan. Ketiga wilayah tersebut
memiliki jumlah kos-kosan/ kontrakan yang banyak, baik dari jenis koskosan/kontrakan yang ekonomis (murah) hingga kos-kosan/kontrakan yang
eksklusif (terbilang mahal). Salah satu wilayah yang terbilang memilki koskosan paling banyak adalah wilayah kelurahan pisangan, terutama wilayah
RW 08 yang letaknya sangat strategis, yaitu sepanjang jalan Ir. Juanda persis
seberang kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Posisi wilayah RW 08 ini
tepatnya adalah mulai dari jalan kerta mukti kemudian ke arah kampus II UIN
Jakarta, hingga jalan Legoso Raya.
Posisi yang terbilang strategis ini membuat wilayah RW 08 kelurahan
pisangan menjadi salah satu sasaran empuk para pengusaha maupun
pedagang. Sehingga di lokasi ini terdapat banyak kos-kosan/ kontrakan,
warung makan, laundry, minimarket, tempat fotocopy, warnet, rental
komputer, warung kelontongan, rental mobil dan sebagainya. Salah satu
bentuk usaha yang paling menarik bagi warga lokal maupun pendatang adalah
usaha kos-kosan/ kontrakan.
Sebagaimana kita ketahui, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tiap
tahunnya menerima ribuan mahasiswa baru yang berasal dari seluruh daerah
di Indonesia. Banyaknya mahasiswa yang berasal dari seluruh daerah ini
8
terutama yang berasal dari luar kota tentu memerlukan tempat tinggal baik
permanen maupun sementara, selama mereka menempuh pendidikan di
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga, kebutuhan akan rumah
sementara di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tiap tahun pun
kian meningkat. Hal ini menjadi peluang besar bagi para pegusaha kos-kosan/
kontrakan yang ada di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan
salah satu wilayah strategis yang menjadi target mahasiswa untuk dijadikan
wilayah tempat tinggal sementara adalah wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 dalam
RW 08 Kelurahan Pisangan. Oleh karena itu tiap tahun dapat dipastikan
bahwa pembangunan kos-kosan di wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 dalam RW
08 Kelurahan Pisangan ini pun kian meningkat.
Pada tahun 2016, di wilayah RT 01 terdapat sekitar 47 unit koskosan/kontrakan yang meliputi 35 unit kos-kosan/ kontrakan milik orang
lokal (penduduk asli yang tinggal di RT 01), dan 12 unit kos-kosan/ kontrakan
yang pemiliknya merupakan orang luar (bukan warga asli RT 01). Jumlah
tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 43 unit koskosan/ kontrakan.12 Sedangkan di wilayah RT 02 pada tahun 2016 sudah
terdapat total 40 unit kos-kosan/ kontrakan.13 Begitu pula dengan wilayah RT
03, tahun 2016 terdapat peningkatan jumlah kos-kosan/ kontrakan yang
sebelumnya berjumlah 21 unit menjadi 28 unit kos-kosan/ kontrakan.14 Dan
12
Wawancara Pribadi dengan H. Jainudin (Ketua RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 15 Desember 2016, Pukul 16.46 wib.
13
Wawancara Pribadi dengan Sutisna (Ketua RT 02/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 15 Desember 2016, Pukul 16.34 wib.
14
Wawancara Pribadi dengan Suparman (Ketua RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 19 Desember 2016, Pukul 14.30 wib.
9
wilayah RT 04 juga terdapat peningkatan dari tahun 2015 yang berjumlah 14
unit, menjadi 15 unit kos-kosan/ kontrakan pada tahun 2016.15
Keberadaan kos-kosan ini tentunya memberikan dampak bagi
kehidupan sosial penghuni, pemilik maupun masyarakat di sekitarnya.
Beberapa dampak (positif dan negatif) tersebut yaitu seperti: banyaknya
pendatang baru, banyak bangunan-bangunan maupun ruko-ruko baru, banyak
peluang usaha baru, banyak lapangan kerja, banyak budaya baru yang masuk,
banyak sampah, sering terjadi banjir, kepadatan penduduk bertambah, tingkat
kejahatan meningkat, ruang terbuka hijau berkurang, rasa solidaritas antar
warga menurun, dan sebagainya. Tidak hanya dampak-dampak yang telah
disebutkan sebelumnya, tetapi juga ada dampak terhadap perubahan sikap
yang timbul seiring dengan interaksi sosial yang berlangsung dalam
masyarakat, dimana masyarakat yang dimaksud disini meliputi pemilik atau
penjaga
kos-kosan/kontrakan,
penghuni
kos-kosan/kontrakan,
serta
masyarakat yang tinggal berdampingan dengan kos-kosan/kontrakan itu
sendiri.
Oleh karena adanya dampak perubahan sikap oleh
masyarakat
tersebut, sehingga penulis tertarik untuk membahas lebih dalam tentang
“Dampak Keberadaan Kos-Kosan Terhadap Sikap Sosial Masyarakat di
Sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta”.
15
Wawancara Pribadi dengan Nata Haji IBrahim (Ketua RT 04/RW 08 Kelurahan
Pisangan), Ciputat, 20 Desember 2016, Pukul 17.20 wib.
10
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Karena keterbasan penulis dari segi pengetahuan, waktu dan lainlain, maka penulis hanya memfokuskan penelitian ini pada dampak
keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat sekitar kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, penulis hanya akan
merumuskan beberapa pokok bahasan sebagai berikut:
a. Apakah yang terjadi atas keberadaan kos-kosan bagi masyarakat
sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
b. Bagaimana dampak sosial keberadaan kos-kosan pada sikap sosial
masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan
Berdasarkan pokok bahasan yang telah disebutkan sebelumnya,
skripsi ini bertujuan:
a. Untuk mengetahui apa saja dampak yang di timbulkan atas keberadaan
kos-kosan di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
b. Untuk mengetahui dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial
masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
11
2. Manfaat
Secara teoritis, manfaat penulisan skripsi ini adalah untuk
memperkaya wacana tentang perubahan sosial khususnya tentang kajian
sikap sosial pada masyarakat yang berhubungan dengan jurusan
pengembangan masyarakat islam, sehingga ditemukan sebuah pemahaman
yang kontekstual, substansial, progresif dan kritis. Selain itu, hasil
penelitian dari skripsi ini dapat membuat sebuah updating informasi
seputar kajian sosiologis tentang perubahan sosial yang terjadi dalam
kehidupan sosial masyarakat terutama tentang sikap sosial.
Sedangkan secara praktis, manfaat penulisan skripsi ini adalah
sebagai pengetahuan ataupun pembanding bagi penelitian yang akan di
lakukan di masa mendatang. Manfaat praktis lainnya yaitu skripsi ini
tentunya dapat menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman penulis
dan juga pembaca dalam bidang sosial terutama tentang kajian perubahan
sosial yang terjadi pada masyarakat.
D. Metodologi Penelitian
Secara umum, metodologi adalah pengkajian terhadap langkahlangkah dalam menggunakan metode. Metode berbeda dengan metodologi,
jika metode berarti suatu prosedur atau cara mengetahui sesuatu dengan
langkah-langkah sistematis, sedangkan metodologi memiliki arti sebagai
12
metode ilmiah, yaitu langkah-langkah yang sistematis untuk memperoleh
ilmu.16
Sedangkan penelitian merupakan kegiatan menelaah atau mencari
informasi tentang sesuatu, dilakukan secara hati-hati dan dilakukan guna
menemukan fakta-fakta baru, mungkin juga untuk menguji kebenaran
gagasan-gagasan baru. Meskipun unsur-unsur dasar penelitian terdapat dalam
pengalaman sehari-hari, penelitian tetap merupakan cara mengakses
pengetahuan baru yang lain dari yang lain (tidak cukup dengan mengandalkan
akal sehat atau sesuatu yang diyakini), karena penelitian membutuhkan
informasi, data atau bukti yang cukup, bukan asal “pokoknya begitu”, yang
merupakan keputusan dangkal. Meskipun akal sehat dan keyakinan bisa
dijadikan awal penelitian, tetap saja belum cukup untuk dijadikan hipotesis.17
Sehingga metodologi penelitian diartikan sebagai suatu pembahasan mengenai
konsep teoritik berbagai metode, kelebihan dan kelemahannya, yang dalam
karya ilmiah dilanjutkan dengan pemilihan metode yang digunakan.18
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah penelitian
dengan pendekatan kualitatif. Kualitatif berasal dari konsep kualitas
“mutu” atau bersifat mutu. Pendekatan kualitatif berarti upaya menemukan
kebenaran dalam wilayah-wilayah konsep mutu. Mutu dapat diartikan
16
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV Mandar
Maju, 2011), h. 25.
17
Suwartono, Dasar-Dasar Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2014), h.
3-5.
18
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik,
Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian
Agama, (Yogyakarta: PT Bayu Indra Grafika, 1996), h. 3.
13
sebagai pelbagai komponen atau faktor yang karena kelengkapan unsurnya
serta keterkaitannya satu sama lain sehingga menunjukkan kekuatan atau
kapasitas dari induk (konsep) dari komponen-komponen itu.19
Penelitian kualitatif sebagai model yang dikembangkan oleh
Mazhab Baden yang bersinergi dengan aliran filsafat fenomenologi
menghendaki pelaksanaan penelitian berdasarkan pada situasi wajar
(natural setting) sehingga kerap orang juga menyebutnya sebagai metode
naturalistik. Secara sederhana dapat dinyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah meneliti informan sebagai subjek penelitian dalam lingkungan
hidup kesehariannya. Untuk itu, para peneliti kualitatif sedapat mungkin
berinteraksi secara dekat dengan informan, mengenal secara dekat dunia
kehidupan mereka, mengamati dan mengikuti alur kehidupan informan
secara apa adanya (wajar).20
Dalam penelitian kualitatif yang bersifat naturalistik, fungsi
paradigma dan teori bukan dalam rangka membentuk fakta atau
melakukan prediksi dan menunjukkan hubungan dua variabel sebagaimana
dalam
penelitian
kuantitatif,
melainkan
lebih
banyak
untuk
mengembangkan konsep dan pemahaman serta kepekaan peneliti.21
Teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah purposive
sampling yang memberikan keleluasaan kepada peneliti dalam menyeleksi
19
Ipah Farihah, Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, (Jakarta:
UIN Jakarta Press, 2006), h. 37.
20
Muhammad Idrus, editor: Yayat Sri Hayati, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2009), h. 23-24.
21
Imam Suprayogo dan Tobroni, Metodologi Penelitian Sosial-Agama, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2003), h. 91.
14
informan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Karena purposive
sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut
yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi objek atau situasi sosial yang diteliti.22
Dan apabila sudah tidak ditemukan lagi variasi informan maka peneliti
tidak perlu untuk mencari informasi baru, proses pengumpulan informasi
sudah selesai.
Informan yang diperlukan dalam pengumpulan data pada penelitian
ini ada tiga kelompok. Kelompok pertama adalah ketua RT 01, ketua RT
02, ketua RT 03 dan ketua RT 04. Mereka dipilih karena dianggap sebagai
pemimpin sekaligus pelayan masyarakat di wilayahnya masing-masing,
sehingga secara umum mengetahui kondisi lingkungan dan kondisi warga
yang dipimpin.
Kelompok kedua adalah warga asli RT 01, RT 02, RT 03 dan RT
04. Mereka dipilih karena dianggap merupakan orang-orang yang sudah
menetap lama di wilayah tersebut, sehingga mengetahui kondisi wilayah
tersebut dari saat mereka mulai tinggal hingga saat ini.
Kelompok ketiga adalah pemilik atau penjaga, dan penghuni koskosan (yang bukan warga asli). Mereka dipilih karena dianggap
merupakan para pendatang yang sekarang menjadi bagian dari masyarakat
yang menempati wilayah RT 01, 02, 03 dan 04.
22
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet: 5, h. 54.
15
Beberapa
ahli
penelitian
kualitatif
mengemukakan
bahwa
setidaknya terdapat lima tahapan umum yang dapat dijadikan patokan
dalam menyelenggarakan penelitian kualitatif. Kelima tahapan itu antara
lain
adalah
mengangkat
permasalahan,
memuncukan
pertanyaan
penelitian, mengumpulkan data yang relevan, melakukan analisis data, dan
menjawab pertanyaan penelitian.23
2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di RT 01, RT 02, RT 03, dan RT
04 dalam RW 08 Kelurahan Pisangan, Ciputat Timur, Tangerang Selatan.
Lokasi ini dipilih karena dianggap dapat mewakili populasi kos-kosan
yang berada di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, karena
lokasinya yang memang dekat dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan di lokasi ini terdapat banyak kos-kosan serta terdapat juga
masyarakat yang tinggal di sekitar kos-kosan. Penelitian ini berlangsung
sejak Oktober 2016 hingga Februari 2017.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah berbagai cara yang digunakan untuk
mengumpulkan data, menghimpun, mengambil, atau menjaring data
penelitian. Kita mengenal metode wawancara, pengamatan, studi
dokumentasi, studi kepustakaan, arsip, dan dokumen. Dalam penelitian ini,
ada empat teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan, yaitu
observasi, wawancara, catatan lapangan dan studi dokumen.
23
Haris Herdiyansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:
Salemba Humanika, 2012), cet: 3, h. 46-48.
16
a. Observasi
Observasi merupakan salah satu metode utama dalam
penelitian sosial keagaamaan terutama sekali penelitian kualitatif
(naturalistik). Observasi merupakan metode pengumpulan data yang
paling alamiah dan paling banyak digunakan tidak hanya dalam dunia
keilmuan, tetapi juga dalam berbagai aktivitas kehidupan. Secara
umum, observasi berarti pengamatan, penglihatan. Sedangkan secara
khusus, dalam dunia penelitian, observasi adalah mengamati dan
mendengar dalam rangka memahami, mencari jawab, mencari bukti
terhadap fenomena sosial-keagamaan (perilaku, kejadian-kejadian,
keadaan, benda, dan simbol-simbol tertentu) selama beberapa waktu
tanpa mempengaruhi fenomena yang diobservasi, dengan mencatat,
merekam, memotret fenomena tersebut guna penemuan data analisis.24
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan observasi di wilayah
RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 dalam RW 08 Kelurahan Pisangan.
Peneliti mengamati dengan berkeliling wilayah tersebut, kemudian
melihat, memperhatikan, dan mengamati orang-orang yang berada di
wilayah tersebut. Ada 6 warung yang peneliti kunjungi untuk
berbelanja skaligus bertanya-tanya seputar keadaan lingkungan kepada
penjaga warung yang merupakan warga asli yang sudah lama tinggal
di wilayah tersebut. 2 warung terletak di RT 02 yaitu warung nasi ibu
Neneng dan warung sembako ibu Ratiah. 2 warung terletak di RT
01yaitu warung ibu Rehan dan warung bapak Syafril. 1 warung
24
Imam Suprayogo dan Tobroni, 2003, h. 167.
17
terletak di RT 03 yaitu warung nasi ibu Melis, dan 1 warung sembako
terletak di RT 04 yaitu warung sembako milik ketua RT 04 yang
bernama bapak Nata. Kemudian peneliti mencatat hasil pengamatan
tersebut.
b. Wawancara
Wawancara adalah cara menjaring informasi atau data melalui
interaksi verbal. Wawancara memungkinkan kita menyusup ke dalam
“alam” pikiran orang lain, tepatnya hal-hal yang berhubungan dengan
perasaan, pikiran, pengalaman, pendapat, dan lainnya yang tidak bisa
diamati. Memang, perilaku kadang mencerminkan pikiran seseorang,
tetapi tidak selamanya benar. Orang menangis belum tentu karena
susah. Malu-malu bisa berarti mau. Diam bisa berarti lapar, sakit gigi,
atau tidak suka. Berdasarkan tingkat formalitasnya wawancara
dibedakan
menjadi
tiga
yaitu
wawancara
tidak
terstruktur
(unstructured interview), wawancara semi terstruktur, dan wawancara
terstruktur (structured interview).25
Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan terhadap beberapa
informan. Teknik pemilihan informan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling yang memberikan keleluasaan
kepada peneliti dalam menyeleksi informan yang sesuai dengan tujuan
penelitian. Karena purposive sampling adalah teknik pengambilan
sampel
25
berupa
sumber
Suwartono, 2014, h. 48-49.
data
dengan
pertimbangan
tertentu.
18
Pertimbangan tertentu ini misalnya orang tersebut yang dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan sehingga akan
memudahkan peneliti menjelajahi obyek atau situasi sosial yang
diteliti.26 Dan apabila dalam proses pengumpulan data sudah tidak lagi
ditemukan variasi informan maka peneliti tidak perlu untuk mencari
informan baru, proses pengumpulan informasi sudah selesai.
Peneliti menemukan informan dengan cara yang berbeda-beda.
Ada infroman yang merupakan warga dan teman yang memang sudah
penenliti kenal sejak bebrapa waktu. Ada juga informan yang peneliti
kenal melalui teman. Ada juga informan yang belum peneliti kenal dan
sengaja peneliti temui di tempat tinggal atau kos-kosan mereka untuk
di wawancarai.
c. Catatan Lapangan
Catatan lapangan sangat diperlukan dalam penelitian kualitatif,
sebab catatan lapangan merupakan gambaran yang orisinil dari hasil
penelitian. Pengertian dan kegunaan catatan lapangan ini menurut
Bogdan dan Biklen sebagaimana disebut dalam Sedarmayanti adalah
bahwa catatan yang tertulis merupakan sesuatu yang didengar, dilihat,
dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi
terhadap data dalam penelitian kualitatif. Kegunaannya adalah untuk
memperoleh gambaran konkrit tentang kejadian di lapangan. Catatan
lapangan dapat digunakan untuk membawa pembaca hasil penelitian
26
Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2009), cet: 5, h.1.
19
atau peneliti seolah-olah berada dalam lingkungan di tempat dimana
penelitian berlangsung. Bentuk dan model catatan lapangan dapat
berupa tulisan, gambar maupun peta atau gambar letak yang
mengutarakan kondisi tempat penelitian berlangsung.27
d. Studi Dokumen
Dokumen merupakan salah satu alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian kualitatif. Dokumen adalah
catatan tertulis yang isinya merupakan setiap pernyataan tertulis yang
isinya merupakan setiap pernyataan tertulis yang disusun oleh
seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian suatu peristiwa
atau menyajikan akunting, dan berguna bagi sumber data, bukti,
informasi kealamiahan yang sukar diperoleh, sukar ditemukan dan
membuka kesempatan untuk lebih memperluas tubuh pengetahuan
terhadap sesuatu yang diselidiki. Catatan dapat berupa secarik kertas
yang berisi tulisan mengenai kenyataan, bukti ataupun informasi, dapat
pula berupa foto, pita-kaset, slide, mikro film dan film.28
27
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: CV Mandar
Maju, 2011), h. 85.
28
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, 2011, h. 86.
20
4. Sumber Data
Kegiatan penelitian baik penelitian sosial ataupun penelitian
eksakta selalu berkaitan dengan sumber data. Di dalam sejarah
perkembangan penelitian, pada awalnya yang dikatakan sebagai sumber
data hanyalah apa yang ditemui pada saat itu baik yang dilihat ataupun
yang didengar tanpa mempertimbangkan segi perkembangan dan waktu.
Perkembangan atau lebih tepatnya perubahan akan terjadi selama
mekanisme kegiatan manusia dan akan berinteraksi seiring dengan waktu.
Oleh sebab itu peranan waktu akan semakin menentukan dalam
perkembangan ataupun kejadian perubahan. Perubahan akan terlihat
dengan nyata apabila terdapat rekaman awal, rekaman selama terjadinya
interaksi dan rekaman akhir. Kumpulan perubahan-perubahan tersebut
yang dalam hal ini sebagai salah satu contoh sumber data.
Sumber data dimaksudkan semua informasi baik yang merupakan
benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa atau gejala baik secara
kuantitatif ataupun kualitatif. Sumber data yang bersifat kualitatif di dalam
penelitian diusahakan tidak bersifat subjektif, oleh sebab itu perlu diberi
peringkat bobot.29
Sumber data merupakan salah satu yang paling vital dalam
penelitian. Kesalahan dalam menggunakan atau memahami sumber data,
maka data yang diperoleh juga akan meleset dari yang diharapkan. Oleh
karena itu, peneliti harus mampu memahami sumber data mana yang mesti
29
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula,
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), h. 44.
21
di gunakan dalam penelitiannya itu. Ada dua jenis sumber data yang
biasanya digunakan dalam penelitian sosial, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder.30
a. Sumber data primer
Sumber data ini adalah sumber pertama di mana sebuah data
dihasilkan. Data yang dihasilkan dari sumber data ini adalah data
primer.
Data
primer
adalah data yang diperoleh langsung dari
lapangan serta informan yang diwawancarai.
b. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah sumber data kedua setelah
sumber data primer. Data yang dihasilkan dari sumber data ini adalah
data sekunder. Data sekunder adalah semua informasi yang berkaitan
dengan dinamika pengembangan masyarakat, baik berupa buku-buku
penunjang, pendapat tokoh masyarakat, maupun karya lainnya yang
menunjang.
5. Teknik Analisis Data
Prosedur analisis data merupakan proses memilih dari beberapa
sumber maupun permasalahan yang sesuai dengan penelitian yang
dilakukan. Dikatakan oleh Tesch sebagaimana disebutkan dalam
30
Bungin Burhan, Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen, dan
Pemasaran (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013), h. 129.
22
Sedarmayanti, tidak ada satu jalan yang benar, oleh sebab itu metaphor
dan analogi sangat sesuai untuk membuka atau mengajukan dan menjawab
pertanyaan yang diperlukan. Analisis data diperlukan agar peneliti dapat
mengembangkan kategori dan sebagai perbandingan yang kontras untuk
menemukan sesuatu yang mendasar dan memberi gambaran apa adanya.
Proses pengumpulan data dan informasi dikatakan oleh Patton bahwa ada
kecenderungan
para
peneliti
pemula
dalam
mengumpulkan
data
mendapatkan informasi sebanyak-banyaknya hingga melebihi kemampuan
mereka untuk mengolah atau mengurangi arti.31
Menurut Bogdan dan Biklen sebagaimana disebutkan dalam Imam
Suprayogo, kegiatan-kegiatan analisis selama pengumpulan data meliputi:
menetapkan fokus penelitian, apakah tetap sebagaimana yang telah
direncanakan ataukah perlu diubah; penyusunan temuan-temuan sementara
berdasarkan data yang telah terkumpul; pembuatan rencana pengumpulan
data
berikutnya
berdasarkan
temuan-temuan
pengumpulan
data
sebelumnya; pengembangan pertanyaan-pertanyaan analitik dalam rangka
pengumpulan
data
berikutnya;
dan
penetapan
sasaran-sasaran
pengumpulan data (informan, situasi, dokumen) berikutnya.32
Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data
yang bersifat deskriptif-kualitatif.
penelitian
31
kualitatif
merupakan
Sebagai mana diketahui bahwa
prosedur
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, 2011, h. 166.
Imam Suprayogo dan Tobroni, 2003, h. 192-193.
32
penelitian
yang
akan
23
menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau bisa dari orangorang dan perilaku yang diamati.33
E. Tinjauan Pustaka
Sebagai bahan perbandingan dan bahan tinjauan dalam penulisan
skripsi ini, maka penulis membaca beberapa skripsi sebagai bahan referensi,
beberapa skripsi tersebut adalah sebagai berikut:
Skripsi yang berjudul “Dampak Perubahan Pemanfaatan Tanah Situ
1.
Kuru Terhadap Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Sekitar”. Tahun
2011. Ditulis oleh Nur Atikah Nasution. Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Skripsi tersebut membahas tentang dampak apa saja yang
dirasakan masyarakat sekitar Situ Kuru akibat perubahan pemanfaatan
lahan situ yang semula sebagai daerah resapan air yang kini menjadi
lahan bisnis, oleh karena itu semakin banyak lahan situ yang di uruk
untuk kepentingan tersebut. Persamaannya dengan penelitian ini yaitu
sama-sama membahas tentang dampak suatu perubahan dalam
masyarakat sebagai dampak perubahan ekologi yang dekat dengan
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan yang menjadi
pembeda yaitu objek penelitian, objek yang dibahas dalam skripsi
tersebut adalah perubahan pemanfaatan tanah situ kuru, sedangkan
dalam skripsi ini objeknya fokus pada dampak keberadaan kos-kosan
33
1998), h. 3.
Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Kerta Karya,
24
terhadap sikap sosial masyarakat di sekitar kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2.
Skripsi yang berjudul “Dampak Sosial Ekonomi Terhadap Masyarakat
Sekitar Situ Akibat Musibah Situ Gintung”.Tahun 2011. Ditulis oleh
Azhar Firdaus. Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.
Skripsi tersebut mendeskripsikan mengenai dampak sosial
ekonomi akibat tragedi Situ Gintung terhadap masyarakat sekitar situ.
Dampak disini yaitu sosial ekonomi yang mengalami perubahan.
Sosial yaitu adanya perubahan rasa solidaritas, kebersamaan, tingkat
agama serta lingkungan di masyarakat. Sedangkan ekonomi, terdapat
perubahan di masyarakat dalam
hal hilangnya pekerjaan warga,
beralihnya bentuk pekerjaan warga, hingga keadaan ekonomi
masyarakat pasca tragedi Situ Gintung tersebut. Persamaannya dengan
penelitian ini yaitu sama-sama membahas tentang dampak suatu
perubahan dalam masyarakat sebagai dampak perubahan ekologi yang
dekat dengan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sedangkan
perbedaannya yaitu objek penelitian tersebut fokus pada dampak
akibat tragedi Situ Gintung, sedangkan pada penelitian ini fokus
terhadap dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial
masyarakat di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
25
F. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah pembahasan, penulis membuat kerangka
penulisan dengan sistematis yang terdiri dari 5 Bab dan tiap-tiap bab terdiri
dari beberapa sub bab, yakni sebagai berikut:
BAB I
Pendahuluan, yang meliputi Latar Belakang; Pembatasan dan
Perumusan
Masalah;
Tujuan
dan
Manfaat
Penelitian;
Metodologi Penelitian; Tinjauan Pustaka; dan Sistematika
Penulisan.
BAB II
Landasan Teoritis, dalam bab ini peneliti akan membahas
mengenai Definisi Dampak; Definisi Sikap; Definisi Sikap
Sosial; Teori Perubahan Sosial.
BAB III
Gambaran Umum Wilayah, menjelaskan tentang Data
Topografi RW 08 Kelurahan Pisangan; Gambaran Umum
Warga Sekitar RW 08 Kelurahan Pisangan.
BAB IV
Temuan dan Analisa Data Lapangan, yaitu meliputi apa saja
dampak keberadaan kos-kosan terhadap masyarakat; dan
dampak
keberadaan
kos-kosan
terhadap
sikap
sosial
masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
BAB V
Penutup, berisi Kesimpulan dan Saran mengenai dampak
keberadaan kos-kosan terhadap sikap sosial masyarakat di
sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
26
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Definisi Dampak
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dampak berarti benturan,
pengaruh kuat yang mendatangkan akibat (baik positif maupun negatif),
benturan yang cukup hebat antara dua benda sehingga menyebabkan
perubahan yang berarti dalam momentum (pusa) sistem yang mengalami
benturan itu.34 Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa dampak
menghasilkan suatu akibat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, akibat
memiliki arti sebagai sesuatu yang merupakan hasil dari suatu peristiwa
(perbuatan, keputusan); persyaratan atau keadaan yang mendahuluinya.35
Berdasarkan definisi di atas, peneliti menyimpulkan bahwa dampak
merupakan akibat, hasil, atau pengaruh yang terjadi baik positif maupun
negatif dari suatu kejadian (peristiwa, perbuatan, keputusan) yang dilakukan
oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan tertentu di
wilayah tertentu. Dampak positif dapat diartikan sebagai akibat, hasil, atau
pengaruh yang baik (bagi banyak orang), sedangkan dampak negatif dapat
diartikan sebagai akibat, hasil, atau pengaruh yang buruk atau kurang baik
(bagi banyak orang).
34
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 234
35
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2002, h. 20.
27
B. Definisi Sikap
Menurut Allport sebagaimana disebutkan dalam Sarlito, sikap
merupakan kesiapan mental, yaitu suatu proses yang berlangsung dalam diri
seseorang,
bersama
dengan
pengalaman
individual
masing-masing
mengarahkan dan menentukan respons terhadap berbagai objek dan situasi.
Selain itu, sikap juga disebut merupakan suatu proses penilaian yang
dilakukan seseorang terhadap suatu objek 36
Ada beberapa ciri-ciri sikap, diantaranya yaitu pertama, sikap bukan
merupakan bawaan lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari sepanjang
perkembangan orang itu dalam hubungan dengan objeknya. Sifat ini
membedakannya dengan sifat motif-motif biogenesis seperti lapar, haus dan
lain-lain penggerak kegiatan manusia yang menjadi pembawaan baginya dan
yang terdapat padanya sejak dilahirkan.
Kedua, sikap itu berubah-ubah, karena sikap itu dapat dipelajari
sehingga sikap pada seseorang atau sekelompok orang itu bisa berubah-ubah
sesuai keadaan dan syarat tertentu yang mempermudah berubahnya suatu
sikap. Ketiga, sikap itu tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mengandung
relasi tertentu terhadap suatu objek. Dengan kata lain, sikap itu terbentuk,
dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu objek tertentu.
Keempat, objek sikap itu dapat merupakan satu hal tertentu, tetapi
dapat juga merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut. Dan kelima, sikap
36
Sarlito W. Sarwono dan Eko A. Meinarno, Psikologi Sosial, (Jakarta: Penerbit Salemba
Humanika, 2009), h. 81-82.
28
mempunyai segi-segi perasaan. Sifat inilah yang membedakan sikap dari
kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.
Seorang ahli bernama Strickland menjelaskan bahwa sikap merupakan
predeposisi atau kecenderungan untuk memberikan respon secara kognitif,
emosi, dan perilaku yang diarahkan pada suatu objek, pribadi, dan situasi
khusus dalam cara-cara tertentu. Sikap adalah sebuah pola yang menetap
berupa respons evaluatif tentang orang, benda, atau isu.37 Namun, secara
umum sikap dapat diterjemahkan dengan sikap terhadap objek tertentu yang
dapat merupakan sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut
disertai dengan kecenderungan untuk berpindah sesuai dengan sikap objek
studi. Sikap bisa diterjemahkan dengan tepat sebagai sikap dan kesediaan
beraksi terhadap suatu hal. Sikap senantiasa terarahkan kepada sesuatu hal,
suatu objek. Tidak ada sikap tanpa ada objeknya.38
Terdapat tiga komponen sikap. Tiga komponen sikap itu adalah
komponen respons evaluatif kognitif, komponen respons evaluatif afektif, dan
komponen respons evaluatif perilaku. Ketiga komponen itu secara bersama
merupakan penentu bagi jumlah keseluruhan sikap seseorang. Pertama,
komponen respons evaluatif kognitif adalah gambaran tentang cara seseorang
dalam mempersepsi objek, peristiwa, atau situasi sebagai sasaran sikap.
Komponen ini adalah pikiran, keyakinan, atau ide seseorang tentang suatu
objek.39
37
38
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010), h. 64.
Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 57.
39
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010), h. 65.
29
Kedua, komponen respons evaluatif afektif dari sikap adalah perasaan
atau emosi yang dihubungkan dengan suatu objek sikap. Perasaan atau emosi
meliputi kecemasan, kasihan, benci, marah, cemburu atau suka. Ketiga,
komponen respons evaluatif perilaku dari sikap adalah tendensi untuk
berperilaku pada cara-cara tertentu terhadap objek sikap. Dalam hal ini,
tekanan lebih pada tendensi untuk berperilaku dan bukan pada perilaku secara
terbuka. Misalnya, orang memiliki tendensi untuk melakukan tindakan
diskriminatif terhadap anggota dari kelompok etnis tertentu, namun karena
tindakan itu secara sosial dan legal dilarang maka ia tidak melakukannya.40
Dalam perkembangan telaah psikologi sosial, sikap merupakan salah
satu topik yang mendapat kedudukan cukup penting. Salah satu topik utama
tentang psikologi sikap adalah hubungan sikap dan perilaku aktual. Namun
demikian, sampai sekarang terdapat banyak debat berkenaan dengan kejelasan
hubungan antara sikap dan perilaku seseorang.41
Sasaran suatu sikap dapat berupa apa saja. Jadi seseorang dapat
mempunyai kumpulan sikap yang banyak terhadap objek dalam dunia fisik
yang berada di sekelilingnya. Dia mungkin bahkan mempunyai lebih banyak
lagi satuan sikap terhadap objek-objek dalam kehidupan sosial tempat ia
tinggal. Ia mempunyai sikap terhadap orang atau kelompok orang lain, dan
terhadap peristiwa-peristiwa ekonomi dan politik. Ia mempunyai beragam
40
41
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010), h. 65.
Fattah Hanurawan, 2010, h. 67.
30
sikap terhadap seni, filosofi Tuhan, dan alam baqa. Dan ia mempunyai banyak
sikap terhadap dirinya sendiri.42
C. Definisi Sikap Sosial
Sikap sosial merupakan kesadaran individu yang menentukan
perbuatan yang nyata dengan kegiatan-kegiatan sosial, yang berulang-ulang
terhadap objek sosial. Sikap sosial tidak hanya dinyatakan oleh seorang saja
tetapi diperhatikan oleh orang-orang sekelompoknya. Objek adalah objek
sosial (objeknya banyak orang dalam suatu kelompok). Ada tiga hal yang
menandai adanya sikap sosial, diantaranya yaitu pertama, subjeknya orangorang dalam kelompoknya; kedua, objek-objeknya sekelompok (objeknya
sosial); dan ketiga, dinyatakan berulang-ulang.43
Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa, indikator praktis dari
sikap sosial itu ada tiga:
1. Subjeknya orang-orang dalam kelompoknya.
2. Objeknya sekelompok (objek sosial).
3. Dinyatakan berulang-ulang.
Sikap
tidak
terbentuk
dan
tidak
terjadi
dengan
sendirinya,
pembentukannya berlangsung dalam interaksi sosial dengan orang lain dan
berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi sosial di dalam kelompok maupun
42
David Krech, Penerjemah: Siti Rochmah, dkk, Sikap Sosial, (Jakarta: Pusat Pembinaan
dan Pengembangan Bahasa, 1996), h. 6-7.
43
Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1988), cet. 11, h. 150.
31
di luar kelompok dapat merubah sikap atau membentuk sikap yang baru.
Interaksi di luar kelompok adalah interaksi dengan hasil buah kebudayaan
manusia melalui media komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, buku,
serta media lainnya.
Faktor lainnya adalah faktor internal di dalam diri pribadi manusia itu,
yaitu selektivitas sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat perhatiannya untuk
menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya.
Faktor internal ditentukan pula oleh motif-motif dan sikap lainnya yang sudah
terdapat dalam diri pribadi orang itu. Jadi, dari pembentukan dan perubahan
sikap itu terdapat faktor internal dan faktor eksternal pribadi individu yang
memegang peranannya.44
1. Faktor internal
Pengamatan dan penangkapan manusia terhadap stimulus sosial
melibatkan suatu proses pilihan di antara seluruh rangsangan yang ada di
luar kita, pada setiap saat dalam kehidupan kita. Suatu pilihan di antara
berbagai rangsangan yang kemudian kita perhatikan dan tafsirkan dengan
lebih mendalam.
Pilihan tersebut berhubungan erat dengan motif-motif dan sikapsikap yang bekerja di dalam diri kita pada waktu itu dan yang
mengarahkan minat perhatian kita terhadap objek-objek tertentu diantara
keseluruhan objek yang mungkin kita perhatikan pada waktu itu.
Selektivitas dalam pengamatan berlangsung karena individu manusia tidak
44
h. 64.
Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
32
dapat memperhatikan semua rangsangan yang datang dari lingkungannya
dengan taraf perhatian yang sama. Contoh: apabila seseorang sedang
sangat lapar, ia akan lebih memperhatikan rangsangan dari lingkungan
yang dapat membawakan orang itu kepada pemuasan dari kelaparan itu
daripada rangsangan yang tidak berhubungan dengan kebutuhan akan
makanan.
2. Faktor eksternal
Dengan melihat faktor eksternal, maka pada garis besarnya sikap
dapat dibentuk atau diubah.
a. Dalam interaksi kelompok, dimana terdapat hubungan timbal balik
yang langsung antar manusia. Perubahan sikap karena shifting of
reference-group. Perubahan sikap dalam situasi kontak antar
kelompok.
b. Karena komunikasi, dimana terdapat pengaruh-pengaruh atau hubugan
langsung dari satu pihak saja.
Untuk memperoleh keterangan yang dapat dipercaya mengenai hal
ini, telah dilakukan puluhan bahkan ratusan eksperimen yang meneliti
faktor-faktor mana yang memegang peranan dalam usaha untuk
membentuk atau mengubah sikap dengan cara komunikasi sepihak.
Sementara itu, terdapat keadaan dimana komunikasi sepihak dapat
mengubah sikap, keadaan dimana komunikasi sepihak tidak menyebabkan
33
perubahan sikap, dan keadaan dimana komunikasi bahkan memberikan
pengaruh sebaliknya dari yang dikehendaki.45
D. Bentuk-bentuk Sikap sosial
Secara umum, ada dua bentuk sikap sosial, yaitu sikap positif dan
sikap negatif.
1. Sikap Positif
Dalam buku metodologi ilmu pengetahuan sosial dijelaskan bahwa
sikap sosial dapat dilihat dari adanya kerjasama, sikap tenggang rasa, dan
solidaritas.46 Senada dengan buku interaksi sosial yang ditulis oleh
Nawawi, yang menyebutkan bahwa bentuk sikap sosial yang positif
seseorang yaitu berupa tenggang rasa, kerjamasan dan solidaritas.47 Dari
kedua pendapat tersebut, maka dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan
yang mendasar dimana yang termasuk dalam bentuk sikap sosial adalah
aspek kerjasama, aspek solidaritas, dan aspek tenggang rasa.
a. Aspek kerjasama
Aspek kerjasama merupakan suatu hubungan saling membantu dari
orang-orang atau kelompok orang dalam mencapai suatu tujuan.
Kerjasama adalah kecenderungan untuk bertindak dalam kegiatan kerja
bersama-sama menuju suatu tujuan.48 Dengan demikian, sikap
kerjasama adalah merupakan suatu kecenderungan untuk bertindak
45
Ikhwan Luthfi, dkk, Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 64-66.
46
Soetjipto dan Sjaefieoden, Metodologi Ilmu Sosial, (Jakarta: Gramedia, 1994) h. 44.
Hadori Nawawi, Interaksi Sosial, (Jakarta: Gunung Agung, 2000), h.33.
48
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 89.
47
34
dalam kegiatan kerjasama untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Ciriciri orang yang mampu bekerjasama dengan orang lain adalah berperan
dalam berbagai kegiatan seperti gotong royong atau kerjabakti,
pengajian, peringatan hari kemerdekaan maupun hari besar islam, dan
lain-lain. Sikap kerjasama ini menunjukkan bahwa orang-orang yang
berada dalam suatu kelompok tersebut tidak membiarkan tetangga atau
kelompoknya mengalami suatu masalah secara sendiri-sendiri dan
bersikap mengutamakan hidup bersama.49
b. Aspek solidaritas
Solidaritas mempunyai arti adanya kecenderungan seseorang
melihat ataupun memperhatikan keadaan orang lain. Solidaritas juga
dapat diartikan sebagai kecenderungan dalam bertindak terhadap
seseorang yang mengalami suatu masalah yaitu berupa memperhatikan
keadaan orang tersebut.50 Dengan demikian solidaritas merupakan
salah satu bentuk sikap sosial yang dapat dilakukan seseorang dalam
melihat ataupun memperhatikan orang lain terutama seseorang yang
mengalami masalah.
c. Aspek tenggang rasa
Tenggang rasa adalah sikap seseorang atau sekelompok orang yang
selalu menjaga perasaan orang lain.51 sikap tenggang rasa dapat dilihat
dari adanya saling menghargai satu sama lain, menghindari sikap masa
49
Depdikbud, Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), h. 28.
50
Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1996), cet. 13, h. 52.
51
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 34.
35
bodoh, tidak mengganggu orang lain, selalu menjaga perasaan orang
lain, tidak menyinggung perasaan orang lain, dan selalu menjaga
perasaan orang lain dalam pergaulan dan sebagainya. 52 Dengan
demikian jelas bahwa perwujudan sikap dan prilaku seseorang atau
sekelompok orang dalam menjaga, menghargai dan menghormati
orang lain.
2. Sikap Negatif
Bentuk-bentuk sikap sosial negatif adalah seperti egoisme,
prasangka sosial, rasisme, rasialisme, dan stereotip. Egoisme merupakan
suatu bentuk sikap dimana seseorang merasa dirinya adalah yang paling
unggul atas segalanya dan tidak ada orang atau benda apapun yang mampu
menyainginya. Berbeda dengan prasangka sosial yang berarti sebagai
suatu sikap negatif yang diperlihatkan oleh individu lain atau kelompok
lain.53
Rasisme adalah suatu sikap yang didasarkan pada kepercayaan
bahwa suatu ciri yang dapat diamati dan dianggap diwarisi seperti warna
kulit merupakan suatu tanda perihal inferioritas yang membenarkan
perlakuan diskriminasi terhadap orang-orang yang mempunyai ciri-ciri
tersebut. Dan radialisme adalah suatu penerapan sikap diskriminasi
terhadap kelompok ras, suku, atau bangsa lain. Serta yang terakhir,
stereotip merupakan citra kaku mengenai suatu rasa tau budaya yang
dianut tanpa memerhatikan kebenaran citra tersebut. Misalnya stereotip
52
Depdikbud, Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), h. 29.
53
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 94.
36
masyarakat Jawa adalah lemah lembut. Stereotip tersebut tidak selalu
benar, karena tidak semua orang Jawa memiliki sifat lemah lembut
tersebut.54
E. Teori Perubahan Sosial
Kehidupan suatu masyarakat tidaklah statis, melainkan mengalami
peubahan dan pergeseran seiring dengan terjadinya perubahan dan kemajuan
dalam kebudayaannya. Perubahan itu akan berjalan terus menerus, walalupun
kecepatan masing-masing tidak selalu sama. Perubahan sosial dapat berupa
perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, sikap dan perilaku sosial,
sistem pelapisan dalam masyarakat , lembaga-lembaga sosial, kekuasaan dan
wewenang, tindakan sosial, interaksi sosial dan berbagai proses sosial
lainnya.55
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada
lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi
sistem sosialnya, termasuk nilai, sikap-sikap sosial, dan pola prilaku di antara
kelompok-kelompok dalam masyarakat.56 Dari penjelasan tersebut dapat
diketahui, bahwa perubahan sosial meliputi perubahan nilai-nilai sosial,
norma-norma sosial, sikap-sikap sosial, hingga perilaku sosial. Oleh karena itu
maka dapat diketahui bahwa, sikap-sikap sosial termasuk dalam perubahan
54
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 94.
Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, Sosiologi Pembangunan Pengantar Studi
Pembangunan Lintas Sektoral, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009), h. 62.
56
Soemardjan Selo dan Soeleman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta:
Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974), h. 23.
55
37
sosial itu sendiri. Sehingga tentu untuk memahami sikap sosial, kita harus
terlebih dahulu memahami konsep dari perubahan sosial itu sendiri.
Perubahan merupakan sifat dasar dari masyarakat. Ini mengubah
metaphor “kehidupan sosial”. Seperti kehidupan itu sendiri, kehidupan sosial
meliputi perubahan yang tiada henti: jika perubahan berhenti, maka berhenti
pula kehidupan. Perubahan terutama sekali adalah merembes, secara cepat dan
sangat nyata dalam masyarakat modern.57 Tidak ada masyarakat yang tidak
mengalami perubahan khususnya perubahan sosial. Sebab kehidupan sosial
bersifat dinamis (berubah-ubah). Perubahan sosial merupakan bagian dari
gejala-gejala kehidupan sosial, sehingga perubahan sosial merupakan gejala
yang normal. Tentu saja perubahan sosial ini terjadi bukan semata-mata
karena individu dalam masyarakat tersebut yang ingin berubah, akan tetapi
karena adanya perkembangan dari berbagai sektor khususnya teknologi.
Perubahan sosial tercipta dalam dua bentuk, yaitu perubahan berencana
dan perubahan tidak berencana (tanpa rencana). Perbedaan keduanya sangat
jelas. Perubahan berencana merupakan proses perubahan yang direncanakan
secara sistematis dan menjadi salah satu penyebab terjadinya perubahan sosial.
Perubahan berencana dalam proses pelaksanaannya tidak lepas dari peran para
agen atau aktor perubahan sosial seperti pekerja sosial, para pendidik,
psikolog, para ahli, konsultan, jaringan komunitas, dan sebagainya. Dan dalam
proses perubahan tersebut para agen perubahan menggunakan organisasi sosial
57
John Scott, Sosiologi: The Key Concepts, tim penerjemah Labsos FISIP UNSOED,
(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Ed. 1, h. 31.
38
seperti birokrasi pemerintah, kelompok professional maupun organisasi sosial
lainnya sebagai media untuk melakukan perubahan dalam masyarakat.58
Sedangkan perubahan tidak berencana merupakan suatu perubahan
yang terjadi, dikehendaki atau tidak dikehendaki oleh masyarakat, dalam
proses terjadinya perubahan tersebut disadari maupun tanpa disadari telah
terjadi dalam suatu masyarakat. Dalam proses pelaksanaannya tidak ada peran
agen atau aktor perubahan. Misalnya seperti perubahan sosial yang terjadi
pada masyarakat pesisir pantai Aceh, karena terjadinya bencana alam tsunami
mereka harus berpindah tempat tinggal dan memiliki kehidupan baru dengan
pola yang berbeda dengan kehidupan di tempat tinggal sebelumnya.
Sama halnya dengan perubahan sosial dalam konteks sikap sosial.
Perubahan sosial dalam konteks sikap ini juga dapat terjadi dalam dua bentuk
yang telah disebutkan di atas. Perubahan sosial dalam konteks sikap ini dapat
terjadi secara berencana maupun tidak berencana. Perubahan sosial yang
berencana dalam konteks sikap terjadi apabila dalam prosesnya ada aktor yang
terlibat. Misalnya yang baru-baru ini sedang digalakkan dan disuarakan di
media elektronik yaitu tentang “revolusi mental”. Di media elektronik seperti
televisi dipasang iklan-iklan yang berisikan kata-kata positif penyadaran
tentang sikap masyarakat yang kurang baik selama ini (seperti membuang
sampah sembarangan, korupsi, dan lain-lain), sehingga setelah menonton
tayangan singkat (iklan) tersebut, tersirat dalam pikiran kita untuk berubah.
58
Syamsir Salam dan Amir Fadhilah, 2009, h. 70.
39
Contoh di atas menunjukkan bahwa ada perubahan berencana yang
dalam prosesnya ada agen perubahan seperti pemerintah, para pendidik, para
ahli hingga media, yang terlibat agar perubahan berencana tersebut dapat
terlaksana sesuai dengan tujuannya. Keadaan tersebut tentu berbeda dengan
perubahan tidak berencana.
Sebagai contoh perubahan tidak berencana yaitu, ada sekelompok
orang (masyarakat) yang tinggal di suatu wilayah. Saat itu, wilayah tempat
tinggal tersebut masih sepi penghuni, namun terdapat perguruan tinggi yang
belum begitu banyak mahasiswanya. Seiring berjalannya waktu, perguruan
tinggi tersebut tumbuh dan berkembang sejalan dengan perkembangan pola
pikir dan teknologi di Negara keberadaan perguruan tinggi tersebut. Sehingga
seiring bergerak majunya waktu, makin banyak orang-orang yang sadar
tentang pentingnya pendidikan dan ingin menempuh pendidikan di peguruan
tinggi tersebut.
Di lain sisi, masyarakat yang tinggal di sekitar perguruan tinggi
tersebut sadar maupun tidak sadar tiap hari semakin banyak orang yang
mendatangi dan ikut tinggal di wilayah tempat tinggal mereka. Dan karena
makin banyak orang, maka kebutuhan akan tempat tinggal permanen maupun
tempat tinggal sementara pun terus bertambah. Mulailah banyak orang lokal
maupun pendatang membangun rumah-rumah sementara (kontarakan/koskosan) untuk memenuhi kebutuhan orang-orang pendatang tersebut. Dan
akhirnya disadari atau tidak disadari sikap dan perilaku masyarakat yang
tinggal di wilayah tersebut ikut berubah seiring berubahnya daerah tempat
tinggal mereka.
40
Hal inilah yang sedang terjadi hari ini di wilayah masyarakat sekitar
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Disadari ataupun tanpa disadari ada
banyak perubahan yang terjadi. Perubahan ini dapat dikategorikan sebagai
dampak dari perubahan lingkungan tempat tinggal mereka sendiri. Salah satu
yang membuat daerah tersebut berubah adalah mulai banyaknya kos-kosan/
kontrakan yang menjadi tempat tinggal sementara pendatang, mahasiswa,
maupun dosen di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dari kenyataan
tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa, ada pengaruh dari keberadaan koskosan/ kontrakan tersebut terhadap perubahan sosial dalam konteks sikap
sosial di dalam masyarakat sekitar kampus ini.
41
BAB III
Gambaran Umum RW 08 Kelurahan Pisangan
A. Data Topografi RW 08 Kelurahan Pisangan
Gambar 3.1
Kelurahan Pisangan merupakan salah satu kelurahan yang ada di
Kecamatan Ciputat Timur, kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.
Kelurahan Pisangan terdiri dari 18 RW dan 114 RT, yang letaknya tersebar.
Dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 9250 kk dan jumlah penduduk
mencapai 34.250 jiwa. Luas wilayah Kelurahan Pisangan mencapai 405
Ha/m2, dengan rincian sebagai berikut:
Luas pemukiman
350 Ha/ m2
Luas persawahan
0 Ha/ m2
Luas perkebunan
0 Ha/ m2
42
Luas kuburan (2 Tempat)
6,5 Ha/ m2
Luas pekarangan
0 Ha/ m2
Luas taman
3,5 Ha/ m2
Perkantoran
18 Ha/ m2
Luas prasarana umum lainnya
22,5 Ha/ m2
Total luas
405 Ha/ m2
Sumber: Data profil kelurahan pisangan dari bidang pemerintahan kantor kelurahan
pisangan
Dan dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Batas
Desa/kelurahan
Kecamatan
Sebelah utara
Cirendeu
Ciputat Timur
Sebelah selatan
Cipayung
Pamulang
Sebelah timur
Pd.Cabe/Kr.Tengah
Pamulang/Jaksel
Sebelah barat
Cempaka Putih
Ciputat Timur
Sumber: Data profil kelurahan pisangan dari bidang pemerintahan kantor kelurahan
pisangan.
Salah satu RW yang letaknya sangat strategis di Kelurahan Pisangan
adalah RW 08. RW 08 merupakan wilayah kelurahan pisangan yang lokasinya
dekat dengan salah satu universitas islam terkemuka di Indonesia, yaitu
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Posisi wilayah RW 08
ini tepatnya adalah mulai dari seberang gerbang masuk hingga lebih dari
seberang pintu gerbang keluar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
43
Posisi yang terbilang strategis ini membuat wilayah RW 08 kelurahan
pisangan menjadi salah satu sasaran empuk para pengusaha maupun
pedagang. Sehingga di lokasi ini terdapat banyak kos-kosan/ kontrakan,
laundry, warung makan, warung sembako, tempat fotocopy, rental komputer/
game online, dan sebagainya. Salah satu bentuk usaha yang paling menarik
bagi warga lokal maupun pendatang adalah usaha kos-kosan/ kontrakan.
Sebagaimana kita ketahui, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tiap
tahunnya menerima ribuan mahasiswa baru yang berasal dari seluruh daerah
di Indonesia. Banyaknya mahasiswa yang berasal dari seluruh daerah ini
terutama yang berasal dari luar kota tentu memerlukan tempat tinggal baik
permanen maupun sementara, selama mereka menempuh pendidikan di
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Sehingga, kebutuhan akan rumah
sementara di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tiap tahun pun
kian meningkat. Hal ini menjadi peluang besar bagi para pegusaha kos-kosan/
kontrakan yang ada di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Dan
salah satu wilayah strategis yang menjadi target mahasiswa untuk dijadikan
wilayah tempat tinggal sementara adalah wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 dalam
RW 08 Kelurahan Pisangan. Oleh karena itu tiap tahun dapat dipastikan
bahwa pembangunan kos-kosan di wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 dalam RW
08 Kelurahan Pisangan ini pun kian meningkat.
44
B. Gambaran Umum Warga Sekitar RW 08 Kelurahan Pisangan
Wilayah RW 08 kelurahan pisangan terbagi atas 6 RT, namun yang
akan penulis bahas disini hanya 4 RT yaitu RT 001, RT 002, RT 003, dan RT
004.
1. RT 001
Gambar 3.2
Wilayah RT 001 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama H.
Jainudin. Wilayah RT 001 terletak dari warung yang terletak di perbatasan
jalan H. Nipan terus ke arah timur sepanjang jalan kertamukti (depan RS
Hermina Ciputat) hingga jalan telaga. Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang
ada di wilayah RT 01 pada tahun 2016 adalah 47 unit kos-kosan/kontrakan
yang meliputi: 35 unit kos-kosan/ kontrakan milik orang lokal (penduduk
asli yang tinggal di RT 01), dan 12 unit kos-kosan/ kontrakan yang
pemiliknya merupakan orang luar (bukan warga asli RT 01). Jumlah
tersebut meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya berjumlah 43 unit
45
kos-kosan/ kontrakan. Rata-rata jenis pekerjaan warga di RT 01 adalah
karyawan swasta, pedagang warung makan, pemilik kos-kosan/ kontrakan,
pedagang sembako, guru dan sebagainya. Jenis kriminalitas yang sering
terjadi di RT 01 adalah pencurian, dengan rata-rata ada 6 kasus pencurian
perbulan.59
2. RT 002
Gambar 3.3
Wilayah RT 002 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama Sutisna
yang berusia 54 tahun, dan dibantu oleh seorang sekretaris RT bernama
Aam Rohmansyah yang berusia 37 tahun. Wilayah RT 002 terletak dari
indomaret depan gerbang masuk kampus I UIN Jakarta sampai Restoran
Hosen Culinary, dan dari pondokan Assalam di jalan Tn. Limun hingga
sebelum rumah pak Muznar (warga RT 03). Dan dari seberang gerbang
keluar UIN yaitu Intitut Ilmu Alquran (IIQ) ke belakang hingga jalan Tn.
59
Wawancara Pribadi dengan H. Jainudin (Ketua RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 15 Desember 2016, Pukul 16.46 wib.
46
Limun belakang masjid Fathullah (pertigaan pecel lele). Jumlah kepala
keluarga di wilayah RT 02 adalah 78 kepala keluarga. Jumlah kos-kosan/
kontrakan yang ada di wilayah RT 02 pada tahun 2016 adalah 40 unit koskosan/ kontrakan.60
Fenomena sosial yang sering terjadi di RT 02 salah satunya adalah
tingginya tingkat pencurian. Menurut beberapa warga, pencurian yang
paling sering terjadi yaitu di dalam kos-kosan/ kontrakan. Barang-barang
yang dicuri biasanya adalah barang-barang yang dekat dengan kehidupan
mahasiswa, seperti sepeda motor, telepon seluler, dan laptop. Hal lain
yang unik di wilayah RT 02 adalah adanya keberadaan organisasi Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang menurut ketua RT 02 dan juga
warga setempat, keberadaan mahasiswa yang tergabung dalam organisasi
IMM disini memberikan kontribusi cukup besar. Salah satu kontribusinya
yaitu para anggotanya rajin berkoordinasi dan membantu pelaksanaan
acara-acara di RT 02, selain itu juga mereka menjalin komunikasi yang
baik terutama pada ketua RT serta warga di wilayah RT 02. Selain itu,
jenis kriminalitas yang sering terjadi di RT 02 adalah pencurian, dengan
rata-rata ada 7 kasus pencurian perbulan.
60
Wawancara Pribadi dengan Sutisna (Ketua RT 02/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 20 Desember 2016, Pukul 18.30 wib.
47
3. RT 003
Gambar 3.4
Wilayah RT 003 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama bapak
Suparman. Beliau berusia 43 tahun dan berprofesi sebagai penjaga
parkiran di samping masjid Fathullah. Wilayah RT 003 terletak dari
perbatasan jalan telaga lurus terus sampai gang di seberang kampus II UIN
Jakarta hingga tembus ke Asrama Putri (Aspi) UIN Jakarta, namun tidak
termasuk komplek perumahan dosen UIN Jakarta, kemudian belokan jalan
menuju Masjid Fathullah.
Jumlah kepala keluarga di wilayah RT 03 adalah sebanyak 67
kepala keluarga, dengan jumlah penduduk total sebanyak 504 jiwa. Jumlah
kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 03 pada tahun 2015 adalah
sekitar 21 unit rumah kos-kosan/ kontrakan dan pada tahun 2016
meningkat menjadi 28 unit rumah kos-kosan/ kontrakan.61
61
Wawancara Pribadi dengan Suparman (Ketua RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 19
Desember 2016 Siang Hari.
48
Jenis pekerjaan warga adalah karyawan swasta, pedagang
sembako, pengusaha laundry, pengusaha rumah kosan, penjaga lahan
parkir, pengusaha rental mobil, pedagang makanan, pemilik warung
makan, pedagang buku dan lain-lain. Jenis kriminalitas yang beberapa kali
terjadi di RT 03 adalah pencurian, dengan rata-rata ada 2 kasus pencurian
perbulan 62
Salah satu hal yang unik di RT 03 yaitu pemilik kos-kosan di
wilayah RT 03 ini didominasi oleh warga lokal (bukan pendatang) yang
masih memelihara kebudayaan betawi yang kental. Selain itu, di kelurahan
ini solidaritas antar warga juga terjalin dengan baik, hal ini dibuktikan
dengan adanya iuran kematian yang di koordinir oleh warga sendiri, yang
diperuntukkan untuk warga yang kurang mampu.63
62
Observasi Pribadi Penulis di RT 003/RW 08 Kelurahan Pisangan, Ciputat, 21 September 2016
Siang Hari.
63
Wawancara Pribadi dengan Sadi Majuk (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 9
Februari 2017, Pukul 14.50 wib.
49
4. RT 004
Gambar 3.5
Wilayah RT 004 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama Nata
Haji Ibrahim yang berusia 73 tahun, dan dibantu oleh seorang sekretaris
RT bernama Supriyadi Nata yang berusia 39 tahun. Wilayah RT 004
terletak dari tanah kosong di jalan H. Sueb nawi terus melewati pertigaan
Griya Aini ke arah kanan lurus hingga perempatan yang mempertemukan
jalan H. sueb Nawi dengan Jalan H. Nipan. Dan juga Komplek perumahan
Griya Nipah yang termasuk wilayah RT 04.
Jumlah kepala keluarga di wilayah RT 03 adalah 53 kepala
keluarga. Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 03 pada
tahun 2015 adalah 14 unit kos-kosan/ kontrakan, dan pada tahun 2016
meningkat menjadi 15 unit kos-kosan/ kontrakan. Jenis pekerjaan warga di
RT 04 ini adalah pedagang warung kecil, karyawan swasta, pensiunan
dosen, pengusaha laundry, pengusaha warung makan, dan lain-lain. Jenis
50
kriminalitas yang sering terjadi di RT 04 adalah pencurian, dengan ratarata ada 5 kasus pencurian perbulan 64
64
Wawancara Pribadi dengan Nata Haji IBrahim (Ketua RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 20 Desember 2016, Pukul 17.20 wib.
51
BAB IV
ANALISIS DAN TEMUAN LAPANGAN
Kos-kosan atau kontrakan atau rumah tinggal sementara bagi mahasiswa
maupun yang bukan mahasiswa di wilayah sekitar UIN Syarif Hidayatullah
memang sudah menjadi kebutuhan. Banyaknya mahasiswa yang berkuliah baik di
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, di Institut Ilmu Alquran (IIQ) Ciputat
maupun orang-orang yang bekerja yang membutuhkan rumah tinggal sementara
membuat banyak pemilik modal tertarik membangun kos-kosan/kontrakan. Bisa
dikatakan bahwa jika masih ada lahan kosong atau lahan yang dianggap
memungkinkan untuk dijadikan kos-kosan/kontrakan pasti dilirik oleh para
pemilik modal, dan salah satu wilayah yang sangat strategis itu terletak di RW 08
Kelurahan Pisangan. Dan jika diperhatikan secara lebih spesifik lagi, wilayah
yang dianggap sangat strategis yaitu wilayah RT 01, 02, 03 dan 04 yang letaknya
persis di seberang kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan di belakang
kampus IIQ Ciputat.
Keberadaan kos-kosan maupun kontrakan yang semakin hari semakin
banyak tentunya memberikan berbagai dampak baik positif maupun negatif bagi
masyarakat yang berada di sekitarnya. Dampak yang ditimbulkan tentunya tidak
hanya dalam bidang ekonomi, tetapi juga dalam bidang sosial, karena antara
penghuni kos-kosan dan warga sekitarya tentu melakukan suatu interaksi sosial.
Interaksi sosial inilah yang selanjutnya menimbulkan sebuah sikap terhadap objek
sosial dalam kehidupan bermasyarakat dan sikap inilah yang disebut sebagai sikap
sosial.
52
A. Dampak
Keberdaan
Kos-kosan
di
sekitar kampus
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Sebagaimana yang telah peneliti sebutkan dalam bab landasan teori
bahwa, dampak merupakan akibat, hasil, atau pengaruh yang terjadi baik
positif maupun negatif dari suatu kejadian (peristiwa, perbuatan, keputusan)
yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang melakukan
kegiatan tertentu di wilayah tertentu. Banyaknya keberadaan kos-kosan
maupun kontrakan di sekitar kampus UIN syarif hidayatullah Jakarta, ternyata
memberikan berbagai dampak baik positif maupun negatif terhadap
masyarakat sekitarnya.
Semenjak IAIN Jakarta berkembang menjadi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta, pembangunan rumah kos-kosan di RT 01, RT 02, RT 03, maupun RT
04 hampir tiap tahun meningkat. Memang keberadaan kontrakan sudah ada
sejak IAIN tahun 1990-an, namun setelah menjadi universitas umum dan
jumlah mahasiswa tiap tahun bertambah dan membuat kebutuhan kos-kosan
semakin tinggi, maka warga lokal maupun pendatang mulai ramai
membangun rumah kos-kosan maupun kontrakan sebagai usaha untuk
memperoleh keuntungan.65
Jauh sebelum adanya kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dahulu
wilayah RT 01 sampai dengan RT 04 hanya dihuni oleh beberapa rumah
warga yang jaraknya berjauhan, terdapat juga sawah, rawa, kebun, lapangan,
hingga tanah kosong. Kemudian seiring berjalannya waktu, sejak tahun 198065
Wawancara Pribadi dengan H. Musa (Ketua RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat, 20
September 2016, Pukul 16.00 wib
53
an wilayah ini mulai banyak penduduk, warga mulai membangun rumahrumah. Dan semenjak tahun 1990-an mulai ada pembangunan kontrakan,
hingga puncaknya tahun 2000-an dan 5 tahun terakhir ini pembangunan koskosan maupun kontrakan sangat banyak, ini terjadi seiring dengan kebutuhan
rumah tinggal sementara yang memang terus meningkat.66
Keberadaan kos-kosan maupun kontrakan ini secara langsung atau
tidak langsung tentu membawa dampak positif dan negatif terhadap
masyarakat sekitarnya. Berdasarkan wawancara yang peneliti lakukan
terhadap beberapa warga di lingkungan RT 01, 02, 03 dan 04 dapat peneliti
ketahui bahwa beberapa dampak (positif dan negatif) tersebut yaitu seperti:
banyaknya pendatang baru, banyak bangunan-bangunan maupun ruko-ruko
baru, banyak peluang usaha baru, banyak lapangan kerja, banyak budaya baru
yang masuk, banyak sampah, berpotensi terjadinya banjir, kepadatan
penduduk bertambah, tingkat keriminalitas meningkat, sikap individualitas
berkembang, dan ruang terbuka hijau berkurang.
Dituturkan oleh salah seorang warga RT 03 yang mengetahui bahwa di
wilayah RT 03 ini sangat sering terjadinya tindak kriminal pencurian.
Pencurian ini sering terjadi di kos-kosan maupun kontrakan milik mahasiswa.
Barang-barang yang biasa dicuri antara lain seperti sepeda motor, laptop, dan
handphone. Pelaku pencurian tidak pernah diketahui asal usulnya, menurut
ibu Yani, pelaku pencurian sepertinya orang luar yang sengaja berniat mau
mencuri di kos-kosan maupun kontrakan mahasiswa, namun tidak menutup
66
Wawancara Pribadi dengan Nenek Safni ( Warga RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 20 September 2016, Pukul 15.39 wib
54
kemungkinan juga bahwa ada beberapa mahasiswa yang kehilangan barang
karena kecerobohan maupun diambil oleh temannya sendiri.67 Warga lain juga
menegaskan bahwa, sebelum banyak kos-kosan wilayah RT 01 sampai dengan
RT 04 dirasa lebih aman, karena wilayah ini dahulu memang tidak terlalu
padat dibandingkan sekarang.68
Selain itu, keberadaan kos-kosan/kontrakan ini juga memberikan
dampak terhadap pekerjaan/ profesi warga. Beberapa warga yang dahulu
kerjanya serabutan (atau tidak jelas) sekarang justru bisa membuka usaha
seperti warung sembako, warung nasi, jaga parkir, laundry, jasa fotocopy,
warnet, dan lain-lain, sehingga perekonomian mereka menjadi lebih baik
daripada sebelumnya.69
Bahkan salah satu
warga mengaku bahwa
perekonomian keluarganya memang benar-benar bergantung atas keberadaan
mahasiswa, karena semua usahanya seperti laundry dan rental mobil memang
laris oleh kalangan mahasiswa bukan warga.70
67
Wawancara Pribadi dengan Yani (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat,
10 Februari 2017, Pukul 16.30 wib.
68
Wawancara Pribadi dengan H. Sadi Majuk (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 16.10 wib.
69
Wawancara Pribadi dengan Een (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat,
13 Februari 2017, Pukul 12.40 wib.
70
Wawancara Pribadi dengan Yusri (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan), Ciputat,
9 Februari 2017, Pukul 15.00 wib.
55
Jika dirangkum secara keseluruhan, penulis menemukan 8 dampak
(positif dan negatif) dari keberadaan kos-kosan di sekitar lingkungan
masyarakat RT 01 sampai dengan RT 04. 8 dampak tersebut adalah sebagai
berikut:
1. Banyak pendatang baru
Tentu
kos-kosan
maupun
kontrakan
di
bangun
atas
dasar
meningkatnya kebutuhan rumah tinggal sementara di suatu wilayah dalam
hal ini adalah wilayah RT 01,02,03 dan 04 yang letaknya dekat dengan
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apalagi kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta cukup terkenal dengan keragaman mahasiswa nya
yang berasal dari berbagai daerah baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Para pendatang baru yang datang dari berbagai daerah ini sudah
pasti memiliki background budaya yang berbeda-beda pula. Background
budaya ini bisa digunakan ataupun tidak digunakan oleh mereka, ketika
mereka tinggal di suatu wilayah baru.
Dari hasil wawancara dan observasi dengan beberapa ketua RT penulis
ketahui bahwa, ada 125 unit kos-kosan di wilayah RT 01 sampai dengan
RT 04. Dengan rincian 42 unit rumah kos-kosan di RT 01, 40 unit rumah
kos-kosan di RT 02, 28 unit rumah kos-kosan di RT 03, dan 15 unit rumah
kos-kosan di RT 04. Dengan jumlah kamar rata-rata 15 kamar per koskosan, dan jumlah penghuni rata-rata 2 orang per kamar. Sehingga total
pendatang baru di RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 berjumlah 3.750
orang.
56
2. Banyak terdapat bangunan-bangunan maupun ruko-ruko baru
Banyaknya keberadaan kos-kosan yaitu menurut hasil observasi ada
sekitar 125 unit rumah kos-kosan yang tersebar di RT 01 sampai dengan
RT 04, sudah pasti membuat para pemilik modal senang. Karena
banyaknya keberadaan kos-kosan mencerminkan bertambahnya orangorang dalam suatu wilayah yang sudah pasti memiliki kebutuhan untuk
menjalankan kehidupannya.
Hal inilah yang membuat para pemilik modal mulai membangun
bangunan-bangunan baru, baik berupa lapak kaki lima maupun ruko-ruko
bertingkat. Bangunan maupun ruko baru tersebut tersebar ke dalam
masing-masing wilayah baik RT 01, RT 02, RT 03, hingga RT 04.
Dari hasil observasi penulis, di RT 01 terdapat 4 unit bangunan koskosan atau kontrakan baru dan 3 unit bangunan ruko baru. Di RT 03
terdapat 7 unit bangunan kos-kosan baru. Sedangkan di RT 04 terdapat
1unit bangunan kos-kosan atau kontrakan baru dan 1 unit bangunan ruko
baru. Sehingga total ada sekitar 16 bangunan maupun ruko baru.
3. Ruang terbuka hijau berkurang
Dari total 16 bangunan maupun ruko baru yang telah disebutkan
sebelumnya, jelas bahwa bangunan tersebut tentu membuat ruang terbuka
hijau berkurang. Lahan yang dahulunya merupakan sawah, kebun, maupun
tanah kosong yang ditumbuhi pohon dan tumbuhan, kini sudah berubah
menjadi bangunan-bangunan beton yang tidak dapat menghasilkan
oksigen seperti tumbuhan. Jika 1 bangunan menggunakan luas lahan 100
57
meter persegi, maka sekurang-kurangnya ada 1.600 meter persegi lahan
terbuka hijau yang berubah fungsi menjadi bangunan beton.
4. Banyak peluang usaha baru
Keberadaan kos-kosan ternyata juga telah membuat peluang usaha
baru, banyak warga lokal maupun pendatang mendirikan warung nasi,
laundry, tempat fotocopy, toko ATK, minimarket dan sebagainya yang
menjadi kebutuhan para penghuni kos-kosan yang memang rata-rata
merupakan mahasiswa di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tempat-tempat usaha warga lokal maupun pendatang ini tersebar
dalam tiap-tiap wilayah RT. Dari pengamatan penulis, di wilayah RT 01
terdapat 3 warung sembako, 3 tempat fotocopy, dan 9 tempat makan. Di
wilayah RT 02 terdapat 5 warung sembako, 3 tempat fotocopy, 1 studio
foto dan 18 tempat makan. Di wilayah RT 03 terdapat 2 mini market, 6
tempat fotocopy, 3 warnet, dan 12 tempat makan. Di wilayah RT 04
terdapat 1 minimarket, 1 optik, 3 pertokoan, 2 warung sembako, 5 tempat
fotocopy, dan 12 tempat makan.
5. Semakin banyak sampah dan berpotensi terjadinya banjir
Banyaknya kos-kosan juga berdampak pada kuantitas sampah yang
dihasilkan oleh orang-orang yang tinggal di dalamnya. Jika tidak diatasi
dengan baik, maka sampah-sampah ini bisa berpotensi menyebabkan
terjadinya banjir di wilayah tersebut. Dari pengamatan penulis, ada 2 kali
pengambilan sampah dalam sehari di RT 01 dan RT 04, dan ada 1 kali
pengambilan sampah dalam sehari di RT 02 dan RT 03. Sehingga jika
58
ditotalkan terdapat 6 kali pengambilan sampah dengan tiap pengambilan
menggunakan gerobak sampah berukuran 1,2m x 1m x 0,5 m atau dengan
volume 0,6 meter kubik. Sehingga volume sampah perhari mencapai 3,6
meter persegi.
6. Kepadatan penduduk bertambah
Jelas bahwa banyaknya kos-kosan memicu kepadatan penduduk di
suatu wilayah. Sebagaimana dituliskan dalam bab 3 skripsi ini, bahwa jika
ditotalkan dari RT 01 sampai dengan RT 04 terdapat 263 kepala keluarga.
Misalkan satu kepala keluarga terdiri dari 4 orang, maka total warga ada
1.052 jiwa, sehingga kepadatan penduduk sama dengan 11 jiwa per seratus
meter persegi. Namun, jika ditambah dengan pendatang yang berjumlah
sekitar 3.750 jiwa, maka kepadatan penduduk berubah menjadi 48 jiwa per
seratus meter persegi.
7. Tingkat keriminalitas meningkat
Banyaknya keberadaan kos-kosan ternyata juga membuat para pencuri
merasa memiliki ladang baru. Penghuni kos-kosan maupun warga yang
sedikit lengah akan menjadi sasaran empuk para pencuri ini. Menurut
penuturan ketua RT setempat, memang tingkat kriminalitas yang
berkembang di wilayah RT 01 hingga RT 04 adalah kriminalitas
pencurian. Jumlah kriminalitas ini berbeda-beda tiap RT, di RT 01 ratarata ada 6 kasus pencurian perbulan. Di RT 02 rata-rata ada 7 kasus
pencurian perbulan. Di RT 03 ada 2 kasus pencurian perbulan, dan di RT
04 ada 5 kasus pencurian perbulan.
59
8. Sikap individualitas berkembang
Selain
itu,
keberadaan
kos-kosan
ternyata
juga
memicu
berkembangnya sikap individualitas di kalangan masyarakat. Banyaknya
penjaga maupun penghuni kos-kosan yang terbilang malas bergaul dengan
warga menyebabkan warga juga ingin bersikap sama seperti mereka,
hingga akhirnya satu sama lain tidak saling peduli dan acuh tak acuh.
B. Dampak Keberadaan Kos-kosan terhadap Sikap Sosial Masyarakat
Sebagaimana disebutkan dalam bab landasan teori, sikap merupakan
predeposisi atau kecenderungan untuk memberikan respon secara kognitif,
emosi, dan perilaku yang diarahkan pada suatu objek, pribadi, dan situasi
khusus dalam cara-cara tertentu.71 Senada dengan Kamus Besar Bahasa
Indonesia yang menyebutkan bahwa sikap merupakan perbuatan dan
sebagainya yang berdasarkan pada pendirian, keyakinan, dari segi bahasa
diartikan sebagai posisi mental atau perasaan terhadap bahasa sendiri atau
bahasa orang lain.72 Sehingga Sikap sosial merupakan kesadaran individu
yang menentukan perbuatan yang nyata terhadap objek sosial (kelompok atau
dengan kegiatan-kegiatan sosial), yang berulang-ulang terhadap objek sosial.
Sikap sosial tidak hanya dinyatakan oleh seorang saja tetapi diperhatikan oleh
orang-orang sekelompoknya.
71
72
Fattah Hanurawan, Psikologi Sosial, (Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010), h. 64
http://kbbi.web.id/sikap Diakses pada 21 Februari 2017 pukul 20.30 wib.
60
Sikap sosial yang tercermin dalam masyarakat misalnya seperti sikap
peduli (suka saling tolong menolong), ikut berpartisipasi dalam kegiatankegiatan sosial yang ada di lingkungannya seperti pengajian, kerjabakti, dan
lain-lain. Sikap sosial muncul karena adanya interaksi sosial dalam kehidupan
bermasyarakat. Seperti itu pula halnya dengan masyarakat di wilayah RT 01
sampai dengan RT 04 dalam lingkup RW 08 Kelurahan Pisangan. Masyarakat
yang didalamnya terdiri dari banyak warga termasuk pemilik, penjaga,
penghuni kos-kosan tentu terlibat dalam suatu interaksi yang selanjutnya
disebut sebagai interaksi sosial. Interaksi ini tentu melibatkan berbagai
pemikiran, keyakinan, perasaan hingga perbuatan nyata yang selanjutnya
disebut sebagai sikap. Dan ketika sikap ini tercurah ke dalam kelompok
masyarakat maka sikap ini disebut sikap sosial.
Sikap sosial menyebabkan terjadinya tingkah laku yang khas dan
berulang-ulang terhadap objek sosial, dan oleh karena itu maka sikap sosial
turut merupakan suatu faktor penggerak di dalam pribadi individu untuk
bertingkah laku tertentu, sehingga sikap sosial dan sikap pada umumnya itu
memiliki sifat dinamis yang sama seperti motif dan motivasi. Yaitu
merupakan salah satu penggerak intern di dalam pribadi orang yang
mendorongnya berbuat sesuai dengan cara tertentu.
Adanya kos-kosan maupun kontarakan yang menyebabkan adanya
para pemilik, penjaga, maupun penghuni kos-kosan menjadi bagian dari
masyarakat yang tinggal bersama warga sekitarnya tentu terlibat dalam
interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari dan akhirnya menimbulkan sikap
sosial. Meskipun sikap sosial tiap orang berbeda-beda, namun sikap yang
61
paling dominan dilakukanlah yang akan paling dirasakan oleh masyarakat itu
sendiri. Sikap sosial yang berupa sikap sosial postitif seperti kerjasama,
tenggang rasa, dan solidaritas, maupun sikap sosial negatif yang berupa
individualism dan egoisme.
Dari penuturan para warga lokal yang memang sejak lama tinggal di
wilayah RT 01 sampai RT 04 terdapat banyak kegiatan kemasyarakatan yang
dilakukan oleh warga. Kegiatan tersebut antara lain pengajian, kerjabakti,
arisan, perayaan hari kemerdekaan, perayaan hari-hari besar Islam, dan lainlain.73 Ada juga kegiatan inisiatif RT masing-masing seperti pengumpulan
secara rutin iuran dana kematian yang dilakukan hanya oleh RT 03. 74 Bahkan
tidak hanya warga satu RT yang memiliki kegiatan rutin, di lingkungan ini
juga ada pengajian ibu-ibu dan arisan mingguan gabungan antara RT 01 dan
RT 04 yang dilaksanakan di Masjid Mauizatul Hasanah RT 01, dan juga ada
pengajian ibu-ibu gabungan RT 02 dan RT 03 di mushola Miftahul Jannah RT
02.75 Hal ini membuktikan bahwa masih banyak warga yang aktif serta peduli
dalam kegiatan kemasyarakatan.
Sikap peduli ini menunjukkan bentuk sikap sosial dalam aspek
solidaritas dan kerjasama. Hal ini dikarenakan, suatu kepedulian atau sikap
peduli dapat muncul dalam diri seseorang atau sekelompok orang jika
seseorang atau sekelompok orang tersebut merasa solid (sama rasa dengan
individu yang lain dalam kelompoknya), dan merasa perlu bekerjasama
73
Wawancara Pribadi dengan Ibu Rehan (Warga RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 10 Februari 2017, Pukul 15.10 wib.
74
Wawancara Pribadi dengan Lili Baryadi (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 14.30 wib.
75
Wawancara Pribadi dengan Nurhayati (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 16.30 wib.
62
dengan orang-orang dalam kelompok tersebut untuk memelihara sikap peduli
itu. Sehingga terwujudlah suatu sikap sosial peduli terhadap anggota-anggota
kelompoknya melalui kegiatan-kegitan kemasyarakatan yang disepakati
bersama dan dijalankan secara bersama-sama pula.
Secara umum, warga RT 01, 02, 03 dan 04 adalah warga yang aktif
dan partisipatif hal ini dibuktikan dari masih banyaknya kegiatan
kemasyarakatan yang dilakukan oleh warga sebagaimana disebutkan dalam
paragraf sebelumnya. Warga disini menjaga kesolidaritasan dan rasa
kekeluargaannya
lewat
partisipasinya
dalam
kegiatan-kegiatan
kemasyarakatan tersebut.76 Sikap warga yang ikut berpartisipasi dalam
kegiatan kemasyarakatan tersebut sesuai dengan penjabaran Ikhwan Luthfi,
dkk tentang pembentukan dan perubahan sikap. Bahwa sikap tidak terbentuk
dengan sendirinya, melainkan pembentukannya berlangsung dalam interaksi
sosial dengan orang lain dan berkaitan dengan objek tertentu. Interaksi sosial
di dalam maupun di luar kelompok dapat mengubah sikap ataupun
membentuk sikap baru.77
Ikhwan Luthfi, dkk juga menjelaskan bahwa pembentukan sikap itu
dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal adalah yang berasal dalam diri pribadi manusia itu sendiri
seperti selektivitasnya sendiri, daya pilih atau minat perhatiannya untuk
menerima dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya.
76
Wawancara Pribadi dengan Nata Haji IBrahim (Ketua RT 04/RW 08 Kelurahan
Pisangan), Ciputat, 20 Desember 2016, Pukul 17.20 wib.
77
Ikhwan luthfi, dkk. Psikologi Sosial, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta, 2009),
h. 64.
63
Sedangkan faktor eksternal yaitu komunikasi dan interaksi sosial yang dialami
oleh seseorang secara pribadi maupun seseorang sebagai anggota dalam suatu
kelompok.78 Dari sini semakin jelas bahwa, memang keikutsertaan banyak
warga dalam kegiatan kemasyarakatan dalam lingkungannya adalah hasil dari
kolaborasi faktor internal dan faktor eksternal pembentukan sikap tersebut.
Sikap keikutsertaan warga dalam kegiatan kemasyarakatan juga
mencerminkan sikap sosial positif, yaitu aspek kerjasama dan aspek solidaritas
Sebagaimana dijelaskan dalam bab landasan teori bahwa sikap sosial positif
itu melingkupi aspek kerjasama, aspek solidaritas dan aspek tenggang rasa.
Kerjasama adalah kecenderungan untuk bertindak dalam kegiatan kerja
bersama-sama menuju suatu tujuan.79
Dengan
demikian,
sikap
kerjasama
adalah
merupakan
suatu
kecenderungan untuk bertindak dalam kegiatan kerjasama untuk mencapai
suatu tujuan tertentu. Ciri-ciri orang yang mampu bekerjasama dengan orang
lain adalah berperan dalam berbagai kegiatan seperti gotong royong atau
kerjabakti, pengajian, peringatan hari kemerdekaan maupun hari besar islam,
dan lain-lain. Sikap kerjasama ini menunjukkan bahwa orang-orang yang
berada dalam suatu kelompok tersebut tidak membiarkan tetangga atau
kelompoknya mengalami suatu masalah secara sendiri-sendiri dan bersikap
mengutamakan hidup bersama.80
78
Ikhwan luthfi, dkk, 2009, h. 65.
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 89.
80
Depdikbud, Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), h. 28.
79
64
Sedangkan
dalam
aspek
solidaritas,
mempunyai
arti
adanya
kecenderungan seseorang melihat ataupun memperhatikan keadaan seseorang
maupun sekelompok orang. Solidaritas juga dapat diartikan sebagai
kecenderungan dalam bertindak terhadap seseorang atau sekelompok orang
yang mengalami suatu masalah atau terlibat kehidupan dalam satu lingkungan
yang sama yaitu berupa memperhatikan keadaan orang maupun kelompok
tersebut.81 Dengan demikian solidaritas merupakan salah satu bentuk sikap
sosial yang dapat dilakukan seseorang dalam melihat ataupun memperhatikan
orang-orang dalam kelompoknya. Termasuk memperhatikan dalam hal
mengadakan kegiatan kemasyarakatan, sehingga sikap solidaritas positif
membuat warga ingin ikut berpartisipasi di dalamnya.
Namun, di antara warga yang aktif, ada juga warga lokal (warga yang
memang sudah menetap lama di lingkungan tersebut) yang mulai malas untuk
aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, hal ini kebanyakan dilakukan atas
alasan ekonomi seperti ibu Neneng yang jujur mengakui bahwa semenjak dia
membuka warung nasi, dia jarang ikut kegiatan kemasyarakatan karena harus
menjaga warung nasi miliknya.82 Dan juga ibu Melis yang berkomentar sama
dengan ibu neneng, bahwa dia jarang ikut karena lebih memilih menjaga
warung, walaupun kadang-kadang tetap ikut berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan, ketika warung nasi sedang tutup.83
81
Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung: Eresco, 1996), cet. 13, h. 52.
Wawancara Pribadi dengan Neneng Hastuti (Warga RT 02/RW 08 Kelurahan
Pisangan), Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 13.00 wib.
83
Wawancara Pribadi dengan Melis (Pemilik Kos-kosan di RT 03/RW 08 Kelurahan
Pisangan), Ciputat, 14 Februari 2017, Pukul 11.00 wib.
82
65
Selain itu ditemukan fakta bahwa rata-rata penghuni kos-kosan yang
notabene-nya merupakan bagian dari masyarakat di lingkungan RT 01,02,03
dan 04 tidak tahu dan tidak pernah ikut berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan yang ada di lingkungan tempat kos-kosan mereka. Berbagai
alasan di utarakan seperti sibuk kuliah, sibuk dengan kegiatan kampus dan
kurang enak hati karena tidak mengenal warga lokal.84 Sikap seperti ini dapat
dianalisis dengan analisis struktur sikap yang menyebutkan bahwa sikap itu
mengandung tiga komponen yang membentuk struktur sikap. ketiga
komponen tersebut adalah komponen kognitif (komponen perseptual),
komponen afektif (komponen emosional), dan komponen konatif (komponen
perilaku atau action component).85
Komponen kognitif
merupakan komponen yang berkaitan dengan
pikiran, pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan
dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. Berdasarkan
penjelasan ini dapat diketahui bahwa beberapa warga yang mulai malas
berpartisipasi tersebut sebenarnya sudah memiliki pengetahuan tentang adanya
kegiatan kemasyarakatan di lingkungannya, namun pengetahuan mereka
sudah mulai bertambah salah satunya tentang motif ekonomi yaitu mencari
uang dari usaha yang mereka tekuni. Hal ini berbeda dengan kebanyakan
penghuni kos-kosan yang memang belum mengetahui tentang kegiatan
kemasyarakatan yang ada di lingkungannya.
84
Wawancara Pribadi dengan Yuli Anggraini (Penghuni Kos-kosan di RT 04/RW 08
Kelurahan Pisangan), Ciputat,13 Februari 2017, Pukul 17.10 wib.
85
Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), ed. iv, (Yogyakarta: Penerbit Andi,
2003), h. 127.
66
Komponen afektif atau komponen emosional merupakan komponen
yang berhubungan dengan perasaan, senang atau tidak senang terhadap objek
sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, dan rasa tidak senang
merupakan hal yang negatif. Komponen ini lebih menunjuk kepada arah sikap,
yaitu bisa ke arah positif ataupun ke arah negatif. Berdasarkan penjelasan
tersebut diketahui bahwa pembentukan sikap juga berdasarkan perasaan dan
sejenisnya. Sehingga berdasarkan komponen ini mulai diketahui bahwa
mungkin warga yang mulai malas ikut berpartisipasi tersebut memang ada
perasaan tidak suka mengikuti kegiatan tersebut, atau mungkin memang tidak
tertarik dan lebih tertarik kepada hal lain seperti hal yang menghasilkan uang,
karena dalam komponen kognitif dia sudah memiliki pengetahuan tentang
fungsi uang. Sedangkan para penghuni kosan yang tidak ikut tersebut
kemungkinan bukan berdasarkan perasaan suka atau tidak suka, tetapi bisa
berdasarkan perasaan ingin atau tidak ingin terlibat.
Komponen konatif atau komponen perilaku merupakan komponen
yang berhubungan dengan kecenderungan bertindak terhadap obejek sikap.
Komponen ini menunjukkan intensitas sikap, yaitu menunjukkan besar
kecilnya kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek
sikap. Berdasarkan penjelasan tersebut jelas bahwa komponen konatif sudah
berwujud perbuatan nyata yang bisa dilihat secara jelas. Perilaku beberapa
warga yang mulai malas mengikuti kegiatan kemasyarakan tersebut adalah
wujud nyata dari pikiran hingga perasaan mereka yang sudah terbentuk dalam
suatu perbuatan. Begitu juga halnya dengan ketidakikutsertaan para penghuni
kos-kosan dalam kegiatan kemasyarakatan tersebut merupakan wujud sikap
67
yang sudah terlihat bahwa ada kemungkinan mereka tidak tahu atau tidak
tertarik, atau tidak ingin, ataupun tidak peduli sehingga sikap menjadi mereka
tidak pernah ikut berpartisipasi.
Ada juga karang taruna gabungan antara RT 01, 02, 03 hingga RT 04,
kelompok karang taruna ini merupakan kelompok pemuda yang aktif dalam
mengadakan kegiatan dan juga aktif menjaga lingkungan. Dituturkan oleh
salah seorang warga yang bernama Syafril, bahwa kelompok karang taruna
sering mengadakan kegiatan dan juga rutin menjaga keamanan dan ketertiban.
Sebagai contoh, kelompok karang taruna ini pernah menggrebek penghuni
kos-kosan yang membawa tamu lawan jenis ke dalam kos-kosan hingga larut
malam, memang tidak terjadi apa-apa, namun hal itu membuktikan bahwa
komitmen karang taruna dalam menjaga kenyamanan warga sangat kuat.86
Sikap para pemuda karang taruna ini mencerminkan sikap sosial
positif dalam aspek tenggang rasa. Tenggang rasa adalah sikap seseorang atau
sekelompok orang yang selalu menjaga perasaan orang lain.87 Sikap tenggang
rasa dapat dilihat dari adanya saling menghargai satu sama lain, menghindari
sikap masa bodoh, tidak mengganggu orang lain, selalu menjaga perasaan
orang lain, tidak menyinggung perasaan orang lain, dan selalu menjaga
perasaan orang lain dalam pergaulan dan sebagainya.88
Dengan demikian jelas bahwa perwujudan sikap karang taruna dalam
mengingatkan penghuni kos-kosan tentang
86
berprilaku sopan dan wajar
Wawancara Pribadi dengan Syafril (Warga RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 14 Februari 2017, Pukul 16.15 wib.
87
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2000), h. 34.
88
Depdikbud, Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2001), h. 29.
68
tersebut menunjukkan bahwa para pemuda tidak masa bodoh dengan
lingkungannya, dan mereka melakukan dal demikian agar penghuni kos-kosan
dapat menghargai perasaan warga di sekitarnya.
Dari sisi lain, menurut banyak warga bahwa penghuni kos-kosan
maupun kontrakan yang notabene nya telah menjadi masyarakat di wilayah
RT 01, 02, 03 dan 04 memiliki sikap tidak peduli atau acuh tak acuh. Banyak
penghuni kos-kosan yang didominasi oleh mahasiswa enggan untuk sekedar
menegur atau menyapa warga ketika sedang lewat di depan rumahnya.89
Bahkan terkadang ada sikap penghuni kos-kosan/kontrakan yang menurut
beberapa warga sangat menganggu, sikap tersebut seperti membawa tamu
lawan jenis ke dalam kos-kosan/kontrakan, bertamu hingga larut malam,
bersuara kencang (berisik) di malam hari dan lain sebagainya.90
Ada juga warga yang menuturkan bahwa terkadang penghuni koskosan baik mahasiswa maupun pedagang pendatang, bersikap seenaknya,
yaitu mereka memarkirkan motor di tengah jalan, padahal jalan tersebut
sempit sehingga menghalangi warga yang ingin melewati jalan tersebut.91
Padahal sikap seenaknya memarkir kendaraan seperti itu akan merugikan
banyak orang dan juga diri sendiri. menurut Bapak Syafril yang merupakan
salah satu warga RT 01 bahwa beberapa penghuni kosan sering memarkirkan
89
Wawancara Pribadi dengan M. Sholeh (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 14 Februari 2017, Pukul 11.00 wib.
90
Wawancara Pribadi dengan Lili Baryadi (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 9 Februari 2017, Pukul 14.30 wib.
91
Wawancara Pribadi dengan Dikri Fauzi (Warga RT 02/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 13 Februari 2017, Pukul 15.10 wib.
69
kendaraan sembarangan, dia pribadi sudah pernah menegur mereka namun
setelah beberapa hari sikap tersebut diulang lagi.92
Sikap beberapa penghuni kos-kosan tersebut termasuk dalam salah
satu kategori sikap sosial negatif yaitu egoisme. Egoisme merupakan suatu
bentuk sikap dimana seseorang merasa dirinya adalah yang paling unggul atas
segalanya dan tidak ada orang atau benda apapun yang mampu
menyainginya93 Dalam konteks sikap sosial egoisme dapat berwujud sikap
acuh tak acuh, tidak peduli, dan ingin menang sendiri. Dengan demikian jelas
bahwa perilaku beberapa penghuni kos-kosan yang acuh tak acuh, tidak peduli
maupun seenaknya tersebut mencerminkan sikap sosial negatif beberapa
penghuni kosan dalam kehidupan sosialnya.
Memang tidak
semua
penghuni
kos-kosan/kontrakan
bersikap
demikian, ada juga penghuni kos-kosan yang juga merupakan mahasiswa UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta justru ikut berpartisipasi dalam kegiatan warga.
Mereka sering membantu ibu Rosyadah mengajar ngaji di mushola yang
terdapat di RT 03.94 Dan menurut banyak warga, penghuni kos-kosan
khususnya mahasiswa yang sekarang jauh berbeda dengan penghuni koskosan atau mahasiswa terdahulu. Penghuni kos-kosan yang dulu dirasa lebih
ramah, sering berkomunikasi, dan lebih aktif dalam kegiatan bersama warga,
92
Wawancara Pribadi dengan Syafril (Warga RT 01/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 14 Februari 2017, Pukul 16.15 wib.
93
Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007), h. 94
94
Wawancara Pribadi dengan Rosyadah (Warga RT 03/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 10 Februari 2017, Pukul 16.51 wib.
70
sedangkan penghuni kos-kosan yang sekarang terbilang lebih individual dan
tidak peduli dengan masyarakat sekitar.95
Dari beberapa fakta tersebut dapat diketahui bahwa terjadi perubahan
sosial di lingkungan RT 01, 02, 03 maupun 04, RW 08 Kelurahan Pisangan
yang merupakan wilayah di sekitar Kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagaimana disebutkan dalam bab landasan teoritis, bahwa perubahan sosial
dapat berupa perubahan nilai-nilai sosial, norma-norma sosial, sikap-sikap
sosial, perilaku sosial, dan berbagai proses lainnya.
Perubahan sosial yang terjadi di wilayah RT 01 hingga RT 04 ini
diantaranya yaitu perubahan sikap. sebagaimana disampaikan oleh salah
seorang warga bahwa penghuni kos-kosan yang dulu cukup berbeda dengan
penghuni kos-kosan sekarang. Penghuni kos-kosan yang dulu dirasa lebih
ramah, lebih berbaur sedangkan penghuni kos-kosan sekarang dirasa tidak
berbaur dan tidak peduli dengan sekitar.96 Begitu pula halnya dengan fakta
yang disebutkan dalam paragraf sebelum ini, bahwa ada beberapa warga yang
mengalami perubahan sikap terhadap kegiatan sosial, yaitu partisipasinya
mulai berkurang karena motif ekonomi, dan lain-lain. Fakta-fakta ini membuat
kita tahu bahwa kehidupan sosial meliputi perubahan yang tiada henti, karena
perubahan merupakan sifat dasar dari masyarakat. Perubahan dalam hal sikap
sosial adalah salah satu dari sekian banyak bentuk dari perubahan sosial itu
sendiri.
95
Wawancara Pribadi dengan Maisah (Warga RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 13 Februari 2017, Pukul 14.00 wib.
96
Wawancara Pribadi dengan Maisah (Warga RT 04/RW 08 Kelurahan Pisangan),
Ciputat, 13 Februari 2017, Pukul 14.00 wib.
71
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah penulis lakukan selama penulisan
skripsi ini, maka penulis menarik beberapa kesimpulan bahwa terdapat
beberapa dampak (positif dan negatif) keberadaan kos-kosan bagi masyarakat
sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, dampak tersebut antara lain
sebagai berikut:
1. Banyak pendatang baru
Tentu
kos-kosan
maupun
kontrakan
di
bangun
atas
dasar
meningkatnya kebutuhan rumah tinggal sementara di suatu wilayah dalam
hal ini adalah wilayah RT 01,02,03 dan 04 yang letaknya dekat dengan
kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Apalagi kampus UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta cukup terkenal dengan keragaman mahasiswa nya
yang berasal dari berbagai daerah baik dari dalam negeri maupun luar
negeri. Para pendatang baru yang datang dari berbagai daerah ini sudah
pasti memiliki background budaya yang berbeda-beda pula. Background
budaya ini bisa digunakan ataupun tidak digunakan oleh mereka, ketika
mereka tinggal di suatu wilayah baru.
Dari hasil observasi penulis, ada lebih dari 3.750 orang pendatang
baru, dengan rincian 42 unit rumah kos-kosan di RT 01, 40 unit rumah
kos-kosan di RT 02, 28 unit rumah kos-kosan di RT 03, dan 15 unit rumah
kos-kosan di RT 04. Dengan jumlah kamar rata-rata 15 kamar per kos-
72
kosan, dan jumlah penghuni rata-rata 2 orang per kamar. Sehingga total
pendatang baru di RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04 berjumlah 3.750
orang.
2. Banyak terdapat bangunan-bangunan maupun ruko-ruko baru
Banyaknya keberadaan kos-kosan yaitu menurut hasil observasi ada
sekitar 125 unit rumah kos-kosan yang tersebar di RT 01 sampai dengan
RT 04, sudah pasti membuat para pemilik modal senang. Karena
banyaknya keberadaan kos-kosan mencerminkan bertambahnya orangorang dalam suatu wilayah yang sudah pasti memiliki kebutuhan untuk
menjalankan kehidupannya.
Hal inilah yang membuat para pemilik modal mulai membangun
bangunan-bangunan baru, baik berupa lapak kaki lima maupun ruko-ruko
bertingkat. Bangunan maupun ruko baru tersebut tersebar ke dalam
masing-masing wilayah baik RT 01, RT 02, RT 03, hingga RT 04.
Dari pengamatan penulis, di RT 01 terdapat 4 unit bangunan koskosan atau kontrakan baru dan 3 unit bangunan ruko baru. Di RT 03
terdapat 7 unit bangunan kos-kosan baru. Sedangkan di RT 04 terdapat
1unit bangunan kos-kosan atau kontrakan baru dan 1 unit bangunan ruko
baru. Sehingga total ada sekitar 16 bangunan maupun ruko baru.
3. Ruang terbuka hijau berkurang
Dari total 16 bangunan maupun ruko baru yang telah disebutkan
sebelumnya, jelas bahwa bangunan tersebut tentu membuat ruang terbuka
73
hijau berkurang. Lahan yang dahulunya merupakan sawah, kebun, maupun
tanah kosong yang ditumbuhi pohon dan tumbuhan, kini sudah berubah
menjadi bangunan-bangunan beton yang tidak dapat menghasilkan
oksigen seperti tumbuhan. Jika 1 bangunan menggunakan luas lahan 100
meter persegi, maka sekurang-kurangnya ada 1.600 meter persegi lahan
terbuka hijau yang berubah fungsi menjadi bangunan beton.
4. Banyak peluang usaha baru
Keberadaan kos-kosan ternyata juga telah membuat peluang usaha
baru, banyak warga lokal maupun pendatang mendirikan warung nasi,
laundry, tempat fotocopy, toko ATK, minimarket dan sebagainya yang
menjadi kebutuhan para penghuni kos-kosan yang memang rata-rata
merupakan mahasiswa di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Tempat-tempat usaha warga lokal maupun pendatang ini tersebar
dalam tiap-tiap wilayah RT. Dari pengamatan penulis, di wilayah RT 01
terdapat 3 warung sembako, 3 tempat fotocopy, dan 9 tempat makan. Di
wilayah RT 02 terdapat 5 warung sembako, 3 tempat fotocopy, 1 studio
foto dan 18 tempat makan. Di wilayah RT 03 terdapat 2 mini market, 6
tempat fotocopy, 3 warnet, dan 12 tempat makan. Di wilayah RT 04
terdapat 1 minimarket, 1 optik, 3 pertokoan, 2 warung sembako, 5 tempat
fotocopy, dan 12 tempat makan.
5. Semakin banyak sampah dan berpotensi terjadinya banjir
Banyaknya kos-kosan juga berdampak pada kuantitas sampah yang
dihasilkan oleh orang-orang yang tinggal di dalamnya. Jika tidak diatasi
74
dengan baik, maka sampah-sampah ini bisa berpotensi menyebabkan
terjadinya banjir di wilayah tersebut. Dari pengamatan penulis, ada 2 kali
pengambilan sampah dalam sehari di RT 01 dan RT 04, dan ada 1 kali
pengambilan sampah dalam sehari di RT 02 dan RT 03. Sehingga jika
ditotalkan terdapat 6 kali pengambilan sampah dengan tiap pengambilan
menggunakan gerobak sampah berukuran 1,2m x 1m x 0,5 m atau dengan
volume 0,6 meter kubik. Sehingga volume sampah perhari mencapai 3,6
meter persegi.
6. Kepadatan penduduk bertambah
Jelas bahwa banyaknya kos-kosan memicu kepadatan penduduk di
suatu wilayah. Sebagaimana dituliskan dalam bab 3 skripsi ini, bahwa jika
ditotalkan dari RT 01 sampai dengan RT 04 terdapat 263 kepala keluarga.
Misalkan satu kepala keluarga terdiri dari 4 orang, maka total warga ada
1.052 jiwa, sehingga kepadatan penduduk sama dengan 11 jiwa per seratus
meter persegi. Namun, jika ditambah dengan pendatang yang berjumlah
sekitar 3.750 jiwa, maka kepadatan penduduk berubah menjadi 48 jiwa per
seratus meter persegi.
7. Tingkat keriminalitas meningkat
Banyaknya keberadaan kos-kosan ternyata juga membuat para pencuri
merasa memiliki ladang baru. Penghuni kos-kosan maupun warga yang
sedikit lengah akan menjadi sasaran empuk para pencuri ini. Menurut
penuturan ketua RT setempat, memang tingkat kriminalitas yang
berkembang di wilayah RT 01 hingga RT 04 adalah kriminalitas
75
pencurian. Jumlah kriminalitas ini berbeda-beda tiap RT, di RT 01 ratarata ada 6 kasus pencurian perbulan. Di RT 02 rata-rata ada 7 kasus
pencurian perbulan. Di RT 03 ada 2 kasus pencurian perbulan, dan di RT
04 ada 5 kasus pencurian perbulan.
8. Sikap individualitas berkembang
Selain
itu,
keberadaan
kos-kosan
ternyata
juga
memicu
berkembangnya sikap individualitas di kalangan masyarakat. Banyaknya
penjaga maupun penghuni kos-kosan yang terbilang malas bergaul dengan
warga menyebabkan warga juga ingin bersikap sama seperti mereka,
hingga akhirnya satu sama lain tidak saling peduli dan acuh tak acuh.
Selain dampak-dampak yang telah disebutkan sebelumnya, ternyata
ditemukan fakta bahwa terdapat dampak keberadaan kos-kosan terhadap sikap
sosial masyarakat sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terdapat
beberapa dampak terhadap sikap sosial yaitu sebagai berikut:
1. Sikap sosial positif
Sikap sosial positif yang muncul adalah kerjasama, solidaritas dan
tenggang rasa. Sikap kerjasama dan solidaritas terlihat dari banyaknya
warga masyarakat yang masih peduli dengan warga sekitarnya dan ikut
berpartisipasi aktif dalam kegiatan kemasyarakatan, rutin mengadakan
iuran kematian, dan lain-lain.
Selain itu juga muncul sikap sosial positif tenggang rasa. Perwujudan
sikap tenggang rasa terlihat dari sikap karang taruna dalam mengingatkan
76
penghuni kos-kosan tentang
menunjukkan
bahwa
para
berprilaku sopan dan wajar tersebut
pemuda
tidak
masa
bodoh
dengan
lingkungannya, dan mereka melakukan hal demikian agar penghuni koskosan dapat menghargai perasaan warga di sekitarnya.
2. Sikap sosial negatif
Sikap sosial negatif yang muncul adalah egoisme. Sikap ini terlihat
dari adanya beberapa warga yang mulai malas mengikuti kegiatan
kemasyarakatan di sekitar tempat tinggalnya karena lebih memilih
melanjutkan
berdagang
karena
menganggap
bahwa
berdagang
mendatangkan keuntungan ekonomi dan lebih penting. Selain itu, banyak
penghuni kos-kosan yang sebagian besar merupakan mahasiswa kampus
UIN yang acuh tak acuh, tidak peduli dengan warga di sekitar tempat
tinggalnya. Mereka bahkan tidak saling mengenal dan tidak saling tegur
sapa, padahal mereka hidup berdampingan bertahun-tahun lamanya.
B. Saran
Pada bagian akhir tulisan ini, penulis ingin memberikan beberapa saran
baik bagi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, bagi para penghuni, penjaga
maupun pemilik kos-kosan di sekitar kampus UIN, serta bagi warga yang
tinggal di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Beberapa saran
tersebut antara lain:
77
1. Pengabdian merupakan salah satu dari isi kandungan Tri Dharma
Perguruan Tinggi. Oleh karena itu, sebagai wujud nyata dari Dharma
Pengabdian, penulis berharap UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dapat
mengadakan pendampingan khusus bagi warga sekitar kampus UIN yang
dilakukan oleh mahasiswa, baik dalam ikut berpartisipasi pada kegiatan
sosial maupun menjadi penggerak kegiatan keagamaan dan kegiatan sosial
bagi masyarakat sekitar kos-kosan. Sehingga keberadaan kampus UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta lebih banyak manfaatnya bagi masyrakat di
sekitarnya.
2. Penghuni kos-kosan yang mayoritas merupakan para mahasiswa
menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu berperan
sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Oleh karena
itu sudah sewajarnya mahasiswa adalah pihak yang paling dekat dengan
masyarakat. Penulis berharap, Dharma Pengabdian dalam Tri Dharma
Perguruan Tinggi tidak hanya dipahami secara teoritis oleh mahasiswa,
tetapi seharusnya juga dipahami secara praktis. Salah satunya yaitu
mahasiswa yang tinggal sementara ataupun menetap di sekitar kampus
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sudah seharusnya bersikap peduli dan
berbaur dalam kehidupan bermasyarakat.
3. Warga yang tinggal di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
didominasi oleh warga yang peduli, baik peduli terhadap sesama maupun
terhadap lingkungan. Diharapkan warga tidak menganggap bahwa para
penghuni ataupun penjaga kos-kosan seperti memiliki kehidupan sendiri
sehingga memang tidak diajak terlibat dalam kegiatan kemasyarakatan
78
yang ada di sekitar. Sebaiknya mungkin ada pihak warga seperti ketua RT
atau ketua RW setempat yang menjadi penghubung komunikasi antar
warga lokal dengan penghuni dan penjaga kos-kosan sebagai pendatang.
Sehingga ke depannya diharapkan para penghuni kos-kosan dengan warga
bisa lebih saling mengenal dan saling menghargai.
79
DAFTAR PUSTAKA
Sumber Buku:
Ahmadi, Abu. Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Burhan, Bungin. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi: Format-Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik,
Komunikasi, Manajemen, dan Pemasaran. Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2013.
Depdikbud. Pedoman Pembinaan Program Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Balai
Pustaka, 2001.
Farihah, Ipah. Buku Panduan Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Gerungan. Psikologi Sosial. Cet. 11. Bandung: Eresco, 1988.
Hanurawan, Fattah. Psikologi Sosial. Bandung: PT Remaja Posdakarya, 2010.
Herdiyansyah, Haris. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu-Ilmu Sosial.
Cetakan ke-3. Jakarta: Salemba Humanika, 2012.
Hooguelt, Ankle MM. Sosiologi Sedang Berkembang. Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1995.
Idrus, Muhammad. Editor: Yayat Sri Hayati. Metode Penelitian Ilmu Sosial.
Jakarta: Penerbit Erlangga, 2009.
Krech, David. Penerjemah: Siti Rochmah, dkk. Sikap Sosial. Jakarta: Pusat
Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1996.
Luthfi, Ikhwan, dkk. Psikologi Sosial. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009.
Moeloeng, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Kerta Karya,
1998.
Muhadjir, Noeng. Metodologi Penelitian Kualitatif Pendekatan Positivistik,
Rasionalistik, Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi
Teks dan Penelitian Agama. Yogyakarta: PT Bayu Indra Grafika, 1996.
Nawawi, Hadori. Interaksi Sosial. Jakarta: Gunung Agung, 2000.
Nurdin, Amin dan Abrori, Ahmad. Mengerti Sosiologi Pengantar untuk
Memahami Konsep-Konsep Dasar. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006.
Salam, Syamsir dan Fadhilah, Amir. Sosiologi Pembangunan Pengantar Studi
Pembangunan Lintas Sektoral. Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta,
2009.
80
Sarwono, Sarlito W. dan Meinarno, Eko A. Psikologi Sosial. Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika, 2009.
Scott, John. Tim penerjemah Labsos FISIP UNSOED. Sosiologi: The Key
Concepts. Edisi ke-1. Jakarta: Rajawali Pers, 2011.
Sedarmayanti dan Hidayat, Syarifudin. Metodologi Penelitian. Bandung: CV
Mandar Maju, 2011.
Selo, Soemardjan dan Soemardi, Soeleman. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta:
Lembaga Penerbitan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1974.
Setiadi, Elly M dan Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group, 2011.
Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2012.
Soetjipto dan Sjaefieoden. Metodologi Ilmu Sosial. Jakarta: Gramedia, 1994.
Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Cetakan ke-5. Bandung: Alfabeta,
2009.
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian: Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012.
Suprayogo, Imam dan Tobroni. Metodologi Penelitian Sosial-Agama. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya, 2003.
Susanto, Astrid S. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Cetakan ke-2.
Bandung: Penerbit Binaacipta, 1979.
Suwartono. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Penerbit Andi,
2014.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Tim Penyusunan Buku Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pedoman Akademik Program Strata 1 Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta 2015/2016. Jakarta: Biro Administrasi Akademik,
Kemahasiswaan, dan Kerjasama Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2015.
Tumanggor, Rusmin, dkk. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group, 2010.
Walgito, Bimo. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Edisi IV. Yogyakarta: Penerbit
Andi, 2003.
81
Sumber Web:
http://www.uinjkt.ac.id/id/tentang-uin/
http://www.kbbi.web.id
Sumber Gambar:
https://www.google.com/maps/
HASIL OBSERVASI
Peneliti melakukan observasi di wilayah RT 01, RT 02, RT 03, dan RT 04
dalam RW 08 Kelurahan Pisangan. Peneliti mengamati dengan berkeliling
wilayah tersebut, kemudian melihat, memperhatikan, dan mengamati orang-orang
yang berada di wilayah tersebut. Ada 6 warung yang peneliti kunjungi untuk
berbelanja skaligus bertanya-tanya seputar keadaan lingkungan kepada penjaga
warung yang merupakan warga asli yang sudah lama tinggal di wilayah tersebut. 2
warung terletak di RT 02 yaitu warung nasi ibu Neneng dan warung sembako ibu
Ratiah. 2 warung terletak di RT 01yaitu warung ibu Rehan dan warung bapak
Syafril. 1 warung terletak di RT 03 yaitu warung nasi ibu Melis, dan 1 warung
sembako terletak di RT 04 yaitu warung sembako milik ketua RT 04 yang
bernama bapak Nata.
1. Tanggal
Tempat
: 20 September 2016, 20 November 2016, 9 Februari 2017
: Depan Warung Nasi Mpo Neneng (Neneng Hastuti) dan
sekitarnya
Waktu
: Siang hari
Hasil observasi
:
Hari pertama observasi saya memutuskan untuk mencoba mencari
informasi melalui warga yang memang sudah saya kenal. Saya mengunjungi
warung nasi Mpo Neneng yang letaknya di RT 02. Ketika tiba di warung Mpo
Neneng (usia 41 tahun) saya juga bertemu dengan Nenek Sapni (usia 64
tahun) yang merupakan warga asli yang sudah lama tinggal di wilayah ini.
Kemudian saya memulai pembicaraan dengan Mpo Neneng dan Nenek Sapni
sembari makan nasi di warung Mpo Neneng. Tujuan saya adalah ingin
mengetahui cerita tentang awal mereka tinggal di wilayah RT 02 dan juga
bagaimana perubahan-perubahan yang terjadi selama mereka tinggal disana.
Setelah berbincang ringan dari Mpo Neneng dan juga Nenek Sapni saya
mengetahui bahwa keadaan wilayah RT 02 dari dulu hingga sekarang
mengalami banyak perubahan. Nenek Sapni yang memang sudah tinggal
disana kecil bercerita bahwa saat dia kecil dahulu di wilayah sekitar tempat
tinggalnya itu masih berbentuk sawah, rawa, dan juga empang dan situasi di
sekitar rumahnya masih sepi, rumah masih sangat jarang. Seiring berjalannya
waktu mulai banyak warga yang tinggal di wilayah sana. Dulu mulai ada
kontrakan sejak ada IAIN Jakarta, beliau menuturkan bahwa dahulu waktu
masih IAIN mahasiswa masih sedikit, mahasiswa yang berasal dari luar kota
juga jarang, yang ada hanya dari daerah Sumatera Barat. Kemudian sejak
IAIN berubah menjadi UIN mulai banyak yang membangun kos-kosan karena
banyak mahasiswa UIN berasal dari luar kota.
Menurut nenek Sapni dan juga Mpo Neneng masyarakat di RT 01 sampai
dengan RT 04 memang dari dulu akrab, namun karena warganya banyak yang
menjual tanah dan didirikan kos-kosan sehingga rumah-rumah asli warganya
dibangun di wilayah yang tidak begitu terlihat, dan wilayah memang menjadi
semakin padat dengan mahasiswa, karena banyak pendatang baru (terutama
para mahasiswa dan pekerja yang berasal dari luar kota dan luar provinsi
dengan latar belakang budaya berbeda-beda. Rata-rata penghuni kos-kosan itu
ada 2 orang dalam satu kamar, sehingga jika satu unit kos-kosan memiliki 15
kamar maka total orang yang tinngal di dalamnya ada sekitar 30 orang.
Selain itu juga banyak bangunan-bangunan maupun ruko-ruko baru. Dari
pengamatan lapangan, di RT 01 terdapat 4 unit bangunan kos-kosan atau
kontrakan baru dan 3 unit bangunan ruko baru. Di RT 03 terdapat 7 unit
bangunan kos-kosan baru. Sedangkan di RT 04 terdapat 1unit bangunan koskosan atau kontrakan baru dan 1 unit bangunan ruko baru. Sehingga total ada
sekitar 16 bangunan maupun ruko baru.
2. Tanggal
: 21 November 2016
Tempat
: Depan Rumah Bapak H. Musa (Ketua RW 08)
Waktu
: Sore hari
Hasil observasi
:
Di hari kedua observasi saya mencari rumah bapak ketua RW 08,
tujuannya adalah untuk bertanya kepada beliau tentang para ketua RT di
lingkungan RT 08 dan juga bertanya seputar wilayah RW 08 yang ia pimpin.
Setelah bertanya kepada beberapa warga akhirnya saya mengetahui bahwa
ketua RW 08 merupakan adik kandung dari Nenek Sapni dan ternyata rumah
mereka berdekatan yaitu di RT 02.
Ketika bertemu dengan Bapak H. Musa beliau memberitahukan bahwa
RW 08 terdiri dari 6 RT yang wilayahnya terbentang dari jalan kertamukti
hingga jalan legoso raya. Kemudian beliau memberitahu saya, bahwa wilayah
yang paling banyak terdapat kos-kosan itu terdapat di RT 01, RT 02, RT 03,
dan RT 04. Beliau juga memberitahu saya nama-nama dan alamat dari para
ketua RT tersebut, sehingga dapat memudahkan saya dalam menemui ketua
RT tersebut nantinya.
Saya juga menanyakan kepada beliau tentang kondisi wilayah RW 08
yang dia pimpin dalam beberapa tahun terakhir. Dan beliau menuturkan
bahwa memang terdapat banyak perubahan, karena kondisi wilayah ini
semakin hari memang semakin padat. Menurut beliau memang sejak tahun
2005 ke atas dan semenjak UIN terkenal, banyak mahasiswa dari luar kota
kuliah di UIN, sehingga banyak warga asli maupun pendatang yang tertarik
membangun kos-kosan. Menurut beliau itu hal yang wajar, karena dimanapun
terdapat banyak orang pasti disitu terdapat banyak peluang usaha. Menurut
beliau memang kos-kosan itu membuat wilayah RW 08 semakin padat, namun
kebanyakan warga justru senang, karena kos-kosan mendatangkan rezeki bagi
mereka. Kos-kosan membuat beberapa warga terutama di wilayah RT 04 yang
sebelumnya tidak punya pekerjaan maupun usaha, menjadi punya pekerjaan
maupun usaha. Ada yang dulunya ibu rumah tangga sekarang jadi pedagang
sembako maupun pedagang warung nasi. Ada yang dulunya pengangguran
sekarang memilki usaha laundry kiloan, penjaga ataupun petugas kebersihan
di kos-kosan.
3. Tanggal
: 22 November 2016
Tempat
: Sekitar wilayah RT 03
Waktu
: Siang hari
Hasil observasi
:
Observasi hari ketiga ini saya melakukan pengamatan sekitar wilayah RT
03. Dari pengamatan dan pertanyaan ke beberapa warga saya menjadi tahu
batas-batas wilayah RT 03 ini. Wilayah RT 03 terletak dari perbatasan jalan
telaga lurus terus sampai gang di seberang kampus II UIN Jakarta hingga
tembus ke Asrama Putri (Aspi) UIN Jakarta, namun tidak termasuk komplek
perumahan dosen UIN Jakarta, kemudian belokan jalan menuju Masjid
Fathullah.
Dari pengamatan saya, diketahui bahwa jumlah kos-kosan/ kontrakan yang
ada di wilayah RT 03 ini ada sekitar 28 unit rumah kos-kosan/ kontrakan. Satu
rumah kos-kosan terdiri dari 5 sampai dengan 30 kamar, dan Asrama Putri
UIN juga terletak di wilayah RT 03
ini. Rata-rata penghuni kos-kosan
merupakan mahasiswa UIN, mahasiswa IIQ dan karyawan. Di sekitar wilayah
RT 03 ini terdapat 3 warung sembako, 3 tempat fotocopy dan ada 9 warung
nasi maupun tempat makan.
4. Tanggal
: 23 November 2016
Tempat
: Sekitar wilayah RT 01
Waktu
: Siang hari
Hasil observasi
:
Observasi hari keempat ini saya melakukan pengamatan sekitar wilayah
RT 01. Dari pengamatan dan pertanyaan ke beberapa warga saya menjadi tahu
batas-batas wilayah RT 01 ini. Wilayah RT 001 terletak dari warung yang
terletak di perbatasan jalan H. Nipan terus ke arah timur sepanjang jalan
kertamukti (depan RS Hermina Ciputat) hingga jalan telaga. Dari pengamatan
saya, jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 01 adalah 47 unit
kos-kosan/kontrakan. Terdapat 5 warung sembako, 3 tempat fotocopy, dan 18
tempat makan.
5. Tanggal
: 24 November 2016
Tempat
: Sekitar wilayah RT 02
Waktu
: Siang hari
Hasil observasi
:
Di hari kelima observasi, penulis mengamati wilayah RT 02 dan
mengetahui bahwa wilayah RT 002 terletak dari indomaret depan gerbang
masuk kampus I UIN Jakarta sampai Restoran Hosen Culinary, dan dari
pondokan Assalam di jalan Tn. Limun hingga sebelum rumah pak Muznar
(warga RT 03). Dan dari seberang gerbang keluar UIN yaitu Intitut Ilmu
Alquran (IIQ) ke belakang hingga jalan Tn. Limun belakang masjid Fathullah
(pertigaan pecel lele). Di RT 02 terdapat 2 minimarket, 6 tempat fotocopy, 3
warnet, 1 restoran (Hosen Cullinary), 11 tempat makan, 1 studi foto, dan 1
basecamp organisasi IMM.
Wilayah RT 002 di pimpin oleh seorang ketua RT bernama Sutisna yang
berusia 54 tahun, dan dibantu oleh seorang sekretaris RT bernama Aam
Rohmansyah yang berusia 37 tahun. Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di
wilayah RT 02 adalah 40 unit kos-kosan/ kontrakan.
6. Tanggal
: 25 November 2016
Tempat
: Sekitar wilayah RT 01,RT 02, RT 03, RT 04
Waktu
: Siang hari
Hasil observasi
:
Observasi hari keenam ini saya melakukan pengamatan dimulai dari
wilayah RT 04. Dari pengamatan dan pertanyaan ke beberapa warga saya
menjadi tahu batas-batas wilayah RT 04 ini yaitu terletak dari tanah kosong di
jalan H. Sueb nawi terus melewati pertigaan Griya Aini ke arah kanan lurus
hingga perempatan yang mempertemukan jalan H. sueb Nawi dengan Jalan H.
Nipan. Dan juga Komplek perumahan Griya Nipah yang termasuk wilayah RT
04.
Jumlah kepala keluarga di wilayah RT 04 adalah 53 kepala keluarga.
Jumlah kos-kosan/ kontrakan yang ada di wilayah RT 04 pada tahun 2015
adalah 14 unit kos-kosan/ kontrakan, dan pada tahun 2016 meningkat menjadi
15 unit kos-kosan/ kontrakan. Terdapat 1 mini market, 1 toko bangunan, 1
toko ATK, 2 warung sembako, 5 tempat fotocopy, dan 12 tempat makan.
Kemudian saya melanjutkan pengamatan mengenai volume sampah dan
juga ruang terbuka hijau. Dari pengamatan saya melihat bahwa banyak
produksi sampah di tiap rumah maupun kos-kosan. Sampah-sampah tersebut
baik yang berasal dari warga maupun dari penghuni kos-kosan, sehingga
berpotensi terjadinya banjir. Dari pengamatan penulis, ada 2 kali pengambilan
sampah dalam sehari di RT 01 dan RT 04, dan ada 1 kali pengambilan sampah
dalam sehari di RT 02 dan RT 03. dan wilayah yang dulunya merupakan
sawah, rawa, kebun empang dan lain-lain sekarang berubah menjadi bangunan
kos-kosan maupun ruko sehingga ruang terbuka hijau berkurang. Setidaknya
jika 1 bangunan baru menggunakan luas lahan 100 meter persegi, maka
sekurang-kurangnya ada 1.600 meter persegi lahan terbuka hijau yang berubah
fungsi menjadi bangunan beton.
7. Tanggal
: 20 Desember 2016
Tempat
: Depan rumah dan warung bapak Nata / RT 04
Waktu
: Sore hari
Hasil observasi
:
Observasi hari ini saya lakukan pada sore hari, karena saya juga ingin
bertemu dengan salah satu ketua RT 04 yang ada di rumah pada sore hari.
Saya bertemu dengan bapak Nata yang merupakan ketua RT 04 sekaligus
warga asli yang sudah lama tinggal di wilayah RT 04. Umur beliau sudah 73
tahun, dna memiliki beberapa orang anak yang juga tinggal di wilayah 04
bahkan salah satu anaknya menjadi sekretaris RT 04.
Saya bertanya kepada beliau tentang bagaimana kegiatan kemasyarakatan
warga disini. Menurut beliau warga di RT 04 terbilang aktif dalam mengikuti
kegiatan sosial seperti pengajian, kerjabakti, acara tahunan, peringatan hari
besar islam dan lain-lain. Menurut beliau memang ada juga beberapa warga
yang jarang terlibat dikarenakan sibuk seperti menjaga warung, atau laundry
dan memang sibuk dengan kerjaan lainnya.
Saya juga bertanya tentang keterlibatan para penghuni maupun penjaga
kos-kosan. Menurut beliau memang keterlibatah penghuni maupun penjaga
kos-kosan sangat kurang, dan memang beliau sendiri mengakui jarang
mengajak mereka untuk ikut dalam kegiatan kemasyarakatan karena
dikhawatirkan mereka sibuk dengan tugas masing-masing.
8. Tanggal
: 9 Februari 2017
Tempat
: Depan Warung Ibu Ratiah/ RT 02
Waktu
: Siang hari
Hasil observasi
:
Dalam observasi ini saya bermaksud mengetahui tentang kegiatan
kemsyarakatan yang dilakukan oleh warga melalui beberapa warga. Saya
mengunjungi warung ibu Ratiah kemudian saya berbelanja dan mengajak dia
berbincang. Dari ibu Ratiah saya mengetahui bahwa masyarakat di sekitar RT
02 itu memiliki kegiatan rutin pengajian ibu-ibu dan pengajian bapak-bapak,
bebrapa warga juga aktif ketika dilakukan kerjabakti. Beberapa warga juga da
yang jarang ikut kegiatan kerena ada kesibukan masing-masing.
Selain itu saya juga bertanya terkait bagaimana sikap para penghuni koskosan maupun penjaga kos-kosan kepadanya sebagai warga, dan ibu Ratiah
menuturkan bahwa secara umum sikap para penghuni kos-kosan baik. Namun
tidak semuanya, ada yang sering menegur, ada juga yang tidak pernah
menegur, menurut nya mungkin karena mereka tidak kenal.
Saya juga bertanya apakah para penghuni dan penjaga kos-kosan perna
mengikuti kegiatan masyarakat, menurut dia belum pernah. Namun ada para
anggota organisasi IMM yang juga merupakan mahasiswa, mereka sring aktif
membantu dan berpartisipasi ketika ada kegiatan di wilayah RT 02. Bahkan
mereka pernah mengadakan acara yang melibatkan warga RT 02. Dia senang
dengan mahasiswa yang aktif seperti anggota IMM tersebut, dia juga berharap
mahasiswa yang ngekos di dekat tempat tinggalnya bisa berbaur seperti itu.
9. Tanggal
: 14 Februari 2017
Tempat
: Depan Warung Bapak Syafril
Waktu
: Sore hari
Hasil observasi
:
Observasi ini saya lakukan di sekitar wilayah RT 01 tepatnya di belakang
Masjid Mauizatul Hasanah dan di depan warung Bapak Syafril. Saya di
temani oleh teman saya, kami sempat mengikuti sholat ashar berjamaah di
masjid Mauizatul Hasanah dan saya melihat cukup banyak jamaah yang sholat
berjamaah di masjid tersebut, hal ini menandakan bahwa masjid merupakan
salah satu tempat bersilaturahmi bagi warga RT 01 dan sekitarnya. Di dalam
masjid juga sedang ada pengajian iqra dan alquran anak-anak yang dipandu
oleh seorang Ustadzah sebgai guru ngaji mereka. anak-anak yang mengikuti
kegiatan mengaji disini cukup banyak.
Kemudian dari masjid saya berjalan menuju warung yang berada tepat di
belakang masjid, yaitu warung Bapak Syafril. Kebetulan di depan warung ini
terdapat tempat duduk yang terbuat dari bambu, sehingga saya dapat duduk
disana sambil memperhatikan beberapa warga yang lewat. Warung bapak
Syafril cukup ramai, yang berbelanja ada warga dan ada juga penghuni koskosan.
Ketika saya sedang duduk, di sebelah saya juga sedang ada laki-laki
dewasa yang sedang duduk sehingga saya tertarik untuk berbincang
dengannya. Ternyata namanya Gunarin, dia adalah seorang penghuni koskosan yang baru empat bulan datang ke Ciputat. Dia menuturkan bahwa dia
ngekos karena ingin ikut saudaranya berkerja di daerah Ciputat. Selain itu
saya juga bertemu seorang alumni UIN yang masih ngekos di wilayah RT 01
tersebut, namanya Febrian lulusan FISIP UIN angkatan 2010. Dia berasal dari
daerah Radio Dalam Jakarta Selatan. Dia menuturkan bahwa alasannya
ngekos agar bisa hidup mandiri dan tidak macet ketika mau datang ke kampus.
Dari kedua orang tersebut saya bertanya seputar sikap warga RT 01, dan
bagaimana partisipasi mereka dalam kegiatan yang ada disana. Baik Gunarin
maupun Febrian mengaku bahwa belum pernah berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan yang ada, alasannya yang pertama karena sibuk dan yang
kedua karena belum akrab dengan pemuda sekitar. Namun menurut mereka
sikap warga terhadap mereka itu ramah dan baik.
Selain itu saya juga berbincang dengan Bapak Syafril si pemilik warung,
dia menuturkan bahwa dia mengenal beberapa mahasiswa yang memang
sering berbelanja di warung sembako miliknya, sikap mereka baik, namun
terkadang ada beberapa sikap yang kurang berkenan di hatinya. Misalkan ada
penghuni kosan yang memarkirkan kendaraan di dekat warungnya padahal
jalan disana sempit, ada juga penghuni kosan yang bertamu larut malam,
sehingga menimbulkan keresahan di kalangan warga.
10. Tanggal
: 14 Februari 2017
Tempat
: Depan Warung Nasi Ibu Melis/ RT 03
Waktu
: Siang hari
Hasil observasi
:
Suasana siang hari di wilayah RT 03 memang agak sepi, saya
mengunjungi sebuah warung makan kecil milik ibu Melis. Di siang hari
warung ibu ini sepertinya nampak sepi, tidak terlihat ada pengunjung yang
sedang makan. Kemudian saya mengunjuki warung ibu melis dan jajan
makanan ringan seperti gorengan. Sambil berbelanja saya duduk kemudian
berbincang kepada ibu Melis.
Dari pengamatan saya, ibu melis ternyata juga merupakan pemilik koskosan yang berada di belakang warungnya, disebelah rumahnya juga terdapat
studio band kecil yang sering disewa anak-anak mahasiswa UIN. Saya
bertanya kepada ibu melis seputar kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT
03, menurut ibu melis kegiatannya cukup banyak, seperti pengajian, acara
tahunan dan lain-lain. namun ibu melis mengaku bahwa dia jarang ikut, karena
sibuk mengurus kos-ksan dan menjaga warung, namun ibu dari ibu melis
justru sering ikut, walaupun sudah lanjut usia dia menuturkan bahwa ibunya
masih aktif ikut pengajian.
Dia juga menuturkan bahwa warga disini rata-rata sering ikut, namun bagi
warga yang punya usaha seperti warung sembako, warung nasi, dan laundry
memang agak ajrang ikut karena harus menjaga lapak masing-masing. Saya
juga bertanya seputar sikap warga terhadap penghuni kos-kosan dan
sebaliknya. Menurutnya warga bersikap baik sejauh penghuni kos-kosan juga
baik dan sopan. Warga maupun penghuni kos-kosan yang kebanyakan
merupakan mahasiwa UIN memang sering bertemu dan tegur sapa. Karena
warga disini memang kebanyakan punya usaha seperti warung makan, laundry
dan tempat jajan, sehingga memang sering berkomunikasi dengan penghuni
kos-kosan yang sedang berbelanja. Menurutnya rata-rata penghuni kos-kosan
sopan, tidak pernah ada pertengkaran. Namun memang penghuni kos-kosan
tidak pernah terlibat kegiatan kemasyarakatan. Meskipun demikian, sikap
tenggang rasa dan toleransi antara warga dan penghuni kos-kosan berjalan
dengan baik.
Pedoman Wawancara Ketua RT/RW
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat?
3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini?
4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 04?
5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin?
8. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap
warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara?
10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Pedoman Wawancara Warga
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Pedoman Wawancara Penghuni/ Penjaga/
Pemilik kosan (yang bukan warga lokal)
1. Sejak kapan saudara tinggal disini?
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
DATA WAWANCARA
Nama
: Bapak Jainudin (Ketua RT 01)
Usia
: - tahun
Alamat
: RT 04/08
Waktu
: 15 Desember 2017/ pukul 17.20 wib
Tempat
: Kediaman Bapak Jainudin
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini puluhan tahun.
2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat?
Saya menjabat jadi ketua RT sejak tahun 2010.
3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini?
Tahun 2016 ini jumlah kos-kosan ada sekitar 35 dan jumlah kontrakan sekitar
12 kontrakan.Itu pemiliknya ada yang tinggal disini ada juga yang tinggal di
luar RT 01.
4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 01?
Pekerjaan warga disni macem, paling banyak ya pedagang, swasta dan
wirausaha.
5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Warga sini saya kenal semua.Tapi kalau penghuni kosan rata-rata saya kenal
muka, kalau namanya saya kurang tahu, namun sebelum mereka tingga di
kos-kosan itu saya biasanya meminta identitas mereka melalui pemilik atau
penjaga kos-kosan tersebut.
6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Lumayan sering. Baik dengan warga, pemilik maupun penjaga kos-kosan itu
semuanya saya pernah berkomunikasi dengan baik. Namun kalau sama anakanak kosan itu jarang
7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin?
Ada banyak, ada pengajian, kerjabakti, arisan, paguyuban, peringatan hari
kemerdekaan, dan sebagainya.Warga disini terbilang sebagai warga yang
aktif mengikuti kegiatan.
8. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Pernah, karena saya juga punya kos-kosan jadi saya ajak.
9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap
warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara?
Mereka baik, kadang-kadang ada yang berisik karena disini memang
dipinggir jalan raya.
10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positifnya tentu perekonomian warga menjadi lebih maju, banyak
lapangan kerja baru, banyak peluang usaha, dan warga menjadi lebih
mandiri dalam hal perekonomian.
Dampak negatifnya yaitu lingkungan menjadi padat, pembangunan kos-kosan
terus meningkat. Pencurian juga meningkat, bahkan ada sekitar 6 kasus
pencurian terjadi dalam waktu sebulan.
11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya mereka bisa lebih berbaur dan peduli terhadap warga sekitar.
Narasumber
Bapak Jainudin
DATA WAWANCARA
Nama
: Bapak Sutisna Ns (Ketua RT 02)
Usia
: 54 tahun
Alamat
: RT 02/08
Waktu
: 20 Desember 2017/ pukul 17.20 wib
Tempat
: Kediaman Bapak Sutisna
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini sudah dari dulu.Dulu kondisi disini masih sepi, belum
banyak kontrakan maupun kos-kosan.
2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat?
Saya menjabat jadi ketua RT baru periode ini.
3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini?
Tahun 2016 ini jumlah kos-kosan yang ada di sekitar RT 02 ini sudah
mencapai 40 area/rumah.Memang di RT 02 ini terbilang sangat banyak koskosan.
4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 02?
Pekerjaan warga di RT 02 rat-rata itu karyawan swasta, pensiunan, dan
PNS.Namun ada juga warga yang bekerja sebagai buruh, pedagang dan juga
guru.
5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Iya saya kenal semua. Tapi kalau penghuni kosan rata-rata saya kenal muka,
kalau namanya saya kurang tahu, bebrapa saya tahu kalau yang nge-kosnya
di dekat rumah saya.Sisanya karena begitu banyak jadi saya tidak hafal
namanya.
6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Iya sering.Baik dengan warga, pemilik maupun penjaga kos-kosan itu
semuanya saya pernah berkomunikasi dengan baik.Sama penghuni kos-kosan
juga cukup sering, terutama sama anak-anak di IMM. Karena anak-anak di
IMM memang menjalin komunikasi dengan saya dan juga warga, mereka juga
sering ikut berpartisipasi kalau ada acara di RT 02.
7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin?
Ada banyak ya, seperti paguyuban gabungan bapak-bapak RW 08, pengajian
ibu-ibu, peringatan hari kemerdekaan, dan sebagainya.Warga disini adalah
warga yang aktif mengikuti kegiatan.
8. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Pernah, apalagi anak-anak asrama IMM, kadang mereka malah yang ngajak
saya untuk hadir dalam acara mereka.kalau penghuni kos-kosan yang bukan
anak IMM yah kurang aktif ya. Mungkin karena mereka tidak tahu atau sibuk.
9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap
warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara?
Hubungan mereka dengan warga baik yah, sering saya lihat ada yang
ngobrol bersama di warung.Tapi tentu tidak semuanya begitu, ada juga yang
cuek, malas bergaul dan lain-lain.
10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positifnya tentu perekonomian, warga menjadi lebih mandiri dalam
hal perekonomian karena bisa buka usaha sendiri.Ada yang buka warung
makan, warung sembako, laundry dan banyak lagi.warga menjadi lebih maju,
dan banyak lapangan kerja baru.
Dampak negatifnya juga banyak, salah satunya itu banyak sampah, apalagi di
belakang asrama IMM itu ada kotak sampah tapi rusak dan banyak orang
sering buang sampah disana, lingkungan juga menjadi padat, dan
sebagainya.Selain itu juga sering terjadi pencurian sepeda motor, laptop dan
hp di beberapa kos-kosan mahasiswa, bahkan ada rata-rata 7 kasus
pencurian dalam sebulan.
11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Saya berharap kerukunan dalam hidup bertetangga terus dijaga, agar tidak
terjadi perselisihan dan semacamnya.
Narasumber
Bapak Sutisna
DATA WAWANCARA
Nama
: Bapak Suparman (Ketua RT 03)
Usia
: 43 tahun
Alamat
: RT 03/08
Waktu
: 19 Desember 2017/ pukul 17.20 wib
Tempat
: Kediaman Bapak Suparman
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini sejak 43 tahun lalu. Disini dulu masih ada kebon dan
masih sepi belum rame kayak sekarang.
2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat?
Saya menjabat jadi ketua RT sudah beberapa tahun belakangan ini.
3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini?
Dari penghitungan pribadi saya itu tahun 2015 ada sekitar 21 kos-kosan
maupun kontrakan, dan tahun 2016 ini bertambah 7 menjadi 28 kos-kosan
maupun kontrakan. Memang angka yang cukup tinggi untuk wilayah sekecil
ini, tetapi itulah kenyataannya.
4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 04?
Pekerjaan warga di RT 02 bermacam-macam, ada dosen, pedagang,
pensiunan, buruh, dan lain-lain.yang paling banyak itu memang pedagang
kecil, karena posisi wilayah RT ini memang strategis, di dekat kampus UIN.
5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Hampir semua pemilik kos-kosan disini memang warga asli sini, jadi tentu
saya kenal baik.Kalau anak kos-kosan disini sangat banyak jadi saya tidak
kenal semuanya, beberapa saja syaa kenal.
6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Sering banget,kalau sama tetangga kita sering ngobrol dan ngopi bareng.
Dan kebetulan saya berprofesi sebagai penjaga parkir motor di samping
masjid Fathullah, jadi cukup banyak berkomunikasi dengan anak-anak kosan
yang kebetulan markir
7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin?
Disini ada pengajian, kadang-kadang ada kerja bakti, ada arisan ibu-ibu, dan
acara-cara lain dari Masjid Fathullah.
8. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Belum pernah, mungkin ke depannya saya coba ajak.
9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap
warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara?
Mereka bersikap baik, namun memang mahasiswa sekarang cukup berbeda
dengan mahasiswa jaman dulu. Dulu sempet ada mahasiswa yang jadi
sukarelawan jaga mushola, namun sekarang tidak ada lagi. Dulu juga ada
mahasiswa yang ngisi pengajian, kemudian vakum beberapa tahun, dan baru
sejak tahun 2015 ini pengajiannya dihidupkan kembali.
10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Secara umum dampak positif nya itu perekonomian membaik.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu karena banyak warga, jadi sulit
dikontrolnya, sampah juga makin banyak tetapi ada petugas kebersihan yang
cukup membantu.Beberapa penghuni kos-kosan itu terbilang cuek, tidka
berbaur sehingga beberapa warga risih.Kadang juga ada penghuni kos-kosan
yang berisik di malam hari sehingga mengganggu warga.Tingkat kriminalitas
seperti pencurian itu meningkat. Pencurian di wilayah ini terjadi rata-rata
ada 2 kasus pebulan.
11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya parapenghuni kos-kosanm maupun kontrakan itu mau berbaur
dengan warga, kemudian juga mau untuk berkontribusi lagi dalam kegiatan
terutama dalam bidang keagamaan.
Narasumber
Bapak Suparman
DATA WAWANCARA
Nama
: Nata Haji Ibrahim (Ketua RT 04)
Usia
: 73 tahun
Alamat
: RT 04/08
Waktu
:20 Desember 2017/ pukul 17.20 wib
Tempat
: Kediaman Bapak Nata
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini sejak 1982.Dulu kondisi disini masih sepi, bahkan masih
ada sawah, rawa dan kebun.
2. Sejak kapan bapak menjadi ketua RT setempat?
Saya menjabat jadi ketua RT sejak tahun 2010.Alhamdulillah warga disini
masih mempercayakan saya sebagai ketua RT 04 hingga saat ini.
3. Dari yang bapak ketahui, ada berapa jumlah kos-kosan disini?
Tahun 2016 ini jumlah kos-kosan ada sekitar 15 area/ rumah, itu naik dari
tahun sebelumnya yang berjumlah 14 area/rumah.
4. Apa saja jenis profesi masyarakat yang ada di RT 04?
Pekerjaan warga di RT 04 ini bervariasi, ada pedagang, dosen, pensiunan,
karyawan tempat fotocopy, pengusaha laundry dan sebagainya.Memang
pekerjaan warga didominasi oleh pedagang dan pengusaha kecil, karena
disini banyak mahasiswa yang nge-kos.
5. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Kalo pemilik, penjaga apalagi warga sini saya kenal semua.Tapi kalau
penghuni kosan rata-rata saya kenal muka, kalau namanya saya kurang tahu,
namun sebelum mereka tingga di kos-kosan itu saya biasanya meminta
identitas mereka melalui pemilik atau penjaga kos-kosan tersebut.
6. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Iya sering.Baik dengan warga, pemilik maupun penjaga kos-kosan itu
semuanya saya pernah berkomunikasi dengan baik. Namun kalau sama anakanak kosan itu biasanya komunikasinya sebatas tegur sapa saja, mungkin
mereka sungkan.
7. Apa saja kegiatan kemasyarakatan yang ada di RT yang bapak pimpin?
Kegiatan kemasyarakatan disini ada banyak, ada pengajian, kerjabakti,
arisan, paguyuban, peringatan hari kemerdekaan, dan sebagainya.Warga
disini terbilang sebagai warga yang aktif mengikuti kegiatan.
8. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Belum pernah, karena rata-rata mereka sibuk, semisal penjaga kos-kosan
pasti dia harus menjaga kos-kosan jadi tidak akan bisa ikut kegiatan.
9. Bagaimana sikap pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan terhadap
warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal saudara?
Secara umum sikap mereka sopan dan santun, namun disini itu keluhan warga
terkadang ada anak-anak kosan yang bertamu di lewat jam malam, itu saja
yang terkadang jadi masalah.
10. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positifnya tentu perekonomian warga menjadi lebih maju, banyak
lapangan kerja baru, banyak peluang usaha, dan warga menjadi lebih
mandiri dalam hal perekonomian.
Dampak negatifnya yaitu lingkungan menjadi padat, pembangunan kos-kosan
terus meningkat padahal wilayah RT 04 ini segini-gini aja.Sampah rumah
tangga tentu makin banyak, namun sekarang kami sudah mempunyai petugas
kebersihan sendiri sehingga masalah sampah ini bisa teratasi.Memang
kawasan RT 04 ini terbilang sering kena banjir dadakan kalau hujan deras,
namun itu sebenarnya bukan karena sampah.Itu terjadi karena memang
saluran air yang ada terlalu kecil, padahal debit air hujan yang turun itu
cukup besar.Kriminalitas seperti pencurian juga meningkat, rata-rata terjadi
5 kasus pencurian dalam kurun waktu sebulan. Pencurian tersebut rata-rata
terjadi dikos-kosan maupun kontrakan. Mungkin karena malingnya tahu
bahwa mahasiswa itu punya barang-barang berharga jadi tiap ada
kesempatan itu pasti pencurian terjadi.
11. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya mereka bisa lebih berbaur dan peduli terhadap warga sekitar.
Narasumber
Nata Haji Ibrahim
DATA WAWANCARA
Nama
: Bapak Lili Baryadi (warga)
Usia
: - (tidak disebutkan)
Alamat
: RT 03 /08
Waktu
: 9 Februari 2017/ pukul 14.30 wib
Tempat
: Kediaman Bapak Lili Baryadi
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini sejak tahun 1997.Dulu disini masih sepi, masih aman,
masih banyak tanah kosong dan pastinya belum ada penggusuran komplek
dosen UIN.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Sejak dulu sebenarnya sudah ada kontrakan, namun masih sedikit tidak
seperti sekarang. Banyaknya pembangunan kos-kosan itu mulai tahun 2000an. Hal ini salah satunya dipacu karena banyaknya jumlah mahasiswa UIN
terutama yang berasal dari luar kota.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Tentu saya kenal semuanya.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Kalau di RT 03 rata-rata pemilik kosan adalah asli warga sini, jadi tentu saya
kenal semua.Tetapi kalau penghuni kos-kosan/kontrakan saya rata-rata kenal
muka tidak tahu namanya.Apalagi di dekat rumah saya ini rata-rata koskosan mahasiswi, jadi memang tidak banyak komunikasi kecuali kalau ketemu
setidaknya mereka senyum.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Kalau komunikasi dengan warga atau tetangga tentu sangat sering, tetapi
kalau
komunikasi
dengan anak-anak kosan
maupun kontrakan itu
jarang.Komunikasi dengan anak-anak kosan/kontrakan sebatas tegur sapa
saja.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Tahu dan tentunya ikut berpartisipasi.Di RT 03 ini kegiatankemasyarakatan
yang ada berupa paguyuban, pengajian, gotong royong, arisan, dan acaraacara lainnya.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Kalau pemilik kosan karena warga sini tentu pernah saya ajak, tetapi kalau
penghuni kosan tidak karena sepertinya mereka sibuk kuliah dan kegiatan
lainnya.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Secara umum sikap mereka baik-baik saja, namun ada beberapa penghuni
kosan maupun kontrakan yang terbilang kurang sopan, yang paling saya
kurang suka itu perilaku/sikap mereka dalam berpacaran.Menurut saya
dengan background sebagai anak UIN sepertinya perilaku/sikap berpacaran
seperti itu kurang sesuai.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positif keberadaan kos-kosan/kontrakan tentunya meningkatkan
perekonomian, namun dampak negatifnya tentu juga ada, salah satunya itu
dampak kepada sikap.sikap dalam berpacaran, sikap dan perilaku yang
kurang sopan dan sangat tidak religius.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya ke depannya penghuni kos-kosan terutama mahasiswa itu
harusnya lebih bersosial.Karena memang sudah sepantasnyalah mereka yang
lebih peka (memiliki kepekaan sosial) tanpa menunggu ajakan dari
masyarakat harusnya mereka bergerak duluan untuk lebih bersosial terhadap
sekitar.
Narasumber
Lili Baryadi
DATA WAWANCARA
Nama
: Bapak Yusri (warga)
Usia
: 51 tahun
Alamat
: RT 03 /08
Waktu
: 9 Februari 2017/ pukul 15.00wib
Tempat
: Kediaman bapak Lili Baryadi
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Tinggal di RT 03 ini baru sekitar 14 tahun tepatnya mulai tahun 2003
lalu.Kondisi disini waktu tahun 2003 itu sudah ramai dan sudah banyak koskosan.Disini saya tinggal di tanah peninggalan orangtua, dank arena banyak
mahasiswa itu saya buka usaha laundry dan rental mobil.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Sejak tahun 2003 sudah ada kos-kosan dan juga kontrakan, namun di wilayah
RT 03 hampir tiap tahun memang ada saja pembangunan kos-kosan maupun
kontrakan.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya saya kenal semua warga RT 03 bahkan juga RT 01,02 dan 04.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Karena rata-rata pemilik kos-kosan maupun kontrakan adalah warga sini,
jadi saya tentu kenal.Tetapi kalau penghuni kos-kosan saya tidak banyak
kenal, beberapa yang saya kenal yaitu mereka yang sering nge-laundry dan
sewa mobil di tempat saya.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Saya memang sering banget berkomunikasi dengan tetangga disini, ini aja
saya lagi main ke rumah pak Lili.Sama anak-anak kosan juga sering
berkomunikasi terutama yang sering ke laundry saya.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya saya ikut berpartisipasi dalam semua kegiatan di RT 03 maupun RW 08.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Tidak penah.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Sikap mereka baik, sering nyapa dan negur.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positif tentu di bidang perekonomian yang saya sendiri
merasakannya.Bahkan usaha-usaha yang saya tekuni itu sangat bergantung
dengan keberadaan mahasiswa disini, kalau mereka tidak ada mungkin usaha
saya bisa sangat sepi.Dan kalau dampak negatif nya kadang-kadang itu
mahasiswa ada yang agak berisik, tapi menurut saya wajarlah namanya juga
anak muda.Dampak negatif lainnya yaitu adanya pencurian yang rata-rata
terjadi di kos-kosan mahasiswa.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapannya biar warga dan mahasiswa bisa sama-sama menjaga keamanan
dan ketertiban wilayah disini terutama di RT 03 ini.
Narasumber
Yusri
DATA WAWANCARA
Nama
: Ibu Rosyadah (warga)
Usia
: 52 tahun
Alamat
: RT 03 /08
Waktu
: 10 Februari 2017/ pukul 16.51 wib
Tempat
: Kediaman Ibu Rosyadah
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya dan suami tinggal disini sejak tahun 1981.Disini dulu masih kebon,
sawah, dan jga belum ada UIN, dulu baru ada SP (Sekolah Persiapan) itu
lokasinya di atas tanah yang jadi Rumah Sakit UIN sekarang.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Sejak tahun 1990an sudah ada kontrakan tetapi belum ada koskosan.Banyaknya keberadaan kos-kosan itu mulai sepuluh tahun terakhir
ini.menurut saya banyaknya pembangunan kosan tentu salah satunya karena
banyaknya mahasiswa yang kuliah di UIN.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Kebetulan saya memang pengurus PKK di sini, jadi tentu saya kenal semua
warga disini.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Rata-rata pemilik kos-kosan memang orang sini jadi saya kenal, ada juga
yang bukan orang sini tapi saya pernah tegur sapa sama dia. Kalau sama
penghuni kos-kosan terutama mahasiswa itu kalau yang kosannya deket itu
saya kenal.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Berkomunikasi dengan warga tentu sangat sering, namanya juga pengurus
PKK dan kadang juga diminta pak RT untuk bantu-bantu, seperti halnya yang
bentar lagi mau ada pemilu itu saya diminta bantuan pendataan oleh RT, jadi
memang saya komunikasi sama banyak warga. Kalau sama penghuni koskosan serkedar tegur sapa.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya
Alhamdulillah
saya
ikut
berpartisipasi
dalam
semua
kegiatan
kemasyarakatan terutama kegiatan ibu-ibu seperti posyandu, pengajian,
arisan dan lain-lain.saya juga mengajar ngaji anak-anak di mushola.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Iya saya mengajak mereka berpartisipasi, sebagian ada yang ikut sebagian
tidak.Ada juga anak kosan yang mau jadi sukarelawan membantu saya
mengajar ngaji anak-anak di mushola, tentu saya senang karena masih ada
mahasiswa yang tergerak hatinya untuk peduli terhadap sekitar.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Rata-rata penghuni kos-kosan bersikap baik, walaupun ada juga yang cuek
dan tidak peduli.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positif mungkin banyak dari segi perekonomian warga sini jadi
meningkat, dan mereka jadi bisa buka usaha seperti warung makan, warung
sembako dan juga laundry. Sedangkan dampak negatifnya yaitu seperti
berisik, dan juga sering terjadi pencurian, bahkan saya pernah kemalingan
tas dan sepeda padahal saya sedang berada di dalam rumah. Sepertinya
pencuri itu memang sudah sangat berpengalaman dan sering mencuri di
sekitar sini.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya tentunya kepada pemilik, penjaga dan penghuni kos-kosan bisa
lebih berbaur terhadap masyarakat, dan tidak bersikap cuek dalam bidang
apapun, karena mereka hidup berdampingan dengan msyarakat.
Narasumber
Ibu Rosyadah
DATA WAWANCARA
Nama
: Neneng Hastuti (warga)
Usia
: 41 tahun
Alamat
: RT 02 /08
Waktu
: 9 Februari 2017/ pukul 13.00 wib
Tempat
: Di depan warung Mpo neneng
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya dan suami tinggak disini sejak tahun 2004.Sejak tinggal disini memang
sudah ada kos-kosan tapi belum banyak seperti sekarang.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Mulai banyak kos-kosan sejak 5 tahun terkahir ini.memag hampir tiap tahun
sejak saya tinggal disini ada saja yang membangun kos-kosan.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya saya kenal, apalagi rata-rata disini masih saudara sendiri.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Kalau pemilik dan penjaga kos-kosan yang deket dari rumah saya kenal dan
sering ketemu.Tapi kalau yang agak jauh, apalagi pemilik kos-kosan yang
baru saya tidak kenal. Hampir sama juga dengan penghuni kos-kosan, kalau
yang dekat warung saya rata-rata kenal semua, apalgi yang sering jajan di
warung saya. Tapi kalau yang kosan nya agak jauh saya tidak kenal.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Sering, karena kan memang kebanyakan disini saudara sendiri. Jadi kadang
juga memang udah kenal dari dulu.Kalau komunikasi dengan pemilik,
penjaga, dan penghuni kos-kosan juga lumayan sering.Biasanya saya suka
menyapa mereka duluan, kemudian mereka menanggapi dengan baik.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Saya tahu, tapi saya jarang ikut.Soalnya saya jaga warung, jadi kadang tidak
ikutan kegiatan-kegiatan disini kecuali kalau hari libur atau kalau saya lagi
tidak berdagang.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Jarang, karena saya juga jarang ikut.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Penjaga maupun penghuni kos-kosan rata-rata baik.Memang ada juga yang
jarang sekali menegur sapa, itu mungkin karena tidak kenal.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Kalau dampak positif dalam hal ekonomi yaitu perekonomian banyak warga
jadi maju, karena bisa bikin usaha sendiri.Kalau negatifnya yaitu kita jadi
khawatir karena sering terjadi pencurian motor, laptop, hp dan lain-lain.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya silaturahmi diantara kami berjalan dengan baik.
Narasumber
Neneng Hastuti
DATA WAWANCARA
Nama
: Bapak H. Sadi Majuk (pemilik kos-kosa/warga)
Usia
: 66 tahun
Alamat
: RT 03 /08
Waktu
:9 Februari 2017/ pukul 16.10 wib
Tempat
: Kediaman Bapak H. Sadi Majuk
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini sejak lahir yaitu sekitar 66 tahun lalu.Dulu wilayah sini
masih sawah, rawa, dan juga sepi.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Tahun 1970-an mulai banyak yang datang kesini dan membeli tanah.
Kemudian tahun 1980-an mulai banyak rumah warga, tahun 1990-an sudah
ada kontrakan, dan setelah itu terus ada pembangunan kos-kosan maupun
kontrakan hingga sekarang.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya saya kenal semua tetangga di RT sini bahkan di RT lainnya saya juga
kenal.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Rata-rata pemilik kosan di RT 03 memang warga asli sini jadi saya kenal
semua. Kalau penghuni di kos-kosan milik saya hampir semuanya saya kenal
muka meskipun sering lupa namanya, tetapi kalau kos-kosan di tempat lain
saya tidak kenal.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Iya saya sering berkomunikasi dengan tetangga disini, saya juga disini
memang menjadi AMIL Dzakat di masjid Fathullah dan juga menjadi
coordinator iuran kematian bagi warga RT 03.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Tentu saja ikut.Di RT 03 ini tergabung juga dalam paguyuban RW 08,
kemudian di RT 03 ada kegiatan pengajian ibu-ibu, bapak-bapak dan
remaja.Kadang-kadang juga kami mengadakan kerja bakti membersihkan
lingkungan, selain itu di RT ini juga mengadakan perayaan hari kemerdekaan
dan hari-hari besar Islam yang biasanya diadakan di Masjd Fathullah.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Tidak pernah mengajak, karena saya pikir sudah cukup warga saja kalau
gotong royong.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Secara umum mereka bersikap baik.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak
positif
nya
yaitu
perekonomian
warga
disini
menjadi
meningkat.Kalau dampak negatifnya yaitu dari segi sikap.banyak penghuni
kos-kosan/kontrakan yang terkesan individulis. Mereka terkadang bahkan
tidak kenal dengan tetangga sebelah kosan atau kontrakannya sendiri, dan
terkadang ada juga mahasiswa yang membawa teman lawan jenis ke
kosanpadahal sudah saya larang, tetapi setelah ditegur mereka tidak lagi
melakukannya.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya semoga penguin kos-kosan maupun kontrakan bisa lebih
berbaur dan peduli terhadap tetangga maupun warga sekitar.
Narasumber
H. Sadi Majuk
DATA WAWANCARA
Nama
: Ibu Nurhayati (warga)
Usia
: 61 tahun
Alamat
: RT 03/08
Waktu
: 9 Februari 2017/ pukul 16.30 WIB
Tempat
: Kediaman Ibu Nurhayati
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Sejak menikah, kondisinya dulu belum sepadat sekarang.Belum ada kos-kosan
dan belum terlalu banyak mahasiswa.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Mulai banyak kos-kosan sejak sepuluh tahun terakhir, banyaknya kos-kosan
disebabkan karena banyaknya mahasiswa UIN dan IIQ.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Ya, saya mengenal semua tetangga di wilayah RT 03 dan juga RT 01, 02, dan
04.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Rata-rata pemilik kos-kosan disini memang merupakan warga asli yang
tinggal disini, jadi tentu saya kenal.Sedangkan, penghuni kos-kosan saya tidak
begitu mengenalinya, hanya beberapa yang sering bertemu saja yang saya
kenal.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Tentu sering berkomunikasi bersama warga, tetapi dengan penghuni koskosan agak jarang karena memang tidak begitu kenal.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Ya, saya berpartisipasi dalam pengajian, arisan gabungan ibu-ibu RT 01
sampai dengan RT 04, dan juga dalam berbagai acara lainnya.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Kalau anak kos-kosan yang dulu sering saya ajak, dan mereka pun memang
sering berpartisipasi.Akan tetapi, anak kos-kosan yang sekarang terbilang
cuek dan tidak peduli.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Sikap mereka secara umum baik, kadang tegur sapa. Namun, ada beberapa
anak kos-kosan yang kalau bertemu tidak menegur satu sama lain.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positifnya yaitu perekonomian warga meningkat, warga lebih
mandiri dengan membuka usaha sendiri.Dampak negatifnya yaitu banyak
pencurian dan perilaku mahasiswa yang kadang kurang sopan.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya agar para penghuni kos-kosan bisa lebih membaur dan lebih
peduli terhadap lingkungan di sekitarnya.
Narasumber
Ibu Nurhayati
DATA WAWANCARA
Nama
: Ibu Rehan (warga)
Usia
: 54 tahun
Alamat
: RT 01/08
Waktu
: 10 Februari 2017/ pukul 15.10wib
Tempat
: Kediaman Ibu Rehan
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Sejak tahun 1980, sebenarnya saya berasal dari kabupaten Majalengka Jawa
Barat, namun karena ikut suami jadi menetap di Ciputat. Awal saya kesini
wilayah di sekitar sini masih rawa dan kebun, belum banyak rumah warga,
namun semenjak 1990-an sudah banyak warga yang membangun rumah
disini.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Terdapat banyak kos-kosan disini sejak tahun 2000-an, hal itu disebabkan
karena banyaknya mahasiswa UIN.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya, saya mengenal semua tetangga saya.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Iya kenal kepada pemilik kos-kosan yang memang warga asli disini, kalau
yang tidak tinggal disini saya tidak begitu kenal.Dan beberpa penghuni kosan
saya mengenalinya, karena mereka sering berbelanja di warung saya.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Cukup sering karena memang sering bertemu dengan warga maupun
penghuni kosan karena memang profesi saya penjaga warung yang memang
sering bertemu banyak orang.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Tentu saya tahu dan ikut berpartisipasi.Di RT 01 ada kegiatan arisan,
pengajian, perayaan 17-an, perayaan hari besar Islam.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Pernah, rata-rata disini penghuni kosannya laki-laki dan sudah kenal dengan
saya, dan mereka sering ikut berpartisipasi.Namun, anak kos-kosan yang baru
dan belum kenal itu jarang berpartisipasi.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Mereka baik dan ramah.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positif tentunya memajukan perekonomian, banyak warga.Selain itu
warga juga menjadi lebih mandiri dengan membuka usaha-usaha seperti
warung sembako, laundry, warung makan, fotocopy, dan lain-lain.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya semoga anak-anak yang menghuni kos-kosan di sekitar wilayah
ini dapat bersosialisasi seperti anak kos-kosan yang sebelumnya.
Narasumber
Ibu Rehan
DATA WAWANCARA
Nama
: Ibu Maisah (warga)
Usia
: 60 tahun
Alamat
: RT 04 /08
Waktu
: 13 Februari 2017/ pukul 14.00 WIB.
Tempat
: Kediaman Ibu Maisah.
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini sejak lahir, karena memang dulu ini rumah orang tua
saya.Kondisi disini dulu masih sawah, kebun dan rawa.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Sejak tahun 1970-an memang sudah banyak warga yang membangun rumah
disini, namun belum ada kos-kosan. Kos-kosan mulai banyak semenjak tahun
2000-an, tentunya karena banyak mahasiswa UIN.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya, saya mengenal semua tetangga saya terutama yang tinggal di RT 04.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Beberapa pemilik kosan saya kenal, namun ada juga yang tidak saya kenal
karena memang ada yang tidal tinggal disini tapi memiliki kos-kosan
disini.Saya juga tidak mengenal penjaga kos-kosan tersebut karena mereka
jarang berbaur dengan warga.Sedangkan penghuni kos-kosan yang
kebanyakan adalah mahasiswa itu saya kenal beberapa.Akan tetapi yang saya
rasakan, mahasiswa dulu berbeda dengan mahasiswa sekarang.Mahasiswa
yang dulu sangat berbaur dengan warga, sedangkan mahasiswa yang
sekarang kurang berbaur dan lebih individualis.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Sering, karena saya memang akrab dengan tetangga.Namun, kalau dengan
penjaga dan penghuni kos-kosan jarang berkomunikasi kecuali bagi yang
sudah saya kenal.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya, saya tahu dan juga sering ikut.Biasanya saya sering ikut kegiatan
pengajian, bahkan saya juga mengadakan pengajian di rumah saya sendiri
dengan mengajak mahasiswa-mahasiswi yang berada di dekat rumah.Tujuan
saya mengadakan pengajian tersebut adalah agar silaturahmi bisa terjalin
antara keluarga saya dan mahasiswa sekitar sini.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Pernah, penjaga dan penghuni kos-kosan juga pernah saya ajak ikut
pengajian.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Sikap mereka baik, namun ada beberapa yang memang sangat cuek dan tidak
peduli.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positif di bidang perekonomian yaitu banyak warga dapat memiliki
usaha sendiri, sehingga tidak menganggur.Saya sendiri baru beberapa tahun
ini membuka laundry, karena saya melihat peluang usaha dibidang ini.Selain
itu, di sekitar sini menjadi lebih ramai.Sedangkan dampak negative itu seperti
banyaknya sampah karena ada yang sadar dan ada yang tidak dalam
membuang sampah.Selain itu, semakin hari semakin banyak pencurian sepeda
motor, hp dan juga laptop terutama di RT 04.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya anak anak kos-kosan lebih akrab dan lebih bermasyarakat.
Narasumber
Ibu Maisah
DATA WAWANCARA
Nama
: Ibu Ratiah (warga)
Usia
: 56 tahun
Alamat
: RT 02/08
Waktu
: 9 Februari 2017/ pukul 14.00 wib
Tempat
: Depan Warung Ibu Ratiah
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya dan suami tinggal disini sejak tahun 2013, sebelumnya kami tinggal di
kampung utan.Kami pindah kesini karena pengen buka usaha warung kecil,
karena disini banyak mahasiswa jadi kami yakin dagangan kami bisa laris.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Sejak saya tinggal disini memang sudah banyak kos-kosan mahasiswa.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya saya kenal.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Karena saya masih terbilang baru, jadi saya baru kenal pemilik , penjaga dan
penghuni kos-kosan yang dekat dengan rumah saja.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Iya sering berkomunikasi kalau mereka lagi berbelanja ke warung saya.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya tahu, tetapi jarang ikut karena jaga warung.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Belum pernah.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Mereka baik dan ramah.Di dekat saya banyak anak-anak laki-laki yang
ngekos mereka semua baik.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Positifnya dalam hal perekonomian meningkat, seperti saya yang sudah lanjut
usia ini jadi bisa buka warung kecil untuk menambah penghasilan. Tetangga
saya juga rata-rata memiliki usaha kecil-kecilan.Kalau dampak negatifnya
jadi banyak pencurian sepeda motor, laptop dan juga HP, karena pencurinya
tahu bahwa di sekitar sini banyak mahasiswa, jadi kalau tidak hati-hati pasti
kemalingan.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya kami hidup rukun dan damai selalu.
Narasumber
Ibu Ratiah
DATA WAWANCARA
Nama
: Ibu Een(warga)
Usia
: 50 tahun
Alamat
: RT 03/08
Waktu
: 13 Februari 2017/ pukul 12.40 wib
Tempat
: Kediaman Ibu Een
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya dan suami tinggal disini sejak tahun 1983, itu karena memang dahulu
orang tua saya tinggal disini.Kondisi dahulu disni masih rawa, kebon, dan
masih sangat jarang ada rumah warga.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Seingat saya, banyaknya pembangunan kos-kosan disini mulai tahun 2000-an.
Banyaknya pembangunan kos-kosan pastinya karena banyaknya permintaan.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya saya mengenal semua tetangga saya terutama di wilayah RT 03.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Saya mengenal pemilik kos-kosan yang memang tinggal disini, namun yang
tidak tinggal disini saya tidak kenal.Sedangkan penghuni kos-kosan alias
mahasiswa saya tidak begitu kenal, beberapa di antara mereka ada yang
sering menyapa namun ada juga yang cuek saja.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Iya tentu, sama tetangga sendiri saya sering berkomunikasi, tetapi kalau sama
penghuni kos-kosan sangat jarang. Beberapa ada yangramah, namun banyak
juga yang tidak peduli.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya saya berpartisipasi dalam pengajian, arisan, dan acara lainnya.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Pernah, saya pernah mengajak mereka yang memang sering ketemu dengan
saya.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Beberapa ada yang bersikap baik an ramah, namun ada juga yang tidak
peduli sama sekali, kadang lewat di depan rumah saya lewat saja tidak
menyapa ataupun sekedar senyum.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positifnya tentu dalam hal perekonomian jadi maju, contohnya saya
sendiri
membuka
warung
nasi
uduk,
lumayan
untuk
menambah
penghasilan.Sedangkan dampak negatifnya lebih kepada sikap mahasiswa
disini memang banyak yang kurang peduli, padahal mereka hidup
berdampingan dengan kami.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya semoga baik pemilik,penjaga maupun penghuni kos-kosan
lebih bisa peduli terhadap warga sekitar.
Narasumber
Ibu Een
DATA WAWANCARA
Nama
: Bapak M. Sholeh(warga)
Usia
: 54 tahun
Alamat
: RT 03/08
Waktu
: 13 Februari 2017/ pukul 13.00 wib
Tempat
: Kediaman Bapak M. Sholeh
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya bersama keluarga tinggal disini sejak 34 tahun lalu, kondisi awal saya
tinggal disini masih sepi, masih ada rawa, kebon dan tanah kosong.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Terdapat banyak kos-kosan disini itu sejak tahun 2000-an, hal itu disebabkan
karena mahasiswa UIN memang semakin banyak terutama yang berasal dari
luar kota bahkan luar provinsi.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya tentu saya kenal semua tetangga saya.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Rata-rata pemilik kos-kosan disini memang warga asli sini jadi saya tentu
mengenal mereka, namun pemilik kos-kosan yang tinggal di komplek yang
kos-kosannya ada didekat rumah saya itu saya tidak kenal.Dan rata-rata
penghuni kos-kosan disini itu perempuan, jadi saya juga tidak kenal namanya,
namun beberapa saya kenal muka.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Sering sekali, bahkan karena sesama bapak-bapak kami sering ngobrol dan
ngopi bareng di depan rumah saya.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya tentu saya tahu dan selalu ikut berpartisipasi.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Pernah ngajak tetangga.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Sikap mereka biasa-basa saja.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positif: perekonomian tumbuh dan berkembang, warga banyak yang
bisa bikin usaha sendiri untuk menambah pendapatan.
Dampak negatif: sering terjadi pencurian di kos-kosan/kontrakan, terkadang
ada juga mahasiswa yang berisik di jam malam, dan ada juga beberapa
mahasiswa yang sbersikap kurang sopan.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Tentu saya berharap penghuni kos-kosan lebih berbaur terhadap warga.
Narasumber
Bapak M. SHoleh
DATA WAWANCARA
Nama
:Bapak Munindar (warga)
Usia
: 61 tahun
Alamat
: RT 04/08
Waktu
: 13 Februari 2017/ pukul 13.45 wib
Tempat
: Kediaman Bapak Munindar
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini sejak tahun 1980, memang dulu saya beli tanah disini
kemudian saya bangun rumah disini.Dulu kondisi disini masih sepi, bahkan
masih ada rawa dan tanah kosong.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Kalau kontrakan memang sudah ada sejak dulu saat masih IAIN
Jakarta.Kemudian setelah IAIN Jakarta berubah jadi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta baru mulai banyak terdapat kos-kosan.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya, kenal semua tetangga RT 04.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Kalo pemilik kosan yang memang orang sini saya kenal, tapi kalau yang
bukan orang sini (alias tinggalnya tidak disini) saya tidak kenal, mereka juga
tidak pernah berusaha untuk kenal.Kalau penghuni kosan yang dekat dengan
rumah saya kenal, tapi kalau yang jauh dari rumah saya tidak kenal.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Kalau dengan warga tentu saya sering berkomunikasi.Tapi kalau dengan
penjaga kos-kosan itu jarang, karena mereka juga jarang keluar. Kalau sama
mahasiswa/penghuni kosan itu tergantung mahasiswanya. Kalau mereka yang
sering bertemu saya pasti berkomunikasi, tapi kalau yang agak jauh itu
jarang berkomunikasi.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalamkegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya, saya berpartisipasi dalam setiap kegiatan seperti kerjabakti, pengajian,
17an, dan acara lainnya baik dalam lingkup satu RT maupun satu RW.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Tidak pernah, karena menurut saya itu seharusnya menjadi kesadaran
masing-masing saja.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Sikap mereka sebagian baik, sebagian lagi ada yang tidak peduli, kadang
juga berisik.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Kalau positifnya itu dari segi perekonomian meningkat dan banyak warga
bisa bikin usaha seperti warung nasi, warung sembako dan lain-lain.
Kalo dampak negatifnya terkadang mahasiswa itu berisik kalau malam,
banyak juga yang cuek dan kurang peduli sama warga. Disini juga sering
terjadi pencurian laptop, hp bahkan motor.Itu pasti yang diincar adalah koskosan mahasiswa.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya mereka bisa lebih berbaur dan peduli terhadap warga sekitar.
Narasumber
Bapak Munindar
DATA WAWANCARA
Nama
: Dikri Fauzi (warga)
Usia
: 28 tahun
Alamat
: RT 02 /08
Waktu
: 13 Februari 2017/ pukul 15.10
Tempat
: Kediaman Dikri Fauzi
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini sejak lahir yaitu tahun 1989, itu karena memang orang
tua saya tinggal disini.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Seingat saya disini banyak kos-kosan sejak 10 tahun terakhir.Dulu di sekitar
rumah saya ini rumah masih jarang-jarang, tapi kalau sekarang sudah
banyak dan sangat padat.Mungkin karena mahasiswa UIN makin hari makin
banyak, jadi banyak warga juga rumahnya di bangun jadi kos-kosan/
kontrakan.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya saya kenal semua tetangga.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Kalau pemilik kosan yang memang warga RT 02 atau RT 03 saya kenal, tapi
kalau bukan orang sini (pendatang) saya kurang kenal.Kalau sama anak-anak
kosan yang dekat rumah rata-rata saya kenal. Kadang-kadang sering tegur
sapa. Tapi anak-anak kosan sekarang beda sama yang dulu. Kalau dulu anakanaknya lebih berbaur bahkan saya sering main bareng dan ngadain acara
sama mereka. tapi kalau anak-anak kosan yang sekarang benar-benar
individualis, jarang banget berbaur. Terus juga mereka kadang kalau parkir
motor seenaknya hingga menghalangi jalan, padahal jalan di skitar sini
sempit, jadi kalau satu atau dua motor parkir jadi susah dilewati. Selain itu,
ada juga penghuni kosan (biasanya yang dagang di UIN) itu kalau buang
sampah sembarangan, kurang sadar sama kebersihan.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Sering, karena saya juga kan jaga warung, jadi kalau ketemu pasti
berkomunikasi. Kalau sama anak-anak kosan jarang.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya saya tahu dan ikut berpartisipasi.Di RT 02 ini sendiri terdapat banyak
kegiatan di antaranya seperti pengajian, arisan, gotong royong, dan perayaan
kemerdekaan serta hari besar Islam.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Iya saya pernah mengajak anak-anak kosan yang tinggal di dekat
rumah.Kalau anak-anak yang dulu mereka sering banget berpartisipasi, kalau
anak kosan sekarang jarang, malah pernah ada yang saya ajak di ngga mau
ikut.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Sikap mereka kebanyakan cuek, tidak peduli, tetapi ada juga yang sering
tegur sapa dan senyum.Kalau ada kegiatan disini mereka jarang banget ikut.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positifnya tentu di bidang perekonomian jadi lebih meningkat.Kalau
dampak negatifnya tentunya wilayah jadi semakin padat.Lingkungan juga
kadang jadi kotor karena ada yang ngga sadar buat jaga kebersihan.Selain
itu juga sering terjadi kriminalitas seperti pencurian, yang kebanyakan
pencurian di kos-kosan/kontrakan.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya mereka lebih bisa berbaur dan peduli terhadap masyarakat
tempat mereka tinggal.
Narasumber
Dikri Fauzi
DATA WAWANCARA
Nama
: Ibu Yani (warga)
Usia
: 55 tahun
Alamat
: RT 03 /08
Waktu
: 10 Februari 2017/ pukul 16.30 wib
Tempat
: Kediaman ibu Yani
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Sejak tahun 1975 setelah menikah langsung ikut suami tinggal disini.Dulu
disini masih sepi, masih ada kebon dan rawa.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Banyak kosan sejak tahun 2000-an, itu karena mahasiswa UIN makin banyak.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya kenal semua.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Ada yang kenal ada juga yang ngga kenal.Kalau penghuni kos-kosan Cuma
sedikit yang kenal, soalnya jarang komunikasi dengan mereka.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Kalau sama warga sangat sering komunikasi, tai kalau sama anak-anak kosan
jarang, paling komunikasi sama yang deket aja. Beberapa di antara mereka
juga ada yang jarang banget nyapa.Tapi ada juga yang peduli bahkan yang
saya tahu ada beberpa anak kosan deket sini yang jadi sukarelawan ngajar
ngaji anak-anak di mushola.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya
saya
tahu
banget
dan
saya
berpartisipasi
dalam
semua
kegiatan.Pengajian, arisan, 17-an, dan acara lainnya.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Pernah, ada yang mau ikut tapi ada juga yang tidak.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Rata-rata mereka baik, cuma mungkin karena tidak kenal jadi jarang tegur
sapa.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positif tentunya dalam bidang perekonomian, dan kalau dampak
negative cukup banyak yaitu kadang ada yang kurang peduli, pencurian juga
banyak, rumah-rumah juga terlalu padat.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya pemilik, penjaga dan penghuni kosan lebih mau berbaur dan
peduli terhadap sekitar.
Narasumber
Ibu Yani
DATA WAWANCARA
Nama
: Bapak Syafril(warga)
Usia
: 42 tahun
Alamat
: RT 01/08
Waktu
: 14 Februari 2017/ pukul 16.15 wib
Tempat
: Depan Warung Bapak Syafril
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Sejak 10 tahun lalu.Kondisi disini belum banyak kos-kosan.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Belum, baru ada beberapa kos-kosan saja.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya saya kenal rterutama warga RT 01/08.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Kebanyakan saya tidak begitu kenal, kecuali yang sering berbelanja di
warung saya.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Iya komunikasi dan saling menyapa terutama ketika mereka berbelanja di
warung saya.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya tahu ada paguyuban bapak-bapak RW 08, ada pengajian dan lainnya, dan
saya ikut berpartisipasi.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Pernah, karena deket rumah saya anak-anak kosannya laki-laki sering saya
ajak.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Mereka bervariasi, ada yang baik dan peduli, ada juga yang tidak peduli.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak
positifnya
terutama
dibidang
perekonomian,
saya
pribadi
merasakannya karena saya punya toko sembako, sehingga kalau banyak
mahasiswa jadi banyak yang beli dan makin laris.
Dampak negatif disini banyak pencurian sepeda motor, laptop, hp dan laptop.
Selain itu kadang anak-anak kosan sering kelewatan jam bertamu. Dan sering
juga parkir motor sembarangan sehingga menghalangi jalan warga.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya RT 01 selalu aman.
Narasumber
Bapak Syafril
DATA WAWANCARA
Nama
: Ibu Melis (pemilik kosan)
Usia
: 47 tahun
Alamat
: RT 03/08
Waktu
: 14 Februari 2017/ pukul 11.00 wib
Tempat
:Warung Makan Ibu Melis
1. Sejak kapan saudara tinggal disini dan bagaimana kondisinya?
Saya tinggal disini sejak tahun 1990, karena orang tua saya memang dari
dulu tinggal disini. Kondisi disini saat itu masih sepi, depan rumah saya dulu
masih lapangan, dan dulu UIn masih IAIN.
2. Sejak kapan terdapat banyak kos-kosan/kontrakan di wilayah tempat tinggal
saudara?
Kos-kosan itu mulai banyak sejak tahun 2005 ke atas, ini mungkin karena
mahasiswa UIN yang memang banyak berasal dari luar kota.
3. Apakah saudara mengenal tetangga (masyarakat) di sekitar tempat tinggal
saudara ?
Iya saya kenal semuanya.
4. Apakah saudara mengenal pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan?
Beberapa ada yang saya kenal ada juga yang tidak. Tetapi kalau anak-anak
yang nge kos di kos-kosan saya semuanya saya kenal.
5. Apakah saudara sering berkomunikasi dengan warga, pemilik/penjaga,
penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di sekitar rumah saudara?
Berkomunikasi tentu sangat sering, baik dengan warga, penjaga, maupun
penghuni kos-kosan.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar tempat tinggal saudara?
Iya sata tahu disini ada banyak kegiatan seperti kerjabakti, arisan, pengajian
dan acara-acara lainnya.Saya jarang ikut, karena saya jaga warung makan.
7. Apakah
saudara
pernah
mengajak
pemilik/penjaga/penghuni
kos-
kosan/kontrakan yang ada di sekitar tempat tinggal saudara untuk
berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan?
Belum pernah, karena saya pikir anak-anak kosan pasti ada kesibukannya
masing-masing.
8. Bagaimana sikap mereka terhadap warga/masyarakat di sekitar tempat tinggal
saudara?
Mereka bersikap baik, namun memang ada beberapa anak yang mungkin
karena tdak kenal jadi mereka malas untuk menegur.
9. Menurut saudara, apa dampak positif dan negatif keberadaan koskosan/kontrakan di sekitar tempat tinggal?
Dampak positif disini jadi ramai dan perekonomian warga jadi maju.
Dampak negatifnya jadi makin banyak pencurian di rumah kosan.Termasuk
tetangga saya sendiri pernah kemalingan saat waktu liburan kuliah.
10. Apa harapan saudara terhadap pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya kami hidup berdampingan dengan rukun dan damai.
Narasumber
Ibu Melis
DATA WAWANCARA
Nama
: Yuli Anggaini (penghuni kos-kosan)
Usia
: 20 tahun
Jurusan/semester
: Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta/ 4
Alamat /Asal daerah
: Kosan Griya Aini RT 04/ Sumatera Barat
Waktu / tempat
: 13 februari 2017 pukul 17.10 wib / Griya Aini
1. Sejak kapan saudara tinggal disini?
Tinggal di Griya Aini sejak semester 2, sebelumnya tinggal di asrama putri
(ASPI UIN).
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Memilih tempat kosan di Griya Aini karena dekat dengan kampus, tempatnya
juga nyaman dan bersih.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Saya tidak kenal semua penghuni kosan, tapi beberapa penghuni kosan saya
kenal baik bahkan kami sering ngobrol dan berdiskusi.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Tidak kenal, namun perah bertemu waktu beliau ke kosan.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Jarang, karena saya sibuk kuliah dan sering pulang sore dan kalau tidak ada
kegiatan di kampus biasanya saya cuma di kosan aja.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Tahu nya ada kegiatan pemilu aja karena diadain di halaman depan kosan.
Kalo kegiatan lainnya ngga tau karena emang ngga pernah di kasih tau dan
emang sibuk kuliah.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Warga disini baik, biasanya kalo saya ketemu saling senyum.Kadang-kadang
juga saling sapa.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya kita tetap menjalin hubungan baik.
Narasumber
Yuli Anggraini
DATA WAWANCARA
Nama
: Ira Nur Azizah (penghuni kos-kosan)
Usia
: 21 tahun
Jurusan/semester
: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 8
Alamat /Asal daerah
: Kosan di RT 03/ Bengkulu
Waktu / tempat
: 14 Februari 2017 pk 14. 21 wib/ di kosan Ira
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Sejak tahun 2014, sebelumnya setahun di asrama putrid (ASPI UIN)
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Karena dekat kalau mau ke kampus, karena aman dan juga bersih.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Iya saya kenal semua.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Kalau ketua RT saya tidak kenal dan tidak pernah ketemu.Tapi kalau warga
ada yang saya kenal karena beberapa sering ketemu.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Kalau sama temen-temen kosan sering, malah hampir setiap hari kami
berkomunikasi. Tetapi kalau sama pemilik kosan jarang ketemu, dan kalau
sama warga paling komunikasi pas lagi jajan karena warganya yang punya
warung, kalau sama warga lainnya jarang.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Tidak tahu dan tidak pernah ikut. Saya tidak pernah tahu ada kegiatan apa
saja, dan mungkin karena tidak kenal sama warga jadi sungkan untuk
bertanya.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Warga disini ramah dan baik.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Kalau dikasih tau dan diajak, saya pengen ikut berparisipasi dalam kegiatan
warga.
Narasumber
Ira Nur Azizah
DATA WAWANCARA
Nama
: Faza Tsaniyah (penghuni kos-kosan)
Usia
: 23 tahun
Jurusan/semester
: Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Alamat /Asal daerah
: kosan Griya Aini RT 04 / Condet Jakarta Timur.
Waktu / tempat
: 13 Februari 2017 pukul 17.40 wib/ Griya Aini
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Saya ngekost di Griya Aini sejak tahun 2015, sebelumnya saya pulang pergi
dari rumah ke kampus.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Saya memilih kosan ini karena tempatnya yang dekat dan ada penjaga
kosannya.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Tidak, saya hanya kenal dengan beberapa saja yang sering bertemu.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Tidak.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Komunikasi dengan warga jarang, jika bertemu tetap senyum, tetapi dengan
penjaga dan penghuni kosan saya sangat sering berkomunikasi.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Tidak tahu dan tidak pernah ikut berpartisipasi, karena saya memang banyak
kegiatan di luar.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Warga ramah dan baik.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya terhadap warga, penjaga dan penghuni kos-kosan semoga
tetap terjalin hubungan yang baik.
Narasumber
Faza Tsaniya
DATA WAWANCARA
Nama
: Mukromin (penjaga kos-kosan)
Usia
: 35 tahun
Jurusan/semester
:-
Alamat /Asal daerah
: Pondok Muslimah Ungu / Cirebon
Waktu/ tempat
: 14 Februari 2017 pk 14. 45 wib / Pondok
Muslimah Ungu
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Saya tinggal disini sejak tahun 2015.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Awalnya kos-kosan ini adalah kontrakan kemudian tahun 2015 pemiliknya
merenovasi kontrakan menjadi kos-kosan khusus perempuan.Akhirnya, saya
diminta untuk menjaga kos-kosan dan saya mau kebetulan anak saya sedang
bersekolah disini.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Iya, saya kenal baik dengan semua penghuni kos-kosan Pondok Muslimah
Ungu.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Ya, saya kenal Bapak Jainudin Ketua RT 01, dan saya juga kenal beberapa
warga yang rumahnya dekat dengan kosan ini.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Tentu saya sering berkomunikasi, saling tegur sapa bahkan kadang ngobrol
bersama.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Iya, saya tahu disini ada kegiatan pengajian ibu-ibu dan bapak-bapak, serta
pada hari Minggu sore yaitu kegiatan Karang Taruna.Saya belum pernah
berpartisipasi karena saya harus standby menjaga kos-kosan yang sudah
diamanahkan kepada saya.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Sangat baik dan bersahabat.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Saya berharap semoga warga, pemilik, penjaga dan penghuni kos-kosan tetap
menjaga silaturahmi.
Narasumber
Mukromin
DATA WAWANCARA
Nama
: Afifah (penghuni kos-kosan)
Usia
: 19 tahun
Jurusan/semester
: Pendidikan Agama Islam – IIQ / 4
Alamat /Asal daerah
: Pondok Muslimah Ungu RT 01 / Bekasi
Waktu / tempat
: 14 Februari 2017 pk 15.20 wib/ kamar kos Afifah
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Saya dan teman saya tinggal disini baru sekitar tiga bulan.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Karena pondok Muslimah Ungu lokasinya dekat dengan IIQ.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Karena saya baru tiga bulan, jadi saya belum banyak kenal dengan penghuni
kosan, yang baru saya kenal itu teman di depan kamar saya.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Tidak kenal.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Jarang, paling sekedar senyum.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Tidak tahu dan tidak ikut.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Baik.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya semoga kami semua yang menetap di Pondok Muslimah Ungu
dapat bersilaturahmi dengan warga sekitar.
Narasumber
Afifah
DATA WAWANCARA
Nama
: Isma Maulida (penghuni kos-kosan)
Usia
: 19 tahun
Jurusan/semester
: PAI IIQ / 4
Alamat /Asal daerah
: Pondok Muslimah Ungu RT 01/ Bogor
Waktu / tempat
: 14 Februari 2017 pk 15. 35 wib/ kamar kos Isma
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Tinggal di kosan ini baru tiga bulan, sebelumnya saya di asrama putrid IIQ.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Karena dekat kampus , bersih dan rapih.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Belum, saya baru kenal teman sekamar dan di depan kamar.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Tidak.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Kalau komunikasi verbal tidak pernah, tetapi kalau ketemu saling senyum.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Tidak tahu dan tidak pernah berpartisipasi.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Warga disini sepertinya baik dan ramah.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya lingkungan sama-sama dijaga.
Narasumber
Isma Maulida
DATA WAWANCARA
Nama
: Marsusi (Pemilik kos-kosan)
Usia
: 30 tahun
Jurusan/semester
:-
Alamat /Asal daerah
: Pondokan AA RT 02/ Tangerang
Waktu/ tempat
: 14 Februari 2017 pk 14. 30 wib/ kediaman ibu
Marsusi
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Sejak lahir memang saya sudah tinggal disini.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Memang orang tua saya tinggal disini, jadi otomatis saya juga tinggal disini.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Iya saya mengenal semua penghuni kos-kosan.Rata-rata yang nge-kos disini
adalah mahasiswa UIN, ada juga karyawan yang kerja di Kampus UIN atau
di Rumah Sakit UIN.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Iya saya kenal ketua RT dan semua warga disini.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Iya, baik dengan warga dan penghuni kos-kosan saya cukup sering
berkomunikasi atau tegur sapa.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Saya tahu disini ada kegiatan pengajian, arisan dan sebagainya, tapi saya
jarang ikut.Biasanya yang sering ikut itu adalah ibu saya.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Warga disini semuanya baik.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya kita semua bisa saling mengenal dan menjaga komunikasi
dengan baik.
Narasumber
Marsusi
DATA WAWANCARA
Nama
: Febrian (penghuni kos-kosan)
Usia
: 25 tahun
Jurusan/semester
: FISIP UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ Alumni
Alamat /Asal daerah
: Kosan Budhe RT 01/ Radio Dalam Jakarta Selatan
Waktu/ tempat
: 14 Februari 2017 pk 16.40 wib/ depan warung
Bapak Syafril
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Saya nge-kos sejak tahun 2010.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Disini luamayn dekat dengan kampus.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Iya saya kenal, bahakan kita sering bermain futsal bersama.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Ketua RT 01 saya kenal, kalau warga beberapa di antaranya saya kenal
karena sering bertemu.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Jarang, karena saya punya kegiatan diluar.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Tahu, tapi saya jarang ikutan.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Baik-baik saja.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Saya harap hidup berdampingan dengan damai.
Narasumber
Febrian
DATA WAWANCARA
Nama
: Gunarin (penghuni kos-kosan)
Usia
: 33 tahun
Jurusan/semester
:-
Alamat /Asal daerah
: kosan di RT 04/ Cirebon
Waktu / tempat
: 14 Februari 2017 pk 17.00 wib
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Saya tinggal disini baru sekitar 4 bulan.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Karena saya mau kerja ikut saudara saya.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Belum kenal semua, baru kenal bebrapa.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Tidak kenal.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Paling komunikasinya kalau belanja di warung.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Tidak tahu dan tidak ikut.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Biasa-biasa saja.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Semuanya bak-baik saja.
Narasumber
Gunarin
DATA WAWANCARA
Nama
: Kevin Putra (penghuni kos-kosan)
Usia
: 18 tahun
Jurusan/semester
: Pelajar kelas XII SMK
Alamat /Asal daerah
: kosan di RT 04/ Jakarta Selatan
Waktu / tempat
: 14 Februari 2017 pk 16.00 wib
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Saya tinggal disini sejak tahun 2010.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Karena ikut orang tua, orang tua saya nge-kos dan buka usaha warung nasi
dan juga laundry.Selain itu, kaka perempuan saya juga kuliah di UIN.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Kalau penghuni lama kos-kosan saya kenal, namun penghuni baru kos-kosan
rata-rata belum kenal.kebanyak penghuni kos-kosan di tempat saya itu
mahasiswi UIN.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Iya saya kenal dan sering ketemu.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Sama warga sini saya memang sering komunikasi, namun kalau sama pemilik
kos-kosan jarang, karena memang dia jarang datang ke kos-kosan. Dan kalau
sama anak-anak kosan yang lainnya biasanya saling senyum ketika bertemu.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Iya saya tahu disini banyak kegiatan, kalau kegiatan remaja saya sering ikut.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Warga disini terbuka dan ramah, serta rasa kekeluargaannya masih
kental.Meskipun saya pendatang saya bahkan sudah merasa seperti warga
asli saking akrabnya dengan warga.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya warga dan penghuni kos-kosan terus menjalin komunikasi yang
baik.
Narasumber
Kevin Putra
DATA WAWANCARA
Nama
: Ferial Hamedan (penghuni kos-kosan)
Usia
: 20 tahun
Jurusan/semester
: Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 6
Alamat /Asal daerah
: Kosan Griya Aini RT 04/ Jakarta Timur
Waktu / tempat
: 13 Februari 2017 pukul 19.00 wib / Griya Aini
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Saya nge-kos di Griya Aini sejak semester 1, tetapi sebelumnya saya sempat
nge-kos di kosan Tombo Ati, namun karena beberapa alasan saya akhirnya
pindah ke Griya Aini.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Memilih tempat kosan di Griya Aini karena dekat dengan kampus, aksesnya
mudah, dan lingkungannya bagus.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Iya kenal baik beberapa namun tidak semuanya.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Tidak kenal, namun perah bertemu waktu beliau ke kosan.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Jarang, biasanya kalau ketemu tegur sapa biasa saja.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Tidak tahu dan tidak ikut, karena saya sibuk kuliah dan sering pulang sore,
kalaupun sedang libur, saya biasanya langsung pulang ke rumah di Jakarta
Timur.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Warga disini baik, biasanya kalo saya ketemu saling senyum dan juga saling
sapa.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya lingkungan di RT ini selalu aman, karena belakangan memang
banyak terjadi pencurian.
Narasumber
Ferial Hamedan
DATA WAWANCARA
Nama
: Nuraida Achsani (penghuni kos-kosan)
Usia
: 22 tahun
Jurusan/semester
: Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta/ 8
Alamat /Asal daerah
: Kosan Tombo Ati RT 01/ Purwakarta
Waktu / tempat
: 13 februari 2017 pukul 20.00 wib / Kamar kos
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Saya tinggal di kosan ini sejak semester 5, sebelumnya tingga di kos-kosan
deket sini, karena kurang nyaman jadi saya pindah kesini.
1. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Karena menurut saya kos-kosan ini tempatnya strategis, bersih, dan aman.
Kebetulan juga teman deket satu jurusan saya ngekos disini jadi saya juga
ikut ngekos disini.
2. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Jujur saya tidak kenal semua penghuni kosan, tapi beberapa penghuni kosan
saya kenal baik bahkan kami sering ngobrol.
3. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Kalo ketua RT tidak kenal, tapi kalau warga sini kenal muka, kadang kalo
ketemu yah saya senyum.
4. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Jarang, karena saya sibuk kuliah dan juga parttime jadi guru privat, jadi
kadang saya pulang malam. Paling komunikasi sebatas senyum, negur, tidak
pernah komunikasi secara intens.
5. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Tidak tahu dan emang saya tidak cari tahu. Mungkin warga disini punya
kegiatan, tapi emang anak-anak kos-kosan ngga pernah diajak, walaupun
kalo diajak belum tentu juga mau ikut.
6. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Menurut saya warga disini baik, biasanya kalo saya ketemu saling senyum.
Kadang-kadang juga saling sapa.
7. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Semoga lingkungan kos-kosan disini selalu aman dan terhindar dari
kemalingan.
Narasumber
Nuraida Achsani
DATA WAWANCARA
Nama
: Nadya (penghuni kos-kosan)
Usia
: 21 tahun
Jurusan/semester
: Pendidikan Biologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta/ 8
Alamat /Asal daerah
: Kosan Tombo Ati RT 01/ Surabaya
Waktu / tempat
: 13 februari 2017 pukul 20.30 wib / Griya Aini
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Sejak semester 5. Sebelumnya ngekos sama kayak Aida di kos-kosan deket
sini.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Kosan ini bersih, harganya juga terjangkau dan ada parkiran motor, jadi
saya pilih disini.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Ngga kenal semua sih, tapi beberapa ada yang kenal. Soalnya kan emang
masing-masing punya kesibukan sendiri, dan kos-kosan ini ada tiga lantai
jadi sesama anak kosan ada yang pernah ketemu ada juga yang ngga.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Ngga kenal ketua RT maupun warga, tapi kalo sama warga sering senyum
sapa gitu.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Kayaknya ngga pernah kecuali kalo jajan di warung atau tempat makan gitu.
Bingung juga mau komunikasi pembahasannya apa.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Ngga tahu sih, tapi kayaknya da deh kalo di sekitar sini. Mana pernah ikut,
kan emang gatau.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Biasa aja sih, paling saling negur gitu yah bisa dibilang ramah lah.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Saling ngejaga kebersihan lingkungan aja.
Narasumber
Nadya
DATA WAWANCARA
Nama
: Vivid Nabella (penghuni kos-kosan)
Usia
: 20 tahun
Jurusan/semester
: Ilmu Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta/ 4
Alamat /Asal daerah
: Kosan Pelangi RT 01/ Bekasi
Waktu / tempat
: 14 februari 2017 pukul 20.10 wib / Griya Aini
1. Sejak kapan saudara tinggal disini ?
Tinggal di kosan ini dari semester 2, sebelumnya ngekos di deket sini.
2. Apa alasan saudara memilih tinggal disini ?
Karena kosan ini harga sewanya murah, dan lokasinya deket kampus, karena
kalo ke kampus saya biasa jalan kaki.
3. Apakah saudara mengenal semua penghuni kosan yang saudara huni ?
Belum kenal semuanya, tapi banyak juga yang saya kenal.
4. Apakah saudara mengenal ketua RT dan warga di sekitar kos-kosan/kontrakan
yang saudara huni?
Ngga kenal pak RT sih, belom kenalan. Kalau warga juga banyak ngga kenal,
tapi biasa kok kita negor gitu senyum.
5. Apakah
saudara
sering
berkomunikasi
dengan
warga
masyarakat/pemilik/penjaga/penghuni kos-kosan/kontrakan yang tinggal di
sekitar kosan yang saudara huni?
Pernah kalo jajan di warung atau beli makan gitu kan pasti sedikit ngobrol.
Kalo komunikasi khusus ngga pernah sih.
6. Apakah saudara tahu dan ikut berpartisipasi dalam kegiatan kemasyarakatan
yang ada di sekitar kosan yang saudara huni?
Selama ini sih ngga tau, jadi ngga pernah ikut. Ngga keliatan juga kalo ada
kegiatan gitu, paling yang keliatan itu ada TPS pas pemilu.
7. Bagaimana sikap warga disini terhadap saudara?
Warga baik sih, ngga pernah ada masalah juga sama anak kos-kosan.
8. Apa harapan saudara terhadap warga, pemilik/penjaga, dan penghuni koskosan/kontrakan yang berada di sekitar tempat tinggal saudara?
Harapan saya kita semua baik-baik aja, jangan berselisih dan lain-lain.
Narasumber
Vivid nabella
LAMPIRAN
FOTO BEBERAPA WILAYAH RT 01-04
dan WAWANCARA BERSAMA INFORMAN
Download