Informasi laba dalam laporan keuangan pada umumnya penting

advertisement
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
1
EVALUASI ATAS SISTEM AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN DALAM
PENILAIAN KINERJA MANAJEMEN PADA PT. ARISTA WAHANA
MANUNGGAL
Tutut Renitha Irine Putri
[email protected]
Endang Dwi Retnani
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
ABSTRACT
This research is meant to assess and to analyze how to implementation of responsibility accountingsystem can
have a role in assessing the management performance. The object of the research is PT Arista Wahana
Manunggal. Qualitative method is applied as the method of research and descriptive analysis technique. It can be
concluded that PT Arista Wahana Manunggal has not been applying the responsibility accounting system.
Therefore, the existing organization structure in the company should include responsibility center code, cost
account code and responsibility report should separate the controllable and uncontrollabel cost as well as the
participation of the whole manager of responsibilty center in budgetting. The result of the analysis indicates that
by implementing of responsibility accounting system the management is easier to carry out the performance
assessment and to ask cost responsibility to the manager of responsibility.
Keywords: responsibility accounting, performance assessment, the separation of controllable and uncontrollable
cost.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan menganalisis bagaimana penggunaan sistem akuntansi
pertanggungjawaban mampu berperan dalam menilai kinerja manajemen. Obyek yang diteliti adalah
PT. Arista Wahana Manunggal. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif dan teknik analisis
deskriptif. Simpulan yang ditunjukkan, PT. Arista Wahana Manunggal masih belum menerapkan
sistem akuntansi pertanggungjawaban. Oleh karena itu untuk dapat menerapkan sistem akuntansi
pertanggungjawaban, struktur organisasi yang ada pada perusahaan harus disertakan kode pusat
pertanggungjawaban, kode rekening biaya dan laporan pertanggungjawaban dipisahkan antara biaya
terkendali dan tidak terkendali serta keikutsertaan seluruh pimpinan pusat pertanggungjawaban
dalam penyusunan anggaran. Dari hasil analisis diatas dapat ditunjukkan bahwa dengan
diterapkannya sistem akuntansi pertanggungjawaban, manajemen lebih mudah melakukan penilaian
kinerja dan meminta pertanggungjawaban biaya pada kepala pusat-pusat pertanggungjawaban.
Kata kunci: akuntansi pertanggungjawaban, penilaian kinerja, pemisahan biaya terkendali/ tidak
terkendali.
PENDAHULUAN
Suatu perusahaan didirikan pasti memiliki tujuan. Ada tujuan jangka panjang dan
tujuan jangka pendek. Mayoritas perusahaan memiliki tujuan jangka pendek yang sama
yaitu untuk memperoleh laba seoptimal mungkin sedangkan tujuan jangka panjang tiap
perusahaan sangat beragam, mulai dari kelangsungan hidup, pertumbuhan perusahaan
maupun menciptakan kesejahteraan masyarakat.
Pengaruh lingkungan dan perkembangan suatu perusahaan yang semakin kompleks
mengakibatkan tugas manajemen puncak dalam mencapai tujuan perusahaan semakin sulit
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
2
dan kompleks pula. Untuk mengantisipasi hal tersebut maka perusahaan harus senantiasa
berusaha meningkatkan efektivitas maupun efisiensi dalam tiap strategi yang dilakukan,
baik menjalankan seluruh fungsi yang ada dalam perusahaan maupun mendapatkan
informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan keputusan. Untuk memastikan bahwa
perusahaan melaksanakan strateginya dengan efektif dan efisien maka manajemen perlu
melakukan suatu pengendalian. Caranya yaitu dengan membentuk unit-unit kekuasaan
kecil yang disebut pusat pertanggungjawaban.
Pembentukan pusat pertanggungjawaban memerlukan pendelegasian wewenang dan
kekuasaan manajer pusat pertanggungjawaban. Dalam melaksanakan fungsi pengawasan
dan pengendalian, pimpinan dapat menggunakan informasi akuntansi sebagai alat untuk
menilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan sistem yang cocok untuk diterapkan
adalah sistem akuntansi pertanggungjawaban.
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang disusun sedemikian
rupa sesuai sifat dan kegiatan perusahaan bertujuan agar masing-masing unit organisasi
dapat mempertanggungjawabkan hasil kegiatan unit yang berada dibawah pengawasannya.
Menurut sistem ini, unit yang ada akan dibagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban
dan keseluruhan pusat pertanggungjawaban akan membentuk jenjang hirarki dalam
organisasi karena akuntansi pertanggungjawaban menganggap bahwa pengendalian
organisasi dapat meningkat dengan cara menciptakan jaringan pusat pertanggungjawaban
yang sesuai dengan struktur formal perusahaan.
Melalui struktur organisasi manajemen dapat melaksanakan pendelegasian wewenang
untuk melaksanakan tugas khusus kepada manajemen yang lebih bawah, agar dapat dicapai
pembagian pekerjaan yang bermanfaat. Wewenang didelegasikan dari manajer atas ke
manajer dibawahnya, dan pendelegasian wewenang ini menuntut manajer bawah untuk
mempertanggungjawabkan pelaksanaan wewenang kepada manajer diatasnya.
Dalam
sistem
akuntansi
pertanggungjawaban,
informasi
akuntansi
pertanggungjawaban merupakan aktiva, pendapatan, dan/ atau biaya yang dihubungkan
dengan manajer yang bertanggung jawab terhadap pusat pertanggungjawaban tertentu.
Informasi ini dapat berupa informasi historis masa lalu dan informasi yang akan datang.
Informasi masa yang akan datang untuk penyusunan anggaran sedangkan informasi masa
lalu sebagai alat penilaian kjinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan pemotivasi
manajer.
Maka dari itu pusat pertanggungjawaban merupakan dasar untuk seluruh sistem
akuntansi pertanggungjawaban. Jaringan pusat pertanggungjawaban dapat menjadi alat
yang efektif untuk mengendalikan organisasi, jika struktur organisasi yang melandasinya
disusun secara rasional.
Dari beberapa penjabaran diatas telah menunjukkan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban akan membentuk landasan bagi terciptanya suatu sistem penilaian
kinerja manajemen yang berarti pula proses pengendalian dan penilaian prestasi melekat
pada setiap langkah perusahaan dari bagian terkecil hingga ke seluruh perusahaan. Jadi
perlunya meneliti bagaimana peran sistem akuntansi pertanggungjawaban sebagai alat
penilaian kinerja manajemen pada PT. Arista Wahana Manunggal karena penilaian kinerja
manajemen pada kenyataannya perlu dilakukan untuk memastikan dan mengendalikan
sumber daya yang ada agar dimanfaatkan secara efektif dan efisien demi tercapainya tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan secara bersama.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi peran sistem
akuntansi pertanggungjawaban dalam penilaian kinerja manajemen pada PT. Arista Wahana
Manunggal.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
3
TINJAUAN TEORETIS
Pengertian Akuntansi Pertanggungjawaban
Berikut ini beberapa definisi mengenai akuntansi pertanggungjawaban yang
dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
1. Menurut Hansen dan Mowen (2004: 116), Akuntansi pertanggungjawaban adalah sistem
yang mengukur berbagai hasil yang dicapai oleh setiap pusat pertanggungjawaban
menurut informasi yang dibutuhkan oleh para manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka.
2. Menurut Samryn (2001: 15-16), Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem
akuntansi yang digunakan untuk mengukur kinerja setiap pusat pertanggungjawaban
sesuai dengan informasi yang dibutuhkan manajer untuk mengoperasikan pusat
pertanggungjawaban mereka sebagai bagian dari sistem pengendalian manajemen.
3. Menurut Mulyadi (2001: 218), Akuntansi pertanggungjawaban adalah suatu sistem yang
disusun sedemikian rupa sehingga pengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatan
dilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawaban dalam organisasi, dengan tujuan
agar dapat ditunjuk orang atau kelompok yang bertanggung jawab atas penyimpangan
biaya dan pendapatan yang dianggarkan.
Dari beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa akuntansi
pertanggungjawaban adalah sistem pengumpulan data dan pelaporan informasi oleh
manajer pusat pertanggungjawaban atas aktivitas yang terjadi di departemennya terbatas
pada biaya dan atau pendapatan yang dapat dikendalikan dengan tujuan untuk
mengendalikan kegiatan operasional perusahaan dan mengevaluasi kinerja.
Konsep Dasar Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban merupakan salah satu konsep dari akuntansi
manajemen dan sistem akuntansi yang dikaitkan dan disesuaikan dengan pusat-pusat
pertanggungjawaban yang ada dalam organisasi. Istilah akuntansi pertanggungjawaban ini
akan mengarah pada proses akuntansi yang melaporkan sampai bagaimana baiknya
manajer pusat pertanggungjawaban dapat mengatur pekerjaan yang merupakan tanggung
jawabnya langsung dibawah pengawasannya.
Usry dan Hammer (1997: 456) menerangkan bahwa konsep responsibility accounting
(akuntansi pertanggungjawaban) mempunyai unsur-unsur antara lain:
a. Authority (wewenang)
Kekuasaan adalah suatu wewenang yang dipegang oleh seorang pimpinan kekuasaan
dari laporan manajemen, kemudian mendelegasikan sebagian kekuasaannya kepada
middle manajemen, begitupun middle manajemen juga mendelegasikan sebagian
kekuasaannya kepada lower manajemen beserta wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Responsibility (tanggung jawab)
Tanggung jawab adalah tugas atau kewajiban yang harus dipertanggungjawabkan baik
input ataupun output. Dalam akuntansi pertanggungjawaban harus disusun sebatas
biaya yang dapat dikendalikan (controllable cost) oleh departemen yang bersangkutan,
biaya-biaya langsung umumnya termasuk biaya terkendali, kecuali biaya tetap.
c. Accountability (tanggung gugat)
Setiap budget (anggaran) yang dibuat oleh tiap-tiap departemen harus jelas, biaya-biaya
mana yang dapat dikendalikan oleh departemen yang bersangkutan karena akan dipakai
oleh tiap-tiap departemen untuk menyusun laporan pelaksanaan yang akan digunakan
untuk menilai prestasi sesuai dengan garis wewenang dan tanggung jawab.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
4
Manfaat Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban sangat diperlukan dan bermanfaat bagi perusahaan
besar yang kegiatan usahanya memerlukan pembagian tugas dan tanggung jawab. Setiap
unit organisasi merupakan pusat pertanggungjawaban maka setiap pimpinan pusat
pertanggungjawaban akan memberikan informasi baik berupa anggaran maupun laporan
manajemen. Adapun yang menjadi manfaat informasi akuntansi pertanggungjawaban
adalah informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berupa informasi yang akan datang
bermanfaat untuk penyusunan anggaran, sedangkan informasi masa lalu bermanfaat
sebagai penilai kinerja manajer pusat pertanggungjawaban dan alat pemotivasi manajer
(Mulyadi, 2001: 174).
Manfaat akuntansi pertanggungjawaban menurut Soekarno (2002: 35) adalah:
1. Mutu berbagai keputusan lebih baik, sebab dibuat oleh pimpinan yang berada di tempat
terjadinya isu-isu yang relevan.
2. Berkurangnya beban manajemen puncak sehingga bisa lebih memfokuskan pada konsep
pengendalian manajemen yang lebih strategis.
3. Bagi pimpinan pusat pertanggungjawaban, pendelegasian wewenang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan inovasi dan kreativitasnya.
Penerapan Akuntansi Pertanggungjawaban
Agar suatu penerapan akuntansi pertanggungjawaban dapat digunakan untuk menilai
kinerja manajer maka harus memenuhi beberapa unsur sebagai berikut (Mulyadi, 2001:166):
1. Struktur Organisasi dan Pusat Pertanggungjawaban
Struktur organisasi memang erat kaitannya dengan pelimpahan wewenang. Sebagian
besar wewenang pembuatan keputusan pada struktur organisasi yang tersentralisasi,
dilakukan secara terpusat oleh manajemen puncak. Struktur desentralisasi, di pihak lain
menunjukkan adanya pendelegasian wewenang pembuatan keputusan dari manajemen
puncak pada manajer tingkat yang lebih rendah. Dengan demikian wewenang pembuatan
keputusan yang dilakukan oleh bawahan relatif lebih besar kepada struktur desentralisasi
daripada struktur sentralisasi.
Struktur organisasi yang sesuai dengan konsep akuntansi pertanggungjawaban adalah
struktur yang memberikan peluang bagi bawahan untuk menjalankan otonomi
(desentralisasi) dan dengan jelas memisahkan tugas, wewenang dan tanggung jawab
masing-masing bagian.
Pusat pertanggungjawaban menurut Sriwidodo (2010) ialah setiap unit kerja dalam
organisasi yang dipimpin oleh seorang manajer yang bertanggung jawab atas aktivitas yang
dilakukan atau unit organisasi yang dipimpinnya. Jadi, seorang manajer wajib bertanggung
jawab penuh atas unit organisasi yang dia pimpin terhadap aktivitas unit organisasinya serta
terhadap penyiapan laporan kinerja.
Selain merupakan salah satu karakteristik dari akuntansi pertanggungjawaban, pusat
pertanggungjawaban juga merupakan dasar untuk seluruh sistem akuntansi
pertanggungjawaban. Oleh karena itu, pusat pertanggungjawaban harus dirancang dengan
seksama. Struktur organisasi harus dianalisis untuk mengetahui kemungkinan adanya
kelemahan dalam pendelegasian wewenang. Pusat pertanggungjawaban dapat menjadi alat
yang efektif untuk mengendalikan organisasi jika strukturnya disusun secara rasional.
Dengan kata lain, struktur organisasi merupakan syarat utama dalam penerapan konsep
akuntansi pertanggungjawaban.
Ada 4 jenis pusat pertanggungjawaban, yaitu:
a. Pusat Biaya (Cost Center)
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
5
b. Pusat Pendapatan (Revenue Center)
c. Pusat Laba (Profit Center)
d. Pusat Investasi (Investment Center)
2. Sistem Anggaran
Anggaran (budget) yaitu sebuah rencana kuantitatif aktivitas usaha sebuah organisasi
(Simamora, 2002: 201). Anggaran merupakan suatu rencana kerja jangka pendek yang
disusun berdasarkan rencana kegiatan jangka panjang yang ditetapkan dalam proses
penyusunan program (programming). Penyusunan anggaran merupakan proses pembuatan
rencana kerja untuk jangka waktu satu tahun, yang dinyatakan dalam satuan moneter dan
satuan kuantitatif lain. Penyusunan anggaran (budgeting) seringkali diartikan sama dengan
perencanaan laba (profit planning). Akan tetapi, suatu perusahaan dimungkinkan berjalan
dengan anggaran yang dibuat tidak berdasarkan program jangka panjang karena
manajemen hanya menyusun anggaran tahunan, namun tidak menyusun program jangka
panjang.
Penyusunan anggaran dalam laporan akuntansi pertanggungjawaban harus dibuat
disetiap pusat pertanggungjawaban yang ada, oleh karena itu pada proses penyusunan
anggaran, masing-masing bagian akan terlibat secara aktif untuk menyusun anggaran di
bagian mereka. Partisipasi penyusunan anggaran umumnya diperkirakan dapat
meningkatkan kinerja manajemen. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa ketika suatu
tujuan atau standar yang dirancang secara partisipatif disetujui, maka karyawan akan
menginternalisasi tujuan atau standar yang ditetapkan dan karyawan juga memiliki rasa
tanggung jawab pribadi untuk mencapainya karena mereka ikut serta terlibat dalam
penyusunan. Partisipasi dan pendelegasian wewenang kepada para manajer pada struktur
desentralisasi kemungkinan menyebabkan perasaan yang lebih nyaman dalam
melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan anggaran sehingga mereka lebih dapat
meningkatkan kinerja manajerial dibandingkan dengan para manajer pada struktur
sentralisasi (Wahyuningsih, 2012).
Anggaran dan laporan pertanggungjawaban merupakan elemen penting dan saling
berhubungan. Anggaran merupakan sarana bagi manajemen untuk menuangkan rencana
kerja secara terinci dan mengintegrasikan seluruh kegiatan perusahaan, sedangkan laporan
pertanggungjawaban menghasilkan informasi akuntansi pertanggungjawaban yang berguna
dalam proses evaluasi.
3. Klasifikasi Biaya Akuntansi Pertanggungjawaban
Pemisahan biaya menjadi terkendali dan tidak terkendali bagi seseorang sejak
penetapan anggaran adalah sangat penting agar tidak terjadi tanggung jawab ganda
terhadap biaya tertentu dan agar setiap pimpinan pusat biaya dapat mengetahui dengan
jelas batas-batas tanggung jawabnya.
Menurut Blocher dan Lin (2000: 96), biaya untuk pengendalian dapat diklasifikasikan
menjadi:
a. Biaya terkendali (controllable cost)
Biaya dikatakan terkendali jika manajer atau pekerja mempunyai kebijakan dalam
keputusan terjadinya biaya atau secara signifikan dapat mempengaruhi jumlah biaya
dalam suatu periode tertentu yang biasanya jangka pendek.
b. Biaya tak terkendali (uncontrollable cost)
Biaya dikatakan tak terkendali jika manajer atau pekerja tidak mempunyai kebijakan
dalam keputusan terjadinya biaya atau secara signifikan tidak dapat mempengaruhi
jumlah biaya dalam satu periode tertentu yang biasanya jangka pendek.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
6
4. Kode Rekening Biaya Akuntansi Pertanggungjawaban
Akuntansi pertanggungjawaban menghendaki adanya pengumpulan dan pelaporan
biaya yang berada dibawah kendali tiap-tiap tingkatan manajemen. Biaya yang terjadi harus
diklasifikasikan dan diberi kode rekening sesuai dengan pusat-pusat pertanggungjawaban.
Pengolahan data akuntansi sangat tergantung pada penggunaan kode untuk mencatat,
mengklasifikasikan, menyimpan, dan mengambil data keuangan. Kode adalah suatu
rerangka (framework) yang menggunakan angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf
untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat.
Pemberian kode dapat memudahkan proses pencarian perkiraan yang dibutuhkan,
pencatatan, pengklasifikasian, dan pelaporan data akuntansi. Dengan adanya kode akan
memudahkan identifikasi dan pembedaan elemen-elemen yang ada dalam suatu klasifikasi.
Untuk dapat segera mengetahui dan membedakan perkiraan-perkiraan dalam proses
pencarian, maka kode yang digunakan harus disusun secara konsisten. Ada beberapa cara
dalam pengkodean yaitu dengan metode kelompok, kode blok dan stetsel rekening desimal.
5. Laporan Pertanggungjawaban
Sistem pelaporan diperlukan dalam penilaian prestasi karena dapat memantau kinerja
masing-masing pusat pertanggungjawaban. Bagi pihan intern, Informasi akuntansi sangat
diperlukan untuk mengetahui hasil kerja dari para manajer. Untuk itu sangat penting
menetapkan sejak awal tentang informasi apa yang perlu dilaporkan, mekanisme pelaporan
dan bagaimana sistem pelaporan perusahaan disusun untuk kepentingan pihak luar
maupun untuk kepentingan pihak dalam.
Laporan pertanggungjawaban berisi perbandingan antara rencana kerja yang tertuang
dalam anggaran dengan pelaksanaan sesungguhnya. Dengan laporan pertanggungjawaban,
atasan dapat mengetahui sampai seberapa jauh pelaksanaan tugas-tugas yang didelegasikan
kepada
bawahan
dengan
membandingkannya
dengan
anggaran.
Laporan
pertanggungjawaban dalam akuntansi pertanggungjawaban disusun secara periodik dan
lebih terarah pada kemampuan para manajer dalam mengendalikan biaya sesuai dengan
wewenang dan tingkatan manajemen dalam rangka penilaian kinerja.
Penilaian Kinerja Manajemen
Prestasi kerja atau yang biasa juga disebut kinerja adalah kontribusi yang dapat
diberikan oleh suatu bagian pencapaian tujuan perusahaan (Sriwidodo, 2010). Dalam
mengevaluasi pengukuran kinerja manajer pusat pertanggungjawaban ada tiga kriteria yang
digunakan yaitu efisiensi, efektivitas dan ekonomis.
Penilaian kinerja adalah penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu
organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya berdasarkan sasaran, standar, dan kriteria
yang telah ditetapkan sebelumnya (Mulyadi, 2001: 415). Karena organisasi pada dasarnya
dijalankan oleh manusia, maka penilaian kinerja sesungguhnya merupakan penilaian atas
perilaku manusia dalam melaksanakan peran yang mereka mainkan di dalam organisasi.
Tujuan pokok penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam mencapai
sasaran organisasi dan dalam mematuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya,
agar membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan. Standar perilaku dapat berupa
kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan dalam anggaran.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
7
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Gambaran dari Objek Penelitian
Penelitian dilakukan dengan metode Kualitatif karene dilakukan bukan untuk
menguji suatu hipotesis melainkan untuk mengungkapkan suatu dugaan dengan
menganalisis, menilai dan memberi simpulan sebagai jawaban sementara atas permasalahan
yang terjadi. Dan Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif karena
menggambarkan secara apa adanya obyek yang diteliti. Objek dalam penelitian ini adalah
perusahaan jasa PT. Arista Wahana Manunggal yang bergerak dibidang konstruksi mulai
dari perancangan, pelaksanaan dan pengawasan.
Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data
Sumber data berasal dari; (1) Data Primer, yang diperoleh melalui responden yang
menjadi sasaran penelitian, dan (2) Data Sekunder, berupa laporan anggaran, beberapa arsip
perusahaan dan dokumen-dokumen lain yang terkait dalam penelitian.
Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa wawancara dan dokumentasi.
Satuan Kajian
Satuan kajian ini memberikan ketegasan dan kemudahan bagi penulis mengenai apa
yang akan diteliti serta cara penilaiannya dan juga memuat konsep-konsep peneliti dimana
mengevaluasi sistem akuntansi pertanggungjawaban dapat mengukur atau menilai kinerja
manajemen.
Satuan kajian antara lain adalah:
1. Struktur Organisasi
Adalah suatu bagan yang menggambarkan tugas, wewenang dan tanggung jawab di
masing-masing tingkatan manajemen.
2. Sistem Anggaran
Anggaran adalah suatu rencana yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh
kegiatan perusahaan yang dinyatakan dalam unit moneter (financial).
3. Klasifikasi Kode Rekening
Klasifikasi dan kode rekening untuk akuntansi pertanggungjawaban harus disusun
sedemikian rupa sehingga menunjukkan pengumpulan dan pelaporan biaya terkendali
pada masing-masing tingkatan manajemen yang menjadi pusat biaya.
4. Laporan Pertanggungjawaban
Suatu laporan yang wajib dilaporkan bawahan ke bagian atau pejabat yang lebih tinggi
setelah dikombinasikan dengan laporan dari bagiannya sendiri.
5. Kinerja Manajemen
Penentuan secara periodik efektivitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan
karyawannya berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan
sebelumnya.
Teknik Analisis Data
Adapun langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis data adalah sebagai
berikut:
1. Menganalisis struktur organisasi dan uraian tugas dalam hal pelimpahan tugas,
wewenang dan tanggung jawab.
2. Menganalisis bagaimana proses penyusunan anggaran dan pemanfaatannya.
3. Menganalisis klasifikasi kode rekening dan pemisahan biaya terkendali dan tidak
terkendali.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
8
4. Menganalisis bentuk laporan pertanggungjawaban yang sudah dimiliki perusahaan dan
pemanfaatannya dalam evaluasi kinerja.
5. Membuat kesimpulan dan saran.
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum Perusahaan
PT. Arista Wahana Manunggal merupakan perusahaan jasa konstruksi dengan kantor
lokasi di Jalan Tenggilis Lama IVB No. 42 Surabaya. Berdiri dari tahun 1983, perluasan kerja
PT. Arista Wahana Manunggal tidak terbatas di pulau Jawa saja melainkan juga di beberapa
pulau lain di luar Jawa seperti Bali, Kalimantan dan Sumatera. Beberapa pekerjaan yang
dijalankan meliputi Jasa Konstruksi mulai dari Perencanaan, Pelaksanaan sekaligus
Pengawasan.
Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi yang diterapkan PT. Arista Wahana Manunggal bagan struktur
organisasi perusahaannya berbentuk vertikal karena menunjukkan pelimpahan
kekuasaan dari pimpinan hingga bagian yang lebih rendah digariskan dari atas ke
bawah akan tetapi belum menunjukkan adanya kode pusat pertanggungjawaban.
DIREKTUR
Manager
General Manager
Manager
Admin/ Keuangan
Teknik/ Operasional
Umum/ Personalia
Manager
Sipil
Manager
Transportasi/
Logistik
Manager
Mechanical/
Electrical
Gambar 1
Bagan Struktur Organisasi PT. Arista Wahana Manunggal
Sumber: Data intern PT. Arista Wahana Manunggal
Klasifikasi dan Kode Rekening Biaya
Pengklasifikasian biaya pada PT. Arista Wahana Manunggal masih belum
memisahkan biaya menjadi biaya terkendali dan tidak terkendali begitu juga dalam
pemberian kode rekeningnya, walaupun secara umum perusahaan sudah cukup memadai
dengan mengelompokkan masing-masing perkiraan berdasarkan jenisnya yaitu aktiva,
hutang, modal, pendapatan dan biaya namun berdasarkan penomerannya nampak sekali
belum ada pemisahan untuk biaya terkendali dan tidak terkendali.
PT. Arista Wahana Manunggal memisahkan biayanya secara sederhana yaitu
biaya operasional dan biaya administrasi dan lain-lain. Dibawah ini adalah
sistematika penulisan kode perkiraan Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban PT.
Arista Wahana Manunggal:
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
9
50.
1
001
Kode Biaya
Kode Kelompok Biaya
Kode Rincian Biaya
Gambar 2
Sistematika Kode Perkiraan Biaya PT. Arista Wahana Manunggal
Sumber: Data intern PT. Arista Wahana Manunggal
Proses Penyusunan Anggaran
Pada PT. Arista Wahana Manunggal pusat keputusan dalam penyusunan anggaran di
pegang oleh pemilik perusahaan dan direktur. Menurut manajer Admin/ Keuangan PT.
Arista Wahana Manunggal menyatakan bahwa tidak ada tanggal pasti dalam penetapan
anggaran perusahaan karena proyek-proyek yang dikerjakan tiap bulannya atau dalam
beberapa bulan selama setahun tidak selalu sama. Dalam penetapan anggaran biaya untuk
proyek yang sedang dikerjakan, diawali dari diajukannya RAB (Rancangan Anggaran Biaya)
oleh manajer teknik kepada direktur. RAB dibuat atas hasil kesepakatan kontrak antara
manajer teknik, dan perusahaan yang akan menggunakan jasa PT. Arista Wahana
Manunggal. Sebelum adanya kesepakatan, manajer teknik akan meminta persetujuan
terlebih dahulu kepada direktur apakah kontrak tersebut beserta RAB sesuai dengan
harapan dan kriteria perusahaan.
Setelah pada akhirnya terdapat kesepakatan antara PT. Arista Wahana Manunggal
dengan perusahaan lain pengguna jasa tersebut, manajer teknik akan memberikan kontrak
beserta RAB kepada manajer keuangan untuk diserahkan kepada direktur sebagai salah satu
prosedur dikeluarkannya anggaran. Penyusunan anggaran untuk internal perusahaan
misalnya inventaris kantor dan biaya diluar proyek akan di susun tiap bulan dengan melihat
laporan pengeluaran dan pendapatan di bulan dan tahun sebelumnya.
Tabel 1
PT. Arista Wahana Manunggal
Laporan Pertanggungjawaban Upah Kerja bagian Sipil
Pekerjaan Pembangunan Gedung PT. PLN dist. Jatim Cell 20 KV
Lokasi GI Ngoro (NIP)
Sumber: Data intern PT. Arista Wahana Manunggal
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
10
Tabel 2
PT. Arista Wahana Manunggal
Laporan Pertanggungjawaban bagian Sipil
Pekerjaan Pembangunan Gedung PT. PLN dist. Jatim Cell 20 KV
Lokasi GI Ngoro (NIP)
Sumber: Data intern PT. Arista Wahana Manunggal yang telah diolah
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
11
Tabel 3
PT. Arista Wahana Manunggal
Laporan Pertanggungjawaban bagian Mekanikal/ Elektrikal
Pekerjaan Pembangunan Gedung PT. PLN dist. Jatim Cell 20 KV
Lokasi GI Ngoro (NIP)
Sumber: Data intern PT. Arista Wahana Manunggal yang telah diolah
Tabel 4
PT. Arista Wahana Manunggal
Laporan Pertanggungjawaban bagian Transportasi
Pekerjaan Pembangunan Gedung PT. PLN dist. Jatim Cell 20 KV
Lokasi GI Ngoro (NIP)
Sumber: Data intern PT. Arista Wahana Manunggal yang telah diolah
Laporan Pertanggungjawaban
Laporan pertanggungjawaban pada PT. Arista Wahana Manunggal disusun oleh
bagian keuangan yang diperoleh dengan mengumpulkan masing-masing laporan
pertanggungjawaban dari tiap bagian yang nantinya akan dibuat secara keseluruhan untuk
kemudian diserahkan kepada direktur. Walaupun dengan laporan pertanggungjawaban
yang telah ada selama ini sudah cukup membantu, akan tetapi dalam laporan yang disajikan
oleh bagian keuangan, biaya-biaya yang terjadi belum dipisahkan antara biaya yang dapat
dikendalikan dan biaya yang tidak dapat dikendalikan.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
12
Penilaian Kinerja
Pada PT. Arista Wahana Manunggal yang lebih berwenang dalam menilai prestasi
kerja tiap bagian yaitu direktur utama yang di bantu manajer personalia. Bapak Aris Setiarso
selaku manajer Umum/ Personalia PT. Arista Wahana Manunggal mengungkapkan bahwa:
“Kegiatan usaha PT. Arista Wahana Manunggal lebih banyak di lakukan di luar
perusahaan sehingga bentuk penilaian kinerja masing-masing bagian terutama bagian
teknik/ operasional tidak hanya seputar anggaran, realisasi dan selisih biayanya saja
akan tetapi juga di lihat dari kedisiplinan dan ketepatan pekerja dalam menyelesaikan
pekerjaan (proyek) sesuai tenggat waktu yang ada dalam kontrak dan telah ditetapkan
bersama. Sedangkan untuk kegiatan pada bagian dalam perusahaan biasa disebut
sebagai kegiatan kantor, laporan pertanggungjawaban yang telah disusun secara rutin
oleh bagian keuangan hanya digunakan sebagai informasi atas jumlah biaya yang
dianggarkan, realisasi biaya yang telah dianggarkan beserta selisih penggunaannya.”
Jadi meskipun para manajer mampu menggunakan anggaran biaya secara efektif dan efisien
serta mampu mengendalikan biaya-biaya yang menjadi tanggung jawabnya, belum pernah
mendapat penghargaan dan reward dalam bentuk apapun atas prestasinya tersebut.
Sehingga mereka kurang termotivasi dalam meningkatkan kinerja karena kurangnya rasa
ikut mempertahankan tanggung jawabnya dalam pengendalian dan penggunaan biaya yang
menjadi tanggung jawabnya.
Analisis Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ditetapkan pada PT. Arista Wahana Manunggal sudah cukup
baik karena telah menunjukkan aliran pertanggungjawaban dari pimpinan paling atas ke
pimpinan paling bawah serta terdapat pembagian tugas maupun pemisahan fungsi secara
tegas dan jelas. Akan tetapi dalam membentuk struktur organisasi yang sesuai dengan
konsep akuntansi pertanggungjawaban diperlukan adanya struktur organisasi yang
menunjukkan kodefikasi pusat pertanggungjawaban secara rinci. Berikut ini usulan kode
pusat pertanggungjawaban dalam struktur organisasi:
100
DIREKTUR
110
Manager Admin/
Keuangan
121
Manager Sipil
120
General Manager
Teknik/ Operasional
122
Manager
Transportasi/
Logistik
130
Manager Umum/
Personalia
123
Manager
Mechanical/
Electrical
Gambar 3
Usulan Struktur Organisas beserta kode pusat pertanggungjawaban
Sumber: Data intern PT. Arista Wahana Manunggal yang telah diolah
Analisis Klasifikasi Biaya dan Kode Rekening Biaya
Berkaitan dengan penjelasan sebelumnya bahwa PT. Arista Wahana Manunggal belum
mengklasifikasikan biayanya menjadi terkendali dan tidak terkendali, hal ini akan
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
13
mempersulit manajemen menelusuri siapa yang bertanggung jawab bila terjadi
penyimpangan anggaran dan juga berakibat lemahnya pengendalian karena
pertanggungjawaban yang tidak jelas.
Oleh karena itu diharapkan dengan diklasifikasikannya suatu biaya menjadi biaya
yang dapat dikendalikan dan tidak dapat dikendalikan manajemen dapat lebih bertanggung
jawab terhadap realisasi anggaran biaya terkendalikan sehingga pengambilan keputusan
menyangkut biaya-biaya tersebut dipertimbangkan dengan baik dan tidak menyimpang dari
target.
Selain klasifikasi biaya, di dalam akuntansi pertanggungjawaban juga dibutuhkan
adanya kodefikasi yang jelas terhadap rekening biaya. Karena pemberian kode rekening juga
mendukung klasifikasi biaya yang berfungsi memudahkan dalam penelusuran terhadap
manajemen yang seharusnya bertanggung jawab apabila terjadi penyimpangan biaya. Oleh
karena itu, untuk menyempurnakan sistematika kode rekening yang telah diterapkan pada
PT. Arista Wahana Manunggal maka dibuatlah usulan sistematika kode rekening yang
sesuai sistem akuntansi pertanggungjawaban dibawah ini:
X
XXX
X
X
X
XX
XX
Kode Kelompok Rekening Biaya
Kode Pusat Pertanggungjawaban
Klasifikasi Biaya terkendali/ Tidak
Kode Rincian Biaya
Kode Proyek
Kode Pekerjaan
Kode Pembantu
Gambar 4
Usulan Sistematika Kode Rekening Sesuai Sistem Akuntansi Pertanggungjawaban
Sumber: Data intern PT. Arista Wahana Manunggal yang telah diolah
Analisis Sistem Anggaran
Fungsi manajer beberapa bagian yang ada pada PT. Arista Wahana Manunggal
sebagai pusat pertanggungjawaban bagi manajemennya belum terlaksana sepenuhnya oleh
semua manajer karena proses penyusunan anggaran sebagai bentuk dari partisipasi semua
manajer sesuai bagiannya masih belum dijalankan dan lebih mempercayakan tugas
penyusunan anggaran tersebut pada manajer bagian keuangan dan manajer teknik saja.
Dalam menetapkan anggarannya pun perusahaan masih belum sepenuhnya
melibatkan manajer pusat pertanggungjawaban dari tiap bagian. Hendaknya seluruh pusat
pertanggungjawaban ikut dilibatkan dalam penetapan anggaran untuk bagian yang terkait
karena dengan adanya partisipasi tiap manajer bagian dalam penetapan anggaran akan lebih
memotivasi para manajer pusat pertanggungjawaban mencapai tingkat anggaran yang telah
disepakati dan mereka lebih bertanggungjawab atas apa yang telah ditetapkannya tersebut.
Berikut ini adalah usulan bentuk laporan pertanggungjawaban yang sesuai dengan
akuntansi pertanggungjawaban dimana terdapat pemisahan biaya terkendali dan tidak
terkendali dan adanya kode rekening pusat pertanggungjawaban. Dengan pelaporan yang
menunjukkan penyusunan mulai dari tingkat paling atas ke tingkat yang paling bawah.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
14
Tabel 5
PT. Arista Wahana Manunggal
Anggaran Biaya Direktur Utama
Tabel 6
PT. Arista Wahana Manunggal
Realisasi Biaya General Manajer Teknik/ Operasional
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
15
Tabel 7
PT. Arista Wahana Manunggal
Laporan Pertanggungjawaban Biaya Manajer Sipil
Tabel 7A
PT. Arista Wahana Manunggal
Laporan Pertanggungjawaban Biaya Proyek A
Manajer Sipil
Kode Rekening
Keterangan
Anggaran
Realisasi
Selisih
(Rp)
(Rp)
(Rp)
50.121.1.1.1.1.00
PEKERJAAN PERSIAPAN
50.121.1.1.1.1.01
Pengukuran
835.000
840.000
5.000
50.121.1.1.1.1.02
Bouwplank
3.207.600
3.210.000
2.400
50.121.1.1.1.1.03
Direksheet dan Gudang
5.760.000
5.760.000
-
50.121.1.1.1.2.00
PEKERJAAN TANAH
-
-
-
50.121.1.1.1.2.01
Galian Tanah Pondasi
2.437.500
2.450.500
13.000
50.121.1.1.1.2.02
Urugan Pasir dipadatkan
563.200
564.000
800
50.121.1.1.1.2.03
Buang Tanah sisa galian
1.724.800
1.725.000
200
-
-
-
1.352.470
1.352.500
30
82.390.000
82.390.000
-
91.872.000
91.875.000
3.000
23.800.000
23.800.000
-
50.121.1.1.1.3.00
50.121.1.1.1.3.01
50.121.1.1.1.3.02
50.121.1.1.1.3.03
50.121.1.1.1.3.04
PEKERJAAN BETON DAN
PASANGAN
Beton lantai kerja 1 : 3 : 5
Beton bertulang K 225 plat pondasi,
kolom utama dan sloof
Beton bertulang K 225, Balok,Ring balk
& listplank
Pasangan batu kali 1 : 4
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
16
50.121.1.1.1.3.05
pasangan batu bata 1 : 6
17.100.000
17.100.000
-
50.121.1.1.1.3.06
Plesteran batu bata 1 : 4
10.260.000
10.260.000
-
50.121.1.1.1.3.07
Lantai beton tulangan ringan
19.500.000
19.500.000
-
50.121.1.1.1.4.00
PEKERJAAN ATAP dan PLAFOND
50.121.1.1.1.4.01
Dak beton
109.120.000
109.125.000
5.000
50.121.1.1.1.4.02
Waterprofing
28.710.000
28.710.000
-
50.121.1.1.1.5.00
PEKERJAAN PINTU dan VENTILASI
50.121.1.1.1.5.01
Pintu rolling door
5.400.000
5.400.000
-
50.121.1.1.1.5.02
Bouvent list
25.600.000
25.600.000
-
50.121.1.1.1.6.00
133.650.000
133.650.000
-
50.121.1.1.1.6.02
PEKERJAAN CABLE DUCT
Cable duct type 1500 dalam gedung
lengkap cable hanger hotdip
Cable duct type 300 dalam gedung
42.000.000
42.100.000
100.000
50.121.1.1.1.7.00
PEKERJAAN PENGECATAN
50.121.1.1.1.7.01
Pengecatan dinding ex: catylac
8.702.000
8.702.000
-
50.121.1.1.1.7.02
Pengecatan Plafond
9.472.000
9.472.000
-
50.121.1.1.1.7.03
Pengecatan lantai floorhaderner
6.500.000
6.500.000
-
50.121.1.1.1.6.01
Biaya Overhead:
PEKERJAAN LAIN-LAIN
50.121.2.6.1.1.01
Rabat keliling bangunan
4.377.500
4.380.000
2.500
50.121.2.6.1.1.02
Saluran keliling bangunan type SB 30
8.750.000
8.750.000
-
50.121.2.6.1.1.03
Pembersihan lokasi
1.000.000
1.000.000
-
50.121.2.6.1.1.04
Jalan Beton
30.880.000
30.880.000
-
674.964.070
675.096.000
131.930
Total Biaya Langsung Proyek A Manajer Sipil
Tabel 8
Laporan Pertanggungjawaban Biaya Manajer Transportasi/ Logistik
PT. Arista Wahana Manunggal
Kode Rekening
Keterangan
Anggaran
Realisasi
Selisih
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Biaya Terkendali
50.122.1.1.0.0.00
Biaya Langsung Manajer Transportasi/ Logistik:
50.122.1.1.1.0.00
Proyek A
4.296.000
4.370.000
74.000
50.122.1.1.2.0.00
Proyek B
xxx
xxx
xxx
50.122.1.1.3.0.00
Proyek C
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Jumlah Biaya Terkendali
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
17
Biaya Tidak Terkendali
50.122.1.2.0.0.00
Biaya Gaji
xxx
xxx
xxx
50.122.1.3.0.0.00
Biaya Administrasi Kantor
xxx
xxx
xxx
50.122.2.4.0.0.00
Biaya Telepon
xxx
xxx
xxx
50.122.2.5.0.0.00
Biaya Transportasi
xxx
xxx
xxx
50.122.2.6.0.0.00
Biaya Depresiasi Mesin
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Jumlah Biaya Tidak Terkendali
xxx
xxx
xxx
Total Jumlah Biaya Manajer Transportasi/ Logistik
xxx
xxx
xxx
Tabel 8A
Laporan Pertanggungjawaban Biaya Proyek A
Manajer Transportasi/ Logistik
PT. Arista Wahana Manunggal
Anggaran
Keterangan
(Rp)
Kode Rekening
50.122.2.4.1.1.00
TRANSPORTASI
50.122.2.4.1.1.01
Sewa kendaraan untuk angkut tenaga kerja
Sewa kendaraan untuk angkut peralatan
material
BBM
50.122.2.4.1.1.02
50.122.2.4.1.1.03
Total Biaya Langsung Proyek A Manajer Transportasi/ Logistik
Realisasi
Selisih
(Rp)
(Rp)
1.000.000
1.000.000
-
2.450.000
2.500.000
50.000
846.000
870.000
24.000
4.296.000
4.370.000
74.000
Tabel 9
PT. Arista Wahana Manunggal
Laporan Pertanggungjawaban Biaya Manajer Mekanikal/ Elektrikal
Kode Rekening
Keterangan
Anggaran
Realisasi
Selisih
(Rp)
(Rp)
(Rp)
Biaya Terkendali
50.123.1.1.0.0.00
Biaya Langsung Manajer Mekanikal/ Elektrikal:
50.123.1.1.1.0.00
Proyek A
34.193.325
34.223.000
29.675
50.123.1.1.2.0.00
Proyek B
xxx
xxx
xxx
50.123.1.1.3.0.00
Proyek C
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Jumlah Biaya Terkendali
Biaya Tidak Terkendali
50.123.1.2.0.0.00
Biaya Gaji dan THR
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
18
50.123.2.4.0.0.00
Biaya Administrasi Kantor
xxx
xxx
xxx
50.123.2.5.0.0.00
Biaya Telepon
xxx
xxx
xxx
50.123.2.6.0.0.00
Biaya Transportasi dan BBM
xxx
xxx
xxx
Jumlah Biaya Tidak Terkendali
xxx
xxx
xxx
Total Jumlah Biaya Manajer Mekanikal/ Elektrikal
xxx
xxx
xxx
Anggaran
Realisasi
Selisih
(Rp)
(Rp)
(Rp)
1.349.275
1.350.000
725
Tabel 9A
PT. Arista Wahana Manunggal
Laporan Pertanggungjawaban Biaya Proyek A
Manajer Mekanikal/ Elektrikal
Kode Rekening
Keterangan
50.123.1.1.1.1.00
PEKERJAAN LISTRIK dan PENANGKAL PETIR
50.123.1.1.1.1.01
Panel box
50.123.1.1.1.1.02
Saklar ganda
333.000
333.000
-
50.123.1.1.1.1.03
Saklar tunggal
86.050
90.000
3.950
50.123.1.1.1.1.04
Stop kontak
100.000
100.000
-
50.123.1.1.1.1.05
Arde/ ground rod + pipa + bak kontrol
2.700.000
2.700.000
-
50.123.1.1.1.1.06
Kawat BC 50mm
2.975.000
3.000.000
25.000
50.123.1.1.1.1.07
Penangkal petir lengkap
4.800.000
4.800.000
-
50.123.1.1.1.1.08
Exhaust fan lengkap
17.600.000
17.600.000
-
50.123.1.1.1.1.09
Lampu SL
4.250.000
4.250.000
-
34.193.325
34.223.000
29.675
Total Biaya Langsung Proyek A Manajer Mekanikal/ Elektrikal
Tabel-tabel diatas hanya menunjukkan contoh rincian dari satu proyek saja untuk
mewakili beberapa proyek lainnya kurang lebih memiliki bentuk atau format yang sama
dengan proyek A.
Analisis Laporan Pertanggungjawaban dan Penilaian Kinerja
Penerapan laporan pertanggungjawaban pada PT. Arista Wahana Manunggal masih
jauh dari konsep laporan akuntansi pertanggungjawaban yang benar. Karena selain belum
adanya pengklasifikasian kode rekening menjadi biaya terkendali dan tidak terkendali,
pembuatan laporan akuntansi pertanggungjawabannya belum dilakukan sepenuhnya oleh
manajer tiap bagian sehingga tanggung jawab dalam penyusunan laporan
pertanggungjawaban tidak semua bagian ikut merasakan. Hal ini sangat rentan sekali terjadi
penyimpangan karena kurangnya rasa tanggung jawab terhadap apa yang seharusnya
menjadi tugas masing-masing pusat pertanggungjawaban. Laporan pertanggungjawaban
yang dibuat selain harus memuat anggaran, realisasi dan selisih juga harus memuat kode
rekening, hal ini dilakukan karena selain sesuai sistem akuntansi pertanggungjawaban juga
memudahkan dalam penilaian kinerja tiap bagian.
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
19
Laporan pertanggungjawaban yang belum menerapkan kualifikasi biaya menjadi
terkendali dan tidak terkendali membuat sulitnya proses pengendalian dan penilaian
kinerja. Dengan demikian, elemen-elemen akuntansi pertanggungjawaban yang diterapkan
oleh perusahaan belum dapat digunakan sebagai alat penilaian kinerja yang memadai.
Penilaian kinerja akan menjadi dasar bagi pihak manajemen dalam memberikan
tindakan selanjutnya berupa pemberian imbalan. Namun, seperti yang telah dikatakan oleh
manajer umum/ personalia PT. Arista Wahana Manunggal bahwa pemberian imbalan atau
reward belum dijalankan secara maksimal maka dari itu hal ini perlu diperhitungkan
tentunya imbalan tersebut perlu disertai dengan kinerja karyawan dalam pencapaian target
yang telah tetapkan. Seperti pada bagian Teknik/ Operasional yang harus mengendalikan
biaya-biaya sesuai anggaran yang ada di dalam kontrak. Apabila manajer dapat
mengendalikan dengan baik akan ada reward atau hadiah tersendiri atas prestasinya
tersebut. Namun adanya efisiensi biaya yang harus diperhitungkan seringkali menjadikan
hambatan dalam pemberian hadiah menjadi kurang maksimal.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Simpulan hasil penelitian ini bahwa penerapan akuntansi pertanggungjawaban pada
PT. Arista Wahana Manunggal sudah cukup memadai walaupun masih ada sedikit
kekurangan. Dengan penjelasan sebagai berikut:
1. Struktur Organisasi yang ditetapkan pada PT. Arista Wahana Manunggal sudah cukup
baik karena telah menunjukkan aliran pertanggungjawaban dari pimpinan paling atas ke
pimpinan paling bawah.
2. Klasifikasi biaya yang dilakukan PT. Arista Wahana Manunggal belum dapat memenuhi
konsep akuntansi pertanggungjawaban secara sempurna karena belum terdapat
klasifikasi atas biaya terkendali dan tidak terkendali pada laporan pertanggungjawaban
biaya begitu pula dalam kodefikasi rekeningnya.
3. Sistem penyusunan anggaran biaya yang diterapkan yaitu dengan menggunakan metode
penyusunan anggaran Bottom up budgetting. Akan tetapi dalam penyusunan anggarananggaran tersebut belum sepenuhnya melibatkan seluruh manajer pusat
pertanggungjawaban dari tiap bagian sehingga tanggung jawab dalam penyusunan
laporan pertanggungjawaban tidak semua bagian ikut merasakan.
4. Penerapan laporan akuntansi pertanggungjawaban masih jauh dari laporan yang sesuai
dengan sistem akuntansi pertanggungjawaban karena belum adanya pemisahan biaya
terkendali dan tidak terkendali. Penilaian kinerja dilihat dari selisih antara biaya yang
dianggarkan dengan realisasi, mulai dari bagian paling bawah hingga yang paling atas.
Saran
1. Penyusunan struktur organisasi perusahaan harus menunjukkkan kode pusat-pusat
pertanggungjawaban.
2. Perlu adanya pemisahan biaya terkendali dan tidak terkendali dalam pengkodefikasian
rekening, sistem anggaran dan laporan pertanggungjawaban sehingga memudahkan
manajemen perusahaan dalam pengendalian biaya.
3. Dalam menyusun anggaran hendaknya tiap-tiap pusat pertanggungjawaban
diikutsertakan dalam proses penyusunannya.
4. Laporan pertanggungjawaban yang menunjukkan secara rinci antara anggaran dan
realisasi biaya digunakan sebagai dasar dalam penilaian kinerja. Dengan begitu akan
nampak selisih antara biaya yang dianggarkan dengan biaya yang direalisasikan. Karena
Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 2 No. 9 (2013)
20
kegiatan usaha perusahaan yang lebih banyak dilakukan di luar perusahaan sehingga
bentuk penilaian kinerja masing-masing bagian terutama bagian teknik/ operasional
tidak hanya seputar anggaran, realisasi dan selisih biayanya saja akan tetapi juga di lihat
penilaian kinerja non operasionalnya.
DAFTAR PUSTAKA
Blocher, E. J., K. H. Chen, dan T. W, Lin. 2000. Manajemen Biaya. Terjemahan. Salemba Empat.
Jakarta
Hansen, D. R. dan M. M. Mowen. 2004. Akuntansi Manajemen. Jilid I. Edisi Ketujuh. Salemba
Empat. Jakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Edisi Ketiga. Cetakan
pertama. Salemba Empat. Jakarta.
Samryn, L. M. 2001. Akuntansi Manajerial: Sebuah Pendekatan Replikasi. Cetakan Pertama. PT.
Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Soekarno, E. 2002. Sistem Pengendalian Manajemen. Edisi Pertama. PT Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Sriwidodo, U. 2010. Informasi Akuntansi Pertanggungjawaban Sebagai Alat Penilaian
Kinerja
Manajer.
http://ejournal.unisridigilib.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/
150/118. Diakses tanggal 17 April 2013.
Usry, M. F. dan L. H. Hammer. 1997. Akuntansi Biaya: Perencanaan dan Pengendalian. Edisi
Kesepuluh. Terjemahan. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Wahyuningsih, E. S. 2012. Struktur Organisasi Dalam Hubungannya Antara Partisipasi
Penyusunan Anggaran Dengan Kinerja Managerial. http://eprints.unisbank.ac.id/
cgi/search/simple?q=endang+sri+wahyuningsih&_action_search=Search&_action_search=
Search&_order=bytitle& basic_srchtype=ALL&_satisfyall=ALL. Diakses tanggal 17 April
2013.
●●●
Download