1 EFEKTIVITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK DALAM

advertisement
1
EFEKTIVITAS PELAKSANAAN BIMBINGAN KELOMPOK
DALAM MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL
PESERTA DIDIK
(Studi Eksperimen di Kelas VII.1 SMP Negeri 7 Padang)
Izul Haidi Afdilah¹, Fitria Kasih²,Rici Kardo²
¹Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
²Dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT
This research is motivated by the social interaction of students who have not
been good so that the disruption of socialization process and the occurrence of
deviant behavior. The purpose of this research is to describe: 1) Profile of social
interaction of learners before group guidance, 2) Profile of social interaction of
learners after group guidance, 3) Effectiveness of group guidance implementation
in improving social interaction of learners. This research uses quasi experimental
approach with one group pre-test and post-test design. The population in this
study amounted to 30 students. For sampling used purposive sampling technique.
The number of samples in this study were 9 students. The data collection tool
used is questionnaire. While for data analysis used t-test. The results of the study
revealed that: 1) the social interaction profile of the learners before being given
group guidance is in good category, 2) the social interaction profile of the learners
after being given group guidance is in good and excellent category, 3) the
effectiveness of the implementation of group guidance in increasing social
interaction learners are ineffective because the pre-test and post-test changes are
less significant t-test - 868, if -that is smaller than –t tabel (-, 868> -2.306) then
there is no significant difference. Means Ha rejected and H0 accepted, meaning
that group guidance services are not able to provide an increase to the social
interaction of learners. Based on the results of this study recommended to
guidance and counseling teachers to be able to create and organize counseling and
counseling services related to increased social interaction of learners.
Keywords: Effectiveness, Group Guidance and Social Interaction
PENDAHULUAN
Perkembangan
masa-kemasa
sejalan
manusia dari
dengan
hal
bidang ilmu bimbingan dan konseling
salah
satunya
yaitu
layanan
kelompok.
Merupakan
tersebut menjadikan perkembangan
bimbingan
ilmu diberbagai bidang, salah satunya
salah satu layanan yang ada dalam
adalah
bimbingan konseling yang sering
perkembangan
ilmu
bimbingan dan konseling. Banyak hal
yang menjadi perkembangan dalam
digunakan
untuk
pengentasan
2
masalah klien atau meningkatkan
Amti, 2004:87) menyatakan “Bahwa
dinamika kelompok.
Menurut
menyatakan
kelompok
Tohirin
(2011:170)
telah lama dikenal bahwa berbagai
“Layanan
bimbingan
informasi berkenaan dengan orientasi
merupakan
memberikan
kepada
Mc. Daniel, 1986 (Prayitno dan
suatu
bantuan
individu
cara
siswa baru, pindah program dan peta
(bimbingan)
sosiometri siswa serta bagaimana
(siswa)
melalui
mengembangkan
hubungan
antar
kegiatan kelompok”. Menurut Gibson
siswa dapat disampaikan dan dibahas
dan Mitchell (2011:275) “Bimbingan
dalam bimbingan kelompok”.
kelompok mengacu kepada aktivitas-
Prayitno (1995:17) menyatakan
aktivitas kelompok yang berfokus
bahwa “Dalam pelaksanaan layanan
kepada penyediaan informasi atau
bimbingan dan konseling melalui
pengalaman lewat aktivitas kelompok
pendekatan kelompok, terdapat dua
yang
dan
jenis kelompok yang dikembangkan,
aktivitas
yaitu kelompok bebas dan kelompok
adalah
tugas”.Anggota dari kelompok bebas
kelompok
adalah melakukan kegiatan kelompok
terencana
terorganisasi”.Contoh
bimbingan
kelompok
kelompok
orientasi,
penelusuran karir, hari kunjungan
tanpa
kampus
kehidupan kelompok itu memang
dan
bimbingan
penugasan
kelas.Bimbingan kelompok bisa juga
tidak
diorganisasikan
sebelumnya.Pada
dengan
mencegah
berkembangnya
problem.Isinya
informasi
pribadi
maksud
disiapkan
tertentu,
dan
secara
khusus
kelompok
tugas,
arah dan isi kegiatan kelompok
dapat
meliputi
ditetapkan terlebih dahulu, sesuai
pendidikan,
pekerjaan,
dengan namanya kelompok tugas
bertujuan
pada dasarnya diberi tugas untuk
atau
sosial,
menyediakan bagi anggota-anggota
menyelesaikan
kelompok
yang
membahas sesuatu, baik tugas itu dari
dapat membantu mereka membuat
dalam kelompok, maupun dari hasil
perencanaan dan keputusan hidup
kegiatan
yang lebih tepat.
sebelumnya.Seperti
informasi
akurat
sesuatu
kelompok
atau
itu
yang
diungkapkan oleh Tohirin (2011:172)
3
menyatakan
bahwa
kelompok
“Bimbingan
dengan
merupakan
topik
bimbingan
tugas
perilakunya satu sama lain dalam
kehadiran
mereka,
dan
masing-
kelompok
masing perilaku mempengaruhi satu
dimana isi atau bahasan bimbingan
sama lain”. Dapat dipahami bahwa
kelompok
oleh
interaksi adanya proses komunikasi
kelompok”.Layanan
yang dilakukan oleh individu untuk
telah
pimpinan
bimbingan
ditentukan
kelompok
membahas
membina hubungan atau sekedar
materi atau topik-topik umum, baik
proses sosialisasi tertentu. Bentuk-
topik tugas maupun topik bebas, topik
bentuk
tugas adalah topik atau bahasan yang
Soerjono, Soekanto (2010:64). (1)
diberikan
oleh
Asosiatif
(pimpinan
kelompok)
pembimbing
kepada
interaksi
sosial
terdiri
dari
(cooperation),
menurut
kerjasama
akomodasi
kelompok untuk dibahas.Sedangkan
(accomodation).
topik bebas adalah suatu topik yang
terdiri dari persaingan (competition),
dikemukakan
dan kontravensi (contravention), dan
secara
bebas
oleh
anggota kelompok.
Dapat
(2)
Disasosiatif
pertentangan (conflict).
disimpulkan
bahwa
Ada
beberapa
faktor
yang
bimbingan kelompok dengan topik
mendasari proses interaksi sosial
tugas merupakan pemberian bantuan
menurut
terhadap
sebagai berikut:
individu
kelompok
berupa
dalam
situasi
penyampaian
informasi ataupun aktifitas kelompok
yang membahas masalah pendidikan,
pekerjaan,
pindah
program,
peta
sosiometri, pribadi dan sosial, dimana
topik
yang
akan
dibahas
telah
ditentukan oleh pemimpin kelompok.
Menurut
Shaw,
1988
(Ali,
2004:90) “Interaksi sosial adalah
suatu pertukaran antar pribadi yang
masing-masing orang menunjukkan
Gerungan
(2010:62-74)
1. Faktor imitasi, pandangan dan
tingkah
laku
seseorang
mewujudkan sikap-sikap, ideide, dan adat-istiadat dari
keseluruhan
kelompok
masyarakat, dengan demikian
pula seseorang itu dapat lebih
melebarkan dan meluruskan
hubungan-hubunganya dengan
orang-orang lain.
2. Faktor sugesti, seseorang
memberikan pandangan atau
sikap dari dirinya yang lalu
diterima oleh orang lain
diluarnya.
4
3. Faktor identifikasi, dalam
psikologi berarti dorongan
untuk menjadi identik (sama)
dengan seorang lain.
4. Faktor simpati, simpati dapat
dirumuskan sebagai perasaan
tertariknya seseorang terhadap
orang lain.
Dapat
disimpulkan
bahwa
interaksi sosial bisa menjadi salah
satu penghubung antara satu individu
dengan yang lainnya. Sehingga pola
interaksi yang baik akan membina
hubungan dengan individu lainya,
sehingga jika pola interaksi tidak
berjalan dengan baik maka akan
timbul individu yang terisolasi dan
menjadi individu yang terasingkan
tidak bisa membina hubungan sosial
pernah
penelitian
dilakukan
oleh
yang
peneliti
sebelumnya, Leksana, 2017 dengan
judul
“Keefektifan
Penerepan
Bimbigan Kelompok dengan Topik
Tugas
Untuk
Pemahaman
Penjurusan
Meningkatkan
Pemilihan
Program
Siswa”.Terdapat
hasil
yang signifikan dalam peningkatan
pemahaman
penjurusan
menggunakan
kelompok.Maka
mengangkat
dengan
bimbingan
peneliti
judul
Peserta Didik”.
Berdasarkan
observasi
yang
dilakukan pada tanggal 7 November
2016
di SMP Negeri 7 Padang,
terlihat adanya peserta didik yang
terisolasi sosial, adanya peserta didik
yang meniru tingkah laku yang
membully, terlihatnya adanya peserta
didik yang menirukan pacaran di
film-ilim korea, adanya peserta didik
yang
menirukan
orang
dewasa
merokok diluar jam pelajaran, adanya
peserta didik yang mencontohkan
orang dewasa berkendara sepeda
motor
sedangkan
peserta
didik
tersebut belum memiliki SIM karna
dengan individu lain.
Berdasarkan
dalam Meningkatkan Interaksi Sosial
tertarik
“Efektivitas
Pelaksanaan Bimbingan Kelompok
belum cukup umur, adanya peserta
didik yang memberikan masukan
kepada
temanya
untuk
meribut
didalam kelas, adanya peserta didik
yang memberikan contoh yang buruk
dalam kegiatan senam karna saling
tendang-tendangan,
peserta
didik
yang
terlihatnya
memberikan
contoh yang buruk kepada temanya
dikarnakan
saling
bully
teman
sekelasnya, adanya peserta didik yang
memberikan
contoh
yang
buruk
kepada temanya selama dalam masjid
karna meribut, banyaknnya peserta
5
didik yang meniru perilaku yang
buruk
teman
membuang
sebaya
sampah
1.
dalam
Profil interaksi sosial peserta
didik
sebelum
dilaksanakan
sembarangan,
bimbingan kelompok dilihat dari
adanya peserta didik yang tidak
imitasi, sugesti, identifikasi dan
mengikuti
simpati.
senam
karena
banyak
teman yang lain tidak senam, adanya
2.
Profil interaksi sosial peserta
peserta didik yang ke luar kelas apa
didik
bila guru tidak ada karena mengikuti
bimbingan kelompok dilihat dari
temanya, adanya peserta didik yang
imitasi, sugesti, identifikasi dan
tidak tergerak hatinya melihat sampah
simpati.
yang
bertebaran
di
lingkungan
3.
sesudah
dilaksanakan
Efektifitas
sekolah, adanya peserta didik yang
pelaksanaanbimbingan kelompok
meribut saat jam pelajaran dan tidak
dengan
bersimpati kepada teman yang lagi
interaksi sosial peserta didik.
belajar, adanya peserta didik yang
mengobrol saat kegiatan upacara dan
dalam
meningkatkan
METODE PENELITIAN
Pendekatan
yang
kultum dan tidak bersimpati kepada
dalam
teman-teman yang tampil didepan.
pendekatan kuantitatif. Menurut Noor
Berdasarkan
tergambarkan
kondisi
diatas
yang
menimbulkan
penelitian
digunakan
(2013:38)
ini
penelitian
adalah
kuantitatif
merupakan metode untuk menguji
ketertarikan penulis untuk melakukan
teori-teori
pengkajian dalam bentuk penelitian
meneliti hubugan antara variabel.
berkenaan
dengan
efektivitas
Variabel-variabel ini diukur (biasanya
pelaksanaan
bimbingan
kelompok
diukur dengan instrumen penelitian)
dalam meningkatkan interaksi sosial
sehingga data yang terdiri dari angka-
peserta didik di SMP Negeri 7
angka dapat dianalisis berdasarkan
Padang.
prosedur statistik.
Berdasarkan identifikasi masalah
di
atas,
maka
batasan
penelitian ini adalah:
masalah
tertentu
dengan
cara
Metode penelitian ini tergolong
jenis
metode
eksperiment
Penelitian
penelitian
design
Semu),
quasi
(Rancangan
karena
dalam
6
rancangan ini tidak menggunakan
yaitu 9 orang dari 30 orang
randomnisasi pada awal pembentukan
peserta didik dengan kategori
kelompok dan kelompok juga sering
baik dengan skor 244,3-300,6,
dipengaruhi oleh variabel lain dan
artinya seluruh peserta didik
bukan semata-mata oleh perlakuan.
memiliki interaksi sosial yang
Adapun
populasi
dalam
harus ditingkatkan. Hal ini terjadi
penelitian ini adalah seluruh peserta
karena kurangnya pemahaman
didik kelas VII.1 SMP Negeri 7
tentang
Padang yang berjumlah 30 orang.
mengalami
Penarikan sampel pada penelitian ini
penyimpangan perilaku.
menggunakan
sampling
teknik
dengan
purposive
jumlah
sampel
sebanyak 9 peserta didik.
Teknik
digunakan
analisis
adalah
mengungkapkan
interaksi
sosial
hambatan
Homans,
dan
1997
(Ali,
“Mendefinisikan
2004:87)
interaksi sebagai suatu kejadian
data
yang
interval
untuk
aspek
ketika
suatu
dilakukan
aktivitas
oleh
yang
seseorang
yang
terhadap individu lain diberi
diteliti.Analisis data diawali dengan
ganjaran atau hukuman dengan
menetapkan
menggunakan
kriteria
penilaian
suatu
tindakan
masing-masing data yang dipilih,
oleh individu lain yang menjadi
dengan
sebagaimana
pasangannya”. Menurut Shaw,
(2005:47)
1988 (Ali, 2004:90) “Interaksi
batasan
dikemukakan
Sudjana
yaitu:
sosial adalah suatu pertukaran
Panjang kelas Interval :
antar
masing
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.
pribadi
orang
yang
masing-
menunjukkan
perilakunya satu sama lain dalam
Interaksi Sosial Peserta Didik
kehadiran mereka, dan masing-
Sebelum
masing perilaku mempengaruhi
Dilaksanakan
satu sama lain”.
Bimbingan Kelompok
Berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan pembahasan di atas
bahwa
dapat dipahami bahwa seluruh peserta
interaksi sosial peserta didik
didik pada kelas eksperimen memiliki
dapat
diungkapkan
7
interaksi
sosial
baik.
Walaupun
membantu
siswa
sebelum diberikan perlakuan interaksi
pengembangan
sosial
kemampuan
peserta
didik
baik
dan
dalam
pribadi,
hubungan
sosial,
mengalami peningkatan yang kurang
kegiatan belajar, karier, jabatan,
signifikan.
dan pengambilan keputusan, serta
2.
Interakasi Sosial Peserta Didik
melakukan
Sesudah
melalui dinamika kelompok”.
Dilaksanakan
tertentu
Sedangkan menurut Santosa
Bimbingan Kelompok
Berdasarkan hasil penelitian
dapat
kegiatan
diungkapkan
bahwa
interaksi sosial peserta didik
(2006:11-20)
profil
interaksi
sosial adalah sebagai berikut:
a.
Menurut H. Bonner, 1985
kelas sebanyak 1 orang berada
(Santosa 2006:11) “Imitasi
pada kategori sangat baik dengan
yang dilaksanakan individu
skor 300,7-357, 8 orang peserta
serupa
didik
baik
action, yaitu adanya tingkah
dengan skor 244,3-300,6, artinya
laku yang bersifat otomatis
peserta didik sudah mengalami
sehingga
perubahan kurang signifikan.
menimbulkan/mengakibatka
dengan
kategori
Menurut Daryanto dan Farid
n
yang
peserta
didik
membantu
hubungan
kegiatan
belajar,
pengambilan
keputusan,
sosial,
kepada
yang
lain
terlebih
tanpa
dahulu
sehingga akibatnya terjadi
tertentu
tingkah laku yang seragam di
Afifuddin
“Layanan
dasarnya
serta
yang terpuji melalui dinamika
(2012:116)
pada
dikeritik
antara mereka”.
sesuai dengan tuntutan karakter
kelompok.Menurut
yang
adalah pemberian pengaruh
dan
kegiatan
laku
Menurut Santosa (2006:17)
“Sugesti
pribadi,
kemampuan
melakukan
b.
dalam
pengembangan
tingkah
idio-motor
seragam”.
(2015:57) layanan bimbingan dan
konseling
dengan
yang
c.
Menurut Santosa (2006:19)
“Ternyata
merupakan
identifikasi
suatu
proses
8
d.
menyamakan dirinya dengan
interaksi sosial peserta didik. Jika
individu lain”.
materi yang diberikan sesuai dengan
Menurut Santosa (2006:20)
yang dibutuhkan peserta didik maka
“Dapat diambil pengertian
interaksi sosial dapat ditingkatkan dan
bahwa simpati pada dasarnya
penambahan
suatu
tertariknya
kelompok, serta dipengaruhi oleh
seseorang individu kepada
oleh anggota bimbingan kelompok
individu lain dalam suasana
yang
atau situasi sosial”.
hambatan interaksidan serta peneliti
proses
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah
dilaksanakan
terdapat
dapat
homogen
variabel
3.
agar
memiliki
variabel
yang
menggangu sampel selama proses
penelitian.
simpati,
bimbingan
yang
mengotrol
penurunan pada salah satu subyaitu
topik
Efektivitas
Pelaksanaan
meminimalisir hal yang sama pada
Bimbingan Kelompok dalam
penelitian
dapat
Meningkatkan Interaksi Sosial
bimbingan
Peserta Didik Perbedaan pre-
digunakan
selanjutnya
pendekatan
kelompok yang bervariasi karena
test dan post-test
pada aspek simpati menjadi hal yang
Dari hasil pengolahan data
sangat sulit karena dalam proses
yang dilakukan melalui program
peningkatan
SPSS dapat diketahui bahwa
individu
simpati
harus
seseorang
lah
memiliki
pendekatan yang berbeda-beda pula.
Berdasarkan pendapat di atas
dapat
dipahami
diberikan
bahwa
layanan
setelah
adanya
peningkatan
intraksi
sosial kurang signifikan peserta
didik. Hal ini terlihat dari ratarata
persepsi
peserta
didik
bimbingan
sebelum dilaksanakan bimbingan
kelompok sebagian besar peserta
kelompok yaitu 273,56 dan rata-
didik mengalami perubahan interaksi
rata interaksi sosial peserta didik
sosialnya tetapi dalah kategori kurang
setelah
signifikan. Hal ini dapat disimpulkan
informasi yaitu 278,33.
bahwa layanan bimbingan kelompok
kurang efektif dalam meningkatkan
diberikan
Berdasarkan
tabel
layanan
Paired
Samples Test di atas, dapat dilihat
9
bahwa
Mean
dari
efektifitas
berikut: a) Imitasi peserta
bimbingan
didik dalam kondisi cukup
kelompok dalam meningkatkan
baik dan baik, b) Sugesti
interaksi sosial -4,778 dengan
peserta didik dalam kondisi
Std. Deviation16,521 dan Std.
cukup
Error Mean 5,507. Dilihat dari
Identifikasi
Confidence
the
dalam kondisi cukup baik,
Differenceatau perbedaannya dari
baik dan sangat baik dan d)
Lower -17,477 dan Upper 7,921
Simpati peserta didik dalam
kemudian t nya -,868 dan df 8 dan
kondisi cukup baik dan baik.
terdapat perbedaan yang kurang
2. Interaksi sosial peserta didik
signifikan interaksi sosial peserta
kelas VII.1 di SMP Negeri 7
antara
sesudah
Padang sesudah dilaksanakan
bimbingan
bimbingan kelompok, terlihat
kelompok. Artinya bimbingan
dari hasil analisis sebagai
kelompok kurang efektif dalam
berikut: a) Imitasi peserta
meningkatkan
didik dalam kondisi cukup
pelaksanaan
Interval
sebelum
of
dan
dilaksanakan
interaksi
sosial
peserta didik.
baik
Berdasarkan hasil analisis data
pembahasan
dan
dan
baik,
peserta
baik
diberikan
KESIMPULAN
dan
baik
dapat
mengalami
c)
didik
setelah
perlakuan
peningkatan
diambil
menjadi cukup baik, baik dan
kesimpulan
mengenai
efektivitas
sangat baik, b) Sugesti peserta
pelaksanaan
bimbingan
kelompok
didik dalam kondisi cukup
dalam meningkatkan interaksi sosial
baik
dan
peserta didik studi di kelas VII.1 SMP
diberikan
Negeri 7 Padang, dilihat dari:
mengalami
baik
setelah
perlakuan
peningkatan
1. Interaksi sosial peserta didik
menjadi baik dan sangat baik,
kelas VII.1 di SMP Negeri 7
c) Identifikasi peserta didik
Padang sebelum dilaksanakan
dalam kondisi cukup baik,
bimbingan kelompok, terlihat
baik dan sangat baik setelah
dari hasil analisis sebagai
diberikan
perlakukan
10
mengalami peningkatan baik.
dan d) Simpati peserta didik
dalam kondisi cukup baik,
baik
setelah
diberikan
perlakuan meningkat menjadi
cukup baik, baik dan sangat
baik.
3. Efektivitas
pelaksanaan
bimbingan kelompok dalam
meningkatakn interaksi sosial
peserta didik sebelum dan
sesudah diberikan bimbingan
kelompok, dari hasil analisis
melalui program SPSS versi
22.00 dapat terlihat adanya
perbedaan
yang
kurang
signifikan
antara
interaksi
sosial peserta didik sebelum
dan
sesudah
bimbingan
diberikan
kelompok
dan
terdapat perubahan interaksi
sosial
peserta
VII.1.
Dapat
didik
kelas
disimpulkan
bahwa bimbingan kelompok
belum
efektiv
dalam
meningkatkan interaksi sosial
peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Afifuddin. 2012. Bimbingan dan
Penyuluhan.
Bandung:
Pustaka Setia.
Ali, Mohamad dan Asrori, Mohamad.
2004.
Psikologi
Remaja.
Jakarta: Bumi Aksara.
Daryanto dan Mohammad Farid.
2015. Bimbingan Konseling
Panduan Guru BK
dan
Guru Umum. Yogyakarta:
Gava Media.
Gerungan. 2010. Psikologi Sosial.
Bandung: Refika Aditama.
Gibson, L. Robert, Mitchell, H.
Marianne. 2011. Bimbingan
dan
Konseling.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Noor, Juliansyah. 2013. Metodologi
Penelitian
Skripsi
Tesis
Disertasi dan Karya Ilmiah.
Jakarta: Kencana Prenada
Media Group.
Prayitno.1995. Pelayanan Bimbingan
dan
Konseling
Sekolah
Lanjutan
Tingkat
Pertama.Padang: UNP Press..
Prayitno dan Erman, Amti. 2004.
Dasar-dasar Bimbingan dan
Konseling.
Jakarta:Asdi
Mahasatya.
Santosa, Slamet. 2006. Dinamika
Kelompok. Jakarta: Bumi
Aksara.
Soerjono, Soekanto. 2010. Sosiologi
Suatu Pengantar. Yogyakarta.
Buku Seru.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika.
Bandung: Tarsito.
Tohirin. 2011. Bimbingan dan
Konseling di Sekolah dan
Madrasah.
Jakarta:
Rajawali Press.
Download