PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR

advertisement
PROFIL HUBUNGAN SOSIAL PESERTA DIDIK DALAM BELAJAR DI
SMK NEGERI 1 SIJUNJUNG
By:
Didi Volanda *
Dra. Hj. Fitria Kasih, M.Pd.,Kons **
Fifi Yasmi, S,Pd, I.,M.Pd **
Program Bimbingan dan Konseling, STKIP PGRI Sumatera Barat
ABSTRAK
The research was distributed by the learners who have not been able to foster social relations
well in learning with teachers or with other students. The purpose of this research describe the: 1)
social relations learners with learners in learning, 2) social relationships with teachers in learners learn.
Type of this research is quantitative descriptive research that seeks to describe about a situation for
what it is. The population in this research is the entire class XI students of SMK Negeri 1
Sijunjungyears lessons 2015/2016. Sampling using random sampling techniques with the number of
samples 34 learners. Results of this study revealed that: 1) social relations learners with learners in the
study are in the very good category, 2) social relations learners and teachers in learning are in the very
good category. Based on the results of this research was recommended to students of class XI in order
to maintain social relationships in learning very well, both with students and with teachers. In addition
to counseling teacher to create a guidance and counseling program and organizing the implementation
of guidance and counseling services related to the field of social development to the learners so that
learners can maintain social relationships with teachers and the other students in learning.
Keyword: Social Relationships, Learn
Pendahuluan
Belajar merupakan kewajiban bagi setiap
peserta didik, dengan belajar peserta didik bisa
mengetahui dan mendapatkan pengetahuan
yang baru, seperti yang dikemukakan oleh
Suryabrata (2002: 230) “Belajar adalah suatu
aktivitas yang membawa perubahan sehingga
didapatkan kecakapan baru yang terjadi karena
usaha”.
Kondisi lingkungan sekolah yang juga
dapat mempengaruhi kondisi belajar antara
lain adalah adanya guru yang baik dalam
jumlah yang cukup memadai sesuai dengan
jumlah bidang studi yang ditentukan, peralatan
yang cukup lengkap, gedung sekolah yang
memenuhi persyaratan bagi berlangsungnya
proses belajar yang baik, adanya teman yang
baik, adanya keharmonisan hubungan antara
semua personil sekolah. Jika seorang peserta
didik mampu membina hubungan sosialnya
dengan baik terutama dalam belajar maka
mereka akan lebih mudah untuk diterima di
lingkungan sekolah terutama di lingkungan
kelas. Dari pendapat tersebut hubungan sosial
antara sesama teman di dalam kelas senantiasa
membutuhkan
hubungan
dengan
lingkungannya sebaiknya lingkungan belajar
peserta didik terutama di sekolah perlu juga
diperhatikan, karena peserta didik merupakan
bagian dalam suatu hubungan sosial yang turut
mempengaruhi proses pembelajaran. Sebagai
peserta didik seharusnya sudah bisa membina
hubungan sosial terutama terhadap temanteman di kelas karena hal itu mempengaruhi
dalam proses belajar, dalam kegiatan belajar
hubungan sosial yang terjadi yaitu hubungan
antara peserta didik dengan peserta didik dan
hubungan antara peserta didik dengan guru,
seperti yang dikemukakan oleh Bahar
(1989:173) “Di dalam kelas masing-masing
peserta didik mempunyai dua hubungan yang
sangat penting yaitu hubungan dengan
gurunya dan hubungan dengan teman
sebayanya”. Dengan adanya interaksi baik
antara peserta didik dengan guru antara peserta
didik dengan peserta didik maka kegiatan
belajar mengajar di kelas akan lebih lancar dan
menyenangkan. Hubungan teman sebaya dan
hubungan dengan guru yang baik di dalam
kelas sangat diperlukan sekali dalam proses
belajar mengajar. Di dalam membina
hubungan sosial tersebut adanya kontak sosial
dan komunikasi sosial yang terjadi sehingga
tercipta hubungan sosial yang baik antara
sesama anggota kelas dalam kegiatan belajar
di kelas. Tanpa adanya kontak sosial dan
komunikasi sosial maka kegiatan belajar tidak
akan berlangsung dengan baik, karena tidak
terbinanya interaksi sosial sesama anggota
kelas, seperti yang dikemukakan oleh
Partowisastro (1983: 12-13) “Interaksi sosial
tidak mungkin terjadi apabila tidak terjadi
kondisi berikut yaitu kontak sosial dan
komunikasi sosial”. Jadi pendapat tersebut
jelas bahwa jika tidak ada kontak sosial dan
komunikasi sosial dalam kegiatan belajar
maka tidak akan terjadi interaksi sosial seperti
yang diharapkan.
Menurut
Syani
(2012:
154)
mengungkapkan “Dalam proses sosial, baru
dapat dikatakan terjadi interaksi sosial apabila
telah memenuhi persyaratan sebagai aspekaspek kehidupan bersama yaitu adanya kontak
sosial dan komunikasi sosial”.
a. Kontak Sosial
Kontak sosial merupakan hubungan
antara satu orang atau lebih, melalui
percakapan dengan saling mengerti tentang
maksud dan tujuan masing-masing dalam
kehidupan. Kontak sosial dapat terjadi
secara langsung ataupun tidak langsung
antara satu pihak dengan pihak yang
lainnya.
Menurut Syani (2012: 154) dalam
kontak sosial dapat terjadi hubungan
sebagai berikut:
1) Bersifat positif terjadi karena hubungan
antara kedua belah pihak terdapat
saling pengertian sehingga mengarah
pada kerjasama.
2) Bersifat
negatif
terjadi
karena
hubungan antara kedua belah pihak
tidak melahirkan saling pengertian,
mungkin
merugikan
sehingga
mengarah pada pertentangan dan
konflik.
3) Bersifat primer terjadi kontak sosial
berhubungan secara langsung dalam
bentuk tatap muka secara langsung
seperti bertemu dan berjabat tangan.
4) Bersifat sekunder terjadi kontak sosial
yang tidak bertemu secara langsung
atau melalui perantara seperti melalui
perantara orang lain atau juga bisa
telepon.
b. Komunikasi
Komunikasi adalah syarat pokok lain
dari pada proses sosial, komunikasi sosial
mengandung
pengertian
persamaan
pandangan antara orang-orang yang
berinteraksi terhadap sesuatu. Menurut
Soekanto (Syani; 2012: 155) bahwa
“Komunikasi adalah bahwa seseorang
memberikan tafsiran pada prilaku orang
lain yang berwujud pembicaraan, sikap dan
perasaan-perasaan
apa
yang
ingin
disampaikan oleh orang yang bersangkutan
kemudian memberikan reaksi terhadap
perasaan yang ingin disampaikan oleh
orang lain tersebut”.
Di
dalam
kegiatan
belajar,
komunikasi juga sangat diperlukan tanpa
adanya komunikasi maka aktivitas belajar
tidak akan terjadi karena dalam
komunikasi sosial terutama mengandung
pengertian antar orang yang berinteraksi
yaitu anggota kelas dalam kegiatan belajar.
Jadi, uraian di atas tersebut jelaslah
bahwa hubungan sosial peserta didik dalam
belajar merupakan kelompok belajar
peserta didik di dalam kelas dalam
mengerjakan mata pelajaran, serta dalam
membina hubungan sosial dengan baik,
baik hubungan dengan guru maupun
hubungan dengan peserta didik lainnya.
Dalam membina hubungan sosial tersebut
adanya kontak sosial dan komunikasi
sosial yang terjadi antara sesama anggota
kelas baik dengan guru maupun dengan
peserta didik yang lain, sehingga dengan
terbinanya hubungan sosial yang baik
maka akan tercipta kondisi belajar yang
baik pula dan meningkatnya hasil belajar
peserta didik
Dari hasil pengamatan yang peneliti
lakukan selama melaksanakan Praktikum
Pengalaman Lapangan Bimbingan dan
Konseling Sekolah (PPLBKS) di SMK Negeri
1 Sijunjung selama pengamatan tersebut
peneliti melihat bahwa pelaksanaan berbagai
jenis layanan bimbingan dan konseling
memerlukan sejumlah kegiatan pendukung
yang harus dilakukan oleh guru BK. Salah satu
bentuk
kegiatan
pendukung
adalah
pengumpulan data, data yang terkait dengan
hubungan sosial dapat dikumpulkan melalui
alat yang disebut dengan sosiometri.
Sosiometri merupakan salah satu cara yang
dapat digunakan untuk mengetahui hubungan
yang ada diantara anggota dalam satu
kelompok. Menurut Tohirin (2009: 231)
“Sosiometri merupakan alat (instrumen) untuk
mengumpulkan data tentang hubunganhubungan sosial dan tingkah laku social peseta
didik”. Sependapat dengan W.S. Winkel
(1997: 293) “Sosiometri merupakan suatu
metode untuk memperoleh data tentang
hubungan sosial dalam suatu kelompok, yang
berukuran kecil sampai sedang (10–50
orang)”. Dari beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan pengertian sosiometri adalah
suatu teknik untuk mengumpulkan data
tentang hubungan sosial seorang individu
dengan individu lain, struktur hubungan
individu dan arah hubungan sosialnya dalam
suatu kelompok.
Berdasarkan perolehan data yang peneliti
kumpulkan pada saat PPLBKS di SMK Negeri
1 Sijunjung pada bulan Desember 2015 bahwa
adanya peserta didik yang memili-milih teman
atau adanya geng dalam kelas, selain itu pada
pengamatan yang peneliti lakukan pada hari
Sabtu tanggal 16 April 2016 di SMK Negeri 1
Sijunjung pada saat proses pelajaran
berlangsung ada peserta didik yang di kelas
hanya diam saja tidak mau berinteraksi dengan
teman-temannya
terutama
pada
saat
mengerjakan tugas kelompok yang diberikan
guru. Selain itu hasil wawancara pada hari
Senin tanggal 18 April 2016 kepada tiga orang
peserta didik yang sering minta izin keluar
kelas pada saat jam pelajaran berlangsung,
ternyata peserta didik tersebut merasa temanteman mereka kurang menyenangkan terutama
dalam hal berkomunikasi dan tidak bisa diajak
bekerjasama dalam mengerjakan tugas
kelompok, serta pendekatan antara peserta
didik dengan guru secara emosionalpun
kurang, dan peserta didik juga menganggap
guru tidak akan marah jika mereka keluar
kelas pada saat proses pelajaran berlangsung.
Selain itu dari hasil wawancara pada hari
Selasa tanggal 19 April 2016 dengan salah
satu guru mata pelajaran yang mengatakan
bahwa peserta didik tersebut mereka malas
mengerjakan tugas secara bersama-sama atau
berkelompok karena teman-temannya sulit
diajak untuk bekerja sama. Selain itu dari hasil
wawancara pada hari Selasa tanggal 19 April
2016 dengan dua guru mata pelajaran yang
mengatakan ada peserta didik yang kurang
perhatian dalam belajar, dan kurang
berpartisipasi dalam tugas kelompok dan
selain itu ada peserta didik yang sering minta
izin keluar pada saat proses pelajaran
berlangsung. Dan pada saat jam pelajaran
berlangsung ada peserta didik yang banyak
bicara yang menginterupsi kegiatan kelas yang
merupakan gambaran seorang anak yang ingin
menarik perhatian gurunya maupun temantemannya.
Kemudian dari hasil wawancara dengan
wali kelas pada hari Rabu tanggal 20 April
2016 bahwa dari tiga puluh empat orang
peserta didik masih ada peserta didik yang
kurang mampu membina hubungan sosial
dengan sangat baik, baik hubungan dengan
peserta didik lainnya maupun dengan guru
yang mengajar di kelas. Selanjutnya peserta
didik juga mengalami marginalisasi atau
perasaan yang tersisihkan oleh temantemannya, sehingga peserta didik merasa
tersingkir dari teman-temannya karena peserta
didik merasa bahwa dia tidak bisa bergabung
dengan temannya sehingga mengganggu
peserta didik untuk bisa konsentrasi belajar di
kelas yang akan berakibat pada hasil belajar
peserta didik. Dari fenomena di atas penulis
tertarik untuk meneliti mengenai “Profil
Hubungan Sosial Peserta Didik dalam Belajar
di SMK Negeri 1 Sijunjung”.
Tujuan dalam penelitian ini adalah
1. Untuk mengungkapkan profil hubungan
sosial peserta didik dengan peserta didik
dalam belajar
2. Untuk mengungkapkan profil hubungan
sosial peserta didik dengan guru dalam
belajar
Adapun rencana pemecahan masalah
dalam penelitian ini yaitu bagaimana profil
hubungan sosial peserta didik dalam belajar di
SMK Negeri 1 Sijunjung?
Dalam rumusan tujuan penelitian ini
adalah
untuk
nmengungkapkan
dan
memperoleh gambaran tentang:
1. Profil hubungan sosial peserta didik
dengan peserta didik dalam belajar
2. Profil hubungan sosial peserta didik
dengan guru dalam belajar
Metode Penelitian
Penelitian
ini
bersifat
deskriptif
kuantitatif, dimana mendiskripsikan suatu
gejala, fakta, peristiwa atau kejadian yang
sedang atau sudah terjadi apa adanya (Yusuf,
2005: 83)
Berdasarkan penjelasan di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kuantitatif yang akan
menghasilkan
data
mengenai
gejala,
fenomena, atau fakta yang diteliti dengan
menggunakan data deskriptif dengan kata-kata
dan tindakan dari perilaku yang telah diamati.
Penelitian
yang
dilakukan
untuk
mendeskripsikan hal-hal yang saat ini berlaku.
Penelitian ini tidak menguji hipotesis
melainkan hanya mendekripsikan informasi
apa adanya sesuai dengan variabel yang
diteliti. Penelitian ini akan mengungkapkan
gambaran mengenai profil hubungan sosial
peserta didik dalam beljar.
Penelitian ini telah dilaksanakan pada
bulan Mei 2016. Adapun tempat atau lokasi
untuk melaksanakan penelitian adalah di SMK
Negeri 1 Sijunjung. Adapun alasan peneliti
memilih penelitian di tempat ini karena selama
peneliti melaksanakan PPLBK Sekolah,
peneliti melihat adanya peserta didik yang
bermasalah dalam hubungan sosial, baik
hubungan dengan peserta didik lainnya
maupun dengan guru.
Peneliti mengambil sasaran yang akan
diteliti yaitu peserta didik kelas XI di SMK
Negeri 1 Sijunjung. Populasi dari penelitian
ini sebanyak 220 peserta didik dan sampel
penelitian yaitu sebanyak 64 peserta didik.
Menurut Yusuf (2005:160) “Sampel adalah
bagian dari populasi yang diteliti untuk
memperoleh data yang diperlukan”. Sampel
yang dipilih haruslah representative atau
mewakili keseluruhan kerakteristik dari suatu
populasi. Untuk pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan teknik Random
sampling yaitu dengan secara acak.
Pada penelitian ini menggunakan data
interval. Menurut Bungin (2004: 121) bahwa
“Data interval adalah data yang digunakan
untuk mengidentifikasikan objek atau
individu, misalnya: klasifikasi jenis kelamin
(laki-laki dan perempuan), agama, pekerjaan
dan sebagainya”. Jadi data yang di intervalkan
dalam penelitian ini adalah “peserta didik
kelas XI melalui penelitian”. Sumber data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah
data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari responden dan dari data
sekunder yaitu data yang diperoleh dari tata
usaha.
Analisis data dilakukan setelah data
terkumpul melalui angket. Data yang
terkumpul melalui angket dideskripsikan
melalui pengolahan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
a) Memeriksa kelengkapan isi instrumen
(angket) yang telah diterima dari sampel
penelitian.
b) Membuat
tabel
pengolahan
data
berdasarkan item pernyataan penelitian
yang telah dijawab responden.
c) Mencari dan menghitung jumlah skor serta
memasukkan data ke tabel pengolahan.
d) Menghitung persentase masing-masing
frekuensi
yang
diperoleh,
dengan
menggunakan teknik analisis persentase
yang dikemukakan oleh Sudjono (2010:
43) sebagai berikut
f
100 %
N
Keterangan :
P = Persentase
f = Frekuensi
n = Jumlah sampel
100 = Bilangan tetap
P
Hasil Penelitian dan Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian dapat
diungkapkan bahwa profil hubungan sosial
peserta didik dalam belajar di SMK Negeri 1
Sijunjung dapat diungkapkan sebagai berikut:
1. Profil Hubungan Sosial Peserta Didik
dengan Peserta Didik dalam Belajar
Dari hasil pengolahan data dapat
disimpukan bahwa profil hubungan sosial
peserta didik dengan peserta didik dalam
belajar di SMK Negeri 1 Sijunjung berada
pada kategori sangat baik dengan
persentase 80,55%. Hal ini terjadi karena
adanya guru BK di Sekolah yang selalu
memberikan pelayanan kepada peserta
didik dengan memberikan layanan-layanan
yang ada dalam BK seperti layanan
informasi tentang cara membina hubungan
sosial serta cara berkomunikasi yang baik.
Dengan adanya layanan BK di Sekolah,
peserta didik merasa terbantu dengan
adanya guru BK sehingga peserta didik
jadi mudah dalam membina hubungan
sosialnya baik dengan peserta didik lainnya
maupun dengan guru yang mengaajar di
kelas. Seperti yang dikemukakan oleh
Bahar (1989: 173) “Di dalam kelas peserta
didik mempunyai dua hubungan yang
sangat penting yaitu hubungan dengan
gurunya dan hubungan dengan teman
sebayanya”. Dengan adanya hubungan
sosial yang baik antara peserta didik
dengan peserta didik maka kegiatan belajar
mengajar di kelas akan lebih lancar dan
menyenangkan.
2. Profil Hubungan Sosial Peserta Didik
dengan Guru dalam Belajar
Berdasarkan hasil analisis data dapat
diketahui bahwa profil hubungan sosial
peserta didik dalam belajar di SMK Negeri
1 Sijunjung bahwa profil hubungan sosial
peserta didik dengan guru dalam belajar
berada pada kategori sangat baik dengan
persentase 81,95%. Hal ini menunjukkan
karena adanya guru BK di sekolah yang
selalu membantu peserta didik dalam
membina serta mempertahankan hubungan
sosial antara peserta didik dengan guru
yang mengajar di kelas. Di dalam membina
hubungan sosial tersebut adanya kontak
sosial dan komunikasi sosial yang terjadi
sehingga tercipta hubungan sosial yang
baik antara peserta didik dengan guru
dalam kegiatan belajar di kelas. Tanpa
adanya kontak sosial dan komunikasi maka
kegiatan belajar tidak akan berlangsung
dengan baik, karena tidak terbinanya
interaksi sosial sesama anggota kelas,
seperti
yang
dikemukakan
oleh
Partowisastro (1983: 12-13) “Interaksi
sosial tidak mungkin terjadi apabila tidak
terjadi kondisi berikut yaitu kontak sosial
dan komunikasi”. Jadi pendapat tersebut
jelas bahwa jika tidak ada kontak sosial
dan komunikasi dalam kegiatan belajar
maka tidak akan terjadi interaksi sosial
seperti yang diharapkan.
Menurut
Syani
(2012:154)
mengungkapkan “Dalam proses sosial,
baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial
apabila telah memenuhi persyaratan
sebagai aspek kehidupan bersama yaitu
adanya kontak sosial dan komunikasi”.
Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pembahasan
dapat diambil kesimpulan mengenai profil
hubungan sosial peserta didik dalam belajar di
SMK Negeri 1 Sijunjung.. Temuan peneliti ini
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Hubungan sosial peserta didik dengan
peserta didik dalam belajar di SMK Negeri
1 Sijunjung, secara umum hubungan sosial
peserta didik dengan peserta didik telah
terbina dengan sangat baik, serta dari
kontak sosial peserta didik dengan peserta
didikpun telah terbina secara baik,
sedangkan dari aspek komunikasi peserta
didik dengan peserta didik juga telah bisa
berkomunikasi dengan sangat baik.
2. Hubungan sosial peserta didik dengan guru
dalam belajar di SMK Negeri 1 Sijunjung,
secara umum hubungan sosial peserta didik
dengan guru telah terbina dengan sangat
baik, serta dari kontak sosial peserta didik
dengan gurupun telah terbina dengan
sangat baik, sedangkan dari aspek
komunikasi peserta didik dengan guru juga
telah dapat berkomunikasi dengan sangat
baik.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut
dikemukakan beberapa saran untuk:
1. Peserta didik, agar peserta didik dapat
mempertahankan hubungan sosial dengan
sangat baik dalam belajar, baik hubungan
antara peserta didik dengan peserta didik
lainnya maupun dengan guru yang
mengajar.
2. Guru BK agar dapat membuat program dan
menyelenggarakan pelayanan BK yang
berhubungan
dengan
bidang
pengembangan sosial agar dapat membantu
mempertahankan
serta
meningkatkan
hubungan sosialnya, baik antar peserta
didik dengan peserta didik maupun dengan
guru dalam belajar serta kemampuan
dalam berkomunikasi dan melakukan
kontak sosial dalam belajar.
3. Kepala sekolah, kepala sekolah SMK
Negeri 1 Sijunjung agar dapat mendukung
pelaksanaan layanan Bimbingan dan
konseling yang telah diprogramkan oleh
guru BK dalam meningkatkan hubungan
sosial peserta didik dalam belajar,
khususnya dalam mengembangkan serta
meningkatkan kemampuan berkomunikasi
dan kemampuan melakukan kontak sosial
dengan sangat baik.
4. Orang tua hendaknya lebih memperhatikan
perkembangan anaknya terutama dalam
meningkatkan hubungan sosial di sekolah.
Juga lebih memperhatikan cara belajar
anak agar anak bisa mendapatkan hasil
belajar
yang
lebih
baik,
serta
memperhatikan anak dalam berkomunikasi
dan
membantu
anak
dalam
mengembangkan
serta
meningkatkan
kemampuan berkomunikasinya.
5. Pengelola program studi, hendaknya
mampu menyiapkan calon pendidik yang
memiliki sofkill yang tinggi dan menguasai
berbagai ilmu agar dapat membantu
peserta didik dalam meningkatkan
hubungan sosial peserta didik dalam
belajar.
6. Bagi peneliti selanjutnya, hendaknya dapat
melanjutkan dalam melakukan penelitian
lebih mendalam mengenai hubungan sosial
peserta didik dalam belajar.
Kepustakaan
Bahar, Aswandi. (1989). Dasar Kependidikan.
Jakarta: Dept. Pendidikan dan
Kebudayaan
Bungin. (2004). Metodologi Penelitian
Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media
Group.
Partowisastro, Koestoer. (1983). Dinamika
Psikologi Sosial. Jakarta: Erlangga
Suryabrata, Sumadi. (2002). Psikologi
Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press
Syani, Abdul. (2012). Sosiologi Skematika,
Teori dan terapan. Jakarta: Bumi
Aksara
Yusuf, Muri A. (2005). Metodologi Penelitian.
Padang: UNP Press
Download