pp peran perawat dalam pemberian obat

advertisement
PERAN PERAWAT DALAM
PEMBERIAN OBAT
Disampaikan pada MK Farmakologi
Tingkat I Semester II Tahun 2016
AKIBAT SALAH PEMBERIAN OBAT
PROLOG
 Perawat bertanggung jawab dalam memberikan obat – obatan yang
aman bagi pasien.
 Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian
obat (kolaborasi sebagai tim kesehatan, red) dan mempertanyakan
perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis yang
diberikan di luar batas yang seharusnya.
 Secara hukum perawat bertanggung jawab jika memberikan obat yang
diresepkan dan dosisnya tidak benar atau obat tersebut merupakan
kontraindikasi bagi status kesehatan klien
ENAM HAL BENAR >> 10 BENAR
 klien yang benar
 obat yang benar
 dosis yang benar
 waktu yang benar
 rute yang benar
 dokumentasi yang benar.
1. KLIEN YANG BENAR
memeriksa identitas klien dan meminta klien
menyebutkan namanya sendiri. Beberapa klien
akan menjawab dengan nama sembarang
atau tidak berespon, maka gelang identifikasi
harus diperiksa pada setiap klien pada setiap
kali pengobatan. Pada keadan gelang
identifikasi hilang, perawat harus memastikan
identitas klien sebelum setiap obat diberikan.
2. OBAT YANG BENAR
Menerima obat yang telah diresepkan. Perintah pengobatan mungkin
diresepkan oleh seorang dokter, dokter gigi, atau pemberi asuhan kesehatan
yang memiliki izin praktik dengan wewenang dari pemerintah.
Perintah melalui telepon untuk pengobatan harus ditandatangani oleh dokter
yang menelepon dalam waktu 24 jam. Komponen dari perintah pengobatan
adalah : (1) tanggal dan saat perintah ditulis, (2) nama obat, (3) dosis obat,
(4) rute pemberian, (5) frekuensi pemberian, dan (6) tanda tangan dokter
atau pemberi asuhan kesehatan.
Meskipun merupakan tanggung jawab perawat untuk mengikuti perintah
yang tepat, tetapi jika salah satu komponen tidak ada atau perintah
pengobatan tidak lengkap, maka obat tidak boleh diberikan dan harus
segera menghubungi dokter tersebut untuk mengklarifikasinya
 label obat harus dibaca tiga kali :
(1) pada saat melihat botol atau
kemasan obat, (2) sebelum
menuang / mengisap obat dan
(3) setelah menuang / mengisap
obat.
 Perawat harus ingat bahwa obatobat tertentu mempunyai nama
yang bunyinya hampir sama dan
ejaannya mirip, misalnya digoksin
dan digitoksin, quinidin dan
quinine, Demerol dan dikumarol,
dst.
3. DOSIS YANG BENAR
 dosis yang diberikan untuk klien tertentu. Dalam kebanyakan kasus,
dosis diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat
yang bersangkutan. Perawat harus menghitung setiap dosis obat
secara akurat, dengan mempertimbangkan variabel berikut : (1)
tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan (diminta), (2)
dalam keadaan tertentu, berat badan klien juga harus
dipertimbangkan, misalnya 3 mg/KgBB/hari.
 Sebelum menghitung dosis obat, perawat harus mempunyai dasar
pengetahuan mengenai rasio dan proporsi. Jika ragu-ragu, dosis
obat harus dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain.
4. WAKTU YANG BENAR
Saat dimana obat yang diresepkan harus diberikan. Dosis
obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari,
seperti b.i.d ( dua kali sehari ), t.i.d ( tiga kali sehari ), q.i.d (
empat kali sehari ), atau q6h ( setiap 6 jam ), sehingga kadar
obat dalam plasma dapat dipertahankan.
Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½ ) yang panjang,
maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu
paruh pendek diberikan beberapa kali sehari pada selang
waktu yang tertentu .
Beberapa obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya
diberikan pada saat makan atau bersama makanan
Implikasi dalam keperawatan :
 1.
Berikan obat pada saat yang khusus. Obat-obat dapat diberikan ½
jam sebelum atau sesudah waktu yang tertulis dalam resep.
 2.
Berikan obat-obat yang terpengaruh oleh makanan seperti captopril,
sebelum makan
 3.
Berikan obat-obat, seperti kalium dan aspirin, yang dapat mengiritasi
perut ( mukosa lambung ) bersama-sama dengan makanan.
 4.
Tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkan untuk pemeriksaan diagnostik, seperti endoskopi, tes darah
puasa, yang merupakan kontraindikasi pemberian obat.
 5.
Periksa tanggal kadaluarsa. Jika telah melewati tanggalnya, buang
atau kembalikan ke apotik.
 6.
Antibiotika harus diberikan dalam selang waktu yang sama
sepanjang 24 jam ( misalnya setiap 8 jam bila di resep tertulis t.i.d ) untuk
menjaga kadar darah terapeutik.
5. RUTE YANG BENAR
 Rute yang benar perlu untuk absorpsi yang tepat dan memadai.
 Rute yang lebih sering dari absorpsi adalah
 (1) oral ( melalui mulut ): cairan, suspensi, pil, kaplet, atau kapsul
 (2) sublingual ( di bawah lidah untuk absorpsi vena )
 (3) topikal ( dipakai pada kulit )
 (4) inhalasi ( semprot aerosol )
 (5) instilasi ( pada mata , hidung , telinga , rektum atau vagina )
 dan empat rute parenteral : intradermal/ intra kutan , subkutan ,
intramuskular, dan intravena.
Implikasi dalam keperawatan:
 Nilai kemampuan klien untuk menelan obat sebelum memberikan obat –
obat per oral.
 Pergunakan teknik aseptik sewaktu memberikan obat.
 Teknik steril dibutuhkan dalam rute parenteral .
 Berikan obat pada tempat/ area yang sesuai.
 Tetaplah bersama klien sampai obat oral telah ditelan.
6. DOKUMENTASI YANG BENAR
 Dokumentasi yang benar membutuhkan tindakan segera dari seorang
perawat untuk mencatat informasi yang sesuai mengenai obat yang telah
diberikan.
 Meliputi nama obat , dosis , rute , waktu dan tanggal , inisial dan tanda
tangan perawat.
 Respon klien terhadap pengobatan perlu dicatat untuk beberapa
macam obat seperti (1) narkotik – bagaimana efektifitasnya dalam
menghilangkan rasa nyeri – atau (2) analgesik non-narkotik, (3) sedativa,
(4) antiemetik (5) reaksi yang tidak diharapkan terhadap pengobatan,
seperti irigasi gastrointestinal atau tanda – tanda kepekaan kulit.
Penundaan dalam mencatat dapat mengakibatkan lupa untuk mencatat
pengobatan atau perawat lain memberikan obat itu kembali karena ia
berpikir obat itu belum diberikan
7. Benar pendidikan kesehatan perihal
medikasi klien
 Perawat mempunyai tanggungjawab dalam
melakukan pendidikan kesehatan pada pasien,
keluarga dan masyarakat luas terutama yang berkaitan
dengan obat seperti manfaat obat secara umum,
penggunaan obat yang baik dan benar, alasan terapi
obat dan kesehatan yang menyeluruh, hasil yang
diharapkan setelah pembeian obat, efek samping dan
reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan
obat dan obat dengan makanan, perubahanperubahan yang diperlukan dalam menjalankan
aktivitas sehari-hari selama sakit, dsb.
 8. Benar pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian obat.
 9. Benar evaluasi
Perawat selalu melihat/ memantau efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.
 10. Benar reaksi terhadap makanan
Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat itu
harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk memperoleh
kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan misalnya
tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah makan
misalnya indometasin.
Hak – Hak Klien dalam Pemberian Obat
 Hak Klien Mengetahui Alasan Pemberian Obat
Hak ini adalah prinsip dari memberikan persetujuan setelah mendapatkan
informasi ( Informed consent ), yang berdasarkan pengetahuan individu yang
diperlukan untuk membuat suatu keputusan .
 Hak Klien untuk Menolak Pengobatan
Klien dapat menolak untuk pemberian suatu pengobatan. Adalah tanggung
jawab perawat untuk menentukan, jika memungkinkan, alasan penolakan dan
mengambil langkah – langkah yang perlu untuk mengusahakan agar klien mau
menerima pengobatan .
Jika suatu pengobatan ditolak, penolakan ini harus segera didokumentasikan.
Perawat yang bertanggung jawab, perawat primer, atau dokter harus diberitahu
jika pembatalan pemberian obat ini dapat membahayakan klien, seperti dalam
pemberian insulin. Tindak lanjut juga diperlukan jika terjadi perubahan pada hasil
pemeriksaan laboratorium, misalnya pada pemberian insulin.
7 BENAR >> DISINGKAT : DR.TIMED
Thank You
Mulailah dari diri sendiri
Mulai saat ini
Jangan pernah menyerah
Download