risiko produksi ikan hias pada pt. qian hu joe

advertisement
1
RISIKO PRODUKSI IKAN HIAS PADA PT. QIAN HU JOE
AQUATIC INDONESIA DI KABUPATEN BOGOR
PROVINSI JAWA BARAT
WAWAN HERNAWAN
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
ii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Risiko Produksi Ikan
Hias pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia di Kabupaten Bogor Provinsi Jawa
Barat adalah benar karya saya dengan arahan komisi pembimbing dan belum diajukan
dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis
lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di
bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Desember 2013
Wawan Hernawan
H34114021
iv
Hak Cipta Milik IPB, Tahun 2013
Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau
menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau
tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan IPB
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini
dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB
ABSTRAK
WAWAN HERNAWAN. Risiko Produksi Ikan Hias pada PT Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia, Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh ANNA FARIYANTI.
Ikan hias merupakan komoditas perikanan yang cukup prospektif untuk
dikembangkan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dalam pelaksanaan usaha
ikan hias tidak terlepas dari adanya risiko usaha. Penelitian ini dilakukan untuk
mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi pembesaran ikan hias yang dihadapi
PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, menganalisis hubungan antara diversifikasi
usaha dengan upaya meminimalkan risiko, serta memberikan alternatif strategi yang
memungkinkan dalam penanganan risiko produksi yang dihadapi perusahaan. Metode
analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis varian, standar deviasi,
koefisien variasi, dan expected return. Penelitian ini memberikan informasi bahwa
sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi perusahaan diantaranya kondisi iklim
dan cuaca, serangan penyakit, dan kesalahan tenaga kerja. Hasil analisis risiko pada
komoditas tunggal diperoleh risiko yang paling tinggi adalah ikan clown loach, nilai
risiko yang paling rendah adalah ikan black ghost. Hasil analisis risiko diversifikasi
diperoleh nilai risiko paling rendah pada kombinasi ikan black ghost dan silver
arowana. Alternatif strategi yang dapat dilakukan perusahaan dalam mengurangi
risiko produksi adalah melakukan diversifikasi produksi dan kemitraan.
Kata kunci : ikan hias, risiko diversifikasi, risiko produksi.
ABSTRACT
WAWAN HERNAWAN. Risk Production of Ornamental Fish PT Qian Hu Joe
Aquatic Indonesia, Bogor Distrct. Supervised by ANNA FARIYANTI.
Ornamental fish is a highly prospected commodity in fishery to be developed
because it has a high economic value. In the implementation of the ornamental fish
business is inseparable from the risks.This research to identify the sources of
production risk ornamental fish in PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, analyzes the
relationship between business diversification and efforts to reduce the risk, and
provide alternative strategies allow the management of production risks that faced by
the company. The method of analys that used in this research is the analysis of
variance, standard deviation, coefficient of variation, and the expected return. This
research provides information that the sources of production risks faced by
companies such as climate and weather conditions, disease, and human errors.
Results of the risk analysis on a single commodity obtained the highest risk is the
clown loach fish, lowest risk value is black ghost. Diversification of risk analysis
results is the value of the lowest risk on combination of black ghost fish and silver
vi
arowana. Alternative strategies to reduce the risk is diversivication of production
and production partnerships.
Keywords : ornamental fish, diversification risk,, risk production
RISIKO PRODUKSI IKAN HIAS PADA PT QIAN HU JOE
AQUATIC INDONESIA DI KABUPATEN BOGOR
PROVINSI JAWA BARAT
WAWAN HERNAWAN
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
viii
Judul Skripsi
Nama
NRP
:
Risiko Produksi Ikan Hias pada PT Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia di Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
: Wawan Hernawan
: H34114021
Disetujui oleh,
Dr.Ir.Anna Fariyanti, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh,
Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus :
x
PRAKATA
Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala berkat dan karuniaNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Tema yang dipilih dalam
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2013 ini adalah risiko produksi,
dengan judul Risiko Produksi Ikan Hias Pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia di
Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si selaku
pembimbing, Ir. Tintin Sarianti selaku dosen evaluator kolokium yang telah banyak
memberi saran, Ir. Popong Nurhayati selaku dosen penguji utama, dan Yanti Nuraeni
Muflikh, SP, MAgribuss selaku dosen penguji komisi pendidikan. Disamping itu,
penghargaan penulis sampaikan kepada kedua orang tua (Rohidin dan Taswini) dan
seluruh anggota keluarga atas perhatian, dukungan moril dan materil serta do’a yang
diberikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Sigit Maden, Ibu
Widya, Bapak Ardiansyah, dan seluruh pekerja di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
yang telah bersedia untuk memberikan informasi dan gambaran mengenai kegiatan
usaha produksi ikan hias. Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Rizky
Sidik selaku pembahas pada seminar hasil serta kepada seluruh sahabat dan teman
yang telah mendukung dalam penelitian ini.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Desember 2013
Wawan Hernawan
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiii
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Perumusan Masalah
7
Tujuan Penelitian
8
Manfaat Penelitian
9
Ruang Lingkup Penelitian
9
TINJAUAN PUSTAKA .
Sumber-sumber Risiko Produksi Perikanan
9
9
Metode Analisis Risiko
10
Strategi Pengelolaan Risiko
11
KERANGKA PEMIKIRAN
13
Kerangka Pemikiran Teoritis
13
Teori Risiko
13
Sumber-Sumber Risiko
14
Risiko Operasional
15
Manajemen Risiko
15
Proses Manajemen Risiko
16
Risiko Portofolio
20
Kerangka Pemikiran Operasional
21
METODE PENELITIAN
22
xii
Lokasi dan Waktu Penelitian
22
Jenis dan Sumber Data
23
Metode Pengumpulan Data
23
Metode Pengolahan dan Analisis Data
23
Analisis Deskriptif
23
Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisai
24
Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Portofolio
26
HASIL DAN PEMBAHASAN
29
Organisasi dan Manajemen Perusahaan
30
Sumberdaya Perusahaan
31
Sumberdaya Fisik
31
Sumberdaya Modal
35
Identifikasi Sumber Risiko
53
Analisis Risiko
59
KESIMPULAN DAN SARAN
67
Kesimpulan
67
Saran
68
DAFTAR PUSTAKA .
68
LAMPIRAN
70
RIWAYAT HIDUP
77
DAFTAR TABEL
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
Volume produksi perikanan nasional tahun 2007-2011
Volume ekspor perikanan nasional berdasarkan komoditi tahun 2007-2011
Nilai ekspor perikanan nasional berdasarkan komoditi tahun 2007-2011
Volume produksi budidaya ikan hias di Pulau Jawa tahun 2007-2011
Tingkat survival rate ikan hias di Indonesia
Perkembangan produksi ikan hias di kabupaten bogor tahun 2008-2010
Volume penjualan ikan hias tahun 2012 di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
Tingkat mortalitas ikan hias Black Ghost, Silver Arowana, dan Clown Loach
di PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia tahun 2012
Data produksi ikan hias pada PT QHJAI tahun 2012
Peluang kejadian untuk masing-masing komoditas
Kisaran normal kualitas air untuk akuarium air tawar
Penilaian expected return untuk masing-masing komoditas
Penilaian risiko produksi berdasarkan penerimaan pada ikan hias
Nilai Fraction untuk Setiap Komoditi
Penilaian risiko portofolio berdasarkan penerimaan pada komoditi
1
2
2
3
4
5
6
8
54
54
59
60
61
63
64
DAFTAR GAMBAR
1
2
3
Kerangka Pemikiran Operasional
Struktur Organisasi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
Bagan alur distribusi ikan hias pada PT QHJAI
22
31
49
DAFTAR LAMPIRAN
1
2
3
4
5
Sarana Produksi Pembesaran Ikan Hias PT QHJAI
Kegiatan Pengecekan Kualitas dan Kuantitas Ikan Hias
Contoh Ikan Hias yang mati
Proses Pengemasan Ekspor Ikan Hias di PT QHJAI
Contoh Kartu Stok di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
71
71
72
73
73
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sektor perikanan Indonesia lima tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang
positif dari segi produksi maupun pemasarannya. Data statistik Kementerian Kelautan
dan Perikanan Indonesia mencatat volume produksi perikanan nasional mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun rata-rata sebesar 16.08 persen selama periode 200720111. Volume produksi perikanan nasional ditunjukkan dalam Tabel 1.
Tabel 1.Volume produksi perikanan nasional tahun 2007-2011
Volume Produksi per Tahun (Ton)
Jenis Komoditi
Perikanan
Tangkap
2007
2008
2009
2010
2011
Perikanan Laut
4,734,280
4,701,933
4,812,235
5,039,446
5,345,729
3.12
Perairan Umum
310,457
301,182
295,736
344,972
368,542
4.67
1,509,528
1,966,002
2,820,083
3,514,702
4,605,827
32.34
933,832
410,373
63,929
190,893
85,009
959,509
479,167
75,769
263,169
111,584
907,123
554,067
101,771
238,606
86,913
1,416,038
819,809
121,271
309,499
96,605
1,602,748
1,127,127
131,383
375,430
86,448
16.64
29.46
20.08
19.89
2.45
Budidaya Laut
Perikanan
Budidaya
Kenaikan
Rata-Rata
(%)
Tambak
Kolam
Karamba
Jaring Apung
Sawah
2007-2011
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya KKP, (2012)1
Peningkatan produksi perikanan nasional didukung oleh adanya pertumbuhan
volume ekspor dan nilai ekspor perikanan nasional. Volume ekspor hasil perikanan
Indonesia tahun 2007-2011 mengalami pertumbuhan yang positif. Peningkatan ratarata total volume ekspor hasil perikanan sebesar 8.384 persen. Komoditi perikanan
yang dieskpor diantaranya ikan hias laut dan tawar, ikan hidup yang terdiri dari ikan
trout, ikan mas, belut, dan ikan lainnya. Volume ekspor ikan hias air tawar
mengalami peningkatan rata-rata 126.49 persen pada periode 2007-2011, meskipun
pada tahun 2010-2011 mengalami penurunan sebesar 38.00 persen, tapi secara
keseluruhan volume ekspor ikan hias air tawar mengalami peningkatan. Volume
ekspor terbesar tiap bulan nya masih diperoleh dari komoditi ikan hias air laut.
Dengan melihat data tersebut, peluang untuk mengembangkan usaha ikan hias air
tawar masih sangat besar. Pertumbuhan volume ekspor tersebut menunjukkan adanya
perkembangan yang cukup signifikan dalam usaha ikan hias air tawar. Pertumbuhan
volume ekspor ikan hias Indonesia tahun 2007-2011 dapat dilihat pada Tabel 2.
1
http://statistik.kkp.go.id/index.php/arsip/c/50/Statistik-Ekspor-Hasil-Perikanan-2011 diakses 20 April
2013
2
Tabel 2. Volume ekspor perikanan nasional berdasarkan komoditi tahun 2007-2011
Jenis
Komoditi
Ikan Hias
- Air Laut
- Air Tawar
Ikan Hidup
- Ikan Trout
- Ikan Mas
- Belut
- Ikan
Lainnya
Total
2007
2008
2009
2010
2011
Kenaikan
Rata-Rata
(%)
2007-2011
1,113,962
103,189
889,638
72,931
911,308
305,892
1,055,872
1,082,481
1,086,100
671,105
0.26
126.49
31,920
150
44,625
0
47,314
46,067
0
53,160
256,782
0
31,011
3,341,075
0
29,079
2,068,680
-100
7851.78
405.92
4,087,558
1,717,378
720,231
357,310
303,497
-45.37
5,381,404
2,773,328
2,247,373
5,867,749
4,158,461
8,384
Volume Ekspor Perikanan Nasional per Tahun (Kg)
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya,(2011)
KKP
Pertumbuhan volume ekspor ikan hias Indonesia diikuti oleh pertumbuhan nilai
ekpor ikan hias air tawar. Pertumbuhan nilai ekspor ikan hias air tawar rata-rata
sebesar 52,40 persen selama periode 2007-2011. Nilai ekspor perikanan nasional
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3.Nilai ekspor perikanan nasional berdasarkan komoditi tahun 2007-2011
Jenis
Komoditi
Ikan Hias
- Air Laut
- Air Tawar
Ikan Hidup
- Ikan Trout
- Ikan Mas
- Belut
- Ikan
Lainnya
Total
2007
2008
2009
2010
2011
Kenaikan
Rata-Rata
(%)
2007-2011
5,388,484
1,917,161
5,429,687
2,852,226
4,375,074
5,644,033
4,268,011
9,413,181
4,210,713
9,051,652
-5.61
52.40
69,750
629
50,582
0
209,887
108,784
0
428,981
326,855
0
217,152
17,334,816
0
203,928
7,866,968
-100
832,932.32
1,366.11
23,357,709
10,122,869
3,340,585
1,048,320
805,919
-53.85
30,784,315
18,723,453
14,115,528
32,281,480
22,139,180
834,350.83
Nilai Ekspor Perikanan Nasional per Tahun (Us $)
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap dan Ditjen Perikanan Budidaya
aya, (2011)
2011
Berdasarkan perbandingan peningkatan volume dan nilai ekspor pertumbuhan
volume lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan nilai ekspor. Kondisi tersebut
menunjukkan bahwa berdasarkan komoditas perikanan mengalami peningkatan
kualitas dan memiliki pasar yang cukup potensial.Selain itu, nilai ekspor yang cukup
tinggi memberikan gambaran bahwa nilai ekonomis ikan hias ekspor cukup tinggi.
Saat ini pasar ekspor ikan hias yang semakin luas memberikan keuntungan yang
cukup signifikan bagi para pengusaha ikan hias.Selera konsumen luar negeri yang
berbeda-beda, memberikan peluang terserapnya berbagai jenis ikan hias yang
diproduksi di Indonesia.
Ikan hias adalah ikan yang mempunyai bentuk, warna dan karakter yang khas
masing-masing jenisnya, sehingga menciptakan keindahaan tersendiri ketika melihat
gerak-gerakannya dalam akuarium ataupun bak semen yang mendukung serta dapat
memberikan suasana damai dan tentram. Gerakan ikan hias umumnya lembut dan
dipadukan dengan tanaman hias ataupun alat pendukung lainnya (aerasi) didalam
akuarium akan selalu menarik untuk melihat. Berdasarkan habitatnya ikan hias dapat
digolongan kedalam dua jenis ikan hias air tawar dan ikan hias air laut. Ikan hias
mempunyai jenis yang beranekaragam dengan corak dan warna yang berbedabeda.Tempat pemeliharaan ikan hias dapat berupa akuarium ataupun bak
semen.Tempat ini praktis dan mudah dibuat serta cocok untuk budidaya yang
dilakukan pada lahan sempit2.
Saat ini Indonesia memiliki tidak kurang dari 3.500 spesies ikan hias air tawar
yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia . Berdasarkan data KKP dan LIPI tahun
2010, jumlah ikan hias yang diperdagangkan Indonesia mencapai 1.600 jenis, dimana
750 jenis diantaranya adalah ikan hias air tawar. Pola produksi yang dikembangkan
untuk ikan hias air tawar ini lebih bayak menggunakan pola budidaya. Hal ini
dikarenakan saat ini sudah banyak spesies ikan hias yang dapat dibudidayakan, selain
itu pola produksi budidaya memberikan kemudahan kepada para produsen dalam
mengontrol produksi ikan hias nya. Berbeda dengan pola produksi tangkap yang
mengandalkan pada kondisi alam dalam pencapaian produksinya. Dengan kata lain,
pola produksi budidaya lebih menjamin adanya keberlanjutan jika dibandingkan
dengan pola penangkapan. Saat ini telah banyak para pengusaha budidaya maupun
eksportir ikan hias yang ada di Indonesia.Pengusaha-pengusaha tersebut tersebar di
daerah sentra-sentra produksi ikan hias di Indonesia. Volume produksi ikan hias di
beberapa sentra produksi ikan hias di Pulau Jawa dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Volume produksi budidaya ikan hias di Pulau Jawa tahun 2007-2011
Provinsi
DKI Jakarta
Jawa Barat
Jawa Tengah
D. I.Yogyakarta
Jawa Timur
Banten
Volume Produksi Budidaya Ikan Hias per Tahun
(Ton)
2007
124
55,105
16,770
1,435
12,705
5,914
2008
2009
508
212
60,733 61,915
14,295 16,423
1,908 2,438
51,085 18,559
9,717 5,730
2010
3,713
99,472
12,666
5,354
35,822
4,960
2011
2,244
88,914
14,601
4,532
38,049
6,852
Sumber : Ditjen Perikanan Tangkap & Ditjen Perikanan Budidaya,(2011)
2
http://o-fish.com diakses 201 April 2013
Kenaikan
Rata-Rata (%)
466.26
15.55
-1.87
41.25
84.41
12.00
4
Tabel 4 menunjukkan bahwa Jawa Barat merupakan salah satu provinsi
penghasil ikan hias terbesar di pulau Jawa.Dengan kondisi alam yang mendukung,
Jawa Barat menjadi salah satu sentra produksi ikan hias di Indonesia. Sentra-sentra
ikan hias di Provinsi Jawa Barat terdapat di daerah Bekasi, Depok, Bandung,
Sukabumi, dan Bogor.
Data volume produksi ikan hias diatas menunjukkan masih adanya fluktuasi
produksi yang dialami oleh para pengusaha ikan hias. Hal ini desebabkan oleh adanya
tingkat survival rate yang masih berfluktuasi. Berikut data mengenai tingkat survival
rate ikan hias di Indonesia pada Tabel 5.
Tabel 5. Tingkat survival rate ikan hias di Indonesia
No
1
Jenis Ikan
Silver Arwana1
2
Black Ghost2
3
Palmas Ornatipinis2
4
Cupang2
Ukuran
7 cm
9 cm
15 cm
2 inch
3 inch
1 cm
2 cm
14 hari
45 hari
Survival Rate (%)
50-60
35-85
90
70
85
60
90
87,5
87
Sumber : 1 Susanto (2004)
2
www.LIPI.go.id
Data statistik di atas menunjukkan bahwa volume ekspor ikan hias Indonesia
masih mengalami beberapa permasalahan yang menyebabkan perkembangan ekspor
ikan hias Indonesia masih berfluktuasi. Data tersebut diikuti oleh data volume
produksi ikan hias tiap provinsi di Indonesia yang masuih mengalami fluktuasi,
seperti di provinsi Jawa Barat. Fluktuasi volume produksiikan hias ini perlu
dilakukan analisis, untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan adanya
fluktuasi volume produksi ikan hias di Indonesiai.
Kabupaten Bogor merupakan salah satu wilayah sentra produksi ikan hias air
tawar yang ada di Provinsi Jawa Barat. Produksi ikan hias di Kabupaten Bogor
mengalami perkembangan yang positif yakni dengan adanya peningkatan jumlah
produksi ikan hias air tawar setiap tahunnya. Perkembangan produksi ini, karena
adanya peningkatan jumlah pembudidaya ikan hias air tawar di Kabupaten Bogor.
Perkembangan produksi ikan hias di Bogor dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Perkembangan produksi ikan hias di kabupaten bogor tahun 2008-2010
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
20
21
22
23
24
25
26
Jenis Ikan
Corydoras
Cupang
Discus
Guppy
Koi
Kar Tetra
Manvis
Maskoki
Oscar
Plati Padang
Rainbow
Boster
Louhan
Barbus
Black Ghost
Blue Cerry
Blue Eye
Rochet
Ctenopoma
Tetra
Kongo Neon
Silver Dolar
Red Nouse
Neon Tetra
Ikan Hias lainnya
Produksi 2008
4.700.000
5.480.000
1.969.000
8.609.000
3.445.000
11.770.000
3.926.000
6.262.000
0
4.451.000
3.219.000
3.8666.000
1.277.000
0
4.713.000
2.052.000
2.283.000
2.335.000
0
0
0
0
0
0
2.238.000
Produksi 2009
5.070.000
5.910.000
2.120.000
9.299.000
3.714.000
13.385.000
4.230.000
6.754.000
0
4.810.000
3.540.000
4.142.000
1.260.000
0
5.070.000
2.072.000
2.438.000
2.526.000
0
0
0
0
0
0
2.193.000
Produksi 2010
8.051.060
6.693.880
8.875.000
3.800.000
4.377.650
2.613.720
2.383.150
5.043.650
10.878.500
7.726.810
2.441.140
4.958.950
0
102.48
4.458.220
0
5.054.750
1.216.000
255
8.706.810
1.862.000
5.442.500
3.362.650
10.820.510
2.839.200
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Bogor, (2011)
PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia (PT. QHJAI) merupakan salah satu
perusahaan yang bergerak di bidang ekspor ikan hias di Kabupaten Bogor.
Perusahaan ini melakukan kegiatan produksi dengan cara bekerja sama dengan para
pemasok ikan hias yang ada di Jabodetabek. Dengan kata lain, kegiatan ekspor ikan
hias di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia ini sangat bergantung pada pasokan dari
pemasok. Pasokan ikan hias yang ada di pemasok tersebut tidak bisa diprediksi secara
pasti keberadaanya, karena pemasok-pemasok ikan hias yang ada di daerah
Jabodetabek tersebut tidak hanya memasok ikan hias ke PT Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia saja. Oleh karena itu, PT QHJAI melakukan kegiatan pembesaran ikan hias
yang berasal dari pemasok dengan cara membeli dalam ukuran kecil dan di tampung
sampai ukuran jual.
Ada sekitar 360 jenis ikan hias yang diusahakan oleh PT. QHJAI dalam bisnis
ekspor ikan hiasnya. Beberapa komoditas ikan hias yang menjadi andalan (key
item)adalah ikan hias black ghost, silver aroawana, dan clown loach. Ketiga
komoditas ikan hias ini menjadi andalan di PT. QHJAI karena jumlah penjualan
ketiga komoditas ikan hias ini cukup tinggi setiap bulannya, sehingga ketiga jenis
6
ikan hias ini cukup menjanjikan untuk dibudidayakan dalam bentuk pembesaran.
Data penjualan ketiga jenis ikan hias tersebut dapat di lihat pada Tabel 7.
Tabel 7. Volume penjualan ikan hias tahun 2012 di PT Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia
Bulan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Jumlah Penjualan Ikan Hias tiap Bulan (ekor)
Brilliant
Aggassisiz
Clown Black Silver
Red
Rosy
Dwarf
Cuvier's Cherry
Loach Ghost Arowana Tourquoise Tetra
Cichlid
Bichir
Barb
2484
18240
18489
1020
5472
1720
565
3310
120
3604
3390
1050
217
1494
125
1030
126
32
40
200
20
0
20
10
0
200
0
0
90
0
450
400
0
200
200
0
0
1900
0
0
0
1720
240
0
610
0
440
200
Juli
2000
1290
335
0
400
300
0
0
Agustus
1506
3035
40
0
0
120
0
0
875
4960
833
0
0
0
990
175
Oktober
1155
3935
309
45
6
260
300
0
November
3090
990
430
0
500
0
0
100
Desember
5400
1200
320
270
980
165
120
0
September
Sumber : PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, 2012
Tabel 7 menunjukkan data volume penjualan ikan hias PT Qian Hu Joe aquatic
Indonesia pada tahun 2012. Data tersebut menunjukkan bahwa ketiga jenis ikan hias
yang diteliti memiliki permintaan yang cukup besar dari konsumen, hal ini terlihat
dari jumlah penjualan yang kontinyu dengan total penjualan ketiga komoditas lebih
besar dibandingkan jenis ikan hias lainnya setiap bulannya.
Penjualan ikan hias yang dilakukan oleh PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia ini
sangat dipengaruhi oleh ketersediaan ikan hias dalam setiap proses produksi nya.
Penyediaan ikan hias PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dilakukan melalui dua
kegiatan, yaitu penyediaan melalui pemasok dan kegiatan penampungan dalam proses
pembesaran. Dalam kegiatan pembesaran ikan hias di PT Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia tidak mudah, karena masih adanya kendala yang dihadapi. Kendala yang
sering dihadapi dalam pembesaran ketiga jenis ikan hias tersebut diantaranya
diakibatkan oleh faktor hama dan penyakit, cuaca dan suhu, kondisi air, kualitas
pakan, teknologi, dan human error. Hal tersebut mengakibatkan fluktuasi jumlah
produksi ukuran jual ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach.Ketiga
jenis komoditas tersebut juga memiliki tingkat mortalitas yang cukup tinggi
dibandingkan dengan ikan hias lainnya yan g diusahakan oleh PT QHJAI.
Faktor alam sangat mempengaruhi kondisi bisnis ikan hias, diantaranya cuaca,
suhu, dan air. Faktor tersebut cukup sulit untuk di prediksi kondisinya, sehingga
risiko yang ditimbulkan cukup tinggi. Cuaca dah suhu yang tidak stabil akan
mengakibatkan kondisi ikan stress, selain itu curah hujan yang cukup tinggi akan
mengakibatkan kualitas air menurun dan mudah sekali mendatangkan penyakit
terhadap ikan hias. Hama dan penyakit dapat mengakibatkan pertumbuhan ikan
terhambat atau bahkan mengakibatkan kematian pada ikan3.
Kondisi tersebut sangat mempengaruhi produktivitas ikan hias yang di
usahakan, sehingga penelitian mengenai risiko produksi ikan hias perlu dilakukan
untuk mengetahui risiko apa saja yang dihadapi dalam pembesaran ikan hias dan
merumuskan strategi yang tepat untuk meminimalisir dampak yang ditimbulkan
risiko tersebut.
Perumusan Masalah
PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia (PT. QHJAI) melakukan ekpor ikan hias
dengan beragam jenis, salah satu jenis ikan hias yang sering dijual di perusahaan ini
adalah ikan hias black ghost (Apteronotus albifrons), Silver Arowana (Osteoglossum
bichirrhosum), dan Clown Loach (Botia macracantha). Ikan jenis ini merupakan
beberapa produk unggulan di PT. QHJAI saat ini. Hal tersebut terlihat dari jumlah
penjualan ikan hias tersebut yang kontinyu dengan permintaan yang cukup besar
setiap bulannya. Namun dari segi produksi ikan hias tersebut bukan tanpa adanya
hambatan.Hal tersebut dikarenakan masih adanya risiko yang dihadapi oleh PT.
QHJAI dari segi produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach.
Risiko produksi yang dihadapi diantaranya faktor cuaca, iklim, suhu, penyakit,
teknologi, dan human error4.
Adanya fluktuasi tingkat kematian produksi ikan hias black ghost, silver
arowana, dan clown loach pada PT. QHJAI merupakan salah satu risiko yang harus
dihadapi. Volume produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach
mengalami fluktuasi seiring adanya fluktuasi tingkat mortality setiap bulannya.
Fluktuasi tingkat kematian produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown
loach pada PT. QHJAI dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8 menunjukkan fluktuasi tingkat kematian mengakibatkan pula fluktuasi
jumlah produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach. Fluktuasi
tingkat kematian tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor, diantaranya cuaca,
kualitas air,kualitas pakan, dan cara pemeliharaan. Cara pemeliharaan merupakan
faktor yang sangat penting dalam proses produksi ikan hias black ghost, silver
arowana, dan clown loach di PT QHJAI ini, hal ini dikarenakan kegiatan produksi di
perusahaan ini berupa pembesaran ikan hias dari ukuran kecil sampai ukuran siap
jual.
3
4
http://o-fish.com/Air/kualitas_lingkungan.php
PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, 2013
8
Tabel 8. Tingkat mortalitas ikan hias Black Ghost, Silver Arowana, dan Clown Loach
di PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia tahun 2012
Tingkat Mortalitas (%)
Periode
Clown Loach
(1,5"-2,5")
Black Ghost(1,5"-2") Silver Arowana(4"-5")
1
4.00
11.75
0.51
2
14.68
2.87
3.04
3
13.00
0
7.00
4
12.00
0
1.52
5
15.00
0
0.93
6
21.00
8.80
6.50
7
13.26
19.51
2.13
8
9.57
0
0.40
9
6.07
0.05
5.98
10
34.00
0
0.00
11
2.91
4.42
0.00
12
9.80
0.25
3.00
Sumber: PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, (2012)
Berdasarkan fakta tersebut, maka dalam penelitian ini akan dianalisis mengenai
usaha diversifikasi yang dilakukan oleh PT QHJAI dengan upaya mengurangi risiko
produksi yang dihadapi. Risiko produksi yang dihadapi memiliki dampak bagi
perusahaan. Dampak tersebut bisa berdampak positif maupun negatif. Untuk itu
maka perlu dilakukan analisis terhadap peluang dan dampak dari sumber risiko
tersebut terhadap pendapatan perusahaan. Selain itu dalam penelitian ini akan
dianalisis mengenai besarnya tingkat risiko yang dihadapi PT QHJAI setelah
melakukan usaha diversifikasi (portofolio).
Berdasarkan pertimbangan kondisi yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian adalah sebagai berikut :
1. Apakah ada sumber risiko yang menyebabkan produksi ikan hias black
ghost, silver arowana, dan clown loach pada PT. Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia berfluktuasi?
2. Apakah usaha diversifikasi (portofolio) yang dilakukan PT. Qian Hu Joe
Aquatic Indonesia dapat mengurangi risiko produksi ikan hias black ghost,
silver arowana, dan clown loachdi PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia?
3. Bagaimana alternatif strategi yang diterapkan dalam mengatasi risiko
produksi ikan hiasblack ghost, silver arowana, dan clown loach pada PT.
Qian Hu Joe Aquatic Indonesia ?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka
penelitian ini bertujuan untuk :
1. Mengidentifikasi sumber risiko yang menyebabkan produksi ikan hias black
ghost, silver arowana, dan clown loach pada PT. Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia berfluktuasi.
2. Menganalisis usaha diversifikasi (portofolio) yang dilakukan PT. Qian Hu
Joe Aquatic Indonesia dalam upaya mengurangi risiko produksi ikan hias
black ghost, silver arowana, dan clown loach.
3. Menganalisis alternatif strategi yang diterapkan untuk mengatasi risiko
produksi diversifikasi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown
loach pada PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia.
Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah:
1. Sebagai masukan bagi tempat usaha budidaya untuk menjadi bahan
pertimbangan dalam meminimalisasi risiko yang dihadapi.
2. Sebagai masukan bagi pembaca untuk memperluas wawasan.
3. Sebagai tambahan informasi dan referensi untuk penelitian-penelitian
selanjutnya.
Ruang Lingkup Penelitian
Kegiatan bisnis utama PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia adalah melakukan
penampungan ikan hias dari pemasok, kemudian ditampung sampai ukuran siap
jual.Jenis ikan hias yang diusahakan oleh PT. QHJAI ini cukup banyak, ada sekitar
360 jenis ikan hias. Komoditas yang dikaji dalam penelitian ini adalah ikan hias black
ghost, silver arowana dan clown loach.
Penelitian yang dilakukan membahas risiko produksi ikan hias khususnya pada
kegiatan penampungan ikan hias dari pemasok sampai ukuran jual ke konsumen.
Ukuran ikan hias yang diteliti yaitu black ghost ukuran 1,5 inchi-2 inchi, silver
arowana ukuran 4 inchi-5 inchi, dan clown loach ukuran 1,5 inchi-2,5 inchi.
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber-sumber Risiko Produksi Perikanan
Sektor agribisnis memiliki ciri khas tersendiri dalam dunia bisnis baik dari
segi pengelolaan, sistem usaha dan produk yang diusahakan pun berbeda dengan
produk usaha lainnya. Dari segi produk, agribisnis merupakan sektor yang
mengusahakan produk-produk yang umumnya adalah makhluk hidup seperti
tanaman, perikanan, dan peternakan.
10
Semua produk dalam sektor tersebut merupakan produk yang diperjual
belikan umumnya dalam keadaan hidup. Sifat-sifat produk agribisnis yang rentan
terhadap kondisi alam ini, mengindikasikan bahwa kegiatan produksi dalam
agribisnis tidak selalu berjalan mulus. Banyak sekali faktor yang menjadi risiko
dalam kegiatan produksi agribisnis. Risiko-risiko tersebut dapat memberikan dampak
yang negatif terhadap pengusaha atau perusahaan-perusahaan agribisnis dalam
mendapatkan keuntungan. Sumber-sumber risiko dalam produksi agribisnis
diantaranya cuaca, suhu, hama dan penyakit, penggunaan input serta kesalahan teknis
yang dilakukan oleh sumber daya manusia yang ada.
Terdapat beberapa penelitian yang menganalisis risiko pada komoditi ikan hias
seperti Silaban (2011), dan Purwitasari (2011). Kedua penelitian tersebut menemukan
beberapa sumber risiko dalam produksi ikan hias diantaranya kondisi cuaca atau
iklim, serangan penyakit, kualitas pakan yang buruk dan tenaga kerja yang tidak
terampil. Akibat dari sumber risiko tersebut maka terjadi tingkat mortality yang
berfluktuasi. Sumber risiko penyebab terjadinya fluktuasi tingkat mortality
merupakan akumulasi dari sumber risiko yang terjadi selama proses produksi
berlangsung.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Purwitasari (2011) yang meneliti mengenai
Manajemen Risiko pada Pemasaran Ikan Patin di PT. Mitra Mina Nusantara di
Kabupaten Bogor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa risiko-risiko yang
teridentifikasi pada unit pemasaran PT MMN untuk komoditi benih ikan patin
dikelompokkan berdasarkan penyebab risiko operasional yaitu risiko SDM, risiko
teknologi, risiko alam, dan risiko proses.Pada penelitian tersebut terdapat hasil anaisis
yang menunjukkan sumber-sumber risiko apa saja yang dihadapi dalam produksi ikan
patin serta sumber risiko mana yang paling besar dampaknya terhadap usaha produksi
ikan patin tersebut.
Dewiaji (2011) yang meneliti mengenai Analisis Risiko Produksi Pembesaran
Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) di CV Jumbo Bintang Lestari Gunungsindur
Kabupaten Bogor, Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sumber-sumber
risiko produksi yang terdapat di CV Jumbo Bintang Lestari meliputi kualitas
dan pasokan benih, mortalitas, kualitas pakan, penyakit, cuaca, dan sumber daya
manusia.
Metode Analisis Risiko
Hasil penelitian Silaban (2011) menunjukkan bahwa pada analisis spesialisasi
diperoleh nilai coefficient variation pada ikan discus, lobster dan maanvis masingmasing sebesar 0,41; 0,46; 0,44. Makna angka tersebut adalah bahwa setiap satu
rupiah yang dihasilkan akan menghadapi risiko sebesar 0,41 untuk jenis ikan hias
discus. Angka tersebut menunjukkan bahwa nilai coefficient variation ikan hias
lobster lebih tinggi dibandingkan discus dan maanvis, artinya bahwa usaha budidaya
ikan hias lobster memiliki risiko lebih tinggi dibanding ikan hias maanvis dan discus.
Hal ini disebabkan karena tingkat mortality yang diperoleh rendah akibat dari proses
budi daya yang relatif sulit serta kondisi iklim atau cuaca yang tidak dapat diprediksi.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2011) hasil yang diperoleh adalah
gambaran perbandingan peluang besarnya risiko produksi pada tiga jenis ikan hias
pada perusahaan tersebut.
Purwitasari (2011) memperoleh hasil berdasarkan metode nilai standar
didapatkan nilai tertinggi dari keempat penyebab risiko operasional adalah risiko
alam (48,4 %) dan nilai probabilitas terendah adalah risiko teknologi (0,05 %).
Probabilitas risiko juga dihitung berdasarkan risiko setiap kejadian, bencana alam,
kesalahan penggunaan kendaraan, dan kecelakaan merupakan kejadian yang memiliki
probabilitas terbesar. Risiko proses merupakan risiko yang memiliki dampak atau
kerugian terbesar yaitu Rp 7.464.425,27 dihitung menggunakan metode Value at Risk
(VaR). Dampak terjadinya risiko juga dihitung berdasarkan risiko per kejadian.
Penanganan tidak dilakukan dengan baik (kesalahan proses), kecelakaan, dan
ketidaktelitian dalam melakukan sampling merupakan kejadian yang memiliki
dampak terbesar.
Dewiaji (2011) menunjukkan hasil
analisis
probabilitas
dengan
menggunakan metode nilai standar secara keseluruhan didapat angka 0,352 yang
artinya kemungkinan CV Jumbo Bintang Lestari untuk memproduksi lele
dumbo konsumsi lebih dari produksi normal, yaitu 20.901,71 kilogram adalah
0,352 atau 35,2 persen. Sedangkan hasil dari analisis dampak risiko dengan metode
VaR didapat hasil Rp. 24.965.886,00, yang artinya CV Jumbo Bintang Lestari
bisa yakin 95 persen bahwa perusahaan tidak akan menderita kerugian akibat
kurangnya jumlah produksi ikan lele dari jumlah normal melebihi Rp.
24.965.886,00. Namun, ada kemungkinan 5 persen CV Jumbo Bintang Lestari
menderita kerugian lebih besar dari Rp. 24.965.886,00.
Strategi Pengelolaan Risiko
Berdasarkan hasil perhitungan analisis strategi pengelolaan risiko pada PT.
Taufan Fish Farm, strategi yang cocok diterapkan adalan strateg diversifikasi karena
strategi dapat meminimalkan risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi tingkat
mortality. Analisis selanjutnya yang dilakukan Silaban (2011) adalah penilaian
terhadap alternatif strategi apa yang tepat bagi perusahaan terhadap ketiga jenis ikan
hias yang diteliti tersebut
Dalam penelitian Purwitasari (2011) juga dilakukan analisis strategi
pengelolaan risiko yang dianalisis dengan metode analisis probabilitas risiko
operasional dan analisis dampak risiko.Alternatif penanganan risiko operasional yang
terjadi pada PT MMN dilakukan dalam dua strategi penanganan, yaitu preventif dan
mitigasi. Strategi preventif dilakukan untuk memperkecil kemungkinan terjadinya
risiko. Risiko alam, dan proses yang berada pada kuadran I dan II ditangani dengan
membuat atau memperbaiki sistem dan prosedur serta mengembangkan sumber daya
manusia. Berdasarkan risiko per kejadian, bencana alam, kelalaian, dan pemilihan
kendaraan yang salah berada pada kuadran I. ditangani dengan memperbaiki sistem
dan prosedur. Strategi mitigasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi dampak
risiko proses adalah dengan melakukan diversifikasi. Berdasarkan risiko per kejadian,
risiko yang berada pada kuadran II dan IV adalah kecelakaan dan penanganan tidak
dilakukan dengan baik. Penanganan tidak dilakukan dengan baik dapat ditangani
12
dengan diversifikasi. Cara mitigasi yang dilakukan untuk mengurangi dampak
terjadinya risiko kecelakaan adalah dengan mengalihkan dampak dari risiko ke pihak
lain. Strategi lain yang digunakan sebagai alternatif strategi yang dilakukan adalah
monitor, prevent at source, low control dan detect and monitor.
Dewiaji (2011) menunjukkan hasil pemetaan dari masing-masing sumber
risiko, diketahui bahwa kualitas dan pasokan benih termasuk dalam kuadran I
yaitu dengan probabilitas dan dampak yang besar. Kualitas pakan dan penyakit
termasuk dalam kuadran II yaitu dengan probabilitas yang kecil namun
berdampak besar. Sumber risiko mortalitas dan sumber daya manusia termasuk
ke dalam kuadran III dengan probabilitas besar dan dampak kerugian yang
kecil. Dengan demikian, strategi penanganan untuk masing-masing sumber risiko
dapat diketahui. Strategi preventif dilakukan untuk mengatasi risiko yang memiliki
probabilitas besar yaitu sumber-sumber risiko yang berada pada kuadran I dan
kuadran III. Adapun strategi preventif yang dilakukan yaitu produksi benih ikan
lele dumbo, pengawasan produksi benih ikan bagi petani mitra, optimalisasi
produksi benih, persiapan kolam, pemberian probiotik, pemberian vitamin,
penanganan benih tebar, peningkatan keamanan lokasi budidaya. Strategi
mitigasi dilakukan untuk mengatasi risiko yang memiliki dampak besar yaitu
sumber-sumber risiko yang berada pada kuadran I dan kuadran II. Strategi
mitigasi yang dilakukan yaitu menjalin kemitraan dengan pembudidaya benih
ikan lele dumbo, sistem kontrak dengan petani pembenihan, melakukan
pengukuran sampel ikan secara berkala, diversifikasi geografis, dan kerjasama
dengan supplier pakan.
Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian terhadap tiga jenis komoditi
sehingga analisis risiko yang dilakukan adalah analisis terhadap sumber-sumber
risiko dan strategi yang tepat untuk mengurangi risikopada komoditi tersebut.
Penelitian ini hampir sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Silaban (2011).
Perbedaannya terletak pada proses produksi ikan hias yang dilakukan, penelitian
Silaban (2011) dan Wisdya (2009). Silaban menganalisis risiko produksi
pembenihan, sedangkan pada penelitian ini proses produksi berupa pembesaran ikan
hias pada ukuran tertentu. Selain itun metode analisis yang digunakan pun hampir
sama dengan menganalisis usaha spesialisasi dan diversifikasi. Ada perbedaan
dengan penelitian yang dilakukan Wisdya, perbedaan terletak pada komoditi dan
tempat penelitian sedangkan metode analisis dan penanganan risiko yang dilakukan
dalam penelitian ini hampir sama.
Berdasarkan hasil analisis beberapa penelitian terdahulu sumber-sumber risiko
yang dihadapi dalam produksi ikan hias adalah risiko SDM, risiko teknologi, risiko
alam, dan risiko proses. Dalam pengukuran risiko, alat analisis yang banyak
digunakan adalah coefficient variation, variance dan standard deviation. Pada
penelitian ini akan berbeda dengan penelitian sebelumnya, karena proses produksi
yang dilakukan perusahaan dalam penelitian ini bukan merupakan kegiatan budidaya
pembenihan, melainkan kegiatan pembesaran dari ukuran tertentu sampai pada
ukuran jual, sehingga sumber risiko yang dihadapi mungkin akan ada penambahan
atau pengurangan dari penelitian sebelumnya.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Teori Risiko
Risiko menunjukkan situasi, dimana terdapat lebih dari satu kemungkinan dari
suatu keputusan dan peluang dari kemungkinan-kemungkinan tersebut diketahui atau
dapat diestimasi. Risiko mengharuskan manajer sebagai pengambil keputusan untuk
mengetahui segala kemungkinan hasil dari suatu keputusan dan juga peluang dari
kemungkinan-kemungkinan tersebut.
Menurut Elton dan Gruber (1995) risiko merupakan sebuah kejadian atau
peristiwa yang dapat merugikan perusahaan, hasil yang diperkirakan oleh
perusahaan tidak sesuai dengan pencapaian perusahaan. Risiko ditentukan oleh besar
atau kecilnya penyimpangan antara hasil yang diperkirakan dengan hasil yang
dicapai oleh perusahaan. Semakin besar penyimpangan antara hasil yang
diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan maka risiko yang
dihadapi perusahaan semakin besar. Sebaliknya, jika penyimpangan antara hasil
yang diperkirakan dengan hasil yang dicapai oleh perusahaan semakin kecil
maka risiko yang dihadapi oleh perusahaan tersebut semakin kecil.
Penyimpangan yang dimaksud adalah penyimpangan yang bernilai negatif.
Pengelolaan sebuah bisnis tidak terlepas dari adanya ancaman suatu risiko.
Beberapa ahli telah mendefinisikan makna risiko. Diantaranya adalah Kountur (2008)
yang mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan kejadian yang merugikan.Terdapat
perbedaan antara risiko dengan ketidakpastian. Debertin (1986) membedakan antara
konsep risiko dan ketidakpastian. Dalam konsep ketidakpastian, faktor lingkungan,
kemungkinan hasil, dan kemungkinan kejadian probabilitas terjadinya tidak dapat
diketahui. Sedangkan dalam konsep risiko, antara hasil dan kemungkinan dari suatu
kejadian dapat diketahui.
Harwood et al. (1999) mendefinisikan risiko sebagai kemungkinan
kejadian yang menimbulkan kerugian. Dalam ruang lingkup pertanian risiko
tampak dalam kejadian-kejadian berikut: risiko produksi, risiko pasar atau harga,
risiko kelembagaan, risiko kebijakan, dan risiko finansial. Risiko juga dapat
diartikan sebagai suatu kondisi adanya kemungkinan deviasi (penyimpangan)
terhadap hasil yang diinginkan atau diharapkan.
Risiko terjadi akibat adanya unsur ketidakpastian dalam semua investasi,
sehingga hasil yang diperoleh dalam sebuah investasi tidak diketahui dengan
pasti.Para pelaku bisnis hanya dapat memperkirakan besarnya keuntungan yang
diharapkan. Maka risiko dapat diartikan sebagai return yang diperoleh menyimpang
dari return yang diharapkan. Hubungan antara return dengan risiko linear, artinya
semakin besar return yang diharapkan maka akan semakin besar pula risiko yang
harus ditanggung. Pelaku bisnis yang mengharapkan dapat memperoleh tingkat
keuntungan yang tinggi maka harus bersedia menanggung risiko yang tinggi pula.
14
Sumber-Sumber Risiko
Bisnis pertanian merupakan bisnis yang unik, karena sangat bergantung pada
alam.Oleh karena itu, dalam bisnis pertanian banyak sekali risiko dan ketidakpastian
yang harus dihadapi. Beberapa sumber risiko menurut Harwood etal. (1999) yang
dihadapi oleh petani diantaranya adalah :
1.
Risiko Produksi (Production or yield risk)
Risiko produksi terjadi karena pertanian dipengaruhi oleh banyak peristiwa
yang tidak dapat dikendalikan dan sering terjadi seperti cuaca termasuk curah
hujan yang rendah atau terlalu tinggi, temperatur yang ekstrim, serangan hama
dan penyakit, terlebih pada era globalisasi pada saat ini. Iklim dan cuaca
banyak berubah dan sangat sulit untuk diprediksi. Untuk itu, diperlukan
teknologi yang memiliki peran utama di dalam risiko produksi pertanian. Risiko
produksi merupakan risiko yang sering kali dihadapi petani.
2.
Risiko pasar atau harga (Price or market risk)
Risiko pasar atau risiko harga berhubungan dengan adanya perubahan pada
harga output maupun input yang dapat terjadi setelah melakukan kegiatan
produksi. Risiko pasar atau risiko harga merupakan risiko yang juga sering
dialami oleh petani.
3.
Risiko kelembagaan (Institutional risk)
Risiko kelembagaan disebabkan oleh perubahan-perubahan di dalam peraturan
dan kebijakan yang mempengaruhi pertanian. Risiko tipe ini biasanya
dinyatakan pada perubahan harga atau batasan produksi yang tidak diantisipasi
untuk output maupun input. Sebagai contoh, perubahan peraturan pemerintah
mengenai penggunaan pestisida (untuk tanaman budidaya) atau obat-obatan
(untuk ternak) yang merubah biaya produksi atau keputusan suatu negera yang
membatasi impor dari tanaman tertentu yang mengurangi harga tanaman.
4.
Risiko manusia (human or personal risks)
Petani juga menjadi salah satu subjek dari risiko manusia
(humanorpersonalrisks) yang biasa terjadi untuk semua pelaku bisnis.
Perubahan yang mengganggu bisa diakibatkan oleh suatu peristiwa seperti
peristiwa kematian, perceraian, kecelakaan, atau gangguan kesehatan menjadi
persoalan utama di dalam sebuah perusahaan.
5.
Risiko keuangan (Financialrisk)
Risiko keuangan berbeda dengan risiko bisnis yang diuraikan sebelumnya.
Risiko keuangan diakibatkan oleh cara perusahaan memperoleh modal dan
membiayainya. Sebagian besar petani tunduk pada fluktuasi pada tingkat bunga
atas pinjaman modal atau menghadapi berbagai kesulitan cash flow jika tidak
ada dana yang cukup untuk membayar kembali ke kreditur. Penggunaan
pinjaman dana berarti bahwa suatu bagian return dari bisnis harus
dialokasikan atau dipisahkan untuk pembayaran hutang.
Risiko Operasional
Pertumbuhan usaha di masa yang akan datang merupakan hasil keuntungan
peluang usaha pada saat ini dan merupakan proses pengambilan risiko untuk
mencapai tujuan usaha. Menurut Nandy (2010)5, macam-macam risiko yang mungkin
terjadi dalam suatu kegiatan usaha diantaranya adalah:
1.
Risiko teknis
Risiko teknis merupakan risiko yang terjadi akibat manajer kurang mampu
untuk mengambil keputusan risiko yang sering terjadi berhubungan dengan biaya
produksi yang tinggi, perlakuan terhadap karyawan yang menyebabkan karyawan
menjadi mogok bekerja, terjadinya kebakaran karena keteledoran, pemakaian
sumbaer daya yang tidak seimbang, terjadinya pencurian karena kurangnya
pengawasan, kerugian yang terjadi secara terus menerus karena biaya produksi tinggi
namun harga jual tetap,
penempatan karyawan yang kurang tepat sehingga menyebabkan penurunan
produktivitas, perencanaan yang sudah dibuat tidak sesuai dengan design yang ada
sehingga sulit untuk mengaplikasian rencana, dan ketidakpercayaan bank karena
terjadi kredit macet.
2.
Risiko pasar
Risiko pasar merupakan risiko yang terjadi akibat produk yang dihasilkan
kurang laku atau bahkan tidak laku di pasar.Hal-hal yang merupakan risiko bagi para
pebisnis yang mengakibatkan barang tidak laku dijual adalah karena teknologi yang
berkembang, dan adanya kebijakan baru.Selain itu, risiko pasar yang lainnya adalah
adanya persaingan.
3.
Risiko kredit
Risiko kredit adalah risiko yang ditanggung oleh kreditur akibat debitur tidak
membayar pinjaman pada waktu yang telah ditentukan.
4.
Risiko di luar kemampuan manusia
Risiko di luar kemampuan manusia (force mayor) merupakan risiko yang
terjadi di luar kuasa manusia seperti bencana alam.
Manajemen Risiko
Manajemen risiko adalah suatu usaha untuk mengetahui, menganalisis serta
mengendalikan risiko dalam setiap kegiatan perusahaan dengan tujuan untuk
efektifitas dan efisiensi yang lebih tinggi. Karena itu perlu terlebih dahulu memahami
tentang konsep-konsep yang dapat memberi makna, cakupan yang luas dalam rangka
memahami proses manajemen tersebut. Hal ini sesuai dengan defenisi yang di
tetapkan oleh (Darmawi 2005).
Manajemen risiko (Kountur, 2004) adalah cara-cara yang digunakan oleh manajemen
untuk menangani berbagai permasalahan yang disebabkan oleh adanya risiko.
5
Nadya Nandy. 2010. Mengambil Risiko Usaha. Nadya-nandy.blogspot.com [3 Maret 2013]
16
Penerapan manajemen risiko pada suatu perusahaan akan memperoleh beberapa
manfaat, diantaranya adalah :
1.
Menjamin pencapaian tujuan
Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang dapat mencapai tujuannya
dengan baik. Manajemen menggunakan segala cara yang baik dan benar untuk
mencapai tujuan perusahaan tersebut. Terdapat beberapa hal yang mungkin
terjadi yang dapat diantisipasi sebelumnya, namun terdapat pula beberapa
kejadian yangtidak dapat diantisipasi sebelumnya.Hal tersebut mencerminkan
risiko dan ketidakpastian yang mungkin harus dihadapi perusahaan. Manajemen
risiko merupakan salah satu cara untuk menangani masalah yang mungkin
timbul yang disebabkan oleh adanya ketidakpastian.
2.
3.
4.
Memperkecil kemungkinan bangkrut
Setiap perusahaan memiliki kemungkinan untuk bangkrut. Peusahaan yang
menjalankan manajemen risiko dengan baik akan sanggup menangani berbagai
kemungkinan yang mungkin merugikan sehingga memperkecil risiko
kebangkrutan.
Meningkatkan keuntungan perusahaan
Adanya pengelolaan risiko yang dilakukan dengan baik, segala kemungkinan
yang dapat mendatangkan kerugian bagi perusahaan dapat dikurangi sehingga
biaya menjadi lebih kecil dan perusahaan akan mendapatkan keuntungan yang
lebih besar. Hal tersebut dapat dijadikan sebagai indikator kesuksesan sebuah
perusahaan dalam melaksanakan manajemen risiko.
Memberikan keamanan pekerjaan
Proses Manajemen Risiko
Kountur (2004) mengemukakan, untuk melakukan manajemen risiko terdapat
serangkaian proses yang harus dilakukan agar kegiatan manajemen risiko dapat
dilaksanakan dengan baik. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam
manajemen risiko adalah :
1.
Identifikasi risiko
Langkah pertama yang harus dilakukan dalam manajemen risiko adalah
mengidentifikasi berbagai risiko yang ada pada suatu perusahaan.Sebelum risiko
dapat ditangani dengan baik, manajemen perlu terlebih dahulu mengidentifikasi
risiko-risiko yang mungkin terjadi di perusahaan dengan baik. Terdapat tiga hal
penting yang harus diketahui dalam proses identifikasi risiko yaitu :
a. Mengetahui dimana saja risiko berada
Identifikasi risiko dilakukan pada suatu unti kerja yang memiliki tujuan dan
sasaran yang harus dicapai. Untuk mencapai sasaran tersebut, harus dilakukan
beberapa aktivitas dan dalam setiap aktivitas tersebut akan ada manusia yang
terlibat, barang-barang seperti mesin, bahan baku,dan sebagainya yang
terlibat, dan kebijakan yang mengatur aktivitas tersebut. Sehingga risiko yang
dihadapi perusahaan dapat berada pada manusia, barang, ataupun
kebijakan.Terdapat dua kelompok barang yang dimiliki perusahaan, yaitu
barang yang digunakan yaitu barang yang digunakan dalam kegiatan
operasional perusahaan yang terdiri dari barang tetap dan barang yang dapat
dipindah-pindahkan.Selain itu, kelompok barang lainnya yang dimiliki
perusahaan yaitu barang yang diperjual-belikan, yaitu barang yang
diperdagangkan oleh perusahaan.
b. Mengetahui penyebab timbulnya risiko
Setelah mengetahui sumber timbulnya risiko, hal yang perlu diketahui
selanjutnya adalah mengidentifikasi penyebab dari setiap kejadian yang
menimbulkan risiko. Khusus untuk sumber risiko yang berasal dari barang
dan manusia, terdapat tiga faktor penyebab terjadinya risiko, yaitu :
1.
2.
3.
4.
Faktor fisik
Beberapa risiko disebabkan oleh faktor fisik.Risiko yang ditimbulkan
oleh faktor fisik dapat dikelompokkan kedalam dua kelompok besar, yaitu
faktor fisik alam dan faktor fisik non alam.Faktor fisik alam disebabkan
oleh faktor alam seperti bencana alam, sedangkan faktor fisik non alam
adalah faktor fisik yang berhubungan dengan teknologi atau dengan
benda-benda yang diciptakan manusia.
Faktor sosial
Faktor sosial pada umumnya berhubungan dengan kondisi dan tingkah
laku manusia.Faktor sosial yang berhubungan dengan tingkah laku
manusia dapat dibedakan menjadi dua sumber penyabab risiko, yaitu
faktor sosial individu dan faktor sosial kelompok masyarakat.Faktor
sosial yang bersumber dari individu umunya berhubungan dengan
kompetensi dan moral.Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk
melakukan suatu pekerjaan, sedangkan moral berhubungan dengan
tingkah laku dan tindakan seseorang.Selain berasal dari individu, risiko
yang disebabkan oleh faktor sosial juga dapat berasal dari kelompok
masyarakat, yaitu sekumpulan orang yang bersama-sama melakukan
tindakan yang dapat merugikan perusahaan seperti demo atau mogok
kerja.
Faktor ekonomi
Faktor ekonomi yang dapat menyebabkan risiko kerugian bagi
perusahaan diantaranya adalah harga, suku bunga, dan nilai tukar mata
uang.Kerugian yang disebabkan oleh faktor ekonomi biasanya dapat
berdampak lebih besar dibandingkan dengan faktor fisik.
Mengetahui metode yang digunakan untuk mengidentifikasi keberadaan
dan penyebab risiko.
Terdapat beberapa metode untuk mengetahui keberadaan dan penyebab
risiko, diantaranya adalah:
A. Metode interaksi merupakan suatu cara yang digunakan dalam
mengidentifikasi keberadaan maupun penyebab risiko dengan cara
berinteraksi dengan objek risiko. Dalam metode interaksi digunakan
beberapa cara yaitu observasi, wawancara, dan studi dokumen.
Observasi dilakukan dengan cara mengamati atau melihat objek yang
18
akan diidentifikasi. Wawancara dilakukan dengan berbicara dan
bertanya kepada orang-orang yang kompeten untuk memberikan
informasi mengenai keberadaan risiko yang berada pada unit kerja
yang menjadi objek identifikasi risiko. Studi dokumen dilakukan
dengan mempelajari berbagai laporan perusahaan untuk mengetahui
kejadian apa saja yang dapat terjadi dan kemungkinan penyebabnya.
B. Metode alur bagan yang dilakukan dengan menggambarkan alur
kegiatan dari suatu pekerjaan sehingga akan dihasilkan aktivitasaktivitas yang dilakukan perusahaan untuk melakukan pekerjaan
tersebut. Kemudian pada setiap aktivitas diidentifikasi barang,
manusia, dan kebijakan yang terkait, serta kejadian yang dapat
menyebabkan kerugian yang mungkin terjadi.
2.
Pengukuran risiko
Penilaian risiko didasarkan pada pengukuran penyimpangan (deviation)
terhadap return dari suatu aset. Menurut Elton dan Gruber (1995) terdapat
beberapa ukuran risiko diantaranya adalah nilai varian (variance), standar deviasi
(standard deviation) dan koefisien variasi (coefficient variation). Ketiga ukuran
tersebut berkaitan satu sama lain dan nilai varian sebagai penentu ukuran yang
lainnya. Seperti standard deviation yang merupakan akar kuadrat dari variance
sedangkan coefficient variation merupakan rasio dari standard deviation dengan
nilai expected return dari suatu kegiatan usaha. Return yang diperoleh dapat
berupa pendapatan, produksi atau harga.
Penilaian risiko dengan menggunakan nilai variance dan standard
deviation merupakan ukuran yang absolut dan tidak mempertimbangkan risiko
dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan (expected return). Jika nilai
variance dan standard deviation digunakan untuk mengambil keputusan dalam
penilaian risiko yang dihadapi pada kegiatan usaha maka dikhawatirkan akan
terjadi keputusan yang kurang tepat.
Hasil keputusan yang tepat dalam menganalisis risiko suatu kegiatan usaha
harus menggunakan perbandingan dengan satuan yang sama. Ukuran risiko yang
dapat membandingkan dengan satuan yang sama adalah coefficient variation.
Coefficient variation merupakan ukuran yang tepat bagi pengambil keputusan
dalam menilai suatu kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko
yangdihadapi untuk setiap return yang diperoleh dari kegiatan usaha tersebut. Dengan
ukuran coefficient variation, penilaian risiko terhadap kegiatan usaha sudah
dilakukan dengan ukuran yang sama yaitu besarnya risiko untuk setiap return
yang diperoleh dapat berupa pendapatan, produksi atau harga.
3.
Penanganan Risiko
Setelah seluruh risiko teridentifikasi dan terukur, hal selanjutnya yang harus
dilakukan adalah menangani risiko. Terdapat dua cara untuk menangani risiko, yaitu :
Mengendalikan risiko (risk control); risiko dapat dikendalikan dengan beberapa
metode diantaranya adalah :
a. Menghindari risiko
Perusahaan harus menghindari risiko apabila perusahaan tidak sanggup menerima
konsekuensi kerugian yang ditimbulkan oleh risiko tersebut, manfaat dari risiko
tersebut belum diketahui atau tidak diketahui sama sekali, tidak cukup informasi yang
tersedia tentang kemungkinan dan konsekuensi dari risiko untuk dianalisis, tidak ada
cara penanganan apabila risiko terjadi, dan status risiko sangat besar yaitu apabila
kemungkinan terjadinya besar dan konsekuensinya juga sangat besar. Alternatif
terbaik dalam penanganan risiko apabila menghadapi situasi tersebut adalah
menghindari risiko atau dikenal dengan strategi avoidance.
b. Menghadapi risiko
Risiko harus dihadapi apabila risiko dihindari perusahaan dihadapkan kepada risiko
yang lebih besar, sehingga risiko kerugian juga besar.Selain itu risiko juga harus
dihadapi apabila terdapat kemungkinan untuk memperoleh keuntungan yang sangat
besar, dengan menghindari risiko maka perusahaan tidak memperoleh kesempatan
untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Terdapat dua cara yang dapat dilakukan
untuk menghadapi risiko, yaitu mengendalikan risiko untuk membuat peluang
terjadinya risiko menjadi sangat kecil dan mendanai risiko.
Risiko dapat dikendalikan dengan beberapa cara, yaitu dengan melakukan
pencegahan sebelum risiko terjadi dengan cara melakukan perbaikan fasilitas dan
juga perbaikan sistem, serta dengan mengurangi kerugian yang timbul akibat adanya
risiko. Pencegahan risiko hanya dilakukan apabila biaya yang dikeluarkan untuk
mencegah risiko lebih kecil dari manfaat risiko.
Strategi pengurangan risiko dapat dilakukan dengan beberapa cara,
diantaranya adalah dengan cara teknis yaitu pengurangan kerugian yang disebabkan
oleh suatu risiko secara teknis, cara pemisahan yaitu dengan cara diversifikasi usaha
atau portofolio investasi, cara penggabungan yaitu dengan melakukan merger,
akuisisi, atau jointventure.
Mendanai risiko (risk financing); pendanaan risiko dapat dilakukan dengan cara:
a. Pengalihan
Strategi pengalihan dilakukan dengan tujuan mengalihkan konsekuensi kerugian dari
adanya suatu risiko dialihkan ke pihak lain. Cara-cara yang dapat dilakukan untuk
mengalihkan risiko diantaranya adalah dengan cara asuransi, hedging, factorial,
leasing, outsourcing, dan kontrak.
Asuransi paling efektif digunakan pada risiko yang mengakibatkan kerugian
yang sangat besar.Sedangkan hedging pada umumnya digunakan untuk transaksi
yang memiliki risiko terhadap adanya perubahan harga, mata uang, dan perubahan
tingkat
suku
bunga.Beberapa
transaksi
hedging
diantaranya
adalah
forwardexchangecontract, futurecontract, dan option.
Factorial adalah istilah yang digunakan dalam keuangan yang merupakan
suatu cara perusahaan untuk mengalihkan risiko kepada pihak lain dengan menjual
piutangnya kepada pihak lain. Dengan menjual piutang kepada pihak lain, perusahaan
akan memperoleh dua keuntungan yaitu memperoleh kas dan mengurangi risiko
kredit tidak tertagih karena sudah dialihkan kepada pihak lain.
Leasing merupakan cara perusahaan untuk mengalihkan risiko dengan
menggunakan suatu barang dengan membayar sejumlah uang dalam periode tertentu
tetapi tidak memilikinya. Oleh karena itu, apabila terjadi sesuatu pada barang tersebut
20
perusahaan tidak akan mengalami kerugian, karena kerugian atas barang tersebt
ditanggung atau didanai oleh pemilik barang.
Outsourcing merupakan cara perusahaan untuk mengalihkan risiko dengan
membebankan suatu proyek untuk dikerjakan oleh pihak lain. Biaya yang dikeluarkan
untuk membayar tenaga kerja outsourcing dapat lebih kecil apabila pekerjaan tersebut
dilakukan sendiri dan hasil yang diperoleh dapat lebih baik karena dikerjakan oleh
pihak yang lebih mahir.
Kontrak merupakan kesepakatan antara dua atau lebih pihak. Hal yang perlu
diperhatikan dalam setiap kontrak yang dibuat oleh perusahaan dengan pihak lain
adalah pihak mana yang akan bertanggung jawab jika terjadi suatu risiko. Sistem
kontrak dilakukan selama manfaat yang diterima lebih besar dari biaya yang
dikeluarkan.
b. Penahanan aktif
Penahanan aktif adalah suatu cara pendanaan risiko dengan penyisihan sejumlah uang
perusahaan secara aktif untuk dijadikan sumber dana untuk mendanai kegiatan
perusahaan apabila terjadi suatu kejadian yang merugikan. Penahanan aktif efektif
digunakan untuk risiko yang kemungkinannya kecil dan konsekuensinya juga kecil.
c. Penahanan pasif
Penahanan secara pasif cocok untuk risiko yang kemungkinannya sangat kecil dan
konsekuensinya juga kecil. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu menyisihkan
sejumlah dana untuk membiayai risiko. Perusahaan dapat mengambil dari kas kecil
untuk membiayai risiko.
Risiko Portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan dari beberapa investasi.
Teori portofolio merupakan teori yang menjelaskan penyaluran modal ke dalam
berbagai macam investasi dengan tujuan menekan risiko dan menjamin
pendapatan seaman dan seuntung mungkin. Teori portofolio membahas portofolio
yang optimum yaitu portofolio yang memberikan hasil pengembalian tertinggi
pada suatu tingkatan risiko tertentu atau tingkat risiko paling rendah dengan suatu
hasil tertentu.
Teori portofolio membantu manajemen dalam pengambilan keputusan
mengenai kombinasi investasi yang paling aman dikaitkan dengan tingkat risiko
yang dihadapi. Dasar teori ini adalah pada kenyataannya investor tidak
menginvestasikan seluruh dana hanya untuk satu jenis investasi tetapi melakukan
diversifikasi dengan tujuan menekan risiko. Fluktuasi tingkat keuntungan akan
berkurang karena saling menghilangkan jika memiliki beberapa jenis investasi.
Diversifikasi dilakukan untuk mengurangi risiko portofolio, yaitu dengan
cara mengkombinasi atau dengan menambah investasi (asset/aktiva/sekuritas)
yang memiliki korelasi negatif atau positif rendah sehingga variabilitas dari
pengembalian atau risiko dapat dikurangi.
Korelasi merupakan alat ukur statistik mengenai hubungan dari serial data
yang menunjukkan pergerakan bersamaan relatif (relative comovements) antara
serial data tersebut. Jika serial data bergerak dengan arah yang sama disebut
dengan korelasi positif, sebaliknya jika bergerak dengan arah berlawanan disebut
korelasi negatif.
Nilai koefisien korelasi investasi aset i dan j (ρij) mempunyai nilai maksimum
positif (+1) dan minimum negatif satu (-1). Berapa kemungkinan korelasi diantara
dua aset diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Nilai koefisien korelasi positif satu (+1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari
dua aset i dan j selalu bergerak sama-sama.
2. Nilai koefisien korelasi negatif satu (-1) mempunyai arti bahwa kombinasi dari
dua aset i dan j selalu bergerak berlawanan arah.
3. Nilai koefisien korelasi sama dengan nol (0) mempunyai arti bahwa kombinasi
dari dua aset i dan j tidak ada hubungan satu dengan yang lain.
Dalam penelitian ini koefisien korelasi diasumsikan memiliki nilai (+1)
atau memiliki korelasi positif diantara kedua komoditas yang digabungkan.
Penilaian berupa peningkatan modal dalam budidaya ikan hias berupa
peningkatan kualitas pakan dan penggunaan heather (pengatur suhu lingkungan
budidaya). Hal ini akan berpengaruh terhadap jumlah produksi yang akan
diperoleh dengan tujuan meningkatkan besarnya penerimaan, dengan harapan
risiko yang ditimbulkan akan menjadi lebih kecil.
Kerangka Pemikiran Operasional
Kegiatan produksi yang dilakukan oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
adalah pembesaran ikan hias dari ukuran kecil sampai ukuran siap jual. Komoditi
ikan hias yang diusahakan terdiri dari berbagai jenis ikan hias, namun pada penelitian
ini akan dibahas risiko produksi ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown
loach. Ketiga jenis ikan hias tersebut dipilih berdasarkan pertimbangan bahwa ikan
tersebut merupakan jenis ikan hias yang merupakan andalan PT. Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia dalam penjualan ekspor ikan hias. Pembesaran ikan hias di lakukan dalam
media akuarium dan kolam bak.
PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dalam mengusahakan bisnisnya
menghadapi kendala yakni risiko produksi. Sumber utama yang menjadi indikasi
faktor penyebab terjadinya risiko produksi dalam bidudaya ikan black ghost, silver
arowana, dan clown loach tersebut dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal
dari budidaya, tingkat keterampilan yang dimiliki tenaga kerja pada usaha ini
masih belum memadai dalam melaksanakan kegiatan proses produksi, khususnya
pada saat pemeliharaan ikan dalam masa pembesaran ukuran kecil sampai ukuran
jual. Kerugian akibat risiko produksi yang dialami antara lain adalah jumlah
produksi yang rendah dan kualitas hasil panen juga menurun. Rendahnya produksi
tersebut berdampak terhadap pendapatan yang diterima oleh pihak PT. Qian Hu Joe
Aquatic Indonesia.
Penelitian ini akan mengkaji analisis risiko produksi yang dilakukan
oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, dalam penelitian ini akan dilakukan
proses pengkajian faktor penyebab risiko produksi yang terjadi dengan menggunakan
data produksi pada masa lalu (data historis), kemudian melakukan identifikasi
terhadap sumber-sumber risiko yang terjadi. Setelah sumber-sumber risiko
22
teridentifikasi, maka sumber risiko tersebut diukur dengan menggunakan alat analisis
pengukuran risiko. Kemudian melakukan analisis risiko produksi untuk mengetahui
tingkat risiko produksi usaha spesialisasi dan usaha diversifikasi tiga komoditi ikan
hias yang yang dilakukan oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dengan komoditas
yang dikaji adalah ikan hias black ghost, silver arowana, dan clown loach. Hasil
analisis risiko portofolio tersebut akan digunakan untuk menentukan alternatife
strategi dalam penanganan risiko yang dihadapi oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia. Untuk lebih jelas, alur pemikiran operasional dapat dilihat pada Gambar 1.
Sumber Risiko
Produksi Ikan Hias :
1. Cuaca dan Iklim
2. Kualitas Pakan
3. Serangan Penyakit
4. Human Error
5. Kualitas Air
Fluktuasi Produksi Ikan Hias
Clown Loach, Black Ghost, dan
Silver Arowana di PT QHJAI
Probabilitas Kejadian
Expected Return
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan di PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia yang
merupakan perusahan terbuka kerja sama antara Joe Aquatic Indonesia dengan Qian
Hu Ltd. Singapura.Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan
pertimbangan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia ini merupakan perusahaan
eksportir ikan hias yang cukup besar di Bogor dengan omset penjualan yang besar
tiap tahunnya. Selain itu, perusahaan ini sudah menggunakan system manajemen
yang cukup modern, sehingga pandataan untuk kegiatan usaha sudah tercatat.Hal ini
dapat memberikan kemudahan untuk penelitian ini dalam mendapatkan data yang
dibutuhkan.
Penelitian mengenai risiko produksi ikan hias ini akandilakukan selama April
2013 hingga Juni 2013. Kegiatan penelitian yang dilakukan mencakup kegiatankegiatan pengumpulan data untuk melengkapi kebutuhan proses pengolahan data,
hingga penulisan hasil penelitian dalam skripsi.
Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan untuk mendukung penelitian ini adalah data sekunder dan
data primer. Data sekunder terdiri atas laporan produksi mulai dari laporan produksi
bulan Januari 2012 hingga laporan produksi bulan Desember 2012 yang diperoleh
dari PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia. Selain itu penelitian ini juga menggunakan
data sekunder dari beberapa literatur yang relevan dengan topik penelitian yang
diperoleh dari Perpustakaan Institut Pertanian Bogor (IPB) dan juga internet.
Sedangkan data primer diperoleh melalui kegiatan diskusi atau wawancara secara
langsung dengana pemilik dan karyawan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia untuk
mengetahui kondisi bisnis ikan hias.
Metode Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan secara langsung melalui metode wawancara di PT.
Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dengan pemilihan waktu yang disesuaikan dengan
kondisi produksi yang dilakukan. Pengumpulan data primer dilakukan ketika aktivitas
produksi sedang berlangsung.
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Data dan informasi yang dikumpulkan dari lapangan yang terkait dengan
kebutuhan untuk menganalisis risiko produksi ikan hiasakan diolah dan dianalisis
untuk dijadikan ukuran dalam penelitian ini. Data yang terkumpul disusun dengan
cara diedit, ditabulasi, dan dikelomppokkan berdasarkan indikator yang akan
dianalisis. Data yang telah disusun kemudian diolah dengan alat bantu seperti
kalkulator, dan software komputer seperti program Microsoftexcel. Setelah data
diolah, output data kemudian dianalisis dan dinterpretasikan.
Data yang digunakan dalam penelitian ini akan diolah secara kuantitatif
maupun kualitatif (deskriptif). Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengidentifikasi
risiko serta menghitung sumber-sumber risiko dan analisis risiko produksi ikan hias
dengan pendekatan diversifikasi.Sedangkan analisis kualitatif digunakan untuk
menyusun alternatif strategi yang digunakan untuk mengatasi risiko.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif adalah metode penelitian untuk meneliti status kelompok
manusia, kondisi, sistem pemikiran, maupun suatu peristiwa yang terjadi pada saat ini
yang bertujuan untuk membuat deskripsi atau gambaran sistematis mengenai fakta,
sifat serta hubungan antar kejadian yang diamati.Analisis kualitatif dilakukan dengan
24
pendekatan deskriptif yang digunakan untuk menganalisis pola manajemen risiko
yang diterapkan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dan menganalisis sumbersumber risiko dari kegiatan produksi ikan hias. Analisis deskriptif dilakukan dengan
cara observasi langsung, wawancara, dan diskusi dengan pemilik dan karyawan PT.
Qian Hu Joe Aquatic Indonesia.
Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Spesialisai
Penentuan peluang diperoleh berdasarkan dari suatu kejadian pada kegiatan
budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang telah dialami oleh
perusahaan. Peluang dari masing-masing kegiatan budidaya akan diperoleh pada
setiap kondisi yakni tertinggi, normal, dan terendah.
a. Nilai Harapan (Expected Return)
Nilai harapan adalah jumlah dari nilai-nilai kemungkinan yang diharapkan terjadi
probabilitas (peluang) masing-masing dari suatu kejadian tidak pasti. Nilai harapan
merupakan besaran perolehan atau yang diperkirakan akan didapatkan kembali
dalam melakukan suatu kegiatan usaha. Nilai harapandapat digunakan sebagai
pertimbangan dalam pengambilan keputusan untuk melanjutkan kegiatan usaha.
Penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dapat dilakukan
dengan menggunakan Expected Return. Rumus Expected Return dituliskan
sebagai berikut (Elton dan Gruber 1995) :
E(Rj)
Keterangan :
E(Rj)
= Besarnya return yang diharapkan dari masing-masing komoditas
Pj
= Peluang dari suatu kejadian
Rj
= Besarnya return (tingkat survival rate dan penerimaan)
b. Peluang (Probability)
Peluang merupakan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa. Peluang
hanya suatu kemungkinan, jadi nilai dari suatu peluang bukan merupakan
harga mutlak dalam suatu kondisi. Nilai peluang ditentukan berdasarkan
pengalaman dan
faktor dari variabel-variabel yang mempengaruhi suatu
kejadian yang akan dihitung nilai peluangnya. Peluang dari suatu kejadian pada
kegiatan usaha dapat diukur berdasarkan pengalaman yang telah dialami
pelaku bisnis dalam menjalankan kegiatan usaha. Nilai peluang ditentukan
dengan mengobservasi kejadian yang sudah terjadi. Kejadian-kejadian tersebut
kemudian diekspresikan sebagai persentase dari total exposure dalam rangka
mendapatkan estimasi empiris dari probabilitas.
Menurut Kountur (2008), dari sudut pandang empiris maka probabilitas
dapat dipandang sebagai frekuensi terjadinya event dalam jangka panjang
yang dinyatakan dalam persentase. Probabilitas adalah nilai/angka yang terletak
antara 0 dan 1 yang diberikan kepada masing-masing event. Apabila nilai suatu
peluang adalah 1, maka hal tersebut merupakan sebuah kepastian. Berarti,
peristiwa yang diperkirakan pasti terjadi. Nilai peluang dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut :
Peluang (P) =
Keterangan :
f = Frekuensi kejadian
t = Periode waktu proses produksi
Pada penelitian ini peluang yang dihitung adalah kemungkinan terjadinya
risiko produksi dalam budidaya ikan hias black ghost, silver arowana, dan
clown loach. Penentuan peluang diperoleh berdasarkan dari suatu kejadian pada
kegiatan budidaya yang dapat diukur dari pengalaman yang telah dialami
perusahaan. Peluang yang ditentukan mencerminkan kemungkinan terjadinya
risiko produksi pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dalam memproduksi ikan
hias black ghost, silver arowana, dan clown loach.
Untuk menentukan berapa besar peluang yang akan terjadi maka perlu
ditetapkan kisaran tingkat mortality ikan itu sendiri. Menurut Manajemen PT Qian
Hu Joe Aquatic Indonesia (2012), ikan yang dibudidayakan dalam kondisi
yang kurang baik dengan lingkungannya sangat berpengaruh terhadap tingkat
mortality yang akan terjadi.
c. Variance
Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat
dari return dengan Expected return dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian.
Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut (Elton dan
Gruber 1995):
σ12
Keterangan :
σ12
=Variance dari return masing-masing komoditas
Pij
= Peluang dari suatu kejadian
Rij
= Return pada masing-masing kejadian
Ři
= Expected return dari masing-masing komoditas
Berdasarkan nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai
variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga semakin kecil risiko
yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut.
d. Standard Deviation
Standard deviation dapat diukur dari akar kuadrat dari nilai variance.
Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga
26
semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi
dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation adalah sebagai berikut:
σi =
2
i
Keterangan :
σi2
= Variance atau penyimpangan dari masing-masing komoditas
σi
=Standard deviation dari masing-masing komoditas
i
= 1, 2, 3 (1= Black Ghost, 2= Silver Arowana, dan 3= Clown Loach)
e. Coefficient Variation
Coefficient variationdiukur dari rasio standard deviation dengan return
yang diharapkan atau ekspektasi return (expected return). Semakin kecil nilai
coefficient variationmaka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus
coefficient variation adalah sebagai berikut:
CV =
Keterangan:
CV
=
σi
=
Ři
=
i
=
Coefficient variation dari masing-masing komoditas
Standard deviation dari masing-masing komoditas
Expected return dari masing-masing komoditas
1, 2, 3 (1= Black Ghost, 2= Silver arowana, dan 3= Clown Loach)
Analisis Risiko pada Kegiatan Usaha Portofolio
Kegiatan usaha diversifikasi juga tidak terlepas dari risiko usaha seperti
halnya kegiatan spesialisasi. Risiko yang terdapat dalam kegiatan diversifikasi
dinamakan risiko portofolio. Untuk mengukur risiko portofolio dapat dilakukan
dengan menghitung variance gabungan dari beberapa kegiatan usaha atau aset.
Diversifikasi
yang
dilakukan
pada
perusahaan
adalah
dengan
membudidayakan ikan berbeda jenis yang sitem budidayanya cenderung sama.
Komoditas yang dianalisis dalam kegiatan diversifikasi adalah kombinasi antara
ikan clown loach,black ghost,dan silver arowana. Kombinasi yang dilakukan
berdasarkan kriteria pola produksi ikan hias yang ditetapkan oleh perusahaan. Jika
investasi digunakan untuk dua aset maka variance gabungan dapat dituliskan
sebagai berikut (Elton dan Gruber 1995):
σp2 = k2 σi2+(1-k)2 σj2 +2 k (1-k) σij
Keterangan :
σp 2
= Variance portofolio untuk investasi dua asset yang digabungkan
σij
k
(1-k)
i
= Covariance antara investasi dua asset yang digabungkan
= Fraction portofolio pada investasi asset i (yang pertama)
= Fraction portofolio pada investasi aset j (yang kedua)
= 1, 2, 3 (1= clown loach dan black ghost, 2 = clown loach dan
silver arowan, serta 3= black ghost dan silver arowana)
Covariance antara kedua aktiva 1 dan 2 menggunakan koefisien regresi yang
dihitung dengan menggunakan persamaan analisis regresi sederhana sebagai
berikut:
ÐŽi = α+ βÐŽj
Keterangan :
ÐŽ= Penerimaan
i = Clown Loach, Black Ghost
j = Black Ghost, Silver Arowana
α = Konstanta ( nilaiῨ = 0)
β = Koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
Jika terdapat 3 aset yaitu X, Y dan Z. Bobot untuk ketiga asset adalah wx,
wy dan wz dimana jumlah ketiga bobot adalah satu (wx + wy + wz = 1). Maka
besarnya expected return gabungan kombinasi tiga komoditas dapat dituliskan
sebagai berikut (Diether 2009):
E(rp) = Wx E(rx) + Wy E(ry) + Wz E(rz )
Keterangan:
E(rp) = Expected return gabungan ketiga investasi (X, Y dan Z)
Wx
= bobot atau fraction portofolio pada investasi asset clown loach
Wy
= bobot atau fraction portofolio pada investasi asset black ghost
Wz
= bobot atau fraction portofolio pada investasi asset silver arowana
E(rx) = expected return dari investasi asset clown loach
E(ry) = expected return dari investasi asset black ghost
E(rz) = expected return dari investasi asset silver arowana
Besarnya varian gabungan ketiga asset dapat dituliskan sebagai berikut (Diether
2009):
σ2(rp) = Wx2 σ2(rx) + Wy2 σ2(ry)+ Wz2 σ2(rz) +2 Wx Wy covar (rx, ry) + 2 WxWz
covar (rx,rz) + 2 Wy Wz covar (ry, rz)
Keterangan:
σ2(rp) = Varian portofolio untuk investasi asset clown loach, black ghost, dan
silver arowana
2
σ (rx)
= Standar deviasi investasi asset clown loach
σ2(ry)
= Standar deviasi investasi asset black ghost
28
σ2(rz)
= Standar deviasi investasi asset silver arowana
Wx
= bobot atau fraction portofolio pada investasi asset clown loach
Wy
= bobot atau fraction portofolio pada investasi asset black ghost
Wz
= bobot atau fraction portofolio pada investasi asset silver arowana
covar (rx,ry) = covarian antara investasi clown loach dan black ghost
covar (rx,rz) = covarian antara investasi clown loach dan silver arowana.
covar (ry, rz) = covarian antara investasi black ghost dan silver arowana.
Perhitungan besarnya fraksi portofolio pada penelitian ini berdasarkan alokasi
investasi perusahaan yaitu banyaknya penggunaan akuarium untuk masing-masing
komoditas clown loach, black ghost, dan silver arowana. Total akuarium yang
digunakan oleh PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia untuk ketiga komoditas sebanyak
95 akuarium dengan ukuran 120x60x40cm. penggunaan akuarium untuk masingmasing komoditas adalah untuk ikan clown loach58 akuarium, ikan black ghost 17
akuarium, dan ikan silver arowana 20 akuarium. Pengalokasian investasi ini
berdasarkan kebijakan manajemen perusahaan sebesar 40 persen ikan clown loach, 40
persen ikan black ghost, 20 persen ikan silver arowana. Hal ini berdasarkan pada
banyaknya permintaan terhadap ketiga jenis ikan tersebut, sehingga dilakukan
pengalokasian sarana penampungan sesuai dengan target penjualan untuk memenuhi
permintaan.
Analisis Manajemen Risiko
Analisis manajemen risiko produksi yang diterapkan berdasarkan penilaian
pengambilan keputusan di perusahaan secara subjektif yang dilakukan untuk
melihat apakah manajemen risiko yang diterapkan efektif untuk meminimalkan
risiko produksi. Pengelolaan risiko dapat dilakukan dengan mengidentifikasi
penyebab-penyebab adanya risiko produksi, kemudian melakukan pengukuran
risiko, menangani risiko dan mengevaluasi risiko serta melihat sejauh mana fungsi
manajemen risiko yang diterapkan pada usaha pembesaran ikan hias di PT Qian Hu
Joe Aquatic indonesia.
Proses
dari
manajemen
risiko
operasional
dimulai
dengan
mengindentifikasi risiko-risiko apa saja yang dihadapi perusahaan. Setelah semua
risiko dapat teridentifikasi, langkah berikutnya adalah mengukur risiko-risiko
yang telah terindentifikasi. Maksud dari pengukuran risiko adalah untuk
mengetahui seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko dan seberapa besar
konsekuensi dari risiko tersebut. Setelah setiap risiko terukur, kemudian
langkah selanjutnya adalah bagaimana menangani risiko-risiko tersebut sehingga
segala kemungkinan rugi dapat diminimalkan.
Langkah terakhir yang harus dilakukan adalah evaluasi terhadap
penanganan risiko, hal ini bertujuan untuk melihat seberapa efektif manajemen
risiko yang telah dilakukan oleh perusahaan sehingga pada masa mendatang dapat
menghindari kesalahan pengambilan keputusan dalam manejemen risiko.
(Kountur 2008).
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gambaran Umum PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia merupakansebuah perusahaan yang
bergerak di bidang bisnis ekspor komoditi ikan hiasair tawar . PT Qian Hu Joe
Aquatic Indonesia juga mengekspor komoditi tanaman hias air tawar, ikan hias air
laut dan beberapa asesoris yang berasal dari karang. Perusahaan ini merupakan salah
satu dari 13 perusahaan yang telah bergabung kedalam sebuah perusahaan grup
internasional yang bernama Qian Hu Coorporation Limited yang berpusat di negara
Singapura. PTJoe Aquatic Indonesia bergabung melalui proses kerjasama dalam
bentuk permodalan yang disebut PMA atau penanaman modal asing.Negara yang
bergabung dalam perusahaan ini diantaranya Singapura, Malaysia, China dan
Thailand.
Awalnya perusahaan ini didirikandengan namaLung Trading pada tahun
1994oleh Ir. Hendra Pranoto, MBA. Perusahaan yang beliau dirikan tersebut
merupakan perusahaan yang bergerak dibidang impor bahan baku pakan ternak
seperti, tepung ikan, tepung jagung,tepung bungkil kacang kedelai, vitamin, mineral
dan lain-lain. Pada bulan November tahun 1998 perusahaan Lung Trading berganti
nama menjadiAquatic Indonesia berbentuk Commanditaire Vennotschaap (CV).
CVAquatic Indonesia terletak di daerah Perumahan Bogor Baru dengan jumlah
tenaga kerja sebanyak 10 orang.
Modal awal untuk mulai menjalankan CV Aquatic Indonesia kurang lebih
sebanyak Rp. 100.000.000,00. Jumlah modal tersebutmerupakan hasil gabungan
modal dari Ir. Hendra Pranoto, MBA.dan istrinya yaitu Sherly Susila Darmawan.
Pengambilan nama CV Aquatic Indonesia tersebut didasarkan atas bidang usaha yang
dijalankan, yaitu bidang usaha ekspor hasil-hasil perikanan yang diambil dari perairan
(aquatic). Pada tahun 2000CVAquatic Indonesia dipindahkan ke Jalan Cidangiang
No.4 Bogor.
Pada akhir 2004 CV Aquatic Indonesia berganti nama menjadi PTJoe Aquatic
Indonesia yang berlokasi di Kampung Pasir Maung RT. 01 RW. 05No. 37, Desa
Cijayanti, Kecamatan Babakan Madang, Sentul Selatan, Kabupaten Bogor, Provinsi
Jawa Barat. MenurutBapak Hendra usaha ekspor ikan hias air tawar, ikan hias air
laut, makanan ikan, coral dan zeolite/dolomite memiliki prospekyang
menjanjikan.Dengan tersedianya sumberdaya alam di laut Indonesia yang berlimpah
dan iklim yang mendukung, tentunya usaha ekspor komoditi perikanan tersebut dapat
berkembang yang didukung dengan perkembangan dunia komunikasi melalui internet
dan nilai tukar USD terhadap rupiah mencapai Rp 16.000.Pada bulan Februari tahun
2011 PTJoe Aquatic Indonesia bergabung dengan grup perusahaan Qian Hu.
Tujuan perusahaan bergabung dengan perusahaan Qian Hu yaitu untuk
memperluas pangsa pasar dan memperoleh konsumen baru. Kini perusahaan telah
mendapatkan tambahan konsumen baru yaitu negara Rusia, Turki, Israel dan China.
30
Negara-negara tersebut merupakan konsumen besar dan potensial bagi perusahaan
lain di luar negeri, termasuk bagi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia sendiri. Sebagai
perusahaan multinasional PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia sampai saat ini
berkembang menjadi perusahaan ekspor yang memiliki pasar yang mencakup
empatbenua, yaitu Benua Asia (Singapura, Malaysia, Thailand, Cina, Jepang, Korea,
Sri Lanka dan Israel), Benua Amerika (Kanada), Benua Australia (Australia Barat
dan New South Wales) danBenua Eropa (Rusia, Turki, Swedia dan Swiss).
PTQian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki visi dan misi untuk selalu maju dan
berkembang disemua aspek dalam menjalankan aktivitas bisnisnya. Adapun visi dari
PTQian Hu Joe Aquatic Indonesia, yaitu “ To Be Balance Eksport and Local
Bussines”. Untuk mewujudkan visinya tersebut, PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
memiliki misi perusahaan sebagai berikut :
1 Menjadi Perusahaan Ekspor Ikan Hias Air Tawar Peringkat Ketiga di Indonesia
dalam Kurun Waktu Lima Tahun
2 Menjadi Perusahaan Impor Ikan Hias Air Tawar Peringkat Pertama di Indonesia
dalam Kurun Waktu Tiga Tahun
3 Menyeimbangkan cakupan pasar yang dimiliki, yaitu dengan proporsi 50 persen
pasar dalam negeri dan 50 persen pasar luar negeri.
4 Meningkatkan nilai atau volume transaksi melalui kuantitas kiriman produk
kepadakonsumensetiap bulan.
5 Meningkatkan frekuensi jumlah kiriman (shipment) setiap bulan.
6 Menstabilkan perusahaan dan menambah pasar baru bagi perusahaan.
7 Menghasilkan produk yang memiliki ciri khas dan berkualitas untuk para
konsumen.
8 Meningkatkan dan memajukan perusahaan.
9 Mensejahterakan para karyawan.
10 Mengembangkan perusahaan melalui investasi dalam unit-unit usaha baru.
11 Turut menjadi perusahaan impor untuk komoditi peralatan-peralatan, aksesoris dan
kebutuhan untuk hewan peliharaan sebagai.
Organisasi dan Manajemen Perusahaan
PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia menerapkan struktur organisasi fungsional
yang mengelompokkan setiap karyawannya untuk bekerja berdasarkan fungsi dan
kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Dalam struktur organisasi seperti itu
setiap manajer bertanggung jawab terhadap salah satu dari berbagai fungsi yang ada
dalam perusahaan, dimana fungsi-fungsi tersebut secara keseluruhan dilibatkan dalam
pencapaian tujuan perusahaan atau dalam implementasi strategi. Struktur organisasi
PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dapat dilihat pada gambar 3.
General Manager
Sales
Manager
Finance &
Accounting
Manager
Staff
Staff
General Affair &
HRD Manager
Operational
Manager
Quality
Control
Staff
Stocking
Staff
Packing
Staff
Purchase
Manager
Staff
Gambar 2. Struktur Organisasi PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
Sumber : PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia, Maret 2012.
Keterangan bagan :
= Garisperintah atau komando
=Garis koordinasi
= Garis pelaporan
Sumberdaya Perusahaan
Sumberdaya perusahaan adalah semua kekayaan atau asset yang dimiliki
perusahaan dan dipergunakan dalam setiap kegiataan perusahaan mulai dari kegiataan
produksi, hingga kegiatan pemasaran. Sumberdaya yang dimiliki PT. Joe Aquatic
Indonesia terdiri dari sumberdaya fisik, sumbedaya modal, dan sumberdaya manusia.
Sumberdaya Fisik
Sumberdaya fisik yang dimiliki perusahaan dari seluruh asset perusahaan yang
digunakan dalam kegiatan proses produksi hingga pemasaran. Sarana dan prasarana
tersebut perlu di atur penempatannya sesuai dengan kebutuhan sehingga kegiatan
perusahaan akan berjalan dengan baik dan efektif serta efisien. Sarana dan prasarana
yang dimiliki PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia seperti tanah, dan bangunan,
peralatan, perlengkapan produksi, perlengkapan kantor, dan perlengkapan penunjang
lainnya.
Sumberdaya fisik yang ada di perusahaan di tata dengan cukup baik sehingga
memudahkan pelaksanaan kegiatan rutin perusahaan dan juga mengoptimalkan
penggunaan lahan yang ada. Namun ada beberapa perlengkapan seperti akuarium,
pompa air akuarium dan media filter yang penggunaannya kurang optimal karena
tidak semua peralatan dan perlengkapan tersebut digunakan untuk kegiatan
perusahaan. Contohnya seperti aquarium yang dibiarkan kosong, pompa air
akuarium, dan media filter yang sebagian tidak terpakai. Adapun sumberdaya fisik
yang dimiliki PT. Joe Aquatic Indonesia adalah sebagai berikut:
32
A.
B.
Tanah dan Bangunan
Tanah yang dimiliki perusahaan sekitar 8.000 m², sedangkan yang digunakan
seluas 4.000 m², luas bangunan yang digunakan 3.000 m² dan areal terbuka
seluas 1.000 m². Luas tanah yang digunakan terdiri dari :
1. Farm
Farm terdiri dari 4 (empat) bagian yang masing-masing memiliki luas 300 m²,
100 m², 100 m², dan 80 m² yang memiliki fungsi yang sama.
2. Kantor
Kantor memiliki fungsi sebagai tempat karyawan bekerja dalam mencari dan
memasarkan produk PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia.
3. Ruang Packing
Merupakan ruangan yang dipakai untuk proses sebelum pengiriman yang
meliputi kegiatan karantina hingga pengemasan. Selain itu dipergunakan
sebagai gudang untuk menyimpan kardus, karet, lakban dan plastik untuk
packing.
4. Bak penampungan
Bak penampungan yang dimiliki perusahaan sebanyak 5 Unit. Bak
penampungan digunakan untuk menampung air tandon dan air yang dialirkan
ke akuarium-akuarium yang ada di farm.
5. Mess Karyawan
Mess karyawan terbagi menjadi tiga yang mana untuk karyawan yang sudah
berkeluarga, belum berkeluarga, dan kamar untuk tamu. Mess keluarga terdapat
3 rumah yang masing-masing telah difasilitasi oleh perusahaan seperti ruang
tamu, kamar tidur, dapur dan kamar mandi. Gudang
Gudang yang dimiliki perusahaan digunakan khusus untuk penyimpanan
stereofoam dan plastik.
6. Ruangan Satpam
Ruang tempat satpam merupakan tempat jaga dan peristirahatan satpam yang
sedang bertugas seluas 3x4 m.
Peralatan
Peralatan yang digunakan oleh perusahaan antara lain:
a. Generator
Generator digunakan untuk mengantisipasi apabila aliran listrik padam,
agar proses aerasi tidak terhenti. Generator yang digunakan bermerek
Mitsubishi sebanyak satu unit dengan bahan bakar solar. Generator
tersebut telah digunakan selama 10 tahun dan dibeli dengan harga enam
juta rupiah.
b. Mesin Pompa air
Pompa air digunakan untuk mengalirkan air dalam bak pemanpungan
yang terletak di luar farm. Ada tiga buah pompa air berkapasitas besar
yang digunakan. Pompa air yang pertama digunakan untuk mengalirkan
dari dalam bak penampungan air yang berada diluar farm langsung ke
akuarium, pompa air yang kedua digunakan pada bak penampungan air di
dalam farm hanya untuk mengaerasi, dan pompa air yang ketiga
C.
digunakan untuk mengalirkan air ke bak penampungan air tanaman.
Pompa itu dibeli dengan harga yang bervariasi sesuai dengan
kapasitasnya, yaitu berkisar antara delapan ratus ribu hingga empat juta
rupiah.
c. Blower
Blower adalah mesin yang digunakan untuk mengalirkan air dalam bak
penampungan dengan menggunakan tenaga listrik. Ada dua blower yang
saat ini digunakan, yaitu blower yang berharga Rp 4.000.000,00 dan
dengan harga Rp 7.000.000,00. Blower yang harganya lebih murah
mempunyai kapasitas 20 titik, sedangkan yang harganya mahal
mempunyai kapasitas sampai 500 titik.
d. Timbangan yang dimiliki perusahaan ada dua jenis, yaitu timbangan
duduk digital. Timbangan tersebut digunakan untuk mengukur segala
sesuatu yang dibutuhkan perusahaan.timbangan yang digunakan untuk
menimbang produk adalah timbangan digital.
e. Heater
Heater digunakan sebagai pemanas suhu air didalam akuarium untuk
jenis-jenis ikan tertentu . Jumlah heater yang tersedia sebanyak delapan
belas unit dengan harga @ Rp 45.000,00.
f. Tabung Oksigen
Tabung oksigen digunakan untuk mengisi oksigen pada waktu kegiatan
karantina dan pengepakan. Tabung oksigen yang dibutuhkan sebanyak
empat buah.
g. Freezer
Freezer digunakan untuk menyimpan es yang akan dipakai untuk
pengiriman dan penyimpanan pakan cacing beku. Freezer yang
digunakan sebanyak dua buah dengan perincian harga untuk Freezer yang
besar harganya Rp 5.000.000,00 dan yg kecil seharga Rp. 1.500.000,00.
h. Pompa elektrik
Pompa elektrik digunakan untuk mengalirkan air dari bak ke bak
penampungan air di dalam farm ke akuarium. Pompa elektrik yang
dimiliki sebanyak dua untui yang dibeli dengan harga @ Rp
1.500.000,00.
Perlengkapan Produksi
Perlengkapan produksi yang digunakan terdiri:
a. Akuarium
Akuarium ini digunakan untuk tempat karantina ikan hias yang akan
diekspor dan budidaya ikan hias. Jumlah seluruh akuarium yang
digunakan yaitu sebanyak 416 unit dengan ukuran 120x60x40cm.
Akuarium ini digunakan untuk tempat karantina ikan hias yang akan
diekspor dan sebagai penampung ikan untuk distok.
b. Rak Akuarium
Rak akuarium yang digunakan untuk meletakan akuarium berbahan dasar
kayu sehingga dapat tahan lama. Rak yang digunakan terdiri dari dua
34
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
jenis yaitu rak yang dapat menampung 24 akuarium dan yang dapat
menampung dua belas akuarium.
Bak Plastik
Bak plastik ini berbentuk kotak dengan ukuran besar. Bak ini digunakan
untuk kegiatan menyortir ikan, menyiapkan larutan transfish untuk media
karantina dan pengiriman, untuk tempat sementara cacing sutera bila
baknya sedang dibersihkan. Jumlah bak plastik sebanyak delapan unit
dengan harga Rp 45.000,00.
Baskom Plastik
Baskom plastic ini berbentuk kubus kecil. Baskom ini digunakan untuk
mengambil ikan yang akan disortir dari akuarium, untuk mengambil
cacing yang akan diberikan kepada ikan, dan untuk mendukung kegiatan
bududaya lainnya. terdapa sepuluh unit baskom plastik dengan harga @
Rp 6.000,00.
Selang Plastik
Selang plastik ini digunakan untuk menyifom akuarium. Setiap jenis
selang memiliki ukuran panjang 1 m..
Sendok Sayur Plastik
Sendok plastik digunakan dalam kegiatan menyortir ikan. Jumlah sendok
plastik yang dimiliki ada sepuluh unit. Dengan harga beli @ Rp 3.000,00.
Serok
Serok atau jaring kecil digunakan untuk mengambil ikan baik untuk
disortir ataupun untuk dibuang karena mati. Ada sepuluh unit serok
dengan harga beli @ Rp 5.000,00.
Cutter
Cutter digunakan untuk memotong kertas Koran dan memotong lakban
pada saat proses packing. Ada lima buah cutter yang digunakan di farm
ini. Harga belinya @ Rp 5.000,00.
Bangku Plastik
Bangku plastik yang dimiliki perusahaan terdapat dua jenis, yaitu bangku
plastik tinggi dan pendek. Bangku plastik tinggi digunakan apabila
karyawan akan mengambil ikan pada akuarium yang tinggi dan sulit
dijangkau. Bangku plastik pendek digunakan untuk duduk karyawan
pada saat menyortir ikan. Ada lima uit bangku plastik dengan harga beli
@ Rp 5.000,00.
Sepatu Boot
Sepatu boot wajib digunakan oleh karyawan di farm ikan. Hal ini
bertujuan agar melindungi karyawan saat beraktivitas di dalam farm ikan
dari kuman kutu air yang berasal dari air yang kotor air bekas pengobatan
ikan.
Lakban
Lakban digunakan dalam proses pengemasan ikan yang akan diekspor
agar kemasan kuat dan tidak mudah koyak.
Celemek
Celemek digunakan agar baju karyawan tidak basah saat menyifon dan
saat packing.
Sumberdaya Manusia
Dalam suatu perusahaan sumber daya manusia merupakan perencana pelaku,
dan penentu dari keseluruhan aktivitas perusahaan serta merupakan penggerak
aktivitas perusahaan. Organisasi terbentuk karena adanya aktivitas manusia.
Keberhasilan perusahaan ditentukan oleh pengelola yang baik dari aspek sumber daya
manusia sehingga sumber daya tersebut dapat terkoordinasi terarah dan mampu
bekerja secara efektif dan efisien.
PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia merupakan perusahaan yang berkapasitas
ekspor dengan manajemen yang sudah profesional. Hampir keseluruhan manajemen
dapat dikelola dengan baik oleh pimpinan perusahaan, salah satunya adalah
manajemen sumber daya manusia. Perusahaan sangat selektif dalam perekrutan
karyawan kualifikasi utama dalam perekrutan karyawn PT. Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia adalah motivasi kerja yang tinggi. Hingga saat ini PT. Qian Hu Joe
Aquatic Indonesia memiliki karyawan lulusan sarjana dan diploma jumlah karyawan
sebanyak 12 orang untuk manajemen dan admisitrasi, sedangkan untuk bagian farm
perusahaan memiliki karyawan sebanyak 7 orang dengan lulusan SD sampai dengan
SLTA. Meskipun pendidikan karyawan di bagian farm tidak tinggi, karyawan
tersebut memuliki kemauan yang tinggi untuk selalu belajar dan kemampuan yang
lebih dibandingkan karyawan pada umumnya.
Dalam memperkerjakan karyawannya, perusahaan merekrut karyawan dari
daerah sekitar. Hal ini dilakukan untuk menjaga hubungan baik dengan warga sekitar
perusahaan dan membantu warga sekitar untuk memperoleh pekerjaan. PT. Qian Hu
Joe Aquatic Indonesia memperkerjakan karyawan berdasarkan tingkatan usia, yaitu
usia produktif. Usia sangat produktif dan usia kurang produktif. Usia produktif adalah
golongan usia antara 46-65 tahun, usia sangat produtif adalah golongan usia antara
usia 25-45 tahun, dan usia kurang produktif adalah golongan usiaantara golongan usia
dibawah 25 tahun.
Sumberdaya Modal
Sumber daya modal merupakan sumberdaya yang digunakan oleh perusahaan
dalam menjalankan dan memperlancar usahanya. PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
mengkategorikan sumberdaya modalnya menjadi dua jenis, yaitu sumberdaya modal
fisik dan sumberdaya modal kerja. Sumberdaya modal fisik yang dimiliki perusahaan
berupa tenaga kerja yang terampil dan cekatan, sedangkan sumberdaya modal kerja
yang dimiliki perusahaan, yaitu modal awal pada tahun 1998 yang dimiliki
perusahaan berasal dari dalam keluarga sebesar Rp. 100.000.000,00. Pada awal tahun
2010 PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki asset sebesar Rp 6milyar. Asset
yang dimiliki perusahaan tersebut akan dialokasikan untuk mengembangkan usaha,
misalnya saja pembelian tanah, bangunan, mesin-mesin dan peralatan suku cadang.
36
PTQian Hu Joe Aquatic Indonesia telah menerapkan sistem pencatatan
keuangan yang baik. Pencatatan keuangan tersebut menggunakan sistem
komputerisasi, sehingga pencatatan keuangan tersebut dapat berjalan lebih cepat dan
tepat. Pencatatan keuangan dilakukan sesuai dengan kaidah atau aturan ilmu
akuntansi yang berlaku. Setiap transaksi keuangan yang dilakukan oleh perusahaan
akan dicatat dan diarsip dengan baik oleh bagian finance dan accounting. Pencatatan
tersebut penting dilakukan agar setiap kegiatan keuangan yang terjadi dapat lebih
terkendali, terperinci, jelas dan transparan. Sumber pendanaan perusahaan berasal
dari para pemegang saham yang menanamkan sahamnya pada perusahaan Qian Hu
yang berpusat di Singapura.
Sistem pendanaan bagi setiap bagian di perusahaan menggunakan sistem
pengajuan dana atau biasa disebut dengan budget request. Pengajuan dana tersebut
dilakukan oleh masing-masing bagian dalam perusahaan, setiap satu minggu sekali.
Sistem tersebut dilakukan bertujuan untuk dapat mengefisiensikan dan mengontrol
setiap pengeluaran yang dibutuhkan. setiap pengeluaran dapat diefisiensikan.
Dalam melakukan kegiatan operasional, perusahaan melakukan sistem
pengajuan anggaran (estimasi) setiap satu minggu sekali. Bagian keuangan mendata
segala kewajiban yang telah atau mendekati jatuh tempo beserta pengajuan anggaran
untuk operasional perusahaan selama seminggu. Estimasi tersebut dapat cair apabila
telah ditandatangani oleh General Manajer dan para pemilik saham.
Unit Bisnis
PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia merupakn perusahaan perikanan yang
bergerak pada unit bisnis penampungan dan pemasaran ikan hias air tawar dan air
laut. PT. Qian Hu Jo Aquatic Indonesia menampung berbagai jenis ikan hias dengan
berbagai ukuran sesuai dengan permintaan pasar. Aktivitas penampungan yang
dilakukan oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia meliputi pengadaan bahan baku
atau input, peralatan, teknis dan teknologi produksi, teknis dan teknologi produksi,
dan pemasaran ikan hias.
Pengadaan Input dan Peralatan
Pembelian ikan oleh bagian pembelian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
kiriman dan persediaan ikan di farm. Pembelian ikan dilakukan dengan cara
pemesanan dan proses komunikasi dengan pemasok terlebih dahulu. Setelah
pemesanan, maka ikan-ikan akan diantar oleh pemasok ke perusahaan atau diambil
oleh bagian pembelian. Pengambilan ikan oleh staf pembelian dilakukan dengan cara
mengambil ikan di lokasi pemasok, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, tempat
kesepakatan atau perjanjian kedua belah pihak atau lokasi kantor cabang jasa
pengiriman barang. Pengambilan ikan dengan jumlah banyak dilakukan oleh staf
pembelian bersama staf handling dengan menggunakan mobil box. Sedangkan
pengambilan ikan dengan jumlah sedikit dilakukan oleh staf pembelian dengan
menggunakan sepeda motor. Ikan-ikan yang diantar oleh pemasok ke lokasi
perusahaan, biasanya diantar dengan menggunakan mobil atau motor.
Teknis dan Teknologi Produksi
Pemeliharaan ikan hias dengan baik, sangat penting dilakukan agar perusahaan
dapat menghasilkan produk yang terbaik bagi para konsumennya. Pemeliharaan ikan
juga dilakukan untuk mengurangi tingkat kematian pada ikan hias yang akan dikirim
serta meningkatkan kesehatan ikan agar dinyatakan siap untuk dikirim.
Pemeliharaandilakukan untuk semua jenis ikanhias yang dimiliki perusahaan,
termasuk jenis ikan hias habitat alamyang memiliki cara pemeliharaan-pemeliharaan
tertentu. Hal yang perlu diperhatikan dalam tahap pemeliharaan ikan antara lain:
1. Kualitas air
Ikan hias air tawar akan hidup dan tumbuh dengan baik dalam kondisi kualitas
air yang baik. Kualitas air dapat dilihat dari segi kebersihan, kejernihan dan
kandungan yang terdapat didalam air tersebut. Kondisi air yang ada di PT Qian Hu
Joe Aquatic Indonesia selalu diawasi dan diperiksa oleh staf QC bersama staf farm.
Kondisi pH air yang ada di farm milik perusahaan berkisarantara 6,8 sampai 7,5.
Kondisi pH tersebut sangat cocok bagi lingkungan hidup ikan-ikan hias yang ada di
perusahaan. Suhu air yang berada di farm berkisar antara 25°C sampai 28°C. Kondisi
pH dan suhu yang berubah-ubah tersebut diakibatkan karena perusahaan memiliki
sumber air yang berbeda untuk setiap bagian farm. Apabila kondisi pH dan suhu
berubah dengan drastis, maka staf QC akan segera melakukan penanganan.
Penanganan yang dilakukan oleh staf QC yaitu, dengan memasukan 3 helai
daun ketapang kering kedalam akuarium yang bertujuan untuk menurunkan pH air.
Sedangkan untuk menaikan pH air, staf QC menggunakan pecahan koral dan klorin
untuk dimasukan kedalam air. Untuk penanganan suhu air, staf QC menggunakan alat
bantu yang bernama heater. Heater digunakan untuk menaikan suhu air, sedangkan
untuk menurunkan suhu air dilakukan dengan cara menambahkan air baru kedalam
akuarium. Staf QC memantau kondisi suhu air dengan melihat termometer yang ada
didalam akuarium. Pengecekan kualitas air dilakukan seminggu sekali dengan
menggunakan testkit dan termometer. Untuk menjaga kejernihan dan kebersihan air,
staf farm melakukan penggantian air secara keseluruhan atau sebagian yang
dilakukan secara rutin yaitu 2 minggu sekali.
2. Kualitas ikan
Kualitas dari ikan-ikan hias yang dipelihara di farm tentunya menjadi perhatian
penting untuk bagian operasional. Sebab, kualitas ikan menjadi tolak ukur seberapa
tinggi kualitas dari produk yang dihasilkan perusahaan. Kualitas ikan dapat dinilai
dari tingkat kesehatan ikan, kelengkapan organ tubuh, bentuk ikan yang sesuai, warna
ikan yang cerah, kulit dan sirip-siripnya yang sempurna. Ikan-ikanyang dipelihara
selalu diawasi setiap pagi dan sore untuk mengetahui keadaannya. Pengawasan ikan
dilakukan oleh staf QC dan staf farm di masing-masing bagian akuarium yang
menjadi tanggungjawabnya.
Pengawasan yang teratur, dapat menjaga kualitas ikan dan dapat meminimalisir
kematian ikan yang disebabkan penyakit. Dengan minimnya tingkat kematian yang
terjadi, maka angka IHL (in house lose) pada perusahaan akan menjadi minim pula.
Angka IHL tersebut menjadi tolak ukur bagi manajer operasional dalam mencapai
38
targetnya dan hal tersebut merupakan salah satu bukti dari kinerja yang
dihasilkannya. Kualitas ikan dapat dicirikan oleh kesehatan dari ikan-ikan yang
dipelihara di farm. Ciri ikan hias yang sehat dapat dilihat dari warnanya yang cerah,
gerakan renangnyalincah dan berenang dengan tidak menyendiri. Sedangkan ikan
hias yang terjangkit penyakit, biasanya warna kulitnya pekat, gerakannya renangnya
lamban, sirip atasnya menguncup, nafsu makan kurangdan selalu menyendiri di sudut
akuarium. Ikan yang terjangkit penyakit, harus segera dipisahkan agar dapat ditangani
dan dilakukan pengobatan serta agar penyakitnya tersebut tidak menular ke ikan-ikan
lainnya yang berada di satu akuarium yang sama.
a Menjaga kebersihan farm
Kegiatan menjaga kebersihan farm wajib dilakukan oleh setiap staf farm.
Sebab kebersihan farm dapat mencegah timbulnya bibit penyakit yang dapat
merusak kualitas air dan kondisi lingkungan di farm. Kebersihan lingkungan
farm juga dapat menunjang kenyamanan para staf farm dalam bekerja.
Kegiatan kebersihan farm yang dilakukan seperti menyikat lantai dari lumut,
membersihkan atau menyapu kotoran dan mengeringkan lantai dari air yang
menggenang.
b Menjaga kebersihan akuarium dan kolam bak
Kebersihan akuarium dan kolam bak harus selalu dijaga dengan baik, sebab
akuarium merupakan media untuk tempat hidup ikan-ikan yang dipelihara.
Kebersihan akuarium dan kolam bak dapat mempengaruhi kesehatan dan
kualitas ikan secara langsung. Kebersihan akuarium yang harus diperhatikan
yaitu kebersihan kaca akuarium dari lumut atau kotoran yang menempel
pada bagian luar maupun dalam kaca. Kaca akuarium bagian luar
dibersihkan dengan cara mengelap kaca dengan menggunakan kain basah.
Sedangkan kaca akuarium bagian dalam dibersihkan dengan cara menguras
dan menyikat akuarium.
Kolam bak dibersihkan dengan melakukan pengurasan dan penyikatan untuk
menghilangkan lumut-lumut yang tumbuh disekitar dinding dan dasar bagian
dalam serta dinding bagian luar kolam bak.
c
Penyimpanan
Kegitan penyiponan dilakukan setiap hari pada semua akuarium dan
kolam bak yang ada di farm, terkecuali untuk akuarium dan kolam bak yang
berisikan ikan-ikan yang sedang dalam masa pengadaptasian dan
pengobatan. Kotoran ikan disipon dengan menggunakan selang yang
diameternya disesuaikan dengan ukuran ikan dalam akuarium. Panjang ratarata selang yang digunakan untuk proses penyiponan yaitu 2,5 meter.
Ukuran selang harus lebih kecil dibandingkan dengan ukuran ikan yang ada
dalam akurium. Pada ujung selang juga diberi jaring-jaring yang telah di
potong sesuai dengan diameter selang, hal ini bertujuan agar ikan yang
berada di akuarium dan kolam bak tidak ikut tersedot pada saat dilakukan
penyiponan. Selang yang digunakan untuk menyipon akuarium dan kolam
bak dibedakan menjadi 2 yaitu, selang untuk menyipon akuarium dan kolam
bak yang berisi ikan yang sehat dan yang berisi ikan yang kurang sehat. Hal
d
e
tersebut, bertujuan agar ikan yang sehat tidak tertular penyakit yang
menyebar melalui selang.
Proses penyimpanan dimulai dengan teknik untuk mengeluarkan air dari
selang untuk pertama kali. Teknik tersebut antara lain dengan teknik
menyedot selang dengan menggunakan mulut, teknik menarik selang dan
teknik menutup selang. Teknik menyedot selang dengan menggunakan
mulut dimulai dengan memasukan salah ujung selang ke dalam air di
akuarium atau kolam bak, kemudian ujung yang lainnya disedot dengan
menggunakan mulut hingga air dalam akurium atau kolam bak mengalir
keluar. Tahap awal penggunaan teknik dengan menarik selang yaitu dengan
memasukan selang kedalam akuarium atau kolam bak hingga ¾ dari panjang
total selang yang digunakan. Kemudian ujung selang yang lainnya dipegang
diatas pemukaan air, lalu ujung selang tersebut ditarik dengan cepat kearah
lantai farm hingga air pun akan mengalir keluar. Sedangkan teknik dengan
menutup selang yaitu dimulai dengan mengisi selang dengan air dalam
akuarium atau kolam bak, kemudian kedua ujung selang diangkat keatas dan
ditutup dengan menggunakan jari. Setelah itu, salah satu ujung selang
diarahkan ke dalam akuarium atau kolam bak sedangkan ujung yang lainnya
diarahkan ke lantai farm hingga air mengalir keluar.
Penyiponan dilakukan dengan mengarahkan salah satu ujung selang ke
dasar akuarium yang terdapat kotoran-kotoran, sehingga kotoran-kotoran
tersebut dapat tersedot keluar. Penyiponan dihentikan setelah air yang tersisa
yaitu 0,75 persen dari total volume akuarium pada saat awal. Kemudian
penambahan air baru pun dilakukan hingga volume air dalam akuarium atau
kolam bak kembali penuh.
Pengurasan
Pengurasan akuarium dan kolam bak dilakukan rutin setiap 1 minggu
sekali. Tahapan awal pengurasan dilakukan dengan menyerok ikan dan
memindahkannya dari akuarium atau kolam bak yang akan dikuras ke dalam
akuarium atau kolam bak lainnya. Pengurasan dilakukan dengan cara
mengeluarkan semua air dengan menggunakan bantuan selang dan pengki
atau serokan plastik. Kemudian dasar dan dinding akuarium di sikat dan
dilap dengan menggunakan spoon atau busa. Setelah itu, akuarium atau
kolam bak dibilas dengan menggunakan air baru. Selain karena kegiatan
rutin, pengurasan dilakukan dengan alasan karena akuarium atau kolam bak
sudah terlalu kotor atau telah kosong karena ikan yang ada sudah
dikeluarkan untuk dikirim atau tujuan yang lainnya. Setelah itu, akuarium
disterilisasikan dengan menggunakan cairan atau bubuk Kalium
Permanganat (PK) atau Kalsium Hipoklorit (kaporit). Proses sterilisasi
tersebut dilakukan dengan cara mencuci akuarium dengan menggunakan
bubuk atau cairan tersebut, kemudian membilasnya dengan air bersih.
Setelah itu, akuarium dapat diisi air baru sampai penuh.
Menjaga kebersihan peralatan farm
Peralatan farm yang digunakan dalam pemeliharaan ikan meliputi
heater, blower, aerator, selang oksigen, batu oksigen, selang sipon, busa
40
f
g
filter, termometer, saringan, pengki atau serokan plastik, bak sortir, centong
sayur, serokan air, sepatu boot dan celemek. Peralatan farm seperti selang
sipon, saringan, pengki atau serokan plastik, bak sortir, centong sayur,
serokan air, sepatu boot dan celemek dibersihkan dengan menggunakan air
bersih yang mengalir. Pembersihan peralatan tersebut dilakukan setiap hari
setelah peralatan tersebut selesai digunakan. Sedangkan peralatan seperti,
heater, blower, aerator, selang oksigen, batu oksigen, busa filter dan
termometer dibersihkan pada saat pengurasan dilakukan dan kondisi
peralatan tersebut sudah kotor.
Peralatan-peralatan yang memiliki kontak langsung dengan ikan-ikan
dan air akuarium atau bak kolam, proses pembersihannya dilakukan dengan
cara disikat, dilap dan dibilas dengan air mengalir, kemudian disterilisasikan
dengan menggunakan cairan desinfektan seperti, Kalium Permanganat (PK)
atau garam. Pembersihan peralatan tersebut bertujuan agar kesehatan ikan
dan kenyamanan kerja bagi staf farm dapat terjaga. Selain itu, peralatanperalatan tersebut menjadi terawat dan tidah mudah rusak.
Pengisian stock card
Stock card atau kartu persediaan merupakan form atau catatan harian
mengenai data persediaan ikan yang ada di dalam suatu akuarium atau kolam
bak. Kartu persediaan berada di setiap akuarium atau kolam bak dan harus
diisi setiap hari oleh staf farm. Stock cardmenunjukkan data akuarium,
tanggal masuk ikan, asal ikan atau keterangan pemasok, aktivitas ikan masuk
dan keluar pada akuarium, jenis, jumlah dan ukuran ikan.Stock card juga
memberikan informasi mengenai tingkat kematian ikan dari hari ke hari pada
suatu akuarium atau kolam bak. Stock card juga dapat membantu manajer
operasional dalam menganalisa fluktuasi kematian ikan dan menghitung
IHL.
Pemberian pakan
Pemberian pakan dilakukan tiga kali sehari pada pukul 08.00, 13.00
dan17.00 WIB. Tujuan pemberian pakan dengan jadwal tersebut yaitu agar
ikan dapat tercukupikebutuhan makannya, mencegah timbulnya ikan yang
sakit atau kurus. Pakan yang diberikan terdiri dari pakan utama dan pakan
tambahan. Pakan utama yang diberikan yaitu berupa cacing sutera.
Sedangkan, pakan tambahan yang diberikan yaitu berupa pelet udang, flag,
cacing beku dan kutu air beku. Pemberian pakan diberikan tidak sekaligus
dalam jumlah banyak, namun diberikan sedikit demi sedikit agar pemberian
pakan yang dilakukan dapat berjalan dengan efektif dan efisien.
Banyaknya pemberian pakan disesuaikan dengan jenis, jumlah dan
ukuran ikan pada suatu akuarium atau kolam bak. Pemberian pakan
dilakukan dengan menggunakan jungkutan tangan. Untuk ikan yang
berukuran besar, jumlahnya banyak dan jenisnya bersifat kanibal, jumlah
pakan yang diberikan lebih banyak dibandingkan dengan ukuran ikan yang
lebih kecil, jumlahnya sedikit dan sifatnya tidak kanibal. Pemberian pakan
dilakukan sedikit demi sedikit agar staf farm dapat mengetahui kondisi nafsu
makan ikan dan tidak meninggalkan sisa pakan yang terbuang karena tidak
h
i
j
dimakan.Hal tersebut dikarenakan selain pemborosan, pakan yang tersisa
juga dapatmenjadi racun yang menyebabkan timbulnya bibit penyakit.
Standarisasi dan sortasi
Standar perusahaan mensyaratkan bahwa setiap ikan yang dibeli dan
dijual oleh perusahaan memiliki kualitas yang sangat baik. Standarisasi
tersebut yaitu ikan tidak terjangkit penyakit apapun, ukurannya sesuai dan
seragam, corak, bentuk dan warnanya normal atau sesuai dengan spesifikasi
jenisnya, organ tubuhnya lengkap dan tidak cacat sedikit pun. Apabila ikan
yang dibeli dari supplier tidak sesuai dengan standar perusahaan, maka
perusahaan akan membatalkan pembelian dari supplier. Sedangkan apabila
perusahaan memiliki ikan-ikan yang tidak memenuhi standar, maka
perusahaan tidak akan pernah menjual ikan tersebut kepada para
konsumennya.
Proses sortasi dilakukan setelah ikan dari supplier telah beradaptasi di
akuarium atau kolam bak minimal selama 3 hari. Sortasi yang dilakukan
yaitu sortasi berdasarkan ukuran ikan. Biasanya ikan yang selalu disortir
yaitu ikan-ikan yang hidup dan berasal dari habitat alam seperti, ikan Clown
loach (Botiamacracantha) dan Kalimantan tiger fish (Datnoides microlepis).
Tujuan penyortiran yaitu untuk menyeragamkan ukuran ikan yang dipelihara
sehingga perusahaan dapat menghasilkan produk dengan ukuran yang tepat
dan sama. Sehingga dengan itu, nilai jual ikan akan semakin meningkat.
Selain itu, penyortiran dapat menghindari persaingan ikan yang berukuran
kecil dengan ikan yang berukuran besar dalam mendapatkan makanan, saat
ikan-ikan tersebut dipelihara.
Proses aklimatisasi
Proses aklimatisasi merupakan upaya atau tahap penyesuaian fisiologis
ikan terhadap lingkungan atau tempat baru yang akan dimasukinya. Proses
aklimatisasi perlu dilakukan untuk menghindari kematian ikan akibat stress.
Proses aklimatisasi dilakukan terhadap ikan-ikan yang baru datang dari
supplier, ikan yang dipindahkan tempatnya atau ikan yang akan dimasukan
ke dalam akuarium yang baru dikuras. Proses aklimatisasi dilakukan pada
akuarium atau kolam bak yang airnya telah didiamkan atau dipersiapkan
terlebih dahulu minimal 3 hari sebelumnya. Ikan yang berada dalam
kemasan plastik (bag) ditaruh atau dimasukan kedalam akuarium atau bak
kolam dalam keadaan tertutup rapat. Kemasan plastik tersebut dibiarkan
mengambang dipermukaan air selama kurang lebih 30 menit untuk proses
penyesuaian suhu air. Setelah itu, kemasan plastik dibuka dan ikan dalam
dituangkan secara perlahan ke dalam akuarium atau bak kolam.
Pengobatan ikan
Pengobatan ikan-ikan yang sakit ditangani oleh staf QC dan staf farm.
Selain melakukan pengobatan ikan-ikan yang sakit bersama staf farm, staf
QC juga bertugas memberikan pembelajaran mengenai penggunaan obatobatan ikan kepada staf farm. Pembelajaran tersebut dilakukan dengan
menerangkan macam-macam obat, fungsi obat, dosis obat dan cara
pemberian obat. Staf QC terlebih dahulu harus mengetahui ikan mana yang
42
sedang sakit. Ikan yang sakit dapat diketahui dengan cara memeriksa kondisi
ikan di akuarium atau bak kolam melalui penglihatan secara kasat mata.
Sebab secara kasat mata, ikan yang sakit memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sirip ikan bagian atas punggung selalu kuncup atau tidak
mengembang.
2. Ikan sering menyendiri, selalu diam di sudut akuarium atau
menempel pada heater.
3. Ikan bergerak atau berenang terlalu aktif atau tidak normal seperti
berenang dengan menggelepar-gelepar.
4. Kulit tubuhnya berwarna tidak normal seperti berselaput dan
menjadi gelap.
5. Nafsu makan ikan berkurang.
6. Terdapat bintik-bintik putih pada kulit tubuhnya.
7. Kulit tubuhnya terluka dan mengeluarkan darah.
8. Ikan bernapas secara tersengal-sengal dan sering berada pada
permukaan air.
9. Ikan sering menggosok-gosokkan tubuhnya padadinding akuarium
atau kolam bak.
Selain pemeriksaan secara kasat mata, pemeriksaan dengan
menggunakan bantuan alat mikroskop pun dilakukan oleh staf QC.
Pemeriksaan dengan bantuan mikroskop tersebut bertujuan untuk
memastikan dengan tepat jenis penyakit yang diderita oleh ikan. Tahap
pemeriksaan ikan dengan bantuan mikroskop dilakukan dengan mengambil
beberapa sample ikan yang akan diperiksa, kemudian memotong atau
menggunting sirip ekor, insang dan kulitnya. Setelah itu, sirip ekor, insang
dan kulit ikan tersebut diperiksa dengan menggunakan mikroskop.
Penyakit yang sering timbul pada ikan-ikan yang dipelihara, lebih
banyak diakibatkan oleh adanya parasit, jamur dan bakteri yang menyerang
ikan. Parasit yang sering menyerang yaitu seperti Ichthyothirius atau yang
dikenal dengan White spot,parasit Trichodinadan Lernea (anchor worm atau
cacing jangkar). Bakteri yang sering menyerang ikan dan menyebabkan ikan
menjadi sakit yaitu bakteri Aeromonas hydrophilia. Sedangkan jamur yang
sering menimbulkan penyakit pada ikan disebabkan oleh serangan
Saprolegnia. Pengobatan dan penanganan ikan yang berpenyakit tersebut
dilakukan secara berbeda-beda, tergantung pada jenis penyakit yang diderita
ikan. Pengobatan tersebut dilakukan dengan memberikan jenis, dosis dan
cara penggunaan obat ikan yang sesuai dengan jenis penyakit yang diderita
ikan. Jenis obat-obatan yang sering dipakai oleh staf QC untuk proses
pengobatan
yaitu
Enrofloxacine,
Elbayou,
Methylene
blue,
Oxytetracyclinedan garam ikan.
Apabila terdapat ikan yang sakit, maka staf QC akan segera mengganti
tanda kartu kondisi ikan yang ada didalam kantung pada setiap akuarium
atau bak kolam. Kantung pada akuarium atau bak tersebut, diisi dengan
tanda kartu kondisi ikan dengan warna merah dan segera dilakukan
pengobatan. Setelah kondisi ikan membaik, maka kartu tanda kondisi ikan
k
diganti menjadi warna kuning. Tanda kartu kondisi ikan warna kuning
menandakan bahwa ikan berada dalam masa pemulihan. Setelah ikan pulih
dan kondisinya semakin membaik, staf QC akan mengganti tanda kartu
kondisi ikan dengan warna hijau. Apabila tanda kartu kondisi ikan berwarna
hijau, hal tersebut menandakan bahwa ikan dalam keadaan atau kondisi yang
benar-benar sehat dan siap untuk dikirim. Setiap kegiatan pengobatan yang
dilakukan oleh staf QC akan dicatat dalam kartu kendali pengobatan ikan.
Kartu kendali pengobatan ikan menunjukan jenis penyakit yang diderita ikan
dan pengobatan yang dilakukan. Kartu kendali tersebut juga menjadi acuan
bagi staf farm dalam melakukan pemeliharaan atau perlakuan rutin ikan.
Penanganan hama dan penyakit
Penanganan hama dan penyakit penting dilakukan, karena hama dan
penyakit merupakan salah satu faktor pengganggu kehidupan ikan-ikan yang
dipelihara. Hama yang sering menjadi pengganggu yaitu kucing yang sering
memangsa ikan-ikan yang ada didalam akuarium yang letaknya berada di
bagian rak paling bawah. Penanganan hama yang dilakukan yaitu dengan
memberi penutup yang terbuat dari plastik pada setiap bagian atas akuarium.
Selain itu, staf farm juga selalu menutup pintu farm setiap meninggalkan
ruangan farm.
Penyakit yang sering menyerang ikan-ikan yang dipelihara di farm
yaitu bakteri yang berjenis Aeromonashydrophila, parasit dengan jenis
Ichthyophthirius multifilisatau white spot, Trichodina sp., cacing jangkar
(Lernea cyprinaceae) dan jamur yang berjenis Saprolegnia sp. Setiap jenis
penyakit yang menyerang ikan tersebut memiliki cara penanganan yang
berbeda-beda. Berikut ini cara pengobatan ikan yang dilakukan oleh staf QC
dalam menangani penyakit-penyakit tersebut :
1. Aeromonashydrophila
Jenis bakteri yang sering menyerang ikan-ikan yang ada di farm
yaitu Aeromonas hydrophila yang dapat menyebabkan pengelupasan
sisik, pendarahan insang dan pembengkakan pada perut ikan yang pada
akhirnya dapat menyebabkan kematian pada ikan. Ikan yang terserang
penyakit ini menunjukkan gejala-gejala seperti adanya ikan yang mati
secara mendadak, berkurangnya nafsu makan, gerakan berenang yang
tidak normal (berputar-putar di atas permukaan air), warna insang pucat,
pembengkakan atau luka-luka pada tubuh ikan dan pemborokan pada
mata ikan.
Pengobatan yang dilakukan yaitu dengan memuasakan terlebih
dahulu ikan-ikan yang akan diobati, kemudian dengan memasukan
serbuk obat antibiotik Enrofloxacine sebanyak 15 ppm dan obat
Oxytetracycline sebanyak 5 sampai 10 ppm ke dalam air akuarium atau
bak kolam. Selama masa pengobatan ikan-ikan tidak diberi makan atau
dipuasakan agar proses pengobatan berjalan dengan efektif. Tindakan
preventif atau pencegahan pun dilakukan dengan menjaga, memantau dan
memeriksa kesehatan ikan secara kontinyu.
2. Ichthyophthirius multifilis atau white spot
44
Penyakit white spot atau bintik putih disebabkan oleh parasit
denganjenis Ichthyophthirius multifilis. Penyakit white spot menyerang
semua jenis ikan yang dipelihara di farm, terutama jenis ikan Black ghost
(Apteronotus albifrons). Tanda-tanda ikan yang terjangkit penyakit ini
yaitu terdapat bintik-bintik putih di seluruh bagian kulit tubuhnya.
Biasanya pemeriksaan terhadap adanya gangguan penyakit ini dilakukan
pada malam hari dengan cara mematikan lampu ruangan farm, kemudian
dengan menyorotkan cahaya lampu senter ke arah badan ikan dalam
akuarium atau kolam bak. Apabila ikan yang diperiksa terjangkit
penyakit white spot, maka akan terlihat bintik-bintik putih yang
berkilauan pada tubuh ikan. Tanda-tanda lainnya, yaitu pada sirip bagian
atas ikan terlihat kuncup, nafsu makannya berkurang, selalu menggosokgosokan badannya ke dinding akuarium atau bak kolam dan gerakannya
tidak lincah. Penyakit white spot ini dengan cepat dapat menyebar
melalui air, lalu dapat menular ke ikan-ikan lainnya yang berada di satu
akuarium atau bak kolam yang sama. Penyakit ini mudah berkembang
biak dengan cepat, sehingga perlu dilakukannya penggantian air dan
pemindahan akuarium atau kolam bak apabila penyakit ini telah
mengineksi salah satu akuarium atau bak kolam.
Cara pengobatan ikan yang terinfeksi penyakit ini, yaitu dengan
menggunakan obat Methylene blue bermerk Blitz icth atau Raid-All
dengan dosis sebanyak 10 ppm yang dimasukan atau diteteskan secara
langsung ke dalam air akuarium atau bak kolam. Selain itu, dapat juga
menggunakan garam ikan dengan dosis 3 sampai 5 ppt. Staf QC akan
menuliskan tindakan pengobatan ikan sakit tersebut pada kartu kendali
pengobatan ikan yang telah tersedia pada setiap akuarium atau bak
kolam. Kondisi ikan terus diperiksa dengan memperhatikan respon ikan
terhadap pemberian pakan, gerakan, kulit tubuh dan sirip bagian atasnya.
Apabila ikan yang diobati memperlihatkan nafsu makan yang cukup
tinggi, gerakannya kembali lincah, tidak ada bintik putih di kulit
tubuhnya dan sirip atasnya kembali mekar, maka ikan tersebut
dinyatakan kondisinya telah membaik. Ikan-ikan yang terus
memperlihatkan kondisi tersebut, pada akhirnya dapat dinyatakan
sembuh. Ikan-ikan yang telah sembuh tersebut akan segera dipindahkan
ke tempat baru yang sebelumnya telah disiapkan. Masa pengobatan untuk
jenis penyakit white spot ini yaitu paling cepat 3 hari.
3. Trichodina sp.
Trichodiniasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasit
Trichodina sp. Parasit Trichodinasp. tergolong kedalam ektoparasit yang
sering menyerang ikan-ikan yang dipelihara di farm. Penyakit
trichodiniasis menyebabkan timbulnya borok pada tubuh ikan yang
terinfeksi, rusaknya sirip ikan dan terganggunya pernapasan ikan.
Trichodina melekat pada tubuh ikan yang terinfeksi dan menyebabkan
luka atau kerusakan pada bagian pelekatan tersebut. Penularan penyakit
ini melalui kontak langsung dengan ikan atau melalui air yang telah
terkontaminasi.
Ciri-ciri ikan yang terserang Trichodina sp. yaitu warna tubuhnya
terlihat pucat, produksi lendir yang berlebihan dan tubuhnya terlihat
kurus. Diagnosis terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan
memotong lembaran insang, kulit tubuh dan sirip ekor ikan, lalu
dilakukan pemeriksaan secara mikroskopis. Pencegahan terhadap wabah
penyakit ini dapat dilakukan dengan cara pengendalian kualitas air,
karena mewabahnya penyakit ini berkaitan dengan rendahnya kualitas
air. Pengobatan ikan yang terserang penyakit ini dilakukan dengan
pemberian obat Oxytetracycline, Methylene blue dan garam ikan. Dosis
pemberian masing-masing obat tersebut yaitu Oxytetracycline dengan
dosis 10 ppm, Methylene bluedengan dosis 10 ppm dan garam ikan
dengan dosis 5 ppt. Cara pengobatan dilakukan dengan melakukan
pemuasaan ikan terlebih dahulu selama 1 hari, pemberian heater dan
tutup akuarium bagian atas.
4. Cacing jangkar atau Lernea cyprinaceae
Cacing jangkar atau anchor worm (Lernea cyprinaceae) atau sering
juga disebut sebagai kutu jarum merupakan parasit ikan yang berukuran
besar sehingga dapat dengan mudah dilihat dengan mata telanjang.Jenis
parasit inidisebut dengan cacing jangkar, karena bentuk tubuhnya yaitu
bagian kepalanya seperti jangkar yang terbenam pada tubuh ikan. Bagian
perut dan ekor parasit ini bergantung di tubuh ikan yang terinfeksi,
sehingga parasit ini akan lebih mudah terlihat sedang menempel pada
bagian tubuh ikan.
Parasit ini biasanyalebih seringmenyerang ikan-ikan yang berada di
kolam bak daripada di akuarium. Ikan-ikan yang sering terjangkit
penyakit ini yaitu Red rainbow (Glossolepis incisus) dan Boesmani
rainbow (Melanotaenia boesemani). Parasit ini menyerang bagian
permukaan luar tubuh ikan seperti kulit ikan dengan tujuan untuk
menghisap cairan tubuh ikan. Apabila mati, parasit ini akan
meninggalkan bekas lubang pada kulit ikan sehingga akan terjadi infeksi
sekunder oleh bakteri dan jamur. Parasit ini mengakibatkan kerusakan
pada jaringan pernapasan, mata, ekor dan sirip. Penyebaran parasit ini
yaitu, melalui kontak ikan, wadah dan peralatan pemeliharaan ikan yang
tidak bersih. Ikan yang terinfeksi parasit ini pertumbuhannya akan
lambat, sehingga menyebabkan ikan menjadi kurus. Pemeriksaan
dilakukan dengan cara melihat adanya tanda-tanda merah pada ikan,
kurusnya ikan, melihat bagian bawah sirip ikan untuk memastikan
apakah terdapat parasit tersebut atau tidak.
Pengobatan ikan dilakukan dengan cara menaburkan garam ikan
sebanyak 5 ppt pada kolam bak atau akuarium yang terinfeksi parasit ini.
Pencegahan dilakukan dengan cara menjaga kualitas air, salah satunya
yaitu dengan selalu menjaga kebersihan air dan melakukan penggantian
air secara rutin.
46
1
Proses karantina ikan
Ikan-ikan yang akan dikirim kepada konsumen sebelumnya harus
menjalani proses karantina terlebih dahulu. Tahap awal proses karantina
tersebut yaitu dengan memuasakan ikan-ikan yang akan dikirim selama satu
hari (24jam). Tujuannya agar ikan tidak mengeluarkan kotoran pada saat
proses pengiriman, karena kotoran ikan dapat menjadi racun bagi ikan-ikan
yang ada dalam kemasan. Ikan-ikan yang tercemar racun, akan sampai di
negara tujuan dalam keadaan yang sudah mati. Sehingga pemuasaan ikan
harus dilakukan untuk meminimalisasi tingkat DOA (death on arrival) yang
terjadi. Kegiatan karantina juga penting dilakukan untuk dapat memeriksa
dan memantau kondisi kelayakan ikan yang akan dikirimkan kepada para
konsumen.
Pada proses karantina ikan, staf penerimaan ikan dan karantina dapat
melakukan pemeriksaan jumlah dan kualitas ikan yang akan dikirimkan.
Adapun tahapan proses kegiatan karantina ikan yang dilakukan yaitu sebagai
berikut :
a. Pengisian wadah atau bak plastik untuk menampung air, lalucampurkan
serbuk Elbayousebanyak 0,2 ppmdan aduk rata hingga air menjadi
berwarna kekuning-kuningan.
b. Siapkan baskom plastik yang memiliki lubang-lubangkecil pada bagian
pinggirnya untuk jalan keluar air saat ikan dituangkan.
c. Buka ikatan kantung ikan, lalu tuangkan ikan secara perlahan ke dalam
baskom yang telah dipersiapkan.
d. Masukan air campuran serbuk Elbayou tadi ke dalam plastik kemasan
ikan sampai ½ tinggi kantung.
e. Masukan ikan yang sudah berada di baskom, ke dalam plastik secara
perlahan-lahan agar ikan tidak stress dan lompat.
f. Buang sisa gas yang masih ada dalam plastik kemasan, lalu isi plastik
dengan oksigen sampai ketinggian ¾ tinggi kantung.
g. Ikat kantung ikan dengan menggunakan beberapa karet gelang sampai
benar-benar rapat dan kencang.
h. Tuliskan keterangan mengenai jenis dan jumlah ikan pada kantung
plastik tersebut.
i. Simpan kantung plastik yang berisi ikan tersebut di ruangan karantina
dengan rapi dan teratur sesuai dengan daftar pengemasan (packing list)
ikan untuk kiriman.
2 Pengemasan (packing)
Pengemasan merupakan kegiatan penting yang perlu diperhatikan
untuk menjamin kondisi dan mutu tampilan produk yang akan dikirim
kepada para konsumen. Dalam kegiatan pengemasan ini diperlukan
keterampilan, kecepatan dan ketepatan dari para staf operasional (tim
packing)dalam melakukan persiapan dan pelaksanaan pengemasan. Tim
packing harus teliti dalam melakukan penggunaan ukuran plastik
kemasan,volume air, oksigen, pengikatan, pengemasan kedalam
boxstereofoam, pemasukan box ke kardus dan pemberian identitas box
(box label) pada setiap kemasan. Beberapa hal yang harus diperhatikan
untuk melakukan proses pengemasan, antara lain sebagai berikut :
a) Persiapan alat dan bahan packing
Persiapan packing dilakukan sebelum waktu packing berlangsung
yaitu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk kegiatan
packing. Alat-alat yang dipersiapan oleh tim packing untuk digunakan
saat kegiatan packing yaitu, sepatu boot, celemek, timbangan, tembakan
gas, baskom batu es, baskom untuk ikan, saringan, centong, bak sortir,
kertas, spidol, pulpen, cutter atau gunting dan roll lakban. Bahan-bahan
yang diperlukan untuk kegiatan packing yaitu, box stereofoam, kardus,
plastik kemasan (bag) ikan, air packing (air tandon), plastik dalam dan
luar untuk box stereofoam, karet gelang, impulse sealer, koran bekas, gas
oksigen, batu es, lakban, form timbangan dan box label.
Persiapan alat-alat packing dilakukan sebelum waktu packing
dilaksanakan, begitu pula dengan bahan-bahan untuk kegiatan packing.
Bahan-bahan seperti, plastik kemasan ikan, box stereofoam dan kardus
harus disesuaikan dengan jumlah dan ukuran yang diminta oleh bagian
penjualan berdasarkan permintaan dari konsumen. Plastik kemasan ikan
dibuat rangkap dan dibentuk kembali sisi bawahnya agar kemasan ikan
tidak mudah bocor dan ikan dalam kemasan tidak terjepit di sisi bawah
plastik. Kardus dibentuk dengan cara dilakban beberapa lapis pada
bagian bawahnya dengan rapat. Staf packing membuat es batu untuk
keperluan packing yaitu maksimal 2 hari sebelum jadwal packing
berlangsung. Koran bekas digunakan untuk melapisi alas dan bagian
samping box stereofoam, agar suhu dalam box stabil. Penggunaan koran
bekas biasanya diperlukan untuk kiriman dengan tujuan negara yang
letaknya sangat jauh atau kondisi negara tujuan tersebut sedang
mengalami musim dingain. Setiap box stereofoam juga diberi plastik
dalam, untuk melapisi bagian dalam box stereofoam. Pada proses
persiapan ini juga, tim packing akan mengurutkan dan mencocokan ikanikan dengan daftar pengemasan (packing list) yang telah dibuat oleh
bagian penjualan.
Air tandon dipersiapkan oleh staf QC dengan jangka waktu 2
sampai 3 hari sebelum waktu packing berlangsung. Air tandon yang
dibuat dibagi menjadi 2 yaitu, bak dengan air tandon yang dicampur obat
MS-222 (Tricaine methane-sulfonate) dan EM-4 (Effective microorganisms 4) masing-masing dengan dosis 10 ml/liter. Air tandon
dicampur dengan obat MS-222 atau EM4 minimal 6 jam sebelum proses
packing berlangsung. Staf QC memastikan bahwa air yang dibuatnya
memiliki pH dan suhu yang telah sesuai dengan SOP packing, yaitu suhu
air memiliki pH 7 dan bersuhu 28°C. Staf QC memeriksa pH air packing
dengan menggunakan pH tester dan memeriksa suhunya dengan
menggunakan termometer air.
Air tandon yang mengandung MS-222 digunakan untuk kirimankiriman dengan jarak yang jauh seperti kiriman ke negara Rusia dan
48
Turki. Sedangkan air tandon yang mengandung EM-4 digunakan untuk
kesemua kiriman. Tujuan penggunaan MS-222 yaitu untuk membius
ikan-ikan kiriman dengan tujuan untuk meminimalisasi kematian ikan
pada saat berada diperjalanan. Tujuan penggunaan EM-4 yaitu untuk
meningkatkan daya tahan tubuh ikan dan meningkatkan kualitas air.
b) Proses packing
Proses packing memerlukan waktu 2 sampai 4 jam untuk proses
pengemasan produk dengan jumlah 30-60 box. Proses packing dimulai
dengan pengambilan atau pengangkutan ikan-ikan dalam bag yang
sebelumnya telah diurutkan sesuai dengan packing list yang ada, ke
bagian pengemasan ikan. Di bagian pengemasan ikan dilakukan
penggantian air, bag, gas oksigen dan pengikatan. Sebelumnya staf
packing, menyiapkan plastik dan mengisinya dengan air packing
sebanyak 2 liter. Lalu, kemasan ikan dibuka untuk dituangkan secara
perlahan ke dalam baskom penuangan ikan. Setelah itu, ikan dituangan
kedalam bag dengan hati-hati dan perlahan agar ikan tidak melompat.
Tim packing bagian pengemasan melakukan pembuangan gas sisa
oksigen yang ada di dalam bag sampai habis, kemudian mengisikan bag
tersebut dengan gas oksigen yang berasal dari tabung.
Setelah itu dilakukan pengikatan bag dengan beberapa karet gelang
agar ikatan menjadi lebih erat. Bag yang berisi ikan tersebut kemudian
dimasukan kedalam box stereofoam yang disesuaikan dengan packing list
yang ada. Setelah box stereofoam terisi hingga 4 sampai 6 bag, lalu box
diberi kurang lebih 5 es batu yang ditempatkan dibagian sisi-sisi dan
tengah box. Ukuran batu es yang digunakan yaitu ukuran plastik es
mambo. Setelah itu, plastik lapisan dalam ditutup kemudian ditutup dan
dilakban. Box dimasukan ke plastik bagian luar, lalu dimasukan kembali
ke dalam kardus. Setelah itu, kardus ditutup dan dilakban dengan
beberapa lapisan agar lebih rapat. Tahap selanjutnya yaitu tim
packingmenuliskan nomor urut box pada setiap bagian tutup atas box,
untuk kemudian selanjutnya dilakukan penimbangan.
c) Penimbangan
Penimbangan dilakukan dengan cara mengangkat box, ke atas
timbangan digital untuk diukur beratnya. Penimbangan box sangat
penting dilakukan karena berat total box sangat menentukan kesesuaian
antara space cargo yang telah dipesan sebelumnyadengan space cargo
yang benar-benar dibutuhkan untuk pengiriman produk. Karena apabila
berat box tidak sesuai (lebih atau kurang berat) dari spacecargo yang
telah dipesan, maka perusahaan akan terkena denda. Oleh karena itu,
perusahaan menetapkan standar berat box yaitu setiap box harus memiliki
berat rata-rata sebesar 20 Kg. Berat setiap box dicatat dengan baik di
dalam form timbangan untuk dijumlahkan berat keseluruhan box yang
dikirim ke konsumen.
d) Pemberian label box
Pemberian label box dilakukan pada saat seluruh box yang akan
dikirimkan ke konsumen telah selesai terkumpul. Pemberian label box
bertujuan untuk keperluan data produk yang digunakan pihak cargo,
penerbangan dan karantina ikan. Selain itu, pemberian label pada setiap
box digunakan sebagai identitas produk yang dikirimkan oleh perusahaan
kepada konsumen.Label yang ditempelkan di setiap box yaitu, label kode
penerbangan, kode agent cargo, keterangan isi jenis produk, nomor box,
alamat dan nama perusahaan penjual serta pembeli.
3 Proses distribusi
Proses distribusi produk ke tangan konsumen sangat panjang dan
memakan cukup banyak waktu. Proses distribusi produk tersebut
melibatkan beberapa pihak yaitu pihak perusahaan, agent cargo dan
penerbangan (airlines). Proses distribusi produk yang dilakukan oleh
pihak perusahaan yaitu pengangkutan produk ke Balai Besar Karantina
Ikan dan gudang bandara di Bandara Internasional Soekarno-Hatta,
Cengkareng, Jakarta Selatan. Perjalanan dari perusahaan hingga sampai
di gudang bandara memerlukan waktu kurang lebih 2 jam. Produk yang
telah berada di gudang bandara akan ditangani oleh agent cargo yang
telah disewa oleh pihak perusahaan. Setelah itu, pihak penerbangan yang
akan menangani produk milik perusahaan dari gudang ke pesawat
terbang. Setelah berada di bandara negara tujuan, maka pihak airlines
akan menangani produk untuk sampai ke karantina ikan yang ada di
negara tersebut. Setelah itu, pihak konsumen yang akan mengambil
produk dari karantina ikan ke tempatnya. Proses distribusi yang cukup
memerlukan waktu banyak ini membutuhkan perhatian yang cukup,
karena ketahanan ikan hias yang dikemas memiliki keterbatasan,
sehingga penentuan waktu pengemasan sangat penting. Secara umum,
proses distribusi tersebut ditunjukkan oleh Gambar 3.
Dilakukan oleh pihak perusahaan
Perusahaa
n
Balai Besar
Karantina Ikan
Kantor
Bea Cukai
Gudang
Barang
Bandara
Perjalanan
Konsumen
Karantina
Ikan Luar
Negeri
tujuan
Import-Export
Administration
Gudang
Barang
Bandara
Dilakukan oleh pihak konsumen
Gambar 3. Bagan alur distribusi ikan hias pada PT QHJAI
Cargo agent
dan airlines
50
a. Pengangkutan ke mobil
Pengangkutan box ke dalam mobil angkutan (mobil box) dilakukan
dengan hati-hati, mengingat produk di dalam box merupakan makhluk
hidup. Pengangkutan box ke dalam mobil, dilakukan berurutan sesuai
dengan nomor box dan disusun rapi agar dapat mengefisiensikan
kapasitas angkutan. Perusahaan menggunakan mobil box milik
perusahaan, apabila jumlah box yaitu maksimal 35 box. Sedangkan
apabila jumlah box yang dikirimkan yaitu lebih dari 35 box maka
perusahaan akan menyewa mobil box milik Raiser Cibinong, Bogor yang
dapat mengangkut jumlah box hingga 60 box.
b. Perjalanan ke bandara
Proses distribusi menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta,
Cengkareng, Jakarta Selatan dilakukan oleh staf handling. Staf handling
juga membawa dokumen-dokumen untuk kebutuhan proses ekspor
produk perusahaan yang dibawanya. Perjalanan menuju bandara harus
tepat waktu, dikarenakan untuk mengantisipasi terjadinya ketertinggalan
pesawat.
c. Ke karantina ikan
Ikan-ikan dalam box yang telah sampai di Karantina Hewan, Ikan
dan Tumbuhan (Bandara Internasional Soekarno-Hatta), akan diperiksa
oleh staf karantina. Pemeriksan dilakukan dengan cara membuka
beberapa box secara acak. Staf karantina akan menyesuaikan invoice
karantina dan packing list dengan produk yang dibawa oleh staf handling.
Pemeriksaan fisik dan laboratorium pun dilakukan untuk mengetahui
bahwa ikan-ikan yang diekspor bukan merupakan jenis ikan yang
dilindungi oleh pemerintah dan tidak membawa bibit penyakit. Di dalam
kantor Balai besar Karantina Ikan, staf handling akan memberikan
dokumen yang dibawanya yaitu HC (healt certificate for fish and fish
products) dan COO (certificate of origin) untuk dicap dan
ditandatangani.
d. Ke kantor bea cukai
Staf handling juga menuju kantor bea cukai yang masih berada di
kawasan bandara untuk menyelesaikan permasalahan surat menyurat dan
administrasi untuk melakukan kegiatan ekspor produk. Staf handling
membawa dokumen-dokumen surat seperti NPE (nota pelayanan ekspor),
SSPCPC (surat setoran pabean, cukai dan pajak), invoice bea cukai dan
SL (statement letter) untuk diperiksa dan diverifikasi.
e. Gudang
Staf handling lalu menuju gudang barang di bandara untuk proses
pengangkutan produk ke pesawat terbang. Box yang berada di mobil
pengangkut lalu ditangani oleh agent cargo untuk diturunkan, kemudian
ditimbang dan diberi label produk. Sementara itu, staf handling
mengurusi dokumen-dokumen seperti, AWB (air waybill), HAWB
(houseair waybill), consolidation cargo manifest dan invoice custom
untuk diperiksa dan diverifikasi oleh pihak cargo agent.
4 Scanning dan pengiriman dokumen
Setelah proses penanganan produk dan dokumen-dokumen di
gudang bandara selesai, maka staf handling kembali ke perusahaan untuk
melakukan proses scanning dan pengiriman dokumen-dokumen yang
telah dicap, ditandatangani dan diverifikasi oleh pihak-pihak yang
berkaitan. Semua dokumen yang berkaitan dengan produk, pengiriman
dan perizinan ekspor dikirimkan melalui e-mail ke alamat e-mail milik
konsumen.
5 Klaim atau tanggapan dari konsumen
Klaim atau tanggapan dari konsumen mengenai produk yang
dikirimkan oleh perusahaan biasanya dilakukan 3 sampai 5 hari setelah
jadwal keberangkatan produk. Klaim atau tanggapan tersebut dinamakan
DOA claim, yang didalamnya berisikan keterangan jenis dan jumlah ikan
yang mati saat di perjalanan. Ikan-ikan yang tertulis dalam DOA claim,
tentunya tidak akan diperhitungkan oleh pihak konsumen sebagai jumlah
pembayaran yang harus dikirim ke perusahaan. Konsumen akan
mengirimkan DOA claim tersebut dengan dilengkapi bukti foto-foto.
Pemasaran (4P)
Penjualan ikan hias yang dilakukan oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
bertujuan untuk memenuhi permintaan luar negeri. Pembelian adalah importer dari
berbagai Negara yang berminat membeli komoditas ikan hias air tawar khususnya
Negara Australia.
Dalam kegiatan pemasarannya PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
memperhatikan bauran pemasaran (marketing mix) yang terdiri dari empat variabel
penting pemasaran., yaitu produk (product), harga (price), tempat (place), dan
promosi (promotion) pemasaran serta memenuhi segmen pasar yang dituju. Keempat
variabel tersebut sangat berkaitan satu sama lain yang disesuaikan dengan kondisi
pasar yang berubah-ubah de Negara tujuannya.
a. Produk (product)
Ikan hias air tawar yang ditampung oleh PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
yang berjumlah 249 jenis ikan hias, yang disiapkan berdasarkan permintaan
dari pihak importir
Produk yang dihasilkan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia dikemas dengan
plastic ukuran besar dan plastic ukuran kecil yang dirangkap agar tiak bocor.
Ikan hias yang selesai dikemas dimasukkan kedalam box steorofoam. PT. Qian
Hu Joe Aquatic Indonesia memperhatikan produknya dalam hal sebagai
berikut:
1. Kesehatan
Cirri ikan yang sehat adalah yang berwarna cerah (bercahaya), sirip ikan
rapi, tidak ada kelainan dan mata tidak berselaput, serta tidak kelihatan
lemas. Hal ini dapat ditentukan secara kasat mata pada saat ikan di sortir
sebelum pengiriman, namun untuk membuktikan ikan itu sehat atau tidak
52
PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia sudah memiliki miscroskop yang
diperiksa oleh pihak QC (Quality Control).
2. Warna Ikan
Warna ikan untuk standar ekspor adalah ikan hias yang berwarna cerah.
Untuk menjaga kecerahan warna pada ikan hias, perlu adanya
pemeliharaan ikan yang yang baik serta pemberian pakan yang sesuai
dengan bobo pada saat penampungan. Tempat yang digunakan untu
menampung ikan juga mempengaruhi warna dari ikan hias yang akan di
ekspor.
3. Ukuran
Perusahaan sangat memperhatikan ukuran sesuai dengan pesanan
menurut ukuran biasanya 2 inchi untuk ikan botia.
4. Pengemasan
Perusahaan melakukan pengemasan yang baik terhadap semua jenis ikan
yang akan di ekspor. Kemasan yang digunakan telah sesuai dengan
standar ekspor agar kondisi ikan pada saat pengiriman tetap terjaga dan
tiba di Negara tujuan dalam kondisi yang sehat.
b. Harga (price)
Harga-harga yang ditawarkan PT. Qian Hu Joe Aquatic Indonesia bervariasi
berdasarkan jenis ikan, ukuran, dan tingkat kemudahan dalam memperoleh ikan
hias. Biaya untuk pengiriman telah dicantumkan ke dalam invoice yang akan
dibayarkan terlebih dahulu oleh pelanggan. Perusahaan menetapkan harga
dengan menaikkan harga sebesar 100% dari harga yang diberikan oleh
pemasok. Perusahaan juga memberi bonus kepada pelanggan dengan maksud
untuk mempertahankan pelanggannya.
c. Distribusi (place)
Distribusi merupakan kegiatan pemasaran agar produk sampai kepada
konsumen dengan cepat dan terutama saat dibutuhkan konsumen.
Distribusi juga merupakan kegiatan yang mempermudah dan
memperlancar produk dan jasa dari produsen dan konsumen sehingga
penggunaannya sesuai ( jenis, jumlah, harga, tempat, dan waktu). PT.
Qian Hu Joe Aquatic Indonesia menggunakan saluran pemasaran
langsung untuk memasarka produknya. Pengiriman dilakukan dengan
menggunakan mobil pick-up yang bekerja sama dengan perusahaan
kargo penerbangan yang dikirim melalui bandara Soekarno-Hatta. Akses
penghubung yang dekat dengan jalan tol sangat memudahkan proses
pengiriman ke bandara.
d. Promosi (promotion)
Promosi yang dilakukan oleh perusahaan sebagian besar melalui fasilitasfasilitas internet. Peggunaan internet merupakan cara yang sangat efektif
untuk mendapatkan konsumen yang jelas dari seluruh dunia. Perusahaan
memiliki situs tersendiri yang telah terdaftar dalam komunitas internet.
Selain itu perusahaan telah mendaftarkan situsnta pada mesin pencarian (
searching engine) seperti google, yahoo, dan lain-lain. Data dan
informasi dalam situs yang ditawarkan selalu yang terbaru karena setiap
minggunya pihak perusahaan selalu memperbaharuinya (update).
Tanggapan dari masyarakat dunia sangatlah besar. Hal ini dapat dilihat
dari banyaknya email dan faksimili yang diterima oleh perusahaan.
Promosi juga dilakukan dengan mengikuti pameran-pameran ikan hias di
luar negeri setiap tahunnya dengan penyebaran brosur-brosur. Bentuk
promosi lainnya dengan metode “personal selling”, yaitu dengan
berkomunikasi langsung melalui telepon, faksimili, serta mengirim email kepada pelanggan. Selain itu pemilik perusahaan melakukan
kunjungan ke luar negeri untuk memperbanyak relasi dan
memperkenalkan lebih dalam mengenai perusahaan.
Identifikasi Sumber Risiko
Risiko produksi akan mempengaruhi tingkat produksi yang dihasilkan,
dengan demikian terjadinya fluktuasi dalam produksi yang dihasilkan oleh
perusahaan menunjukkan bahwa perusahaan menghadapi adanya risiko dalam
kegiatan produksi. Risiko produksi yang terjadi pada PT QHJAI disebabkan
oleh curah hujan yang fluktuatif dan kualitas pakan serta penyakit yang sulit
diprediksi. Risiko produksi ini menyebabkan produksi ikan hias menjadi rendah
sehingga penerimaan perusahaan semakin kecil.
Sumber-sumber risiko yang ada pada PT QHJAI dalam mengusahakan ikan
hias antara lain 1) cuaca dan iklim; 2) kualitas pakan; 3) serangan hama penyakit.
Faktor ini erat kaitannya dengan cuaca dan iklim, diamana saat musim hujan penyakit
lebih rentan untuk menyerang ikan hias; 4) human error; 5) kualitas air. Faktor ini
merupakan faktor utama pada usaha ikan hias, sehingga kualitas air harus sesuai
dengan standar lingkungan hidup ikan hias.
Adanya risiko produksi pada usaha ini ditunjukkan dengan adanya variasi atau
fluktuasi survival rate yang diperoleh. Fluktuasi survival rate dipengaruhi oleh
akumulasi dari sumber risiko yang terjadi selama proses produksi berlangsung.
Risiko produksi yang dibahas dalam penelitian ini difokuskan pada komoditas
ikan hias lown loach, black ghost, dan silver arowana. Penentuan risiko produksi
pada penelitian ini didasarkan pada penilaian variance, standard deviation, dan
coefficient variation yang diperoleh dari hasil peluang terjadinya suatu kejadian.
Peluang terjadinya suatu kejadian dapat dilihat dari kondisi rata-rata produksi yang
dihasilkan oleh masing-masing komoditas, berarti tidak berdasarkan nilai tertinggi,
normal, ataupun terendah. Tabel 9 memperlihatkan nilai peluang yang diperoleh dari
12 kondisi kejadian yang terjadi pada dua komoditi yaitu ikan clown loach dan black
ghost dan dari sepuluh kejadian yang terjadi pada komoditi silver arowana. Peluang
kejadian komoditi clown loach dan black ghost berarti 1/12 untuk masing-masing
kejadian, sedangkan silver arowana memiliki peluang kejadian 1/10 untuk masingmasing kejadian karena pada 12 periode produksi hanya melakukan 10 kali produksi.
Rata-rata produksi masing-masing komiditas dapat dilihat pada Tabel 9.
54
Tabel 9. Data produksi ikan hias pada PT QHJAI tahun 2012
Periode
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Clown Loach
(ekor)
10,000
10,800
8,000
3,495
9,000
8,388
4,596
2,438
1,401
1,401
1,193
1,062
Black Ghost
(ekor)
2,500
1,200
2,000
1,585
3,000
3,000
1,500
2,500
1,757
1,757
1,560
1,550
Silver Arowana
(ekor)
177
350
500
1,254
840
758
747
634
270
0
0
259
Dari Tabel 9 dapat diketahui besarnya peluang kejadian untuk masing-masing
komoditas dalam penentuan sumber-sumber risiko pada PT QHJAI. Rata-rata
produksi dan penerimaan setelah diketahui peluang kejadian untuk masing-masing
komoditi dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Peluang kejadian untuk masing-masing komoditas
Komoditas
Clown Loach
Black Ghost
Silver Arowana
Rata-rata
produksi
(ekor)
5,148
1,992
482
Harga (Rp/ekor)
Penerimaan
(Rp)
7,388
5,700
34,000
38,033,424
11,354,400
16,388,000
Tabel 10 menunjukkan kondisi produktivitas dan pendapatan masing-masing
komoditas. Pada tabel dapat dilihat produktivitas tertinggi pada komoditi clown loach
karena produksi komoditas ini merupakan komoditas unggulan dari perusahaan.
Kondisi produksi dan penerimaan masing-masing komoditas pada kondisi yang
tidak stabil setiap bulannya. Adanya produksi dan penerimaaan yang berfluktuasi
mengindikasikan peluang perusahaan memperoleh produksi dan penerimaan
tertinggi, tidak sama setiap periode produksi. Hal tersebut mengindikasikan adanya
risiko yang mempengaruhi tingkat produksi ikan hias di PT QHJAI.
Ikan hias merupakan komoditi yang rentan terhadap kondisi lingkungan tempat
ikan hias tunbuh. Pertumbuhan maksimal akan diperoleh apabila kondisi lingkungan
ikan hias tersebut memenuhi standard an sesuai dengan karakteristik ikan. Kondisi
suhu, cuaca, dan air menjadi faktor utama yang memperngaruhi pertumbuhan ikan
hias. Untuk ikan hias dengan media tumbuh dalam akuarium selain faktor diatas,
terdapat beberapa faktor lain yang mempongaruhi pertumbuhan ikan hias diantaranya
kualitas induk, kualitas pakan, air, proses perawatan, dan stabilitas suhu6.
Dalam hal ini terdapat faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya
risiko pada usaha budidaya ikan hias diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Kondisi Cuaca atau Iklim
Kondisi cuaca dan iklim menjadi salah satu faktor munculnya risiko dalam
produksi ikan hias, hal ini dikarenakan perubahan cuaca yang sulit diprediksi.
Menurut informasi di lapangan saat ini cuaca tidak dapat dikendalikan karena
selalu berubah-ubah tidak sesuai dengan siklus normal. Kondisi cuaca sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan, cuaca yang buruk akan
mengakibatkan ikan yang dibudidaya menjadi lambat pertumbuhannya.
Pada dasarnya ikan hias di tampung di ruangan tertutup dengan menempatkan
akuarium sebagai media lingkungan hidup ikan. Musim kemarau menjadikan
suhu udara menjadi tinggi, hal ini berpengaruh terhadap suhu air di akuarium.
Kemampuan ikan dalam penyesuaian suhu air di akuarium sangat terbatas
sehingga menjadikan pertumbuhan ikan menurun. Sedangkan pada musim
hujan, suhu lingkungan budidaya menjadi menurun dan berimplikasi terhadap
suhu air di akuarium, akibatnya ikan tidak selera makan karena suhu yang
berbeda dari suhu normal. Hal ini diantisipasi dengan penggunaan heater dalam
akuarium yang berfungsi sebagai pengatur suhu, namun hal ini dirasa kurang
efektif karena biaya yang dikeluarkan menjadi meningkat.
Parameter kualitas air dilihat dari suhu air di media pemeliharaan dan pH air. Suhu
yang baik untuk budidaya ikan hias clown loach, black ghost, dan silver arowana
antara 27-280C, sedangkan pH normal untuk budidaya ikan hias di akuarium
berkisar antara 7,0-7,5. Dilihat dari perkembangan produksi ikan hias yang
dihasilkan PT QHJAI pada tahun 2011 dan 2012 menunjukkan produksi ikan hias
mengalami fluktuasi. Hal ini disebabkan pada saat curah hujan tinggi produksi ikan
hias akan menurun, kondisi ini terkait dengan perkembangan siklus curah hujan
yang ada di Bogor.
Penelitian Silaban (2011) menunjukkan bahwa kondisi cuaca yang tidak
stabil akan mempengaruhi terhadap tingkat survival rate ikan hias. Pada komoditas
ikan discus dan maanvis pada saat curah hujan tinggi, tingkat survival rate kedua
jenis ikan tersebut rendah, sednagkan sebaliknya. Namun pada ikan lobster, tingkat
curah hujan yang tinggi tidak mempengaruhi tingkat survival rate ikan tersebut.
Kondisi cuaca dan iklim berbanding terbalik dengan yingkat survival rate ikan
discus dan maanvis. Dengan demikian kondisi cuaca dan iklim cukup
mempengaruhi tingkat survival rate ikan hias.
2. Kualitas Pakan
Pakan alami merupakan salah satu jenis pakan yang digunakan dalam
pembesaran ikan. Pakan alami biasanya diberikan dalam keadaan hidup, beberapa
6
http://o-fish.com/Air/kualitas_air.php
56
diantaranya dalam bentuk segar dan berukuran sangat kecil sehingga cocok untuk
larva dan benih ikan atau induk ikan hias yang berukuran kecil.
Pakan alami yang diberikan pada kegiatan pembenihan ikan hias di PT
QHJAI adalah cacing sutra, cacing darah beku (Bloodwarm), dan pelet. Pakan pelet
dan cacing darah beku masing-masing diberikan untuk ikan silver arowana,
sedangkan cacing sutra untuk pakan ikan hias clown loach dan black ghost.
Perbedaan penggunaan pakan pada ketiga ikan hias tersebut didasarkan pada
beberapa hal yang diperhatikan dalam pemilihan pakan alami yang diberikan
harus sesuai dengan bukaan mulut ikan hias dan mudah dicerna, organisme pakan
alami mudah dibudidayakan secara ekonomis.
Frekuensi pemberian pakan untuk masing-masing jenis sebanyak tiga kali
sehari yaitu pada pagi, siang dan sore hari berturut-turut mulai pukul 08.00 WIB,
13.00 WIB, dan pukul 16.30 WIB. Pakan yang diberikan disesuaikan dengan
jenis ikan, sedangkan jenis pakan yang diberikan disesuaikan terhadap jenis ikan
yang di pelihara. Pada pembeesaran ikan hias pemberian pakan selalu memperhatikan
kualitas pakan karena sangat besar pengaruhnyna terhadap pertumbuhan ikan
terlebih kepada kualitas warna , ukuran dan bentuk ikan.
Ketersediaan pakan dalam budidaya pembenihan sangat mutlak dalam
pembenihan, untuk memenuhi pasokan pakan tersebut pihak PT QHJAI mengambil
kenijakan untuk membeli pakan dari pemasok. Pakan alami seperti cacing darah
beku (Bloodworm) dipasok dari daerah sentra penghasil pakan alami seperti Bandung
yang dikemas dengan berat satu kilogramyang terdiri dari sepuluh lempeng cacing
beku dan kutu air per masing-masing kemasan, untuk menjaga kualitas kedua
pakan tersebut maka pakan alami disimpan dalam freezer supaya tidak mencair dan
busuk, sedangkan cacing sutera (Tubifex) diperoleh dari para pengumpul cacing yang
berlokasi di Bogor. Sebelum digunakan, cacing ditampung dalam bak yang
dilengkapi dengan aerasi dengan ketinggian air 15cm. Cacing sutera dipasok dari
daerah Bogor dan diberikan pada ikan dalam keadaan hidup, pakan cacing sutera
berguna untuk mempercepat pertumbuhan dan metabolisme ikan karena
mengandung lemak yang sangat tinggi, kaya akan berbagai mineral dan protein
sehingga dapat mempercepat pertumbuhan ukuran ikan hias.
Pakan yang diberikan telah melalui beberapa tahapan yang selektif namun
sangat memungkinkan bahwa pakan alami terjangkit oleh bakteri dan virus
sehingga tidak jarang sumber penyakit ikan tidak hanya berasal dari lingkungan
budidayanya juga berasal dari pakan yang diberikan. Pakan yang buruk biasanya
cepat mati dan tidak tahan lama, sehingga kualitas air menjadi buruk akibat dari
degradasi pakan dalam air.
Hasil penelitian Silaban (2011) pakan yang diberikan kepada ikan hias sangat
mempengaruhi kualitas ikan yang diproduksi. Ada dua jenis pakan yang biasa
digunakan dalam produksi ikan hias, yaitu pakan alami dan pakan buatan. Pakan
alami sangat rentan membawa penyakit ikan, karena pakan jenis ini berasal dari alam
sehingga harus dilakukan perlakuan khusus sebelum pakan ini diberikan pada ikan
hias. Pakan buatan diberikan pada dengan memperhatikan frekuensi pemberian
pakan, sehingga fungsi pakan tersebut dapat diperoleh secara maksimal.
3. Serangan Penyakit
Secara umum penyebab timbulnya suatu penyakit pada ikan dapat
disebabkan tiga faktor, yaitu kondisi tubuh ikan yang kurang baik, lingkungan
pemeliharaan yang kurang baik dan patogen atau hewan lain pembawa penyakit.
Ketiga faktor tersebut mempunyai hubungan yang erat, sebab bila salah satu faktor
terjadi maka serangan penyakit pasti terjadi. Untuk mencegah timbulnya penyakit,
maka kondisi tubuh ikan dan lingkungan harus dijaga agar tetap terhindar dari
masuknya patogen pembawa penyakit. Kondisi tubuh ikan yang kurang baik
dapat terjadi akibat lingkungan yang kurang baik, misalnya kualitas airnya buruk.
Kondisi ini dapat menyebabkan nafsu makan menurun yang akhirnya menimbulkan
pergerakan pasif.
Beberapa penyakit ikan di PT QHJAI yang sering muncul, diantaranya
penyakit jamur, white spot, tricodina dan penyakit ich. Dalam mengendalikan
penyakit, pencegahan merupakan tindakan yang paling efektif dibandingkan
dengan pengobatan. Selain tidak menimbulkan efek samping tindakan
pencegahan juga tidak mememerlukan biaya yang besar. Pencegahan sebaiknya
dilakukan sebelum kegiatan pemeliharaan dimulai atau pada saat tanda-tanda
serangan penyakit mulai terlihat untuk mencegah meluasnya penyakit. Upaya yang
dilakukan oleh PT QHJAI dalam mencegah timbulnya penyakit dimulai dengan
mengeringkan dan membersihkan akuarium/wadah pemeliharaan untuk memotong
siklus hidup penyakit, menjaga lingkungan sesuai dengan lingkungan budidaya
ikan, memisahkan ikan yang terjangkit penyakit dengan ikan sehat, memberikan
pakan tambahan yang cukup dengan penambahan nilai gizi pada pakan, dan
melakukan penanganan yang baik agar tidak menimbulkan luka pada tubuh ikan.
Tindakan pengobatan sebaiknya merupakan tindakan terakhir sebab selain
mempunyai efek samping juga membutuhkan biaya yang besar.
Beberapa tindakan pengobatan yang dilakukan oleh pihak PT QHJAI dalam
pengobatan ikan yaitu:
a. Pengobatan langsung, yaitu dengan menebarkan bahan kimia atau
obat ke wadah pemeliharaan ikan secara langsung dengan dosis dan
waktu yang telah ditentukan.
b. Treatment, yaitu dengan merendam ikan yang terserang penyakit ke
dalam suatu larutan bahan kimia atau obat dengan dosis dan waktu
yang telah ditentukan.
c. Pengobatan melalui makanan (oral), yaitu dengan memberi pakan yang
sudah dicampur obat dengan dosis tertentu pada ikan yang sudah
terserang penyakit.
d. Pengobatan langsung pada ikan yang terserang, yakni dengan mengambil
ikan yang terserang kemudian dilakukan penanganan yang intensif.
Dalam penelitian Silaban (2011) didapatkan bahwa serangan penyakit
merupakan sumber risiko yang cukup besar dan dapat terjadi dalam berbagai fase
hidup ikan hias, mulai dari fase telur sampai dewasa. Hal ini sangat dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan tempat hidup ikan hias dan kondisi tubuh ikan tersebut. Pada
peneletian ini disebutkan bahwa pencegahan dan pengobatan yang dilakukan pada
ikan yang terserang penyakit masih dilakukan dengan cara yang tradisional.
4. Kelalaian Tenaga Kerja (Human Error)
58
Salah satu sumber daya perusahaan yang sangat penting adalah tenaga kerja
atau karyawan. Tenaga kerja merupakan sumber daya manusia yang digunakan
perusahaan dalam aktifitas usaha. PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia memiliki tenaga
kerja yang sesuai dengan jenjang keahlian yang dimiliki. Tenaga kerja dalam
kegiatan produksi di PT QHJAI melakukan kegiatan perawatan ikan hias yang
diusahakan. Proses perawatan tersebut merupakan kegiatan yang sangat menentukan
dalam bisnis ikan hias di PT QHJAI. Hal ini dikarenakan proses perawatan akan
berpengaruh terhadap kualitas ikan hias yang akan di jual. Jika perawatan yang
dilakukan kurang baik, maka kualitas ikan yang dihasilkan pun tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
Salah satu cara untuk meminimalisir risiko yang terjadi dari tenaga kerja, PT
Qian Hu Joe Aquatic Indonesia menerapkan Standar Operating Procedures (SOP)
yang bertujuan untuk memberikan deskripsi pekerjaan yang sesuai dengan jabatan
yang di emban nya. Hal ini memberikan standar kinerja yang seharusnya dilakukan
oleh para tenaga kerja. Tidak menutup kemungkinan adanya risiko kematian ikan hias
disebabkan oleh kelalaian tenaga kerja.
Saat pelaksanaan penelitian, penulis menyaksikan beberapa kejadian kelalaian tenaga
kerja diantaranya, salah satu tenaga kerja perawatan lupa untuk memberikan selang
aerasi dalam akuarium sehingga mengakibatkan semua ikan hias mati dalam
akuarium tersebut. Selain itu, adajuga tenaga kerja perawatan yang memberikan
pengobatan tidak melalui takaran pengobatan yang sesuai standar, sehingga
mengakibatkan kematian pada ikan tersebut.
5. Kualitas Air
Air merupakan media utama dalam usaha ikan hias, kualitas air yang digunakan
dalam usaha ikan hias akan sangat mempengaruhi pada kualitas ikan hias yang
diusahakan. Dalam lingkungan akuarium, kualitas air mengacu pada kandungan
polutan atau cemaran yang terkandung dalam air dalam kaitannya untuk menunjang
kehidupan ikan dan kondisi ekosistem yang memadai.Ada lima syarat utama kualitas
air yang baik untuk ikan hias, yaitu7 :
a. Rendah kadar ammonia dan nitrit
b. Bersih secara kimia
c. Memiliki pH, kesadahan, dan temperature yang sesuai
d. Rendah kadar cemaran organic
e. Stabil
Apabila kelima persyaratan tersebut dapat dijaga dengan baik, maka ikan yang
dipelihara akan mampu menjaga dirinya sendiri dan terhindar dari berbagai penyakit.
Standar kandungan air menunjukkan standar kualitas air untuk pemeliharaan ikan
hias. Kandungan hara dalam air dapat mempengaruhi kondisi ikan hias selama
pemeliharaan. Standar kandungan kualitas air yang baik untuk ikan hias dapat dilihat
pada Tabel 11.
7
http://o-fish.com/Air/kualitas_air.php
Tabel 11 Kisaran normal kualitas air untuk akuarium air tawar
No
Kadar
Standar
1
Amonia
< 0,012 ppm
2
Nitrit
< 0,2 ppm
3
Karbon Dioksida
0-10 ppm
4
5
Oksigen
pH
3 ppm
6,5-9 ppm
6
KH (CaCO3)
> 20 ppm
7
GH (CaCO3)
Sumber : http://o-fish.com/Air/kualitas_air.php
>20 ppm
Pada kenyataan nya kualitas air yang sesuai dengan standar tersebut cukup
sulit untuk dijaga kestabilannya, karena air yang diperoleh di PT QHJAI berasal dari
air sumur yang kualitas dan ketersediannya sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca
dan iklim. Kondisi air di PT QHJAI memiliki fluktuasi kualitas setiap waktunya,
sehingga memberikan dampak yang cukup signifikan pada kualitas ikan yang di
pelihara.
Kualitas air yang kurang baik dapat mengakibatkan penyakit datang dengan
mudah, sehingga dapat menjangkit ikan hias secara cepat. Suhu air yang rendah
rentan mendatangkan penyakit seperti white spot dan jamur, penyakit-penyakit
tersebut sering menyerang ikan hias clown loach dan black ghost. Selain itu,
kebersihan dan pH air juga mempengaruhi kualitas air, jika pH di bawah rata-rata dan
di atas rata-rata ikan akann mengalami susah bernafas dan biasanya langsung pada
lemes, sehingga pH air dalam akuarium harus dijaga agar bisa stabil yaitu antara 77,5 ppm.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silaban (2011) menunjukkan bahwa
sumber-sumber risiko produksi pada ikan hias manvis, lobster, dan discus adalah
cuaca dan iklim, kualitas pakan, dan serangan penyakit. Hasil penelitian ini tidak jauh
berbeda dengan hasil sebelumnya, namun pada penelitian ini ada beberapa sumber
risiko tambahan yang dibahas yaitu faktor kualitas air dan human error.
Analisis Risiko
Setelah dilakukan pengukuran dan kejadian yang terjadi maka dilakukan
penyelesaian pengambilan keputusan yang mengandung risiko dengan
menggunakan expected return. Expected return yang dihitung berdasarkan jumlah
dari nilai yang diharapkan terjadinya peluang kejadian dari masing-masing
komoditas. Expected return merupakan nilai harapan yang dihasilkan setelah
memperhitungkan risiko yang ada. Nilai expected return yang tertinggi merupakan
nilai harapan yang nantinya diharapakan oleh PT QHJAI dalam pembesaran ikan
hias, besarnya nilai harapan survival rate diharapkan sejalan dengan nilai
60
penerimaan yang akan diperoleh oleh PT QHJAI. Besarnya nilai expected return
untuk masing-masing komoditas dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. Penilaian expected return untuk masing-masing komoditas
Komoditi
Clown Loach
Black Ghost
Silver Arowana
Harga
(Rp/ekor)
7,388
5,700
34,000
Rata-rata SR
(%)
87.06
96.03
80.75
Expected Return
(Rp)
38,033,424
11,354,400
16,388,000
Tabel 12 memperlihatkan bahwa tingkat survival rate mempengaruhi
penerimaan yang diperoleh. Harga komoditi juga cukup berpengaruh terhadap
besarnya penerimaan yang akan diperoleh, tidak menutup kemungkinan harga suatu
komoditas yang lebih tinggi dari komoditas namun tingkat survival rate nya rendah
dapat memberikan tingkat expected return yang lebih tinggi.
Hal tersebut juga terdapat pada penelitian Silaban (2011) yang mengungkapkan
bahwa selain tingkat survival rate, faktor harga juga sangat mempengaruhi
penerimaan yang akan diperoleh dari masing-masing komoditi. Pada penelitian
tersebut hasil yang diperoleh penerimaan terbesar diperoleh pada komoditi lobster
dengan tingkat survival rate 61,95 persen dengan penerimaan sebesar Rp 10.905.280,
namun tingkat survival rate tersebsar didapat dari ikan maanvis yaitu 72,92 persen
dengan penerimaan Rp 5.064.930.
Risiko produksi tidak dapat dihindari, namun dapat diminimalisir terjadi nya.
Untuk meminimalkan risiko yang terdapat dalam proses pemeliharaan maka
pihak PT QHJAI sebaiknya membuat perencanaan terhadap kegiatan produksi.
Perencanaan produksi mulai dilakukan pada saat persiapan alat dan bahan untuk
pemeliharaan.
Perencanaan
produksi
yang dilakukan PT QHJAI untuk
meminimalkan risiko produksi antara lain dengan melakukan diversifikasi komoditas
yaitu dengan portofolio dimana dalam satu luasan wilayah (hatchery) diproduksi
beberapa komoditas. Hal ini dapat meningkatkan produksi karena saling
menguntungkan antara komoditas yang satu dengan komoditas lainnya. Akan
tetapi, perencanaan produksi yang dilakukan perusahaan sampai saat ini belum
terlaksana dengan baik. Hal ini terjadi karena tidak adanya pengawasan yang
intensif dalam proses produksi dan belum dijalankannya fungsi-fungsi
manajemen dengan baik. Selain itu indikator untuk menyatakan keberhasilan
suatu kegiatan produksi adalah hasil survival rate yang cenderung meningkat jika
terjadi musim hujan.
Analisis Risiko pada Kegiatan Spesialisasi
Penilain risiko produksi pada kegiatan spesialisasi dilihat berdasarkan
tingkat penerimaan yang diperoleh dari ikan hias clown loach, black ghost, dan
silver arowana. Penilaian risiko produksi dapat dihitung dengan menggunakan
expected return, variance, standard deviation, dan coefficient variation. Hal ini
dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Penilaian risiko produksi berdasarkan penerimaan pada ikan hias
Komoditi
Clown Loach
Black Ghost
Silver
Arowana
Penerimaan
yang diharapkan
Varian
(Rp)
38,032,193 726,653,167,511,567
11,356,775 11,035,046,871,875
26,956,505
3,321,904
0.71
0.29
16,402,167 126,962,698,094,444
11,267,773
0.69
Standar
Deviasi
Koefisien
Variasi
Pada Tabel 13 dapat dilihat dari nilai variance menunjukkan bahwa ikan
clown loach mempunyai nilai variance yang lebih tinggi dibandingkan dengan
black ghost dan silver arowana yaitu sebesar 726 653 167 511 567. Demikian halnya
dengan nilai standard deviation pada ikan hias clown loachmempunyai nilai lebih
tinggi dibandingkan dengan ikan hiasblack ghost dan silver arowana yaitu sebesar 26
956 505. Penilaian terhadap variance dan standard deviation dianggap kurang
efektif dalam menentukan suatu strategi, oleh karena itu coefficient variation
merupakan tolak ukur yang tepat dalam mengambil keputusan dan penentuan
strategi yang tepat. Coefficient variation diukur dengan rasio standar deviasi
dengan expected return. Nilai coefficient variation menunjukkan bahwa ikan hias
black ghost mempunyai nilai yang lebih rendah dibandingkan ikan hias clown
loach dan silver arowana. Hal tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap satu
rupiah yang dihasilkan ternyata ikan hias clown loach dan silver arowana
menghadapi risiko lebih tinggi dibandingkan dengan ikan hias black ghost.
Semakin besar nilai coefficient variation maka semakin tinggi tingkat risiko yang
dihadapi.
Risiko produksi yang umum dihadapi dalam usaha ikan hias diantaranya,
penyakit, kualitas pakan, suhu dan cuaca. Penggunaan pakan alami dalam
usahaperikanan khususnya pembesaran jauh lebih rentan terhadap sumber
penyakit jika dibandingkan dengan pakan bukan alami atau pelet, penyebab
kematian ikan selain dari lingkungan yang tidak mendukung proses
pemeliharaan juga dipengaruhi oleh penyakit yang bersumber dari pakan alami. Jika
dihubungkan dengan besarnya tingkat survival rate yang diperoleh maka
berdasarkan informasi di lapangan menunjukkan bahwa ikan clown loach lebih
rentan terhadap cuaca serta penyakit dibandingkan ikan black ghost dan silver
arowana.
1. Clown Loach
Tabel 13 menunjukkan hasil analisis risiko ikan hias clown loach paling tinggi
diantara ikan lainnya. Nilai penerimaan yang diharapkan yang diperoleh pun paling
tinggi diantara kedua jenis ikan lai. Hal ini disebabkan, alokasi investasi untuk ikan
ini lebih besar dibandingkan dengan yang lain, dari segi harga dan jumlah ikan yang
diproduksi. Ikan clown loach memiliki permintaan yang cukup tinggi setiap
62
bulannya. Berdasarkan hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa semakin besar
penerimaan yang diharapkan, maka semakin besar pula risiko yang dihadapi (high
risk high return).
Risiko yang terjadi pada ikan clown loach disebabkan apabila musim hujan tiba
dengan curah hujan yang tinggi maka akan mengakibatkan suhu air lingkungan
pemeliharaan menjadi berubah. Lingkungan yang buruk akan berimplikasi terhadap
kesehatan ikan, umumnya ikan clown loach memiliki daya tahan tubuh rendah
terhadap perubahan suhu. Selain itu, suhu yang tidak stabil akan mempengaruhi
kualitas air yang berdampak pada pH dan tingkat kekeruhan air. Berdasarkan
pengamatan di lapangan, ikan cenderung tidak makan jika suhu air menurun namun
sebaliknya ikan akan makan jika suhu air meningkat karena ikan akan berusaha
mengubah protein dalam tubuh menjadi energi untuk beraktivitas. Ikan clown loach
sangat rentan terhadap kondisi cuaca yang berubah, karena saat tersebut ikan clown
loach sangat rentan terkena penyakit white spot. Penyakit tersebut merupakan jenis
penyakit yang menyerang darah ikan hias seperti ikan clown loach.
Salah satu cara mengantisipasi hal tersebut terjadi, PT QHJAI melakukan
penanganan intensif terhadap komoditas yang dibudidayakan yaitu dengan
pemberian alat tambahan berupa heather yang berfungsi menjaga suhu air
lingkungan budidaya tetap normal, namun hal ini dirasa kurang efektif karena
biaya yang dikeluarkan dalam penggunaan heather cukup besar. Selain alatnya
mudah rusak juga memerlukan biaya istrik dalam penggunaannya oleh karena
itu hal sederhana namun efektif juga dilakukan oleh PT QHJAI yaitu dengan
melapisi dinding lingkungan pemeliharaan dengan plastik terpal untuk menjaga suhu
lingkungan pemeliharaan tetap normal.
2. Black Ghost
Hasil analisis risiko tumggal menunjukkan ikan hias black ghost memperoleh
nilai penerimaan yang diharapkan paling rendah dengan nilai koefisien variasi paling
rendah pula, hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil penerimaan yang diharapkan
semakin kecil pula risiko yang dihadapi (low risk low return). Ikan hias jenis ini
merupakan ikan yang tidak rentan terhadap suhu, namun ikan ini merupakan ikan
yang sifatnya kanibal. Ikan ini rentan sekali untuk saling merusak ikan lainnya,
sehingga jika ikan ini di tampung dalam akuarium dengan kepadatan yang tinggi
maka akan mengakibatkan kematian. Namun, PT QHJAI sudah melakukan antisipasi
terhadap kondisi tersebut dengan cara memberikan beberapa media untuk setiap ikan
black ghostdapat bersembunyi, selain itu ikan ini juga menyukai suasana gelap dan
PT QHJAI melakukan hal sederhana namun cukup efektif untuk memberikan suasana
gelap terhadap ikan black ghost yaitu dengan cara menutupi akuarium dengan plastik
hitam. Hal tersebut cukup efektif untuk meminimalisir risiko kematian pada ikan
black ghost.
3. Silver Arowana
Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan di lapangan, ikan silver arowana
merupakan ikan yang cukup kuat terhadap perubahan suhu serta penyakit, namun
ikan ini menyita biaya yang cukup besar dalam pembesarannya karena ikan ini
kebutuhan pakannya cukup banyak dan cukup mahal harganya. Pakan ikan silver
arowana adalah bloodworm beku dengan harga Rp 20.000 per lempengnya dan
kebutuhan pakan setiap harinya untuk satu akuarium ikan silver arowana sebanyak 2
lempeng. Maka dari itu, harga jual ikan ini cukup tinggi untuk menutupi biaya
produksi yang dikeluarkan. Penyakit yang sering menyerang ikan silver arowana
adalah penyakit aeromonas, yaitu penyakit yang menyerang bagian perut ikan.
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan Silaban (2011), diperoleh nilai
analisis risiko tunggal pada ketiga komoditas ikan hias yang didasarkan penerimaan
masing-masing komoditas yang bervariasi. Ikan lobster memiliki nilai koefisien
variasi paling tinggi, hal tersebut disebabkan tingkat survival rate yang rendah karena
saat produksi lobster kualitas pakan alami sangat mempengaruhi survival rate lobster.
serta adanya biaya yang dikeluarkan untuk budidaya relative lebih besar. Begitu juga
dengan komoditas ikan hias clown loach pada PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
yang memperoleh nilai risiko paling tinggi karena ikan ini rentan terhadap kindisi
cuaca dan kualitas pakan yang sangat rentan mendatangkan penyakit pada ikan clown
loach.
Analisis Risiko pada Kegiatan Diversifikasi
Risiko produksi masing-masing komoditas yang dijelaskan pada uraian
sebelumnya menggambarkan risiko yang dihadapi perusahaan pada masingmasing komoditas yang diusahakan. PT QHJAI melakukan kombinasi dari beberapa
kegiatan usaha tersebut yang disebut dengan diversifikasi. Dengan pengusahaan
secara diversifikasi maka risiko yang dihadapi perusahaan dinamakan dengan
risiko portofolio. Analisis perbandingan risiko produksi yang dilakukan
berdasarkan hasil return yaitu dari penerimaan yang diperoleh.
Perhitungan risiko portofolio yang dilakukan mencakup gabungan dua
komoditas dan tiga komoditas berdasarkan penerimaan. Risiko portofolio dari
kombinasi dua aset yang dihitung adalah diversifikasi clown loach dan black
ghost, clown loach dan silver arowana serta black ghost dan silver arowana. Risiko
portofolio dari kombinasi tiga aset yang dihitung yaitu diversifikasi clown loach,
black ghost dan silver arowana. Perhitungan risiko portofolio membutuhkan fraction
untuk setiap komoditi yang akan digabungkan, fraction portofolio yang digunakan
dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Nilai Fraction untuk Setiap Komoditi
Fraction / Bobot Portofolio (%)
Kombinasi Komoditi
Clown Loach+Black Ghost
Clown Loach+Silver Arowana
Black Ghost+Silver Arowana
Clown Loach+Black Ghost+Silver
Arowana
Clown Loach
Black Ghost
60
60
40
60
Silver
Arowaa
70
40
30
20
20
64
Pada perhitungan risiko portofolio besarnya nilai risiko dibutuhkan nilai covarianceuntuk tiap gabungan komoditi, nilai covariance tersebut diperoleh melalui
analisis regresi yang dapat dilihat pada lampiran. Perhitungan risiko portofolio
clown loach, black ghost dan silver arowana pada PT QHJAI dapat dilihat pada
Tabel 15.
Tabel 15. Penilaian risiko portofolio berdasarkan penerimaan pada komoditi
Risiko Portofolio
Diversifikasi Ikan
Hias
CL+BG
CL+SA
BG+SA
CL+BG+SA
Expected
Return (Rp)
21,406,841
22,026,942
12,870,393
23,036,020
Varian
120,237,123,675,725
120,237,123,675,726
16,833,815,795,719
123,108,622,225,128
Standar
Deviasi
10,965,269
10,965,269
4,102,903
11,095,432
Koefisien
Variasi
0.51
0.50
0.32
0.48
Keterangan : CL = Clown Loach
BG = Black Ghost
SA = Silver Arowana
Pada Tabel 15 dapat dilihat perbandingan risiko portofolio yang dihadapi
PT QHJAI jika mengusahakan dua kombinasi dan tiga kombinasi usaha
pembesaran ikan hias clown loach, black ghost, dan silver arowana. Setiap
kombinasi usaha yang dinalisis memperoleh nilai koefisien variasi yang berbeda yang
menunjukkan besarnya risiko yang dihadapi kombinasi usaha tersebut.
Berdasarkan nilai coefficient variation pada portofolio dua komoditas
berdasarkan penerimaan adalah gabungan black ghost dan silver arowanamemiliki
risiko terendahyaitu sebesar 0.32 dibandingkan dengan gabungan dua komoditas
lainnya. Berdasarkan informasi di lapangan bahwa pemeliharaan silver arowana
dan black ghost tidak terlalu sulit. Sedangkan nilai koefisien variasi tertinggi pada
kombinasi ikan clown loach dan black ghost. Menurut informasi di lapangan,
pemeliharaan ikan clown loach sangatrentan terhadap perubahan cuaca dan
penyakit. Hal ini terlihat dari tingkat kematian yang cukup tinggi setiap bulannya dari
komoditi tersebut. namun demikian tingkat toleransi ikan clown loach terhadap
perubahan iklim lebih rendah dibandingkan denganblack ghost. Karena pada saat
musim hujan perubahan air dilingkungan pemeliharaan akan berubah dari keadaan
normal. Dari table diatas nilai koefisien variasi terendah pada kombinasi ikan black
ghost dan silver arowana yaitu sebesar 0.32, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan
usaha diversifikasi dapat mengurangi risiko produksi.
1. Kombinasi Produksi ikan Clown Loach dan Black Ghost
Kombinasi dua komoditas ini memperoleh nilai expected returnsebesar
Rp 21 406 841 lebih tinggi dari kombinasi ikan black ghost dan silver
arowanatetapi lebih rendah dari kombinasi ikan clown loach dan silver arowana
serta kombinasi ketiga jenis ikan. Nilai koefisien variasi kombinasi kedua ikan
ini sebesar 0,51 dan merupakan nilai tertinggi diantara kombinasi yang lain. Nilai
expected return dan koefisien variasi yang tinggi menunjukkan bahwa high risk
high retunr.
Hasil analisis risiko diversifikasi menunjukkan nilai koefisien variasi
kombinasi kedua jenis ikan ini lebih rendah dibandingkan dengan nilai koefisien
variasi pada analisis risiko tunggal. Nilai yang diperoleh memiliki selisih yang
cukup signifikan sebesar 0,20 yaitu dari 0,71 menjadi 0,51. Hal ini menunjukkan
bahwa upaya diversifikasi yang dilakukan PT Qian Hu joe Aquatic Indonesia
dapat mengurangi risiko produksi.
2. Kombinasi Produksi ikan Clown Loach dan Silver Arowana
Diversifikasi komoditas ikan clown loach dan silver arowana memiliki
nilai expected return kedua terbesar setelah nilai expected return kombinasi
ketiga jenis ikan. Sedangkan nilai koefisien variasi kombinasi kedua ikan ini
memiliki nilai terbesar kedua setelah nilai koefisien variasi kombinasi ikan clown
loach dan black ghost. Kombinasi ini juga memiliki nilai koefisien variasi lebih
rendah dari nilai koefisien variasi kedua jenis ikan pada analisis risiko tunggal,
selisih nilai yang diperoleh sebesar 0,19 skala hitung.
Kombinasi kedua jenis ikan ini dapat mengurangi risiko tunggal dari
kedua ikan tersebut karena ikan clown loach yang memiliki risiko tinggi dapat
ditutupi oleh ikan silver arowana. Ikan silver arowana memiliki nilai jual yang
cukup tinggi dan memiliki risiko produksi yang tidak terlalu tinggi.
3. Kombinasi Produksi ikan Black Ghost dan Silver Arowana
Nilai expected return dari kombinasi kedua ikan ini memperoleh nilai
paling kecil diantara semua kombinasi ikan yang dianalisis, sama halnya dengan
nilai koefisien variasi yang diperoleh kombniasi kedua ikan ini yang memiliki
nilai terendah diantara yang lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa semakin kecil
penerimaan yang diharapkan, maka semakin kecil risiko yamg diperoleh.
Hasil analisis risiko diversifikasi menunjukkan nilai koefisien variasi
lebih kecil dibandingkan dengan hasil analisis risiko tunggal pada kedua jenis
ikian ini. Nilai expected return dan koefisien variasi kedua jenis ikan ini rendah
dikarenakan alokasi asset untuk kedua jenis ikan ini lebih kecil dibandingkan
dengan ikan clown loach.
4. Kombinasi Produksi ikan Clown Loach, Black Ghost, dan Silver Arowana
Kombinasi ketiga jenis ikan hias memiliki nilai expected return tertinggi
diantara kombinasi yang lainnya dengan nilai koefisien variasi kedua terendah
setelah nilai koefisien variasi kombinasi ikan black ghost dan silver arowana.
Hal ini menunjukkan bahwa tidak selamanya nilai penerimaan yang diharapkan
tinggi memiliki nilai risiko yang tinggi. Hasil analisis risiko diversifikasi ketiga
jenis ikan hias memiliki hubungan nilai expected return dan koefisien variasi
yang sangat positif, yaitu nilai expected return yang tinggi dengan nilai koefisien
variasi yang rendah.
Berdasarkan hasil perbandingan risiko analisis risiko tunggal dan risiko
diversifikasi pada komoditas ikan hias di PT Qian Hu Joe Aquatic Indoneisa dapat
disimpulkan bahwa diversifikasi dapat mengurangi risiko produksi. Dengan
66
melakukan diversifikasi produksi tidak membuat risiko produksi menjadi nol,
dalam artian PT QHJAI selalu dihadapkan dengan risiko produksi dalam usahanya.
Artinya meskipun perusahaan telah melakukan diversifikasi, perusahaan tetap
menghadapi risiko produksi. Hal ini dapat dilihat pada hasil perbandingan risiko
produksi yang diperoleh yakni nilai variance, standard deviation, coefficient
variation tidak sama dengan nol. Dengan adanya diversifikasi maka kegagalan
pada salah satu kegiatan budidaya lainnya dapat diminimalkan. Oleh karena itu
diversifikasi penampungan merupakan alternatif yang tepat untuk meminimalkan
risiko sekaligus melindungi dari fluktuasi survival rate.
Hasil analisis risiko pada penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Silaban
(2011), hasil analisis risiko diversifikasi ketiga jenis ikan hias pada PT Taufan Fish
Farm diperoleh nilai yang bervariasi. Nilai koefisien variasi tertinggi diperoleh pada
kombinasi ikan hias maanvis dan lobster. Hal ini disebabkan oleh proses produksi
lobster sangat rentan terhadap penyakit, pada saat lobster pemeliharaan ikan lobster
akan mengalami pergantian kulit dan kondisi lobster pada fase tersebut sangat rentan
terhadap penyakit.
Analisi risiko diversifikasi yang dilakukan pada PT Qian Hu Joe Aquatic
Indonesia diperoleh nilai risiko tertinggi pada kombinasi komoditas ikan clown loach
dan black ghost, sedangkan nilai risiko terendah terletak pada kombinasi ikan black
ghost dan silver arowana. Hasil analisis risiko yang cukup ideal diperoleh pada
kombinasi ketiga jenis ikan hias dengan nilai expected return tertinggi diantara yang
lainnya dan nilai koefisien variasi kedua terendah.
Strategi Penanganan Risiko Produksi di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
Tahap akhir dari penilaian risiko produksi adalah tahap penentuan strategi
pengelolaan risiko. Tahap ini merupakan bagian penting yang harus dijalankan
dengan tujuan meminimalisir besarnya risiko yang akan dihadapi di masa mendatang.
Identifikasi sumber risiko dan analisis risiko yang telah dilakukan di atas memberikan
gambaran strategi spserti apa yang harus diambil oleh PT QHJAI dalam menangani
risiko yang dihadapi. Adapun alternative strategi yang dapat diambil untuk
menangani risiko produksi pada PT QHJAI adalah sebagai berikut :
1. Diversifikasi
Diversifikasi usaha memberikan manfaat antara lain: mengurangi risiko,
efektifitas tenaga kerja, efektifitas peralatan dan efisiensi biaya. PT QHJAI juga
telah menerapkan strategi diversifikasi usaha dalam usaha penjualan yang sedang
dilakukan. Bentuk diversifikasi usaha yang dilakukan perusahaan cukup beragam
antara lain adalah dengan mengusahakan tiga jenis ikan hias. Namun
diversifikasi yang dijalankan selama ini belum efektif dari sisi risiko. Hal ini
dikarenakan bentuk diversifikasi mengakibatkan semakin tingginya nilai risiko
yang dihadapi oleh PT QHJAI. Ketiga kombinasi ikan hias yang diusahakan
harus dievaluasi lagi pengusahaannya. Komoditi ikan clown loachmerupakan
komoditi yang paling tinggi nilai risikonya. PT QHJAI seharusnya mampu
menemukan cara untuk mengurangi risiko tunggal dari ikan clown loachini.
Komoditi ikan hias yang menjadi alternative untuk menekan risiko bagi PT
QHJAI adalah silver arowanadan black ghost.
2. Kemitraan
Saat ini PT QHJAI masih bergantung pada pola kemitraan dengan para pemasok
ikan hias yang ada di daerah Jabodetabek, Sumatera, Kalimantan, dan Papua
dalam memenuhi permintaan ikan hias dari konsumen. Peran pemasok cukup
besar dalam bisnis ikan hias yang dilakukan PT QHJAI, karena saat ini hampir
sekitar 50 persen permintaan konsumen berasal dari pemasok. Kegiatan
kemitraan ini cukup membantu perusahaan dalam mengurangi risiko produksi.
Selain mengurangi risiko biaya pakan, juga dapat mengurangi risiko tingkat
kematian saat pemeliharaan. Dalam kegiatan kemitraan ini, perusahaan
melakukan kerja sama dalam penyediaan ikan hias di pemasok seperti PT QHJAI
memberikan ikan hias ukuran kecil dan kerja sama dengan pemasok yang
menjadi kepercayaan untuk melakukan pembesaran sampai ukuran jual yang
diinginkan. Hal ini untuk meminimalisir risiko kematian dan risiko biaya pakan.
Pola ini memberikan hubungan yang saling menguntungkan antara pemasok dan
PT QHJAI. Dari segi pemasok, akan mendapatkan harga jual yang lebih tinggi
dari harga pasar sedangkan keuntungan bagi perusahaan yaitu dapat memenuhi
permintaan konsumen dan mengurangi risiko produksi. Perusahaan sangat
selektif dalam pemilihan pemasok, hal ini berkaitan dengan kualitas serta
penanganan risiko yang dihadapi. Setiap ikan yang berasal dari pemasok, selalu
di cek satu per satu mengenai kesehatan, ukuran, dan jumlah. Jika terdapat ikan
yang tidak sesuai dengan permintaan, maka ikan dari pemasok tersebut tidak
akan diterima dan perusahaan akan mencari ikan pengganti dari pemasok lain.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1.
2.
Sumber risiko produksi yang dihadapi PT QHJAI diantaranya cuaca, kualitas
pakan yang buruk, serangan penyakit dan human error. Sumber-sumber risiko
tersebut merupakan sumber risiko yang umum dihadapi dalam usaha prosuksi
perikanan khusunya ikan hias.
Risiko produksi tunggal tertinggi terletak pada komoditi ikan clown loach,
sedangkan risiko produksi tunggal yang terendah pada komoditi ikan black
ghost. Hasil analisis penilaian risiko portofolio dua komoditi diperoleh bahwa
usaha diversifikasi clown loach dan black ghost memiliki risiko paling tinggi
diantara usaha diversifikasi clown loach dan silver arowana serta black ghost dan
silver arowana. Usaha diversifikasi ketiga jenis ikan hias memiliki nilai
perolehan yang lebih rendah dibandingkan dengan usaha diversifikasi clown
loach dan black ghost, clown loach dan silver aorwana. Berdasarkan hasil
tersebut usaha diversifikasi yang memiliki nilai risiko paling rendah dilihat dari
68
nilai koefisien variasi adalah usaha diversifikasi ikan black ghost dan silver
arowana.
3. Berdasarkan analisis risiko produksi yang dilakukan pada kegiatan
diversifikasi, dilihat dari nilai coefficient variation ternyata diversifikasi dua dan
tiga jenis ikan hias yang dilakukan PT QHJAI dapat menekan risiko produksi.
Selai itu, kegiatan kemitraan dengan pemasok juga memiliki peranan yang dapat
mengurangi risiko produksi.
Saran
1. Sumber-sumber risiko yang berasal dari faktor-faktor alam seperti kualitas air dan
serangan penyakit dapat dicegah dengan cara melakukan treatment terhadap air
dengan cara melakukan penampungan terlebih dahulu, kemudian air di filter
dengan beberapa tahapan, sehingga dapat diperoleh air yang bersih dan stabil.
Serangan hama dan penyakit dapat diminimalisir dengan cara pemberian
pencegahan terhadap ikan yang baru masuk ke penampungan.
2. Komoditi ikan hias clown loach merupakan komoditi yang memiliki nilai risiko
paling tinggi dibandingkan komoditi lainnya. Ikan ini harus mendapatkan
perlakuan yang cukup intensif. Ikan clown loach harus mendapatkan pakan yang
cukup dan tepat waktu setiap hari, karena jika tidak ikan ini akan rentan terhadap
penyakit. Kemudian kondisi air dalam akuarium, setiap hari harus di buang
tambah, sehingga kondisi air tetap segar setiap hari.
DAFTAR PUSTAKA
[KKP]Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2011. Volume dan Nilai Ekspor Hasil
Perikanan Menurut Komoditi Tahun 2007-2011, Volume Produksi Perikanan
Tahun 2007-2011, Volume Produksi Budidaya Ikan Hias Menurut Provinsi
Tahun 2007-2011. Statistik Kelautan dan Perikanan Ditjen Perikanan Tangkap
dan Ditjen Perikanan Budidaya : KKP Indonesia
[LIPI] Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, 2010. Jenis-Jenis Ikan Hias Ekspor
Indonesia.
Basyib F. 2007. Manajemen Risiko. Jakarta: Pt. Grasindo.
Darmawi H. 2005. Manajemen Risiko. Jakarta : Bumi Aksara
Debertin D L. 1986. Agricultural Production Economics. New York : Macmillan
Publishing Company
Dewiaji T. 2011. Analisis Risiko Produksi Pembesaran Ikan Lele Dumbo(Clarias
Gariepinus) Di Cv Jumbo Bintang Lestari Gunungsindur Kabupaten Bogor.
[Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Elton and Gruber. 1995. Modern Portfolio Theory and Investment Analysis. John
Wiley and sons Inc.
Harwood et al. 1999. Market and Trade Economics Division and ResourceEconomic
Division, Economic Research Service. US Department of agriculture. Agricultural
economic report no. 774.
Kountur R. 2006. Manajemen Risiko Operasional (Memahami Cara Mengelola
Risiko Operasional Perusahaan). Jakarta : Ppm.
Kountur R. 2008. Mudah Memahami Manajemen Risiko Perusahaan. Jakarta : Ppm.
Nurwicaksono E. 2012. Peluang Bisnis Budidaya Ikan Arwana. [Skripsi]. Jakarta :
Manajemen Budidaya Perikanan, Sekolah Tinggi Perikanan.
Purwitasari.2011. Manajemen Risiko pada Pemasaran Ikan Patin di PT. Mitra Mina
Nusantara di Kabupaten Bogor.[Skripsi]. Bogor. Fakultas Ekonomi Dan
Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Robison LJ dan Barry PJ. 1987. The Competitive Firm’s Response to Risk..
London : Macmillan Publisher.
Saputro A. 2006. Analisis Strategi Ekspor Ikan Hias Air Tawar di PT Nusantara
Aquatik Exporindo Bumi Bintaro Permai, Jakarta Selatan. [Skripsi]. Bogor :
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Silaban F. 2011. Analisis Risiko Produksi Ikan Hias Pada Pt Taufan Fish Farm Di
Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. [Skripsi]. Bogor : Fakultas Ekonomi
Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
70
LAMPIRAN
Lampiran 1 Sarana Produksi Pembesaran Ikan Hias PT QHJAI
Kegiatan perawatan
Ikan Black ghost
Akuarium PT QHJAI
Lampiran 2 Kegiatan Pengecekan Kualitas dan Kuantitas Ikan Hias
Pengecekan Kualitas Air dan Suhu
Pengecekan Ukuran Ikan
Pengecekan Kesehatan
72
Lampiran 3. Contoh Ikan Hias yang mati
Ikan Black Ghost yang mati karena kanibal
Contoh Ikan Clown Loach yang terkena penyakit White Spot
Contoh Ikan Silver Arowana yang mati karena penyakit Aeromonas
Lampiran 4. Proses Pengemasan Ekspor Ikan Hias di PT QHJAI
Lampiran 5. Contoh Kartu Stok di PT Qian Hu Joe Aquatic Indonesia
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Komoditi
Clown Loach Rp
Rp
Black Ghost
Silver Arowana Rp
ER
Rp
Harga
7,388
5,700
34,000
Clown Loach
73,880,000
79,790,400
59,104,000
25,821,060
66,492,000
61,970,544
33,955,248
18,011,944
10,350,588
10,350,588
8,813,884
7,846,056
38,032,193
Expected Return
Rata-rata SR (%)
38,032,193
87.06 Rp
11,356,775
96.03 Rp
16,402,167
80.75 Rp
34,000
5,700 Rp
482
1,992
Penerimaan
Silver Arowana
Black Ghost
6,018,000
14,250,000
11,900,000
6,840,000
17,000,000
11,400,000
42,636,000
9,034,500
28,560,000
17,100,000
25,772,000
17,100,000
25,398,000
8,550,000
21,556,000
14,250,000
9,180,000
10,014,900
0
10,014,900
0
8,892,000
8,806,000
8,835,000
16,402,167
11,356,775
758
747
634
270
0
0
259
3,000
1,500
2,500
1,757
1,757
1,560
1,550
8,388
4,596
2,438
1,401
1,401
1,193
1,062
6
7
8
9
10
11
12
7,388
5,148
177
350
500
1,254
840
Silver Arowana
2,500
1,200
2,000
1,585
3,000
Black Ghost
10,000
10,800
8,000
3,495
9,000
Clown Loach
1
2
3
4
5
Rp
Harga
Rata-rata produksi
Periode
Periode
Tabel Data Produksi Ikan Hias
Variance
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Clown Loach
107,088,774,217,316
145,312,323,307,804
37,001,755,357,760
12,425,980,083,578
67,496,719,454,205
47,753,722,046,509
1,385,123,151,255
33,400,863,056,264
63,855,936,410,135
63,855,936,410,135
71,142,463,445,051
75,933,570,571,557
726,653,167,511,567
Clown Loach
Black Ghost
Silver Arowana
Komoditas
1/12
1/12
1/10
Black Ghost
697,562,575,052
1,700,104,700,052
155,700,052
449,413,431,302
2,748,719,450,052
2,748,719,450,052
656,498,825,052
697,562,575,052
150,052,376,302
150,052,376,302
506,259,650,052
529,945,762,552
11,035,046,871,875
Peluang
Tabel Analisis Risiko Tunggal
Penerimaan yang
Komoditi
diharapkan
38,032,193
Clown Loach
11,356,775
Black Ghost
16,402,167
Silver Arowana
5,770,174,802,778
126,962,698,094,444
Silver Arowana
10,783,091,736,111
2,026,950,469,444
35,740,469,444
68,821,401,136,111
14,781,291,136,111
8,779,377,669,444
8,092,501,736,111
2,656,199,802,778
5,215,969,136,111
38,032,193
11,356,775
16,402,167
Penerimaan
26,956,505
3,321,904
11,267,773
Standar Deviasi
5,148 Rp
1,992 Rp
482 Rp
Rata-rata produksi
726,653,167,511,567
11,035,046,871,875
126,962,698,094,444
Varian
Koefisien
Variasi
0.71
0.29
0.69
74
Perhitungan Analisis Risiko Portofolio
Komoditi
Clown Loach
Black Ghost
Silver Arowana
Expected Return
Varian
38,032,193
11,356,775
16,402,167
Clown Loach & Black Ghost
Fraction CL
Fraction BG
726,653,167,511,567
11,035,046,871,875
126,962,698,094,444
0.4 Standard Deviasi CL
0.6 Standard Deviasi BG
Standar Deviasi
Koefisien Variasi
26,956,505
3,321,904
11,267,773
0.71
0.29
0.69
26,956,505
3,321,904
Co- Variance
-1.28
ER
21,406,840.60
Varian
120,237,123,675,725
Standar Deviasi CL+BG
10,965,269
Koefisien Variasi
0.512
Clown Loach & Silver Arowana
Fraction CL
0.4 Standard Deviasi CL
Fraction SA
0.6 Standard Deviasi SA
Co- Variance
0.046
ER
22,026,942
Varian
120,237,123,675,726
Standar Deviasi CL+SA
10,965,269
Koefisien Variasi
0.497811677
Black Ghost & Silver Arowana
Fraction BG
0.7 Standard Deviasi BG
Fraction SA
0.3 Standard Deviasi SA
Co- Variance
0.011
ER
12,870,392.50
Varian
16,833,815,795,719
Standar Deviasi BG+SA
4,102,903
Koefisien Variasi
0.319
Black Ghost & Silver Arowana & Clown Loach
Fraction CL
0.4 Standard Deviasi CL
Fraction BG
0.4 Standard Deviasi BG
Fraction SA
0.2 Standard Deviasi SA
26,956,505
3,321,904
3,321,904
11,267,773
Covar
26,956,505
3,321,904
11,267,773
-1.28
0.046
0.011
ER
23,036,020.40
Varian
123,108,622,225,128
Standar Deviasi CL+BG+SA
11,095,432
Koefisien Variasi
0.481655785
Tabel Analisis Risiko Tunggal dan Risiko Portofolio
Komoditas
CL
BG
SA
Diversifikasi
Ikan Hias
CL+BG
CL+SA
BG+SA
CL+BG+SA
Expected Return
38,032,193
11,356,775
16,402,167
Expected Return (Rp)
21,406,841
22,026,942
12,870,393
23,036,020
Risiko Tunggal
Varian
726,653,167,511,567
11,035,046,871,875
126,962,698,094,444
Risiko Portofolio
Varian
120,237,123,675,725
120,237,123,675,726
16,833,815,795,719
123,108,622,225,128
Standar Deviasi
Koefisien Variasi
26,956,505
0.71
3,321,904
0.29
11,267,773
0.69
Standar Deviasi
10,965,269
10,965,269
4,102,903
11,095,432
Koefisien Variasi
0.51
0.50
0.32
0.48
76
Clown Loach dan Silver Arowana
The regression equation is
Clown Loach = 43507483 + 0.046 Silver Arowana
Predictor
Coef SE Coef T P
Constant
43507483 17395689 2.50 0.031
Silver Arowana 0.0463 0.3458 0.13 0.896
Regression Analysis: Black Ghost versus Silver Arowana Regression Analysis: Clown Loach versus Black Ghost
The regression equation is
Black Ghost = 5068911 + 0.0112 Silver Arowana
The regression equation is
Clown Loach = 52309716 - 1.28 Black Ghost
Predictor
Coef SE Coef T P
Constant
5068911 1622671 3.12 0.011
Silver Arowana 0.01119 0.03225 0.35 0.736
Predictor
Coef SE Coef T P
Constant 52309716 21580545 2.42 0.036
Black Ghost -1.280 3.349 -0.38 0.710
S = 3665912 R-Sq = 1.2% R-Sq(adj) = 0.0%
S = 39050885 R-Sq = 1.4% R-Sq(adj) = 0.0%
Analysis of Variance
Analysis of Variance
Source
DF
SS
MS F P
Regression 1 1.61717E+12 1.61717E+12 0.12 0.736
Residual Error 10 1.34389E+14 1.34389E+13
Total
11 1.36006E+14
Source
DF
SS
MS F P
Regression 1 2.22937E+14 2.22937E+14 0.15 0.710
Residual Error 10 1.52497E+16 1.52497E+15
Total
11 1.54727E+16
S = 39300062 R-Sq = 0.2% R-Sq(adj) = 0.0%
Analysis of Variance
Source
DF
SS
MS F P
Regression 1 2.77046E+13 2.77046E+13 0.02 0.896
Residual Error 10 1.54449E+16 1.54449E+15
Total
11 1.54727E+16
Regression Analysis: Black Ghost versus Silver Arowana
The regression equation is
Black Ghost = 5068911 + 0.0112 Silver Arowana
Predictor
Coef SE Coef T P
Constant
5068911 1622671 3.12 0.011
Silver Arowana 0.01119 0.03225 0.35 0.736
S = 3665912 R-Sq = 1.2% R-Sq(adj) = 0.0%
Analysis of Variance
Source
DF
SS
MS F P
Regression 1 1.61717E+12 1.61717E+12 0.12 0.736
Residual Error 10 1.34389E+14 1.34389E+13
Total
11 1.36006E+14
Regression Analysis: Clown Loach versus Black Ghost
The regression equation is
Clown Loach = 52309716 - 1.28 Black Ghost
Predictor
Coef SE Coef T P
Constant 52309716 21580545 2.42 0.036
Black Ghost -1.280 3.349 -0.38 0.710
S = 39050885 R-Sq = 1.4% R-Sq(adj) = 0.0%
Analysis of Variance
Source
DF
SS
MS F P
Regression 1 2.22937E+14 2.22937E+14 0.15 0.710
Residual Error 10 1.52497E+16 1.52497E+15
Total
11 1.54727E+16
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kuningan Provinsi Jawa Barat pada tanggal 1 Oktober
1988 sebagai putera dari Bapak Rohidin dan Ibu Taswini. Penulis adalah anak
pertama dari dua bersaudara, memulai pendidikan di SDN 1 Kananga pada tahun
1996 dan lulus pada tahun 2001. Penulis menyelesaikan pendidikan menengah
tingkat pertama di SMPN 1 Cimahi pada tahun 2004. Pada tahun 2007, penulis
menyelesaikan pendidikan menengah tingkat atas di SMAN 2 Kuningan dan
melanjutkan pendidikannya di Institut Pertanian Bogor (IPB) dan terdaftar sebagai
mahasiswa Program Keahlian Manajemen Agribisnis Direktorat Program Diploma
melalui jalur USMI dan lulus pada tahun 2010. Pada tahun 2011 penulis melanjutkan
studi ke jenjang strata satu dan diterima sebagai mahasiswa Alih Jenis Departemen
Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
Download