penggunaan metode belajar talking stick untuk meningkatkan

advertisement
PENGGUNAAN METODE BELAJAR TALKING STICK
UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN PRESTASI BELAJAR SISWA
PADA MATERI PENGUKURAN DI SMA NEGERI 1 KASIMAN
KELAS X-4 TAHUN PELAJARAN 2013/2014
LEARNING METHOD OF USE TALKING STICK
ACHIEVEMENTS TO INCREASE STUDENT ACHIEVEMENT
IN THE MATTER MEASUREMENT IN SMA NEGERI 1 KASIMAN
ON THE 4TH GRADE X LESSONS YEAR 2013/2014
Miswadi, S.Pd
Guru SMA Negeri 1 Kasiman Bojonegoro
NIP. 19740725 200003 1 002
Email : [email protected]
ABSTRAK
Latar belakang masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya pemahaman siswa terhadap materi dan
kurangnya keaktifan siswa dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa pada mata pelajaran fisika
rendah. Oleh karena itu, perlu adanya suatu penerapan model pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaranTalking Stick sebagai salah satu alternatif yang akan diterapkan. Tujuan yang akan
dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa melalui model
Talking Stick pokok bahasan Pengukuran. Penelitian ini dilaksanakan pada kelas X-4 SMA Negeri 1
Kasiman Bojonegoro, dalam dua siklus, dan setiap siklus terdiri atas empat tahap yaitu perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil belajar kognitif siswa pada siklus I mencapai persentase
ketuntasan klasikal 69,23 %, pada siklus II persentase ketuntasan klasikal 92 %. Hasil belajar
psikomotorik siswa pada siklus I mencapai persentase klasikal 68 %, pada siklus II mencapai 81 %.
Kesimpulan dari Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model Talking Stick dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pokok bahasan Pengukuran.
Kata kunci: model Talking Stick, dan hasil belajar
ABSTRACT
Background problem in this research is the lack of students' understanding of the material and the lack
of involvement the student in the learning, so the student learning outcomes in physics is low.
Therefore, It needs for an application of learning models by using Talking Stick model as one of the
alternatives that will be applied. Objectives to be achieved in this research is to investigate the
improvement of student learning outcomes through the Talking Stick models subject of measurement.
The research was conducted on the 4th grade X SMAN 1 Kasiman Bojonegoro, in two cycles, and each
cycle consists of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. Cognitive learning
outcomes of students in the first cycle reaches the percentage of classical completeness 69.23%, in the
second cycle the percentage of classical completeness 92%. Psychomotor learning outcomes of
students in the first cycle reaching a classical percentage 68%, in the second cycle reaches 81%. The
conclusion of this Class Action Research is a model Talking Stick can improve student learning
outcomes measurement subject.
Keywords: Talking Stick models, and learning outcomes
PENDAHULUAN
Dalam rangka pembaharuan sistem
pendidikan nasional telah ditetapkan visi, misi,
dan strategi pembangunan pendidikan nasional.
Visi pendidikan nasional adalah terwujudnya
sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang
kuat dan berwibawa untuk memberdayakan
semua warga negara Indonesia berkembang
menjadi manusia yang berkualitas sehingga
mampu dan proaktif menjawab tantangan
zaman yang selalu berubah.
Terkait dengan visi tersebut telah
ditetapkan serangkaian prinsip penyelenggaraan
pendidikan untuk dijadikan landasan dalam
pelaksanaan reformasi pendidikan. Salah satu
prinsip
tersebut
adalah
pendidikan
diselenggarakan sebagai proses pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses
tersebut diperlukan pendidik yang memberikan
keteladanan, membangun kemauan, dan
mengembangkan potensi dan kreativitas peserta
didik. Implikasi dari prinsip ini adalah
pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu
dari paradigma pengajaran ke paradigma
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses
interaksi peserta didik dengan guru dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses
pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan,
dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara
efektif dan efisien.
Fisika
merupakan
ilmu
yang
mempunyai peranan penting dalam berbagai
disiplin ilmu dan mendasari perkembangan
teknologi modern. Dalam pembelajaran Fisika,
kemampuan memahami konsep merupakan
syarat
awal
mencapai
keberhasilan
pembelajaran Fisika. Pelajaran Fisika bukan
pelajaran hafalan, tetapi pelajaran yang
menuntut siswa untuk memahami konsep dan
mengaplikasikan konsep. Mata pelajaran Fisika
bagi sebagian siswa dikenal sebagai mata
pelajaran yang tidak disukai siswa. Adapun
factor penyebabnya adalah pelajaran Fisika
merupakan mata pelajaran yang serius, penuh
dengan rumus-rumus, pelajaran yang tidak
lepas dari pemahaman konsep, penyelesaian
soal dengan cara matematis yang rumit, dan
kegiatan pratikum yang menuntun siswa
melakukan segala sesuatunya dengan sangat
teliti, lama kelamaan siswa merasa jenuh dan
bosan apa lagi model pembelajaran yang
digunakan guru masih monoton. Hal tersebut
dapat mengakibatkan tujuan pembelajaran sulit
tercapai.
Fakta yang Peneliti alami pada
pembelajaran yang sudah dilakukan pada siswa
Fisika SMA pada konsep materi “Pengukuran”
di kelas X-1 tahun pelajaran 2012/2013
mendapatkan hasil yang belum sesuai harapan.
Siswa X-1 tahun pelajaran 2012/2013 adalah 29
siswa dengan 11 siswa laki-laki dan 18 siswa
perempuan. Dari 11 siswa laki laki terdapat 4
siswa yang tuntas KKM, sedangkan 7 siswa
laki-laki belum tuntas mencapai KKM. Dari 18
siswa perempuan terdapat 13 siswa tuntas
mencapai KKM, sedangkan 5 siswa perempuan
belum tuntas mencapai KKM. Jumlah
keseluruhan siswa yang belum tuntas mencapai
KKM adalah 12 siswa atau 41,4 % dari jumlah
total. Sedangkan siswa yang tuntas dalam
pembelajaran ini adalah 58,6 %. Hal ini
disebabkan siswa hanya pasif menerima
informasi dari guru sehingga kesan proses
pembelajaran kurang komunikatif. Disamping
itu Peneliti sebagai guru merasa kurang sesuai
prosedur rencana karena adanya keterbatasan
waktu dan ruang. Pengelolaan kelas tidak stabil
kondusif mengingat aktifitas yang berlangsung
di sekitar lingkungan belajar siswa. Peneliti
juga tidak memiliki fasilitas pendukung untuk
melaksanakan pembelajaran agar lebih optimal
berjalan sesuai rencana. Maka dari itu melalui
penelitian ini Peneliti akan meningkatkan
tingkat pencapaian ketuntasan belajar dari 75 %
menjadi 85 %. Hasil selengkapnya seperti pada
Lampiran-1.
Dengan berdasarkan paparan di atas,
Peneliti akan melakukan penelitian dengan
menggunakan metode pembelajaran yang
efektif dapat memberikan hasil yang optimal
dalam mengantarkan siswa mencapai batas
ketuntasan
minimal.
Peneliti
akan
menggunakan metode pembelajaran Talking
Stick agar siswa lebih aktif belajar dalam
menemukan konsep-konsep materi dengan
bimbingan guru. Siswa juga lebih berani dalam
mengungkapkan
pendapat
dan
gagasagagasannya untuk membangun konsep menjadi
sebuah pengetahuan. Materi yang akan Peneliti
ajarkan adalah materi “Pengukuran” SMA
Kelas X program studi Umum. Objek dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X-4 tahun
pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 26 siswa.
Peneliti menyusun judul “ PENGGUNAAN
METODE BELAJAR TALKING STICK
UNTUK MENINGKATKAN PENCAPAIAN
PRESTASI BELAJAR SISWA PADA
MATERI PENGUKURAN DI SMA NEGERI
1 KASIMAN KELAS X-4 TAHUN
PELAJARAN 2013/2014 “ dalam penelitian
ini.
METODE
Jenis penelitian adalah penelitian preeksperimental.
Penelitian
ini
hanya
menggunakan satu kelas untuk subjek
penelitian tanpa adanya kelas kontrol. Subjek
penelitian adalah siswa kelas X-4 di SMA
Negeri 1 Kasiman kabupaten Bojonegoro , pada
materi Pengukuran. Waktu penelitian dilakukan
pada semester ganjil tahun ajaran 2012/2013.
Pengambilan data penelitian dilakukan pada
tanggal Senin tanggal 19 Agustus 2013 sampai
hari Sabtu tanggal 21 September 2013, dalam
dua siklus, dan setiap siklus terdiri atas tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, analisis
data, dan refleksi.
Perangkat pembelajarn yang digunakan
antara lain: silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP), buku ajar siswa, dan
lembar kerja siswa (LKS).
Penelitian dilaksanakan selama 2 siklus
yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan dan refleksi. pada siklus I tahap
perencanaan meliputi : (1) Menentukan materi
pokok yang akan diajarkan, (2) Mempersiapkan
rencana
pembelajaran
dengan
model
pembelajaran talking stick, (3) Menyusun
lembar observasi, (4) Menyiapkan tongkat, (5)
Menyiapkan soal evaluasi. Tahap pelaksanaan
meliputi (1) Guru mengucapkan salam dan
mengecek kehadiran siswa, (2) Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, (3) Guru mengajar sesuai dengan
rencana pembelajaran, (4) Guru memberikan
soal evaluasi. Tahap pengamatan dilakukan
pada aktivitas siswa dan keaktifan siswa selama
mengikuti
proses
pembelajaran
dan
memasukkan data hasil pengamatan ke dalam
Tabel Hasil Pengamatan serta menyusun grafik
dari data pengamatan. Tahap refleksi dilakukan
dengan cara menghitung prosentase ketuntasan
klasikal siswa dan persentase aktivitas siswa
yang berkaitan dengan psikomotorik dan
member konfirmasi terhadap target hasil
penelitian yang dituangkan. Pada siklus II
tahap perencanaan meliputi (1) Melanjutkan
materi pokok yang akan diajarkan, (2)
Mempersiapkan rencana pembelajaran dengan
model pembelajaran talking stick, (3)
Menyusun lembar observasi, (4) Menyiapkan
tongkat, (5) Menyiapkan soal evaluasi . Tahap
pelaksanaanmeliputi (1) Guru mengucapkan
salam dan mengecek kehadiran siswa, (2) Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai, (3) Guru memberi apersepsi dengan
cara memberikan pertanyaan tentang hasil
belajar pada Siklus I, (4) Guru menjelaskan
kembali materi tentang Pengukuran, (5) Siswa
menerima informasi tentang Pengukuran, (6)
Guru mengamati kembali siswa selama proses
pembelajaran,
(7)
Guru
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca
ulang materi yang sudah disampaikan, setelah
itu siswa menutup bukunya, (7) Guru
menyiapkan tongkat, (8) Guru membentuk
kelompok kerja 5-6 siswa setiap kelompok, (9)
Siswa yang memegang tongkat terakhir wajib
menjawab pertanyaan dari guru, (10) Guru
bersama siswa membuat kesimpulan hasil
pembelajaran, (11) Guru memberikan soal
evaluasi. Tahap pengamatan dilakukan pada
aktivitas siswa dan keaktifan siswa selama
mengikuti
proses
pembelajaran
dan
memasukkan data hasil pengamatan ke dalam
Tabel Hasil Pengamatan serta menyusun grafik
dari data pengamatan. Tahap refleksi dilakukan
dengan cara menghitung prosentase ketuntasan
klasikal siswa dan persentase aktivitas siswa
yang berkaitan dengan psikomotorik dan
memberi konfirmasi terhadap target hasil
penelitian yang dituangkan dengan cara
membandingkan hasil siklus I dengan siklus II.
Instrumen
yang
digunakan
untuk
penelitian
antara
lain:
(1)
Lembar
keterlaksanaan pembelajaran talking-Stick, (2)
Lembar aktivitas siswa, (4) Lembar posttest
keterampilan metakognitif, (5) Lembar
inventori metakognitif. Metode Pengumpulan
data dalam penelitian ini adalah metode
observasi, metode tes.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
dilaksanakan selama 1 hari yaitu hari Selasa
tanggal 27 Agustus 2013 pada jam ke lima dan
ke enam yaitu pukul 10.15 - 11.45. Hasil siklus
I adalah sebagai berikut :
Dari diagram dia atas menunjukkan
capaian peningkatan psikomotorik sebesar 68
%. Dari hasil evaluasi diperoleh prosentase
siswa tuntas adalah 69,23 % dan prosentase
siswa tidak tuntas adalah 30,77 %. Hasil ini
belum sesuai target peneliti yaitu 75 %
sehingga penelitian dilanjutkan pada siklus II.
Hasil siklus II adalah sebagai berikut :
Dari diagram dia atas menunjukkan
capaian peningkatan psikomotorik sebesar 81
%. Dari hasil evaluasi diperoleh prosentase
siswa tuntas adalah 92 % dan prosentase siswa
tidak tuntas adalah 8 %. Hasil ini sudah
melebihi target peneliti yaitu 75 % sehingga
penelitian tidak
berikutnya.
dilanjutkan
pada
siklus
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan
kelas yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa (1) Model pembelajaran Talking Stick
dapat meningkatkan pencapaian prestasi belajar
siswa pada konsep materi Pengukuran di kelas
X-4 SMA Negeri 1 Kasiman Tahun Pelajaran
2013/2014, (2) Meningkatkan pencapaian
prestasi belajar siswa pada konsep materi
Pengukuran di kelas X-4 SMA Negeri 1
Kasiman Tahun Pelajaran 2013/2014 dengan
menggunakan pembelajaran model Talking
Stick dapat dilakukan dengan cara memberikan
tindakan berdasarkan hasil refleksi sehingga
pemahaman siswa terhadap materi dapat
meningkat.
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian, maka
peneliti memberikan saran (1) Guru dapat
memilih metode pembelajaran Talking-Stick
pada materi Pengukuran Fisika SMA kelas X
untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa.
DAFTAR PUSTAKA
1. Aqib, Zainal. Model-Model, Media, dan
Strategi
Pembelajaran
Kontektual
(INOVATIF). 2013. Bandung: YRAMA
WIDYA.
2. Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan Edisi Revisi. Jakarta:
Bumi Aksara.
3. Dimyati dan Mudijono. 2006. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
4. Yunia, Anisa In In. 2012. Penggunaan
Model Pembelajaran Talking Stick Dalam
Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar
Siswa Pada Konsep Tata Surya Di Kelas
IX A SMPN 2 Sariwangi. Skripsi tidak
dipublikasikan.
5. Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama.
2011. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas
Edisi Ke dua. Jakarta: PT Indeks.
6. Margono. 2009. Metodologi Penelitian
Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
7. Suprijono, Agus. 2011. Cooperative
Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
8. Tim Penyusun. 2005. Kamus besar Bahasa
Indonesia edisi ke tiga. Jakarta: Balai
Pustaka.
9. Uno, B. Hamzah dan Nurdin Muhammad.
2011.
Belajar
dengan
Pendekatan
PAIKEM. Jakarta: PT Bumi Aksara.
10. Yamin,
Martinis.
2012.
Strategi
Pembelajaran
Berbasis
Kompetensi.
Jakarta: Referensi (GP PRESS GROUP).
Download