White Book of Sanitation Kabupaten Jombang

advertisement
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
II.1 GEOGRAFIS, TOPOGRAFI DAN GEOHIDROLOGI
Kabupaten Jombang merupakan salah satu kabupaten yang secara
geografis berada di Propinsi Jawa Timur bagian barat yang berbatasan langsung
dengan beberapa kabupaten lainnya di Propinsi Jawa Timur. Kabupaten Jombang
terletak di perlintasan jalur selatan jaringan jalan Jakarta – Surabaya. Secara
geografis Kabupaten Jombang terletak disebelah selatan garis katulistiwa berada
antara 112o 03’ 46” sampai 112o 27’ 21” Bujur Timur dan 7o 20’ 48” sampai 7o 46’
41” Lintang Selatan, dengan luas wilayah 1.159,50 Km2, terdiri dari 21 Kecamatan
dan 306 desa. Wilayah Kabupaten Jombang sebagian besar berada pada ketinggian
 350 meter dari permukaan laut, dan sebagian kecil dengan ketinggian > 1500
meter dari permukaan laut yaitu wilayah yang berada di Kecamatan Wonosalam.
Ibukota Kabupaten Jombang terletak pada ketinggian ± 44 m diatas permukaan
laut.
Secara topografis, Kabupaten Jombang dibagi menjadi 3 (tiga) sub area,
yaitu :
a. Kawasan Utara, bagian pegunungan kapur muda Kendeng yang sebagian besar
mempunyai fisiologi mendatar dan sebagian berbukit, meliputi Kecamatan
Plandaan, Kabuh, Ploso, Kudu dan Ngusikan.
b. Kawasan Tengah, sebelah selatan sungai Brantas, sebagian besar merupakan
tanah pertanian yang cocok bagi tanaman padi dan palawija, karena irigasinya
cukup bagus meliputi Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Perak, Gudo, Diwek,
Mojoagung, Sumobito, Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang
dan Kesamben.
c. Kawasan Selatan, merupakan tanah pegunungan, cocok untuk tanaman
perkebunan, meliputi Kecamatan Ngoro, Bareng, Mojowarno dan Wonosalam.
7
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Berdasarkan kondisi geologi dan hidrogeologi, Kabupaten Jombang
termasuk dalam wilayah Sub Cekungan Air Bawah Tanah Mojokerto, yang
merupakan bagian dari cekungan air bawah Brantas yang sebarannya berada di
wilayah Sungai Brantas. Aliran air bawah tanah di wilayah Kabupaten Jombang
dibagi menjadi dua bagian, yaitu aliran air bawah tanah yang mengalir ke sungai
Brantas dari arah barat-selatan (wilayah cekungan air bawah tanah Kediri–Nganjuk
dan perbukitan vulkanik/Wonosalam), dan aliran air bawah tanah yang mengalir ke
sungai Brantas dari utara (wilayah perbukitan struktural/Kabuh).
Sebagian besar wilayah Kabupaten Jombang terdiri dari darataran rendah,
yakni 95% wilayahnya memiliki ketinggian kurang dari 500 meter, sementara
50,76% memiliki ketinggian 500-700 meter, dan 0,6% memiliki ketinggian >700
meter yang berada di Kecamatan Wonosalam.
Kemiringan wilayah Kabupaten Jombang dapat dibedakan menjadi 4
(empat) kelompok, yaitu:
1. Kelerengan 0-2% meliputi seluruh kecamatan di Kabupaten Jombang kecuali
Kecamatan Wonosalam
2. Kelerengan 2-5% meliputi sebagian wilayah Kecamatan Mojowarno, Bareng,
Wonosalam, Mojoagung, Jombang, Kudu, Ngusikan, Kabuh dan Plandaan
3. Kelerengan
15%-40%
meliputi
sebagian
wilayah
Kecamatan
Bareng,
Wonosalam, Mojoagung, Sumobito, Kudu, Ngusikan, Kabuh dan Plandaan
4. Kelerengan >40% meliputi sebagian wilayah Kecamatan Bareng, Wonosalam,
Mojoagung, Sumobito, Ngusikan, Kabuh dan Plandaan.
Kondisi tata guna tanah wilayah Kabupaten Jombang pada tahun 2007
meliputi daerah pemukiman seluas 27.852,80 ha (24,02%); lahan sawah seluas
50.100,83 ha (43,21%);
tegalan seluas 13.617,36 ha (11,74%); hutan seluas
22.562,00 ha (19,46%); kawasan industri seluas 122,28 ha (0,11%), perkebunan
seluas 675,98 ha (0,58%) dan lainnya seluas 1.012,61 ha (0,87%).
Hutan merupakan daerah yang berfungsi sebagai daerah penyimpan air dan
daerah penyangga yang berfungsi untuk keseimbangan alam. Namun hutan juga
dapat dieksploitasi sehingga memberi manfaat ekonomi. Hutan di Kabupaten
Jombang dibagi ke dalam empat fungsi, yaitu hutan lindung seluas 873,10 ha,
8
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
hutan produksi seluas 14.868,10 ha, hutan suaka alam/hutan wisata/ taman
nasional seluas 2.864,70 ha, dan lainnya seluas 1.045,70 ha.
Keadaan iklim pada suatu wilayah sangat dipengaruhi oleh faktor hujan.
Wilayah Kabupaten Jombang dipengaruhi oleh iklim tropis dengan angka curah
hujan rata-rata berkisar 1.800 mm/tahun dan temperatur antara 20 C – 32 C.
Seperti umumnya di daerah lain, Kabupaten Jombang mengikuti perubahan
putaran 2 iklim, musim hujan dan musim kemarau. Dari hasil pengamatan Stasiun
Klimatologi, curah hujan yang relatif tinggi terjadi pada bulan Januari, Maret,
November dan Desember. Sedangkan pada bulan Juni, Juli, dan Agustus curah
hujan relatif rendah.Curah hujan rata-rata di Kabupaten Jombang dapat dilihat
pada Gambar 1.
Gambar 1. Curah hujan rata-rata di Kabupaten Jombang.
300
250
200
150
100
216
50
0
179
227
269
195
242
129
96
29
20.1
54
Sumber data: RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2007 – Tahun 2027
Kabupaten Jombang memiliki beberapa aliran sungai. Hampir seluruh
wilayah Kabupaten Jombang masuk dalam daerah aliran Sungai Brantas. Sungaisungai utama yang melintasi wilayah Kabupaten Jombang yaitu Sungai Brantas, Kali
Konto, Kali Gunting, Kali Ngotok Ringkanal, Kali Gudo, Kali Apur Besok, dan Kali
Jombang yang sebagian besar berhulu di Pegunungan Arjuno.
Kabupaten Jombang memiliki beberapa aliran sungai yang melintas dan
beberapa waduk.
Sungai-sungai yang melintasi wilayah Kabupaten Jombang
diantaranya adalah Sungai Brantas yang melintas di sebelah barat dan utara yang
membatasi wilayah Kabupaten Jombang dan Kabupaten Nganjuk, kali Slumbung
9
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Kuning dan kali Gondang yang bermata air di Kecamatan Wonosalam, serta
beberapa sungai-sungai lain yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Jombang.
Nama sungai-sungai yang ada di Kabupaten Jombang dapat di lihat pada Tabel. 1.
Tabel 1. Nama, panjang dan debit sungai – sungai di Kabupaten Jombang
Debit Air (M³/Detik)
Panjang Sungai
No.
Nama Sungai
(Km)
Minimal
Maksimal
1 Brantas
44.261
52,65
450,00
2 Konto
14.119
2,62
72,75
3 Pit Tengah
2.300
3,25
42,50
4 Bening
7.250
1,68
12,50
5 Sembung
10.700
1,63
23,00
6 Jarak
12.800
2,63
38,50
7 Pakel
12.800
1,18
51,00
8 Jiken
5.245
1,50
40,00
9 Krisik
4.850
0,90
20,00
10 Gogor
4.850
0,90
31,00
11 Bengawan
6.000
0,90
30,00
12 Putih
7.250
1,50
25,00
13 Catak Banteng
8.750
1,35
40,00
14 Gunting
12.875
1,78
62,25
15 Jurang Jero
12.375
1,90
15,00
16 Sumber Aren
6.075
0,78
8,50
17 Pasinan
2.880
0,65
10,00
18 Mangir
5.300
0,95
20,00
19 Gondang
3.800
0,90
15,40
20 Marmoyo
23.860
1,90
56,50
21 Bancang
7.000
0,75
14,75
22 Gembyang
1.500
0,78
13,50
23 Kabuh
12.000
1,00
50,75
24 Kulak
8.300
0,67
15,00
25 Paleman
8.450
0,67
15,65
26 Katemas
10.440
0,77
20,00
27 Made
8.000
0,77
19,00
28 Kromong
3.250
0,74
18,68
29 Door
5.500
2,00
25,67
30 Beng
3.500
2,50
32,66
31 Plabuhan
2.500
0,73
13,67
32 Ngotok Ringkanal
27.846
5,00
72,33
33 Jombang
4.250
2,00
31,00
34 Jombang Wetan
6.155
1,77
20,00
35 Jombang Kulon
8.250
1,00
15,00
36 Kuwik
5.000
0,92
15,00
10
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
No.
37
38
39
40
41
42
Nama Sungai
Sumber Pangkat
Langkap
Maling
Wungu
Seloatep
Pancir
Panjang Sungai
(Km)
1.938
4.000
1.000
8.000
5.111
5.000
Debit Air (M³/Detik)
Minimal
Maksimal
0,70
6,50
0,65
5,00
0,77
6,66
0,90
7,00
1,10
25,00
2,00
50,00
Sumber: Kabupaten Jombang Dalam Angka, 2007/2008
Debit air antara musim hujan dan musim kemarau pada beberapa sungai
menunjukkan perbandingan yang cukup ekstrim. Salah satunya adalah Sungai
Kaligunting yang memiliki perbandingan debit 43 : 1. Perbededaan yang sangat
menonjol (fluktuatif) ini berpotensi menimbulkan bencana banjir. Selanjutnya salah
satu komponen yang memberi pengaruh besar terhadap kondisi hidrologi adalah
sistem Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Sub DAS. Sebagian besar wilayah Kabupaten
Jombang masuk dalam DAS Brantas yang merupakan sungai utama yang
mempengaruhi ekosistem wilayah tersebut. Selain sungai di wilayah perencanaan
juga terdapat 14 buah waduk sebagai satu kesatuan sistem dalam hidrologi wilayah
yang dapat dilihat pada Tabel 2.
Dalam sistem hidrologi, kondisi ketinggian dan kemiringan lahan
mempengaruhi karakter aliran air permukaan, yang dapat dilihat pada Gambar 5.4.
Selain aliran air permukaan, di Kabupaten Jombang juga terdapat aliran air bawah
tanah atau air tanah. Dimana sumberdaya air bawah tanah mempunyai peranan
yang sangat penting sebagai salah satu alternatif sumber air baku. Adapun
pemanfaatan air bawah tanah di Kabupaten Jombang digunakan untuk domestik,
pertanian, komersil, dan industri. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 3.
11
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Tabel 2. Nama, Luas dan Kemampuan Waduk Mengairi Sawah
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
Nama Waduk / Embung
Kepuhrejo
Grogol
Mangunan
Kradenan
Brumbung
Sempal
Karangjati
Karangpakis
Ngabar
Tanjung Wadung
Bangsri
Plabuhan
Sidowayah
Glugu
Luas Waduk
(Ha)
2,00
1,93
5,00
1,50
1,50
1,50
1,10
1,50
0,85
1,25
3,05
3,48
1,00
0,48
Volume (M³)
30.000
28.950
85.000
9.000
18.000
22.500
16.500
9.800
10.200
20.000
39.650
73.080
15.000
5.760
Luas Sawah
(Ha)
73
99
118
60
42
61
49
32
93
97
65
52
273
8
Sumber : RTRW Kabupaten Jombang Tahun 2007 - Tahun 2027
Tabel 3. Pemanfaatan Air Bawah Tanah / Air Tanah Di Kabupaten Jombang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Kecamatan
Bandar Kedung
Mulyo
Pemanfaatan Air Bawah Tanah/Air Tanah
(m3/Tahun)
Domestik
1.311.547
Pertanian
0
Komersil
2.796
Industri
0
Perak
1.389.658
0
5.616
27.996
Gudo
1.596.478
1.200
2.760
0
Diwek
2.435.796
362.976
47.208
103.728
Ngoro
1.941.385
3.108
19.944
27.996
Mojowarno
2.320.378
0
26.436
27.996
Bareng
1.430.538
1.596
1.380
0
Wonosalam
888.673
0
12.960
0
Mojoagung
1.634.658
3.000
29.868
0
Sumobito
2.228.505
0
6.216
0
Jogoroto
1.617.466
0
0
0
Peterongan
1.679.873
3.060
43.464
104.388
Jombang
4.823.402
334.176
200.556
464.988
Megaluh
1.075.524
0
1.092
27.996
Tembelang
1.441.575
0
0
27.996
Kesamben
1.763.418
0
0
0
Kudu
1.447.182
0
0
0
Ngusikan
0
0
0
0
Ploso
1.318.855
4.176
8.988
937.632
Kabuh
1.107.878
0
0
0
Plandaan
1.077.042
0
0
27.996
Jumlah
34.529.831 713.292
409.284 1.778.712
Sumber : Laporan Akhir Studi Potensi Sumberdaya Air Bawah Tanah Kabupaten Jombang
Jumlah
(m3/Tahun)
1.314.343
1.423.270
1.600.438
2.949.708
1.992.433
2.374.810
1.433.514
901.633
1.667.526
2.234.721
1.617.466
1.830.785
5.823.122
1.104.612
1.469.571
1.763.418
1.447.182
0
2.269.651
1.107.878
1.105.038
37.431.119
12
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Dilihat dari penyebarannya kelas efektif tanah di Kabupaten Jombang
sebagian besar mempunyai lahan dengan kedalaman efektif tanah dominan lebih
dari 90 cm hal ini dapat diartikan pada sebagian besar lahan di wilayah Kabupaten
Jombang baik untuk pertumbuhan tanaman dalam arti kata akar tanaman dapat
menembus kedalaman tanah dimana akar tanaman tersebut dapat serta mampu
menyerap air dibandingkan dengan tingkat kedalaman efektif tanah yang berada
dibawah angka 90 cm. Komposisi luas lahan berdasarkan kedalaman efektif tanah
di Kab. Jombang terdiri atas 4 kelas :
a. Lebih dari 90 cm seluas 95.129,930 Ha
b. Antara 61 - 90 cm seluas 6.770,817 Ha
c. Antara 30 - 60 cm seluas 2.706,999 Ha
d. Kurang dari 30 cm seluas 11.340,254 Ha
Berdasarkan ciri fisik tanah yang ada di Kabupaten Jombang dapat di bagi
menjadi tiga bagian, yaitu :
1. Kabupaten Jombang bagian utara adalah bagian dari pegunungan kapur yang
memiliki tanah relatif kurang subur, sebagian besar mempunyai fisiografi yang
mendatar dan sebagian lagi berbuki-bukit tetapi tidak terlalu tajam, yang
terletak di sebelah utara sungai Brantas.
2. Kabupaten Jombang bagian tengah di bagian selatan sungai Brantas sebagian
besar merupakan tanah pertanian dengan sungai-sungai dan daerah irigasi
yang tersebar dan cocok untuk pertanian.
3. Kabupaten Jombang bagian selatan merupakan tanah pegunungan yang
dimanfaatkan untuk daerah perkebunan.
Adapun jenis tanah pada masing-masing kecamatan berdasarkan peta
tanah dapat dilihat pada Tabel 4.
13
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Tabel 4. Luas Berdasarkan Jenis Tanah Per Kecamatan Di Kabupaten Jombang
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
Kecamatan
Bandar Kedung Mulyo
Perak
Gudo
Diwek
Ngoro
Mojowarno
Bareng
Wonosalam
Mojoagung
Sumobito
Jogoroto
Peterongan
Jombang
Megaluh
Tembelang
Kesamben
Kudu
Ngusikan
Ploso
Kabuh
Plandaan
Jumlah
1
2
3
4
3.169
313
2.133
768
2,31
3.667
2,83
5.056
4.468
4.579
1.982
2.083
1.635
2.799
2.861
2.561
592
2.712
554
1.684
3.260
4.761
1.291
1.193
1.054
677
957
1.915
3.530
32
1.830
1.631
2.899
8.663 27.368 2.899 29.722
Luas Jenis Tanah (Ha)
5
6
7
8
9
10
815
266
4.109
1.299
361
355
1.053
190
740
7
1.090
1.007
1.972
3.377
1.660 4.109 3.061 2.345 4.383 1.081
11
12
65
58
1.404
4.453
906
1.897
2.557
419
367
1.137
2.241
6.844 8.660
Jumlah (Ha)
3.547
2.958
3.669
5.059
5.284
6.249
6.434
5.015
5.280
4.795
2.861
3.153
6.177
3.157
3.450
5.501
2.858
3.958
2.873
4.569
13.949
100.796
Sumber : Rencana Teknik Lapang Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah Kabupaten Jombang
Keterangan Jenis Tanah :
1. Grumosol kelabu tua
2. Kompleks Andosol Coklat, Andosol Coklat Kekuningan dan Litosol
3. Asosiasi Regosol dan Litosol
4. Asosiasi Mediteran Coklat dan Grumosol Kalabu
5. Grumosol Kelabu Tua
6. Kompleks Mediteran Coklat dan Litosol
7. Regosol Coklat Keabuan
8. Litosol Coklat Kemerahan
9. Asosiasi Aluvial Kalabu dan Aluvial Coklat Kekelabuan
10. Grumosol Kalabu
11. Asosiasi Litosol dan Mediteran Merah
12. Aluvial Kelabu
II.2 ADMINISTRASI
Kabupaten Jombang merupakan wilayah di Propinsi Jawa Timur yang terdiri
dari 21 (dua puluh satu) wilayah kecamatan dengan 306 desa/kelurahan.
Mencakup luas wilayah 1.159,50 Km2. Jumlah desa dan dusun di Kabupaten
Jombang dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Jumlah Desa dan Dusun Menurut Kecamatan
Kecamatan
Luas ( Km2)
Desa
Dusun
010. Bandar Kedung Mulyo
32.50
11
42
020. P e r a k
29.05
13
36
030. G u d o
34.39
18
75
040. D i w e k
47.70
20
100
050. N g o r o
49.86
13
82
060. Mojowarno
78.62
19
68
070. Bareng
94.27
13
50
14
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Kecamatan
Luas ( Km2)
Desa
Dusun
080. Wonosalam
121.63
9
48
090. Mojoagung
60.18
18
60
100. Sumobito
47.64
21
76
110. Jogoroto
28.28
11
46
120. Peterongan
29.47
14
56
130. Jombang
36.40
20
72
140. Megaluh
28.41
13
41
150. Tembelang
32.94
15
65
160. Kesamben
51.72
14
61
170. K u d u
77.75
11
47
171. Ngusikan
34.98
11
39
180. P l o s o
25.96
13
50
190. K a b u h
97.35
16
87
200. Plandaan
120.40
13
57
1,159.50
306
1,258
Jumlah
Sumber : Kabupaten Dalam Angka 2009
Kabupaten Jombang berbatasan dengan batas administratif wilayah –
wilayah berikut :
 Sebelah Utara
: Kabupaten Lamongan
 Sebelah Timur
: Kabupaten Mojokerto
 Sebelah Selatan
: Kabupaten Kediri dan Kabupaten Malang
 Sebelah Barat
: Kabupaten Nganjuk
Kedudukan Wilayah Kabupaten Jombang dan Lingkup wilayah administratif
Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 2.
15
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Gambar 2. Peta Administrasi Kabupaten Jombang.
16
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
II.3 KEPENDUDUKAN
Berdasarkan hasil Registrasi jumlah penduduk Kabupaten Jombang akhir
tahun 2008 sebesar 1.343.359 jiwa. Dari 21 Kecamatan yang ada di Kabupaten
Jombang, Kecamatan Jombang mempunyai jumlah penduduk terbesar, yaitu
sebanyak 147.634 jiwa atau 10,22 persen dari total penduduk Kabupaten Jombang.
Kepadatan penduduk Kabupaten Jombang sedikit meningkat dari 1.007 jiwa/km 2
pada tahun 2007 menjadi 1.154 jiwa/km2 pada tahun 2008. Kepadatan penduduk
tertinggi berada di Kecamatan Jombang sebagai Ibukota Kabupaten dan kepadatan
terendah berada di Kecamatan Wonosalan, Kabuh, Plandaan dan Ngusikan.
Perkembangan penduduk di Kabupaten Jombang selama 6 tahun terakhir
mengalami pertumbuhan, mulai dari tahun 2003 hingga tahun 2008 sebesar 2,8%.
Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah penduduk di wilayah perencanaan selama
enam tahun terakhir dan tingkat kepadatan penduduk dapat dilihat pada Tabel 6.
dan Tabel 7.
Tabel 6. Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan 2004-2008
Kecamatan
Bandar Kedung
Mulyo
Perak
Gudo
Diwek
Ngoro
Mojowarno
Bareng
Wonosalam
Mojoagung
Sumobito
Jogoroto
Peterongan
Jombang
Megaluh
Tembelang
Kesamben
Kudu
2004
2005
2006
2007
2008)*
45.272
45.468
45.545
45.773
50.051
48.989
52.830
91.559
65.587
81.320
50.114
31.026
71.328
74.578
53.871
57.350
118.752
37.796
50.794
61.425
29.718
49.353
52.916
92.174
65.581
81.399
50.681
31.239
71.126
74.472
53.893
57.067
118.666
37.955
51.555
61.357
29.843
49.373
52.984
92.395
65.894
81.300
50.956
31.242
71.507
74.490
53.997
57.174
118.456
38.006
51.670
61.605
29.950
49.425
53.177
92.883
68.039
81.400
51.097
31.299
72.178
74.856
56.086
57.136
118.204
38.046
51.651
61.784
31.168
58.444
59.161
113.757
83.975
93.864
57.520
35.496
76.604
84.797
66.684
68.795
147.899
42.436
55.408
69.776
31.903
17
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Kecamatan
Ngusikan
Ploso
Kabuh
Plandaan
Jumlah
2004
2005
2006
2007
2008)*
21.162
41.481
39.005
37.111
1.161.068
20.341
41.673
38.998
37.663
1.163.420
20.583
41.793
38.977
37.823
1.165.720
20.790
42.072
39.150
37.845
1.174.059
22.611
43.611
42.343
38.223
1.343.358
Sumber : BPS Kab. Jombang ( Registrasi Penduduk ) *) : Hasil Regristrasi s/d Akhir Mei 2008
Tabel 7. Kepadatan Penduduk Akhir Tahun Menurut Kecamatan 2003-2008
Luas
Kecamatan
Kepadatan Penduduk
Daerah
( Km2 )
32,50
2003
2004
2005
2006
2007
2008*)
1.391
1.393
1.399
1.401
1.408
1.536
29,05
1.676
1.686
1.699
1.700
1.701
2.009
030. G u d o
34,39
1.533
1.536
1.539
1.541
1.546
1.718
040. D i w e k
47,70
1.913
1.919
1.932
1.937
1.947
2.382
050. N g o r o
49,86
1.311
1.315
1.315
1.322
1.365
1.630
060. Mojowarno
78,62
1.029
1.034
1.035
1.034
1.035
1.195
070. Bareng
94,27
528
532
538
541
542
607
080. Wonosalam
121,63
251
255
257
257
257
291
090. Mojoagung
60,18
1.176
1.185
1.182
1.188
1.199
1.268
100. Sumobito
47,64
1.553
1.565
1.563
1.564
1.571
1.779
110. Jogoroto
28,28
1.904
1.905
1.906
1.909
1.983
2.354
120. Peterongan
29,47
1.933
1.946
1.936
1.940
1.939
2.330
130. Jombang
36,40
3.246
3.262
3.260
3.254
3.247
4.056
140. Megaluh
28,41
1.309
1.330
1.336
1.338
1.339
1.494
150. Tembelang
32,94
1.530
1.542
1.565
1.569
1.568
1.682
160. Kesamben
51,72
1.186
1.188
1.186
1.191
1.195
1.375
170. K u d u
27,54
1.078
1.079
1.084
1.088
1.132
1.154
171. Ngusikan
50,21
421
421
405
410
414
449
180. P l o s o
25,96
1.606
1.598
1.605
1.610
1.621
1.674
190. K a b u h
132,33
293
295
295
295
296
320
200. Plandaan
120,40
308
308
313
314
314
318
1.159,50
997
1.001
1.003
1.005
1.013
1.156
010. Bandar Kedung
Mulyo
020. P e r a k
Jumlah
Sumber : BPS Kab. Jombang ( Registrasi Penduduk ) *) : Hasil Regristrasi s/d Akhir Mei 2008
Tingkat kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Jombang terbagi atas
keluarga pra sejahtera, keluarga sejahtera I,II,III, dan III+. Dimana tingkat
kesejahteraan masyarakat ini dinilai dari kemampuan masyarakat untuk memenuhi
18
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
kebutuhan dasar, kebutuhan sosial, kebutuhan pengembangnya dan sekaligus ikut
secara teratur dalam kegiatan sosial. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel
8.
Tabel 8. Keluarga Pra Sejahtera Dan Sejahtera
Kecamatan
Pra
Sejahtera
Sejahtera
Sejahtera
Sejahtera
Sejahtera
I
II
III
III +
Jumlah
Bandar Kd. Mulyo
2.701
2.949
5.433
1.115
160
12.358
Perak
2.143
2.977
4.722
3.285
266
13.393
Gudo
1.905
3.329
5.085
4.791
485
15.595
Diwek
3.465
7.050
8.962
6.062
369
25.908
Ngoro
3.291
3.993
6.182
4.787
711
18.964
Mojowarno
4.170
3.775
8.108
6.528
1.406
23.987
Bareng
5.643
3.842
3.462
1.943
187
15.077
Wonosalam
5.221
1.688
1.755
673
69
9.406
Mojoagung
3.938
2.514
8.510
4.286
487
19.735
Sumobito
4.593
5.212
5.228
5.611
659
21.303
Jogoroto
2.640
3.914
5.298
3.436
726
16.014
Peterongan
2.447
3.149
5.604
5.380
367
16.947
Jombang
5.176
6.760
8.678
11.520
2.118
34.252
Megaluh
2.488
2.587
3.124
2.802
437
11.438
Tembelang
2.935
3.371
5.711
3.226
276
15.519
Kesamben
4.362
4.285
4.825
5.135
557
19.164
Kudu
4.278
830
2.182
1.809
284
9.383
Ngusikan
3.430
856
1.579
853
50
6.768
Ploso
3.975
3.027
3.359
1.590
75
12.026
Kabuh
8.295
484
1.038
3.119
8
12.944
Plandaan
6.628
1.888
2.079
1.043
65
11.703
Jumlah
83.724
68.480
100.924
78.994
9.762
341.884
2006
88.692
70.490
97.977
68.414
9.225
334.798
2005
90.503
74.739
94.686
57.499
7.370
324.797
2004
86.334
54.221
93.045
57.001
6.898
289.566
2003
67.403
42.252
93.182
56.774
6.637
266.248
Sumber : Data BKKBN Kab. Jombang
19
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
II.4 PENDIDIKAN
Perkembangan pendidikan di Kabupaten Jombang sepanjang tahun 2004
sampai dengan tahun 2008 menunjukkan perkembangan yang relatif stabil. Hal ini
dapat dilihat dari trend Angka Partisipasi Kasar (APK), Angka Partisipasi Murni
(APM) dan Angka Partispasi Sementara (APS) dari semua tingkatan, mulai dari
SD/MI sampai dengan tingkat SMTA/sederajat yang mengalami trend naik turun
dengan angka pergeseran yang relatif kecil.
Sepanjang tahun 2004 - 2008 rata-rata APM untuk tingkat SD sebesar
91,85%, untuk tingkat SMTP/ sederajat sebesar 75,53%, dan untuk tingkat
SMTA/sederajat sebesar 55,65%. Sedangkan APK rata-rata SD/MI adalah sebesar
103,61%, tingkat SMTP/sederajat rata-rata sebesar 96,45%; sedangkan untuk
tingkat SMTA/sederajat rata-rata sebesar 70,55%. Meningkatnya angka partisipasi
sekolah berarti menunjukkan adanya keberhasilan di bidang pendidikan, utamanya
yang berkaitan dengan upaya memperluas jangkauan pelayanan pendidikan.
Pada tingkat taman kanak-kanak (TK) jumlah sekolah sebanyak 357, pada
tingkat sekolah dasar (SD) jumlah sekolah yang ada sebanyak 567. Jumlah murid
seluruhnya 82.991 murid dan 5.391 guru. Sedangkan jumlah SMP sebanyak 115
sekolah, SMU sebanyak 50 sekolah dan SMK sebanyak 47 sekolah. Banyaknya
sekolah MI 262 unit, MTs 120 unit dan MA 74 unit. Perguruan tinggi di Kabupaten
Jombang sebanyak 12, yang terdiri atas 2 Universitas, 6 Sekolah Tinggi dan 4
Akademi. Selain itu di Kabupaten Jombang juga terdapat jenis pendidikan nonformal seperti kursus bahasa asing dan kursus komputer, baik yang
diselenggarakan oleh pemerintah maupun swasta. Jumlah fasilitas pendidikan di
Kabupaten Jombang dapat dilihat pada Gambar 3 dan rasio murid terhadap guru
dapat dilihat pada Gambar 4.
20
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Gambar 3. Diagram Fasilitas Pendidikan di Kabupaten Jombang Tahun 2007/2008
600
500
400
300
200
567
357
262
100
115
50
47
SMA
SMK
0
TK
SD
SMP
120
MI
MTs
74
MA
12
PT
Sumber: Jombang dalam Angka 2007
Gambar 4. Diagram Rasio Murid Terhadap Guru Menurut Tingkat Sekolah 2007/2008
Sumber: Dinas Pendidikan Kabupaten Jombang
II.5 KESEHATAN
Perkembangan kesehatan di Kabupaten Jombang dapat diukur dari
perkembangan derajat kesehatan, yaitu angka kematian bayi dan angka kematian
ibu melahirkan.
Angka kematian bayi menunjukkan trend penurunan dari angka 21 per 1000
kelahiran hidup pada tahun 2003 menjadi 12,57 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2007 atau turun sebesar 40,14%. Diagram angka kematian bayi dapat dilihat
pada Gambar 5.
21
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Gambar 5. Perkembangan Angka Kematian Bayi
Perkembangan Angka Kematian Bayi
per 1000 Kelahiran Hidup
25,00
21,00
20,00
15,00
12,00
10,00
10,00
10,00
12,87
5,00
0,00
2003
2004
2005
2006
2007
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Sementara angka kematian ibu melahirkan sepanjang tahun 2003 - 2007
menunjukkan trend yang fluktuatif, dengan angka kematian terendah terjadi pada
tahun 2004 yang tercapai sebesar 74 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan
angka kematian tertinggi terjadi pada tahun 2005 yang tercapai sebesar 112 per
100.000 kelahiran hidup. Namun demikian meskipun terjadi fluktuasi, capaian
angka kematian ini lebih baik dari target nasional yang harus dicapai sebagaimana
target dalam indikator Indonesia Sehat 2010. Diagram angka kematian ibu
melahirkan dapat dilihat pada Gambar 6.
22
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Gambar 6. Perkembangan Angka Kematian Ibu Melahirkan
Perkembangan Angka Kematian
Ibu Melahirkan
120
100
112
80
89
80
74
77
60
40
20
0
2003
2004
2005
2006
2007
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
Indikator kesehatan lainnya adalah angka penyakit menular yang meliputi
penyakit gastro enteritis/diare, demam berdarah, malaria, TBC paru-paru, HIV dan
AIDS. Sepanjang tahun 2003 sampai dengan tahun 2007, dari 6 jenis penyakit
menular tersebut, jumlah penderita terbanyak adalah penyakit diare dengan ratarata sebesar 179,65 penderita per tahun, berikutnya penyakit TBC paru-paru
dengan rata-rata sebesar 702 penderita per tahun, penyakit demam berdarah
dengan rata-rata 213 penderita per tahun, dan penyakit malaria dengan rata-rata
30 penderita per tahun. Perkembangan angka penyakit menular dapat dilihat pada
Tabel 10.
Tabel 10. Perkembangan Angka Penyakit Menular Tahun 2003 – 2007
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Uraian
Gastro
Enteritis/Diarere
Demam Berdarah
Malaria
TBC Paru-paru
Pengidap HIV
Pengidap AIDS
Satuan
Orang
2003
22.594
2004
24.801
2005
21.215
2006
2007
19.748 21.385
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
70
38
527
0
1
117
37
96
4
0
616
23
1.112
7
1
365
31
1.207
27
0
695
33
610
29
0
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
23
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Memperhatikan fenomena yang ada, perkembangan penyakit demam
berdarah dengue (DBD) menunjukkan perkembangan yang cukup signifikan,
sehingga dibutuhkan upaya lebih intensif dan cepat dalam rangka mencegah
kejadian yang berulang di tahun mendatang. Pemberdayaan masyarakat melalui
perilaku hidup sehat dan prosedur tetap dalam rangka pencegahan dan
penanganan yang lebih nyata dan terpadu merupakan suatu terobosan yang dapat
dirancang di masa mendatang.
Rasio tenaga medis terhadap jumlah penduduk di Kabupaten Jombang
sampai dengan tahun 2007 masih sangat jauh dari target capaian indikator
Indonesia Sehat 2010 untuk Kabupaten Jombang. Rasio yang ada pada masingmasing capaian bahkan belum mencapai 50% dari target, oleh karena itu perlu
percepatan dan kebijakan khusus untuk dapat memenuhinya.
Untuk menilai tingkat akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
dasar yang diberikan oleh Pemerintah Kabupaten bisa dilihat dari animo
masyarakat untuk berobat ke Puskesmas yang ada. Selama lima tahun jumlah
masyarakat yang memanfaatkan Puskesmas mengalami peningkatan sebesar
9,29% yaitu dari sejumlah 758.775 kunjungan pada tahun 2003 menjadi sebesar
829.275 kunjungan pada tahun 2007.
Kenaikan ini menggambarkan bahwa Puskesmas masih menjadi pilihan
utama bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dasar. Hal ini
juga didukung semakin baik dan lengkapnya pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas. Sampai dengan
tahun 2007 terdapat 34 Puskesmas. Dari jumlah
tersebut sebanyak 13 Puskemas merupakan Puskesmas dengan pelayanan rawat
inap dan beberapa di antara Puskesmas rawat inap telah memiliki fasilitas
pelayanan spesialis. Perkembangan jumlah kunjungan ke puskesmas dapat dilihat
pada Gambar 7.
24
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Gambar 7. Perkembangan Jumlah Kunjungan ke Puskesmas
Perkembangan Jumlah Kunjungan
ke Puskesmas
900.000
800.000
700.000
816.768
829.275
750.016
758.775
600.000
500.000
498.584
400.000
300.000
200.000
100.000
2003
2004
2005
2006
2007
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
II.6 SOSIAL MASYARAKAT
II.6.1 Agama
Masyarakat di Kabupaten Jombang pada umumnya(mayoritas) memeluk
agama Islam, sehingga kondisi sosial budaya di Kabupaten Jombang juga
merupakan perpaduan antara dua kultur budaya, yaitu perpaduan antara
budaya Jawa dan budaya Islam. Perpaduan kedua budaya inilah yang
membentuk karakter/ciri khas sosial budaya masyarakat Kabupaten Jombang
sampai dengan saat ini.
Ciri khas budaya Jawa adalah tingginya rasa solidaritas sesama
masyarakat dengan semangat gotong – royong, toleransi, ikatan kekerabatan
yang kental atau lebih dikenal saat ini dengan sebutan paguyuban. Sedangkan
untuk pengaruh budaya Islam dapat dilihat pada acara – acara ritual
keagamaan yang mengikuti pola kehidupan masyarakat seperti selamatan,
kenduri serta upacara ritual lainnya. Oleh sebab kultur budaya Islam yang
cukup kental, maka Kabupaten Jombang lebih dikenal dengan sebutan Kota
25
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Santri dengan tersebarnya berbagai pesantren – pesantren (tempat belajar dan
memperdalam pengertian tentang Agama Islam).
Masyarakat Kabupaten Jombang terdiri dari etnis yang beragam dan
menganut agama yang berbeda-beda. Keragaman ini turut mewarnai sosial
masyarakat Kabupaten Jombang baik dari bahasa maupun seni budaya. Tidak
hanya itu saja,masyarakat pendatang baik dari berbagai daerah disekitar
Kabupaten Jombang maupun diluar Kabupaten Jombang turut mewarnai
kondisi sosial masyarakat di Kabupaten Jombang. Komposisi penduduk asli
berasal dari berbagai etnik (terutama suku Jawa, Madura, dan sebagian kecil
keturunan Arab dan Cina).
Masyarakat Kabupaten Jombang menganut beragam jenis agama, hal ini
menunjukkan adanya toleransi yang baik antar agama. Agama yang dianut oleh
masyarakat Kabupaten Jombang adalah Islam, Kristen, katolik, hindu dan
budha. Selain kelima agama tersebut ada sebagian masyarakat yang menganut
kepercayaan lain. Pada tabel berikut ditunjukkan jumlah penduduk menurut
jenis agama dan keyakinan yang dianut. Sepanjang tahun 2003 – 2007
komposisi jumlah pemeluk agama menunjukkan tidak banyak terjadi
perubahan, yaitu pemeluk agama Islam sekitar 98%, kemudian pemeluk agama
Kristen Protestan 1,23%, pemeluk agama Kristen Katolik sebesar 0,29%, agama
Hindu 0,09% dan agama Budha sebesar 0,12%. Jumlah penduduk menurut
agama dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Agama dan Kecamatan Tahun 2008
Kecamatan
010. Bandar Kd.
Mulyo
020. P e r a k
030. G u d o
040. D i w e k
050. N g o r o
060. Mojowarno
070. Bareng
080. Wonosalam
090. Mojoagung
100. Sumobito
110. Jogoroto
120. Peterongan
Islam
53.419
Protestan
22
Katolik
17
Hindu
-
Budha
-
Lainnya
-
54.869
58.263
100.120
70.284
84.565
57.152
33.233
76.375
104.002
60.046
63.896
128
625
200
2.333
4.443
1.511
1.496
916
133
322
78
22
611
111
28
222
505
33
167
20
20
489
26
22
333
361
205
30
7
6
-
-
26
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Kecamatan
Islam
Protestan
Katolik
130. Jombang
128.584
3.721
1.811
140. Megaluh
42.555
67
17
150. Tembelang
56.978
44
160. Kesamben
68.168
78
20
170. K u d u
55.546
28
44
171. Ngusikan
23.054
11
200
180. P l o s o
45.324
211
28
190. K a b u h
44.467
133
44
200. Plandaan
39.073
89
Sumber : BPS Kab. Jombang ( Registrasi Penduduk )
Hindu
339
17
-
Budha
1.027
17
-
Lainnya
-
Fasilitas tempat ibadah di Kabupaten Jombang cukup banyak sehingga
mampu untuk mecukupi kebutuhan tempat beribadah bagi pemeluk agama
masing-masing. Menurut data tahun 2007, di Kabupaten Jombang terdapat
1.130 masjid dan 3.814 Langgar/Mushola/Surau sebagai tempat ibadah bagi
penganut agama Islam, 103 gereja sebagai tempat ibadah penganut agama
Kristen, 2 Gereja sebagai tempat ibadah penganut agama Katolik, 6 Pura
sebagai tempat ibadah penganut agama Hindu dan 3 Vihara sebagai tempat
ibadah penganut agama Budha. Bangunan tempat ibadah tersebut sebagian
merupakan bangunan yang telah berdiri sejak jaman kolonial antara lain Masjid
Jami (Masjid Agung), gereja (Mojowarno) serta Klenteng di tengah kota
Jombang.
II.6.2 Kesenian
Berdasarkan perhitungan di tahun 2007, realisasi jumlah kelompok seni
dan budaya yang ada sebanyak 477 kelompok atau meningkat sebanyak 174
kelompok dibandingkan tahun 2003. Meningkatnya jumlah kelompok seni dan
budaya ini mengindikasikan adanya peningkatan perhatian masyarakat
terhadap seni dan budaya.
Kekayaan etnik dan budaya yang dimiliki Kabupaten Jombang
berpengaruh terhadap kesenian tradisional yang ada. Salah satunya yang
terkenal adalah Tari Remo, namun kini semakin terkikis oleh kesenian modern.
27
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
II.6.3 Bahasa
Bahasa Jawa dialek Jawa Timuran dan bahasa Madura adalah bahasa
sehari-hari masyarakat Kabupaten Jombang. Gaya bahasa di Jombang terkenal
kaku tanpa unggah-ungguh sebagaimana bahasa Jawa kasar umumnya. Hal ini
menunjukkan sikap masyarkatnya yang tegas, lugas dan tidak mengenal basabasi.
II.6.4 Pendatang
Kebanyakan pendatang adalah pedagang, pekerja dan pelajar/ mahasiswa
yang menetap dan dalam kurun waktu tertentu kembali ke daerah asalnya.
Sebagian besar berasal dari wilayah disekitar Kabupaten Jombang untuk
golongan pedagang dan pekerja. Sedang untuk golongan pelajar/ mahasiswa
banyak yang berasal dari luar daerah/luar kota, seperti Madura, Madiun, Ngawi
Magetan dan lain sebagainya.
II.7
Perekonomian
II.7.1 Struktur Perekonomian
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Jombang merupakan
jumlah dari nilai tambah bruto yang dihasilkan oleh unit kegiatan ekonomi yang
beroperasi di Kabupaten Jombang dalam periode waktu satu periode (dalam
hal ini adalah dalam satu tahun). PDRB dapat disajikan dengan dua cara: (1)
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, menggambarkan nilai tambah barang dan jasa
yang dihitung menggunakan harga pada tahun bersangkutan; dan (2) PDRB
Atas Dasar Harga Konstan, berguna untuk melihat trend atau membandingkan
besaran PDRB antar tahun.
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Jombang mengalami
peningkatan dari Rp. 4,866 trilyun pada tahun 2003 menjadi Rp. 9,736 trilyun
pada tahun 2007. Apabila dilihat dari PDRB Atas Dasar Konstan, dalam kurun
waktu 5 tahun, perekonomian Kabupaten Jombang telah tumbuh dari 4,91 %
pada tahun 2003 menjadi 6,07 % pada tahun 2007. Pertumbuhan ini terjadi
pada semua sektor ekonomi. Tabel perkembangan Ekonomi dapat dilihat pada
Tabel 12.
28
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Tabel 12. Perkembangan Ekonomi Makro Kabupaten Jombang, 2003-2007
2003
2004
TAHUN
2005
2006
2007
4.866.361,56
6.097.607,25
7.337.665,21
8.565.594,94
9.736.387,32
4.220.429,11
5.263.859,31
6.316.257,00
7.351.312,00
8.324.281,00
4.311.449,12
4.531.339,96
4.773.509,61
5.047.094,89
5.353.300,63
3.280.125,51
PDRB per kapita
Rp
atas dasar harga
konstan
4,91
5.
Laju pertumbuh%
an PDRB atas
dasar konstan
Sumber: Bappeda Kabupaten Jombang
3.911.753,42
4.109.034
4.331.605
4.576.891,00
5,10
5,34
5,73
6,07
NO
URAIAN
1.
PDRB atas dasar
harga berlaku
PDRB per kapita
atas dasar harga
berlaku
PDRB atas dasar
harga konstan
2.
3.
SAT
UAN
Juta
Rp
Rp
Juta
Rp
4.
Struktur Perekonomian Kabupaten Jombang secara sektoral didominasi
oleh 4 sektor utama yang secara tradisional menyangga ekonomi sebagai
penyangga tenaga kerja terbesar. Sektor-sektor tersebut adalah (1) Pertanian,
(2) Industri Pengolahan, (3) Perdagangan, Hotel, dan Restoran, dan (4) Jasajasa. Keempat sektor tersebut secara tradisi telah berkontribusi lebih dari 80 %
dari keseluruhan aktivitas perekonomian di Kabupaten Jombang.
Kontribusi rata-rata tertinggi sepanjang tahun 2003 – 2007 adalah dari
sektor pertanian sebesar 31,33%; selanjutnya, sektor perdagangan, hotel dan
restoran sebesar 29,67%; sektor industri pengolahan sebesar 12,49%; sektor
jasa-jasa sebesar 9,96%; sektor angkutan dan komunikasi sebesar 7,48%; sektor
keuangan, perbankan dan jasa perusahaan sebesar 3,71%; sektor bangunan
sebesar 2,51%; sektor pertambangan dan penggalian sebesar 1,53%; sektor
listrik, gas dan air bersih sebesar 1,32%. Gambar Rata-rata kontribusi PDRB
Kabupaten Jombang Tahun 2003-2007 Menurut Sektor-sektor Lapangan Usaha
dapat dilihat pada Gambar 8.
29
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Gambar 8. Rata-rata kontribusi PDRB Kabupaten Jombang
KEUANGAN,
PERSEWAAN DAN
JASA
PERUSAHAAN ;
3,71
JASA-JASA
; 9,96
PERTANIAN; 31,33
PERTAMBANGAN
DAN
PENGGALIAN;
1,53
ANGKUTAN DAN
KOMUNIKASI; 7,48
PERRDAGANGAN,
HOTEL DAN
RESTORAN; 29,67
BANGUNAN; 2,51
LISTRIK, GAS DAN
AIR BERSIH; 1,32
INDUSTRI
PENGOLAHAN
12,49
;
Sumber: Bappeda Kabupaten Jombang
Pertanian merupakan sektor yang memberi kontribusi besar dalam PDRB
Kabupaten Jombang. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, sektor Pertanian
di Kabupaten Jombang masih sangat dominan, di mana kontribusinya terhadap
PDRB Kabupaten Jombang masih di atas 30%. Sementara subsektor tanaman
bahan makanan sangat dominan pada sektor pertanian, di mana kontribusinya
selama lima tahun terakhir selalu di atas 60%. Komoditi yang menjadi unggulan
pada subsektor ini adalah padi. Produksi padi di Kabupaten Jombang masih bisa
ditingkatkan, karena hampir keseluruhan sawahnya mendapatkan irigasi teknis.
Jika diamati lebih lanjut, kontribusi sektor pertanian cenderung menurun.
Penurunan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB bukan berarti tidak ada
peningkatan atau pertumbuhan pada sektor pertanian. Sektor pertanian tetap
tumbuh, akan tetapi pertumbuhan sektor pertanian jauh melambat dan jauh
tertinggal dengan pertumbuhan sektor-sektor lainnya.
Sektor berikutnya yang memberikan kontribusi cukup besar pada PDRB
yang juga sekaligus sektor yang selalu mengalami trend kenaikan adalah sektor
perdagangan, hotel dan restoran dengan kenaikan rata-rata sebesar 29,67%
per tahun. Sub sektor yang paling dominan pada sektor ini adalah subsektor
perdagangan, sementara subsektor hotel dan restoran hanya memberikan
kontribusi sekitar 1% pada PDRB.
30
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Sektor berikutnya yang memberikan kontribusi cukup besar pada PDRB
adalah sektor industri pengolahan. Pada subsektor industri pengolahan,
terdapat 2 subsektor yang dominan, yaitu (1) Makanan, minuman, dan
tembakau; dan (2) Tekstil, barang kulit, dan alas kaki. Untuk subsektor
makanan, minuman, dan tembakau, kontribusinya cenderung meningkat. Di sisi
lain, sub sektor tekstil, barang kulit, dan alas kaki, kontribusinya cenderung
menurun.
Satu lagi sektor yang kontribusinya cukup besar adalah sektor jasa-jasa
yang selama lima tahun terakhir memberikan kontribusi rata-rata pada PDRB
sebesar 9,96%. Sektor ini masih didominasi oleh subsektor pemerintahan
umum, namun kontribusinya cenderung menurun. Di sisi lain, subsektor jasajasa yang dilakukan oleh swasta cenderung meningkat. Makin menjamur dan
beragamnya serta makin kompetitifnya layanan jasa yang ditawarkan oleh
swasta kepada masyarakat turut mendongkrak kontribusi subsektor swasta
terhadap PDRB sektor jasa.
PDRB Kabupaten Jombang merupakan agregat (keseluruhan) dari PDRB
masing-masing kecamatan di seluruh Kabupaten Jombang. Kecamatan
Jombang merupakan kontributor terbesar terhadap perekonomian Kabupaten
Jombang, di mana selama lima tahun terakhir, lebih dari 20% kegiatan
perekonomian Kabupaten Jombang berada di Kecamatan Jombang. Sebagai
ibukota kabupaten, Kecamatan Jombang merupakan pusat akumulasi
sumberdaya non pertanian, terutama perdagangan, industri, pemerintahan,
dan jasa swasta.
Lima kecamatan yang memberikan kontribusi tertinggi dalam PDRB
Kabupaten Jombang adalah Kecamatan Jombang, Kecamatan Mojoagung,
Kecamatan Diwek, Kecamatan Peterongan, serta Kecamatan Ngoro. Kelima
kecamatan tersebut memberi kontribusi hampir dari separuh PDRB Kabupaten
Jombang.
Kecamatan Jombang, Kecamatan Peterongan, dan Mojoagung merupakan
kecamatan
dimana
aktivitas
utama
perekonomiannya
adalah
sektor
Perdagangan, Hotel, dan Restoran (PHR). Ketiga kecamatan ini juga menjadi
31
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
pusat pertumbuhan ekonomi, serta memiliki PDRB per kapita melebihi di atas
rata-rata kabupaten.
II.7.2 Tingkat Inflasi
Tingkat inflasi di Kabupaten Jombang tahun 2003-2007 mengalami fluktuasi,
yaitu tahun 2003 sebesar 7,06%, tahun 2004 sebesar 6,28%, tahun 2005 sebesar
15,40%; tahun 2006 sebesar 8,73% dan tahun 2007 sebesar 10,97%. Rata-rata
tingkat inflasi tidak melebihi dua digit. Hal ini menunjukkan bahwa stabilitas
ekonomi Kabupaten Jombang relatif cukup mantap. Perkembangan inflasi tahun
2003 – 2007dapat dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Perkembangan inflasi tahun 2003 – 2007
16,00
14,00
13,59
12,00
10,41
prosen
10,00
10,97
8,00
7,06
6,88
6,00
4,00
2,00
0,00
2003
2004
2005
2006
2007
II.7.3 Investasi
Dilihat dari sisi investasi, semua jenis industri baik industri kecil,
menengah maupun industri besar menunjukkan trend kenaikan. Kenaikan
terbesar terjadi pada nilai investasi industri kecil menengah dengan rata-rata
kenaikan investasi sebesar Rp. 2.752.250.000,00 per tahun. Disusul kemudian
nilai investasi jenis industri besar dengan rata-rata kenaikan sebesar Rp.
1.587.443.000,00 per tahun, dan terakhir nilai investasi industri kecil non
formal dengan rata-rata kenaikan sebesar Rp. 587.960.750,00 per tahun.
Perkembangan investasi tahun 2003 – 2006 dapat dilihat pada Gambar 10.
32
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Gambar10. Perkembangan Investasi Tahun 2003 - 2006
ribu rupiah
Perkembangan Investasi
40.000.000
35.000.000
30.000.000
25.000.000
20.000.000
15.000.000
10.000.000
5.000.000
2003
a. Industri Kecil (non Form al)
2004
2005
b. Industri Besar
2006
c. Industri Kecil dan Menengah
Sumber: Bappeda Kabupaten Jombang
II.7.4 Ketenagakerjaan
Masih tingginya tingkat pengangguran disebabkan karena pertambahan
angkatan kerja lebih besar daripada lapangan kerja, rendahnya kualitas dan
ketrampilan tenaga kerja, serta adanya PHK.
Jumlah kesempatan kerja tahun 2003-2007 berfluktuatif. Jumlah
kesempatan kerja terbesar terjadi pada tahun 2004, yaitu sebanyak 3.100
orang. Upah minimum selama tahun 2007 sebesar Rp. 640.000,00/ bulan. Upah
minimum selama tahun 2003-2007 mengalami kenaikan sebesar 4,34% 30,34%, dengan kenaikan tertinggi pada tahun 2006, yaitu sebesar 30,34% atau
Rp 135.000,00.
Jumlah penganggur terbuka/pencari kerja selama tahun 2003-2007
berfluktuasi. Jumlah pencari kerja tahun 2003-2006 rata-rata sebesar 62.585
orang dan pada tahun 2007 turun sebesar 19,73% dari tahun sebelumnya
menjadi 45.288 orang. Jumlah Ketenagakerjaan Tahun 2003-2007dapat dilihat
pada Tabel 13.
33
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Tabel 13. Ketenagakerjaan Tahun 2003-2007
a. Angkatan Kerja
Orang
2003
534.574
2004
536.805
Tahun
2005
581.178
b. Kesempatan Kerja
Orang
1.472
3.100
1.936
2.117
1.020
c. Penganggur
Terbuka/Pencari Kerja
d. Penempatan TKI ke Luar
Negeri
e. PHK pada tahun yang
bersangkutan
f. Jumlah TK di-PHK
Orang
64.887
57.566
71.465
56.422
45.288
Orang
41
976
1.086
840
128
Kasus
28
27
11
16
7
Orang
28
27
865
34
21
g. Rata-rata Kebutuhan
Hidup Minimum
h. Rata-rata Upah
Minimum
i. Pencari Kerja Terdaftar
Rupiah
425.125
446.730
587.244
617.080
778.253
Rupiah
398.000
426.500
445.000
580.000
640.000
8.473
16.557
17.691
9.494
4.781
Uraian
Satuan
Orang
2006
591.884
2007
649.418
Sumber : Kantor Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Jombang
Persentase jenis pekerjaan penduduk Kabupaten Jombang adalah
pertanian sebesar 35,53%, industri sebesar 15,80%, perdagangan sebesar
25,44%, jasa sebesar 11,03% dan lainnya sebesar 12,20%.
Sebagian besar pendidikan tenaga kerja, yaitu sebesar 36,75% berijazah
setingkat SD, 22,76% berijazah setingkat SLTP, 15,14% tidak memiliki ijazah,
20,93% berijazah setingkat SLTA dan 4,41% berijazah perguruan tinggi (D-I
sampai Sarjana).
II.8 VISI DAN MISI KABUPATEN
II.8.1 Visi
Visi merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana
Kabupaten Jombang harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis,
antisipatif, inovatif serta produktif. Visi adalah suatu gambaran yang
menantang tentang keadaan masa depan, berisikan cita dan citra yang ingin
diwujudkan, dibangun melalui proses refleksi dan proyeksi yang digali dari nilainilai luhur yang dianut oleh seluruh komponen stakeholders.
34
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Berpijak atas dasar kondisi obyektif serta perkembangan situasi dan
tantangan di masa mendatang, maka visi Kabupaten Jombang adalah:
“Terwujudnya Sanitasi Kabupaten Jombang yang sejahtera, agamis dan
berdaya saing berbasis agribisnis”
Penjelasan Visi
Dalam rumusan visi Kabupaten Jombang terdapat kata kunci yang masingmasing dapat dijelaskan sebagai berikut :
1) Sejahtera, adalah suatu kondisi masyarakat di mana dengan kemampuan
dan kompetensinya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya yang
meliputi kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Kesejahteraan adalah
juga cita-cita dan kebutuhan masyarakat di mana perwujudannya
merupakan
tanggungjawab
seluruh
stakeholders
pembangunan.
Berdasarkan konsep tersebut, maka yang menjadi titik kritis adalah
pemberdayaan dan peningkatan kemampuan masyarakat sehingga mampu
untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya.
2) Agamis, adalah suatu kondisi di mana agama berfungsi sebagai landasan
moral dan etika dalam setiap aktivitas masyarakat, sehingga dapat tercipta
suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa dan
harmonis. Di samping itu, agamis juga menunjukkan kesadaran masyarakat
akan budaya luhur yang dimiliki Kabupaten Jombang sehingga nilai-nilai
kearifan lokal akan mampu merespon modernisasi secara positif dan
produktif.
3) Berdaya saing, adalah suatu kondisi dimana Kabupaten Jombang
mempunyai keunggulan komparatif maupun kompetitif sebagai jembatan
untuk dapat mencapai kesejahteraan yang dicita-citakan dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berdaya saing juga berarti
kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat
kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada
persaingan global, baik pada tingkat regional, nasional maupun
internasional.
35
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
4) Berbasis agribisnis, adalah terintegrasinya semua aspek pembangunan
pertanian, mulai dari sektor industri hulu pertanian, pertanian primer,
industri hilir pertanian, dan jasa-jasa penunjang yang berkaitan secara
simultan dan harmonis.
II.8.2 Misi
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Misi berfungsi sebagai pemersatu gerak,
langkah dan tindakan nyata bagi segenap komponen penyelenggara
pemerintahan tanpa mengabaikan mandat yang diberikannya.
Adapun Misi Pemerintah Kabupaten Jombang adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan
pemerintahan
penyempurnaan
struktur
yang
baik,
kelembagaan
mengandung
pemerintah
daerah
makna
yang
dititikberatkan pada proses penataan struktur organisasi agar dapat
menjalankan fungsi – fungsi yang diamanatkan peraturan perundangundangan
dalam
rangka
mewujudkan
pemerintah
daerah
yang
professional, efektif, berkompetensi tinggi serta tanggap terhadap tugas
pokok dan fungsinya dalm pelayanan publik.
2. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat, mengandung arti mengupayakan
partisipasi seluruh komponen masyarakat, pemerintah daerah dan swasta
agar pembangunan du Kabupaten Jombang mampu menghasilkan
sumberdaya manusia yang berkompetensi tinggi dan mempunyai
keunggulan kompetitif, mempunyai integritas dan jatidiri masyarakat santri
yang dipandu oleh nilai-nilai luhur budaya dan agama.
3. Membangun struktur perekonomian yang kokoh dengan basis keunggulan
kompetitif dibidang agribisnis, mengandung arti mengembangkan daerah
dengan memperkuat perekonomian daerah yang berbasis pada kekuatan
sektor pertanian dan produk unggulan daerah menuju keunggulan
kompetitif dengan membangun keterkaitan produksi, distribusi, dan
pelayanan;
mengurangi
menumbuhkan
kesenjangan
keberpihakan
pada
social
ekonomi
secara
menyeluruh,
kerakyatan;
serta
36
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
memantapkan program penanggulangan kemiskinan.
4. Mewujudkan
pembangunan
pembangunan
yang
yang
dilaksanakan
berkelanjutan,
tidak
semata
mengandung
untuk
arti
mengejar
pertumbuhan, namun bagaimana pertumbuhan yang ada sekaligus dapat
dirasakan secara merata hasilnya oleh semua lapisan masyarakat dengan
tetap mempertimbangkan factor alam dan lingkungan sekitarnya
(sustainable development).
II.9 INSTITUSI DAN ORGANISASI PEMDA
Pemerintah daerah Kabupaten Jombang secara garis besar terdiri dari 3
(tiga) komponen yang berkaitan:
1.
MUSPIDA
Merupakan pejabat-pejabat di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Jombang, yang meliputi:
2.
a.
Bupati;
b.
Dandim;
c.
Kapolresta;
d.
Kepala Kajari; dan
e.
Ketua DPRD
EKESEKUTIF
Merupakan pejabat pemerintah daerah Kabupaten Jombang, yang unusrunsurnya terdiri dari Bupati dan jajaran di bawahnya.
3.
LEGISLATIF
Merupakan unsur pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD) Kabupaten Jombang yang terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan Komisikomisi yang dibentuk.
Data Satuan Kerja Perangkat Daerah
1.
Bidang Pendidikan
37
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
2.
3.
4.
5.
-
Dinas Pendidikan
-
Kantor Perpustakaan Umum dan Arsip
Bidang Kesehatan
-
Dinas Kesehatan
-
RSUD
Bidang Perumahan dan Fasilitas Umum
-
Kantor Pertanahan
-
Dinas PU Ciptakarya Tata Ruang Kebersihan dan Pertamanan
-
BTN Jombang
Bidang Perencanaan Pembangunan
-
BAPPEDA
-
Bagian Pembangunan
Bidang Perhubungan
-
6.
Bidang Lingkungan Hidup
-
7.
Badan Pertanahan Nasional (BPN)
Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil
-
9.
Badan Lingkungan Hidup
Bidang Pertanahan
-
8.
Dinas Perhubungan dan Komunikasi
Kantor Kependudukan dan Catatan Sipil
Bidang Tenaga Kerja
-
Dinas Tenaga Kerja
10. Bidang Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
-
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
11. Bidang Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
-
Badan Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat
-
Kantor Satuan Polisi Pamong Praja
-
Polresta Jombang
12. Bidang Pemerintahan Umum
-
Sekretariat DPRD
-
Bagian Organisasi
38
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
-
Badan Pengawas Kabupaten
-
Kantor Pengolahan Data Elektronik (KPDE)
-
Dinas Pengelolaan Pendapatan Keuangan dan Aset Daerah
-
Badan Pelayanan Perizinan
-
Bagian Hubungan Masyarakat
-
Bagian Hukum
-
Dinas Sosial
13. Bidang Kepegawaian
-
Badan Kepegawaian Kabupaten Jombang
14. Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
-
BPMPD
15. Bidang Komunikasi dan Informatika
-
Bagian Humas Setdakab. Jombang
16. Bidang Pertanian
-
Dinas Pertanian
17. Bidang Perdagangan
-
Dinas Perindustrian Perdagangan dan Pasar
-
Bank Perkreditan Rakyat
Perusahaan Daerah
1.
Perusahaan Daerah Panglungan
2.
Perusahaan Daerah Air Minum
3.
Perusahaan Daerah Apotik Seger
4.
Perusahaan Daerah Bank Jombang
II.10 RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG 2009-2029
Kabupaten Jombang dengan luas wilayah sebesar 1.159,50 Km2 memiliki
jumlah penduduk sebesar 1.343.358 jiwa. Wilayah Kabupaten Jombang terbagi
menjadi 21 kecamatan yaitu: Kecamatan Bandar Kedung Mulyo, Perak, Gudo,
Diwek, Ngoro, Mojowarno, Bareng, Wonosalam, Mojoagung, Sumobito,
39
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Jogoroto, Peterongan, Jombang, Megaluh, Tembelang, Kesamben, Kudu,
Ngusikan, Ploso, Kabuh, Plandaan.
II.10.1 Rencana Sistem Perkotaan Wilayah Kabupaten
II.10.1.1 Rencana Struktur Kegiatan Wilayah
Kabupaten Jombang sampai dengan 20 tahun mendatang
direncanakan tetap menjadi wilayah yang didominasi oleh kegiatan
pertanian. Kegiatan industri, pariwisata dan perdagangan merupakan tiga
kegiatan yang direncanakan mendorong pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Jombang di luar sektor pertanian. Sektor perkebunan dan kehutanan
merupakan
kegiatan
eksisting
yang
telah
berkembang
dan
akan
dipertahankan di wilayah Kabupaten Jombang dan terus dikelola untuk
menjadi bagian dari pengembangan agribisnis di wilayah Jombang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur menetapkan
Kabupaten
Jombang
termasuk
dalam
Wilayah
Pengembangan
Gerbangkertasusila Plus. Fungsi Wilayah Pengembangan Gerbangkertasusila
Plus meliputi : pertanian tanaman pangan, perkebunan, hortikultura,
kehutanan, perikanan, peternakan, pertambangan, perdagangan, jasa,
pendidikan, kesehatan, pariwisata, transportasi, dan industri;
Didalam konstelasi penataan Wilayah Gerbangkertasusila Plus
tersebut, Kabupaten Jombang merupakan wilayah untuk pengembangan
kegiatan Pertanian, Perdagangam, Industri.
Dalam konstelasi tersebut
Kabupaten Jombang mengambil peran pengembangan pertanian melalui
penataan kegiatan pertanian yang terintegrasi dalam pengembangan
kawasan agropolitan Kabupaten Jombang. Perdagangan diarahkan ke
perdagangan agribisnis, dan bertumpu pula pada perdagangan pasar
tradisonla di kawasan pedesaan atau pasar kecamatan. Kegiatan industri
diarahkan untuk industry pengolahan, industri manufaktur dan industri
berbasis pertanian dan perkebunan. Sektor industri sangat penting bagi
Kabupaten Jombang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dalam kurun
waktu 10 sampai dengan 20 tahun kedepan.
40
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Fokus pertanian yang dikembangkan di Kabupaten Jombang
meliputi pertanian tanaman pangan, khususnya padi, peternakan, pertanian
komoditi perkebunan yaitu tanaman tebu. Pengembangan pertanian padi
diarahkan untuk sweasembada beras di Jombang dan menjadikan Jombang
sebagai sentra beras di Jawa Timur. Sedangkan sektor peternakan di
Kabupaten Jombang diarakan untuk untuk peternakan sapi potong, sapi
perah, dan ayam potong. Tanaman tebu di kabupaten jombang
dikembangkan di lahan pertanian sawah irigasi setengah teknis dan tegalan
Pengembangan funsgi perwilayahan pertanian, perdagangan dan
industr di Kabupaten Jombang yang diarahkan oleh RTRW Propinsi Jawa
Timur tersebut, dijabarkan secara kewilayah di Kabupaten Jombang sebagai
berikut :
1. Pengembangan kegiatan pertanian diarahkan di 3 Satuan Kawasan
Pengembangan
Pertanian
(SKPP)
yang
tersebar
di
5
Wilayah
Pengembangan.
2. Perdagangan diarahkan berkembanga di setiap kecamatan dan desa
Pusat Pertumbuhan yaitu berbasis di pasar tradisional. Perdagangan
skala regional di arahkan di Mojoagung, perdagangan agribisnis di
arahkan berpusat di Agropolitan Center Mojowarno di SKPP I.
3. Kegiatan industri dikembangan di Perkotaan Plos untuk industri skala
besar dengan menyediakan kawasan industry dan Industri Manufaktur
diarahkan
di
kawasan
industri
Bandarkedungmulyo
sedangkan
agroindustri berpusat di Perkotaan Mojowarno.
Tata Ruang Wilayah Kabupaten Jombang dibagi menjadi 5 (lima)
Wilayah Pengembangan (WP). Batas Wilayah Pengembangan (WP)
didasarkan pada batas administrasi wilayah. Setiap WP terdiri dari beberapa
kecamatan yang meliputi kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan.
Masing-masing WP direncanakan mempunyai pusat perwilayahan
(pusat WP) dan fungsi perwilayahan dan kegiatan utama yang akan
dikembangkan. Pusat WP adalah perkotaan dengan fungsi sebagai Pusat
Pusat Kegiatan Lokal (PKL). Fungsi WP mendefinisikan peran dan kedudukan
41
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
WP dan Pusat Kegiatannya terhadap wilayah pengembangan lainnya di
Kabupaten Jombang.
5 (Lima) Wilayah Pengembangan Kabupaten Jombang meliputi :
A. WP Jombang
WP Jombang meliputi wilayah adminsitrasi Kecamatan Jombang,
Kecamatan Peterongan, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Jogoroto
dan Kecamatan Diwek.
Pusat WP Jombang : Perkotaan Jombang
Fungsi :
 WP
Jombang
merupakan
wilayah
pengembangan
kawasan
perkotaan yang berperan sebagai Ibu Kota Kabupaten Jombang.
 Fungsi WP Jombang sebagai pusat pelayanan skala kabupaten yang
meliputi : pusat pelayanan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan
skala Kabupaten Jombang.
Kegiatan Utamayang dikembangkan :
 Kegiatan ekonomi yang dikembangkan adalah Sektor Perdagangan
dan industri secara terbatas pada lokasi yang telah industri yang
telah ada dengan skala kegiatan sampai dengan menengah serta
luasan lokasi secara terbatas
 Kegiatan non ekonomi yang ditata sebagai konsekuensi dari peran
dan fungsi SSWP sebagai pusat pelayanan skala kabupaten adalah
kegiatan pendidikan, kesehatan dan pemerintahan skala kabupaten.
B.
WP Mojoagung
WP Mojoagung meliputi wilayah adminsitrasi Kecamatan
Mojoagung, Kecamatan Sumobito, dan Kecamatan Kesamben.
Pusat WP : Perkotaan Mojoagung
Fungsi :
 Sebagai wilayah pengembangan kawasan perekonomian terpadu
Kabupaten Jombang.
42
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
 Sebagai pusat koleksi dan distribusi (perdagangan) skala Kabupaten
Jombang.
Kegiatan Utama yang dikembangkan :
 Perdagangan
 Transportasi
 Industri (penempatan terbatas dan bersayarat) dan pergudangan
C.
WP Ploso
WP Ploso meliputi wilayah adminstrasi Kecamatan Ploso,
Kecamatan Kudu, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kabuh, dan
Kecamatan Plandaan.
Pusat WP : Perkotaan Ploso
Fungsi:
 Wilayah pengembangan kegiatan perkotaan dan bukan pertanian di
bagian utara Kabupaten Jombang.
 Merupakan wilayah pengembangan kegiatan industri skala besar
dan pusat distribusi hasil perkebunan dan kehutanan.
Kegiatan Utama yang dikembangkan :
 Industri
 Perdagangan
 Perkebunan dan kehutanan
 Pariwisata
 Pertanian
Pengembangan WP Ploso disertai dengan pengembangan :
 Permukiman industri
 Pelayanan kesehatan dengan pembangunan rumah sakit dengan
tipe D.
 Peningkatan pelayanan air bersih dengan pipa PDAM yang
mendukung kegiatan industri dan permukiman,
 Pembangunan waduk di bagian Utara Sungai Brantas yang berfungsi
menyediakan pelayanan air bersih,
 Menyediakan buffer zone berupa ruang terbuka hijau yang berfungsi
sebagai pemisah pencegahan polusi dari kegiatan industri besar
dengan kegiatan permukiman disekitanya.
43
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
D. WP Bandar Kedungmulyo
WP Bandar Kedungmulyo meliputi wilayah adminstrasi Kecamatan
Bandar Kedungmulyo, Kecamatan Megaluh, Kecamatan Perak, dan
Kecamatan Gudo.
Pusat WP : Perkotaan Bandar Kedungmulyo
Fungsi WP Bandar Kedungmulyo :
 Wilayah pengembangan pusat permukiman perkotaan di bagian selatan
Jombang
 sebagai kawasan industri manufaktur.
Kegiatan Utama yang dikembangkan adalah :
 Industri
 Perdagangan
 Pertanian
 Pariwisata
E. WP Mojowarno
WP Mojowarno meliputi wilayah adminstrasi Kecamatan Mojowarno,
Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Bareng, dan Kecamatan Ngoro.
Pusat WP : Perkotaan Mojowarno
Peran Dan Fungsi Utama WP Mojowarno :
 WP Mojowarno adalah sebagai pusat pengembangan kawasan
agropolitan di Kabupaten Jombang.
 Sebagai wilayah pengembangan potensi Sumber Daya Alam dan wilayah
pengembangan Pariwisata di wilayah Kabupaten Jombang. Dalam
rangka mendukung fungsi tersebut perlu dikembangan pusat penelitian
dan pendidikan untuk pengembangan SDM yang diarahkan disektor
Agrobisnis.
 Struktur Kegiatan Utama : perkebunan, perdagangan, pariwisata,
kehutanan, agroindustri, pertanian
Kegiatan industri menegah terutama agroindustri dikembangkan di
Perkotaan Mojowarno dan melakukan pengolahan dari hasil pertanian dan
perkebunan di Perkotaan Ngoro, Wonosalam, dan Bareng.
Untuk meningkatkan perkembangan Perkotaan Wonosalam yang
lokasinya jauh dari perkotaan lainnya di Kabupaten Jombang, maka
44
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
direncanakan pengembangan jaringan jalan yang menghubungkan antara
Wonosalam dan Mojowarno hingga ke Perkotaan Jombang.
Wilayah Mojowarno diprioritaskan pada kegiatan pada agroindustri,
pertanian, perkebunan, kehutanan dan pariwisata. Pengembangan
agroindustri dengan pengelolaan hasil pertanian dan komoditi tanaman
perkebunan seperti mete, kelapa, cengkeh, kapuk, kenanga, temulawak,
lada, kencur, jahe, serai, kunyit, lengkuas, pandan, kakao, tebu, tembakau
virginia, tembakau jawa, dan kopi. Industri anyaman dipertahankan.
II.10.1.2 Rencana Distribusi Fasilitas
Rencana
distribusi
fasilitas
merupakan
fasilitas
yang
akan
dikembangkan berdasarkan skala pelayanan. Penempatan fasilitas pelayanan
tersebut disesuaikan dengan sistem pusat kegiatan perkotaan :
a. Rencana Distribusi Fasilitas Perdagangan
Rencana pengembangan fasilitas perdagangan skala regional berupa :
1.
Pusat kegiatan perdagangan bentuk pasar, ruko, plasa dan mall
diarahkan di Perkotaan Jombang.
2.
Fasilitas perdagangan berupa pasar kabupaten dikembangkan di
Perkotaan Mojoagung, terpadu dengan fasilitas pergudangan,
terminal penumpang,dan sub terminal agribis.
3.
Pasar untuk pusat agribisnis khususnya hasil pertanian, perkebunan,
kehutanan dan agroindustri di perkotaan Mojowarno dan Kabuh.
4.
Pusat Pasar Hewan dikembangkan di Ngoro.
5.
Perdagangan pasar lokal tingkat kecamatan di perkotaan kecamatan
b. Rencana Distribusi Fasilitas Pendidikan
1. Pendidikan tinggi diarahkan di perkotaan pusat permukiman
Perkotaan Jombang
2. Rencana fasilitas pendidikan hingga sekolah lanjutan tingkat atas
perkotaan kecamatan.
c. Rencana Distribusi Fasilitas Kesehatan
1. Rencana fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit umum kelas
B dan C diarahkan untuk dikembangkan di perkotaan Jombang.
45
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
2. Rencana fasilitas kesehatan yang terdiri dari rumah sakit umum kelas
D terdapat di Perkotaan Ploso dan Perkotaan Mojoagung.
3. Rencana fasilitas kesehatan yang terdiri dari puskesmas dan
puskesmas pembantu terdapat pada Ibukota Kecamatan.
II.10.1.3 Penetapan Kawasan Perkotaan
Kawasan perkotaan adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama
bukan pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat
permukiman
perkotaan,
pemusatan
dan
distribusi
pelayanan
jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi.
Penetapan kawasan perkotaan di Kabupaten Jombang dimaksudkan
untuk memberikan arahan terhadap wilaya-wilayah yang akan menampung
perkembangan kebutuhan ruang untuk kegiatan perkotaan hingga 20 tahun
jangka waktu perencanaan.
Kriteria penetapan wilayah yang diarahkan untuk pengembangan
kawasan perkotaan Kabupaten Jombang yaitu:
1.
Berdasarkan perkembangan eksisiting, telah ada indikasi perkembangan
kegiatan perkotaan sehingga perlu dilakukan penataan sebagai kawasan
perkotaan
2.
Berdasarkan hasil analisa perkembangan penduduk dan hiraki fasilitas,
wilayah tersebut menunjukkan potensi sebagai pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
bagi wilayah di sekitarnya
3.
Mempunyai akses yang baik khusunya jalan lokal primer ke pusat
permukiman perkotaan yang telah berkembang
4.
Berpotensi mendorong pertumbuhan dan perkembangan bagi wilayah
disekitarnya
5.
Ditargetkan untuk menampung perkembangan kebutuhan ruang dari
pengembangan kegiatan perkotaan di wilayah yang dimaksud seperti
kegiatan industri, pusat distribusi hasil pertanian dan pusat perdagangan
baru.
46
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
6.
Terdapat rencana penempatan infrastruktur seperti pintu Jalan Bebas
Hambatan dan pengembangan Jalan Lingkar Kabupaten, penempatan
terminal, stasiun kereta api komuter, yang akan mendorong adanya
kecenderungan perkembangan wilayah ke karakter perkotaan.
Luas wilayah pengembangan kawasan perkotaan di Kabupaten
Jombang disetiap WP sebagai berikut :
1. WP Jombang : luas kawasan perkotaan 10.525,4 Ha, atau 57,02 % dari
luas total keseluruhan WP Jombang yang mencapai 18.460 Ha.
2. WP Ploso : luas kawasan perkotaan 9.179 Ha, atau 30,14 % dari luas
keseluruhan WP Ploso 30.450 Ha.
3. WP Mojoagung : luas kawasan perkotaan 5.493,6 Ha, atau 31,73% dari
luas keseluruhan WP Mojoagung 17.313 Ha.
4. WP Mojowarno : luas kawasan perkotaan 5.849,5 Ha, atau 17,39% dari
luas keseluruhan WP Mojowarno 33.637 Ha.
5. WP Bandar Kedungmulyo : luas kawasan perkotaan 7.476,3 Ha, atau
24,55% dari luas keseluruhan WP Bandar Kedungmulyo 30.450 Ha.
2.9.1 Rencana Sistem Perdesaan Wilayah Kabupaten
2.9.1.1 Rencana Pusat PelayananPerdesaan
Pusat-pusat pelayanan perdesaan dipilih dari wilayah desa yang
mempunyai
potensi
cepat
berkembang
dan
dapat
meningkatkan
perkembangan desa sekitarnya. Pusat-pusat pelayanan perdesaan secara
hirarki merupakan Pusat Pelayan Lingkungan (PPL). Pusat Pelayanan Pedesaan
saling terkait, berjenjang dan dapat menguatkan keterkaitan perkembangan
kota dan desa yang serasi dan saling memperkuat.
Pusat perdesaan membentuk pusat pelayanan di kawasan perdesaan.
Pusat Pelayaan tersebut di kawasan persedaan merupakan Desa pusat
pertumbuhan dan dimungkinkan mempunyai konsentrasi penduduk dan
kegiatan budaya non pertanian yang lebih intensif dari sistem permukiman di
desa sebagai kawasan produksi pertanian. Desa Pusat Pertumbuhan tersebut
dikembangkan menjadi Kota Tani yang berperan penting dalam sistem
47
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
agropolitan di Kabupaten Jombang. Kriteria pengembangan Pusat Pelayanan
Perdesaan tersebut adalah :
1.
Desa-desa yang dikembangkan agar mempunyai jaringan dengan perkotaan
yang baik.
2.
Dikebangkan agar memiliki intensitas kegiatan ekonomi non-pertanian
antara lain :
a)
Ekonomi, yaitu sebagai pusat produksi dan pengolahan barang
b)
Jasa
perekonomian,
yaitu
sebagai
pusat
pelayanan
kegiatan
keuangan/bank, dan/atau sebagai pusat koleksi dan distribusi barang,
dan/atau sebagai pusat simpul transportasi, pemerintahan, yakni
sebagai pusat jasa pelayanan pemerintah.
c)
Jasa sosial, yaitu sebagai pusat pemerintahan, pusat pelayanan
pendidikan, kesehatan, kesenian, dan/atau budaya.
Perkembangan kegiatan budidaya tersebut diatas memiliki skala kegiatan
yang lebih kecil dan terbatas, dibandingkan kawasan perkotaan.
Sistem pusat perdesaan di Kabupaten Jombang diuraikan sebagai berikut:
a.
Pusat pelayanan antar Desa (pusat Pelayanan Lingkungan) dialokasikan
pada desa-desa yang meliputi Desa Jatiwates Kecamatan Tembelang, Desa
Watugaluh Kecamatan Diwek, Desa Ngrandulor Kecamatan Peterongan,
Desa Tanjungwadung Kecamatan Kabuh, Desa Mojodanu Kecamatan
Ngusikan, Desa Munungkerep Kecamatan Kudu, Desa Jombok Kecamatan
Kesamben, Desa Selorejo Kecamatan Mojowarno, Desa Pulorejo
Kecamatan Ngoro, Desa Karangan Kecamatan Bareng, Desa Panglungan
Kecamatan
Wonosalam,
Desa
Balongsari
Kecamatan
Megaluh
dikembangkan pelayanannya dengan mengembangkan fasilitas-fasilitas
penunjang sesuai skalanya, seperti pendidikan tingkat SLTP atau SMU,
puskesmas pembantu, pasar dan lain-lain yang sifat pelayanannya lebih
rendah dari skala SSWP atau Kecamatan.
b.
Pusat pelayanan setiap desa terletak pada masing-masing pusat
permukiman di desa bersangkutan dan terhubung dengan pusat pelayanan
48
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
antar desa atau pusat SSWP, atau pusat permukiman perkotaan di setiap
Kecamatan.
2.9.1.2 Rencana Sistem Agropolitan
Kawasan agropolitan diartikan sebagai sistem fungsional desa-desa yang
ditunjukkan dari adanya hirarki keruangan desa yakni dengan adanya pusat
agropolitan dan desa-desa desekitarnya membentuk Kawasan Agropolitan.
Kawasan Agropolitan dicirikan dengan kawasan pertanian yang tumbuh dan
berkembang karena berjalannya sistem dan usaha agribisnis di pusat
agropolitan yang diharapkan dapat melayani dan mendorong kegiatan-kegiatan
pembangunan pertanian (agribisnis) diwilayah sekitarnya.
Agropolitan bertujuan memberikan pelayanan perkotaan di kawasan
pedesaan,
Sehingga
petani
atau
Penduduk
perdesaan
mendapatkan
pelayanan/keperluan produksi dan pemasaran serta kebutuhan hidup harian.
Pengembangan sistem agropolitan Dijabarkan sebagai berikut :
a.
Satuan kawasan pengembangan pertanian berdasarkan jenis kegiatan,
kebutuhan pelayanan, dan dukungan prasrana dan sarana dasar dalam
dukungan ruang kegiatan dan SDM yang cukup.
b.
Pembentukan pusat-pusat pelayanan secara berhirarkis dan dihubungkan
oleh jaringan pergerakan dan kegiatan yang sistematis antara pusat
pelayanan perdesaan dan pusat perkotaan.
Dalam mengembangkan satuan kawasan pertanian dengan kriteria :

Memiliki potensi komoditas sejenis dan khusus

Merupakan satu kesatuan sistem produksi

Memiliki daya dukung atau potensi pengembangan infrastruktur
pendukung dalam kesatuan sistem
Pengembangan Kawasan agropolitan di Kabupatem Jombang diwujudkan
melalui pembentukan Satuan Kawasan Pengembangan Pertanian (SKPP) :
a.
SKPP I meliputi Mojowarno, Wonosalam, Bareng, Ngoro.
b.
SKPP II meliputi Mojoagung, Sumobito, dan Kesamben.
c.
SKPP III meliputi Kecamatan Kudu, Ngusikan, Kabuh, dan Plandaan.
49
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Kegiatan yang dikembangkan pada sistem agropolitan ini meliputi :
a. Produksi
1. Pertanian tanaman pangan
2. Perkebunan (buah, tanaman obat)
3. Peternakan
b. Agro-industri, dapat berlokasi di pusat-pusat SSWP, memungkinkan adanya
aglomerasi untuk efisiensi dan efektivitas pemanfaatan ruang dan
pelayanan sarana dan prasarana.
c. Agro-bisnis, berlokasi di pusat SKPP di Kabupaten Jombang dengan
pertimbangan efisiensi dan efektivitas dalam kaitan dengan forward linkage
dan backward linkage.
d. Agro-wisata, Kawasan perkotaan maupun pusat perdesaan dapat.
Pengembangan Prasarana wilayah untuk mendukung sistem Agropolitan
meliputi :
1. Jaringan irigasi khususnya pada pemgembangan kawasan pertanian
lahan basah berupa peningkatan dari irigasi non-teknis atau ½ teknis
kepada teknis.
2. Jaringan jalan sebagai sebuah network antar pusat-pusat desa menuju
DPP, Pusat WP atau pusat perkotaan masing-masing Kecamatan.
3. Jaringan kelistrikan untuk menunjang kegiatan agro industri pada
masing-masing pusat SKPP khususnya industri.
2.10 Rencana Pola Ruang
2.10.1 Rencana Pola Ruang Kawasan Lindung
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
dan sumber daya. Berdasarkan hasil kajian yang telah dilakukan, jenis kawasan
lindung di wilayah Kabupaten Jombang meliputi :
a.
kawasan hutan lindung;
b.
kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,
meliputi: kawasan resapan air;
50
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
c.
kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan sungai, kawasan
sekitar waduk, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau;
d.
kawasan pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: taman hutan raya,
dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan;dan
e.
kawasan rawan bencana alam, meliputi: kawasan rawan tanah longsor, dan
kawasan rawan banjir.
Kriteria kawasan lindung berupa ukuran dan/atau persyaratan yang
digunakan untuk penentuan kawasan-kawasan yang perlu ditetapkan sebagai
kawasan berfungsi lindung. Berikut akan dijabarkan kriteria-kriteria kawasan
lindung berdasarkan jenisnya:
A.
Kawasan hutan lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan yang memiliki sifat khas yang
mampu memberikan perlindungan kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air, pencegah banjir dan erosi serta
memelihara kesuburan tanah. Berdasarkan fungsinya maka kawasan hutan
lindung merupakan kawasan hutan dengan fungsi lindung.
Pemanfaatan hutan lindung dapat berupa pemanfaatan kawasan,
pemanfaatan jasa lingkungan, dan pemungutan hasil hutan bukan kayu.
Pemanfaatan hutan lindung dilaksanakan melalui pemberian izin usaha
pemanfaatan kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, dan izin
pemungutan hasil hutan bukan kayu. Pada kawasan hutan lindung dilarang
melakukan penambangan dengan pola pertambangan terbuka.
Kawasan Hutan Lindung di Kabupaten Jombang seluas 874,40 Ha
terdapat di KPH Jombang seluas 871,20 Ha dan KPH Kediri 3,20 Ha. Arahan
pengelolaan hutan lindung dengan cara rehabilitasi hutan yang telah gundul
dengan cara penanaman kembali dan pemantapan fungsi kawasan sebagai
kawasan hutan lindung.
Adapun pengelolaan hutan lindung diarahkan pada :
1. Peningkatan fungsi lindung pada area yang telah mengalami alih fungsi
melalui pengembangan vegetasi tegangan tinggi yang mampu
51
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
memberikan perlindungan terhadap permukaan tanah dan mampu
meresapkan air;
2. Perluasan hutan lindung terutama pada area yang mengalami alih
fungsi;
3. Pengembalian berbagai rona awal sehingga kehidupan satwa dan fauna
dilindungi dapat lestari;
4. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;
5. Peningkatan
fungsi
lahan
melalui
pengembangan
hutan
rakyat/agroforesti yang memberikan nilai ekonomi melalui pengambilan
hasil bukan kayu; serta
6. Meningkatkan kegiatan pariwisata alam/ekotourism (misalnya mendaki
gunung, out bond, camping), sekaligus menanamkan gerakan cinta
alam.
B.
Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya,
meliputi: kawasan resapan air
Secara karakterisitk, kawasan resapan air terdiri dari air permukaan
(DAS) dan cekungan air tanah. Kawasan resapan air adalah daerah yang
memiliki kemampuan tinggi meresapkan air hujan, sehingga merupakan
tempat pengisian air bumi (akuiver) yang berguna sebagai penyedia sumber
air. Rencana pengembangan Kawasan resapan air di Kabupaten Jombang
sebagai berikut:
a. 30% dari DAS sungai Brantas 451,98 Ha yakni 135,6 Ha
b. Cekungan air tanah di BKPH Gedangan Kecamatan Wonosalam seluas
745 Ha yang memiliki kelerengan 25-40 %.
Rencana pengelolaan kawasan resapan air di Kabupaten Jombang
meliputi :
a. Melarang semua kegiatan budidaya di DAS Brantas yang dapat
mengganggu dan merusak
b. Menjaga bantaran sungai dari erosi dan longsor
c. Membuat turap di tempat tertentu untuk menjaga bahaya longsor
52
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
d. Menanam vegetasi pelindung dan mampu menyerap dan menahan
aliran air
e. Untuk sungai yang melalui permukiman dapat dilakukan pembangunan
jalan inspeksi di kiri-kanan sungai
f. Percepatan rehabilitasi lahan yang mengalami kerusakan;
g. Pengolahan tanah secara teknis (misalnya membuat embung, cekungan
tanah, bendung) sehingga kawasan ini memberikan kemampuan
peresapan air yang lebih tinggi.
C.
Kawasan perlindungan setempat, meliputi: sempadan sungai, kawasan
sekitar waduk, kawasan sekitar mata air, dan ruang terbuka hijau
1) Sempadan Sungai
Sungai di wilayah Kabupaten Jombang yang masuk dalam kategori
sungai besar adalah Sungai Brantas. Kawasan perlindungan setempat
sempadan sungai meliputi seluruh sungai yang menjadi bagian dari DAS
Brantas di wilayah Kabupaten Jombang. Sungai – sungai di wilayah
Kabupaten Jombang yang dikategorikan sebagai sungai kecil dan sungai
besar
ditetapkan
sempadannya
sebagai
kawasan
perlindungan
setempat. Luas sempadan sungai di Kabupaten Jombang seluas
6.514,42 Ha.
Arahan kegiatan daerah sepanjang aliran sungai.
 Pengembangan irigasi.
 Pengembangan drainase.
 Pembangunan sarana dan prasarana pengembangan sumber daya air
(pengendalian banjir, pengendalian sedimen, pengembangan suplai
air bersih perkotaan, pencegahan pencemaran, peningkatan kualitas
air baku).
Pengelolaan kawasan sempadan sungai antara lain dilakukan
dengan :
a. Perlindungan sekitar sungai atau sebagai sempadan sungai dilarang
mengadakan alih fungsi lindung yang menyebabkan kerusakan
kualitas air sungai;
53
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
b. Bangunan sepanjang sempadan sungai yang tidak memiliki kaitan
dengan pelestarian atau pengelolaan sungai dilarang untuk
didirikan;
c. Sungai yang melintasi kawasan permukiman ataupun kawasan
perdesaan dan perkotaan dilakukan re-orientasi pembangunan
dengan menjadikan sungai sebagai bagian dari latar depan;
d. Sungai yang memiliki arus deras dijadikan salah satu bagian dari
wisata alam-petualangan seperti arung jeram, out bond, dan
kepramukaan;
e. Sungai yang arusnya lemah dan bukan sungai yang menyebabkan
timbulnya banjir dapat digunakan untuk pariwisata; serta
f. Sempadan sungai yang areanya masih luas dapat digunakan untuk
pariwisata melalui penataan kawasan tepian sungai.
2) Kawasan sekitar waduk/embung
Sempadan kawasan sepanjang tepian waduk/embung yang lebarnya
proporsional dengan bentuk fisik waduk/embung yaitu selebar 50
meter, diukur dari titik pasang tertinggi kearah darat. Kawasan
perlindungan setempat yang berupa waduk/embung di Kabupaten
Jombang yaitu seluas 32,26 Ha yang tersebar di 15 waduk/embung yang
sudah ada ditambah dengan rencana pengembangan 2 buah waduk
meliputi waduk Beng di Desa Klitih Kecamatan Plandaan dan waduk
Jarak di Desa Jarak Kecamatan Wonosalam yang berfungsi sebagai
daerah resapan air dan penampungan air hujan.
3) Kawasan Sekitar Mata Air
Kawasan perlindungan setempat sekitar mata air ditetapkan dengan
radius 200 meter. Adapun kawasan perlindungan setempat di
Kabupaten Jombang yang berupa kawasan sekitar mata air yaitu seluas
34,60 Ha yang terdapat di 11 (sebelas) mata air dan tersebar di
Kecamatan Plandaan, Kabuh, dan Wonosalam. Lokasi mata air di
Kabupaten Jombang lihat pada Tabel 14.
54
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Tabel 14. Kawasan Mata Air di Kabupaten Jombang
No.
BKPH
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
Ploso Barat
Ploso Timur
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Gedangan
Jabung
Jabung
Jabung
LOKASI
DESA
Jipurapah
Tanjung Wadung
Japanan
Japanan
Japanan
Wonosalam
Kedung Lumpang
Kedung Lumpang
Carang Wulung
Carang Wulung
Panglungan
Jumlah
LUAS (Ha)
KECAMATAN
Plandaan
Kabuh
Mojowarno
Mojowarno
Mojowarno
Wonosalam
Mojoagung
Mojoagung
Wonosalam
Wonosalam
Wonosalam
8,50
3,30
0,30
6,90
1,70
1,00
1,30
1,40
0,10
2,10
8,00
34,60
Sumber : Dinas pengairan Kab. Jombang; profil Kabupaten Jombang th 2008; Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum nomor: 63/prt/1993 tentang garis sempadan dan sungai, daerah
manfaat sungai, daerah penguasaan sungai dan bekas sungai; dan hasil rencana
4) Ruang terbuka hijau kawasan perkotaan
Kawasan perlindungan setempat terbuka hijau kota di Kabupaten
Jombang berupa hutan kota, yang ditetapkan dengan luasan sebesar
1.271,97 Ha. Hutan kota tersebut tersebar di Perkotaan Jombang, Ploso,
Mojowarno, Mojoagung dan Bandar Kedungmulyo.
Adapun dari segi pemanfaatannya ruang terbuka hijau di
Kabupaten Jombang berfungsi sebagai penyejuk dan elemen estetika
lingkungan serta sebagian dimanfaatkan untuk sarana rekreasi dan
olahraga baik pada skala lingkungan maupun kota, disamping itu ada
juga yang bersifat privat seperti jalur hijau dan fasilitas taman yang ada
di perumahan atau yang ada di sekitar kawasan hotel dan tempat
rekreasi.
D.
Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya meliputi: taman hutan raya,
dan kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan
Kawasan pelestarian alam yang terdapat di Kabupaten Jombang
meliputi taman hutan raya (Tahura). Dimana kawasan pelestarian alam juga
termasuk dalam kawasan lindung sehingga harus tetap dilestarikan dan
dapat dikembangkan sebagai kawasan wisata alam.
1) Taman hutan raya
55
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli
dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian,
ilmu
pengetahuan,
pendidikan,
menunjang
budidaya,
budaya,
pariwisata dan rekreasi. Tahura R. Soeryo Masuk dalam kawasan
pelestarian alam berfungsi sebagai hutan konservasi.
Adapun Taman Hutan Raya (Tahura) yang berada di wilayah
Kabupaten Jombang adalah merupakan bagian dari Tahura R. Soeryo.
Tahura R. Soeryo ini meliputi sebagian wilayah Kecamatan Wonosalam
bagian tenggara. Taman Hutan Raya di Kabupaten Jombang ini memiliki
luas 2.864,70 Ha atau sebesar 10.27% dari luas Taman Hutan Raya di
Jawa Timur yang memiliki luas 27.868,30 Ha.
2) Kawasan Cagar Budaya
Kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan dapat dikategorikan
menjadi empat bagian yaitu Lingkungan Non Bangunan, Lingkungan
Bangunan Non Gedung, Lingkungan Bangunan Gedung dan halamannya,
serta Kebun Raya. Untuk Kabupaten Jombang, kawasan cagar budaya
dan ilmu pengetahuannya termasuk dalam lingkungan bangunan non
gedung dan lingkungan bangunan gedung dan halamannya. Adapun
yang dimaksud dengan lingkungan bangunan non gedung adalah suatu
tempat yang dapat diperuntukkan sebagai cagar budaya bersejarah
dengan bentuk bangunan non gedung, sedangkan lingkungan bangunan
gedung dan halamannya merupakan cagar budaya yang bersifat
pelestarian terhadap bangunan kuno peninggalan bersejarah yang harus
dilestarikan sebagai ciri cagar budaya setempat.
Di Kabupaten Jombang yang ditetapkan sebagai kawasan cagar
budaya dan ilmu pengetahuan lingkungan bangunan non gedung,
antara lain :
56
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
1.
Makam KH. Hasyim Asy’ari
Merupakan salah satu pendiri Nahdatul Ulama (NU) dan pendiri
Pondok Pesantren Tebu Ireng, serta pernah menjabat sebagai
ketua MIAI dan Masyumi.
2.
Makam KH. Wachid Hasyim
Putra dari KH. Hasyim Asy’ari yang merupakan salah satu
anggota BPUPKI termuda, serta pernah menjabat sebagai Menteri
Agama RI yang pertama.
3.
Makam Sayyid Sulaiman
Merupakan salah satu penyebar agama Islam di Kabupaten
Jombang pada era pasca runtuhnya Kerajaan Majapahit.
4.
Sendang Made
Kawasan ini merupakan peninggalan sejarah petilasan Raja
Airlangga yang berada di Kecamatan Kudu.
5.
Candi Arimbi
Merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Majapahit yang
berada di Desa Ngrimbi
Kecamatan Bareng yang merupakan
gerbang atau gapura sebelah selatan Kerajaan Majapahit.
6.
Goa Sigolo-golo
Terletak di Dusun Kranten, Desa Panglungan, Kecamatan
Wonosalam, dimana keberadaan Goa ini dapat diarahkan menjadi
satu kesatuan dengan wisata perkebunan Panglungan.
7.
Situs Peninggalan Kerajaan Mojopahit
Kawasan Situs Ibukota Mojopahit yang lebih dikenal dengan
Situs Trowulan merupakan satu-satunya situs perkotaan masa
klasik di Indonesia. Situs yang luasnya 10 Km x 11 Km, cakupannya
meliputi wilayah Kabupaten Mojokerto dan Kabupaten Jombang.
Situs Mojoaphit yang terdapat di Kabupaten Jombang meliputi
Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Mojowarno dan Kecamatan
Sumobito. Di Situs Trowulan dapat dijumpai ratusan ribu artefak
57
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
dan ekofak serta fitur yang berada di bawah maupun di permukaan
tanah.
Luas Ibukota Kerajaan Mojopahit seluas 10 x 11 Km, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut untuk ditetapkan Tata Ruangnya,
selanjutnya ditetapkan sebagai “Kawasan Cagar Budaya Nasional”.
Melalui pengembangan Kawasan Mojopahit di Trowulan dengan
potensi kulturalnya, dan nilai historis yang eksotis diharapkan
mampu
membangun brand image pariwisata budaya di Jawa
Timur.
Program penetapan situs Ibukota Kerajaan Mojopahit sebagai
Kawasan Cagar Budaya Nasional. Dijabarkan menjadi beberapa kegiatan
meliputi :

Penetapan Situs Ibukota Kerajaan Mojopahit sebagai Kawasan
Cagar Budaya Nasional.

Penetapan tata ruang Ibukota Kerajaan Mojopahit.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah ( RPJM ) pengembangan
pusat wisata budaya.

Pemugaran bangunan-bangunan artefak utama.

Pembangunan Pintu Gerbang Kawasan Wisata Budaya
Untuk cagar budaya dan ilmu pengetahuan yang berupa lingkungan
bangunan gedung dan halamannya di Kabupaten Jombang, antara lain
berupa :
1. Kelenteng Hok San Kiong
Dikenal sebagai tempat ibadah Tridarma (Agama Taoisme,
Budha, dan Konghucu) dan sebagai tempat berobat yang berada di
Kecamatan Gudo. Setiap menjelang Tahun Baru Imlek, kelenteng ini
mengadakan acara hajatan yang cukup meriah, seperti Wayang Potehi
maupun Pagelaran Barongsay.
2. Gereja Mojowarno
Merupakan gereja tertua serta dulunya pernah menjadi pusat
salah satu aliran Kristen Protestan pada jaman Belanda. Setiap setahun
58
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
sekali, gereja ini mengadakan upacara kebetan dan unduh-unduh, yang
sarat akan kultur lokal
E.
Kawasan Rawan Bencana Alam, Meliputi: Kawasan Potensi Gempa
Tektonik, Kawasan Rawan Tanah Longsor, Kawasan Rawan Banjir, Dan
Penyebaran Bahaya Angin Puting Beliung.
1) Kawasan Rawan Bencana Geologi
Potensi bencana geologi di kabupaten Jombang berupa potensi
dan ancaman gempa tektonik. Berikut beberapa wilayah yang
berpotensi timbul gempa tektonik di Kabupaten Jombang
 adanya Patahan Ploso yang walaupun sudah lama tidak aktif, namun
perlu diwaspadai
 bentuk dari sungai Brantas yang berkelok terdapat kemungkinan
merupakan jalur patahan
Berdasarkan kondisi tersebut bahaya dari aspek geologi tanah di
Kabupaten Jombang antara lain berada di wilayah :
a) Kecamatan Plandaan
b) Kecamatan Kabuh
c) Kecamatan Ngusikan
d) Sebagian Kecamatan Megaluh dan Bandar Kedungmulyo
2) Kawasan Rawan Bencana Erosi/Longsor
Kecamatan yang rawan terkena longsor adalah Kecamatan Bareng,
Wonosalam,
Mojoagung,
Sumobito,
Ngusikan,
dan
Kecamatan
Plandaan. Secara topografis, Kecamatan Wonosalam terletak pada
posisi topografi paling tinggi (lereng tengah-atas), sementara itu
Kecamatan Bareng, Mojoagung dan Mojowarno terletak pada lereng
kaki, dan Kecamatan Sumobito terletak pada dataran kaki dari Bukit
Anjasmoro. Tabel tingkat bahaya erosi di Kabupaten Jombang dapat
dilihat pada Tabel 15.
59
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Tabel 15. Tingkat Bahaya Erosi di Kabupaten Jombang
No.
1
2
3
4
5
6
7
Kecamatan
Bareng
Kabuh
Kudu
Mojoagung
Mojowarno
Plandaan
Wonosalam
Jumlah
Tingkat Bahaya Erosi (TBE)
Berat (Ha) Sangat Berat (Ha)
617,41
304,35
3.386,64
696,70
8,36
302,27
19,99
149,82
17,82
7.506,36
1.626,62
1.748,60
2.058,30
13.721,44
4.723,78
Total Luas (Ha)
921,76
4.085,34
8,36
322,26
167,63
9.132,97
3.806,90
18.445,22
Sumber : Analisa Fisik Dasar; Rencana Teknik Lapang Rehabilitasi Lahan Dan Konservasi Tanah
Kabupaten Jombang, 2002 diolah
3) Kawasan Rawan Banjir
Banjir paling parah berpotensi terjadi di Kabupaten Jombang
terdapat di wilayah Mojoagung karena wilayah tersebut menjadi
pertemuan tiga sungai, yaitu sungai Gunting, Catakgayam dan sungai
Jiken. Tiga kecamatan lain adalah Kecamatan Plandaan, Kudu, serta
Kabuh yang terletak di utara sungai Brantas.
Berikut wilayah yang secara historis merupakan wilayah banjir
atau genangan yang ada di Kabupaten Jombang : Kecamatan Plandaan,
Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kudu, Kecamatan Ploso, Kecamatan
Kesamben, Kecamatan Tembelang, Kecamatan Megaluh, Kecamatan
Peterongan, Kecamatan Jombang, Kecamatan Bandarkedungmulyo,
Kecamatan Sumobito, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Gudo,
Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Mojowarno, dan Kecamatan Diwek.
Luas kawasan rawan banjir 1.585,72 Ha.
4) Penyebaran Bahaya Angin Puting Beliung
Berikut wilayah yang secara historis merupakan wilayah yang
pernah terkena bahaya angin puting beliung yang ada di Kabupaten
Jombang adalah :
1. Kecamamatan Bandarkedungmulyo
Ds. Mojokambang (Dsn. Mjtengah, Kemendung, Krembung,
Wonorejo).
60
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
2. Kec. Perak
Desa Plosogenuk (DsSukorejo), Ds Kalangsemanding dan Ds
Glagahan.
3. Kecamatan Ngoro
Ds. Genukwatu (Dsn. Genukwatu, Godong), Ds. Sugihwaras ( Dsn.
Cermenan ),Ds. Gajah (Dsn. Gandan),Ds. Ngoro (Dsn. Pandean,
Ngoro kidul), Ds. Kauman (Dsn. Kauman ,Dsn. Genggeng), Ds.
Sugihwaras (Dsn. Cermenan ), Ds. Gajah (Dsn. Gandan), Ds.
Rejoagung (Dsn. Genggeng), Ds. Gabusbanaran, Ds. Sentul ,Ds.
Pesantren.
Luas dan klasifikasi kawasan lindung di Kabupaten Jombang dapat dilihat pada
Tabel 16.
Tabel 16. Rencana Luas Kawasan Lindung Di Kabupaten Jombang.
No.
1.
2.
Kawasan Lindung
Berdasarkan Fungsi
Luas (Ha)
Keterangan
874,40
745,00
KPH Jombang dan KPH Kediri
Kecamatan Wonosalam
6.514,94
Sungai Brantas, Sungai Konto, Sungai Pakel,
Sungai Jarak, Sungai Gunting, Sungai
Marmoyo, Sungai Beng, Sungai Rontok
Ringkanal
Tersebar di Kudu, Kabuh,
Plandaan dan Bareng
Tersebar di Plandaan, Kabuh,
Mojowarno, Mojoagung dan
Wonosalam
Tersebar di wilayah Kabupaten
Jombang
Berada di Kecamatan Wonosalam
tersebar di Kecamatan Bareng,
Kabuh, Kudu, Mojoagung,
Mojowarno, Plandaan, dan
Wonosalam
Kecamatan Plandaan, Ngusikan,
Kudu, Ploso, Kecamatan
Kesamben, Tembelang, Megaluh,
Peterongan, Jombang,
Kecamatan Bandarkedungmulyo,
Sumobito, Mojoagung, Gudo,
Jogoroto, Mojowarno, dan Diwek
3.
Kawasan Hutan Lindung
Kawasan Resapan Air BKPH
Gedangan Kecamatan
Wonosalam
Sempadan Sungai
4.
Kawasan Sekitar Waduk
32,26
5.
Kawasan Sekitar Mata air
34,60
6.
Hutan Kota
1.271,97
7.
8.
Taman Hutan Rakyat
Kawasan Rawan Tanah Longsor
2.864,70
9.
kawasan rawan banjir
Total luas kawasan lindung
12.337,36
61
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
2.10.2 Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya
2.10.2.1 Kawasan Peruntukan Hutan Produksi
Kawasan hutan produksi adalah kawasan hutan yang dibudidayakan
dengan tujuan untuk diambil hasil hutannya baik hasil hutan yang berupa
kayu maupun non kayu. Kawasan hutan produksi di wilayah Kabupaten
Jombang meliputi hutan produksi terbatas dan hutan produksi tetap. Luas
kawasan hutan produksi di Kabupaten Jombang 18.840 Ha meliputi KPH
Jombang 15.313 Ha, KPH Mojokerto 3.503,70 Ha, dan KPH Kediri 23,30 Ha.
2.10.2.2 Kawasan Hutan Rakyat
Hutan rakyat merupakan hutan yang merupakan milik rakyat dengan
tegakan berupa tanaman tahunan. Kawasan ini merupakan kawasan hutan
yang diperuntukkan guna produksi hasil hutan untuk memenuhi keperluan
masyarakat pada umumnya dan khususnya untuk pembangunan, mendukung
pengembangan industri dan ekspor.
Hutan rakyat yang ada merupakan lahan milik rakyat dengan komoditas
tegakannya berupa tanaman hutan. Luas kawasan hutan rakyat di Kabupaten
Jombang 14.158,82 Ha.
2.10.2.3 Kawasan Peruntukan Pertanian
Lahan pertanian beririgasi teknis di kawasan perkotaan sebagian masih
perlu dipertahankan secara proporsional sesuai dengan arahan pengelolaan
kawasan perkotaan dengan maksud sebagian lahan pertanian beririgasi teknis
tersebut sekaligus berfungsi sebagai bagian dari RTH kawasan perkotaan.
Sebagian lahan pertanian beririgasi teknis di kawasan perkotaan yang
perlu dipertahankan antara lain lahan pertanian beririgasi teknis di
Kecamatan Mojowarno, Kecamatan Wonosalam, Kecamatan Bareng,
Kecamatan Ngoro, Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Sumobito, Kecamatan
Kesamben, Kecamatan Kudu, Kecamatan Ngusikan, Kecamatan Kabuh,
Kecamatan Plandaan, dan Kecamatan Bandarkedungmulyo. Luas lahan
pertanian irigasi teknis di kawasan perkotaan yang perlu dipertahankan
secara proporsional, lebih lanjut ditetapkan dalam rencana rinci kawasan
perkotaan.
62
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Kawasan pertanian lahan kering di Kabupaten Jombang dibagian utara
Kali Brantas dan di Kecamatan Bareng dan sekitarnya memiliki potensi
khususnya komoditas perkebunan. Kebutuhan pertanian lahan kering
khususnya dengan komoditas non pangan dipengaruhi oleh kegiatan
pengolahan dan kebutuhan barang-barang sekunder.
Komoditas tanaman hutan (kayu) dan komoditas perkebunan berupa
tembakau, tebu, dan pandan di Kecamatan Ngusikan, Kudu, Plandaan, serta
tanaman obat dan bumbu di Kecamatan Bareng, Wonosalam, Mojowarno,
dan Mojoagung. Total kawasan yang berpotensi untuk dikembangkan sebagai
pertanian lahan kering adalah sebesar 4.927,88 Ha yang berupa lahan tegalan
dan lahan lain yang tidak digunakan untuk kegiatan permukiman, pertanian
maupun perkebunan
2.10.2.4 Kawasan Peruntukan Perkebunan
Pengembangan kawasan perkebunan di Kabupaten Jombang yaitu di
Kecamatan Kabuh seluas 2.444,82 Ha, di Kecamatan Ngusikan, Kudu, dan
Ploso seluas 2.281,74 Ha, dan di Kecamatan Wonosalam seluas 705,06 Ha.
Kawasan perkebunan ini marupakan kawasan perkebunan tanaman tahunan
dengan pengembangan komoditi kopi, kelapa, dan kacang mete. (Dapat
dilihat pada Tabel 17)
Tabel 17. Rencana Luas Kawasan Tanaman Tahunan Di Kabupaten Jombang.
No.
1.
2.
3.
Lokasi Perkebunan
Kecamatan Kabuh
Kecamatan Ploso, Kudu, Ngusikan
Kecamatan Wonosalam
Jumlah
S
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Jombang th 2008.
Luas (Ha)
2.444,82
2.281,74
705,06
5.431,62
2.10.2.5 Kawasan Peruntukan Peternakan dan Perikanan
Bagi pemenuhan kebutuhan internal Kabupaten Jombang dan kegiatan
ekspor, maka pengembangan kegiatan peternakan yang ada saat ini dapat
dipertahankan. Kebutuhan pengembangan ke depan yang dapat diatur
pemanfaatan lahan atau kawasannya diatur sebagai berikut :
63
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
a. Pengembangan ternak besar jenis sapi potong di Kecamatan Kudu,
Kecamatan Kabuh, Bareng dan Kecamatan Plandaan, sedangkan jenis sapi
perah di Kecamatan Wonosalam, Ngoro, Diwek, dan Mojoagung.
b. Ternak Kecil (Kambing dan Domba), diarahkan di sisi utara Kabupaten
Jombang meliputi Kecamatan Kesamben, Kecamatan Tembelang,
Kecamatan Kudu, Kecamatan Plandaan, Kecamatan Wonosalam dan
Kecamatan Ngusikan.
c. Unggas (Ayam Petelur, Ayam Potong, Itik) diarahkan tidak terlalu
berdekatan dengan permukiman yakni di Kecamatan Plandaan,
Kecamatan Kudu, Kecamatan Ngusikan dan Kecamatan Kabuh. Kegiatan
peternakan unggas diarahkan tidak berdekatan dengan permukiman.
Dalam rangka pengembangan agropolitan dan dengan potensi
ketersediaan air, maka pengembangannya ke depan dapat dialokasikan pada
kawasan sekitar sungai-sungai besar. Sementara ini perkembangan perikanan
khususnya kolam paling besar berada di Kecamatan Diwek dan Kecamatan
Ngoro. Pada pengembangan selanjutnya alokasi pengembangan kawasan
perikanan tetap mempertahankan pola yang sudah ada, dan untuk
mengakomodasi perkembangan selanjutnya, pementukan kawasan perikanan
dialokasikan di Kecamatan Perak, dan Kecamatan Bandar Kedungmulyo.
2.10.2.6 Kawasan Peruntukan Pertambangan
Potensi tambang yang ada di Kabupaten Jombang adalah meliputi
pertambangan mineral dan pertambangan minyak dan gas bumi.
Pertambangan mineral terdiri dari pertambangan mineral bukan logam dan
pertambangan batuan. Pertambangan batuan berupa pasir di sepanjang
Sungai Brantas, yaitu di Kecamatan Bandarkedungmulyo, Megaluh, Perak,
Plandaan, Ploso, Ngusikan dan Kudu. Di dalam kegiatan penambangan perlu
pengawasan dari pemerintah daerah, agar dalam kegiatannya tidak merusak
lingkungan, utamanya pengalian batu kali/batu belah dan pasir agar tidak
menyebabkan erosi, tidak merubah batas sungai, pengikisan sungai dan tidak
mengganggu kegiatan yang lainnya.
64
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
2.10.2.7 Kawasan Peruntukan Industri
Kawasan peruntukan industri di Kabupaten Jombang meliputi : kawasankawasan peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang, dan
peruntukan industri rumah tangga.
Industrial besar meliputi kawasan industri estate yang terdapat di
Kecamatan Ploso di rencanakan dengan luas lahan 899,87 Ha. Kawasan
peruntukan industri di Kecamatan Ploso ditetapkan dan disebut sebagai
Kawasan Indusri (KI) Ploso.
Kawasan industri tersebut direncanakan untuk menampung kegiatan
industri pengolahan yang berpotensi menghasilkan limbah industri yang
memerlukan pengolah limbah (treatment) secara trertentu
Kawasan industri sedang meliputi :

Zona agroindustri terdapat di Kecamatan Mojowarno dengan luas lahan
sebesar 54,76 Ha

Kawasan
Industri
(KI)
Bandarkedungmulyo
di
Kecamatan
Bandar
Kedungmulyo dengan luas lahan sebesar 181,66 Ha. Kawasan Industri
bandarkedungmulyo diprioritaskan untuk menampung kegiatan industri
manufaktur.

zona industri di koridor Kecamatan Mojoagung dan Kecamatan Sumobito
Kabupaten Jombang. Luasan yang dipertahankan untuk zona industri di
kawasan ini adalah maksimal seluas 15 ha. Lokasi industri ini direncanakan
untuk dipindahkan seiring dengan telah disiapkannya Kawasan Industri di
Kabupaten Jombang.

Zona industri di Kecamatan Diwek dipertahankan seluas masimal 15 ha.
Kegiata industri di wilayah ini apabila telah tersedia Kawasan Industri
diarahkan untuk dipindahkan. Industri eksisting seperti industri pengolahan
tebu, industri pengolahan kayu maupun industri lainnya diperkenankan
untuk terus beroperasi sampai dengan telah tersedia Kawasan Industri.
Namun demikian kegiatan tidak diarahkan untuk berkembang lebih besar
dengan indikasi memanfaatkan ruang lebih dari 15 ha baik secara vertikal
maupun horisontal.
65
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
Industri ruman tangga, yakni : industri tempe di Diwek, industri tahu di
Jogoroto, industri tape di Diwek, industri krupuk di Diwek dan Ngoro, industri
jamu instant di Gudo dan Sumobito, industri daur ulang alumunium di
Sumobito, industri tas plastik, tas dan dompet di Mojowarno dan anyaman di
Ngoro dan industri manik-manik di Gudo. Sentra industri kecil ini pada
umumnya merupakan permukiman industri dengan tenaga kerja dari penduduk
lokal dan dikerjakan tiap rumah. Masih dapat dipertahankan namun tidak
diarahkan untuk dikembangkan dengan luas ruang yang lebih luas dari sekarang
2.10.2.8 Kawasan Peruntukan Pariwisata
Dalam konteks kawasan, kegiatan wisata yang mungkin dikembangkan
sesuai potensi pemanfaatan ruang di Kabupaten Jombang adalah jenis wisata
alam dan budaya. Adapun jenis alam
yang dikembangkan meliputi
agrowisata yang dikembangkan yaitu berupa wisata buah yang terletak di
Kecamatan Wonosalam. Selain itu wisata alam juga terdapat di wilayah
Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Plandaan, Kecamatan Mojowarno.
Sedangkan wisata budaya terdapat di Kecamatan Bareng, Kecamatan
Kudu, dan Kecamatan Ngusikan. Wisata religi terdapat di Kecamatan
Mojoagung, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Diwek, Kecamatan Jombang,
Kecamatan Sumobito, Kecamatan Mojowarno, dan Kecamatan Gudo. Wisata
minat khusus (pondok pesantren) di Kecamatan Diwek, Kecamatan Jombang,
dan Kecamatan Peterongan. Wisata kesenian dan budaya di Kecamatan
Kesamben, Kecamatan Kabuh, dan Situs Mojopahit park di Kecamatan
Sumobito, Mojoagung, Mojowarno; serta wisata buatan di Kecamatan
Peterongan.
Wisata buatan meliputi wisata belanja di Kecamatan Jombang,
Kecamatan Perak, dan Kecamatan Bandar Kedungmulyo dan wisata kerajinan
di Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Gudo, Kecamatan
Jombang, dan Kecamatan Megaluh.
66
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
2.10.2.9 Kawasan Peruntukan Permukiman
a) Kawasan Permukiman Perkotaan
Secara keseluruhan luas lahan terbangun untuk permukiman di
Kabupaten Jombang direncanakan seluas 27.445,10 Ha. Wilayah
perkotaan merupakan kawasan yang digunakan sebagai pusat pergerakan
berbagai
kegiatan
dengan
aglomerasi
penduduk
dan
intensitas
penggunaan lahan untuk permukiman yang tinggi, serta ditunjang oleh
tersedianya berbagai sarana prasarana penunjang transportasi dan
infrastruktur yang memadai. Wilayah perkotaan di Kabupaten Jombang
memiliki pusat pelayanan terkonsentrasi di sekitar Perkotaan Jombang,
Perkotaan Ploso, Perkotaan Mojoagung, Perkotaan Mojowarno, dan
Perkotaan Bandar Kedungmulyo.
b) Kawasan Permukiman Perdesaan
Kawasan perdesaan pertanian merupakan kawasan produksi
pertanian. Kawasan permukiman pada kawasan perdesaan pertanian
merupakan permukiman yang menyebar di sekitar daerah pertanian
(farm village type). Permukiman kawasan perdesaan direncanakan
mandiri. Kawasan perdesaan pertanian direncanakan meliputi desa-desa
Kecamatan Ngoro, Mojowarno, Bareng, Wonosalam, Mojoagung,
Sumobito, Diwek.
Kawasan perdesaan industri dimungkinkan akan berkembang
dengan kegiatan industri berbasis pertanian. Pengembangan kawasan
perdesaan industri direncanakan meliputi kawasan perdesaan Kecamatan
Mojowarno, Wonosalam, dan Megaluh.
2.10.2.10 Kawasan Peruntukan Perdagangan
Kegiatan perdagangan yang terdapat di Kabupaten Jombang seluas
73,60 Ha meliputi Perkotaan Jombang, Perkotaan Perak, Perkotaan Bandar
Kedungmulyo, Perkotaan Mojowarno, Perkotaan Ngoro, Perkotaan
Mojoagung dan Perkotaan Peterongan. Pengembangan kegiatan agribis di
Kecamatan Mojoagung, dan pengembangan kegiatan perdagangan modern
terdapat di Kecamatan Jombang.
67
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
2.10.2.11 Kawasan Peruntukan Sektor Informal
Penentuan lokasi pengembangan sektor informal meliputi :
1. Kegiatan perdagangan berupa pedagang kaki lima makan dan pusat oleole yaitu dikembangkan di kawasan-kawasan wisata, alun–alun
kabupaten Jombang, Perak, Wonosalam, sekitar intercange tol (Bandar
Kedungmulyo dan Tembelang), kawasan agropolitan Mojowarno,
kawasan ekonomi terpadu Mojoagung, kawasan cepat tumbuh di Ploso.
2. Perbengkelan pada jalan kolektor dan jalan lokal baik yang
menghubungkan ke Ploso dan ke arah Ngoro.
Jasa produk kerajinan dikembangkan di lokasi wisata, khususnya di
wisata belanja Sepanjang jalan Desa Mojosongo Kecamatan Jombang dan
Sepanjang jalan Kecamatan Perak dan Bandar Kedungmulyo. Serta pusat
kerajinan di Kecamatan Mojoagung, Kecamatan Jogoroto, Kecamatan Gudo,
Kecamatan Jombang dan Kecamatan Megaluh.
68
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Jombang
69
Download