bab i pendahuluan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Judul Penelitian
Penelitian ini berjudul “Evolusi Magma Gunung Kelud”
I.2. Latar Belakang Penelitian
Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang berada di
Indonesia. Menurut Wirakusumah (1993), Gunung Kelud terbentuk sekitar kurang
lebih 238 ribu tahun lalu dari hasil proses penunjaman yang terjadi di bawah pulau
Jawa yang merupakan proses utama yang menghasilkan gunung api di pulau jawa.
Gunung Kelud terletak di Kabupaten Kediri dan Kabupaten Blitar, Provinsi Jawa
Timur. Gunung Kelud memiliki beberapa bentukan tubuh intrusi yang tersebar
disekitar pusat kawah maupun yang jauh dari kawah, yang merupakan hasil dari
proses erupsi gunung ini baik erupsi pusat maupun erupsi samping. Tubuh - tubuh
intrusi tersebut antara lain Gunung Lirang, Gajahmungkur, Kombang, Kramasan,
Gupit, Tumpak, Sumbing, Dargo, dan Badak. Menurut Wirakusumah (1993),
Pada 238 ribu tahun lalu Gunung Lirang merupakan pembentukan awal dari
Gunung Kelud. Setelah itu terbentuk Gunung Gajahmungkur pada sekitar 100
ribu tahun yang lalu. Pada saat pembentukan Gajahmungkur muncul erupsi
samping yang membentuk kerucut parasitik Kramasan. Setelah Gajahmungkur
dan Kramasan terbentuk Gunung Tumpak yang berumur 40 ribu tahun yang lalu.
Setelah itu terbentuk Gunung Sumbing, Dargo, dan Gupit secara berurutan. Umur
1
2
dari intrusi ini tidak di jelaskan atau tidak diketahui namun penentuan urutan dari
intrusi ini di dasarkan dari urutan stratigrafi dari lava gunung tersebut. Setelah itu
terbentuk Gunung Badak pada umur sekitar 39 ribu tahun yang lalu dan
dilanjutkan dengan terbentuknya kawah Gunung Kelud pada umur sekitar 2 ribu
tahun yang lalu. Komposisi batuan dari intrusi - intrusi ini bersifat andesitik dan
basaltik. Hal ini menunjukkan terdapat perbedaan komposisi dari gunung –
gunung tersebut dan juga menujukkan adanya perubahan komposisi magma dari
awal pembentukan magma hingga saat ini (Wirakusumah,1993). Perubahan tipe
magma atau batuan ini dapat menunjukkan adanya evolusi kandungan magma
yang terjadi di kompleks Gunung Kelud, Perubahan tipe magma akan
mempengaruhi tipe erupsi yang akan terjadi. Salah satu metode yang dapat
digunakan dalam pemantauan gunung api dalam jangka panjang yaitu dengan
memantau komposisi magma. Oleh karena itu penelitian mengenai evolusi magma
Gunung Kelud penting untuk dilakukan
I.3. Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dari penulisan karya skripsi ini adalah mempelajari, mengolah dan
menggunakan data petrografi dan geokimia dari batuan beku pada tubuh intrusi
dan lava sebagai dasar untuk mengintrepetasi jenis – jenis kandungan dari tubuh –
tubuh intrusi ini.
Tujuan dari penulisan karya skripsi ini adalah :
3
1. Membedakan jenis magma yang ada di Gunung Kelud berdasarkan
kandungan dari tiap – tiap batuan intrusi tersebut dan mengetahui proses
yang membentuk batuan – batuan tersebut.
2. Mengetahui proses evolusi dari magma Gunung Kelud
I.4. Batasan Masalah
Penelitian ini ditekankan kepada studi petrografi dan geokimia dari batuan batuan beku intrusi ini untuk mengetahui mineralogi, tekstur batuan, dan
komposisi kimia, sehingga diketahui jenis – jenis batuan beku dan jenis – jenis
magma pembentuk batuan tersebut. Sampel batuan yang di gunakan adalah batuan
intrusi dari Gunung Kelud yang dari awal terbentuk hingga sebelum erupsi tahun
2014. Analisis yang digunakan adalah analisis laboratorium dari sampel – sampel
batuan dan data di lapangan Analisis laboratorium tersebut meliputi analisis
petrografi, dan analisis geokimia yaitu XRF (X-Ray Flourescence).
I.5. Lokasi dan Kesampaian Daerah Penelitian
Lokasi penelitian berada di daerah Kabupaten Kediri dan Blitar, Provinsi
Jawa Timur. Daerah pemetaan berada pada Peta Rupa Bumi Digital Indonesia
lembar Krisik dengan skala 1 : 25.000. Lokasi penelitian lokasi penelitian dapat
dicapai dengan kendaraan pribadi (sepeda motor atau mobil) atau kendaran umum
selama kurang lebih 6 jam dari kota Yogyakarta. Lokasi penelitian khususnya
tubuh – tubuh intrusi sulit dijangkau dengan kendaraan tetapi beberapa lokasi
dapat dicapai dengan kendaraan roda dua. Penyusun menggunakan kendaraan
4
roda dua pada daerah - daerah yang dapat dijangkau dengan kendaraan dan
berjalan kaki pada lokasi-lokasi yang lainnya.
Gambar 1.1 Peta Lokasi Penelitian
Download