pendidikan guru meningkatkan kema bergamba

advertisement
JURNAL
PENDIDIKAN GURU-PENDIDIKAN
GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DENGAN
MENGGUNAKAN MEDIA KARTU
BERGAMBAR PADA KELOMPOK B
TK WULELE SANGGULA II
KENDARI
OLEH
HARDIA SAFITRI
A1B612005
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
The Increased of Children Cognitive Ability Using Picture Cards Medium at
Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten
Hardia Safitri
ABSTRACK
Hardia Safitri. 2016. " The Increased of Children Cognitive Ability Using
Picture Cards Medium at Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten".
Scription. Teaching Education Early Childhoon Education Departement, the
Faculty of Education Halu Oleo University. The first adviser by Mrs. Sitti
Rahmaniar Abubakar and the second adviser by Mr. Ratulangi.
The Problems in this research is how to increased the children cognitive
ability using picture medium at Kendari Group B Wulele Sanggula II
Kindergarten?. This research aims to increasingly the children cognitive ability
using picture cards medium at Kendari Group B Wulele Sanggula II
Kindergarten. The benefits of this research are expected to optimize cognitive
abilities of children in terms of counting by using picture cards medium.
This research is a classroom action research, that conducted in two cycles
by follows of the ection research prosedure, that’s: (1) planning, (2) action, (3)
observation, and (4) reflection. The subjects in this research are teacher and
students at Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten, totaling thirteen
people consist of four girls and nine sons aged five to six years.
Based on data analysis according value standard of prosess indicator how
to successfully of achievement ≥ 85%. Results of activity observation of teachers
to teach in the first cycle reached 71,4%, while the results of learning activities of
students in the first cycle reached 57%. Teaching activitie of teachers has
increased in the second cycle reached 92,8%, and the learning activities of
students also increased in the second cycle reached 85,7%.
Besed of the analysis of data in accordance with the standard values for
indicators of children learning outcomes either individually or classical is
successful when getting ≥75%, could be BSB and BSH category. The results of the
research, the cognitive abillities of childrend in the first cycle that reached 61,6%.
In the second cycle reached 84,6%. This research could be conculded that
children cognitive abilities could be increased using picture cards medium at
Kendari Group B Wulele Sanggula II Kindergarten the academic year 2015/2016.
Keywords: Cognitive Ability, Picture Cards Medium
Hardia Safitri (2016) “Meningkatkan Kemampuan Kognitif Anak dengan
Menggunakan Media Kartu Bergambar pada Kelompok B Taman Kanak-kanak
Wulele Sanggula II Kendari”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru-Pendidikan Anak
Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo.
Pembimbing I Ibu Sitti Rahmaniar Abubakar dan Pembimbing II Bapak
Ratulangi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana meningkatkan
kemampuan kognitif anak dengan menggunakan media kartu bergambar pada
Kelompok B TK Wulele Sanggula II Kendari?. Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan kognitif anak dengan menggunakan media kartu
bergambar pada Kelompok B TK Wulele Sanggula II Kendari. Manfaat Penelitian
ini adalah penilitian diharapkan dapat mengoptimalkan kemampuan kognitif anak
dalam hal berhitung dengan menggunakan media kartu bergambar.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yang
dilaksanakan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari: (1)
perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Pengamatan, dan (4) refleksi. Subjek
dalam penelitian ini adalah guru dan anak didik pada Kelompok B Taman Kanakkanak Wulele Sanggula II Kendari yang berjumlah 13 orang yang terdiri atas 4
orang anak perempuan dan 9 orang anak laki-laki dengan rentang usia 5 sampai 6
tahun.
Berdasarkan analisis data sesuai dengan standar nilai untuk indikator
proses dikatakan berhasil apabila tercapai hasil ≥ 85%. Hasil observasi aktivitas
mengajar guru pada siklus I tercapai 71,4%, sedangkan hasil aktivitas belajar anak
didik pada siklus I tercapai 57%. Aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan
pada siklus II tercapai 92,8%, dan aktivitas belajar anak didik juga mengalami
peningkatan pada siklus II tercapai 85,7%.
Berdasarkan analisis data sesuai dengan standar nilai untuk indikator hasil
belajar anak baik secara individual maupun klasikal dikatakan berhasil apabila
memperoleh ≥ 75%, kategori BSB atau BSH. Hasil penelitian, kemampuan
kognitif anak pada siklus I yaitu tercapai 61,6%. Pada siklus II tercapai 84,6%.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kemampuan kognitif pada anak dapat
ditingkatkan melalui media kartu bergambar pada Kelompok B Taman Kanakkanak Wulele Sanggula II Kendari tahun pelajaran 2015/2016.
Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Media Kartu Bergambar
Pendahuluan
Menurut
undang-undang
nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah
suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang
dilakukan
melalui
pemberian
rangsangan
pendidikan
untuk
membantu
pertumbuhan
dan
perkembangan jasmani dan rohani
agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pendidikan anak usia dini yang
berperan sebagai peletak kemampuan
dasar bagi persiapan anak dalam
menghadapi tugas perkembangan
selanjutnya
harus
mampu
memberikan rangsangan yang dapat
mengembangkan
seluruh
aspek
perkembangan yang dimiliki anak
secara keseluruhan, termasuk aspek
kognitif, afektif dan psikomotor.
Pendidikan anak usia dini
yang berperan sebagai peletak
kemampuan dasar bagi persiapan
anak dalam menghadapi tugas
perkembangan selanjutnya harus
mampu memberikan rangsangan
yang dapat mengembangkan seluruh
aspek perkembangan yang dimiliki
anak secara keseluruhan, termasuk
aspek
kognitif,
afektif
dan
psikomotor.
Banyak aspek kemampuan
dalam diri anak yang perlu
mendapat stimulasi agar dapat
teraktualisasikan.
Kemampuan
berhitung yang termasuk dalam
kemampuan kognitif merupakan
salah satu kemampuan yang harus
dikembangkan pada usia dini
disamping aspek kemampuan lain.
Kemampuan berhitung merupakan
bagian dari matematika yang
diperlukan
untuk
menumbuh
kembangkan keterampilan berhitung
yang sangat berguna bagi kehidupan
sehari-hari terutama konsep bilangan
yang
merupakan
dasar
bagi
peningkatan kemampuan matematika
(Depdiknas, 2000 : 1-2).
Permendiknas No. 58
Tahun
2009
menyatakan
bahwa indikator dalam konsep
bilangan dan lambang bilangan
yaitu
membilang
atau
menyebut urutan bilangan dari
1 sampai dengan 10, berhitung
(mengenal konsep bilangan
dengan benda-benda), dan
mecocokkan bilangaan dengan
lambang bilangan.
Dalam
kamus
bahasa
Indonesia, kemampuan berasal dari
kata “mampu” yang berarti kuasa
(bisa, sanggup, melakukan sesuatu,
dapat, berada, kaya, mempunyai
harta
berlebihan).
Kemampuan
adalah suatu kesanggupan dalam
melakukan
sesuatu.
Seseorang
dikatakan mampu apabila ia bisa
melakukan sesuatu yang harus ia
lakukan. Menurut Sujiono (2008 :
1.3) menyatakan bahwa kognitif
merupakan suatu proses berpikir
yaitu kemampuan individu untuk
menghubungkan,
menilai,
dan
mempertimbangkan suatu kejadian
atau peristiwa.
Piaget
dalam
Fridani,
Dkk (2009 : 3.4) menyatakan
perkembangan kognitif seorang anak
terdiri atas 4 tahapan yaitu: (a) tahap
sensorimotor (0-2 tahun), (b) tahap
pra operasional (2-7 tahun), (c) tahap
konkret-operasional (7-11 tahun),
dan (d) tahap formal-operasional (11dewasa).
Pada uraian berikut, akan
dijelaskan lebih lanjut mengenai
empat tahapan kognitif dari Piaget:
a. Tahap Sensori motor (0-2 tahun)
Tahap sensorimotor adalah tahap
dimana anak-anak memperoleh
pengetahuan murni dari gerak dan
indra secara konkrit. Bagi bayi
pada tahap perkembangan kognitif
ini, dalam memperoleh apa yang
diinginkan melalui gerakan dan
penginderaan atau persepsi.
b. Tahap
Pra-Operasional
(2-7
tahun)
Pada
tahap
ini
anak
mempunyai gambaran mental dan
mampu untuk berpura-pura dan
dapat menggunakan simbol dan
pikiran
internal
dalam
memecahkan masalah.
Adapun indikator atau hasil
capaian pada perkembangan kognitif
pada tahap pra-operasional menurut
Piaget dalam Suyadi (2010: 91)
yaitu:
1) Mengenal warna, minimal 6
warna.
2) Mengenal
bentukbentuk
geometri, minimal 6 bentuk.
3) Memahami
dimensi
dan
hubungan: pagi/ sore, siang/
malam, gelap/terang,atas/bawah,
luar/dalam, depan/belakang, dal
lain-lain.
4) Memahami perbedaan ukuran:
besar/kecil, panjang/
pendek,
tebal/tipis,jauh/ dekat, banyak/
sedikit, dan lain-lain.
5) Memahami
panduan
atau
campuran warna.
6) Memahami perbedaan rasa:
manis, asin, pahit, dan lain-lain.
7) Memahami bau atau aroma:
harum/busuk, amis/segar, dan
lain-lain.
8) Mampu bercerita, bernyanyi,
bermain dan berkelana (bermain
di alam bebas).
9) Mengenal huruf dan bilangan.
10) Mampu menulis kata dan
kalimat sederhana, minimal
menulis namanya sendiri.
11) Dapat menghitung sederhana,
misalnya menjumlah uang.
Kemampuan kognitif anak
anak usia TK (4 sampai <6 tahun)
dalam
kemampuan
berhitung
menurut
Peraturan
Menteri
Pendidikan Nasional No. 58 tahun
2009, yaitu:
1. Mengetahui konsep banyak dan
sedikit.
2. Membilang banyak benda satu
sampai sepuluh.
3. Mengenal konsep bilangan.
4. Mengenal lambang bilangan
5. Menyebutkan lambang bilangan
1 sampai 10.
6. Mencocokkan bilangan dengan
lambang bilangan.
Berhitung merupakan bagian
dari matematika yang sangat
diperlukan dalam kehidupan seharihari, terutama konsep bilangan.
Bilangan merupakan dasar bagi
pengembangan
kemampuan
matematika.
Dengan
demikian
berhitung di TK diperlukan untuk
mengembangkan pengetahuan dasar
matematika sehingga anak secara
mental siap mengikuti pembelajaran
matematika lebih lanjut di sekolah
dasar (Depdiknas, 2000 : 1).
Berhitung di taman kanak-kanak
diharapkaan tidak hanya berkaitan
dengan kemampuan kognitif saja,
tetapi juga kesiapan mental, sosial
dan emosional. Oleh karena itu di
dalam pelaksanaannya, berhitung di
taman kanak-kanak dilakukan secara
menarik dan bervariasi.
Menurut Piaget (Suyanto
2005 : 161) menyatakan bahwa:
“Tujuan pembelajaran matematika
untuk anak usia dini sebagai logicomathematical learning atau belajar
berpikir logis dan matematis dengan
cara yang menyenangkan dan tidak
rumit. Jadi tujuannya bukan anak
dapat menghitung sampai seratus
atau seribu, tetapi memahami bahasa
matematis dan penggunaannya untuk
berpikir.(http://repository.unib.ac.id).
Heinich, dkk (1982) dalam
Arsyad (2007 : 4) mengemukakan
istilah medium sebagai perantara
yang mengantar informasi antara
sumber dan penerima. Jadi, televisi,
film, foto, radio, rekaman audio,
gambar yang diproyeksikan bahanbahan cetakan, dan sejenisnya adalah
media komunikasi.
Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, (Anonim,
2002 : 510) kartu merupakan
kertas tebal yang berbentuk
persegi
panjang,
dapat
digunakan untuk berbagai
keperluan. Kartu bergambar
merupakan kartu yang dibuat
sendiri oleh gurunya yang
dapat dibuat dari kertas bekas
atau kardus bekas yang berisi
tulisan dan bergambar sesuai
dengan tema tiap minggunya.
Kartu bergambar merupakan
media
yang
menyajikan
visual dua dimensi yang
dibuat
diatas
selembar
kertas,yang berisi gambar
yang
mencakup
unsur
kehidupan sehari-hari tentang
manusia,
benda-benda,
binatang, peristiwa, tempat,
dan sebagainya.
Gambar yang ditampilkan
dapat berupa gambar tangan atau
foto yang sudah ada kemudian
ditempelkan atau di cetak pada
lembaran-lembaran kartu. Arsyad
(2002 : 119) menjelaskan bahwa
kartu bergambar adalah kartu kecil
yang berisi gambar-gambar, teks,
atau simbol yang mengingatkan atau
menuntun siswa kepada sesuatu yang
berhubungan dengan gambar itu,
ukuran dari kartu gambar dapat
disesuaikan dengan besar kecilnya
kelas yang dihadapi (Arsyad, 2002 :
120). (http://eprints.uny.ac.id)
Dari berbagai pendapat di
atas dapat disimpulkan bahwa media
kartu bergambar adalah salah satu
media visual yang berisikan gambargambar dimana ukuran pembuatanya
dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
Media kartu bergambar yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah kartu bergambar yang
dimodifikasi oleh peneliti dengan
bahan kertas tebal berukuran 10 cm x
11 cm yang berupa gambar berwarna
dan disesuaikan dengan tema
pembelajaran di sekolah.
Metode Penelitian
Jenis
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah Penelitian Tindakan Kelas
(Classroom
Action
Research).
penelitian tindakan kelas merupakan
salah satu jenis penelitian yang
digunakan
oleh
guru
untuk
memecahkan
masalah-masalah
pembelajaran di dalam kelas.
Menurut Suyadi (2013 : 22)
Penelitian Tindakan Kelas adalah
pencermatan yang dilakukan oleh
orang yang terlibat didalamnya
(guru, peserta didik, kepala sekolah)
dengan
menggunakan
metode
refleksi diri dan bertujuan untuk
melakukan perbaikan diberbagai
aspek pembelajaran.
Subjek PenelitianSubjek dalam
penelitian ini adalah anak didik pada
Kelompok B TK Wulele Sanggula II
Kendari yang berjumlah 13 anak
didik, yang terdiri atas 9 orang anak
laki-laki dan 4 orang anak
perempuan.
Partisipan
yang
terlibatdalam kegiatan penelitian ini
adalah guru Kelompok B TK Wulele
Sanggula II Kendari, yaitu Sitti
Sjuaibah S.Pd AUD.
Prosedur penelitian tindakan
kelas ini dibagi dalam dua siklus dan
masing-masing siklus terdiri dari
empat pertemuan. Desain yang telah
digunakan dalam penelitian ini
adalah model (Iskandar, 2012 : 49)
siklus terdiri dari empat komponen,
yaitu:
(1)
perencanaan;
(2)
pelaksanaan; (3) pengamatan; dan (4)
refleksi.
Data yang dilakukan dalam
penelitian ini dihimpun melalui hasil
wawancara,
observasi
dan
dokumentasi.Wawancara
adalah
pertemuan
langsung
yang
direncanakan antara pewawancara
dan yang diwawancarai untuk saling
bertukar
pemikiran,
guna
memberiakan
atau
menerima
informasi tertentu yang diperlukan
dalam penelitian (Sukardi, 2013: 49).
Observasi dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi
yaitu, teknik pengumpulan data
dengan cara pengamatan langsung
terhadap objek yang diteliti dalam
kurun
waktu
tertentu,
dan
mengadakan pencatatan terhadap
beberapa aspek yang diamati
meliputi kemampuan anak dalam
menghitung, mengurutkan, menulis
dan
mencocokkan
angka
menggunakan
media
kartu
bergambar. Sedangkan dokumentasi
yang dimaksud untuk mendapatkan
hasil data dengan melihat secara
langsung kondisi di lapangan saat
pembelajaran konitif ini dilakukan.
Dalam menganalisis data dan
memberi penilaian pada setiap
indikator kinerja, peneliti mengacu
pada pedoman pemberian penilaian
dalam satuan pendidikan di TK, yaitu
dengan penilaian secara kualitatif
atau dengan memberikan nilai dalam
bentuk simbolik bintang seperti: * =
Belum Berkembang (BB), ** =
Mulai Berkembang (MB), *** =
Berkembang Sesuai Harapan (BSH),
dan **** = Berkembang Sangat Baik
(BSB) (Depdiknas, 2004: 26).
Siklus I
Hasil penelitian dilakukan
dengan menggunakan 2 siklus yang
masing-masing siklus terdiri atas 4
pertemuan. Data hasil perhitungan
siklus I secara klasikal dapat di lihat
dalam table berikut ini:
Table I perhitungan nilai secara
klasikal pada Tindakan siklus I
Kategori
Jumlah
Anak
Persent
ase (%)
Berkembang
Sangat Baik
(BSB)
1
7,6
Berkembang
Sesuai
Harapn
(BSH)
3
23
Mulai
Berkembang
(MB)
5
38,4
Belum
Berkembang
(BB)
4
30,7
Jumlah
13
100
Data hasil perhitungan pada
tabel 4.1, dapat diasumsikan bahwa
secara
klasikal
peningkatan
kemampuan kognitif anak melalui
media kartu bergambar pada
kelompok B Taman Kanak-kanak
Wulele Sanggula II Kendari saat
terakhir penilaian, rata-rata anak
memiliki perolehan nilai bintang (**)
atau Mulai Berkembang (MB) yang
diperoleh oleh 5 orang anak didik
atau sebesar 39%, dengan kata lain
sebagian besar anak didik belum
mampu
memenuhi
target
ketercapaian
dalam
indikator
keberhasilan
dalam
kegiatan
penilaian sehingga hal ini perlu
diberikan bantuan secara langsung
dan bimbingan secara menyeluruh
pada kegiatan tersebut. Tampak
dalam penelitian ada 3 orang anak
didik yang memperoleh bintang
(***) atau Berkembang Sesuai
Harapan (BSH) atau sebesar 23%
dan 1 orang anak didik yang
memperoleh nilai bintang (****)
atau Berkembang Sangat Baik (BSB)
atau sebesar 7,7% namun terdapat 4
orang anak didik yang memperoleh
nilai bintang (*) atau Belum
Berkembang (BB) atau sebesar 30%.
Siklus II
Hasil
penelitian
dilakukan
dengan menggunakan
gunakan 2 siklus yang
masing-masing
masing siklus terdiri atas 4
pertemuan. Data hasil perhitungan
siklus II secara klasikal dapat di
lihat dalam table berikut ini:
Table 2 perhitungan nilai
secara
klasikal pada Tindakan siklus II
sebagai berikut:
Kategori Jumlah
Anak
Persent
ase (%)
Berkembang
Sangat Baik
(BSB)
7
53,8
Berkembang
Sesuai
Harapan
(BSH)
4
30,7
Mulai
Berkembang
(MB)
2
15,3
Belum
Berkembang
(BB)
0
Jumlah
13
0
100
Kegiatan penelitian tindakan
kelas pada pembelajaran khususnya
dalam meningkatkan kemampuan
kognitif anak dengan menggunakan
media
kartu
bergambar
menunjukkan hasil yang baik.
Hasil yang diperoleh terhadap
kemampuan kognitif anak dengan
menggunakan
media
kartu
bergambar pada observasi awal jika
dibandingkan dengan pelaksana
pelaksanaan
siklus I terlihat adanya peningkatan,
namun belum mencapai indikator
kinerja yang diharapkan, sehingga
perlu dilaksanakan siklus II hal itu
dapat dilihat dari perbandingan
jumlah
anak
yang
memiliki
kemampuan kognitif dengan kriteria
Berkembang Sangat Ba
Baik (BSB),
sebelum
um
tindakan/observasi
sebanyak 1 anak didik, setelah
pelaksanaan siklus I sebanyak 1
anak didik, setelah itu mengalami
peningkatan
gkatan pada siklus II sebanyak
7 anak didik dan Berkembang
Sesuai Harapan (BSH), sebelum
tindakan/observasi
ndakan/observasi awal sebanyak 3
anak didik, setelah pelaksanaan
siklus I mengalami peningkatan
menjadi 7 anak didik dan sik
siklus II
menjadi 4 anak
ak didik
didik. Dapat dilihat
pada diagram berikut:
Kemampuan Kognitif
Anak
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
84,6%
61,6
61,6%
30,7%
Peningkatan
kemampuan
kognitif anak dilihat
dari
pelaksanaan
observasi
awal
penelitian yang hanya mencapai
30,7% mengalami peningkatan pada
tindakan siklus I sebesar 61,6% dan
pada tindakan siklus II mencapai
persentase
sebesar
84,6%,
menunjukkan hasil yang lebih baik
dari sebelumnya, karena indikator
kinerja yang ditetapkan telah tercapai
yaitu minimal 75% maka penelitian
ini dapat dihentikan.
Kesimpulan dan Saran
Dari hasil penelitian dan
observasi yang telah dilakukan pada
anak didik kelompok B Taman
Kanak-kanak Wulele Sanggula II
Kendari
dapat
disimpulkan
bahwa telahtercapai peningkatan
kemampuan motorik kasar anak
sesuai indikator kinerja yang
ditetapkan.
Berdasarkan
hasil
observasi awal secara klasikal anak
didik memperoleh nilai sebesar
30,7%.Pada siklus I mencapai 61,6%
dan pada siklus 2 mencapai 84,6%.
Berdasarkan analisis data hasil
observasi aktivitas mengajar guru
pada siklus I diperoleh persentase
ketercapaian
sebesar
71,4%
sedangkan aktivitas belajar anak
didik
diperoleh
persentase
ketercapaian sebesar 57,14%. Pada
siklus II, persentase ketercapaian
aktivitas mengajar guru mengalami
peningkatan
menjadi
92,8%,
sedangkan persentase ketercapaian
aktivitas belajar anak didik juga
mengalami peningkatan menjadi
85,7%.
Dengan
demikian
dapat
disimpulkan bahwa kemampuan
kognitif anak dapat ditingkatkan
melalui penggunaan media kartu
bergambar pada Kelompok B TK
Wulele Sanggula II Kendari.
DAFTAR PUSTAKA
Anggreani,
Chresty.
2013.
Meningkatkan Kemampuan
Berhitung
Anak
dengan
Menggunakan
Metode
Bermain Melalui Media Ikan
Di akuarium Pada Anak
Kelompok B Tk Iqra.
[Online]:http://repository.uni
b.ac.id/4101/3/I,II,III-1-13che-FI.pdf. [15 januari 2016].
Anonim. 2002. Kamus Besar Bahasa
Indonesia.
Edisi
Ketiga.
Jakarta: Balai Pustaka.
Arsyad, Azhar. 2007. Media
Pembelajaran. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada.
Damayanti, Yasinta Nina.2015.
Peningkatan
Kemampuan
Membilang Melalui Media
Kartu Bergambar Pada Anak
Kelompok B1 Tk Pkk 37
Dodogan Jatimulyo Dlingo
Bantul.[Online]:http://eprintsun
y.ac.id. [4 maret 2016]
Depdiknas.
2000.
Permainan
Berhitung di Taman Kanakkanak. Jakarta:
Direktorat
Pendidikan Dinas Peningkatan
Mutu Taman Kanak-kanak.
Depdiknas 2004. Pedoman Penilaian
di Taman Kanak-kanak.
Jakarta: Depdiknas
Fadlillah, M dan Khorida, L.M.
2013. Pendidikan Karakter
Anak Usia Dini: Konsep Dan
Aplikasinnya Dalam Paud.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Fridani, Lara Dkk. 2009. Evaluasi
Perkembangan Anak Usia
Dini. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Hildayani, Rini Dkk. 2005. Psikologi
Perkembangan Anak. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Iskandar. 2012. Penelitian Tindakan
Kelas.
Jakarta
Selatan:
Referensi (GP Press
Group).
Jannah, Raodatul. 2011. Membuat
Anak Cinta Matematika Dan
Eksak Lainnya. Jogjakarta:
DIVA Press.
Jamaris,Martini.2003.Perkembangan
dan Pengembangan Anak
Usia Taman Kanak-kanak
Program Pendidikan Anak
Usia
Dini.
Jakarta:
Universitas Terbuka.
Kurikulum 2004.Standar Kompetensi
Taman Kanak-Kanak dan
Raudhatul Athfal. (2004).
Jakrta: Depdiknas.
Latif, Mukhtar, dkk. 2013. Orientasi
Baru Pendidikan Anak Usia
Dini: Teori dan Aplikasi.
Jakarta: Kencana.
Moita,Lisdawati.2012. Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Anak
Dengan
Mengguanakan
Media Buah-Buahan Pada
Anak Kelompok B2 Di TK
PGRI Andora Kecamatan
Sampara Kabupaten Konawe.
Kendari:
Universitas
Muhammadiyah Kendari.
Musfiroh,
Tadkiroatun.
2008.
Pengembangan Kecerdasan
Majemuk. Jakarta: Universita
Terbuka.
Munadi, Yudhi. 2013. Media
Pembelajaran;
Sebuah
Pendekatan Baru. Jakarta: GP
Prees Group.
Permendiknas Nomor 58 Tahun
2009. Jakarta: Depdiknas.
Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian
Tindakan Kelas. Jakarta:
Kencana.
Sujiono, Yuliani Nurani, dkk. 2008.
Metode
Pengembangan
Kognitif. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Suyadi. 2010. Psikologi Belajar
Pendidikan Anak Usia Dini.
Yogyakarta: Pedagogia.
Suyadi. 2013. Panduan Penelitian
Tindakan Kelas. Jogjakarta:
DIVA Press.
Tuladia, Rini. 2014. Meningkatkan
Kemampuan Berhitung Anak
Melalui
Media
Gambar
Buah-BuahanPada Kelompok
B
Di
Tk
Peripabri
Kota Bengkulu. Bengkulu:
Universitas Bengkulu.[Online
] http://repository.unib. ac. id
[15 januari 2016].
Zaman, Badru, dkk. 2007. Media dan
Sumber Belajar TK. Jakarta:
Uneversitas Terbuka.
Widarmi, dkk. 2008. Kurikulum
Paud. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Download