1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pasar Modal Indonesia dianggap sebagai salah satu sarana alternatif untuk
berinvestasi. Melalui investasi di pasar modal tentunya investor mengharapkan return
sesuai dengan tingkat resiko yang diinginkan. Menurut Husnan (2003) pasar modal
adalag pasar untuk berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Namun sebelum
melakukan investasi, investor harus mengevaluasi kinerja perusahaan yang tercermin
dari laporan keuangan. Investor menggunakan laporan keuangan untuk membuat
keputusan investasi karena informasi yang terdapat di dalamnya. Para pengguna
laporan keuangan khususnya investor menggunakan laba sebagai tolak ukur kinerja
perusahaan untuk mengetahui kinerja sebuah perusahaan apakah memiliki prospek
yang baik atau sebaliknya. Laba sebagai tolak ukur kinerja perusahaan akan
diperhatikan oleh investor sebelum melakukan investasi, namun laba yang tinggi
belum tentu mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Sedangkan investor
menggunakan nilai buku untuk mengetahui pertumbuhan perusahaan serta
melakukan perbandingan nilai perusahaan terhadap nilai pasar apakah overvalued
ataupun undervalued. Kebanyakan investor di Indonesia masih melihat bottom line
daari laporan keuangan sebagai indikator utama untuk melakukan investasi karena
bagian inilah yang paling mudah dimengerti oleh investor. Sehingga dapat dikatakan
bahwa informasi akuntansi memiliki peran terhadap efisiensi pasar yang terlihat dari
kandungan informasi yang dapat mempengaruhi harga saham.
Francis dan Schipper (1999) menyatakan bahwa informasi akuntansi memiliki
relevansi nilai jika informasi tersebut mampu memprediksi atau mempengaruhi harga
saham. Relevansi akuntansi menggambarkan reaksi investor terhadap informasi yang
didapatkan, semakin berpengaruhnya suatu informasi terhadap naik turunnya harga
maka semakin relevan informasi tersebut. Semakin relevannya suatu informasi maka
kualitas dari informasi tersebut dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
berinvestasi. Relevansi nilai pada pasar modal digambarkan melalui informasi yang
diberikan melalui laporan keuangan masing-masing perusahaan pada setiap
1
2
periodenya. Laporan keuangan merupakan salah satu sarana yang diberikan untuk
mengevaluasi kinerja dan informasi atas tiap perusahaan seperti pembagian dividen
ataupun kebijakan-kebijakan perusahaan selama periode tersebut.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan harus menggambarkan
kedaaan perusahaan yang sebenarnya karena tingkat relevansi yang dipergunakan
oleh investor, namun ada beberapa keterbatasan laporan keuangan yang
mengindikasikan bahwa laporan keuangan yang dibuat tergantung kepada sudut
pandang manajemen dalam melakukan suatu penilaian. Penyimpangan pembuatan
laporan keuangan atau moral hazard dapat terjadi karena lemahnya peraturan
maupun regulasi dari suatu perusahaan dan adanya kesempatan pihak manajemen
dalam melakukan kecurangan. Indikasi penyimpangan ini disebabkan karena agency
conflict yaitu perbedaan kepentingan antara manajemen dan pemegang saham,
dimana manajemen wajib memperbesar perusahaan sehingga menahan laba
sedangkan investor mengharapkan dividen sebagai hasil dari investasinya.
Relevansi nilai informasi akan berguna untuk investor terutama pada
perusahaan dalam tahap growth karena pada tahap inilah perusahaan banyak
melakukan tindakan manipulasi laba agar menjadi daya tarik tersendiri untuk
investor. Menurut Healy (1985), banyak manajer yang melakukan manipulasi laba
seperti discretionary accrual dimana pihak manajemen dapat memanipulasi
pendapatan akrual untuk mencapai pendapatan yang diinginkan. Manajer juga
mampu untuk melakukan strategi perataan laba untuk mencapai tujuannya (Trueman
dan Titman,1998). Perilaku menyimpang dari manajer ini tentunya akan
menimbulkan asimetri informasi antara manajemen dan pihak lain yang tidak
memiliki akses informasi secara langsung untuk melakukan monitor terhadap
tindakan manajer di dalam perusahaan.
Kegiatan manipulasi laporan keuangan sering digunakan untuk memperbaiki
nilai pasar saham yang rendah dan adanya kesempatan manajemen untuk melakukan
hal tersebut. Di Indonesia, kegiatan manipulasi laba hampir dilakukan oleh seluruh
sektor agar investor tetap tertarik untuk melakukan investasi walaupun sebenarnya
kinerja perusahaan sedang buruk. Fakta ini juga terjadi pada kasus The S&L Scandal
Biggest Blowout (Mishkin,2006). Skandal yang melibatkan Charles Keating dimana
American Continental Corporation membeli The Lincoln Savings and Loan
Association of Irvine, California yang hampir setengah asetnya bergerak di pinjaman
rumah dan seperempat dari asetnya dianggap beresiko. Setelah membeli Lincoln,
3
Keating memecat manajemen yang ada saat itu. Ketika savings and loan diregulasi
pada awal 1980-an yang memperbolehkan investasi beresiko tinggi dengan uang
deposan mereka, membuat Keating ingin mengambil keuntungan dan memperbesar
aset yang Lincoln Savings dan Loan. Selama 4 tahun asetnya meningkat dari $1,1
miliar menjadi $1,5 miliar untuk proyek-proyek pengembangan real estate , membeli
high yield junk bonds. Namun ternyata menurut Federal Home Loan Bank (FHLBB),
investasi yang dilakukan oleh Lincoln Saving and Loan terlalu beresiko yang dapat
menyebabkan kerugian bagi negara karena aturan yang sebenarnya pemerintah tidak
memperbolehkan direct investment lebih dari 10 persen. Sebelumnya Lincoln telah
memiliki hutang yang sangat banyak yang menyebabkan pada akhirnya dijual. Hal
ini membuat investasi besar-besaran yang dilakukan pada akhirnya diaudit dan
diselidiki oleh San Fransisco FHLBB. Ternyata FHLBB menemukan bahwa Lincoln
tidak melaporkan kerugian sebesar $135 juta dan telah melakukan investasi melebihi
batas yaitu $600 juta. Investigasi dilanjutkan pada tahun 1988 dimana Arthur Young
mencurigai adanya keanehan pada laporan keuangan Lincoln yang Keating akhirnya
tidak menggunakan jasa auditor dari Arthur Young & Co dan berpindah ke Touche
Ross namun pada akhirnya Keating tidak bisa menutupi kerugian menumpuk yang
dialaminya. Pada Desember 1988, Lincoln banyak melakukan pelanggaran dan
terancam default. American Continental Corporation yang merupakan perusahaan
induk dari Lincoln dimana Keating merupakan salah satu chairman dan controlling
stockholder bangkrut pada bulan April 1989, Lincoln masih berhutang kepada 23.000
pelanggan yang masih memegang obligasi. Kasus yang terjadi di Amerika pada
tahun 1980an ini mencerminkan adanya earnings management yang terjadi di dunia
lembaga keuangan di Amerika dan terbukti bahwa manajemen laba yang dilakukan
tidak mempengaruhi investasi yang dilakukan oleh para pembeli obligasinya.
Tidak ada peraturan khusus yang melarang tindakan manipulasi laba di
Indonesia, manipulasi laba bukan merupakan sesuatu yang buruk bagi perusahaan
namun mengindikasikan adanya tingkat resiko yang cukup tinggi apabila laporan
yang diterbitkan tidak sesuai dengan kenyataan. Hal ini tentunya akan membuat
investor menjadi tidak confidence terhadap investasi yang akan dilakukan terhadap
perusahaan yang memiliki permasalahan manajemen laba. Oleh karena itu
seharusnya, nilai laba dan nilai buku yang dijadikan acuan bagi investor yang hanya
melihat bottom line memiliki relevansi nilai. Sedangkan manajemen laba seharusnya
juga berpengaruh terhadap relevansi nilai karena investor akan takut untuk
4
mengambil tindakan investasi pada perusahaan yang diketahui melakukan
manajemen laba. Namun hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Hadri Kusuma pada Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.8 , No.1, Mei 2006; 1-12
yang melakukan penelitian terhadap seluruh perusahaan pada tahun 2003-2005
menyatakan bahwa manajemen laba tidak memiliki relevansi nilai laba maupun nilai
buku. Hal ini mungkin saja berbeda dengan bank dan lembaga keuangan non bank di
Indonesia yang merupakan industri yang cukup berbeda dari industri lainnya, karena
industri ini memiliki regulator yang mengatur kegiatan perbankan yaitu BANK
INDONESIA selain diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Industri ini dapat
dikatakan memiliki regulasi yang cukup ketat dalam mengelola dan memberikan jasa
keuangan serta memiliki perlakuan yang berbeda. Sehingga apabila manajemen laba
terjadi pada sektor ini mungkin saja akan memiliki relevansi nilai informasi
akuntansi dari nilai laba dan nilai bukunya. Namun hal ini tidak sejalan dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh Yusriati Nur Farida, Yuli Prasetyo, dan Eliada
Herwiyanti pada Jurnal Bisnis dan Akuntansi Vol.12, No.2, Agustus 2010 dengan
judul Pengaruh Penetapan Corporate Governance terhadap timbulnya Earnings
Management dalam menilai kinerja keuangan pada perusahaan perbankan di
Indonesia dimana pengaruh earnings management terhadap kinerja perbankan
tidaklah terbukti karena pertumbuhan laba perbankan tidak mampu sepenuhnya
memberikan penjelasan mengenai kondisi keuangan suatu bank
Sebelumya banyak penelitian dilakukan pada sektor manufaktur dan hasilnya
tidak konsisten dari tahun ke tahun, sampai saat ini belum ada yang meneliti secara
khusus pada sektor perbankan dan lembaga non keuangan. Sehingga menimbulkan
ketertarikan bagi peneliti untuk meneliti sektor yang berbeda dari sektor-sektor
penelitian sebelumnya. Perlu ditekankan bahwa penelitian ini bukan menggambarkan
apakah manajemen laba terjadi atau tidak pada suatu perusahaan, namun
menekankan pada apakah manajemen laba akan memiliki pengaruh terhadap
relevansi nilai informasi akuntansi. Oleh karena itu, skripsi ini diberi judul:
“ANALISIS PENGARUH EARNINGS MANAGEMENT TERHADAP VALUE
RELEVANCE
PERBANKAN
DAN
PERBANKAN TAHUN 2012-2014”
LEMBAGA
KEUANGAN
NON
5
1.2
Identifikasi Masalah
Penelitian ini melihat apakah ada hubungan yang terjadi antara earnings
management dengan relevansi nilai yang digambarkan dari earnings per share dan
book value pada perbankan dan lembaga keuangan non bank di Indonesia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Permasalahan yang akan diteliti yaitu :
1. Apakah manajemen laba mempengaruhi relevansi nilai laba perbankan dan
lembaga keuangan non perbankan di Indonesia ?
2. Apakah manajemen laba mempengaruhi relevansi nilai buku perbankan dan
lembaga keuangan non perbankan di Indonesia ?
1.3
Ruang Lingkup Penelitian
1. Analisa dilakukan pada badan usaha yang bergerak di sektor perbankan dan
lembaga keuangan non perbankan dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk
periode 2012-2014.
2. Analisa dilakukan pada laporan keuangan yang telah diaudit secara independen
pada periode 2012-2014 dan telah dipublikasikan kepada masyarakat serta
memiliki laba per saham positif.
3. Penelitian ini akan membahas relevansi nilai yang hanya berkaitan dengan
hubungan earnings, book value, dan earnings manaegement. Penelitian ini akan
menggunakan Price Model untuk memperlihatkan pengaruh manajemen laba
terhadap relevansi nilai laba dan nilai buku.
1.4
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Sesuai dengan identifikasi masalah yang terdapat pada bagian sebelumnya,
maka tujuan dari penelitian ini adalah :
Tujuan dari penelitian ini adalah
1. Untuk meneliti pengaruh manajemen laba terhadap relevansi informasi akuntansi
yang digambarkan dari nilai earnings per share perbankan dan lembaga keuangan
non perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk meneliti pengaruh manajemen laba terhadap relevansi informasi akuntansi
yang digambarkan dari nilai buku perbankan dan lembaga keuangan non
perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
6
Manfaat dari penelitian ini adalah
a. Bagi Investor
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagi investor untuk
mengevaluasi kualitas informasi akuntansi yang digunakan untuk mengambil
tindakan dalam berinvestasi. Kualitas informasi akuntansi apa saja yang dapat
mempengaruhi harga sehingga membuat investor lebih bijak dalam
pengambilan keputusan.
b. Manfaat Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan pengetahuan dan wawasan
mengenai pengaruh earnings management terhadap relevansi nilai informasi
akuntansi terutama pada sektor perbankan dan lembaga keuangan serta
memperkaya teori-teori yang menjelaskan hubungan relevansi nilai laba
akuntansi dan book value terhadap harga saham.
1.5
Metodologi Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada pengaruh earnings
management terhadap relevansi nilai laba akuntansi dan book value perusahaan.
Karakterisik dari penelitian ini adalah
1. Penelitian ini menggunakan analisis data kuantiatif.
2. Periode yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel yang
dikumpulkan dari 25 perbankan dan lembaga keuangan non perbankan dengan
total data 75 data yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memiliki data
secara lengkap.
3. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diambil dari Bursa Efek
Indonesia dan yahoo finance.
4. Metode pengumpulan data menggunakan data sekunder yang dapat diakses
melalui internet dan website perusahaan. Sample dari research ini menggunakan
purposive sampling method.
5. Pengolahan data menggunakan program SPSS 2.0 dan E-Views yang merupakan
program pengolahan data statistik.
1.6
Penelitian Terdahulu
Berikut adalah beberapa penjelasan penelitan terdahulu mengenai pengaruh
earnings management terhadap value relevance perusahaan :
7
1. Aulia dan Ulfi (2010) pada Simposium Nasional Akuntansi dengan judul Masalah
Keagenan Aliran Kas Bebas, Manajemen Laba dan Relevansi Nilai Informasi
Akuntansi yang menunjukkan bahwa manajemen laba menurunkan relevansi nilai
informasi akuntansi, baik laba maupun nilai buku. Pengaruh negatif manajemen
laba terhadap relevansi informasi akuntansi lebih besar pada perusahaan yang
memiliki Free cash flow Agency conflict yang menyebabkan investor bereaksi
lebih negatif dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki Free cash
flow Agency conflict.
2. Hadri Kusuma (2006) pada Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol.8 , No.1, Mei
2006; 1-12 dengan judul “Dampak Manajemen Laba terhadap Relevansi
Informasi Akuntansi: Bukti Empiris dari Indonesia” yang melakukan penelitian
terhadap seluruh perusahaan pada tahun 2003-2005 menyatakan bahwa
manajemen laba tidak memiliki relevansi nilai laba maupun nilai buku.
3. Collins et al (1997) dalam Changes In The Value Relevance of Earnings and Book
Values Over The Past Forty Years. Collins menguji relevansi dengan
menggunakan value relevance dengan hasil bahwa terdapat penurunan relevansi
nilai antara earnings dan book value yang selalu meningkat selama periode
penelitian yang dilakukan.
4. Rahman dan Saleh (2008) dalam The Effect of Free cash flow Agency problem On
The Value Relevance of Earnings and Book Value di Malaysia, penelitian ini
menyimpulkan adanya relevansi antara earnings dan book value namun hubungan
dengan free cash flow agency problem terjadi hubungan negatif dengan relevansi
earnings dan book value pada perbankan. Penurunan nilai relevansi terjadi akibat
persepsi pasar bahwa badan usaha yang memiliki free cash flow agency problem
mengelola earnings untuk meningkatkan pelaporan earnings dan book value.
5. Yusriati Nur Farida, Yuli Prasetyo, dan Eliada Herwiyanti pada Jurnal Bisnis dan
Akuntansi Vol.12, No.2, Agustus 2010 dengan judul Pengaruh Penetapan
Corporate Governance terhadap timbulnya Earnings Management dalam menilai
kinerja keuangan pada perusahaan perbankan di Indonesia dimana untuk hipotesis
kedua yaitu pengaruh earnings management terhadap kinerja perbankan tidaklah
terbukti karena pertumbuhan laba perbankan tidak mampu sepenuhnya
memberikan penjelasan mengenai kondisi keuangan suatu bank.
8
1.7
Sistematika Penulisan
Penelitian ini dibagi menjadi 5 bab yaitu :
Bab 1 : Pendahuluan
Dalam bab ini terdapat latar belakang masalah, identifikasi masalah, ruang
lingkup penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, ringkasan metodologi penelitian
serta struktur penulisan dari penelitian ini.
Bab 2 : Landasan Teori dan Kerangka Pemikiran
Dalam bab ini terdapat teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian
ini yang berhubungan dengan variabel-variabel penelitian yang telah ditetapkan.
Beberapa teori mengenai definisi laporan keuangan, value relevance, serta penelitian
terdahulu yang berhubungan dengan value relevance. Pada bab ini terdapat juga
kerangka teori yang menggambarkan teori-teori yang saling terkait dan
pengembangan hipotesis dari penelitian yang akan dilakukan
Bab 3 : Metodologi Penelitian
Bab ini menjelaskan langkah-langkah bagaimana penelitian dilakukan terhadap
hipotesis yang telah dikembangkan pada bab sebelumnya. Pada bab ini terdapat
objek penelitian, jenis dan sumber data yang digunakan, teknik pengumpulan data,
metode analisa data, penggambaran data yaitu perhitungan dan penggunaan variabel.
Bab 4 : Hasil dan Analisis
Bab ini memberikan hasil statistik yang telah didapatkan dari tes statisik seperti
uji deskriptif dan empiris yang diikuti dengna penjelasan mengenai pengaruh
earnings management terhadap value relevance dari perbankan dan lembaga
keuangan non perbankan. Pada bab ini juga terdapat hasil dari uji hipotesis yang
dibandingkan dengan penelitian terdahulu dan teori-teori yang berlaku.
Bab 5 : Ringkasan dan Kesimpulan
Bab ini memberikan gambaran secara garis besar atas hasil yang didapatkan
dari penelitian yang dilakukan dan kesimpulan yang didasarkan pada keseluruhan
analisa data pada bab 4 untuk menjawab pertanyaan rumusan masalah yang
9
diidentifikasi pada bab 1. Serta diberikan beberapa saran untuk penelitian yang akan
dilakukan selanjutnya umtuk mengembangkan penelitian yang telah ada sebelumnya.
10
Download