DownloadSasar Pasar Afrika dan Timur Tengah, Kemendag Gelar

advertisement
SIARAN PERS
Biro Hubungan Masyarakat
Gd. I Lt. 2, Jl. M.I. Ridwan Rais No. 5, Jakarta 10110
Telp: 021-3860371/Fax: 021-3508711
www.kemendag.go.id
Sasar Pasar Afrika dan Timur Tengah, Kemendag Gelar Lokakarya
Percepat Proses Ratifikasi Perjanjian Perdagangan OKI
Jakarta, 13 September 2017 – Kementerian Perdagangan mengadakan lokakarya membahas
perjanjian preferensi perdagangan antara negara-negara anggota Organisasi Kerja Sama Islam.
Lokakarya digelar di Hotel Aryaduta, Jakarta, pada Rabu-Kamis, 13-14 September 2017. Lokakarya
bertajuk Trade Preferential System among the Member States of the Organization of Islamic
Cooperation (TPS-OIC). Lokakarya digelar bekerja sama dengan Islamic Centre for Development of
Trade (ICDT) dan COMCEC Coordination Office (CCO).
“Lokakarya ini sejalan dengan mandat Presiden Joko Widodo dalam Rapat Kerja Kementerian
Perdagangan di Istana Negara beberapa waktu lalu, yaitu untuk menyasar Afrika dan Timur
Tengah sebagai pasar potensial. Kemendag akan mempercepat sinergi antarkementerian dan
lembaga agar prefererensi perdagangan antaranggota OKI ini dapat segera berjalan,” kata Staf
Ahli Bidang Hubungan Internasional, Dody Edward, saat membuka lokakarya.
Lokakarya dihadiri puluhan peserta yang terdiri atas para stakeholders sistem preferensi
perdagangan OKI dan perwakilan kedutaan besar negara anggota OKI di Indonesia. Lokakarya ini
menjadi forum untuk berbagi pengetahuan antara pemangku kepentingan di Indonesia dan para
tenaga ahli dari ICDT. Dalam lokakarya, dibahas tata cara implementasi TPS-OIC dan peluang
peningkatan kerja sama Indonesia di OKI.
ICDT akan menjadi fasilitator bagi peserta lokakarya untuk mengetahui lebih dalam praktik
implementasi TPS-OIC di negara OKI, dan bagaimana Indonesia dapat melakukan penyesuaian
terhadap ketentuan perdagangan dalam kerangka TPS-OIC.
Dody berharap lokakarya tersebut menghasilan rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan
oleh Indonesia, sehingga mampu mendorong percepatan proses ratifikasi sistem preferensi
perdagangan antara negara anggota OKI. Lokakarya ini dapat dimanfaatkan Indonesia untuk
menjelaskan kepentingan Indonesia kepada ICDT dan CCO mengenai proses ratifikasi. Melalui
lokakarya ini, Indonesia, ICDT, dan CCO diharapkan dapat mencari solusi agar perjanjian sistem
preferensi perdagangan dengan OKI ini nantinya sejalan dengan kepentingan Indonesia.
Kerja sama perdagangan antara Indonesia dan OKI masih terus berkembang. Melalui implementasi
sistem perdagangan preferensial antara negara anggota OKI, Indonesia akan memperoleh akses
pasar yang sangat luas ke lebih dari 1,6 miliar populasi yang ada di seluruh wilayah negara anggota
OKI, dan merupakan pasar nontradisional Indonesia. Implementasi sistem perdagangan
preferensial ini juga memberikan peluang Indonesia untuk mendapat fasilitas pengurangan
hambatan perdagangan, sehubungan dengan tarif impor tinggi di negara Timur Tengah dan Afrika.
“Sebagai eksportir terbesar ke-4 di OKI, Indonesia perlu berpartisipasi aktif dalam perjanjian
perdagangan TPS-OIC. Perjanjian TPS-OIC kiranya perlu dipertimbangkan untuk diratifikasi, karena
kita berdaya saing dan perlu meningkatkan pendapatan dari ekspor. Jangan sampai Indonesia
tersaingi oleh negara lain seperti Malaysia, Turki atau Arab Saudi. Sebelum daripada itu,
Kemendag akan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya agar isi perjanjian TPS-OIC dapat
diketahui oleh semua pemangku kepentingan,” ungkap Direktur Perundingan Perdagangan APEC
dan Organisasi Internasional Deny Wachyudi Kurnia pada kesempatan terpisah.
“Kami harap lokakarya ini dapat menghasilkan rekomendasi kebijakan untuk diterapkan negara
anggota OKI, khususnya Indonesia, untuk bergerak semakin dekat ke arah integrasi perdagangan,”
kata Deny menambahkan.
OKI beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan
Afrika. Untuk meningkatkan kerja sama perdagangan, negara-negara anggota OKI sepakat
melakukan pertukaran preferensi perdagangan, yang disebut Trade Preferential System Among
the Member States of the Organization of the Islamic Conference (TPS-OIC).
Sekilas Hubungan Dagang Indonesia – OKI
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang diolah Kemendag, neraca perdagangan
Indonesia ke negara anggota OKI mengalami surplus pada tahun 2016 sebesar USD 914 juta, atau
meningkat 76% sejak tahun 2012.
Sepuluh komoditas andalan Indonesia ke negara OKI yaitu lemak nabati atau hewani, bahan bakar
mineral, kendaraan bermotor; produk kertas; fibre; peralatan elektronik; kayu; tekstil dan produk
tekstil, mesin, dan karet. Sementara negara tujuan ekspor Indonesia yang utama adalah Malaysia,
Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Pakistan, dan Turki.
--selesai-Informasi lebih lanjut hubungi:
Marolop Nainggolan
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: [email protected]
Deny Wachyudi Kurnia
Direktur Perundingan APEC
dan Organisasi Internasional
Ditjen Perundingan Perdagangan Internasional
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3442576/021-38582061
Email: [email protected]
Download