Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya

advertisement
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
Written by Administrator
Thursday, 04 April 2013 15:28
Manfaat imunisasi untuk bayi dan anak
Bayi dan anak yang mendapat imunisasi dasar lengkap akan terlindung dari beberapa penyakit
berbahaya dan akan mencegah penularan ke adik, kakak dan teman-teman disekitarnya.
Imunisasi akan meningkatkan kekebalan tubuh bayi dan anak sehingga mampu melawan
penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin tersebut. Jadi, imunisasi selain bermanfaat untuk
diri sendiri juga bermanfaat untuk mencegah penyebaran ke adik, kakak dan anak-anak lain
disekitarnya.
Bahaya kalau tidak diimunisasi
Kalau anak tidak diberikan imunisasi dasar lengkap, maka tubuhnya tidak mempunyai
kekebalan yang spesifik terhadap penyakit tersebut. Bila kuman berbahaya yang masuk cukup
banyak maka tubuhnya tidak mampu melawan kuman tersebut sehingga bisa menyebabkan
sakit berat, cacat atau meninggal.
Anak yang tidak diimunisasi akan menyebarkan kuman-kuman tersebut ke adik, kakak dan
teman lain disekitarnya sehingga dapat menimbulkan wabah yang menyebar kemana-mana
menyebabkan cacat atau kematian lebih banyak.
Oleh karena itu, bila orangtua tidak mau anaknya diimunisasi berarti bisa membahayakan
keselamatan anaknya dan anak-anak lain disekitarnya, karena mudah tertular penyakit
berbahaya yang dapat menimbulkan sakit berat, cacat atau kematian.
Penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi
Imunisasi yang sudah disediakan oleh pemerintah untuk imunisasi rutin meliputi :
- Hepatitis B, untuk mencegah virus Hepatitis B yang dapat menyerang dan merusak hati,
bila berlangsung sampai dewasa dapat menjadi kanker hati.
- Polio, untuk mencegah serangan virus polio yang sapat menyebabkan kelumpuhan.
- BCG, untuk mencegah tuberkulosis paru, kelenjar, tulang dan radang otak yang bisa
menimbulkan kematian atau kecacatan.
1/4
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
Written by Administrator
Thursday, 04 April 2013 15:28
- DPT, untuk mencegah 3 penyakit : Difteri, Pertusis dan Tetanus. Penyakit Difteri dapat
menyebabkan pembengkakan dan sumbatan jalan nafas, serta mengeluarkan racun yang
dapat melumpuhkan otot jantung. Penyakit Pertusis berat dapat menyebabkan infeksi saluran
nafas berat (pneumonia). Kuman Tetanus mengeluarkan racun yang menyerang syaraf otot
tubuh, sehingga otot menjadi kaku, sulit bergerak dan bernafas.
- Campak, penyakit campak berat dapat mengakibatkan radang paru berat (pneumonia),
diare atau menyerang otak.
- Vaksin untuk jemaah haji.
Imunisasi yang belum disediakan oleh pemerintah antara lain :
- Hib, dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan radang otak
(meningitis).
- Pneumokokus, dapat mencegah infeksi saluran nafas berat (pneumonia) dan radang otak
(meningitis).
- Influenza, dapat mencegah influenza berat. - Demam Tifoid, dapat mencegah penyakit demam tifoid berat.
- MMR, dapat mencegah penyakit : Mumps (gondongan, radang buah zakar), Morbili
(campak) dan Rubela (campak Jerman).
- Cacar air
- Hepatitis A, untuk mencegah radang hati karena virus hepatitis A.
- Kanker Leher Rahim (HPV)
Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Setelah imunisasi kadang-kadang timbul kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) demam ringan
sampai tinggi, bengkak, kemerahan, agak rewel. Itu adalah reaksi yang umum terjadi setelah
imunisasi. Umumnya akan hilang dalam 3-4 hari, walaupun kadang-kadang ada yang
berlangsung lebih lama.
Boleh diberikan obat penurun panas tiap 4 jam, dikompres air hangat, pakaian tipis, jangan
diselimuti, sering minum ASI, jus buah atau susu. Bila tidak ada perbaikan, atau bertambah
berat segera kontrol ke dokter.
Lebih banyak kecelakaan lalu lintas daripada KIPI berat
Sangat jarang terjadi KIPI berat. Kemungkinan KIPI berat 1 kejadian dalam: 2 juta dosis. Kalau
ada 22 juta balita, kemungkinan terjadinya KIPI berat sekitar 11 anak.
Lebih banyak korban kecelakaan lalu lintas akibat sepeda motor, bus, mobil, pesawat terbang
dibanding KIPI berat karena imunisasi. Oleh karena itu masyarakat harusnya lebih takut pada
kecelakaan lalu lintas ketimbang karena imunisasi.
Setelah diimunisasi masih bisa terkena penyakit, tetapi jauh lebih ringan
Perlindungan imunisasi memang tidak 100 %, artinya setelah diimunisasi, bayi dan anak
2/4
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
Written by Administrator
Thursday, 04 April 2013 15:28
masih bisa terkena penyakit-penyakit tersebut, tetapi kemungkinannya hanya kecil (5 – 15 %), jauh lebih ringan dan tidak berbahaya. Bukan berarti imunisasi itu gagal atau tidak berguna,
karena perlindungan imunisasi memang sekitar 80 – 95 %.
Penelitian epidemiologi di Indonesia dan negara-negara lain, ketika ada wabah campak, difteri
atau polio, anak yang sudah mendapat imunisasi dasar lengkap sangat jarang yang tertular,
bila tertular umumnya hanya ringan, sebentar dan tidak berbahaya.
Imunisasi, ASI dan perbaikan lingkungan bersama-sama lebih effektif mencegah
penyakit dan kematian
Pemberian ASI, perbaikan gizi dan lingkungan memang turut membantu menurunkan angka
kematian akibat penyakit-penyakit tersebut. Tetapi perbaikan gizi dan lingkungan membutuhkan
waktu yang lebih lama dan usaha yang lebih sulit dibanding imunisasi. Dengan imunisasi dasar lengkap angka kematian bayi lebih cepat turun.
Oleh karena itu dengan imunisasi dasar lengkap, ASI dan perbaikan lingkungan
bersama-sama akan lebih effektif mencegah penyakit dan menurunkan angka kematian bayi
dan balita.
Vaksin terbukti aman, effektif sehingga dipakai lebih 100 negara
Vaksin yang digunakan untuk program imunisasi di Indonesia dibuat oleh PT Bio Farma
Bandung yang sudah berdiri sejak jaman Belanda dan telah puluhan tahun memproduksi
vaksin.
Merkuri (tiomersal, timerosal) dalam jumlah yang sangat sedikit perlu untuk mengawetkan
vaksin agar kualitasnya tetap baik. Karena jumlahnya sangat sedikit, maka masih jauh dari
ambang batas yang berbahaya, yang ditentukan oleh berbagai ahli-ahli di badan-badan
pengawasan internasional. Tidak ada larangan penggunaan merkuri dalam vaksin asal
jumlahnya sesuai dengan ketentuan internasional tersebut.
Hampir semua bayi di seluruh dunia diimunisasi setiap tahun
Sampai saat ini menurut data WHO sekitar 194 negera maju maupun sedang berkembang
tetap melakukan imuniasi rutin pada bayi dan balitanya. Di Eropa imunisasi rutin dilakukan di 43
negara, Amerika 37 negara, Australia dan sekitarnya 16 negara, Afrika di 53 negara, Asia 48
negara, ( sumber : www.devinfo.info/immunization).
Negara maju dengan tingkat gizi dan lingkungan yang baik tetap melakukan imunisasi rutin
pada semua bayinya, karena terbukti bermanfaat untuk bayi yang diimunisasi dan mencegah
3/4
Imunisasi penting untuk mencegah penyakit berbahaya
Written by Administrator
Thursday, 04 April 2013 15:28
penyebaran ke anak di sekitarnya.
Setiap tahun sekitar 85 -95 % bayi di negara-negara tersebut mendapat imunisasi rutin,
sedangkan sisanya belum terjangkau imunisasi karena menderita penyakit tertentu, sulitnya
akses terhadap layanan imunisasi, hambatan jarak, geografis, keamanan, sosial- ekonomi dan
lain-lain.
Bayi yang belum imunisasi lengkap rawan sakit berat dan menjadi sumber penularan
Bayi –bayi di Indonesia yang di imunisasi setiap tahun sekitar 90 % dari sekitar 4,5 juta bayi
yang lahir. Hal itu karena masih ada hambatan geografis, jarak, jangkauan layanan,
transportasi, ekonomi dll. Artinya setiap tahun ada 10 % bayi (sekitar 450.000 bayi) yang belum
mendapat imunisasi, sehingga dalam 5 tahun menjadi 2 juta anak yang belum mendapat
imunisai dasar lengkap.
Bila terjadi wabah, maka 2 juta balita yang belum mendapat imunisasi dasar lengkap akan
mudah tertular penyakit berbahaya tersebut, akan sakit berat, meninggal atau cacat. Selain itu
mereka dapat menyebarkan penyakit tersebut kemana-mana bahkan sampai ke negara lain,
seperti kasus polio yang sangat merepotkan dan menghebohkan seluruh dunia.
" Oleh karena itu marilah kita bersama-sama untuk melengkapi imunisasi dasar bayi
kita, agar terhindar dari sakit berat, kematian atau cacat, dan mencegah penularan
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi yang lebih luas kepada anak-anak lain. "
Sumber :
Ikatan Dokter Anak Indonesia
Siaran Radio Sonora FM, Kamis 04 April 2013
4/4
Download